tgs sepsis neonatorum.docx

29
BAB I PENDAHULUAN ALatar Belakang Dengan meningkatnya taraf kesehatan Indonesia, dimana hal ini sangat berpengaruh terhadap kualitas SDM anak Indonesia yang cerdas, sehat untuk masa yang akan datang maka pemerintah bersama Dinas Kesehatan beserta jajarannya berupaya sedini mungkin untuk mengatasi masalah-masalah kesehatan yang sangat banyak terjadi di masyarakat khususnya yang terjadi pada anak-anak. Diantaranya tingkat mortalitas bayi setelah lahir, dengan sepsis, malnutrisi, BBLR dan prematurisme yang sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. Sepsis neonatorum merupakan salahsatu masalah yang dapat menyebabkan kematian pada bayi dengan insiden sepsis neonatal sangat rendah, antara 1-8 kasus per 1000 kelahiran hidup dengan Meningitis sebanyak 20%-25%, mortalitas berkisar antara 20%-30%. Epidemiologi infeksi neonatal dapat berubah-ubah seperti halnya bayi berat lahir rendah yang dapat bertahan hidup untuk waktu yang lebih lama. Insiden infeksi berbanding terbalik dengan umur kelahiran dan berat badan lahir mungkin mencapai 25%-40% diantara bayi dengan berat badan 500-1000 gr saat lahir dan 12%- 40% pada bayi 1000-1500gr. Infeksi nasokomial pada bayi berat badan lahir sangat rendah (< 1500gr ) rentan sekali menderita sepsis neonatal. 1

Transcript of tgs sepsis neonatorum.docx

Page 1: tgs sepsis neonatorum.docx

BAB I

PENDAHULUAN

ALatar Belakang

Dengan meningkatnya taraf kesehatan Indonesia, dimana hal ini sangat berpengaruh

terhadap kualitas SDM anak Indonesia yang cerdas, sehat untuk masa yang akan datang maka

pemerintah bersama Dinas Kesehatan beserta jajarannya berupaya sedini mungkin untuk

mengatasi masalah-masalah kesehatan yang sangat banyak  terjadi di masyarakat khususnya

yang terjadi pada anak-anak.

 Diantaranya tingkat mortalitas bayi setelah lahir, dengan sepsis, malnutrisi, BBLR dan

prematurisme yang sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. Sepsis neonatorum merupakan

salahsatu masalah yang dapat menyebabkan kematian pada bayi dengan insiden sepsis neonatal

sangat rendah, antara 1-8 kasus per 1000 kelahiran hidup dengan Meningitis sebanyak 20%-25%,

mortalitas berkisar antara 20%-30%.

 Epidemiologi infeksi neonatal dapat berubah-ubah seperti halnya bayi berat lahir rendah

yang dapat bertahan hidup untuk waktu yang lebih lama. Insiden infeksi berbanding terbalik

dengan umur kelahiran dan berat badan lahir mungkin mencapai 25%-40% diantara bayi dengan

berat badan 500-1000 gr saat lahir dan 12%-40% pada bayi 1000-1500gr. Infeksi nasokomial

pada bayi berat badan lahir sangat rendah (< 1500gr ) rentan sekali menderita sepsis neonatal.

Selain perubahan-perubahan tersebut, spektrum etiologi bakteri dan mortalitas sepsis

neonatal yang berkembang. Pada tahun 1930, Steptococcus hemolitikus grup A merupakan

penyebab terbanyak infeksi neonatal dan dikendalikan dengan penisilin. Pada tahun 1940 insiden

infeksi gram negatif, khususnyan E.colli, meningkat dan pada tahun 1950-an insiden

staphilococcus penghasil penisilinase ( S.aureus ) meningkat.

Sejalan dengan berkembangnya pemahaman  kolonisasi pada neonatus, praktik perawatan

kulit dan tali pusat berkembang pula. Infeksi gram negatif menonjol pada tahun 1960 dan tahun

1970 streptococcus b hemolitikus grup B yang menonjol. Pada tahun 1980-an infeksi nasokomial

merupakan masalah utama dalam bangsal perawatan intensif. Bersamaan dengan perubahan

organisme penyebab infeksi bisa terjadi menurunnya mortalitas, mungkin sebagian

1

Page 2: tgs sepsis neonatorum.docx

mencerminkan besarnya organisme gram positif sebagai agen etiologi yang menonjol hingga

sekarang mortalitasnya dilaporkan sebesar 11% – 20 %.

Bila tidak ditangani dengan segera dapat menyebabkan kematian dalam beberapa jam,

oleh Karena itu perlu adanya pengetahuan bagi tim kesehatan dalam pemberian pelayanan

keperawatan dan medis dalam penatalaksanaan sepsis neonatorum, sehingga dapat mengurangi

tingkat morbiditas dan mortalitas bayi, dan dapat mempertahankan generasi penerus yang sehat.

Sepsis pada bayi baru lahir masih merupakan masalah yang belum dapat dipecahkan dalam

perawatan dan penanganan bayi baru lahir. Di negara berkembang hampir sebagian besar bayi

baru lahir yang dirawat mempunyai kaitannya denagn sepsis. Hal yang sama ditemukan pada

negara maju yang dirawat di unit intensif bayi baru lahir. Disamping morbiditas, mortalitas

tinggi ditemukan pada penderita sepsis bayi baru lahir.

Dalam laporan WHO yang dikutip dalam Child Health Research Project Special Report :

reducing perinatal and neonatal mortality (1999) dikemukakan bahwa 40% kematian bayi baru

lahir terjadi karena berbagai bentuk infeksi seperti infeksi saluran napas, tetanus neonatorum,

sepsis dan infeksi gastrointestinal. disamping tetanus neonatorum, case fatality rate yang tinggi

ditemukan pada sepsis neonatorum. Hal ini terjadi karena banyak faktor resiko infeksi pada masa

perinatal yang belum dapat dicegah dan ditanggulangi.

Sepsis neonatorum atau septicemia neonatorum merupakan keadaan dimana terdapat

infeksi oleh bakteri dalam darah di seluruh tubuh. Perjalanan penyakit sepsis neonatorum dapat

berlangsung cepat sehingga sering sekali tidak terpantau,tanpa pengobatan yang memadai bayi

dapat meninggal dalam 24 sampai 48 jam. Angka kejadian sepsis neonatorum masih cukup dan

merupakan penyebab kematian utama pada neonatus.Hal ini karena neonatus rentan terhadap

infeksi. Kerentanan neonatus terhadap infeksi dipengaruhi oleh berbagai faktor. (Surasmi, 2003)

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa yang dimaksud dengan sepsis neonatorum?

2.      Apa klasifikasi dari sepsis neonatorum?

3.      Apa penyebab terjadinya sepsis neonatorum?

4.      Bagaimana patofisiologi sepsis neonatorum?

5.      Apa manifestasi klinis dari sepsis neonatorum?

6.      Apa komplikasi pada sepsis neonatorum?

2

Page 3: tgs sepsis neonatorum.docx

7.      Apa saja pemeriksaan penunjang yang dilakukan terhadap pasien sepsis neonatorum?

8.      Apa saja tindakan dan pencegahan yang harus dilakukan dari sepsis neonatorum?

9.      Apa prognosis dari sepsis neonatorum?

10.  Bagaimana konsep asuhan keperawatan pada pasien sepsis neonatorum?

Tujuan

1        Tujuan Umum

–          Mengetahui asuhan keperawatan pada bayi dengan sepsis neonatorum

2        Tujuan Khusus

–          Mengetahui landasan teori dari sepsis neonatorum (pengertian, etiologi,

manifestasi klinis, patofisiologi, pemeriksaan penunjang, prognosis,

komplikasi, dan penatalaksanaan)

–          Mengetahui WOC sepsis neonatorum

–          Mengetahui Pengkajian pada bayi dengan sepsis neonatorum

–          Mengetahui Diagnosa pada sepsis neonatorum

–          Mengetahui Nanda, NIC dan NOC berdasarkan pengkajian pada sepsis

neonatorum

 

3

Page 4: tgs sepsis neonatorum.docx

BAB II

PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN

Sepsis neonatorum adalah infeksi berat yang diderita neonatus dengan

gejala sistemik dan terdapat bakteri dalam darah. Perjalanan penyakit

sepsis neonatorum dapat berlangsung cepat sehingga seringkali tidak

terpantau, tanpa pengobatan yang memadai bayi dapat meninggal dalam

24 sampai 48jam.(perawatan bayi beriko tinggi, penerbit buku kedoktoran,

jakarta : EGC).

Sepsis neonatorum adalah infeksi bakteri pada aliran darah pada bayi

selama empat minggu pertama kehidupan. Insiden sepsis bervariasi yaitu

antara 1 dalam 500 atau 1 dalam 600 kelahiran hidup (Bobak, 2005).

Sepsis neonatorum adalah infeksi berat yang diderita neonatus dengan

gejala sistemik dan terdapat bakteri dalam darah. Perjalanan penyakit

sepsis dapat berlangsung cepat sehingga sering kali tidak terpantau tanpa

pengobatan yang memadai sehingga neonatus dapat meninggal dalam

waktu 24 sampai 48 hari. (Surasmi, 2003)

Sepsis neonatal adalah merupakan sindroma klinis dari penyakit sistemik

akibat infeksi selama satu bulan pertama kehidupan. Bakteri, virus, jamur,

dan protozoa dapat menyebabkan sepsis bayi baru lahir. (DEPKES 2007)

Sepsis neonatorum adalah infeksi yang terjadi pada bayi dalam 28 hari

pertama setelah kelahiran. (Mochtar, 2005)

Dari beberapa pengertian diatas, kami menyimpulkan bahwa sepsis neunatorum

adalah infeksi berat karena bakteri pada aliran darah bayi selama empat

minggu pertama kehidupan dan dapat menyebabkan kematian.

 

2. ETIOLOGI

4

Page 5: tgs sepsis neonatorum.docx

Penyebabnya biasanya adalah infeksi bakteri:

Ketuban pecah sebelum waktunya / ketuban pecah dini

Perdarahan atau infeksi pada ibu.

Penyebab yang lain karena bakteri virus, dan jamur, yang terserang bakteri,

jenis bakteri bervariasi tergantung tempat dan waktu, seperti Streptococus

group B (SGB), akteri enterik dari saluran kelamin ibu, Virus herpes simplek,

Enterovirus, E. Coli, Candida, dan stafilokokus.

 

3. PATOFISIOLOGI

Patogenesis dapat terjadi pada antenatal, intranatal, dan pascanatal yaitu;

1. a. Antenatal

Terjadi karena adanya faktor resiko, pada saat antenatal kuman dari ibu setelah

melewati plasenta dan umbilikus masuk ke dalam tubuh melalui sirkulasi darah

janin. Kuman penyebab infeksi adalah kuman yang menebus plasenta, antara

lain: virus rubella, herpes, influeza, dan masih banyak yang lain.

1. Intranatal

Infeksi saat persalinan terjadi karena kuman ada pada vagina dan serviks naik

mencapai korion dan amnion.akibatnya terjadilah amnionitis dan korionitis,

selanjutnya kuman melalui umbilikus masuk ketubuh bayi. Cara lain saat

persalinan, cairan amnion yang sudah terinfeksi oleh bayi sehingga

menyebabkan infeksi pada lokasi yang terjadi pada janin melalui kulit bayi saat

bayi melewati jalan lahir yang terkontaminasi oleh kuman.

1. c. Pascanatal

Infeksi yang terjadi sesudah persalinan, umumnya terjadi akibat infeksi

nasokomial dari lingkungan di luar rahim,( misal : melallui alat-alat, penghisap

lendir, selang endotrakea, infus, dan lain-lain). Dan infeksi dapat juga terjadi

melalui luka umbillikus.

 

Pohon Masalah

Zat-zat patogen (bakteri,virus,jamur)

Rangsangan endo/eksotoksin

 sistem imunologi

5

Page 6: tgs sepsis neonatorum.docx

 aktivasi magrofag             sekresi berbagai            Aktivasi komplemen&

sitokinin& mediator                 neutrofil

disfungsi&kerusakan endotel

 aktivasi sistem koagulasi&trombosit

 Gangguan perfusi ke berbagai jaringan & disfungsi organ multiple

4. MANIFESTASI KLINIS

1. Umum : panas, hipotermi, tampak tidak sehat, malas minum, letargi,

sklerema

2. Saluran cerna : distensi abdomen, anoreksia, muntah, diare, hepatomegali

3. Saluran napas : apnea, dispnea, takipnea, retraksi, napas cuping hidung,

merintih, sianosis.

4. Sistem kardiovaskuler : pucat, sianosis, kulit marmorata, kulit lembab,

hipotensi, takikardi, bradikardia.

5. Sistem saraf pusat : irritabilitas, tremor, kejang, hiporefleksi, malas minum,

pernapasan tidak teratur, ubun-ubun menonjol,high-pitched cry

6. Hematologi : ikterus,splenomegali, pucat, petekie, purpura, pendarahan.

(Kapita selekta kedokteran Jilid II,Mansjoer Arief 2008)

Gejala sepsis yang terjadi pada neonatus antara lain bayi tampak lesu, tidak

kuat menghisap, denyut jantungnya lambat dan suhu tubuhnya turun-naik.

Gejala-gejala lainnya dapat berupa gangguan pernafasan, kejang, jaundice,

muntah, diare, dan perut kembung

Gejala dari sepsis neonatorum juga tergantung kepada sumber infeksi dan

penyebarannya:

Infeksi pada tali pusar (omfalitis) menyebabkan keluarnya nanah atau

darah dari pusar

Infeksi pada selaput otak (meningitis) atau abses otak menyebabkan

koma, kejang,opistotonus (posisi tubuh melengkung ke depan) atau

penonjolan pada ubun-ubun

6

Page 7: tgs sepsis neonatorum.docx

Infeksi pada tulang (osteomielitis) menyebabkan terbatasnya pergerakan

pada lengan atau tungkai yang terkena

Infeksi pada persendian menyebabkan pembengkakan, kemerahan, nyeri

tekan dan sendi yang terkena teraba hangat

Infeksi pada selaput perut (peritonitis) menyebabkan pembengkakan perut

dan diare berdarah

 

5. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pada pemeriksaan darah tepi dapat ditemukan neutropemia dengan

pergeseran ke kiri (imatur: total seri granolisik > 0,2).

Kultur darah dapat menunjukkan organisme penyebab.

Analisis kultur urine dan cairan sebrospinal (CSS) dengan lumbal fungsi

dapat mendeteksi organisme.

DPL menunjukan peningkatan hitung sel darah putih (SDP) dengan

peningkatan neutrofil immatur yang menyatakan adanya infeksi.

Laju endah darah, dan protein reaktif-c (CRP) akan meningkat menandakan

adanya inflamasi.

 6.  PROGNOSIS

Pada umumnya angka kematian sepsis neonatal berkisar antara 10–40% dan

pada meningitis 15–50%. Tinggi rendahnya  angka kematian tergantung dari

waktu timbulnya penyakit penyebabnya, besar kecilnya bayi, beratnya penyakit

dan tempat perawatannya. Gejala sisa neurologik yang jelas nampak adalah 

hidrosefalus, retardasi mental, buta, tuli dan cara bicara yang tidak normal.

Kejadian gejala sisa ini adalah sekitar 30 – 50% pada bayi yang sembuh dari

meningitis neonatal. Gejala sisa ringan seperti gangguan penglihatan,

kesukaran belajar dan kelainan tingkah laku dapat pula terjadi.

 

7. KOMPLIKASI

Dehidrasi

7

Page 8: tgs sepsis neonatorum.docx

Asidosis metabolic

Hipoglikemia

Anemia

Hiperbilirubinemia

Meningnitis

DIC.

 

8. PENATALAKSANAAN

Diberikan kombinasi antibiotika golongan Ampisilin dosis 200 mg/kg BB/24

jam i.v (dibagi 2 dosis untuk neonatus umur < 7 hari dibagi 3 dosis), dan

Netylmycin (Amino glikosida) dosis 7 1/2 mg/kg BB/per hari i.m/i.v dibagi 2

dosis (hati-hati penggunaan Netylmycin dan Aminoglikosida yang lain bila

diberikan i.v harus diencerkan dan waktu pemberian ½ sampai 1 jam

pelan-pelan).

Dilakukan septic work up sebelum antibiotika diberikan (darah lengkap,

urine, lengkap, feses lengkap, kultur darah, cairan serebrospinal, urine dan

feses (atas indikasi), pungsi lumbal dengan analisa cairan serebrospinal

(jumlah sel, kimia, pengecatan Gram), foto polos dada, pemeriksaan CRP

kuantitatif).

Pemeriksaan lain tergantung indikasi seperti pemeriksaan bilirubin, gula

darah, analisa gas darah, foto abdomen, USG kepala dan lain-lain.

Apabila gejala klinik dan pemeriksaan ulang tidak menunjukkan infeksi,

pemeriksaan darah dan CRP normal, dan kultur darah negatif maka

antibiotika diberhentikan pada hari ke-7.

Apabila gejala klinik memburuk dan atau hasil laboratorium menyokong

infeksi, CRP tetap abnormal, maka diberikan Cefepim 100 mg/kg/hari

diberikan 2 dosis atau Meropenem dengan dosis 30-40 mg/kg BB/per hari

i.v dan Amikasin dengan dosis 15 mg/kg BB/per hari i.v i.m (atas indikasi

khusus).

Pemberian antibiotika diteruskan sesuai dengan tes kepekaannya. Lama

pemberian antibiotika 10-14 hari. Pada kasus meningitis pemberian

antibiotika minimal 21 hari.Pengobatan suportif meliputi : Termoregulasi,

terapi oksigen/ventilasi mekanik, terapi syok, koreksi metabolik asidosis,

8

Page 9: tgs sepsis neonatorum.docx

terapi hipoglikemi/hiperglikemi, transfusi darah, plasma, trombosit, terapi

kejang, transfusi tukar

 

PENCEGAHAN

a. Pada masa antenatal

Perawatan antenatal meliputi pemeriksaan kesehatan ibu secara berkala,

imunisasi, pengobatan terhadap penyakit infeksi yang di derita ibu, asupan gizi

yang memadai, penanganan segera terhadap keadaan yang dapat menurunkan

kesehatan ibu dan janin, rujukan segera ketempat pelayanan yang memadai

bila diperlukan.

b. Pada saat persalinan

Perawatan ibu selama persalinan dilakukan secara aseptik, yang artinya dalam

melakukan pertolongan persalinan harus dilakukan tindakan aseptik. Tindakan

intervensi pada ibu dan bayi seminimal mungkin dilakukan (bila benar-benar

diperlukan). Mengawasi keadaan ibu dan janin yang baik selama proses

persalinan, melakukan rujukan secepatnya bila diperlukan dan menghindari

perlukaan kulit dan selaput lendir.

c. Sesudah persalinan

Perawatan sesudah lahir meliputi menerapkan rawat gabung bila bayi normal,

pemberian ASI secepatnya, mengupayakan lingkungan dan peralatan tetap

bersih, setiap bayi menggunakan peralatan tersendiri, perawatan luka umbilikus

secara steril. Tindakan invasif harus dilakukan dengan memperhatikan prinsip-

prinsip aseptik. Menghindari perlukaan selaput lendir dan kulit, mencuci tangan

dengan menggunakan larutan desinfektan sebelum dan sesudah memegang

setiap bayi. Pemantauan bayi secara teliti disertai pendokumentasian data-data

yang benar dan baik. Semua personel yang menangani atau bertugas di kamar

bayi harus sehat. Bayi yang berpenyakit menular di isolasi, pemberian antibiotik

secara rasional, sedapat mungkin melalui pemantauan mikrobiologi dan tes

resistensi. (Sarwono, 2004)

9

Page 10: tgs sepsis neonatorum.docx

ASUHAN KEPERAWATAN PADA SEPSIS NEONATORUM

A. Pengkajian

1. Biodata / identitas

Nama    : Diisi sesuai nama pasien

10

Page 11: tgs sepsis neonatorum.docx

Umur    : Biasanya menyerang pada usia neonatal 0 hari – 28 hari Infeksi nasokomial pada bayi

berat badan lahir sangat rendah (<1500gr)  rentan sekali menderita sepsis neonatal.

  Alamat : tempat tinggal keluarga tempat tinggalnya padat dan tidak higienis

1. Riwayat Kesehatan

a. Keluhan utama : Klien datang dengan tubuh berwarna kuning, letargi, kejang, tak mau

menghisap, lemah

b. Riwayat penyakit sekarang: cara lahir (normal), hilangnya reflek rooting, kekakuan pada

leher, tonus otot meningkat serta asfiksia atau hipoksia.apgar score, jam lahir, kesadaran

c. Riwayat penyakit dahulu : Ibu klien mempunyai kelainan hepar atau kerusakan hepar

karena obstruksi.

d. Riwayat kehamilan: demam pada ibu (<37,9ºc), riwayat sepsis GBS pada bayi sebelumnya,

infeksi pada masa kehamilan

e. Riwayat prenatal: Anamnesis mengenai riwayat inkompatibilitas darah, riwayat transfusi

tukar atau terapi sinar pada bayi sebelumnya, kehamilan dengan komplikasi, obat yang

diberikanpd ibu selama hamil / persalinan, persalinan dgntindakan / komplikasi, rupture

selaput ketuban yang lama (>18 jam), persalinan premature(<37 minggu.

f. Riwayat neonatal : Secara klinis ikterus pada neonatal dapat dilihatsegera setelah lahir atau

beberapa hari kemudian. Ikterus yang tampakpun ssngat tergantung kepada penyebeb

ikterus itu sendiri. Bayi menderita sindrom gawat nafas, sindrom crigler-najjar, hepatitis

neonatal, stenosis pilorus, hiperparatiroidisme, infeksi pasca natal dan lain-lain.

g. Riwayat penyakit keluarga: Orang tua atau keluarga mempunyai riwayat penyakit yang

berhubungan dengan hepar atau dengan darah.

h. Riwayat imunisasi : Ditanyakan apakah sudah pernah imunisasi DPT / DT atau TT dan

kapan terakhir

2.  Activity daily living

a. Nutrisi : Bayi tidak mau menetek

b. Eliminasi : BAB 1x/hari

c. Aktifitas latihan : Kekauan otot, lemah, sering menangis

11

Page 12: tgs sepsis neonatorum.docx

d. Istirahat tidur : Pola tidur bayi yang normalnya 18 – 20 jam/hari, saat sakit berkurang

e. Personal hygiene : Biasanya pada bayi yang terkena Infeksi neonatorum, melalui

plasenta dari aliran darah maternal atau selama persalinan karena ingesti atau aspirasi

cairan amnion yang terinfeksi.

f. Psikososial : Bayi rewel

3. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan Umum: lemah, sulit menelan, kejang;

Kesadaran: normal

Vital sign: TD           : 

Nadi          :  normal (110-120 x/menit)

Suhu         : Demam (Suhu >38 ºC) atau hipotermi (<36ºC)

Pernafasan  : meningkat > 40 x/menit (bayi) normal 30-60x/menit)

b. Kepala dan leher:

Inspeksi: Simetris, dahi mengkerut

Kepala: Bentuk kepala mikro atau makrosepali, trauma persalinan, adanya caput, kenaikan

tekanan intrakarnial, yaitu ubun-ubun besar cembung.

Rambut : Lurus/keriting, distribusi merata/tidak, warna

Mata     : Agak tertutup / tertutup,

Mulut    : Mecucu seperti mulut ikan

Hidung             : Pernafasan cuping hidung, sianosis

Telinga  : Kebersihan

Palpasi: Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan limfe

Terdapat kaku kuduk pada leher

12

Page 13: tgs sepsis neonatorum.docx

c. Dada

Inspeksi    : Simetris, terdapat tarikan otot bantu pernafasan

Palpasi      : Denyutan jantung teraba cepat, badan terasa panas

Perkusi      : Jantung : Dullness

Paru           : Sonor

Auskultasi : terdengar suara wheezing

d. Abdomen

Inspeksi    : Flat / datar, terdapat tanda – tanda infeksi pada tali pusat (jika infeksi melalui tali

pusat), keadaan tali pusat dan jumlah pembuluh darah (2 arteri dan 1 vena)

Palpasi       : Teraba keras, kaku seperti papan

Perkusi      : Pekak

Auskultasi : Terdengar bising usus

e. Kulit

Turgor kurang, pucat, kebiruan

f. Genetalia

Tidak  kelainan bentuk dan oedema, Apakah terdapat hipospandia, epispadia, testis BAK

pertama kali.

g. Ekstremitas

Suhu pada daerah akral panas, Apakah ada cacat bawaan, kelainan bentuk, Fleksi pada tangan,

ekstensi pada tungkai, hipertoni sehingga bayi dapat diangkat bagai sepotong kayu.

6. Pemeriksaan Spefisik

a. Apgar score

b. Frekuensi kardiovaskuler: apakah ada takikardi, brakikardi, normal

c. Sistem neurologis

13

Page 14: tgs sepsis neonatorum.docx

d. Reflek moro: tidak ada, asimetris/hiperaktif

e. Reflek menghisap: kuat, lemah

f. Reflek menjejak: baik, buruk

g. koordinasi reflek menghisap dan menelan

7. Pemeriksaan laboatorium

a. sampel darah tali pusat

b. fenil ketonuria

c. hematokrit

d. Bilirubin

e. Kadar gular darah serum

f. Protein aktif C

g. Imunogloblin IgM

h. Hasil kultur cairan serebrospinal, darah asupan hidung, umbilikus, telinga, pus dari lesi,

feces dan urine.

i. Juga dilakukan analisis cairan serebrospinal dan pemeriksaan darah tepi dan jumlah

leukosit.

B. Diagnosa keperawatan

a. Risiko infeksi b.d penularan infeksi pada bayi sebelum, selama dan sesudah kelahiran

b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebuituhan tubuh b.d minum sedikit atau intoleran

terhadap minuman

c. Ketidakefektifan pola nafas b.d apnea

d. Resiko syok, factor resiko sepsis

e. Hipertermi b.d

14

Page 15: tgs sepsis neonatorum.docx

C. Rencana tindakan keperawatan yang lazim terjadi

a. Resiko infeksi b.d penularan infeksi pada bayi sebelum, selama dan sesudah kelahiran

NOC

Status imun

kontrol risiko

Kriteria Hasil:

klien bebas dari tanda dan gejala infeksi

Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi

Jumlah leukosit dalam batas normal

NIC

Kontrol infeksi

Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah melakukan tindakan keperawatan

Rasional: menghindari terjadinya infeksi dari petugas kesehatan kepada pasien.

Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat

Rasional: pasien dengan malnutrisi rentan terhadap kuman karena sistem imun yang

menurun.

Gunakan masker dan sarung tangan sebagai alat pelindung

Rasional: menghindari terjadinya infeksi dari petugas kesehatan kepada pasien dan

sebagai alat pelindung diri bagi petugas kesehatan

Berikan terapi antibiotik bila perlu

Rasional : proteksi terhadap infeksi

Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan local

Rasional: untuk menghindari terjadinya infeksi yang dapat memperparah keadaan

pasien

Inspeksi kulit dan membrane mukosa terhadap kemerahan, panas, drainase

Rasional: kemerahan, panas, drainase merupakan tanda-tanda infeksi yang perlu

dipantau secara berkala.

15

Page 16: tgs sepsis neonatorum.docx

Pertahankan teknik asepsis pada pasien yang beresiko

Rasional: mencegah terjadinya infeksi

b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebuituhan tubuh b.d minum sedikit atau intoleran

terhadap minuman

NOC

Status nutrisi

Status nutrisi : masukan makanan dan cairan

Status nutrisi : masukan gizi

Kontrol berat badan

Kriteria hasil:

Adanya peningkatan berat badan sesuai tujuan

Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan

Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi

Tidak ada tanda-tanda malnutrisi atau berkurang

NIC:

Manajemen nutrisi

Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang

dibutuhkan pasien.

Rasional: Penentuan jumlah kalori dan nutrisi penting untuk menentukan bentuk dan

jenis makanan sesuai dengan kebutuhan pasien

Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori

Rasional : Untuk mengetahui masukan dan keluaran dari nutrisi dari kebutuhan

pasien sesuai.

Anjurkan pasein atau keluarganya untuk meningkatkan protein dan vitamin C

Rasional: Protein dan vitamin penting bagi metbolisme tubuh dan perkembangan dan

pertumbuhan

Monitoring nutrisi

Kaji adanya alergi

16

Page 17: tgs sepsis neonatorum.docx

Rasional: mencegah terjadinya alergi terhadap makanan dan terapi diet yang

diberikan

Monitor dan catat respon terhadap pemberian makan, nafsu makan klien

Rasional: respon pasien saat makan dapat mempegaruhi jumlah intake nutrisi

Monitor dan catat intake per oral

Rasional: penting untuk pemberian nutrisi sesuai dengan kebutuhan anak

Monitor adanya penurunan berat badan

Rasional : untuk mengetahui status nutrisi anak

Kolaborasi diet dan pemberian vitamin

Rasional : memberikan nutrisi dan asupan gizi yang tepat bagi klien sesuai kebutuhan

f. Ketidakefektifan pola nafas b.d apnea

NOC

Status respirasi: ventilasi Status respirasi: kepatenan jalan nafas Status tanda-tanda vital

Kriteria Hasil:

Menunjukkan jalan nafas paten Tanda-tanda vital dalam rentang normal

NIC

Airway management

i. Buka jalan nafas, gunakan chin lift atau jaw thrust jika perlu

Rasional: menjaga agar klien dapat bernafas dengan nyaman

Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi

Rasional: Agar ventilasi adekuat

Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan

Rasional: Suara tambahan nafas mengindikasikan keadaan patologis klien

Keluarkan secret dengan batuk atau suction

Rasional : Membantu membersihkan jalan nafas

Monitor respirasi dan status O2

17

Page 18: tgs sepsis neonatorum.docx

Rasional: agar status respirasi terpantau dalam batas normal dan mencegah distress

pernapasan

Vital sign monitoring

Monitor TD, nadi, suhu dan RR

Rasional : agar tanda vital terpantau dalam batas normal

Monitor kualitas nadi

Rasional : kualitas nadi mengindikasikan ada atau tidaknya gangguan pada system

kardiovaskuler

Monitor frekuensi dan irama pernapasan

Rasional: mencegah terjadinya distress pernapasan dan syok

Monitor suhu, warna dan kelembababn kulit

Rasional: mencegah pada keadaan distress pernnapasn

d. Resiko syok, factor resiko sepsis

NOC

Pencegahan syok

Manajemen stok

Kriteria Hasil;

Nadi dalam batas yang diharapkan

Irama jantung dalam batas yang diharapkan

Frekuensi nafas dalam batas yang diharapkan

Irama pernasan dalambatas yang diharapkan

Hidrasi

Indikator:

Mata cekung tidak ditemukan

Demam tidak ditemukan

TD

Hematokrit dbn

NIC

Syok prevention

18

Page 19: tgs sepsis neonatorum.docx

Monitor status sirkulasi, TD, warna kulit, suhu kulit, denyut jantung, HR dan ritme, nadi

perifer dan kapiler refill

Rasional: memantau agar dalam batas normal dan mencegah terjadinya syok

Monitor inadekuat oksigenasi jaringan

Rasional: mencegah terjadinya syok

Monitor tanda awal syok

Rasional: mencegah syok berlanjut

Lihat dan pelihara kepatenan jalan nafas

Rasional : kepatenan jalan nafas penting untuk status okseigenasi

Moni

Syok management

Monitor status cairan, input output

Rasional: mengetahui status hidrasi pasien

Memonitor gejala gagal pernafasan

Rasional: menghindari terjadinya gagal nafas dan syok

Monitor nilai laboratorium

Rasional: nilai laboratorium menunjukkan keasaan klinis pasien dan untuk menegakkan

diagnose serta terapi yang tepat.

BAB III

KESIMPULAN

A.    KESIMPULANSepsis neonatal adalah merupakan sindroma klinis dari penyakit sistemik akibat infeksi

selama satu bulan pertama kehidupan. Bakteri, virus, jamur, dan protozoa dapat menyebabkan

sepsis bayi baru lahir. (DEPKES 2007)

19

Page 20: tgs sepsis neonatorum.docx

a)      Penyebab neonatus sepsis/sepsis neonatorum adalah berbagai macam kuman seperti bakteri, virus, parasit, atau jamur. Sepsis pada bayi hampir selalu disebabkan oleh bakteri.

b)      Proses patofisiologi sepsis dimulai dengan invasi bakteri dan kontaminasi sistemik.

c)      Pelepasan endotoksin oleh bakteri menyebabkan perubahan fungsi miokardium

d)     perubahan ambilan dan penggunaan oksigen terhambatnya fungsi mitokondria, dan kekacauan metabolik yang progresif. Pada sepsis yang tiba-tiba dan berat, complemen cascade menimbulkan banyak kematian dan kerusakan sel. Akibatnya adalah penurunan perfusi jaringan, asidosis metabolik, dan syok, yang mengakibatkan disseminatedintravaskular coagulation (DIC) dan kematian.( Bobak, 2004).

B.     SARANa)     Meningkatkan mutu pelayan kesehatan

b)     Meningkatkan peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan

c)     Meningkatkan pofesionalitas kerja perawat.

DAFTAR PUSTAKA

1. Aminullah A. Sepsis Pada Bayi Baru Lahir. Dalam: M. Sholeh Kosim, Ari Yunanto. dkk

(editor). Buku Ajar Neonatologi. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2008.

2. The Merck Manuals Online Medical Library. Neonatal Sepsis (Sepsis Neonatorum).

Accessed April 2013. Available from URL:

http://www.merck.com/mmpe/sec19/ch279/ch279m.html

20

Page 21: tgs sepsis neonatorum.docx

3. hsiswatmo R dr, SpA(K). Tatalaksana Sepsis Neonatorum. Media Aesculapius no.6/Jan-

Feb 2007. Accessed April 2013. Available from URL

http://www.freewebs.com/mediaaesculapius/arsip%20skma%202007/SKMA_revisi_jan-

feb07sudah%20terisi_edit4.pdf

4. Powell KR. Sepsis dan Syok. Dalam: Nelson, Behrman, Kliegman, Arvin (editor). Ilmu

Kesehatan Anak. Vol 2.ed 15. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2000. Hal 869 –

870

5. Rudolph AM, Julien IEH, Colin DR. Buku Ajar Pediatri Rudolph Volume 1 Edisi 2.

Jakarta: EGC, 2006.

6. Nurarif AH dan Kusuma H. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnose Medis

dan Nanda-NIC-NOC jilid 1 dan 2. Panduan Penyusunan Asuhan keperawatan

professional. Yogyakarta: Media Action, 2013.

7. Bulecheck, Gloria M, et al. Nursing Intervention Classifcation (NIC) Fifth Edition. USA:

Mosbie Elsevier, 2008.

DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................................i

DAFTAR ISI.....................................................................................................................................................ii

BAB I............................................................................................................................................................1

PENDAHULUAN...........................................................................................................................................1

Tujuan......................................................................................................................................................3

BAB II...........................................................................................................................................................4

21

Page 22: tgs sepsis neonatorum.docx

PEMBAHASAN.............................................................................................................................................4

1. PENGERTIAN........................................................................................................................................4

2. ETIOLOGI.............................................................................................................................................4

3. PATOFISIOLOGI....................................................................................................................................5

4. MANIFESTASI KLINIS............................................................................................................................6

5. PEMERIKSAAN PENUNJANG................................................................................................................6

6. PROGNOSIS.........................................................................................................................................7

7. KOMPLIKASI.........................................................................................................................................7

8. PENATALAKSANAAN............................................................................................................................7

ASUHAN KEPERAWATAN PADA SEPSIS NEONATORUM.............................................................................10

A. Pengkajian.....................................................................................................................................10

B. Diagnosa keperawatan..................................................................................................................14

C. Rencana tindakan keperawatan yang lazim terjadi.......................................................................14

BAB III........................................................................................................................................................19

KESIMPULAN.............................................................................................................................................19

A. KESIMPULAN...................................................................................................................................19

B. SARAN............................................................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................20

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT, saya telah selesai mengerjakan tugas

Ilmu Keperawatan Anak 1. Pada tugas ini,saya menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah

dimengerti sehingga dapat dengan mudah di cerna dan di ambil intisari dari materi ini. Dengan

tugas ini di harapkan mampu meningkatkan pemahaman kita tentang Penyakit Sepsis

neonatorum

22

ii

Page 23: tgs sepsis neonatorum.docx

Saya menyadari walaupun sudah berusaha sekuat kemampuan yang maksimal,

mencurahkan segala pikiran dan kemampuan yang di miliki, tugas ini masih banyak kekurangan

dan kelemahannya, baik dari segi bahasa, pengolahan, maupun dalam penyusunan. Untuk itu

saya sangat mengharapkan kritik yang sifatnya membangun demi tercapai suatu dalam

kesempurnaan.

Pariaman, Juli 2015

Penulis

23

i