Tesis Doni - Copy

56
Bab I Pendahuluan I.1. Latar Belakang Komponen-komponen biaya konstruksi terdiri dari biaya langsung dan biayatidak langsung (AACE, 1992). Biaya langsung adalah biaya yang terkait langsungdengan volume pekerjaan yang terdapat dalam pay item seperti biaya upah, biayaperalatan, biaya material, dan sebagainya. Sedangkan biaya tidak langsung adalahbiaya yang tidak terkait langsung dengan volume pekerjaan. Namun biaya tidak langsung berkontribusi dalam penyelesaian pekerjaan proyek yang mencakupbiaya overhead , risiko, contingency , dan sebagainya . Estimasi biaya langsung dihitung berdasarkan perkalian harga satuan penawarandengan volume pekerjaan yang mengacu pada gambar dan spesifikasi teknis,sedangkan perkiraan biaya tidak langsung tidak mudah dilakukan karena tidak adanya rujukan informasi yang akurat sebagaimana halnya dengan gambar danspesifikasi teknis (Yusuf, 2010).Pada penelitian terdahulu mengenai pemodelan estimasi komponen biaya tidak langsung proyek konstruksi bangunan gedung diperoleh suatu kesimpulan sebagaiberikut: “Diperoleh adanya suatu pola karak teristik kontraktor dalam mengestimasi biayatidak langsung. Mekanisme penetapan biaya tidak langsung pada kontraktor besardengan nilai tertentu dimana memiliki standar tersendiri diperusahaanya yangditetapkan berdasarkan dua hal diantaranya berdasarkan pengalaman proyek sebelumnya dan perkiraan yang dilakukan oleh kontraktor. Kontraktor besarmenghitung komponen biaya tidak langsung satu persatu yang pada akhirnya nilaitersebut dijadikan persentase terhadap biaya langsung sehingga setelah beberapaproyek diestimasi kontraktor dapat menemukan suatu nilai yang menjadigambaran kasar berupa prosentase biaya tidak langsung. Pada kontraktormenengah nilai tertentu diambil selain berdasarkan pengalaman proyek sebelumnya juga berdasarkan standar tersendiri diperusahaannya seperti halnyakontraktor besar, namun tidak seperti kontraktor besar terutama dalam hal kelengkapan inventarisasi data proyek sebelumnya terutama proyek- proyek yangkhusus dan tingkat pengalaman serta sumberdaya manusia berupa tenaga ahliyang terbatas di perusahaan. Sama halnya dengan kontraktor besar pada akhirnyanilai tersebut dijadikan persentase terhadap biaya langsung. Pada kontraktor kecilsebagian besar menetapkan nilai tertentu hanya berdasarkan pengalaman proyek sebelumnya karena data historis proyek tidak terinventarisir

Transcript of Tesis Doni - Copy

Page 1: Tesis Doni - Copy

Bab I PendahuluanI.1. Latar BelakangKomponen-komponen biaya konstruksi terdiri dari biaya langsung dan biayatidak langsung (AACE, 1992). Biaya langsung adalah biaya yang terkait langsungdengan volume pekerjaan yang terdapat dalam pay itemseperti biaya upah, biayaperalatan, biaya material, dan sebagainya. Sedangkan biaya tidak langsung adalahbiaya yang tidak terkait langsung dengan volume pekerjaan. Namun biaya tidak langsung berkontribusi dalam penyelesaian pekerjaan proyek yang mencakupbiayaoverhead , risiko,contingency, dan sebagainya.Estimasi biaya langsung dihitung berdasarkan perkalian harga satuan penawarandengan volume pekerjaan yang mengacu pada gambar dan spesifikasi teknis,sedangkan perkiraan biaya tidak langsung tidak mudah dilakukan karena tidak adanya rujukan informasi yang akurat sebagaimana halnya dengan gambar danspesifikasi teknis (Yusuf, 2010).Pada penelitian terdahulu mengenai pemodelan estimasi komponen biaya tidak langsung proyek konstruksi bangunan gedung diperoleh suatu kesimpulan sebagaiberikut:“Diperoleh adanya suatu pola karak teristik kontraktor dalam mengestimasi biayatidak langsung. Mekanisme penetapan biaya tidak langsung pada kontraktor besardengan nilai tertentu dimana memiliki standar tersendiri diperusahaanya yangditetapkan berdasarkan dua hal diantaranya berdasarkan pengalaman proyek sebelumnya dan perkiraan yang dilakukan oleh kontraktor. Kontraktor besarmenghitung komponen biaya tidak langsung satu persatu yang pada akhirnya nilaitersebut dijadikan persentase terhadap biaya langsung sehingga setelah beberapaproyek diestimasi kontraktor dapat menemukan suatu nilai yang menjadigambaran kasar berupa prosentase biaya tidak langsung. Pada kontraktormenengah nilai tertentu diambil selain berdasarkan pengalaman proyek sebelumnya juga berdasarkan standar tersendiri diperusahaannya seperti halnyakontraktor besar, namun tidak seperti kontraktor besar terutama dalam hal

kelengkapan inventarisasi data proyek sebelumnya terutama proyek-proyek yangkhusus dan tingkat pengalaman serta sumberdaya manusia berupa tenaga ahliyang terbatas di perusahaan. Sama halnya dengan kontraktor besar pada akhirnyanilai tersebut dijadikan persentase terhadap biaya langsung. Pada kontraktor kecilsebagian besar menetapkan nilai tertentu hanya berdasarkan pengalaman proyek sebelumnya karena data historis proyek tidak terinventarisir dengan baik olehperusahaan dan pada akhirnya nilai tersebut diambil berupa persentase secaraumum terhadap biaya langsung untuk mempermudah penetapannya. Tidak teridentifikasi secara detail komponen-komponen biaya tidak langsung apa sajayang diperhitungkan, jadi hanya sebagai persentase perkiraan kasar yang suksespada proyek yang pernah dikerjakan sebelumnya” (Pradoto, 2010).Beranjak dari kesimpulan penelitian tersebut, salah satu yang mempengaruhiestimasi biaya tidak langsung pada proyek konstruksi adalah jenis kontrak konstruksi yang terdapat pada dokumen proyek. Pada proyek bangunan gedung,umumnya kontrak konstruksi yang digunakan adalah kontrak lump sum. Hipotesissementara bahwa pemodelan estimasi biaya tidak langsung setiap proyek konstruksi berbeda-beda dikarenakan menggunakan kontrak konstruksi yangberbeda. Pada proyek infrastruktur jalan kontrak konstruksi yang digunakan padaumumnya adalah kontrak unit price(Soemardi, 2010).Suatu survei pendahuluan mengenai estimasi biaya tidak langsung pada proyek infrastruktur jalan telah diketahui bahwa estimasi biaya tidak langsung yangdilakukan sangat berpengaruh besar terhadap keberhasilan memenangkan proyek dalam proses pelelangan. Selain itu dengan melakukan estimasi biaya tidak langsung secara tidak langsung dapat mengatasi resiko yang

Page 2: Tesis Doni - Copy

akan dihadapi dariproyek tersebut. Pada umumnya penetapan besaran biaya tidak langsungmerupakan persentase dari total nilai proyek secara keseluruhan. Komponen biayatidak langsung yang sering digunakan oleh kontraktor jalan adalah pajak, jaminan,asuransi, biaya umum, resiko, danoverhead .Pada tahun 2008 jumlah kontraktor di Indonesia berdasarkan Asosiasi KontraktorJalan Indonesia (AKJI) dan golongannya secara keseluruhan adalah sebesar 1.193 badan usaha dengan jumlah kontraktor kecil sebesar 921 badan usaha atau 77.20%, kontraktor menengah sebesar 223 badan usaha atau 18.69 %, dan kontraktorbesar sebesar 49 badan usaha atau 4.10 % (LPJK, 2008). Dari data tersebut dapatdiketahui bahwa persaingan diantara kontraktor jalan pada tiap kualifikasinyasecara nasional begitu ketat. Dengan begitu ketatnya persaingan tersebut tentunyauntuk mendapatkan peluang pasar dan bertahan dalam dunia konstruksi nasionalsangat berat. Hal ini terutama terjadi pada kontraktor kualifikasi kecil danmenengah dengan prosentase jumlah yang lebih besar dibandingkan dengankontraktor kualifikasi besar. Untuk mendapatkan pasar konstruksi berupa proyek konstruksi infrastruktur jalan yang dilelangkan, tentunya kontraktor harus pandaidalam memenangkan setiap proses lelang yang diukutinya. Salah satu cara yangdapat dilakukan kontraktor adalah dengan merancang dan mengajukan hargapenawaran yang kompetitif dan rancangan konstruksi yang baik. Isu dari salahsatu faktor tersebut adalah bagaimana cara untuk melakukan estimasi biayaproyek dalam RAB yang diajukan dalam proses pelelangan, khususnya dalammengestimasi biaya tidak langsung pada proyek infrastruktur jalan. Namunkendala utama dalam melakukan estimasi biaya tidak langsung tersebut adalahbelum diperolehnya informasi yang pasti pada proyek non-gedung, khususnyapada pekerjaan jalan.I.2. Rumusan MasalahBerdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Rahadian (2010) dan Yusuf (2010) mengenai praktek estimasi komponen biaya tidak langsung pada proyek bangunan gedung oleh kontraktor menengah dan besar di daerah Bandung danJakarta, terdapat pola karakteristik estimasi biaya tidak langsung denganmenentukan besarnya nilai biaya tidak langsung sebagai persentase dari biayalangsung. Pada bagian lain dari penelitian mereka ditemukan pemodelan estimasibiaya tidak langsung dengan model matematis regresinon linier yang memilikikecenderungan model menggambarkan hubungan semakin besar nilai kontrak maka nilai persentase rasio biaya tidak langsung terhadap nilai proyek akansemakin kecil.

Mekanisme penetapan biaya tidak langsung juga dipengaruhi oleh karakteristik proyek konstruksi (Rahadian dan Yusuf, 2010). Hal ini berarti setiap proyek konstruksi memiliki mekanisme yang berbeda satu dengan yang lain dalammelakukan estimasi biaya tidak langsung. Jika dilihat dari karakteristik proyeknya, proyek bangunan gedung pada umumnya memiliki tingkatketidakpastian dan variasi yang relatif lebih kecil karena volumenya telah dapatdiperkirakan dengan cukup akurat lewat spesifikasinya yang lengkap. Sementarapada proyek non-gedung, khususnya pada proyek jalan, volumenya belum dapatdiketahui secara rinci lewat spesifikasinya, karena taksiran volume yang kurang jelas terutama pada pekerjaan-pekerjaan bawah tanah seperti pekerjaansub-base,base,atausub-grade.Merujuk pada kondisi di atas, menarik untuk dilakukan penelitian mengenaikarakteristik estimasi biaya tidak langsung pada proyek non-gedung, khususnyapada proyek jalan. Untuk mengetahui ada tidaknya kesamaan dengan yang terjadipada proyek-proyek bangunan gedung. Dengan mengetahui ada tidaknyakesamaan praktek estimasi biaya tidak langsung pada proyek jalan dan bangunangedung, maka hal tersebut dapat dijadikan sebagai informasi berupa referensi bagikontraktor dalam melakukan estimasi biaya pada setiap proyek konstruksi.I.3. Tujuan PenelitianTujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:1. Mengidentifikasi apakah ada perbedaan prinsip dan mekanisme praktek estimasi biaya tidak langsung pada proyek jalan terhadap proyek bangunan gedung yang telah diteliti sebelumnya.2. 

Page 3: Tesis Doni - Copy

Mengetahui apakan ada persamaan atau tidak antara model estimasibiaya tidak langsung proyek jalan dengan model estimasi biaya tidak langsung proyek bangunan gedung.I.4. Manfaat PenelitianHasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan pendidikanpenelitian di bidang Manajemen dan Rekayasa Konstruksi serta dapat menjadiinformasi berupa referensi bagi kontraktor dalam melakukan estimasi biaya tidak

langsung pada proyek jalan dalam upaya memingkatkan efektifitas pembiayaandan harga penawaran yang kompetitif. Peneltian ini juga memberikan informasitambahan mengenai informasi hasil penelitian yang sudah pernah dilakukantentang estimasi biaya tidak langsung oleh peneliti sebelumnya. Pada akhirnyadiharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi yang berguna bagipenelitian berikutnya.I.5. Ruang Lingkup PenelitianDalam pembahasannya, penelitian ini dibatasi sebagai berikut:1. Responden yang akan dilibatkan dalam penelitian ini adalah kontraktorkualifikasi kecil, menengah, dan besar berdasarkan pada penggolongankualifikasi kontraktor pada Peraturan LPJK No. 11a Tahun 2008 tentangRegistrasi Usaha Jasa Konstruksi.2. Cakupan kuisioner adalah secara nasional yang diwakili oleh wilayahSumatera dan Jawa.3. Data yang akan digunakan untuk pemodelan estimasi biaya tidak langsungadalah data estimasi biaya proyek pada laporan aktual. Berdasarkanpenelitian terdahulu, data estimasi biaya proyek pada laporan aktual sulituntuk diperoleh, sehingga memungkinkan untuk menggunakan dataalternatif berupa data estimasi biaya proyek pada RAB proyek infrastruktur jalan yang meliputi data nilai total proyek dan biaya tidak langsung proyek.4. Kajian penelitian ini menitikberatkan pada proyek jalan. berupa proyek rehabilitasi jalan, dan pembangunan jalan baruI.6. Sistematika PenulisanSistematika penulisan yang digunakan dalam tesis ini sebagai berikut:BAB I PENDAHULUANMeliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, ruang lingkuppenelitian, dan sistematika penulisan.BAB II TINJAUAN PUSTAKAMeliputi landasan teori yang digunakan dalam tesis yang berisikan uraian yangbersifat teoritis yang berisikan hal-hal yang terkait dengan estimasi biaya proyek,proyek jalan, komponen biaya proyek konstruksi, kontrak konstruksi, danperusahaan kualifikasi perusahaan kontraktor.BAB III METODOLOGI PENELITIANMeliputi tahapan-tahapan penelitian yang terdiri dari pendekatan penelitian,rancangan penelitian, target responden, perancangan model kuesioner, teknik pengumpulan data dan jadwal pelaksanaan penelitian.BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANMeliputi hasil analisa serta pembahasan terhadap data yang telah dikumpulkanberdasarkan teknik pengumpulan data yang telah dilakukan.BAB V KESIMPULAN DAN SARANMeliputi kesimpulan dari uraian-uraian pada bab-bab sebelumnya, serta saranyang berguna bagi penelitian selanjutnya.Bab II Tinjauan PustakaII.1. Penelitian TerkaitTelah banyak dilakukan penelitian mengenai estimasi biaya proyek konstruksi.Hal tersebut terkait dengan estimasi estimasi biaya proyek keseluruhan, maupunbersifat secara parsial mengenai estimasi biaya langsung proyek konstruksi.Penelitian mengenai estimasi biaya tidak langsung proyek konstruksi masihterbatas. Dari kajian literatur yang dilakukan, berikut penelitian mengenaiestimasi biaya tidak langsung pada proyek konstruksi yang telah dilakukankhususnya pada bangunan gedung.1. Rahadian (2010), melakukan penelitian berupa kajian praktek estimasibiaya tidak langsung proyek konstruksi bangunan gedung pada kontraktorkualifikasi menengah. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah sebagaiberikut:a. Kontraktor kualifikasi menengah sebagian besar melakukan estimasibiaya tidak langsung dengan menetapkan nilai tertentu diambil selainberdasarkan pengalaman proyek sebelumnya

Page 4: Tesis Doni - Copy

juga berdasarkan standartersendiri diperusahaannya. Pada akhirnya nilai tersebut dijadikanpersentase terhadap biaya langsung.b. Ditemukannya pola suatu model estimasi biaya tidak langsungberdasarkan data laporan biaya proyek pada RAB. Dari modeltersebut terdapat hubungan nonlinier antara nilai proyek dengan resikobiaya tidak langsung terhadap nilai proyek. Besarnya rasio antarabiaya tidak langsung terhadap total nilai proyek cenderung menurunseiring dengan kenaikan proyek. Model yang dihasilkan juga tidak memprediksikan biaya tidak langsung yang hampir sama, yaituberkisar 10% meskipun dengan nilai proyek yang berbeda-beda. Halini menunjukkan bahwa model regresi yang dihasilkan tidak merepresentasikan nilai biaya tidak langsung secara actual pada suatuproyek konstruksi.2. Yusuf (2010), melakukan penelitian berupa kajian praktek estimasi biayatidak langsung proyek konstruksi bangunan gedung pada kontraktorkualifikasi besar. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah sebagaiberikut:a. kontraktor kualifikasi besar telah melakukan estimasi biaya tidak langsung. Secara konsisten pola estimasi biaya tidak langsungdilakukan dengan prosentase terhadap biaya langsung yang mengacukepada faktor internal yang meliputi data historis perusahaan sertakeahlian personil dan pengalaman perusahaan dalam estimasi. Selainfaktor internal, nilai prosentase biaya tidak langsung juga dipengaruhioleh faktor eksternal yang meliputi karakteristik proyek, dokumenproyek, karakteristik perusahaan, situasi tender, situasi ekonomi,karakteristik klien, dan karakteristik konsultan.b. Ditemukan pola suatu model estimasi biaya tidak langsungberdasarkan data laporan biaya proyek pada RAB. Dari hasil modeltersebut terdapat hubungan nonlinear antara nilai proyek dengan rasiobiaya tidak langsung terhadap nilai proyek. Kecenderungan modelmenggambarkan bahwa semakin besar nilai kontrak maka rasio biayatidak langsung terhadap nilai kontrak semakin kecil, artinya nilaibiaya tidak langsung semakin besar seiring dengan besarnya nilaikontrak.II.2. Estimasi Biaya Proyek KonstruksiII.1.2. Definisi Estimasi Biaya Proyek KonstruksiEstimasi biaya proyek konstruksi adalah perencanaan perkiraan biaya terhadapsumberdaya yang dibutuhkan dalam menyelesaikan suatu proyek. Dalamperkiraan biaya yang dihasilkan juga mempertimbangkan penyebab variasi biayaproyek dengan tujuan agar proyek dapat dikelola dengan baik (PMI, 2000).Estimasi biaya proyek konstruksi merupakan proses analisis perhitunganberdasarkan pada metode konstruksi, volume pekerjaan, dan ketersediaanberbagai sumber daya, dimana keseluruhan membentuk operasi pelaksanaanoptimal yang membutuhkan pembiayaan (Muzayanah, 2008).

Estimasi biaya proyek konstruksi adalah perkiraan dari keseluruhan biaya yangakan dikeluarkan dalam pelaksanaan proyek konstruksi serta sumber daya apa sajayang diperlukan untuk dapat menyelesaikan proyek tersebut. Estimasi biayadilakukan untuk mengurangi ketidakpastian anggaran biaya, tingkat resiko yangmungkin terjadi secara efektifitas pebiayaan guna mencapai harga penawaranyang kompetitif atau dapat bersaing dalam proses pelelangan konstruksi (Yusuf,2010).Estimasi biaya konstruksi merupakan perkiraan terhadap keseluruhan biaya yangakan dikeluarkan dalam pelaksanaan suatu proyek konstruksi di masa yang akandatang dimana sumberdaya apa saja yang diperlukan untuk dapat menyelesaikanseluruh kegiatan dalam proyek konstruksi. Perlunya melakukan proses estimasisebagai alas an akurasi yang dapat mengurangi ketidakpastian dan tingkat risikoyang mungkin terjadi pada suatu proyek konstruksi, serta untuk mendapatkanprofit sesuai dengan yang diinginkan (Rahadian, 2010).Estimasi biaya proyek adalah unsur penting dalam pengelolaan biaya proyek secara keseluruhan karena memiliki fungsi yang amat luas dalam merencanakandan mengendalikan sumber daya seperti material, tenaga kerja, waktu dan lain-lain (Latupeirissa, 2007).Estimasi biaya proyek (cost estimating) dapat digunakan untuk beberapa tujuan,seperti penentuan kelayakan ekonomi suatu proyek, evaluasi beberapa alternatif proyek, perencanaan anggaran proyek, dan penyediaan biaya proyek awal danpengendalian jadwal proyek (AACE, 1992).

Page 5: Tesis Doni - Copy

II.2. Metode Estimasi Biaya KonstruksiAda beberapa metode yang dapat digunakan dalam estimasi biaya sebagai berikut:1. Berdasarkan AACE International - the Association for the Advancement of Cost EngineeringTahun 1992 adalah:a. Metodologi konseptual yang terdiri dari beberapa metodologi, yaitu:1. Metode End-Product Units

Metode estimasi ini digunakan ketika estimator telah cukup memilikidata historis yang sesuai untuk beberapa proyek yang sama. Metoda inimelakukan pendekatan estimasi dengan cara menghubungkan total unitproduk yang dihasilkan (capacity units) dari suatu proyek terhadapbiaya konstuksi yang telah dikeluarkan untuk proyek tersebut. Metodeini hanya memperkirakan secara cepat terhadap kapasitas produk akhirdari suatu proyek. Beberapa contoh dari hubungan antara biayakonstruksi dan produk akhir yang dihasilkan, seperti biaya konstruksidari sebuah pembangkit listrik terhadap kapasitas dari pembangkit itusendiri dalamkilowatt , dan biaya konstruksi dari pembangunan hotelterhadap kapasitas kamar hotel tersebut.2. MetodePhysical Dimentions Pendekatan sama seperti metode End-Product Units, namun metodePhysical Dimentionsmenggunakan dimensi fisik, seperti panjang,volume, area, luasan tertentu. Dimensi tersebut digunakan sebagaifaktor pengendali dalam estimasi. Contohnya estimasi bangunandilakukan dengan pendekatansquare feet/metersatau volume daribangunan tersebut.3. MetodeCapacity Factor  Suatu pendekatan estimasi biaya dengan perkiraan faktor kapasitasadalah satu dimana biaya fasilitas baru berasal dari biaya fasilitassemacam itu dari kapasitas yang diketahui. Itu bergantung padahubungannon-linier antara kapasitas (capacity) dan biaya (cost ).Pendekatan estimasi biaya dengan metode ini cepat dan cukup akuratkhususnya untuk persiapan estimasi lebih awal selama perencanaanproyek. Metode ini membutuhkan data biaya historis dan data kapasitasuntuk proses dan kegiatan yang sama. Selain itu pendekatan metode inisering digunakan untuk estimasi akurat secara cepat dan seringdigunakan untuk pengambilan keputusan pada masa pra perencanaansuatu proyek.

Page 6: Tesis Doni - Copy

dengan proyek yang akan dikerjakan. Hal ini dilakukan karenaketerbatasan informasi yang diperoleh mengenai proyek yang akandikerjakan. Estimasi analogi juga merupakan bentuk lain dariexpert  judgement .Secara umum estimasi analogi menghabiskan biaya yang sedikitdibandingkan metode lainnya, namun hasilnya kurang akurat. Metode inibiasanya digunakan bila:1. Proyek yang sebelumnya pada kenyataannya sama bukan hanya daritampilannya saja.2. Individu atau kelompok membutuhkan keahlian dalam mengestimasi.b. Model ParameterModel parameter melibatkan penggunaan karakteristik proyek yangdigunakan sebagai parameter dalam model matematis untuk memprediksibiaya. Model parameter dapat berupa persamaan sederhana dimana biayadapat ditentukan berdasarkan luas bangunan ataupun suatu persamaanyang kompleks dimana diperlukan alat bantu perangkat lunak dalamaplikasinya dan melibatkan banyak variabel pengaruh dalamperhitungannya. Antara biaya dan tingkat akurasi dalam metode ini sangatbesar variasinya. Metode ini umumnya digunakan bila:3. Informasi proyek sebelumnya digunakan untuk mengembangkanmodel agar menjadi akurat.4. Parameter yang digunakan dalam model sudah terukur.5. Model terskala (contohnya model dapat digunakan untuk proyek dengan skala kecil maupun besar).c. Estimasi Bottom-up Metode ini melibatkan proses estimasi secara individual dari masing-masing kegiatan yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu proyek kemudian dirangkum dalam biaya proyek keseluruhan. Biaya dan tingkatakurasi estimasibottom upadalah digerakkan berdasarkan ukuran itempekerjaan individual, semakin sedikit item pekerjaan dapat meningkatkanbiaya dan tingkat akurasi. Tim manajemen proyek harusmempertimbangkan penambahan tingkat akurasi dibandingkan denganpenambahan biaya.d. KomputerisasiPenggunaan alat bantu komputer dalam estimasi biaya seperti penggunaanWinEst atau software lainnya yang menggunakan analisa statistik sudahbanyak digunakan dan sangat membantu dalam proses estimasi biaya yangmenghasilkan perkiraan biaya yang akurat.e. Metode lainMetode lainnya yang dapat digunakan adalah analisis penawaran yangdilakukan oleh kontraktor dalam dokumen penawaran suatu proyek konstruksi.3. Menurut Oberlender dan Peurifoy (2002) dalam Estimating ConstructionCosts, estimasi biaya konstruksi dibagi menjadi dua jenis, yaitu:a. Estimasi Taksiran ( Approximate Estimate)Estimasi ini biasanya dilakukan untuk memberikan informasi bagi pemilik (owner ) secara cepat untuk memutuskan apakah proyek akan dibangunatau tidak. Selain itu estimasi taksiran juga untuk tujuan perhitungan pajak yang perlu dibayarkan jika proyek diimplementasikan (Litupeirissa, 2007).b. Estimasi Secara RinciEstimasi secara rinci dilakukan untuk dua penggunaan, yaitu untuk mengajukan penawaran harga terhadap suatu pekerjaan dan digunakansebagai basis dalam melakukan kontrol dari suatu proyek. Estimasi biayasecara rinci dapat dilakukan setelah lengkap data/informasi dari

Page 7: Tesis Doni - Copy

proyek seperti tersedianya dokumen gambar, spesifikasi teknis dan persyaratanpendukung lainnya. Estimasi ini akan memberikan hasil yang lebih akuratdengan semakin lengkapnya dukungan dari data/informasi yang dimiliki.Estimasi ini juga dapat dilakukan olehowner guna dijadikan acuan bagiharga penawaran yang diajukan oleh penawar. Tingkat akurasi dariestimasi ini berkisar antara + 15% dan – 15% (Litupeirissa, 2007).Beberapa input yang digunakan untuk mengestimasi biaya adalah:1.Work Breakdown Structure (WBS).2.Jenis resource dan jumlah yang dibutuhkan pada setiap komponen WBS.3.Unit rate resource, seperti pekerja biaya per jam dan material biaya per m3.4.Estimasi durasi kegiatan.5.Informasi historis yang berasal dari proyek-proyek sebelumnya, atau databiaya estimasi komersil atau pengetahuan tim proyek.6.Bagan yang menjelaskan kode yang digunakan untuk melaporkan informasikeuangan dalam buku kas perusahaan.

II.3. Proyek KonstruksiProyek merupakan suatu rangkaian kegiatan dan kejadian yang saling terkaituntuk mencapai tujuan tertentu dan membuahkan hasil dalam suatu jangkatertentu dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia (Muzayanah, 2008).Proyek didefinisikan sebagai suatu usaha yang bersifat sementara yang beradadalam suatu keterbatasan untuk menciptakan suatu produk atau pelayanan yangunik (PMIGuide to Project Management Body of Knowledge, 2000).Definisi dari proyek konstruksi adalah suatu kegiatan sementara yang berlangsungdalam waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu, dan dimaksudkanuntuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah digariskan dengan jelas.II.3.1. Jenis-Jenis Proyek KonstruksiJenis proyek konstruksi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:1. Proyek konstruksi bangunan gedungAdalah proyek konstruksi yang menghasilkan tempat orang bekerja atautinggal. Proyek konstruksi bangunan gedung meliputi rumah, kantor,pabrik, apartemen, dan sebagainya.2. Proyek konstruksi non-gedung (Bangunan Sipil)Proyek konstruksi Proyek konstruksi yang digunakan untuk mengendalikan alam agar berguna bagi kepentingan manusia. Proyek bangunan sipil meliputi infrastruktur jalan, jembatan, dan bendungan.Proyek konstruksi tentunya memiliki suatu karakteristik tersendiri yang bersifatheterogen, artinya antara jenis proyek yang satu berbeda dengan proyek lainnyabaik dari segi perencanaan, spesifikasi dan volume pekerjaan, komponen estimasibiaya proyek, dan ketidakpastian dan tingkat resikonya. Pada proyek bangunangedung memiliki tingkat ketidakpastian, dan variasi yang lebih kecil. Hal inidikarenakan pada proyek bangunan gedung memiliki spesifikasi dan volumpekerjaan yang rinci dan lengkap. Sedangkan pada proyek konstruksi non-gedung,seperti proyek infrastruktur jalan, tidak seperti pada proyek bangunan gedung.Dimana proyek infrastruktur jalan memiliki tingkat ketidakpastian, dan variasiyang lebih besar. Hal ini dikarenakan spesifikasi dan volume pekerjaan yangkurang jelas terutama untuk pekerjaan bawah tanah seperti pekerjaan subbase,base, dan subgrade.II.3.2. Komponen Biaya Proyek KonstruksiPada perencanaan dan pelaksanaan suatu proyek konstruksi, komponen yangterkait di dalamnya adalah biaya, mutu, dan waktu. Ketiga komponen tersebutmerupakan suatu batasan yang harus dipenuhi oleh kontraktor. Ketiga batasan diatas disebut sebagai tiga kendala (triple constraint ) (Ahuja; Dozzi; Abourizk,1994).Terkait dengan penjelasan di atas, komponen terpenting dari ketiga batasan di atasadalah biaya. Hal ini berkaitan langsung dengan terlaksana atau tidaknya suatuproyek. Dalam proses pelelangan pun kontraktor harus dapat mengestimasi biayaproyek sebaik mungkin agar

Page 8: Tesis Doni - Copy

dapat bersaing dengan kontraktor lainnya. Hal yangdijadikan sebagai penilaian utama dari suatu proses pelelangan proyek adalahkontraktor yang dapat memberikan penawaran yang paling rendah diantarakontraktor-kontraktor pesaing lainnya. Setelah proyek konstruksi dimenangkan,maka langkah selanjutnya yang harus dilakukan oleh kontraktor adalahmengupayakan pengawasan dan pengendalian anggaran biaya yang telahditetapkan dalam kontrak kontruksi sesuai dengan perencanaan sebelumnya.Rekayasa biaya konstruksi (cost engineering) adalah area dari kegiatanengineering dimana pengalaman dan pertimbangan engineering dipakai padaaplikasi prinsip-prinsip teknik dan ilmu pengetahuan dalam masalah perkiraanbiaya, pengendalian biaya, rencana bisnis dan pengetahuan manajemen, analisa

keuangan, manajemen proyek, dan perencanaan dan penjadwalan (AACEInternational, 1992).Dalam melakukan estimasi biaya proyek secara keseluruhan tentunya memilikikomponen-komponen yang menentukan besaran total biaya proyek tersebut.Menurut AACE Iternational Tahun 1992, struktur dari biaya konstruksi terdiridari dua komponen utama, yaitu biaya langsung (direct cost ), dan biaya tidak langsung (indirect cost ). Secara umum struktur biaya proyek konstruksidigambarkan sebagai berikut.

(Sumber:The Assosiation for the Advancement of Cost Engineering, 1992)

Gambar II.1. Struktur Biaya Proyek Konstruksi

Menurut Oberlender dan Peurifoy (2002), komponen estimasi biaya konstruksidalam estimasi biaya secara rinci adalah sebagai berikut:

Page 9: Tesis Doni - Copy

Gambar II.2 Komponen-Kompnen Estimasi Biaya Konstruksi Dalam EstimasiBiaya Secara Rinci

Menurut Direktorat Bina Marga dalam Panduan Analisis Harga Satuan (PAHS) (2006),komponen estimasi biaya konstruksi adalah sebagai berikut:

Gambar II.3 Struktur Estimasi Biaya Dalam Panduan Analisis Harga Satuan(PAHS)

Dari ketiga jenis struktur biaya konstruksi, terdapat perbedaan yang mencolok.Pada struktur estimasi biaya yang dimiliki oleh AACE memperlihatkan lebihdetail jika dibandingkan dengan yang lainnya. Terlihat pada komponen-komponenbiaya tidak langsung, yaitu adanya pemisahan antara komponenoverhead dankondisi umum (general condition). Sedangkan pada struktur kedua tidak terlihatdalam komponen biaya tidak langsung yang merupakan komponen kondisiumum. Pada struktur ketiga, biaya umum masuk ke dalamoverhead .II.3.2.1. Biaya Langsung Proyek KonstruksiBiaya langsung proyek konstruksi adalah komponen biaya yang berkaitanlangsung dengan volume pekerjaan yang tertera dalam item pembayaran ataukomponen hasil akhir proyek berdasarkan gambar rencana dan spesifikasi teknisdalam kontrak konstruksi. Komponen biaya langsung terdiri dari biaya upahtenaga kerja, operasi peralatan, material, dan semua biaya yang berada di bawahkendali sub-kontraktor (AACE,1992).Biaya langsung adalah semua biaya yang menjadi komponen permanen hasil akhirproyek, terdiri dari biaya material, biaya peralatan, biaya upah tenaga kerja danbiaya subkontraktor (Oberlender dan Peurifoy, 2002).II.3.2.2. Biaya Tidak Langsung Proyek KonstruksiBiaya tidak langsung proyek konstruksi adalah biaya yang tidak berkaitan secaralangsung dalam pelaksanaan proyek konstruksi, namun memiliki support dalampelaksanaan proyek konstruksi yang terkait dengan beberapa pekerjaankonstruksi. Biaya tidak langsung dialokasikan untuk pekerjaan yang berdasarkanpada beberapa komponen biaya langsung seperti waktu penyelesaian pekerjaan,biaya material atau keduanya (AACE, 1992).Menurut Oberlender dan Peurifoy (2002) biaya tidak langsung adalah semuabiaya yang mendukung pekerjaan tetapi tidak tercantum dalam mata pembayarandari pekerjaan seperti biaya

Page 10: Tesis Doni - Copy

overhead (general overhead dan project overhead ),contingenciesdan keuntungan ( profit ).

Komponen-komponen biaya tidak langsung menurut AACE International - the Association for the Advancement of Cost EngineeringTahun 1992 adalah sebagaiberikut:1. Pajak (Taxes)Pajak yang termasuk dalam komponen biaya tidak langsung bermacam-macam, yaitu pajak material, pajak peralatan, pajak pekerja, dsb. Nilaipajak bervariasi secara signifikan tergantung dari lokasi dan status pajak owner. Pada umumnya mereka mempunyai katalog secara terpisah untuk memfasilitasi kegiatan keuangan.2. Kondisi Umum (General Condition)Persyaratan umum kontrak menetapkan dan mendefinisikan hak dankewajiban dari tiap pihak yang terlibat dalam kontrak dan membuatperaturan-peraturan proyek yang bersifat non teknis atau administratif.Peraturan ini masih bersifat umum dan tergantung dari karakteristik proyek.Hal yang termasuk ke dalam kondisi umum adalah pekerjaan yang tidak terdapat dalam dokumen kontrak yang harus dilaksanakan oleh kontraktorguna menunjang kegiatan konstruksi yang akan dilakukan sesuai dengandokumen kontrak. Sebagai contoh adalah pekerjaan pembangunan jalanakses menuju lokasi proyek. Jika tidak terdapat di dalam spesifikasipekerjaan dalam dokumen kontrak, maka pekerjaan pembangunan jalanakses tersebut masuk ke dalam kondisi umum.Selain itu yang termasuk dalam kondisi umum salah satunya adalaheskalasi. Eskalasi adalah kenaikan biaya dari suatu barang dan jasa yangdiakibatkan karena faktor inflasi. Eskalasi berpengaruh pada biaya proyek dan pada umumnya dihitung dengan rumus tertentu sesuai denganperaturan yang ada dan telah disepakati sebelumnya oleh kontraktor danowner.3. Biaya Resiko ( Risk )Elemen risiko terdiri dari dua kategori, yaitu:

a. Keuntungan (Profit )Keuntungan adalah sejumlah uang yang oleh kontraktor dimasukkankedalam harga sebagai kompensasi risiko, upaya, dan usaha untuk menjalankan sebuah proyek. Keuntungan sebenarnya adalah "sisa" dariuang yang tersisa setelah kontraktor telah memenuhi semua biaya (baik langsung maupun tidak langsung) pada suatu proyek. Jumlahkeuntungan yang akan ditambahkan adalah sangat subjektif dantergantung pada pertimbangan seperti kompetisi, seberapa pentingproyek, pasar kerja, kondisi pasar lokal dan ekonomi.b. Biaya Tak Terduga (

Page 11: Tesis Doni - Copy

Contigency Fee)Biaya tak terduga adalah sejumlah nilai yang dimasukkan dalamestimasi bilamana terjadi perubahan atau penambahan biaya proyek yang diperlukan berdasarkan pengalaman. Biaya tak terduga dapatdihitung melalui analisis statistik proyek dimasa lalu denganmenerapkan biaya atau pengalaman yang diperoleh pada proyek-proyek yang sejenis. Hal ini biasanya tidak termasuk perubahan kejadian tidak terduga yang besar seperti pemogokan atau gempa bumi. Biaya tak terduga mencakup biaya yang mungkin disebabkan oleh desain yangtidak lengkap, kondisi yang tak terduga, atau ketidakpastian dalamlingkup proyek yang ditetapkan. Jumlah kontingensi akan tergantungpada status desain, pengadaan dan konstruksi, serta kompleksitas danketidakpastian dari bagian komponen proyek.Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2011),contingencyadalah tak terduga, kemungkinan dan ketidaktentuan. Sedangkancontingency feeadalah biaya tak terduga.Menurut Oberlender dan Peurifoy (2002) dalam EstimatingConstruction Costs,contingencyadalah komponen yang diperlukandalam suatu estimasi.Contingencydimasukkan ke dalam estimasiberdasarkan pada ketidakpastian (uncertainty) seperti harga satuan,eskalasi / kenaikan, jadwal, kelalaian, dan kesalahan dalam pelaksanaanproyek. Dalam pengertian sederhana,contingencyadalah sejumlah uangyang ditambahkan ke dalam estimasi awal yang bertujuan untuk memperoleh prediksi biaya total proyek yang lebih baik (Oberlenderdan Peurifoy, 2002).4. OverheadOverhead dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu:1. Overhead Kantor ( Home Office Overhead )Overhead kantor adalah biaya akhir dan berdasarkan pengalamandikeluarkan dalam melakukan bisnis, terlepas dari jumlah pekerjaanyang sudah diselesaikan atau kontrak yang diterima. Overhead kantormeliputi item seperti sewa kantor, utilitas, peralatan komunikasi(telepon dan mesin faks), iklan, gaji pegawai kantor (misalnya, direksi,estimator, dan staf pendukung lainnya), sumbangan, biaya hukum, danpengeluaran akuntansi. Dengan kata lain, overhead kantor mewakilibiaya overhead yang tidak dibebankan pada suatu proyek tertentu.Salah satu metode penghitungan biaya overhead kantor adalah denganmenggunakan metode prosentase dimana prosentase yang digunakanadalah rasio total biaya proyek tertentu terhadap seluruh total biayadivisi atau perusahaan.2. Overhead Proyek ( Job Site Overhead )Overhead proyek adalah ketentuan yang terdapat di dalam kontrak,pemesanan pembelian, atau spesifikasi yang tidak khusus untuk transaksi tertentu, tetapi yang berlaku untuk semua transaksi. Biasanya,item ini tidak dapat dibebankan pada elemen pekerjaan tertentu. Padaumumnya mencakup pengawasan, fasilitas sementara, kantor proyek,toilet, utilitas, transportasi, pengujian, ijin, foto, alat-alat kecil dan itemserupa lainnya. Hal ini juga mungkin termasuk biaya obligasi danasuransi yang terkait dengan suatu proyek tertentu.Menurut Oberlender dan Peurifoy (2002), Komponen biaya tidak langsung dalamestimasi biaya konstruksi pada estimasi secara rinci, yaitu:1. Biayaoverhead , dibagi atas:

Page 12: Tesis Doni - Copy

a. General Overhead / Overhead kantor ,merupakan biaya-biaya yangdikeluarkan untuk operasional perusahaan ke dalam paket pekerjaan,seperti sewa kantor, gaji dan segala tunjangan direksi, karyawan (fasilitaskaryawan, asuransi), biaya utilitas (listrik, air, telepon, retribusi lainnya),pemasaran, depresiasi dan lain-lain. b. Project Overhead / Overhead Proyek, merupakan biaya tidak langsungyang dikeluarkan untuk keperluan proyek dan dialokasikan proporsionalterhadap paket pekerjaan seperti: biaya untuk melakukan estimasi; biayamengikuti tender; biaya untuk jaminan proyek ( Bid bond, performancebond, dll);biaya asuransi tenaga kerja, peralatan, material; perijinan; biayautilitas proyek. 2. Contingencies(Kontijensi)Biaya ini dialokasikan untuk mengantisipasi atas kekurangan informasi dankesalahan dalam menginterpretasikan informasi yang diperoleh sehinggamenimbulkan suatu ketidakpastian (uncertainty) Hal ini dapat menjadi salahsatu risiko yang akan dihadapi dalam pelaksanaan nantinya. Sebaiknyapengalokasian biaya kontijensi diminimalkan dengan melakukan estimasidengan sebaik-baiknya dan melengkapi ketidakjelasan atau kekuranganinformasi tersebut dengan menanyakan langsung kepada untuk mendapatkannilai-niilai penawaran yang tetap.3. Keuntungan(Profit )Tujuan estimator dalam menganalisis keuntungan adalah mengharapkankeuntungan yang maksimal. Keuntungan dapat diartikan sebagai suatu yangdiperoleh atas risiko yang dihadapi. Besarnya nilai keuntungan dapatditambahkan pada nilai estimasi yang dibuat.II.4. Model Estimasi BiayaModel estimasi biaya adalah serangkaian hubungan matematis yang diatur dalamurutan yang sistematis untuk merumuskan metodologi biaya dimana output,berupa estimasi biaya, berasal dari input yang terdiri dari kuantitas dan harga.Model estimasi biaya dapat disebut sebagai Cost Estimating Relationship (CER),yang dinyatakan dalam suatu persamaan matematis dimana biaya dapat dihitungsecara proporsional dari variabel-variabel pembentuknya. Masing-masingvariabel mempunyai parameter tersendiri untuk membentuk persamaan tersebut(US DOE, 1997).Cost behaviour merupakan cara biaya untuk mengubah kedalam volume ataukegiatan. Analisacost behaviour adalah pengujian dari variabel biaya yangspesifik untuk menentukan tanggapan mereka untuk mengubah kedalam produksiatau volume penjualan. Metode untuk menentukan cost behaviour adalah melaluimodel biaya (cost model) yang dapat ditentukan denganengineering method,account analysis, scatter plot, high lowdanstatistical methods (regression) (Yusuf, 2010).Salah satu metode yang dapat digunakan dalam membuat suatu model estimasibiaya dengan pendekatan analisa statistik adalah dengan analisis regresi.Pendekatan analisis statistik dengan analisis regresi ini merupakan pendekatanyang baik dalam menentukan hubungan antara parameter

Page 13: Tesis Doni - Copy

dengan biaya sertamenentukan persamaan matematis yang digunakan sebagai model estimasi biaya.Pemodelan estimasi biaya dengan bentuk regresi sangat tergantung padabanyaknya data historis yang diolah dalam analisis statistik. Berikut merupakanhasil penelitian mengenai pemodelan estimasi biaya, khususnya yangmenggunakan pendekatan analisis statistik dengan analisis regresi:1. US DOE (1997),Melakukan perhitungan biaya tidak langsung dengan memplot rasioperbandingan antara biaya material dengan biaya tenaga kerja padaGambar 2.2 sehingga didapatkan prosentase biaya tidak langsung terhadapbiaya langsung. Gambar tersebut adalah sebuah diagram yangdikembangkan melalui serangkaian kerangka waktu untuk rata-rata biayatidak langsung dari berbagai kontraktor fixed price yang bekerja di IdahoLaboratorium Energi Nasional.

(Sumber: US DOE, 1997)Gambar II.2 Idaho International Energy Laboratory Indirect Cost2. Rahadian (2010),Melakukan perhitungan biaya tidak langsung dengan memodelkanestimasi biaya tidak langsung proyek konstruksi bangunan gedung padakontraktor kualifikasi menengah berdasarkan data laporan biaya proyek pada RAB. Dari model tersebut terdapat hubungan nonlinier antara nilaiproyek dengan resiko biaya tidak langsung terhadap nilai proyek.Besarnya rasio antara biaya tidak langsung terhadap total nilai proyek cenderung menurun seiring dengan kenaikan proyek. Model yangdihasilkan juga tidak memprediksikan biaya tidak langsung yang hampirsama, yaitu berkisar 10% meskipun dengan nilai proyek yang berbeda-beda. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi yang dihasilkan tidak merepresentasikan nilai biaya tidak langsung secara aktual pada suatuproyek konstruksi.3. Yusuf (2010),Melakukan perhitungan biaya tidak langsung dengan memodelkanestimasi biaya tidak langsung proyek konstruksi bangunan gedung padakontraktor kualifikasi besar berdasarkan data laporan biaya proyek padaRAB. Dari hasil model tersebut terdapat hubungan nonlinear antara nilaiproyek dengan rasio biaya tidak langsung terhadap nilai proyek.Kecenderungan model menggambarkan bahwa semakin besar nilaikontrak maka rasio biaya tidak langsung terhadap nilai kontrak semakinkecil, artinya nilai biaya tidak langsung semakin besar seiring denganbesarnya nilai kontrak.II.5. Kontrak KonstruksiKontrak kerja adalah suatu persetujuan yang dibuat oleh satu pihak untuk mengerjakan sesuatu bagi kepentingan pihak yang lain menurut persyaratan yangtelah ditentukan dan disepakati bersama (Artikel non-personal, 2010).Kontrak konstruksi adalah keseluruhan dokumen yang mengatur hubunganhukum antara pengguna jasa dan penyedia jasa dalam penyelenggaraan pekerjaankonstruksi

Page 14: Tesis Doni - Copy

(UUJK No.18, 1999).Kontrak konstruksi pada dasarnya adalah suatu bentuk formal perjanjian yangmengalihkan penanggungan suatu resiko dari satu pihak ke pihak lainnya melaluimekanisme pemberian suatu imbalan tertentu. Resiko pembangunan yangdihadapi oleh pemilik dialihkan kepada kontraktor melalui perjanjian kontrak konstruksi. Sebaliknya, pemilik berjanji menanggung resiko pembayaran kepadakontraktor sebagai imbalan melaksanakan pembangunan konstruksi yangdiinginkannya (Patar, 2005).Penyebab suatu proyek konstruksi memiliki ketidakpastian dan tingkat resikotertentu salah satunya oleh jenis kontrak konsrtuksi yang dipakai oleh. Hal inimemungkinkan untuk setiap proyek konstruksi memiliki perlakukan yang berbedadalam melakukan estimasi biaya total proyek.II.5.1. Jenis-Jenis Kontrak KonstruksiPemilihan jenis kontrak konstruksi dalam suatu proyek didasarkan padakarakteristik proyek yang akan diselesaikan. Kontrak kontsruksi untuk peruntukanproyek bangunan gedung tentunya berbeda dengan kontrak konstruksi untuk peruntukan proyek non-gedung.Salah satu jenis kontrak konstruksi adalah kontrak  fixed price. Kontrak Fixed  priceadalah kontrak konstruksi yang mengatur proses penyelesaian pekerjaankonstruksi didasarkan pada harga yang disetujui dan pelaksanaannya menurutbestek (tender dokumen) yang ditetapkan dan diterima kontraktor. Kontrak  fixed  priceterdiri dari dua, yaitu kontrak lump sumdan kontrak unit price.II.5.1.1. Kontrak Lump Sum Definisi kontrak lum sumpadalah kontrak jasa atas penyelesaian seluruhpekerjaan dalam jangka waktu tertentu dengan jumlah harga pasti dan tetap sertasemua resiko yang mungkin terjadi dalam proses penyelesaian pekerjaan yangsepenuhnya ditanggung oleh penyedia jasa sepanjang gambar dan sepesifikasitidak berubah (PP No. 29 Tahun 2000 Pasal 21 tentang Penyelenggaraan JasaKonstruksi).Dari definisi di atas dapat diketahui bahwa pada kontrak lump sum terdapat hal-hal sebagai berikut:1. Jumlah harga tidak berubah kecuali adanya perintah perubahan jumlahharga dari pengguna jasa konstruksi (owner ).2. Volume pekerjaan dalam kontrak tidak boleh diukur ulang.3. Nilai kontrak berubah bila ada perintah perubahan seperti kerja tambah,kurang atau perubahan spek.4. Resiko salah hitung volume ada pada penyedia jasa.II.5.1.2. KontrakUnit PriceKontrak unit priceadalah kontrak jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam jangka waktu tertentu berdasarkan harga satuan yang pasti dan tetap untuk setiapsatuan/unsur pekerjaan dengan spesifikasi teknis tertentu, yang volume

Page 15: Tesis Doni - Copy

pekerjaannya didasarkan pada hasil pengukuran bersama atas volume pekerjaanyang benar-benar telah dilaksanakan oleh penyedia jasa (PP No. 29 Tahun 2000Pasal 21 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi).Dari definisi di atas dapat diketahui bahwa pada kontrak unit priceterdapat hal-hal sebagai berikut:1.Tidak ada resiko bagi pengguna jasa terhadap kelebihan membayar.2.Tidak ada keuntungan mendadak bagi penyedia jasa.3.Memungkinkan terjadinya pekerjaan ulang sehingga dapat menimbulkanterjadinya tindakan kolusi.

II.6. Kualifikasi Perusahaan KontraktorBerdasarkan Perlem LPJK No. 11a Tahun 2008 tentang Registrasi Usaha Jasa Konstruksi Pasal 10, perusahaan kontraktordikualifikasikan ke dalam tiga kelompok utama, yaitu kontraktor kualifikasi kecil, menengah, dan besar. Kemudian dalam peraturantersebut, perusahaan kontraktor dikualifikasikan sebagai berikut:

Tabel II.1. Persyaratan Penetapan Kualifikasi Usaha Jasa Pelaksanaan Konstruksi

Bab III Metodologi PenelitianPenelitian ini adalah suatu kajian mengenai praktek estimasi biaya tidak langsungproyek infrastruktur jalan yang dilakukan oleh kontraktor kualifikasi kecil,menengah, dan besar termasuk mengidentifikasi komponen-komponen biaya tidak langsung yang diestimasi. Bagian lain penelitian ini juga dibuat suatu model biayatidak langsung yang dapat digunakan dalam estimasi biaya proyek konstruksi,khususnya pada proyek infrastruktur jalan.III.1. Pendekatan Penelitian

Page 16: Tesis Doni - Copy

Penelitian dirancang sebagai studi yang bertujuan sebagai berikut:1. Mempelajari prinsip-prinsip, dan mekanisme estimasi biaya tidak langsungpada proyek jalan.2. Membuat model estimasi biaya tidak langsung sehingga dapat digunakanuntuk menghitung besarnya biaya tidak langsung pada proyek jalan.Penelitian ini dirancang dengan menggunakan pendekatan secara kualitatif dankuantitatif. Pendekatan kualitatif dilakukan untuk memperoleh gambarankarakteristik dan prilaku praktek estimasi biaya tidak langsung proyek infrastruktur jalan yang dilakukan oleh kontraktor kualifikasi kecil, menengah,dan besar. Sedangkan pendekatan kuantitatif dilakukan untuk merumuskan modelestimasi biaya berdasarkan data empirik berupa data estimasi biaya proyek padalaporan aktual, dan data estimasi biaya proyek pada RAB.Pengambilan data akan dilakukan dengan melalui mekanisme wawancara,penyebaran kuesioner dan pengumpulan data laporan aktual dan data RAB daricalon responden yang berasal dari kontraktor kualifikasi kecil, menengah, danbesar di Indonesia. Dengan pendekatan yang ada, maka survei dilakukan dengancara sebagai berikut:1. KuesionerPengambilan data dengan kuesioner dilakukan dengan melakukanpendekatan secara kualitatif untuk memperoleh gambaran bagaimana cara

setiap manajer konstruksi melakukan penetapan dan perhitungan biayatidak langsung dalam suatu proyek jalan. Selain itu dengan menggunakankuesioner untuk mendapatkan variabel-variabel yang digunakan dalammenentukan besaran biaya tidak langsung tersebut.2. WawancaraPengambilan data dengan wawancara ini dilakukan dengan pendekatankualitatif untuk mendukung data kualitatif hasil kuesioner yang telahdilakukan, dan untuk mengetahui setiap biaya tidak langsung sertavariabel-variabelnya disetiap proyek jalan yang ditangani oleh kontraktordi Indonesia.Pengambilan data dengan wawancara ini bersifatoptional, jika dariresponden bersedia untuk diwawancara lebih lanjut, maka akan dilakukanwawancara langsung kepada responden. Namun jika tidak bersedia untuk diwawancara lebih lanjut, maka hanya dilakukan pengambilan data dengankuesioner. Pengambilan data kepada setiap responden bisa dilakukandengan kedua instrumen survei tersebut berupa kuesioner, dan wawancaraatau hanya dengan kueasioner saja.3. Pengambilan dataPendekatan lainnya adalah pendekatan kuantitatif yang dilakukan untuk merumuskan model estimasi biaya berdasarkan data empirik denganmetode yang digunakan adalah pengumpulan data estimasi biaya proyek dari RAB, dan data laporan aktual proyek.III.2. Rancangan PenelitianRancangan penelitian yang akan digunakan sama seperti penelitian terdahulu,yaitu praktek estimasi biaya tidak langsung yang dilakukan kontraktor padaproyek bangunan gedung. Rancangan penelitian adalah sebagai berikut:1. Tahap PertamaPada tahap pertama dilakukan kajian literatur terkait dengan referensimengenai estimasi biaya konstruksi. Kajian literatur dilakukan bertujuanuntuk menyusun instrumen penelitian kajian praktek estimasi biaya tidak langsung pada proyek infrastruktur jalan. Hasiloutput dari tahap pertama

adalah instrumen penelitian berupa kuesioner kajian praktek estimasi biayatidak langsung pada proyek infrastruktur jalan. Kuesioner dilampirkanpada bagian lampiran.2. Tahap KeduaPada tahapan kedua berupa rancangan instrumen penelitian dalam bentuk survei dan pengambilan data. Penelitian dilakukan dengan dua carapendekatan, yaitu:a.

Page 17: Tesis Doni - Copy

 Pendekatan kualitatif berupa survei yang dilakukan denganpengisian kuesioner dan wawancara. Pendekatan ini dilakukanbertujuan untuk memperoleh gambaran karakteristik dan prilakupraktek estimasi biaya tidak langsung pada proyek infrastruktur jalan secara nasional.b. Pendekatan kuantitatif dengan pengumpulan data empirik berupahasil estimasi biaya proyek dilakukan untuk merumuskan modelestimasi biaya berdasarkan data empirik berupa data estimasibiaya pada saat proses lelang dan aporan Pelaksanaan Proyek Infrastruktur Jalan.3. Tahap KetigaPada tahapan ketiga adalah menganalisis data yang telah diperoleh baik dari survei yang telah dilakukan, kemudian merumuskan model estimasibiaya tidak langsung pada proyek infrastruktur jalan. Pada proses analisadata, adanya tahapan normalisasi data empirik yang diperoleh.Normalisasi data dilakukan dengan cara menjadikan angka moneter nilaiproyek dalam waktu yang sama pada saat penelitian terjadi, yaitu padatahun 2011. Nilai proyek tiap tahunnya dapat dipengaruhi oleh inflasisehingga perlu adanya normalisasi menjadi nilai sekarang ( present worth).Data indeks biaya yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) dansumber lain yang dipakai untuk mengoreksi data.Setelah proses normalisasi, data kemudian dianalisis berdasarkaninstrumen survei yang dipakai, yaitu kuesioner untuk melihat praktek estimasi biaya tidak langsung yang dilakukan oleh kontraktor kecil,menengah, dan besar pada proyek infrastruktur jalan. Dalam kuisioner  33dapat terlihat karakteristik kontraktor dari instrumen pertanyaan yangdiberikan, yang mana adalah pengetahuan kontraktor mengenai pengertianbiaya tidak langsung, bagaimana penetapan dan pengendalian estimasibiaya tidak langsung, data pengalaman mengerjakan proyek infrastruktur jalan, dan komponen-komponen yang mempengaruhi biaya tidak langsungpada proyek infrastruktur jalan.Untuk data empirik berupa data laporan biaya pelaksanaan proyek infrastruktur jalan yang diperoleh dari kontraktor kecil, menengah, danbesar dianalisis dengan menggunakan analisis statistik. Parameter yangdigunakan dalam biaya tidak langsung diidentifikasikan berdasarkanpengaruhnya terhadap estimasi biaya proyek. Berdasarkan pendekatantersebut, maka data dianalisis dengan pendekatan regresi non-linier untuk mendapatkan hubungan antara parameter dan persamaan matematis untuk mengestimasi biaya tidak langsung.4. Tahap AkhirPada tahap akhir adalah perumusan gambaran karakteristik praktek estimasi biaya dan pemodelan estimasi biaya tidak langsung yangdilakukan oleh kontraktor kualifikasi kecil, menengah, dan besar diIndonesia.

Berikut ini bagan proses penelitian yang akan dilakukan.

Page 18: Tesis Doni - Copy

Gambar III.2. Bagan Pertanyaan dan Tujuan KuesionerPenjelasan bagan alur kuesioner:1. Pada Bagian Aoutput yang diperoleh adalah tingkat validasi darikuesioner yang telah diisi. Bagian ini merupakan bagian penting darisemua bagian kuesioner karena digunakan sebagai penilaian awal untuk mensortir kuesioner yang telah diperoleh kembali dari responden.2. Setelah Bagian A dinyatakan valid, maka analisa kuesioner dapatdilanjutkan ke bagian berikutnya, yaitu pada Bagian B, C, D, dan E. padaBagian B untuk menentukan apakah responden menggunakan estimasibiaya tidak langsung sebagai suatu metoda dalam menentukan estimasibiaya proyek.3. Setelah Bagian B diketahui, maka peneliti dapat mengatahui mekanismedari responden dalam menetapkan estimasi biaya tidak langsung denganmelalui pertanyaan-pertanyaan yang ada pada Bagian C. Jika pada BagianB diketahui bahwa responden tidak memahami mengenai biaya tidak langsung, maka responden tidak diharuskan untuk mengisi pertanyaan-pertanyaan pada Bagian E.4. Pada Bagian D digunakan untuk mendapatkan data empirik pengalamankontraktor dalam melaksanakan proyek infrastruktur jalan. Data tersebutberupa data nilai proyek dan besarnya biaya tidak langsung dari nilaiproyek yang ditetapkan. Besaran biaya tidak langsung ini dapat berupanilai moneter atau prosentase tertentu dari nilai total proyek yangditetapkan.5. 

Page 19: Tesis Doni - Copy

Pada Bagian E berkaitan dengan kuesioner Bagian B. Dengan mengetahuiinformasi bahwa responden memahami mengenai biaya tidak langsung,maka peneliti dapat menelusuri apakah mekanisme yang dilakukan olehresponden dalam menetapkan biaya tidak langsung sama. Jika terdapatnyasuatu perbedaan, maka dimana letak perbedaan tersebut, factor-faktor apasaja yang mempengaruhinya.

III.5. Teknik Pengumpulan DataPengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner ke kontraktorkualifikasi kecil, menengah dan besar di Indonesia melalui pos. dalam jangkawaktu 2 (dua) bulan peneliti menunggu jawaban responden. Selanjutnya kuesioneryang telah dijawab dan dikembalikan oleh responden ditindak lanjuti untuk dilakukan wawancara. Upaya wawancara dilakukan untuk mengetahui datainformasi yang lebih detail mengenai biaya tidak langsung. Proses pengumpulandata dari pengiriman berkas kuesioner, pengembalian sampai wawancaradirencanakan akan memakan waktu sekitar 3 (tiga) bulan.

Bab IV Analisis DataIV.1. Rekap Data KuesionerPengambilan data pada penelitian ini dilakukan melalui survei dengan instrumenkuesioner dan wawancara. Pada tahap awal dilakukan survei pendahuluan, berupapenyebaran kuesioner dan wawancara di Kota Palembang. Survei dilakukandengan penyebaran kuesioner ke tujuh kontraktor dengan kualifikasi kontraktormenengah dan besar. Kemudian kuesioner yang telah dijawab ditindaklanjutidengan wawancara kepada resoponden. Tujuan dilakukannya wawancara adalahuntuk mendapatkan data dan informasi yang lebih detail dan jelas mengenaiestimasi biaya tidak langsung yang dilakukan oleh responden.Pada survei selanjutnya, penyebaran kuesioner dilakukan melalui pos danemail dari bulan Desember 2010 hingga bulan Juni 2011 mencapai 21 kuesioner atau32.30% dari total pengiriman kuesioner untuk wilayah Medan, Padang,Palembang, Bengkulu, Jakarta, Bandung, dan Purwokerto. Kuesioner yang tidak dikembalikan oleh responden berjumlah 44 kuesioner atau 67%. Berikutrekapitulasi jumlah data responden pada kontraktor menengah dan besar.

Tabel IV.1 menjelaskan informasi rekapitulasi dari jawaban respondenberdasarkan survei dengan instrumen kuesioner dan wawancara yang telahdilakukan. Pertanyaan yang diberikan terdiri dari lima bagian, yaitu InformasiUmum berupa Data Perusahaan dan Data Responden, Pengertian Biaya Tidak Langsung, Mekanisme Penetapan dan Pengendalian Estimasi Biaya Tidak Langsung, Pengalaman Mengerjakan Proyek Jalan, dan Komponen Biaya Tidak Langsung. Pada bagian informasi umum berupa data perusahaan, dan dataresponden terdapat dua kelompok pertanyaan, yaitu data perusahaan yang terdiridari 11 pertanyaan, dan data responden yang terdiri dari sembilan pertanyaan.Pada bagian pengertian biaya tidak langsung hanya terdiri dari satu pertanyaanyang berkaitan dengan informasi mengenai pengertian biaya tidak langsung yangdiketahui oleh responden.

Page 20: Tesis Doni - Copy

Pada bagian mekanisme penetapan dan pengendalianestimasi biaya tidak langsung terdiri dari delapan pertanyaan yang berkaitandengan informasi mengenai mekanisme penetapan dan pengendalian estimasibiaya tidak langsung yang diketahui oleh responden. Pada bagian pengemalamkontraktor mengerjakan proyek jalan terdiri dari tiga pertanyaan yang berkaitandengan pengalaman dalam mengerjakan proyek jalan, jumlah, jenis proyek dantipe kontrak yang sering digunakan serta data proyek jalan yang pernah atausedang dikerjakan. Pada bagian komponen biaya tidak langsung terdapat empatpertanyaan mengenai informasi komponen yang terdapat dalam estimasi biayatidak langsung yang diketahui oleh responden.IV.2. Informasi UmumPada bagian kelompok pertanyaan ini mengenai profil perusahaan yang mencakupdata perusahaan dan data responden. Bagian ini digunakan untuk mengetahuitingkat kepercayaan terhadap responden, sejauh mana responden dapatmemberikan informasi terhadap pertanyaan yang diberikan, apakah profilperusahaan dan profil responden sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan danapakah responden adalah orang yang tepat sebagai perwakilan dari perusahaanuntuk diwawancara. Berikut merupakan informasi hasil pengumpulan data yangtelah dilakukan.

a.Data PerusahaanData perusahaan menggambarkan informasi berupa profil. Bagian ini memberikaninformasi mengenai validitas perusahaan sesuai dengan objek dalam penelitianini.

Gambar IV.1 Persentase Jenis Usaha

Page 21: Tesis Doni - Copy

Gambar IV.2 Persentase Kategori Perusahaan

Gambar IV.3 Persentase Kualifikasi Perusahaan Berdasarkan Klasifikasinya

Page 22: Tesis Doni - Copy

Gambar IV.4 Persentase Umur Perusahaan

Gambar IV.5 Persentase Klasifikasi Perusahaan

Page 23: Tesis Doni - Copy

Gambar IV.6 Persentase Jenis Proyek Yang Sering Ditangani

Gambar IV.7 Persentase Ketersediaan Divisi Estimasi Biaya Pada Perusahaan

Page 24: Tesis Doni - Copy

Gambar IV.8 Persentase Latar Belakang Pendidikan Personil Estimasi

Gambar IV.9 Persentase Pengalaman Personil Estimasi

Informasi yang dapat diperoleh berdasarkan Gambar IV.1 – Gambar IV.9 di atasberupa kategori kontraktor yang dijadikan objek penelitian adalah kontraktornasional, yaitu kontraktor BUMN dan swasta nasional (kontraktor besar danmenengah) dengan didominasi sebagian besar adalah kontraktor besar yangmemiliki pengalaman di dunia konstruksi lebih dari 10 tahun dengan klasifikasiperusahaan adalah infrastruktur jalan dan bangunan lainnya. Kebanyakan proyek yang ditangani sejalan dengan klasifikasi perusahaan, yaitu jenis proyek jalan danbangunan lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa kebanyakan kontraktor diIndonesia dalam skala nasional adalahgeneral contractor dalam menjalankankegiatannya.Informasi lainnya yang dapat diperoleh bahwa sebagian besar responden memilikidivisi estimasi, sehingga dapat dikatakan bahwa responden baik kontraktorBUMN maupun swasta nasional telah fokus mengenai estimasi biaya. Hal inididukung juga dengan latar belakang pendidikan dari personil estimasi yangsebagian besar berasal dari latar belakang pendidikan S1 dengan pengalamankerja dibagian estimasi 5-10 tahun.Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besarresponden adalah kontraktor besar dan menengah swasta nasional denganpengalaman lebih dari 10 tahun dan sebagian besar perusahaan memiliki divisiestimasi dengan personil estimasi berlatar belakang pendidikan S1 danpengalaman 5-10 tahun dibagian estimasi. Hal ini dianggap dapat mewakili

Page 25: Tesis Doni - Copy

pandangan industri konstruksi secara nasional mengenai praktek estimasi biayatidak langsung pada proyek jalan di Indonesia.b. Data RespondenData responden memperlihatkan informasi berupa profil responden yang mengisikuesioner dan diwawancara. Dengan adanya informasi tersebut dapat diketahuiapakah responden orang yang tepat untuk mewakili perusahaannya dalammenjawab kuesioner dan diwawancara mengenai praktek estimasi biaya tidak langsung pada perusahaannya. Berikut informasi yang diperoleh mengenai dataprofil responden.

Gambar IV.10 Persentase Jabatan Responden

Gambar IV.11 Persentase Pendidikan Terakhir Responden

Page 26: Tesis Doni - Copy

Gambar IV.12 Persentase Latar Belakang Keilmuan Responden

Gambar IV.13 Persentase Pengalaman Kerja Responden Di Perusahaan

Gambar IV.14 Persentase Pengalaman Kerja Responden Sebagai Profesional

Page 27: Tesis Doni - Copy

Dari Gambar IV.10 – Gambar IV.14 di atas terlihat bahwa sebagian besarresponden adalah estimator/ engineer , staf engineer dan kepala departemen denganlatar belakang pendidikan S1 teknik sipil yang memiliki pengalaman kerja < 5tahun di perusahaan dan sebagai profesional. Responden dapat memenuhi targetyang diharapkan karena responden adalah orang yang dapat mewakili perusahaanmengenai pandangan praktek estimasi biaya tidak langsung untuk memenangkansuatu proyek konstruksi. Namun jika dibandingkan secara statistik jumlahresponden yang didapat dengan jumlah perusahaan konstruksi secara nasional,data perusahaan dan responden memiliki tingkat keandalan yang rendah.IV.3. Pemahaman Kontraktor Mengenai Biaya Tidak LangsungObjektif dari kelompok pertanyaan ini adalah untuk mengetahui apakahresponden, kontraktor, mengerti tentang biaya tidak langsung atau tidak, sejauhmana pemahaman responden mengenai biaya tidak langsung dan dari manamereka mengetahuinya. Berikut informasi yang diperoleh mengenai pemahamankontraktor mengenai biaya tidak langsung.

Gambar IV.15 Persentase Responden Mengerti Mengenai Biaya Tidak Langsung

Gambar IV.16 Persentase Alasan Responden Mengetahui Biaya Tidak Langsung

Page 28: Tesis Doni - Copy

Berdasarkan hasil survei pada Gambar IV.15 terlihat bahwa sebagian besarresponden mengerti tentang biaya tidak langsung. Sedangkan untuk mengetahuidari mana responden mengetahui mengenai biaya tidak langsung dapat dilihatpada Gambar IV.16. Sebagian besar responden menjawab mengetahui biaya tidak langsung karena bagian dari pekerjaan. Namun beberapa dari respondenmenjawab alasan mengetahui biaya tidak langsung adalah gabungan dari bagiandari pekerjaan, berdasarkan pengalaman dan dari informasi dan pengetahuan.Berdasarkan fakta yang ada, maka kontraktor besar dan menengah telahmengetahui pengertian biaya tidak langsung. Untuk dapat mengetahui sejauhmana pengetahuan kontraktor dalam mendeskripsikan dan memahami biaya tidak langsung dapat dianalisis dari mana mereka mengetahuinya.Sebagian besar responden menjawab bahwa mengetahui pengertian biaya tidak langsung karena merupakan bagian dari pekerjaan mereka. Artinya respondenmengetahui bahwa biaya tidak langsung adalah bagian dari tahap perencanaanpembiayaan proyek untuk membuat suatu pengajuan harga penawaran yang akandiikutkan dalam pelelangan proyek konstruksi, sehingga dalam masa tahapperencanaan perlu dilakuakannya estimasi biaya untuk mendapatkan nilai yangoptimal.Beberapa responden menjawab mengetahui biaya tidak langsung dari gabunganpekerjaan, berdasarkan pengalaman, dan informasi dan pengetahuan. Hal ini dapatberarti bahwa responden mengenal cukup jauh apa itu biaya tidak langsung,sehingga hal ini dapat dijadikan sebagai landasan untuk mengetahui mekanisme,dan faktor-faktor apa saja yang menjadi pertimbangan dalam mengestimasi biayatidak langsung.Dari informasi data responden, sebagian besar jabatan responden adalahestimator/ engineer di perusahaannya dengan pengalaman < 5 tahun dan beberaparesponden lainnya sebagai staf engineer dan kepala departemen denganpengalaman 5-10 tahun. Informasi ini berkaitan dengan informasi respondenmengetahui pengertian biaya tidak langsung dari informasi dan pengetahuansebagaimana dijelaskan di atas. Responden mengestimasi biaya lebih banyak

menggunakan informasi dan pengetahuan mereka dengan latar belakangpendidikan S1 dan dari lingkungan kerja.Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa responden, baik kontraktormenengah maupun besar memiliki pemahaman yang baik mengenai biaya tidak langsung. Dapat dijelaskan dari personil dengan latar belakang pendidikan danpengalaman yang baik, diwakili oleh estimator/engineer, staf engineer dan kepaladepartemen dengan pengalaman 5-10 tahun. Selain itu didukung juga perusahaankontraktor menengah dan besar (BUMN dan swasta nasional) dengan pengalaman10-20 tahun. Pemahaman responden mengenai biaya tidak langsung sebagianbesar diperoleh dari pekerjaan mereka dalam mengestimasi biaya dan berdasarkanpengalaman. Ini artinya responden telah dapat mengidentifikasi mekanisme yangdipakai dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya dalam mengestimasibiaya tidak langsung.IV.4. Mekanisme Penetapan dan Pengendalian Estimasi Biaya TidakLangsungObjektif dari kelompok pertanyaan ini secara umum adalah untuk mengetahuibagaimana mekanisme kontraktor dalam menetapkan dan menghitung besarnyabiaya tidak langsung dalam suatu proyek konstruksi, apakah setiap proyek memiliki perlakuan yang sama atau berbeda dalam mengestimasi biayaproyeknya, faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya serta apa saja usahakontraktor dalam upaya mengendalikan biaya tidak langsung.a.Pentingnya Estimasi Biaya Tidak LangsungObjektif dari bagian pertanyaan ini adalah untuk mengetahui seberapa pentingresponden menganggap estimasi biaya tidak langsung dalam tahapanmengestimasi biaya proyek konstruksi dan alasan yang menganggap hal tersebutmenjadi penting. Berikut informasi yang diperoleh berdasarkan hasil surveimengenai pentingnya estimasi biaya tidak langsung.

Page 29: Tesis Doni - Copy

Gambar IV.17 Persentase Pentingnya Estimasi Biaya Tidak Langsung

Gambar IV.18 Persentase Alasan Pentingnya Estimasi Biaya Tidak Langsung

Dari hasil survei yang dilihatkan pada Gambar IV.17 mengenai pentingnyaestimasi biaya tidak langsung terlihat bahwa sebagian besar responden menjawabestimasi biaya tidak langsung penting. Kemudian pada Gambar IV.18menjelaskan alasan responden menganggap estimasi biaya tidak langsung penting.Dari hasil survei terlihat bahwa sebagian besar responden karena dapatmempengaruhi keuntungan dan berguna untuk antisipasi biaya risiko. Ini berartibahwa responden tidak hanya fokus kepada pencapaian target keuntungan namun juga telah memikirkan lebih jauh mengenai antisipasi biaya risiko. Selanjutnyasetelah kedua hal tersebut terpenuhi, barulah responden berfikir untuk

mengestimasi biaya tidak langsung dengan optimal untuk menang dalampenawaran.Sebagian dari responden beralasan pentingnya estimasi biaya tidak langsungadalah karena gabungan untuk mempengaruhi kesempatan menang dalampenawaran, mempengaruhi keuntungan yang akan diperoleh dan berguna untuk mengantisipasi biaya risiko. Hal ini berarti responden dengan jawaban tersebutmenganggap estimasi biaya tidak langsung sangat penting dengan berusahamenerapkan

Page 30: Tesis Doni - Copy

ketiganya. Selain itu jika dikaitkan dengan hasil survei sebelumnyapada Gambar IV.7 dimana sebagian besar kontraktor telah memiliki divisiestimasi dalam perusahaannya. Dengan adanya divisi estimasi dan kesadaran yangtinggi akan pentingnya estimasi biaya serta didukung dengan sumber dayamanusia (personil estimasi) dengan latar belakang pendidikan yang baik,memperlihatkan bahwa kontraktor telah fokus untuk mendukung hasil estimasibiaya yang baik.Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa responden menganggapmelakukan estimasi biaya tidak langsung akan berpengaruh pada besar-kecilnyakeuntungan yang akan diperoleh dan berguna untuk mengantisipasi biaya risiko,sehingga menganggap penting untuk melakukan estimasi biaya tidak langsung.b. Mekanisme Penetapan Biaya Tidak LangsungObjektif dari bagian ini adalah untuk mengetahui bagaimana mekanisme yangdilakukan oleh kontraktor dalam menetapkan biaya tidak langsung. Setiapkontraktor memiliki cara yang berbeda-beda dalam mengestimasi biaya tidak langsung. Semakin tinggi kualifikasi perusahaan konstruksi, semakin kompleksorganisasinya dan semakin detail bagian-bagian divisi di dalamnya termasuk divisi estimasi. Hal ini dikarenakan semakin besarnya nilai proyek yang merekaikutkan dalam penawaran. Sebaliknya semakin rendah kualifikasi kontraktor,maka semakin sederhana organisasi yang dimiliki perusahaan dan tentunyabagian-bagian divisi dalam manajemen perusahaan semakin ramping.Berdasarkan hasil survei sebagian besar responden, kontraktor, telah memilikidivisi estimasi. Artinya semakin fokus kontraktor menengah dan besar dalam mengestimasi biaya proyek. Alasan mereka menganggap penting estimasi biayatidak langsung dikarenakan dapat mempengaruhi keuntungan yang akan diperolehdan berguna untuk mengantisipasi biaya risiko. Setiap kontraktor tentunyaberusaha untuk memiliki personil estimasi yang handal dalam melakukantugasnya, sehingga hasil estimasi biaya dapat bersaing dengan kontraktor lainnyadengan harapan dapat memenangkan penawaran.Tidak ada penjelasan yang pasti tentang standar perhitungan estimasi biaya tidak langsung di Indonesia. Kontraktor dalam melakukan estimasi pun tidak memilikistandar tertentu dan hanya tergantung dari kebijakan perusahaan masing-masing.Namun secara umum kontraktor menetapkan mekanisme estimasi biaya tidak langsung dengan nilai persentase dari biaya langsung ataupun dari total nilaikontrak (Yusuf, 2010). Berikut hasil survei mengenai mekanisme penetapan biayatidak langsung.

Gambar IV.19 Persentase Mekanisme Penetapan Biaya Tidak Langsung

Page 31: Tesis Doni - Copy

Gambar IV.20 Persentase Mekanisme % Nilai Dalam Penetapan Biaya TidakLangsung

Gambar IV.21 Persentase Mekanisme Nilai Tertentu Dalam Penetapan EstimasiBiaya Tidak Langsung

Dari hasil survei yang telah dilakukan sebagaimana diperlihatkan pada GambarIV.19 mengenai mekanisme penetapan biaya tidak langsung. Sebagian besarresponden menjawab bahwa mekanisme yang mereka gunakan adalah denganpersen nilai. Besar/kecilnya persen nilai ditentukan dari pengalaman merekadalam mengestimasi biaya. Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepadaresponden, mereka menyatakan bahwa penetapan tersebut dilandaskan padaproyek-proyek terdahulu. Untuk dapat melakukan analisis estimasi, makaresponden mencari proyek-proyek sejenis dengan karakteristik yang mendekatiproyek baru. Misal, jika kontraktor akan mengestimasi proyek jalan beruparehabilitasi jalan dengan panjang tertentu maka mereka akan mencari proyek terdahulu dengan karakteritik sejenis. Hal tersebut lebih memudahkan kontraktordalam mengestimasi biaya, khususnya dalam menetapkan besaran persen nilaibiaya tidak langsung.Penetapan persen nilai diestimasi terhadap total nilai kontrak dan nilai lainnya (biaya, upah, material, dll) yang berkaitan langsung dengan volume pekerjaan. Inidiperlihatkan pada Gambar IV.20. Nilai lainnya tersebut terdiri dari biaya, upah,material yang merupakan komponen-komponen dari biaya langsung. Sehinggadapat dikatakan bahwa kontraktor dalam menetapkan mekanisme biaya tidak langsung dengan persen nilai terhadap dua hal, yaitu total nilai proyek dan biayalangsung.

Page 32: Tesis Doni - Copy

Sebagian responden menjawab penetapan persen nilai berdasarkan pada total nilaikontrak. Artinya responden telah memiliki pengalaman yang cukup sehinggadapat menetapkan persen nilai biaya tidak langsung terhadap total nilai kontrak.Jika dikaitkan dengan hasil survei sebelumnya yang diperlihatkan pada GambarIV.8 mengenai latar belakang pendidikan terakhir responden dan Gambar IV.9mengenai pengalaman personil estimasi pada divisi estimasi, yaitu didominasidengan latar belakang pendidikan S1 Teknik sipil dan dengan pengalaman 5-10tahun di divisi estimasi, maka hal ini cukup membuktikan mekanisme yangdigunakan kontraktor dalam mengestimasi biaya sesuai dengan kondisiperusahaannya. kontraktor didukung oleh personil estimasi yang berpengalamandibidangnya dengan latar belakang yang baik.Sebagian responden lainnya menjawab penetapan persen nilai terhadap nilai lainseperti biaya, upah dan material yang merupakan komponen-komponen biayalangsung. Artinya responden telah melakukan terlebih dahulu estimasi biayalangsung berupa biaya yang berkaitan langsung dengan volume pekerjaan sesuaidengan proyek yang ada. Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan kepadaresponden diperoleh informasi bahwa responden dalam melakukan estimasi biayalangsung berdasarkan cacatan estimasi proyek sebelumnya. Dapat dikatakanbahwa responden telah memiliki cacatan tentang estimasi proyek yang cukupbaik.Pada bagian lain dari hasil survei diperlihatkan pada Gambar IV.21, sebagianresponden menggunakan mekanisme nilai tertentu dalam mengestimasi biayatidak langsung. Mekanisme nilai tertentu berdasarkan pada gabungan daribesarnya risiko proyek, besarnya nilai proyek dan karakteristik proyek. Informasiini dapat menjelaskan bahwa responden beranggapan dalam mengestimasi biayaproyek agar mendapatkan hasil optimal, harus memikirkan juga alokasi biayauntuk menutupi besarnya risiko yang dihadapi dan dari karakteristik proyek itusendiri. Dalam menetapkan biaya risiko, kontraktor juga melihat besarnya nilaiproyek yang bisa diestimasi, sehingga pada akhirnya kontraktor akan memperolehhasil estimasi biaya optimal yang dapat bersaing dalam proses penawaran dengankontraktor lainnya.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar kontraktormenengah dan besar menggunakan mekanisme persen nilai dalam mengestimasibiaya tidak langsung berdasarkan pada total nilai kontrak dan nilai lainnya (biaya,upah, material, dll) / biaya langsung.c. Tingkat Efektivitas Biaya Tidak LangsungObjektif dari bagian pertanyaan ini adalah untuk mengukur apakah penetapanbesarnya biaya tidak langsung yang telah dilakukan cukup baik dan bagaimanaresponden mengetahui apakah mekanisme penetapan tersebut efektif atau tidak.Berikut hasil survei yang telah dilakukan.

Gambar IV.22 Persentase Ukuran Efektifitas Biaya Tidak Langsung

Page 33: Tesis Doni - Copy

Gambar IV.23 Persentase Tingkat Efektifitas Biaya Tidak Langsung

Dari Gambar IV.22 diperlihatkan mengenai ukuran efektifitas biaya tidak langsung. Sebagian besar responden menjawab bahwa mekanisme penetapanbiaya tidak langsung yang telah dilakukan sudah efektif. Tingkat efektifitasnya

diukur berdasarkan parameter yang diperlihatkan pada Gambar IV.23 di atas.Berdasarkan informasi pada Gambar IV.23, sebagian besar responden menjawabbahwa tingkat efektifitas estimasi biaya tidak langsung berdasarkan padakesesuaian risiko yang ditangani dan dari persentase keberhasilan memenangkanpenawaran. Artinya pertimbangan utama kontraktor dalam mengestimasi biayatidak langsung adalah risiko proyek. Risiko proyek merupakan bagian dari faktoreksternal yang mempengaruhi kontraktor dalam mengestimasi biaya tidak langsung. Pada faktor ekseternal, hal yang menjadi penting adalah informasiproyek yang diperoleh pada tahapan disain dan data historis perusahaan.Informasi yang banyak dan didukung dengan pengalaman perusahaan akanmenghasilkan hasil estimasi biaya yang lebih baik dan akurat (Yusuf, 2010).Jika dikaitkan dengah hasil survei bagian pertanyaan mengenai pentingnyaestimasi biaya tidak langsung pada Gambar IV.17 dan alasan respondenmenganggap penting estimasi biaya tidak langsung pada Gambar IV.18, estimasibiaya tidak langsung dipengaruhi oleh karakteristik proyek dan risiko merupakanbagian didalamnya. Artinya risiko menjadi bagian utama dalam kontraktormengestimasi biaya tidak langsung, sehingga dapat dikatakan bahwa tren yangterjadi adalah biaya tidak langsung harus dapat mengcover biaya risiko proyek.Jika hal ini dapat dilakukan dengan cukup baik, maka keuntungan yangdiharapkan oleh kontraktor dapat tercapai.Beberapa responden menjawab efektivitas dinilai berdasarkan parameter biayapekerjaan, daerah / lokasi proyek dan perbandingan antara laporan aktual proyek terhadap anggaran perencanaan. Hal ini memperlihatkan bahwa tingkat efektifitasdari estimasi biaya tidak langsung dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internalperusahaan. Faktor eksternal tersebut berupa karakteristik proyek dengan salahsatu faktornya adalah lokasi proyek. Lokasi proyek dijadikan sebagai salah satuparameter responden dalam menentukan tingkat efektivitas estimasi biaya tidak langsung karena lokasi proyek jalan kebanyakan berada di daerah yang sulitdijangkau, khususnya transportasi material dan alat berat yang digunakan. Jikakontraktor salah perhitungan dalam mengestimasi biaya, maka keuntungan yangdiharapkan sulit untuk tercapai dengan kemungkinan besar mendapatkan

kerugian. Sedangkan faktor internal berupa biaya pekerjaan, dan perbandinganantara laporan aktual proyek terhadap anggaran perencanaan. Hal ini sangatbergantung pada personil estimasi yanng dimiliki kontraktor. Personil denganlatar belakang yang sejalan dengan kebutuhan divisi estimasi

Page 34: Tesis Doni - Copy

serta berpengalamandapat menghasilkan estimasi biaya yang baik.Dari penjelasan hasil survei di atas dapat disimpulkan bahwa secara umummekanisme penetapan biaya tidak langsung yang dilakukan oleh kontraktor besardan menengah sudah baik. Hal ini dinilai berdasarkan asumsi kontraktor yangmenguraikan komponen-komponen biaya tidak langsung dengan aspek-aspek ketidakpastian yang mungkin terjadi yang dapat mempengaruhi estimasi baik faktor internal maupun eksternal. Selain itu faktor-faktor tersebut dijadikansebagai parameter untuk menentukan tingkat efektivitas mekanisme estimasibiaya tidak langsung. Mekanisme yang dilakukan berupa persen nilai terhadaptotal nilai kontrak dan nilai lainnya (biaya, upah, material) / biaya langsung yangmenggambarkan satu hal, yaitu harus sesuai dengan tingkat risiko yang ditangani.d. Mekanisme Penetapan Biaya Tidak Langsung Pada Setiap ProyekProyek konstruksi memiliki karakteristik yang unik dan berbeda satu dengan yanglainnya. Objektif dari bagian pertanyan ini adalah untuk menelusuri apakahmekanisme yang dilakukan kontraktor dalam mengestimasi biaya tidak langsungsama untuk setiap proyeknya. Jika tidak, dimana letak perbedaannya dan faktor-faktor apa saja yang menjadi pertimbangan dalam perbedaan tersebut. Berikuthasil survei yang telah dilakukan mengenai mekanisme penetapan biaya tidak langsung pada setiap proyek.

Gambar IV.24 Persentase Membedakan Penetapan Biaya Tidak Langsung Masing-Masing Proyek

Page 35: Tesis Doni - Copy

Gambar IV.25 Persentase Faktor Yang Mempengaruhi Mekanisme PenetapanBiaya Tidak Langsung

Dari Gambar IV.24 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden membedakanpenetapan biaya tidak langsung masing-masing proyek. Faktor yangmempengaruhi adalah karakteristik proyek karena setiap proyek memilikikarakteristik yang berbeda-beda. Hasil survei mengenai faktor tersebutdiperlihatkan pada Gambar IV.25 di atas. Berdasarkan wawancara yangdilakukan kepada responden, karakteristik proyek yang mereka maksud mencakupberbagai hal baik terkait langsung dengan proyek maupun hanya sebagaipendukung, seperti jenis proyek, owner (pemerintah pusat / daerah), lokasiproyek, aksesbilitas menuju lokasi proyek, jadwal proyek, lingkungan sekitarproyek, proses birokrasi yang akan dilalui, risiko proyek, kompleksitas proyek,

pihak-pihak luar yang terlibat dalam proyek (pemerintah sebagai owner, konsultanperencana, subkontraktor, suplier), spesifikasi, dokumen kontrak, organisasiproyek, ketersediaan tenaga kerja dan lain sebagainya. Hal ini dapatmengindikasikan bahwa kontraktor dalam mengestimasi biaya sangatmembutuhkan banyak informasi terkait dengan proyek yang masuk dalam targetpenawaran karena banyaknya ketidakpastian dan faktor yang komplek pada tahapawal persiapan penawaran.Sebagian responden lainnya beranggapan bahwa faktor owner (pemilik proyek)pada proyek jalan, yaitu pemerintah pusat atau daerah. Berdasarkan dariwawancara yang telah dilakukan kepada responden, mereka beranggapan bahwasemakin kompleks kondisi proyek jika ownernya adalah pemerintah pusat.Kompleksitas tersebut dapat berupa spesifikasi teknis, dokumen kontrak,persyaratan terntentu selama pelaksanaan proyek dan jalur birokrasi yang harusdilalui.Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kontraktor besar danmenengah membedakan mekanisme penetapan biaya tidak langsung pada setiapproyek konstruksi. Faktor utama yang membuat kontraktor membedakanmekanismenya adalah karakteristik proyek, karena setiap proyek unik danmemiliki karakteristik masing-masing. Oleh karena itu diperlukan mekanismeyang berbeda dalam menetapkan biaya tidak langsung pada saat mengestimasiharga penawaran.e. Pengendalian Biaya Tidak LangsungObjektif dari bagian pertanyaan ini adalah untuk mengetahui apakah kontraktormelakukan pengendalian terhadap biaya tidak langsung dan mengetahui upayaapa saja yang dilakukan oleh kontraktor untuk mengendalikan biaya tidak langsung. Berikut hasil survei yang telah dilakukan mengenai pengendalian biayatidak langsung.

Gambar IV.26 Persentasi Pengendalian Terhadap Biaya Tidak Langsung

Page 36: Tesis Doni - Copy

Gambar IV.27 Persentase Upaya Pengendalian Terhadap Biaya Tidak Langsung

Dari Gambar IV.26 dan Gambar IV.27 dapat dilihat bahwa sebagian besarresponden melakukan pengendalian terhadap biaya tidak langsung melalui laporankeuangan proyek. Laporan keuangan proyek berisikan arus keluar masuk keuangan yang terjadi pada suatu proyek. Segala kegiatan pengeluaran danpemasukan proyek dicatat melalui laporan keuangan (Yusuf, 2010). Kemudianlaporan keungan dilaporkan dengan periode tertentu. Biasanya dilaporkan setiapminggu, setiap bulan, dan/ atau pertiga bulan melalui rapat personil lapangandengan perwakilan dari kantor pusat untuk kemudian dilakukan evaluasi apakahkondisi keuangan sudah baik dan diharapkan perbedaan antara laporan aktual danrencana tidak begitu signifikan.

Berdasarkan informasi yang diperoleh di atas dapat dikatakan bahwa baik kontraktor besar dan menengah telah melakukan pengendalian estimasi biayatidak langsung dengan menggunakan laporan keuangan proyek. Hal ini berartikontraktor telah memiliki catatan laporan keuangan proyek-proyek yangdikerjakan dan selanjutnya laporan keuangang tersebut dijadikan sebagaian alatuntuk mengestimasi biaya tidak langsung proyek selanjutnya.Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada responden mengenai denganpengendalian biaya tidak langsung, sebagian responden menggunakan laporankeuangan beberapa proyek beberapa tahun terakhir. Tidak ada penjelasan konkritmengenai batasan tahun laporan keuangan proyek yang digunakan untuk mengestimasi biaya. Pada setiap akhir proyek laporan keuangan dievaluasiterhadap laporan rencana yang telah disusun sebelumnya, sehingga jika terjadipenyimpangan dapat dijadikan sebagai gambaran untuk mengestimasi proyek-proyek selanjutnya.Beberapa dari responden menjawab bahwa mereka melakukan pengendalianterhadap biaya tidak langsung dengan melakukan analisis dan manajementerhadap risiko masing-masing komponen biaya tidak langsung berdasarkankebiasaan dan kondisi saat itu dari kelancaran proyek dan rapat mingguan,bulanan dan per tiga bulanan sesuai dengan progres.Pada bagian lain dari pertanyaan tersebut terdapat responden menjawab tidak melakukan pengendalian terhadap biaya tidak langsung dikarenakan keterbatasantenaga ahli. Jika diurut mengenai data perusahaan, maka responden termasuk kedalam kontraktor kualifikasi menengah dan tidak memiliki divisi estimasidiperusahaannya.Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden dapatmembuat rekapitulasi pengeluaran dan pemasukan biaya proyek dalam bentuk laporan keuangan proyek. Laporan tersebut digunakan untuk

Page 37: Tesis Doni - Copy

melakukanpengendalian terhadap biaya tidak langsung. Keterbatasan tenaga ahli merupakanfaktor utama mengapa responden tidak melakukan pengendalian terhadap biayatidak langsung.

IV.5. Pengalaman Kontraktor Dalam Melaksanakan Proyek JalanObjektif kelompok pertanyan ini adalah untuk mengetahui sejauh manapengalaman kontraktor dalam melaksanakan proyek jalan. Jika dikaitkan denganhasil survei sebelumnya pada Gambar IV.6 mengenai jenis proyek yang seringditangani kebanyakan responden mengerjakan proyek infrastruktur jalan danbangunan sipil lainnya. Artinya responden termasuk dalam kontraktor umum(general contractor ), sehingga dengan adanya bagian pertanyaan ini dapatdiketahui lebih mendalam mengenai pengalaman kontraktor dalam mengerjakanproyek jalan. Berikut hasil survei yang telah dilakukan mengenai pengalamankontraktor dalam mengerjakan proyek jalan.

Gambar IV.28 Persentase Pengalam Kontrakto Mengerjakan Proyek Jalan

Tabel IV.2 Pelaksanaan Proyek Jalan Dalam Dua Tahun Terakhir TerhitungTahun 2008

Page 38: Tesis Doni - Copy

Dari Gambar IV.28 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden memilikipengalaman mengerjakan proyek jalan selama 5-10 tahun. Ini berarti respondentelah memiliki cukup pengalaman dalam mengerjakan proyek jalan. Sedangkanpada Tabel IV.2 menunjukkan sebagian besar responden menjawab kontrak konstruksi yang sering digunakan dalam proyek jalan baik berupa proyek rehabilitasi jalan dan pembangunan jalan baru adalah kontrak unit price.Pada bagian pertanyaan lainnya jumlah proyek rata-rata dalam dua tahun terakhirterhitung tahun 2008 yang dikerjakan oleh kontraktor adalah < 5 proyek jalan.Sedangkan besarnya nilai proyek jalan yang dikerjakan oleh kontraktor rata-rata <

5 Milyar untuk proyek rehabilitasi jalan dan 5-10 Milyar untuk proyek pembangunan jalan baru.Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar kontraktor besardan menengah memiliki pengalaman 5-10 tahun dalam mengerjakan proyek jalandengan kontrak yang sering digunakan adalah kontrak unit price.IV.6. Komponen-komponen Biaya Tidak LangsungObjektif dari bagian pertanyaan ini adalah untuk mengetahui komponen apa sajayang dihitung oleh kontraktor yang masuk ke dalam komponen-komponen biayatidak langsung pada harga penawaran dan mengetahui mekanisme respondendalam menetapkan nilai komponen-komponen tersebut. Berdasarkan AACE(1992), komponen biaya tidak langsung adalah pajak, kondisi umum, risiko danoverhead . Selain itu untuk mengetahui apakah standar komponen-komponenbiaya tidak langsung yang ditetapkan oleh AACE diterapkan oleh kontraktor diIndonesia khususnya dalam perhitungan harga penawaran proyek jalan.a. 

Page 39: Tesis Doni - Copy

Komponen-komponen Biaya Tidak Langsung Yang Berpengaruh PadaHarga PenawaranBerdasarkan hasil survei yang dilakukan mengenai komponen-komponen biayatidak langsung yang diisi oleh 11 responden, sebagian besar respondenberanggapan bahwa komponen-komponen estimasi biaya tidak langsung yangmasuk dalam harga penawaran adalah pajak, biaya jaminan (bond ), asuransi,biaya umum (general condition), risiko danoverhead (kantor&proyek). Kemudanresponden merinci kembali dengan ditail komponen-komponen biaya tidak langsung tersebut perbagian. Komponen yang sangat berpengaruh pada estimasibiaya tidak langsung adalah komponen risiko danoverhead karena keduanyamemiliki tingkat ketidakpastian yang tinggi.

Dari hasil survei pada Tabel IV.3 dapat dilihat bahwa komponen-komponen biayatidak langsung secara detail adalah sebagai berikut:1. Pajak Sebagian besar responden menjawab bahwa jenis pajak yang masuk dalamkomponen biaya tidak langsung adalah Pajak Penghasilan (PPh). Artinyapajak yang sering dimasukkan dalam estimasi biaya tidak langsung padaharga penawaran adalah Pajak Penghasilan (PPh). Beberapa respondenmenjawab selain

Page 40: Tesis Doni - Copy

Pajak Penghasilan (PPh) terdapat jenis pajak lainnyayang masuk dalam estimasi biaya tidak langsung, yaitu Pajak PertambahanNilai (PPN), dan Pajak Upah.2. Biaya Jaminan ( Bond )Sebagian responden menjawab bahwa biaya jaminan yang masuk dalamkomponen biaya tidak langsung adalah penawaran, pelaksanaan dan uangmuka. Namun beberapa responden menjawab bahwa pembayaran tidak termasuk dalam komponen biaya jaminan (bond ) yang merupakan bagiandari komponen estimasi biaya tidak langsung pada harga penawaran.Artinya komponen biaya jaminan (bond ) yang masuk dalam komponenestimasi biaya tidak langsung adalah penawaran, pelaksanaan dan uangmuka.3. AsuransiSebagian besar responden menjawab bahwa komponen asuransi yangmasuk dalam komponen estimasi biaya tidak langsung adalah asuransiproyek (CAR), asuransi tenaga kerja dan Jamsostek. Namun berdasarkanhasil wawancara yang dilakukan kepada responden, asuransi yang seringdigunakan dalam estimasi biaya tidak langsung pada penawaran adalahasuransi tenaga kerja dan Jamsostek. Hal ini berarti pada proyek jalantetap mengalokasikan sejumlah biaya untuk menjamin keselamatan kerjadilapangan bagi personilnya dalam bentuk asuransi. Pada bagian lainbeberpa responden beranggapan asuransi pihak ketiga tidak termasuk kedalam komponen estimasi biaya tidak langsung.

Berdasarkan pada Panduan Analisis Harga Satuan, komponen asuransimasuk dalam komponen pajak dan dihitung berupa persen (%) nilaiterhadap biaya langsung keseluruhan (Direktorat Jenderal Bina Marga,2006).4. Biaya Umum (General Condition)Sebagian besar responden menjawab bahwa komponen biaya umum yangmasuk dalam komponen estimasi biaya tidak langsung adalah biayaoperasional kendaraan, biaya operasional peralatan, biaya pemeliharaankendaraan, biaya pemeliharaan peralatan, retribusi/ijin dan biayakeamanan proyek. Beberapa responden memasukkan biaya untuk melancarkan proyek yang diberikan kepada pihak tertentu dalam estimasibiaya tidak langsung. Berdasarkah hasil wawancara respondenberanggapan bahwa pengalokasian biaya untuk melancarkan proyek perludilakukan karena jika tidak dialokasikan maka dapat mempengaruhibesarnya keuntungan yang diperoleh. Terkadang jika jalur birokrasi yangdilalui terbilang sulit dan berliku, maka akan membutuhkan biayamelancarkan proyek yang lebih besar jumlahnya dari perencanaan awal.Berdasarkan Panduan Analisis Harga Satuan, komponen biaya umumdalam komponen biayaoverhead dan dihitung beruap persen (%) nilaiterhadap biaya langsung keseluruhan (Direktorat Jenderal Bina Marga,2006). Sehingga dapat dikatakan biaya umum (overhead ) adalah biayayang diperhitungakan sebagai biaya operasional dan pengeluaran biayakantor pusat yang bukan dari biaya pengadaan untuk setiap matapembayaran, biaya manajemen, akuntansi, pelatihan dan auditing,perjanjian, registrasi, biaya iklan, humas dan promosi, dan lain sebagainya.5. RisikoSebagian besar responden menjawab bahwa komponen dari risiko yangmasuk dalam estimasi biaya tidak langsung pada biaya penawaran adalahkeuntungan ( profit ) dan biaya tak terduga (contingency). Kedua komponenini mengandung ketidakpastian yang tinggi, sehingga diperlukan

Page 41: Tesis Doni - Copy

ketajaman analisa dari divisi estimasi dalam mengestimasi komponentersebut. Jika salah perhitungan, bukan tidak mungkin kontraktor akanmengalami kerugian.6. Overhead Yang termasuk dalamoverhead adalahoverhead kantor danoverhead proyek. Berdasarkan hasil survey sebagian besar responden memasukkankomponenoverhead kantor dalam estimasi tidak langsung seperti feedireksi, gaji karyawan kantor, sewa kantor dan biaya peralatan kantor.Sedangkan untuk overhead proyek, sebagian responden memasukkankomponen-komponen seperti biaya administrasi proyek, biaya listrik, airdan telepon, gaji karyawan proyek, sewa kantor proyek, gudang, biayaperlengkapan camp karyawan proyek, biaya cetak gambar, biayaengineering, biaya survey, biaya pengujian dan biaya kemungkinanterjadinya kerja ulang. Pada bagian lain terdapat responden yangmemasukkan biaya lainnya berupa biaya selama masa pemeliharaan kedalam komponen overhead.Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kontraktor besar dan menengahtelah memikirkan secara detail komponen-komponen apa saja yang masuk kedalam estimasi biaya tidak langsung pada harga penawaran. Walaupun padakenyataannya tidak ada perhitungan secara ditail mengenai hal tersebut.Komponen yang paling berpengaruh besar terhadap biaya penawaran adalahkomponen risiko karena komponen risiko memiliki tingkat ketidakpastian yangtinggi dibandingkan komponen-komponen lainnya. Pada bagian lain beberaparesponden menjawab biaya penawaran dan asuransi pihak ketiga tidak berpengaruh pada estimasi biaya tidak langsung pada harga penawaran.b. Mekanisme Kontraktor Dalam Menetapkan Besarnya Komponen-komponen Estimasi Biaya Tidak LangsungObjektif dari bagian pertanyaan ini adalah untuk mengetahui mekanisme apa yangdigunakan kontraktor dalam menetapkan besarnya komponen komponen estimasibiaya tidak langsung pada harga penawaran. Berdasarkan hasil survei yang dapatdilihat pada Tabel IV.4 di bawah metode yang dipakai dalam menetapkan besarankomponen-komponen tersebut adalah dengan persentase nilai dan nilai tertentu.Komponen-komponen yang dihitung dengan menggunakan persentase nilaiadalah pajak, biaya jaminan, asuransi, biaya umum, risiko dan overhead. Berikutpenjelasan mengenai berapa besarnya persentase komponen-komponen terserbutyang ditetapkan oleh kontraktor.