Tes Grafis

21
BAB I PENDAHULUAN Salah satu instrumen diagnostik psikologis yang dapat dimanfaatkan adalah tes grafis sebagai salah satu teknik proyektif untuk mengungkap gambaran aspek emosi. Hanya saja hasil diagnosa tes grafis secara tradisional tidak secara eksplisit menjelaskan kecerdasan emosional. Sebagai suatu metoda diagnostik yang digunakan dalam setting klinis, pendekatan teknik projektif lebih mengarah pada asesmen kepribadian (personality) secara utuh. Diperlukan telaah lebih seksama, sehingga apa yang dimaksud dengan kecerdasan emosional dapat diinterpretasi dari data yang diungkap oleh tes-tes grafis.Tes grafis adalah bagian dari tes proyektif di ilmu psikologi. Awal mula tes ini berkembang pada abad 20 permulaan meskipun pada jauh dekade sebelumnya sudah terdapat berbagai aplikasi grafologi berupa pembacaan tulisan tangan, tanda-tangan dan coretan- coretan manusia yang dapat diintepretasikan. Tokoh penting akhir abad ke-19 seperti Fechne, Wundt dan Ebbinghaus sebagai psikiater di bidang gangguan mental mempengaruhi teknik- 1

description

tes grafis

Transcript of Tes Grafis

BAB IPENDAHULUAN

Salah satu instrumen diagnostik psikologis yang dapat dimanfaatkan adalah tes grafis sebagai salah satu teknik proyektif untuk mengungkap gambaran aspek emosi. Hanya saja hasil diagnosa tes grafis secara tradisional tidak secara eksplisit menjelaskan kecerdasan emosional. Sebagai suatu metoda diagnostik yang digunakan dalam setting klinis, pendekatan teknik projektif lebih mengarah pada asesmen kepribadian (personality) secara utuh. Diperlukan telaah lebih seksama, sehingga apa yang dimaksud dengan kecerdasan emosional dapat diinterpretasi dari data yang diungkap oleh tes-tes grafis.Tes grafis adalah bagian dari tes proyektif di ilmu psikologi. Awal mula tes ini berkembang pada abad 20 permulaan meskipun pada jauh dekade sebelumnya sudah terdapat berbagai aplikasi grafologi berupa pembacaan tulisan tangan, tanda-tangan dan coretan-coretan manusia yang dapat diintepretasikan. Tokoh penting akhir abad ke-19 seperti Fechne, Wundt dan Ebbinghaus sebagai psikiater di bidang gangguan mental mempengaruhi teknik-teknik untuk melakukan asesmen klinis terhadap para pasiennya. Di bidang grafologi salah satu tokoh penting tentu saja Goodenough, Machover, Moch, Kinget, Wartegg dan lain sebagainya. Bidang ilmu ini sebenarnya terus berkembang sampai saat ini dengan metode kualitatif maupun kuantitatif untuk mengungkap proyeksi dari grafis.

BAB IIPEMBAHASAN

A. Sejarah tes grafis Tes psikologi pertama-tama umumnya untuk mengukur intelegensi dan prestasi sekolah, hanya beberapa yang ditujukan utk tes kepribadian Di AS, pertengahan 1930-an dimulai lebih bebas dalam interpretasi tes yang mengukur kemampuan mental dengan metode kualitatif. Tes menggambar, awal tujuan utk mengukur intelegensi secara kaku

1. Sejarah tes grafis :BAUM Diciptakan oleh Emil Jucker,awalnya untuk pemilihan jurusan di sekolah dan dikembangkan oleh Charles Koch, Alasan memilih pohon (Jucker) , Pohon selalu tumbuh dan berkembangHasil penelitian budaya menunjukkan bahwa pohon memiliki makna penting bagi manusia dan pohon dianggap mewakili manusia/

2. Sejarah tes grafis :DAP1. 1885 : pemanfaatan gambar utk memahami pribadi seseorg2. 1900-1915 : studi hasil gambar3. th 1920 -1926, DAP dirancang oleh Florence Goodenough, menulis measurement of inteligence by draawinngs dipublikasikan pertama kali untuk menilai kapasitas intelegensi anakAnak diminta dg cara sederhanamenggambar manusia dan kemudian disediakan pensil dan kertas putih kosong utk menggambar. Tujuan : untuk menilai IQ berdasar jmlh detail dlm menggambar, diikuti dg asumsi bahwa ketepatan dlm menggambar mempengaruhi fungsi intelektual anak4. th, 1936 oleh Harris mempublikasikan versi baru dr riset Goodenough (Goodenough-Harris D.AP.). Subyek diminta membuat 3 gambar : 1 gambar manusia laki-laki, satu gambar wanita, 1 gambar menurut diri sendiri. Evaluasi gambar dilakukan terpisah, gamabr laki-laki dan perempuan dikembangkan norma secara tersendiri. Sebagian besar digunakan utk menilai intelegensi, tidak utk menilai sifat-sifat dasar kepribadian atau dasar dari konflik

5. Th 1949, Karen Machover Kurang puas dengan pemakaian DAP yang hanya utk menilai intelegensi Berdasar pengamatan klinik, mengembangkan metode penilaian yang lebih teliti dari Goodenough utk menilai kepribadian. Tugas tes : subjek diminta menggambar seorang manusia, jika selesai diberi kertas kosong lagi dan diminta menggambar manusia lagi dengan jenis kelamin yang berbeda, kmd diminta memberi keterangan gambar,menceritakan gamabrnya serta menjawab pertanyaan tentang umur, sekolah, pekerjaan, keinginan, sifat-sifat kepribadian, serta sikap-sikap terhadap keluarganya.

3. Sejarah tes grafis:HTP1 Th 1949, JN Buck Mempublikasikan House Tree Person (HTP) Pertama-tama merancang prosedur tes menggambar utk menilai penyesuaian kepribadian2 1952,1971, Jolles Mengembangkan teknik dari JN. Buck dengan tiga cara prosedur : menggambar dengan pensil tdk berwarna, fase menanyai, menggambar dengan pensil tdk berwarna. Prosedur administrasi : individu diberikan kertas putih kosong posisi horisontal, kemudian diberikan instruksi gambarkan saya sebuah rumah, jika sudah selesai diberikan lagi sebuah kertas dengan posisi vertikal gambarkan saya sebuah gambar manusia. Variasi dari prosedur gambar, akhirnya menggambar tersebut akhirnya menjadi populer dalam bentuk seseorang diberikan kertas dalam posissi horizontal dan seseorang diminta menggamabr dengan instruksi gambarkan saya sebuah gambar dengan isi gambar ada rumah, pohon dan manusia. Dasar interpretasinya : melihat tipe gamabr, komposisi dalam menggambar, dan hubungan antara gambar, jika perlu dapt pula diminta keterangan gambar yang dpt berguna untuk mengungkapkan perasaan seseorang dan sikap-sikapnya yang diwujudkan dalam bentuk gambar.

4. Sejarah tes grafis:Wartegg Latar belakang dr gestalt psychology atau Ganzheit Psychology dikembangkan pada University of Leipzig oleh F. Krueger dan F. Sander dengan asumsi bahwa tidak hanya obyek pengalaman, tetapi subyek yang mengalami hrs dilihat sebagai suatu struktur. Sender menciptakan teknik Phantasie test, subyek dihadapkan pada materi drawing completion test (DCT), yang menghasilkan sifa struktural khas dari subyek. Keberhasilan Sender mendorong Dr. Ehrig Wartegg untuk melanjutkan penelitian tsb, akhirnya menemukan tes wartegg /DCT (drawing completion test )/WZT (Wartegg Zeichen Test) yang dipakai sekarang ini.

B. Tes grafis sebagai tes proyeksi dan asesmen kepribadian : Tes psikologi adalah pengukuran tingkah laku yang objektif dan standar, yaitu :1. Kepastian penggunaan materi 2. Batas waktu3. Instruksi 4. Permulaan demonstrasi 5. Cara menangani pertanyaan dari testee 6. Situasi tes7. Suara tester, ekspresi wajah

Norma Tes Grafis Sebagai Tes Proyeksi Dan Asesmen Kepribadian Tes psikologi ada 2 wilayah pengukuran :1. Mental tes , misal: tes kecerdasan dan bakat 2. Tes afektif/kepribadian, misal inventory, tes proyektif, grafis Fungsi tes kepribadian : untuk mengukur perbedaan antar individu atau antara reaksi-reaksi individu pada peristiwa yang berbeda tes grafis sebagai tes proyeksi dan asesmen kepribadian - Tes proyeksi : eksternalisasi aspek-aspek psikis, terutama aspek-aspek ketidaksadaran ke dalam suatu stimuli yang kurang atau tidak struktur yang sifatnya ambigu. Misal :tes grafis, SSCT, TAT-CAT, Tes Rho. KLASIFIKASI TEKNIK PROYEKTIF : 1. Associative techniques Subjek menjawab stimulus dengan perkataan, ide-ide yang pertama kali muncul. Misal : Tes Rho 2. Construction Procedures Subjek mengkonstruksi sebuah produk, misal: cerita TAT-CAT3. Completion tasks Melengkapi kalimat atau cerita 4. Choice Ordering Device Mengatur kembali gambar, mencatat referensi atau semacamnya.misal : Szondi test 5. Expressive methods Dengan gambar, cara dalam menyelesaikan sesuatu yang dievaluasi Misal : grafis, warteg KARYA GRAFIS DAN TES GRAFIS : - Karya grafis : segala macam bentuk coretan, tulisan tangan, gambar dan lukisan yang dikerjakan dan dihasilkan manusia atas dasar intensionalitas, faktor-faktor internal. - Tes Grafis : salah satu teknik proyeksi yang digunakan untuk memahami kepribadian seseorang dalam bentuk gambar. Tes grafis terdiri dari : BAUM (gambar pohon), DAP (Draw a Person), HTP (House Tree Person)

C. Kedudukantes Grafis Sebagai tes proyeksi - Sebagai tes perkembangan (kognitif) - Sebagai tes motorik DASAR TES GRAFIS : 1. Gestalt psychology : melihat keseluruhan 2. Psycoanalysis VALIDITAS DAN RELIABILITAS : Cassel, Johnson, dan Burns, 1958, dengan membuat kriteria skoring DAP awalnya memiliki reliabilitas 0, 33, kemudian dilakukan kriteria skoring lagi, hasil menjadi 0,77. Faktor yang mempengaruhi kesulitan untuk mengukur validitas dan reliabilitas : - prosedur skoring dalam tes menggambar kurang obyektif - Variasi gambar, sehingga sulit untuk melakukan tes kembali (retest).

D. Kelebihan Dan Keterbatasan Tes GrafisManfaat :sebagai salah satu alat tes psikologi untuk mengungkap kepribadian. Keterbatasan : - tidak mengikuti prosedur formal untuk standarisasi konstruksi tes administrasi dan petunjuk skoring yang tidak konsisten - Norma interpretasi yang kurang sistematis - Obyektivitas skoring minimal - Interpretasi didasari akal sehat - Reliabilitas dan validitas yang kurang - Kurang ada penelitian yang dikaitkan dengan budaya untuk petunjuk interpretasi Strategi mengatasi : sebaiknya dikombinasikan dengan alat tes lain apabila digunakan untuk menegakkan diagnosis.

E. Teknik Interpretasi Tes GrafisTehnik proyeksi yang dipakai tes grafis ini seringkali disebut sebagai tehnik ekspresif. Yang banyak dikenal dan banyak dipakai oleh para psikolog Indonesia adalah:- Gambar Orang (Graw a Person Test)- Gambar Pohon (Draw a tree Test)Tes grafis disebut juga sebagai paper and pencil test karena hanya melibatkan 2 bahan tersebut dan dianggap sebagai tes yang sederhana dan murah. Sederhana karena tugas yang diberikan tidak rumit, mudah dimengerti subyek dan waktu pengerjaan tidak lama. Murah karena hanya melibatkan beberapa lembar kerja HVS 70gr ukuran A4 dan sebatang pinsil HB.

1. Gambar Orang (Draw a Person Test)Ada beberapa versi dari Tes Gambar Orang, yaitu versi Goodenough yang biasanya dipakai untuk memperoleh nilai I.Q Versi ini kemudian dikembangkan Harris sehingga dikenal sebagai Draw a Person Tes versi Goodenough-Harris. Apabila pada versi Goodenough subyek hanya menggambar 1 figur saja maka pada versi Goodenough Harris, subyek diminta untuk menggambar 3 figur, yaitu figur laki, perempuan dan figur diri. Pad dua tes ini, figur yang digambar diberikan penilaian kuantitatif, misalnya kepala diperoleh nilai : 1; mata diberi nilai 1; ada pupil diberi nilai 1 dan seterusnya sehingga diperoleh skor total. Skor total ini masih diolah lebih lanjut sehingga akhirnya memunculkan nilai IQ.Berbeda dengan yang disebut diatas adalah versi Machover yang tidak memberikan penilaian kuantitatif tetapi kualitatif.Versi Machover ini dilandasi teori Psikoanalisa.Figur manusia yang digambar dianggap sebagai persepsi si penggambar tentang dirinya dan bayangan tubuhnya. Walaupun gambar-gambar yang dibuat subyek biasanya merupakan bayangan tubuh dan konsep dirinya, tetapi perubahan-perubahan dalam sikap dan suasana hati karena situasi juga dinyatakan disini.Seringkali dipertanyakan, mengapa figur manusia yang digambar dan bukan figur lain? Jawabannya adalah sebagai berikut, yaitu figur manusia adalah yang paling dikenal, yang paling dekat dengan dirinya sehingga ia dapat menggambar berdasarkan pengalaman-pengalamannya.Administrasi tes tidaklah sukar. Persyaratan untuk tes adalah 2 lembar kertas HVS 70 mgr ukuran A4 dan 1 pinsil HB, penghapus. Perhatikan agar tidak menggunakan alas karton atau buku. Alas untuk menggambar harus keras dan licin Instruksi adalah : Gambarlah orang Apabila subyek sudah selesai dengan gambarnya, maka diberikan kertas lain lalu diberi instruksi:Sekarang gambarlah figur dengan jenis kelamin lain dari yang tadi digambarSelama subyek mengerjakan tes, tester membuat observasi dan mencatat semua pernyataan verbal subyek, komentar yang diberikan, cara ia menggambar, figur dengan jenis kelamin mana yang digambar terlebih dahulu, berapa lama ia menggambar?Setelah subyek selesai menggambar, tester melakukan asosiasi, yaitu meminta subyek untuk membuat cerita tentang figur yang digambarnya. Dalam tes kelompok, sukar membuat asosiasi karena waktu yang tersedia terbatas. Disamping itu hanya 1 figur saja yang digambar. Waktu pelaksanaan dalam tes kelompok juga dibatasi, yaitu 10 menit.

Prinsip interpretasi.Pada waktu kita menghadapi lembar kertas dengan hasil karya subyek berupa figure manusia, maka seolah-olah kita berhadapan langsung dengan si penggambarnya. Kita akan mendapat kesan pertama tentang gambar tersebut. Dalam analisis selanjutnya, kita berpegang pada 3 hal yaitu :Ruang ; gerak dan bentuk.Ruang adalah : Posisi figur diatas kertas, apakah ditempatkan ditengah, kiri, kanan, atas atau bawah?Gerak adalah : Bagaimana pinsil diatas kertas bergerak membentuk figure manusia. Ini mencakup tenakan pinsil, cara subyek membuat garis dan bayangan.Bentuk adalah : Bagaimana proporsi figur, apa yang digambar, elaborasi, detail, distorsi, ada yang tidak digambar dan sebagainya. Disamping itu masih perlu dipertimbangkan fungsi anggota tubuh yang mendapat penekanan. Penekanan dapat berupa tambahan shading, hapusan, berulangkali diperbaiki, dipertebal, garis pada bagian tertentu berbeda dengan garis secara keseluruhan, lebih mendetail dan sebagainya. Adanya anggota tubuh yang tidak digambarpun perlu ditertimbangkan. Penekanan dibagian tertentu dari figur manusia menunjukkan adanya konflik pada bagian tersebut dan karena itu perlu diketahui fungsi dari berbagai bagian/organ tubuh.a. Kepala : Dianggap sebagai tempat kegiatan intelek dan fantasi dan diasosiasikan dengan kontrol impuls dan emosi, kebutuhan sosialisasi dan komunikasi. Maka dikatakan bahwa orang yang menarik diri, neurotik tidak memberi banyak perhatian pada kepala. Bagian-bagian kepala berfungsi sebagai sumber utama dari kepuasan dan ketidak puasan sensoris disamping sebagai alat komunikasi. Mata, telinga dan mulut merupakan organ yang diperlukan dalam berhubungan dengan lingkungan, sehingga perlakuan yang berlebihan menunjukkan kemungkinan kecemasan yang berhubungan dengan fungsi-fungsi organ-organ tersebut.b. Leher : Leher merupakan penghubung antara kepala dan badan, merupakan penghubung, dalam bahasa psikoanalisis antara super-ego, ratio, dan id, impuls, dorongan. Pada umumnya bila leher mendapat penekanan maka menunjukkan kemungkinan pemikiran subyek mengenai kebutuhannya untuk mengontrol impuls-impuls yang dirasakannya mengancam.c. Badan : Badan, khususnya trunk diasosiasikan dengan dorongandorongan dasar. Subyek biasanya cenderung menggambar figuryang mirip dengan keadaan tubuhnya sendiri. Anak seringkali menggambar trunk secara sederhana, persegi-empat atau lonjong. Tidak adanya bagian tubuh yang penting (kecuali pada anak) menunjukkan kemungkinan gangguan psikologis yang serius.d. Bahu : Perlakuan terhadap bahu dianggap sebagai pernyataan dari perasaan kebutuhan akan kekuatan fisik. Orang normal akan menggambar bahu dengan jelas sedangkan orang dengan rasa rendah diri karena fisik yang kurus dan kecil akan menggambar figur dengan sebelah bahu lebar. Tidak adanya bahu terkadang dikatakan sebagai kemungkinan skizofreni atau kondisi kerusakan otak.e. Lengan dan tangan: Kondisi lengan dan penempatannya, yaitu menjauh dari tubuh atau melekat pada tubuh menunjukkan hubungan subyek dengan lingkungannya. Maka lengan yang ditaruh dipunggung sehingga hanya sebagian saja yang tampak, menunjukkan keengganan subyek untuk berhubungan dengan orang. Tangan yang dimasukkan ke dalam saku, atau tangan yang tidak tampak, diassosiasikan dengan konflik dan perasaan-perasaan bersalah yang berhubungan dengan kegiatan tangan tersebut.f. Tungkai kaki dan kaki: Figur dengan perlakuan tidak biasa terhadap kaki atau tungkai kaki berhubungan dengan perasaan aman atau tidak aman. Tungkai kaki merupakan serana bergerak dan perlakuan terhadap bagian ini mencerminkan perasaan seseorang mengenai mobilitas.

2.Gambar PohonGambar pohon dikembangkan oleh Karl KochAdministrasi tes: Persyaratan : Kertas HVS 70mgr ukuran A4, pinsil HB, tidak pakai penghapus, alas menggambar harus licin dan keras, waktu tidak dibatasi (kecuali tes kelompok). Instruksi : Gambarlah pohonKecuali : pohon cemara, randu, kelompok palma, bambu

Apabila ada kesan bahwa gambar yang dibuat tidak memenuhi persyaratan, maka subyek diberi kertas baru dan diberi instruksi: Gambarlah pohon lain dari yang telah anda gambar.Seringkali muncul pertanyaan : Mengapa justru gambar pohon? Apabila kita melihat tanaman yang mempunyai sistem terbuka yaitu dengan pertumbuhan yang menuju keluar, segala sesuatu terjadi di permukaan, dibentuk dibawah kulit dan ujung-ujung tunasnya. Hanya pohon yang memperlihatkan hal ini. Maka dikatakan bahwa Keberadaan tanaman adalah gerakan hidup keluar, usaha menjauhi zone pertumbuhan pusat. Pohon tidak pernah berhenti berkembang, ia tumbuh sempurna, selalu muda-berbunga berbuah sampai mati.Berbeda dengan manusia atau binatang yang merupakan sistem yang tertutup. Hidup fisik diarahkan kedalam. Semua organ sudah ada sejak awal dan dalam tubuh semua organ diberi makanan (darah) oleh kekuatan yang sama, seumur hidup. Dalam eksistensi manusia segala sesuatu bergerak ke dalam dan dikendalikan organorgan pusat. Gambar pohon yang dibuat manusia merupakan sekresi dari yang ada di dalam. Gerak keluar menjadi bentuk yang menyerupai manusia, namun dengan sifat-sifat yang berbeda dalam inner beingnya. Ini yang dikatakan sebagai royeksi dari psyche.

Prinsip interpretasi.Sama halnya dengan tes gambar orang, pada waktu kita menghadapi hasil karya subyek, maka seolah-olah kita berhadapan dengan subyek. Bagaimana kesan pertama yang kita peroleh? Juga dalam analisis selanjutnya kita berpegang pada 3 hal, yaitu : ruang, gerak dan bentuk.Dengan bentuk tentunya bukan lagi proporsi figur, akan tetapi proporsi pohon bagaimana perimbangan antara mahkota dan batang? Kemudian dilihat pohon apa yang digambar dan apa yang digambar. Kadang-kadang ada pohon yang tidak lengkap, yang dapat disebabkan beberapa hal yaitu: belum selesai, artinya ada pembelokan tidak dapat diselesaikan, berarti adanya hambatan. Dalam membuat analisis, harus dilihat terlebih dahulu: usia si penggambar, sesuaikah untuk usianya dan bila tidak? Kemudian perlu diketahui pendidikan dan dari mana subyek berasal. Ini perlu diketahui karena bila pada orang dewasa ada sekelompok ciri yang biasa ditemukan pada tahap usia yang lebih muda yang dapat dikatakan normal untuk tahap usia tersebut maka ada beberapa kemungkinan yang perlu dipertimbangkan yaitu retardasi perkembangan, manifestasi keadaan-keadaan infantil atau regresi.Untuk dapat menentukan salah satu kemungkinan diperlukan pengalaman dan membandingkan berbagai gambar pohon dari berbagai kelompok usia.Selanjutnya dilihat bagaimana subyek menggambar bagian-bagian pohon, yaitu:Akar : Berfungsi untuk menghisap makanan dan berpegangan pada tanah agar tidak tumbang. Akar dapat digambar dengan 2 cara, yaitu akar 1 garis dan akar 2 garis. Akar 1 garis biasanya dibuat anak sedangkan akar 2 garis dibuat orang dewasa. Namun akar 2 garis dapat dibuat sebagai akar tertutup dan akar terbuka.Pangkal batang : Dapat digambar lebar di kiri dan kanan, sebelah kiri saja lebih lebar atau sebelah kanan saja lebih lebar. Pelebaran ke kiri atau ke kanan atau pada bagian kiri dan kanan berarti adanya inhibisi/hambatan.Batang pohon : dapat digambar dengan 1 garis dan 2 garis. Ada berbagai bentuk batang, misalnya batang bentuk kerucut yang biasa digambar anak sekitar usia 8-9 tahun, anak debil atau orang dewasa yang mengalami regresi. Batang dapat pula dibuat dengan 2 garis lurus paralel, batang yang bergelombang serasi atau batang yang menggelembung, jadi ada penebalan dan konstriksi. Penebalan berarti penimbunan sedangkan konstriksi berarti hambatan, jadi apa yang ditimbun dan apa yang dihambat?Apabila kita kembali pada simbolik batang yairu energi, dorongan, maka penimbunan dapat berarti energi. Permukaan batang:Secara fisiognomis, permukaan batang berarti ke arah hubungan individu dengan lingkungan secara emosional dan afektif, yaitu bagaimana individu lingkungannya. Ini berarti penyesuaian diri, kehidupan afek, defense mechanism diri. Penampilan coretan tajam dan berkesan keras dapat diartikan sebagai berikut : sesuatu yang keras biasanya tahan pukulan tetapi pukulan yang keras sekali akan mengakibatkan patah. Jadi sifat yang keras dan sikap yang keras bila terlalu ditekan, akan patah. Coretan yang begolombang menunjukkan sikap kontak yang emosional, artinya perasaan memegang peranan penting sedangkan coretan dalambentuk noda-noda yang tampak seperti penyakit kulit. Melambangkan gangguan dan ko ntak dengan sesama manusia.Bayangan, merupakan pengisian kertas dengan psinsip supaya lebih gelap dan dapat diartikan bahwa ada perose emosional pada yang bersangkutan. Perlu diberhatikan berat-ringannya bayangan yang dibuat, karena bayangan yang dibuat sengan halus, ringan menunjukkan kepekaan sipenggambar sedangkan bayangan yang gelap dan berat lebih menunjukan adanya kecemasan. Dahan, seperti akar dan batang dapat dibuat dengan 1 garis maupun 2 garis. Dahan yang dipotog dapat diartikan bahwa dalam perkembangan terjadi sesuatu yang menyangkit segi psikis. Dahan yang dibuat seperti pipa, yaitu terbuka pada ujungnya pada umumnya menunjukkan taraf perkembangan yang belumsempurna, dalam arti, dalam sikap sehari-hari belum terlihat kematangan dan belum dapat membedakan antara diri dan lingkungan.Mahkota, menggambarkan aktivitas atau proses-proses yang berhubungan dengan ratio, intelek. Mahkota dapat digambar tertutup maupun terbuka. Perlu diperhatikan perbandingan antara lebar dan tinggi mahkota depan panjang batang. Kadang-kadang mahkota diisi dengan dahan yang terpencar tak beraturan, mahkota disini dengan coretem atau mahkota yang kosong.

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Tes Grafis merupakan salah satu Tool yang saat ini masih dianggap sebagai alat tes yang dapat dipercaya keakuratannya oleh sebagian psikolog. Untuk itu interpretasi tes grafis terkadang membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Dibutuhkan kecermatan dan ketelitian dalam menganalisa hasil tes grafis ini. Namun interpretasi tes grafis saat ini dapat diinterpretasi secara cepat, tepat, dan akurat apabila kita mengetahui trik atau caranya. Spirit Psychology Professional berusaha memberikan suatu bentuk pelatihan bagi para Profesional (baik Psikolog maupun Mahasiswa S2-Profesi Psikologi) yang ingin mengetahui bagaimana dapat mengupas dengan benar tes Grafis, sehingga dapat menghasilkan suatu interpretasi yang cepat, benar dan tepat.

Pelatihan ini merupakan workshop yang di-setting selama dua hari penuh dimana para peserta akan memperoleh pemahaman dan keterampilan:

1. Berlatih melakukan interpretasi dan mengetahui kegunaan dan manfaat tes BAUM, Draw A Person (DAP), House Tree Person (HTP), Wartegg (WZT))2. Memahami filosofis dari interpretasi tes BAUM, Draw A Person (DAP),House Tree Person (HTP), Wartegg (WZT)3. Memperoleh pemahaman bagaimana menginterpretasi secara cepat, tepat, dan akurat sehingga lebih efisien dan efektif bagi psikolog, maupun Mahasiswa S2-Profesi Psikologi yang akan melakukan interpretasi.

DAFTAR PUSTAKA

http://tiorry-psikologi.blogspot.com/2011/02/grafis.html

Anonym. TES GRAFIS SEBAGAI ALAT PSIKODIAGNOSTIK .http://www.masbow.com/2009/08/tes-kepribadian-epps.html.23-Maret 2015

Kinget, G.M., (1952). The Drawing Completion Test ; A Projective Technique for The Investigation of Personality. (Terjemahan).Ogdon, D.P., (1984). Psychodiagnostics and Personality Assessment ; A Handbook (2nd.ed). Los Angeles : Western Psychological Sevices.

14