Thanatologi - POSTMORTEM CHANGES AND TIME OF DEATH

42
POST MORTEM CHANGES AND TIME OF DEATH

Transcript of Thanatologi - POSTMORTEM CHANGES AND TIME OF DEATH

Page 1: Thanatologi - POSTMORTEM CHANGES AND TIME OF DEATH

POST MORTEM CHANGES AND TIME OF DEATH

Page 2: Thanatologi - POSTMORTEM CHANGES AND TIME OF DEATH

LATAR BELAKANG Untuk dapat menentukan kematian seseorang

sebagai individu (somatik death), diperlukan kriteria diagnostik yang benar berdasarkan konsep diagnostik yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Menginformasikan definisi mati dan perubahan-perubahan yang terjadi setelah kematian sesuai dengan waktu kematian dan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut.

Page 3: Thanatologi - POSTMORTEM CHANGES AND TIME OF DEATH

PERMASALAHAN

Apa yang dimaksud dengan kematian

Apa saja perubahan yang terjadi setelah kematian

Faktor-faktor yang mempengaruhi setelah kematian

Page 4: Thanatologi - POSTMORTEM CHANGES AND TIME OF DEATH

TUJUAN

Untuk mengetahui definisi mati somatis, mati seluler, mati suri, mati serebral, mati otak (batang otak)

Untuk mengetahui perubahan yang terjadi setelah kematian dan waktu kematian.

Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan setelah kematian

Untuk mengetahui perkiraan saat kematian

 

Page 5: Thanatologi - POSTMORTEM CHANGES AND TIME OF DEATH

DEFENISI MATI Mati Somatis (mati klinis)

Terhentinya tiga sistem penunjang kehidupan yaitu- SSP, - Kardiovaskuler- sistem pernafasan.

Mati Suri (suspended animation)

Mirip kematian somatis sifat sementara.

Mati Seluler (mati molekuler)

Kematian organ atau jaringan tubuh yang timbul beberapa saat setelah kematian somatis

Page 6: Thanatologi - POSTMORTEM CHANGES AND TIME OF DEATH

Mati Serebral

Kerusakan kedua hemisfer otak yang irreversibel kecuali batang otak dan serebelum, sedangkan sistem pernafasan dan kardiovaskular masih berfungsi dengan bantuan alat.

Mati otak (mati batang otak)

Kerusakan seluruh isi neural intrakranial yang irreversibel, termasuk batang otak dan serebelum.

Page 7: Thanatologi - POSTMORTEM CHANGES AND TIME OF DEATH

PERUBAHAN-PERUBAHAN SESUDAH KEMATIAN 1. Perubahan kulit muka2. Perubahan pada mata3. Relaksasi otot4. Perubahan dalam lambung5. Perubahan biokimiawi6. Reaksi supravital7. Penurunan suhu tubuh (algor mortis)8. Lebam mayat (livor mortis)9. Kaku mayat (rigor mortis)10. Pembusukan (decomposition putrefaction)11. Adiposera atau lilin mayat12. Mummifikasi

Page 8: Thanatologi - POSTMORTEM CHANGES AND TIME OF DEATH

Perubahan kulit muka

Akibat berhentinya sirkulasi darah

↓darah pada kapiler dan venula dibawah kulit muka

mengalir ke bagian lebih rendah

↓ warna raut muka

↓lebih pucat.

Page 9: Thanatologi - POSTMORTEM CHANGES AND TIME OF DEATH

Perubahan pada mata

reflek cahaya dan reflek kornea menjadi negatif.

Page 10: Thanatologi - POSTMORTEM CHANGES AND TIME OF DEATH

Relaksasi otot

Beberapa saat sesudahnya otot-otot polos mengalami relaksasi

Relaksasi pada stadium relaksasi primer.

Sesudah relaksasi primer kaku mayat relaksasi terakhir disebut relaksasi sekunder.

Page 11: Thanatologi - POSTMORTEM CHANGES AND TIME OF DEATH

Perubahan dalam lambung

Kecepatan pengosongan lambung tidak memberikan petunjuk pasti waktu antara makan terakhir dan saat mati

Page 12: Thanatologi - POSTMORTEM CHANGES AND TIME OF DEATH

Perubahan biokimiawi Cairan serebrospinal

Kadar nitrogen asam amino < 14 mg% kematian belum lewat 10 jam

kadar nitrogen non-protein < 80 mg% kematian belum 24 jam,

kadar protein < 5 mg% kematian belum mencapai 10 jam

Kadar protein < 10 mg% kematian belum mencapai 30 jam.

Page 13: Thanatologi - POSTMORTEM CHANGES AND TIME OF DEATH

Darah Setelah kematian:

Ph darah & jaringan ↓ karena adanya akumulasi CO2 , glikolisis & glikogenolisis

Stlh 24 jam saat kematian darah menjadi basa akibat pemecahan protein

Ureum darah Kadar ureum darah me↑ akibat

proteolisis

Page 14: Thanatologi - POSTMORTEM CHANGES AND TIME OF DEATH

Reaksi supravital

Reaksi jaringan tubuh sesaat pasca mati klinis yang masih sama seperti reaksi jaringan tubuh pada seseorang yang hidup. misalnya ransang listrik

menimbulkan kontraksi otot mayat hingga 90-120 menit pasca mati.

Page 15: Thanatologi - POSTMORTEM CHANGES AND TIME OF DEATH

Suhu tubuh orang meninggal secara bertahap akan sama dengan lingkungan/media disekitar berhenti menghasilkan panas.

Proses penurunan gambarannya akan seperti kurva sigmoid atau seperti huruf S

PENURUNAN SUHU PENURUNAN SUHU MAYAT / ALGOR MAYAT / ALGOR MORTISMORTIS

KURVA PENURUNAN KURVA PENURUNAN SUHU MAYAT AKAN SUHU MAYAT AKAN TAMPAK SEBAGAI TAMPAK SEBAGAI GARIS SIGMOID GARIS SIGMOID TERBALIKTERBALIK

Page 16: Thanatologi - POSTMORTEM CHANGES AND TIME OF DEATH

Penurunan suhu tersebut dapat dipengaruhi

oleh berbagai faktor- Suhu tubuh pada saat mati - Suhu medium - Keadaan udara disekitarnya- Jenis medium- Keadaan tubuh mayat- Pakaian mayat

Page 17: Thanatologi - POSTMORTEM CHANGES AND TIME OF DEATH

Lebam mayat (livor mortis)

- Lebam mayat biasanya mulai tampak 20-30 menit setelah meninggal. Makin lama intensitasnya bertambah dan menjadi lengkap dan menetap setelah 8-12 jam.

- Setelah 8-12 jam lebam mayat tidak akan hilang dengan penekanan karena sudah terjadi perembesan darah ke jaringan di sekitar pembuluh darah akibat pembuluh darah yang rusak.

Page 18: Thanatologi - POSTMORTEM CHANGES AND TIME OF DEATH

Menetapnya lebam mayat disebabkan oleh bertimbunnya sel-sel darah dalam jumlah cukup banyak atau darah telah terkoagulasi sehingga sulit berpindah lagi.

Lebam mayat lebih lambat timbul pada orang yang menderita anemia.

Page 19: Thanatologi - POSTMORTEM CHANGES AND TIME OF DEATH

LEBAM MAYAT

Page 20: Thanatologi - POSTMORTEM CHANGES AND TIME OF DEATH

Lebam mayat dapat digunakan memperkirakan sebab kematian, misalnya

- lebam berwarna merah bata atau cherry red karboksihemoglobin (COHb) karbon monoksida

- lebam merah terang oksi-hemoglobin (HbO2) sianida

- Lebam berwarna cokelat-kebiruan (slaty) methemoglobin yang berwarna cokelat aniline, kalium khlorat, kinine, asetanilid, nitrobenzen nitrat, sulfonal

Page 21: Thanatologi - POSTMORTEM CHANGES AND TIME OF DEATH

Kaku mayat (rigor mortis) Kaku mayat mulai tampak kira-kira

2 jam setelah kematian klinis.

Kaku mayat dibuktikan dengan memeriksa kelopak mata, rahang dan persendian

Setelah mati klinis 12 jam, kaku

mayat menjadi lengkap, dipertahankan selama selama 12 jam dan kemudian menghilang

Page 22: Thanatologi - POSTMORTEM CHANGES AND TIME OF DEATH

Faktor-faktor yang mempengaruhi kakumayat a. Kondisi Otot

- Persedian Glikogen Cepat lambat kaku mayat tergantung persedian glikogen otot

- Gizi Pada mayat dengan gizi jelek saat mati, kaku mayat akan lebih cepat terjadi

- Kegiatan Otot Pada orang yang melakukan kegiatan otot sebelum meninggal maka kaku mayat akan terjadi lebih cepat

Page 23: Thanatologi - POSTMORTEM CHANGES AND TIME OF DEATH

b. Usia

c. Keadaan Lingkungan - Pada suhu tinggi, kaku mayat terjadi lebih cepat dan

singkat, tetapi pada suhu rendah kaku mayat lebih lambat dan lama.

- Kaku mayat tidak terjadi pada suhu dibawah 10OC, kekakuan yang terjadi karena pembekuan atau cold stiffening.

d. Cara Kematian - Pada mayat dengan penyakit kronis dan kurus, kaku

mayat lebih cepat terjadi dan berlangsung tidak lama.

- Pada mati mendadak, kaku mayat terjadi lambat dan berlangsung lebih lama.

Page 24: Thanatologi - POSTMORTEM CHANGES AND TIME OF DEATH

Terdapat kekakuan pada mayat yang

menyerupai kaku mayat yaitu:

- - Cadaveric spasme, penyebabnya adalah- akibat habisnya cadangan glikogen dan ATP- yang bersifat setempat karena kelelahan atau- emosi yang hebat sesaat sebelum meninggal.

- - Heat stiffening, yaitu kekakuan otot akibat- koagulasi protein otot oleh panas

Page 25: Thanatologi - POSTMORTEM CHANGES AND TIME OF DEATH

- Cold stiffening, yaitu kekakuan tubuh akibat lingkungan dingin (3,5OC), sehingga terjadi pembekuan cairan tubuh, termasuk cairan sendi, pemadatan jaringan lemak subkutan dan otot.

Page 26: Thanatologi - POSTMORTEM CHANGES AND TIME OF DEATH

Pembusukkan (decomposition putrefaction)

Proses degradasi jaringan yang terjadi akibat autolisis dan kerja bakteri

Proses otolisa pengaruh enzim yang dilepaskan oleh sel yang sudah mati

Page 27: Thanatologi - POSTMORTEM CHANGES AND TIME OF DEATH

TANDA PADA MAYAT YANG MENGALAMI PEMBUSUKKAN

Warna kehijauan pada dinding perut kanan bawah

Pelebaran pembuluh darah vena superfisial

Muka membengkak Perut mengembung Skrotum atau vulva membengkak

Page 28: Thanatologi - POSTMORTEM CHANGES AND TIME OF DEATH

Kulit terlihat gelembung atau melepuh Keluar darah dari hidung dan mulut Bola mata lunak Lidah dan bola mata menonjol Dinding perut dan dada pecah Kuku dan rambut lepas Organ-organ dalam membusuk dan kemudian

hancur

Page 29: Thanatologi - POSTMORTEM CHANGES AND TIME OF DEATH

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBUSUKAN

Faktor luar :  Mikroorganisme  Suhu disekitar mayat  Kelembaban udara Medium dimana mayat berada

Page 30: Thanatologi - POSTMORTEM CHANGES AND TIME OF DEATH

Faktor dalam :

Umur Sebab kematian Keadaan mayat

Page 31: Thanatologi - POSTMORTEM CHANGES AND TIME OF DEATH

PEMBUSUKAN

Page 32: Thanatologi - POSTMORTEM CHANGES AND TIME OF DEATH

Adiposera (lilin mayat)

Dulunya saponifikasi Terbentuknya bahan yang berwarna keputihan,

lunak atau berminyak, berbau tengik yang terjadi dijaringan lunak tubuh pasca mati.

Terjadi dalam suasana hangat, lembab atau basah.

Akibat proses hidrolisis dari lemak menjadi asam lemak.

Page 33: Thanatologi - POSTMORTEM CHANGES AND TIME OF DEATH

Adiposera akan membuat gambaraan permukaan luar tubuh dapat bertahan hingga bertahun-tahun, sehingga membuat identifikasi mayat dan perkiraan sebab kematian dimungkinkan.

Kelembapan, suhu yang hangat dan lemak tubuh yang cukup mempermudah terbentuknya adiposera.

Page 34: Thanatologi - POSTMORTEM CHANGES AND TIME OF DEATH

Air yang mengalir yang membuang elektrolit dan udara yang dingin menghambat adiposera.

Pembusukan akan terhambat oleh adanya adiposera, karena derajat keasaman dan dehidrasi jaringan bertambah.

Page 35: Thanatologi - POSTMORTEM CHANGES AND TIME OF DEATH

Mummifikasi

Proses penguapan cairan atau dehidrasi jaringan yang cukup cepat sehingga terjadi pengeringan jaringan yang selanjutnya dapat menghentikan pembusukan.

Mummifikasi terjadi bila suhu hangat, kelembaban rendah, aliran udara yang baik, tubuh yang dehidrasi, dan tidak ada kontaminasi dengan bakteri

Page 36: Thanatologi - POSTMORTEM CHANGES AND TIME OF DEATH

Jaringan berubah menjadi keras dan kering bewarna gelap.

Jaringan tidak membusuk karena kuman tidak dapat berkembang pada lingkungan yang kering.

Page 37: Thanatologi - POSTMORTEM CHANGES AND TIME OF DEATH

Perkiraan saat kematian Perlu diingat penentuan saat kematian yang

tepat tidaklah mungkin.

Berdasarkan pada tiga perubahan setelah kematian, yaitu : 1. penurunan suhu 2. lebam mayat 3. kaku mayat dipertegas lagi dengan keadaan lambung serta pembusukan.

Normal waktu pengosongan isi lambung 4-6 jam.

Page 38: Thanatologi - POSTMORTEM CHANGES AND TIME OF DEATH

Penafsiran saat kematian atas dasar pemeriksaan isi lambung ialah berapa jam seseorang itu mati, dihitung dari saat makan yang terakhir.

Page 39: Thanatologi - POSTMORTEM CHANGES AND TIME OF DEATH

Perubahan-perubahan eksternal maupun internal dapat dijadikan sebagai bahan kajian untuk memperkirakan saat kematian, antara lain :

Perubahan eksternal - Penurunan suhu- Lebam mayat - Kaku mayat - Pembusukan - Timbulnya larva

Perubahan internal - Kenaikan potassium pada

cairan bola mata- Kenaikkan non protein

nitrogen dalam darah - Kenaikan ureum darah - Penurunan kadar gula

darah

Page 40: Thanatologi - POSTMORTEM CHANGES AND TIME OF DEATH

Kesimpulan

1.Kematian adalah suatu proses yang dapat dikenal secara klinis pada seseorang berupa tanda kematian, yaitu perubahan yang terjadi pada tubuh mayat.

2.Perubahan yang terjadi setelah kematian dapat berupa : perubahan kulit muka, mata, rambut dan kuku, relaksasi otot, perubahan dalam lambung, penurunan suhu tubuh, lebam mayat, kaku mayat dan lain-lain.

Page 41: Thanatologi - POSTMORTEM CHANGES AND TIME OF DEATH

3.Faktor- faktor yang mempengaruhi perubahan setelah kematian adalah keadaan tubuh mayat, keadaan lingkungan, posisi mayat sebelum meninggal, usia dan lain-lain.

4.Penentuan saat kematian berdasarkan pada tiga perubahan setelah kematian yang pokok yaitu penurunan suhu, lebam mayat dan kaku mayat.

Page 42: Thanatologi - POSTMORTEM CHANGES AND TIME OF DEATH

Thankyou bro & sis ..!