Tesis - Bab 3 Metode...
Transcript of Tesis - Bab 3 Metode...
92
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Penelitian pengembangan
bertujuan untuk menghasilkan suatu produk. Adapun yang dikembangkan dalam
penelitian ini adalah perangkat pembelajaran investigatif pada topik pencerminan
yang meliputi: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), media pembelajaran
berbasis komputer, Lembar Kerja Siswa (LKS), Ulangan Harian (UH), dan Lembar
Penilaian Proses (LPP). Penelitian pengembangan dalam penelitian ini bertujuan
untuk mendeskripsikan kualitas perangkat pembelajaran investigatif dengan
menggunakan media pembelajaran berbasis komputer untuk materi pencerminan di
Kelas VII dan mendeskripsikan keefektifan pembelajaran investigatif dengan
menggunakan media pembelajaran berbasis komputer untuk materi pencerminan di
Kelas VII.
2. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Untuk menunjang penelitian ini, model pengembangan perangkat yang akan
digunakan adalah model 4-D dari Thiagarajan, Semmel, dan Semmel. Model 4-D
dipilih karena sistematis dan cocok untuk mengembangkan perangkat
pembelajaran. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan modifikasi melalui proses
penyederhanaan sebagai berikut:
93
1. Penyederhanaan model dari empat tahap menjadi tiga tahap, yaitu
pendefinisian (define), perancangan (design), dan pengembangan
(develop). Deseminasi/penyebaran tidak digunakan karena tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengembangkan perangkat pembelajarannya
saja.
2. Istilah analisis konsep diganti dengan analisis materi. Hal ini dilakukan
karena yang akan dikembangkan adalah perangkat pembelajaran. Materi
memiliki cakupan yang lebih luas daripada konsep. Dalam satu materi
dapat terdiri dari beberapa konsep.
3. Analisis materi dan analisis tugas yang semula paralel, diubah menjadi
berurutan dari analisis materi ke analisis tugas. Hal ini dilakukan karena
dalam matematika materinya terstruktur, sehingga urutan tugas
bergantung dari urutan materi/konsep.
4. Pemilihan media dimodifikasi menjadi pengembangan media
pembelajaran berbasis komputer. Hal ini dilakukan karena tidak adanya
media pembelajaran berbasis komputer pada materi pencerminan di Kelas
VII yang fokus ke dalam penyelenggaraan pembelajaran yang
menggunakan pendekatan investigatif.
Deskripsi pengembangan perangkat pembelajaran dengan menggunakan
model pengembangan 4-D mulai dari tahap pendefinisian sampai tahap
pengembangan dapat diuraikan sebagai berikut:
94
1. Tahap Pendefinisian (Define)
Tahap ini bertujuan untuk menetapkan dan mendefinisikan
kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan dalam kegiatan pengembangan.
Kegiatan dalam tahap ini adalah analisis awal-akhir, analisis siswa,
analisis materi, analisis tugas, dan spesifikasi tujuan pembelajaran.
a. Analisis awal-akhir
Analisis awal-akhir digunakan untuk menelaah masalah dasar
yang dihadapi, kemudian mencari alternatif pemecahan yang lebih
baik dan efisien. Kegiatan ini dilakukan dengan mengkaji berbagai
macam literatur untuk menemukan masalah-masalah yang terjadi
dalam pembelajaran geometri pada umumnya dan pencerminan pada
khususnya.
b. Analisis siswa
Analisis siswa dilakukan untuk memperoleh informasi tentang
karakteristik siswa kelas VII. Karakterisitk siswa yang dimaksud
meliputi latar belakang pengetahuan, latar belakang kemampuan
akademik siswa pada mata pelajaran matematika, latar belakang
perkembangan kognitif, dan latar belakang kondisi sosial ekonomi.
c. Analisis materi
Kegiatan pada tahap ini adalah merinci dan menyusun secara
sistematis materi pencerminan serta materi prasyarat yang relevan
untuk diajarkan sesuai dengan hasil analisis awal-akhir. Langkah awal
yang dilakukan adalah meninjau Kompetensi Dasar materi
95
transformasi dalam Kurikulum 2013 yang berlaku pada mata
pelajaran matematika Kelas VII. Setelah itu dilakukan tinjauan
struktur materi pencerminan yang meliputi fakta, konsep, prinsip,
prosedur, keterampilan interpersonal, dan sikap.
d. Analisis tugas
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melakukan
identifikasi berbagai keterampilan utama yang diharapkan dalam
kegiatan pembelajaran. Setiap keterampilan dianalisis ke dalam sub-
sub keterampilan yang lebih spesifik lagi. Analisis tugas ini disusun
berdasarkan kompetensi inti dan kompetensi dasar yang tercantum
dalam Kurikulum 2013, hasil analisis awal-akhir, serta hasil analisis
materi.
e. Spesifikasi tujuan pembelajaran
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menjabarkan analisis tugas
dan analisis materi menjadi rumusan tujuan pembelajaran/indikator
pencapaian hasil belajar.
2. Tahap Perancangan (Design)
Tahap ini bertujuan untuk merancang perangkat pembelajaran
investigatif yang akan digunakan untk kelas VII. Tahap ini dimulai setelah
ditetapkan rumusan tujuan pembelajaran/indikator pencapaian hasil
belajar. Kegiatan pada tahap ini meliputi: pengembangan media,
pemilihan format, dan perancangan awal.
96
a. Pengembangan media
Pengembangan media pembelajaran yang dimaksud adalah media
pembelajaran berbasis komputer yang disesuaikan dengan analisis
materi, analisis tugas, dan karakteristik siswa kelas VII.
b. Pemilihan format
Kegiatan ini dilakukan untuk memilih format yang sesuai dengan
sisi materi, metode pembelajaran, dan sumber belajar.
c. Perancangan awal pembelajaran
Kegiatan tahap ini adalah merancang pembelajaran yang akan
dikembangkan. Perangkat pembelajaran yang dirancang berupa
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), media pembelajaran
komputer, Lembar Kerja Siswa (LKS), dan alternatif jawaban LKS.
Perangkat pembelajaran yang diperoleh dari rancangan awal ini
disebut Draft I.
d. Penyusunan tes
Berdasarkan analisis tugas dan analisis materi yang dijabarkan
dalam spesifikasi tujuan pembelajaran, selanjutnya disusun kisi-kisi
Ulangan Harian (UH) untuk topik pencerminan. Kemudian peneliti
merancang tes berdasarkan kisi-kisi tes tersebut dan membuat kunci
jawaban tes dan pedoman penskorannya.
3. Tahap Pengembangan (Develop)
Tujuan dalam tahap pengembangan (develop) ini adalah untuk
menghasilkan perangkat pembelajaran yang baik. Perangkat yang baik ini
97
diperoleh berdasarkan revisi dan masukan para validator dan data yang
didapat dari hasil uji keterbacaan pada beberapa siswa tertentu pada saat
simulasi, kemudian perangkat pembelajaran tersebut diujicobakan pada
kelas yang menjadi subjek penelitian. Kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan pada tahap ini meliputi:
a. Validasi ahli
Hasil rancangan awal perangkat pembelajaran dengan
pendekatan investigatif untuk topik pencerminan, yang berupa RPP,
LKS, media pembelajaran berbasis komputer, dan UH, divalidasi oleh
validator. Saran, kritik, masukan, dan penilaian validator dituliskan
dalam lembar validasi perangkat pembelajaran dan dilakukan analisis.
Adapun dalam tahap validasi ini mencakup:
1) Validasi isi perangkat pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk
mengetahui penilaian ahli dan praktisi terhadap kesesuaian tujuan
pembelajaran yang hendak diukur dengan isi perangkat
pembelajaran yang dibuat. Selain itu, validasi isi ditujukan untuk
mengetahui penilaian para ahli dan praktisi apakah materi
pelajaran yang disajikan dalam media pembelajaran berbasis
komputer dan LKS sudah tepat, serta untuk menilai apakah
skenario pembelajaran yang direncanakan dalam RPP sudah
menggunakan elemen-elemen pendekatan investigatif atau
belum.
98
2) Validasi bahasa. Ini dilakukan untuk mengetahui apakah kalimat
pada perangkat pembelajaran telah menggunakan bahasa yang
baik dan benar, juga untuk mengetahui ada tidaknya penafsiran
ganda pada kalimat yang digunakan dalam perangkat
pembelajaran.
Selanjutnya hasil analisis yang diperoleh digunakan sebagai
landasan perbaikan atau revisi (revisi I) dan menghasilkan Draf II.
b. Uji Keterbacaan
Uji keterbacaan bertujuan untuk mengetahui tingkat keterbacaan
LKS pada Draf II. Enam siswa yang memiliki kemampuan akademik
tinggi, sedang, dan rendah dipilih untuk membaca dan memahami
LKS yang dikembangkan. Pemilihan siswa tersebut didasarkan pada
pengamatan guru terhadap siswa yang ditunjuk. Aspek-aspek yang
menjadi pertimbangan pemilihan keenam siswa tersebut adalah (1)
memiliki sikap responsif terhadap matematika, (2) memiliki sikap
disiplin dan tanggung jawab, (3) memiliki sikap proaktif dan rasa
ingin tahu terhadap materi dan soal matematika, dan (4) nilai UTS
matematika semester genap.
Aspek-aspek yang diuji dalam kegiatan ini adalah kemenarikan
gambar dan warna LKS, keterbacaan jenis dan ukuran huruf, tata
letak, mudah dibedakannya bagian-bagian LKS, bahasa, serta
kejelasan perintah-perintah dan pertanyaan-pertanyaan dalam LKS.
Aspek-aspek tersebut diuji dengan menggunakan angket yang
99
menggunakan 4 skala. Selain itu, jika ada beberapa kata yang sulit
dipahami, siswa diminta untuk melingkari kata tersebut yang
selanjutnya akan digunakan sebagai pertimbangan revisi. Tahap uji
keterbacaan ini selanjutnya menghasilkan Draf III.
c. Ujicoba Perangkat Pembelajaran
Perangkat pembelajaran Draf III yang telah diperoleh,
selanjutnya diujicobakan di kelas yang menjadi subjek penelitian.
Tujuan utama pelaksanaan ujicoba perangkat pembelajaran adalah
untuk mengetahui apakah perangkat yang dibuat sudah baik atau
belum.
Dalam proses pengembangan perangkat pembelajaran pada tahap
ujicoba ini, peneliti berkeinginan mendeskripsikan kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang
dikembangkan, dengan memperhatikan beberapa hal berikut, yaitu:
untuk mengetahui kemampuan guru mengelola kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang berorientasi
pendekatan investigatif, aktivitas siswa selama kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang
berorientasi pendekatan investigatif, dan respon siswa.
Berdasarkan hasil ujicoba, kemudian dianalisis. Hasil analisis
tersebut selanjutnya digunakan untuk mengetahui apakah perangkat
pembelajaran yang dikembangkan itu sudah valid, praktis, dan efektif
atau belum. Jika sudah baik maka diperoleh perangkat pembelajaran
100
final. Jika belum, maka dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam
merevisi perangkat pembelajaran sehingga diperoleh perangkat
pembelajaran final.
101
Berikut disajikan diagram pengembangan perangkat model 4-D.
Gambar 3.1 Pengembangan Model 4-D
Analisis Awal Akhir
Analisis Siswa
Analisis Konsep Analisis Tugas
Perumusan Indikator
Pemilihan Media
Pemilihan Format
Perancangan Awal; RPP, Media Pembelajaran Komputer, LKS, UH,
dan LPP
Draf I
Validasi ke-i, i ≥ 1 Analisis
Valid Revisi Draf Ii
Uji Keterbacaan Analisis Hasil Keteterbacaan
Revisi Draf II Uji Coba ke-i, i ≥ 1
Analisis Hasil Uji Coba
Baik? Revisi Draf III
Perangkat Pembelajaran
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Def
ine
Des
ign
Dev
elop
102
Keterangan:
: Garis hasil kegiatan
: Garis siklus yang mungkin dilakukan
: Kegiatan
: Pemeriksaan
: Hasil kegiatan
B. Subjek dan Waktu Pengambilan Data
Subjek pada penelitian ini adalah siswa Kelas VII-D di SMP Katolik
Widyatama Batu. Waktu pengambilan data pada penelitian ini adalah semester
genap tahun pelajaran 2014/2015.
C. Instrumen Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah
lembar validasi, lembar pengamatan (guru dan siswa), angket, dan ulangan harian.
Penjelasan keempat instrumen tersebut dijabarkan sebagai berikut:
1. Lembar Validasi
Lembar validasi digunakan untuk memperoleh data tentang hasil validasi ahli
mengenai perangkat pembelajaran. Lembar validasi ahli terdiri atas lembar validasi
RPP, lembar validasi LKS, lembar validasi media pembelajaran berbasis komputer,
lembar validasi UH, dan lembar validasi LPP. Lembar-lembar validasi tersebut diisi
103
oleh validator untuk menilai perangkat pembelajaran yang dikembangkan.
Penilaian terdiri dari 5 kategori, yaitu tidak baik (nilai 1), kurang baik (nilai 2),
cukup baik (nilai 3), baik (4), dan sangat baik (nilai 5).
Aspek-aspek yang akan dinilai dari RPP terdiri atas: format RPP, indikator,
materi prasyarat, materi pelajaran, kegiatan pembelajaran, bahasa dan tulisan,
alokasi waktu yang digunakan, serta manfaat RPP. Di bagian akhir disediakan
tempat untuk saran dan komentar dari validator untuk perbaikan RPP jika
diperlukan.
Aspek-aspek yang dinilai dari media pembelajaran komputer didasarkan pada
kategori-kategori yang dibagi oleh Hannafin & Peck (1988: 303), yaitu kecukupan
materi ajar, riasan, program, dan kurikulum. Kecukupan materi ajar yang
diperhatikan adalah desain, prosedur pembelajaran, efisiensi, dan kejelasan.
Evaluasi kecukupan riasan meliputi penampilan dan kejelasan. Kecukupan program
yang dimaksud meliputi desain program, prosedur penggunaan, dan efisiensi.
Sedangkan kecukupan kurikulum meliputi desain dan prosedur.
Aspek-aspek yang akan dinilai dari LKS terdiri atas: desain pesan LKS,
interaktivitas LKS, alat pemusat perhatian LKS, isi LKS, bahasa dan tulisan pada
LKS, serta manfaat LKS bagi guru dan siswa. Pada bagian akhir disediakan tempat
untuk saran dan komentar dari validator untuk perbaikan LKS jika diperlukan.
Sedangkan aspek-aspek yang dinilai dari UH terdiri atas: validasi isi, bahasa
dan penulisan soal, serta kesimpulan yang menyatakan apakah soal dapat digunakan
tanpa revisi, dapat digunakan dengan revisi kecil, dapat digunakan dengan revisi
104
besar atau belum dapat digunakan. Pada bagian akhir disediakan tempat untuk
menuliskan saran atau komentar dari validator untuk perbaikan UH jika diperlukan.
Aspek-aspek yang dinilai dari LPP terdiri atas: aspek format, isi, dan bahasa.
Selain itu juga disediakan kolom penilaian umum yang dapat digunakan validator
untuk menilai apakah LPP yang dikembangkan dapat digunakan tanpa revisi, dapat
digunakan dengan revisi kecil, dapat digunakan dengan revisi besar, atau belum
dapat digunakan dan masih perlu konsultasi.
2. Lembar Pengamatan
Lembar pengamatan digunakan untuk memperoleh data tentang proses
pembelajaran. Lembar pengamatan ini terdiri atas lembar pengamatan kemampuan
guru mengelola pembelajaran dan lembar pengamatan aktivitas siswa. Pada lembar
pengamatan kemampuan guru mengelola pembelajaran, pengamat menuliskan skor
penilaian yang terdiri atas 5 kategori, yaitu tidak baik (nilai 1), kurang baik (nilai
2), cukup baik (nilai 3), baik (nilai 4), dan sangat baik.
Adapun aspek-aspek yang akan dinilai dari kemampuan guru mengelola
pembelajaran adalah sebagai berikut:
a. Pendahuluan
1. Kemampuan guru memotivasi siswa
2. Kemampuan guru mengkomunikasikan tujuan pembelajaran
3. Kemampuan guru menghubungkan pelajaran saat itu dengan pelajaran
sebelumnya
b. Kegiatan inti
1. Kemampuan guru menjelaskan masalah kontekstual
105
2. Kemampuan guru mengarahkan siswa untuk menemukan jawaban
sendiri dengan memberi bantuan terbatas
3. Kemampuan guru mengamati cara siswa menyelesaikan masalah
4. Kemampuan guru mengoptimalkan interaksi siswa dalam bekerja
5. Kemampuan guru mendorong siswa untuk membandingkan jawaban
dengan jawaban temannya
6. Kemampouan guru memimpin diskusi kelas
7. Kemampuan guru menghargai pendapat siswa
8. Kemampuan guru untuk mendorong siswa agar mau bertanya,
mengeluarkan pendapat atau menjawb pertanyaan.
9. Kemampuan guru mengajukan dan menjawab pertanyaan
c. Penutup
1. Kemampuan guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan atau
membuat rangkuman materi
2. Kemampuan guru untuk memberi tugas mandiri dan memotivasi
siswa untuk mengerjakan soal pengayaan
d. Kemampuan mengelola waktu
e. Suasana kelas
1. Antusias siswa
2. Antusias guru
Sebagai panduan pengamat untuk memberikan nilai pada masing-masing aspek
kemampuan pengelolaan guru, pengamat diberikan rubrik penilaian pengamatan
106
pengelolaan pembelajaran. Rubrik ini mendeskripsikan kriteria pada masing-
masing skor.
Sedangkan untuk memperoleh data aktivitas siswa selama poses kegiatan
pembelajaran berlangsung digunakan instrumen berupa lembar pengamatan
aktivitas siswa. Pengamatan aktivitas siswa dilakukan oleh satu orang pengamat
terhadap 6 orang siswa, terdiri atas 2 siswa dari kelompok atas, 2 siswa dari
kelompok sedang, dan 2 siswa dari kelompok bawah. Pengelompokan ini
berdasarkan nilai ulangan harian siswa pada materi-materi sebelumnya.
Adapun aspek-aspek yang diamati pada aktivitas siswa selama proses
pembelajaran berlangsung adalah sebagai berikut:
1. Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru/teman dengan aktif
2. Memahami permasalahan pada LKS dan CAI
3. Menyelesaikan masalah/menemukan cara dan jawaban secara individu
4. Menyampaikan pendapat/ide kepada guru atau teman dalam kelompoknya saat
diskusi kelompok
5. Berdiskusi/bertanya kepada teman/guru saat diskusi kelas
6. Menarik kesimpulan suatu prosedur atau konsep dengan kalimat sendiri
7. Perilaku lain yang tidak relevan dengan kegiatan pembelajaran
Keterampilan dan sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran dapat diamati
dan diukur dengan menggunakan lembar penilaian unjuk kerja dan lembar penilaian
sikap. Aspek-aspek keterampilan siswa yang diamati selama proses pembelajaran
adalah sebagai berikut.
107
1. Keterampilan mencoba
a. Melakukan pengumpulan data untuk penentuan dugaan.
b. Menentukan dugaan yang berkenaan dengan hasil investigasi.
2. Keterampilan mengolah
a. Membuat kesimpulan atau generalisasi berdasarkan kegiatan investigasi
yang dilakukan.
b. Melakukan perhitungan dengan teliti.
Aspek-aspek sikap siswa yang diamati selama proses pembelajaran adalah
sebagai berikut.
1. Tingkat kedisiplinan kehadiran.
2. Ketepatan mengerjakan PR.
3. Keaktifan dan menyelesaikan tugas diskusi kelompok.
4. Keaktifan dalam menanggapi presentasi kelompok lain.
5. Sikap menyampaikan pendapat di forum diskusi.
6. Sikap menghargai pendapat orang lain.
7. Sikap tanggung jawab dalam kelompok diskusi.
8. Sikap kerja sama dalam menyelesaikan tugas.
9. Sikap menyimak penjelasan guru.
10. Sikap mengikuti pembelajaran matematika.
Aspek-aspek dalam penilaian keterampilan dan sikap siswa tersebut digunakan
untuk menilai proses pembelajaran.
108
3. Angket
Angket digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang respon siswa
terhadap perangkat pembelajaran dengan cara memberikan tanda cek pada kolom
yang tersedia untuk setiap pertanyaan yang diajukan. Angket tersebut diberikan
kepada siswa pada akhir kegiatan pembelajaran dengan menggunakan instrumen
angket.
Adapun aspek-aspek yang akan dinilai dari respon siswa adalah:
1. Perasaan senang atau tidak senang siswa terhadap komponen pembelajaran
(materi pelajaran, LKS, media pembelajaran berbasis komputer, lembar soal
UH, suasana pembelajaran di kelas, cara guru mengajar, dan penampilan guru).
2. Komponen pembelajaran (materi pelajaran, LKS, media pembelajaran berbasis
komputer, lembar soal UH, suasana pembelajaran di kelas, cara guru mengajar,
dan penampilan guru) dirasa baru atau tidak oleh siswa.
3. Perasaan siswa berminat atau tidak berminat untuk mengikuti pelajaran
selanjutnya dengan pendekatan investigatif.
4. Pemahaman siswa terhadap kejelasan bahasa yang digunakan dalam LKS,
media pembelajaran berbasis komputer, dan lembar soal UH
5. Pemahaman siswa terhadap masalah (mengerti atau tidak mengerti) yang
disajikan dalam LKS, media pembelajaran berbasis komputer, dan lembar soal
UH.
6. Ketertarikan siswa terhadap penampilan LKS, media pembelajaran berbasis
komputer, dan lembar soal UH yang meliputi bentuk tulisan, ilustrasi gambar,
dan tata letak.
109
4. Ulangan Harian
Tes dalam penelitian ini dilakukan dua kali, yaitu pada awal pembelajaran (pre-
test), sebelum siswa mendapatkan materi dan pada akhir pembelajaran (post-test),
setelah siswa mendapatkan materi dengan pendekatan investigatif. Butir soal dalam
pre-test dan post-test adalah butir-butir soal Ulangan Harian (UH).
Pre-test diberikan sebelum pelajaran bertujuan untuk mengetahui kemampuan
awal siswa. Sedang post-test bertujuan untuk mengetahui sejauh mana penguasaan
siswa terhadap materi yang diberikan setelah diajar dengan pendekatan investigatif.
Hasil dari pre-test dan post-test digunakan untuk menganalisis sesitivitas tes,
sedangkan untuk melihat validitas dan reliabilitas digunakan post-test.
D. Teknik Analisis Data
1. Analisis Data Validasi Ahli
Data yang diperoleh dari hasil penilaian para ahli untuk masing-masing
perangkat pembelajaran dianalisis dengan mempertimbangkan saran, masukan, dan
komentar dari para validator. Hasil analisis tersebut dijadikan sebagai acuan untuk
merevisi perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang telah divalidasi
oleh validator dikatakan valid jika skor pada setiap aspek yang diberikan validator
berkategori minimal baik.
Adapun kategori rata-rata skor adalah sebagai berikut:
1,00 ≤ rata-rata < 1,50 tidak baik
1,50 ≤ rata-rata < 2,50 kurang baik
2,50 ≤ rata-rata < 3,50 cukup baik
3,50 ≤ rata-rata < 4,50 baik
110
4,50 ≤ rata-rata ≤ 5,00 sangat baik
Apabila hasil analisis data dari para validator tidak memenuhi kategori baik
atau sangat baik, maka dijadikan bahan pertimbangan bagi peneliti untuk merevisi
perangkat pembelajaran.
2. Analisis Data Pengamatan
Terdapat dua jenis data pengamatan yang akan dianalisis, yaitu data
kemampuan guru mengelola pembelajaran dan data aktivitas siswa.
a. Data kemampuan guru mengelola pembelajaran
Data hasil penilaian pengamat terhadap kemampuan guru dalam
mengelola pembelajaran selanjutnya akan dianalisis oleh peneliti. Hasil
analisis ini diperoleh dengan cara menghitung skor rata-rata untuk setiap
aspek yang diamati.
Adapun pendeskripsian skor rata-rata tingkat kemampuan guru (TKG)
adalah sebagai berikut:
1,00 ≤ TKG < 1,50 tidak baik
1,50 ≤ TKG < 2,50 kurang baik
2,50 ≤ TKG < 3,50 cukup baik
3,50 ≤ TKG < 4,50 baik
4,50 ≤ TKG ≤ 4,00 sangat baik
Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dikatakan baik jika
setiap aspek yang dinilai untuk setiap RPP berada pada kategori minimal
baik. Apabila hasil analisis data tidak memenuhi kategori baik atau sangat
111
baik maka akan menjadi bahan pertimbangan bagi peneliti untuk merevisi
perangkat pembelajaran.
b. Data aktivitas siswa
Data yang diperoleh dari hasil pengamatan aktivitas siswa selama
kegiatan pembelajaran, kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif dan
didukung dengan menggunakan persentase. Aktivitas siswa secara
menyeluruh dan satu kelompok tertentu direkam dan dianalisis secara
deskriptif dengan membandingkan aktivitas siswa yang diharapkan dan
aktivitas siswa sebenarnya.
Aktivitas-aktivitas siswa yang diharapakan dituliskan dalam setiap
tahap dalam kegiatan investigasi. Sehingga, dalam setiap kegiatan
investigasi terdapat empat kategori, yaitu tahap spesialisasi, pengajuan
dugaan, pembenaran, dan generalisasi. Keempat tahap dalam setiap
investigasi dianalisis apakah sudah efektif atau belum.
Persentase pengamatan aktivitas siswa adalah frekuensi rata-rata
setiap aspek pengamatan dibagi dengan banyaknya frekuensi rata-rata
semua aspek pengamatan dikalikan 100%.
Untuk menunjukkan bahwa aspek-aspek yang diamati telah sesuai
dengan rencana pembelajaran, digunakan kriteria pencapaian keefektifan
aktivitas siswa untuk setiap aspek seperti pada tabel di bawah.
Persentase waktu ideal untuk setiap aspek pengamatan adalah rata-
rata dari setiap aspek tersebut pada semua RPP dibagi waktu untuk satu
pertemuan dikalikan 100%. Sedangkan persentase kriteria batasan
112
efetivitas setiap aspek pengamatan diperoleh dari persentase waktu ideal
setiap pengamatan dengan toleransi 10%.
Tabel 3.1 Kriteria batasan waktu ideal dan batasan keefektivan aktivitas siswa
No. Aktivitas Siswa Waktu
Ideal (%)
Kriteria Batasan
Keefektivan (%)
1. Mendengar/memperhatikan
penjelasan guru/teman dengan
aktif
15 13,5 – 16,5
2. Memahami permasalahan pada
LKS dan CAI 10 9 – 11
3. Menyelesaikan
masalah/menemukan cara dan
jawaban masalah secara
individu
20 18 – 22
4. Menyampaikan pendapat/ide
kepada guru atau teman
sekelompoknya saat diskusi
kelompok
15 13,5 – 16,5
5. Berdiskusi/bertanya kepada
teman atau guru (diskusi kelas) 30 27 – 33
6. Menarik kesimpulan suatu
prosedur atau konsep dengan
kalimat sendiri
10 9 – 11
7. Perilaku yang tidak relevan
dengan KBM 0 0 – 1
Aktivitas siswa dalam pembelajaran dikatakan efektif apabila waktu
yang digunakan untuk melakukan setiap aspek aktivitas sesuai dengan
113
alokasi waktu yang termuat dalam setiap rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) dengan batas toleransi 10%. Jika aktivitas siswa tidak
memenuhi kriteria waktu ideal dengan toleransi 10% dijadikan dasar bagi
peneliti untuk merevisi perangkat pembelajaran.
c. Data penilaian proses
Penilaian proses pembelajaran dilakukan dengan mengambil dan
menganalisis data nilai rata-rata keterampilan dan sikap siswa dalam satu
kelompok, yang disebut kelompok fokus, selama pembelajaran. Data hasil
pengamatan guru terhadap keterampilan siswa dalam pembelajaran yang
diperoleh dari penilaian unjuk kerja selanjutnya akan dianalisis oleh
peneliti. Hasil analisis ini diperoleh dengan cara menghitung skor untuk
setiap aspek yang diamati, yang memiliki skor 1 – 4. Selanjutnya skor-skor
setiap aspek dijumlahkan dan diperoleh nilai rata-rata keterampilan siswa,
kemudian nilai rata-rata keterampilan siswa tersebut dikonversi ke dalam
skala 4.
Adapun pendeskripsian nilai rata-rata keterampilan siswa adalah
sebagai berikut:
A : 3,68 ≤ rata-rata ≤ 4,00 C+ : 2,01 ≤ rata-rata < 2,34
A– : 3,34 ≤ rata-rata < 4,68 C : 1,68 ≤ rata-rata < 2,01
B+ : 3,01 ≤ rata-rata < 3,34 C– : 1,34 ≤ rata-rata < 1,68
B : 2,68 ≤ rata-rata < 3,01 D+ : 1,01 ≤ rata-rata < 1,34
114
B– : 2,34 ≤ rata-rata < 4,00 D : rata-rata < 1,01
Keterampilan siswa dalam pembelajaran dikatakan baik jika nilai rata-
rata keterampilan siswa berkategori minimal B–. Atau dengan kata lain,
nilai rata-rata keterampilan siswa lebih dari 2,34 jika diukur dalam skala
4.
Data hasil pengamatan guru terhadap sikap siswa dalam pembelajaran
selanjutnya akan dianalisis oleh peneliti. Hasil analisis ini diperoleh
dengan cara menghitung skor untuk setiap aspek yang diamati, yang
memiliki skor 1 – 4. Selanjutnya skor-skor setiap aspek dijumlahkan dan
diperoleh nilai rata-rata sikap siswa, kemudian nilai rata-rata sikap siswa
tersebut dikonversi ke dalam skala 4.
Adapun pendeskripsian nilai rata-rata sikap siswa adalah sebagai
berikut:
SB (Sangat Baik) : 3,34 ≤ rata-rata ≤ 4,00
B (Baik) : 2,34 ≤ rata-rata < 3,34
C (Cukup) : 1,34 ≤ rata-rata < 2,34
K (Kurang) : rata-rata < 1,34
Sikap siswa dalam pembelajaran dikatakan baik jika nilai rata-rata
sikap siswa berkategori minimal B (Baik). Atau dengan kata lain, nilai
rata-rata sikap siswa lebih dari 3,34 jika diukur dalam skala 4.
115
Proses pembelajaran dikatakan efektif jika keterampilan dan sikap
semua siswa dalam kelompok fokus baik. Jika hasil analisis data tidak
memenuhi kategori tersebut maka akan menjadi bahan pertimbangan bagi
peneliti untuk merevisi perangkat pembelajaran.
3. Analisis Data Angket
Data angket mencerminkan respon siswa terhadap perangkat pembelajaran dan
pelaksanaan pembelajaran. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan
menghitung persentase banyaknya siswa yang memberikan respon positif pada
setiap kategori yang dinyatakan dalam lembar angket terhadap banyaknya seluruh
siswa yang menjadi subjek uji coba perangkat pembelajaran. Adapun rumus yang
digunakan sebagai berikut:
𝑃𝑃𝑃𝑃 =∑𝑅𝑅𝑅𝑅∑ 𝑅𝑅
×100%
Keterangan:
Pr : persentase banyaknya siswa yang memberikan respon positif terhadap
setiap kategori yang ditanyakan dalam angket.
∑𝑅𝑅𝑅𝑅 : banyaknya siswa yang memberikan respon positif terhadap setiap kategori
yang ditanyakan dalam angket.
∑𝑆𝑆 : banyaknya siswa yang menjadi subjek uji coba perangkat pembelajaran.
Dalam penelitian ini, respon siswa dikategorikan positif apabila banyaknya
siswa yang memilih pernyataan senang, berminat, atau ya untuk setiap aspek yang
tertera pada angket minimal 75%. Sedangkan jika aspek-aspek yang persentasenya
116
kurang dari 75% akan digunakan sebagai dasar bagi peneliti untuk merevisi
perangkat pembelajaran.
4. Analisis Ulangan Harian
Kualitas Ulangan Harian (UH) siswa ditentukan oleh analisis perangkat tes.
Analisis perangkat tes ini dilakukan untuk mendapatkan masukan dalam merevisi
butir tes.
a. Validitas
Arikunto (2002: 59) mengatakan bahwa suatu tes disebut valid apabila
tes tersebut dapat tepat mengukur apa yang hendak diukur. Dengan kata
lain, suatu tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan
kriterium. Teknik yang digunakan untuk mengetahui validitas butir adalah
teknik korelasi product moment. Salah satu jenis rumus korelasi product
moment adalah korelasi product moment dengan angka kasar, yang
dirumuskan sebagai berikut:
𝑃𝑃𝑥𝑥𝑥𝑥 =𝑁𝑁∑𝑋𝑋𝑋𝑋 − (∑𝑋𝑋)(∑𝑦𝑦)
�{𝑁𝑁∑𝑋𝑋2 − (∑𝑋𝑋)2}{𝑁𝑁∑𝑋𝑋2 − (∑𝑋𝑋)2}
dengan:
𝑋𝑋 : skor butir
𝑋𝑋 : skor total
𝑁𝑁 : banyak siswa yang mengikuti tes
𝑃𝑃𝑥𝑥𝑥𝑥 : koefisien korelasi skor butir dan skor total
Nilai 𝑃𝑃𝑥𝑥𝑥𝑥 diinterpretasikan sebagai berikut:
117
Tabel 3.2 Kriteria Validitas Instrumen Koefisien Validitas Penafsiran
R ≤ 0,00 Tidak valid
0,00 < r ≤ 0,20 Validitas sangat rendah
0,20 < r ≤ 0,40 Validitas rendah
0,40 < r ≤ 0,60 Validitas sedang
0,60 < r ≤ 0,80 Validitas tinggi
0,80 < r ≤ 1,00 Validitas sangat tinggi
(Ratumanan dan Laurens, 2003: 28)
Dalam penelitian ini, suatu butir tes dikatakan valid apabila koefisien
validitas butir tersebut diinterpretasikan minimal sedang. Peneliti akan
merevisi butir-butir tes yang memiliki validitas rendah atau sangat rendah.
b. Reliabilitas
Reliabilitas tes menyatakan konsistensi suatu tes dalam memberikan
hasil walaupun tes tersebut diujikan berkali-kali. Untuk menentukan
koefisien reliabilitas tes uraian digunakan koefisien Alpha, sebagai
berikut.
𝛼𝛼 =𝑛𝑛
𝑛𝑛 − 1�1 −
1𝑅𝑅𝑥𝑥2
�𝑅𝑅𝑖𝑖2�
(Ratumanan dan Laurens, 2003:35)
Dengan: n : banyak butir tes (item)
Si² : varians skor butir ke-i
Sx² : varians skor total
118
Interpretasi koefisien menggunakan pengkategorian sebagai berikut.
Tabel 3.3 Interpretasi Koefisien Reliabilitas Tes 𝜶𝜶 Keterangan
0,80 < 𝛼𝛼 ≤ 1,00 Sangat tinggi
0,60 < 𝛼𝛼 ≤ 0,80 Tinggi
0,40 < 𝛼𝛼 ≤ 0,60 Cukup
0,20 < 𝛼𝛼 ≤ 0,40 Rendah
𝛼𝛼 ≤ ,20 Sangat rendah
Dalam penelitian ini, tes dinyatakan reliabel jika koefisien reliabilitas
tes tersebut diinterpretasikan minimal cukup. Sedangkan tes yang
memiliki reliabilitas rendah atau sangat rendah dipakai sebagai dasar bagi
peneliti untuk merevisi tes.
c. Sensitivitas
Untuk mengetahui seberapa baik butir tes itu dapat membedakan
antara siswa sebelum menerima pembelajaran dengan sesudah menerima
pembelajaran digunakan sensitivitas. Oleh karena itu, sensitivitas dapat
digunakan untuk mengetahui keefektifan pembelajaran yang telah
dilakukan. Sensitivitas butir tes dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut.
𝑆𝑆 =∑ 𝑆𝑆𝑆𝑆𝑅𝑅𝑛𝑛𝑡𝑡 − ∑ 𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑛𝑛
𝑡𝑡
𝑁𝑁(𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑃𝑃𝑚𝑚𝑚𝑚𝑥𝑥 − 𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑃𝑃𝑚𝑚𝑖𝑖𝑛𝑛)
Dengan:
𝑆𝑆 : Indeks sensitivitas butir tes
119
𝑁𝑁 : Banyaknya siswa yang mengikuti tes awal dan tes akhir
∑ 𝑆𝑆𝑆𝑆𝑅𝑅𝑛𝑛𝑡𝑡 : Jumlah skor siswa sesudah proses pembelajaran
∑ 𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑛𝑛𝑡𝑡 : Jumlah skor siswa sebelum proses pembelajaran
𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑃𝑃𝑚𝑚𝑚𝑚𝑥𝑥 : Skor maksimum yang dapat dicapai oleh siswa
𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑃𝑃𝑚𝑚𝑖𝑖𝑛𝑛 : Skor minimal yang dapat dicapai oleh siswa
Suatu butir soal dikatakan sensitif jika indeks sensitivitasnya berada
antara 0,00 dan 1,00 (Ratumanan dan Laurens, 2003). Kriteria yang
dipakai untuk menyatakan bahwa suatu butir soal itu peka terhadap
pembelajaran adalah jika S ≥ 0,3. Sedangkan butir tes yang memiliki
indeks sensitivitas S < 0,3 digunakan peneliti sebagai dasar untuk merevisi
butir tes.
Dari beberapa kriteria di atas, secara keseluruhan perangkat pembelajaran
dikatakan valid, efektif, dan praktis apabila memenuhi indikator sebagai
berikut:
1. Penilaian validator terhadap perangkat pembelajaran valid.
2. Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran baik.
3. Aktivitas siswa dalam pembelajaran efektif.
4. Respon siswa terhadap perangkat pembelajaran positif.
5. Ulangan harian memenuhi syarat valid, reliabel, dan sensitif.
6. Penilaian proses menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilakukan
efektif.