Tesis Rencana Strategis Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Untuk Seminar Hasil
description
Transcript of Tesis Rencana Strategis Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Untuk Seminar Hasil
UNIVERSITAS INDONESIA
Rencana Strategis Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
RS Pusat Otak Nasional
TESIS
Eka Musridharta
1206192531
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM PASCASARJANA KESEHATAN MASYARAKAT
DEPOK
Januari, 2013
1
Universitas Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam era globalisasi sekarang ini, rumah sakit dituntut untuk meningkatkan
kinerja dan daya saing sebagai badan usaha dengan tidak mengurangi misi sosial
yang diembannya, rumah sakit harus merumuskan kebijakan-kebijakan strategis
antara lain efisiensi dari dalam (organisasi, manajemen, serta SDM) serta harus
mampu secara cepat dan tepat mengambil keputusan untuk peningkatan pelayanan
kepada masyarakat agar dapat menjadi organisasi yang responsif, inovatif, efektif,
efisien dan menguntungkan. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM-RS)
adalah sistem komputerisasi yang memproses dan mengintegrasikan seluruh alur
proses bisnis layanan kesehatan dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan
prosedur administrasi untuk memperoleh informasi secara cepat, tepat dan akurat.
Sistem Informasi Manajemen (SIM) berbasis teknologi komputer merupakan
sarana pendukung yang sangat penting – bahkan bisa dikatakan mutlak – untuk
operasional rumah sakit.
Berbagai pengalaman rumah sakit dalam menggunakan sistem administrasi
konvensional menunjukan pihak manajemen kesulitan mengambil keputusan
penting berbasis bukti terkini dan bahkan seringkali kehilangan kesempatan
memperoleh laba akibat dari lemahnya koordinasi antar departemen maupun
kurangnya dukungan informasi yang cepat, tepat, akurat, dan terintegrasi.
Pengelolaan pelayanan rumah sakit harus dilakukan dengan konsep
manajemen yang jelas. Hal ini diperlukan untuk menghadapi perkembangan rumah
sakit yang semakin kompetitif dan mengalami transformasi besar. Persaingan tidak
hanya terhadap pelayanan kesehatan berbasis rumah sakit, namun juga pelayanan
kesehatan alternatif seperti dukun dan tabib.
Dalam perkembangannya, rumah sakit masa kini bukan lagi berfungsi sebagai
lembaga sosial semata, tetapi merupakan lembaga bisnis yang patut diperhitungkan
keberadaanya. Perubahan fungsi ini terjadi dengan banyak ditemukannya penyakit-
2
Universitas Indonesia
penyakit baru maupun teknologi pengobatan yang makin maju. Teknologi
informasi telah mempengaruhi pula pelayanan rumah sakit, antara lain dibutuhkan
dalam rangka memenuhi tuntutan masyarakat akan ketepatan dan kecepatan
pelayanannya.
Dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit Departemen
Kesehatan RI telah mengeluarkan kebijakan yang menjadi pedoman bagi
penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang dilaksanakan oleh pemerintah
maupun swasta. Sistem informasi rumah sakit merupakan salah satu komponen
yang penting dalam mewujudkan upaya peningkatan mutu tersebut. Sistem
informasi rumah sakit secara umum bertujuan untuk mengintegrasikan sistem
informasi dari berbagai subsistem dan mengolah informasi yang diperlukan sebagai
pengambilan keputusan.
Manajemen rumah sakit menghendaki pengelolaan rumah sakit yang efektif
dan efisien. Efektif dalam arti tingkat keberhasilan penanganan terhadap pasien
cukup tinggi dan efisien berarti optimal dalam penggunaan sumber daya rumah
sakit yang ada. Suatu upaya serius dan terencana harus ditempuh agar keinginan
tersebut dapat tercapai.
Dengan perkembangan beberapa rumah sakit di Indonesia akhir-akhir ini baik
dari segi aspek administratif atau teknologi peralatan medis, maka proses pelayanan
kesehatan di Indonesia dapat berangsur-angsur lebih baik. Untuk mengembangkan
mutu pelayanan rumah sakit dibutuhkan beberapa fasilitas pendukung yang
digunakan untuk proses pengolahan data rumah sakit dengan pemanfaatan
teknologi komputer.
Teknologi yang dirancang khusus untuk membantu proses pengolahan data
di rumah sakit adalah teknologi informasi berupa Sistem Informasi Manajemen
Rumah Sakit. Informasi merupakan aktiva (aset) penting suatu rumah sakit dalam
meningkatkan efisiensi dan efektifitas pekerjaan. Era saat ini, banyak rumah sakit
tidak menyadari berapa banyak informasi telah didapat dan diproses serta
didistribusikan baik secara manual maupun secara komputerisasi.
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit adalah suatu rangkaian kegiatan
atau komponen yang berkaitan satu dengan lainnya dalam mengolah data untuk
3
Universitas Indonesia
mendapatkan informasi yang akurat, cepat, bermutu, tepat waktu dan berguna bagi
manajemen dalam pengambilan keputusan.
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit adalah sebuah entitas yang terdiri
dari bagian-bagian yang saling berinteraksi yang dikoordinasikan untuk mencapai
satu atau lebih tujuan bersama yang meliputi pengumpulan, penyimpanan dan
pengolahan data serta penyebarluasan informasi dan pengetahuan sebagai hasil
pengolahan data tersebut untuk mendukung proses pengambilan keputusan. Dengan
tujuan mengumpulkan, menyimpan dan mengolah data yang berhubungan dengan
dunia kesehatan Indonesia, secara systematis, dan akurat, dan bahkan real time,
menyebarluaskan informasi dan pengetahuan sebagai hasil pengolahan data
kesehatan ke semua pihak yang membutuhkan dan berkepentingan, mendukung
proses pengambilan keputusan dan mengoptimalkan penerapan unsur unsur
managemen (Good Coorporate Governance). Dengan cara mengintegrasikan
seluruh unit operasional rumah sakit baik front office maupun back office.
Pengembangan System Informasi Manajemen di rumah sakit dengan
teknologi informasi yang terpadu seringkali tidak dianggap prioritas oleh karena
beberapa hal. Jadi bukan hanya masalah ketersediaan dana yang menjadi masalah,
namun antara lain pemahaman bahwa dukungan teknologi informasi merupakan
sesuatu yang sangat penting dari manajemen tertinggi di rumah sakit tuntutan saat
ini dalam pemenuhan kualitas layanan serta untuk pengambilan keputusan strategis
berdasarkan data yang sahih dari semua lini beserta kajiannya merupakan faktor
yang juga menonjol. Dukungan manajemen puncak yang merupakan faktor
karakter organisasi mempunyai korelasi yang kuat secara bermakna terhadap aspek
manfaat yang dirasakan oleh pengguna, demikian juga disimpulkan bahwa
kompetensi tim teknologi informasi dan kualitas dari sistem informasi mempunyai
korelasi secara bermakna dengan kemudahan penggunaan sistem informasi yang
dirasakan oleh pengguna.
Beberapa sistem yang sudah dibangun rumah sakit secara internal maupun
eksternal seringkali belum dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Di
antaranya, karena kurangnya pemahaman dan kesadaran mengenai kepentingan dan
manfaat yang didapat oleh semua pihak melalui teknologi Informasi. Misalnya, saat
ini masih terjadi otomasi pelayanan yang terputus karena dokter yang tidak
4
Universitas Indonesia
mengerti transaksi rekam medik ke sistem informasi yang disediakan. Oleh karena
itu, solusi yang dipikirkan, selain menggunakan media yang sangat mudah untuk
dioperasikan oleh orang yang sangat awam, seperti phablet diperlukan juga
program peningkatan pemahaman teknologi Informasi dan kesadaran akan
pentingnya teknologi Informasi bagi pencapaian tujuan bersama.
Kondisi yang diinginkan ada di rumah sakit pada dasarnya harus terkait 3
kebutuhan pokok, yaitu :
1. Mendukung pendidikan, pelatihan, dan penelitian.
2. Meningkatkan efisiensi biaya dan waktu.
3. Mendukung kontinuitas informasi klinis
Dibutuhkan teknologi informasi untuk mendukung rumah sakit yang
bermutu, serta meningkatkan perlindungan pasien (patient safety). Sehingga untuk
mendukung tercapainya harapan tersebut maka langkah manajemen seharusnya
diawali dengan mengupayakan pembangunan sistem Informasi terpadu yang
mendukung semua lini pelayanan di rumah sakit dan sangat diharapkan sistem
informasi berbasis teknologi informasi yang bisa segera mendukung kegiatan ini.
Mahal atau besarnya dana yang perlu disiapkan untuk membangun sistem
informasi di rumah sakit karena Sistem Informasi harus merupakan :
1. Sistem Informasi Rumah Sakit yang Terintegrasi dan Ubiquitous
(Anytime Anywhere).
2. Dari sisi internal, diharapkan semua sistem informasi dan proses
bisnis utama yang berjalan dapat terintegrasi ke semua pihak.
3. Sistem eksternal yang dimaksud di sini, antara lain, adalah untuk
keperluan telemedicine dan customer relationship management,
sistem manajemen supplier, sistem Kementerian Kesehatan, Askes,
Jamkesmas, Jamkesda, Penjamin/asuransi lainnya.
Selain terintegrasi, diharapkan sistem informasi juga mendukung mobilitas
personil-personil tertentu, seperti direksi dan dokter, dengan menciptakan sistem
yang ubiquitous (anytime, anywhere). Informasi-informasi tertentu dapat diakses
oleh personil- personil tertentu dari mana pun dan kapan pun diperlukan.
Sistem Informasi yang dapat mendukung proses analisis dan pengambilan
keputusan atau sebuah sistem yang dapat melakukan pengolahan data mentah
5
Universitas Indonesia
menjadi informasi yang bersifat analitis untuk pengambilan keputusan. Dengan
demikian, bagi dokter dibutuhkan data cepat dan akurat melalui sistem/teknologi
informasi yang serta merta (real-time) pada saat menghadapi pasien dalam
pelayanan kesehatan. Keseluruhan data yang terpapar harus memberikan informasi
klinis, data hasil pemeriksaan penunjang (dapat berupa text, gambar, grafik,
numerik), misalnya data laboratorium, data radiologis, dan sejenisnya, serta data
penggunaan obat-obatan. Data melalui sistem informasi ini ke depan harus dalam
bentuk suatu catatan elektronik (electronic medical record).
Secara umum, sistem/teknologi informasi yang diadakan harus dapat
memenuhi kebutuhan aplikasi-aplikasi di front-end (segala yang terkait atau
berhubungandengan pasien/ front office sampai dengan billing pasien) yang
terintegrasi dengan back-end (pelaporan, keuangan/finance, dan inventory) serta
aplikasi pendukung (kepegawaian, perangkat, dan sejenisnya). Sebagaimana
kebutuhan tersebut maka sesuai roadmap pembangunan dan penataan system
teknologi Informasi di rumah sakit sangat memerlukan dukungan alokasi dana
dengan prioritas agar dapat melakukan integrasi sistem informasi dalam rangka
menjalankan proses kegiatan rumah sakit.
Rumah Sakit Pusat Otak Nasional adalah rumah sakit pemerintah yang
mengkhususkan penanganan pasien neurologi, masalah otak dan saraf.
Permasalahan kesehatan otak dan saraf dikategorikan ke dalam tiga hal, yaitu:
1. Tingginya angka kesakitan, angka kecacatan dan angka kematian
yang ditimbulkan oleh penyakit otak dan saraf,
2. Semakin meningkatnya usia harapan hidup manusia sehingga akan
berdampak pada proses penuaan otak dan jaringan saraf tepi,
3. Masalah kesehatan otak lainnya seperti infeksi, trauma, tumor,
kelainan bawaan, autoimun dan lain-lain.
Stroke menjadi penyebab kematian nomor satu di Indonesia dan penyebab
kecacatan nomor satu di dunia. Prevalensi stroke di Indonesia sebesar 8,3 per 1.000
penduduk. Data Riskesdas (2007) menunjukkan penyebab kematian utama di
rumah sakit adalah stroke yakni mencapai 15,4%. Berdasarkan beberapa penelitian
didapatkan tingkat kecacatan stroke mencapai 65% (Persi, 2009). Selain Stroke
masih banyak lagi permasalahan dalam bidang neurologi,peningkatan jumlah
6
Universitas Indonesia
penderita infeksi otak dan saraf seperti HIV dengan gejala awal dan lanjut pada otak
dan saraf, infeksi bakteri, jamur, dan Virus lain. Peningkatan angka kecelakaan lalu
lintas yang berdampak terhadap trauma otak dan medulla spinalis maupun saraf
tepi. Masih tingginya angka kecacatan pada anak baru lahir atau gangguan pada
perkembangan fungsi otak dan saraf anak. Prevalensi kasus kejang dan epilepsi
yang tinggi, serta tumor otak dan medulla spinalis yang semakin meningkat. Semua
kondisi tersebut merupakan permasalahan yang membutuhkan perhatian dan
penanganan yang serius.
Dalam perawatan pasienpun kondisi pasien neurologis selalu berubah-ubah
secara dinamis, hal ini memerlukan pemantauan yang kontinu, dilain pihak masih
kurangnya jumlah spesialis neurologi apalagi yang khusus menangani masalah
kegawatdaruratan menyebakan dokter tidak dapat terus menerus berada di samping
pasien untuk memberikan advis medis yang tepat dan cepat terhadap kondisi pasien.
Jumlah dokter yang sangat terbatas itu juga diperparah karena selain bertugas
mengobati pasien juga banyak memiliki tugas sekunder baik di dalam maupun luar
rumah sakit.
Saat ini belum tersedianya pusat pelayanan otak dan saraf di Indonesia yang
memberikan pelayanan kesehatan otak dan saraf yang lege-artis dan komprehensif,
dengan dukungan teknologi canggih dan SDM yang berkualitas, serta sebagai pusat
pendidikan dan latihan, sekaligus sebagai pusat penelitian pelayanan kesehatan otak
dan saraf membuat RS Pusat Otak Nasional menjadi uji coba implementasi disain
sistem berbasis web dan paperles.
1.2 Rumusan Masalah
Masih terdapatnya kesenjangan antara jumlah dokter spesialis saraf dengan
pasien-pasien yang memerlukan penanganan. Mobilitas dokter yang tinggi
memerlukan dukungan suatu sistem informasi yang dapat memberikan data medis
pasien secara real time agar dapat segera di tindak lanjuti (telemedicine). Dalam
kaitan dengan visi dan misi RS Pusat Otak Nasional, perlu direncanakan suatu peta
jalan atau cetak biru Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit yang akan
mengikuti perkembangan RS agar manajemen dapat melaksanakan program-
7
Universitas Indonesia
program yang akan dikembangkan di RS Pusat Otak Nasional dalam bentuk suatu
Rencana Strategis.
1.3 Pertanyaan Penelitian
1. Apa saja faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kebutuhan Sistem
Informasi RS Pusat Otak Nasional ?
2. Bagaimana analisis situasi terkait dengan kebutuhan Sistem Informasi RS
Pusat Otak Nasional ?
3. Dimanakah posisi kebutuhan Sistem Informasi Rumah Sakit Pusat Otak
Nasional berdasarkan analisis situasi saat ini?
4. Apa saja rekomendasi alternatif strategi Sistem Informasi Rumah Sakit
yang sesuai dengan posisi RS Pusat Otak Nasional?
5. Bagaimana strategi Sistem Informasi Rumah Sakit yang dapat dipakai
untuk menjadikan RS Pusat Otak Nasional sebagai rumah sakit pusat
rujukan khusus neurologi?
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum
Tujuan penelitian adalah menghasilkan suatu dokumen perencanaan strategis
yang tepat untuk Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit di Rumah Sakit Pusat
Otak Nasional Jakarta tahun 2013 – 2018.
1.4.2 Tujuan Khusus
1. Diketahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kebutuhan Sistem
Informasi RS Pusat Otak Nasional
2. Adanya gambaran analisa terkini situasi terkait dengan Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit RS Pusat Otak Nasional
3. Diketahui posisi kebutuhan Sistem Informasi Rumah Sakit RS Pusat Otak
Nasional berdasarkan analisis situasi saat ini?
8
Universitas Indonesia
4. Diketahui rekomendasi alternatif strategi Sistem Informasi Rumah Sakit
yang sesuai dengan posisi RS Pusat Otak Nasional?
5. Diketahui strategi Sistem Informasi Rumah Sakit yang dapat dipakai
untuk menjadikan RS Pusat Otak Nasional sebagai rumah sakit pusat
rujukan khusus neurologi?
1.5 Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
Bagi peneliti bermanfaat sebagai proses pengayaan ilmu pengetahuan dan
kesempatan untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh, dan memiliki
kesempatan yang sangat berharga untuk membantu mengembangkan
rumah sakit melalui rencana strategis yang baik.
2. Bagi Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
a. Dapat mendokumentasikan secara menyeluruh proses perencanaan dan
langkah-langkah strategis dalam pelaksanaan pengembangan Sistem
Informasi Manajemen Rumah Sakit RS Pusat Otak Nasional
b. Secara praktis dapat membantu jajaran direksi dan staf RS Pusat Otak
Nasional dalam menyusun renstra dan sebagai masukan bagi pihak RS
untuk upaya pengembangan RS
3. Kementerian Kesehatan
Sebagai masukan bagi penentu kebijakan dalam perbaikan dan
pengembangan organisasi dan tatalaksana di rumah sakit khusus
1.6 Ruang Lingkup
Penelitian mengenai perencanaan strategis ini dilakukan di RS Pusat Otak
Nasional pada Juni 2013. Perencanaan strategis yang dimaksud pada penelitian ini
meliputi proses analisa situasi, penetapan visi-misi sampai pada formulasi strategi.
Penelitian dibatasi sampai dengan tahap menentukan inisiatif strategi dan Key
Performance Indicator, namun tidak sampai pada tahap pengganggaran.
9
Universitas Indonesia
Penelitian ini merupakan penelitian operasional (operational research).
Penyusunan rencana strategis ini melibatkan seluruh staf manajemen dan staf medik
RS Pusat Otak Nasional dalam suatu Consensus Decision Making Group (CDMG),
peranan peneliti sebagai fasilitator. Data-data bersumber pada data primer dan
sekunder.
10
Universitas Indonesia
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Data
Data merupakan fakta kasar atau gambaran yang dikumpulkan dari keadaan
tertentu dalam kondisi belum melalui proses pengolahan dan merupakan sumber
dari informasi. Kemudian data juga merupakan hal, peristiwa, atau kenyataan lain
apapun yang mengandung suatu pengetahuan untuk dijadikan dasar guna
penyusunan keterangan pembuatan kesimpulan atau penetapan keputusan.
Data diklasifikasikan menurut jenisnya, sifatnya dan sumbernya.
Menurut jenisnya data terdiri dari:
1. Data hitung (enumeration/counting data)
Data hitung adalah hasil perhitungan atau jumlah tertentu, seperti
persentase dari suatu jumlah tertentu.
2. Dukur (measurement data)
Data ukur adalah data yang menunjukan ukuran mengenai nilai
sesuatu, seperti angka yang ditunjukan alat hasil pengukuran.
Menurut sifatnya, data terdiri dari:
1. Data kuantitatif
Data mengenai penggolongan dalam hubungannya dengan
penjumlahan.
2. Data kualitatif
Data mengenai penggologan dalam hubungannya dengan kualitas
atau sifat tertentu.
Kemudian klasifikasi data menurut sumber data, yaitu:
1. Data internal
Data internal adalah data asli, artinya data sebagai hasil obervasi
yang dilakukan sendiri, bukan dari hasil karya orang lain.
11
Universitas Indonesia
2. Data eksternal
Data eksternal adalah data hasil observasi orang lain. Data eksternal
di bagi menjadi dua, yaitu
a. data eksternal primer yaitu data dalam bentuk ucapan lisan atau
tulisan dari pemiliknya sendiri.
b. data eksternal sekunder adalah data yang diperoleh bukan dari
orang lain yang melakukan observasi melainkan sesorang atau
sejumlah orang.
Dalam pengumpulan data untuk mendapatkan informasi dapat dilakukan
dengan beberapa metode, yaitu (Burhanudin):
1. Pengamatan Langsung
Hal yang dilakukan yaitu melakukan pengamatan secara langsung
terhadap catatan-catatan yang ada. Dalam hal ini yang harus
diperhatikan yaitu diketahuinya tujuan dari suatu kepentingan yang
terkait dengan masalah yang ada didalam catatan tersebut. Dengan
kata lain harus ada kesesuaian antara tujuan pengumpulan data
dengan data yang dikumpulkan. Keuntungan dari metode ini yaitu
lebih akurat karena dikumpulkan oleh petugas yang mengetahui
tujuan dari proses pengumpulan tersebut. Namun kerugian dari
metode ini adalah adanya keterbatasan proses pencermatan, biaya
mahal dan menjadi tidak efektif apabila banyak permasalahan yang
akan diambil.
2. Wawancara
Kualitas data dari metode ini sangat tergantung pada kemampuan
pewawancara serta terwawancara. Subjektifitas antara pewawancara
dan terwawancara akan mempengaruhi kualitas serta validitas data
yang dikumpulkan. Keuntungan metode ini yaitu data yang
terkumpul akan lebih akurat dan pemelihan sumber data akan sesuai
dengan tujuan. Sedangkan kekurangannya yaitu memerlukan biaya
yang cukup banyak karena harus mengirimkan pewawancara untuk
beberapa obyek masalah serta subyektifitas serta kemampuan
pewawancara sangat mempengaruhi keakuratan data.
12
Universitas Indonesia
3. Perkiraan Koresponden
Koresponden diminta untuk memberikan informasi yang diperlukan.
Oleh karena itu koresponden tidak mempunyai kepentingan,
dimungkinkan kualitas data dapat terabaikan, sehingga
keakuratannya sulit dipertanggungjawabkan. Namun metode ini
mempunyai keuntungan yaitu murah dan dapat menjangkau dalam
skala yang luas.
4. Daftar Pertanyaan
Daftar pertanyaan diberikan kepada responden yang memiliki data-
data yang dimungkinkan terkait dengan tujuan manajemen suatu
organisasi. Metode ini dapat dilakukan dalam skala yang luas dan
cukup efektif untuk mendapatkan data-data yang cukup banyak dan
cepat.
2.2 Informasi
Informasi merupakan hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang
lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu
kejadian-kejadian (event) yang nyata (fact) yang digunakan untuk pengambilan
keputusan (Pangestu, 2003). Informasi merupakan data yang memiliki arti penting
dalam pengambilan keputusan dan telah melalui proses pengolahan. Proses
pengolahan yang dilakukan merupakan pengumpulan data dimana proses ini
merupakan hal penting untuk tersedianya informasi yang berkualitas
(Burhanudin).Informasi menurut Laudon & Laudon (1998) adalah data yang telah
diolah menjadi bermakna dan berguna bagi manusia.Informasi menurut Hoffer, dkk
(1995) adalah data yang diproses sedemikian rupa sehingga meningkatkan
pengetahuan seseorang yang menggunakannya. Sedangkan menurut Davis (1999)
adalah data yang diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimaannya
dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau saat mendatang. Bagi
Ery informasi adalah suatu yang memberikan makna dan dan manfaat sebagai
bahan pengambilan keputusan bagi para manajer.Agus Mulyanto menyatakan,
informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih
13
Universitas Indonesia
berarti bagi yang menerimanya. Jogiyanto juga menyatakan, informasi adalah data
yang diolah menjadi bentuk yang berguna bagi para pemakainya.
Dari definisi-definisi yang dikemukakan oleh para ahli tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa informasi adalah gabungan dari beberapa data yang telah diolah
atau diproses dengan cara tertentu, sehingga sesuai dengan kebutuhan penerima
informasi dan memiliki nilai manfaat bagi penerima informasi. Informasi
merupakan pengetahuan dari hasil pengolahan data-data yang berhubungan
menjadi sebuah kesimpulan. Nilai sebuah informasi sangat bergantung dari
pengetahuan yang dimiliki oleh pengguna. Dengan kata lain, Informasi merupakan
sekumpulan data yang berkaitan yang diolah dan diproses menjadi bentuk yang
mudah dipahami, disukai dan mudah diakses. Informasi harus mempunyai nilai,
memperkaya pengkajian, mengurangi ketidakpastian dan dapat digunakan sebagai
bahan untuk pengambilan keputusan. Data merupakan sumber informasi yang
menggambarkan suatu kejadian yang nyata. Beberapa data dapat dinyatakan
sebagai sebuah informasi jika dari sedikit data tersebut sudah dapat ditarik sebuah
kesimpulan.
2.2.1 Siklus Informasi
Data merupakan suatu fakta yang belum diolah dan belum dapat memberikan
informasi yang jelas, sehingga perlu untuk diolah lebih dahulu. Data yang diolah
melalui suatu model menjadi informasi, penerima kemudian menerima informasi
tersebut kemudian menentukan keputusan berdasarkan informasi yang telah
diterimanya. Informasi memiliki sebuah siklus dimana data yang ditangkap
dianggap sebagai input, diproses kembali melalui sebuah model. Siklus ini
berlangsung secara terus-menerus.Konsep umpan balik informasi menjelaskan
perihal pencarian sasaran dan saling mempengaruhi antar bagian yang terlibat
dalam sistem. Keluaran dari satu bagian akan menjadi masukan untuk bagian yang
lain. Konsep umpan balik berkaitan dengan cara informasi digunakan untuk
keperluan pengendalian. Pengendalian sebagai konsepsi inti sistem sangat
membutuhkan umpan balik informasi. Hal ini berguna untuk menjaga agar sistem
mampu berjalan sesuan dengan rencana pencapaian sistem.
14
Universitas Indonesia
Gambar 2.2 siklus informasi
2.2.2 Kualitas Informasi
Informasi merupakan salah satu bentuk sumber daya utama suatu organisasi
yang digunakan oleh manager untuk mengendalikan perusahaan dalam mencapai
tujuan. Kualitas suatu informasi tergantung pada beberapa hal, yaitu :
1. Akurat
Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak
menyesatkan bagi orang yang menerima informasi tersebut. Akurat
juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya.
Komponen akurat meliputi :
(1) Completeness, berarti informasi yang dihasilkan atau
dibutuhkan harus memiliki kelengkapan yang baik, karena
akan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan.
(2) Correctness, berarti informasi yang dihasilkan atau
dibutuhkan harus memliki kebenaran.
(3) Security, berarti informasi yang dihasilkan atau
dibutuhkan harus memiliki keamanan.
Proses
Sumber Data
Input
Hasil
Penerimaan
Informasi
Tidakan
15
Universitas Indonesia
2. Tepat waktu
Informasi harus tepat waktu dikarenakan informasi yang terlambat
tidak mempunyai nilai yang baik, sehingga jika digunakan sebagai
dasar pengambilan keputusan akan dapat berakibat fatal.
3. Relevan
Informasi harus mempunyai manfaat bagi si penerima. Relevansi
informasi untuk setiap orang berbeda.
4. Ekonomis
Informasi yang dihasilkan mempunyai manfaat yang lebih besar
dibandingkan dengan biaya yang mendapatkannya dan sebagian
besar informasi tidak dapat ditaksi keuntungannya dengan satuan
nilai uang tetapi dapat ditaksir nilai efektivitasnya.
5. Efisien
Informasi ringkas, jelas dan sederhana namun memiliki makna yang
mendalam bagi penerima informasi.
6. Dapat Dipercaya
Informasi berasal dari sumber yang dapat dipercaya. Sumber
informasi telah teruji tingkat kejujurannya.
2.3 Sistem
Menurut Jerry Fith Gerald (Jogiyanto, 2000), sistem adalah suatu jaringan
kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama
untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu.
Menurut Agus Mulyanto, Sistem dapat diartikan sebagai kumpulan dari elemen-
elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu sebagai suatu
kesatuan. Menurut Ery Rustiyanto, Sistem adalah sekumpulan unsur yang
berhubungan antara satu dengan yang lainnya sedemikian rupa berproses mencapai
tujuan tertentu, atau suatu tatanan dimana terjadi suatu kesatuan dari berbagai unsur
16
Universitas Indonesia
yang saling berkaitan secara teratur menuju pencapaian unsur dalam batas
lingkungan tertentu. Jogiyantomemberikan definisi sistem dengan dua pendekatan,
yaitu dengan pendekatan prosedur dan pendekatan komponen. Dengan pendekatan
prosedur, sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari prosedur-prosedur yang
mempunyai tujuan tertentu. Dengan pendekatan komponen, sistem dapat
didefinisikan sebagai kumpulan dari komponen yang saling berhubungan satu
dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu.
Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari berbagai faktor yang berhubungan
atau diperkirakan berhubungan, serta satu sama yang lain saling mempengaruhi,
yang kesemuanya dengan sadar dipersiapkan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Secara lebih sederhana sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan
atau himpunan dari unsure, komponen atau variabel yang terorganisir, saling
berinteraksi, saling tergantung satu sama lain, dan terpadu.
Berdasarkan definisi terhadap sistem yang dikemukakan oleh para pakar
diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan kumpulan elemen atau
komponen yang saling berinteraksi, saling bekerja sama satu dengan yang lain
untuk mencapai tujuan bersama secara efektif dan efisien. Dengan kata lain sistem
dapat diartikan sebagai sebuah kumpulan elemen atau komponen yang saling
berhubungan dan bekerja sama serta memiliki masukan (input) dan keluaran.
Dalam mendefinisikan sistem terdapat dua kelompok pendekatan sistem,
yaitu sistem yang mendekatkan pada prosedur dan elemennya. Prosedur
didefinisikan sebagai sebuah urut-urutan yang tepat dari tahapan-tahapan instruksi
yang menerangkan apa yang harus dikerjakan, siapa yang mengerjakan, kapan yang
mengerjakan dan bagaimana mengerjakannya (Gerald.J,1991). Penganut
pendekatan elemen adalah Davis (1985) yang mendefinisikan sistem sebagai
bagian-bagian yang saling berkaitan yang beroperasi bersama untuk mencapai
beberapa sasaran atau maksud. Sedangkan Lucas (1989) mendefinisikan sistem
sebagai suatu komponen atau variable yang terorganisir, saling berinteraksi, saling
tergantung, satu sama lain dan terpadu.Sebuah sistem mempunyai tujuan atau
sasaran. McLeod berpendapat, sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi
dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan. Begitu juga Robert G.
Murdick (1993), mendefinisikan sistem sebagai seperangkat elemen-elemen yang
17
Universitas Indonesia
terintegrasi dengan maksud yang sama mencapai suatu tujuan yang sama.
Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur didefinisikan bahwa
sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan,
berkumpul bersama-sama untuk melakukan sebuah kegiatan atau menyelesaikan
suatu sasaran tertentu (Gerald. J. 1991)
Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu
mempunyai komponen-komponen, batas sistem, lingkungan luar sistem,
penghubung, masukan, pengeluaran, pengolahan dan sasaran atau tujuan.
Komponen Sistem
Batasan Sistem
Lingkungan Luar Sistem
Penghubung Sistem
Masukan Sistem
Pengeluaran Sistem
Pengolahan Sistem
Sasaran Sistem
2.4 Sistem Informasi
Menurut Sutabri, Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu
organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang
mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan
strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu
dengan laporan-laporan yang diperlukan. Bodnar dan Hopwood (1993) dalam buku
Accounting Information System edisi kelima, mendefinisikan sistem informasi
sebagai kumpulan perangkat keras dan perangkat lunak yang dirancang untuk
mentransformasikan data ke dalam bentuk informasi yang berguna. Menurut
Turban, McLean, dan Waterbe (1990) dalam buku Information Technology for
Management Making Connection for Strategies Advantages, mendefinisikan sistem
informasi sebagai sistem yang mengumpulkan, memproses, menyimpan,
menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk tujuan yang spesifik.
18
Universitas Indonesia
Sistem informasi adalah suatu sistem dalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi
operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu
organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan informasi
yang diperlukan untuk pengambilan keputusan. Sistem informasi dalam suatu
organisasi dapat dikatakan sebagai suatu sistem yang menyediakan informasi bagi
semua tingkatan dalam organisasi tersebut.
Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang saling berinteraksi
satu dengan yang lain membentuk suatu kesatuan untuk mencapai suatu sasaran.
Komponen-komponen tersebut adalah :
1. Blok Masukan (Input Block)
Blok masukan dalam sebuah sistem informasi meliputi metode-
metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukan,
dapat berupa dokumen-dokumen dasar.
2. Blok Model (Model Block)
Blok model ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model
matematik yang berfungsi memanipulasi data untuk keluaran
tertentu
3. Blok keluaran (Output Block)
Blok keluaran berupa data-data keluaran seperti dokumen output dan
informasi yang berkualitas.
4. Blok teknologi (Technology Block)
Blok teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan
model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan
mengirimkan keluaran serta membantu pengendalian dari sistem
secara keseluruhan. Blok teknologi merupakan komponen bantu
yang memperlancar proses pengolahan yang terjadi dalam sistem
5. Blok Basis Data (Database Block)
Merupakan kumpulan data yang berhubungan satu dengan lainnya,
tersimpan di perangkat keras computer dan perangkat lunak untuk
memanpulasinya.
19
Universitas Indonesia
6. Blok Kendali (Controls Block)
Meliputi masalah pengendalian terhadap operasional sistem yang
berfungsi mencegah dan menangani kesalahan/kegagalan sistem
Sistem informasi yang lengkap memiliki kelengkapan sistem sebagai berikut:
1. Hardware
Merupakan bagian perangkat keras sistem informasi. Sistem
informasi modern memiliki perangkat keras seperti, computer,
printer dan teknologi jaringan computer
2. Software
Merupakan bagian lunak sistem informasi. Sistem informasi modern
memiliki perangkat lunak untuk memerintahkan computer
melaksanakan tugas yang harus dilakukannya.
3. Data
Merupakan komponen dasar dari informasi yang akan diproses lebih
lanjut untuk menghasilkan informasi. Contoh, dokumen bukti-bukti
transaksi, nota, kuintasi dan sebagainya.
4. Prosedur
Merupakan bagian yang berisikan dokumentasi prosedur atau
proses-proses yang terjadi dalam sistem. Prosedur dapat berupa
buku-buku penuntun operasional seperti prosedur sistem
pengendalian intern atau buku penuntun teknis seperti buku manual
menjalankan program computer.
5. Manusia
Merupakan bagian utama dalam sistem informasi dan yang terlibat
dalam komponen manusia antara lain :
a. Clerical personnel, untuk menangani transaksi dan pemrosesan
data dan melakukan inquiry = operator)
b. First lever manager, untuk mengelola pemrosesan data didukung
dengan perencanaan, penjadwalan, indentifikasi situasi out of
control dan pengembilan keputusan level menengah kebawan
20
Universitas Indonesia
c. Management, untuk pembuatan laporan berkas, permintaan
khusus, analisis khusus, laporan khusus, pendukung indentifikasi
masalah dan peluang, pendukung analisis pengembalian
keputusan level atas.
Pengelola sistem informasi terorganisir dalam suatu struktur manajemen.
Oleh karena itu bentuk atau jenis sistem informasi yang diperlukan sesuai dengan
level manajemennya.
1. Manajemen level atas, untuk perencanaan strategis, kebijakan dan
pengambilan keputusan
2. Manajemen level menengah, untuk perencanaan taktis dan
pengambilan keputusan
3. Manajemen level bawah, untuk perencanaan dan pengawasan
operasi dan pengambilan keputusan
4. Operator, untuk pemrosesan transaks dan merespon permintaan.
Sistem informasi memiliki tiga unsuratau kegiatan utama, yaitu menerima
data sebagai masukan (input), memproses data dengan melakukan perhitungan,
penggabungan unsur data, pemutakhiran perkiraan dan lain-lain dan memperoleh
informasi sebagai keluaran.
2.5 Rumah Sakit.
Rumah Sakit menurut Keputusan Menteri Republik Indonesia nomor
983.MENKES/SK/1992 mengenai pedoman rumah sakit umum dinyatakan bahwa:
Rumah Sakit Umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan
yang bersifat dasar, spesialistik dan pendidikan tenaga kesehatan dan pelatihan.
Sementara itu menurut WHO (1957) dalam Widyorini (1998) menyatakan
”The hospital is an integral part of social and medical organization, the function of
which is to provide for the population complete health care both curative and whose
outpatient service reach out to the family and as home environment, the hospital is
also a center for the training of health workers and for bio social research”.
Definisi menurut di WHO menyebutkan bahwa rumah sakit oleh WHO (1957)
diberikan batasan yaitu suatu bahagian menyeluruh dari organisasi dan medis,
21
Universitas Indonesia
berfungsi memberikan pelayanan kesehatan lengkap kepada masyarakat baik
kuratif maupun rehabilitatif, dimana output layanannya menjangkau pelayanan
keluarga dan lingkungan, rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan tenaga
kesehatan serta untuk penelitian biososial.
Siregar (2003) menyatakan bahwa rumah sakit adalah suatu organisasi yang
kompleks, menggunakan gabungan ilmiah khusus dan rumit, dan difungsikan oleh
berbagai kesatuan personel terlatih dan terdidik dalam menghadapi dan menangani
masalah medik modern, yang semuanya terikat bersama-sama dalam maksud yang
sama, untuk pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang baik.
Dalam Peraturan Menkes RI Nomor 1045/Menkes/Per/XI/2006 disebutkan
bahwa rumah sakit didefinisikan sebagai suatu fasilitas pelayanan kesehatan
perorangan yang menyediakan rawat inap dan rawat jalan yang memberikan
pelayanan kesehatan jangka pendek dan jangka panjang yang terdiri dari observasi,
diagnostik, terapeutik dan rehabilitatif untuk orang-orang yang menderita sakit,
cidera, dan melahirkan.
Sedangkan pada Keputusan Menkes Nomor 582/Menkes/SK/VI/1997
definisi ini sedikit berbeda yaitu rumah sakit didefiniskan sebagai sarana kesehatan
yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara merata dengan mengutamakan
upaya penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan yang dilaksanakan secara
serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit
dalam suatu tatanan rujukan serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga dan
penelitian.
Menurut UU No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit menyebutkan rumah
sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,
rawat jalan, dan gawat darurat. Berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan,
Rumah Sakit dikategorikan dalam Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Khusus.
Rumah Sakit Khusus adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan utama pada
satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan
umur, organ, jenis penyakit, atau kekhususan lainnya.
22
Universitas Indonesia
2.6 Manajemen
Manajemen merupakan salah satu cabang ilmu sosial. Dalam penerapannya
sehari-hari, kegiatan manajemen sangat membutuhkan pengalaman seorang
manajer dalam melakukan kegiatan manajerialnya.
Menurut Sutabri, Manajemen sebagai proses atau kegiatan yang menjelaskan
apa yang dilakukan manajer pada operasional organisasi mereka untuk
merencanakan, mengorganisasikan, memprakarsai dan mengendalikan operasi.
2.7 Sistem Informasi Manajemen
Sistem informasi manajemen merupakan suatu sistem yang diciptakan untuk
melaksanakan pengolahan data yang akan bermanfaat bagi organisasi. Dengan
memanfaatkan komputer, maka tujuan dari sistem informasi manajemen akan lebih
mudah diwujudkan.
Sistem informasi manajemen membutuhkan perencanaan yang sangat matang
dan panjang, dengan memperhitungkan perkembangan organisasi dimasa
mendatang. Sistem infomasi manajemen didesain untuk memberikan laporan
operasional sehari-hari, sehingga dapat memberi informasi untuk mengotrol
kegiatan operasional organisasi dengan lebih baik.
Menurut Gordon B Davis, sistem informasi manajemen adalah sistem
manusia/mesin yang terpadu guna menyajikan informasi untuk mendukung fungsi
operasi, manajemen dan pengambilan keputusan didalam suatu organisasi.
Sedangkan menurut Komaruddin, sistem informasi manajemen adalah suatu
pendekatan yang terorganisir dan terencana untuk memberi eksekutif bantuan
informasi yang tepat dan dapat memberikan kemudahan bagi proses manajemen.
Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem informasi
manajemen adalah kumpulan dari manusia dan berbagai sumber daya didalam
organisasi yang akan mengumpulkan data untuk menghasilkan informasi yang
berguna bagi semua tingkat manajemen di dalam kegiatan perencanaan dan
pengendalian dalam organisasi.
23
Universitas Indonesia
2.8 Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
Berdasarkan peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor
1171/Menkes/Per/VI/2011 tentang Sistem Informasi Rumah Sakit, setiap Rumah
Sakit (RS) wajib melaksanakan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS), dimana
SIRS merupakan suatu proses pengumpulan, pengolahan dan penyajian data rumah
sakit. SIRS merupakan aplikasi sistem pelaporan RS kepada Kementerian
Kesehatan yang meliputi:
a. Data identitas RS
b. Data ketenagaan yang bekerja di RS
c. Data rekapitulasi kegiatan pelayanan
d. Data kompilasi penyakit/morbiditas pasien rawat inap
e. Data kompilasi penyakit/morbiditas pasien rawat jalan.
Pelaksanaan Sistem Informasi Manjemen Rumah Sakit bertujuan untuk
merumuskan kebijakan di bidang perumahsakitan, menyajikan informasi RS secara
nasional dan melakukan pemantauan, pengendalian dan evaluasi penyelenggaraan
RS secara nasional. Pelaporan Sistem Informasi Manjemen Rumah Sakit terdiri dari
(1) pelaporan yang bersifat terbarukan setiap saat (update), yaitu
ditetapkan berdasarkan kebutuhan informasi untuk pengembangan
program dan kebijakan dalam bidang perumahsakitan.
(2) pelaporan yang bersifat periodic, yaitu dilakukan 2 (dua) kali dalam
1 (satu) tahun.
Tujuan sistem informasi manajemen rumah sakit yaitu dapat memberikan
informasi yang akurat, tepat waktu untuk pengambilan keputusan diseluruh tingkat
administrasi dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pengendalian dan
penilaian (evaluasi) di rumah sakit.
24
Universitas Indonesia
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit terdiri dari 3 komponen yaitu :
1. Input
Sumber data / informasi untuk menunjang untuk kesehatan dan
manajemen kesehatan.
Instrumen pencatatan data
Sumber daya (tenaga, biaya, fasilitas)untuk pengelolaan untuk
pemanfaatan data / informasi.
2. Proses
Pengorganisasian dan tata kerja unit pengelolaan data / informasi
termasuk aspek koordinasi, integrasi dan kerjasama antar unit
pelayanan dan pengelolaan data
Pengelolaan data / informasi rumah sakit
3. Output
Pemanfaatan data / informasi untuk menunjang manajemen dan
pengembangan kegiatan pelayanan kesehatan di rumah sakit.
2.9 Rencana Strategi Rumah Sakit
Rencana Strategis merupakan kegiatan manajemen organisasi yang
digunakan untuk menetapkan prioritas, memperkuat operasi, dan kemudian
memastikan bahwa karyawan dan stakeholder lainnya bekerja menuju tujuan
bersama, membangun kesepakatan hasil yang diharapkan, dan menilai serta
menyesuaikan arah organisasi dalam respon terhadap peruabahan lingkungan.
(BSC, 2013). Pada dasarnya rencana strategis merupakan rencana jangka panjgan
yang disusun dengan telah mempertimbangkan kondisi lingkungan.
25
Universitas Indonesia
Dalam seiring berjalannya waktu perkembangan terus terjadi sehingga terjadi
perubahan baik bersifat eksternal maupun internal. Dengan demikian dibutuhkan
evaluasi terhadap rencana strategi yang telah ditetapkan untuk melihat apakah
rencana strategi tersebut masih relevan atau tidak untuksaat ini atau untuk melihat
apakah rencana strategis sudah tercapai atau belum. Evaluasi yang dilakukan dapat
menggunakan analisis SWOT. Analisis SWOT bisa digunakan untuk saat pertama
kali membangun RS ataupun pada saat akan melakukan penambahan unit/klinik
atau cabang RS.
Analisis SWOT adalah instrument perencanaan strategis yang klasik. Dengan
menggunakan kerangka kerja kekuatan dan kelemahan dan kesempatan eksternal
dan ancaman, instrument ini memberikan cara sederhana untuk memperkirakan
cara terbaik untuk melaksanakan sebuah strategi. (Start, Daniel dan Ingie Hovland)
2.9.1 Perencanaan Strategis
Perencanaan strategis adalah proses yang dilakukan suatu organisasi untuk
menentukan strategi atau arahan, serta mengambil keputusan untuk
mengalokasikan sumber dayanya (termasuk modal dan sumber daya manusia)
untuk mencapai strategi ini (Carter M. Namara).
Perencanaan strategis dapat juga didefinisikan sebagai suatu proses sistematis
dan berkelanjutan di mana orang-orang membuat keputusan-keputusan tentang
hasil-hasil masa depan yang diharapkan, bagaimana hasil-hasil ini dicapai, dan
bagaimana kesuksesan dapat diukur dan dievaluasi (GC. Canada, Steps to
Competitiveness)
Perencanaan strategis menjawab tiga pertanyaan, yaitu:
1. Di manakah posisi kita saat ini? Pertanyaan ini mengantar pada
analisa tentang situasi yang terdiri atas beberapa unsur, yaitu: analisa
eksternal, analisa internal dan analisa tentang kompetisi
2. Kemana dan kapan kita akan pergi? Pertanyaan ini membawa pada
logika mengapa suatu perusahaan (organisasi) didirikan. Mission
statement hadir sebagai arahan korporasi/perusahaan (corporate
direction), sementara itu tujuan jangka panjang dan sasaran-sasaran
26
Universitas Indonesia
jangka pendek hadir dalam unit usaha (business unit direction)
3. Bagaimana cara kita bisa sampai ke sana? Pada tahap ini strategi
disusun sebagai arahan untuk mencapai visi dan misi perusahaan.
Formulasi strategi dapat dikategorikan ke dalam tiga kelompok,
level korporasi (corporate level), level unit usaha (business unit
level), dan level fungsi manajemen (functional level).
Fokus perencanaan strategis biasanya adalah pada keseluruhan organisasi,
sedangkan fokus perencanaan bisnis adalah pada produk-produk yang kita hasilkan,
pelayanan ataupun program. Perencanaan strategis berkembang sesuai dengan
iklim dan kepemimpinan organisasi, budaya organisasi, kompleksitas organisasi,
ukuran organisasi, kemampuan para pembuat rencana dan sebagainya. Begitu
banyak perspektif, model dan pendekatan yang digunakan pada perencanaan
strategis. Tujuan perencanaan strategis organikyang paling sering digunakan dan
dimulai dengan fokus pada misi organisasi tersebut (visi dan atau nilai-nilai), tujuan
dan bagaimana cara mencapainya. Isu dasar dari perencanaan strategis biasanya
dimulai dengan melihat isu apa yang sedang dihadapi oleh organisasi tersebut,
strategi tersebut kita lihat cocok untuk isu yang mana serta rencana kerja.
Perencanaan strategis bisa dimulai dengan mengakumulasikan visi dan nilai-nilai
dari organisasi tersebut kemudian bagaimana rencana kerja untuk mencapai visi
tersebut dengan memperhatikan nilai-nilai yang ada.
Perencanaan strategis akan membantu kita untuk:
memaksimalkan kekuatan-kekuatan organisasi,
meminimalkan kelemahan-kelemahan organisasi,
mengambil keuntungan dari peluang, dan
mengatasi ancaman-ancaman organisasi
Perencanaan strategis sering dipandang sebagai suatu proses pembaharuan
organisatoris. Perencanaan strategis menawarkan suatu hal yang sistematis dalam
penganalisaan ekonomi dan kompetisi calon konsumen untuk organisasi anda dan
menolong anda dalam merencanakan suatu tindakan jangka panjang. Proses
perencanaan strategis harus dinamis.
Proses perencanaan strategis dilaksanakan tergantung pada keadaan dan
kebutuhan organisasi serta lingkungan eskternal organisasi.
27
Universitas Indonesia
1. Perencanaan strategis harus dilakukan pada saat organisasi dimulai.
2. Perencanaan strategis harus dilakukan pada saat mempersiapkan
bagian-bagian/produk/layanan baru.
Pada saat pengimplementasian perencanaan strategis, proses
pengimplementasian harus ditinjau ulang oleh pimpinan organisasi. Penekanan,
frekuensi dari peninjauan ulang perencanaan strategis yang telah dibuat bergantung
pada perubahan dari dalam dan sekitar organisasi.
2.9.2 Sasaran dari Perencanaan Strategis
Tujuan utama dari perencanaan strategis adalah untuk memperkuat
manajemen dalam proses membuat keputusan dengan mengerti, mengenali faktor-
faktor kunci internal dan eksternal yang mempengaruhi bisnis. Hal ini dilakukan
untuk memperbaiki kinerja organisasi dan juga sebagai dasar untuk tindakan-
tindakan manajemen di masa depan termasuk rencana bisnis dan rencana
operasional. Rencana strategis juga bermakna bagi organisasi dalam menyesuaikan
pelayanan dan aktivitasnya untuk memenuhi perubahan kebutuhan terhadap
lingkungan. Ia membantu organisasi yang berhubungan dengan apa yang harus
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan kliennya.
2.10 Balance Score Card
Balance Score Card adalah perencanaan strategis dan sistem manajemen
yang digunakan secara ekstensif dalam bisnis dan industry, pemerintah dan
organisasi nirlaba di seluruh dunia untuk menyelaraskan kegiatan usaha dengan visi
dan strategi organisasi, meningkatkan komunikasi internal dan eksternal, dan
kinerja organisasi memantau terhadap tujuan. Kemudian balance scored juga
merupakan sistem manajemen yang memungkinkan organisasi untuk
mengklarifikasi visi dan strategi mereka dan menerjemahkannya ke dalam
tindakan. Ini memberikan umpan balik di sekitar kedua proses bisnis internal dan
hasil ekstenal untuk terus meningkatkan kinerja strategis dan hasil.
28
Universitas Indonesia
Balance Score Card telah berkembang dari penggunaan awal sebagai
kerangka pengukuran kinerja sederhana untuk perencanaan strategis dan sistem
manajemen. Pada saat ini balance scored menyediakan kerangka kerja yang tidak
hanya menyedakan pengukuran kinerja tetapi membantu perencana
mengidentifikasi apa yang harus dilakukan dan di ukur. Hal ini mengakibatkan para
eksekutif untuk benar-benar menjalankan strategi mereka.
Balance Score Card tidak hanya berfokus pada hasil finansial melainkan juga
masalah manusia, Balance Score Card membantu memberikan pandangan yang
lebih menyeluruh pada suatu perusahaan yang pada gilirannya akan membantu
organisasi untuk bertindak sesuai tujuan jangka panjangnya. Sistem manajemen
strategis membantu manajer untuk berfokus pada ukuran kinerja sambil
menyeimbangkan sasaran finansial dengan perspektif pelanggan, proses, dan
karyawan.
Balance Score Card membantu organisasi untuk menghadapi dua masalah
fundamental: mengukur performa organisasi secara efektif dan
mengimplementasikan strategi dengan sukses. Secara tradisional, pengukuran
terhadap bisnis berkisar pada aspek finansial, yang kemudian banyak
mendatangkan kritik. Ukuran finansial tidaklah konsisten dengan lingkungan bisnis
saat ini, punya daya prediktif yang lemah, mengakibatkan munculnya silo
fungsional, menghambat cara berpikir jangka panjang, dan tidak lantas bisa relevan
bagi kebanyakan level organisasi. Mengimplementasikan strategi secara efektif
menjadi permasalahan tersendiri. Setidaknya terdapat empat pembatas
implementasi strategi di organisasi: pembatas visi, pembatas orang, pembatas
sumberdaya, dan pembatas manajemen.
Balance Score Card memberi organisasi elemen yang dibutuhkan untuk
berpindah dari paradigma ‘melulu finansial’ menuju model baru yang mana hasil
Scorecard menjadi titik awal untuk me-review, mempertanyakan, dan belajar
tentang strategi yang dipunya. Balance Score Card akan menerjemahkan visi dan
strategi ke dalam serangkaian ukuran koheren dalam empat perspektif yang
berimbang. Kita akan dengan cepat bisa dapatkan informasi untuk dipertimbangkan
lebih dari sekedar ukuran finansial.
29
Universitas Indonesia
Konsep keseimbangan dalam Balance Score Card terkait pada tiga area
berikut:
1. Keseimbangan antara indikator keberhasilan finansial dan non
finansial. Balanced Scorecard sendiri awalnya dibuat untuk
mengatasi kekuranghandalan ukuran performa finansial dengan
menyeimbangkannya dengan pemicu lain untuk performa yang
mengacu ke masa depan. Ini adalah masih terus menjadi prinsip dari
sistem Balance Score Card ini.
2. Keseimbangan antara konstituen internal dan eksternal dari
organisasi. Shareholder dan pelanggan merepresentasikan
konstituen eksternal dalam Balance Score Card, sementara
karyawan dan proses internal merepresentasikan konstituen internal.
Balance Score Card berusaha menyeimbangkan kebutuhan kedua
grup yang tak jarang menjadi kontradiktif satu sama lain untuk bisa
secara efektif mengimplementasikan strategi.
3. Keseimbangan antara indikator performa lag dan lead. Indikator lag
secara umum merepresentasikan performa masa lalu. Contohnya
semisal saja kepuasan pelanggan atau revenue. Meskipun ukuran
tersebut pada umumnya cukup obyektif dan bisa diakses dengan
mudah, namun mereka semua punya daya prediktif yang lemah.
Sementara itu indikator lead adalah pemicu performa yang
membawa pada pencapaian indikator lag. Indikator ini biasanya
berbentuk ukuran atas proses dan aktivitas. Pengiriman tepat waktu,
semisal, bisa merepresentasikan indikator lead untuk ukuran lag
kepuasan pelanggan. Suatu scorecard harus berisi campuran/paduan
antara indikator lag dan lead. Indikator lag yang tanpa disertai oleh
ukuran lead tidak akan mengkomunikasikan bagaimana target akan
diraih. Sebaliknya, indikator lead tanpa ukuran lag akan
menghasilkan perkembangan jangka pendek namun tidak tampak
bagaimana perkembangan tersebut berdampak pada peningkatan
benefit bagi pelanggan dan juga shareholder.
30
Universitas Indonesia
2.11 Cloud Computing
Cloud Computing adalah gabungan pemanfaatan teknologi computer dan
pengembangan berbasis Internet. Awan (cloud) metafora dari internet, sebagaimana
awan yang sering digambarkan di diagram jaringan computer, awan dalam cloud
computing juga merupakan abstraksi dari infrastruktur komples yang
disembunyikan. Internet cloud adalah satuu model komputasi dimana kapabilitas
terkait terknologi informasi disajikan sebagai suatu layanan, sehingga pengguna
dapat mengaksesnya lewat internet. Meskipun cloud computing adalah layanan
teknologi informasi yang dimanfaatkan melalui jaringan internet, namun tidak
semua layanan yang ada di internet dapat dikategorikan sebagai layanan cloud
computing.
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar layanan yang ada di internet
dikatakan sebagai layanan cloud computing, yaitu
1. Layanan bersifat on demand, yaitu pengguna dapat berlangganan
hanya yang dia butuhkan saja dan membayar hanya untuk yang
mereka gunakan saja.
2. Layanan bersifat elastic/scalable, dimana pengguna bisa menambah
atau mengurangi jenis dan kapasitas layanan yang dia inginkan
kapan saja dan sistem selalu bisa mengakomodasi perubahan
tersebut.
3. Layanan sepenuhnya dikelola oleh provider
4. Sumber daya terkelompok (resource pooling)
5. Akses pita lebar, layanan terhubung melalui jaringan pita lebar,
terutama dapat diakses secara memadai melalui jaringan internet.
6. Layanan yang terukur, sumber daya cloud yang tersedia harus dapat
diatur dan dioptimasi penggunaannya, dengan suatu sistem
pengukuran yang dapat mengukur penggunaan dari setiap sumber
daya komputasi yang digunakan.
Dengan adanya cloud computing akan mengubah paradigma perusahaan
ataupun organisasi IT dalam memandang investasi teknologi komunikasi informasi.
Investasi untuk modal capital berubah menjadi biaya operasional dengan besaran
yang lebih efisien akibat adanya cloud computing, dan ini membuat para pengguna
31
Universitas Indonesia
(user) bebas berkreasi dan tidak perlu menyediakan infrastruktur (data center,
processing power, storage, sampai ke aplikasi desktop) untuk dapat memiliki
sebuah sistem, karena semuanya sudah disediakan secara virtual.
Manfaat dari cloud computing yaitu :
1. Skalabilitas, mudah meningkatkan kapasitas, sebagai kebutuhan
komputasi berubah, tanpa membeli peralatan tambahan
2. Accessibility, akses data dan aplikasi melalui internet dari mana saja
3. Mengurangi biaya
4. Shift bebas, free staf IT internal dari pembaruan dan isu-isu konstan.
Cloud computing diperkirakan akan mengubah IT di perusahaan besar karena
memungkinkan enterprise dari berbagai ukuran untuk memanfaatkan skala
ekonomi dan mendapat keuntungan dari hanya membayar sumber daya yang
digunakan saja. Dengan cloud computing, heterogenitas telah menjadi sebuah
karakteristik utama dari komputansi. Sumber daya di awan bisa jadi proprietary
atau open-source atau gabungan dari keduanya.
Cloud computing mempunyai beberapa kelebihan yaitu
1. Reduce cost
Teknologi cloud computing memudahkan pengguna untuk
menghemat biaya dan efisien lebih baik karena menggunakan
anggaran yang rendah untuk biaya sumber daya dari sebuah
organisasi atau perusahaan dan lebih menekankan biaya operasi
yang dianggarkan oleh sebuah organisasi untuk meningkatkan
Reability dan kritikan sistem yang dibangun.
2. Increase Storage
Perusahaan atau organisasi yang menggunakan teknologi cloud
computing dapat digunakan sebagai pusat data, dimana data-data
tersimpan terpusat dan dapat diakses kesemua pengguna atau
cabang-cabang dari sebuah perusahaan atau organisasi dan dapat
menyimpan data lebih banyak ketimbang dengan menggunakan
computer pribadi.
32
Universitas Indonesia
3. Highly Automated
Seorang pengguna tidak perlu khawatir akan harus mengganti atau
memperbaharui versi dari program yang mereka gunakan, karena
sistem ini dapat melakukan sistem otomatis pembaharuan atau
penggantian versi dari program tanpa harus diberikan masukan dari
seorang pengguna
4. Flexibility
Memberikan banyak sistem fleksibilitas dari metode komputansi
yang lama dan dengan mudah dapat berorientasi pada profit dan
perkembangan yang cepat dan berubah-ubah
5. More mobility
Suatu perusahaan yang memiliki pegawai atau pengguna dapat
melakukan akses data atau informasi dari tempat yang berbeda-beda,
cloud computing dapat membentuk manajemen serta operasional
yang lebih mudah diakses dikarenakan sistem perusahaan tergabung
dalam satu cloud sehingga dengan mudah dapat mengakses,
memantau dan mengaturnya.
6. Allow IT to Shift Focus
Dalam sebuah perusahaan yang menggunakan teknologi cloud
computing tidak perlu mengkhawatirkan server yang harus
diperbaharui dan isu-isu komputansi lainnya.
33
Universitas Indonesia
BAB 3
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT OTAK PUSAT NASIONAL
3.1 Sejarah singkat RS Pusat Otak Nasional
Meningkatnya usia harapan hidup dan pola hidup yang berkembang saat ini
diprediksi akan meningkatkan risiko dan kasus penyakit Neurologi. Berdasarkan
hal tersebut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menimbang perlu untuk
membangun sebuah Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (National Brain Centre
Hospital). Melalui Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
491/Menkes/SK/V/2009 tentang Tim Teknis Pendirian Rumah Sakit Pusat Otak
Nasional (National Brain Centre Hospital) dan selanjutnya Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 602/Menkes/SK/V/2010 tentang Tim
Persiapan Pendirian Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (National Brain Centre
Hospital) dimulailah persiapan pembangunan RS Pusat Otak Nasional.
Pehimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (Perdossi) kemudian ditetapkan
sebagai tim teknis dalam rangka persiapan pendirian RS Pusat Otak Nasional. Tim
teknis ini kemudian diperkuat melalui Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor: 1872/Menkes/SK/IX/2011 tentang Tim Teknis Pendirian Rumah
Sakit Pusat Otak Nasional (National Brain Centre Hospital). Tim teknis mendapat
tugas antara lain adalah menyusun Renstra dalam rangka pengadaan SDM,
pemenuhan persyaratan operasional, serta perencanaan anggaran operasional RS
Pusat Otak Nasional.
Perencanaan pembangunan RS Pusat Otak Nasional dimulai sejak tahun 2009
dan pelaksanaan pembangunan secara fisik dimulai pada tahun 2011 dengan
sumber pembiayaan berasal dari APBN Kementerian Kesehatan Tahun 2011 dan
2012. Kementerian Keuangan telah membantu dengan memberikan sebidang tanah
seluas ± 1.2 ha ini kepada Kementerian Kesehatan RI melalui Surat Keputusan
Menteri Keuangan No. 151/KM.6/2010 tanggal 27 Juli 2010 tentang Penetapan
Status Penggunaan Barang Milik Negara Eks Badan Penyehatan Perbankan
Nasional (BPPN) pada Menteri Kesehatan sebagai tempat berdirinya Rumah Sakit
34
Universitas Indonesia
Pusat Otak Nasional dan juga memberikan persetujuan kontrak tahun jamak (multi
years) untuk pembangunan Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (National Brain
Centre Hospital) ini.
Menteri Kesehatan menyampaikan bahwa RS Pusat Otak Nasional ini akan
menjadi Center of Excellent, yang mencakup bidang antara lain
1. Advance Clinical; Restoration & Rehabilitation,
2. Education & Training,
3. Basic Clinical & Comprehensive Research,
4. Product Development, dan
5. Community Policy Development.
Konsep tersebut dilakukan secara terpadu melalui proses pelayanan,
pendidikan dan penelitian yang menjadi misi utama Rumah Sakit Pusat Otak
Nasional (National Brain Centre Hospital), yang dapat bersaing di tingkat global.
Rumah Sakit ini akan menjadi pelopor dalam pelaksanaan Brain Check Up yang
komprehensif sebagai salah satu standar dalam pemeriksaan kesehatan. Dalam
bidang pelayanan klinis, RS Pusat Otak Nasional akan dikembangkan menjadi
pusat pelayanan terpadu dalam bidang Trauma Serebro Spinal, gangguan memori
dan neurobehavior, infeksi SSP dan HIV, epilepsi, neuro-onkologi yang
dikembangkan dengan penguatan dari kajian dan penelitian dibidang Neuroscience
(Basic dan Clinical).
Menteri Kesehatan mengharapkan bahwa RS Pusat Otak Nasional ini dapat
menjadi inspirator dan membangun jejaring kerjasama dengan pihak swasta
nasional , rumah sakit lain, lembaga pendidikan, lembaga keuangan dan asuransi,
Lembaga Swadaya Masyarakat didalam dan luar negeri dalam meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan otak dan saraf di Indonesia.
Pemancangan tiang pertama pembangunan Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
yang terletak Jalan MT Haryono, Cawang pada lahan seluas 11.955 m2 dilakukan
Menteri Kesehatan, dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr.Ph , pada tanggal
01 Nopember 2011.
Pada tanggal 1 Februari 2013, MenteriKesehatan dr.Nafsiah Mboi, SpA
berkenan melakukan Soft Launching Rumah Sakit Pusat Otak Nasional yang
diharapkan selanjutnya dapat diresmikan pada 1 Februari 2014.
35
Universitas Indonesia
3.2 Struktur Organisasi RS Pusat Otak Nasional
Gambar 3.1 Struktur Organisasi RS Pusat Otak Nasional
36
Universitas Indonesia
3.3 Fasilitas dan Layanan RS
Saat ini luas tanah RS Pusat Otak Nasional 11.800 m2 dan luas bangunan
32.368 m2. terdiri atas 12 lantai. Bangunan ini diperuntukan sebagai bangunan
rumah sakit dan akan dibangun gedung kedua yang diperuntukan untuk kantor
manajemen, pusat penelitian, rumah singgah dan lahan parkir. Gedung kedua ini
akan dibangun tahun ini dengan luas bangunan 18.000 m2 yang terdiri dari 14 lantai.
Bangunan rumah sakit memiliki fasilitas sebagai berikut :
1. Lantai 1 sampai 4 merupakan unit medis sentral yang memiliki
fasilitas IGD dengan OK-IGD, 20 ruang poliklinik, 4 ruang bedah
sentral, 2 cathlab, Laboratorium, Radiologi, Unit Stroke, Neuro ICU,
Neuro HCU, pusat rehabilitasi, pusat Neurodiagnostik, farmasi,
CSSD, loundry, dapur dan lain lain.
2. Lantai 5 sampai 11 adalah ruang rawat inap yang memiliki fasilitas
Presidential suite, VVIP, VIP, Kelas 1, Kelas 2, dan Kelas 3.
3. Fasilitas ruangan, tempat tidur dan pelayanan di RS Pusat Otak
Nasional, selanjutnya dapat dilihat pada tabel 3.1 dan 3.2
4. Untuk menfasilitasi pelayanan, Rumah sakit Pusat otak nasional
dilengkapi dengan sumber listrik PLN dengan kapasitas 2770 KVA,
genset 3 unit dengan kapasitas masing-maasing 1.000 KVA, dan
UPS 259 KVA dengan sistem kelistrikan secara otomatis. Sistem
pengolahan limbah bio filter dengan kapasitas 300 m3/ per hari. RS
memiliki water treatment plant dengan sumber air PAM dan deep
wel.
37
Universitas Indonesia
NO KELAS Jumlah Ruang TT/Kamar Jumlah
TT
1 Presidential Suite 2 1 TT 2 0.6%
2 VVIP 8 1 TT 8 2.3%
3 VIP 36 1 TT 36 10.2%
4 Kelas 1 36 1 TT 36 10.2%
5 Kelas 2 26 2 TT 52 14.7%
6 Kelas 3 55 5TT 275 67.23%
Sub Total 1 409
7 Neuro HCU 9
8 Neuro ICU 17
9 Stroke Care Unit 11
Sub Total 2 37
TOTAL 446
Tabel 3.1 Fasilitas Ruangan dan Tempat Tidur RS Pusat Otak Nasional
38
Universitas Indonesia
NO LAYANAN JUMLAH RUANG/TT
1 UGD 12 TT
2 OK UGD 1 ruang
3 OK Sentral 4 ruang
4 Cath.lab. 2 ruang
5 Hemodialisis 2 ruang
6 Rehab Medik 1 set ruangan
7 Poliklinik Spesialis 20 ruang
8 Poliklinik Khusus
Neurobehavior dewasa
3 ruang
9 Poliklinik Khusus
Neurobehavior anak
3 ruang
Tabel 3.2 Fasilitas Pelayanan RS Pusat Otak Nasional
39
Universitas Indonesia
BAB 4
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
4.1 Kerangka Konsep
Kerangka konsep yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada
beberapa konsep teori perencanaan strategis oleh Robert W. Duncan, Fred R.
David, dan ditambah dengan pendekatan Balanced Scorecard. Pada tiap-tiap
perspektif ditentukan tujuan, program, target, dan indikator-indikator sehingga
kinerja (performance) organisasi mudah dipantau dan dievaluasi.
Gambar 4.1 Kerangka Konsep
Strategi SIMRS
(Balance
Scorecard)
Key
Performance
Indicators
Customer
Perspective
Internal Business
Perspective
Inovation and
Learning
Perspective
Financial
Perspective
40
Universitas Indonesia
4.2 Definisi Operasional
1. Financial Perspective
Merupakan ukuran untuk memperlihatkan apakah strategi, implementasi
dan pelaksanaan kinerja Rumah Sakit berkontribusi terhadap
meningkatnya surplus Rumah Sakit. Financial perspective ini dapat diukur
dengan melihat jumlah pendapatan RS dalam setahun dengan dikurangi
jumlah belanja dalam setahun.
2. Customer Perspective
Merupakan ukuran untuk melihat apakah kebutuhan dari customer sudah
terpenuh atau belum. Elemen ini dilihat dari jumlah modul layanan dan
pendidikan terintegrasi yang baru, tingkat kepuasan peserta didik, tingkat
kepuasan staf serta persentase complain yang ditindaklanjuti.
3. Internal Business Perspective
Merupakan ukuran yang memperlihatkan seberapa baik RS Pusat Otak
Nasional telah berjalan, apakah sesuai dengan tujuan finansial dan
keinginan customer. Elemen ini dapat diukur dengan melihat persentase
rujukan yang tepat, capaian indikator medik kasus sulit, patient safety,
pelayanan terhadap pasien GAKIN di setiap unit pelayanan, Rasio CRR
dan CR pada pelayanan dan pendidikan di klinik.
4. Innovation and Learning Perspective
Merupakan ukuran untuk mengembangkan kemampuan karyawan yang
dapat meningkatkan pertumbuhan RS Pusat Otak Nasional jangan panjang
sehingga dapat memenuhi keinginan customer.
41
Universitas Indonesia
5. Strategi SIMRS RS Pusat Otak Nasional dengan Balanced ScoreCard
Merupakan strategi SIMRS untuk RS Pusat Otak Nasional yang ditetapkan
oleh CDMG (ConsesusDecisionMaking Group) melalui proses
perencanaan strategis yang selaras dengan visi, misi, dan tujuan 5 tahun.
Strategi ini akan lebih dipertajam dengan Balanced Score Card yang
meliputi empat perspektif yaitu keuangan (Financial), pelanggan
(Customer), proses bisnis internal (Internal Business Process), dan
pembelajaran (Learning&Growth). Balanced Score Card berdampak
signifikan terhadap perencanaan strategis, dan berperan dalam
memperluas ukuran kinerja dalam tahap implementasi.
6. Key Performance Indicators (KPI)
Merupakan indikator atau ukuran yang akan memberikan informasi sejauh
mana telah berhasil mewujudkan sasaran strategis yang telah ditetapkan
42
Universitas Indonesia
BAB 5
METODE PENELITIAN
5.1 Disain Penelitian
Penelitian ini adalah riset operasional (operational research) dengan
menggunakan analitik strategik yang menggabungkan metode deskriptif analitik
dan penilaian intuisi terbaik (good intuitive judgement) melalui pendekatan
rancangan kualitatif. Secara keseluruhan penelitian ini menggambarkan apa yang
diharapkan akan terjadi di masa mendatang, dengan berbasis pada analisis
masalah/situasi yang sedang dihadapi saat ini. Setelah itu, data yang didapatkan
digunakan untuk menetapkan strategi apa yang harus dipilih untuk memecahkan
masalah saat ini dan yang akan datang serta menyusun rencana strategisnya.
Penggunaan teknik CDMG (Consensus Decision Making Group) dan teknik
Delphi. Teknik Delphi yaitu dengan mengumpulkan pendapat dari orang-orang
yang ikut aktif dalam analisis, kemudian dirangkum dan dikembalikan lagi ke
peserta untuk meminta pendapat atas simpulan hasil diskusi. Teknik CDMG
mempunyai keuntungan yaitu pihak manajemen mengetahui dan terlibat langsung
dan pada tahapan tertentu dilibatkan dalam pengambilan keputusan. Teknik ini
mengakomodir masukkan berbagai pihak dan menurunkan potensi bias terutama
dari pihak luar. Namun teknik CDMG ini mempunyai kerugian yang disebabkan
peserta dari CDMG terdiri dari jabatan yang berbeda sehingga tingkat pengetahuan
dan penalarannya menjadi berbeda pula.
5.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi Penelitian dilakukan di RS Pusat Otak Nasional Jakarta jalan MT
Haryono, Jakarta Timur dengan waktu pelaksanaan penelitian pada Juni-Agustus
2013.
43
Universitas Indonesia
5.3 Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan berbasis data primer dan data sekunder. Data primer
berasal dari CDMG dan wawancara mendalam dengan pihak manajemen dan
pejabat berwenang terkait lainnya. Menurut rancangan penelitian kualitatif maka
teknik sampling yang dilakukan pada penelitian ini adalah Quota Sampling dimana
informan terpilih adalah pihak-pihak yang diperkirakan dapat memberikan jawaban
untuk dianalisis dan dikaji sesuai fenomena yang ada dari berbagai sudut pandang.
Pengumpulan data sekunder diperoleh dari data atau dokumen internal RS Pusat
Otak Nasional, Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, hasil survey, hasil
penelitian, dan berbagai data pendukung lainnya.
Instrumen pengumpul data dalam penelitian adalah dengan pedoman
wawancara mendalam beserta matriks yang disusun berdasarkan tujuan penelitian,
teori dan fakta yang mendukung. Dalam pelaksanaan wawancara, digunakan alat
perekam data, dan alat tulis. Pemilihan sumber informasi pada penelitian ini
dilakukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip:
1. Kesesuaian (Appropriateness), yang berarti informan dipilih
berdasarkan tugas dan tanggung jawabnya serta pengetahuan dan
ketrampilan yang dimiliki.
2. Kecukupan (Adequacy) yang berarti informan merupakan orang
yang mampu menggambarkan seluruh fenomena yang berkaitan
dengan topik penelitian.
Dalam CDMG, peneliti bertindak sebagai fasilitator. Adapun anggota
CDMG meliputi seluruh jajaran manajemen dalam struktur organisasi , kelompok
jabatan fungsional dan Instalasi.
5.4 Pengolahan Data
Dalam penelitian ini validitas data merupakan hal penting yang harus
diperhatikan seperti penelitian pada umumnya. Adapun teknik uji validitasnya
disesuaikan dengan rancangan kualitatif yaitu metode triangulasi. Teknik
triangulasi yang dipakai dalam penelitian ini adalah :
44
Universitas Indonesia
1. Triangulasi sumber yaitu membandingkan data hasil wawancara dari
informan dengan dokumen yang berkaitan dengan kepentingan
penelitianini.
2. Triangulasi metoda yaitu melakukan pengumpulan data dengan
menggunakan beberapa teknik pengumpulan data secara bersamaan
yaitu telaah dokumen serta wawancara mendalam.
5.5 Analisis Data
Analisis data dilakukan setelah semua data primer dan sekunder terkumpul
sesuai tahapan – tahapan penelitian. Dimulai dengan analisa situasi baik pada
lingkungan eksternal untuk mengembangkan peluang yang dapat dimanfaatkan dan
ancaman yang harus dihindari maupun lingkungan internal untuk menilai kekuatan
dan kelemahan.
Untuk menetapkan visi, misi dan tujuan Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
dilakukan dengan kuesioner, diskusi dan CDMG. Rencana strategi sampai lima
tahun ke depan dan KPI dilakukan dengan wawancara mendalam, telaah data, dan
CDMG.
5.6 Penyajian Data
Dalam penelitian ini analisis data akan disajikan dengan berbagai bentuk baik
tabel, matriks maupun narasi. Adapun susunan dalam penyajian data akan
mengikuti kerangka konsep yang ada seperti yang telah diuraikan sebelumnya.
45
Universitas Indonesia
BAB 6
HASIL PENELITIAN
6.1 Proses Penelitian
Penelitian Rencana Strategis Pengembangan Sistem Informasi Manajemen
RS Pusat Otak Nasional ini dimulai sejak bulan Mei 2013 hingga bulan Juli 2013.
Pengumpulan data primer pada penelitian dilakukan dengan wawancara mendalam
dengan jajaran Direksi RS Pusat Otak Nasional, yaitu: Direktur Utama, Direktur
SDM dan Diklit, Direktur Pelayanan, Direktur Keuangan dan Administrasi Umum,
serta Kepala IT, kepala bagian keperawanan dan juga dokter-dokter yang bertugas
di RS Pusat Otak Nasional. Selain itu dilakukan juga wawancara dengan para
spesialis Neurologi di beberapa daerah yaitu dari RS Sardjito-Yogyakarta, RS
Kariadi-Semarang, dan RS Hasan Sadikin-Bandung.
Pengambilan data sekunder diperoleh dengan menelaah kepustakaan dan
dokumen internal RS Pusat Otak Nasional bersama dengan staf RS Pusat Otak
Nasional. Data yang terkumpul diolah dan dianalisis untuk dapat disajikan pada
pertemuan CDMG (Consensus Decision Making Group) yang dilaksanakan pada
tanggal 8 dan 15 Juli 2013 yang melibatkan direksi dan staf RS Pusat Otak
Nasional. Data yang telah diolah dikelompokkan pada variabelnya masing-masing
yaitu variabel Financial Perspective, Customer Perspective, Internal Business
Perspective dan Innovation and Learning Perspective, yang merupakan 4
perspektif Balanced Scorecard, lalu ditentukan tujuan dari strategi terpilih.
Tujuan strategi yang ada ditetapkan ukuran kinerja kunci yang sesuai (Key
Performance Indicators) yang digunakan sebagai indikator efektifitas
implementasi dari masing-masing tujuan strategi.
46
Universitas Indonesia
6.2 Visi dan Misi
Visi RS Pusat Otak Nasional adalah menjadi RS Otak dan Persarafan
(Neurologi) berkelas dunia yang mampu bersaing secara global.
Misi RS Pusat Otak Nasional adalah melaksanakan :
(a) Pelayanan Kesehatan Otak dan Saraf bermutu tinggi dan
terjangkau oleh semua lapisan masyarakat di seluruh Indonesia
secara efektif dan efisien,
(b) Pendidikan dan penelitian yang mampu memberikan kontribusi
pada pemecahan masalah ilmu kesehatan otak dan saraf di tingkat
Nasional dan Internasional,
(c) Diseminasi IPTEK tepat guna di bidang ilmu kesehatan Otak dan
Saraf, dan
(d) Pelayanan kesehatan Otak dan Saraf kepada seluruh lapisan
masyarakat mampu atau tidak mampu, dengan atau tanpa subsidi.
Penjabaran visi RS Pusat Otak Nasional tersebut di atas menekankan
pentingnya kebutuhan akan data yang telah diolah agar dapat menjadi Rumah Sakit
yang berkualitas, handal, serta mampu bersaing secara global. Agar misi RS Pusat
Otak Nasional untuk dapat melayani kebutuhan pelayanan kesehatan otak dan saraf
untuk seluruh masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan, diperlukan
ketersediaan informasi yang baik, mudah, murah cukup dan berkualitas.
Perencanaan strategis SIMRS yang tepat mutlak diperlukan guna memenuhi
kebutuhan tersebut. Terlebih agar mampu memberikan kontribusi pada pemecahan
masalah ilmu kesehatan otak dan saraf di tingkat Nasional dan Internasional
diperlukan banyak data dan pengolahan informasi yang tepat. Selain itu
pengembangan SIMRS juga merupakan hal yang sangat penting dikaitkan dengan
misi RS Pusat Otak Nasional lainnya, yaitu dalam hal pendidikan, penelitian dan
Iptek. Dan juga informasi yang tepat akan memudahkan dijangkau seluruh lapisan
masyarakat mampu atau tidak mampu, dengan atau tanpa subsidi.
47
Universitas Indonesia
6.3. Kebutuhan SIMRS RS Pusat Otak Nasional
RS Pusat Otak Nasional adalah Rumah Sakit pemerintah yang baru berdiri
sehingga hampir dapat dikatakan belum tersedianya sarana baik hardware, software
maupun brainware untuk menjalankan SIMRS di RS Pusat Otak Nasional. Untuk
itu maka perlu direncanakan pengadaan SIMRS yang dapat menunjang Visi dan
Misi Rumah Sakit
Perkembangan teknologi kesehatan dan teknologi informasi yang melaju
pesat harus diantisipasi oleh pemberi layanan kesehatan termasuk rumah sakit.
Masyarakat cenderung akan mencari rumah sakit dengan teknologi tercanggih
setara dengan rumah sakit di luar negeri. Hal ini tentu mendorong rumah sakit untuk
menyediakan alat-alat canggih sesuai rekomendasi para ahli. Teknologi canggih
merupakan peluang bagi tenaga medis untuk memberikan pelayanan yang lebih
akurat dalam diagnosis, tepat dalam tindakan medis, serta mudah memantau pasien
setelah tindakan. Akibat lanjutan yang diharapkan adalah semakin singkat pasien
dirawat, semakin sedikit komplikasi, dan kepuasan pasien akan meningkat.
Resiko yang tidak diharapkan adalah tarif layanan yang semakin tinggi karena
biaya modal yang dikeluarkan akan meningkat dan adanya moral hazard tenaga
medis untuk melakukan pemeriksaan yang berlebihan.
Ketua Kolegium Neurologi Indonesia mengatakan :
“Terjadi overuse teknologi kedokteran seperti CT Scan, MRI sehingga
dokter spesialis neurologi cenderung meninggalkan kemampuan
anamnesa dan pemeriksaan fisik untuk menegakkan diagnose”
Direktur Utama mengatakan
“RS Pusat Otak Nasional tahun ini akan mendapat alat kesehatan
yang lengkap dan cukup canggih, bahkan beberapa diantaranya
merupakan satu-satunya di Indonesia. Namun dengan belanja
modal yang mahal ini, akan kesulitan untuk pelayanan pasien yang
tidak melalui rujukan berjenjang dalam menyesuaikan dengan tarif
yang berlaku saat ini”
48
Universitas Indonesia
Inisiator RSP Otak Nasional
“RSP Otak Nasional harus menjadi pioneer dalam pelayanan tersier
dan kuarterner. Untuk itu bukan saja alat kedokteran yang canggih
saja yang harus disiapkan, namun juga sumber daya manusianya
yang akan menggunakan alat tersebut. Untuk tarif yang tidak sesuai
dengan klaim, maka dalam hitungan unit cost, biaya modal bisa
dihilangkan, karena belanja modalnya dengan biaya pemerintah.”
Inisiator RSP Otak Nasional
“Rumah sakit harus mempunyai tim tarif yang berfungsi menghitung
unit cost yang riil yang dapat dipertanggungjawabkan untuk
ditetapkan sebagai tarif rumah sakit. Karena cita-cita para pendiri
RS adalah membangun rumah sakit yang sehat secara finansial
sehingga pemerintah tidak lagi memberi subsidi.”
Perkembangan teknologi kesehatan terus melaju dengan pesatnya di era
globalisasi ini. hal ini akan mendorong perkembangan tuntutan masyarakat akan
adanya peningkatan pelayanan kesehatan yang didukung dengan teknologi canggih.
Teknologi tersebut merupakan peluang bagi rumah sakit untuk memberikan
pelayanan yang lebih akurat dalam diagnosis, tepat dalam tindakan medis, serta
akan memudahkan pantauan pasien setelah tindakan. Alat teknologi canggih yang
direncanakan tersedia di RS Pusat Otak Nasional tentunya akan memberi pengaruh
besar terhadap kinerja karyawan dalam bentuk efektivitas dan efisiensi.
Tersedianya alat-alat tersebut tentunya memerlukan kesiapan SDM.
Direktur Utama:
“..peralatan yang ada di rumah sakit ini adalah peralatan yang
canggih-canggih sehingga menuntut kesiapan SDM. Sebagian
tenaga dokter senior sudah terbiasa mengoperasikan alat-alat
tersebut namun sebagian tenaga baru belum, ini yang harus kita
persiapkan..tenaga-tenaga itu yang akan kita persiapkan untuk
sekolah, sesuai dengan yang kita inginkan dan yang kita butuhkan”
Direktur Pelayanan
“Sistem informasi Rumah sakit yang diinginkan Kementerian
Kesehatan untuk digunakan di RSP Otak Nasional adalah paperless
dan berbasis web cloud. SIMRS yang seperti ini dapat menghemat
banyak sumber daya, namun beberapa hal harus diperhatikan
49
Universitas Indonesia
seperti penulisan resep, persetujuan tindakan medik dll yang harus
memenuhi kaidah-kaidah legal aspek”.
Sistem Informasi yang direncanakan untuk RS Pusat Otak Nasional adalah
sistem informasi berbasis web cloud dan bersifat paperless. Saat ini sedang dalam
tahap persiapan pelelangan oleh Kemenkes. Dana yang dialokasikan untuk Sistem
Informasi yaitu sebesar Rp 4 Milyar untuk tahun 2013 dan sebesar Rp 6 Milyar
untuk tahun 2014.
Kepala Instalasi Sistem Informasi RS:
“..saat ini tim teknis kami dan tim dari BUK Kemkes sedang dalam
proses persiapan pelelangan untuk sistem IT, mereka menyiapkan
dana sebesar Rp10M di mana untuk tahun 2013 ini adalah Rp 3 M
dan sisanya dialokasikan untuk tahun depan..”
Pengadaan hardware dan software untuk SIMRS dilakukan oleh Direktorat
Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan RI tahun anggaran 2013 sebesar 4
milyar. Namun sampai dengan bulan Juli 2013, proses lelang belum dilaksanakan.
Saat ini pelayanan rawat jalan yang sudah dilakukan sejak minggu kedua bulan Juli
masih menggunakan sistem manual dengan hardware yang sangat terbatas.
Pembuatan form-form untuk data rekam medik disusun oleh bidang/bagian
masing-masing berdasarkan pengalaman bekerja di rumah sakit sebelumnya,
karena tenaga rekam medik belum ada di RSP Otak Nasional. Pada awal pelayanan,
form yang dicetak oleh bagian rumah tangga ada beberapa yang mengalami
kesalahan, sehingga diperlukan pencetakan ulang form-form tersebut.
Pengadaan software dengan dana yang terbatas, akan diprioritaskan untuk
bagian yang memerlukan SIMRS untuk memudahkan pengawasan yaitu bagian
keuangan dan registrasi pasien. Adapun masalah Keuangan terdapat juga sedikit
kendala karena anggaran RSP Otak Nasional tahun 2013 masih masuk dalam Satker
Direktorat Bina Upaya Kesehatan. Hal ini terjadi karena Struktur organisasi RSP
Otak Nasional baru dilantik bulan Februari 2013 untuk jajaran direksi dan bulan
April 2013 untuk jajaran kepala bidang/bagian beserta jajarannya.
50
Universitas Indonesia
Direktur Keuangan
“Anggaran RSP Otak saat ini masih dipegang oleh BUK
kementerian kesehatan. Itu termasuk anggaran operasional dan
pengadaan barang dan jasa. Kesulitan kita selain karena koordinasi
dengan mereka (PPK) kurang optimal, juga karena mata anggaran
yang ada dengan kebutuhan kita banyak yang tidak sesuai. Saat ini
masih mengusahakan untuk revisi anggaran, namun masih dalam
proses. Penyerapan anggaran sampai bulan ke 6 masih dibawah 25
persen. Untuk SDM di keuangan juga masih kekurangan. Untuk
penetapan bendahara RS saja baru terlaksana bulan ini. Untuk
tahun anggaran 2014, kita sudah menyusun RAB berdasarkan
asupan dari bidang/bagian masing-masing”
Direktur Utama
“Pengadaan barang dan jasa 2013 untuk RSP Otak adalah alat
kesehatan senilai 144 milyar di BUKR dan IT 4 milyar di penunjang.
Namun sudah bulan Juni, proses lelang belum dilakukan. Sehingga
mengganggu kesiapan layanan yang akan dibuka. Koordinasi sudah
dilakukan dengan direktorat Bina Upaya Kesehatan.”
Dalam Pengembangan Layanan RS Pusat Otak Nasional yang merupakan
rumah sakit khusus, menurut Permenkes No. 340 tahun 2010 yaitu rumah sakit yang
memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu,
berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ, atau jenis penyakit.
Tabel di bawah ini merupakan gambaran pelayanan yang diberikan oleh RS Pusat
Otak Nasional:
No. Lantai Jenis Pelayanan Des 2012 Juli 2013 2014
1 Lantai
Dasar
Penunjang CSSD tahap I
Laundry tahap II
CSSD tahap I
Laundry tahap
II
2 Lantai 1 Gawat Darurat
12 TT IGD
1 ruang OK
Unit Radiologi
IGD
OK IGD
CT Scan
Rontgen
Rontgen mobile
C-arm
MRI
3 Lantai 2 Rawat Jalan
22 ruang
Laboratorium
6 ruang poli
umum
- Neuro umum
14 ruang poli
subspesialis
Pain
Intervention
51
Universitas Indonesia
Farmasi - Peny Dalam
- Bedah
Laboratorium
Apotik
2 ruang
Hemodialisa
4 Lantai 3 4 ruang OK sentral
2 ruang Cathlab
2 OK sentral
1 Cathlab
2 OK sentral
1 Cathlab
Perawatan Intensif
- ICU 20 TT
- HCU 9 TT
- Stroke Care Unit
11 TT
20 TT ICU
(dewasa, anak,
HCU)
11 TT SCU
9 TT HCU
5 Lantai 4 Rehabilitasi Medik
Neurodiagnostik
EEG
EMG
TCD
Unit
Rehabilitasi
Medik
Sleep Study
Magstim
6 Lantai 5 100 TT kelas 3 Sementara
digunakan
sebagai kantor
Sementara
digunakan
sebagai kantor
100 TT kelas
3
7 Lantai 6 100 TT kelas 3 100 TT kelas 3
8 Lantai 7 20 TT kelas 2
75 TT kelas 3
20 TT kelas 2
75 TT kelas 3
9 Lantai 8 16 TT kelas 1
32 TT kelas 2
16 TT kelas 1
32 TT kelas 2
10 Lantai 9 8 TT VIP
20 TT kelas 1
11 Lantai 10 28 TT VIP 28 TT VIP
12 Lantai 11 2 TT Presidential
Suite
8 TT VVIP
1 TT
Presidential
suite
2 TT VVIP
1 TT
Presidential
Suite
2 TT VVIP
Sumber: Direktorat Pelayanan RS Pusat Otak Nasional, 2013
Tabel 6.1 Jenis dan Saranan Pelayanan RS Pusat Otak Nasional Menurut Lantai
Pelayanan yang diberikan RS Pusat Otak Nasional saat ini masih minimal
karena masalah kurangnya SDM di sebagian besar unit kerja yang ada.
Direktur Pelayanan:
“..pelayanan saat ini belum memadai, diusahakan melalui
rekruitmen yang cepat, mudah-mudahan dalam satu tahun ke depan
bisa terpenuhi. Saat ini pelayanan yang ada masih sangat
minimal..”
52
Universitas Indonesia
RS Pusat Otak Nasional sebagai rumah sakit pusat rujukan Nasional yang
memiliki produk layanan khusus Neurologi tentunya memerlukan dokter spesialis
dan subspesialis Neurologi dalam jumlah yang cukup.
Layanan yang dibuka pada awal operasional adalah rawat jalan, dilanjutkan
dengan rawat darurat dan rawat inap 1 bulan kemudian. Pelayanan lainnya akan
dibuka secara bertahap tergantung pada kesiapan SDM dan alat kesehatan.
Direktur Utama mengatakan
“Pelayanan yang dibuka berdasarkan kesanggupan direktorat
pelayanan sesuai dengan kemampuan tenaga medis dan penunjang
terutama obat. Penunjang laboratorium dan apotik belum tersedia,
sehingga pelayanan rawat jalan yang diberikan juga belum sesuai
harapan.”
Penyusunan clinical pathway juga harus memperhatikan ketersediaan SDM
dan fasilitas di RS Pusat Otak Nasional, tidak mencontoh dari rumah sakit lain yang
tidak sama ketersediaan SDM dan fasilitasnya.
Direktur Pelayanan
“Setiap pengembangan layanan harus didahului studi kelayakan
dan tersedia kelengkapan tata kelolanya. Hal ini untuk mengurangi
resiko kerugian Negara dan pelanggaran aturan yang berlaku”
Dokter Senior RS Pusat Otak Nasional
“ saya, dan juga teman dokter yang lain memerlukan data data klinis
pasien yang tepat, cepat dan dapat diakses dari mana saja sesuai
dengan kesibukan dan mobilitas masing masing dokter”
53
Universitas Indonesia
6.4 Balanced Score Card
Dari visi dan misi rumah sakit maka dapat dijabarkan menjadi tujuan strategi
kemudian dicocokkan dengan keempat perspektif Balanced scorecard yang
dapat dilihat pada tabel berikut:
NO
VISI MISI FINANSIAL CUSTOMER PROSES
INTERNAL
PEMBEL
AJARAN
1 Pelayanan Kesehatan Otak dan
Saraf bermutu tinggi dan
terjangkau oleh semua lapisan
masyarakat di seluruh Indonesia
secara efektif dan efisien
X X X X
2 Pendidikan dan penelitian yang
mampu memberikan kontribusi
pada pemecahan masalah ilmu
kesehatan otak dan saraf di
tingkat Nasional dan
Internasional
X X X X
3 Diseminasi IPTEK tepat guna di
bidang ilmu kesehatan Otak dan
Saraf,
X X X X
4 Pelayanan kesehatan Otak dan
Saraf kepada seluruh lapisan
masyarakat mampu atau tidak
mampu, dengan atau tanpa
subsidi.
X X
X
X
Tabel 6.2 Pencocokan Tujuan Strategi dengan Pendekatan Empat Perspektif
Balanced Scorecard
54
Universitas Indonesia
Ternyata kesemua visi misi tersebut termuat dan dapat dijabarkan dalam
Balanced Score Card sehingga dapat dibuat rencana strategisnya.
Gambar 6.1 Peta Strategis RS Pusat Otak Nasional
Dari peta strategi di atas maka tujuan akhir merupakan peningkatan
pendapatan pada finansial perspektif dengan dukungan perspektif yang lain.
55
Universitas Indonesia
Dari peta strategis RS yang umum ini dapat diturunkan peta strategis divisi
yang dalam hal ini bidang SIMRS. Divisi ini merupakan divisi pendukung, bukan
divisi bisnis jadi tujuan akhir mungkin bukan finansial saja tetapi juga pelanggan
baik internal atau eksternal.
Gambar 6.2 Peta Strategis RS Pusat Otak Nasional – SIMRS
Dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dimana terdapat peningkatan
keahlian dokter, paramedik dan karyawan juga di masukkan di bidang SIMRS
terutama yang berhubungan dengan pengambilan data serta pengolahannya. Pada
56
Universitas Indonesia
IPTEK neurologi dijabarkan dengan peningkatan efektivitas pengelolaan informasi
dan pelayanan pasien dengan budaya kerja yang berbasis SIMRS.
Dari perspektif proses bisnis internal terdapat pelayanan yang berkualitas dan
penelitian neurologi dijabarkan dalam strategi SIMRS dengan efektivitas
pelayanan, optimalisasi SIMRS dan efektivitas & efisiensi pembangunan dan
pengelolaan infrastruktur IT.
Dari perspektif pelanggan dalam strategi umum dimana baik pelanggan
internal maupun pelanggan internal diperhatikan, agar terdapat kenyamanan dalam
pelaksanaan kegiatan SIMRS.
Akhirnya dari perspekpektif finansial didapatkan strategi biaya efisien agar
dapat meningkatkan profit.
6.5 Key Performance Indicator
Balanced Score Card paling efektif jika digunakan untuk memacu perubahan
organisasional. Untuk mengkomunikasikan perlunya perubahan, para manajer
harus menetapkan target untuk setiap ukuran yang ada, tiga sampai lima tahun ke
depan (Kaplan & Norton, 2006).
Dari masing-masing tujuan strategis yang dilihat dalam 4 Perspektif
Balanced Score Card ditetapkan Key Performance Indicator yang digunakan
sebagai indikator efektifitas implementasi dari masing-masing tujuan strategi.
Selanjutnya setiap Key Performance Indicator ditetapkan penanggung jawabnya
(KPI owner) yaitu pejabat yang dari waktu ke waktu bertanggung jawab atas status
pencapaian KPI tersebut.
PERSPEKTIF TUJUAN
STRATEGI
Key Performance Indicators KPI Owner
Finansial Profit meningkat Nilai anggaran APBN Direktur Keuangan
dan Administrasi
umum
57
Universitas Indonesia
Biaya efisien Nilai anggaran yang digunakan untuk
pengembangan dan pelaksanaan SIMRS
Direktur Keuangan
dan Administrasi
umum
Pelanggan Tersedianya
layanan dan
infrastruktur IT
yang nyaman
Tersedianya layanan dan infrastruktur IT Kabid Administrasi
umum
Tersedianya
pengamanan aset
perusahaan yang
efektif
Tersedianya informasi yang benar, aman dan
dapat dipercaya
Kabid Administrasi
umum
Pelanggan yang
setia
Peningkatan mutu pelayanan Ketua Tim Mutu
Proses Bisnis
Internal
Optimalisasi
SIMRS
Peningkatan mutu pelayanan Ketua Tim Mutu
Efektifitas &
efisiensi
pembangunan dan
pengelolaan
infrastruktur IT
Ketersediaan infrastruktur IT
Tingkat “Down-Time” jaringan
Ka Instalasi SIMRS
Efektivitas
pelayanan
Tingkat pemenuhan pengelesaian masalah Ka Instalasi SIMRS
Pertumbuhan dan
Pembelajaran
Meningkatkan
kompetensi
dokter, paramedik
dan karyawan
Jumlah staf yang mengikuti pelatihan
Jumlah pelatihan
Kabag. Diklat
Meningkatkan
efektivitas
pengelolaaan
informasi
Tingkat pemenuhan informasi bagi pelanggan Ka Instalasi SIMRS
budaya kerja Terbentuknya budaya kerja yang semakin baik Direktur SDM
Table 6.3 Key Performance Indicator
58
Universitas Indonesia
Nama KPI
Pengertian
Sifat
arah
data
Periode
Pengukuran
Unit
Nilai
konsolidasi
pada akhir
periode
Metode peng
ukuran
Sumber
data
Profit
meningkat
Total anggaran yg
dialokasikan
Nilai
tinggi
baik
Tahunan Rp Jumlah Hitung jumlah
anggaran yg
diperoleh dlm
satu tahun
Keuangan
Biaya efisien Nilai anggaran
yang digunakan
untuk
pengembangan
dan pelaksanaan
SIMRS
Nilai
tinggi
baik
Tahunan % Rata-rata Hitung jumlah
anggaran
Keuangan
Tersedianya
layanan dan
infrastruktur IT
yang nyaman
Tersedianya
layanan dan
infrastruktur IT
yang mudah
diakses, cepat,
tepat
Nilai
tinggi
baik
Tahunan % Rata-rata Hitung jumlah
pemakaian
Dokumen
Kepegawa
aian
Tersedianya
pengamanan
aset
perusahaan
yang efektif
Tersedianya
informasi yang
benar, aman dan
dapat dipercaya
Nilai
tinggi
baik
Bulanan Angka Jumlah Hitung jumlah
kunjungan
komplain
komplain
Pelanggan
yang setia
Indeks kepuasan
pasien
Nilai
tinggi
baik
Tahunan Angka Jumlah Hitung skor
kuesioner
Kuesioner
kepuasan
Optimalisasi
SIMRS
Penilaian kinerja
karyawan
Nilai
tinggi
baik
3 bulanan % Rata-rata Hitung skor Lembar
penilaian
karyawan
Efektifitas &
efisiensi
pembangunan
dan
pengelolaan
infrastruktur IT
Ketersediaan
infrastruktur IT
Nilai
tinggi
baik
Tahunan % Tersedia Hitung jumlah Dokumen
kepegawaian
Tingkat “Down-
Time” jaringan
Nilai
rendah
baik
Tahunan angka Tersedia Hitung jumlah Dokumen
kepegawaian
59
Universitas Indonesia
Efektivitas
pelayanan
Terlaksana sistem
reward &
punishment
ada Tahunan Berkas Tersedia Hitung jumlah yg
mendapat
penghargaan
dan sanksi
Dokumen
kepegawaian
Meningkatkan
kompetensi
dokter,
paramedik dan
karyawan
Jumlah dokter,
paramedik dan
karyawan yang
mengikuti
pelatihan
Nilai
tinggi
baik
Tahunan % Jumlah Hitung jumlah
pegawai yg
mengalami
peningkatan
status
pendidikan
selama tahun
berjalan
Data
kepegawaian
Jumlah pelatihan
yg diadakan
Nilai
tinggi
baik
Tahunan Angka Jumlah Hitung jumlah
pelatihan
Perencanaan
kegiatan
pelatihan
Meningkatkan
efektivitas
pengelolaaan
informasi
Tingkat
pemenuhan
informasi bagi
pelanggan
Nilai
tinggi
baik
Tahunan % Jumlah Hitung jumlah
laporan
Laporan
kegiatan
budaya kerja Adanya uraian
tugas sesuai
beban kerja
ada Tahunan Berkas Tersedia Terlaksana
sesuai
Dokumen
kepegawaian
Tabel 6.4 Key Performance Indicator
60
Universitas Indonesia
6.6 Menentukan target KPI dan inisiatif strategis
Dari KPI diatas maka selanjutnya ditetapkan target dan program yang akan
dicapai pada tahun 2014 – 2018
No Key
Performance
Indicators
(KPI)
Target
Program
Kegiatan
Penanggung
jawab
Program 2014 2015 2016 2017 2018
1 Profit meningkat 10%
(dari tahun
lalu)
10% (dari tahun lalu)
10% (dari tahun lalu)
10% (dari tahun lalu)
Pendekatan
terhadap BUK
Direktur Keuangan dan Administrasi umum
2 Biaya efisien 3% 5% 10% 15% Perencanaan
anggaran
pengembangan
SDM
Direktur Keuangan dan Administrasi umum
3 Tersedianya layanan dan infrastruktur IT yang nyaman
50% 75% 100% 100% 100% Pendekatan
terhadap BUK
Kabid Administrasi umum
4 Tersedianya pengamanan aset perusahaan yang efektif
<10 <10 <10 <10 <10 Konsultasi
pakar
Kabid Administrasi umum
5 Pelanggan yang setia
70% 80% 90% 100% 100% Pelatihan JCI,
Clinical
Pathway
Ketua Tim Mutu
6 Optimalisasi SIMRS
75% 100% 100% 100% 100% Monitoring &
Evaluasi
Ketua Tim Mutu
7 Ketersediaan infrastruktur IT
100% 100% 100% 100% 100% Konsultasi
pakar
Ka Instalasi SIMRS
8 Tingkat “Down-Time” jaringan
<10 <5 <5 <5 <5 Konsultasi pakar
Ka Instalasi SIMRS
9 Efektivitas pelayanan
reward & punishment
Ka Instalasi SIMRS
10 Meningkatkan kompetensi dokter, paramedik dan karyawan
10 15 20 20 20 pelatihan Kabag. Diklat
11 Meningkatkan efektivitas pengelolaaan informasi
100% 100% 100% 100% 100% Perhitungan
laporan
Ka Instalasi SIMRS
12 budaya kerja 100% 100% 100% 100% 100% Service exelent Direktur SDM
Table 6.5 target program
61
Universitas Indonesia
BAB 7
PEMBAHASAN
7.1 Keterbatasan Penelitian
RS Pusat Otak Nasional merupakan rumah sakit yang baru saja berdiri,
diresmikan pada tanggal 1 Februari 2013 oleh Menteri Kesehatan, dan baru
beroperasi pada tanggal 7 Juli 2013. Dalam pelaksanaan penelitian, terdapat
beberapa keterbatasan yang ditemui baik yang berasal dari informan sebagai subyek
penelitian maupun dalam hal pengumpulan data. Keterbatasan yang dimaksud
adalah:
1. Keterbatasan dalam hal kemampuan menulis
2. Waktu penelitian yang pendek
3. Subyek penelitian sebagai informan. Pada saat wawancara waktu yang
disediakan terbatas karena kesibukan informan.
4. Pengumpulan data sekunder berupa data-data internal rumah sakit masih
sangat kurang dikarenakan RS Pusat Otak Nasional adalah rumah sakit yang
baru berdiri.Data sekunder banyak didapat dari literature dan media
informasi.
5. Ketebatasan lain yaitu pada saat pertemuan CDMG, yaitu pertemuan yang
direncanakan beberapa kali hanya terlaksana dua kali, dan dalam waktu
yang terbatas sehingga dirasa kurang efektif, serta terdapat beberapa peserta
yang berhalangan hadir dikarenakan kesibukan.
7.2 Ruang Lingkup Pembahasan
Pembahasan hasil penelitian dilakukan sesuai dengan kerangka konsep
sehingga tujuan penelitian yang terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus dapat
dicapai dengan baik
7.2.1 Diketahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kebutuhan Sistem
Informasi RS Pusat Otak Nasional
Rumah Sakit Pusat otak Nasional adalah rumah sakit pemerintah dimana visi
dan misi yang diembannya merupakan “given” dari kemenkes yaitu
62
Universitas Indonesia
Pelayanan Kesehatan Otak dan Saraf bermutu tinggi dan terjangkau
oleh semua lapisan masyarakat di seluruh Indonesia secara efektif dan
efisien
Pendidikan dan penelitian yang mampu memberikan kontribusi pada
pemecahan masalah ilmu kesehatan otak dan saraf di tingkat Nasional
dan Internasional
Diseminasi IPTEK tepat guna di bidang ilmu kesehatan Otak dan
Saraf
Pelayanan kesehatan Otak dan Saraf kepada seluruh lapisan
masyarakat mampu atau tidak mampu, dengan atau tanpa subsidi.
Hal ini berarti RS Pusat Otak Nasional harus dapat melaksanakan segala yang
diamanatkan negara dalam hal melayani kesehatan otak dan saraf baik preventif,
kuratif maupun rehabilitatif dengan mutu terbaik yang dapat dilaksanakan di negara
Indonesia, dan menjangkau semua lapisan masyarakat Indonesia tetapi dengan tetap
mengedepankan prinsip efektif dan efisien. Selain itu juga harus dapat menjadi
pusat pengembangan pendidikan dan pelatihan yang bukan hanya menjadi sekedar
pengikut tetapi memberikan kontribusi aktif pada pemecahan masalah ilmu
kesehatan otak dan saraf di tingkat Nasional dan Internasional sehingga turut juga
mengharumkan nama bangsa. RS Pusat Otak Nasional yang merupakan pusat
rujukan untuk masalah neurologi sedianya juga merupakan pusat pemanfaatan
IPTEK tepat guna di bidang ilmu kesehatan Otak dan Saraf sehingga harus juga
dilengkapi dengan teknologi dan peralatan terkini yang menunjang pelayanan dan
penelitian neurologi. Dan tidak lupa karena merupakan RS milik pemerintah jadi
harus “pro” rakyat, melayanani kesehatan Otak dan Saraf kepada seluruh lapisan
masyarakat mampu atau tidak mampu, dengan atau tanpa subsidi.
7.2.2 Adanya gambaran analisa terkini situasi terkait dengan Sistem
Informasi Manajemen Rumah Sakit RS Pusat Otak Nasional
Perencanaan pembangunan RS Pusat Otak Nasional dimulai sejak tahun 2009
dan pelaksanaan pembangunan secara fisik dimulai pada tahun 2011. Pemancangan
tiang pertama pembangunan Rumah Sakit Pusat Otak Nasional yang terletak Jalan
63
Universitas Indonesia
MT Haryono, Cawang pada lahan seluas 11.955 m2 dilakukan Menteri Kesehatan,
dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr.Ph , pada tanggal 01 Nopember 2011.
Pada tanggal 1 Februari 2013, MenteriKesehatan dr.Nafsiah Mboi, SpA berkenan
melakukan Soft Launching Rumah Sakit Pusat Otak Nasional yang diharapkan
selanjutnya dapat diresmikan pada 1 Februari 2014.
Jadi secara fisik bangunan utama rumah sakit telah berdiri, tetapi infrastruktur
terutama SIMRS belum ada sama sekali baik dari segi hardware, software dan
brainware yang akan menjalankan SIMRS ini. Hal ini dikarenakan RS Pusat Otak
Nasional belum bersifat Badan Layanan Umum yang lebih otonom, jadi masih
harus menunggu pengadaan dari BUK KR Kemenkes. Direncanakan disediakan
dana sekitar 3 milyar rupiah untuk pengadaan alat komputer dan 1 milyar rupiah
untuk software SIMRS.
7.2.3 Diketahui posisi kebutuhan Sistem Informasi Rumah Sakit RS Pusat
Otak Nasional berdasarkan analisis situasi saat ini?
Perkembangan teknologi kesehatan dan teknologi informasi yang melaju
pesat harus diantisipasi oleh pemberi layanan kesehatan termasuk rumah sakit.
Masyarakat cenderung akan mencari rumah sakit dengan teknologi tercanggih
setara dengan rumah sakit di luar negeri. Hal ini tentu mendorong rumah sakit untuk
menyediakan alat-alat canggih sesuai rekomendasi para ahli. Teknologi canggih
merupakan peluang bagi tenaga medis untuk memberikan pelayanan yang lebih
akurat dalam diagnosis, tepat dalam tindakan medis, serta mudah memantau pasien
setelah tindakan. Akibat lanjutan yang diharapkan adalah semakin singkat pasien
dirawat, semakin sedikit komplikasi, dan kepuasan pasien akan meningkat.
Sistem Informasi yang direncanakan untuk RS Pusat Otak Nasional adalah
sistem informasi berbasis web cloud dan bersifat paperless. Hal ini dikarenakan
dalam perawatan pasien kondisi pasien neurologis selalu berubah-ubah secara
dinamis, hal ini memerlukan pemantauan yang kontinu, dilain pihak masih
kurangnya jumlah spesialis neurologi apalagi yang khusus menangani masalah
kegawatdaruratan menyebakan dokter tidak dapat terus menerus berada di samping
pasien untuk memberikan advis medis yang tepat dan cepat terhadap kondisi pasien.
Jumlah dokter yang sangat terbatas itu juga diperparah karena selain bertugas
64
Universitas Indonesia
mengobati pasien juga banyak memiliki tugas sekunder baik di dalam maupun luar
rumah sakit.
Dengan sistem paperless yang berbasis web berarti menggunakan cloud
computing yang mempunyai beberapa kelebihan yaitu
1. Reduce cost
Teknologi cloud computing memudahkan pengguna untuk menghemat
biaya dan efisien lebih baik karena menggunakan anggaran yang rendah
untuk biaya sumber daya dari sebuah organisasi atau perusahaan dan
lebih menekankan biaya operasi yang dianggarkan oleh sebuah
organisasi untuk meningkatkan Reability dan kritikan sistem yang
dibangun.
2. Increase Storage
Perusahaan atau organisasi yang menggunakan teknologi cloud
computing dapat digunakan sebagai pusat data, dimana data-data
tersimpan terpusat dan dapat diakses kesemua pengguna atau cabang-
cabang dari sebuah perusahaan atau organisasi dan dapat menyimpan
data lebih banyak ketimbang dengan menggunakan computer pribadi.
3. Highly Automated
Seorang pengguna tidak perlu khawatir akan harus mengganti atau
memperbaharui versi dari program yang mereka gunakan, karena sistem
ini dapat melakukan sistem otomatis pembaharuan atau penggantian
versi dari program tanpa harus diberikan masukan dari seorang pengguna
4. Flexibility
Memberikan banyak sistem fleksibilitas dari metode komputansi yang
lama dan dengan mudah dapat berorientasi pada profit dan
perkembangan yang cepat dan berubah-ubah
5. More mobility
Suatu perusahaan yang memiliki pegawai atau pengguna dapat
melakukan akses data atau informasi dari tempat yang berbeda-beda,
cloud computing dapat membentuk manajemen serta operasional yang
lebih mudah diakses dikarenakan sistem perusahaan tergabung dalam
65
Universitas Indonesia
satu cloud sehingga dengan mudah dapat mengakses, memantau dan
mengaturnya.
6. Allow IT to Shift Focus
Dalam sebuah perusahaan yang menggunakan teknologi cloud
computing tidak perlu mengkhawatirkan server yang harus diperbaharui
dan isu-isu komputansi lainnya.
7.2.4 Rekomendasi alternatif strategi Sistem Informasi Rumah Sakit yang
sesuai dengan posisi RS Pusat Otak Nasional
Berdasarkan Balance Score Card divisi SIMRS maka ditetapkan KPI
sebagai berikut
1. Peningkatan Keuntungan
Direncanakan peningkatan keuntungan 10% dibandingkan dengan
tahun sebelumnya.
2. Efisiensi Biaya
Keuntungan yang besar bukan hanya dari pendapatan yang besar tetapi
terutama efisiensi biaya, SIMRS yang efektif dapat memprediksi
pendapatan, pengeluaran dan penghematan biaya.
3. Tersedianya layanan dan infrastruktur IT yang nyaman
Pelanggan SIMRS terutama adalah karyawan rumah sakit, paramedik
dan dokter. Baik front Office maupun Back Office, sehingga seluruh
pelanggan dapat nyaman menggunakan layanan tersebut. Tidak juga
dilupakan pelanggan eksternal baik pasien atau pihak lain juga harus
diperhatikan.
4. Tersedianya pengamanan aset perusahaan yang efektif
SIMRS harus dapat menyediakan informasi yang benar, aman dan dapat
dipercaya, dimana setiap karyawan mendapatkan layanan sesuai dengan
hak dan kewajibannya.
5. Kesetiaan Pelanggan
Dalam hal ini baik pelanggan internal maupun eksternal harus dipupuk
rasa kecintaan kepada layanan SIMRS Rumah Sakit Pusat Otak
Nasional
66
Universitas Indonesia
6. Optimalisasi SIMRS
Penilaian kinerja karyawan dapat menunjukkan optimalisasi
penggunaan SIMRS
7. Ketersediaan infrastruktur IT
Untuk dapat menjalankan SIMRS yang baik maka segala infrastruktur
yang mendukung harus dipersiapkan dengan sebaik-baiknya
8. Tingkat “Down-Time” jaringan
SIMRS yang baik bukan hanya yang dapat memberikan informasi sesaat
tetapi juga siap setiap saat.
9. Meningkatkan kompetensi dokter, paramedik dan karyawan terhadap
penggunaan layanan SIMRS
10. Meningkatkan efektivitas pengelolaaan informasi
Semua pelanggan mendapatkan sesuai dengan yang dibutuhkan, cepat
tepat dan aman
11. Budaya Kerja
Dengan pelaksanaan Clinical pathway yang reintegrasi dengan SIMRS
maka budaya kerja yang baik akan terbentuk
67
Universitas Indonesia
BAB 8
KESIMPULAN DAN SARAN
8.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat dihasilkan kesimpulan
sebagai berikut:
1. Pemenuhan pembangunan dan pengembangan SIMRS RS Pusat Otak
Nasional sangat tergantung dari pemerintah dalam hal ini Kementerian
Kesehatan.
2. Perencanaan SIMRS yang bersifat paperless dan berbasis web cloud akan
meningkatkan pelayanan baik kecepatan, keakuratan dan keamanan serta
mengurangi biaya.
3. Dari strategi pilihan dapat dijabarkan ke dalam tujuan strategis sebagai
tujuan jangka panjang dalam periode 5 tahun ke depan, 2014 – 2018, yaitu:
Perspektif Finansial
Profit meningkat
Biaya efisien
Perspektif Pelanggan
Tersedianya layanan dan infrastruktur IT yang nyaman
Tersedianya pengamanan aset perusahaan yang efektif
Pelanggan yang setia
Perspektif Proses Bisnis Internal
Optimalisasi SIMRS
Efektifitas & efisiensi pembangunan dan pengelolaan
infrastruktur IT
Efektivitas pelayanan
68
Universitas Indonesia
Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
Meningkatkan kompetensi dokter, paramedik dan karyawan
Meningkatkan efektivitas pengelolaaan informasi
budaya kerja
8.2 Saran
1. Upaya pemenuhan pembangunan dan pengembangan SIMRS RS Pusat
Otak Nasional yang bisa dilakukan yaitu advokasi ke pemerintah, untuk
meminta percepatan lelang dan menambah pagu pengadaan SIMRS.
2. Menyarankan kepada pimpinan RS Pusat Otak Nasional agar
mensosialisasikan hasil perencanaan strategi SIMRS agar seluruh
karyawan tahu dan memahami.
3. Menyarankan kepada pimpinan RS Pusat Otak Nasional agar
meningkatkan motivasi karyawan agar melaksanakan rencana strategis ini
baik berupa insentif ataupun penghargaan lainnya.
4. Menyarankan kepada pimpinan RS Pusat Otak Nasional agar menjadi
motor pendorong pelaksanaan rencana strategis SIMRS