Tesis Amiruddin Eso

download Tesis Amiruddin Eso

of 116

Transcript of Tesis Amiruddin Eso

  • 7/24/2019 Tesis Amiruddin Eso

    1/116

    i

    PENGARUH LATIHAN AEROBIK TERHADAP INDEKS MASSATUBUH, LINGKAR PINGGANG, RASIO LINGKAR PINGGANG

    LINGKAR PANGGUL DAN PROFIL LIPIDPADA DEWASA OBESE

    THE EFFECTS OF AEROB IC EXERCISE ON BODY MASS INDEX,

    WA IST CIRCUMSTANCE, WAIST to HIP RATIO (WHR) AND

    LIPID PROFILE LEVEL IN OBESE ADULT

    AMIRUDDIN ESO

    PROGRAM PASCA SARJANA

    UNIVERSITAS HASANUDDIN

    MAKASSAR

    2013

  • 7/24/2019 Tesis Amiruddin Eso

    2/116

    ii

    PENGARUH LATIHAN AEROBIK TERHADAP INDEKS MASSA TUBUH,LINGKAR PINGGANG, RASIO LINGKAR PINGGANGLINGKAR

    PANGGUL DAN PROFIL LIPIDPADA DEWASA OBESE

    Tesis

    Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Magister

    Program Studi

    Biomedik

    Disusun dan diajukan oleh

    AMIRUDDIN ESO

    Kepada

    PROGRAM PASCA SARJANA

    UNIVERSITAS HASANUDDIN

    MAKASSAR

    2013

  • 7/24/2019 Tesis Amiruddin Eso

    3/116

    iii

    TESIS

    PENGARUH LATIHAN AEROBIK TERHADAP INDEKSMASSA TUBUH, LINGKAR PINGGANG, RASIO

    LINGKAR PINGGANG-LINGKAR PANGGULDAN PROFIL LIPID PADA

    DEWASA OBESE

    Disusun dan diajukan oleh

    AMIRUDDIN ESO

    Nomor Pokok P1502211003

    Telah dipertahankan di depan panitia Ujian Tesis

    pada tanggal 05 Juli 2013

    dan dinyatakan telah memenuhi syarat

    MenyetujuiKomisi Penasehat,

    Dr. dr. A. Wardihan Sinrang, MS.Ketua

    Dr. Dr. Irfan Idris, M.KesAnggota

    Ketua Program StudiBiomedik

    Prof. dr. Rosdiana Natzir, Ph.D

    Direktur Program PascasarjanaUniversitas Hasanuddin

    Prof. Dr. Ir. Mursalim

  • 7/24/2019 Tesis Amiruddin Eso

    4/116

    iv

    PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

    Yang bertanda-tangan di bawah ini:

    Nama : Amiruddin EsoNomor Pokok : P 150 2211 003Program Studi : Biomedik

    Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang saya tulis inibenar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakanpengambilan tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila di kemudian hari

    terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan tesis inihasil karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi atasperbuatan tersebut.

    Makassar, 3 Juli 2013

    Yang Menyatakan

    Amiruddin Eso

  • 7/24/2019 Tesis Amiruddin Eso

    5/116

    v

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya,

    sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tesis penelitian

    denganjudul Pengaruh Latihan Aerobik Terhadap Indeks Massa Tubuh,

    Lingkar Pinggang, Rasio Lingkar Pinggang-Lingkar Panggul dan Profil

    Lipid Pada Dewasa Obese.

    Selama penyusunan tesis penelitian ini, penulis tidak terlepas dari

    berbagai hambatan. Namun berkat kerja sama dari berbagai pihak

    akhirnya tesis penelitian ini terselesaikan dengan sebaik-baiknya. Dalam

    kesempatan ini penulis dengan tulus menyampaikan terima kasih dan

    penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat:

    1. Rektor Universitas Hasanuddin atas kepemimpinannya selama

    kami menempuh studi di Universitas Hasanuddin.

    2. Bapak Direktur Pasca Sarjana Universitas Hasanuddin.

    3. Ketua Program Studi Biomedik Pasca Sarjana Universitas

    Hasanuddin.

    4. Ketua Konsentrasi Fisiologi Pasca Sarjana Universitas Hasanuddin

    5. Bapak Dr. dr. A. Wardihan Sinrang, MS dan Bapak Dr. dr. Irfan

    Idris, M. Kes selaku Ketua Komisi Penasehat dan Anggota Tim

    Penasehat.

  • 7/24/2019 Tesis Amiruddin Eso

    6/116

    vi

    6. Bapak Dr. dr. Ilhamjaya Patellongi, M.Kes, Bapak dr. Agussalim

    Bukhari, Ph.D, Sp.GK dan Bapak Dr. Nukhrawi Nawir, M.Kes, AIFO

    selaku Tim Penguji Ujian Tesis Penelitian.

    7. Staf Dosen Program Studi Ilmu Biomedik Pasca Sarjana

    Universitas Hasanuddin

    8. Orangtua dan keluarga yang tercinta.

    9. Rekan-rekan mahasiswa Konsentrasi Fisiologi Prodi Magister

    Biomedik Pasca Sarjana Universitas Hasanuddin.

    10. Serta rekan-rekan kerja, kerabat dan handai taulan yg tdk bisa

    disebutkan satu persatu.

    Meskipun demikin penulis menyadari bahwa tesis ini jauh dari

    kesempurnaan sehingga dengan segala kerendahan hati penulis dapat

    menerima koreksi, saran dan kritik yang konstruktif demi kesempurnaan

    tesis ini. Akhir kata semoga kehadiran tesis ini dapat bermanfaat bagi

    pembaca sekalian.

    Makassar, Juli 2013

    Amiruddin Eso

  • 7/24/2019 Tesis Amiruddin Eso

    7/116

    vii

    ABSTRAK

    AMIRUDDIN ESO. Pengaruh Latihan Aerobik terhadap Indeks MassaTubuh, Lingkar Pinggang, Rasio Lingkar PinggangLingkar Panggul danProfil Lipid pada Dewasa Obese(dibimbing oleh A. Wardihan Sinrang danIrfan Idris)

    Penelitian ini bertujuan menganalisa perubahan Indeks MassaTubuh, Lingkar Pinggang, Rasio Lingkar Pinggang-Lingkar Panggul dankadar Profil Lipid sebelum dan setelah satu bulan latihan aerobik.

    Penelitian ini merupakan penelitian quasi-eksperimen denganpretest - posttest control group designpada 20 mahasiswa obese. Subjekdibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok intervensi (n = 11) dankelompok kontrol (n = 9). Penelitian dilaksanakan di Bagian Fisioterapi,Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin. Pemeriksaan antropometrikdan laboratorium profil lipid dilakukan sebelum dan sesudah satu bulanlatihan aerobik. Intervensi Latihan aerobik dimulai dengan pemanasanselama 10-15 menit. Latihan inti berupa latihan sirkuit dengan gerakan:berjalan di tempat, naik turun tangga, half squat jump, sit up, push updanback up selama 60 menit. Latihan aerobik diakhiri dengan pendinginanselama 10-15 menit. Intervensi latihan aerobik dilakukan selama 4minggu (12 sesi) yang terdiri atas 3 sesi / minggu, 75-90 menit / sesidengan intensitas ringan (50-60% Target Hearth Rate).

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yangsignifikan (p

  • 7/24/2019 Tesis Amiruddin Eso

    8/116

    viii

    ABSTRACT

    AMIRUDDIN ESO. The Effects of Aerobic Exercise on Body Mass Index,Waist Circumstance, Waist to Hip Ratio (WHR) and Lipid Profile Level InObese Adult (supervised by A. Wardihan Sinrang and Irfan Idris)

    The aim of the research is to analyze the changes in Body MassIndex, Waist Circumstance, Waist to Hip Ratio and blood lipid profile levelbefore and after one-month aerobic exercise.

    The Research was a Quasi-experimental study with a pretest -posttest control group design in 20 obese students. The Subjects were

    divided into two groups, i.e. intervention group (n = 11), and control group(n = 9). The research was conducted in Physiotherapy Department,Faculty of Medicine, Hasanuddin University. Anthropometric andlaboratory examination of lipid profile were done before and after one-month aerobic exercise. Aerobic Exercise intervention began by warmingup for 10-15 minutes. Core exercises such as circuit training was donewith the following exercises: walking in the place, up and down the stairs,half squat jumps, sit up, push up and back up for 60 minutes. Aerobicexercise is terminated by cooling down for 10-15 minutes. Aerobicexercise intervention was carried out for four weeks (12 sessions)consisting of three sessions per week and 75-90 minutes per session withlow intensity (50-60% Target Hearth Rate).

    The results of the research indicate that there are significantdifferences (p 0,05) between the value of pretest and post test of BodyMass Index and Waist Circumstance in exercise group but there is nosignificant difference in WHR, total cholesterol, HDL cholesterol, LDLcholesterol and triglyseride level. It can be concluded that four-weekaerobic exercise has a significant effect on Antropometric index such usBMI and Waist Circumstance except on WHR. It has no effect either onlipid profile.

    Keyword : Aerobic Exercise, Lipid Profile, Body Mass Index, WaistCircumstance, Waist to Hip Ratio

  • 7/24/2019 Tesis Amiruddin Eso

    9/116

    ix

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL.... i

    HALAMAN PENGAJUAN.... ii

    LEMBAR PENGESAHAN iii

    LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TESIS... iv

    PRAKATA v

    ABSTRAK vii

    ABSTRACT. viii

    DAFTAR ISI. ix

    DAFTAR TABLE. xii

    DAFTAR GAMBAR xiii

    DAFTAR LAMPIRAN. xiv

    DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN.. xv

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang..... 1

    B. Rumusan Masalah.. 4

    C. Pertanyaan Penelitian . 5

    D. Tujuan Penelitian 6

    E. Manfaat Penelitian. 7

  • 7/24/2019 Tesis Amiruddin Eso

    10/116

    x

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    A. Tinjauan Mengenai Latihan Aerobik 8

    B. Tinjauan Mengenai Obesitas 13

    C. Tinjauan Mengenai Indeks Antropometrik. 19

    D. Tinjauan Mengenai profil lipid. 23

    E. Tinjauan Mengenai Sistem Metabolik Otot Saat

    Latihan.. 26

    F. Kerangka Teori. 34

    G. Kerangka Konsep 35

    H. Hipotesis Penelitian 36

    I. Alur Penelitian 38

    J. Definisi Operasional .. 39

    BAB III METODE PENELITIAN

    A. Rancangan Penelitian 42

    B. Lokasi Dan Waktu Penelitian . 43

    C. Populasi Dan Teknik Sampel 43

    D. Kriteria Inklusi Dan Eksklusi .. 44

    E. Instrumen Pengumpulan Data 45

    F. Analisis Data . 49

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Penelitian.. 50

    B. Pembahasan . 61

  • 7/24/2019 Tesis Amiruddin Eso

    11/116

    xi

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan 67

    B. Saran .. 68

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • 7/24/2019 Tesis Amiruddin Eso

    12/116

    xii

    DAFTAR TABEL

    Nomor Halaman

    1. Jadwal Latihan Aerobik 48

    2. Karakteristik Sampel berdasarkan umur, BB, TB, IMT, LP,WHR dan Profil lipid 51

    3. Distribusi masing-masing kelompok berdasarkan kategoriNilai Rujukan Kolesterol Total 52

    4 Distribusi masing-masing kelompok berdasarkan kategoriNilai Rujukan Kolesterol LDL 52

    5 Distribusi masing-masing kelompok berdasarkan kategoriNilai Rujukan Kolesterol HDL 53

    6. Distribusi masing-masing kelompok berdasarkan kategoriNilai Rujukan Trigliserida 53

    7 Perubahan Index Massa Tubuh sebelum dan setelah latihanaerobik pada masing-masing Kelompok 54

    8. Perubahan Lingkar Pinggang sebelum dan setelah latihanaerobik pada masing-masing Kelompok 55

    9. Perubahan WHR sebelum dan setelah latihan aerobik padamasing-masing Kelompok 56

    10. Perubahan Kolesterol total sebelum dan setelah latihanaerobik pada masing-masing Kelompok 57

    11. Perubahan kolesterol LDL sebelum dan setelah latihanaerobik pada masing-masing Kelompok 58

    12. Perubahan kolesterol HDL sebelum dan setelah latihanaerobik pada masing-masing Kelompok 59

    13. Perubahan Trigliserida sebelum dan setelah latihan aerobikpada masing-masing Kelompok 60

  • 7/24/2019 Tesis Amiruddin Eso

    13/116

    xiii

    DAFTAR GAMBAR

    Nomor Halaman

    1. Hidrolisis Triasilgliserol (trigliserida) menjadi gliserol dan FFA 322. Regulasi pemecahan lemak 333. Grafik yang menunjukkan perubahan Rerata Indeks Massa

    Tubuh pada masing-masing kelompok 54

    4. Grafik yang menunjukkan perubahan Rerata LingkarPinggang pada masing-masing kelompok 55

    5. Grafik yang menunjukkan perubahan Rerata WHR padamasing-masing kelompok 56

    6. Grafik yang menunjukkan perubahan Rerata KadarKolesterol Total pada masing-masing kelompok 57

    7. Grafik yang menunjukkan perubahan Rerata KadarKolesterol LDL pada masing-masing kelompok 58

    8. Grafik yang menunjukkan perubahan Rerata KadarKolesterol HDL darah pada masing-masing kelompok 59

    9. Grafik yang menunjukkan perubahan Rerata KadarTrigliserida pada masing-masing kelompok 60

  • 7/24/2019 Tesis Amiruddin Eso

    14/116

    xiv

    DAFTAR LAMPIRAN

    Nomor Halaman

    1. Ethical Clearance 73

    2. Informed Consent 75

    3. Master Data Pengukuran Antropometrik dan Laboratorium 76

    4. Lembar Pengamatan pengukuran Sebelum Intervensi 78

    5. Lembar Pengamatan dan Pengukuran Setelah Intervensi 79

    6. Analisis Data SPSS 80

    7. Dokumentasi Kegiatan Penelitian 98

  • 7/24/2019 Tesis Amiruddin Eso

    15/116

    xv

    DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN

    Lambang/Singkatan Arti dan Keterangan

    ACSM

    DM

    FFA

    HDL

    IMT

    Kemenkes

    LDL

    MHR

    PJK

    Riskesdas

    SB

    THR

    VLDL

    WHO

    WHR

    American College of Sports Medicine

    Diabetes Mellitus

    Free Fatty Acid

    High Density Lipoprotein

    Indeks Massa Tubuh

    Kementerian Kesehatan

    Low Density Lipoprotein

    Maximal Hearth Rate

    Penyakit Jantung Koroner

    Riset Kesehatan Dasar

    Simpang Baku

    Target Hearth Rate

    Very Low Density Lipoprotein

    World Health Organization

    Waist Hip Ratio

  • 7/24/2019 Tesis Amiruddin Eso

    16/116

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Penelitian

    Obesitas adalah akumulasi lemak tubuh yang berlebihan. Hal ini

    diduga terjadi akibat ketidak-seimbangan antara asupan energi dan

    pengeluaran energi (Guyton dan Hall, 2006). Prevalensi obesitas

    cenderung meningkat dan dinyatakan oleh World Health Organization

    (WHO)sebagai masalah kesehatan kronis terbesar pada orang dewasa

    (Soegih dan Wiramihardja, 2009). Berdasarkan data WHO, pada tahun

    2008 terdapat 1,4 miliar orang dewasa (> 20 tahun) yang mengalami berat

    badan berlebih (overweight), dan lebih dari 200 juta laki-laki dan sekitar

    300 juta wanita mengalami obesitas atau kegemukan (WHO, 2012).

    Prevalensi obesitas di Indonesia berdasarkan Riset Kesehatan

    Dasar 2007 pada penduduk dewasa (berumur > 18 tahun) ada lah 21,7 %

    yang terdiri dari 10,0 % overweight dan 11,7 % obese. Prevalensi

    tertinggi untuk obesitas adalah di Propinsi Sulawesi Utara (37,1%) dan

    yang terendah di Propinsi Nusa Tenggara Timur (13,0%), sementara

    prevalensi obesitas di Sulawesi Selatan adalah 20,7 % yang terdiri dari

    9,7 % overweight dan 11,0 % obese (Kemenkes, 2010).

  • 7/24/2019 Tesis Amiruddin Eso

    17/116

    2

    Overweightdan obesitas termasuk lima besar penyebab kematian

    global. Sekitar 2,8 juta penduduk dewasa setiap tahunnya meninggal

    sebagai dampak dari overweight dan obesitas (WHO, 2012). Tingginya

    prevalensi obesitas dikaitkan dengan tingginya berbagai resiko penyakit

    seperti Diabetes Mellitus, batu empedu, penyakit kardiovaskuler,

    hipertensi, osteoartritis dan kanker (Soegih dan Wiramihardja, 2009).

    Indeks antropometrik seperti Indeks Massa Tubuh, Lingkar

    Pinggang (Waist Circumstance) dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul

    (Waist to Hip Ratio/WHR) masih digunakan dalam praktek klinis untuk

    mendiagnosa obesitas (Sabet et al., 2012). Selain itu, obesitas dapat

    ditentukan dengan pemeriksaan laboratorium profil lipid yang ditandai

    oleh abnormalitas tiga lipoprotein utama berupa; peningkatan kadar

    trigliserida, meningkatnya LDL kolesterol dan menurunnya HDL kolesterol,

    serta peningkatan kolesterol total (Ounis et al., 2008).

    Pendekatan multifaktor dilakukan untuk penanganan obesitas.

    Pendekatan tersebut mencakup; modifikasi diet, latihan fisik (exercise),

    psikoterapi, penggunaan obat-obatan, akupunktur serta tindakan

    pembedahan (Soegih dan Wiramihardja, 2009).

    Latihanaerobik diketahui memiliki banyak manfaat bagi kesehatan,

    diantaranya adalah : dapat membugarkan sistem kardiovaskuler,

    mempertahankan berat badan dan massa otot yang optimum,

    menurunkan lemak abdominal, memperbaiki sensitifitas insulin dan profil

    lipid (Saritas, 2012). Untuk mencapai hal ini, ACSM(American College of

  • 7/24/2019 Tesis Amiruddin Eso

    18/116

    3

    Sports Medicine) menganjurkan agar hendaknya latihan fisik yang

    dilakukan tetap memperhatikan frekuensi, durasi dan intensitas latihan

    yakni frekuensi latihan selama 3-5 kali/minggu, intensitas ringan-sedang,

    durasi latihan 20-60 menit/sesi, dan jenis olahraga aerobik berupa senam,

    berjalan, dan bersepeda. (ACSM : 1998)

    Latihan aerobik (endurance training) dapat menurunkan indeks

    massa tubuh, Lingkar Pinggang (waist circumstance) dan Waist to Hip

    Ratio (WHR)sebagaimana dilaporkan oleh Sankhla et al (2008), Arazi et

    al (2011) dan Arslan (2011) pada penelitian yang dilakukan selama

    delapan minggu terhadap subjek baik yang normal, overweight maupun

    yang obese.

    Penurunan kadar kolesterol total, Kolesterol LDL dan Trigliserida

    serta peningkatan kadar HDL kolesterol telah dilaporkan oleh Sankhla et

    al (2008) pada subjek orang dewasa berumur 20-40 tahun yang obese

    maupun normal setelah menjalani latihan aerobik selama 2 bulan (8

    minggu), akan tetapi menurut Saritas (2012) latihan aerobik justru tidak

    menunjukkan perubahan yang bermakna pada total kolesterol dan

    trigliserida, terjadi penurunan HDL Kolesterol dan peningkatan LDL

    kolesterol pada dewasa muda aktif dalam periode yang sama. Sebaliknya,

    pada penelitian yang dilakukan oleh Narayani dan Raj (2010) pada

    mahasiswa wanita yang mengalami obesitas di India selama 6 minggu

    didapatkan perubahan yang bermakna terhadap kolesterol total dan HDL-

    kolesterol.

  • 7/24/2019 Tesis Amiruddin Eso

    19/116

    4

    B. Rumusan Masalah

    Prevalensi obesitas yang semakin meningkat disertai dengan

    peningkatan morbiditas dan mortalitas yang berkaitan dengannya.

    Berbagai penelitian eksperimental telah dilakukan terhadap subjek yang

    mengalami obesitas. Latihan aerobik dengan frekuensi, intensitas, durasi

    dan tipe serta model aerobik yang diintervensikan kepada subjek cukup

    beragam dan hasilnya pun bervariasi. Penelitian tentang hal ini di

    Indonesia masih jarang dilakukan sehingga belum ditemukan data yang

    cukup mengenai pengaruh latihan aerobik terhadap indeks antropometrik

    dan profil lipid pada orang dewasa yang mengalami obesitas, terutama

    jika latihan aerobik hanya dilakukan selama satu bulan (empat minggu).

    Dengan demikian masalah penelitian ini adalah apakah latihan aerobik

    selama satu bulan dapat berpengaruh terhadap Indeks Massa Tubuh,

    Lingkar Pinggang, Rasio Lingkar Pinggang-Lingkar Panggul dan kadar

    profil lipid darah pada dewasa obese.

  • 7/24/2019 Tesis Amiruddin Eso

    20/116

    5

    C. Pertanyaan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, maka penelitian ini

    bermaksud untuk menjawab pertanyaan penelitian sebagai berikut :

    1. Apakah terdapat perbedaan Indeks Massa Tubuh sebelum dan

    setelah satu bulan latihan aerobik?

    2. Apakah terdapat perbedaan Lingkar Pinggang sebelum dan setelah

    satu bulan latihan aerobik?

    3. Apakah terdapat perbedaan Rasio Lingkar Pinggang Lingkar

    Panggul sebelum dan setelah satu bulan latihan aerobik?

    4. Apakah terdapat perbedaan kadar kolesterol total sebelum dan

    setelah satu bulan latihan aerobik?

    5. Apakah terdapat perbedaan kadar kolesterol LDL sebelum dan

    setelah satu bulan latihan aerobik?

    6. Apakah terdapat perbedaan kadar kolesterol HDL sebelum dan

    setelah satu bulan latihan aerobik?

    7. Apakah terdapat perbedaan kadar trigliserida darah sebelum dan

    setelah satu bulan latihan aerobik?

  • 7/24/2019 Tesis Amiruddin Eso

    21/116

    6

    D. Tujuan Penelitian

    1. Tujuan Umum

    Diketahuinya perubahan Indeks Antropometrik dan kadar profil

    lipid darah sebelum dan setelah satu bulan latihan aerobik.

    2. Tujuan Khusus

    a. Diketahuinya perbedaan Indeks Massa Tubuh sebelum dan setelah

    satu bulan Latihan Aerobik.

    b. Diketahuinya perbedaan lingkar pinggang sebelum dan setelah

    satu bulan Latihan Aerobik.

    c. Diketahuinya perbedaan Rasio Lingkar PinggangLingkar Panggul

    sebelum dan setelah satu bulan Latihan Aerobik.

    d. Diketahuinya perbedaan kadar Kolesterol Total sebelum dan

    setelah satu bulan Latihan Aerobik.

    e. Diketahuinya perbedaan kadar Kolesterol LDL sebelum dan setelah

    satu bulan Latihan Aerobik.

    f. Diketahuinya perbedaan kadar Kolesterol HDL sebelum dan

    setelah satu bulan Latihan Aerobik.

    g. Diketahuinya perbedaan kadar Trigliserida darah sebelum dan

    setelah satu bulan Latihan Aerobik.

  • 7/24/2019 Tesis Amiruddin Eso

    22/116

    7

    E. Manfaat Penelitian

    Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut :

    1. Segi Akademis : Memberikan dasar informasi ilmiah mengenai

    peranan latihan aerobik dalam memperbaiki profil lipid, penurunan

    Indeks Massa Tubuh, WHR dan Lingkar Pinggang terutama pada

    dewasa obese.

    2. Segi Aplikasi Praktis : Sebagai salah satu dasar untuk tatalaksana

    obesitas dan upaya pencegahan terhadap risiko penyakit yang

    menyertainya.

    3. Segi Penelitian : Sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya

    mengenai latihan aerobik kaitannya dengan profil lipid, Indeks Massa

    Tubuh, Lingkar Pinggang dan Waist Hip Ratio pada obesitas

  • 7/24/2019 Tesis Amiruddin Eso

    23/116

    8

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Tinjauan Mengenai Latihan Aerobik

    Aktifitas fisik adalah seluruh kegiatan yang dapat meningkatkan

    penggunaan energi / kalori oleh tubuh (Afriwardi, 2011). Jumlah aktifitas

    fisik sangat bervariasi pada tiap individu sehingga hal ini menjadi

    pertimbangan dalam asupan tiap individu untuk mempertahankan

    keseimbangan energi. (Guyton dan Hall, 2006)

    Menurut Soegih dan Wiramihardja ( 2009) terdapat tiga komponen

    dari aktifitas fisik antara lain : 1) Aktifitas yang dilakukan selama bekerja /

    berhubungan dengan pekerjaan, 2) Aktifitas yang dilakukan di rumah,

    merupakan bagian dari aktifitas sehari-hari, dan 3) Aktifitas fisik di saat

    senggang, selain pekerjaan dan aktifitas harian, termasuk disini adalah :

    a. Latihan fisik adalah kegiatan terstruktur yang dilakukan untuk

    meningkatkan kebugaran

    b. Olahraga kompetisi yang dilakukan sebagai suatu profesi atau

    pekerjaan.

    Olahraga (sport) merupakan serangkaian aktifitas fisik yang

    terstruktur mengacu pada aturan-aturan atau kaidah-kaidah tertentu

    namun tidak terikat pada intensitas dan waktunya. (Afriwardi, 2011)

  • 7/24/2019 Tesis Amiruddin Eso

    24/116

    9

    Latihan (exercise) merupakan serangkaian aktifitas yang terstruktur

    dan berirama dengan intensitas tertentu dalam jangka waktu tertentu yang

    bertujuan untuk meningkatkan kesegaran jasmani (Afriwardi, 2011).

    Secara umum aktifitas fisik dalam olah raga menurut Irawan (2007)

    terbagi dua:

    1. Aerobik

    Aerobik adalah olahraga yang dilakukan secara teratur dan terus

    menerus dimana kebutuhan oksigen masih dapat dipenuhi oleh

    tubuh, misalnya berjalan kaki, jogging, maraton dan bersepeda

    jarak jauh. Aktifitas ini biasanya dalam intensitas rendah dan

    sedang yang dapat dilakukan secara kontinyu dalam waktu yang

    cukup lama.

    2. Anaerobik

    Anaerobik adalah olahraga dimana kebutuhan oksigen tidak dapat

    dipenuhi seluruhnya oleh tubuh, misalnya angkat besi, lari sprint

    100 meter, tenis lapangan dan bulu tangkis.

    American College of Sport medicine (1998) telah

    merekomendasikan suatu latihan yang sesuai untuk mempertahankan

    kebugaran kardiorespirasi, komposisi tubuh, kekuatan dan ketahanan

    otot serta fleksibilitas pada dewasa sehat yakni :

    1. Frekuensi : olahraga sebaiknya dilakukan 3-5 kali/minggu

    2. Intensitas : intensitas ringan dan sedang yaitu 60%-70% Maximum

    Heart Rate (MHR)

  • 7/24/2019 Tesis Amiruddin Eso

    25/116

    10

    3. Time (durasi): 30-60 menit

    4. Tipe (jenis) : olahraga aerobik (endurance) untuk meningkatkan

    kemampuan kardiorespirasi seperti jalan, jogging, berenang,

    senam dan bersepeda.

    Latihan aerobik berupa latihan sirkuit (circuit training) merupakan

    suatu metode Latihan yang dirancang untuk memperbaiki mobilitas,

    kekuatan fisik dan stamina. Program ini terdiri dari beberapa stasiun

    dimana atlit dipersiapkan untuk melakukan latihan pada waktu tertentu

    sebelum berpindah ke stasiun yang lain (Bowers dan Fox, 1988).

    Latihan sirkuit seharusnya disusun sedemikian rupa sehingga

    dapat diperoleh tujuan yang diharapkan. Beberapa contoh latihan sirkuit

    yang melibatkan anggota tubuh sebagai berikut: (Mackenzie, 1997)

    1. Tubuh bagian atas (upper body) misal ;press ups, pull ups, bench

    dips danbench lift.

    2. Badan dan punggung (core and trunk) misal ; back extension chest

    raise/back up.

    3. Tubuh bagian bawah : squat jumps, step ups

    4. Seluruh tubuh (total body); misal treadmills

    Latihan sirkuit dapat didesain untuk meningkatkan kekuatan, daya

    otot dan ketahanan otot, fleksibilitas serta ketahanan kardiorespirasi. Efek

    fisiologis dari latihan ini tergantung pada tipe sirkuit yang disusun. Jika

    desainnya adalah latihan pembebanan, maka hal ini akan meningkatkan

    kekuatan, daya otot dan ketahanan otot, sedikit berpengaruh terhadap

  • 7/24/2019 Tesis Amiruddin Eso

    26/116

    11

    ketahanan kardiorespirasi. Sebaliknya jika desain latihannya berupa

    endurance trainingmisalnya ; berlari, berenang atau bersepeda, maka hal

    ini dapat meningkatkan ketahanan kardiorespirasi. (Bowers dan Fox,

    1988)

    Hal-hal yang perlu diperhatikan setiap kali melakukan olahraga

    adalah pemanasan, latihan inti, pendinginan dan stretching (Soegondo,

    2011).

    1. Pemanasan (warm up)

    Dilakukan sebelum memasuki latihan inti dengan tujuan

    mempersiapkan berbagai sistem tubuh sebelum memasuki latihan yang

    sebenarnya. Lama pemanasan cukup 5-10 menit. (Soegondo, 2011).

    Ada beberapa alasan perlunya pemanasan sebelum latihan inti :

    (Fox dan Bowers, 1988)

    1. Pemanasan dapat meningkatkan curah jantung (Cardiac Output)

    sehingga darah mengalir dengan cepat pada area tubuh yang terlibat

    dalam aktifitas olah raga.

    2. Pemanasan dapat meningkatkan temperatur tubuh dan otot, memacu

    aktifitas enzim yang dapat meningkatkan metabolisme otot skelet,

    meningkatkan jumlah darah dan oksigen yang menuju ke otot skelet

    serta memperbaiki kontraksi waktu refleks otot skelet.

    3. Pemanasan dapat mencegah kekurangan aliran darah ke jantung

    yang sangat berbahaya terutama pada latihan yang berat

    4. Mencegah terjadinya cidera otot dan persendian.

  • 7/24/2019 Tesis Amiruddin Eso

    27/116

    12

    2. Latihan inti (Condi t ion ing)

    Dalam praktek latihan sehari-hari Denyut Nadi sering dipakai

    sebagai standar untuk intensitas latihan. Alasannya adalah ditemukannya

    korelasi linear antara Denyut nadi dan intensitas latihan. Untuk latihan

    endurance (aerobik) dapat dikatakan bahwa stimulus latihan yang terbaik

    diperoleh pada suatu intensitas dimana sistem pengangkutan oksigen

    yang lengkap diaktifkan hingga maksimum, sementara akumulasi laktat

    dalam otot belum tercapai. Rentang intensitas ini juga dinamakan zona

    jalur aerobik-anaerobik. (Janssen, 1993).

    Waktu ideal untuk mengukur Denyut nadi istrahat (Resting Hearth

    Rate) adalah pada pagi hari setelah bangun tidur dan duduk selama

    beberapa menit. Denyut nadi dapat ditentukan dengan meraba arteri

    radial atau arteri karotis. Denyut nadi Maksimal diukur dengan

    menggunakan rumus :

    MHR = 220Umur

    Untuk latihan aerobik titik awal yang dapat diterapkan pada

    seorang atlit berlatih pada intensitas yang cukup untuk meningkatkan HR

    sampai maksimal 80-85% MHR. (Bowers dan Fox, 1988)

    3. Pendinginan (Cool ing-down)

    Dilakukan untuk mencegah penimbunan asam laktat yang dapat

    menimbulkan nyeri pada otot sesudah berolahraga. Dilakukan untuk

    melemaskan dan melenturkan otot-otot yang masih teregang dan lebih

    elastis.

  • 7/24/2019 Tesis Amiruddin Eso

    28/116

    13

    B. Tinjauan Mengenai Obesitas

    1. Etiologi Obesitas

    Obesitas timbul sebagai akibat masukan energi yang melebihi

    pengeluaran energi. Bila energi dalam jumlah yang besar dalam bentuk

    makanan yang masuk dalam tubuh melebihi jumlah yang dikeluarkan,

    berat badan akan bertambah, dan sebagian besar kelebihan energi

    tersebut akan disimpan sebagai lemak. Oleh karena itu kelebihan

    adipositas (obesitas) disebabkan masukan energi melebihi pengeluaran

    energi. (Guyton dan Hall, 2006)

    Ketidak seimbangan energi tersebut diakibatkan oleh perilaku

    (perilaku makan dan aktifitas yang cenderung duduk bermalas-malasan)

    dan fisiologi (metabolisme istirahat dan pengeluaran energi ketika

    melakukan aktifitas). Kedua hal ini dipengaruhi oleh faktor genetik dan

    lingkungan. (Spearkman, 2003)

    a. Faktor Genetik

    Dalam setiap masyarakat dan sub-populasi, subjek yang obes dan

    non-obes itu tetap ada. Perbedaan tersebut terutama akibat faktor genetik

    sebagaimana dibuktikan dengan heritabilitas yang tinggi. (Spearkman,

    2003)

    Pada manusia, mutasi autosom resesif pada gen leptin, reseptor

    leptin, reseptor melanokortin-4, pro-opiomelanocortin (POMC) dan pada

    gen PPAR- merupakan onset terjadinya obesitas. (Soegih dan

    Wiramiharja, 2009) Selain itu, peranan insulin sebagai hormon anabolik,

  • 7/24/2019 Tesis Amiruddin Eso

    29/116

    14

    kortisol, neuropeptida Y dan Ghrelin serta neuroepinefrin, serotonin,

    Interleukin-6 dan TNF alfa diduga berperanan penting dalam

    perkembangan obesitas. (Wilborn, 2005)

    b. Faktor Lingkungan

    Perubahan lingkungan yang berkontribusi secara langsung

    terhadap peningkatan prevalensi obesitas mencakup : (Labib, 2003)

    1. Penurunan pengeluaran energi yang disebabkan oleh kemajuan

    teknologi dan gaya hidup/prilaku bermalas-malasan (sedentary)

    2. Meningkatnya ketersediaan makanan dengan harga terjangkau,

    lemak tinggi dan makanan dengan energi yang padat.

    Peningkatan secara dramatis jumlah orang yang obese pada

    masyarakat Barat mencerminkan bahwa peningkatan tersebut sebagian

    besar akibat faktor perubahan lingkungan, berkurangnya aktivitas dan

    mungkin juga akibat meningkatnya asupan makanan. (Spearkman, 2003)

    Pengeluaran energi (energy expenditure) oleh tubuh secara

    fisiologis terdiri dari 3 komponen : (Fox, 2003)

    1. Laju metabolisme basal / Basal Metabolic Rate ; energi yang

    dikeluarkan pada saat istrahat yang mana seseorang berada

    dalam kondisi suhu 28oC dan tidak makan selama 8-12 jam.

    Diperkirakan sekitar 60% dari total pengeluaran energi.

    2. Termogenesis Adaptif/Termic Effect of Food(TEF) : Energi panas

    yang dikeluarkan untuk merespon perubahan temperature dan

  • 7/24/2019 Tesis Amiruddin Eso

    30/116

    15

    pada saat proses pencernaan dan penyerapan makanan. Sekitar

    10% dari total pengeluaran energi

    3. Aktifitas Fisik : meningkatkan laju metabolisme dan pengeluaran

    energi oleh otot skelet. Kontribusinya terhadap total pengeluaran

    energi bervariasi tergantung pada tipe dan intensitas aktifitas fisik

    tersebut.

    2. Patofisiologi obesitas

    Secara embriologis, sel lemak (adiposit) berasal dari sel

    mesenkimal. Sel mesenkimal juga merupakan asal dari pembuluh darah,

    kardiomiosit, osteosit dan chondrosit. Jumlah adiposit tergantung pada

    keseimbangan antara proses adipogenesis dan apoptosis, dimana sekitar

    10% sel lemak diperbaharui pada saat dewasa dan pada seluruh level

    Indeks Massa Tubuh. (Bays, 2011)

    Adipositas/obesitas adalah berlebihnya jaringan adiposa.

    Adipositas merupakan tanda terjadinya overweight atau obese.

    Adiposopati (sick fat) didefinisikan sebagai suatu keadaan patologik

    berupa gangguan anatomik/fungsional yang dipicu oleh keseimbangan

    energi positif, baik yang disebabkan oleh faktor genetik maupun oleh

    faktor lingkungan pada individu tertentu yang mengakibatkan respon imun

    dan endokrin yang negatif yang mana secara langsung meningkatkan

    kejadian penyakit Kardiovaskuler dan juga menyebabkan atau

    memperburuk penyakit metabolik.

  • 7/24/2019 Tesis Amiruddin Eso

    31/116

    16

    Jika keseimbangan energi tubuh positif (berlebih), adiposit secara

    normal mengalami hipertropi, sehingga menimbulkan sinyal seluler untuk

    pembentukan, proliferasi dan diferensiasi sel lemak yang baru.

    Sebaliknya, jika adipogenesis gagal, yang mana adiposit tidak adekuat

    untuk berproliferasi dan berdiferensiasi maka akan terjadi lipodistropi.

    Singkatnya, keseimbangan energi positif dapat menyebabkan beberapa

    tahapan proses adipogenesis terganggu (rekrutmen, proliferasi dan

    diferensiasi) yang memicu respon imun dan endokrin yang patologis yang

    berkontribusi pada penyakit metabolik terutama pada individu yang secara

    genetik dan lingkungan mendukung. (Bays, 2011)

    Hipertropi adiposit yang berlebihan dapat mengganggu fungsi

    organel sel lemak menyebabkan sel adiposit menjadi sakit/adiposopati.

    Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya marker stress Retikulum

    endoplasma. Peningkatan marker stress RE adiposit berkaitan dengan

    inflamasi, disfungsi seluler dan penyakit metabolik. Mitokondria

    merupakan organel yang mengandung enzim dan bertanggung-jawab

    dalam transformasi nutrien menjadi energi dengan memproduksi ATP.

    Meningkatnya marker stress mitokondria sel adiposit berkaitan dengan

    obesitas, resistensi insulin dan DM tipe 2. (Bays, 2011)

    Pada keadaan adiposopati, adiposit tidak dapat menyimpan energi

    yang berlebihan (terutama dalam bentuk trigliserida), sehingga Free Fatty

    Acid (FFA) dalam sirkulasi meningkat dan menyebabkan gangguan pada

    organ non-adiposa tissueseperti hati, otot, pankreas dan pembuluh darah.

  • 7/24/2019 Tesis Amiruddin Eso

    32/116

    17

    Konsekuensinya, terjadi lipotoksisitas metabolik mencakup gangguan

    pada metabolisme glukosa dan metabolisme lemak serta peninggian

    tekanan darah. (Bays, 2011)

    Kepentingan klinik dari adipositas tidak hanya tentang bagaimana

    lemak tersebut disimpan, akan tetapi dimana lemak tersebut tersimpan.

    Lemak tubuh tersimpan pada organ visceral (Visceral Adipose tissue)

    yakni sekitar 20% dari total lemak tubuh dan sebagian besar jaringan

    adiposa (80%) tersimpan di bawah kulit /subkutan (Subcutaneous Adipose

    Tissue). Sebagian besar FFA dalam sistem portal berasal dari jaringan

    adiposa subkutan, yang mana berkontribusi terhadap efek lipotoksik pada

    hati dengan konsekuensi klinis berupa hiperglikemia dan dislipidemia.

    (Bays, 2011)

    3. Konsekuensi Obesitas

    Konsekuensi medis dari obesitas berupa terjadinya resiko penyakit

    kardiovaskuler, PJK, Hipertensi dan Penyakit Jantung kongektif. Aritmia,

    stroke, penyakit vaskuler perifer, diabetes, penyakit batu empedu,

    gangguan tidur, artritis dan kematian mendadak telah banyak dilaporkan

    sebagai konsekuensi obesitas. (Wilborn, 2005)

    Selain konsekuensi medis, konsekuensi psikososial juga terjadi dan

    dialami oleh penderita obese, yakni berupa : disabilitas dan keterbatasan

    fungsi dalam kehidupan sehari-hari, gangguan sistem muskuloskeletal

    penurunan kualitas hidup dan sebagainya. (Wilborn, 2005)

  • 7/24/2019 Tesis Amiruddin Eso

    33/116

    18

    4. Diagnosis obesitas

    Diagnosa obesitas dapat dilakukan seperti halnya diagnosa

    penyakit lainnya, yakni diawali dengan anamnesis dan setelah itu

    dilakukan pemeriksaan fisik dan laboratorium. Pada anamnesis dilakukan

    identifikasi kejadian tertentu yang berhubungan dengan peningkatan berat

    badan. Pola makan, pola aktiftas, penggunaan obat-obatan, berhenti

    merokok juga diidentifkasi. Pemeriksaan fisik meliputi : tanda-tanda vital

    yang meliputi nadi, tekanan darah, tanda-tanda dispnu, denyut jantung

    yang tidak teratur, BB, TB, Indeks Massa Tubuh dan Lingkar pinggang.

    (Soegih dan Wiramihardja, 2009)

    5. Penanganan obesitas

    Ada beberapa metode yang digunakan dalam penanganan

    obesitas : (Soegih dan Wiramihardja, 2009)

    1. Terapi Utama ; terapi yang harus dilakukan dan sebaiknya

    dijalankan bersamaan :

    - Diet terapi

    - Latihan fisik (exercise)

    - Perubahan prilaku

    2. Terapi Medis ; diberikan pada penderita obese yang disertai

    oleh satu atau lebih komorbid, misalnya DM dan PJK

    3. Terapi Pendampingan

    - Farmakoterapi

    - Akupunktur

  • 7/24/2019 Tesis Amiruddin Eso

    34/116

    19

    - Tindakan bedah

    - Tindakan non bedah

    C. Tinjauan Mengenai Indeks Antropometrik

    1. Berat Badan.

    Komposisi tubuh manusia terdiri dari dua kompartemen : Massa

    Lemak (Fat mass) dan Massa tanpa Lemak (Fat Free Mass/FFM). Lemak

    tubuh terdiri dari dua tipe : 1) Lemak esensial, berkaitan dengan sumsum

    tulang, sistem saraf pusat, organ dalam (viscera) dan membran sel, dan 2)

    Lemak yang tersimpan (storage fat) yakni lemak (trigliserida) yang

    tersimpan dalam jaringan adiposa. Fat Free Mass menyusun rangka, otot,

    jaringan konektif, organ, kulit, tulang dan cairan tubuh. Fat Free massdan

    Fat mass juga mengalami perubahan dalam proses penurunan berat

    badan. Hal ini tergantung pada komposisi tubuh sebelumnya. (Abdel

    Hamid, 2002)

    Prosedur pengukuran Berat badan pada orang dewasa sebagai

    berikut : (Soegih dan Wiramihardja, 2009)

    a. Dilakukan setelah kandung kemih dikosongkan dan sebelum

    makan

    b. Timbangan yang dipakai beam balance atau timbangan digital

    lainnya

    c. Subjek memakai pakaian seringan mungkin

    d. Timbangan ditempatkan pada permukaan yang datar

  • 7/24/2019 Tesis Amiruddin Eso

    35/116

    20

    e. Subjek berdiri dengan kepala tegak.

    2. Tinggi Badan.

    Prosedur pengukuran TB pada orang dewasa adalah sebagai

    berikut :

    a. Mikrotois digantungkan pada dinding yang tegak lurus dan datar

    setinggi 2 meter dan lantai yang datar

    b. Subjek melepaskan alas kaki

    c. Saat pengukuran posisi kepala subjek menghadap ke depan, kaki

    merapat, tulang belikat pinggul dan bahu menempel ke dinding.

    Kedua lengan tergantung bebas di samping tubuh.

    d. Bagian yang bergerak dari Mikrotois diturunkan perlahan-lahan

    hingga menyentuh bagian atas kepala

    e. Pengukuran dilakukan saat inspirasi maksimal

    3. Indeks Massa Tubuh

    Indeks Massa Tubuh digunakan untuk menilai komposisi lemak

    tubuh. Indeks Massa Tubuh dapat dihitung sebagai :

    IMT= Berat Badan (dalam kg)Tinggi Badan( dalam m2)

    Secara klinis, IMT yang bernilai antara 25 dan 29,9 kg/m2disebut

    overweightdan nilai BMI lebih dari 30 kg/m2disebut obese (Guyton dan

    Hall, 2006). Menurut WHO (2002), klasifikasi obesitas dewasa

    berdasarkan nilai BMI sebagai berikut:

    BB kurang, BMI < 18,5

  • 7/24/2019 Tesis Amiruddin Eso

    36/116

    21

    BB normal, BMI 18,50-24,99

    BB lebih, BMI 25,00

    Obese derajat I, BMI 30-34,99

    Obese derajat II, BMI 35,00-39,99

    Obese derajat III, BMI 40

    Meskipun definisi ini telah diadopsi oleh WHO, namun diakui ada

    beberapa masalah dengan indeks ini. Secara khusus, hal ini tidak

    mencerminkan perubahan lemak tubuh jika tinggi badan seseorang

    berubah dari waktu ke waktu. Akibatnya, IMT tidak dapat diandalkan untuk

    mengukur kegemukan tubuh anak. Selain itu, binaragawan dan beberapa

    atlet yang telah mengembangkan sejumlah besar jaringan ototnya,

    mungkin juga keliru kalau diklasifikasikan sebagai obesitas. Pada orang

    dewasa pada umumnya korelasi IMT dengan kegemukan tubuh cukup

    erat, terutama jika dikombinasikan dengan pengukuran seperti lingkar

    pinggang. (Spearkman, 2003)

    Indeks Massa Tubuh juga tidak dapat diseragamkan antara orang

    Asia dan Non-Asia dalam menentukan derajat obesitas seseorang.

    (Arisman, 2010) Klasifikasi Indeks Massa Tubuh, Lingkar Pinggang dan

    Rasio Lingkar Pinggang-Lingkar Panggul untuk etnis Asia sebagai berikut

    : (WHO, 2000)

    Indeks Massa Tubuh (IMT)

    BB kurang < 18,5

    BB Normal 18,5-22,9

  • 7/24/2019 Tesis Amiruddin Eso

    37/116

    22

    BB berlebih 23,0-24,9

    Obese 25,0-34,9

    Obese Morbid >35,0

    Lingkar Pinggang (cm)

    Laki-laki > 90 cm

    Perempuan > 80 cm

    Rasio Lingkar Pinggang-Lingkar Panggul (WHR)

    Laki-laki < 1,0

    Perempuan < 0,9

    4. Lingkar Pinggang.

    Pengukuran lingkar pinggang dilakukan untuk menentukan obesitas

    sentral. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan pita plastik di

    daerah setinggi umbilikus atau pada titik tengah antara tulang iga paling

    bawah dan puncak tulang iliaka.

    5. Waist to Hip Ratio (WHR).

    WHR digunakan untuk menentukan adanya lemak di daerah

    abdomen. Rasio ini diperoleh dengan membagi Lingkar Pinggang dengan

    Lingkar Panggul. Pengukuran lingkar panggul dilakukan di lingkaran

    terbesar panggul dan pasien berdiri tegak, kedua tangan di samping

    tubuh dan kaki dirapatkan. (Soegih dan Wiramihardja, 2009)

  • 7/24/2019 Tesis Amiruddin Eso

    38/116

    23

    D. Tinjauan mengenai Profil Lipid

    Kebutuhan energi sehari-hari pada manusia terpenuhi dari

    karbohidrat (40-60%), lipid (terutama triasil gliserol, 30-40%) dan protein

    (10-15%). (Murray, 2006)

    Lipid dalam makanan terutama berupa triasil gliserol dan

    mengalami hidrolisis menjadi monoasil gliserol dan asam lemak di usus

    yang kemudian mengalami reesterifikasi di mukosa usus. Di sini, lipid ini

    dikemas bersama protein dan disekresikan ke dalam sistem limfe lalu ke

    aliran darah sebagai kilomikron. (Murray, 2006)

    Lipid plasma terdiri dari triasilgliserol (trigliserida) sebanyak 16%,

    fosfolipid (30%), kolesterol (14%) dan ester kolesterol (36%) serta sedikit

    asam lemak rantai panjang tak teresterifikasi (Asam lemak bebas/FFA)

    sebanyak 4%. Asam lemak bebas (Free Fatty Acid) secara metabolik

    adalah lemak plasma yang paling aktif. (Murray, 2006)

    1. Lipoprotein

    Pada keadaan setelah penyerapan, setelah semua kilomikron

    dikeluarkan dari darah, lebih dari 95% lipid dalam plasma dalam bentuk

    lipoprotein. Lipoprotein merupakan partikel kecil, lebih kecil dari

    kilomikron, mengandung trigliserida, kolesterol, fosfolipid dan protein.

    (Guyton dan Hall, 2006)

  • 7/24/2019 Tesis Amiruddin Eso

    39/116

    24

    Selain kilomikron, ada 4 tipe utama lipoprotein yang

    diklasifikasikan berdasarkan densitasnya yang diukur dengan

    ultrasentrifugasi : (Guyton dan Hall, 2006)

    1) lipoprotein berdensitas sangat rendah (very low density lipoprotein)

    mengandung konsentrasi trigliserida yang tinggi dan konsentrasi

    sedang kolesterol dan fosfolipid.

    2) lipoprotein berdensitas sedang (intermediate Density lipoprotein)

    3) lipoprotein berdensitas rendah (low density lipoprotein)

    4) lipoprotein berdensitas tinggi (High density lipoprotein)

    Hampir semua lipoprotein dibentuk di hati. Selain itu sejumlah kecil

    lipoprotein berdensitas tinggi juga disintesis di epitel usus selama absorbsi

    asam lemak dari usus. Fungsi utama lipoprotein adalah untuk mengangkut

    komponen lipid dalam darah. Lipoprotein yang berdensitas sangat rendah

    mengangkut trigliserida yang disintesis dalam hati terutama ke jaringan

    adiposa, sedangkan lipoprotein yang lain terutama penting dalam

    berbagai tahap transport fosfolipid dan kolesterol dari hati ke jaringan

    perifer atau dari jaringan perifer kembali ke hati. (Guyton dan Hall, 2006)

    2. Trigliserida

    Sejumlah besar lemak disimpan dalam dua jaringan tubuh utama

    yakni jaringan adiposa dan hati. Fungsi utama jaringan adiposa adalah

    menyimpan trigliserida sampai diperlukan untuk membentuk energi dalam

    tubuh, sedangkan fungsi yang lain adalah sebagai penyekat panas untuk

    tubuh. (Guyton dan Hall, 2006)

  • 7/24/2019 Tesis Amiruddin Eso

    40/116

    25

    Jaringan adiposa menjadi tempat penyimpanan utama trigliserida

    (triasil gliserol) dalam tubuh (Murray, 2006). Trigliserida berjumlah sebesar

    80-95% dari keseluruhan volume sel (Guyton dan Hall, 2006). Pembawa

    utama trigliserida dalam plasma adalah kilomikron dan Very Low Density

    Lipoprotein/VLDL (Murray , 2006).

    Untuk menyimpan lemak trigliserida, adiposit (jaringan adiposa)

    memproduksi dan mensekresi molekul pengatur dan yang paling penting

    adalah leptin, suatu hormon yang memberikan sinyal ke hipothalamus

    mengenai jumlah cadangan lemak. (Fox, 2003 : 606)

    3. Fosfolipid

    Fosfolipid dalam tubuh terutama dalam bentuk lesitin, sefalin dan

    sfingomielin. Semua bentuk fosfolipid larut dalam lemak, yang ditranpor

    dalam lipoprotein, dipakai pada seluruh tubuh terutama oleh membran sel.

    Fosfolipid dibentuk di seluruh tubuh terutama oleh hati (sekitar 90%) juga

    dibentuk oleh sel epitel usus selama absorbsi lipid dalam usus. Fosfolipid

    merupakan unsur penting lipoprotein dalam darah. Jika fosfolipid tidak

    ada, maka akan terjadi gangguan transpor kolesterol dan lipid yang serius.

    (Guyton dan Hall, 2006)

    4. Kolesterol

    Kolesterol diabsorbsi setiap hari dari saluran cerna yang disebut

    kolesterol eksogenyang mana jumlahnya lebih besar dari yang dibentuk

    dalam tubuh yakni kolesterol endogen.(Guyton dan Hall, 2006). Kolesterol

  • 7/24/2019 Tesis Amiruddin Eso

    41/116

    26

    terdapat di jaringan dan plasma sebagai kolesterol bebas atau dalam

    bentuk ester kolesterol. Kolesterol eksogen terdapat dalam makanan yang

    berasal dari hewan seperti kuning telur, daging, hati dan otak. (Murray,

    2006).

    LDL merupakan lipoprotein yang membawa kolesterol ke dalam

    sirkulasi. Sekitar 50-60% kolesterol ditranspor ke dalam jaringan oleh LDL.

    Beberapa penelitian menunjukkan adanya kontribusi langsung LDL

    terhadap perubahan seluler dari dinding arteri yang mengarah pada

    perkembangan plak arteriosklerosis. Oleh karena itu LDL kolesterol

    diduga berhubungan dengan Penyakit Jantung Koroner. Sebaliknya HDL

    kolesterol berfungsi sebagai protektor terhadap perkembangan PJK. HDL

    kolesterol berfungsi mentranspor kolesterol dari jaringan dan darah ke

    dalam hati untuk diekskresi dari tubuh atau disintesis menjadi asam

    empedu. (Azizi, 2011)

    E. Tinjauan Mengenai Sistem Metabolik Otot saat Latihan

    Sumber energi utama bagi tubuh adalah karbohidrat, protein dan

    lemak. Energi yang berasal dari oksidasi karbohidrat, protein dan lemak

    tersebut digunakan untuk mengubah ADP (Adenosin Difosfat) menjadi

    ATP (Adenosin Trifosfat) yang selanjutnya digunakan dalam berbagai

    reaksi tubuh untuk : (Guyton dan Hall, 2006)

    1. Transpor aktif molekul melalui membran sel

    2. Kontraksi otot dan kerja mekanik

  • 7/24/2019 Tesis Amiruddin Eso

    42/116

    27

    3. Reaksi sintetik molekul esensial, produksi hormon, membran sel

    4. Konduksi impuls saraf

    5. Pertumbuhan dan pembelahan sel

    6. Fungsi lain yang diperlukan untuk mempertahankan hidup.

    Sumber energi yang digunakan dalam kontraksi otot adalah ATP.

    Jumlah ATP yang terdapat di dalam otot, bahkan di dalam otot seorang

    atlit yang terlatih dengan baik, hanya cukup untuk mempertahankan daya

    otot yang maksimal selama kira-kira 3 detik. (Guyton dan Hall, 2006)

    Karena ATP merupakan satu-satunya sumber energi yang secara

    langsung digunakan untuk berbagai aktifitas, maka agar aktifitas kontraksi

    dapat berlanjut, ATP harus terus menerus diberikan. Karena persedian

    ATP di jaringan otot terbatas oleh karena itu pada otot terdapat beberapa

    jalur khusus yang memberikan tambahan ATP selama kontraksi otot.

    (Sherwood, 2011)

    Dalam otot terdapat sistem metabolik dasar yang sama seperti

    dalam semua bagian tubuh yang lain. Sistem tersebut adalah sistem

    energi fosfokreatin-kreatin, sistem glikogen-asam laktat dan sistem

    aerobik. (Guyton dan Hall, 2006)

    1. Sistem Fosfokreatin-Kreatin

    Kreatin fosfat merupakan sumber energi pertama yang digunakan

    pada awal aktifitas kontraksi. Seperti halnya ATP, kreatin fosfat

    mengandung 1 gugus fosfat berenergi tinggi yang dapat diberikan

    langsung pada ADP untuk membentuk ATP. Reaksi pembentukan ADP

  • 7/24/2019 Tesis Amiruddin Eso

    43/116

    28

    menjadi ATP dibantu oleh enzim kreatin kinase yang mana reaksi ini

    bersifat reversibel. (Sherwood, 2011)

    Pada saat awal kontraksi, ketika ATP miosin menguraikan

    cadangan ATP maka terjadi penurunan ATP sehingga terjadi pemindahan

    gugus fosfat berenergi tinggi dari kreatin fosfat yang tersimpan menjadi

    ATP. Pada saat istirahat, sebagian besar energi disimpan dalam otot

    dalam bentuk kreatin fosfat, oleh karena itu kreatin fosfat jumlahnya 5 kali

    lebih banyak daripada ATP. (Sherwood, 2011)

    Suatu karakteristik khusus dari energi yang dihantarkan oleh

    fosfokreatin ke ATP bahwa penghantaran tersebut terjadi dalam waktu

    singkat. Oleh karena itu semua energi yang tersimpan dalam fosfokreatin

    otot dengan segera tersedia untuk kontraksi otot. (Guyton dan Hall, 2006)

    2. Sistem Glikogen-Asam laktat

    Glikogen yang tersimpan dalam otot mengalami glikolisis dimana

    glikogen dipecah menjadi glukosa. Proses glikolisis ini terjadi tanpa

    bantuan oksigen sehingga disebut metabolisme anaerob (Guyton dan

    Hall, 2006). Selama latihan, asam laktat yang dihasilkan oleh otot skelet

    dari proses glikolisis diteruskan ke dalam hati untuk kemudian mengalami

    glukoneogenesis membentuk glukosa. Glukosa yang terbentuk berfungsi

    sebagai sumber energi selama latihan dan dapat digunakan untuk

    membantu berkurangnya glikogen otot setelah latihan. Siklus ini biasa

    disebut Siklus Cori. (Fox, 2003)

  • 7/24/2019 Tesis Amiruddin Eso

    44/116

    29

    3. Sistem Aerobik

    Jika aktifitas kontraksi otot berlangsung terus menerus, maka otot

    beralih ke jalur alternatif lainnya yakni sistem fosforilasi oksidatif atau

    biasa juga disebut dengan sistem aerobik. (Sherwood, 2011) Sistem

    aerobik merupakan oksidasi bahan makanan di dalam mitokondria untuk

    menghasilkan energi. Bahan makanan tersebut yakni glukosa, asam

    lemak dan asam amino. (Guyton dan Hall, 2006)

    Fosforilasi oksidatif berlangsung dalam mitokondria otot jika

    tersedia cukup oksigen. Simpanan lemak dalam otot dan jaringan adiposa

    mengalami oksidasi membentuk asam lemak melewati aliran darah ke

    serat otot yang selanjutnya mengalami fosforilasi oksidatif membentuk

    ATP. Glukosa yang berasal dari glikogen hati dan otot yang mengalami

    glikolisis langsung membentuk ATP ketika tidak tersedia oksigen, tetapi

    jika tersedia oksigen, glukosa masuk ke dalam siklus asam pirufat

    mengalami fosforilasi membentuk ATP. Proses fosforilasi oksidatif dari

    asam amino jarang terjadi. (Sherwood, 2011)

    Dari ketiga jalur penghasil ATP maka pembentukan daya

    maksimum untuk suplai energi yang dihasilkan sebagai berikut : Sistem

    Fosfagen (Fosfokreatin-kreatin) sebanyak 4 mol ATP/menit, Sistem

    Glikogen- Asam Laktat sebanyak 2,5 mol ATP/menit dan Sistem Aerobik

    1 mol ATP/menit. Dan jika dilihat dari segi ketahanan, maka: Sistem

    Fosfagen bisa tahan 8-10 detik, Sistem glikogen asam laktat 1,3-1,6

  • 7/24/2019 Tesis Amiruddin Eso

    45/116

    30

    menit, sedangkan sistem aerobik tidak terbatas sepanjang masih tersedia

    nutrisi. (Guyton dan Hall, 2006).

    Sumber energi utama selama latihan adalah lemak (trigliserida) dan

    karbohidrat (glikogen dan glukosa) yang tersimpan dalam tubuh. Glikogen

    yang tersimpan dalam otot dan hati penting untuk mengurangi kelelahan

    dan memperbaiki kinerja atlit. Latihan aerobik dapat meningkatkan

    kecepatan oksidasi lemak sehingga mereka dapat berlatih lebih lama

    sebelum menjadi lelah akibat kekurangan glikogen. (Coyle, 1995)

    Tahap awal metabolisme lemak selama latihan adalah melalui

    pemecahan simpanan lemak yang terdapat dalam tubuh yaitu trigliserida.

    Trigliserida di dalam tubuh yang tersimpan dalam jaringan adiposa serta di

    dalam sel-sel otot (trigliserida intramuskular) melalui proses lipolisis

    dikonversi menjadi menjadi 3 molekul Asam Lemak Bebas (Free Fatty

    Acid) dan 1 molekul gliserol. Proses ini disebut lipolisis. (Irawan, 2007)

    Gliserol bersifat larut dalam air sehingga berdifusi secara bebas ke dalam

    darah. Sementara Asam lemak bebas tidak larut dalam air, sehingga

    membutuhkan protein transpor (albumin) untuk dimobilisasi ke seluruh sel

    dan di dalam pembuluh darah. (Coyle, 1995) Kedua molekul yang

    dihasilkan melalui proses lipolisis tersebut menempuh jalur yang berbeda

    dalam tubuh. Gliserol yang terbentuk akan masuk ke dalam siklus

    metabolisme untuk diubah menjadi glukosa atau juga asam piruvat.

    Sedangkan asam lemak yang terbentuk akan menghasilkan ATP melalui

    proses -oksidasi di dalam mitokondria sel. (Irawan, 2007)

  • 7/24/2019 Tesis Amiruddin Eso

    46/116

    31

    Pemecahan lemak terdiri dari empat tahap sebagai berikut : (Lim,

    2007)

    1. Hidrolisis Trigliserida dengan bantuan enzim lipase (lipolisis)

    Lipolisis terjadi di dalam sitosol sel adiposa. Hidrolisis Trigliserida

    menghasilkan gliserol dan asam lemak bebas (free fatty acid).

    Gliserol kemudian mengalami fosforilasi dan oksidasi menjadi

    dihidroksi aseton fosfat yang selanjutnya menempuh jalur

    glukoneogenesis menjadi piruvat atau glukosa di hati. Sedangkan

    Free fatty acid melalui aliran darah berikatan dengan albumin

    dalam plasma darah dimobilisasi ke hati dan otot untuk dioksidasi.

    2. Pengaktifan asam lemak

    Sebelum dioksidasi, Asam lemak diaktifkan melalui

    perlengketannya dengan CoA membentuk molekul acyl CoA dalam

    sitosol.

    3. Transpor ke dalam mitokondria

    -oksidasi terjadi di dalam matriks mitokondria. Molekul acyl CoA

    ditranspor ke dalam mitokondria melalui Carnitine shuttle.

    4. -oksidasi

  • 7/24/2019 Tesis Amiruddin Eso

    47/116

    32

    Gambar 1. Hidrolisis Triasilgliserol (trigliserida) menjadi gliserol dan FFA(dikutip dari Lim (2007))

    Enzim Lipase yang sensitif terhadap hormon (Hormone-sensitive

    lipase) diatur secara reversibel melalui proses fosforilasi. Hormon

    adrenalin selama latihan, glukagon dan ACTH selama puasa semuanya

    mengaktifasi enzim adenilat siklase sehingga menambah jumlah cAMP.

    Hal ini dapat memicu aktifasi c-AMP dependent protein kinase yang mana

    kemudian mengfosforilasi dan mengaktifasi enzim lipase. c-AMP

    dependent protein kinase juga mengfosforilasi dan menghambat Acetil-

    CoA karboksilase sehingga merangsang lipolisis, akan tetapi

    menghambat sintesis asam lemak (fatty acid). Sebaliknya Insulin

    menyebabkan defosforilasi lipase, sehingga menghambat lipolisis. (Lim,

    2007)

  • 7/24/2019 Tesis Amiruddin Eso

    48/116

    33

    Gambar 2. Regulasi pemecahan lemak (dikutip dari Lim, 2007)

  • 7/24/2019 Tesis Amiruddin Eso

    49/116

    34

    E. Kerangka Teori

    (+) (-)

    GENETIK

    Hipertropi sel Lemak

    (adiposit)

    Gangguan Metabolisme sel lemak (adiposit)pada Jaringan Adiposa Subkutan

    FFA

    Sirkulasi

    HDL

    LDL

    TG TC

    Latihan aerobik

    Program Diet

    Lipolisis dan -oksidasi pada

    jaringan adiposa

    LINGKUNGANAsupan Makanan

    berlebihan

    Prilaku Inaktif/

    Sedentary

    OBESITAS/ADIPOSITAS

    KESEIMBANGAN ENERGI

    Adiposopaty

    Inflamasi dan disfungsi seluler adiposit

    Fat

    Mass

    Lemak

    Panggul

    Lemak

    abdominal

    IMT WHR LP

  • 7/24/2019 Tesis Amiruddin Eso

    50/116

    35

    F. Kerangka Konsep

    Berdasarkan uraian tersebut, maka disusunlah kerangka konsep

    sebagai berikut:

    Variabel Bebas Variabel antara Variabel Terikat

    Perancu Cara Pengendalian

    1. Obat-obatan

    2. Diet

    3. Umur

    4. Jenis Kelamin

    Dikendalikan lewat Metode

    1. Obat-obatan : Kriteria Eksklusi

    2. Diet : Kriteria Eksklusi

    3. Umur : Kriteria inklusi

    4. Jenis Kelamin : Kriteria Inklusi

    MetabolismeLemak

    Latihan

    Aerobik

    Indeks MassaTubuh

    Lingkar PinggangRasio Lingkar

    Pinggang-LingkarPanggul (WHR)

    Kadar Profil Lipid

    (HDL Kolesterol,LDL Kolesterol,Kolesterol total,

    Trigliserida)

  • 7/24/2019 Tesis Amiruddin Eso

    51/116

    36

    G. Hipotesis Penelitian

    1. Hipotesis Mayor

    Berdasarkan pertanyaan penelitian, maka disusunlah hipotesis

    sebagai berikut :

    1. Terdapat perbedaan Indeks Massa Tubuh sebelum dan setelah

    satu bulan latihan aerobik.

    2. Terdapat perbedaan Lingkar Pinggang sebelum dan setelah satu

    bulan Latihan Aerobik.

    3. Terdapat perbedaan Rasio Lingkar PinggangLingkar panggul

    (WHR) sebelum dan setelah satu bulan Latihan Aerobik

    4. Terdapat perbedaan kadar profil lipid sebelum dan setelah satu

    bulan Latihan Aerobik

    2. Hipotesis Minor

    1. IMT sebelum latihan aerobik lebih tinggi dibandingkan setelah

    Latihan Aerobik.

    2. Lingkar Pinggang sebelum latihan aerobik lebih tinggi

    dibandingkan setelah Latihan Aerobik.

    3. Rasio Lingkar PinggangLingkar Panggul sebelum latihan

    aerobik lebih tinggi dibandingkan setelah Latihan Aerobik.

    4. Kadar kolesterol total darah sebelum latihan aerobik lebih tinggi

    dibandingkan setelah Latihan Aerobik.

  • 7/24/2019 Tesis Amiruddin Eso

    52/116

    37

    5. Kadar kolesterol LDL darah sebelum latihan aerobik lebih tinggi

    dibandingkan setelah latihan aerobik

    6. Kadar kolesterol HDL darah sebelum latihan aerobik lebih rendah

    dibandingkan setelah latihan aerobik.

    7. Kadar trigliserida darah sebelum latihan aerobik lebih tinggi

    dibandingkan setelah latihan aerobik.

  • 7/24/2019 Tesis Amiruddin Eso

    53/116

    38

    H. Alur Penelitian

    Pemberian penjelasan untuk mendapat persetujuan danpersetujuan setelah penjelasan

    Subyek penelitian yang yang bersedia menjadi respondendilakukan wawancara dan pemeriksaan fisik antropometrik

    Subyek penelitian dibagi menjadi 2 kelompok

    Mahasiswa yang TidakMendapat Intervensi LatihanAerobik = 9 subjek

    Mahasiswa yang MendapatIntervensi Latihan Aerobik = 11subjek

    Pengolahan data

    Analisa data

    Pelaporan hasil

    Pemeriksaan Setelah Intervensi

    Antropometri : BB, TB, IMT, Lingkar Pinggang, WHRLaboratorium :Profil Lipid

    Latihan Aerobik TerprogramIntensitas ringanFrekuensi 3x/mingguDurasi 75-90 menit/sesiLama intervensi 4 minggu

    Pemeriksaan Sebelum IntervensiAntropometri : BB, TB, IMT, Lingkar Pinggang, WHR

    Laboratorium : Profil Lipid

    Mahasiswa yang masuk dalam kriteria inklusi sebanyak 20 subjek

  • 7/24/2019 Tesis Amiruddin Eso

    54/116

    39

    I. Definisi Operasional

    1. Latihan aerobik : Program latihan fisik berupa circuit training dengan

    gerakan-gerakan : jalan di tempat, half squat jump, naik turun tangga,

    push up, sit up dan back upyang dilakukan selama 4 minggu (12 sesi

    latihan), 3 sesi/minggu, 75-90 menit/sesi dengan intensitas ringan-

    sedang (50-60% Maksimal Heart Rate).

    2. Obesitas : subjek yang memiliki IMT > 25 kg/m2 menurut kriteria

    WHO 2002 berdasarkan Etnis Asia

    3. IMT : IMT subjek yaitu berat badan dalam kilogram dibagi dengan

    tinggi badan kuadrat dalam meter2berdasarkan standar WHO untuk

    Asia dengan kategori sebagai berikut :

    BB kurang < 18,5

    BB Normal 18,5-22,9

    BB berlebih 23,0-24,9

    Obese 25,0-34,9

    Obese Morbid >35,0

    4. Berat Badan : Berat badan subjek yang diukur dengan timbangan

    Camry yang telah distandarisasi dan dengan tingkat ketelitian 100

    gram.

    5. Tinggi badan : Tinggi badan subjek yang diukur dengan microtoise

    dimanakepala pada posisi tegak sempurna, muka menghadap lurus

    ke depan tanpa memakai alas kaki yang diukur yang sudah

    distandarisasi, dengan tingkat ketelitian 0,1 cm.

  • 7/24/2019 Tesis Amiruddin Eso

    55/116

    40

    6. Lingkar Pinggang adalah Lingkar pinggang subjek diukur dengan

    menggunakan pita plastik atau logam di daerah setinggi umbilikus

    atau pada titik tengah antara tulang iga paling bawah dengan puncak

    tulang iliaka dengan kriteria sebagai berikut :

    Laki-laki > 90 cm obese

    Perempuan > 80 cm obese

    7. Waist Hip Ratio ; WHR subjek yang diperoleh dengan membagi

    Lingkar Pinggang dan Lingkar Pinggul. Lingkar Pinggul subjek diukur

    pada lingkaran terbesar pinggul dalam keadaan berdiri tegak, kedua

    tangan di samping tubuh dan kaki dirapatkan.

    Laki-laki < 1,0 obese

    Perempuan < 0,9 obese

    8. Profil Lipid adalah kadar profil lipid subjek yang terdiri dari kolesterol

    total, LDL, HDL, dan trigliserida diperiksa di laboratorium Prodia

    Makassar. Besaran nilai normal untuk profil lipid sebagai berikut :

    Kolesterol Total

    < 200 Normal

    200-239 Batas Tinggi

    240 Tinggi

    Kolesterol LDL

    < 100 Optimal

    100-129 Mendekati optimal

    130-159 Batas Tinggi

  • 7/24/2019 Tesis Amiruddin Eso

    56/116

    41

    160-189 Tinggi

    190 Sangat Tinggi

    Kolesterol HDL

    40 Normal

    Trigliserida

    < 150 normal

    150-199 Batas tinggi

    200-499 Tinggi

    500 Sangat Tinggi

  • 7/24/2019 Tesis Amiruddin Eso

    57/116

    42

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Rancangan Penelitian

    Penelitian ini adalah penelitian quasi experimen dengan non

    randomized pretest-posttest control group design. Penelitian ini untuk

    membedakan Indeks Massa Tubuh, Lingkar Pinggang, Waist Hip Ratio

    (Rasio Lingkar Pinggang-Panggul) dan profil lipid sebelum dan setelah

    mendapat perlakuan pada dua kelompok yaitu kelompok kontrol

    (kelompok yang tidak mendapat perlakuan) dan kelompok intervensi

    (kelompok yang mendapat perlakuan latihan aerobik).

    Pretest (4 MINGGU) Posttest

    O1 ----------------------(P)------------------------O11

    _______________________________

    O2 ---------------------(-P)------------------------O21

    KETERANGAN :

    O : Observasi

    P : Perlakuan

    P : Latihan Aerobik terprogram

    -P : Kontrol

  • 7/24/2019 Tesis Amiruddin Eso

    58/116

    43

    B. Lokasi dan Waktu

    Penelitian ini telah dilaksanakan di Ruang Kuliah 3 (FK E305)

    Program Studi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Unhas, Makassar,

    Propinsi Sulawesi Selatan pada tanggal 15 Maret17 Mei 2013.

    C. Populasi dan Teknik Sampel

    1. Populasi

    Populasi Target : Civitas Akademika Program Studi Fisioterapi FK-

    Unhas dan mahasiswa FKM Universitas Indonesia Timur yang mengalami

    obesitas

    Populasi Terjangkau : Mahasiswa Program Studi Fisioterapi FK-

    Unhas dan Mahasiswa FKM UIT

    2. Besar Sampel

    Perkiraan jumlah subyek minimal yang diperlukan pada penelitian

    ini dihitung dengan memakai rumus :

    n1= n2 =+ 2

    12

    n = jumlah subyek minimal

    z = deviat baku normal, = 0,05 z = 1,64

    z = power , = 0,1 z = 1,28

    S = Standar Deviasi

    x1x2 = Selisih minimal yang dianggap bermakna sebesar standar

    deviasi

  • 7/24/2019 Tesis Amiruddin Eso

    59/116

    44

    df = 5% sehingga Z = 1,645 dan Z = 1,282

    Jadi, n= n = (1,645 +1,282)2

    = (2,927)2

    = 8,56 ~ 9

    Besar sampel minimal masing-masing kelompok adalah 9 (

    kelompok perlakuan sebanyak 9 sampel dan kelompok kontrol sebanyak 9

    sampel) sehingga total sampel sebanyak 18. Koreksi besar sampel untuk

    antisipasi Drop Out, maka subjek ditambah dengan menggunakan rumus :

    n = n/(1-f)

    n = koreksi sampel

    f = Perkiraan proporsi Drop Out =10%

    sehingga diperoleh

    n = 18/(1-10%)

    = 18/90%

    = 20

    Jumlah sampel pada penelitian ini 20 sampel terdiri dari 11 subjek

    kelompok perlakuan dan 9 subjek kelompok kontrol. Cara pengambilan

    sampel: Purposive Sampling.

    D. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

    Kriteria inklusi :

    a. Terdaftar sebagai civitas akademika program studi Fisioterapi FK

    Unhas dan FKM UIT

    b. Bersedia menjadi subjek penelitian

  • 7/24/2019 Tesis Amiruddin Eso

    60/116

    45

    c. Berumur 18 tahun

    d. Perempuan yang mengalami obesitas (IMT > 25 kg/m2 )

    Kriteria Eksklusi

    a. Mengkonsumsi obat-obatan seperti asam valproat, penenang

    berupa fluoxetine, deltason (prednison), chlorpromazin dan

    sebagainya.

    b. Menjalani proses diet (Calorie Restrictive Diet)

    c. Menderita Dibetes Mellitus

    Kriteria Drop Out : Tidak mengikuti program latihan aerobik selama 3x

    berturut-turut

    E. Instrumen Pengumpulan Data

    1. Berat Badan

    Alat yang dipakai adalah Camry Scan Body Composition yang telah

    distandarisasi dengan tingkat ketelitian 100 gram. Penimbangan dilakukan

    dengan melepas sepatu namun masih menggunakan pakaian olahraga.

    Pembacaan berat badan dalam kilogram.

    2. Tinggi Badan

    Alat yang dipakai adalah mikrotoise yang sudah distandarisasi.

    Dapat mengukur tinggi badan subjek dengan kapasitas maksimum 200

    cm dan tingkat ketelitian 0,1 cm. Pengukuran dilakukan dengan posisi

    tegak, muka menghadap lurus ke depan tanpa menggunakan alas kaki.

  • 7/24/2019 Tesis Amiruddin Eso

    61/116

    46

    3. Pemeriksaan Laboratorium profil lipid

    a. Pengambilan sampel darah subyek sebanyak 3-5 ml dilakukan

    oleh Petugas Laboratorium Prodia Makassar. Area pengambilan

    sampel darah/insersi di fossa cubiti. Penilaian efek samping

    berdasarkan keluhan dengan gejala klinis yang ada seperti nyeri

    dan terjadinya perdarahan masif pada area insersi.

    b. Penanganan awal sampel meliputi: Dilakukan homogenisasi

    sampel (tabung yang bersisi EDTA atau heparin), segera tutup

    tabung dengan rapat agar tidak tumpah, lalu dikirim ke

    laboratorium segera setelah prosedur pengambilan sampel

    darah dilakukan.

    c. Penanganan sampel di laboratorium Prodia Makassar adalah

    dilakukan pemeriksaan kolesterol total dengan metode CHOD-

    PAP, LDL kolesterol dan HDL kolesterol dengan metode

    Homogeneous dan trigliserida dengan GPO-PAP

    d. Sampel darah : digunakan sampel serum, plasma EDTA dan

    heparin.

    4. Intervensi Latihan Aerobik

    Intervensi Latihan aerobik dilakukan selama satu bulan (12 sesi

    latihan) dengan frekuensi 3 sesi/minggu dan durasi waktu 75-90

    menit/sesi terdiri dari : warming up 10-15 menit, latihan inti 60 menit dan

    cooling down 10 15 menit. Intensitas latihan ringan-sedang (60-70%

    Maximal Heart Rate. Latihan inti yang dilakukan berupa circuit training

  • 7/24/2019 Tesis Amiruddin Eso

    62/116

    47

    dengan gerakan-gerakan sebagai berikut : jalan di tempat, half squat

    jump, naik turun tangga,push up, sit updan back up. Gerakan-gerakan ini

    dilakukan secara berkesinambungan selama 60 menit. Latihan aerobik ini

    dilakukan dengan Target Hearth Rate (THR) sebesar 50-60% Maximum

    Hearth Rate. Besaran MHR = (220 Umur). Seluruh subyek

    menggunakan pakaian olahraga saat intervensi berlangsung. Jadwal

    latihan aerobik dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini.

  • 7/24/2019 Tesis Amiruddin Eso

    63/116

    48

    Tabel 1 Jadwal Intervensi Latihan Aerobik

    KEGIATAN DURASI (MENIT/SESI)

    SENIN (Pukul 16.00)Minggu

    1

    Minggu

    2

    Minggu

    3

    Minggu

    4

    1. Warming up (stretching) 15 15 15 15

    2. Latihan Inti (Sirkuit training) 45 60 60 45

    Half Squat jumps

    Sit ups

    Naik turun tangga

    Push up

    Back upJalan di tempat

    3. Cooling down (Stretching) 15 15 15 15

    RABU (Pukul 16.00)Minggu

    1Minggu

    2Minggu

    3Minggu4

    1. Warming up (stretching) 15 15 15 15

    2. Latihan Inti (Sirkuit training) 45 60 60 45

    Half Squat jumps

    Sit ups

    Naik turun tanggaPush up

    Back up

    Jalan di tempat

    3. Cooling down (Stretching) 15 15 15 15

    JUMAT (Pukul 16.00)Minggu

    1

    Minggu

    2

    Minggu

    3

    Minggu

    4

    1. Warming up (stretching) 15 15 15 15

    2. Latihan Inti (Sirkuit training) 45 60 60 45

    Half Squat jumps

    Sit ups

    Naik turun tangga

    Push up

    Back up

    Jalan di tempat

    3. Cooling down (Stretching) 15 15 15 15

  • 7/24/2019 Tesis Amiruddin Eso

    64/116

    49

    F. Analisis Data

    Analisis data dilakukan secara computerized dengan program

    SPSS for Windows 16.0. Sebelumnya dilakukan pengumpulan Data,

    pembersihan data, kode dan tabulasi.

    Untuk mengetahui normalitas sebaran data digunakan uji Shapiro-

    Wilk. Perubahan yang terjadi dalam respon terhadap Intervensi dalam

    kelompok dianalisis dengan menggunakan Uji t berpasangan. Untuk

    mengetahui perbedaan karakteristik kelompok perlakuan dan kelompok

    kontrol digunakan uji beda t. Perbedaan dianggap bermakna jika p < 0,05.

    Data disajikan dalam (Mean Standar Deviasi).

    Pada analisis deskriptif data yang berskala nominal atau ordinal

    dinyatakan dalam distribusi frekuensi dan persen. Sedangkan data yang

    berskala rasio seperti umur, tinggi badan, berat badan, IMT, Lingkar

    Pinggang, Rasio Lingkar Pinggang- Pinggul dan profil lipid disajikan

    sebagai rerata dan simpang baku.

  • 7/24/2019 Tesis Amiruddin Eso

    65/116

    50

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Penelitian

    Penelitian telah dilaksanakan di Ruang Kuliah 3 (FK. E305)

    Fisioterapi FK Unhas. Penelitian diawali dengan meminta Persetujuan

    secara tertulis (informed consent) dari subjek dan dilakukan pemeriksaan

    antropometrik dan laboratorium awal pada tanggal 21 Maret 2013.

    Intervensi latihan aerobik dimulai Tanggal 1 April sampai dengan 27 April

    2013, selanjutnya dilakukan pemeriksaan antropometrik dan Laboratorium

    akhir pada tanggal 29 April 2013.

    Intervensi Latihan Aerobik diawali dengan Pemanasan (warming

    up) selama 10-15 menit. Latihan inti berupa circui t tra in ing dengan

    gerakan-gerakan sebagai berikut : jalan di tempat, naik turun tangga, half

    squat jumps, sit up, push up dan back up selama 60 menit. Latihan

    Aerobik diakhiri dengan pendinginan (cooling down) selama 10-15

    menit. Intervensi Latihan aerobik ini dilaksanakan selama 4 minggu (12

    sesi) sebanyak 3 sesi/minggu dan 75-90 menit/sesi.

    Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program

    software computerized SPSS 16.0 dan disajikan dalam bentuk tabel

    (Mean Standar Deviasi) dan gambar yang menunjukkan perubahan

    pada pretest dan posttest dari kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.

  • 7/24/2019 Tesis Amiruddin Eso

    66/116

    51

    1. Karakteristik Subjek Penelitian

    Table 2 Karakteristik Sampel berdasarkan Umur, Berat Badan, Tinggibadan, IMT, Lingkar Pinggang, WHR, dan Profil lipid

    KarakteristikSubjek

    Kelompok Latihan(n=11)

    Kelompok Kontrol(n=9) p*

    Mean SD Mean SD

    Umur (tahun) 19.910 2.508 20.560 1.509 0.507

    Berat Badan (kg) 69.500 9.108 64.222 8.167 0.194

    Tinggi badan

    (meter) 1.540 0.054 1.525 0.042 0.517IMT (kg/m

    2) 29.304 3.241 27.539 2.389 0.192

    LingkarPinggang (cm)

    85.364 10.911 88.889 4.457 0.377

    Lingkar Panggul(cm)

    102.909 7.635 103.889 4.676 0.741

    WHR (rasio) 0.827 0.055 0.856 0.024 0.166

    Kolesterol Total(mg/dl)

    202.546 41.934 188.889 29.071 0.420

    Kolesterol LDL(mg/dl)

    138.000 39.671 122.778 27.567 0.344

    Kolesterol HDL(mg/dl) 48.455 6.517 53.444 7.367 0.125

    Rasio LDL/HDL 2.900 0.957 2.343 0.657 0.156

    Trigliseridadarah (mg/dl)

    102.818 38.881 75.222 25.835 0.085

    Uji beda t p* < 0,05, signifikan

    Tabel 2 menunjukkan bahwa sampel pada penelitian ini terdiri dari

    20 orang dengan Kelompok latihan 11 orang dan kelompok Kontrol 9

    orang. Seluruh subjek tergolong dewasa dengan kisaran umur kelompok

    latihan 19,67 2,535 tahun dan kelompok kontrol 20,901,792 tahun.

    Tinggi badan subjek kelompok latihan 1.540 0.051 meter dan kelompok

    kontrol 1,515 0.049 meter. Berdasarkan uji beda t, kedua kelompok

    memiliki indeks antropometrik dan kadar profil lipid yang berbeda akan

    tetapi perbedaannya tidak signifikan.

  • 7/24/2019 Tesis Amiruddin Eso

    67/116

    52

    Table 3. Distribusi Masing-masing Kelompok berdasarkan Kategori NilaiRujukan Kolesterol Total

    Kelompok

    Kategori

    Total

    Normal Batas Tinggi Tinggi

    n % N % n % N %

    Latihan 5 45,4 3 27.3 3 27.3 11 100

    Kontrol 7 77,8 2 22,2 0 0 9 100

    Table 3 di atas memperlihatkan bahwa sebagian besar sampel

    kelompok latihan memiliki Kadar kolesterol total dalam batas normal yakni

    sebanyak 5 orang (45,4%), sebagian kecil berada dalam kategori batas

    tinggi dan tinggi, yakni masing-masing sebanyak 3 orang (27,3%). Pada

    Kelompok kontrol sebanyak 7 (77,8%) orang kadar kolesterol totalnya

    berada dalam batas normal dan 2 orang (22,2%) dalam batas tinggi.

    Table 4 Distribusi Masing-masing Kelompok berdasarkan Kategori NilaiRujukan Kolesterol LDL

    Kelompok

    KategoriTotal

    OptimalMendekati optimal

    BatasTinggi

    TinggiSangatTinggi

    n % n % N % n % n % n %

    Latihan 2 18.2 2 18.2 3 27.3 3 27.3 19.

    111 100

    Kontrol 2 22.2 3 33.3 3 33.3 1 11.2 0 0 9 100

    Berdasarkan tabel 4 di atas, Nilai rujukan Kolesterol LDL kelompok

    latihan terdistribusi secara merata dari kategori optimal sampai yang

    berkategori tinggi, dan hanya satu orang (9,1%) dengan kategori sangat

  • 7/24/2019 Tesis Amiruddin Eso

    68/116

    53

    tinggi. Pada kelompok kontrol distribusinya berada pada kategori optimal

    sampai tinggi.

    Table 5 Distribusi Masing-masing Kelompok berdasarkan Kategori NilaiRujukan Kolesterol HDL

    KelompokKurang Normal Total

    n persen n persen n persen

    Latihan 0 0 11 100 11 100

    Kontrol 0 0 9 100 9 100

    Berdasarkan Table 5 di atas tampak bahwa Semua kelompok

    memiliki kadar HDL Kolesterol dalam batas normal.

    Table 6 Distribusi Masing-masing Kelompok berdasarkan Kategori NilaiRujukan Trigliserida

    Kelompok

    KategoriTotal

    NormalBatasTinggi

    Tinggi Sangat Tinggi

    n % n % N % n % n %

    Latihan 9 81,8 2 18,2 0 0 0 0 11 100

    Kontrol 9 100 0 0 0 0 0 0 9 100

    Berdasarkan Table 6 di atas, tampak bahwa Nilai Rujukan

    Trigliserida masing-masing kelompok berada dalam batas normal yakni

    sebanyak 9 orang (81,8%) pada kelompok latihan dan 9 orang (100%)

    pada kelompok kontrol. Hanya sebagian kecil yakni 2 orang (18,2%)

    berada pada kategori batas tinggi.

  • 7/24/2019 Tesis Amiruddin Eso

    69/116

    54

    2. Indeks Massa Tubuh

    Tabel 7 Perubahan Indeks Massa Tubuh Sebelum dan setelah LatihanAerobik pada masing-masing Kelompok

    Waktu Pengamatan

    Indeks Massa Tubuh (kg/m2)

    Kelompok Latihan (n=11) Kelompok Kontrol (n=9)

    Mean SD p* MeanSD p*

    Sebelum Latihan 29.303 3.2400.051

    27.5392.3890.750

    Setelah 1 bulanLatihan

    28.9763.111 27.4202.217

    *Paired t test.

    Berdasarkan tabel 7 di atas, terjadi penurunan Rerata Indeks

    Massa Tubuh 29.303 3.240 kg/m2 pada sebelum latihan menjadi

    28.9763.111 kg/m2 pada kelompok latihan, dan uji pair t test p = 0,05,

    Sedangkan pada kelompok kontrol tidak terjadi perubahan yang

    bermakna ( p > 0,05). Hal ini diperjelas oleh Gambar 3 di bawah ini.

    Gambar 3. Grafik yang menunjukkan perubahan Rerata Indeks MassaTubuh pada masing-masing kelompok

    29.303

    28.976

    27.53927.42

    26

    26.5

    27

    27.5

    28

    28.5

    29

    29.5

    Sebelum Latihan Setelah 1 bulan

    Latihan

    IndeksMassaTubuh(kg/m2)

    Kelompok Latihan

    Kelompok Kontrol

  • 7/24/2019 Tesis Amiruddin Eso

    70/116

    55

    3. Lingkar Pinggang

    Tabel 8. Perubahan Lingkar Pinggang Sebelum dan setelah LatihanAerobik pada masing-masing Kelompok

    Waktu PengamatanKelompok Latihan Kelompok Kontrol

    MeanSD p* MeanSD p*

    Sebelum Latihan 85.363 10.9110.002

    88.8884.4560.782

    Setelah 1 bulanLatihan

    84.5 11.14 894.358

    *Paired t test

    Berdasarkan Tabel 8 di atas, terjadi perubahan yang signifikan

    (p< 0,05) pada Lingkar Pinggang subjek Kelompok Latihan (85.363

    10.911 cm menjadi 84.5 11.14 cm, akan tetapi pada kelompok kontrol

    malah bertambah sebagaimana juga diperlihatkan oleh Gambar 4.

    Gambar 4. Grafik yang menunjukkan perubahan Rerata Lingkar Pinggangpada masing-masing kelompok

    85.363

    84.5

    88.888 89

    82

    83

    84

    85

    86

    87

    88

    8990

    Sebelum Latihan Setelah 1 bulan Latihan

    RerataLingkarPinggang(cm)

    Kelompok Latihan

    Kelompok Kontrol

  • 7/24/2019 Tesis Amiruddin Eso

    71/116

    56

    4. Waist Hip Ratio (WHR)

    Tabel 9 Perubahan Waist Hip Ratio Sebelum dan setelah LatihanAerobik pada masing-masing Kelompok

    Waktu PengamatanKelompok Latihan Kelompok Kontrol

    Mean SD p* Mean SD p*

    Sebelum Latihan 0.827 0.0540.466

    0.8550.0240.616

    Setelah 1 bulanLatihan

    0.824 0.061 0.854 0.021

    *Paired t test

    Pada tabel 9 di atas memperlihatkan bahwa penurunan nilai WHR

    antara kedua kelompok sangat kecil dan tidak signifikan (p > 0,05)

    sebagaimana juga ditunjukkan oleh gambar 5 di bawah ini.

    Gambar 5. Grafik yang menunjukkan perubahan Rerata WHR padamasing-masing kelompok

    0.8270.824

    0.855 0.854

    0.805

    0.81

    0.815

    0.82

    0.825

    0.83

    0.835

    0.84

    0.845

    0.85

    0.855

    0.86

    Sebelum Latihan Setelah 1 bulan

    Latihan

    RasioLingkarPinggang-Lingkar

    Panggul(WHR

    )

    Kelompok Latihan

    Kelompok Kontrol

  • 7/24/2019 Tesis Amiruddin Eso

    72/116

    57

    5. Kolesterol Total

    Tabel 10 Perubahan Kolesterol Total Sebelum dan setelah LatihanAerobik pada masing-masing Kelompok

    Waktu PengamatanKelompok Latihan Kelompok Kontrol

    Mean SD p* Mean SD p*

    Sebelum Latihan 202.54541.9340.471

    188.889 29.070.028

    Setelah 1 bulanLatihan

    197.90929.238 172.88914.391

    *paired t test

    Berdasarkan data yang diperlihatkan pada tabel 10 dan Gambar 6,

    maka tampak jelas bahwa terjadi penurunan Kadar kolesterol total pada

    kelompok latihan yakni 202.54541.934 mg/dl menjadi 197.90929.238

    mg/dl akan tetapi perubahannya tidak sebanding dengan penurunan pada

    kelompok kontrol yang signifikan (p < 0,05).

    Gambar 6. Grafik yang menunjukkan perubahan Rerata Kolesterol totalpada masing-masing kelompok

    202.545

    197.909

    188.889

    172.889

    155

    160

    165170

    175

    180

    185

    190

    195

    200

    205

    Sebelum Latihan Setelah 1 bulan

    Latihan

    RerataKad

    arKolesterolTotal(mg/dl)

    Kelompok Latihan

    Kelompok Kontrol

  • 7/24/2019 Tesis Amiruddin Eso

    73/116

    58

    6. Kolesterol LDL

    Tabel 11 Perubahan Kadar Kolesterol LDL Sebelum dan setelah LatihanAerobik pada masing-masing Kelompok

    Waktu PengamatanKelompok Latihan Kelompok Kontrol

    Mean SD p* Mean SD p*

    Sebelum Latihan 138 39.6710.94

    122.778 27.5670.224

    Setelah 1 bulanLatihan

    137.545 28.751 116.88915.495

    *Paired t test

    Perubahan yang terjadi pada kadar LDL kolesterol untuk kelompok

    Latihan sangat sedikit setelah latihan aerobik satu bulan, akan tetapi justru

    pada kelompok kontrol penurunannya sangat tajam meskipun tidak

    signifikan sebagaimana diperlihatkan pada Tabel 11 dan Gambar 7.

    Gambar 7. Grafik yang menunjukkan perubahan Rerata Kolesterol LDLpada masing-masing kelompok

    138 137.545

    122.778

    116.889

    105

    110

    115

    120

    125

    130

    135

    140

    Sebelum Latihan Setelah 1 bulan

    Latihan

    Rer

    ataKadarLDLKolesterol(mg/dl)

    Kelompok Latihan

    Kelompok Kontrol

  • 7/24/2019 Tesis Amiruddin Eso

    74/116

    59

    7. Kolesterol HDL

    Tabel 12 Perubahan Kadar Kolesterol HDL Sebelum dan setelah LatihanAerobik pada masing-masing Kelompok

    Waktu PengamatanKelompok Latihan Kelompok Kontrol

    Mean SD p* Mean SD p*

    Sebelum Latihan 48.4546.5170.175

    53.4447.3670.004

    Setelah 1 bulanLatihan

    50.1816.128 47.7778.569

    *paired t test

    Tabel 12 dan gambar 8 menunjukkan peningkatan kadar HDL

    kolesterol pada kelompok latihan, sebaliknya terdapat kecenderungan

    penurunan HDL Kolesterol pada kelompok kontrol. Penurunan kadar

    kolesterol HDL pada kelompok kontrol sangat signifikan (p < 0,05),

    sedangkan Kolesterol HDL pada kelompok latihan peningkatannya tidak

    signifikan (p > 0,05).

    Gambar 8. Grafik yang menunjukkan perubahan Rerata Kolesterol HDL

    pada masing-masing kelompok

    48.454

    50.181

    53.444

    47.777

    44

    45

    46

    47

    4849

    50

    51

    52

    53

    54

    Sebelum Latihan Setelah 1 bulan

    Latihan

    RerataKadarHDL

    Kolesterol(mg/dl)

    Kelompok Latihan

    Kelompok Kontrol

  • 7/24/2019 Tesis Amiruddin Eso

    75/116

    60

    8. Kadar Trigliserida

    Tabel 13 Perubahan Kadar Trigliserida Sebelum dan setelah LatihanAerobik pada masing-masing Kelompok

    Waktu PengamatanKelompok Latihan Kelompok Kontrol

    MeanSD p* MeanSD p*

    Sebelum Latihan 102.81838.8810.392

    75.22225.8340.458

    Setelah 1 bulanLatihan

    96.36328.401 80.66722.934

    *Paired t test

    Berdasarkan Tabel 13 di atas, maka terlihat bahwa Kadar

    trigliserida darah untuk kelompok latihan cenderung menurun,

    102.81838.881mg/dl menjadi 96.36328.401 mg/dl) meskipun tidak

    signifikan, sebaliknya pada kelompok kontrol malah meningkat

    (75.22225.834 mg/dl menjadi 80.66722.934 mg/dl). Perubahan rerata

    kadar trigliserida masing-masing kelompok juga diperlihatkan pada

    Gambar 9.

    Gambar 9. Grafik yang menunjukkan perubahan Rerata Trigliserida pada

    masing-masing kelompok

    102.81896.363

    75.22280.667

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    Sebelum Latihan Setelah 1 bulan

    Latihan

    KadarTrigliseridadarah(mg/dl)

    Kelompok Latihan

    Kelompok Kontrol

  • 7/24/2019 Tesis Amiruddin Eso

    76/116

    61

    B. Pembahasan

    Aktifitas fisik memberikan kontribusi yang penting terhadap

    kesehatan (Arazi, 2012). Secara umum, latihan fisik (exercise) sangat

    bermanfaat untuk kesehatan dan kebugaran jasmani (Arslan, 2011).

    Latihan aerobik berupa circuit training dalam penelitian ini tidak

    menggunakan alat sehingga dapat dilakukan di rumah (home circuit).

    Gerakan-gerakannya berupa : sit up, push up , jalan di tempat, naik turun

    tangga, half squat jump dan back up. Latihan inti berupa circuit training

    dilakukan selama 60 menit dan diawali dengan pemanasan 10-15 menit

    dan diakhiri dengan pendinginan 10-15 menit dan setiap stasiun ada

    jeda untuk istirahat selama 60 detik.

    Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa pengaruh latihan

    aerobik dengan latihan inti berupa circuit training terhadap Indeks Massa

    Tubuh, lingkar pinggang, rasio lingkar pinggang-panggul dan profil lipid

    pada mahasiswa perempuan yang mengalami obesitas.

    1. Antropometrik

    Pada pengukuran antropometrik kecenderungan penurunan rerata

    indeks massa tubuh (p < 0,05) pada mahasiswa yang obese setelah

    menjalani latihan 1 bulan menunjukkan bahwa ada pengaruh latihan

    aerobik terhadap komposisi tubuh. Penurunan rerata indeks massa tubuh

    ini diikuti oleh penurunan Lingkar pinggang subjek (p < 0,05) akan tetapi

    penurunan Waist Hip Ratio tidak signifikan. Menurut data, penurunan

  • 7/24/2019 Tesis Amiruddin Eso

    77/116

    62

    Indeks Massa Tubuh dan WHR pada kelompok kontrol tidak signifikan (p

    > 0,05) bahkan lingkar pinggang subjek cenderung meningkat.

    Obesitas berkaitan erat dengan faktor resiko metabolik seperti

    hipertensi, abnormalitas lemak tubuh dan intoleransi glukosa yang mana

    dapat mempengaruhi morbiditas dan mortalitas dari penyakit

    kardiovaskuler. Indeks massa tubuh merupakan indikator yang paling

    sering digunakan baik dalam penelitian kesehatan masyarakat maupun

    pada praktik klnik. BMI tidak dapat menentukan distribusi lemak tubuh

    akibat variablilitas pada individu yang berbeda dan populasi. Lingkar

    pinggang, WHR, dan WHtR sering digunakan untuk memprediksi resiko

    obesitas yang berkaitan dengan sejumlah penyakit yang berhubungan

    dengan adipositas abdominal regional. (Liu, 2011) Latihan aerobik sangat

    berpengaruh terhadap Indeks Massa Tubuh, Lingkar Pinggang dan WHR

    dimana dapat menurunkan berat badan, lemak visceral dan lemak pinggul

    sebagaimana dilaporkan oleh Sankhla (2008), Arazi (2011) dan Arslan

    (2011).

    2. Profil Lipid

    Rerata kolesterol total kelompok latihan sebelum intervensi

    sebesar 202,545 41,934 mg/dL dan sesudah intervensi 197,909

    29.238 mg/dL yang secara statistik tidak didapatkan perbedaan yang

    bermakna dengan nilai p=0, 471. Pada kelompok kontrol, kolesterol total

    setelah intervensi justru menurun dengan p=0,028 (p < 0,05) yang

    menunjukkan bahwa penurunannya bermakna secara statistik. Pada

  • 7/24/2019 Tesis Amiruddin Eso

    78/116

    63

    penelitian ini diet masing-masing kelompok tidak diobservasi dengan kata

    lain subjek penelitian dianjurkan mengikuti pola diet yang biasa, sehingga

    dapat dianggap bahwa penurunan kolesterol total pada kelompok latihan

    disebabkan oleh intervensi latihan aerobik. Penurunan kadar kolesterol

    darah pada kelompok kontrol (tidak berpartisipasi dalam latihan aerobik)

    dapat disebabkan oleh diet rendah lemak dan rendah gula.

    Lemak tidak dapat larut dalam air dan hanya dapat ditranspor ke

    dalam plasma dalam bentuk berikatan dengan protein (lipoprotein). Ada

    lima bentuk utama lipoprotein, yakni kilomikron, VLDL, IDL, LDL dan HDL.

    (Lim, 2007).

    Kolesterol merupakan lemak tubuh yang sangat penting. (Vender,

    2001). Kolesterol memiliki banyak fungsi dalam tubuh, diantaranya:

    sebagai komponen penting dari membran sel, prekursor lima hormon

    steroid yakni, progesteron, estrogen, androgen, glukokortikoid dan

    mineralokortikoid dan prekursor asam empedu dan Vitamin D. (Lim, 2007)

    Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi kadar kolesterol

    seseorang seperti umur, jenis kelamin, persen lemak tubuh, asupan lemak

    kolesterol dan karbohidrat maka