TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN...

164
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA (Studi Kasus pada Materi Usaha dan Energi Kelas XI IPA Semester 1 SMA Terpadu Abul Faidl Wonodadi Blitar Tahun Ajaran 2010/2011) TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Sains Minat Utama Pendidikan Fisika Oleh : HAZAIRIN NIKMATUL LUKMA NIM : S831002044 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Transcript of TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN...

Page 1: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN INKUIRI TERBIMBING

MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE

DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR

DAN SIKAP ILMIAH SISWA

(Studi Kasus pada Materi Usaha dan Energi Kelas XI IPA Semester 1

SMA Terpadu Abul Faidl Wonodadi Blitar Tahun Ajaran 2010/2011)

TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister

Program Studi Pendidikan Sains

Minat Utama Pendidikan Fisika

Oleh :

HAZAIRIN NIKMATUL LUKMA

NIM : S831002044

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

LEMBAR PERSETUJUAN

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN INKUIRI TERBIMBING

MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE

DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR

DAN SIKAP ILMIAH SISWA

(Studi Kasus Pada Materi Usaha Dan Energi Kelas XI IPA Semester 1

SMA Terpadu Abul Faidl Wonodadi Blitar Tahun Ajaran 2010/2011)

Disusun Oleh

HAZAIRIN NIKMATUL LUKMA

NIM : S831002044

Telah Disetujui Oleh Tim Pembimbing

Dewan Pembimbing

Jabatan Nama Tanda Tangan

Tanggal

Pembimbing I :

Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd. NIP 19520116 198003 1 001

................. ................

Pembimbing II :

Dra. Suparmi, MA, Ph.D. NIP 19520915 197603 2 001

................ ................

Mengetahui, Ketua Program Studi Pendidikan Sains

Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd. NIP 19520116 198003 1 001

Page 3: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

LEMBAR PENGESAHAN

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN INKUIRI TERBIMBING

MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE

DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR

DAN SIKAP ILMIAH SISWA

(Studi Kasus Pada Materi Usaha Dan Energi Kelas XI IPA Semester 1

SMA Terpadu Abul Faidl Wonodadi Blitar Tahun Ajaran 2010/2011)

Disusun Oleh

HAZAIRIN NIKMATUL LUKMA

NIM : S831002044

Telah Disahkan Oleh Tim Penguji

Pada tanggal.................................

Jabatan Nama Tanda Tangan

Ketua : Prof. Dr. H. Ashadi .......................

Sekretaris : Drs. Cari, M.A, M.Sc, Ph.D .......................

Anggota Penguji : 1. Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M Pd ........................

2. Dra. Suparmi, M.A, Ph.D ........................

Mengetahui Surakarta, 2011

Direktur Program Pascasarjana UNS Ketua Program Studi Pendidikan Sains

Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd NIP 19570820 198503 1 004 NIP 19520116 198003 1 001

Page 4: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :

Nama : HAZAIRIN NIKMATUL LUKMA

NIM : S831002044

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang berjudul

“PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN INKUIRI TERBIMBING

MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI

MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA” (Studi Kasus Pada

Materi Usaha Dan Energi Kelas XI IPA Semester 1 SMA Terpadu Abul Faidl

Wonodadi Blitar Tahun Ajaran 2010/2011) adalah benar-benar hasil karya sendiri.

Hal-hal yang bukan karya saya dalam tesis ini diberi tanda citasi dan ditunjukkan

dalam daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya

bersedia menerima sanksi akademis berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya

peroleh dari tesis tersebut.

Surakarta, April 2011

Yang membuat pernyataan

HAZAIRIN NIKMATUL LUKMA

Page 5: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

Hazairin Nikmatul Lukma, S831002044. 2011. Pembelajaran Fisika dengan Inkuiri Terbimbing menggunakan Animasi dan Pictorial Riddle ditinjau dari Motivasi Belajar dan Sikap Ilmiah Siswa. (Studi Kasus pada Materi Usaha dan Energi Kelas XI IPA Semester 1 SMA Terpadu Abul Faidl Wonodadi Blitar Tahun Ajaran 2010/2011). Tesis Pembimbing I Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd. dan pembimbing II : Dra. Suparmi, MA, Ph.D, Program Studi Pendidikan Sains, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2011

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: pengaruh Inkuiri Terbimbing menggunakan Animasi dan Pictorial Riddle terhadap prestasi belajar fisika, pengaruh motivasi belajar tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar fisika, pengaruh sikap ilmiah tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar fisika, interaksi antara Inkuiri Terbimbing menggunakan Animasi dan Pictorial Riddle dengan motivasi belajar terhadap prestasi belajar fisika, interaksi antara Inkuiri Terbimbing menggunakan Animasi dan Pictorial Riddle dengan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar fisika, interaksi antara motivasi belajar dan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar fisika, interaksi antara Inkuiri Terbimbing menggunakan Animasi dan Pictorial Riddle, motivasi belajar serta sikap ilmiah terhadap prestasi belajar fisika.

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Terpadu Abul Faidl Wonodadi Blitar Tahun Ajaran 2010/2011. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas XI. Sampel penelitian diambil secara cluster random sampling, yaitu kelas XI IPA 1 menggunakan Animasi dan kelas XI IPA 2 menggunakan Pictorial Riddle. Pengumpulan data dilakukan melalui tes untuk prestasi belajar dan angket untuk motivasi belajar dan sikap ilmiah. Analisis menggunakan Analisis Varians (ANAVA) tiga jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2.

Hasil analisis data menunjukkan bahwa:ada pengaruh Inkuiri Terbimbing menggunakan Animasi dan Pictorial Riddle terhadap prestasi belajar fisika dimana rerata yang lebih baik diperoleh siswa pada kelas eksperimen I (media Animasi), ada pengaruh motivasi belajar tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar fisika dimana rerata yang lebih baik diperoleh siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi, ada pengaruh sikap ilmiah tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar fisika dimana rerata yang lebih baik diperoleh siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi, tidak ada interaksi antara Inkuiri Terbimbing menggunakan Animasi dan Pictorial Riddle dengan motivasi belajar terhadap prestasi belajar fisika, tidak ada interaksi antara Inkuiri Terbimbing menggunakan Animasi dan Pictorial Riddle dengan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar fisika, tidak ada interaksi antara motivasi belajar dan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar fisika, tidak ada interaksi antara Inkuiri Terbimbing menggunakan Animasi dan Pictorial Riddle, motivasi belajar serta sikap ilmiah terhadap prestasi belajar fisika.

Kata kunci : Pembelajaran fisika, inkuiri terbimbing, animasi, pictorial riddle, motivasi

belajar, sikap ilmiah, prestasi belajar, usaha dan energi

Page 6: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRACT

Hazairin Nikmatul Lukma, S831002044. 2011. Physics Learning using Guided Inquiry through Animation and Pictorial Riddle over viewed from Student Motivation and Scientific Attitude. (A Case Study on Work And Energy Concept for XIth Grade Student at SMA Terpadu Wonodadi Blitar in 2010/2011 Academic Year). The Thesis, Advisor I : Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd. and Advisor II : Dra. Suparmi, MA, Ph.D, Science Education Program of Post Graduate, Sebelas Maret University of Surakarta, 2011 The purposes of this research were to know: the effect of the use of Guided Inquiry through Animation and Pictorial Riddle toward to the student achievement, the effect of the use of high and low student motivation toward to the student achievement, the effect of the use of high and low scientific attitude toward to the student achievement, the interaction between Guided Inquiry through Animation and Pictorial Riddle and student motivation toward to the student achievement, the interaction between Guided Inquiry through Animation and Pictorial Riddle and scientific attitude toward to the student achievement, the interaction between student motivation and scientific attitude toward to the student achievement, the interaction among Guided Inquiry through Animation and Pictorial Riddle, student motivation and scientific attitude toward to the student achievement. This research was carried out at SMA Terpadu Abul Faidl Wonodadi Blitar in 2010/2011 academic year. This research used experimental method. The population was all students in XI grade. The sampel was taken using cluster random sampling, are XI IPA 1 used Animation learning media, and XI IPA 2 used Pictorial Riddle learning media. The data was collected using test for student achievement and quistionere for student motivation and scientific attitude. Then the data was analized using Anova with 2 x 2 x 2 factorial design. The results of data analysis were: there was effect of the use of Guided Inquiry through Animation and Pictorial Riddle toward to the student achievement; which the better result is Animation class; theres was effect of the use of high and low student motivation toward to the student achievement, which the better result is student with high motivation; there was effect of the use of high and low scientific attitude toward to the student achievement, which the better result is student with high scientific attitude; there was no interaction between Guided Inquiry through Animation and Pictorial Riddle and student motivation toward to the student achievement; there was no interaction between Guided Inquiry through Animation and Pictorial Riddle and scientific attitude toward to the student achievement; there was no interaction between student motivation and scientific attitude toward to the student achievement; there was no interaction among Guided Inquiry through Animation and Pictorial Riddle, student motivation and scientific attitude toward to the student achievement. Keywords : Physics learning, guided inquiry, animation, pictorial riddle, student

motivation, scientific attitude, student achievement, work and energy

Page 7: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

MOTTO

Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah

orang yang paling bertaqwa di antara kamu (QS. Al-Hujurat : 13)

Puncak ilmu pengetahuan ialah apabila kita mengetahui sedalam-dalamnya

makna taat dan ibadah

Jaga hatimu dengan ilmumu untuk mengetahui sifat-sifat hawa nafsu

sehingga hatimu bisa lepas dari belenggu dunia dan lalu mendekat

kepada-Nya

Page 8: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan kepada

Ayahanda dan Ibunda tercinta Sahabat Pendidikan Sains Angkatan Pebruari 2010 dan

Almamaterku

Page 9: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur bagi Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-

Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan rancangan tesis yang berjudul

”Pembelajaran Fisika dengan Inkuiri Terbimbing menggunakan Animasi dan

Pictorial Riddle Ditinjau dari Motivasi Belajar dan Sikap Ilmiah Siswa” ini

dengan lancar. Penelitian ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan

mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Sains Program

Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Selesainya penyusunan penelitian ini tidak lepas dari bimbingan dan

bantuan berbagai pihak yang dengan ikhlas dan tanpa kenal lelah telah membantu

penulis. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan

terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Drs. Suranto, M.Sc., Ph.D., selaku Direktur Program Pascasarjana

yang telah memberikan beragam fasilitas dan kemudahan dalam penyusunan

proposal penelitian ini.

2. Bapak Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd., selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Sains dan Pembimbing I yang telah memberikan dorongan,

bimbingan, dan kesempatan kepada penulis.

3. Ibu Dra. Suparmi, MA, Ph.D selaku Pembimbing II yang telah banyak

memberikan banyak pengarahan dan bimbingan.

4. Bapak Masroni, S.Ag. M.H selaku Kepala SMA Terpadu Abul Faidl

Wonodadi Blitar yang telah memberikan izin tempat penelitian tesis kepada

penulis.

Page 10: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Sains Program Pascasarjana

yang dengan kebesaran hati dan senantiasa membagi ilmu dalam penyusunan

penelitian ini.

6. Ayahanda dan Ibunda serta keluarga yang senantiasa mendoakan, memberi

dorongan, kasih sayang tiada henti dan doa restu.

7. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Pendidikan Sains Program

Pascasarjana Universitas Sebelas Maret angkatan Pebruari 2010 yang

senantiasa saling memberi dorongan semangat selama penyusunan penelitian

ini.

8. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

mendukung demi selesainya penyusunan penelitian ini.

Saran dan kritik yang membangun senantiasa penulis harapakan untuk

perbaikan kualitas penulisan dan pengembangan penelitian di Indonesia pada

umumnya.

Surakarta, April 2011

Penulis

Page 11: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL..................................................................................

HALAMAN PERSETUJUAN...................................................................

HALAMAN PENGESAHAN...................................................................

PERNYATAAN.........................................................................................

ABSTRAK..................................................................................................

ABSTRACT................................................................................................

HALAMAN MOTTO ...............................................................................

HALAMAN PERSEMBAHAN...............................................................

i

ii

iii

iv

v

vi

vii

KATA PENGANTAR............................................................................... viii

DAFTAR ISI..............................................................................................

DAFTAR TABEL.......................................................................................

DAFTAR GAMBAR..................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................

xi

xvi

xix

xxi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang …………………………………………….

B. Identifikasi Masalah ……………………………………….

C. Pembatasan Masalah ………………………………………

D. Perumusan Masalah ………………………………………...

E. Tujuan Penelitian ..................................................................

1

1

14

16

16

18

Page 12: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

F. Manfaat Penelitian................................................................ 18

BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN, KERANGKA

BERPIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori..........................................................................

1. Definisi Belajar dan Pembelajaran Fisika..........................

a. Definisi Belajar.............................................................

b. Definisi Pembelajaran...................................................

2. Teori-Teori Belajar............................................................

a. Teori Kognitif Jean Piaget............................................

b. Teori Penemuan Jerome Bruner...................................

c. Teori Belajar Bermakna Ausubel..................................

3. Pembelajaran Inkuiri Terbimbing......................................

a. Definisi Pembelajaran Inkuiri.......................................

b. Definisi Pembelajaran Inkuiri Terbimbing....................

c. Langkah-Langkah Pembelajaran Inkuiri Terbimbing...

d. Keuntungan Penerapan Pembelajaran Inkuiri

Terbimbing....................................................................

4. Media Pembelajaran...........................................................

5. Animasi..............................................................................

6. Pictorial Riddle..................................................................

7. Motivasi Belajar.................................................................

8. Sikap Ilmiah.......................................................................

9. Prestasi Belajar..................................................................

20

20

20

20

21

23

23

27

30

32

32

33

34

35

36

38

40

42

44

47

Page 13: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

a. Aspek Kognitif (Cognitive Domain)............................

b. Aspek Afektif (Affective Domain)..............................

c. Aspek Psikomotorik (Psychomotoric Domain)............

10. Hakikat Pembelajaran Fisika.............................................

11. Materi Usaha dan Energi...................................................

B. Penelitian yang Relevan...........................................................

C. Kerangka Berpikir....................................................................

D. Hipotesis..................................................................................

48

49

49

50

53

68

72

80

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian..................................................

1. Tempat Penelitian..............................................................

2. Waktu Penelitian...............................................................

B. Populasi dan Sampel...............................................................

1. Populasi............................................................................

2. Sampel..............................................................................

C. Metode Penelitian...................................................................

D. Variabel Penelitian..................................................................

1. Variabel Bebas.................................................................

2. Variabel Moderator..........................................................

3. Variabel Terikat................................................................

E. Data Penelitian........................................................................

1. Jenis Data.........................................................................

2. Sumber Data....................................................................

81

81

81

81

82

82

82

83

83

83

84

85

86

86

86

Page 14: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

3. Teknik Pengumpulan Data...............................................

F. Instrumen Penelitian...............................................................

1. Instrumen Pelaksanaan Pembelajaran...............................

2. Instrumen Pengambilan Data...........................................

G. Uji Coba Instrumen................................................................

1. Uji Validitas.....................................................................

2. Uji Reliabilitas..................................................................

3. Uji Taraf Kesukaran..........................................................

4. Uji Daya Beda..................................................................

H. Teknik Analisis Data...............................................................

1. Uji Prasyarat Analisis........................................................

a. Uji Normalitas..............................................................

b. Uji Homogenitas...........................................................

2. Uji Hipotesis (Analisis Variansi Tiga Jalan).....................

3. Tata Letak Data................................................................

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data..........................................................................

1. Data Prestasi Belajar ditinjau dari Motivasi Belajar

Siswa.................................................................................

2. Data Prestasi Belajar ditinjau dari Sikap Ilmiah

Siswa.................................................................................

3. Data Prestasi Belajar Fisika...............................................

a. Data Prestasi Belajar Fisika Ranah Kognitif................

86

87

87

87

87

87

90

91

92

93

93

93

94

94

96

99

99

99

102

105

105

Page 15: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

b. Data Prestasi Belajar Fisika Ranah Afektif.................

c. Data Prestasi Belajar Fisika Ranah Kognitif dan

Afektif.........................................................................

B. Uji Prasyarat............................................................................

1. Uji Normalitas...................................................................

2. Uji Homogenitas...............................................................

C. Pengujian Hipotesis..................................................................

D. Pembahasan Hasil Analisis Data.............................................

E. Keterbatasan Penulis................................................................

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................

B. Implikasi................................................................................

1. Implikasi Teoritis............................................................

2. Implikasi Praktis.............................................................

C. Saran......................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

110

111

112

112

114

115

123

132

133

133

140

140

141

141

143

147

Page 16: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1.

3.1.

3.2.

3.3.

3.4.

3.5.

3.6.

3.7.

3.8.

3.9.

3.10.

3.11.

4.1.

4.2.

4.3.

4.4.

Nilai Ulangan Harian K.D Usaha dan Energi Kelas XI

Tahun Ajaran 2009/2010......................................................

Agenda Penelitian................................................................

Rancangan Penelitian...........................................................

Interpretasi Validitas Soal...................................................

Hasil Uji Validitas...............................................................

Interpretasi Reliabilitas Soal................................................

Hasil Uji Reliabilitas............................................................

Klasifikasi Taraf Kesukaran................................................

Hasil Uji Taraf Kesukaran..................................................

Interpretasi Daya Pembeda.................................................

Hasil Uji Daya Pembeda.....................................................

Tata Letak Data...................................................................

Deskripsi Data Prestasi Belajar ditinjau dari Motivasi

Belajar..................................................................................

Distribusi Frekuensi Data Prestasi Belajar ditinjau dari

Motivasi Belajar Tinggi.......................................................

Distribusi Frekuensi Data Prestasi Belajar ditinjau dari

Motivasi Belajar Rendah.....................................................

Deskripsi Frekuensi Data Prestasi Belajar ditinjau dari

6

81

83

88

89

90

91

92

92

93

93

96

99

100

100

Page 17: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

4.5.

4.6.

4.7.

4.8.

4.9.

4.10.

4.11.

4.12.

4.13.

4.14.

4.15.

4.16.

4.17.

Sikap Ilmiah.........................................................................

Deskripsi Frekuensi Data Prestasi Belajar ditinjau dari

Sikap Ilmiah Tinggi..............................................................

Deskripsi Frekuensi Data Prestasi Belajar ditinjau dari

Sikap Ilmiah Rendah...........................................................

Deskripsi Data Prestasi Belajar Ranah Kognitif Siswa

dalam Media Pembelajaran...................................................

Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Fisika Siswa pada

Kelas Eksperimen I (Media Animasi)..................................

Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Fisika Siswa pada

Kelas Eksperimen II (Media Pictorial Riddle)....................

Distribusi Keseluruhan Data................................................

Rerata Prestasi Belajar........................................................

Deskripsi Data Prestasi Belajar Ranah Afektif Siswa dalam

Media Pembelajaran.............................................................

Deskripsi Distribusi Data Keseluruhan................................

Hasil Uji Normalitas Prestasi Belajar Ditinjau dari

Motivasi Belajar....................................................................

Hasil Uji Normalitas Prestasi Belajar Ditinjau dari Sikap

Ilmiah....................................................................................

Hasil Uji Normalitas Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

Media Animasi dan Pictorial Riddle.....................................

Hasil Uji Homogenitas..........................................................

102

103

103

105

106

106

108

109

110

112

113

113

114

115

Page 18: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

4.18.

Hasil Uji Anava..................................................................... 116

Page 19: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xix

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Bentuk-Bentuk Belajar......................................................... 31

2.2.

2.3.

2.4.

2.5.

2.6.

2.7.

2.8.

2.9.

2.10.

4.1.(a)

4.1.(b)

4.2.(a)

Usaha yang Dilakukan oleh Sebuah Gaya yang

Konstan.................................................................................

Balok di atas Bidang Datar Dikenai Beberapa Gaya...........

Gaya Pegas............................................................................

Besarnya Usaha yang Dilakukan oleh Gaya Pegas...............

Hubungan antara Usaha dan Energi......................................

Energi Potensial Gravitasi.....................................................

Perubahan Energi Potensial tidak bergantung pada

Lintasan.................................................................................

Sebuah Balok Bergerak dari A ke B, melintasi Garis Lurus

AB atau Melewati Busur Setengah Lingkaran AB...............

Posisi dan kecepatan dua buah bola pada saat yang sama....

Gambar Histogram Prestasi Belajar ditinjau dari Kelompok

Motivasi Belajar Tinggi........................................................

Gambar Histogram Prestasi Belajar ditinjau dari Kelompok

Motivasi Belajar Rendah.......................................................

Gambar Histogram Prestasi Belajar ditinjau dari Kelompok

Sikap Ilmiah Tinggi...............................................................

54

56

57

58

59

62

63

64

66

101

101

104

Page 20: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xx

4.2.(b)

4.3.(a)

4.3(b).

4.4.

4.5.

4.6.

4.7.

Gambar Histogram Prestasi Belajar ditinjau dari Kelompok

Sikap Ilmiah Rendah............................................................

Histogram Prestasi Belajar Fisika pada Kelas Eksperimen I

(Media Animasi)...................................................................

Histogram Prestasi Belajar Fisika pada Kelas Eksperimen

II (Media Pictorial Riddle)....................................................

Grafik Interaksi Media dengan Motivasi Belajar terhadap

Prestasi Belajar Siswa..........................................................

Grafik Interaksi Media dengan Sikap Ilmiah terhadap

Prestasi Belajar Siswa..........................................................

Grafik Interaksi Motivasi Belajar dengan Sikap Ilmiah

terhadap Prestasi Belajar Siswa............................................

Grafik Interaksi Media-Motivasi Belajar-Sikap Ilmiah

terhadap Prestasi Belajar Siswa..........................................

104

107

107

118

120

121

122

Page 21: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1

2

3

Kisi-Kisi Angket Motivasi Belajar.....................................

Uji Coba Angket Motivasi Belajar.....................................

Kisi-Kisi Angket Sikap Ilmiah...........................................

147

153

157

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

Uji Coba Angket Sikap Ilmiah...........................................

Kisi-Kisi Tes Prestasi Belajar.............................................

Uji Coba Tes Prestasi Belajar..............................................

Kunci Jawaban Uji Coba Tes Prestasi Belajar....................

Lembar Angket Motivasi Belajar........................................

Lembar Angket Sikap Ilmiah..............................................

Tes Prestasi Belajar.............................................................

Kunci Jawaban Tes Prestasi Belajar....................................

Silabus.................................................................................

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).........................

Lembar Kegiatan Siswa (LKS)...........................................

Pedoman Penilaian Aspek Afektif Siswa............................

Analisis Data Motivasi Belajar...........................................

Analisis Data Sikap Ilmiah.................................................

Analisis Data Prestasi Belajar.............................................

Hasil Uji Normalitas Data Angket Motivasi Belajar..........

Hasil Uji Normalitas Data Angket Sikap Ilmiah.................

164

168

170

176

177

180

184

190

191

195

227

263

265

267

269

271

274

Page 22: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxii

21

22

23

24

25

26

27

28

29

Hasil Uji Normalitas Tes Prestasi Belajar...........................

Hasil Uji Homogenitas Prestasi Belajar..............................

Hasil Uji Hipotesis...............................................................

Hasil Uji Validitas, Reliabilitas, Daya Pembeda, dan

Tingkat Kesukaran Tes Prestasi Belajar...............................

Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Motivasi Belajar........

Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Sikap Ilmiah..............

Hasil Tes Prestasi Belajar Siswa...........................................

Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian...................................

Surat Perijinan......................................................................

277

280

281

282

286

288

291

327

329

Page 23: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional Bab II pasal 3 termaktub bahwa:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab

Merujuk pada isi Undang-Undang tersebut, pendidikan nasional memiliki peran

yang sangat urgent, yakni mengembangkan kemampuan dan watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat. Sehingga kualitas pendidikan sangat

menentukan eksistensi dan masa depan suatu bangsa.

Pendidikan nasional Indonesia adalah pendidikan yang berakar pada

kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasar kepada pencapaian tujuan

pembangunan nasional Indonesia. Sistem pendidikan nasional (Sisdiknas)

merupakan satu keseluruhan yang terpadu dari semua satuan dan kegiatan

pendidikan yang saling berkaitan untuk mengusahakan tercapainya tujuan

pendidikan nasional. Sebagaimana yang telah disebutkan di atas, bahwa

pendidikan di Indonesia harus mampu mendukung pembangunan di masa yang

akan datang untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan nasional.

Page 24: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa mendatang

adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan problema kehidupan yang

dihadapinya. Pendidikan harus menyentuh potensi nurani maupun kemampuan

kompetensi siswa. Konsep pendidikan tersebut terasa semakin penting ketika

seseorang harus memasuki kehidupan di masyarakat dan dunia kerja, karena yang

bersangkutan harus mampu menerapkan apa yang dipelajari di sekolah untuk

menghadapi problema yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari saat ini maupun

yang akan datang (Trianto, 2009:1). Konsekuensi logisnya adalah pendidikan

harus terus mengalami kontinuitas peningkatan kualitas, selaras dengan kebutuhan

dan tantangan masa depan, dalam perkembangan dunia kerja maupun

perkembangan ilmu pengetahuan. Sehingga pada nantinya akan terbentuk sumber

daya manusia yang tangguh dan kompeten yang siap berlaga dalam kancah

perkembangan pembangunan nasional.

Pemerintah terus bekerja keras dalam upaya meningkatkan pendidikan

nasional, tercermin dari upaya peningkatan profesionalisme guru, mengingat

peran guru yang cukup sentral dalam dunia pendidikan. Upaya pemerintah

tersebut diawali dengan ditetapkannya Undang-Undang no. 14 Tahun 2005

tentang guru dan dosen, dimana dalam undang-undang ini diatur kualifikasi-

kualifikasi yang harus dipenuhi oleh seorang guru. Diharapkan dengan

terpenuhinya syarat-syarat seorang guru sebagaimana tertuang dalam undang-

undang tersebut guru dapat memberikan suatu kontribusi terciptanya kegiatan

Page 25: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

pembelajaran yang sesuai PAIKEM, yaitu pembelajaran yang aktif, inovatif,

kreatif, dan menyenangkan.

Pembelajaran PAIKEM adalah pembelajaran bermakna yang

dikembangkan dengan cara membantu siswa membangun keterkaitan antara

informasi (pengetahuan) baru dengan pengalaman (pengetahuan lain) yang telah

dimiliki dan dikuasai siswa. Siswa dibelajarkan bagaimana mereka mempelajari

konsep dan bagaimana konsep tersebut dapat dipergunakan di luar kelas (Agus

Supriyono, 2009:xi). Kegiatan pembelajaran itu sendiri dalam sekolah merupakan

interaksi antara pendidik (guru) dengan siswa. Dalam Standar Nasional

Pendidikan (SNP) pasal 19 ayat 1, disebutkan bahwa :

Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa.

Dalam makna yang lebih kompleks pembelajaran hakikatnya adalah usaha

sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi

siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang

diharapkan. Dari makna ini jelas terlihat bahwa pembelajaran merupakan interaksi

dua arah dari seorang guru dan siswa, dimana antara keduanya terjadi komunikasi

(transfer) yang intens dan terarah menuju pada suatu target yang telah ditetapkan

sebelumnya (Trianto, 2009:17). Sebagaimana yang telah dipaparkan di atas,

dalam pembelajaran, guru merupakan sebuah “centre” atau pengendali, karena

guru yang menjadi penentu dari iklim dan kegiatan pembelajaran. Sehingga

keberhasilan suatu proses pembelajaran sangat tergantung pada bagaimana guru

Page 26: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

memberikan pembelajaran yang efektif dan tepat sasaran dari tujuan pembelajaran

itu sendiri.

Upaya untuk meningkatkan keberhasilan belajar siswa diantaranya dapat

dilakukan melalui perbaikan proses pembelajaran. Dalam perbaikan proses

pembelajaran ini peranan guru sangat penting, yaitu menetapkan metode

pembelajaran yang tepat. Oleh karena sasaran proses pembelajaran adalah siswa

belajar, maka dalam menetapkan metode pembelajaran, fokus perhatian guru

adalah pada upaya membelajarkan siswa (Sumiati, 2007:xiii). Dengan kata lain,

bagaimana menyesuaikan metode pembelajaran dengan karakteristik materi yang

ingin disampaikan itulah yang harus menjadi prioritas perhatian guru.

Peran guru sangat menuntut penguasaan bahan yang luas dan mendalam.

Guru perlu mempunyai pandangan yang sangat luas mengenai pengetahuan

tentang bahan yang akan diajarkan. Pengetahuan yang luas dan mendalam

memungkinkan seorang guru menerima pandangan dan gagasan yang berbeda dari

murid dan juga memungkinkan untuk menunjukkan apakah gagasan itu jalan atau

tidak. Penguasaan bahan memungkinkan seorang guru mengerti macam-macam

jalan dan model untuk sampai pada suatu pemecahan persoalan tanpa terpaku

pada satu model (Paul Suparno, 1996:69). Model ataupun metode pembelajaran

yang tepat serta ditunjang pula oleh media pembelajaran atau sarana dan prasarana

serta penataan lingkungan belajar yang kondusif menjadi komponen utama yang

akan menentukan keberhasilan pembelajaran.

Kenyataan yang dijumpai dalam praktek seringkali menunjukkan gejala

bahwa proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh seorang guru menunjukkan

Page 27: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

keadaan yang “begitu-begitu saja” dari hari ke hari, atau untuk materi

pembelajaran apapun yang diajarkan (monoton) (Sumiati, 2007:3). Setiap materi

memiliki karakter masing-masing, oleh karena itu model pembelajaran sudah

seyogyanya disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan. Sehingga tidak

heran jika suasana kelas menjadi kurang menyenangkan jika guru tetap

mempertahankan kemonotonan itu. Pembelajaran menjadi hal yang tidak menarik

lagi dan membosankan bagi siswa, tak terkecuali untuk pembelajaran fisika.

Bagi siswa, pelajaran fisika selama ini merupakan “momok”, pelajaran

yang menakutkan karena penuh dengan beragam rumus yang sulit

diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Ditambah lagi, ketika di dalam

kelas guru menyampaikan materi fisika dengan nuansa ceramah yang sangat

monoton dan jarang memfasilitasi siswa dengan percobaan untuk melatih proses

berpikir. Sehingga identitas pelajaran membosankan, tidak menarik, tidak

menyenangkan, dan istilah lainnya semakin melekat dan bahkan menjadi

semacam “trademark” dalam pelajaran fisika.

Keberhasilan pembelajaran fisika dapat dilihat dari penguasaan dan

pemahaman siswa terhadap suatu materi, misalnya materi usaha dan energi.

Pemahaman siswa yang dimaksud bukanlah sekedar pemahaman substantif saja,

tetapi juga diharapkan ada efek yang menyertai pemahaman itu, misalnya siswa

mampu berpikir secara sistematis, logis dan kritis; siswa mampu memahami

peranan dan penerapan usaha dan energi dalam kehidupan manusia; siswa juga

diharapkan lebih kreatif dan inovatif dalam mencari solusi terhadap permasalahan

terkait materi usaha dan energi. Sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi

Page 28: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

biasanya dilihat dari nilai siswa, yang dikatakan tuntas jika nilai siswa mencapai

kriteria ketuntasan minimal (KKM) dan dikatakan tidak tuntas jika nilai siswa

belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM). Tabel 1.1 menyajikan hasil

ulangan harian usaha dan energi kelas XI SMA Terpadu Abul Faidl Wonodadi

Blitar semester I tahun ajaran 2009/2010 :

Tabel 1.1. Nilai Ulangan Harian K.D Usaha dan Energi Kelas XI Thn. Ajaran 2009/2010

No. Kelas KKM Tuntas Tidak Tuntas Jumlah Prosentasi

Ketuntasan

1. XI IPA 1 65 16 14 30 53,3%

2. XI IPA 2 65 15 14 29 51,7%

3. XI IPA 3 65 14 17 31 45,1%

Dari tabel terlihat bahwa prestasi belajar fisika materi usaha dan energi

masih rendah. Keadaan tersebut menunjukkan bahwa implementasi pembelajaran

fisika selama ini yang dilaksanakan oleh guru belum berhasil. Kondisi

pembelajaran fisika di SMAT Abul Faidl Wonodadi Blitar masih dominansi

ceramah yang menunjukkan kemonotonan sehingga membuat siswa cepat merasa

bosan. Padahal ada beragam metode pembelajaran inovatif yang dapat mengemas

pembelajaran fisika menjadi pembelajaran yang menarik (misalnya melalui media

visual) yang dapat diaplikasikan guru, namun tampaknya guru belum

memperhatikan hal ini.

Karakteristik pembelajaran fisika yang menuntut untuk berpikir ilmiah dan

sistematis, melalui serangkaian proses ilmiah untuk menemukan sesuatu juga

luput dari perhatian guru. Padahal proses berpikir ilmiah tersebut dapat dikatakan

cukup penting, mengingat konsep fisika diperoleh dari serangkaian prosos ilmiah.

Page 29: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Saat pembelajaran berlangsung, guru hanya semata-mata memberikan informasi

saja, tanpa ada interaksi timbal balik antara guru dengan siswa. Kondisi siswa

SMAT Abul Faidl Wonodadi Blitar yang beragam, baik mengenai kemampuan

awal, motivasi belajar, sikap ilmiah, maupun IQ (Intelegence Quation) ternyata

juga lepas dari perhatian guru, karena guru memperlakukan secara sama semua

siswa dengan segala heterogenitasnya tersebut.

Hasil survei nasional pendidikan di Indonesia menunjukkan bahwa sistem

pendidikan formal di Indonesia pada umumnya masih kurang memberi peluang

bagi pengembangan kreativitas. Hal senada dikemukakan oleh Munandar bahwa

kreativitas atau berpikir kreatif sebagai kemampuan untuk melihat bermacam-

macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah merupakan bentuk

pemikiran yang sampai saat ini masih kurang mendapat perhatian. Rendahnya

pengembangan kreativitas disebabkan pembelajaran di sekolah yang terutama

dilatih adalah pengetahuan, ingatan, kemampuan berpikir logis atau berpikir

konvergen yaitu kemampuan menemukan satu jawaban yang paling tepat terhadap

masalah yang diberikan berdasarkan informasi yang tersedia. Dampaknya ketika

dihadapkan pada suatu permasalahan siswa sering mengalami kesulitan

menemukan alternatif pemecahan.

Selain keterampilan berpikir kreatif, yang perlu dikembangkan pada

pembelajaran di sekolah adalah kemampuan dasar bekerja ilmiah. Kemampuan

dasar bekerja ilmiah terdiri atas kecerdasan emosional dan kecerdasan intelektual.

Pembelajaran di sekolah selama ini lebih mengedepankan pengembangan

kecerdasan intelektual sehingga kecerdasan emosional dan berpikir kreatif kurang

Page 30: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

dikembangkan. Padahal fisika sebagai bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (sains)

diperoleh dari berpikir ilmiah.

Di dalam kurikulum 2006 dijelaskan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

berkaitan dengan cara mencari tahu (inquiry) tentang alam secara sistematis,

sehingga IPA bukan hanya sebagai penguasaan kumpulan pengetahuan yang

berupa fakta, konsep atau prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses

penemuan. Sebagaimana disebutkan di atas, fisika yang merupakan bagian dari

ilmu pengetahuam alam (IPA) banyak sekali ditemukan implementasinya dalam

kehidupan sehari-hari. Dapat diambil contoh misalnya untuk konstruksi gedung

bertingkat, dalam pembuatannya sering digunakan katrol untuk mengangkat alat-

alat berat dari bawah ke atas. Air bendungan bisa dimanfaatkan menjadi listrik

melalui PLTA. Jalan-jalan di wilayah pegunungan dibuat berkelok-kelok dengan

maksud tertentu. Selain itu jika diperhatikan dengan seksama, ban sepeda dan

kendaraan bermotor lainnya semakin lama digunakan, permukaannya akan

semakin licin. Hal ini dapat terjadi tentunya tidak terlepas dari fenomena-

fenomena fisika.

Kejadian-kejadian di atas merupakan contoh aplikasi dan implementasi

fisika dalam kehidupan sehari-hari untuk konsep usaha dan energi, dan masih

banyak contoh-contoh lainnya. Dengan demikian, materi fisika khusunya konsep

usaha dan energi penting sekali untuk dipelajari oleh siswa, mengingat konsep

usaha dan energi tidak jauh aplikasinya dari keseharian siswa. Dalam mempelajari

materi fisika khusunya konsep usaha dan energi ini, siswa dapat melakukan

observasi dalam laboratorium sekolah. Namun mengingat keterbatasan sarana dan

Page 31: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

prasarana yang ada di SMAT Abul Faidl Wonodadi Blitar, proses pembelajaran

dilaksanakan dengan memanfaatkan suatu media pembelajaran.

Para ilmuwan sains (scientist) dulu ketika menemukan konsep-konsep

fisika, dilaksanakan melalui serangkaian proses atau kegiatan yang bersifat

inquiry atau discovery. Pada dasarnya proses yang digunakan oleh para ilmuwan

ini adalah proses menemukan yang diikuti serangkaian kegiatan, dimulai dari

penemuan masalah, perumusan hipotesis, melakukan eksperimen, diakhiri

penarikan kesimpulan, hingga kemudian diperoleh suatu konsep. Karena proses

fisika identik dengan proses inkuiri, maka dalam penelitian ini pendekatan

pembelajaran yang diterapkan adalah inkuiri. Ada beberapa macam pembelajaran

Inkuiri, diantaranya adalah Inkuiri Terbimbing. Menurut Michael Jabot dan

Christian H.Kautz (2007:1) pembelajaran Inkuiri Terbimbing menjadikan siswa

berpikir untuk mencari tahu dengan bimbingan guru, sehingga Inkuiri Terbimbing

memberikan pengaruh hasil yang lebih baik daripada pembelajaran yang hanya

berkutat pada ceramah saja. Mengingat siswa SMAT Abul Faidl belum pernah

melakukan proses inkuiri sebelumnya, maka inkuiri yang digunakan adalah

Inkuiri Terbimbing, dimana siswa dibimbing oleh guru selama proses inkuiri

tersebut.

Melalui pembelajaran ini juga siswa secara aktif akan terlibat dalam proses

mentalnya melalui kegiatan pengamatan, pengukuran, dan pengumpulan data

untuk menarik suatu kesimpulan. Dalam pembelajaran Inkuiri Terbimbing, guru

adalah fasilitator pembelajaran dan manajer lingkungan belajar. Terbimbing

(guided) dalam penelitian ini diartikan bahwa perencanaan pembelajaran,

Page 32: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

penyusunan laporan, dan instrumen pencatatan data disediakan oleh guru. Hal ini

dimaksudkan agar proses belajar mengajar berlangsung efektif dan efisien,

sehingga akan dapat meningkatkan potensi intelektual siswa, meningkatkan

motivasi intrinsik siswa untuk belajar, mengarahkan siswa ke arah pola berpikir

induktif atau investigasi, dan meningkatkan ketahanlamaan memori. Sedangkan

ketika pembelajaran berlangsung, peran guru sebagai pembimbing yaitu

memberikan petunjuk-petunjuk seperlunya (fungsi guru adalah sebagai manajer

lingkungan belajar). Pembelajaran inkuiri terbimbing mampu mengeksplorasi

kemampuan siswa, sehingga siswa mampu memahami lebih dalam terhadap

materi tertentu (Rick Vanosdall, dkk, 2007:6). Dengan demikian dapat diambil

kesimpulan bahwa proses pembelajaran Inkuiri terbimbing merupakan suatu

model pembelajaran yang menuntut siswa terlibat aktif di dalamnya melalui

kegiatan-kegiatan yang berorientasi ilmiah.

Model pembelajaran Inkuiri terbimbing mempunyai peranan penting di

dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah, karena model pembelajaran ini

tidak hanya mengembangkan kemampuan intelektual tetapi seluruh potensi siswa

yang ada, termasuk pengembangan emosional dan pengembangan keterampilan.

Bruner menyampaikan (Ratna Wilis, 1988:98) bahwa salah satu dari empat tema

pendidikan adalah motivasi atau keinginan untuk belajar, dan cara-cara yang

tersedia pada para guru untuk merangsang motivasi itu. Pengalaman-pengalaman

pendidikan yang merangsang motivasi ialah pengalaman-pengalaman dimana para

siswa berpartisipasi secara aktif dalam menghadapi alamnya. Dengan dipilihnya

Page 33: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

pembelajaran Inkuiri Terbimbing diharapkan siswa dapat berperan aktif, kreatif,

dan dapat berpikir secara sistematis dalam proses pembelajaran.

Konteks outdoors atau pelaksanaan pembelajaran dimana siswa

melakukan proses “inquiry” dimaksudkan untuk menginspirasi dan mengapresiasi

siswa. Sehingga pembelajaran sains melalui Inkuiri terbimbing dan kegiatan

eksperimen yang tidak selalu berpusat di dalam kelas diharapkan mampu

menciptakan suasana belajar yang kontruktivis, inspiratif, apresiatif, dan siswa

juga mampu berperan aktif, kreatif, serta juga dapat berpikir secara sistematis

(Oleg Popov, dkk :1). Dalam penelitian ini, pembelajaran fisika materi usaha dan

energi dilakukan melalui pendekatan inkuiri terbimbing melalui Animasi. Dengan

media ini siswa dapat memiliki kesempatan untuk mengembangkan kemampuan

mengamati segala benda yang sedang terlibat dalam proses serta dapat mengambil

kesimpulan-kesimpulan yang diharapkan dari apa yang ditampilkan dari media

Animasi tersebut. Pembelajaran melalui media Animasi bersifat menghibur dan

sangat menarik perhatian siswa. Dalam pembelajaran, Animasi sebagai media

interaktif dapat memperkuat konsep yang ada pada diri siswa (RM Benito, dkk

2007:1). Sehingga melalui media Animasi diharapkan materi fisika yang

disampaikan menjadi tidak membosankan, dan siswa dapat lebih aktif dalam

proses pembelajaran.

Selain Animasi, pendekatan pembelajaran inkuiri terbimbing lain yang

digunakan dalam penelitian ini adalah Pictorial Riddle. Pictorial riddle disusun

dalam rangka meningkatkan motivasi dan ketertarikan siswa terhadap

pembelajaran fisika materi usaha dan energi, dalam diskusi kelompok kecil atau

Page 34: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

kelompok besar. Pictorial merupakan salah satu bentuk yang cukup diminati oleh

siswa dalam menyelesaikan permasalahan fisika (Patrick B Kohl:1). Gambar,

peraga, atau situasi yang sesungguhnya dapat digunakan untuk meningkatkan cara

berpikir kritis dan kreatif dari siswa. Suatu “riddle” biasanya berupa gambar di

papan tulis, papan poster atau diproyeksikan dari suatu transparansi, kemudian

guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan “riddle” (Moh.

Amien, 1979:26-27). Pendekatan Inkuiri Terbimbing dengan media Pictorial

Riddle ini tepat digunakan dalam pembelajaran fisika materi usaha dan energi,

mengingat bahwa Pictorial Riddle dapat mengemas materi usaha dan energi

menjadi suatu pembelajaran fisika yang menarik dan tentu saja mengasyikkan

bagi siswa.

Sebagaimana yang telah disampaikan di atas, kegiatan pembelajaran itu

sendiri dalam sekolah merupakan interaksi antara pendidik (guru) dengan yang

terdidik (siswa). Sehingga keberhasilan suatu proses pembelajaran minimal

bergantung pada pada guru dan siswa itu sendiri, selain ditunjang pula oleh

sarana-prasarana seperti laboratorium misalnya. Faktor keberhasilan pembelajaran

khususnya pembelajaran fisika dari diri siswa misalnya adalah motivasi atau

pendorong siswa untuk belajar fisika, karena tanpa adanya motivasi, siswa tidak

akan serius dalam mengikuti pembelajaran. Namun sebaliknya jika siswa

memiliki motivasi tinggi, maka siswa akan tertarik dan selalu ingin terlibat dalam

proses pembelajaran. Hamzah B. Uno (2006:27) menyampaikan pentingnya

motivasi dalam kegiatan pembelajaran. Ada beberapa peranan penting dari

motivasi dalam belajar dan pembelajaran, antara lain dalam menentukan hal-hal

Page 35: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

yang dapat dijadikan penguat belajar, memperjelas tujuan belajar yang hendak

dicapai, menentukan ragam kendali terhadap rangsangan belajar, serta

menentukan ketekunan belajar.

Selain motivasi, sikap ilmiah siswa juga merupakan faktor keberhasilan

pembelajaran dari dalam siswa. Sikap ilmiah menunjukkan bagaimana seorang

siswa bertindak dan berpikir ilmiah sesuai metode ilmiah. Sebagaimana yang

disampaikan Syailani (2010:40) dalam Moh. Amin (1994:77), kumpulan

pengetahuan atau produk sains berupa fakta, observasi, eksperimentasi,

generalisasi, dan analisis yang rasional dan ilmuwan mengumpulkan pengetahuan

sains berusaha untuk bersikap obyektif dan jujur, mengikuti macam prosedur

eksperimen ini yang dikenal dengan sikap ilmiah. Dengan demikian, seorang

siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi akan selalu bersikap obyektif dan jujur.

Selain bersikap obyektif dan jujur, ciri-ciri sesorang yang mempunyai sikap

ilmiah tinggi meliputi sikap ingin tahu, sikap kritis, sikap ingin menemukan, sikap

menghargai karya orang lain tekun, dan juga mempuyai sikap terbuka.

Untuk mengetahui sejauh mana proses pembelajaran berlangsung dan

sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi usaha dan energi, digunakan tes

prestasi belajar. Sebagai alat untuk mengukur prestasi belajar siswa, tes

dimaksudkan untuk mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah

dicapai siswa setelah menempuh proses belajar mengajar dalam jangka waktu

tertentu. Dalam hubungannya dengan ha ini tes berfungsi sebagai alat untuk

mengukur keberhasilan program pengajaran. Sebagai alat untuk mengukur

keberhasilan program pengajaran, tes berfungsi untuk menunjukkan seberapa jauh

Page 36: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

program pengajaran yang telah ditentukan dapat dicapai, dan seberapa banyak

yang belum tercapai serta menentukan langkah apa yang perlu dilakukan untuk

mencapainya. Dengan kata lain, tes prestasi belajar merupakan suatu barometer

yang menunjukkan proses pembelajaran telah berhasil dilakukan atau belum

berhasil dilakukan oleh guru.

Dari penjabaran latar belakang di atas, peneliti mencoba menerapkan

pendekatan Inkuiri Terbimbing menggunakan Animasi dan Pictorial Riddle

ditinjau dari motivasi belajar dan sikap ilmiah. Materi usaha dan energi dipilih

dalam penelitian ini yang memiliki karakteristik bahwa materi usaha dan energi

pada dasarnya bersifat konkrit dalam arti siswa dapat merasakan dan mengamati

efek-efek dari proses usaha dan energi dalam kehidupan sehari-hari. Namun ada

sebagian konsep usaha dan energi yang akan lebih baik jika disampaikan melalui

bantuan media, misalkan mengenai konsep energi potensial pegas dan energi

kinetik yang dimiliki oleh air terjun. Proses usaha yang terjadi tentunya sulit

untuk diamati. Oleh karena itu pembelajaran tentang materi usaha dan energi

tersebut dapat dilaksanakan melalui Animasi dan Pictorial Riddle. Diharapkan

dari penggunaan Animasi dan Pictorial Riddle, dapat meningkatkan prestasi

belajar fisika siswa.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasi beberapa

permasalahan yang muncul, yaitu :

Page 37: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

1. Pembelajaran fisika di SMA Terpadu Abul Faidl Wonodadi Blitar selama ini

masih berpusat pada guru (teacher centered), sehingga banyak siswa yang

memiliki prestasi belajar rendah.

2. Ada beragam model pembelajaran inovatif yang telah dikembangkan,

misalnya Inkuiri, Discovery, Proyek, Kooperatif, Problem Based Instruction,

Problem Based Learning dan lain sebagainya, tetapi guru belum

memperhatikan hal tersebut, sehingga kegiatan pembelajaran cenderung

selalu ceramah.

3. Ada berbagai macam media yang digunakan melalui pendekatan Inkuiri

Terbimbing, seperti Animasi, Pictorial Riddle, Power Point, modul, dan lain-

lain, namun belum banyak guru yang menggunakannya.

4. Guru belum memperhatikan motivasi siswa yang bervariasi.

5. Guru belum memahami pentingnya proses berpikir dan bersikap ilmiah

melalui metode ilmiah, bahwa fisika sebagai sains diperoleh dari berpikir

ilmiah, sehingga guru belum memperhatikan sikap ilmiah siswa yang

bervariasi.

6. Prestasi belajar yang diperhatikan guru hanya aspek kognitif saja, padahal

seharusnya mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

7. Guru belum memperhatikan pentingnya pemahaman konsep

dasar/pengetahuan awal siswa dari materi fisika, padahal antar konsep satu

dengan yang lain saling berkaitan, misalnya pada kelas XI IPA semester I

yang mencakup materi gerak dengan analisis vektor, medan gravitasi dan

gerak planet, elastisitas dan getaran, usaha dan energi, serta impuls dan

Page 38: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

momentum, materi usaha dan energi diberikan kepada siswa, setelah siswa

mendapatkan materi elastisitas. Antara konsep elastisitas dengan usaha dan

energi keduanya saling berkaitan.

C. Pembatasan Masalah

Mengingat banyaknya masalah yang muncul serta untuk menghindari agar

penyusunan tesis ini tidak lepas dari tujuan penelitian, maka perlu dilakukan

pembatasan masalah sebagai berikut :

1. Pembelajaran dilaksanakan melalui pendekatan Inkuiri Terbimbing

menggunakan Animasi dan Pictorial Riddle.

2. Motivasi belajar siswa dibatasi hanya dalam mengikuti pembelajaran di

sekolah, dalam kategori tinggi dan rendah.

3. Sikap ilmiah dibatasi hanya dalam mengikuti pembelajaran di sekolah, dalam

kategori tinggi dan rendah.

4. Prestasi belajar yang dibandingkan adalah kemampuan pemecahan masalah

dalam ranah kognitif dan afektif pada materi usaha dan energi, karena dalam

pembelajaran, siswa hanya mengamati saja.

5. Materi fisika yang dipilih dalam penelitian ini adalah usaha dan energi kelas

XI SMA sesuai dengan KTSP 2006.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan

masalah tersebut di atas, maka dilakukan perumusan masalah sebagai pengkajian

Page 39: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

variabel-variabel yang merupakan center point dalam penelitian ini. Adapun

perumusan masalah tersebut antara lain :

1. Apakah ada pengaruh penerapan Inkuiri Terbimbing menggunakan Animasi

dan Pictorial Riddle terhadap prestasi belajar fisika?

2. Apakah ada pengaruh motivasi belajar tinggi dan rendah terhadap prestasi

belajar fisika?

3. Apakah ada pengaruh sikap ilmiah tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar

fisika?

4. Apakah ada interaksi antara penerapan Inkuiri Terbimbing menggunakan

Animasi dan Pictorial Riddle dengan motivasi belajar terhadap prestasi

belajar fisika?

5. Apakah ada interaksi antara penerapan Inkuiri Terbimbing menggunakan

Animasi dan Pictorial Riddle dengan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar

fisika?

6. Apakah ada interaksi antara motivasi belajar dan sikap ilmiah siswa terhadap

prestasi belajar fisika?

7. Apakah ada interaksi antara penerapan Inkuiri Terbimbing menggunakan

Animasi dan Pictorial Riddle, motivasi belajar dan sikap ilmiah terhadap

prestasi belajar fisika?

Page 40: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Pengaruh penerapan Inkuiri Terbimbing menggunakan Animasi dan Pictorial

Riddle terhadap prestasi belajar fisika.

2. Pengaruh motivasi belajar tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar fisika.

3. Pengaruh sikap ilmiah tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar fisika.

4. Interaksi antara penerapan Inkuiri Terbimbing menggunakan Animasi dan

Pictorial Riddle dengan motivasi belajar terhadap prestasi belajar fisika.

5. Interaksi antara penerapan Inkuiri Terbimbing menggunakan Animasi dan

Pictorial Riddle dengan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar fisika.

6. Interaksi antara motivasi belajar dan sikap ilmiah siswa terhadap prestasi

belajar fisika.

7. Interaksi antara penerapan Inkuiri Terbimbing menggunakan Animasi dan

Pictorial Riddle, motivasi belajar dan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar

fisika.

F. Manfaat Penelitian

Secara umum hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, baik bagi

guru maupun bagi siswa. Dalam lingkup yang lebih khusus, manfaat penelitian ini

dapat ditinjau dari manfaat teoritis dan manfaat praktis, yaitu :

Page 41: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

1. Manfaat Teoritis

a. Untuk mengetahui pengaruh Inkuiri Terbimbing menggunakan Animasi dan

Pictorial Riddle terhadap materi usaha dan energi sehingga dapat menambah

wacana ilmu pengetahuan.

b. Sebagai bahan pertimbangan, masukan, dan acuan bagi penelitian

selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan pertimbangan bagi guru dalam penyusunan sekenario

pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik baik siswa maupun materi

pembelajaran.

b. Memberikan alternatif model pembelajaran yang dapat meningkatkan prestasi

belajar siswa.

c. Menambah daya ingat (retensi) siswa terhadap materi usaha dan energi.

d. Melatih siswa berpikir secara sistematik.

Page 42: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

BAB II

KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN, KERANGKA

BERPIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

1. Definisi Belajar dan Pembelajaran Fisika

a. Definisi Belajar

Sebagian besar ahli berpendapat bahwa belajar merupakan proses

perubahan, dimana perubahan tersebut merupakan hasil dari pengalaman. Dengan

pengembangan teknologi informasi belajar tidak hanya diartikan sebagai suatu

tindakan terpisah dari kehidupan manusia. Banyak ilmuwan yang mengartikan

belajar menurut sudut pandang mereka. Beberapa definisi belajar sebagai suatu

perubahan menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut :

Menurut Morgan (dalam Purwanto, Ngalim, 1992:84) menyatakan bahwa

”belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang

terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman”. Robert M. Gagne (dalam

Syaiful Sagala, 2003:17) mengatakan bahwa ”belajar merupakan kegiatan

kompleks, yang dapat terjadi apabila suatu stimulus bersama dengan isi ingatan

mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya (performance-nya)

berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu setelah ia

mengalami situasi tadi”. Sedangkan W.S. Winkel (1991:36) dalam bukunya yang

berjudul: ‘Psikologi Pengajaran.’ Menurutnya, pengertian belajar adalah: “Suatu

aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan

Page 43: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,

keterampilan, dan nilai-nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan

dan berbekas”(http://spesialis-torch.com-084PrestasiBelajar.htm). Dengan

demikian dapat dikatakan bahwa orang yang telah belajar akan mengalami

perubahan dan perkembangan yang terwujud secara mental atau psikis.

Dari pendapat-pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa belajar

adalah terjadinya perubahan pada seseorang yang belajar karena pengalaman.

Bahwa dalam belajar ada proses perubahan ke arah lebih baik, dari tidak dapat

menjadi dapat dan dari tidak tahu menjadi tahu. Lebih lanjut, perubahan tersebut

relatif permanen, dalam arti tidak mudah hilang, dan terjadi bukan semata-mata

karena kematangan atau pertumbuhan.

b. Definisi Pembelajaran

Pembelajaran menurut Dimyati dan Mudjiono (1999:297 dalam Syaiful

Sagala, 2003:62) adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain

instruksional untuk membuat siswa belajar secara aktif yang menekankan pada

penyediaan sumber belajar. UUSPN No. 20 tahun 2003 menyatakan pembelajaran

adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar suatu

lingkungan belajar. Menurut Trianto (2009:17), pembelajaran merupakan aspek

kegiatan manusia yang kompleks, yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan.

Pembelajaran secara sederhana dapat diartikan sebagai produk interaksi

berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup. Dalam makna yang

lebih kompleks pembelajaran hakikatnya adalah usaha sadar dari seorang guru

untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan sumber

Page 44: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Dengan

demikian, pembelajaran adalah interaksi timbal balik anatara guru dengan siswa,

dimana terjadi komunikasi yang intensif antara keduanya dan mengarah pada

suatu sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.

Menurut Hudojo (1998) dalam Trianto (2009:18-19), implikasi ciri-ciri

pembelajaran dalam pandangan konstruktivisme adalah penyediaan lingkungan

belajar yang konstruktif yaitu lingkungan belajar yang menyediakan pengalaman

belajar yang mengaitkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang telah

dimiliki siswa sehingga belajar merupakan proses pembentukan pengetahuan,

menyediakan berbagai alternatif pengalaman belajar, mengintegrasikan

pembelajaran dengan situasi realistik dan relevan dengan melibatkan pengalaman

konkret, mengintegrasikan pembelajaran yang memungkinkan terjadinya interaksi

dan kerjasama antara siswa, memanfaatkan berbagai media agar pembelajaran

lebih menarik, melibatkan siswa secara emosional dan sosial sehingga fisika lebih

menarik dan siswa mau belajar

Dewasa ini, pembelajaran fisika terlihat belum menekankan proses belajar

yang bersifat aktif, kreatif, inovatif, menyenangkan, serta belum terlihat pula

adanya penekanan pada proses berpikir siswa. Fisika sebagai bagian dari ilmu

sains sudah seharusnya jika dalam pembelajaran fisika dilaksanakan melalui

penekanan bagaimana proses terbentuknya suatu pengetahuan. Dalam praktek

pendidikan sains, konstruktivisme atau bentukan pengetahuan sangat berpengaruh.

Banyak cara belajar mengajar di sekolah didasarkan pada teori ini, seperti cara

belajar yang menekankan peranan siswa dalam membentuk pengetahuannya

Page 45: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

sedangkan guru lebih berperan sebagai fasilitator yang membantu keaktifan siswa

tersebut dalam pembentukan pengetahuannya.

2. Teori-Teori Belajar

Beberapa teori belajar yang mendukung dan mendasari pembelajaran

inkuiri terbimbing, antara lain teori kognitif Piaget, teori belajar penemuan Jerome

S. Bruner, dan teori belajar bermakna David Ausubel.

a. Teori Kognitif Jean Piaget

Perkembangan kognitif sebagian besar ditentukan oleh manipulasi aktif

anak dengan lingkungan. Pengetahuan datang dari tindakan. Piaget yakin bahwa

pengalaman-pengalaman fisik dan manipulasi lingkungan penting bagi terjadinya

perubahan perkembangan (Nur, 1998 dalam Trianto, 2009:29). Dalam

menjelaskan proses seseorang mencapai pengertian, Piaget (dalam Paul Suparno,

1996:30-33) menggunakan beberapa istilah baku. Istilah yang pertama yaitu

skema/skemata. Skema adalah suatu struktur mental atau kognitif yang dengannya

seseorang secara intelektual beradaptasi dan mengkoordinasi lingkungan

sekitarnya. Skemata itu akan beradaptasi dan berubah selama perkembangan

mental anak. Skemata seorang anak berkembang menjadi skemata orang dewasa.

Gambaran dalam pikiran anak menjadi semakin berkembang dan lengkap.

Istilah yang kedua adalah asimilasi. Asimilasi adalah proses kognitif yang

dengannya seseorang mengintegrasikan persepsi, konsep, atau pengalaman baru

ke dalam skema atau pola yang sudah ada dalam pikirannya. Asimilasi dapat

dipandang sebagai suatu proses kognitif yang menempatkan dan

Page 46: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

mengklasifikasikan kejadian atau rangsangan yang baru dalam skema yang telah

ada. Menurut Wadsworth, asimilasi tidak menyebabkan perubahan/pergantian

skemata, melainkan memperkembangkan skemata. Asimilasi adalah salah satu

proses individu dalam mengadaptasikan dan mengorganisasikan diri dengan

lingkungan baru sehingga pengertian orang itu berkembang.

Istilah yang ketiga disebut akomodasi. Akomodasi adalah membentuk

skema baru yang dapat cocok dengan rangsangan yang baru atau memodifikasi

skema yang ada sehingga cocok dengan rangsangan itu. Akomodasi dapat terjadi

jika dalam menghadapi rangsangan atau pengalaman yang baru seseorang tidak

dapat mengasimilasikan pengalaman yang baru tersebut dengan skemata yang

dimiliki. Selanjutnya istilah yang biasa digunakan oleh Piaget yaitu ekuilibrasi.

Proses asimilasi dan akomodasi perlu untuk perkembangan kognitif seseorang.

Dalam perkembangan intelek seseorang, diperlukan keseimbangan antara

asimilasi dan akomodasi. Proses ini disebut equilibrium, yakni pengaturan diri

secara mekanis untuk mengatur keseimbangan proses asimilasi dan akomodasi.

Proses ini membuat seseorang dapat menyatukan pengalaman luar dengan struktur

dalamnya (skemata).

Masih dalam Paul Suparno (1997:33), istilah yang terakhir adalah teori

adaptasi intelek. Mengerti adalah proses adaptasi intelektual yang dengannya

pengalaman-pengalaman dan ide-ide baru diinteraksikan dengan apa yang sudah

diketahui oleh seseorang yang sedang belajar untuk membentuk struktur

pengertian baru (Shymansky:1992 dan Von Glaserveld:1988). Menurut Piaget,

dalam pikiran seseorang ada struktur pengetahuan awal (skemata). Setiap skema

Page 47: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

berperan sebagai suatu filter dan fasilitator bagi ide-ide dan pengalaman-

pengalaman baru. Skemata mengatur, mengkoordinasi, dan mengintensifkan

prinsip-prinsip dasar. Melalui kontak dengan pengalaman baru, skema dapat

dikembangkan dan diubah, yaitu dengan proses asimilasi dan akomodasi. Bila

pengalaman baru itu masih bersesuaian dengan skema seseorang, maka skema itu

hanya dikembangkan melalui proses asimilasi. Bila pengalaman baru itu sungguh

berbeda dengan skema yang ada, sehingga skema yang lama tidak cocok lagi

untuk menghadapi pengalaman baru, skema yang lama diubah sampai ada

keseimbangan lagi. Inilah proses akomodasi.

Menurut Piaget dalam Paul suparno (1996:35) secara konseptual

perkembangan kognitif berjalan dalam semua level perkembangan pemikiran

seseorang dari lahir sampai dewasa. Dengan asimilasi seseorang mencocokkan

rangsangan dengan skemata yang ada, dan dengan akomodasi ia mengubah skema

yang ada agar menjadi cocok dengan rangsangan yang dihadapi. Equilibrium

adalah mekanisme internal yang mengatur kedua proses itu. Menurut

perkembangan kognitif, seseorang memiliki tiga unsur : isi, fungsi, dan struktur.

Masih menurut Piaget dalam Paul Suparno (1996:34-35), isi adalah apa

yang diketahui oleh seseorang. Ini menunjuk kepada tingkah laku yang dapat

diamati-sensori motor dan konsep yang mengungkapkan aktivitas intelek. Isi

intelegensi berbeda-beda dari umur ke umur dan dari anak ke anak. Fungsi,

menunjuk kepada sifat dari aktivitas intelektual-asimilasi dan akomodasi-yang

tetap dan terus menerus dikembangkan sepanjang perkembangan kognitif.

Page 48: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Struktur menunjuk pada sifat organisatoris yang dibentuk (skemata) yang

menjelaskan terjadinya perilaku khusus.

Menurut Piaget dalam Paul Suparno (1996:35), sistem pemikiran di atas

menuntut seorang anak itu bertindak aktif terhadap lingkungannya jika

perkembangan kognitifnya jalan. Perkembangan struktur kognitif hanya berjalan

bila anak itu mengasimilasikan dan mengakomodasikan rangsangan dalam

lingkungannya. Ini hanya mungkin bila nalar anak dibawa ke situasi lingkungan

tertentu. Baru bila seseorang bertindak terhadap lingkungannya, bergerak dalam

ruang, berinteraksi dengan objek, mengamati dan meneliti, serta berpikir, orang

tersebut berasimilasi dan berakomodasi terhadap alam. Perbuatannya itu

mengakibatkan perkembangan skemata dan juga pengetahuannya.

Pembelajaran dengan Inkuiri Terbimbing melalui media Animasi dan

Pictorial Riddle dalam materi usaha dan energi dimulai dengan pemberian

masalah oleh guru, merumuskan hipotesa, mengumpulkan data dari pengamatan

yang ditunjukkan oleh media, menguji hipotesa dengan menganalisa data dan

menarik kesimpulan. Di dalam pikiran siswa sedikit banyak sudah terbentuk

konsep tentang usaha dan energi. Ketika diberi permasalahan tentang karaketristik

usaha dan energi, siswa akan menggali pengetahuannya untuk menyusun

hipotesis. Dari hasil pengamatan terhadap media yang ditampilkan oleh guru,

siswa memperoleh beberapa data untuk menguji hipotesisnya. Proses asimilasi

terjadi dalam tahap ini, dimana siswa mengintegrasikan informasi tentang

karakteristik usaha dan energi yang baru saja diterima ke dalam struktur kognitif

yang telah dimiliki, dan mengorganisasikannya dengan pengetahuan lama.

Page 49: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Secara simultan juga terjadi proses akomodasi, dimana siswa

menyesuaikan informasi tentang usaha dan energi yang baru diperoleh dengan

struktur kognitif yang sekarang dimiliki oleh siswa. Siswa memodifikasi apa yang

telah diketahui sehingga hasilnya dapat dipahami dengan baik. Setelah dilakukan

analisis data, siswa dapat menyimpulkan konsep karakteristik usaha dan energi.

Ketika terjadi ketidaksesuaian antara hasil pengamatan dengan pengetahuan dan

pemikiran siswa, mereka akan mengubah struktur kognitifnya sehingga dicapai

kesesuaian antara apa yang diamati dengan apa yang dipikirkan. Disinilah terjadi

proses ekuilibrasi atau proses pengaturan keseimbangan antara asimilasi dan

akomodasi.

Dari proses adaptasi intelektual sehingga pengetahuan baru diinteraksikan

dengan apa yang sudah diketahui untuk membentuk struktur pengetahuan baru

inilah yang disebut dengan siswa memahami karakteristik usaha dan energi.

Dengan kata lain siswa telah mendapatkan konsep dari materi usaha dan energi.

Langkah-langkah pembelajaran Inkuiri Terbimbing sebagaimana yang telah

dijelaskan tersebut memenuhi tahapan-tahapan proses belajar asimilasi,

akomodasi, ekuilibrasi, dan teori adaptasi intelek sebagaimana teori Piaget.

b. Teori Penemuan Jerome Bruner

Salah satu model instruksional kognitif yang sangat berpengaruh ialah

model dari Jerome Bruner yang dikenal dengan belajar penemuan (discovery

learning). Bruner menganggap bahwa belajar penemuan sesuai dengan pencarian

pengetahuan secara aktif oleh manusia, dan dengan sendirinya memberi hasil yang

paling baik. Berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta

Page 50: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

pengetahuan yang menyertainya, menghasilkan pengetahuan yang benar-benar

bermakna. Bruner menyarankan agar siswa-siswa hendaknya belajar melalui

partisipasi secara aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip, agar mereka

dianjurkan untuk memperoleh pengalaman, dan melakukan eksperimen-

eksperimen yang mengizinkan mereka untuk menemukan prinsip-prinsip itu

sendiri (Ratna Wilis, 1988:103). Dengan kegiatan tersebut, diharapkan siswa

dapat terlibat langsung untuk menemukan konsep, sehingga melalui serangkaian

proses siswa dapat lebih mampu memahami tentang suatu konsep.

Masih dalam Ratna Wilis (1988:106), Bruner mengemukakan dalam

bukunya Toward of Instruction yaitu :

“we teach a subject not to produce little living libraries on that subject, but rather to get a student to think mathematically for himself, to consider matters as an historian does, to take part in the process of knowledge-getting. Knowing is a process, not a product”.

Dari pernyataan Bruner tersebut jelas bahwa mengetahui bukan suatu hasil, tetapi

terletak pada suatu proses bagaimana seseorang menemukan pengetahuan

tersebut.

Menurut Bruner (1960) dalam Syaiful Sagala (2003:35) dalam proses

belajar dapat dibedakan pada tiga fase, yang pertama yaitu : informasi, dimana

dalam tiap pelajaran kita peroleh sejumlah informasi, ada yang menambah

pengetahuan yang telah kita miliki, ada yang memperhalus dan memperdalamnya,

ada pula informasi yang bertentangan dengan apa yang telah kita ketahui

sebelumnya. Yang kedua adalah transformasi. Informasi itu harus dianalisis,

diubah atau ditransformasi ke dalam bentuk yang lebih abstrak, atau konseptual

Page 51: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

agar dapat digunakan untuk hal-hal yang lebih luas dalam hal ini bantuan guru

sangat diperlukan. Fase yang terakhir adalah evaluasi, dimana pada fase ini

informasi tersebut kita nilai hingga manakah pengetahuan yang kita peroleh dan

transformasi itu dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain.

Masih dalam Syaiful Sagala (2003:35), kurikulum hendaknya

mementingkan struktur pengetahuan. Hal ini perlu sebab dengan struktur

pengetahuan, guru menolong para siswa untuk melihat, bagaimana fakta-fakta

yang kelihatannya tidak ada hubungan, dapat dihubungkan satu dengan yang lain,

dan pada informasi yang telah mereka miliki. Tema kedua, ialah tentang kesiapan

(readiness) untuk belajar. Menurut Bruner dalam Syaiful Sagala (2003:35)

kesiapan terdiri atas penguasaan keterampilan-keterampilan yang lebih sederhana

yang dapat mengijinkan seseorang untuk mencapai keterampilan-keterampilan

yang lebih tinggi.

Menurut Bruner, suatu proses belajar dapat dikatakan berlangsung dengan

baik jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu

konsep, teori, aturan, atau pemahaman melalui contoh yang dijumpai dalam

kehidupan sehari-hari. Teori penemuan Bruner ini sangat tepat tepat jika

diaplikasikan pada mata pelajaran IPA yang selalu mengalami perkembangan, tak

terkecuali mata pelajaran fisika. Dalam mempelajari IPA selalu didahului dengan

penyampaian informasi yang berasal dari alam atau produk pengetahuan.

Informasi tersebut ditransfer siswa pada saat terjadi proses pembelajaran dan

dapat digunakan siswa di dalam kehidupannya, baik untuk mengembangkan

pengetahuan maupun untuk tujuan praktis.

Page 52: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Dalam penelitian ini diterapkan pembelajaran fisika melalui Inkuiri

Terbimbing pada materi usaha dan energi yang diawali dengan pengajuan masalah

yang berkaitan dengan materi usaha dan energi. Dari pengajuan masalah ini siswa

akan memproleh informasi untuk selanjutnya siswa dapat menambah,

mengurangi, ataupun memperhalus informasi yang telah diketahui sebelumnya.

Setelah memperoleh informasi, siswa akan mentransformasi pengetahuan mereka

dengan merumuskan hipotesis, menjawab pertanyaan dari guru yang bersifat

membimbing menuju penyelesaian masalah, melakukan penyelidikan, dan

menganalisa data untuk mendapatkan konsep materi usaha dan energi. Tahap yang

terakhir adalah siswa mengevaluasi pengetahuan yang diperoleh dengan

mendiskusikan hasil analisis data bersama-sama dengan teman melalui bimbingan

guru. Tahap-tahap pembelajaran Inkuiri di atas sesuai dengan langkah-langkah

teori belajar yang disampaikan oleh Bruner.

c. Teori Belajar Bermakna David Ausubel

Menurut Ausubel (dalam Ratna Wilis, 1989:110), belajar dapat

diklasifikasikan ke dalam dua dimensi, seperti yang dinyatakan oleh gambar 2.1.

Dimensi pertama berhubungan dengan cara informasi atau materi pelajaran

disajikan pada siswa, melalui penerimaan atau penemuan. Dimensi kedua

menyangkut cara bagaimana siswa dapat mengaitkan informasi itu pada struktur

kognitif yang telah ada. Struktur kognitif ialah fakta-fakta, konsep-konsep dan

generalisasi-generalisasi yang telah dipelajari dan diingat oleh siswa. Gambar 2.1

menyajikan pengkalisifikasian belajar menurut Ausubel :

Page 53: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Gambar 2.1. Bentuk-bentuk belajar (menurut Ausubel & Robinson, 1969)

(dalam Ratna Wilis, 1989:110-111)

Menurut Ratna Wilis (1989:111) pada tingkat pertama dalam belajar,

informasi dapat dikomunikasikan pada siswa baik dalam bentuk belajar

penerimaan yang menyajikan informasi itu dalam bentuk final, maupun dengan

bentuk belajar penemuan yang mengharuskan siswa untuk menemukan sendiri

sebagian atau seluruh materi yang akan diajarkan. Pada tingkat kedua, siswa

menghubungkan atau mengkaitkan informasi itu pada pengetahuan (berupa

konsep-konsep atau lain-lain) yang telah dimilikinya; dalam hal ini terjadi belajar

bermakna. Akan tetapi siswa itu dapat juga hanya mencoba-coba menghafalkan

informasi-informasi baru itu tanpa menghubungkannya pada konsep-konsep yang

telah ada dalam struktur kognitifnya; dalam hal ini terjadi belajar hafalan.

Masih dalam Ratna Wilis (1989:117), Ausubel mengemukakan bahwa

“the most important single factor influencing learning is what the learner already

Siswa dapat mengasimilasi

materi pelajaran

Secara penerimaan

Secara penemuan

Belajar dapat

hafalan bermakna

1. Materi disajikan dalam bentuk final

2. Siswa menghafal materi yang disajikan

1. Materi disajikan dalam bentuk final

2. Siswa memasukkan materi ke dalam struktur kognitif

1. Materi ditemukan oleh siswa

2. Siswa menghafal materi

1. Siswa menemukan materi

2. Siswa memasukkan materi ke dalam struktur kognitif

Page 54: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

knows, asecertain this and teach him avvordingly”. Maksud dari ungkapan

Ausubel di atas yaitu faktor yang mempengaruhi belajar adalah apa yang telah

diketahui siswa, yakinilah dan ajarkan demikian.

Pembelajaran fisika yang diterapkan dalam penelitian ini adalah Inkuiri

Terbimbing pada materi usaha dan energi. Proses Inkuiri merupakan proses

menemukan konsep yang diawali dengan pengajuan masalah yang berkaitan

dengan materi usaha dan energi. Setelah memperoleh informasi, siswa akan

mengaitkan informasi yang baru mereka terima ke dalam pengetahuan mereka

yang telah ada sebelumnya dengan merumuskan hipotesis, menjawab pertanyaan

dari guru yang bersifat membimbing menuju penyelesaian masalah, melakukan

penyelidikan, dan menganalisa data untuk mendapatkan konsep materi usaha dan

energi. Tahap yang terakhir adalah siswa mengevaluasi pengetahuan yang

diperoleh dengan mengaitkan konsep dasar yang telah dibahas sebelumnya

dengan konsep yang baru diperoleh melalui bimbingan guru. Tahap-tahap

pembelajaran Inkuiri di atas sesuai dengan langkah-langkah teori belajar yang

disampaikan oleh Ausubel.

3. Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

a. Definisi Pembelajaran Inkuiri

Inkuiri berasal dari kata to inquire yang berarti ikut serta, atau terlibat,

dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan, mencari informasi, dan melakukan

penyelidikan. Pembelajaran inkuiri ini bertujuan untuk memberikan cara bagi

siswa untuk membangun kecakapan-kecakapan intelektual (kecakapan berpikir)

Page 55: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

terkait dengan proses-proses berpikir reflektif. Jika berpikir menjadi tujuan utama

dari pendidikan, maka harus ditemukan cara-cara untuk membantu individu untuk

membangun kemampuan itu (www.herdianblogspot.com). Dengan melalui

serangkaian penyelidikan tersebut siswa akhirnya memperoleh suatu penemuan,

untuk membangun suatu konsep.

Dalam melaksanakan pembelajaran ini, siswa diajak untuk berpikir secara

analitis. Sebagaimana yang dikemukakan oleh David A. Jacobsen dkk (2009:243)

bahwa dalam pembelajaran Inkuiri, dimulai dengan memberi siswa masalah-

masalah yang berhubungan dengan suatu konsep tertentu. Dalam menyelesaikan

masalah, siswa menghasilkan hipotesis atau solusi tentatif untuk masalah tersebut,

mengumpulkan data yang relevan dengan hipotesis yang telah dibuat, dan

mengevaluasi data tersebut untuk sampai kepada kesimpulan. Dengan demikian

disimpulkan bahwa pembelajaran inkuiri adalah suatu rangkaian kegiatan belajar

yang melibatkan seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara

sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri

penemuannya dengan penuh percaya diri.

b. Definisi Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

Pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan suatu pendekatan dalam

pembelajaran yang pelaksaannya secara inkuiri melalui bimbingan guru.

Pendekatan ini biasanya digunakan untuk siswa yang belum berpengalaman

belajar dengan pendekatan inkuiri. Dalam prosesnya, guru memberikan

bimbingan berupa petunjuk yang cukup kepada siswa. Petunjuk itu berupa

pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya membimbing serta mengarahkan siswa pada

Page 56: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

proses berpikir dan memecahkan masalah dengan metode problem solving. Hal ini

berarti siswa dihadapkan pada permasalahan yang belum diketahui jawabannya.

Untuk mendapatkan jawaban tersebut, siswa melakukan penyelidikan dan analisis.

Dengan demikian metode ini menitikberatkan pada pemecahan masalah yang

dilakukan oleh siswa itu sendiri, dan guru hanya sebagai fasilitator saja.

Pada umumnya inkuiri terbimbing terdiri dari : (1) pernyataan masalah,

yang dapat disampaikan melalui pertanyaan atau pernyataan biasa; (2) hipotesis,

merupakan jawaban sementara dari permasalahan yang dimunculkan;

(3) pengumpulan data, dimana siswa melakukan kegiatan yang telah dirancang

guru kemudian mengamati dan mencatat hal-hal yang telah terjadi; (4) analisis

data, yaitu siswa menganalisis dari data yang telah terkumpul; kesimpulan, yaitu

siswa diminta membuat kesimpulan dari semua kegiatan yang telah dilakukan

dengan bimbingan guru.

c. Langkah-Langkah Pembelajaran Inkuiri terbimbing

Pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan pembelajaran inkuiri yang

dilaksanakan dengan bimbingan guru. Adapun langkah-langkah pembelajaran

inkuiri terbimbing diantaranya adalah klasifikasi permasalahan yang merupakan

langkah awal dalam menentukan permasalahan yang ingin dipecahkan.

Permasalahan dapat disiapkan oleh guru. Permasalahan hendaknya disesuaikan

dengan kemampuan siswa. Selanjutnya adalah identifikasi permasalahan, dimana

permasalahan perlu diidentifikasi dengan jelas dari tujuan sampai seluruh proses

pembelajaran, bersifat riil, dan dapat dikerjakan oleh siswa sesuai dengan

kemampuan siswa. Kemudian menyusun hipotesis, yaitu hipotesis siswa perlu

Page 57: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

dikaji apakah jelas atau tidak. Jika belum jelas, guru sebaiknya membantu

memperjelas maksudnya terlebih dahulu. Guru diharapkan tidak memperbaiki

hipotesis siswa yang salah, tetapi cukup memperjelas maksudnya saja, karena

hipotesis yang salah nantinya akan terlihat setelah pengambilan data dan analisis

data yang diperoleh.

Langkah berikutnya yaitu mengumpulkan data. Dalam tahap ini siswa

mencari dan mengumpulkan data sebanyak-banyaknya untuk membuktikan

apakah hipotesis mereka benar atau tidak. Berikutnya yaitu menganalisis data,

dimana data yang telah terkumpul harus dianalisa untuk membuktikan apakah

hipotesis benar atau tidak. Campur tangan guru diperlukan siswa dalam

menentukan langkah selanjutnya. Langkah terakhir yaitu mengambil kesimpulan.

Dari data yang telah dianalisis, kemudian diambil kesimpulan secara induktif.

Selanjutnya kesimpulan dicocokkan dengan hipotesis awal, apakah hipotesis dapat

diterima atau tidak. Setelah itu guru masih dapat memberikan catatan untuk

menyatukan seluruh penelitian ini. Sangat baik jika dalam mengambil keputusan

siswa dilibatkan sehingga mereka semakin yakin bahwa mereka mengetahui

secara benar. Bila ternyata hipotesis mereka tidak dapat diterima, mereka diminta

untuk mencari penjelasan. Guru membantu dengan berbagai pertanyaan yang

sifatnya menolong.

d. Keuntungan Penerapan Pembelajaran Inkuiri terbimbing

Jerome Bruner (dalam Moh. Amin, 1979:9) menyatakan beberapa

keuntungan pembelajaran inkuiri terbimbing, antara lain siswa akan mengerti

konsep-konsep dasar dan ide-ide lebih baik, membantu dalam menggunakan

Page 58: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

ingatan dan transfer pada situasi-situasi proses belajar yang baru, mendorong

siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, mendorong siswa untuk

berpikir intuitif dan merumuskan hipotesisnya sendiri, memberikan kepuasan

yang bersifat intrinsik, dan situasi belajar menjadi lebih merangsang

Selain yang disebutkan oleh Jerome Bruner di atas, keuntungan lain dari

penerapan pembelajaran inkuiri menurut Moh. Amin (1979:10-11) adalah

pengajaran menjadi “student centered”, proses belajar melalui kegiatan inkuiri

dapat membentuk dan mengembangkan “self-concept” pada diri siswa, tingkat

pengharapan bertambah, yaitu dari pengalaman inkuiri siswa mempunyai ide

tertentu bagaimana ia dapat menyelesaikan suatu tugas dengan cara sendiri,

pembelajaran inkuiri dapat mengembangkan bakat/kecakapan tertentu,

pembelajaran inkuiri dapat menghindarkan siswa dari cara-cara belajar dengan

menghafal, pembelajaran inkuiri memberikan waktu bagi siswa untuk

mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.

4. Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa Latin, yang merupakan bentuk jamak dari

kata medium adalah sesuatu yang terletak di tengah (antara dua pihak atau dua

kutub) atau suatu alat. Secara umum, media adalah setiap orang, bahan, alat, atau

peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa untuk

menerima pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Dengan demikian, guru atau

dosen, buku ajar, lingkungan adalah media. Setiap media merupakan sarana untuk

menuju ke suatu tujuan. Di dalamnya terkandung informasi yang dapat

Page 59: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

dikomunikasikan kepada orang lain (Sri Anitah, 2007:3). Dalam pembelajaran,

media memiliki peran sebagai penyalur pesan atau penyalur informasi untuk

mencapai tujuan pembelajaran.

Masih menurut Sri Anitah (2007:55-56) pemilihan media yang terbaik

untuk tujuan pembelajaran tertentu bukanlah hal yang mudah. Tetapi

bagaimanapun juga seorang guru harus dapat menentukan media yang paling tepat

dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Dalam pemilihan media, Gagne dkk

(1988) menyarankan perlunya mempertimbangkan beberapa variabel, diantaranya

variabel tugas. Dalam pemilihan media, guru harus menentukan jenis kemampuan

yang diharapkan dari siswa sebagai hasil pembelajaran, dan disarankan untuk

menentukan jenis stimulus yang diinginkan sebelum melakukan pemilihan media.

Variabel yang kedua adalah variabel siswa. Karakteristik siswa perlu

dipertimbangkan dalam pemilihan media, walaupun belum ada kesepakatan

karakteristik mana yang penting. Namun guru menyadari bahwa para siswa

mempunyai gaya belajar yang berbeda. Variabel yang ketiga adalah lingkungan

belajar. Pertimbangan ini lebih bersifat administratif. Berbagai hal yang termasuk

di dalamnya adalah besarnya biaya sekolah, ukuran ruangan kelas, kemampuan

mengembangkan materi baru, kemampuan guru dan ketersediaan untuk usaha-

usaha nendisain pembelajaran, dan lain-lain.

Masih dalam Sri Anitah (2007:56), disebutkan bahwa variabel yang

keempat adalah lingkungan pengembangan. Jelas seakan sia-sia untuk

merencanakan penyajian yang baik, bila pengembangan sumber-sumber tidak

mendukung untuk tugas tersebut, misalnya ketersediaan waktu, pengembangan

Page 60: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

personel akan mempengaruhi keberhasilan penyajian. Variabel yang kelima yaitu

ekonomi dan budaya. Dalam pemilihan media perlu mempertimbangkan apakah

media itu dapat diterima oleh si pemakai dan sesuai dengan sumber dana serta

peralatan yang tersedia.

Variabel yang keenam adalah faktor-faktor praktis yang meliputi faktor-

faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media, yaitu besarnya

kelompok yang dapat ditampung dalam suatu ruangan, jarak antara penglihatan

dan pendengaran untuk penggunaan media, seberapa mudah media dapat

mempengaruhi respon siswa atau aktivitas lain untuk kelengkapan umpan balik,

adakah penyajian itu sesuai dengan respon siswa, media manakah yang paling

mendukung kondisi belajar untuk pencapaian tujuan, media manakah yang

dipandang kemungkinan lebih efektif bagi siswa, dan lain sebagainya. Dengan

demikian, pemilihan media pembelajaran yang baik setidak-tidaknya harus

memenuhi keenam variabel yang telah disebutkan di atas.

5. Animasi

Definisi animasi sendiri berasal dari kata 'to animate' yang berarti

menggerakkan atau menghidupkan. Misalkan sebuah benda yang mati, lalu

digerakkan melalui perubahan sedikit demi sedikit dan teratur sehingga

memberikan kesan hidup. Animasi adalah proses penciptaan efek gerak atau efek

perubahan bentuk yang terjadi selama beberapa waktu. Animasi juga merupakan

suatu teknik menampilkan gambar berurut sedemikian rupa sehingga penonton

merasakan adanya ilustrasi gerakan (motion) pada gambar yang ditampilkan.

Page 61: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Definisi tersebut mengartikan bahwa benda-benda mati dapat ‘dihidupkan’.

Pengertian tersebut hanyalah merupakan istilah yang memiripkan, dalam arti tidak

harus diterjemahkan secara denotatif, melainkan simbol yang menyatakan unsur

kedekatan.

Animasi dipandang sebagai suatu hasil proses dimana obyek-obyek yang

digambarkan atau divisualisasikan tampak hidup. Kehidupan tersebut dapat

dinyatakan dari suatu proses pergerakan. Meskipun demikian animasi tidak secara

eksplisit dinyatakan pada obyek-obyek mati yang kemudian digerakkan. Benda-

benda mati, gambaran-gambaran, deformasi bentuk yang digerakkan memang

dapat dikatakan sebagai suatu bentuk animasi, akan tetapi esensi dari animasi

tidak sebatas pada unsur menggerakkan itu sendiri, jika kehidupan memang

diidentikkan dengan pergerakan, maka kehidupan itu sendiri juga mempunyai

karakter kehidupan. Dengan demikian animasi tidak semata-mata hanyalah

menggerakkan, tetapi juga memberikan suatu karakter pada obyek-obyek yang

akan dianimasikan.

Esensi animasi tersebut yang kemudian dikembangkan oleh beberapa

animator-animator sehingga obyek animasinya tidak bersifat perubahan gerak,

tetapi lebih daripada itu, mood, emosi, watak juga sering dimasukkan sebagai

suatu pengembangan karakterisasi. Jadi Animasi dapat kita simpulkan secara

sederhana ialah "menghidupkan benda diam diproyeksikan menjadi bergerak".

Yang dimaksud diproyeksikan ialah dengan menggunakan tool proyeksi atau

software aplikasi.

Page 62: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Di era teknologi saat ini banyak sekali software-software komputer yang

mendukung pembuatan animasi seperti : Macromedia Flash, Adobe Flash, Adobe

Image Ready, dan lain-lain. Teknologi berbasis komputer merupakan cara

menghasilkan atau menyampaikan materi menggunakan sumber-sumber yang

berbasis mikroprosesor. Menurut Suparno (2007:108) simulasi komputer adalah

model pembelajaran menggunakan program komputer untuk menganimasikan

beberapa percobaan fisika melalui monitor komputer dan siswa dapat

mempelajarinya dari animasi itu. Dari animasi itu siswa dapat memanipulasi data,

mengumpulkan data, menganalisis data, dan mengambil kesimpulan.

Animasi dalam pembelajaran fisika merupakan program pembelajaran

yang menarik, menghibur, dan menyenangkan yang ditampilkan dalam komputer

dalam bentuk gambar bergerak agar siswa dapat memahami konsep fisika.

Melalui animasi ini siswa diharapkan dapat melakukan penyelidikan tentang

karakteristik usaha dan energi. Animasi pada pembelajaran ini dibuat dengan

program Macromedia Flash 8. Macromedia Flash 8 merupakan aplikasi interaktif

yang memiliki beberapa kelebihan antara lain format grafis berbasis vektor,

kapasitas file hasil yang kecil, memiliki kemampuan mengatur interaktivitas

program, memiliki kelengkapan fasilitas dalam melakukan desain.

6. Pictorial Riddle

Menurut Moh. Amin (1979:27), pendekatan dengan menggunakan

Pictorial Riddle adalah salah satu teknik/metode untuk mengembangkan motivasi

dan ketertarikan siswa di dalam diskusi kelompok kecil maupun besar. Gambar,

Page 63: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

peraga, atau situasi yang sesungguhnya dapat digunakan untuk meningkatkan cara

berpikir kritis dan kreatif siswa. Masih menurut Moh. Amin (1979:27), dalam

membuat rancangan (desain) suatu riddle, guru harus mengikuti langkah-langkah

sebagai berikut, yaitu memilih beberapa konsep atau prinsip yang akan diajarkan

atau didiskusikan, melukis suatu gambar, menunjukkan suatu ilustrasi atau

menggunakan potret (gambar) yang menunjukkan konsep, proses, atau situasi,

suatu prosedur bergantian adalah untuk menunjukkan sesuatu yang tidak

sewajarnya, dan kemudian meminta siswa untuk mencari dan menemukan mana

yang salah dengan riddle tersebut, membuat pertanyaan-pertanyaan berbentuk

“divergen” yang berorientasikan pada proses dan berkaitan dengan riddle (gambar

dan sebagainya) yang akan membantu siswa memperoleh pengertian tentang

konsep atau prinsip apakah yang terlibat di dalamnya.

Secara umum, terdapat dua tipe Pictorial Riddle. Tipe yang pertama

menunjukkan situasi yang bersifat aktual (nyata), dimana siswa dapat diminta

menyebutkan faktor-faktor yang menyebabkan situasi tersebut. Tipe pictorial

riddle yang kedua yaitu guru dapat memanipulasi sesuatu dalam sebuah gambar

atau serangkaian gambar, kemudian siswa diminta menunjukkan bagian-bagian

yang kurang sesuai dari gambar tersebut. Bentuk dari suatu riddle (teka-teki)

dapat berupa gambar yang menunjukkan peristiwa “sebelum” dan “sesudah”.

Sebagai contoh dari riddle tersebut, ada dua buah gambar yang disajikan,

misalkan gambar A dan gambar B. Gambar A menampilkan sebuah benda

sebelum terjadi peristiwa. Gambar B menunjukkan benda setelah melewati

serangkaian peristiwa, sehingga mengalami perubahan bentuk. Siswa kemudian

Page 64: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

diminta untuk mengidentifikasi peristiwa yang terjadi, dan faktor-faktor yang

menyebabkan benda tersebut hingga mengalami perubahan bentuk. Yang harus

diperhatikan dalam menyajikan suatu Pictorial Riddle kepada siswa, hendaknya

ditunjukkan hal-hal yang perlu diperhatikan, yaitu apa yang harus dicari siswa

pada Pictorial itu, siswa harus mengerti bagaimana mempelajarinya, serta

bagaimana siswa menilai Pictorial.

7. Motivasi Belajar

Dalam pembelajaran, motivasi adalah sesuatu yang menggerakkan atau

mendorong siswa untuk belajar atau menguasai materi pelajaran yang sedang

diikutinya. Tanpa motivasi, siswa tidak akan tertarik dan serius dalam mengikuti

pembelajaran. Sebaliknya, dengan adanya motivasi yang tinggi siswa akan tertarik

dan terlibat aktif bahkan berinisiatif dalam proses pembelajaran. Dengan motivasi

yang tinggi siswa akan berupaya sekuat-kuatnya dan dengan menempuh berbagai

strategi yang positif untuk mencapai keberhasilan dalam belajar. Mitchel (dalam

Winardi, 2001:1; dalam Abdorrakhman Gintings, 2007:86) mendefinisikan bahwa

motivasi mewakili proses-proses psikologikal yang menyebabkan timbulnya,

diarahkannya, dan terjadinya persistensi kegiatan-kegiatan sukarela (volunteer)

yang diarahkan ke arah tujuan tertentu.

Ada tiga komponen utama dalam motivasi, yaitu kebutuhan, dorongan,

dan tujuan. Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidakseimbangan antara

apa yang ia miliki dan yang ia harapkan. Hakikat motivasi belajar adalah

dorongan internal dan eksternal pada siwa-siswa yang sedang belajar untuk

Page 65: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator

atau unsur yang mendukung. Hal itu mempunyai peranan besar dalam

keberhasilan seseorang dalam belajar. Menurut Hamzah B. Uno (2010:23),

indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan, antara lain adanya hasrat dan

keinginan berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya

harapan dan cita-cita masa depan, adanya penghargaan dalam belajar, adanya

kegiatan yang menarik dalam belajar, adanya lingkungan belajar yang kondusif,

sehingga memungkinkan seorang siswa dapat belajar dengan baik

Ada beberapa peranan penting dari motivasi dalam belajar dan

pembelajaran, yaitu menentukan penguatan belajar dimana motivasi dapat

berperan dalam penguatan belajar apabila seorang anak yang belajar dihadapkan

pada suatu masalah yang memerlukan pemecahan, dan hanya dapat dipecahkan

berkat bantuan hal-hal yang pernah dilaluinya, memperjelas tujuan belajar dimana

peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat kaitannya dengan

kemaknaan belajar. Anak juga akan tertarik untuk belajar sesuatu, jika yang

dipelajari itu sedikitnya sudah dapat diketahui atau dinikmati manfaatnya bagi

anak. Motivasi juga dapat menentukan ketekunan belajar. Seorang anak yang

telah termotivasi untuk belajar sesuatu akan berusaha mempelajarinya dengan

baik dan tekun, dengan harapan memperoleh hasil yang baik. Dalam hal itu

tampak bahwa motivasi untuk belajar menyebabkan seseorang tekun belajar.

Ada tiga komponen utama dalam motivasi yaitu kebutuhan, dorongan, dan

tujuan. Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidaksamaan antara apa yang

ia miliki dan yang ia harapkan. Dorongan merupakan kekuatan mental untuk

Page 66: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan, dan merupakan kekuatan

mental yang berorientasi pada pencapaian tujuan. Sedangkan tujuan adalah hal

yang ingin dicapai individu. Tujuan tersebut mengarahkan perilaku dalam hal ini

perilaku belajar (Dimyati, 2006:80-81). Ketiga komponen tersebut, yaitu

kebutuhan, dorongan, dan tujuan saling terkait satu sama lain.

Wigfield, Eccles, dan Rogriguez (1998) dalam Arthur A. Carin (2001:143)

menuliskan “when individuals are intrinsically motivated, they engage in

activities for their own sake and out of interest in the activity”. Hal ini

mengandung maksud bahwa ketika seseorang termotivasi terhadap suatu aktivitas

maka dia akan tertarik dan senang melaksanakan aktivitas tersebut. Bruner

mengungkapkan dalam tulisannya “.....most children are intrinsically motivated

to learn about the natural world, particularly when learning involves novel,

hands-on experiences and is perceived as relevant and can be made meaningful”.

Menurut Bruner, sebagian besar anak-anak suka dengan aktivitas dimana dia

sendiri terlibat di dalamnya. Dengan pengalaman seperti ini, anak-anak akan terus

terkesan karena pengalaman tersebut adalah pengalaman yang penuh arti bagi dia.

8. Sikap Ilmiah

Istilah sikap dalam bahasa Inggris disebut “Attitude” sedangkan istilah

attitude sendiri berasal dari bahasa latin yakni “Aptus” yang berarti keadaan siap

secara mental yang bersifat untuk melakukan kegiatan. Triandis mendefenisikan

sikap sebagai “an attitude is an idea charged with emotion which predis poses a

class of actions to aparcitular class of social situation”. Rumusan ini dapat

Page 67: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

diartikan bahwa sikap mengandung tiga komponen yaitu komponen kognitif,

komponen afektif dan komponen tingkah laku. Sikap selalu berkenaan dengan

suatu obyek dan sikap terhadap obyek ini disertai dengan perasaan positif atau

negatif. Secara umum dapat disimpulkan bahwa sikap adalah suatu kesiapan yang

senantiasa cenderung untuk berperilaku atau bereaksi dengan cara tertentu

bilamana diperhadapkan dengan suatu masalah atau obyek

(http://PKab.wordpress.com). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sikap

merupakan respon atau tanggapan seseorang ketika berada suatu kondisi tertentu.

Baharuddin (1982:34) mengemukakan bahwa sikap ilmiah pada dasarnya

adalah sikap yang diperlihatkan oleh para ilmuwan saat mereka melakukan

kegiatan sebagai seorang ilmuwan. Dengan perkataan lain kecenderungan

individu untuk bertindak atau berprilaku dalam memecahkan suatu masalah

secara sistematis melalui langkah-langkah ilmiah. Beberapa sikap ilmiah

dikemukakan oleh Mukayat Brotowidjoyo (1985 :31-34) yang biasa dilakukan

para ahli dalam menyelesaikan masalah berdasarkan metode ilmiah, antara lain

sikap ingin tahu. Apabila menghadapi suatu masalah yang baru dikenalnya, maka

ia berusaha mengetahuinya, senang mengajukan pertanyaan tentang obyek dan

peristiwa, kebiasaan menggunakan alat indera sebanyak mungkin untuk

menyelidiki suatu masalah, memperlihatkan gairah dan kesungguhan dalam

menyelesaikan eksprimen. Sikap kritis juga merupakan sikap yang sesuai dengan

metode ilmiah. (http://PKab.wordpress.com). Hal ini mengandung maksud bahwa

seseorang tidak langsung begitu saja menerima kesimpulan tanpa ada bukti yang

kuat, kebiasaan menggunakan bukti-bukti pada waktu menarik kesimpulan, tidak

Page 68: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

merasa paling benar yang harus diikuti oleh orang lain, bersedia mengubah

pendapatnya berdasarkan bukti-bukti yang kuat Sikap-sikap tersebut yang

biasanya menjadi indikator sesorang dikatakan bersikap ilmiah.

Sikap obyektif, yaitu melihat sesuatu sebagaimana adanya obyek itu,

menjauhkan bias pribadi dan tidak dikuasai oleh pikirannya sendiri. Dengan kata

lain mereka dapat mengatakan secara jujur dan menjauhkan kepentingan dirinya

sebagai subjek. Sikap ingin menemukan, dimana ia selalu memberikan saran-

saran untuk eksprimen baru, kebiasaan menggunakan eksprimen-eksprimen

dengan cara yang baik dan konstruktif, selalu memberikan konsultasi yang baru

dari pengamatan yang dilakukannya. Sikap menghargai karya orang lain, dimana

ia tidak akan mengakui dan memandang karya orang lain sebagai karyanya,

menerima kebenaran ilmiah walaupun ditemukan oleh orang atau bangsa lain.

Sikap tekun, yaitu ia tidak bosan mengadakan penyelidikan, bersedia

mengulangi eksprimen yang hasilnya meragukan, tidak akan berhenti melakukan

kegiatan-kegiatan apabila belum selesai, terhadap hal-hal yang ingin diketahuinya

ia berusaha bekerja dengan teliti. Sikap terbuka, yaitu seseorang bersedia

mendengarkan argumen orang lain sekalipun berbeda dengan apa yang

diketahuinya, terbuka menerima kritikan dan respon negatif terhadap pendapatnya

(http://PKab.wordpress.com). Seseorang dikatakan memiliki sikap ilmiah tinggi

jika aspek-aspek sikap sebagaimana yang telah disebutkan di atas ditemukan pada

diri orang tersebut. Dengan kata lain, seseorang yang berjiwa ilmiah, dalam setiap

perilakunya pasti mengindikasikan adanya sikap-sikap di atas.

Page 69: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

9. Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan

belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan

hasil dari proses belajar. Memahami pengertian prestasi belajar secara garis besar

harus bertitik tolak kepada pengertian belajar itu sendiri. Untuk itu para ahli

mengemukakan pendapatnya yang berbeda-beda sesuai dengan pandangan yang

mereka anut. Namun dari pendapat yang berbeda itu dapat kita temukan satu titik

persamaan. Sehubungan dengan prestasi belajar, Poerwanto (1986:28)

memberikan pengertian prestasi belajar yaitu “hasil yang dicapai oleh seseorang

dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam rapor”.

Selanjutnya Winkel (1996:162) mengatakan bahwa “prestasi belajar

adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam

melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.” Sedangkan

menurut S. Nasution (1996:17) prestasi belajar adalah: “kesempurnaan yang

dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat (http://spesialis-torch.com-

084.prestasi belajar.htm). Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi

tiga aspek yakni: kognitif, afektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi

kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga

kriteria tersebut.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi

belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima,

menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar

mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu

Page 70: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau

raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Prestasi

belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat

memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa.

Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan,

maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

antara lain; faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor internal) yaitu

kecerdasan, bakat, minat, dan motivasi, serta faktor yang terdiri dari luar siswa

(faktor eksternal) yaitu pengalaman, keadaan keluarga, keadaan sekolah, dan

lingkungan masyarakat. Menurut Benjamin Bloom (dalam Syaiful, 2003:33-34),

keseluruhan tujuan pendidikan dibagi menjadi tiga taksonomi, yaitu :

a. Aspek kognitif (Cognitive Domain)

Aspek kognitif mencakup kemampuan intelektual mengenal lingkungan

yang terdiri atas pengetahuan (knowledge) atau disebut C1 yaitu kemampuan

mengingat kembali hal-hal yang telah dipelajari, pemahaman (comprehensive)

atau disebut C2 yaitu kemampuan memahami isi materi pelajaran yang dipelajari,

penerapan (application) atau disebut C3 yaitu kemampuan menerapkan suatu

kaidah atau metode suatu permsalahan yang konkret dan baru, analisis (analysis)

atau disebut C4 yaitu kemampuan menjabarkan sesuatu menjadi bagian-bagian

sehingga struktur organisasinya dapat dipahami, sintesis (synthesis) atau disebut

C5 yaitu kemampuan memadukan bagian-bagian menjadi satu keseluruhan yang

berarti, dan yang terakhir adalah penilaian (evaluation) atau disebut C6 yaitu

Page 71: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

kemampuan membentuk pendapat mengenai sesuatu atau beberapa hal, bersama

dengan pertanggungjawaban pendapat itu berdasarkan kriteria tertentu.

b. Aspek afektif (Affective Domain)

Aspek afektif mencakup kemampuan-kemampuan emosional dalam

mengalami dan menghayati sesuatu hal yang meliputi penerimaan (receiving)

mencakup kerelaan untuk memperhatikan secara aktif dan berpartisipasi dalam

suatu kegiatan, penilaian (valuing) mencakup kemampuan untuk memberikan

penilaian terhadap sesuatu dan membawa diri sesuai dengan penilaian itu,

organisasi (organization) mencakup kemampuan untuk membentuk suatu sistem

nilai sebagai pedoman dan pegangan dalam kehidupan, pembentukan pola hidup

(characterization by a value or value complex) mencakup kemampuan untuk

menghayati nilai-nilai kehidupan sedemikian rupa sehingga menjadi milik pribadi

dan menjadi pegangan nyata dan jelas dalam mengatur kehidupannya sendiri.

Aspek afektif merupakan bagian dari prestasi siswa, namun dalam praktek di

sekolah, penentuan keberhasilan siswa tidak begitu memperhatikan aspek ini.

c. Aspek psikomotorik (Psychomotoric Domain)

Aspek psikomotorik adalah kemampuan-kemampuan motorik

menggiatkan dan mengkoordinasikan gerakan yang terdiri dari gerakan refleks

(kemampuan melakukan tindakan-tindakan yang terjadi secara tak sengaja dalam

menjawab suatu perangsang), gerakan dasar (kemampuan melakukan pola-pola

gerakan yang bersifat pembawaan terbentuk dari kombinasi gerakan-gerakan

refleks), kemampuan perseptual (kemampuan menterjemahkan perangsang yang

diterima melalui alat indera menjadi gerakan-gerakan yang tepat), kemampuan

Page 72: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

jasmani (kemampuan dan gerakan-gerakan dasar merupakan inti untuk

memperkembangkan gerakan-gerakan yang terlatih), gerakan-gerakan terlatih

(kemampuan melakukan gerakan-gerakan canggih dan rumit dengan tingkat

efisiensi tertentu), dan komunikasi nondiskursif (kemampuan melakukan

komunikasi dengan isyarat gerakan badan). Prestasi belajar yang diperhatikan

pada penelitian ini hanya mencakup aspek kognitif dan afektif. Dalam

pembelajaran Inkuiri Terbimbing menggunakan Animasi dan Pictroial Riddle ini,

kemampuan motorik siswa misalnya kemampuan menggunakan alat ukur atau

kemampuan merangkai alat praktikum tidak banyak dilibatkan, karena selama

pembelajaran siswa mengumpulkan data cukup melalui media komputer saja.

10. Hakekat Pembelajaran Fisika

Fisika adalah cabang dari Ilmu Pengetahuan Alam (sains). Oleh karena itu,

hakikat fisika dapat ditinjau dan dipahami melalui hakikat sains. Beberapa saintis,

antara lain Fisher, Conant, Campbell, Bube, M.T. Zen, Carin dan Sund, dan

Dawson mencoba mendefinisikan sains sebagai berikut (Sumaji, 2003:161).

Menurut Conant dalam Sumaji (2003:161), sains adalah bangunan atau deretan

konsep dan skema konseptual (conceptual schemes) yang saling berhubungan

sebagai hasil dari eksperimentasi dan observasi, yang berguna dan bernilai untuk

eksperimentasi serta observasi selanjutnya (Kuslan dan Stone, 1978). Dengan

demikian sains diperoleh dari serangkaian percobaan dan pengamatan, yang dapat

digunakan sebagai referensi terhadap percobaan dan pengamatan selanjutnya.

Page 73: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Menurut Fisher (1975) dalam Sumaji (2003:161), sains adalah bangunan

pengetahuan yang diperoleh menggunakan metode berdasarkan observasi.

Menurut Campbell masih dalam Sumaji (2003:161), sains adalah pengetahuan

(knowledge) yang bermanfaat dan praktis dan cara atau metode untuk

memperolehnya. Sedangkan menurut Dawson (1994) dalam Sumaji (2003:161),

sains adalah aktivitas pemecahan masalah oleh manusia yang termotivasi oleh

keingintahuan akan alam di sekelilingnya dan keingintahuan untuk memahami,

menguasai, dan mengolahnya demi memenuhi kebutuhan.

Dua aspek penting dari sains menurut definisi-definisi tersebut adalah

proses sains dan produk sains. Yang merupakan proses sains adalah eksperimen

yang meliputi penemuan masalah dan perumusannya, perumusan hipotesis,

merancang percobaan, melakukan pengukuran, menganalisis data, dan menarik

kesimpulan (Sund, 1982). Sedangkan produk sains berupa bangunan sistematis

pengetahuan (body of knowledge) (Dawson, 1994; Carin dan Sund, 1989) sebagai

hasil dari proses yang dilakukan oleh para saintis. Produk sains tersebut terdiri

atas berbagai fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori (Sumaji, 2003:161-162).

Sehingga sains meliputi proses sains yang dilaksanakan dalam rangka

memperoleh produk sains.

Dalam fisika dapat disebutkan sederetan panjang konsep, misalnya cahaya,

lembab, getaran, elektron, ketidakpastian, bilangan kuantum, ketetapan Planck,

gelombang elektromagnetik, kecepatan relatif, waktu paruh, reaksi inti,

radioaktivitas, momentum sudut, dan sebagainya (Sumaji, 2003:162). Dalam

pembelajaran fisika, ada tujuan-tujuan yang ingin dicapai terkait dengan konsep-

Page 74: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

konsep tersebut. Menurut kurikulum 1994 (dalam Sumaji, 2003:165), secara

umum tujuan pembelajaran fisika mengacu pada tiga aspek esensial, yaitu

membangun pengetahuan yang berupa pemahaman konsep, hukum, dan teori

beserta penerapannya; kemudian kemampuan melakukan proses, antara lain

pengukuran, percobaan, bernalar melalui diskusi; dan yang terakhir adalah sikap

keilmuan, antara lain kecenderungan keilmuan, berpikir kritis, berpikir analitis,

perhatian pada masalah-masalah sains, penghargaan pada hal-hal yang bersifat

sains

Driyakarsa (1978) dalam Sumaji (2003:167) menyebutkan bahwa manusia

adalah subjek atau pribadi yang memiliki cipta, rasa, dan karsa yang mengerti dan

menyadari akan keberadan dirinya, yang dapat mengatur, menentukan, dan

menguasai dirinya, memiliki budi dan kehendak, memiliki dorongan untuk

mengembangkan pribadinya menjadi lebih baik dan lebih sempurna, yang sedang

mencari jati dirinya. Pembelajaran fisika menjadi lebih humanistis bila guru

mengakui dan menempatkan atau memperlakukan siswa sebagai subjek atau

pribadi yang memiliki sifat-sifat tersebut, dan pengakuannya itu dimanifestasikan

dalam proses pembelajaran, yaitu memberi kesempatan siswa seluasnya agar

mereka dapat mengembangkan diri, hingga potensinya, pribadinya, sikapnya

berkembang menuju ke taraf yang lebih baik atau lebih sempurna. Dengan kata

lain, siswa diperlakukan sebagai subjek yang mempunyai peran, dapat mengatur

kegiatannya, bukan sebagai objek yang segalanya ditentukan oleh guru (Sumaji,

2003:167). Jadi dalam pembelajaran fisika, peran aktif siswa sangat dituntut,

mengingat siswa adalah subjek, dan bukan lagi sebagai objek semata.

Page 75: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Belajar seharusnya membangun konsepsi, bukan menerima konsep secara

verbal dari guru. Oleh karena itu, mengajar seharusnya diartikan sebagai

menciptakan situasi, kondisi, dan kemudahan, memberi pengarahan dan

bimbingan yang dapat mengantar siswa melakukan sederetan proses secara

berkesinambungan untuk membangun sendiri konsepsi dan mendefinisikannya,

bukan menginformasikan pengetahuan secara verbal untuk diterima dan dihafal.

Tugas guru seharusnya sebagai fasilitator yang memberi bimbingan kepada siswa

untuk berproses, bukan sebagai sumber informasi yang mendominasi kegiatan.

Siswa dibiasakan untuk berani mengungkapkan konsep bentukannya,

merumuskan sendiri definisinya, dan mengungkapkannya secara lisan maupun

tertulis agar terbuka dan diuji kebenarannya (Sumaji, 2003:169). Dengan

demikian, dalam pembelajaran siswa harus senantiasa aktif mencari tahu,

membangun konsep melalui serangkaian proses, dengan guru sebagai fasilitator.

11. Materi Usaha dan Energi

Materi usaha dan energi merupakan materi yang cukup familiar atau akrab

dengan kehidupan siswa. Sehingga siswa tidak merasa asing dengan terhadap

istikah-istilah yang ada dalam materi ini. Istilah ilmiah tentang usaha dan energi

dapat diibaratkan dengan persepsi istilah usaha dan energi dalam kehidupan

sehari-hari. Misalnya seseorang mempunyai energi cukup maka mampu

melakukan usaha, tetapi bila tidak cukup energi, maka orang tersebut tidak

mampu melakukan kerja. Dalam fisika, seperti dalam kehidupan sehari-hari, jika

sesuatu memiliki energi, maka sesuatu tersebut mempunyai kemampuan untuk

Page 76: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

θ

F cos θ

F sin θ

melakukan usaha. Misalkan air yang ditampung di sebuah waduk, kemudian air

dialirkan ke bawah seperti benda jatuh bebas untuk menjalankan turbin yang bisa

digunakan untuk menghasilkan energi listrik. Dalam hal ini air mempunyai energi

dan mampu melakukan usaha yaitu membuat turbin berputar.

a. Usaha dengan Gaya Konstan

(a)

(b)

Gambar 2.2. Usaha yang dilakukan oleh sebuah gaya yang konstan

Dalam fisika, pengertian usaha dikaitkan dengan pengertian gaya yang

dikenakan pada benda dan perpindahan benda sebagai akibat gaya tersebut. Bila

sebuah gaya konstan F dikerjakan pada suatu benda seperti yang ditunjukkan pada

gambar 2.2 (a) sehingga menyebabkan benda tersebut bergerak sejauh d, maka

besarnya usaha yang dilakukan oleh gaya tersebut adalah merupakan hasil kali

antara komponen gaya F yang searah perpindahan dengan besarnya perpindahan

yang dialami benda tersebut. Secara matematik dapat dituliskan sebagai,

W = F.d (2.1)

Jika gaya yang bekerja pada benda membentuk sudut θ dengan arah

perpindahan benda seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.2 (b), maka besarnya

d F

F

d

Page 77: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

usaha yang dilakukan oleh gaya F, yang membentuk sudut θ terhadap arah

perpindahan, maka usaha dapat didefinisikan sebagai :

(2.2)

dimana adalah besar gaya F dan adalah besar dari perpindahan

benda d. Jika θ = 0o maka persamaan 2.2 menjadi persamaan 2.1. Bila

perpindahan benda arah mendatar (gambar2.1) dikatakan benda berpindah searah

dengan arah sumbu x, sehingga komponen gaya yang mendatar dapat dinyatakan

sebagai Fx dan komponen vertikal dinyatakan sebagai Fy. Besarnya komponen

sebuah gaya yang searah dengan sumbu x adalah Fx = Fcosθ, dimana θ adalah

sudut antara gaya F dengan sumbu x. Usaha yang dilakukan oleh komponen gaya

vertikal, Fy = Fsinθ adalah nol karena perpindahan d = 0.

Bila pada sebuah benda bekerja beberapa gaya sehingga benda tersebut

mengalami perpindahan sejauh d, maka besarnya usaha yang dilakukan oleh gaya-

gaya tersebut sama dengan jumlah usaha yang dilakukan oleh masing-masing

gaya, lihat gambar 2.3. Keempat gaya F1, F2, F3, dan F4 bekerja pada sebuah

benda sehingga benda tersebut mengalami perpindahan sejauh d pada sumbu x,

maka besarnya usaha yang dilakukan oleh masing-masing gaya adalah :

W = F1.d + F2.d + F3.d + F4.d

= F1cosθ1 + F2 cos θ2 + F3 cos θ3 + F4 cos θ4 (2.3)

Dari persamaan 2.3 dapat dilihat bahwa kerja total dari beberapa gaya yang

bekerja pada benda adalah sama dengan jumlah usaha yang dilakukan masing-

masing gaya.

Page 78: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

d

F1 cos θ1

F2 cos θ2 F3 cos θ3

F4 cos θ4

y

Gambar 2.3. Balok di atas bidang datar dikenai beberapa gaya

b. Usaha yang Dilakukan oleh Sebuah Gaya yang Berubah-Ubah

Pembicaraan pada subbab sebelumnya hanya terbatas pada usaha yang

dilakukan oleh gaya konstan, padahal secara umum kita mengetahui bahwa gaya

yang bekerja pada benda cenderung berubah-ubah, yaitu berubah pada waktu atau

posisi. Gaya gravitasi akan berubah bila benda jatuh dari tempat yang cukup

tinggi misalnya jatuhnya kembali pesawat ruang angkasa setelah menjelajahi

angkasa. Namun tidak semua gaya dapat melakukan kerja selama tidak ada

perpindahan yang dialami oleh benda yang diberi gaya.

Misalnya seseorang mencoba memindahkan almari buku yang penuh

dengan buku dengan cara mendorongnya, walaupun orang tersebut sudah

berkeringat ternyata almari buku tidak bergeser sedikitpun. Pada kondisi ini dapat

dikatakan bahwa orang tersebut tidak melakukan kerja meskipun berpeluh-peluh.

Contoh gaya yang berubah-ubah atau gaya variabel adalah gaya tarik atau tekan

yang diberikan pada sebuah pegas, lihat gambar 2.4 :

x0

Page 79: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Gambar 2.4. Gaya Pegas

Gaya yang diperlukan untuk membuat pegas yang mula-mula berada pada

keadaan setimbang menjadi teregang atau tertekan berbanding lurus dengan

perubahan panjang pegas d seperti yang ditunjukkan oleh Hukum Hooke.

Fluar = kd (2.4)

Dari persamaan 2.4 di atas ditunjukkan bahwa nilai gaya bervariasi terhadap

fungsi posisi. Sedangkan gaya pemulih pegas yang merupakan gaya yang

melawan gaya luar yang dikenakan pada pegas, besarnya sama dengan gaya luar

tersebut tetapi arahnya berlawanan, dapat dituliskan sebagai :

F = -kd (2.5)

k disebut konstanta pembanding dan disebut konstanta pegas. Semakin besar nilai

k, semakin besar tingkat kekakuan pegas tersebut. Satuan k pada persamaan 2.4

Fx bernilai negatif

x

d

x=0 d

x=0

x=0

Fx bernilai positif

Fx = 0

(a)

(b)

(c)

sumbu x

sumbu x

sumbu x

Page 80: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

F = -kd

F0 = 0 d

F

Slope = -k

dan 2.5 adalah Newton/meter (N/m). Setelah pegas mencapai batas elastis, jika

kita tarik lagi dengan gaya F, maka kesebandingan linier antara gaya dan

perpindahan tidak berlaku lagi.

Gambar 2.5. Besarnya usaha yang dilakukan oleh gaya pegas

Untuk menghitung usaha yang dilakukan oleh gaya pegas, kita dapat

menggunakan pendekatan grafik seperti yang ditunjukkan oleh gambar 2.5 yaitu

besarnya usaha sama dengan luas area yang dibatasi oleh sumbu gaya F dan

sumbu perpindahan d. Berdasarkan luasan segitiga yang diarsir yang merupakan

besarnya usaha yang dilakukan oleh gaya pegas, diperoleh :

 

(2.6) 

Jika pegas terenggang dari posisi d0 ke posisi d, maka usaha yang dilakukan pegas

adalah :

Page 81: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Gaya F vo

d

(2.7)

c. Usaha dan Energi Kinetik

Sebuah benda yang bergerak dengan kecepatan a menunjukkan bahwa

resultan gaya yang bekerja pada benda tersebut tidak sama dengan nol. Pada

kondisi seperti ini berlaku Hukum II Newton, F = ma, dan usaha yang dilakukan

adalah : W = F.d = m.a.d

Gambar 2.6. Hubungan antara usaha dan energi

Berdasarkan hubungan kecepatan awal, kecepatan akhir, dan percepatan

yang dibahas pada materi gerak lurus berubah beraturan, diketahui bahwa :

 

sehingga :

  

Maka besarnya usaha :

 

(2.8) 

v

m m

Page 82: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Dimana Ek = mv2 merupakan energi kinetik pada saat balok bergerak dengan

kecepatan v. Dari persamaan 2.8 dapat dikatakan bahwa usaha yang dilakukan

oleh gaya yang diberikan pada suatu benda besarnya sama dengan perubahan

energi kinetik pada benda tersebut. Persamaan 2.8 secara sederhana dapat

dituliskan dalam bentuk :

W = Ek1 – Eko = ∆Ek (2.9)

Persamaan 2.8 disebut sebagai persamaan bentuk teorema hubungan usaha-energi,

dan energi kinetik juga disebut energi gerak.

Secara umum dapat dikatakan bahwa usaha merupakan bentuk transfer

energi kinetik. Contoh, usaha yang dilakukan oleh gaya yang diberikan oleh gaya

yang diberikan ke suatu benda menyebabkan kelajuan benda bertambah untuk

memberikan energi kinetiknya. Dengan kata lain jika ada gaya gesek

menyebabkan kelajuan benda berkurang dan energi kinetiknya juga berkurang.

d. Daya

Dari segi praktis, mungkin cukup menarik bila kita mengetahui besarnya

kerja yang dilakukan gaya per satuan waktu yang disebut sebagai daya. Bila

sebuah gaya luar yang bersifat konstan, F dikerjakan pada sebuah benda yang

mula-mula diam selama ∆t sehingga menyebabkan benda bergeser sejauh ∆d yang

searah dengan F, maka besarnya kerja yang dilakukan oleh gaya F adalah

W = F.∆d. Besarnya daya rata-rata dari kerja W adalah :

(2.10)  

Page 83: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Di mana vrt adalah besarnya kecepatan rata-rata selama gaya melakukan

kerja. Bila gaya yang dikerjakan pada benda membentuk sudut θ terhadap arah

perpindahan benda maka besarnya daya yang dihasilkan oleh gaya tersebut

adalah:

(2.11) 

e. Usaha dan Energi Potensial

Sebuah benda yang bergerak mempunyai energi kinetik. Namun jika

benda tidak bergerak apakah mempunyai energi? Jawabannya adalah ya, artinya

bahwa baik benda diam maupun yang bergerak, keduanya sama-sama mempunyai

energi dalam bentuk lain, yaitu energi potensial. Energi potensial mengandung

pengertian mempunyai potensi untuk melakukan kerja, maka benda tersebut

mempunyai energi atau usaha yang tersimpan. Air dalam waduk dan tarikan busur

panah merupakan bentuk-bentuk adanya energi potensial. Dari contoh tersebut

ditunjukkan bahwa sebuah benda mempunyai energi potensial karena posisi benda

tersebut.

Energi potensial yang sudah dipahami oleh banyak khalayak adalah energi

potensial gravitasi. Contohnya, makin tinggi potensi waduk yang menyimpan air

untuk pembangkit listrik, makin tinggi pula energi listrik yang dihasilkan. Energi

potensial gravitasi adalah energi yang terkandung di dalam benda yang

mempunyai posisi ketinggian tertentu ditinjau dari permukaan bumi. Misalnya

sebuah benda bermassa m diangkat sampai setinggi h, seperti pada gambar 2.7.

Page 84: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

F

h

ho

W=mg

Ep = mgh

Ep = mgho

Gambar 2.7. Energi potensial gravitasi

Berdasarkan gambar 2.7, berarti usaha yang dilakukan oleh gaya F untuk

mengangkat kaleng dari titik h0 menuju ke titik h sama dengan:

(2.12) 

Dari persamaan 2.12 dapat dikatakan bahwa benda yang massanya m

berada pada ketinggian h mempunyai energi potensial sebesar mgh, dan disebut

energi potensial gravitasi dengan satuan Joule (J). Persamaan 2.12 adalah bentuk

persamaan energi potensial untuk benda di atas permukaan bumi dengan h << Rb,

Rb jari-jari bumi sehingga nilai g dianggap konstan.

f. Gaya Konservatif dan Gaya Non Konservatif

Secara umum gaya dibedakan menjadi dua jenis, yaitu gaya konservatif

dan nonkonservatif. Contoh gaya konservatif adalah gaya gravitasi dan gaya

Page 85: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

mg mg mg

mg

mg

Ep = mgh

h

pegas. Gaya konservatif adalah gaya yang bila bekerja pada sebuah benda, maka

kerja yang dilakukan oleh gaya tersebut tidak tergantung pada lintasan yang

ditempuh tetapi hanya tergantung pada posisi awal dan akhir. Contoh kerja yang

dilakukan oleh gaya gravitasi diilustrasikan pada gambar 2.8 yang tidak

tergantung pada lintasannya dan hanya tergantung posisi awal dan akhir.

Gambar 2.8. Perubahan Energi Potensial Tidak Bergantung pada Lintasan

Besarnya usaha yang dilakukan oleh gaya gravitasi pada sebuah benda bermassa

m yang bergerak ke bawah dari tempat setinggi h, baik yang jatuh vertikal ke

bawah atau yang meluncur lewat bidang miring yang licin adalah sama, yaitu

W = mgh.  

Contoh gaya nonkonservatif, misalnya seperti pada gaya gesek. Usaha

yang dilakukan gaya gesek tergantung pada lintasan yang ditempuh, seperti yang

diilustrasikan pada gambar 2.9 di bawah ini :

m

m m

m m

Page 86: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Gambar 2.9. Sebuah Balok Bergerak dari A ke B, melintasi Garis Lurus AB atau

melewati busur setengah lingkaran AB

Sebuah balok berpindah dari titik A menuju ke titik B dapat melewati lintasan

lurus AB atau lintasan busur setengah lingkaran AB. Kedua lintasan tersebut sama

kasarnya dan terletak pada bidang datar. Usaha yang dilakukan oleh gaya gesek

pada balok tersebut bila melewati lintasan lurus AB yang panjangnya d adalah

(2.13) Sedangkan besarnya usaha gaya gesek bila balok melewati lintasan busur

setengah lingkaran dengan diameter d adalah :

(2.14)

dimana µ adalah koefisien gesekan kinetik dari kedua lintasan tersebut, dan m

adalah massa balok.

Dari kedua persamaan tersebut, persamaan 2.13 dan persamaan 2.14,

ditunjukkan bahwa untuk bergerak dari A ke B, gaya gesek melakukan kerja yang

berbeda bila lintasannya berbeda. Untuk memahami konsep gaya konservatif dan

nonkonservatif lebih mendalam, marilah kita tinjau kasus sebagai berikut : sebuah

buku yang tergeletak di meja belajar mempunyai energi potensial sebesar

Ep = mgh bila buku tersebut diambil dan dijatuhkan ke lantai, kemudian buku

tersebut diambil dan diletakkan kembali ke atas meja seperti posisi semula.

B

A

d

Page 87: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Peristiwa ini menunjukkan bahwa usaha yang dilakukan untuk menjatuhkan buku

dan mengambilnya kembali untuk diletakkan di atas adalah nol, karena perubahan

energi potensialnya adalah nol. Atau kerja yang dilakukan oleh gaya gravitasi

bersifat gaya konservatif.

Namun sedikit berbeda jika buku pada meja belajar tadi didorong di atas

meja dan akhirnya dikembalikan ke posisi semula. Buku yang didorong di atas

meja tadi mendapat gaya gesek dari permukaan meja. Usaha yang dilakukan oleh

gaya nonkonservatif ini tidak nol karena kerja oleh gaya gesek tadi telah diubah

menjadi energi bentuk lain seperti energi panas atau energi bunyi. Energi panas

yang timbul besarnya tergantung pada panjangnya lintasan, maka kerja yang

dilakukan oleh gaya gesek tergantung pada lintasan.

g. Hukum Kekekalan Energi

Sekarang kita dapat membedakan antara usaha dan energi, antara energi

kinetik dan energi potensial, dan hubungan antara usaha dengan energi kinetik dan

energi potensial. Usaha yang dilakukan oleh gaya yang bekerja pada benda berarti

terjadi transfer energi pada benda, sehingga benda mengalami penambahan energi

kinetik. Karena terjadi transfer energi maka energi dalam sistem tidak ada yang

hilang. Sebagai contohnya adalah benda yang jatuh dari tempat ketinggian tertentu

yang hanya dipengaruhi oleh gaya gravitasi, makin ke bawah posisi benda, makin

besar energi kinetiknya. Tetapi bila pada benda bekerja gaya gesek maka usaha

yang dilakukan oleh gaya gesek hanya menghasilkan panas dan energi kinetiknya

menjadi berkurang, hal ini berarti energi sistem benda yang dikenai gaya gesek

ada yang hilang.

Page 88: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

h

h1

h2

V3y V3y

V2y V2y

V1y V1y

Misalkan kita mengamati gerak parabola dari sebuah bola baseball yang

dilemparkan dari satu pemain ke pemain lain, kita dapat menyimpulkan bahwa

posisi bola dan kecepatannya berubah-ubah dengan perubahan waktu. Karena bola

tersebut melakukan gerak peluru, maka pada titik tertinggi energi potensial bola

terbesar, tetapi pada titik terendah energi energi kinetik bola terbesar. Hal ini

terjadi karena pada saat bola dilemparkan atau saat bola jatuh kembali ditangkap

pemain, harga kecepatan bola terbesar.

Gambar 2.10. Posisi dan kecepatan dua buah bola pada saat yang sama

Bola putih ditembakkan tanpa kecepatan awal, bola abu-abu ditembakkan

dengan kecepatan awal mendatar v0, seperti yang diilustrasikan pada gambar 2.10.

Untuk masing-masing bola, jumlah energi kinetik dan energi potensial pada setiap

selalu sama karena gerak bola hanya dipengaruhi gaya gravitasi

Page 89: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Untuk menyelidiki hubungan antara usaha, energi kinetik, dan enegi

potensial sebuah benda, mari kita perhatikan gerak bola yang dilepaskan dari

ketinggian h1 dengan kecepatan vertikal ke bawah v1. Pada saat posisinya setinggi

h2 balok turun ke bawah dengan kecepatan v2, maka hubungan antara usaha oleh

gaya gravitasi pada bola dengan perubahan energi potensial dan energi kinetik

dengan menggunakan persamaan 2.8 dan 2.12 adalah :

(2.15)

Dari persamaan 2.15 diperoleh :

atau

(2.16)

Persaamaan 2.16 menunjukkan bahwa jumlah energi kinetik dan energi

potensial benda pada posisi h1 sama dengan energi kinetik dan energi potensial

benda pada posisi h2. Jumlah energi kinetik dan energi potensial sebuah benda

disebut energi mekanik. Sebuah sistem yang hanya dipengaruhi gaya konservatif,

maka energi mekanik sistem tersebut kekal dan sistem ini tunduk pada hukum

kekekalan energi mekanik. Tapi perlu diingat bahwa gaya gesek antara benda

yang dijatuhkan dengan udara diabaikan, dan benda yang jatuh tidak berinteraksi

dengan benda yang lain kecuali dengan bumi. Benda yang tidak berinteraksi

dengan benda yang lain dikatakan dalam keadaan terisolasi. Jadi, hukum

kekekalan energi mekanik dinyatakan bahwa energi mekanik dalam sistem yang

terisolasi selalu kekal. Jumlah energi kinetik dan energi potensial yang disebut

Page 90: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

energi mekanik E seperti pada masing-masing ruas pada persamaan 2.16 dapat

ditulis sebagai berikut :

E = Ek + Ep (2.17)

Untuk sebah sistem yang bersifat konservatif (sistem yang hanya

dipengaruh oleh gaya konservatif), energi mekanik total adalah konstan atau

kekal:

E = E0

(2.18) Persamaan 2.18 adalah suatu pernyataan hukum kekekalan energi mekanik, lihat

gambar 2.8. Energi kinetik dan potensial dalam suatu sistem mungkin berubah

tetapi jumlahnya selalu konstan. Untuk sistem yang nonkonservatif, energi

mekanik sistem dapat berubah karena adanya energi mekanik yang hilang (energi

panas atau gesek), sehingga energi mekaniknya tidak kekal.

B. Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian Srining Winanti dengan Judul Pembelajaran IPA Berbasis

Masalah Melalui Inkuiri terbimbing dan Inkuiri Bebas Termodifikasi Ditinjau dari

Sikap Ilmiah dan Kreativitas Siswa, secara keseluruhan menunjukkan bahwa

prestasi belajar IPA siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan metode inkuiri

memberikan hasil yang lebih tinggi dibanding dengan metode inkuiri bebas

termodifikasi. Selain itu terdapat pula perbedaan yang signifikan antara sikap

ilmiah siswa dengan prestasi belajar, dimana siswa yang memiliki sikap ilmiah

tinggi memperoleh prestasi belajar yang lebih tinggi yang ditunjukkan dari nilai

Page 91: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

yang lebih tinggi dibanding siswa yang memiliki sikap ilmiah rendah. Yang

membedakan dengan penelitian peneliti adalah penggunaan Animasi dan Pictorial

Riddle, dimana peninjauannya adalah motivasi belajar siswa. Peneliti mencoba

menerapkan pendekatan Inkuiri Terbimbing dalam pembelajaran fisika

menggunakan media Animasi dan Pictorial Riddle mengingat bahwa fisika

merupakan bagian dari sains, dimana para ilmuwan dulu memperoleh konsep-

konsep fisika melalui kegiatan yang sesuai dengan proses inkuiri. Inkuiri

Terbimbing diterapkan karena siswa belum pernah melakukan kegiatan inkuiri

sebelumnya. Pembelajaran fisika disampaikan kepada siswa melalui media

Animasi dan Pictorial Riddle agar menarik dan menyenangkan siswa selama

proses pembelajaran berlangsung. Pada penelitian ini, peninjauannya selain sikap

ilmiah adalah motivasi belajar. Motivasi belajar merupakan faktor internal siswa

yang mendorong siswa untuk belajar. Sehingga pada penelitian ini, pembelajaran

fisika disampaikan kepada siswa melalui pendekatan Inkuiri Terbimbing

menggunakan Animasi dan Pictorial Riddle ditinjau dari motivasi belajar dan

sikap ilmiah.

Hasil penelitian Rakhmat dengan judul Pembelajaran Fisika dengan

Inkuiri Terbimbing Melalui Metode Eksperimen dan Demonstrasi Ditinjau dari

Gaya Belajar dan Motivasi Belajar Siswa, secara keseluruhan menunjukkan

bahwa ada pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar fisika pada materi

pokok model elastisitas dan gaya harmonik. Yang membedakan dengan penelitian

yang dilakukan oleh peneliti adalah penggunaan Animasi dan Pictorial Riddle,

pada materi pokok usaha dan energi. Kedua media tersebut digunakan agar

Page 92: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

pembelajaran fisika dikemas menjadi sesuatu hal yang menarik, yakni melalui

sajian gambar-gambar, serta untuk mengatasi keterbatasan peralatan yang ada di

laboratorium. Selain itu materi usaha dan energi bersifat konkrit, dalam arti bahwa

peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan konsep ini dalam kehidupan sehari-hari

dapat dirasakan dan dapat diamati efek yang terjadi. Mengacu pada penelitian

Rakhmat, motivasi belajar memiliki pengaruh terhadap prestasi belajar fisika,

sehingga pada penelitian ini peninjauannya adalah motivasi belajar. Selain

motivasi belajar, peninjauan yang lain adalah sikap ilmiah. Sikap ilmiah

merupakan sikap-sikap yang ditunjukkan oleh para ilmuwan. Mengingat fisika

sebagai bagian dari sains, dimana para ilmuwan dahulu memperoleh konsep-

konsep fisika melalui serangkaian kegiatan ilmiah, maka peneliti menggunakan

sikap ilmiah sebagai peninjauannya yang lain.

Hasil penelitian Oleg Popov dan Irina Tevel dengan judul Developing an

Introductory Physics Course in Teacher Education Using Guided Inquiry and

Outdoors Approaches, menunjukkan bahwa kegiatan eksperimental dan kegiatan

yang melibatkan lingkungan siswa dapat meningkatkan apresiasi siswa. Konteks

outdoor merupakan kegiatan Inkuiri yang mampu menginspirasi siswa dan

menjadikan siswa dapat mengimplementasikan kemampuan dirinya. Yang

membedakan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah kegiatan

Inkuri Terbimbing di dalam kelas disampaikan melalui media Animasi dan

Pictorial Riddle. Peneliti melakukan kegiatan di dalam kelas, mengingat adanya

keterbatasan waktu dan peralatan, sehingga kegiatan Inkuiri disampaikan kepada

siswa di dalam kelas, yang disajikan melalui bantuan media Animasi dan Pictorial

Page 93: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Riddle. Dengan penggunaan kedua media tersebut diharapkan dapat mewakili

lingkungan nyata.

Hasil penelitian Rick Vanosdall, Michael Klentschy, Larry V. Hedges dan

Kathryn Sloane Weisbaum dengan judul A Randomized Study of the Effects of

Scaffolded Guided Inquiry Instruction on Student Achievement in Science,

menunjukkan bahwa pembelajaran Inkuiri Terbimbing mampu mengeksplorasi

kemampuan siswa, yang dapat menjadikan siswa mampu memahami lebih dalam

terhadap materi tertentu, sehingga meningkatkan prestasi belajar. Yang

membedakan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penggunaan

Animasi dan Pictorial Riddle, sebagai media yang digunakan dalam pembelajaran

Inkuri Terbimbing di dalam kelas. Diharapkan dengan pembelajaran ini, selain

siswa mampu memahami lebih dalam terhadap materi tertentu, tercipta juga

suasana pembelajaran yang menyenangkan melalui penggunaan media tersebut.

Hasil penelitian RM Benito, ME Camara, JC Losada, FJ Arranz, dan L.

Seidel dengan judul Using Moodle and Flash Animations in an Interactive

Learning Environment for Introductory Physics in Engineering. Dalam penelitian

ini disebutkan bahwa “Interactive materials (developed as Flash animations) are

thought in order to reinforce concepts through critical thinking and active

enrolment”. Hal ini mengandung maksud bahwa dalam pembelajaran, Animasi

sebagai media interaktif dapat memperkuat konsep yang ada pada diri siswa

karena siswa diajak untuk berpikir kritis dan terlibat aktif di dalamnya. Yang

membedakan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah selain

menggunakan Animasi, digunakan pula Pictorial Riddle dengan harapan siswa

Page 94: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

mampu untuk berpikir aktif, kritis, dan kreatif dalam pembelajaran. Penggunaan

Pictorial Riddle menuntut siswa untuk berpikir abstrak.

Hasil penelitian Patrick B. Kohl dan Noah D. Finkelstein yang berjudul

Representational Format, Student Choice, and Problem Solving in Physics, yang

menyatakan bahwa Pictorial merupakan salah satu bentuk yang cukup diminati

oleh siswa dalam penyelesaian permasalahan fisika. Yang membedakan dengan

penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah selain menggunakan Pictorial

Riddle, digunakan pula media pembelajaran Animasi. Melalui media Animasi,

siswa dapat mengikuti setiap proses untuk memperoleh suatu konsep, dan

menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan.

C. Kerangka Berpikir

Pembelajaran yang diterapkan guru di dalam kelas tidak selalu berhasil

dengan baik. Pembelajaran yang inovatif dan berpusat pada siswa harus

dilaksanakan sebagai upaya menumbuhkan motivasi dan meningkatkan perhatian

siswa terhadap pelajaran fisika. Dalam hal ini guru harus mampu berperan aktif

menggunakan pembelajaran yang bervariasi, misalnya dengan menggunakan

media visual atau mengangkat permasalahan fisika yang tidak jauh dari konteks

kehidupan sehari-hari. Dengan demikian siswa menjadi tahu bahwa materi fisika

yang dipelajari sebenarnya ada di sekitar mereka, bahkan mereka alami sendiri.

Adapun kerangka berpikir pada penelitian ini adalah :

1. Pengaruh penerapan Inkuiri Terbimbing menggunakan Animasi dan Pictorial

Riddle terhadap prestasi belajar fisika

Page 95: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Materi usaha dan energi yang dipilih pada penelitian ini adalah materi

fisika yang bersifat konkrit. Misalkan pada konsep usaha, untuk melakukan suatu

usaha maka diperlukan gaya. Dalam hal ini usaha yang dihasilkan dapat dirasakan

dan dapat diamati efeknya. Oleh karena itu dilakukan pembelajaran dimana siswa

dapat melakukan pengamatan. Agar tampil menarik sehingga siswa merasa

senang, pembelajaran dilakukan melalui Animasi dan Pictorial Riddle. Penelitian

ini dilakukan di SMAT Abul Faidl Wonodadi Blitar, dimana sarana prasarana

laboratorium fisika yang ada masih terbatas. Sehingga sangat efektif jika

pembelajaran dilakukan menggunakan bantuan media tersebut.

Sebagaimana yang telah disampaikan di atas, konsep usaha dan energi

bersifat konkrit, dapat dirasakan dan dapat diamati efeknya. Melalui media

animasi, konsep usaha dan energi dibuat menjadi lebih menarik. Dengan media ini

pula konsep-konsep yang tidak dapat diamati prosesnya dapat divisualisasikan,

sehingga siswa dapat mengamati proses tersebut. Animasi dalam pembelajaran

fisika merupakan program pembelajaran yang menarik, menghibur, dan

menyenangkan yang ditampilkan dalam komputer dalam bentuk gambar bergerak

agar siswa dapat memahami konsep fisika.

Selain melalui animasi, pembelajaran inkuiri terbimbing juga dilakukan

melalui Pictorial Riddle. Pictorial Riddle merupakan media yang

mengembangkan motivasi dan ketertarikan siswa terhadap pembelajaran fisika,

yang telah disusun secara sistematis mampu menumbuhkan sikap berpikir kritis

dan kreatif siswa. Melalui Pictorial Riddle, pembelajaran fisika materi usaha dan

energi dikemas menjadi pembelajaran yang menarik dengan adanya riddle berupa

Page 96: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

gambar, peraga, atau situasi yang sesungguhnya. Dalam pembelajaran ini, guru

mengajak siswa untuk berpikir kritis, aktif, dan kreatif. Ketika guru menampilkan

riddle, guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa yang berkaitan

dengan riddle tersebut, yang membantu siswa memperoleh pengertian tentang

konsep atau prinsip apakah yang terlibat di dalamnya.

Untuk mengetahui bagaimana efektivitas kedua media pembelajaran

sebagaimana yang telah dipaparkan di atas dalam materi usaha dan energi, maka

perlu dilakukan penelitian ini. Pembelajaran fisika menggunakan Animasi lebih

menyenangkan dan tidak menuntut adanya kemampuan berpikir abstrak yang

tinggi, sehingga diduga bahwa siswa yang mendapatkan pembelajaran fisika

dengan Inkuiri Terbimbing menggunakan Animasi memperoleh prestasi belajar

fisika yang lebih baik dibandingkan siswa yang mendapatkan pembelajaran fisika

dengan Inkuiri Terbimbing menggunakan Pictorial Riddle.

2. Pengaruh motivasi belajar tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar fisika

Dalam pembelajaran, motivasi merupakan pendorong siswa untuk belajar

atau menguasai materi pelajaran yang sedang diikutinya. Tanpa motivasi, siswa

tidak akan tertarik dan serius dalam mengikuti pembelajaran. Sebaliknya dengan

adanya motivasi yang tinggi, siswa akan tertarik dan terlibat aktif bahkan

berinisiatif dalam proses pembelajaran. Dengan motivasi yang tinggi siswa akan

berupaya sekuat-kuatnya dan dengan menempuh berbagai strategi positif untuk

mencapai keberhasilan belajar, sehingga diduga siswa dengan motivasi belajar

tinggi akan memperoleh prestasi belajar yang lebih tinggi dibandingkan siswa

yang memiliki motivasi belajar rendah. Siswa yang memiliki motivasi belajar

Page 97: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

tinggi akan selalu haus akan berbagai aspek yang terkait dengan materi usaha dan

energi. Bahkan siswa akan berinisiatif mencari sendiri materi-materi mana saja

yang ingin dikuasainya. Keadaan ini berlainan dengan siswa yang memiliki

motivasi belajar rendah. Siswa-siswa yang ada di SMAT Abul Faidl Wonodadi

Blitar memiliki motivasi belajar yang beragam, ada siswa yang memiliki motivasi

belajar tinggi, dan ada pula siswa yang memiliki motivasi belajar rendah. Oleh

karena itu penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui pengaruh motivasi

belajar kategori tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar fisika pada materi

usaha dan energi.

3. Pengaruh sikap ilmiah tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar fisika

Sikap ilmiah merupakan perbuatan yang berdasarkan pada pendirian atau

pendapat atau keyakinan. Sikap ilmiah yaitu kecenderungan seorang siswa untuk

bertindak atau berperilaku dalam memecahkan suatu masalah secara sistematis

melalui langkah-langkah ilmiah. Diantara sikap ilmiah yaitu sikap ingin tahu,

kritis, obyektif, sikap ingin menemukan, menghargai karya teman, tekun, dan

terbuka. Dalam proses pembelajaran usaha dan energi, sikap-sikap ilmiah tersebut

sangat diperlukan sehingga diduga sikap ilmiah berpengaruh terhadap prestasi

belajar fisika, dan terdapat perbedaan prestasi belajar antara siswa yang memiliki

sikap ilmiah tinggi dengan siswa yang memiliki sikap ilmiah rendah. Siswa yang

memiliki sikap ilmiah tinggi diduga prestasi belajarnya lebih tinggi dibandingkan

siswa yang memiliki sikap ilmiah rendah. Siswa yang ada di SMAT Abul Faidl

Wonodadi Blitar memiliki sikap ilmiah yang bervariasi. Oleh karena itu penelitian

Page 98: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

ini dilakukan dengan tujuan mengetahui pengaruh sikap ilmiah kategori tinggi dan

rendah terhadap prestasi belajar fisika pada materi usaha dan energi.

4. Interaksi antara penerapan Inkuiri Terbimbing menggunakan Animasi dan

Pictorial Riddle dengan motivasi belajar terhadap prestasi belajar fisika

Materi usaha dan energi yang dipilih pada penelitian ini bersifat konkrit

yang dapat diamati dan dirasakan efeknya. Materi tersebut disampaikan kepada

siswa melalui suatu media. Media merupakan alat komunikasi agar pembelajaran

lebih efektif. Pada penelitian ini media pembelajaran yang digunakan adalah

berupa Animasi dan Pictorial Riddle, dengan pendekatan pembelajaran adalah

Inkuiri Terbimbing. Pendekatan pembelajaran adalah teknik dalam proses

pembelajaran yang dapat membantu siswa memahami konsep dengan melakukan

penyelidikan untuk menyelesaikan suatu permasalahan menggunakan media

Animasi dan Pictorial Riddle. Melalui media ini pembelajaran fisika dikemas

menjadi lebih menarik melalui visualisasi gambar. Motivasi belajar merupakan

sesuatu yang mendorong siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran. Siswa

yang memiliki motivasi belajar tinggi akan berupaya semaksimal mungkin untuk

memperluas dan memperdalam lingkup materi yang harus dipelajari, khususnya

materi usaha dan energi dan selalu aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran.

Siswa yang ada di SMAT Abul Faidl Wonodadi Blitar memiliki motivasi belajar

yang bervariasi. Dengan penggunaan Inkuiri Terbimbing melalui media Animasi

dan Pictorial Riddle yang menarik, siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi

akan semakin aktif dalam pembelajaran. Demikian pula dengan siswa yang

memiliki motivasi belajar rendah, melalui penggunaan media yang menarik dapat

Page 99: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

mendongkrak siswa yang memiliki motivasi belajar rendah tersebut untuk

meningkatkan prestasi belajarnya. Sehingga diduga ada interaksi antara

penggunaan Inkuiri Terbimbing melalui Animasi dan Pictorial Riddle dengan

motivasi belajar terhadap prestasi belajar fisika.

5. Interaksi antara penerapan Inkuiri Terbimbing menggunakan Animasi dan

Pictorial Riddle dengan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar fisika

Pada penelitian ini, materi yang dipilih adalah materi usaha dan energi

yang bersifat konkrit, dimana dalam kehidupan sehari-hari siswa dapat merasakan

dan mengamati efek dari peristiwa peristiwa yang melibatkan konsep usaha dan

energi. Materi ini disampaikan melalui suatu media dengan pendekatan

pembelajaran melalui Inkuiri Terbimbing. Dalam pembelajaran Inkuiri

Terbimbing terjadi serangkaian proses penyelidikan masalah yang melibatkan

seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki suatu permasalahan

secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan

sendiri penemuannya. Sikap kritis, logis, analitis, sikap obyektif, jujur,

bekerjasama, teliti/cermat dan lain-lain merupakan sikap-sikap ilmiah yang sangat

diperlukan dalam pembelajaran inkuiri terbimbing. Keberhasilan belajar

merupakan integrasi dari faktor internal dan faktor eksternal siswa. Dalam hal ini

sikap ilmiah merupakan faktor internal, sedangkan media Animasi dan Pictorial

Riddle yang disampaikan kepada siswa melalui pendekatan Inkuiri Terbimbing

adalah faktor eksternal. Siswa yang ada di SMAT Abul Faidl Wonodadi Blitar

memiliki sikap ilmiah yang bervariasi. Dengan penggunaan media Animasi dan

Pictorial Riddle yang menarik dan merangsang siswa untuk berpikir kritis, siswa

Page 100: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

yang memiliki sikap ilmiah tinggi dan siswa yang memiliki sikap ilmiah rendah

akan meningkatkan sikap kritis yang mereka miliki dalam menganalisis suatu

masalah, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajarnya. Sehingga diduga ada

interaksi antara penggunaan Inkuiri Terbimbing melalui Animasi dan Pictorial

Riddle dengan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar fisika.

6. Interaksi antara motivasi belajar dengan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar

fisika

Motivasi merupakan sesuatu yang menggerakkan atau mendorong siswa

untuk belajar atau menguasai materi pelajaran yang sedang diikutinya. Siswa yang

memiliki motivasi belajar tinggi akan senantiasa aktif dalam pembelajaran. Sikap

aktif ini jika didukung pula dengan sikap kritis, sikap suka bekerjasama yang

merupakan ciri-ciri dari sikap ilmiah, menjadikan seorang siswa lebih mudah

dalam pemahaman materi usaha dan energi. Siswa yang ada di SMAT Abul Faidl

Wonodadi Blitar memiliki motivasi belajar dan sikap ilmiah yang bervariasi.

Siswa yang memiliki motivasi belajar dan sikap ilmiah yang tinggi, maka siswa

tersebut akan lebih mudah menerima informasi yang disampaikan oleh guru,

dibandingkan siswa dengan motivasi belajar dan sikap ilmiah rendah. Jika siswa

mudah menyerap informasi yang disampaikan guru, maka dapat meningkatkan

prestasi belajarnya. Sehingga siswa dengan motivasi belajar dan sikap ilmiah

tinggi diduga memiliki prestasi belajar fisika yang lebih tinggi dibanding siswa

dengan motivasi belajar dan sikap ilmiah rendah.

Page 101: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

7. Interaksi antara penerapan Inkuiri Terbimbing menggunakan Animasi dan

Pictorial Riddle, motivasi belajar dan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar

fisika

Materi yang dipilih adalah usaha dana energi yang bersifat konkrit, dapat

dirasakan dan dapat diamati efeknya dalam kehidupan sehari-hari. Materi ini

disampaikan kepada siswa melalui pendekatan Inkuiri Terbimbing menggunakan

media pembelajaran Animasi dan Pictorial Riddle. Pendekatan pembelajaran

merupakan suatu teknik guru menyampaikan materi kepada siswa agar siswa

dapat menerima materi tersebut dengan baik. Pembelajaran inkuiri terbimbing

menggunakan Animasi dan Pictorial Riddle yang digunakan dalam penelitian ini

membantu siswa memahami konsep melalui tampilan visual yang menarik,

menghibur, menyenangkan, namun menuntut siswa mampu berpikir aktif, kritis

dan kreatif. Sehingga siswa dengan motivasi belajar dan sikap ilmiah tinggi dapat

lebih mudah memahami materi usaha dan energi. Demikian pula untuk siswa

dengan motivasi belajar dan sikap ilmiah rendah. Kondisi siswa di SMAT Abul

Faidl Wonodadi Blitar memiliki motivasi belajar dan sikap ilmiah yang bervariasi.

Sarana dan prasarana laboratorium fisika juga kurang mencukupi. Melalui

penggunaan kedua media yang cukup menarik tersebut, menjadikan siswa terlibat

aktif dalam pembelajaran. Sehingga diduga ada interaksi antara penerapan Inkuiri

Terbimbing menggunakan Animasi dan Pictorial Riddle, motivasi belajar, dan

sikap ilmiah terhadap prestasi belajar fisika pada materi usaha dan energi.

Page 102: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

D. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah, serta kerangka berpikir di

atas, dapat diajukan hipotesis sebagai berikut :

1. Ada pengaruh penerapan Inkuiri Terbimbing menggunakan Animasi dan

Pictorial Riddle terhadap prestasi belajar fisika

2. Ada pengaruh motivasi belajar tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar

fisika.

3. Ada pengaruh sikap ilmiah tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar fisika.

4. Ada interaksi antara penerapan Inkuiri Terbimbing menggunakan Animasi dan

Pictorial Riddle dengan motivasi belajar terhadap prestasi belajar fisika.

5. Ada interaksi antara penerapan Inkuiri Terbimbing menggunakan Animasi dan

Pictorial Riddle dengan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar fisika.

6. Ada interaksi antara motivasi belajar dan sikap ilmiah siswa terhadap prestasi

belajar fisika.

7. Ada interaksi antara penerapan Inkuiri Terbimbing menggunakan Animasi dan

Pictorial Riddle, motivasi belajar dan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar

fisika.

Page 103: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

81

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Terpadu Abul Faidl Wonodadi Blitar,

Jl. Masjid Sunan Ampel Kecamatan Wonodadi Kabupaten Blitar. Uji coba

instrumen prestasi belajar fisika (kognitif) serta angket motivasi belajar dan sikap

ilmiah dilaksanakan di SMA PGRI Srengat Kabupaten Blitar, Jl. Kendalrejo

Srengat Kabupaten Blitar.

2. Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini direncanakan dimulai pada bulan Agustus 2010

sampai dengan bulan April 2011 dengan jadwal penelitian dapat dilihat pada tabel

3.1 :

Tabel 3.1. Agenda Penelitian

No. Kegiatan Tahun 2010-2011

Agst Sep. Okt. Nop. Des. Jan. Peb. Maret April 1. Pengajuan

judul √ √

2. Seminar proposal

3. Perizinan √ 4. Penyusunan

instrumen pembelajaran

5. Penyusunan instrumen tes

6. Uji coba instrumen

7. Analisa uji coba √

8. Pelaksanaan √

Page 104: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

penelitian 9. Pengambilan

data √

10. Pengolahan data

√ √

11. Pengolahan dan analisa data

√ √

12. Penyusunan laporan lengkap

13 Ujian tesis √ 14. Revisi √

B. Populasi dan Sampel

Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah teknik

“Cluster Random Sampling” yaitu pengambilan sampel secara acak 2 kelas dari 3

kelas. Hal ini dilakukan setelah memperhatikan ciri-ciri siswa mendapat materi

berdasarkan kurikulum yang sama dan siswa yang menjadi obyek penelitian

duduk pada tingkat kelas yang sama.

1. Populasi

Sebagai populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA

SMA Terpadu Abul Faidl Wonodadi Blitar Semester I Tahun Ajaran 2010/2011.

2. Sampel

Dalam penelitian ini jumlah sampel yang diambil adalah dua kelas dari

tiga kelas, yaitu kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2. Kelas XI IPA 1 mendapatkan

pembelajaran menggunakan Animasi (kelas eksperimen I) dan kelas XI IPA 2

mendapatkan pembelajaran menggunakan Pictorial Riddle (kelas eksperimen II).

Adapun jumlah sampel dari kedua kelas tersebut sebanyak 63 siswa, masing-

masing kelas berjumlah 32 siswa dan 31 siswa.

Page 105: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

C. Metode Penelitian

Metode penelitian berupa metode eksperimen, dimana rancangan

penelitian menggunakan anava 3 jalan dengan desain faktorial 2 x 2 x 2. Faktor

pertama adalah pendekatan Inkuiri Terbimbing yang dilaksanakan melalui media

Animasi dan Pictorial Riddle. Faktor kedua adalah motivasi belajar siswa, terbagi

menjadi dua kategori, yaitu tinggi dan rendah. Faktor ketiga adalah sikap ilmiah

siswa, terbagi menjadi dua kategori, yaitu tinggi dan rendah. Adapun rancangan

penelitian sebagaimana ditunjukkan dalam tabel 3.2 :

Tabel 3.2 Rancangan Penelitian

Motivasi Belajar Tinggi Motivasi Belajar Rendah

Sikap Ilmiah Tinggi

Sikap Ilmiah Rendah

Sikap Ilmiah Tinggi

Sikap Ilmiah Rendah

Pembelajaran Inkuiri

Animasi

Pictorial Riddle

D. Variabel Penelitian

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :

1. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Inkuiri Terbimbing sebagai

pendekatan pembelajaran, dengan definisi operasionalnya yaitu : pendekatan

pembelajaran adalah suatu cara pandang seseorang dalam melaksanakan

pembelajaran fisika pada materi usaha dan energi. Pembelajaran yang digunakan

dalam penelitian ini adalah Inkuiri Terbimbing menggunakan Animasi dan

Pictorial Riddle.

Page 106: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

a. Inkuiri Terbimbing

Inkuiri Terbimbing adalah kegiatan belajar yang melibatkan seluruh

kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sehingga mereka dapat

merumuskan sendiri penemuannya, dimana kegiatan Inkuiri Terbimbing

terdiri dari pernyataan masalah, hipotesis, pengumpulan data, dan analisis

data.

b. Animasi

Animasi adalah suatu hasil proses dimana obyek-obyek yang digambarkan

atau divisualisasikan tampak hidup. Pada penelitian ini pembuatan Animasi

dilakukan melalui Macromedia Flash 8.

c. Pictorial Riddle

Pictorial Riddle adalah salah satu teknik/metode untuk mengembangkan

motivasi dan ketertarikan siswa di dalam diskusi, yang disajikan dalam suatu

gambar, ilustrasi atau menggunakan potret yang menunjukkan konsep, proses,

atau situasi. Pada penelitian ini Pictorial Riddle disajikan kepada siswa

melalui powerpoint.

2. Variabel Moderator :

Variabel moderator dalam penelitian ini terdiri dari motivasi belajar dan

sikap ilmiah siswa.

a. Variabel moderator I : motivasi belajar

1) Definisi operasional :

Motivasi belajar adalah sesuatu yang mendorong siswa untuk belajar atau

menguasai materi pelajaran fisika.

Page 107: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

2) Skala pengukuran :

Skala pengukuran berupa ordinal dengan dua kategori yang dibedakan

dalam motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah

b. Variabel moderator II : sikap ilmiah

1) Definisi operasional :

Sikap ilmiah adalah kecenderungan siswa untuk bertindak atau berperilaku

dalam memecahkan suatu masalah secara sistematis melalui langkah-langkah

ilmiah.

2) Skala pengukuran :

Skala pengukuran berupa ordinal dengan dua kategori yang dibedakan

dalam sikap ilmiah tinggi dan sikap ilmiah rendah

3. Variabel Terikat

Variabel terikat yaitu prestasi belajar fisika

a. Definisi operasional :

Prestasi belajar fisika adalah tingkat penguasaan dan pemahaman siswa

terhadap pelajaran fisika khususnya materi energi dan usaha, yang dinyatakan

dalam bentuk angka sebagai skor hasil tes. Dalam penelitian ini prestasi yang

diukur meliputi kemampuan aspek kognitif dan afektif untuk materi usaha dan

energi.

b. Skala pengukuran :

Skala pengukuran berupa interval

Page 108: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

E. Data Penelitian

1. Jenis data

Data yang diperlukan dalam tes penelitian ini adalah :

a. Prestasi belajar fisika materi usaha dan energi sebagai ranah kognitif,

diperoleh melalui tes setelah pelaksanaan pembelajaran fisika melalui Inkuiri

Terbimbing menggunakan Animasi dan Pictorial Riddle. Dan prestasi belajar

fisika materi usaha dan energi sebagai ranah afektif diperoleh melalui

pengamatan dan wawancara.

b. Motivasi belajar dan sikap ilmiah siswa terhadap pembelajaran fisika materi

usaha dan energi, diperoleh melalui angket.

2. Sumber data

Sebagai sumber data adalah siswa kelas XI IPA SMA Terpadu Abul Faidl

Wonodadi Blitar Tahun Ajaran 2010/2011.

3. Teknik pengumpulan data

Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan dalam pengumpulan data

adalah teknik tes dan teknik non tes. Teknik tes dilakukan secara tertulis dengan

tipe pilihan ganda (multiple choice) untuk mengukur ranah kognitif, dan angket

untuk mengetahui motivasi belajar dan sikap ilmiah siswa kategori tinggi dan

rendah. Teknik tes ini dilakukan dengan menyebarkan tes pilihan ganda dan

angket kepada para responden. Teknik non tes dilakukan melalui pengamatan dan

wawancara untuk mengukur ranah afektif siswa.

Page 109: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

F. Instrumen Penelitian

1. Instrumen pelaksanaan pembelajaran

Instrumen pelaksanaan pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran

ini adalah sebagai berikut :

a. Silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), Animasi dan Pictorial

Riddle.

b. Catatan lapangan yang berisi hal-hal yang terjadi selama proses pembelajaran

berlangsung.

2. Instrumen pengambilan data

Sebagai instrumen dalam pengumpulan data penelitian berupa angket

motivasi belajar, angket sikap ilmiah, dan tes prestasi belajar fisika dengan materi

pembelajaran adalah usaha dan energi.

G. Uji Coba Instrumen

Sebelum melakukan pengambilan data, terlebih dahulu dilakukan uji coba

terhadap instrumen untuk menguji apakah instrumen benar-benar layak digunakan

untuk mengukur kemampuan siswa. Uji coba instrumen meliputi :

1. Uji Validitas

Uji validitas dimaksudkan untuk mengetahui sampai dimana suatu tes

mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Dalam penelitian ini, validitas

instrumen tes prestasi belajar (kognitif), angket motivasi belajar dan sikap ilmiah

digunakan korelasi Pearson Product Moment pada persamaan 3.1 :

Page 110: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

( ){ }{ }∑ ∑∑ ∑∑ ∑∑

−−

−=

2222xy

)Y(YN.XXN

)Y).(X()XY(Nr (3.1)

(Masidjo, 1995:246)

Korelasi Pearson Product Moment (rxy) ini melibatkan jumlah responden (N),

skor butir (X) dan skor total (Y).

Dengan taraf signifikansi (α = 0,05), butir soal dinyatakan valid jika rxy >

rtabel, sebaliknya jika rxy < rtabel, berarti butir soal tidak valid. Interpretasi validitas

soal dapat dilihat pada tabel 3.3 :

Tabel 3.3. Interpretasi Validitas Soal

Koefisien Korelasi Kualifikasi

0,91 – 1,00 Sangat Tinggi

0,71 – 0,90 Tinggi

0,41 – 0,70 Cukup

0,21 – 0,40 Rendah

Negatif – 0,20 Sangat Rendah

(Masidjo, 1995:243)

Dengan menggunakan rumus korelasi Product-Moment ini dapat diketahui

besarnya validitas tiap item. Semua soal atau item dikatakan valid jika

mempunyai hasil perhitungan lebih besar dari tabel harga kritik Product-Moment.

Semua item soal dikatakan tidak valid jika harga perhitungan lebih kecil dari

harga tabel.

Setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas tes prestasi belajar, angket

motivasi belajar dan sikap ilmiah siswa diperoleh data seperti yang tercantum

pada tabel 3.4 :

Page 111: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

Tabel 3.4. Hasil Uji Validitas

Jenis Instrumen Jumlah

Item

Jumlah Item

Valid

Jumlah Item

Tidak Valid Nomor

Prestasi Belajar 30 22 8 1, 2, 7, 8, 16, 18, 27, 28

Motivasi Belajar 32 30 2 17, 18

Sikap Ilmiah 40 37 3 3, 7, 9

a. Prestasi Belajar

Berdasarkan hasil uji validitas di atas, pada instrumen tes prestasi belajar

dengan jumlah item sebanyak 30, diantaranya terdapat 8 item yang tidak valid.

Setiap indikator pembelajaran harus diwujudkan dalam tes prestasi belajar.

Sehingga setelah dilakukan perbaikan dan penyesuaian terhadap 8 item yang tidak

valid tersebut, item yang digunakan untuk penelitian tetap sebanyak 30.

b. Angket Motivasi Belajar

Berdasarkan hasil uji validitas di atas, pada instrumen angket motivasi

belajar dengan jumlah item sebanyak 32, diantaranya terdapat 2 item yang tidak

valid. Setiap indikator motivasi belajar harus diwujudkan dalam angket motivasi

belajar. Sehingga setelah dilakukan perbaikan dan penyesuaian terhadap 2 item

yang tidak valid tersebut, item yang digunakan untuk penelitian tetap sebanyak

32.

c. Angket Sikap Ilmiah

Berdasarkan hasil uji validitas di atas, pada instrumen angket sikap ilmiah

dengan jumlah item sebanyak 40, diantaranya terdapat 3 item yang tidak valid.

Setiap indikator sikap ilmiah harus diwujudkan dalam angket sikap ilmiah.

Page 112: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

Sehingga setelah dilakukan perbaikan dan penyesuaian terhadap 3 item yang tidak

valid tersebut, item yang digunakan untuk penelitian tetap sebanyak 40.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan (keajegan)

alat pengumpul data atau instrumen yang digunakan. Taraf reliabilitas tes

dinyatakan dengan suatu reliabilitas atau rtt. Untuk uji reliabilitas instrumen tes

penelitian dengan menggunakan Kuder-Richardson 20 (KR-20) pada persamaan

3.2 :

(3.2)

(Masidjo, 1995:233)

Koefisien reliabilitas (rtt) ini melibatkan jumlah item tes (n), standar deviasi (SD),

indeks kesukaran (p), dan q, dimana q merupakan selisih antara nilai 1 dengan

indeks kesukaran.

Dengan taraf signifikansi (α = 0,05), item dinyatakan reliabel jika r > rtabel.

Interpretasi reliabilitas dapat dilihat pada tabel 3.5 :

Tabel 3.5. Interpretasi Reliabilitas Soal

Koefisien Korelasi Interpretasi

0,91 – 1,00 Sangat tinggi

0,71 – 0,90 Tinggi

0,41 – 0,70 Cukup

0,21 – 0,40 Rendah

Negatif – 0,20 Sangat Rendah

(Masidjo, 1995:209)

Page 113: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

Setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas tes prestasi belajar, angket

motivasi belajar dan sikap ilmiah siswa diperoleh data seperti yang tercantum

pada tabel 3.6 :

Tabel 3.6. Hasil Uji Reliabilitas

Jenis Instrumen Reliabilitas Kriteria

Prestasi Belajar 0,882 Tinggi

Angket Motivasi Belajar 0,893 Tinggi

Angket Sikap Ilmiah 0,914 Sangat Tinggi

3. Uji Taraf Kesukaran

Taraf kesukaran suatu item dapat diketahui dari banyak siswa yang

menjawab benar. Taraf Kesukaran suatu item dinyatakan dalam suatu bilangan

indeks yang disebut indeks kesukaran (IK). Yang dimaksud indeks kesukaran

adalah bilangan yang merupakan hasil perbandingan antara jawaban benar yang

diperoleh dengan jawaban benar yang seharusnya diperoleh dari suatu item.

(Masidjo, 1995:189).

maxNxSBIK = (3.3)

(Masidjo, 1995:189)

Indeks kesukaran soal (IK) seperti yang ditunjukkan pada persamaan 3.3

melibatkan jumlah jawaban benar yang diperoleh siswa dari suatu item (B),

kelompok siswa (N), dan skor maksimal (Smax). Klasifikasi taraf kesukaran suatu

item dapat dilihat pada tabel 3.7 :

Page 114: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

Tabel 3.7 Klasifikasi Taraf Kesukaran

IK (%) Kualifikasi IK

0,81 – 1,00 Mudah Sekali (MS)

0,61 – 0,80 Mudah (Md)

0,41 – 0,60 Sedang/Cukup (Sd/C)

0,21 – 0,40 Sukar (Sk)

0,00 – 0,20 Sukar Sekali (SS)

Hasil uji taraf kesukaran soal instrumen penelitian kognitif pada soal tes

prestasi belajar Fisika pada materi Usaha dan Energi yang dilakukan terangkum

pada tabel 3.8 :

Tabel 3.8. Hasil Uji Taraf Kesukaran

Kategori Soal Jumlah Soal Nomor Soal

Mudah Sekali (MS) 1 2

Mudah (Md) 7 1, 6, 11, 18, 23, 24, 27

Sedang (Sd) 15 3, 5, 9, 10, 12, 13, 14, 15, 17, 19, 20, 22, 26,

29, 30

Sukar (Sk) 7 4, 7, 8, 16, 21, 25, 28

Sukar Sekali (SS) 0 -

4. Uji Daya Beda

Daya beda merupakan kemampuan soal untuk membedakan antara siswa

yang mempunyai kemampuan tinggi dan siswa yang mempunyai kemampuan

rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya beda soal disebut indeks

diskriminasi seluruh peserta tes (Masidjo, 1995:198)

DP = (3.4) 

(Widha Sunarno, 2010:30)

Daya pembeda (DP) seperti yang ditunjukkan pada persamaan 3.4 melibatkan

jumlah jawaban benar kelompok atas (BA), jumlah jawaban benar kelompok

(Masidjo, 1995:1992)

Page 115: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

bawah (BB), jumlah pengikut kelompok atas (NA), dan jumlah pengikut kelompok

bawah (NB). Klasifikasi daya pembeda dapat dilihat pada tabel 3.9 :

Tabel 3.9. Interpretasi Daya Pembeda

DP Klasifikasi

0,80 – 1,00 Sangat Membedakan (SM)

0,60 – 0,79 Lebih Membedakan (LM)

0,40 – 0,59 Cukup Membedakan (CM)

0,20 – 0,39 Kurang Membedakan (KM)

negatif – 0,19 Sangat Kurang Membedakan (SKM)

(Masidjo, 1995:201)

Hasil uji daya pembeda instrumen penelitian kognitif yang dilakukan

terangkum pada tabel 3.10 :

Tabel 3.10. Hasil Uji Daya Pembeda

Klasifikasi Soal Jumlah Soal Nomor Soal

Sangat Membedakan (SM) 2 17, 19

Lebih Membedakan (LM) 15 3, 5, 6, 10, 11, 12, 13, 14, 15,

22, 23, 24, 25, 26, 29

Cukup Membedakan (CM) 8 1, 4, 9, 20, 21, 27, 28, 30

Kurang Membedakan (KM) 4 2, 7, 16, 18

Sangat Kurang Membedakan (SKM) 1 8

H. Teknik Analisis Data

1. Uji Prasyarat Analisis

Sebagai uji prasyarat analisis dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas.

Selanjutnya dari data yang diperoleh dianalisis dengan analisis varians tiga jalan

dengan sel tak sama.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari

populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Taraf signifikansi yaitu sebesar

Page 116: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

0,05. Kriteria pengujian yaitu jika nilai probabilitas (sig.) ≥ 0,05, maka dapat

dikatakan data berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Jika nilai

probabilitas (sig.) < 0,05, maka dapat dikatakan data berasal dari populasi yang

tidak berdistribusi normal. Adapun penentuan hasil uji normalitas menggunakan

Kolmogorov-Smirnov, dengan bantuan program SPSS (Statistical Product and

Service Solution) seri 17.

b. Uji homogenitas

Untuk uji homogenitas, dilakukan dengan bantuan program SPSS

(Statistical Product and Service Solution) seri 17, dimana pada program ini uji

homogenitas dikenal dengan istilah Test of Equal Variances, dengan metode

Levene Test. Uji homogenitas digunakan untuk menguji kesamaan varians atau

homogenitas antar populasi. Jika populasi-populasi mempunyai varian-varian

sama, dikatakan populasi adalah homogen. Taraf signifikansi yaitu sebesar 0,05.

Adapun kriteria pengujian yaitu jika nilai probabilitas (sig.) ≥ 0,05, maka dapat

dikatakan populasi adalah homogen. Jika nilai probabilitas (sig.) < 0,05 maka

dapat dikatakan populasi tidak homogen.

2. Uji Hipotesis (Analisis Variansi Tiga Jalan)

Untuk pengujian hipotesis dilakukan dengan Analisis Variansi Tiga Jalan

(Anava) pada taraf signifikansi α = 0,05 dengan bantuan program SPSS

(Statistical Product and Service Solution) seri 17. Pada penelitian ini hipotesis

yang akan diuji adalah :

Page 117: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

1) HoA : Tidak ada pengaruh Inkuiri Terbimbing menggunakan Animasi

dan Pictorial Riddle terhadap prestasi belajar fisika.

H1A : Ada pengaruh Inkuiri Terbimbing menggunakan Animasi dan

Pictorial Riddle terhadap prestasi belajar fisika.

2) HoB : Tidak ada pengaruh motivasi belajar tinggi dan rendah

terhadap prestasi belajar fisika.

H1B : Ada pengaruh motivasi belajar tinggi dan rendah terhadap

prestasi belajar fisika.

3) HoC : Tidak ada pengaruh sikap ilmiah tinggi dan rendah terhadap

prestasi belajar fisika.

H1C : Ada pengaruh sikap ilmiah kategori tinggi dan rendah

terhadap prestasi belajar fisika.

4) HoAB : Tidak ada interaksi antara Inkuiri Terbimbing menggunakan

Animasi dan Pictorial Riddle dengan motivasi belajar

terhadap prestasi belajar fisika.

H1AB : Ada interaksi antara Inkuiri Terbimbing menggunakan

Animasi dan Pictorial Riddle dengan motivasi belajar

terhadap prestasi belajar fisika.

5) HoAC : Tidak ada interaksi antara Inkuiri Terbimbing menggunakan

Animasi dan Pictorial Riddle dengan sikap ilmiah terhadap

prestasi belajar fisika.

Page 118: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

H1AC : Ada interaksi antara Inkuiri Terbimbing menggunakan

Animasi dan Pictorial Riddle dengan sikap ilmiah terhadap

prestasi belajar fisika.

6) HoBC : Tidak ada interaksi antara motivasi belajar dengan sikap

ilmiah terhadap prestasi belajar fisika.

H1BC : Ada interaksi antara motivasi belajar dengan sikap ilmiah

terhadap prestasi belajar fisika.

7) HoABC : Tidak ada interaksi antara Inkuiri Terbimbing menggunakan

Animasi dan Pictorial Riddle, motivasi belajar dan sikap

ilmiah terhadap prestasi belajar fisika.

H1ABC : Ada interaksi antara Inkuiri Terbimbing menggunakan

Animasi dan Pictorial Riddle, motivasi belajar dan sikap

ilmiah terhadap prestasi belajar fisika.

3. Tata Letak Data

Untuk tata letak data, dapat dilihat sebagaimana yang ditunjukkan pada

tabel 3.11 :

Tabel 3.11. Tata Letak Data

B1 B2

C1 C2 C1 C2

A A1 A1B1C1 A1B1C2 A1B2C1 A1B2C2

A2 A2B1C1 A2B1C2 A2B2C1 A2B2C2

Page 119: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

Tabel 3.11 yang merupakan tabel tata letak data dapat dijelaskan bahwa

dalam penelitian ini pembelajaran fisika dilakukan melalui pendekatan Inkuiri

Terbimbing (A), dimana dalam proses pembelajaran materi disampaikan kepada

siswa melalui media Animasi (A1) dan Pictorial Riddle (A2). Peneliti ingin

meninjau dari segi motivasi belajar siswa (B). Motivasi belajar ini terbagi menjadi

dua kategori, yaitu motivasi belajar kategori tinggi (B1) dan motivasi belajar

kategori rendah (B2). Selain motivasi belajar, peneliti juga melakukan tinjauan

dari segi sikap ilmiah siswa (C), dimana sikap ilmiah ini juga terbagi menjadi dua

kategori, yaitu sikap ilmiah kategori tinggi (C1) dan sikap ilmiah kategori rendah

(C2).

Pada baris 3 kolom 3, menunjukkan bahwa dalam penelitian ini dilakukan

pengambilan data untuk mengetahui pengaruh pembelajaran Inkuiri Terbimbing

menggunakan media Animasi ditinjau dari motivasi belajar tinggi dan sikap

ilmiah tinggi (A1B1C1). Pada baris 3 kolom 4, menunjukkan bahwa dalam

penelitian ini dilakukan pengambilan data untuk mengetahui pengaruh

pembelajaran Inkuiri Terbimbing menggunakan media Animasi ditinjau dari

motivasi belajar tinggi dan sikap ilmiah rendah (A1B1C2). Pada baris 3 kolom 5,

menunjukkan bahwa dalam penelitian ini dilakukan pengambilan data untuk

mengetahui pengaruh pembelajaran Inkuiri Terbimbing menggunakan media

Animasi ditinjau dari motivasi belajar rendah dan sikap ilmiah tinggi (A1B2C1).

Pada baris 3 kolom 6, menunjukkan bahwa dalam penelitian ini dilakukan

pengambilan data untuk mengetahui pengaruh pembelajaran Inkuiri Terbimbing

Page 120: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

menggunakan media Animasi ditinjau dari motivasi belajar rendah dan sikap

ilmiah rendah (A1B2C2).

Pada baris 4 kolom 3, menunjukkan bahwa dalam penelitian ini dilakukan

pengambilan data untuk mengetahui pengaruh pembelajaran Inkuiri Terbimbing

menggunakan media Pictorial Riddle ditinjau dari motivasi belajar tinggi dan

sikap ilmiah tinggi (A2B1C1). Pada baris 4 kolom 4, menunjukkan bahwa dalam

penelitian ini dilakukan pengambilan data untuk mengetahui pengaruh

pembelajaran Inkuiri Terbimbing menggunakan media Pictorial Riddle ditinjau

dari motivasi belajar tinggi dan sikap ilmiah rendah (A2B1C2). Pada baris 4 kolom

5, menunjukkan bahwa dalam penelitian ini dilakukan pengambilan data untuk

mengetahui pengaruh pembelajaran Inkuiri Terbimbing menggunakan media

Pictorial Riddle ditinjau dari motivasi belajar rendah dan sikap ilmiah tinggi

(A2B2C1). Pada baris 4 kolom 6, menunjukkan bahwa dalam penelitian ini

dilakukan pengambilan data untuk mengetahui pengaruh pembelajaran Inkuiri

Terbimbing menggunakan media Pictorial Riddle ditinjau dari motivasi belajar

rendah dan sikap ilmiah rendah (A2B2C2).

Page 121: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Dalam penelitian ini data yang diperoleh merupakan data prestasi belajar

pada ranah kognitif dan afektif, motivasi belajar, dan sikap ilmiah. Data tersebut

diperoleh dari kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen I (menggunakan Animasi)

dan kelas XI IPA 2 sebagai kelas eksperimen II (menggunakan Pictorial Riddle).

1. Data Prestasi Belajar ditinjau dari Motivasi Belajar Siswa

Dalam penelitian ini, data motivasi belajar siswa diukur menggunakan

angket motivasi belajar siswa yang diberikan kepada para siswa sebagai

responden. Pemberian angket dilaksanakan ketika sebelum memulai

pembelajaran. Soal yang diberikan untuk mengukur motivasi belajar siswa telah

diuji validitas dan reliabilitasnya. Motivasi Belajar dibagi menjadi dua kategori,

yaitu kategori tinggi dan rendah. Kategori motivasi belajar tinggi ditentukan jika

skor motivasi belajar lebih besar atau sama dengan rerata motivasi belajar seluruh

siswa. Sedangkan kategori rendah ditentukan jika skor motivasi belajar kurang

dari rerata motivasi belajar seluruh siswa. Analisis data selengkapnya dapat dilihat

pada lampiran. Deskripsi dari data prestasi belajar ditinjau dari motivasi belajar

dapat dilihat pada tabel 4.1 :

Tabel 4.1. Deskripsi Data Prestasi Belajar ditinjau dari Motivasi Belajar

Motivasi

Belajar

Jumlah

Data

Nilai

Maksimum

Nilai

Minimum Rerata SD

Tinggi 33 88 65 73,48 5,96

Rendah 30 75 53 65,90 5,74

Page 122: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

Dari tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa secara keseluruhan jumlah siswa

dengan motivasi belajar tinggi sebanyak 33 siswa, sedangkan jumlah siswa

dengan motivasi belajar rendah sebanyak 30 siswa. Rerata prestasi belajar siswa

yang memiliki motivasi belajar tinggi sebesar 73,48, dan rerata prestasi belajar

siswa yang memiliki motivasi belajar rendah sebesar 65,90. Dengan kata lain,

siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi memperoleh rerata hasil belajar lebih

tinggi dibandingkan siswa yang memiliki motivasi belajar rendah.

Secara lebih detail, distribusi frekuensi dari masing-masing kategori

(motivasi belajar kategori tinggi dan rendah) dapat dilihat pada tabel 4.2 dan tabel

4.3 :

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Data Prestasi Belajar ditinjau dari Motivasi Belajar Tinggi

No. Nilai Nilai Tengah Frek. Frek. Kumulatif Frek. Persen

1 65-68 66,5 8 8 24,2% 2 69-72 70,5 6 14 18,2% 3 73-76 74,5 10 24 30,3% 4 77-80 78,5 5 29 15,2% 5 81-84 82,5 2 31 6,1% 6 85-88 86,5 2 33 6,1%

JUMLAH 33 100,0%

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Data Prestasi Belajar ditinjau dari Motivasi Belajar Rendah

No. Nilai Nilai Tengah Frek. Frek. Kumulatif Frek. Persen

1 53-56 54,5 2 2 6,7% 2 57-60 58,5 4 6 13,3% 3 61-64 62,5 3 9 10,0% 4 65-68 66,5 12 21 40,0% 5 69-72 70,5 5 26 16,7%

6 73-76 74,5 4 30 13,3%

JUMLAH 30 100,0% Keterangan : frek. = frekuensi

Page 123: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

Untuk memperjelas distribusi frekuensi prestasi belajar pada siswa yang

memiliki motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah di atas, disajikan

histogram pada gambar 4.1 (a) dan (b) :

(a) (b)

Gambar 4.1. Gambar Histogram Prestasi Belajar ditinjau dari (a) Kelompok Motivasi

Belajar Tinggi (b) Kelompok Motivasi Belajar Tinggi

Pada gambar 4.1 (a) yang menunjukkan histogram prestasi belajar ditinjau

dari kelompok motivasi belajar tinggi, terlihat bahwa frekuensi tertinggi sebesar

10 berada pada rentang prestasi 73-76. Seperti yang telah disebutkan di atas

bahwa rerata prestasi belajar siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi sebesar

73,48, berada pada rentang prestasi belajar tersebut (73-76). Prestasi belajar siswa

cenderung terdistribusi di bagian bawah rata-rata, dan sebagian lainnya

terdistribusi di bagian atas rata-rata.

Pada gambar 4.1 (b) yang menunjukkan histogram prestasi belajar ditinjau

dari kelompok motivasi belajar rendah, terlihat bahwa frekuensi tertinggi sebesar

12 berada pada rentang prestasi 65-68. Seperti yang telah disebutkan di atas

Page 124: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

bahwa rerata prestasi belajar siswa yang memiliki motivasi belajar rendah sebesar

65,90, berada pada rentang prestasi belajar tersebut (65-68). Prestasi belajar siswa

terdistribusi secara merata.

2. Data Prestasi Belajar ditinjau dari Sikap Ilmiah Siswa

Dalam penelitian ini, data sikap ilmiah siswa diperoleh dari pengisian

angket sikap ilmiah yang diberikan kepada siswa sebagai responden. Pemberian

angket dilaksananakan sebelum pembelajaran dilaksanakan. Sikap ilmiah siswa

dikategorikan menjadi dua, yaitu tinggi dan rendah. Sikap ilmiah siswa

dikategorikan tinggi jika skor sikap ilmiah lebih tinggi atau sama dengan rerata

skor (means) sikap ilmiah kelas, dan dikategorikan sikap ilmiah rendah jika skor

sikap ilmiah kurang dari rerata skor (means) sikap ilmiah kelas. Analisis data

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Adapun deskripsi data prestasi belajar

ditinjau dari sikap ilmiah siswa dapat dilihat pada tabel 4.4 :

Tabel 4.4. Deskripsi Frekuensi Data Prestasi Belajar ditinjau dari Sikap Ilmiah

Sikap Ilmiah Jumlah Data Nilai Maksimum

Nilai Minimum

Rerata SD

Tinggi 31 88 65 73,71 6,06 Rendah 32 75 53 66,16 5,67

Dari tabel 4.4 di atas bahwa secara keseluruhan jumlah siswa dengan sikap

ilmiah tinggi sebanyak 31 siswa. Sedangkan jumlah siswa dengan sikap ilmiah

rendah sebanyak 32 siswa. Rerata prestasi belajar siswa yang memiliki sikap

ilmiah tinggi adalah 73,71, dan rerata prestasi belajar siswa yang memiliki sikap

ilmiah rendah adalah 66,16. Dengan demikian, siswa yang memiliki sikap ilmiah

tinggi memperoleh rerata prestasi belajar yang lebih tinggi dibanding dengan

siswa yang memiliki sikap ilmiah rendah.

Page 125: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

Secara lebih rinci, distribusi frekuensi prestasi belajar dari masing-masing

kategori dapat dilihat pada tabel 4.5 dan tabel 4.6 :

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Data Prestasi Belajar ditinjau dari Sikap Ilmiah Tinggi

No. Nilai Nilai Tengah Frek. Frek. Kumulatif Frek. Persen

1 65-68 66,5 9 9 29,0% 2 69-72 70,5 4 13 12,9% 3 73-76 74,5 9 22 29,0% 4 77-80 78,5 5 27 16,1% 5 81-84 82,5 2 29 6,5% 6 85-88 86,5 2 31 6,5%

JUMLAH 31 100,0%

Tabel 4.6. Deskripsi Frekuensi Data Prestasi Belajar ditinjau dari Sikap Ilmiah Rendah

No. Nilai Nilai Tengah Frek. Frek. Kumulatif Frek. Persen

1 53-56 54,5 2 2 6,3%

2 57-60 58,5 4 6 12,5% 3 61-64 62,5 3 9 9,4% 4 65-68 66,5 11 20 34,4% 5 69-72 70,5 7 27 21,9% 6 73-76 74,5 5 32 15,6%

JUMLAH 32 100,0% Keterangan : Frek. = frekuensi

Untuk memperjelas distribusi frekuensi prestasi belajar siswa yang

memiliki sikap ilmiah tinggi dan rendah di atas, disajikan histogram yang dapat

dilihat pada gambar 4.2 (a) dan (b) :

Page 126: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

(a) (b)

Gambar 4.2. Gambar Histogram Prestasi Belajar ditinjau dari (a) Kelompok Sikap Ilmiah

Tinggi (b) Kelompok Sikap Ilmiah Rendah

Pada gambar 4.2 (a) yang menunjukkan histogram prestasi belajar ditinjau

dari kelompok sikap ilmiah tinggi, terlihat bahwa frekuensi tertinggi sebesar 9

berada pada rentang prestasi 65-68 dan 73-76. Seperti yang telah disebutkan di

atas bahwa rerata prestasi belajar siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi sebesar

73,71, berada pada rentang prestasi belajar 73-76. Prestasi belajar siswa

cenderung terdistribusi di bagian bawah rata-rata, dan sebagian kecil lainnya

terdistribusi di bagian atas rata-rata.

Pada gambar 4.2 (b) yang menunjukkan histogram prestasi belajar ditinjau

dari kelompok sikap ilmiah rendah, terlihat bahwa frekuensi tertinggi sebesar 12

berada pada rentang prestasi 65-68. Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa

rerata prestasi belajar siswa yang memiliki motivasi belajar rendah sebesar 66,16,

berada pada rentang prestasi belajar tersebut (65-68). Prestasi belajar siswa

cenderung terdistribusi di bagian atas rata-rata, dan sebagian lainnya terdistribusi

di bagian bawah rata-rata.

Page 127: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

3. Data Prestasi Belajar Fisika

Pembelajaran Inkuiri Terbimbing diterapkan dalam penyajian materi fisika

agar siswa menemukan sendiri suatu konsep melalui serangkaian proses

penemuan yang dilakukan oleh siswa itu sendiri. Pembelajaran Inkuiri

Terbimbing ini diterapkan pada siswa melalui penggunaan media, yaitu media

Animasi dan Pictorial Riddle. Dalam penelitian ini, prestasi belajar fisika hanya

mencakup ranah kognitif (kemampuan dalam mengerjakan soal-soal tes pada

materi usaha dan energi) dan mencakup ranah afektif (sikap siswa selama proses

pembelajaran). Berikut ini disajikan data prestasi belajar fisika ranah kognitif dan

afektif :

a. Prestasi Belajar Fisika Ranah Kognitif

Prestasi belajar fisika untuk ranah kognitif diukur melalui tes prestasi

belajar fisika materi usaha dan energi. Soal-soal tes prestasi belajar fisika siswa

dan hasil tes prestasi belajar fisika siswa secara lengkap dapat dilihat pada

lampiran. Namun untuk memudahkan dalam pembacaan data prestasi belajar

fisika, ringkasan dari lampiran tersebut disajikan dalam tabel 4.7 :

Tabel 4.7. Deskripsi Data Prestasi Belajar Ranah Kognitif Siswa dalam Media Pembelajaran

Media Jumlah Data Nilai Tertinggi

Nilai Terendah Rerata SD

Animasi 32 88 53 70,75 6,9 Pictorial Riddle 31 85 53 68,97 7,0

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa rerata prestasi belajar ranah kognitif

siswa pada kelas dengan pembelajaran Inkuiri Terbimbing menggunakan media

Animasi (kelas eksperimen I) adalah 70,75, sedangkan pada kelas dengan

Page 128: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

pembelajaran Inkuiri Terbimbing menggunakan media Pictorial Riddle (kelas

eksperimen II) adalah 68,97. Terlihat bahwa ada selisih dari rerata prestasi belajar

untuk penggunaan kedua media tersebut, dimana rerata untuk kelas dengan media

pembelajaran Animasi memiliki rerata yang lebih besar dibandingkan rerata untuk

kelas dengan media pembelajaran Pictorial Riddle.

Distribusi frekuensi prestasi belajar fisika siswa pada kelas yang

menggunakan pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan media Animasi (kelas

Eksperimen I) disajikan pada tabel 4.8 :

Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Fisika Siswa pada Kelas Eksperimen I

(Media Animasi)

No. Nilai Nilai Tengah Frek. Frek. Kum Frek. Persen

1 53-58 55,5 1 1 3,1% 2 59-64 61,5 3 4 9,4% 3 65-70 67,5 15 19 46,9% 4 71-76 73,5 8 27 25,0% 5 77-82 79,5 3 30 9,4% 6 83-88 85,5 2 32 6,3%

JUMLAH 32 100,0% Keterangan : frek. = frekuensi

Sedangkan tabel 4.9 merupakan tabel yang menyajikan distribusi frekuensi

prestasi belajar siswa pada kelas dengan pembelajaran Inkuiri menggunakan

media Pictorial Riddle :

Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Fisika Siswa pada Kelas Eksperimen II

(Media Pictorial Riddle)

No. Nilai Nilai Tengah Frek. Frek. Kum Frek. Persen

1 53-57 55 1 1 3,2% 2 58-62 60 4 5 12,9% 3 63-67 65 6 11 19,4% 4 68-72 70 10 21 32,3% 5 73-77 75 6 27 19,4%

Page 129: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

6 78-82 80 3 30 9,7% 7 83-87 85 1 31 3,2%

JUMLAH 31 100,0% Keterangan : frek. = frekuensi

Selain dalam bentuk tabel, untuk memperjelas distribusi frekuensi prestasi

belajar, disajikan pula histogram seperti yang terlihat pada gambar 4.3 (a) dan (b)

masing-masing adalah prestasi belajar kelas Eksperimen I (Animasi) dan kelas

Eksperimen II (Pictorial Riddle) :

(a) (b)

Gambar 4.3. Histogram Prestasi Belajar Fisika pada (a) Kelas Eksperimen I (Media Animasi) (b) Kelas Eksperimen II (Media Pictorial Riddle)

Tabel 4.8 dan gambar 4.3 (a) memberikan informasi bahwa frekuensi

terbesar yaitu sebanyak 15 siswa, adalah siswa yang memperoleh nilai pada

rentang antara 65 hingga 70. Dimana rerata prestasi belajar kelas Eksperimen I

(media pembelajaran Animasi) sebesar 70,75 berada pada rentang tersebut

(rentang prestasi 65-70). Sedangkan frekuensi terendah berada pada rentang

antara 53 hingga 58, yaitu sebanyak 1 siswa. Prestasi belajar siswa cenderung

terdistribusi di bagian atas rata-rata.

Page 130: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

Tabel 4.9 dan gambar 4.3 (b) memberikan informasi bahwa frekuensi

tertinggi berada pada rentang prestasi antara 68 hingga 72, yaitu sebanyak 10

siswa, dimana pada rentang tersebut terletak rerata prestasi belajar fisika untuk

kelas Eksperimen II (media Pictorial Riddle) sebesar 68,97. Sedangkan frekuensi

terendah berada pada rentang prestasi antara 53 hingga 57 dan antara rentang

prestasi 83 hingga 87, yaitu sebanyak 1 siswa. Prestasi belajar siswa terdistribusi

secara merata.

Berikut ini disajikan deskripsi distribusi data secara keseluruhan sesuai

dengan tata letak data dalam penelitian, yaitu pada tabel 4.10 :

Tabel 4.10. Distribusi Keseluruhan Data

Motivasi Belajar Tinggi Motivasi Belajar Rendah Sikap Ilmiah

Tinggi Sikap Ilmiah

Rendah Sikap Ilmiah

Tinggi Sikap Ilmiah

Rendah

Animasi N = 7

= 79,57 SD = 4,6

N = 10

= 69,9 SD = 3,3

N = 8

= 70,5 SD = 4

N = 7

= 63,43 SD = 5,9

Pictorial Riddle N = 8

= 77,13 SD = 4,9

N = 8

= 69 SD = 3,5

N = 8

= 68,38 SD = 2,7

N = 7

= 60,29 SD = 4,2

Keterangan :

N = jumlah siswa

= rerata

SD = standar deviasi

Dari tabel 4.10 tersebut dapat diamati hubungan antara pembelajaran

Inkuiri dengan media pembelajaran Animasi dan Pictorial Riddle, motivasi

belajar, dan sikap ilmiah terhadap nilai rerata siswa. Dapat dilihat bahwa

pembelajaran Inkuiri menggunakan media Animasi yang diterapkan pada siswa

Page 131: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

yang memiliki motivasi belajar tinggi dan sikap ilmiah tinggi memperoleh nilai

rerata tertinggi yaitu 79,57. Sedangkan pembelajaran Inkuiri menggunakan media

Pictorial Riddle yang diterapkan pada siswa yang memiliki motivasi belajar

rendah dan sikap ilmiah rendah memperoleh nilai rerata terendah yaitu 60,29.

Untuk memperjelas data di atas, dapat dilihat secara keseluruhan rerata

prestasi belajar siswa yang cukup bervariasi, sebagaimana tercantum pada tabel

4.11 :

Tabel 4.11. Rerata Prestasi Belajar

Penggunaan

Media

Motivasi Belajar Tinggi Motivasi Belajar Rendah

Sikap Ilmiah

Tinggi

Sikap Ilmiah

Rendah

Sikap Ilmiah

Tinggi

Sikap Ilmiah

Rendah

Animasi 79,57 69,9 70,5 63,43

Pictorial Riddle 77,13 69 68,38 60,29

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa rerata prestasi belajar siswa

untuk pembelajaran Inkuiri menggunakan media Animasi diperoleh rerata

tertinggi sebesar 79,57 pada siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan sikap

ilmiah tinggi. Untuk pembelajaran Inkuiri menggunakan media Pictorial Riddle

diperoleh rerata tertinggi sebesar 77,13 pada siswa yang memiliki motivasi belajar

tinggi dan sikap ilmiah tinggi. Sedangkan untuk rerata prestasi belajar terendah

pada pembelajaran Inkuiri menggunakan media Animasi diperoleh rerata prestasi

belajar sebesar 63,43 pada siswa yang memiliki motivasi belajar rendah dan sikap

ilmiah rendah. Untuk pembelajaran Inkuiri menggunakan media Pictorial Riddle,

rerata prestasi belajar terendah sebesar 60,29 pada siswa yang memiliki motivasi

belajar rendah dan sikap ilmiah rendah.

Page 132: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

b. Data Prestasi Belajar Fisika Ranah Afektif

Prestasi belajar fisika siswa ranah afektif merupakan sikap siswa selama

proses pembelajaran, yang diperoleh dari pengamatan. Sikap siswa ini diamati

melalui beberapa aspek, yaitu dari aspek perhatian, kesenangan pada sains,

respon, kejujuran, keterbukaan, dan keingintahuan. Secara lebih rinci, prestasi

belajar fisika siswa ranah afektif dapat dilihat pada lampiran. Namun untuk

memudahkan dalam pembacaan data prestasi belajar fisika ranah afektif,

ringkasan dari lampiran tersebut disajikan dalam tabel 4.12 :

Tabel 4.12. Deskripsi Data Prestasi Belajar Ranah Afektif Siswa dalam Media Pembelajaran

Media Jumlah

Data Siswa dengan Afektif Tinggi

Siswa dengan Afektif Rendah Rerata SD

Animasi 32 18 siswa 14 siswa 120,19 17,03

Pictorial Riddle 31 16 siswa 15 siswa 119,84 16,09

Jumlah 34 siswa 29 siswa

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa rerata prestasi belajar siswa ranah

afektif pada kelas dengan pembelajaran Inkuiri Terbimbing menggunakan media

Animasi (kelas eksperimen I) adalah 120,19, sedangkan pada kelas dengan

pembelajaran Inkuiri Terbimbing menggunakan media Pictorial Riddle (kelas

eksperimen II) adalah 119,84. Terlihat bahwa ada selisih rerata prestasi belajar

ranah afektif untuk penggunaan kedua media tersebut, dimana rerata untuk kelas

dengan media pembelajaran Animasi memiliki rerata yang lebih besar

dibandingkan dengan rerata untuk kelas dengan media pembelajaran Pictorial

Riddle.

Page 133: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

Untuk kelas dengan media pembelajaran Animasi (kelas eksperimen I),

jumlah siswa dengan afektif tinggi sebanyak 18 siswa, dan untuk siswa yang

memiliki afektif rendah sebanyak 14 siswa. Pada kelas ini, jumlah siswa dengan

afektif tinggi lebih banyak daripada siswa dengan afektif rendah. Sedangkan

untuk kelas dengan media pembelajaran Pictorial Riddle (eksperimen II), jumlah

siswa dengan afektif tinggi sebanyak 16 siswa, sedangkan jumlah siswa dengan

afektif rendah sebanyak 15 siswa. Sebagaimana pada kelas eksperimen I, pada

kelas eksperimen ini juga menunjukkan bahwa jumlah siswa dengan afektif tinggi

lebih banyak daripada siswa dengan afektif tinggi.

Secara keseluruhan, dari kedua kelas eksperimen tersebut, jumlah siswa

dengan afektif tinggi lebih banyak daripada jumlah siswa dengan afektif rendah,

masing-masing yaitu 34 siswa dan 29 siswa.

c. Data Prestasi Belajar Fisika Ranah Kognitif dan Afektif

Pembelajaran Inkuiri terbimbing menekankan pada proses penemuan suatu

konsep. Prestasi belajar ranah kognitif merupakan kemampuan siswa dalam

mengerjakan soal-soal materi usaha dan energi, yang diukur menggunakan tes

prestasi belajar. Prestasi belajar ranah afektif merupakan sikap siswa selama

proses pembelajaran, yang diukur melalui pengamatan. Berikut ini merupakan

prestasi belajar ranah kognitif dan afektif siswa pada kelas eksperimen I dan kelas

kelas eksperimen II secara keseluruhan sebagaimana yang disajikan pada tabel

4.13 :

Page 134: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

Tabel 4.13. Deskripsi Distribusi Data Keseluruhan

Siswa dengan Kognitif Tinggi

Siswa dengan Kognitif Rendah

Siswa dengan Afektif Tinggi 24 siswa 10 siswa Siswa dengan Afektif Rendah

3 siswa 26 siswa

Dari tabel 4.13 tersebut dapat diamati hubungan antara prestasi belajar

fisika ranah kognitif dan afektif. Dapat dilihat bahwa siswa dengan afektif rendah

dan kognitif rendah memiliki jumlah siswa paling banyak, yaitu sebanyak 26

siswa. Sedangkan siswa dengan afektif rendah dan kognitif memiliki jumlah siswa

paling sedikit, yaitu sebanyak 3 siswa.

B. Uji Prasyarat

1. Uji Normalitas

Uji normalitas untuk mengetahui apakah sampel penelitian berasal dari

populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Dengan bantuan program SPSS

(Statistical Product and Service Solution) seri 17 dan mengacu pada uji

Kolmogorov-Smirnov (Liliefors), populasi dikatakan berdistribusi normal jika

nilai probabilitas (sig.) ≥ 0,05.

Hasil dari uji normalitas data prestasi belajar siswa ditinjau dari motivasi

belajar siswa dapat dilihat pada tabel 4.14 :

Page 135: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

Tabel 4.14. Hasil Uji Normalitas Prestasi Belajar Ditinjau dari Motivasi Belajar Tests of Normality

Motivasi Belajar

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Prestasi tinggi .145 33 .076 .952 33 .148

rendah .143 30 .121 .949 30 .157

a. Lilliefors Significance Correction

Hasil uji normalitas prestasi belajar ditinjau dari motivasi belajar

menunjukkan bahwa pada siswa dengan motivasi belajar tinggi diperoleh nilai

probabilitas (sig.) 0,076 > (0,05), yang berarti data berasal dari populasi yang

berdistribusi normal. Sedangkan hasil uji normalitas pada siswa dengan motivasi

belajar rendah menunjukkan nilai probabilitas (sig.) 0,121 > α (0,05), yang berarti

data berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Hasil dari uji normalitas data prestasi belajar ditinjau dari sikap ilmiah

siswa dapat dilihat pada tabel 4.15 :

Tabel 4.15. Hasil Uji Normalitas Prestasi Belajar Ditinjau dari Sikap Ilmiah

Tests of Normality

Sikap Ilmiah

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Prestasi tinggi .149 31 .076 .947 31 .126

rendah .138 32 .126 .945 32 .102

a. Lilliefors Significance Correction

Hasil uji normalitas prestasi belajar ditinjau dari sikap ilmiah

menunjukkan bahwa pada siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi diperoleh nilai

probabilitas (sig.) 0,076 > 0,05 yang berarti data berasal dari populasi yang

berdistribusi normal. Sedangkan hasil uji normalitas pada siswa dengan sikap

Page 136: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

ilmiah rendah menunjukkan nilai probabilitas (sig.) 0,126 > 0,05 yang berarti data

berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Hasil dari uji normalitas data prestasi belajar siswa dapat dilihat pada tabel

4.16 :

Tabel 4.16. Hasil Uji Normalitas Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Media Animasi dan Pictorial Riddle

Tests of Normality

Media

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Prestasi

animasi .137 32 .132 .974 32 .624

pictorial riddle

.124 31 .200* .980 31 .822

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa pada pembelajaran Inkuiri

Terbimbing menggunakan media Animasi memiliki nilai probabilitas (sig.)

0,132 > 0,05 yang berarti data berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Sedangkan hasil uji normalitas pada pembelajaran Inkuiri menggunakan media

Pictorial Riddle menunjukkan nilai probabilitas (sig.) 0,200 > 0,05 yang berarti

data berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui homogenitas antar populasi.

Uji homogenitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Levene dengan

bantuan software SPSS (Statistical Product and Service Solution) seri 17 dengan

tingkat signifikansi sebesar 0,05. Jika nilai probabilitas (sig.) yang diperoleh lebih

besar atau sama dengan 0,05 maka dapat dikatakan populasi adalah homogen. Jika

Page 137: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

uji homogenitas terpenuhi, maka dapat dilanjutkan dengan uji analisis variansi

(Anava). Hasil uji homogenitas dapat dilihat pada tabel 4.17 :

Tabel 4.17. Hasil Uji Homogenitas

Levene's Test of Equality of Error Variancesa

Dependent Variable:Prestasi

F df1 df2 Sig.

.774 7 55 .611

Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal

across groups.

a. Design: Intercept + Media + MB + SI + Media * MB + Media * SI + MB * SI +

Media * MB * SI

Berdasarkan hasil uji homogenitas menunjukkan bahwa nilai probabilitas

(sig.) 0,0611 > 0,05 yang berarti sampel berasal dari populasi yang homogen.

Karena homogenitas terpenuhi maka selanjutnya dapat dilakukan uji analisis

variansi (Anava).

C. Pengujian Hipotesis

Setelah pengujian prasyarat terpenuhi maka pengujian selanjutnya adalah

pengujian hipotesis penelitian. Pengujian hipotesis bertujuan untuk mengetahui

ada tidaknya perbedaan Inkuiri Terbimbing menggunakan Animasi dan Pictorial

Riddle ditinjau dari motivasi belajar dan sikap ilmiah siswa.

Data yang diperoleh dari penelitian berupa data prestasi belajar, motivasi

belajar, sikap ilmiah siswa dianalisis dengan Anava tiga jalan (2 x 2 x 2) dengan

isi sel tidak sama menggunakan bantuan software SPSS (Statistical Product and

Service Solution ) seri 17, dimana taraf signifikansi yang digunakan adalah 0,05.

Page 138: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

Kriteria uji yang ditetapkan adalah jika nilai probabilitas (sig.) ≥ 0,05 maka Ho

diterima dan H1 ditolak. Tabel 4.18 menyajikan hasil uji Anava menggunakan

SPSS dengan General Linear Model (GLM) :

Tabel 4.18 Hasil Uji Anava

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable:Prestasi

Source Type III Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Corrected Model

2040.477a 7 291.497 16.796 .000

Intercept 302916.534 1 302916.534 17454.463 .000 Media 72.145 1 72.145 4.157 .046 MB 1059.208 1 1059.208 61.033 .000 SI 1056.002 1 1056.002 60.848 .000 Media * MB 3.589 1 3.589 .207 .651 Media * SI .272 1 .272 .016 .901 MB * SI 6.754 1 6.754 .389 .535 Media * MB * SI

6.393 1 6.393 .368 .546

Error 954.507 55 17.355 Total 310576.000 63 Corrected Total

2994.984 62

a. R Squared = ,681 (Adjusted R Squared = ,641)

Berdasarkan analisis variansi tiga jalan di atas didapatkan hasil-hasil

sebagai berikut :

a. Hipotesis Pertama

HoA : Tidak ada pengaruh Inkuiri Terbimbing menggunakan Animasi dan

Pictorial Riddle terhadap prestasi belajar fisika.

H1A : Ada pengaruh Inkuiri Terbimbing menggunakan Animasi dan Pictorial

Riddle terhadap prestasi belajar fisika.

Page 139: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

Keputusan :

Dari tabel output anava tiga jalan, diperoleh sig. 0,046 < 0,05, dengan

demikian HoA ditolak dan H1A diterima. Artinya ada pengaruh Inkuiri Terbimbing

menggunakan Animasi dan Pictorial Riddle terhadap prestasi belajar fisika.

b. Hipotesis Kedua

HoB : Tidak ada pengaruh motivasi belajar tinggi dan rendah terhadap prestasi

belajar fisika.

H1B : Ada pengaruh motivasi belajar tinggi dan rendah terhadap prestasi

belajar fisika.

Keputusan :

Dari tabel output anava tiga jalan, diperoleh sig. 0,000 < 0,05, dengan

demikian HoB ditolak dan H1B diterima. Artinya ada pengaruh motivasi belajar

tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar fisika.

c. Hipotesis Ketiga

HoC : Tidak ada pengaruh sikap ilmiah tinggi dan rendah terhadap prestasi

belajar fisika.

H1C : Ada pengaruh sikap ilmiah tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar

fisika.

Keputusan :

Dari tabel output anava tiga jalan, diperoleh sig. 0,000 < 0,05 dengan

demikian HoC ditolak dan H1C diterima. Artinya ada pengaruh sikap ilmiah tinggi

dan rendah terhadap prestasi belajar fisika.

Page 140: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

d. Hipotesis Keempat

HoAB : Tidak ada interaksi antara Inkuiri Terbimbing menggunakan Animasi

dan Pictorial Riddle dengan motivasi belajar terhadap prestasi belajar

fisika.

H1AB : Ada interaksi antara Inkuiri Terbimbing menggunakan Animasi dan

Pictorial Riddle dengan motivasi belajar terhadap prestasi belajar fisika.

Keputusan :

Dari tabel ouput anava tiga jalan, diperoleh sig. 0,651 > 0,05, dengan

demikian HoAB diterima dan H1AB ditolak. Artinya tidak ada interaksi antara

Inkuiri Terbimbing menggunakan Animasi dan Pictorial Riddle dengan motivasi

belajar terhadap prestasi belajar fisika. Hal ini dapat ditunjukkan dari grafik

interaksi media-motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa berikut ini :

Gambar 4.4. Grafik Interaksi Media dengan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa

Page 141: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

Dari grafik yang ditunjukkan oleh gambar 4.7, terlihat bahwa tidak ada

perpotongan antara garis biru (kelas eksperimen I dengan media Animasi) dengan

garis merah (kelas eksperimen II dengan media Pictorial Riddle). Keadaan ini

menunjukkan bahwa tidak ada interaksi antara Inkuiri Terbimbing menggunakan

Animasi dan Pictorial Riddle dengan motivasi belajar terhadap prestasi belajar

fisika.

e. Hipotesis Kelima

HoAC : Tidak ada interaksi antara Inkuiri Terbimbing menggunakan Animasi

dan Pictorial Riddle dengan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar fisika

H1AC : Ada interaksi antara Inkuiri Terbimbing menggunakan Animasi dan

Pictorial Riddle dengan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar fisika

Keputusan :

Dari tabel ouput anava tiga jalan, diperoleh sig. 0,901 > 0,05 dengan

demikian HoAC diterima dan H1AC ditolak. Artinya tidak ada interaksi antara

Inkuiri Terbimbing menggunakan Animasi dan Pictorial Riddle dengan sikap

ilmiah terhadap prestasi belajar fisika materi usaha dan energi. Dari grafik yang

ditunjukkan oleh gambar 4.8 di bawah ini, terlihat bahwa tidak ada perpotongan

antara garis biru (kelas eksperimen I dengan media Animasi) dengan garis merah

(kelas eksperimen II dengan media Pictorial Riddle). Keadaan ini menunjukkan

bahwa tidak ada interaksi antara Inkuiri Terbimbing menggunakan Animasi dan

Pictorial Riddle dengan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar fisika.

Grafik interaksi media-sikap ilmiah terhadap prestasi belajar siswa dapat

dilihat pada gambar 4.8 :

Page 142: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

Gambar 4.5. Grafik Interaksi Media dengan Sikap Ilmiah terhadap Prestasi Belajar Siswa f. Hipotesis Keenam

HoBC : Tidak ada interaksi antara motivasi belajar dengan sikap ilmiah terhadap

prestasi belajar fisika

H1BC : Ada interaksi antara motivasi belajar dengan sikap ilmiah terhadap

prestasi belajar fisika

Dari tabel ouput anava tiga jalan, diperoleh sig. 0,535 > 0,05 dengan

demikian Ho23 diterima dan H123 ditolak. Artinya tidak ada interaksi antara

motivasi belajar dengan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar fisika. Dari grafik

yang ditunjukkan oleh gambar 4.9, terlihat bahwa tidak ada perpotongan antara

garis biru (motivasi belajar) dengan garis merah (sikap ilmiah). Keadaan ini

menunjukkan bahwa tidak ada interaksi antara motivasi belajar dengan sikap

ilmiah terhadap prestasi belajar siswa.

Page 143: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

Grafik interaksi motivasi belajar-sikap ilmiah terhadap prestasi belajar

siswa dapat dilihat pada gambar 4.9 :

Gambar 4.6. Grafik Interaksi Motivasi Belajar-Sikap Ilmiah terhadap Prestasi Belajar Siswa

g. Hipotesis Ketujuh

HoABC : Tidak ada interaksi antara Inkuiri Terbimbing menggunakan Animasi

dan Pictorial Riddle, motivasi belajar dan sikap ilmiah terhadap prestasi

belajar fisika.

H1ABC : Ada interaksi antara Inkuiri Terbimbing menggunakan Animasi dan

Pictorial Riddle, motivasi belajar dan sikap ilmiah terhadap prestasi

belajar fisika.

Dari tabel ouput anava tiga jalan, diperoleh sig. 0,546) > α (0,05) dengan

demikian HoABC diterima dan H1ABC ditolak. Artinya tidak ada interaksi Inkuiri

Terbimbing menggunakan Animasi dan Pictorial Riddle, motivasi belajar dan

sikap ilmiah terhadap prestasi belajar fisika. Hal ini dapat ditunjukkan dari grafik

Page 144: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

122

interaksi media-motivasi belajar-sikap ilmiah terhadap prestasi belajar siswa pada

gambar 4.10 :

Gambar 4.7. Grafik Interaksi Media-Motivasi Belajar-Sikap Ilmiah terhadap Prestasi Belajar Siswa

Dari grafik yang ditunjukkan oleh gambar 4.10, terlihat bahwa tidak ada

perpotongan antar garis. Garis biru menunjukkan motivasi belajar pada kelas

eksperimen I (kelas dengan pembelajaran Inkuiri Terbimbing menggunakan

Animasi), garis merah menunjukkan sikap ilmiah pada kelas eksperimen I (kelas

dengan pembelajaran Inkuiri Terbimbing menggunakan Animasi), garis hijau

menunjukkan motivasi belajar pada kelas eksperimen II (kelas dengan

pembelajaran Inkuiri Terbimbing menggunakan Pictorial Riddle), garis ungu

menunjukkan sikap ilmiah pada kelas eksperimen II (kelas dengan pembelajaran

Inkuiri Terbimbing menggunakan Pictorial Riddle). Keadaan ini menunjukkan

bahwa tidak ada interaksi antara Inkuiri Terbimbing menggunakan Animasi dan

Pictorial Riddle, motivasi belajar dan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar fisika.

Page 145: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

123

D. Pembahasan Hasil Analisis Data

1. Hipotesis Pertama

Hipotesis pertama yang diajukan pada penelitian ini adalah ada pengaruh

Inkuiri Terbimbing menggunakan Animasi dan Pictorial Riddle terhadap prestasi

belajar fisika. Dari hasil perhitungan uji anava tiga jalan diperoleh sig. 0,046 <

0,05, dengan demikian HoA ditolak dan H1A diterima. Artinya ada pengaruh

Inkuiri Terbimbing menggunakan Animasi dan Pictorial Riddle terhadap prestasi

belajar fisika. Pendekatan pembelajaran yang dilakukan adalah Inkuiri

Terbimbing, dimana dengan pembelajaran ini siswa akan mengerti konsep-konsep

dasar dan ide-ide secara lebih baik, serta membantu dalam menggunakan ingatan

dan transfer pada situasi-situasi proses belajar yang baru. Selain itu dengan

pembelajaran Inkuiri Terbimbing mampu mendorong siswa untuk berpikir dan

bekerja atas inisiatifnya sendiri, mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan

merumuskan hipotesisnya sendiri, memberikan kepuasan yang bersifat intrinsik,

serta situasi belajar menjadi lebih merangsang. Hal ini sesuai dengan yang

disampaikan oleh Jerome Bruner (dalam Moh. Amin, 1979:9) yang menyatakan

beberapa keuntungan pembelajaran inkuiri terbimbing, antara lain siswa akan

mengerti konsep-konsep dasar dan ide-ide lebih baik, membantu dalam

menggunakan ingatan dan transfer pada situasi-situasi proses belajar yang baru,

mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, mendorong

siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesisnya sendiri, memberikan

kepuasan yang bersifat intrinsik, dan situasi belajar menjadi lebih merangsang

Page 146: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

124

Meskipun menggunakan pendekatan yang sama yaitu berupa Inkuiri

Terbimbing, namun penggunaan Animasi dan Pictorial Riddle memberikan hasil

prestasi yang berbeda. Siswa yang mendapat pembelajaran Inkuiri Terbimbing

menggunakan Animasi memperoleh hasil prestasi belajar yang lebih baik

dibandingkan siswa yang mendapat pembelajaran Inkuiri Terbimbing

menggunakan Pictorial Riddle. Hal ini dapat dilihat dari rerata prestasi belajar

dari keduanya (tabel 4.7), dimana rerata prestasi belajar siswa yang mendapat

pembelajaran Inkuiri Terbimbing menggunakan Animasi adalah 70,75. Sedangkan

siswa yang mendapat pembelajaran Inkuiri Terbimbing menggunakan Pictorial

Riddle adalah 68,97. Hasil tes prestasi belajar siswa secara keseluruhan serta hasil

tes prestasi belajar siswa yang mendapat nilai tertinggi dan terendah untuk

masing-masing kelas dapat dilihat pada lampiran.

Pembelajaran Inkuiri Terbimbing menggunakan Animasi memberikan

hasil yang lebih baik, mengingat dalam pengggunaan Animasi lebih sederhana

dan lebih mudah ditangkap oleh siswa setiap maksud yang terkandung di

dalamnya. Melalui animasi siswa dapat mengikuti proses-proses dalam

menemukan suatu konsep. Sedangkan penggunaan Pictorial Riddle menuntut

siswa untuk berpikir keras serta menuntut adanya kreativitas dan kemampuan

berpikir abstrak yang yang tinggi dari siswa.

2. Hipotesis Kedua

Hipotesis kedua yang diajukan pada penelitian ini adalah ada pengaruh

motivasi belajar tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar fisika. Berdasarkan uji

anava tiga jalan pada taraf signifikansi 0,05, diperoleh sig. (0,000) < 0,05, dengan

Page 147: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

125

demikian HoB ditolak dan H1B diterima. Artinya ada pengaruh motivasi belajar

tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar fisika. Dalam pembelajaran, motivasi

adalah sesuatu yang menggerakkan atau mendorong siswa untuk belajar atau

menguasai pelajaran yang diikutinya. Tanpa motivasi, siswa tidak akan tertarik

dan serius dalam mengikuti pembelajaran. Sebaliknya, dengan adanya motivasi

yang tinggi siswa akan tertarik dan terlibat aktif bahkan berinisiatif dalam proses

pembelajaran. Dengan motivasi yang tinggi siswa akan berupaya sekuat-kuatnya

dan dengan menempuh berbagai strategi positif untuk mencapai keberhasilan

dalam belajar, sebagaimana yang telah dibahas dalam kajian teori mengenai

motivasi belajar.

Hasil pengujian hipotesis di atas menunjukkan bahwa ada pengaruh

motivasi belajar terhadap prestasi belajar fisika pada materi usaha dan energi.

Siswa dengan motivasi belajar tinggi memperoleh prestasi belajar yang lebih baik

daripada siswa yang memiliki motivasi belajar rendah. Hal ini sesuai dengan yang

disampaikan oleh Wigfield, Eccles, dan Rogriguez (1998) dalam Arthur A. Carin

(2001:143) bahwa ketika seseorang termotivasi terhadap suatu aktivitas maka dia

akan tertarik dan senang melaksanakan aktivitas tersebut. Rerata hasil prestasi

siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan rendah masing-masing adalah

73,48 dan 65,9 (tabel 4.1). Hasil prestasi belajar siswa yang memiliki motivasi

tertinggi dan terendah dapat dilihat pada lampiran. Seperti yang telah disebutkan

di atas bahwa motivasi dapat menentukan penguatan belajar, memperjelas tujuan

belajar, serta menentukan ketekunan belajar. Seorang siswa yang telah termotivasi

untuk belajar sesuatu akan berusaha mempelajarinya dengan baik dan tekun,

Page 148: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

126

dengan harapan memperoleh hasil yang lebih baik. Sebagaimana yang telah

disajikan pada kajian teori halaman 40, ada beberapa indikator dalam suatu

motivasi belajar, diantaranya hasrat dan keinginan berhasil, adanya dorongan dan

kebutuhan dalam belajar, adanya harapan dan cita-cita masa depan, adanya

penghargaan dalam belajar, adanya kegiatan menarik dalam belajar, serta adanya

lingkungan belajar yang kondusif. Sehingga sangat mungkin jika siswa yang

memiliki motivasi belajar tinggi memperoleh prestasi yang lebih baik pula

dibandingkan siswa yang memiliki motivasi belajar rendah.

Meskipun demikian, tidak semua siswa yang memperoleh prestasi belajar

tinggi juga memiliki motivasi belajar yang tinggi. Ada beberapa siswa yang

memiliki prestasi belajar tinggi namun motivasi belajarnya rendah. Setelah

dilakukan crosscheck dari hasil wawancara dan hasil pengamatan, diketahui

bahwa beberapa siswa tersebut tidak serius ketika mengisi angket motivasi

belajar. Sehingga memiliki motivasi belajar yang rendah, meskipun prestasi

belajarnya tinggi. Begitu juga sebaliknya, ada beberapa siswa yang memiliki

motivasi belajar tinggi namun memperoleh pretasi belajar rendah. Hal ini dapat

disebabkan oleh beberapa faktor internal dari dalam diri siswa itu sendiri,

misalnya perhatian siswa selama proses pembelajaran kurang sehingga materi

yang mampu diserap oleh siswa sedikit.

3. Hipotesis Ketiga

Hipotesis ketiga yang diajukan pada penelitian ini adalah ada pengaruh

sikap ilmiah tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar fisika. Berdasarkan uji

anava tiga jalan pada taraf signifikansi 0,05, diperoleh sig. 0,000 < 0,05, dengan

Page 149: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

127

demikian HoC ditolak dan H1C diterima. Artinya ada pengaruh sikap ilmiah tinggi

dan rendah terhadap prestasi belajar fisika. Sebagaimana yang dijelaskan pada

kajian teori mengenai sikap ilmiah, bahwa sikap ilmiah merupakan tindakan atau

perilaku dalam memecahkan suatu masalah secara sistematis melalui langkah-

langkah ilmiah. Sikap ilmiah ini diantaranya adalah sikap ingin tahu, senang

mengajukan pertanyaan tentang obyek dan peristiwa, kebiasaan menggunakan alat

indera sebanyak mungkin untuk menyelidiki suatu masalah, memperlihatkan

gairah dan kesungguhan dalam menyelesaikan setiap kegiatan, sikap kritis, sikap

obyektif, sikap menghargai karya orang lain, sikap tekun, dan sikap terbuka.

Sikap-sikap ilmiah tersebut sangat diperlukan dalam proses pembelajaran.

Sehingga sangat memungkinkan siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi

memperoleh prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan siswa yang memiliki

sikap ilmiah ilmiah rendah. Hal ini dapat diketahui dari rerata prestasi belajar

(tabel 4.4) siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi memiliki rerata yaitu 73,71,

sedangkan rerata prestasi belajar siswa yang memiliki sikap ilmiah rendah yaitu

66,16. Terlihat bahwa prestasi belajar siswa dengan sikap ilmiah tinggi lebih baik

dibandingkan prestasi siswa dengan sikap ilmiah rendah. Hasil tes prestasi belajar

siswa yang memiliki sikap ilmiah tertinggi dan terendah dapat dilihat pada

lampiran.

Walaupun demikian, ada beberapa siswa yang memiliki sikap ilmiah

rendah memperoleh prestasi belajar tinggi. Setelah dilakukan crosscheck dengan

hasil pengamatan dan wawancara, diketahui bahwa beberapa siswa tersebut tidak

serius ketika mengisi angket sikap ilmiah. Sehingga meskipun memiliki sikap

Page 150: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

128

ilmiah rendah, namun memperoleh prestasi belajar tinggi. Dan sebaliknya, ada

beberapa siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi memperoleh prestasi belajar

rendah. Hal ini disebabkan oleh faktor internal siswa, yaitu terkait dengan daya

retensi (daya ingat) siswa. Ada beberapa siswa yang memiliki daya retensi baik,

dan ada beberapa siswa yang memiliki daya retensi rendah.

4. Hipotesis Keempat

Pada penelitian ini, hipotesis keempat yang diajukan adalah ada interaksi

antara Inkuiri Terbimbing menggunakan Animasi dan Pictorial Riddle dengan

motivasi belajar terhadap prestasi belajar fisika. Berdasarkan uji anava tiga jalan,

pada taraf signifikansi 0,05 diperoleh nilai probabilitas (sig.) sebesar 0,651 > 0,05,

sehingga HoAB diterima dan H1AB ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa tidak ada interaksi antara Inkuiri Terbimbing menggunakan Animasi dan

Pictorial Riddle dengan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar fisika. Hal

ini juga ditunjukkan pada gambar 4.7, yaitu grafik yang menunjukkan interaksi

antara media dengan motivasi belajar. Dari gambar tersebut terlihat bahwa garis

yang menunjukkan kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II tidak saling

berpotongan. Hal ini mengindikasikan bahwa tidak ada interaksi antara Inkuiri

Terbimbing menggunakan Animasi dan Pictorial Riddle dengan motivasi belajar

terhadap prestasi belajar fisika.

Sebagai sesuatu yang mendorong siswa untuk belajar atau menguasai

materi pelajaran, motivasi belajar memiliki peran yang sangat penting dalam

pembelajaran. Namun dalam penelitian ini media pembelajaran tidak berinteraksi

dengan motivasi belajar dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Dari

Page 151: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

129

penelitian ini media pembelajaran yang diterapkan lebih berpengaruh terhadap

prestasi belajar, dimana kemampuan kognitif siswa yang lebih menentukan

dibandingkan motivasi belajar. Sedangkan mengenai motivasi belajar, cenderung

lebih ditekankan pada peningkatan motivasi belajar itu sendiri. Siswa yang

memiliki motivasi belajar tinggi diharapkan juga akan memperoleh prestasi yang

tinggi .

5. Hipotesis Kelima

Hipotesis kelima yang diajukan pada penelitian ini adalah ada interaksi

antara Inkuiri Terbimbing menggunakan Animasi dan Pictorial Riddle dengan

sikap ilmiah terhadap prestasi belajar fisika. Berdasarkan uji anava tiga jalan pada

taraf signifikansi 0,05 diperoleh nilai probabilitas (sig.) 0,901 > 0,05, sehingga

HoAC diterima dan H1AC ditolak. Artinya tidak ada interaksi antara Inkuiri

Terbimbing menggunakan Animasi dan Pictorial Riddle dengan sikap ilmiah

siswa terhadap prestasi belajar fisika. Hal ini juga ditunjukkan pada gambar 4.8,

yaitu grafik yang menunjukkan interaksi antara media dengan sikap ilmiah. Dari

gambar tersebut terlihat bahwa garis yang menunjukkan kelas eksperimen I dan

kelas eksperimen II tidak saling berpotongan. Hal ini mengindikasikan bahwa

tidak ada interaksi antara Inkuiri Terbimbing menggunakan Animasi dan Pictorial

Riddle dengan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar fisika.

Sikap ilmiah siswa merupakan kecenderungan siswa untuk berperilaku

dalam memecahkan suatu masalah secara sistematis melalui langkah-langkah

ilmiah. Sikap ilmiah seperti sikap ingin tahu, kritis, obyektif, dan lain-lain

sebaiknya harus dimiliki oleh setiap siswa. Dalam penelitian ini, media

Page 152: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

130

pembelajaran tidak berinteraksi dengan sikap ilmiah siswa. Media pembelajaran

cenderung lebih berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Dengan kata lain

keterampilan kognitif lebih banyak pengaruhnya daripada sikap ilmiah.

Sedangkan untuk sikap ilmiah, lebih banyak ditekankan pada peningkatan sikap

ilmiah siswa, karena siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi, diharapkan juga

memiliki prestasi belajar yang tinggi.

6. Hipotesis Keenam

Hipotesis keenam yang diajukan pada penelitian ini adalah ada interaksi

antara motivasi belajar dan sikap ilmiah siswa terhadap prestasi belajar fisika.

Berdasarkan uji anava tiga jalan diperoleh nilai probabilitas (sig.) 0,535 > 0,05,

dengan demikian HoBC diterima dan H1BC ditolak. Artinya tidak ada interaksi

antara motivasi belajar dengan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar fisika. Hal

ini juga ditunjukkan pada gambar 4.9, yaitu grafik yang menunjukkan interaksi

antara motivasi belajar dengan sikap ilmiah. Dari gambar tersebut terlihat bahwa

garis yang menunjukkan motivasi belajar dan sikap ilmiah tidak saling

berpotongan. Hal ini mengindikasikan bahwa tidak ada interaksi antara motivasi

belajar dengan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar fisika.

Dari hasil penelitian terlihat bahwa motivasi belajar dan sikap ilmiah

memiliki pengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Namun motivasi belajar dan

sikap ilmiah secara bersama-sama tidak berinteraksi terhadap prestasi belajar.

Motivasi belajar dan sikap ilmiah secara bersama-sama tidak mampu

mendongkrak prestasi belajar siswa. Siswa dengan motivasi belajar tinggi dan

sikap ilmiah tinggi akan berupaya secara aktif menemukan jawaban dalam setiap

Page 153: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

131

permasalahan. Begitu juga sebaliknya dengan siswa yang motivasi belajarnya

rendah dan sikap ilmiahnya juga rendah, cenderung pasif dalam menemukan

jawaban ketika menjumpai permasalahan. Sehingga siswa yang memiliki motivasi

belajar tinggi dan sikap ilmiah tinggi akan memperoleh prestasi belajar yang

tinggi, dan siswa yang memiliki motivasi belajar rendah dan sikap ilmiah rendah

tetap memperoleh prestasi belajar yang rendah.

7. Hipotesis Ketujuh

Hipotesis ketujuh yang diajukan pada penelitian ini adalah ada interaksi

antara Inkuiri Terbimbing menggunakan Animasi dan Pictorial Riddle, motivasi

belajar dan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar fisika. Berdasarkan uji anava

tiga jalan diperoleh nilai probabilitas (sig.) 0,546 > 0,05, dengan demikian

HoABCditerima dan H1ABC ditolak. Artinya tidak ada interaksi antara Inkuiri

Terbimbing menggunakan Animasi dan Pictorial Riddle, motivasi belajar dan

sikap ilmiah terhadap prestasi belajar fisika. Hal ini juga ditunjukkan pada gambar

4.10, yaitu grafik yang menunjukkan interaksi antara media-motivasi belajar-sikap

ilmiah. Dari gambar tersebut terlihat bahwa garis yang menunjukkan motivasi

belajar dan sikap ilmiah pada masing-masing kelas tidak saling berpotongan. Hal

ini mengindikasikan bahwa tidak ada interaksi antara Inkuiri Terbimbing

menggunakan Animasi dan Pictorial Riddle, motivasi belajar dan sikap ilmiah

terhadap prestasi belajar fisika.

Page 154: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

132

E. Keterbatasan Penulis

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin melaksanakan penelitian

dengan memperhatikan kaidah-kaidah penelitian dan penulisan karya ilmiah

secara seksama dengan harapan mendapatkan data yang valid dan hasil yang dapat

dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Namun mengingat keterbatasan

pengetahuan dan kemampuan penulis, maka dalam penelitian ini terdapat

keterbatasan-keterbatasan sebagai berikut :

1. Uji coba instrumen yang digunakan dalam penelitian hanya dilakukan satu

kali. Untuk meningkatkan validitas dan reliabilitasnya, instrumen penelitian

perlu diujicobakan beberapa kali.

2. Ketiga aspek prestasi belajar (kognitif, afektif, dan psikomotorik) harus

diamati peningkatannya secara keseluruhan dan berkelanjutan pada semua

pokok bahasan, tidak hanya dalam satu pokok bahasan dan dalam satu siklus

pembelajaran saja.

3. Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor

internal seperti kecerdasan/intelegensi, motivasi belajar, sikap ilmiah dan

gaya belajar, serta dipengaruhi pula oleh faktor eksternal seperti lingkungan

keluarga, sekolah, dan masyarakat. Dalam penelitian ini penulis hanya

mengamati faktor motivasi belajar dan sikap ilmiah sebagai faktor internal

yang terbatas pada lingkungan sekolah saja.

Page 155: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

133

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan pada bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut :

1. Ada pengaruh Inkuiri Terbimbing menggunakan Animasi dan Pictorial Riddle

terhadap prestasi belajar fisika, dimana nilai probabilitas (sig.) sebesar 0,046.

Materi usaha dan energi yang dipilih pada penelitian ini adalah materi fisika

yang bersifat konkrit. Misalkan pada konsep usaha, untuk melakukan suatu

usaha maka diperlukan gaya. Dalam hal ini usaha yang dihasilkan dapat

dirasakan dan dapat diamati efeknya. Oleh karena itu dilakukan pembelajaran

dimana siswa dapat melakukan pengamatan. Agar tampil menarik sehingga

siswa merasa senang, pembelajaran dilakukan melalui Animasi dan Pictorial

Riddle. Melalui media animasi, konsep usaha dan energi dibuat menjadi lebih

menarik. Dengan media ini pula konsep-konsep yang tidak dapat diamati

prosesnya dapat divisualisasikan, sehingga siswa dapat mengamati proses

tersebut. Animasi dalam pembelajaran fisika merupakan program pembelajaran

yang menarik, menghibur, dan menyenangkan yang ditampilkan dalam

komputer dalam bentuk gambar bergerak agar siswa dapat memahami konsep

fisika. Selain melalui animasi, pembelajaran inkuiri terbimbing juga dilakukan

melalui Pictorial Riddle. Pictorial Riddle merupakan media yang

mengembangkan motivasi dan ketertarikan siswa terhadap pembelajaran fisika,

Page 156: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

134

yang telah disusun secara sistematis mampu menumbuhkan sikap berpikir

kritis dan kreatif siswa. Melalui Pictorial Riddle, pembelajaran fisika materi

usaha dan energi dikemas menjadi pembelajaran yang menarik dengan adanya

riddle berupa gambar, peraga, atau situasi yang sesungguhnya. Dalam

pembelajaran ini, guru mengajak siswa untuk berpikir kritis, aktif, dan kreatif.

Ketika guru menampilkan riddle, guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan

kepada siswa yang berkaitan dengan riddle tersebut, yang membantu siswa

memperoleh pengertian tentang konsep atau prinsip apakah yang terlibat di

dalamnya. Sehingga dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa ada

pengaruh Inkuiri Terbimbing menggunakan Animasi dan Pictorial Riddle

terhadap prestasi belajar fisika, dimana nilai probabilitas (sig.) sebesar 0,046.

Perbedaan pengaruh antara penggunaan kedua media pembelajaran tersebut

dapat dilihat dari rerata nilai prestasi belajar fisika, yaitu siswa yang

mendapatkan pembelajaran dengan media Animasi memiliki rerata sebesar

70,75, sedangkan siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan media

Pictorial Riddle memiliki rerata sebesar 68,97. Dari rerata penggunaan kedua

media tersebut, terlihat bahwa siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan

media Animasi memperoleh prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa

yang mendapatkan pembelajaran dengan media Pictorial Riddle.

2. Ada pengaruh motivasi belajar tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar

fisika, dimana nilai probabilitas (sig.) sebesar 0,000. Dalam pembelajaran,

motivasi merupakan pendorong siswa untuk belajar atau menguasai materi

pelajaran yang sedang diikutinya. Tanpa motivasi, siswa tidak akan tertarik dan

Page 157: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

135

serius dalam mengikuti pembelajaran. Sebaliknya dengan adanya motivasi

yang tinggi, siswa akan tertarik dan terlibat aktif bahkan berinisiatif dalam

proses pembelajaran. Dengan motivasi yang tinggi siswa akan berupaya

sekuat-kuatnya dan dengan menempuh berbagai strategi positif untuk mencapai

keberhasilan belajar, sehingga diduga motivasi belajar ini berpengaruh

terhadap prestasi belajar siswa, khususnya materi usaha dan energi. Siswa yang

memiliki motivasi belajar tinggi akan selalu haus akan berbagai aspek yang

terkait dengan materi usaha dan energi. Bahkan siswa akan berinisiatif mencari

sendiri materi-materi mana saja yang ingin dikuasainya. Keadaan ini berlainan

dengan siswa yang memiliki motivasi belajar rendah. Sehingga dari penelitian

yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa ada pengaruh motivasi belajar tinggi

dan rendah terhadap prestasi belajar fisika, dimana nilai probabilitas (sig.)

sebesar 0,000. Hal ini dapat dilihat dari rerata nilai prestasi belajar fisika, yaitu

siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi memperoleh rerata sebesar 73,48,

sedangkan siswa yang memiliki motivasi belajar rendah memperoleh rerata

sebesar 65,9. Dari kedua rerata tersebut, terlihat bahwa siswa yang memiliki

motivasi belajar tinggi memperoleh prestasi belajar yang lebih baik daripada

siswa yang memiliki motivasi belajar rendah.

3. Ada pengaruh sikap ilmiah tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar fisika,

dimana nilai probablitas (sig.) sebesar 0,000. Sikap ilmiah merupakan

perbuatan yang berdasarkan pada pendirian atau pendapat atau keyakinan.

Sikap ilmiah yaitu kecenderungan seorang siswa untuk bertindak atau

berperilaku dalam memecahkan suatu masalah secara sistematis melalui

Page 158: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

136

langkah-langkah ilmiah. Diantara sikap ilmiah yaitu sikap ingin tahu, kritis,

obyektif, sikap ingin menemukan, menghargai karya teman, tekun, dan

terbuka. Dalam proses pembelajaran usaha dan energi, sikap-sikap ilmiah

tersebut sangat diperlukan sehingga diduga sikap ilmiah berpengaruh terhadap

prestasi belajar usaha dan energi, dan terdapat perbedaan antara siswa yang

memiliki sikap ilmiah tinggi dengan siswa yang memiliki sikap ilmiah rendah.

Sehingga dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa ada pengaruh

sikap ilmiah tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar fisika, dimana nilai

probablitas (sig.) sebesar 0,000. Hal ini dapat dilihat dari rerata nilai prestasi

belajar fisika, yaitu siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi memperoleh rerata

sebesar 73,71, sedangkan siswa yang memiliki sikap ilmiah rendah

memperoleh rerata sebesar 66,16. Dari kedua rerata tersebut, terlihat bahwa

siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi memperoleh prestasi belajar yang

lebih baik daripada siswa yang memiliki sikap ilmiah rendah.

4. Tidak ada interaksi antara Inkuiri Terbimbing menggunakan Animasi dan

Pictorial Riddle dengan motivasi belajar terhadap prestasi belajar fisika,

dimana nilai probabilitas (sig.) sebesar 0,651. Media merupakan alat

komunikasi agar pembelajaran lebih efektif. Pada penelitian ini media

pembelajaran yang digunakan adalah berupa Animasi dan Pictorial Riddle,

dengan pendekatan pembelajaran adalah Inkuiri Terbimbing. Pendekatan

pembelajaran adalah suatu cara pandang dalam proses pembelajaran yang

dapat membantu siswa memahami konsep dengan melakukan penyelidikan

untuk menyelesaikan suatu permasalahan melalui media Animasi dan Pictorial

Page 159: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

137

Riddle. Melalui media ini pembelajaran fisika dikemas menjadi lebih menarik

melalui visualisasi gambar. Motivasi belajar merupakan sesuatu yang

mendorong siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran. Siswa yang

memiliki motivasi belajar tinggi akan berupaya semaksimal mungkin untuk

memperluas dan memperdalam lingkup materi yang harus dipelajari,

khususnya materi usaha dan energi dan selalu aktif dalam setiap kegiatan

pembelajaran. Sikap seperti ini sangat diperlukan dalam pembelajaran materi

usaha dan energi. Namun dalam penelitian ini diperoleh hasil bahwa tidak ada

interaksi antara Inkuiri Terbimbing menggunakan Animasi dan Pictorial

Riddle dengan motivasi belajar terhadap prestasi belajar fisika, dimana nilai

probabilitas (sig.) sebesar 0,651. Media pembelajaran yang diterapkan lebih

berpengaruh terhadap prestasi belajar, dimana kemampuan kognitif siswa yang

lebih menentukan dibandingkan motivasi belajar. Sedangkan mengenai

motivasi belajar, cenderung lebih ditekankan pada peningkatan motivasi

belajar itu sendiri. Siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi diharapkan juga

akan memperoleh prestasi yang tinggi .

5. Tidak ada interaksi antara Inkuiri Terbimbing menggunakan Animasi dan

Pictorial Riddle dengan sikap ilmiah siswa terhadap prestasi belajar fisik,

dimana nilai probabilitas (sig.) sebesar 0,901. Media pembelajaran cenderung

lebih berpengaruh siswa terhadap aspek kognitif siswa, tidak berinteraksi

langsung dengan sikap ilmiah. Dalam pembelajaran inkuiri terbimbing terjadi

serangkaian proses penyelidikan masalah yang melibatkan seluruh kemampuan

siswa untuk mencari dan menyelidiki suatu permasalahan secara sistematis,

Page 160: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

138

kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri

penemuannya. Sikap kritis, logis, analitis, sikap obyektif, jujur, bekerjasama,

teliti/cermat dan lain-lain merupakan sikap-sikap ilmiah yang sangat

diperlukan dalam pembelajaran inkuiri terbimbing. Keberhasilan belajar

merupakan integrasi dari faktor internal dan faktor eksternal siswa. Dalam hal

ini sikap ilmiah merupakan faktor internal, sedangkan media Animasi dan

Pictorial Riddle yang disampaikan kepada siswa melalui pendekatan Inkuiri

Terbimbing adalah faktor eksternal. Dalam penelitian ini diperoleh hasil bahwa

tidak ada interaksi antara Inkuiri Terbimbing menggunakan Animasi dan

Pictorial Riddle dengan sikap ilmiah siswa terhadap prestasi belajar fisik,

dimana nilai probabilitas (sig.) sebesar 0,901. Sikap ilmiah siswa merupakan

kecenderungan siswa untuk berperilaku dalam memecahkan suatu masalah

secara sistematis melalui langkah-langkah ilmiah. Sikap ilmiah seperti sikap

ingin tahu, kritis, obyektif, dan lain-lain sebaiknya harus dimiliki oleh setiap

siswa. Dalam penelitian ini, media pembelajaran tidak berinteraksi dengan

sikap ilmiah siswa. Media pembelajaran cenderung lebih berpengaruh terhadap

prestasi belajar siswa. Dengan kata lain keterampilan kognitif lebih banyak

pengaruhnya daripada sikap ilmiah. Sedangkan untuk sikap ilmiah, lebih

banyak ditekankan pada peningkatan sikap ilmiah siswa, karena siswa yang

memiliki sikap ilmiah tinggi, diharapkan juga memiliki prestasi belajar yang

tinggi.

6. Tidak ada interaksi antara motivasi belajar dengan sikap ilmiah terhadap

prestasi belajar, dimana nilai probabilitas (sig.) sebesar 0,535. Motivasi

Page 161: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

139

merupakan sesuatu yang menggerakkan atau mendorong siswa untuk belajar

atau menguasai materi pelajaran yang sedang diikutinya. Siswa yang memiliki

motivasi belajar tinggi akan senantiasa aktif dalam pembelajaran. Sikap aktif

ini jika didukung pula dengan sikap kritis, sikap suka bekerjasama yang

merupakan ciri-ciri dari sikap ilmiah, menjadikan seorang siswa lebih mudah

dalam pemahaman materi usaha dan energi. Jika siswa mudah menyerap

informasi yang disampaikan guru, akan meningkatkan prestasi belajarnya.

Namun dalam penelitian ini diperoleh hasil bahwa tidak ada interaksi antara

motivasi belajar dengan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar, dimana nilai

probabilitas (sig.) sebesar 0,535. Motivasi belajar dan sikap ilmiah secara

bersama-sama tidak mampu mendongkrak prestasi belajar siswa. Siswa dengan

motivasi belajar tinggi dan sikap ilmiah tinggi akan berupaya secara aktif

menemukan jawaban dalam setiap permasalahan. Begitu juga sebaliknya

dengan siswa yang motivasi belajarnya rendah dan sikap ilmiahnya juga

rendah, cenderung pasif dalam menemukan jawaban ketika menjumpai

permasalahan. Sehingga siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan sikap

ilmiah tinggi akan memperoleh prestasi belajar yang tinggi, dan siswa yang

memiliki motivasi belajar rendah dan sikap ilmiah rendah tetap memperoleh

prestasi belajar yang rendah.

7. Tidak ada interaksi antara Inkuiri Terbimbing menggunakan Animasi dan

Pictorial Riddle, motivasi belajar dan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar

fisika, dimana nilai probabilitas (sig.) sebesar 0,546. Pendekatan pembelajaran

merupakan suatu teknik guru menyampaikan materi kepada siswa agar siswa

Page 162: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

140

dapat menerima materi tersebut dengan baik. Pembelajaran inkuiri terbimbing

menggunakan Animasi dan Pictorial Riddle yang digunakan dalam penelitian

ini membantu siswa memahami konsep melalui tampilan visual yang menarik,

menghibur, menyenangkan, namun menuntut siswa mampu berpikir aktif,

kritis dan kreatif. Siswa dengan motivasi belajar dan sikap ilmiah tinggi dapat

lebih mudah memahami materi usaha dan energi. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa tidak ada interaksi antara Inkuiri Terbimbing

menggunakan Animasi dan Pictorial Riddle, motivasi belajar dan sikap ilmiah

terhadap prestasi belajar fisika, dimana nilai probabilitas (sig.) sebesar 0,546.

B. Implikasi

1. Implikasi Teoritis

Keberhasilan seorang siswa dalam belajar dipengaruhi oleh faktor internal

(intelegensi, gaya belajar, motivasi belajar, sikap ilmiah, dll) dan faktor eksternal

(lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat). Hasil penelitian menunjukkan

bahwa penerapan pendekatan Inkuiri terbimbing sebagai faktor eksternal dengan

media pembelajaran berupa Animasi dan Pictorial Riddle berpengaruh terhadap

prestasi belajar siswa. Pembelajaran dengan memperhatikan motivasi belajar dan

sikap ilmiah siswa sebagai faktor internal juga berpengaruh terhadap prestasi

belajar siswa, namun tidak dijumpai adanya interaksi antara media pembelajaran

dengan motivasi belajar, tidak ada interaksi antara media pembelajaran dengan

sikap ilmiah, tidak ada interaksi antara motivasi belajar dengan sikap ilmiah, dan

juga tidak ada interaksi antara media pembelajaran dengan motivasi belajar dan

Page 163: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

141

sikap ilmiah terhadap prestasi belajar siswa. Hasil penelitian tersebut

menunjukkan bahwa media pembelajaran sebagai faktor eksternal dan motivasi

belajar serta sikap ilmiah sebagai faktor internal sangat mempengaruhi siswa

dalam proses pembelajaran.

2. Implikasi Praktis

a. Pembelajaran fisika pada materi usaha dan energi lebih tepat disampaikan

dengan media Animasi dibandingkan dengan Pictorial Riddle, mengingat

bahwa ketika menggunakan Animasi siswa dapat mengikuti proses penemuan

konsep secara bertahap.

b. Motivasi belajar siswa perlu diperhatikan dan dirangsang untuk meningkatkan

prestasi belajar siswa.

c. Sikap ilmiah siswa perlu diperhatikan dan dirangsang untuk meningkatkan

prestasi belajar siswa.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi hasil penelitian, saran-saran yang

perlu disampaikan dalam upaya menyumbangkan ide dan pemikiran untuk

peningkatan prestasi belajar siswa adalah sebagai berikut :

1. Dalam pembelajaran fisika dengan Inkuiri Terbimbing menggunakan

Animasi, sebaiknya guru menyiapkan LKS yang berisi langkah-langkah

penggunaan animasi dengan daftar pertanyaan secara detail untuk

menggambarkan langkah-langkah kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa.

Page 164: TESIS - eprints.uns.ac.ideprints.uns.ac.id/5521/1/207261812201104041.pdf · MENGGUNAKAN ANIMASI DAN PICTORIAL RIDDLE DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA ... Metode

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

142

2. Sebelum pembelajaran dimulai, guru sebaiknya sudah meng-install program

animasi pada tiap komputer yang akan digunakan oleh siswa, sehingga ketika

pembelajaran dimulai, program animasi siap digunakan

3. Sebelum menyampaikan kepada siswa, guru sebaiknya terlebih dahulu

mencoba program animasi sekaligus untuk mengecek kesiapan program

tersebut untuk dapat digunakan oleh siswa.

4. Dalam membuat rancangan animasi, guru harus benar-benar memperhatikan

tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, jangan sampai salah konsep.

5. Sebelum pembelajaran fisika materi usaha dan energi, perlu dilakukan

pengukuran motivasi, sehingga dapat dilaksanakan pembelajaran yang sesuai.

6. Perlu dilakukan langkah-langkah untuk meningkatkan motivasi belajar,

misalnya dengan menyajikan film atau video yang menunjukkan bahwa hasil

dari ilmu fisika telah memberikan banyak manfaat dalam kehidupan sehari-

hari.

7. Sebelum pembelajaran fisika materi usaha dan energi, perlu dilakukan

pengukuran sikap ilmiah, sehingga dapat dilaksanakan pembelajaran yang

sesuai.

8. Perlu dilakukan langkah-langkah untuk meningkatkan sikap ilmiah, misalnya

dengan menunjukkan aplikasi-aplikasi dari perkembangan ilmu fisika dalam

bidang teknologi yang telah memberikan banyak kemudahan dalam

kehidupan sehari-hari.