TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

99
TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN MENINGKATKAN SATURASI OKSIGEN PADA PENDERITA ASMA DI POLIKLINIK PARU RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WANGAYA DENPASAR I GEDE WIDJANEGARA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2014

Transcript of TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

Page 1: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

TESIS

SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN MENINGKATKAN SATURASI OKSIGEN PADA

PENDERITA ASMA DI POLIKLINIK PARU RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WANGAYA

DENPASAR

I GEDE WIDJANEGARA

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR

2014

Page 2: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

TESIS

SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN

MENINGKATKAN SATURASI OKSIGEN PADA PENDERITA ASMA DI POLIKLINIK PARU

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WANGAYA DENPASAR

I GEDE WIDJANEGARA NIM 1190361004

PROGRAM MEGISTER PROGRAM STUDI FISIOLOGI OLAHRAGA

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR 2014

Page 3: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN MENINGKATKAN SATURASI OKSIGEN PADA

PENDERITA ASMA DI POLIKLINIK PARU RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WANGAYA

DENPASAR

Tesis untuk memperoleh Gelar Magister Pada Program Magister, Program Studi Fisiologi Olahraga

Program Pascasarjana Universitas Udayana

I GEDE WIDJANEGARA NIM 1190361004

PROGRAM MEGISTER PROGRAM STUDI FISIOLOGI OLAHRAGA

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR 2014

Page 4: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

1

Lembar Persetujuan Pembimbing

TESIS INI TELAH DISETUJUI PADA TANGGAL : 23 DESEMBER 2014

Pembimbing I

Prof.dr.Ketut Tirtayasa,MS,AIF,AIFO. NIP.195012311980031015

Pembimbing II

Prof.Dr.dr.J.Alex Pangkahila,M.Sc,Sp.And. NIP.194402011964091001

Mengetahui Ketua Program Studi Magister

Fisiologi Olahraga Program Pascasarjana Universitas Udayana,

Dr.dr.Susy Purnawati,MKK,AIFO. NIP.196809291999032001

Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana,

Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K)

NIP.195902151985102001

iii

Page 5: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

2

Tesis Ini Telah Diuji Oleh Panitia Penguji pada Program Pasca Sarjana Univesitas Udayana

Pada Tanggal 23 Desember 2014

Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, No : 4485/UN.14.4/HK/2014 Tanggal : 19 Desember 2014 Panitia Penguji Tesis adalah : Ketua : Prof.dr.Ketut Tirtayasa, MS,AIF,AIFO NIP : 195012311980031015 Anggota :

1. Prof.Dr.dr.J.Alex Pangkahila, M.Sc,Sp.And,AIFO 2. Dr.dr.I Made Jawi, M.Kes,AIFO 3. dr. I Ketut Karna, PFK.,M.Kes,AIFO 4. dr. Ida Bagus Ngurah, M.For,AIFO

iv

Page 6: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

3

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : I Gede Widjanegara

NIM : 1190361004

Program Studi : Fisiologi Olahraga

Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar –

Bali

Judul Tesis : Senam Asma Mengurangi Kekambuhan dan

Meningkatkan Saturasi Oksigen Pada Penderita Asma

di Poliklinik Paru Rumah Sakit Umum Daerah

Wangaya Denpasar

Dengan ini menyatakan bahwa Karya Ilmiah Tesis ini bebas plagiat.

Apabila dikemudian hari terbukti plagiat dalam karya tulis ilmiah ini, maka saya

bersedia menerima sangsi sesuai peraturan Mendiknas RI No.17 Tahun 2010 dan

Peraturan Perundang- undangan yang berlaku.

Denpasar, 28 Nopember 2014

Yang membuat pernyataan,

I Gede Widjanegara NIM. 1190361004

v

Page 7: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

4

UCAPAN TERIMA KASIH

Pertama-tama perkenankanlah penulis memanjatkan puji syukur

kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

asung wara nugrahaNya/karuniaNya, tesis ini dapat diselesaikan.

Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada Prof. dr. Ketut Tirtayasa, MS,AIF,AIFO. selaku

Pembimbing I yang dengan penuh perhatian memberikan dorongan, semangat,

bimbingan dan saran selama penulis mengikuti Program Pascasarjana, khususnya

dalam penyelesaian tesis ini. Terima kasih sebesar-besarnya pula penulis

sampaikan kepada Prof.Dr.dr.J. Alex Pangkahila,M.Sc,Sp.And,AIFO selaku

Pembimbing II yang dengan penuh perhatian dan kesabaran telah memberikan

bimbingan dan saran kepada penulis.

Ucapan yang sama juga ditujukan kepada Rektor Universitas Udayana

Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD. atas kesempatan dan fasilitas yang

diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan

Program Pascasarjana di Universitas Udayana. Ucapan terima kasih ini juga

ditujukan kepada Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana Prof. Dr.

dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K) atas kesempatan yang diberikan kepada penulis

untuk menjadi mahasiswa Program Pascasarjana di Universitas Udayana. Ucapan

terima kasih juga disampaikan kepada Ketua Program Studi Magister

Pascasarjana Universitas Udayana Dr. dr. Susy Purnawati, MKK,AIFO. yang

telah memberikan kesempatan kepada penulis dalam menyelesaikan pendidikan

Program Studi Fisiologi Olahraga Program Pascasarjana. Ucapan terima kasih

juga disampaikan kepada Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya

Denpasar beserta Para Dokter, Perawat dan staf Poliklinik Paru serta bagian

rekam medik yang telah banyak membantu dalam penelitian ini. Ucapan terima

kasih juga disampaikan kepada para penguji Tesis Dr.dr.I Made Jawi,

M.Kes,AIFO, dr. I Ketut Karna, PFK.,M.Kes,AIFO dan dr. Ida Bagus Ngurah,

M.For,AIFO yang telah banyak memberikan masukan, sanggahan dan koreksi

sehingga tesis ini dapat terwujud. Ucapan terima kasih juga disampaikan

vi

Page 8: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

5

kepada para dosen Pascasarjana Fisiologi Olahraga dan Staf pegawai bagian

Fisiologi, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana atas segala bantuan yang

diberikan kepada penulis.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua penderita asma yang

secara sukarela bersedia menjadi responden dalam penelitian ini dan rekan-rekan

mahasiswa Pasca Sarjana Fisiologi Olahraga yang telah memberikan dukungan

dan motivasi dalam penyelesaian tesis ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan

kepada Ibu dan ke dua anak tercinta serta saudara-saudaraku tercinta yang telah

banyak memotivasi selama mengikuti pendidikan dan dalam penyelesaian tesis

ini.

Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa selalu

melimpahkan rahmatNya kepada semua pihak yang telah membantu dalam

pelaksanaan dan penyelesaian tesis ini.

Denpasar, 23 Desember 2014

Penulis,

I Gd Widjanegara

vii

Page 9: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

6

SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN MENINGKATKAN SATURASI OKSIGEN PADA PENDERITA ASMA

DI POLIKLINIK PARU RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WANGAYA DENPASAR

ABSTRAK

Senam Asma merupakan salah satu jenis terapi latihan yang dilakukan secara berkelompok (exercise group) yang melibatkan aktifitas gerakan tubuh atau merupakan kegiatan esensial untuk membantu proses rehabilitasi pernafasan pada penderita asma dan merupakan salah satu unsur penunjang pada pengobatan asma. Penyakit asma merupakan penyakit paru dengan karakteristik : saluran napas yang reversible (tetapi tidak lengkap pada beberapa pasien) secara spontan maupun pengobatan; Inflamasi saluran napas; Peningkatan respons saluran napas terhadap berbagai rangsangan (hipereaktivitas). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah senam asma dapat mengurangi frekuensi kekambuhan, meningkatkan saturasi oksigen pada penderita asma di Poliklinik Paru Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Denpasar.

Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah Pre and Post Test with Control Group Design. Sampel penelitian ini adalah 30 orang penderita asma, 15 orang penderita asma dijadikan kelompok perlakuan dan 15 orang penderita asma dijadikan kelompok kontrol dipilih secara random.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok perlakuan mengalami peningkatan kekambuhan terkontrol baik dan mengalami penurunan kekambuhan tidak terkontrol. Berdasarkan uji Mann Whitney diperoleh nilai p = 0,008, hal ini berarti senam asma dapat mengurangi kekambuhan pada pasien asma bronkiale. Pengaruh pelatihan senam asma terhadap saturasi oksigen pada kelompok perlakuan nilai mean untuk % SpO2 meningkat dari 95,1 menjadi 96,5. Dengan menggunakan Mann Whitney diperoleh nilai p = 0,001, hal ini berarti senam asma dapat meningkatkan saturasi oksigen pada pasien asma bronkiale.

Kesimpulan bahwa pemberian pelatihan senam asma sebanyak tiga kali seminggu selama delapan minggu dapat menurunkan frekuensi kekambuhan dan meningkatkan saturasi oksigen pada penderita asma. Senam asma diharapkan dapat dilaksanakan oleh penderita asma secara rutin dalam upaya mengontrol frekuensi serangan asma secara efektif. Kata Kunci : Senam Asma, Frekuensi Kekambuhan, Saturasi Oksigen,

Penderita Asma.

viii

Page 10: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

7

GYMNASTICS REDUCE RECURRENCE, TO INCREASE OXYGEN SATURATION IN ASTHMA PATIENTS AT POLYCLINIC OF LUNG

WANGAYA HOSPITAL DENPASAR

ABSTRACT

Asthma gymnastics is one type of exercise therapy that conducted in groups (exercise group) that involving activities of body movement or an essential activity to help the process of respiratory rehabilitation in patients with asthma and it is one of the supporting element in the treatment of asthma. Asthma is a lung disease with characteristics: a reversible airway (but incomplete in some patients) spontaneously or treatment; Inflammation of the airways; Increased airway response to various stimuli (hyperreactivity). This study aims to find out whether asthma gymnastic can reduce the frequency of recurrence of asthma, increase oxygen saturation and physical fitness in patients with asthma at Lung polyclinic of Wangaya hospital Denpasar.

This study is an experimental study pre and post test with control group design. Number of samples were 30 asthma people consist of 15 patients with asthma as treatment group and 15 patients with asthma as control group.

The results showed that in the treatment group have improvement on well controlled relapse and decrease of well uncontrolled relapse. Based on the value Mann Whitney test p = 0.008, it means asthma gymnastics can reduce recurrence in patients with bronchial asthma. Effect of asthma gymnastic on oxygen saturation in treatment group by mean values of % SpO2 increased from 95.1 to 96.5. By using the Mann Whitney p = 0.001, it means asthma gymnastics can improve oxygen saturation in patients with bronchial asthma.

Conclusion that administration of asthma gymnastics training for three times a week for eight weeks can reduce the frequency of recurrence and improve oxygen saturation. Asthma gymnastics will be expected to conduct by asthma sufferer regularly in an effort to control the frequency of asthma attacks effectively. Keywords: Asthma Gymnastics, Frequency of Recurrence, Oxygen Saturation, Asthma

Sufferer.

ix

Page 11: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

8

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM.................................................................................... i

PRASYARAT GELAR .............................................................................. ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. iii

PENETAPAN PANITIA PENGUJI ........................................................... iv

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ........................................... v

UCAPAN TERIMA KASIH ...................................................................... vi

ABSTRAK ............................................................................................... viii

ABSTRACT ............................................................................................. ix

DAFTAR ISI ............................................................................................ x

DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiv

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xv

DAFTAR SINGKATAN .......................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 6

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................. 7

1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................. 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ..................................................................... 8

2.1 Asma Bronkiale .................................................................................. 8

2.1.1 Klasifikasi Asma ............................................................................... 8

2.1.2 Faktor-faktor Pencetus Serangan Asma ............................................. 9

2.1.3 Patofisiologi Asma ............................................................................ 9

2.1.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Saturasi Oksigen ....................... 13

2.1.5 Penilaian Saturasi Oksigen ................................................................ 13

2.1.6 Teknik Pengukuran Saturasi Oksigen ................................................ 14

2.2 Pengertian Faal Olah Raga ................................................................... 16

x

Page 12: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

9

2.3 Pelatihan Olahraga ............................................................................... 16 2.4 Prinsip Pelatihan ................................................................................. 17 2.5 Konsep Dasar Senam Asma ................................................................ 17 2.6 Gerakan-gerakan Senam Asma Dapat Mempengaruhi Kebugaran dan Meningkatkan Saturasi Oksigen ................................................... 18 2.7 Prosedur Gerakan Senam Asma .......................................................... 19 2.8 Efek Sampingt Senam Asma ............................................................. 33 2.9 Pengaruh Senam Asma Terhadap Sistem Kardiovaskuler, Respirasi dan Sistem Kekebalan Tubuh .............................................................. 34 BAB III KERANGKA BERPIKIR KONSEP DAN HIPOTESIS ............... 36 3.1 Kerangka Berpikir ............................................................................... 36 3.2 Konsep Penelitian ............................................................................... 38 3.3 Hipotesis Penelitian ............................................................................. 40 BAB IV METODE PENELITIAN ............................................................ 41 4.1 Rancangan Penelitian .......................................................................... 41 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................ 42 4.3 Penentuan Sumber Data ...................................................................... 42 4.3.1 Populasi .......................................................................................... 42 4.3.2 Sampel ............................................................................................. 42 4.4 Variabel Penelitian .............................................................................. 45 4.4.1 Klasifikasi Variabel .......................................................................... 45 4.4.2 Definisi Operasional Variabel .......................................................... 45 4.5 Instrumen Penelitian ............................................................................ 46 4.6 Prosedur Penelitian ............................................................................. 47 4.6.1 Prosedur Administrasi ...................................................................... 47 4.6.2 Prosedur Pemilihan Sampel .............................................................. 47 4.6.3 Prosedur Pengukuran ........................................................................ 48 4.6.4 Alur Penelitian ................................................................................ 49 4.7 Analisis Data ........................................................................................ 50 4.8 Kelemahan Penelitian ........................................................................... 50

xi

Page 13: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

10

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................... 51 5.1 Hasil .................................................................................................... 51

5.1.1 Lokasi Penelitian ............................................................................... 51

5.1.2 Karakteristik Renponden .................................................................. 51

5.1.3 Uji Normalitas................................................................................... 52

5.1.4 Pengaruh Pelatihan Senam Asma Terhadap Kekambuhan Penderita

Asma................................................................................................. 53

5.1.5 Pengaruh Pelatihan Senam Asma Terhadap Saturasi Oksigen Pada

Penderita Asma ................................................................................. 54

5.2 Pembahasan ........................................................................................ 56

5.2.1 Pelatihan Senam Asma Dapat Mengurangi Kekambuhan Pada

Penderita Asma Secara Bermakna .................................................... 56

5.2.2 Pelatihan Senam Asma Dapat Meningkatkan Saturasi Oksiogen Pada

Penderita Asma Secara Bermakna .................................................... 57

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 59

6.1 Simpulan ........................................................................................... 59

6.2 Saran .................................................................................................. 59

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 60

LAMPIRAN .............................................................................................. 64

xii

Page 14: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

11

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman Tabel 5.1 Karakteristik Responden Yang mengikuti Senam Asma......... 51 Tabel 5.2 Uji Normalitas Data Dengan Shapiro Wilk ........................... 52

xiii

Page 15: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

12

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 3.1 Kerangka Berpikir Hubungan Senam Asma dengan Frekuensi Kekambuhan ......................................................................... 37

Gambar 3.2 Konsep Penelitian .................................................................. 39 Gambar 4.1 Rancangan Penelitian............................................................. 41 Gambar 4.2 Alur Penelitian ....................................................................... 49 Gambar 5.1 Grafik Frekuensi Kekambuhan Pada Kelompok Kontrol dan Perlakuan ............................................................................... 53 Gambar 5.2 Grafik Nilai Mean % SpO2 Pada Kelompok Perlakuan .......... 54 Gambar 5.3 Grafik Nilai Mean % SpO2 Pada Kelompok Kontrol ............ 55

xiv

Page 16: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

13

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1 Surat Permohonan Menjadi Responden ................................ 64

Lampiran 2 Pertanyaan Tes Kontrol Asma (Nathan dkk) ........................ 65

Lampiran 3 Master Tabel .......................................................................... 67

Lampiran 4 Karakteristik Responden ....................................................... 71

Lampiran 5 Hasil Karakteristik Responden ............................................. 72 Lampiran 6 Uji Normalitas ...................................................................... 73 Lampiran 7 Uji Hipotesis ......................................................................... 78 Lampiran 8 Gambar Gerakan Senam Asma ............................................. 88 Lampiran 9 Informed Consent Penelitian Klinik RSUD Wangaya ......... 83 Lampiran 10.Tempat dan Kegiatan Penelitian ............................................ 84

xv

Page 17: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

14

DAFTAR SINGKATAN AGD : Analisa Gas Darah

APE : Arus Puncak Ekspirasi

GINA : Global Initiative for Asma

KRF : Kapasitas Residu Fungsional

KVP : Kapasitas Vital Paksa

SKRT : Survey Kesehatan Rumah Tangga

KPT : Kapasitas Paru Total

VEP1 : Volume Ekspirasi Paksa Detik 1

xvi

Page 18: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penderita asma di dunia tahun 2010 mencapai 300 juta orang dan akan

meningkat menjadi 400 juta pada tahun 2025 (WHO, 2009). Buruknya kualitas

udara dan berubahnya pola hidup masyarakat menjadi penyebab meningkatnya

jumlah penderita asma (Yunus, 2008 dalam Elyani Nur, 2012). Menurut Survey

Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) di berbagai provinsi di Indonesia

menunjukkan asma menempati urutan ke 5 dari 10 penyebab kesakitan

(Morbiditas) (Mangunegoro, 2005). Jumlah penderita asma di Indonesia mencapai

12 juta orang atau 6% dari jumlah penduduk Indonesia, hasil penelitian tahun

2007, prevalensi penyakit asma meningkat dari 4,2% menjadi 5,4% dengan angka

kematian 13,3% karena gagal nafas sebagai akibat hipoksemia berat karena asma.

(Hardiati, 2009).

Pembangunan nasional pada hakekatnya adalah pembangunan dalam

segala aspek kehidupan manusia yang meliputi aspek idiologi, politik. sosial

budaya, pertahanan keamanan nasional (Ipoleksosbudhankamnas) termasuk

didalamnya adalah pembangunan kesehatan, yang diselenggarakan oleh

pemerintah baik pusat maupun daerah secara berkelanjutan. Pembangunan

kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan

hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang

setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia

Page 19: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

2

yang produktif secara sosial dan ekonomi (Undang-Undang RI No. 36 Tahun

2009 Tentang Kesehatan).

Di Indonesia saat ini telah terjadi pergeseran jenis penyakit yang ada di

masyarakat dari penyakit infeksi kearah penyakit non infeksi ataupun penyakit

degeneratif, hal ini terjadi karena dampak positif dari perbaikan kualitas

pelayanan kesehatan masyarakat secara menyeluruh dan juga karena adanya

peningkatan kesejahteraan masyarakat (Ikawati, 2011).

Salah satu penyakit non infeksi yang banyak dijumpai di masyarakat yang

menyerang baik anak-anak, orang dewasa maupun orang tua adalah penyakit

Asma Bronkiale. Asma Bronkiale merupakan suatu keadaan saluran nafas

(bronkus) mengalami penyempitan karena hipereaktivitas terhadap rangsangan

tertentu, yang menyebabkan peradangan dan penyempitan yang bersifat

sementara. Penyempitan ini dapat dipicu oleh berbagai rangsangan, seperti serbuk

sari, debu, asap, bulu binatang, udara dingin, olahraga yang berlebihan, infeksi

saluran pernafasan atas, gangguan emosi atau stres.

Asma merupakan penyakit obstruksi saluran nafas dengan gejala-gejala

batuk, mengik dan sesak nafas. Penyempitan saluran nafas pada asma terjadi

sebagai akibat adanya obstruksi bronkus dan spasme otot polos pada bronkus

sehingga penderita mengalami kesulitan dalam bernafas. Penyebab asma pada

umumnya adalah allergen, dalam keadaan ini penderita perlu melakukan aktivitas

fisik yang tidak terlalu berat dan dapat meningkatkan kontraksi otot-otot

pernafasan dan dapat mengurangi frekuensi serangan asma (PDPI, 2004). Pada

asma terjadi proses inflamasi kronik yang menyebabkan hipereaktivitas dan

Page 20: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

3

penyempitan jalan nafas disebabkan oleh bronkospasme, edema mukosa, infiltrasi

sel inflamasi yang menetap dan hipersekresi mukus yang kental (Price, 2006).

Bronkospasme akibat dari proses inflamasi menyebabkan terjadinya

penurunan ventilasi paru. Penurunan ventilasi paru juga menyebabkan terjadinya

penurunan tekanan transmural. Penurunan tekanan transmural berdampak pada

mengecilnya gradient tekanan transmural (Perry & Potter, 2006). Semakin kecil

gradient tekanan transmural yang dibentuk selama inspirasi semakin kecil

compliance paru. Semakin rendah compliance paru, semakin besar gradient

tekanan tranmural yang harus dibentuk selama inspirasi untuk menghasilkan

pengembangan paru yang normal (Sherwood, 2001).

Semakin kecil compliance paru yang dihasilkan akan berakibat

pengembangan paru menjadi tidak optimal. Pengembangan paru yang tidak

optimal berdampak pada terjadinya penurunan kapasitas paru serta peningkatan

residu fungsional dan volume residu paru (Guyton, 2007). Penurunan kapasitas

vital paru yang diikuti dengan peningkatan residu fungsional dan volume residu

paru menyebabkan timbulnya perbedaan tekanan parsial gas, antara tekanan

parsial gas dalam alveoli dengan tekanan parsial gas dalam pembuluh kapiler paru

(Guyton, 2007). Penurunan tekanan parsial gas oksigen dalam alveoli oleh karena

bronkospasme, menyebabkan kecilnya perbedaan gradient tekanan gas oksigen

dalam alveoli dengan kapiler. Akibatnya tidak terjadi difusi oksigen dari alveoli

ke kapiler (Perry & Potter, 2006). Penurunan difusi oksigen dalam darah dapat

dilihat dari menurunnya konsentrasi oksigen dalam darah, peningkatan frekuensi

pernafasan sebagai respons penurunan saturasi oksigen (Sherwood, 2001).

Page 21: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

4

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Meilasari Nenden (2011) dengan

judul “Pengaruh frekuensi senam asma Indonesia terhadap keluhan serangan asma

pada pasien asma di Puskesmas Bandarharjo Kota Semarang”, diperoleh

kesimpulan bahwa kegiatan senam asma Indonesia dapat mengurangi frekuensi

keluhan serangan asma pada penderita asma di wilayah kerja Puskesmas

Bandarharjo Kota Semarang. Hasil studi pendahuluan didapatkan data bahwa

jumlah pasien asma yang berkunjung / rawat jalan di Poliklinik Paru RSUD

Wangaya pada tahun 2011 sebanyak 971 orang, tahun 2012 sebanayak 873 orang

dan dari bulan Januari sampai dengan bulan Oktober 2013 sebanyak 545 orang

(Medical Record RSUD Wangaya, 2013).

Penanganan pertama pada pasien asma bronkiale dengan serangan akut di

ruang gawat darurat adalah dengan pemberian nebulizer dengan menggunakan

obat-obat golongan agonis beta seperti (ventolin dan combifen) bersamaan dengan

penggunaan oksigen pada saat nebulizer. Pemberian obat secara inhalasi

tujuannya adalah untuk mengurangi efek samping sistemik obat dan untuk

relaksasi otot polos saluran nafas serta meningkatkan bersihan mukosilier,

menurunkan permiabilitas pembuluh darah dan modulasi pelepasan mediator dari

sel mast (PDPI, 2004). Setelah kondisi pasien membaik dan diberikan istirahat

beberapa waktu, pasien dilakukan pelatihan nafas pursed lips yang bertujuan

untuk meningkatkan compliance paru. Namun kenyataannya bahwa pemberian

nebulizer dan latihan nafas pursed lips belum memberikan efek yang optimal

dalam menurunkan residu fungsional dan volume residu paru.

Page 22: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

5

Upaya untuk menurunkan residu fungsional dan volume residu paru dapat

dilakukan melalui peningkatan kapasitas udara pada saat ekspirasi (Sherwood,

2001). Meningkatkan kapasitas udara pada saat ekspirasi diperlukan kekuatan

yang cukup untuk mendorong diafragma keatas guna meningkatkan tekanan intra

abdomen (Ganong, 2008).

Penurunan saturasi oksigen pada pasien asma terjadi akibat infiltrasi sel

radang yang menetap dan hipersekresi mukus yang kental serta edema mukosa

menyebabkan penebalan dari membran alveolus (Price,2006). Masuknya alergen

dalam tubuh menimbulkan pencetus dalam tubuh yang merangsang sel mast atau

sel pembentuk anti bodi lainnya untuk menghasilkan anti bodi reagenik yaitu IgE

(Suyono,2006). Selanjutnya IgE akan beredar dan menempel pada reseptor yang

sesuai pada dinding sel mast. Sel mast akan tersensitisasi dan akan terjadi

degradasi dinding dan degranulasi sel mast serta pembentukan sel goblet β. Sel

mast akan mengeluarkan mediator histamin dan faktor alergen lainnya yang dapat

bereaksi langsung dengan reseptor di mukosa bronkus sehingga menyebabkan

bronkokontriksi pada otot bronkus, inflamasi mukosa (edema), spasme otot polos

pada bronkus dan bertambahnya sekret pada jalan napas. Hal ini menyebabkan

konsentrasi oksigen dalam alveoli akan berkurang dan menurunnya kecepatan

difusi gas dari alveolus menuju kapiler darah. Konsentrasi oksigen dalam darah

akan berkurang dengan menurunnya difusi oksigen di paru-paru sehingga dalam

keadaan klinis akan terjadi penurunan saturasi oksigen (Guyton,2007).

Peran latihan fisik dalam patofisiologi asma dan pengendalian penyakit

telah menjadi fokus perhatian untuk dipertimbangkan. Kapasitas ventilasi yang

lebih baik dan peredaan gejala yang terkait dengan asma adalah keuntungan yang

diperoleh dari latihan fisik untuk pasien asmatik (Ram et al., 2005 dalam J Sci

Page 23: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

6

Med Sport, 2010). Latihan fisik menyebabkan perbaikan kebugaran jasmani,

mengurangi kependekan napas, mengurangi pengkonsumsian steroid hirup pada

pasien asma, mengurangi latihan fisik dapat menyebabkan bronkospasme (Fanelli

et al., 2007, dalam J Sci Med Sport, 2010).

Senam asma merupakan salah satu teknik pernafasan abdomen akan dapat

meningkatkan udara ekspirasi. Pernafasan abdomen identik dengan pernafasan

diafragmatik bermanfaat untuk meningkatkan dan menguatkan diafragma selama

pernafasan untuk mencapai peningkatan tekanan intra abdominal (Brunner &

Suddarth, 2002). Senam Asma adalah satu cara untuk melatih teknik bernafas

yang efektif pada pasien asma, juga merupakan salah satu penunjang pengobatan

asma karena keberhasilan pengobatan asma tidak hanya ditentukan oleh obat asma

yang dikonsumsi, namun juga oleh faktor gizi dan olahraga. Senam Asma atau

olahraga bagi pasien asma diperlukan untuk memperkuat otot-otot pernafasan,

menurunkan kadar serum IgE, karena IgE adalah faktor utama penyebab respon

inflamasi yang memainkan sebuah peran penting dalam patofisiologi penyakit

asma.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah

penelitian ini adalah :

1.2.1 Apakah senam asma dengan durasi 45 menit dengan frekuensi 3 kali per

minggu selama 8 minggu dapat menurunkan frekuensi kekambuhan pada

penderita asma?

1.2.2 Apakah senam asma dengan durasi 45 menit dengan frekuensi 3 kali per

minggu selama 8 minggu dapat meningkatkan saturasi oksigen pada

penderita asma ?

Page 24: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

7

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah senam

asma dapat mengurangi frekuensi kekambuhan pada penderita asma bronkiale.

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk:

1. Mengidentifikasi kekambuhan penderita asma setelah dilakukan senam asma.

2. Mengidentifikasi apakah senam asma dapat meningkatkan saturasi oksigen

pada penderita asma.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Akademik

1. Memperkaya body of knowledge ( keilmuan ) fisiologi olah raga terutama

dalam aspek promosi kesehatan melalui pengembangan program olah raga atau

pelatihan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Sebagai pedoman atau landasan dalam melakukan penelitian selanjutnya

tentang pengembangan program pelatihan fisik khususnya pada pasien dengan

asma bronkiale agar dapat mempertahankan kebugarannya.

1.4.2 Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan acuan dalam memilih

jenis pelatihan senam pada pasien asma bronkiale.

Page 25: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Asma Bronkiale

Asma bronkiale adalah suatu keadaan klinis yang ditandai oleh terjadinya

penyempitan bronkus yang berulang namun reversibel, dan diantara episode

penyempitan bronkus tersebut terdapat keadaan ventilasi yang lebih normal.

Keadaan ini pada orang-orang yang rentan terkena asma mudah ditimbulkan oleh

berbagai rangsangan, yang menandakan suatu keadaan hipereaktivitas bronkus

yang khas (Price and Wilson,2006).

2.1.1 Klasifikasi Asma

Sangat sukar untuk membedakan satu jenis asma dengan asma yang lain,

dahulu asma dibedakan menjadi asma alergik (ekstrinsik) dan non alergik

(instrinsik). Asma alergik terutama muncul pada waktu kanak-kanak mekanisme

serangannya melalui reaksi alergi tipe I terhadap allergen. Sedangkan asma

instrinsik tidak ditemukan adanya tanda-tanda reaksi hipersesitivitas terhadap

allergen. Klasifikasi tersebut dalam praktiknya tidak mudah dan pasien sering

mempunyai kedua sifat baik alergik maupun non alergik.Mc Connel&Holgate

dalam Sukamto (2010), membagi asma menjadi 3 kategori : 1) Asma instrinsik,

2) Asma Ekstrinsik dan 3) Asma yang berkaitan dengan penyakit paru obstruktif

kronik. Selanjutnya Global Initiative for Asma (GINA) mengajukan klasifilasi

asma menjadi asma intermiten, persisten ringan, sedang dan berat. Baru-baru ini

berdasarkan gejala siang, aktivitas, gejala malam, pemakaian obat pelega dan

Page 26: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

9

eksaserbasi, GINA membagi asma menjadi asma terkontrol, terkontrol sebagian

dan tidak terkontrol.

2.1.2 Faktor-Faktor Pencetus Serangan Asma

1. Infeksi virus saluran nafas : influenza

2. Pemajanan terhadap allergen tungau, debu rumah, bulu binatang

3. Pemajanan terhadap iritan asap rokok, minyak wangi

4. Kegiatan jasmani yang berlebihan (over training)

5 Ekspresi emosional takut, marah, gembira, frustasi

6 Obat-obat aspirin, penyekat beta, anti inflamasi non steroid

7. Lingkungan kerja : uap zat kimia

8 Polusi udara

9 Pengawet makanan/minuman : sulfit

10 Lain seperti haid, kehamilan, sinusitis.

2.1.3 Patofisiologi Asma

Asma adalah suatu keadaan klinik yang ditandai oleh terjadinya

penyempitan bronkus yang berulang namun reversibel, dan diantara episode

penyempitan bronkus terdapat keadaan ventilasi yang lebih normal. Keadaan ini

pada orang-orang yang rentan terkena asma mudah ditimbulkan oleh berbagai

rangsangan, yang menandakan suatu keadaan hipereaktivitas bronkus yang khas.

Perubahan jaringan pada asma tanpa komplikasi terbatas pada bronkus dan terdiri

dari spame otot polos, edema mukosa, dan infiltrasi sel-sel radang yang menetap

dan hipersekresi mukus yang kental. Penyempitan saluran pernapasan dan

pengelupasan sel epitel siliaris bronkus kronis yang dalam keadaan normal

Page 27: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

10

membantu membersihkan mukus dapat menghambat mobilisasi sekresi lumen

(Solomon R.W, dalam Patofisiologi Konsep Klinis Proses Penyakit,2006).

Obstruksi saluran nafas pada asma merupakan kombinasi spasme otot

bronkus, sumbatan mukus, edema dan inflamasi dinding bronkus. Obstruksi

bertambah berat selama ekspirasi karena secara fisiologis saluran napas

menyempit pada fase tersebut Hal ini mengakibatkan udara distal tempat

terjadinya obstruksi terjebak tidak bisa diekspirasi. Selanjutnya terjadi

peningkatan volume residu, kapasitas residu fungsional (KRF). Pasien akan

bernapas pada volume yang tinggi mendekati kapasitas paru total (KPT). Keadaan

hiperinflasi ini bertujuan agar saluran nafas tetap terbuka dan pertukaran gas

berjalan lancar. Untuk mempertahankan hiperinflasi ini diperlukan otot-otot bantu

napas (Sundaru Heru, Sukamto, 2010).

Gangguan berupa obstruksi saluran napas dapat dinilai secara objektif

dengan VEP 1 (Volume Ekspirasi Paksa detik pertama) atau APE (Arus Puncak

Ekspirasi), sedangkan penurunan KVP (Kapasitas Vital Paksa) menggambarkan

derajat hiperinflasi paru. Penyempitan saluran napas dapat terjadi baik pada

saluran napas besar, sedang maupun kecil. Gejala mengi menandakan ada

penyempitan di saluran nafas besar, sedangkan pada saluran napas yang kecil

gejala batuk dan sesak napas lebih dominan disbanding mengi.

Penyempitan saluran napas ternyata tidak merata diseluruh bagian paru.

Ada daerah yang kurang mendapat ventilasi, sehingga darah kapiler yang melalui

daerah tersebut mengalami hipoksemia. Penurunan PaO2 mungkin merupakan

kelainan pada asma sub klinis, untuk mengatasi kekurangan oksigen, tubuh

Page 28: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

11

melakukan hiperventilasi, agar kebutuhan oksigen terpenuhi. Tetapi akibatnya

pengeluaran CO2 menjadi berlebihan sehingga PaCO2 menurun yang kemudian

menimbulkan alkalosis respiratorik. Pada serangan asma yang lebih berat lagi

banyak saluran napas dan alveolus tertutup oleh mucus sehingga tidak

memungkinkan lagi terjadinya pertukaran gas (difusi). Hal ini menyebabkan

hipoksemia dan kerja otot-otot pernapasan bertambah berat serta terjadi

peningkatan produksi CO2. Peningkatan produksi CO2 yang disertai dengan

penurunan ventilasi alveolus menyebabkan retensi CO2 (hiperkapnia) dan terjadi

asidosis respiratorik atau gagal napas. Hipoksemia yang berlangsung lama

menyebabkan asidosis metabolic dan kontriksi pembuluh darah paru yang

kemudian menyebabkan shunting yaitu peredaran darah yang tidak melalui unit

pertukaran gas yang baik, yang akibatnya memperburuk hiperkapnia. Dengan

kejadian ini penyempitan saluran napas pada asma akan menimbulkan hal-hal

seperti berikut : 1). Gangguan ventilasi berupa hipoventilasi. 2). Ketidak

seimbangan ventilasi perfusi dimana distribusi ventilasi tidak setara dengan

sirkulasi darah paru. 3). Gangguan difusi gas di tingkat alveoli (Sundaru H,

Sukamto, 2010). Ketiga faktor tersebut akan mengakibatkan hipoksemia,

hiperkapnia, asidosis respiratorik pada tahap yang sangat lanjut.Terjadinya

infiltrasi sel radang yang menetap dan hipersekresi mucus yang kental serta edema

mukosa menyebabkan penebalan dari membran alveolus (Price, 2006). Penebalan

membran alveolus mempengaruhi kecepatan difusi gas dari alveolus menuju

kapiler darah. Konsentrasi oksigen dalam darah akan berkurang dengan

menurunnya difusi oksigen diparu-paru (Guyton, 2007).

Page 29: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

12

Dalam keadaan normal, proses difusi terjadi karena adanya perbedaan

tekanan parsial gas O2 antara atmosfer (159 mmHg), alveoli (103 mmHg) dan

kapiler paru (40 mmHg) (Ganong, 2008). Pada penderita asma, penegembangan

paru yang tidak optimal berdampak pada penurunan kapasitas vital paru serta

peningkatan residu fungsional dan volume residu paru (Guyton, 2007). Penurunan

kapasitas vital paru yang disertai dengan peningkatan residu fungsional dan

volume residu paru menyebabkan timbulnya perbedaan tekanan parsial gas antara

tekanan parsial gas oksigen dalam alveoli dengan tekanan parsial gas oksigen

dalam darah kapiler paru (Guyton, 2007). Penurunan tekanan parsial gas oksigen

dalam alveoli oleh karena bronkospasme, menyebabkan kecilnya perbedaan

gradient tekanan gas oksigen dalam alveoli dengan kapiler. Penurunan tekanan

oksigen alveoli yang lebih kecil dari tekanan gas oksigen dalam paru

menyebabkan terjadinya penurunan difusi oksigen (Perry & Potter, 2006).

Penurunan difusi oksigen dalam darah dapat dilihat secara sederhana melalui

penurunan saturasi oksigen yang dipantau dengan oksimetri nadi. Pada penyakit

asma, penggolongan asma dapat dibedakan berdasarkan nilai saturasi oksigen

yaitu :

a. Asma ringan didapatkan penurunan saturasi oksigen > 95 %

b. Asma sedang didapatkan penurunan saturasi oksigen antara 91- 95%

c. Asma berat didapatkan penurunan saturasi oksigen < 90%

Page 30: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

13

2.1.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Saturasi Oksigen Pada Pasien

Asma

Price (2006) menyatakan bahwa saturasi oksigen pada pasien asma

dopengaruhi oleh :

1. Gangguan sirkulasi kardiovaskuler

Pada pasien asma kronik biasanya disertai dengan gangguan jantung yang

mempengaruhi kemampuan tubuh untuk memenuhi oksigen.

2. Peningkatan laju metabolisme

Peningkatan metabolism tubuh sebagai respon peningkatan usaha bernafas,

menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen tanpa diimbangi oleh

kemampuan system tubuh untuk memenuhi peningkatan kebutuhan tubuh

akan oksigen.

3. Anemia

Penurunan kadar hemoglobin dalam darah menyebabkan pengurangan

ikatan oksihemoglobin yang membawa darah. Berkurangnya ikatan ini

mempengaruhi nilai saturasi oksigen darah.

4. Penurunan konsentrasi oksigen yang diinspirasi

Obstruksi jalan nafas atas dan bawah akibat bronkospasme, akan membatasi

transport oksigen dari lingkungan luar ke alveoli. Hal ini akan mempengaruhi

tekanan parsial gas yang berdampak pada menurunnya proses difusi gas.

2.1.5 Penilaian Saturasi Oksigen

Tubuh memerlukan oksigen untuk memenuhi proses metabolism kimia

untuk menghasilkan energy seluler. Saat proses difusi dari paru-paru ke darah,

Page 31: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

14

sebagian kecil oksigen akan larut dalam plasma dan cairan sel, tetapi lebih dari 60

kali banyaknya berikatan cepat dengan hemoglobin. Pada PaO2 100 mmHg,

hampir 96 % dari semua molekul hemoglobin telah berkombinasi dengan oksigen.

Pada keadaan normal kira-kira 97% oksigen yang ditransport dari paru ke jaringan

dibawa dalam campuran kimiawi dengan hemoglobin dalam sel darah merah, 3%

sisanya dibawa dalam cairan plasma dan sel. Dengan demikian, dalam keadaan

normal, oksigen dibawa ke jaringan hampir seluruhnya oleh hemoglobin (Guyton,

2000). Kandungan oksigen (CaO2) dan saturasi oksigen hemoglobin (SaO2)

merupakan indikator jumlah oksigen darah dan dalam sel darah merah (Hudak &

Gallo, 1997).

Saturasi oksigen sangat penting karena menunjukkan adanya oksigen

dalam jaringan yang lebih akurat daripada PaO2. Ini merupakan oksigen yang

dibawa molekul hemoglobin dan dapat disimpan oleh jaringan, bukan oksigen

yang terlarut dalam darah (Hudak & Gallo, 1997).

2.1.6 Teknik-teknik Pengukuran Saturasi Oksigen

Pengukuran saturasi oksigen arteri dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:

1. Analisis Gas Darah (AGD)

Analisis gas darah arteri adalah metode yang umum digunakan untuk

mendeteksi hipoksemia (Pamela, 1993). SaO2 merupakan salah satu

komponen yang diperiksa saat pemeriksaan AGD selain dari pH, PO2, PCO2,

HCO3 dan BE (base excess). Nilai normal gas darah adalah pH 7,35 – 7,45,

PO2 35 - 45 mmHg, saturasi oksigen lebih dari 95%, PCO2 35 – 45 mmHg,

HCO3 22 – 26 mEq/L, BE – 2 sampai +2 (Hudak dan Gallo, 1997).

Page 32: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

15

Pengukuran pH darah, tekanan oksigen (PO2) dan tekanan

karbondioksida (PCO2) perlu dilakukan saat menangani pasien dengan

masalah pernafasan. Tekanan oksigen arteri menunjukkan derajat oksigenasi

darah dan tekanan karbondioksida menunjukkan keadekuwatan ventilasi

alveolar. Bahan pemeriksaan gas darah arteri diperoleh melalui pungsi pada

arteri radialis, brakialis atau femoralis (Brunner & Suddarth, 2002).

2. Oksimetri Nadi

Oksimetri nadi adalah metode pemantauan non invasive secara kontinyu

terhadap saturasi oksigen hemoglobin (SaO2) (Brunner% Suddarth, 2002).

Oksimetri nadi merupakan suatu cara efektif untuk memantau pasien terhadap

perubahan saturasi oksigen yang kecil dan mendadak. Cara kerjanya adalah

menggunakan dua jenis panjang gelombang dan frekuensi yang berbeda.

Gelombang frekuensi cahaya merah akan mengukur hemoglobin (Hb)

desaturasi, sedangkan gelombang frekuensi infra red akan mengukur Hb

saturasi.

Gelombang cahaya yang dikeluarkan akan diabsorpsi tubuh/jaringan

sekitar pemasangan termasuk darah arteri. Jika darah arteri penuh Hb yang

teroksigenasi, diabsorpsinya akan meningkat sehingga saturasinya akan

meningkat. Bila kadar deoksidasinya banyak, absorpsinya menurun maka

saturasinya menurun. Pulse oxymetri digunakan secara kontinyu atau

intermiten, bukan sebagai alat tambahan, tetapi dapat memberikan peringatan

dini sebelum terjadi tanda hipoksia. Oksimetri nadi digunakan dalam banyak

lingkungan, termasuk di unit perawatan kritis dan unit perawatan umum.

Page 33: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

16

2.2 Pengertian Faal Olahraga

Fisiologi olahraga sebagai salah satu disiplin ilmu kedokteran berupaya

untuk mempelajari efek pelatihan terhadap tubuh, mempelajari bagaimana

efisiensi tubuh manusia dapat diperbaiki dengan latihan. Berdasarkan tipe dn

intensitas performance latihan, olah raga dapat dibagi menjadi dua bagian besar,

yaitu :

2.2.1 Olahraga dinamik, yaitu olah raga yang dapat menimbulkan perubahan

pada panjang otot dan pergerakan sendi dengan kontraksi ritmis, tetapi

hanya sedikit terjadi perubahan pada kekuatan intramuskuler. Olahraga ini

melibatkan banyak otot menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen.

2.2.2 Olahraga statik, yaitu olah raga yang menyebabkan perubahan kekuatan

intramuskuler, tetapi tidak terjadi atau hanya sedikit terjadi perubahan otot

dan pergerakan sendi. Olahraga ini hanya menyebabkan sedikit

peningkatan kebutuhan oksigen. Senam termasuk olahraga dengan gerakan

dinamik, karena dalam pelatihan melibatkan semua otot rangka dan

seluruh persendian tubuh (Wiarto, 2013).

2.3 Pelatihan Olahraga

Pelatihan dan olahraga memiliki pengertian yang berbeda, pelatihn

dilakukan secara terencana dan terprogram bertujuan untuk memperbaiki

kemampuan teknis dan penampilan atlit sesuai dengan kebutuhan dalam bidang

olahraga spesialisasinya sedangkan olahraga atau physical activity adalah aktivitas

fisik; suatu aktivitas yang terjadi sebagai akibat dari kerja atau kontraksi otot,

Page 34: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

17

dengan penggunaan energy secara proporsional, yang erat kaitannya dengan

kebugaran fisik atau physical fitness (Nala, 2011).

2.4 Prinsip Pelatihan

Prinsip pelatihan adalah suatu petunjuk dan peraturan yang sistematis,

dengan pemberian beban yang ditingkatkan secara progresif, yang harus ditaati

dan dilaksanakan agar tercapai tujuan pelatihan. Selama proses pelatihan

berlangsung, prinsip ini harus diikuti dengan penuh kesungguhan, tanpa adanya

penyimpangan oleh semua pihak. Tiadanya ketaatan dari pelatih dan atlit akan

sukar mencapai hasil pelatihan yang maksimal. (Nala, 2011). Tujuan berolahraga

berlainan dengan tujuan pelatihan, tujuan berolahraga adalah untuk rekreasi,

pendidikan, kesehatan dan kebugaran fisik. Khusus untuk pasien asma, dalam

pelatihan senam harus benar-benar memperhatikan prinsip pelatihan agar

pelatihan senam asma yang dilaksanakan memperoleh hasil yang maksimal.

2.5 Konsep Dasar Senam Asma

Pengertian Senam Asma

Senam Asma merupakan salah satu jenis terapi latihan yang dilakukan

secara berkelompok (exercise group) yang melibatkan aktifitas gerakan tubuh atau

merupakan suatu kegiatan yang membantu proses rehabilitasi pernapasan pada

penderita asma (Soeparman, 2004). Senam asma merupakan senam yang

diciptakan untuk penderita asma yang gerakannya disesuaikan dengan

kemampuaan dan kebutuhan penderita berdasarkan berat ringannya penyakit asma

(Supriyantoro, 2004 dalam Elyani Nur, 2011).

Page 35: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

18

Senam asma merupakan salah satu bentuk kegiatan positif yang dapat

membantu pemulihan kondisi penderita asma. Senam asma juga merupakan salah

satu unsur penunjang pengobatan asma karena keberhasilan pengobatan asma

tidak hanya ditentukan oleh obat yang dikonsumsi, namun juga ditentukan oleh

faktor gizi dan olahraga. Bagi penderita asma, olahraga yang tepat dan benar

dapat meminimalisir kekambuhan penyakitnya. Manfaat pelatihan olahraga yang

perlu dilatihkan pada penderita penyakit pernapasan meliputi : peningkatana

kapasitas atau daya fungsional, peningkatan status fungsional sehingga dapat

mengurangi keparahan dispneu serta perbaikan kualitas hidup (Atmadja &

Doewes, 2007). Dari pengertian- pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa

senam asma adalah : Suatu aktifitas latihan yang terpola, terencana dan sistematis

dan mengandung unsur rekreasi, merupakan salah satu upaya dalam penangnan

penderita asma dan unsur yang terpenting dari senam asma adalah penderita dapat

melatih dan mengotrol pernapasannya.

2.6 Gerakan-gerakan Senam Asma Dapat Memperbaiki Kebugaran dan

Meningkatkan Saturasi Oksigen Karena : 1. Pada awalnya sebelum senam asma dimulai dilakukan pemanasan dan

peregangan dengan tujuan untuk menyiapkan otot-otot tubuh, sendi-sendi

tubuh, paru-paru dan jantung agar siap untuk melkukan gerakan-gerkan senam

asma yang akan dilakukan.

2. Setelah pemanasan dan peregangan selesai dilakukan, dilanjutkan dengan

gerakan inti A. Gerakan inti A bertujuan untuk memperbaiki dan

mempertahankan fungsi organ-organ pernapasan dan melatih cara bernapas

Page 36: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

19

yang efektif pada penderita asma dengan cara menarik napas dan

mengeluarkan napas. Proses ekspirasi dilakukan dilakukan lebih lama

2 hitungan dengan proses inspirasi.

3. Setelah gerakan inti A, dilakukan gerakan inti B. Tujuan gerakan inti B untuk

relaksasi/melepaskan beban otot-otot pernafasan, mobilisasi sendi yang

berkaitan dengan perubahan volume thoraks, meningkatkan daya tahan tubuh

dan mengontrol pernapasan dengan Irma yang ritmis, otot-otot akan menjadi

relaksasi hal ini akan mempermudah pernapasan dan ekspektorasi.

4. Setelah Gerakan inti B, dilakukan gerakan Aerobic, yaitu gerakan dengan

sistem energi lambat atau sistem metabolisme aerobic, merupakan rangkaian

reaksi kimia yang memerlukan oksigen. Gerakan aerobic dilakukan agar tubuh

lebih dapat menghasilkan pembakaran 0² tingggi dan meningkatkan ekspirasi.

Gerakan ini juga berdampak pada proses difusi pada paru, dapat meningkatkan

oksihemoglobin dan jika hal ini dilakukan secara rotin dan benar akan dapat

meningkatkan saturasi oksigen dan kebugaraan fisik.

5. Setelah Gerakan Aerobik, dilakukan gerakan pendinginan yaitu gerakan-

gerakan lambat agar otot-otot dan fungsi organ-organ tubuh lain kembali

seperti keadaan semula. Juga untuk mengembalikan denyut nadi pada

frekuensi normal setelah mengalami kenaikan selama aerobik.

2.7 Prosedur Gerakan Senam Asma

Abidin & Angela (2005) dalam Elyani Nur (2012) menyatakan bahwa

senam asma tidak berbeda dengan senam pada umumnya. Berikut rangkaian

senam asma:

Page 37: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

20

a. Pemanasan dan peregangan

Pemanasan dan peregangan merupakan gerakan awal dengan tujuan untuk

mempersiapkan otot-otot, sendi-sendi, jantung dan paru dalam keadaan siap

untuk melakukan gerakan lebih lanjut. Gerakan ini termasuk pre activity

exercise yang dimulai dari proksimal ke distal.

Prinsip pemanasan :

1) Gerakan bebas tanpa beban ataupun bantuan

2) Melibatkan seluruh tubuh

3) Dimulai dari proksimal ke distal

4) Lamanya tidak lebih dari 15 menit

5) Kecepatan gerakan tidak lebih dari ritme sekitar 120 beat/menit

b. Prosedur Gerakan Pemanasan adalah :

1. Sikap sempurna, kemudian menundukkan kepala (sebelum melakukan

senam berdoa terlebih dahulu). Berdiri tegak, lalu kedua tangan lurus

disamping badan, lalu lakukan jalan ditempat dengan mengangkat kaki

minimum 20 cm dari lantai sambil melenggangkan tangan. Lakukan

gerakan tersebut sampai 3 x 8 hitungan.

2. Berdiri tegak, lalu lakukan gerakan lari di tempat sambil mengayunkan

lengan dengan posisi kedua siku menekuk. Lakukan sampa 3x 8 hitungan.

3. Berdiri tegak, lalu lakukan kembali gerakan jalan ditempat sampai 3 x 8

hitungan.

Page 38: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

21

4. Letakkan kedua tangan di pinggang. Tundukkan kepala, kemudian

tegakkan kembali. Lakukan gerakan menunduk dan menegakkan kepala

ini bergantian sampai 3 x 8 hitungan.

5. Letakkan kedua tangan dipinggang. Palingkan muka ke kanan, kembali

lurus ke depan, kemudian palingkan ke kiri dan kembali lurus ke depan.

Lakukan gerakan tersebut sampai 3 x 8 hitungan.

6. Letakkan kedua tangan di pinggang, miringkan kepala ke kanan kemudian

kembali tegak. Selanjutnya miringkan kepala ke kiri dan kembali tegak.

Lakukan gerakan tersebut bergantian sampai 3 x 8 hitungan.

7. Letakkan tangan lurus disamping tubuh, kaki dibuka selebar bahu.

Ayunkan tangan kanan lurus keatas sehingga telapak tangan menghadap

kearah badan dan ayunkan tangan kiri ke belakang dengan telapak

menghadap ke belakang. Lakukan hal tersebut pada hitungan 1 – 4, lalu

lakukan gerakan sebaliknya pada hitungan 5 – 8. Lakukan gerakan-

gerakan tersebut sampai 3 x 8 hitungan.

8. Letakkan kedua tangan di bahu, buka kaki selebar bahu. Pada hitungan 1 –

4 putar bahu ke depan seperti putaran roda. Lakukan gerakan sebaliknya

pada hitungan 5 – 8. Lakukan hal diatas bergantian sampai 3 x 8 hitungan.

9. Posisikan kedua tangan lurus disamping badan, buka kaki selebar bahu.

Tepukkan tangan diatas kepala, lalu kembali ke posisi semula sambil

menepuk paha samping luar. Lakukan gerakan tersebut berulang sampai

3 x 8 hitungan.

Page 39: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

22

10. Posisikan kedua tangan di pinggang, buka kaki selebar bahu. Putar pinggul

searah jarum pada hitungan 1 – 4. Pada hitungan 5 – 8, putar pinggul

berlawanan dengan arah jarum jam. Lakukan gerakan tersebut bergantian

sampai 3 x 8 hitungan.

Rapatkan kedua kaki, lalu letakkan kedua tangan di pinggang. Hentakkan

tungkai kaki kanan dan kiri ke depan dengan posisi sendi pergelangan kaki

90 derajat secara bergantian. Selanjutnya, hentakkan tungkai kaki kanan

dan kiri kearah samping (secara bergantian). Terakhir, hentakkan kearah

belakang (secara bergantian). Lakukan gerakan tersebut masing-masing

1 x 8 hitungan. Lakukan kembali jalan di tempat sampai 2 x 8 hitungan.

11. Berdiri tegak dengan kedua tangan lurus disamping badan, lalu angkat

kedua tangan keatas sambil menarik nafas sampai hitungan 2. Pada

hitungan 3 – 8, turunkan kedua tangan sambil menghembuskan nafas.

c. Prosedur Gerakan Peregangan :

1. Buka kaki selebar bahu. Luruskan tangan kanan ke depan, sedangkan

tangan kiri memegang siku tangan kanan, lalu tarik siku tangan kanan ke

arah tangan kiri sampai tangan kanan menyentuh dada. Tahan gerakan ini

sampai hitungan ke 4. Pada hitungan 5 – 8 kembalikan ke sikap awal

secara perlahan-lahan. Selanjutnya lakukan gerakan sebaliknya (posisi

tangan kanan memegang siku tangan kiri).

2. Buka kaki selebar bahu, lalu angkat tangan kanan keatas sampai tangan

rileks di belakang kepala, kemudian pegang sikunya dengan tangan kiri.

Tarik siku tangan kanan ke belakang pada hitungan 1, lalu tahan mulai

Page 40: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

23

hitungan 2 – 4. Kembalikan ke sikap awal secara perlahan-lahan, pada

hitungan 5 – 8. Selanjutnya lakukan gerakan sebaliknya (posisi tangan

kanan memegang siku tangan kiri).

3. Buka kaki selebar bahu, lalu jalin kedua tangan di belakang badan. Pada

hitungan ke 1, angkat kedua tangan keatas sambil mengempiskan perut.

Selanjutnya, tahan gerakan tersebut sampai hitungan ke 4. Kembalikan

secara perlahan-lahan pada posisi awal mulai hitungan 5 – 8.

4. Buka kaki selebar bahu, lalu lipat kedua tangan di depan dada sampai

ujung jari kedua tangan beradu. Pada hitungan 1, putar tubuh bagian atas

ke kanan tetapi panggul dan wajah tetap menghadap ke depan. Tahan

gerakan ini sampai hitungan ke 4. Kembalikan ke sikap awal secara

perlahan-lahan pada hitungan 5 – 8. Lakukan gerakan seperti diatas untuk

arah yang berlawanan.

5. Buka kaki agak lebar, kedua tangan lurus disammping badan.Pada

hitungan 1, dorong tangan kanan keatas sambil memiringkan badan. Tekuk

lutut kaki kiri dan tangan kiri menumpu pada paha kiri.Tahan gerakan ini

sampai hitungan 4. Kembalikan ke sikap awal secara perlahan-lahan pada

hitungan 5 – 8.

6. Berdiri dengan kaki rapat, kedua lengan lurus disamping badan. Pada

hitungan 1, langkahkan kaki kanan ke depan sampai tumit menempel pada

lantai. Kedua tangan bertumpu pada paha kanan, kemudian rendahkan

badan sambil tekuk lutut kiri dan sendi panggul kanan (badan dan kepala

Page 41: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

24

tetap lurus). Tahan gerakan tersebutpada hitungan 2 – 4. Pada hitungan

5 – 8, perlahan-lahan kembalikan pada posisi sikap awal.

7. Kedua kaki rapat dan tangan lurus disamping badan. Pada hitungan 1,

tekuk lutut kanan ke belakang sampai maksimal.Pegang pergelangan kaki

kanan dengan tangan kiri, lalu tarik ke belakang. Selanjutnya rentangkan

tangan kanan ke samping. Pada hitungan 2 – 4 tahan gerakan tersebut.

Secara perlahan-lahan kembalikan ke posisi awal pada hitungan 5 – 8.

Selanjutnya lakukan gerakan sebalinya (tangan kanan memegang

pergelangan kaki kiri).

8. Berdiri dengan kedua kaki rapat dan kedua tangan lurus disamping tubuh.

Pada hitungan 1, tarik tungkai kanan ke depan sampai lutut kanan

menekuk. Selanjunya, rendahkan badan dengan kedua tangan bertumpu

pada paha kanan ( badan dan kepala tetap lurus). Tahan gerakan ini sampai

hitungan 4. Kembalikan ke sikap awal secara perlahan-lahan pada

hitungan 5 – 8, lalu lakukan gerakan yang sama dengan arah berlawanan.

d. Latihan Inti A

Gerakan ini bertujuan untuk memperbaiki dan mempertahankan fungsi alat

pernafasan. Pada penderita obstruktif paru, latihan ditujukan agar terjadi

ventilasi alveolar, untuk itu fungsi diafragma harus diperbaaiki/ditingkatkan,

diharapkan kerja otot pernafasan menjadi optimal dan kerja otot nafas bantu

menurun. Latihan inti A, bertujuan untuk melatih cara bernafas yang efektif

pada penderita asma. Dengan cara menarik nafas dan mengeluarkan nafas.

Proses pengeluaran nafas lebih lama 2 hitungan.

Page 42: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

25

Pada penyakit asma, penderita mengalami kesulitan waktu ekspirasi, maka

dipilih gerakan yang dapat dikombinasikan dengan irama pernafasan yang

baik, dengan cara : Inspirasi melalui hidung, ekspirasi melalui mulut dan

berdesis, waktu ekspirasi harus lebih panjang dari waktu inspirasi, mengikuti

mekanisme pernafasan dada dan diafragma yang dibantu oleh otot-otot perut.

Prinsip Gerakan A

1. Setiap gerakan di ikuti dengan inspirasi dan ekspirasi yang dalam

2. Waktu inspirasi lebih pendek dari ekspirasi

3. Gerakan inspirasi dilakukan saat pengembangan volume thoraks dan

ekspirasi saat penciutan volume thoraks

4. Kecepatan gerak dengan ritme sekitar 100 beat/ menit

Prosedur Gerakan Inti A adalah :

1. Buka kaki selebar bahu, lalu letakkan tangan di pinggang, pada hitungan 1,

tegakkan kepala dan busungkan dada. Selanjutnya, tundukkan kepala pada

hitungan 2 – 4. Lakukan gerakan tersebut bergantian sampai 2x8 hitungan.

2. Tangan masih dipinggang dan kaki dibuka selebar bahu. Palingkan muka

ke kanan pada hitungan 1, lalu pada hitungan 2 arahkan kembali muka ke

depan dan tahan sampai hitungan 4. Pada hitungan 5 palingkan muka ke

kiri, lalu pada hitungan 6 – 8 arhkan kembali ke depan. Lakukan gerakan

tersebut bergantian sampai 3 x 8 hitungan.

3. Buka kaki selebar bahu dan kedua tangan lurus disamping tubuh. Pada

hitungan 1, angkat bahu kanan, lalu turunkan kembali pada hitungan 2 – 4.

Page 43: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

26

Lakukan hal yang sama untuk bahu kiri. Lakukan gerakan tersebut

bergantian sampai 3 x 8 hitungan.

4. Rapatkan kedua kaki dan tangan lurus disamping tubuh. Putar bahu

kebelakang dengan siku sedikit tertekuk pada hitungan 1 – 3, lalu

hentakkan kedua tangan ke belakang pada hitungan 4. Pada hitungan 5 – 7,

putar kembali bahu ke depan, lalu pada hitungan 8 hentakkan tangan ke

depan. Lakukan gerakan tersebut bergantian sampai 3 x 8 hitungan.

5. Buka kaki selebar bahu dan kedua tangan lurus disamping tubuh. Pada

hitungan 1, angkat kedua tangan keatas sejajar telinga hingga membentuk

huruf V. Pada hitungan 2 – 4 kembalikan tangan pada posisi semula.

Lakukan gerakan tersebut sampai 3 x 8 hitungan.

6. Buka kaki selebar bahu, lalu angkat kedua tangan lurus ke depan setinggi

bahu sehingga telapak tangan menghadap ke depan. Tarik kedua tangan

kedua tangan ke belakang pada hitungan 1 sambil menekuk lutut dan

tangan di kepalkan. Pada hitungan 2 – 4 kembali ke posisi semula dengan

posisi tangan seperti mendorong. Lakukan gerakan diatas sampai 3 x 8

hitungan.

e. Latihan Inti B

Bertujuan untuk relaksasi/melepaskan beban otot-otot pernafasan,

mobilisasi sendi yang berkaitan dengan perubahan volume thoraks,

meningkatkan daya tahan tubuh dan mengontrol pernafasan dengan irama

yang ritmis, otot-otot akan menjadi relaksasi, hal ini akan mempermudah

pernafasan dan ekspektorasi.

Page 44: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

27

Prinsip Gerakan Inti B

1. Melibatkan otot agonis dan antagonis sehingga terjadi kotraksi dan

relaksasi.

2. Diselingi dengan pernafasan panjang diantara gerakan tertentu untuk

mengontrol pernafasan

3. Sebagian besar gerakan berpengaruh pada perubahan volume thoraks,

sedang yang lain untuk seluruh tubuh

4. Kecepatan gerak dengan irama sekitar 130 beat/menit

Prosedur Gerakan Inti B :

1. Buka kaki selebar bahu, lalu letakkan kedua tangan pada bahu. Luruskan

tangan ke atas, lalu turunkan kembali. Selanjutnya luruskan pula tangan

kanan ke atas, lalu turunkan kembali. Selanjutnya, luruskan pula tangan

kiri ke atas dan turunkan kembali. Lakukan gerakan ini bergantian sampai

4 x 8 hitungan.

2. Letakkan kedua tangan lurus disamping tubuh. Lemparkan tangan kanan

ke depan atas dan tangan kiri ke belakang, lalu lakukan gerakan sebaliknya

sehingga tangan kiri diatas dan tangan kanan mengayun ke belakang.

Lakukan sampai 4 x 8 hitungan.

3. Buka kaki selebar bahu, lalu posisikan kedua tangan yang sikunya

menekuk 90 derajat di samping tubuh. Dorong kedua tangan lurus ke atas

sampai menyerong tubuh ke kanan, lalu tarik posisi tangan ke posisi

semula. Dorong kembali kedua tangan sambil menyerongkan tubuh kekiri.

Lalukan gerakan tersebut masing-masing 1 x 8 hitungan.

Page 45: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

28

4. Lakukan jalan di tempat sebanyak 2 x 8 hitungan, kemudian lakukan

kembali jalan di tempat sambil menarik nafas sampai 3 x 8 hitungan

5. Buka kaki selebar bahu, letakkan kedua tangan lurus disamping tubuh.

Silangkan kedua tangan di depan tubuh, hentakkan kaki kanan ke depan

sampai tumitnya menyentuh lantai sambil merendahkan badan.

Selanjutnya kembali ke posisi tegak sambil tangan di rentangkan. Lakukan

gerakan yang sama untuk kaki kiri, Lakukan bergantian kanan dan kiri

sampai 4 x 8 hitungan.

6. Rapatkan kedua kaki sambil menyilangkan tangan kanan diatas tangan kiri

di depan dada. Rentangkan kedua tangan kesamping tubuh sambil

melemparkan tungkai kaki kanan ke samping, lalu kembali ke posisi

semula. Lakukan hal yang sama untuk kaki kiri secara bergantian hingga

4 x 8 hitungan.

7. Rapatkan kedua kaki, lalu silangkan kedua tangan di depan dada dengan

posisi tangan kanan diatas tangan kiri. Rentangkan kedua tangan ke

samping, seperti berenang dengan gaya katak, lalu serongkan kaki kanan

ke samping. Kembalikan ke posisi semula dan lakukan gerakan yang sama

dengan arah yang berlawanan berganti-ganti sampai 4 x 8 hitungan.

8. Selingi dengan jalan di tempat sampai 2 x 8 hitungan, kemudian lakukan

kembali jalan di tempat sambil menarik nafas sampai 3 x 8 hitungan.

9. Berdiri dengan kaki rapat, lalu angkat kedua tangan keatas dengan siku

menekuk 90 derajat.Gerakkan kedua tangan tersebut ke depan dan angkat

kaki kanan sampai panggul menekuk membentuk sudut 90 derajat, lalu

Page 46: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

29

kembali ke posisi awal. Lakukan pula gerakan yang sama untuk kaki kiri.

Lakukan secara bergantian sampai 4 x 8 hitungan. Buka kedua kaki agak

lebar, lalu rentangkan kedua tangan lurus ke samping. Dorong tangan kiri

kearah kanan, sedangkan tangan kanan menyentuh lutut kiri yang agak di

tekuk.Lakukan pula gerakan yang sama dengan arah berlawanan secara

bergantian sampai 4 x 8 hitungan. Selingi dengan jalan di tempat sampai 2

x 8 hitungan, kemuadian lakukan kembali jalan di tempat sambil menarik

nafas sampai 3 x 8 hitungan.

f. Aerobik :

Aerobik dilakukan supaya tubuh dapat menghasilkan pembakaran 02 tinggi

untuk meningkatkan hembusan nafas. Disesuaikan dengan kondisi dan usia

peserta senam asma. Gerakan-gerakan aerobic harus memenuhi syarat sebagai

berikut :

1. Melibatkan banyak sendi dan otot-otot tubuh

2. Dilakukan secara terus menerus, jika diselingi istirahat tidak boleh lebih

dari 3 menit

3. Dapat meningkatkan denyut nadi sampai 70 % dari nadi maksimal

4. Kecepatan gerak menggunakan irama 140 beat/menit

Prosedur Gerakan Aerobik Sebagai Berikut :

1. Sambil berlari ditempat luruskan kedua tangan ke depan, lalu kembalikan

ke pundak. Selanjutnya, ulurkan kedua tangan ke samping dan kembalikan

ke pundak. Lakukan gerakan tersebut bergantian sampai 2 x 8 hitungan,

setiap hitungan jatuh pada kaki kanan.

Page 47: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

30

2. Selingi dengan jalan di tempat sampai 2 x 8 hitungan, kemudian lakukan

kembali jalan di tempat sambil menarik nafas sampai 3 x 8 hitungan.

3. Lakukan lari di tempat dengan posisi tubuh condong ke depan sehingga

salah satu kaki terlempar ke belakang dan lutut kaki yang lain dalam posisi

lurus. Pandangan mata ke bawah dan kedua tangan bebas bergerak

mengikuti irama berlari. Lakukan gerakan yang sama untuk kaki yang lain

secara bergantian sampai 2 x 8 hitungan.

4. Lakukan lari di tempat dengan posisi tubuh condong ke belakang sehingga

salah satu kaki terlempar ke depan dan lutut kaki yang lain dalam posisi

lurus. Kedua tangan bebas bergerak dan pandangan ke atas. Lakukan

gerakan ini sampai 2 x 8 hitungan.

5. Lakukan lari di tempat dengan posisi tubuh tegak sambil melemparkan

kedua kaki ke samping kanan dan kiri bergantian. Kedua tangan bebas

mengikuti Irma berlari. Lakukan gerakan ini bergantian sampai 2 x 8

hitungan.

6. Lakukan lari tempat dengan posisi tubuh tegak sambil melemparkan kaki

kanan agak serong ke kiri dan kaki kiri dilemparkan agak serong ke kanan.

Lakukan gerakan ini bergantian sampai 2 x 8 hitungan.

7. Berdiri dengan kedua kaki agak rapat, lalu letakkan kedua tangan diatas

pundak. Jatuhkan kaki kanan satu langkah ke samping dengan kedua

tangan lurus ke samping setinggi bahu, lalu gerakkan kaki kiri mengikuti

langkah kaki kanan sambil kedua tangan kembali ke pundak. Jatuhkan

kaki kiri satu langkah ke samping dengan kedua tangan diangkat lurus ke

Page 48: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

31

samping, lalu gerakkan kaki kanan mengikuti gerakan seperti kaki kiri

sambil meletakkan tangan kembali hingga ke posisi awal. Lakukan sampai

2 x 8 hitungan.

Pendinginan (cooling down)

Dalam gerakan ini, dilakukan gerakan-gerakan lambat agar otot-otot

kembali seperti keadaan semula yaitu dengan menggerakkan tangan sambil

menarik nafas pelan-pelan. Tujuan utama senam asma adalah relaksasi otot-

otot pernafasan serta otot-otot yang lain. Ini dapat dicapai dengan peregangan

dan kontraksi maksimal di ikuti dengan relaksasi maksimal. Selain itu,

pendinginan untuk mengembalikan denyut nadi pada frekuensi normal

setelah mengalami kenaikan selama aerobic. Ada 3 macam dalam

pendinginan :

1. Peregangan yang meningkat, ditahan selama 6 - 8 detik

2. Isometrik kontraksi yang maksimal diikuti relaksasi

3. Ketenangan mental

Prosedur Gerakan Pendinginan sebagai berikut :

1. Berdiri tegak dengan kaki terbuka selebar bahu, lalu jalan kedua tangan di

belakang kepala. Tekan kepala ke belakang pada hitungan 1, lalu tahan

dengan kedua tangan pada hitungan 2- 4. Pada hitungan 5 - 8, kembalikan

keposisi semula secara perlahan.

2. Buka kaki selebar bahu, lalu topang dagu dengan tangan kanan, tangan kiri

di letakkan disamping tubuh. Dorong dagu kekiri dengan tangan kanan

Page 49: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

32

pada hitungan 1, lalu tahan gerakan ini sampai hitungan 4. Pada hitungan

5-8, kembalikan secara perlahan-lahan ke posisi semula.

3. Buka kaki selebar bahu, lalu luruskan tangan kanan ke atas rileks di

belakang kepala dan sikunya di pegang oleh tangan kiri. Pada hitungan 1,

tarik siku kanan ke belakang dan tahan gerakan ini sampai hitungan 4.

Pada hitungan 5-8, kembalikan secara perlahan-lahan ke posisi semula.

Lakukan gerakan yang sama dengan arah berlawanan.

4. Buka kaki selebar bahu, lalu lipat kedua tangan di depan dada sampai jari-

jarinya beradu. Pada hitungan 1, putar tubuh ke kanan dengan panggul dan

wajah tetap menghadap ke depan, lalu tahan gerakan ini sampai hitungan

4. Pada hitungan 5-8, kembalikan secara perlahan-lahan ke posisi semula.

Lakukan gerakan yang sama dengan arah yang berlawanan. Berdiri dengan

kedua kaki rapat, lalu letakkan kedua tangan lurus di samping. Pada

hitungan 1, langkahkan kaki kanan ke depan sampai tumitnya menempel

pada lantai. Rendahkan badan sambil menekuk lutut kiri dan sendi panggul

kanan, kedua tangan bertumpu pada paha kanan. Tahan sampai hitungan 4

dengan posisi tubuh dan kepala tetap lurus. Pada hitungan 5-8, kembalikan

secara perlahan-lahan ke posisi semula. Lakukan gerakan yang sama

dengan arah yang berlawanan.

5. Buka kaki selebar bahu sambil merapatkan kedua tangan diatas perut. Pada

hitungan 1, tarik nafas sambil mengembungkan otot perut. Selanjutnya

hembuskan nafas pada hitungan 2-4 sambil mengecilkan perut di bantu

dengan tekanan kedua tangan. Hitungan 5, tarik nafas kembali sama

Page 50: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

33

seperti gerakan sebelumnya, lalu hembuskan kembali. Lakukan 2 x 8

hitungan.

6. Buka kaki selebar bahu, lalu luruskan kedua tangan ke depan setinggi

bahu. Turunkan badan sambil menekuk lutut sedikit pada hitungan 1, lalu

tahan gerakan ini sampai hitungan 4. Pada hitungan 5-8, kembalikan

secara perlahan-lahan ke posisi semula. Lakukan sampai 2 x 8 hitungan.

7. Buka kaki selebar bahu dengan kedua tangan terbuka kesamping tubuh.

Tarik nafas pada hitungan 1, lalu tahan sampai hutungan 2-4. Pada

hitungan 5, hembuskan nafas keluar sambil menepuk paha bagian samping

tarik nafas kembali, lalu tahan seperti gerakan sebelumnya, kemudian

keluarkan nafas sambil menepuk dada bagian samping. Terakhir, dorong

kedua lengan ke depan sambil menghembuskan nafas. Selanjutnya lakukan

kembali posisi doa.

2.8 Efek Samping Senam Asma

Menurut Pratyahara (2011) dalam Elyani Nur (2012) olahraga dan

kegiatan yang berlebihan dapat memicu serangan asma. Olahraga baik bagi

penderita asma selama asmanya terkendali, selama asma yang diderita terkontrol

dan termanajemen dengan baik. Umumnya penderita mampu melakukan berbagai

macam kegiatan fisik. Namun, karena aktifitas yang berlebihan pada penderita

dapat memacu serangan asma. Efek samping yang timbul dapat berupa serangan

asma bertambah berat atau timbulnya serangan pneumotoraks. Oleh karena itu,

beberapa hal harus diperhatikan sebelum melakukan senam asma, yaitu tidak

Page 51: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

34

dalam serangan asma, tidak dalam gagal jantung, kurang tidur, baru sembuh dari

sakit dan lannya (Proverawati, 2010).

Pratyahara dalam Elyani Nur (2012) terdapat syarat yang harus dipenuhi

sebelum melakukan senam asma yaitu penderita tidak dalam serangan asma, sesak

nafas dan batuk-batuk, tidak dalam serangan jantung, tidak dalam keadaan flu atau

kurang tidur serta baru sembuh dari penyakit. Rangkaian senam asma pada

prinsipnya untuk melatih memperkuat otot-otot pernafasan agar penderita asma

lebih mudah melakukan pernafasan dan ekspektorasi. Penderita asma tidak boleh

melakukan olahraga sembarangan karena olahraga yang berat dapat memicu

serangan asma. Selain berenang dan senam asma, olahraga yang di

rekomendasikan untuk penderita asma di antaranya jalan kaki, lari kecil dan naik

sepeda (Pratyahara, 2011).

2.9 Pengaruh Senam Asma Terhadap Sistem Kardiovaskuler, Respirasi dan Sistem Kekebalan Tubuh

Menurut Angela (2009) dengan senam asma frekuensi serangan asma

dapat dikurangi pada penderita asma. Senam asma merupakan salah satu pilihan

olahraga yang tepat bagi penderita asma. Senam asma bermanfaat untuk

meningkatkan kesegaran jasmani dan juga meningkatkan kemampuan pernafasan,

juga merupakan salah satu penunjang pengobatan asma karena keberhasilan

pengobatan asma tidak hanya ditentukan oleh obat-obat asma yang dikonsumsi

namun juga faktor gizi dan olahraga. Gerakan aerobik pada senam asma dapat

meningkatkan penggunaan oksigen, karena sistem metabolisme aerobik

merupakan rangkaian reaksi kimia yang memerlukan oksigen. (Nala, 2011).

Page 52: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

35

Senam asma juga merupakan salah satu bentuk pengobatan dan pencegahan

serangan asma. Penderita asma dianjurkan untuk mengikuti senam asma sekitar

45 menit dan senam ini akan memberikan hasil jika dilakukan sedikitnya 8

minggu.

Bagi penderita asma, olahraga diperlukan untuk memperkuat otot-otot

pernafasan dan meningkatkan kapasitas ventilasi. Senam asma bertujuan untuk

melatih cara bernafas yang benar, melenturkan dan memperkuat otot pernafasan,

melatih ekspektorasi yang efektif, meningkatkan sirkulasi, mempercepat asma

terkontrol serta mempertahankan asma tetap terkontrol dan senam asma tidak

boleh dilakukan sembarangan. Jika senam asma rutin dilakukan selama 8 minggu

selama 45 menit hal ini akan dapat mengurangi frekuensi kekambuhan asma baik

kekambuhan ringan, sedang dan berat. Penderita asma harus lebih menjaga daya

tahan tubuh agar serangan asma tidak muncul kembali, salah satu upaya untuk

menjaga daya tahan tubuh agar tetap terpelihara adalah dengan cara rajin dan rutin

berolahraga sesuai dengan jenis olahraga yang direkomendasikan untuk penderita

asma, makan dengan pola menu gizi seimbang dan istirahat yang cukup.

Page 53: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

36

BAB III

KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Berpikir

Asma merupakan penyakit obstruksi saluran nafas dengan gejala-gejala

batuk, mengik dan sesak nafas. Penyempitan saluran nafas pada asma terjadi

sebagai akibat adanya obstruksi bronkus dan spasme otot polos pada bronkus

sehingga penderita mengalami kesulitan dalam bernafas. Penyebab asma pada

umumnya adalah allergen, dalam keadaan ini penderita perlu melakukan aktivitas

fisik yang tidak terlalu berat dan dapat meningkatkan kontraksi otot-otot

pernafasan dan dapat mengurangi frekuensi serangan asma (PDPI, 2004).

Inflamasi kronis pada jalan napas pada pasien asma berkaitan erat dengan kadar

Immunoglobulin E (IgE) yang tinggi dan eosinofil bronkus. WHO (World Health

Organization) mendefinisikan asma sebagai suatu penyakit inflamasi kronis pada

saluran napas dan beberapa sel, khususnya mastosit; eosininofil dan limfosit T

yang berperan penting dalam penyebarannya (Jenabi A,2008).

Jika asma tidak terkontrol dan sering kambuh maka otot-otot pernapasan

menjadi lemah dan akan menurunkan saturasi oksigen. Menurunnya saturasi

oksigen akan menyebabkan asma semakin sering kambuh. Pelatihan senam asma

secara teratur dan rutin 3 x dalam seminggu selama 8 minggu akan meningkatkan

kekuatan otot-otot pernapasan. Peningkatan kekuatan otot-otot pernapasan setelah

senam asma secara teratur, akan menurunkan tingkat kekambuhan, meningkatkan

saturasi oksigen dan menyeimbangkan kadar IgE serum. Hasil penelitian terakhir

menunjukkan bahwa satu sesi pelatihan fisik pada penderita asma menuntun

secara signifikan penurunan dari serum IgE (Aldred,2010).

Page 54: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

37

Gambar skema kerangka berpikir :

ASMA

KADAR IgE SERUM MENINGKAT

INFLAMASI PADA JALAN NAPAS

OTOT-OTOT PERNAPASAN MELEMAH

SATURASI OKSIGEN

SERING KAMBUH

SENAM ASMA TERATUR (3X/MINGGU SELAMA 8MINGGU)

KADAR IgE SERUM KEKUATAN OTOT-OTOT PERNAPASAN

KEKAMBUHAN

SATURASI OKSIGEN

Gambar 3.1 : Kerangka Berpikir Hubungan Senam Asma dengan

Frekuensi Kekambuhan

Page 55: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

38

3.2 Konsep Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah senam asma dapat

mengurangi frekuensi kekambuhan penderita asma dan meningkatkan saturasi

oksigen setelah mengikuti pelatihan senam asma. Untuk mencapai hasil yang

optimal dalam meningkatkan saturasi oksigen dan mengurangi kekambuhan pada

penderita asma bronkiale perlu dilakukan pelatihan senam asma 3 kali dalam

seminggu selama 8 minggu. Sampel dalam penelitian ini ditentukan sesuai dengan

kriteria inklusi dan eksklusi yang ditetapkan oleh peneliti sesuai dengan tujuan

penelitian yang akan dilakukan.

Page 56: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

39

Berdasarkan uraian diatas, maka kerangka konsep penelitian ini adalah

seperti bagan berikut :

Gambar 3.2 : Konsep Penelitian

FAKTOR INTERNAL: KONDISI PENYAKIT PASIEN; ASMA : BERAT,SEDANG DAN RINGAN

FAKTOR EKSTERNAL: SUHU LINGKUNGAN, KELEMBABAN UDARA, ASUPAN KALORI DAN AKTIVITAS

PELATIHAN AEROBIK

SENAM ASMA 3 X/MINGGU SELAMA 8 MINGGU

PENDERITA ASMA

- KEKAMBUHAN - SATURASI

OKSIGEN

Page 57: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

40

3.3 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka konsep, maka hipotesis yang dapat dirumuskan

dalam penelitian ini adalah :

3.3.1 Senam asma dengan durasi 45 menit dengan frekuensi 3 kali per minggu

selama 8 minggu dapat menurunkan frekuensi kekambuhan pada penderita

asma.

3.3.2 Senam asma dengan durasi 45 menit dengan frekuensi 3 kali per minggu

selama 8 minggu dapat meningkatkan saturasi oksigen pada penderita

asma.

Page 58: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

41

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan Design Quasy Experimental Pre Post with Control Group.

Pada penelitian (case control) jumlah faktor risiko yang dipelajari dapat dibatasi.

Keterbatasan jumlah faktor risiko ini akan meningkatkan potensi rancangan ini

dalam mengeksplorasi korelasi antara factor risiko dan efek (Pratiknyo, 2001).

Bagan Rancangan Penelitian seperti berikut :

P0 O1 O2

P S R P1

O3 O4 Gambar 4.1: Rancangan Penelitian

Keterangan : P = Populasi

S = Sampel

R = Random

P0 = Tanpa perlakuan

P1 = Perlakuan yaitu senam asma 3 kali seminggu

Selama 8 minggu.

01 = Pengukuran pertma kelompok kontrol

02 = Pengukuran kedua kelompok kontrol

Page 59: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

42

03 = Pengukuran pertama kelompok perlakuan

04 = Pengukuran kedua kelompok perlakuan

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Poliklinik Paru Rumah Sakit Umum Daerah

Wangaya Denpasar selama 8 minggu pada bulan Mei sampai Juni 2014 (minggu

pertama bulan Mei sampai minggu ke dua bulan Juni) setiap pukul 16.30 WITA

pada hari Senin, Rabu dan Jumat.

4.3 Penentuan Sumber Data

4.3.1 Populasi

Populasi untuk penelitian ini adalah seluruh pasien asma yang berkunjung

ke Poli Paru Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Denpasar.

4.3.2 Sampel

4.3.2.1 Kriteria Inklusi

Kriteria Inklusi pada penelitian ini adalah :

1. Pasien asma yang berkunjung ke Poli Paru RSUD Wangaya Denpasar

2. Pasien asma yang tidak dalam kondisi serangan asma

3. Umur 40 – 55 tahun

4. Pasien yang bersedia menjadi responden

Page 60: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

43

4.3.2.2 Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah

1. Penderita asma dengan penyakit lain

2. Penderita asma dengan cacat tubuh

3. Penderita yang sedang di rawat.

4.3.2.3 Kriteria gugur

Kriteria gugur dalam penelitian ini adalah :

1. Menderita sakit pada saat pelatihan

2. Tiga kali berturut-turut tidak mengikuti pelatihan

4.3.2.4 Besar Sampel

Berdasarkan Rumus Pocock (2008), besar sampel dalam penelitian ini

adalah :

Rumus Pocock : 2 δ ² ƭ ( α, β )

n = (µ² - µ¹)²

Keterangan :

n = Jumlah sampel

δ = Standar deviasi

µ¹ = Rerata kekambuhan asma sebelum pelatihan

µ² = Rerata kekambuhan asma sesudah pelatihan

ƭ (α , β ) = Faktor kesalahan ( α = 0,05 ; β = 0,05 ) = 13 (table Pocock)

Page 61: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

44

Berdasarkan penelitian pendahuluan pada pasien asma dengan standar deviasi

(ó)= 15, selisih rerata kekambuhan sebelum pelatihan dan sesudah pelatihan

(µ¹- µ²) = 0,18. Maka besar sampel dihitung dengan menggunakan Rumus Pocock

(2008) adalah :

n = jumlah sampel

δ = perkiraan standar deviasi

ƭ (α –β ) = 10,5

(µ¹ - µ² )² = selisih rerata sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan

n = 2

2

18,015,0.2

x 10,5

= 0324,00225,0.2 x 10,5

= 14,58 dibulatkan menjadi 15 orang.

15 orang sebagai kelompok perlakuan dan 15 orang sebagai

kelompok

Kontrol. Cadangan 3 orang.

4.3.2.5 Teknik pengambilan sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Simple Random Sampling, yaitu Pasien Asma dengan nomor ganjil

dipakai sebagai kelompok kasus / kelompok intervensi dan yang nomor genap

digunakan sebagai kelompok kontrol.

Pengambilan sampel dilakukan langsung pada pasien asma yang berobat/kontrol

di Poli Paru Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Denpasar. Sebelum pelatihan

Page 62: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

45

senam asma dilakukan pembagian kelompok dengan metode acak sederhanan,

yaitu : dari 30 responden dibagi menjadi 2 kelompok masing-masing berjumlah

15 orang. Satu kelompok yang terdiri dari 15 orang mengikuti pelatihan senam

asma tiga (3x) seminggu selama 8 minggu dan satu kelompok yang terdiri dari

15 orang sebagai kelompok kontrol, tidak mengikuti senam asma.

4.4 Variabel Penelitian

4.4.1 Klasifikasi Variabel

4.4.1.1 Variabel bebas : Senam Asma Indonesia

4.4.1.2 Variabel tergantung : Tingkat kekambuhan penderita asma

4.4.1.3 Variabel terkendali : Umur, jenis kelamain, genetic, kebugaran fisik,

asupan kalori, kelembaban udara dan suhu

lingkungan.

4.4.2 Definisi Operasional Variabel

4.4.2.1 Senam Asma adalah : merupakan suatu jenis terapi latihan yang

dilakukan secara berkelompok (exercise group) yang melibatkan

aktivitas gerakan-gerakan anggota tubuh atau merupakan suatu kegiatan

yang membantu proses rehabilitasi pernapasan pada penderita asma

untuk meningkatkan fungsi paru. Durasi senam asma dilakukan selama

45 menit, frekuensi 2 atau 3 kali seminggun selama 6 minggu, intensitas

pelatihan dimulai dengan intensitas rendah dengan target zone 60 – 65 %

dari denyut nadi maksimal. (Semua gerakan senam asma lihat lampiran

4.1). (Soeparman, 2004).

Page 63: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

46

4.4.2.2 Kekambuhan adalah : peristiwa timbulnya kembali gejala-gejala yang

sebelumnya sudah memperoleh kemajuan dan sebelum terjadi

kekambuhan biasanya terjadi hal-hal yang mendukung kekambuhan itu

terjadi. (Murgi, 2004).

4.4.2.3 Saturasi Oksigen adalah :jumlah oksigen yang terikat hemoglobin pada

darah yang dinyatakan dalam persentase kapasitas oksigen pengikatan

maksimum. (Dorland, 1998).

Saturasi Oksigen merupakan oksigen yang diperlukan tubuh untuk

memenuhi proses katabolisme kimia untuk menghasilkan energi seluler.

Diukur sebelum dan sesudah pelatihan senam asma dengan

menggunakan alat ukur oksimetri nadi. (Hudak & Gallo, 1997).

4.4.2.4 Kebugaran fisik atau kesegaran jasmani disebut juga kebugaran jasmani

merupakan kemampuan tubuh untuk melakukan suatu tugas rutin dalam

jangka waktu yang cukup lama tanpa mengalami kelelahan yang berarti

dan masih memiliki kemampuan cadangan untuk melakukan aktivitas

yang mendadak. (Nala, 2011).

4.5 Instrumen Penelitian

4.5.1 CD Player Merk Polytron 1 buah

4.5.2 CD Senam Asma Indonesia tahun 2003 1 buah

4.5.3 TV Merk Polytron 1 buah

4.5.4 Jam tangan untuk menghiutung denyut nadi dan frekuensi pernafasan

4.5.5 Oxy meter untuk menghitung saturasi oksigen dan nadi 1 buah

4.5.6 Camera Digital Merk Canon untuk dokumentasi kegiatan 1 buah

Page 64: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

47

4.5.7 Lembar permohonan untuk menjadi responden

4.5.8 Lembar pesetujuan menjadi responden

4.5.9 Lembar Quesioner/lembar observasi pre test dan post test

4.5.10 Lembar Pertanyaan Test Kontrol Asma

4.5.11 Alat tulis dan kertas

4.5.12 Lembar Informed Consent Penelitian Klinik dari RSUD Wangaya

4.6 Prosedur Penelitian

4.6.1 Prosedur Administrasi

1. Menyelesaikan adminitrasi yang berhubungan dengan pelaksanaan

penelitian antara lembaga asal peneliti dengan lembaga tempat penelitian.

2. Mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam penelitian.

3. Menjelaskan tentang jadwal pelatihan senam asma dan tempat pelatihan

sehingga ada kesepakatan antara peneliti dan subyek yang diteliti tentang

maksud, tujuan dan manfaat pelatihan senam asma.

4.6.2 Prosedur Pemilihan Sampel

Seleksi pada penderita asma yang berkunjung ke Poliklinik Paru Rumah

Sakit Umum Daerah Wangaya Denpasar.:

1. Umur pasien 40-55 tahun.

2. Pengukuran Tekanan Darah dan Perhitungaan Denyut Nadi.

3. Pemeriksaan kesehatan oleh dokter dan dinyatakan sehat untuk mengikuti

Senam Asma.

Page 65: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

48

4. Randomisasi pasien asma di Poli Paru RSUD Wangaya Denpasar sejumlah

30 orang yang terpilih sebagai sampel, dialokasikan secara random sederhana

menjadi 2 kelompok memakai undian, yaitu kelompok dengan nomor undian

ganjil menjadi kelompok kasus/kelompok intervensi, kelompok kedua yaitu

kelompok dengan nomor undian genap menjadi kelompok kontrol.

4.6.3 Prosedur Pengukuran

1. Pre test kekambuhan asma pada semua sampel.

2. Kelompok sampel dibagi menjadi 2 kelompok yaitu 1 kelompok intervensi

dan 1 kelompok kontrol.

3. Kelompok intervensi sebanyak 15 orang diberi pelatihan senam asma 3 x

dalam seminggu dengan durasi 45 menit selama 8 minggu.

4. Setelah 3 kali 24 jam pasca pelatihan senam terakhir dilakukan penilaiaan

terhadap tingkat kekambuhan dan saturasi oksigen

Page 66: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

49

4.6.4 Alur Penelitian

Gambar 4.2 Alur Penelitian

Populasi

Kriteria Inklusi dan Eksklusi

K Sampel

Rrr Random Alokasi

Pre Pre test pengukuran saturasi oksigen dan tes kontrol kekambuhan asma

Pppp Pre Test pengukuran saturasi oksigen dan tes control kekambuhan asma

Kelompok 1 diberikan pelatihan

senam asma

Kk Kelompok 2 tidak diberikan pelatihan

senam asma

Post test pengukuran saturasi oksigen dan tes kontrol kekambuhan asma

Post test pengukuran saturasi oksigen dan tes kontrol kekambuhan asma

ANALISIS DATA

PENYUSUNAN LAPORAN

Page 67: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

50

4.7 Analisis Data

4.7.1 Analisis Deskriptif

Untuk menganalisis data karakteristik subjek penelitian seperti jenis

kelamin, usia, pekerjaan dan jenis terapi asma yang didapat.

4.7.2 Analisis Komparasis

a. Uji Normalitas

Bertujuan untuk mengetahui distribusi data pada masing-masing

kelompok (kelompok perlakuan dan kelompok control). Data

dikatakan berdistribusi normal atau mendekati normal jika

koefisien Asymp.sig (2-tailed) lebih besar dari α = 0,05,

digunakan uji Shapiro Wilk.

b. Uji Komparatif

Jenis uji statistik komparasi yang digunakan adalah uji Mann

Whitney dan uji Wilcoxon karena data tidak berdistribusi normal.

4.8 Kelemahan Penelitian

1. Kondisi penyakit asma renponden saat pelatihan tidak sama

2. Limit waktu pelatihan tidak sepenuhnya tepat

3. Kondisi tempat pelatihan yang kurang memadai atau kurang

representative

Page 68: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

51

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Poliklinik Paru Rumah Sakit Umum Daerah

Wangaya Denpasar pada bulan Mei sampai Juni tahun 2014.

5.1.2 Karakteristik Responden

Karakteristik responden yang mengikuti senam asma di Poliklinik Paru

RSUD Wangaya Denpasar dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.1 Karakteristik Responden Yang Mengikuti Senam Asma

di Poliklinik Paru RSUD Wangaya Denpasar Tahun 2014

Karakteristik n (%) Umur

40-45 tahun 46-50 tahun 51-55 tahun

11 7 8 4

36,7 23,8 26,7 13,3

Total 30 100 Jenis Kelamin

Laki-Laki Perempuan

13 17

43,3 56,7

Total 30 100 Pekerjaan

Bekerja Tidak bekerja

4

26

13,3 86,7

Total 30 100 Terapi Asma Berotech Inh. Ventolin Inh.

Cymbicort Inh. Ceretide Inh.

11 7 8 4

36,7 23,3 26,7 13,3

Total 30 100

Page 69: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

52

Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa proporsi umur 40-45 tahun

merupakan umur yang tertinggi (43,3%) dibandingkan kategori umur lainnya.

Berdasarkan pekerjaan, responden mayoritas adalah tidak bekerja (86,7%).

Responden perempuan (56,7%) lebih banyak dibandingkan dengan responden

laki-laki. Sebagian besar responden tidak bekerja (86,7%). Berdasarkan terapi

asma yang dilakukan responden yang terbanyak menggunakan Berotech Inhaler

(36,7%).

5.1.3 Uji Normalitas Data

Uji normalitas dimaksudkan untuk menyakinkan bahwa sampel benar

benar berasal dari populasi yang berdistribusi normal, sehingga uji hipotesis dapat

dilakukan. Suatu model dikatakan memiliki data normal atau mendekati normal

jika koefisien Asymp. sig (2-tailed) lebih besar dari α = 0,05. Hasil uji normalitas

dengan uji Shapiro Wilk sebagai berikut :

Tabel 5.2 Uji Normalitas Data dengan Shapiro Wilk

Variabel Perlakuan Kontrol

Shapiro

Wilk p Keterangan Shapiro

Wilk p Keterangan

SpO2 Pre Post

0,868 0,744

0,031 0,001

Tidak normal Tidak normal

0,798 0,643

0,003 0,000

Tidak normal Tidak normal

PRbPm Pre Post

0,910 0,955

0,134 0,599

Normal Normal

0,869 0,869

0,033 0,033

Tidak normal Tidak normal

Respirasi per menit Pre Post

0,874 0,686

0,038 0,00

Tidak normal Tidak normal

0,872 0,783

0,037 0,002

Tidak normal Tidak normal

Page 70: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

53

Hasil uji normalitas dengan uji Shapiro wilk diperoleh nilai sig untuk variabel

PRbPm pada kelompok perlakuan berdistribus normal dan SpO2 kelompok

kontrol dan perlakuan, PRbPm kelompok kontrol, respirasi per menit kelompok

kontrol dan perlakuan tidak berdistribusi normal.

5.1.4 Pengaruh Pelatihan Senam Asma Terhadap Kekambuhan Penderita

Asma Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh frekuensi

kekambuhan responden pada kelompok kontrol dan perlakuan ditunjukkan pada

Gambar 5.1 sebagai berikut:

11

3

78

3

11

87

0

2

4

6

8

10

12

Kambuh-Perlakuan Tidak Kambuh_perlakuan Kambuh-kontrol Tidak Kambuh-kontrol

Ora

ng

Pre

Post

Gambar 5.1 Grafik Frekuensi Kekambuhan Pada Kelompok Kontrol dan Perlakuan

Keterangan : P = 0,008

Pada kelompok perlakuan terdapat 11 responden yang mengalami

kekambuhan sebelum diberikan perlakuan. Setelah diberikan perlakuan terdapat

11 responden yang tidak mengalami kekambuhan.

Page 71: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

54

Pada taraf signifikasi α = 0,05 dengan nilai p value 0,046 pada kelompok

perlakuan yang berarti Ho ditolak dan dapat diartikan bahwa senam asma

berpengaruh signifikan terhadap frekuensi kekambuhan pada pasien asma

bronkiale di Poliklinik Paru RSUD Wangaya Denpasar Tahun 2014. Berbeda

dengan kelompok kontrol dengan p value 0,317 yang berarti tidak signifikan.

Untuk mengetahui keefektifan senam asma dalam mengurangi frekuensi

kekambuhan penderita asma, maka dilakukan pengujian statistik menggunakan uji

Mann Whitney.

5.1.5 Pengaruh Pelatihan Senam Asma Terhadap Saturasi Oksigen Pada Penderita Asma Nilai mean untuk saturasi oksigen, denyut nadi dan respirasi pada

penderita asma disajikan pada Gambar 5.2 berikut ini :

95,1

96,5

94,0

94,5

95,0

95,5

96,0

96,5

97,0

%SpO2

Pers

en

Pre Post

Gambar 5.2 Grafik Nilai Mean % SpO2 Pada Kelompok Perlakuan Keterangan :

P = 0,002

Page 72: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

55

Pada kelompok perlakuan nilai mean untuk % SpO2 meningkat dari 95,1

menjadi 96,5.

95,3

95,5

95,195,295,295,395,395,495,495,595,595,695,6

%SpO2

Pers

en

PrePost

Gambar 5.3 Grafik Nilai Mean % SpO2 Pada Kelompok Kontrol

Keterangan :

P = 0,317 Pada kelompok kontrol nilai mean untuk % SpO2 naik dari 95,3 menjadi

95,5. Pada taraf signifikasi α = 0,05 dengan nilai p value 0,002 pada kelompok

perlakuan yang berarti signifikan dan dapat diartikan bahwa senam asma

berpengaruh signifikan terhadap saturasi oksigen pada pasien asma bronkiale di

Poliklinik Paru RSUD Wangaya Denpasar Tahun 2014. Berbeda dengan

kelompok kontrol dengan p value 0,317 yang berarti tidak signifikan.

Untuk mengetahui keefektifan senam asma dalam meningkatkan saturasi

oksigen pada penderita asma, maka dilakukan pengujian statistik menggunakan

uji Mann Whitney.

Page 73: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

56

5.2 Pembahasan

5.2.1 Pelatihan Senam Asma Dapat Mengurangi Kekambuhan Pada Penderita Asma Secara Bermakna Hal ini disebabkan karena senam asma dapat meningkatkan fungsi

kardiovaskuler, respirasi dan memelihara keseimbangan kadar Immunoglobulin E

dan eosinofil pada bronkus serta dapat menurunkan respon yang berlebihan dari

jalan napas dan kadar serum IgE (Mayr et.al., 2003). Pendapat tersebut didukung

oleh penelitian yang dilakukan oleh Naning Yudiani (2011) bahwa senam asma

secara rutin dan teratur dapat meningkatkan kemampuan otot terutama yang

berkaitan dengan otot pernafasan akan dapat meningkatkan pengembangan dan

fungsi paru dibandingkan dengan orang yang tidak melakukan latihan, dengan

melakukan senam asma secara rutin dan teratur dapat meningkatkan kekuatan

otot-otot pernafasan dan akan mengurangi frekuensi kekambuhan.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Meilasari Nenden (2011) dengan

judul “Pengaruh frekuensi senam asma Indonesia terhadap keluhan serangan asma

pada pasien asma di Puskesmas Bandarharjo Kota Semarang”, diperoleh

kesimpulan bahwa kegiatan senam asma Indonesia dapat mengurangi frekuensi

keluhan serangan asma pada penderita asma di wilayah kerja Puskesmas

Bandarharjo Kota Semarang.

Peran latihan fisik dalam patofisiologi asma dan pengendalian penyakit

telah menjadi fokus perhatian untuk dipertimbangkan, karena kapasitas ventilasi

yang lebih baik dan peredaan gejala yang terkait dengan asma merupakan

keuntungan yang diperoleh dari latihan fisik untuk pasien asmatik (Ram et al.,

Page 74: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

57

2005 J Sci Med Sport, 2010). Kekambuhan asma dapat dicegah dengan

menghindari faktor pencetus dan melakukan olah raga (senam asma) secara

teratur sesuai dengan porsi yang telah ditentukan. (Dita, 2011 dalam Elyani Nur,

2012).

5.2.2 Pelatihan Senam Asma Dapat Meningkatkan Saturasi Oksiogen Pada Penderita Asma Secara Bermakna

Saturasi oksigen adalah ukuran derajat pengikatan oksigen pada

hemoglobin, biasa diukur dengan oksimeter, dinyatakan dalam persentase

pembagian oksigen sebenarnya dengan kapasitas oksigen maksimum dan

dikalikan 100. (Dorland, 2002). Senam asma yang berpengaruh besar terhadap

saturasi oksigen adalah gerakan aerobik satu, dua dan tiga, karena dapat

meningkatkan kinerja sistem peredaran yaitu jantung, pembuluh darah dan paru

dalam menyediakan oksigen bagi kelangsungan kinerja otot hal ini akan

meningkatkan proses difusi dari alveoli ke ateri sehingga kalau di ukur dengan

oksimeter terdapat peningkatan Sp O2. Hal tersebut didukung oleh hasil penelitian

yang dilakukan oleh Rita (2010) di Balai Besar Kesehatan Paru Surakarta

menunjukkan bahwa senam asma dapat memperbaiki gejala kliniks, frekuensi

kekambuhan dan peningkatan saturasi oksigen pada penderita asma. Senam asma

juga berpengaruh terhadap arus puncak ekspirasi (APE), sesuai hasil penelitian

yang dilakukan oleh Naning Yudianing (2011) menyatakan ada pengaruh

signifikan pelatihan senam asma terhadap arus puncak ekspirasi dan saturasi

oksigen.

Page 75: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

58

Senam asma juga dapat meningkatkan fungsi otot-otot pernapasan, baik

otot inspirasi (Muskulus interkostalis eksternus) maupun otot ekspirasi

(Muskulus interkostalis internus) dan otot-otot pendukung pernapasan lainnya

seperti muskulus skalenus dan sternokleidomastoideus serta otot-otot dinding

perut, otot-otot tersebut akan lebih terlatih dan bersinergi dalam meningkatkan

fungsi pernapasan terutama pada pernapasan yang sukar dan dalam. Sehingga

dengan peningkatan kinerja otot- otot pernapasan dan otot-otot pendukung

pernapasan maka ventilasi, perfusi dan difusi akan berjalan dengan lancar. Saluran

napas yang tadinya menyempit akan mengalami dilatasi sehingga memaksimalkan

proses ventilasi. Ventilasi yang lebih baik akan meningkatkan oksigen paru dan

terjadi peningkatan difusi oksigen antara alveoli dengan kapiler paru yang

akhirnya akan meningkatkan saturasi oksigen (Price,2006).

Page 76: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

59

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada penderita asma di

Poliklinik Paru Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Denpasar dan dari hasil

pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Pelatihan senam asma dengan durasi 45 menit, dengan frekuensi 3 kali per

minggu selama 8 minggu dapat menurunkan frekuensi kekambuhan pada

penderita asma.

2. Pelatihan senam asma dengan durasi 45 menit, dengan frekuensi 3 kali per

minggu selama 8 minggu dapat meningkatkan saturasi oksigen pada penderita

asma.

6.2 Saran

1. Kepada petugas di Poliklinik Paru RSUD Wangaya diharapkan dapat

melaksanakan senam asma pada pasien asma yang telah terkontrol agar dapat

memelihara kondisi pasien untuk tetap stabil dan mengurangi kekambuhan.

2. Kepada pasien asma, jika kondisi penyakit asma sudah terkontrol diharapkan

untuk mengikuti senam asma secara rutin dan teratur sehingga penyakit asma

yang diderita dapat dikendalikan / terkontrol.

3. Kepada peneliti lain, jika melakukan penelitian pada pasien asma diharapkan

menambah jumlah variabel sehingga hasil penelitian tentang asma menjadi

lebih luas dan komprehenship.

Page 77: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

60

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, 2009. Online available from : http;//www.senam asma.com

Aldred,2010. Exercise as a none-pharmologicel intervention in maintain IgE in asthma patients, Departement of Physical Education and Sport Science, Islamshahr Branch, Islamic Azad University, Iran.

Angela & Abidin, 2005. Klub Asma Indonesia. Online Available: from http://www.infoasma.org.

Anonim, 2002. Mengenal, Mencegah dan Mengatasi Asma Pada Anak Plus Panduan Senam Asma. Jakarta: Puspa Swara.

Anonim, 2004. Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan Penyakit Paru di Indonesia, Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, Jakarta: FK UI.

Anonim, 2009. Undang Undang RI No 36 Tentang Kesehatan.

Anonim, 2011. Jumlah Penderita Asma di Provinsi Bali. Dinas Kesehatan Provinsi Bali.

Anonim, 2013. Medical Record, RSUD Wangaya, Denpasar.

Angela, 2009. Senam Asma Untuk Kesehatan. Online available from http//www. Senam Kesehatan.com.

Arikunto Suharsimi, 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta: Rineka Cipta.

Atmaja & Doewes, 2007. Panduan Uji Latihan Jasmani & Peresapannya, Jakarta: EGC.

Bompa, T.O. 2009. Teory And Metodology Of Training. Champaign: Publisher Human Kinetics

Brunner & Suddarth, 2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Volume 1, Jakarta: EGC.

Bungin Burhan, 2009. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Dahlan, 2005. Masalah Asma dan Penanggulangannya.Fakultas Kedokteran Universitas Pajajaran: Bandung.

Dinata, M. 2004, Padat Bersisi dengan Aerobik, Jakarta: Cerdas Jaya

Page 78: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

61

Dorland, 1998, Kamus Kedokteran, Edisi 25, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Eizadi M, Shafiei M, Rohani AA and Jenabi A, 2008, Exercise as a none Pharmologicel Intervention in Maintain IgE in Asthma Patients, Departement of Physical Education and Sport Science, Islamshahr Branch, Islamic Azad University,Iran, J Sci Med Sport, 2010, hal.374.

Elyana Nur, 2012, Prosedur Gerakan Senam Asma, Yogyakarta: Javalitera.

Ganong.W.F. 2005. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.

GINA, 2002. Global Strategy for Asthma Management and Prevention. Global Initiative for Asthma (online). Available : from http//www.pdpi.org.html. accessed April 20th, 2014.

Giriwijoyo, 2004. Ilmu Faal Olahraga Fungsi Tubuh Manusia Pada Olahraga, Bandung : Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia.

Guyton, 2007. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Jakarta: EGC.

Hadi, S. 1991. Metodologi Research, Yogyakarta: Andi Offset.

Hardiati, 2009. Penanganan Pertama Pada Serangan Asma, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Ikawati, 2011. Penyakit Sistem Pernafasan dan Tatalaksana Terapinya. Yogyakarta: Bursa Ilmu.

Jon Eyes, 2003. Seri Kesehatan Bimbingan Dokter Pada Asma. Jakarta: Dian Rakyat.

Kuntaraf J, 2011. Olahraga Sumber Kesehatan, Bandung: Advent Indonesia

Mansjoer, A, 2002. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga, Jilid 1. Jakarta: Salemba Medika.

Mangunegoro H, 2004. Asma Pedoman Diagnostik dan Penatalaksanaan di Indonesia, Jakarta: Balai Penerbit FK UI.

Mayr, 2003. Role of Immunoglobulin E and Mast Cells in Murine Models of asthma. Braz J Med Biol Res.

Meilasari Nenden, 2011. Pengaruh Frekuensi Senam Asma Indonesia Terhadap Keluhan Serangan Asma Pada Pasien Asma di Puskesmas Bandarharjo, Semarang, (http:// lib.ummes. ac.id).

Page 79: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

62

Murgi, 2004, Frekuensi Kekambuhan Asma, (Online), Available: from http://www.document asma.com. diakses 2 Januari 2014.

Multaqim, Arif, 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Sistem Pernafasan, Jakarta: Salemba Medika.

Murgi, H, 2004. Frekuensi Kekambuhan Asma (online). Available : http://www.document asma com.

Nala, N.1991. Kumpulan Tulisan Olahraga. Denpasar: Yayasan Ilmu Faal Widhya Laksana

Nala, N. 2002. Prinsip Pelatihan Fisik Olahraga. Denpasar: Komite Olahraga Nasional Indonesia daerah Bali.

Nala, N. 2011. Kebugaran dan Kesehatan. Jakarta: EGC.

Nala, N. 2011. Prinsip Pelatihan Fisik Olahraga. Jakrta: EGC.

Nursalam, 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Keperawatan, Edisi Kedua, Jayakarta: Salemba Medika.

Peery & Potter, 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses dan Praktik, Edisi 4, Volume 1, Jakarta: EGC.

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia,2004. Pedoman Diagnosa dan Penatalaksanaan Asma di Indonesia, Jakarta: FKUI

Pratyahara, 2011. Asma Pada Anak, Yogyakarta: Javalitera.

Pocock, S. J. 2008. Clinical Trials, A Practical Approach. New York: Wiley Medical Publication.

Price & Wilson, 2006. Patofisiologi, Konsep Klinis Proses Proses Penyakit, Jakarta: EGC.

Proverawati, 2011. Senam Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Purnomo, 1990. Petunjuk Teknis Kesehatan Olahraga. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Peery & Potter, 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses dan Praktik, Edisi 4, Volume 1, Jakarta: GC.

Ram et al.,Exercise as a None Pharmologicel intervention in maintain IgE in Asthma Patient, Departement of Physical and Sport Science,Islamshahr Branch,Islamic Azad University,Iran.

Page 80: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

63

Sarwanto, Kuntara, 2003. Penentuan Besar Sampel. Surabaya: Puslitbang Pelayanan dan Teknologi Kesehatan FKM UNAIR.

Satroasmoro, S. Ismael, S. 1995. Dasar Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: Binarupa Aksara.

Satori, D.J. Komariah. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sharkey, J. B. 2003. Kebugaran dan Kesehatan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sherwood, 2001. Fisiologi Manusia, Edisi 2, Jakarta: EGC.

Sundaru H & Sukamto,2010. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta: FK – UI.

Supriyantoro, 2004. Asma Dan Kehidupan Sehari-Hari, Jakarta: Yayasan Asma Indonesia.

Suyono, 2006. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 2, Jakrta: EGC

Wiarto, 2013. Fisiologi dan Olahraga, edisi 1, Yogyakarta: Graha Ilmu.

Yunus, 2008. Senam Asma Online Available from http://senam asma.com diakses 12 Pebruari 2013.

Page 81: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

64

Larapiran: 1

SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Judul Penelitian : Senam Asma Mengurangi Kekambuhan dan Meningkatkan

Saturasi Oksigen Pada Penderita Asma di Poli Para RSUD Wangaya Denpasar

Peneliti : I Gede Widjanegara Pembimbing : 1. Prof. dr. Ketut Tirtayasa, M.S,AIF., AIFO. 2. Prof Dr.drJ. Alex Pangkahila, M.Sc, Sp.And.,AIFO. Kepada : Yth Calon Responden Penelitian Dengan Hormat,

Saya mahasiswa Pasca Sarjana Fisiologi Kesehatan Olahraga Universitas Udayana Denpasar akan mengadakan penelitian dengan judul "Senam Asma Mengurangi Kekambuhan,Meningkatkan Saturasi Oksigen dan Kebugaran Fisik Pada Penderita Asma di Poli Paru RSUD Wangaya Denpasar Tahun 2014". Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Apakah Senam Asma dapat mengurangi Kekambuhan, Meningkatan Saturasi Oksigen dan Meningkatkan Kebugaran Fisik Pada Penderita Asma.

Penelitian ini tidak menimbulkan pengaruh yang merugikan pada Responden. Kerahasiaan informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya digunkan untuk kepentingan penelitian. Apabila bapak/ibu saudara menyetujui dimohon menandatangani lembar persetujuan dan menjawab pertanyaan yang telah disediakan.

Atas kesediaan dan kerjasama yang baik peneliti ucapkan terima kasih.

Denpasar,.................2014

Peneliti

I Gede Widjanegara

Page 82: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

65

Lampiran: 2 No.Resp

Pertanyaan Tes Kontrol Asma (Nathan dkk)

SILAHKAN PILIH SALAH SATU JAWABAN YANG SESUAI DENGAN KONDISI ASMA ANDA, DENGAN CARA MEMBERI TANDA SILANG (X) PADA JAWABAN YANG ANDA PILIH

Pertanyaan 1 Dalam 4 minggu terakhir seberapa sering penyakit Asma mengganggu anda untuk melakukan pekerjaan sehari-hari di kantor, di sekolah atau di rumah ?

Selalu 1 Sering 2 Kadang 3 kadang Jarang 4 Tidak 5

peraah

Pertanyaan 2 Dalam 4 minggu terakhir seberapa sering anda mengalami sesak napas?

Lebih 1 kali Sehari 1

Sekali Sehari 2

3-6 kali Seminggu 3

1-2 kali Seminggu 4

Tidak peraah 5

Pertanyaan 3 Dalam 4 minggu terakhir seberapa sering gejala Asma (bengek, sesak napas, nyeri dada atau rasa tertekan didada) menyebabkan anda terbangun di malam hari atau lebih awal dari biasanya ?

4 kali Atau lebih 1 dalam seminggu

2-3 kali dalam seminggu 2

Seminggu Sekali `3

1-2 kali Sebulan 4

Tidak Pernah 5

Pertanyaan 4 Dalam 4 minggu terakhir seberapa anda menggunakan obat semprot atau obat minum (tablet/syrup) untuk melegakan pernapasan ?

3 kali atau lebih sehari 1

1-2 kali sehari 2

2-3 kali seminggu 3

1 kali seminggu atau kurang 4

Tidak peraah 5

Page 83: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

66

Pertanyaan 5 Bagaimana anda sendiri menilai tingkat kontrol atau kendali asma anda dalam 4 minggu terakhir ?

Tidak terkontrol sama sekali 1

Kurang terkontrol 2

Cukup terkontrol 3

Terkontrol dengan baik 4

Terkontrol sepenuhnya 5

TOTAL SKOR >

Interpretasi:

</=19 : asma tidak terkontrol < 15 : terkontrol buruk 20-24 : terkontrol baik Peneliti:

Page 84: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

67

Lampiran: 3

MASTER TABEL

Saturasi Oksigen (%SpO2), Denyut Nadi Per Menit (PRbPm) dan Respirasi Per Menit Pra dan Pos Intervensi Senam Asma

KELOMPOK PERLAKUAN

No Kode Responden

Pra Intervensi Post Intervensi

%SpO2 PRbPm Respirasi/mnt %SpO2 PRbPm Respirasi/

mnt 1 R 1 94 88 21 96 84 20

2 R2 95 84 20 97 82 18

3 R3 95 84 18 96 84 20

4 R4 95 82 20 97 82 20

5 R5 94 78 19 96 78 18

6 R6 95 80 18 95 80 20

7 R7 94 84 21 97 84 19

8 R8 94 78 20 97 76 18

9 R9 95 82 19 97 80 19

10 R10 96 84 20 96 82 18

11 R11 97 82 20 97 78 20

12 R12 95 84 21 96 80 20

13 R13 96 78 20 97 78 18

14 R14 95 80 19 96 80 20

15 R15 96 88 21 97 86 18

Page 85: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

68

MASTER TABEL

Saturasi Oksigen (%SpO2), Denyut Nadi Per Menit (PRbPm) dan Respirasi Per Menit Pra dan Pos Intervensi Senam Asma

KELOMPOK KONTROL

No Kode Responden

Pra Intervensi Post Intervensi

%SpO2 PRbPm Respirasi/mnt %SpO2 PRbPm Respirasi/

mnt 1 R 1 96 86 21 96 86 19

2 R2 95 84 19 96 84 20

3 R3 96 84 20 96 84 19

4 R4 96 86 21 96 86 20

5 R5 95 84 21 95 84 18

6 R6 94 80 18 95 80 20

7 R7 94 84 20 96 84 19

8 R8 95 84 19 95 84 18

9 R9 95 80 20 95 80 19

10 R10 96 84 19 96 84 20

11 R11 95 86 18 95 86 20

12 R12 95 80 20 95 80 19

13 R13 96 78 19 96 78 20

14 R14 95 76 21 95 76 20

15 R15 96 80 20 96 80 19

Page 86: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

69

MASTER TABEL

Hasil Penilaian Tes Kontrol Asma Dari Responden Pra dan Pos Intervensi Senam Asma

KELOMPOK PERLAKUAN

No Kode Responden

Pra Intervensi Post Intervensi

Kambuh Tidak Kambuh Kambuh Tidak

Kambuh 1 R1 1 3

2 R2 3 3

3 R3 3 3

4 R4 1 3

5 R5 1 1

6 R6 3 3

7 R7 1 1

8 R8 1 3

9 R9 1 3

10 R10 3 3

11 R11 1

12 R12 1 3

13 R13 1 1

14 R14 3

15 R15 3

Page 87: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

70

MASTER TABEL

Hasil Penilaian Tes Kontrol Asma Dari Responden Pra dan Pos Intervensi Senam Asma

KELOMPOK KONTROL

No Kode Responden

Pra Intervensi Post Intervensi

Kambuh Tidak Kambuh Kambuh Tidak

Kambuh 1 R1 3 3

2 R2 1 1

3 R3 1 1

4 R4 3 3

5 R5 1 1

6 R6 3 3

7 R7 3 3

8 R8 1 1

9 R9 1 1

10 R10 3 3

11 R11 3 1

12 R12 3 3

13 R13 1 1

14 R14 3 3

15 R15 1 1

Page 88: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

71

Lampiran: 4

KARAKTERISTIK RESPONDEN MENURUT STATUS PEKERJAAN DARI 30 RESPONDEN

BEKERJA : 26 ORANG TIDAK BEKERJA : 4 ORANG

KARAKTERISTIK RESPONDEN MENURUT JENIS TERAPI ASMA DARI 30 RESPONDEN

BEROTEC INH 11 ORANG VENTOLIN INH 7 ORANG CYMBICORT INH 8 ORANG CERETIDE INH 4 ORANG

KARAKTERISTI RESPONDEN MENURUT UMUR DARI 30 RESPONDEN

40 - 45 TH 13 ORANG 46 – 50 TH 7 ORANG 51 - 55 TH 10 ORANG

KARAKTERISTIK RESPONDEN MENURUT JENIS KELAMIN

DARI 30 RESPONDEN LAKI LAKI 13 ORANG PEREMPUAN 17 ORANG

Page 89: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

72

Lampiran 5: Karakteristik Responden

Frequencies

Pekerjaan

4 13,3 13,3 13,326 86,7 86,7 100,030 100,0 100,0

BekerjaTidak bekerjaTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Terapi_asma

11 36,7 36,7 36,77 23,3 23,3 60,08 26,7 26,7 86,74 13,3 13,3 100,0

30 100,0 100,0

Berotech INHVentolin INHCybicort INHCeretide INHTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Umur

13 43,3 43,3 43,37 23,3 23,3 66,7

10 33,3 33,3 100,030 100,0 100,0

40-45 Th46-50 Th51-55 ThTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Jenis_kelamin

13 43,3 43,3 43,317 56,7 56,7 100,030 100,0 100,0

Laki-lakiPerempuanTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Page 90: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

73

Lampiran 6: Uji Normalitas

Explore

Case Processing Summary

15 100,0% 0 ,0% 15 100,0%15 100,0% 0 ,0% 15 100,0%

SpO2_pre.PerlakuanSpO2_post.Perlakuan

N Percent N Percent N PercentValid Missing Total

Cases

Descriptives

95,0667 ,2281794,5773

95,5561

95,018595,0000

,781,8837294,0097,003,002,00,574 ,580,091 1,121

96,4667 ,1652396,1123

96,8211

96,518597,0000

,410,6399495,0097,002,001,00

-,802 ,580-,127 1,121

MeanLower BoundUpper Bound

95% ConfidenceInterval for Mean

5% Trimmed MeanMedianVarianceStd. DeviationMinimumMaximumRangeInterquartile RangeSkewnessKurtosisMean

Lower BoundUpper Bound

95% ConfidenceInterval for Mean

5% Trimmed MeanMedianVarianceStd. DeviationMinimumMaximumRangeInterquartile RangeSkewnessKurtosis

SpO2_pre.Perlakuan

SpO2_post.Perlakuan

Statistic Std. Error

Page 91: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

74

Tests of Normality

,263 15 ,006 ,868 15 ,031,331 15 ,000 ,744 15 ,001

SpO2_pre.PerlakuanSpO2_post.Perlakuan

Statistic df Sig. Statistic df Sig.Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Lilliefors Significance Correctiona.

Explore

Case Processing Summary

15 100,0% 0 ,0% 15 100,0%15 100,0% 0 ,0% 15 100,0%

PRbPm_pre.PerlakuanPRbPm_post.Perlakuan

N Percent N Percent N PercentValid Missing Total

Cases

Page 92: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

75

Descriptives

82,4000 ,8326780,6141

84,1859

82,333382,000010,400

3,2249078,0088,0010,004,00,217 ,580

-,528 1,12180,9333 ,7268179,3745

82,4922

80,925980,0000

7,9242,81493

76,0086,0010,006,00,078 ,580

-,714 1,121

MeanLower BoundUpper Bound

95% ConfidenceInterval for Mean

5% Trimmed MeanMedianVarianceStd. DeviationMinimumMaximumRangeInterquartile RangeSkewnessKurtosisMean

Lower BoundUpper Bound

95% ConfidenceInterval for Mean

5% Trimmed MeanMedianVarianceStd. DeviationMinimumMaximumRangeInterquartile RangeSkewnessKurtosis

PRbPm_pre.Perlakuan

PRbPm_post.Perlakuan

Statistic Std. Error

Tests of Normality

,177 15 ,200* ,910 15 ,134,163 15 ,200* ,955 15 ,599

PRbPm_pre.PerlakuanPRbPm_post.Perlakuan

Statistic df Sig. Statistic df Sig.Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

This is a lower bound of the true significance.*.

Lilliefors Significance Correctiona.

Page 93: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

76

Explore

Case Processing Summary

15 100,0% 0 ,0% 15 100,0%

15 100,0% 0 ,0% 15 100,0%

Respirasi.mnt_pre.PerlakuanRespirasi_post.Perlakuan

N Percent N Percent N PercentValid Missing Total

Cases

Descriptives

19,8000 ,2618619,2384

20,3616

19,833320,0000

1,0291,01419

18,0021,003,002,00

-,493 ,580-,598 1,121

18,6667 ,2323118,1684

19,1649

18,629618,0000

,810,8997418,0020,002,002,00,780 ,580

-1,347 1,121

MeanLower BoundUpper Bound

95% ConfidenceInterval for Mean

5% Trimmed MeanMedianVarianceStd. DeviationMinimumMaximumRangeInterquartile RangeSkewnessKurtosisMean

Lower BoundUpper Bound

95% ConfidenceInterval for Mean

5% Trimmed MeanMedianVarianceStd. DeviationMinimumMaximumRangeInterquartile RangeSkewnessKurtosis

Respirasi.mnt_pre.Perlakuan

Respirasi_post.Perlakuan

Statistic Std. Error

Page 94: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

77

Tests of Normality

,245 15 ,016 ,874 15 ,038

,371 15 ,000 ,686 15 ,000

Respirasi.mnt_pre.PerlakuanRespirasi_post.Perlakuan

Statistic df Sig. Statistic df Sig.Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Lilliefors Significance Correctiona.

Page 95: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

78

Lampiran 7: Uji Hipotesis

NPar Tests

Wilcoxon Signed Ranks Test

Ranks

0a ,00 ,0012b 6,50 78,00

3c

15

Negative RanksPositive RanksTiesTotal

SpO2_post.Perlakuan- SpO2_pre.Perlakuan

N Mean Rank Sum of Ranks

SpO2_post.Perlakuan < SpO2_pre.Perlakuana.

SpO2_post.Perlakuan > SpO2_pre.Perlakuanb.

SpO2_post.Perlakuan = SpO2_pre.Perlakuanc.

Test Statisticsb

-3,109a

,002ZAsymp. Sig. (2-tailed)

SpO2_post.Perlakuan -SpO2_pre.Perlakuan

Based on negative ranks.a.

Wilcoxon Signed Ranks Testb.

NPar Tests

Wilcoxon Signed Ranks Test

Ranks

11a 6,91 76,002b 7,50 15,002c

15

Negative RanksPositive RanksTiesTotal

Respirasi_post.Perlakuan - Respirasi.mnt_pre.Perlakuan

N Mean Rank Sum of Ranks

Respirasi_post.Perlakuan < Respirasi.mnt_pre.Perlakuana.

Respirasi_post.Perlakuan > Respirasi.mnt_pre.Perlakuanb.

Respirasi_post.Perlakuan = Respirasi.mnt_pre.Perlakuanc.

Page 96: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

79

Test Statisticsb

-2,192a

,028ZAsymp. Sig. (2-tailed)

Respirasi_post.

Perlakuan -Respirasi.mnt_pre.Perlakuan

Based on positive ranks.a.

Wilcoxon Signed Ranks Testb.

T-Test

Paired Samples Statistics

82,4000 15 3,22490 ,8326780,9333 15 2,81493 ,72681

PRbPm_pre.PerlakuanPRbPm_post.Perlakuan

Pair1

Mean N Std. DeviationStd. Error

Mean

Paired Samples Correlations

15 ,869 ,000PRbPm_pre.Perlakuan &PRbPm_post.Perlakuan

Pair1

N Correlation Sig.

Paired Samples Test

1,46667 1,59762 ,41250 ,58194 2,35140 3,556 14 ,003PRbPm_pre.Perlakuan -PRbPm_post.Perlakuan

Pair1

Mean Std. DeviationStd. Error

Mean Lower Upper

95% ConfidenceInterval of the

Difference

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

Explore

Case Processing Summary

15 100,0% 0 ,0% 15 100,0%15 100,0% 0 ,0% 15 100,0%

SpO2_pre.KontrolSpO2_post.Kontrol

N Percent N Percent N PercentValid Missing Total

Cases

Page 97: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

80

Descriptives

95,2667 ,1817094,8770

95,6564

95,296395,0000

,495,7037394,0096,002,001,00

-,433 ,580-,669 1,121

95,5333 ,1333395,2474

95,8193

95,537096,0000

,267,5164095,0096,001,001,00

-,149 ,580-2,308 1,121

MeanLower BoundUpper Bound

95% ConfidenceInterval for Mean

5% Trimmed MeanMedianVarianceStd. DeviationMinimumMaximumRangeInterquartile RangeSkewnessKurtosisMean

Lower BoundUpper Bound

95% ConfidenceInterval for Mean

5% Trimmed MeanMedianVarianceStd. DeviationMinimumMaximumRangeInterquartile RangeSkewnessKurtosis

SpO2_pre.Kontrol

SpO2_post.Kontrol

Statistic Std. Error

Tests of Normality

,251 15 ,012 ,798 15 ,003,350 15 ,000 ,643 15 ,000

SpO2_pre.KontrolSpO2_post.Kontrol

Statistic df Sig. Statistic df Sig.Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Lilliefors Significance Correctiona.

Page 98: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

81

Explore

Case Processing Summary

15 100,0% 0 ,0% 15 100,0%15 100,0% 0 ,0% 15 100,0%

PRbPm_pre.KontrolPRbPm_post.Kontrol

N Percent N Percent N PercentValid Missing Total

Cases

Descriptives

82,4000 ,8094780,6639

84,1361

82,555684,0000

9,8293,13506

76,0086,0010,004,00

-,637 ,580-,665 1,121

82,4000 ,8094780,6639

84,1361

82,555684,0000

9,8293,13506

76,0086,0010,004,00

-,637 ,580-,665 1,121

MeanLower BoundUpper Bound

95% ConfidenceInterval for Mean

5% Trimmed MeanMedianVarianceStd. DeviationMinimumMaximumRangeInterquartile RangeSkewnessKurtosisMean

Lower BoundUpper Bound

95% ConfidenceInterval for Mean

5% Trimmed MeanMedianVarianceStd. DeviationMinimumMaximumRangeInterquartile RangeSkewnessKurtosis

PRbPm_pre.Kontrol

PRbPm_post.Kontrol

Statistic Std. Error

Page 99: TESIS SENAM ASMA MENGURANGI KEKAMBUHAN DAN ...

82

Tests of Normality

,295 15 ,001 ,869 15 ,033,295 15 ,001 ,869 15 ,033

PRbPm_pre.KontrolPRbPm_post.Kontrol

Statistic df Sig. Statistic df Sig.Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Lilliefors Significance Correctiona.

Explore

Case Processing Summary

15 100,0% 0 ,0% 15 100,0%

15 100,0% 0 ,0% 15 100,0%

Respirasi.mnt_pre.KontrolRespirasi_post.Kontrol

N Percent N Percent N PercentValid Missing Total

Cases