TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot...

176
i TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN PEREMPUAN MENOPAUSE DI KECAMATAN DIWEK KABUPATEN JOMBANG SITI KOTIJAH 131614153019 PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2018 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Transcript of TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot...

Page 1: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

i

TESIS

MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN

PEREMPUAN MENOPAUSE DI KECAMATAN DIWEK

KABUPATEN JOMBANG

SITI KOTIJAH

131614153019

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2018

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 2: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

ii

MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN

PEREMPUAN MENOPAUSE DI KECAMATAN DIWEK

KABUPATEN JOMBANG

TESIS

Untuk Memperoleh Gelar Magister Keperawatan (M.Kep)

dalam Program Studi Magister Keperawatan

Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga

SITI KOTIJAH

131614153019

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2018

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 3: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

iii

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 4: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

iv

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 5: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

v

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 6: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan

bimbingan-Nya kami dapat menyelesaikan tesis dengan judul ”Model Dukungan

Sosial untuk Menurunkan Kecemasan Perempuan Menopause di Kecamatan

Diwek Jombang” dapat terselesaikan dengan baik. Bersama ini perkenankanlah

saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dengan hati yang tulus

kepada:

1. Dr. Ah. Yusuf, S.Kp., M.Kes, selaku Pembimbing Utama yang telah

membimbing dan memberi pengarahan dalam penyusunan Tesis.

2. Dr. Sestu Retno DA, S.Kp., M.Kes, selaku Pembimbing kedua yang telah

membimbing dan memberi pengarahan dalam penyusunan Tesis.

3. Dr. Esty Yunitasari, S.Kp.,M.Kes selaku Ketua Penguji Tesis.

4. Dr. Dwi Ananto Wibarta, SST.,M.Kes selaku Penguji Tesis.

5. Dr. Makhfudli, S.Kep.Ns., M.Ked. Trop selaku Penguji Tesis.

6. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang, yang telah memberikan

kesempatan dan fasilitas untuk pelaksanaan penelitian.

7. Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Program Studi Magister Keperawatan

Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya.

8. Kedua orang tua, Bapak Suhadi (Alm.) dan Ibu Siti Umi Hazaroh yang telah

memberikan doa serta dukungan baik moril maupun materil sehingga peneliti

dapat menyelesaikan Program Studi Magister Keperawatan.

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 7: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

vii

9. Teman-teman Magister Keperawatan angkatan IX yang telah saling memberi

semangat untuk menyelesaikan pendidikan magister.

10. Responden penelitian di Kecamatan Diwek Jombang yang telah bersedia

membantu peneliti dari awal sampai akhir penelitian

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan.

Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak yang telah memberi

kesempatan, dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan tesis ini. Kami sadar

bahwa tesis ini jauh dari kata sempurna, tetapi kami berharap tesis ini bermanfaat

bagi pembaca dan bagi keperawatan.

Surabaya, April 2018

Penulis

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 8: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

viii

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 9: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

ix

EXECUTIVE SUMMARY

SOCIAL SUPPORT MODEL TO DECREASE ANXIETY AMONG

FEMALE MENOPAUSE IN DIWEK – JOMBANG REGENCY

By: Siti Kotijah

Menopause is a developmental phase or natural change of women‟s lives

when menstrual periods stop permanently due to the depletion of ovarian follicles.

Most people perceive menopause as a terrifying phase of the woman that causes

the psychological symptom. This condition is influenced by the change of

hormone growth and needs to adapt to new things. It makes menopause more

difficult and effects to psychological symptoms, such as anxiety. The female

menopause with anxiety has high motivation to solve the problem and seek social

support from family and friends. Social support is mental assistance in the form of

emotional support, appreciation, instrument, and information that allow female

menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

reducing the anxiety among female menopause using social support developed by

Sheldon Cohen and adaptation theory developed by Lazarus and Folkman in

Diwek – Jombang Regency.

This study applied explanatory research design with Cross-sectional

approach. This study involved 197 female menopause in 11 villages in Diwek –

Jombang Regency. The villages in Jombang Regency were Kayangan, Puton,

Bendet, Bulurejo, Grogol, Jatirejo, Cukir, Ceweng, Bandung, Kedawong, and

Ngudirejo. The data were collected using structured questionnaire and then

analyzed by using Partial Least Square test. The independent variables were an

individual factor, social network, stress, social support, and stress evaluation

while dependent variable was anxiety. The researcher tried to identify and

examine the strategic issue to each aspect in those variables. Afterward, the

researcher pursued with model test and recommendation.

The results of the study showed that (1) individual factor did not

significantly influence social network. The result of path coefficient using Partial

Least Square Analysis was 0.054 and t=0.75 (t<1.96); (2) Social network did not

significantly influence stress. The result of path coefficient using Partial Least

Square Analysis was -0.161 and t=2.28 (t>1.96); (3) Stress did not significantly

influence social support. The result of path coefficient using Partial Least Square

Analysis was -0.026 and t=0.37 (t>1.96); (4) Individual factor significantly

influenced stress evaluation. The result of path coefficient using Partial Least

Square Analysis was -0.056 and t=3.74 (t>1.96); (5) Social network significantly

influenced stress evaluation. The result of path coefficient using Partial Least

Square Analysis was -0.147 and t=2.13 (t>1.96); (6) Stress did not significantly

influence stress evaluation. The result of path coefficient using Partial Least

Square Analysis was 0.022 and t=0.32 (<1.96); (7) Social support significantly

influenced stress evaluation. The result of path coefficient using Partial Least

Square Analysis was -0.117 and t=2.02 (t>1.96); (8) Social support significantly

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 10: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

x

influenced anxiety (path coefficient of -0.326 and t=5.25(t>1.96); and (9) stress

evaluation significantly influenced anxiety The result of path coefficient using

Partial Least Square Analysis was 0.196 and t=9.07 (t>1.96).

Finally, social support aimed at reducing anxiety among female

menopause in Diwek – Jombang Regency. The strategic issue based on the result

of Partial Least Square Analysis. This model showed that individual factor

strongly influences stress evaluation; social network strongly influences stress and

its evaluation; social support strongly influences stress evaluation and anxiety;

and stress evaluation strongly influences anxiety. Hence, social support is highly

recommended to reduce anxiety among female menopause by increasing stress

evaluation from close relations.

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 11: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

xi

ABSTRAK

MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN

PEREMPUAN MENOPAUSE DI KECAMATAN DIWEK

KABUPATEN JOMBANG

Oleh: Siti Kotijah

Pendahuluan: Menopause merupakan proses perkembangan normal dalam

kehidupan perempuan ditandai dengan penghentian menstruasi secara permanen

yang berdampak pada gangguan psikologis berupa kecemasan. Metode: Desain

penelitian menggunakan rancangan penelitian eksplanatif survey dengan

pendekatan cross sectional. Penelitian ini meliputi 11 Desa di Kecamatan Diwek

Jombang. Besar sampel penelitian 197 perempuan menopause. Teknik sampling

penelitian menggunakan Cluster Random Sampling. Variabel Independen

penelitian yaitu faktor individu, jaringan sosial, kejadian stress, dukungan sosial,

penilaian stress dan variabel dependen penelitian yaitu kecemasan. Pengumpulan

data menggunakan kuesioner yang terstruktur. Analisa data menggunakan uji

Partial Least Square (PLS). Hasil dan analisis: 1) Faktor individu tidak memiliki

pengaruh signifikan terhadap jaringan social (koefisien jalur 0,054, t =0,75). 2)

Jaringan sosial memiliki pengaruh signifikan terhadap kejadian stress (koefisien

jalur -0,161, t=2,28). 3) Kejadian stres tidak memiliki pengaruh signifikan

terhadap dukungan social ( koefisien jalur -0,026, t =0,37). 4) Faktor individu

memiliki pengaruh signifikan terhadap penilaian stress (koefisien jalur -0,256,

t=3,74). 5) Jaringan sosial memiliki pengaruh signifikan terhadap penilaian stress

(koefisien jalur -0,147, t =2,13). 6) Kejadian stres tidak memiliki pengaruh

signifikan terhadap penilaian stress (koefisien jalur 0,022, t=0,32). 7) Dukungan

sosial memiliki pengaruh signifikan terhadap penilaian stress (koefisien jalur -

0,117, t=2,02). 8) Dukungan sosial memiliki pengaruh signifikan terhadap

kecemasan (koefisien jalur -0,326, t=5,25). 9) Penilaian stres memiliki pengaruh

signifikan terdapat kecemasan (koefisien jalur 0,196, t=9,07). Kesimpulan:

Model dukungan sosial yang ditemukan sangat baik menurunkan kecemasan

perempuan menopause dengan cara meningkatkan penilaian stres yang baik dan

dukungan sosial dari orang-orang terdekat.

Keywords: Penilaian Stres, menopause, kecemasan

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 12: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

xii

ABSTRACT

SOCIAL SUPPORT MODEL TO DECREASE ANXIETY AMONG

FEMALE MENOPAUSE IN DIWEK – JOMBANG REGENCY

By: Siti Kotijah

Introduction: Menopause is a developmental phase or natural change of

women‟s lives when menstrual periods stop permanently and cause the

psychological symptom, anxiety. Method: This study applied explanatory

research design with Cross-sectional approach. This study also involved 197

female menopause in 11 villages in Diwek – Jombang Regency. The participants

were selected using Cluster Random Sampling. The independent variables were

individual factor, social network, stress, social support, and stress evaluation

while dependent variable was anxiety. The data were collected by using structured

questionnaire and then analyzed by using Partial Least Square test. Results and

Analysis: The results of the study showed that (1) individual factor did not

significantly influence social network (path coefficient of 0.054, t=0.75); (2)

social network did not significantly influence stress (path coefficient of -0.161,

t=2.28); (3) stress did not significantly influence social support (path coefficient

of -0.026, t=0.37); (4) individual factor significantly influenced stress evaluation

(path coefficient of -0.056, t=3.74); (5) social network significantly influenced

stress evaluation (path coefficient of -0.147, t=2.13); (6) stress did not

significantly influence stress evaluation (path coefficient of 0.022, t=0.32); (7)

social support significantly influenced stress evaluation (path coefficient of -

0.117, t=2.02); (8) social support significantly influenced anxiety (path coefficient

of -0.326, t=5.25); and (9) stress evaluation significantly influenced anxiety (path

coefficient of 0.196, t=9.07). Conclusion: Social support is highly recommended

to decrease anxiety among female menopauses by promoting stress evaluation and

social support from close relations.

Keywords: stress evaluation, menopause, anxiety

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 13: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

xiii

DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................................. i

Halaman Prasyarat Gelar .............................................................................................. ii

Halaman Pernyataan Orisinalitas ................................................................................ iii

Halaman Pengesahan Pembimbing Tesis .................................................................... iv

Halaman Penetapan Panitia Penguji ............................................................................. v

Halaman Kata Pengantar .............................................................................................. vi

Halaman Pernyataan Publikasi .................................................................................. viii

Halaman Ringkasan ....................................................................................................... ix

Halaman Abstrak ......................................................................................................... xiii

Halaman Daftar Isi ....................................................................................................... xv

Halaman Daftar Tabel ............................................................................................... xviii

Halaman Daftar Gambar ............................................................................................ xix

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................................. 5

1.3 Rumusan Masalah ................................................................................................ 6

1.4 Tujuan .................................................................................................................. 6

1.4.1 Tujuan umum ............................................................................................. 6

1.4.2 Tujuan khusus ............................................................................................ 6

1.5 Manfaat ................................................................................................................ 7

1.5.1 Manfaat teoritis .......................................................................................... 7

1.5.2 Manfaat praktis .......................................................................................... 7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Menopause .................................................................................... 8

2.1.1 Pengertian menopause ............................................................................... 8

2.1.2 Macam-macam menopause ...................................................................... 10

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi menopause ....................................... 14

2.1.4 Adaptasi psikologis masa menopause ...................................................... 15

2.1.5 Perubahan emosional dan kognitif wanita menopause ............................ 20

2.2 Konsep Dasar Kecemasan .................................................................................. 22

2.2.1 Definisi kecemasan .................................................................................. 22

2.2.2 Faktor-faktor penyebab kecemasan ......................................................... 23

2.2.3 Tanda dan gejala kecemasan .................................................................... 25

2.2.4 Tingkat kesemasan ................................................................................... 26

2.3 Konsep Dasar Dukungan Sosial ......................................................................... 32

2.3.1 Dukungan sosial masa menopause........................................................... 32

2.3.2 Bentuk-bentuk dukungan sosial ............................................................... 32

2.3.3 Faktor yang mempengaruhi dukungan sosial .......................................... 34

2.3.4 Pentingnya dukungan sosial masa menopause ........................................ 35

2.4 Teori Dukungan Sosial Sheldon Cohen ............................................................. 37

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 14: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

xiv

2.4.1 Konsep dukungan..................................................................................... 37

2.4.2 Model transaksional stress ....................................................................... 38

2.4.3 Dukungan sosial dan gangguan stress...................................................... 40

2.4.4 Jaringan sosial, stres dan gangguan ......................................................... 40

2.4.5 Persepsi dukungan sosial dan model stres-buffering ............................... 42

2.5 Teori Adaptasi Stress Lazarus & Folkman ........................................................ 43

2.5.1 Sumber stres ............................................................................................. 44

2.5.2 Reaksi terhadap stres ................................................................................ 46

2.5.3 Penilaian kognitif ..................................................................................... 48

2.5.4 Penilaian primer (Primary Appraisal) ..................................................... 49

2.5.5 Penilaian sekunder (Secondary Appraisal) .............................................. 49

2.5.6 Penilaian kembali (Reappraisal).............................................................. 50

2.6 Keaslian Penelitian ............................................................................................. 51

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konsep ............................................................................................... 64

3.2 Hipotesis ............................................................................................................ 66

BAB 4 METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian ............................................................................................... 67

4.2 Populasi, Sampel, Teknik Sampling .................................................................. 67

4.2.1 Populasi .................................................................................................... 67

4.2.2 Sampel...................................................................................................... 68

4.2.3 Teknik sampling....................................................................................... 70

4.3 Variabel Penelitian ............................................................................................. 70

4.3.1 Variabel independen ................................................................................ 70

4.3.2 Variabel dependen ................................................................................... 70

4.4 Definisi Operasional .......................................................................................... 71

4.5 Instrumen Penelitian .......................................................................................... 79

4.5.1 Variabel independen ................................................................................ 80

4.5.2 Variabel dependen ................................................................................... 81

4.6 Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................................................. 81

4.6.1 Validitas Kuesioner Social Network ....................................................... 84

4.6.2 Validitas Kuesioner Stressful Event ........................................................ 85

4.6.3 Validitas Kuesioner Social Support ........................................................ 86

4.6.4 Validitas Kuesioner Stress Appraisal ..................................................... 87

4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................................ 88

4.7.1 Lokasi penelitian ..................................................................................... 88

4.7.2 Waktu penelitian ..................................................................................... 88

4.8 Prosedur Pengambilan dan Pengumpulan Data ................................................ 88

4.9 Analisa Data ...................................................................................................... 89

4.10 Kerangka Operasional ..................................................................................... 93

4.11 Etika Penelitian ............................................................................................... 94

BAB 5 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................................. 98

5.2 Hasil Penelitian Deskriptif ................................................................................ 99

5.2.1 Karakteristik Responden Penelitian ....................................................... 99

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 15: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

xv

5.2.2 Tingkat Kecemasan Perempuan Menopause .......................................... 99

5.2.3 Jaringan Sosial Perempuan Menopause ............................................... 100

5.2.4 Kejadian Stress Perempuan Menopause ............................................... 100

5.2.5 Dukungan Sosial Perempuan Menopause ............................................ 101

5.2.6 Penilaian Stress Perempuan Menopause .............................................. 102

5.2.7 Kecemasan Perempuan Menopause ..................................................... 103

5.3 Hasil Penelitian Analisis Inferensial ............................................................... 104

5.3.1 Pengujian Hipotesis .............................................................................. 104

5.3.1.1 Pengujian measurement (outer) model .............................................. 104

5.3.1.2 Pengujian model struktural (inner) model ......................................... 108

5.4 Interpretasi Model ........................................................................................... 110

5.5 Model akhir Dukungan Sosial untuk Menurunkan Kecemasan .................... 112

BAB 6 PEMBAHASAN

6.1 Faktor Individu ................................................................................................ 113

6.2 Jaringan Sosial ................................................................................................ 114

6.3 Kejadian Stress ................................................................................................ 115

6.4 Dukungan Sosial ............................................................................................. 116

6.5 Penilaian Stres ................................................................................................. 117

6.6 Kecemasan ...................................................................................................... 119

6.7 Faktor Individu terhadap jaringan sosial ........................................................ 121

6.8 Faktor Individu terhadap penilaian stres ........................................................ 123

6.9 Jaringan sosial terhadap kejadian stress ......................................................... 124

6.10 Jaringan Sosial terhadap penilaian stres ........................................................ 125

6.11 Kejadian stress terhadap penilaian stress ....................................................... 125

6.12Dukungan sosial terhadap penilaian stress .................................................... 126

6.13 Dukungan sosial dalam menurunkan kecemasan perempuan menopause . 127

6.14 Penilaian stress terhadap kecemasan perempuan menopause ....................... 129

6.15 Model dukungan sosial memiliki predictive relevance ................................ 129

6.16 Temuan Hasil Penelitian ............................................................................... 130

6.17 Keterbatasan Penelitian ................................................................................. 130

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 132

7.2 Saran................................................................................................................ 133

7.2.1 Saran bagi kebijakan kesehatan ............................................................ 133

7.2.2 Saran bagi pelayanan keperawatan ....................................................... 133

7.2.3 Saran untuk penelitian selanjutnya ....................................................... 133

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 16: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Keaslian Penelitian .......................................................................................... 51

Tabel 4.1 Jumlah sampel masing-masing cluster ............................................................ 69

Tabel 4.2 Variabel penelitian model dukungan sosial menurunkan kecemasan ............. 70

Tabel 4.3 Definisi Operasional ....................................................................................... 71

Tabel 4.4 Blueprint Jaringan Sosial ................................................................................ 80

Tabel 4.5 Blueprint Kejadian Stress................................................................................ 80

Tabel 4.6 Blueprint Dukungan Sosial ............................................................................. 80

Tabel 4.7 Blueprint Penilaian Stress ............................................................................... 80

Tabel 4.8 Uji Validitas kuesioner dukungan sosial ......................................................... 86

Tabel 4.9 Uji Validitas kuesioner penilaian stress .......................................................... 87

Tabel 5.1 Karakteristik Responden ................................................................................. 99

Tabel 5.2 Distribusi Tingkat kecemasan ....................................................................... 100

Tabel 5.3 Distribusi Jaringan sosial .............................................................................. 100

Tabel 5.4 Distribusi Kejadian stress.............................................................................. 100

Tabel 5.5 Distribusi Dukungan Sosial .......................................................................... 101

Tabel 5.6 Distribusi Penilaian Stress ............................................................................ 102

Tabel 5.7 Distribusi Kecemasan ................................................................................... 103

Tabel 5.8 Hasil Convergent Validity ............................................................................. 105

Tabel 5.9 Hasil Average Variance Extracted (AVE) .................................................... 106

Tabel 5.10 Hasil Cross Loading ................................................................................... 107

Tabel 5.11 Koefisien Jalur dan t-statistics .................................................................... 108

Tabel 5.12 Goodness of Fit ........................................................................................... 109

Tabel 5.13 Direct Effect, Indirect Effect dan Total Effect ............................................. 110

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 17: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Identifikasi Masalah Dukungan Sosial Perempuan Menopause ................ 5

Gambar 2.1 Konsep dan Mekanisme Stres dan Dukungan Sosial ............................... 38

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Model Dukungan Sosial ....................................... 64

Gambar 4.1 Kerangka Analisis Dukungan Sosial perempuan Menopause.................. 92

Gambar 4.2 Kerangka Operasional Model Dukungan Sosial ...................................... 93

Gambar 5.1 Path model dan nilai outer loading ........................................................ 104

Gambar 5.2 Model Akhir dan nilai outer loading ..................................................... 105

Gambar 5.3 Model Keperawatan ............................................................................... 11

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 18: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menopause merupakan proses perkembangan yang penting dan normal

dalam kehidupan seorang perempuan yang ditandai dengan penghentian

menstruasi secara permanen akibat hilangnya aktivitas folikel ovarium (Kim

MJ, 2014). Sebagian besar orang beranggapan menopause adalah sesuatu

yang menakutkan sehingga berdampak pada gangguan psikologis. Kondisi

tersebut dipengaruhi oleh perubahan gelombang hormon dan kebutuhan untuk

beradaptasi dengan cara-cara baru yang membuat masa menopause menjadi

sangat sulit (Jorge et al. 2016). Perubahan tingkat hormon terjadi saat

estrogen menurun, kadar Folikel Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing

Hormon (LH) meningkat, dan juga penurunan kadar hormon prolaktin, tiroid

dan paratiroid. Perubahan ini dapat menyebabkan gejala vasomotor,

berkeringat di malam hari, hot flushes, masalah otot dan tulang, penyakit

sistem kardiovaskular, atrofi payudara juga kulit, dan senile vaginitis

(Gumusay, 2016).

Penelitian yang dilakukan oleh Jorge et al. (2016) dari 11 Negara di

Amerika Latin menyatakan perempuan menopause mengalami gangguan

kecemasan (61,9%), gangguan berat yang mempengaruhi kualitas hidup

(13,7%), urogenital (25,5%), psikologis (18,5%), dan somatik (4,5%).

Kecemasan yang terjadi pada perempuan menopause di Amerika Latin

berkaitan dengan gangguan Quality of Life (QoL). Penelitian lain yang

1

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 19: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

2

dilakukan oleh Li-Yu Hu et al. (2016) dari Taiwan National Health Insurance

Research menyatakan bahwa terjadinya gangguan psikologis pada perempuan

yang mengalami transisi menopause dengan gangguan psikologis terbanyak

adalah gangguan depresi (4,6%), gangguan kecemasan (3,6%) dan gangguan

tidur (2,8%). Penelitian tersebut menunjukkan bahwa masa peralihan

menopause dapat meningkatkan resiko gangguan psikologis terutama

gangguan depresi, kecemasan dan gangguan tidur.

Jumlah perempuan di seluruh dunia yang memasuki masa menopause

diperkirakan mencapai 1,2 miliar orang pada tahun 2030 (WHO : 2014). Di

Indonesia, pada tahun 2025 diperkirakan akan ada 60 juta perempuan

menopause. Jumlah penduduk perempuan usia produktif (15-64 tahun)

sebesar 66,27 %. Pada usia tersebut terdapat perempuan usia subur (15-49

tahun) sebanyak 68,63 juta jiwa dan kelompok umur paling tua atau akhir

masa reproduksi, yaitu umur 45-49 tahun (8,23 juta jiwa). Artinya, di

Indonesia terdapat 28 juta perempuan menopause atau 10,7 % dari total

populasi yang ada. Hasil Survei yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik

(BPS) pada tahun 2015 menyatakan prevalensi penduduk dengan jenis

kelamin perempuan di Jawa Timur pada kelompok usia 45-54 tahun yang

diperkirakan sudah mengalami menopause sebesar 14,39% (BPS, 2015).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti, jumlah

Pasangan Usia Subur (PUS) di kota Jombang pada tahun 2016 sebesar

212.042 pasangan. Perempuan yang telah memasuki usia menopause

sebanyak 3,406 jiwa dengan kelompok tertinggi terdapat di Kecamatan

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 20: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

3

Diwek sebesar 402 jiwa pada tahun 2017. Kecamatan Diwek terdiri dari 11

desa yang merupakan cakupan wilayah kerja Puskesmas Cukir. Peneliti

mengambil sampel pada perempuan menopause di Puskesmas Cukir

sebanyak 10 orang dan melakukan wawancara di dapatkan 6 dari 10

perempuan tersebut mengalami gangguan psikologis yang berupa kecemasan,

gangguan tidur, mudah emosi dan harga diri rendah.

Perempuan menopause mengalami perubahan fisik, psikologis dan

sosial. Transisi menopause yang terjadi pada perempuan dipandang sebagai

konstruksi bio-psiko-sosial yang kompleks dengan banyak faktor yang

mempengaruhi pengalaman perempuan pada fase kehidupannya. Faktor

tersebut adalah demografi sosial, sikap, kepercayaan, pengetahuan,

komorbiditas dan masalah kesehatan mental. Faktor-faktor tersebut

mempengaruhi vasomotor, mood dan stres selama transisi menopause yang

berdampak pada kesehatan fisik dan emosional perempuan. Emosi negatif

yang terjadi secara terus-menerus dapat memberikan pengaruh terhadap

kesehatan psikologi yang berdampak pada gangguan kecemasan (R. Sood et

al. 2016).

Kecemasan yang dialami perempuan menopause, mendorong

perempuan untuk memecahkan masalah melalui cara mencari bantuan dan

dukungan dari keluarga dan teman-temannya. Adanya bantuan tersebut akan

membuat perempuan merasa lebih tentram dan lega sehingga akan

menurunkan kecemasannya. Rook dalam Sarafino mendefinisikan Dukungan

Sosial sebagai salah satu fungsi pertalian sosial yang menggambarkan tingkat

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 21: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

4

dan kualitas umum dari hubungan interpersonal yang akan melindungi

individu dari konsekuensi cemas bahkan stres (Uly Artha, 2016).

Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk menurunkan kecemasan

pada perempuan saat menopause berupa dukungan sosial. Dukungan sosial

yang dimaksud dalam hal ini adalah bantuan atau tindakan nyata berupa

dukungan emosional, penghargaan, instrumental dan informatif yang akan

memberikan manfaat emosional atau efek perilaku bagi perempuan dalam

masa menopause sehingga kecemasan yang sebenarnya bisa dihindari

menjadi tidak terasa sama sekali (Ita & Reni, 2016).

Dukungan sosial yang diterima dapat membuat individu merasa tenang,

diperhatikan, timbul rasa percaya diri dan kompeten. Tersedianya dukungan

sosial akan membuat individu merasa dicintai, dihargai dan menjadi bagian

dari kelompok. Hasil penelitian oleh Uly Artha (2016), menyatakan bahwa

dukungan sosial dapat menurunkan tingkat kecemasan perempuan menopause

di Kelurahan Cikalang Kecamatan Tawang. Sehingga perlunya pengetahuan

menopause bukan hanya pada perempuan, tetapi melibatkan peran serta

suami dalam menghadapi masa menopause.

Keperawatan merupakan bentuk pelayanan profesional berupa

pemenuhan kebutuhan dasar yang diberikan kepada individu sehat, resiko

maupun sakit yang mengalami gangguan fisik, psikis dan sosial agar dapat

mencapai derajat kesehatan yang optimal (Alligood & Tomey, 2006). Bentuk

pemenuhan kebutuhan dasar berupa peningkatan kemampuan yang ada pada

individu untuk mencegah, memperbaiki, dan melakukan rehabilitasi dari

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 22: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

5

suatu keadaan yang dipersepsikan sakit oleh individu. Perawat memberikan

asuhan keperawatan pada perempuan menopause melalui proses interaksi

yang mengatur respon terhadap stresor membutuhkan suatu model perawatan

yang tepat dalam memberikan dukungan sosial untuk mengurangi kecemasan.

Salah satu model yang akan dikembangkan oleh peneliti adalah Model

Dukungan Sosial untuk Menurunkan Kecemasan Perempuan Menopause di

Kecamatan Diwek Jombang berbasis teori Dukungan Sosial Sheldon Cohen

dengan integrasi teori Adaptasi Lazarus & Folkman.

Konsep teori Adaptasi Lazarus & Folkman bertujuan untuk

mengembangkan adaptasi dan mampu memberikan makna dari suatu

peristiwa yang dialami terhadap perubahan fisik dan psikologis akibat

menopause serta mampu mempersepsikan secara positif melalui penggunaan

mekanisme koping yang tepat yang di integrasikan dengan konsep teori

Dukungan Sosial Sheldon Cohen.

1.2 Identifikasi Masalah

Gambar 1.1 Identifikasi Masalah Model Dukungan Sosial untuk Menurunkan

Kecemasan Perempuan Menopause

Perkiraan tahun 2025, di

Indonesia terdapat 28 juta

perempuan menopause

a. Perubahan pada status

reproduksi, sekresi hormon,

fungsi tubuh, penampilan,

harapan, hubungan, dan

keadaan sosial gangguan

psikologis

b. Perempuan menopause

mengalami gangguan

kecemasan

Prevalensi gangguan

psikologis perempuan

menopause :

1. Kecemasan (61,9%)

2. Gangguan yang

mempengaruhi

kualitas hidup

(13,7%)

3. Urogenital (25,5%)

4. Psikologis (18,5%)

5. Somatik (4,5%)

a. Perempuan menopause

di Kabupaten Jombang

sebanyak 3,406 jiwa

b. 6 dari 10 perempuan

menopause di

Puskesmas Cukir

mengalami gangguan

psikologis yang berupa

1. Kecemasan

2. Mudah emosi

3. Gangguan tidur

4. Harga diri rendah

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 23: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

6

1.3 Rumusan Masalah

Bagaimana Model Dukungan Sosial untuk Menurunkan Kecemasan

Perempuan Menopause di Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang?

1.4 Tujuan

1.4.1 Tujuan Umum

Mengembangkan Model Dukungan Sosial untuk Menurunkan Kecemasan

Perempuan Menopause di Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Menganalisis Pengaruh Faktor Individu terhadap Jaringan Sosial pada

Perempuan Menopause

2. Menganalisis Pengaruh Jaringan Sosial terhadap Kejadian Stres pada

Perempuan Menopause

3. Menganalisis Pengaruh Kejadian Stres terhadap Dukungan Sosial pada

Perempuan Menopause

4. Menganalisis Pengaruh Faktor Individu terhadap Penilaian Stres pada

Perempuan Menopause

5. Menganalisis Pengaruh Jaringan Sosial terhadap Penilaian Stres pada

Perempuan Menopause

6. Menganalisis Pengaruh Kejadian Stres terhadap Penilaian Stres pada

Perempuan Menopause

7. Menganalisis Pengaruh Dukungan Sosial terhadap Penilaian Stres pada

Perempuan Menopause

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 24: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

7

8. Menganalisis Pengaruh Dukungan Sosial terhadap Kecemasan pada

Perempuan Menopause

9. Menganalisis Pengaruh Penilaian Stres terhadap Kecemasan pada

Perempuan Menopause

1.5 Manfaat

1.5.1 Teoritis

1. Mengembangkan Ilmu Keperawatan untuk meningkatkan kualitas

Asuhan Keperawatan dalam menurunkan kecemasan berbasis teori

Dukungan Sosial Sheldon Cohen dengan integrasi teori Adaptasi Lazarus

& Folkman pada perempuan menopause

2. Mengembangkan Ilmu Keperawatan untuk meningkatkan kualitas hidup

perempuan menopause dalam mencegah kecemasan berbasis teori

Dukungan Sosial Sheldon Cohen dengan integrasi teori Adaptasi Lazarus

& Folkman pada perempuan menopause

1.5.2 Praktis

1. Bagi Komunitas

Model Dukungan Sosial untuk Menurunkan Kecemasan Perempuan

Menopause di Kecamatan Diwek Jombang dapat digunakan sebagai

acuan dalam memperbaiki pelayanan kesehatan khususnya keperawatan

di komunitas pada perempuan menopause dalam identifikasi kelompok

resiko tinggi, situasi stres, kejadian stres dalam kehidupan yang

berpotensi bisa menimbulkan gangguan jiwa

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 25: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

8

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Menopause

2.1.1 Pengertian Menopause

Kata menopause berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata „men‟ yang berarti

bulan dan kata „peuseis‟ yang berarti penghentian sementara. Secara linguistik kata

yang lebih tepat adalah menocease yang berarti masa berhentinya menstruasi.

Pandangan medis, menopause diartikan sebagai masa penghentian menstruasi

untuk selamanya. Masa menopause ini tidak bisa serta-merta diketahui, tetapi

biasanya akan diketahui setelah setahun berlalu. Menopause merupakan suatu

proses peralihan dari masa produktif menuju perlahan-lahan ke masa non produktif

yang disebabkan berkurangnya hormon estrogen dan progesteron.

Pengertian menopause adalah kejadian biasa yang dihadapi perempuan

ketika tahun-tahun kesuburannya menurun, sehingga bagi sebagian perempuan

menimbulkan rasa cemas atau risau, sementara bagi yang lain mendatangkan rasa

percaya diri (Nirmala, 2003). Menurut Prawiroharjo (2006) menopause adalah

berhentinya haid terakhir atau saat terjadinya haid terakhir setelah terdapat

sekurang-kurangnya 1 tahun. Pengertian menopause yang lain menurut Kuntjoro

(2006) menopause merupakan suatu tahap di mana perempuan tidak lagi

mendapatkan siklus menstruasi yang menunjukkan berakhirnya kemampuan

8

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 26: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

9

perempuan untuk bereproduksi antara usia 40 tahun sampai 50 tahun. Sedangkan

Andrews (2003) mendefinisikan menopause merupakan satu istilah yang

digunakan untuk menggambarkan perdarahan menstruasi terakhir dalam kehidupan

seorang perempuan. Pengertian ini hampir serupa dengan yang dikemukakan

Varney (2007) bahwa menopause adalah berhentinya menstruasi secara permanen.

Dengan demikin dapat disimpulkan bahwa menopause adalah terhentinya

menstruasi pada seorang perempuan yang sekaligus merupakan tanda berakhirnya

kemampuan perempuan untuk bereproduksi.

International Menopause Society (IMS) pada tahun 1999, menyampaikan

rekomendasi berdasarkan definisi World Health Organization (WHO) tahun 1996,

sebagai berikut :

1. Menopause alamiah adalah berhentinya menstruasi secara permanen, sebagai

akibat dari hilangnya aktifitas ovarium. Menopause alami ini dikenal, bila

tejadi amenore selama 12 bulan berturut-turut, tanpa ditemukan penyebab

patologi atau fisiologi yang jelas.

2. Perimenopause adalah waktu antara segera sebelum menopause (terjadi

perubahan gambaran endoktrinologik, biologik, dan klinik) dan satu tahun

sesudah menopause.

3. Transisi menopause adalah waktu sebelum masa menstruasi terakhir, pada

umumnya terjadi kenaikan variabilitas siklus menstruasi. Meskipun istilah ini

sinonim dengan perimenopause, namun cukup membingungkan sehingga

dianjurkan untuk tidak digunakan lagi.

4. Premenopause adalah satu atau dua tahun sebelum menopause (seluruh masa

reproduksi sebelum menopause).

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 27: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

10

5. Pascamenopause, dimulai dari menstruasi berakhir tanpa memandang apakah

itu menopause spontan atau buatan.

6. Induced menopause adalah berhentinya menstruasi sebagai akibat dari operasi

pengangkatan kedua ovarium, tanpa atau dengan histerektomi atau ablasi

iatrogenik fungsi ovarium karena kemoterapi atau radiasi.

7. Menopause premature adalah menopause yang terjadi pada usia dibawah 40

tahun.

8. Klimakterium adalah masa penuaan, merupakan peralihan dari masa

reproduksi ke non reproduksi. Fase ini mencakup perimenopause dan

memperpanjang periode sebelum dan sesudah perimenopause.

9. Sindroma klimakterik adalah simptomatologi yang berhubungan dengan

klimakterium.

10. Usia lanjut adalah usia 65 tahun atau lebih. Menopause tidak identik dengan

lanjut usia (lansia), tetapi pascamenopause termasuk lansia.

2.1.2 Macam-Macam Menopause

1. Macam-macam menopause.

Menopause dibedakan menjadi lima macam, yaitu:

1) Menopause Prematur (dini)

Usia rata-rata perempuan untuk mencapai menopause alami atau

berhentinya haid adalah 50 tahun. Meskipun demikian, sebagian

perempuan telah mengalaminya dalam usia 40 tahun, sebagian lagi

bahkan dalam usia masih sangat mudah, yaitu 20 hingga 30 tahun. Bagi

sebagian besar perempuan diagnosa menopause dini yang juga dikenal

dengan istilah Premature Ovarian Failure (POF), adalah pengalaman

yang sangat tidak menyenangkan. Sebagian besar perempuan muda yang

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 28: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

11

didiagnosa dengan POF, bahkan belum berkesempatan untuk melahirkan

anak, menyadari bahwa kesempatan untuk memiliki anak dari uterus

sendiri akan hilang (Nirmala, 2003).

Pada menopause dini 75 % perempuan telah mengalami keluhan

vasomotorik dan pada hampir 50 % perempuan telah terjadi osteoporosis.

Banyak sekali penyebab yang memungkinkan terjadinya menopause dini

yaitu penggunaan obat-obat diet yang bekerja sentral dapat meningkatkan

kadar hormon prolactin. Kadar prolactin tinggi dapat menekan sekresi

FSH dan LH, sehingga folikel tidak dapat tumbuh dan dengan sendirinya

akan terjadi menopause. Penyinaran terhadap ovarium atau pengaruh

pemberian kemoterapi dapat juga menyebabkan menopause dini.

Penyakit autoimun seperti miastenia, lupus eritematosus, trombositopenia

idiopatik, glomerulonefritis, arthritis rheumatoid dan penyakit crohn

dapat menyebabkan terjadinya menopause dini.

2) Menopause yang alami dan umumnya terjadi pada usia di akhir 40 tahun

atau di awal 50 tahun (Adrews, 2010). Menopause ini yang paling

banyak terjadi pada perempuan. Hal ini disebabkan jumlah folikel yang

mengalami artesia terus meningkat, sampai suatu ketika tidak tersedia

lagi folikel yang cukup. Produksi estrogen berkurang dan tidak terjadi

haid lagi, yang berakhir dengan terjadinya menopause.

3) Menopause terlambat

Menopause yang terjadi apabila seorang perempuan masih mendapat

haid di atas 52 tahun (Prawirohardjo, 2006). Ada beberapa faktor yang

menyebabkan menopause terlambat. Faktor tersebut adalah

konstitusional, fibromioma uteri dan tumor ovarium yang menghasilkan

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 29: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

12

estrogen. Salah satu faktor yang memungkinkan seorang perempuan akan

mengalami keterlambatan menopause adalah apabila memiliki kelebihan

berat badan. Sebagian besar estrogen dibuat di dalam endometrium, akan

tetapi sejumlah kecil estrogen juga dibuat di bagian tubuh yang lain,

termasuk di sel-sel lemak. Apabila seorang perempuan mengalami

obesitas maka perempuan tersebut akan memiliki kadar estrogen yang

lebih tinggi dalam seluruh masa hidupnya.

4) Menopause karena operasi

Menopause ini terjadi akibat dilakukannya operasi atau pembedahan,

misalnya operasi rahim (histeroktomi) atau yang sering kali disebut

dengan istilah Total Abdominal Hysterectomy (TAHA) maupun karena

kedua indung leher diangkat (oophorectomy bilateral yang sering kali

disebut dengan Bilateral Salpingo Oophorectomy (BSO). Bila uterus

diangkat karena operasi tetapi indung telur dipertahankan, maka masa

haid berhenti namun gejala menopause lainnya biasanya tetap

berlangsung ketika perempuan tersebut mencapai usia menopause alami.

Meski demikian, ada sejumlah perempuan yang menjalani operasi uterus

dan mengalami gejala-gejala menopause dalam usia yang lebih muda.

5) Menopause Medis

Menopause ini terjadi akibat campur tangan medis yang menyebabkan

berkurangnya atau berhentinya pelepasan hormon oleh ovarium. Campur

tangan ini bisa berupa pembedahan untuk mengangkat ovarium atau

untuk mengurangi aliran darah ke ovarium serta kemoterapi atau terapi

penyinaran pada panggul untuk mengobati kanker. Histeroktomi

menyebabkan berakhirnya siklus menstruasi, tetapi selama ovarium tetap

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 30: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

13

ada hal tersebut tidak akan mempengaruhi kadar hormon dan tidak

menyebabkan menopause. Perempuan yang harus menjalani kemoterapi

karena menderita kanker, seringkali mengalami menopause sementara

atau permanen. Obat-obatan anti kanker dapat merusak indung telur dan

mengurangi jumlah hormon yang diproduksi. Akibatnya, selama

menjalani kemoterapi, masa haid menjadi tidak teratur, bahkan berhenti

sepenuhnya.

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi menopause

1. Usia saat haid pertama kali (Menarche).

Beberapa ahli yang melakukan penelitian menemukan adanya hubungan antara

usia pertama kali mendapat haid dengan usia seorang perempuan memasuki

menopause. Kesimpulan dari penelitian ini mengungkapkan, bahwa semakin muda

seseorang mengalami haid pertama kalinya, semakin tua atau lama ia memasuki

masa menopause.

2. Jumlah anak.

Meskipun belum ditemukan hubungan antara jumlah anak dan menopause, Tetapi

beberapa peneliti menemukan bahwa semakin sering seorang perempuan

melahirkan maka semakin tua atau lama mereka memasuki masa menopause.

3. Usia melahirkan.

Masih berhubungan dengan melahirkan anak, bahwa semakin tua seorang

melahirkan anak, semakin tua ia mulai memasuki usia menopause. Penelitian yang

dilakukan Beth Israel deaconess Medical Center in Boston mengungkapkan bahwa

perempuan yang masih melahirkan di atas usia 40 tahun akan mengalami usia

menopause yang lebih tua. Hal ini terjadi karena kehamilan dan persalinan akan

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 31: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

14

memperlambat sistem kerja organ reproduksi. Bahkan akan memperlambat proses

penuaan tubuh.

4. Faktor psikis.

Perubahan-perubahan psikologis maupun fisik ini berhubungan dengan kadar

estrogen, gejala yang menonjol adalah berkurangnya tenaga dan gairah,

berkurangnya konsentrasi dan kemampuan akademik, timbulnya perubahan emosi

seperti mudah tersinggung, susah tidur, rasa kekurangan, rasa kesunyian, ketakutan

keganasan, tidak sabar lagi dan lain-lain. Perubahan psikis ini berbeda-beda

tergantung dari kemampuan perempuan yang menyesuaikan diri.

5. Sosial ekonomi.

Keadaan sosial ekonomi mempengaruhi faktor fisik kesehatan dan pendidikan.

Apabila faktor-faktor di atas cukup baik, akan mengurangi beban fisiologis,

psikologis. Kesehatan akan faktor klimakterium sebagai faktor fisiologis.

6. Budaya dan lingkungan.

Pengaruh budaya dan lingkungan sudah dibuktikan sangat mempengaruhi

perempuan untuk dapat atau tidak dapat menyesuaikan diri dengan fase

klimakterium dini.

2.1.4 Adaptasi Psikologis Masa Menopause

Pada perempuan yang menghadapi periode menopause, munculnya simtom-

simtom psikologis sangat dipengaruhi oleh adanya perubahan pada aspek fisik-fisiologis

sebagai akibat dari berkurang dan berhentinya produksi hormon estrogen. Menopause

seperti halnya menarche pada gadis remaja (awal dari masuknya hormon estrogen),

remaja ada yang cemas gelisah tetapi ada juga yang biasa. Pada perempuan yang

mengalami menopause keluhan yang sering dirasakan, antara lain merasa cemas, lekas

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 32: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

15

marah, mudah tersinggung, sulit konsentrasi, gugup, merasa tidak berguna, tidak

berharga, stres dan bahkan ada yang mengalami depresi.

Tetapi apakah semua perempuan akan mengalami gangguan psikologis dalam

menghadapi menopause. Kenyataannya tidak semua perempuan setengah baya

mengalami kecemasan, ketakutan bahkan depresi saat menghadapi menopause. Jadi ada

juga perempuan yang tidak merasakan adanya gangguan pada kondisi psikisnya. Berat

ringannya stres yang dialami perempuan dalam menghadapi dan mengatasi menopause

sangat dipengaruhi oleh bagaimana penilaiannya terhadap menopause. Penilaian individu

terhadap peristiwa yang dialami ada yang negatif dan ada yang positif.

Bagi perempuan yang mencintai atau menganggap menopause itu sebagai

peristiwa yang menakutkan (stresor) dan berusaha untuk menghindarinya, maka stres pun

sulit dihindari. Ia akan merasa sangat menderita karena kehilangan tanda-tanda

keperempuanan yang selama ini dibanggakannya. Sebaliknya bagi perempuan yang

mengangkat menopouse sebagai suatu ketentuan Tuhan yang akan dihadapi semua

perempuan, maka ia tidak akan mengalami stres.

Menurut pendekatan kognitif, dalam ilmu psikologis pada dasarnya gangguan

emosi (takut, cemas, stres) yang dialami manusia, sangat ditentukan oleh bagaimana

individu menilai, menginterprestasi atau mempersepsikan peristiwa yang dialaminya.

Jadi, Bagaimana individu mempersiapkan atau menilai menopause akan berpengaruh

pada kondisi emosi psikologisnya. Bila perempuan memandang menopouse sebagai hal

yang mengerikan maka ia pun akan menghadapi menopause dengan penuh kecemasan

ketakutan stres dan depresi.

Kartono (1992) dalam Kurniati (2009), mengemukakan perubahan-perubahan

psikis yang terjadi pada masa menopause akan menimbulkan sikap yang berbeda-beda

antara lain yaitu adanya suatu krisis yang dimanifestasikan dalam simptom-simptom

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 33: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

16

psikologis seperti depresi, mudah tersinggung, dan mudah menjadi marah, dan diliputi

banyak kecemasan. Aspek psikologis yang terjadi pada lansia atau perempuan menopause

amat penting peranan dalam kehidupan sosial manusia terutama dalam menghadapi

masalah-masalah yang berkaitan dengan pension, hilangnya jabatan atau pekerjaan yang

sebelumnya sangat menjadi kebanggaan lansia tersebut. Berbicara tentang aspek

psikologis lansia dalam pendekatan eklektik holistik, sebenarnya tidak dapat dipisahkan

antara aspek organ-biologis, psikologis, sosial, budaya dan spiritual dalam kehidupan

lansia.

Beberapa gejala psikologis yang menonjol ketika menopause adalah mudah

tersinggung, sukar tidur, tertekan, gugup, kesepian, tidak sabar, tegang (tension), cemas

dan depresi. Ada juga lansia yang kehilangan harga diri karena menurunnya daya tarik

fisik dan seksual, mereka merasa tidak dibutuhkan oleh suami dan anak-anak mereka,

serta merasa kehilangan feminitas karena fungsi reproduksi yang hilang.

Gejala psikologis merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada aspek

psikologis maupun kognitif perempuan. Berat ringannya gangguan ini sangat tergantung

pada penurunan aktivitas indung telur, sosial budaya, lingkungan, serta penerimaan

psikologis seorang perempuan tentang keadaannya. Biasanya perempuan yang

mengalami penurunan aktivitas indung telur yang sangat drastis mengalami gangguan

psikologis yang lebih parah. Gangguan psikologis yang lebih parah juga akan terjadi jika

lingkungan perempuan menopause belum menerima keadaannya dengan sepenuh hati.

Pengaruh yang paling besar datang dari pasangan. Jika pasangan tidak memberikan

dukungan yang memadai, percaya diri perempuan menopause bisa hilang, takut, dan

merasa selalu khawatir.

Faktor internal yang turut memperparah dan jujur lebih sering terjadi, yaitu

dikarenakan oleh perempuan itu sendiri. Banyak perempuan menopause yang belum

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 34: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

17

dapat menerima kenyataan ini. Ada berbagai keluhan psikologis yang sering muncul pada

perempuan menopause, diantaranya yaitu merasa tua, tidak menarik lagi, rasa tertekan

karena takut menjadi dua, mudah kaget, merasa sudah tidak berguna lagi dan tidak

menghasilkan sesuatu, merasa memberikan keluarga dan orang lain, rasa lelah dan

semangat yang menurun, putus asa, penurunan keinginan seksual, dan sesak nafas.

Perubahan emosi tampak pada kelelahan mental, menjadi lekas marah dan

perubahan suasana hati yang begitu cepat. Biasanya perubahan yang terjadi pada

perempuan menopause biasanya tidak disadari oleh perempuan. Pendekatan khusus

dibutuhkan oleh pihak keluarga agar perempuan tersebut dapat menerima adanya

perubahan emosi yang tidak disadari yang dirasakan oleh orang-orang sekitarnya.

Terkadang, perubahan tersebut membuat orang-orang sekitarnya kebingungan. Gejala

psikis ini tidak selalu terjadi pada setiap orang karena setiap individu memiliki

kepribadian yang unik. Pendekatan tersebut diharapkan perempuan dapat menerima

masukan untuk mengelola emosi yang lebih baik. Gangguan psikologis yang terjadi pada

masa menopause bisa berupa:

1. Depresi menstrual.

Kepedihan hati dan kekecewaan bahwa perempuan menopause kurang lengkap,

dan kurang sempurna. Hal ini disebabkan oleh berhentinya fungsi reproduksi.

Depresi menstrual timbul dengan interval waktu yang tepat. Perempuan jadi

sangat sulit, banyak menuntut, rewel, gelisah sekali, cerewet, kepikunan mulai

tampak, dan lain-lain. Semua gejala tersebut umumnya diiringi suasana hati yang

cepat berubah. Selain itu, perempuan tersebut merasa cemas kalau organ

reproduksinya mengalami kemunduran atau proses devaluasi dalam, fungsinya

dan merasakan kekecewaan, kejengkelan dan penghianatan pahit disebabkan

munculnya gejala-gejala kemunduran sehingga dengan segala usaha, perempuan

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 35: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

18

menopause berusaha mempertahankan dan melakukan berbagai kegiatan untuk

mengawetkan feminitasnya. Pengalaman-pengalaman tersebut merupakan

pertumbuhan diri untuk mengawetkan feminitasnya, sebab utama perempuan

menopause mengalami suasana hati depresif adalah:

1. Mengingkari dan memprotes proses biologi yang mengarah pada ketuaan.

2. Terlalu melebih-lebihkan keadaan dirinya.

3. Kemunduran jasmaniah dirasakan sebagai kemungkinan kematian dan tidak

ada guns atau terns hidup.

4. Menanggapi hidupnya sudah tidak mengandung harapan, penuh ketelitian

agar pribadinya dilupakan oleh semua orang.

2. Ide-ide Delirius.

Biasanya pada usia menopause, gejala abnormal akan muncul. Gejala tersebut

berisikan ide-ide delirious (ide-ide abnormali kegilaan). Kemudian timbul

semacam kegairahan seksual yang luar biasa. Pada perempuan menopause

tersebut tiba-tiba seksualitasnya menjadi membara, sensitif dan lain-lain sehingga

untuk memenuhi kebutuhannya perempuan tersebut melakukan mastrubasi

klitoris yang berarti memuaskan diri atau pemenuhan diri kebutuhan seksual

dengan merangsang alat kelaminnya sendiri dengan tangan atau alat-alat

mekanik.

2.1.5 Perubahan Emosional dan Kognitif Perempuan Menopause

Perempuan menopause biasanya mengalami perubahan emosional dan kognitif.

Gejala ini bervariasi pada setiap individu diantaranya kelelahan mental, masalah daya

ingat, lekas marah dan perubahan yang berlangsung cepat. Biasanya, perubahan

emosional ini tidak disadari oleh yang bersangkutan. Tidak jarang orang orang

disekitarnya dibuat bingung dengan perubahan ini.

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 36: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

19

Menurut Kurniati (2009), perubahan yang dialami perempuan menopause bahwa

perempuan akan mengalami gejala kognitif yaitu gangguan tidur, grogi, panik, dan sulit

konsentrasi yang baru perempuan alami enam bulan terakhir ini. Perempuan mengalami

gejala motorik di mana sekarang ini perempuan lebih mudah letih bila terlalu banyak

melakukan aktivitas. Perempuan mengalami gejala somatik di mana sekarang ini keringat

lebih banyak dari biasanya. Perempuan mengalami gejala efektif gelisah karena

membayangkan bagaimana bila sudah tidak menstruasi lagi, juga merasa tidak nyaman,

khawatir dan gemetaran yang berlebihan akan menghadapi menopause. Keadaan emosi

individu juga bisa disebabkan oleh cara individu memandang berbagai hal. Sebelum

individu merasakan suatu peristiwa, individu harus memahami apa yang sedang terjadi

pada dirinya. Jika pemahaman individu mengenai apa yang sedang terjadi itu tepat, maka

emosinya akan stabil. Jika persepsi individu itu kurang tepat serta menyimpang, maka

tanggapan emosional akan menyimpang.

Konflik mengenai perubahan kehidupan itu muncul karena pandangan individu

tentang dirinya sangat tidak lengkap, tidak konsisten atau terlalu sederhana. Konflik dapat

diringankan oleh perkembangan diri individu itu sendiri. Hubungan antara cara berpikir

dan perasaan individu dapat diuraikan sebagai berikut (Burns, 1988):

1. Ada sederetan peristiwa positif, netral atau negatif masuk ke dalam pengamatan

manusia

2. Individu akan menafsirkan peristiwa yang terjadi dengan sederetan pikiran yang

mengalir terus di dalam diri individu. Kejadian ini disebut “dialog internal”.

3. Dari penafsiran-penafsiran tersebut muncul perasaan-perasaan.

Perasaan individu diciptakan oleh pikiran dan bukan peristiwanya. Semua

pengalaman harus diproses melalui otak individu dan diberi makna secara sadar sebelum

individu mulai mengalami respon emosional. Pada masa transisi dari periode produktif ke

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 37: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

20

periode non produktif menuntut penyesuaian diri terhadap perubahan fisik dan peranan.

Cara perempuan dalam menghadapi masa transisi tergantung pada kestabilan emosi,

pengalaman masa lalu dalam menghadapi perubahan, serta pengharapan di masa

mendatang (Robertson 1985 dalam Rotchrock, 2008).

Pandangan seseorang mengenai menopause sangat mempengaruhi perubahan

psikologis pada masa menopause. Pandangan ini dipengaruhi oleh faktor yang berasal

dari dalam diri individu serta faktor yang berasal dari lingkungan sosial. Pada masyarakat

yang mengagungkan kemudahan dan kecantikan, menopouse bisa dipersepsikan sebagai

ancaman. Selain itu mitos yang timbul di masyarakat dan stereotip negatif tentang

menopause dapat menimbulkan kecemasan (Bromwich 1991, Rotchrock, 2008).

Parker (dalam Mappiare, 1983 Potter, PA dan Perry, AG, 2006) mengemukakan

bahwa kesalahan persepsi tentang menopause mengakibatkan peristiwa menopause

dirasakan sebagai takdir yang mengancam atau menyedihkan. Perempuan tersebut

menganggap dirinya sebagai barang bekas yang tidak berguna karena tidak subur

(Budiman dalam Latipun 2006).

2.2 Konsep Dasar Kecemasan

2.2.1 Definisi Kecemasan

Kecemasan adalah respon terhadap situasi tertentu yang mengancam, dan

merupakan hal yang normal terjadi menyertai perkembangan, perubahan, pengalaman

baru atau yang belum pernah di lakukan, serta dalam menemukan identitas diri dan arti

hidup. Kecemasan adalah reaksi yang dapat dialami siapapun. Namun cemas yang

berlebihan, apalagi yang sudah menjadi gangguan akan menghambat fungsi seseorang

dalam kehidupannya (Fauziah et al, 2007).

Kecemasan merupakan suatu perasaan subjektif mengenai ketegangan mental

yang menggelisahkan sebagai reaksi umum dari ketidakmampuan mengatasi suatu

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 38: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

21

masalah atau tidak adanya rasa aman. Perasaan yang tidak menentu tersebut pada

umumnya tidak menyenangkan yang nantinya akan menimbulkan atau disertai

perubahan fisiologis dan psikologis (Kholil Lur Rochman, 2010).

Kecemasan adalah rasa khawatir, takut yang tidak jelas sebabnya.

Kecemasan juga merupakan kekuatan yang besar dalam menggerakkan tingkah laku,

baik tingkah laku yang menyimpang ataupun yang terganggu. Kedua-duanya

merupakan pernyataan, penampilan, penjelmaan dari pertahanan terhadap

kecemasan tersebut (Gunarsa, 2008).

2.2.2 Faktor - faktor Penyebab Kecemasan

Menurut Hartoyo (2004) dalam Ita Eko Suparni et al. (2016), bahwa stresor

pencetus kecemasan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:

1. Ancaman terhadap integritas fisik, meliputi ketidakmampuan fisiologis yang akan

datang atau menurunnya kapasitas untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari.

2. Ancaman terhadap sistem diri, dapat membahayakan identitas, harga diri, dan

fungsi integritas sosial. Faktor internal dan eksternal dapat mengancam harga diri.

Faktor eksternal ke meliputi kehilangan nilai diri akibat kematian, atau perubahan

jabatan. Faktor internal kemah meliputi : kesulitan interpersonal di rumah atau

tempat kerja.

Menurut Savitri (2003) ada beberapa factor yang menunujukkan reaksi kecemasan,

diantaranya yaitu :

1) Lingkungan

Lingkungan atau sekitar tempat tinggal mempengaruhi cara berfikir

individu tentang diri sendiri maupun orang lain. Hal ini disebabkan karena

adanya pengalaman yang tidak menyenangkan pada individu dengan

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 39: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

22

keluarga, sahabat, ataupun dengan rekan kerja. Sehingga individu tersebut merasa

tidak aman terhadap lingkungannya.

2) Emosi yang ditekan

Kecemasan bisa terjadi jika individu tidak mampu menemukan jalan

keluar untuk perasaannya sendiri dalam hubungan personal ini, terutama jika

dirinya menekan rasa marah atau frustasi dalam jangka waktu yang sangat

lama.

3) Sebab-sebab fisik

Pikiran dan tubuh senantiasa saling berinteraksi dan dapat menyebabkan

timbulnya kecemasan. Hal ini terlihat dalam kondisi seperti misalnya

kehamilan, semasa remaja dan sewaktu pulih dari suatu penyakit. Selama ditimpa

kondisi-kondisi ini, perubahan-perubahan perasaan lazim muncul, dan ini dapat

menyebabkan timbulnya kecemasan.

2.2.3 Tanda dan Gejala Kecemasan

Kecemasan yang timbul sering di hubungkan dengan adanya kekhawatiran dalam

menghadapi situasi yang sebelumnya tidak pernah dikhawatirkan. Berdasarkan pendapat

Blackburn dan Davidson (1990) dalam Ita Eko Suparni et al (2016), tanda dan gejala

psikologis adanya kecemasan bila ditinjau dari beberapa aspek adalah sebagai berikut:

1. Suasana hati yaitu keadaan yang menunjukkan ketidaktenangan psikis seperti

mudah marah, perasaan sangat tegang.

2. Pikiran yaitu keadaan pikiran yang tidak menentu, seperti khawatir, sukar

konsentrasi, pikiran kosong, membesar-besarkan ancaman, memandang diri

sebagai sangat sensitif, merasa tidak berdaya.

3. Motivasi yaitu dorongan untuk mencapai sesuatu, seperti menghindari situasi,

ketergantungan yang tinggi, ingin melarikan diri, lari dari kenyataan.

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 40: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

23

4. Perilaku gelisah yaitu keadaan diri yang tidak terkendali seperti gugup,

kewaspadaan yang berlebihan, sangat sensitif dan agitasi.

5. Reaksi-reaksi biologis yang tidak terkendali , seperti berkeringat, gemetar, pusing,

berdebar-debar, mual, mulut kering.

Ada beberapa gejala tentang kecemasan menurut Morgan (1991) dalam Ita et al

(2016), yaitu:

1. Gejala fisiologis: gemetar, dan, nyeri otot, letih, tidak dapat sampai, kelopak mata

bergetar kening berkerut, muka tegang, tak dapat diam, mudah kaget, berkeringat,

jantung berdebar cepat, terasa dingin, telapak tangan pelembab, mulut kering,

pusing kepala terasa ringan, kesemutan, rasa mual, rasa aliran panas dingin,

sering kencing di area sate enak di ulu hati, kerongkongan tersumbat, muka

merah dan hujan, titik nadi dan nafas yang tepat waktu istirahat.

2. Gejala psikologis: rasa khawatir yang berlebihan tentang hal-hal yang akan

datang, seperti cemas, khawatir takut, berpikir berulang-ulang ke membayangkan

akan datangnya kemalangan terhadap dirinya maupun orang lain, pos badan yang

berlebih, diantaranya adalah mengamati lingkungan secara berlebihan sehingga

mengakibatkan perhatian muda terlalu sulit konsentrasi kau merasa nyeri, dan

sukar tidur.

2.2.4 Tingkat Kecemasan

Kecemasan (ansietas) sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak

berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki obyek yang spesifik. Kondisi dialami secara

subyektif dan dikomunikasikan dalam hubungan interpersonal. Ansietas berbeda dengan

rasa takut yang merupakan penilaian intelektual terhadap sesuatu yang berbahaya.

Ansietas adalah respon emosional terhadap penilaian tersebut. Kapasitas untuk menjadi

cemas diperlukan untuk bertahan hidup, tetapi tingkat kecemasan yang parah tidak

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 41: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

24

sejalan dengan kehidupan (Stuart dan Sundeen, 1998). Menurut Stuart dan Sundeen

(1998) membagi ansietas ke dalam empat tingkatan sesuai dengan rentang respon ansietas

yaitu :

1. Ansietas ringan

Ansietas ini adalah ansietas yang normal yang memotivasi individu dari hari ke hari

sehingga dapat meningkatkan kesadaran individu serta mempertajam perasaannya.

Ansietas pada tahap ini dipandang penting dan konstruktif.

2. Ansietas Sedang

Pada tahap ini lapangan persepsi individu menyempit, seluruh indera dipusatkan pada

penyebab ansietas sehingga perhatuan terhadap rangsangan dari lingkungannya

berkurang.

3. Ansietas Berat

Lapangan persepsi menyempit, individu bervokus pada hal – hal yang kecil, sehingga

individu tidak mampu memecahkan masalahnya, dan terjadi gangguan fungsional.

4. Panik

Merupakan bentuk ansietas yang ekstrim, terjadi disorganisasi dan dapat

membahayakan dirinya. Individu tidak dapat bertindak, agitasi atau hiperaktif. Ansietas

tidak dapat langsung dilihat, tetapi dikomunikasikan melalui perilaku klien/individu,

seperti tekanan darah yang meningkat, nadi cepat, mulut kering, menggigil, sering

kencing dan pening. Tingkat kecemasan dapat diukur dengan menggunakan Hamilton

Rating Scale for Anxiety (HRS-A). Kecemasan dapat diukur dengan pengukuran tingkat

kecemasan menurut alat ukur kecemasan yang disebut HARS (Hamilton Anxiety Rating

Scale). Skala HARS merupakan pengukuran kecemasan yang didasarkan pada munculnya

symptom pada individu yang mengalami kecemasan. Menurut skala HARS terdapat 14

syptoms yang nampak pada individu yang mengalami kecemasan. Setiap item yang

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 42: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

25

diobservasi diberi 5 tingkatan skor antara 0 (Nol Present) sampai dengan 4 (severe).

Skala HARS pertama kali digunakan pada tahun 1959, yang diperkenalkan oleh Max

Hamilton dan sekarang telah menjadi standar dalam pengukuran kecemasan terutama

pada penelitian trial clinic. Skala HARS telah dibuktikan memiliki validitas dan

reliabilitas cukup tinggi untuk melakukan pengukuran kecemasan pada penelitian trial

clinic yaitu 0,93 dan 0,9. Kondisi ini menunjukkan bahwa pengukuran kecemasan dengan

menggunakan skala HARS akan diperoleh hasil yang valid dan reliable. Skala HARS

(Hamilton Anxiety Rating Scale) yang dikutip Nursalam (2003) penilaian kecemasan

terdiri dan 14 item, meliputi:

1. Perasaan cemas, firasat buruk, takut akan pikiran sendiri, mudah tersinggung.

2. Ketegangan : merasa tegang, gelisah, gemetar, mudah terganggu dan lesu.

3. Ketakutan: takut terhadap gelap, terhadap orang asing, bila tinggal sendiri

dan takut pada binatang besar.

4. Gangguan tidur: sukar memulai tidur, terbangun pada malam hari, tidur tidak pulas

dan mimpi buruk.

5. Gangguan kecerdasan: penurunan daya ingat, mudah lupa dan sulit konsentrasi.

6. Perasaan depresi: hilangnya minat, berkurangnya kesenangan pada hobi, sedih,

perasaan tidak menyenangkan sepanjang hari.

7. Gejala somatik: nyeri pada otot - otot dan kaku, gertakan gigi, suara tidak

stabil dan kedutan otot.

8. Gejala sensorik : perasaan ditusuk - tusuk, penglihatan kabur, muka merah dan pucat

serta merasa lemah.

9. Gejala kardiovaskuler : takikardi, nyeri di dada, denyut nadi mengeras dan detak

jantung hilang sekejap.

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 43: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

26

10. Gejala pernapasan : rasa tertekan di dada, perasaan tercekik, sering menarik napas

panjang dan merasa napas pendek.

11. Gejala gastrointestinal : sulit menelan, obstipasi, berat badan menurun, mual dan

muntah, nyeri lambung sebelum dan sesudah makan, perasaan panas di perut.

12. Gejala urogenital : sering kencing, tidak dapat menahan kencing, aminorea, ereksi

lemah atau impotensi.

13. Gejala vegetatif : mulut kering, mudah berkeringat, muka merah, bulu roma berdiri,

pusing atau sakit kepala.

14. Perilaku sewaktu wawancara: gelisah, jari - jari gemetar, mengkerutkan dahi atau

kening, muka tegang, tonus otot meningkat dan napas pendek dan cepat.

Cara penilaian kecemasan adalah dengan memberikan nilai dengan kategori:

0 = tidak ada gejala sama sekali

1 = Satu dari gejala yang ada

2 = Sedang/ separuh dari gejala yang ada

3 = berat/lebih dari ½ gejala yang ada

4 = sangat berat semua gejala ada

Penentuan derajat kecemasan dengan cara menjumlah nilai skor dan item 1-14 dengan

hasil:

1. Skor kurang dari 6 = tidak ada kecemasan.

2. Skor 7 – 14 = kecemasan ringan.

3. Skor 15 – 27 = kecemasan sedang.

4. Skor lebih dari 27 = kecemasan berat

2.2.5 Pencegahan dan Psikoterapi terhadap Menopause.

Masalah masalah psikologis yang terjadi pada perempuan menopause tidak bisa

disepelekan, perlu adanya penanganan yang serius misalnya dengan cara:

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 44: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

27

1. Terapi hormon untuk mengendalikan gejala menopause perlu ditambahkan

hormon progesteron dan peningkatan dosis estrogen. Terapi edarnya dimulai di

dalam satu tahun ayat yang terakhir sebelum menopause.

2. Mampu mengendalikan diri dan mampu mengatasi yang berisi, tiga hal ini

muncul dengan jalan menyalurkan keresahan batinnya pada perbuatan yang

intelegensi produktif atau kreatif.

3. Rela melakukan pengorbanan diri secara filantropis (antar sesama manusia),

sholat beribadah, hidup secara religius, dan secara total meninggalkan sejuta

kenangan duniawi.

4. Memanfaatan kehidupan erotisnya

5. Memanfaatkan kehidupan dalam kondisi tenang-tenang saja dan juga tidak

kehilangan satu pun juga.

6. Mempercepat kepercayaan diri dengan jalan:

1) Meninggalkan pergaulan sosial yang mengingatkan kepahitan hidup.

2) Mengisolasi diri dalam dunia khayal yang diciptakan sendiri dalam

fantasinya.

3) Ingin melindungi diri sendiri dan macam-macam frustasi dan merasa dengan

dirinya sendiri.

7. Berusaha resiknasi (sumeleh, sumarah, tawakal) tanpa konvensi adalah cara

menghadapi situasi dan kondisi ketuaan Tanpa Rasa kecemasan.

8. Harus mau dan bisa menerima status quo (keadaan dirinya pada saat itu yang

mulai menjadi tua).

9. Mampu melihat segi-segi positif kehidupannya dan mengekspresikan nilai-nilai.

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 45: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

28

Dalam konseling kepada perempuan menopause, bahwa (menopause) itu

merupakan gejala fisiologis yang tidak perlu dicemaskan sehingga perempuan nantinya

akan mampu menerima masa menopause dengan selalu melakukan hal yang positif.

2.3 Konsep Dasar Dukungan Sosial

2.3.1 Dukungan Sosial Masa Menopause

Kehidupan dengan pernikahan dan keluarga yang bahagia adalah faktor

pendukung yang penting bagi perempuan dalam menghadapi menopause.

Kepuasan dalam mengalami peran sebagai seorang istri dan ibu dari anak-anaknya

merupakan kekuatan tersendiri dalam menghadapi menopause dan masalah

masalahnya sehingga perempuan dapat beradaptasi dan menghadapi menopause

dengan kebijaksanaan, seiring bertambahnya usia dan meningkatkan kehidupan

religius.

Dukungan adalah usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang tergerak

melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang di kehendakinya

(Fatmawati dalam Liewellyn, 2009). Dukungan sosial adalah dukungan dari orang

lain yang dapat memberikan kenyamanan fisik maupun psikis sehingga secara

tidak langsung dapat mengurangi atau menurunkan kecemasan perempuan pada

saat menopause peran suami sangat diperlukan oleh perempuan menopause di

mana kesabaran, bimbingan dan semangat dari suami akan sangat membantu pada

masa ini. Dengan kata lain dukungan sosial secara langsung menurunkan stres dan

secara tidak langsung meningkatkan serta memperbaiki kesehatan

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 46: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

29

2.3.2 Bentuk-Bentuk Dukungan Sosial

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, dukungan merupakan sesuatu yang

didukung / disokong / bantuan. Bantuan atau sokongan yang diterima seseorang

dari orang lain. Dukungan ini biasanya di peroleh dari lingkungan sosial, dalam

hal ini adalah orang dekat seperti anggota keluarga, orang tua, teman. Sesuai

pendapat Cohan dan Hoberman, dukungan keluarga yang kuat akan memberikan

dampak positif (Sherwin & Barbara B, 2008).

1. Dukungan sosial

Individu yang termasuk dalam memberikan dukungan sosial meliputi

pasangan (suami/istri), orang tua, anak, sanak keluarga, teman, tim kesehatan,

atasan dan konselor. Dukungan sosial terutama dalam kontak hubungan yang

akrab atau kualitas hubungan perkawinan dan keluarga merupakan sumber

dukungan sosial yang paling penting (Stanley dan Patricia G, 2004).

2. Jenis dukungan sosial

Dukungan sosial merujuk kepada tindakan yang dilakukan orang lain

ketika memberikan bantuan. Menurut House dikutip oleh Stanley, M. Dan

Patricia G.B. (2004), membedakan empat jenis atau dimensi dukungan sosial

yang lebih kompleks menjadi:

1) Dukungan emosional: ungkapan empati, kepedulian, dan perhatian

terhadap orang yang bersangkutan.

2) Dukungan penghargaan: terjadi lewat ungkapan hormat atau

penghargaan positif untuk orang lain itu, suatu dorongan untuk maju

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 47: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

30

atau persetujuan dengan gagasan atau perasaan individu dan

perbandingan positif orang itu dengan orang lain.

3) Dukungan instrumental: meliputi bantuan secara langsung sesuai

dengan yang dibutuhkan oleh seseorang seperti memberi pinjaman

uang atau menolong dengan pekerjaan.

4) Dukungan informatif : pemberian nasehat, saran, pengetahuan, dan

informasi secara petunjuk.

2.3.3 Faktor Yang Mempengaruhi Dukungan Sosial

Menurut Reis (Robert, A.R., Gilbert, 2009) ada tiga faktor yang mempengaruhi

penerimaan dukungan sosial pada individu yaitu:

1. Keintiman

Dukungan sosial lebih banyak diperoleh dari keintiman daripada aspek-aspek

lain dalam interaksi sosial, semakin intim seseorang maka dukungan yang

diperoleh akan semakin besar.

2. Harga diri

Individu dengan harga diri memandang bantuan dari orang lain merupakan

suatu bentuk penurunan harga diri karena dengan menerima bantuan orang lain

diartikan bahwa individu yang bersangkutan tidak mampu lagi dalam berusaha.

3. Keterampilan sosial

Individu dengan pergaulan yang luas memiliki ketrampilan sosial yang tinggi,

sehingga memiliki jaringan sosial yang luas pula. Sedangkan, individu yang

memiliki jaringan individu yang kurang luas memiliki ketrampilan sosial rendah.

Sumber dari dukungan sosial ini adalah orang lain yang akan berinteraksi dengan

individu sehingga individu tersebut dapat merasakan kenyamanan secara fisik dan

psikologis. Orang lain ini terdiri dari pasangan hidup, orang tua, saudara, anak,

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 48: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

31

kerabat, teman, rekan kerja, staf medis, serta anggota dalam kelompok

kemasyarakatan.

2.3.4 Pentingnya Dukungan Sosial Masa Menopause

Menurut (Cooper & Smith, 1985) dalam Jones (1997) mengemukakan

bahwa jika seorang perempuan mempunyai konflik dalam kehidupannya kebanyakan

akan mencari bantuan dengan orang terdekat dengan sampai berkonsultasi dengan

ahli profesional atau tenaga kesehatan untuk mencari pemecahan masalah yang

dihadapi. Pemecahan masalah ini akan dipermudah dengan adanya dukungan suami

dan keluarga. Bagaimana dukungan dapat memberikan kenyamanan fisik dan

psikologis kepada individu dapat dilihat dari bagaimana dukungan sosial

mempengaruhi kejadian dan efek dari stres. Secara teoritis dukungan sosial dapat

menurunkan kecenderungan munculnya kejadian yang dapat mengakibatkan stres.

Apabila kejadian tersebut muncul, interaksi dengan orang lain dapat memodifikasi

atau mengubah persepsi individu pada kejadian tersebut dan oleh karena itu akan

mengurangi potensi munculnya stres.

Dukungan sosial cepat dapat mengubah hubungan antara respon individu

pada kejadian yang dapat menimbulkan stres dan stres itu sendiri mempengaruhi

strategi untuk mengatasi stres dan dengan begitu memodifikasi hubungan antara

kejadian dan menimbulkan start mengganggu kepercayaan diri, dukungan sosial

dapat memodifikasi Efek itu.

Dukungan sosial ternyata tidak hanya memberikan efek positif dalam

mempengaruhi kejadian dan efek stres. Beberapa contoh efek negatif yang timbul

dari hubungan sosial antara lain:

1. Dukungan yang tersedia tidak dianggap sebagai sesuatu yang membantu. Hal ini

dapat terjadi karena dukungan yang diberikan tidak cukup, individu merasa perlu

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 49: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

32

dibantu atau terlalu khawatir secara emosional sehingga tidak memperhatikan

dukungan yang diberikan.

2. Dukungan yang diberikan tidak sesuai dengan apa yang dibutuhkan individu.

Sumber dukungan memberikan contoh buruk pada individu, seperti melakukan

atau menyarankan perilaku tidak sehat. Terlalu menjaga atau tidak mendukung

individu dalam melakukan sesuatu yang diinginkannya. Keadaan ini dapat

mengganggu program rehabilitasi yang seharusnya dilakukan oleh individu dan

menyebabkan individu menjadi tergantung pada orang lain.

3. Dukungan atau dorongan dari anggota keluarga semakin menguatkan motivasi

suami untuk memberikan sesuatu yang terbaik untuk istrinya. Lingkungan

dikatakan mempengaruhi seseorang sehingga dapat termotivasi untuk melakukan

sesuatu. Selain keluarga, lingkungan juga mempunyai peran yang besar dalam

memotivasi seseorang dalam mengubah tingkah lakunya. Dalam sebuah

lingkungan yang terbuka, akan menimbulkan rasa kesetiakawanan yang tinggi.

Agar timbul keinginan dan kemampuan untuk melakukan sesuatu sehingga dapat

memperoleh hasil dan mencapai tujuan.

2.4 Teori Dukungan Sosial Sheldon Cohen

Konsep dukungan sosial dan stres telah terikat erat dan bekerja empiris tentang

pengaruh dukungan pada kesehatan dan kesejahteraan (Cobb, 1976; Cohen & Syme,

1985). Dukungan sosial memberikan kontribusi pemikiran untuk peristiwa stres,

menghindari peristiwa stres, penilaian dari acara, dan kemampuan untuk mengatasi

kejadian dan konsekuensi mereka. Sebaliknya, peristiwa stres dan tanggapan mengatasi

diperkirakan dapat mempengaruhi stabilitas jaringan sosial serta ketersediaan dan

pemeliharaan dukungan sosial

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 50: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

33

2.4.1 Konsep Dukungan

Terdapat kesepakatan sedikit di antara anggota komunitas ilmiah dalam hal definisi

yang tepat dari dukungan sosial (Cohen & Syme, 1985). Selain itu, studi yang ada berlaku

istilah untuk berbagai jaringan sosial dan fungsi yang mereka berikan (Turner, 1983).

Tiga kelas dari konsep dukungan (tindakan) yang diusulkan: jaringan sosial, dirasakan

dukungan sosial, dan perilaku mendukung.

Jaringan sosial mengacu pada struktur hubungan-sosial keberadaan, jumlah, dan

jenis hubungan. Dukungan sosial dirasakan mengacu pada fungsi hubungan-sosial

persepsi bahwa hubungan sosial akan (jika perlu) menyediakan sumber daya seperti

dukungan emosional atau informasi. Akhirnya, perilaku mendukung mengacu pada

mobilisasi dan penerimaan perilaku dimaksudkan untuk membantu orang dalam

menghadapi peristiwa stres.

2.4.2 Model Transaksional Stres dan Dukungan Sosial Cohen

Gambar dibawah ini menggambarkan konsep utama dan mekanisme yang terlibat

dalam hubungan antara gangguan stres dan dukungan. Gangguan secara luas di sini

merujuk pada gejala psikologis dan fisiologis pada penyakit atau kelainan. Bentuk

kesederhanaan dan singkatnya yang mencakup semua hubungan yang mungkin antara

konsep-konsep yang diwakili.

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 51: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

34

Gambar 2.1 Konsep dan mekanisme yang terlibat antara Stres dan Dukungan

Sosial

Pada gambar (2.1) diatas adalah model transaksional stres dan gangguan

(Lazarus & Folkman, 1984). Kunci "inti" konsep untuk model transaksional

berada di kotak segi delapan. Singkatnya, peristiwa berpotensi stres yang dinilai

sebagai stres baik atau jinak dalam konteks nilai-nilai, keyakinan, pengalaman,

dan sumber daya individu sendiri dalam mengatasinya. Penilaian dari peristiwa

seperti stres dalam berbagai perubahan psikologis dan fisiologis yang

menempatkan seseorang pada risiko untuk gangguan.

Social network disruption

Interpretation of behaviors

Social context

Coping information

Inappropriate support

Past receipt

Personality

PERCEIVED SOCIAL

SUPPORT

STRESS

APRAISAL

Value

Experience

Beliefs

Coping

resources

STRESS

Negative

affect

Lowered

Self-esteem

Lowered

control

SUPPORT

BEHAVIORS

Seeking,

Receiving &

Providing

Who?

When?

What?

How long?

STRESSFUL

EVENTS

Severity

Conten

Duration

Timing

SOCIAL

NETWORK

Social norm

Information

Social

conflicts

Loss

Nooccurrence

Ceremonies

Support norm

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 52: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

35

Seperti terlihat dari gambar, ada sejumlah poin karakteristik objektif yang

berkontribusi untuk apakah atau peristiwa stres mengakibatkan stres dan distrier.

Ini termasuk tingkat keparahan, konteks di mana mereka terjadi, durasi, dan

waktu. Peristiwa dalam kaitannya dengan perjalanan hidup. Ada juga bukti bahwa

tipe tertentu. Peristiwa merupakan faktor risiko untuk gangguan tertentu.

Misalnya adalah yang depresi mempengaruhinya. Depresi secara klinis

tampaknya dipicu oleh peristiwa interpersonal (Bogei, De Longis, Kessler, &

Schilling, 1989; Brown & Harris, 1989). Akhirnya, mulation accu dari beberapa

peristiwa dalam kategori tertentu (misalnya, peristiwa interpersonal, peristiwa

ekonomi) atau di seluruh kategori, membuat risiko yang lebih besar.

Seperti disebutkan sebelumnya, penilaian stres terjadi dalam konteks nilai-

nilai, keyakinan, pengalaman, dan mengatasi sumber daya seseorang. Appraisal

mewakili makna peristiwa untuk individu-khusus, sejauh mana tuntutan situasi

lebih besar dari kemampuan untuk mengatasi.

Dalam diskusi ini, menggunakan bentuk stres untuk merujuk kedua efek

psikologis dan fisiologis penilaian stres. Efek psikologis dari penilaian yang

terlibat dalam gangguan meliputi peningkatan negatif yang mempengaruhi

penurunan fungsi diri.

2.4.3 Dukungan sosial dan Gangguan Stres

Penurunan harga diri dan kontrol perasaan. Perubahan fisiologis dalam

menanggapi penilaian stres di duga di mediasi oleh perubahan-perubahan dalam

mempengaruhi harga diri, dan kontrol. Efek stres fisiologis terlibat dalam

gangguan fisik termasuk perubahan respon kardiovaskular, seperti peningkatan

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 53: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

36

denyut jantung dan tekanan darah, sekresi (ke dalam aliran darah) dari berbagai

hormon, termasuk katekolamin, CRF, ACTH, kortisol, dan hormon pertumbuhan,

dan perubahan fungsi kekebalan tubuh (Rabin, Cohen, Ganguli, Lysie, &

Cunnick, 1989).

Pada gambar (2.1) menunjukkan keterkaitan jaringan sosial, dukungan yang

dirasakan, dan perilaku dukungan dalam model transaksional. Hal ini termasuk

efek mereka pada komponen model inti dan efek mereka pada satu sama lain,

angka ini dimaksudkan sebagai alat organisasi, bukan sebagai representasi dari

model formal.

2.4.4 Jaringan Sosial, Stres, dan Gangguan

Jaringan sosial dapat mempengaruhi baik terjadinya dan penilaian dari

peristiwa kehidupan yang penuh stres. Terjadinya peristiwa dapat dipengaruhi

oleh norma-norma sosial. Misalnya, larangan perceraian, pengendalian kelahiran,

dan aborsi dapat beroperasi untuk membuat dan atau mempertahankan stres akut

dan kronis. Atau, norma mendukung penggunaan kontrol kelahiran dan praktek

seks "aman" yang bisa mencegah kehamilan yang tidak diinginkan dan penyakit

menular seksual (Fisher, 1988). Demikian juga, ketersediaan jaringan informasi

yang tepat dapat membantu orang menghindari peristiwa kehidupan yang penuh

stres tertentu (misalnya, kehamilan yang tidak diinginkan).

Jaringan keanggotaan itu sendiri memberikan kemungkinan untuk stres

interpersonal, seperti konflik sosial dan kerugian, yang mungkin untuk orang

kurang lebih terisolasi. Namun, jaringan juga menghasilkan peristiwa, seperti

upacara keagamaan dan etnis, yang menandai kejadian dari berbagai tahap siklus

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 54: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

37

hidup. Peristiwa ini berkontribusi pada pengembangan indera diri, prediktabilitas,

dan kontrol yang penting untuk pemeliharaan kesejahteraan psikologis. Tidak

terjadinya peristiwa normatif antara orang yang relatif terisolasi mungkin juga

kejadian stres interpersonal (Schulz & Rau, 1985; Rabkin & Struening, 1976).

Peristiwa interpersonal (terjadinya atau tidak terjadinya) dapat menempatkan

orang pada risiko lebih besar untuk gangguan dari acara non-sosial. Peristiwa

Interpersonal memainkan peran utama sebagai faktor risiko dalam tekanan

psikologis

Jaringan sosial juga dapat mempengaruhi penilaian dari peristiwa stres (lihat

jalur dari jaringan sosial untuk penilaian stres pada Gambar 2.1). Norma-norma

sosial dan jaringan informasi menyediakan konteks sosial di mana peristiwa

tersebut dinilai (Brown & Harris, 1978, 1989; Lazarus & Folkman, 1984; Monroe

& Depue, 1991). Misalnya, kehamilan yang tidak diinginkan, perceraian, dan

aborsi yang jauh lebih stres ketika tanduk jaringan melarang atau menstigmatisasi

mereka daripada ketika norma-norma yang menerima atau bahkan memfasilitasi,

jaringan sosial juga secara langsung mempengaruhi persepsi dukungan (lihat jalur

dari jaringan sosial untuk dukungan sosial yang dirasakan dalam gambar 2.1.

Dukungan norma meresepkan ketika dukungan harus diberikan kepada anggota

jaringan lainnya, Demikian pula, norma-norma timbal balik diharapkan

meresepkan mendukung orang lain yang telah memberikan dukungan di masa

lalu.

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 55: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

38

2.4.5 Persepsi Dukungan Sosial Dan Model Stres-Buffering

Hipotesis stres-buffering berpendapat bahwa dukungan “buffer” berpotensi

(melindungi) orang dari pengaruh patogen dari peristiwa stres. Mayoritas peneliti

pada tes hipotesis ini Wheaton (1985) menyebutkan sebagai interative model

buffering. Dalam model ini, dukungan beroperasi sebagai variabel moderasi-

kondisi yang ada (misalnya, persepsi dukungan yang tersedia) di mana stres

memiliki dampak kurang substansial (lihat jalur dari dukungan sosial yang

dirasakan untuk penilaian stres pada gambar 2.1). Ini efek secara statistik diwakili

oleh stres dengan interaksi dukungan sosial (Rumah, 1981; Cohen & Wills, 1985;

Veiel, Bab 17; Wheaton, 1985). Pembahasan model ini kemudian kita diskusikan

tentang efektivitas perilaku dukungan dalam mengatasinya. Peristiwa stres

mungkin dalam beberapa kasus mencerminkan model interaktif tetapi dalam

banyak kasus mungkin mencerminkan additive model (Wheaton, 1985). Dalam

model aditif hasil stresor dalam mobilisasi dukungan (perilaku yang mendukung)

yang meredam dampak stresor keseluruhan (melihat jalan dari stres untuk

mendukung perilaku pada Gambar (2.1).

Ketersediaan dukungan sosial dirasakan telah ditemukan untuk bertindak

sebagai penyangga stres (peristiwa stres oleh interaksi dukungan yang dirasakan)

atas berbagai studi; maka saya fokus pada dukungan dianggap sebagai sumber

stres penyangga (Cohen & Wills, 1985). Dua teori yang menonjol dari mengapa

dukungan dirasakan beroperasi sebagai penyangga stres dibahas di sini.

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 56: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

39

2.5 Teori Adaptasi Stres Lazarus & Folkman

Lazarus (1976) berpendapat stres terjadi jika seseorang mengalami tuntutan yang

melampaui sumber daya yang dimilikinya untuk melakukan penyesuaian diri, hal ini

berarti bahwa kodisi Stres terjadi jika terdapat kesenjangan atau ketidakseimbangan

antara tuntutan dan kemampuan. Tuntutan adalah sesuatu yang jika tidak dipenuhi akan

menimbulkan konsekuensi yang tidak menyenangkan bagi individu. Jadi Stres tidak

hanya bergantung pada kondisi eksternal melainkan juga tergantung mekanisme

pengolahan kognitif terhadap kondisi yang dihadapi indiidu bersangkutan. Tuntutan-

tuntutan tersebut dapat dibedakan dalam 2 bentuk, yakni :

1) Tuntutan internal yang timbul sebagai tuntutan biologis. Berupa kebutuhan-

kebutuhan, nilai-nilai, dan kepuasan yang ada pada diri individu

2) Tuntutan eksternal yang muncul dalam bentuk fisik dan sosial. Tuntutan eksternal

dapat merefleksikan aspek-aspek yang berbeda dari pekerjaan seseorang, seperti tugas-

tugas yang diberikan dan bagaimana cara menyelesaikan tugas tersebut, lingkungan fisik,

lingkungan psikososial dan kegiatan-kegiatan di luar lingkungan kerja.

2.5.1 Sumber Stres

Untuk lebih memahami Stres, maka perlu dikenali terlebih dahulu penyebab Stres

yang biasa disebut dengan istilah stresor. Lazarus dan Cohen (1979) mengidentifikasikan

kategori dari stresor, yaitu :

1. Cataclysmic Stresor

Istilah ini mengacu pada perubahan besar atau kejadian yang berdampak yang

beberapa orang atau seluruh komunitas dalam waktu yang sama, serta diluar

kendali siapapun. Contohnya bencana alam (gempa bumi, badai), perang,

dipenjara dan sebagainya. Pada Stresor, individu seringkali menemukan banyak

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 57: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

40

dukungan dan sumber daya yang dapat digunakan untuk membandingkan

perilaku dari orang lain.

2. Personal Stresor

Yaitu Stresor yang mempengaruhi secara individual. Stresor ini dapat atau tidak

dapat diprediksi, akan tetapi memiliki pengaruh yang kuat dan membutuhkan

upaya koping yang cukup besar dari seseorang seperti menderita penyakit yang

mematikan, dipecat, bercerai, kematian orang yang dicintai, dan sebagainya.

Stresor ini seringkali lebih sulit ditanggulangi daripada cataclysmic stresor

karena kurangnya dukungan dari individu lain yang memiliki nasib yang sama.

3. Background Stresor

Yaitu Stresor yang merupakan “malah sehari-hari” dalam kehidupan. Stresor ini

berdampak kecil namun berlangsung terus-menerus, sehingga dapat mengganggu

dan menimbulkan stres negatif pada individu (Lazarus & Folkman, 1984) seperti

contohnya mempunyai banyak tanggung jawab, merasa kesepian, beradu

argument dengan pasangan, dan sebagainya.Walaupun masalah sehari-hari tidak

seberat perubahan besar dalam hidup seperti perceraian, kemampuan untuk bisa

beradaptasi dengan masalah sehari-hari tersebut menjadi sangat penting dan hal

ini juga berkaitan dengan masalah kesehatan (Lazarus & Folkman, 1984).

Lazarus (1976) membagi Stres ke dalam beberapa sumber, yaitu :

1) Frustasi, yang akan muncul apabila usaha yang dilakukan individu untuk

mencapai suatu tujuan mendapat hambatan atau kegagalan. Hambatan ini

dapat bersumber dari lingkungan maupun dari dalam diri individu itu sendiri.

2) Konflik, Stres akan muncul apabila individu dihadapkan pada keharusan

memilih satu di antara dua dorongan atau kebutuhan yang berlawanan atau

yang terdapat pada saat yang bersamaan.

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 58: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

41

3) Tekanan, Stres juga akan muncul apabila individu mendapat tekanan atau

paksaan untuk mencapai hasil tertentu dengan cara tertentu. Sumber tekanan

dapat berasal dari lingkungan maupun dari dalam diri individu yang

bersangkutan.

4) Ancaman, antisipasi individu terhadap hal-hal atau situasi yang merugikan

atau tidak menyenangkan bagi dirinya juga merupakan suatu yang dapat

memunculkan stres. Faktor-faktor yang menjadi sumber munculnya stres

disebut Stresor. Pada dasarnya keadaan stres yang dihadapi sama namun

penghayatan derajat stres berbeda-beda antara individu yang satu dengan yang

lainnya. Hal ini disebabkan karena adanya penilaian kognitif dalam diri

individu yang akan memberi bobot pada keadaan atau situasi stres yang

dialami, dimana keadaan tersebut dihayati sebagai suatu keadaan yang

mengancam atau tidak bagi individu yang bersangkutan.

2.5.2 Reaksi terhadap Stres

Ketika menghadapi suatu situasi yang dapat menimbulkan stres, reaksi setiap

individu berbeda-beda. Beberapa respon ini merupakan reaksi yang tidak disadari,

sedangkan sebagian lagi disadari oleh individu untuk segera melakukan koping. Lazarus

(1984) membagi reaksi-reaksi ini kedalam 4 kategori yaitu:

1. Reaksi Kognitif

Reaksi kognitif terhadap stres meliputi hasil proses appraisal seperti adanya

keyakinan mengenai bahaya atau ancaman yang terkandung dalam suatu kejadian

atau keyakinan mengenai penyebabnya. Respon kognitif juga memasukkan respon

stres tidak sadar seperti membuat jarak, ketidakmampuan konsentrasi, gangguan

performance dalam pekerjaan-pekerjaan kognitif, dan pikiran-pikiran yang

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 59: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

42

mengganggu, berulang dan abnormal. Simptom stres dalam bentuk kognitif

mencakup pemikiran obsesif dan adanya ketidakmampuan untuk berkonsentrasi.

2. Reaksi fisiologis

Pada saat menghadapi stres, tubuh memobilisasi diri untuk menangani stres

tersebut. Hati mengeluarkan lebih banyak glukosa untuk melumasi otot serta

hormon-hormon dikeluarkan untuk menstimulasi perubahan lemak dan protein

menjadi gula. Metabolisme tubuh meningkat sebagai persiapan tuntutan energi dari

aktifitas fisik. Denyut jantung, tekanan darah, dan pernafasan meningkat serta otot

menjadi tegang. Pada saat yang sama, aktifitas yang tidak dibutuhkan seperti

digestif dikurangi, saliva dan lendir akan mengering dan sebagai gantinya

meningkatnya jumlah udara yang dihirup. Respon psikologis tersebut merupakan

hasil dari bekerjanya beberapa sistem tubuh untuk menghadapi stres.

3. Reaksi Emosional

Penilaian atau interpretasi kognitif terhadap lingkungan yang dikaitkan dengan

kebutuhan, tujuan, harapan, atau perhatiannya adalah hal yang menentukan

bagaimana respon emosi seseorang (Lazarus, 1982). Lazarus & Folkman (1984)

mengungkapkan bahwa dominansi emosi negatif seperti cemas, depresi, dan marah

merupakan indikasi bahwa individu yang bersangkutan menilai situasi sebagai

sesuatu yang menimbulkan stres dan dirasakan melukai atau merugikan (harm/loss),

atau memberikan ancaman bahwa akan muncul sesuatu yang dapat melukai atau

merugikan keberadaan individu tersebut.

4. Reaksi tingkah laku

Reaksi tingkah laku berhubungan dengan memunculkannya suatu perilaku baru

sebagai upaya individu untuk mengurangi atau menghilangkan kondisi stres yang

dialaminya. Perilaku-perilaku yang muncul seperti merokok, mengurangi atau

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 60: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

43

makan berlebih, berolahraga berlebihan, mengkonsumsi alkohol atau obat-obatan

terlarang, dan sebagainya. Reaksi tingkah laku ini muncul tergantung pada stresor

yang dihadapi, perilaku melawan stres or secara langsung (fight) dan menjauh atau

menarik diri dari ancaman (flight) merupakan dua reaksi yang paling ekstrim.

2.5.3 Penilaian kognitif

Penilaian kognitif (cognitive appraisal) berlangsung secara terus-menerus di

sepanjang kehidupan. Penilaian kognitif merupakan suatu proses evaluatif yang

menentukan mengapa atau dalam keadaan seperti apa suatu interaksi antara manusia dan

lingkungannya dapat menimbulkan stres (Lazarus & Folkman, 1984). Pada dasarnya

penilaian kognitif merefleksikan kekhasan dan perubahan relasi yang berlangsung antara

individu dengan karakteristik personal tertentu (seperti nilai, motivasi, gaya berpikir, dan

penerimaan) dan juga karakteristik lingkungannya yang harus diprediksi dan dimaknakan.

Konsep ini akan lebih mudah dipahami dengan cara mengamatinya sebagai suatu proses

pemberian kategori terhadap pengalaman serta memperhatikan pula signifikannya

terhadap kesejahteraan individu. Proses ini tidak sekedar proses pengolahan informasi

tetapi lebih bersifat evaluatif yang difokuskan pada makna dan signifikansi, serta terjadi

secara terus-menerus sepanjang kehidupan. Dalam teori appraisal ini telah dibuat

perbedaan antara penilaian primer (primary appraisal) dan penilaian sekunder (secondary

appraisal). Penilaian primer dan penilaian sekunder tidak dapat dipandang sebagai proses

yang terpisah, mereka berinteraksi satu sama lain dan membentuk derajat stres serta

kekuatan dan kualitas reaksi emosional saling mempengaruhi antara kedua proses ini

sehingga saling menjadi sangat kompleks. Penilaian kognitif merupakan proses

berlangsungnya terus-menerus sepanjang hidup, maka turut berperan pada faktor

penilaian kembali (reappraisal).

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 61: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

44

2.5.4 Penilaian Primer (Primary Appraisal)

Penilaian primer merupakan suatu proses mental yang berhubungan dengan

aktivitas evaluasi terhadap situasi yang dihadapi. Proses ini terjadi untuk menentukan

apakah suatu stimulus atau situasi yang dihadapi individu berada dalam kategori tertentu.

Penilaian primer ini terdiri dari tiga kategori, yaitu :

1. Irrelevant (tidak relevan)

Situasi yang terjadi tidak berpengaruh pada kesejahteraan individu, situasi tersebut

dianggap tidak bermakna sehingga dapat diabaikan.

2. Benign positive reappraisal (penilaian positif)

Situasi yang terjadi dirasakan dan dihayati sebagai hal yang positif dan dianggap

dapat meningkatkan kesejahteraan individu.

3. Stresful appraisal (penilaian yang menimbulkan stres)

Situasi yang terjadi menimbulkan makna gangguan, kehilangan, ancaman, dan

tantangan bagi individu.

2.5.5 Penilaian sekunder (Secondary Appraisal)

Penilaian sekunder (Secondary appraisal) merupakan proses yang digunakan untuk

menentukan apa yang dapat atau harus dilakukan untuk meredakan stres yang sedang

dihadapi. Pada tahap inilah individu akan memilih cara yang menurutnya efektif untuk

meredakan stres. Proses ini mencakup :

1. Evaluasi mengenai koping stres yang digunakan yang dinilai paling efektif dalam

menghadapi situasi tertentu dengan mempertimbangkan konsekuensi yang muncul

sehubungan dengan koping tersebut.

2. Evaluasi terhadap potensi-potensi yang dimiliki individu yang dapat mendukung

upaya koping stres. Proses ini berusaha mempertimbangkan berbagai sumber yang

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 62: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

45

dimiliki individu dengan memperhitungkan tuntutan yang ada dalam menentukan

koping stres yang digunakan.

2.5.6 Penilaian kembali (Reappraisal)

Penilaian kembali (reappraisal) merupakan perubahan yang terjadi karena adanya

informasi yang baru, baik yang bersumber dari lingkungan yang dapat menahan atau

memperkuat tekanan bagi individu, maupun informasi dari reaksi individu itu sendiri.

Melalui tahapan penilaian tersebut, seseorang mempertimbangkan makna dan pengaruh

situasi terhadap kesejahteraan dirinya. Dengan demikian, selain karakteristik dari suatu

situasi yang dapat menimbulkan stres, proses penilaian kognitif sangat berpengaruh bagi

seseorang dalam menghayati keadaaan stres. Ada bentuk lain penilaian kembali yang

disebut defensive appraisal. Defensive appraisal termasuk pada beberapa usaha untuk

menginterpretasi hal yang lalu dengan positif, atau menghubungkan dengan kekerasan

atau ancaman dengan memandang mereka di dalam sedikit kerusakan dan atau cara

mengancam

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 63: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

46

No Judul Desain

Penelitian

Sampel dan

Teknik sampling Variabel Instrumen Analisis Hasil

1. Attitudes

towards

menopause and

depression,

body image of

women during

menopause

(Nulufer Erbil,

2017)

Cross

sectional

Sampel:

109 sampel

Wanita yang telah

memasuki masa

menopause secara

alami atau karena

Operasi

Teknik sampling:

Simple Random

Sampling

Variabel

Independen:

1. sikap

Variabel

Dependen:

1. Menopause

2. Body image

3. Depresi

1. Attitude

towards

Menopause

Scale

(ATMS)

2. Body Image

Scale (BIS)

3. Beck

Depression

Inventory

(BDI).

1. analisis variabel

parametrik dengan dua

kategori menggunakan

2. t-test Kruskal Wallis

ANOVA dan uji Mann-

Whitney U untuk uji

variabel interval

3. Hubungan linieritas antara

ATMS skor, skor BIS dan

skor BDI dievaluasi

dengan linier Pearson

koefisien korelasi

1. Skor sikap wanita

Menopause (41,38 ±

12,23) > tinggi daripada

wanita yang mengalami

transisi menuju

menopause (36,02 ±

11,57)

2. Skor BIS wanita yang

memiliki jaminan sosial

(p = 0,044), tanpa riwayat

gangguan kejiwaan (p

=0,004)

3. Peralihan ke masa

menopause (p = 0,018)

2. Physical,

psychological,

and menopause-

related

symptoms and

minor

psychiatric

disorders in a

community-

based sample of

Brazilian

premenopausal,

perimenopausal,

and post

menopausal

women

(Karen et.al,

2012)

Cross

sectional Sampel:

324 wanita Brazil

berusia 36-62 tahun

(86 wanita

premenopausal, 156

wanita

perimenopausal

, and 82 wanita

postmenopausal)

Teknik sampling:

Simple Random

Sampling

Variabel

Independen:

1. Gejala fisik

2. Psikologis

3. Gejala

menopause dan

gangguan

kejiwaan ringan

Variabel

Dependen:

1. Wanita pra

menopause,

2. Wanita peri

menopause,

3. Wanita pasca

menopause

Kuesioner Self-

Reporting 20 item

untuk gangguan

psikiatri ringan

dengan skor 8

atau lebih tinggi

menunjukkan

skrining positif.

1. Analisis varians dan uji

W2 untuk menganalisis

karakteristik sampel yang

terkait dengan prevalensi

keluhan.

2. Model multivariat

dilakukan menggunakan

regresi Poisson untuk

menguji asosiasi

independen

3. Rasio risiko sebesar 95%,

analisis dilakukan dengan

menggunakan Paket

Statistik untuk

Ilmu Sosial (SPSS 17.0

versi; Chicago, IL).

1. analisis prevalensi gejala

Hot flashes, berkeringat

saat malam hari dan

kekeringan vagina lebih

banyak terjadi pada wanita

perimenopause (P <

0,001)

2. Kelelahan merupakan

keluhan yang sering

terjadi pada semua

kelompok (61%, 81%, dan

88% pada

pramenopause,perimenopa

use, dan pascamenopause

2.6 Keaslian Penelitian

Tabel 2.1 Keaslian Penelitian Dukungan Sosial Wanita Menopause yang Mengalami Gangguan Kecemasan

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 64: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

47

No Judul Desain

Penelitian

Sampel dan

Teknik sampling Variabel Instrumen Analisis Hasil

3. Association

between anxiety

and severe

quality-of-life

impairment in

postmenopausal

women: analysis

of a multicenter

Latin American

(Jorge L. et al.

2016

Cross

sectional Sampel:

wanita

pascamenopause

yang

berusia 40 sampai

59 dari 11 Negara

di Amerika Latin.

Teknik sampling:

Simple Random

Sampling

Variabel

Independen:

1.kecemasan

2. kualitas hidup

Variabel

Dependen:

Wanita

pascamenopause

1. Evaluasi

kecemasan :

(The

Goldberg

Depresion

dan Anxiety

Scale)

2. QoL (Skala

Rating

Menopause

[MRS]

1. Normalitas distribusi data

numerik dinilai dengan tes

Shapiro-Wilk.

2. hubungan antara

kecemasan dan gangguan

QoL berat dan gejala

parah diukur dengan uji

x2

1. 61.9% mengalami

kecemasan (Goldberg)

2. Gangguan berat QoL

sebesar 13,7%, serta

gejala parah (subskala

MRS): urogenital 25,5%),

psikologis (18,5%), dan

somatik (4,5%)

4. The effect of

menopause on

objective sleep

parameters:

Data from

anepidemio

logic study in

São Paulo,

Brazil

(Helena Hachul,

2015)

Survey Sampel:

Sebanyak 535

wanita rentang

usia (20–80

tahun).

339

pramenopause,

53 wanita

mengalami awal

postmenopause

118 wanita

terlambat

postmenopause

25 wanita

menggunakan

terapi hormon

Teknik sampling:

probabilistik cluster

tiga tahap

Variabel

Independen:

Efek menopause

Variabel

dependen:

parameter tidur

objektif

1. gynecological

questionnaire:

mengukur

menopause

2. sleep

questionnaire:

Mengukur

parameter

tidur objektif

1. perbandingan konsumsi

alkohol, merokok,

pekerjaan dan status

perkawinan, dianalisis

menggunakan uji chi-

square.

2. membandingkan

kelompok yang ditentukan

berdasarkan status

menopause menggunakan

uji t

3. analisis kovariansi

(ANCOVA) melalui

Model Linier Umum

(GLM) diterapkan hanya

pada usia atau usia, indeks

massa tubuh (IMT), TD

sistolik, TD diastolik,

lingkar pinggang dan

pinggul.

1. terdapat efek yang

signifikan antara efek

menopause terhadap pola

tidur.

2. sleep latency (SL) ,(P <

0.05)

3. REM sleep latency

(minutes) (REMSL), (P <

0.01),

4. total sleep time (minutes) ,

(P < 0.001),

5. sleep efficiency (SE), (P <

0.001)

6. mean SaO2(%) , (P <

0.001)

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 65: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

48

No Judul Desain

Penelitian

Sampel dan

Teknik sampling Variabel Instrumen Analisis Hasil

5. The association

of depression

status with

menopause

symptoms

among rural

midlife women

in China

(Hongyan Zang

et.al, 2016)

Cross

sectional Sampel:

743 participants

dengan rentang usia

40-60 tahun dari 3

desa (Zhenghong,

Caiqiao and Datao)

Di Provinsi Jiangsu,

China.

Teknik sampling:

Simple Random

Sampling

Variabel

Independen:

status depresi

Variabel

dependen:

gejala menopause

(vasomotor

symptoms and

poor sleep)

1. Depression

status di

evaluasi

menggunakan

the Self-rating

Depression

Scale (SDS)

(Zung

method)

2. Kualitas tidur

dan gejala

Vasomotor

dievaluasi

dengan

specific

symptoms

questionnaire.

1. Prevalensi depression,

poor sleep, VMS, dan

karakteristik demographic

diuji dengan chi square

tests

2. Univariate logistic

regression analysis was

employed to determine

whether VMS, poor sleep,

menopause status and

other characteristics were

associated with the

depression status.

1. Ada Hubungan yang

signifikan antara depresi,

vasomotor symptoms

(VMS) dan gangguan

tidur cenderung berubah

dengan status menopause

2. Prevalensi depresi sebesar

11.4%.

3. Depresi banyak ditemukan

pada partisipan with poor

sleep (95%CI, 3.61,

10.03) or with vasomotor

symptoms (VMS) (OR,

2.03; 95% CI, 1.20, 3.44)

6. Vasomotor and

sexual

symptoms in

older Australian

women: a cross-

sectional study

(Berihun M.

Zeleke et. al,

2015)

Cross

sectional Sampel:

Total partisipan

sebanyak 1,548

wanita dengan

rentang usia 65–79

tahun

Teknik sampling:

Simple Random

Sampling

Variabel

Independen:

Gejala vasomotor

dan seksual

Variabel

dependen:

Menopause

The presence and

self-rated severity

of VMS and

sexual

symptoms were

determined with

the use of the

Menopause

Quality of Life

(MenQOL)

questionnaire.

1. Descriptive statistics were

used to present data by

means of tables and

graphs

2. Associations between the

outcome variable and

other factors were tested

with the use of

multivariable logistic

regression.

1. The highest prevalence of

any VMS, 39.2% was seen

for women aged 65–69

years.

2. VMS was 4.3% for women

aged 65–69 (3.2%) for

those aged 70–74, and (

2.0%) for those aged 75–

79 years

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 66: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

49

No Judul Desain

Penelitian

Sampel dan

Teknik sampling Variabel Instrumen Analisis Hasil

7. The influence of

the serotonergic

system on the

personality and

quality of life of

postmenopausal

women

(Daria

Schneider-

Matyka et. al.,

2017)

Survey Sampel:

The study involved

214

postmenopausal

women from

northwest Poland,

with an average

age of 56.8±4.08

years

Teknik sampling:

Simple Random

Sampling

Variabel

Independen:

sifat kepribadian

Variabel

dependen:

Kualitas hidup

wanita

pascamenopause.

the TCI-R for

analyzing

personality traits

and the SF-36 for

measuring QoL.

Statistical analysis was

performed using Statistica 7.1

PL. The following tests were

employed: one-way analysis of

variance, Kruskal-Wallis test,

multiple comparison test

showing which groups differ

from each other if Kruskal-

Wallis test demonstrated

significant differences between

at least two of them, and

Pearson linear correlation

coefficient.

1. No statistically significant

differences were observed

between the mean scores

for the TCI scales and

subscales depending on

the distribution of

genotypes of the 30-bp

VNTR polymorphism in

the MAO-A promoter

region (P>0.05).

2. QoL domains according to

the SF-36 and personality

traits according to the

TCI-R were subjected to

statistical analysis. The

correlation was regarded

as moderate if the

correlation coefficient

r=0.4–0.6; (P>0.05).

8. The Effect of

Lavender

Aromatherapy

on the

symptoms of

Menopause

(Roya Nikjou

et.al, 2017)

Experi

Mental Sampel:

100

wanita menopause

dengan rentang usia

45 -155 tahun

Teknik sampling: Simple Random

Sampling

Variabel

Independen:

Pengaruh

Aromaterapi

Lavender

Variabel

dependen:

gejala menopause

data dikumpulkan

dengan kuesioner

demografi dan

Uji standar hijau

Analisis data menggunakan uji

paired t-test.

1. Membandingkan tingkat

gejala sebelum dan

sesudah menggunakan

lavender terjadi penurunan

secara signifikan (P =

0,000).

2. Perbandingan mean

gejala menopause setelah

intervensi terjadi

Signifikan penurunan (P =

0,000).

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 67: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

50

No Judul Desain

Penelitian

Sampel dan

Teknik sampling Variabel Instrumen Analisis Hasil

9. Perceived

stress, insomnia

and related

factors in

women around

the menopause

(José L.

Cuadros, et al.,

2012)

cross

sectional Sampel:

sampel terdiri dari

815 wanita

pramenopause dan

pascamenopause

dengan rentang usia

40-64 tahun

Teknik sampling: Simple Random

Sampling

Variabel

Independen:

1. depresi

2. stres makan

3. berat badan

Variabel

dependen:

Wanita

Menopause

1. Gejala depresi

diukur dengan

(CIDI-SF)

2. Stress eating

was measured

via a self-

administered

coping

3. Questionnaire

Weight in the

current study

was assessed

using BMI,

which was

measured

during a

physical

examination

using a

standardized

procedure

4. Menopausal

stagewas

calculated

using

participant

responses to a

medical

history

questionnaire

1. Koefisien korelasi

Pearsonmengidentifikasi

hubungan bivariat yang

signifikan antara berat,

stres makan, gejala

depresi

2. Tes sampel independen

untuk mengukur rata-

rata variabel primer

(gejala depresi, stres

makan, BMI) terhadap

status menopause

(premenopause,

postmenopause)

3. Analisis mediasi

moderat dilakukan

dengan analisis jalur

kuadrat biasa dengan

menggunakan Hayes

1. stres makan merupakan

mediator yang signifikan

antara gejala depresi dan

berat badan (b =-0.4 95%)

2. gejala depresi dan stres

makan secara signifikan

terkait pada pasca

menopause, bukan wanita

pramenopause (b=0.3,

95% CI 0.2, 0.5).

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 68: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

51

No Judul Desain

Penelitian

Sampel dan

Teknik sampling Variabel Instrumen Analisis Hasil

10.

Depression and

its link to other

symptoms in

menopausal

transition

(R. Muharam,

2017)

Cross-

sectional Sampel:

Jumlah partisipan

sebanyak 133

subjek wanita

berusia antara 45

dan 55 tahun

Teknik sampling:

Proportionate

stratified random

sampling

Variabel

Independen:

Depresi dan

kaitannya dengan

gejala lain

Variabel

dependen:

transisi

menopause

1. Depresi

diukur dengan

Beck

Depression

Inventory-II

(BDI-II)

2. Gejala

menopause

dikumpulkan

menggunakan

Skala Meno

pause Rating

(MRS).

1. Depresi (skor BDI-II) dan

Gejala menopause,

digunakan uji Spearmen

atau korelasi Pearson

2. Uji pada distribusi data

Untuk membandingkan

perbedaannya dari

masing-masing kelompok

(subjek depresi dan

normal), digunakan uji

Chi-kuadrat atau Fisher

exact test

1. Pada penelitian tersebut

ditemukan depresi

(12,8%). Gejala somato-

vegetatif 50,4% dan gejala

urogenital 75,9%

2. Ada korelasi yang

signifikan antara depresi

dan somato-vegetatif (p =

0,008) serta keluhan

urogenital di kalangan

wanita yang menjalani

transisi menopause (p =

0,016).

11. Metabolic and

hormone

influences on

emotion

processing

during

menopause

(Alison Berent-

Spillson, et.al,

2016)

Cross-

sectional Sampel:

Sebanyak 54 wanita

yang berusia 42-61

tahun,

Teknik sampling: Simple Random

Sampling

Variabel

Independen:

Efek metabolik

dan hormon

Variabel

dependen:

pemrosesan emosi

selama masa

menopause

1. Indeks

Depresi Beck

untuk menilai

tingkat

keparahan

gejala depresi

2. Perbedaan

potensi IQ

antara

kelompok

dinilai dengan

menggunakan

ShipleyInsitit

ute of Living

Scale

1. Perbandingan variabel

klinis, demografis, dan

perilaku antara kelompok

menggunakan analisis

ANOVA.

2. Hubungan antara aktivasi

klinis, perilaku, dan

regional ditentukan

dengan analisis korela

sional Pearson

3. Konsentrasi Estradiol

diukur dengan ACS yang

dimodifikasi: 180 E2-6

immunoassay

4. Konstrukasi FSH diukur

dengan chemilumino

metricimmunoassay

menggunakan 2 antibodi

monoklonal dengan

1. Demografi dan Karak

teristik klinis secara

signifikan berbeda pada

tiap umur (p <0,000)

2. Estradiol (p <0,000), FSH

(p <0,000), dan HbA1c (p

<0,020), namun memiliki

IQ yang sama (p = 0,519)

dan BMI (p = 0,108)

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 69: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

52

No Judul Desain

Penelitian

Sampel dan

Teknik sampling Variabel Instrumen Analisis Hasil

spesifisitas untuk FSH

diukur dengan kolom

pertukaran ion non-porous

dan kromatografi cair

tingkat tinggi (HPLC),

menggunakan Tosoh G7

HPLCAnalyzer

12. The impact of

menopause on

work ability in

women with

severemenopaus

al symptoms

(Marije Geukes

et.al, 2016)

cross-

sectional Sampel:

Jumlah partisipan

dalam penelitian ini

60 peserta dengan

rentang usia 44-60

tahun

Teknik sampling: Simple Random

Sampling

Variabel

Independen:

Dampak

menopause

Variabel

dependen:

kemampuan kerja

pada wanita

dengan gejala

severemenopause

1. Gejala

menopause

diukur dengan

menggunakan

Greene Cli-

macteric

Scale (GCS)

2. Kemampuan

kerja dinilai

menggunakan

Work Ability

Index (WAI)

1. Normalitas data di

tentukan dengan

menggunakan uji

Kolmogorov-Smirnov dan

uji Shapiro-Wilk.

2. Dampak keparahan

kemampuan kerja

terhadap gejala

menopause menggunakan

uji regresi logistik

multivariabel.

1. Tidak ada perbedaan yang

signifikan pada usia,

tingkat pendidikan,

kebiasaan merokok,

partisipasi dalam olahraga

saat liburan atau BMI

ditemukan di antara kedua

kelompok ini

2. Wanita simtomatik

memiliki nilai GCS secara

signifikan lebih tinggi (P

<0,001) dan skor WAI

yang jauh lebih rendah (P

<0,001)

13. Benefits of

Walking on

Menopausal

Symptoms and

Mental

Health

Outcomes

among Chinese

Randomized

Controlled

Trial

Sampel:

Sebanyak 80 wanita

postmenopause

yang tinggal di

masyarakat dengan

rentang usia .38-53

tahun

-

Variabel

Independen:

manfaat berjalan

Variabel

dependen:

kesehatan mental

pasca menopause

1. Gejala

menopause

dinilai dengan

Menopause

Rating Skala

(MRS)

memeriksa efek intervensi

pada gejala menopause, BMI,

dan hasil kesehatan mentai:

Uji ANOVA

Berjalan efektif dalam

mengurangi gejala menopause

dan depresi sekaligus

meningkatkan

harga diri dan kepuasan hidup

(SL)

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 70: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

53

No Judul Desain

Penelitian

Sampel dan

Teknik sampling Variabel Instrumen Analisis Hasil

Postmenopausal

Women

(Liang Hu et.al,

2017)

2. Aktivitas fisik

dinilai dengan

Godin Leisure

Time Exercise

Questionnaire

(GLTEQ)

3. Depresi

dinilai dengan

21 item Beck

Depression

Inventory

(BDI)

4. penilaian

kepuasan

hidup dengan

Satisfaction

with Life

Scale (SWLS)

14. Risk of

Psychiatric

Disorders

Following

Symptomatic

Menopausal

Transition

( Li-Yu Hu et.al,

2016)

Retrospectiv

e Cohort Sampel:

Sebanyak 19,116

partisipan yang

mengalami gejala

transisi menopause

Teknik sampling: Random sampling

Variabel

Independen:

Risk of

Psychiatric

Disorders

Variabel

dependen:

Symptomatic

Menopausal

Transition

1. Gejala

menopause

dinilai dengan

Menopause

Rating Scale

(MRS)

The incidences of newly

diagnosed schizophrenia,

bipolar disorders, depressive

disorders, anxiety disorders,

and sleep disorders in the

symptomatic menopausal

transition and control

women were calculated, and

independent t-tests and Chi

squared tests were conducted

to examine the differences in

the characteristics between

the 2 cohorts

1. Peralihan menopause

simtomatik dapat mening

katkan risiko gangguan

bipolar, gangguan depresi,

gangguan kecemasan, dan

gangguan tidur.

2. Kejadian gangguan bipo

lar (interval keperca yaan

95%, depresif 95%. Gang

guan kecemasan 95%)

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 71: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

54

No Judul Desain

Penelitian

Sampel dan

Teknik sampling Variabel Instrumen Analisis Hasil

15. The Yin and

Yang of support

from signifi

cant others: In

fluence of

general social

support and

partner support

of avoidance in

the context

of treatment for

social anxiety

disorder

(Ronald M.

Rapee et al.

2015)

cross-

sectional Sampel:

Jumlah responden

131 yang berusia

lebih dari 18 tahun

Teknik sampling: Sampling Insidental

Variabel

Independen:

Dukungan sosial

dan dukungan

pasangan umum

Variabel

dependen:

Gangguan

kecemasan sosial

Pengukuran

kecemasan

sosial

menggunakan

Social

Interaction

Anxiety Scale

(SIAS) and

Social Phobia

Scale (SPS)

Mengukur

dampak

ketakutan

kehidupan

sosial

menggunakan

Life

Interference

Scale (LIS)

Hubungan antara avoidance

support (ASM), dukungan

sosial (MSPSS), dan

kecemasan sosial dievaluasi

dengan menghitung bivariat

korelasi.

Korelasi pada awal

menunjukkan hubungan

negatif yang signifikan antara

dukungan sosial yang

dirasakan dan kecemasan

sosial dan signifikan

hubungan positif antara

dukungan penghindaran dan

kecemasan sosial. Analisis

jalur menunjukkan bahwa

Dukungan sosial yang

dirasakan di Times 1 dan 2

secara negatif meramalkan

kecemasan sosial masa depan

di Times 2 dan 3.

16. Age and gender

differences in

the influence of

social support

on mental

health

( A. Milner et

al. 2016)

Prospective

cohort study Sampel:

Jumlah sampel pada

penelitian ini

sebanyak 13.000

orang di atas 7.000

rumah tangga

Teknik sampling:

Quota sampling

Variabel

Independen:

Perbedaan

usia dan jenis

kelamin

Dukungan

sosial

Variabel

dependen:

Kesehatan

mental

Ukuran dukungan

sosial dirancang

untuk menilai

kemampuan

individu

persepsi akan

dukungan sosial

yang mereka

terima

Seluruh sampel, nilai rata-rata

(SD) MHI-5 untuk pria

dan perempuan masing-

masing 75,5 (16,6) dan 73,2

(17,4). Dari segi perbedaan

usia, skor orang-orang MHI-5

lebih dari 61 tahun (rata-rata

76,8, standar deviasi 16,8)

adalah sekitar 4 poin lebih

tinggi dari kelompok usia

termuda (rata-rata 72,9,

standar deviasi 16.9)

Manfaat dukungan sosial bagi

kaum muda dapat

dihubungkan ke dalam

identitas diri dan jaringan

persahabatan sesama. Hasil

untuk wanita mungkin

mencerminkan kecenderungan

mereka untuk menempatkan

penekanan lebih besar pada

jaringan sosial daripada laki-

laki

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 72: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

55

No Judul Desain

Penelitian

Sampel dan

Teknik sampling Variabel Instrumen Analisis Hasil

17. Older

marijuana

users: Life

stressors

and perceived

social

support

(Namkee

G. Choi et al.

2016)

Cross

Sectional Sampel:

Jumlah sampel pada

penelitian ini

sebanyak 36,309

dengan usia diatas

lima puluh tahun

Teknik sampling:

Simpel random

sampling

Variabel

Independen:

Dukungan sosial

Variabel

dependen:

stress

Kehidupan stres

diukur

dengan kuesioner

12 item

terkait

interpersonal,huk

um, dan

keuangan

Perceived

sosial

di ukur dengan 12

item

Inter personal

Empat komponen dari

stres di uji dengan

analisis Linier regresi

Uji asosiasi tahun terakhir

menggunakan ganja dan

kekacauan dengan skor

PCA dari setiap

komponen

3,89% adalah tahun terakhir

pengguna ganja dan 0,68%

mengalami kekacauan.

18.

Impact of falling

on social

participation

and social

support

trajectories in a

middle-aged

and elderly

European

sample

( Stéphanie Pin,

2016)

Survey Sampel:

Jumlah responden

sebanyak 16.583

orang yang berusia

50-95 tahun dari 10

negara di Eropa

Teknik sampling:

Simpel Random

Sampling

Variabel

Independen:

falling on social

participation and

social support

trajectories

Variabel

dependen: middle-aged and

elderly European

Pengukuran

menggunakan

variabel

dikotomi

pertanyaan

“For at least the

past six months,

have you been

bothered by any

of the health

conditions on

this card?”

Pengukuran

sosial support

menggunakan

binary variable

that combined

the positive re

sponses

Untuk membandingkan

karakteristik sosio-demo

grafi, status kesehatan,

gejala depresi dan sosial di

uji dengan Pearson's and

chi-square tests

As goodness of fit indices

,we used the quasi-Akaike

Information Criterion

(QIC)

The effect of the

interactions between

falling and frailty and

between falling and social

support on social

participation was

assessed.

Falls were negatively

associated with social

participation (OR=0.73,

p<0.001) and positively

associated with social

support(OR=2.20,

p<0.001).

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 73: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

56

No Judul Desain

Penelitian

Sampel dan

Teknik sampling Variabel Instrumen Analisis Hasil

19. Social support

contributes to

resilience

among

physiotherapy

students: a

cross sectional

survey and

focus group

study

(Éva Bíró et al.

2015)

Cross-

sectional

survey

Sampel:

130 physiotherapy

students at years 1,

2, and 3.

Teknik sampling: Simpel Random

Sampling

Variabel

Independen:

Dukungan sosial

Variabel

dependen: resilience among

physiotherapystud

ents

a measure of

dynamic self-

esteem, as well

as social

support from

family and

peers were used

to assess mental

well-being.

A screening

instrument for

psycho logical

morbidity and

perceived stress

were used as

deficiency-

orientedapproa

ches.

Normality was tested with

the Shapiro–Wilktest and

proved for SoC and PSS.

The two-sample unpaired t

test was used to compare

means for SoC and PSS,

and the two-sample test of

proportion to compare

proportions

regardingsocial support

and psychological distress

for which the levelof

significance was set at

0.05.

Multiple linear regression

was carried out to find the

pre-dictors of resilience

assessed by SoC among

physiotherapystudents

Resilience was lower

[mean difference 4.8 (95%

CI −3.4; 13.1)], and the

occurrence of

psychological morbidity

(32.5% vs. 0%)was higher

among female compared

to male students.

However, the proportion

of students fully supported

by their peers was higher

amongfemales (63% vs.

37.5%).

20. A cross-

sectional study

of associations

between casual

partner, friend

discrimination,

social support

and anxiety

symptoms

among Chinese

transgender

women

cross-

sectional Sampel:

Jumlah responden

dalam penelitian ini

sebayak 209

transgender yang

berusia lebih dari

18 tahun

Teknik sampling: convenience

sampling.

Variabel

Independen:

casual partner,

friend

discrimination,

social support

Variabel

dependen: Kecemasan pada

transgender

Perceived

social support

di ukur dengan

the

Multidimension

al Scale of

Perceived

Social Support

(MSPSS)

Kecemasan

diukur dengan

Self-Rating

Anxiety Scale

T-tests and one-way

analysis of variance

(ANOVA) were used to

depict the distributions of

SAS scores among

different categorical

variables.

Pearson's correlation was

performed to assess the

cor- relations between the

SAS scores and

continuous variables. All

the continuous variables

Chinese transgender

women showed

considerably high level of

anxiety symptoms.

It was also found that they

were exposed to

significant transition

challenges, such as high

risk sexual partnership,

excessive discrimination

and a reduction in social

support

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 74: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

57

No Judul Desain

Penelitian

Sampel dan

Teknik sampling Variabel Instrumen Analisis Hasil

( Xiaoshi Yang

et al. 2016)

(SAS) were standardized in

order to avoid multi-

collinearity

21. The infl uence of

personality

disorder on the

future mental

health and

social adjust

ment of young

adults:

(Paul Moran, et

al. 2016)

Cohort study Sampel:

Jumlah responden

sebanyak 1635

orang dengan

rentang usia 24-35

tahun

Teknik sampling: stratified random

sampling

Variabel

Independen:

personality

disorder on the

future mental

health

Variabel

dependen:

social adjust ment

Personality

disorder was

assessed with

the Standar

dised Assess

ment of

Personality

(SAP)

Symptoms of

depression and

anxiety were

assessed with

the 12 - item

General Health

Questionnaire

(GHQ-12)

Logistic regression models

with robust standard

errors were used to

estimate the association

between severity of

personality disorder

The presence of

personality disorder

predicts the occurrence of

later anxiety and

depression

the absence of long-term

relationships, eff ects that

are not attributable to pre-

existing mental health,

substance use or social

problems.

22. Social support

for people with

epilepsy in

China

(Xin Tong et al.

2016)

Cross-

sectional Sampel:

Jumlah responden

pada penelitian ini

sebanyak 296 orang

Teknik sampling: Simpel Random

Sampling

Variabel

Independen:

Dukungan sosial

Variabel

dependen:

Epilepsi

Dukungan

sosial diukur

dengan Social

Support Rating

Scale (SSRS)

Kecemasan

diukur dengan

Hospital

Anxiety and

Depression

Scale (HADS)

We compared the SSRS

scores between PWE and

healthy controls and

searched for relevant

factors using correlation

and regression analyses.

The results showed that

PWE scored lower on the

SSRS than healthy

controls.

Depression were related

to social support.

Terdapat hubungan yang

signifikan antara dukungan

sosial pada penderita

epilepsi

Dukungan sosial mampu

menurunkan kecemasan

yang terjadi pada penderita

epilepsi

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 75: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

58

No Judul Desain

Penelitian

Sampel dan

Teknik sampling Variabel Instrumen Analisis Hasil

23. Hubungan

antara

Dukungan

Sosial suami

dengan tingkat

kecemasan

wanita

menopause kota

Tasikmalaya

(Uly Artha

Silalahi, 2016)

Cross-

sectional Sampel:

Jumlah responden

sebanyak 83 orang

Teknik sampling

Stratified

Proportional

Random Sampling

Variabel

Independen:

Dukungan sosial

Variabel

dependen:

Kecemasan

Dukungan

sosial diukur

dengan Social

Support Rating

Scale (SSRS)

Kecemasan

diukur dengan

Hospital

Anxiety and

Depression

Scale (HADS)

Analisis regresi digunakan

untuk mengukur hubungan

antara faktor dukungan

dan kecemasan

Terdapat hubungan yang

signifikan antara dukungan

sosial dengan kecemasan

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 76: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

59

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konsep

Keterangan: Area penelitian

Faktor Individu

1. Usia

2. Tingkat

Pendidikan

3. Pekerjaan

Jaringan Sosial

1. Aturan Sosial

2. Informasi

3. Konflik

Sosial

Kejadian Stress

1. Jenis

Menopause

2. Rentang

waktu

Menopause

Dukungan

Sosial

1. Dukungan

Emosional

2. Dukungan

Penghargaan

3. Dukungan

Instrumental

4. Dukungan

Informatif

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Model Dukungan Sosial untuk Menurunkan

Kecemasan Perempuan Menopause di Kecamatan Diwek Jombang

Penilaian Stress

1. Nilai

2. Pengalaman

3. Kepercayaan

4. Sumber Koping

Kecemasan

1. Reaksi Kognitif

2. Reaksi Fisiologis

3. Reaksi Emosional

4. Reaksi Tingkah

laku

59

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 77: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

60

Konsep dukungan sosial oleh Cohen & Syme, 1985 terdiri atas tiga kelas.

konsep utama dukungan yang diusulkan yaitu jaringan sosial, dukungan sosial

yang dirasakan, dan perilaku dukungan. Jaringan sosial mengacu pada struktur

hubungan-sosial, jumlah, dan jenis hubungan. Dukungan sosial dirasakan

mengacu pada fungsi persepsi hubungan-sosial bahwa hubungan sosial akan (jika

perlu) menyediakan sumber daya seperti dukungan emosional atau informasi.

Akhirnya, perilaku dukungan mengacu pada mobilisasi dan penerimaan perilaku

dimaksudkan untuk membantu seseorang dalam menghadapi peristiwa stres.

Persepsi dukungan sosial oleh Cohen & Syme, 1985 dipengaruhi oleh

penilaian stres yaitu nilai, pengalaman, kepercayaan dan sumber koping

seseorang. Ketika menghadapi suatu situasi yang dapat menimbulkan stres, reaksi

setiap individu berbeda-beda. Beberapa respon ini merupakan reaksi yang tidak

disadari, sedangkan sebagian lagi disadari oleh individu untuk segera melakukan

coping. Lazarus (1984) membagi reaksi-reaksi ini kedalam 4 kategori yaitu reaksi

kognitif, reaksi emosional, reaksi fisiologis dan reaksi tingkah laku. Reaksi-raksi

yang terjadi mempengaruhi kecemasan seseorang.

Kecemasan merupakan respon terhadap situasi tertentu yang mengancam

dan merupakan hal yang normal terjadi menyertai perkembangan, perubahan,

pengalaman baru atau yang belum pernah di lakukan, serta dalam menemukan

identitas diri dan arti hidup. Pengukuran kecemasan dilakukan untuk mengukur

proses penilaian terhadap perasaan subjektif mengenai ketegangan mental yang

menggelisahkan sebagai reaksi umum dari ketidakmampuan mengatasi suatu

masalah atau tidak adanya rasa aman

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 78: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

61

3.2 Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian merupakan jawaban atau dugaan sementara

penelitian yang kebenarannya dibuktikan dalam sebuah penelitian (Setiadi, 2007).

Hipotesis penelitian ini adalah:

1. H1: Faktor Individu berpengaruh signifikan terhadap Jaringan Sosial pada

perempuan menopause

2. H1: Jaringan Sosial berpengaruh signifikan terhadap Kejadian Stres pada

perempuan menopause

3. H1: Kejadian Stres berpengaruh signifikan terhadap Dukungan Sosial pada

perempuan menopause

4. H1: Faktor Individu berpengaruh signifikan terhadap Penilaian Stres pada

perempuan menopause

5. H1: Jaringan Sosial berpengaruh signifikan terhadap Penilaian Stres pada

perempuan menopause

6. H1: Kejadian Stres berpengaruh signifikan terhadap Penilaian Stres pada

perempuan menopause

7. H1: Dukungan Sosial berpengaruh signifikan terhadap Penilaian Stres

pada perempuan menopause

8. H1: Dukungan Sosial berpengaruh signifikan terhadap Kecemasan pada

perempuan menopause

9. H1: Penilaian Stres berpengaruh signifikan terhadap Kecemasan pada

perempuan menopause

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 79: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

62

BAB 4

METODE PENELITIAN

Bab ini akan disajikan desain penelitian, populasi dan sampel, kerangka

operasional, variabel dan definisi operasional, lokasi dan waktu penelitian,

prosedur pengambilan dan pengumpulan data, analisa data serta etika penelitian.

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan rancangan penelitian eksplanatif survey.

Eksplanasi adalah sebuah cara untuk menggali sesuatu yang baru dan melaporkan

hubungan sebab akibat variabel bebas dan variabel terikat (Sugiyono, 2015).

Penelitian tersebut kemudian dilanjutkan dengan penelitian deskripsi untuk

mengembangkan pengetahuan dari sebuah topik dan menjelaskan (explain)

temuan penelitian (Rahmawati, 2016). Pendekatan waktu yang digunakan pada

penelitian ini adalah cross sectional. Penelitian ini akan melakukan pengamatan

atau pengukuran variabel bebas dan variabel terikat pada saat yang bersamaan

atau dalam satu waktu (Sugiyono, 2015).

4.2 Populasi, Sampel, Teknik Sampling

4.2.1 Populasi

Populasi penelitian adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya

(Sugiyono, 2017). Populasi pada penelitian ini sebanyak 402 perempuan

menopause di wilayah kerja Puskesmas Cukir Kecamatan Diwek Jombang.

62

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 80: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

63

4.2.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari suatu populasi yang dipergunakan sebagai

responden penelitian yang diambil melalui teknik sampling (Nursalam, 2016).

Besar Sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus (Sugiyono, 2006)

( )

( )( ) ( )( )

( ) ( ) ( ) ( )( )

n ( )( )( )

( )( ) ( )( )

= 196,68 = 197 perempuan menopause

Dimana n : Besar sample

P : Estimator Proporsi Populasi

q : 1-p

Z : Harga Kurva Normal yang tergantung pada alpha

N : Jumlah Populasi

Maka hasil sampel yang didapat adalah 197 perempuan menopause

Besar sampel yang diambil proposi dengan jumlah populasi yang ada

masing-masing cluster / desa tersebut dengan rumus menurut (Umar Sadikin

dan Mundir, 2005)

Keterangan: n = Besar populasi ruangan

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 81: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

64

Sn = Besar sampel seluruh ruangan yang telah ditentukan

Berdasarkan rumus di atas maka jumlah sampel masing-masing cluster adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.1 Jumlah Sampel Masing-masing Cluster

No Desa Besar Populasi Besar Sampel

1 Ceweng 29 14

2 Cukir 24 12

3 Bulurejo 14 7

4 Jatirejo 26 13

5 Grogol 64 31

6 Puton 23 11

7 Bendhet 88 43

8 Bandung 39 19

9 Kedawong 35 17

10 Ngudirejo 28 14

11 Kayangan 32 16

Jumlah 402 197

Data Sekunder : Data Perempuan Menopause yang Mengalami Kecemasan 2017

Penelitian ini memiliki kriteria inklusi dan kriteria eklusi untuk mendapatkan

populasi yang eligible atau yang memenuhi kriteria.

Kriteria inklusi:

1. Perempuan Menopause Usia 45-55 tahun yang mengalami kecemasan

2. Terdaftar dalam Rekapan PUS 2017 wilayah Puskesmas Kecamatan Diwek

Kriteria eklusi:

1. Perempuan menopause yang tidak memiliki suami/perawan

2. Menggunakan obat penenang

3. Menggunakan terapi sulih hormon (TSH)

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 82: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

65

4.2.3 Teknik Sampling

Teknik sampling pada penelitian ini menggunakan cluster random sampling

yaitu pengambilan sampel dilakukan terhadap sampling unit yang terdiri dari

satu kelompok (cluster). Pada penelitian ini clusternya diambil di setiap desa di

wilayah kerja Puskesmas Cukir Kecamatan Diwek Jombang.

4.3 Variabel Penelitian

Variabel adalah suatu ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota suatu

kelompok (orang, benda, situasi) yang berbeda dengan yang dimiliki oleh

kelompok tersebut (Nursalam, 2016). Variabel dalam penelitian ini adalah

4.3.1 Variabel Independen

Variabel Independen adalah variabel yang nilainya menentukan variabel

lain. Variabel independen biasanya dimanipulasi, diamati, dan di ukur untuk

diketahui hubungannya dengan atau pengaruhnya terhadap variabel lain

(Nursalam, 2013). Variabel Independen dalam penelitian ini yaitu Faktor

Individu, Jaringan Sosial, Kejadian Stres, Dukungan Sosial, dan Penilaian Stres.

4.3.2 Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel yang nilainya ditentukan oleh variabel

lain. Dengan kata lain, variabel terikat adalah faktor yang diamati dan diukur

untuk menentukan ada tidaknya hubungan atau pengaruh dari variabel lain

(Nursalam, 2013). Variabel dependen pada penelitian ini yaitu Kecemasan.

Tabel 4.2 Variabel penelitian Model Dukungan Sosial untuk Menurunkan

Kecemasan pada Perempuan Menopause

Variabel Keterangan

Variabel Independen X1.1 Usia

Faktor Individu (X1) X1.2 Tingkat pendidikan

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 83: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

66

Variabel Keterangan

X1.3 Pekerjaan

Jaringan Sosial (X2) X2.1 Aturan Sosial X2.2 Informasi X2.3 Konflik Sosial

Kejadian Stres (X3) X3.1 Jenis Menopause X3.2 Rentang Waktu Menopause

Dukungan Sosial (X4) X4.1 Dukungan Emosional X4.2 Dukungan Penghargaan X4.3 Dukungan Instrumental X4.4 Dukungan Informatif

Penilaian Stres (X5) X5.1 Nilai X5.2 Pengalaman X5.3 Kepercayaan X5.4 Sumber Koping

Variabel Dependen (Y1) Y1.1 Reaksi Kognitif

Kecemasan Y1.2 Reaksi Fisiologi Y1.3 Reaksi Emosional Y1.4 Reaksi Tingkah laku

4.4 Definisi Operasional

Definisi operasional variabel adalah pengertian secara operasional, secara

praktik, secara nyata dalam lingkup obyek penelitian/obyek yang diteliti. Berikut

ini adalah tabel definisi operasional model dukungan sosial untuk menurunkan

kecemasan perempuan menopause

Tabel 4.3 Definisi Operasional Model Dukungan Sosial untuk Menurunkan

Kecemasan Perempuan Menopause di Kecamatan Diwek Jombang

pada tanggal 23 Februari - 25 Maret 2018

Nama

Variabel Definisi Indikator

Alat

Ukur Skala Skor

Variabel Independen

Faktor Individu (X1)

Usia (X1.1) Usia responden

mendapatkan haid

terakhir pada saat

dilakukan

penelitian

- KTP Ordinal 0: Menopause dini

(Usia < 50 tahun)

1: Menopause normal

(Usia 50-52 tahun)

2: Menopause

terlambat (Usia >

52 tahun)

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 84: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

67

Nama

Variabel

Definisi Indikator Alat

Ukur

Skala Skor

Tingkat

Pendidikan

(X1.2)

Jenis pendidikan

formal yang

terakhir yang

diselesaikan oleh

responden

- KK Ordinal 0: Pendidikan Dasar

1: Pendidika

Menengah

2: Pendidikan Tinggi

Pekerjaan

(X1.3)

Suatu kegiatan

atau aktivitas

yang di lakukan

responden sehari

– hari

- KTP Ordinal 0: Ibu Rumah Tangga

1: PNS

2: Wiraswasta

3: Honorer

4: Pegawai Swasta

5: Petani

Jaringan Sosial (X2)

Aturan

Sosial (X2.1)

Kebiasaan umum

yang menjadi

patokan perilaku

dalam suatu

kelompok

masyarakat dan

batasan wilayah

tertentu

1. Kebiasaan

2. Perilaku

Norbeck

Social

Support

Questionn

aire

(NSSQ)

Nominal 0: Tidak

1: Ya

Informasi

(X2.2) Pesan (ucapan

atau ekspresi)

yang terdiri dari

order sekuens

dari simbol, atau

makna yang

dapat ditafsirkan

dari pesan atau

kumpulan pesan.

1. Konten

Informasi

2. Bentuk

informasi

Norbeck

Social

Support

Questionn

aire

(NSSQ)

Nominal 0: Tidak

1: Ya

Konflik

Sosial

(X2.3)

Suatu proses

sosial antara dua

pihak atau lebih

ketika pihak yang

satu berusaha

menyingkirkan

pihak lain dengan

cara

menghancurkan

atau membuatnya

tidak berdaya

1. Komunikasi

2. Interaksi

Norbeck

Social

Support

Questionn

aire

(NSSQ)

Nominal 0: Tidak

1: Ya

Kejadian Stres (X3)

Jenis

Menopause

(X3.1)

Sebuah cara

dimana

perempuan tidak

lagi mendapatkan

siklus menstruasi

seperti biasanya

1. Proses

fisiologi

2. Pembedahan

Kuesioner Nominal 0: Menopause medis

label Ya

1: Menopause alami

label Tidak

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 85: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

68

Nama

Variabel

Definisi Indikator Alat

Ukur

Skala Skor

Rentang

waktu

Menopause

(X3.2)

Jarak berhentinya

siklus menstruasi

pada perempuan

karena proses

alami atau

campur tangan

medis sampai

saat dilakukan

pengukuran

1. Menstruasi

terakhir

2. Perubahan

emosional

Kuesioner Nominal 0: Rentang waktu

menopause < 6

bulan label Ya

1: Rentang waktu

menopause > 6

bulan label Tidak

Dukungan Sosial (X4)

Dukungan

Emosional

(X4.1)

Ekspresi empati

berupa

mendengarkan,

bersikap terbuka,

mau memahami,

ekspresi kasih

sayang dan

perhatian.

1. Merasa

Berharga

2. Nyaman

3. Merasa

disayangi

Social

Support

Questionn

aire

(SSQ)

Ordinal Mengelompokkan dan

mengkatagorikan

jawaban responden

Skor:

1 = Sangat Setuju (SS)

2 = Setuju (S)

3 = Tidak Setuju (TS)

4 = Sangat Tidak

Setuju (STS)

Membuat kategori

penilaian dengan cara

menginterpretasikan

data hasil skor sebagai

berikut:

0 : < 20 (Tidak baik)

1 : 21-40 (Kurang baik)

2 : 41-60 (Cukup baik)

3 : 61-80 (Baik)

4 : 81-100 (Sangat

baik)

Dukungan

Penghargaan

(X4.2)

Dorongan atau

persetujuan

terhadap ide

ataupun perasaan

individu, ataupun

melakukan

perbandingan

positif antara

individu dengan

orang lain

1. Diterima

kelompok

2. Di libatkan

dalam

kegiatan

kelompok

Social

Support

Questionn

aire

(SSQ)

Ordinal Mengelompokkan dan

mengkata gorikan

jawaban responden

Skor:

1 = Sangat Setuju (SS)

2 = Setuju (S)

3 = Tidak Setuju (TS)

4 = Sangat Tidak

Setuju (STS)

Membuat kategori

penilaian dengan cara

menginterpretasikan

data hasil skor sebagai

berikut:

0 : < 20 (Tidak baik)

1 : 21-40 (Kurang baik)

2 : 41-60 (Cukup baik)

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 86: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

69

Skor

3 : 61-80 (Baik)

4 : 81-100 (Sangat

baik)

Dukungan

Instrumental

(X4.3)

Bantuan yang

diberikan secara

langsung, bersifat

fasilitas atau

materi

1. meminjamka

n uang

2. memberikan

makana

3. bantuan

yang lain

Social

Support

Questionn

aire

(SSQ)

Ordinal Mengelompokkan dan

mengkatagorikan

jawaban responden

Skor:

1 = Sangat Setuju (SS)

2 = Setuju (S)

3 = Tidak Setuju (TS)

4 = Sangat Tidak

Setuju (STS)

Membuat kategori

penilaian dengan cara

menginterpretasikan

data hasil skor sebagai

berikut:

0 : < 20 (Tidak baik)

1 : 21-40 (Kurang baik)

2 : 41-60 (Cukup baik)

3 : 61-80 (Baik)

4 : 81-100 (Sangat

baik)

Dukungan

Informatif

(X4.4)

Memberikan

penjelasan

tentang situasi

dan segala sesuatu

yang

berhubungan

dengan masalah

yang sedang

dihadapi individu.

1. Memberikan

nasehat

2. Memberikan

petunjuk

3. Memberikan

masukan

bagaimana

seseorang

bersikap

Social

Support

Questionn

aire

(SSQ)

Ordinal Mengelompokkan dan

mengkatagorikan

jawaban responden

Skor:

1 = Sangat Setuju (SS)

2 = Setuju (S)

3 = Tidak Setuju (TS)

4 = Sangat Tidak

Setuju (STS)

Membuat kategori

penilaian dengan cara

menginterpretasikan

data hasil skor sebagai

berikut:

0 : < 20 (Tidak baik)

1 : 21-40 (Kurang baik)

2 : 41-60 (Cukup baik)

3 : 61-80 (Baik)

4 : 81-100 (Sangat

baik)

Nama

Variabel Definisi Indikator Alat

Ukur Skala

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 87: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

70

Penilaian Stres (X5)

Nilai (X5.1) Sesuatu dianggap

baik, patut, layak,

pantas yang

keberadaannya

diinginkan,

dihayati, dan

dilaksanakan

dalam kehidupan

sehari hari dan

menjadi tujuan

kehidupan

bersama di dalam

kelompok

masyarakat

tersebut

1. Perilaku

2. Sikap

3. Kebiasaan

Stres

Appraisal

Measure

Questionn

aire

(SAM)

Ordinal Mengelompokkan dan

mengkatagorikan

jawaban responden

Skor:

1 = Sangat Setuju (SS)

2 = Setuju (S)

3 = Tidak Setuju (TS)

4 = Sangat Tidak

Setuju (STS)

Membuat kategori

penilaian dengan cara

menginterpretasikan

data hasil skor sebagai

berikut:

0 : < 20 (Tidak baik)

1 : 21-40 (Kurang baik)

2 : 41-60 (Cukup baik)

3 : 61-80 (Baik)

4 : 81-100 (Sangat

baik)

Pengalaman

(X5.2)

Bagaimana cara

seseorang

merasakan

sesuatu benda

atau peristiwa

yang diperoleh

melalui

penglihatan atau

pendedahan

kepada benda atau

peristiwa itu.

1. Pengeta

huan

2. Masa Kerja

Stres

Appraisal

Measure

Questionn

aire

(SAM)

Ordinal Mengelompokkan dan

mengkatagorikan

jawaban responden

Skor:

1 = Sangat Setuju (SS)

2 = Setuju (S)

3 = Tidak Setuju (TS)

4 = Sangat Tidak

Setuju (STS)

Membuat kategori

penilaian dengan cara

menginterpretasikan

data hasil skor sebagai

berikut:

0 : < 20 (Tidak baik)

1 : 21-40 (Kurang baik)

2 : 41-60 (Cukup baik)

3 : 61-80 (Baik)

4 : 81-100 (Sangat

baik)

Kepercayaan

(X5.3)

suatu keadaan

psikologis pada

saat seseorang

menganggap

suatu hal tersebut

benar

1. Integritas

2. Kejujuran

3. Keterandalan

Stres

Appraisal

Measure

Questionn

aire

(SAM)

Ordinal Mengelompokkan dan

mengkatagorikan

jawaban responden

Skor:

1 = Sangat Setuju (SS)

2 = Setuju (S)

3 = Tidak Setuju (TS)

4 = Sangat Tidak

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 88: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

71

Nama

Variabel

Definisi

Indikator Alat

Ukur

Skala Skor

Setuju (STS)

Membuat kategori

penilaian dengan cara

menginterpretasikan

data hasil skor sebagai

berikut:

0 : < 20 (Tidak baik)

1 : 21-40 (Kurang baik)

2 : 41-60 (Cukup baik)

3 : 61-80 (Baik)

4 : 81-100 (Sangat

baik)

Sumber

Koping

(X5.4)

Sebuah dukungan

yang datang pada

individu dalam

menyelesaikan

masalah

1. Dukungan

Suami

Stres

Appraisal

Measure

Questionn

aire

(SAM)

Ordinal Mengelompokkan dan

mengkatagorikan

jawaban responden

Skor:

1 = Sangat Setuju (SS)

2 = Setuju (S)

3 = Tidak Setuju (TS)

4 = Sangat Tidak

Setuju (STS)

Membuat kategori

penilaian dengan cara

menginterpretasikan

data hasil skor sebagai

berikut:

0 : < 20 (Tidak baik)

1 : 21-40 (Kurang baik)

2 : 41-60 (Cukup baik)

3 : 61-80 (Baik) 4 : 81-100 (Sangat baik)

Variabel Dependen

Kecemasan (Y1)

Reaksi

Kognitif

(Y1.1)

Perubahan

keyakinan

seseorang tentang

sesuatu yang

didapatkan dari

proses berpikir

tentang seseorang

atau sesuatu

1. Daya ingat

2. Persepsi

3. Pemecahan

masalah

Kuesioner

Hamilton

Rating

Scale For

Anxiety

(HARS)

Ordinal Mengelompokkan dan

mengkatagorikan

jawaban responden

Skor:

0 = Tidak Ada

1 = Ringan

2 = Sedang

3 = Berat

4 = Berat Sekali

Membuat kategori

penilaian dengan cara

menginter pretasikan

data hasil skor sebagai

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 89: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

72

Nama

Variabel

Definisi Indikator Alat

Ukur

Skala Skor

berikut:

1. Skor 0 diberikan

bila jumlah

HARS<14 = tidak

ada kecemasan

2. Skor 1 diberikan

bila jumlah HARS

14 – 20 =

kecemasan ringan

3. Skor 2 diberikan

bila jumlah HARS

21 – 27 =

kecemasan sedang

4. Skor 3 diberikan

bila jumlah HARS

28 – 41 =

kecemasan berat

5. Skor 4 diberikan

bila jumlah HARS

42 – 56 =

kecemasan berat

Reaksi

Fisiologis

(Y1.2)

Perubahan

mekanis, fisik,

dan biokimia

organ dan sistem

dalam tubuh

individu

1. Gejala

somatik

2. Gejala

kardiovaskul

er

3. Gejala

respirasi

Kuesioner

Hamilton

Rating

Scale For

Anxiety

(HRS-A)

Ordinal Mengelompokkan dan

mengkata gorikan

jawaban responden

Skor:

0 = Tidak Ada

1 = Ringan

2 = Sedang

3 = Berat

4 = Berat Sekali

Membuat kategori

penilaian dengan cara

menginter pretasikan

data hasil skor sebagai

berikut:

1. Skor 0 diberikan

bila jumlah

HARS<14 = tidak

ada kecemasan

2. Skor 1 diberikan

bila jumlah HARS

14 – 20 =

kecemasan ringan

3. Skor 2 diberikan

bila jumlah HARS

21 – 27 =

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 90: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

73

Nama

Variabel

Definisi Indikator Alat

Ukur

Skala Skor

kecemasan sedang

4. Skor 3 diberikan bila

jumlah HARS 28 – 41

= Kecemasan berat

5. Skor 4 diberikan bila

jumlah HARS 42 – 56

= kecemasan berat

Reaksi

Emosional

(Y1.3)

Perubahan reaksi

terhadap

seseorang atau

kejadian yang

ditunjukkan

dengan rasa

senang, marah,

ataupun takut

terhadap sesuatu

1. Perasaan

ansietas

2. Keteganga

3. Gangguan

tidur

Kuesioner

Hamilton

Rating

Scale For

Anxiety

(HRS-A)

Ordinal Mengelompokkan dan

mengkata gorikan

jawaban responden

Skor:

0= Tidak Ada

1= Ringan

2= Sedang

3= Berat

4= Berat Sekali

Membuat kategori

penilaian dengan cara

menginter pretasikan

data hasil skor sebagai

berikut:

1. Skor 0 diberikan

bila jumlah

HARS<14 = tidak

ada kecemasan

2. Skor 1 diberikan

bila jumlah HARS

14 – 20 =

kecemasan ringan

3. Skor 2 diberikan

bila jumlah HARS

21 – 27 =

kecemasan sedang

4. Skor 3 diberikan

bila jumlah HARS

28 – 41 =

kecemasan berat

5. Skor 4 diberikan

bila jumlah HARS

42 – 56 =

kecemasan berat

Reaksi

Tingkah laku

(Y1.4)

Perubahan suatu

kegiatan atau

aktivitas organism

yang

bersangkutan

1. Ketakutan

2. Gelisah

3. Muka tegang

Kuesioner

Hamilton

Rating

Scale For

Anxiety

(HARS)

Ordinal Mengelompokkan dan

mengkata gorikan

jawaban responden

Skor:

0= Tidak Ada

1= Ringan

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 91: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

74

yang dapat

diamati secara

langsung maupun

tidak langsung

2= Sedang

3= Berat

4= Berat Sekali

Membuat kategori

penilaian dengan cara:

1. Skor 0 diberikan

bila jumlah

HARS<14 = tidak

ada kecemasan

2. Skor 1 diberikan

bila jumlah HARS

14 – 20 =

kecemasan ringan

3. Skor 2 diberikan

bila jumlah HARS

21 – 27 =

kecemasan sedang

4. Skor 3 diberikan

bila jumlah HARS

28 – 41 =

kecemasan berat

5. Skor 4 diberikan

bila jumlah HARS

42 – 56 =

kecemasan berat

sekali

4.5 Instrumen penelitian

Jenis instrumen yang digunakan dengan mengumpulkan data secara formal

kepada subyek penelitian untuk menjawab pertanyaan secara tertulis (Nursalam,

2016). Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner

yang disebarkan dan diisi oleh responden dengan menggunakan pilihan jawaban.

Tabel 4.4 Blueprint Variabel Jaringan Sosial

No Aspek Keterangan

Favorable Unfavorable

1 Aturan Sosial 1,2,3,7,9,11,13 12

2 Informasi 10

3 Konflik Sosial 5,6,8 4

Total 11 2

Tabel 4.5 Blueprint Variabel Kejadian Stres

Nama

Variabel Definisi Indikator Alat Ukur Skala Skor

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 92: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

75

No Aspek Keterangan

Favorable Unfavorable

1 Jenis Menopause 4,6 1,2,5,7

2 Rentang waktu Menopause 3

Total 3 4

Tabel 4.6 Blueprint Variabel Dukungan Sosial

No Aspek Keterangan

Favorable Unfavorable

1 Dukungan Emosional 1,2,3,4,5,7,8 6,11,12,13,14,

2 Dukungan Penghargaan 9,15,16,17,18 10.19,20,21

3 Dukungan Instrumental 23,24,26 22,27

4 Dukungan Informatif 25, 29 28

Total 17 12

Tabel 4.7 Blueprint Variabel Penilaian Stres

No Aspek Keterangan

Favorable Unfavorable

1 Nilai 3,6,7 5

2 Pengalaman 2, 1,4

3 Kepercayaan 14 15

4 Sumber Koping 8,9,11,12,13 10

Total 10 5

4.5.1 Variabel Independen

Data yang terkumpul dari kuesioner yang telah diisi kemudian diperiksa

untuk mengetahui kelengkapannya melalui proses editing. Tujuan dari proses ini

untuk mengantisipasi kesalahan-kesalahan dari data yang telah dikumpulkan, dan

juga memonitor agar tidak terjadi kekosongan dari data yang di tentukan.

Selanjutnya data hasil scoring diinterpretasikan. Pengelolaan data dikategorikan

dengan menggunakan skala data ordinal dan nominal yang meliputi variabel

Faktor Individu, Jaringan Sosial, Kejadian Stres, Dukungan Sosial, dan Penilaian

Stres.

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 93: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

76

4.5.2 Variabel Dependen

Pada Variabel kecemasan yang terdiri dari reaksi kognitif, reaksi fisiologis,

reaksi emosional dan reaksi tingkah laku menggunakan skala data ordinal.

Instrumen yang digunakan adalah kuesioner dengan menggunakan pilihan skala

data katagorik, yaitu :

1. Tidak ada kecemasan : Skor <6

2. Kecemasan Ringan : Skor 7-14

3. Kecemasan sedang : Skor 15-27

4. Kecemasan berat : Skor > 27

4.6 Uji Validitas dan Reliabilitas

Sebelum melakukan penelitian, alat ukur dicoba terlebih dahulu. Uji coba alat

ukur dilakukan dengan menyebar kusioner kepada sejumlah partisipan yang

bukan subjek pada penelitian ini untuk menguji validitas dan reliabilitas

instrument maka dilaksanakan uji coba terhadap responden di Kecamatan Diwek

Kabupaten Jombang, Responden dalam uji coba kusioner ini tidak termasuk

responden penelitian

Hasil uji coba ukur selanjutnya dianalisis validitas dan reliabilitas. Uji

validitas dilakukan untuk melihat sejauh mana alat ukur yang akan digunakan

benar dan akurat dalam mengukur apa yang akan di ukur. Validitas adalah

pengukuran dan pengamatan yang berarti keandalan instrument dalam

mengumpulkan data (Nursalam, 2015). Pentingnya uji validitas adalah untuk

mengetahui apakah ada pertanyaan-pertanyaan pada kusioner yang harus dibuang

atau diganti karena dianggap tidak relevan. Teknik untuk mengukur validitas

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 94: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

77

kuesioner adalah dengan menghitung korelasi antar data pada masing-masing

pertanyaan dengan skor total, memakai rumus korelasi product moment sebagai

berikut:

r = ( )

√ ( ) ( )

Keterangan:

r : Koefesien korelasi antara x dan y

n : Jumlah subjek

X : Skor item

Y : Skor total

ƩX : Jumlah skor item

ƩY : Jumlah skor total

Ʃ : Jumlah kuadrat skor item

Ʃ : Jumlah kuadrat skor total

Item instrument dianggap valid jika > 0,05 atau bisa membandingkan dengan

r tabel. Jika r hitung > r tabel item instrument dianggap valid.

Uji reliabilitas dilakukan untuk sejauh mana alat ukur yang digunakan

memiliki konsistensi, stabilitas dan akurat (Anastasia & Urbina, 1997) untuk uji

realibilitas dilakukan pengujian berdasarkan konsistemnsi internal dari skala

dengan teknik Cronbach alpha (α) dengan α > 0,50 (Ghozali, 2008). Reliabilitas

adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila fakta atau kenyataan

hidup diukur berkali-kali dalam waktu yang berlainan (Nursalam, 2015). Uji

reliabilitas berguna untuk menetapkan apakah instrument yang dalam hal ini

kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden yang

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 95: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

78

sama akan menghasilkan data konsiten. Uji reliabilitas dilakukan dengan

menggunakan Cronbach alpha diukur berdasarkan skala Cronbach alpha 0

sampai 1. Rumus untuk menghitung reliabilitas instrument menggunakan

Cronbach alpha adalah sebagai berikut:

r =

( ) 1 -

Keterangan

r : Koefesien reliabilitas instrument (Cronbach Alpha)

k : Banyak butiran pertamyaan atau banyaknya soal

Ʃσ

: Total varian butir

σ

: Total varians

Item kuesioner dianggap reliable jika ukuran kemantapan α > 0,7. Jika skala

itu dikelompokkan ke dalam lima kelas dengan rentang yang sama, maka ukuran

kemantapan alpha dapat diinterpresatsikan sebagai berikut:

Nilai Cronbach alpha 0,00 s.d 0,20, berarti kurang reliabel

Nilai Cronbach alpha 0,21 s.d 0,40, berarti agak reliabel

Nilai Cronbach alpha 0,41 s.d 0,60, berarti cukup reliabel

Nilai Cronbach alpha 0,71 s.d 0,80, berarti reliabel

Nilai Cronbach alpha 0,81 s.d 1,00, berarti sangat reliabel

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 96: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

79

4.6.1 Validitas Kuesioner Jaringan Sosial

Setelah didapatkan data uji instrumen pada kuesioner Jaringan Sosial,

penyusun melakukan tabulasi pada tabel Guttman dengan menyusun item menurut

ukuran skor jawaban “Ya” tertinggi sampai dengan yang paling rendah, hasil

tabulasi Guttman terlampir. Karena instrument dalam penelitian ini menggunakan

kuesioner dengan skala Guttman maka untuk memperoleh tingkat validitas

instrumen kuesioner menggunakan koefisien reprodusibilitas dan koefisien

skalabilitas.

Setelah penyusun melaksanakan uji instrument, didapatkan hasil dari jumlah

responden sebanyak 20 orang dengan jumlah potensi salah sebesar 260 dan

jumlah error sebesar 24, dengan koefisien reprodusibilitas sebesar 0,908 dan

koefisien skalabilitas sebesar 0,81. Untuk penghitungan secara praktis koefisien

reprodusibilitas dan koefisien skalabilitas adalah sebagai berikut:

Skala yang memiliki dianggap baik, karena hasil perhitungan pada

kuesioner ini 0,908 maka koefisien reprodusibilitas hasil uji instrument ini

dianggap baik.

( ) = 0,81

Dalam perhitungan koefisien skalabilitas, jika nilai maka dianggap

baik untuk digunakan dalam penelitian. Karena dalam perhitungan ini

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 97: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

80

menghasilkan sebesar 0,81 maka hasil koefisien skalabilitas ini baik digunakan

untuk penelitian. Hasil penghitungan Kr maupun Ks menunjukkan bahwa semua

item pertanyaan pada kuesioner Jaringan Sosial adalah valid.

4.6.2 Validitas Kuesioner Kejadian Stres

Setelah didapatkan data uji instrumen pada kuesioner kejadian stres,

penyusun melakukan tabulasi pada tabel Guttman dengan menyusun item menurut

ukuran skor jawaban “Ya” tertinggi sampai dengan yang paling rendah, hasil

tabulasi Guttman terlampir. Karena instrument dalam penelitian ini menggunakan

kuesioner dengan skala Guttman maka untuk memperoleh tingkat validitas

instrumen kuesioner menggunakan koefisien reprodusibilitas dan koefisien

skalabilitas.

Setelah penyusun melaksanakan uji instrument, didapatkan hasil dari jumlah

responden sebanyak 20 orang dengan jumlah potensi salah sebesar 140 dan

jumlah error sebesar 12, dengan koefisien reprodusibilitas sebesar 0,914 dan

koefisien skalabilitas sebesar 0,83. Untuk penghitungan secara praktis koefisien

reprodusibilitas dan koefisien skalabilitas adalah sebagai berikut:

Skala yang memiliki dianggap baik, karena hasil perhitungan pada

kuesioner ini 0,908 maka koefisien reprodusibilitas hasil uji instrument ini

dianggap baik.

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 98: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

81

( ) = 0,83

Dalam perhitungan koefisien skalabilitas, jika nilai maka dianggap

baik untuk digunakan dalam penelitian. Karena dalam perhitungan ini

menghasilkan sebesar 0,83 maka hasil koefisien skalabilitas ini baik digunakan

untuk penelitian. Hasil penghitungan Kr maupun Ks menunjukkan bahwa semua

item pertanyaan pada kuesioner kejadian stres adalah valid.

4.6.3 Validitas Kuesioner Dukungan Sosial

Uji validitas kuesioner dukungan sosial dengan menggunakan uji pearson

karena menggunakan skala likert, dan menghasilkan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.8 Uji validitas kuesioner dukungan sosial di Kecamatan Diwek Jombang

pada tanggal 23 Februari - 25 Maret 2018

Item

Ke-

Pearson

Correlation

Ket

Item

Ke-

Pearson

Correlation

Ket

1 0,417(*) Valid 16 0,392(*) Valid

2 0,435(*) Valid 17 0,452(*) Valid

3 0,395(*) Valid 18 0,579(*) Valid

4 0,531(*) Valid 19 0,500(*) Valid

5 0,450(*) Valid 20 0,380(*) Valid

6 0,579(*) Valid 21 0,584(*) Valid

7 0,420(*) Valid 22 0,392(*) Valid

8 0,416(*) Valid 23 0,572(*) Valid

9 0,650(*) Valid 24 0,575(*) Valid

10 0,572(*) Valid 25 0,466(*) Valid

11 0,440(*) Valid 26 0,666(*) Valid

12 0,500(*) Valid 27 0,466(*) Valid

13 0,380(*) Valid 28 0,650(*) Valid

14 0,555(*) Valid 29 0,789(*) Valid

15 0,659(*) Valid

*Valid dengan

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa semua item pada kuesioner

dukungan sosial valid. Selanjutnya dilakukan uji reliabilitas dengan cronbach’s

alpa dan didapatkan hasil sebagai berikut.

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 99: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

82

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of

Items

.936 42

Diketahui nilai cronbach’s alpa sebesar 0,936 atau lebih dari 0,7 sehingga

kuesioner dukungan sosial dikatakan reliabel.

4.6.4 Validitas Kuesioner Penilaian Stres

Uji validitas kuesioner penilaian stres dengan menggunakan uji pearson

karena menggunakan skala likert, dan menghasilkan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.9 Uji validitas kuesioner penilaian stres di Kecamatan Diwek

Jombang pada tanggal 23 Februari - 25 Maret 2018

Item

Ke-

Pearson

Correlation

Ket

Item

Ke-

Pearson

Correlation

Ket

1 0,392(*) Valid 16 0,392(*) Valid

2 0,452(*) Valid 17 0,579(*) Valid

3 0,579(*) Valid 18 0,420(*) Valid

4 0,500(*) Valid 19 0,416(*) Valid

5 0,380(*) Valid 20 0,650(*) Valid

6 0,584(*) Valid 21 0,572(*) Valid

7 0,392(*) Valid 22 0,440(*) Valid

8 0,572(*) Valid 23 0,500(*) Valid

9 0,575(*) Valid 24 0,380(*) Valid

10 0,466(*) Valid 25 0,555(*) Valid

11 0,666(*) Valid 26 0,659(*) Valid

12 0,466(*) Valid 27 0,579(*) Valid

13 0,650(*) Valid 28 0,420(*) Valid

14 0,789(*) Valid 29 0,416(*) Valid

15 0,392(*) Valid

*Valid dengan

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa semua item pada kuesioner

penilaian stres valid. Selanjutnya dilakukan uji reliabilitas dengan cronbach’s

alpa dan didapatkan hasil sebagai berikut.

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 100: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

83

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of

Items

.876 20

Diketahui nilai cronbach’s alpa sebesar 0,876 atau lebih dari 0,7 sehingga

kuesioner penilaian stres dikatakan reliabel.

4.7 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan

4.7.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di 11 Desa di Kecamatan Diwek Kabupaten

Jombang yaitu Desa Kayangan, Desa Puton, Desa Bendet, Desa Bulurejo, Desa

Grogol, Desa Jatirejo, Desa Cukir, Desa Ceweng, Desa Bandung, Desa Kedawong

dan Desa Ngudirejo.

4.7.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan mulai pada tanggal 23 Februari 2018 - 25 Maret 2018

4.8 Prosedur Pengambilan dan Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subyek dan proses

pengumpulan karakteristik subyek yang diperlukan dalam suatu penelitian

(Nursalam, 2016). Langkah-langkah dalam pengumpulan data peneliti memenuhi

syarat administratif dengan mengurus surat izin penelitian kepada Kepala Dinas

Kesehatan Kabupaten Jombang. Setelah jawaban dari surat pengambilan data

diterima, maka peneliti datang ke kecamatan Diwek untuk mendapatkan

keterangan teknik penelitian. Peneliti akan memberikan penjelasan dan

menyerahkan proposal penelitian.

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 101: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

84

Peneliti menggunakan teknik cluster random sampling untuk melakukan

pengumpulan data sebanyak 197 responden di 11 desa yang berada di Kecamatan

Diwek. Pengambilan data dilakukan door to door oleh peneliti dan di dampingi

oleh bidan desa masing-masing dengan rerata pengambilan data 7-10 responden

setiap hari. Penggalihan data menggunakan kuesioner mengenai karakteristik

klien yaitu jaringan sosial, kejadian stres, dukungan sosial dan penilaian stres.

Penjelasan tentang proses penelitian dan permintaan persetujuan kepada

responden dilakukan sebelum pengambilan data dan menandatangani surat

persetujuan (Inform Consent) yang diberikan peneliti

Langkah selanjutnya melakukan analisis dan menghubungkan antar variabel,

didapatkan isu strategis dan solusi sebagai dasar untuk rekomendasi dalam

menyusun model dukungan sosial gangguan kecemasan pada perempuan

menopause. Hasil analisa data yang didapat dari perhitungan skor kuesioner

dideskripsikan dalam frekuensi dan persentase.

4.9 Analisa Data

1. Analisis deskriptif

Analisis deskriptif dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dari

masing-masing variabel dalam bentuk kategori dan menghasilkan data berupa

presentasi. Analisis deskriptif juga ditujukan untuk menggambarkan persepsi

responden terhadap indikator yang merefleksikan variabel penelitian, berdasarkan

kecenderungan tanggapan responden terhadap butir pertanyaan dalam instrument

penelitian.

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 102: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

85

2. Analisis inferensial

Analisis inferensial digunakan untuk menguji hipotesis yang diusulkan

dalam penelitian ini. Uji yang digunakan menggunakan Partial Least Square

(PLS) merupakan metode analisis yang powerfull karena dapat diterapkan pada

semua skala data (Nominal, ordinal), tidak banyak membutuhkan asumsi dan

ukuran sampel tidak harus besar. Selain dapat digunakan untuk membangun

hubungan yang belum ada landasan teorinya atau untuk menguji proposisi

(Wiyono, 2011). Unit yang diteliti dalam penelitian ini adalah perempuan

menopause dengan gangguan kecemasan di Kecamatan Diwek Jombang. Evaluasi

model terdiri dari:

1. Evaluasi model pengukuran (outer model) dengan indikator reflektif. Model

dievaluasi berdasarkan hasil validitas dan reliabilitas indikator.

1) Convergen validity

Korelasi antara skor indikator reflektif dengan skor variabel latennya.

Indikator dikatakan memenuhi Convergen validity jika memiliki outer

loading > 0,5.

2) Composite reliability

Kelompok indikator yang mengukur sebuah variabel memiliki

Composite reliability yang baik jika memiliki nilai > 0,7 , walaupun

bukan merupakan indikator absolute

3) Average variance extracted (AVE)

Nilai AVE harus diatas 0,5

4) Discriminant validity

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 103: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

86

Nilai korelasi across loading dengan variabel latennya harus lebih besar

dibandingkan dengan korelasi terhadap variabel laten lain.

2. Evaluasi model structural (inner model)

Evaluasi inner model bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh atau

hubungan kausalitas antar variabel-variabel di dalam penelitian yaitu dengan

mendapatkan R square atau koefisien determinasi yang merupakan sebuah nilai

yang menjelaskan tentang ukuran kebaikan model atau besarnya pengaruh

variabel bebas terhadap variabel terikat serta nilai Q2

atau relevansi prediksi.

Apabila diperoleh Q2

lebih dari 2 dan mendekati 1, hal tersebut memberikan bukti

bahwa model memiliki predictive relevance.

Pada penelitian ini akan dilakukan pada semua variabel penelitian dengan

membuat distribusi frekuensi berdasarkan kategori masing-masing variabel dan

deskripsi kategori dengan pendekatan analisis baris, kolom, tabulasi silang.

Analisis univariat pada umumnya ini akan menghasilkan distribusi dan presentase

dari tiap variabel (Martini, 2007).

Berikut ini adalah langkah-langkah uji Partial Least Square (PLS) yaitu:

1. Merancang Model Struktural (inner model)

2. Merancang Model Pengukuran (outer model)

3. Mengkonstruksi Diagram Jalur

4. Konversi Diagram Jalur ke Sistem Persamaan

5. Estimasi : Koef. Jalur, loading dan Weight

6. Evaluasi Goodness of Fit

7. Pengujian Hipotesis (Resampling Bootstraping)

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 104: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

87

3. Kerangka Analisa

Tata hubungan variabel penelitian digambarkan sebagai berikut

Keterangan :

X1 : Faktor Individu

X1.1 : Usia

X1.2 : Tingkat Pendidikan

X1.3 : Pekerjaan

X2 : Jaringan Sosial

X2.1 : Aturan Sosial

X2.2 : Informasi

X2.3 : Konflik Sosial

X3 : Kejadian Stres

X3.1 : Jenis Menopause

X3.2 : Rentang waktu menopause

X4 : Dukungan Sosial

X4.1 : Dukungan Emosional

X4.2 : Dukungan Penghargaan

X4.3 : Dukungan Instrumental

X1.3

X1.2

X1.1

X2.1

X2.3

X2.2

X3.1

X3.2

X4.1

X4.3

X4.2

X4.4

Gambar 4.1 Kerangka Analisis Dukungan Sosial untuk Menurunkan Kecemasan

Perempuan Menopause

di Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang

X1

Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y1.4

X5 X2

X3

X4

Y1

X5.1 X5.2 X5.3 X5.4

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 105: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

88

X4.4 : Dukungan Informatif

X5 : Penilaian Stres

X5.1 : Nilai

X5.2 : Pengalaman

X5.3 : Kepercayaan

X5.4 : Sumber Koping

Y1 : Kecemasan

Y1.1 : Reaksi Kognitif

Y1.2 : Reaksi Emosional

Y1.3 : Reaksi Fisiologis

Y1.4 : Reaksi Tingkah Laku

4.10 Kerangka Operasional

Prosedur penelitian diawali dengan mengidentifikasi faktor yang

mempengaruhi dalam dukungan sosial perempuan menopause yang mengalami

gangguan kecemasan di Kecamatan Diwek Jombang, selanjutnya melakukan

Mengidentifikasi:

Faktor Individu, Jaringan Sosial, Kejadian Stress, Dukungan Sosial, Penilaian

Stress dan Kecemasan

1. Menganalisis Faktor Individu berpengaruh signifikan terhadap Jaringan Sosial

2. Menganalisis Jaringan Sosial berpengaruh signifikan terhadap Kejadian Stress

3. Menganalisis Kejadian Stress berpengaruh signifikan terhadap Dukungan

Sosial

4. Menganalisis Faktor Individu berpengaruh signifikan terhadap Penilaian Stress

5. Menganalisis Jaringan Sosial berpengaruh signifikan terhadap Penilaian Stress

6. Menganalisis Kejadian Stress berpengaruh signifikan terhadap Penilaian Stress

7. Menganalisis Dukungan Sosial berpengaruh signifikan terhadap Penilaian

Stress

8. Menganalisis Dukungan Sosial berpengaruh signifikan terhadap Kecemasan

9. Menganalisis Penilaian Stress berpengaruh signifikan terhadap Kecemasan

Uji Model

Gambar 4.2 Kerangka Operasional Model Dukungan Sosial untuk

Menurunkan Kecemasan Perempuan Menopause

Rekomendasi model

Populasi sebanyak 402 responden, pengambilan sampel dilakukan dengan cara

cluster random sampling dengan besar sampel 197 responden

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 106: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

89

analisis data untuk menentukan isu strategis. Isu strategis tersebut digunakan

sebagai bahan acuan dalam merumuskan Model Dukungan Sosial untuk

Menurunkan Kecemasan Perempuan Menopause di Kecamatan Diwek Jombang

berbasis teori Dukungan Sosial Sheldon Cohen dengan integrasi teori adaptasi

Lazarus & Folkman pada perempuan menopause.

Tahap selanjutnya yaitu menyusun model dan merekomendasikan Model

Dukungan Sosial Perempuan Menopause Yang Mengalami Gangguan Kecemasan

berbasis teori Dukungan Sosial Sheldon Cohen dengan integrasi teori adaptasi

Lazarus & Folkman pada perempuan menopause di Kecamatan Diwek Jombang.

4. 11 Etika Penelitian

Penelitian ini telah lulus uji etik di Komisi Etik Penelitian Kesehatan

(KEPK) Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya pada tanggal 21

Februari 2018 dengan No: 658-KEPK. Sebelum melakukan penelitian, peneliti

mengajukan permohonan ijin kepada Dinas Kesehatan untuk memberikan surat

pengantar dan ijin akan melakukan penelitian di 11 Desa di Kecamatan Diwek

Jombang. Meminta ijin ke masing-masing bidan desa dan Koordinator

Keperawatan di Puskesmas Cukir Kabupaten Jombang untuk mendapatkan

persetujuan. Setelah mendapatkan persetujuan, kegiatan pengumpulan data

dilakukan dengan menekankan pada masalah etik berdasarkan 3 prinsip yaitu:

1. Menghargai Martabat Manusia, menghormati martabat subjek meliputi :

1) Hak untuk self determination (menetapkan sendiri)

Prinsip self determination ini mengandung arti bahwa subjek mempunyai

hak untuk memutuskan secara sukarela apakah dia ingin berpatisipasi

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 107: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

90

dalam suatu penelitian, tanpa beresiko untuk dihukum, dipaksa, atau

diperlakukan tidak adil. Responden berhak untuk menolak menjadi

sampel dan memiliki hak untuk tidak menjawab pertanyaan / kusioner

yang di berikan oleh peneliti

2) Hak untuk mendapatkan penjelasan lengkap (full disclosure)

Penjelasan lengkap berarti bahwa peneliti telah secara penuh

menjelaskan tentang sifat penelitian,hak subjek untuk menolak berperan

serta, tanggung jawab peneliti, serta kemungkinan resiko dan manfaat

yang bisa terjadi. Peneliti berkewajiban untuk menjelaskan maksud,

tujuan, manfaat, dan damapak kepada responden terkait dengan

penelitian yang dilakukan dan melibatkan reponden dalam penelitian ini.

2. Beneficience dan Maleficence, pada dasarnya adalah di atas segalanya tidak

boleh membahayakan. Prinsip ini mengandung 4 dimensi:

1) Bebas dari bahaya

Yaitu peneliti harus berusaha melindungi subjek yang diteliti, terhindar

dari bahaya atau ketidaknyamanan fisik atau mental.

2) Bebas dari eksploitasi

Keterlibatan responden dalam penelitian tidak seharusnya merugikan

mereka atau memaparkan mereka pada situasi yang mereka tidak

disiapkan.

3) Manfaat dari penelitian

Manfaat penelitian yang paling penting adalah meningkatnya

pengetahuan atau penghalusan pengetahuan yang akan berdampak pada

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 108: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

91

subjek individu, namun lebih penting lagi apabila pengetahuan tersebut

dapat mempengaruhi suatu disiplin dan anggota masyarakat.

4) Rasio antara resiko dan manfaat

Peneliti dan penilai (reviewer) harus menelaah keseimbangan antara

manfaat dan resiko dalam penelitian.

3. Mendapatkan Keadilan, prinsip ini mengandung hak responden untuk

mendapatkan perlakuan yang adil dan hak mereka untuk mendapatkan

keleluasaan pribadi. Hak mendapatkan perlakuan yang adil berarti

responden mempunyai hak yang sama, sebelum, selama, dan setelah

partisipasi mereka dalam penelitian. Perlakuan yang adil mencakup aspek-

aspek sebagai berikut:

1) Seleksi responden yang adil dan tidak diskriminatif.

2) Perlakuan yang tidak menghukum bagi responden yang menolak atau

mengundurkan diri dari kesertaannya dalam penelitian, walaupun dia

pernah menyetujui untuk berpartisipasi.

3) Penghargaan terhadap semua persetujuan yang telah dibuat antara

peneliti atau subjek, termasuk prosedur dan pembayaran atau tunjangan

yang telah dijanjikan.

4) Responden dapat mengakses penelitian setiap saat diperlukan untuk

mengklarifikasi informasi.

5) Responden dapat mengakses bantuan professional yang sesuai apabila

terjadi gangguan fisik atau psikologis.

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 109: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

92

6) Responden mendapatkan penjelasan, jika diperlukan yang tidak diberikan

sebelum penelitian dilakukan atau mengklarifikasi isu yang timbul

selama penelitian

7) Perlakuan yang penuh rasa hormat selama penelitian

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 110: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

93

BAB 5

HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

Pada bab ini akan disajikan gambaran umum lokasi penelitian, hasil

penelitian dan analisis hasil penelitian Model Dukungan Sosial untuk

Menurunkan Kecemasan Perempuan Menopause di Kecamatan Diwek Kabupaten

Jombang. Hasil penelitian ini menjelaskan hasil dari analisis deskriptif dan

analisis inferensial.

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Diwek merupakan sebuah kecamatan di Kabupaten Jombang, Jawa Timur,

Indonesia. Luas area 47,70 km², jumlah penduduk sebesar 91.559, dengan

kepadatan 1.919 jiwa/km². Letak strategis yang dekat dengan pondok pesantren

Cukir dan Tebuireng menjadikan kawasan ini dikenal dengan religiusnya.

Kecamatan Diwek memiliki dua Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), yaitu

Puskesmas Cukir dan Puskesmas Brambang. Peneliti melakukan penelitian di

wilayah kerja Puskesmas Cukir Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang.

Puskesmas Cukir terletak di sebelah selatan kota Jombang, berada di wilayah

Kecamatan Diwek, dengan luas wilayah 24,85 km², dengan batas wilayah kerja

sebelah utara : Kecamatan Jombang, sebelah timur : Kecamatan Jogoroto dan

Mojowarno, sebelah selatan: Kecamatan Gudo dan Ngoro, sebelah barat wilayah

kerja puskesmas Brambang. Puskesmas Cukir memiliki 11 desa wilayah kerja

yaitu Kayangan, Puton, Bendet, Bulurejo, Grogol, Jatirejo, Cukir, Ceweng,

Bandung, Kedawong dan Ngudirejo. Pelayanan kesehatan yang terdapat di

puskesmas ini yaitu poli umum, poli gigi, poli anak, poli kebidanan, farmasi,

93

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 111: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

94

laboratorium dan rawat inap. Pelayanan kesehatan perempuan menopause

merupakan bagian dari program pokok pelayanan kesehatan ibu dan anak dalam

lingkup poli kebidanan yaitu Health Education (HE) tentang perubahan-

perubahan yang terjadi selama menopause, pemeriksaan deteksi dini penyakit

seperti pap-smear, pemeriksaan payudara sendiri (sadari).

5.2 Hasil Penelitian Deskriptif

5.2.1 Karakteristik Responden Penelitian

Tabel 5.1 Karakteristik responden perempuan menopause yang mengalami

kecemasan di Kecamatan Diwek Jombang pada tanggal 23 Februari -

25 Maret 2018

Distribusi Usia

Kelompok Usia Frekuensi Persentase (%)

Menopause dini (Usia < 50 tahun) 23 11,7

Menopause normal (Usia 50-52 tahun) 83 42,1

Menopause terlambat (Usia > 52 tahun) 91 46,2

Total 197 100

Distribusi Pendidikan

Pendidikan Frekuensi Persentase (%)

Tidak Sekolah 2 1,0

SD 85 43,1

SMP 52 26,4

SMA 51 25,9

Perguruan Tinggi 7 3,6

Total 197 100

Distribusi Pekerjaan

Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)

Ibu Rumah Tangga 161 81,7

Wiraswasta 24 12,2

Petani 5 2,6

Honorer 2 1,0

PNS 3 1,5

Pegawai Swasta 2 1,0

Total 197 100

Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden

mengalami menopause terlambat sebesar 91 responden (46,2). Responden

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 112: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

95

memiliki pendidikan SD sebesar 85 responden (43,1%) dan dari 197 responden

profesi sebagai ibu rumah tangga memiliki prosentase terbesar yaitu sebesar 161

responden (81,7%).

5.2.2 Tingkat Kecemasan Perempuan Menopause di Kecamatan Diwek

Kabupaten Jombang

Distribusi tingkat kecemasan perempuan menopause di Kecamatan Diwek

Kabupaten Jombang yang terdiri dari tingkat kecemasan ringan, sedang, dan

berat dapat disajikan pada tabel dibawah ini.

Tabel 5.2 Distribusi Tingkat Kecemasan Perempuan Menopause di Kecamatan

Diwek Kabupaten Jombang pada tanggal 23 Februari - 25 Maret 2018

Tingkat Kecemasan Frekuensi Persentase (%)

Ringan 138 70,1

Sedang 51 25,9

Berat 8 4,1

Berdasarkan tabel 5.2 diatas, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

memiliki tingkat kecemasan ringan yaitu sebesar 138 responden (70,1%).

5.2.3 Jaringan Sosial Perempuan Menopause di Kecamatan Diwek Kabupaten

Jombang

Distribusi jawaban responden mengenai jaringan sosial, yang terdiri dari

aturan sosial, informasi, dan konflik sosial adalah sebagai berikut.

Tabel 5.3 Distribusi Jaringan Sosial Perempuan Menopause di Kecamatan Diwek

Kabupaten Jombang pada tanggal 23 Februari - 25 Maret 2018

Jaringan Sosial Kategori Frekuensi Persentase (%)

Aturan Sosial Baik 177 89,8

Buruk 20 10,2

Informasi Baik 174 88,3

Buruk 23 11,7

Konflik Sosial Rendah 68 34,5

Tinggi 129 65,5

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 113: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

96

Berdasarkan tabel 5.3 diatas dapat diketahui sebagian besar menerima aturan

sosial yang baik yaitu sebesar 177 responden (89.8%), mendapatkan informasi

yang baik mengenai menopause sebesar 174 responden (88,3%), serta memiliki

konflik sosial yang tinggi sebesar 129 responden (65,5%).

5.2.4 Kejadian Stres Perempuan Menopause di Kecamatan Diwek Kabupaten

Jombang

Distribusi jawaban responden mengenai kejadian stres, yang terdiri dari

jenis menopause dan rentang waktu menopause adalah sebagai berikut.

Tabel 5.4 Distribusi Kejadian Stres Perempuan Menopause di Kecamatan Diwek

Kabupaten Jombang pada tanggal 23 Februari - 25 Maret 2018

Kejadian Stres Kategori Frekuensi Persentase (%)

Jenis Menopause Menopause medis 2 1

Menopause alami 195 99

Rentang Waktu

Menopause

< 6 bulan 82 41,6

> 6 bulan 115 58,4

Berdasarkan tabel 5.4 diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar perempuan di

Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang mengalami menopause secara alami yaitu

195 responden (99%) dengan kurun waktu > 6 bulan sebanyak 115 responden

(58,4%).

5.2.5 Dukungan Sosial Perempuan Menopause di Kecamatan Diwek Kabupaten

Jombang

Distribusi jawaban responden mengenai dukungan sosial, yang terdiri dari

dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental, dukungan

informatif adalah sebagai berikut

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 114: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

97

Tabel 5.5 Distribusi Dukungan Sosial Perempuan Menopause di Kecamatan

Diwek Kabupaten Jombang pada tanggal 23 Februari - 25 Maret

2018

Dukungan Sosial Kategori Frekuensi Persentase (%)

Dukungan Emosional

Tidak baik 0 0

Kurang baik 0 0

Cukup baik 20 10,2

Baik 115 58,4

Sangat baik 62 31,5

Dukungan Penghargaan

Tidak baik 0 0

Kurang baik 17 8,6

Cukup baik 49 24,9

Baik 94 47,7

Sangat baik 37 18,8

Dukungan Instrumental

Tidak baik 10 5,1

Kurang baik 26 13,2

Cukup baik 4 2

Baik 98 49,7

Sangat baik 59 29,9

Dukungan Informatif

Tidak baik 0 0

Kurang baik 0 0

Cukup baik 18 9,1

Baik 108 54,8

Sangat baik 71 36

Berdasarkan tabel 5.5 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar Perempuan

Menopause di Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang mendapatkan dukungan

sosial berupa dukungan emosional yang baik sebanyak 115 responden (58,4%),

dukungan penghargaan baik sebanyak 94 responden (47,7%), dukungan

instrumental yang baik sebesar 98 responden (49,7%), dan dukungan informatif

yang baik sebesar 108 responden (54,8%).

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 115: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

98

5.2.6 Penilaian Stres Perempuan Menopause di Kecamatan Diwek Kabupaten

Jombang

Distribusi jawaban responden mengenai penilaian stres, yang terdiri dari nilai,

pengalaman, kepercayaan, dan sumber koping adalah sebagai berikut.

Tabel 5.6 Distribusi Penilaian Stres Perempuan Menopause di Kecamatan Diwek

pada tanggal 23 Februari - 25 Maret 2018

Penilaian Stres Kategori Frekuensi Persentase (%)

Nilai

Tidak baik 6 3

Kurang baik 89 45,2

Cukup baik 53 26,9

Baik 42 21,3

Sangat baik 7 3,6

Pengalaman

Tidak baik 0 0

Kurang baik 0 0

Cukup baik 48 24,4

Baik 129 65,5

Sangat baik 20 10,2

Kepercayaan

Tidak baik 30 15,2

Kurang baik 116 58,9

Cukup baik 11 5,6

Baik 37 18,8

Sangat baik 3 1,5

Sumber Koping

Tidak baik 0 0

Kurang baik 0 0

Cukup baik 11 5,6

Baik 178 90,4

Sangat baik 8 4,1

Berdasarkan tabel 5.6 menunjukkan bahwa sebagian besar penilaian stres

perempuan menopause di Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang kurang baik

yaitu sebanyak 89 responden (45,2%), pengalaman baik sebanyak 129 responden

(65,5%), kepercayaan terhadap menopause kurang baik sebanyak 116 responden

(58,9%), dan sumber koping yang baik sebesar 178 responden (90,4%).

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 116: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

99

5.2.7 Kecemasan Perempuan Menopause di Kecamatan Diwek Kabupaten

Jombang

Distribusi jawaban responden mengenai kecemasan, yang terdiri dari

reaksi kognitif, reaksi fisiologis, reaksi emosional dan reaksi tingkah laku adalah

sebagai berikut.

Tabel 5.7 Distribusi Kecemasan Perempuan Menopause di Kecamatan Diwek

Kabupaten Jombang pada tanggal 23 Februari - 25 Maret 2018

Kecemasan Kategori Frekuensi Persentase (%)

Reaksi Kognitif

Tidak ada kecemasan 35 17,8

Kecemasan ringan 152 77,2

Kecemasan sedang 10 5,1

Kecemasan berat 0 0

Kecemasan sangat berat 0 0

Reaksi Fisiologis

Tidak ada kecemasan 169 85,8

Kecemasan ringan 26 13,2

Kecemasan sedang 1 0,5

Kecemasan berat 1 0,5

Kecemasan sangat berat 0 0

Reaksi Emosional

Tidak ada kecemasan 5 2,5

Kecemasan ringan 169 85,8

Kecemasan sedang 18 9,1

Kecemasan berat 4 2

Kecemasan sangat berat 1 0,5

Reaksi Tingkah

Laku

Tidak ada kecemasan 16 8,1

Kecemasan ringan 146 74,1

Kecemasan sedang 28 14,2

Kecemasan berat 7 3,6

Kecemasan sangat berat 0 0

Berdasarkan tabel 5.7 menunjukkan bahwa sebagian besar perempuan menopause

di Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang mengalami kecemasan ringan pada

reaksi kognitif yaitu sebanyak 152 responden (77,2%), tidak terdapat kecemasan

pada reaksi fisiologis yaitu sebanyak 169 responden (85,8%), mengalami

kecemasan ringan pada reaksi emosional sebanyak 169 responden (85,5%), dan

mengalami kecemasan ringan pada reaksi tingkah laku sebanyak 146 responden

(74,1%).

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 117: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

100

5.3 Hasil Penelitian Analisis Inferensial

5.3.1 Pengujian Hipotesis

5.3.1.1 Pengujian measurement (outer) model

1. Uji validitas (convergent validity)

Evaluasi awal model pengukuran bersifat reflektif yaitu convergent validity

dan discriminant validity. Evaluasi convergent validity dimulai dengan melihat

item reliability (indikator validitas) yang ditunjukkan dengan nilai loading factor

(outer model). Indikator di katakan convergent validity jika memiliki loading

factor > 0,5. Pada penelitian ini nilai convergent validity dapat dilihat pada

gambar tabel berikut:

Gambar 5.1 Path model dan nilai outer loading pada model dukungan sosial

untuk menurunkan kecemasan perempuan menopause

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 118: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

101

Gambar 5.2 Model Akhir dan nilai outer loading model dukungan sosial untuk

menurunkan kecemasan perempuan menopause

Nilai outer loading untuk semua indikator baik dari indikator untuk variabel laten

seperti faktor individu, jaringan sosial, kejadian stres, dukungan sosial, penilaian

stres dan kecemasan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.8 Hasil Convergent Validity Pengukuran Model Dukungan Sosial untuk

Menurunkan Kecemasan Perempuan Menopause di Kecamatan Diwek

Jombang

Faktor Individu

Indikator Loading factor Keterangan

Pendidikan 0,664 Valid

Pekerjaan 0,996 Valid

Jaringan Sosial

Indikator Loading factor Keterangan

Aturan Sosial 0,630 Valid

Informasi 0,549 Valid

Konflik Sosial 0,580 Valid

Kejadian Stres

Indikator Loading factor Keterangan

Jenis Menopause 0,518 Valid

Rentang Waktu

Menopause 1,000 Valid

Dukungan Sosial

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 119: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

102

Indikator Loading factor Keterangan

Dukungan Emosional 0,177 Tidak Valid

Dukungan Penghargaan 0,836 Valid

Dukungan Instrumental 0,317 Tidak Valid

Dukungan Informatif 0,524 Valid

Penilaian Stres

Indikator Loading factor Keterangan

Nilai 0,251 Tidak Valid

Pengalaman 0,539 Valid

Kepercayaan 0,914 Valid

Sumber Koping 0,665 Valid

Kecemasan

Indikator Loading factor Keterangan

Reaksi Kognitif 0,858 Valid

Reaksi Fisiologis 0,813 Valid

Reaksi Emosional 0,671 Valid

Reaksi Tingkah Laku 0,248 Tidak Valid

Berdasarkan tabel 5.8 dapat diketahui bahwa terdapat beberapa indikator yang

tidak valid yaitu dukungan emosional, dukungan instrumental, nilai dan reaksi

tingkah laku. Indikator yang tidak valid tersebut dapat direduksi karena nilai

loading factor < 0,5. Indikator dengan nilai loading factor > 0,5 menunjukkan

bahwa indikator tersebut di dalam struktural telah memenuhi uji validitas.

2. Uji reliabilitas

Composite reliability menguji nilai reliabilitas indikator pada suatu konstruk.

Suatu konstruk atau variabel laten dikatakan memenuhi uji reliabilitas jika

memiliki nilai composite reliability dan nilai cronbachs alpha > 0,7. Hasil

pengujian reliabilitas dapat disajikan pada tabel berikut:

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 120: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

103

Tabel 5.9 Hasil Average Variance Extracted (AVE), Composite Reliability, dan

Cronbach Alpha Model dukungan sosial untuk menurunkan kecemasan

perempuan menopause di Kecamatan Diwek Jombang

No Variabel AVE Composite

Reliability

Cronbach

Alpha Keterangan

1. Faktor Individu

(X1)

0,709 0,869 0,729 Reliabel

2. Jaringan Sosial

(X2)

0,605 0,743 0,745 Reliabel

3. Kejadian Stres

(X3)

0,713 0,888 0,802 Reliabel

4. Dukungan Sosial

(X4)

0,712 0,817 0,766 Reliabel

5. Penilaian Stres

(X5)

0,582 0,711 0,721 Reliabel

6. Kecemasan (Y1) 0,585 0,712 0,721 Reliabel

Berdasarkan tabel 5.9 diatas, nilai composite reliability dan Cronbach

alpha masing-masing variabel laten > 0,7. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

semua variabel laten (faktor individu, jaringan sosial, kejadian stres, dukungan

sosial, penilaian stres, dan kecemasan telah memenuhi uji reliabilitas.

Pemeriksaan selanjutnya dari convergent validity adalah nilai average variance

extracted (AVE). Nilai AVE pada masing-masing variabel laten pada tabel 3

diatas > 0,5, sehingga dapat dikatakan sangat direkomendasikan.

Evaluasi discriminant validity dimulai dengan melihat cross loading. Nilai

cross loading menunjukkan besarnya korelasi antara setiap konstruk atau variabel

laten dengan indikatornya dan indikator dari konstruk blok lainnya. Suatu model

pengukuran memiliki discriminant validity yang baik bila korelasi antar konstruk

dengan indikatornya lebih tinggi dari pada korelasi dengan indikator dari kontrak

blok lainnya.

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 121: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

104

Tabel 5.10 Hasil Cross Loading Model dukungan sosial untuk menurunkan

kecemasan perempuan menopause di Kecamatan Diwek Jombang

X1 X2 X3 X4 X5 Y1

Tingkat pendidikan 0,994 0,458 0,495 0,260 0,253 0,815

Pekerjaan 0,644 0,634 0,100 0,272 0,245 0,347

Aturan sosial 0,377 0,582 0,181 0,310 0,106 0,098

Informasi 0,349 0,549 0,142 0,209 0,385 0,447

Konflik sosial 0,421 0,918 0,101 0,613 0,144 0,247

Jenis menopause 0,096 0,016 0,665 0,487 0,631 0,309

Rentang waktu

menopause

0,049 0,161 0,716 0,260 0,613 0,223

Dukungan penghargaan 0,203 0,313 0,423 0,649 0,547 0,102

Dukungan informatif 0,425 0,306 0,379 0,996 0,605 0,333

Pengalaman 0,429 0,517 0,526 0,112 0,979 0,466

Kepercayaan 0,302 0,514 0,493 0,147 0,815 0,363

Sumber koping 0,104 0,223 0,355 0,329 0,782 0,351

Reaksi kognitif 0,118 0,211 0,114 0,319 0,622 0,806

Reaksi fisiologis 0,373 0,314 0,233 0,479 0,041 0,586

Reaksi emosional 0,467 0,528 0,828 0,205 0,604 0,871

Berdasarkan tabel 5.10 menunjukkan bahwa semua indikator dalam setiap

komponen konstrak memiliki nilai cross loading lebih tinggi dengan masing-

masing konstraknya. Setelah pemeriksaan convergent validity dan discriminant

validity terpenuhi, selanjutnya adalah melakukan evaluasi model struktural (inner

model).

5.3.1.2 Pengujian model struktural (inner) model

Evaluasi inner model bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh atau

hubungan kausalitas antar variabel-variabel di dalam penelitian atau menguji

hipotesis penelitian. Hipotesis penelitian dapat diterima jika nilai t hitung > t tabel

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 122: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

105

dengan 5% yang ditunjukkan oleh nilai t statistik > 1,96. Selanjutnya

melakukan mengujian R Square atau koefisien determinasi yang merupakan

sebuah nilai yang menjelaskan tentang ukuran kebaikan model atau besarnya

pengaruh-pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Nilai koefisien jalur

dan nilai t hitung pada inner model disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 5.11 Koefisien Jalur dan t-statistics Model dukungan sosial untuk

menurunkan kecemasan perempuan menopause di Kecamatan

Diwek Jombang

Jalur Estimasi Std. Error | | Pvalue

Faktor Individu Jaringan

Sosial

0,054 0,072 0,75 0,451

Jaringan Sosial Kejadian

Stres

-0,161 0,071 2,28 0,023*

Kejadian Stres Dukungan

Sosial

-0,026 0,072 0,37 0,713

Faktor Individu Penilaian

Stres

-0,256 0,068 3,74 0,000*

Jaringan Sosial Penilaian

Stres

-0,147 0,069 2,13 0,034*

Kejadian Stres Penilaian

Stres

0,022 0,069 0,32 0,751

Dukungan Sosial Penilaian

Stres

-0,117 0,068 2,02 0,047*

Dukungan Sosial

Kecemasan

-0,326 0,068 5,25 0,000*

Penilaian Stres Kecemasan 0,196 0,068 9,07 0,000*

*Signifikan dengan taraf kesalahan 5%

Berdasarkan tabel 5.11 diatas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 123: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

106

1. Faktor individu (t statistik 0,75 < 1,96) tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap jaringan sosial.

2. Jaringan sosial (t statistik 2,28 > 1,96) memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap kejadian stres.

3. Kejadian stres (t statistik 0,37 < 1,96) tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap dukungan sosial.

4. Faktor individu (t statistik 3,74 > 1,96) memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap penilaian stres.

5. Jaringan sosial (t statistik 2,13 > 1,96) memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap penilaian stres.

6. Kejadian stres (t statistik 0,32 < 1,96) tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap penilaian stres.

7. Dukungan sosial (t statistik 2,02 > 1,96) memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap penilaian stres.

8. Dukungan sosial (t statistik 5,25 > 1,96) memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap kecemasan.

9. Penilaian stres (t statistik 9,07 > 1,96) memiliki pengaruh yang signifikan

terdapat kecemasan.

Selanjutnya adalah melihat nilai Rsquare (R2) untuk konstrak atau variabel

laten dukungan sosial untuk menurunkan kecemasan.

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 124: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

107

Tabel 5.12 Goodness of Fit Model dukungan sosial untuk menurunkan kecemasan

pada perempuan menopause di Kecamatan Diwek Jombang

Variabel R square

Faktor Individu 0,615

Jaringan Sosial 0,745

Kejadian Stres 0,672

Dukungan Sosial 0,851

Penilaian Stres 0,710

Kecemasan 0,600

Goodness of Fit (Q2) 0,890

Berdasarkan tabel 5.12 diatas, dapat diketahui nilai Q2 atau goodness of fit (GoF)

yang dihasilkan pada model SEM-PLS pada penelitian ini sebesar 0,890. Hal ini

menunjukkan bahwa kecemasan responden diperngaruhi oleh variabel-variabel

laten yang digunakan dalam penelitian ini sebesar 89%, sisanya sebesar 11%

dipengaruhi oleh faktor lain diluar variabel penelitian ini. Jika merujuk pada (Chin

1998 dalam Sofyan Yamin & Heri, 2011) nilai ini termasuk dalam kategori tinggi.

Nilai goodness of fit (GoF) model dukungan sosial untuk menurunkan kecemasan

pada perempuan menopause di atas adalah 0,890 yang berarti bahwa model yang

ditemukan adalah model yang baik karena mendekati nilai 1.

5.4 Interpretasi Model

Berdasarkan model struktural dengan menggunakan SEM-PLS,

didapatkan nilai direct effect dan indirect effect yang bertujuan untuk memberikan

informasi besar pengaruh yang dihasilkan. Nilai direct effect dan indirect effect

dapat disajikan pada tabel berikut.

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 125: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

108

Tabel 5.13 Direct Effect, Indirect Effect dan Total Effect Model dukungan sosial

menopause

Variabel Direct

Effect Indirect Effect Total Effect

Faktor Individu Jaringan

Sosial 0,054 0,000 0,054

Faktor Individu Kejadian

Stres 0,000 0,009 0,009

Faktor Individu Dukungan

Sosial 0,000 0,000 0,000

Faktor Individu Penilaian

Stres

-0,256 -0,008 -0,264

Faktor Individu Kecemasan 0,000 -0,005 -0,005

Jaringan Sosial Kejadian

Stres

-0,162 0,000 -0,161

Jaringan Sosial Dukungan

Sosial

0,000 0,004 0,004

Jaringan Sosial Penilaian

Stres

-0,147 -0,004 -0,151

Jaringan Sosial Kecemasan 0,000 0,004 0,004

Kejadian Stres Dukungan

Sosial

-0,026 0,000 -0,026

Kejadian Stres Penilaian

Stres

0,022 0,003 0,025

Kejadian Stres Kecemasan 0,000 -0,009 -0,009

Dukungan Sosial Penilaian

Stres

-0,118 0,000 -0,117

Dukungan Sosial Kecemasan -0,327 -0,002 -0,329

Penilaian Stres Kecemasan 0,020 0,000 0,020

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 126: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

109

Berdasarkan tabel 5.13 diatas, dapat dijelaskan yaitu sebagai berikut:

1. Faktor individu berpengaruh positif terhadap jaringan sosial dengan koefisien

sebesar 0,054 artinya, apabila faktor individu naik satu satuan, maka jaringan

sosial akan naik sebesar 0,054.

2. Faktor individu berpengaruh negatif terhadap penilaian stres dengan koefisien

sebesar 0,008 secara tidak langsung sedangkan pengaruh faktor individu

terhadap penilaian stres secara langsung sebesar 0,256.

3. Jaringan Sosial berpengaruh negatif terhadap kejadian stres dengan koefisien

sebesar -0,162 artinya, apabila faktor individu naik satu satuan, maka kejadian

stres akan turun sebesar 0,162.

4. Jaringan Sosial berpengaruh negatif terhadap penilaian stres dengan koefisien

sebesar -0,147 artinya, apabila faktor individu naik satu satuan, maka

penilaian stres akan turun sebesar 0,147.

5. Kejadian stres berpengaruh negatif terhadap dukungan sosial dengan koefisien

sebesar -0,026 artinya, apabila kejadian stres naik satu satuan, maka dukungan

sosial akan turun sebesar 0,026.

6. Kejadian stres berpengaruh positif terhadap penilaian stres dengan koefisien

sebesar 0,022 artinya, apabila kejadian stres naik satu satuan, maka penilaian

stres akan naik sebesar 0,022.

7. Dukungan sosial berpengaruh negatif terhadap penilaian stres dengan

koefisien sebesar -0,118 artinya, apabila dukungan sosial naik satu satuan,

maka penilaian stres akan turun sebesar 0,118.

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 127: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

110

8. Dukungan sosial berpengaruh negatif terhadap kecemasan dengan koefisien

sebesar -0,327 artinya, apabila dukungan sosial naik satu satuan, maka

kecemasan akan turun sebesar 0,327.

9. Penilaian stres berpengaruh positif terhadap kecemasan dengan koefisien

sebesar 0,020 artinya, apabila penilaian stres naik satu satuan, maka

kecemasan akan naik sebesar 0,020.

5.5 Model akhir Dukungan Sosial untuk Menurunkan Kecemasan

Perempuan Menopause

Gambar 5.3 Model Keperawatan Dukungan Sosial untuk Menurunkan

Kecemasan Perempuan Menopause di Kecamatan Diwek Jombang

Berdasarkan gambar 5.3 menunjukkan bahwa model akhir dukungan

sosial untuk menurunkan kecemasan perempuan menopause di kecamatan Diwek

Kabupaten Jombang merupakan isu strategis yang didasarkan dari hasil analisis

Partial Least Square. Model tersebut menunjukkan faktor individu memiliki

pengaruh yang kuat terhadap penilaian stres. Jaringan sosial memiliki pengaruh

yang kuat terhadap kejadian stres dan penilaian stres. Dukungan sosial memiliki

Kecemasan Penilaian stress

Faktor Individu

Dukungan sosial

Jaringan sosial

Kejadian stress

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 128: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

111

pengaruh yang kuat terhadap penilaian stres dan kecemasan. Penilaian stres

memiliki pengaruh yang kuat terhadap kecemasan.

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 129: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

112

BAB 6

PEMBAHASAN

6.1 Faktor Individu

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar respoden perempuan

menopause yang mengalami kecemasan di Kecamatan Diwek Jombang berada

pada kelompok menopause terlambat dalam rentang usia lebih dari 52 tahun.

Menurut (Prawirohardjo, 2006) terdapat beberapa faktor yang menyebabkan

menopause terlambat. Faktor tersebut adalah konstitusional, fibromioma uteri dan

tumor ovarium yang menghasilkan estrogen. Salah satu faktor yang

memungkinkan seorang perempuan mengalami keterlambatan menopause adalah

apabila memiliki kelebihan berat badan. Sebagian besar estrogen dibuat di dalam

ovarium, akan tetapi sejumlah kecil estrogen juga dibuat di bagian tubuh yang

lain, termasuk di sel-sel lemak. Apabila seorang perempuan mengalami obesitas

(yaitu indeks massa tubuh atau body mass index (BMI) melebihi 30, maka

perempuan tersebut memiliki kadar estrogen yang lebih tinggi dalam seluruh masa

hidupnya. Oleh karena itu, selain meningkatkan resiko terhadap masalah

kesehatan yang serius, seperti kanker payudara dan penyakit jantung, memiliki

badan berlebih juga dapat menunda menopause.

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang meningkatkan resiko

terjadinya kecemasan. Hasil statistik menunjukkan sebagian besar perempuan

menopause di Kecamatan Diwek Jombang memiliki pendidikan rendah.

Notoatmodjo (2010), menyatakan semakin tinggi tingkat pendidikan maka akan

112

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 130: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

113

semakin mudah seseorang menerima hal yang baru dan akan mudah

menyesuaikan diri. Pendapat tersebut sesuai dengan pendapat Simanungkalit

(2011) dalam Mandias (2012), menyatakan semakin tinggi pendidikan seseorang

semakin mudah pula ia menerima informasi dan akhirnya semakin banyak pula

pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya, jika tingkat pendidikan seseorang

rendah, itu akan menghambat perkembangan perilakunya terhadap penerimaan

informasi dan pengetahuan yang baru. Semakin tinggi tingkat pendidikan

perempuan menopause diharapkan semakin banyak pula pengetahuan yang

dimiliki perempuan tersebut tentang menopause. Sehingga kecemasan pada masa

menopause dapat diatasi dengan baik.

Karakteristik lain perempuan menopause yang mempengaruhi kecemasan

adalah pekerjaan. Pekerjaan responden sebagian besar adalah ibu rumah tangga

(IRT). Menurut Darmojo dan Hadi (2006) seorang perempuan yang mempunyai

aktivitas sosial di luar rumah akan lebih banyak mendapat informasi baik

misalnya dari teman bekerja atau teman dalam aktivitas sosial. Mereka lebih

mudah untuk bertukar pengalaman antara satu sama lain, sehingga status

perempuan bekerja atau tidak bekerja berpengaruh terhadap kecemasan dalam

menghadapi masa menopause. Aktivitas perempuan sehari-hari dapat

mempengaruhi kualitas hidup yang dimiliki. Seorang perempuan yang berperan

hanya sebagai ibu rumah tangga saja tingkat pengetahuan yang dimiliki cenderung

tidak banyak perubahan.

6.2 Jaringan Sosial

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 131: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

114

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jaringan sosial yang dimiliki oleh

responden cukup rendah. Faktor jaringan sosial yang meliputi aturan sosial yang

kuat, informasi yang yang diterima responden cukup baik tetapi tidak diimbangi

dengan konflik sosial yang rendah. Hal ini diperkirakan sebagai salah satu faktor

yang berpengaruh terhadap terjadinya kecemasan perempuan menopause di

Kecamatan Diwek Jombang. Penelitian yang dilakukan oleh Cepty (2014)

menyebutkan faktor informasi terkait pengetahuan memiliki hubungan positif

terhadap kecemasan. Informasi yang dibutuhkan berupa pengetahuan memadai

tentang masalah menopause dan solusinya.

Perempuan yang memiliki pengetahuan menopause dapat berpikir secara

wajar serta bisa menerima perubahan dalam dirinya. Perempuan tersebut tentu

dapat menerima kenyataan dengan bertambahnya umur, setiap perempuan akan

mengalami berbagai peristiwa dalam hidupnya, seperti menstruasi, mengandung,

melahirkan dan menopause. Apabila dirinya mengalami gangguan atau perubahan

fisik, psikologis serta perubahan perilaku seksual biasa terjadi menjelang

menopause, maka individu tersebut berusaha menetralisir gangguan yang timbul

dengan hal produktif. Didukung pula oleh Hartono (2002) mengatakan bahwa

perlunya informasi tentang bagaimana memperlambat proses menopause melalui

upaya pendekatan kesehatan, psikologis juga kecantikan. Upaya tersebut misalnya

mengikuti seminar tentang menopause, konsultasi ke dokter atau mencari sendiri

informasi dari media cetak dan elektronik.

Penelitian menopause telah banyak dilakukan dengan mengaitkan

pengaruh jaringan sosial mempengaruhi kecemasan. Dari penelitian ditemukan

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 132: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

115

semakin baik jaringan sosial didapatkan maka terbentuk persepsi positif seorang

perempuan tentang menopause, akan semakin rendah tingkat kecemasannya.

Seorang perempuan memiliki persepsi negatif menopause menganggap ini

menjadi persoalan yang mengganggu dirinya, akibatnya muncul simtom fisiologis

dan psikologis abnormal dapat mengakibatkan kecemasan dalam menghadapi

menopause. Diharapkan setiap perempuan dapat mempersiapkan diri menghadapi

menopause, sehingga keluhan dapat dikurangi.

6.3 Kejadian Stress

Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden mengalami

menopause secara spontan dan berada dalam fase menopause terlambat. Tahapan

fase menopause terdiri dari pra menopause, menopause, dan pasca menopause

(Smart, 2010). Perubahan yang dirasakan perempuan pada setiap tahapan fase

menopause berbeda-beda. Saat awal memasuki masa menopause, perempuan akan

mengalami kecemasan berat salah satunya dalam melakukan hubungan seksual.

Namun, seiring dengan berjalannya waktu kecemasan cenderung berkurang

bahkan hampir tidak ada karena telah tercapainya keseimbangan hormon yang

baru dalam tubuh perempuan. Penelitian yang dilakukan oleh sarah,dkk (2016)

menunjukan jenis menopause medis (ovariectomy) memiliki interaksi yang

signifikan antara ovariektomi terhadap kecemasan. Hal ini terjadi karena ovarium

menghentikan produksi estrogen sehingga terjadi ketidakseimbangan hormon

yang dapat menyebabkan kecemasan.

6.4 Dukungan Sosial

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 133: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

116

Dukungan adalah suatu keadaan bermanfaat bagi individu diperoleh dari

orang lain yang dapat dipercaya, sehingga seseorang tahu bahwa ada orang lain

yang memperhatikan, menghargai, mencintai. Dukungan merupakan bantuan yang

diberikan saat menopause dalam bentuk dukungan emosional, penghargaan,

instrumental dan informatif (Depkes, 2008). Berdasarkan hasil penelitian dapat

diketahui sebagian besar perempuan menopause mendapatkan dukungan

emosional dalam kategori baik, yaitu sebanyak 115 orang (58,4%) dari 197 orang.

Hal ini dapat diketahui dari pengisian kuisioner yaitu mayoritas suami ataupun

anggota keluarga perempuan menopause memberikan dukungan berupa hiburan

serta memperhatikan keluhan dari istri. Selain itu, bentuk dukungan suami

terhadap istri yang mengalami menopaouse diantaranya adalah suami sadar bahwa

suatu saat istri akan berhenti haid dan tidak dapat hamil lagi. Ketika penampilan

fisik istri menurun karena mengalami menopause, misalnya kulit menjadi lebih

kasar dan berkerut, suami harus membantu istri agar tidak kehilangan kepercayaan

dirinya. Suami harus meyakinkan istri bahwa akan tetap menyayangi istrinya,

sehingga istri merasa diterima.

Hasil analisa data menunjukkan sebagian besar suami memberikan

dukungan penghargaan kepada istri dalam kategori baik, yaitu sebanyak 94 orang

(47,7 %) dan hanya ada 17 orang (8,6%) memberikan dukungan penghargaan

kepada istri secara kurang baik. Hal ini mempunyai arti bahwa suami memberikan

perhatian lebih pada kondisi kesehatan istri di saat istri mengalami

ketidaknyamanan fisik, seperti rasa panas, tegang, pegal-pegal, jantung berdebar-

debar dan lain sebagainya. Suami perlu mengajak istri untuk berolah raga dan

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 134: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

117

memperbaiki pola makan karena berat badan istri akan bertambah pada saat mulai

menopause.

Hasil penelitian juga menunjukkan sebagian besar perempuan

menopause mendapatkan dukungan instrumental secara baik, yaitu sebanyak 98

orang (49,7%) dan terdapat 10 orang (5,1 %) mendapat dukungan instrumental

tidak baik. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa suami sering mengajak

berlibur, istri terpenuhi kebutuhan hidupnya dan suami membantu menyelesaikan

tugas istri. Selain itu, suami juga memberikan perawatan kepada istri yang sedang

sakit, dan memberi keluasaan kepada istri untuk menambah pengetahuan.

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui sebagian besar perempuan

menopause mendapatkan dukungan informatif dari suami dalam kategori tinggi,

yaitu sebanyak 108 orang (54,8 %) dari 197 orang. Ini dapat diketahui dari

pengisian kuisioner mayoritas suami perempuan menopause memberikan saran

yang terbaik bagi kesehatan istrinya, suami memberikan saran dalam pemecahan

masalah, memberikan solusi dalam mengatasi keluhan istri dan membantu istri

ketika mengalami masalah.

6.5 Penilaian Stres

Penilaian stres merupakan suatu proses evaluatif yang menentukan

mengapa atau dalam keadaan seperti apa suatu interaksi antara manusia dan

lingkungannya dapat menimbulkan stress (Lazarus & Folkman, 1984). Penilaian

stres terdiri atas empat domain utama yaitu nilai, pengalaman, kepercayaan dan

sumber koping.

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 135: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

118

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan sebagian besar perempuan

menopause di Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang memiliki nilai kurang baik

yaitu sebanyak 89 orang (45,2%) dan sebanyak 7 orang (3,6%) memiliki nilai

yang sangat baik. Hal ini berarti mereka mempunyai pandangan yang negatif

terhadap menopause. Orang dewasa yang mempunyai nilai baik dikarenakan

adanya kultur sosial baik dan gaya hidup yang masih tradisional atau rural.

Sedangkan nilai yang tidak cukup baik dikarenakan oleh gaya hidup urban dan

telah menghilangkan nilai tradisionalnya (Macia et al., 2009). Selain itu, Menurut

Mulyani (2013), faktor lingkungan sekitar tempat tinggal dapat mempengaruhi

cara berpikir seseorang, baik tentang dirinya atau orang lain. Kecemasan akan

timbul jika seseorang merasa tidak aman terhadap lingkungannya.

Hasil penelitian menunjukkan perempuan menopause di Kecamatan

Diwek Kabupaten Jombang memiliki pengalaman yang baik dalam menghadapi

masa menopause sebanyak 129 orang (65,5%). Responden dikategorikan

memiliki pengalaman baik lebih mampu mengatasi kecemasan yang dialaminya.

Sedangkan responden dikategorikan memiliki pengalaman kurang cenderung

mengalami kecemasan berat. Pengalaman bisa di dapatkan dari pengetahuan

mengenai menopause. Kecemasan bukan hanya sakit secara emosional tapi karena

ada kesalahan dalam pengetahuan, semakin banyak pengetahuan yang

diketahuinya maka pengalamannya juga semakin baik sehingga kecemasan akan

lebih mudah untuk diatasi. Setiap perempuan yang memasuki masa menopause

harus memiliki pengetahuan memadai agar dapat menjalani masa tersebut dengan

lebih tenang sehingga tidak mengalami kecemasan (Kasdu, 2002). Faktor yang

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 136: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

119

mempengaruhi pengetahuan antara lain pendidikan, pengalaman, umur, pekerjaan,

pendapatan dan informasi yang diperoleh dari berbagai sumber (Notoatmodjo,

2005).

Kepercayaan merupakan suatu harapan positif, asumsi, atau keyakinan

dari proses kognitif seseorang yang dipegang dan ditujukan pada orang lain

bahwa orang tersebut akan berperilaku seperti yang diharapkan dan dibutuhkan.

Menurut Santrock ( 2003) kepercayaan adalah dimensi evaluasi menyeluruh yang

membawa kekuatan dalam mengatur langkah ke depan. Kepercayaan juga dapat

diartikan sebagai keyakinan individu untuk mampu berperilaku sesuai yang

diharapkan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan kepercayaan yang dimiliki

oleh perempuan menopause di Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang kurang

baik, yaitu sebanyak 116 orang (58,9%) dan 37 orang (18,8%) memiliki

kepercayaan dalam kategori baik. Hal ini terjadi ketika seseorang memutuskan

untuk mempercayai orang lain maka harapannya terhadap orang tersebut adalah

dapat mewujudkan harapan yang ada pada dirinya. Apabila individu tidak

memiliki kepercayaan diri, akan terdapat banyak masalah yang dihadapi karena

kepercayaan diri merupakan komponen kepribadian yang berfungsi penting untuk

mengaktualisasikan potensi yang dimiliki.

Hasil analisa data menunjukkan perempuan menopause di Kecamatan

Diwek Kabupaten Jombang memiliki sumber koping dalam kategori baik.

Perempuan yang memasuki masa menopause dengan biasa karena perempuan

tersebut sudah mengetahui dan memiliki kesiapan dalam menghadapi menopause

serta menyadari menopause alami terjadi dan tidak bisa dihindari sehingga mereka

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 137: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

120

bisa menerimanya dengan lapang dada. Menurut Bobak (2005) kemampuan

perempuan untuk mengatasi cemas melibatkan tiga faktor, yaitu: persepsi

perempuan atau pemahaman terhadap kejadian, sistem pendukung, serta

mekanisme koping. Mekanisme koping menurut Stuart dan Laraia (2005) adalah

upaya apa saja yang diarahkan pada manajemen stress dan terbagi menjadi tiga

yaitu mekanisme koping yang memusatkan pada masalah di sini termasuk

negosiasi, mencari nasehat dan konfrontasi, yang kedua mekanisme koping yang

memusatkan secara kognitif, di sini termasuk perbandingan positif, ketidaktahuan

yang selektif, penggantian penghargaan, dan devaluasi objek yang tidak

diinginkan. Ketiga adalah mekanisme koping yang memusatkan pada emosi yang

termasuk di dalamnya penolakan, penindasan, dan proyeksi.

6.6 Kecemasan

Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar perempuan menopause di

kecamatan Diwek Jombang mengalami kecemasan dalam kategori ringan. Hal ini

terjadi karena sebagian besar perempuan menopause di Kecamatan Diwek

Jombang mengalami menopause terlambat. Menopause merupakan proses alami

yang dialami setiap perempuan, namun bagi sebagian perempuan masa

menopause merupakan saat yang paling menyedihkan dalam hidupnya. Ada

banyak kekhawatiran yang menyelubungi pikiran perempuan ketika memasuki

masa menopause terutama perempuan dengan menopause dini. Masalah psikis

yang sering dialami adalah rasa cemas. Cemas karena perasaaan menjadi tua,

tidak menarik lagi, mudah tersinggung, khawatir keinginan seksual menurun,

merasa tidak berguna dan tidak menghasilkan sesuatu (Hawari, 2008).

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 138: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

121

Kesehatan individu merupakan faktor predisposisi kecemasan. Pada

penelitian ini didapatkan terjadi kecemasan ringan pada reaksi kognitif sebanyak

152 orang (77,2%). Gejala kognitif yang responden alami pada saat menghadapi

menopause adalah gangguan tidur, dimana responden baru mengalami gejala

tersebut baru-baru ini sekitar enam bulanan. Gejala tersebut seperti tidur yang

gelisah dan berkeringat. Sesuai yang dikatakan Sue dkk dalam Haber dan Runyon

(1984) gejala kognitif dimanifestasikan ke dalam pikiran individu, dimana gejala

yang tampak dalam individu seperti gelisah, sulit tidur dan terlalu terpaku pada

bahaya yang tidak jelas.

Selain itu pada reaksi fisiologis responden mengalami kecemasan ringan.

Responden juga terpaku pada bahaya yang tidak jelas seperti takut akan

menghadapi menopause sehingga responden tidak siap untuk menghadapi

menopause karena takut tidak cantik lagi, keriput dan tua serta ia takut terlihat

tidak menarik lagi bagi suaminya (Kronenberg, 1990). Perubahan fisiologi sering

terjadi pada perempuan menopause, seperti gejala respiratori dan gejala

kardiovaskuler yang banyak d alami oleh perempuan menopause di Kecamatan

Diwek Jombang.

Kecemasan ringan pada reaksi emosional sebanyak 169 orang (85,8%).

Perubahan reaksi emosional sebagai bentuk manifestasi dari respon psikis yang

merupakan rasa khawatir berlebihan tentang hal-hal yang akan datang, dan

kewaspadaan berlebihan. Rasa khawatir berlebihan bisa dalam bentuk cemas,

khawatir, takut, bimbang, membayangkan akan datangnya kemalangan terhadap

dirinya atau orang lain serta berfirasat buruk. Kewaspadaan terhadap lingkungan

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 139: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

122

secara berlebihan dapat mengakibatkan perhatian mudah teralih, sukar

berkonsentrasi, gerakan serba salah, sukar tidur, merasa grogi, mudah

tersinggung, dan tidak sabar.

Sebagian besar perempuan menopause mengalami kecemasan ringan pada

reaksi tingkah laku sebanyak 146 orang (74,1%) dari 197 responden. Secara

motorik, kecemasan dimanifestasikan kedalam perilaku motorik seperti gerakan

tidak beraturan, gerakan yang tidak terarah, yang bermula pada gemetaran secara

halus kemudian meningkat intensitasnya. Responden mengalami gejala motorik

dimana saat ini responden lebih mudah letih bila terlalu banyak melakukan

aktifitas. Responden juga gemetar dalam situasi yang cemas dan akan menggit

bibirnya untuk mengurangi rasa cemasnya tersebut.

6.7 Faktor Individu terhadap jaringan sosial dalam menurunkan kecemasan

perempuan menopause

Berdasarkan hasil analisis menunjukkan faktor individu berpengaruh

signifikan terhadap jaringan sosial dalam menurunkan kecemasan perempuan

menopause. Faktor individu yang terdiri dari umur, tingkat pendidikan dan

pekerjaan memberikan pengaruh positif terhadap jaringan sosial dengan koefisien

sebesar 0,054 artinya, apabila faktor individu naik satu satuan, maka jaringan

sosial akan naik sebesar 0,054. Namun demikian, uji t pengaruh faktor individu

(umur, tingkat pendidikan dan pekerjaan) terhadap jaringan sosial dalam

menurunkan kecemasan perempuan menopause menunjukkan tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap jaringan sosial. Hal ini di dukung oleh

penelitian yang dilakukan oleh Dewi Hermawati (2017), mengatakan tidak ada

hubungan bermakna antara umur perempuan menopause dengan tingkat

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 140: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

123

kecemasan dalam menghadapi menopause. Seperti pendapat yang dikemukakan

oleh Baziad (2003), fase premenopause adalah fase antara usia 40 tahun dan

dimulainya fase klimakterium. Keluhan klimakterium pada masa premenopause

tidak selalu sama pada setiap perempuan, tetapi rata-rata munculnya antara usia

40-50 tahun.

Menurut Notoatmodjo (2003), menyebutkan bahwa umur berpengaruh

terhadap psikis seseorang. Biasanya semakin dewasa umur seseorang maka

cenderung semakin menyadari dan mengetahui tentang permasalahan yang terjadi,

semakin bertambah umur maka semakin banyak pengalaman yang diperoleh,

sehingga seseorang dapat meningkatkan kematangan mental dan intelektualnya.

Tidak semua perempuan premenopause yang akan menghadapi perubahan

menjelang menopause akan mengalami gangguan emosi-psikologi, karena

sebenarnya semua itu ditentukan oleh faktor kepribadiannya, khususnya

bagaimana ia menginterpretasikan dan menilai peristiwa tersebut. Bila perubahan

menopause dipandang sebagai hal alamiah yang terjadi, maka patut disyukuri atas

kenikmatan yang diberikan oleh Allah SWT, dan ia pun akan menghadapinya

dengan penuh keikhlasan sehingga berbagai gangguan fisiologis yang dialaminya

tidak berdampak pada gangguan psikologis.

Sedangkan faktor individu yang terdiri atas tingkat pendidikan dan

pekerjaan menunjukkan hubungan yang signifikan terhadap jaringan sosial dalam

menurunkan kecemasan perempuan menopause. Hal ini di dukung oleh penelitian

yang dilakukan oleh Nur Sholichah & Restu Anjarwati (2014) mengatakan bahwa

ada hubungan antara tingkat pendidikan dan pekerjaan terhadap kecemasan pada

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 141: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

124

usia 40-50 tahun dalam menghadapi menopause. Notoatmodjo (2010),

menyatakan semakin tinggi tingkat pendidikan maka akan semakin mudah

seseorang menerima hal yang baru dan akan mudah menyesuaikan diri. Pendapat

tersebut sesuai dengan pendapat Simanungkalit (2011) dalam Mandias (2012),

menyatakan semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula ia

menerima informasi dan akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang

dimilikinya. Sebaliknya, jika tingkat pendidikan seseorang rendah, itu akan

menghambat perkembangan perilakunya terhadap penerimaan informasi dan

pengetahuan yang baru.

Pekerjaan juga menunjukkan hubungan yang signifikan terhadap jaringan

sosial dalam menurunkan kecemasan perempuan menopause. Kelompok yang

terbanyak mengalami kecemasan adalah kelompok tidak bekerja (IRT). Aktivitas

perempuan sehari-hari dapat mempengaruhi kualitas hidup yang dimiliki. Seorang

perempuan yang berperan hanya sebagai ibu rumah tangga saja tingkat

pengetahuan yang dimiliki cenderung tidak banyak perubahan. Hal ini sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Ningtyas (2011) bahwa ibu rumah tangga

belum mengetahui banyak mengenai menopause. Sebagian besar responden hanya

mengetahui definisi menopause tetapi tidak mengetahui faktor yang

mempengaruhi menopause. Perempuan yang bekerja umumnya mempunyai cara

berfikir yang tidak sempit, merasa lebih aman dan mempunyai kepercayaan

terhadap diri sendiri dan kemampuannya.

6.8 Faktor Individu terhadap penilaian stres dalam menurunkan kecemasan

perempuan menopause

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 142: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

125

Hasil analisis menunjukkan faktor individu berpengaruh terhadap penilaian

stres dalam menurunkan kecemasan perempuan menopause. Faktor individu yang

terdiri dari umur, tingkat pendidikan dan pekerjaan memberikan pengaruh negatif

terhadap penilaian stres dengan koefisien sebesar 0,008 secara tidak langsung

sedangkan pengaruh faktor individu terhadap penilaian stress secara langsung

sebesar 0,256. Penelitian yang dilakukan oleh Ayunia & Ekorini (2015)

menyatakan terdapat pengaruh yang signifikan antara faktor individu (umur,

tingkat pendidikan dan pekerjaan) terhadap penilaian stres perempuan menopause.

Hal ini sejalan dengan pendapat Eum et al (2012) yang menyatakan bahwa pada

usia yang sudah dewasa atau tua, mereka menunjukkan sikap kedewasaannya dan

mempunyai pandangan yang positif. Pada orang dewasa yang mempunyai baik

dikarenakan adanya kultur sosial yang baik dan gaya hidup yang masih tradisional

atau rural. Sedangkan penilaian yang tidak cukup baik dikarenakan oleh gaya

hidup urban dan telah menghilangkan nilai tradisional (Macia et al., 2009).

Hasil analisa menunjukkan bahwa pekerjaan dan pendidikan juga

mempengaruhi penilaian stres terhadap menopause. Ini menunjukkan bahwa

proses penilaian stres saat bekerja dan berpendidikan tinggi lebih baik dari pada

tidak bekerja dan tidak berpendidikan. Saat pekerjaan seseorang sudah lama atau

berpengalaman, seseorang akan cenderung meginterpretasikan stimulus stres

melaui persepsi yang baik. Pekerjaan juga berkaitan dengan kecemasan.

Seseorang akan merasa cemas apabila pekerjaannya sulit. Sebuah penelitian

menemukan bahwa suatu pekerjaan yang dianggap berbahaya dan sering terkena

berbagai situasi yang traumatis mulai dari ancaman untuk diri sendiri dan rekan-

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 143: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

126

rekannya dapat mempengaruhi penilaian stres (Husain et al., 2014). Penilaian

stress seseorang sangat dipengaruhi oleh persepsi yang merupakan output dari

lingkungan ia bekerja dan pengetahuan yang dimiliki untuk menentukan streategi

koping apa yang akan dipakai dalam menghadapi kecemasan sebagai dampak dari

menopause.

6.9 Jaringan sosial terhadap kejadian stress dalam menurunkan kecemasan

perempuan menopause

Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa jaringan sosial berpengaruh

signifikan terhadap kejadian stres dalam menurunkan kecemasan perempuan

menopause. Faktor jaringan sosial yang terdiri dari aturan sosial, informasi dan

konflik sosial mempengaruhi dalam menurunkan kecemasan perempuan

menopause. Hal ini didukung oleh penelitian Wulandari (2015), mengatakan

bahwa ada pengaruh yang signifikan antara informasi yang didapatkan dari

penyuluhan dengan kejadian stress yang dapat mengakibatkan kecemasan

perempuan menopause. Hasil penelitian dari Devi Ertha et al (2017),

menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara jaringan sosial terhadap kejadian

stres dengan p value 0,000. Perempuan menopause yang memiliki aturan sosial

baik, informasi kesehatan yang memadai dan konflik sosial yang rendah memiliki

mekanisme koping yang baik dalam menghadapi menopause sehingga tidak

sampai mengalami kecemasan. Kemampuan keluarga dan masyarakat dalam

memberikan support sosial dalam menghadapi masa menopause dapat

menurunkan rasa kecemasan yang diderita oleh perempuan menopause karena ia

merasa diterima di dalam keluarga dan masyarakat.

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 144: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

127

6.10 Jaringan Sosial terhadap penilaian stres dalam menurunkan kecemasan

perempuan menopause

Hasil analisa data menunjukkan bahwa jaringan sosial berpengaruh

signifikan terhadap penilaian stres dalam menurunkan kecemasan perempuan

menopause. Jaringan sosial terdiri atas aturan sosial, informasi dan konflik sosial

berpengaruh negatif terhadap penilaian stress dengan koefisien sebesar -0,147

artinya, apabila faktor individu naik satu satuan, maka penilaian stress akan turun

sebesar 0,147. Penelitian yang dilakukan oleh Cepty (2014) menyebutkan bahwa

faktor informasi terkait pengetahuan menopause memiliki hubungan yang

signifikan antara pengetahuan menopause pada perempuan dengan kecemasan.

Informasi yang dibutuhkan adalah pengetahuan yang memadai mengenai berbagai

masalah menopause dan solusinya. Sehingga penilaian strees terhadap menopause

dapat diminimalkan karna mindset ia sudah terbentuk dari pengetahuan yang

sudah ada. Selain itu pengetahuan yang didapat terkait menopause mampu

memberikan persepsi yang kuat dalam diri seseorang yang pada akhirnya ia

mampu untuk mengontrol kecemasannya.

6.11 Kejadian stress terhadap penilaian stress dalam menurunkan

kecemasan perempuan menopause

Hasil analisa data menunjukkan bahwa kejadian stres berpengaruh positif

terhadap penilaian stres. Kejadian stres yang terdiri dari jenis menopause dan

rentang waktu menopause memberikan pengaruh yang positif terhadap penilaian

stres dalam menurunkan kecemasan perempuan menopause.

Penelitian yang dilakukan oleh sarah,dkk (2016) menunjukan jenis

menopause buatan (ovariectomy) memiliki interaksi yang signifikan antara

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 145: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

128

ovariektomi terhadap kecemasan. Hal ini terjadi karena ovarium menghentikan

produksi estrogen sehingga terjadi ketidakseimbangan hormon yang dapat

menyebabkan kecemasan. Responden yang dikategorikan memiliki pengalaman

baik maka akan lebih mampu mengatasi kecemasan yang dialaminya. Sedangkan

responden yang dikategorikan memiliki pengalaman kurang cenderung

mengalami kecemasan berat.

Pengalaman bisa di dapatkan dari pengetahuan mengenai menopause.

Kecemasan bukan hanya sakit secara emosional tapi karena ada kesalahan dalam

pengetahuan, semakin banyak pengetahuan yang diketahuinya maka

pengalamannya juga semakin baik sehingga kecemasan akan lebih mudah untuk

diatasi. Setiap perempuan yang akan memasuki masa menopause harus memiliki

pengetahuan yang memadai tentang menopause agar dapat menjalani masa

tersebut dengan lebih tenang sehingga perempuan tersebut tidak mengalami

kecemasan. Pengetahuan yang memadai dapat mempengaruhi cara pandang

seseorang dalam mempersepsikan sebuah masalah dengan baik yang pada

akhirnya dapat mempengaruhi penilaian terhadap stres.

6.12 Dukungan sosial terhadap penilaian stress dalam menurunkan

kecemasan perempuan menopause

Hasil statistika menunjukkan bahwa dukungan sosial memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap penilaian stres. Penilaian stress terdiri atas nilai,

pengalaman, kepercayaan dan sumber koping.

Menurut Mardiatmadja (1986), nilai menunjuk pada sikap orang terhadap

sesuatu hal yang baik. Nilai-nilai dapat saling berkaitan membentuk suatu sistem

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 146: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

129

dan antara yang satu dengan yang lain koheren dan mempengaruhi segi kehidupan

manusia. Nilai yang tidak cukup baik dikarenakan oleh gaya hidup urban dan

telah menghilangkan nilai tradisionalnya (Macia et al., 2009). Selain itu, Menurut

Mulyani (2013), faktor lingkungan sekitar tempat tinggal dapat mempengaruhi

cara berpikir seseorang, baik tentang dirinya atau orang lain. Kecemasan akan

timbul jika seseorang merasa tidak aman terhadap lingkungannya.

Pengalaman bisa di dapatkan dari pengetahuan mengenai menopause.

Kecemasan bukan hanya sakit secara emosional tapi karena ada kesalahan dalam

pengetahuan, semakin banyak pengetahuan yang diketahuinya maka

pengalamannya juga semakin baik sehingga kecemasan akan lebih mudah untuk

diatasi. Setiap perempuan yang akan memasuki masa menopause harus memiliki

pengetahuan yang memadai tentang menopause agar dapat menjalani masa

tersebut dengan lebih tenang sehingga perempuan tersebut tidak mengalami

kecemasan (Kasdu, 2002).

Kepercayaan merupakan suatu harapan positif, asumsi, atau keyakinan

dari proses kognitif seseorang yang dipegang dan ditujukan pada orang lain

bahwa orang tersebut akan berperilaku seperti yang diharapkan dan dibutuhkan.

Menurut Santrock ( 2003) kepercayaan adalah dimensi evaluasi menyeluruh yang

membawa kekuatan dalam mengatur langkah ke depan. Kepercayaan juga dapat

diartikan sebagai keyakinan individu untuk mampu berperilaku sesuai dengan

yang diharapkan.

Setiap individu tidak pernah lepas dari masalah dan sering kali masalah-

masalah tersebut menyebabkan individu mengalami stres. Individu akan

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 147: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

130

memberikan reaksi yang berbeda-beda dalam mengatasi setiap permasalahannya.

Cara atau perilaku yang dilakukan individu untuk menghindari atau mengalihkan

perasaan hati yang menekan atau stres dengan koping (Smet, B.1994). Upaya

individu untuk menekan stres dapat berupa perubahan cara berfikir (kognitif),

perubahan perilaku atau perubahan lingkungan yang bertujuan untuk

menyelesaikan stres yang dihadapi sehingga menghasilkan koping yang efektif.

Koping yang efektif akan menghasilkan adaptasi. Koping dapat diidentifikasi

melalui respons, manifestasi ( tanda dan gejala ) dan pertanyaan klien dalam

wawancara.

6.13 Dukungan sosial dalam menurunkan kecemasan perempuan menopause

Hasil analisa menunjukkan bahwa dukungan sosial memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap kecemasan. Hal ini juga di dukung oleh penelitian yang

dilakukan oleh Uly Artha Silalahi (2016) menyatakan bahwa terdapat hubungan

antara dukungan sosial suami dengan tingkat kecemasan perempuan menopause

di Kelurahan Cikalang Kecamatan Tawang dengan nilai P 0,007 lebih kecil dari

nilai level of significance (α) yaitu 0,05 sehingga hipotesa alternatif diterima atau

dapat diartikan terdapat hubungan antara dukungan sosial suami dengan tingkat

kecemasan perempuan menopause.

Menurut Baziad (2003) kurang lebih 70% perempuan masa menopause

mengalami keluhan vasomotorik, depresif, dan keluhan psikis dan somatik

lainnya. Perubahan- perubahan fisik dan psikologis yang terjadi pada perempuan

menopause dapat mengganggu kinerja dan kehidupan sosialnya. Pernyataan

Baziad (2003) diperkuat Nushrotul (2009) yang mengatakan bagi sebagian

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 148: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

131

perempuan krisis kepercayaan diri terkadang timbul pada dirinya apalagi jika

telah mengalami menopause karena pengaruh dari perubahan fisik serta psikis

pada setiap individu. Perasaan tertekan atau kecemasan yang dialami individu,

termasuk kondisi menopause, mendorong perempuan untuk memecahkan masalah

melalui cara mencari bantuan dan dukungan dari keluarga dan teman-temannya.

Adanya bantuan tersebut akan membuat perempuan merasa lebih tentram

dan lega sehingga akan menurunkan kecemasannya. Suami yang tidak menuntut

perempuan untuk tampil dengan kesempurnaan fisik dan meyakinkan

pasangannya mengenai datangnya menopause baik dalam perkataan maupun

tindakan, akan sangat membantu perempuan untuk meyakini bahwa tidak ada

yang perlu dicemaskan ketika hal tersebut tiba. Perempuan menopause yang tidak

mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi pada dirinya mulai menarik

diri dari lingkungan, sehingga terkadang muncul rasa tidak percaya diri dan

merasa sudah tidak berguna lagi karena merasa dirinya tua. Individu yang

demikian menjadikan kualitas hidupnya negatif dan diliputi banyak kecemasan.

Ada pula yang menganggap bahwa menopause merupakan hal yang wajar

sehingga mereka ini merupakan perempuan yang memiliki kualitas hidup yang

positif. Kualitas hidup yang positif akan terbebas dari kecemasan.

6.14 Penilaian stress terhadap kecemasan perempuan menopause

Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan antara

penilaian stress terhadap kecemasan perempuan menopause. Appraisal atau

proses penilaian adalah suatu tindakan pengevaluasian, penafsiran, dan tanggapan

tentang peristiwa-persitiwa yang ada (Olff, Langeland & Gersons, 2005). Merujuk

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 149: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

132

pada Lazarus dan Folkman (1984),terdapat dua tahap penilaian yang dilakukan

oleh manusia ketika sedang mengalami stres yaitu: (1) primary appraisal dan (2)

secondary appraisal. Penilaian tahap awal (primary appraisal) dilakukan oleh

individu pada saat mulai mengalami sesuatu peristiwa. Secara khusus, individu

mengevaluasi pengaruh yang memung-kinkan timbul dari adanya tuntutan-tun-

tutan terhadap sumber daya yang ada pada kondisi kesehatan (Lyon, 2012).

Secondary appraisal atau penilaian tahap kedua adalah proses penentuan jenis

coping yang bisa dilakukan dalam mengahadapi situasi-situasi yang mengancam

(Lyon, 2012). Coping tergantung pada penilaian terhadap hal apa yang bisa

dilakukan untuk mengubah situasi (Lazarus, 1993). Seseorang yang memiliki

penilaian stress yang baik akan lebih mudah untuk mengatasi kecemasan yang

terjadi dalam dirinya.

6.15 Model dukungan sosial perempuan menopause memiliki predictive

relevance yang baik dalam menurunkan kecemasan perempuan

menopause

Hasil penelitian menunjukkan bahwa model dukungan sosial yang

ditemukan baik dalam menurunkan kecemasan pada perempuan menopause di

Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang yang ditunjukkan dengan nilai GoF 0,890

dan predictive relevance mendekati 1. Model yang ditemukan diharapkan dapat

menurunkan kecemasan perempuan menopause dengan meningkatkan penilaian

stres yang baik dan dukungan sosial yang memadai dari orang terdekat.

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 150: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

133

6.16 Temuan Hasil Penelitian

Gambar 6.1 Model Dukungan Sosial untuk Menurunkan Kecemasan

Perempuan Menopause di Kecamatan Diwek Jombang

Berdasarkan gambar 6.1 menunjukkan hasil penelitian berupa

rekomendasi model Dukungan Sosial untuk Menurunkan Kecemasan Perempuan

Menopause di Kecamatan Diwek Jombang, berdasarkan hasil penelitian ini,

penilaian stres memiliki pengaruh signifikan secara langsung (direct influence),

dibuktikan oleh T Statistic paling besar terhadap kecemasan perempuan

menopause. Peneliti merekomendasikan model peningkatan penilaian stres positif

perempuan menopause dan dukungan sosial yang memadai sehingga

memunculkan mindset positif terhadap perubahan yang terjadi pada masa

menopause.

Penilaian stres dalam penelitian ini terdiri dari pengalaman, kepercayaan

dan sumber koping perempuan menopause. Pengalaman perempuan menopause

dalam penelitian ini yaitu merujuk pada pengetahuan dan ketrampilan tentang

Kecemasan Penilaian stress

Faktor Individu

Dukungan sosial

Jaringan sosial

Kejadian stress

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 151: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

134

menopause yang diperoleh dari teman sebaya, lingkungan maupun media

elektronik selama periode tertentu. Kepercayaan dalam penelitian ini yaitu suatu

sikap yang ditunjukkan oleh perempuan menopause saat ia merasa cukup tahu

dan menyimpulkan bahwa dirinya telah mencapai kebenaran memahami

menopause. Sumber koping dalam penelitian ini yaitu cara yang dilakukan

perempuan menopause dalam menyelesaikan masalah, menyesuaikan diri dengan

perubahan dan respon terhadap menopause.

Dukungan sosial dalam penelitian ini terdiri dari dukungan informatif dan

dukungan penghargaan. Dukungan informatif yaitu pemberian nasehat, saran,

pengetahuan, dan informasi tentang menopause. Dukungan penghargaan dalam

penelitian ini yaitu melalui ungkapan hormat atau penghargaan positif untuk

perempuan menopause, suatu dorongan untuk maju atau persetujuan dengan

gagasan atau perasaan individu dan perbandingan positif perempuan menopause

dengan orang lain

Maka implikasi keperawatan berdasarkan temuan hasil penelitian model

dukungan sosial untuk menurunkan kecemasan menopause memiliki predictive

relevance yang baik dalam menurunkan kecemasan sehingga dapat diterapkan di

tatanan pelayanan keperawatan komunitas di Kecamatan Diwek Kabupaten

Jombang melalui tindakan promotif seperti pendidikan kesehatan perempuan

menopause.

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 152: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

135

6.17 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan yang menjadikan penelitian ini

mempunyai kekurangan dan memerlukan penelitian yang lebih baik lagi.

Keterbatasan yang dimiliki peneliti yaitu:

1. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang cenderung subyektif sehingga

kejujuran responden sangat menentukan kebenaran data yang diberikan.

2. Responden dalam penelitian ini menggunakan jumlah yang besar di komunitas

dimana masing-masing responden memiliki tingkat kecemasan yang berbeda

3. Penelitian ini menggunakan sampel dalam skala besar dan pengambilannya di

lakukan door to door yang secara otomatis memerlukan banyak waktu

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 153: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

136

BAB 7

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Model dukungan sosial untuk menurunkan kecemasan perempuan

menopause memiliki pengaruh signifikan secara langsung (direct influence), yang

dibuktikan oleh nilai T Statistic paling besar terhadap penilaian stres dan

dukungan sosial. Penilaian stres terdiri dari pengalaman, kepercayaan dan sumber

koping. Sedangkan dukungan sosial terdiri dari dukungan informatif dan

dukungan penghargaan. 1) Pengalaman di dapatkan dari pengetahuan tentang

menopause. Semakin banyak pengetahuan yang diketahuinya maka

pengalamannya juga semakin baik sehingga kecemasan akan lebih mudah untuk

diatasi. 2) Kepercayaan, ketika seseorang memutuskan untuk mempercayai orang

lain maka harapannya terhadap orang tersebut adalah dapat mewujudkan harapan

yang ada pada dirinya. Apabila individu tidak memiliki kepercayaan diri, akan

terdapat banyak masalah yang dihadapi karena kepercayaan diri merupakan

komponen kepribadian yang berfungsi penting untuk mengaktualisasikan potensi

yang dimiliki. 3) Sumber koping didapatkan dari orang terdekat seperti suami,

anak dan kerabat. Kemampuan koping diperlukan manusia untuk mampu bertahan

hidup di lingkungannya yang selalu berubah dengan cepat. Koping merupakan

pemecahan masalah dimana seseorang menggunakannya untuk mengelola kondisi

stress. Sedangkan dukungan sosial yang terdiri dari 1) Dukungan informatif yang

meliputi pemberian nasehat, saran, pengetahuan, dan informasi tentang

menopause. 2) Dukungan Penghargaan terjadi lewat ungkapan hormat atau

136

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 154: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

137

penghargaan positif untuk orang lain itu, suatu dorongan untuk maju atau

persetujuan dengan gagasan atau perasaan individu dan perbandingan positif

orang itu dengan orang lain.

7.2 Saran

7.2.1 Saran bagi kebijakan kesehatan

Hasil penelitian dapat dijadikan landasan dalam mengambil kebijakan

pelayanan kesehatan dalam upaya pencegahan kecemasan perempuan menopause

dengan cara meningkatkan kemampuan adaptasi perempuan menopause melalui

penilaian stres yang baik dan dukungan sosial terutama dukungan informatif dan

penghargaan yang memadai dari orang-orang terdekat.

7.2.2 Saran bagi pelayanan keperawatan

1. Hasil penelitian dapat digunakan perawat dalam melakukan intervensi

keperawatan untuk menurunkan tingkat kecemasan perempuan menopause

melalui upaya pencegahan kecemasan dengan meningkatkan penilaian stres

yang positif dan dukungan sosial yang memadai dari orang terdekat

perempuan menopause

2. Model dukungan sosial untuk menurunkan kecemasan perempuan

menopause yang ditemukan dapat digunakan sebagai evidance based

practice dalam program pokok kesehatan ibu dan anak di Puskesmas Cukir

Kecamatan Diwek Jombang

7.2.3 Saran untuk penelitian selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar bagi penelitian lain

dalam menilai efektivitas model dukungan sosial untuk menurunkan kecemasan

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 155: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

138

perempuan menopause di Kecamatan Diwek Jombang berbasis teori dukungan

sosial Sheldon Cohen dengan integrasi teori Adaptasi Lazarus & Folkman dalam

suatu intervensi keperawatan dengan observasi secara komprehensif.

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 156: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

139

DAFTAR PUSTAKA

A Potter & Perry, A. G. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,

Proses, Dan Praktik. edisi 4, Volume.2. Jakarta : EGC.

A.Milner et al., ( 2016). “Age and gender differences in the influence of social

support on mental health: a longitudinal fixed-effects analysis using 13

annual waves of the HILDA cohort”. Public health. No. 17

Alison Berent-Spillson et al., (2016). Metabolic and hormone influences on

emotion processing during menopause. Psychoneuroendocrinology

Alligood, M.R. & Tomey, A.N. (2006). Nursing Theorist and their work. 6th.

Edition, ST. Louis: Mosby Elsevier, Inc

Andrews, Gilly. (2003). Buku ajar kesehatan reproduksi wanita. Jakarta : EGC.

Andrews, Gilly. (2010). Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC

Arikunto, S., (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Ayunia & Ekorini (2015). Hubungan Persepsi tentang Menopause dengan

Kecemasan pada Wanita Premenopause. Biomedika, Volume 7 Nomor 1.

Badan Pusat Statistik (BPS). (2015). Publikasi Hasil Survei Penduduk Antar

Sensus (Supas). Jakarta: BPS.

Baziad, Ali. (2003). Menopause dan Andropause . Edisi 1. Jakarta: Yayasan Bina

Pustaka

Berihun M. Zeleke et.al, (2015). “Vasomotor and sexual symptoms in older

Australian women: a cross-sectional study”. American Society for

Reproductive Medicine.

Bobak,et. al., (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi 4. Jakarta; EGC.

Bordbar, Mohammad. Faridhosseini, Farhad. (2010). “Psychoeducation for

Bipolar Mood Disorder”. Jurnal: Clinical, Research, Treatment

Approaches to Affective Disorders.

Burns, R.B. (1988). The Self Concept. London : Pan Books

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 157: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

140

Cepty Rusmeirina, (2014). Pengaruh pengetahuan tentang menopause dengan

kecemasan menghadapi menopause pada wanita di kelurahan sumber

Surakarta. Talenta Psikologi. Vol. III, No. 2

Christiani et al, (2000). “Hubungan persepsi tentang menopause dengan tingkat

kecemasan pada wanita menopause. Jurnal Psikologi: Universitas Gadjah

Mada. Vol.17. No.2 (Hlm. 98-100).

Cohen, S., & Wills, T. A. 1985. Stress, Social Support an the Buffering Hypothesis.

Psychological Bulletin. 98 (2), 310-357.

Cohen, S., Syme, S. L. 1985. Social Support and Health. Florida: Academic

Press, Inc.

Daria Schneider-Matyka et.al., (2017). “The influence of the serotonergic system

on the personality and quality of life of postmenopausal women”. Clinical

Interventions in Aging No. 12, (Hlm.963–970)

Darmojo, R. Boedhi dan Hadi Martono. (2006). Buku Ajar Geriatri: Ilmu

Kesehatan Usia Lanjut. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Devi Ertha et al., (2017). Pengaruh edukasi terhadap tingkat kecemasan pada ibu

dalam menghadapi menopause Di kelurahan oro-oro dowo kota malang.

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 6 No. 1

Dewi Hermawati, (2017). Hubungan Karakteristik Wanita Premenopause Dengan

Tingkat Kecemasan Dalam Menghadapi Menopause Di Banda Aceh. Idea

Nursing Journal. Vol. II No. 2.

Endang purwoastuti, (2012). Menopause, siapa takut?. Yogyakarta: Kanisius.

Erbil Nulufer (2017). “Attitudes towards menopause and depression, body image

of women during menopause”. Alexandria Journal of Medicine.

Eum, K.D.,Korrick, S.A., Weuve, J., Okereke, O., Kubznsky, L.D., Howard, H.,

et al., (2012). Relation of cumulative low-level lead exposure to depressive

and pobic anxiety symptom scores in middle age and elderly women.

Enviromental health perspectives. Vol.6, No.817

Éva Bíró et al., (2015). “Social support contributes to resilience among

physiotherapy students: a cross sectional survey and focus group study “.

Physiotherapy. No. 7 (Hlm.834).

Fauziah, Fitri dan Julianti Widuri. (2007). Psikologi Abnormal Klinis Dewasa.

Jakarta: UI Press

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 158: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

141

Freeman, E.W. and Sherif, K. (2007) “Prevalence of hot flushes and night sweats

around the world: a systematic review” . Climateric vol 10 pp 197-214.

Gümüsay, (2016). Alternative methods in the management of menopausal

symptoms. Middle Black Sea J Health Sci. No.2 (Hlm. 20–25).

Gunarsa, Singgih D. (2008). Psikologi Anak: Psikologi Perkembangan Anak dan

Remaja. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.

Hartono, (2002). Statistik untuk penelitian. Yogyakarta:LSFK2. Pustaka Pelajar.

Hawari. (2008). Manajemen Stres Cemas dan Depresi. Jakarta: FKUI.

Helena Hachul, (2015). “The effect of menopause on objective sleep parameters:

Data from anepidemio logic study in São Paulo, Brazi”. Maturitas. Vol.

80, (Hlm.170–178).

Hongyan Zang et al., (2016). “The association of depression status with

menopause symptoms among rural midlife women in China”. African

Health Sciences Vol 16.

Husain, W., Sajad, R., & Rehman, A., (2014). Depression, Anxiety and stress

among female and male police officers. Pakistan Journal of clinical

psychology, 13, 3-14.

Ita Eko Suparni & Reni Yuli Astutik. (2016). Menopause Masalah dan

Penanganannya. Yogyakarta: Deepublish. Hlm. 1-2.

Jones W.H, and Adam J.M. (1997). The Conceptualzation of Marital

Commitment: An Integratif Analisis. Journal of Personality and Social

Psychology

Jorge L. Nu´n˜ez-Pizarro, Alejandro Gonza´lez-Luna; Edward Mezones-Holguı´n,

(2016). “Association between anxiety and severe quality-of-life impairment

in postmenopausal women: analysis of a multicenter Latin American

cross-sectional study”. The Journal of The North American Menopause

Society. Vol. 24, No. 6 (Hlm. 645-652).

José L. Cuadros, et al., (2012). “Perceived stress, insomnia and related factors in

women around the menopause”. Maturitas. No. 72, (Hlm. 367–372).

Karen Oppermann et al., (2012). “Physical, psychological, and menopause-

related symptoms and minor psychiatric disorders in a community-based

sample of Brazilian premenopausal, perimenopausal, and postmenopausal

women”. The Journal of The North American Menopause Society. Vol.

19, No. 3 (Hlm. 355-360).

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 159: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

142

Kasdu, Dini. (2002). Kiat Sehat dan Bahagia di Usia Menopause. Jakarta: Puspa

Swara.

Kholil Lur Rochman. (2010). Kesehatan Mental. Purwokerto: Fajar Media Press

Kim MJ et al., (2014). Association between physical activity and menopausal

symptoms in perimenopausal women. BMC Womens Health. No. 14.

(Hlm.122).

Kronenberg, F. 1990 “Hot flashes: epidemiology and physiology” Ann N Y Acad

Sci. Vol 592 pp 52-86

Kuntjoro. (2006). Psikologi abnormal. Kediri: Universitas Nusantara PGRI

Kurniati dan Rostiana. (2009). Kecemasan pada wanita yang menghadapi

menopause. Jurnal Psikologi, 2 (1)

Latipun. (2006). Psikologi Eksperimen. Malang : UMM Press.

Lazarus, R. S., & Folkman, S. (1984). Stress, appraisal, and coping. New York,

USA: Springer Publishing Company.

Lazarus, R.S & Folkman, S. (1984). Stress appraisal and coping. Newyork :

Springer Publishing Company.Inc.

Lazarus, R.S., & Cohen, J. (1979). Enviromental stress In J. Wohlwill & I. Altman

(Eds). Human Behavior and Environment Journal. (pp. 90-127).

Liang Hu et al., (2017). “Benefits of Walking on Menopausal Symptoms and

Mental Health Outcomes among Chinese Postmenopausal Women”.

International Journal of Gerontology.

Liewellyn, Derek and Jones. (2009). Dasar-Dasar Obstetri dan Ginekologi.

Jakarta : EGC.

Li-Yu Hu et al., (2016). “Risk of Psychiatric Disorders Following Symptomatic

Menopausal Social Support Contributes to Resilience Among

Phsysiotherapy Students: A Cross Sectional Survey and Focus Group

Study Transition”. Medicine. No. 95. Vol (6)

Lyon, B. L. (2012). Stress, coping, and health. In Rice, H. V. (Eds.) Handbook of

stress, coping and health: Implications for nursing research, theory, and

practice (pp.3-23). USA: Sage Publication, Inc.

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 160: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

143

Macia, E., Lahman, A., Abdelatif, B., Boetsch, G., et al., (2009). Perception of

age stereotypes and self perception of aging: A comparison of french and

moroccan populations, springer science. 24, 391-410.

Mandias. (2012). Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Perilaku Masyarakat

Desa Dalam Memanfaatkan Fasilitas Kesehatan Di Desa Pulisan

Kecamatan Likupang Timur Minahasa Utara. Universitas Klabat.

Marije Geukes et al., (2016). “The impact of menopause on work ability in women

with severemenopausal symptoms”. Maturitas. No. 90. (Hlm. 3–8)

Martini. (2007). Hubungan Karakteristik Perawat, Sikap, Beban Kerja, Supervisi

dengan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di Rawat Inap BPRSUD

Salatiga. Thesis FKM-UNDIP

Mulyani, S.N., (2013). Menopause : Akhir siklus menstruasi pada wanita di usia

pertengahan.Yogyakarta: Nuha Medika.

Ningtyas A., Wuryanto A., Yuanita H. (2011). Gambaran Tingkat Pengetahuan

Ibu Usia 45-55 Tahun mengenai Menopause di Desa Karang Kepoh II

Salatiga. Skripsi : Universitas Panti Wilasa.

Nirmala, N. (2003). Hidup Sehat dengan Menopause. Jakarta: Gramedia.

Notoatmodjo, S. 2010. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi Edisi Revisi.

Jakarta: Rineka Cipta.

Nur Sholichah & Restu, (2014). Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Tingkat

Kecemasan Wanita Usia 40-50 Tahun Dalam Menghadapi Menopause.

Population Health

Nursalam (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian

Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Nursalam, (2013). Metode Penelitian Ilmu Keperawatan Ke III., Jakarta: Salemba

Medika.

Nursalam. (2016). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: pendekatan praktis.

Jakarta. Salemba Medika.

Olff, M., Langeland, W., & Gersons, B. P. (2005). Effects of appraisal and coping

on the neuroendocrine response to extreme stress. Neuroscience &

Biobeha-vioral Reviews, 29(3), 457-467.

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 161: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

144

Paul Moran, et al., (2016). “The influence of personality disorder on the future

mental out patients with bipolar I disorder? health and social adjust ment

of young adults. Lancet Psychiatry”. No. 3. (Hlm.636–45).

Paula Studart et al., (2016). “Is history of suicidal behavior related to social

support and quality of life”. Psychres. No. 10.

Prawirohardjo, S. (2006). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal

dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

R. Muharam, et al., (2017). “Depression and its link to other symptoms in

menopausal transition”. Middle East Fertility Society Journal.

R. Sood, C. Kuhle et al., (2016). “A negative view of menopause: does the type of

symptom matter?”. International Menopause Society.

Ronald M. Rapee et al., (2015). “The Yin and Yang of support from significant

others: Influence of general social support and partner support of

avoidance in the context of treatment for social anxiety disorde”.

Behaviour Research and Therapy No. 69. (Hlm.40-47).

Roya Nikjou et al., (2017). “The Effect of Lavender Aromatherapy on the

symptoms of Menopause”. Journal Of The National Medical Association

Savitri Ramaiah. (2003). Kecemasan Bagaimana Mengatasi Penyebabnya.

Jakarta: Pustaka Populer Obor.

Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha

Ilmu

Sherwin, Barbara B. (2008). Hormones, the Brain, and Me. Canadian

Psychological Association. Volume 49. Nomor: 1. 2008: 42-48.

Smart, Aqila. (2010). Bahagia di usia menopause. Yogyakarta: A Plus Books

Stanley, M dan Patricia G, Beare. (2004). Buku Ajar Keperawatan Gerontik Edisi

2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Stéphanie Pin, (2016). “Impact of falling on social participation and social

support trajectories in a middle-aged and elderly. Population Health.

(Hlm.382–389).

Stuart & Laraia. (2005). Principles and Practice Of Psychiatric Nursing. Mosby,

inc. All Right Reserved.

Stuart & Sundden. (1998). Buku saku keperawatan jiwa. Jakarta: EGC.

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 162: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

145

Sugiyono, (2015). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R & B. Bandung:

Alfabeta.

Sugiyono, (2017). Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta.

Tagliaferri dan Tripathy (2006).The New Menopause Book. USA: Shambala

Publcations,Inc

Uly Artha, (2016). “Hubungan Antara Dukungan Sosial Suami Dengan Tingkat

Kecemasan Wanita Menopause Kota Tasikmalaya”. Midwife Journal. Vol

2, No. 1.

Umar & Mundir, (2005). Metode Riset Komunikasi Organisasi. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama.

Varney,H., (2007). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta; EGC

Wulandari et al, (2015). Pengaruh penyuluhan tentang menopause terhadap

tingkat kecemasan ibu menghadapi menopause di pedukuhan dagaran

palbapang bantul Kabupaten bantul yogyakarta. Skripsi, Sekolah Tinggi

Ilmu Kesehatan „Aisyiyah‟, Yogyakarta.

Xiaoshi Yang et al. (2016). “A cross-sectional study of associations between

casual partner, friend discrimination, social support and anxiety symptoms

among Chinese transgender women”. Journal of Affective Disorders. No.

203. (Hlm.22–29).

Xin Tong et al. (2016). “Social support for people with epilepsy in China”.

Epilepsy & Behavior. No.64. (Hlm. 224–232).

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 163: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

146

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 164: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

147

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 165: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

148

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 166: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

149

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 167: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

150

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI PARTISIPAN PENELITIAN

(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

Alamat :

Menyatakan bersedia menjadi partisipan penelitian yang dilakukan oleh

mahasiswa Program Studi Magister Keperawatan Fakultas Keperawatan

Universitas Airlangga Surabaya yang berjudul :

“MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN

PEREMPUAN MENOPAUSE DI KECAMATAN DIWEK KABUPATEN

JOMBANG”

Persetujuan ini saya buat dengan sadar dan tanpa paksaan dari siapapun

setelah mendapatkan penjelasan dari peneliti. Demikian pernyataan ini saya buat

untuk digunakan sebagai mana mestinya.

Jombang,.........., 2018

Peneliti

(Siti Kotijah)

Yang menyetujui

(............................)

Mengetahui,

Saksi

(..............................)

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 168: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

151

LEMBAR PENJELASAN

Perkenalkan nama saya Siti Kotijah, saya adalah mahasiswa Program

Studi Magister Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga, akan

melakukan penelitian dengan judul “Model Dukungan Sosial untuk Menurunkan

Kecemasan Perempuan Menopause di Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang”.

Saya mohon kesediaan ibu untuk menjadi responden dalam penelitian tersebut.

Adapun hal-hal yang perlu ibu ketahui adalah:

1. Bahwa tujuan penelitian ini adalah mengembangkan Model Dukungan Sosial

Perempuan Menopause yang Mengalami Gangguan Kecemasan di Kecamatan

Diwek Kabupaten Jombang

2. Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan informasi mengenai strategi

dukungan sosial yang berkaitan dengan menopause untuk mempertahankan

status kesehatan baik secara fisik maupun psikis.

3. Apabila ditengah penelitian ibu muncul hal-hal yang tidak diinginkan, ibu

diperkenankan mundur dari penelitian ini.

4. Identitas ibu akan dirahasiakan sepenuhnya oleh peneliti dan hanya data yang

ibu sampaikan yang akan digunakan untuk kepentingan penelitian

5. Kerahasiaan informasi yang ibu berikan dijamin sepenuhnya oleh peneliti

karena hanya kelompok tertentu saja yang akan dilaporkan sebagai hasil

penelitian.

Demikian surat permohonan kami, atas perhatian dan partisipasi ibu kami

ucapkan terima kasih.

Hormat kami,

Peneliti

(Siti Kotijah)

Saksi

(..............................)

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 169: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

152

KUESIONER PENELITIAN

Petunjuk pengisian

1. Berikut ini terdapat beberapa pertanyaan, baca dan pahami dengan benar setiap

pernyataan. Anda diminta untuk mengisi sesuai dengan pendapat anda dengan

cara mengisi titik atau memberikan tanda (√) pada kolom yang tersedia

2. Bila ada yang kurang dimengerti Bapak/Ibu, dapat dipertanyakan pada peneliti

1. DATA DEMOGRAFI

1. Kode (diisi peneliti) :

2. Nama/Inisial :

3. Usia : Suku:

4. Tingkat pendidikan

( ) SD ( ) SMA

( ) SMP ( ) Perguruan Tinggi

5. Pekerjaan

( ) Ibu Rumah Tangga ( ) PNS ( ) Pegawai Swasta

( ) Wiraswasta ( ) Honorer ( ) Petani

6. Status perkawinan

( ) Menikah ( ) Tidak Menikah ( ) Janda

2. DATA SOCIAL NETWORK

No Pertanyaan Ya Tidak

1. Ketika saya sakit kerabat saya mau menjaga saya

2. Saya berangkat bersama teman sebaya ketika menghadiri

pengajian

3. Kegiatan gotong royong di masyarakat membuat saya

mudah bergaul

4. Jika ada teman yang menyinggung perasaan saya, maka

saya menjauhi

5. Saya tidak ingin bertemu teman saya setelah terjadi

kesalapahaman

6. Saya merasa tidak disukai atau dicintai oleh teman saya

7. Saya merasa dihormati atau dikagumi sebagai orang tua

8. Saya selalu bercerita tentang pribadi anda pada teman

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 170: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

153

No Pertanyaan Ya Tidak

9. Jika saya merasa sakit membutuhkan pengasuhan,

tumpangan ke dokter dari keluarga saya selalu siap sedia

10. Saya mengenal teman saya sudah sangat lama

11. Saya selalu berhubungan dengan teman setiap hari

12. Perasaan saya kurang dekat dengan teman saya

13. Teman saya selalu ada dalam hidup saya

3. DATA STRESSFUL EVENTS

No Pertanyaan Ya Tidak

1. Saya lebih sering stress setelah tidak lagi menstruasi

2. Setiap malam hari saya mengalami gangguan tidur

3. Saya tidak mendapatkan menstruasi dalam waktu 6 bulan

terakhir

4. Saya tidak lagi mendapatkan menstruasi setelah

melakukan operasi perut

5. Kekuatan fisik saya mulai menurun

6. Anggota keluarga terdekat perhatian kepada saya

7. Saya merasa terdapat sesuatu yang hilang dalam hidup

saya

4. DATA SOCIAL SUPPORT

No Pertanyaan SS S TS STS

1. Perhatian keluarga kepada saya membuat

perasaan saya nyaman

2. Kasih sayang yang diberikan keluarga membuat

saya semangat

3. Setiap kali saya mengalami kesulitan, orang-

orang disekitar saya selalu berempati terhadap

saya

4. Keadaan dirumah selalu membuat saya nyaman

dan tentram

5. Bila ada masalah keluarga bersedia

mendengarkan masalah saya

6. Keluarga saya kurang perhatian pada saya untuk

selalu berpikir positif

7. Saya merasa keluarga saya sangat sayang

terhadap saya

8. Keluarga saya bersedia mendengarkan setiap

keluh kesah saya

9. Bila saya sakit, teman-teman sangat perhatian

terhadap saya

10. Saya senang ketika teman-teman mau menerima

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 171: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

154

No Pertanyaan SS S TS STS

Kekurangan saya

11. Keluarga saya tidak pernah memberikan

perhatian kepada saya, karena mereka terlalu

sibuk dengan bekerja

12. Keluarga saya terlalu sibuk, sehingga ia tidak

memperdulikan saya

13. Teman sebaya saya di pengajian, tidak pernah

memperhatikan saya

14. Keluarga tidak pernah memperdulikan ketika

saya sedang mengalami stres

15. Suami saya akan memberikan pujian setiap kali

saya mendapat penghargaan di tempat pengajian

saya

16. Keluarga saya menghargai setiap pendapat saya

17. Keluarga saya selalu memuji apa yang saya

kerjakan

18. Keluarga saya mengakui kelebihan yang saya

miliki

19. Saya tidak pernah merasa dihargai oleh suami

saya

20. Saya dianggap remeh oleh suami saya

21. Saya merasa tidak dihargai ketika memberikan

pendapat

22. Keterampilan yang saya miliki tidak pernah

diakui oleh keluarga saya

23. Suami saya memenuhi semua kebutuhan yang

saya perlukan

24. Bila saya mendapatkan sebuah penghargaan di

masyarakat, suami memberikan pujian

25. Keluarga akan membantu kapan saja, bila saya

cemas

26. Bila saya tidak memiliki uang orang-orang

disekeliling saya mau membantu

27. Suami saya tidak pernah memenuhi kebutuhan

saya

28. Setiap ada masalah suami saya tidak pernah

membantu saya

29. Anak saya akan membantu, bila saya menemui

kesulitan dalam bergaul di masyarakat

Keterangan :

1= Sangat Setuju (SS)

2 = Setuju (S)

3 = Tidak Setuju (TS)

4 = Sangat Tidak Setuju (STS)

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 172: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

155

5. DATA STRESS APPRAISAL

No Pertanyaan SS S TS STS

1. Apakah menopause merupakan situasi yang

benar-benar tanpa harapan

2. Menopause menciptakan ketegangan dalam diri

saya

3. Menopause ini tidak terkendali oleh siapapun

4. Menopause membuat saya merasa cemas

5. Menopause memiliki dampak negatif bagi saya

6. Saya sangat bersemangat menghadapi menopause

7. Menopause berdampak positif dalam kehidupan

saya

8. Saya bisa menjadi orang yang lebih kuat karena

menopause

9. Saya memiliki kemampuan koping yang baik

dalam menghadapi menopause

10. Menopause memiliki implikasi serius bagi saya

11. Terdapat bantuan yang tersedia bagi saya untuk

menangani kecemasan akibat menopause

12. Saya bisa mengatasi masalah kecemasan saya

terhadap menopause

13. Ada orang lain yang bisa membantu saya

mengatasi kecemasan akibat menopause

14. Menopause memiliki konsekuensi jangka panjang

untuk saya

15. Menopause akan berdampak negatif terhadap

saya

Keterangan :

1= Sangat Setuju (SS)

2 = Setuju (S)

3 = Tidak Setuju (TS)

4 = Sangat Tidak Setuju (STS)

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 173: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

156

6. DATA KECEMASAN

No Pertanyaan 0 1 2 3 4

1. Perasaan Ansietas

- Cemas

- Firasat Buruk

- Takut Akan Pikiran Sendiri

- Mudah Tersinggung

2.

Ketegangan

- Merasa Tegang

- Lesu

- Tak Bisa Istirahat Tenang

- Mudah Terkejut

- Mudah Menangis

- Gemetar

- Gelisah

3. Ketakutan

- Pada Gelap

- Pada Orang Asing

- Ditinggal Sendiri

- Pada Binatang Besar

- Pada Keramaian Lalu Lintas

- Pada Kerumunan Orang Banyak

4. Gangguan Tidur

- Sulit memulai tidur

- Terbangun Malam Hari

- Tidak Nyenyak

- Bangun dengan Lesu

- Banyak Mimpi-Mimpi

- Mimpi Buruk

- Mimpi Menakutkan

5. Gangguan Kecerdasan

- Sukar Konsentrasi

- Daya Ingat Buruk

6. Perasaan Depresi

- Hilangnya Minat

- Berkurangnya Kesenangan Pada Hobi

- Sedih

- Bangun Dini Hari

- Perasaan Berubah-Ubah Sepanjang Hari

7. Gejala Somatik (Otot)

- Sakit dan Nyeri di Otot-Otot

- Kaku

- Kedutan Otot

- Gigi Gemerutuk

- Suara Tidak Stabil

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 174: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

157

No. Pertanyaan 0 1 2 3 4

8. Gejala Somatik (Sensorik)

- Telinga berdengung

- Penglihatan Kabur

- Muka Merah atau Pucat

- Merasa Lemah

- Perasaan ditusuk-Tusuk

9. Gejala Kardiovaskuler

- Denyut jantung berdetak cepat

- Berdebar

- Nyeri di Dada

- Denyut Nadi Mengeras

- Perasaan Lesu/Lemas Seperti Mau Pingsan

- Detak Jantung Menghilang (Berhenti Sekejap)

10. Gejala Respiratori

- Rasa Tertekan atau Sempit di Dada

- Perasaan Tercekik

- Sering Menarik Napas

- Napas Pendek/Sesak

11. Gejala Gastrointestinal

- Sulit Menelan

- Perut Melilit

- Gangguan Pencernaan

- Nyeri Sebelum dan Sesudah Makan

- Perasaan Terbakar di Perut

- Rasa Penuh atau Kembung

- Mual

- Muntah

- Buang Air Besar Lembek

- Kehilangan Berat Badan

- Sukar Buang Air Besar (Konstipasi)

12. Gejala Urogenital

- Sering Buang Air Kecil

- Tidak Dapat Menahan Air Seni

- Tidak haid

- Perdarahan sedikit

- Menjadi Dingin (Frigid)

- Ejakulasi

- Ereksi Hilang

- Impotensi

13. Gejala Otonom

- Mulut Kering

- Muka Merah

- Mudah Berkeringat

- Pusing, Sakit Kepala

- Bulu-Bulu Berdiri

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 175: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

158

No. Pertanyaan 0 1 2 3 4

14. Tingkah Laku Pada Wawancara

- Gelisah

- Tidak Tenang

- Jari Gemetar

- Kerut Kening

- Muka Tegang

- Tonus Otot Meningkat

- Napas Pendek dan Cepat

- Muka Merah

7. Kuesioner Menopause

1. Jelaskan secara singkat gejala atau kekhawatiran Anda mengenai menopause?

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

2. Kapan Tanggal Periode Menstruasi Terakhir?

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

3. Apakah Anda pernah menjalani operasi ovarium atau rahim yang melalui

pembedahan?

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

4. Apakah saat ini Anda sedang menjalani pil KB? Kalau iya jenis apa?

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

5. Apakah anda mengalami:

Pertanyaan Sering Jarang tidak

Berkeringan malam hari

rasa panas yang sangat dengan berkeringat dan

detak jantung yang cepat

Gangguan tidur

kelelahan

Keterangan :

0= Tidak Ada

1= Ringan

2= Sedang

3= Berat

4= Berat Sekali

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH

Page 176: TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL UNTUK MENURUNKAN …repository.unair.ac.id/78287/2/TKP 81_18 Kot m.pdf · menopause to feel safe and comfortable instead of anxiety. This study aimed at

159

Pertanyaan Sering Jarang tidak

perubaan suasana perasaan dalam waktu singkat

Depresi

cemas

Sulit konsentrasi

Sakit pada saat berhubungan

Rasa panas pada alat kelamin

Vagina mengering

Libido seksual menurun

Respon seksual menurun

Nyeri sendi

Sakit kepala

Frekuensi kencing meningkat

Kesulitan kencing

Berat badan naik

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS MODEL DUKUNGAN SOSIAL SITI KOTIJAH