TESIS - skripsi.narotama.ac.idskripsi.narotama.ac.id/files/12107069 - UNTUNG DJAELANI.pdfsatu media...

8
TESIS PENEGAKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 1992 TENTANG KARANTINA HEWAN, IKAN DAN TUMBUHAN TERHADAP KOMUDITAS IMPOR POULTRY BY PRODUCT MEAL DI PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA (Standarisasi pengujian laboratorium terhadap kesesuaian dokumen dengan fisik barang) Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Kewajiban Guna Memperoleh Gelar Magister Hukum Oleh : UNTUNG DJAELANI NIM : 12107069 PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU HUKUM UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA 2009

Transcript of TESIS - skripsi.narotama.ac.idskripsi.narotama.ac.id/files/12107069 - UNTUNG DJAELANI.pdfsatu media...

TESIS

PENEGAKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 1992 TENTANG KARANTINA HEWAN, IKAN DAN TUMBUHAN

TERHADAP KOMUDITAS IMPOR POULTRY BY PRODUCT MEAL DI PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA

(Standarisasi pengujian laboratorium terhadap kesesuaian dokumen dengan fisik barang)

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Kewajiban

Guna Memperoleh Gelar Magister Hukum

Oleh :

UNTUNG DJAELANINIM : 12107069

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU HUKUM

UNIVERSITAS NAROTAMA

SURABAYA

2009

LAMPIRAN

TESIS

PENEGAKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 1992 TENTANG KARANTINA HEWAN, IKAN DAN TUMBUHAN

TERHADAP KOMUDITAS IMPOR POULTRY BY PRODUCT MEAL DI PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA

(Standarisasi pengujian laboratorium terhadap kesesuaian dokumen dengan fisik barang)

Oleh :

UNTUNG DJAELANINIM : 12107069

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU HUKUM

UNIVERSITAS NAROTAMA

SURABAYA

2009

DAFTAR ISI

Judul ………………………………………………………………………………………… i

Persetujuan ……………………………………………………………………………………….. ii

Pengesahan ……………………………………………………………………………………….. iii

Ringkasan ……………………………………………………………………………………….. iv

Kata Pengantar ………………………………………………………………………………………… v

Daftar Isi ……………………………………………………………………………………….. vii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................. 1

1. Latar Belakang Masalah...............................................

2. Rumusan Masalah .....................................................

3. Tujuan Penelitian........................................................

4. Manfaat Penelitian.......................................................

5. Tinjauan Pustaka........................................................

6. Metode Penelitian........................................................

a. Pendekatan Masalah .....................................

b. Sumber Bahan Hukum...................................

c. Prosedur Pengumpulan Bahan Hukum..............

d. Analisis Bahan Hukum...................................

7. Sistematika Penulisan ................................................

1

10

11

12

13

19

19

20

21

21

22

BAB II BENTUK STANDARISASI PENGUJIAN LABORATORIUM

DALAM RANGKA VALIDASI/KEABSAHAN DOKUMEN

DENGAN KOMODITAS IMPOR POULTRY BY PRODUCT

MEAL (PPM) ................................................... 24

1. Pelaksanaan Pengujian laboratoris yang dilakukan di

pelabuhan masukan Indonesia…………………………………… 24

2. Penerapan Standarisasi Uji Laboratoris pada Lembaga

Karantina Hewan.................................................... 43

BAB III BENTUK SANKSI TERHADAP PELANGGARAN

STANDARISASI PENGUJIAN........................................... 52

1. Pengaturan Sanksi terhadap pelanggaran atas

Standarisasi Pengujian laboratorium....................

2. Pelaksanaan penerapan sanksi atas pelanggaran

standarisasi uji laboratoris.......................................

52

61

BAB IV PENUTUP....................................................................... 74

1. Kesimpulan................................................................

2. Saran........................................................................

74

75

Daftar Pustaka………………………………………………………………………………………………… 76

LAMPIRAN ……………………………………………………………………………………………………… 79

Ringkasan

Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI) Karantina Hewan adalah mencegah masuk dan / atau keluar serta menyebarnya hama penyakit hewan karantina (menular berbahaya) baik antar wilayah dalam negeri maupun antar Negara. Dengan meningkatnya lalu lintas perdagangan antar negara, semakin membuka peluang bagi terjadinya zoonosis, atau yang lebih dikenal dengan masuk dan menyebarnya hama penyakit hewan, hama penyakit ikan, serta organisme pengganggu tumbuhan yang beresiko tinggi atau menular yang dapat merusak sumber daya alam hayati hewani dan nabati serta dapat menular kepada manusia. Berbagai dampak negative yang ditimbulkan oleh pemasukan dan pengeluaran hewan, bahan asal hewan dan hasil bahan asal hewan perlu mendapatkan pengawasan yang efektif. Hal ini disebabkan hama dan penyakit hewan dapat berdampak pada kondisi sosio-ekonomi nasional dan perdagangan internasional serta menyebabkan gangguan kesehatan masyarakat veteriner yang dapat digolongkan menurut tingkat resikonya. Poultry By Product Meal (PPM) untuk kebutuhan bahan baku pakan ternak unggas merupakan salah satu media pembawa, yang apabila masuk melalui pelabuhan masukan impor, harus melewati pemeriksaan baik fisik maupun administratif. Untuk itu ketika isi dokumen dengan bukti fisik tidak sesuai, maka penahanan barang di Balai Besar karantina Pertanian akan dilakukan.dalam hal tertahannya barang yang menyebabkan ketidak lancaran pendistribusian bahan baku pakan unggas (PPM) di pelabuhan masukan impor, disebabkan karena dari hasil pengujian laboratoris (PPM) mengalami ketidak samaan antara dokumen dengan fisik barang yang disebabkan penggunaan metode uji laboratoris yang berbeda diantara karantina pelabuhan pemasukan. PPM yang di datangkan ke wilayah Republik Indonesia oleh negara-negara pengeksport sudah melalui uji laboratorium dan dinyatakan dalam health sertificate bahwa PPM tersebut murni tanpa campuran, kemudian sesampainya di Indonesia untuk pendistribusian (PPM) mengalami hambatan pengeluaran dari pelabuhan, karena dinyatakan adanya ketidak sesuaian antara fisik barang dengan dokumen. Berdasarkan realita kondisi tersebut seringkali para importir memilih untuk mengalihkan pemasukan barangnya melalui pintu-pintu pemasukan pelabuhan lain yang menggunakan uji laboratoris yang sama dengan hasil pengujian dari negara asalnya, sehingga tidak terjadi penahanan atas barang yang diimpor. sebenarnya importir telah melakukan kewajibannya dan telah mendapatkan dokumen sesuai dengan fisik barang yang dibawanya sesuai dengan uji laboratoris yang terakreditasi dan mendapat legalitas dari negara pengekspor,namun hal ini menjadi persoalan hukum ketika, hasil uji laboratoris yang telah mendapat legalitas dari negara yang dituju tersebut ternyata berbeda dengan hasil uji laboratoris dengan salah satu pelabuhan masukan negara yang dituju sebagai akibat dari metode pengujian laboratoris yang berbeda. Jadi akibat dari penggunaan metode uji laboratoris yang berbeda untuk melakukan pengecekan di pelabuhan masukan Tanjung Perak Surabaya, menyebabkan para importir mengalihkannya melalui pelabuhan masukan lainnya, dan apabila barang impor tersebut tertahan di pelabuhan masukan Tanjung Perak Surabaya karena diketemukan adanya ketidak cocokan antara dokumen dan fisik barang akan menimbulkan kerugian bagi para importir tersebut dan akan menimbulkan ketidak pastian hukum bagi para importir yang akan masuk ke wilayah hukum Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

A. Literatur

Christine, S, T, Kansil, Memahami Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan, UU No.10 Tahun 2004, Pradnya Paramita, Jakarta, 2007.

Diana Halim Koentjoro, Hukum Administrasi Negara, Ghalia Indonesia, Bogor, 2004

Fuady Munir, Perbuatan Melawan Hukum Pendekatan kontemporer, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2005

Gautama, Sudargo., Hukum Dagang Internasional, Alumni ,Bandung, 2004

Huala, Adolf, Hukum Perdagangan Internasional, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005.

Iqbal, Wibisono, Hukum dalam Berbagai Konteks dan Isu, Tim Laros, Sidoarjo, 2007.

J.G. Starke, Q.C, Pengantar Hukum Internasional, Sinar Grafika, Jakarta, Edisi ke sepuluh, 1988

Kelsen, Hans, ahli Bahasa Soemardi, Teori Umum Hukum Dan Negara Dasar-dasar Ilmu Hukum Normatif sabagai Ilmu Hukum Deskriptif-Empirik, Terjemahan, Edisi Revisi, Bee Media Indonesia, Jakarta, 2007.

Muladi, Dwidja Priyatno, Pertanggungjawaban Korporasi Dalam Hukum Pidana, Sekolah Tinggi Hukum Bandung, Bandung, 1991

Muchtar A Baraniah, Mengenal Karantina Hewan di Indonesia Suatu Tinjauan Umum dan Pengembangannya, Badan Karantina Pertanian Departemen Pertanian, Jakarta, 2006,

Muchtar A Baraniah II,Memahami Peran Karantina Hewan Dalam Lalu Lintas Obat Hewan di Indonesia, Badan Karantina Pertanian Departemen Pertanian, Jakarta, 2007

Sastra Djatmika, Marsono, Hukum Kepegawaian di Indonesia, Djambatan, Jakarta ,1995

Soeharsono, Zoonosis Penyakit Menular dari Hewan Ke Manusia, Kanisius, Yogyakarta, 2002.

Subekti dan R. Tjitrosudibio, Kitab Udang-Undang Hukum Perdata, Edisi Revisi, Pradnya Paramita, Jakarta, 2008.

Sugandhi R, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Dan Penjelasannya, Usaha Nasional, Surabaya, 1981.

Syukur, Iwantoro, Petunjuk Teknis Tindakan Karantina Hewan Terhadap Media Pembawa HPHI, Badan Karantina Pertanian Departemen Pertanian, Jakarta, 2006.

Susilo Prajogo, Kamus Hukum Internasional & Indonesia, Wipress, 2007.

Tim uji Coba , Pemeriksaan Bahan Baku Pakan (MBM) Ssebagai Bahan Yang Berisiko Membawa Penyakit BSE, Balai Besar Karantina Hewan Tanjung Perak Surabaya, 2007

Yogi, Triwahyono, Pembangunan Karantina Pertanian di Indonesia, Badan Karantina Pertanian Departemen Pertanian, Jakarta, 2006.

B. Hand out:

A. Yudha Hernoko, Metode Penelitian Hukum, Surabaya, 2008.

Yani Purnawanty Jasfin, Hukum Perdagangan Internasional, Surabaya, 2008.

Sadjiono, Teori Hukum, Surabaya, 2008.

Soemali, Hukum Dagang Internasional, Surabaya, 2005.

C. Perundang-undangan

Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan Lembaran Negara RI Tahun 1992 Nomer 56, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3482

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974, tentang Pokok-Pokok Kepegawaian, Lembaran Negara RI Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3041.

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995, tentang Kepabeanan, Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3612

Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2000 tentang Karantina Hewan, Lembaran Negara RI Tahun 2000 Nomer 161, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3482

Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2002 tentang Karantina Tumbuhan,Lembaran Negara Tahun 2002 Nomer 35.

Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 422/Kpts/LB. 720/6/1988 tentang Peraturan Karantina Hewan.

Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 264/Kpts/OP/4/1983 tentang Penunjukan Pejabat menerima wewenang mengatur Tindakan Penolakan, Pencegahan, Pemberantasan dan Pengobatan Penyakit Hewan yaitu Direktur Jenderal Peternakan Departemen Pertanian.

Surat Edaran Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara Nomor 04/SE/1980 tanggal 11 Pebruari 1980.

PERDA PROP.JATIM Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Pelayanan Publik Di Propinsi Jawa Timur.

D. Jurnal dan Media

Buletin Teknis Karantina, Persyaratan Kompetensi Dan Peranan Laboratorium Acuan Karantina Tumbuhan, Edisi III Juli-September 2004, Balai Karantina Pertanian, Jakarta

Buletin Teknis Karantina, Mengenal Dan Memahami Organisasi Perdagangan Dunia Word Trade Organization (WTO), Edisi IV Oktober-Desember 2003, Balai Karantina Pertanian, Jakarta

Rekapitulasi Kegiatan Operasional Impor PPM dan FM Balai Besar Karantina Pertanian

Badan Karantina Pertanian, Informasi Teknis Impor/Ekspor Tentang Syarat Dan Tindakan Karantina Hewan Dan Produk Hewan, Pusat Teknik dan Metoda Karantina Hewan Dan Tumbuhan, Badan Karantina Pertanian, 2004

News Animal Quarantine, Paradigma Baru Karantina, Edisi Perdana, Surabaya, 2007