TGS P LILIK

19
TUGAS TERSTRUKTUR MK: TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH Dosen Pembimbing: Lilik Setyobudi “PETUNJUK PRAKTIS PETANI DALAM MEMILIH BENIH DURIAN (Durio zibethinus Murr) DI NURSERY” AGROEKOTEKNOLOGI C Kelompok 5 : Nikita Dwi Marsha 0910480122 Tommy Marmadion 0910480158 Yulia Dwi Sartika 0910480168 Adi Kurniawan 0910480175

Transcript of TGS P LILIK

Page 1: TGS P LILIK

TUGAS TERSTRUKTUR

MK: TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH

Dosen Pembimbing: Lilik Setyobudi

“PETUNJUK PRAKTIS PETANI DALAM MEMILIH

BENIH DURIAN (Durio zibethinus Murr) DI NURSERY”

AGROEKOTEKNOLOGI C

Kelompok 5 :

Nikita Dwi Marsha 0910480122

Tommy Marmadion 0910480158

Yulia Dwi Sartika 0910480168

Adi Kurniawan 0910480175

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS PERTANIAN

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

2011

Page 2: TGS P LILIK

1. LATAR BELAKANG

Durian (Durio zibethinus Murr) merupakan salah satu tanaman hasil perkebunan yang

telah lama dikenal oleh masyarakat yang pada umumnya dimanfaatkan sebagai buah saja.

Sebagian sumber literatur menyebutkan tanaman durian adalah salah satu jenis buah tropis asli

Indonesia. Sebelumnya durian hanya tanaman liar dan terpencar-pencar di hutan raya "Malesia",

yang sekarang ini meliputi daerah Malaysia, Sumatera dan Kalimantan. Para ahli menafsirkan,

dari daerah asal tersebut durian menyebar hingga ke seluruh Indonesia, kemudian melalui

Muangthai menyebar ke Birma, India dan Pakistan. Adanya penyebaran sampai sejauh itu karena

pola kehidupan masyarakat saat itu tidak menetap. Hingga pada akhirnya para ahli

menyebarluaskan tanaman durian ini kepada masyarakat yang sudah hidup secara menetap.

Tanaman durian di habitat aslinya tumbuh di hutan belantara yang beriklim panas (tropis).

Pengembangan budidaya tanaman durian yang paling baik adalah di daerah dataran rendah

sampai ketinggian 800 meter di atas permukaan laut dan keadaan iklim basah, suhu udara antara

250-320C, kelembaban udara (rH) sekitar 50-80%, dan intensitas cahaya matahari 45-50%.

Klasifikasi ilmiah tanaman durian dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 3: TGS P LILIK

Buah khas daerah tropis ini termasuk ordo Malvaceae, family Bombacaceae, dan genus

Durio. Prof. Dr. A.J.G.H. Kostermans mencatat ada 27 spesies durian. Sejumlah 19 spesies

ditemukan di Kalimantan, 11 di Semenanjung Malaka, 7 di Sumatera dan 1 di Myanmar. Dari

sekian banyak spesies itu, yang bisa dimakan hanya tujuh. Spesies lain tidak bisa dikonsumsi

karena berbagai sebab; misalnya: rasa tidak enak, buah terlalu kecil, atau daging buah tidak ada.

Tujuh spesies durian yang bisa dimakan itu terdiri dari: Durio zibethinus (durian), Durio

kutejensis (lai), Durio oxleyanus (kerantongan), Durio dulcis (lahong), Durio graveolens

(labelak), Durio grandiflorus (durian monyet), serta Durio testudinarium (durian kura-kura). Dari

ketujuh spesies itu hanya Durio zibethinus yang paling banyak dibudidayakan karena buahnya

enak. Di Indonesia, ada 21 kultivar durian unggul yang dirilis oleh Dinas Pertanian, yaitu: petruk,

sukun, sitokong, kani, otong, simas, sunan, sihijau, sijapang, siriwig, bokor, perwira, sidodol,

bantal mas, hepe, matahari, aspar, sawah mas, raja mabah, kalapet, dan lai mansau.

Buah durian berbentuk bulat, bulat panjang, atau variasi dari kedua bentuk itu. Buah yang

sudah matang panjangnya sekitar 30-45 cm dengan lebar 20-25 cm, beratnya sebagian besar

berkisar antara 1,5-2,5 kg. Setiap buah berisi 5 juring yang didalamnya terletak 1-5 biji yang

diselimuti daging buah berwarna putih, krem, kuning, atau kuning tua. Besar kecilnya ukuran

biji, rasa, tekstur dan ketebalan daging buah tergantung varietas.

Daging buah strukturnya tipis sampai tebal, berwarna putih, kuning atau kemerah-

merahan atau juga merah tembaga. Buah durian berwarna hijau sampai kecoklatan, tertutup oleh

duri-duri yang berbentuk piramid lebar, tajam dan panjang 1 cm. Tiap pohon durian dapat

menghasilkan buah antara 80-100 butir, bahkan hingga 200 buah, terutama pada pohon durian

berumur tua.

2. PERTIMBANGAN MENGAPA MENGGUNAKAN BENIH DURIAN YANG

TERSERTIFIKASI

Dalam rangka meningkatkan produksi dan mutu buah perlu dilakukan penataan sistem

produksi benih dan teknologi budidaya yang baik agar produksi yang dihasilkan dapat bersaing di

pasar domestik maupun internasional. Penggunaan benih bersertifikat merupakan kunci utama

untuk menghasilkan produk hortikultura berkualitas. Oleh karena itu ketersediaan benih

bersertifikat sesuai prinsip 7 tepat (jenis, varietas, waktu, lokasi, jumlah dan harga yang

terjangkau) harus terpenuhi. Berbagai lembaga terkait harus bersinergi mulai dari lembaga

penelitian dan pengembangan, produksi dan penggandaan benih, sertifikasi dan pengawasan

Page 4: TGS P LILIK

peredaran, serta dukungan aspek lainnya yang meliputi sarana prasarana selama proses produksi

sampai pengelolaan benih sehingga benih siap edar di pasaran.

Arah pengembangan perbenihan hortikultura adalah menuju swasembada benih dalam

negeri melalui upaya-upaya penguatan ketersediaannya dari dalam negeri sekaligus mengurangi

ketergantungan terhadap benih impor. Untuk dapat memproduksi benih bersertifikat tentunya

harus dikelola oleh SDM yang profesional, sarana dan prasarana yang memadai serta manajemen

teknologi benih yang benar dengan dilengkapi fasilitas bimbingan akses modal dan akses pasar,

sehingga sistem dapat berjalan sesuai dengan harapan dengan memanfaatkan semaksimal

mungkin sumberdaya domestik untuk meningkatkan daya saing benih di pasar domestik dan

global.

3. PEMILIHAN SPESIES / GENETIC SELECTION

Durian sangat beraneka ragam. Sebagaimana disebut di muka, beberapa spesies selain

durian benar (D. zibethinus) juga dianggap sebagai durian. Di Indonesia tercatat ada 20 spesies

anggota Durio (dari hampir 30-an jenis), sembilan di antaranya dapat dimakan. Durian yang

benar pun memiliki banyak variasi. Lembaga penelitian di Indonesia, Malaysia, dan Thailand

telah merilis berbagai kultivar durian unggul. Selain itu terdapat pula ras-ras lokal yang dikenal

baik namun belum mengalami tahap seleksi untuk meningkatkan kualitasnya.

Terdapat lebih dari 55 varietas/jenis durian budidaya. Hingga 2005 terdapat 38 kultivar

unggul yang telah diseleksi dan diperbanyak secara vegetatif. Beberapa di antaranya:

'Gapu ', dari Puncu, Kediri,

Jawa Timur

'Hepe', bijinya kempes

dengan daging tebal

'Kelud', dari Puncu, Kediri,

Jawa Timur

'Ligit', dari Kutai

'Mawar', dari Long Kutai

'Ripto', dari Trenggalek

'Salisun', dari Nunukan

'Selat', dari Jaluko, Muaro

'Bentara', dari Kerkap, Bengkulu Utara

'Bido Wonosalam', dari Jombang, Jawa Timur

'Perwira', dari Simapeul, Majalengka

'Petruk', dari Randusari, Jepara, Jawa Tengah

'Soya', dari Ambon, Maluku

'Sukun', bijinya kempes dengan daging tebal

'Sunan', dari Boyolali

'Kani' ("chanee", durian bangkok)

'Otong', (alihnama dari durian "monthong", durian

bangkok, di Malaysia disebut klon D159)

Page 5: TGS P LILIK

Jambi

'Sememang', dari

Banjarnegara

'Tong Medaye', dari

Lombok, NTB

Selain itu terdapat pula beberapa ras lokal durian yang belum diseleksi, sehingga masih

bervariasi dan keunggulannya belum terjamin. Biasanya dinamakan sesuai lokasi geografi.

Beberapa di antaranya adalah :

Durian parung

Durian lampung

Durian jepara

Durian palembang

Durian padang

Sedangkan untuk kultivar unggul dari luar negri salah satunya yaitu dari Malaysia, kultivar

durian unggul hasil seleksi diberi kode nomor dengan huruf D di depannya. Beberapa di

antaranya adalah

'D24'

'D99'

'D123'

'D145'

'D158'

'D159' (klon sama dengan varietas 'Montong').

'D169'

Untuk mendapatkan hasil produksi yang maksimal dengan nilai ekonomis yang tinggi,

penggunaan bibit unggul mutlak diperlukan. Bibit unggul adalah tanaman muda yang memiliki

sifat unggul yaitu mampu menunjukkan sifat asli induknya dan mempunyai nilai ekonomi yang

tinggi, serta tidak mengandung hama dan penyakit. Pada tanaman buah sifat unggul ini terutama

nilai dari kualitas buahnya. Bila semakin banyak sifat yang disukai konsumen terkumpul dalam

satu buah, maka semakin tinggi pula nilai ekonomi buah tersebut. Untuk itu dapat diambil contoh

cara menilai buah durian berdasarkan criteria penampilan buah durian unggul.

Page 6: TGS P LILIK

a. Kelompok sifat utama

1. Rasa daging buah : manis berlemak, diutamakan dengan rasa khas

2. Ketebalan daging : tebal

3. Ukuran biji : kecil atau sekurang-kurangnya kemps

4. Warna daging : kuning sampai jingga

5. Kadar air daging : sedikit(kering)

6. Tekstur daging : halus, sedikit berserat

7. Ukuran buah : besar

8. Aroma : kuat

9. Kulit buah : tipis dan mudah dibuka bila buah sudah masak

10. Jumlah juring : 5-6 juring sempurna

b. Kelompok sifat menunjang

1. Struktur pohon kokoh, percabangan merata / simetris dengan tajuk bulat.

2. produksi buah tinggi dan stabil setiap tahun, diutamakan yang panen buahnya pada awal

atau akhir musim.

3. Tahan terhadap hama penggerek dan beberapa jenis cendawan.

4. Mudah diperbanyak secara vegetatif.

5. Pertumbuhan cepat dan responsive terhadap kultur teknis budidaya (pemupukan,

pengairan).

Apabila minimal terpenuhi 70% sifat unggul dari daftar di atas maka buah atau bibit durian

tersebut tergolong jenis unggul.sebaliknya, bila tidak memenuhi 70% persyaratan di atas, maka

buah durian tergolong buah yang biasa saja.

4. PEMILIHAN / PRODUKSI BENIH BEBAS PENYAKIT

Penggunaan benih yang baik, bersih, dan sehat dapat mengurangi jumlah pemakaian

benih dan tanam ulang serta memiliki daya kecambah dan tumbuh yang tinggi sehingga

pertanaman menjadi seragam. Pertumbuhan awal yang kuat dapat mengurangi masalah gulma

dan meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan hama/penyakit. Kombinasi faktor ini

dapat memberikan tambahan hasil panen antar 5-20%. Adapun ciri benih bermutu antara lain

benih murni dari suatu varietas, berukuran penuh dan seragam, daya kecambah di atas 80%

dengan bibit yang tumbuh kekar, bebas dari biji gulma, penyakit, hama, atau bahan lain. Benih

Page 7: TGS P LILIK

seyogianya diberi label secara tepat. Untuk memperoleh benih bermutu, dapat diusahakan dengan

membeli benih bersertifikat yang murni dan berlabel, atau benih bermutu yang diproduksi petani,

atau dapat kita pilih dan seleksi sendiri dari pertanaman yang kita budidayakan.

5. METODE PERBANYAKAN BENIH DURIAN

Metode perbanyakan benih durian dapat dilakukan melalui cara generatif (dengan biji)

atau vegetatif (okulasi, penyusuan atau cangkokan).

a. Pengadaan benih dengan cara generatif

Memilih biji-biji yang tulen/murni dilakukan dengan mencuci biji-biji dahulu agar daging

buah yang menempel terlepas. Biji yang dipilih dikeringkan pada tempat terbuka, tidak

terkena sinar matahari langsung. Penyimpanan diusahakan agar tidak berkecambah/rusak

dan merosot daya tumbuhnya. Proses pemasakan biji dilakukan dengan baik (dengan cara

diistirahatkan beberapa saat), dalam kurun waktu 2-3 minggu sesudah diambil dari

buahnya. Setelah itu biji ditanam.

b. Pengadaan bibit dengan cara okulasi

Persyaratan biji durian yang akan diokulasi berasal dari biji yang sehat dan tua, dari

tanaman induk yang sehat dan subur, sistem perakaran bagus dan produktif. Biji yang

ditumbuhkan, dipilih yang pertumbuhannya sempurna.

Setelah umur 8-10 bulan, dapat diokulasi, dengan cara:

1. Kulit batang bawah disayat, tepat di atas matanya (± 1 cm). Dipilih mata tunas

yang berjarak 20 cm dari permukaan tanah.

2. Sayatan dibuat melintang, kulit dikupas ke bawah sepanjang 2-3 cm sehingga

mirip lidah.

3. Kulit yang mirip lidah dipotong menjadi 2/3-nya.

4. Sisipan “mata” yang diambil dari pohon induk untuk batang atas (disayat dibentuk

perisai) diantara kulit. Setelah selesai dilakukan okulasi, 2 minggu kemudian di

periksa apakah perisai mata tunas berwarna hijau atau tidak. Bila berwarna hijau,

berarti okulasi berhasil, jika coklat, berarti okulasi gagal.

c. Penyusuan

1. Model tusuk/susuk

Page 8: TGS P LILIK

Tanaman calon batang atas dibelah setengah bagian menuju kearah pucuk.

Panjang belahan antara 1-1,5 cm diukur dari pucuk. Tanaman calon batang

bawah sebaiknya memiliki diameter sama dengan batang atasnya. Tajuk

calon batang bawah dipotong dan dibuang, kemudian disayat sampai

runcing. Bagian yang runcing disisipkan kebelahan calon batang atas yang

telah dipersiapkan. Supaya calon batang bawah tidak mudah lepas,

sambungannya harus diikat kuat-kuat dengan tali rafia.

Selama masa penyusuan batang yang disatukan tidak boleh bergeser.

Sehingga, tanaman batang bawah harus disangga atau diikat pada tanaman

induk (batang tanaman yang besar) supaya tidak goyah setelah dilakukan

penyambungan. Susuan tersebut harus disiram agar tetap hidup. Biasanya,

setelah 3-6 bulan tanaman tersebut bisa dipisahkan dari tanaman induknya,

tergantung dari usia batang tanaman yang disusukan. Tanaman muda yang

kayunya belum keras sudah bisa dipisahkan setelah 3 bulan.

Penyambungan model tusuk atau susuk ini dapat lebih berhasil kalau

diterapkan pada batang tanaman yang masih muda atau belum berkayu

keras.

2. Model sayatan

Pilih calon batang bawah (bibit) dan calon batang atas dari pohon induk

yang sudah berbuah dan besarnya sama.

Kedua batang tersebut disayat sedikit sampai bagian kayunya. Sayatan

pada kedua batang tersebut diupayakan agar bentuk dan besarnya sama.

Setelah kedua batang tersebut disayat, kemudian kedua batang itu ditempel

tepat pada sayatannya dan diikat sehingga keduanya akan tumbuh

bersama-sama.

Setelah 2-3 minggu, sambungan tadi dapat dilihat hasilnya kalau batang

atas dan batang bawah ternyata bisa tumbuh bersama-sama berarti

penyusuan tersebut berhasil.

Kalau sambungan berhasil, pucuk batang bawah dipotong/dibuang, pucuk

batang atas dibiarkan tumbuh subur. Kalau pertumbuhan pucuk batang atas

sudah sempurna, pangkal batang atas juga dipotong.

Maka akan terjadi bibit durian yang batang bawahnya adalah tanaman biji,

sedangkan batang atas dari ranting/cabang pohon durian dewasa.

Page 9: TGS P LILIK

d. Cangkokan

Batang durian yang dicangkok harus dipilih dari cabang tanaman yang sehat, subur,

cukup usia, pernah berbuah, memiliki susunan percabangan yang rimbun, besar cabang

tidak lebih besar daripada ibu jari (diameter=2–2,5 cm), kulit masih hijau kecoklatan.

Waktu mencangkok adalah awal musim hujan sehingga terhindar dari kekeringan, atau

pada musim kering, tetapi harus disiram secara rutin (2 kali sehari), pagi dan sore hari.

Adapun tata cara mencangkok adalah sebagai berikut:

1. Pilih cabang durian sebesar ibu jari dan yang warna kulitnya masih hijau

kecoklatan.

2. Sayap kulit cabang tersebut mengelilingi cabang sehingga kulitnya terlepas.

3. Bersihkan lendir dengan cara dikerok kemudian biarkan kering angin sampai dua

hari.

4. Bagian bekas sayatan dibungkus dengan media cangkok (tanah, serabut gambut,

mos). Jika menggunakan tanah tambahkan pupuk kandang/kompos perbandingan

1:1. Media cangkok dibungkus dengan plastik/sabut kelapa/bahan lain, kedua

ujungnya diikat agar media tidak jatuh.

Sekitar 2-5 bulan, akar cangkokan akan keluar menembus pembungkus cangkokan. Jika akar

sudah cukup banyak, cangkokan bisa dipotong dan ditanam di keranjang persemaian berisi media

tanah yang subur.

6. INDIKATOR-INDIKATOR PRAKTIS UNTUK MEMASTIKAN BENIH DURIAN

BERMUTU

Untuk memastikan mutu benih durian, terdapat beberapa hal teknis maupun non-teknis

yang harus diperhatikan petani saat akan membeli benih durian kepada penangkar atau saat di

nursery. Adapun hal-hal teknis mengenai benih / bibit durian yang perlu diperhatikan antara lain :

1. Pada bibit sambungan atau okulasi, bekas sambungannya tampak mulus, tidak

meninggalkan luka yang terbuka.Adanya luka pada sambungan dapat menjadi tempat

masuknya bibit penyakit. Demikian pula pertumbuhan batang sambungan antara batang atas

dan bawah tampak rata, lengkungan yang ditimbulkan bekas tempelan mata tunas okulasi

hanya tampak sedikit. Kulit batang tampak mulus dan bebas dari bercakbercak akibat

serangan cendawan atau bakteri.

Page 10: TGS P LILIK

2. Pertumbuhan daun tanaman dipilih yang kelihatan rimbun, subur dan segar. Pada

daun tidak tampak bercak-bercak, berlubang, atau bentuk cacat lainnya yang menandakan

adanya gejala serangan hama dan penyakit. Untuk melihat apakah bibit bebas dari hama dan

penyakit, tidak dapat dilihat secara sepintas. Namun, untuk lebih pastinya kita perlu tahu

dahulu gejala-gejala serangan penyakit tersebut.

3. Seringkali pembeli tertipu dengan penampilan bibit yang tampak seperti memiliki

batang utama yang lurus dan kokoh karena ditopang dengan ajir (penopang). Sebaiknya

dipastikan dahulu apakah setelah penopangnya dilepas, bibit masih berdiri lurus dan kokoh

atau tidak. Bibit yang pertumbuhannya melengkung biasanya berasal dari mata tunas ranting

yang tumbuh menyamping (terutama di bagian bawah tajuk pohon induk). Entres seperti ini

tidak baik untuk dijadikan batang atas. Sebagai contoh pada tanaman durian jika bibit seperti

ini dipaksakan ditanam, akan dihasilkan tanaman dewasa yang tumbuhnya melengkung dan

memiliki percabangan yang tidak teratur atau hanya tumbuh ke arah samping saja. Jika

penanamannya dipaksakan menggunakan ajir, sampai ketinggian tiga meter mungkin masih

tumbuh lurus, tetapi setelah itu, batang utama biasanya tumbuh menjadi dua dan pertumbuhan

cabangnya menjadi tidak teratur. Kondisi tanaman seperti ini kurang menguntungkan.

Dengan percabangan yang tidak teratur dan sedikit, tempat munculnya buah jadi terbatas

sehingga produksi buahpun tidak banyak.

4. Bibit bersertifikat

Dalam memilih dan membeli bibit, keberadaan sertifikat sangat penting diperhatikan. Apalagi

bagi pembeli yang awam sekali dengan masalah bibit. Pembeli mudah tertipu hanya dengan

melihat penampilan bibit yang sehat, pertumbuhannya baik dan diiming-imingi pedagang

dengan varietas yang baik. Padahal bibit tersebut belum tentu terjamin keasliannya. Meskipun

keberadaan sertifikat tidak dapat menjamin seratus persen keaslian bibit, tetapi paling tidak

dapat mengurangi resiko tertipu. Tujuan dari registrasi dan sertifikasi adalah untuk menjamin

secara hukum (yuridis) kebenaran bibit yang dihasilkan dari pohon induk yang telah

ditentukan sehingga konsumen tidak dirugikan. Dengan kata lain, bibit yang telah diberi label

lebih terjamin secara hukum tentang keaslian varietas dan cara perbanyakannya. Hal ini

dimungkinkan karena bibit yang berlabel diproduksi di bawah pengawasan Balai Pengawasan

dan Sertifikasi Benih (BPSB).

Page 11: TGS P LILIK

Selain faktor teknis yang telah dibahas diatas, perlu juga dipertimbangkan faktor non

teknis yang seringkali kurang diperhatikan sehingga menyebabkan kerugian. Karena faktor ini

pula, konsumen sering tertipu oleh penjual bibit yang tidak bertanggung jawab.

Tampil wajar

Dengan tampil wajar tidak membuka peluang penjual untuk berbohong atau menciptakan

kondisi sehingga memudahkan bagi penjual untuk melakukan penipuan. Misalnya bersikap

terlalu awam dalam masalah bibit tanaman. Sikap seperti ini dapat mengundang penjual untuk

menipu karena menganggap pembeli mudah dibohongi. Tampil sewajarnya dan tidak

kelihatan seperti awam sekali, tetapi tidak pula berlebihan atau sok tahu.

Pembeli disarankan tidak bertanya kepada penjual langsung ke tujuan. Sebagai contoh,

untuk mengetahui ada atau tidaknya suatu varietas tanaman yang akan dibeli (misalnya

varietas A) lebih baik digunakan pertanyaan: "Apakah ini bibit Varietas A atau B?".

Pertanyaan seperti ini tentunya akan dijawab dengan jenis varietas A, B, atau jenis varietas

lainnya. Jika pertanyaan kita meleset biasanya penjual dengan sendirinya akan menjelaskan

bahwa yang dimaksud dengan bibit varietas A adalah yang ini, sedangkan bibit varietas B

adalah yang itu. Lain halnya bila pertanyaan kita, misalnya:"Apakah bibit A ada?" Jawaban

atas pertanyaan seperti ini ada dua kemungkinan. Jika penjualnya jujur maka jawabannya

jujur, apa adanya. Namun, jika penjualnya tidak jujur maka tanpa berpikir panjang akan

menjawab ada, walaupun varietas yang disodorkan mungkin varietas lain.

Merebut hati penjual

Hal ini dapat dilakukan misalnya dengann menjanjikan langganan bila bibit yang dibeli ini

ternyata baik dan sesuai keinginan. Dengan cara seperti ini, penjual akan berusaha melayani

pembeli sebaik mungkin dan menjaga kepercayaan yang diberikan oleh pembeli. Dengan

demikian, akan tercipta hubungan yang positif, terbuka dan penjual akan berusaha untuk tidak

mengecewakan pembelinya.

Mencoba dalam skala kecil dahulu

Untuk membeli partai besar sebaiknya membeli dalam jumlah sedikit dahulu. Jika bibit yang

dibeli terbukti baik maka pembelian dapat dilanjutkan dalam partai besar. Untuk keperluan

seperti ini, tentunya diperlukan waktu waktu ekstra untuk pengujian. Namun, untuk

Page 12: TGS P LILIK

mendapatkan hasil yang baik, tentunya tidak ada salahnya kalau mengorbankan sedikit waktu.

Lagi pula pengujian yang dimaksud di sini dapat bervariasi sesuai dengan kebutuhan. Jika

sudah merasa yakin dengan kualitas bibit maka pengujian dapat dilakukan dengan cepat.

Paling tidak hanya untuk memastikan bahwa bibit tidak mati sesampainya di tempat

penanaman. Namun jika kurang yakin dengan bibit tersebut maka pengujian dapat dilakukan

dengan melihat pertumbuhan tanaman setelah tanam atau juka memungkinkan sampai

tanaman berbuah.

Untuk penanaman dalam areal yang luas, selain cara ini dapat pula digunakan system

perjanjian. Perjanjian tersebut bersifat saling mengikat di antara penjual dan pembeli tentang

kualitas dan keaslian bibit tersebut. Dengan demikian, jika di kemudian hari terjadi penipuan

maka pihak pembeli dapat menuntut penjual secara hukum.

Teliti sebelum membeli

Dalam pembelian bibit, ketelitian memang sangat diperlukan karena banyak hal yang harus

dicermati. Mulai dari cara perbanyakan, macam varietas, sampai kualitasnya memerlukan

ketelitian untuk mengamatinya. Jika tidak teliti, kita dapat tertipu membeli bibit yang

berkualitas tidak baik dengan harga yang mahal. Padahal dengan sedikit ketelitian dapat

dengan mudah dibedakan bibit yang baik kualitas dengan bibit yang tidak baik kualitasnya.

7. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

AAK.1997. Bertanam Pohon Buah-buahan II. Kanisius. Yogyakarta

AAK. 1997. Budi daya Durian. Kanisius. Yogyakarta

Anonymous. 2011. http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Durian (diakses pada 27 April

2011)

Rambe, Sri Suryani Maphilindowati. 1998. Pasca Panen Buah Durian. Trubus

Page 13: TGS P LILIK

Redaksi Trubus. 1998. Berkebun Durian Ala Petani Thailand. Penebar Swadaya. Jakarta