Tgs Kelompok Perusahaan Multinasional PT. Unilever Indonesia

34
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajemen strategis adalah proses penetapan tujuan organisasi, pengembangan kebijakan dan perencanaan untuk mencapai sasaran tersebut, serta mengalokasikan sumber daya untuk menerapkan kebijakan dan merencanakan pencapaian tujuan organisasi. Di dalam persaingan industri yang semakin maju ini perusahaan dituntut untuk selalu melakukan perkembangan positif didalam tubuh perusahaan sehingga perusahaan selalu berupaya memperbaiki diri dengan perencanaan strategi yang baik. Untuk itulah PT Unilever Indonesia Tbk sebagai perusahaan multinasional yang memproduksi produk- produk kebutuhan konsumen perlu mengidentifikasi setiap kekuatan dan kelemahannya dan selalu memantau setiap peluang yang mendatangkan keuntungan dan ancaman yang mendatangkan kerugian. Untuk memenuhi tuntutan ini terciptalah analisis SWOT (Strength, Weaknesses, Opportunities, Threats) yang memiliki peran penting dalam menetapkan suatu strategi perusahaan. Analisis SWOT merupakan cara yang sistematis di dalam melakukan analisis terhadap wujud ancaman dan 1

Transcript of Tgs Kelompok Perusahaan Multinasional PT. Unilever Indonesia

Page 1: Tgs Kelompok Perusahaan Multinasional PT. Unilever Indonesia

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Manajemen strategis adalah proses penetapan tujuan organisasi,

pengembangan kebijakan dan perencanaan untuk mencapai sasaran tersebut,

serta mengalokasikan sumber daya untuk menerapkan kebijakan dan

merencanakan pencapaian tujuan organisasi.

Di dalam persaingan industri yang semakin maju ini perusahaan

dituntut untuk selalu melakukan perkembangan positif didalam tubuh

perusahaan sehingga perusahaan selalu berupaya memperbaiki diri dengan

perencanaan strategi yang baik. Untuk itulah PT Unilever Indonesia Tbk

sebagai perusahaan multinasional yang memproduksi produk-produk

kebutuhan konsumen perlu mengidentifikasi setiap kekuatan dan

kelemahannya dan selalu memantau setiap peluang yang mendatangkan

keuntungan dan ancaman yang mendatangkan kerugian. Untuk memenuhi

tuntutan ini terciptalah analisis SWOT (Strength, Weaknesses, Opportunities,

Threats) yang memiliki peran penting dalam menetapkan suatu strategi

perusahaan.

Analisis SWOT merupakan cara yang sistematis di dalam melakukan

analisis terhadap wujud ancaman dan kesempatan agar dapat membedakan

keadaan lingkungan yang akan dating sehingga dapat ditemukan masalah

yang ada. Dari analisis SWOT, perusahaan dapat menentukan strategi efektif

yang sejauh mungkin memanfaatkan kesempatan yang berlandaskan pada

kekuatan yang dimiliki perusahaan, mengtasi ancaman yang dating dari luar,

serta mengatasi kelemahan yang ada.

Berkembangnya Perusahaan Multi Nasional disuatu Negara

sangatlah berpengaruh terhadap Ekonomi Negara itu sendiri dimana

pengangguran akan berkurang sehingga pendapatan Negara itu sendiri

1

Page 2: Tgs Kelompok Perusahaan Multinasional PT. Unilever Indonesia

otomatis akan bertambah. Dalam rangka membantu perubahan terhadap

Negara khususnya Indonesia perkembangan perusahaan multi Nasional

merupakan prioritas utama dalam pembangunan Negara. Maka pembangunan

ini memerlukan konsep yang sangat bagus agar tuuan-tujuan tercapai semua.

Dengan demikian unsur pemerintahan merupakan hal yang penting

sebelum mengarah kepada perusahaan itu sendiri

B.    Rumusan Masalah

1. Apa defenisi, fungsi dan manfaat manajemen strategik di perusahaan ?

2. Apa peran analisis SWOT khususnya Strong dan Weakness di PT.

Unilever Tbk ?

3. Bagaimana pengaruh Perusahaan Multi Nasional Terhadap Suatu

Negara?

C.    Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui defenisi, fungsi dan manfaat manajemen strategik

2. Untuk mengetahui peran analisis SWOT khususnya Strong dan

Weakness di PT. Unilever Tbk

3. Untuk mengetahui pengaruh perusahaan Multi Nasional terhadap suatu

Negara.

D. METODE PENULISAN

Metode penulisan yang digunakan oleh penulis dalam penulisan Makalah ini

adalah metode kepustakaan dengan browsing internet dan sumber lain untuk

mendapatkan data untuk pembuatan makalah ini.

2

Page 3: Tgs Kelompok Perusahaan Multinasional PT. Unilever Indonesia

BAB II

MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PERUSAHAAN MULTINASIONAL

A. PENGERTIAN MANAJEMEN STRATEGIK

Menurut Michael A. Hitt & R. Duane Ireland & Robert E. Hoslisson

(2006,XV) Manajemen strategis adalah proses untuk membantu organisasi dalam

mengidentifikasi apa yang ingin mereka capai, dan bagaimana seharusnya

mereka mencapai hasil yang bernilai. Besarnya peranan manajemen strategis

semakin banyak diakui pada masa-masa ini dibanding masa-masa sebelumnya.

Dalam perekonomian global yang memungkinkan pergerakan barang dan jasa

secara bebas diantara berbagai negara, perusahaan-perusahaan terus ditantang

untuk semakin kompetitif. Banyak dari perusahaan yang telah meningkatkan

tingkat kompetisinya ini menawarkan produk kepada konsumen dengan nilai yang

lebih tinggi, dan hal ini sering menghasilkan laba diatas rata-rata.

Strategik selalu “memberikan sebuah keuntungan”, sehingga apabila

proses manajemen yang dilakukan oleh organisasi gagal menciptakan

keuntungan bagi organisasi tersebut maka dapat dikatakan proses manajemen

tersebut bukan manajemen strategik.

Tujuan Sebuah Perusahaan Menerapkan Sistem Manajemen Strategi

sebagai berikut:

a. Memberikan Arah Pencapaian Tujuan Organisasi / Perusahaan Dalam hal ini,

manajer strategi harus mampu menunjukan kepada semua pihak kemana

arah tujuan organisasi / perusahaan. Karena, arah yang jelas akan dapat

dijadikan landasan untuk pengendalian dan mengevaluasi keberhasilan.

b. Membantu Memikirkan Kepentingan Berbagai Pihak Organisasi/ perusahaan

harus mempertemukan kebutuhan berbagai pihak, pemasok, karyawan,

pemegang saham, pihak perbankan, dan masyarakat luas lainnya yang terkait

dengan perusahaan atau disebut dengan istilah Stakeholder Benefits,

memegang peranan terhadap sukses atau gagalnya perusahaan.

3

Page 4: Tgs Kelompok Perusahaan Multinasional PT. Unilever Indonesia

c. Dapat Mengantisipasi Setiap Perubahan Kembali Secara Merata Manajemen

strategi memungkinkan eksekutif puncak untuk mengantisipasi perubahan

dan menyiapkan pedoman dan pengendalian, sehingga dapat memperluas

kerangka waktu/ berpikir mereka secara prespektif dan memahami konstribusi

yang baik untuk hari ini dan hari esok.

d. Berhubungan dengan Efisiensi dan Efektifitas Tanggung jawab seorang

manajer bukan hanya mengkonsentrasikan terhadap kemampuan atas

kepentingan efisiensi, akan tetapi hendaknya juga mempunyai perhatian yang

serius agar bekerja keras melakukan sesuatu secara lebih baik dan efektif.

B. PERAN MANAJEMEN STRATEGI

Untuk meraih segala cita-cita atau tujuan yang diinginkan oleh suatu

organisasi atau perusahaan maka penerapan manajemen stratejik justru sangat

dibutuhkan guna apa yang diinginkan bersama dapat kit capai dengan sebaik

mungkin. Peran manajemen stratejik ketika diimplementasikan dalam suatu

organisasi maka setiap unit atau bagian yang ada dalam organisasi tersebut

dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebaik mungkin. Apalagi

melihat perkembangan zaman sekarang ini, dimana setiap organisasi perusahaan

telah melakukan ekspansi pasar guna mendapatkan keuntungan yang banyak.

Semuanya itu perlu langkah strategis dan taktik yang tepat sehingga proses atau

langkah yang diambil oleh pimpinan dapat dijalankan seefektif dan seefisen

mungkin.

C. MANFAAT MANAJEMEN STRATEGI

Dengan menggunakan manajemen strategik sebagai suatu kerangka

kerja (frame work) untuk menyelesaikan setiap masalah strategis di dalam

organisasi terutama berkaitan dengan persaingan, maka peran manajer diajak

untuk berpikir lebih kreatif atau berpikir secara strategik. Pemecahan masalah

dengan menghasilkan dan Mempertimbangkan lebih banyak alternatif yang

dibangun dari suatu analisa yang lebih teliti akan lebih menjanjikan suatu hasil

yang menguntungkan.. Ada bebarapa manfaat yang diperoleh organisasi jika

mereka menerapkan manajemen strategik, yaitu:

1. Memberikan arah jangka panjang yang akan dituju.

2. Membantu organisasi beradaptasi pada perubahan-perubahan yang terjadi.

4

Page 5: Tgs Kelompok Perusahaan Multinasional PT. Unilever Indonesia

3. Membuat suatu organisasi menjadi lebih efektif

4. Mengidentifikasikan keunggulan komparatif suatu organisasi dalam

lingkungan yang semakin beresiko.

5. Aktifitas pembuatan strategi akan mempertinggi kemampuan perusahaan

untuk mencegah munculnya masalah di masa datang.

6. Keterlibatan anggota organisasi dalam pembuatan strategi akan lebih

memotivasi mereka pada tahap pelaksanaannya.

D.   PENGERTIAN PERUSAHAAN MULTINASIONAL 

         Di beberapa dekade akhir abad ke-20, transformasi pesat dunia industry

mengambil bentuknya yang baru. Kemajuan mencolok ilmu dan teknologi,

sebagai mesin penggerak suatu masyarakat, dunia mendapatkan pengaruhnya

dari berbagai sudut. Perekonomian adalah salah satu bidang yang mengalami

berbagai perubahan mencolok di masa-masa tersebut. Yang pasti, munculnya

berbagai perusahaan multinasional, hingga batas tertentu, membuka peluang bagi

globalisasi ekonomi.

Pengalaman pertumbuhan ekonomi pada abad kesembilan belas di

Negara-negara maju banyak bersumber dari dari pergerakan modal internasional

yang cukup deras pada waktu itu. Mobiltas faktor-faktor produksi yang terjadi

antar Negara mencapai titik puncaknya dengan hadirnya perusahaan-

perusahaan  multinasional. Mungkin perkembangan yang terpenting dalam

hubungan-hubungan ekonomi internasional selama dua dasawarsa terakhir ini

adalah lonjakan mengagumkan kekuatan dan pengaruh perusahaan-perusahaan

raksasa  multinasional. Merekalah penyalur utama aneka factor produksi, mulai

dari modal, tenaga kerja dan teknologi produksi, semuanya dalam skala besar-

besaran, dari satu Negara ke Negara lainnya.

Dalam operasinya ke berbagai Negara-negara dunia ketiga, mereka

menjalankan berbagai macam operasi bisnis yang inovatif dan kompleks sehingga

tidak bias lagi kita pahami hanya dengan perangkat teori-teori perdagangan yang

sederhana, apalagi mengenai distribusi keuntungannya. Perusahaan-perusahaan

raksasa, seperti IBM, Ford, Exxon, Philips, Hitachi, British Petroleum, Renault,

Volkswagen, dan Coca-Cola, telah sedemikan rupa mendunia dalam operasinya

sehingga kalkulasi atas distribusi keuntungan-keuntungan yang dihasilkan oleh

5

Page 6: Tgs Kelompok Perusahaan Multinasional PT. Unilever Indonesia

produksi internasional itu kepada penduduk setempat dan pihak asing menjadi

semakin sulit dilakukan.

Arus sumber-sumber keuangan internasional dapat terwujud dalam dua

bentuk. Yang pertama adalah penanaman modal asing yang dilakukan oleh pihak

swasta (private foreign investment) dan investasi portofolio, terutama berupa

penanaman modal asing “langsung” (PMI). Penanaman modal seperti ini juga

dapat disebut Foreign Direct Investment (FDI). FDI (Foreign Direct Investment)

atau investasi langsung luar negeri adalah salah satu ciri penting dari sistem

ekonomi yang kian mengglobal. Ia bermula saat sebuah perusahaan dari satu

negara menanamkan modalnya dalam jangka panjang ke sebuah perusahaan di

negara lain. Dengan cara ini perusahaan yang ada di negara asal (biasa disebut

‘home country‘) bisa mengendalikan perusahaan yang ada di negara tujuan

investasi (biasa disebut ‘host country‘) baik sebagian atau seluruhnya. Caranya

dengan si penanam modal membeli perusahaan di luar negeri yang sudah ada

atau menyediakan modal untuk membangun perusahaan baru di sana atau

membeli sahamnya sekurangnya 10%.

Biasanya, FDI terkait dengan investasi aset-aset produktif, misalnya

pembelian atau konstruksi sebuah pabrik, pembelian tanah, peralatan atau

bangunan; atau konstruksi peralatan atau bangunan yang baru yang dilakukan

oleh perusahaan asing. Penanaman kembali modal (reinvestment) dari

pendapatan perusahaan dan penyediaan pinjaman jangka pendek dan panjang

antara perusahaan induk dan perusahaan anak atau afiliasinya juga dikategorikan

sebagai investasi langsung. Kini mulai muncul corak-corak baru dalam FDI seperti

pemberian lisensi atas penggunaan teknologi tinggi. Sebagian besar FDI ini

merupakan kepemilikan penuh atau hampir penuh dari sebuah perusahaan.

Termasuk juga perusahaan-perusahaan yang dimiliki bersama (joint ventures)

dan aliansi strategis dengan perusahaan-perusahaan lokal. Joint ventures yang

melibatkan tiga pihak atau lebih biasanya disebut sindikasi (atau ‘syndicates‘) dan

biasanya dibentuk untuk proyek tertentu seperti konstruksi skala luas atau proyek

pekerjaan umum yang melibatkan dan membutuhkan berbagai jenis keahlian dan

sumberdaya.

E.   FDI dan Liberalisasi di Indonesia

6

Page 7: Tgs Kelompok Perusahaan Multinasional PT. Unilever Indonesia

 UU Penanaman Modal Asing (UU No. 1/1967) dikeluarkan untuk menarik

investasi asing guna membangun ekonomi nasional. Di Indonesia adalah

wewenang Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) untuk memberikan

persetujuan dan ijin atas investasi langsung luar negeri. Dalam dekade terakhir ini

pemodal asing enggan menanamkan modalnya di Indonesia karena tidak

stabilnya kondisi ekonomi dan politik. Kini muncul tanda-tanda bahwa situasi ini

berubah: ada sekitar 70% kenaikan FDI di paruh pertama tahun 2005, bersamaan

dengan tumbuhnya ekonomi sebesar 5-6% sejak akhir 2004. Pada awal 2005,

Inggris, Jepang, Cina, Hong Kong, Singapura, Australia, dan Malaysia adalah

sumber-sumber FDI yang dianggap penting. Menurut data statistik UNCTAD,

jumlah total arus masuk FDI di Indonesia adalah US$1.023 milyar pada tahun

2004 (data terakhir yang tersedia); sebelumnya US$0.145 milyar pada tahun

2002, $4.678 milyar pada tahun 1997 dan $6.194 milyar pada tahun 1996 [tahun

puncak].

Pertumbuhan penanaman modal swasta asing secara langsung (foreign

direct investment)-yakni, yang dana-dana investasinya langsung digunakan untuk

menjalankan kegiatan bisnis atau mengadakan alat-alat atau fasilitas produksi

seperti memberi lahan, membuka pabrik-pabrik, mendatangkan mesin-mesin,

membeli bahan baku, dan sebagainya di Negara-negara dunia ketiga seperti di

Indonesia ini, telah berlangsung secara sangat cepat selama sekian dasawarsa

terakhir ini. Apabila pada tahun 1962 nilai totalnya baru mencapai sekitar US$ 2,4

miliar, maka di tahun 1980 jumlahnya telah melonjak menjadi sekitar US$ 11

miliar, kemudian naik lagi hingga US$ 35 miliar di tahun 1990, serta berpuncak

sebesar lebih dari US$ 120 ,miliar di tahun 1997. dari keuntungan yang

sedemikian besar diperoleh ini, hanya sekitar 60 persen dari total dana investasi

asing tersebut yang mengalir ke Negara-negara di Asia.

Perusahaan-perusahaan multinasional yang ingin menyedot sumber daya

alam menguasai pasar (baik yang sudah ada dan menguntungkan maupun yang

baru muncul) dan menekan biaya produksi dengan mempekerjakan buruh murah

di negara berkembang, biasanya adalah para penanam modal asing ini. Contoh

‘klasik’ FDI semacam ini misalnya adalah perusahaan-perusahaan pertambangan

Kanada yang membuka tambang di Indonesia atau perusahaan minyak sawit

Malaysia yang mengambil alih perkebunan-perkebunan sawit di Indonesia. Cargill,

Exxon, BP, Heidelberg Cement, Newmont, Rio Tinto dan Freeport McMoRan, dan

7

Page 8: Tgs Kelompok Perusahaan Multinasional PT. Unilever Indonesia

INCO semuanya memiliki investasi langsung di Indonesia. Namun demikian,

kebanyakan FDI di Indonesia ada di sektor manufaktur di Jawa, bukan sumber

daya alam di daerah-daerah.

Salah satu aspek penting dari FDI adalah bahwa pemodal bisa

mengontrol atau setidaknya punya pengaruh penting manajemen dan produksi

dari perusahaan di luar negeri. Hal ini berbeda dari portofolio atau investasi tak

langsung, dimana pemodal asing membeli saham perusahaan lokal tetapi tidak

mengendalikannya secara langsung. Biasanya juga FDI adalah komitmen jangka-

panjang. Itu sebabnya ia dianggap lebih bernilai bagi sebuah negara

dibandingkan investasi jenis lain yang bisa ditarik begitu saja ketika ada muncul

tanda adanya persoalan.

Undang-Undang penanaman Modal Pertama dikeluarkan pada waktu

masa pemerintahan orde baru yang dipimpin oleh Presiden Soeharto, yaitu

Undang-Undang No.1 tahun 1967, dikatakan dengan jelas bahwa beberapa jenis

bidang usaha sepenuhnya tertutup bagi perusahaan asing, yaitu pelabuhan,

pembangkitan dan transmisi listrik, telekomunikasi, pendidikan, penerbangan, air

minum, perkereta-apian (KA), tenaga nuklir, dan media massa. Kesemua bidang

ini dibatasi adanya campur tangan oleh pihak asing karena bidang-bidang ini

dapat dikategorikan sebagai usaha yang bernilai strategis bagi Negara dan

kehidupan sehari-hari rakyat banyak yang seharusnya tidak boleh dipengaruhi

oleh pihak asing (terdapat di pasal 6 ayat 1).

Setahun kemudian dibuatlah Undang-Undang yang mengatur tentang

penanaman modal dalam negeri (UU No.6 tahun 1968), yang didalamnya (Pasal 3

ayat 1), menyatakan sebagai berikut : “Perusahaan Nasional adalah perusahaan

yang sekurang-kurangnya 51 % daripada modal dalam negeri yang ditanam di

dalmnya dimiliki oleh Negara dan / atau swasta nasional”. Dengan kata lain,

berdasarkan Undang-Undang ini, pemodal asing hanya boleh memiliki modal

maksimal,  sebanyak-sebanyaknya 49% dalam sebuah perusahaan. Namun

kemudian, pemerintah Indonesia menerbitkan peraturan pemerintah yang

menjamin investor asing bisa memiliki hingga 95% saham perusahaan yang

bergerak dalam bidang “… pelabuhan; produksi dan transmisi serta distribusi

tenaga listrik umum; telekomunikasi; penerbangan, pelayaran, KA; air minum,

pembangkit tenaga nuklir; dan media massa” (PP No. 20/1994 Pasal 2 ayat 1 dan

Pasal 5 ayat 1).

8

Page 9: Tgs Kelompok Perusahaan Multinasional PT. Unilever Indonesia

Penanaman Modal Swasta Asing Secara Langsung (FDI), 1970-1997

Penanaman FDI Penerima Utama FDI, 1997

Tahun Total FDI netto

(dalam US$ miliar)

Negara Penerima FDI yang diterima

(persentase total)

31

13

7

5

4

3

3

3

2

29

1970

1980

1990

1991

1992

1993

1994

1995

1996

1997

3,1

10,9

23,7

35,1

42,5

53,2

78,1

96,3

118,9

119,4

Cina

Brasil

Meksiko

Indonesia

Polandia

Malaysia

Argentina

India

Venezuela Negara

berkembang lainnya

Selanjutnya dibawah kepemimpinan Presiden Susilo Bambang

Yudhoyono, pemerintah Indonesia mengadakan International Infrastructure

Summit pada tanggal 17 Januari 2005 dan BUMN summit pada tanggal 25-26

Januari 2005. Infrastructure summit menghasilkan keputusan eksplisit bahwa

seluruh proyek infrastruktur dibuka bagi investor asing untuk mendapatkan

keuntungan, tanpa perkecualian. Pembatasan hanya akan tercipta dari kompetisi

antarperusahaan. Pemerintah juga menyatakan dengan jelas bahwa tidak akan

ada perbedaan perlakuan terhadap bisnis Indonesia ataupun bisnis asing yang

beroperasi di Indonesia.

 BUMN summit menyatakan jelas bahwa seluruh BUMN akan dijual pada

sektor privat. Dengan kata lain, artinya tak akan ada lagi barang dan jasa yang

disediakan oleh pemerintah dengan biaya murah yang disubsidi dari pajak. Di

masa depan seluruh barang dan jasa bagi publik akan menjadi barang dan jasa

yang bersifat komersial yang penyediaannya murni karena motif untuk

mendapatkan laba. Kebijakan-kebijakan ini menunjukkan proses liberalisasi yang

saat ini sedang berlangsung di semua sektor di Indonesia dan menunjukkan

pentingnya FDI bagi pemerintah Indonesia.

9

Page 10: Tgs Kelompok Perusahaan Multinasional PT. Unilever Indonesia

F. Perusahaan-Perusahaan Multinasional

Perusahaan Multinasional telah memainkan peranan yang sangat penting

dalam menjalankan kebijakan dan aturan baik di tingkat national maupun

internasional. Di negara-negara berkembang, hampir setiap aspek dari kehidupan

komunitas telah terkena dampak dari operasi Perusahaan Multinasional.

Perusahaan multinasional atau PMN adalah perusahaan yang berusaha di

banyak negara; perusahaan ini biasanya sangat besar. Perusahaan seperti ini

memiliki kantor-kantor, pabrik atau kantor cabang di banyak negara. Mereka

biasanya memiliki sebuah kantor pusat di mana mereka mengkoordinasi

manajemen global. Perusahaan multinasional yang sangat besar memiliki dana

yang melewati dana banyak negara. Mereka dapat memiliki pengaruh kuat dalam

politik global, karena pengaruh ekonomi mereka yang sangat besar bagai para

politisi, dan juga sumber finansial yang sangat berkecukupan untuk relasi

masyarakat dan melobi politik. Karena jangkauan internasional dan mobilitas

PMN, wilayah dalam negara, dan Negara sendiri, harus berkompetisi agar

perusahaan ini dapat menempatkan fasilitas mereka (dengan begitu juga pajak

pendapatan, lapangan kerja, dan aktivitas ekonomi lainnya) di wilayah tersebut.

Untuk dapat berkompetisi, negara-negara dan distrik politik regional seringkali

menawarkan insentif kepada PMN, seperti potongan pajak, bantuan pemerintah

atau infrastruktur yang lebih baik atau standar pekerja dan lingkungan yang

memadai.

Perusahaan multinasional pada dasarnya adalah sebuah perusahaan

raksasa yang menjalankan, memiliki serta mengendalikan operasi bisnis atau

kegiatan-kegiatan usahanya di lebih dari satu Negara. Perusahaan multinasional

ini umumnya berupa perusahaan yang dikelola oleh lebih dari sebuah negara, dan

oleh karena kekuatan ekonominya yang besar, ia mampu mempengaruhi

kebijakan-kebijakan perekonomian suatu negara dengan sangat luas.

Dari sudut pandang sejarah, model perusahaan seperti ini mulai

bermunculan sejak dekade 50. perusahaan-perusahaan multinasional, terutama di

AS, semakin aktif di beberapa bidang, setelah terpengaruh oleh kondisi

perekonomian di zaman itu. Dengan memanfaatkan sistem transportasi dan

komunikasi internasional yang semakin modern, demikian pula karena adanya

“celah” antara hubungan Eropa dan Jepang, perusahaan-perusahaan ini

10

Page 11: Tgs Kelompok Perusahaan Multinasional PT. Unilever Indonesia

menemukan peluang untuk menjual produk-produk mereka ke luar batas-batas

AS. Tak lama kemudian, perusahaan-perusahaan Eropa mengikuti jejak langkah

mereka ini, sehingga menjadi semakin luaslah keberadaan perusahaan-

perusahaan multinasional ini.

Perusahaan multinasional atau PMN adalah perusahaan yang berusaha

di banyak negara; perusahaan ini biasanya sangat besar. Perusahaan seperti ini

memiliki kantor-kantor, pabrik atau kantor cabang di banyak negara. Mereka

biasanya memiliki sebuah kantor pusat di mana mereka mengkoordinasi

manajemen global. Perusahaan multinasional yang sangat besar memiliki dana

yang melewati dana banyak negara. Mereka dapat memiliki pengaruh kuat dalam

politik global, karena pengaruh ekonomi mereka yang sangat besar bagai para

politisi, dan juga sumber finansial yang sangat berkecukupan untuk relasi

masyarakat dan melobi politik. Karena jangkauan internasional dan mobilitas

PMN, wilayah dalam negara, dan Negara sendiri, harus berkompetisi agar

perusahaan ini dapat menempatkan fasilitas mereka (dengan begitu juga pajak

pendapatan, lapangan kerja, dan aktivitas ekonomi lainnya) di wilayah tersebut.

Untuk dapat berkompetisi, negara-negara dan distrik politik regional seringkali

menawarkan insentif kepada PMN, seperti potongan pajak, bantuan pemerintah

atau infrastruktur yang lebih baik atau standar pekerja dan lingkungan yang

memadai.

Terdapat dua karakteristik pokok dari perusahaan multinasional, yakni

ukuran mereka yang sangat besar dan kenyataan bahwa operasi bisnis mereka

yang tersebar ke seluruh dunia itu cenderung dikelola secara terpusat oleh para

pemimpinnya di kantor pusatnya yang berkedudukan di Negara asal. Ukuran

mereka yang sedemikian besar tentu memberikan kekuatan ekonomi (dan

terkadang juga kekuatan politik) yang sangat besar, sehingga mereka merupakan

kekuatan utama (sekitar 40%) yang menyebabkan berlangsungnya globalisasi

perdagangan duniua secara pesat. Dengan kekuatan yang begitu besar,

merekalah yang sebenarnya seringkali mendominasi aneka komoditi dagang di

Negara-negara berkembang (tembakau, mie, bubur gandum instant, dsb).

Dari gambaran ini, maka bisa dibayangkan betapa dahsyatnya kekuatan

ekonomi (dan terkadang politik) yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaa

multinasional tersebut, apalagi jika dibandingkan dengan pemerintahan di Negara-

11

Page 12: Tgs Kelompok Perusahaan Multinasional PT. Unilever Indonesia

negara berkembang di mana mereka menjalankan bisnisnya. Kekuatan mereka ini

juga ditunjang lagi oleh posisi oligopolitik yang mereka genggam dalam

perekonomian domestic atau bahkan internasional pada sektor atau jenis-jenis

produk yang mereka jalankan.

G. Dampak perusahaan multinasional

Dewasa ini kehadiran perusahaan-perusahaan multinasional di bidang

ekonomi dan politik dunia, terasa sangat mencolok. Perusahaan-perusahaan

multinasional yang “menancapkan kukunya” juga tentu saja memberikan implikasi

kepada, saya sebut sebagai, Negara yang di’ekspansi’nya, baik dampak positif

maupun dampak negatifnya. Dampak positif pertama yang paling sering disebut-

sebut sebagai sumbangan positif penanaman modal asing ini adalah, peranannya

dalam mengisi kekosongan atau kekurangan sumber daya antara tingkat investasi

yang ditargetkan dengan jumlah actual “tabungan domestik” yang dapat

dimobilisasikan. Dampak positif kedua adalah, dengan memungut pajak atas

keuntungan perusahaan multinasional dan ikut serta secara financial dalam

kegiatan-kegiatan mereka di dalam negeri, pemerintah Negara-negara

berkembang berharap bahwa mereka akan dapat turut memobilisasikan sumber-

sumber financial dalam rangka membiayai proyek-proyek pembangunan secara

lebih baik.

Dampak positif ketiga adalah, perusahaan multinasional tersebut tidak

hanya akan menyediakan sumber-sumber financial dan pabrik-pabrik baru saja

kepada Negara-negara miskin yang bertindak sebagai tuan rumah, akan tetapi

mereka juga menyediakan suatu “paket” sumber daya yang dibutuhkan bagi

proses pembangunan secara keseluruhan, termasuk juga pengalaman dan

kecakapan manajerial, kemampuan kewirausahaan, yang pada akhirnya nanti

dapat dimanifestasikan dan diajarkan kepada pengusaha-pengusaha domestic.

Dampak positif keempat adalah, perusahaan multinasional juga berguna

untuk mendidik para manajer local agar mengetahui strategi dalam rangka

membuat relasi dengan bank-bank luar negeri, mencari alternative pasokan

sumber daya, serta memperluas jaringan-jaringan pemasaran sampai ke tingkat

internasional. Dampak positif kelima adalah, perusahaan multinasional akan

membawa pengetahuan dan teknologi yang tentu saja dinilai sangat maju dan

12

Page 13: Tgs Kelompok Perusahaan Multinasional PT. Unilever Indonesia

maju oleh Negara berkembang mengenai proses produksi sekaligus

memperkenalkan mesin-mesin dan peralatan modern kepada Negara-negara dun

ia ketiga.

Selain dampak positif yang telah dikatakan diatas, tentu saja dalam

pelaksanaan kegiatan ekonominya, perusahaan multinasional juga mempunyai

dampak negatif yang terjadi pada Negara tamu. Pada umumnya pasar yang

menjadi sasaran pemasaran perusahaan multinasional ini memang adalah

Negara-negara yang notabenenya adalah Negara-negara yang sedang

berkembang atau Negara-negara dunia ketiga. Hal ini mereka lakukan karena

Negara-negara dunia ketiga ini dinilai belum mempunyai perlindungan yang baik

atau belum mempunyai “kekuatan” yang cukup untuk menolak “kekuatan”

daripada perusahaan-perusahaan raksasa multinasional ini sehingga bukan tidak

mungkin mereka bisa melakukan intervensi terhadap pemerintahan yang

dilangsungkan oleh Negara yang bersangkutan, atau dengan kata lain Negara-

negara ini menghadapi dilema di mana sebagian besar negara terlalu lemah

untuk menerapkan prinsip aturan hukum, dan juga perusahaan-perusahaan

raksasa ini sangat kuat menjalankan kepentingan ekonomi untuk keuntungan

mereka sendiri.

Kemudian kita juga harus menyadari bahwa perusahaan-perusahaan

mutinasional ini tidak tertarik untuk menunjang usaha pembangunan suatu

Negara. Perhatian mereka hanya tertuju kepada upaya maksimalisasi keuntungan

atau tingkat hasil financial atas setiap sen modal yang mereka tanamkan.

Perusahaan-perusahaan multi nasional ini senantiasa mencari peluang ekonomi

yang paling menguntungkan, dan mereka tidak bisa diharapkan untuk memberi

perhatiam kepada soal-soal kemiskinan, ketimpangan pendapatan dan lonjakan

pengangguran. Pada umumnya, perusahaan-perusahaan multinasional hanya

sedikit memperkerjakan tenaga-tenaga setempat. Operasi mereka cenderung

terpusat di sector modern yang mampu menghasilkan keuntungan yang maksimal

yaitu di daerah perkotaan.

Selain tidak bisa diharapkan untuk ikut membantu mengatasi masalah

ketenagakerjaan di Negara tuan rumah, mereka bahkan seringkali memberi

pengaruh negative terhadap tingkat upah rata-rata, karena mereka biasanya

memberikan gaji dan aneka tunjangan kesejahteraan yang jauh lebih tinggi

13

Page 14: Tgs Kelompok Perusahaan Multinasional PT. Unilever Indonesia

ketimbang gaji gaji rata-rata kepada para karyawannya, baik itu yang berasal

dari Negara setempat atau yang didatangkan dari Negara-negara lain. Di atas

telah dikatakan bahwa keuatan mereka juga ditunjang oleh posisi oligopolitik yang

mereka genggam dalam perekonomian domestik atau bahkan internasional pada

sektor atau jenis-jenis produk yang mereka geluti. Hal ini bertolak berlakang dari

keyataan bahwa mereka cenderung beroperasi di pasar-pasar yang dikuasai oleh

beberapa penjual dan pembeli saja. Situasi seperti ini memberi mereka

kemampuan serta kesempatan yang sangat besar untuk secara sepihak

menentukan harga-harga dan laba yang mereka kehendaki, bersekongkol dengan

perusahaan lainnya dalam membagi daerah operasinya serta sekaligus untuk

mencegah atau membatasi masuknya perusahaan-perusahaan baru yang

nantinya dikhawatirkan akan menjadi saingan mereka.

Hal-hal tersebut mereka upayakan dengan menggunakan kekuatan yang

mereka miliki dalam penguasaan teknologi-teknologi baru yang paling canggih

dan efisien, keahlian-keahlian khusus, diferensiasi produk, serta berbagai

kegiatan periklanan secara gencar dan besar-besaran untuk mempengaruhi,

kalau perlu mengubah, selera dan minat konsumen. Kemudian walaupun

dampak-dampak awal (berjangka awal) dari penanaman modal perusahaan

multinasional memang dapat memperbaiki posisi devisa Negara yang menerima

mereka (Negara tuan rumah), tetapi dalam jangka panjang dampak-dampaknya

justru negatif, yakni dapat mengurangi penghasilan devisa itu, baik dari sisi

neraca transaksi berjalan maupun neraca modal. Neraca transaksi berjalan

bisa memburuk karena adanya impor besar-besaran atas barang-barang

setengah jadi dan barang modal oleh perusahaan multinasional itu, dan hal

tersebut masih diperburuk lagi oleh adanya pengiriman kembali keuntungan hasil

bunga, royalty, dan biaya-biaya jasa manajemen ke Negara asalnya. Jadi praktis

pihak Negara tuan rumah tidak memperoleh bagian keuntungan yang adil dan

wajar.

Selain itu perusahaan-perusahaan multinasional berpotensi besar untuk

merusak perekonomian tuan rumah dengan cara menekan timbulnya

semangat bisnis para usahawan local, dan menggunakan tingkat penguasaan

pengetahuan teknologi mereka yang superior, jaringan hubungan luar negeri yang

luas dan tertata baik, keahlian dan agresivitas di bidang periklanan, serta

penguasaan atas berbagai berbagai jenis jasa pelengkap lainnya untuk

14

Page 15: Tgs Kelompok Perusahaan Multinasional PT. Unilever Indonesia

mendorong keluar setiap perusahaan local yang cukup potensial yang dianggap

mengganggu atau mengancam dalam kancah persaingan, dan sekaligus untuk

menghalangi munculnya perusahaan-perusahaan baru yang berpotensi untuk

menjadi saingan mereka. Perusahaan-perusahaan multinasional juga sering

menggunakan kekuatan ekonomi mereka untuk mempengaruhi, menyuap, dan

memanipulasi berbagai kebijakan pemerintah di Negara tuan rumah ke arah yang

tidak menguntungkan bagi pembangunannya.

H. TEORI ANALISIS SWOT

1. Analisis SWOTA dalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk

memutuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang

dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities),

namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan

ancaman (threats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan

dengan pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan.

Dengan demikianperencanaan strategis harus menganalisis faktor-faktor

strategis perusahaan (kekuatan, peluang, kelemahan dan ancaman) dalam

kondisi yang ada pada saat ini, hal ini disebut dengan analisis situasi. Model

yang paling populer untuk analisis situasi adalah analisis SWOT.

2. Cara Membuat Analisis SWOT, SWOT adalah singkatan dari lingkungan

internal Strength dan Weakness serta lingkungan eksternal Opportunities dan

Threats yang dihadapi dunia bisnis. Analisis SWOT membandingkan antara

faktor eksternal peluang (opportunities) dan ancaman (threats) dengan faktor

internal kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses).

15

Page 16: Tgs Kelompok Perusahaan Multinasional PT. Unilever Indonesia

BAB III

KELEMAHAN DAN KEKUATAN PT. UNILEVER INDONESIA TBK.

A. PT. UNILEVER INDONESIA Tbk

1. Sejarah PT. Unilever Indonesia Tbk

PT. Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember

1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat oleh

Tn.A.H. van Ophuijsen, notaris di Batavia. Akta ini disetujui oleh Gubernur

Jenderal van Negerlandsch-Indie dengan surat No. 14 pada tanggal 16 Desember

1933, terdaftar di Raad van Justitie di Batavia dengan No. 302 pada tanggal 22

Desember 1933 dan diumumkan dalam Javasche Courant pada tanggal 9 Januari

1934 Tambahan No. 3. Dengan akta No. 171 yang dibuat oleh notaris Ny. Kartini

Mulyadi tertanggal 22 Juli 1980, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever

Indonesia.

16

Page 17: Tgs Kelompok Perusahaan Multinasional PT. Unilever Indonesia

Dengan akta no. 92 yang dibuat oleh notaris Tn. Mudofir Hadi, S.H.

tertanggal 30 Juni 1997, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia

Tbk. Akta ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan keputusan No. C2-

1.049HT.01.04TH.98 tertanggal 23 Februari 1998 dan diumumkan di Berita

Negara No. 2620 tanggal 15 Mei 1998 Tambahan No. 39. Perusahaan

mendaftarkan 15% dari sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek

Surabaya setelah memperoleh persetujuan dari Ketua Badan Pelaksana Pasar

Modal (Bapepam) No. SI-009/PM/E/1981 pada tanggal 16 November 1981. Pada

Rapat Umum Tahunan perusahaan pada tanggal 24 Juni 2003, para pemegang

saham menyepakati pemecahan saham, dengan mengurangi nilai nominal saham

dari Rp 100 per saham menjadi Rp 10 per saham. Perubahan ini dibuat di

hadapan notaris dengan akta No. 46 yang dibuat oleh notaris Singgih Susilo, S.H.

tertanggal 10 Juli 2003 dan disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi

Manusia Republik Indonesia dengan keputusan No. C-17533 HT.01.04-TH.2003.

Perusahaan bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin, minyak

sayur dan makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan minuman dari

teh dan produk-produk kosmetik.

Sebagaimana disetujui dalam Rapat Umum Tahunan Perusahaan pada

tanggal 13 Juni, 2000, yang dituangkan dalam akta notaris No. 82 yang dibuat

oleh notaris Singgih Susilo, S.H. tertanggal 14 Juni 2000, perusahaan juga

bertindak sebagai distributor utama dan memberi jasa-jasa penelitian pemasaran.

Akta ini disetujui oleh Menteri Hukum dan Perundang-undangan (dahulu Menteri

Kehakiman) Republik Indonesia dengan keputusan No. C-18482HT.01.04-

TH.2000.

2. Perluasan Unilever Indonesia

Pada tanggal 22 November 2000, perusahaan mengadakan perjanjian

dengan PT Anugrah Indah Pelangi, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT

Anugrah Lever (PT AL) yang bergerak di bidang pembuatan, pengembangan,

pemasaran dan penjualan kecap, saus cabe dan saus-saus lain dengan merk

dagang Bango, Parkiet dan Sakura dan merk-merk lain atas dasar lisensi

perusahaan kepada PT Al. Pada tanggal 3 Juli 2002, perusahaan mengadakan

perjanjian dengan Texchem Resources Berhad, untuk mendirikan perusahaan

baru yakni PT Technopia Lever yang bergerak di bidang distribusi, ekspor dan

17

Page 18: Tgs Kelompok Perusahaan Multinasional PT. Unilever Indonesia

impor barang-barang dengan menggunakan merk dagang Domestos Nomos.

Pada tanggal 7 November 2003, Texchem Resources Berhad mengadakan

perjanjian jual beli saham dengan Technopia Singapore Pte. Ltd, yang dalam

perjanjian tersebut Texchem Resources Berhad sepakat untuk menjual sahamnya

di PT Technopia Lever kepada Technopia Singapore Pte. Ltd.

Dalam Rapat Umum Luar Biasa perusahaan pada tanggal 8 Desember

2003, perusahaan menerima persetujuan dari pemegang saham minoritasnya

untuk mengakuisisi saham PT Knorr Indonesia (PT KI) dari Unilever Overseas

Holdings Limited (pihak terkait). Akuisisi ini berlaku pada tanggal

penandatanganan perjanjian jual beli saham antara perusahaan dan Unilever

Overseas Holdings Limited pada tanggal 21 Januari 2004. Pada tanggal 30 Juli

2004, perusahaan digabung dengan PT KI. Penggabungan tersebut dilakukan

dengan menggunakan metoda yang sama dengan metoda pengelompokan

saham (pooling of interest). Perusahaan merupakan perusahaan yang menerima

penggabungan dan setelah penggabungan tersebut PT KI tidak lagi menjadi

badan hukum yang terpisah. Penggabungan ini sesuai dengan persetujuan Badan

Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dalam suratnya No. 740/III/PMA/2004

tertanggal 9 Juli 2004.

18

Page 19: Tgs Kelompok Perusahaan Multinasional PT. Unilever Indonesia

Pada tahun 2007, PT Unilever Indonesia Tbk. (Unilever) telah

menandatangani perjanjian bersyarat dengan PT Ultrajaya Milk Industry & Trading

Company Tbk (Ultra) sehubungan dengan pengambilalihan industri minuman sari

buah melalui pengalihan merek “Buavita” dan “Gogo” dari Ultra ke 6 Unilever.

Perjanjian telah terpenuhi dan Unilever dan Ultra telah menyelesaikan transaksi

pada bulan Januari 2008.

3. STRATEGI PEMASARAN SEMUA PRODUK PT. UNILEVER INDONESIA

Tbk

1. Kumpulan Data

Seperti kita ketahui, PT. Unilever adalah perusahaan multinasional yang

memproduksi barang konsumen memenuhi kebutuhan akan nutrisi, kesehatan

dan perawatan pribadi sehari-haridengan produk-produk yang membuat para

pemakainya merasa nyaman, berpenampilan baik dan lebih menikmati kehidupan.

2. Tujuan Pemasaran

1. Menjadi yang pertama dan terbaik di kelasnya dalam memenuhi

kebutuhan dan aspires konsumen

2. Menjadi rekan yang utama bagi pelanggan, konsumen dan komunitas.

3. Menghilangkan kegiatan yang tak bernilai tambah dari segala proses.

4. Menjadi perusahaan terpilih bagi orang-orang dengan kinerja yang tinggi.

5. Bertujuan meningkatkan target pertumbuhan yang menguntungkan dan

memberikan imbalan di atas rata-rata karyawan dan pemegang saham.

6. Mendapatkan kehormatan karena integritas tinggi, peduli kepada

masyarakat danlingkungan hidup.

3. Strategi PT.Unilever Indonesia tbk dalam memasarkan produk

Di dalam menghadapi persaingan antar perusahan, PT. Unilever

Indonesia tbk memiliki strategi - strategi dalam menghadapi persaingan-

persaingan antar perusahaan, strategi itu antara lain:

A. KEPEMIMPINAN HARGA RENDAH

19

Page 20: Tgs Kelompok Perusahaan Multinasional PT. Unilever Indonesia

Dengan menjaga harga yang rendah dan rak-rak diisi dengan baik

menggunakan sistimpengisian kembali persediaan yang melegenda, wal-mart

menjadi pemimpin bisnis eceran diamerika serikat. Sistem mili wal-mart

mengirimkan pesanan atas barang dagang baru secara langsung kepada

pemasok ketika pelanggan membayar pembelian mereka pada kasir.terminal titik

pejualan mencatat kode barang setiap barang yang melewati kasir dan

mengirimkantransaksi pembelian langsung kepada komputer pusat wal-mart.

Komputer mengumpulkanpesanan dari semua toko wai-mart dan mengirimkannya

ke pemasok. Pemasok juga dapat mengakses data penjualan dan persediaan

wal-mart menggunakan teknologi web. Sistem ini mampu membuat wal-mart

mempertahankan biaya rendah sembari menyesuaikan persediaannya untuk

memenuhi permintaan pelanggan.

B. DIFERENSIASI PRODUK

Produk Unilever terus memperkenalkan kemasan-kemasan yang terbaru,

tetapi Unilever tetapmempertahankan kualitas produknya. Baik itu kemasan yang

botol kaca, sachet, botol kecildan masih banyak lagi kemasannya.

C. BERFOKUS PADA PELUANG PASAR

Produk Unilever menggunakan sistem informasi pelanggan yang beda

dengan yang lain,produk masuk kedalam pasar dengan cara mempromosikan

barang-barangnya dengan caraterjun langsung ke masyarakat dengan bukti-bukti

kualitas secara real, misalnya dengandiadakannya perlombaan-perlombaan

kepada masyarakat perbandingan antara produk Unilever dengan produk-produk

pesaing lainnya.

D. MENGUATKAN KEAKRABAN PELANGGAN DAN PEMASOK

Menggunakan sistem informasi untuk memfasilitasi akses langsung dari

pemasok terhadap jadwal produksi.dan bahkan mengizinkan pemasok untuk

memutuskan bagaimana dan kapanmengirim pasokan kepada pemasok. Selain

itu Unilever juga melakukan Tanya jawab kepada para konsumen dan membuat

suara konsumen tempat para konsumen mengeluh. Dalam PT.Unilever Indonesia,

promosi yang dilakukan paling banyak melalui media elektronik. Namun dalam

20

Page 21: Tgs Kelompok Perusahaan Multinasional PT. Unilever Indonesia

kehidupan sehari-hari promosi yang dilakukan PT. Unilever Indonesia tidak hanya

lewat media elektronik tetapi banyak juga melalui media cetak,sponsorship,

mengadakan event-event yang memasukkan produk-produk dari PT. Unilever

seperti Kecap Bango, Pepsodent, Shampo Pantene, dll. Karena jika promosi yang

dilakukanhanya melalui media elektronik maka PT. Unilever Indonesia tidak

mendapatkan keuntunganyang optimal. Masyarakat di Indonesia terdiri dari

berbagai kalangan dan tingkatan sosialyang beragam.

Jika perusahaan tidak bisa menyentuh hati masyarakat semua kalangan

makaperusahaan tidak dapat berkembang pesat. Makna dari iklan yang

ditawarkan oleh perusahaanjuga harus bisa dipahami oleh berbagai kalangan,

karena iklan adalah salah satu cara promosiyang bisa dilakukan oleh perusahaan

agar dapat memperoleh keuntungan yang optimal. Selain melalui iklan elektronik

proses pemasaran yang dilakukan Unilever juga menggunakanberbagai cara,

diantaranya dengan berbagai program pemasaran yang dapat menarik perhatian

pelanggan. Kupon belanja gratis produk unilever adalah salah satu cara

promosiyang dilakukan oleh Unilever, selain itu diskon-diskon yang diberikan juga

banyak menarik perhatian pelanggan yang berasal dari kalangan masyarakat

menengah kebawah.

Iklan itu sendiri adalah kandungan utama dari manajemen promosi yang

menggunakan ruangmedia bayaran untuk menyampaikan pesan, sementara para

klien dan praktisi periklananmemandangnya hanya sebagai sarana untuk

berkomunikasi dengan konsumen.

21

Page 22: Tgs Kelompok Perusahaan Multinasional PT. Unilever Indonesia

Iklan ini merupakan bagian dari bauran promosi, yang terdiri dari pemasaran

langsung, PR (PublicRelations), promosi penjualan, dan penjualan personal.

Peranan merek produk juga sangatberperan penting, karena merek merupakan

simbol dari sebuah produk yang dipasarkan.Bahkan dalam satu perusahaan

terdapat berbagai macam merek yang berbeda-beda.Pemasaran berskala besar

seperti ini hanya satu daripada beragam program promosi yangdilakukan

Unilever, promosi inter-personal langsung ke pelanggan juga dilakukan

olehUnilever dengan memberikan keuntungan khusus yang diberikan pada

pelanggan setiapengguna produk Unilever.

Dengan program pemasaran ini diharapkan Unilever dapatmencakup

pangsa pasar yang luas di pasar konsumen Indonesia. Dalam pemasaran global,

eksistensi perusahaan diperlukan dalam mengembangkan idepemikiran, baik

dalam cakupan nasional maupun internasional.Dalam hal ini

khususnyaperusahaan Unilever harus bisa membuat sebuah grand design

mahakarya khususnya pemasaran global yang menuntut sebuah keajaiban-

keajaiban dalam mengembangkan karir sebuah perusahaan khususnya unilever

selain memantau jalannya proses globalisasi dari para pesaing.

Mutlak adanya selalu diadakan apa yang disebut denganinovation

treatment dalamsetiap sesi langkah-langkah perusahaan. Oleh karena itu

pertanyaan lain dapat muncul seketika mengapa promosi perlu

diadakan,jawabannya tentu saja iya, karena dalam beberapa aspek perusahaan

salah satu tujuan pengembangan mutu perusahaan ialah dapat menyentuh

seluruh lapisan konsumen dalam hal ini adalah sasaran global yang diadakan dan

dibuat dari grand design tersebut, oleh karena itu sebuah perusahaan unilever

dapat bersaing dengan para pesaingnya baik dari dunia asing maupunpesaing-

pesaing unggulan dalam negeri.

PT. Unilever juga terus mempelajari kebutuhan dan keinginan konsumen,

melakukan inovasi dan aktivasi produk, serta terus membangun citra produk. Hal

ini merupakan sebagian dari strategi perusahaan untuk dapat mempertahankan

dan meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap brand-brand Unilever.

Komunikasi yang disampaikan melalui iklan di berbagai media cetak maupun

elektronik sangat efektif dan langsung mengenai sasaran,untuk evaluasi

kedepannya PT. Unilever Indonesia,Tbk akan melakukan 4 hal demi tetap

22

Page 23: Tgs Kelompok Perusahaan Multinasional PT. Unilever Indonesia

memiliki citra baik pada konsumennya, antara lain: branding, design, technical

printing,dan merchandising. Sehingga dengan cepat hal tersebut dapat

mempengaruhi konsumen untuk membeli dan mengkonsumsi produk-produk yang

dikeluarkan oleh PT. Unilever Indonesia Tbk.

B. KELEMAHAN PT. UNILEVER INDONESIA Tbk

1. PT Unilever memiliki struktur matriks yang terdapat beberapa tantangan yang

mesti dihadapi perusahaan yaitu pertama, sulitnya koordinasi kegiatan antar

departemen yang mempunyai agenda dan jadwal sendiri - sendiri. Kedua,

komunikasi pada karyawan yang bias menerima pesan yang berbeda-beda.

Dan ketiga, resolusi konflik antara inisiatif dari dukungan departemen (SDM,

Keuangan, dll) dengan departemen lini produk yang biasanya sangat

berorientasi komersial.

2. Rendahnya respon pasar terhadap produk-produk tertentu.

3. Jumlah karyawan yang tambun.

4. Birokrasi yang panjang karena kebijakan sentralisasi yang menyebabkan PT

Unilever tidak bisa begitu saja memutuskan sesuatu.

5. Lambatnya konsolidasi intern dalam pengambilan keputusan.

6. Ketidakjelasan sertifikat halal untuk produk tertentu.

7. Mayoritas produk Unilever memiliki entry barrier rendah.

8. Growth omzet penjualan dibawah rata-rata industry.

C. KEKUATAN PT. UNILEVER INDONESIA Tbk

1. Strategi promosi produk PT Unilever yang efektif dengan menampilkan model-

model tipikal muda, berkulit putih, berambut panjang sehingga memacu

konsumen (lebih spesifik perempuan) untuk membeli produk tersebut agar

dapat mengalami sendiri hasil yang diterima si model iklan dalam produk

tersebut.

2. PT Unilever gencar di misis social sehingga kedekatan dengan konsumen

dapat terus terjaga. Hal ini terlihat dari pembelanjaan iklan dan promosi yang

telah mendorong pertumbuhan penjualan ditengah pasar yang kompetitif. PT

23

Page 24: Tgs Kelompok Perusahaan Multinasional PT. Unilever Indonesia

Unilever sebagai salah satu perusahaan dengan belanja iklan terbesar

menurut majalah marketing (top brand survey, edisi khusus 2007).

3. Pemimpin pasar consumer goods di Indonesia.

4. Memiliki tim yang terdiri dari orang-orang yang berdedikasi, terampil dan

temotivasi dari segenap jajaran.

5. Perencanaan baik dan kerjasama erat dengan para pemasok, konsumen dan

distributor untuk menghantarkan produk-produk dari pabrik ke tempat-tempat

penjualan.

6. PT Unilever sudah memiliki jaringan distribusi sendiri sehingga distribusi

produknya hingga ke daerah-daerah dapat terlayani.

7. PT Unilever mempunyai moto “Operational Excellent with No Compromise on

Quality”, Unilever dalam operasinya dijalankan dengan baik tanpa

mengabaikan kualitas produk.

24