Tes Wawancara

download Tes Wawancara

of 20

Transcript of Tes Wawancara

BLOK 6 Skenario I : Tes Wawancara

Hari ini, Ririn akan mengikuti tes masuk kerja pada sebuah perusahaan. Sebelum meninggalkan rumah, Ririn minum segelas vitamin C effervescent. Karena cuaca panas, dalam perjalanan Ririn minum segelas teh es di sebuah kafe. Di kantor perusahaan tersebut, dia harus menunggu antrian yang panjang untuk mendapatkan gilirannya. Ini membuatnya anxietas dan gelisah memikirkan wawancara tersebut. Akhirnya setelah dua jam baru dia dapat giliran. Di ruangan wawancara, udara sangat dingin dan Ririn merasa dia harus buang air kecil. Dia minta izin untuk ke toilet dan melihat urinnya berwarna kuning pekat. Selama wawancara, dia merasa ingin buang air kecil lagi, tetapi dia menahannya selama hampir satu jam. Dalam perjalanan pulang, dia berpikir apakah dia sakit karena dia kencing berkali-kali dengan urin yang berwarna kuning pekat. Ririn khawatir jika mengalami sakit yang sama dengan sepupunya. Sepupu Ririn sering mengeluh sakit pinggang dan didiagnosis dokter mengalami nefrolithiasis. Bagaimana anda menjelaskan apa yang dialami oleh Ririn ?

Skenario di atas dibahas dengan menggunakan Seven-Jump Methods 1. 2. 3. 4. (schema) 5. 6. 7. Define Learning Objectives Gather Information and Private Study Share the Results Clarify Unfamiliar Terms Define Problems Brainstorm Possible Explanations or Hypotheses Arrange explanations into a tentative solution

Fakultas Kedokteran UNAND

1

1. Clarify Unfamiliar Terms

NO. ISTILAH 1. Vitamin C Effervescent

ARTI Tablet vitamin C yang menghasilkan gel - gel gas ketika dicelupkan dalam air (gas tersebut berasal dari CO2 yang dipadatkan) Status perasaan tidak menyenangkan

2.

Anxietas

tanpa

stimulus yang jelas, dikaitkan dengan perubahan 3. Nefrolithiasis fisiologis Proses pembentukan batu ginjal, yaitu batu pada ginjal atau saluran kemih

2. a. b. c. d. e. 3. a.

Define Problems Bagaimanakah homeostasis tubuh Ririn saat anxietas? Apakah pengaruh suhu ruangan terhadap pengeluaran urin? Apakah yang menyebabkan urin jadi berwarna? Kenapa Ririn dapat menahan buang air kecil selama beberapa waktu? Apakah hubungan sakit pinggang dengan nefrolithiasis?

Brainstorm Possible Explanations or Hypotheses

Homeostasis tubuh Ririn saat anxietas Anxietas menstimulus kortikolamin untuk memicu peningkatan produksi adrenalin. Adrenalin mengakibatkan peningkatan denyut jantung (efek saraf simpatis dan dilatasi pembuluh darah yang keluar dari jantung, sehingga suplai darah ke ginjal meningkat. Peningkatan suplai darah ke ginjal mengakibatkan laju filtrasi glomerulus meningkat, sehingga filtrat yang dihasilkan melalui filtrasi pun meningkat. Akhirnya, kondisi ini mengakibatkan Ririn selalu merasa ingin buang air kecil.

Fakultas Kedokteran UNAND

2

b.

Pengaruh suhu ruangan terhadap pengeluaran urin Suhu kamar yang dingin menstimulasi saraf otonom untuk vasokonstriksi pembuluh darah menuju jantung, sedangkan pembuluh darah dari jantung dilatasi. Hal ini mengakibatkan tekanan darah dari jantung meningkat, dan suplai darah ke ginjal meningkat, yang mengakibatkan peningkatan laju filtrasi glomerulus. Dengan bertambahnya filtrate yang dihasilkan, produksi urin pun meningkat, sehingga suhu ruangan yang dingin membuat ririn merasa ingin buang air kecil.

c.

Penyebab urin jadi berwarna

Keruh. Keruh disebabkan oleh adanya partikel padat pada urin seperti bakteri, sel epitel, lemak dan pecahan batu ginjal. Biasanya disebabkan oleh infeksi disaluran kencing yang harus cepat mendapat penanganan medis.

Merah muda dan merah. Warna merah muda biasanya disebabkan oleh efek samping beberapa obat dan makanan tertentu. Warna ini juga bisa digunakan sebagai tanda adanya perdarahan di sistem perkemihan seperti kanker ginjal, batu ginjal, infeksi ginjal, tuberkulosis, pembengkakan prostat dan infeksi ginjal.

Coklat muda. Urin yang warnanya hampir seperti teh ini menandakan adanya gangguan hati seperti hepatitis dan sirosis. Kuning gelap. Urin yang warnanya seperti ini biasa disebabkan oleh konsumsi vitamin B komplek yang banyak terdapat pada minuman energi. Hijau dan biru (jarang). Warna biru dan hijau pada urin sering disebabkan oleh pelunturan warna pada makanan atau obat. Obat obatan yang memberi warna hijau / biru pada urin adalah amitriptyline, indomethacin, dan doxorubicin.

Fakultas Kedokteran UNAND

3

Gambar 1. Warna urin

d.

Alasan Ririn dapat menahan buang air kecil selama beberapa waktu Ririn dapat menahan buang air kecil selama beberapa waktu karena otak (terutama korteks serebral) dapat mencegah proses berkemih, bahkan jika refleks berkemih timbul, dengan membuat kontraksi tonik terus menerus pada sfinkter eksternus kandung kemih sampai mendapatkan waktu yang baik untuk berkemih.

e.

Hubungan sakit pinggang dengan nefrolithiasis Apabila saluran kemih tersumbat (nefrolithiasis), timbul refleks konstriksi yang kuat sehubungan dengan rasa nyeri yang hebat (sakit pinggang). Impuls rasa nyeri juga menyebabkan refleks simpatis kembali ke ginjal untuk konstriksi arteriol - arteriol ginjal, sehingga urin yang dihasilkan berkurang.

Fakultas Kedokteran UNAND

4

Gambar 2. Batu Ginjal

4.

Schema

Anatomi

Histologi

Cairan Ekstraseluler Glomerulus Filtrasi

Ginjal

Tubulus Reabsorpsi

Urin

Saraf

Hormon

Miksi

Fakultas Kedokteran UNAND

5

5.

Define Learning Objectives a. b. c. d. e. f. Mahasiswa mampu menjelaskan stuktur makroskopis tractus urinarius dan fungsinya Mahasiswa mampu menjelaskan struktur mikroskopis tractus urinarius dan fungsinya Mahasiswa mampu menjelaskan proses pembentukan urin Mahasiswa mampu menjelaskan kontrol hormonal dan saraf sistem urinarius Mahasiswa mampu menjelaskan warna dan komposisi urin normal Mahasiswa mampu menjelaskan mekanisme berkemih

6. 7.

Gather Information and Private Study Share the Results a. Stuktur makroskopis tractus urinarius dan fungsinya

Tractus Urinarius Tractus Urinarius adalah suatu saluran tubuh untuk memproduksi urine yang merupakan suatu cara untuk membuang sisa - sisa hasil metabolisme yang sudah tidak dapat dipakai lagi oleh tubuh. Komponen dari Tractus Urinarius : - 2 buah/sepasang Ginjal - 2 buah/sepasang Ureter - Vesica Urinaria - Orificium Urethra Externum

Fakultas Kedokteran UNAND

6

Gambar 3. Anatomi tractus urinarius

Ginjal/Ren Ginjal adalah organ berbentuk seperti kacang, berwarna merah tua, panjangnya sekitar 12.5 cm dan tebalnya sekitar 2,5 cm. Terdapat 2 buah ginjal dalam satu tubuh manusia. Ginjal terletak di area yang cukup tinggi, yaitu pada dinding abdomen posterior yang berdekatan dengan 2 pasang iga terakhir. Organ ini terletak secara retroperitoneal, di antara otot - otot punggung dan peritoneum rongga abdomen atas. Setiap ginjal mempunyai kelenjar adrenal pada bagian atasnya. Ginjal kiri letaknya lebih tinggi daripada ginjal kanan dikarenakan adanya hepar pada sisi kanan tubuh. Ginjal tersusun atas banyak nefron, yang berfungsi untuk filtrasi dan pembentukan urin. Satu unit nefron terdiri dari : Glomerulus Merupakan suatu gulungan kapiler. Dikelilingi oleh sel - sel epitel lapis ganda atau biasa disebut Kapsul Bowman. Bertindak seperti saringan, menyaring darah yang datang dari Arteriol Aferen. Membentuk urin primer yang berupa

Fakultas Kedokteran UNAND

7

cairan pekat, kental, dan masih seperti darah, tapi protein dan glukosa, sudah tidak ditemukan

Gambar 4. Glomerulus

-

Tubulus Kontortus Proksimal Suatu saluran mikro yang amat berliku dan panjang. Mempunyai mikrovilus untuk memperluas area permukaan lumen.

-

Ansa Henle Suatu saluran mikro yang melengkung dan berliku, terdiri dari bagian yang tipis dan yang tebal. NaCl Pada bagian yang tipis, didominasi oleh reabsorpsi air. Sedangkan pada bagian yang tebal, didominasi oleh reabsorpsi elektrolit, seperti

-

Tubulus Kontortus Distal Suatu saluram mikro yang juga panjang dan berliku. Disini sedikit dilakukan reabsorpsi air.

Fakultas Kedokteran UNAND

8

-

Ductus Coligentus Suatu saluran lurus dimana berkumpulnya hasil urin setelah melewati Tubulus Kontortus Distal. Bermuara ke Calix Minor Renalis. Yang selanjutnya akan dibawa ke Calix Mayor Renalis, lalu ke Pelvis Renalis

Gambar 5. Stuktur nefron ginjal

Ginjal mendapat suplai darah dari pembuluh darah sebagai berikut Arteri Renalis Arteri Arkuata Arteri Interlobaris Arteriol Aferen Arteriol Eferen

Fakultas Kedokteran UNAND

9

Ureter Ureter adalah saluran perpanjangan tubular berpasangan dan berotot dari pelvis ginjal yang merentang hingga Vesica Urinaria. Ureter memiliki panjang antara 25 sampai 30 cm. Saluran ini menyempit di 3 tempat : Proksimal ureter, pada Pelvis Renalis Saat melewati pinggiran pelvis/panggul Distal ureter, pada saat memasuki Vesica Urinaria

Batu ginjal dapat menyangkut pada 3 tempat tersebut sehingga menyebabkan nyeri yang biasa disebut Colic Ginjal Vesica Urinaria Vesica Urinaria adalah suatu organ yang berfungsi untuk menampung urin. Pada laki - laki, organ ini terletak tepat dibelakang symphisis pubis dan didepan rektum. Pada perempuan, organ ini terletak agak dibawah uterus, di depan vagina. Saat kosong, berukuran kecil seperti buah kenari, dan terletak di pelvis. Sedangkan saat penuh berisi urine, tingginya dapat mencapai umbilicus dan berbentuk seperti buah pir. Urethra Urethra adalah saluran akhir dari Tractus Urinarius, yang mengalirkan urine ke luar tubuh. Pada laki - laki, urethra memiliki panjang hingga 20 cm, dan selain berfungsi untuk mengeluarkan urine, juga berfungsi untuk membawa keluar semen, namun tidak pada saat yang bersamaan. Urethra pada laki - laki dibagi menjadi 3 bagian :

Fakultas Kedokteran UNAND

10

-

Urethra pars Prostatika Dikelilingi oleh kelenjar prostat, dan merupakan muara dari 2 buah duktus ejakulatorius. Juga merupakan muara dari beberapa duktus dari kelenjar prostat

-

Urethra pars Membranosa Bagian terpendek. Berdinding tipis dan dikelilingi oleh otot rangka sfingter urethra eksterna

-

Urethra pars Cavernosa Bagian terpanjang. Menerima duktus dari kelenjar bulbourethralis dan bermuara pada ujung penis. Sebelum mulut penis, bagian ini membentuk suatu dilatasi kecil, yang disebut Fossa Navicularis. Bagian ini dikelilingi oleh Korpus Spongiosum yang merupakan suatu kerangka ruang vena yang besar Urethra pada perempuan memiliki panjang yang jauh lebih pendek. Ujung mulut urethra pada perempuan terletak dalam vestibulum, antara Clitoris dan Vagina. Perbedaan panjang dan letak anatomis dari urethra ini, mengakibatkan perbedaan resiko akan terjadinya infeksi saluran kemih. Pada perempuan, lebih mudah terjadi infeksi karena pendeknya panjang urethra, dan dekatnya dengan Vagina, yang memiliki banyak mikroorganisme sebagai flora normal, namun bersifat infeksius jika berpindah tempat.

Gambar 6. Traktus urinarius pada wanita

Fakultas Kedokteran UNAND

11

Gambar 6. Traktus urinarius pada pria

b. Struktur mikroskopis tractus urinarius dan fungsinya

Gambar 7. Korteks dan medulla renalis

Fakultas Kedokteran UNAND

12

Gambar 8. Corpusculum Renale

Gambar 9. Tubuli renales contorti

Ureter mempunyai beberapa lapisan : Fibrosa Lapisan terluar 13

Fakultas Kedokteran UNAND

-

Muskularis Longitudinal (arah dalam), Otot Polos Sirkular (arah luar) Lapisan tengah Epitellium Mukosa Lapisan terdalam

Lapisan muscular memiliki aktivitas Peristaltik Intrinsik, mengalirkan urin menuju Vesica Urinaria untuk kemudian dikeluarkan dari tubuh Dinding Vesica Urinaria memiliki beberapa lapisan : Serosa Lapisan terluar, merupakan perpanjangan dari lapisan peritoneal rongga abdominopelvis. Hanya di bagian atas pelvis Otot Detrusor Lapisan tengah. Terdiri dari otot - otot polos yang saling membentuk sudut. Berperan penting dalam proses urinasi Submukosa Lapisan jaringan ikat, menghubungkan antara lapisan otot Detrusor dengan lapisan mukosa Mukosa Terdiri dari epitel - epitel transisional. Membentuk lipatan saat dalam keadaan relaks, dan akan memipih saat keadaan terisi penuh Dinding urethra terdiri dari 3 lapisan: 1. Lapisan otot polos, merupakan kelanjutan otot polos dari Vesika urinaria. Mengandung jaringan elastis dan otot polos. Sphincter urethra menjaga agar urethra tetap tertutup 2. 3. Lapisan submukosa, lapisan longgar mengandung pembuluh darah dan saraf Lapisan mukosa

Fakultas Kedokteran UNAND

14

Gambar 10. Histologi uretra

c.

Proses pembentukan urin

Di dalam ginjal terjadi rangkaian proses filtrasi, reabsorbsi, dan augmentasi. 1. Penyaringan (filtrasi) Filtrasi terjadi pada kapiler glomerulus dan kapsul Bowman. Pada glomerulus terdapat sel - sel endotelium kapiler yang berpori (podosit) sehingga mempermudah proses penyaringan. Beberapa faktor yang mempermudah proses penyaringan adalah tekanan hidrolik dan permeabilitias yang tinggi pada glomerulus. Selain penyaringan, di glomelurus terjadi pula pengikatan kembali sel-sel darah, keping darah, dan sebagian besar protein plasma. Bahan-bahan kecil terlarut dalam plasma, seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium, klorida, bikarbonat, garam lain, dan urea melewati saringan dan menjadi bagian dari endapan. Hasil penyaringan di glomerulus berupa filtrat glomerulus (urin primer) yang komposisinya serupa dengan darah tetapi tidak mengandung protein. Pada filtrat glomerulus masih dapat ditemukan asam amino, glukosa, natrium, kalium, dan garam - garam lainnya.

Fakultas Kedokteran UNAND

15

2. Penyerapan kembali (Reabsorbsi) Volume urin manusia hanya 1% dari filtrat glomerulus. Oleh karena itu, 99% filtrat glomerulus akan direabsorbsi secara aktif pada tubulus kontortus proksimal dan terjadi penambahan zat-zat sisa serta urea pada tubulus kontortus distal. Substansi yang masih berguna seperti glukosa dan asam amino dikembalikan ke darah. Sisa sampah kelebihan garam, dan bahan lain pada filtrat dikeluarkan dalam urin. Tiap hari tabung ginjal mereabsorbsi lebih dari 178 liter air, 1200 g garam, dan 150 g glukosa. Sebagian besar dari zat-zat ini direabsorbsi beberapa kali. Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan urin sekunder yang komposisinya sangat berbeda dengan urin primer. Pada urin sekunder, zat - zat yang masih diperlukan tidak akan ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat zat sisa metabolisme yang bersifat racun bertambah, misalnya ureum dari 0,03%, dalam urin primer dapat mencapai 2% dalam urin sekunder. Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam mino meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa osmosis. Reabsorbsi air terjadi pada tubulus proksimal dan tubulus distal. 3. Augmentasi Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di tubulus kontortus distal. Komposisi urin yang dikeluarkan lewat ureter adalah 96% air, 1,5% garam, 2,5% urea, dan sisa substansi lain, misalnya pigmen empedu yang berfungsi memberi warm dan bau pada urin. Hal-hal yang Mempengaruhi Produksi Urin Hormon anti diuretik (ADH) yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis posterior akan mempengaruhi penyerapan air pada bagian tubulus distal karma meningkatkan permeabilitias sel terhadap air. Jika hormon ADH rendah maka penyerapan air berkurang sehingga urin menjadi banyak dan encer. Sebaliknya, jika hormon ADH banyak, penyerapan air banyak sehingga urin sedikit dan pekat.

Fakultas Kedokteran UNAND

16

Kehilangan kemampuan mensekresi ADH menyebabkan penyakti diabetes insipidus. Penderitanya akan menghasilkan urin yang sangat encer. Selain ADH, banyak sedikitnya urin dipengaruhi pula oleh faktor-faktor berikut: a. Jumlah air yang diminum Akibat banyaknya air yang diminum, akan menurunkan konsentrasi protein yang dapat menyebabkan tekanan koloid protein menurun sehingga tekanan filtrasi kurang efektif. Hasilnya, urin yang diproduksi banyak. b. Saraf Rangsangan pada saraf ginjal akan menyebabkan penyempitan duktus aferen sehingga aliran darah ke glomerulus berkurang. Akibatnya, filtrasi kurang efektif karena tekanan darah menurun. c. Banyak sedikitnya hormon insulin Apabila hormon insulin kurang (penderita diabetes melitus), kadar gula dalam darah akan dikeluarkan lewat tubulus distal. Kelebihan kadar gula dalam tubulus distal mengganggu proses penyerapan air, sehingga orang akan sering mengeluarkan urin.

d. Kontrol hormonal dan saraf sistem urinarius Semua pembuluh darah ginjal, termasul arteriol aferen dan eferen, dipersarafi oleh serat saraf simpatis. Aktivasi saraf simpatis ginjal yang kuat dapat mengakibatkan kontriksi arteriol renal dan menurunkan aliran darah ginjal dan GFR. Norepinefrin, epinefrin dan endotelin mengakibatkan kontriksi pembuluh darah renal dan menurunkan GFR. Pada umumnya kadar - kadar norepinefrin dan epinefrin dalam darah sejajar dengan aktivitas sistem saraf simpatis. Jadi, norepinefrin dan epinefrin memberi sedikit pengaruh pada hemodinamika ginjal

Fakultas Kedokteran UNAND

17

kecuali dalam kondisi yang ekstrem, seperti perdarahan berat. Endotelin adalah suatu peptide yang dapat dilepaskan oleh sel endotel vascular ginjal atau jaringan lain yang rusak. Jika pembuluh darah terluka berat, sehingga endotel rusak dan mengeluarkan endotelin, maka vasokonstriktor kuat ini dapat membantu hemostasis. Angiotensin II mengakibatkan konstriksi arteriol eferen. Karena hal tersebut, peningkatan kadar angiotensin II dapat mengakibatkan peningkatan tekanan hidrostatik glomerulus, sementara aliran darah ginjal menurun. e. Warna dan komposisi urin normal Sifat fisis air kemih, terdiri dari : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Jumlah ekskresi dalam 24 jam 1.500 cc tergantung dari pemasukan (intake) cairan dan faktor lainnya. Warna, bening kuning muda dan bila dibiarkan akan menjadi keruh. Warna, kuning tergantung dari kepekatan, diet obat - obatan dan sebagainya. Bau, bau khas air kemih bila dibiarkan lama akan berbau amoniak. Berat jenis 1,015 - 1,020. Reaksi asam, bila lama-lama menjadi alkalis, juga tergantung dari pada diet (sayur menyebabkan reaksi alkalis dan protein memberi reaksi asam). Komposisi air kemih, terdiri dari : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Air kemih terdiri dari kira-kira 95% air. Zat-zat sisa nitrogen dari hasil metabolisme protein, asam urea, amoniak dan kreatinin. Elektrolit, natrium, kalsium, NH3, bikarbonat, fospat dan sulfat. Pigmen (urobilin). Toksin. Hormon.

Fakultas Kedokteran UNAND

18

Ciri - ciri urin normal : 1. 2. 3. 4. Rata-rata dalam satu hari 1 - 2 liter, tapi berbeda-beda sesuai dengan jumlah cairan yang masuk. Warnanya bening oranye tanpa ada endapan. Baunya tajam. Reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata-rata 6.

f.

Mekanisme berkemih Mikturisi ialah proses pengosongan kandung kemih setelah terisi dengan urin. Mikturisi melibatkan 2 tahap utama, yaitu: 1. Kandung kemih terisi secara progresif hingga tegangan pada dindingnya meningkat melampaui nilai ambang batas (Hal ini terjadi bila telah tertimbun 170-230 ml urin), keadaan ini akan mencetuskan tahap ke 2. 2. Adanya refleks saraf (disebut refleks mikturisi) yang akan mengosongkan kandung kemih. Pusat saraf miksi berada pada otak dan spinal cord (tulang belakang). Sebagian besar pengosongan di luar kendali tetapi pengontrolan dapat dipelajari. Sistem saraf simpatis Impuls menghambat vesika urinaria dan gerak spinchter interna, sehingga otot detrusor relax dan spinchter interna konstriksi. Sistem saraf parasimpatis Impuls menyebabkan otot detrusor berkontriksi, sebaliknya spinchter relaksasi terjadi mikturisi (normal: tidak nyeri).

Fakultas Kedokteran UNAND

19

DAFTAR PUSTAKA Anugerah, Peter. 1995. Patofisiologi Konsep Klinis, Proses-Proses Penyakit. II. Jakarta: EGC Department of Anatomy. 2007. Histology Study Guide: Kidney and Urinary Tract. Tennessee: School of Medicine Vanderbilt University. Tersedia melalui akses : structbio.vanderbilt.edu/~eglim/. Diakses pada 13 Juni 2009 Dorland, W.A. Newman. 2002. Kamus Kedokteran Dorland. XXIX. Jakarta: EGC Eroschenko, Peter. 2003. Atlas Histologi di Fiore. I. USA: LippincottWilliams Feneis, Heinz. 2000. Pocket Altas of Human Anatomy. IV. New York: Thieme Guyton dan Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. IX. Jakarta, EGC Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. II. Jakarta: EGC Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. II. Jakarta: Balai Pustaka

Fakultas Kedokteran UNAND

20