TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH...

91
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN IMPLEMENTASI PROGRAM KELUARGA HARAPAN SEBAGAI SALAH SATU PROGRAM PENINGKATAN DERAJAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT MISKIN DI KABUPATEN NGAWI TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Magister Ekonomi dan Studi Pembangunan Konsentrasi : Ekonomi Sumber Daya Manusia dan Pembangunan Oleh : SANTOSO WIBOWO NIM. S. 4210048 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN SURAKARTA 2011

Transcript of TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH...

Page 1: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KAJIAN IMPLEMENTASI PROGRAM KELUARGA HARAPAN SEBAGAI SALAH SATU PROGRAM PENINGKATAN DERAJAT

KESEJAHTERAAN MASYARAKAT MISKIN DI KABUPATEN NGAWI

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Magister Ekonomi dan Studi Pembangunan

Konsentrasi : Ekonomi Sumber Daya Manusia dan Pembangunan

Oleh :

SANTOSO WIBOWO NIM. S. 4210048

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET PROGRAM PASCASARJANA

MAGISTER EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN SURAKARTA

2011

Page 2: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk :

Padamu “NEGERIKU INDONESIA “

Almamaterku MESP Universitas Surakarta

Orang Tuaku, Istri dan Anak terkaming

Page 6: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

MoTTO :

“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR”

“TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK”

Page 7: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, pada

akhirnya penulis dapat menyelesaikan Tesis dengan judul :

KAJIAN IMPLEMENTASI PROGRAM KELUARGA HARAPAN SEBAGAI

SALAH SATU PROGRAM PENINGKATAN DERAJAT KESEJAHTERAAN

MASYARAKAT MISKIN DI KABUPATEN NGAWI .

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tesis ini tidak lepas dari

kendala-kendala yang dihadapi, namun demikian dengan ketulusan hati dari berbagai

pihak yang banyak membantu memberi bimbingan, spirit moril dan bantuan, baik

saran, pendapat, jasa, informasi, sangat-sangat memberi arti pada penulisan ini.

Selanjutnya dengan kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih

yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Bapak Dr. Am. Susilo, M.S. selaku Direktur Program Studi Magister Ekonomi

dan Studi Pembangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Dr.Ir. Kusnandar, M.Si, selaku Pembimbing I pada Program Studi

Magister Ekonomi dan Studi Pembangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak Suryanto, S.E.,M.Si, selaku Pembimbing II pada Program Studi Magister

Ekonomi dan Studi Pembangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Bapak Bupati Ngawi yang berkenan memberi izin guna mengikuti pendidikan

5. Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Ngawi

yang berkenan memberi waktu guna mengikuti pendidikan

6. Bapak Drs. Siswadi, M.Si, selaku Kepala Dinas Sosial Tenaga kerja dan

Transmigrasi Kabupaten Ngawi.

Page 8: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

7. Bapak Bonadi, S.Sos, MM, selaku Kasi Perencanaan Program dan Kegiatan pada

Dinas Sosial Tenaga kerja dan Transmigrasi Kabupaten Ngawi.

8. Bapak dan Ibu UPPKH selaku Unit Pelaksana Program Keluarga Harapan di

Kabupaten Ngawi.

9. Dosen Pengajar Program Studi Magister Ekonomi dan Studi Pembangunan

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

10. Orang Tuaku, Istriku tercinta dan Putriku tersayang yang telah memberikan

dorongan dan semangat dalam penyelesaian tesis ini.

11. Segenap karyawan dan karyawati Program Studi Magister Ekonomi dan Studi

Pembangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

12. Teman-teman angkatan XIII yang selalu memberi spirit, selalu menjaga

kekompakkan baik dalam studi maupun dalam bekerja.

13. Semua pihak yang telah memberi informasi berharga, sehingga bisa selesai tepat

pada waktunya.

Tesis ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran, pendapat, koreksi

positif dan membangun sangat penulis harapkan. Semoga tesis ini bermanfaat bagi

pembaca.

Surakarta, Desember 2011

Penulis

SANTOSO WIBOWO

Page 9: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

INTISARI

Kajian ini merupakan implementasi atas Program Keluarga Harapan (PKH) yang telah digulirkan oleh Pemerintah sebagai salah satu program peningkatan derajat kesejahteraan masyarakat miskin di Kabupaten Ngawi. Tujuan dari penelitian mendiskripsi dan menganalisa dampak Program Keluarga Harapan terhadap peningkatan derajat kesejahteraan masyarakat miskin di Kabupaten Ngawi Dalam penyusunan kajian ini saya menggunakan metode diskriptif kuantitatif dengan menggali data primer yaitu; dengan penyebaran kuisioner pada responden secara acak, wawancara dan observasi lapangan. Sebagai data pendukung saya menampilkan data skunder yaitu; data yang bersumber dari dokumen, buku pedoman dan laporan tertulis. Analisa dampak implementasi Program Keluarga Harapan, terhadap Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) ada 3 bidang sasaran yaitu; Bidang Pendidikan, Kesehatan dan Penghasilan diukur dengan variabel. Hasil penelitian pada kajian implementasi program menunjukkan bahwa implementasi Program Keluarga Harapan mampu memberi kontribusi yang serius dan signifikan dalam upaya membantu penduduk sangat miskin, dengan adanya Program Keluarga Harapan masalah pendidikan dasar, kesehatan dasar, bahkan tingkat penghasilan keluarga dapat diperhatikan. Apresiasi yang tinggi layak diberikan kepada pemerintah karena begitu besar kepeduliannya dalam mempreoritaskan arah dan sasaran pembangunan untuk penanggulangan kemiskinan, untuk itu Program Keluarga Harapan (PKH) layak untuk berkelanjutan dan berkesinambungan sesuai target yang telah ditentukan, dengan harapan bahwa cita-cita luhur bangsa yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia, memajukan kesejahteraan umum dan ikut mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial dapat terwujud. Kata Kunci : Kemiskinan, Program Keluarga Harapan, Kabupaten Ngawi.

Page 10: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

ABSTRACT

This study is an implementation of, Hopeful Family Programme which has been rolled out by the Government as one of the programs increased the degree of poor welfare in the Ngawi regency.

The purpose of the research, describe and analyze the impact of the Hopeful Family Programme to increase the degree of poor welfare in the Ngawi regency.

In preparing this study used a quantitative descriptive method, by digging the primary data that is: by distributing questionnaires to the respondents at random, interviews and field observations. As supporting data, we show the secondary data that is: data sourced from documents, manuals and written reports.

Analysis of the impact of the implementation of the Hopeful Family Programme, to the Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM, Very Poor Households) there are three target areas that is: Education, Health and Income is measured with a variable.

Results of research on program implementation study, showed that the implementation of the Family Hope Program member capable of serious and significant contribution in helping the population is very poor, with the, Hopeful Family Programme issue of basic education, basic health, family income levels can even be considered. Deserves high appreciation to the government, because so much concern in prioritizing the direction and targets for poverty reduction, to the Hopeful Family Programme feasible for sustained and sustainable according to predetermined targets, in the hope that the noble ideals of the nation that is protect the whole Indonesian nation, promote the general welfare and join the intellectual life of the nation and participate in the establishment of world order based on freedom, abiding peace and social justice can be realized.

Keywords: Poorness, Hopeful Family Programme, Ngawi Regency

Page 11: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI

Hal.

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii

PERNYATAAN ...................................................................................................... iv

PERSEMBAHAN................................................................................................ v

MOTTO............................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ............................................................................................ vii

INTISARI ................................................................................................................ ix

ABSTRACT ............................................................................................................ x

DAFTAR ISI ........................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ................................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah………………………………………. 1

1.2 Perumusan Masalah…………………………………………… 7

1.3 Tujuan Penelitian…………………………………………….... 7

1.4 Manfaat Penelitian...................................................................... 8

1.5 Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian............................. 8

Page 12: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori............................................................................ 9

2.1.1 Teori Kemiskinan...................................................................... 9

2.1.2 Teori Slum Area...................................................................... 13

2.1.3 Teori Kebijakan Publik........................................................... 13

2.1.4 Dimensi Kemiskinan................................................................... 15

2.1.5 Penanggulangan Kemiskinan...................................................... 20

2.1.6 Strategi dan Percepatan Penanggulangan Kemiskinan............... 23

2.1.7 Kesejahteraan Ekonomi.............................................................. 27

2.1.8 Program Keluarga Harapan (PKH)............................................. 28

2.1.9 PKH dan Kemiskinan................................................................. 31

2.2 Penelitian Terdahulu.................................................................. 32

2.3 Kerangka Pikir........................................................................... 36

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian...................................................................... 38

3.2 Jenis dan Sumber Data ............................................................. 38

3.3 Pengumpulan Data................................................................... 40

3.4 Analisis Data............................................................................ 41

3.5 Definisi Operasional................................................................ 44

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil Kabupaten Ngawi.......................................................... 45

4.2 Sebaran Kemiskinan................................................................ 49

Page 13: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

4.3 Gambaran Umum PKH Kabupaten Ngawi............................. 53

4.4 Hasil Pengumpulan Data............................................................. 57

4.5 Analisa Data dan Pembahasan.................................................... 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan................................................................................. 73

5.2 Saran........................................................................................... 74

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 14: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR TABEL

Hal.

2.1. Variabel Kemiskinan Versi BPS (PSE’05) .................................................. 19

2.2. Hasil Penelitian Terdahulu ............................................................................ 34

4.1. Jumlah Keluarga Menurut Tahapan Keluarga Sejahtera ............................. 50

4.2. Kenaikan dan Penurunan Jumlah Tahapan Keluarga Sejahtera dalam

Empat Tahun Terakhir................................................................................ 51

4.3. Jumlah Rumah Tangga Miskin................................................................... 51

4.4. Kecamatan Lokasi PKH Kabupaten Ngawi............................................... 55

4.5. Realisasi Penerima Manfaat PKH Kabupaten Ngawi................................ 56

4.6. Realisasi Pencairan Dana Tahun 2008, 2009, 2010................................... 56

4.7. Jumlah Operator......................................................................................... 56

4.8. Jumlah Pendamping.................................................................................... 57

4.9. Skenario Bantuan........................................................................................ 57

4.10. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin................... . 58

4.11. Data Responden Berdasarkan Umur.......................................................... 59

4.12. Data Responden Berdasarkan Tanggungan Keluarga............................... 60

4.13. Data Responden Berdasar Tingkat Pendidikan.................................. ........ 61

4.14. Data Responden Berdasar Kondisi Pendidikan........................................ . 61

4.15. Data Responden Berdasar Kualitas Kesehatan........................................... 62

4.16. Data Responden Berdasar Penghasilan Rata-rata Per-bulan..................... . 63

Page 15: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

4.17. Distribusi Frekuensi Responden Berdasar Jenis Kelamin......................... . 64

4.18. Data Responden Berdasar Umur............................................................... . 64

4.19. Data Responden Berdasar Tanggungan Keluarga..................................... . 65

4.20. Data Responden Berdasar Tingkat Pendidikan......................................... . 66

4.21. Data Responden Berdasar Kualitas Pendidikan......................................... 67

4.22. Data Responden Berdasar Kualitas Kesehatan........................................... 67

4.23. Data Responden Bedasar Penghasilan Rata-rata Per-bulan....................... 68

4.24. Hasil Uji t tes (beda rata-rata) dengan SPSS.............................................. 70

4.25. Hasil Signifikansi uji beda rata-rata .............................................. ............. 71

Page 16: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR GAMBAR

Hal.

2.1. Diagram Kebutuhan Dasar ............................................................................ 10

2.2. Program Infrastruktur Kabupaten Ngawi .................................................... 27

2.3. Program Pendidikan dan Kesehatan ............................................................. 29

2.4. Lingkaran Perangkap Kemiskinan ................................................................ 32

2.5. Alur/Diagram Rasionalitas PKH di Kabupaten Ngawi............................... 37

4.1. Profil Kabupaten Ngawi ........................................................................ .... 45

4.2. Peta Kemiskinan Kabupaten Ngawi........................................................... 49

4.3. Potret PKH Kabupaten Ngawi.................................................................... 53

4.4. Aktivitas PKH........................................................................................... . 55

Page 17: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

Page 18: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Indonesia didirikan menempatkan ideologi keadilan sosial bagi seluruh

rakyat Indonesia sebagai tujuan akhir dari proses pembangunan.

Kesejahteraan masyarakat merupakan tujuan penting pembangunan di negara

manapun, sedangkan kemiskinan merupakan salah satu persoalan utama

pembangunan yang sifatnya kompleks dan multidimensional yang dialami

oleh hampir seluruh negara maupun daerah. Strategi dan kebijakan

pembangunan ekonomi yang dipilih menuju pada kemaslahatan bersama,

diharapkan tidak ada satu kelompok masyarakat yang lebih sejahtera secara

mencolok dibanding dengan kelompok masyarakat yang lain. Pijakan ini

bukan saja hanya karena keadilan sosial merupakan prasyarat untuk sebuah

keutuhan tetapi juga realitas bahwa bumi Indonesia didiami oleh bermacam

kultur, adat, agama, ras dan etnis yang beragam, sehingga tanpa tali keadilan

niscaya keberagaman tersebut berpotensi menyulut konflik, dengan begitu

pilihan keadilan sosial sebagai salah satu tiang negara merupakan pilihan

cerdas dari founding fathers dalam melihat karakter rakyat Indonesia.

Keadilan sosial merupakan cita-cita luhur bangsa, namun dalam

perjalanannya banyak permasalahan-permasalahan dan dampak serius akan

sebuah proses, diantaranya peningkatan jumlah penduduk, jumlah

pengangguran, penduduk miskin meningkat dan lain sebagainya. Kassum

memberi tanggapan, cost yang sangat mahal bagi perekonomian yang akan

Page 19: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

mengganggu upaya Indonesia membangun kembali perekonomiannya ke jalur

pertumbuhan dan mengurangi angka kemiskinan. Asumsi Kassum mungkin

tidak salah, tetapi mungkin juga tidak sepenuhnya benar, mengingat parameter

yang dipakai untuk kategori kemiskinan adalah mereka yang menyandarkan

hidup dengan pendapatan kurang dari dua dolar per hari, sementara

pemerintah Indonesia sendiri mengambil ukuran kurang dari satu dolar per

hari dengan kurs sepuluh ribu rupiah.

Kemiskinan sebenarnya tidak hanya menyangkut aspek ekonomi saja,

tetapi juga menyangkut aspek lain seperti; aspek kesehatan, pendidikan, sosial

dan psikologis. Kemiskinan dan ekonomi mempunyai kaitan yang sangat erat,

hubungan yang erat juga terjadi antara kemiskinan dan masalah pangan.

Penduduk miskin biasanya diukur dari banyaknya penduduk yang tidak dapat

memenuhi kebutuhan pangan. Penyebab kemiskinan dapat berbeda di setiap

wilayah. Masalah kemiskinan di pedesaan nampaknya erat kaitannya dengan

masalah sektor pertanian, sedang di perkotaan, kemiskinan hampir terjadi di

semua sektor dan lebih kompleks. Bagi petani, tanah merupakan earning

assets yang akan menghasilkan pendapatan, secara umum sebagian besar

petani kita merupakan petani tanaman pangan, maka kemiskinan di pedesaan

biasanya dialami oleh petani komoditas pangan, khususnya padi. Term of

trade hasil - hasil pertanian pangan yang kurang menguntungkan dan

bargaining position petani yang lemah dalam melakukan penjualan hasil

pertanian, tingginya operational cost, serangan hama dan penyakit, rendahnya

tingkat produksi dan pasca produksi adalah faktor - faktor utama penyebab

kemiskinan. Petani gurem, petani tanpa tanah dan petani penggarap adalah

Page 20: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

bagian dari masyarakat pedesaan yang termiskin. Soetomo (2003) petani

sebagai manusia yang selalu kalah, pertama kekalahan yang datang dari alam,

ini sesuatu yang sangat ironis bila mengingat pada awalnya kultur bercocok

tanam lahir berkat anugerah kekayaan alam, kedua terbentuknya masyarakat

dan lembaga beserta sistem kekuasaan dan politik yang ada di dalamnya.

Kelembagaan petani modern telah membuka babak baru dimana buruh tani

bergantung pada majikannya, pemasaran produksi pertanian dibawah

legistimasi need and demand, bahkan harga jual produksi terancam oleh

rekayasa praktek ekonomi makro, ketiga ilmu pengetahuan dan teknologi yang

diangankan bisa mengatasi tradisionalitas ternyata tidak tercapai, justru

sebaliknya, ilmu pengetahuan dan teknologi berubah menjadi bentuk-bentuk

dominasi baru yang sangat menindas. Kemiskinan di kota terjadi karena

tenaga kerja yang sangat melimpah dengan peluang kesempatan kerja yang

terbatas, serta rendahnya tingkat sallary pada kegiatan-kegiatan marginal,

disamping faktor sosial, budaya. Kemiskinan di perkotaan juga sangat

berkaitan dengan kemiskinan yang terjadi di pedesaan, karena kemiskinan di

pedesaan akan mendorong migrasi penduduk miskin ke perkotaan. Secara

umum masalah kemiskinan di perkotaan ini erat kaitannya dengan masalah

tingkat pendidikan dan jumlah anggota keluarga. Tingkat pendidikan akan

menentukan beban keluarga dan masalah kemiskinan erat kaitannya dengan

masalah ketimpangan dan kesenjangan sosial, dapat terjadi antar sektor,

terutama sektor pertanian dan industri, antar golongan pendapatan dan antar

daerah. Masyarakat miskin selalu menempati posisi paling rentan jika terjadi

gejolak dalam ekonomi. Kemiskinan memiliki banyak dimensi, di samping

Page 21: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

ekonomi juga mencakup masalah pendidikan dan kesehatan. Program

mengatasi kemiskinan akan menjadi sia-sia jika dilakukan secara parsial,

mengingat perbaikan ekonomi harus paralel dengan perbaikan mutu

pendidikan, kesehatan serta pranata sosial. Penanggulangan kemiskinan

adalah kewajiban pemerintah yang harus dilakukan sebagai wujud dari amanat

konstitusi bagi pencapaian tujuan nasional seperti yang tercantum dalam

pembukaan UUD 1945 yang menyebutkan bahwa:

............Negara Indonesia melindungi segenap bangsa Indonesia memajukan kesejahteraan umum dan ikut mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial...........

Penanggulangan kemiskinan juga terkait dengan mandat Undang –

Undang Dasar 1945 yang tertuang dalam beberapa pasal; pasal 27 ayat (2)

" Tiap – tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak

bagi kemanusiaan ", pasal 28 H ayat (1) Setiap orang berhak hidup sejahtera

lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang

baik dan sehat serta memperoleh pelayanan kesehatan. Ayat (2) Setiap orang

mendapatkan kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh

kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan.

Ayat (3) Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan

pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat. Ayat

(4) Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut

tidak boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapapun. Pasal 34

menyebutkan " Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara".

Pasal tersebut yang semula ayat tunggal, pada amandemen keempat UUD ’45

hal tersebut dipertegas lagi dengan menambah ayat-ayat baru, sehingga pasal

Page 22: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

34 menjadi empat ayat. Ayat (2) berbunyi "Negara mengembangkan sistem

jaminan bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan

tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan".

Perangkap kemiskinan yang membelenggu penduduk miskin sebagai

akar segala ketidakberdayaan telah menggugah perhatian masyarakat dunia,

sehingga isu kemiskinan menjadi salah satu isu sentral. Kemiskinan diyakini

sebagai akar permasalahan hilangnya martabat manusia, hilangnya keadilan,

belum terciptanya masyarakat madani, tidak berjalannya demokrasi dan

terjadinya degradasi lingkungan, Faturochman, dkk.(2007:23).

Tahun 2007 Pemerintah Indonesia melaksanakan Program Keluarga

Harapan (PKH), tujuan utama PKH adalah untuk mengurangi kemiskinan dan

meningkatkan kualitas sumber daya manusia terutama pada kelompok

masyarakat sangat miskin. PKH bukan kelanjutan dari Subsidi Langsung

Tunai (SLT) yang merupakan salah satu “crash program” untuk mengatasi

dampak akibat kebijakan kenaikan harga BBM yang dirancang hanya untuk

satu tahun. Program Keluarga Harapan merupakan salah satu strategi

penanggulangan kemiskinan yang dirancang untuk membantu rumah tangga

sangat miskin (RTSM) pada sisi beban pengeluaran, khususnya terkait dengan

upaya peningkatan SDM untuk jangka pendek. PKH memperbaiki pola pikir

serta merubah perilaku RTSM ke depan, dengan harapan dapat memutus mata

rantai kemiskinan untuk jangka panjang (antar generasi). PKH prinsip

dasarnya merupakan program yang memberikan bantuan kepada Rumah

Tangga Sangat Miskin (RTSM) sepanjang penerima mematuhi ketentuan dan

persyaratan yang ditetapkan Pedoman Operasional Kelembagaan PKH

Page 23: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

(2008:12). PKH sebagai upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia

(SDM) khususnya bidang pendidikan dan kesehatan berharap penerima

bantuan tunai memperhatikan persyaratan-persyaratan yang telah ditetapkan

sebagai konsekuensi program, antara lain; untuk menyekolahkan anaknya,

melakukan imunisasi balita, memeriksakan kandungan bagi ibu hamil dan

perbaikan gizi. Pengalaman negara-negara yang telah mengadopsi program

serupa conditional cassh transfers menujukkan bahwa program ini

memberikan manfaat besar bagi keluarga yang sulit keluar dari kemiskinan

dan menghadapi banyak masalah dalam membesarkan anak-anak mereka

seiring tuntutan perekonomian dan perkembangan zaman. Pelaksanaan PKH

di suatu negara diharapkan akan membantu penduduk sangat miskin.

Pelaksanaan PKH secara berkesinambungan mempercepat pencapaian tujuan

pembangunan Milenium (Millennium Development Goals atau MDGs).

Program Keluarga Harapan ada 5 komponen MDGs yang sangat potensial

dapat dicapai yaitu; pengurangan penduduk miskin dan kelaparan, pendidikan

dasar, kesetaraan gender, pengurangan angka kematian bayi dan balita,

pengurangan kematian ibu melahirkan.

1.2 PERUMUSAN MASALAH

Berdasar pada latar belakang diatas maka perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

Bagaimana dampak Program Keluarga Harapan (PKH) terhadap peningkatan

derajat kesejahteraan masyarakat miskin di Kabupaten Ngawi ?

Page 24: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

1.3 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

1.3.1 Tujuan penelitian:

Mendiskripsi dan menganalisa dampak Program Keluarga Harapan

terhadap peningkatan derajat kesejahteraan masyarakat miskin di

Kabupaten Ngawi.

1.3.2 Manfaat Penelitian:

Hasil dari riset ini diekspektasikan bisa memberikan kontribusi

setidaknya dalam dua aspek, yaitu:

1) Aspek Akademis

Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk memperoleh pengalaman

dan menambah daya kritis peneliti pada proses pengembangan diri

dalam menempuh studi ekonomi dan pembangunan. Semoga hasil riset

ini juga bisa memberi manfaat dan membantu bagi penelitian-

penelitian dengan topik serupa atau mirip yang akan dilakukan di

kemudian hari.

2) Aspek Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan saran dan kritik untuk

pemerintah terutama pemerintah daerah dan institusi lain yang

berhubungan, sehingga Program Keluarga Harapan (PKH) sebagai

Program Perlindungan Sosial dengan bantuan tunai bersyaratnya

mampu memutus mata rantai kemiskinan esok hari, dengan kata lain

“saya miskin, tapi anak saya tidak boleh miskin”.

Page 25: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

1.4 RUANG LINGKUP DAN KETERBATASAN PENELITIAN

Kajian penelitian ini jauh dari sempurna dikarenakan keterbatasan ruang

lingkup baik subyek, obyek, keterbatasan waktu, lokasi dan alokasi. Kritik,

saran, pendapat sangat diharapkan, sehingga hasil penelitian ini bisa

disempurnakan pada kajian penelitian lebih lanjut.

Kaji ulang Kebijakan (Poverty and Sosial Impact Assesment), hal ini

bisa dilakukan melalui laporan dalam bentuk isu-isu sektoral pembangunan

dengan mempermudah pencarian tema dan desain PSIA (Kaji Ulang

Kebijakan). Kaji ulang secara teknis dilakukan dua level yakni melalui studi

akademik untuk mencari jawaban problem di tingkat teori dan manajemen,

serta dampak yang ditimbulkan dalam kerangka ilmiah. Tingkatan lain adalah

review berdasarkan persepsi dan komunitas miskin secara partisipatif. Persepsi

dan pengalaman ketika berhadapan secara diametral dengan kebijakan atau

program pembangunan dan atau program penanggulangan kemiskinan,

kontinyuitas, kesinambungan mempunyai arti penting dalam melihat tingkat

efisiensi, efektivitas atas kebijakan dan program yang digulirkan.

Page 26: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

Teori merupakan pijakan utama dalam suatu penelitian. Dalam

penelitian ini penulis menggunakan tiga teori utama yang menjadi pilar.

Ketiga teori tersebut sangat membantu saya dalam mengkaji sebuah tema yang

diangkat yaitu; Teori Kemiskinan, Teori Slum Area dan Teori Kebijakan

Publik. Semua teori itu ditujukan sebagai pendukung dalam pembahasan dan

merangkai sebuah kerangka pikir.

2.1.1 Teori Kemiskinan

Kemiskinan merupakan masalah kemanusiaan yang telah lama

diperbincangkan karena berkaitan dengan tingkat kesejahteraan

masyarakat dan upaya penanganannya. Berbagai kajian dalam ilmu

sosial dan ekonomi banyak dilakukan khususnya untuk memperoleh

pemahaman yang lebih mendalam mengenai konsep kemiskinan dan

berusaha mencari kebijakan yang benar-benar efektif dan efisien untuk

mengatasi masalah kemiskinan.

Kemiskinan pada umumnya identik dengan masalah kemiskinan

yang berpengaruh dalam bentuk hierarkhi dalam masyarakat, dimana

pada hakekatnya pengklasifikasian masyarakat kepada hierarkhi tersebut

dideferensiasikan berdasarkan kekayaan, kekuasaan dan status sosial

lainnya, Richard J DeMaria, “Poverty as the Embrace of Insecurity”,

Reviev for Religious (Missouri, USA: 434). Golongan orang miskin

Page 27: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

biasanya identik dengan pekerja kasar atau budak, sedangkan yang kaya

identik dengan bangsawan, pemimpin agama atau seorang saudagar

masyur. Kemiskinan diasumsikan membawa implikasi negatif untuk

masyarakat, seperti munculnya penyakit, keterbelakangan mental,

malnutrisi, bahkan stimulus terjadinya konflik. Abraham K.C “Mission

in the Context of Endemic Poverty and affluence” dalam L.A Yuzon,

(Singapore: CCA,1983: 4). Kemiskinan adalah ketidakmampuan

individu dalam memenuhi kebutuhan dasar minimal untuk hidup layak.

Konsep kemiskinan dalam versi BPS, bahwa kemiskinan adalah

kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach)

“Kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi

untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan (diukur

dari sisi pengeluaran)”. Penduduk miskin adalah penduduk yang

memiliki pengeluaran per kapita perbulan lebih kecil dari garis

kemiskinan. diagram gambar 2.1 dibawah ini:

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS), 2005

Gambar 2.1 Diagram Kebutuhan Dasar

Kebutuhan Dasar

Kebutuhan Dasar Makanan

Kebutuhan Dasar Bukan Makanan

Setara dengan pemenuhan kebutuhan kalori 2100 kalori per orang perbulan

Kebutuhan minimum untuk perumahan pendidikan kesehatan

Page 28: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Ambar (2004: 27) mengemukakan bahwa kemiskinan bersifat

multidimensional, oleh karenanya cara pandang yang dipergunakan

untuk memecahkan persoalan kemiskinan hendaknya juga meliputi

beberapa aspek dari kemiskinan. Kemiskinan tidak hanya menyangkut

kesejahteraan (welfare) semata, tetapi menyangkut persoalan kerentanan

(vulnerability), ketidakberdayaan (powerless), tertutupnya akses kepada

berbagai peluang kerja, menghabiskan sebagian besar penghasilannya

untuk kebutuhan konsumsi, angka ketergantungan yang tinggi,

rendahnya akses terhadap pasar dan kemiskinan terefleksi dalam budaya

kemiskinan yang diwarisi dari satu generasi ke generasi berikutnya.

De wit (1996: 35) tertarik mengadakan penelitian tentang

kemiskinan perkotaan di India mengatakan bahwa selama ini studi yang

membahas masalah kemiskinan hanya lebih membicarakan mengenai

pendapatan dan tingkat konsumsi oleh penduduk miskin. Secara

lengkapnya dikatakan :

“From…general studi of the poverty problem it has been observed that… a substantial reduction in poverty can be achieved only if there is a dtermined effort at a significant redistribution of income and consumption in favour of the pooere sections of the population (government of India Planning Comission, 1982: 21)”

Sumodiningrat (1999:3) mengemukakan klasifikasi kemiskinan

dengan melihat pola waktu seseorang atau keluarga menjadi miskin

yakni : Pertama Kemiskinan yang telah kronis atau turun temurun

(persistent poverty). Kedua kemiskinan yang mengikuti pola siklus

ekonomi secara keseluruhan (cyclical poverty). Ketiga kemiskinan

musiman seperti dijumpai pada kasus-kasus nelayan dan petani tanaman

Page 29: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

pangan (seasonal poverty), Keempat kemiskinan yang disebabkan oleh

adanya bencana alam, atau dampak dari suatu kebijakan tertentu yang

menyebabkan menurunnya tingkat kesejahteraan (accidental poverty).

Dari berbagai pengertian tentang kemiskinan dapat disimpulkan

tiga kelompok kemiskinan yaitu: kemiskinan natural (alamiah),

kemiskinan struktural, dan kemiskinan kultural.

1) Kemiskinan Natural

Kemiskinan natural adalah keadaan miskin, karena dari asalnya

memang miskin. Kelompok masyarakat ini miskin karena tidak

memiliki sumber daya yang memadai, baik sumber daya alam,

sumber daya manusia maupun sumber daya pembangunan lainnya,

sehingga mereka tidak dapat ikut serta dalam pembangunan, mereka

hanya mendapatkan imbalan pendapatan yang rendah.

2) Kemiskinan Struktural

Penyebab struktural berada di lingkungan yang tak memungkinkan

keluar, tak punya pendidikan dan tak punya daya ekonomi untuk

mendapatkan pendidikan, informasi dan akses ke berbagai hal.

3) Kemiskinan Kultural

Kemiskinan kultural mengacu pada sikap hidup seseorang atau

masyarakat yang disebabkan oleh gaya hidup, kebiasaan hidup dan

budaya, dimana mereka sudah merasa kekurangan atau bisa juga

kemiskinan yang diakibatkan oleh kebijaksanaan dalam

pembangunan.

Page 30: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

2.2.2 Teori Slum Area

Teori ini menyatakan bahwa adanya jurang pemisah antara orang

kaya dan orang miskin. Pada kota-kota besar tidak jarang kita melihat

fenomena dimana golongan masyarakat tertentu dengan status ekonomi

yang hampir sama akan menempati permukiman yang secara geografis

sama, namun aneh bila dalam kehidupan kesehariannya terdapat

“permukiman kumuh” dan adanya sebuah “rumah gedongan” atau area

perumahan elit. Segregasi permukiman kaya dan miskin diatas pada

dasarnya merupakan suatu fenomena sosial yang tentunya perlu

dipelajari, guna memahami mekanisme alamiah dan faktor kausalitas

tentang munculnya hal tersebut Banerjee (1995).

2.2.3.Teori Kebijakan Publik

Implementasi kebijakan merupakan fenomena kompleks yamg

mungkin bisa dipahami sebagai proses, keluaran (output), maupun

sebagai hasil (outcame) Lester & Stewart (2000). Proses implementasi

dapat dilihat pada pernyataan yang dikemukakan oleh seorang ahli studi

kebijakan Bardach (1991: 3) dalam buku dasar-dasar kebijakan publik

karangan Agustino (2008) yaitu:

“Adalah cukup untuk membuat sebuah program dan kebijakan umum yang kelihatannya bagus diatas kertas. Lebih sulit lagi merumuskan dalam kata-kata dan slogan-slogan yang kedengarannya mengenakan bagi telinga para pemimpin dan para pemilih yang mendengarkannya. Dan lebih sulit lagi untuk melaksanakannya dalam bentuk cara yang memuaskan semua orang termasuk yang mereka anggap klien.”

Meter dan Horn (1975), mendefinisikan implementasi kebijakan dalam

buku Agustino (2008: 139) sebagai berikut:

Page 31: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

“Tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh individu-individu atau pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijaksanaan.” Implementasi kebijakan menyangkut tiga hal, yaitu:

- Adanya tujuan atau sasaran kebijakan

- Adanya aktivitas atau kegiatan pencapaian tujuan

- Adanya hasil kegiatan

Keberhasilan suatu implementasi kebijakan dapat diukur atau dilihat dari

proses dan pencapaian tujuan hasil akhir (output) yaitu: tercapai atau

tidaknya tujuan-tujuan yang ingin diraih. Grindle (1980) mengutarakan

sebagai berikut:

“Pengukuran keberhasilan implementasi dapat dilihat dari prosesnya, dengan mempertanyakan apakah pelaksanaan program sesuai dengan yang telah ditentukan yaitu melihat pada action program dari individual projects dan yang kedua apakah tujuan program tersebut tercapai.”

Implementasi kebijakan merupakan tahapan yang sangat penting dalam

keseluruhan struktur kebijakan, karena melalui prosedur ini proses

kebijakan secara keseluruhan dapat dipengaruhi tingkat keberhasilan

atau tidaknya pencapaian tujuan. Chief J.O.Udoji (1981) mengatakan

bahwa:

“Pelaksanaan kebijakan adalah sesuatu yang penting bahkan mungkin jauh lebih penting daripada pembuatan kebijakan. Kebijakan-kebijakan hanya akan sekedar berupa impian atau rencana bagus yang tersimpan rapi dalam arsip kalau tidak diimplementasikan.”

Meter dan Horn (1975) dalam sebuah buku Memahami Dasar-Dasar

Kebijakan Publik Agustino (2008: 142) lebih jauh memberikan batasan

yang mungkin cukup berpengaruh terhadap institusi dalam

mengimplementasikan sebuah kebijakan.

Page 32: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Meter dan Horn (1975) mengamati, unsur-unsur yang mungkin cukup

berpengaruh terhadap institusi dalam mengimplementasikan kebijakan,

yaitu:

1) Faktor Kebijakan

2) Faktor Organisasi

3) Faktor Hubungan antar organisasi

4) Faktor Lingkungan implementasi kebijakan

Memahami implementasi kebijakan perlu penyederhanaan dan

penjelasan mengenai implementasi dalam komponen utama.

Implementasi dari tiap-tiap kebijakan menjadi suatu proses yang dinamis

dan mencakup banyak interaksi berbagai variabel. Proses implementasi

perlu menjelaskan keterkaitan antara satu variabel dengan variabel yang

lain dan bagaimana variabel ini berpengaruh pada proses implementasi

kebijakan.

2.2.4 Dimensi Kemiskinan

Seorang pakar kemiskinan David Cox dalam buku Suharto

(2005:132), Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat

membagi kemiskinan ke dalam berbagai dimensi, yakni :

1. Kemiskinan akibat globalisasi

Globalisasi telah melahirkan menang dan kalah, yang pemenang

adalah negara-negara maju, sedangkan negara-negara berkembang

atau dunia ketiga tidak jarang semakin tersisihkan oleh persaingan

dan pasar bebas yang menjadi syarat globalisasi.

Page 33: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

2. Kemiskinan yang berkaitan dengan pembangunan

Kemiskinan subsistem (kemiskinan karena rendahnya

pembangunan), kemiskinan pedesaan (kemiskinan karena

marginalisasi warga di daerah rural pada proses pembangunan),

kemiskinan urban (kemiskinan yang diakibatkan oleh hakekat dan

akselerasi pertumbuhan kota).

3. Kemiskinan Sosial

Kemiskinan yang dialami oleh kaum wanita, anak-anak dan

kelompok marjinal

4. Kemiskinan konsekuensial

Kemiskinan yang terjadi akibat faktor-faktor eksternal di luar kaum

miskin, misalnya; tingginya jumlah penduduk, konflik, bencana alam

dan terdapat kerusakan lingkungan.

Suharto (2005), kemiskinan merupakan fenomena yang berwajah

wayuh dan bermatra multidemensional memiliki beberapa ciri yang

antara lain:

1. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar (pangan,

sandang dan papan)

2. Tidak adanya akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya

(kesehatan, pendidikan, sanitasi, air bersih dan transportasi)

3. Tidak adanya jaminan masa depan (karena tiadanya investasi untuk

pendidikan dan keluarga).

4. Kerentanan terhadap goncangan yang bersifat individual maupun

masal

Page 34: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

5. Rendahnya kualitas sumber daya manusia dan keterbatasan sumber

daya alam

6. Tidak dilibatkanya dalam kegiatan sosial masyarakat

7. Tidak adanya akses terhadap lapangan kerja dan mata pencaharian

yang berkesinambungan

8. Ketidakmampuan untuk berusaha karena cacat fisik maupun mental

9. Ketidakmampuan dan ketidakberuntungan sosial (anak terlantar,

wanita korban tindak kekerasan dalam rumah tangga, janda miskin,

kelompok marjinal dan terpencil).

Ada lima macam jenis kemiskinan yang umum dikenal, menurut Kim

Byong-suh Singapore CCA (1983: 45) dan Sharir (1987: 175) antara lain

sebagai berikut :

1. Kemiskinan absolut

Konsep kemiskinan pada biasanya selalu dihubungkan dengan

pendapatan dan kebutuhan. Kebutuhan tersebut hanya terbatas pada

kebutuhan pokok atau kebutuhan dasar (basic needs). Jadi

kemiskinan absolut merupakan kemiskinan berdasarkan

kesejahteraan minimal.

2. Kemiskinan relatif

Byong-suh berpendapat, semakin tinggi kesenjangan antara tingkat

hidup orang kaya dan miskin maka semakin tinggi pula jumlah

penduduk yang selalu miskin. Model kemiskinan ini memandang

kondisi kemiskinan yang diukur dari distribusi penduduk

berlandaskan standar kesejahteraan.

Page 35: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

3. Kemiskinan potensial

Kemiskinan model ini beranggapan lingkungan dan karakteristik

penduduklah yang menjadikan penduduk memiliki potensi untuk

mengalami kemiskinan.

4. Kemiskinan sementara

Kemiskinan ini diakibatkan oleh adanya transformasi eksternal

seperti krisis finansial global dan lain-lain.

5. Kemiskinan kronis

Kemiskinan ini adalah kemiskinan yang sudah berlangsung cukup

lama, mengakar secara keturunan dan sulit sekali diubah pola pikir

warganya.

Teorisasi kemiskinan yang bersifat kompleks ini kiranya lebih tepat jika

digunakan sebagai pisau analisis dalam mendefinisikan kemiskinan, serta

merumuskan kebijakan pengentasan kemiskinan di Indonesia. Kemiskinan

dipandang sebagai seorang atau kelompok laki-laki dan perempuan tidak dapat

memenuhi hak-hak dasarnya secara layak untuk menjalani dan

mengembangkan kehidupan yang bermartabat Strategi Nasional

Penanggulangan Kemiskinan (SNPK, 2005). Perlu di ketahui bahwa dalam

dimensi kemiskinan setidaknya ada dua macam perspektif yang lazim

dipergunakan untuk mendekati masalah kemiskinan, antara lain :

1. Persepektif kultural (Cultural perspektive)

2. Perspektif struktural atau situasional (Situational perspektive)

Terkait terminologi kemiskinan, Badan Pusat Statistik (BPS, 2005)

melakukan Pendataan Sosial Ekonomi (PSE, 2005) dengan menggunakan 14

Page 36: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

variabel kemiskinan, dimana variabel ini memiliki hubungan yang sangat erat

dengan kemampuan memenuhi kebutuhan kalori dan kebutuhan dasar non

makanan, adapun variabel dimaksud Tabel 2.1 dibawah:

Tabel 2.1 Variabel Kemiskinan Versi BPS (PSE’05)

No. Variabel Kemiskinan Kriteria

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

Luas lantai per anggota rumah tangga Jenis lantai rumah Jenis dinding rumah Fasilitas tempat buang air besar Sumber air minum Penerangan yang digunakan Bahan bakar yang digunakan Frekuensi makan dalam sehari Kemampuan membeli daging/ayam/susu Kemampuan membeli pakaian baru bagi setiap anggota ART Kemampuan berobat ke puskemas atau Poliklinik Lapangan pekerjaan kepala rumah tangga Pendidikan kepala rumah tangga Kepemilikan aset/barang berharga minimal Rp.500.000,-

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

<8m2 Tanah/papan/kualitas rendah Bambu, papankualitas rendah Tidak punya Bukan air bersih Bukan listrik Kayu/arang Kurang dari 2 kali sehari Tidak dalam seminggu Tidak setiap ART Tidak Petani gurem, nelayan, kebun Belum pernah sekolah/tidak Tidak ada

Kategori : RTSM = 14, RTM = (12-13), RTHM = (10-11) dan RTTM = (0-9)

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS), 2005

Page 37: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

2.2.5 Penanggulangan Kemiskinan

Penanggulangan kemiskinan diberbagai negara berkembang sekarang ini

secara umum telah mengakui adanya paradigma baru. Bukti empiris di

negara berkembang telah menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi

masyarakat miskin jauh lebih rendah dibandingkan dengan laju

pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Pertumbuhan ekonomi tidak

dengan sendirinya mengalir ke seluruh lapisan rakyat, jika semua orang

tidak mendapatkan kesempatan yang sama dalam memiliki akses ke sumber

daya kunci. Kemiskinan merupakan permasalahan bangsa yang mendesak

dan memerlukan langkah-langkah penanganan dan pendekatan yang

sistematik, terpadu dan menyeluruh dalam rangka mengurangi beban,

memenuhi hak-hak dasar warga negara secara layak untuk menempuh dan

mengembangkan kehidupan bermartabat Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 13 Tahun 2009. Koordinasi yang meliputi sinkronisasi,

harmonisasi dan integritas berbagai program dan kegiatan penanggulangan

kemiskinan perlu dilakukan serta penguatan kelembagaan baik di tingkat

pusat maupun daerah. Program Penanggulangan Kemiskinan adalah

kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dunia usaha

serta masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin

melalui; bantuan sosial, pemberdayaan masyarakat serta pemberdayaan

usaha ekonomi mikro dan kecil (Perpres RI. No.13 Tahun 2009). Setiap

program penangggulangan kemiskinan merupakan penjabaran dari arah

kebijakan penanggulangan kemiskinan, bahwa arah kebijakan

penanggulangan kemiskinan nasional berpedoman pada Rencana

Page 38: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) sedangkan arah kebijakan

penanggulangan kemiskinan daerah berpedoman pada Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD). Kebijakan pengentasan

atau penanggulangan kemiskinan menurut (Sumodiningrat: 1998) dapat

dikategorikan menjadi 2 (dua) yaitu :

1.Kebijakan langsung yang mencakup;

a. Pengembangan data dasar (base data) dalam menentukan kelompok

sasaran

b. Penyediaan kebutuhan dasar (pangan, sandang, papan, kesehatan,

pendidikan)

c. Penciptaan kesempatan kerja

d. Program pembangunan wilayah

e. Pelayanan perkreditan

2.Kebijakan tidak langsung meliputi;

a. Upaya menciptakan ketentraman dan kestabilan situasi ekonomi, sosial

dan politik

b. Mengendalikan jumlah penduduk

c. Melestarikan lingkungan hidup dan menyiapkan kelompok masyarakat

miskin melalui kegiatan pelatihan.

Mawardi dan Sumarto (2003) dalam Lembaga Penelitian SMERU

(Maret: 2003), bahwa dalam mendukung sebuah program kegiatan, kebijakan

anggaran yang memihak kepada orang miskin sebenarnya hanyalah salah satu

dari sekian banyak kebijakan yang diperlukan untuk menanggulangi

kemiskinan secara komprehensif. Kebijakan propoor budget merupakan

Page 39: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

kebijakan yang bersifat teknis operasional, maka supaya Pemerintah Daerah

mau menerapkan kebijakan demikian diperlukan adanya beberapa pra-syarat

kebijakan, antara lain:

a. Kehendak Politik

1) Adanya komitmen kuat dan tekad keras pihak-pihak yang secara

langsung mempunyai kewenangan dan bertanggungjawab dalam

penanggulangan kemiskinan;

2) Agenda pembangunan daerah menempatkan upaya dan program

penanggulangan kemiskinan pada skala prioritas utama;

3) Kemauan untuk secara jujur dan terbuka mengakui kelemahan dan

kegagalan program penanggulangan kemiskinan di masa lalu dan

bertekad untuk memperbaikinya, baik pada waktu sekarang maupun di

masa mendatang.

b. Iklim yang Mendukung

1) Ada kesadaran kolektif untuk menempatkan kemiskinan sebagai musuh

bersama yang harus diperangi, kemudian diikuti dengan langkah-

langkah kampanye sosial melalui berbagai saluran informasi untuk lebih

meningkatkan kepedulian, kepekaan dan partisipasi masyarakat.

2) Ada peraturan dan kebijakan daerah (Perda) yang mendukung

penanggulangan kemiskinan, misalnya yang berkaitan dengan usaha

kecil, akses terhadap kredit, pedagang kaki lima, penghapusan pungutan

terhadap hasil-hasil pertanian dan sebagainya.

Page 40: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

c.Tata Pemerintahan yang Baik (Good Governance)

Kemiskinan bersifat multidimensi, maka penanggulangannya tidak cukup

hanya dengan mengandalkan pendekatan ekonomi, melainkan memerlukan

pula kebijakan dan program di bidang sosial, politik, hukum dan

kelembagaan. Tata pemerintahan yang baik (good governance) dari

lembaga-lembaga pemerintahan, terutama birokrasi pemerintahan, legislatif,

lembaga hukum dan pelayanan umum, hal ini ditandai dengan adanya

keterbukaan, pertanggungjawaban publik, penegakan hukum, penghapusan

birokrasi yang menyulitkan, pemberantasan korupsi dan koordinasi lintas

lembaga dan lintas pelaku yang baik. Turkewitz (2001) melalui studi

empirisnya di beberapa negara menyimpulkan adanya hubungan yang kuat

antara karakter suatu rezim pemerintahan dengan capaian berbagai indikator

pembangunan.

Kebijakan pro-poor budget diperlukan adanya kebijakan awal seperti

pro-poor policy (kebijakan umum yang memihak pada orang miskin), pro-

poor institutions (adanya institusi-institusi khususnya institusi pemerintah

yang memihak orang miskin) dan yang lebih penting lagi adalah adanya pro-

poor government (pemerintahan yang memihak orang miskin).

2.2.6 Strategi dan Program Percepatan Penanggulangan Kemiskinan

Tujuan akhir kebijakan dan strategi penanggulangan kemiskinan adalah

membebaskan masyarakat dari kemiskinan dan mengangkat harkat dan

martabat mereka agar menjadi warga negara dengan seluruh hak dan

kewajibannya. Salah satu strategi mendasar yang patut ditempuh adalah

memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi orang miskin untuk

Page 41: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

berpartisipasi sepenuhnya dalam proses pembangunan ekonomi. Pemerintah

harus menciptakan suatu kondisi pertumbuhan ekonomi yang dapat

dinikmati oleh semua lapisan masyarakat, termasuk penduduk miskin (pro-

poor growth). Kebijakan dan program pembangunan ekonomi yang

dilaksanakan oleh pemerintah seharusnya dititik-beratkan pada sektor

ekonomi riil yang secara langsung maupun tidak langsung menyentuh

kehidupan sebagian besar orang miskin, seperti pertanian, perikanan, usaha

kecil menengah, dan sektor informal. Landasan paradigma kebijakan

pembangunan yang selama ini lebih banyak menciptakan konglomerasi,

perlu dirubah menjadi paradigma kebijakan yang lebih memihak kepada

kelompok masyarakat “pinggiran”. Pemberdayaan perekonomian rakyat,

pencabutan berbagai peraturan dan kebijakan pemerintah (daerah) yang

mempersempit akses ekonomi masyarakat miskin, penghentian pungutan-

pungutan terhadap petani, nelayan, peternak dan sebagainya adalah beberapa

contoh kebijakan yang berdampak positif terhadap masyarakat miskin.

Pemberian prioritas bagi pembangunan sarana sosial dan fisik penting bagi

masyarakat miskin seperti jalan desa, irigasi, sekolah, air bersih, sanitasi,

pemukiman, puskesmas, merupakan katalisator untuk mengangkat tingkat

kesejahteraan mereka. Kebijakan-kebijakan sektoral maupun lintas sektoral

menjadi kurang efektif dan efisien jika tidak dilandasi oleh kebijakan makro

ekonomi yang mampu menciptakan perekonomian yang stabil, sehingga laju

inflasi rendah, dan iklim usaha menjadi semakin kondusif.

Perpres RI. No.15 Tahun 2010 bahwa strategi percepatan

penanggulangan kemiskinan dilakukan, antara lain :

Page 42: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

1. Mengurangi beban pengeluaran masyarakat miskin

2. Meningkatkan kemampuan dan pendapatan masyarakat miskin

3. Mengembangkan dan menjamin keberlanjutan usaha mikro dan kecil

4. Mensinergikan kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan.

Strategi penanggulangan kemiskinan harus dapat memperkuat peran dan

posisi perekonomian rakyat dalam perekonomian baik skala nasional

maupun daerah sehingga terjadi perubahan struktural yang meliputi

pengalokasian sumber daya, penguatan kelembagaan, pemberdayaan sumber

daya manusia yang berkualitas. Program percepatan penanggulangan

kemiskinan terdiri dari:

1. Kelompok program bantuan sosial terpadu berbasis keluarga, bertujuan

untuk melakukan pemenuhan kebutuhan hak dasar, pengurangan beban

hidup dan perbaikan kualitas hidup masyarakat miskin, seperti; Bantuan

Beras Miskin (RASKIN), Program Keluarga Harapan (PKH), Jaminan

Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS), Jaminan Kesehatan Daerah

(JAMKESDA), Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Pendidikan Non

Formal, RTLH (Rumah Tidak Layak Huni), Beasiswa Bagi Siswa

Miskin.

2. Kelompok program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan

masyarakat, bertujuan untuk mengembangkan potensi dan memperkuat

kapasitas kelompok masyarakat miskin untuk terlibat dalam

pembangunan yang didasarkan pada prinsip-prinsip pemberdayaan

masyarakat, antara lain; Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat-

Mandiri Pedesaan (PNPM-MP), Program Nasional Pemberdayaan

Page 43: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Masyarakat-Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan (PNPM-

PPIP), Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat-Program

Agrobisnis Pertanian (PNPM-PUAP), Gerakan Peduli Pengentasan

Kemiskinan (GERDU TASKIN), Badan Usaha Milik Desa (BUMDES),

TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD), Agropolitan, Intensifikasi

Kakao, Lumbung Pangan, Pengeloalaan Hutan Bersama Masyarakat

(PHBM).

3. Kelompok program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan

usaha ekonomi mikro dan kecil, bertujuan untuk memberikan akses dan

penguatan ekonomi bagi pelaku usaha berskala mikro dan kecil, misal;

Lembaga Keuangan Masyarakat Koperasi Wanita (LKM Kopwan),

Kredit Usaha Rakyat (KUR), Gerdu Taskin/PPKM sektor Koperasi,

Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi, Program

Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan-Simpan Pinjam

(PNPM-MP-SPP) dan lain-lain.

4. Program-program lainnya yang baik secara langsung ataupun tidak

langsung dapat meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesejahteraan

masyarakat miskin, seperti; Infrastruktur Perdesaan, Dana Program

Pembangunan Infrastruktur Pedesaan (DPPIP), Jaringan Irigasi Desa

(JIDES), Jaringan Infrastruktur Usaha Tani (JITUT) dan lain sebagainya.

Berikut aktivitas warga dalam pembangunan infrastruktur sebagai

sharing penunjang program seperti dalam gambar 2.2 dibawah.

Page 44: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Gambar 2.2

Program Infrastruktur Kabupaten Ngawi

2.2.7 Kesejahteraan ekonomi

Pendekatan economic welfare memiliki dasar bahwa tujuan dari aktivitas

ekonomi adalah meningkatkan kesejahteraan individu-individu yang

membentuk masyarakat. Setiap individu tersebut merupakan penilai terbaik

mengenai berapa jauh mereka membaik dalam suatu kondisi. Kesejahteraan

setiap individu tidak hanya tergantung pada konsumsi barang dan jasa yang

tersedia, namun juga tergantung pada kuantitas dan kualitas yang diterima

dari barang dan jasa nonmarket dari sistem SDA dan lingkungan, misalnya;

kesehatan, pemandangan indah dan rekreasi luar ruang Freedman (1993).

Sen dalam buku social welfare problem and social work in indonesia,

Suharto Edi (2004) mengatakan bahwa welfare economics merupakan suatu

proses rasional ke arah melepaskan masyarakat dari hambatan untuk

memperoleh kemajuan. Kesejahteraan sosial dapat diukur dari ukuran-

ukuran seperti tingkat kehidupan (levels of living), pemenuhan kebutuhan

pokok (basic needs fulfillment), kualitas hidup (quality of live) dan

pembangunan manusia (human development).

Page 45: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Nicholson (1992) mengemukakan prinsip mengenai kesejahteraan sosial

yaitu keadaan kesejahteraan sosial maksimum tercapai bila tidak ada

seorangpun yang dirugikan. Borstein dalam Swasono (2004: 71)

mengajukan “performance criteria” untuk sosial welfare dengan batasan-

batasan yang meliputi; output, growth, effisiency, stability, security,

inequality dan freedom yang harus dikaitkan dengan suatu sosial preference.

Kedudukan individu dalam masyarakat adalah sebagai makhluk sosial yang

harus ditonjolkan dalam ilmu ekonomi utamanya dalam pembangunan

ekonomi yang bertujuan menuju kesejahteraan masyarakat.

2.2.8 Program Keluarga Harapan (PKH)

Program Keluarga Harapan (PKH) adalah sebuah program

penanggulangan kemiskinan melalui pemberian bantuan tunai kepada

Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) berdasarkan persyaratan dan

ketentuan yang telah ditetapkan dengan melaksanakan kewajiban Pedoman

Umum PKH (2008). Bantuan PKH difokuskan pada dua elemen yaitu

pendidikan dan kesehatan melalui;

1. Pemberian bantuan tunai untuk memenuhi kebutuhan pendidikan dan

kesehatan anak dari RTSM

2. Peningkatan kesadaran kesehatan dengan pembebanan tanggung jawab

untuk memeriksakan kesehatan

3. Peningkatan kualitas pendidikan anak RTSM dengan penekanan

tanggung jawab kehadiran dalam kelas.

Rumah Tangga Sangat Miskin juga mendapat kemudahan dengan

memperoleh Jamkesmas untuk meringankan biaya berobat dan BOS

Page 46: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

(Bantuan Operasional Sekolah) untuk meringankan biaya pendidikan.

Peserta PKH adalah ibu rumah tangga dari keluarga yang terpilih melalui

mekaniskme pemilihan oleh BPS sesuai kriteria yang ditetapkan (ibu

hamil/nifas, memiliki bayi sampai dengan usia pra-sekolah dan anak sekolah

dasar sampai dengan SMP).

Adapun hak peserta PKH antara lain :

1. Hak menerima bantuan tunai

2. Mempunyai hak menerima pelayanan kesehatan (ibu dan bayi) di

puskesmas, Posyandu, Polindes, dan lain-lain.

3. Menerima pelayanan pendidikan bagi anak usia wajib belajar pendidikan

9 tahun. Sasaran PKH nampak seperti Gambar 2.3 dibawah ini.

• Gizi buruk TIDAK TERJADI secara tiba-tiba

• Selalu diawali dengan tanda-tanda :

BERAT BADAN NAIK TIDAK CUKUP

•Jika anak ditimbang

•Di monitor pada KMS (Kartu Menuju Sehat)

Gambar 2.3 Program Pendidikan & Kesehatan

Sedangkan kewajiban antara lain :

1. Ibu hamil memeriksakan kehamilan setidaknya 4 kali selama masa

kehamilan

Page 47: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

2. Ibu melahirkan dalam proses kelahirannya bayi ditolong oleh tenaga

kesehatan terlatih

3. Ibu nifas, ibu yang telah melahirkan harus memeriksakan kesehatannya

minimal 2 kali sebelum bayi mencapai usia 28 hari.

4. Anak dibawah usia 1 tahun harus di imunisasi lengkap dan ditimbang

secara rutin setiap bulan.

5. Bayi usia 6-11 bulan harus mendapat suplemen vitamin A dua kali

dalam setahun.

6. Anak usia 1-5 tahun mendapatkan imunisasi dan pemantauan tumbuh

kembang setiap tiga bulan.

7. Anak usia 5-6 tahun (pra-sekolah) mendapat pemantauan tumbuh

kembang.

8. Untuk anak usia 6-15 tahun terdaftar di SD/MI/SDLB dan

SMP/MTS/SMPLB dengan kehadiran 85% hari sekolah dalam sebulan

selama tahun ajaran berlangsung

9. Untuk anak usia 15-18 tahun namun belum menyelesaikan pendidikan

dasar dapat menerima bantuan apabila anak tersebut bersekolah atau

mengikuti pendidikan kesetaraan dan memenuhi ketentuan yang berlaku

Pedoman Umum PKH (2007).

Program Keluarga Harapan (PKH) memiliki tujuan untuk mengurangi

kemiskinan dan meningkatkan kualitas sumber daya generasi penerus

(keturunan) Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM), dapat dijabarkan terdiri

atas:

Page 48: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

1. Meningkatkan kondisi sosial ekonomi RTSM;

2. Meningkatkan taraf pendidikan anak-anak RTSM;

3. Meningkatkan status kesehatan dan gizi ibu hamil, ibu nifas, dan anak di

bawah 6 tahun dari RTSM;

4. Mengurangi angka kematian bayi yang baru lahir;

5. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan,

khususnya bagi RTSM. Lebih jauh lagi kekuatan program ini

mempunyai maksud :

1) Menurunkan angka kematian Ibu dan Anak

2) Menurunkan angka putus sekolah, pekerja anak, anak jalanan, dsb.

seraya meningkatkan angka partisipasi sekolah

3) Mendorong integrasi berbagai program penanganan kemiskinan

seperti Jamkesmas, Bea Siswa Miskin

4) Mendorong daerah menyiapkan fasilitas pendukung khususnya

service providers kesehatan dan pendidikan

5) Mendorong daerah membantu secara intensif penanganan

kemiskinan termasuk memiliki data base penduduk sangat miskin.

2.2.9 PKH dan Kemiskinan

PKH mensyaratkan dua bidang yaitu; Pendidikan dan Kesehatan.

Keduanya dengan kemiskinan memiliki hubungan yang sangat erat dan

saling berpengaruh. Kesehatan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi dan

sosial suatu negara, terganggunya kesehatan dapat berdampak pada

pengurangan penghasilan keluarga, misalnya karena hilangnya penghasilan

akibat sakit, Jika sektor kesehatan dan pendidikan terganggu maka akan

Page 49: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

mengakibatkan terganggunya tingkat pendapatan suatu rumah tangga yang

pada akhirnya mereka bisa menjadi miskin. Gambar 2.4 siklus lingkaran

perangkap kemiskinan:

Sumber : Pedoman Umum PKH (2008)

Gambar 2.4 Lingkaran Perangkap Kemiskinan

Peserta PKH pada fase satu, diharapkan bisa memanfaatkan pelayanan

kesehatan terutama kesehatan ibu dan anak (seperti: imunisasi bayi,

pemeriksaan kandungan ibu hamil, pemeriksaan kehamilan, pemeriksaan

pasca salin, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan) maka akan

meningkatkan taraf kesehatan secara optimal. Pada fase dua, anak siap

memasuki pendidikan (seperti; menyekolahkan anak sampai minimal lulus

sekolah setara SMP), sehingga PKH akan merubah kebiasaan RTSM ke arah

perbaikan kualitas SDM dalam jangka panjang, lebih dari itu program ini

diharapkan akan memutus mata rantai kemiskinan pada generasi berikutnya.

2.2 PENELITIAN TERDAHULU

Kerangka acuan mempermudah berfikir baik akademis maupun rasional

tidak lepas dari hasil penelitian terdahulu, hasil penelitian terdahulu yang

Pendapatan Riel Rendah

Produktivitas Rendah

Kesehatan Rendah

Pendidikan Rendah

Lingkaran Perangkap Kemiskinan (The Vicious Circle)

Page 50: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

berkaitan dengan tema penelitian antara lain; oleh Tri Ramadhan (2010)

tentang Implementasi Program Keluarga Harapan sebagai Kebijakan

Pemberdayaan Masyarakat Miskin di Kecamatan Kelapa Gading, Kotamadya

Jakarta Utara. Dari hasil penelitian sudah menyentuh pada substansi tentang

implementasi Program Keluarga Harapan secara komprehensif, namun

demikian pada penelitian ini berupaya menambah dan menyempurnakan,

bahwa Program Keluarga Harapan (PKH) dimaksud bukanlah program

pemberdayaan, tapi lebih menekankan pada sebuah program penanggulangan

kemiskinan berbasis pada Perlindungan Sosial atau program Bantuan Sosial

Terpadu Keluarga melalui pemberian Bantuan Tunai kepada Rumah Tangga

Sangat Miskin (RTSM) berdasarkan persyaratan dan ketentuan yang telah

ditetapkan dengan melaksanakan kewajiban. Kajian faktor-faktor yang

berdampak langsung terhadap proses implementasi PKH belum membahas

tentang kinerja pelaksana program dan mengaju pada sebuah Teori

Implementasi Kebijakan. Tibyan (2010) tentang Analisis Program

Penanggulangan Kemiskinan di Kabupaten Sragen. Marno (2010) tentang

Analisis Pengaruh Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

(PNPM) terhadap Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat di Kabupaten

Sragen.

Kedua penelitian tersebut mendiskripsi dan manganalisa dari segi

produktifitas, tenaga kerja, keuntungan atas pelaksanaan program. Penelitian

menggunakan analisa diskriptif kuantitatif yaitu; mencoba menguji data-data

yang diperoleh untuk mengetahui kebenaran atas asumsi-asumsi yang

dimunculkan di awal bahasan, dengan menggunakan model uji beda mean

Page 51: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

rata-rata. Hasil analisa hipotesis tersebut bisa di uji tingkat keberhasilan

sebelum dan sesudah program dilaksanakan. Kerangka kerja acuan atas

penelitian terdahulu dalam Tabel 2.2 dibawah ini :

Tabel 2.2 Hasil Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti (Tahun)

Tujuan Analisa/Alat ukur

Kesimpulan

1.Ramadhan (2010)

2.Tibyan (2010)

1.1Memperoleh informasi tentang gambaran umum implementasi dan menguraikan indikator kinerja PKH yang dilaksanakan di Kecamatan Kelapa Gading, Kotamadya Jakarta Utara 1.2 Mendapatkan pengetahuan mengenai faktor-faktor yang berdampak langsung terhadap proses implementasi PKH di Kec. Gading, Kotamadya Jakarta Utara. 2.1 Tujuan umum: melihat bagaimana keterkaitan kebijakan

1.1 Analisa Quetion Research/Diskriptif kualitatif, dengan memaparkan teks narasi 1.2 Analisa Quetion Research/Diskriptif kualitatif, dengan memaparkan teks narasi

2.1 Research Hipotesis atau Diskriptif Kuantitatif

1.1Indikator kinerja PKH sebagai Kebijakan publik, diambil 3 poin menilainya; tepat waktu, tepat guna, tepat sasaran. Indikator kinerja PKH sebagai Kebijakan Pemberdayaan; pemberdayaan dengan perencanaan, pemberdayaan sosial politik, pemberdayaan pendidikan dan penyadartahuan. 1.2 Faktor –faktor yang berdampak langsung antara lain; faktor dana, Faktor PT.Pos Faktor UPPKH, kebijakan, faktor komitmen pelaksana implementasi. 2.1 P2KP dapat meningkatkan Produktivitas,penyerapan Tenaga Kerja,

Page 52: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

3.Marno (2010)

penanggulangan kemiskinan yang dilakukan oleh pemerintah telah memberi dampak menurunkan angka kemiskinan dan perubahan kualitas hidup penduduk miskin di kabupaten Sragen. Tujuan khusus: mengetahui pengaruh program kemiskinan (P2KP) terhadap peningkatan Produktivitas, Peningkatan Tenaga Kerja, Peningkatan Keuntungan Kelompok Swadana Mandiri (KSM) penerima bantuan kredit usaha ekonomi produktif di Kota Sragen 3.1 Mengetahui Profile anggota kelompok UPPKS sebelum dan sesudah menerima dana PNPM

dengan menggunakan Uji beda Mean Produktivitas, Tenaga Kerja dan Keuntungan yang diperoleh anggota Kelompok Swadana Mandiri (KSM) Sebelum dan Sesudah pelaksanaan program P2KP.

3.1 Research Hipotesis atau Diskriptif Kuantitatif dengan menggunakan Uji beda Mean Produktivitas, Tenaga Kerja dan Penghasilan yang diperoleh anggota Kelompok UPPKS Sebelum dan Sesudah pelaksanaan

Peningkatan Keuntungan Kelompok Swadana Mandiri (KSM) penerima bantuan kredit usaha ekonomi produktif di Kota Sragen 3.1 Profile anggota kelompok UPPKS peneriman dana PNPM sebagai berikut: - Penelitian

dilakukan 12 kelompok terdistribusi 4 wilayah

- Penerima dana mayoritas perempuan - Umur anggota kelompok didominasi 25- 29 tahun

Page 53: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

2.3 Kerangka pikir

Kerangka berpikir (framework) yang peneliti jalankan pada penelitian ini

dapat dijabarkan melalui skema gambar 2.5 di bawah ini:

3.2 Mengetahui dampak Program PNPM terhadap peningkatan produktivitas, peningkatan tenaga kerja, peningkatan penghasilan anggota kelompok UPPKS

program PNPM.

3.2 Research Hipotesis atau Diskriptif Kuantitatif

- Tanggungan keluarga mayoritas 3 orang - Tenaga kerja anggota kelompok masih banyak menggunakan 1 orang - Dana PNPM digunakan tambahan modal - Rata-rata penghasilan naik 65% dari sebelum adanya PNPM. 3.2 Pinjaman dana PNPM dapat meningkat kan Produktivitas usaha 71%, penyerapan Tenaga Kerja 13%, Peningk. Penghasilan UPPKS 65% dari penerimaan bantuan kredit usaha ekonomi produktif di Kota Sragen.

Page 54: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

SEBELUM PROGRAM SESUDAH PROGRAM

UJI BEDA RATA-RATA

Gambar 2.5 Alur/Diagram Rasionalitas

Program Keluarga Harapan di Kab. Ngawi

INPUT (MASUKAN) HUB. ANTAR

ORGANISASI

ORGANISASI KEBIJAKAN

LINGKUNGAN IMPLEMENTASI

TANTANGAN PROSES Implementasi

PKH di Kabupaten

Ngawi

OUTPUT

(KELUARAN)

PENGHASILAN

KARAKTERISTIK

KELEMAHAN

KESEHATAN PENDIDIKAN

Page 55: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian terletak dalam suatu wilayah, yaitu Implementasi

Pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH) di Kabupaten Ngawi Propinsi

Jawa Timur. Penelitian di Kabupaten Ngawi, dikarenakan letak geografis,

bahwa wilayah Ngawi memiliki wilayah yang strategis pada jalur perkotaan

merupakan kota penghubung baik antar kota maupun antar propinsi. Ngawi

mudah untuk dijangkau dengan sarana dan prasarana pendukung.

Karakteristik, saya sadari dengan berdomisili tetap di Ngawi yang sudah

sekian tahun memudahkan saya dalam berkomunikasi utamanya terkait

dengan upaya penggalian data. Efektivitas dan efisiensi, dengan keterbatasan

waktu yang saya miliki untuk dapat melaksanakan penelitian, dikarenakan

keseharian saya bekerja di Pemerintah Daerah Kabupaten Ngawi, maka

“setali tiga uang” berinisiatif untuk mendiskripsikan tentang Implementasi

PKH, yang mana program tersebut merupakan bagian dari Tugas Pokok dan

Fungsi (Tupoksi) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dalam

kaitan perencanaan dan penganggaran program kegiatan.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Menurut waktu pengumpulannya, jenis data yang hendak digunakan

adalah data cross section yakni data yang terkumpul pada suatu waktu tertentu

yang berguna untuk memberikan gambaran perkembangan suatu keadaan pada

Page 56: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

waktu kebijakan Program Keluarga Harapan (PKH) digulirkan dalam

masyarakat.

Sumber data diperoleh dengan cara pengumpulan data primer dan data

sekunder. Sebagai sumber data primer dalam penelitian ini adalah responden,

dengan mencantumkan identitas, kondisi sebelum mendapat bantuan dan

kondisi sesudah mendapat bantuan dalam bidang pendidikan, bidang

kesehatan. Untuk menentukan responden dipergunakan teknik pengambilan

sampel non probabilitas, yaitu dengan teknik purposive sampling (sampel)

yakni suatu teknik pengambilan sampel dimana peneliti menentukan sendiri

responden penelitiannya dengan anggapan bahwa responden yang dipilih

dianggap mampu memberikan data yang dibutuhkan. Suharsimi Arikunto,

Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta,

(2003: 114).

Adapun data primer dimaksud diperoleh melalui :

1. Wawancara terdiri :

a. Kepala Seksi Perencanaan Program Pada Dinas Sosial, Tenaga Kerja

dan Transmigrasi;

b.Kepala Sub Bagian Keuangan pada Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan

Transmigrasi;

c. UPPKH selaku pengelola dan penerima pengaduan masyarakat;

d.Staf operator administrasi UPPKH;

e.RTSM sudah menerima bantuan;

f.RTSM belum menerima bantuan.

Page 57: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

2. Kuisioner pada responden secara acak

3.Observasi dengan pengamatan baik secara langsung maupun tidak langsung.

Data sekunder di dapat dari : Buku Pedoman Ngawi dalam Angka 2009 antara

lain; jumlah keluarga menurut tahapan keluarga sejahtera, kenaikan dan

penurunan jumlah tahapan keluarga sejahtera. Laporan tertulis dari Unit

Pelaksana Program Keluarga Harapan (UPPKH) pada Dinas Sosial Tenaga

Kerja dan Transmigrasi antara lain; Kecamatan lokasi PKH Kabupaten Ngawi,

data realisasi penerima manfaat PKH, realisasi pencairan dana, jumlah

operator, jumlah pendamping, skenario pemberian bantuan. Bappeda antara

lain; RPJMD, RKPD, buku pedomaan umum pelaksanaan PKH, Badan Pusat

Statistik (BPS) antara lain; data jumlah rumah tangga miskin, variabel

kemiskinan.

3.3 Pengumpulan Data

Pengumpulan data perlu diperhitungkan, mengingat tuntutan kecukupan

data yang dibutuhkan. Data yang diperlukan harus bersifat akurat, reliabel,

valid dan bisa dipertanggungjawabkan sumbernya. Populasi dalam penelitian

ini adalah 170 Desa di 13 Kecamatan penerima bantuan PKH di Kabupaten

Ngawi. Sampel adalah bagian dari populasi yang karakteristiknya dapat

diselidiki dan dianggap mampu mewakili keseluruhan populasi, sampel dalam

penelitian ini 5% dari populasi kelompok, (Singaribun, 1995). Kajian ini

mengambil sampel 8 desa (5% X 170) dengan masing-masing desa diambil 6

orang dapat mewakili kultur masyarakat yang majemuk, maka sampel dalam

penelitian sebesar 48 ( 8X6 ) responden yang sudah menerima bantuan tunai

PKH, sebagai pembanding sampel sebesar 48 (8X6) yaitu diambil dari

Page 58: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

responden yang belum menerima bantuan tunai PKH secara acak, sehingga

jumlah sampel dinilai telah mewakili jumlah populasi penelitian ( Singaribun

dkk, 1995). Jogiyanto 2008, bahwa pengambilan sampel dalam penelitian ini

menggunakan teknik kuota sampling yaitu dengan cara pengambilan sampel

dari populasi berdasarkan jumlah masing-masing populasi pada setiap

wilayah.

3.4 Analisa Data

Analisis data merupakan bagian yang amat penting dalam metode

ilmiah, karena dengan analisis data dapat diberi arti dan makna yang berguna

dalam memecahkan masalah penelitian. Analisa data yang dipergunakan

dalam penelitian ini adalah Analisis Diskriptif Kuantitatif dengan logika

berpikir deduktif yaitu mencari, menjelaskan dan memahami prinsip-prinsip

umum yang berlaku dalam suatu kehidupan masyarakat dengan memulai dari

teori menuju pada kenyataan. Dengan cara membandingkan persamaan dan

perbedaan tentang gejala, mengukur dimensi suatu gejala, mengadakan

klasifikasi tentang gejala, menilai gejala, menetapkan hubungan antar gejala

atau bisa dilakukan dengan teknik penafsiran atau interpretasi secara teoritis

logis sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan untuk menjawab permasalahan.

Penelitian ini menggunakan analisis diskriptif kuantitatif

dikarenakan beberapa argumen yaitu:

1. PKH merupakan program penanggulangan kemiskinan yang berbasis

perlindungan sosial keluarga, maka perlu diukur tingkat keberhasilannya,

karena program ini bersifat kontinyu tahunan, target diperkirakan sampai

Tahun 2015.

Page 59: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

2. Data yang ada bersifat dinamis, sewaktu-waktu bisa berubah diperlukan

alat ukur atas implementasi program.

3. Alat ukur atau variabel yang dijadikan pendataan Rumah Tangga Miskin

(RTM) antara teori dengan praktek di lapangan banyak dijumpai

kerancuan (inclussion eror), meski demikian data yang valid dan

terpercaya oleh pusat adalah data yang bersumber dari Badan Pusat

Statistik (BPS).

Analisa data yang diuji dalam penelitian ini meliputi; Uji beda rata-rata

Pendidikan, Kesehatan, Penghasilan. Uji beda rata-rata digunakan untuk

mengetahui perbedaan rata-rata Kualitas Pendidikan, Kualitas Kesehatan,

Tingkat Penghasilan penerima bantuan tunai bersyarat, sebelum dan sesudah

implementasi pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH) digulirkan.

t =

÷÷ø

öççè

æ÷÷ø

öççè

æ-+

-

2

2

1

1

1

22

1

21

21

2n

S

n

Sr

nS

nS

XX

Keterangan :

X1 = Rata-rata Pendidikan, Kesehatan dan Penghasilan responden yang belum

menerima bantuan Program Keluarga Harapan.

X2 = Rata-rata Pendidikan, Kesehatan dan Penghasilan responden yang sudah

menerima bantuan Program Keluarga Harapan.

n1 = Banyaknya sampel responden yang belum mendapatkan bantuan PKH

n2 = Banyaknya sampel responden yang sudah mendapatkan bantuan PKH

S1 = Standard deviasi dari kelompok responden yang belum menerima

bantuan PKH

Page 60: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

S2 = Standard deviasi dari kelompok responden yang belum menerima

bantuan PKH

Prosedur :

a. Hipotesis

Ho : b1 = 0 : Tingkat Penghasilan sebelum dan sesudah

Program Keluarga Harapan adalah sama.

H1 : b1 ≠ 0 : Tingkat Penghasilan sebelum dan sesudah

Program Keluarga Harapan adalah tidak sama.

b. Tingkat signifikansi : α = 0,05

c. Kriteria pengujian :

ditolak diterima ditolak

_______________________________

-t (α,n-1) 0 t(α,n-1)

d. Kriteria rumus :

thitung =

÷÷ø

öççè

æ÷÷ø

öççè

æ-+

-

2

2

1

1

1

22

1

21

21

2n

S

n

Sr

nS

nS

XX

Hasil perhitungan t hitung dibandingkan dengan t tabel pada taraf

signifikasi 5%

e. Kesimpulan :

Ho diterima jika t hitung < t tabel

Ho ditolak jika t hitung > t tabel

Page 61: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

3.5 Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan relevansi dari kisi-kisi operasional

terhadap variabel-variabel yang dipakai acuan dalam melaksanakan penelitian,

sinkron dengan apa tersaji dalam kerangka pikir.

Tujuan yaitu mendiskripsi dan menganalisa dampak program,

sejauhmana PKH mampu memberi kontribusi terhadap peningkatan derajat

kesejahteraan masyarakat miskin. Bidang Pendidikan dengan mengukur

variabel antara lain; angka pendidikan yang ditamatkan, angka partisipasi

sekolah, jumlah absensi, angka putus sekolah, angka melanjutkan sekolah.

Bidang Kesehatan dapat dilihat dengan mengukur variabel antara lain; taraf

kesehatan, angka usia harapan hidup dengan pemeriksaan bumil, balita gizi

buruk dengan imunisasi bayi. Tingkat Penghasilan dengan melihat antara lain;

jenis kelamin, usia, jumlah tanggungan, pendidikan terakhir, jenis usaha,

besaran dana yang diterima.

Page 62: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

BAB IV

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil Kabupaten Ngawi

1. Geografis

Gambar 4.1 Profil Kabupaten Ngawi

Kabupaten Ngawi terletak di wilayah barat Propinsi Jawa Timur yang

berbatasan langsung dengan Propinsi Jawa Tengah. Luas wilayah

keseluruhan 1.298,58 km2, di mana sekitar 39 persen atau sekitar 504,8 km

2

berupa lahan sawah. Kabupaten Ngawi secara administratif kewilayahan

terbagi ke dalam 19 kecamatan, terdiri dari 213 Desa dan 4 kelurahan.

Sebagian besar wilayah Kabupaten Ngawi memiliki topografi datar sampai

landai, hanya sebagian kecil di lereng Gunung Lawu yang memiliki

topografi berbukit-bukit dan curam. Tercatat ada empat Kecamatan yaitu

Sine, Ngrambe, Jogorogo, dan Kendal Wilayah kemiringan 0 – 15 %

118.791 Ha (91,67 %), kemiringan 15 – 40 % : 4.307 Ha (3,32 %),

Page 63: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

kemiringan di atas 40 % : 6.500 Ha ( 5,01 %). Luas wilayah keseluruhan

1.298,58 km2, di mana sekitar 39 persen atau sekitar 504,8 km

2 berupa lahan

sawah.

2. Kependudukan

Jumlah penduduk Kabupaten Ngawi mendasar Ngawi Dalam Angka

pada akhir Tahun 2009 adalah 892.051 jiwa, terdiri dari 438.223 penduduk

laki-laki dan 453.828 penduduk perempuan, dengan rasio jenis kelamin/sex

ratio sebesar 96 artinya bahwa setiap 100 penduduk wanita terdapat sekitar

96 penduduk laki-laki. Bila dibandingkan dengan tahun 2008 jumlah

penduduk Kabupaten Ngawi bertambah sebesar 2.827 jiwa atau meningkat

sebesar 0,32% selama setahun. Kecamatan dengan jumlah penduduk

terbesar adalah Paron dengan 89.366 jiwa, sedangkan kecamatan dengan

jumlah penduduk terkecil adalah Kecamatan Kasreman yaitu 24.019 jiwa.

Kepadatan penduduk menunjukkan rasio antara jumlah penduduk dengan

luas wilayah. Tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Ngawi Tahun 2009

adalah 688 jiwa/km2, naik sekitar 5 jiwa untuk setiap kilometer persegi dari

tahun sebelumnya. Tingkat kepadatan per kecamatan tertinggi di Kecamatan

Ngawi (1.196 jiwa/km2) dan tingkat kepadatan terendah adalah Kecamatan

Karanganyar (228 jiwa/km2).

3. Sosial

Mayoritas penduduk Kabupaten Ngawi beragama Islam dengan

persentase sekitar 99 persen. Jumlah penduduk menurut agama yang dipeluk

kondisi akhir 2009 adalah Islam 893.334 jiwa, Katolik 5.130 jiwa, Kristen

4.840 jiwa, Hindu 48 jiwa, Budha 142 jiwa dan lainnya 28 jiwa. Jumlah

Page 64: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

tempat ibadah terdiri dari masjid 1.382 bangunan, mushola 3.960 bangunan,

gereja 77 bangunan, kuil 1 bangunan dan vihara 2 bangunan. Jumlah jamaah

haji Kabupaten Ngawi tahun 2009 adalah 203 orang, di mana 110

diantaranya calon jamaah wanita. Jumlah pondok pesantren di Kabupaten

Ngawi mencapai 130 pesantren, dengan jumlah santri mencapai 13.290

santri. Data dari Dinas Pendidikan Kabupaten Ngawi 2009 menunjukkan

bahwa jumlah TK sebanyak 456 lembaga dengan jumlah murid 11.770

siswa, dengan rasio murid-sekolah 26. Jumlah SD 685 lembaga, mempunyai

murid 22.148 siswa dengan rasio murid-sekolah 32. Jumlah murid SMP

sebanyak 36.810 siswa, yang tersebar di 111 sekolah dengan rasio murid

sekolah 332. Jumlah murid SMU/SMK 23.378 siswa yang tersebar di 67

sekolah, dengan rasio murid-sekolah 349. Beberapa sarana kesehatan pada

Tahun 2009 yang jumlahnya antara lain: Pustu dari 63 menjadi 64, praktek

dokter dari 80 menjadi 120, tempat praktek bidan dari 267 menjadi 274,

apotik dari 38 menjadi 42 dan Posyandu dari 1.164 menjadi 1.168. Pada

Tahun 2010 Pustu sejumlah 62, Dokter Umum 82, Dokter Spesialis 11 dan

25 Dokter Gigi. Jumlah kelahiran pada tahun 2008 tercatat sebanyak 13.242,

dimana 13.220 persalinan ditolong oleh dokter/bidan, 22 persalinan ditolong

oleh dukun. Walaupun masih ada persalinan yang ditolong dukun, namun

dari tahun ke tahun jumlahnya menurun. Angka tersebut mengindikasikan

bahwa pola pikir para orang tua telah bergeser ke arah yang modern dan

lebih mengutamakan keselamatan. Peserta KB Aktif Tahun 2009 naik 1,9 %

dibandingkan tahun sebelumnya. Dari 131.655 naik menjadi 134.222 orang

peserta KB Aktif, sekitar 55,2 % diantaranya menggunakan KB suntik dan

Page 65: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

22,07 % menggunakan IUD. Angka Prevalensi KB juga turun sekitar 0,21%

yaitu dari 70,38 % tahun 2008 menjadi 70,18% pada Tahun 2009.

Menurut laporan Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada

Tahun 2009, sejumlah 27.829 penduduk Kabupaten Ngawi tercatat sebagai

pencari kerja. Sedangkan lowongan kerja yang tersedia sebanyak 1.769

orang dan jumlah penempatan kerja hanya untuk 1.153 orang.

4. Pertanian

Luas lahan pertanian Tahun 2008 mencapai 84,7 % dari luas wilayah

Kabupaten Ngawi. Hal ini menggambarkan sektor pertanian merupakan

sektor andalan bagi penduduk Ngawi. Seperti tahun sebelumnya, produksi

padi Tahun 2009 mengalami kenaikan dari 673.869 ton pada Tahun 2008

menjadi 719.385 ton. Diharapkan kenaikan tersebut berlanjut dan predikat

sebagai lumbung padi Jawa Timur dapat dipertahankan.

5. Industri

Sektor industri di Kabupaten Ngawi berjalan lambat namun terus

meningkat baik jumlah usaha maupun nilai produksinya. Jumlah industri

kecil/kerajinan rumahtangga naik dari 14.685 Tahun 2008 menjadi 15.075

pada Tahun 2009. Nilai produksi dari usaha di atas juga meningkat dari

90.75 milyar rupiah pada Tahun 2008 menjadi 99.82 milyar rupiah pada

Tahun 2009. Jumlah pelanggan lsitrik dari PLN pada tahun 2008 mencapai

119.549 pelanggan, meningkat sekitar 2,15 % dari Tahun 2007 yang

mencapai 116.979 pelanggan. Nilai penjualan sektor ini meningkat sekitar

9,06 % dari sekitar 55,9 milyar rupiah pada Tahun 2008 menjadi 61,5 milyar

rupiah pada Tahun 2008. Jumlah pelanggan PDAM mengalami peningkatan

Page 66: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

dari 17.263 pada Tahun 2008 menjadi 17.754 pelanggan pada Tahun 2009.

Total produksi air minum pada Tahun 2009 adalah 4.137 juta m3, meningkat

sekitar 2,13% dari Tahun 2008 yang hanya mencapai 4,049 juta m3.

6. Keuangan Daerah

Total penerimaan daerah pada Tahun 2009 sebesar 797.745 milyar

rupiah, meningkat sekitar 11,75% dibandingkan tahun sebelumnya yang

hanya mencapai 610,883 milyar rupiah. Total realisasi belanja Kabupaten

Ngawi Tahun 2009 mencapai 803,673 milyar rupiah, meningkat sekitar

5,69% dari Tahun 2008 yang hanya mencapai 760,350 milyar rupiah.

Pendapatan Asli Daerah (PAD) Tahun 2009 hanya menyumbang Rp. 25.894

milyar atau 3,2% dari total Pendapatan. Dana Alokasi Umum (DAU) masih

menjadi penyokong terbesar bagi pendapatan daerah. Pada Tahun 2009

Kabupaten Ngawi memperoleh Dana Alokasi Umum (DAU) sebesar Rp.

555.625 milyar atau 69,65% dari total pendapatan daerah.

4.2 Sebaran Kemiskinan

PetaPeta KemiskinanKemiskinan KabupatenKabupaten NgawiNgawiBerdasarkanBerdasarkan KecamatanKecamatan

Gambar 4.2

Peta Kemiskinan Kabupaten Ngawi

Page 67: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Sebaran kemiskinan di Kabupaten Ngawi seperti dalam Gambar 4.2

yang mana terbagi dalam 3 klaster; sangat miskin, miskin, hampir miskin

dengan pemetaan wilayah berdasarkan kecamatan. Sedangkan Jumlah Kepala

Keluarga (KK) tahapan keluarga sejahtera di Kabupaten Ngawi berdasarkan

data Ngawi Dalam Angka Tahun 2010, Keluarga Pra sejahtera dengan alasan

Ekonomi di Kabupaten Ngawi Tahun 2009 sebesar 145.613 KK dari 267.881

Kepala Keluarga untuk lebih lengkapnya sebagaimana tercantum dalam Tabel

4.1 dibawah ini :

Tabel 4.1 Jumlah Keluarga Menurut Tahapan Keluarga Sejahtera

Sumber Kab. Ngawi dalam Angka 2009

No Kecamatan Jumlah KK

Keluarga Pra Sejahtera

Alasan Ekonomi

Alasan Non

Ekonomi Total

1. Ngawi 23 .901 9 839 - 9839 2. Geneng 16 670 5 231 - 5 231 3. Widodaren 20 010 14 492 - 14 492 4. Jogorogo 12 466 7 241 - 7 241 5. Karangjati 15 985 13 502 - 13 502 6. Kedunggalar 21 110 13 675 - 13 675 7. Kendal 15 175 8 113 - 8 113 8. Kwadungan 8 813 3 508 - 3 508 9. Mantingan 11 982 6 342 - 6 342 10. Karang Anyar 9 110 7 215 - 7 215 11. Ngrambe 12 687 7 177 - 7 177 12. Padas 11 302 9 446 - 9 446 13. Paron 28 208 1 443 - 1 443 14. Sine 12 595 6 354 - 6 354 15. Pangkur 10 358 8 398 - 8 398

16. Bringin 9 891 8 451 - 8 451 17. Pitu 8 787 5 848 - 5 848 18. Kasreman 7 712 6 599 - 6 599 19. Gerih 11 119 2 739 - 2 739 Total 267 881 145 613 - 145 613

Page 68: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Tabel 4.2 Kenaikan dan Penurunan Jumlah Tahapan Keluarga Sejahtera

Dalam Empat Tahun Terakhir

No Tahun Jumlah KK Alasan Ekonomi

Alasan Non

Ekonomi

Total KK

Miskin

Naik / Turun

1 2005 258 377 74 641 93 370 168 011 2 2006 259 472 157 862 - 157 862 3 2007 265 232 159 300 - 159 300 4 2008 267 881 145 613 - 145 613

Sumber Kab. Ngawi dalam Angka 2009 setelah diolah

Pada Tabel 4.2 menggambarkan terjadi penurunan jumlah KK Pra

sejahtera alasan ekonomi pada tahapan keluarga sejahtera di Kabupaten

Ngawi dari tahun ke tahun, namun demikian jumlah angka KK Pra

Sejahtaera Tahun 2008 masih sangat memprihatinkan.

Jumlah Rumah Tangga Miskin di Kabupaten Ngawi berdasarkan data

BPS hasil PPLS’08, yang sudah diverifikasi Tahun 2009 terbagi dalam tiga

kategori : Sangat Miskin sejumlah 16.409 KK, Miskin sejumlah 33.209 KK,

dan Hampir Miskin 40.500 KK jumlah total 90.118 KK selengkapnya

sebagaimana tercantum dalam Tabel 4.3 dibawah ini :

Tabel 4.3 Jumlah Rumah Tangga Miskin

Kabupaten Ngawi

Kecamatan Sangat Miskin

Miskin

Hampir Miskin

Persen (%)

1 2 3 4 5 [ 010 ] SINE 581 1,488 2,022 4,091 [ 020 ] NGRAMBE 911 1,971 1,664 4,546 [ 030 ] JOGOROGO 269 895 2,553 3,717 [ 040 ] KENDAL 873 1,846 2,429 5,148 [ 050 ] GENENG 763 1,520 1,399 3,682 [ 051 ] GERIH 531 1,575 1,927 4,033 [ 060 ] KWADUNGAN 397 1,079 1,496 2,972 [ 070 ] PANGKUR 144 594 2,213 2,951 [ 080 ] KARANGJATI 286 814 2,722 3,822

Page 69: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

[ 090 ] BRINGIN 755 1,883 3,078 5,716 [ 100 ] PADAS 418 1,472 3,033 4,923 [ 101 ] KASREMAN 1,203 1,520 641 3,364 [ 110 ] NGAWI 1,410 2,023 1,905 5,338 [ 120 ] PARON 2,462 4,605 3,639 10,706 [ 130 ] KEDUNGGALAR 1,344 2,863 1,681 5,888 [ 140 ] PITU 806 993 477 2,276 [ 150 ] WIDODAREN 2,312 3,681 2,745 8,738 [ 160 ] MANTINGAN 525 1,318 2,139 3,982 [ 170 ] KARANGANYAR 419 1,069 2,737 4,225

JUMLAH 16,409 33,209 40,500 90,118 Sumber data : Data PPLS’08 Badan Pusat Statistik (BPS)

Data Kemiskinan yang dipakai sebagai acuan Pemerintah, Pemerintah

Propinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam penanganan Kemiskinan

menggunakan Data kemiskinan dari BPS hasil PPLS’08 yang sudah

diklasifikasikan sampai pada tingkat nama dan alamat, dimana jumlah

penduduk miskin Kabupaten Ngawi masih terdapat 90.118 Rumah Tangga

Miskin, yang dirinci selengkapnya sebagaimana pada Tabel 4.3 dan data ini

merupakan Titik Nol dalam Penanggulangan Kemiskinan di Kabupaten

Ngawi. Perbedaan antara Tabel 4.1 dengan Tabel 4.3 disebabkan adanya

perbedaan cara perhitungan, pada Tabel 4.1 dihitung berdasar Jumlah Kepala

Keluarga (KK) sementara pada Tabel 4.3 dihitung berdasarkan Jumlah

Kepala Rumah tangga.

Page 70: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

4.3 Gambaran Umum Program Keluarga Harapan (PKH) Kabupaten Ngawi

Berikut Gambar 4.3 dibawah ini merupakan aktivitas masyarakat

dalam antrian menerima bantuan tunai bersyarat.

Gambar 4.3.

Potret PKH Kabupaten Ngawi

Pada Tahun 2010 ini Program Keluarga Harapan (PKH) memasuki tahun

yang ketiga, selama tiga tahun pelaksanaan di 21 Kabupaten di Jawa Timur

salah satunya Kabupaten Ngawi, tentu saja banyak sekali permasalahan yang

kita temui di lapangan, namun demikian permasalahan yang ada tersebut

janganlah dijadikan hambatan bagi jalannya program ini, tetapi justru

dijadikan pengalaman yang berharga untuk meraih kesuksesan di Tahun 2010

hingga 2015 nanti. Selain itu, banyak perkembangan yang terjadi dari tahun

pertama PKH di Kabupaten Ngawi hingga tahun ketiga ini, khususnya pada

wilayah yang mendapatkan alokasi PKH. Pada Tahun 2007 dan 2008 jumlah

Kecamatan penerima manfaat PKH sebanyak 9 Kecamatan, kemudian pada

Tahun 2009 berkembang menjadi 13 Kecamatan 96 Desa. Jumlah RTSM

Page 71: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

7.273 Tahun 2007 menjadi 7.081 Tahun 2008 lanjut pada Tahun 2009

sejumlah 9.549 dan 9.193 Tahun 2010. Perkembangan ini selain mempunyai

dampak positif bagi PKH di Ngawi, tentunya juga menjadi tantangan

tersendiri bagi pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota serta para

stake holder untuk mensukseskannya.

Mari bersama-sama kita optimalkan berbagai program pengentasan

kemisikinan yang sudah ada, agar hasilnya nampak nyata pada Tahun 2015

yaitu batas akhir MDG’s, dimana Kabupaten Ngawi minimal telah berhasil

mengurangi jumlah telapak tangan, namun perlu upaya keras untuk

mewujudkannya, dengan tetap memperhatikan peraturan-peraturan yang ada

serta tetap melakukan pemberdayaan masyarakat dan transparansi kepada

masyarakat.

Koordinasi PKH, komitmen kelembagaan baik pusat, propinsi dan

daerah untuk mengoptimalkan koordinasi lintas sektoral guna meningkatkan

hasil kinerja program sangat dibutuhkan. Koordinasi sangatlah penting di

dalam suatu program yang melibatkan beberapa sektor, dengan koordinasi

yang baik maka optimalisasi kinerja program akan tercapai. Seyogyanya

masing-masing pihak bersedia melaksanakan komitmen dan tanggung jawab

bersama-sama dan memandang ke depan menuju tujuan akhir dari program ini

yaitu memutus rantai kemiskinan agar tujuan negara untuk mewujudkan

masyarakat yang sejahtera dapat tercapai.

Page 72: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Berikut Gambar 4.4 potret aktivitas posyandu yang merupakan bagian dari

Program Keluarga Harapan.

Gambar 4.4 Aktivitas Posyandu PKH di Ds.Gerih, Kec.Gerih, 8 Juli 2008

Adapun lokasi PKH di Kabupaten Ngawi yang dimaksud diatas meliputi :

13 Kecamatan 96 Desa. Kecamatan dimaksud adalah; Jogorogo, Gerih,

Kwadungan, Karangjati, Kasreman, Ngawi, Pitu, Mantingan, Karanganyar,

Kedunggalar, Geneng, Bringin Dan Sine, sebagaimana dalam Tabel 4.4

dibawah.

Tabel 4.4 Kecamatan Lokasi PKH Kab.Ngawi

No.

Kecamatan

Fasilitas

Pendidikan

Fasilitas

Kesehatan

1 Jogorogo 66 65

2 Gerih 29 42

3 Kwadungan 29 43

4 Karangjati 52 56

5 Kasreman 25 35

6 Ngawi 65 98

7 Pitu 28 54

8 Mantingan 38 54

9 Karanganyar 31 60

Page 73: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

10 Kedunggalar 89 95

11 Geneng 37 36

12 Bringin 37 26

13 Sine 61 53

Jumlah 521 717

Sumber data: Data UPPKH pada Dinas Sosial, Naker & Trans.

Tabel 4.5 Realisasi Penerima Manfaat PKH Kabupaten Ngawi

TH. 2007 TH. 2008 TH. 2009 TH. 2010

Thp. I : 7.273 Thp.II : 7.220 Thp.III: 7.220

Thp. I : 7.081 Thp.II : 6.841 Thp.III: 6.786

Thp.I : 9.549 Thp.II : 9.546 Thp.III : 9.279

Thp. I : 9.193 Thp. II : 9.169 Thp. III: 8.824 Thp. IV: -

Sumber data: Data UPPKH pada Dinas Sosial, Naker & Trans.

Tabel 4.6 Realisasi Pencairan Dana Tahun 2008, 2009, 2010

Tahun Tahap I Tahap II Tahap III

2008 2.750.512.000 2.938.732.000 2.943.418.000 2009 2.790.698.000 2.643.702.000 2.613.452.000

Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV 2010 2.621.450.000

2.634.500.000 2.511.350.000 -

Sumber data: Data UPPKH pada Dinas Sosial, Naker & Trans.

Tabel 4.7 Jumlah Operator

No. Uraian Jumlah Keterangan

1 Operator Tetap 4 Orang 2 Operator Tidak Tetap 2 Orang

Sumber data: Data UPPKH pada Dinas Sosial, Naker & Trans.

Page 74: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Tabel 4.8 Jumlah Pendamping

No. Kecamatan Jml No. Kecamatan Jml

1 Jogorogo 4 8 Mantingan 2 2 Gerih 2 9 Karanganyar 4 3 Kwadungan 2 10 Kedunggalar 5 4 Karangjati 3 11 Geneng 2 5 Kasreman 2 12 Bringin 3 6 Ngawi 5 13 Sine 4 7 Pitu 2 Jumlah 40

Sumber data: Data UPPKH pada Dinas Sosial, Naker & Trans. Tabel 4.9

Skenario Bantuan

Skenario Bantuan

Bantuan Per RTM Per Th. ( RP )

Bantuan tetap 200.000 Bantuan pendidikan:

a. SD/MI b. SMP/MTS

400.000 800.000

Bantuan kesehatan: a. Balita b. Bumil/ menyusui

800.000

Rata – rata bantuan per RTSM 1.390.000 Bantuan minimum per RSTM 600.000 Bantuan maksimum per RTSM 2.200.000

Sumber data: Data UPPKH pada Dinas Sosial, Naker & Trans.

4.4 Hasil Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, Populasi yang menjadi sampel atau obyek

penelitian adalah 170 Desa 13 Kecamatan penerima bantuan PKH di

Kabupaten Ngawi. Sampel adalah bagian dari populasi yang karakteristiknya

dapat diselidiki dan dianggap mampu mewakili keseluruhan populasi, sampel

dalam penelitian ini 5% dari populasi kelompok, yaitu 8 desa (5% X 170)

dengan masing-masing desa diambil 6 orang, sehingga sampel dalam

penelitian sebesar 48 ( 8X6 ) responden penerima bantuan tunai PKH,

Page 75: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

sedangkan sebagai pembanding dalam penelitian ini sampel sebesar 48 ( 8X6 )

yaitu diambil dari responden yang belum dapat bantuan tunai PKH diambil

secara acak.

Pada penelitian ini, data demografi sampel yang diukur adalah jenis

kelamin, usia, tanggungan keluarga, pendidikan terakhir, jenis usaha, besaran

dana yang diterima.

1. Karakteristik Responden yang Belum Menerima Bantuan

a. Jenis kelamin

Hasil pengumpulan kuisioner sebanyak 48 orang responden

yang belum menerima bantuan, distribusi responden berdasarkan jenis

kelamin ditunjukan pada Tabel 4.10 Berdasarkan tabel tersebut

sebanyak 33 orang (68,8% ) responden adalah laki-laki dan 15 orang

(31,2%) berjenis kelamin perempuan.

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

Laki-laki 33 68,8

Perempuan 15 31,2

Total 48 100

Sumber : data primer diolah (2011)

b. Umur

Distribusi responden yang belum menerima bantuan menurut

umur dibagi dalam klasifikasi dengan empat (4)

Page 76: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

kategori seperti ditunjukkan pada Tabel 4.11 rata-rata umur responden

adalah 47,5 tahun.

Tabel 4.11 Data Responden Berdasar Umur

Umur Frekuensi Persentase

30-39 Tahun 6 12,5

40-49 Tahun 23 47,9

50-59 Tahun 11 22,9

≥ 60 Tahun 8 16,7

Total 48 100

Rata-rata usia 46,6 tahun

Minimal 37 tahun

Makimal ≥60 tahun

Sumber : data primer diolah (2011)

Tabel 4.11 dapat diketahui bahwa sampel responden yang

belum menerima bantuan dalam penelitian yang memiliki umur 30-39

tahun sebanyak 6 (12,5%) responden, umur 40-49 tahun sebanyak 23

(47,9%) responden, 50-59 tahun sebanyak 11 (22,9%) responden dan

≥60 tahun sebanyak 8 (16,7%) responden. Sehingga dalam hal ini bisa

dihitung bahwa rata-rata berusia kurang produktif dan layak untuk

mendapatkan bantuan tunai dalam upaya meringankan beban

kebutuhan hidup.

Page 77: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

c. Jumlah Tanggungan Keluarga

Tabel 4.12 Data Responden Berdasar Tanggungan Keluarga

Jml. Tanggungan Keluarga Frekuensi Persentase

2 orang 8 16,7

3 orang 11 22,9

4 orang 11 22,9

5 orang 9 18,8

6 orang 9 18,8

Total 48 100

Rata-rata 4 orang

Sumber : data primer diolah (2011)

Tabel 4.12 dapat diketahui sampel responden yang belum

menerima bantuan dalam penelitian yang memiliki tanggungan

keluarga 2 orang adalah sebanyak 8 responden (16,7%), yang memiliki

tanggungan keluarga 3 orang adalah sebanyak 11 (22,9 %), yang

memiliki tanggungan keluarga 4 orang adalah sebanyak 11 (22,9%),

yang memiliki tanggungan keluarga 5 orang adalah sebanyak 9 (18,8

%), yang memiliki tanggungan keluarga 6 orang adalah sebanyak 9

(18,8 %). Sehingga dalam hal ini bisa dihitung bahwa rata-rata

tanggungan keluarga adalah sebanyak 3 orang dan layak untuk

mendapatkan bantuan tunai dalam upaya meringankan beban

kebutuhan hidup.

d. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan distribusi responden yang belum

menerima bantuan dapat dilihat pada Tabel 4.13 berikut.

Page 78: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Tabel 4.13 Data Responden Berdasar Tingkat Pendidikan

Sumber : data primer diolah (2011)

Distribusi tingkat pendidikan dapat disimpulkan bahwa

pendidikan responden dalam kategori memiliki tingkat pendidikan

rendah, sehingga akan berpengaruh pada pola pikir dan tingkat

penghasilan.

e. Kualitas Pendidikan

Distribusi responden yang belum menerima bantuan

berdasarkan kondisi pendidikan keluarga dapat diketahui pada Tabel

4.14 dibawah ini.

Tabel 4.14 Data Responden Berdasar Kondisi Pendidikan

Kondisi Pendidikan Frekuensi Persentase

Baik 31 64,6

Tidak Baik 17 35,4

Total 48 100

Sumber : data primer diolah (2011)

Tabel 4.14 dapat dilihat kondisi pendidikan keluarga

responden yang tidak menerima bantuan sebagian besar memiliki

kualitas pendidikan yang baik yaitu sebanyak 31 (93,8%) dalam

kondisi baik dan sebagian kecil yang tidak baik yaitu sebanyak 17

Pendidikan Frekuensi Persentase

Tidak sekolah 9 18,8

SD 18 37,5

SLTP 16 33,3

SLTA 5 10,4

Total 48 100

Page 79: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

(62%) dalam kualitas tidak baik. Berdasarkan data di atas

kualitaspendidikan yang tidak baik pada responden yang belum

mendapat bantuan masih cukup tinggi dan masih perlu untuk

ditingkatkan.

f. Kualitas Kesehatan

Distribusi responden yang tidak menerima bantuan

berdasarkan kualitas kesehatan keluarga dapat diketahui pada Tabel

4.15 dibawah ini.

Tabel 4.15 Data Responden Berdasar Kualitas Kesehatan

Kondisi Kesehatan Frekuensi Persentase

Baik 33 68,8

Tidak Baik 15 31,2

Total 48 100

Sumber : data primer diolah (2011)

Tabel 4.15 dapat dilihat kualitas pendidikan keluarga

responden yang tidak menerima bantuan sebagian besar atau sebanyak

33 responden (68,8%) dalam kondisi baik dan sebagian kecil atau

sebanyak 15 responden (31,2%) dalam kondisi tidak baik. Walaupun

begitu hal ini kondisi kesehatan keluarga responden yang tidak

menerima bantuan masih perlu untuk ditingkatkan lagi.

g. Penghasilan rata-rata per-bulan

Responden yang belum menerima bantuan dapat diketahui

besaran penghasilan yang mereka terima dengan hitungan rata-rata

per-bulan dengan merujuk atas status pekerjaan.

Page 80: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Tabel 4.16 Data Responden Berdasar Penghasilan Rata-Rata Per-bulan

Jumlah Dana Frekuensi Persentase

200 ribu 11 22,9

300 ribu 16 33,3

400 ribu 20 41,7

> 500 ribu 1 2,1

Total 48 100

Rata-rata 400 ribu

Sumber : data primer diolah (2011)

Tabel 4.16 dapat dilihat penghasilan rata-rata perbulan

responden yang tidak menerima bantuan sebanyak 20 responden

(41,7%) berpenghasilan 400 rb/bln, sebanyak 16 responden (33,3%)

berpenghasilan 300 rb/bln, responden yang berpenghasilan 200 rb/bln

sebanyak 11 responden (22,9%) dan sebanyak 1 responden (2,1%)

berpenghasilan ≥ 500 rb/bln. Dari data tersebut terlihat penghasilan

rata-rata per bulan responden yang tidak menerima bantuan masih

tergolong rendah.

2. Karakteristik Responden yang Sudah Menerima Bantuan

a. Jenis kelamin

Hasil pengumpulan kuisioner sebanyak 48 orang responden

yang sudah menerima bantuan, distribusi responden berdasarkan jenis

kelamin ditunjukan pada Tabel 4.17. Tabel tersebut sebanyak 36 orang

(75%) responden adalah laki-laki dan 12 orang (25%) berjenis kelamin

perempuan.

Page 81: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Tabel 4.17 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

Laki-laki 36 75

Perempuan 12 25

Total 48 100

Sumber : data primer diolah (2011)

b. Umur

Distribusi responden yang sudah menerima bantuan menurut

umur dibagi dalam klasifikasi dengan empat (4) kategori seperti

ditunjukkan pada Tabel 4.18 rata-rata umur responden adalah 47,2

tahun.

Tabel 4.18 Data Responden Berdasar Umur

Umur Frekuensi Persentase

30-39 Tahun 5 10,4

40-49 Tahun 23 47,9

50-59 Tahun 13 27,1

≥ 60 Tahun 7 14,6

Total 48 100

Rata-rata usia 47,2 tahun

Minimal 38 tahun

Makimal ≥60 tahun

Sumber : data primer diolah (2011)

Tabel 4.18 dapat diketahui bahwa sampel responden yang

sudah menerima bantuan dalam penelitian yang memiliki umur 30-39

Page 82: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

tahun sebanyak 5 (10,4%) responden, umur 40-49 tahun sebanyak 23

(47,9%) responden, 50-59 tahun sebanyak 13 (27,1%) responden dan

≥60 tahun sebanyak 7 (14,6%) responden. Sehingga dalam hal ini bisa

dihitung bahwa rata-rata berusia kurang produktif dan layak untuk

mendapatkan bantuan tunai dalam upaya meringankan beban

kebutuhan hidup.

c. Jumlah Tanggungan Keluarga

Tabel 4.19 Data Responden Berdasar Tanggungan Keluarga

Jml. Tanggungan Keluarga Frekuensi Persentase

2 orang 7 14,6

3 orang 12 25,0

4 orang 10 20,8

5 orang 10 20,8

6 orang 9 18,8

Total 48 100

Rata-rata 5 orang

Sumber : data primer diolah (2011)

Tabel 4.19 dapat diketahui bahwa sampel responden yang

sudah menerima bantuan dalam penelitian yang memiliki tanggungan

keluarga 2 orang adalah sebanyak 7 responden (14,6%), yang memiliki

tanggungan keluarga 3 orang adalah sebanyak 12 (25,0%), yang

memiliki tanggungan keluarga 4 orang adalah sebanyak 10 (20,8%),

yang memiliki tanggungan keluarga 5 orang adalah sebanyak 10

(20,8%), yang memiliki tanggungan keluarga 6 orang adalah sebanyak

9 (18,8 %). Sehingga dalam hal ini bisa dihitung bahwa rata-rata

tanggungan keluarga adalah sebanyak 5 orang dan layak untuk

Page 83: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

mendapatkan bantuan tunai dalam upaya meringankan beban

kebutuhan hidup.

d. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan distribusi responden yang sudah menerima

bantuan dapat dilihat pada Tabel 4.20 berikut.

Tabel 4.20 Data Responden Berdasar Tingkat Pendidikan

Sumber : data primer diolah (2011)

Pada distribusi tingkat pendidikan dapat disimpulkan bahwa

pendidikan responden dalam kategori memiliki tingkat pendidikan

rendah, sehingga akan berpengaruh pada pola pikir dan tingkat

penghasilan.

e. Kualitas Pendidikan

Distribusi responden yang sudah menerima bantuan

berdasarkan kualitas pendidikan keluarga dapat diketahui pada Tabel

4.21 dibawah ini.

Pendidikan Frekuensi Persentase

Tidak sekolah 10 20,8

SD 18 37,5

SLTP 15 31,2

SLTA 5 10,4

Total 48 100

Page 84: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Tabel 4.21 Data Responden Berdasar Kualitas Pendidikan

Kondisi Pendidikan Frekuensi Persentase

Baik 46 95,8

Tidak Baik 2 4,2

Total 48 100

Sumber : data primer diolah (2011)

Tabel 4.21 dapat dilihat kualitas pendidikan keluarga

responden yang menerima bantuan sebagian besar memiliki kondisi

pendidikan baik yaitu sebanyak 46 (95,8%) dan sebagian kecil

2 (4,2%) dalam kondisi tidak baik. Berdasarkan data di atas kondisi

pendidikan yang baik pada responden merupakan wujud kesejahteraan

dari responden.

f. Kondisi Kesehatan

Distribusi responden yang sudah menerima bantuan

berdasarkan kualitas kesehatan keluarga dapat diketahui pada Tabel

4.22 dibawah ini.

Tabel 4.22 Data Responden Berdasar Kualitas Kesehatan

Kondisi Kesehatan Frekuensi Persentase

Baik 46 95,8

Tidak Baik 2 31,2

Total 48 100

Sumber : data primer diolah (2011)

Tabel 4.22 dapat dilihat kualitas pendidikan keluarga

responden yang sudah menerima bantuan sebagian besar atau sebanyak

46 responden (95,8%) dalam kondisi baik dan sebagian kecil atau

Page 85: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

sebanyak 2 responden (4,2%) dalam kondisi tidak baik. Berdasarkan

data di atas kondisi kesehatan yang baik pada responden merupakan

wujud kesejahteraan dari responden yang mendapatkan bantuan.

g. Penghasilan Rata-rata Per-Bulan

Masing-masing responden yang sudah menerima bantuan dapat

diketahui besaran penghasilan yang mereka terima dengan hitungan

rata-rata per-bulan dengan merujuk atas status pekerjaan.

Tabel 4.23 Data Responden Berdasar Penghasilan Rata-Rata Per-bulan

Jumlah Dana Frekuensi Persentase

200 ribu 5 10,4

300 ribu 16 33,3

400 ribu 16 33,3

≥ 500 ribu 11 22,9

Total 48 100

Rata-rata 400 ribu

Sumber : data primer diolah (2011)

Tabel 4.23 dapat dilihat penghasilan rata-rata perbulan

responden yang sudah menerima bantuan sebagian besar sebanyak 16

responden (33,3%) berpenghasilan 300-400 rb/bln, sebanyak 11

responden (22,9%) berpenghasilan ≥ 500 rb/bln, dan sebagian kecil

responden yang berpenghasilan 200 rb/bln sebanyak 5 responden

(10,4%). Penghasilan rata-rata per bulan responden yang sudah

menerima bantuan ada peningkatan.

Page 86: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

4.5 Analisa Data dan Pembahasan

Analisa data dan pembahasan dalam kajian program ada proses yang

dilalui. Pada kajian ini ada beberapa hal yang menjadi kelemahan dan

tantangan yang perlu mendapat perhatian sehingga langkah kedepan ada

perbaikan dan penyempurnaan.

o Pendataan RTSM calon peserta PKH dilakukan oleh BPS, namun data

tersebut banyak yang terbukti tidak valid meski setelah dilakukan

pemutakhiran oleh UPPKH Kabupaten yaitu perbaikan dan perubahan data

dengan yang eligible namun ketika dikirimkan kembali ke UPPKH Pusat

ternyata data yang terolah masih data lama. Kekeliruan ini berlangsung

terus menerus dan mengganggu kelancaran pelaksanaan PKH, karena data

peserta PKH tidak bersifat konstan dan selalu mengalami perubahan.

o Pendamping selalu mengadakan pertemuan rutin dengan para peserta PKH

yang didampingi, namun pendamping merasa agak terbebani apabila ada

dana yang harus dikeluarkan ketika pelaksanaan pertemuan tersebut

(kondisional, keperluan antara lain makanan ringan, transportasi dan

sebagainya).

o Sebagian besar UPPKH Kabupaten mengaku adanya koordinasi yang

kondusif dengan dinasi-dinas terkait lainnya seperti PT Pos, faskes, fasdik,

dinkes dan dispendik namun beberapa UPPKH Kabupaten masih ada yang

mengalami kesulitan untuk berkoordinasi. Sulitnya berkoordinasi akan

sangat mempengaruhi kelancaran pelaksanaan PKH. Untuk itu,

permasalahan kerja sama ini perlu mendapat perhatian serius.

o Permasalahan umum kurang sosialisasi ttg PKH ke seluruh lapisan

Page 87: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

o Masih ada kartu PKH belum berfunsgsi sbg kartu PKH

o Data nama dalam kartu tidak sesui dengan penerima layanan sudah

Analisa dampak Program Keluarga Harapan (PKH) terhadap

Pendidikan, Kesehatan, Penghasilan dalam upaya peningkatan derajat

kesejahteraan masyarakat miskin saya gunakan uji beda rata-rata, yaitu

mengetahui perbedaan rata-rata sebelum dan sesudah pelaksanaan program.

Analisa data yang diuji dalam penelitian ini meliputi; Uji beda rata-rata

Kualitas Pendidikan, Kualitas Kesehatan, Tingkat Penghasilan penerima

bantuan tunai bersyarat, sebelum dan sesudah implementasi pelaksanaan

Program Keluarga Harapan, ditunjukkan pada Tabel 4.24 berikut:

Tabel 4.24

Hasil Uji t tes (beda rata-rata) dengan SPSS

Uji statistic

Pair 1 Pair 2 Pair 3 Penghas. Perbulan Tanpa Bantuan -

Pengahs. Perbulan Dengan Bantuan

Pendidikan Tanpa Bantuan -

Pendidikan Dengan Bantuan

Kesehatan Tanpa

Bantuan - Kesehatan

Dengan Bantuan

Paired Differences

Mean -47916.667 .312 .271

Std. Deviation 77155.779 .468 .449

Std. Error Mean 11136.477 .068 .065

95% Confidence Interval of the Difference

Lower -70320.369 .176 .140

Upper -25512.964 .449 .401

T -4.303 4.622 4.178

Df 47 47 47

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 Sedangkan jika diterapkan ke dalam rumus adalah sebagai berikut:

Penghasilan per bulan

Perbandingan penghasilan rata-rata perbulan antara kelompok responden yang

belum menerima bantuan dan yang sudah menerima bantuan.

Page 88: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Tabel 4.25 Hasil Signifikansi uji Beda Rata-rata

Variabel

Uji Beda Sebelum dan Sesudah Program

Kesimpulan

t hitung Signifikansi Pendidikan 4,622 0,00 Signifikan Kesehatan 4,178 0,00 Signifikan Penghasilan -4,303 0,00 Signifikan

Tabel 4.24 dapatlah diketahui bahwa terdapat beda rata-rata yang

signifikan antara Kualitas Pendidikan responden yang belum diberi bantuan

dengan yang sudah diberi bantuan. Hal ini diperlihatkan pada nilai t hitung > t

tabel (4,622 > 2,012) dan signifikansi 0,00 < 0,05 dengan tingkat kepercayaan

95%. Kondisi Kesehatan responden yang belum diberi bantuan dengan yang

sudah diberi bantuan. Diperlihatkan pada nilai t hitung > t tabel (4,178 >

2,012) dan signifikansi 0,00 < 0,05 dengan tingkat kepercayaan 95%.

Penghasilan responden yang belum diberi bantuan dengan yang sudah diberi

bantuan. Diperlihatkan pada nilai -t hitung < -t tabel (-4,303 < -2,012) dan

signifikansi 0,00 < 0,05 dengan tingkat kepercayaan 95%.

PKH sebagai upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM)

khususnya bidang pendidikan dan kesehatan berharap penerima bantuan tunai

memperhatikan persyaratan-persyaratan yang telah ditetapkan sebagai

konsekuensi program, antara lain; untuk menyekolahkan anaknya, melakukan

imunisasi balita, memeriksakan kandungan bagi ibu hamil dan perbaikan gizi.

Program ini memberikan manfaat besar bagi keluarga yang sulit keluar dari

Page 89: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

kemiskinan dan menghadapi banyak masalah dalam membesarkan anak-anak

mereka seiring tuntutan perekonomian dan perkembangan zaman.

Hasil olah data dapat diketahui bahwa implementasi PKH mampu

memberi kontribusi yang serius dan signifikan dalam upaya membantu

penduduk sangat miskin, dengan adanya Program Keluarga Harapan masalah

pendidikan dasar, kesehatan dasar, bahkan tingkat penghasilan keluarga dapat

diperhatikan. Apresiasi yang tinggi layak diberikan kepada pemerintah karena

begitu besar kepeduliannya dalam mempreoritaskan arah dan sasaran

pembangunan untuk penanggulangan kemiskinan. Program Keluarga Harapan

layak untuk berkelanjutan dan berkesinambungan sesuai target yang telah

ditentukan, dengan harapan bahwa cita-cita luhur bangsa yaitu melindungi

segenap bangsa Indonesia, memajukan kesejahteraan umum dan ikut

mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang

berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial dapat

terwujud.

Page 90: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Implementasi Program Keluarga Harapan diperlukan sinergi,

sinkronisasi dan koordinasi dari berbagai pihak, komitmen kelembagaan baik

ditingkat pusat, propinsi maupun daerah guna mengoptimalkan koordinasi

lintas sektoral dalam meningkatkan hasil kinerja program sangat dibutuhkan.

Program Keluarga Harapan juga harus melibatkan beberapa sektor dan

partisipasi aktif masyarakat, faktor kebijakan, faktor karakteristik, faktor

organisasi, faktor hubungan antar organisasi serta faktor lingkungan

implementasi kebijakan merupakan penentu kesuksesan program. Dampak

yang dihasilkan atas implementasi Program Keluarga Harapan terhadap

peningkatan derajat kesejahteraan masyarakat miskin di Kabupaten Ngawi

sebagaimana hasil olah data dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Adanya bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) mampu meningkatkan

prosentase taraf pendidikan anak kelompok rumah tangga sangat miskin

sebesar 31,2%.

2. Adanya bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) mampu meningkatkan

prosentase kualitas kesehatan kelompok keluarga yang mendapat bantuan

PKH sebesar 27%.

Page 91: TESIS - digilib.uns.ac.id file“Sebelum BERTINDAK Senantiasa MERENUNG dan BERPIKIR” “TEGUH dengan PRINSIP, LUNAK dalam BERTINDAK” perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

3. Adanya bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) mampu meningkatkan

pendapatan rata-rata perbulan. Pendapatan rata-rata perbulan kelompok

keluarga yang tidak mendapat bantuan PKH sebesar adalah 300 rb/bulan,

sedangkan pendapatan rata-rata perbulan kelompok keluarga yang

mendapat bantuan PKH yaitu 400 rb/bulan.

5.2 Saran

1. Pendamping beserta para RTSM peserta PKH senantiasa belum aktif

melakukan program bersama, salah satunya dengan mengadakan kegiatan

bersama sehingga kegiatan ini terbukti memiliki kontribusi positif karena

mampu memupuk kedekatan, pemecahan masalah bersama, dan proses

pengawasan antar peserta PKH dengan pendamping.

2. Bantuan PKH harus melalui survei yang mendalam agar bantuan lebih

tepat sasaran sehingga dapat membantu keluarga yang benar-benar

membutuhkan peningkatan kesejahteraan utamanya pendidikan dan

kesehatan.

3. UPPKH Kabupaten selain melaksanakan program sesuai dengan ketentuan

hendaknya mempunyai berbagai kegiatan inovatif lain untuk mendukung

pelaksanaan PKH, sebagai contoh menciptakan program-program yang

antara lain: perlombaan, bantuan informasi bagi penyandang cacat,

beasiswa.

4. Sosialisasi sebagai kiat menciptakan kesadaran masyarakat dan merubah

pola pikir perlu terus diintensifkan.