the impact of constructing the primary arterial road of tohpati to ...

24
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELTIAN Bab ini terdiri dari beberapa sub-bab yaitu : kajian pustaka, yang mengemukakan tentang penelitian-penelitian terdahulu terkait dengan penelitian yang akan dilakukan, konsep merupakan hasil abstraksi dan sistesis dari teori yang dikaitkan dengan masalah penelitian, landasan teori adalah landasan berpikir yang bersumber dari suatu teori yang ada, dan model penelitian yang merupakan abstraksi teori dan permasalahan yang digambarkan dalam bentuk bagan. 2.1. Kajian Pustaka Kajian pustaka yang digunakan merupakan hasil dari penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian yang dilakukan berupa tesis mahasiswa, adapun beberapa kajian pustaka yang dipergunakan antara lain: Fonataba (2010), dalam tesisnya yang berjudul pengaruh perkembangan guna lahan terhadap kinerja jalan disepanjang koridor jalan antara pelabuhan laut dan bandar udara Dominie Edward Ossok (DEO) Kota Sorong. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perkembangan guna lahan Kecamatan Sorong terhadap kinerja koridor jalan utama. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah perkembangan kawasan permukiman, perdagangan dan jasa, perkantoran, serta pendidikan dalam lima tahun terakhir ini mengalami peningkatan dan menyebabkan pergerakan mulai tidak stabil dengan kecepatan rendah. Hal-hal yang bisa digunakan sebagai referensi meliputi ; (a) teori tentang penggunaan lahan, sistem transportasi,

Transcript of the impact of constructing the primary arterial road of tohpati to ...

Page 1: the impact of constructing the primary arterial road of tohpati to ...

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL

PENELTIAN

Bab ini terdiri dari beberapa sub-bab yaitu : kajian pustaka, yang

mengemukakan tentang penelitian-penelitian terdahulu terkait dengan penelitian

yang akan dilakukan, konsep merupakan hasil abstraksi dan sistesis dari teori yang

dikaitkan dengan masalah penelitian, landasan teori adalah landasan berpikir yang

bersumber dari suatu teori yang ada, dan model penelitian yang merupakan abstraksi

teori dan permasalahan yang digambarkan dalam bentuk bagan.

2.1. Kajian Pustaka

Kajian pustaka yang digunakan merupakan hasil dari penelitian sebelumnya

yang terkait dengan penelitian yang dilakukan berupa tesis mahasiswa, adapun

beberapa kajian pustaka yang dipergunakan antara lain:

Fonataba (2010), dalam tesisnya yang berjudul pengaruh perkembangan guna

lahan terhadap kinerja jalan disepanjang koridor jalan antara pelabuhan laut dan

bandar udara Dominie Edward Ossok (DEO) Kota Sorong. Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui pengaruh perkembangan guna lahan Kecamatan Sorong

terhadap kinerja koridor jalan utama. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah

perkembangan kawasan permukiman, perdagangan dan jasa, perkantoran, serta

pendidikan dalam lima tahun terakhir ini mengalami peningkatan dan menyebabkan

pergerakan mulai tidak stabil dengan kecepatan rendah. Hal-hal yang bisa digunakan

sebagai referensi meliputi ; (a) teori tentang penggunaan lahan, sistem transportasi,

Page 2: the impact of constructing the primary arterial road of tohpati to ...

9

hunbungan transportasi dan tata guna lahan. (b). metodelogi penelitian terkait

pendekatan penelitian, instrumen penelitian dan metode penyajian. Persamaan usulan

penelitian ini adalah mengetahui perkembangan guna lahan, sedang perbedaannya

pengaruh perkembangan guna lahan sedangkan usulan penelitian menekankan pada

dampak pembangunan jalan terhadap tata guna lahan.

Biang (2008), dalam tesisnya yang berjudul Dampak pembangunan Jalan

Metro Tanjung Bunga terhadap komunitas nelayan di Kota Makasar. Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa jauh dampak yang timbul oleh

pembangunan Jalan Metro Tanjung Bunga di Kota Makassar terhadap aspek sosial

ekonomi komunitas nelayan. Kesimpulan dari hasil penelitian adalah keberadaan

Jalan Metro telah turut memicu pesatnya perkembangan pembangunan fisik di

kawasan Tanjung Bunga dan telah menimbulkan “dampak negatif”, terhadap

penurunan kualitas lingkungan di perairan Teluk Losari yang ditandai dengan

sebagian hasil-hasil laut di perairan tersebut telah berkurang dan sebagian lagi telah

hilang dari habitatnya, sehingga berdampak lebih lanjut terhadap penurunan hasil

laut, konflik pemanfaatan lahan hingga terjadinya alih profesi pekerjaan. Hal-hal

yang bisa digunakan sebagai referensi meliputi ; (a) teori tentang penggunaan lahan,

jaringan jalan. (b). metodelogi penelitian terkait pendekatan penelitian, intrumen

penelitian dan metode penyajian. Persamaan usulan penelitian ini adalah mengetahui

dampak yang terjadi akibat pembangunan jalan, sedang perbedaannya dampak sosial

terhadap komunitas nelayan sedangkan usulan penelitian menekankan pada dampak

fisik pembangunan jalan terhadap tata guna lahan

Puryanto (2003), dalam tesisnya yang berjudul Pengaruh Pembangunan Jalan

Arteri Citarum Pedurungan Terhadap Perkembangan Keruangan BWK V Kota

Page 3: the impact of constructing the primary arterial road of tohpati to ...

10

Semarang. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji pengaruh pembangunan Jalan

Arteri Citarum-Pedurungan terhadap perkembangan keruangan BWK V Kota

Semarang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan keruangan di

kawasan sekitar jalan arteri Citarum-Pedurungan pada tahun 1995 sampai 2001

lambat, tetapi sepanjang jalan jalan arteri Citarum-Pedurungan tumbuh suatu

kawasan campuran (perdagangan jasa dan pendidikan) yang menuju pertumbuhan

(kota). Hal-hal yang bisa digunakan sebagai referensi meliputi ; (a) teori tentang

perkembangan wilayah, jaringan jalan. (b). metodelogi penelitian terkait pendekatan

penelitian, intrumen penelitian dan metode penyajian. Persamaan usulan penelitian

ini adalah mengetahui perkembangan tata guna lahan, sedang perbedaannya

pengaruh perkembangan jalan terhadap keruangan sedangkan usulan penelitian

menekankan pada dampak fisik pembangunan jalan terhadap tata guna lahan

2.2. Kerangka Berfikir dan Konsep

Kerangka berfikir merupakan penggambaran proses penelitian mulai dari

awal dalam menentukan tema-tema yang diangkat sebagai topik pembahasan

penelitian, dikaitkan dengan teori-teori terkait sehingga dihasilkan penelitian yang

dilaksanakan.

Konsep merupakan acuan yang digunakan untuk memberikan batasan pola

pemikiran dalam kegiatan penelitian yang dilakukan, sehingga terbentuk kesatuan

dalam pemikiran para pembaca.

2.2.1. Kerangka Berfikir

Kerangka berpikir yang digunakan dalam penelitian tentang "Dampak

Pembangunan Jalan Arteri Primer Tohpati-Kusampa Terhadap Penggunaan Lahan di

Page 4: the impact of constructing the primary arterial road of tohpati to ...

11

Desa Gunaksa Kecamatan Dawan Kabupaten Klungkung" yang digambarkan dalam

suatu kerangka pada diagram dibawah ini.

Diagram 2.1 Kerangka berpikir

Mengatasi kemacetan dan pengembangan wilayah

Observasi awal

Konteks Studi : • Pembangun jaringan jalan untuk meningkatkan, pelayanan dan pemerataan pembangunan • Pembangunan jaringan jalan akan berdampak pada sektor kehidupan perkotaan lainnya, • Peningkatan pelayanan jalan,alih fungsi lahan, mahalnya harga lahan, penataan ruang, • Perkembangan penggunaan lahan, mewujudkan penataan ruang yang terpadu dan

berkelanjutan.

Metodologi Penelitian

Rumusan Masalah 1:

Penggunaan lahan sebelum dan

sesudah Pembangunan Jalan

Rumusan Masalah 2:

Zonasi penggunaan lahan terhadap

peraturan penataan ruang disepanjang Jalan Arteri Primer Tohpati-Kusamba

Rumusan Masalah 3:

Penyebab terjadinya alih fungsi

pemanfaatan lahan disepanjang Jalan

Arteri Primer Tohpati-Kusamba

terhadap Landasan Teori

Observasi dan wawancara

mendalam kepada pihak-pihak terkait serta dokumentasi

Wawancara mendalam kepada pihak-pihak terkait serta dokumentasi

Analisis secara menyeluruh berdasarkan

Observasi dan wawancara

Tabulasi Data

Analisis Data

Hasil, Simpulan dan Saran

Dampak Pembangunan Jalan Arteri Primer Tohpati-Kusamba Terhadap Penggunaan Lahan Di Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan, Kabupaten

Klungkung

Page 5: the impact of constructing the primary arterial road of tohpati to ...

12

2.2.2. Konsep

A. Dampak

Pengertian dampak menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah

benturan, pengaruh yang mendatangkan akibat baik positif maupun negatif. Pengaruh

adalah daya yang ada dan timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk

watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang. Pengaruh adalah suatu keadaan dimana

ada hubungan timbal balik atau hubungan sebab akibat antara apa yang mempengaruhi

dengan apa yang dipengaruhi. (KBBI Online, 2013).

Menurut (Yuli,1996) lebih jauh lagi menjelaskan bahwa dampak dari suatu

pembangunan tidak terlepas dari dampak yang bersifat primer dan bersifat sekunder.

Dampak yang bersifat primer menyangkut perubahan yang disebabkan secara

langsung oleh suatu kegiatan pembangunan seperti perubahan lingkungan. Dampak

yang bersifat sekunder merupakan kelanjutan dari dampak yang bersifat primer yang

telah terjadi. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa dampak sekunder merupakan

dampak tidak langsung dari adanya dampak yang bersifat primer akibat adanya

perubahan lingkungan. Dari perkembangan dampak pembangunan tersebut akan

melahirkan dampak positif yang memberikan keuntungan atau dampak negatif

merupakan bentuk yang menimbulkan kerugian bagi manusia dan makhluk hidup

lainnya.

Menurut (Soemarwoto, 2001:67-69), untuk dapat melihat dan menjelaskan

bahwa suatu dampak atau perubahan telah terjadi pada suatu kawasan, maka harus

mempunyai bahan perbandingan sebagai bahan acuan. Salah satu bahan yang dapat

menjadi acuan adalah “keadaan sebelum terjadi perubahan”. Ada dua batasan penting

dalam menganalisis terjadinya dampak, yaitu; (a) dampak suatu aktivitas terhadap

lingkungan adalah perbedaan antara aspek lingkungan sebelum aktivitas terjadi

Page 6: the impact of constructing the primary arterial road of tohpati to ...

13

dengan aspek lingkungan setelah adanya aktivitas tersebut, (b) dampak aktivitas

terhadap lingkungan adalah perbedaan antara aspek lingkungan tanpa adanya

aktivitas dengan aspek lingkungan yang diperkirakan terjadi setelah adanya aktivitas.

B. Pembangunan Jalan Arteri Primer

Pengertian Pembangunan adalah mendayagunakan sumber daya alam dan

lingkungan hidup dengan tujuan meningkatkan taraf hidupnya (Purwono, 2000).

pengertian lainnya mengenai Pembangunan adalah semua proses perubahan yang

dilakukan melalui upaya-upaya secara sadar dan terencana. Pembangunan pada

hakekatnya merupakan campur tangan manusia terhadap lingkungan, oleh sebab itu

dalam pembangunan selalu terkait antara sumber daya alam, sumber daya manusia

dan sumber daya binaan.

Menurut Undang-Undang No. 38 tahun 2004 tentang Jalan, definisi jalan

adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk

bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang

berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah

dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan

kabel.

Sistem jaringan jalan terdiri atas sistem jaringan jalan primer dan sistem

jaringan jalan sekunder. Sistem jaringan jalan primer merupakan sistem jaringan

jalan dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan

semua wilayah di tingkat nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa

distribusi yang berwujud pusat-pusat kegiatan sedangkan Sistem jaringan jalan

sekunder merupakan sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi

Page 7: the impact of constructing the primary arterial road of tohpati to ...

14

barang dan jasa untuk masyarakat di dalam kawasan perkotaan (UU. N0.38 Tahun

2004).

Jalan umum menurut fungsinya dikelompokkan ke dalam jalan arteri, jalan

kolektor, jalan lokal, dan jalan lingkungan. Jalan arteri merupakan jalan umum yang

berfungsi melayani angkutan utama dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-

rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya guna. Jalan kolektor

merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul atau pembagi

dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan

masuk dibatasi, Jalan lokal merupakan jalan umum yang berfungsi melayani

angkutan setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah,

dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi. Jalan lingkungan merupakan jalan umum

yang berfungsi melayani angkutan lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat,

dan kecepatan rata-rata rendah (Bina Marga, 1990).

Jalan umum menurut statusnya dikelompokkan ke dalam jalan nasional, jalan

provinsi, jalan kabupaten, jalan kota, dan jalan desa. Jalan nasional merupakan jalan

arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan

antar ibukota provinsi, dan jalan strategis nasional, serta jalan tol. Jalan provinsi

merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan

ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/kota, atau antaribukota kabupaten/kota,

dan jalan strategis provinsi. Jalan kabupaten merupakan jalan lokal yang

menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan, antar ibukota

kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat kegiatan lokal, antar pusat kegiatan

lokal, serta jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder dalam wilayah

kabupaten, dan jalan strategis kabupaten, Jalan kota adalah jalan umum dalam sistem

Page 8: the impact of constructing the primary arterial road of tohpati to ...

15

jaringan jalan sekunder yang menghubungkan antarpusat pelayanan dalam kota,

menghubungkan pusat pelayanan dengan persil, menghubungkan antarpersil, serta

menghubungkan antarpusat permukiman yang berada di dalam kota, Jalan desa

merupakan jalan umum yang menghubungkan kawasan dan/atau antarpermukiman di

dalam desa, serta jalan lingkungan (Bina Marga, 1990).

C. Penggunaan Lahan

Dalam penggunaan lahan, manusia berperan sebagai pengatur ekosistem,

yaitu dengan menyingkirkan komponen-komponen yang dianggap tidak berguna

ataupun dengan mengembangkan komponen yang diperkirakan akan menunjang

penggunaan lahannya, misalnya diubahnya areal hutan yang heterogen menjadi lahan

perkebunan yang homogen karena budidaya perkebunan lebih menguntungkan

daripada hutan. Demikian juga dengan pengalihfungsian lahan rawa menjadi lahan

tambang, lahan terbuka menjadi perkebunan dan sebagainya (Mather dalam Rosnila

2004).

Jenis penggunaan lahan dibedakan menjadi dua kelompok besar yaitu (a)

penggunaan lahan perkotaan yang didominasi oleh jenis penggunaan nonpertanian

seperti perumahan, jasa, perdagangan, dan industri dengan intensitas penggunaan

yang lebih intensif, keterkaitan antara unit penggunaan tanah yang sangat erat,

ukuran unit (kapling) penggunaan lahan relatif kecil. (b) penggunaan lahan perdesaan

adalah didominasi oleh kegiatan pertanian dalam artian luas, yang mencakup

pertanian tanaman pangan, perkebunan, hutan, perikanan, dan peternakan

(Sadyohutomo.2008;94-95).

Page 9: the impact of constructing the primary arterial road of tohpati to ...

16

2.3. Landasan Teori

2.3.1.Hubungan Penggunaan Lahan dan Transportasi

Sistem perkotaan terdiri dari berbagai macam dan jenis aktivitas yang

berlangsung di atas berbagai macam dan jenis peruntukan lahan yang disebut dengan

pengunaan lahan (land use). Untuk melakukan kegiatan tersebut manusia melakukan

perjalanan diantara land use tersebut dengan menggunakan jaringan transportasi

seperti jalan, kendaraan umum dan kendaraan pribadi. Pergerakan manusia,

kendaraan, barang dan jasa membentuk suatu interaksi dengan melibatkan perjalanan

yang mengakibatkan terjadinya arus lalu lintas. komponen ini merupakan suatu

sistem yang terintegrasi dan saling mempengaruhi antara satu sama lainnya

(membentuk hubungan yang saling mempengaruhi (resiprocal) antara satu dengan

yang lainnya). Interaksi antara 2 (dua) komponen juga dapat memberikan pengaruh

pada komponen yang lainnya seperti interaksi antara land use dan transport supply

berpengaruh pada besarnya traffic, Interaksi antara transport supply dan traffic

berpengaruh pada land use, Interaksi antara traffic dan land use berpengaruh

terhadap transport supply. Perubahan yang terjadi pada suatu komponen secara

otomatis akan menimbulkan perubahan pada komponen yang lainnya (Swari,

2010:10-12). Untuk lebih jelas lihat Gambar 2.1.

Land Use

Transport Supply Traffic

Gambar 2.1 Gambar Hubungan antara land use, transport supply dan traffic Sumber : (swari, 2010:11)

Page 10: the impact of constructing the primary arterial road of tohpati to ...

17

Guna lahan dalam fasilitas transportasi merupakan sistem tertutup, artinya

bila salah satu bagian sistem berubah maka bagian yang lain akan dipengaruhi.

Kegiatan tata guna lahan memerlukan pengadaan prasarana berupa fasilitas

transportasi, sedangkan pengadaan sarana transportasi akan mendorong timbulnya

kegiatan guna lahan.

Potensi tata guna lahan adalah satu ukuran dari skala aktivitas sosio-ekonomi

yang terjadi pada suatu lahan tertentu. Ciri khas dari tata guna lahan adalah

kemampuan atau potensinya untuk ”membangkitkan” lalu lintas. Dengan demikian

sudah sewajarnya apabila kita menghubungkan potensi tata guna lahan dari sepetak

lahan, yang memiliki aktivitas tertentu, untuk membangkitkan sejumlah tertentu arus

lalu lintas per hari. Sebidang lahan dengan jenis tata guna lahan tertentu

menghasilkan sejumlah perjalanan tertentu, perjalanan ini menunjukkan kebutuhan

akan fasilitas transportasi untuk memenuhi permintaan perjalanan, pada gilirannya,

fasilitas transportasi yang baru atau yang lebih maju akan menyediakan aksesibilitas

yang lebih baik. Dengan sendirinya permintaan untuk membangun lahan ini akan

meningkat karena adanya peningkatan aksesibilitas, yang menyebabkan nilai lahan

juga akan meningkat.

Peningkatan pelayanan transportasi seperti trem, bus kota, dan kereta api

bawah tanah (seperti di Negara barat dan jepang) memudahkan orang bertempat

tinggal jauh dari tempat kerjanya, apalagi setelah kendaraan bermotor mudah

dimiliki sendiri maka terjadilah suburban explosion. Dimasa lampau perumahan

penduduk terutama terutama berderet disepanjang jalan raya atau rel kereta api, akan

tetapi saat ini lahan kosong di pinggiran kota yang semula adalah pedesaan menjadi

kawasan perumahan (Hammond dalam Daldjoeni,1992:174)

Page 11: the impact of constructing the primary arterial road of tohpati to ...

18

Sebagai salah satu elemen pembentuk kota, jaringan jalan mempunyai

hubungan yang sangat erat dengan penggunaan lahan, hubungan tersebut

dicerminkan dengan adanya perkembangan fisik kota. Hal ini sesuai dengan

pendapat Bourne, yang menyatakan bahwa jaringan jalan bukan hanya sebagai

tempat menjalarnya perkembangan kota tetapi juga berpengaruh terhadap rencana

dan fungsi elelem-elemen struktur kota (Bourne,1971:76).

Sistem transportasi perkotaan terdiri dari berbagai aktivitas seperti bekerja,

sekolah, olahraga, belanja, dan bertamu yang berlangsung di atas sebidang tanah.

Untuk memenuhi kebutuhannya manusia melakukan perjalanan di antara

penggunaan lahan dengan menggunakan system jaringan transportasi, hal ini

menimbulkan pergerakan orang, kendaraan dan barang yang mengakibatkan

terjadinya berbagai macam interaksi (Tamin,1997:50).

Pembangunan suatu areal lahan akan menyebabkan timbulnya lalu-lintas

yang akan mempengaruhi prasarana transportasi, sebaliknya adanya prasarana

trasportasi yang baik akan mempengaruhi pola pemanfaatan lahan. Interaksi antara

tata guna lahan dengan transportasi sangat dipengaruhi oleh peraturan dan kebijakan.

Dalam jangka panjang, pembangunan prasarana transportasi atau penyediaan sarana

transportasi dengan teknologi modern akan mempengaruhi bentuk dan pola

penggunaan sebagai akibat tingkat aksesbilitas yang meningkat (Tamin,1997:360).

Pada umumnya perkembangan kegiatan komersil terjadi di pusat-pusat bisnis

kota yang padat lalu lintasnya, sedangkan untuk industri permukiman dan jasa

pelayanan seperti pertokoaan,pompa bensin, restoran dan lain-lain terjadi di pinggir

kota sepanjang jalan-jalan utama yang menuju kota, sedangkan perubahan

pemanfaatan lahan pada jalan-jalan utama menuju kota yang pada mulanya lapangan

Page 12: the impact of constructing the primary arterial road of tohpati to ...

19

atau perumahan berubah menjadi pusat perdagangan, pertokoan, perkantoran dan

lain-lain dalam skala yang lebih luas (Srihono,2001:3).

Jika dikaitkan penggunaan lahan dan transportasi memiliki interaksi yang

sangat dinamis dan kompleks dimana interaksi ini melibatkan berbagai aspek

kegiatan serta berbagai kepentingan sehingga dengan adanya. perubahan penggunaan

lahan akan selalu mempengaruhi perkembangan transportasi dan begitu pula

sebaliknya.

2.3.2. Pengembangan Wilayah

Secara umum urutan perkembangan dan pertumbuhan kota diawali oleh

adanya faktor internal dan eksternal kota. Faktor internal disini adalah faktor-faktor

pertumbuhan dan perkembangan yang datang dari kota itu sendiri, seperti tingginya

angka kelahiran, kegiatan sosial budaya dan sosial ekonomi yang dilakukan

penduduk kota. Faktor eksternal adalah faktor-faktor pertumbuhan dan

perkembangan kota yang datang dari luar wilayah kota, misalnya adanya

kebijaksanaan nasional maupun regional yang dikenakan pada kota tersebut,

tingginya perpindahan penduduk dari luar ke dalam kota dan sebagainya. Kedua

faktor tersebut menyebabkan adanya pertambahan dan perkembangan penduduk

beserta segala kegiatan yang bersifat sosial budaya maupun bersifat sosial ekonomi.

Konsekuensi dari hal tersebut adalah bertambahnya kebutuhan ruang untuk

menampung segala kegiatan yang pada akhirnya menyebabkan adanya perubahan

pola penggunaan lahan (Pontoh & Kustiawan,2009;258).

Menurut (Perroux dalam Adisasmita,1980,29), pertumbuhan tidaklah terjadi

secara bersamaan setiap waktu, tetapi dimulai pada beberapa titik atau kutub tertentu,

Page 13: the impact of constructing the primary arterial road of tohpati to ...

20

dengan tingkat intensitas yang berbeda dan selanjutnya menyebar ke berbagai arah.

Kutub pertumbuhan adalah suatu kelompok yang mempunyai kemampuan untuk

menginduksikan pertumbuhan pada kelompok lain. Apabila sebuah industri

pendorong atau kompleks industri pendorong terbangun pada sebuah lokasi, maka

industri tersebut akan berkembang dengan pesat dan unit-unit ekonomi lainnya

cenderung untuk mengambil lokasi yang berdekatan karena faktor pengaruh

aglomerasi ekonomi yang terdiri dari berbagai bentuk, yaitu: keuntungan intern

perusahaan, keuntungan ekstern bagi perusahaan tapi intern bagi industri, dan

keuntungan ekstern bagi industri tapi intern bagi kegiatan perkotaan.

Teori daerah inti (Friedman dalam Adisasmita,1980,47-48), suatu wilayah

terdapat perbedaan yang prinsip diantara daerah inti dengan daerah pinggiran

disekitarnya yang disebut daerah belakang. Hubungan antara daerah inti dengan

daerah pinggiran mempunyai karakter yang spesifik karena adanya pengaruh-

pengaruh kuat dari daerah pusat terhadap daerah pinggirannya yaitu: pengaruh

dominasi, informasi, psikologis, mata rantai, produksi.

Pusat pertumbuhan harus memiliki empat ciri yaitu adanya hubungan internal

antara berbagai macam kegiatan yang bernilai ekonomi, unsur pengandaan

(multiplier effect), konsentrasi geografis dari sektor atau kegiatan yang saling

berhubungan, dan bersifat mendorong pertumbuhan wilayah belakang (Tarigan, 2005

dalam Pontoh & Kustiawan,2009;129).

Perkembangan kegiatan di kawasan perkotaan menimbulkan persaingan antar

penggunaan lahan yang mengarah pada terjadinya perubahan penggunaan lahan

dengan intensitas yang semakin tinggi. Kawasan pinggiran kota berada dalam proses

transisi dari daerah perdesaan menjadi perkotaan yang berada diluar batas

Page 14: the impact of constructing the primary arterial road of tohpati to ...

21

administrasi dari kota inti. Sebagai daerah transisi, daerah ini berada pada tekanan

kegiatan-kegiatan perkotaan yang meningkat dan berdampak pada perubahan fisikal,

(MC Gee dalam Giyarsih.2001). Akibat yang ditimbulkan oleh perkembangan kota

(Yunus,1999;20-21) adalah adanya kecendrungan pergeseran fungsi-fungsi kota ke

arah pinggiran kota (urban fringe) yang disebut dengan proses perembetan

kenampakan fisik kekotaan ke arah luar (urban sprawl)

Ditinjau dari prosesnya, secara garis besar terdapat tiga macam proses urban

sprawl yaitu : (a) perembetan kosentris (concentric development), merupakan jenis

perembetan areal kekotaan yang paling lambat, perembetan berjalan perlahan-lahan

terbatas pada semua bagian-bagian luar kenampakan fisik kota, (b) perembetan

memanjang (ribbon development), tipe ini menunjukan ketidakmerataan perembetan

areal kekotaan disemua bagian sisi-sisi luar dari daerah kota utama. Perembetan

paling cepat terlihat disepanjang jalur transportasi, khususnya yang bersifat menjari

(radial) dari pusat kota, daerah disepanjang rute transportasi utama merupakan

tekanan paling berat perkembangannya. (c). Perembetan yang meloncat (leap frog

development), tipe perkembangan ini oleh kebanyakan pakar lingkungan dianggap

paling merugikan, tidak efisien dalam arti ekonomi, tidak mempunyai nilai estetika

dan tidak menarik, perkembangan lahan kekotaan terjadi berpencar secara sporadis

dan tumbuh ditengah-tengah lahan pertanian (Pontoh & Kustiawan,2009;259)

2.3.3. Perubahan Penggunaan Lahan

Ketidaksesuaian penggunaan lahan dengan rencana, merupakan gejala umum

yang terjadi di kota-kota yang pesat pertumbuhannya. Perubahan penggunaan lahan

dari peruntukan yang direncanakan umumnya disebabkan oleh ketidaksesuaian

antara pertimbangan yang mendasari arahan rencana dengan pertimbangan pelaku

Page 15: the impact of constructing the primary arterial road of tohpati to ...

22

pasar (Zulkaidi, 1999: 108). Di satu sisi, peruntukan lahan harus mempertimbangkan

kepentingan umum serta ketentuan teknis dan lingkungan yang berlaku, sedangkan di

sisi lainnya kepentingan pasar dan dunia usaha mempunyai kekuatan yang sangat

besar yang sulit untuk ditahan. Kedua faktor yang saling berlawanan ini diserasikan

untuk memperoleh arahan pemanfaatan ruang yang optimum, yaitu yang dapat

mengakomodasi kebutuhan pasar dengan meminimumkan dampak sampingan yang

dapat merugikan kepentingan umum. Menurut (Karsidi,2004:158) perubahan

penggunaan lahan pada umumnya terjadi karena faktor manusia seperti pertambahan

penduduk, ekonomi, sosial budaya serta kelembagaan dan faktor alam seperti banjir,

kekeringan, kebakaran hutan, dan gunung meletus.

Faktor Pembentuk Penggunaan lahan sangat berkaitan dengan tiga sistem,

meliputi : sistem kegiatan, sistem pengembangan lahan dan sistem lingkungan.

Sistem kegiatan berkaitan dengan cara manusia dan kelembagaan mengatur

urusannya sehari-hari untuk memenuhi kebutuhannya dan saling berinteraksi dalam

waktu dan ruang, sistem pengembangan lahan, berfokus pada proses pengubahan

ruang dan penyesuaiannya untuk kebutuhan manusia dalam menampung kegiatan

yang ada dalam susunan sistem kegiatan sementara sedangkan sistem lingkungan

berkaitan dengan kondisi biotik dan abiotik yang dibangkitkan oleh proses alamiah

(Chapin dan Kaiser, 1979: 28-31). Menurut (Kuncoro, 2004:51) salah satu yang

mempengaruhi keputusan lokasi dari investor adalah daya tarik dari suatu daerah,

bentuk daya tarik bisa berupa fasilitas hiburan, pendidikan, perumahan, serta

infrastruktur.

Perubahan pemanfaatan ruang dapat mengacu pada dua hal yang berbeda,

yaitu pemanfaatan ruang sebelumnya, dan pemanfaatan ruang berdasarkan rencana

Page 16: the impact of constructing the primary arterial road of tohpati to ...

23

tata ruang. Perubahan yang mengacu pada pemanfaatan sebelumnya adalah suatu

pemanfaatan baru atas lahan yang berbeda dengan pemanfaatan lahan sebelumnya,

sedangkan perubahan yang mengacu pada rencana tata ruang adalah pemanfaatan

baru lahan yang tidak sesuai dengan yang ditentukan dalam rencana tata ruang

wilayah yang telah disahkan. Jenis perubahan pemanfaatan ruang dapat dibagi

menjadi tiga cakupan, yaitu; (a) Perubahan fungsi, adalah perubahan jenis kegiatan,

(b) perubahan intensitas, mencakup perubahan KDB, KLB, kepadatan bangunan, dan

lain-lain. (c) perubahan teknis bangunan, mencakup antara lain perubahan GSB,

tinggi bangunan, dan perubahan minor lainnya tanpa mengubah fungsi dan

intensitasnya (Sadyohutomo,2008:49).

Tahapan dalam suatu proses perubahan fungsi kawasan yang terjadi adalah

sebagai berikut: (a) penetrasi, yaitu terjadinya penerobosan fungsi baru ke dalam

suatu fungsi yang homogen. (b) invasi, yaitu terjadinya serbuan fungsi baru yang

lebih besar dari tahap penetrasi tetapi belum mendominasi fungsi lama.(c) dominasi,

yaitu terjadinya perubahan dominasi proporsi fungsi dari fungsi lama ke fungsi baru

akibat besarnya perubahan ke fungsi baru. (d) suksesi, yaitu terjadinya pergantian

secara menyeluruh dari suatu fungsi lama ke fungsi baru.

Konflik atau ketidaksesuaian kepentingan antara dua pihak atau lebih

terhadap satu atau lebih masalah, sering terjadi dalam perubahan penggunaan lahan.

Pihak-pihak yang berkaitan langsung dalam perubahan penggunaan lahan, yaitu : (a)

developer/investor, merupakan pihak yang melakukan perubahan pemanfaatan lahan

dengan lebih memperhitungkan keuntungan. (b) pemerintah, adalah pihak yang

berhadapan langsung dengan dampak negatif perubahan pemanfaatan lahan serta

terhadap penataan dan pelayanan kota secara keseluruhan. (c) masyarakat, adalah

Page 17: the impact of constructing the primary arterial road of tohpati to ...

24

pihak yang seringkali terkena dampak/eksternalitas negatif suatu perubahan

pemanfaatan lahan, seperti kemacetan lau lintas, berkurangnya kenyamanan dan

privasi.

2.3.4. Penataan Ruang

Menurut Undang-Undang Nomor : 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang,

pengertian tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang. Struktur ruang

yang dimaksudkan adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan

prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi

masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional. Sedangkan pola

ruang yang dimaksud adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang

meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi

budidaya.

Berdasarkan pada kenampakan morfologi kota serta jenis perembetan areal

kekotaan yang ada, (Hudson dalam Yunus, 1999:133-141) mengemukakan beberapa

alternatif model struktur tata ruang kota yaitu ; (a) bentuk satelit, kota utama dengan

kota-kota kecil akan dijalin hubungan pertalian fungsional yang efektif dan efisien,

(b) bentuk radial, tiap lidah dibentuk pusat kegiatan kedua yang berfungsi memberi

pelayanan pada areal perkotaan dan yang menjorok ke dalam direncanakan sebagai

jalur hijau dan berfungsi sebagai paru-paru kota, tempat rekreasi dan tempat olah

raga bagi penduduk kota; (c) bentuk cincin, kota berkembang di sepanjang jalan

utama yang melingkar, di bagian tengah wilayah dipertahankan sebagai daerah hijau

terbuka; (d) bentuk linear, pusat perkotaan yang lebih kecil tumbuh di kanan-kiri

pusat perkotaan utama, pertumbuhan perkotaan hanya terbatas di sepanjang jalan

utama, dipinggir jalan biasanya ditempati bangunan komersial dan dibelakangnya

Page 18: the impact of constructing the primary arterial road of tohpati to ...

ditempati permukiman penduduk

biasanya lebih didominasi oleh perkembangan vertikal sehingga memungkinkan

terciptanya konsentrasi banyak bangunan pada areal kecil;

dalam kesatuan morfologi yang besar dan kompak ter

dimana masing-masing pusat mempunyai grup fungsi

berbeda satu sama lain (g

di bawah permukaan bumi sehingga kenampakan morfologinya tidak dapat diam

di daerah atasnya berfungsi sebagai jalur hijau atau daerah pertanian yang tetap hijau.

Untuk lebih jelas mengenai beberapa alternatif bentuk kota dapat dilihat pada

Gambar 2.2.

Gambar

Kota Satelit

K

Kota cincin

n penduduk (e) bentuk inti/kompak, perkembangan kota

biasanya lebih didominasi oleh perkembangan vertikal sehingga memungkinkan

terciptanya konsentrasi banyak bangunan pada areal kecil; (f) bentuk memencar

dalam kesatuan morfologi yang besar dan kompak terdapat beberapa

masing pusat mempunyai grup fungsi-fungsi yang khusus dan

(g) bentuk kota bawah tanah struktur perkotaannya dibangun

di bawah permukaan bumi sehingga kenampakan morfologinya tidak dapat diam

di daerah atasnya berfungsi sebagai jalur hijau atau daerah pertanian yang tetap hijau.

Untuk lebih jelas mengenai beberapa alternatif bentuk kota dapat dilihat pada

Gambar 2.2.Beberapa Alternatif Bentuk Kota

Kota Satelit Kota Bintang

Kota Kompak

Kota Memancar

Kota bawah Tanah

Kota cincin

Kota linear

25

perkembangan kota

biasanya lebih didominasi oleh perkembangan vertikal sehingga memungkinkan

) bentuk memencar

dapat beberapa urban center,

fungsi yang khusus dan

struktur perkotaannya dibangun

di bawah permukaan bumi sehingga kenampakan morfologinya tidak dapat diamati,

di daerah atasnya berfungsi sebagai jalur hijau atau daerah pertanian yang tetap hijau.

Untuk lebih jelas mengenai beberapa alternatif bentuk kota dapat dilihat pada

Page 19: the impact of constructing the primary arterial road of tohpati to ...

26

Menurut (Colby dalam Pontoh dan Kustiawan,2009:270-271) Secara garis

besar, kekuatan-kekuatan dinamis yang mempengaruhi pola pemanfaatan ruang kota

disebabkan karena adanya kekuatan sentrifugal (Centrifugal forces) dan kekuatan

sentripetal (Centripetal forces).

Kekuatan Sentrifugal (Centrifugal forces), yaitu kekuatan-kekuatan yang

menyebabkan terjadinya pergerakan penduduk dan fungsi-fungsi perkotaan dari

bagian dalam kota menuju ke bagian luarnya (kawasan pinggiran kota). Kekuatan

sentrifugal (Centrifugal forces) terdiri dari 6 (enam) jenis kekuatan yaitu; (a) spatial

forces, adalah kekuatan pendorong dari dalam yang berhubungan dengan ruang kota

seperti kemecetan lalu lintas, polusi, kepadatan penduduk dan lain-lain. (b) Site

forces adalah kekuatan pendorong dari dalam yang berkaitan dengan lokasi (site) di

dalam kota seperti adanya industri, lahan sempit sedangkan dibagian luar tersedia

natural landscape yang lebih luas. (c) Situational forces adalah kekuatan pendorong

yang berhubungan dengan ketidakpuasan fungsi ruang dalam kota, sedangkan diluar

masih adanya keleluasaan dalam perencanaan pemanfaatan lahan. (d) The forces of

social evaluation, adalah kekuatan pendorong yang terkait dengan kemahalan tanah,

pajak tinggi dan larangan tertentu dalam tatanan kehidupan sosial. (e) The forces of

status and organization occupance adalah kekuatan pendorong dari ketidakpuasan

sistim transportasi dan status penempatan fungsi-fungsi yang tidak baik. (f) Human

eguation force; adalah kekuatan pendorong yang terkait dengan persepsi manusia

terhadap nilai-nilai dan menempatkan sesuai dengan hak-hak sebagai anggota

masyarakat.

Page 20: the impact of constructing the primary arterial road of tohpati to ...

27

Kekuatan sentripetal (Centripetal forces), kekuatan-kekuatan yang

menyebabkan terjadinya pergerakan penduduk dan fungsi perkotaan yang berasal

dari bagian luar menuju ke bagian dalam kota meliputi ; (a) site forces, adanya

penarik site dalam kota dari bagian luarnya, seperti bahwa dekat dengan pusat kota

lebih strategis, (b) functional convienience forces : kekuatan penarik dari dalam

seperti adanya pusat kegiatan bisnis.(c) Magnetism functional forces: kekuatan

penarik yang berkaitan dengan kelengkapan fasilitas umum, olah raga dan

hiburan.(d) functional prestise forces : gengsi fungsional, berkembangnya reputasi

akibat adanya fungsi tertentu.untuk lebih jelas mengenai Kekuatan dinamis yang

mempengaruhi pola pemanfaatan ruang kota dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Kekuatan dinamis yang mempengaruhi pola pemanfaatan ruang kota

Kekuatan Dinamis Daya Tarik (lokasi tujuan) Daya Dorong (lokasi Asal) Gaya Sentripetal Kelebihan zona bagian dalam

- akses yang tinggi keseluruh bagian kota

- akses yang tinggi ke firma pusat lainnya

- lahan prestisius - banyak pelayanan dan

fasilitas dll

Kekurangan zona pinggiran - akses rendah ke bagian

kota lainnya - kekurangan pelayanan - kekurangan fasilitas - lahan kurang prestisius

Gaya Sentripugal Kelebihan zona pinggiran - lingkungan yang

menyenangkan banyak lahan murah

- akses terhadap aksis dan sirkulasi transportasi

- lalu lintas belum macet - bebas polusi

Kekurangan zona bagian dalam - kemacetan - harga lahan mahal - keterbatasan lahan - kebijakan yang

membatasi - pajak tinggi - polusi

Sumber: (Pontoh & Kustiawan,2009:249)

Adanya kekuatan tersebut pada akhirnya dapat mengakibatkan berbagai

persoalan dalam kaitan dengan pertumbuhan kota, khususnya yang berkaitan dengan

kontrol penggunaan dan pengendalian lahan. Kesulitan tersebut antara lain karena

Page 21: the impact of constructing the primary arterial road of tohpati to ...

28

tidak tertibnya penggunaan lahan, menurunnya optimasi pelayanan prasarana

pemerintah dan menurunnya landscape kota.

Lingkup Penataan Ruang Menurut Undang-Undang Nomor : 26 tahun 2007

tentang Penataan Ruang dapat dijabarkan sebagai berikut; (a) perencanaan tata ruang,

yang produknya adalah rencana tata ruang (RTR), (b) pemanfaatan ruang merupakan

pelaksanaan rencana tata ruang, (c) pengendalian pemanfaatan ruang, merupakan

pengendalian rencana tata ruang.

Pengendalian pemanfaatan ruang merupakan tahapan terakhir dalam penataan

ruang yang bertujuan agar pemanfaatan ruang sesuai dengan rencana tata ruang yang

telah ditetapkan. Pada dasarnya bentuk kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang ini

berisi uraian tentang ketentuan-ketentuan yang terkait dengan pengawasan dan

penertiban pemanfaatan ruang. Menurut Undang-Undang Nomor : 26 tahun 2007

tentang Penataan Ruang, pengendalian pemanfaatan diselenggarakan melalui 2 (dua)

kegiatan utama yaitu pengawasan dan penertiban. Pengawasan pemanfaatan ruang

merupakan kegiatan menjaga pemanfaatan ruang sesuai fungsi yang ditetapkan

dalam rencana tata ruang yang terdiri dari: 1). Pelaporan, yaitu kegiatan memberi

informasi secara obyektif mengenai pemanfaatan ruang baik yang sesuai maupun

yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang, 2). Pemantauan, yaitu upaya atau

perbuatan untuk mengamati, mengawasi, dan memeriksa dengan cermat perubahan

kualitas tata ruang dan lingkungan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang, 3).

Evaluasi, yaitu usaha untuk menilai kemajuan kegiatan pemanfaatan ruang dalam

mencapai tujuan rencana tata ruang, sedangkan Penertiban adalah usaha untuk

mengambil tindakan agar pemanfaatan ruang yang direncanakan dapat terwujud.

Page 22: the impact of constructing the primary arterial road of tohpati to ...

29

Penertiban dilakukan melalui pemeriksaan dan penyelidikan atas semua pelanggaran

terhadap pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang.

Bentuk-bentuk pelanggaran pemanfaatan ruang yang seringkali terjadi dalam

perkembangan suatu wilayah meliputi; (a) pelanggaran fungsi kawasan. (b)

pelanggaran jenis penggunaan dalam satu fungsi kawasan (c) pelanggaran teknis

bangunan. Penertiban yang dapat dilakukan dalam usaha mencapai tertib ruang

adalah (a) pencabutan ijin yang telah diberikan apabila pemanfaatan ruang tidak

sesuai dengan rencana tata ruang; (b) kegiatan pembangunan dihentikan untuk

sementara dan pihak pelaksana (investor/masyarakat) diminta untuk memenuhi

aturan yang sesuai dengan rencana tata ruang setelah dilakukan peringatan tertulis;

(c) pengenaan denda sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku dan atau

kurungan; (d) melalui mekanisme pengendalian, pemulihan fungsi dan pembinaan

(Sadyohutomo,2008:48-50).

2.4. Model Penelitian

Dalam model penelitian ini akan disampaikan mengenai kerangka berpikir

yang menyangkut tahapan penelitian dan substansi. Penelitian ini dilatarbelakangi

oleh beberapa permasalahan dalam pembangunan Jalan Arteri Primer Tohpati-

Kusamba terhadap penggunaan lahan di Desa Gunaksa Kecamatan Dawan

Kabupaten Klungkung. Berdasarkan latar belakang tersebut kemudian dilakukan

perumusan masalah, tujuan yang diinginkan, melakukan kajian teori dan konsep-

konsep tentang dampak pembangunan jalan arteri dan penggunaan lahan.

Selanjutnya kegiatan penelitian dikembangkan dengan pengumpulan dan

mengkompilasi data kualitatif dan kuantitatif berupa informasi baik yang bersumber

Page 23: the impact of constructing the primary arterial road of tohpati to ...

30

dari wawancara maupun observasi serta data kuantitatif yang diperoleh dari instansi

terkait berupa data sekunder, kemudian dilakukan kajian teori, konsep serta analisa

kualitatif dan kuantitatif dengan membandingkan antara kondisi dilapangan dengan

acuan normatif yang berlaku. Variabel yang akan dianalisis mencakup variabel

perubahan penggunaan lahan dan dampak pembangunan jalan.

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kesimpulan dan

jawaban atas permasalahan-permasalahan yang dirumuskan sehingga terbentuk suatu

rumusan yang mengarah pada dampak pembangunan Jalan Arteri Primer Tohpati-

Kusamba terhadap pengunaan lahan di Desa Gunaksa Kecamatan Dawan Kabupaten

Klungkung. Rumusan model penelitian ini secara lebih terstruktur dapat dilihat pada

Diagram 2.2.

Page 24: the impact of constructing the primary arterial road of tohpati to ...

31

Diagram 2.2. Model Penelitian

Pembangunan Jalan Arteri Primer Tohpati-Kusamba

- Perkembangan penggunaan lahan mengikuti pola jaringan jalan

- Alih Fungsi Lahan Pertanian menjadi non pertanian

- Penyimpangan terhadap peraturan tata ruang

Perkembangan penggunaan lahan lahan dengan penataan ruang yang terpadu dan berkelanjutan

Desa Gunaksa Kecamatan Dawan

Dampak Pembangunan Jalan Arteri Primer Tohpati-Kusamba Terhadap Penggunaan Lahan di Desa

Gunaksa Kecamatan Dawan Kabupaten Klungkung

Landasan Teori • Hubungan transportasi

dengan penggunaan lahan • Pengembangan wilayah • Perubahan penggunaan

lahan

Penggunaan lahan sebelum dan setelah pembangunan Jalan Arteri Primer Tohpati-Kusamba

zonasi penggunaan lahan terhadap peraturan penataan ruang disepanjang Jalan Arteri Primer Tohpati-Kusamba

Landasan Teori • UU No 26 Tahun 2007

tentang Penataan Ruang • UU No. 38 Tahun 2014

tentang Jalan • Perda RTRW

Provinsi/Kabupaten • Perda RDTRK • Perda Jalur Hijau

Penyebab terjadinya alih fungsi pemanfaatan lahan disepanjang Jalan Arteri Primer Tohpati-Kusamba terhadap penggunaan lahan