TESIS JUMLAH SDM KESEHATAN DAN KINERJA PUSKESMAS.pdf

59
JUMLAH SDM KESEHATAN DAN KINERJA PUSKESMAS DI KABUPATEN SLEMAN Tesis untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat sarjana S-2 Minat Utama Kebijakan dan Manajemen Pelayanan Kesehatan Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Jurusan Ilmu – Ilmu Kesehatan Diajukan oleh: Mathius Alfred Tiblola 14220/PS/IKM/04 Kepada SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2006

Transcript of TESIS JUMLAH SDM KESEHATAN DAN KINERJA PUSKESMAS.pdf

Page 1: TESIS JUMLAH SDM KESEHATAN DAN KINERJA PUSKESMAS.pdf

JUMLAH SDM KESEHATAN DAN KINERJA PUSKESMAS

DI KABUPATEN SLEMAN

Tesis

untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat sarjana S-2

Minat Utama Kebijakan dan Manajemen Pelayanan Kesehatan

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Jurusan Ilmu – Ilmu Kesehatan

Diajukan oleh:

Mathius Alfred Tiblola 14220/PS/IKM/04

Kepada

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA 2006

Page 2: TESIS JUMLAH SDM KESEHATAN DAN KINERJA PUSKESMAS.pdf

ii

Page 3: TESIS JUMLAH SDM KESEHATAN DAN KINERJA PUSKESMAS.pdf

iii

Page 4: TESIS JUMLAH SDM KESEHATAN DAN KINERJA PUSKESMAS.pdf

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,

karena hanya dengan limpahan rahmat dan karuniaNya penyusunan tesis ini

dapat diselesaikan dalam rangka memenuhi sebagian persyaratan dalam

menyelesaikan Pendidikan Sekolah Pascasarjana Program Studi Ilmu

Kesehatan Masyarakat, Minat Utama Kebijakan dan Manajemen Pelayanan

Kesehatan di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Pada kesempatan ini perkenankanlah saya menyampaikan ucapan

terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Bapak

Mubasysyir Hasanbasri selaku pembimbing utama dan Bapak Cahya

Purnama selaku pembimbing pendamping mulai dari persiapan proposal

sampai dengan akhir penulisan tesis ini yang penuh kesabaran dan

perhatian dalam membimbing peneliti.

Selesainya penyusunan tesis ini, juga tidak terlepas dari bantuan dan

dorongan dari berbagai pihak, untuk itu ucapan terima kasih penulis

sampaikan pula kepada:

1. Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Ketua Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat dan segenap

jajarannya yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

menimba ilmu pada Program Magister Kebijakan dan Manajemen

Pelayanan Kesehatan.

2. Ketua Minat Magister Kebijakan dan Manajemen Pelayanan Kesehatan

Universitas Gadjah Mada Yogyakarta yang juga telah memberikan

motivasi dalam penulisan tesis ini.

3. Seluruh staf dan pengelola Magister Kebijakan dan Manajemen

Pelayanan Kesehatan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta yang telah

memberikan bimbingan, fasilitas dan dukungan selama belajar dan

menyelesaikan tesis ini.

Page 5: TESIS JUMLAH SDM KESEHATAN DAN KINERJA PUSKESMAS.pdf

v

4. Bupati Fak-Fak yang telah memberikan izin untuk mengikuti pendidikan

Sekolah Pascasarjana di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

5. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Fak-Fak yang telah memberikan

rekomendasi izin untuk mengikuti pendidikan Sekolah Pascasarjana di

Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

6. Bupati Sleman yang telah memberikan izin untuk melaksanakan

penelitian ini.

7. Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan

Masyarakat beserta staf yang telah memberi kesempatan bagi peneliti

untuk melaksanakan penelitian ini.

8. Isteri tercinta Dewi Murni, serta ananda tersayang Harry, Gerry dan

Cindy yang telah sabar dan mendorong peneliti untuk mengikuti

pendidikan.

9. Kakak Ir. Agus Tiblola dan keluarga, adik Pendeta Jefta Tiblola, S.Th dan

keluarga yang telah memberikan dukungan dan membantu selama

melaksanakan pendidikan.

Secara khusus penulis sampaikan juga ucapan terima kasih kepada

seluruh responden dan semua pihak yang tidak mungkin disebutkan satu

persatu, yang telah ikut memberikan dukungan baik moril maupun materiil,

sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa memberikan balasan

atas segala amal baik yang telah diberikan. Akhirnya semoga tesis ini dapat

bermanfaat baik untuk sekarang maupun untuk masa yang akan datang.

Yogyakarta, September 2006

Mathius Alfred Tiblola

Page 6: TESIS JUMLAH SDM KESEHATAN DAN KINERJA PUSKESMAS.pdf

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ............................................................................................. i

Halaman Pengesahan ................................................................................ ii

Pernyataan ................................................................................................... iii

Kata Pengantar ............................................................................................ iv

Daftar Isi ........................................................................................................ vi

Daftar Tabel.................................................................................................. viii

Daftar Gambar ............................................................................................. ix

Intisari ............................................................................................................ x

Abstract ......................................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1

A. Latar Belakang ...................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................ 10

C. Tujuan Penelitian .................................................................. 10

D. Manfaat Penelitian................................................................ 10

E. Keaslian Penelitian ............................................................... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................ 12

A. Puskesmas............................................................................. 12

B. Sumber Daya Manusia......................................................... 17

C. Kinerja ..................................................................................... 25

D. Landasan Teori...................................................................... 27

E. Kerangka Konsep Penelitian............................................... 29

F. Pertanyaan Penelitian.......................................................... 29

BAB III METODE PENELITIAN.............................................................. 30

A. Jenis Rancangan Penelitian dan Unit Analisis................. 30

B. Subjek Penelitian .................................................................. 30

C. Lokasi Penelitian ................................................................... 30

Page 7: TESIS JUMLAH SDM KESEHATAN DAN KINERJA PUSKESMAS.pdf

vii

D. Instrumen Penelitian............................................................. 31

E. Variabel Penelitian ................................................................ 31

F. Jalannya Penelitian............................................................... 31

G. Etika Penelitian...................................................................... 33

H. Definisi Operasional.............................................................. 33

I. Kesulitan Penelitian.............................................................. 34

J. Kelemahan Penelitian .......................................................... 34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................... 35

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..................................................... 43

A. Kesimpulan ............................................................................ 43

B. Saran....................................................................................... 43

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 45

LAMPIRAN ................................................................................................... 47

Page 8: TESIS JUMLAH SDM KESEHATAN DAN KINERJA PUSKESMAS.pdf

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Jumlah Penduduk, Luas Wilayah, Letak dan Jumlah

Tenaga Kesehatan per Kecamatan Kabupaten Sleman

Tahun 2003 .................................................................................. 35

Tabel 2. Status Kesehatan Masyarakat menurut Kecamatan di

Kabupaten Sleman ..................................................................... 37

Tabel 3. Rasio Luas / Tenaga .................................................................. 39

Tabel 4. Hubungan antara Status Kesehatan Kecamatan dan

Kecukupan Tenaga Berbasis Jumlah Penduduk ................... 39

Tabel 5. Letak Kecamatan ke Ibukota ..................................................... 41

Page 9: TESIS JUMLAH SDM KESEHATAN DAN KINERJA PUSKESMAS.pdf

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Kerangka Teori Penelitian..................................................... 28

Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian ................................................ 29

Page 10: TESIS JUMLAH SDM KESEHATAN DAN KINERJA PUSKESMAS.pdf

x

INTISARI

Latar Belakang: Untuk memperoleh kinerja Puskesmas yang optimal, dibutuhkan jumlah tenaga kesehatan yang besar, makin banyak tenaga makin besar cakupan yang bisa dilakukan dalam menangani program-program di Puskesmas. Tujuan: Untuk melihat bagaimana kinerja SDM dalam mengatasi masalah di Puskesmas. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian ekological studies. Instrumen penelitian adalah dokumen yang diambil dari profil Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman. Hasil: Penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja SDM di Puskesmas tidak dapat menjadi faktor penentu dalam status kesehatan masyarakat karena dalam pengolahan data menunjukkan kinerja yang buruk. Kesimpulan: Tenaga kesehatan masyarakat di Puskesmas masih kurang sehingga tidak dapat menunjukkan kinerja yang baik. Kata kunci: Kinerja Puskesmas, SDM Kesehatan, Tenaga Kesehatan

Masyarakat

Page 11: TESIS JUMLAH SDM KESEHATAN DAN KINERJA PUSKESMAS.pdf

xi

ABSTRACT

Background: A big amount of health professionals is required to achieve an optimal performance and the bigger the number of the health professionals, the broader the coverage areas of the programs at the Puskesmas, the local government clinics. Objective: To find out the performance of the human resources in dealing with the exixting problems facing the Puskesmas. Method: The studi is of ecological one and its instrument is the document obtained from the health agency of Sleman district. Results: The results of the study indicate that the performance of the human resources of the Puskesmas can not be the determinant factor of the health status of the people because the performance is bad. Conclusion: The public health professionals in the Puskesmas are insufficient so can not to improve the performance. Key words: Puskesmas performance, human resources, public health professionals

Page 12: TESIS JUMLAH SDM KESEHATAN DAN KINERJA PUSKESMAS.pdf

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Di dalam sistem kesehatan nasional dan Rencana Pokok Program

Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan telah digariskan

bahwa tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan

untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat

kesehatan masyarakat yang optimal sebagai salah satu unsur

kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Upaya kesehatan ditujukan

untuk tercapainya peningkatan kualitas sumber daya manusia serta

kualitas kehidupan dan harapan hidup manusia. Selain dari itu upaya

kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga dan

masyarakat, serta mempertinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya

hidup secara mandiri. Perhatian khusus diberikan kepada kelompok

masyarakat berpenghasilan rendah, bermukim di pedesaan daerah

terpencil, daerah terasing, daerah pemukiman baru temasuk daerah

transmigrasi, maupun di daerah kumuh perkotaan. Upaya untuk

menjangkau masyarakat berpenghasilan rendah menjadi penting,

mengingat bahwa sasaran pelayanan kesehatan sebagian besar

ditujukan kepada kelompok masyarakat tersebut (Depkes, 1995).

Semua kebijakan pembangunan nasional yang sedang dan atau

akan diselenggarakan harus memiliki wawasan kesehatan. Artinya

Page 13: TESIS JUMLAH SDM KESEHATAN DAN KINERJA PUSKESMAS.pdf

2

program pembangunan nasional tersebut harus memberikan kontribusi

yang positif terhadap kesehatan yaitu pertama pembentukan lingkungan

sehat dan kedua terhadap pembentukan perilaku sehat (Depkes RI,

2002).

Secara makro setiap program pembangunan nasional yang

diselenggarakan dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap

terbentuknya lingkungan perilaku hidup sehat tersebut. Secara mikro,

semua kebijakan pembangunan kesehatan yang sedang dan atau yang

akan diselenggarakan harus dapat makin mendorong meningkatnya

derajat kesehatan seluruh anggota masayarakat. Di dalam kerangka

strategi ini perlu dilakukan kegiatan sosialisasi, orientasi, kampanye dan

advokasi serta pelatihan sehingga semua sektor pembangunan

berwawasan kesehatan. Profesionalisme dilaksanakan melalui

penerapan kemajuan ilmu dan teknologi, serta melalui penerapan nilai-

nilai moral dan estetika. Untuk terselenggaranya pelayanan yang

bermutu perlu didukung oleh penerapan berbagai kemajuan ilmu dan

teknologi kesehatan. Secara terus menerus ditingkatkan profesionalisme

para petugas kesehatan serta profesionalisme di bidang manajemen

pelayanan kesehatan.

Reformasi di bidang kesehatan telah menetapkan Visi

Pembangunan Kesehatan Kabupaten Sleman ”Terwujudnya Sleman

Sehat”. Visi yang ingin dicapai melalui Pembangunan Kesehatan

tersebut adalah masyarakat Kabupaten Sleman, penduduknya hidup

dalam lingkungan dan dengan perilaku hidup sehat, memiliki

Page 14: TESIS JUMLAH SDM KESEHATAN DAN KINERJA PUSKESMAS.pdf

3

kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu

secara adil dan merata serta memiliki derajad kesehatan yang setinggi-

tingginya di seluruh wilayah Kabupaten Sleman (Dinas Kesehatan

Sleman, 2004).

Dalam visi terwujudnya Sleman Sehat, lingkungan yang

diharapkan adalah kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat yaitu

lingkungan yang bebas dari polusi, tersedianya air bersih, sanitasi

lingkungan yang memadai, perumahan dan pemukiman yang sehat,

perencanaan kawasan yang berwawasan kesehatan, serta terwujudnya

kehidupan masyarakat yang saling tolong menolong dengan memelihara

nilai-nilai budaya.

Perilaku masyarakat sesuai yang diharapkan adalah yang bersifat

proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah

resiko terjadinya penyakit, melindungi dari ancaman penyakit serta

berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat (Notoatmodjo,

S., 2003). Selanjutnya kemampuan masyarakat yang bermutu tanpa ada

hambatan, baik yang bersifat ekonomi maupun yang bersifat non

ekonomi. Pelayanan kesehatan yang bermutu dimaksudkan disini adalah

pelayanan kesehatan yang memuaskan pemakai jasa pelayanan serta

yang diselenggarakan sesuai dengan standar dan etika pelayanan

profesi. Diharapkan dengan terwujudnya lingkungan dan perilaku hidup

sehat serta meningkatnya kemampuan masyarakat tersebut di atas,

derajat kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat dapat

ditingkatkan secara optimal (Azwar, A., 1996).

Page 15: TESIS JUMLAH SDM KESEHATAN DAN KINERJA PUSKESMAS.pdf

4

Keberhasilan pembangunan di daerah khususnya di Kabupaten

dan Kota sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia dan

peran aktif masyarakat sebagai pelaku pembangunan tersebut

(Depkes, 2004a).

Tujuan pemilihan judul “Jumlah SDM Kesehatan dan Kinerja

Puskesmas di Kabupaten Sleman” adalah untuk melihat variasi kinerja

satu puskesmas dengan puskesmas lainnya yang dipengaruhi oleh

jumlah tenaga, letak puskesmas dan luas wilayah.

Kinerja puskesmas akan diukur melalui beberapa indikator yaitu

PHBS dan sanitasi yang meliputi jumlah jamban, jumlah pengelolaan air

limbah, dan jumlah tempat sampah. Di mana tiap-tiap indikator akan

dinilai dengan beberapa skor untuk masing-masing puskesmas atau

kecamatan.

Maksud peneliti memilih untuk mengadakan penelitian tentang

jumlah SDM kesehatan masyarakat dan kinerja Puskemas di Kabupaten

Sleman adalah 1) untuk melihat apakah jumlah SDM kesehatan

masyarakat yang terdiri dari tenaga gizi, tenaga sanitasi dan tenaga

kesehatan masyarakat telah mampu melaksanakan cakupan kesehatan

yaitu PHBS dan santasi, 2) untuk melihat apakah ada perbedaan kinerja

antara kecamatan yang jaraknya dekat dan yang jaraknya jauh, dengan

ibukota Sleman, 3) untuk melihat apakah luas wilayah kecamatan terkait

dengan kinerja Puskesmas. Penelitian tertarik untuk melihat jumlah SDM

kesehatan masyarakat terhadap kinerja Puskesmas di Kabupaten

Sleman karena Kabupaten Sleman dianggap lebih maju dibanding

Kabupaten Fak-Fak, Papua tempat peneliti bekerja.

Page 16: TESIS JUMLAH SDM KESEHATAN DAN KINERJA PUSKESMAS.pdf

5

1. Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS)

Dewasa ini berkembang pemikiran tentang gerakan kesehatan

masyarakat yang menyatakan bahwa konsentrasi utama kesehatan

adalah kepada kelompok masyarakat yang tidak sakit. Oleh karena

pelayanan orang yang sakit menyebabkan pengeluaran yang lebih

besar. Strategi paradigma sehat dengan upaya promotif dan

preventif perlu ditingkatkan agar masyarakat benar-benar sehat.

Faktor yang lebih besar pengaruhnya dalam peningkatan derajat

kesehatan masyarakat adalah interaksi antar perilaku dengan

lingkungan. Oleh karena itu promosi tentang hidup bersih dan sehat

(PHBS) perlu memperoleh perhatian yang memadai sebagai salah

satu upaya pencegahan penyakit. Tujuan promosi PHBS adalah

meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup bersih dan sehat

secara mandiri (Depkes, 2002). Di Kabupaten Sleman kegiatan

PHBS tahun 2000 telah dilaksanakan di seluruh wilayah, dengan

sasaran pembinaan tatanan rumah tangga, institusi pendidikan (SD),

institusi kesehatan (24 puskesmas) dan tatanan tempat kerja. Berikut

adalah beberapa instrumen PHBS:

a. Cakupan ASI dan Pola Konsumsi Makan

Perilaku masyarakat dalam pemberian ASI pada bayi sudah

tinggi, akan tetapi bayi yang mendapat ASI eksklusif (4 bulan

tanpa pemberian makanan tambahan) masih rendah. Data

Susenas 1998 menyebutkan bahwa di DIY bayi yang diberi ASI

Page 17: TESIS JUMLAH SDM KESEHATAN DAN KINERJA PUSKESMAS.pdf

6

yaitu sebesar 96,82%. Berdasarkan data dari LB 3, bayi yang

diberi ASI eksklusif (hanya ASI) sampai umur 4 bulan di

Kabupaten Sleman tahun 2003 sebesar 54,52% (target 80%).

Hasil survey pemetaan keluarga sadar gizi yang dilaksanakan

oleh puskesmas didapat bahwa cakupan keluarga sadar gizi

tahun 2002 di Kabupaten Sleman mencapai 65,9%. Hasil

Pemantauan Gizi tahun 2003 didapatkan bahwa rata -rata

konsumsi energi sebesar 1660,59 Kkal (75,50%) dan protein

sebesar 51,24 gr (102,5%).

b. Merokok

Beberapa perilaku sebagian besar masyarakat Indonesia yang

merugikan kesehatan antara lain merokok. Meskipun diketahui

bahwa merokok dapat menyebabkan penyakit berbahaya,

namun tampaknya kebiasaan ini menarik dan banyak dilakukan

oleh penduduk, khususnya laki-laki. Di Kabupaten Sleman tahun

2001 menurut data statistik dari jumlah penduduk mulai memiliki

kebiasaan merokok sebanyak 22,41%. Berdasarkan hasil

pemantauan dari 2400 rumah tangga, maka yang telah

melaksanakan kegiatan PHBS sebanyak 2167 rumah tangga

atau sebesar 90,29%.

c. Olahraga

Melakukan olahraga adalah kegiatan seseorang untuk

melakukan satu atau lebih kegiatan fisik secara teratur. Menurut

Page 18: TESIS JUMLAH SDM KESEHATAN DAN KINERJA PUSKESMAS.pdf

7

data hasil Susenas Kabupaten Sleman tahun 2003 persentase

penduduk 10 tahun ke atas yang melakukan aktivitas olahraga

(57,28%), sedangkan dilihat dari tujuannya 43,02% bertujuan

untuk menjaga kesehatan, untuk prestasi dan rekreasi masing-

masing sebesar 78% dan 1,68%. Kebanyakan dari masyarakat

dalam melaksanakan olahraga sesuai jenis yang digemari antara

lain jogging/gerak jalan sebesar 11,23% atau 85.179 orang,

sedangkan jenis lainnya yang digemari adalah SKJ (7,82%),

senam lainnya (9,05%), bola volley (4,21%), dan sepak bola

sebesar (5,39%).

d. Pemberdayaan Masyarakat

Diakui bahwa untuk melakukan perawatan kesehatan atau

pengobatan diperlukan biaya yang tidak sedikit. Oleh karena itu

perilaku untuk menjaga kesehatan masyarakat melalui kegiatan

baik secara perorangan maupun kolektif telah melakukan

penggalangan dana melalui JPKM maupun jaminan pembiayaan

yang lain. Sampai saat ini jumlah peserta yang menjadi JPKM di

Kabupaten Sleman tahun 2003 ada 175.125 orang yang telah

menjadi peserta JPKM (21,6%) dari jumlah penduduk, terbesar

dari keluarga miskin sebesar 173.152 jiwa (21,3%), pamong

sebanyak 1.878 jiwa (0,23%), honorer daerah sebanyak 65 jiwa

dan umum sebanyak 30 jiwa.

Page 19: TESIS JUMLAH SDM KESEHATAN DAN KINERJA PUSKESMAS.pdf

8

e. Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM)

Peran serta masyarakat di bidang kesehatan sangat besar

antara lain dengan adanya Upaya Kesehatan Bersumber daya

Masyarakat (UKMB), misalnya Posyandu, Polindes, POD,

TOGA, Dana Sehat dan pos UKK.

2. Sanitasi

a. Jumlah jamban

Jumlah jamban keseluruhan adalah 131.887 buah (65,05%)

dari jumlah rumah yang ada. Dari jumlah tersebut yang diperiksa

sebesar 51.857 atau sebesar 39,32%. Dari jumlah yang

diperiksa yang memenuhi syarat adalah sebesar 43.674 atau

sebesar 84,22%.

b. Jumlah pengelolaan air limbah

Jumlah pengelolaan air limbah adalah 125.749 buah. Dari

jumlah tersebut yang diperiksa berjumlah 49.265 atau sebesar

31,28%. Dari jumlah yang diperiksa yang memenuhi syarat

adalah 38.471 atau sebesar 81,44%.

c. Jumlah tempat pembuangan sampah

Jumlah tempat pembuangan sampah adalah 169.877 buah.

Dari jumlah tersebut yang diperiksa berjumlah 55.318 atau

sekitar 32,30%. Dari jumlah yang diperiksa yang memenuhi

syarat adalah 50.254 atau sebesar 90,97%.

Tahun 2003 jumlah puskesmas di Kabupaten Sleman

sebanyak 24 buah yang tersebar di 17 kecamatan. Dari jumlah

Page 20: TESIS JUMLAH SDM KESEHATAN DAN KINERJA PUSKESMAS.pdf

9

puskesmas tersebut 4 di antaranya puskesmas rawat inap

dengan 43 tempat tidur. Rasio penduduk terhadap puskesmas

sebesar 36.863 jiwa atau tiap puskesmas melayani 36.863

penduduk, rasio desa terhadap puskesmas sebesar 3,59 atau

tiap puskesmas melayani rata -rata 3-4 desa. Jumlah puskesmas

pembantu sebanyak 75 buah berarti rasio puskesmas pembantu

terhadap puskesmas 3,13 atau tiap puskesmas dilengkapi 3

puskesmas pembantu. Jumlah puskemas keliling sebanyak 37

buah berarti tiap puskesmas dilengkapi 1–2 puskesmas keliling.

Jumlah posyandu di Kabupaten Sleman sebanyak 1.314 buah,

berarti rasio posyandu terhadap puskesmas sebesar 54,75 atau

setiap puskesmas melayani 39 – 40 posyandu.

Banyaknya masyarakat yang memanfaatkan pelayanan

kesehatan menurut jenis pelayanan rawat jalan dan

frekwensinya sesuai dengan data BPS tahun 2.000, porsi

terbesar masyarakat di Kabupaten Sleman pergi ke praktek

dokter sebanyak 20.272 orang atau 26,53%, kemudian

puskesmas sebanyak 19.032 (24,79%), dan pilihan ketiga

praktek petugas kesehatan sebanyak 19.669 (20,18%). Sisanya

ke RS swasta sebanyak 6,5%, praktek pengobatan tradisional

3,13% dan lainnya sebanyak 18,87%. Sedangkan hasil

SURKESDA Kabupaten Sleman tahun 2003 pemanfaatan

Puskesmas 30,74%, dokter praktek swasta 20,23%,

Bidan/Perawat praktek swasta 17,64%, tidak pernah

Page 21: TESIS JUMLAH SDM KESEHATAN DAN KINERJA PUSKESMAS.pdf

10

memanfaatkan selama 1 tahun 9,34%, pengobatan tradisional

9,32%, RS swasta 5,64%, RS Pemerintah 3,37%, BP swasta

2,72% dan klinik spesialis 0,91%.

B. RUMUSAN MASALAH

Dari penjelasan latar belakang maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah apakah kinerja puskesmas se Kabupaten Sleman

terkait dengan jumlah SDM.

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Umum: untuk melihat bagaimana kinerja SDM dalam

mengatasi masalah di puskesmas.

2. Tujuan Khusus :

a. Untuk melihat gambaran jumlah tenaga kesehatan terhadap

kinerja puskesmas.

b. Untuk melihat apakah letak puskesmas terkait dengan kinerja

puskesmas.

c. Untuk melihat apakah luas wilayah terkait dengan kinerja

puskesmas.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman merupakan masukan

untuk menambah jumlah tenaga kesehatan masyarakat dalam

rangka meningkatkan kinerja Puskemas.

Page 22: TESIS JUMLAH SDM KESEHATAN DAN KINERJA PUSKESMAS.pdf

11

2. Bagi peneliti, mendapatkan pengalaman karena telah melihat

bagaimana peningkatan kualitas SDM dan kinerja puskesmas di

Kabupaten Sleman dimana hal ini dapat diterapkan di tempat tugas

peneliti.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam

melakukan penelitian lebih lanjut tentang bagaimana meningkatkan

kinerja untuk mengatasi masalah di puskesmas.

E. KEASLIAN PENELITIAN

Penulis melihat bahwa penelitian mengenai SDM kesehatan dan

kinerja puskesmas sejauh ini belum pernah dilakukan oleh peneliti lain.

Ada penelitian oleh Alpihsabar (1977) dengan judul “Kinerja Pegawai

sebagai Dasar Pengembangan Sumber Daya Manusia di Unit Tata

Usaha RSUD Budhi Asih Jakarta” dan Rasa Harbakti (2001) dengan

judul “Evaluasi Kinerja Puskesmas di Jawa Tengah Pasca Pelatihan

Kerja“. Kesamaannya: ketiga penelitian di atas menggunakan data

sekunder berupa pengecekan dokumen dan laporan.

Perbedaannya dengan kedua penelitian di atas menggunakan

rancangan non eksperimental dengan pendekatan cross sectional.

Sedangkan penulis pada penelitian ini menggunakan rancangan

penelitian ekological studi. Di samping itu pula terdapat perbedaan pada

kerangka konsep, subjek penelitian dan unit analisisnya.

Page 23: TESIS JUMLAH SDM KESEHATAN DAN KINERJA PUSKESMAS.pdf

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PUSKESMAS

1. Definisi

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan

kabutapen/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan

pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja (Trihono, 2005).

Sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPTD) Dinas Kesehatan

kabupaten/kota, puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian

dari tugas teknis operasional Dinas Kesehatan kabupaten/kota dan

merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak

pembangunan kesehatan di Indonesia.

Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh

puskesmas adalah tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya

Indonesia Sehat. Kecamatan Sehat adalah gambaran masyarakat

yang ingin masa depannya dicapai melalui pembangunan kesehatan,

yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku

sehat, bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat

kesehatan yang setinggi-tingginya.

Misi pembangunan kesehatan yang diselengarakan oleh

puskesmas adalah mendukung tercapainya misi pembangunan

kesehatan nasional. Misi tersebut adalah menggerakkan

Page 24: TESIS JUMLAH SDM KESEHATAN DAN KINERJA PUSKESMAS.pdf

13

pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya,

mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat

di wilayah kerjanya, memelihara dan meningkatkan mutu pemerataan

dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan,

memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan

masyarakat beserta lingkungannya (Depkes RI, 1990).

2. Tujuan

Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh

puskesmas adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan

kesehatan nasional, yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan

kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di

wilayah kerja puskesmas, agar terwujud derajat kesehatan yang

setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat 2010

(Depkes RI, 1998).

3. Indikator Fungsi Puskesmas

Bila indikator fungsi puskesmas akan dijadikan tolok ukur

keberhasilan puskesmas dalam mencapai visi kecamatan sehat, maka

uraian manajemen ini dilakukan berdasarkan 3 fungsi puskesmas

sebagai: (1) pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, (2)

pusat pemberdayaan masyarakat, dan (3) pusat pelayanan kesehatan

strata pertama. Uraian singkat 3 fungsi tersebut diatas beserta indikator

masing-masing fungsi adalah sebagai berikut:

Page 25: TESIS JUMLAH SDM KESEHATAN DAN KINERJA PUSKESMAS.pdf

14

3.1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan

Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan

memiliki makna bahwa puskesmas harus berperan sebagai motor

dan motivator terselenggaranya pembangunan yang mengacu,

berorientasi serta dilandasi oleh kesehatan sebagai faktor

pertimbangan utama. Pembangunan yang dilaksanakan di

kecamatan, seyogyanya yang berdampak positip terhadap

lingkungan sehat dan perilaku sehat, yang muaranya adalah

peningkatan kesehatan masyarakat.

Fungsi pusat penggerak pembangunan berwawasan

kesehatan dapat dinilai dari seberapa jauh institusi jajaran non-

kesehatan memperhatikan kesehatan bagi institusi dan warganya.

Oleh karena itu, keberhasilan fungsi ini bisa diukur melalui Indeks

Potensi Tatanan Sehat (IPTS). Ada 3 tatanan yang bisa diukur

yaitu: tatanan sekolah (SD, SMP, SMU/SMK, Madrasah,

Universitas), tatanan tempat kerja (kantor, pabrik, industri rumah

tangga, tempat kerja di perternakan, tempat kerja di

perkebunan/pertanian, dll), dan tatanan kerja tempat-tempat umum

(pasar, rumah ibadah, rumah makan, tempat hiburan, dll).

3.2 Pusat Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat adalah segala upaya guna

meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat agar

mampu mengidentifikasi masalah, merencanakan dan melakukan

Page 26: TESIS JUMLAH SDM KESEHATAN DAN KINERJA PUSKESMAS.pdf

15

pemecahannya dengan memanfaatkan potensi setempat dan

fasilitas yang ada, baik dari instansi lintas sektoral maupun LSM

dan tokoh masyarakat.

Fungsi pusat pemberdayaan masyarakat dapat diukur dengan

beberapa indikator antara lain tumbuh kembang UKBM (Upaya

Kesehatan Berbasis Masyarakat) dan berfungsinya kondisi

kesehatan kecamatan atau BPKM (Badan Peduli Kesehatan

Masyarakat) atau BPP (Badan Penyantun Puskesmas).

3.3 Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama

Pelayanan kesehatan strata pertama adalah pelayanan

kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan

berkesinambungan. Sebagaimana diketahui, pelayanan kesehatan

strata pertama yang menjadi tanggung jawab puskesmas adalah:

1. Pelayan Kesehatan Perorangan

Pelayanan kesehatan yang bersifat pribadi (private goods)

dengan tujuan utama penyembuhan penyakit dan pemulihan

kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan

kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan kesehatan

perorangan ini adalah rawat jalan dan untuk puskesmas

tertentu ditambah dengan rawat inap. Ini berkaitan dengan

salah satu upaya kesehatan wajib, yaitu upaya pengobatan.

Page 27: TESIS JUMLAH SDM KESEHATAN DAN KINERJA PUSKESMAS.pdf

16

2. Pelayanan Kesehatan Masyarakat

Pelayanan kesehatan yang bersifat publik (public goods)

dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan

serta mencegah penyakit, tanpa mengabaikan penyembuhan

penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan

masyarakat ini berkaitan dengan 5 upaya kesehatan wajib,

yaitu Promosi Kesehatan (Promkes), Kesehatan lingkungan

(Kesling), Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) termasuk Keluarga

Berencana (KB), Perbaikan Gizi, dan Pemberantasan Penyakit

Menular (P2M).

Di samping itu bagi puskesmas yang mampu, pelayanan

kesehatan masyarakat dapat pula menambah upaya kesehatan

pengembangan, antara lain upaya kesehatan sekolah, upaya

kesehatan olahraga, upaya perawatan kesehatan masyarakat,

upaya kesehatan kerja, upaya kesehatan gigi dan mulut, upaya

kesehatan jiwa, upaya kesehatan mata, upaya kesehatan usia

lanjut, dan upaya pembinaan pengobatan tradisional.

Indikator keberhasilan fungsi pelayanan kesehatan strata

pertama dapat dikelompokkan ke dalam IPMS (Indikator

Potensi Masyarakat Sehat), yang terdiri dari cakupan dan

kualitas program tersebut diatas. IPMS minimal mencakup

seluruh indikator cakupan upaya kesehatan wajib dan kualitas

atau mutu pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien.

Page 28: TESIS JUMLAH SDM KESEHATAN DAN KINERJA PUSKESMAS.pdf

17

B. SUMBER DAYA MANUSIA

1. Pengertian Sumber daya Manusia

Menurut Nawawi (2003) pengertian sumber daya manusia

dibedakan antara pengertian secara mikro dan pengertian secara

makro. Secara makro adalah semua manusia sebagai penduduk

atau warga negara suatu negara atau wilayah tertentu yang sudah

memasuki usia angkata kerja, baik yang sudah atau yang belum

mempunyai pekerjaan.

Sumber daya manusia dalam arti mikro adalah orang yang

bekerja atau menjadi anggota suatu organisasi yang disebut

personil, pegawai, karyawan, pekerja dan tenaga kerja yang dapat

dilihat dari tiga sudut:

a. Sumber daya manusia adalah orang yang bekerja atau yang

berfungsi sebagai aset organisasi/perusahaan yang dapat

dihitung jumlahnya (kuantitatif). Dalam pengertian ini SDM tidak

berbeda dari fungsi aset lainnya seperti sumber daya teknologi

dan sumber daya finansial.

b. Sumber daya manusia adalah potensi yang menjadi motor

penggerak organisasi/perusahaan. Setiap SDM berbeda

potensinya, oleh karena itu kontribusi dalam bekerja berbeda-

beda sesuai dengan ketrampilan, semakin trampil semakin besar

penghargaan finansial yang harus diberikan, sehingga sumber

daya manusia berfungsi sebagai investasi.

Page 29: TESIS JUMLAH SDM KESEHATAN DAN KINERJA PUSKESMAS.pdf

18

c. Sumber daya manusia sebagai penggerak organisasi berbeda

dengan sumber daya yang lain, nilai-nilai kemanusiaan

mengharuskan diperlakukan berlainan di antaranya SDM

mempunyai ketrampilan, keahlian, kepribadian, harga diri, sikap,

motivasi, yang mengharuskan dilakukan perencanaan SDM.

Agar SDM yang dipekerjakan sesuai dengan kebutuhan

organisasi (Simamora, 2004).

Sumber daya manusia merupakan aset terpenting di antara

sumber daya yang lain yang harus dimiliki oleh setiap organisasi,

jenis-jenis masalah yang lain dikendalikan oleh sumber daya

manusia (Hasibuan, 2003). Sumber daya manusia merupakan

elemen utama dalam suatu organisasi karena merupakan perangkat

lunak yang mengendalikan perangkat-perangkat yang lain untuk

mencapai tujuan organisasi.

Program sumber daya manusia kesehatan bertujuan untuk

meningkatkan ketersediaan dan keterjangkauan sumber daya

kesehatan serta efektivitas dan efisiensi penggunaannya.

Sasarannya antara lain: a) kebijakan dan rencana pengembangan

tenaga kesehatan dari masyarakat dan pemerintah di semua tingkat,

b) pendayagunaan tenaga kesehatan yang ada dan dikembangkan

karir seluruh tenaga kesehatan, c) pembinaan dan peningkatan

profesionalisme petugas kesehatan (Mangkunegoro, 2000).

Page 30: TESIS JUMLAH SDM KESEHATAN DAN KINERJA PUSKESMAS.pdf

19

Menurut Hasibuan (2003) sumber daya manusia adalah

kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki

individu, perilaku dan sifatnya ditentukan oleh keturunan dan

lingkungannya sedangkan motivasi kerja ditentukan oleh keinginan

untuk memenuhi kepuasan. Investasi yang paling tinggi bagi suatu

organisasi adalah SDM, karena SDM merupakan kunci keberhasilan

organisasi untuk tetap survive dan berkembang dengan baik. Agar

SDM yang dimiliki organisasi dapat memberikan kontribusi yang

maksimal, maka dalam setiap organisasi perlu perlu adanya

berbagai program pembinaan SDM, di antaranya adalah pelatihan

(training) yang berhubungan langsung dengan tugas dan tanggung

jawabnya serta bimbingan dan pengawasan (supervisi) dari pimpinan

organisasi secara sungguh-sungguh, terarah dan berkelanjutan

terhadap karyawan untuk mencapai kinerja yang diharapkan

(Nitisemoto, 1999). Pelatihan adalah upaya untuk memperbaiki

prestasi kerja karyawan dalam menangani suatu pekerjaan atau hal-

hal yang berhubungan dengannya. Dengan demikian hasil yang

diharapkan adalah terjadinya peningkatan pengetahuan dan sikap

karyawan yang dapat mendukung kinerja yang diinginkan

(Muhamad, S., 2000).

Pendidikan dan pelatihan merupakan upaya mengembangkan

SDM terutama untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan

kepribadian manusia. Menurut Notoatmodjo (1998), pendidikan dan

Page 31: TESIS JUMLAH SDM KESEHATAN DAN KINERJA PUSKESMAS.pdf

20

pelatihan di suatu organisasi adalah proses pengembangan

kemampuan ke arah yang diinginkan oleh organisasi bersangkutan.

Selanjutnya disebutkan beberapa perbedaan antara pendidikan dan

pelatihan yaitu bahwa orientasi pendidikan lebih kepada

pengembangan kemampuan umum, area penekanannya kognitif,

afektif, psikomotor, waktu pendidikan relatif lebih panjang dan pada

akhir proses akan diberi ijazah atau gelar. Sedangkan pelatihan lebih

berorientasi pada tugas tertentu yang harus dilaksanakan atau

sedang dijalankan, penekannya pada psikomotor saja, waktunya

relatif lebih pendek dan akhir dari pelatihan akan diberikan sertifikat.

Pendidikan dan pelatihan dapat dipandang sebagai salah satu

bentuk investasi. Oleh sebab itu bagi organisasi atau institusi yang

ingin berkembang, maka pendidikan dan pelatihan bagi karyawannya

harus memperoleh perhatian besar (Muchlas, 1997). Pentingnya

pendidikan dan pelatihan bagi suatu organisasi antara lain.

a. Sumber daya manusia atau karyawan yang menduduki suatu

jabatan tertentu dalam organisasi, belum tentu mempunyai

kemampuan yang sesuai dengan persyaratan yang diperlukan

dalam jabatan tersebut. Hal ini terjadi karena sering seseorang

menduduki jabatan tertentu bukan karena kemampuannya,

melainkan karena tersedianya formasi. Oleh sebab itu karyawan

atau staf baru ini perlu penambahan kemampuan yang mereka

perlukan.

Page 32: TESIS JUMLAH SDM KESEHATAN DAN KINERJA PUSKESMAS.pdf

21

b. Dengan adanya kemajuan ilmu dan teknologi jelas akan

mempengaruhi suatu organisasi/instansi. Oleh sebab itu jabatan-

jabatan yang dulu belum diperlukan sekarang diperlukan.

Kemampuan orang yang menempati jabatan tersebut kadang-

kadang tidak ada. Dengan demikian maka diperlukan

penambahan atau peningkatan kemampuan yang diperlukan

oleh jabatan tersebut.

c. Promosi dalam suatu organisasi/institusi adalah suatu

keharusan, apabila organisasi itu mau berkembang. Pentingnya

promosi bagi seseorang adalah sebagai salah satu reward dan

insentif (ganjaran dan perangsang). Adanya ganjaran dan

perangsang yang berupa promosi dapat meningkatkan

produktifitas kerja bagi seorang karyawan. Kadang-kadang

kemampuan seseorang karyawan yang akan dipromosikan untuk

menduduki jabatan teertentu ini masih belum cukup. Untuk itulah

maka diperlukan pendidikan atau pelatihan tambahan.

d. Agar diperoleh efektivitas dan efisiensi kerja sesuai tujuan

organisasi tersebut.

Dengan meningkatnya kemampuan atau keterampilan para

karyawan tersebut melalui pendidikan dan pelatihan akan

meningkatkan produktivitas kerja sehingga organisasi yang

bersangkutan akan memperoleh keuntungan (Glueck, W.F., 1991).

Pendidikan dan pelatihan merupakan bagian dari pengembangan

Page 33: TESIS JUMLAH SDM KESEHATAN DAN KINERJA PUSKESMAS.pdf

22

dan sebelum melaksanakan pendidikan dan pelatihan maka

organisasi harus melakukan analisis kebutuhan, analisis kebutuhan

tersebut didasari pada analisis kebutuhan jabatan. Analisis tugas

adalah suatu telaah yang rinci tentang sebuah pekerjaan untuk

mengidentifikasi keterampilan yang dituntut sehingga suatu program

pelatihan tepat bisa dimulai (Simamora, H., 2004).

2. Perencanaan Sumber daya Manusia

Salah satu definisi klasik tentang perencanaan mengatakan

bahwa perencanaan pada dasarnya merupakan pengambilan

keputusan sekarang tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa

yang akan datang. Perencanaan sumber daya manusia yang

menjadi fokus perhatian adalah langkah-langkah tertentu yang

diambil oleh manajemen guna menjamin organisasi tersedia tenaga

kerja yang tepat untuk menduduki berbagai kedudukan, jabatan dan

pekerjaan yang tepat pada waktu yang tepat (Nawawi, 2003).

Sebagian besar organisasi akan mempertahankan jumlah staf

yang paling sedikit, terutama karena besarnya biaya sumber daya,

namun apa yang dianggap optimal tergantung pada tingkat layanan

yang akan dapat diberikan oleh suatu organisasi (Martoyo, S., 2000).

Aspek pokok perencanaan SDM menurut Cushway (1999)

adalah sebagai berikut:

- Sistematis dan merupakan proses yang disadari dan terencana,

bukan sesuatu yang terjadi secara tiba-tiba.

Page 34: TESIS JUMLAH SDM KESEHATAN DAN KINERJA PUSKESMAS.pdf

23

- Proses yang terus menerus karena organisasi dan tujuannya

beserta lingkungan dimana ia beroperasi akan selalu berubah.

- Bertujuan dekat dan integral dengan proses perencanaan

perusahaan, karena hal ini akan menentukan kebijakan-kebijakan

dan prioritas-prioritas organisasi, yang kemudian akan

dipengaruhi oleh tersedianya SDM.

- Persyaratan sumber daya dan akan tergantung pada

kemampuan.

- Sumber daya harus memenuhi persyaratan demi keeektifan

suatu organisasi.

Gomes F.C., (1995) mengemukakan bahwa terdapat enam

manfaat yang dapat dipetik melalui perencanaan sumber daya

manusia secara baik yaitu:

- Organisasi dapat memanfaatkan sumber daya manusia yang

sudah ada dalam organisasi secara lebih baik.

- Melalui perencanaan sumber daya manusia berkaitan dengan

penentuan kebutuhan kerja dari tenaga kerja yang ada dapat

ditingkatkan.

- Perencanaan sumber daya manusia berkaitan dengan penentuan

kebutuhan akan tenaga kerja di masa depan, baik dalam arti

jumlah atau kualitasnya untuk mengisi berbagai jabatan dan

menyelenggarakan berbagai aktifitas baru kelak.

- Penanganan informasi ketenagakerjaan sehingga bisa membantu

memberikan pelayanan kepada para anggotanya.

Page 35: TESIS JUMLAH SDM KESEHATAN DAN KINERJA PUSKESMAS.pdf

24

- Penelitian dilakukan untuk kepentingan perencanaan sumber

daya manusia akan timbul pemahaman yang tepat mengenai

situasi pasar kerja, yang akhirnya rencana yang disusun

disesuaikan dengan situasi pasar kerja.

- Sebagai dasar dalam penyusunan program kerja suatu

organisasi.

Perencanaan sumber daya manusia merupakan proses

penentuan tenaga kerja suatu organisasi baik jumlah maupun

jenisnya pada masa yang akan datang, serta dilaksanakan melalui

langkah-langkah analisis faktor-faktor penyebab perubahan

kebutuhan, peramalan kebutuhan dan analisis supplay tenaga kerja

baik secara internal maupun eksternal (Reinke, 1994).

Hasibuan (2003) mengatakan manajemen sumber daya

manusia mempunyai fungsi meliputi:

- Perencanaan: merencanakan tenaga kerja secara efektif dan

efisien agar sesuai dengan kebutuhan organisasi dalam

membantu terwujudnya tujuan organisasi.

- Pengorganisasian: menetapkan pembagian kerja, hubungan

kerja, delegasi wewenang, integrasi dan koordinasi.

- Pengendalian: kegiatan mengendalikan karyawan agar mentaati

peraturan.

- Pengadaan: proses penarikan, seleksi, penempatan, induksi agar

memperoleh karyawan sesuai dengan kebutuhan organisasi.

Page 36: TESIS JUMLAH SDM KESEHATAN DAN KINERJA PUSKESMAS.pdf

25

- Pengembangan: proses peningkatan ketrampilan, pendidikan dan

latihan yang sesuai dengan perkembangan.

- Pengarahan: mengarah untuk kerja sama, bekerja efektif dan

efisien.

- Kompensasi: pemberian balas jasa kepada karyawan sebagai

imbalan jasa yang sudah diberikan kepada organisasi.

- Pengintegrasian: mempersatukan kepentingan karyawan dengan

organisasi agar tercipta keserasian.

- Pemeliharaan: kegiatan meningkatkan kondisi fisik, mental dan

loyalitas karyawan, agar mau bekerja sama sampai pensiun.

- Kedisiplinan: keinginan dan kesadaran untuk mentaati peraturan

dan norma-norma organisasi.

- Pemberhentian: putusnya hubungan seseorang dengan

organisasi, baik keinginan karyawan maupun keinginan

organisasi.

C. KINERJA

Handoko (1995) mengistilahkan kinerja (performance) dengan

prestasi kerja yaitu proses melalui apa organisasi mengevaluasi atau

menilai prestasi kerja karyawan. Kinerja atau performance menurut Barry

dan Housten (1993) adalah merupakan kombinasi antara kemampuan

dan usaha, untuk menghasilkan apa yang dikerjakan. Agar dapat

menghasilkan kinerja yang baik, seseorang harus memiliki kemampuan,

mempunyai kemauan, usaha, dan setiap kegiatan yang dilaksanakan

Page 37: TESIS JUMLAH SDM KESEHATAN DAN KINERJA PUSKESMAS.pdf

26

tidak mengalami hambatan yang berarti dalam lingkungannya. Kemauan

dan usaha dapat menghasilkan motivasi, kemudian setelah ada motivasi

dapat menimbulkan kegiatan.

Menurut Gomes (1997) kinerja adalah hasil yang dicapai atau

prestasi yang dicapai karyawan dalam melaksanakan suatu pekerjaan

dalam suatu organisasi.

Pengertian kinerja ialah penampilan hasil karya personal/petugas

baik kuantitas maupun kualitasnya dalam suatu organisasi, secara

individual ataupun kelompok, dengan tanpa melihat jabatan yang

dipangkunya (Ilyas, 2003), sehingga merupakan kinerja dari keseluruhan

jajaran organisasi secara utuh. Kinerja terkait dengan persyaratan

kemampuan yang akan berperngaruh terhadap peningkatan kinerja yang

meliputi 1) Kemampuan Teknis, yakni kecakapan khusus/ketrampilan, 2)

Kemampuan Manajerial, yakni kecakapan umum dalam pengelolaan

organisasi, dan, 3) Kemampuan Kemanusiaan, yakni berkaitan dengan

kecakapan sosial dalam bekerja sama dengan orang lain. Disamping itu

dibutuhkan pula, kemampuan berupa kesungguhan dan disiplin kerja,

motivasi, dan pengalaman mempunyai pengaruh yang kuat dalam

menumbuhkan prestasi kerja (Sastrohadiwiryo, S., 2001).

Organisasi berperan dalam mengimbangi tuntutan masyarakat

yang semakin meningkat, baik dalam arti intensitasnya maupun

frekuensinya, kemudian dalam menghadapi lingkungan yang berubah

cepat, organisasi birokrasi/pemerintah perlu selalu berada pada kondisi

yang unggul, artinya mampu mewujudkan perubahan yang berskala

Page 38: TESIS JUMLAH SDM KESEHATAN DAN KINERJA PUSKESMAS.pdf

27

besar dengan cara bekerja secara inovatif dan proaktif. Sementara itu

peningkatan kinerja selalu dikaitkan dengan penerapan prinsip efisiensi.

Hal ini berarti, bahwa dalam upaya menampilkan kinerja yang

memuaskan, suatu sistem harus bekerja sedemikian rupa sehingga

hanya menggunakan sebagian dari sarana, daya dan dana yang

dialokasikan untuk menyelenggarakan fungsinya (Siagian, 1998).

D. LANDASAN TEORI

Menurut teori motivasi bahwa untuk meningkatkan produktifitas

kerja dan perluasan suatu organisasi perlu menambah jumlah

pegawai dengan berbagai kriteria dan kualifikasinya (Siagian, 1995).

Jumlah tenaga berpengaruh pada kinerja melalui besar cakupan yang

dapat mereka kerjakan. Makin banyak tenaga makin besar cakupan

kegiatan yang bisa dilakukan. Dalam hal ini bagaimana manajemen SDM

dapat mengatasi permasalahan di puskesmas, sehingga meningkatkan

kinerja.

Menurut Aswar (1993) tentang 3 dimensi standard kinerja yang

berkaitan dengan standard layanan yang baik yaitu:

- Standard masukan (input) yaitu untuk mengukur tenaga, sarana dan

dana.

- Standard proses yaitu untuk mengukur tindakan medis dan non medis.

- Standar keluaran (output) yaitu untuk mengukur garis kebijakan,

manajemen dan organisasi.

Page 39: TESIS JUMLAH SDM KESEHATAN DAN KINERJA PUSKESMAS.pdf

28

Kerangka teori penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1. Kerangka Teori Penelitian

- Luas wilayah kecil, jumlah tenaga banyak

- Masyarakat mudah dijangkau oleh petugas kesehatan masyarakat

- Kinerja meningkat

Kecil

Besar

- Luas wilayah besar, jumlah tenaga sedikit

- Masyarakat sulit dijangkau oleh petugas kesehatan masyarakat

- Kinerja menurun

Rasio Luas/Tenaga

- Penduduk sedikit, jumlah

tenaga banyak - Beban kerja menurun - Kinerja meningkat

Kecil

Besar

- Penduduk banyak, jumlah

tenaga sedikit - Beban kerja meningkat - Kinerja menurun

Rasio Penduduk/ Tenaga

- Tingkat pendidikan meningkat - Perilaku kesehatan masyarakat

meningkat. - Kinerja meningkat

Dekat

Jauh

- Tingkat pendidikan menurun - Perilaku kesehatan masyarakat

menurun. - Kinerja menurun

Jarak Kecamatan terhadap Ibukota

Sleman

Page 40: TESIS JUMLAH SDM KESEHATAN DAN KINERJA PUSKESMAS.pdf

29

E. KERANGKA KONSEP PENELITIAN

Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian

F. PERTANYAAN PENELITIAN

1. Apakah jumlah tenaga kesehatan masyarakat terkait dengan kinerja

puskesmas?

2. Apakah letak kecamatan terkait dengan kinerja Puskesmas?

3. Apakah luas kecamatan terkait dengan kinerja Puskesmas ?

Kinerja Puskesmas: - PHBS - Sanitasi

1. SDM Kesehatan

- Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat

2. Letak kecamatan

3. Luas kecamatan

Page 41: TESIS JUMLAH SDM KESEHATAN DAN KINERJA PUSKESMAS.pdf

30

BAB III

METODE PENELITIAN

A. JENIS RANCANGAN PENELITIAN DAN UNIT ANALISIS

Penelitian ini merupakan penelitian ekological studies. Sebagai

unit analisis adalah Puskesmas. Penelitian ekological studies merupakan

suatu penelitian yang membandingkan antara kinerja Puskesmas yang

satu dengan Puskesmas lainnya dalam suatu kesatuan wilayah (Kidder,

LH and Judd, CM., 1986).

Beberapa indikator kesehatan yang dipakai pada penelitian ini

adalah jumlah rumah tangga yang telah melakukan kegiatan PHBS,

jumlah tempat sampah, jumlah jamban dan jumlah pengelolaan air

limbah. Data yang diambil dari Profil Kesehatan Kabupaten Sleman

tahun 2004 kemudian disusun dalam bentuk tabulasi, kemudian diberi

angka atau skor. Skor 0 apabila indikator kesehatan di bawah angka

rata-rata, skor 1 apabila indikator kesehatan di atas angka rata-rata.

Selanjutnya dibuatkan cross tabulasi dari tiap-tiap indikator kesehatan

terhadap jumlah SDM kesehatan, luas wilayah dan letak wilayah dari

Ibukota Sleman.

B. SUBJEK PENELITIAN

Subjek penelitian adalah petugas gizi dan sanitasi.

C. LOKASI PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan pada 24 Puskesmas di Kabupaten

Sleman.

Page 42: TESIS JUMLAH SDM KESEHATAN DAN KINERJA PUSKESMAS.pdf

31

D. INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen penelitian adalah catatan dokumen yakni Profil Dinas

Kesehatan Kabupaten Sleman tahun 2004 yang memuat hasil-hasil

kegiatan program Puskesmas selama tahun 2003.

E. VARIABEL PENELITIAN

Variabel penelitian yang dipakai adalah:

- Variabel bebas : SDM kesehatan, letak wilayah dan luas wilayah

- Variabel terikat : Kinerja Puskesmas (PHBS dan Sanitasi)

F. JALANNYA PENELITIAN

Jalannya penelitian ini dapat dijabarkan dalam dua tahap kegiatan

penelitian sebagai berikut:

1. Tahap I: Persiapan penelitian

- Berkonsultasi dengan dosen pembimbing mengenai penyusunan

rencana usulan penelitian/proposal tesis.

- Menelusuri kepustakaan dan mencari data/informasi awal guna

bahan masukan bagi penyusunan rencana tersebut.

- Mempresentasikan usulan penelitian/proposal tesis.

- Menyiapkan keperluan/kelengkapan penelitian, yakni: surat

permohonan ijin penelitian, surat persetujuan penelitian, lembar

daftar periksa dokumen.

2. Tahap II: Pelaksanaan penelitian

- Melaporkan kepada kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman

bahwa penelitian mulai dilaksanakan dan menerangkan maksud,

Page 43: TESIS JUMLAH SDM KESEHATAN DAN KINERJA PUSKESMAS.pdf

32

tujuan, dan cara pelaksanaan penelitian ini termasuk melakukan

kegiatan uji pemahaman atas instrumen/alat penelitian yang

digunakan.

- Melakukan pengumpulan data berupa pemeriksaan dokumen.

- Hasil data yang dikumpulkan langsung dibuatkan catatan agar

tidak tercecer atau hilang.

- Kemudian dibuatkan analisis data berupa:

a. Editing: memeriksa kelengkapan data dan keseragaman data

serta memeriksa isian data.

b. Koding: data-data dikelompokkan sesuai dengan variabel yang

sudah ditentukan.

c. Tabulasi: mengelompokkan data ke dalam tabel.

d. Penetapan standar, skor dan skala.

e. Membuat cross tabulasi:

- terdapat dua variabel yang digunakan yaitu variabel

dependent dan variabel independent.

- Variabel independent dijumlahkan sampai angka 100%,

variabel dependent tidak dijumlahkan.

- Kemudian membandingkan variabel dependent dengan

variabel independent. Jika perbedaan antara variabel

dependent dengan variabel independent ini besar artinya

memiliki pengaruh sebaliknya bila perbedaan ini kecil

berarti tidak memiliki pengaruh.

Page 44: TESIS JUMLAH SDM KESEHATAN DAN KINERJA PUSKESMAS.pdf

33

G. ETIKA PENELITIAN

- Melapor ke Pemerintah Kabupaten Sleman melalui Kantor Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah.

- Melapor ke Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman dengan

menjelaskan maksud dan tujuan penelitian.

- Melakukan penelitian dengan mengambil data dari Profil Kesehatan

Kabupaten Sleman Tahun 2004.

- Penelitian ini hanya menganalisas data sekunder yang tertulis dalam

Profil Kesehatan Kabupaten Sleman Tahun 2004 dan tidak menggali

informasi dari personal atau data sekunder yang lain.

H. DEFINISI OPERASIONAL

1. Kinerja diukur dari indikator status kesehatan yang meliputi jumlah

keluarga yang telah melakukan kegiatan PHBS, jumlah tempat

sampah, jumlah pengelolaan air limbah dan jumlah jamban. Kinerja

akan diukur dengan skor dari indikator-indikator itu.

2. Status SDM diukur dari jumlah tenaga gizi, tenaga sanitasi dan

tenaga kesehatan masyarakat per jumlah penduduk.

3. Luas Wilayah adalah luas tiap-tiap kecamatan sesuai profil

Kabupaten Sleman tahun 2004.

4. Letak kecamatan digunakan untuk melihat apakah kecamatan

tersebut berjarak dekat atau jauh dengan pusat Ibukota Sleman.

Page 45: TESIS JUMLAH SDM KESEHATAN DAN KINERJA PUSKESMAS.pdf

34

I. KESULITAN PENELITIAN

Dalam penelitian ini tidak ditemukan hambatan atau kesulitan

yang berarti, karena semua data yang dibutuhkan tidak sulit

memperolehnya dan antara data yang satu dengan yang lainnya masih

konsisten.

J. KELEMAHAN PENELITIAN

Penelitian ini hanya melihat data sekunder maka akurasi hasil

kurang valid karena tergantung pada kualitas data. Sehingga hasil

penelitian ini tidak dapat digeneralisasi di tempat lain.

Page 46: TESIS JUMLAH SDM KESEHATAN DAN KINERJA PUSKESMAS.pdf

35

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data dari penelitian ini diambil dari Profil Kesehatan Kabupaten

Sleman Tahun 2004, yang menampung hasil-hasil kegiatan tahun 2003.

Tabel 1. Jumlah penduduk, luas wilayah, letak dan jumlah tenaga kesehatan

per kecamatan Kabupaten Sleman, tahun 2003

Kecamatan Jumlah Penduduk

Luas (Km2)

Letak Jumlah Tenaga

Puskesmas

Jumlah Tenaga Sanitasi

Jumlah Tenaga

Gizi

Jumlah TenagaKesmas

Berbah 41.555 22,99 2 19 1 1 0

Cangkringan 27.171 47,99 2 18 1 1 0

Depok 115.109 35,55 2 41 2 1 0

Gamping 70.435 29,25 2 41 3 2 0

Godean 59.320 26,84 2 31 2 1 0

Kalasan 56.187 35,84 2 30 1 2 0

Minggir 42.861 26,63 1 25 2 1 0

Mlati 70.403 28,52 1 46 2 2 2

Moyudan 50.865 27,62 2 20 1 1 0

Ngaglik 70.050 35,71 1 47 3 2 0

Ngemplak 46.661 35,52 1 35 2 2 0

Pakem 31.868 43,84 2 19 0 1 0

Prambanan 44.829 41,35 2 32 1 1 0

Seyegan 34.990 27,27 1 20 1 1 0

Sleman 57.652 31,32 1 25 1 1 0

Tempel 47.751 32,49 1 39 2 2 0

Turi 33.742 43,09 1 18 1 1 0

Kabupaten 901.449 571,82 506 26 23 2

Sumber: Bagian Kepegawaian, Dinas Kesehatan Sleman diolah

Page 47: TESIS JUMLAH SDM KESEHATAN DAN KINERJA PUSKESMAS.pdf

36

Tabel 1 memperlihatkan beberapa hal sebagai berikut:

- Terdapat 17 kecamatan di Kabupaten Sleman. Dengan jumlah penduduk

kurang lebih 901.449 jiwa. Jumlah penduduk terbesar terdapat di

Kecamatan Depok sebesar 115.109 jiwa dan yang terkecil di Kecamatan

Cangkringan sebesar 27.171 jiwa.

- Luas wilayah di seluruh Kabupaten Sleman kurang lebih 571,82 km2,

dengan luas terbesar terdapat di Kecamatan Cangkringan sebesar

47,99 km2, dan terkecil terdapat di Kecamatan Berbah sebesar

22,99 km2.

- Letak ditentukan berdasarkan jarak kecamatan ke ibukota Sleman. Letak

dekat adalah letak kecamatan yang berbatasan langsung dengan ibukota

Sleman dan diberi angka 1 (satu), dan letak jauh adalah letak kecamatan

yang tidak berbatasan langsung dengan ibukota Sleman dan diberi

angka 2 (dua).

- Jumlah tenaga kesehatan di Kabupaten Sleman kurang lebih 506 orang.

Terdiri dari tenaga medis dan paramedis sebanyak 423 orang (83,6%),

tenaga kesehatan masyarakat yang terdiri dari (tenaga gizi, sanitasi dan

kesehatan masyarakat) sebanyak 51 orang (10%) dan tenaga farmasi

dan teknik medis 31 orang (6,4%). Dari jumlah tersebut tenaga

kesehatan terbanyak terdapat di Kecamatan Ngaglik sebesar 47 orang,

dan yang sedikit terdapat di Kecamatan Turi dan Cangkringan sebesar

18 orang.

Page 48: TESIS JUMLAH SDM KESEHATAN DAN KINERJA PUSKESMAS.pdf

37

Tabel 2. Status Kesehatan Masyarakat menurut Kecamatan di Kabupaten Sleman Tahun 2003

Kecamatan

Persentase Rumahtangga

dengan Jamban yang

Memenuhi Syarat (%)

Persentase Rumahtangga

dengan Pengelolaan Air

Limbah yang memenuhi Syarat (%)

Persentase Rumahtangga yang Memiliki

Tempat Sampah (%)

Persentase Rumahtangga yang

Melaksanakan PHBS

(%)

Berbah 100,00 79,63 100,00 94,00 Cangkringan 96,43 64,62 97,29 90,00 Depok 79,56 74,56 93,13 83,00 Gamping 99,27 99,71 88,91 89,50 Godean 76,48 85,77 95,58 93,50 Kalasan 52,41 100,00 100,00 86,00 Minggir 61,74 79,31 100,00 79,00 Mlati 80,37 70,46 80,23 99,00 Moyudan 91,32 81,90 64,36 94,00 Ngaglik 86,33 58,53 93,58 94,00 Ngemplak 96,21 80,80 95,43 96,00 Pakem 85,62 65,60 100,00 80,00 Prambanan 85,82 83,23 83,33 68,00 Seyegan 99,67 87,80 83,33 85,00 Sleman 94,50 93,51 89,92 76,00 Tempel 94,75 95,42 84,15 69,50 Turi 73,17 83,69 97,34 90,00 Rata-rata 85,51 81,44 90,97 86,30

Sumber: Seksi Waslit Air dan Promkes, Dinas Kesehatan Sleman, Tahun 2003

- Jumlah jamban yang memenuhi syarat kesehatan adalah 43.674 dari

51.857 yang diperiksa atau sebesar 85,51%. Jumlah tertinggi terdapat di

Kecamatan Berbah sebesar 100% dan terendah terdapat di Kecamatan

Kalasan sebesar 51,41%. Menurut Notoatmodjo (2003) syarat jamban

yang baik yang biasanya digunakan di pedesaan adalah (1) tidak

mengotori tanah dan air di sekitarnya, (2) tidak menimbulkan bau, (3)

tidak terjangkau oleh serangga, (4) mudah digunakan, (5) murah, (6)

sederhana desainnya, (7) dapat diterima oleh pemakainya.

Page 49: TESIS JUMLAH SDM KESEHATAN DAN KINERJA PUSKESMAS.pdf

38

- Jumlah tempat pengelolaan air limbah yang memenuhi syarat kesehatan

adalah 38.471 dari 49.265 yang diperiksa atau sebesar 81,44%. Jumlah

tertinggi terdapat di Kecamatan Kalasan sebesar 100% dan terendah di

Kecamatan Cangkringan sebesar 64,62%.

- Jumlah tempat sampah yang memenuhi syarat adalah 50.254 dari

55.318 yang diperiksa atau sebesar 90,97%. Jumlah tertinggi terdapat di

Kecamatan Berbah, Kalasan, Minggir dan Pakem sebesar 100% dan

jumlah terkecil di Kecamatan Moyudan sebesar 64,36%. Sampah erat

kaitannya dengan kesehatan masyarakat karena dari sampah akan

hidup berbagai mikroorganisme seperti bakteri patogen dan juga

serangga sebagai pemindah dan penyebar penyakit (vektor)

(Notoatmodjo, 2003).

- Jumlah rumah tangga yang telah melakukan kegiatan PHBS adalah

berjumlah 86,30%, jumlah tertinggi terdapat di Kecamatan Mlati sebesar

99% dan jumlah terendah terdapat di Kecamatan Prambanan sebesar

68%. Program PHBS Tatanan Rumah Tangga/Keluarga merupakan

suatu program yang berupaya meningkatkan kemampuan dan

kemandirian keluarga untuk hidup sehat. Pendekatan keluarga

didasarkan kenyataan bahwa dalam keluarga terdapat kedekatan

hubungan yang erat, selalu terjadi interaksi sehingga saling asah, asih

dan asuh. Sasaran program PHBS Tatanan Rumah Tangga terbagi tiga,

yaitu, (1) sasaran primer yaitu anggota keluarga agar dapat berubah

perilakunya, (2) sasaran sekunder yang berpengaruh antara lain tokoh

Page 50: TESIS JUMLAH SDM KESEHATAN DAN KINERJA PUSKESMAS.pdf

39

agama, tokoh masyarakat (toma), dasa wisma, PKK, kader, LSM dan

sebagainya, (3) sasaran tersier antara lain Lurah, camat, Ketua PKK dan

lain-lain. Mereka ini memberikan dukungan penunjang bagi keberhasilan

program PHBS (Dinkes DIY, 2000).

Tabel 3. Tabulasi silang antara rasio luas per tenaga dengan beberapa indikator status kesehatan masyarakat

Luas/Tenaga PHBS (%)

Sampah (%)

Jamban (%)

Limbah (%)

Kecil 54,55 63,64 54,55 45,45 Besar 50,00 50,00 83,33 66,67

Tabel 3 ini memperlihatkan hubungan antara luas daerah dan status

kesehatan. Pada rasio yang kecil berarti kecil luas wilayah tetapi tenaga

kesehatan masyarakat banyak sehingga penduduk yang bermukim di daerah

tersebut mudah dijangkau dan dikontrol oleh tenaga kesehatan karena

beban kerja lebih kecil dan frekuensi kegiatan menjadi lebih tinggi, sehingga

status kesehatannya diharapkan lebih baik. Pada tabel di atas indikator

status kesehatan meningkat pada kegiatan PHBS dan jumlah tempat

sampah tetapi status kesehatan menurun pada jumlah jamban dan

pengelolaan air limbah. Secara umum dapat dikatakan bahwa luas wilayah

per tenaga terkait dengan PHBS dan jumlah tempat sampah, tetapi tidak

terkait dengan jumlah jamban dan jumlah pengelolaan air limbah.

Tabel 4. Hubungan antara Status Kesehatan Kecamatan dan Kecukupan Tenaga berbasis Jumlah Penduduk

Rasio Penduduk / Tenaga

PHBS (%)

Sampah (%)

Jamban (%)

Limbah (%)

Kecil 50,00 50,00 80,00 40,00

Besar 57,14 71,43 42,86 57,14

Page 51: TESIS JUMLAH SDM KESEHATAN DAN KINERJA PUSKESMAS.pdf

40

Tabel 4 memperlihatkan hubungan antara status kesehatan dengan

kecukupan tenaga berbasis jumlah penduduk. Bila rasio ini kecil dapat

diasumsikan bahwa jumlah penduduk sedikit tetapi jumlah tenaga kesehatan

masyarakat besar. Sebaliknya bila rasio ini besar berarti jumlah penduduk

banyak tetapi jumlah tenaga kesehatan masyarakat kecil. Pada rasio yang

kecil tenaga kesehatan dapat bekerja lebih efektif, karena beban kerja

menjadi berkurang sehingga diharapkan mempunyai kinerja lebih baik.

Berdasarkan data pada tabel 4 maka yang cocok untuk asumsi di atas

adalah persentase kepala keluarga yang memiliki jamban. Tetapi tidak cocok

untuk persentase keluarga yang telah melakukan kegiatan PHBS, tempat

sampah dan pengelolaan air limbah. Hal ini mungkin terkait dengan jumlah

tenaga kesehatan masyarakat yang masih kurang jika dibanding tenaga

medis dan paramedis. Jumlah tenaga kesehatan secara keseluruhan untuk

Kabupaten Sleman yakni 506 orang, yang terdiri dari 423 tenaga medis dan

paramedis atau sebesar 83,6%, sedangkan jumlah tenaga kesehatan

masyarakat yang terdiri dari tenaga kesehatan masyarakat, tenaga sanitasi

dan tenaga gizi hanya berjumlah 51 orang atau sebesar 10%. Hal ini dapat

dipahami karena dengan jumlah tenaga yang sedikit sangat sulit untuk

melaksanakan program-program kesehatan masyarakat di bidang promotif

dan preventif.

Secara umum dapat disimpulkan bahwa SDM pada bagian kesehatan

masyarakat belum dapat dijadikan tolak ukur peningkatan status kesehatan

masyarakat.

Page 52: TESIS JUMLAH SDM KESEHATAN DAN KINERJA PUSKESMAS.pdf

41

Tabel 5. Tabulasi silang antara letak kecamatan dari ibukota Sleman dengan beberapa indikator status kesehatan masyarakat.

Letak PHBS (%)

Sampah (%)

Jamban (%)

Limbah (%)

Dekat 50,00 50,00 50,00 50,00

Jauh 83,32 61,66 73,33 83,32

Tabel ini mempelihatkan letak kecamatan dari ibukota Sleman. Bila

letak dekat dari ibukota maka kinerja tenaga kesehatan diharapkan lebih baik

dibandingkan daerah yang jauh dari ibukota. Pada tabel 5 di atas kecamatan

yang berjarak dekat dengan ibukota Sleman ternyata kinerjanya tidak baik.

Hal ini mungkin terkait dengan beberapa penyebab antara lain: masyarakat

yang hidup di daerah perkotaan, seharusnya memiliki perilaku kebersihan

yang lebih baik karena dipengaruhi oleh tingkat pendidikan yang lebih tinggi

dan di daerah perkotaan tersebut biasanya bermukim para pejabat dari

Dinas Kesehatan yang dapat berfungsi sebagai motivator kebersihan

lingkungan di sekitarnya, namun kenyataannya berbeda di lapangan.

Hal-hal diatas terjadi karena:

- Masyarakat di daerah perkotaan lebih bersifat individual sehingga kurang

peduli terhadap kesehatan dan kebersihan lingkungannya, dibanding

masyarakat di pedesaan yang cenderung hidup bergotong-royong dan

memperhatikan kebersihan lingkungannya.

- Di daerah perkotaan lebih banyak terdapat industri dan pabrik-pabrik yang

dapat menyebabkan daerah perkotaan menjadi kotor oleh karena

meningkatnya jumlah sampah dan air limbah sebagai hasil buangan dari

industri tersebut.

Page 53: TESIS JUMLAH SDM KESEHATAN DAN KINERJA PUSKESMAS.pdf

42

- Petugas kesehatan di perkotaan kadang-kadang bekerja rangkap yaitu di

puskesmas dan juga di sarana kesehatan lainnya seperti rumah sakit

swasta, poliklinik swasta sehingga waktunya di puskesmas menjadi

berkurang yang pada akhirnya akan menurunkan kinerja puskesmas.

Pada tabel 5 terlihat bahwa pada kecamatan yang letaknya jauh dari

ibukota terjadi peningkatan indikator kesehatan yaitu PHBS, jumlah sampah,

jumlah jamban dan jumah pengelolaan air limbah, hal ini mungkin

disebabkan oleh:

- Daerah yang letaknya jauh secara geografis lebih bersih oleh karena

kurangnya polusi dibanding dengan daerah perkotaan.

- Di daerah yang letaknya jauh, Puskesmas masih merupakan satu-satunya

sarana kesehatan, sehingga menjadi satu-satunya pilihan bagi

masyarakat untuk mendapatkan akses pelayanan kesehatan. Dengan

demikian petugas gizi dan sanitasi dapat memberikan penyuluhan-

penyuluhan, informasi kesehatan kepada masyarakat setempat tentang

kebersihan lingkungan dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Secara umum dapat disimpulkan bahwa tenaga kesehatan yang

bekerja pada daerah yang letaknya dekat dengan ibukota tidak dapat

menjadi penentu peningkatan status kesehatan masyarakat.

Page 54: TESIS JUMLAH SDM KESEHATAN DAN KINERJA PUSKESMAS.pdf

43

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Jumlah SDM kesehatan terkait dengan kinerja Puskesmas dalam hal

penyediaan jamban, tetapi tidak terkait dengan kegiatan PHBS,

penyediaan tempat sampah, dan pengelolaah air limbah. Secara

umum dapat dikatakan bahwa SDM kesehatan tidak dapat dijadikan

tolok ukur peningkatan status kesehatan masyarakat.

2. Kecamatan yang jaraknya dekat dengan ibukota Sleman tidak terkait

dengan kinerja Puskesmas oleh karena seluruh cakupan indikator

status kesehatan pada penelitian ini buruk, sedangkan kecamatan

yang jaraknya jauh dari ibukota Sleman terkait dengan kinerja

Puskesmas oleh karena seluruh cakupan indikator status kesehatan

pada penelitian ini baik.

3. Luas kecamatan terkait dengan kinerja Puskesmas dalam hal

cakupan kegiatan PHBS dan penyediaan tempat sampah, tetapi

tidak terkait dengan penyediaan jamban dan pengelolaan air limbah.

B. SARAN

1. Kepala Dinas Kesehatan perlu mempertimbangkan untuk menambah

jumlah tenaga kesehatan masyarakat, oleh karena rasionya masih

sangat rendah yaitu hanya 51 orang (10%), jika dibandingkan

Page 55: TESIS JUMLAH SDM KESEHATAN DAN KINERJA PUSKESMAS.pdf

44

dengan tenaga medis dan paramedis yang berjumlah 423 orang

(83,6%).

2. Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman perlu mengupayakan

peningkatan kinerja seluruh Puskesmas di wilayah kerjanya,

terutama Puskesmas yang letaknya dekat dengan ibukota Sleman,

seperti melakukan pengawasan (supervisi), membuat job discription

yang jelas dan operasional untuk tenaga kesehatan masyarakat,

serta menambah alokasi dana untuk program-program kegiatan

kesehatan masyarakat.

3. Untuk kecamatan dengan luas wilayah yang besar perlu diupayakan

penambahan tenaga kesehatan masyarakat dan sarana kesehatan

lainnya, seperti pengadaan sarana sanitasi, penambahan jumlah

puskesmas dan puskesmas pembantu.

Page 56: TESIS JUMLAH SDM KESEHATAN DAN KINERJA PUSKESMAS.pdf

45

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, A., 1993, Program Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan,

Perkumpulan Kontrasepsi Mantap Indonesia (PKMI) , Jakarta. ----------------, 1996, Pengantar Administrasi Kesehatan, Edisi Ketiga,

Binarupa Aksara, Jakarta. Berry, L.M., and Houston, J.P., 1993. Psychology at Work, W.C. Brown

Communication, Inc, Oxford, England. Cushway, B., 1999, Human Resource Management, Ed. Bahasa Indonesia.

Elex Media Komputindo, Jakarta. Departemen Kesehatan RI, 1990, Pedoman Kerja Puskesmas, Jilid IV.

Depkes RI, Jakarta . ----------------, 1995, Pedoman Evaluasi Pasca Pelatihan Tenaga Kesehatan. ----------------, 1998, Puskesmas Swadana, Direktorat Bina Upaya Kesehatan

Puskesmas Departemen Kesehatan RI, Jakarta . ----------------, 2002, Panduan Manajemen PHBS Menuju Kabupaten/Kota

Sehat, Jakarta . ----------------, 2004a, SK Menkes nomor 81/Menkes/SK/1/2004 tentang

Penyusunan Perencanaan Sumber Daya Manusia Kesehatan ditingkat Propinsi, Kab/Kota serta Rumah Sakit, Depkes RI, Jakarta.

Dinas Kesehatan Propinsi D.I. Yogyakarta, 2000, Pedoman Pembinaan

Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, Yogyakarta. Dinas Kesehatan Sleman, 2004, Profil Kesehatan Kabupaten Sleman. Glueck, W.F., 1991, Manajemen Strategi dan Kebijaksanaan Perusahaan,

ed. Kedua, Erlangga, Jakarta. Gomes, F.C., 1995. Manajemen Sumber Daya Manusia, ed. Bahasa

Indonesia, Andi Offset, Yogyakarta. Handoko, H., 1995. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Edisi

II, BPFE-UGM, Yogyakarta. Hasibuan, P.S., 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara,

Jakarta.

Page 57: TESIS JUMLAH SDM KESEHATAN DAN KINERJA PUSKESMAS.pdf

46

Ilyas, Y., 2003, Kinerja Teori Penilaian dan Penelitian, Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Jakarta.

Kidder, LH, and Judd, CM, 1986, Research Methods in Social Relation, Fifth

Edition, New York. Mangkunegoro, 2000 Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan,

Cetakan Pertama, PT Remaja Rosdakarya, Bandung. Martoyo, S., 2000, Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta Muchlas, M., 1997. Perilaku Organisasi. Program Pendidikan Pascasarjana

Magister Manajemen Rumah Sakit Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Muhamad, S., 2000, Manajemen Strategik, Konsep dan Kasus, UPP AMP

YKPN, Yogyakarta. Nawawi, H.H., 2003, Perencanaan SDM untuk Organisasi Profit yang

Kompetitif, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Nitisemito, A.S., 1996, Manajemen Sumber Daya Manusia, Ghalia Indonesia,

Jakarta. Notoatmodjo, S., 2003, Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat,

Edisi ke 2, Rineka Cipta, Jakarta. Reinke, W.A., 1994, Perencanaan Kesehatan untuk Meningkatkan Efektifitas

Manajemen, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Siagiaan, S.P., 1995, Teori Motivasi dan Aplikasinya, Rhineka Cipta, Jakarta. Simamora, H., 2004, Manajemen Sumber Daya Manusia, Aditya Media,

Yogyakarta. Sastrohadiwiryo, S., 2001, Manajemen Tenaga Kerja Indonesia, Bandung Trihono, 2005, Manajeman Puskesmas, Sagung Seto, Jakarta.

Page 58: TESIS JUMLAH SDM KESEHATAN DAN KINERJA PUSKESMAS.pdf

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 59: TESIS JUMLAH SDM KESEHATAN DAN KINERJA PUSKESMAS.pdf

47

PETA KABUPATEN SLEMAN MENURUT

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SLEMAN

TAHUN 2004

Keterangan peta Kabupaten Sleman: = Kecamatan yang berbatasan langsung dengan ibukota Sleman,

dinyatakan sebagai wilayah yang letak dekat.

= Kecamatan yang tidak berbatasan langsung dengan ibukota

Sleman, dinyatakan sebagai wilayah yang letak jauh.