Tesis Rencana Strategis Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Untuk Seminar Hasil

69
UNIVERSITAS INDONESIA Rencana Strategis Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit RS Pusat Otak Nasional TESIS Eka Musridharta 1206192531 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM PASCASARJANA KESEHATAN MASYARAKAT DEPOK Januari, 2013

description

Tesis

Transcript of Tesis Rencana Strategis Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Untuk Seminar Hasil

Page 1: Tesis Rencana Strategis Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Untuk Seminar Hasil

UNIVERSITAS INDONESIA

Rencana Strategis Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit

RS Pusat Otak Nasional

TESIS

Eka Musridharta

1206192531

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

PROGRAM PASCASARJANA KESEHATAN MASYARAKAT

DEPOK

Januari, 2013

Page 2: Tesis Rencana Strategis Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Untuk Seminar Hasil

1

Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam era globalisasi sekarang ini, rumah sakit dituntut untuk meningkatkan

kinerja dan daya saing sebagai badan usaha dengan tidak mengurangi misi sosial

yang diembannya, rumah sakit harus merumuskan kebijakan-kebijakan strategis

antara lain efisiensi dari dalam (organisasi, manajemen, serta SDM) serta harus

mampu secara cepat dan tepat mengambil keputusan untuk peningkatan pelayanan

kepada masyarakat agar dapat menjadi organisasi yang responsif, inovatif, efektif,

efisien dan menguntungkan. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM-RS)

adalah sistem komputerisasi yang memproses dan mengintegrasikan seluruh alur

proses bisnis layanan kesehatan dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan

prosedur administrasi untuk memperoleh informasi secara cepat, tepat dan akurat.

Sistem Informasi Manajemen (SIM) berbasis teknologi komputer merupakan

sarana pendukung yang sangat penting – bahkan bisa dikatakan mutlak – untuk

operasional rumah sakit.

Berbagai pengalaman rumah sakit dalam menggunakan sistem administrasi

konvensional menunjukan pihak manajemen kesulitan mengambil keputusan

penting berbasis bukti terkini dan bahkan seringkali kehilangan kesempatan

memperoleh laba akibat dari lemahnya koordinasi antar departemen maupun

kurangnya dukungan informasi yang cepat, tepat, akurat, dan terintegrasi.

Pengelolaan pelayanan rumah sakit harus dilakukan dengan konsep

manajemen yang jelas. Hal ini diperlukan untuk menghadapi perkembangan rumah

sakit yang semakin kompetitif dan mengalami transformasi besar. Persaingan tidak

hanya terhadap pelayanan kesehatan berbasis rumah sakit, namun juga pelayanan

kesehatan alternatif seperti dukun dan tabib.

Dalam perkembangannya, rumah sakit masa kini bukan lagi berfungsi sebagai

lembaga sosial semata, tetapi merupakan lembaga bisnis yang patut diperhitungkan

keberadaanya. Perubahan fungsi ini terjadi dengan banyak ditemukannya penyakit-

Page 3: Tesis Rencana Strategis Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Untuk Seminar Hasil

2

Universitas Indonesia

penyakit baru maupun teknologi pengobatan yang makin maju. Teknologi

informasi telah mempengaruhi pula pelayanan rumah sakit, antara lain dibutuhkan

dalam rangka memenuhi tuntutan masyarakat akan ketepatan dan kecepatan

pelayanannya.

Dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit Departemen

Kesehatan RI telah mengeluarkan kebijakan yang menjadi pedoman bagi

penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang dilaksanakan oleh pemerintah

maupun swasta. Sistem informasi rumah sakit merupakan salah satu komponen

yang penting dalam mewujudkan upaya peningkatan mutu tersebut. Sistem

informasi rumah sakit secara umum bertujuan untuk mengintegrasikan sistem

informasi dari berbagai subsistem dan mengolah informasi yang diperlukan sebagai

pengambilan keputusan.

Manajemen rumah sakit menghendaki pengelolaan rumah sakit yang efektif

dan efisien. Efektif dalam arti tingkat keberhasilan penanganan terhadap pasien

cukup tinggi dan efisien berarti optimal dalam penggunaan sumber daya rumah

sakit yang ada. Suatu upaya serius dan terencana harus ditempuh agar keinginan

tersebut dapat tercapai.

Dengan perkembangan beberapa rumah sakit di Indonesia akhir-akhir ini baik

dari segi aspek administratif atau teknologi peralatan medis, maka proses pelayanan

kesehatan di Indonesia dapat berangsur-angsur lebih baik. Untuk mengembangkan

mutu pelayanan rumah sakit dibutuhkan beberapa fasilitas pendukung yang

digunakan untuk proses pengolahan data rumah sakit dengan pemanfaatan

teknologi komputer.

Teknologi yang dirancang khusus untuk membantu proses pengolahan data

di rumah sakit adalah teknologi informasi berupa Sistem Informasi Manajemen

Rumah Sakit. Informasi merupakan aktiva (aset) penting suatu rumah sakit dalam

meningkatkan efisiensi dan efektifitas pekerjaan. Era saat ini, banyak rumah sakit

tidak menyadari berapa banyak informasi telah didapat dan diproses serta

didistribusikan baik secara manual maupun secara komputerisasi.

Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit adalah suatu rangkaian kegiatan

atau komponen yang berkaitan satu dengan lainnya dalam mengolah data untuk

Page 4: Tesis Rencana Strategis Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Untuk Seminar Hasil

3

Universitas Indonesia

mendapatkan informasi yang akurat, cepat, bermutu, tepat waktu dan berguna bagi

manajemen dalam pengambilan keputusan.

Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit adalah sebuah entitas yang terdiri

dari bagian-bagian yang saling berinteraksi yang dikoordinasikan untuk mencapai

satu atau lebih tujuan bersama yang meliputi pengumpulan, penyimpanan dan

pengolahan data serta penyebarluasan informasi dan pengetahuan sebagai hasil

pengolahan data tersebut untuk mendukung proses pengambilan keputusan. Dengan

tujuan mengumpulkan, menyimpan dan mengolah data yang berhubungan dengan

dunia kesehatan Indonesia, secara systematis, dan akurat, dan bahkan real time,

menyebarluaskan informasi dan pengetahuan sebagai hasil pengolahan data

kesehatan ke semua pihak yang membutuhkan dan berkepentingan, mendukung

proses pengambilan keputusan dan mengoptimalkan penerapan unsur unsur

managemen (Good Coorporate Governance). Dengan cara mengintegrasikan

seluruh unit operasional rumah sakit baik front office maupun back office.

Pengembangan System Informasi Manajemen di rumah sakit dengan

teknologi informasi yang terpadu seringkali tidak dianggap prioritas oleh karena

beberapa hal. Jadi bukan hanya masalah ketersediaan dana yang menjadi masalah,

namun antara lain pemahaman bahwa dukungan teknologi informasi merupakan

sesuatu yang sangat penting dari manajemen tertinggi di rumah sakit tuntutan saat

ini dalam pemenuhan kualitas layanan serta untuk pengambilan keputusan strategis

berdasarkan data yang sahih dari semua lini beserta kajiannya merupakan faktor

yang juga menonjol. Dukungan manajemen puncak yang merupakan faktor

karakter organisasi mempunyai korelasi yang kuat secara bermakna terhadap aspek

manfaat yang dirasakan oleh pengguna, demikian juga disimpulkan bahwa

kompetensi tim teknologi informasi dan kualitas dari sistem informasi mempunyai

korelasi secara bermakna dengan kemudahan penggunaan sistem informasi yang

dirasakan oleh pengguna.

Beberapa sistem yang sudah dibangun rumah sakit secara internal maupun

eksternal seringkali belum dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Di

antaranya, karena kurangnya pemahaman dan kesadaran mengenai kepentingan dan

manfaat yang didapat oleh semua pihak melalui teknologi Informasi. Misalnya, saat

ini masih terjadi otomasi pelayanan yang terputus karena dokter yang tidak

Page 5: Tesis Rencana Strategis Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Untuk Seminar Hasil

4

Universitas Indonesia

mengerti transaksi rekam medik ke sistem informasi yang disediakan. Oleh karena

itu, solusi yang dipikirkan, selain menggunakan media yang sangat mudah untuk

dioperasikan oleh orang yang sangat awam, seperti phablet diperlukan juga

program peningkatan pemahaman teknologi Informasi dan kesadaran akan

pentingnya teknologi Informasi bagi pencapaian tujuan bersama.

Kondisi yang diinginkan ada di rumah sakit pada dasarnya harus terkait 3

kebutuhan pokok, yaitu :

1. Mendukung pendidikan, pelatihan, dan penelitian.

2. Meningkatkan efisiensi biaya dan waktu.

3. Mendukung kontinuitas informasi klinis

Dibutuhkan teknologi informasi untuk mendukung rumah sakit yang

bermutu, serta meningkatkan perlindungan pasien (patient safety). Sehingga untuk

mendukung tercapainya harapan tersebut maka langkah manajemen seharusnya

diawali dengan mengupayakan pembangunan sistem Informasi terpadu yang

mendukung semua lini pelayanan di rumah sakit dan sangat diharapkan sistem

informasi berbasis teknologi informasi yang bisa segera mendukung kegiatan ini.

Mahal atau besarnya dana yang perlu disiapkan untuk membangun sistem

informasi di rumah sakit karena Sistem Informasi harus merupakan :

1. Sistem Informasi Rumah Sakit yang Terintegrasi dan Ubiquitous

(Anytime Anywhere).

2. Dari sisi internal, diharapkan semua sistem informasi dan proses

bisnis utama yang berjalan dapat terintegrasi ke semua pihak.

3. Sistem eksternal yang dimaksud di sini, antara lain, adalah untuk

keperluan telemedicine dan customer relationship management,

sistem manajemen supplier, sistem Kementerian Kesehatan, Askes,

Jamkesmas, Jamkesda, Penjamin/asuransi lainnya.

Selain terintegrasi, diharapkan sistem informasi juga mendukung mobilitas

personil-personil tertentu, seperti direksi dan dokter, dengan menciptakan sistem

yang ubiquitous (anytime, anywhere). Informasi-informasi tertentu dapat diakses

oleh personil- personil tertentu dari mana pun dan kapan pun diperlukan.

Sistem Informasi yang dapat mendukung proses analisis dan pengambilan

keputusan atau sebuah sistem yang dapat melakukan pengolahan data mentah

Page 6: Tesis Rencana Strategis Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Untuk Seminar Hasil

5

Universitas Indonesia

menjadi informasi yang bersifat analitis untuk pengambilan keputusan. Dengan

demikian, bagi dokter dibutuhkan data cepat dan akurat melalui sistem/teknologi

informasi yang serta merta (real-time) pada saat menghadapi pasien dalam

pelayanan kesehatan. Keseluruhan data yang terpapar harus memberikan informasi

klinis, data hasil pemeriksaan penunjang (dapat berupa text, gambar, grafik,

numerik), misalnya data laboratorium, data radiologis, dan sejenisnya, serta data

penggunaan obat-obatan. Data melalui sistem informasi ini ke depan harus dalam

bentuk suatu catatan elektronik (electronic medical record).

Secara umum, sistem/teknologi informasi yang diadakan harus dapat

memenuhi kebutuhan aplikasi-aplikasi di front-end (segala yang terkait atau

berhubungandengan pasien/ front office sampai dengan billing pasien) yang

terintegrasi dengan back-end (pelaporan, keuangan/finance, dan inventory) serta

aplikasi pendukung (kepegawaian, perangkat, dan sejenisnya). Sebagaimana

kebutuhan tersebut maka sesuai roadmap pembangunan dan penataan system

teknologi Informasi di rumah sakit sangat memerlukan dukungan alokasi dana

dengan prioritas agar dapat melakukan integrasi sistem informasi dalam rangka

menjalankan proses kegiatan rumah sakit.

Rumah Sakit Pusat Otak Nasional adalah rumah sakit pemerintah yang

mengkhususkan penanganan pasien neurologi, masalah otak dan saraf.

Permasalahan kesehatan otak dan saraf dikategorikan ke dalam tiga hal, yaitu:

1. Tingginya angka kesakitan, angka kecacatan dan angka kematian

yang ditimbulkan oleh penyakit otak dan saraf,

2. Semakin meningkatnya usia harapan hidup manusia sehingga akan

berdampak pada proses penuaan otak dan jaringan saraf tepi,

3. Masalah kesehatan otak lainnya seperti infeksi, trauma, tumor,

kelainan bawaan, autoimun dan lain-lain.

Stroke menjadi penyebab kematian nomor satu di Indonesia dan penyebab

kecacatan nomor satu di dunia. Prevalensi stroke di Indonesia sebesar 8,3 per 1.000

penduduk. Data Riskesdas (2007) menunjukkan penyebab kematian utama di

rumah sakit adalah stroke yakni mencapai 15,4%. Berdasarkan beberapa penelitian

didapatkan tingkat kecacatan stroke mencapai 65% (Persi, 2009). Selain Stroke

masih banyak lagi permasalahan dalam bidang neurologi,peningkatan jumlah

Page 7: Tesis Rencana Strategis Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Untuk Seminar Hasil

6

Universitas Indonesia

penderita infeksi otak dan saraf seperti HIV dengan gejala awal dan lanjut pada otak

dan saraf, infeksi bakteri, jamur, dan Virus lain. Peningkatan angka kecelakaan lalu

lintas yang berdampak terhadap trauma otak dan medulla spinalis maupun saraf

tepi. Masih tingginya angka kecacatan pada anak baru lahir atau gangguan pada

perkembangan fungsi otak dan saraf anak. Prevalensi kasus kejang dan epilepsi

yang tinggi, serta tumor otak dan medulla spinalis yang semakin meningkat. Semua

kondisi tersebut merupakan permasalahan yang membutuhkan perhatian dan

penanganan yang serius.

Dalam perawatan pasienpun kondisi pasien neurologis selalu berubah-ubah

secara dinamis, hal ini memerlukan pemantauan yang kontinu, dilain pihak masih

kurangnya jumlah spesialis neurologi apalagi yang khusus menangani masalah

kegawatdaruratan menyebakan dokter tidak dapat terus menerus berada di samping

pasien untuk memberikan advis medis yang tepat dan cepat terhadap kondisi pasien.

Jumlah dokter yang sangat terbatas itu juga diperparah karena selain bertugas

mengobati pasien juga banyak memiliki tugas sekunder baik di dalam maupun luar

rumah sakit.

Saat ini belum tersedianya pusat pelayanan otak dan saraf di Indonesia yang

memberikan pelayanan kesehatan otak dan saraf yang lege-artis dan komprehensif,

dengan dukungan teknologi canggih dan SDM yang berkualitas, serta sebagai pusat

pendidikan dan latihan, sekaligus sebagai pusat penelitian pelayanan kesehatan otak

dan saraf membuat RS Pusat Otak Nasional menjadi uji coba implementasi disain

sistem berbasis web dan paperles.

1.2 Rumusan Masalah

Masih terdapatnya kesenjangan antara jumlah dokter spesialis saraf dengan

pasien-pasien yang memerlukan penanganan. Mobilitas dokter yang tinggi

memerlukan dukungan suatu sistem informasi yang dapat memberikan data medis

pasien secara real time agar dapat segera di tindak lanjuti (telemedicine). Dalam

kaitan dengan visi dan misi RS Pusat Otak Nasional, perlu direncanakan suatu peta

jalan atau cetak biru Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit yang akan

mengikuti perkembangan RS agar manajemen dapat melaksanakan program-

Page 8: Tesis Rencana Strategis Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Untuk Seminar Hasil

7

Universitas Indonesia

program yang akan dikembangkan di RS Pusat Otak Nasional dalam bentuk suatu

Rencana Strategis.

1.3 Pertanyaan Penelitian

1. Apa saja faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kebutuhan Sistem

Informasi RS Pusat Otak Nasional ?

2. Bagaimana analisis situasi terkait dengan kebutuhan Sistem Informasi RS

Pusat Otak Nasional ?

3. Dimanakah posisi kebutuhan Sistem Informasi Rumah Sakit Pusat Otak

Nasional berdasarkan analisis situasi saat ini?

4. Apa saja rekomendasi alternatif strategi Sistem Informasi Rumah Sakit

yang sesuai dengan posisi RS Pusat Otak Nasional?

5. Bagaimana strategi Sistem Informasi Rumah Sakit yang dapat dipakai

untuk menjadikan RS Pusat Otak Nasional sebagai rumah sakit pusat

rujukan khusus neurologi?

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Tujuan penelitian adalah menghasilkan suatu dokumen perencanaan strategis

yang tepat untuk Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit di Rumah Sakit Pusat

Otak Nasional Jakarta tahun 2013 – 2018.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Diketahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kebutuhan Sistem

Informasi RS Pusat Otak Nasional

2. Adanya gambaran analisa terkini situasi terkait dengan Sistem Informasi

Manajemen Rumah Sakit RS Pusat Otak Nasional

3. Diketahui posisi kebutuhan Sistem Informasi Rumah Sakit RS Pusat Otak

Nasional berdasarkan analisis situasi saat ini?

Page 9: Tesis Rencana Strategis Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Untuk Seminar Hasil

8

Universitas Indonesia

4. Diketahui rekomendasi alternatif strategi Sistem Informasi Rumah Sakit

yang sesuai dengan posisi RS Pusat Otak Nasional?

5. Diketahui strategi Sistem Informasi Rumah Sakit yang dapat dipakai

untuk menjadikan RS Pusat Otak Nasional sebagai rumah sakit pusat

rujukan khusus neurologi?

1.5 Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti

Bagi peneliti bermanfaat sebagai proses pengayaan ilmu pengetahuan dan

kesempatan untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh, dan memiliki

kesempatan yang sangat berharga untuk membantu mengembangkan

rumah sakit melalui rencana strategis yang baik.

2. Bagi Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

a. Dapat mendokumentasikan secara menyeluruh proses perencanaan dan

langkah-langkah strategis dalam pelaksanaan pengembangan Sistem

Informasi Manajemen Rumah Sakit RS Pusat Otak Nasional

b. Secara praktis dapat membantu jajaran direksi dan staf RS Pusat Otak

Nasional dalam menyusun renstra dan sebagai masukan bagi pihak RS

untuk upaya pengembangan RS

3. Kementerian Kesehatan

Sebagai masukan bagi penentu kebijakan dalam perbaikan dan

pengembangan organisasi dan tatalaksana di rumah sakit khusus

1.6 Ruang Lingkup

Penelitian mengenai perencanaan strategis ini dilakukan di RS Pusat Otak

Nasional pada Juni 2013. Perencanaan strategis yang dimaksud pada penelitian ini

meliputi proses analisa situasi, penetapan visi-misi sampai pada formulasi strategi.

Penelitian dibatasi sampai dengan tahap menentukan inisiatif strategi dan Key

Performance Indicator, namun tidak sampai pada tahap pengganggaran.

Page 10: Tesis Rencana Strategis Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Untuk Seminar Hasil

9

Universitas Indonesia

Penelitian ini merupakan penelitian operasional (operational research).

Penyusunan rencana strategis ini melibatkan seluruh staf manajemen dan staf medik

RS Pusat Otak Nasional dalam suatu Consensus Decision Making Group (CDMG),

peranan peneliti sebagai fasilitator. Data-data bersumber pada data primer dan

sekunder.

Page 11: Tesis Rencana Strategis Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Untuk Seminar Hasil

10

Universitas Indonesia

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Data

Data merupakan fakta kasar atau gambaran yang dikumpulkan dari keadaan

tertentu dalam kondisi belum melalui proses pengolahan dan merupakan sumber

dari informasi. Kemudian data juga merupakan hal, peristiwa, atau kenyataan lain

apapun yang mengandung suatu pengetahuan untuk dijadikan dasar guna

penyusunan keterangan pembuatan kesimpulan atau penetapan keputusan.

Data diklasifikasikan menurut jenisnya, sifatnya dan sumbernya.

Menurut jenisnya data terdiri dari:

1. Data hitung (enumeration/counting data)

Data hitung adalah hasil perhitungan atau jumlah tertentu, seperti

persentase dari suatu jumlah tertentu.

2. Dukur (measurement data)

Data ukur adalah data yang menunjukan ukuran mengenai nilai

sesuatu, seperti angka yang ditunjukan alat hasil pengukuran.

Menurut sifatnya, data terdiri dari:

1. Data kuantitatif

Data mengenai penggolongan dalam hubungannya dengan

penjumlahan.

2. Data kualitatif

Data mengenai penggologan dalam hubungannya dengan kualitas

atau sifat tertentu.

Kemudian klasifikasi data menurut sumber data, yaitu:

1. Data internal

Data internal adalah data asli, artinya data sebagai hasil obervasi

yang dilakukan sendiri, bukan dari hasil karya orang lain.

Page 12: Tesis Rencana Strategis Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Untuk Seminar Hasil

11

Universitas Indonesia

2. Data eksternal

Data eksternal adalah data hasil observasi orang lain. Data eksternal

di bagi menjadi dua, yaitu

a. data eksternal primer yaitu data dalam bentuk ucapan lisan atau

tulisan dari pemiliknya sendiri.

b. data eksternal sekunder adalah data yang diperoleh bukan dari

orang lain yang melakukan observasi melainkan sesorang atau

sejumlah orang.

Dalam pengumpulan data untuk mendapatkan informasi dapat dilakukan

dengan beberapa metode, yaitu (Burhanudin):

1. Pengamatan Langsung

Hal yang dilakukan yaitu melakukan pengamatan secara langsung

terhadap catatan-catatan yang ada. Dalam hal ini yang harus

diperhatikan yaitu diketahuinya tujuan dari suatu kepentingan yang

terkait dengan masalah yang ada didalam catatan tersebut. Dengan

kata lain harus ada kesesuaian antara tujuan pengumpulan data

dengan data yang dikumpulkan. Keuntungan dari metode ini yaitu

lebih akurat karena dikumpulkan oleh petugas yang mengetahui

tujuan dari proses pengumpulan tersebut. Namun kerugian dari

metode ini adalah adanya keterbatasan proses pencermatan, biaya

mahal dan menjadi tidak efektif apabila banyak permasalahan yang

akan diambil.

2. Wawancara

Kualitas data dari metode ini sangat tergantung pada kemampuan

pewawancara serta terwawancara. Subjektifitas antara pewawancara

dan terwawancara akan mempengaruhi kualitas serta validitas data

yang dikumpulkan. Keuntungan metode ini yaitu data yang

terkumpul akan lebih akurat dan pemelihan sumber data akan sesuai

dengan tujuan. Sedangkan kekurangannya yaitu memerlukan biaya

yang cukup banyak karena harus mengirimkan pewawancara untuk

beberapa obyek masalah serta subyektifitas serta kemampuan

pewawancara sangat mempengaruhi keakuratan data.

Page 13: Tesis Rencana Strategis Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Untuk Seminar Hasil

12

Universitas Indonesia

3. Perkiraan Koresponden

Koresponden diminta untuk memberikan informasi yang diperlukan.

Oleh karena itu koresponden tidak mempunyai kepentingan,

dimungkinkan kualitas data dapat terabaikan, sehingga

keakuratannya sulit dipertanggungjawabkan. Namun metode ini

mempunyai keuntungan yaitu murah dan dapat menjangkau dalam

skala yang luas.

4. Daftar Pertanyaan

Daftar pertanyaan diberikan kepada responden yang memiliki data-

data yang dimungkinkan terkait dengan tujuan manajemen suatu

organisasi. Metode ini dapat dilakukan dalam skala yang luas dan

cukup efektif untuk mendapatkan data-data yang cukup banyak dan

cepat.

2.2 Informasi

Informasi merupakan hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang

lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu

kejadian-kejadian (event) yang nyata (fact) yang digunakan untuk pengambilan

keputusan (Pangestu, 2003). Informasi merupakan data yang memiliki arti penting

dalam pengambilan keputusan dan telah melalui proses pengolahan. Proses

pengolahan yang dilakukan merupakan pengumpulan data dimana proses ini

merupakan hal penting untuk tersedianya informasi yang berkualitas

(Burhanudin).Informasi menurut Laudon & Laudon (1998) adalah data yang telah

diolah menjadi bermakna dan berguna bagi manusia.Informasi menurut Hoffer, dkk

(1995) adalah data yang diproses sedemikian rupa sehingga meningkatkan

pengetahuan seseorang yang menggunakannya. Sedangkan menurut Davis (1999)

adalah data yang diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimaannya

dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau saat mendatang. Bagi

Ery informasi adalah suatu yang memberikan makna dan dan manfaat sebagai

bahan pengambilan keputusan bagi para manajer.Agus Mulyanto menyatakan,

informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih

Page 14: Tesis Rencana Strategis Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Untuk Seminar Hasil

13

Universitas Indonesia

berarti bagi yang menerimanya. Jogiyanto juga menyatakan, informasi adalah data

yang diolah menjadi bentuk yang berguna bagi para pemakainya.

Dari definisi-definisi yang dikemukakan oleh para ahli tersebut, maka dapat

disimpulkan bahwa informasi adalah gabungan dari beberapa data yang telah diolah

atau diproses dengan cara tertentu, sehingga sesuai dengan kebutuhan penerima

informasi dan memiliki nilai manfaat bagi penerima informasi. Informasi

merupakan pengetahuan dari hasil pengolahan data-data yang berhubungan

menjadi sebuah kesimpulan. Nilai sebuah informasi sangat bergantung dari

pengetahuan yang dimiliki oleh pengguna. Dengan kata lain, Informasi merupakan

sekumpulan data yang berkaitan yang diolah dan diproses menjadi bentuk yang

mudah dipahami, disukai dan mudah diakses. Informasi harus mempunyai nilai,

memperkaya pengkajian, mengurangi ketidakpastian dan dapat digunakan sebagai

bahan untuk pengambilan keputusan. Data merupakan sumber informasi yang

menggambarkan suatu kejadian yang nyata. Beberapa data dapat dinyatakan

sebagai sebuah informasi jika dari sedikit data tersebut sudah dapat ditarik sebuah

kesimpulan.

2.2.1 Siklus Informasi

Data merupakan suatu fakta yang belum diolah dan belum dapat memberikan

informasi yang jelas, sehingga perlu untuk diolah lebih dahulu. Data yang diolah

melalui suatu model menjadi informasi, penerima kemudian menerima informasi

tersebut kemudian menentukan keputusan berdasarkan informasi yang telah

diterimanya. Informasi memiliki sebuah siklus dimana data yang ditangkap

dianggap sebagai input, diproses kembali melalui sebuah model. Siklus ini

berlangsung secara terus-menerus.Konsep umpan balik informasi menjelaskan

perihal pencarian sasaran dan saling mempengaruhi antar bagian yang terlibat

dalam sistem. Keluaran dari satu bagian akan menjadi masukan untuk bagian yang

lain. Konsep umpan balik berkaitan dengan cara informasi digunakan untuk

keperluan pengendalian. Pengendalian sebagai konsepsi inti sistem sangat

membutuhkan umpan balik informasi. Hal ini berguna untuk menjaga agar sistem

mampu berjalan sesuan dengan rencana pencapaian sistem.

Page 15: Tesis Rencana Strategis Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Untuk Seminar Hasil

14

Universitas Indonesia

Gambar 2.2 siklus informasi

2.2.2 Kualitas Informasi

Informasi merupakan salah satu bentuk sumber daya utama suatu organisasi

yang digunakan oleh manager untuk mengendalikan perusahaan dalam mencapai

tujuan. Kualitas suatu informasi tergantung pada beberapa hal, yaitu :

1. Akurat

Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak

menyesatkan bagi orang yang menerima informasi tersebut. Akurat

juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya.

Komponen akurat meliputi :

(1) Completeness, berarti informasi yang dihasilkan atau

dibutuhkan harus memiliki kelengkapan yang baik, karena

akan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan.

(2) Correctness, berarti informasi yang dihasilkan atau

dibutuhkan harus memliki kebenaran.

(3) Security, berarti informasi yang dihasilkan atau

dibutuhkan harus memiliki keamanan.

Proses

Sumber Data

Input

Hasil

Penerimaan

Informasi

Tidakan

Page 16: Tesis Rencana Strategis Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Untuk Seminar Hasil

15

Universitas Indonesia

2. Tepat waktu

Informasi harus tepat waktu dikarenakan informasi yang terlambat

tidak mempunyai nilai yang baik, sehingga jika digunakan sebagai

dasar pengambilan keputusan akan dapat berakibat fatal.

3. Relevan

Informasi harus mempunyai manfaat bagi si penerima. Relevansi

informasi untuk setiap orang berbeda.

4. Ekonomis

Informasi yang dihasilkan mempunyai manfaat yang lebih besar

dibandingkan dengan biaya yang mendapatkannya dan sebagian

besar informasi tidak dapat ditaksi keuntungannya dengan satuan

nilai uang tetapi dapat ditaksir nilai efektivitasnya.

5. Efisien

Informasi ringkas, jelas dan sederhana namun memiliki makna yang

mendalam bagi penerima informasi.

6. Dapat Dipercaya

Informasi berasal dari sumber yang dapat dipercaya. Sumber

informasi telah teruji tingkat kejujurannya.

2.3 Sistem

Menurut Jerry Fith Gerald (Jogiyanto, 2000), sistem adalah suatu jaringan

kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama

untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu.

Menurut Agus Mulyanto, Sistem dapat diartikan sebagai kumpulan dari elemen-

elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu sebagai suatu

kesatuan. Menurut Ery Rustiyanto, Sistem adalah sekumpulan unsur yang

berhubungan antara satu dengan yang lainnya sedemikian rupa berproses mencapai

tujuan tertentu, atau suatu tatanan dimana terjadi suatu kesatuan dari berbagai unsur

Page 17: Tesis Rencana Strategis Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Untuk Seminar Hasil

16

Universitas Indonesia

yang saling berkaitan secara teratur menuju pencapaian unsur dalam batas

lingkungan tertentu. Jogiyantomemberikan definisi sistem dengan dua pendekatan,

yaitu dengan pendekatan prosedur dan pendekatan komponen. Dengan pendekatan

prosedur, sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari prosedur-prosedur yang

mempunyai tujuan tertentu. Dengan pendekatan komponen, sistem dapat

didefinisikan sebagai kumpulan dari komponen yang saling berhubungan satu

dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu.

Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari berbagai faktor yang berhubungan

atau diperkirakan berhubungan, serta satu sama yang lain saling mempengaruhi,

yang kesemuanya dengan sadar dipersiapkan untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Secara lebih sederhana sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan

atau himpunan dari unsure, komponen atau variabel yang terorganisir, saling

berinteraksi, saling tergantung satu sama lain, dan terpadu.

Berdasarkan definisi terhadap sistem yang dikemukakan oleh para pakar

diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan kumpulan elemen atau

komponen yang saling berinteraksi, saling bekerja sama satu dengan yang lain

untuk mencapai tujuan bersama secara efektif dan efisien. Dengan kata lain sistem

dapat diartikan sebagai sebuah kumpulan elemen atau komponen yang saling

berhubungan dan bekerja sama serta memiliki masukan (input) dan keluaran.

Dalam mendefinisikan sistem terdapat dua kelompok pendekatan sistem,

yaitu sistem yang mendekatkan pada prosedur dan elemennya. Prosedur

didefinisikan sebagai sebuah urut-urutan yang tepat dari tahapan-tahapan instruksi

yang menerangkan apa yang harus dikerjakan, siapa yang mengerjakan, kapan yang

mengerjakan dan bagaimana mengerjakannya (Gerald.J,1991). Penganut

pendekatan elemen adalah Davis (1985) yang mendefinisikan sistem sebagai

bagian-bagian yang saling berkaitan yang beroperasi bersama untuk mencapai

beberapa sasaran atau maksud. Sedangkan Lucas (1989) mendefinisikan sistem

sebagai suatu komponen atau variable yang terorganisir, saling berinteraksi, saling

tergantung, satu sama lain dan terpadu.Sebuah sistem mempunyai tujuan atau

sasaran. McLeod berpendapat, sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi

dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan. Begitu juga Robert G.

Murdick (1993), mendefinisikan sistem sebagai seperangkat elemen-elemen yang

Page 18: Tesis Rencana Strategis Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Untuk Seminar Hasil

17

Universitas Indonesia

terintegrasi dengan maksud yang sama mencapai suatu tujuan yang sama.

Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur didefinisikan bahwa

sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan,

berkumpul bersama-sama untuk melakukan sebuah kegiatan atau menyelesaikan

suatu sasaran tertentu (Gerald. J. 1991)

Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu

mempunyai komponen-komponen, batas sistem, lingkungan luar sistem,

penghubung, masukan, pengeluaran, pengolahan dan sasaran atau tujuan.

Komponen Sistem

Batasan Sistem

Lingkungan Luar Sistem

Penghubung Sistem

Masukan Sistem

Pengeluaran Sistem

Pengolahan Sistem

Sasaran Sistem

2.4 Sistem Informasi

Menurut Sutabri, Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu

organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang

mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan

strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu

dengan laporan-laporan yang diperlukan. Bodnar dan Hopwood (1993) dalam buku

Accounting Information System edisi kelima, mendefinisikan sistem informasi

sebagai kumpulan perangkat keras dan perangkat lunak yang dirancang untuk

mentransformasikan data ke dalam bentuk informasi yang berguna. Menurut

Turban, McLean, dan Waterbe (1990) dalam buku Information Technology for

Management Making Connection for Strategies Advantages, mendefinisikan sistem

informasi sebagai sistem yang mengumpulkan, memproses, menyimpan,

menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk tujuan yang spesifik.

Page 19: Tesis Rencana Strategis Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Untuk Seminar Hasil

18

Universitas Indonesia

Sistem informasi adalah suatu sistem dalam suatu organisasi yang

mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi

operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu

organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan informasi

yang diperlukan untuk pengambilan keputusan. Sistem informasi dalam suatu

organisasi dapat dikatakan sebagai suatu sistem yang menyediakan informasi bagi

semua tingkatan dalam organisasi tersebut.

Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang saling berinteraksi

satu dengan yang lain membentuk suatu kesatuan untuk mencapai suatu sasaran.

Komponen-komponen tersebut adalah :

1. Blok Masukan (Input Block)

Blok masukan dalam sebuah sistem informasi meliputi metode-

metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukan,

dapat berupa dokumen-dokumen dasar.

2. Blok Model (Model Block)

Blok model ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model

matematik yang berfungsi memanipulasi data untuk keluaran

tertentu

3. Blok keluaran (Output Block)

Blok keluaran berupa data-data keluaran seperti dokumen output dan

informasi yang berkualitas.

4. Blok teknologi (Technology Block)

Blok teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan

model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan

mengirimkan keluaran serta membantu pengendalian dari sistem

secara keseluruhan. Blok teknologi merupakan komponen bantu

yang memperlancar proses pengolahan yang terjadi dalam sistem

5. Blok Basis Data (Database Block)

Merupakan kumpulan data yang berhubungan satu dengan lainnya,

tersimpan di perangkat keras computer dan perangkat lunak untuk

memanpulasinya.

Page 20: Tesis Rencana Strategis Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Untuk Seminar Hasil

19

Universitas Indonesia

6. Blok Kendali (Controls Block)

Meliputi masalah pengendalian terhadap operasional sistem yang

berfungsi mencegah dan menangani kesalahan/kegagalan sistem

Sistem informasi yang lengkap memiliki kelengkapan sistem sebagai berikut:

1. Hardware

Merupakan bagian perangkat keras sistem informasi. Sistem

informasi modern memiliki perangkat keras seperti, computer,

printer dan teknologi jaringan computer

2. Software

Merupakan bagian lunak sistem informasi. Sistem informasi modern

memiliki perangkat lunak untuk memerintahkan computer

melaksanakan tugas yang harus dilakukannya.

3. Data

Merupakan komponen dasar dari informasi yang akan diproses lebih

lanjut untuk menghasilkan informasi. Contoh, dokumen bukti-bukti

transaksi, nota, kuintasi dan sebagainya.

4. Prosedur

Merupakan bagian yang berisikan dokumentasi prosedur atau

proses-proses yang terjadi dalam sistem. Prosedur dapat berupa

buku-buku penuntun operasional seperti prosedur sistem

pengendalian intern atau buku penuntun teknis seperti buku manual

menjalankan program computer.

5. Manusia

Merupakan bagian utama dalam sistem informasi dan yang terlibat

dalam komponen manusia antara lain :

a. Clerical personnel, untuk menangani transaksi dan pemrosesan

data dan melakukan inquiry = operator)

b. First lever manager, untuk mengelola pemrosesan data didukung

dengan perencanaan, penjadwalan, indentifikasi situasi out of

control dan pengembilan keputusan level menengah kebawan

Page 21: Tesis Rencana Strategis Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Untuk Seminar Hasil

20

Universitas Indonesia

c. Management, untuk pembuatan laporan berkas, permintaan

khusus, analisis khusus, laporan khusus, pendukung indentifikasi

masalah dan peluang, pendukung analisis pengembalian

keputusan level atas.

Pengelola sistem informasi terorganisir dalam suatu struktur manajemen.

Oleh karena itu bentuk atau jenis sistem informasi yang diperlukan sesuai dengan

level manajemennya.

1. Manajemen level atas, untuk perencanaan strategis, kebijakan dan

pengambilan keputusan

2. Manajemen level menengah, untuk perencanaan taktis dan

pengambilan keputusan

3. Manajemen level bawah, untuk perencanaan dan pengawasan

operasi dan pengambilan keputusan

4. Operator, untuk pemrosesan transaks dan merespon permintaan.

Sistem informasi memiliki tiga unsuratau kegiatan utama, yaitu menerima

data sebagai masukan (input), memproses data dengan melakukan perhitungan,

penggabungan unsur data, pemutakhiran perkiraan dan lain-lain dan memperoleh

informasi sebagai keluaran.

2.5 Rumah Sakit.

Rumah Sakit menurut Keputusan Menteri Republik Indonesia nomor

983.MENKES/SK/1992 mengenai pedoman rumah sakit umum dinyatakan bahwa:

Rumah Sakit Umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan

yang bersifat dasar, spesialistik dan pendidikan tenaga kesehatan dan pelatihan.

Sementara itu menurut WHO (1957) dalam Widyorini (1998) menyatakan

”The hospital is an integral part of social and medical organization, the function of

which is to provide for the population complete health care both curative and whose

outpatient service reach out to the family and as home environment, the hospital is

also a center for the training of health workers and for bio social research”.

Definisi menurut di WHO menyebutkan bahwa rumah sakit oleh WHO (1957)

diberikan batasan yaitu suatu bahagian menyeluruh dari organisasi dan medis,

Page 22: Tesis Rencana Strategis Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Untuk Seminar Hasil

21

Universitas Indonesia

berfungsi memberikan pelayanan kesehatan lengkap kepada masyarakat baik

kuratif maupun rehabilitatif, dimana output layanannya menjangkau pelayanan

keluarga dan lingkungan, rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan tenaga

kesehatan serta untuk penelitian biososial.

Siregar (2003) menyatakan bahwa rumah sakit adalah suatu organisasi yang

kompleks, menggunakan gabungan ilmiah khusus dan rumit, dan difungsikan oleh

berbagai kesatuan personel terlatih dan terdidik dalam menghadapi dan menangani

masalah medik modern, yang semuanya terikat bersama-sama dalam maksud yang

sama, untuk pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang baik.

Dalam Peraturan Menkes RI Nomor 1045/Menkes/Per/XI/2006 disebutkan

bahwa rumah sakit didefinisikan sebagai suatu fasilitas pelayanan kesehatan

perorangan yang menyediakan rawat inap dan rawat jalan yang memberikan

pelayanan kesehatan jangka pendek dan jangka panjang yang terdiri dari observasi,

diagnostik, terapeutik dan rehabilitatif untuk orang-orang yang menderita sakit,

cidera, dan melahirkan.

Sedangkan pada Keputusan Menkes Nomor 582/Menkes/SK/VI/1997

definisi ini sedikit berbeda yaitu rumah sakit didefiniskan sebagai sarana kesehatan

yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara merata dengan mengutamakan

upaya penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan yang dilaksanakan secara

serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit

dalam suatu tatanan rujukan serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga dan

penelitian.

Menurut UU No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit menyebutkan rumah

sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,

rawat jalan, dan gawat darurat. Berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan,

Rumah Sakit dikategorikan dalam Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Khusus.

Rumah Sakit Khusus adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan utama pada

satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan

umur, organ, jenis penyakit, atau kekhususan lainnya.

Page 23: Tesis Rencana Strategis Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Untuk Seminar Hasil

22

Universitas Indonesia

2.6 Manajemen

Manajemen merupakan salah satu cabang ilmu sosial. Dalam penerapannya

sehari-hari, kegiatan manajemen sangat membutuhkan pengalaman seorang

manajer dalam melakukan kegiatan manajerialnya.

Menurut Sutabri, Manajemen sebagai proses atau kegiatan yang menjelaskan

apa yang dilakukan manajer pada operasional organisasi mereka untuk

merencanakan, mengorganisasikan, memprakarsai dan mengendalikan operasi.

2.7 Sistem Informasi Manajemen

Sistem informasi manajemen merupakan suatu sistem yang diciptakan untuk

melaksanakan pengolahan data yang akan bermanfaat bagi organisasi. Dengan

memanfaatkan komputer, maka tujuan dari sistem informasi manajemen akan lebih

mudah diwujudkan.

Sistem informasi manajemen membutuhkan perencanaan yang sangat matang

dan panjang, dengan memperhitungkan perkembangan organisasi dimasa

mendatang. Sistem infomasi manajemen didesain untuk memberikan laporan

operasional sehari-hari, sehingga dapat memberi informasi untuk mengotrol

kegiatan operasional organisasi dengan lebih baik.

Menurut Gordon B Davis, sistem informasi manajemen adalah sistem

manusia/mesin yang terpadu guna menyajikan informasi untuk mendukung fungsi

operasi, manajemen dan pengambilan keputusan didalam suatu organisasi.

Sedangkan menurut Komaruddin, sistem informasi manajemen adalah suatu

pendekatan yang terorganisir dan terencana untuk memberi eksekutif bantuan

informasi yang tepat dan dapat memberikan kemudahan bagi proses manajemen.

Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem informasi

manajemen adalah kumpulan dari manusia dan berbagai sumber daya didalam

organisasi yang akan mengumpulkan data untuk menghasilkan informasi yang

berguna bagi semua tingkat manajemen di dalam kegiatan perencanaan dan

pengendalian dalam organisasi.

Page 24: Tesis Rencana Strategis Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Untuk Seminar Hasil

23

Universitas Indonesia

2.8 Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit

Berdasarkan peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor

1171/Menkes/Per/VI/2011 tentang Sistem Informasi Rumah Sakit, setiap Rumah

Sakit (RS) wajib melaksanakan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS), dimana

SIRS merupakan suatu proses pengumpulan, pengolahan dan penyajian data rumah

sakit. SIRS merupakan aplikasi sistem pelaporan RS kepada Kementerian

Kesehatan yang meliputi:

a. Data identitas RS

b. Data ketenagaan yang bekerja di RS

c. Data rekapitulasi kegiatan pelayanan

d. Data kompilasi penyakit/morbiditas pasien rawat inap

e. Data kompilasi penyakit/morbiditas pasien rawat jalan.

Pelaksanaan Sistem Informasi Manjemen Rumah Sakit bertujuan untuk

merumuskan kebijakan di bidang perumahsakitan, menyajikan informasi RS secara

nasional dan melakukan pemantauan, pengendalian dan evaluasi penyelenggaraan

RS secara nasional. Pelaporan Sistem Informasi Manjemen Rumah Sakit terdiri dari

(1) pelaporan yang bersifat terbarukan setiap saat (update), yaitu

ditetapkan berdasarkan kebutuhan informasi untuk pengembangan

program dan kebijakan dalam bidang perumahsakitan.

(2) pelaporan yang bersifat periodic, yaitu dilakukan 2 (dua) kali dalam

1 (satu) tahun.

Tujuan sistem informasi manajemen rumah sakit yaitu dapat memberikan

informasi yang akurat, tepat waktu untuk pengambilan keputusan diseluruh tingkat

administrasi dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pengendalian dan

penilaian (evaluasi) di rumah sakit.

Page 25: Tesis Rencana Strategis Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Untuk Seminar Hasil

24

Universitas Indonesia

Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit terdiri dari 3 komponen yaitu :

1. Input

Sumber data / informasi untuk menunjang untuk kesehatan dan

manajemen kesehatan.

Instrumen pencatatan data

Sumber daya (tenaga, biaya, fasilitas)untuk pengelolaan untuk

pemanfaatan data / informasi.

2. Proses

Pengorganisasian dan tata kerja unit pengelolaan data / informasi

termasuk aspek koordinasi, integrasi dan kerjasama antar unit

pelayanan dan pengelolaan data

Pengelolaan data / informasi rumah sakit

3. Output

Pemanfaatan data / informasi untuk menunjang manajemen dan

pengembangan kegiatan pelayanan kesehatan di rumah sakit.

2.9 Rencana Strategi Rumah Sakit

Rencana Strategis merupakan kegiatan manajemen organisasi yang

digunakan untuk menetapkan prioritas, memperkuat operasi, dan kemudian

memastikan bahwa karyawan dan stakeholder lainnya bekerja menuju tujuan

bersama, membangun kesepakatan hasil yang diharapkan, dan menilai serta

menyesuaikan arah organisasi dalam respon terhadap peruabahan lingkungan.

(BSC, 2013). Pada dasarnya rencana strategis merupakan rencana jangka panjgan

yang disusun dengan telah mempertimbangkan kondisi lingkungan.

Page 26: Tesis Rencana Strategis Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Untuk Seminar Hasil

25

Universitas Indonesia

Dalam seiring berjalannya waktu perkembangan terus terjadi sehingga terjadi

perubahan baik bersifat eksternal maupun internal. Dengan demikian dibutuhkan

evaluasi terhadap rencana strategi yang telah ditetapkan untuk melihat apakah

rencana strategi tersebut masih relevan atau tidak untuksaat ini atau untuk melihat

apakah rencana strategis sudah tercapai atau belum. Evaluasi yang dilakukan dapat

menggunakan analisis SWOT. Analisis SWOT bisa digunakan untuk saat pertama

kali membangun RS ataupun pada saat akan melakukan penambahan unit/klinik

atau cabang RS.

Analisis SWOT adalah instrument perencanaan strategis yang klasik. Dengan

menggunakan kerangka kerja kekuatan dan kelemahan dan kesempatan eksternal

dan ancaman, instrument ini memberikan cara sederhana untuk memperkirakan

cara terbaik untuk melaksanakan sebuah strategi. (Start, Daniel dan Ingie Hovland)

2.9.1 Perencanaan Strategis

Perencanaan strategis adalah proses yang dilakukan suatu organisasi untuk

menentukan strategi atau arahan, serta mengambil keputusan untuk

mengalokasikan sumber dayanya (termasuk modal dan sumber daya manusia)

untuk mencapai strategi ini (Carter M. Namara).

Perencanaan strategis dapat juga didefinisikan sebagai suatu proses sistematis

dan berkelanjutan di mana orang-orang membuat keputusan-keputusan tentang

hasil-hasil masa depan yang diharapkan, bagaimana hasil-hasil ini dicapai, dan

bagaimana kesuksesan dapat diukur dan dievaluasi (GC. Canada, Steps to

Competitiveness)

Perencanaan strategis menjawab tiga pertanyaan, yaitu:

1. Di manakah posisi kita saat ini? Pertanyaan ini mengantar pada

analisa tentang situasi yang terdiri atas beberapa unsur, yaitu: analisa

eksternal, analisa internal dan analisa tentang kompetisi

2. Kemana dan kapan kita akan pergi? Pertanyaan ini membawa pada

logika mengapa suatu perusahaan (organisasi) didirikan. Mission

statement hadir sebagai arahan korporasi/perusahaan (corporate

direction), sementara itu tujuan jangka panjang dan sasaran-sasaran

Page 27: Tesis Rencana Strategis Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Untuk Seminar Hasil

26

Universitas Indonesia

jangka pendek hadir dalam unit usaha (business unit direction)

3. Bagaimana cara kita bisa sampai ke sana? Pada tahap ini strategi

disusun sebagai arahan untuk mencapai visi dan misi perusahaan.

Formulasi strategi dapat dikategorikan ke dalam tiga kelompok,

level korporasi (corporate level), level unit usaha (business unit

level), dan level fungsi manajemen (functional level).

Fokus perencanaan strategis biasanya adalah pada keseluruhan organisasi,

sedangkan fokus perencanaan bisnis adalah pada produk-produk yang kita hasilkan,

pelayanan ataupun program. Perencanaan strategis berkembang sesuai dengan

iklim dan kepemimpinan organisasi, budaya organisasi, kompleksitas organisasi,

ukuran organisasi, kemampuan para pembuat rencana dan sebagainya. Begitu

banyak perspektif, model dan pendekatan yang digunakan pada perencanaan

strategis. Tujuan perencanaan strategis organikyang paling sering digunakan dan

dimulai dengan fokus pada misi organisasi tersebut (visi dan atau nilai-nilai), tujuan

dan bagaimana cara mencapainya. Isu dasar dari perencanaan strategis biasanya

dimulai dengan melihat isu apa yang sedang dihadapi oleh organisasi tersebut,

strategi tersebut kita lihat cocok untuk isu yang mana serta rencana kerja.

Perencanaan strategis bisa dimulai dengan mengakumulasikan visi dan nilai-nilai

dari organisasi tersebut kemudian bagaimana rencana kerja untuk mencapai visi

tersebut dengan memperhatikan nilai-nilai yang ada.

Perencanaan strategis akan membantu kita untuk:

memaksimalkan kekuatan-kekuatan organisasi,

meminimalkan kelemahan-kelemahan organisasi,

mengambil keuntungan dari peluang, dan

mengatasi ancaman-ancaman organisasi

Perencanaan strategis sering dipandang sebagai suatu proses pembaharuan

organisatoris. Perencanaan strategis menawarkan suatu hal yang sistematis dalam

penganalisaan ekonomi dan kompetisi calon konsumen untuk organisasi anda dan

menolong anda dalam merencanakan suatu tindakan jangka panjang. Proses

perencanaan strategis harus dinamis.

Proses perencanaan strategis dilaksanakan tergantung pada keadaan dan

kebutuhan organisasi serta lingkungan eskternal organisasi.

Page 28: Tesis Rencana Strategis Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Untuk Seminar Hasil

27

Universitas Indonesia

1. Perencanaan strategis harus dilakukan pada saat organisasi dimulai.

2. Perencanaan strategis harus dilakukan pada saat mempersiapkan

bagian-bagian/produk/layanan baru.

Pada saat pengimplementasian perencanaan strategis, proses

pengimplementasian harus ditinjau ulang oleh pimpinan organisasi. Penekanan,

frekuensi dari peninjauan ulang perencanaan strategis yang telah dibuat bergantung

pada perubahan dari dalam dan sekitar organisasi.

2.9.2 Sasaran dari Perencanaan Strategis

Tujuan utama dari perencanaan strategis adalah untuk memperkuat

manajemen dalam proses membuat keputusan dengan mengerti, mengenali faktor-

faktor kunci internal dan eksternal yang mempengaruhi bisnis. Hal ini dilakukan

untuk memperbaiki kinerja organisasi dan juga sebagai dasar untuk tindakan-

tindakan manajemen di masa depan termasuk rencana bisnis dan rencana

operasional. Rencana strategis juga bermakna bagi organisasi dalam menyesuaikan

pelayanan dan aktivitasnya untuk memenuhi perubahan kebutuhan terhadap

lingkungan. Ia membantu organisasi yang berhubungan dengan apa yang harus

dilakukan untuk memenuhi kebutuhan kliennya.

2.10 Balance Score Card

Balance Score Card adalah perencanaan strategis dan sistem manajemen

yang digunakan secara ekstensif dalam bisnis dan industry, pemerintah dan

organisasi nirlaba di seluruh dunia untuk menyelaraskan kegiatan usaha dengan visi

dan strategi organisasi, meningkatkan komunikasi internal dan eksternal, dan

kinerja organisasi memantau terhadap tujuan. Kemudian balance scored juga

merupakan sistem manajemen yang memungkinkan organisasi untuk

mengklarifikasi visi dan strategi mereka dan menerjemahkannya ke dalam

tindakan. Ini memberikan umpan balik di sekitar kedua proses bisnis internal dan

hasil ekstenal untuk terus meningkatkan kinerja strategis dan hasil.

Page 29: Tesis Rencana Strategis Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Untuk Seminar Hasil

28

Universitas Indonesia

Balance Score Card telah berkembang dari penggunaan awal sebagai

kerangka pengukuran kinerja sederhana untuk perencanaan strategis dan sistem

manajemen. Pada saat ini balance scored menyediakan kerangka kerja yang tidak

hanya menyedakan pengukuran kinerja tetapi membantu perencana

mengidentifikasi apa yang harus dilakukan dan di ukur. Hal ini mengakibatkan para

eksekutif untuk benar-benar menjalankan strategi mereka.

Balance Score Card tidak hanya berfokus pada hasil finansial melainkan juga

masalah manusia, Balance Score Card membantu memberikan pandangan yang

lebih menyeluruh pada suatu perusahaan yang pada gilirannya akan membantu

organisasi untuk bertindak sesuai tujuan jangka panjangnya. Sistem manajemen

strategis membantu manajer untuk berfokus pada ukuran kinerja sambil

menyeimbangkan sasaran finansial dengan perspektif pelanggan, proses, dan

karyawan.

Balance Score Card membantu organisasi untuk menghadapi dua masalah

fundamental: mengukur performa organisasi secara efektif dan

mengimplementasikan strategi dengan sukses. Secara tradisional, pengukuran

terhadap bisnis berkisar pada aspek finansial, yang kemudian banyak

mendatangkan kritik. Ukuran finansial tidaklah konsisten dengan lingkungan bisnis

saat ini, punya daya prediktif yang lemah, mengakibatkan munculnya silo

fungsional, menghambat cara berpikir jangka panjang, dan tidak lantas bisa relevan

bagi kebanyakan level organisasi. Mengimplementasikan strategi secara efektif

menjadi permasalahan tersendiri. Setidaknya terdapat empat pembatas

implementasi strategi di organisasi: pembatas visi, pembatas orang, pembatas

sumberdaya, dan pembatas manajemen.

Balance Score Card memberi organisasi elemen yang dibutuhkan untuk

berpindah dari paradigma ‘melulu finansial’ menuju model baru yang mana hasil

Scorecard menjadi titik awal untuk me-review, mempertanyakan, dan belajar

tentang strategi yang dipunya. Balance Score Card akan menerjemahkan visi dan

strategi ke dalam serangkaian ukuran koheren dalam empat perspektif yang

berimbang. Kita akan dengan cepat bisa dapatkan informasi untuk dipertimbangkan

lebih dari sekedar ukuran finansial.

Page 30: Tesis Rencana Strategis Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Untuk Seminar Hasil

29

Universitas Indonesia

Konsep keseimbangan dalam Balance Score Card terkait pada tiga area

berikut:

1. Keseimbangan antara indikator keberhasilan finansial dan non

finansial. Balanced Scorecard sendiri awalnya dibuat untuk

mengatasi kekuranghandalan ukuran performa finansial dengan

menyeimbangkannya dengan pemicu lain untuk performa yang

mengacu ke masa depan. Ini adalah masih terus menjadi prinsip dari

sistem Balance Score Card ini.

2. Keseimbangan antara konstituen internal dan eksternal dari

organisasi. Shareholder dan pelanggan merepresentasikan

konstituen eksternal dalam Balance Score Card, sementara

karyawan dan proses internal merepresentasikan konstituen internal.

Balance Score Card berusaha menyeimbangkan kebutuhan kedua

grup yang tak jarang menjadi kontradiktif satu sama lain untuk bisa

secara efektif mengimplementasikan strategi.

3. Keseimbangan antara indikator performa lag dan lead. Indikator lag

secara umum merepresentasikan performa masa lalu. Contohnya

semisal saja kepuasan pelanggan atau revenue. Meskipun ukuran

tersebut pada umumnya cukup obyektif dan bisa diakses dengan

mudah, namun mereka semua punya daya prediktif yang lemah.

Sementara itu indikator lead adalah pemicu performa yang

membawa pada pencapaian indikator lag. Indikator ini biasanya

berbentuk ukuran atas proses dan aktivitas. Pengiriman tepat waktu,

semisal, bisa merepresentasikan indikator lead untuk ukuran lag

kepuasan pelanggan. Suatu scorecard harus berisi campuran/paduan

antara indikator lag dan lead. Indikator lag yang tanpa disertai oleh

ukuran lead tidak akan mengkomunikasikan bagaimana target akan

diraih. Sebaliknya, indikator lead tanpa ukuran lag akan

menghasilkan perkembangan jangka pendek namun tidak tampak

bagaimana perkembangan tersebut berdampak pada peningkatan

benefit bagi pelanggan dan juga shareholder.

Page 31: Tesis Rencana Strategis Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Untuk Seminar Hasil

30

Universitas Indonesia

2.11 Cloud Computing

Cloud Computing adalah gabungan pemanfaatan teknologi computer dan

pengembangan berbasis Internet. Awan (cloud) metafora dari internet, sebagaimana

awan yang sering digambarkan di diagram jaringan computer, awan dalam cloud

computing juga merupakan abstraksi dari infrastruktur komples yang

disembunyikan. Internet cloud adalah satuu model komputasi dimana kapabilitas

terkait terknologi informasi disajikan sebagai suatu layanan, sehingga pengguna

dapat mengaksesnya lewat internet. Meskipun cloud computing adalah layanan

teknologi informasi yang dimanfaatkan melalui jaringan internet, namun tidak

semua layanan yang ada di internet dapat dikategorikan sebagai layanan cloud

computing.

Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar layanan yang ada di internet

dikatakan sebagai layanan cloud computing, yaitu

1. Layanan bersifat on demand, yaitu pengguna dapat berlangganan

hanya yang dia butuhkan saja dan membayar hanya untuk yang

mereka gunakan saja.

2. Layanan bersifat elastic/scalable, dimana pengguna bisa menambah

atau mengurangi jenis dan kapasitas layanan yang dia inginkan

kapan saja dan sistem selalu bisa mengakomodasi perubahan

tersebut.

3. Layanan sepenuhnya dikelola oleh provider

4. Sumber daya terkelompok (resource pooling)

5. Akses pita lebar, layanan terhubung melalui jaringan pita lebar,

terutama dapat diakses secara memadai melalui jaringan internet.

6. Layanan yang terukur, sumber daya cloud yang tersedia harus dapat

diatur dan dioptimasi penggunaannya, dengan suatu sistem

pengukuran yang dapat mengukur penggunaan dari setiap sumber

daya komputasi yang digunakan.

Dengan adanya cloud computing akan mengubah paradigma perusahaan

ataupun organisasi IT dalam memandang investasi teknologi komunikasi informasi.

Investasi untuk modal capital berubah menjadi biaya operasional dengan besaran

yang lebih efisien akibat adanya cloud computing, dan ini membuat para pengguna

Page 32: Tesis Rencana Strategis Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Untuk Seminar Hasil

31

Universitas Indonesia

(user) bebas berkreasi dan tidak perlu menyediakan infrastruktur (data center,

processing power, storage, sampai ke aplikasi desktop) untuk dapat memiliki

sebuah sistem, karena semuanya sudah disediakan secara virtual.

Manfaat dari cloud computing yaitu :

1. Skalabilitas, mudah meningkatkan kapasitas, sebagai kebutuhan

komputasi berubah, tanpa membeli peralatan tambahan

2. Accessibility, akses data dan aplikasi melalui internet dari mana saja

3. Mengurangi biaya

4. Shift bebas, free staf IT internal dari pembaruan dan isu-isu konstan.

Cloud computing diperkirakan akan mengubah IT di perusahaan besar karena

memungkinkan enterprise dari berbagai ukuran untuk memanfaatkan skala

ekonomi dan mendapat keuntungan dari hanya membayar sumber daya yang

digunakan saja. Dengan cloud computing, heterogenitas telah menjadi sebuah

karakteristik utama dari komputansi. Sumber daya di awan bisa jadi proprietary

atau open-source atau gabungan dari keduanya.

Cloud computing mempunyai beberapa kelebihan yaitu

1. Reduce cost

Teknologi cloud computing memudahkan pengguna untuk

menghemat biaya dan efisien lebih baik karena menggunakan

anggaran yang rendah untuk biaya sumber daya dari sebuah

organisasi atau perusahaan dan lebih menekankan biaya operasi

yang dianggarkan oleh sebuah organisasi untuk meningkatkan

Reability dan kritikan sistem yang dibangun.

2. Increase Storage

Perusahaan atau organisasi yang menggunakan teknologi cloud

computing dapat digunakan sebagai pusat data, dimana data-data

tersimpan terpusat dan dapat diakses kesemua pengguna atau

cabang-cabang dari sebuah perusahaan atau organisasi dan dapat

menyimpan data lebih banyak ketimbang dengan menggunakan

computer pribadi.

Page 33: Tesis Rencana Strategis Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Untuk Seminar Hasil

32

Universitas Indonesia

3. Highly Automated

Seorang pengguna tidak perlu khawatir akan harus mengganti atau

memperbaharui versi dari program yang mereka gunakan, karena

sistem ini dapat melakukan sistem otomatis pembaharuan atau

penggantian versi dari program tanpa harus diberikan masukan dari

seorang pengguna

4. Flexibility

Memberikan banyak sistem fleksibilitas dari metode komputansi

yang lama dan dengan mudah dapat berorientasi pada profit dan

perkembangan yang cepat dan berubah-ubah

5. More mobility

Suatu perusahaan yang memiliki pegawai atau pengguna dapat

melakukan akses data atau informasi dari tempat yang berbeda-beda,

cloud computing dapat membentuk manajemen serta operasional

yang lebih mudah diakses dikarenakan sistem perusahaan tergabung

dalam satu cloud sehingga dengan mudah dapat mengakses,

memantau dan mengaturnya.

6. Allow IT to Shift Focus

Dalam sebuah perusahaan yang menggunakan teknologi cloud

computing tidak perlu mengkhawatirkan server yang harus

diperbaharui dan isu-isu komputansi lainnya.

Page 34: Tesis Rencana Strategis Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Untuk Seminar Hasil

33

Universitas Indonesia

BAB 3

GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT OTAK PUSAT NASIONAL

3.1 Sejarah singkat RS Pusat Otak Nasional

Meningkatnya usia harapan hidup dan pola hidup yang berkembang saat ini

diprediksi akan meningkatkan risiko dan kasus penyakit Neurologi. Berdasarkan

hal tersebut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menimbang perlu untuk

membangun sebuah Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (National Brain Centre

Hospital). Melalui Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :

491/Menkes/SK/V/2009 tentang Tim Teknis Pendirian Rumah Sakit Pusat Otak

Nasional (National Brain Centre Hospital) dan selanjutnya Keputusan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 602/Menkes/SK/V/2010 tentang Tim

Persiapan Pendirian Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (National Brain Centre

Hospital) dimulailah persiapan pembangunan RS Pusat Otak Nasional.

Pehimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (Perdossi) kemudian ditetapkan

sebagai tim teknis dalam rangka persiapan pendirian RS Pusat Otak Nasional. Tim

teknis ini kemudian diperkuat melalui Keputusan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor: 1872/Menkes/SK/IX/2011 tentang Tim Teknis Pendirian Rumah

Sakit Pusat Otak Nasional (National Brain Centre Hospital). Tim teknis mendapat

tugas antara lain adalah menyusun Renstra dalam rangka pengadaan SDM,

pemenuhan persyaratan operasional, serta perencanaan anggaran operasional RS

Pusat Otak Nasional.

Perencanaan pembangunan RS Pusat Otak Nasional dimulai sejak tahun 2009

dan pelaksanaan pembangunan secara fisik dimulai pada tahun 2011 dengan

sumber pembiayaan berasal dari APBN Kementerian Kesehatan Tahun 2011 dan

2012. Kementerian Keuangan telah membantu dengan memberikan sebidang tanah

seluas ± 1.2 ha ini kepada Kementerian Kesehatan RI melalui Surat Keputusan

Menteri Keuangan No. 151/KM.6/2010 tanggal 27 Juli 2010 tentang Penetapan

Status Penggunaan Barang Milik Negara Eks Badan Penyehatan Perbankan

Nasional (BPPN) pada Menteri Kesehatan sebagai tempat berdirinya Rumah Sakit

Page 35: Tesis Rencana Strategis Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Untuk Seminar Hasil

34

Universitas Indonesia

Pusat Otak Nasional dan juga memberikan persetujuan kontrak tahun jamak (multi

years) untuk pembangunan Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (National Brain

Centre Hospital) ini.

Menteri Kesehatan menyampaikan bahwa RS Pusat Otak Nasional ini akan

menjadi Center of Excellent, yang mencakup bidang antara lain

1. Advance Clinical; Restoration & Rehabilitation,

2. Education & Training,

3. Basic Clinical & Comprehensive Research,

4. Product Development, dan

5. Community Policy Development.

Konsep tersebut dilakukan secara terpadu melalui proses pelayanan,

pendidikan dan penelitian yang menjadi misi utama Rumah Sakit Pusat Otak

Nasional (National Brain Centre Hospital), yang dapat bersaing di tingkat global.

Rumah Sakit ini akan menjadi pelopor dalam pelaksanaan Brain Check Up yang

komprehensif sebagai salah satu standar dalam pemeriksaan kesehatan. Dalam

bidang pelayanan klinis, RS Pusat Otak Nasional akan dikembangkan menjadi

pusat pelayanan terpadu dalam bidang Trauma Serebro Spinal, gangguan memori

dan neurobehavior, infeksi SSP dan HIV, epilepsi, neuro-onkologi yang

dikembangkan dengan penguatan dari kajian dan penelitian dibidang Neuroscience

(Basic dan Clinical).

Menteri Kesehatan mengharapkan bahwa RS Pusat Otak Nasional ini dapat

menjadi inspirator dan membangun jejaring kerjasama dengan pihak swasta

nasional , rumah sakit lain, lembaga pendidikan, lembaga keuangan dan asuransi,

Lembaga Swadaya Masyarakat didalam dan luar negeri dalam meningkatkan

kualitas pelayanan kesehatan otak dan saraf di Indonesia.

Pemancangan tiang pertama pembangunan Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

yang terletak Jalan MT Haryono, Cawang pada lahan seluas 11.955 m2 dilakukan

Menteri Kesehatan, dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr.Ph , pada tanggal

01 Nopember 2011.

Pada tanggal 1 Februari 2013, MenteriKesehatan dr.Nafsiah Mboi, SpA

berkenan melakukan Soft Launching Rumah Sakit Pusat Otak Nasional yang

diharapkan selanjutnya dapat diresmikan pada 1 Februari 2014.

Page 36: Tesis Rencana Strategis Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Untuk Seminar Hasil

35

Universitas Indonesia

3.2 Struktur Organisasi RS Pusat Otak Nasional

Gambar 3.1 Struktur Organisasi RS Pusat Otak Nasional

Page 37: Tesis Rencana Strategis Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Untuk Seminar Hasil

36

Universitas Indonesia

3.3 Fasilitas dan Layanan RS

Saat ini luas tanah RS Pusat Otak Nasional 11.800 m2 dan luas bangunan

32.368 m2. terdiri atas 12 lantai. Bangunan ini diperuntukan sebagai bangunan

rumah sakit dan akan dibangun gedung kedua yang diperuntukan untuk kantor

manajemen, pusat penelitian, rumah singgah dan lahan parkir. Gedung kedua ini

akan dibangun tahun ini dengan luas bangunan 18.000 m2 yang terdiri dari 14 lantai.

Bangunan rumah sakit memiliki fasilitas sebagai berikut :

1. Lantai 1 sampai 4 merupakan unit medis sentral yang memiliki

fasilitas IGD dengan OK-IGD, 20 ruang poliklinik, 4 ruang bedah

sentral, 2 cathlab, Laboratorium, Radiologi, Unit Stroke, Neuro ICU,

Neuro HCU, pusat rehabilitasi, pusat Neurodiagnostik, farmasi,

CSSD, loundry, dapur dan lain lain.

2. Lantai 5 sampai 11 adalah ruang rawat inap yang memiliki fasilitas

Presidential suite, VVIP, VIP, Kelas 1, Kelas 2, dan Kelas 3.

3. Fasilitas ruangan, tempat tidur dan pelayanan di RS Pusat Otak

Nasional, selanjutnya dapat dilihat pada tabel 3.1 dan 3.2

4. Untuk menfasilitasi pelayanan, Rumah sakit Pusat otak nasional

dilengkapi dengan sumber listrik PLN dengan kapasitas 2770 KVA,

genset 3 unit dengan kapasitas masing-maasing 1.000 KVA, dan

UPS 259 KVA dengan sistem kelistrikan secara otomatis. Sistem

pengolahan limbah bio filter dengan kapasitas 300 m3/ per hari. RS

memiliki water treatment plant dengan sumber air PAM dan deep

wel.

Page 38: Tesis Rencana Strategis Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Untuk Seminar Hasil

37

Universitas Indonesia

NO KELAS Jumlah Ruang TT/Kamar Jumlah

TT

1 Presidential Suite 2 1 TT 2 0.6%

2 VVIP 8 1 TT 8 2.3%

3 VIP 36 1 TT 36 10.2%

4 Kelas 1 36 1 TT 36 10.2%

5 Kelas 2 26 2 TT 52 14.7%

6 Kelas 3 55 5TT 275 67.23%

Sub Total 1 409

7 Neuro HCU 9

8 Neuro ICU 17

9 Stroke Care Unit 11

Sub Total 2 37

TOTAL 446

Tabel 3.1 Fasilitas Ruangan dan Tempat Tidur RS Pusat Otak Nasional

Page 39: Tesis Rencana Strategis Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Untuk Seminar Hasil

38

Universitas Indonesia

NO LAYANAN JUMLAH RUANG/TT

1 UGD 12 TT

2 OK UGD 1 ruang

3 OK Sentral 4 ruang

4 Cath.lab. 2 ruang

5 Hemodialisis 2 ruang

6 Rehab Medik 1 set ruangan

7 Poliklinik Spesialis 20 ruang

8 Poliklinik Khusus

Neurobehavior dewasa

3 ruang

9 Poliklinik Khusus

Neurobehavior anak

3 ruang

Tabel 3.2 Fasilitas Pelayanan RS Pusat Otak Nasional

Page 40: Tesis Rencana Strategis Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Untuk Seminar Hasil

39

Universitas Indonesia

BAB 4

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

4.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada

beberapa konsep teori perencanaan strategis oleh Robert W. Duncan, Fred R.

David, dan ditambah dengan pendekatan Balanced Scorecard. Pada tiap-tiap

perspektif ditentukan tujuan, program, target, dan indikator-indikator sehingga

kinerja (performance) organisasi mudah dipantau dan dievaluasi.

Gambar 4.1 Kerangka Konsep

Strategi SIMRS

(Balance

Scorecard)

Key

Performance

Indicators

Customer

Perspective

Internal Business

Perspective

Inovation and

Learning

Perspective

Financial

Perspective

Page 41: Tesis Rencana Strategis Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Untuk Seminar Hasil

40

Universitas Indonesia

4.2 Definisi Operasional

1. Financial Perspective

Merupakan ukuran untuk memperlihatkan apakah strategi, implementasi

dan pelaksanaan kinerja Rumah Sakit berkontribusi terhadap

meningkatnya surplus Rumah Sakit. Financial perspective ini dapat diukur

dengan melihat jumlah pendapatan RS dalam setahun dengan dikurangi

jumlah belanja dalam setahun.

2. Customer Perspective

Merupakan ukuran untuk melihat apakah kebutuhan dari customer sudah

terpenuh atau belum. Elemen ini dilihat dari jumlah modul layanan dan

pendidikan terintegrasi yang baru, tingkat kepuasan peserta didik, tingkat

kepuasan staf serta persentase complain yang ditindaklanjuti.

3. Internal Business Perspective

Merupakan ukuran yang memperlihatkan seberapa baik RS Pusat Otak

Nasional telah berjalan, apakah sesuai dengan tujuan finansial dan

keinginan customer. Elemen ini dapat diukur dengan melihat persentase

rujukan yang tepat, capaian indikator medik kasus sulit, patient safety,

pelayanan terhadap pasien GAKIN di setiap unit pelayanan, Rasio CRR

dan CR pada pelayanan dan pendidikan di klinik.

4. Innovation and Learning Perspective

Merupakan ukuran untuk mengembangkan kemampuan karyawan yang

dapat meningkatkan pertumbuhan RS Pusat Otak Nasional jangan panjang

sehingga dapat memenuhi keinginan customer.

Page 42: Tesis Rencana Strategis Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Untuk Seminar Hasil

41

Universitas Indonesia

5. Strategi SIMRS RS Pusat Otak Nasional dengan Balanced ScoreCard

Merupakan strategi SIMRS untuk RS Pusat Otak Nasional yang ditetapkan

oleh CDMG (ConsesusDecisionMaking Group) melalui proses

perencanaan strategis yang selaras dengan visi, misi, dan tujuan 5 tahun.

Strategi ini akan lebih dipertajam dengan Balanced Score Card yang

meliputi empat perspektif yaitu keuangan (Financial), pelanggan

(Customer), proses bisnis internal (Internal Business Process), dan

pembelajaran (Learning&Growth). Balanced Score Card berdampak

signifikan terhadap perencanaan strategis, dan berperan dalam

memperluas ukuran kinerja dalam tahap implementasi.

6. Key Performance Indicators (KPI)

Merupakan indikator atau ukuran yang akan memberikan informasi sejauh

mana telah berhasil mewujudkan sasaran strategis yang telah ditetapkan

Page 43: Tesis Rencana Strategis Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Untuk Seminar Hasil

42

Universitas Indonesia

BAB 5

METODE PENELITIAN

5.1 Disain Penelitian

Penelitian ini adalah riset operasional (operational research) dengan

menggunakan analitik strategik yang menggabungkan metode deskriptif analitik

dan penilaian intuisi terbaik (good intuitive judgement) melalui pendekatan

rancangan kualitatif. Secara keseluruhan penelitian ini menggambarkan apa yang

diharapkan akan terjadi di masa mendatang, dengan berbasis pada analisis

masalah/situasi yang sedang dihadapi saat ini. Setelah itu, data yang didapatkan

digunakan untuk menetapkan strategi apa yang harus dipilih untuk memecahkan

masalah saat ini dan yang akan datang serta menyusun rencana strategisnya.

Penggunaan teknik CDMG (Consensus Decision Making Group) dan teknik

Delphi. Teknik Delphi yaitu dengan mengumpulkan pendapat dari orang-orang

yang ikut aktif dalam analisis, kemudian dirangkum dan dikembalikan lagi ke

peserta untuk meminta pendapat atas simpulan hasil diskusi. Teknik CDMG

mempunyai keuntungan yaitu pihak manajemen mengetahui dan terlibat langsung

dan pada tahapan tertentu dilibatkan dalam pengambilan keputusan. Teknik ini

mengakomodir masukkan berbagai pihak dan menurunkan potensi bias terutama

dari pihak luar. Namun teknik CDMG ini mempunyai kerugian yang disebabkan

peserta dari CDMG terdiri dari jabatan yang berbeda sehingga tingkat pengetahuan

dan penalarannya menjadi berbeda pula.

5.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi Penelitian dilakukan di RS Pusat Otak Nasional Jakarta jalan MT

Haryono, Jakarta Timur dengan waktu pelaksanaan penelitian pada Juni-Agustus

2013.

Page 44: Tesis Rencana Strategis Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Untuk Seminar Hasil

43

Universitas Indonesia

5.3 Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan berbasis data primer dan data sekunder. Data primer

berasal dari CDMG dan wawancara mendalam dengan pihak manajemen dan

pejabat berwenang terkait lainnya. Menurut rancangan penelitian kualitatif maka

teknik sampling yang dilakukan pada penelitian ini adalah Quota Sampling dimana

informan terpilih adalah pihak-pihak yang diperkirakan dapat memberikan jawaban

untuk dianalisis dan dikaji sesuai fenomena yang ada dari berbagai sudut pandang.

Pengumpulan data sekunder diperoleh dari data atau dokumen internal RS Pusat

Otak Nasional, Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, hasil survey, hasil

penelitian, dan berbagai data pendukung lainnya.

Instrumen pengumpul data dalam penelitian adalah dengan pedoman

wawancara mendalam beserta matriks yang disusun berdasarkan tujuan penelitian,

teori dan fakta yang mendukung. Dalam pelaksanaan wawancara, digunakan alat

perekam data, dan alat tulis. Pemilihan sumber informasi pada penelitian ini

dilakukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip:

1. Kesesuaian (Appropriateness), yang berarti informan dipilih

berdasarkan tugas dan tanggung jawabnya serta pengetahuan dan

ketrampilan yang dimiliki.

2. Kecukupan (Adequacy) yang berarti informan merupakan orang

yang mampu menggambarkan seluruh fenomena yang berkaitan

dengan topik penelitian.

Dalam CDMG, peneliti bertindak sebagai fasilitator. Adapun anggota

CDMG meliputi seluruh jajaran manajemen dalam struktur organisasi , kelompok

jabatan fungsional dan Instalasi.

5.4 Pengolahan Data

Dalam penelitian ini validitas data merupakan hal penting yang harus

diperhatikan seperti penelitian pada umumnya. Adapun teknik uji validitasnya

disesuaikan dengan rancangan kualitatif yaitu metode triangulasi. Teknik

triangulasi yang dipakai dalam penelitian ini adalah :

Page 45: Tesis Rencana Strategis Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Untuk Seminar Hasil

44

Universitas Indonesia

1. Triangulasi sumber yaitu membandingkan data hasil wawancara dari

informan dengan dokumen yang berkaitan dengan kepentingan

penelitianini.

2. Triangulasi metoda yaitu melakukan pengumpulan data dengan

menggunakan beberapa teknik pengumpulan data secara bersamaan

yaitu telaah dokumen serta wawancara mendalam.

5.5 Analisis Data

Analisis data dilakukan setelah semua data primer dan sekunder terkumpul

sesuai tahapan – tahapan penelitian. Dimulai dengan analisa situasi baik pada

lingkungan eksternal untuk mengembangkan peluang yang dapat dimanfaatkan dan

ancaman yang harus dihindari maupun lingkungan internal untuk menilai kekuatan

dan kelemahan.

Untuk menetapkan visi, misi dan tujuan Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

dilakukan dengan kuesioner, diskusi dan CDMG. Rencana strategi sampai lima

tahun ke depan dan KPI dilakukan dengan wawancara mendalam, telaah data, dan

CDMG.

5.6 Penyajian Data

Dalam penelitian ini analisis data akan disajikan dengan berbagai bentuk baik

tabel, matriks maupun narasi. Adapun susunan dalam penyajian data akan

mengikuti kerangka konsep yang ada seperti yang telah diuraikan sebelumnya.

Page 46: Tesis Rencana Strategis Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Untuk Seminar Hasil

45

Universitas Indonesia

BAB 6

HASIL PENELITIAN

6.1 Proses Penelitian

Penelitian Rencana Strategis Pengembangan Sistem Informasi Manajemen

RS Pusat Otak Nasional ini dimulai sejak bulan Mei 2013 hingga bulan Juli 2013.

Pengumpulan data primer pada penelitian dilakukan dengan wawancara mendalam

dengan jajaran Direksi RS Pusat Otak Nasional, yaitu: Direktur Utama, Direktur

SDM dan Diklit, Direktur Pelayanan, Direktur Keuangan dan Administrasi Umum,

serta Kepala IT, kepala bagian keperawanan dan juga dokter-dokter yang bertugas

di RS Pusat Otak Nasional. Selain itu dilakukan juga wawancara dengan para

spesialis Neurologi di beberapa daerah yaitu dari RS Sardjito-Yogyakarta, RS

Kariadi-Semarang, dan RS Hasan Sadikin-Bandung.

Pengambilan data sekunder diperoleh dengan menelaah kepustakaan dan

dokumen internal RS Pusat Otak Nasional bersama dengan staf RS Pusat Otak

Nasional. Data yang terkumpul diolah dan dianalisis untuk dapat disajikan pada

pertemuan CDMG (Consensus Decision Making Group) yang dilaksanakan pada

tanggal 8 dan 15 Juli 2013 yang melibatkan direksi dan staf RS Pusat Otak

Nasional. Data yang telah diolah dikelompokkan pada variabelnya masing-masing

yaitu variabel Financial Perspective, Customer Perspective, Internal Business

Perspective dan Innovation and Learning Perspective, yang merupakan 4

perspektif Balanced Scorecard, lalu ditentukan tujuan dari strategi terpilih.

Tujuan strategi yang ada ditetapkan ukuran kinerja kunci yang sesuai (Key

Performance Indicators) yang digunakan sebagai indikator efektifitas

implementasi dari masing-masing tujuan strategi.

Page 47: Tesis Rencana Strategis Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Untuk Seminar Hasil

46

Universitas Indonesia

6.2 Visi dan Misi

Visi RS Pusat Otak Nasional adalah menjadi RS Otak dan Persarafan

(Neurologi) berkelas dunia yang mampu bersaing secara global.

Misi RS Pusat Otak Nasional adalah melaksanakan :

(a) Pelayanan Kesehatan Otak dan Saraf bermutu tinggi dan

terjangkau oleh semua lapisan masyarakat di seluruh Indonesia

secara efektif dan efisien,

(b) Pendidikan dan penelitian yang mampu memberikan kontribusi

pada pemecahan masalah ilmu kesehatan otak dan saraf di tingkat

Nasional dan Internasional,

(c) Diseminasi IPTEK tepat guna di bidang ilmu kesehatan Otak dan

Saraf, dan

(d) Pelayanan kesehatan Otak dan Saraf kepada seluruh lapisan

masyarakat mampu atau tidak mampu, dengan atau tanpa subsidi.

Penjabaran visi RS Pusat Otak Nasional tersebut di atas menekankan

pentingnya kebutuhan akan data yang telah diolah agar dapat menjadi Rumah Sakit

yang berkualitas, handal, serta mampu bersaing secara global. Agar misi RS Pusat

Otak Nasional untuk dapat melayani kebutuhan pelayanan kesehatan otak dan saraf

untuk seluruh masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan, diperlukan

ketersediaan informasi yang baik, mudah, murah cukup dan berkualitas.

Perencanaan strategis SIMRS yang tepat mutlak diperlukan guna memenuhi

kebutuhan tersebut. Terlebih agar mampu memberikan kontribusi pada pemecahan

masalah ilmu kesehatan otak dan saraf di tingkat Nasional dan Internasional

diperlukan banyak data dan pengolahan informasi yang tepat. Selain itu

pengembangan SIMRS juga merupakan hal yang sangat penting dikaitkan dengan

misi RS Pusat Otak Nasional lainnya, yaitu dalam hal pendidikan, penelitian dan

Iptek. Dan juga informasi yang tepat akan memudahkan dijangkau seluruh lapisan

masyarakat mampu atau tidak mampu, dengan atau tanpa subsidi.

Page 48: Tesis Rencana Strategis Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Untuk Seminar Hasil

47

Universitas Indonesia

6.3. Kebutuhan SIMRS RS Pusat Otak Nasional

RS Pusat Otak Nasional adalah Rumah Sakit pemerintah yang baru berdiri

sehingga hampir dapat dikatakan belum tersedianya sarana baik hardware, software

maupun brainware untuk menjalankan SIMRS di RS Pusat Otak Nasional. Untuk

itu maka perlu direncanakan pengadaan SIMRS yang dapat menunjang Visi dan

Misi Rumah Sakit

Perkembangan teknologi kesehatan dan teknologi informasi yang melaju

pesat harus diantisipasi oleh pemberi layanan kesehatan termasuk rumah sakit.

Masyarakat cenderung akan mencari rumah sakit dengan teknologi tercanggih

setara dengan rumah sakit di luar negeri. Hal ini tentu mendorong rumah sakit untuk

menyediakan alat-alat canggih sesuai rekomendasi para ahli. Teknologi canggih

merupakan peluang bagi tenaga medis untuk memberikan pelayanan yang lebih

akurat dalam diagnosis, tepat dalam tindakan medis, serta mudah memantau pasien

setelah tindakan. Akibat lanjutan yang diharapkan adalah semakin singkat pasien

dirawat, semakin sedikit komplikasi, dan kepuasan pasien akan meningkat.

Resiko yang tidak diharapkan adalah tarif layanan yang semakin tinggi karena

biaya modal yang dikeluarkan akan meningkat dan adanya moral hazard tenaga

medis untuk melakukan pemeriksaan yang berlebihan.

Ketua Kolegium Neurologi Indonesia mengatakan :

“Terjadi overuse teknologi kedokteran seperti CT Scan, MRI sehingga

dokter spesialis neurologi cenderung meninggalkan kemampuan

anamnesa dan pemeriksaan fisik untuk menegakkan diagnose”

Direktur Utama mengatakan

“RS Pusat Otak Nasional tahun ini akan mendapat alat kesehatan

yang lengkap dan cukup canggih, bahkan beberapa diantaranya

merupakan satu-satunya di Indonesia. Namun dengan belanja

modal yang mahal ini, akan kesulitan untuk pelayanan pasien yang

tidak melalui rujukan berjenjang dalam menyesuaikan dengan tarif

yang berlaku saat ini”

Page 49: Tesis Rencana Strategis Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Untuk Seminar Hasil

48

Universitas Indonesia

Inisiator RSP Otak Nasional

“RSP Otak Nasional harus menjadi pioneer dalam pelayanan tersier

dan kuarterner. Untuk itu bukan saja alat kedokteran yang canggih

saja yang harus disiapkan, namun juga sumber daya manusianya

yang akan menggunakan alat tersebut. Untuk tarif yang tidak sesuai

dengan klaim, maka dalam hitungan unit cost, biaya modal bisa

dihilangkan, karena belanja modalnya dengan biaya pemerintah.”

Inisiator RSP Otak Nasional

“Rumah sakit harus mempunyai tim tarif yang berfungsi menghitung

unit cost yang riil yang dapat dipertanggungjawabkan untuk

ditetapkan sebagai tarif rumah sakit. Karena cita-cita para pendiri

RS adalah membangun rumah sakit yang sehat secara finansial

sehingga pemerintah tidak lagi memberi subsidi.”

Perkembangan teknologi kesehatan terus melaju dengan pesatnya di era

globalisasi ini. hal ini akan mendorong perkembangan tuntutan masyarakat akan

adanya peningkatan pelayanan kesehatan yang didukung dengan teknologi canggih.

Teknologi tersebut merupakan peluang bagi rumah sakit untuk memberikan

pelayanan yang lebih akurat dalam diagnosis, tepat dalam tindakan medis, serta

akan memudahkan pantauan pasien setelah tindakan. Alat teknologi canggih yang

direncanakan tersedia di RS Pusat Otak Nasional tentunya akan memberi pengaruh

besar terhadap kinerja karyawan dalam bentuk efektivitas dan efisiensi.

Tersedianya alat-alat tersebut tentunya memerlukan kesiapan SDM.

Direktur Utama:

“..peralatan yang ada di rumah sakit ini adalah peralatan yang

canggih-canggih sehingga menuntut kesiapan SDM. Sebagian

tenaga dokter senior sudah terbiasa mengoperasikan alat-alat

tersebut namun sebagian tenaga baru belum, ini yang harus kita

persiapkan..tenaga-tenaga itu yang akan kita persiapkan untuk

sekolah, sesuai dengan yang kita inginkan dan yang kita butuhkan”

Direktur Pelayanan

“Sistem informasi Rumah sakit yang diinginkan Kementerian

Kesehatan untuk digunakan di RSP Otak Nasional adalah paperless

dan berbasis web cloud. SIMRS yang seperti ini dapat menghemat

banyak sumber daya, namun beberapa hal harus diperhatikan

Page 50: Tesis Rencana Strategis Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Untuk Seminar Hasil

49

Universitas Indonesia

seperti penulisan resep, persetujuan tindakan medik dll yang harus

memenuhi kaidah-kaidah legal aspek”.

Sistem Informasi yang direncanakan untuk RS Pusat Otak Nasional adalah

sistem informasi berbasis web cloud dan bersifat paperless. Saat ini sedang dalam

tahap persiapan pelelangan oleh Kemenkes. Dana yang dialokasikan untuk Sistem

Informasi yaitu sebesar Rp 4 Milyar untuk tahun 2013 dan sebesar Rp 6 Milyar

untuk tahun 2014.

Kepala Instalasi Sistem Informasi RS:

“..saat ini tim teknis kami dan tim dari BUK Kemkes sedang dalam

proses persiapan pelelangan untuk sistem IT, mereka menyiapkan

dana sebesar Rp10M di mana untuk tahun 2013 ini adalah Rp 3 M

dan sisanya dialokasikan untuk tahun depan..”

Pengadaan hardware dan software untuk SIMRS dilakukan oleh Direktorat

Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan RI tahun anggaran 2013 sebesar 4

milyar. Namun sampai dengan bulan Juli 2013, proses lelang belum dilaksanakan.

Saat ini pelayanan rawat jalan yang sudah dilakukan sejak minggu kedua bulan Juli

masih menggunakan sistem manual dengan hardware yang sangat terbatas.

Pembuatan form-form untuk data rekam medik disusun oleh bidang/bagian

masing-masing berdasarkan pengalaman bekerja di rumah sakit sebelumnya,

karena tenaga rekam medik belum ada di RSP Otak Nasional. Pada awal pelayanan,

form yang dicetak oleh bagian rumah tangga ada beberapa yang mengalami

kesalahan, sehingga diperlukan pencetakan ulang form-form tersebut.

Pengadaan software dengan dana yang terbatas, akan diprioritaskan untuk

bagian yang memerlukan SIMRS untuk memudahkan pengawasan yaitu bagian

keuangan dan registrasi pasien. Adapun masalah Keuangan terdapat juga sedikit

kendala karena anggaran RSP Otak Nasional tahun 2013 masih masuk dalam Satker

Direktorat Bina Upaya Kesehatan. Hal ini terjadi karena Struktur organisasi RSP

Otak Nasional baru dilantik bulan Februari 2013 untuk jajaran direksi dan bulan

April 2013 untuk jajaran kepala bidang/bagian beserta jajarannya.

Page 51: Tesis Rencana Strategis Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Untuk Seminar Hasil

50

Universitas Indonesia

Direktur Keuangan

“Anggaran RSP Otak saat ini masih dipegang oleh BUK

kementerian kesehatan. Itu termasuk anggaran operasional dan

pengadaan barang dan jasa. Kesulitan kita selain karena koordinasi

dengan mereka (PPK) kurang optimal, juga karena mata anggaran

yang ada dengan kebutuhan kita banyak yang tidak sesuai. Saat ini

masih mengusahakan untuk revisi anggaran, namun masih dalam

proses. Penyerapan anggaran sampai bulan ke 6 masih dibawah 25

persen. Untuk SDM di keuangan juga masih kekurangan. Untuk

penetapan bendahara RS saja baru terlaksana bulan ini. Untuk

tahun anggaran 2014, kita sudah menyusun RAB berdasarkan

asupan dari bidang/bagian masing-masing”

Direktur Utama

“Pengadaan barang dan jasa 2013 untuk RSP Otak adalah alat

kesehatan senilai 144 milyar di BUKR dan IT 4 milyar di penunjang.

Namun sudah bulan Juni, proses lelang belum dilakukan. Sehingga

mengganggu kesiapan layanan yang akan dibuka. Koordinasi sudah

dilakukan dengan direktorat Bina Upaya Kesehatan.”

Dalam Pengembangan Layanan RS Pusat Otak Nasional yang merupakan

rumah sakit khusus, menurut Permenkes No. 340 tahun 2010 yaitu rumah sakit yang

memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu,

berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ, atau jenis penyakit.

Tabel di bawah ini merupakan gambaran pelayanan yang diberikan oleh RS Pusat

Otak Nasional:

No. Lantai Jenis Pelayanan Des 2012 Juli 2013 2014

1 Lantai

Dasar

Penunjang CSSD tahap I

Laundry tahap II

CSSD tahap I

Laundry tahap

II

2 Lantai 1 Gawat Darurat

12 TT IGD

1 ruang OK

Unit Radiologi

IGD

OK IGD

CT Scan

Rontgen

Rontgen mobile

C-arm

MRI

3 Lantai 2 Rawat Jalan

22 ruang

Laboratorium

6 ruang poli

umum

- Neuro umum

14 ruang poli

subspesialis

Pain

Intervention

Page 52: Tesis Rencana Strategis Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Untuk Seminar Hasil

51

Universitas Indonesia

Farmasi - Peny Dalam

- Bedah

Laboratorium

Apotik

2 ruang

Hemodialisa

4 Lantai 3 4 ruang OK sentral

2 ruang Cathlab

2 OK sentral

1 Cathlab

2 OK sentral

1 Cathlab

Perawatan Intensif

- ICU 20 TT

- HCU 9 TT

- Stroke Care Unit

11 TT

20 TT ICU

(dewasa, anak,

HCU)

11 TT SCU

9 TT HCU

5 Lantai 4 Rehabilitasi Medik

Neurodiagnostik

EEG

EMG

TCD

Unit

Rehabilitasi

Medik

Sleep Study

Magstim

6 Lantai 5 100 TT kelas 3 Sementara

digunakan

sebagai kantor

Sementara

digunakan

sebagai kantor

100 TT kelas

3

7 Lantai 6 100 TT kelas 3 100 TT kelas 3

8 Lantai 7 20 TT kelas 2

75 TT kelas 3

20 TT kelas 2

75 TT kelas 3

9 Lantai 8 16 TT kelas 1

32 TT kelas 2

16 TT kelas 1

32 TT kelas 2

10 Lantai 9 8 TT VIP

20 TT kelas 1

11 Lantai 10 28 TT VIP 28 TT VIP

12 Lantai 11 2 TT Presidential

Suite

8 TT VVIP

1 TT

Presidential

suite

2 TT VVIP

1 TT

Presidential

Suite

2 TT VVIP

Sumber: Direktorat Pelayanan RS Pusat Otak Nasional, 2013

Tabel 6.1 Jenis dan Saranan Pelayanan RS Pusat Otak Nasional Menurut Lantai

Pelayanan yang diberikan RS Pusat Otak Nasional saat ini masih minimal

karena masalah kurangnya SDM di sebagian besar unit kerja yang ada.

Direktur Pelayanan:

“..pelayanan saat ini belum memadai, diusahakan melalui

rekruitmen yang cepat, mudah-mudahan dalam satu tahun ke depan

bisa terpenuhi. Saat ini pelayanan yang ada masih sangat

minimal..”

Page 53: Tesis Rencana Strategis Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Untuk Seminar Hasil

52

Universitas Indonesia

RS Pusat Otak Nasional sebagai rumah sakit pusat rujukan Nasional yang

memiliki produk layanan khusus Neurologi tentunya memerlukan dokter spesialis

dan subspesialis Neurologi dalam jumlah yang cukup.

Layanan yang dibuka pada awal operasional adalah rawat jalan, dilanjutkan

dengan rawat darurat dan rawat inap 1 bulan kemudian. Pelayanan lainnya akan

dibuka secara bertahap tergantung pada kesiapan SDM dan alat kesehatan.

Direktur Utama mengatakan

“Pelayanan yang dibuka berdasarkan kesanggupan direktorat

pelayanan sesuai dengan kemampuan tenaga medis dan penunjang

terutama obat. Penunjang laboratorium dan apotik belum tersedia,

sehingga pelayanan rawat jalan yang diberikan juga belum sesuai

harapan.”

Penyusunan clinical pathway juga harus memperhatikan ketersediaan SDM

dan fasilitas di RS Pusat Otak Nasional, tidak mencontoh dari rumah sakit lain yang

tidak sama ketersediaan SDM dan fasilitasnya.

Direktur Pelayanan

“Setiap pengembangan layanan harus didahului studi kelayakan

dan tersedia kelengkapan tata kelolanya. Hal ini untuk mengurangi

resiko kerugian Negara dan pelanggaran aturan yang berlaku”

Dokter Senior RS Pusat Otak Nasional

“ saya, dan juga teman dokter yang lain memerlukan data data klinis

pasien yang tepat, cepat dan dapat diakses dari mana saja sesuai

dengan kesibukan dan mobilitas masing masing dokter”

Page 54: Tesis Rencana Strategis Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Untuk Seminar Hasil

53

Universitas Indonesia

6.4 Balanced Score Card

Dari visi dan misi rumah sakit maka dapat dijabarkan menjadi tujuan strategi

kemudian dicocokkan dengan keempat perspektif Balanced scorecard yang

dapat dilihat pada tabel berikut:

NO

VISI MISI FINANSIAL CUSTOMER PROSES

INTERNAL

PEMBEL

AJARAN

1 Pelayanan Kesehatan Otak dan

Saraf bermutu tinggi dan

terjangkau oleh semua lapisan

masyarakat di seluruh Indonesia

secara efektif dan efisien

X X X X

2 Pendidikan dan penelitian yang

mampu memberikan kontribusi

pada pemecahan masalah ilmu

kesehatan otak dan saraf di

tingkat Nasional dan

Internasional

X X X X

3 Diseminasi IPTEK tepat guna di

bidang ilmu kesehatan Otak dan

Saraf,

X X X X

4 Pelayanan kesehatan Otak dan

Saraf kepada seluruh lapisan

masyarakat mampu atau tidak

mampu, dengan atau tanpa

subsidi.

X X

X

X

Tabel 6.2 Pencocokan Tujuan Strategi dengan Pendekatan Empat Perspektif

Balanced Scorecard

Page 55: Tesis Rencana Strategis Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Untuk Seminar Hasil

54

Universitas Indonesia

Ternyata kesemua visi misi tersebut termuat dan dapat dijabarkan dalam

Balanced Score Card sehingga dapat dibuat rencana strategisnya.

Gambar 6.1 Peta Strategis RS Pusat Otak Nasional

Dari peta strategi di atas maka tujuan akhir merupakan peningkatan

pendapatan pada finansial perspektif dengan dukungan perspektif yang lain.

Page 56: Tesis Rencana Strategis Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Untuk Seminar Hasil

55

Universitas Indonesia

Dari peta strategis RS yang umum ini dapat diturunkan peta strategis divisi

yang dalam hal ini bidang SIMRS. Divisi ini merupakan divisi pendukung, bukan

divisi bisnis jadi tujuan akhir mungkin bukan finansial saja tetapi juga pelanggan

baik internal atau eksternal.

Gambar 6.2 Peta Strategis RS Pusat Otak Nasional – SIMRS

Dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dimana terdapat peningkatan

keahlian dokter, paramedik dan karyawan juga di masukkan di bidang SIMRS

terutama yang berhubungan dengan pengambilan data serta pengolahannya. Pada

Page 57: Tesis Rencana Strategis Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Untuk Seminar Hasil

56

Universitas Indonesia

IPTEK neurologi dijabarkan dengan peningkatan efektivitas pengelolaan informasi

dan pelayanan pasien dengan budaya kerja yang berbasis SIMRS.

Dari perspektif proses bisnis internal terdapat pelayanan yang berkualitas dan

penelitian neurologi dijabarkan dalam strategi SIMRS dengan efektivitas

pelayanan, optimalisasi SIMRS dan efektivitas & efisiensi pembangunan dan

pengelolaan infrastruktur IT.

Dari perspektif pelanggan dalam strategi umum dimana baik pelanggan

internal maupun pelanggan internal diperhatikan, agar terdapat kenyamanan dalam

pelaksanaan kegiatan SIMRS.

Akhirnya dari perspekpektif finansial didapatkan strategi biaya efisien agar

dapat meningkatkan profit.

6.5 Key Performance Indicator

Balanced Score Card paling efektif jika digunakan untuk memacu perubahan

organisasional. Untuk mengkomunikasikan perlunya perubahan, para manajer

harus menetapkan target untuk setiap ukuran yang ada, tiga sampai lima tahun ke

depan (Kaplan & Norton, 2006).

Dari masing-masing tujuan strategis yang dilihat dalam 4 Perspektif

Balanced Score Card ditetapkan Key Performance Indicator yang digunakan

sebagai indikator efektifitas implementasi dari masing-masing tujuan strategi.

Selanjutnya setiap Key Performance Indicator ditetapkan penanggung jawabnya

(KPI owner) yaitu pejabat yang dari waktu ke waktu bertanggung jawab atas status

pencapaian KPI tersebut.

PERSPEKTIF TUJUAN

STRATEGI

Key Performance Indicators KPI Owner

Finansial Profit meningkat Nilai anggaran APBN Direktur Keuangan

dan Administrasi

umum

Page 58: Tesis Rencana Strategis Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Untuk Seminar Hasil

57

Universitas Indonesia

Biaya efisien Nilai anggaran yang digunakan untuk

pengembangan dan pelaksanaan SIMRS

Direktur Keuangan

dan Administrasi

umum

Pelanggan Tersedianya

layanan dan

infrastruktur IT

yang nyaman

Tersedianya layanan dan infrastruktur IT Kabid Administrasi

umum

Tersedianya

pengamanan aset

perusahaan yang

efektif

Tersedianya informasi yang benar, aman dan

dapat dipercaya

Kabid Administrasi

umum

Pelanggan yang

setia

Peningkatan mutu pelayanan Ketua Tim Mutu

Proses Bisnis

Internal

Optimalisasi

SIMRS

Peningkatan mutu pelayanan Ketua Tim Mutu

Efektifitas &

efisiensi

pembangunan dan

pengelolaan

infrastruktur IT

Ketersediaan infrastruktur IT

Tingkat “Down-Time” jaringan

Ka Instalasi SIMRS

Efektivitas

pelayanan

Tingkat pemenuhan pengelesaian masalah Ka Instalasi SIMRS

Pertumbuhan dan

Pembelajaran

Meningkatkan

kompetensi

dokter, paramedik

dan karyawan

Jumlah staf yang mengikuti pelatihan

Jumlah pelatihan

Kabag. Diklat

Meningkatkan

efektivitas

pengelolaaan

informasi

Tingkat pemenuhan informasi bagi pelanggan Ka Instalasi SIMRS

budaya kerja Terbentuknya budaya kerja yang semakin baik Direktur SDM

Table 6.3 Key Performance Indicator

Page 59: Tesis Rencana Strategis Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Untuk Seminar Hasil

58

Universitas Indonesia

Nama KPI

Pengertian

Sifat

arah

data

Periode

Pengukuran

Unit

Nilai

konsolidasi

pada akhir

periode

Metode peng

ukuran

Sumber

data

Profit

meningkat

Total anggaran yg

dialokasikan

Nilai

tinggi

baik

Tahunan Rp Jumlah Hitung jumlah

anggaran yg

diperoleh dlm

satu tahun

Keuangan

Biaya efisien Nilai anggaran

yang digunakan

untuk

pengembangan

dan pelaksanaan

SIMRS

Nilai

tinggi

baik

Tahunan % Rata-rata Hitung jumlah

anggaran

Keuangan

Tersedianya

layanan dan

infrastruktur IT

yang nyaman

Tersedianya

layanan dan

infrastruktur IT

yang mudah

diakses, cepat,

tepat

Nilai

tinggi

baik

Tahunan % Rata-rata Hitung jumlah

pemakaian

Dokumen

Kepegawa

aian

Tersedianya

pengamanan

aset

perusahaan

yang efektif

Tersedianya

informasi yang

benar, aman dan

dapat dipercaya

Nilai

tinggi

baik

Bulanan Angka Jumlah Hitung jumlah

kunjungan

komplain

komplain

Pelanggan

yang setia

Indeks kepuasan

pasien

Nilai

tinggi

baik

Tahunan Angka Jumlah Hitung skor

kuesioner

Kuesioner

kepuasan

Optimalisasi

SIMRS

Penilaian kinerja

karyawan

Nilai

tinggi

baik

3 bulanan % Rata-rata Hitung skor Lembar

penilaian

karyawan

Efektifitas &

efisiensi

pembangunan

dan

pengelolaan

infrastruktur IT

Ketersediaan

infrastruktur IT

Nilai

tinggi

baik

Tahunan % Tersedia Hitung jumlah Dokumen

kepegawaian

Tingkat “Down-

Time” jaringan

Nilai

rendah

baik

Tahunan angka Tersedia Hitung jumlah Dokumen

kepegawaian

Page 60: Tesis Rencana Strategis Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Untuk Seminar Hasil

59

Universitas Indonesia

Efektivitas

pelayanan

Terlaksana sistem

reward &

punishment

ada Tahunan Berkas Tersedia Hitung jumlah yg

mendapat

penghargaan

dan sanksi

Dokumen

kepegawaian

Meningkatkan

kompetensi

dokter,

paramedik dan

karyawan

Jumlah dokter,

paramedik dan

karyawan yang

mengikuti

pelatihan

Nilai

tinggi

baik

Tahunan % Jumlah Hitung jumlah

pegawai yg

mengalami

peningkatan

status

pendidikan

selama tahun

berjalan

Data

kepegawaian

Jumlah pelatihan

yg diadakan

Nilai

tinggi

baik

Tahunan Angka Jumlah Hitung jumlah

pelatihan

Perencanaan

kegiatan

pelatihan

Meningkatkan

efektivitas

pengelolaaan

informasi

Tingkat

pemenuhan

informasi bagi

pelanggan

Nilai

tinggi

baik

Tahunan % Jumlah Hitung jumlah

laporan

Laporan

kegiatan

budaya kerja Adanya uraian

tugas sesuai

beban kerja

ada Tahunan Berkas Tersedia Terlaksana

sesuai

Dokumen

kepegawaian

Tabel 6.4 Key Performance Indicator

Page 61: Tesis Rencana Strategis Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Untuk Seminar Hasil

60

Universitas Indonesia

6.6 Menentukan target KPI dan inisiatif strategis

Dari KPI diatas maka selanjutnya ditetapkan target dan program yang akan

dicapai pada tahun 2014 – 2018

No Key

Performance

Indicators

(KPI)

Target

Program

Kegiatan

Penanggung

jawab

Program 2014 2015 2016 2017 2018

1 Profit meningkat 10%

(dari tahun

lalu)

10% (dari tahun lalu)

10% (dari tahun lalu)

10% (dari tahun lalu)

Pendekatan

terhadap BUK

Direktur Keuangan dan Administrasi umum

2 Biaya efisien 3% 5% 10% 15% Perencanaan

anggaran

pengembangan

SDM

Direktur Keuangan dan Administrasi umum

3 Tersedianya layanan dan infrastruktur IT yang nyaman

50% 75% 100% 100% 100% Pendekatan

terhadap BUK

Kabid Administrasi umum

4 Tersedianya pengamanan aset perusahaan yang efektif

<10 <10 <10 <10 <10 Konsultasi

pakar

Kabid Administrasi umum

5 Pelanggan yang setia

70% 80% 90% 100% 100% Pelatihan JCI,

Clinical

Pathway

Ketua Tim Mutu

6 Optimalisasi SIMRS

75% 100% 100% 100% 100% Monitoring &

Evaluasi

Ketua Tim Mutu

7 Ketersediaan infrastruktur IT

100% 100% 100% 100% 100% Konsultasi

pakar

Ka Instalasi SIMRS

8 Tingkat “Down-Time” jaringan

<10 <5 <5 <5 <5 Konsultasi pakar

Ka Instalasi SIMRS

9 Efektivitas pelayanan

reward & punishment

Ka Instalasi SIMRS

10 Meningkatkan kompetensi dokter, paramedik dan karyawan

10 15 20 20 20 pelatihan Kabag. Diklat

11 Meningkatkan efektivitas pengelolaaan informasi

100% 100% 100% 100% 100% Perhitungan

laporan

Ka Instalasi SIMRS

12 budaya kerja 100% 100% 100% 100% 100% Service exelent Direktur SDM

Table 6.5 target program

Page 62: Tesis Rencana Strategis Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Untuk Seminar Hasil

61

Universitas Indonesia

BAB 7

PEMBAHASAN

7.1 Keterbatasan Penelitian

RS Pusat Otak Nasional merupakan rumah sakit yang baru saja berdiri,

diresmikan pada tanggal 1 Februari 2013 oleh Menteri Kesehatan, dan baru

beroperasi pada tanggal 7 Juli 2013. Dalam pelaksanaan penelitian, terdapat

beberapa keterbatasan yang ditemui baik yang berasal dari informan sebagai subyek

penelitian maupun dalam hal pengumpulan data. Keterbatasan yang dimaksud

adalah:

1. Keterbatasan dalam hal kemampuan menulis

2. Waktu penelitian yang pendek

3. Subyek penelitian sebagai informan. Pada saat wawancara waktu yang

disediakan terbatas karena kesibukan informan.

4. Pengumpulan data sekunder berupa data-data internal rumah sakit masih

sangat kurang dikarenakan RS Pusat Otak Nasional adalah rumah sakit yang

baru berdiri.Data sekunder banyak didapat dari literature dan media

informasi.

5. Ketebatasan lain yaitu pada saat pertemuan CDMG, yaitu pertemuan yang

direncanakan beberapa kali hanya terlaksana dua kali, dan dalam waktu

yang terbatas sehingga dirasa kurang efektif, serta terdapat beberapa peserta

yang berhalangan hadir dikarenakan kesibukan.

7.2 Ruang Lingkup Pembahasan

Pembahasan hasil penelitian dilakukan sesuai dengan kerangka konsep

sehingga tujuan penelitian yang terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus dapat

dicapai dengan baik

7.2.1 Diketahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kebutuhan Sistem

Informasi RS Pusat Otak Nasional

Rumah Sakit Pusat otak Nasional adalah rumah sakit pemerintah dimana visi

dan misi yang diembannya merupakan “given” dari kemenkes yaitu

Page 63: Tesis Rencana Strategis Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Untuk Seminar Hasil

62

Universitas Indonesia

Pelayanan Kesehatan Otak dan Saraf bermutu tinggi dan terjangkau

oleh semua lapisan masyarakat di seluruh Indonesia secara efektif dan

efisien

Pendidikan dan penelitian yang mampu memberikan kontribusi pada

pemecahan masalah ilmu kesehatan otak dan saraf di tingkat Nasional

dan Internasional

Diseminasi IPTEK tepat guna di bidang ilmu kesehatan Otak dan

Saraf

Pelayanan kesehatan Otak dan Saraf kepada seluruh lapisan

masyarakat mampu atau tidak mampu, dengan atau tanpa subsidi.

Hal ini berarti RS Pusat Otak Nasional harus dapat melaksanakan segala yang

diamanatkan negara dalam hal melayani kesehatan otak dan saraf baik preventif,

kuratif maupun rehabilitatif dengan mutu terbaik yang dapat dilaksanakan di negara

Indonesia, dan menjangkau semua lapisan masyarakat Indonesia tetapi dengan tetap

mengedepankan prinsip efektif dan efisien. Selain itu juga harus dapat menjadi

pusat pengembangan pendidikan dan pelatihan yang bukan hanya menjadi sekedar

pengikut tetapi memberikan kontribusi aktif pada pemecahan masalah ilmu

kesehatan otak dan saraf di tingkat Nasional dan Internasional sehingga turut juga

mengharumkan nama bangsa. RS Pusat Otak Nasional yang merupakan pusat

rujukan untuk masalah neurologi sedianya juga merupakan pusat pemanfaatan

IPTEK tepat guna di bidang ilmu kesehatan Otak dan Saraf sehingga harus juga

dilengkapi dengan teknologi dan peralatan terkini yang menunjang pelayanan dan

penelitian neurologi. Dan tidak lupa karena merupakan RS milik pemerintah jadi

harus “pro” rakyat, melayanani kesehatan Otak dan Saraf kepada seluruh lapisan

masyarakat mampu atau tidak mampu, dengan atau tanpa subsidi.

7.2.2 Adanya gambaran analisa terkini situasi terkait dengan Sistem

Informasi Manajemen Rumah Sakit RS Pusat Otak Nasional

Perencanaan pembangunan RS Pusat Otak Nasional dimulai sejak tahun 2009

dan pelaksanaan pembangunan secara fisik dimulai pada tahun 2011. Pemancangan

tiang pertama pembangunan Rumah Sakit Pusat Otak Nasional yang terletak Jalan

Page 64: Tesis Rencana Strategis Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Untuk Seminar Hasil

63

Universitas Indonesia

MT Haryono, Cawang pada lahan seluas 11.955 m2 dilakukan Menteri Kesehatan,

dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr.Ph , pada tanggal 01 Nopember 2011.

Pada tanggal 1 Februari 2013, MenteriKesehatan dr.Nafsiah Mboi, SpA berkenan

melakukan Soft Launching Rumah Sakit Pusat Otak Nasional yang diharapkan

selanjutnya dapat diresmikan pada 1 Februari 2014.

Jadi secara fisik bangunan utama rumah sakit telah berdiri, tetapi infrastruktur

terutama SIMRS belum ada sama sekali baik dari segi hardware, software dan

brainware yang akan menjalankan SIMRS ini. Hal ini dikarenakan RS Pusat Otak

Nasional belum bersifat Badan Layanan Umum yang lebih otonom, jadi masih

harus menunggu pengadaan dari BUK KR Kemenkes. Direncanakan disediakan

dana sekitar 3 milyar rupiah untuk pengadaan alat komputer dan 1 milyar rupiah

untuk software SIMRS.

7.2.3 Diketahui posisi kebutuhan Sistem Informasi Rumah Sakit RS Pusat

Otak Nasional berdasarkan analisis situasi saat ini?

Perkembangan teknologi kesehatan dan teknologi informasi yang melaju

pesat harus diantisipasi oleh pemberi layanan kesehatan termasuk rumah sakit.

Masyarakat cenderung akan mencari rumah sakit dengan teknologi tercanggih

setara dengan rumah sakit di luar negeri. Hal ini tentu mendorong rumah sakit untuk

menyediakan alat-alat canggih sesuai rekomendasi para ahli. Teknologi canggih

merupakan peluang bagi tenaga medis untuk memberikan pelayanan yang lebih

akurat dalam diagnosis, tepat dalam tindakan medis, serta mudah memantau pasien

setelah tindakan. Akibat lanjutan yang diharapkan adalah semakin singkat pasien

dirawat, semakin sedikit komplikasi, dan kepuasan pasien akan meningkat.

Sistem Informasi yang direncanakan untuk RS Pusat Otak Nasional adalah

sistem informasi berbasis web cloud dan bersifat paperless. Hal ini dikarenakan

dalam perawatan pasien kondisi pasien neurologis selalu berubah-ubah secara

dinamis, hal ini memerlukan pemantauan yang kontinu, dilain pihak masih

kurangnya jumlah spesialis neurologi apalagi yang khusus menangani masalah

kegawatdaruratan menyebakan dokter tidak dapat terus menerus berada di samping

pasien untuk memberikan advis medis yang tepat dan cepat terhadap kondisi pasien.

Jumlah dokter yang sangat terbatas itu juga diperparah karena selain bertugas

Page 65: Tesis Rencana Strategis Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Untuk Seminar Hasil

64

Universitas Indonesia

mengobati pasien juga banyak memiliki tugas sekunder baik di dalam maupun luar

rumah sakit.

Dengan sistem paperless yang berbasis web berarti menggunakan cloud

computing yang mempunyai beberapa kelebihan yaitu

1. Reduce cost

Teknologi cloud computing memudahkan pengguna untuk menghemat

biaya dan efisien lebih baik karena menggunakan anggaran yang rendah

untuk biaya sumber daya dari sebuah organisasi atau perusahaan dan

lebih menekankan biaya operasi yang dianggarkan oleh sebuah

organisasi untuk meningkatkan Reability dan kritikan sistem yang

dibangun.

2. Increase Storage

Perusahaan atau organisasi yang menggunakan teknologi cloud

computing dapat digunakan sebagai pusat data, dimana data-data

tersimpan terpusat dan dapat diakses kesemua pengguna atau cabang-

cabang dari sebuah perusahaan atau organisasi dan dapat menyimpan

data lebih banyak ketimbang dengan menggunakan computer pribadi.

3. Highly Automated

Seorang pengguna tidak perlu khawatir akan harus mengganti atau

memperbaharui versi dari program yang mereka gunakan, karena sistem

ini dapat melakukan sistem otomatis pembaharuan atau penggantian

versi dari program tanpa harus diberikan masukan dari seorang pengguna

4. Flexibility

Memberikan banyak sistem fleksibilitas dari metode komputansi yang

lama dan dengan mudah dapat berorientasi pada profit dan

perkembangan yang cepat dan berubah-ubah

5. More mobility

Suatu perusahaan yang memiliki pegawai atau pengguna dapat

melakukan akses data atau informasi dari tempat yang berbeda-beda,

cloud computing dapat membentuk manajemen serta operasional yang

lebih mudah diakses dikarenakan sistem perusahaan tergabung dalam

Page 66: Tesis Rencana Strategis Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Untuk Seminar Hasil

65

Universitas Indonesia

satu cloud sehingga dengan mudah dapat mengakses, memantau dan

mengaturnya.

6. Allow IT to Shift Focus

Dalam sebuah perusahaan yang menggunakan teknologi cloud

computing tidak perlu mengkhawatirkan server yang harus diperbaharui

dan isu-isu komputansi lainnya.

7.2.4 Rekomendasi alternatif strategi Sistem Informasi Rumah Sakit yang

sesuai dengan posisi RS Pusat Otak Nasional

Berdasarkan Balance Score Card divisi SIMRS maka ditetapkan KPI

sebagai berikut

1. Peningkatan Keuntungan

Direncanakan peningkatan keuntungan 10% dibandingkan dengan

tahun sebelumnya.

2. Efisiensi Biaya

Keuntungan yang besar bukan hanya dari pendapatan yang besar tetapi

terutama efisiensi biaya, SIMRS yang efektif dapat memprediksi

pendapatan, pengeluaran dan penghematan biaya.

3. Tersedianya layanan dan infrastruktur IT yang nyaman

Pelanggan SIMRS terutama adalah karyawan rumah sakit, paramedik

dan dokter. Baik front Office maupun Back Office, sehingga seluruh

pelanggan dapat nyaman menggunakan layanan tersebut. Tidak juga

dilupakan pelanggan eksternal baik pasien atau pihak lain juga harus

diperhatikan.

4. Tersedianya pengamanan aset perusahaan yang efektif

SIMRS harus dapat menyediakan informasi yang benar, aman dan dapat

dipercaya, dimana setiap karyawan mendapatkan layanan sesuai dengan

hak dan kewajibannya.

5. Kesetiaan Pelanggan

Dalam hal ini baik pelanggan internal maupun eksternal harus dipupuk

rasa kecintaan kepada layanan SIMRS Rumah Sakit Pusat Otak

Nasional

Page 67: Tesis Rencana Strategis Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Untuk Seminar Hasil

66

Universitas Indonesia

6. Optimalisasi SIMRS

Penilaian kinerja karyawan dapat menunjukkan optimalisasi

penggunaan SIMRS

7. Ketersediaan infrastruktur IT

Untuk dapat menjalankan SIMRS yang baik maka segala infrastruktur

yang mendukung harus dipersiapkan dengan sebaik-baiknya

8. Tingkat “Down-Time” jaringan

SIMRS yang baik bukan hanya yang dapat memberikan informasi sesaat

tetapi juga siap setiap saat.

9. Meningkatkan kompetensi dokter, paramedik dan karyawan terhadap

penggunaan layanan SIMRS

10. Meningkatkan efektivitas pengelolaaan informasi

Semua pelanggan mendapatkan sesuai dengan yang dibutuhkan, cepat

tepat dan aman

11. Budaya Kerja

Dengan pelaksanaan Clinical pathway yang reintegrasi dengan SIMRS

maka budaya kerja yang baik akan terbentuk

Page 68: Tesis Rencana Strategis Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Untuk Seminar Hasil

67

Universitas Indonesia

BAB 8

KESIMPULAN DAN SARAN

8.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat dihasilkan kesimpulan

sebagai berikut:

1. Pemenuhan pembangunan dan pengembangan SIMRS RS Pusat Otak

Nasional sangat tergantung dari pemerintah dalam hal ini Kementerian

Kesehatan.

2. Perencanaan SIMRS yang bersifat paperless dan berbasis web cloud akan

meningkatkan pelayanan baik kecepatan, keakuratan dan keamanan serta

mengurangi biaya.

3. Dari strategi pilihan dapat dijabarkan ke dalam tujuan strategis sebagai

tujuan jangka panjang dalam periode 5 tahun ke depan, 2014 – 2018, yaitu:

Perspektif Finansial

Profit meningkat

Biaya efisien

Perspektif Pelanggan

Tersedianya layanan dan infrastruktur IT yang nyaman

Tersedianya pengamanan aset perusahaan yang efektif

Pelanggan yang setia

Perspektif Proses Bisnis Internal

Optimalisasi SIMRS

Efektifitas & efisiensi pembangunan dan pengelolaan

infrastruktur IT

Efektivitas pelayanan

Page 69: Tesis Rencana Strategis Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Untuk Seminar Hasil

68

Universitas Indonesia

Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran

Meningkatkan kompetensi dokter, paramedik dan karyawan

Meningkatkan efektivitas pengelolaaan informasi

budaya kerja

8.2 Saran

1. Upaya pemenuhan pembangunan dan pengembangan SIMRS RS Pusat

Otak Nasional yang bisa dilakukan yaitu advokasi ke pemerintah, untuk

meminta percepatan lelang dan menambah pagu pengadaan SIMRS.

2. Menyarankan kepada pimpinan RS Pusat Otak Nasional agar

mensosialisasikan hasil perencanaan strategi SIMRS agar seluruh

karyawan tahu dan memahami.

3. Menyarankan kepada pimpinan RS Pusat Otak Nasional agar

meningkatkan motivasi karyawan agar melaksanakan rencana strategis ini

baik berupa insentif ataupun penghargaan lainnya.

4. Menyarankan kepada pimpinan RS Pusat Otak Nasional agar menjadi

motor pendorong pelaksanaan rencana strategis SIMRS