TESIS PRESENTASI POWER POINT - eprints.uns.ac.id · presentasi power point oleh : dwi nurjayanti...
Transcript of TESIS PRESENTASI POWER POINT - eprints.uns.ac.id · presentasi power point oleh : dwi nurjayanti...
HUBUNGAN KEMANDIRIAN BELAJAR DAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH KDPK
PADA MAHASISWA REGULER SEMESTER II DI AKADEMI KEBIDANAN
HARAPAN MULYA PONOROGO
TESIS
PRESENTASI POWER POINT
Oleh : DWI NURJAYANTI
NIM : S541002009
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2011
HUBUNGAN KEMANDIRIAN BELAJAR DAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN
PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH KDPK PADA MAHASISWA REGULER SEMESTER II DI AKADEMI KEBIDANAN HARAPAN MULYA
PONOROGO
Oleh : DWI NURJAYANTI
NIM S541002009
Telah disetujui oleh Tim Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Prof.Dr.dr.Didik Tamtomo, PAK, MM, MKK dr. Putu Suriyasa, MS., PKK., SpOk NIP. 19480313 1976101001 NIP. 19481105 1981111001
Mengetahui Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta
Prof.Dr.dr.Didik Tamtomo, PAK, MM, MKK NIP. 19480313 1976101001
PENGARUH KONSELING TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG PENGGUNAAN OBAT DAN KINERJA APOTEKER
PADA ORANGTUA PASIEN ANAK ISPA (Studi di Apotek Cendrawasih Ngawi)
Oleh :
ANITA YULISARI NIM S 541002002
Telah di setujui dan di sahkan oleh Tim Penguji
Jabatan Nama Tanda tangan Tanggal
Ketua : Prof.Bhisma Murti, dr,MPH., M.Sc., Ph.D
NIP: 195510211994121001 Sekretariat : Dr. Nunuk Suryani, M.Pd NIP. 196611081990032001 Anggota : 1. Prof.Dr.dr.Didik Tamtomo,
dr., MM., MKK, PAK NIP. 19480313 1976101001
2. dr. Putu Suriyasa, MS., PKK., SpOk, NIP. 19481105 1981111001
Mengetahui :
Direktur PPs. UNS Ketua Program Studi MKK
Prof. Drs. Suranto, M.Sc.PhD Prof.Dr.Didik Tamtomo, dr., MM., MKK, PAK NIP. 195708201985031004 NIP: 19480313 1976101001
ABSTRAK
Murniati, S540809114.2010. Hubungan Kualitas Proses Pembelajaran dan Minat Belajar dengan Prestasi Belajar pada Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Ibu III/Nifas di Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo. Program Studi : Pendidikan Profesi Kesehatan Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Masalah : prestasi belajar merupakan penampakan dari hasil belajar. Prestasi belajar dapat diukur dengan evaluasi belajar antara lain Tes Sumatif yang dapat menentukan Indeks Prestasi (IP) (Winkel, 1999;93). Hasil evaluasi indeks prestasi dari 40 mahasiswa reguler semester IV pada mata kuliah Asuhan Kebidanan Ibu III/ Nifas di dapatkan bahwa 40,8 % Baik sekali, 58 % Baik dan 1,2 % cukup sedangkan pada mahasiswa semester III dari 44 mahasiswa di dapatkan hasil bahwa 81,2 % baik sekali dan 18,8 % baik. Walaupun dari data tersebut nilai mahasiswa menunjukkan rata rata baik sekali tetapi peneliti ingin meneliti apakah ada hubungan antara persepsi tentang kualitas proses pembelajaran dan minat belajar dengan prestasi mahasiswa dikarenakan mata kuliah Asuhan kebidanan Ibu III/ Nifas merupakan mata kuliah yang sangat dominan bagi seorang bidan. Tujuan : penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kualitas Proses pembelajaran dengan prestasi belajar pada mata kuliah Askeb ibu III/Nifas di AKBID Harapan Mulya Ponorogo/ hubungan minat dengan prestasi belajar pada mata kuliah Askeb ibu Nifas di AKBID Harapan Mulya Ponorogo/ hubungan kualitas proses pembelajaran dan minat dengan prestasi belajar pada mata kuliah Askeb ibu III di AKBID Harapan Mulya . Metode Penelitian : yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah keseluruhan dari jumlah mahasiswa regular semester III. Pada penelitian ini sampel yang digunakan adalah mahasiswa reguler semester III tahun ajaran 2009/2010 yang berjumlah 44 mahasiswa di AKBID Harapan Mulya Ponorogo. Teknik analisis data adalah tehnik korelasi sederhana,korelasi ganda dan regresi ganda dengan taraf signifikansi 0,05. Hasil Penelitian :Terdapat hubungan kualitas proses pembelajaran dengan prestasi belajar didapatkan nilai t hitung 5,231 dengan tingkat sig .000, terdapat hubungan minat belajar dengan prestasi belajar sebesar nilai t hitung 4,509 dengan tingkat sig .000, sedangkan hasil analisis dengan regresi ganda di dapatkan bahwa kualitas proses pembelajaran dan minat belajar secara bersama-sama mempengaruhi prestasi belajar sebesar nilai t hitung 3,646 dengan tingkat sig .001, pada X2 didapatkan nilai t hitung 2,791 dengan tingkat sig .008. Simpulan : 1) Terdapat hubungan positif dan signifikan kualitas proses pembelajaran dengan prestasi belajar, 2) Terdapat hubungan positif dan signifikan minat belajar dengan prestasi belajar, 3) Terdapat hubungan positif dan signifikan kualitas proses pembelajaran dan minat belajar dengan prestasi belajar.
iii
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas menyusun penelitian dengan
judul “Hubungan Kemandirian Belajar dan Perhatian Orang Tua dengan Prestasi Belajar
Mahasiswa Semester II Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo”. Penelitian ini
disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajad Magister Kesehatan
pada Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dalam penyusunan ini penulis banyak mengalami kesulitan namun berkat bantuan
dari berbagai pihak akhirnya kesulitan dapat teratasi, untuk itu penulis sampaikan ucapan
terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. H. Muh. Syamsulhadi, dr SpKJ, selaku Rektor Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh
Pendidikan Pascasarjana.
2. Prof. Drs. Suranto,MSc,Ph.D, selaku Direktur Program Pascasarjana Program Studi
Magister Kedokteran Keluarga Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan
Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas
kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan. Program Studi
Magister Kedokteran Keluarga Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan.
3. Prof. Dr. Didik Gunawan Tamtomo, dr, PAK, MM, M.KK, selaku Ketua Program
Studi Magister Kedokteran Keluarga Universitas Sebelas Maret Surakarta dan
pembimbing I yang telah memberikan bimbingan kepada penulis untuk menempuh
pendidikan di Program Studi Magister Kedokteran Keluarga.
iv
iv
4. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd, selaku Sekretaris Minat Utama Pendidikan Profesi
Kesehatan yang telah memberikan kesempatan dan dorongan kepada penulis untuk
menyelesaikan tesis
5. dr. Putu Suriyasa, MS., PKK.,SpOk selaku pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dan arahan kepada penulis untuk menempuh pendidikan di Program Studi
Magister Kedokteran Keluarga
6. Bapak dan ibu dosen Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Minat Utama
Pendidikan Profesi Kesehatan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah
memberikan ilmu pengetahuan yang sangat berharga.
7. Teman seperjuangan mahasiswa pasca sarjana program Magister Kedokteran
Keluarga Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah menjalin kerjasama dalam
menempuh pendidikan di Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Akhirnya semoga semua kebaikan yang diberikan memperoleh imbalan dari Allah
SWT dan dicatat sebagai amal ibadah. Demi kesempurnaan dan perbaikan penelitian ini
sangat penulis harapkan kritik dan saran dari berbagai pihak. Terima kasih.
Ponorogo, 7 Juli 2011
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Sampul Dalam
Lembar Persutujuan Pembimbing .................................................................... i
Abstrak ............................................................................................................. ii
Kata Pengantar ................................................................................................ iii
Halaman daftar isi ............................................................................................ v
Daftar Gambar ................................................................................................ vii
Daftar Tabel .................................................................................................. viii
Daftar Lampiran .............................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka .............................................................................. 7
1. Kemandirian Belajar ..................................................................... 7
2. Perhatian Orang Tua ................................................................... 10
3. Prestasi Belajar ............................................................................ 19
4. Pengaruh Kemandirian Belajar terhadap Prestasi Belajar .......... 24
5. Pengaruh Perhatian Orang Tua terhadap Prestasi Belajar .......... 25
6. Pengaruh Perhatian Orang Tua terhadap Kemandirian Belajar .. 25
B. Penelitian yang Relevan ................................................................ 27
C. Kerangka Berfikir .......................................................................... 28
D. Hipotesis ........................................................................................ 28
BAB III METODE PENELLITIAN
A. Jenis Penelitian .............................................................................. 29
B. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 29
C. Populasi Penelitian ........................................................................ 29
vi
D. Teknik Sampling ........................................................................... 30
E. Variabel Penelitian ........................................................................ 30
F. Definisi Operasional ...................................................................... 30
G. Uji Instrumen Penelitian ............................................................... 31
H. Etika Penelitian ............................................................................. 33
I Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 34
J. Analisis Data .................................................................................. 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden ............................................................... 37
B. Deskripsi Data ............................................................................... 39
C. Pengujian Prasyarat Analisis ......................................................... 41
D. Pengujian Hipotesis Penelitian ...................................................... 44
E. Pembahasan ................................................................................... 47
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpualan ...................................................................................... 61
B. Saran .............................................................................................. 62
C. Implikasi ........................................................................................ 62
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 63
vii
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ........................................................................ 28
Gambar 3.1 Rancangan Penelitian .................................................................. 36
viii
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 4.1 Karakteristik Responden berdasarkan Usia ..................................... 37
Tabel 4.2 Karakteristik Pendidikan Terakhir Orang Tua Responden .............. 38
Tabel 4.3 Karakteristik Pekerjaan Orang Tua ................................................. 38
Tabel 4.4 Kemandirian Belajar Responden ..................................................... 39
Tabel 4.5 Perhatian Orang Tua Responden ..................................................... 40
Tabel 4.6 Prestasi Belajar KDPK Responden .................................................. 41
Tabel 4.7 Uji Normalitas .................................................................................. 42
Tabel 4.8 Uji Linieritas .................................................................................... 43
Tabel 4.9 Uji Independensi .............................................................................. 44
Tabel 4.10 Korelasi Product Moment .............................................................. 45
Tabel 4.11 Regresi Ganda ................................................................................ 46
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Lampiran 2 Kisi- kisi Instrumen.
Lampiran 3 Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 4 Kuesioner Kemandirian Belajar Lampiran 5 Kuesioner Perhatian Orang Tua Lampiran 6 Tabel Induk Uji Validitas Reliabilitas Lampiran 7 Validitas Instrumen Lampiran 8 Reliabilitas Instrumen Lampiran 9 Tabel Induk Penelitian
Lampiran 10 Tabel Uji Normalitas
Lampiran 11 Tabel Uji Linieritas
x
Lampiran 12 Tabel Uji Independensi
Lampiran 13 Tabel Anallisa Korelasi Product Moment
Lampiran 14 Tabel Analisis Regresi Ganda
Lampiran 15 Surat Ijin Penelitian dari UNS
Lampiran 16 Surat Ijin Penelitian Akademi Kebidanan
Harapan Mulya Ponorogo
Lampiran 17 Kartu Konsultasi Tesis
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia bukanlah hal yang
baru kita dengar bahkan sudah menjadi pengetahuan umum common
sense. Dalam laporan Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk
bidang pendidikan, United Nation Educational, Scientific, and Cultural
Organization (UNESCO), yang dirilis pada Kamis (29/11/07)
menunjukkan, peringkat Indonesia dalam hal pendidikan turun dari 58
menjadi 62 di antara 130 negara di dunia. Yang jelas, education
development index (EDI) Indonesia adalah 0.935, di bawah Malaysia
(0.945) dan Brunei Darussalam (0.965) ( Sudrajad, 2007).
Setiap lembaga pendidikan yang ada di republik ini memiliki
tanggung jawab besar terhadap mutu pendidikan yang dimulai dari proses
pendidikan itu sendiri dan berakhir pada hasil pendidikan yang dicapai.
Mutu dalam “proses pendidikan” melibatkan berbagai input, seperti; bahan
ajar (kognitif, afektif, atau psikomotorik), metodologi (bervariasi sesuai
kemampuan guru) sarana prasarana lembaga pendidikan, dukungan
administrasi, berbagai sumber daya dan upaya penciptaan suasana yang
fair dan nyaman untuk belajar. Mutu dalam konteks “hasil pendidikan”
mengacu pada prestasi yang dicapai oleh lembaga pendidikan pada setiap
kurun waktu tertentu (apakah tiap akhir semester) (Mayasari, 2010).
1
2
Prestasi yang dicapai atau hasil pendidikan (student
achievement) dapat berupa hasil test kemampuan akademis. Antara proses
dan hasil pendidikan yang bermutu saling berhubungan satu sama lainnya,
akan tetapi agar proses pendidikan dapat bermutu dan tepat sasaran, maka
mutu dalam artian hasil (ouput) harus dirumuskan lebih dahulu oleh
Lembaga Pendidikan. Lembaga Pendidikan wajib menetapkan target yang
jelas untuk dicapai setiap tahun atau kurun waktu tertentu. Berbagai input
dan proses harus selalu mengacu pada mutu-hasil (output) yang ingin
dicapai. Dengan kata lain tanggung jawab lembaga pendidikan dalam
memperbaiki mutu pendidikan bukan hanya pada proses pendidikan saja,
melainkan lebih dari pada itu adalah pada hasil yang dicapai, (Sudrajad,
2007).
Keberhasilan belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor,
pada garis besarnya dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu faktor dari
dalam diri siswa (intern) dan dari luar diri siswa (ekstern). Faktor dari
dalm diri siswa antaralain: kecerdasan, bakat, minat, motivasi diri, disiplin
diri, dan kemandirian.Sedangkan faktor dari luar diri siswa dapat berupa
lingkungan alam, kondisisosial, ekonomi, lingkungan sekolah, guru,
kurikulum, dan sebagainya. Jadi dalam hal ini rendahnya prestasi belajar
siswa dapat disebabkan oleh berbagai faktor tersebut diatas. Dari faktor–
faktor tersebut, faktor dari dalam diri siswamerupakan faktor yang penting
dalam menentukan keberhasilan belajar, sebabdalam proses belajar sasaran
utamanya adalah siswa tersebut sebagai subyek belajar (Ahmadi, 2004).
3
Faktor penentu keberhasilan dalam proses belajar mengajar
adalah siswa sebagai pelaku dalam kegiatan belajar. Tanpa kesadaran,
kemauan, dan keterlibatan siswa, maka proses belajar mengajar tidak akan
berhasil. Dengan demikian dalam proses belajar mengajar, siswa dituntut
memiliki sikap mandiri, artinya siswa perlu memiliki kesadaran, kemauan
dan motivasi dari dalam diri siswa dan bukan semata – mata tekanan guru
maupun pihak lain. Murtiningsih berpendapat bahwa Kemandirian
mahasiswa dalam belajar masih dinilai sangat kurang dan perlu
ditingkatkan. Mahasiswa cenderung menganggap guru atau dosen sebagai
satu-satunya sumber ilmu. Sehingga mahasiswa hanya menerima dan
mendengarkan ilmu yang diberikan oleh dosen serta cenderung kurang
aktif dalam mencari sumber-sumber pendukung ilmu yang dipelajarinya.
Kebanyakan mahasiswa kurang mandiri dan terlalu bergantung dengan
dosen (Murtiningsih, 2010).
Sikap mandiri dalam diri siswa akan sangat membantu
tercapainya tujuan belajar sebagaimana yang diharapkan. Jadi kemandirian
seseorang dalam belajar akan menentukan arah belajar dan prestasi belajar
seseorang. Kemandirian akan membuat seseorang siswa mampu belajar
sendiri tanpa disuruh oleh pihak luar dalam kondisi apapun. (Ahmadi,
2004).
Proses pendidikan tidak hanya dapat dilakukan di lingkungan
sekolah yang sekaligus merupakan lembaga pendidikan formal, tetapi
pendidikan juga dapat dilakukan di lingkungan keluarga. Pendidikan
4
dalam keluarga merupakan basis pendidikan yang pertama dan utama.
Situasi keluarga yang harmonis dan bahagia akan melahirkan anak atau
generasi-generasi penerus yang baik dan bertanggung jawab. Peran orang
tua yang seharusnya adalah sebagai orang pertama dalam meletakkan
dasar-dasar pendidikan terhadap anak-anaknya. Orang tua juga harus bisa
menciptakan situasi pengaruh perhatian orang tua dengan menanamkan
norma-norma untuk di kembangkan dengan penuh keserasian, sehingga
tercipta iklim atau suasana keakraban antara orang tua dan anak
(Surachmad, 2001)
Study pendahuluan berdasarkan evaluasi proses pembelajaran di
akhir semester I, nilai akademis mata kuliah KDPK terdapat 30% peserta
didik yang mempunyai nilai kurang, 55% cukup dan 15% baik. Dari
fenomena tersebut, penulis tertarik untuk melakukan kajian terhadap cara
belajar mahasiswa untuk mata kuliah KDPK (Konsep Dasar Praktik
Klinik) dikaitkan dengan kemandirian belajar dan perhatian orang tua.
Berdasarkan asumsi di atas maka penulis dalam penelitian ini menentukan
kajian dalam judul : ”Hubungan Kemandirian Belajar dengan Perhatian Orang
Tua dengan Prestasi Belajar Mata Kuliah KDPK Mahasiswi Semester II
Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo”.
B. Rumusan Masalah
Dari masalah yang diuraikan diatas ”Apakah ada hubungan antara
kemandirian belajar dan perhatian orang tua dengan prestasi belajar mata
5
kuliah KDPK pada mahasiswa semester II Akademi Kebidanan Harapan
Mulya Ponorogo?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara kemandirian belajar dan perhatian
orang tua dengan prestasi belajar mata kuliah KDPK (Keterampilan
Dasarr Praktik Klinik) mahasiswi Semester II Akademi Kebidanan
Harapan Mulya Ponorogo.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk menganalisis hubungan kemandirian belajar dengan prestasi
belajar mata kuliah KDPK (Keterampilan Dasarr Praktik Klinik)
mahasiswi Semester II Akademi Kebidanan Harapan Mulya
Ponorogo.
b. Untuk menganalisis perhatian orang tua dengan prestasi belajar
mata kuliah KDPK (Keterampilan Dasarr Praktik Klinik)
mahasiswi Semester II Akademi Kebidanan Harapan Mulya
Ponorogo
c. Untuk menganalisis hubungan kemandirian belajar dan perhatian
orang tua dengan prestasi belajar mata kuliah KDPK
(Keterampilan Dasarr Praktik Klinik) mahasiswi Semester II
Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo.
6
D. Manfaat
1. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai sumbangan pemikiran dan masukan guna meningkatkan
kualitas pelaksanaan pendidikan, terutama dalam hal peningkatan
prestasi belajar para peserta didik.
2. Bagi Mahasiswa
Sebagai salah satu bahan informasi bagi mahasiswa akan pentingnya
kemandirian belajar dalam proses pembelajaran sehingga diharapkan
mahasiswa dapat meningkatkan kualitas kegiatan belajar guna
meningkatkan prestasi belajar.
3. Bagi Peneliti
Sebagai bahan informasi dan perbandingan bagi peneliti berikutnya
yang akan mengadakan penelitian lebih lanjut tentang masalah yang
serupa.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
1. Konsep Kemandirian Belajar
a. Pengertian Kemandirian Belajar
Istilah kemandirian berasal dari kata mandiri yang berarti berdiri
sendiri, yaitu suatu keadaan yang memungkinkan seseorang mengatur dan
mengarahkan diri sendiri sesuai tingkat perkembangannya. Kemandirian
adalah kecenderungan anak untuk melakukan sesuatu yang diingini tanpa
minta tolong kepada orang lain, juga dapat mengarahkan kelakuannya tanpa
tunduk kepada orang lain. Pendapat lain tentang kemandirian dikemukanan
oleh Hoistein yang mengatakan bahwa kemandirian adalah penampilan
seseorang yang sikap dan perbuatannya menandakan keswarkasaan (berbuat
sendiri secara aktif dalam memberikan pendapat, penilaian pengambilan
keputusan dan pertanggung jawaban. Selanjutnya tindakan tersebut
merupakan respon yang muncul secara spontan sebagai cerminan percaya
diri seseorang yang mandiri (Sumarmo, 2008).
Kemandirian belajar siswa akan akan dapat mengembangkan nilai,
sikap, pengetahuan dan keterampilan dalam hal sebagai berikut:
1). Membuat keputusan yang bertanggung jawab
2). Menentukan aktivitas belajar sesuai keinginan sendiri
3). Membuat pengertian sesuai dengan pemahaman
7
8
4). Menyadari tentang mengapa dan bagaimana memperoleh pengetahuan
baru sesuai dengan minat dan kebutuhan mereka. (Kartadinata, 2006).
Selanjutnya From, menyatakan belajar merupakan suatu proses
yang terjadi dalam interaksi aktif antara subjek dan lingkungannya. Proses
tersebut menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,
keterampiln, nilai yang bersifat tetap. Perubahan itu dapat bersifat sesuatu
yang baru, yang segera tampak dalam perilaku nyata maupun tersembunyi.
Proses belajar dapat berlangsung bila disertai kesadaran dan intensitas
kemauan dari individu yang belajar. Sikap dan perbuatan yang ditunjukkan
dalam kemandirian merupakan kebutuhan dasar dari setiap individu untuk
mengaktualisasikan potensi dan kemampuan diri untuk mencapai kepuasan
sendiri. Adapun kepuasan yang diperoleh orang yang mandiri tidak
bergantung pada lingkungan dan orang lain disekitarnya, tetapi tergantung
pada potensi-potensi yang mereka miliki (Ahmadi, 2004).
Kemandirian belajar menurut Wayne H adalah menekankan sisi-
sisi menguntungkan dari usaha bekerja secara kreatif atas prakarsanya
sendiri, inisiatif dan panjang akal dari keadaan mempelajari suatu bidang
secara intensif, pengembangan disiplin diri dan belajar teknik-teknik
didalam suatu bidang yang telah dipilihnya sendiri (Sumarmo, 2008).
9
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kemandirian Belajar
1). Faktor dari Dalam
Faktor dari dalam diri anak adalah antara lain faktor kematangan
usia dan jenis kelamin. Disamping itu intelegensia anak juga berpengaruh
terhadap kemandirian anak.
2). Faktor dari Luar
Adapun faktor dari luar yang mempengaruhi kemandirian anak
adalah:
a). Kebudayaan, masyarakat yang maju dan kompleks tuntutan hidupnya
cenderung mendorong tumbuhnya kemandirian dibanding dengan
masyarakat yang sederhana.
b). Keluarga, meliputi aktivitas pendidikan dalam keluarga,
kecenderungan cara mendidik anak, cara memberikan penilaian
kepada anak bahkan sampai carahidup orang tua berpengaruh
terhadap kemandirian anak.
c. Indikator/Determinan Kemandirian Belajar
Kemandirian belajar menurut Sunaryo Kartadinata (2006) mempunyai 5
aspek dan dapat dijadikan indikator antara lain :
1). Bebas bertanggung jawab dengan ciri-ciri mampu menyelesaikan tugas-
tugas yang diberiakan tanpa bantuan orang lain, tidak menunda waktu
dalam mengerjakan tugas, mampu membuat keputusan sendiri, mampu
menyelesaikan masalahnya sendiri dan bertanggung jawab atau
menerima resiko dari perbuatannya.
10
2). Progresif dan ulet, dengan ciri-ciri tidak mudah menyerah bila menghadapi
masalah, tekun dalam usaha mengejar prestasi, mempunyai usaha dalam
mewujudkan harapannya, melakukan berbagai cara untuk mencapai tujuan
dan menyukai hal-hal yang menantang.
3). Inisiatif atau kreatif, dengan ciri-ciri mempunyai kreatifitas yang tinggi,
mempunyai ide-ide yang cemerlang, menyukai ha-hal yang baru, suka
mencoba-coba dan tidak suka meniru orang lain.
4). Pengendalian diri dengan ciri-ciri mampu mengendalikan emosi, mampu
mengendalikan tindakan, menyukai penyelesaian masalah secara damai,
berfikir dahulu sebelum bertindak dan mampu mendisiplinkan diri.
5). Kematangan diri, dengan ciri-ciri mengenal diri sendiri secara mendalam,
dapat menerima diri sendiri, percaya pada kemampuan sendiri, memperoleh
kepuasan dari usaha sendiri dan tidak mudah terpengaruh oleh orang lain.
2. Perhatian Orang Tua
a. Pengertian Perhatian Orang Tua
Perhatian adalah pemusatan tenaga psikis terhadap suatu obyek atau
banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai aktivitas/ pengalaman batin.
Orang tua yang dimaksud dalam penelitian ini adalah orang dewasa yang
bertanggung jawab atas keberhasilan siswa, baik orang tua siswa, wali atau
orang tua asuh. Perhatian orang tua berarti pemusatan atau konsentrasi yang
diberikan oleh orang tua siswa, wali atau orang tua asuh terhadap suatu
obyek yaitu siswa (Mahmud, 2006).
11
b. Macam-macam Perhatian
Perhatian dibedakan menjadi beberapa kriteria antara lain:
1). Atas dasar intesitasnya yaitu banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai
suatu aktivitas/pengalaman batin.
Perhatian ini dibedakan menjadi dua:
a). Perhatian intensif adalah perhatian yang betul-betul tercurah pada obyek
b). Perhatian tidak intensif adalah perhatian yang kurang sepenuhnya
tercurah pada suatu obyek
2). Atas dasar cara timbulnya dibedakan menjadi dua:
a). Perhatian spontan atau perhatian sengaja yaitu perhatian yang timbul
tanpa direncanakan, tetapi begitu saja secara tiba-tiba.
b). Perhatian reflektif atau perhatian disengaja yaitu perhatian yang
timbulnya memang disengaja.
3). Atas dasar luasnya obyek yang dikenai perhatian dibedakan menjadi dua:
a). Perhatian distributif atau perhatian memancar adalah perhatian yang pada
suatu saat dapat tertuju pada macam-macam obyek.
b). Perhatian konsentratif atau perhatian terpusat adalah perhatian yang pada
suatu saat hanya tertuju pada obyek yang sangat terbatas.
Melihat besarnya fungsi pendidikan di lingkungan keluarga, maka
perhatian orang tua terhadap pendidikan anak yang dapat dilakukan adalah:
1). Perhatian intensif, karena kegiatan yang disertai dengan perhatian intensif
akan lebih terarah.
12
2). Perhatian yang disengaja (reflektif), karena kesengajaan dalam kegiatan akan
mengembangkan pribadi anak.
3). Perhatian spontan, karena perhatian spontan cenderung dapat berlangsung
lebih lama.
(Ratnawati, 2005)
c. Faktor yang Mempengaruhi Perhatian Orang Tua terhadap Anaknya
Faktor yang mempengaruhi perhatian orang tua terhadap anaknya di antaranya
adalah karena para orang tua khawatir jikalau anaknya menjadi siswa yang nakal
di sekolah. Karena rasa kasih sayang orang tua, maka mereka menjaga baik-baik
keselamatan dan kesehatan anaknya. Perhatian juga diberikan orang tua karena
ingin agar anak mereka maju dan pemuncak (berprestasi) di kelasnya. Maka para
orang tua selalu menyuruh anaknya agar belajar dan belajar sepanjang waktu.
Hanya saja, perhatian orang tua makin lama makin berkurang sesuai dengan
bertambah besarnya tubuhnya dan bertambah dewasa usianya. (Astuti, 2005).
d. Bentuk Perhatian Orang Tua terhadap Belajar Anak
Perhatian orang tua, terutama dalam hal pendidikan anak, sangatlah diperlukan.
Terlebih lagi yang harus difokuskan adalah perhatian orang tua terhadap
aktivitas belajar yang dilakukan anak sehari-hari dalam kapasitasnya sebagai
pelajar dan penuntut ilmu, yang akan diproyeksikan kelak sebagai pemimpin
masa depan. Bentuk perhatian orang tua terhadap belajar anak dapat berupa
pemberian bimbingan dan nasihat, pengawasan terhadap belajar anak, pemberian
motivasi dan penghargaan serta pemenuhan kebutuhan belajar anak.
13
1). Pemberian bimbingan dan nasehat
Menurut Oemar Hamalik dengan mengutip pendapat Stikes &
Dorcy, menyatakan bahwa bimbingan adalah “suatu proses untuk menolong
individu dan kelompok supaya individu itu dapat menyesuaikan diri dan
memecahkan masalah-masalahnya”. Kemudian ia juga mengutip pendapat
Stoops, yang menyatakan bimbingan adalah “suatu proses yang terus
menerus untuk membantu perkembangan individu dalam rangka
mengembangkan kemampuannya secara maksimal untuk memperoleh
manfaat yang sebesar-besarnya, baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat.”
(Oemar Hamalik, 2002).
Bentuk lain dari perhatian orang tua adalah memberikan nasehat
kepada anak. Menasehati anak berarti memberi saran-saran untuk
memecahkan suatu masalah, berdasarkan pengetahuan, pengalaman dan
pikiran sehat. Nasihat dan petuah memiliki pengaruh yang cukup besar
dalam membuka mata anak-anak terhadap kesadaran akan hakikat sesuatu
serta mendorong mereka untuk melakukan sesuatu perbuatan yang baik.
Nasehat dapat diberikan orang tua pada saat anak belajar di rumah.
Dengan demikian maka orang tua dapat mengetahui kesulitan-kesulitan
anaknya dalam belajar. Karena dengan mengenai kesulitan-kesulitan
tersebut dapat membantu usaha untuk mengatasi kesulitannya dalam belajar,
sehingga anak dapat meningkatkan prestasi belajarnya.
14
2). Pengawasan Orang Tua terhadap belajar
Orang tua perlu mengawasi pendidikan anak-anaknya, sebab tanpa
adanya pengawasan yang kontinu dari orang tua besar kemungkinan
pendidikan anak tidak akan berjalan lancar. Pengawasan orang tua tersebut
dalam arti mengontrol atau mengawasi semua kegiatan atau aktivitas yang
dilakukan oleh anak baik secara langsung maupun tidak langsung.
Pengawasan yang diberikan orang tua dimaksudkan sebagai penguat disiplin
supaya pendidikan anak tidak terbengkelai, karena terbengkelainya
pendidikan seorang anak bukan saja akan merugikan dirinya sendiri, tetapi
juga lingkungan hidupnya.
Pengawasan orang tua terhadap anaknya biasanya lebih diutamakan
dalam masalah belajar. Dengan cara ini orang tua akan mengetahui kesulitan
apa yang dialami anak, kemunduran atau kemajuan belajar anak, apa saja
yang dibutuhkan anak sehubungan dengan aktifitas belajarnya, dan lain-lain.
Dengan demikian orang tua dapat membenahi segala sesuatunya hingga
akhirnya anak dapat meraih hasil belajar yang maksimal. Pengawasan orang
tua bukanlah berarti pengekangan terhadap kebebasan anak untuk berkreasi
tetapi lebih ditekankan pada pengawasan kewajiban anak yang bebas dan
bertanggung jawab. Ketika anak sudah mulai menunjukkan tanda-tanda
penyimpangan, maka orang tua yang bertindak sebagai pengawas harus
segera mengingatkan anak akan tanggung jawab yang dipikulnya terutama
pada akibat-akibat yang mungkin timbul sebagai efek dari kelalaiannya.
Kelalaiannya di sini contohnya adalah ketika anak malas belajar, maka tugas
15
orang tua untuk mengingatkan anak akan kewajiban belajarnya dan memberi
pengertian kepada anak akan akibat jika tidak belajar. Dengan demikian anak
akan terpacu untuk belajar sehingga prestasi belajarnya akan meningkat.
Pengawasan atau kontrol yang dilakukan orang tua tidak hanya ketika anak di
rumah saja, akan tetapi hendaknya orang tua juga terhadap kegiatan anak di
sekolah. Pengetahuan orang tua tentang pengalaman anak di sekolah sangat
membantu orang tua untuk lebih dapat memotivasi belajar anak dan
membantu anak menghadapi masalah-masalah yang dihadapi anak di sekolah
serta tugas-tugas sekolah (Imelda, 2010).
3). Pemberian motivasi dan penghargaan
Sebagai pendidik yang utama dan pertama bagi anak, orang tua
hendaknya mampu memberikan motivasi dan dorongan. Sebab tugas
memotivasi belajar bukan hanya tanggungjawab guru semata, tetapi orang tua
juga berkewajiban memotivasi anak untuk lebih giat belajar. Jika anak
tersebut memiliki prestasi yang bagus hendaknya orang tua menasihati
kepada anaknya untuk meningkatkan aktivitas belajarnya. Dan untuk
mendorong semangat belajar anak hendaknya orang tua mampu memberikan
semacam hadiah untuk menambah minat belajar bagi anak itu sendiri. Namun
jika prestasi belajar anak itu jelek atau kurang maka tanggung jawab orang
tua tersebut adalah memberikan motivasi atau dorongan kepada anak untuk
lebih giat dalam belajar.
Dorongan orang tua kepada anaknya yang berprestasi jelek atau
kurang itu sangat diperlukan karena dimungkinkan kurangnya dorongan dari
16
orang tua akan bertambah jelek pula prestasinya dan bahkan akan
menimbulkan keputusasaan. Tindakan ini perlu dilakukan oleh orang tua baik
kepada anak yang berprestasi baik ataupun kurang baik dari berbagai jenis
aktivitas, seperti mengarahkan cara belajar, mengatur waktu belajar dan
sebagainya, selama pengarahan dari orang tua itu tidak memberatkan anak
(Imelda, 2010).
Stephanie Daisy Imelda mengemukakan beberapa hal yang dapat
dilakukan oleh orang tua pada anak yang prestasinya kurang, yaitu:
a). Kenali kemampuan anak. Jangan menuntut anak melebihi
kemampuannya. Anak yang sering mendapat tuntutan yang terlalu tinggi,
akan mudah menjadi frustrasi dan akhirnya menjadi mogok belajar.
b). Jangan membanding-bandingkan. Orang tua sebaiknya jangan
membanding-bandingkan anak dengan kakak atau adiknya mengingat
setiap anak mempunyai kemampuan yang berbeda. Anak yang sering
dibanding-bandingkan dapat kehilangan kepercayaan diri. Bangkitkanlah
rasa percaya diri anak dengan menghargai setiap usaha yang telah
dilakukan.
c). Menerima anak dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
d). Membantu anak mengatasi masalahnya. Bila anak memang
membutuhkan guru les, jangan dipaksakan anak dengan kemampuannya
sendiri hanya karena ayah dan ibunya dahulu tidak pernah les.
e). Tingkatkan semangat belajar anak. Kita dapat melakukan hal ini dengan,
misalnya memberi pujian, pelukan, belaian maupun ciuman.
17
f). Jangan mencela anak dengan kata-kata yang menyakitkan. Orang tua
harus menghindari mencela anak dengan kata-kata, “bodoh”, “tolol”,
“otak udang”, dan sebagainya. Anak yang sering mendapat label atau cap
seperti itu pada akhirnya akan mempunyai pandangan bahwa dirinya
memang bodoh dan tolol.
g). Mendidik adalah tanggung jawab bersama. Ayah dan Ibu mempunyai
tanggung jawab yang sama dalam mendidik anak.
i). Jangan lupa berdoa agar anak kita mendapat hasil yang terbaik. (Imelda,
2010)
4). Pemenuhan Kebutuhan Belajar
Kebutuhan belajar adalah segala alat dan sarana yang diperlukan
untuk menunjang kegiatan belajar anak. kebutuhan tersebut bisa berupa ruang
belajar anak, seragam sekolah, buku-buku, alat-alat belajar, dan lain-lain.
Pemenuhan kebutuhan belajar ini sangat penting bagi anak, karena akan dapat
mempermudah baginya untuk belajar dengan baik. Dalam hal ini Bimo
Walgito menyatakan bahwa “semakin lengkap alat-alat pelajarannya, akan
semakin dapat orang belajar dengan sebaik-baiknya, sebaliknya kalau alat-
alatnya tidak lengkap, maka hal ini merupakan gangguan di dalam proses
belajar, sehingga hasilnya akan mengalami gangguan”. Tersedianya fasilitas
dan kebutuhan belajar yang memadai akan berdampak positif dalam aktivitas
belajar anak. Anak-anak yang tidak terpenuhi kebutuhan belajarnya sering
kali tidak memiliki semangat belajar. Lain halnya jika segala kebutuhan
18
belajarnya tercukupi, maka anak tersebut lebih bersemangat dan termotivasi
dalam belajar (Walgito, 1990).
Perhatian orang tua terhadap kebutuhan belajar, kaitannya dengan
motivasi belajar mempunyai pengaruh yang sangat kuat. Hal itu dapat
diketahui bahwa dengan dicukupinya kebutuhan belajar, berarti anak merasa
diperhatikan oleh orang tuanya. Kebutuhan belajar, seperti buku termasuk
unsur yang sangat penting dalam upaya meningkatkan prestasi belajar.
Dengan dicukupinya buku yang merupakan salah satu sumber belajar, akan
memperlancar proses belajar mengajar di dalam kelas dan mempermudah
dalam belajar di rumah. Dan juga akan dapat meningkatkan semangat belajar
bagi anak. Dengan demikian sudah sepatutnya bagi para orang tua untuk
memperhatikan dan berusaha memenuhi kebutuhan belajar anak (Walgito,
1990).
3. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi Belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi
berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor
internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu. Pengenalan
terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting artinya
dalam rangka membantu murid mencapai prestasi belajar yang sebaik-
baiknya (Ahmadi, 2004).
19
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar diantaranya:
1). Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang
diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran,
struktur tubuh, dan sebagainya.
2). Faktor Psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh,
terdiri atas:
a). Faktor intelektif yang meliputi:
(1). Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat.
(2). Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki.
b).Faktor non-intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti
sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, dan penyesuaian
diri.
3). Faktor kematangan fisik maupun psikis.
Yang tergolong faktor eksternal, ialah:
a). Faktor sosial yang terdiri atas:
(1). Lingkungan keluarga.
(2). Lingkungan sekolah.
(3). Lingkungan masyarakat.
(4). Lingkungan kelompok.
b). Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi dan
kesenian.
20
c). Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, dan
iklim.
4). Faktor lingkungan spiritual dan keamanan
(Ahmadi, 2004).
Menurut Slameto (2009) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ada
dua macam yaitu faktor internal dan faktor eksternal
a). Faktor Internal adalah faktor yang ada dalam individu yang sedang belajar
seperti:
(1). Faktor Jasmaniah, meliputi:
(a). Faktor kesehatan
Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan orang
terganggu, selain itu juga akan cepat lelah, kurang bersemangat,
mudah pusing, mengantuk, kurang darah atau gangguan fungsi alat
indera.
(b). Cacat tubuh
Cacat tubuh ini dapat berupa buta, tuli, patah kaki dan patah tangan.
(2). Faktor Psikologis, meliputi
(a) Intelegensi
Siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih
berhasil daripada yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah.
Siswa yang mempunyai intelegensi tinggi dapat berhasil dengan baik
dalam belajarnya dikarenakan belajar dengan menerapkan metode
21
belajar yang efisien. Sedangkan yang mempunyai intelegensi rendah
perlu mendapatkan pendidikan khusus.
(b) Perhatian
Perhatian menurut Ghazali yang dikutip oleh Slameto (2009) adalah
keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju
kepada suatu obyek benda/hal atau sekumpulan obyek. Untuk dapat
menjamin hasil belajar yang baik maka siswa harus mempunyai
perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya.
(c) Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa kegiatan. Minat besar pengaruhnya terhadap
belajar. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah
dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan belajar.
(d) Bakat
Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan
terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau
berlatih.
(e) Motivasi
Seseorang akan berhasil dalam belajarnya bila mempunyai penggerak
atau pendorong untuk mencapai tujuan. Penggerak atau pendorong
inilah yang disebut dengan motivasi.
22
(f) Kematangan
Kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam pertumbuhan
seseorang, di mana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan
kecakapan baru. Belajar akan berhasil bila anak sudah siap (matang).
(g) Kesiapan
Kesiapan adalah kesediaan untuk memberikan respon atau bereaksi.
Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar mengajar karena
jika siswa sudah memiliki kesiapan dalam belajar maka hasil
belajarnya akan lebih baik.
b). Faktor Eksternal
(1). Keadaan keluarga
Keluarga merupakan lingkungan utama dalam proses belajar. Keadaan
yang ada dalam keluarga mempunyai pengaruh yang besar dalam
pencapaian prestasi belajar misalnya cara orang tua mendidik, relasi
anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian
orang tua.
(2). Keadaan sekolah
Lingkungan sekolah adalah lingkungan di mana siswa belajar secara
sistematis. Kondisi ini meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru
dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran,
metode belajar dan fasilitas yang mendukung lainnya.
23
(3). Keadaan masyarakat
Siswa akan mudah kena pengaruh lingkungan masyarakat karena
keberadaannya dalam lingkungan tersebut. Kegiatan dalam masyarakat,
mass media, teman bergaul, lingkungan tetangga merupakan hal-hal yang
dapat mempengaruhi siswa sehingga perlu diusahakan lingkungan yang
positif untuk mendukung belajar siswa (Ahmadi, 2004).
4. Pengaruh Kemandirian terhadap Prestasi Belajar
Menuntut siswa berperan aktif, mengharuskan partisipasi aktif peserta
didik dalam kegiatan pembelajaran. Partisipasi aktif tersebut dapat terlaksana
jika ditunjang kemandirian belajar dari peserta didik secara sosial psikologis
adalah penting karena individu pada hakekatnya selalu berusaha aktif
menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Tanpa kemandirian segala usaha
sulit dilakukan dengan mantap untuk mengelola hidup dan lingkungannya.
Tanpa kemandirian individu tidak mungkin dapat mempengaruhi dan
menguasai lingkungan, tetapi akan lebih banyak tergantung pada lingkungan
dan dikuasai oleh lingkungan (Yaumi 2009).
Oleh karena itu, kemandirian sangat penting bagi peserta didik sebab
kemandirian merupakan modal dasar peserta didik dalam menentukan sikap
dan tindakannya selama proses belajar. Karena belajar merupakan proses
psikis, maka keberhasilan belajar lebih benyak diitentukan oleh individu itu
sendiri. Kemandirian belajar seseorang mendorong untuk berprestasi,
berinisiatif dan berkreasi. Dengan itu, kemandiian dapat mengantar seseorang
24
menjadi produktif, serta mendorongnya ke arah kemajuan. Kemandirian belajar
ditunjukkan dengan otonomi, merencanakan, mengorganisasi dan
mengevaluasi kegiatan belajarnya (Yaumi, 2009).
5. Pengaruh Perhatian Orang Tua tehadap Prestasi Belajar
Aktivitas belajar guna meningkatkan prestasi belajar sering menemui
kesulitan-kesulitan. Berbagai kesulitan itu harus segera diatasi agar pencapaian
tujuan belajar secara optimal dapat terwujudkan. Upaya mengatasi kesulitan
tersebut tidak hanya dibebankan kepada anak (peserta didik) melainkan juga
menjadi beban dari orang tua. Orang tua mempunyai tugas dan tanggung jawab
dalam membantu anaknya meringankan atau mengatasi kesulitan-kesulitan
yang mungkin muncul selama proses belajar (Imelda, 2009).
Siswa dengan intensitas perhatian yang tinggi akan cepat untuk
menapai bantuan dalam menyelesaikan kesulitan yang dihadapi dalam proses
belajar. Dengan perhatian dan bimbingan orang tua secara kontinou maka
orang tua dapat segera mungkin mengetahui kesulitan yang di allami oleh
anaknya secara dini. Sedapat mungkin orang tua akan mengambil sikap yang
positif guna membantu anaknya menyelesaikan kesulitan belajar yang
dialami.berdasarkan uraian diatas, diduga terdapat pengaruh perhatian orang
tua dengan prestasi belajar (Imelda, 2009).
25
6. Pengaruh Perhatian Orangtua terhadap Kemandirian Belajar
Orang tua sangat bertanggungjawab atas kemajuan studi anaknya. Jika
orang tua kurang perhatian dan pengawasan terhadap anaknya mengakibatkan
kecenderungan bebas mutlak, pengawasan bukan berarti menghanbat atau
menekan akan tetapi mendorong ke arah kesadaran diri sehingga diharapkan
muncul kemandirian belajar. Perhatian orang tua sangatlah penting dalamupaya
menumbuhkan kemandirian belajar anaknya, seperti dukungan dan
penghargaan (Yaumi, 2009).
Jika orang tua cenderung kurang menghargai prestasi belajar anaknya,
hal tersebut tidak akan mendorong anak untuk mandiri dalam mencapai
prestasi yang lebih baik disekolahnya. Hal-hal yang perlu diperhatiakn orang
tua adalah menghargai prestasi belajar yang telah dicapai anak di sekolah,
memperhatikan dan mengikuti perkembangan anak dalam proses belajar.
Berdasarkan uraian diatas diduga terdapat pengaruh perhatian orang tua dengan
kemandirian belajar belajar (Yaumi, 2009).
26
B. PENELITIAN YANG RELEVAN
Berbagai penelitian tentang kemandirian belajar dan perhatian orang tua
dengan prestasi belajar diantaranya:
1. Hidayah (2008) : Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh perhatian
orang tua dan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar bidang study
akuntansi, metode yang digunakan survey analitik pada siswa SMAN 1
Pecangaan Kabupaten Jepara, hasil: Ada pengaruh yang signifikan dari
perhatian orang tua dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar
bidang study akuntansi.
2. Fardiansyah (2009): Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara
frekuensi belajar dan kemandirian belajar dengan prestasi belajar
matematika, metode yang digunakan observasional analitik pada siswa
SMPN 1 Bandung Kabupaten Serang, hasil : Ada hubungan singnifikan
antara frekuensi belajar dan kemandirian belajar dengan prestasi belajar
matematika.
3. Imelda (2010) : Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara
perhatian orang tua dengan prestasi belajar, metode yang digunakan
observasional analitik pada siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri Cimerak
Kabupaten Ciamis.
Hasil : Ada hubungan signifikan antara perhatian orang tua dengan prestasi
belajar peserta didik.
27
4. (Astuti, 2005) : Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh pola asuh
terhadap kemandirian belajar, metode yang digunakan survey analitik
terhadap siswa SMAN Sumpiuh Kabupaten Banyumas, hasil penelitian ;
ada pengaruh yang signifikan dari pola asuh orang tua terhadap
kemandirian belajar siswa.
28
C. KERANGKA PIKIR
Keterangan :
: diteliti
: tidak diteliti
D. HIPOTESIS
”Ada hubungan antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar”
”Ada hubungan antara perhatian orang tua dengan prestasi belajar”
“Ada hubungan antara kemandirian belajar dan perhatian orang tua dengan
prestasi belajar”
Perhatian orang tua
Prestasi Belajar
Kemandirian Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi: 1. Faktor
Jasmaniah 2. Faktor Psikologi 3. Faktor
Kematangan Fisik dan Psikis
4. Faktor Lingkungan
Indikator 1. Bebas
Bertanggung Jawab
2. Progresif dan ulet
3. Inisiatif atau kreatif
4. Pengendalian diri
5. Kematangan diri
Bentuk Perhatian 1. Pemberian
bimbingan dan nasehat
2. Pengawasan Org Tua
3. Pemberian Motivasi dan Penghargaan
4. Pemenuhan Kebutuhan Belajar
Faktor yang mempengaruhi Perhatian Orang Tua: 1. Kasih sayang 2. Rasa Khawatir 3. Harapan Orang
Tua
Faktor yang mempengaruhi kemandirian belajar: 1. Faktor dari dalam
(Kematangan usia, jenis kelamin, intelegensi)
2. Faktor dari luar (Kebudayaan, keluarga)
29
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan
pendekatan cross sectional. Variabel yang diteliti hanya diukur satu kali
pengukuran saja dalam waktu tertentu (Taufiqurohman, 2008).
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Akademi Kebidanan Harapan Mulya
Ponorogo yang terletak di jalan Batorokatong no.30 Ponorogo, pada bulan
Desember 2010.
C. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Penelitian ini penulis
menggunakan semua subjek yang terdapat di dalam populasi pada mahasiswa
reguler semester II tahun ajaran 2010/2011 yang berjumlah 40 orang di
Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo.
29
30
D. Teknik Sampling
Teknik pengambilan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
total sampling, yaitu penelitian yang menggunakan keseluruhan subjek
penelitian. Pada penelitian ini unit populasi yang digunakan adalah
mahasiswa semester II tahun ajaran 2010/2011 yang berjumlah 40 mahasiswa
di Akademi kebidanan Harapan Mulya Ponorogo.
E. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel Bebas
a. Kemandirian Belajar
b. Perhatian orang tua
2. Variabel Tergantung
Prestasi Belajar mata kuliah KDPK (Konsep Dasar Praktik Klinik).
F. Definisi Operasional
1. Kemandirian belajar dalam penelitiaan ini adalah kemampuan mahasiswa
menentukan kebutuhan belajar dan berupaya untuk memenuhi kebutuhan
belajarnya secara mandiri. Pada peleitian ini pengukuran menggunakan
pertanyaan dalam kuesioner yang telah di lakukan uji validitas dan
reliabilitas. Setiap pertanyaan mempunyai jawaban selalu, sering, kadang-
31
kadang dan tidak pernah. Jika jawaban selalu diberi skor 4, sering diberi
skor 3, kadang-kadang skor 2, tidak pernah skor 1.
Alat ukur : kuesioner.
Skala pengukuran : kontinou.
2. Perhatian orang tua yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perhatian
yang diberikan orang tua kepada anaknya dalam proses belajar baik secara
materiil maupun psikis. Pada peleitian ini pengukuran menggunakan
pertanyaan dalam kuesioner yang telah di lakukan uji validitas dan
reliabilitas. Setiap pertanyaan mempunyai jawaban selalu, sering, kadang-
kadang dan tidak pernah. Jika jawaban selalu diberi skor 4, sering diberi
skor 3, kadang-kadang skor 2, tidak pernah skor 1.
Alat ukur : kuesioner.
Skala pengukuran : kontinou.
3. Prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai akhir
kemampuan akademik mata kuliah KDPK (Konsep Dasar Praktik Klinik).
Alat ukur : nilai akhir mata kuliah KDPK
Skala pengukuran : kontinou.
G. Uji Instrumen Penelitian
1. Uji Validitas
Uji ini dilakukan untuk mengetahui kelayakan butir dalam suatu daftar
(konstruk) pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel. Dalam menilai
32
validitas setiap butir pertanyaan dapat dilihat dari nilai Corrected Item –
Total Correlation.
Keterangan:
Rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
N = Jumlah subyek
ΣX = Jumlah skor item
ΣY = jumlah skor total
(Arikunto 2002:162)
Hasil perhitungan validitas tersebut untuk selanjutnya dikonsultasikan
dengan harga r kritik product moment dengan taraf nyata 5%. Jika harga
rxy hitung lebih besar dari r tabel maka dikatakan bahwa item soal atau
instrumen tersebut valid.
Dari hasil uji validitas instrument kemandirian belajar diperoleh 4
(empat) butir soal yang tidak valid yaitu soal nomer 4, 6, 25 dan 26.
Sedangkan dari hasil uji validitas instrument perhatian orang tua diperoleh
2 butir soal yang tidak valid yaitu soal nomer 18 dan 24.
2. Uji Reliabillitas
Apabila suatu alat pengukuran telah dinyatakan valid, maka tahap
berikutnya adalah mengukur reliabilitas dari alat kuesioner. Reliabilitas
adalah ukuran yang menunjukkan konsistensi dari alat ukur dalam
mengukur gejala yang sama dilain kesempatan. Melalui metode One Shot
(NΣXY)-(ΣX)(ΣY) Rxy = ------------------------------- √(NΣx2-(Σx)2(NΣy2-(Σy)2)
33
dilakukan dengan metode Cronbach Alpha yaitu jika lebih besar dari 0,7
maka test reliabel. Reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika
memiliki Cronbach Alpha > 0,7.
Keterangan :
Ri = koefisien reliabilitas yang dicari
K = Mean kuadrat antara subjek
∑Si² = mean kuadrat kesalahan
St² = varian total
Berdasarkan hasil analisis didapatkan nilai reliabilitas untuk butir
soal kemandirian belajar sebesar 0,7183. Nilai ini lebih besar dari 0,7
sehingga dapat dikatakan bahwa butir soal pengetahuan reliabel.
Sedangkan dari hasil analisis untuk butir soal perhatian orang tua nilai
reliabilitas didapat sebesar 0, 7440. Nilai ini lebih besar dari 0,7 sehingga
dapat dikatakan bahwa butir soal kepuasan reliabel.
H. Etika Penelitian
Sebagai salah satu tanggung jawab mendasar bagi peneliti sebelum
melakukan penelitian, dibuat surat persetujuan penelitian. Surat permohonan
persetujuan penelitian disampaikan kepada Direktur Akademi Kebidanan
Harapan Mulya Ponorogo. Sebelum dilaksanakan penelitian, semua responden
yang menjadi subjek penelitian di beri informasi oleh peneliti tentang rencana
dan tujuan penelitian. Setiap responden diberi hak penuh untuk menyetujui
K ∑Si²
ri = ---------- { 1 - -------- } (K-1) ∑St²
34
apakah yang bersangkutan bersedia atau menolak untuk menjadi subjek
penelitian dengan cara menandatangani informed consent atau Surat
pernyataan yang telah dipersiapkan peneliti.
I. Teknik Pengumpulan Data
Data tentang kemandirian belajar dan perhatian orang tua dalam proses
pembelajaran diperoleh dengan cara menyebar kuesioner yang telah disusun,
sedangkan data tentang prestasi belajar di peroleh dengan menggunakan nilai
akhir mata kuliah KDPK
J. Analisis Data
Pengolahan dan analisis data merupakan program komputer melalui tahapan:
Data yang diperoleh dari kuesioner diolah dengan menggunakan komputer
SPSS For windows. Kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan person
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Editing
Setiap alat ukur yang sudah dijawab dicek apakah semua item sudah
dijawab.
2. Coding
Kuesioner yang sudah dijawab diberi kode dalam bentuk nomor urut.
3. Tabulating
Jawaban ditabulasikan dengan skor jawaban sesuai dengan data dan
jumlah item pernyataan tiap-tiap variabel, kemudian dimasukkan da!am
master tabel.
35
Semua data dari penyebaran kuesioner diberi skor dan dianalisis dengan
menggunakan uji statistik, teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah korelasi dan regresi, yaitu korelasi sederhana untuk
menentukan hubungan masing-masing variabel X dan Y, korelasi berganda
untuk menentukan hubungan variabel X 1, X2, secara bersama-sama terhadap
variabel Y, dan regresi ganda untuk menentukan kontribusi masing-masing
variabel X dan Y.
Proses perhitungannya akan dilakukan dengan menggunakan alat bantu
komputer serial SPSS for windows.
Interpretasi nilai r disusun menurut Sugiyono (2006) sebagai berikut :
a. 0,8 sampai dengan 1,000 = sangat kuat
b. 0,6 sampai dengan 0,799 = kuat
c. 0,4 sampai dengan 0,599 = sedang
d. 0,2 sampai dengan 0,399 = rendah
e. 0,0 sampai dengan 0,199 = sangat rendah (tidak berkorelasi)
36
I. Rancangan Penelitian
Populasi Mahasiswa DIII Kebidanan Semester II Akademi Kebidanan
Harapan Mulya Ponorogo
Unit Penelitian Semua Mahasiswa DIII Kebidanan Semester II Akademi
Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo
Teknik Sampling : Total Sampling
37
Analisa Data
Kuesioner Perhatian
Orang Tua
Nilai Akhir Mata Kuliah
KDPK
Penyusunan Instrumen Penelitian : Kuesioner Kemandirian Belajar, Perhatian Orang Tua, Nilai
akhir mata kuliah KDPK
Kuesioner Kemandirian
Belajar
Hasil Akhir
37
BAB IV
HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden
Responden yang digunakan pada penelitian ini merupakan yaitu
mahasiswa reguler semester II Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo
sebanyak 40 responden.
a. Karakteristik Responden berdasarkan usia
Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
No Usia Jumlah Persentase (100%) 1 24 tahun 1 2,50 2 23 tahun 1 2,50 3 22 tahun 1 2,50 4 21 tahun 1 2,50 5 20 tahun 13 32,50 6 19 tahun 22 55,00 7 18 tahun 1 2,50
Total 40 100,00 Sumber Data : Data Primer Hasil Penelitian Maret, 2011
Dari tabel 4.1 dapat diketahhui usia rata-rata responden penelitian ini
antara 19 tahun hingga 20 tahun.
b. Pendidikan Orang Tua
Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir orang tua
dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
37
38
Tabel 4.2 Karakteristik Pendidikan Terakhir Orang Tua Responden
No Pendidikan Jumlah Persentase (100%) 1 SD 7 17,50 2 SMP 10 25,00 3 SMA/SMEA 13 32,50 4 PT 10 25,00 Total 40 100,00
Sumber Data : Data Primer Hasil Penelitian Maret, 2011
Pendidikan terakhir orang tua responden yang digunakan pada
penelitian ini di dominasi oleh lulusan SMA/SMEA dan lulusan SD paling
sedikit.
c. Pekerjaan Orang Tua
Karakteristik pekerjaan orang tua responden dapat dilihat pada
tabel dibawah ini.
Tabel 4.3 Karakteristik Pekerjaan Orang Tua Responden
No Pekerjaan Jumlah Persentase (100%) 1 Petani 7 17,50 2 Swasta 12 30,00 3 Wiraswasta 9 22,50 4 PNS 12 30,00 Total 40 100,00
Sumber Data : Data Primer Hasil Penelitian Maret, 2011
Pekerjaan orang tua responden didominasi oleh PNS dan swasta,
sedangkan petani memiliki jumlah yang paling sedikit.
39
B. Deskripsi Data
Bab ini menyajikan hasil penelitian dan pembahasan untuk
menggambarkan hubungan antara kemandirian belajar dan perhatian orang tua
terhadap prestasi belajar mata kuliah KDPK (Konsep Dasar Praktik Klinik)
mahasiswa semester II Akademi kebidanan Harapan Mulya Ponorogo.
1. Gambaran Kemandirian Belajar mahasiswa semester II Akademi
Kebidanan Harpan Mulya Ponorogo.
Hasil penelitian menjelaskan kemandirian belajar dengan pengisian angket
oleh responden yaitu mahasiswa semester II Akademi Kebidanan Harapan
Mulya Ponorogo dapat di lihat pada tabel 4.4.
Tabel 4.4 Distribusi frekuensi Kemandirian belajar di Akademi Kebidanan
Harapan Mulya Ponorogo.
No Nilai Kategori Frekuensi Persentase (100%) 1 76,81—96,00 Baik Sekali 21 52,50 2 57,61—76,80 Baik 15 37,50 3 38,41—57,60 Cukup 4 10,00 4 19,21—38,40 Kurang 0 0 5 <19,20 Kurang Sekali 0 0
Jumlah 40 100,00 Sumber Data : Data Primer Hasil Penelitian Maret, 2011
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa data dominan adalah kategori baik sekali
yaitu rentang nilai 76,81-96,00, kemandirian belajar mahasiswa semester
II secara umum adalah kategori baik. Nilai rata-rata dari pengukuran
kemandirian belajar mahasiswa Akademi Kebidanan Harapan Mulya
Ponorogo adalah 72,525, sedangkan untuk nilai tertinggi adalah 91, nilai
40
terendah dari penilaian kemandirian belajar adalah 46, dan median untuk
penilaian kemandirian belajar adalah 68,5
2. Gambaran frekuensi Perhatian Orang Tua mahasiswa semester II Akademi
Kebidanan Harpan Mulya Ponorogo.
Tabel 4.5 Distribusi frekuensi Perhatian Orang Tua mahasiswa di
Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo.
No Nilai Kategori Frekuensi Persentase (100%) 1 73,61—92,00 Baik Sekali 10 25,00 2 55,21—73,60 Baik 30 75,50 3 36,81—55,20 Cukup 0 0 4 18,01—36,80 Kurang 0 0 5 <18,40 Kurang Sekali 0 0
Jumlah 40 100,00 Sumber Data : Data Primer Hasil Penelitian Maret, 2011
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa data dominan yaitu rentang nilai 55,20—
73,60 perhatian orang tua terhadap kegiatan belajar mahasiswa semester II
secara umum adalah kategori baik. Nilai rata-rata dari pengukuran
perhatian orang tua terhadap kegiatan belajar mahasiswa Akademi
Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo adalah 69,475, sedangkan untuk
nilai tertinggi adalah 86, nilai terendah dari penilaian perhatian orang tua
adalah 57, dan median untuk penilaian perhatian orang tua adalah 71,5
41
3. Gambaran Prestasi Belajar mata kuliah KDPK (Konsep Dasar Praktik
Klinik) mahasiswa semester II Akademi Kebidanan Harpan Mulya
Ponorogo.
Tabel 4.6 Distribusi frekuensi Prestasi Belajar mata kuliah KDPK (Konsep
Dasar Praktik Klinik) mahasiswa semester II Akademi
Kebidanan Harpan Mulya Ponorogo.
No Nilai Kategori Frekuensi Persentase (100%) 1 81,00--100 Baik Sekali 1 2,50 2 61,00—80,00 Baik 35 87,50 3 41,00--60 Cukup 4 10,00 4 21,00--40 Kurang 0 0 5 <20 Kurang Sekali 0 0
Jumlah 40 100,00 Sumber Data : Data Primer Hasil Penelitian Maret, 2011
Tabel 4.6. menunjukkan bahwa data dominan yaitu dalam kategori baik
(rentang nilan 71-80), prestasi belajar mata kuliah KDPK memiliki nilai
rata-rata 70,55 sedangkan untuk nilai tertinggi adalah 83, nilai terendah
dari penilaian perhatian orang tua adalah 54, dan median untuk penilaian
perhatian orang tua adalah 68,5
C. Pengujian Persyaratan Analisis
Pengujian Hipotesis penelitian ini dilakukan dengan tehnik analisis
korelasi dan regresi .Tehnik analisis ini menghendaki beberapa persyaratan
seperti yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya. Pengujian persyaratan
analisis yang akan diterapkan dalam penelitian ini adalah (1) uji normalitas
dan (2) uji linieritas.
42
1.Uji Normalitas
Persyaratan analisis yang dimaksud adalah persyaratan yang harus
dipenuhi agar analisis regresi dapat dilakukan, baik untuk keperluan prediksi
maupun keperluan pengujian hipotesis. Kegiatan ini dilakukan melalui uji
normalitas data. Pengujian normalitas regresi Y atas X1, X2, dimaksudkan
untuk menguji apakah populasi berdistribusi normal atau tidak.
Pengujian persyaratan normalitas variabel terikat terhadap variabel bebas
dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov
Ho diterima, jika a hitung < a tabel
H1 Ditolak, jika a hitung >a tabel
Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Kemandirian
Belajar Perhatian Orang Tua
Prestasi Belajar
N 40 40 40 Normal Parameters(a,b)
Mean 72,5250 69,4750 70,5500
Std. Deviation 11,79958 7,13959 6,80102 Most Extreme Differences
Absolute ,116 ,077 ,143
Positive ,070 ,077 ,106 Negative -,116 -,068 -,143 Kolmogorov-Smirnov Z ,734 ,484 ,903 Asymp. Sig. (1-tailed) ,654 ,973 ,389
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
43
a. Uji Normalitas Data X1 (Kemandirian Belajar)
Berdasarkan hasil uji Kologorov Smirnov-Z di atas diperoleh nilai sig. X1
sebesar 0,654 sehingga data tersebut dapat dinyatakan berdistribusi
normal.
b. Uji Normalitas Data X2 (Perhatian Orang Tua)
Berdasarkan hasil uji Kologorov Smirnov-Z di atas diperoleh nilai sig. X2
sebesar 0,973 sehingga data tersebut dapat dinyatakan berdistribusi
normal.
c. Uji Normalitas Data Y (Prestasi Belajar)
Berdasarkan hasil uji Kologorov Smirnov-Z di atas diperoleh nilai sig. Y
sebesar 0,389 sehingga data tersebut dapat dinyatakan berdistribusi
normal.
2. Uji Linieritas
Pengujian Linieritas regresi dilakukan pada bagian ini sebagai berikut :
Tabel.4.8 Pengujian Linieritas
Variabel F Hitung Keterangan
X1 –Y 73,697 terjadi linearitas
X2 –Y 0,458 tidak terjadi linearitas
Dari tabel diatas nilai P Value > 0,05 yang berarti data linear.
3. Uji Independensi
Tujuan pemeriksaan uji independensi dalam penelitian ini adalah untuk
melakukan uji independensi antara predictor atau memeriksa terjadinya
44
multikolonieritas untuk mengetahui antara variabel bebas yang satu dengan
lain tidak berkorelasi tinggi (< 10). Dari hasil pengolahan data diperoleh
hasil untuk koefisiensi korelasi antara variabel adalah sebagai berikut :
Tabel 4.9 Koefisiensi Korelasi Antar Variabel Penelitian
Coefficients(a)
Model Unstandardized
Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) 33.960 8.039 4.225 .000 KEMANDIRIAN
BELAJAR .437 .061 .758 7.161 .000 .995 1.005
PERHATIAN ORANG TUA
.071 .101 .074 .702 .487 .995 1.005
a Dependent Variable: PRESTASI BEALAJAR KDPK Dari data tersebut dapat diinterprestasikan bahwa antara variabel bebas yang
satu dengan yang lain tidak berkorelasi tinggi.
Dari uji prasyarat tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel
kemandirian belajar, perhatian orang tua dan prestasi belajar memenuhi
persyaratan sehingga pengujian hipotesis pada penelitian ini dapat dilakukan
dengan uji regresi ganda.
D. PENGUJIAN HIPOTESIS PENELITIAN
Hasil mengenai hubungan antara kemandirian belajar dan perhatian orang tua
dengan prestasi belajar mata kuliah KDPK (Konsep Dasar Praktik Klinik)
mahasiswa semester II Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo adalah
sebagai berikut:
45
Tabel 4.10 Hubungan antara kemandirian belajar dan perhatian orang
tua dengan prestasi belajar mata kuliah KDPK (Konsep
Dasara Praktik Klinik) mahasiswa semester II Akademi
Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo
Variabel Prestasi Belajar KDPK
Kategori Baik
Sekali % Baik % Cukup % Kurang % Sangat Kurang %
Baik Sekali 1 2,50% 20 50% 0 0 0 0 0 0
Baik 0 0 13 32,50% 2 5,00% 0 0 0 0 Kemandirian
Belajar Cukup 0 0 2 5,00% 2 5,00% 0 0 0 0
Kurang 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kurang Sekali 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Baik Sekali 0 0 10 25,00% 0 0 0 0 0 0
Baik 1 2,50% 25 62,50% 4 10,00% 0 0 0 0 Perhatian
Orang Tua Cukup 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kurang 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kurang Sekali 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1. Hasil Penelitian mengenai Hubungan Kemandirian Belajar dan Prestasi
Belajar Mata Kuliah KDPK (Konsep Dasar Praktik Klinik) mahasiswa
semester II Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo.
Berdasarkan hasil uji korelasi product moment X1 dan Y diperoleh r
hitung sebesar 0,763. besarnya r table dapat diperoleh melalui table r
product moment dengan jumlah df = 39 (df=N-1) pada taraf signifikansi 5%,
yaitu sebesar 0,312. oleh karena r hitung lebih besar dari r table
(0763>0,312) maka dapatt dinyatakan bahwa variable X1 dengan Y
berhubungan signifikan.
46
2. Hasil Penelitian mengenai Hubungan Perhatian Orang Tua dengan
Prestasi Belajar Mata Kuliah KDPK (Konsep Dasar Praktik Klinik)
mahasiswa semester II Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo.
Berdasarkan hasil uji korelasi product moment X1 dan Y diperoleh r
hitung sebesar 0,129. besarnya r table dapat diperoleh melalui table r
product moment dengan jumlah df = 39 (df=N-1) pada taraf signifikansi 5%,
yaitu sebesar 0,312. oleh karena r hitung lebih kecil dari r table
(0,129<0,312) maka dapat dinyatakan bahwa variable X2 dengan Y tidak
berhubungan signifikan.
3. Hasil Penelitian mengenai Hubungan Kemandirian Belajar dan
Perhatian Orang Tua dengan Prestasi Belajar Mata Kuliah KDPK
(Konsep Dasar Praktik Klinik) mahasiswa semester II Akademi
Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo.
Tabel 4.11 Hasil Penelitian mengenai Hubungan Kemandirian Belajar dan
Perhatian Orang Tua dengan Prestasi Belajar Mata Kuliah
KDPK (Konsep Dasar Praktik Klinik) mahasiswa semester II
Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo.
Variabel Koefisien t p Konstanta 33,960 4,225 < 0,001 Kemandirian Belajar 0,437 7,161 <0,001 Perhatian Orang Tua 0,271 2,702 0,007 n observasi 80 adjus 56,6% p 0,001
47
Dari hasil analisa data regresi ganda hubungan kemandirian belajar dan
perhatian orang tua dengan prestasi belajar mata kuliah KDPK (Konsep
Dasar Praktik Klinik) di atas diperoleh R Square sebesar 0,588 dengan taraf
signifikansi 0,05 (5%). Koefisien korelasi yang bertanda positif
menggambarkan arah hubungan positif, sedangkan keeratan hubungan
antara kemandirian belajar dan perhatian orang tua dengan prestasi belajar
termasuk kategori sedang, yaitu r = 0,588. (r terletak antara 0,4 - 0,599).
Apabila diubah kedalam bentuk persentase menjadi 58,8%, dengan
sumbangan efektif Kemandirian belajar (X1) sebesar 57,87% dan
sumbangan efektif pehatian orang tua (X2) sebesar 0,96%. Dengan
persamaan regresi Y = 33.960 + .437X1 + .071X2
Uji hipotesis adalah terdapat hubungan yang sedang antara
kemandirian belajar dan perhatian orang tua dengan prestasi belajar mata
kuliah KDPK (Konsep Dasar Praktik Klinik). Di Akademi Kebidanan
Harapan Mulya Ponorogo dengan nilai r = 0,588, dengan demikian Ho
ditolak.
E. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, maka dapat dibuat
pembahasan sebagai berikut:
48
1. Hubungan Kemandirian Belajar dan Prestasi Belajar Mata Kuliah
KDPK (Konsep Dasar Praktik Klinik) mahasiswa semester II
Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo.
Berdasarkan hasil analisa data dengan uji korelasi product moment
menunjukkan bahwa kemandirian belajar mahasisa semester II memiliki
hubungan dengan prestasi belajar mata kuliah KDPK (Konsep Dasar
Praktik Klinik) yaitu sebesar 0,763 atau kategori kuat (Sugiono, 2008)
sehingga dapat dikatakan kemandirian belajar mendukung proses belajar
mengajar mata kuliah KDPK, hal tersebut tampak dari hasil penilaian
terhadap kemandirian belajar mahasiswa semester II Akademi Kebidanan
Harapan Mulya Ponorogo yang lebih dari 50 persen memiliki usaha dalam
memenuhi kebutuhan belajar secara mandiri.
Penelitian serupa tentang kemandirian belajar dengan prestasi belajar
pernah dilakukan oleh (Yaumi, 2008), di dalam penelitiannya dijelaskan
bahwa kemandirian belajar memiliki andil penting dalam menentukan
hasil dari proses belajar. Dengan adanya kemauan dari dalam diri untuk
memenuhi kebutuhan belajarnya, maka secara langsung akan
meningkatkan prestasi belajar yang ingin dicapai.
Kemandirian belajar Kemampuan mahasiswa dalam memenuhi
kebutuhan belajar secara mandiri perlu mendapatkan dukungan dari
lingkungan, baik di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan
sekolah. Hal-hal yang mampu mendukung kemandirian belajar mahasiswa
dapat di mulai dengan menyediakan kondisi belajar yang kondusif,
49
pemberian motivasi belajar dari pihak keluarga (orang tua) maupun pihak
sekolah sampai dengan menyediakan fasilitas yang mendukung proses
belajar anak baik di rumah maupun di instansi sekolah.
Terbentuknya kemandirian belajar dari dalam diri seseorang ada
banyak faktor yang mempengaruhi. Secara garis besar faktor yang
mempengaruhi kemandirian belajar seseorang dibagi menjadi dua yaitu
faktor lingkungan dan faktor dari dalam diri seseorang. Kemandirian
belajar mahasiswa Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo selain
dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri (mahasiswa) dari faktor usia juga
faktor lingkungan dimana mahasiswa tinggal. Hal serupa disampaikan
(Astuti,2005) dalam penelitiannya yang berjudul pengaruh pola asuh orang
tua terhadap kemandirian belajar siswa di SMA Negeri Sumpiuh
Kabupaten Banyumas. Didalam penelitian tersebut dijelaskan bahwa
faktor dari dalam diri seseorang diantaranya faktor kematangan usia dan
jenis kelamin. Disamping itu juga dijelaskan bahwa intelegensia anak juga
berpengaruh terhadap kemandirian seseorang. Sedangkan faktor
lingkungan yang mempengaruhi kemandirian belajar seseorang
diantaranya aktivitas pendidikan di lingkungan keluarga hingga tuntutan
lingkungan agar dapat memenuhikebutuha belajar secara mandiri.
Robert Havighurt dalam Mu’tadin (2002) menjelaksan bahwa
terdapat 4 komponen aspek didalam membangun kemandirian belajar
siswa diantaranya aspek intelektual, aspek sosial, aspek emosi dan aspek
ekonomi. Keempat aspek tersebut saling terkait satu sama lainnya, karena
50
aspek tersebut mempunyai pengaruh yang sama kuat san saling
melengkapi dalam membentuk kemandirian belajar salam diri seseorang.
Aspek intelektual, aspek ini mencangkup pada kemampuan berfikir,
memahami beragam kondisi, situasi dan gejala-gejala masalah sebagai
dasar usaha mengatasi masalah. Aspek sosial, berkenaan dengan
kemampuan untuk berani seccara aktif membina relasi sosial, namun tidak
tergantung pada kehadiran orang lain disekitarnya. Aspek emosi,
mencangkup kemampuan individu untuk mengelola serta mengendalikan
emosi dan reaksinya dengan tidak bergantung secara emosi pada orang tua.
Aspek ekonomi, mencangkupkemandirian dalam hal mengatur ekonomi
dan kebutuhan-kebutuhan ekonomi tidak lagi bergantung pada orang lain.
Menurut Novikasari (2009) Pengaruh Sumber Belajar dan
kemandirian Belajar terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Siswa SMA
Negeri Nogosari menjelaskan bahwa kemandirian seorang peserta didik
terlihat didalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan belajarnya. Hal
tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan kepada mahasiswa
semester II Akademi Kebidanan Harapan Mulya yang mana lebih dari 50
persen mahasiswa memiliki usaha dalam memenuhi kebutuhan belajar
secara mandiri. Siswa dikatakan memiliki kemandirian belajar jika ia mau
berusaha memenuhi kebutuhan belajarnya secara mandiri diantaranya
dengan berusaha mengulangi pelajaran yang dianggapnya kurang
sesampainya di rumah, berusaha mencari sumber buku terkait pelajaran
yang dianggap perlu untuk ditingkatkan usaha belajarnya ataupun berusaha
51
mencari informasi terkait pelajaran tersebut melalui majalah, jurnal
ataupun internet.
Usaha untuk memenuhi kebutuhan belajar secara mandiri tersebut
tidak serta merta secara langsung dapat dipenuhi secara mandiri oleh
siswa, melainkan juga di dukung oleh lingkungan dimana siswa tersebut
belajar. Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan sekolah ataupun
lingkungan tempat tinggal siswa. Lingkungan sekolah dapat
menumbuhkan kemandiriaan siswa dalam memenuhi kebutuhan belajar
dengan cara menyediakan perpustakaan, laboratorium praktikum, ataupun
media lainya seperti internet. Dengan disediakan sarana belajar yang
cukup, diharapkan siswa diluar jam belajar dikelas tetap dapat memenuhi
kebutuhan belajar secara mandiri.
2. Hubungan Perhatian Orang Tua dan Prestasi Belajar Mata Kuliah
KDPK (Konsep Dasar Praktik Klinik) mahasiswa semester II
Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo.
Berdasarkan analisa data yang dihitung melalui uji korelasi Product
Moment diperoleh bahwa perhatian orang tua memiliki hubungan dengan
prestasi belajar mata kuliah KDPK dengan kategori sangat rendah atau
tidak berkolerasi (Sugiono, 2008) yaitu sebesar 0,129.
Penelitian serupa tentang perhatian orang tua terhadap prestasi
belajar pernah dilakukan oleh Imelda (2009), di dalam penelitian ini
dijelaskan bahwa perhatian orang tua memiliki peran penting dalam
52
mencapai tujuan belajar secara optimal. Perhatian yang diberikan orang tua
terhadap anaknya dalam proses belajar di sekolah maupun di rumah akan
memberikan motivasi yang lebih bagi siswa dalam mencapai tujuan belajar
yang di harapkan. Penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian saya
dimungkinkan karena adanya perbedaan sifat sampel.
Perhatian orang tua terhadap proses belajar siswa (anak) memiliki
peran dalam proses pencapaian tujuan belajar siswa. Dengan adanya
perhatian orang tua baik secara moril maupun materiil dapat menunjang
proses belajar siswa di instansi sekolah maupun di rumah. Perhatian orang
tua secara moril dapat ditunjukkan dengan pemberian motivasi terhadap
proses anak. Sedangkan perhatian secara materiil yang bisa di berikan
orang tua terhadap anaknya dalam proses belajar diantaranya menyediakan
fasilitas belajar yang cukup (buku, tempat untuk belajar, alat-alat tulis)
maupun pemberian reward atas prestasi belajar yang diraih untuk lebih
dapat memberi motivasi kepada anak dalam proses belajar di sekolah.
Perhatian orang tua secara materiil kemungkinan dipengaruhi oleh kondisi
ekonomi dari keluarga tersebut. Berdasarkan hasil kuesioner yang
dibagikan kepada responden diperoleh 30 persen pekerjaan orang tua
adalah Pegawai Negeri Sipil yang mana di kalangan masyarakat
dianggapsebagai golongan yang mampu karena pendapatan yang bisa
dipastikan di peroleh setiap bulannya. Dengan pendapatan yang dapat
dikatakan pasti diperoleh setiap bulannya ini ada kemungkinan orang tua
responden mampu memperhitungkan kebutuhan belajar anaknya
53
diperguruan tinggi dan senantiasa berusaha untuk memenuhi kebutuhan
belajar anaknya. Berbeda kondisi dengan pekejaan orang tua yang swasta,
wiraswasta atau petani, ketiga jenis pekerjaan ini sulit untuk
memperimbangankan pendapatan yang akan diperoleh nantinya, hal
tersebut karena sangat dipengaruhi oleh faktor luar yang sulit diprediksi
(permintaan pasar, musim, ataupun kinerja). Kondisi ini berpengaruh
terhadap kemampuan orang tua untuk memenuhi kebutuhan belajar
anaknya secara materiil yang belum bisa dipastikan.
Didalam keluarga, orang tua yang berperan dalam mengasuh,
membimbing dan membantu mengarahkan anak untuk menjadi pribadi
yang mandiri. Pola asuh dan perhatian yang diberikan orang tua terhadap
anak dipengaruhi oleh kesibukan pekerjaan orang tua ataupun pendidikan
orang tua. Orang tua yang terlalu sibuk dengan pekerjaan secara langsung
akan mempengaruhi perhatian yang kurang tercurah kepada anak dalam
kegiatan belajar, terkadang juga orang tua terlalu mempercayakan masalah
belajar anak kepada pihak instansi sekolah. Lebih dari 50 persen pekerjaan
orang tua responden adalah swasta atau wiraswasta, jenis pekerjaan ini
membutuhkan waktu kerja yang lebih lama dan kurang teratur
dibandingkan dengan Pegawai Negeri Sipil, sehingga orang tua dituntut
agar mampu membagi waktunya untuk tetap bisa memberikan perhatian
terhadap kegiatan belajar anak baik di sekolah maupun di rumah.
Pemberian perhatian orang tua kepada anaknya dalam proses
pembelajaran baik di sekolah maupun di rumah dipengaruhi oleh beberapa
54
faktor diantranya (Astuti, 2005) menjelaskan bahwa Faktor yang
mempengaruhi perhatian orang tua terhadap anaknya di antaranya adalah
karena para orang tua khawatir jikalau anaknya menjadi siswa yang nakal
di sekolah. Karena rasa kasih sayang orang tua, maka mereka menjaga
baik-baik keselamatan dan kesehatan anaknya. Perhatian juga diberikan
orang tua karena ingin agar anak mereka maju dan pemuncak (berprestasi)
di kelasnya. Maka para orang tua selalu menyuruh anaknya agar belajar
dan belajar sepanjang waktu. Hanya saja, perhatian orang tua makin lama
makin berkurang sesuai dengan bertambah besarnya tubuhnya dan
bertambah dewasa usianya.
Stikes & Dorcy dalam Oemar Hamalik menjelaskan bentuk-bentuk
dari perhatian orang tua terhadap kegiatan belajar anaknya diantaranya
pemberian bimbingan dan nasehat, pengawasan orang tua terhadap belajar,
pemberian motivasi dan penghargaan terhadap prestasi yang telah dicapai
anaknya dan pemenuhan kebutuan belajar anak.
Dengan perhatian orang tua terhadap kegiatan belajar anak dapat
dikatakan akan memiliki peran dalam pencapaian tujuan anak dalam
proses pembelajaran seperti yang dijelaskan (Imelda, 2010) bahwa siswa
dengan intensitas perhatian yang tinggi akan cepat untuk menapai bantuan
dalam menyelesaikan kesulitan yang dihadapi dalam proses belajar.
Dengan perhatian dan bimbingan orang tua secara kontinou maka orang
tua dapat segera mungkin mengetahui kesulitan yang di allami oleh
anaknya secara dini. Sedapat mungkin orang tua akan mengambil sikap
55
yang positif guna membantu anaknya menyelesaikan kesulitan belajar
yang dialami.berdasarkan uraian diatas, diduga terdapat pengaruh
perhatian orang tua dengan prestasi belajar (Imelda, 2009).
Perhatian orang tua dalam kegiatan belajar mahasiswa pada semester
awal sangatlah dibutuhkan agar lebih memotivasi mahasiswa baru yang
sedang dalam proses adaptasi di lingkungan belajar yang baru. Proses
adaptasi yang dimaksud adalah karena mahasiswa baru (semester awal)
merupakan masa peralihan dari siswa SMA menjadi seorang mahasiswa,
yang mana mahasiswa dianggap sebagai sosok siswa dewasa yang
mandiri. Masa adaptasi ini diharapkan mahasiswa baru secara bertahap
mampu mengikuti perubahan sistem belajar dikelas dengan masih
mendapatkan perhatian orang tua. Dengan adanya perhatian orang tua
dalam proses adaptasi ini, mahasiswa dapat mendapatkan perhatian dan
solusi jika mendapatkan hambatan dalam penyesuaian di lingkungan
belajar yang baru.
Hidayah (2008) dalam Pengaruh Perhatian Orang Tua dan Motivasi
Belajar siswa terhadap Prestasi Belajar Siswa bidang study Akuntansi
SMA 1 Pecangaan Kabupaten Jepara menjelakan bahwa perhatian orang
tua dapat lebih memberikan motivasi kepada anak sebagai siswa dikelas.
Motiavasi belajar tersebut memiliki peran dalam usaha belajar seorang
siswa, dengan adanya motivasi dari dalam diri siswa dan didukung oleh
orang tua, siswa akan lebih giat mencapai tujuan belajar yang diharapkan.
56
Motivasi belajar yang diberikan orang tua kepada anaknya sebagai
seorang siswa selain dengan dukungan moril juga dapat diberikan oleh
orang tua dalam bentuk materiil, dengan memenuhi kebutuhan belajar
anaknya, mulai dari buku, tempat belajar yang nyaman dan terang, situasi
dan kondisi yang mendukung kegiatan belajar siswa di rumah serta
pemenuhan kebutuhan belajar yang lain. Dengan dipenuhinya kebutuhan
belajar siswa akan mempermudah siswa dalam mengikut proses belajar di
kelas maupun di rumah.
3. Hubungan Kemandirian Belajar dan Perhatian Orang Tua dengan
Prestasi Belajar Mata Kuliah KDPK (Konsep Dasar Praktik Klinik)
mahasiswa semester II Akademi Kebidanan Harapan Mulya
Ponorogo.
Berdasarkan analisa data yang telah dihitung memalui uji regresi
ganda diperoleh bahwa kemandirian belajar dan perhatian orang tua
memiliki hubungan dengan prestasi belajar dengan kekuatan hubungan
dalam kategori sedang yaitu r = 0,588. Dengan
Penelitian serupa tentang kemandirian belajar dan perhatian orang
tua terhadap prestasi belajar adalah penelitian Yaumi (2008). Di dalam
penelitian tersebut di jelaskan bahwa kemandirian belajar dan perhatian
orang tua sangatlah berperan di dalam menentukan keberhasilan peserta
didik mencapai tujuan belajar. kemandirian belajar dari dalam diri
seseorang tidaklah muncul secara spontan saja, melainkan adanya faktor
57
dari lingkungan sekitar. Kemauan dari dalam diri untuk dapat mandiri
merupakan modal seseorang untuk hidup mandiri. Namun, lingkungan
sekitar pun tidak boleh diabaikan begitu saja karena lingkungan memang
memiliki peran untuk menjadikan seseorang memiliki kemandirian.
Partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran merupakan salah
satu dari ciri dari kemadirian belajar seseorang. Tanpa kemandirian segala
usaha sulit dilakukan dengan mantap untuk mengelola hidup dan
lingkungannya. Tanpa kemandirian individu tidak mungkin dapat
mempengaruhi dan menguasai lingkungan, tetapi akan lebih banyak
tergantung pada lingkungan dan dikuasai oleh lingkungan, usaha untuk
memenuhi kebutuhan secara aktif sudah ditunjukkan oleh lebih dari 50
responden penelitian ini.
Dapat dikatakan bahwa kemandirian belajar merupakan modal yang
harus dimiliki seseorang untuk mencapai hasil belajar yang diharapkan.hal
senada disampaikan (Yaumi, 2009) bahwa belajar merupakan proses
psikis, maka keberhasilan belajar lebih benyak diitentukan oleh individu
itu sendiri. Kemandirian belajar seseorang mendorong untuk berprestasi,
berinisiatif dan berkreasi. Dengan itu, kemandirian dapat mengantar
seseorang menjadi produktif, serta mendorongnya ke arah kemajuan.
Kemandirian belajar ditunjukkan dengan otonomi, merencanakan,
mengorganisasi dan mengevaluasi kegiatan belajarnya.
Slameto (2009) dalam Peranan Ayah Dalam Pendidikan Anak Dan
Hubungannya Dengan Prestasi Belajarnya menjelaskan bahwa ayah
58
sebagai figur kepala rumah tangga memiliki andil di dalam menentukan
prestasi belajar anaknya dengan perhatian yang diberikan dalam kegiatan
belajar anak di sekolah maupun di rumah. Ayah sebagai pemimpin dalam
rumah tangga lebih mengajarkan kemandirian kepada pribadi seorang
anak, secara bertahap dan meungkin tidak disadari motivasi seorang ayah
dalam menjadikan anak sebagai pribadi mandiri dimulai sejak usia anak
masih dini, mulai dalam memenuhi kebutuhan dasar secara mandiri
(misalkan: menyiapkan perlengkapan sekolah sendiri, menyiapkan diri
sebelum berangkat sekolah, hingga kemandirian dalam memenuhi
kebutuhan belajar).
Perhatian orang tua dapat dikatakan sebagai dukungan utama faktor
eksterna atau lingkungan dalam membentuk pribadi anak sebagai seorang
siswa yang mandiri. Hal tersebut dikarenakan lingkungan keluarga
merupakan tempat bagi seseorang anak belajar untuk pertama kalinya. Di
kondisi mahasiswa semester II Akademi Kebidanan Harapan Mulya baru
yang mayoritas tinggal asrama, dapat dikatakan jauh dari jangkauan dan
perhatian orang tua. Di sisi lain hal ini mampu melatih kemandirian dari
mahasiswa disisi lain akan berkurang perhatian orang tua secara langsung
kepada anaknya. Sedapat mungkin orang tua sebagai wali dan
penanggungjawab tetap dapat memberikan perhatian terhadap kondisi
belajar anak dan memantau perkembangan anak dalam kegiatan belajar
dan bersosialisasi dilingkungan sekolah. Dengan adanya perhatian dari
orang tua diharapkan anak masih bisa merasakan kasih sayang orang tua
59
dan mampu untuk bertanggung jawab atas kepercayaan yang diberikan
oleh orang tua kepada dirinya dalam menuntut ilmu. Selain itu anak dapat
menyampaikan hambatan-hambatan yang mereka alami dalam proses
belajar di lingkungan baru, sehingga dengan menyampaikan hambatan
terebut, orang tua sedikit banyak juga mampu memberikan solusi atas
hambatan kegiatan belajar yang dialami oleh anaknya.
Hodijah. (2008) dalam Hubungan antara Lingkungan Sekolah
Siswa dengan Prestasi Belajar Siswa Kimia Siswa SMP Muhammadiah
8 Yogyakarta menjelaskan bahwa lingkungan sekolah memiliki
pengaruh terhadap prestasi belajar siswa, lingkungan yang mendukung
kegiatan belajar siswa mulai dari lokasi gedung sekolah, kondisi gedung
sekolah, tenaga pendidik dan sarana prasarana memiliki peran dalam
mencapai tujuan proses pembelajaran disekolah. Lingkungan sekolah
yang dinilai memiliki pengaruh terhadap capaian hasil belajar siswa
sedapat mungkin di kondisikan nyaman dari segi fisik maupun
kondisinya yang nyaman dan tenang sehingga dapat menciptakan
kondisi yang kondusif untuk kegiatan belajar siswa.
Dalam kegiatan belajar mahasiswa Akademi Kebidanan Harapan
Mulya Ponorogo, selain di lingkungan kampus mahasiswa harus
mengikuti kegiatan asrama dalam kurun waktu 1 tahun hal ini salah
satunya dimaksudkan untuk membantu mahasiswa dalam proses adaptasi
kegiatan proses pembelajaran dengan cara menyediakan tempat tinggal
sekaligus tempat belajar selain dikampus yang kondisi dan sintuasinya
60
sudah dipertimbangkan untuk membantu mahasiswa dalam kegiatan
belajarnya.
Menstimulasi kemandirian belajar mahasiswa dalam memenuhi
kebutuhan belajarnya juga dilakukan dengan memberikan tambahan
ekstra laboratorium diluar jam perkuliahan dengan harapan mahasiswa
mampu melatih dan meningkatkan Keterampilan Dasar Praktik Klinik
Kebidanan (KDPK) karena mata kuliah ini merupakan mata kuliah
klinik dasar bagi mahasiswa kebidanan. Dengan keterampilan dasar yang
baik diharapkan untuk kegiatan belajar di semester selanjutnya
mahasiswa tidak mendapatkan hambatan yang begitu berarti.
Mata Kuliah KDPK (Keterampilan Dasar Praktik Klinik
Kebidanan) selain memfokuskan untuk skill laboratorium, juga
ditanamkan mulai dari awal tentang komunikasi interpersonal dengan
klien. Mahasiswa dituntun mampu membangun rasa percaya klien
terhadap petugas kesehatan yang akan melakukan tindakan klinik.
Dengan pembangunan rasa percaya klien terhadap petugas kesehatan
akan membantu mahasiswa sebagai calon petugas pelayanan kesehatan
dalam memberikan Asuhan Kebidanan sesuai dengan kebutuhan klien.
44
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A . Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan pada Bab IV, maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat hubungan positif dan signifikan kemandirian belajar dengan
prestasi belajar mata kuliah KDPK (Konsep Dasar Praktik Klinik)
mahasiswa semester II Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo
dengan nilai r sebesar 0,763 (lampiran13).
2. Tidak terdapat hubungan positif dan signifikan antara perhatian orang tua
dengan prestasi belajar mata kuliah KDPK (Konsep Dasar Praktik Klinik)
mahasiswa semester II Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo
dengan nilai r sebesar 0,124 (lampiran 13).
3. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara kemandirian belajar dan
perhatian orang tua dengan prestasi belajar mata kuliah KDPK (Konsep
Dasar Praktik Klinik) mahasiswa semester II Akademi Kebidanan Harapan
Mulya Ponorogo dengan nilai r sebesar 0,588 (hal 36).
61
45
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat dikemukakan saran sebagai
berikut:
1. Institusi Pendidikan
Mampu menstimulasi dan memotivasi mahasiswa untuk belajar secara aktif
dalam memenuhi kebutuhan belajar.
2. Mahasiswa
Mahasiwa diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar dengan
mengembangkan kesadaran akan belajar mandiri dan aktif .
C. Implikasi
1. Hasil penelitian ini menunjukkan pentingnya kemandiran belajar sebagai
modal siswa dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang
diharapkan.
2. Perhatian orang tua secara tidak langsung memiliki peran dalam mencapai
tujuan pembelajaran anak disekolah.
44