Tesis Penjadwalan

166
EKSPLORASI METODE BAR CHART, CPM, PDM, PERT, LINE OF BALANCE DAN TIME CHAINAGE DIAGRAM DALAM PENJADWALAN PROYEK KONSTRUKSI TESIS Disusun Dalam Rangka Memenuhi Salah Satu Persyaratan Penyelesaian Pendidikan Program Magister Teknik Sipil Oleh : ARIF ARIANTO L4A.008.006 PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2010

description

Transcript of Tesis Penjadwalan

Page 1: Tesis Penjadwalan

EKSPLORASI METODE BAR CHART, CPM, PDM, PERT,

LINE OF BALANCE DAN TIME CHAINAGE DIAGRAM DALAM PENJADWALAN PROYEK KONSTRUKSI

TESIS

Disusun Dalam Rangka Memenuhi Salah Satu Persyaratan Penyelesaian

Pendidikan Program Magister Teknik Sipil

Oleh :

ARIF ARIANTO

L4A.008.006

PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

2010

Page 2: Tesis Penjadwalan

ii

HALAMAN PENGESAHAN

EKSPLORASI METODE BAR CHART, CPM, PDM, PERT,

LINE OF BALANCE DAN TIME CHAINAGE DIAGRAM DALAM PENJADWALAN PROYEK KONSTRUKSI

Disusun Oleh :

Arif Arianto NIM : L4A. 008. 006

Dipertahankan di depan Tim Penguji pada tanggal :

27 Desember 2010

Tesis ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Teknik Sipil

Tim Penguji :

1. Ir. M. Agung W, MM, M.Sc, PhD (Ketua) :…………………………….

2. Jati Utomo D.H, ST, MM, M.Sc, PhD (Anggota 1) :……………………………..

3. Ir. Windu Partono, M.Sc (Anggota 2) : …………………………….

4. Ir. Arief Hidayat, CES, MT (Anggota 3) : …………………………….

Semarang, Januari 2011

Universitas Diponegoro Program Pascasarjana Magister Teknik Sipil

Ketua,

Dr. Ir. Bambang Riyanto, DEA

NIP 19530326 198703 1 001

Page 3: Tesis Penjadwalan

iii

ABSTRAK

Tantangan pada pelaksanaan proyek adalah bagaimana merencanakan jadwal waktu yang efektif dan perencanaan biaya yang efisien tanpa mengurangi mutu. Di dalam industri konstruksi dikenal beberapa metode penjadwalan proyek, antara lain : Bar Chart, Network Diagram (CPM,PDM,PERT), serta metode Penjadwalan Linear (Line of Balance, dan Time Chainage Diagram). Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari metode perencanaan dan penjadwalan proyek yang umum dipakai di Indonesia, membandingkan masing-masing metode perencanaan dan penjadwalan proyek untuk mencari karakter yang sesuai dengan sifat proyek, dan melakukan simulasi masing-masing metode perencanaan dan penjadwalan proyek serta menganalisa kelebihan dan kekurangannya. Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan 15 jadwal proyek yang meliputi proyek gedung, jalan, dan bangunan air. Kemudian dilakukan analisis data, elaborasi dan komparasi dari 1 sampel dari masing-masing tipe proyek, yaitu berupa metode Bar Chart yang diubah ke dalam bentuk metode CPM, PDM, PERT, Line of Balance (LoB), dan Time Chainage Diagram. Hasil analisa menunjukkan bahwa Bar Chart masih umum digunakan di dalam penjadwalan proyek konstruksi (13 dari 15 proyek), sedangkan metode Network Diagram cocok untuk proyek yang bersifat komplek karena dapat menunjukkan secara spesifik hubungan logika ketergantungan antar kegiatan dan memiliki teknik hitungan matematis, dan metode Penjadwalan Linear sesuai untuk proyek yang memiliki kegiatan berulang/linier karena dapat mendeteksi secara langsung kegiatan yang mengalami gangguan dalam penjadwalan proyek pada waktu dan tempat tertentu, misalnya pada proyek Jalan Demak Bypass. Agar dapat saling menutupi kekurangan masing-masing metode, maka sebaiknya tidak hanya menggunakan satu metode perencanaan dan penjadwalan proyek, tapi juga dapat mengombinasikannya dengan metode yang lain. Sebagai tindak lanjut dari studi ini adalah perlu adanya penerapan dan penggunaan metode perencanaan dan penjadwalan proyek yang sesuai dengan karakteristik proyek. Selanjutnya dapat dilakukan kajian yang lebih mendalam untuk mengetahui hubungan logika ketergantungan dan lintasan kritis pada LoB.

Kata kunci : Penjadwalan Proyek, Bar Chart, Network Diagram, Penjadwalan Linear.

Page 4: Tesis Penjadwalan

iv

ABSTRACT

One of challenges in construction project is how to plan an effective schedule. Several methods of project scheduling includes: Bar Chart, Network Diagram (CPM, PDM, PERT), and linear scheduling method (Line of Balance, and Time Chainage Diagram). The purposes of this study are to find the general scheduling method of project in Indonesia, to compare and to perform simulation of each type of schedule, and to analyze the strengths and weaknesses of each type of schedule. Data of project schedule was collected from 15 projects buildings, roads, and water buildings. Analysis, elaboration and comparison of existing schedule was performed. The Bar Chart is converted into CPM, PDM, PERT, Line of Balance (LoB), and Time Chainage Diagram. The results showed that the Bar Chart is still commonly used in construction projects (13 out of 15 projects), Network Diagram are proven to be powerful scheduling and suitable for complex projects because it has the reliability in showing the relationship among activities and the critical path of project activities, and Linear scheduling method are suitable for projects of a repetitive nature/linier because it can detect obstacles or conflicts among activities. To overcome weaknesses of each type of schedule, it should be combined among types of schedule. Recommendations for further study are the use of each type of schedule which is suitable with characteristic of projects, and further analysis and impovement of relationships among activities and critical path method in LoB.

Keywords: Project Scheduling, Bar Chart, Network Diagram, Linear Scheduling.

Page 5: Tesis Penjadwalan

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

dan karunia-Nya sehingga penyusunan tesis dengan judul “Eksplorasi Metode Bar Chart,

CPM, PDM, PERT, Line of Balance dan Time Chainage Diagram dalam Penjadwalan

Proyek Konstruksi” ini dapat diselesaikan. Sholawat dan salam semoga tercurah

keharibaan nabi Muhammad SAW. Tesis ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu

persyaratan penyelesaian pendidikan Program Magister Teknik Sipil, Konsentrasi

Manajemen Konstruksi, Universitas Diponegoro.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tesis ini tidak lepas dari dukungan

berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini, terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

haturkan kepada :

1. Dr. Ir. Bambang Riyanto, DEA selaku ketua program studi Magister Teknik Sipil Undip.

2. Ir. M. Agung Wibowo, MM, M.Sc, PhD sebagai dosen pembimbing I, yang telah

membimbing, mengarahkan, memberikan saran-saran selama penyusunan tesis ini.

3. Jati Utomo Dwi H, ST, MM, M.Sc, PhD sebagai dosen pembimbing II, atas waktu yang

telah disediakan untuk bimbingan, pengarahan, serta semangat yang telah diberikan

selama penyusunan tesis ini.

4. Kedua orang tuaku tercinta atas dukungan, motivasi dan doa restunya.

5. Saudaraku, atas dukungan serta doanya.

6. Rekan-rekan MK Angkatan 2008, atas dukungan dan kerjasamanya selama ini.

7. Seluruh Staf kesekretariatan Program Magister Tenik Sipil UNDIP dan semua pihak

yang telah membantu dalam penyusunan tesis ini.

Akhirnya dengan segala keterbatasan yang ada, kritik dan saran yang membangun

sangat kami harapkan. Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang

memerlukan.

Semarang, Desember 2010

Penulis

Page 6: Tesis Penjadwalan

vi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................ ii

ABSTRAK .................................................................................................................... iii

ABSTRACT ................................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR .................................................................................................... v

DAFTAR ISI ................................................................................................................. vi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .......................................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang .................................................................................................... 1

1.2. Perumusan Masalah ............................................................................................ 4

1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................................ 4

1.4. Manfaat Penelitian .............................................................................................. 5

1.5. Batasan Masalah ................................................................................................. 5

1.6. Sistematika Penulisan ......................................................................................... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1. Konsep Penjadwalan Proyek Konstruksi ............................................................ 7

2.2. Bar Chart (Bagan Balok) ................................................................................... 8

2.1.1. Format Bar Chart ................................................................................... 8

2.1.2. Kritikan Terhadap Metode Bar Chart .................................................... 9

2.3. Metode Network Diagram .................................................................................. 11

2.3.1. CPM (Critical Path Method) .................................................................. 13

2.3.1.1.Teknik Perhitungan CPM ............................................................ 13

2.3.1.2. Kritikan Terhadap CPM ............................................................. 16

2.3.2. PDM (Precedence Diagram Method) .................................................... 17

2.3.2.1. Hubungan Logika ketergantungan PDM .................................... 18

2.3.2.2. Teknik Perhitungan PDM ........................................................... 21

2.3.2.3. Kegiatan Splitable ...................................................................... 23

2.3.2.4. Kegiatan Non-Splitable .............................................................. 23

2.3.2.5. Kritikan Terhadap PDM ............................................................. 24

Page 7: Tesis Penjadwalan

vii

2.3.3. PERT (Project Evaluation and Review Technique) ............................... 25

2.3.3.1. Teknik Perhitungan PERT .......................................................... 26

2.3.3.2. Kritikan terhadap PERT ............................................................. 29

2.4. Metode Penjadwalan Linear ............................................................................... 29

2.4.1.LoB (Line of Balance) ............................................................................. 29

2.4.1.1. Teknik Perhitungan LoB ............................................................ 31

2.4.1.2. Buffer ......................................................................................... 33

2.4.1.3. Metodologi Berbasis Lokasi ....................................................... 34

2.4.1.4. Kritikan Terhadap LoB ............................................................... 36

2.4.2. Time Chainage Diagram ........................................................................ 37

2.4.2.1. Format Time Chainage Diagram ................................................ 37

2.4.2.2. Kritikan terhadap Time Chainage Diagram ............................... 40

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian .................................................................................................. 41

3.2. Obyek Penelitian ............................................................................................... 41

3.3. Lokasi Penelitian ............................................................................................... 43

3.4. Metode Pengumpulan Data ............................................................................... 45

3.4.1. Data Primer ............................................................................................. 45

3.4.2. Data Sekunder ........................................................................................ 45

3.5. Metode Analisis Data ........................................................................................ 45

3.6. Metode Komparasi ............................................................................................ 45

BAB IV DATA PENELITIAN

4.1. Data Penelitian ................................................................................................... 47

4.1.1. Data Metode Perencanaan dan Penjadwalan Proyek Gedung ................. 47

4.1.1.1. Data Metode Perencanaan dan Penjadwalan untuk Proyek

Gedung Teaching Hospital ........................................................ 47

4.1.1.2. Data Metode Perencanaan dan Penjadwalan untuk Proyek

Gedung RSUD Kota Pekalongan ................................................ 53

4.1.1.3. Data Metode Perencanaan dan Penjadwalan untuk Proyek

Gedung Season City (Mall dan Apartment .................................. 55

4.1.1.4. Data Metode Perencanaan dan Penjadwalan untuk Proyek

Gedung Mangga Dua Hotel dan Residence ................................. 60

Page 8: Tesis Penjadwalan

viii

4.1.1.5. Data Metode Perencanaan dan Penjadwalan untuk Proyek

Gedung The Lavande Apartment ................................................. 63

4.1.2. Data Metode Perencanaan dan Penjadwalan Proyek Jalan ...................... 67

4.1.2.1. Data Metode Perencanaan dan Penjadwalan untuk Proyek

Jalan Pati-Rembang-Bulu ............................................................ 67

4.1.2.2. Data Metode Perencanaan dan Penjadwalan untuk Proyek

Jalan dan Jembatan Trengguli-Kudus-Pati .................................. 67

4.1.2.3. Data Metode Perencanaan dan Penjadwalan untuk Proyek

Jalan Weleri-Semarang ................................................................ 68

4.1.2.4. Data Metode Perencanaan dan Penjadwalan untuk Proyek

Jalan Semarang-Demak .............................................................. 69

4.1.2.5. Data Metode Perencanaan dan Penjadwalan untuk Proyek

Jalan Demak Bypass .................................................................... 70

4.1.3. Data Metode Perencanaan dan Penjadwalan Proyek Bangunan Air ........ 71

4.1.3.1. Data Metode Perencanaan dan Penjadwalan untuk Proyek

Graving Dock .............................................................................. 71

4.1.3.2. Data Metode Perencanaan dan Penjadwalan untuk Proyek

Waduk Panohan Tahap III ........................................................... 74

4.1.3.3. Data Metode Perencanaan dan Penjadwalan untuk Proyek

Bendungan Gonggang ................................................................. 74

4.1.3.4. Data Metode Perencanaan dan Penjadwalan untuk Proyek

Sabo DAM PU-RD3 .................................................................... 75

4.1.3.5. Data Metode Perencanaan dan Penjadwalan untuk Proyek

Embung Tambak Boyo Tahap V ................................................. 76

4.2. Tabulasi Data ...................................................................................................... 77

BAB V HASIL ANALISA DATA

5.1. Hasil Analisa Data .............................................................................................. 78

5.1.1. Analisa Hubungan Logika Ketergantungan Pada Proyek Teaching

Hospital Gedung A ................................................................................. 79

5.1.2. Elaborasi Metode Perencanaan dan Penjadwalan Proyek dengan Bar

Chart ....................................................................................................... 82

5.1.2.1. Bar Chart Proyek Teaching Hospital Gedung A ....................... 82

5.1.2.2. Bar Chart Proyek Jalan Demak Bypass ..................................... 85

Page 9: Tesis Penjadwalan

ix

5.1.2.3. Bar Chart Proyek Graving Dock ................................................ 86

5.1.3. Elaborasi Metode Perencanaan dan Penjadwalan Proyek dengan CPM . 87

5.1.3.1. CPM Proyek Teaching Hospital Gedung A ............................... 87

5.1.3.2. CPM Proyek Jalan Demak Bypass ............................................. 91

5.1.3.3. CPM Proyek Graving Dock ........................................................ 92

5.1.4. Elaborasi Metode Perencanaan dan Penjadwalan Proyek dengan PDM . 93

5.1.4.1. PDM Proyek Teaching Hospital Gedung A ............................... 94

5.1.4.2. PDM Proyek Jalan Demak Bypass ............................................. 97

5.1.4.3. PDM Proyek Graving Dock ....................................................... 98

5.1.5. Elaborasi Metode Perencanaan dan Penjadwalan Proyek dengan PERT 99

5.1.5.1. PERT Proyek Teaching Hospital Gedung A .............................. 99

5.1.5.2. PERT Proyek Jalan Demak Bypass ............................................ 105

5.1.5.3. PERT Proyek Graving Dock ...................................................... 110

5.1.6. Elaborasi Metode Perencanaan dan Penjadwalan Proyek dengan LoB .. 114

5.1.6.1. LoB Proyek Teaching Hospital Gedung A ................................ 115

5.1.6.2. LoB Proyek Jalan Demak Bypass ............................................... 119

5.1.6.3. LoB Proyek Graving Dock ......................................................... 125

5.1.7. Elaborasi Metode Perencanaan dan Penjadwalan Proyek dengan Time

Chainage Diagram .................................................................................. 125

5.1.7.1. Time Chainage Diagram Proyek Teaching Hospital Gedung A 126

5.1.7.2. Time Chainage Diagram Proyek Jalan Demak Bypass .............. 127

5.1.7.3. Time Chainage Diagram Proyek Graving Dock ........................ 130

5.2. Diskusi/Perbandingan Masing-masing Metode Perencanaan dan Penjadwalan

Proyek ................................................................................................................. 131

5.2.1. Hasil Pembahasan Metode Bar Chart ..................................................... 131

5.2.2. Hasil Pembahasan CPM .......................................................................... 133

5.2.3. Hasil Pembahasan PDM .......................................................................... 136

5.2.4. Hasil Pembahasan Metode PERT ............................................................ 139

5.2.5. Hasil Pembahasan Metode LoB .............................................................. 139

5.2.6. Hasil Pembahasan Metode Time Chainage Diagram ............................. 139

5.3. Analisa Komparasi ............................................................................................. 140

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan ......................................................................................................... 142

Page 10: Tesis Penjadwalan

x

6.2. Saran ................................................................................................................. 144

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 145

LAMPIRAN

A. Tabel Distribusi Standar Normal Kumulatif Z Negatif .............................................. 148

B. Tabel Distribusi Standar Normal Kumulatif Z Positif ................................................ 149

C. Data Estimasi Durasi PERT Pada Proyek Teaching Hospital Gedung A .................. 150

D. Data Estimasi Durasi PERT Pada Proyek Jalan Demak Bypass ................................ 151

E. Data Estimasi Durasi PERT Pada Proyek Graving Dock ........................................... 151

Page 11: Tesis Penjadwalan

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Bar Chart atau Gannt Chart ....................................................................... 9

Gambar 2.2. Bar Chart untuk Tiga Unit Berulang ........................................................ 10

Gambar 2.3. Linked Gantt Chart ..................................................................................... 10

Gambar 2.4. Gambar AOA .............................................................................................. 14

Gambar 2.5. Kegiatan Semu atau Dummy ....................................................................... 15

Gambar 2.6. Variasi Float dari Suatu Kegiatan .............................................................. 16

Gambar 2.7. Penggunaan Dummy Pada CPM untuk Memecah Kegiatan Pada

Kegiatan yang Berulang ............................................................................. 17

Gambar 2.8. Konstrain Finish to Start ........................................................................... 19

Gambar 2.9. Konstrain Start to Start .............................................................................. 19

Gambar 2.10. Konstrain Finish to Finish ........................................................................ 20

Gambar 2.11. Konstrain Start to Finish .......................................................................... 20

Gambar 2.12. Lambang Kegiatan PDM .......................................................................... 21

Gambar 2.13. Dummy Start dan Finish Pada PDM ........................................................ 21

Gambar 2.14. Hubungan Kegiatan i dan j ....................................................................... 22

Gambar 2.15. Kegiatan Splitable ..................................................................................... 23

Gambar 2.16. Kegiatan Non-Splitable ............................................................................. 23

Gambar 2.17. Diagram Jaringan Kerja PDM Untuk Tiga Unit Berulang ...................... 25

Gambar 2.18. Bagan Balok Transfer dari Jaringan Kerja PDM ...................................... 25

Gambar 2.19. Kurva Distribusi Beta ............................................................................... 26

Gambar 2.20. Kurva Distribusi Normal .......................................................................... 27

Gambar 2.21. Diagram PERT Precedence Network dengan Waktu yang

Diharapkan (te) dan Standar Deviasi (s) ................................................ 28

Gambar 2.22. Hubungan antara LoB Kuantitas q dan Waktu t ...................................... 31

Gambar 2.23. Contoh Format LoB Yang Menunjukkan Informasi Yang Dimuat

dalam PDM .............................................................................................. 32

Gambar 2.24. Penjadwalan LoB Yang Menunjukkan Adanya Konflik Yang Harus

Dihindari .................................................................................................. 33

Gambar 2.25. Time dan Space Buffer .............................................................................. 34

Gambar 2.26. Line of Balance yang Menunjukkan Garis Permulaan dan Penyelesaian 34

Page 12: Tesis Penjadwalan

xii

Gambar 2.27. Keseimbangan Produksi dari Tiga Tugas dalam LoB ............................. 35

Gambar 2.28. Flowline dari Empat Tugas Yang Menunjukkan Delay ........................... 35

Gambar 2.29. Layout Proyek Tipikal untuk Persiapan LBS ........................................... 36

Gambar 2.30. LBS untuk Proyek Tipikal ........................................................................ 36

Gambar 2.31. Bentuk Umum dari Metode Time Chainage Diagram ............................. 38

Gambar 2.32. Contoh Metode Time Chainage Diagram Pada Gedung Bertingkat ........ 39

Gambar 3.1. Site Plan Teaching Hospital ....................................................................... 42

Gambar 3.2. 3D Teaching Hospital ................................................................................ 42

Gambar 3.3. Lokasi Penelitian Proyek Teaching Hospital ............................................. 43

Gambar 3.4. Layout Proyek Jalan Demak Bypass ........................................................... 44

Gambar 3.5. Lokasi Proyek Graving Dock ..................................................................... 44

Gambar 3.6. Diagram Alir Penelitian .............................................................................. 46

Gambar 4.1. Linked Bar Chart Pada Proyek Gedung Teaching Hospital (1/4) .............. 49

Gambar 4.1. Linked Bar Chart Pada Proyek Gedung Teaching Hospital (2/4) .............. 50

Gambar 4.1. Linked Bar Chart Pada Proyek Gedung Teaching Hospital (3/4) .............. 51

Gambar 4.1. Linked Bar Chart Pada Proyek Gedung Teaching Hospital (4/4) .............. 52

Gambar 4.2. Penjelasan Warna Pada Linked Bar Chart Proyek Gedung

Teaching Hospital ...................................................................................... 52

Gambar 4.2. Penjelasan Warna Pada Linked Bar Chart Proyek Gedung

Teaching Hospital ...................................................................................... 53

Gambar 4.3. Bar Chart Pada Proyek Gedung RSUD Kota Pekalongan ......................... 54

Gambar 4.4. Penjelasan Warna Pada Bar Chart Proyek Gedung RSUD

Kota Pekalongan ......................................................................................... 55

Gambar 4.5. Bar Chart Pada Proyek Gedung Seasons City (1/3) ................................... 57

Gambar 4.5. Bar Chart Pada Proyek Gedung Seasons City (2/3) ................................... 58

Gambar 4.5. Bar Chart Pada Proyek Gedung Seasons City (3/3) ................................... 59

Gambar 4.6. Bar Chart Pada Proyek Gedung Mangga Dua Hotel dan Residence (1/2) . 61

Gambar 4.6. Bar Chart Pada Proyek Gedung Mangga Dua Hotel dan Residence (2/2) . 62

Gambar 4.7. Bar Chart Pada Proyek Gedung The Lavande Apartment (1/3) ................ 64

Gambar 4.7. Bar Chart Pada Proyek Gedung The Lavande Apartment (2/3) ................ 65

Gambar 4.7. Bar Chart Pada Proyek Gedung The Lavande Apartment (3/3) ................ 66

Gambar 4.8. Bar Chart Pada Proyek Jalan Pati-Rembang-Bulu ..................................... 67

Gambar 4.9. Bar Chart Pada Proyek Jalan dan Jembatan Trengguli-Kudus-Pati ........... 68

Page 13: Tesis Penjadwalan

xiii

Gambar 4.10. Bar Chart Pada Proyek Jalan Weleri-Semarang ...................................... 69

Gambar 4.11. Bar Chart Pada Proyek Jalan Semarang-Demak ...................................... 70

Gambar 4.12. Bar Chart Pada Proyek Jalan Demak Bypass ........................................... 71

Gambar 4.13. Linked Bar Chart Pada Proyek Graving Dock (1/2) ................................ 72

Gambar 4.13. Linked Bar Chart Pada Proyek Graving Dock (2/2) ................................ 73

Gambar 4.14. Bar Chart Pada Proyek Waduk Panohan Tahap III ................................. 74

Gambar 4.15. Bar Chart Pada Proyek Bendungan Gonggang ........................................ 75

Gambar 4.16. Bar Chart Pada Proyek Sabo DAM PU-RD3 .......................................... 76

Gambar 4.17. Bar Chart Pada Proyek Embung Tambakboyo Tahap V ......................... 76

Gambar 5.1. Grafik Persentase Penggunaan Metode Bar Chart ..................................... 78

Gambar 5.2. Linked Bar Chart Teaching Hospital Gedung A ........................................ 79

Gambar 5.3. Efek Perubahan Durasi Linked Bar Chart Column, Beam & Slab

Lantai 1 Dengan Hubungan SS .................................................................. 80

Gambar 5.4. Kelemahan Paket Software MS Project ...................................................... 80

Gambar 5.5. Efek Perubahan Durasi Linked Bar Chart Column, Beam & Slab

Lantai 1 Dengan Hubungan FS .................................................................. 81

Gambar 5.6. Bar Chart Proyek Teaching Hospital Gedung A ...................................... 84

Gambar 5.7. Bar Chart Proyek Jalan Demak Bypass .................................................... 85

Gambar 5.8. Bar Chart Proyek Graving Dock ............................................................... 86

Gambar 5.9. CPM Proyek Teaching Hospital Gedung A .............................................. 88

Gambar 5.10. Diagram Network ...................................................................................... 89

Gambar 5.11. Contoh Item Kegiatan Pada CPM Yang Terputus Link-nya .................... 89

Gambar 5.12. CPM Perbaikan dari Proyek Teaching Hospital Gedung A .................... 90

Gambar 5.13. CPM Proyek Jalan Demak Bypass .......................................................... 91

Gambar 5.14. CPM Proyek Graving Dock ..................................................................... 92

Gambar 5.15. Lambang PDM ......................................................................................... 93

Gambar 5.16. PDM Proyek Teaching Hospital Gedung A ............................................ 94

Gambar 5.17. Item Kegiatan Pada PDM Yang Terputus Link-nya ................................ 95

Gambar 5.18. PDM Perbaikan dari Proyek Teaching Hospital Gedung A .................... 96

Gambar 5.19. PDM Proyek Jalan Demak Bypass .......................................................... 97

Gambar 5.20. PDM Proyek Graving Dock .................................................................... 98

Gambar 5.21. PERT Proyek Teaching Hospital Gedung A ........................................... 101

Gambar 5.22. Analisis Kurva Distribusi Normal Proyek Teaching Hospital Gedung A 103

Page 14: Tesis Penjadwalan

xiv

Gambar 5.23. PERT Proyek Jalan Demak Bypass .......................................................... 106

Gambar 5.24. Analisis Kurva Distribusi Normal Proyek Jalan Demak Bypass .............. 108

Gambar 5.25. PERT Proyek Graving Dock ................................................................... 111

Gambar 5.26. Analisis Kurva Distribusi Normal Proyek Graving Dock ........................ 113

Gambar 5.27. Network Diagram dari Paket Kegiatan Tiap Lantai Tipikal

Teaching Hospital Gedung A .................................................................. 115

Gambar 5.28. Diagram LoB Proyek Teaching Hospital Gedung A ................................ 117

Gambar 5.29. Perbaikan 1 Diagram LoB Proyek Teaching Hospital Gedung A ............ 118

Gambar 5.30. Perbaikan 2 Diagram LoB Proyek Teaching Hospital Gedung A ............ 119

Gambar 5.31. WBS Proyek Jalan ................................................................................... 120

Gambar 5.32. Network Diagram Tiap Section Divisi Pekerjaan ..................................... 121

Gambar 5.33. Diagram LoB Proyek Jalan Demak Bypass .............................................. 123

Gambar 5.34. Perbaikan 1 Diagram LoB Proyek Jalan Demak Bypass .......................... 124

Gambar 5.35. Perbaikan 2 Diagram LoB Proyek Jalan Demak Bypass .......................... 125

Gambar 5.36. Time Chainage Diagram Proyek Teaching Hospital Gedung A .............. 126

Gambar 5.37. Time Chainage Diagram Proyek Jalan Demak Bypass ............................ 127

Gambar 5.38. Perbaikan Time Chainage Diagram Proyek Jalan Demak Bypass ........... 129

Gambar 5.39. Efek Keterlambatan Pada Bar Chart ........................................................ 131

Gambar 5.40. Bobot Pekerjaan Pada Bar Chart .............................................................. 132

Gambar 5.41. Kegiatan Splitable Pada Bar Chart .......................................................... 133

Gambar 5.42. Penggunaan Dummy dan Pemecahan Kegiatan Pada CPM ...................... 134

Gambar 5.43. Inefisiensi Sumber Daya Pada CPM ........................................................ 135

Gambar 5.44. Diagram CPM Yang Ditransfer ke PDM ................................................. 136

Gambar 5.45. Rangkaian Kegiatan Kritis Proyek Teaching Hospital Gedung A .......... 137

Gambar 5.46. Diagram PDM Yang Ditransfer ke LoB ................................................... 138

Page 15: Tesis Penjadwalan

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Hitungan Maju dan Mundur Kegiatan Splitable ........................................... 23

Tabel 2.2. Hitungan Maju dan Mundur Kegiatan Non-Splitable ................................... 24

Tabel 4.1. Item Pekerjaan Pada Proyek Teaching Hospital Gedung A ........................... 48

Tabel 4.2. Data Metode Penjadwalan Pada Proyek Gedung ........................................... 77

Tabel 4.3. Data Metode Penjadwalan Pada Proyek Jalan ............................................... 77

Tabel 4.4. Data Metode Penjadwalan Pada Proyek Bangunan Air ................................. 77

Tabel 5.1. List of Activity dan Durasi pada Proyek Teaching Hospital Gedung A ......... 83

Tabel 5.2. List of Activity dan Durasi pada Proyek Jalan Demak Bypass ....................... 85

Tabel 5.3. List of Activity dan Durasi pada Proyek Graving Dock .................................. 86

Tabel 5.4. Estimasi Durasi PERT pada Proyek Teaching Hospital Gedung A .............. 100

Tabel 5.5. Estimasi Durasi PERT Proyek Jalan Demak Bypass .................................... 105

Tabel 5.6. Estimasi Durasi PERT Proyek Graving Dock ............................................... 110

Tabel 5.7. Daftar Paket Pekerjaan dari Tiap Lantai Tipikal ............................................ 115

Tabel 5.8. LoB Schedule Pada Proyek Teaching Hospital Gedung A ............................ 116

Tabel 5.9. Perbaikan 1 LoB Schedule Proyek Teaching Hospital GedungA .................. 117

Tabel 5.10. Perbaikan 2 LoB Schedule Proyek Teaching Hospital Gedung A ............... 118

Tabel 5.11. Daftar Divisi Pekerjaan ................................................................................ 121

Tabel 5.12. LoB Schedule pada Proyek Jalan Demak Bypass ....................................... 122

Tabel 5.13. Perbaikan 1 LoB Schedule pada Proyek Jalan Demak Bypass .................... 123

Tabel 5.14. Perbaikan 2 LoB Schedule pada Proyek Jalan Demak Bypass .................... 124

Tabel 5.15. Analisa Komparasi Metode Perencanaan dan Penjadwalan Proyek (1/2) ... 140

Tabel 5.15. Analisa Komparasi Metode Perencanaan dan Penjadwalan Proyek (2/2) ... 141

Page 16: Tesis Penjadwalan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam menghadapi tuntutan globalisasi, perusahaan dituntut untuk bisa

meningkatkan profesionalisme manajemen yang tinggi dan berusaha untuk mengambil

tindakan dan strategi yang tepat, karena hanya perusahaan yang mempunyai keunggulan

kompetitif saja yang akan mampu bertahan. Dalam suatu proyek pembangunan,

perencanaan merupakan masalah yang sangat penting. Suatu perencanaan diperlukan dan

dipergunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan proyek sehingga proyek dapat

dilaksanakan dengan waktu yang efisien. Tanpa perencanaan yang tepat maka bukanlah

tidak mungkin bila suatu proyek akan mengalami kegagalan yang akan merugikan

perusahaan, misalnya pemborosan waktu dan tenaga kerja yang mengakibatkan

peningkatan biaya. Oleh karena itu, perencanaan yang tepat dan sesuai dengan karakteristik

proyek yang bersangkutan sangatlah diperlukan untuk menghadapi ketidakpastian kondisi

proyek sehingga penjadwalan pelaksanaan suatu proyek sangat penting supaya proyek

dapat dilaksanakan dengan waktu dan biaya yang efisien.

Perencanaan meliputi penetapan keputusan mengenai apa (what) yang diharapkan

untuk dikerjakan, kapan (when) hal tersebut akan dikerjakan, siapa (who) yang akan

melaksanakannya, dan bagaimana (how) sasaran tujuan akan dicapai. Perencanaan

merupakan tanggung jawab manajemen yaitu mengelola seoptimal mungkin segala sumber

daya yang tersedia dalam perusahaan. Sumber daya yang dimiliki perusahaan dalam

melaksanakan aktivitas proyek adalah terbatas. Dengan keterbatasan-keterbatasan sumber

daya tersebut, diperlukan suatu perencanaan yang matang dan baik agar dapat

menggunakan sumber daya secara efisien. Perencanaan yang baik dan matang adalah suatu

hal yang sangat penting dan sangat diperlukan dalam setiap kegiatan pelaksanaan proyek,

sehingga akan turut menunjang tercapainya tujuan perusahaan konstruksi.

Manajemen merupakan proses terpadu di mana individu-individu sebagai bagian

dari organisasi dilibatkan untuk memelihara, mengembangkan, mengendalikan, dan

menjalankan program, yang kesemuanya diarahkan pada sasaran yang telah ditetapkan dan

berlangsung terus menerus seiring berjalannya waktu. Sasaran manajemen yang ada pada

usaha jasa konstruksi berbeda dengan manajemen pada usaha jasa non konstruksi.

Manajemen proyek bersifat unik dan berdurasi terbatas. Dikatakan unik karena tidak ada

Page 17: Tesis Penjadwalan

2

proyek yang memiliki karakter sama. Setiap proyek memiliki spesifikasi serta

kondisi yang berbeda. Dikatakan berdurasi terbatas karena proyek konstruksi mempunyai

waktu kegiatan awal dan akhir. Sehingga menuntut perhatian yang khusus dalam

menyusun urutan-urutan rencana pelaksanaan. Manajemen proyek dapat didefinisikan

sebagai semua perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan koordinasi suatu proyek dari

awal (gagasan) sampai selesainya proyek untuk menjamin bahwa proyek dilaksanakan

tepat biaya, tepat waktu, dan tepat mutu (Ervianto, 2005 : 21), ditambah dengan

terjaminnya faktor keselamatan (safety) (Husen, 2008 : 77).

Adapun perencanaan merupakan salah satu fungsi vital dalam kegiatan manajemen

proyek, karena untuk mencapai tujuan, manajemen harus membuat langkah-langkah

proaktif dalam melakukan perencanaan yang komprehensif agar sasaran dan tujuan dapat

dicapai. Perencanaan dikatakan baik bila seluruh proses yang ada di dalamnya dapat

diimplementasikan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dengan tingkat

penyimpangan minimal serta hasil akhir maksimal. Secara filosofis perencanaan mencakup

empat hal, yaitu aman, efektif, efisien, dan mutunya terjamin. Produk dari perencanaan

adalah dasar acuan bagi kegiatan selanjutnya seperti pelaksanaan dan pengendalian. Proses

dari perencanaan harus dapat mengantisipasi situasi proyek yang belum jelas dan penuh

ketidakpastian. Ini karena aspek utama dari perencanaan adalah peramalan, yang

tergantung pada pengetahuan teknis dan subjektifitas perencana. Karena itu, pada periode

selanjutnya, masih dibutuhkan penyempurnaan dan tindakan koreksi sesuai perkembangan

kondisi proyek.

Salah satu hasil dari perencanaan adalah penjadwalan proyek, yang dapat

memberikan informasi tentang jadwal rencana dan kemajuan proyek dalam hal kinerja

sumber daya berupa biaya, tenaga kerja, peralatan dan material serta rencana durasi proyek

dan progres waktu untuk penyelesaian proyek. Dalam proses penjadwalan, penyusunan

kegiatan dan hubungan antar kegiatan dibuat terperinci dan sangat detail. Hal ini

dimaksudkan untuk membantu pelaksanaan evaluasi proyek. Penjadwalan atau scheduling

proyek adalah pengalokasian waktu yang tersedia untuk melaksanakan masing-masing

pekerjaan dalam rangka menyelesaikan suatu proyek hingga tercapai hasil optimal dengan

mempertimbangkan keterbatasan-keterbatasan yang ada (Husen, 2008 : 133). Metode

menyusun jadwal yang terkenal adalah analisis jaringan kerja (network analysis), yang

menggambarkan dalam suatu grafik hubungan urutan pekerjaan proyek. Pekerjaan yang

harus mendahului atau didahului oleh pekerjaan lain diidentifikasi dalam kaitannya dengan

Page 18: Tesis Penjadwalan

3

waktu. Jaringan kerja ini sangat berfaedah untuk perencanaan dan pengendalian proyek

dari segi waktu. Makin besar skala proyek, semakin kompleks pengelolaan penjadwalan

proyek karena dana yang dikelola sangat besar, kebutuhan dan penyediaan sumber daya

juga besar, kegiatan yang dilakukan sangat beragam serta durasi proyek menjadi sangat

panjang.

Tahap selanjutnya dari manajamen proyek adalah pengendalian. Pengendalian

proyek adalah merupakan salah satu fungsi dari manajemen proyek yang sangat

mempengaruhi hasil akhir proyek, pengendalian mempunyai tujuan utama meminimalisasi

segala penyimpangan yang dapat terjadi selama proses belangsungnya proyek. Menurut

Mockler R.J. (1972), pengendalian adalah usaha yang sistematis untuk menentukan standar

yang sesuai dengan sasaran dan tujuan perencanaan, merancang sistem informasi,

membandingkan pelaksanaan dengan standar, menganalisis kemungkinan penyimpangan,

kemudian melakukan tindakan koreksi yang diperlukan agar sumber daya dapat

dilaksanakan secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai sasaran dan tujuan.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengendalian membutuhkan standar atau tolok ukur

sebagai pembanding, alat ukur kerja, dan tindakan koreksi yang akan dilakukan bila terjadi

penyimpangan. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam proses pengendalian dapat berupa

pengawasan, pemeriksaan, serta tindakan koreksi yang dilakukan selama proses

implementasi.

Sumber daya proyek khususnya proyek konstruksi terdiri dari material, tenaga

kerja, pendanaan, metode pelaksanaan dan peralatan. Sumber daya direncanakan untuk

mencapai sasaran proyek dengan batasan waktu, biaya dan mutu. Tantangan pada

pelaksanaan proyek adalah bagaimana merencanakan jadwal waktu yang efektif dan

perencanaan biaya yang efisien tanpa mengurangi mutu. Waktu dan biaya merupakan dua

hal penting dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi selain mutu, karena biaya yang akan

dikeluarkan pada saat pelaksanaan sangat erat kaitannya dengan waktu pelaksanaan

pekerjaan.

Untuk mencapai tujuan tersebut maka para kontraktor, developer maupun pemilik

proyek mempunyai schedule pelaksanaan atau penjadwalan waktu pelaksanaan proyek dan

sekaligus yang dapat mengontrol pelaksanaan proyek itu sendiri. Pada umumnya dalam

penjadwalan waktu kontraktor (Pelaksana Proyek), developer (Pengembang) atau pemilik

proyek biasanya menggunakan salah satu dari beberapa metode umum yang biasa

digunakan dalam penjadwalan waktu pelaksanaan proyek, antara lain Bar Chart, Network

Page 19: Tesis Penjadwalan

4

Diagram (CPM,PDM,PERT), serta Metode Penjadwalan Linear (Line of Balance, dan

Time Chainage Diagram).

Meskipun demikian mengingat metode tersebut berfungsi sebagai alat, maka

penggunaannya tergantung pada ketepatan pemilihan metode yang digunakan sesuai

dengan tipe dan karakteristik proyek konstruksi yang direncanakan, penguasaan teknik

sepenuhnya oleh perencana, maupun pemahaman aplikasinya oleh penyelia yang hendak

menerapkannya di lapangan. Karakteristik dari proyek konstruksi ada yang bersifat

sederhana, kompleks, mempunyai hubungan ketergantungan antar kegiatan, mempunyai

durasi waktu yang deterministik dan probabilistik, dan ada juga yang mempunyai sifat

linear dan repetitif. Oleh karena itu, sehubungan dengan pentingnya pemilihan metode

penjadwalan yang sesuai dengan tipe dan karakteristik proyek konstruksi dan demi

menjamin kelancaran pelaksanaan suatu proyek maka penulis tertarik untuk mempelajari

masalah penjadwalan proyek dengan judul: “Eksplorasi Metode Bar Chart, CPM, PDM,

PERT, Line of Balance dan Time Chainage Diagram dalam Penjadwalan Proyek

Konstruksi”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan yang akan diteliti meliputi:

1. Apakah metode perencanaan dan penjadwalan proyek yang umum dipakai di

Indonesia ?

2. Bagaimana perbandingan masing-masing metode perencanaan dan penjadwalan

proyek tersebut untuk mencari karakter yang sesuai dengan sifat proyek ?

3. Bagaimana kelebihan dan kekurangan dari masing-masing metode perencanaan dan

penjadwalan proyek tersebut ?

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :

a. Mencari metode perencanaan dan penjadwalan proyek yang umum dipakai di

Indonesia.

b. Membandingkan masing-masing metode perencanaan dan penjadwalan proyek

untuk mencari karakter yang sesuai dengan sifat proyek.

c. Melakukan simulasi masing-masing metode perencanaan dan penjadwalan proyek

serta menganalisa kelebihan dan kekurangannya.

Page 20: Tesis Penjadwalan

5

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

a. Diharapkan dapat memberikan masukan sebagai alat informasi penjadwalan proyek

bagi para kontraktor, developer serta pihak-pihak yang terkait agar dapat memilih

dan menerapkan metode perencanaan dan penjadwalan proyek sesuai dengan

karakteristik proyek konstruksi sehingga mampu meningkatkan pengendalian

waktu dan biaya dalam pelaksanaan proyek.

b. Bagi dunia pendidikan, diharapkan dapat menambah wawasan terutama di bidang

manajemen konstruksi mengenai metode perencanaan dan penjadwalan proyek

yang sesuai dengan karakteristik proyek konstruksi.

1.5. Batasan Masalah

Perencanaan dan penjadwalan proyek yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah

tentang perbandingan masing-masing metode perencanaan dan penjadwalan proyek yang

sesuai dengan karakteristik proyek konstruksi. Adapun proses analisa yang dilakukan yaitu

dengan membandingkan metode Bar Chart, CPM, PDM, PERT, Line of Balance dan Time

Chainage Diagram dari proyek gedung, jalan, dan bangunan air.

1.6. Sistematika Penulisan

Penulisan tesis ini disusun dalam 6 bab, dengan rincian sebagai berikut :

a. Bab I : Pendahuluan

Mengemukakan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan.

b. Bab II : Kajian Pustaka

Berisi penjelasan tentang pengertian konsep penjadwalan proyek konstruksi, Bar Chart,

metode Network Diagram, dan metode penjadwalan linier.

c. Bab III : Metode Penelitian

Berisi penjelasan tentang jenis penelitian, obyek penelitian, lokasi penelitian, metode

pengumpulan data, metode analisis data, dan metode komparasi.

d. Bab IV : Data Penelitian

Berisi penjelasan tentang data penelitian, dan tabulasi data metode perencanaan dan

penjadwalan proyek yang digunakan.

Page 21: Tesis Penjadwalan

6

e. Bab V : Pembahasan

Berisi penjelasan tentang hasil analisa data dan diskusi/perbandingan masing-masing

metode perencanaan dan penjadwalan proyek.

f. Bab VI : Kesimpulan dan Saran

Berisi penjelasan tentang kesimpulan yang dapat diambil mengenai perbandingan metode

perencanaan dan penjadwalan proyek konstruksi dari hasil penelitian ini, serta saran-saran

yang dapat diberikan.

Page 22: Tesis Penjadwalan

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Konsep Penjadwalan Proyek Konstruksi

Proyek merupakan rangkaian kegiatan yang mempunyai dimensi waktu, fisik dan

biaya guna mewujudkan gagasan serta mendapatkan tujuan tertentu. Rangkaian kegiatan

ini terdiri atas tahap studi kelayakan, tahap perencanaan dan perancangan, tahap

pelelangan/tender, dan tahap pelaksanaan konstruksi. Dari hal ini dapat kita lihat bahwa

perencanaan adalah salah satu bagian yang penting dalam proyek konstruksi. Perencanaan

merupakan proses pemilihan informasi dan pembuatan asumsi-asumsi mengenai keadaan

di masa yang akan datang untuk merumuskan kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan

dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Tiga unsur utama yang

menjadi pertimbangan dalam perencanaan adalah waktu (time), biaya (cost), dan mutu

(quality). Dengan perencanaan yang tepat maka seluruh kegiatan proyek dapat dimulai dan

selesai dengan alokasi waktu yang cukup, biaya serendah mungkin dan mutu yang dapat

diterima (Soeharto, 1999).

Dalam perencanaan proyek seorang pengambil keputusan dihadapkan pada pilihan

dalam menetapkan sumber daya yang tepat. Salah satu bagian perencanaan adalah

penjadwalan (scheduling), di mana penjadwalan ini merupakan gambaran dari suatu proses

penyelesaian dan pengendalian proyek. Dalam penjadwalan ini akan tampak uraian

pekerjaan, durasi atau waktu penyelesaian setiap pekerjaan, waktu mulai dan akhir setiap

pekerjaan dan hubungan ketergantungan antara masing-masing kegiatan.

Pada umumnya penjadwalan proyek dikerjakan oleh konsultan perencana dan

kemudian dikoordinasikan dengan kontraktor dan pemilik (owner) dengan ketentuan yang

telah disepakati dalam kontrak. Dengan demikian, maka penjadwalan waktu setiap

kegiatan proyek perlu diatur secara efisien dan seoptimal mungkin sehingga tidak akan

terjadi keterlambatan penjadwalan waktu, maka kontraktor membuat pengelolaan

penjadwalan proyek sesuai dengan karakteristik proyek konstruksi yang direncanakan dan

kondisi di lapangan pada waktu pelaksanaan, serta mudah untuk dimonitoring pada setiap

waktu. Untuk penjadwalan waktu, yang akan dibahas pada penelitian ini adalah elaborasi

antara Metode Bar Chart, Metode Network Diagram (CPM,PDM,PERT), serta Metode

Penjadwalan Linear (Line of Balance, dan Time Chainage Diagram).

Page 23: Tesis Penjadwalan

8

2.2. Bar Chart (Bagan Balok)

Bar Chart (bagan balok) diperkenalkan pertama kali oleh Henry L. Gantt pada

tahun 1917 semasa Perang Dunia I. Oleh karena itu, Bar Chart sering disebut juga dengan

nama Gantt Chart sesuai dengan nama penemunya. Sebelum ditemukannya metode ini,

belum ada prosedur yang sistematis dan analitis dalam aspek perencanaan dan

pengendalian proyek (Soeharto, 1999 : 236). Gantt menciptakan teknik ini untuk

memeriksa perkiraan durasi tugas versus durasi aktual. Sehingga dengan melihat sekilas,

pemimpin proyek dapat melihat kemajuan pelaksanaan proyek.

Sekarang ini, metode bagan balok masih digunakan secara luas dan merupakan

metode yang umum digunakan sebagian besar penjadwalan dan pengendalian di industri

konstruksi, terutama untuk menyusun jadwal induk suatu proyek, baik dari mulai

kontraktor kecil sampai dengan kontraktor besar, dari sektor swasta sampai dengan

BUMN. Menurut Soeharto (1999) metode ini dapat berdiri sendiri maupun dikombinasikan

dengan metode lain yang lebih canggih.

2.2.1. Format Bar Chart

Dalam Bar Chart (Bagan Balok), kegiatan digambarkan dengan balok horizontal.

Panjang balok menyatakan lama kegiatan dalam skala waktu yang dipilih. Bagan balok

terdiri atas sumbu y yang menyatakan kegiatan atau paket kerja dari lingkup proyek dan

digambarkan sebagai balok, sedangkan sumbu x menyatakan satuan waktu dalam hari,

minggu, atau bulan sebagai durasinya (Husen, 2008 : 135). Di sini, waktu mulai dan waktu

akhir masing-masing pekerjaan adalah ujung kiri dan kanan dari balok-balok yang

bersangkutan (Soeharto, 1999 : 235).

Pada bagan balok juga dapat ditentukan milestone atau tonggak kemajuan sebagai

bagian target yang harus diperhatikan guna kelancaran produktifitas proyek secara

keseluruhan. Sedangkan untuk proses updating, bagan balok dapat diperpendek atau

diperpanjang, yang menunjukkan bahwa durasi kegiatan akan bertambah atau berkurang

sesuai kebutuhan dalam proses perbaikan jadwal (Husen, 2008 : 135). Format bagan balok

ini sangat informatif, mudah dibaca dan efektif untuk komunikasi dengan berbagai pihak

yang terlibat dalam proyek konstruksi, serta dapat dibuat dengan mudah dan sederhana

baik dengan manual maupun dengan menggunakan komputer.

Page 24: Tesis Penjadwalan

9

Durasi Bobot(minggu) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Pekerjaan persiapan 1,000,000 2 2.22% 1.111 1.1110.00%2 Pekerjaan galian tanah 500,000 2 1.11% 0.556 0.5560.00%3 Pekerjaan pondasi 1,500,000 3 3.33% 1.111 1.111 1.1110.00%4 Pekerjaan beton bertulang 10,000,000 2 22.22% 11.11 11.110.00%5 Pekerjaan pasangan/plesteran 2,000,000 3 4.44% 1.481 1.481 1.4810.00%6 Pekerjaan pintu jendela 6,000,000 2 13.33% 6.667 6.6670.00%7 Pekerjaan atap 7,000,000 2 15.56% 7.778 7.7780.00%8 Pekerjaan langit-langit 2,000,000 2 4.44% 2.222 2.2220.00%9 Pekerjaan lantai 5,000,000 2 11.11% 5.556 5.5560.00%

10 Pekerjaan finishing 10,000,000 2 22.22% 11.11 11.110.00%45,000,000 100%

1.111 1.667 1.667 12.22 13.7 8.148 15.93 15.56 18.89 11.111.111 2.778 4.444 16.67 30.37 38.52 54.44 70 88.89 100

Minggu

NILAI NOMINALPRESTASI PER MINGGUPRESTASI KUMULATIF

No. Deskripsi Nilai (Rp)

Gambar 2.1. Bar Chart atau Gantt Chart

(Sumber : Ervianto, 2005 : 166)

2.2.2. Kritikan Terhadap Metode Bar Chart

Sebagai metode yang umum digunakan dalam penjadwalan proyek konstruksi,

penyajian informasi dalam Bar Chart agak terbatas, misalnya Bar Chart tidak dapat secara

spesifik menunjukkan urutan kegiatan dan hubungan ketergantungan antara satu kegiatan

dengan kegiatan yang lain sehingga kegiatan-kegiatan yang menjadi prioritas atau lebih

penting dari yang lain di dalam suatu proyek tidak dapat dilihat. Selain itu, lintasan kritis

kegiatan proyek juga tidak dapat diketahui, maka apabila terjadi keterlambatan proyek,

prioritas kegiatan yang akan dikoreksi menjadi sukar untuk dilakukan (Husen, 2008 : 135).

Masalah ini diperparah dengan meningkatnya ukuran dan kompleksitas proyek,

sehingga Manajer Konstruksi yang menggunakan Bar Chart akan mengalami kesulitan

dalam mengubah atau memperbarui data kegiatan tertentu yang dapat menyebabkan

tambahan perubahan di dalam hubungan dengan kegiatan yang lain. Dengan demikian

usaha untuk memperbarui data akan mengakibatkan frustasi atau kegagalan (Srigungvarl,

1992 (dalam Arditi et al., 2002(1))).

Page 25: Tesis Penjadwalan

10

Gambar 2.2. Bar Chart untuk Tiga Unit Berulang (Sumber : Laksito, 2005)

Gambar 2.2 di atas menunjukkan Bar Chart untuk tiga unit berulang, di mana hubungan

ketergantungan antara satu kegiatan dengan kegiatan yang lain tidak dapat ditunjukkan

secara spesifik.

Kekurangan dari metode Bar Chart sebagian dapat diatasi dengan Linked Gantt

Chart. Hasilnya kemudian adalah seperti jadwal jaringan yang dapat menunjukkan

hubungan ketergantungan antar kegiatan sehingga dapat memecahkan masalah urutan

kegiatan di dalam kompleksitas proyek (Harrison, 1985 (dalam Arditi et al., 2002(2))).

ACTIVITY 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22

BULK EXCAV.

SERV. EXCAV.

FOOT. EXCAV.

CONCR. FOOT

STEEL FRAME

CONCR. SLAB

WALLS

ROOF

ELECTRICAL

PLUMBING

CLEANUP

TIME IN DAYS

Gambar 2.3. Linked Gantt Chart (Sumber : Uher, 1996 : 25)

Page 26: Tesis Penjadwalan

11

2.3. Metode Network Diagram

Metode Network Diagram atau metode jaringan kerja diperkenalkan pada tahun 50-

an oleh tim perusahaan DuPont dan Rand Corporation untuk mengembangkan sistem

kontrol manajemen. Metode ini dimaksudkan untuk merencanakan dan mengendalikan

sejumlah besar kegiatan yang memiliki hubungan ketergantungan yang kompleks dalam

masalah desain-engineering, konstruksi, dan pemeliharaan. Metode ini relatif lebih sulit,

hubungan antar kegiatan jelas, dan dapat memperlihatkan kegiatan kritis (Husen, 2008 :

138).

Dari segi penyusunan jadwal, jaringan kerja dipandang sebagai suatu langkah

penyempurnaan metode Bar Chart, karena dapat memberikan jawaban atas pertanyaan-

pertanyaan yang belum terpecahkan oleh metode tersebut. Jaringan kerja merupakan

metode yang mampu menyuguhkan teknik dasar dalam menentukan urutan dan kurun

waktu kegiatan proyek, dan selanjutnya dapat memperkirakan waktu penyelesaian proyek

secara keseluruhan (Soeharto, 1999 : 238).

Dalam penyusunan suatu jaringan kerja proyek, terdapat tiga unsur penting yang

harus diketahui (Moder et al., 1983) :

1. Inventarisasi kegiatan

Proses inventarisasi kegiatan ini adalah pemecahan suatu proyek menjadi beberapa

komponen utama proyek. Komponen utama ini selanjutnya dipecah lagi menjadi

beberapa komponen, sehingga pada akhirnya diperoleh paket-paket pekerjaan.

Proses ini dikenal dengan nama Work Breakdown Structure (WBS).

2. Logika Ketergantungan

Pemecahan proyek menjadi paket-paket pekerjaan, harus memperhatikan urutan

pekerjaan yang akan dilakukan. Pekerjaan yang mana yang mendahului, pekerjaan

mana yang mengikuti, dan pekerjaan mana yang dapat dilakukan bersamaan (tidak

tergantung pada kegiatan yang lain).

3. Perkiraan Waktu

Perkiraan waktu ini merupakan jangka waktu yang dibutuhkan untuk

menyelesaikan setiap kegiatan. Waktu ini berhubungan dengan biaya proyek. Pada

umumnya bila waktu pelaksanaan bertambah panjang, maka biaya pelaksanaan

akan bertambah besar. Hal ini disebabkan oleh biaya overhead yang bergantung

pada waktu pelaksanaan. Beberapa faktor yang menentukan lamanya kegiatan

(Setyawan, 2007), yaitu :

Page 27: Tesis Penjadwalan

12

a) Volume Pekerjaan

Suatu pekerjaan yang volumenya besar membutuhkan waktu pekerjaan yang

lebih lama. Apabila ingin mempercepat pelaksanaan, biasanya diadakan

penambahan tenaga kerja, waktu dan peralatan atau bisa juga dengan

merubah metode pelaksanaan.

b) Tenaga Kerja

Tenaga kerja sangat berpengaruh terhadap lamanya penyelesaian setiap

kegiatan. Hal ini dikaitkan dengan produktifitas kerja para pekerja tersebut,

yang dipengaruhi oleh :

· Kualitas pengawasan

· Kondisi alam di sekitar proyek

· Efisiensi rencana kerja

· Kualitas tenaga kerja

· Jumlah jam kerja per hari

c) Cuaca

Cuaca yang buruk dapat mempengaruhi kecepatan penyelesaian proyek,

juga dapat menurunkan kualitas hasil kerja.

d) Lokasi Proyek

Berhubungan dengan kemudahan dan kesukaran dalam mendapatkan dan

mentransformasikan sumber daya. Hal ini secara langsung mempengaruhi

waktu pelaksanaan proyek.

e) Prosedur Perkiraan Waktu

· Setiap pekerjaan dievaluasi secara terpisah untuk setiap kegiatan.

Perkiraan jumlah material, tenaga kerja, dan peralatan yang dipakai

dapat diperkirakan berdasarkan pengalaman.

· Hitung durasi kegiatan dengan membagi volume kegiatan dengan

produktifitas tenaga kerja dan peralatan. Biasanya durasi kegiatan

dinyatakan dalam hari kerja.

· Tambahan faktor ketidakpastian waktu terhadap durasi yang diperoleh.

Faktor ketidakpastian ini disebabkan oleh keterlambatan pelaksanaan.

Page 28: Tesis Penjadwalan

13

Ada beberapa macam metode analisis jaringan kerja yang dapat digunakan dalam

penjadwalan waktu proyek, antara lain (Soeharto, 1999 : 254) :

a) Critical Path Method (CPM)

b) Precedence Diagramming Method (PDM)

c) Project Evaluation and Review Technique (PERT)

Adapun istilah-istilah yang digunakan dalam Network Diagram adalah sebagai berikut :

a. Earliest Start Time (ES) adalah waktu paling awal suatu kegiatan dapat dimulai,

dengan memperhitungkan waktu kegiatan yang diharapkan dan persyaratan urutan

kegiatan.

b. Latest Start Time (LS) adalah waktu paling lambat untuk dapat memulai suatu kegiatan

tanpa penundaan keseluruhan proyek.

c. Earliest Finish Time (EF) adalah waktu paling awal suatu kegiatan dapat diselesaikan.

d. Latest Finish Time (LF) adalah waktu paling lambat untuk dapat menyelesaikan suatu

kegiatan tanpa penundaan penyelesaian proyek secara keseluruhan.

e. Duration (D) adalah kurun waktu kegiatan.

2.3.1. CPM (Critical Path Method)

CPM dikembangkan pada tahun 1957 oleh J.E. Kelly dari Remington Rand dan

M.R. Walker dari DuPont untuk membantu pembangunan dan pemeliharaan pabrik kimia

di Dupont (Prasetya dan Lukiastuti, 2009 : 33). Solusi CPM yang diadopsi oleh Kelly pada

dasarnya berasal dari “Linear Programming” dan menggunakan notasi “I-J” untuk

menggambarkan hubungan antar kegiatan (Weaver, 2006). Sekarang ini penjadwalan

dengan menggunakan CPM sudah jarang dijumpai, dan pada umumnya hanya ditemukan

di paper-paper akademik yang mana perhitungannya dilakukan secara manual (Weaver,

2006).

2.3.1.1. Teknik Perhitungan CPM

Activity on arrow atau sering disebut dengan CPM (Critical Path Method) terdiri

atas anak panah dan lingkaran/segiempat. Anak panah menggambarkan kegiatan/aktivitas,

sedangkan lingkaran/segiempat menggambarkan kejadian (event). Kejadian (event) di awal

anak panah disebut ”I”, sedangkan kejadian (event) di akhir anak panah disebut ”J”

(Ervianto, 2005 : 233).

Page 29: Tesis Penjadwalan

14

Setiap activity on arrow merupakan satu kesatuan dari seluruh kegiatan sehingga

kejadian (event) ”J” kegiatan sebelumnya juga merupakan kejadian (event) ”I” kegiatan

berikutnya.

Gambar 2.4. Gambar AOA (Sumber : Husen, 2008 : 139)

Dimana: i,j = Nomor peristiwa X = Nama kegiatan EET = Earliest Event Time (Saat Paling Awal Kegiatan) LET = Latest Event Time (Saat Paling Lambat Kegiatan) Y = Durasi kegiatan

ES = Earliest Start Time (Saat paling cepat untuk mulai kegiatan) EF = Earliest Finish Time (Saat paling cepat untuk akhir kegiatan) LS = Latest Start Time (Saat paling lambat untuk mulai kegiatan) LF = Latest Finish Time (Saat paling lambat untuk akhir kegiatan)

Metode ini mempunyai karakteristik sebagai berikut (Husen, 2008 : 139) :

· Diagram network dibuat dengan menggunakan anak panah untuk menggambarkan

kegiatan dan node-nya menggambarkan peristiwanya/event. Node pada permulaan

anak panah ditentukan sebagai I-Node, sedangkan pada akhir anak panah

ditentukan sebagai J-Node.

· Menggunakan perhitungan maju untuk memperoleh waktu mulai paling awal

(EETi) pada I-Node dan waktu mulai paling awal (EETj) pada J-Node dari seluruh

kegiatan dengan mengambil nilai maksimumnya. Di sini berlaku pengertian bahwa

waktu paling awal peristiwa terjadi adalah = 0. Adapun perhitungannya adalah :

EETj = EETi + durasi X

· Menggunakan perhitungan mundur untuk memperoleh waktu selesai paling lambat

(LETi) pada I-Node dan waktu selesai paling lambat (LETj) pada J-Node dari

seluruh kegiatan dengan mengambil nilai minimumnya. Adapun perhitungannya

adalah : LETi = LETj - durasi X

· Di antara dua peristiwa tidak boleh ada 2 kegiatan, sehingga untuk menghindarinya

digunakan kegiatan semu atau dummy yang tidak mempunyai durasi.

LF

EF I

EETi

LETi

J

EETj

LETj

ES

LS

X

Y

Page 30: Tesis Penjadwalan

15

Gambar 2.5. Kegiatan Semu atau Dummy (Sumber : Lembaga Administrasi Negara, 2007)

· Menggunakan CPM (Critical Path Method) atau metode lintasan kritis, di mana

pendekatan yang dilakukan deterministik hanya menggunakan satu jenis durasi

pada kegiatannya. Lintasan kritis adalah lintasan dengan kumpulan kegiatan yang

mempunyai durasi terpanjang yang dapat diketahui bila kegiatannya mempunyai

Total Float (TF) = 0.

· Float : batas toleransi keterlambatan suatu kegiatan yang dapat dimanfaatkan untuk

optimasi waktu dan alokasi sumber daya.

Ada tiga macam jenis Float, yaitu (Husen, 2008 : 140) :

a. TF (Total Float)

ü Waktu tenggang maksimum di mana suatu kegiatan boleh terlambat

tanpa menunda waktu penyelesaian proyek.

ü Berguna untuk menentukan lintasan kritis, di mana TF = 0.

ü TFij = LETj – EETi - Durasiij

Page 31: Tesis Penjadwalan

16

b. FF (Free Float)

ü Waktu tenggang maksimum di mana suatu kegiatan boleh terlambat

tanpa menunda penyelesaian suatu kegiatan bila kegiatan tersebut

dimulai pada saat paling awal peristiwa awalnya.

ü Berguna untuk alokasi sumberdaya dan waktu dengan memindahkan

ke kegiatan lain.

ü FFij = EETj – EETi - Durasiij

c. IF (Independent Float)

ü Waktu tenggang maksimum di mana suatu kegiatan boleh terlambat

tanpa menunda penyelesaian suatu kegiatan bila kegiatan tersebut

dimulai pada saat paling lambat peristiwa awalnya.

ü IFij = EETj – LETi - Durasiij

8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

X

X

21

25

XL = 7

410

126

IF

FF

TF

Gambar 2.6. Variasi Float dari Suatu Kegiatan

(Sumber : Lembaga Administrasi Negara, 2007)

2.3.1.2. Kritikan Terhadap CPM

Metode network seperti CPM telah terbukti menjadi alat penjadwalan dan

pengendalian proyek yang handal. Tetapi metode berbasis jaringan ini tidak cocok untuk

proyek yang mempunyai sifat berulang, seperti yang telah ditulis secara luas dalam

literatur (Reda, 1990; Suhail dan Neal, 1994; Hegazy dan Wassef, 2001; Arditi et al.,

2002(1)), karena aktifitas berulang sering memiliki tingkat produktifitas yang berbeda. CPM

juga tidak memberikan efisien struktur untuk representasi tugas berulang. Semua tugas

diwakili sama, dan tidak ada pertimbangan lokasi pekerjaan dalam jadwal, serta

memerlukan penggunaan dummy aktifitas sebagai suatu teknik yang tidak mudah dipahami

oleh semua orang untuk melengkapi logika jaringan (Hegazy dan Kamarah, 2008).

EETi LETi EETj LETj

Page 32: Tesis Penjadwalan

17

1

987

654

32Mt 40% Mt 60%

Mp 40% Mp 60%

Mk 40% Mk 60%

Metode CPM tidak cocok untuk mewakili dan atau menyeimbangkan tingkat

produksi aktifitas berulang. Dengan demikian, tingkat ketidakseimbangan produksi dapat

secara negatif berdampak pada kinerja proyek yang dapat menyebabkan berhentinya

pekerjaan, inefisiensi penggunaan alokasi sumber daya, dan peningkatan biaya proyek

(Lutz dan Halpin, 1992 (dalam Arditi et al., 2002(1))). Karena tidak mengindikasikan

tingkat produksi dalam jaringan CPM, maka situasi ini tidak akan pernah terantisipasi oleh

penjadwal selama pengembangan suatu jaringan, dan juga tidak dapat dideteksi dalam

analisis jaringan pada umumnya.

Kelemahan lain dari metode CPM menurut Laksito (2005) adalah hanya mengenal

hubungan finish to start saja. Oleh karena itu, apabila diterapkan pada proyek multiunit

penggunannya menjadi tidak efektif karena mengandung terlalu banyak hubungan dan

menciptakan kegiatan dummy yang sangat banyak.

Gambar 2.7. Penggunaan Dummy Pada CPM untuk Memecah Kegiatan Pada Kegiatan yang Berulang

(Sumber : Soeharto, 1999 : 279)

2.3.2. PDM (Precedence Diagram Method)

PDM dikembangkan pada tahun 1960-an oleh Angkatan Laut AS yang bekerjasama

dengan Profesor Dr. John Fondahl dari Stanford University untuk mengembangkan metode

perhitungan CPM yang juga akan memecahkan penggunaan "Dummy" dependensi. Dr.

Fondahl membalik metode diagram AOA ke metode AON secara tradisional yang dikenal

dengan precedence method. Pada mulanya hanya ada hubungan FS saja. Proposal Dr

Fondahl diterbitkan sekitar tahun 1977 di Western Construction (Weaver, 2006). Segera

setelah itu, IBM mengembangkan program komputer yang mengoperasikan perhitungan

precedence network. Metode Fondahl ini kemudian menjadi pilihan untuk critical path

Keterangan : Mt : Menggali tanah Mp : Meletakkan pipa Mk : Menimbun kembali

Page 33: Tesis Penjadwalan

18

method (Uher, 1996 : 33). Meskipun pendekatan secara subtansi berbeda antara CPM dan

PDM, tetapi hasil perhitungannya sama (O’Brien dan Plotnit, 1999 : 11).

Precedence diagram sebenarnya adalah peninggalan/pengembangan dari bar chart.

Kadang-kadang bahkan skala waktu kegiatan dan kalender ditempatkan di bagian atas, hal

ini tentu saja adalah jadwal bukan logika diagram yang bukan skala waktu atau memiliki

garis kalender. Pada periode tahun 1980-2000 kemampuan komputer diperluas sehingga

banyak atribut tambahan yang ditambahkan ke jaringan PDM dasar analisis program,

seperti beberapa jenis hubungan, lag dan lead time values pada dependensi, beberapa

kalender, dan beberapa sumber daya pada kegiatan. Penggunaan fungsi-fungsi ini benar-

benar membutuhkan pelatihan tingkat tinggi dan pengalaman dalam penjadwalan

konstruksi (Glenwright, 2004).

Menurut Ervianto (2005) kelebihan Precedence Diagram Method (PDM)

dibandingkan dengan CPM adalah PDM tidak memerlukan kegiatan fiktif/dummy sehingga

pembuatan jaringan menjadi lebih sederhana. Hal ini dikarenakan hubungan overlapping

yang berbeda dapat dibuat tanpa menambah jumlah kegiatan.

2.3.2.1. Hubungan Logika Ketergantungan PDM

Pada PDM juga dikenal adanya konstrain. Satu konstrain hanya dapat

menghubungkan dua node, karena setiap node memiliki dua ujung yaitu ujung awal atau

mulai = (S) dan ujung akhir atau selesai = (F). Maka di sini terdapat empat macam

konstrain (Soeharto,1999 : 281-282), yaitu:

1. Konstrain selesai ke mulai – Finish to Start (FS)

Konstrain ini memberikan penjelasan hubungan antara mulainya suatu kegiatan

dengan selesainya kegiatan terdahulu. Dirumuskan sebagai FS (i-j) = a yang berarti

kegiatan (j) mulai a hari, setelah kegiatan yang mendahuluinya (i) selesai. Proyek selalu

menginginkan besar angka a sama dengan 0 kecuali bila dijumpai hal-hal tertentu,

misalnya :

1) Akibat iklim yang tak dapat dicegah.

2) Proses kimia atau fisika seperti waktu pengeringan adukan semen.

3) Mengurus perizinan.

Page 34: Tesis Penjadwalan

19

Gambar 2.8. Konstrain Finish to Start (Sumber : Soeharto, 1999 : 282)

2. Konstrain mulai ke mulai – Start to Start (SS)

Memberikan penjelasan hubungan antara mulainya suatu kegiatan dengan mulainya

kegiatan terdahulu. Atau SS (i-j) = b yang berarti suatu kegiatan (j) mulai setelah b hari

kegiatan terdahulu (i) mulai. Konstrain semacam ini terjadi bila sebelum kegiatan terdahulu

selesai 100 % maka kegiatan (j) boleh mulai setelah bagian tertentu dari kegiatan (i)

selesai. Besar angka b tidak boleh melebihi angka waktu kegiatan terdahulu. Karena per

definisi b adalah sebagian kurun waktu kegiatan terdahulu. Jadi disini terjadi kegiatan

tumpang tindih, misalnya : pelaksanaan kegiatan pasangan pondasi batu kali dapat segera

dimulai setelah pekerjaan galian pondasi cukup, misalnya setelah satu hari.

Gambar 2.9. Konstrain Start to Start

(Sumber : Soeharto, 1999 : 282)

3. Konstrain selesai ke selesai – Finish to Finish (FF).

Memberikan penjelasan hubungan antara selesainya suatu kegiatan dengan

selesainya kegiatan terdahulu. Atau FF (i-j) = c yang berarti suatu kegiatan (j) selesai

setelah c hari kegiatan terdahulu (i) selesai. Konstrain semacam ini mencegah selesainya

suatu kegiatan mencapai 100% sebelum kegiatan yang terdahulu telah sekian (=c) hari

selesai. Angka c tidak boleh melebihi angka kurun waktu kegiatan yang bersangkutan (j),

misalnya : pekerjaan perataan tanah tidak dapat dilakukan sebelum pekerjaan

pengangkutan tanah selesai.

Kegiatan (i) Kegiatan (j)

FS(i-j) = a Konstrain FS

Kegiatan (i)

Kegiatan (j)

SS(i-j) = b Konstrain SS

Page 35: Tesis Penjadwalan

20

Gambar 2.10. Konstrain Finish to Finish (Sumber : Soeharto, 1999 : 282)

4. Konstrain mulai ke selesai – Start to Finish (SF)

Menjelaskan hubungan antara selesainya kegiatan dengan mulainya kegiatan

terdahulu. Dituliskan dengan SF (i-j) = d, yang berarti suatu kegiatan (j) selesai setelah d

hari kegiatan (i) terdahulu mulai. Jadi dalam hal ini sebagian dari porsi kegiatan terdahulu

harus selesai sebelum bagian akhir kegiatan yang dimaksud boleh diselesaikan, misalnya :

pekerjaan instalasi lift harus sudah selesai setelah beberapa hari dimulainya pekerjaan

sistem elektrikal

Gambar 2.11. Konstrain Start to Finish (Sumber : Soeharto, 1999 : 282)

Jadi dalam menyusun jaringan PDM, khususnya menentukan urutan ketergantungan,

mengingat adanya bermacam konstrain tersebut, maka lebih banyak faktor yang harus

diperhatikan dibanding CPM. Faktor ini dapat dikaji misalkan dengan menjawab berbagai

pertanyaan berikut:

1. Kegiatan mana yang boleh dimulai sesudah kegiatan tertentu a selesai, berapa lama jarak

waktu antara selesainya kegiatan a dengan dimulainya kegiatan berikutnya.

2. Kegiatan mana yang harus diselesaikan sebelum kegiatan tertentu boleh dimulai dan

berapa lama tenggang waktunya.

3. Kegiatan mana yang harus dimulai sesudah kegiatan tertentu c dimulai dan berapa lama

jarak waktunya.

Kegiatan (i)

Kegiatan (j)

FF(i-j) = c Konstrain FF

Kegiatan (i)

Kegiatan (j)

SF(i-j) = d Konstrain SF

Page 36: Tesis Penjadwalan

21

2.3.2.2. Teknik Perhitungan PDM

Metode PDM adalah jaringan kerja yang termasuk klasifikasi Activity On Node

(AON). Di sini kegiatan dituliskan dalam node yang umumnya berbentuk segi empat,

sedangkan anak panah hanya sebagai penunjuk hubungan antara kegiatan-kegiatan yang

bersangkutan (Soeharto. 1999 : 279).

ES JENIS EF

LS KEGIATAN LF

NO. KEG. DURASI

Gambar 2.12. Lambang Kegiatan PDM (Sumber : Ervianto, 2005 : 249)

Jika kegiatan awal terdiri dari sejumlah kegiatan dan diakhiri oleh sejumlah kegiatan pula

maka dapat ditambahkan kegiatan awal dan kegiatan akhir yang keduanya merupakan

kegiatan fiktif/dummy.

START FINISH

A D

I

H

G

F

E

C

B

Gambar 2.13. Dummy Start dan Finish Pada PDM (Sumber : Ervianto, 2005 : 250)

Adapun untuk menentukan kegiatan yang bersifat kritis dan lintasan kritis dapat

dilakukan melalui perhitungan maju (Forward Analysis) dan perhitungan mundur

(Backward Analysis) sebagai berikut (Ervianto, 2005 : 250):

Keterangan : ES : Earliest Start LS : Latest Start EF : Earliest Finish LF : Latest Finish

Page 37: Tesis Penjadwalan

22

FF ij

FS ij

SS ij

SF ij

NO. KEG. DURASI

i

ES EF

LS LFKEGIATAN

JENIS ES JENIS EF

NO. KEG. DURASI

LSKEGIATAN

LFj

Gambar 2.14. Hubungan Kegiatan i dan j (Sumber : Ervianto, 2005 : 251)

· Perhitungan maju dilakukan untuk mendapatkan Earliest Start (ES) dan Earliest

Finish (EF), jika lebih dari satu anak panah yang masuk dalam kegiatan maka

diambil yang terbesar. Kegiatan I adalah kegiatan predecessor, sedangkan kegiatan

J adalah kegiatan yang dianalisis. Besarnya ESj dan EFj adalah sebagai berikut :

ESj = ESi + SSij atau ESj = EFi + FSij

EFj = ESi + SFij atau EFj = EFi + FFij atau ESj + Dj

Jika tidak ada FSij atau SSij dan kegiatan non-splitable maka ESj = EFj - Dj.

· Perhitungan mundur dilakukan untuk mendapatkan Latest Start (LS) dan Latest

Finish (LF), jika lebih dari satu anak panah yang keluar dari kegiatan maka diambil

yang terkecil. Kegiatan J adalah kegiatan successor, sedangkan kegiatan I adalah

kegiatan yang dianalisis. Besarnya LSi dan LFi adalah sebagai berikut :

LSi = LSj - SSij atau LSi = LFj - SFij atau LFi – Di

LFi = LFj - FFij atau LFi = LSj - FSij

Jika tidak ada FFij atau FSij dan kegiatan non-splitable maka LFi = LSi + Di.

· Adapun lintasan kritis ditandai oleh beberapa keadaan sebagai berikut :

ES = LS atau EF = LF atau LF – ES = Durasi kegiatan

· Float : sejumlah waktu yang tersedia dalam suatu kegiatan sehingga kegiatan

tersebut dapat ditunda atau diperlambat dengan sengaja atau tidak, tanpa

menyebabkan keterlambatan penyelesaian proyek. Ada dua jenis float, yaitu :

ü Total float : sejumlah waktu yang tersedia untuk penundaan suatu kegiatan

tanpa memengaruhi penyelesaian proyek secara keseluruhan.

Total Float (TF)i = Minimum (LSj - EFi)

ü Free float : sejumlah waktu yang tersedia untuk penundaan suatu kegiatan

tanpa memengaruhi dimulainya kegiatan yang langsung mengikutinya.

Page 38: Tesis Penjadwalan

23

Free Float (FF)i = Minimum (ESj - EFi)

· Lag, menurut Husen (2008) adalah sejumlah waktu tunggu dari suatu periode

kegiatan J terhadap kegiatan I yang telah dimulai, terjadi pada hubungan SS dan

SF.

· Lead, menurut Husen (2008) adalah sejumlah waktu yang mendahului dari suatu

periode kegiatan J sesudah kegiatan I sebelum selesai, terjadi pada hubungan FS

dan FF.

2.3.2.3. Kegiatan Splitable

Kegiatan slpitable adalah suatu kegiatan yang mempunyai total float sehingga

dapat dihentikan sementara dan kemudian dilanjutkan kembali beberapa saat kemudian

(Ervianto, 2005 : 252). 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

KEGIATAN A

KEGIATAN A1 KEGIATAN A2INTERUPSI

Gambar 2.15. Kegiatan Splitable (Sumber : Ervianto, 2005 : 252)

Adapun hitungan maju dan hitungan mundur untuk kegiatan splitable dapat dilihat pada

tabel 2.1.

Tabel 2.1. Hitungan Maju dan Mundur Kegiatan Splitable (Sumber : Ervianto, 2005 : 253)

ESj = EFj - Dj - InterupsiEFj = ESj + Dj + InterupsiEFj - ESj = Dj + Interupsi

LSi = LFi - Di - InterupsiLFi = LSi + Di + InterupsiLFi - LSi = Di + Interupsi

KEGIATAN SPLITABLEHitungan Maju

(Forward Analysis )Hitungan Mundur

(Backward Analysis )

2.3.2.4. Kegiatan Non-Splitable

Kegiatan non-slpitable adalah suatu kegiatan yang tidak mempunyai total float

sehingga tidak diijinkan untuk berhenti di tengah pelaksanaannya (Ervianto, 2005 : 253). 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

KEGIATAN A2

KEGIATAN A1

Gambar 2.16. Kegiatan Non-Splitable (Sumber : Ervianto, 2005 : 253)

Total Float

Page 39: Tesis Penjadwalan

24

Adapun hitungan maju dan hitungan mundur untuk kegiatan non-splitable dapat dilihat

pada tabel 2.2.

Tabel 2.2. Hitungan Maju dan Mundur Kegiatan Non-Splitable (Sumber : Ervianto, 2005 : 253)

EFj - ESj = Dj LFi - LSi = Di

ESj = EFj - Dj LSi = LFi - DiEFj = ESj + Dj LFi = LSi + Di

KEGIATAN NON-SPLITABLEHitungan Maju Hitungan Mundur

(Forward Analysis ) (Backward Analysis )

2.3.2.5. Kritikan Terhadap PDM

Menurut Glenwright (2004) PDM adalah merupakan bagian penjadwalan

konstruksi yang tidak valid dan menyesatkan. Hal ini disebabkan beberapa alasan sebagai

berikut :

· Penyalahgunaan Metode Precedence Diagram dengan menggunakan hubungan

ketergantungan SS (start to start) dan FF (finish to finish) yang berlebihan, nilai-

nilai lag and lead, dan tanggal kendala.

· Tidak cukup waktu untuk merencanakan jadwal dan pengembangan bagi staf

kontraktor untuk menyiapkan jadwal perencanaan dengan baik yang dibutuhkan

sebelum pelaksanaan.

· Kompromi dari ketentuan kontrak oleh pemilik dan kontraktor.

· Penjadwalan sumber daya pembangunan yang tidak layak.

Meskipun tampilan PDM lebih sederhana apabila diterapkan pada proyek multiunit

jika dibandingkan dengan CPM, namun menurut Uher (1996) PDM tidak dapat

mempertahankan kelangsungan sumber daya sehingga untuk kegiatan yang berulang akan

banyak dijumpai waktu menganggur atau delay seiring meningkatnya jumlah kegiatan

dalam network. Hal itu dapat dilihat pada gambar berikut :

Page 40: Tesis Penjadwalan

25

243 3 3

24 3C

16B1

19 19B1

21 21B1

22 2F 23 H

213 3 3

14 3C

13B1

16 16B1

18 18B1

12 2F 13 H

4 3C

15B1

183

3 H

13B1

153

2 2F

B13

10 13

Gambar 2.17. Diagram Jaringan Kerja PDM Untuk Tiga Unit Berulang (Sumber : Laksito, 2005)

Gambar 2.18. Bagan Balok Transfer dari Jaringan Kerja PDM (Sumber : Laksito, 2005)

2.3.3. PERT (Project Evaluation and Review Technique)

PERT dikembangkan sejak tahun 1958 oleh Booz, Allen, dan Hamilton untuk

Angkatan Laut AS dalam proyek pengembangan Polaris Missile System yang dapat

diluncurkan dari kapal selam di bawah permukaan air (Prasetya dan Lukiastuti, 2009 : 33).

Proyek tersebut melibatkan beberapa ribu kontraktor dan rekanan di mana pemilik proyek

berkeinginan mengetahui peristiwa-peristiwa apakah yang memiliki arti penting dalam

penyelenggaraan proyek serta sejauh mana penyimpangannya (Soeharto, 1999 : 268). Pada

pelaksanaannya teknik ini mampu mereduksi waktu selama dua tahun dalam

pengembangan senjata tersebut (Setianto, 2004 : 6).

Berbeda dengan CPM dan PDM yang menggunakan perkiraan waktu komponen

kegiatan proyek dengan pendekatan deterministik (satu angka yang mencerminkan adanya

kepastian), PERT menggunakan pendekatan probabilistik yang dirancang untuk

menghadapi situasi dengan kadar ketidakpastian (uncertainly) yang tinggi pada aspek

kurun waktu kegiatan (Soeharto, 1999 : 267). PERT pada mulanya dikembangkan untuk

membantu perencanaan proyek-proyek riset dan pengembangan (Mawdesley et al., 1997 :

181), yang biasanya ditemukan pada perencanaan program-program strategis utama

Page 41: Tesis Penjadwalan

26

pemerintah (Kenley dan Seppanen, 2009). PERT aslinya berasal dari activity on arrow

(AOA) network atau lebih dikenal dengan nama CPM. Namun, sekarang ini beberapa

orang mulai menggunakan PERT sebagai activity on node (AON) network atau yang lebih

dikenal dengan nama PDM (Mawdesley et al., 1997 : 181).

2.3.3.1. Teknik Perhitungan PERT

PERT adalah teknik manajemen proyek yang menggunakan tiga perkiraan waktu

untuk tiap kegiatan (Prasetya dan Lukiastuti, 2009 : 33). Tiga angka estimasi tersebut

tersebut, yaitu, a, b, dan m yang mempunyai arti sebagai berikut (Soeharto, 1999 : 268) :

· a = kurun waktu optimistik (optimistic duration time), yaitu durasi tercepat yang

dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu kegiatan bila segala sesuatunya berjalan

dengan baik.

· m = kurun waktu yang paling mungkin (most likely time), yaitu durasi yang paling

sering terjadi bila suatu kegiatan dilakukan berulang-ulang dengan kondisi yang

hampir sama.

· b = kurun waktu pesimistik (pessimistic duration time), yaitu durasi yang paling

lama dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu kegiatan bila segala sesuatunya

berjalan dalam kondisi buruk.

Metode PERT mendefinisikan bahwa durasi terdistribusi menurut fungsi Beta (Stevens,

1990).

Gambar 2.19. Kurva Distribusi Beta (Sumber : Soeharto, 1999 : 270)

a m b

waktu

waktu optimistik

waktu paling mungkin

waktu pesimistik

‘Density’ probabilitas

Page 42: Tesis Penjadwalan

27

Adapun untuk mendapatkan nilai mean durasi kegiatan yang diharapkan te

(expected duration) dan standar deviasi kegiatan s dari setiap kegiatan adalah sebagai

berikut (Uher, 1996 : 153) :

64 bma

te++

= ..................................(1)

6ab

s-

= ...................................(2)

Di mana : te adalah mean durasi kegiatan yang diharapkan

a adalah waktu optimistik

m adalah waktu paling mungkin

b adalah waktu pesimistik

s adalah standar deviasi kegiatan

Kemudian durasi proyek yang diharapkan Te (Uher, 1996 : 153) adalah jumlah durasi dari

kegiatan kritis dengan asumsi bahwa semua kegiatan adalah independen. Hal itu berarti

nilai mean dari durasi proyek yang diharapkan terdistribusi normal sesuai dengan Central

Limit Theorem (Bhattacharya dan Johnson, 1977) yang menyatakan bahwa dalam suatu

populasi, fungsi distribusi apapun dapat diasumsikan sebagai fungsi distribusi normal jika

jumlah sample cukup banyak. Adapun standar deviasi dari distribusi durasi proyek yang

diharapkan S adalah akar jumlah kuadrat dari standar deviasi pada kegiatan kritis.

2S =

4S =

6S =

mean

Central limit theorem

symmetrical

Te

Te+S Te+2S Te+3STe-3S Te-2S Te-S Te

2S =

4S =

6S =

mean

Central limit theorem

symmetrical

Te

Te+S Te+2S Te+3STe-3S Te-2S Te-S Te

Gambar 2.20. Kurva Distribusi Normal (Sumber : Soeharto, 1999 : 274)

å= )(teTe untuk kegiatan kritis .............................(3)

å= 2sS untuk kegiatan kritis .............................(4)

Page 43: Tesis Penjadwalan

28

Sedangkan nilai probabilitas Z, adalah sebagai berikut :

S

TeTsZ

-= ...............................................................(5)

Di mana : Te adalah waktu penyelesaian proyek yang diharapkan

te adalah mean durasi kegiatan yang diharapkan

S adalah standar deviasi dari distribusi durasi proyek yang diharapkan

s adalah standar deviasi kegiatan

Ts adalah target waktu penyelesaian proyek

Z adalah nilai probabilitas

Kemudian nilai Z tersebut dikonversikan ke dalam tabel distribusi normal (lihat pada

lampiran A).

Di dalam metode PERT float dikenal dengan nama slack, ada dua bentuk slack

yang terdapat pada metode ini, yaitu :

Activity Slack (AS) = LSDj – EFDi, dan

Event Slack (ES) = Ts - Te

Di mana : LSDj adalah Latest Start Duration-j

EFDi adalah Earliest Finish Duration-i

Sedangkan bentuk diagram PERT yang menunjukkan hubungan antar kegiatan dapat

dilihat pada gambar berikut :

Gambar 2.21. Diagram PERT Precedence Network dengan Waktu yang Diharapkan (te) dan Standar Deviasi (s)

(Sumber : Uher, 1996 : 159)

START

1-2

1-3

1-4

2-6

3-5

6-7

5-8

4-9

7-10

8-10

9-10

FINISH

te-s

te-s

te-s

te-s

te-s

te-s

te-s

te-s

te-s te-s

te-s

Page 44: Tesis Penjadwalan

29

2.3.3.2. Kritikan Terhadap PERT

Menurut Soeharto (1999) secara garis besar ketepatan hasil analisis dari metode

PERT untuk menentukan peristiwa penyelesaian proyek maupun konsep deviasi standar

untuk melihat seberapa jauh kemungkinan mencapai target, semuanya tergantung pada

ketepatan dalam memilih angka-angka tiga estimasi, yaitu durasi optimistik, durasi yang

paling mungkin, dan durasi pesimistik. Oleh karena itu, sering kali ditemukan estimator

yang menggunakan angka-angka yang jauh dari realistik karena kurangnya pengalaman

dalam bidangnya sehingga hasil perhitungan akhir akan jauh berbeda antara estimator yang

bersifat optimis dan konservatif.

2.4. Metode Penjadwalan Linear

Metode penjadwalan linier memberi alternatif cara penjadwalan proyek berulang

yang pada umumnya menggunakan metode jaringan. Proyek berulang cukup umum

ditemui dalam industri konstruksi. Mereka dibagi menjadi dua kategori (Hegazy dan

Wassef, 2001) : proyek yang berulang karena pengulangan seragam dari unit kerja selama

proyek berlangsung (seperti beberapa unit rumah yang serupa, segmen-segmen lantai pada

bangunan bertingkat) dan proyek yang harus berulang-ulang karena geometris layout

(seperti ruas-ruas jalan raya dan proyek pipa). Proyek tersebut biasanya disebut sebagai

proyek berulang atau linier (Ammar dan Elbeltagi, 2001). Proyek ini dijadwalkan dengan

cara untuk meminimalkan waktu tunggu kru dan memastikan kesinambungan sumber daya

(Birrell, 1980; Reda, 1990).

Metode penjadwalan linear adalah metode yang efektif untuk proyek yang memiliki

karakteristik kegiatan berulang, baik yang bersifat horizontal maupun vertikal. Ada dua

jenis umum dalam metode penjadwalan linear, yaitu (Mawdesley et al., 1997) : LoB (Line

of Balance) dan Time Chainage Diagram.

2.4.1. Line of Balance (LoB)

Line of Balance (LoB) pada mulanya berasal dari industri manufaktur dan

kemudian pada tahun 1942 dikembangkan oleh Departemen Angkatan Laut AS untuk

pemrograman dan pengendalian proyek-proyek yang bersifat repetitif. Kemudian

dikembangkan lebih lanjut oleh Nation Building Agency di Inggris untuk proyek-proyek

perumahan yang bersifat repetitif, di mana alat penjadwalan yang berorientasi pada sumber

daya ini ternyata lebih sesuai dan realistik daripada alat penjadwalan yang berorientasi

Page 45: Tesis Penjadwalan

30

dominasi kegiatan. Metode ini kemudian diadaptasi untuk perencanaan dan pengendalian

proyek (Lumsden, 1968), di mana produktifitas sumber daya dipertimbangkan sebagai

bagian yang penting.

LoB adalah metode yang menggunakan keseimbangan operasi, yaitu tiap-tiap

kegiatan adalah kinerja yang terus menerus. Keuntungan utama dari metodologi LoB

adalah menyediakan tingkat produktifitas dan informasi durasi dalam bentuk format grafik

yang lebih mudah. Selain itu, plot LoB juga dapat menunjukkan dengan sekilas apa yang

salah pada kemajuan kegiatan, dan dapat mendeteksi potensial gangguan yang akan datang.

Dengan demikian, LoB mempunyai pemahaman yang lebih baik untuk proyek-proyek

yang tersusun dari kegiatan berulang daripada teknik penjadwalan yang lain, karena LoB

memberikan kemungkinan untuk mengatur tingkat produktifitas kegiatan, mempunyai

kehalusan dan efisiensi dalam aliran sumber daya, dan membutuhkan sedikit waktu dan

upaya untuk memproduksinya daripada penjadwalan network (Arditi dan Albulak, 1986).

Metode ini cukup efektif untuk digunakan pada proyek bangunan bertingkat dengan

keragaman masing-masing tingkat bangunan relatif sama. Pada proyek yang cukup besar,

metode ini membantu memonitor kemajuan beberapa kegiatan tertentu yang berada dalam

suatu penjadwalan keseluruhan proyek. Hal ini dapat dilakukan bila dikombinasikan

dengan metode Network, karena metode penjadwalan linear dapat memberikan informasi

tentang kemajuan proyek yang tidak dapat ditampilkan oleh metode Network (Husen, 2008

: 137).

Di dalam berbagai literatur Internasional biasanya LoB ditunjukkan sebagai alat

penjadwalan yang hanya cocok untuk proyek-proyek yang tersusun atas kegiatan berulang,

dan tidak cocok untuk proyek non-repetitive (Arditi et al., 2002(1)). Namun di Finlandia,

LoB telah menjadi alat penjadwalan yang pokok pada perusahaan besar konstruksi sejak

tahun 1980 an, di mana LoB digunakan untuk penjadwalan proyek-proyek yang spesial dan

proyek konstruksi residential (Kiiras, 1989; Kankainen dan Sandvik, 1993) dengan

menggunakan bantuan software DYNAProject. Keuntungan yang didapat dengan bantuan

software ini antara lain, yaitu : meminimalkan resiko penjadwalan, menjadi cara analisis

alternatif yang lebih baik, mempercepat durasi proyek, cepat dalam memeriksa kelayakan

jadwal, menjadi standar pelaporan kemajuan waktu riil untuk manajemen dan

memungkinkan optimasi kontrol kegiatan.

Page 46: Tesis Penjadwalan

31

2.4.1.1. Teknik Perhitungan LoB

Format dasar dari LoB adalah Time diplotkan pada sumbu horizontal dan unit

number pada sumbu vertikal (Mawdesley et al., 1997 : 23). Konsep LoB didasarkan pada

pengetahuan tentang bagaimana unit yang banyak harus diselesaikan pada beberapa hari

agar program pengiriman unit dapat dicapai (Lumsden, 1968). Karena kecepatan

pengiriman m diasumsikan konstan, maka hubungan antara LoB kuantitas q dan waktu t

adalah linier. Hal ini ditunjukkan dalam Gambar 2.22 sebagai garis miring.

q2

q1

c

t1 t2 Time (T)

q = mt + c

q2 = m(t2 - t1) + q1

t2 = [(q2 - q1) / m] + t1

LOBQuantities

(Q)

Gambar 2.22. Hubungan antara LoB Kuantitas q dan Waktu t (Sumber : Arditi et al., 2002(2))

Terlihat dari gambar 2.22 di atas hubungan antara LoB kuantitas q dan waktu t adalah

linier dengan rumus sebagai berikut:

q = mt + c

Di mana : q adalah kuantitas unit pada LoB; m adalah kecepatan pengiriman

t adalah waktu; c adalah konstanta

Karena nilai c berimpitan dengan sumbu q, maka diperoleh rumus:

q2 = m(t2-t1) + q1, atau

t2 = [(q2-q1) / m] + t1

Di mana : q1 adalah kuantitas unit ke-1 pada LoB; t1 adalah waktu untuk unit ke-1

q2 adalah kuantitas unit ke-2 pada LoB; t2 adalah waktu untuk unit ke-2

LoB Quantities

(q)

Time (t)

Page 47: Tesis Penjadwalan

32

Line of balance didefinisikan atas dasar sebagai berikut (Mawdesley, 1997) :

· Berdasarkan pada tingkat pengiriman atau handover rate

· Logika konstruksi dasar dari unit yang berulang digambarkan dalam bentuk

sebuah Network yang disebut dengan “Production Diagram”.

· Konstanta dari pada tingkat produksi biasanya menggunakan satuan jumlah

unit/unit time.

Apabila dibandingkan dengan metode network (misalnya precedence diagram) LoB

terlihat lebih sederhana untuk penjadwalan proyek berulang, seperti bangunan bertingkat

(lihat pada Gambar 2.23).

Frame

1st floor

Deck

1st floor

Frame

2nd floor

Deck

2nd floor

Frame

3rd floor

Deck

3rd floor

Frame

4th floor

Deck

4th floor

Frame

5th floor

Deck

5th floor

(a)

(b)

5th

4th

Framing

Floor3rd

Decking2nd

1st

Duration (weeks)

Gambar 2.23. Contoh Format LoB Yang Menunjukkan Informasi Yang Dimuat dalam PDM

(Sumber : Hinze, 2008 : 298)

Garis aktifitas pada metode Line of Balance tidak boleh saling berpotongan (no

cross) atau dengan kata lain rangkaian aktivitasnya tidak boleh saling mengganggu atau

saling mendahului. Artinya progress atau kemajuan pekerjaan dari aktifitas yang mengikuti

(successor) tidak boleh mendahului aktifitas yang mendahuluinya (predecessor). Bila ini

sampai terjadi, maka akan terjadi konflik kegiatan atau dapat mengganggu semua jalannya

proyek tersebut (Hinze, 2008 : 302).

Page 48: Tesis Penjadwalan

33

Time

Sta

tion

Activity A

Activity B Activity C

Conflict: Impossible Occurance

Time

Sta

tion

Activity A

Activity B Activity C

Conflict: Impossible Occurance

Gambar 2.24. Penjadwalan LoB Yang Menunjukkan Adanya Konflik Yang Harus Dihindari (Sumber : Hinze, 2008 : 302)

2.4.1.2. Buffer

Buffer adalah penyerapan yang memungkinkan untuk mengatasi gangguan antara

tugas-tugas atau lokasi yang berdekatan, buffer merupakan komponen dari hubungan

logika antara dua tugas tapi yang dapat menyerap penundaan. Buffer tampak sangat mirip

dengan kelambanan (float), yang digunakan untuk melindungi jadwal dan dimaksudkan

untuk menyerap variasi kecil dalam produksi (Kenley dan Seppanen, 2009). Ada dua jenis

buffer di dalam LoB, yaitu time buffer dan distance/space buffer (Hinze, 2008 : 306).

Buffer ini biasanya disebabkan oleh (Setianto, 2004 : 18) :

· Kecepatan produksi yang berbeda di mana kegiatan yang mendahului mempunyai

kecepatan produksi yang lebih lambat dari kegiatan yang mengikuti.

· Perbaikan dan keterbatasan peralatan

· Keterbatasan material

· Variasi jumlah kelompok pekerja di mana kegiatan yang mendahului

menggunakan kelompok pekerja yang lebih banyak daripada kegiatan yang

mengikuti.

Occurrence

Page 49: Tesis Penjadwalan

34

Aggregate Paving

160+00

140+00

120+00

100+00

80+00

60+00

40+00

20+00

0+00 12 16 20 24 28Weeks

Sta

tio

n

3 Week Buffer

5,400 ft Buffer

Gambar 2.25. Time dan Space Buffer (Sumber : Hinze, 2008 : 306)

2.4.1.3. Metodologi Berbasis Lokasi

Ada dua sub-divisi utama dari metode berbasis lokasi, tergantung pada apakah

fokusnya adalah pada berkelanjutan penyelesaian unit repetitif (seperti yang ditemukan

dalam produksi pabrik berulang, atau proyek linier) atau fokus pada lokasi fisik

penyelesaian variabel (lebih khas pada komersial konstruksi) (Kenley and Seppänen,

2009).

a. Unit Produksi

Dengan unit produksi, penekanannya pada perhitungan unit produksi per periode

waktu. Metode ini menggunakan garis miring pada dimulainya (suatu kegiatan berulang

atau sub-jaringan) dan garis selesai (dari kegiatan yang sama atau sub-jaringan) pada grafik

produksi terhadap waktu, seperti ditunjukkan pada gambar berikut :

40

Start

of su

b-ne

twor

k

End o

f sub

-net

work

Line

of B

alan

ce Q

uant

ity

30

20

10

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24Project time (weeks)

Start

of su

b-ne

twor

k

End o

f sub

-net

work

Line

of B

alan

ce Q

uant

ity

Gambar 2.26. Line of Balance Yang Menunjukkan Garis Permulaan dan Penyelesaian

(Sumber : Kenley dan Seppänen, 2009)

Page 50: Tesis Penjadwalan

35

Masing-masing unit tidak peduli dengan line of balance. Kuncinya adalah tingkat produksi

dari kuantitas line of balance (kumulatif produksi), yaitu untuk menyeimbangkan tingkat

perbedaan proses produksi, serta menggunakan buffer untuk memungkinkan variabilitas.

Gambar 2.27. Keseimbangan Produksi dari Tiga Tugas dalam LoB

(Sumber : Kenley dan Seppänen, 2009)

b. Lokasi Produksi

Dengan lokasi produksi, penekanannya pada pelaksanaan pekerjaan dalam lokasi

dan tingkat penyelesaian sekuensial. Ini membentuk satu baris untuk setiap tugas yang

dimulai di bagian bawah lokasi dan finishing di bagian atas lokasi. Setelah satu lokasi

selesai, tugas itu terus ke lokasi kedua. Hal ini ditandai oleh representasi flowline seperti

yang ditunjukkan pada gambar berikut.

F

E

Task 1

Task 2

4 week delay

Loca

tion D

Task 1

Task 2

Task 4

Loca

tion

Task 1

Task 2

Task 4

Tas

k 3

Loca

tion

C Task 4

Tas

k 3

Task 4

Loca

tion

BAc

A

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24Project time (weeks)

Tas

k 3

Task 4

Loca

tion

Gambar 2.28. Flowline dari Empat Tugas Yang Menunjukkan Delay

(Sumber : Kenley dan Seppänen, 2009)

Fokusnya adalah pada tingkat produksi pada lokasi individu, yaitu untuk

mendukung aliran sumber daya pada proses produksi melalui lokasi serta menggunakan

Page 51: Tesis Penjadwalan

36

buffer yang memungkinkan untuk variabilitas. Lokasi lebih kompleks dibandingkan unit

produksi, yang dapat ditangani dengan numerik. Lokasi memerlukan pengorganisasian

hirarki struktur rincian lokasi (LBS/Location Breakdown Structure) dengan konsekuensi

mengambil manfaat pada realitas fisik serta mengatur pekerjaan di site LBS yang

berhubungan dengan fisik rincian proyek, seperti ditunjukkan pada Gambar 2.29, di mana

LBS seperti yang akan ditunjukkan pada Gambar 2.30.

Juga harus dicatat bahwa produksi adalah lokasi fisik, tidak ada persyaratan untuk itu

menjadi pengulangan. Kuantitas cenderung bervariasi (atau tidak ada) antara lokasi, dan

tugas-tugas yang diperlukan mungkin berbeda antara lokasi.

2.4.1.4. Kritikan Terhadap LoB

Kavanagh (1985) menunjukkan bahwa LoB adalah teknik sederhana yang

dirancang untuk model sederhana proses produksi berulang dan karenanya tidak siap

terhadap berubah-ubahnya lingkungan konstruksi dan kompleksitasnya. Arditi dan Albulak

(1986) berkomentar tentang masalah visual dalam penyajian diagram LoB dan

Gambar 2.29. Layout Proyek Tipikal untuk Persiapan LBS (Sumber : Kenley dan Seppänen, 2009)

Gambar 2.30. LBS untuk Proyek Tipikal (Sumber : Kenley dan Seppänen, 2009)

Page 52: Tesis Penjadwalan

37

merekomendasikan warna grafis untuk membedakan antara kegiatan yang tumpang tindih.

Neale dan Neale (1989) menyebutkan bahwa LoB bisa menunjukkan dengan jelas hanya

pada jumlah informasi dan tingkat kompleksitas yang terbatas, terutama bila menggunakan

teknik ini untuk memantau kemajuan. Al Sarraj (1990) memberi review penelitian

sebelumnya yang menunjukkan bahwa metode LoB adalah tidak diformalkan dalam bentuk

pemakaian secara umum, sehingga yang digunakan pada industri konstruksi sangat

terbatas.

2.4.2. Time Chainage Diagram

Time Chainage Diagram adalah merupakan salah satu metode dari penjadwalan

linear. Nama lain dari Time Chainage Diagram adalah Space Time Diagram. Time

Chainage Diagram adalah variasi lain dari LoB (Mawdesley et al., 1989). Metode ini juga

dikenal sebagai Time Distance Chart yaitu merupakan perluasan sederhana dari metode

Bar Chart yang dikenal luas oleh pengguna sistem perencanaan.

Pada proyek yang bersifat linear seperti proyek jalan raya dan pipeline, chainage

(distance) adalah salah satu parameter yang penting. Sedangkan pada proyek yang besifat

repetitive seperti pada proyek perumahan dan gedung bertingkat di mana banyak terdapat

sejumlah kegiatan yang sama, maka menjadi sangat beralasan jika jumlah pekerjaan yang

berulang (repetition number) menjadi parameter yang penting juga dalam perencanaan.

Jadi di dalam Time Chainage Diagram ada dua parameter penting yaitu distance dan

repetition number (Mawdesley et al., 1997 : 22).

Sebagai alat komunikasi seperti bar chart, time chainage diagram juga dapat

digunakan sebagai alat perencanaan. Misalnya untuk membantu mencegah

perselisihan/penumpukan sumber daya dengan cara mengisolasi/memisahkan wilayah

pekerjaan sumber daya selama waktu tertentu (Mawdesley et al., 1997 : 24).

2.4.2.1. Format Time Chainage Diagram

Biasanya format dari Time Chainage Diagram adalah sumbu horizontal untuk

waktu (Time), sedangkan sumbu vertikal untuk space atau distance (unit number). Tetapi

di dalam prakteknya, banyak perencana yang memilih untuk proyek yang bersifat linear

seperti proyek jalan raya dan pipeline, sumbu horizontal digunakan untuk chainage

sedangkan sumbu vertikal untuk Time.

Page 53: Tesis Penjadwalan

38

Adapun bentuk umum dari Time Chainage Diagram adalah sebagai berikut :

Gambar 2.31. Bentuk Umum dari Metode Time Chainage Diagram (Sumber : Mawdesley et al., 1997 : 23)

Penggunaan plotting waktu ke bawah dan lima bentuk dasar yang sering digunakan

dalam time chainage diagram diperlihatkan pada gambar di atas. Adapun interpretasi dari

masing-masing bentuk tersebut adalah sebagai berikut :

· Garis Horisontal, merupakan perencanaan kegiatan yang terjadi seketika itu atau

yang harus segera selesai secara signifikan selama proyek berlangsung. Misalnya

pekerjaan traffic yang biasanya dikerjakan pada hari libur atau tanggal tertentu.

· Garis Vertikal, merupakan suatu perencanaan kegiatan yang berada pada jarak

tertentu atau menempati jarak yang relatif pendek sepanjang potongan longitudinal

proyek. Misalnya pekerjaan jembatan, dan drainage outfall.

· Garis Miring, digunakan jika suatu pekerjaan linear mempunyai durasi relatif yang

dapat diabaikan, pada lokasi yang khusus, dan dijadwalkan untuk progress selama

proyek berlangsung. Seperti pekerjaan drainase dan marka jalan.

· Kotak Miring, merupakan suatu jajaran genjang yang digunakan jika suatu

kegiatan menempati jarak yang signifikan dari suatu proyek dan dijadwalkan untuk

progress selama proyek berlangsung. Seperti pekerjaan surfacing dan topsoil.

Week Week

ending 0 100 200 300 400 500 600 700 800 number

10/6 1

17/6 2

24/6 3

1/7 4

8/7 5

15/7 6

22/7 7

Construction Limited

Distance / Space / Chainage

Amo Drawn by :

Date :

Sample time-chainage diagram

showing basic representations

Page 54: Tesis Penjadwalan

39

· Kotak Persegi, digunakan untuk pekerjaan yang menempati jarak yang signifikan

pada suatu proyek, dan mengindikasikan suatu pekerjaan yang mungkin terjadi

pada beberapa lokasi sepanjang jarak yang ditentukan serta beberapa waktu pada

area pekerjaan. Misalnya pekerjaan tanah.

Bentuk-bentuk dasar yang biasa digunakan tersebut adalah suatu bentuk

penyederhanaan dari tujuan perencanaan, biasanya berdasarkan atas pertimbangan yang

mendekati kenyataan. Adapun pertimbangan tersebut adalah sebagai berikut (Mawdesley et

al., 1997 : 24) :

· Progress pekerjaan pada kisaran yang sama di semua lokasi

· Adanya sejumlah pekerjaan spesifik yang sama yang dikerjakan pada tiap lokasi

· Tipe spesifik dari pekerjaan yang mengambil waktu yang sama pada tiap lokasi

Selain bentuk-bentuk di atas, masih dimungkinkan untuk menggunakan bentuk-

bentuk lain, seperti jajaran genjang yang terdistorsi dan bentuk kurva. Hal itu

dimungkinkan karena untuk mengilustrasikan adanya perbedaan tingkat kesulitan sejumlah

pekerjaan yang sama pada lokasi yang berbeda.

Gambar 2.32. Contoh Metode Time Chainage Diagram Pada Gedung Bertingkat (Sumber : www.cadstation.com.au)

Page 55: Tesis Penjadwalan

40

2.4.2.1. Kritikan Terhadap Time Chainage Diagram

Penggunaan Time Chainage Diagram sebagai alat penjadwalan proyek kurang

begitu familiar (Mawdesley et al., 1997 : 23). Keterbatasan penggunaan Time Chainage

Diagram sebagai perencanaan dan pengendalian fungsi dikarenakan oleh kesulitan di

dalam memperbarui data secara manual. Oleh karena itu, komsumsi waktu untuk

perubahan akan menjadi lama (Mawdesley et al., 1997 : 25).

Page 56: Tesis Penjadwalan

41

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian yang sedang dikerjakan ini termasuk dalam penelitian studi kasus.

Berdasarkan atas sifat-sifat masalah dari penelitian, rancangan penelitian ini dapat

digolongkan dalam penelitian Deskriptif Komparatif (Comparative Descriptive Research).

Deskriptif berarti pemaparan masalah yang ada berdasarkan data, sedangkan komparatif

berarti membandingkan (Narbuko dan Achmadi, 2002 : 44). Dalam hal ini adalah

membandingkan dan menganalisa beberapa teknik-teknik dasar penjadwalan konstruksi.

3.2. Obyek Penelitian

Obyek studi dari penelitian ini adalah 15 proyek konstruksi, yang terdiri dari 5

(lima) proyek gedung, 5 (lima) proyek jalan, dan 5 (lima) proyek bangunan air, yang

digunakan untuk menarik kesimpulan umum metode perencanaan dan penjadwalan proyek

yang sering dipakai di Indonesia. Adapun yang dijadikan sebagai sampel untuk

mengeksplorasi metode perencanaan dan penjadwalan proyek konstruksi pada penelitian

ini adalah 1 (satu) proyek gedung, 1 (satu) proyek jalan, dan 1 (satu) proyek bangunan air.

Proyek konstruksi gedung yang dijadikan sebagai sampel adalah proyek

pembangunan gedung Teaching Hospital, dengan luas bangunan : 24.000 m2. Gedung

Teaching Hospital ini terdiri dari : gedung A 3 lantai, gedung B 5 lantai, dan gedung C 4

lantai. Dengan nilai kontrak Rp. 137.000.000.000,00 dan sebagai pelaksana proyek PT.

Pembangunan Perumahan. Adapun durasi dari proyek adalah 17 bulan kalender, yang

dimulai pada tanggal 12 Februari 2009 sampai dengan tanggal 11 Juli 2010. Site Plan dan

3D dari Teaching Hospital dapat dilihat pada gambar berikut :

Page 57: Tesis Penjadwalan

42

Luas Bangunan : 24.000 m2Jumlah lantai : Gedung A 3 lantai

Gedung B 5 lantaiGedung C 4 lantai

3344

55

66

77

KETERANGAN :1. Pintu Masuk2. Pos Satpam3. Kantor Pelaksana4. Tempat parkir Sepeda5. Kantor PP6. Kantor Direksi7. Gudang Terbuka8. Toilet Pekerja9. Los Besi10.Genset TC11.TC12.Los Kerja Kayu13.Lift Barang14.Gudang tertutup15. Sampah begisting16. Stock pembongkaran17. Stock Bata Ringan

1212

1414

1313

60 m60 m

88

99

11

22 1010

221111

1515

1616

1717

1717

Gambar 3.1. Site Plan Teaching Hospital

(Sumber : Data Proyek PT. PP)

Gambar 3.2. 3D Teaching Hospital (Sumber : Data Proyek PT. PP)

Sedangkan untuk proyek jalan, yang dijadikan sebagai sampel adalah proyek jalan

Demak Bypass. Pekerjaan pembangunan jalan Demak Bypass STA. awalnya di desa

Jogoloyo (arah Semarang) dan STA. akhirnya di desa Mranak (arah Kudus). Panjang

penanganan pekerjaan secara keseluruhan adalah 6,9 Km dengan nilai kontrak Rp.

40.769.527.599,46. Adapun durasi dari proyek ini adalah 18 bulan kalender dimulai pada

A

B

C

Page 58: Tesis Penjadwalan

43

tahun 2007 sampai tahun 2009 dengan pelaksana proyek PT. Lampiri Jaya Abadi – PT.

Baita Sari, JO.

Adapun untuk proyek bangunan air, yang dijadikan sebagai sampel adalah proyek

Graving Dock, dengan kontraktor PT. MODERN SURYA JAYA. Ukuran dari proyek

Graving Dock ini adalah (150x28x8,5) m dengan durasi pekerjaan proyek 19 bulan

kalender yang dimulai pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2008. Nilai kontrak dari

proyek ini adalah sebesar Rp. 30.368.855.000,00.

3.3. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian proyek konstruksi yang dijadikan sebagai sample proyek adalah

sebagai berikut:

Untuk proyek pembangunan gedung Integrated Diponegoro University Development

Project terletak di Tembalang, Semarang.

1510 mtr250 mtr350 mtr

950 mtr

HOSPITAL

EKONOMI

LETTER

LAWSOSPOL

MARINE

TC

Gambar 3.3. Lokasi Penelitian Proyek Teaching Hospital (Sumber : Data Proyek PT. PP)

Lokasi Penelitian

Page 59: Tesis Penjadwalan

44

Adapun proyek jalan Demak Bypass terletak di Kabupaten Demak dengan STA 0+000 di

desa Jogoloyo (arah Semarang) dan STA 6+900 di desa Mranak (arah Kudus).

Gambar 3.4. Layout Proyek Jalan Demak Bypass (Sumber : Data Proyek Jalan Demak Bypass)

Sedangkan proyek Graving Dock terletak di Jl. Yos Sudarso, Tanjung Emas, Semarang.

Gambar 3.5. Lokasi Proyek Graving Dock (Sumber : Data Proyek Graving Dock)

Page 60: Tesis Penjadwalan

45

3.4. Metode Pengumpulan Data

3.4.1. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumbernya, yaitu pada

proyek pembangunan gedung Integrated Diponegoro University Development Project,

proyek jalan Demak Bypass, dan proyek Graving Dock. Data ini diperoleh baik melalui

pengamatan, kuisioner maupun wawancara secara langsung terhadap kondisi proyek

dengan pihak-pihak terkait, antara lain staf proyek, pelaksana lapangan, dan para ahli yang

berpengalaman dibidangnya.

Pengumpulan data primer ini dilakukan dengan mengumpulkan informasi dan data

schedule yang berasal dari proyek tersebut. Alasan pemilihan proyek tersebut adalah

karena proyek tersebut memiliki sifat yang kompleks, mempunyai hubungan logika

ketergantungan antar kegiatan, mempunyai sifat linear dan berulang (repetitive), dan

mempunyai unsur ketidakpastian yang tinggi.

3.4.2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diambil secara tidak langsung. Data sekunder ini

diambil melalui data-data proyek, laporan-laporan proyek, dan buku-buku literatur yang

umumnya berupa teori, informasi, konsep dasar atau metode-metode yang dapat

menunjang ataupun mendukung penulisan tesis ini, seperti time schedule maupun data-data

pendukung lainnya.

3.5. Metode Analisis Data

Setelah data terkumpul akan dilakukan analisis data dan elaborasi dari penjadwalan

proyek yang ada, berupa metode Bar Chart yang diubah ke dalam bentuk metode CPM,

PDM, PERT, Line of Balance (LoB), dan Time Chainage Diagram.

3.6. Metode Komparasi

Setelah dilakukan elaborasi, maka hasil dari penjadwalan metode Bar Chart, CPM,

PDM, PERT, Line of Balance (LoB), dan Time Chainage Diagram dilakukan komparasi

atau perbandingan baik dari segi penggunaan, perhitungan kecepatan produksi, logika

ketergantungan, lintasan kritis, hambatan/ganggunan pada aktifitas kegiatan, maupun dari

segi main features. Untuk 3 aspek komparasi, yaitu dari segi penggunaan metode,

Page 61: Tesis Penjadwalan

46

perhitungan kecepatan produksi, dan hambatan/ganggunan pada aktifitas kegiatan

berdasarkan pada penelitian yang terdahulu (Setianto, 2004). Sedangkan untuk segi logika

ketergantungan dan lintasan kritis berdasarkan pada penelitian Ammar dan Elbeltagi

(2001). Adapun untuk segi main features berdasarkan pada Mawdesley et al. (1997).

Adapun alur pelaksanaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

Gambar 3.6. Diagram Alir Penelitian

Perumusan Masalah

Pengumpulan dan Pengolahan Data Schedule

Studi Literatur

Time Chainage Diagram

KOMPARASI 1. Segi penggunaan metode 2. Segi perhitungan kecepatan produksi 3. Segi logika ketergantungan 4. Segi lintasan kritis 5. Segi hambatan pada aktifitas kegiatan 6. Segi main features

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Mulai

Line of Balance

Bar Chart CPM PERT PDM

Page 62: Tesis Penjadwalan

47

BAB IV

DATA PENELITIAN

Pada sub bab ini akan dibahas mengenai hasil pengumpulan data pada proyek

konstruksi yang dijadikan sebagai studi kasus pada penelitian ini. Adapun aspek yang akan

dibahas adalah data penelitian, data metode perencanaan dan penjadwalan proyek gedung,

jalan, dan bangunan air, serta tabulasi data.

4.1. Data Penelitian

Pengumpulan data dilakukan dengan menganalisa data perencanaan dan

penjadwalan proyek gedung, jalan, dan bangunan air untuk mengetahui perbandingan serta

kelebihan dan kekurangan dari masing-masing metode perencanaan dan penjadwalan

proyek. Adapun data perencanaan dan penjadwalan proyek yang digunakan adalah 15

(lima belas) proyek yang terdiri dari 5 (lima) proyek gedung, 5 (lima) proyek jalan, dan 5

(lima) proyek bangunan air. Kemudian dari masing-masing proyek tersebut diambil 1

(satu) sample untuk dieksplorasi metode perencanaan dan penjadwalannya. Pada proyek

konstruksi gedung Teaching Hospital dan proyek Graving Dock, pengumpulan data

dilakukan langsung ke proyek, sedangkan untuk data-data pada proyek yang lain, data

didapat dari data sekunder (Laporan Proyek). Adapun laporan proyek yang dibutuhkan

adalah time schedule, kurva S perencanaan dan penjadwalan proyek. Berikut ini adalah

data metode perencanaan dan penjadwalan proyek yang digunakan sebagai studi kasus

pada penelitian ini :

4.1.1. Data Metode Perencanaan dan Penjadwalan Proyek Gedung

4.1.1.1. Data Metode Perencanaan dan Penjadwalan untuk Proyek Gedung Teaching

Hospital

Proyek pembangunan gedung Teaching Hospital ini mempunyai luas bangunan

sekitar 24.000 m2. Gedung Teaching Hospital ini terdiri dari 3 (tiga) gedung, yaitu :

gedung A memiliki 3 lantai, gedung B terdiri dari 5 lantai, dan gedung C mempunyai 4

lantai. Dengan nilai kontrak Rp. 137.160.429.000,00 dan sebagai pelaksana proyek adalah

PT. Pembangunan Perumahan. Adapun durasi dari proyek ini adalah 17 bulan kalender,

yang dimulai pada tanggal 12 Februari 2009 sampai dengan tanggal 11 Juli 2010. Item

Page 63: Tesis Penjadwalan

48

pekerjaan pada proyek ini terbagi dalam dua kelompok pekerjaan, yaitu pekerjaan struktur

(structure work) dan pekerjaan arsitektur (architecture work). Item kegiatan yang

dilaksanakan per lantai untuk Proyek Teaching Hospital Gedung A antara lain :

Tabel 4.1. Item Pekerjaan Pada Proyek Teaching Hospital Gedung A

TEACHING HOSPITAL BUILDING A :

STRUCTURE WORK

1st Floor

FOUNDATION

TIE BEAM

COLUMN

BEAM & SLAB

2nd Floor

COLUMN

GIRDER

BEAM & SLAB

3rd Floor

COLUMN

GIRDER

BEAM & SLAB

Roof plan

GIRDER

SLAB & BEAM

ARCHITECTURE WORK

1st Floor

MASONRY WALL AND WALL FINISHES

DOOR AND WINDOW

CEILING FINISHES

SANITAIRS WORK

PAINTING WORK

OTHERS WORK

2nd Floor

MASONRY WALL AND WALL FINISHES

DOOR AND WINDOW

CEILING FINISHES

SANITAIRS WORK

PAINTING WORK

OTHERS WORK

3rd Floor

MASONRY WALL AND WALL FINISHES

DOOR AND WINDOW

CEILING FINISHES

SANITAIRS WORK

PAINTING WORK

OTHERS WORK

Roof plan

MASONRY WALL AND WALL FINISHES

CEILING FINISHES

PAINTING WORK

Page 64: Tesis Penjadwalan

49

OTHERS WORK

Untuk lebih jelasnya jadwal kegiatan pada proyek gedung Teaching Hospital dapat dilihat

pada gambar 4.1 di bawah ini :

ID Task Name Duration Start Finish Predecessors

1

2 INTEGRATED DIPONEGORO UNIVERSITY DEVELOPMENT PROJECT -IDB477 days Thu 2/12/09 Fri 7/9/10

3 START 0 days Thu 2/12/09 Thu 2/12/09

4 TEACHING HOSPITAL 477 days Thu 2/12/09 Fri 7/9/10

5 PREPARATION 300 days Thu 2/12/09 Tue 12/8/09 3SS

6 TEACHING HOSPITAL BUILDING A 319 days Sun 3/29/09 W ed 2/10/10

7 STRUCTURE W ORK 155 days Sun 3/29/09 Sun 8/30/09

8 1st Floor 60 days Sun 3/29/09 W ed 5/27/09

9 FOUNDATION 16 days Sun 3/29/09 Mon 4/13/09 5SS+45 days

10 TIE BEAM 16 days Wed 4/8/09 Thu 4/23/09 9SS+10 days

11 COLUMN 30 days Sat 4/18/09 Sun 5/17/09 10SS+10 days

12 BEAM & SLAB 30 days Tue 4/28/09 Wed 5/27/09 11SS+10 days

13 2nd Floor 50 days W ed 5/13/09 W ed 7/1/09

14 COLUMN 30 days Wed 5/13/09 Thu 6/11/09 12SS+15 days

15 GIRDER 30 days Sat 5/23/09 Sun 6/21/09 14SS+10 days

16 BEAM & SLAB 30 days Tue 6/2/09 Wed 7/1/09 15SS+10 days

17 3rd Floor 50 days W ed 6/17/09 W ed 8/5/09

18 COLUMN 30 days Wed 6/17/09 Thu 7/16/09 16SS+15 days

19 GIRDER 30 days Sat 6/27/09 Sun 7/26/09 18SS+10 days

20 BEAM & SLAB 30 days Tue 7/7/09 Wed 8/5/09 19SS+10 days

21 Roof plan 40 days W ed 7/22/09 Sun 8/30/09

22 GIRDER 30 days Wed 7/22/09 Thu 8/20/09 20SS+15 days

23 SLAB & BEAM 30 days Sat 8/1/09 Sun 8/30/09 22SS+10 days

24 ARCHITECTURE W ORK 216 days Fri 7/10/09 W ed 2/10/10

25 1st Floor 90 days Fri 7/10/09 W ed 10/7/09

26 MASONRY WALL AND WALL FINISHES 80 days Fri 7/10/09 Sun 9/27/09 20SS+3 days

27 DOOR AND WINDOW 40 days Mon 8/24/09 Fri 10/2/09 26SS+45 days

28 CEILING FINISHES 40 days Sat 8/29/09 Wed 10/7/09 27SS+5 days

29 SANITAIRS WORK 25 days Tue 9/8/09 Fri 10/2/09 27SS+15 days

30 PAINTING WORK 45 days Mon 8/24/09 Wed 10/7/09 26SS+45 days

31 OTHERS WORK 20 days Fri 9/18/09 Wed 10/7/09 30SS+25 days

32 2nd Floor 90 days Mon 8/31/09 Sat 11/28/09

33 MASONRY WALL AND WALL FINISHES 80 days Mon 8/31/09 Wed 11/18/09 27SS+7 days

34 DOOR AND WINDOW 40 days Thu 10/15/09 Mon 11/23/09 33SS+45 days

35 CEILING FINISHES 40 days Tue 10/20/09 Sat 11/28/09 34SS+5 days

36 SANITAIRS WORK 25 days Fri 10/30/09 Mon 11/23/09 34SS+15 days

37 PAINTING WORK 45 days Thu 10/15/09 Sat 11/28/09 33SS+45 days

38 OTHERS WORK 20 days Mon 11/9/09 Sat 11/28/09 37SS+25 days

39 3rd Floor 90 days Thu 10/22/09 Tue 1/19/10

40 MASONRY WALL AND WALL FINISHES 80 days Thu 10/22/09 Sat 1/9/10 34SS+7 days

41 DOOR AND WINDOW 40 days Sun 12/6/09 Thu 1/14/10 40SS+45 days

42 CEILING FINISHES 40 days Fri 12/11/09 Tue 1/19/10 41SS+5 days

43 SANITAIRS WORK 25 days Mon 12/21/09 Thu 1/14/10 42SS+10 days

44 PAINTING WORK 45 days Sun 12/6/09 Tue 1/19/10 40SS+45 days

45 OTHERS WORK 20 days Thu 12/31/09 Tue 1/19/10 44SS+25 days

46 Roof plan 55 days Fri 12/18/09 W ed 2/10/10

47 MASONRY WALL AND WALL FINISHES 35 days Fri 12/18/09 Thu 1/21/10 42SS+7 days

48 CEILING FINISHES 45 days Wed 12/23/09 Fri 2/5/10 47SS+5 days

49 PAINTING WORK 30 days Tue 1/12/10 Wed 2/10/10 47SS+25 days

50 OTHERS WORK 20 days Thu 1/7/10 Tue 1/26/10 47SS+20 days

2/12

2/12 12/8

3/29 4/13

4/8 4/23

4/18 5/17

4/28 5/27

5/13 6/11

5/23 6/21

6/2 7/1

6/17 7/16

6/27 7/26

7/7 8/5

7/22 8/20

8/1 8/30

7/10 9/27

8/24 10/2

8/29 10/7

9/8 10/2

8/24 10/7

9/18 10/7

8/31 11/18

10/15 11/23

10/20 11/28

10/30 11/23

10/15 11/28

11/9 11/28

10/22 1/9

12/6 1/14

12/11 1/19

12/21 1/14

12/6 1/19

12/31 1/19

12/18 1/21

12/23 2/5

1/12 2/10

1/7 1/26

M-1 M2 M4 M6 M8 M10 M12 M14 M16 M18 M20 M22 M24Qtr 1, 2009 Qtr 3, 2009 Qtr 1, 2010 Qtr 3, 2010 Qtr 1, 2011

Page 65: Tesis Penjadwalan

50

Gambar 4.1. Linked Bar Chart Pada Proyek Gedung Teaching Hospital (1/4)

Gambar 4.1. Linked Bar Chart Pada Proyek Gedung Teaching Hospital (2/4)

ID Task Name Duration Start Finish Predecessors

51 TEACHING HOSPITAL BUILDING B 311 days Thu 2/12/09 Sat 12/19/09

52 STRUCTURE W ORK 239 days Thu 2/12/09 Thu 10/8/09

53 1st Floor 79 days Thu 2/12/09 Fri 5/1/09

54 FOUNDATION 18 days Thu 2/12/09 Sun 3/1/09 5SS

55 TIE BEAM 21 days Sat 3/7/09 Fri 3/27/09 54FS+5 days

56 COLUMN 24 days Tue 3/17/09 Thu 4/9/09 55SS+10 days

57 BEAM & SLAB 36 days Fri 3/27/09 Fri 5/1/09 56SS+10 days

58 2nd Floor 56 days Sat 4/11/09 Fri 6/5/09

59 COLUMN 24 days Sat 4/11/09 Mon 5/4/09 57SS+15 days

60 GIRDER 36 days Tue 4/21/09 Tue 5/26/09 59SS+10 days

61 BEAM & SLAB 36 days Fri 5/1/09 Fri 6/5/09 60SS+10 days

62 3rd Floor 56 days Sat 5/16/09 Fri 7/10/09

63 COLUMN 24 days Sat 5/16/09 Mon 6/8/09 61SS+15 days

64 GIRDER 36 days Tue 5/26/09 Tue 6/30/09 63SS+10 days

65 BEAM & SLAB 36 days Fri 6/5/09 Fri 7/10/09 64SS+10 days

66 4th Floor 56 days Sat 6/20/09 Fri 8/14/09

67 COLUMN 24 days Sat 6/20/09 Mon 7/13/09 65SS+15 days

68 GIRDER 36 days Tue 6/30/09 Tue 8/4/09 67SS+10 days

69 BEAM & SLAB 36 days Fri 7/10/09 Fri 8/14/09 68SS+10 days

70 5th Floor 56 days Sat 7/25/09 Fri 9/18/09

71 COLUMN 24 days Sat 7/25/09 Mon 8/17/09 69SS+15 days

72 GIRDER 36 days Tue 8/4/09 Tue 9/8/09 71SS+10 days

73 BEAM & SLAB 36 days Fri 8/14/09 Fri 9/18/09 72SS+10 days

74 Roof plan 46 days Mon 8/24/09 Thu 10/8/09

75 GIRDER 36 days Mon 8/24/09 Mon 9/28/09 73SS+10 days

76 SLAB & BEAM 36 days Thu 9/3/09 Thu 10/8/09 75SS+10 days

77 ARCHITECTURE W ORK 218 days Sat 5/16/09 Sat 12/19/09

78 1st Floor 80 days Sat 5/16/09 Mon 8/3/09

79 MASONRY WALL AND WALL FINISHES 55 days Sat 5/16/09 Thu 7/9/09 63SS

80 DOOR AND WINDOW 30 days Fri 6/5/09 Sat 7/4/09 79SS+20 days

81 CEILING FINISHES 30 days Wed 6/10/09 Thu 7/9/09 80SS+5 days

82 SANITAIRS WORK 20 days Thu 6/25/09 Tue 7/14/09 81SS+15 days

83 PAINTING WORK 30 days Sun 7/5/09 Mon 8/3/09 82SS+10 days

84 OTHERS WORK 15 days Wed 7/15/09 Wed 7/29/09 83SS+10 days

85 2nd Floor 80 days Fri 6/12/09 Sun 8/30/09

86 MASONRY WALL AND WALL FINISHES 55 days Fri 6/12/09 Wed 8/5/09 80SS+7 days

87 DOOR AND WINDOW 30 days Thu 7/2/09 Fri 7/31/09 86SS+20 days

88 CEILING FINISHES 30 days Tue 7/7/09 Wed 8/5/09 87SS+5 days

89 SANITAIRS WORK 20 days Wed 7/22/09 Mon 8/10/09 88SS+15 days

90 PAINTING WORK 30 days Sat 8/1/09 Sun 8/30/09 89SS+10 days

91 OTHERS WORK 15 days Tue 8/11/09 Tue 8/25/09 90SS+10 days

92 3rd Floor 80 days Thu 7/9/09 Sat 9/26/09

93 MASONRY WALL AND WALL FINISHES 55 days Thu 7/9/09 Tue 9/1/09 87SS+7 days

94 DOOR AND WINDOW 30 days Wed 7/29/09 Thu 8/27/09 93SS+20 days

95 CEILING FINISHES 30 days Mon 8/3/09 Tue 9/1/09 94SS+5 days

96 SANITAIRS WORK 20 days Tue 8/18/09 Sun 9/6/09 95SS+15 days

97 PAINTING WORK 30 days Fri 8/28/09 Sat 9/26/09 96SS+10 days

98 OTHERS WORK 15 days Mon 9/7/09 Mon 9/21/09 97SS+10 days

2/12 3/1

3/7 3/27

3/17 4/9

3/27 5/1

4/11 5/4

4/21 5/26

5/1 6/5

5/16 6/8

5/26 6/30

6/5 7/10

6/20 7/13

6/30 8/4

7/10 8/14

7/25 8/17

8/4 9/8

8/14 9/18

8/24 9/28

9/3 10/8

5/16 7/9

6/5 7/4

6/10 7/9

6/25 7/14

7/5 8/3

7/15 7/29

6/12 8/5

7/2 7/31

7/7 8/5

7/22 8/10

8/1 8/30

8/11 8/25

7/9 9/1

7/29 8/27

8/3 9/1

8/18 9/6

8/28 9/26

9/7 9/21

M-1 M2 M4 M6 M8 M10 M12 M14 M16 M18 M20 M22 M24Qtr 1, 2009 Qtr 3, 2009 Qtr 1, 2010 Qtr 3, 2010 Qtr 1, 2011

Page 66: Tesis Penjadwalan

51

Gambar 4.1. Linked Bar Chart Pada Proyek Gedung Teaching Hospital (3/4)

ID Task Name Duration Start Finish Predecessors

99 4th Floor 80 days W ed 8/5/09 Fri 10/23/09

100 MASONRY WALL AND WALL FINISHES 55 days Wed 8/5/09 Mon 9/28/09 94SS+7 days

101 DOOR AND WINDOW 30 days Tue 8/25/09 Wed 9/23/09 100SS+20 days

102 CEILING FINISHES 30 days Sun 8/30/09 Mon 9/28/09 101SS+5 days

103 SANITAIRS WORK 20 days Mon 9/14/09 Sat 10/3/09 102SS+15 days

104 PAINTING WORK 30 days Thu 9/24/09 Fri 10/23/09 103SS+10 days

105 OTHERS WORK 20 days Sun 10/4/09 Fri 10/23/09 104SS+10 days

106 5th Floor 80 days Tue 9/1/09 Thu 11/19/09

107 MASONRY WALL AND WALL FINISHES 55 days Tue 9/1/09 Sun 10/25/09 101SS+7 days

108 DOOR AND WINDOW 30 days Mon 9/21/09 Tue 10/20/09 107SS+20 days

109 CEILING FINISHES 30 days Sat 9/26/09 Sun 10/25/09 108SS+5 days

110 SANITAIRS WORK 20 days Sun 10/11/09 Fri 10/30/09 109SS+15 days

111 PAINTING WORK 30 days Wed 10/21/09 Thu 11/19/09 110SS+10 days

112 OTHERS WORK 20 days Sat 10/31/09 Thu 11/19/09 111SS+10 days

113 Roof plan 55 days Mon 10/26/09 Sat 12/19/09

114 MASONRY WALL AND WALL FINISHES 35 days Mon 10/26/09 Sun 11/29/09 107

115 PAINTING WORK 40 days Tue 11/10/09 Sat 12/19/09 114SS+15 days

116 OTHERS WORK 25 days Fri 11/20/09 Mon 12/14/09 115SS+10 days

117 TEACHING HOSPITAL BUILDING C 401 days Sat 3/14/09 Thu 5/6/10

118 STRUCTURE W ORK 288 days Sat 3/14/09 Sat 12/26/09

119 1st Floor 117 days Sat 3/14/09 W ed 7/8/09

120 FOUNDATION 68 days Sat 3/14/09 Wed 5/20/09 54SS+30 days

121 TIE BEAM 68 days Tue 3/24/09 Sat 5/30/09 120SS+10 days

122 COLUMN 48 days Sat 4/18/09 Thu 6/4/09 121SS+25 days

123 BEAM & SLAB 72 days Tue 4/28/09 Wed 7/8/09 122SS+10 days

124 2nd Floor 65 days Fri 6/5/09 Sat 8/8/09

125 COLUMN 45 days Fri 6/5/09 Sun 7/19/09 122

126 GIRDER 45 days Mon 6/15/09 Wed 7/29/09 125SS+10 days

127 BEAM & SLAB 45 days Thu 6/25/09 Sat 8/8/09 126SS+10 days

128 3rd Floor 65 days Mon 7/20/09 Tue 9/22/09

129 COLUMN 45 days Mon 7/20/09 Wed 9/2/09 125

130 GIRDER 45 days Thu 7/30/09 Sat 9/12/09 129SS+10 days

131 BEAM & SLAB 45 days Sun 8/9/09 Tue 9/22/09 130SS+10 days

132 4th Floor 65 days Thu 9/3/09 Fri 11/6/09

133 COLUMN 45 days Thu 9/3/09 Sat 10/17/09 129

134 GIRDER 45 days Sun 9/13/09 Tue 10/27/09 133SS+10 days

135 BEAM & SLAB 45 days Wed 9/23/09 Fri 11/6/09 134SS+10 days

136 Roof plan 55 days Mon 11/2/09 Sat 12/26/09

137 GIRDER 45 days Mon 11/2/09 Wed 12/16/09 135SS+40 days

138 SLAB & BEAM 45 days Thu 11/12/09 Sat 12/26/09 137SS+10 days

139 ARCHITECTURE W ORK 266 days Mon 7/27/09 Thu 5/6/10

140 1st Floor 161 days Mon 7/27/09 Sun 1/3/10

141 MASONRY WALL AND WALL FINISHES 120 days Mon 7/27/09 Mon 11/23/09 129SS+7 days

142 DOOR AND WINDOW 111 days Thu 9/10/09 Tue 12/29/09 141SS+45 days

143 CEILING FINISHES 111 days Tue 9/15/09 Sun 1/3/10 142SS+5 days

144 SANITAIRS WORK 91 days Wed 9/30/09 Tue 12/29/09 143SS+15 days

145 PAINTING WORK 86 days Sat 10/10/09 Sun 1/3/10 144SS+10 days

146 OTHERS WORK 61 days Wed 11/4/09 Sun 1/3/10 145SS+25 days

8/5 9/28

8/25 9/23

8/30 9/28

9/14 10/3

9/24 10/23

10/4 10/23

9/1 10/25

9/21 10/20

9/26 10/25

10/11 10/30

10/21 11/19

10/31 11/19

10/26 11/29

11/10 12/19

11/20 12/14

5/20

3/24 5/30

4/18 6/4

4/28 7/8

6/5 7/19

6/15 7/29

6/25 8/8

7/20 9/2

7/30 9/12

8/9 9/22

9/3 10/17

9/13 10/27

9/23 11/6

11/2 12/16

11/12 12/26

7/27 11/23

9/10 12/29

9/15 1/3

9/30 12/29

10/10 1/3

11/4 1/3

M2 M4 M6 M8 M10 M12 M14 M16 M18 M20 M22 M24 M26Qtr 1, 2009 Qtr 3, 2009 Qtr 1, 2010 Qtr 3, 2010 Qtr 1, 2011

Page 67: Tesis Penjadwalan

52

168 Roof plan 68 days

169 MASONRY WALL AND WALL FINISHES 40 days

170 PAINTING WORK 40 days

171 OTHERS WORK 25 days

172 COMPLETED BUILDING NON STANDART 282 days

173 ELECTRICAL & MECANICAL (NON STANDART) 267 days

174 BUILDING SUPPORT 200 days

175 BUILDING COMPLEMENT 150 days

2/10 3/29

3/12 5/6

4/2 5/6

8/26 6/18

11/1 6/18

1/5 7/9

Gambar 4.1. Linked Bar Chart Pada Proyek Gedung Teaching Hospital (4/4)

Tampilan warna hitam, biru, dan merah pada Linked Bar Chart di atas, memiliki

arti yang berbeda-beda.

Gambar 4.2. Penjelasan Warna Pada Linked Bar Chart Proyek Gedung Teaching Hospital

ID Task Name Duration Start Finish Predecessors

147 2nd Floor 130 days Thu 9/17/09 Sun 1/24/10

148 MASONRY WALL AND WALL FINISHES 121 days Thu 9/17/09 Fri 1/15/10 142SS+7 days

149 DOOR AND WINDOW 80 days Sun 11/1/09 Tue 1/19/10 148SS+45 days

150 CEILING FINISHES 80 days Fri 11/6/09 Sun 1/24/10 149SS+5 days

151 SANITAIRS WORK 60 days Sat 11/21/09 Tue 1/19/10 150SS+15 days

152 PAINTING WORK 55 days Tue 12/1/09 Sun 1/24/10 151SS+10 days

153 OTHERS WORK 30 days Sat 12/26/09 Sun 1/24/10 152SS+25 days

154 3rd Floor 125 days Sun 11/8/09 Tue 3/16/10

155 MASONRY WALL AND WALL FINISHES 120 days Sun 11/8/09 Tue 3/9/10 149SS+7 days

156 DOOR AND WINDOW 80 days Wed 12/23/09 Tue 3/16/10 155SS+45 days

157 CEILING FINISHES 40 days Mon 12/28/09 Fri 2/5/10 156SS+5 days

158 SANITAIRS WORK 25 days Tue 1/12/10 Fri 2/5/10 157SS+15 days

159 PAINTING WORK 45 days Fri 1/22/10 Tue 3/9/10 158SS+10 days

160 OTHERS WORK 20 days Tue 2/16/10 Tue 3/9/10 159SS+25 days

161 4th Floor 107 days W ed 12/30/09 Mon 5/3/10

162 MASONRY WALL AND WALL FINISHES 80 days Wed 12/30/09 Thu 3/25/10 156SS+7 days

163 DOOR AND WINDOW 40 days Fri 2/5/10 Mon 3/22/10 162SS+37 days

164 CEILING FINISHES 40 days Wed 2/10/10 Mon 3/29/10 163SS+5 days

165 SANITAIRS WORK 25 days Thu 2/25/10 Mon 3/29/10 164SS+15 days

166 PAINTING WORK 45 days Tue 3/2/10 Mon 5/3/10 165SS+5 days

167 OTHERS WORK 20 days Tue 4/6/10 Mon 5/3/10 166SS+25 days

168 Roof plan 68 days W ed 2/10/10 Thu 5/6/10

169 MASONRY WALL AND WALL FINISHES 40 days Wed 2/10/10 Mon 3/29/10 163SS+5 days

170 PAINTING WORK 40 days Fri 3/12/10 Thu 5/6/10 169SS+28 days

171 OTHERS WORK 25 days Fri 4/2/10 Thu 5/6/10 170SS+15 days

172 COMPLETED BUILDING NON STANDART 282 days W ed 8/26/09 Fri 7/9/10

173 ELECTRICAL & MECANICAL (NON STANDART) 267 days Wed 8/26/09 Fri 6/18/10 26SS+47 days

174 BUILDING SUPPORT 200 days Sun 11/1/09 Fri 6/18/10 173FF

175 BUILDING COMPLEMENT 150 days Tue 1/5/10 Fri 7/9/10 174FF+15 days

9/17 1/15

11/1 1/19

11/6 1/24

11/21 1/19

12/1 1/24

12/26 1/24

11/8 3/9

12/23 3/16

12/28 2/5

1/12 2/5

1/22 3/9

2/16 3/9

12/30 3/25

2/5 3/22

2/10 3/29

2/25 3/29

3/2 5/3

4/6 5/3

2/10 3/29

3/12 5/6

4/2 5/6

8/26 6/18

11/1 6/18

1/5 7/9

M6 M8 M10 M12 M14 M16 M18 M20 M22 M24 M26 M28 M30Qtr 3, 2009 Qtr 1, 2010 Qtr 3, 2010 Qtr 1, 2011 Qtr 3, 2011

Page 68: Tesis Penjadwalan

53

168 Roof plan 68 days

169 MASONRY WALL AND WALL FINISHES 40 days

170 PAINTING WORK 40 days

171 OTHERS WORK 25 days

172 COMPLETED BUILDING NON STANDART 282 days

173 ELECTRICAL & MECANICAL (NON STANDART) 267 days

174 BUILDING SUPPORT 200 days

175 BUILDING COMPLEMENT 150 days

2/10 3/29

3/12 5/6

4/2 5/6

8/26 6/18

11/1 6/18

1/5 7/9

Untuk warna hitam adalah merupakan heading dari kumpulan item kegiatan di bawahnya.

Misalnya Roof Plan adalah merupakan heading dari kegiatan Masonry Wall and Wall

Finished, Painting Work, dan Others Work. Sedangkan Completed Building Non Standart

adalah merupakan heading dari kegiatan Electrical & Mecanical, Building Support, dan

Building Complement.

Gambar 4.2. Penjelasan Warna Pada Linked Bar Chart Proyek Gedung Teaching Hospital

Sedangkan warna merah menandakan suatu kegiatan yang berada di lintasan kritis (Critical

Path) yang berarti tidak boleh terjadi penundaan pada item kegiatan tersebut atau dengan

kata lain kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang menjadi prioritas. Adapun warna biru

memiliki arti bahwa kegiatan tersebut tidak berada dalam lintasan kritis sehingga bisa

dipindahkan waktunya dan tidak membahayakan waktu penyelesaian proyek secara

keseluruhan.

4.1.1.2. Data Metode Perencanaan dan Penjadwalan untuk Proyek Gedung RSUD

Kota Pekalongan

Pembangunan proyek gedung RSUD Kota Pekalongan ini dikerjakan oleh PT.

Pembangunan Perumahan (PP) dengan nilai kontrak sebesar Rp. 54.998.200.000,00. durasi

dari pekerjaan ini adalah 18 bulan kalender yang dimulai pada tahun 2007 sampai dengan

tahun 2009. Bangunan ini terdiri dari 4 lantai dan 1 lantai basement. Lingkup pekerjaan

dari proyek ini meliputi, pekerjaan struktur yang terdiri dari pekerjaan struktur bawah dan

struktur atas, kemudian pekerjaan arsitektur, pekerjaan non standar, serta pekerjaan

mekanikal dan elektrikal. Adapun data yang didapatkan adalah berupa metode Bar Chart,

untuk menyederhanakan tampilan dalam penyajian data, dari data yang didapat tersebut

kemudian dibuat ke dalam format MS Project. Untuk lebih jelasnya jadwal kegiatan pada

proyek gedung RSUD Kota Pekalongan dapat dilihat pada gambar 4.3 di bawah ini :

Page 69: Tesis Penjadwalan

54

Gambar 4.3. Bar Chart Pada Proyek Gedung RSUD Kota Pekalongan

ID Task Name Duration Start

1 PEMBANGUNAN RSUD KOTA PEKALONGAN 504 days? Sat 10/20/07

2

3 PEKERJAAN STRUKTUR 287 days? Sat 10/27/07

4 Pekerjaan Sub Struktur 287 days? Sat 10/27/07

5 Pekerjaan Tanah 35 days? Sat 1/5/08

6 Pekerjaan Pemancangan 70 days? Sat 10/27/07

7 Pekerjaan Pilecap, Sloof & Plat 49 days? Sat 1/12/08

8 Pekerjaan Lain-lain 147 days? Sat 3/15/08

9 Struktur Basement 49 days? Sat 1/19/08

10 Pekerjaan Kolom 49 days? Sat 1/19/08

11 Struktur Lantai 1 63 days? Sat 1/26/08

12 Pekerjaan Balok dan Plat 49 days? Sat 1/26/08

13 Pekerjaan Kolom 49 days? Sat 2/9/08

14 Struktur Lantai 2 63 days? Sat 2/9/08

15 Pekerjaan Balok dan Plat 49 days? Sat 2/9/08

16 Pekerjaan Kolom 49 days? Sat 2/23/08

17 Struktur Lantai 3 63 days? Sat 2/23/08

18 Pekerjaan Balok dan Plat 49 days? Sat 2/23/08

19 Pekerjaan Kolom 49 days? Sat 3/8/08

20 Struktur Lantai 4 63 days? Sat 3/8/08

21 Pekerjaan Balok dan Plat 49 days? Sat 3/8/08

22 Pekerjaan Kolom 49 days? Sat 3/22/08

23 Struktur Lantai Atap 35 days? Sat 4/5/08

24 Pekerjaan Ring Balk 35 days? Sat 4/5/08

25

26 PEKERJAAN ARSITEKTUR 462 days? Sat 10/20/07

27 Pekerjaan Tanah 105 days? Sat 10/20/07

28 Pekerjaan Pasangan dan Plesteran 217 days? Sat 4/26/08

29 Pekerjaan Kusen Pintu dan Jendela 189 days? Sat 7/19/08

30 Pekerjaan Pelapis Lantai dan Dinding 203 days? Sat 6/7/08

31 Pekerjaan Plafond 189 days? Sat 7/19/08

32 Pekerjaan Atap dan Penutup Atap 91 days? Sat 5/10/08

33 Pekerjaan Pengecatan 133 days? Sat 8/16/08

34 Pekerjaan Pengunci dan Kaca 140 days? Sat 8/16/08

35 Pekerjaan Lain-lain 147 days? Sat 8/9/08

36

37 PEKERJAAN NON STANDAR 108 days? Mon 8/11/08

38

39 PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL 294 days? Sat 5/17/08

40 Pekerjaan Plumbing 259 days? Sat 5/17/08

41 Pekerjaan Hydrant 259 days? Sat 5/17/08

42 Pekerjaan Tata Udara 259 days? Sat 5/17/08

43 Pekerjaan Elektrikal 259 days? Sat 5/17/08

44 Pekerjaan Penangkal Petir 49 days? Sat 1/24/09

45 Pekerjaan Telepon 259 days? Sat 5/17/08

46 Pekerjaan Tata Suara 259 days? Sat 5/17/08

47 Pekerjaan Instalasi Data 259 days? Sat 5/17/08

48 Pekerjaan MATV 259 days? Sat 5/17/08

49 Pekerjaan Nurse Call 259 days? Sat 5/17/08

50 Pekerjaan Fire Alarm 259 days? Sat 5/17/08

51 Pekerjaan Gas Medik 259 days? Sat 5/17/08

52 Pekerjaan Generator Set 63 days? Sat 1/3/09

53 Pekerjaan Penyambungan 49 days? Sat 1/24/09

O N D J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A SHalf 2, 2007 Half 1, 2008 Half 2, 2008 Half 1, 2009 Half 2, 2009 Half 1, 2010 Half 2, 2010

Page 70: Tesis Penjadwalan

55

Dari data Bar Chart di atas terdapat dua warna yang berbeda yaitu warna hitam dan

biru, dan suatu item kegiatan yang tertunda pelaksanaannya atau tidak dikerjakan secara

langsung. Lihat ilustrasi di bawah ini:

Gambar 4.4. Penjelasan Warna Pada Bar Chart Proyek Gedung RSUD Kota Pekalongan

Untuk warna hitam adalah merupakan heading dari kumpulan item kegiatan di bawahnya.

Sedangkan warna biru adalah merupakan kumpulan sub heading dari item kegiatan di

atasnya. Adapun bagan balok yang ditunjukkan dalam lingkaran hitam adalah item

kegiatan yang tertunda pelaksanaannya. Item kegiatan tersebut adalah Pekerjaan Non

Standar yang pada pertengahan pelaksanannya terjadi interupsi atau jeda waktu kemudian

baru dilanjutkan kemudian. Dalam perspektif perencanaan dan penjadwalan proyek item

kegiatan tersebut merupakan kegiatan splitable, yaitu sebuah kegiatan yang dapat atau

harus dihentikan untuk sementara pada suatu saat dan kemudian dilanjutkan kembali

beberapa saat kemudian.

4.1.1.3. Data Metode Perencanaan dan Penjadwalan untuk Proyek Gedung Seasons

City ( Mall dan Apartment )

Proyek gedung Seasons City terletak di kawasan Jakarta Barat. Nilai kontrak dari

pekerjaan ini sebesar Rp. 577.082.000.000,00 dengan durasi 39 bulan kalender yang

dimulai pada tahun 2006 sampai dengan tahun 2009. Proyek ini dikerjakan oleh PT. Adhi

Karya (Persero) Tbk. Bangunan ini terdiri dari Basement, Mall dan Parkir, Fasilitas

Apartment, dan 3 buah Tower Apartment dengan jumlah lantai 35 lantai. Proyek ini berada

di areal 5,5 Ha dengan luas bangunan 385.398,77 m2, dan tinggi bangunan 134,2 m.

Lingkup pekerjaan proyek ini secara keseluruhan adalah : pekerjaan persiapan dan site

management, pekerjaan dewatering, pekerjaan tanah dan potong tiang pancang, pekerjaan

struktur, pekerjaan arsitektur, pekerjaan landscape, pekerjaan mekanikal dan elektrikal,

25

26 PEKERJAAN ARSITEKTUR 462 days? Sat 10/20/07

27 Pekerjaan Tanah 105 days? Sat 10/20/07

28 Pekerjaan Pasangan dan Plesteran 217 days? Sat 4/26/08

29 Pekerjaan Kusen Pintu dan Jendela 189 days? Sat 7/19/08

30 Pekerjaan Pelapis Lantai dan Dinding 203 days? Sat 6/7/08

31 Pekerjaan Plafond 189 days? Sat 7/19/08

32 Pekerjaan Atap dan Penutup Atap 91 days? Sat 5/10/08

33 Pekerjaan Pengecatan 133 days? Sat 8/16/08

34 Pekerjaan Pengunci dan Kaca 140 days? Sat 8/16/08

35 Pekerjaan Lain-lain 147 days? Sat 8/9/08

36

37 PEKERJAAN NON STANDAR 108 days? Mon 8/11/08

38

Page 71: Tesis Penjadwalan

56

pekerjaan sanitasi. Adapun data yang didapatkan adalah berupa metode Bar Chart, untuk

menyederhanakan tampilan dalam penyajian data, dari data yang didapat tersebut

kemudian dibuat ke dalam format MS Project. Untuk warna hitam adalah merupakan

heading dari kumpulan item kegiatan di bawahnya. Sedangkan warna biru adalah

merupakan kumpulan sub heading dari item kegiatan di atasnya. Adapun bagan balok yang

yang terputus adalah merupakan kegiatan splitable. Untuk lebih jelasnya jadwal kegiatan

pada proyek gedung Seasons City ( Mall dan Apartment ) dapat dilihat pada gambar 4.5 di

bawah ini :

Page 72: Tesis Penjadwalan

57

Gambar 4.5. Bar Chart Pada Proyek Gedung Seasons City (1/3)

ID Task Name Duration Start Finish

1 PROYEK MALL DAN APARTMENT 1167 days? Fri 10/13/06 Thu 12/31/09

2 PEKERJAAN PERSIAPAN & SITE MANAGEMENT 1167 days? Fri 10/13/06 Thu 12/31/09

3 PEKERJAAN TANAH DAN POTONG TIANG PANCANG 255 days? Fri 10/13/06 Sun 11/25/07

4 PEKERJAAN STRUKTUR 518 days? Mon 10/30/06 Sun 3/30/08

5 Basement 427 days? Mon 10/30/06 Sun 12/30/07

6 Lantai LG dan Ice Storage 301 days? Mon 10/30/06 Sun 12/30/07

7 Lantai Mezzanine dan Parkir Motor 2 182 days? Mon 1/29/07 Sun 7/29/07

8 Lantai GF-1 dan Parkir Motor 1 182 days? Mon 2/26/07 Sun 8/26/07

9 Podium 399 days? Mon 2/26/07 Sun 3/30/08

10 Lantai GF-2 182 days? Mon 2/26/07 Sun 8/26/07

11 Lantai UG dan P-UG 182 days? Mon 5/28/07 Sun 11/25/07

12 Lantai 01 dan P-01A 189 days? Mon 6/25/07 Sun 12/30/07

13 Lantai P-01B 91 days? Mon 8/27/07 Sun 11/25/07

14 Lantai 02 dan P-02 189 days? Mon 6/25/07 Sun 12/30/07

15 Lantai 03 dan P-03A 182 days? Mon 7/30/07 Sun 1/27/08

16 Lantai P-03B 63 days? Mon 10/29/07 Sun 12/30/07

17 Lantai P-04 210 days? Mon 7/30/07 Sun 2/24/08

18 Lantai P-05 182 days? Mon 8/27/07 Sun 2/24/08

19 Lantai P-06 217 days? Mon 8/27/07 Sun 3/30/08

20 Lantai P-06A 217 days? Mon 8/27/07 Sun 3/30/08

21 Lantai P-07 182 days? Mon 10/1/07 Sun 3/30/08

22 STRUKTUR BAJA CANOPY 119 days? Mon 12/31/07 Sun 4/27/08

23 Tower A-Apartment 182 days? Mon 12/31/07 Sun 6/29/08

24 Lantai 08 28 days? Mon 12/31/07 Sun 1/27/08

25 Lantai 08A 28 days? Mon 12/31/07 Sun 1/27/08

26 Lantai 09 56 days? Mon 12/31/07 Sun 2/24/08

27 Lantai 10 28 days? Mon 1/28/08 Sun 2/24/08

28 Lantai 11 28 days? Mon 1/28/08 Sun 2/24/08

29 Lantai 12 28 days? Mon 1/28/08 Sun 2/24/08

30 Lantai 15 63 days? Mon 1/28/08 Sun 3/30/08

31 Lantai 16 63 days? Mon 1/28/08 Sun 3/30/08

32 Lantai 17 35 days? Mon 2/25/08 Sun 3/30/08

33 Lantai 18 35 days? Mon 2/25/08 Sun 3/30/08

34 Lantai 19 35 days? Mon 2/25/08 Sun 3/30/08

35 Lantai 20 63 days? Mon 2/25/08 Sun 4/27/08

36 Lantai 21 63 days? Mon 2/25/08 Sun 4/27/08

37 Lantai 23 28 days? Mon 3/31/08 Sun 4/27/08

38 Lantai 25 28 days? Mon 3/31/08 Sun 4/27/08

39 Lantai 26 28 days? Mon 3/31/08 Sun 4/27/08

40 Lantai 27 56 days? Mon 3/31/08 Sun 5/25/08

41 Lantai 28 56 days? Mon 3/31/08 Sun 5/25/08

42 Lantai 29 28 days? Mon 4/28/08 Sun 5/25/08

43 Lantai 30 28 days? Mon 4/28/08 Sun 5/25/08

44 Lantai 31 63 days? Mon 4/28/08 Sun 6/29/08

45 Lantai 32 63 days? Mon 4/28/08 Sun 6/29/08

46 Lantai 33 35 days? Mon 5/26/08 Sun 6/29/08

47 Lantai 35 35 days? Mon 5/26/08 Sun 6/29/08

48 Lantai Ruang Mesin 35 days? Mon 5/26/08 Sun 6/29/08

49 Lantai Atap 35 days? Mon 5/26/08 Sun 6/29/08

O N D J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S O N DHalf 2, 2006 Half 1, 2007 Half 2, 2007 Half 1, 2008 Half 2, 2008 Half 1, 2009 Half 2, 2009

Page 73: Tesis Penjadwalan

58

Gambar 4.5. Bar Chart Pada Proyek Gedung Seasons City ( 2/3)

ID Task Name Duration Start Finish

50 Tower B-Apartment 182 days? Mon 1/28/08 Sun 7/27/08

51 Lantai 08 28 days? Mon 1/28/08 Sun 2/24/08

52 Lantai 08A 28 days? Mon 1/28/08 Sun 2/24/08

53 Lantai 09 63 days? Mon 1/28/08 Sun 3/30/08

54 Lantai 10 35 days? Mon 2/25/08 Sun 3/30/08

55 Lantai 11 35 days? Mon 2/25/08 Sun 3/30/08

56 Lantai 12 35 days? Mon 2/25/08 Sun 3/30/08

57 Lantai 15 35 days? Mon 2/25/08 Sun 3/30/08

58 Lantai 16 63 days? Mon 2/25/08 Sun 4/27/08

59 Lantai 17 63 days? Mon 2/25/08 Sun 4/27/08

60 Lantai 18 28 days? Mon 3/31/08 Sun 4/27/08

61 Lantai 19 28 days? Mon 3/31/08 Sun 4/27/08

62 Lantai 20 56 days? Mon 3/31/08 Sun 5/25/08

63 Lantai 21 56 days? Mon 3/31/08 Sun 5/25/08

64 Lantai 23 28 days? Mon 4/28/08 Sun 5/25/08

65 Lantai 25 28 days? Mon 4/28/08 Sun 5/25/08

66 Lantai 26 28 days? Mon 4/28/08 Sun 5/25/08

67 Lantai 27 63 days? Mon 4/28/08 Sun 6/29/08

68 Lantai 28 63 days? Mon 4/28/08 Sun 6/29/08

69 Lantai 29 35 days? Mon 5/26/08 Sun 6/29/08

70 Lantai 30 35 days? Mon 5/26/08 Sun 6/29/08

71 Lantai 31 35 days? Mon 5/26/08 Sun 6/29/08

72 Lantai 32 63 days? Mon 5/26/08 Sun 7/27/08

73 Lantai 33 28 days? Mon 6/30/08 Sun 7/27/08

74 Lantai 35 28 days? Mon 6/30/08 Sun 7/27/08

75 Lantai Ruang Mesin 28 days? Mon 6/30/08 Sun 7/27/08

76 Lantai Atap 28 days? Mon 6/30/08 Sun 7/27/08

77 Tower C-Apartment 217 days? Mon 2/25/08 Sun 9/28/08

78 Lantai 08 35 days? Mon 2/25/08 Sun 3/30/08

79 Lantai 08A 35 days? Mon 2/25/08 Sun 3/30/08

80 Lantai 09 63 days? Mon 2/25/08 Sun 4/27/08

81 Lantai 10 28 days? Mon 3/31/08 Sun 4/27/08

82 Lantai 11 28 days? Mon 3/31/08 Sun 4/27/08

83 Lantai 12 28 days? Mon 3/31/08 Sun 4/27/08

84 Lantai 15 56 days? Mon 3/31/08 Sun 5/25/08

85 Lantai 16 56 days? Mon 3/31/08 Sun 5/25/08

86 Lantai 17 29 days? Sun 4/27/08 Sun 5/25/08

87 Lantai 18 29 days? Sun 4/27/08 Sun 5/25/08

88 Lantai 19 64 days? Sun 4/27/08 Sun 6/29/08

89 Lantai 20 64 days? Sun 4/27/08 Sun 6/29/08

90 Lantai 21 35 days? Mon 5/26/08 Sun 6/29/08

91 Lantai 23 35 days? Mon 5/26/08 Sun 6/29/08

92 Lantai 25 35 days? Mon 5/26/08 Sun 6/29/08

93 Lantai 26 35 days? Mon 5/26/08 Sun 6/29/08

94 Lantai 27 63 days? Mon 5/26/08 Sun 7/27/08

95 Lantai 28 63 days? Mon 5/26/08 Sun 7/27/08

96 Lantai 29 28 days? Mon 6/30/08 Sun 7/27/08

97 Lantai 30 28 days? Mon 6/30/08 Sun 7/27/08

98 Lantai 31 56 days? Mon 6/30/08 Sun 8/24/08

99 Lantai 32 56 days? Mon 6/30/08 Sun 8/24/08

100 Lantai 33 28 days? Mon 7/28/08 Sun 8/24/08

101 Lantai 35 28 days? Mon 7/28/08 Sun 8/24/08

102 Lantai Ruang Mesin 28 days? Mon 7/28/08 Sun 8/24/08

103 Lantai Atap 35 days? Mon 8/25/08 Sun 9/28/08

J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S O N D J F MHalf 1, 2008 Half 2, 2008 Half 1, 2009 Half 2, 2009 Half 1, 2010 Half 2, 2010 Half 1, 2011

Page 74: Tesis Penjadwalan

59

Gambar 4.5. Bar Chart Pada Proyek Gedung Seasons City (3/3)

ID Task Name Duration Start Finish

104 PEKERJAAN ARSITEKTUR 1059 days? Mon 1/29/07 Thu 12/31/09

105 Pekerjaan Dinding 726 days? Mon 8/27/07 Sun 8/30/09

106 Area Mall dan Parkir 273 days? Mon 8/27/07 Sun 5/25/08

107 Fasilitas Apartment (Lantai 7) 161 days? Mon 5/26/08 Sun 11/2/08

108 Tower A 280 days? Mon 1/28/08 Sun 11/2/08

109 Tower B 264 days? Mon 7/28/08 Sun 4/26/09

110 Tower C 236 days? Mon 12/29/08 Sun 8/30/09

111 Pekerjaan Fasade 217 days? Mon 5/26/08 Sun 12/28/08

112 Tower A 161 days? Mon 5/26/08 Sun 11/2/08

113 Tower B 154 days Mon 6/30/08 Sun 11/30/08

114 Tower C 154 days? Mon 7/28/08 Sun 12/28/08

115 Pekerjaan Railling dan Lain-lain 789 days? Mon 8/27/07 Sun 11/1/09

116 Area Mall dan Parkir 273 days? Mon 8/27/07 Sun 5/25/08

117 Fasilitas Apartment (Lantai 7) 182 days? Mon 6/30/08 Sun 12/28/08

118 Tower A 273 days? Mon 3/31/08 Sun 12/28/08

119 Tower B 264 days? Mon 9/29/08 Sun 6/28/09

120 Tower C 273 days? Mon 2/2/09 Sun 11/1/09

121 Pekerjaan Plafond 754 days? Mon 10/1/07 Sun 11/1/09

122 Area Mall dan Parkir 210 days? Mon 10/1/07 Sun 4/27/08

123 Fasilitas Apartment (Lantai 7) 154 days? Mon 6/30/08 Sun 11/30/08

124 Tower A 280 days? Mon 2/25/08 Sun 11/30/08

125 Tower B 271 days? Mon 8/25/08 Sun 5/31/09

126 Tower C 299 days? Mon 12/29/08 Sun 11/1/09

127 Pekerjaan Lantai 754 days? Mon 10/29/07 Sun 11/29/09

128 Area Mall dan Parkir 210 days? Mon 10/29/07 Sun 5/25/08

129 Fasilitas Apartment (Lantai 7) 182 days? Mon 6/30/08 Sun 12/28/08

130 Tower A 273 days? Mon 3/31/08 Sun 12/28/08

131 Tower B 264 days? Mon 9/29/08 Sun 6/28/09

132 Tower C 301 days? Mon 2/2/09 Sun 11/29/09

133 Pekerjaan Pintu dan Jendela 786 days? Mon 10/29/07 Thu 12/31/09

134 Area Mall dan Parkir 210 days? Mon 10/29/07 Sun 5/25/08

135 Fasilitas Apartment (Lantai 7) 154 days? Mon 7/28/08 Sun 12/28/08

136 Tower A 273 days? Mon 3/31/08 Sun 12/28/08

137 Tower B 264 days? Mon 9/29/08 Sun 6/28/09

138 Tower C 305 days? Mon 3/2/09 Thu 12/31/09

139 Pekerjaan Sanitair 758 days? Mon 11/26/07 Thu 12/31/09

140 Area Mall dan Parkir 217 days? Mon 11/26/07 Sun 6/29/08

141 Fasilitas Apartment (Lantai 7) 180 days? Mon 7/28/08 Sun 2/1/09

142 Tower A 299 days? Mon 3/31/08 Sun 2/1/09

143 Tower B 230 days? Sun 11/30/08 Sun 7/26/09

144 Tower C 277 days? Mon 3/30/09 Thu 12/31/09

145 Pekerjaan Curtain W all dan Shop Front-Podium 273 days? Mon 8/27/07 Sun 5/25/08

146 PEKERJAAN LUAR 418 days? Mon 12/31/07 Sun 3/1/09

147 PEKERJAAN LANDSCAPE LANTAI 7 181 days? Sun 8/24/08 Sun 3/1/09

148 PEKERJAAN PERTAMANAN 147 days? Mon 1/29/07 Sun 6/24/07

149 PEKERJAAN FINISHING CANOPY 119 days? Mon 12/31/07 Sun 4/27/08

J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S O N D J F MHalf 1, 2007 Half 2, 2007 Half 1, 2008 Half 2, 2008 Half 1, 2009 Half 2, 2009 Half 1, 2010

Page 75: Tesis Penjadwalan

60

4.1.1.4. Data Metode Perencanaan dan Penjadwalan untuk Proyek Gedung Mangga

Dua Hotel dan Residence

Proyek Mangga Dua Hotel dan Residence ini berlokasi di Jl. Mangga Dua Abdad,

Jakarta. Kontraktor utama dari proyek ini adalah PT. INDAPORA dan PT. NINDYA

KARYA. Proyek ini mempunyai nilai kontrak sebesar Rp. 52.500.000.000,00. dengan

durasi 14 bulan kalender yang dimulai pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2008. Proyek

Mangga Dua Hotel dan Residence ini terdiri dari 28 lantai dan 2 buah basement dengan

luas lantai sekitar 39.00 m2 dan tinggi bangunan sekitar 127,7 m. Bangunan ini

diperuntukkan untuk hotel, apartmen, parkir, dan fasilitas pendukung lainnya. Adapun

item pekerjaan dari proyek ini terdiri dari 3 item pekerjaan utama, yaitu : pekerjaan

persiapan, prasarana dan penunjang, kemudian pekerjaan struktur, dan terakhir pekerjaan

general finishing. Adapun data yang didapatkan adalah berupa metode Bar Chart, untuk

menyederhanakan tampilan dalam penyajian data, dari data yang didapat tersebut

kemudian dibuat ke dalam format MS Project. Untuk warna hitam adalah merupakan

heading dari kumpulan item kegiatan di bawahnya. Sedangkan warna biru adalah

merupakan kumpulan sub heading dari item kegiatan di atasnya. Adapun bagan balok yang

yang terputus adalah merupakan kegiatan splitable. Untuk jadwal kegiatan pada proyek

gedung Mangga Dua Hotel dan Residence dapat dilihat pada gambar 4.6 di bawah ini:

Page 76: Tesis Penjadwalan

61

Gambar 4.6. Bar Chart Pada Proyek Gedung Mangga Dua Hotel dan Residence (1/2)

ID Task Name Duration Start Finish

1 PROYEK MANGGA DUA HOTEL DAN RESIDENCE 385 days? Tue 12/12/06 W ed 1/16/08

2 PEKERJAAN PERSIAPAN, PRASARANA DAN PENUNJANG 385 days? Tue 12/12/06 Wed 1/16/08

3 PEKERJAAN STRUKTUR 322 days? W ed 1/3/07 Thu 12/6/07

4 LANTAI BASEMENT 59 days Wed 1/3/07 Sun 5/20/07

5 LANTAI SEMI BASEMENT 64 days Wed 1/17/07 Sun 5/20/07

6 LANTAI DASAR 45 days Tue 2/13/07 Thu 5/24/07

7 LANTAI 1 36 days Sat 2/24/07 Sun 5/6/07

8 LANTAI 1A 40 days Wed 2/28/07 Thu 4/26/07

9 LANTAI 2 38 days Sat 3/3/07 Wed 4/25/07

10 LANTAI 2A 26 days Thu 3/8/07 Sun 4/29/07

11 LANTAI 3 26 days Sat 3/10/07 Tue 5/1/07

12 LANTAI 3A 28 days Tue 3/13/07 Thu 5/3/07

13 LANTAI 4 30 days Thu 3/15/07 Sun 5/6/07

14 LANTAI 4A 21 days Fri 3/23/07 Wed 5/9/07

15 LANTAI 5 17 days Mon 3/26/07 Fri 5/11/07

16 LANTAI 5A 16 days Thu 3/29/07 Wed 5/16/07

17 LANTAI 6 (PODIUM) 15 days Thu 5/10/07 Thu 5/24/07

18 LANTAI MEZZANINE 16 days Thu 5/17/07 Fri 6/1/07

19 LANTAI 7 15 days Sat 5/26/07 Sat 6/9/07

20 LANTAI 8 11 days Mon 6/4/07 Thu 6/14/07

21 LANTAI 9 12 days Fri 6/8/07 Tue 6/19/07

22 LANTAI 10 11 days Sun 6/17/07 Wed 6/27/07

23 LANTAI 11 11 days Thu 6/21/07 Sun 7/1/07

24 LANTAI 12 10 days Thu 6/28/07 Sat 7/7/07

25 LANTAI 13 11 days Mon 7/2/07 Thu 7/12/07

26 LANTAI 14 11 days Mon 7/9/07 Thu 7/19/07

27 LANTAI 15 11 days Sat 7/14/07 Tue 7/24/07

28 LANTAI 16 11 days Fri 7/20/07 Mon 7/30/07

29 LANTAI 17 12 days Wed 7/25/07 Sun 8/5/07

30 LANTAI 18 11 days Wed 8/1/07 Sat 8/11/07

31 LANTAI 19 11 days Tue 8/7/07 Fri 8/17/07

32 LANTAI 20 11 days Mon 8/13/07 Thu 8/23/07

33 LANTAI 21 11 days Sun 8/19/07 Wed 8/29/07

34 LANTAI 22 12 days Fri 8/24/07 Tue 9/4/07

35 LANTAI 23 11 days Wed 8/29/07 Sat 9/8/07

36 LANTAI 24 11 days Wed 9/5/07 Sat 9/15/07

37 LANTAI 25 11 days Tue 9/11/07 Fri 9/21/07

38 LANTAI 26 11 days Mon 9/17/07 Thu 9/27/07

39 LANTAI 27 11 days Mon 9/24/07 Thu 10/4/07

40 LANTAI 28 11 days Sat 9/29/07 Tue 10/23/07

41 LANTAI DAK ATAP 11 days Mon 10/22/07 Thu 11/1/07

42 LANTAI LOWER PENTHOUSE 11 days Sat 10/27/07 Tue 11/6/07

43 LANTAI UPPER PENTHOUSE 11 days Sat 11/3/07 Tue 11/13/07

44 LANTAI RUANG MESIN LIFT 11 days Thu 11/8/07 Sun 11/18/07

45 ATAP PENTHOUSE 11 days Wed 11/14/07 Sat 11/24/07

46 ATAP TANK 11 days Tue 11/20/07 Fri 11/30/07

47 ATAP MENARA 6 days Thu 11/29/07 Thu 12/6/07

48 PEKERJAAN BLOCK OUT 317 days? Mon 1/8/07 Thu 12/6/07

Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul AugQtr 1, 2007 Qtr 2, 2007 Qtr 3, 2007 Qtr 4, 2007 Qtr 1, 2008 Qtr 2, 2008 Qtr 3, 2008

Page 77: Tesis Penjadwalan

62

Gambar 4.6. Bar Chart Pada Proyek Gedung Mangga Dua Hotel dan Residence (2/2)

ID Task Name Duration Start Finish

49 PEKERJAAN GENERAL FINISHING 245 days? Mon 4/30/07 Tue 1/15/08

50 LANTAI BASEMENT 21 days Mon 4/30/07 Sun 5/20/07

51 LANTAI SEMI BASEMENT 21 days Sat 5/5/07 Fri 5/25/07

52 LANTAI DASAR 21 days Sat 5/12/07 Fri 6/1/07

53 LANTAI 1 21 days Thu 5/17/07 Wed 6/6/07

54 LANTAI 1A 21 days Tue 5/22/07 Mon 6/11/07

55 LANTAI 2 21 days Tue 5/29/07 Mon 6/18/07

56 LANTAI 2A 21 days Tue 6/5/07 Mon 6/25/07

57 LANTAI 3 21 days Mon 6/11/07 Sun 7/1/07

58 LANTAI 3A 21 days Sat 6/16/07 Fri 7/6/07

59 LANTAI 4 21 days Fri 6/22/07 Thu 7/12/07

60 LANTAI 4A 21 days Fri 6/29/07 Thu 7/19/07

61 LANTAI 5 21 days Wed 7/4/07 Tue 7/24/07

62 LANTAI 5A 21 days Tue 7/10/07 Mon 7/30/07

63 LANTAI 6 (PODIUM) 21 days Tue 7/17/07 Mon 8/6/07

64 LANTAI MEZZANINE 21 days Mon 7/23/07 Sun 8/12/07

65 LANTAI 7 21 days Sat 7/28/07 Fri 8/17/07

66 LANTAI 8 21 days Sat 8/4/07 Fri 8/24/07

67 LANTAI 9 21 days Thu 8/9/07 Wed 8/29/07

68 LANTAI 10 21 days Wed 8/15/07 Tue 9/4/07

69 LANTAI 11 21 days Tue 8/21/07 Mon 9/10/07

70 LANTAI 12 21 days Tue 8/28/07 Mon 9/17/07

71 LANTAI 13 21 days Mon 9/3/07 Sun 9/23/07

72 LANTAI 14 21 days Sat 9/8/07 Fri 9/28/07

73 LANTAI 15 21 days Fri 9/14/07 Thu 10/4/07

74 LANTAI 16 21 days Thu 9/20/07 Wed 10/24/07

75 LANTAI 17 21 days Wed 9/26/07 Tue 10/30/07

76 LANTAI 18 21 days Tue 10/2/07 Mon 11/5/07

77 LANTAI 19 21 days Mon 10/22/07 Sun 11/11/07

78 LANTAI 20 21 days Fri 10/26/07 Thu 11/15/07

79 LANTAI 21 21 days Tue 10/30/07 Mon 11/19/07

80 LANTAI 22 21 days Mon 11/5/07 Sun 11/25/07

81 LANTAI 23 21 days Sat 11/10/07 Fri 11/30/07

82 LANTAI 24 21 days Wed 11/14/07 Thu 12/6/07

83 LANTAI 25 21 days Wed 11/21/07 Thu 12/13/07

84 LANTAI 26 21 days Tue 11/27/07 Wed 12/19/07

85 LANTAI 27 21 days Tue 12/4/07 Mon 12/24/07

86 LANTAI 28 21 days Tue 12/11/07 Mon 12/31/07

87 LANTAI LOWER PENTHOUSE 21 days Mon 12/17/07 Sun 1/6/08

88 LANTAI UPPER PENTHOUSE 20 days? Sun 12/23/07 Fri 1/11/08

89 LANTAI ROOF TANK 20 days? Thu 12/27/07 Tue 1/15/08

90 PROVISIONAL SUMS 371 days? Tue 12/26/06 Wed 1/16/08

Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul AugQtr 1, 2007 Qtr 2, 2007 Qtr 3, 2007 Qtr 4, 2007 Qtr 1, 2008 Qtr 2, 2008 Qtr 3, 2008

Page 78: Tesis Penjadwalan

63

4.1.1.5. Data Metode Perencanaan dan Penjadwalan untuk Proyek Gedung The

Lavande Apartment

Proyek Pembangunan The Lavande Apartment dimulai pada Maret 2008 sampai

dengan Oktober 2009, dengan durasi 18 bulan kalender dan nilai kontrak sebesar Rp.

130.000.000.000,00. Proyek ini terdiri dari 35 lantai yang terletak di Jalan Prof. Dr.

Soepomo Jakarta Selatan dan dibangun di atas areal 1,5 Ha dengan kontraktor pelaksana

PT. Pulauintan Baja Perkasa Konstruksi.

Lingkup pekerjaan proyek ini, antara lain : pekerjaan persiapan, pekerjaan struktur

yang terdiri dari pekerjaan struktur bawah dan pekerjaan struktur atas, kemudian pekerjaan

finishing yang meliputi pekerjaan arsitektur, pekerjaan sanitasi, serta pekerjaan mekanikal

dan elektrikal. Adapun data yang didapatkan adalah berupa metode Bar Chart, untuk

menyederhanakan tampilan dalam penyajian data, dari data yang didapat tersebut

kemudian dibuat ke dalam format MS Project. Untuk warna hitam adalah merupakan

heading dari kumpulan item kegiatan di bawahnya. Sedangkan warna biru adalah

merupakan kumpulan sub heading dari item kegiatan di atasnya. Adapun bagan balok yang

yang terputus adalah merupakan kegiatan splitable. Untuk jadwal kegiatan pada proyek

gedung The Lavande Apartment dapat dilihat pada gambar 4.7 di bawah ini :

Page 79: Tesis Penjadwalan

64

Gambar 4.7. Bar Chart Pada Proyek Gedung The Lavande Apartment (1/3)

ID Task Name Duration Start Finish

1 PROYEK THE LAVANDE APARTMENT 555 days? Sun 2/24/08 Mon 8/31/09

2 PEKERJAAN PERSIAPAN 555 days? Sun 2/24/08 Mon 8/31/09

3 PEKERJAAN STRUKTUR 525 days? Sun 3/9/08 Sat 8/15/09

4 PEKERJAAN STRUKTUR BAW AH 248 days? Sun 3/9/08 Sat 3/21/09

5 PEKERJAAN STRUKTUR ATAS 350 days? Sun 4/27/08 Sat 4/11/09

6 Lantai Lower Ground 147 days? Sun 4/27/08 Sat 4/11/09

7 Lantai Ground 133 days? Sun 5/11/08 Sat 4/11/09

8 Lantai 1 42 days? Sun 5/18/08 Sat 8/9/08

9 Lantai 2 42 days? Sun 5/25/08 Sat 8/16/08

10 Lantai 3 42 days? Sun 6/1/08 Sat 8/23/08

11 Lantai 5 42 days? Sun 6/8/08 Sat 8/30/08

12 Lantai 6 42 days? Sun 6/15/08 Sat 9/6/08

13 Lantai 7 42 days? Sun 6/22/08 Sat 9/13/08

14 Lantai 8 42 days? Sun 6/29/08 Sat 9/20/08

15 Lantai 9 42 days? Sun 7/6/08 Sat 9/27/08

16 Lantai 10 49 days? Sun 7/13/08 Sat 10/25/08

17 Lantai 11 49 days? Sun 7/20/08 Sat 11/1/08

18 Lantai 12 49 days? Sun 7/27/08 Sat 11/8/08

19 Lantai 15 49 days? Sun 8/3/08 Sat 11/15/08

20 Lantai 16 49 days? Sun 8/10/08 Sat 11/22/08

21 Lantai 17 49 days? Sun 8/17/08 Sat 11/29/08

22 Lantai 18 49 days? Sun 8/24/08 Sat 12/6/08

23 Lantai 19 49 days? Sun 8/31/08 Sat 12/13/08

24 Lantai 20 49 days? Sun 9/7/08 Sat 12/20/08

25 Lantai 21 49 days? Sun 9/14/08 Sat 12/27/08

26 Lantai 23 49 days? Sun 9/21/08 Sat 1/3/09

27 Lantai 25 49 days? Sun 10/12/08 Sat 1/10/09

28 Lantai 26 49 days? Sun 10/19/08 Sat 1/17/09

29 Lantai 27 49 days? Sun 10/26/08 Sat 1/24/09

30 Lantai 28 49 days? Sun 11/2/08 Sat 1/31/09

31 Lantai 29 49 days? Sun 11/9/08 Sat 2/7/09

32 Lantai 30 49 days? Sun 11/16/08 Sat 2/14/09

33 Lantai 31 49 days? Sun 11/30/08 Sat 2/21/09

34 Lantai 32 56 days? Sun 12/7/08 Sat 2/28/09

35 Lantai 33 49 days? Sun 12/21/08 Sat 3/7/09

36 Lantai 35 49 days? Sun 12/28/08 Sat 3/14/09

37 Lantai Atap & Ruang Mesin 49 days? Sun 1/4/09 Sat 3/21/09

38 PEKERJAAN STRUKTUR LAIN-LAIN 336 days? Sun 5/4/08 Sat 8/15/09

Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov DecQtr 1, 2008 Qtr 2, 2008 Qtr 3, 2008 Qtr 4, 2008 Qtr 1, 2009 Qtr 2, 2009 Qtr 3, 2009 Qtr 4, 2009

Page 80: Tesis Penjadwalan

65

Gambar 4.7. Bar Chart Pada Proyek Gedung The Lavande Apartment (2/3)

ID Task Name Duration Start Finish

39 PEKERJAAN ARSITEKTUR 420 days? Sun 6/1/08 Sat 7/25/09

40 Pekerjaan Dinding Kulit Luar 252 days? Sun 7/6/08 Sat 3/14/09

41 Lantai 1 35 days? Sun 7/6/08 Sat 8/9/08

42 Lantai 2 35 days? Sun 7/6/08 Sat 8/9/08

43 Lantai 3 35 days? Sun 7/6/08 Sat 8/9/08

44 Lantai 5 35 days? Sun 8/10/08 Sat 9/13/08

45 Lantai 6 35 days? Sun 8/10/08 Sat 9/13/08

46 Lantai 7 35 days? Sun 8/10/08 Sat 9/13/08

47 Lantai 8 28 days? Sun 9/7/08 Sat 10/18/08

48 Lantai 9 28 days? Sun 9/7/08 Sat 10/18/08

49 Lantai 10 28 days? Sun 9/7/08 Sat 10/18/08

50 Lantai 11 28 days? Sun 10/12/08 Sat 11/8/08

51 Lantai 12 28 days? Sun 10/12/08 Sat 11/8/08

52 Lantai 15 28 days? Sun 10/12/08 Sat 11/8/08

53 Lantai 16 28 days? Sun 11/2/08 Sat 11/29/08

54 Lantai 17 28 days? Sun 11/2/08 Sat 11/29/08

55 Lantai 18 28 days? Sun 11/2/08 Sat 11/29/08

56 Lantai 19 28 days? Sun 11/23/08 Sat 12/20/08

57 Lantai 20 28 days? Sun 11/23/08 Sat 12/20/08

58 Lantai 21 28 days? Sun 11/23/08 Sat 12/20/08

59 Lantai 23 28 days? Sun 12/14/08 Sat 1/10/09

60 Lantai 25 28 days? Sun 12/14/08 Sat 1/10/09

61 Lantai 26 28 days? Sun 12/14/08 Sat 1/10/09

62 Lantai 27 28 days? Sun 1/4/09 Sat 1/31/09

63 Lantai 28 28 days? Sun 1/4/09 Sat 1/31/09

64 Lantai 29 28 days? Sun 1/4/09 Sat 1/31/09

65 Lantai 30 28 days? Sun 1/25/09 Sat 2/21/09

66 Lantai 31 28 days? Sun 1/25/09 Sat 2/21/09

67 Lantai 32 28 days? Sun 1/25/09 Sat 2/21/09

68 Lantai 33 28 days? Sun 2/15/09 Sat 3/14/09

69 Lantai 35 28 days? Sun 2/15/09 Sat 3/14/09

70 Pekerjaan Finishing Unit 420 days? Sun 6/1/08 Sat 7/25/09

71 Basement 133 days? Sun 6/1/08 Sat 10/25/08

72 Lantai Lower Ground 126 days? Sun 6/8/08 Sat 10/25/08

73 Lantai Ground 203 days? Sun 6/29/08 Sat 1/31/09

74 Lantai 1 98 days? Sun 8/17/08 Sat 12/6/08

75 Lantai 2 98 days? Sun 8/17/08 Sat 12/6/08

76 Lantai 3 98 days? Sun 8/17/08 Sat 12/6/08

77 Lantai 5 98 days? Sun 8/31/08 Sat 12/20/08

78 Lantai 6 98 days? Sun 8/31/08 Sat 12/20/08

79 Lantai 7 98 days? Sun 8/31/08 Sat 12/20/08

80 Lantai 8 98 days? Sun 9/21/08 Sat 1/10/09

81 Lantai 9 98 days? Sun 9/21/08 Sat 1/10/09

82 Lantai 10 98 days? Sun 9/21/08 Sat 1/10/09

83 Lantai 11 98 days? Sun 10/19/08 Sat 1/24/09

84 Lantai 12 98 days? Sun 10/19/08 Sat 1/24/09

85 Lantai 15 98 days? Sun 10/19/08 Sat 1/24/09

86 Lantai 16 98 days? Sun 11/9/08 Sat 2/14/09

87 Lantai 17 98 days? Sun 11/9/08 Sat 2/14/09

88 Lantai 18 98 days? Sun 11/9/08 Sat 2/14/09

89 Lantai 19 98 days? Sun 11/30/08 Sat 3/7/09

90 Lantai 20 98 days? Sun 11/30/08 Sat 3/7/09

Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar AprQtr 3, 2008 Qtr 4, 2008 Qtr 1, 2009 Qtr 2, 2009 Qtr 3, 2009 Qtr 4, 2009 Qtr 1, 2010 Qtr 2, 2010

Page 81: Tesis Penjadwalan

66

Gambar 4.7. Bar Chart Pada Proyek Gedung The Lavande Apartment (3/3)

ID Task Name Duration Start Finish

91 Lantai 21 98 days? Sun 11/30/08 Sat 3/7/09

92 Lantai 23 98 days? Sun 12/21/08 Sat 3/28/09

93 Lantai 25 98 days? Sun 12/21/08 Sat 3/28/09

94 Lantai 26 98 days? Sun 12/21/08 Sat 3/28/09

95 Lantai 27 98 days? Sun 1/11/09 Sat 4/18/09

96 Lantai 28 98 days? Sun 1/11/09 Sat 4/18/09

97 Lantai 29 98 days? Sun 1/11/09 Sat 4/18/09

98 Lantai 30 98 days? Sun 2/1/09 Sat 5/9/09

99 Lantai 31 98 days? Sun 2/1/09 Sat 5/9/09

100 Lantai 32 98 days? Sun 2/1/09 Sat 5/9/09

101 Lantai 33 98 days? Sun 2/15/09 Sat 5/23/09

102 Lantai 35 98 days? Sun 2/15/09 Sat 5/23/09

103 Lantai Atap & Ruang Mesin 63 days? Sun 4/26/09 Sat 6/27/09

104 Bangunan Fasilitas 77 days? Sun 5/10/09 Sat 7/25/09

105 PEKERJAAN LUAR 203 days? Sun 2/1/09 Sat 8/22/09

106 PEKERJAAN PLUMBING 483 days? Sun 4/13/08 Sat 8/8/09

107 Instalasi 483 days? Sun 4/13/08 Sat 8/8/09

108 Basement 56 days? Sun 4/13/08 Sat 6/7/08

109 Lantai Lower Ground 70 days? Sun 6/22/08 Sat 8/30/08

110 Lantai Ground 63 days? Sun 7/6/08 Sat 9/6/08

111 Lantai 1 49 days? Sun 8/31/08 Sat 11/1/08

112 Lantai 2 42 days? Sun 9/21/08 Sat 11/15/08

113 Lantai 3 42 days? Sun 10/12/08 Sat 11/22/08

114 Lantai 5 42 days? Sun 10/19/08 Sat 11/29/08

115 Lantai 6 42 days? Sun 10/26/08 Sat 12/6/08

116 Lantai 7 42 days? Sun 11/2/08 Sat 12/13/08

117 Lantai 8 42 days? Sun 11/9/08 Sat 12/20/08

118 Lantai 9 42 days? Sun 11/23/08 Sat 1/3/09

119 Lantai 10 42 days? Sun 11/30/08 Sat 1/10/09

120 Lantai 11 42 days? Sun 12/7/08 Sat 1/17/09

121 Lantai 12 42 days? Sun 12/14/08 Sat 1/24/09

122 Lantai 15 42 days? Sun 12/21/08 Sat 1/31/09

123 Lantai 16 42 days? Sun 12/28/08 Sat 2/7/09

124 Lantai 17 42 days? Sun 1/4/09 Sat 2/14/09

125 Lantai 18 42 days? Sun 1/18/09 Sat 2/28/09

126 Lantai 19 42 days? Sun 1/25/09 Sat 3/7/09

127 Lantai 20 42 days? Sun 2/1/09 Sat 3/14/09

128 Lantai 21 42 days? Sun 2/8/09 Sat 3/21/09

129 Lantai 23 42 days? Sun 2/15/09 Sat 3/28/09

130 Lantai 25 42 days? Sun 2/22/09 Sat 4/4/09

131 Lantai 26 35 days? Sun 3/1/09 Sat 4/4/09

132 Lantai 27 35 days? Sun 3/8/09 Sat 4/11/09

133 Lantai 28 35 days? Sun 3/22/09 Sat 4/25/09

134 Lantai 29 35 days? Sun 3/29/09 Sat 5/2/09

135 Lantai 30 35 days? Sun 4/5/09 Sat 5/9/09

136 Lantai 31 35 days? Sun 4/5/09 Sat 5/9/09

137 Lantai 32 35 days? Sun 4/12/09 Sat 5/16/09

138 Lantai 33 35 days? Sun 4/19/09 Sat 5/23/09

139 Lantai 35 35 days? Sun 5/3/09 Sat 6/6/09

140 Lantai Atap & Ruang Mesin 42 days? Sun 5/17/09 Sat 6/27/09

141 Pekerjaan Luar 189 days? Sun 2/1/09 Sat 8/8/09

142 Peralatan Utama 14 days? Sun 1/18/09 Sat 4/25/09

143 Instalasi Vertical 280 days? Sun 10/12/08 Sat 7/18/09

144 Pekerjaan Lain-lain 42 days? Sun 6/28/09 Sat 8/8/09

145 PROVISIONAL SUM 287 days? Sun 10/12/08 Sat 7/25/09

Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan FebQtr 2, 2008 Qtr 3, 2008 Qtr 4, 2008 Qtr 1, 2009 Qtr 2, 2009 Qtr 3, 2009 Qtr 4, 2009 Qtr 1, 2010

Page 82: Tesis Penjadwalan

67

4.1.2. Data Metode Perencanaan dan Penjadwalan Proyek Jalan

4.1.2.1. Data Metode Perencanaan dan Penjadwalan untuk Proyek Jalan Pati-

Rembang-Bulu

Proyek Pembangunan Jalan Pati-Rembang-Bulu berawal di daerah Lasem dari STA

0+000 (KM SMG 128+000) dan berakhir di kota Sluke (KM SMG 133+400), kemudian

dilanjutkan lagi KM 158+850 sampai KM 159+350 dengan panjang efektif 5,9 Km. Nilai

kontrak paket pekerjaan ini sebesar Rp. 30.763.904.994,00. dengan durasi waktu 14 bulan

kalender yang dimulai pada tahun 2008 sampai 2009, dan sebagai pelaksana pekerjaan

adalah PT. DELTAMARGA ADYATAMA. Adapun data yang didapatkan adalah berupa

metode Bar Chart, untuk menyederhanakan tampilan dalam penyajian data, dari data yang

didapat tersebut kemudian dibuat ke dalam format MS Project. Untuk warna hitam adalah

merupakan heading dari kumpulan item kegiatan di bawahnya. Sedangkan warna biru

adalah merupakan kumpulan sub heading dari item kegiatan di atasnya. Adapun bagan

balok yang yang terputus adalah merupakan kegiatan splitable. Untuk jadwal kegiatan pada

proyek jalan Pati-Rembang-Bulu dapat dilihat pada gambar 4.8 di bawah ini :

Gambar 4.8. Bar Chart Pada Proyek Jalan Pati-Rembang-Bulu

4.1.2.2. Data Metode Perencanaan dan Penjadwalan untuk Proyek Jalan dan

Jembatan Trengguli-Kudus-Pati

Proyek Jalan dan Jembatan Trengguli-Kudus-Pati dilaksanakan dengan durasi 19

bulan kalender dimulai tahun 2008 sampai tahun 2009, dengan pelaksana proyek PT. Adhi

Karya, PT. Wijaya Karya, PT. Duta Graha Indah, JO. Nilai kontrak proyek ini sebesar Rp.

123. 240.123.400,00 dengan panjang efektif penanganan 22,118 Km. Adapun data yang

didapatkan adalah berupa metode Bar Chart, untuk menyederhanakan tampilan dalam

penyajian data, dari data yang didapat tersebut kemudian dibuat ke dalam format MS

ID Task Name Duration Start Finish

1 PEMBANGUNAN JALAN DAN JEMBATAN TRENGGULI-KUDUS-PATI 375 days? Thu 11/20/08 Sun 12/13/09

2 UMUM 67 days? Thu 11/20/08 Sun 1/25/09

3 DRAINASE 140 days Mon 4/20/09 Sun 11/1/09

4 PEKERJAAN TANAH 217 days Mon 2/2/09 Sun 11/1/09

5 PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN 42 days? Mon 10/19/09 Sun 11/29/09

6 PERKERASAN BERBUTIR 133 days Mon 4/13/09 Sun 10/18/09

7 PERKERASAN ASPAL 178 days? Mon 2/2/09 Sun 11/15/09

8 STRUKTUR 196 days? Mon 3/30/09 Sun 10/25/09

9 PENGEMBALIAN KONDISI DAN PEKERJAAN MINOR 131 days? Mon 12/1/08 Sun 12/13/09

10 PEKERJAAN HARIAN 7 days? Mon 10/19/09 Sun 10/25/09

11 PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN 357 days? Mon 12/8/08 Sun 12/13/09

Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May JunQtr 4, 2008 Qtr 1, 2009 Qtr 2, 2009 Qtr 3, 2009 Qtr 4, 2009 Qtr 1, 2010 Qtr 2, 2010

Page 83: Tesis Penjadwalan

68

Project. Untuk warna hitam adalah merupakan heading dari kumpulan item kegiatan di

bawahnya. Sedangkan warna biru adalah merupakan kumpulan sub heading dari item

kegiatan di atasnya. Adapun bagan balok yang yang terputus adalah merupakan kegiatan

splitable. Untuk jadwal kegiatan pada proyek jalan dan jembatan Trengguli-Kudus-Pati

dapat dilihat pada gambar 4.9 di bawah ini:

Gambar 4.9. Bar Chart Pada Proyek Jalan dan Jembatan Trengguli-Kudus-Pati

4.1.2.3. Data Metode Perencanaan dan Penjadwalan untuk Proyek Jalan Weleri-

Semarang

Proyek Jalan Weleri-Semarang ini dikerjakan pada tahun 2006 dengan durasi 7

bulan kalender, dan sebagai pelaksana proyek adalah PT. HUTAMA KARYA. Panjang

penanganan jalan ini adalah 2,9 Km berawal dari KM SMG 33+700 dan berakhir pada KM

SMG 36+600. Sumber dana dari paket pekerjaan ini berasal dari APBN murni dengan nilai

kontrak Rp. 12.000.000.000,00. Adapun data yang didapatkan adalah berupa metode Bar

Chart, untuk menyederhanakan tampilan dalam penyajian data, dari data yang didapat

tersebut kemudian dibuat ke dalam format MS Project. Untuk warna hitam adalah

merupakan heading dari kumpulan item kegiatan di bawahnya. Sedangkan warna biru

adalah merupakan kumpulan sub heading dari item kegiatan di atasnya. Adapun bagan

balok yang yang terputus adalah merupakan kegiatan splitable. Untuk jadwal kegiatan pada

proyek jalan Weleri-Semarang dapat dilihat pada gambar 4.10 di bawah ini :

ID Task Name Duration Start Finish

1 PEMBANGUNAN JALAN DAN JEMBATAN TRENGGULI-KUDUS-PATI 560 days Mon 4/21/08 Sun 11/15/09

2 UMUM 70 days Mon 4/21/08 Sun 11/15/09

3 DRAINASE 343 days Mon 5/19/08 Sun 5/3/09

4 PEKERJAAN TANAH 392 days Mon 5/12/08 Sun 6/14/09

5 PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN 140 days Mon 4/6/09 Sun 8/23/09

6 PERKERASAN BERBUTIR 357 days Mon 5/26/08 Sun 5/24/09

7 PERKERASAN ASPAL 385 days Mon 7/14/08 Sun 8/9/09

8 STRUKTUR 448 days Mon 6/23/08 Sun 9/20/09

9 PENGEMBALIAN KONDISI DAN PEKERJAAN MINOR 447 days Mon 5/5/08 Sun 11/8/09

10 PEKERJAAN HARIAN 406 days Mon 7/28/08 Sun 9/13/09

Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct NovQtr 2, 2008 Qtr 3, 2008 Qtr 4, 2008 Qtr 1, 2009 Qtr 2, 2009 Qtr 3, 2009 Qtr 4, 2009

Page 84: Tesis Penjadwalan

69

Gambar 4.10. Bar Chart Pada Proyek Jalan Weleri-Semarang

4.1.2.4. Data Metode Perencanaan dan Penjadwalan untuk Proyek Jalan Semarang-

Demak

Proyek Jalan Semarang-Demak merupakan jalan yang mempunyai status jalan

nasional, target dari penanganan jalan ini adalah sepanjang 20,110 km yang dimulai dari

STA. 0+000 (KM SMG 1+000) Kaligawe Semarang sampai STA. 20+110 (KM SMG

21+110) Kota Demak. Nilai kontrak dari proyek adalah sebesar Rp. 128.567.800.000,00

dengan durasi 24 bulan kalender, dan sebagai pelaksana proyeknya adalah JAYA

KONSTRUKSI-DUTA GRAHA JO. Proyek ini mulai dikerjakan pada tahun 2007 sampai

2009. Adapun data yang didapatkan adalah berupa metode Bar Chart, untuk

menyederhanakan tampilan dalam penyajian data, dari data yang didapat tersebut

kemudian dibuat ke dalam format MS Project. Untuk warna hitam adalah merupakan

heading dari kumpulan item kegiatan di bawahnya. Sedangkan warna biru adalah

merupakan kumpulan sub heading dari item kegiatan di atasnya. Adapun bagan balok yang

yang terputus adalah merupakan kegiatan splitable. Untuk jadwal kegiatan pada proyek

jalan Semarang-Demak dapat dilihat pada gambar 4.11 di bawah ini :

ID Task Name Duration Start Finish

1 PEMBANGUNAN JALAN W ELERI-SEMARANG 203 days Mon 5/1/06 Fri 12/1/06

2 UMUM 203 days Mon 5/1/06 Fri 12/1/06

3 DRAINASE 91 days Mon 5/29/06 Sun 8/27/06

4 PEKERJAAN TANAH 112 days Mon 5/22/06 Sun 9/24/06

5 PERKERASAN BERBUTIR 14 days Mon 7/17/06 Sun 7/30/06

6 PERKERASAN ASPAL 94 days Mon 7/31/06 Sun 11/19/06

7 STRUKTUR 126 days Mon 6/5/06 Sun 10/8/06

8 PENGEMBALIAN KONDISI DAN PEKERJAAN MINOR 105 days Mon 5/8/06 Fri 12/1/06

9 PEKERJAAN HARIAN 38 days Mon 5/29/06 Wed 10/18/06

10 PEMELIHARAAN RUTIN 203 days Mon 5/1/06 Fri 12/1/06

May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan FebQtr 2, 2006 Qtr 3, 2006 Qtr 4, 2006 Qtr 1, 2007 Qtr 2, 2007 Qtr 3, 2007 Qtr 4, 2007 Qtr 1, 2008

Page 85: Tesis Penjadwalan

70

Gambar 4.11. Bar Chart Pada Proyek Jalan Semarang-Demak

4.1.2.5. Data Metode Perencanaan dan Penjadwalan untuk Proyek Jalan Demak

Bypass

Pekerjaan pembangunan jalan Demak Bypass terletak di kabupaten Demak dengan

STA. awal di desa Jogoloyo (arah Semarang) dan STA. akhir di desa Mranak (arah

Kudus). Panjang penanganan pekerjaan secara keseluruhan adalah 6,9 Km dengan nilai

kontrak Rp. 40.769.527.599,46. Adapun durasi dari proyek ini adalah 18 bulan kalender

dimulai pada tahun 2007 sampai tahun 2009 dengan pelaksana proyek PT. Lampiri Jaya

Abadi – PT. Baita Sari, JO. Adapun data yang didapatkan adalah berupa metode Bar

Chart, untuk menyederhanakan tampilan dalam penyajian data, dari data yang didapat

tersebut kemudian dibuat ke dalam format MS Project. Untuk warna hitam adalah

merupakan heading dari kumpulan item kegiatan di bawahnya. Sedangkan warna biru

adalah merupakan kumpulan sub heading dari item kegiatan di atasnya. Adapun bagan

balok yang yang terputus adalah merupakan kegiatan splitable. Untuk jadwal kegiatan pada

proyek Jalan Demak Bypass dapat dilihat pada gambar 4.12 di bawah ini :

ID Task Name Duration Start

1 SEMARANG-DEMAK 713 days? Fri 12/14/07

2 GENERAL 713 days Fri 12/14/07

3 DRAINAGE 240 days Mon 2/4/08

4 EARTHWORKS 420 days Fri 3/7/08

5 PAVEMENT WIDENING AND SHOULDERS 180 days Thu 3/5/09

6 GRANULAR PAVEMENT 120 days Thu 4/3/08

7 ASPHALT PAVEMENT 450 days Tue 7/8/08

8 STRUCTURES 630 days Sat 3/1/08

9 REINSTATEMENT AND MINOR WORK 450 days Mon 2/4/08

10 DAYWORK 210 days Thu 4/30/09

11 ROUTINE MAINTENANCE WORK 713 days? Fri 12/14/07

D J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S O N DHalf 1, 2008 Half 2, 2008 Half 1, 2009 Half 2, 2009 Half 1, 2010 Half 2, 2010 Half 1, 2011 Half 2, 2011

Page 86: Tesis Penjadwalan

71

Gambar 4.12. Bar Chart Pada Proyek Jalan Demak Bypass

4.1.3. Data Metode Perencanaan dan Penjadwalan Proyek Bangunan Air

4.1.3.1. Data Metode Perencanaan dan Penjadwalan untuk Proyek Graving Dock

Proyek Graving Dock terletak di Jl. Yos Sudarso, Tanjung Emas, Semarang dengan

kontraktor PT. MODERN SURYA JAYA. Ukuran dari Graving Dock ini adalah

(150x28x8,5) m dengan durasi pekerjaan proyek 19 bulan kalender yang dimulai pada

tahun 2007 sampai dengan tahun 2008. Nilai kontrak dari proyek ini adalah sebesar Rp.

30.368.855.000,00.

Lingkup pekerjaan dari proyek ini adalah pekerjaan persiapan, pekerjaan tanah dan

pengeringan, pekerjaan tiang pancang, sheet pile dan pemancangan, pekerjaan beton,

pekerjaan lain-lain, pekerjaan penahan sementara ujung mulut dock, pekerjaan jalan,

pekerjaan penahan tanah tepi laut, dan pekerjaan lampu penerangan. Untuk warna hitam

adalah merupakan heading dari kumpulan item kegiatan di bawahnya. Sedangkan warna

biru adalah merupakan kumpulan sub heading dari item kegiatan di atasnya. Adapun bagan

balok yang yang terputus adalah merupakan kegiatan splitable, dan yang berwarna merah

adalah merupakan kegiatan kritis. Untuk jadwal kegiatan pada proyek Graving Dock dapat

dilihat pada gambar 4.13 di bawah ini :

ID Task Name Duration Start Finish

1 DEMAK BYPASS 528 days Fri 12/7/07 Sun 5/31/09

2 GENERAL 528 days Fri 12/7/07 Sun 5/31/09

3 DRAINAGE 168 days Mon 2/18/08 Sun 12/7/08

4 EARTHWORK 273 days Mon 2/18/08 Sun 1/4/09

5 PAVEMENT WIDENING AND SHOULDER 93 days Sat 12/20/08 Sun 3/22/09

6 GRANULAR PAVEMENT 147 days Mon 5/5/08 Sun 9/28/08

7 ASPHALT PAVEMENT 210 days Mon 10/13/08 Sun 5/10/09

8 STRUCTURES 147 days Mon 2/18/08 Sun 2/1/09

9 REINSTATEMENT AND MINOR WORK 168 days Mon 3/31/08 Sun 5/24/09

10 DAYWORK 28 days Mon 4/13/09 Sun 5/10/09

Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov DecQtr 1, 2008 Qtr 2, 2008 Qtr 3, 2008 Qtr 4, 2008 Qtr 1, 2009 Qtr 2, 2009 Qtr 3, 2009 Qtr 4, 2009

Page 87: Tesis Penjadwalan

72

Gambar 4.13. Linked Bar Chart Pada Proyek Graving Dock (1/2)

ID Task Name Duration

1 PROYEK DOK GALI 559 days

2 PEKERJAAN PERSIAPAN 546 days

3 Pembersihan Lokasi Lapangan 28 days

4 Pengukuran / Pematokan 35 days

5 Mobilisasi / Demobilisasi 28 days

6 Direksi Keet, Gudang dan Los Kerja 35 days

7 Pemancangan dan Air Kerja 546 days

8 Adiministrasi dan dokumentasi 546 days

9 Pengetesan Beton dan Lain - lain 546 days

10 PEKERJAAN TANAH DAN PENGERINGAN 347 days

11 Galian Tanah 288 days

12 tahap 1 30 days

13 tahap 2 45 days

14 tahap 3 63 days

15 tahap 4 60 days

16 tahap 5 90 days

17 Urugan Pasir termasuk pemadatan 295 days

18 Buang Tanah Galian dan Perataan 80 days

19 Urugan Kembali termasuk pemadatan 50 days

20 Dewatering 227 days

21 Perbaikan Tanah Dengan Grouting 30 days

22 Sirtu di depan Angker Beton 30 days

23 PEKERJAAN TIANG PANCANG, SHEET PILE DAN PEMANCANGAN 494 days

24 Pengadaan Tiang Pancang dia. 40cm L=31m 135 days

25 Pemancangan Tiang Pancang 137 days

26 Pemotongan Kepala Tiang Pancang 190 days

27 Penyambungan Tiang Pancang 90 days

28 Konstruksi Sambungan Tiang dengan Lantai Dock 190 days

29 Loading Test Tarik 35 days

30 Loading Test Tekan 35 days

31 Sewa Sheet Pile Baja (L=12m) 186 days

32 Pembuatan Sudut Sheet Pile 40 days

33 Pemancangan Sheet Pile Baja 230 days

34 Pencabutan Sheet Pile Baja 175 days

35 WF Penyangga Horizontal 270 days

36 Tiang Penyangga Vertical 270 days

37 Pengadaan SP Beton 150 days

38 Pemancangan SP Beton 260 days

39 tahap 1 47 days

40 tahap 2 26 days

41 tahap 3 48 days

42 tahap 4 73 days

43 tahap 5 66 days

44 Sambungan SP dengan Dinding Beton 80 days

May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov DecQtr 2, 2007 Qtr 3, 2007 Qtr 4, 2007 Qtr 1, 2008 Qtr 2, 2008 Qtr 3, 2008 Qtr 4, 2008

Page 88: Tesis Penjadwalan

73

Gambar 4.13. Linked Bar Chart Pada Proyek Graving Dock (2/2)

ID Task Name Duration

45 PEKERJAAN BETON 290 days

46 Lantai Kerja Beton 240 days

47 Lantai Beton Bertulang 240 days

48 Dinding Beton Bertulang 260 days

53 Balok Tarik Angker dinding dok 150 days

54 Angker Blok Beton tinggi 2m 60 days

55 Expansion Joint 42 days

56 Construction Joint 56 days

57 Concrete Chemical Additive & Grouting Lantai dan Dinding Dok 70 days

58 Pasangan Batu Kali 1Pc : 3Ps, termasuk siar dan plester 180 days

59 Balok Ikat Angker SP 28 days

60 Beton Laminating 150 days

61 Beton Ringan isi Laminating 120 days

62 PEKERJAAN LAIN-LAIN 343 days

63 Beton Rumah Pompa 70 days

64 Rooster Rumah Pompa 30 days

65 Bolder 20 days

66 Fender V ukuran 400H x 1500L didepan mulut dok 14 days

67 Angker Penggantung Fender Karet di dinding dalam dok 7 days

68 Bak Penampung Air 25 days

69 Baja Galvanis dudukan kabel dan pipa 14 days

70 Beton Tangga + Railling 50 days

71 Sheet Pile (YSP II) permanen di bawah pintu dok 14 days

72 Pipa penghisap dia.30cm dari Rumah Pompa ke Got Filter 7 days

73 Pipa intake dia.100cm di Mulut Dok 14 days

74 Keel Block Beton (160x70x130) 60 days

75 Side Block Beton (160x70x130) untuk 2 Stop Block 40 days

76 Jaringan Pipa PVC Berlubang di bawah lantai dok dibungkusGeotextile

150 days

77 Pipa Pemadam Kebakaran sepanjang dinding dok termasuk Out let 150 days

78 Tangga Monyet 60 days

79 Got filter 20x60cm, termasuk tutup grating di mulut dok 28 days

80 Saluran tepi memanjang 10x30cm di lantai dok 150 days

81 Saluran melintang di lantai dok 5x10cm (setiap jarak 20m) 150 days

82 Arde dari rel sepanjang dock 40 days

83 Pagar railling pipa di atas dinding dok 28 days

84 Stainless Steel pada Balok Pintu dok 30 days

85 PEKERJAAN PENAHAN SEMENTARA UJUNG MULUT DOK 50 days

86 Kisdam Pada Mulut Dok 50 days

87 PEKERJAAN JALAN DENGAN KONSTRUKSI ASPAL PENETRASISELEBAR 6M KELILING TEPI DOK DAN TEPI LAUT

35 days

88 Pembuatan Jalan Penetrasi 35 days

89 PEKERJAAN PENAHAN TANAH TEPI LAUT (l=22M) DI KIRI KANANMULUT DOK

30 days

90 Penahan Tanah Tepi Laut di kiri kanan mulut dok Sheet Pile Beton32cmx50cm, L=12m

30 days

91 Pemancangan Sheet Pile 14 days

92 Beton Penguat Sheet Pile 30 days

93 LAMPU PENERANGAN DI DINDING DOK TERMASUK INSTALASIDAN PANEL PENERANGAN

30 days

94 Lampu Kedap Air 21 days

95 Kabel NYFGBY 4x4 mm2 untuk instalasi 30 days

96 Panel Penerangan 14 days

Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov DecQtr 4, 2007 Qtr 1, 2008 Qtr 2, 2008 Qtr 3, 2008 Qtr 4, 2008

Page 89: Tesis Penjadwalan

74

4.1.3.2. Data Metode Perencanaan dan Penjadwalan untuk Proyek Waduk Panohan

Tahap III

Proyek Pembangunan Waduk Panohan Tahap III terletak di Desa Panohan,

Kecamatan Gunem, Rembang, Jateng. Proyek ini dikerjakan oleh KSO PT. PP - PT.

SUJAINCO pada tahun 2007 dengan durasi 6 bulan kalender. Nilai kontrak proyek ini

adalah sebesar Rp. 21.085.032.000,00. Pada pelaksanaan proyek tahap III ini lingkup

pekerjaannya, antara lain : pekerjaan persiapan dan terowongan pengelak. Adapun data

yang didapatkan adalah berupa metode Bar Chart, untuk menyederhanakan tampilan

dalam penyajian data, dari data yang didapat tersebut kemudian dibuat ke dalam format MS

Project. Untuk warna hitam adalah merupakan heading dari kumpulan item kegiatan di

bawahnya. Sedangkan warna biru adalah merupakan kumpulan sub heading dari item

kegiatan di atasnya. Untuk jadwal kegiatan pada proyek Waduk Panohan Tahap III dapat

dilihat pada gambar 4.14 di bawah ini :

Gambar 4.14. Bar Chart Pada Proyek Waduk Panohan Tahap III

4.1.3.3. Data Metode Perencanaan dan Penjadwalan untuk Proyek Bendungan

Gonggang

Proyek Bendungan Gonggang terletak di aliran sungai Gonggang yang merupakan

anak sungai kali Madiun dengan Daerah Tangkapan Air (DTA) seluas 12,657 Km2 terletak

di Dusun Ledok, Desa Janggan, Kecamatan Poncol, Kabupaten Magetan. Kontraktor

proyek ini adalah PT. Wijaya Karya (Persero) dengan nilai kontrak Rp. 18.309.477.000,00

yang dikerjakan pada tahun 2008 dengan durasi 12 bulan kalender.

ID Task Name Duration Start Finish

1 WADUK PANOHAN TAHAP III #### #### ####Thu 6/14/07 Sat 11/17/07

2 PEKERJAAN PERSIAPAN 31 days? Thu 6/14/07 Sat 7/14/07

3 Barak Kerja 21 days? Sun 6/24/07 Sat 7/14/07

4 Mobilisasi dan Demobilisasi 10 days? Thu 6/14/07 Sat 6/23/07

5 Pengukuran Kembali dan Penggambaran 21 days? Sun 6/24/07 Sat 7/14/07

6 TEROWONGAN PENGELAK #### #### ####Sun 7/15/07 Sat 11/17/07

7 Galian Tanah 7 days? Sun 7/15/07 Sat 7/21/07

8 Galian Batu 14 days? Sun 7/22/07 Sat 8/4/07

9 Lantai Kerja 7 days? Sun 9/2/07 Sat 9/8/07

10 Pengecoran 28 days? Sun 10/21/07 Sat 11/17/07

11 Pembesian 28 days? Sun 9/9/07 Sat 10/6/07

12 Bekisting 28 days? Sun 9/16/07 Sat 10/27/07

13 Water Stop 28 days? Sun 10/21/07 Sat 11/17/07

14 Pemboran untuk Grouting Tirai 14 days? Sun 8/5/07 Sat 8/18/07

15 Grouting Tirai 14 days? Sun 8/19/07 Sat 9/1/07

10 17 24 1 8 15 22 29 5 12 19 26 2 9 16 23 30 7 14 21 28 4 11 18 25Jun '07 Jul '07 Aug '07 Sep '07 Oct '07 Nov '07 Dec '07

Page 90: Tesis Penjadwalan

75

Lingkup pekerjaan Proyek Bendungan Gonggang, antara lain : pekerjaan persiapan,

pekerjaan bendungan utama, instrumentasi, pekerjaan timbunan, bendung pengelak,

bangunan pelimpah, morning glory, intake dan box culver pengelak gelombang, jalan

akses, bangunan pemecah energi, dan pekerjaan mekanikal. Untuk warna hitam adalah

merupakan heading dari kumpulan item kegiatan di bawahnya. Sedangkan warna biru

adalah merupakan kumpulan sub heading dari item kegiatan di atasnya. Adapun bagan

balok yang yang terputus adalah merupakan kegiatan splitable. Untuk jadwal kegiatan pada

proyek Bendungan Gonggang dapat dilihat pada gambar 4.15 di bawah ini :

Gambar 4.15. Bar Chart Pada Proyek Bendungan Gonggang

4.1.3.4. Data Metode Perencanaan dan Penjadwalan untuk Proyek Sabo DAM PU-

RD3

Proyek Pembangunan Sabo Dam PU-RD3 terletak di Desa Srumbung, Kecamatan

Srumbung, Magelang, Jawa Tengah. Nilai kontrak dari proyek ini sebesar Rp.

157.101.126.606,49 yang dikerjakan oleh Shimizu-Wijaya Karya JO. Durasi pelaksanaan

proyek ini adalah 9 bulan kalender yang dikerjakan pada tahun 2009.

Secara garis besar lingkup pekerjaan proyek ini antara lain: pekerjaan pembersihan

lahan dan stripping, demolishing (pembongkaran), pekerjaan galian, pekerjaan timbunan,

backfill, pekerjaan pembetonan, pekerjaan pasangan batu kali, pekerjaan jalan, dan

pekerjaan lain-lain. Adapun data yang didapatkan adalah berupa metode Bar Chart, untuk

menyederhanakan tampilan dalam penyajian data, dari data yang didapat tersebut

kemudian dibuat ke dalam format MS Project. Untuk warna hitam adalah merupakan

heading dari kumpulan item kegiatan di bawahnya. Sedangkan warna biru adalah

ID Task Name Duration Start Finish

1 BANGUNAN BENDUNGAN GONGGANG #### #### #### Tue 1/1/08 Sun 12/28/08

2 PEKERJAAN PERSIAPAN 356 days? Tue 1/1/08 Sun 12/28/08

3 PEKERJAAN BENDUNGAN UTAMA 70 days? Mon 4/21/08 Sun 6/29/08

4 INSTRUMENTASI 140 days? Mon 7/14/08 Sun 12/7/08

5 PEKERJAAN TIMBUNAN 147 days? Mon 7/21/08 Sun 12/21/08

6 BENDUNG PENGELAK 161 days? Mon 2/4/08 Sun 7/13/08

7 BANGUNAN PELIMPAH 69 days? Mon 2/4/08 Sun 12/14/08

8 MORNING GLORY 307 days? Tue 1/1/08 Sun 11/9/08

9 INTAKE DAN BOX CULVERT PENGELAK GELOMBANG 52 days? Mon 3/31/08 Sun 6/29/08

10 JALAN AKSES 35 days? Mon 7/14/08 Sun 8/17/08

11 BANGUNAN PEMECAH ENERGI 252 days? Mon 2/4/08 Sun 11/30/08

12 PEKERJAAN MEKANIKAL 45 days? Fri 6/13/08 Sun 7/27/08

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar AprQtr 1, 2008 Qtr 2, 2008 Qtr 3, 2008 Qtr 4, 2008 Qtr 1, 2009 Qtr 2, 2009

Page 91: Tesis Penjadwalan

76

ID Task Name Duration Start

1 PEMBANGUNAN SABO DAM PU-RD3 264 days? W ed 5/6/09

2 LAND CLEARING AND STRIPPING 28 days? Mon 5/25/09

3 DEMOLISHING 0 days Wed 5/6/09

4 EXCAVASION 134 days? Sun 6/21/09

5 EMBANKMENT 35 days? Mon 10/26/09

6 BACKFILL 84 days? Mon 8/31/09

7 CONCRETE WORKS 168 days? Mon 7/6/09

8 MASONRY WORKS 147 days? Mon 8/31/09

9 ROAD WORKS 0 days Wed 5/6/09

10 OTHERS 126 days? Mon 9/28/09

5/6

5/6

May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov DecQtr 2, 2009 Qtr 3, 2009 Qtr 4, 2009 Qtr 1, 2010 Qtr 2, 2010 Qtr 3, 2010 Qtr 4, 2010

merupakan kumpulan sub heading dari item kegiatan di atasnya. Untuk jadwal kegiatan

pada proyek Sabo DAM PU RD-3 dapat dilihat pada gambar 4.16 di bawah ini :

Gambar 4.16. Bar Chart Pada Proyek Sabo DAM PU-RD3

4.1.3.5. Data Metode Perencanaan dan Penjadwalan untuk Proyek Embung

Tambakboyo Tahap V

Proyek Embung Tambakboyo Tahap V terletak di Kabupaten Sleman, Propinsi

DIY. Proyek ini dikerjakan pada tahun 2007 dengan pelaksana PT. Adhi Karya (Persero)

Tbk. Durasi dari kegiatan proyek ini adalah 6 bulan kalender dengan nilai kontrak Rp.

17.632.249.137,00. Ruang lingkup pekerjaan proyek ini meliputi : pekerjaan persiapan,

pekerjaan tanah, pekerjaan beton, pekerjaan pasangan, dan pekerjaan lain-lain. Adapun

data yang didapatkan adalah berupa metode Bar Chart, untuk menyederhanakan tampilan

dalam penyajian data, dari data yang didapat tersebut kemudian dibuat ke dalam format MS

Project. Untuk warna hitam adalah merupakan heading dari kumpulan item kegiatan di

bawahnya. Sedangkan warna biru adalah merupakan kumpulan sub heading dari item

kegiatan di atasnya. Untuk jadwal kegiatan pada proyek Embung Tambakboyo Tahap V

dapat dilihat pada gambar 4.17 di bawah ini :

Gambar 4.17. Bar Chart Pada Proyek Embung Tambakboyo Tahap V

ID Task Name Duration Start

1 PEMBANGUNAN EMBUNG TAMBAKBOYO TAHAP IV 178 days? Tue 5/22/07

2 PEKERJAAN PERSIAPAN 0 days Tue 5/22/07

3 PEKERJAAN TANAH 158 days? Tue 5/22/07

4 PEKERJAAN BETON 128 days? Thu 6/21/07

5 PEKERJAAN PASANGAN 168 days? Fri 6/1/07

6 PEKERJAAN LAIN-LAIN 128 days? Sun 7/1/07

5/22

May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep OctQtr 2, 2007 Qtr 3, 2007 Qtr 4, 2007 Qtr 1, 2008 Qtr 2, 2008 Qtr 3, 2008 Qtr 4, 2008

Page 92: Tesis Penjadwalan

77

4.2. Tabulasi Data

Adapun tabulasi data metode perencanaan dan penjadwalan proyek dari 15 proyek

konstruksi yang terdiri dari 5 proyek gedung, 5 proyek jalan, dan 5 proyek bangunan air

yang digunakan sebagai studi kasus pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 4.2. Data Metode Penjadwalan Pada Proyek Gedung :

Tabel 4.3. Data Metode Penjadwalan Pada Proyek Jalan :

Tabel 4.4. Data Metode Penjadwalan Pada Proyek Bangunan Air :

Dari tabulasi data penjadwalan di atas dapat dilihat bahwa metode Bar Chart masih

sangat populer dan digunakan secara luas untuk perencanaan dan penjadwalan proyek-

proyek konstruksi, baik proyek konstruksi gedung, jalan, dan bangunan air. Hanya

sebagian kecil saja pada studi kasus di atas yang menggunakan metode perencanaan dan

penjadwalan proyek yang lain, yaitu Linked Bar Chart, PDM.

No. Tahun Proyek Nilai Kontrak Durasi Metode

Penjadwalan

1 2009-2010 Teaching Hospital, terdiri dari : Rp.137.160.429.000,00 17 bulan kalender Linked Bar Chart,

PDM

Gedung A

Gedung B

Gedung C

2 2007-2009 RSUD Kota Pekalongan Rp. 54.998.200.000,00 18 bulan kalender Bar Chart

3 2006-2009 Seasons City (Mall dan Apartment) Rp. 577.082.000.000,00 39 bulan kalender Bar Chart

4 2007-2008 Mangga Dua Hotel dan Residence Rp. 52.500.000.000,00 14 bulan kalender Bar Chart

5 2008-2009 The Lavande Apartment Rp. 130.000.000.000,00 18 bulan kalender Bar Chart

No. Tahun Proyek Nilai Kontrak Durasi Metode

Penjadwalan

1 2008-2009 Pembangunan Jalan Pati-Rembang-Bulu Rp. 30.763.904.994,00 14 bulan kalender Bar Chart

2 2008-2009

Pembangunan Jalan dan Jembatan Trengguli-Kudus-Pati Rp. 123.240.123.600,00 19 bulan kalender Bar Chart

3 2006 Pembangunan Jalan Weleri-Semarang Rp. 12.000.000.000,00 7 bulan kalender Bar Chart

4 2007-2009 Pembangunan Jalan Semarang-Demak Rp. 128.567.800.000,00 24 bulan kalender Bar Chart

5 2007-2009 Demak Bypass Rp. 40.769.527.599,46 18 bulan kalender Bar Chart

No. Tahun Proyek Nilai Kontrak Durasi Metode

Penjadwalan

1 2007-2008 Graving Dock Rp. 30.368.855.000,00 19 bulan kalender Linked Bar Chart,

PDM

2 2007 Waduk Panohan tahap III Rp. 54.998.200.000,00 6 bulan kalender Bar Chart

3 2008 Bendungan Gonggang Rp. 18.309.477.000,00 12 bulan kalender Bar Chart

4 2009 Sabo DAM PU-RD3 Rp. 157.101.126.606,49 9 bulan kalender Bar Chart

5 2007 Embung Tambakboyo tahap V Rp. 17.632.249.137,00 6 bulan kalender Bar Chart

Page 93: Tesis Penjadwalan

78

BAB V

PEMBAHASAN

5.1. Hasil Analisa Data

Dari 15 proyek yang dijadikan studi kasus pada bab sebelumnya, yang terdiri dari 5

proyek bangunan gedung, 5 proyek jalan, dan 5 proyek bangunan air, hanya 2 proyek

(13%) yang menggunakan metode PDM, dan yang lainnya 13 proyek (87%) menggunakan

metode Bar Chart. Hal itu dapat dilihat pada grafik 5.1 di bawah ini.

13%

87%

Linked Bar Chart Bar Chart

Gambar 5.1. Grafik Persentase Penggunaan Metode Bar Chart

Oleh karena itu, untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan, serta perbandingan masing-

masing metode perencanaan dan penjadwalan proyek yang meliputi metode Bar Chart,

CPM, PDM, PERT, LoB, dan Time Chainage Diagram akan diambil 3 sampel proyek

yang terdiri dari: 1 proyek bangunan gedung, 1 proyek jalan, dan 1 proyek bangunan air.

Dari data yang ada, yaitu metode Bar Chart atau Linked Bar Chart akan diubah ke dalam

metode CPM, PDM, PERT, LoB, dan Time Chainage Diagram.

Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan data yang ada, kemudian

dilakukan elaborasi dan perbandingan baik dari segi penggunaan metode, perhitungan

kecepatan produksi, logika ketergantungan, lintasan kritis, hambatan/gangguan pada

aktifitas kegiatan, maupun dari segi main features. Dari hasil analisis tersebut, kelebihan

dan kekurangan dari masing-masing metode perencanaan dan penjadwalan proyek dapat

diketahui. Adapun yang akan dijadikan sebagai sampel pada analisis ini adalah proyek

Teaching Hospital Gedung A, proyek Jalan Demak Bypass, dan proyek Graving Dock.

Page 94: Tesis Penjadwalan

79

5.1.1. Analisa Hubungan Logika Ketergantungan Pada Proyek Teaching Hospital

Gedung A

Data awal yang diperoleh dari proyek Teaching Hospital Gedung A ini adalah

berupa metode Linked Bar Chart, yang merupakan hasil dari metode PDM dengan

menggunakan bantuan Software Microsof Project. Dari data metode penjadwalan tersebut

terlihat bahwa hubungan logika ketergantungan yang digunakan antara satu item kegiatan

dengan item kegiatan yang lain banyak menggunakan hubungan SS (Start to Start)

daripada 3 hubungan logika ketergantungan yang lain yaitu; SF (Start to Finish), FS

(Finish to Start), FF (Finish to Finish). Lihat Gambar 5.2 di bawah ini:

Gambar 5.2. Linked Bar Chart Teaching Hospital Gedung A

Hubungan logika ketergantungan SS ini memiliki kelemahan apabila tidak ada

hubungan logika ketergantungan pengunci di akhir item kegiatan tersebut. Karena ada

potensi keterlambatan yang tidak dapat terdeteksi oleh hubungan logika ketergantungan SS

ini. Misalnya pada pekerjaan Column dan Beam & Slab pada lantai satu yang sama-sama

memiliki durasi 30 hari dengan hubungan logika ketergantungan SS+10 hari. Lihat gambar

5.2. Linked Bar Chart Column, Beam & Slab Lantai 1.

ID Task Name Duration Start Finish Predecessors

1

2 INTEGRATED DIPONEGORO UNIVERSITY DEVELOPMENT PROJECT -IDB477 days Thu 2/12/09 Fri 7/9/10

3 START 0 days Thu 2/12/09 Thu 2/12/09

4 TEACHING HOSPITAL 477 days Thu 2/12/09 Fri 7/9/10

5 PREPARATION 300 days Thu 2/12/09 Tue 12/8/09 3SS

6 TEACHING HOSPITAL BUILDING A 319 days Sun 3/29/09 W ed 2/10/10

7 STRUCTURE W ORK 155 days Sun 3/29/09 Sun 8/30/09

8 1st Floor 60 days Sun 3/29/09 W ed 5/27/09

9 FOUNDATION 16 days Sun 3/29/09 Mon 4/13/09 5SS+45 days

10 TIE BEAM 16 days Wed 4/8/09 Thu 4/23/09 9SS+10 days

11 COLUMN 30 days Sat 4/18/09 Sun 5/17/09 10SS+10 days

12 BEAM & SLAB 30 days Tue 4/28/09 Wed 5/27/09 11SS+10 days

13 2nd Floor 50 days W ed 5/13/09 W ed 7/1/09

14 COLUMN 30 days Wed 5/13/09 Thu 6/11/09 12SS+15 days

15 GIRDER 30 days Sat 5/23/09 Sun 6/21/09 14SS+10 days

16 BEAM & SLAB 30 days Tue 6/2/09 Wed 7/1/09 15SS+10 days

17 3rd Floor 50 days W ed 6/17/09 W ed 8/5/09

18 COLUMN 30 days Wed 6/17/09 Thu 7/16/09 16SS+15 days

19 GIRDER 30 days Sat 6/27/09 Sun 7/26/09 18SS+10 days

20 BEAM & SLAB 30 days Tue 7/7/09 Wed 8/5/09 19SS+10 days

21 Roof plan 40 days W ed 7/22/09 Sun 8/30/09

22 GIRDER 30 days Wed 7/22/09 Thu 8/20/09 20SS+15 days

23 SLAB & BEAM 30 days Sat 8/1/09 Sun 8/30/09 22SS+10 days

2/12

2/12 12/8

3/29 4/13

4/8 4/23

4/18 5/17

4/28 5/27

5/13 6/11

5/23 6/21

6/2 7/1

6/17 7/16

6/27 7/26

7/7 8/5

7/22 8/20

8/1 8/30

M-1 M2 M4 M6 M8 M10 M12 M14 M16 M18Qtr 1, 2009 Qtr 3, 2009 Qtr 1, 2010 Qtr 3, 2010

Page 95: Tesis Penjadwalan

80

Gambar 5.3. Efek Perubahan Durasi Linked Bar Chart Column,

Beam & Slab Lantai 1 Dengan Hubungan SS

Apabila terjadi keterlambatan pada pekerjaan Column lantai 1, misalnya dari 30 hari

menjadi 55 hari, maka hubungan logika ketergantungan antara Column dan Beam & Slab

menjadi tidak logis (lihat gambar 5.3), karena pekerjaan Beam & Slab dapat selesai lebih

dulu sebelum pekerjaan Column selesai. Atau dengan kata lain, efek keterlambatan pada

pekerjaan Column tidak dapat terdeteksi secara langsung oleh jadwal. Hal ini disebabkan

karena tidak ada hubungan logika ketergantungan pengunci di akhir item pekerjaan

Column dengan Beam. & Slab.

Selain itu, ada kelemahan lain di dalam paket software ini, di mana tidak boleh ada

2 hubungan logika ketergantungan antara predecessor (pekerjaan yang mendahului) dan

successor (pekerjaan yang mengikuti) pada item pekerjaan yang sama. Misalnya tidak

boleh ada hubungan SS dan FF sekaligus antara pekerjaan Column dan Beam & Slab.

Sehingga apabila terjadi keterlambatan tidak dapat terdeteksi secara langsung. Kelemahan

tersebut dapat dilihat pada pesan yang ditampilkan pada gambar di bawah ini.

Gambar 5.4. Kelemahan Paket Software MS Project

3/29 4/13

4/8 4/23

4/18 6/11

4/28 5/27

FOUNDATION 16 days

TIE BEAM 16 days

COLUMN 55 days

BEAM & SLAB 30 days

4/18 5/17

4/28 5/27

COLUMN 30 days

BEAM & SLAB 30 days

Page 96: Tesis Penjadwalan

81

Isi dari pesan yang ditampilkan tersebut adalah “There was a problem linking these task.

You cannot link a predecessor task twice to the same successor task”.

Oleh karena itu, akan lebih baik apabila menggunakan hubungan logika

ketergantungan FS daripada SS. Karena dengan FS efek dari keterlambatan kegiatan yang

mendahului akan langsung dapat terdeteksi oleh kegiatan yang mengikutinya. Lihat

ilustrasi di bawah ini

Gambar 5.5. Efek Perubahan Durasi Linked Bar Chart Column, Beam & Slab Lantai 1 Dengan Hubungan FS

Dari gambar 5.5 di atas dapat dilihat bahwasannya, hubungan logika

ketergantungan FS memperlihatkan hasil yang lebih baik daripada hubungan logika

ketergantungan SS (lihat gambar 5.3). Di mana efek dari keterlambatan pada item kegiatan

yang mendahului dapat terdeteksi secara langsung oleh kegiatan yang mengikutinya.

Sebagaimana ilustrasi di atas pekerjaan Beam & Slab juga akan ikut terlambat ketika

pekerjaan Column terlambat. Oleh karena itu, agar efek dari keterlambatan dapat terdeteksi

secara langsung maka lebih baik apabila menggunakan hubungan logika ketergantungan

FS daripada SS.

Task Name Duration

1st Floor 60 days

FOUNDATION 16 days

TIE BEAM 16 days

COLUMN 30 days

BEAM & SLAB 30 days

Task Name Duration

1st Floor 85 days

FOUNDATION 16 days

TIE BEAM 16 days

COLUMN 55 days

BEAM & SLAB 30 days

Predecessors

5SS+45 days

9SS+10 days

10SS+10 days

11FS-20 days

3/29 4/13

4/8 4/23

4/18 5/17

4/28 5/27

M2 M4 M6Qtr 1, 2009

Predecessors

5SS+45 days

9SS+10 days

10SS+10 days

11FS-20 days

3/29 4/13

4/8 4/23

4/18 6/11

5/23 6/21

M2 M4 M6Qtr 1, 2009 Qtr 3, 2009

Page 97: Tesis Penjadwalan

82

5.1.2. Elaborasi Metode Perencanaan dan Penjadwalan Proyek dengan Bar Chart

Proses penyusunan diagram pertama kali adalah dengan membuat daftar seluruh

item kegiatan yang ada (List of Activity) dalam rencana pelaksanaan proyek tersebut.

Kemudian membuat WBS (Work Breakdown Structure). Selanjutnya adalah membuat urut-

urutan pekerjaan, disusun berdasarkan prioritas item kegiatan yang akan dilaksanakan lebih

dahulu dan item kegiatan yang akan dilaksanakan kemudian, tanpa mengenyampingkan

kemungkinan pelaksanaan pekerjaan secara bersamaan. Kemudian memperkirakan waktu

pelaksanaan proyek tersebut. Adapun Bar Chart yang akan disajikan adalah berasal dari

proyek Teaching Hospital Gedung A, Jalan Demak Bypass, dan Graving Dock.

5.1.2.1. Bar Chart Proyek Teaching Hospital Gedung A

Agar tidak ada item kegiatan yang tercecer maka dibuatlah List of Activity (daftar

item kegiatan), item kegiatan yang ada pada proyek gedung Teaching Hospital A ini

dikelompokkan ke dalam 3 Heading utama, yaitu Preparation, Sructure Work, dan

Architecture Work. Kemudian item kegiatan Sructure Work, dan Architecture Work

masing-masing dibagi ke dalam 4 Sub Heading, yaitu 1st Floor, 2nd Floor, 3rd Floor, dan

Roof Plan. Kemudian dari tiap lantai tersebut item kegiatannya di Breakdown lagi. Untuk

lebih jelasnya daftar item kegiatan pada proyek gedung Teaching Hospital Gedung A, dan

WBS (Work Breakdown Structure) sekaligus perkiraan durasi dari masing-masing item

kegiatan ditunjukkan pada Tabel 5.1 sebagai berikut :

Page 98: Tesis Penjadwalan

83

ID JENIS PEKERJAAN DURASI (days)I PREPARATION 300II STRUCTURE WORK2.1 1st Floor2.1.1 FOUNDATION 162.1.2 TIE BEAM 162.1.3 COLUMN 302.1.4 BEAM & SLAB 302.2 2nd Floor2.2.1 COLUMN 302.2.2 GIRDER 302.2.3 BEAM & SLAB 302.3 3rd Floor2.3.1 COLUMN 302.3.2 GIRDER 302.3.3 BEAM & SLAB 302.4 Roof plan2.4.1 GIRDER 302.4.2 SLAB & BEAM 30III ARCHITECTURE WORK3.1 1st Floor3.1.1 MASONRY WALL AND WALL FINISHES 803.1.2 DOOR AND WINDOW 403.1.3 CEILING FINISHES 403.1.4 SANITAIRS WORK 253.1.5 PAINTING WORK 453.1.6 OTHERS WORK 203.2 2nd Floor3.2.1 MASONRY WALL AND WALL FINISHES 803.2.2 DOOR AND WINDOW 403.2.3 CEILING FINISHES 403.2.4 SANITAIRS WORK 253.2.5 PAINTING WORK 453.2.6 OTHERS WORK 203.3 3rd Floor3.3.1 MASONRY WALL AND WALL FINISHES 803.3.2 DOOR AND WINDOW 403.3.3 CEILING FINISHES 403.3.4 SANITAIRS WORK 253.3.5 PAINTING WORK 453.3.6 OTHERS WORK 203.4 Roof plan3.4.1 MASONRY WALL AND WALL FINISHES 353.4.2 CEILING FINISHES 453.4.3 PAINTING WORK 303.4.4 OTHERS WORK 20

Tabel 5.1. List of Activity dan Durasi Pada Proyek Teaching Hospital Gedung A

Terlihat dari tabel 5.1 di atas ada beberapa item kegiatan yang berulang pada tiap

lantainya, baik pada Structure Work maupun pada Architecture Work. Item kegiatan yang

berulang pada Structure Work adalah Column, Girder, Beam & Slab. Sedangkan pada

Architecture Work item kegiatan yang berulang adalah Masonry Wall and Wall Finishes,

Door & Window, Ceiling Finishes, Sanitairs Work, Painting Work, dan Others Work.

Adapun Bar Chart dari Proyek Teaching Hospital Gedung A adalah sebagai berikut:

Page 99: Tesis Penjadwalan

84

ID Task Name Duration

1 INTEGRATED DIPONEGORO UNIVERSITY DEVELOPMENT PROJECT -IDB364 days

2 TEACHING HOSPITAL 364 days

3 PREPARATION 300 days

4 TEACHING HOSPITAL BUILDING A 319 days

5 STRUCTURE W ORK 155 days

6 1st Floor 60 days

7 FOUNDATION 16 days

8 TIE BEAM 16 days

9 COLUMN 30 days

10 BEAM & SLAB 30 days

11 2nd Floor 50 days

12 COLUMN 30 days

13 GIRDER 30 days

14 BEAM & SLAB 30 days

15 3rd Floor 50 days

16 COLUMN 30 days

17 GIRDER 30 days

18 BEAM & SLAB 30 days

19 Roof plan 40 days

20 GIRDER 30 days

21 SLAB & BEAM 30 days

22 ARCHITECTURE W ORK 216 days

23 1st Floor 90 days

24 MASONRY WALL AND WALL FINISHES 80 days

25 DOOR AND WINDOW 40 days

26 CEILING FINISHES 40 days

27 SANITAIRS WORK 25 days

28 PAINTING WORK 45 days

29 OTHERS WORK 20 days

30 2nd Floor 90 days

31 MASONRY WALL AND WALL FINISHES 80 days

32 DOOR AND WINDOW 40 days

33 CEILING FINISHES 40 days

34 SANITAIRS WORK 25 days

35 PAINTING WORK 45 days

36 OTHERS WORK 20 days

37 3rd Floor 90 days

38 MASONRY WALL AND WALL FINISHES 80 days

39 DOOR AND WINDOW 40 days

40 CEILING FINISHES 40 days

41 SANITAIRS WORK 25 days

42 PAINTING WORK 45 days

43 OTHERS WORK 20 days

44 Roof plan 55 days

45 MASONRY WALL AND WALL FINISHES 35 days

46 CEILING FINISHES 45 days

47 PAINTING WORK 30 days

48 OTHERS WORK 20 days

Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb MarQtr 1, 2009 Qtr 2, 2009 Qtr 3, 2009 Qtr 4, 2009 Qtr 1, 2010

Gambar 5.6. Bar Chart Proyek Teaching Hospital Gedung A

Page 100: Tesis Penjadwalan

85

ID Task Name Duration Start Finish

1 DEMAK BYPASS 528 days Fri 12/7/07 Sun 5/31/09

2 GENERAL 528 days Fri 12/7/07 Sun 5/31/09

3 DRAINAGE 168 days Mon 2/18/08 Sun 12/7/08

4 EARTHWORK 273 days Mon 2/18/08 Sun 1/4/09

5 PAVEMENT WIDENING AND SHOULDER 93 days Sat 12/20/08 Sun 3/22/09

6 GRANULAR PAVEMENT 147 days Mon 5/5/08 Sun 9/28/08

7 ASPHALT PAVEMENT 210 days Mon 10/13/08 Sun 5/10/09

8 STRUCTURES 147 days Mon 2/18/08 Sun 2/1/09

9 REINSTATEMENT AND MINOR WORK 168 days Mon 3/31/08 Sun 5/24/09

10 DAYWORK 28 days Mon 4/13/09 Sun 5/10/09

Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May JunQtr 1, 2008 Qtr 2, 2008 Qtr 3, 2008 Qtr 4, 2008 Qtr 1, 2009 Qtr 2, 2009

ID JENIS PEKERJAAN DURASI (days)I GENERAL 528II DRAINAGE 168III EARTHWORK 273IV PAVEMENT WIDENING AND SHOULDER 93V GRANULAR PAVEMENT 147VI ASPHALT PAVEMENT 210VII STRUCTURES 147VIII REINSTATEMENT AND MINOR WORK 168IX DAYWORK 28

5.1.2.2. Bar Chart Proyek Jalan Demak Bypass

Item kegiatan pada proyek Jalan Demak Bypass ini terbagi ke dalam 9 Heading

Utama, yaitu General, Drainage, Earthwork, Pavement Widening and Shoulder, Granular

Pavement, Asphalt Pavement, Structures, Reinstatement and Minor Work, Daywork. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.2 di bawah ini.

Tabel 5.2. List of Activity dan Durasi Pada Proyek Jalan Demak Bypass

Sedangkan Bar Chart dari proyek Jalan Demak Bypass diperlihatkan pada gambar 5.7 di

bawah ini

Gambar 5.7. Bar Chart Proyek Jalan Demak Bypass

Page 101: Tesis Penjadwalan

86

ID JENIS PEKERJAAN DURASI (days)I PEKERJAAN PERSIAPAN 546II PEKERJAAN TANAH DAN PENGERINGAN 347III PEKERJAAN TIANG PANCANG, SHEET PILE DAN PEMANCANGAN 494IV PEKERJAAN BETON 290V PEKERJAAN LAIN-LAIN 343VI PEKERJAAN PENAHAN SEMENTARA UJUNG MULUT DOK 50

PEKERJAAN JALAN DENGAN KONSTRUKSI ASPAL PENETRASI SELEBAR 6M KELILING TEPI DOK DAN TEPI LAUTPEKERJAAN PENAHAN TANAH TEPI LAUT (l=22M) DI KIRI KANAN MULUT DOKLAMPU PENERANGAN DI DINDING DOK TERMASUK INSTALASI DAN PANEL PENERANGAN

IX 30

VII 35

VII 30

5.1.2.3. Bar Chart Proyek Graving Dock

Item kegiatan pada proyek Graving Dock terbagi ke dalam 9 Heading Utama, yaitu:

Pekerjaan Persiapan, Pekerjaan Tanah dan Pengeringan, Pekerjaan Tiang Pancang, Sheet

Pile dan Pemancangan, Pekerjaan Beton, Pekerjaan Lain-lain, Pekerjaan Penahan

Sementara Ujung Mulut Dok, Pekerjaan Jalan dengan Konstruksi Aspal, Pekerjaan

Penahan Tanah Tepi Laut, Lampu Penerangan di Dinding Dok. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel 5.3 di bawah ini.

Tabel 5.3. List of Activity dan Durasi Pada Proyek Graving Dock

Sedangkan Bar Chart dari proyek Graving Dock diperlihatkan pada gambar 5.8 di Bawah

ini.

Gambar 5.8. Bar Chart Proyek Graving Dock

ID Task Name Duration Start Finish

1 PROYEK DOK GALI 559 days Sun 5/13/07 Fri 11/21/08

2 PEKERJAAN PERSIAPAN 546 days Sun 5/13/07 Sat 11/8/08

3 PEKERJAAN TANAH DAN PENGERINGAN 347 days Wed 10/24/07 Sat 10/4/08

4 PEKERJAAN TIANG PANCANG, SHEET PILE DAN PEMANCANGAN494 days Mon 5/14/07 Thu 9/18/08

5 PEKERJAAN BETON 290 days Mon 12/31/07 Wed 10/15/08

6 PEKERJAAN LAIN-LAIN 343 days Sat 12/15/07 Fri 11/21/08

7 PEKERJAAN PENAHAN SEMENTARA UJUNG MULUT DOK 50 days Wed 2/27/08 Wed 4/16/08

8 PEKERJAAN JALAN DENGAN KONSTRUKSI ASPAL PENETRASI SELEBAR 6M KELILING TEPI DOK DAN TEPI LAUT35 days Sat 10/4/08 Fri 11/7/08

9 PEKERJAAN PENAHAN TANAH TEPI LAUT (l=22M) DI KIRI KANAN MULUT DOK30 days Thu 11/22/07 Fri 12/21/07

10 LAMPU PENERANGAN DI DINDING DOK TERMASUK INSTALASI DAN PANEL PENERANGAN 30 days Mon 10/13/08 Tue 11/11/08

May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec JanQtr 2, 2007 Qtr 3, 2007 Qtr 4, 2007 Qtr 1, 2008 Qtr 2, 2008 Qtr 3, 2008 Qtr 4, 2008 Qtr 1, 2009

Page 102: Tesis Penjadwalan

87

5.1.3. Elaborasi Metode Perencanaan dan Penjadwalan Proyek dengan CPM

Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, CPM dibuat dengan

menggunakan anak panah untuk menggambarkan kegiatannya sekaligus mendeskripsikan

hubungan logika ketergantungannya dan node-nya (biasanya berbentuk lingkaran atau segi

empat) menggambarkan peristiwanya. Kemudian menggunakan perhitungan maju untuk

memperoleh waktu mulai paling awal dengan mengambil nilai maksimumnya, serta

perhitungan mundur untuk memperoleh waktu selesai paling lambat dengan mengambil

nilai minimumnya. Adapun karakteristik dari CPM ini adalah menggunakan metode

lintasan kritis (Critical Path Method) yaitu lintasan dengan kumpulan kegiatan yang

mempunyai durasi terpanjang dan ditandai dengan Total Float (TF) = 0 atau TF= LET(j) –

EET(j) = LET(i)-EET(i). Float adalah batas toleransi keterlambatan atau waktu tenggang

dari suatu kegiatan. Aturan dasar dari CPM adalah suatu kegiatan boleh dimulai apabila

pekerjaan terdahulu (predecessor) telah selesai atau dengan kata lain hanya memiliki satu

hubungan logika ketergantungan FS (Finish to Start) saja. Adapun CPM yang akan

disajikan adalah berasal dari proyek Teaching Hospital Gedung A, Jalan Demak Bypass,

dan Graving Dock.

5.1.3.1. CPM Proyek Teaching Hospital Gedung A

CPM Proyek Teaching Hospital Gedung A adalah hasil transfer dari Bar Chart,

terlihat dari diagram CPM tersebut tampak tidak seperti diagram network pada umumnya

karena masih banyak node yang terputus link-nya atau tidak tertutup pada satu titik.

Adapun CPM Proyek Teaching Hospital Gedung A hasil transfer dari Bar Chart adalah

sebagai berikut (lihat gambar 5.9):

Page 103: Tesis Penjadwalan

88

170170

26190190

GIRDER20

175SLAB15 175

67349WORK

20 349

OTHERS

68364WORK

30 364

PAINTING

66359FINISHED

45 359

CEILING

65344WALL

10 344

MASONRY

64334WALL

5 334

MASONRY329WALL WALL

5 314 15 329LANTAI ATAP

62314

63

MASONRY MASONRY

61342WORK

20 342

OTHERS

WORK WORK25 322 20

59322

PAINTING PAINTING

60342342

58337WORK

25 337

SANITAIRS

57342FINISHED

30 342

CEILING312FINISHED

3 312

54337WINDOW WINDOW

29752

33235 332

WALL297WALL

47285285

49290290

25PAINTING

51

46290

20

50290WORK290

45

5

40 290

SANITAIRS WORK

WORK WORK25 270

48270

FINISHED

28545

285250 2 252 8 260 25

WINDOW WINDOW WINDOW WINDOW44

26042

25043

252

37218

41280280

39238

WALL WALL45

WORK25

WORK

33

FINISHED40 238

35238

200 208WINDOW8 208

DOOR &

233

36233233

34233

218 23838

23820

195

200

LANTAI 131

19832

WINDOW WINDOW5 198

PEK. STRUKTUR PEK. ARSITEKTUR28

193WALL6161

FOUNDATION

20027

200SLAB30

BEAM &

23160

WORK20

160

LANTAI 2

24

BEAM &

125

LANTAI 3

125

COLUMN

16SLAB

15

3 148 1222

148

20145

SLAB SLAB

165165

COLUMN10

GIRDER10

10012

10013

120

14

COLUMN20 120

110110

10

COLUMN 155155

2021

GIRDER GIRDER10 145

15130GIRDER

20 130

25

LANTAI ATAP

GIRDER

105105

140SLAB15 140

17

11SLAB SLAB

15 90 15

7

987575 20

9595

1090

COLUMN

BEAM & BEAM &

10

66565

TIE BEAM10

45555

FOUNDA-

1 24545

PREPARATION45

BANGUNAN A

7171

00

3300300

PREPARATION255

BANGUNAN A

LANTAI 2

LANTAI 1

10

5

COLUMN

TIE BEAM6

TION6

30228WALL

33 228

LANTAI 355

309FINISHED7 309

56

BEAM & BEAM &

BEAM & BEAM &

10 135 201918

135

MASONRY MASONRY MASONRY

DOOR &

45 19329

195WALL2

DOOR &

CEILING

SANITAIRS WORK

PAINTING PAINTING

DOOR &

2WINDOW

25

25

OTHERS

MASONRY MASONRY

DOOR &

238

245 3540

245

DOOR & DOOR & DOOR &

CEILING

PAINTING

OTHERS

MASONRY MASONRY

20

DOOR & DOOR &

CEILING CEILING

5 302 35 33753

302

Gambar 5.9. CPM Proyek Teaching Hospital Gedung A

Page 104: Tesis Penjadwalan

89

BANGUNAN A

LANTAI 1

10

5

COLUMN

TIE BEAM6

TION6

7171

10

66565

TIE BEAM10

45555

FOUNDA-

9595

1090

COLUMN

BEAM & BEAM &

7

98 7575 20

11SLAB SLAB

15 90 15105105

PEK. STRUKTUR 6161

FOUNDATION

Gambar 5.9 menunjukkan diagram CPM hasil transfer dari Bar Chart, terlihat dari

diagram CPM tersebut tampak tidak seperti diagram network karena diagram CPM pada

gambar 5.9 tersebut tidak tertutup, di mana terdapat aturan bahwa diagram network itu

dimulai dari satu titik dan berakhir pada satu titik.

Gambar 5.10. Diagram Network

Pada gambar 5.9 tersebut banyak terdapat item kegiatan yang terbuka pada bagian

akhirnya, atau tidak terhubung/terputus link-nya dengan kegiatan yang lain. Misalnya item

kegiatan foundation, tie beam, column, dan beam & slab pada pekerjaan struktur lantai 1,

dan masih banyak yang lainnya. Oleh karena itu, diperlukan perbaikan dari diagram yang

ada agar memenuhi syarat sebagai diagram network dengan memberikan dummy pada item

kegiatan yang terbuka tersebut.

Gambar 5.11. Contoh Item Kegiatan Pada CPM Yang Terputus Link-nya

Lintasan kritis kegiatan pada proyek Teaching Hospital Gedung A ditandai dengan anak

panah tebal dan warna kuning pada node-nya (lihat gambar 5.12), yaitu rangkaian kegiatan

yang melalui jalur 1-2-4-6-8-10-12-14-16-18-20-22-27-29-30-38-39-40-48-49-51-56-57-

58-60 dengan total waktu penyelesaian proyek 364 hari. Adapun diagram CPM yang telah

diperbaiki adalah sebagai berikut :

Page 105: Tesis Penjadwalan

90

49302

OTHERS

MASONRY MASONRY

20

45WALL

48297

OTHERS

MASONRY MASONRY

DOOR &

245 3538

245

238WORK

DOOR &

CEILING

SANITAIRS WORK

PAINTING PAINTING

DOOR &

2WINDOW

25

25

MASONRY MASONRY

DOOR &

45 19328

195WALL2 212

1918135

MASONRY

BANGUNAN A

COLUMN 155297135 20

51309FINISHED

7 309

CEILING

WALL33

LANTAI 2

LANTAI 1

10

5

COLUMN

TIE BEAM6

TION655

PEK. STRUKTUR

71297

00

3300364

PREPARATION255

1 24545

PREPARATION45

BANGUNAN A

66565

TIE BEAM10

95297

1090

COLUMN

BEAM & BEAM &

7

987575 20

11SLAB SLAB

15 90 15

LANTAI ATAP

GIRDER

105297

140SLAB15 297

17

BEAM &

15130GIRDER

20 297

GIRDER GIRDER10 145

20145

13120

14

COLUMN20 297

110110

COLUMN10

GIRDER10

10012

100

165297

21

BEAM & BEAM &

20

3 148 1222

148SLAB SLAB

125

LANTAI 3

125

COLUMN

16SLAB

15

BEAM &

10

20

257

LANTAI 2

24

BEAM &

SLAB30

BEAM &

23160

1025

175SLAB15

PEK. ARSITEKTUR27

193WALL61297

FOUNDATION10 4

FOUNDA-55

200

LANTAI 129

19830

WINDOW WINDOW5 198

24536

23820

245

34233245

32233208WINDOW

8 220

DOOR &

WORK25

WORK

31

FINISHED40 245

33238

200

252

35218

WALL WALL45

225

WINDOW WINDOW41

260DOOR & DOOR &

29742

285250 2 252 8 272 25

WINDOW

WORK WORK25 277

45 270PAINTING

5

40 297FINISHED

39250

40

DOOR &

CEILING

44285297

46 290297

25

43

SANITAIRS WORK

35WALL297

50337WINDOW WINDOW

DOOR & DOOR &

5 302 35 364

312FINISHED3 334

52

CEILING

53342FINISHED

30 364

CEILING

WORK25

SANITAIRS

WORK WORK25 344 20

54322

PAINTING

58

MASONRY334WALL

WORK20

32915 329

LANTAI ATAP56

31457

MASONRY MASONRYWALL WALL

5 314344WALL

10 364

MASONRY

59

FINISHED45

CEILING

60364WORK

30 364

PAINTING

297

170267

26190297

GIRDER20

24537

290297

47

PAINTING

290

20

WORK

WINDOW

WORK20

OTHERS

5 334

OTHERS

PAINTING

55342364

LANTAI 3

Gambar 5.12. CPM Perbaikan dari Proyek Teaching Hospital Gedung A

Page 106: Tesis Penjadwalan

91

84

4212

157STRUCTURES

DRAINAGE

13297INTERUPSI

140 416

456W & S93

PAVEMENT

528

EARTHWORK18

9

363

STRUCTURES28

INTERUPSI150 238 388

17381

42

381INTERUPSI49 50035 451

1514332STRUCTURES

122 42 276

318297

147

5

11115

GRANULAR

7255INTERUPSI

35 402EARTHWORK

108 5108

77

16143& MINOR WORK

28

REINSTATEMENT

10PAVEMENT

DRAINAGE84

3

19507DAYWORK

28 528

REINSTATEMENT REINSTATEMENT

18479& MINOR WORK

98 486& MINOR WORK

EARTHWORK171 70 367150

1574

269INTERUPSI332 112 444

10

273

0GENERAL GENERAL

73 73 455

EARTHWORK

STRUCTURES

20528528

ASPHALTPAVEMENT

210

6220

5.1.3.2.CPM Proyek Jalan Demak Bypass

Gambar 5.13. CPM Proyek Jalan Demak Bypass

Dari gambar 5.13 di atas terlihat adanya lintasan kritis kegiatan yang ditandai

dengan anak panah tebal dan warna kuning pada node-nya, yaitu rangkaian kegiatan yang

melalui jalur 1-2-20. Kegiatan kritis tersebut adalah pada item kegiatan general dengan

total waktu penyelesaian proyek 528 hari.

Page 107: Tesis Penjadwalan

92

`

14559559

9JALAN

PEKERJAAN

12519529

JALAN

LAIN-LAIN49

PEKERJAAN

PEKERJAAN

11340P.SEMENTARA

50 559

510

10

21

0PERSIAPANPEKERJAAN

PERSIAPAN1 1 164

74 290

3165178

PERSIAPAN381

9290LAIN-LAIN

284

7233269

TANAHPEKERJAAN

PEKERJAAN

TANAH240 319193

T. PANCANG T. PANCANG215 216 17

6216

PEKERJAAN

PEKERJAAN

T. PANCANG262

PEKERJAAN

8

LAIN-LAIN220 510

PEKERJAAN

10

PEKERJAAN PEKERJAAN

PEKERJAAN

PEKERJAAN

PEKERJAAN PENAHAN TANAH TEPI LAUT30

523BETON290 559

26

PEKERJAAN

5223559

PENERANGAN

30 559

LAMPU

13549

5.1.3.3. CPM Proyek Graving Dock

Gambar 5.14. CPM Proyek Graving Dock

Dari gambar 5.14 di atas terlihat adanya lintasan kritis kegiatan yang ditandai

dengan anak panah tebal dan warna kuning pada node-nya, yaitu rangkaian kegiatan yang

melalui jalur 1-2-6-9-10-14. Kegiatan kritis tersebut adalah pada pekerjaan persiapan pada

jalur 1-2, pekerjaan tiang pancang pada jalur 2-6, dan pekerjaan lain-lain pada jalur 6-9-10-

14 dengan total waktu penyelesaian proyek 559 hari.

Page 108: Tesis Penjadwalan

93

5.1.4. Elaborasi Metode Perencanaan dan Penjadwalan Proyek dengan PDM

PDM biasanya dituliskan dalam node yang pada umumnya berbentuk segi empat,

sedangkan anak panahnya hanya sebagai petunjuk hubungan antara kegiatan-kegiatan yang

bersangkutan. Adapun perhitungan maju dan mundurnya pada prinsipnya mempunyai

kesamaan dengan CPM. PDM adalah bentuk perkembangan dari metode perhitungan

CPM, sehingga kelebihan-kelebihan yang ada pada CPM juga ada di PDM. Perbedaannya

dengan CPM adalah: CPM hanya memiliki hubungan FS (Finish to Start) saja, sedangkan

PDM memiliki empat hubungan logika ketergantungan antar kegiatan atau empat

konstrain, yaitu FS (Finish to Start), SS (Start to Start), SF (Start to Finish), dan FF

(Finish to Finish). Adapun PDM yang akan disajikan adalah berasal dari proyek Teaching

Hospital Gedung A, Jalan Demak Bypass, dan Graving Dock.

Gambar 5.15. Lambang PDM

ES JENIS

EF

LS KEGIATAN LF

NO. KEG. DURASI

Keterangan : ES : Earliest Start LS : Latest Start EF : Earliest Finish LF : Latest Finish

Page 109: Tesis Penjadwalan

94

5.1.4.1. PDM Proyek Teaching Hospital Gedung A

Gambar 5.16. PDM Proyek Teaching Hospital Gedung A

0 0 ES EF0 0 LS LF

0 3000 300

SS45

45 61 SS 3 148 22845 61 148 228

SS SS10 45

55 71 193 23355 71 193 233

SS SS10 5

65 95 198 23865 95 198 238

SS SS10 15

75 105 208 23375 105 208 233

SS SS15 45

90 120 193 23890 120 193 238

SS SS10 25

100 130 218 238100 130 218 238

SS10

110 140 SS 7 200 280110 140 200 280

SS SS15 45

125 155 245 285125 155 245 285

SS SS10 5

135 165 250 290135 165 250 290

SS SS10 15

145 175 260 285145 175 260 285

SS15

160 190 SS 45 245 290160 190 245 290

SS SS10 25

170 200 270 290170 200 270 290

SS 7 252 332252 332

SS45

297 337297 337

SS5

302 342302 342

SS10

312 337312 337

SS 45 297 342297 342

SS25

322 342322 342

SS 7 309 344309 344

324 SS309 5

314 359314 359

SS25

334 364334 364

SS 20 329 349344 364

364 364 364349 364 364

FINISH

37 0

JENISKEGIATAN

NO. KEG. DURASI

PREPARATION

2 300

START

1 0

FOUNDATION

3 16

TIE BEAM

4 16

COLUMN

5 30

LANTAI 3

LANTAI ATAP

MASONRY

WALL

15 80

DOOR &

WINDOW

16 40

BEAM & SLAB

6 30

COLUMN

7 30

GIRDER

8 30

BEAM & SLAB

9 30

COLUMN

10 30

GIRDER

11 30

BEAM & SLAB

12 30

GIRDER

13 30

BEAM & SLAB

14 30

PEK. STRUKTUR

BANGUNAN A

LANTAI 1

LANTAI 2

25

CEILING

FINISHED

17 40

PEK. ARSITEKTUR

BANGUNAN A

DOOR &

WINDOW

OTHERS

WORK

20 20

PAINTING

WORK

LANTAI 1

MASONRY

WALL

21 80

19 45

SANITAIRS

WORK

18

22 40

CEILING

FINISHED

23 40

SANITAIRS

WORK

OTHERS

WORK

24 25

PAINTING

WORK

26 20

LANTAI 2

LANTAI 3

MASONRY

WALL

27 80

25 45

DOOR &

WINDOW

28 40

CEILING

FINISHED

29 40

SANITAIRS

WORK

30 25

PAINTING

WORK

31 45

LANTAI ATAP

OTHERS

WORK

32 20

FINISHED

34 45

MASONRY

WALL

33 35

OTHERS

WORK

36 20

PAINTING

WORK

35 30

CEILING

Page 110: Tesis Penjadwalan

95

0 0 ES EF0 0 LS LF

0 3000 300

SS45

45 61 SS 3 148 22845 61 148 228

SS SS10 45

55 71 193 23355 71 193 233

SS SS10 5

65 95 198 23865 95 198 238

SS SS10 15

75 105 208 23375 105 208 233

SS SS15 45

90 120 193 23890 120 193 238

SS SS10 25

100 130 218 238100 130 218 238

SS10

110 140 SS 7 200 280110 140 200 280

SS SS15 45

125 155 245 285125 155 245 285

SS SS10 5

135 165 250 290135 165 250 290

SS SS10 15

145 175 260 285145 175 260 285

SS15

160 190 SS 45 245 290160 190 245 290

SS SS10 25

170 200 270 290170 200 270 290

SS 7 252 332252 332

SS45

297 337297 337

SS5

302 342302 342

SS10

312 337312 337

SS 45 297 342297 342

SS25

322 342322 342

SS 7 309 344309 344

324 SS309 5

314 359314 359

SS25

334 364334 364

SS 20 329 349344 364

364 364 364349 364 364

FINISH

37 0

JENISKEGIATAN

NO. KEG. DURASI

PREPARATION

2 300

START

1 0

FOUNDATION

3 16

TIE BEAM

4 16

COLUMN

5 30

LANTAI 3

LANTAI ATAP

MASONRY

WALL

15 80

DOOR &

WINDOW

16 40

BEAM & SLAB

6 30

COLUMN

7 30

GIRDER

8 30

BEAM & SLAB

9 30

COLUMN

10 30

GIRDER

11 30

BEAM & SLAB

12 30

GIRDER

13 30

BEAM & SLAB

14 30

PEK. STRUKTUR

BANGUNAN A

LANTAI 1

LANTAI 2

25

CEILING

FINISHED

17 40

PEK. ARSITEKTUR

BANGUNAN A

DOOR &

WINDOW

OTHERS

WORK

20 20

PAINTING

WORK

LANTAI 1

MASONRY

WALL

21 80

19 45

SANITAIRS

WORK

18

22 40

CEILING

FINISHED

23 40

SANITAIRS

WORK

OTHERS

WORK

24 25

PAINTING

WORK

26 20

LANTAI 2

LANTAI 3

MASONRY

WALL

27 80

25 45

DOOR &

WINDOW

28 40

CEILING

FINISHED

29 40

SANITAIRS

WORK

30 25

PAINTING

WORK

31 45

LANTAI ATAP

OTHERS

WORK

32 20

FINISHED

34 45

MASONRY

WALL

33 35

OTHERS

WORK

36 20

PAINTING

WORK

35 30

CEILING

PDM pada gambar 5.16 di atas adalah hasil transfer dari metode penjadwalan Bar

Chart, terlihat pada gambar tersebut banyak terdapat item kegiatan yang terputus link-nya

sehingga diagram network tersebut tidak sempurna, karena tidak tertutup pada satu titik

akhir. Item kegiatan yang terputus link-nya (lihat gambar 5.17) antara lain adalah beam &

slab pada pekerjaan struktur lantai atap, ceiling finished, sanitair work, dan other work

pada pekerjaan arsitektur lantai 1 dan 2, sanitair work dan other work pada pekerjaan

arsitektur lantai 3, serta ceiling finished pada pekerjaan arsitektur lantai atap.

Gambar 5.17. Item Kegiatan Pada PDM Yang Terputus Link-nya

Oleh karena itu, diperlukan perbaikan dari diagram yang ada agar memenuhi syarat sebagai

diagram network. Adapun diagram PDM perbaikan tersebut adalah sebagai berikut:

Page 111: Tesis Penjadwalan

96

Gambar 5.18. PDM Perbaikan dari Proyek Teaching Hospital Gedung A

0 0 ES EF0 0 LS LF

0 3000 300

SS45

45 61 SS 3 148 22845 61 148 228

SS SS10 45

55 71 193 23355 71 193 233

SS SS10 5

65 95 198 23865 95 220 260

SS SS10 15 SS

75 105 208 23375 105 220 245

SS SS15 45

90 120 193 23890 120 200 245

SS SS10 25 FF

100 130 218 238100 130 225 245

SS10

110 140 SS 7 200 280110 140 200 280

FSSS SS15 45

125 155 245 285125 155 245 285

SS SS10 5

135 165 250 290135 165 272 312

SS SS10 15 SS

145 175 260 285145 175 272 297

SS15

160 190 SS 45 245 290212 242 252 297

SS SS10 25 FF

170 200 FS 270 290222 252 277 297

SS 7 252 332252 332

FSSS45

297 337297 337

SS5

302 342302 342

SS10

312 337319 344

SS 45 297 342299 344

SS FF25

322 342324 344

SS 7 309 344 FF309 344

324 SS309 5

314 359319 364

SS25

334 364334 364

SS 20 329 349344 364

364 364 364349 364 364

FF

FINISH

37 0

JENISKEGIATAN

NO. KEG. DURASI

PREPARATION

2 300

START

1 0

FOUNDATION

3 16

TIE BEAM

4 16

COLUMN

5 30

LANTAI 3

LANTAI ATAP

MASONRY

WALL

15 80

DOOR &

WINDOW

16 40

BEAM & SLAB

6 30

COLUMN

7 30

GIRDER

8 30

BEAM & SLAB

9 30

COLUMN

10 30

GIRDER

11 30

BEAM & SLAB

12 30

GIRDER

13 30

BEAM & SLAB

14 30

PEK. STRUKTUR

BANGUNAN A

LANTAI 1

LANTAI 2

25

CEILING

FINISHED

17 40

PEK. ARSITEKTUR

BANGUNAN A

DOOR &

WINDOW

OTHERS

WORK

20 20

PAINTING

WORK

LANTAI 1

MASONRY

WALL

21 80

19 45

SANITAIRS

WORK

18

22 40

CEILING

FINISHED

23 40

SANITAIRS

WORK

OTHERS

WORK

24 25

PAINTING

WORK

26 20

LANTAI 2

LANTAI 3

MASONRY

WALL

27 80

25 45

DOOR &

WINDOW

28 40

CEILING

FINISHED

29 40

SANITAIRS

WORK

30 25

PAINTING

WORK

31 45

LANTAI ATAP

OTHERS

WORK

32 20

FINISHED

34 45

MASONRY

WALL

33 35

CEILING

OTHERS

WORK

36 20

PAINTING

WORK

35 30

Page 112: Tesis Penjadwalan

97

0 0 ES EF0 0 LS LF

SS

0 5280 528

SS73

73 157 269 353248 332 FS 112 444 528

SS73

73 220 255 38180 292 FS 35 327 453

FS-18 363 456

SS SS 435 52877

150 297171 318

FS297 507318 528

73 157 297 332 381 40980 276 FS 140 416 451 FS 49 500 528

SS42

115 143 381 521122 150 FS 238 388 528

FS-42

479 507500 528

528 528 FF528 528

7 93

JENISKEGIATAN

NO. KEG. DURASI

START

1 0

GENERAL

2 528

DRAINAGE

84

EARTHWORK

147

2 210

GRANULAR

PAVEMENT

1 147

& MINOR WORK

13 28

STRUCTURES

3 84

DAYWORK

15 28

FINISH

16 0

& MINOR WORK

14 140

STRUCTURES

12 28

STRUCTURES

11

DRAINAGE

84

EARTHWORK

126

PAVEMENT

W & S

3

5

4

6

REINSTATEMENT

35

REINSTATEMENT

ASPHALT

PAVEMENT

5.1.4.2. PDM Proyek Jalan Demak Bypass

Gambar 5.19. PDM Proyek Jalan Demak Bypass

Dari gambar 5.19 di atas terlihat adanya lintasan kritis kegiatan yang ditunjukkan

dengan anak panah tebal dan warna kuning pada node-nya, yaitu pada pekerjaan general.

Adapun total waktu penyelesaian proyeknya adalah 528 hari.

Page 113: Tesis Penjadwalan

98

0 0 ES EF0 0 LS LF

0 5460 546

SS165

165 512212 559

SS1

1 4951 495

SS232

233 523269 559

SS215

216 559216 559

SS74

290 340509 559

FS-49 510 545

520 555

SS28 193 223

529 559SS

9

519 549529 559

559 559559 559 FF

START JENISKEGIATAN

1 0 NO. KEG. DURASI

PEKERJAANPERSIAPAN

2 546

PEKERJAAN

347

PEKERJAAN

494

TANAH

PEKERJAAN

290

3

4

5

TIANG PANCANG

BETON

PEKERJAAN

6 343

PEKERJAAN

LAIN-LAIN

10 30PENERANGAN

PENAHAN SEMENTARA

JALAN

LAMPU

7 50

PEKERJAAN

8 35

FINISH

11 0

PEKERJAANPENAHAN TANAH

9 30

5.1.4.3. PDM Proyek Graving Dock

Gambar 5.20. PDM Proyek Graving Dock

Dari gambar 5.20 di atas terlihat adanya lintasan kritis kegiatan yang ditunjukkan

dengan anak panah tebal dan warna kuning pada node-nya, yaitu pada pekerjaan persiapan,

tiang pancang, dan pekerjaan lain-lain. Sedangkan total waktu penyelesaian proyeknya

adalah 559 hari.

Page 114: Tesis Penjadwalan

99

5.1.5. Elaborasi Metode Perencanaan dan Penjadwalan Proyek dengan PERT

Pada penelitian ini metode PERT yang digunakan menggunakan pendekatan PDM

network. Oleh karena itu tampilan diagramnya juga nampak lebih sederhana bila

dibandingkan dengan menggunakan CPM. Selain itu, hubungan logika ketergantungan

antar kegiatan dan lintasan kritis juga terlihat dengan jelas. Hanya saja metode PERT ini

masih memiliki kelemahan yang sama dengan CPM dan PDM, yaitu tidak dapat

menunjukkan hambatan atau gangguan antar kegiatan dan tidak dapat mempertahankan

kecepatan produksi.

5.1.5.1. PERT Proyek Teaching Hospital Gedung A

Pada proyek Teaching Hospital Gedung A ini, data durasi m (most likely time),

didapatkan dari data proyek yang ada, sedangkan untuk estimasi data durasi a (optimistic

duration time) dan b (pessimistic duration time), didapatkan dari hasil kuisioner dari salah

satu staf teknik yang bekerja pada proyek tersebut (lihat lampiran C). Adapun data durasi

PERT pada proyek Teaching Hospital Gedung A ini adalah sebagai berikut:

Page 115: Tesis Penjadwalan

100

a m b1 TEACHING HOSPITAL 4772 PREPARATION 250 300 360 301.7 18.3 336.13 TEACHING HOSPITAL BUILDING A 3194 STRUCTURE WORK 1555 1st Floor 606 FOUNDATION 14 16 30 18.0 2.7 7.17 TIE BEAM 14 16 30 18.0 2.7 7.18 COLUMN 28 30 40 31.3 2.0 4.09 BEAM & SLAB 28 30 60 34.7 5.3 28.4

10 2nd Floor 5011 COLUMN 28 30 60 34.7 5.3 28.412 GIRDER 21 30 60 33.5 6.5 42.313 BEAM & SLAB 28 30 60 34.7 5.3 28.414 3rd Floor 5015 COLUMN 28 30 40 31.3 2.0 4.016 GIRDER 14 30 60 32.3 7.7 58.817 BEAM & SLAB 21 30 60 33.5 6.5 42.318 Roof plan 4019 GIRDER 28 30 60 34.7 5.3 28.420 SLAB & BEAM 28 30 60 34.7 5.3 28.421 ARCHITECTURE WORK 21622 1st Floor 9023 MASONRY WALL AND WALL FINISHES 77 80 120 86.2 7.2 51.424 DOOR AND WINDOW 30 40 60 41.7 5.0 25.025 CEILING FINISHES 28 40 120 51.3 15.3 235.126 SANITAIRS WORK 21 25 30 25.2 1.5 2.327 PAINTING WORK 21 45 60 43.5 6.5 42.328 OTHERS WORK 12 20 30 20.3 3.0 9.029 2nd Floor 9030 MASONRY WALL AND WALL FINISHES 77 80 120 86.2 7.2 51.431 DOOR AND WINDOW 28 40 60 41.3 5.3 28.432 CEILING FINISHES 28 40 120 51.3 15.3 235.133 SANITAIRS WORK 21 25 30 25.2 1.5 2.334 PAINTING WORK 21 45 60 43.5 6.5 42.335 OTHERS WORK 12 20 30 20.3 3.0 9.036 3rd Floor 9037 MASONRY WALL AND WALL FINISHES 77 80 120 86.2 7.2 51.438 DOOR AND WINDOW 28 40 60 41.3 5.3 28.439 CEILING FINISHES 28 40 120 51.3 15.3 235.140 SANITAIRS WORK 21 25 30 25.2 1.5 2.341 PAINTING WORK 21 45 60 43.5 6.5 42.342 OTHERS WORK 12 20 30 20.3 3.0 9.043 Roof plan 5544 MASONRY WALL AND WALL FINISHES 28 35 90 43.0 10.3 106.845 CEILING FINISHES 30 45 90 50.0 10.0 100.046 PAINTING WORK 28 30 120 44.7 15.3 235.147 OTHERS WORK 14 20 30 20.7 2.7 7.1

s2NO JENIS PEKERJAANDURASI (hari)

te s

Tabel 5.4. Estimasi Durasi PERT Pada Proyek Teaching Hospital Gedung A

Berdasarkan estimasi data durasi tabel 5.4 di atas, nilai te (durasi yang diharapkan)

dimasukkan ke dalam diagram PERT yang dibuat dengan memakai pendekatan PDM.

Diagram PERT tersebut adalah sebagai berikut :

Page 116: Tesis Penjadwalan

101

0 0 ES EF0 0 LS LF

0 301.70 301.7

SS45

45 63 SS 3 148 234.245 63 148 234.2

SS SS10 45

55 73 193 234.755 73 193 234.7

SS SS10 5

65 96.3 198 249.365 96.3 219.8 271.1

SS SS10 15 SS

75 109.7 208 233.275 109.7 219.8 245

SS SS15 45

90 124.7 193 236.590 124.7 199.7 243.2

SS SS10 25 FF

100 133.5 218 238.3100 133.5 224.7 245

SS10

110 144.7 SS 7 200 286.2110 144.7 200 286.2

FSSS SS15 45

125 156.3 245 286.3125 156.3 245 286.3

SS SS10 5

135 167.3 250 301.3135 167.3 271.8 323.1

SS SS10 15 SS

145 178.5 260 285.2145 178.5 271.8 297

SS15

160 194.7 SS 45 245 288.5207.3 242 251.7 295.2

SS SS10 25 FF

170 204.7 FS 270 290.3217.3 252 276.7 297

SS 7 252 338.2252 338.2

FSSS45

297 338.3297 338.3

SS5

302 353.3302 353.3

SS10

312 337.2326.8 352

SS 45 297 340.5306.7 350.2

SS FF25

322 342.3331.7 352

SS 7 309 352 FF309 352

SS5

314 364328.7 378.7

SS309 25338 334 378.7

334 378.7

SS 20 329 349.7358 378.7

378.7 692.7 378.7349.7 692.7 378.7

FF

JENISKEGIATAN

NO. KEG. DURASI

FINISH

37 0

OTHERS

WORK

36 20.7

PAINTING

WORK

35 44.7

CEILING

FINISHED

34 50

LANTAI ATAP

OTHERS

WORK

32 20.3

MASONRY

WALL

33 43

PAINTING

WORK

31 43.5

SANITAIRS

WORK

30 25.2

CEILING

FINISHED

29 51.3

DOOR &

WINDOW

28 41.3

26 20.3

LANTAI 2

LANTAI 3

MASONRY

WALL

27 86.2

25 43.5

OTHERS

WORK

24 25.2

PAINTING

WORK

23 51.3

SANITAIRS

WORK

22 41.3

CEILING

FINISHED

LANTAI 1

MASONRY

WALL

21 86.2

19 43.5

SANITAIRS

WORK

18

PEK. ARSITEKTUR

BANGUNAN A

DOOR &

WINDOW

OTHERS

WORK

20 20.3

PAINTING

WORK

25.2

CEILING

FINISHED

17 51.3

PEK. STRUKTUR

BANGUNAN A

LANTAI 1

LANTAI 2

BEAM & SLAB

14 34.7

GIRDER

13 34.7

BEAM & SLAB

12 33.5

GIRDER

11 32.3

COLUMN

10 31.3

BEAM & SLAB

9 34.7

GIRDER

8 33.5

COLUMN

7 34.7

BEAM & SLAB

6 34.7

LANTAI 3

LANTAI ATAP

MASONRY

WALL

15 86.2

DOOR &

WINDOW

16 41.7

COLUMN

5 31.3

TIE BEAM

4 18

STARTKEGIATAN

1 0

PREPARATION

2 301.7

FOUNDATION

3 18

Gambar 5.21. PERT Proyek Teaching Hospital Gedung A

Page 117: Tesis Penjadwalan

102

Adapun perhitungan kemungkinan/probability waktu penyelesaian proyek

Teaching Hospital Gedung A dengan durasi waktu yang dijadwalkan Ts 364 hari (diambil

dari durasi penyelesaian proyek dengan diagram PDM) adalah sebagai berikut :

Te adalah jumlah dari te untuk kegiatan kritis [ å= )(teTe untuk kegiatan kritis] atau

sama dengan total waktu penyelesaian proyek yang diharapkan, lintasan kritis proyek

Teaching Hospital Gedung A dengan metode PERT di atas adalah rangkaian kegiatan yang

melalui jalur 1-2-3-4-5-6-7-8-9-10-11-12-15-16-21-22-27-28-29-33-35-37 dengan total

durasi proyek tercepat yang diharapkan Te adalah 378.7 hari. Sedangkan standar deviasi

dari distribusi durasi proyek yang diharapkan S adalah akar jumlah kuadrat dari standar

deviasi pada kegiatan kritis [ å= 2sS untuk kegiatan kritis]. Adapun perhitungannya

adalah sebagai berikut:

Diketahui :

Ts = 364 hari, Te = 378.7 hari

å= 2sS untuk kegiatan kritis

÷÷ø

öççè

æ+++++++++

++++++++++=

23510723528.451.428.44.512551.4

42.358.8428.442.34.2828.447.17.1336.1S

9.1399=S

S = 37.41524

STeTs

Z-

=

41524.377.378364 -

=Z

Area dari Tabel Normal

Z = - 0.3929 = 0.3483

= 1 - 0.3483 = 0.6517

(Untuk nilai distribusi Z dapat dilihat pada lampiran A).

Jadi, berdasarkan perhitungan di atas kemungkinan proyek Teaching Hospital

Gedung A dapat diselesaikan dengan waktu 364 hari adalah sekitar 65 % dari total area di

bawah kurva normal. Hal ini berarti, bahwa kemungkinan proyek dapat selesai tepat waktu

adalah rendah sehingga perlu dianalisis berapakah waktu yang sesuai agar proyek dapat

selesai dengan probabilitas yang tinggi. Perlu ditekankan di sini bahwa dalam menganalisis

Page 118: Tesis Penjadwalan

103

kemungkinan penyelesaian proyek di atas, diabaikan usaha-usaha lain untuk mempercepat

penyelesaian pekerjaan, misalnya perubahan metode pelaksanaan atau penambahan sumber

daya. Untuk itu agar proyek dapat diselesaikan dengan kemungkinan 99% maka dapat

dilakukan analisis dengan kurva distribusi normal, yaitu dengan cara memasukkan faktor

deviasi standar (S) dan varians (S2) sebagai berikut:

2S =

4S =

6S =

mean Te+S Te+2S Te+3STe-3S Te-2S Te-S

378.7

Te = 378.7S2 = 1399.9S = 37.41

2S =

4S =

6S =

mean Te+S Te+2S Te+3STe-3S Te-2S Te-S

378.7

Te = 378.7S2 = 1399.9S = 37.41

2S =

4S =

6S =

mean 416.11 453.52 490.93266.47 303.88 341.29

378.7

Te = 378.7S2 = 1399.9S = 37.41

2S =

4S =

6S =

mean 416.11 453.52 490.93266.47 303.88 341.29

378.7

Te = 378.7S2 = 1399.9S = 37.41

Gambar 5.22. Analisis Kurva Distribusi Normal Proyek Teaching Hospital Gedung A

Page 119: Tesis Penjadwalan

104

Berdasarkan kurva distribusi normal gambar 5.22 di atas dengan besar rentang 3S,

durasi waktu penyelesaian proyek Teaching Hospital Gedung A adalah 378.7 ± 112.23

hari. Dari analisa tesebut maka kesempatan proyek dapat diselesaikan dengan

kemungkinan 99% adalah pada rentang waktu 266.47 - 490.93 hari. Hal ini juga dapat

dianalisis dengan menggunakan nilai distribusi Z. Misalkan target waktu penyelesaian

proyek (Ts) diubah dari 364 hari menjadi 490 hari, maka kemungkinan proyek Teaching

Hospital Gedung A dapat diselesaikan adalah sebagai berikut:

Diketahui :

Ts = 490 hari, Te = 378.7 hari

S = 37.41524

STeTs

Z-

=

41524.377.378490 -

=Z

Area dari Tabel Normal

Z = 2.974 = 0.9985

(Untuk nilai distribusi Z dapat dilihat pada lampiran B).

Jadi, dengan cara menambah durasi waktu penyelesaian proyek dari 364 hari

menjadi 490 hari kemungkinan waktu penyelesaian proyek Teaching Hospital Gedung A

dapat diselesaikan menjadi 99%. Perlu ditekankan di sini bahwa dalam menganalisis

kemungkinan penyelesaian proyek dengan metode PERT ini, usaha-usaha lain untuk

mempercepat penyelesaian pekerjaan diabaikan.

Berdasarkan verifikasi data dengan kenyataan yang ada di lapangan, jadwal

pelaksanaan proyek Teaching Hospital Gedung A mengalami keterlambatan sebesar 4,5

bulan (135 hari) dari jadwal semula 364 hari. Jadi, dapat disimpulkan bahwa proyek ini

memiliki probabilitas waktu penyelesaian proyek sebesar 73% atau mengalami

keterlambatan sebesar 27% dari jadwal semula. Bila dibandingkan dengan hasil elaborasi

metode PERT, maka terdapat perbedaan estimasi probabilitas waktu penyelesaian proyek

sebesar 8% (73%-65%).

Page 120: Tesis Penjadwalan

105

a m bPROYEK JALAN DEMAK BYPASSGENERAL 423 528 554 514.8 21.8 476.7DRAINAGE A 76 84 92 84.0 2.7 7.1DRAINAGE B 76 84 92 84.0 2.7 7.1EARTHWORK A 125 147 154 144.5 4.8 23.4EARTHWORK B 107 126 132 123.8 4.2 17.4PAVEMENT WIDENING AND SHOULDER 75 93 102 91.5 4.5 20.3GRANULAR PAVEMENT 140 147 154 147.0 2.3 5.4ASPHALT PAVEMENT 168 210 231 206.5 10.5 110.3STRUCTURES A 72 84 88 82.7 2.7 7.1STRUCTURES B 32 35 39 35.2 1.2 1.4STRUCTURES C 25 28 29 27.7 0.7 0.4REINSTATEMENT AND MINOR WORK A 23 28 29 27.3 1.0 1.0REINSTATEMENT AND MINOR WORK B 112 140 154 137.7 7.0 49.0DAYWORK 27 28 29 28.0 0.3 0.1

s s2JENIS PEKERJAANDURASI (hari)

te

5.1.5.2. PERT Proyek Jalan Demak Bypass

Pada proyek Jalan Demak Bypass ini, data durasi m didapatkan dari data proyek

yang ada, sedangkan untuk data durasi a dan b, didapatkan dari hasil kuisioner dari salah

seorang ahli di lapangan pada proyek jalan raya dengan pengalaman 24 tahun (lihat

lampiran D). Adapun data durasi PERT yang diperoleh pada proyek Jalan Demak Bypass

ini adalah sebagai berikut:

Tabel 5.5. Estimasi Durasi PERT Proyek Jalan Demak Bypass

Dari hasil estimasi durasi pada tabel 5.5 di atas, nilai te (durasi yang diharapkan)

dimasukkan ke dalam diagram PERT yang dibuat dengan memakai pendekatan PDM.

Diagram PERT proyek Jalan Demak Bypass adalah sebagai berikut :

Page 121: Tesis Penjadwalan

106

Gambar 5.23. PERT Proyek Jalan Demak Bypass

0 0 ES EF0 0 LS LF

FS

0 514.8330 514.833

SS73

73 157 269 353234.833 318.833 FS 112 430.833 514.833

SS73

73 217.5 252.5 376.33369.8333 282.5 FS 35 317.5 441.333

FS-18 358.333 449.833

SS SS 423.333 514.83377

150 297161.333 308.333

FS297 503.5

308.333 514.833

73 155.667 295.667 330.833 379.8 407.569.8333 263 FS 140 403 438.167 FS 49 487.2 514.8

SS42

115 142.333 380.333 518111.833 139.167 FS 238 377.167 514.833

FS-42

476 504486.833 514.833

514.833 514.833514.833 514.833

7 91.5

3

5

4

6

REINSTATEMENT

35.167

REINSTATEMENT

ASPHALT

PAVEMENT

DRAINAGE

84.000

EARTHWORK

123.833

PAVEMENT

W & S

& MINOR WORK

14 137.667

STRUCTURES

12 27.667

STRUCTURES

11

FINISH

16 0

DAYWORK

15 28.000

& MINOR WORK

13 27.33333333

STRUCTURES

3 82.66666667

2 206.5

GRANULAR

PAVEMENT

1 147.000

DRAINAGE

84.000

EARTHWORK

144.500

GENERAL

2 514.8333333

START

1 0

JENISKEGIATAN

NO. KEG. DURASI

Page 122: Tesis Penjadwalan

107

Adapun perhitungan kemungkinan/probability waktu penyelesaian proyek Jalan

Demak Bypass dengan durasi waktu yang dijadwalkan Ts 528 hari (diambil dari durasi

penyelesaian proyek dengan diagram PDM) adalah sebagai berikut :

Te adalah jumlah dari te untuk kegiatan kritis [ å= )(teTe untuk kegiatan kritis] atau

sama dengan total waktu penyelesaian proyek yang diharapkan, lintasan kritis proyek Jalan

Demak Bypass dengan metode PERT di atas adalah rangkaian kegiatan yang melalui jalur

1-2-16 dengan total durasi proyek tercepat yang diharapkan Te adalah 514.83 hari.

Sedangkan standar deviasi dari distribusi durasi proyek yang diharapkan S adalah akar

jumlah kuadrat dari standar deviasi pada kegiatan kritis [ å= 2sS untuk kegiatan kritis].

Adapun perhitungannya adalah sebagai berikut:

Diketahui :

Ts = 528 hari, Te = 514.83 hari

å= 2sS untuk kegiatan kritis

7.476=S

S = 21.83

STeTs

Z-

=

83.2183.514528-

=Z

Area dari Tabel Normal

Z = 0.603053 = 0.7353

(Untuk nilai distribusi Z dapat dilihat pada lampiran B).

Jadi, berdasarkan perhitungan di atas kemungkinan proyek dapat diselesaikan

dengan waktu 528 hari adalah sekitar 73 % dari total area di bawah kurva normal. Hal ini

berarti, bahwa kemungkinan proyek dapat selesai tepat waktu adalah sedang sehingga perlu

dianalisis berapakah waktu yang sesuai agar proyek dapat selesai dengan probabilitas yang

tinggi. Untuk itu agar proyek dapat diselesaikan dengan kemungkinan 99% maka dapat

dilakukan analisis dengan kurva distribusi normal, yaitu dengan cara memasukkan faktor

deviasi standar (S) dan varians (S2) sebagai berikut:

Page 123: Tesis Penjadwalan

108

2S =

4S =

6S =

mean Te+S Te+2S Te+3STe-3S Te-2S Te-S

514.83

Te = 514.83S2 = 476.7S = 21.83

2S =

4S =

6S =

mean Te+S Te+2S Te+3STe-3S Te-2S Te-S

514.83

Te = 514.83S2 = 476.7S = 21.83

2S =

4S =

6S =

mean 536.66 558.49 580.32449.34 471.71 493

514.83

Te = 514.83S2 = 476.7S = 21.83

2S =

4S =

6S =

mean 536.66 558.49 580.32449.34 471.71 493

514.83

Te = 514.83S2 = 476.7S = 21.83

Gambar 5.24. Analisis Kurva Distribusi Normal Proyek Jalan Demak Bypass

Berdasarkan kurva distribusi normal gambar 5.24 di atas dengan besar rentang 3S,

durasi waktu penyelesaian proyek Jalan Demak Bypass adalah 514.83 ± 65.49 hari. Dari

analisa tesebut maka kesempatan proyek dapat diselesaikan dengan kemungkinan 99%

adalah pada rentang waktu 449.34 – 580.32 hari. Hal ini juga dapat dianalisis dengan

menggunakan nilai distribusi Z. Misalkan target waktu penyelesaian proyek (Ts) diubah

Page 124: Tesis Penjadwalan

109

dari 528 hari menjadi 580 hari, maka kemungkinan proyek Jalan Demak Bypass dapat

diselesaikan adalah sebagai berikut:

Diketahui :

Ts = 580 hari, Te = 514.83 hari

S = 21.83

STeTs

Z-

=

83.2183.514580 -

=Z

Area dari Tabel Normal

Z = 2.985 = 0.9986

(Untuk nilai distribusi Z dapat dilihat pada lampiran B).

Jadi, dengan cara menambah durasi waktu penyelesaian proyek dari 528 hari menjadi 580

hari kemungkinan waktu penyelesaian proyek Jalan Demak Bypass dapat diselesaikan

menjadi 99%.

Berdasarkan verifikasi data jadwal pelaksanaan proyek Jalan Demak Bypass yang

ditinjau dari progress pekerjaan pada bulan Agustus 2008 minggu kedua, diperkirakan

proyek Jalan Demak Bypass mengalami keterlambatan sebesar 24% dari jadwal semula.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa proyek ini memiliki probabilitas waktu penyelesaian proyek

sebesar 76%. Bila dibandingkan dengan hasil elaborasi metode PERT, maka terdapat

perbedaan estimasi probabilitas waktu penyelesaian proyek sebesar 3% (76%-73%).

Page 125: Tesis Penjadwalan

110

5.1.5.3. PERT Proyek Graving Dock

Pada proyek Graving Dock ini, data durasi m didapatkan dari data proyek yang ada,

sedangkan untuk data durasi a dan b, didapatkan dari hasil kuisioner dari salah seorang

pengawas lapangan pada proyek Graving Dock ini dengan pengalaman 20 tahun (lihat

lampiran E). Adapun data durasi PERT yang diperoleh pada proyek Graving Dock ini

adalah sebagai berikut:

Tabel 5.6. Estimasi Durasi PERT Proyek Graving Dock

Dari hasil estimasi durasi pada tabel 5.6 di atas, nilai te (durasi yang diharapkan)

dimasukkan ke dalam diagram PERT yang dibuat dengan memakai pendekatan PDM.

Diagram PERT proyek Graving Dock sebagai berikut :

a m bPROYEK GRAVING DOCKPEKERJAAN PERSIAPAN 519 546 600 550.5 13.5 182.3PEKERJAAN TANAH DAN PENGERINGAN 337 347 416 356.8 13.2 173.4PEKERJAAN TIANG PANCANG, SHEET PILE DAN PEMANCANGAN 470 494 568 502.3 16.3 266.8PEKERJAAN BETON 261 290 319 290.0 9.7 93.4PEKERJAAN LAIN-LAIN 326 343 377 345.8 8.5 72.3PEKERJAAN PENAHAN SEMENTARA UJUNG MULUT DOK 47 50 58 50.8 1.8 3.4PEKERJAAN JALAN DENGAN KONSTRUKSI ASPAL PENETRASI SELEBAR 6M KELILING TEPI DOK DAN TEPI LAUTPEKERJAAN PENAHAN TANAH TEPI LAUT (l=22M) DI KIRI KANAN MULUT DOKLAMPU PENERANGAN DI DINDING DOK TERMASUK INSTALASI DAN PANEL PENERANGAN

1.0 1.0

JENIS PEKERJAANDURASI (hari)

34

29

27

39

35

33

35

30

30 30.0 1.0 1.0

te s s2

35.5 0.8 0.7

30.7

Page 126: Tesis Penjadwalan

111

0 0 ES EF0 0 LS LF

0 550.50 550.5

SS165

165 521.833205 561.833

SS1

1 503.3331 503.333

SS232

233 523271.833 561.833

SS215

216 561.833216 561.833

SS74

290 340.833511 561.833

FS-49 512.833 548.333

522.833 558.333

SS28 193 223.7

531.133 561.833SS

9

521.833 551.833531.833 561.833

561.833 561.833561.833 561.833

PEKERJAANPENAHAN TANAH

9 30.7

FINISH

11 0

PENAHAN SEMENTARA

JALAN

LAMPU

7 50.833

PEKERJAAN

8 35.5

10 30PENERANGAN

PEKERJAAN

6 345.833

PEKERJAAN

LAIN-LAIN

PEKERJAAN

290

3

4

5

TIANG PANCANG

BETON

PEKERJAAN

356.833

PEKERJAAN

502.333

TANAH

PEKERJAANPERSIAPAN

2 550.5

1 0 NO. KEG. DURASI

START JENISKEGIATAN

Gambar 5.25. PERT Proyek Graving Dock

Page 127: Tesis Penjadwalan

112

Adapun perhitungan kemungkinan/probability waktu penyelesaian proyek Graving

Dock dengan durasi waktu yang dijadwalkan Ts 559 hari (diambil dari durasi penyelesaian

proyek dengan diagram PDM) adalah sebagai berikut :

Te adalah jumlah dari te untuk kegiatan kritis [ å= )(teTe untuk kegiatan kritis] atau

sama dengan total waktu penyelesaian proyek yang diharapkan, lintasan kritis proyek

Graving Dock dengan metode PERT di atas adalah rangkaian kegiatan yang melalui jalur

1-2-4-6-11 dengan total durasi proyek tercepat yang diharapkan Te adalah 561.833 hari.

Sedangkan standar deviasi dari distribusi durasi proyek yang diharapkan S adalah akar

jumlah kuadrat dari standar deviasi pada kegiatan kritis [ å= 2sS untuk kegiatan kritis].

Adapun perhitungannya adalah sebagai berikut:

Diketahui :

Ts = 559 hari, Te = 561.833 hari

å= 2sS untuk kegiatan kritis

( )25.728.2663.182 ++=S

3.521=S

S = 22.831

STeTs

Z-

=

831.22833.561559 -

=Z

Area dari Tabel Normal

Z = - 0.124 = 0.4522

= 1 - 0.4522 = 0.5478

(Untuk nilai distribusi Z dapat dilihat pada lampiran A).

Jadi, berdasarkan perhitungan di atas kemungkinan proyek dapat diselesaikan

dengan waktu 559 hari adalah sekitar 55 % dari total area di bawah kurva normal. Hal ini

berarti, bahwa kemungkinan proyek dapat selesai tepat waktu adalah rendah sehingga perlu

dianalisis berapakah waktu yang sesuai agar proyek dapat selesai dengan probabilitas yang

tinggi. Untuk itu agar proyek dapat diselesaikan dengan kemungkinan 99% maka dapat

dilakukan analisis dengan kurva distribusi normal, yaitu dengan cara memasukkan faktor

deviasi standar (S) dan varians (S2) sebagai berikut:

Page 128: Tesis Penjadwalan

113

2S =

4S =

6S =

mean Te+S Te+2S Te+3STe-3S Te-2S Te-S

561.833

Te = 561.833S2 = 521.3S = 22.831

2S =

4S =

6S =

mean Te+S Te+2S Te+3STe-3S Te-2S Te-S

561.833

Te = 561.833S2 = 521.3S = 22.831

2S =

4S =

6S =

mean 584.664 607.495 630.326493.34 516.171 539.002

561.833

Te = 561.833S2 = 521.3S = 22.831

2S =

4S =

6S =

mean 584.664 607.495 630.326493.34 516.171 539.002

561.833

Te = 561.833S2 = 521.3S = 22.831

Gambar 5.26. Analisis Kurva Distribusi Normal Proyek Graving Dock

Berdasarkan kurva distribusi normal gambar 5.26 di atas dengan besar rentang 3S,

durasi waktu penyelesaian proyek Graving Dock adalah 561.833 ± 68.493 hari. Dari

analisa tesebut maka kesempatan proyek dapat diselesaikan dengan kemungkinan 99%

adalah pada rentang waktu 493.34 – 630.326 hari. Hal ini juga dapat dianalisis dengan

menggunakan nilai distribusi Z. Misalkan target waktu penyelesaian proyek (Ts) diubah

Page 129: Tesis Penjadwalan

114

dari 559 hari menjadi 630 hari, maka kemungkinan proyek Graving Dock dapat

diselesaikan adalah sebagai berikut:

Diketahui :

Ts = 630 hari, Te = 561.833 hari

S = 22.831

STeTs

Z-

=

831.22833.561630 -

=Z

Area dari Tabel Normal

Z = 2.985 = 0.9986

(Untuk nilai distribusi Z dapat dilihat pada lampiran B).

Jadi, dengan cara menambah durasi waktu penyelesaian proyek dari 559 hari menjadi 630

hari kemungkinan waktu penyelesaian proyek Graving Dock dapat diselesaikan menjadi

99%.

Berdasarkan verifikasi data dengan kenyataan yang ada di lapangan, jadwal

pelaksanaan proyek Graving Dock mengalami keterlambatan sampai dengan 10 bulan dari

jadwal semula 19 bulan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa proyek ini memiliki probabilitas

waktu penyelesaian proyek sebesar 65% atau mengalami keterlambatan sebesar 35% dari

jadwal semula. Bila dibandingkan dengan hasil elaborasi metode PERT, maka terdapat

perbedaan estimasi probabilitas waktu penyelesaian proyek sebesar 10% (65%-55%).

5.1.6. Elaborasi Metode Perencanaan dan Penjadwalan Proyek dengan LoB

Sebagaimana telah dikemukakan pada bab sebelumnya, LoB adalah metode

penjadwalan yang menggunakan keseimbangan operasi, yaitu tiap-tiap kegiatan adalah

kinerja yang terus-menerus. Di samping itu, rangkaian kegiatan di dalam LoB juga tidak

boleh saling berpotongan atau dengan kata lain tidak boleh mengganggu atau saling

mendahului. Artinya kemajuan pekerjaan dari kegiatan yang mengikuti (successor) tidak

boleh mendahului kegiatan yang mendahuluiya (predecessor). Pada penelitian ini, metode

LoB akan diterapkan pada proyek Teaching Hospital Gedung A, Jalan Demak Bypass, dan

Graving Dock.

Page 130: Tesis Penjadwalan

115

No. KEGIATAN DURASI PER SIKLUS PEKERJAAN (hari)1 Structure 502 Masonry Wall 803 Door & Window 404 Ceilling Finished 405 Sanitairs Work 256 Painting Work 457 Others Work 20

5.1.6.1. LoB Proyek Teaching Hospital Gedung A

Metode LoB akan diaplikasikan ke dalam penjadwalan proyek Teaching Hospital

A. Namun tidak semua item kegiatan pada proyek Teaching Hospital ini dapat dijadwalkan

dengan metode LoB ini, hanya item kegiatan yang berulang saja yang dapat dijadwalkan.

Adapun item kegiatan yang berulang pada proyek Teaching Hospital gedung A

berdasarkan data Bar Chart terdapat pada 3 lantai tipikal. Item kegiatan tiap lantai tipikal

teresbut terdiri dari pekerjaan Structure, Masonry Wall, Door & Window. Ceilling

Finished, Sanitairs Work, Painting Work, Others Work. Asumsi durasi per siklus kegiatan

berdasarkan pada data durasi Bar Chart (lihat gambar 5.6). Adapun daftar kegiatan dan

durasi dari paket pekerjaan tiap lantai tipikal tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 5.7. Daftar Paket Pekerjaan dari Tiap Lantai Tipikal

Sebelum membuat diagram LoB, terlebih dahulu hubungan logika ketergantungan dari

paket kegiatan tersebut dibuat. Network diagram dari paket kegiatan tiap lantai tipikal

tersebut adalah sebagai berikut:

Gambar 5.27. Network Diagram dari Paket Kegiatan Tiap Lantai Tipikal Teaching Hospital Gedung A

Setelah itu waktu Start dan Finish dari paket pekerjaan keseluruhan 3 lantai gedung

Teaching Hospital A dihitung. Sebagai contoh : total durasi dari paket pekerjaan Structure

adalah: 50 hari/lantai X 3 lantai = 150 hari. Adapun durasi dari keseluruhan paket

pekerjaan di atas ditunjukkan pada tabel 5.8.

Others WorkStructure Masonry Wall

Door & Window

Ceilling Finished

Sanitairs Work

Painting Work

Page 131: Tesis Penjadwalan

116

Karena durasi waktu siklus pekerjaan bervariasi untuk tiap paket pekerjaan, maka

apabila paket pekerjaan yang mengikuti (successor) lebih cepat, dijadwalkan dari akhir

paket pekerjaan yang mendahului (predecessor) atau dengan kata lain menggunakan

hubungan logika ketergantungan FF (Finish to Finish). Sedangkan bila successor lebih

lambat maka dijadwalkan setelah siklus pertama dari paket pekerjaan yang mendahului

(predecessor) selesai atau dengan kata lain menggunakan hubungan logika ketergantungan

SS (Start to Start). Sebagai contoh, paket pekerjaan Masonry Wall (lihat tabel 5.8)

diidentifikasi memiliki durasi total yang lebih lambat dari paket pekerjaan Structure. Oleh

karena itu, paket pekerjaan Masonry Wall dijadwalkan setelah siklus pertama dari paket

pekerjaan Structure (predecessor) selesai, yaitu pada hari ke-50 sehingga diharapkan paket

pekerjaan Masonry Wall akan selesai pada hari ke-290 (50 + 240 hari). Sedangkan paket

pekerjaan Door & Window adalah contoh dari paket pekerjaan yang mengikuti (successor)

yang lebih cepat dari pedecessor-nya, yaitu paket pekerjaan Masonry Wall. Oleh karena

itu, paket pekerjaan Door & Window dijadwalkan dari akhir paket pekerjaan yang

mendahului, yaitu dari paket pekerjaan Masonry Wall pada hari ke-290 sehingga paket

pekerjaan Door & Window akan berakhir setelah siklus 40 hari kemudian, atau pada hari

ke-330 (290 + 40 hari). Untuk lebih lengkapnya ditunjukkan pada tabel 5.8 di bawah ini:

Tabel 5.8. LoB Schedule Pada Proyek Teaching Hospital Gedung A

Berdasarkan perhitungan tabel 5.8 di atas, diperkirakan waktu penyelesaian untuk

lantai pertama adalah pada hari ke-365, yaitu waktu penyelesaian dari siklus pertama pada

paket pekerjaan Others Work (345 + 20 hari). Delivery Rate untuk tiap lantai berikutnya

adalah tiap 20 hari sesudahnya. Jadi, total durasi waktu penyelesaian proyek adalah 405

hari. Adapun diagram LoB pada proyek Teaching Hospital Gedung A ditunjukkan pada

gambar 5.28 di bawah ini.

DURASI DURASI START FINISHPER SIKLUS PEKERJAAN (hari) TOTAL PAKET PAKET

Structure 50 150 0 150Masonry Wall 80 240 50 290Door & Window 40 120 210 330Ceilling Finished 40 120 210 330Sanitairs Work 25 75 240 315Painting Work 45 135 250 385Others Work 20 60 345 405

KEGIATAN

Page 132: Tesis Penjadwalan

117

Gambar 5.28. Diagram LoB Proyek Teaching Hospital Gedung A

Dari diagram LoB gambar 5.28 di atas, pekerjaan yang saling mengganggu dapat

dengan mudah terdeteksi, yaitu: pada paket pekerjaan Door & Window dan Ceiling

Finished yang saling berimpitan, serta paket pekerjaan Sanitairs Work yang memotong

paket pekerjaan Door & Window dan paket pekerjaan Painting Work. Selain itu, dengan

jelas dapat diperlihatkan bahwa dengan mempercepat siklus waktu dari paket pekerjaan

Masonry Wall, maka durasi penyelesaian proyek secara keseluruhan dapat dikurangi.

Misalnya siklus waktu dari paket pekerjaan Masonry Wall dipercepat dari 80 hari menjadi

40 hari per siklus pekerjaan, maka durasi dari keseluruhan paket pekerjaan Teaching

Hospital Gedung A berubah sebagai berikut:

Tabel 5.9. Perbaikan 1 LoB Schedule Pada Proyek Teaching Hospital Gedung A

Berdasarkan perhitungan tabel 5.9 di atas, diperkirakan waktu penyelesaian untuk

lantai pertama adalah pada hari ke-265, yaitu waktu penyelesaian dari siklus pertama pada

paket pekerjaan Others Work (245 + 20 hari) dan total durasi waktu penyelesaian proyek

adalah 305 hari. Jadi waktu penyelesaian proyek menjadi lebih cepat 100 hari dari jadwal

Keterangan :

Structure

Masonry Wall

Door &Window, Ceilling Finished

Sanitair Work

Painting Work

Others Work

DURASI DURASI START FINISHPER SIKLUS PEKERJAAN (hari) TOTAL PAKET PAKET

Structure 50 150 0 150Masonry Wall 40 120 70 190Door & Window 40 120 110 230Ceilling Finished 40 120 110 230Sanitairs Work 25 75 140 215Painting Work 45 135 150 285Others Work 20 60 245 305

KEGIATAN

Waktu (hari)

Page 133: Tesis Penjadwalan

118

DURASI DURASI START FINISHPER SIKLUS PEKERJAAN (hari) TOTAL PAKET PAKET

Structure 50 150 0 150Masonry Wall 40 120 70 190Door & Window 40 120 110 230Ceilling Finished 40 120 150 270Sanitairs Work 25 75 220 295Painting Work 45 135 245 380Others Work 20 60 340 400

KEGIATAN

LoB semula, yaitu dari 405 hari menjadi 305 hari. Adapun diagram LoB perbaikan 1 pada

proyek Teaching Hospital Gedung A adalah sebagai berikut:

Gambar 5.29. Perbaikan 1 Diagram LoB Proyek Teaching Hospital Gedung A

Dari diagram perbaikan 1 (gambar 5.29) di atas, tampak durasi penyelesaian proyek

menjadi menjadi lebih cepat namun masih terdapat adanya kegiatan yang saling

mengganggu, yaitu pada paket pekerjaan Door & Window dan Ceiling Finished yang

saling berimpitan, serta paket pekerjaan Sanitairs Work yang memotong paket pekerjaan

Door & Window dan paket pekerjaan Painting Work. Oleh karena itu, agar tidak saling

mengganggu jalannya pekerjaan sebaiknya paket pekerjaan Ceiling Finished digeser

setelah paket pekerjaan Door & Window. Sedangkan paket pekerjaan Sanitairs Work

dijadwalkan setelah paket pekerjaan Ceiling Finished dan paket pekerjaan Painting Work

dijadwalkan setelah paket pekerjaan Sanitairs Work sehingga durasi dari keseluruhan paket

pekerjaan Teaching Hospital Gedung A berubah menjadi sebagai berikut:

Tabel 5.10. Perbaikan 2 LoB Schedule Pada Proyek Teaching Hospital Gedung A

Keterangan :

Structure

Masonry Wall

Door &Window, Ceilling Finished

Sanitair Work

Painting Work

Others Work

Waktu (hari)

Page 134: Tesis Penjadwalan

119

Berdasarkan perhitungan tabel 5.10 di atas, diperkirakan waktu penyelesaian

proyek secara keseluruhan menjadi 400 hari dengan penyelesaian untuk lantai pertama

adalah pada hari ke-360, yaitu waktu penyelesaian dari siklus pertama pada paket

pekerjaan Others Work (340 + 20 hari). Adapun diagram LoB perbaikan 2 pada proyek

Teaching Hospital Gedung A adalah sebagai berikut:

Gambar 5.30. Perbaikan 2 Diagram LoB Proyek Teaching Hospital Gedung A

Dari diagram perbaikan 2 (gambar 5.30) di atas, tampak durasi penyelesaian proyek

secara keseluruhan menjadi 400 hari, di mana lebih cepat 5 hari dari jadwal LoB yang

semula 405 hari dan sudah tidak ada lagi kegiatan yang saling mengganggu. Perbaikan

tersebut dilakukan dengan cara menggeser paket pekerjaan Ceiling Finished yang semula

dimulai pada hari ke-110 menjadi hari ke-150 dengan durasi yang sama, kemudian

menggeser paket pekerjaan Sanitairs Work yang semula dimulai pada hari ke-140 menjadi

hari ke-220 dan menggeser paket pekerjaan Painting Work yang semula dimulai pada hari

ke-150 menjadi hari ke-245.

5.1.6.2. LoB Proyek Jalan Demak Bypass

Penggunaan teknik penjadwalan jaringan, seperti metode jalur kritis (CPM), dalam

penjadwalan proyek berulang telah lama dipertanyakan (Chrzanowski dan Johnston, 1986

(dalam Hassanein dan Moselhi, 2004)). Proyek berulang dapat diklasifikasikan ke dalam

dua kategori: linier (seperti jalan raya dan pipa) dan nonlinier (seperti gedung bertingkat

tinggi dan proyek perumahan) (Vorster et al., 1992 (dalam Hassanein dan Moselhi, 2004)).

Meskipun yang menyebabkan berulang adalah geometrik layout-nya, sedangkan yang lain

Keterangan :

Structure

Masonry Wall

Door &Window

Sanitair Work

Painting Work

Others Work

Ceilling Finished

Waktu (hari)

Page 135: Tesis Penjadwalan

120

Project

Work Zone 1 Work Zone i Work Zone i+1

Segment k

Project dependentActivity dependent

Unit J1 Unit Jj Unit JN

Section J

disebabkan oleh kru yang mengulang tugas yang sama di semua unit. Dua perbedaan utama

antara kedua kelas tersebut adalah: 1). Dalam proyek-proyek nonlinier, unit adalah entitas

fisik (misalnya, lantai di sebuah gedung bertingkat tinggi). Dengan demikian, setelah

menyelesaikan pekerjaan di setiap unit, kru memerlukan waktu relokasi dari satu unit ke

unit berikutnya. Hal ini tidak terjadi di proyek linier, di mana kru hanya maju dari satu

unit ke unit berikutnya sepanjang proyek. 2). Ketika mengadopsi strategi beberapa kru

dalam proyek linier, proyek dipecah menjadi beberapa bagian, masing-masing

dilaksanakan oleh kru. Hal ini tidak terjadi di proyek nonlinier, di mana kru dapat

ditugaskan pada unit berikutnya.

Oleh karena itu, pada tahap perencanaan dan definisi atau yang biasa dikenal

dengan WBS (Work Breakdown Structure), setiap kegiatan di dalam proyek dibagi menjadi

lebih kecil, didefinisikan, dan unit secara umum dikenal sebagai paket pekerjaan (divisi).

Dalam metode ini, kegiatan dibagi menjadi work zone, segment, section, dan unit

(Hassanein dan Moselhi, 2004), seperti terlihat pada gambar 5.31 di bawah ini :

Gambar 5.31. WBS Proyek Jalan (Sumber : Hassanein dan Moselhi, 2004)

Untuk proyek Jalan Demak Bypass ini adalah termasuk dalam proyek linear, di

mana yang menyebabkan berulang adalah geometrik layout-nya. Proyek Jalan Demak

Bypass ini memiliki panjang 6,9 km. Pada studi kasus ini, metode LoB akan diaplikasikan

ke dalam penjadwalan proyek Jalan Demak Bypass. Sesuai dengan metode Hassanein dan

Moselhi (2004), penulis mengasumsikan proyek Jalan Demak Bypass ini terbagi dalam 4

section, yaitu section 1 dari STA 0+000 sampai STA 1+700, section 2 dari STA 1+700

sampai STA 3+500, section 3 dari STA 3+500 sampai STA 5+100, dan section 4 dari STA

Page 136: Tesis Penjadwalan

121

No. DIVISI DURASI PER SIKLUS PEKERJAAN (hari)I General 99II Drainase 32II Earthwork 51IV Structure 28V Granular 28VI Asphalt Pavement 39VII Reinstatement & Minor Work 32VIII Pavement Widening & Shouldier 17IX Dayworks 6

5+100 sampai STA 6+900. Divisi pekerjaan tiap section tersebut terdiri dari pekerjaan

General, Drainase, Earthwork, Structure, Granular, Asphalt Pavement, Reinstatement &

Minor Work, Pavement Widening & Shouldier, Dayworks. Adapun daftar divisi pekerjaan

dan durasi dari paket pekerjaan tiap section adalah sebagai berikut:

Tabel 5.11. Daftar Divisi Pekerjaan

Sebelum membuat diagram LoB, terlebih dahulu hubungan logika ketergantungan

dari paket kegiatan tersebut dibuat. Network diagram dari divisi pekerjaan tiap section

tersebut adalah sebagai berikut:

Gambar 5.32. Network Diagram Tiap Section Divisi Pekerjaan

Setelah itu waktu Start dan Finish dari divisi pekerjaan keseluruhan dari 4 section proyek

Jalan Demak Bypass dihitung. Sebagai contoh : total durasi dari paket pekerjaan General

adalah: 99 hari/section x 4 section = 396 hari. Adapun durasi dari keseluruhan paket

pekerjaan di atas ditunjukkan pada tabel 5.12.

Karena durasi waktu siklus pekerjaan bervariasi untuk tiap divisi pekerjaan, maka

apabila durasi divisi pekerjaan yang mengikuti (successor) lebih cepat, dijadwalkan dari

akhir divisi pekerjaan yang mendahului (predecessor) atau dengan kata lain menggunakan

hubungan logika ketergantungan FF (Finish to Finish). Sedangkan bila durasi dari

successor lebih lambat maka dijadwalkan setelah siklus pertama dari divisi pekerjaan yang

mendahului (predecessor) selesai atau dengan kata lain menggunakan hubungan logika

ketergantungan SS (Start to Start). Sebagai contoh, divisi pekerjaan Drainase (lihat tabel

Pavement Widening& Shouldier

Reinstatement & Minor Work

Earthwork

Structure DayworksGranular

Asphalt Pavement

General

Drainase

Page 137: Tesis Penjadwalan

122

DURASI DURASI START FINISHPER SIKLUS PEKERJAAN (hari) TOTAL PAKET PAKET

I General 99 396 0 396II Drainase 32 128 300 428II Earthwork 51 204 243 447IV Structure 28 112 363 475V Granular 28 112 391 503VI Asphalt Pavement 39 156 419 575VII Reinstatement & Minor Work 32 128 419 547VIII Pavement Widening & Shouldier 17 68 524 592IX Dayworks 6 24 574 598

DIVISINo.

5.12) diidentifikasi memiliki durasi total yang lebih cepat dari paket pekerjaan General.

Oleh karena itu, paket pekerjaan Drainase dijadwalkan dari akhir divisi pekerjaan yang

mendahului, yaitu dari akhir divisi General pada hari ke-396, sehingga diharapkan paket

pekerjaan Drainase akan selesai pada hari ke-428 (396+32 hari). Sedangkan divisi

pekerjaan Asphalt Pavement adalah contoh dari divisi pekerjaan yang mengikuti

(successor) yang lebih lambat dari pedecessor-nya, yaitu divisi pekerjaan Granular. Oleh

karena itu, divisi pekerjaan Asphalt Pavement dijadwalkan setelah siklus pertama divisi

pekerjaan Granular selesai, yaitu pada hari ke-419 (391+28 hari), sehingga diharapkan

divisi pekerjaan Asphalt Pavement akan selesai pada hari ke-575 (419+156 hari). Untuk

lebih lengkapnya, ditunjukkan pada tabel 5.12 sebagai berikut :

Tabel 5.12. LoB Schedule Pada Proyek Jalan Demak Bypass

Berdasarkan perhitungan tabel 5.12 di atas, diperkirakan waktu penyelesaian untuk

section 1 adalah pada hari ke-580, yaitu waktu penyelesaian dari siklus pertama pada divisi

pekerjaan Dayworks ( 574+6 hari). Delivery Rate untuk tiap section berikutnya adalah tiap

6 hari sesudahnya. Jadi, total durasi waktu penyelesaian proyek adalah 598 hari. Adapun

diagram LoB pada proyek Jalan Demak Bypass ditunjukkan pada gambar 5.33 di bawah

ini.

Page 138: Tesis Penjadwalan

123

DURASI DURASI START FINISHPER SIKLUS PEKERJAAN (hari) TOTAL PAKET PAKET

I General 50 200 0 200II Drainase 32 128 104 232II Earthwork 51 204 50 251IV Structure 28 112 167 279V Granular 28 112 195 307VI Asphalt Pavement 39 156 223 379VII Reinstatement & Minor Work 32 128 223 351VIII Pavement Widening & Shouldier 17 68 328 396IX Dayworks 6 24 378 402

DIVISINo.

Gambar 5.33. Diagram LoB Proyek Jalan Demak Bypass

Dari diagram LoB 5.33 di atas, pekerjaan yang saling mengganggu dapat dengan

mudah terdeteksi, yaitu: pada divisi pekerjaan Drainase dan Earthwork yang saling

berpotongan, serta divisi pekerjaan Asphalt Pavement yang memotong Reinstatement &

Minor Work. Selain itu, dengan jelas dapat diperlihatkan bahwa dengan mempercepat

siklus waktu dari paket pekerjaan General, maka durasi penyelesaian proyek secara

keseluruhan dapat dikurangi. Misalnya siklus waktu dari paket pekerjaan General

dipercepat dari 99 hari menjadi 50 hari per siklus pekerjaan, maka durasi dari keseluruhan

paket pekerjaan Jalan Demak Bypass berubah sebagai berikut:

Tabel 5.13. Perbaikan 1 LoB Schedule pada Proyek Jalan Demak Bypass

Berdasarkan perhitungan tabel 5.13 di atas, diperkirakan waktu penyelesaian untuk

section 1 adalah pada hari ke-384, yaitu waktu penyelesaian dari siklus pertama pada divisi

pekerjaan Dayworks ( 378+6 hari). Delivery Rate untuk tiap section berikutnya adalah tiap

6 hari sesudahnya. Jadi, waktu penyelesaian proyek menjadi lebih cepat 196 hari dari

Keterangan :

General

Earth Work

Structures

Reinstatement & Minor work Asphalt Pavement

Drainase

Granular

Pavement Widening & Shouldier Daywork

Waktu (hari)

Page 139: Tesis Penjadwalan

124

DURASI DURASI START FINISHPER SIKLUS PEKERJAAN (hari) TOTAL PAKET PAKET

I General 50 200 0 200II Drainase 32 128 155 283II Earthwork 51 204 50 251IV Structure 28 112 199 311V Granular 28 112 227 339VI Asphalt Pavement 39 156 255 411VII Reinstatement & Minor Work 32 128 315 443VIII Pavement Widening & Shouldier 17 68 392 460IX Dayworks 6 24 442 466

DIVISINo.

jadwal LoB semula, yaitu dari 598 hari menjadi 402 hari. Adapun diagram LoB Perbaikan

1 pada proyek Jalan Demak Bypass ditunjukkan pada gambar 5.34 di bawah ini.

Gambar 5.34. Perbaikan 1 Diagram LoB Proyek Jalan Demak Bypass

Dari diagram perbaikan 1 (gambar 5.34) di atas, tampak durasi penyelesaian proyek

menjadi menjadi lebih cepat namun masih terdapat adanya kegiatan yang saling

mengganggu, yaitu: pada divisi pekerjaan Drainase dan Earthwork yang saling

berpotongan, serta divisi pekerjaan Asphalt Pavement yang memotong Reinstatement &

Minor Work. Oleh karena itu, agar tidak saling mengganggu jalannya pekerjaan sebaiknya

divisi pekerjaan Drainase digeser setelah Earthwork. Sedangkan paket pekerjaan Sanitairs

Work dijadwalkan setelah paket pekerjaan Ceiling Finished dan Reinstatement & Minor

Work dijadwalkan setelah divisi pekerjaan Asphalt Pavement sehingga durasi dari

keseluruhan paket pekerjaan Proyek Jalan Demak Bypass berubah menjadi sebagai berikut:

Tabel 5.14. Perbaikan 2 LoB Schedule Pada Proyek Jalan Demak Bypass

Keterangan :

General

Earth Work

Structures

Reinstatement & Minor work Asphalt Pavement

Drainase

Granular

Pavement Widening & Shouldier Daywork

Waktu (hari)

Page 140: Tesis Penjadwalan

125

Berdasarkan perhitungan tabel 5.14, diperkirakan waktu penyelesaian proyek secara

keseluruhan menjadi 466 hari dengan penyelesaian untuk section 1 adalah pada hari ke-

448, yaitu waktu penyelesaian dari siklus pertama pada divisi pekerjaan Dayworks (442 +

6 hari). Adapun diagram LoB perbaikan 2 pada proyek Jalan Demak Bypass adalah sebagai

berikut:

Gambar 5.35. Perbaikan 2 Diagram LoB Proyek Jalan Demak Bypass

Dari diagram perbaikan 2 (gambar 5.33) di atas, tampak durasi penyelesaian proyek

secara keseluruhan menjadi 466 hari, di mana lebih cepat 132 hari dari jadwal LoB yang

semula 598 hari dan sudah tidak ada lagi kegiatan yang saling mengganggu.

5.1.6.3. LoB Proyek Graving Dock

Berdasarkan data perencanaan dan penjadwalan proyek Graving Dock dan dari

hasil kajian pustaka, proyek Graving Dock ini tidak termasuk dalam kategori proyek linier

atau berulang, sehingga tidak dapat dielaborasi menggunakan metode LoB.

5.1.7. Elaborasi Metode Perencanaan dan Penjadwalan Proyek dengan Time

Chainage Diagram

Metode Time Chainage Diagram adalah merupakan kombinasi dari metode LOB

dengan metode Bar Chart, dengan item kegiatan diplotkan pada waktu sepanjang sumbu x

dan jarak/chainage pada sumbu yang lain atau sebaliknya. Berdasarkan penjelasan pada

bab sebelumya, metode Time Chainage Diagram biasanya menggunakan lima bentuk dasar

simbul, yaitu: garis horizontal, garis vertikal, garis miring, kotak miring, dan persegi yang

Keterangan :

General

Earth Work

Structures

Reinstatement & Minor work

Asphalt Pavement

Drainase

Granular

Pavement Widening & Shouldier

Daywork

Waktu (hari)

Page 141: Tesis Penjadwalan

126

INTERIORFINISHING

FEBUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOPEMBER DESEMBER JANUARI FEBUARI

DASAR

STRUCTURE WORKMASONRY WALL

DOOR & WINDOW

1

2009 2010

ATAP

3

2

PREPARATION

masing-masing bentuk tersebut memiliki interpretasi sendiri-sendiri. Namun, selain

bentuk-bentuk tersebut masih dimungkinkan untuk menggunakan bentuk-bentuk yang lain.

Adapun yang akan dielaborasi adalah proyek Teaching Hospital Gedung A dan

Jalan Demak Bypass, yaitu dengan cara mengintrepetasikan item kegiatan pada masing-

masing proyek tersebut ke dalam bentuk-bentuk dasar yang menjadi simbul pada Time

Chainage Diagram, kemudian menggambarkannya sesuai dengan asumsi durasi yang ada

pada Bar Chart (Gambar 5.6 dan 5.7). Apabila terdapat kegiatan yang saling berpotongan,

maka sebaikny dihindari, antara lain dengan cara digeser waktu pelaksanaannya atau di

pecah menjadi menjadi beberapa bagian atau bisa juga menjadwalkannya mulai dari

Chainage yang besar ke Chainage yang lebih kecil sehingga penumpukan material ,alat

dan tenaga kerja pada lokasi dan waktu yang sama dapat dihindari.

5.1.7.1. Time Chainage Diagram Proyek Teaching Hospital Gedung A

Gambar 5.36. Time Chainage Diagram Proyek Teaching Hospital Gedung A

Dari Time Chainage Diagram Proyek Teaching Hospital Gedung A gambar 5.36 di

atas, hubungan logika ketergantungan antar kegiatan sulit untuk diketahui. Selain itu,

lintasan kritis kegiatan proyek juga tidak dapat ditunjukkan dengan jelas dan perhitungan

kecepatan produksinya juga sulit diketahui. Namun, metode ini dapat mendeteksi hambatan

atau gangguan antar kegiatan dari perpotongan bentuk-bentuk dasar yang menjadi simbul

masing-masing kegiatan.

Page 142: Tesis Penjadwalan

127

7+000

000

500

000

500

000

500

000

500

000

500

000

500

000

500

000

123456 GENERAL789

101112131415 STRUCTURE REINSTATEMENT & MINOR WORK161718192021 EARTH WORK2223242526272829303132333435363738394041424344454647484950 DRAINASE515253 ASPHALT54 PAVEMENT GRANULAR55 PAVEMENT565758596061 PAVEMENT WIDENING62 & SHOULDIER636465666768697071 DAYWORK72737475767778

2007

2008

2009

DURASI

(BULAN/MINGGU)

APRI

LM

EIM

ARET

AGUS

TUS

SEP

CHAINAGE0+000 1+000 2+000 3+000 4+000 5+000 6+000

LIBUR IDUL FITRI

DESE

MBE

RJA

NUAR

IFE

BUAR

IO

KTO

BER

NOPE

MBE

RAP

RIL

MEI

JUNI

JULI

DES

JANU

ARI

FEBU

ARI

MAR

ET

5.1.7.2. Time Chainage Diagram Proyek Jalan Demak Bypass

Gambar 5.37. Time Chainage Diagram Proyek Jalan Demak Bypass

Page 143: Tesis Penjadwalan

128

Dari gambar 5.37 hambatan atau gangguan antar kegiatan dapat dideteksi secara

langsung dari perpotongan bentuk-bentuk dasar yang menjadi simbul dari masing-masing

kegiatan. Item pekerjaan yang saling berpotongan tersebut antara lain, yaitu: 1) Item

pekerjaan Reinstatement & Minor Work yang memotong pekerjaan Earthwork yang terjadi

pada minggu pertama bulan April 2008 di antara Chainage 0+500 sampai 1+000,

kemudian memotong pekerjaan General dan Drainase pada awal minggu kedua bulan

April 2008 di Chainage 1+500-an, kemudian memotong pekerjaan Structure pada minggu

kedua bulan April 2008 di antara Chainage 1+800 sampai 2+000 dan pada minggu ketiga

bulan April 2008 di antara Chainage 2+800 sampai 3+200.

2) Item pekerjaan Structure memotong pekerjaan General dan Drainase pada minggu

pertama bulan Mei 2008 di antara Chainage 1+800 sampai 2+000.

3) Item pekerjaan Drainase memotong pekerjaan General pada minggu kedua bulan

September 2008 di Chainage 3+600-an.

4) Item pekerjaan Structure memotong pekerjaan Earthwork, dan pekerjaan Earthwork

memotong pekerjaan General pada minggu ketiga, empat dan lima bulan Oktober 2008 di

antara Chainage 3+900 sampai 4+400-an.

5) Item pekerjaan Granular Pavement memotong pekerjaan Pavement Widening &

Shuoldier pada minggu kedua bulan Maret 2009 di Chainage 5+500-an.

6) Item pekerjaan Asphalt Pavement memotong pekerjaan Granular Pavement dan General

pada minggu ketiga, empat dan lima bulan Maret 2009 di antara Chainage 6+000 sampai

6+700-an.

Oleh karena itu, agar item kegiatan tersebut tidak saling mengganggu maka item

pekerjaan yang saling berpotongan dapat digeser waktu pelaksanaannya atau di pecah

menjadi menjadi beberapa bagian atau bisa juga menjadwalkannya mulai dari Chainage

yang besar ke Chainage yang lebih kecil sehingga penumpukan material ,alat dan tenaga

kerja pada lokasi dan waktu yang sama dapat dihindari. Adapun perbaikan dari Time

Chainage Diagram proyek Jalan Demak Bypass adalah sebagai berikut:

Page 144: Tesis Penjadwalan

129

7+000

000

500

000

500

000

500

000

500

000

500

000

500

000

500

000

123456 GENERAL789

101112131415 STRUCTURE161718192021 EARTH WORK222324252627282930 REINSTATEMENT & MINOR WORK3132333435363738394041424344454647484950 DRAINASE515253 ASPHALT54 PAVEMENT GRANULAR55 PAVEMENT565758596061 PAVEMENT WIDENING62 & SHOULDIER636465666768697071 DAYWORK72737475767778

DES

JANU

ARI

FEBU

ARI

MAR

ETAP

RIL

MEI

JUNI

JULI

LIBUR IDUL FITRI

DESE

MBE

RJA

NUAR

IFE

BUAR

IO

KTO

BER

NOPE

MBE

R

CHAINAGE0+000 1+000 2+000 3+000 4+000 5+000 6+000

2007

2008

2009

DURASI

(BULAN/MINGGU)

APRI

LM

EIM

ARET

AGUS

TUS

SEP

Gambar 5.38. Perbaikan Time Chainage Diagram Proyek Jalan Demak Bypass

Page 145: Tesis Penjadwalan

130

Terlihat dari Perbaikan Time Chainage Diagram proyek Jalan Demak Bypass di

atas (lihat gambar 5.38) sudah tidak ada lagi item pekerjaan yang saling memotong atau

menggaggu item pekerjaan yang lain. Perbaikan tersebut dilakukan antara lain dengan cara

menggeser waktu pelaksanaan pekerjaan Reinstatement & Minor Work yang semula

dimulai pada minggu pertama bulan April 2008 menjadi minggu kedua bulan Juli 2008 dan

memecahnya menjadi beberapa bagian sehingga tidak memotong item pekerjaan yang lain.

Kemudian menjadwalkan item pekerjaan Drainase mulai dari Chainage yang besar ke

Chainage yang lebih kecil, yaitu yang semula dari Chainage 2+800 ke 4+600 menjadi

Chainage 4+600 ke 2+800 dan menggeser waktu pelaksanaannya yang semula dimulai

pada bulan September 2008 menjadi Agustus 2008. Begitu juga dengan item pekerjaan

yang saling berpotongan yang lainnya sehingga tidak ada lagi penumpukan material, alat

dan tenaga kerja pada lokasi dan waktu yang sama.

5.1.7.3. Time Chainage Diagram Proyek Graving Dock

Berdasarkan data perencanaan dan penjadwalan proyek Graving Dock dan dari

hasil kajian pustaka, proyek Graving Dock ini tidak termasuk dalam kategori proyek linier

atau berulang, sehingga tidak dapat dielaborasi menggunakan metode Time Chainage

Diagram.

Page 146: Tesis Penjadwalan

131

ID Task Name Duration

1 INTEGRATED DIPONEGORO UNIVERSITY DEVELOPMENT PROJECT -IDB364 daysFeb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar

Qtr 1, 2009 Qtr 2, 2009 Qtr 3, 2009 Qtr 4, 2009 Qtr 1, 2010

6 1st Floor 60 days

7 FOUNDATION 50 days

8 TIE BEAM 16 days

9 COLUMN 30 days

10 BEAM & SLAB 30 days

4 TEACHING HOSPITAL BUILDING A 319 days

5 STRUCTURE WORK 155 days

6 1st Floor 60 days

7 FOUNDATION 16 days

8 TIE BEAM 16 days

9 COLUMN 30 days

10 BEAM & SLAB 30 days

5.2. Diskusi/Perbandingan Masing-Masing Metode Perencanaan dan Penjadwalan

Proyek

Aspek yang akan didiskusikan pada sub bab ini adalah mengenai kelebihan dan

kekurangan dari masing-masing metode perencanaan dan penjadwalan proyek, yaitu

metode Bar Chart, CPM, PDM, PERT, LoB, Time Chainage Diagram.

5.2.1. Hasil Pembahasan Metode Bar Chart

Diagram metode Bar Chart untuk proyek Teaching Hospital Gedung A (gambar

5.6), Jalan Demak Bypass (gambar 5.7) dan Graving Dock (gambar 5.8) di atas diperoleh

dari data awal metode perencanaan dan penjadwalan proyek. Di dalam Bar Chart

sekumpulan daftar item kegiatan disusun dalam kolom arah vertikal, sedangkan kolom arah

horizontal menunjukkan skala waktu. Panjangnya diagram batang menunjukkan lamanya

durasi kegiatan tersebut. Metode Bar Chart ini masih digunakan secara luas dalam proyek

konstruksi karena tampilannya yang sederhana, mudah dalam pembuatannya dan

dimengerti oleh pemakainya, baik dari level atasan sampai dengan para pekerja yang ada di

lapangan. Namun metode Bar Chart ini memiliki keterbatasan, di mana Bar Chart tidak

dapat secara spesifik menunjukkan hubungan logika ketergantungan antar kegiatan,

sehingga sulit untuk mengetahui dampak akibat keterlambatan oleh satu kegiatan tehadap

jadwal secara keseluruhan. Misalnya kegiatan Foundation (proyek Teaching Hospital

Gedung A) pada pekerjaan struktur lantai satu mengalami keterlambatan, maka efek dari

keterlambatan tersebut terhadap kegiatan Tie Beam, Column, Beam & Slab sulit untuk

diketahui, karena tidak adanya hubungan logika ketergantungan yang jelas antar kegiatan.

Lihat gambar 5.39 di bawah ini:

Gambar 5.39. Efek Keterlambatan Pada Bar Chart

Page 147: Tesis Penjadwalan

132

Terlihat dari gambar 5.39 di atas, bahwa kegiatan Foundation mengalami keterlambatan

dari 16 hari menjadi 50 hari, tetapi kegiatan yang mengikuti yaitu, Tie Beam, Column,

Beam & Slab tidak mengalami perubahan apapun dari jadwal semula. Sehingga jadwal

menjadi tidak logis karena kegiatan Tie Beam dapat selesai lebih dahulu sebelum kegiatan

Foundation selesai.

Selain itu, lintasan kritis kegiatan proyek juga tidak dapat diketahui, sehingga

kegiatan-kegiatan yang perlu mendapat perhatian yang lebih agar proyek berjalan sesuai

dengan jadwal yang direncanakan juga tidak dapat diketahui. Di samping itu, perbaikan

atau pembaharuan (updating) data kegiatan tertentu di dalam Bar Chart yang dapat

menyebabkan tambahan perubahan di dalam hubungannnya dengan kegiatan yang lain juga

sukar dilakukan, apalagi bila diperparah dengan meningkatnya ukuran dan kompleksitas

kegiatan proyek.

Adapun perhitungan kecepatan produksi di dalam Bar Chart, dapat dilakukan

dengan cara menghitung jumlah kumulatif bobot pekerjaan pada tiap-tiap item kegiatan

yang telah dikerjakan (lihat gambar 5.40). Sedangkan hambatan atau gangguan antar

kegiatan yang dapat mengakibatkan keterlambatan jadwal keseluruhan proyek di dalam

Bar Chart sulit untuk diketahui.

Gambar 5.40. Bobot Pekerjaan Pada Bar Chart

PlannedNo. %

12/2/09 16/2/09 23/2/09 2/3/09 9/3/09 16/3/09 23/3/09

s/d s/d s/d s/d s/d s/d s/d

15/2/09 22/2/09 1/3/09 8/3/09 15/3/09 22/3/09 29/3/09

UNIVERSITY TEACHING HOSPITAL"A" BUILDING

I STRUCTURE WORK1.1 1 ST FLOOR 11.090 0.504 0.504 0.504 0.504 0.504 0.504 0.504

1.2 2 ND FLOOR 19.993

1.3 3 RD FLOOR 18.815

1.4 ROOF 0.466

II ARCHITECTURE WORK2.1 1 ST FLOOR 19.027

2.2 2 ND FLOOR 18.702

2.3 3 RD FLOOR 5.082

2.4 ROOF 6.826

100.00 0.504 0.504 0.504 0.504 0.504 0.504 0.504

0.504 1.008 1.512 2.016 2.520 3.024 3.528

Monthly progress (Planned)

Cummulative Monthly progress (Planned)

DESCRIPTION Month 1 Month 2

Page 148: Tesis Penjadwalan

133

3 DRAINAGE 168 days Mon 2/18/08 Sun 12/7/08

4 EARTHWORK 273 days Mon 2/18/08 Sun 1/4/09

5 PAVEMENT WIDENING AND SHOULDER 93 days Sat 12/20/08 Sun 3/22/098 STRUCTURES 147 days Mon 2/18/08 Sun 2/1/09

9 REINSTATEMENT AND MINOR WORK 168 days Mon 3/31/08 Sun 5/24/09

10 DAYWORK 28 days Mon 4/13/09 Sun 5/10/09

Dari data Bar Chart proyek Jalan Demak Bypass terdapat suatu item kegiatan yang

tertunda pelaksanaannya atau tidak dikerjakan secara langsung (splitable). Item kegiatan

tersebut diilustrasikan sebagai berikut:

Gambar 5.41. Kegiatan Splitable Pada Bar Chart

Item kegiatan tersebut adalah Pekerjaan Drainase, Earthwork, Structures, dan

Reinstatement and Minor Work yang pada pertengahan pelaksanannya terjadi interupsi atau

jeda waktu kemudian baru dilanjutkan kemudian.

5.2.2. Hasil Pembahasan CPM

Hasil diagram Gambar 5.12. (CPM Perbaikan dari Proyek Teaching Hospital

Gedung A), Gambar 5.13. (CPM Proyek Jalan Demak Bypass), Gambar 5.14. (CPM

Proyek Graving Dock) menunjukkan keseluruhan kegiatan dari penjadwalan dengan

metode Bar Chart yang diterapkan dalam metode CPM. Dari diagram tersebut terlihat

hubungan ketergantungan antara satu kegiatan dengan kegiatan yang lain dapat

ditunjukkan secara spesifik, yaitu menggunakan hubungan FS (Finish to Start) dan mudah

untuk di update, serta dapat memperkirakan waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan

karena mempunyai hitungan matematis.

Selain itu, CPM juga dapat menunjukkan lintasan kritis kegiatan proyek sehingga

apabila terjadi keterlambatan proyek, prioritas pekerjaan yang akan dikoreksi menjadi

mudah dilakukan. Misalnya pada proyek Teaching Hospital Gedung A, dengan

perhitungan maju dan mundur, lintasan kritis dari diagram CPM proyek Teaching Hospital

Gedung A (lihat gambar 5.12) adalah urutan kegiatan yang melalui jalur 1-2-4-6-8-10-12-

14-16-18-20-22-27-29-30-38-39-40-48-49-51-56-57-58-60 yang ditandai dengan anak

panah tebal dengan waktu penyelesaian proyek paling cepat 364 hari. Item-item kegiatan

yang melalui lintasan kritis tersebut tidak boleh terlambat agar waktu penyelesaian proyek

secara keseluruhan tidak mengalami keterlambatan. Sedangkan lintasan kritis untuk proyek

Jalan Demak Bypass (lihat gambar 5.13) adalah urutan kegiatan yang melalui jalur 1-2-20.

Page 149: Tesis Penjadwalan

134

LANTAI 1

10

5

COLUMN

TIE BEAM6

TION6

71297

00

3300364

PREPARATION255

5555

FOUNDA-

1 24545

PREPARATION45

BANGUNAN A

66565

TIE BEAM10

95297

1090

COLUMN

BEAM & BEAM &

7

987575 20

11SLAB SLAB

15 90 15105297

PEK. STRUKTUR 61297

FOUNDATION10

4

Adapun urutan kegiatan yang melalui jalur 1-2-6-9-10-14 adalah merupakan lintasan kritis

dari proyek Graving Dock (lihat Gambar 5.14).

Walaupun CPM memiliki beberapa kelebihan di atas, metode CPM ini terlihat

menjadi tidak efektif dan komplek bila diterapkan pada kegiatan tumpang

tindih/overlaping (seperti pada proyek Teaching Hospital gedung A) dan kegiatan yang

bersifat berulang (seperti pada proyek jalan Demak Bypass) karena terlalu banyak

mengandung hubungan dan menciptakan kegiatan dummy yang sangat banyak untuk

memecah kegiatan. Hal itu disebabkan karena CPM hanya mempunyai satu hubungan

ketergantungan yaitu hubungan finish to start saja. Lihat gambar 5.40 di bawah ini:

Gambar 5.42. Penggunaan Dummy dan Pemecahan Kegiatan Pada CPM

Terlihat dari gambar 5.42 di atas, tiap kegiatan harus dipecah menjadi 2 bagian dan

dihubungkan dengan dummy untuk menggambarkan hubungan logika ketergantungan pada

kegiatan yang berulang dan tumpang tindih. Pada gambar 5.6. Bar Chart proyek Teaching

Hospital gedung A dapat dianalisa dari 35 item kegiatan yang disajikan dengan

menggunakan metode Bar Chart berubah menjadi 60 event kegiatan dengan menggunakan

CPM (lihat gambar 5.12). Sedangkan pada proyek jalan Demak Bypass gambar 5.7 dapat

dianalisa dari 9 item kegiatan yang disajikan dengan menggunakan metode Bar Chart

berubah menjadi 20 event kegiatan dengan menggunakan CPM (lihat gambar 5.13), dan

yang terakhir pada proyek Graving Dock gambar 5.8 terlihat dari 9 item kegiatan yang

disajikan dengan menggunakan metode Bar Chart berubah menjadi 14 event kegiatan

dengan menggunakan CPM (lihat gambar 5.14).

Selain itu, jaringan CPM juga tidak dapat mengindikasikan tingkat produktifitas

kegiatan berulang, sehingga tidak dapat mendetekti inefisiensi penggunaaan alokasi

sumber daya yang disebabkan oleh berhentinya suatu pekerjaan. Lihat gambar 5.43 di

bawah ini:

Page 150: Tesis Penjadwalan

135

OTHERS

MASONRY MASONRY

DOOR &

24540

245

238

CEILING

PAINTING PAINTING

DOOR &

2

MASONRY MASONRY

DOOR &

45 19329

195WALL2

1918 135

MASONRY

30228WALL

33 245

LANTAI 2

LANTAI 1

10

5

COLUMN

TIE BEAM6

TION6

BANGUNAN A

71297

5555

FOUNDA-

BANGUNAN A

66565

TIE BEAM10

95297

1090

COLUMN

BEAM & BEAM &

7

987575 20

11SLAB SLAB

15 90 15

LANTAI ATAP

GIRDER

105297

140SLAB15 297

17

BEAM &

15 130GIRDER20 297

COLUMN 155297

20GIRDER GIRDER

10 145

135 20

13120

14

COLUMN20 297

110110

COLUMN10

GIRDER10

10012

100

20145

SLAB SLAB

165297

21

BEAM & BEAM &

3 148 1222

148

125

LANTAI 3

125

COLUMN

16SLAB

15

BEAM &

10

WORK20

257

LANTAI 2

24

BEAM &

SLAB30

BEAM &

23160

1025

PEK. STRUKTUR PEK. ARSITEKTUR28

193WALL61297

FOUNDATION10 4

212

200

LANTAI 131

19832

WINDOW WINDOW5 198

24538

23820

WINDOWDOOR &

WORK25

WORK

FINISHED40 245

35238

200

37218

WALL45

225

WORK25

48

5

175SLAB15 297

170267

26190297

GIRDER20

24539

PAINTING

WINDOW

27200297

Gambar 5.43. Inefisiensi Sumber Daya Pada CPM

Terlihat dari gambar 5.43 di atas, terdapat jeda waktu pada pekerjaan Column, Girder,

Beam & Slab dari lantai 2 ke lantai 3. Dengan demikian dari ilustrasi di atas dapat

ditunjukkan bahwa CPM tidak dapat mempertahankan kontinyuitas tingkat produktifitas

kegiatan berulang sehingga terjadi inefisiensi penggunaaan alokasi sumber daya akibat

berhentinya suatu pekerjaan. Di samping itu, CPM juga tidak dapat menunjukkan

hambatan atau gangguan antar kegiatan di dalam jaringan kerjanya.

Column

Girder

Beam & Slab

Page 151: Tesis Penjadwalan

136

0 00 0

0 3000 300

SS45

45 6145 61

SS10

55 7155 71

SS10

65 9565 95

SS10

75 10575 105

SS

PREPARATION

2 300

START

1 0

FOUNDATION

3 16

TIE BEAM

4 16

COLUMN

5 30

BEAM & SLAB

6 30

PEK. STRUKTUR

BANGUNAN A

LANTAI 1

LANTAI 1

10

5

COLUMN

TIE BEAM6

TION6

71297

00

3 300364

PREPARATION255

5555

FOUNDA-

1 2 4545

PREPARATION45

BANGUNAN A

66565

TIE BEAM10

95297

1090

COLUMN

BEAM & BEAM &

7

987575 20

11SLAB SLAB

15 90 15105297

PEK. STRUKTUR 61297

FOUNDATION10

4

5.2.3. Hasil Pembahasan PDM

Hasil diagram Gambar 5.18 (PDM Perbaikan dari Proyek Teaching Hospital

Gedung A), Gambar 5.19 (PDM Proyek Jalan Demak Bypass), Gambar 5.20 (PDM

Proyek Graving Dock) menunjukkan keseluruhan kegiatan dari penjadwalan dengan

metode Bar Chart yang diterapkan dalam metode PDM. Pada dasarnya perhitungan pada

PDM ini mempunyai kesamaan dengan CPM, hanya yang membedakannya adalah PDM

mempunyai empat hubungan ketergantungan. Sehingga diagram PDM tersebut nampak

relatif lebih sederhana bila dibandingkan dengan CPM dikarenakan hubungan overlaping

dari kegiatan yang berbeda dapat dibuat tanpa menambah jumlah kegiatan. Oleh karena itu,

metode ini lebih cocok bila digunakan untuk penjadwalan kegiatan yang tumpang tindih

atau berulang daripada menggunakan CPM (lihat gambar 5.44).

Gambar 5.44. Diagram CPM Yang Ditransfer ke PDM

Terlihat dari gambar 5.44 di atas, tampilan diagram PDM nampak lebih sederhana

bila dibandingkan dengan diagram CPM, dengan item kegiatan yang lebih sedikit. Dari 11

item kegiatan dengan menggunakan CPM bisa menjadi 6 item kegiatan dengan PDM. Oleh

karena itu, dari segi tampilannya PDM ini lebih cocok digunakan untuk proyek yang

mempunyai kegiatan tumpang tindih atau overlaping daripada CPM. Dari PDM Proyek

Teaching Hospital Gedung A (gambar 5.18) terlihat item kegiatan yang ada relatif lebih

sedikit bila dibandingkan dengan item kegiatan dari CPM, yaitu dari 60 item kegiatan

dengan menggunakan CPM (gambar 5.12) menjadi 37 item kegiatan dengan menggunakan

PDM (gambar 5.18). Sedangkan untuk proyek Jalan Demak Bypass, dari 20 item kegiatan

dengan menggunakan CPM (gambar 5.13) menjadi 16 item kegiatan dengan menggunakan

PDM (gambar 5.19), kemudian untuk proyek Graving Dock dari dari 14 item kegiatan

Page 152: Tesis Penjadwalan

137

START SS (1-2) PREPARATION SS (2-3)0 0 300 45

FOUNDATION SS (3-4) TIE BEAM SS (4-5)16 10 16 10

COLUMN SS (5-6) BEAM & SLAB SS (6-7)30 10 30 15

COLUMN SS (7-8) GIRDER SS (8-9)30 10 30 10

BEAM & SLAB SS (9-10) COLUMN SS (10-11)30 15 30 10

GIRDER SS (11-12) BEAM & SLAB SS (12-15)30 10 30 3

MASONRY WALL SS (15-16) DOOR &WINDOW SS (16-21)80 45 40 7

MASONRY WALL SS (21-22) DOOR &WINDOW SS (22-27)80 45 40 7

MASONRY WALL SS (27-28) DOOR &WINDOW SS (28-29)80 45 40 5

CEILING FINISHED SS (29-33) MASONRY WALL SS (33-35)40 7 35 25

PAINTING WORK FF (35-37) FINISH30 0 0 = 364

dengan menggunakan CPM (gambar 5.14) menjadi 11 item kegiatan dengan menggunakan

PDM (gambar 5.20).

Selain tampilannya yang relatif lebih sederhana, diagram PDM juga dapat

menunjukkan hubungan logika ketergantungan antara satu kegiatan dengan kegiatan yang

lain secara spesifik. PDM juga dapat menunjukkan lintasan kritis kegiatan proyek sehingga

apabila terjadi keterlambatan proyek prioritas pekerjaan yang akan dikoreksi menjadi

mudah dilakukan. Adapun lintasan kritis dari proyek Teaching Hospital Gedung A dengan

menggunakan diagram PDM (gambar 5.18) adalah rangkaian kegiatan yang mengikuti

jalur 1-2-3-4-5-6-7-8-9-10-11-12-15-16-21-22-27-28-29-33-35-37 yang ditandai dengan

anak panah tebal dengan konstrain sebagai berikut :

Gambar 5.45. Rangkaian Kegiatan Kritis Proyek Teaching Hospital Gedung A

Terlihat bahwa durasi 364 hari dari rangkaian kegiatan lintasan kritis di atas adalah

lebih kecil daripada durasi masing-masing kegiatan kritis bila dijumlahkan

(0+300+16+16+30+30+30+30+30+30+30+30+80+40+80+40+80+40+40+35+30+0=1037)

(lihat gambar 5.43). Hal ini dikarenakan kegiatan-kegiatan pada proyek Teaching Hospital

Page 153: Tesis Penjadwalan

138

0 00 0

0 3000 300

SS45

45 6145 61

SS10

55 7155 71

SS10

65 9565 95

SS10

75 10575 105

SS15

90 12090 120

SS10

100 130100 130

SS10

110 140110 140

SS15

125 155125 155

SS10

135 165135 165

SS10

145 175145 175

SS15

160 190160 190

SS10

170 200170 200

PREPARATION

2 300

START

1 0

FOUNDATION

3 16

TIE BEAM

4 16

COLUMN

5 30

LANTAI 3

LANTAI ATAP

BEAM & SLAB

6 30

COLUMN

7 30

GIRDER

8 30

BEAM & SLAB

9 30

COLUMN

10 30

GIRDER

11 30

BEAM & SLAB

12 30

GIRDER

13 30

BEAM & SLAB

14 30

PEK. STRUKTUR

BANGUNAN A

LANTAI 1

LANTAI 2

Gedung A tersebut saling tumpang tindih dan berulang. Sedangkan lintasan kritis pada

proyek Jalan Demak Bypass dengan menggunakan PDM (gambar 5.19) adalah rangkaian

kegiatan yang melalui jalur 1-2-16, kemudian untuk lintasan kritis pada proyek Graving

Dock adalah rangkaian kegiatan yang melalui jalur 1-2-4-6-11 (gambar 5.20). Dengan

demikian prioritas kegiatan yang akan dikoreksi menjadi mudah dilakukan dengan adanya

metode lintasan kritis ini.

Namun, selain memiliki beberapa kelebihan di atas, PDM masih tetap belum dapat

memperlihatkan perhitungan kecepatan produksi dan hambatan atau gangguan antar

kegiatan sehingga untuk kegiatan yang berulang akan dijumpai beberapa waktu

mengganggur atau delay seiring meningkatnya jumlah kegiatan dalam network. Misalnya

pada item kegiatan Beam & Slab pekerjaan struktur lantai 1,2 dan 3 apabila ditranfer ke

dalam diagram LoB maka akan terlihat adanya waktu menganggur antara Beam & Slab

lantai 1 dan 2, kemudian antara Beam & Slab lantai 2 dan 3. lihat gambar 5.46 di bawah

ini.

Gambar 5.46. Diagram PDM Yang Ditransfer ke LoB

Beam & Slab

Delay

Page 154: Tesis Penjadwalan

139

5.2.4. Hasil Pembahasan Metode PERT

Di samping memiliki kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh CPM dan PDM,

metode PERT juga memiliki kelebihan lain, yaitu dapat memperkirakan kemungkinan

waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan. Dari hasil analisa pada bab sebelumnya

menunjukkan kemungkinan proyek dapat selesai sesuai dengan jadwal yang ditentukan

adalah sebesar 65 % untuk proyek Teaching Hospital gedung A, 73 % untuk proyek Jalan

Demak Bypass, dan 55 % untuk proyek Graving Dock. Namun, metode PERT ini masih

memiliki kelemahan yang sama dengan CPM dan PDM, yaitu tidak dapat menunjukkan

hambatan atau gangguan antar kegiatan dan tidak dapat memperlihatkan dan

mempertahankan perhitungan kecepatan produksi.

5.2.5. Hasil Pembahasan Metode LoB

Dari diagram LoB dapat dilihat terdapat beberapa kegiatan yang mengalami

perpotongan yang dapat mengganggu proses pelaksanaan proyek. Dengan diagram LoB ini

tingkat produktifitas dari masing-masing kegiatan dapat dilihat dengan mudah, akan tertapi

metode ini tidak dapat menunjukkan secara spesifik hubungan logika ketergantungan antar

kegiatan, dan lintasan kritis dari kegiatan proyek secara keseluruhan, sehingga item

kegiatan yang menjadi prioritas sulit diketahui.

5.2.6. Hasil Pembahasan Metode Time Chainage Diagram

Dari Time Chainage Diagram juga dapat dilihat terdapat beberapa kegiatan yang

mengalami perpotongan yang dapat mengganggu proses pelaksanaan proyek secara

langsung. Namun tingkat produktifitas masing-masing kegiatan tidak dapat diketahui.

Selain itu, Time Chainage Diagram juga tidak dapat menunjukkan secara spesifik

hubungan logika ketergantungan antar kegiatan, dan lintasan kritis dari kegiatan proyek

secara keseluruhan, sehingga item kegiatan yang menjadi prioritas sulit diketahui.

Page 155: Tesis Penjadwalan

140

5.3.Analisa Komparasi

Dari perbandingan masing-masing metode perencanaan dan penjadwalan proyek di

atas. Maka penulis dapat menghasilkan analisa komparasi baik dari segi penggunaan

metode, perhitungan kecepatan produksi, logika ketergantungan, lintasan kritis, maupun

hambatan pada aktifitas kegiatan dan main feature. Adapun pembahasannya adalah sebagai

berikut:

Tabel 5.15. Analisa Komparasi Metode Perencanaan dan Penjadwalan Proyek (1/2)

PERBANDINGAN METODE PERENCANAAN

DAN PENJADWALAN PROYEK

PENGGUNAAN

METODE

PERHITUNGAN KECEPATAN PRODUKSI

BAR CHART Dapat digunakan untuk penjadwalan semua jenis proyek, baik gedung, jalan raya, dan bangunan air

Dengan cara menghitung jumlah kumulatif bobot pekerjaan

CPM Mudah untuk di update dan cocok untuk proyek yang komplek, misalnya proyek Teaching Hospital gedung A

Tidak diketahui

PDM Sesuai untuk proyek-proyek dengan kegiatan overlapping, misalnya proyek Teaching Hospital

Tidak diketahui

PERT Cocok untuk evaluasi proyek dan analisis risiko

Tidak diketahui

LoB Sesuai untuk proyek-proyek repetitif dan linier,sulit untuk di update. Misalnya proyek jalan Demak Bypass

Dengan cara membagi jumlah item kegiatan dengan durasi

TIME CHAINAGE DIAGRAM Cocok untuk proyek jalan dan linier, bagus untuk komunikasi.

Tidak diketahui

PERBANDINGAN METODE PERENCANAAN

DAN PENJADWALAN PROYEK

LOGIKA

KETERGANTUNGAN

LINTASAN

KRITIS

BAR CHART Tidak dapat menunjukkan secara spesifik hubungan logika ketergantungan antar kegiatan

Tidak diketahui

CPM

Menggunakan hubungan logika ketergantungan FS (Finish to Start) saja

Dapat diketahui, yaitu : . Teaching Hospital Gedung A melalui jalur 1-2-4-6-8-10-12-14-16-18-20-22-27-29-30-38-39-40-48-49-51-56-57-58-60 . Jalan Demak Bypass melalui jalur 1-2-20 . Graving Dock melalui jalur 1-2-6-9-10-14

Page 156: Tesis Penjadwalan

141

PERBANDINGAN METODE PERENCANAAN

DAN PENJADWALAN PROYEK

LOGIKA

KETERGANTUNGAN

LINTASAN

KRITIS

PDM Menggunakan 4(empat) jenis hubungan logika ketergantungan, SS,FF,SF,FS

Dapat diketahui, yaitu : . Teaching Hospital Gedung A melalui jalur 1-2-3-4-5-6-7-8-9-10-11-12-15-16-21-22-27-28-29-33-35-37 . Jalan Demak Bypass melalui jalur 1-2-16 . Graving Dock melalui jalur 1-2-4-6-11

PERT Dapat menunjukkan hubungan ketergantungan dengan mengunakan pendekatan metode CPM/PDM

Lintasan kritisnya sama dengan PDM, karena menggunakan pendekatan PDM

LoB Tidak diketahui Tidak diketahui

TIME CHAINAGE DIAGRAM Tidak diketahui Tidak diketahui

PERBANDINGAN METODE PERENCANAAN

DAN PENJADWALAN PROYEK

HAMBATAN PADA AKTIFITAS

KEGIATAN

MAIN

FEATURE

BAR CHART Tidak diketahui Bagan balok terdiri atas sumbu y yang menyatakan kegiatan dan sumbu x menyatakan durasi waktu

CPM Tidak diketahui Kegiatan terletak pada anak panah di antara 2 titik (node)

PDM Tidak diketahui Kegiatan terletak pada titik (node) yang saling berhubungan dengan anak panah

PERT Tidak diketahui .Teknik diagram jaringan yang mempertimbangkan penggunaan durasi tak tentu sehingga memberikan kemungkinan penyelesaian proyek dengan 3 macam durasi. .Tampilannya mengunakan pendekatan CPM/PDM

LoB Dapat menunjukkan dengan mudah dan jelas dari perpotongan antar kegiatan. Misalnya pada proyek gedung Teaching Hospital gedung A dan jalan Demak Bypass

Diagram dapat menunjukkan tingkat penyelesaian dari unit yang sama, di mana time diplotkan pada sumbu horizontal dan unit number pada sumbu vertikal atau sebaliknya

TIME CHAINAGE DIAGRAM Dapat menunjukkan dengan mudah dan jelas dari perpotongan bentuk-bentuk dasar yang menjadi simbul dari masing-masing kegiatan.

Kombinasi dari LoB dan Bar Chart dengan kegiatan diplotkan pada waktu sepanjang sumbu x dan jarak atau chainage sepanjang sumbu yang lain.

Tabel 5.15. Analisa Komparasi Metode Perencanaan dan Penjadwalan Proyek (2/2)

Page 157: Tesis Penjadwalan

142

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Dari hasil studi literatur dan analisa data dalam rangka mengkaji, dan

membandingkan berbagai metode perencanaan dan penjadwalan proyek konstruksi yang

telah dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

· Metode Bar Chart masih sangat populer di dalam penjadwalan proyek konstruksi di

Indonesia dan dapat digunakan untuk berbagai jenis proyek konstruksi, di mana

dari hasil analisa data pada penelitian ini hanya 13% (2 proyek) yang menggunakan

PDM, sedangkan 87% (13 proyek) lainnya masih menggunakan metode Bar Chart.

· Bahwa berbagai metode perencanaan dan penjadwalan proyek tersebut memiliki

kelebihan dan kekurangan masing-masing dalam penjadwalan proyek konstruksi,

antara lain:

- Bar Chart bersifat visual, sederhana dan mudah untuk dimengerti, tetapi

tidak dapat menunjukkan secara spesifik hubungan logika ketergantungan

antar kegiatan dan lintasan kritis proyek, serta tidak dapat mendeteksi secara

langsung kegiatan yang mengalami gangguan dalam penjadwalan proyek.

- Metode jaringan kerja (CPM, PDM, PERT) memiliki keandalan dalam

menunjukkan secara spesifik hubungan logika ketergantungan antar

kegiatan dan menentukan lintasan kritis kegiatan proyek sehingga kegiatan

yang menjadi prioritas apabila terjadi keterlambatan dapat diketahui, tetapi

tidak dapat mendeteksi secara langsung kegiatan yang mengalami gangguan

dalam penjadwalan proyek.

- LoB dan Time Chainage Diagram dapat mendeteksi secara langsung

kegiatan yang mengalami gangguan dalam penjadwalan proyek dengan

melihat ada tidaknya diagram batang yang saling berpotongan, tetapi tidak

dapat menunjukkan secara spesifik hubungan logika ketergantungan antar

kegiatan dan lintasan kritis kegiatan proyek.

Page 158: Tesis Penjadwalan

143

· Metode jaringan kerja (CPM, PDM, PERT) cocok untuk proyek yang bersifat

komplek karena dapat menunjukkan secara spesifik hubungan logika

ketergantungan antar kegiatan dan memiliki teknik hitungan matematis.

· PDM memiliki tampilan yang relatif lebih sederhana bila dibandingkan dengan

CPM sehingga lebih cocok digunakan untuk proyek yang berulang daripada CPM,

misalnya pada proyek Teaching Hospital Gedung A.

· Khusus untuk PERT memiliki metode tersendiri dalam memperkirakan

kemungkinan waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan, di mana PERT

menggunakan 3 macam durasi waktu untuk masing-masing kegiatan, yaitu: a =

durasi waktu optimistik, m = durasi waktu yang paling mungkin, dan b = durasi

waktu pesimistik. Cocok untuk proyek yang memiliki resiko tinggi.

· Berdasarkan analisa dengan metode PERT, waktu penyelesaian proyek dengan

kemungkinan 99% untuk Teaching Hospital Gedung A adalah 490 hari, Demak

Bypass adalah 580 hari, sedangkan untuk proyek Graving Dock adalah 630 hari.

· LoB dan Time Chainage Diagram sesuai untuk proyek yang memiliki kegiatan

berulang/linier karena dapat mendeteksi secara langsung kegiatan yang mengalami

gangguan dalam penjadwalan proyek pada waktu dan tempat tertentu, misalnya

pada proyek Jalan Demak Bypass.

· Agar dapat saling menutupi kekurangan masing-masing metode, maka sebaiknya

tidak hanya menggunakan satu metode perencanaan dan penjadwalan proyek, tapi

juga dapat mengombinasikannya dengan metode yang lain. Misalnya PDM dengan

LoB pada proyek yang memiliki item kegiatan berulang, yaitu dengan cara

membuat PDM-nya terlebih dahulu, kemudian mentransfernya ke dalam LoB

sehingga dapat diketahui item kegiatan mana yang saling mengganggu dan yang

mengalami delay seiring meningkatnya jumlah kegiatan dalam network.

· Dari kekurangan dan kelebihan masing-masing metode di atas, maka penyedia jasa

konstruksi dan owner sebaiknya minimal dapat mengetahui dan menerapkan

metode Bar Chart dan PDM sehingga dapat mengetahui lintasan kritis kegiatan

proyek. Akan lebih baik lagi jika ditambah dengan PERT sehingga probabilitas

waktu penyelesaian proyek dapat diketahui.

Page 159: Tesis Penjadwalan

144

6.2. Saran

Mengingat batasan-batasan yang ada dalam penelitian ini, dari analisis data dan

pembahasan hasil serta kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, maka perlu dilakukan

tindak lanjut sebagai berikut :

1. Perlu adanya penerapan dan penggunaan metode perencanaan dan penjadwalan

proyek yang sesuai dengan karakteristik proyek.

2. Karena di dalam metode LoB belum dapat menunjukkan secara spesifik hubungan

logika ketergantungan antar kegiatan dan lintasan kritis kegiatan proyek maka

dapat dilakukan kajian yang lebih mendalam mengenai hal itu dan

membandingkannya dengan metode jaringan kerja.

3. Studi ini dapat dikatakan sebagai penelitian pendahuluan, untuk pengembangan

lebih lanjut dapat dilakukan penelitian sejenis dengan kajian yang lebih mendalam

pada metode LoB dan Time Chainage Diagram.

Page 160: Tesis Penjadwalan

145

DAFTAR PUSTAKA

Al Sarraj, Z.M. (1990), Formal Development of Line-of-Balance Technique, J. Constr. Eng. and Mgmt., ASCE, 116(4), 689-704.

Ammar, M.A. dan Elbeltagi, E. (2001), Algorithm for Determining Controlling Path

Considering Resource Continuity, Journal of Computing in Civil Engineering, ASCE, 15(4), 292–298.

Arditi, D. dan Albulak, M.Z. (1986), Line-of-Balance Scheduling in Pavement

Construction, J. Constr. Eng. and Mgmt., ASCE, 112(3), 411–424. Arditi, D., Tokdemir, O.B. dan Suh K. (2002(1)), Challenges in Line-of-Balance

Scheduling, J. Constr. Eng. and Mgmt., ASCE, 128(6), 545-556. Arditi, D., Sikangwan, P. dan Tokdemir, O. (2002(2)), Scheduling System for High-Rise

Building Construction, Constr. Manage. Econom., 20(4), 353–364. Bhattacharya, G.K. dan Johnson, R. A. (1977), Statistical Concepts and Method, John

Wiley & Sons, Toronto. Birrell, G.S. (1980), Construction Planning Beyond The Critical Path, J. Constr., ASCE,

106 (3), 389-407. Chrzanowski, E. dan Johnston, D. (1986), Application of Linear Scheduling, J. Constr.

Eng. Manage., 112(4), 476-491. Ervianto, Wulfram, I. (2005), Manajemen Proyek Konstruksi (Edisi Revisi), Edisi III,

Andi, Yogyakarta. Glenwright Jr., Earl T. (2004), Let’s Scrap The Precedence Diagramming Method, AACE

International Transactions, PS. 08.1- PS. 08.6. Hassanein, A. and Moselhi, O. (2004), Planning and Scheduling Highway Construction, J.

Constr. Eng. and Mgmt., ASCE, 130 (5), 638-646. Hegazy, T. dan Wassef (2001), Cost Optimization in Projects with Repetitive Nonserial

Activities, J. Constr. Eng. and Mgmt., 127(3), 183–191. Hegazy, T. dan Kamarah, E. (2008), Efficient Repetitive Scheduling for High-Rise

Construction, J. Constr. Eng. and Mgmt., ASCE, 134(4), 253–264. Hinze, J.W. (2008), Construction Planning and Scheduling, Third Edition, Pearson

Education Inc, New Jersey. Husen, Abrar, (2008), Manajemen Proyek, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Page 161: Tesis Penjadwalan

146

Kankainen, J. dan Sandvik, T. (1993), Controlling a Construction Project, Confederaion of Finnish Construction Industries, Rakennustieto Oy, Helsinki, Finland. 103 pp.

Kavanagh, D.P. (1985), SIREN: A Repetitive Construction Simulation Model, J. Constr.

Eng. and Mgmt., ASCE, 111(3), 308-323. Kenley, R. dan Seppänen, O. (2009), Location-Based Management of Construction

Projects: Part of A New Typology for Project Scheduling Methodologies, Proceedings of the 2009 Winter Simulation Conference, 2563-2570.

Kiiras, J. (1989), A Schedule and Resource Planning System for The Implementation Phase

Control of Special Projects, Helsinki University of Technology Construction Economics and Management Publications. Espoo, Finland.

Laksito, Budi (2005), Studi Komparatif Penjadwalan Proyek Konstruksi Repetitif

Menggunakan Metode Penjadwalan Berulang (RSM) dan Metode Diagram Preseden (PDM), Media Teknik Sipil, 85-91.

Lembaga Administrasi Negara (2007), Diklat Teknis Manajemen Proyek (Project

Management), Modul 3 Persiapan Pelaksanaan, Eselon IV, Departemen dalam Negeri.

Lumsden, P. (1968), The Line of Balance Method, Pergamon Press Ltd., Industrial

Training Division, London. Mawdesley, M.J., Askew W.H., Lees J.L., Stevens C.S. dan Taylor J. (1989), Time

Chainage Charts for Scheduling Linear Projects, Proc., 6th ASCE Conf. on Comp. in Civ. Engrg., ASCE, Atlanta, 613–620.

Mawdesley, M.J., Askew W.H. dan O’Reilly M. (1997), Planning and Controlling

Construction Project (The Best Laid Plan…), The Chartered Institute of Building, England.

Mockler R.J. (1972), The Management Control Process, Prentice-Hall. Moder J. J., Philips C. R., Davis E. W. (1983), Project Management with CPM, PERT and

Precedence Diagramming, Van Nostrand Reinhold Co. Narbuko, C. dan Ahmadi, A. (2002), Metodologi Penelitian, Penerbit Bumi Aksara,

Jakarta. Neale, R.H. dan Neale, D.E. (1989), Construction Planning. 1st Ed., Thomas Telford

Ltd., London, England. O’Brien, J.J. dan Plotnick, F.L. (1999), CPM in Construction Management, Fifth Edition,

McGraw-Hill. Prasetya, H. dan Lukiastuti, F. (2009), Manajemen Operasi, MedPress, Yogyakarta.

Page 162: Tesis Penjadwalan

147

Reda, R.M. (1990), RPM: Repetitive Project Modeling, J. Constr. Eng. and Mgmt., ASCE, 116(2), 316–330.

Selinger, S. (1980), Construction Planning for Linear Projects, J. Constr. Div., ASCE,

106(2), 195–205. Setianto, A. (2004), Studi Perbandingan Metode Bar Chart dengan Line of Balance (LoB)

dalam Penjadwalan Kegiatan Pembangunan Perumahan, Tesis, Universitas Islam Sultan Agung, Semarang.

Setyawan, A.A. (2007), Evaluasi Pengendalian Waktu dan Biaya (Studi Kasus Proyek

Pembangunan Jembatan Ngantru Desa Gabus Kabupaten Pati Jateng), Tesis, Universitas Islam Sultan Agung, Semarang.

Soeharto, Iman (1999), Manajemen Proyek (Dari Konseptual Sampai Operasional), Jilid I,

Edisi Kedua, Erlangga, Jakarta. Stevens, J.D. (1990), Techniques for Construction Network Scheduling, McGraw-Hill,

Singapore. Stradal, O. dan Cacha, J. (1982), Time Space Scheduling Method, J. Constr. Div., ASCE,

108(3), 445–457. Suhail, S.A. dan Neale, R.H. (1994), CPM/LOB: New Methodology to Integrate CPM and

Line of Balance, J. Constr. Eng. and Mgmt., 120(3), 667-684. Uher, T.E. (1996), Programming and Scheduling Tecniques, Construction Project

Management and Economic Unit, School of Building, University of NWS, Australia.

Vorster, M. C., Beliveau, Y. J. and Bafna, T. (1992), Linear Scheduling and Visualization,

Transportation Research Record 1351, Transportation Research Board, Washington, D.C., 32-39.

Weaver, Patrick (2006), A Brief History of Schedulling, Project Services Pty Ltd, Canberra. http://www.cadstation.com.au

Page 163: Tesis Penjadwalan

148

LAMPIRAN Lampiran A. Tabel Distribusi Standar Normal Kumulatif Z Negatif

Page 164: Tesis Penjadwalan

149

Lampiran B. Tabel Distribusi Standar Normal Kumulatif Z Positif

Page 165: Tesis Penjadwalan

150

a m b1 TEACHING HOSPITAL 4772 PREPARATION 250 300 3603 TEACHING HOSPITAL BUILDING A 3194 STRUCTURE WORK 1555 1st Floor 606 FOUNDATION 14 16 307 TIE BEAM 14 16 308 COLUMN 28 30 409 BEAM & SLAB 28 30 6010 2nd Floor 5011 COLUMN 28 30 6012 GIRDER 21 30 6013 BEAM & SLAB 28 30 6014 3rd Floor 5015 COLUMN 28 30 4016 GIRDER 14 30 6017 BEAM & SLAB 21 30 6018 Roof plan 4019 GIRDER 28 30 6020 SLAB & BEAM 28 30 6021 ARCHITECTURE WORK 21622 1st Floor 9023 MASONRY WALL AND WALL FINISHES 77 80 12024 DOOR AND WINDOW 30 40 6025 CEILING FINISHES 28 40 12026 SANITAIRS WORK 21 25 3027 PAINTING WORK 21 45 6028 OTHERS WORK 12 20 3029 2nd Floor 9030 MASONRY WALL AND WALL FINISHES 77 80 12031 DOOR AND WINDOW 28 40 6032 CEILING FINISHES 28 40 12033 SANITAIRS WORK 21 25 3034 PAINTING WORK 21 45 6035 OTHERS WORK 12 20 3036 3rd Floor 9037 MASONRY WALL AND WALL FINISHES 77 80 12038 DOOR AND WINDOW 28 40 6039 CEILING FINISHES 28 40 12040 SANITAIRS WORK 21 25 3041 PAINTING WORK 21 45 6042 OTHERS WORK 12 20 3043 Roof plan 5544 MASONRY WALL AND WALL FINISHES 28 35 9045 CEILING FINISHES 30 45 9046 PAINTING WORK 28 30 12047 OTHERS WORK 14 20 30

NO JENIS PEKERJAANDURASI (hari)

Lampiran C. Data Estimasi Durasi PERT Pada Proyek Teaching Hospital Gedung A

Page 166: Tesis Penjadwalan

151

a m bPROYEK JALAN DEMAK BYPASSGENERAL 423 528 554DRAINAGE A 76 84 92DRAINAGE B 76 84 92EARTHWORK A 125 147 154EARTHWORK B 107 126 132PAVEMENT WIDENING AND SHOULDER 75 93 102GRANULAR PAVEMENT 140 147 154ASPHALT PAVEMENT 168 210 231STRUCTURES A 72 84 88STRUCTURES B 32 35 39STRUCTURES C 25 28 29REINSTATEMENT AND MINOR WORK A 23 28 29REINSTATEMENT AND MINOR WORK B 112 140 154DAYWORK 27 28 29

JENIS PEKERJAANDURASI (hari)

a m bPROYEK GRAVING DOCKPEKERJAAN PERSIAPAN 519 546 600PEKERJAAN TANAH DAN PENGERINGAN 337 347 416PEKERJAAN TIANG PANCANG, SHEET PILE DAN PEMANCANGAN 470 494 568PEKERJAAN BETON 261 290 319PEKERJAAN LAIN-LAIN 326 343 377PEKERJAAN PENAHAN SEMENTARA UJUNG MULUT DOK 47 50 58PEKERJAAN JALAN DENGAN KONSTRUKSI ASPAL PENETRASI SELEBAR 6M KELILING TEPI DOK DAN TEPI LAUTPEKERJAAN PENAHAN TANAH TEPI LAUT (l=22M) DI KIRI KANAN MULUT DOKLAMPU PENERANGAN DI DINDING DOK TERMASUK INSTALASI DAN PANEL PENERANGAN

27

39

35

33

35

30

30

JENIS PEKERJAANDURASI (hari)

34

29

Lampiran D. Data Estimasi Durasi PERT Pada Proyek Jalan Demak Bypass Lampiran E. Data Estimasi Durasi PERT Pada Proyek Graving Dock