Tgs Dr Anita

43
BAB I PENDAHULUAN Globalisasi dalam bidang pangan menyebabkan perubahan pada teknik dan penyajian berbagai jenis makanan. Saat ini, makanan dengan tekstur dan warna yang menarik, serta memiliki daya tahan lama (tidak cepat basi) menjadi prioritas di kalangan masyarakat. Untuk mengolah makanan menjadi efisien seperti itu, perlu dilakukan beberapa teknik mengolah dan menyajikan makanan, misalnya dengan memberikan beberapa perlakuan dalam berbagai cara, antara lain dengan penambahan bahan tambahan pangan (BTP) dengan tujuan untuk memperpanjang umur simpan, memperbaiki tekstur, kelezatan atau kenampakan dari berbagai jenis makanan Teknologi pengolahan pangan di Indonesia sekarang berkembang cukup pesat, diiringi dengan penggunaan bahan tambahan pangan yang juga makin meningkat. Berkembangnya produk pangan yang menggunakan BTP hanya mungkin terjadi karena semakin tingginya kebutuhan masyarakat terhadap berbagai jenis makanan yang praktis dan awet. Hal tersebut memicu timbulnya polemik terhadap penggunaan BTP di kalangan masyarakat. Penggunaan BTP sejatinya telah diatur oleh permenkes mengenai BTP mana yang boleh digunakan, takaran dosis yang masih diperbolehkan, dan sebagainya. Namun, kenyataan yang ada menunjukkan bahwa masih

description

sdfsdafadsfd

Transcript of Tgs Dr Anita

BAB IPENDAHULUAN

Globalisasi dalam bidang pangan menyebabkan perubahan pada teknik dan penyajian berbagai jenis makanan. Saat ini, makanan dengan tekstur dan warna yang menarik, serta memiliki daya tahan lama (tidak cepat basi) menjadi prioritas di kalangan masyarakat. Untuk mengolah makanan menjadi efisien seperti itu, perlu dilakukan beberapa teknik mengolah dan menyajikan makanan, misalnya dengan memberikan beberapa perlakuan dalam berbagai cara, antara lain dengan penambahan bahan tambahan pangan (BTP) dengan tujuan untuk memperpanjang umur simpan, memperbaiki tekstur, kelezatan atau kenampakan dari berbagai jenis makananTeknologi pengolahan pangan di Indonesia sekarang berkembang cukup pesat, diiringi dengan penggunaan bahan tambahan pangan yang juga makin meningkat. Berkembangnya produk pangan yang menggunakan BTP hanya mungkin terjadi karena semakin tingginya kebutuhan masyarakat terhadap berbagai jenis makanan yang praktis dan awet. Hal tersebut memicu timbulnya polemik terhadap penggunaan BTP di kalangan masyarakat.Penggunaan BTP sejatinya telah diatur oleh permenkes mengenai BTP mana yang boleh digunakan, takaran dosis yang masih diperbolehkan, dan sebagainya. Namun, kenyataan yang ada menunjukkan bahwa masih banyak produsen makanan yang menggunakan bahan tambahan yang berbahaya bagi kesehatan. Efek dari bahan tambahan beracun tidak langsung dirasakan, tetapi secara perlahan dapat menyebabkan timbulnya suatu penyakit. Kesalahan teknologi dan penggunaan bahan tambahan yang diterapkan, baik sengaja maupun tidak disengaja dapat menyebabkan gangguan pada kesehatan atau keamanan konsumen.Munculnya masalah keamanan pangan salah satu penyebabnya adalah adanya bahan kimia berbahaya yang masuk kedalam tubuh manusia yang berasal dari bahan tambahan dan kontaminan. Penggunaan bahan tambahan pangan yang baik dan sesuai dengan ketentuan, menjadi harapan para konsumen. Oleh karena itu, penulis ingin mengetahui lebih lanjut mengenai BTP.BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian dan Fungsi Bahan Tambahan Pangan1. PengertianBahan Tambahan Pangan (BTP) adalah bahan atau campuran bahan yang secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi ditambahkan kedalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan antara lain bahan pewarna, pengawet, penyedap rasa, anti gumpal, pemucat dan pengental.Didalam peraturan Menteri Kesehatan RI No.722/Menkes/Per/IX/88 dijelaskan juga bahwa BTP adalah bahan yang biasanya tidak digunakan sebagai makanan dan biasanya bukan merupakan ingredien khas makanan, mempunyai atau tidak mempunyai nilai gizi yang sengaja ditambahkan kedalam makanan untuk maksud tekhnologi pada pembuatan, pengolahan, penyiapan, perlakuan, pengepakan, pengemasan, penyimpanan atau pengangkutan makanan untuk menghasilkan suatu komponen atau mempengaruhi sifat khas makanan tersebut.Peraturan pemerintah nomor 28 tahun 2004 tentang keamanan, mutu, dan gizi pangan pada bab 1 pasal 1 menyebutkan, yang dimaksud dengan bahan tambahan pangan adalah bahan yang ditambahkan kedalam makanan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan atau produk pangan. Menurut FAO di dalam Furia (1980), bahan tambahan pangan adalah senyawa yang sengaja ditambahkan kedalam makanan dengan jumlah dan ukuran tertentu dan terlibat dalam proses pengolahan, pengemasan, dan atau penyimpanan. Bahan ini berfungsi untuk memperbaiki warna, bentuk, cita rasa, dan tekstur, serta memperpanjang masa simpan, dan bukan merupakan bahan (ingredient) utama. Pada masa lalu, sumber bahan tambahan makanan masih terbatas pada bahan alami, seperti daun suji dan kunyit untuk pewarna, pati untuk pengental, garam memberi rasa asin serta rempah-rempah untuk memberikan aroma yang khas. Namun, dengan semakin maju dan berkembangnya teknologi pengolahan pangan, mendorong orang untuk memperoleh segala sesuatu secara praktis dan cepat, tidak heran pada akhirnya tercipta macam-macam bahan tambahan makanan hasil ekstrak bahan alami maupun sintesis bahan kimia.Pemakaian Bahan Tambahan Pangan di Indonesia diatur oleh Departemen Kesehatan. Sementara, pengawasannya dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan (Dirjen POM).

2.1.2FungsiMenurut Permenkes RI No. 722/Menkes/Per/IX/1988 bahan tambahan makanan yang digunakan harus memiliki salah satu fungsi di bawah ini :1) Antioksidan (Antioxidant) 2) Antikempal (Anticaking Agent)3) Pengatur Keasaman (Acidity Regulator)4) Pemanis Buatan (Artificial Sweeterner) 5) Pemutih dan Pematang Telur (Flour Treatment Agent) 6) Pengemulsi, Pemantap, dan Pengental (Emulsifier, Stabilizer, Thickener) 7) Pengawet (Preservative) 8) Pengeras (Firming Agent) 9) Pewarna (Colour) 10) Penyedap Rasa dan Aroma, Penguat Rasa (Flavour, Flavour Enhancer) 11) Sekuestran (Sequestrant) Beberapa bahan Tambahan yang dilarang digunakan dalam makanan, menurut Permenkes RI No. 722/Menkes/Per/IX/1988 diantaranya sebagai berikut:1) Natrium Tetraborat (Boraks) 2) Formalin (Formaldehyd)3) Minyak nabati yang dibrominasi (Brominated Vegetable Oils) 4) Kloramfenikol (Chlorampenicol) 5) Kalium Klorat (Pottasium Chlorate) 6) Dietilpirokarbonat (Diethylpyrocarbonate) 7) Nitrofuranzon (Nitrofuranzone) 8) P-Phenetilkarbamida (p-Phenethycarbamide, Dulcin, 4-ethoxyphenyl urea) 9) Asam Salisilat dan garamnya (Salilicylic Acid and its salt) Sedangkan menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 722/Menkes/Per/IX/1988, selain bahan tambahan diatas masih ada bahan tambahan kimia yang dilarang seperti rhodamin B (pewarna merah), methanyl yellow (pewarna kuning), dulsin (pemanis sintesis), dan kalsium bromat (pengeras).

2.2 Tujuan Penambahan Bahan Tambahan PanganMenurut Winarno 1980 BTP atau food additive yang digunakan harus mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :1) Dapat mempertahankan nilai gizi makanan tersebut.2) Tidak mengurangi zat-zat essensial dalam makanan.3) Dapat mempertahankan atau memperbaiki mutu makanan.4) Menarik bagi konsumen dan tidak merupakan penipuan.Dalam kehidupan sehari-hari BTP sudah umum digunakan namun sering terjadi kontroversi karena banyak produsen pangan yang menggunakan bahan tambahan yang berbahaya bagi kesehatan serta melebihi dari dosis yang diizinkan dalam industri. Bahan tambahan makananbukanlah merupakan bahan pokok dalam suatu proses pengolahan makanan. Secara khusus tujuan penggunaan BTP dalam pangan adalah untuk :1) Mengawetkan makanan dengan mencegah pertumbuhan mikroba perusak pangan atau mencegah terjadinya reaksi kimia yang dapat menurunkan mutu pangan.2) Membentuk makanan menjadi lebih baik, renyah dan enak dimulut.3) Memberikan warna dan aroma yang lebih menarik 4) Meningkatkan kualitas pangan.5) Menghemat biaya.

2.3 Jenis dan Cara Penambahan Bahan Tambahan Pangan2.3.1JenisJenis bahan makanan yang sering terdapat pada produk makanan atau digunakan dalam mengolah makanan atau digunakan berdasarkan kegunaan dibedakan menjadi 11 macam yaitu :

1) Zat pewarnaPenambahan bahan pewarna pada makanan dilakukan untuk membei kesan menarik bagi konsumen, menyeragamkan warna makanan, menstabilkan warna, menutupi perubahan warna selama proses pengolahan, dan mengatasi perubahan warna selama penyimpanan. Pemerintah telah mengatur penggunaan pewarna ini, namun masih banyak produsen pangan yang menggunakan bahan-bahan pewarna yang berbahaya bagi kesehatan, misalnya pewarna untuk tekstil atau cat yang umumnya mempunyai warna lebih cerah, lebih stabil selama penyimpanan, dan harga lebih murah. Alternatif lain untuk menggantikan penggunaan pewarna sintetis adalah dengan menggunakan pewarna alami seperti ekstrak daun pandan atau daun suji, kunyit, dan ekstrak buah-buahan yang lebih aman. Contoh zat warna : karmin, klorofil, tartrazin, karotein, titanium diroksida.2) Zat pengawetBahan pengawet umumnya digunakan untuk memperpanjang masa simpan bahan makanan yang mempunyai sifat mudah rusak. Bahan ini dapat menghambat atau memperlambat proses degradasi bahan pangan terutama yang disebabkan oleh faktor biologi, yaitu dengan cara menghambat tumbuhnya bakteri sehingga tidak terjadi pembusukan, pengsaman atau peruraian makanan. Penggunaan pengawet dalam makanan harus tepat, baik jenis maupun dosisnya. Suatu bahan pengawet mungkin efektif untuk mengawetkan makanan tertentu, tetapi tidak efektif untuk mengawetkan makanan lainnya karena makanan mempunyai sifat yang berbeda-beda sehingga mikroba perusak yang akan dihambat pertumbuhannya juga berbeda.Contoh pengawet : asam benzoat dan nitrit. 3) PemanisUntuk memberikan rasa manis atau dapat membantu mempertajam penerimaan lidah terhadap rasa manis. Pemanis buatan sering ditambahkan ke dalam makanan dan minuman sebagai pengganti gula karena mempunyai kelebihan dibandingkan dengan pemanis alami yaitu rasanya lebih manis, membantu mempertajam penerimaan terhadap rasa manis, tidak mengandung kalori ataupun mengandung kalori yang jauh lebih rendah sehingga cocok untuk penderita penyakit gula (diabetes) dan harganya lebih murah. Contoh pemanis yang biasa di gunakan : sakarin dan siklamat.4) Penyedap rasa dan aromaUntuk menambah atau mempertegas rasa dan aroma makanan. Penyedap rasa tersebut mengandung senyawa yang disebut monosodium glutamat (MSG). Peranan asam glutamat sangat penting, diantaranya untuk merangsang dan mengantar sinyal-sinyal antar sel otak, dan dapat memberikan cita rasa pada makanan.Contoh : essence monosodium glutamate dan lain-lain.5) Pembentuk seratUntuk membuat makanan lebih berserat sehingga lebih mudah di kunyah dan di rasakan oleh mulut. Contoh : emulsifiers.6) Anti oksidanUntuk mencegah bau tengik, untuk mencegah atau menghambat ketengikan pada produk misal minyak goreng. Contoh : lesitin dan asam askorbat yang merupakan bahan alami atau buatan seperti BHA dan BHT.7) Anti KempalAntikempal biasa ditambahkan ke dalam pangan yang berbentuk tepung atau bubuk untuk mencegah penggumpalan pada bahan makanan. Karena itu peranannya di dalam makanan tidak secara langsung, tetapi terdapat di dalam bahan-bahan yang digunakan untuk membuat makanan seperti susu bubuk, tepung terigu, gula pasir dan lain sebagainya.Contoh: aluminium silikat, kalsium aluminium silikat, kalsium silikat, magnsium karbonat, magnesium oksida, dan magnesium silikat.8) Pengaturan keasaman yang terdiri dari penetral dan pendapar pengasaman di gunakan untuk penegas rasa dan aroma, serta dapat mencegah sisa rasa asam yang tidak disukai atau mempertahankan derajat keasaman pada bahan makanan.Contoh: aluminium amonim/ kalium/ natrium sulfat, asam laktat, asam sitrat, kalium, dan natrium bikarbonat.9) Pemutih atau pematang tepungAdalah bahan tambahan makanan yang dapat bersifat oksidator sehingga menghilangkan bercak-bercak pada produk, juga dapat meningkatkan daya kembang pada tepung serta mematangkan tepung dan memperbaiki mutu pemanggangan.Contoh: asam askorbat, kalium bromat, natrium stearoil-2-laktat.10). Perenyah dan pengisiBahan tambahan makanan yang membuat makanan tetap renyah, biasanya diberikan pada buah buahan sayur acar, asinan, dan lain lain.11). Zat PemantapBahan tambahan makanan yang dapat mengikat ion logam sehingga memantapkan warna, aroma dan serat makanan.

Sedangkan menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 722/MenKes/Per/IX/88, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 239/MenKes/Per/V/85, Bahan Tambahan Makanan dapat dibedakan menjadi 3, yaitu berdasarkan asal bahan, bahan penambahan, dan aturan pengunaan.1) Berdasarkan asal bahan Bahan alamiDiperoleh dari hasil ekstraksi bahan-bahan alami. Dan memiliki sifat lebih aman dan mudah didapat, relatif kurang stabil, serta perlu jumlah banyak. Sifat-sifat zat pewarna alami:

Bahan identik alamiTerbuat dari bahan sintetis tetapi struktur kimianya identik dengan bahan alami. Contoh : pewarna yang berasal dari karotenoid murni yaitu Santoxantin (merah), Apokarotin (merah orange), dan beta karotin (kuning). Bahan sintesis (certified color)Biasanya merupakan hasil sintesis secara kimia. Memiliki keuntungan yaitu lebih stabil, lenih pekat, jumlah penggunaan sedikit, serta menimbulkan efek samping. Ada dua macam yang tergolong certified color yaitu dye dan lake. Keduanya adalah zat pewarna buatan. Zat pewarna yang termasuk golongan dye telah melalui prosedur sertifikasi dan spesifikasi yang telah ditetapkan oleh FDA, sedangkan zat pewarna lake yang hanya terdiri dari satu warna dasar, tidak merupakan warna campuran juga harus mendapat sertifikat.1) Dye: adalah zat pewarna yang umumnya bersifat larut dalam air dan larutannya dapat mewarnai. Pelarut yang dapat digunakan selain air adalah propilenglikol, gliserin, atau alkohol. Dye dapat juga diberikan dalam bentuk kering apabila proses pengolahan produk tersebut ternyata menggunakan air. Dye terdapat dalam bentuk bubuk, butiran, pasta, maupun cairan yang penggunaannya tergantung dari kondisi bahan, kondisi proses, dan zat pewarnanya sendiri.2) Lake: merupakan gabungan dari zat warna (dye) dengan radikal basa (Al atau Ca) yang dilapisi dengan hidrat alumina atau Al(OH)3. Lapisan alumina atau Al(OH)3 ini tidak larut dalam air,sehingga lake ini tidak larut pada hampir semua pelarut. Sesuai dengan sifatnya yang tidak larut dalam air, zatpewarna ini digunakan untukproduk-produk yang tidak boleh terkena air. Lake sering kali lebih baik digunakan untuk produk-produk yang mengandung lemak dan minyak daripada Dye, karena FD & C Dye tidak larut dalam lemak. Proses pembuatan zat warna sintetis biasanya melalui perlakuan pemberian asam sulfat atau asam nitrat yang seringkali terkontaminasi oleh arsen atau logam berat lain yang bersifat racun. Untuk zat pewarna yang dianggap aman, ditetapkan bahwa kandungan arsen tidak boleh lebih dari 0,0004 % dan timbal tidak boleh lebih darin 0,0001, sedangkan logam berat lainnya tidak boleh ada. Kelebihan pewarna buatan adalah dapat menghasilkan warna lebih kuat meskipun jumlah pewarna yang digunakan hanya sedikit. Selain itu, biarpun telah mengalami proses pengolahan dan pemanasan, warna yang dihasilkan dari pewarna buatan akan tetap cerah. Bahan pewarna sintetis yang diizinkan di Indonesia:

Daftar Zat Pewarna Sintetis yang Dilarang di Indonesia:

2) Berdasarkan bahan penambahan Sengaja ditambahkanContoh : pestisida, insektisida, pupuk Tidak sengaja ditambahkanContoh : antioksidan, pengawet, pewarna, pengental

3) Berdasarkan aturan pengunaan Aman atau Generally Recognized As Safe (GRAS)Penggunaan termasuk aman (dosis bebas). Memakai aturan pengunaan (Non-GRAS)Penggunaan diatur dalam UU (Men-Kes) karena tingkat bahaya dan ancaman yang ditimbulkan.

2.3.2Cara PemberianSemua bahan kimia akan berubah sifatnya dari mengantungkan menjadi racun bila dosis pemakaiannya keliru. Oleh karena itu, penetapan batas maksimal pengunaan harian (BTM atau AD I) sangat penting dilakukan dan diinformasikan kepada masyarakat luas. Batas pengunaan bahan tambahan makanan sehari-hari.Penentuan nilai AD ISuatu zat atau bahan yang disengaja ditambahkan saat pembuatan untuk mendapatkan hasil atau karakteristik tertentu sesusai yang diinginkan. Umumnya, bahan tambahan makanan membuat makanan menjadi lebih awet dan juga memberikan bentuk, rasa, dan bau yang lebih menyenangkan.1. Bahan tambahan makanan sebagai campuran makanana. Bahan campuran normal (normal ingredient)Bahan campuran normal adalah bahan yang dapat dikonsumsi sendiri tanpa harus dicampur dengan bahan lain.Misalnya : buah stroberri selain berfungsi sebagai campuran es krim, stroberri juga dapat berfungsi sebagai buah.b. Bahan pembantu pengolahan (Procesing Aids)Bahan pembantu pengolahan adalah komponen bahan-bahan penolong yang umumnya akan hilang sebagian atau secara keseluruhan akibat proses pengolahan. Bahan pembantu ini, biasanya tidak meninggalkan pengaruh merugikan terhadap warna, flavour, dan penamilan makanan olahan.c. Kontaminan (contaminant)Kontaminan adalah bahan-bahan yang tidak sengaja terbawa atau tercampur dalam proses pengolahan. Misalnya residu, senyawa-senyawa pengemas yang kontak dengan makanan, mikroorganisme.

2. Bahan tambahan makanan menurut FAO-WHOYang tergolong bahan tambahan makanan adalah bahan-bahan yang ditambahkan secara sengaja kedalam makanan dalam jumlah tertentu dan berfungsi untuk memperbaiki warna, bentuk, cita rasa, tekstur, dan memperbaiki warna, bentuk, cita rasa, tekstur, dan memperpanjang masa simpan.

3. Bahan tambahan makanan menurut codex almentarius commisionKomisi ini mendifinisikan bahan tambahan makanan sebagai bahan yang tidak lazim dikonsumsi sebagai makanan dan biasanya tidak dipakai secara khusus sebagai campuran makanan. Ada yang bernilai gizi, namun ada pula yang tidak. Dalam hal ini penambahan zat aditif hanya untuk membantu teknologi pengolahan pangan.

2.4 Dosis yang diizinkan oleh Berbagai Lembaga LesehatanBerikut ini adalah bahan tambahan pangan yang aman menurut Surat Keputusan Menkes no.722/Menkes/Per/IX/88 :1) Pengawet Makanan Asam benzoate sebanyak 1 g per 1 kg adonan Sodium benzoate sebanyak 1 g per 1 kg adonan Asam propionate sebanyak 3 g per 1 kg adonan (untuk roti) Belerang dioksida sebanyak 500 mg per 1 kg adonan2) Pewarna Makanan Ponceau 4 R untuk pewarna saus sambal dengan dosis 300 mg per 1 kg makanan atau 70 mg per 1 kg minuman. Merah allura/allura red dengan dosis 70 mg per 1 kg makanan atau 300 mg per 1 kg adonan Erytrosine dengan dosis 300 mg per 1 kg berat badan per hari Kuning FCF Sunset Yellow3) Pemanis Sakarin dengan dosis 2,5 mg per 1 kg berat badan per hari Sodium siklamat dengan dosis 11 mg per 1 kg berat badan per hari Aspartam dengan dosis 40 mg per 1 kg berat badan per hari Sorbitol (digunakan untuk penderita diabetes dan orang yang membutuhkan kalori rendah)4) Penyedap Rasa dan Aroma MSG (mono sodium glutamate) micin/vetsin dengan dosis 120 mg per kg berat badan per hari5) Pemutih dan Pematang Tepung Asam askorbat/ascorbic acid/vitamin C dosis 200 mg per kg berat badan per hari Aseton perioksida secukupnya6) Pengental Pectin dosis 10 g per kg (ada 2 macam pectin apple dan pectin citrus) Gelatin dosis 5 mg per kg CMC/Carboxy Methyl Cellulose7) Antioksidan Asam ascorbat/Ascorbic acid/vitamin C dosis 500 mg per kg untuk produk daging BHT dosis 200 mg per kg sebagai antitengik untuk minyak goreng TBHQ dosis antitengik untuk minyak goreng8) Pengatur keasaman Untuk menurunkan PH. Citric Acid/Asam Sitrat (jeruk) Dosis 3 gram per kg Malic Acid/Asam Malat (apel) Tartaric Acid (anggur) Buffer Liquid/Buffered Lactic Acid /asam susu Untuk menaikkan PH Soda Kue/Sodium Bikarbonat Dosis 2 gram per kg Soda Kie S/Sodium Carbonate9) Anti kempal atau gumpal atau cacking agent Magnesium Karbonat/Magnesium Carbonate 20 gram per kg Magnesium Stearat 15 g per kg ACA/Silica Premium ACA/Light Silica10) Sekuestran Asam Fosfat 5 gram per kg Citric Acid/Asam Sitrat secukupnya

Sesuai dengan peraturan dari Departemen Kesehatan No. 722/MENKES/PER/IX/88, yang termasuk dalam bahan tambahan makanan yang diijinkan sebagai berikut :1. Anti OksidanAdalah Bahan Tambahan Makanan yang dapat mencegah atau menghambat proses oksidasi.Bahan Tambahan MakananJenis MakananBatas Maks. Penggunaan(mg/kg)

Asam AskorbatDaging olahanIkan bekuBuah kalenganJam, Jelly, dan marmaladPekatan sari buah500400700500400

Asam eritorbatDaging olahanIkan bekuSaus apel kalengan500400150

BHA (Butil Hidroksianisol)Lemak dan minyak makanMargarineMentegaIkan bekuIkan asin2001002001000200

2. Anti KempalAdalah bahan makanan yang dapat mencegah mengempal atau menggumpalnya makanan yang berupa serbuk, tepung atau butiran.

Bahan Tambahan MakananJenis MakananBatas Maks. Penggunaan(g/kg)

1. Aluminium SilikatSusu bubukKrim bubuk11

2. Kalsium Aluminium SilikatGaram mejaSerbuk gram dengan rempah atau bumbu mericaDekstrosa bubuk/gula bubuk1020

15

Kalsium SilikatSusu bubukKrim bubuk101

3. Pengatur KeasamanAdalah bahan tambahan makanan yang dapat mengasamkan, menetralkan dan mempertahankan derajat keasaman bahan makanan. Selain itu juga berfungsi sebagai penegas rasa, warna, dan pengawet.Bahan Tambahan MakananJenis MakananBatas Maks. Penggunaan

Asam MalatJam, jeli, marmaladMinuman ringanPasta tomatSecukupnya hingga pH 2,8-3,534 g/LSecukupnya hingga pH tdk lebih dari 4,3

Asam SitratPasta tomatJam, jeli, marmaladSecukupnya hingga pH tdk lebih dari 4,3Secukupnya hingga pH tdk lebih dari 2,8-3,5

Kalsium AsetatKaseinBirSecukupnyaSecukupnya

Asam LaktatMakanan bayi kalenganJam, jeli, marmalad2 g/kgSecukupnya hingga pH 2,8-3,5

4. PemanisBahan Tambahan Makanan yang dapat menyebabkan rasa manis pada makanan, yang tidak atau hampir tidak mempunyai nilai gizi.Bahan Tambahan MakananJenis MakananBatas Maks. Penggunaan(mg/kg)

SakarinPermen karetSausJam dan jeliMinuman ringan60300200300

SiklamatPermen karetSausJam dan jeliMinuman ringan5003 g/kg2 g/kg3 g/kg

SorbitolKismisJam, jeli, dan rotiMakanan lain5 g/kg300120

Sesuai dengan peraturan Badan POM yang baru (HK. 00.05.5.1.4547) tanggal 21 Oktober 2004, terdapat 13 macam pemanis buatanJenisKemanisan dan KaloriADI (mg/kg berat badan)Penggunaan

1. Alitam2000 x sukrosaKalori 1,4 kkal/gr0,34 mg/kgSusu, buah olahan, roti, saos

2. Acesulfam K.200 x sukrosaTidak ada kalori15 mg/kgSusu, es krim, buah olahan, permen, daging

3. Aspartam60-220 x sukrosaKalori 0,4 kkal/gr50 mg/kgSusu, es krim, jus, saos, minuman diet

4. Isomalt0,45-0,65 x sukrosaKalori 2 kkal/grTermasuk dalam GRASBuah segar, pasta/mie, diet khusus

5. Lakitol0,3-0,4 x sukrosaKalori 2 kkal/grTermasuk dalam GRASPasta/mie, ikan/daging, diet khusus

6. Maltitol0,9 x sukrosaKalori 2,1 kkal/grTermasuk dalam GRASPasta/mie, formula bayi/ diet khusus

7. Manitol0,5-0,7 x sukrosaKalori 1,4 kkal/grTermasuk dalam GRASMentega, pasta/mie, ikan, diet khusus

8. Neotam7000-13000x sukrosaTidak berkalori0,2 mg/kg berat badan

9. Sakarin300-500 x sukrosaTidak ada kalori5 mg/kg berat badanSusu, es krim, buah olahan, permen karet, kue, minuman

10. Siklamat30 x sukrosaTidak ada kalori0-11 mg/kg berat badanSusu fermentasi, es krim, permen karet, minuman/jus, makanan diet

11. SilitolSama dengan sukrosaKalori 2,4 kkal/grTermasuk dalam GRASSusu fermentasi, buah segar, ikan olahan, bumbu, formula bayi

12. Sorbitol0,5-0,7 x sukrosaKalori 2,6 kkal/grTermasuk dalam GRASSusu fermentasi, mentega, buah segar / olahan, pasta/ mi, daging/ikan, diet khusus

13. Sukralosa600 x sukrosaTidak ada kalori0-15 mg/kg berat badanSusu fermentasi, es krim, buah/ sayur olahan, permen, kue, jus

Keterangan :ADI : Acceptable Daily Intake atau Asupan Harian yang dapat diterima, adalah jumlah maksimum pemanis buatan dalam mg/kg berat badan yang dapat dikonsumsi setiap hari selama hidup tanpa menimbulkan efek merugikan terhadap kesehatan.

4. Pemutih dan Pematang TepungAdalah Bahan Tambahan Makanan yang dapat mempercepat proses pemutihan dan atau pematangan tepung, sehingga dapat memperbaiki mutu pemanggangan.Bahan Tambahan MakananJenis MakananBatas Maks. Penggunaan(mg/kg)

1. Asam askorbatTepung200

2. AzodikarbonamidaTepung45

3. Natrium Stearil FumaratRoti dan sejenisnya5

5. Pengemulsi, Pemantap dan PengentalAdalah Bahan Tambahan Makanan yang dapat membantu terbentuknya atau memantapkan sistem dispersi yang homogen pada makanan.Bahan Tambahan MakananJenis MakananBatas Maks. Penggunaan

1. AgarEs krimKalduSarden dan ikan sejenis sarden kaleng10 g/kgSecukupnya20 g/kg

2. Gom ArabEs krim dan sejenisnyaMinuman ringanYoghurt beraroma10 g/kg500 mg/kg5 g/kg

3. PektinEs krim dan sejenisnyaYoghurt beraromaMinuman ringanJam dan jeli, marmalad10 g/kg10 g/kg500 mg/kg5 g/kg

4. Amonium AlginatEs krim Yoghurt Keju10 g/kg5 g/kg5 g/kg

6. PengawetAdalah Bahan Tambahan Makanan yang dapat mencegah atau menghambat fermentasi, pengasaman atau penguraian lain terhadap makanan yang disebabkan oleh mikroorganisme.Bahan Tambahan MakananJenis MakananBatas Maks. Penggunaan

1. Asam BenzoatKecapMinuman ringanSaus tomat600 mg/kg600 mg/kg1 g/kg

2. Asam PropionatSediaan keju olahanRoti3 g/kg2 g/kg

3. Kalsium SorbatPekatan sari nanasMargarin1 g/kg1 g/kg

4. Kalium SorbatKejuJam dan jeliMargarin1 g/kg1 g/kg1g/kg

7. PengerasAdalah Bahan Tambahan Makanan yang berfungsi sebagai bahan perenyah dan dapat memperkeras atau mencegah melunaknya makanan.Bahan Tambahan MakananJenis MakananBatas Maks. Penggunaan

1. Kalsium KloridaSayur kalenganApel kalenganJam dan jeli260 mg/kg

200 mg/kg

2. Kalsium glukonatBuah kalenganTomat kalenganAcar ketimun dalam botol350 mg/kg450 mg/kg250 mg/kg

3. Kalsium sitratApel kalengan, sayur kalengan260 mg/kg

8. PewarnaAdalah Bahan Tambahan Makanan yang dapat memperbaiki atau memberi warna pada makanan.a. Pewarna alami (dari tumbuhan, hewan atau dari sumber mineral)Karotenoid (merah, kuning, dan oranye)Kurkumin (dari tanaman kunyit)Klorofil (hijau)b. Pewarna yang identik dengan alami (dihasilkan dengan cara sintesa kimia bukan cara ekstraksi)Santoxantin (merah)Beta karoten (kuning orange)c. Pewarna sintetikDyes (mudah larut dalam air dan tidak dapat larut dalam pelarut organik)Lakes (tidak larut dalam air, alkohol maupun minyak)

Pewarna yang Diizinkan Bahan Tambahan MakananJenis MakananBatas Maks. Penggunaan

Pewarna Alami

1. Kuning-Anato (Cl.75120)

-Beta Apo-8 karotenaEs krimKejuLemak minyakEs krimJam jeliMinyak lemak100 mg/kg600 mg/kgSecukupnya100 mg/kg200 mg/kgsecukupnya

2. Cokelat-KaramelYoghurt beraromaMinuman ringanJam dan jeli, marmalad200 mg/kg300 mg/kg150 mg/kg

3. Hijau-Khlorofil (Cl.75100)Jam dan jeli 200 mg/kg

4. Putih-Titanium Dioksida (77841)Kembang gulasecukupnya

Pewarna Sintetik

1. Biru-Brilliant Blue (Cl. 2028)Es krimAcar ketimunJam dan jeli, marmalad100 mg/kg200 mg/kg300 mg/kg

2. Kuning-Sunset yellow FCF (Cl.15985)Es krimYoghurtJam jeli marmalad100 mg/kg12 mg/kg200 mg/kg

3. Merah-Eritrosin (Cl. 45430)Es krimJam jeli 100 mg/kg200 mg/kg

4. Cokelat-Cokelat HT (Cl. 20285)Minuman dan Makanan cairMakanan lain70 mg/kg300 mg/kg

5. Hijau-Fast Green FCF (Cl. 42053)Es krim, MarmaladJam jeli100 mg/kg200 mg/kg

9. Penyedap Rasa dan Aroma serta Penguat RasaAdalah Bahan Tambahan Makanan yang dapat memberikan, menambah atau mempertegas rasa dan aroma. Penyedap rasa dan aroma alami (rempah-rempah, minyak atsiri). Penyedap rasa dan aroma sintetik (Benzaldehida, Etil Butirat, Vanilin). Penguat rasa : Asam guanilat, Asam L-glutamat.10. SekuestranAdalah Bahan Tambahan Makanan yang dapat mengikat ion logam yang ada dalam makanan, sehingga memperbaiki atau memberi warna, cita rasa dan tekstur pada makanan.Bahan Tambahan MakananJenis MakananBatas Maks. Penggunaan

1. Asam FosfatKepiting kalenganLemak dan minyak makan, minyak kacang, minyak kelapa, dan lainnya5 g/kg100 mg/kg

2. Dikalium FosfatDaging olahan/awetanKaldu3 g/kg1 g/kg

3. Dinatrium DifosfatLihat Dikalium FosfatPotongan kentang goreng bekuLihat Dikalium Fosfat100 mg/kg

Miscellaneous Additive (Bukan Golongan BTM)Selain itu terdapat juga beberapa bahan tambahan makanan yang bisa digunakan dalam makanan antara lain: 1). Enzim Bahan tambahan makanan yang berasal dari hewan, tanaman atau jasad renik yang dapat menguraikan makanan secara enzimatik. Biasa untuk mengatur proses fermentasi makanan. Contoh: amilase dari aspergillus niger untuk tepung gandum dan rennet dalam pembutan keju.2).Penambahan gizi Bahan tambahan makanan berupa asam amino, mineral atau vitamin, baik tunggal maupun campuran yang dapat memperbaiki atau memperkaya gizi makanan. Contoh: asam askorbat, feri fosfat, inositol, tokoferol, vitamin A, B12, dan vitamin D. 3).Humektan Bahan tambahan makanan yang dapat menyerap lembab sehingga dapat mempertahankan kadar air dalam makanan. Contoh: gliserol untuk keju, es krim dan sejenisnya dan triaseti untuk adonan kue. 4).Antibusa Bahan tambahan makanan yang dapat menghilngkan busa yang dapat timbul karena pengocokan dan pemasakan. Contoh: dimetil polisiloksan pada jeli, minyak dan lemak, sari buah dan buah nanas kalengan, silikon dioksida amorf pada minyak dan lemak.5).Bahan PenjernihDigunakan untuk menjernihkan minuman, sari buah atau minyak (bentonit untuk penjernihan anggur).

2.5.Bahan Tambahan Pangan yang Dilarang Digunakan dalam Makanan1. Asam Borat (Boraks)Biasanya boraks digunakan pada pembuatan bakso, kerupuk, mie basah dan pengawet ikan atau ayam. Pada dasarnya boraks digunakan untuk pembuatan gelas, pengawet kayu, dan pembasmi kecoa. Dalam air, boraks akan terurai menjadi natrium hidroksida dan asam boraks. Boraks bersifat iritan dan racunbagi sel-sel tubuh, berbahaya bagi susunan saraf pusat, ginjal dan hati. Jika tertelan dapat menimbulkan kerusakan pada usus, otak atau ginjal. Kalau digunakan berulang-ulang serta kumulatif akan tertimbun dalam otak, hati dan jaringan lemak. Asam boraks ini akan menyerang sistem saraf pusat dan menimbulkan gejala kerusakan seperti rasa mual, muntah, diare, kejang perut, iritasi kulit dan jaringan lemak, gangguan peredaran darah, kejang-kejang akibatnya koma, bahkan kematian dapat terjadi karena ada gangguan sistem sirkulasi darah.2. Asam SalisilatAsam salisilat sering disebut aspirin, dalam pengobatan digunakan sebagai analgetik dan anti inflamasi. Pada mulanya, asam salisilat digunakan untuk mencegah jamur pada buah di pabrik cuka, tetapi pada akhirnya pemerintah Amerika melarang karena mempunyai efek tidak baik bagi kesehatan. Bila masuk ke dalam tubuh menyebabkan pengerasan dinding pembuluh darah dan kanker saluran pencernaan.3. Dietilpirokarbonat (DEPC)DEPC pada mulanya digunakan sebagai pencegah peragian pada pembuatan minuman beralkohol dan minuman ringan. Juga sering digunakan pada pengawetan susu, sari jeruk dan minuman buah-buahan. Tetapi ternyata DEPC termasuk dalam bahan kimia karsinogenik.4. DulsinDulsin adalah pemanis buatan yang memiliki rasa manis 250 kali gula tebu. Beberapa tahun digunakan ternyata dulsin mengakibatkan sifat karsinogenik pada hewan percobaan.5. Kalium KloratKalium klorat (KClO3) salah satu fungsinya sebagai pemutih, sehingga sering dimasukkan dalam obat kumur pemutih dan pasata gigi. Sejak tahun 1988, Pemerintah Indonesia sudah melarang penggunaan kalium klorat sebagai bahan tambahan makanan karena senyawa ini dapat merusak tubuh bahkan kematian. Jika terpapar dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan methemoglobinemia (kelainan dalam darah), kerusakan hati dan ginjal, iritasi pada kulit, mata, dan saluran pernapasan. Bila dimakan bersamaan dengan produk pangan, kalium klorat dapat menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan, gejalanya mual, muntah dan diare.6. KloramfenikolKloramfenikol disebut juga chloromycetin adalah antibiotik. Pada saat ini kloramfenikol dilarang ditambahkan pada makanan hewan karena akan mengkontaminasi daging hewan yang pada akhirnya akan membahayakan konsumen.7. Minyak nabati yang dibrominasiMinyak nabati yang dibrominasi adalah bahan tambahan pangan yang digunakan sebagai stabiliser dan pengemulsi pada minuman ringan. Penelitian menunjukkan bahwa pada tikus yang diberi ransum minyak yang dibrominasi menyebabkan kematian.8. NitrofurazonNitrofurazon adalah antibiotik yang sering digunakan sebagai salep atau obat luar. Nitrofurazon yang dicampurkan dalam pakan ayam menunjukkan potensi pemicu kanker.9. FormalinFormalin merupakan zat pengawet terlarang yang paling banyak disalahgunakan untuk produk pangan. Zat ini termasuk bahan beracun dan berbahaya bagi kesehatan manusia. Jika kandungannya dalam tubuh tinggi, akan bereaksi secara kimia dengan hampir semua zat yang terdapat dalam sel sehingga menekan fungsi sel dan menyebabkan kematian sel yang menyebabkan keracunan pada tubuh. Formalin adalah larutan 37 persen formaldehida dalam air, yang biasanya mengandung 10 sampai 15 persen metanol untuk mencegah polimerasi. Formalin dapat dipakai sebagai bahan anti septik, disenfektan, dan bahan pengawet dalam biologi. Zat ini juga merupakan anggota paling sederhana dan kelompok aldehid dengan rumus kimia HCHO.10. Kalium BromatKalium bromat (potasium bromat) digunakan untuk memperbaiki tepung yang dapat mengeraskan kue. Kalium bromat digunakan para pembuat roti maupun perusahaan pembuat roti untuk membantu proses pembuatan roti dalam oven dan menciptakan tekstur bentuk yang lebih bagus pada proses penyelesaian akhir produknya.bila digunakan dalam jumlah kecil, zat ini akan hilang selama pembakaran atau pemanasan. Bila terlau banyak digunakan,sisas kalium bromat akan tetap banyak dalam roti. Kalium bromat dilarang pada beberapa negara karena dianggap sebagai karsinogen, pemicu kanker. The Centre for Science in teh Public Interest (CPSI), sebuah lembaga advokasi nutrisi dan kesehatan terkemuka di Amerika Serikat, mengajukan permohonan kepada food and Drug Administration (FDA) untuk melarang penggunaan kalium bromat. Di negara-negara Eropa, Inggris, dan Kanada, kalium bromat telah dilarang mulai 1990 an.

2.6 Risiko Penggunaan Bahan Tambahan PanganBanyaknya kasus keracunan makanan, food safety perlu ditingkatkan secara terus menerus, sehingga kejadian keracunan makanan dapat ditekan seminimal mungkin. Dikarenakan hal tersebutlah maka perlu diadakan pengujian terlebih dahulu sebelum makanan tersebut diedarkan ke masyarakat luas atau dikonsumsi. Pengujian bahan kimia berbahaya atau toksisitas pada suatu bahan makanan biasanya dilakukan melalui tiga macam percobaan yang dilakukan pada hewan. Pertama, penentuan dosis suatu bahan. Kedua, penentuan dosis maksimum yang dapat ditolerir yaitu dosis harian maksimum saat hewan dapat bertahan hidup untuk periode 21 hari, dengan tujuan pengujian ini adalah untuk menunjukkan bahan organ yang diperiksa memperlihatkan adanya efek keracunan. Ketiga, pengujian pemberian makanan selama 90 hari, dimana setelah 90 hari percobaan dapat diketahui gejala tidak normal pada hewan percobaan sehubungan dengan makanan yang diberikan. Hasil dari ketiga percobaan tersebut dapat menunjukkan atau menetapkan dosis atau ambang batas wajar penggunaan bahan tambahan makanan untuk dikonsumsi manusia. Penggunaan bahan kimia berbahaya atau bahan tambahan makanan tersebut apabila melebihi ambang batas maka akan menimbulkan efek negatif bagi kesehatan, diantaranya : 1) Penggunaan Bahan Pengawet Penggunaan zat pengawet yang berlebihan dapat mengurangi daya tahan tubuh terhadap penyakit, penggunaan bahan pengawet di satu sisi menguntungkan karena bahan makanan dapat terbebas dari kehidupan mikroba, baik yang bersifat pantogen yaitu yang dapat menyebabkan keracunan atau gangguan kesehatan lainnya maupun mikroba yang bersifat nonpatogen yang dapat menyebabkan kerusakan bahan makanan. Bahan pengawet yang sangat luas pemakaiannya yaitu belerang yang dioksidasi yang dapat menyebabkan luka pada usus, selain itu penggunaan nitrit dan nitrat pada daging kalengan dan keju dapat menyebabkan kanker, hal ini dikarenakan nitrit merupakan senyawa yang tergolong sebagai racun, apabila terserap oleh darah akan mengubah hemoglobin menjadi nitrose haemoglobin atau methaemoglobin yang tidak mampu lagi untuk mengangkut oksigen. Penderita penyakit ini terlihat dari tanda-tanda perubahan pada kulit yang berubah menjadi biru, sesak nafas, muntah dan shock bahkan dapat menyebabkan kematian apabila kandungan methaemoglobin lebih tinggi dari 70%. 2) Penggunaan Bahan Pewarna pada Makanan Pemakaian bahan pewarna sintesis dalam makanan walaupun memiliki dampak positif bagi produsen dan konsumen, yaitu dapat membuat suatu makanan lebih menarik, meratakan warna makanan dan mengembalikan warna dari bahan dasar yang hilang atau berubah selama pengolahan, ternyata dapat pula menumbulkan hal-hal yang tidak diinginkan dan bahkan memberi efek negatif bagi kesehatan manusia. Beberapa hal yang dapat menimbulkan dampak negatif tersebut apabila terjadi :a) Bahan pewarna sintesis yang terdapat dalam makanan ini dikonsumsi dalam jumlah kecil, namun berulang. b) Bahan pewarna sintesis yang terdapat dalam makanan ini dikonsumsi dalam jangka waktu lama. c) Kelompok masyarakat luas dengan daya tahan yang berbeda-beda, yaitu tergantung pada umur, jenis kelamin, berat badan, mutu pangan sehari-hari, dan keadaan fisik. d) Berbagai lapisan masyarakat yang mungkin menggunakan bahan pewarna sintesis secara berlebih. e) Penyimpanan bahan pewarna sintesis oleh pedagang bahan kimia yang tidak memenuhi persyaratan. Efek kronis yang dapat ditimbulkan dari pewarna sintesis ini adalah apabila dikonsumsi dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan kanker hati. 3) Penggunaan Bahan Pemanis Penggunaan bahan pemanis sintesis masih diragukan keamanannya bagi kesehatan konsumen, hal ini dikarenakan pemanis sintesis tersebut bersifat karsinogenik. Hasil penelitian Natural Academy of Science tahun 1968 menyatakan bahwa konsumsi sakarin oleh orang dewasa sebanyak 1 gram atau lebih rendah tidak menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan, tetapi penelitian ini juga menyebutkan bahwa sakarin dalam dosis tinggi dapat menyebabkan kanker kantong kemih hal ini dikarenakan sakarin yang mengendap dalam ginjal memicu pertumbuhan kanker mukosa kandung kemih. Para pakar epidemiologi dan kesehatan tidak merekomendasikan panggunaan sakarin untuk makanan dan minuman konsumsi karena terbukti membahayakan kesehatan, begitu pula dengan siklamat yang dapat merangsang pertumbuhan tumor. Penelitian yang lebih baru menunjukan bahwa siklamat dapat menyebabkan atropi, yaitu pecahnya sel kromoson dalam medium biakan sel leukosit.4) Penggunaan Penyedap Rasa dan Aroma Penyedap alami sebagian besar tidak menimbulkan efek yang membahayakan bagi kesehatan, namun ada beberapa penyedap rasa sintesis yang banyak beredar dipasaran yang apabila dipergunakan secara berlebihan akan menimbulkan efek terhadap kesehatan, misalnya penggunaan Monosodium Glutamate (MSG) dalam dosis tinggi (0,5 g/kg/berat badan/hari) atau dalam dosis yang lebih tinggi maka dapat mengakibatkan kerusakan beberapa sel syaraf khususnya dibagian otak yang disebut hypothalamus. 5) Penggunaan AntikempalAntikempal dapat dimetabolisme dalam tubuh atau tidak menunjukkan akibat keracunan pada tingkat penggunaan yang tepat, akan tetapi adanya ferrosianida dalam golongan antikempal dapat membahayakan jika dikonsumsi.6) Penggunaan AntioksidanPenggunaan antioksidan secara berlebihan dapat menyebabkan lemah otot, mual-mual, pusing-pusing dan kehilangan kesadaran, sedangkan penggunaan dalam dosis rendah secara terus-menerus dapat menyebabkan tumor kandung kemih, kanker sekitar lambung, dan kanker paru-paru akan tetapi dari segi positifnya penggunaan antioksidan dapat mencegah bau tengik pada makanan.7) Penggunaan Pengemulsi, Pemantap, dan Pengental Efek terhadap kesehatan penggunaan pengemulsi, pemantap dan pengental tersebut yaitu dapat menimbulkan keracunan tertentu pada anak-anak karena anak-anak tidak tahan terhadap laktosa, tetapi tidak ditemukan sifat racun apabila dikonsumsi oleh orang dewasa.8) Penggunaan Pengatur Keasaman Beberapa bahan asam sifatnya sangat korosif, sehingga saat masuk ke dalam mulut akan terasa panas yang membakar disertai dengan rasa sakit yang tidak terhingga. Gejala racun dari pengatur keasaman ini adalah : a) Korosif pada selaput lender mulut, kerongkongan, disertai dengan sakit, dan sukar menelan. b) Sakit didaerah lambung. c) Luka yang bergelembung. Gelembung yang terjadi pada kulit tersebut dapat pecah dan terjadi peradangan. 9) Penggunaan Pemutih, Pematang Tepung dan PengerasBeberapa efek bahan tambahan makanan pemutih, pematang tepung, serta pengeras terhadap kesehatan adalah dapat mengakibatkan terjadinya diare, penyakit seborrhea, kerapuhan kuku atau jaringan tanduk (keratin) dan gangguan pada ginjal dan apabila kadar kalsium dalam darah turun dibawah normal maka kalsium dalam tulang akan dimobilisasi sehingga pembentukkan tulang baru akan terhambat.

2.7. Cara Mengatasi Dampak Negatif Bahan Tambahan Pangan Pertama, cara Internal.Maksud cara internal berarti cara ini ditempuh dari diri kita sendiri. Beberapa cara internal yang bisa kita lakukan antara lain : Mengurangi konsumsi makanan siap saji (fast food/ makanan instan) Meningkatkan konsumsi buah-buahan, sayuran dan vitamin. Beberapa vitamin diduga mengandung zat anti karsinogen . Beberapa vitamin dimaksud antara lain : Vitamin A, C, E ( banyak terdapatdalam sayur dan buah) ; asam folat terdapat dalam brokoli, bayam dan asparagus ; betakaroten, vitamin B 3 (niasin), vitamin D dalam bentuk aktif (1.25-hidroksi) terdapat dalam mentega, susu, kuning telur, hati, beras dan ikan segar. Member pengertian kepada anggota keluarga tentang bahaya zat aditif, mengawasi, mengontrol pemberian dan penggunaan uang jajan dan membiasakan membawa bekal makanan sehat dari rumah ketika berpicnik, bersekolah.Kedua, cara Eksternal.Cara eksternal maksudnya adalah institusi di luar diri kita, seperti produsen makanan, penjual makanan, lembaga pemerintah maupun lembaga non pemerintah ( LSM, Ulama, tokoh pemerhati masalah kesehatan, dll). Cara eksternal yang bisa ditempuh antara lain : Produsen, harus memiliki kesadaran akan tanggung jawab terhadap penggunaan zat aditif pada bahan pangan yang mereka produksi, memberikan informasi yang jelas komposisi bahan aditif yang ditambahkan pada produknya. Dan harus diingat jangan hanya berpusat kepada keuntungan financial semata. Ingat apa yang terbaik untuk dimakan kita dan keluarga kita, itulah yang terbaik juga untuk dimakan oleh orang lain. Pemerintah, melakukan pengawasan ketat dan menindak secara tegas produsen yang terbukti secara nyata melakukan pelanggaran terhadap aturan pemberian zat aditif dalam produk makanan. Melakukan kampanye akan pentingnya memperhatikan apa yang dimakan dan yang tidak sebaiknya dimakan. Non pemerintah, membantu pemerintah dalam mengawasi produk-produk ahan makanan yang beredar di pasaran, memberikan penyuluhan akan pentingnya makanan sehat bagi tubuh manusia.Dari kedua cara tersebut di atas, cara kedua lah yang mungkin paling efektif. Sebab masyarakat dalam hal ini sebagai konsumen tidak bisa berbuat banyak. Dalam arti, kalau yag beredar di pasaran kebanyakan makan yang mengandung zat aditif maka mereka tidak punya pilihan lain. Dan demikian sebaliknya.

BAB IIIKESIMPULAN

Bahan Tambahan Pangan (BTP) adalah bahan atau campuran bahan yang secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi ditambahkan kedalam pangan untuk memengaruhi difat atau bentuk pangan. Jenis BTP antara lain, bahan pewarna, pengawet, penyedap rasa, antikempal, pemucat, dan pengental. Penggunaan BTP secara bijak dan sesuai dengan Permenkes merupakan cara antisipasi yang baik agar tidak terjadi gangguan kesehatan dan keamanan pada konsumen.Dampak penggunaan BTP yang irrasional dapat terjadi secara akut maupun kronis, dampak akut yang sering terjadi adalah keracunan makanan yang dapat bermanifestasi ringan seperti gatal, mual, muntah, angioedema, atau bahkan sampai syok. Sedangkan efek kronis yang dapat ditimbulkan dari penggunaan BTP secara terus menerus adalah kanker, kerusakan sel-sel syaraf, atau gagal ginjal.Dalam penanggulannya, beberapa cara internal maupun eksternal yang dapat dilakukan adalah memperbaiki tingkat kesadaran produsen (mengenai jenis BTP yang diizinkan, penentuan batas maksimal penggunaan harian, dosis yang diizinkan), membatasi peredaran zat kimia secara bebas, pengujian secara efektif sebelum bahan makanan diedarkan ke masyarakat luas, serta meningkatkan peran pengawasan dari Departemen Kesehatan dan Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan (Dirjen POM).

DAFTAR PUSTAKA

Anggrahini, Sri. 2008. Keamanan Pangan Kaitannya dengan Penggunaan Bahan Tambahan dan Kontaminan. Diakses di : http://lib.ugm.ac.id/digitasi/upload/732_pp0906016.pdf pada tanggal 5 Juli 2014Atmatsir, Sunita. Ilmu Gizi Dasar. 1998, Gramedia. Jakarta Diklat Pembekalan Mahasiswa TPL dari Balai Besar Industri Agro, 2010Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 722/Menkes/Per/IX/1988 tentang Bahan Tambahan MakananPeraturan Menteri Kesehatan Nomor : 1168/Menkes/Per/X/1999 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan No. 722/Menkes/Per/IX/1988 tentang Bahan Tambahan MakananPuspasari, Karen. 2007. Aplikasi Teknologi Dan Bahan Tambahan Pangan Untuk Meningkatkan Umur Simpan Mie Basah Matang. Diakses Di: Http://Repository.Ipb.Ac.Id/Bitstream/Handle/123456789/11791/F07kpu.Pdf pada tanggal 5 Juli 2014Saparinto, Cahyo dan Hidayati, Diana. 2006. Bahan Tambahan Pangan. Yogyakarta: Kanisius.Viana, Aktia. 2012. Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Guru Sekolah Dasar tentang Makanan yang Mengandung Bahan Tambahan Pangan pada Sekolah Dasar di Kelurahan Mabar Kecamatan Medan Deli Tahun 2011. Diakses di: http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/31260 pada tanggal 5 Juli 2014