Terstruktur Manajemen Negara Revisi

download Terstruktur Manajemen Negara Revisi

of 25

Transcript of Terstruktur Manajemen Negara Revisi

1 OPTIMALISASI PERAN MANAJEMEN GUNA MENYELESAIKAN KONFLIK DI INDONESIA DALAM RANGKA PENATAAN PEMBANGUNAN PERTAHANAN NEGARA BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. a. Globalisasi berdampak pada percepatan perkembangan ilmu pengetahuan pada

satu sisi, namun pada sisi lain dapat menyebabkan konflik pada manusia yang tidak siap menghadapi keadaan yang cepat berubah. Persepsi seseorang terhadap konflik dilatar belakangi oleh pengalaman, tingkat pendidikan dan pengaruh lingkungan sosial. Keberadaan konflik pada suatu Negara tidak dapat dihindarkan, dengan kata lain bahwa konflik akan selalu hadir dan tidak dapat dielakkan. Konflik tidak terjadi begitu saja secara mendadak tanpa sebab dan proses akan tetapi melalui tahapan-tahapan tertentu. Proses terjadinya konflik terdiri dari tiga tahap, pertama peristiwa sehari-hari, kedua adanya tantangan dan yang ketiga timbulnya pertentangan1). Perbedaan pendapat dan pertentangan kepentingan di dalam masyarakat merupakan salah satu penyebab terjadinya konflik, untuk itu aparat keamanan dan aparat pemerintahan lainnya harus berusaha untuk melakukan deteksi dini dan cegah dini guna mencegah meluasnya konflik antar masyarakat yang dapat menyebabkan terjadinya disintegrasi bangsa. b. Sejarah perjalanan NKRI yang panjang dan didalam perjalanannya sering dengan Negara tetangga terkait permasalahan perbatasan dan lain

mendapat ancaman baik yang datang dari dalam negeri sendiri maupun dari luar khususnya sebagainya. Permasalahan dalam negeri yang sarat dengan konflik SARA yang dapat menimbulkan disintegrasi bangsa yang timbul dari adanya rasa ketidakadilan dan pengaruh dari pihak asing, bahkan ada beberapa daerah yang ingin memisahkan diri dari NKRI. Perubahan paradigma dalam kehidupan bermasyarakat hanya bersifat utopis (bersifat khayal, hanya bagus dalam gambaran tetapi sulit diwujudkan) dengan adanya tuntutan dan desakan masyarakat untuk menuju era demokratisasi.1)

Hendricks W. (1992)

2

Perjalanan reformasi tanpa konsep yang diaplikasikan akan membawa dampak yang sangat luar biasa dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, bila dihadapkan saat bangsa sedang dilanda krisis multidimensi telah membuat instabilitas nasional karena kepentingan individu dan kelompok lebih diutamakan dari pada kepentingan Negara, hal ini dibutuhkan suatu pertahanan Negara yang maksimal. c. Pertahanan Negara adalah segala usaha untuk mempertahankan kedaulatan

Negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan ganguan terhadap keutuhan bangsa dan Negara2. Pertahanan Negara diselenggarakan melalui usaha membangun dan membina kemampuan, daya tangkal Negara dan bangsa, serta menanggulangi setiap ancaman3, dan juga kita mengetahui bahwa pertahanan Negara bukan hanya milik TNI tetapi merupakan tanggung jawab semua komponen bangsa, dan diselenggarakan oleh pemerintah dan dipersiapkan secara dini dengan system pertahanan Negara4. Berhubungan dengan penyelenggaraan Pertahanan Negara dibutuhkan suatu manajemen yang berkualitas dan saat ini sangat banyak organisasi Publik, Organisasi Non profit dan Organisasi privat (Bisnis) serta Militer berdiri sendiri dan terpadu diberbagai Negara khususnya Amerika, Jepang, Australia dan Singapura serta Inggris menggunakan berbagai macam model manajemen. Berkaitan dengan hal tersebut maka di Indonesia umumnya dan khususnya TNI segera merumuskan manajemen yang tepat, guna menentukan model yang sesuai dengan kondisi bangsa dan Negara Indonesia, maka diperlukan suatu analisa terhadap beberapa model manajemen yang diantaranya adalah manajemen perubahan, modern, strategi, dan manajemen mutu terpadu. 2. Maksud dan Tujuan.

a.

Maksud.

Tulisan ini untuk memberikan gambaran tentang bagaimana

Optimaliasi peran Manajemen Mutu terpadu TNI dalam rangka penataan Pembangunan Pertahanan Negara.2

) Pasal 1 UU RI Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara huruf 1. ) Pasal 6 UU RI Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara. 4 ) Pasal 7 UU RI Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.3

3

b.

Tujuan.

Memberikan sumbangan pikiran kepada pimpinan TNI

sebagai pengambil keputusan guna dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan selanjutnya. 3. Ruang Lingkup dan Tata Urut. :

a. b. c. d. e. 4.

Bab I Bab II Bab III Bab IV Bab V

: Pendahuluan. : Landasan Pemikiran. : Tinjauan Teoritas Manajemen pada penataan pembangunan Pertahanan Negara. : Analisis Optimalisasi Peran manajemen dalam Penataan pembangunan Pertahanan Negara. : Penutup. Naskah ini dibuat dengan menggunakan metode diskriptif

Metode dan Pendekatan.

analistis dengan pendekatan kepustakaan dan pengalaman penugasan. 5. Pengertian.

a.

Manajemen.

Kata manajemen merupakan suaru proses di dalam penggunaan

sumber daya secar efektif untuk mencapai sasaran tertentu. b. Manajemen perubahan adalah suatu kegiatan mengelola perubahan yang terjadi

akibat pengaruh dari eksternal dan berdampak internal hingga persoalan majerial. c. Manajemen Modern Adalah proses kegiatan perencanaan, pengorganisasian,

pengendalian dan pengawasan, yang dalam fungsi pengorganisasian memerlukan kegiatan serasi, selaras dan seimbang serta dilengkapi dengan fungsi lainnya guna mencapau tujuan organisasi. d. Manajemen Strategik merupakan sejumlah keputusan dan tindakan yang

mengarah pada penataan suatu strategi atau sejumlah strategi yang efektif untuk membantu mencapai sasaran.

4

e.

Manajemen Mutu Terpadu (TQM)

yang merupakan pengelolaan yang

berkualitas dan merupakan suatu manajemen kontemporer atau masa kini yang modern di era informasi ataupun yang lebih dikenal sebagai globalisasi yang dituntut kapasitas manajemen organisasi untuk melakukan transformasi menuju perubahan manajemen yang bermutu. BAB II LANDASAN PEMIKIRAN 6. Umum. Rancangan pembangunan jangka menengah nasional tahun 2004 2009

pada Peraturan Presiden RI Nomor 7 tahun 2005 mempunyai visi diantaranya terwujudnya kehidupan masyarakat, bangsa, dan Negara yang Aman dan damai, di dalam peraturan ini pada Bab 7 terdapat program peningkatan kemampuan pertahanan Negara, mempertahankan keutuhan wilayah NKRI dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman militer serta ancaman bersenjata terhadap keutuhan bangsa dan Negara, pembangunan kemampuan pertahanan relatif terabaikan sehingga mengakibatkan turunnya kemampuan pertahanan Negara secara keseluruhan, gerakan separatisme di NAD dan Papua serta konflik horizontal di Maluku, Maluku Utara, Poso dan Mamasa menunjukkan bahwa kemampuan pertahanan Indonesia tidak saja rentan terhadap ancaman dari luar tetapi juga belum mampu meredam gangguan dari dalam5. Kondisi Globalisasi (Westernisasi, Internasionalisasi, Universalisasi dan Deteritorialisasi) mengakibatkan suatu perubahan yang lebih banyak berdampak negatifnya bila Indonesia tidak mempersiapkan pertahanan negara dalam mengatasi ancaman militer dan nir militer, untuk itu diperlukan adanya suatu landasan pemikiran dalam penataan pembangunan pertahanan negara yang menggunakan suatu manajemen yang tepat. 7. Landasan Historis. Sejarah tingkat perkembangan manajemen merupakan suatu

evolusi gerakan yang dimulai dari masa studi waktu gerak oleh Bapak manajemen ilmiah Fredererick, ilmiah adalah pemisahan antara perencanaan dan pelaksanaan, dan sampai saat ini masih digunakan di Jepang dan Amerika serta Eropa. Manajemen yang memiliki prinsip prinsip baik seperti halnya Top manajemen berperan dan bertanggung jawab dalam peningkatan kualitas, mengakui adanya krisis kualitas dalam organisasinya, menganggap yang dilayani baik eksternal dan internal penting dan pentingnya perbaikan yang berkelanjutan,5

) Perpres No. 7 tahun 2005 tentang RPJMN hal 67.

5

serta perlu tindakan yang nyata dan perlu diselenggarakan pelatihan untuk SDM6.

Sektor

pertahanan Negara saat ini masih berada pada urutan keempat dibawah fungsi pelayanan umum, pendidikan dan ekonomi7, kondisi yang ada tentang krisis ekonomi sejak tahun 1998 telah memperlambat pembangunan disegala bidang, hal ini sangat dipengaruhi oleh masing masing instansi yang menggunakan model manajemen tradisional, maka dari landasan historis tersebut diatas kita semua telah mengerti dan memahami tentang kelemahan kelemahan yang terjadi dan mengakibatkan tumpang tindihnya (Overlaping) dari strategi strategi dalam menggunakan model manajemennya. Melihat kondisi nyata saat ini, maka TNI belum dapat maksimal dalam menyusun pembangunan pertahanannya sesuai ranah wewenangnya dibidang tangung jawabnya, dikarenakan permasalahan dan persoalan persoalan tersebut diatas. 8. Landasan Filosofis. a. Landasan idiil. Pancasila sebagai dasar dan ideologi Negara, memiliki

kekuatan yang mengikat secara hukum pada seluruh tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sebagai ideologi Negara, Pancasila merupakan kristalisasi nilai-nilai yang diyakini kebenaran, ketetapan dan kemanfaatannya bagi bangsa Indonesia. Sebagai komponen bangsa dan selaku komponen utama pertahanan, TNI dalam menjalankan tugasnya menjamin keutuhan dan kedaulatan wilayah NKRI serta keselamatan segenap bangsa dengan selalu berpegang teguh pada Sapta Marga yang berdasarkan Pancasila perlu didukung oleh semua yang terkait dalam penyelenggaraan optimalisasi pertahanan Negara dengan menggunakan manajemen yang tepat, sehingga Departemen Pertahanan dan Departemen lainnya dan semua komponen bangsa bersatu padu meningkatkan kualitas kinerjanya dalam mengoptimalkan penataan pembangunan pertahanan Negara yang berlandaskan Pancasila. b. Landsan Konstitusional. Dalam UUD 1945 memuat secara jelas sistem dan

bentuk Negara, pemerintahan yang bersifat demokratis, serta cita cita dan tujuan Nasional, bahwa Negara Republik Indonesia bertanggung jawab melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum serta ikut melaksanakan ketertiban dunia 8.6 78

) Manajemen sumber daya manusia, Ambar Teguh, hal 109. ) Buku Putih Pertahanan Indonesia 2008 hal 98

) Pembukaan UUD 1945

6 Hal tersebut memberikan perlindungan terhadap kehidupan dan penghidupan termasuk perlindungan dari ancaman segala bentuk bencana dalam rangka mewujudkan kesejahteraan umum. Perwujudan tujuan tersebut diperlukan adanya kestabilan nasional yang mantap dan terciptanya kesejahteraan serta memerlukan peran khususnya TNI yang handal, dengan demikian UUD 1945 menunjukkan secara jelas sebagai landasan bagi TNI khususnya, yang didukung Departemen Pertahanan dan Departemen lainnya serta seluruh komponen bangsa dalam Mengoptimalisasikan Peran Manajemen TNI dalam rangka penyususnan pembangunan pertahanan negara. Landasan Konseptual. 1) Landasan Visional. Wawasan Nusantara merupakan cara

c.

pandang dan pemahaman eksistensi bangsa Indonesia, baik sebagai suatu bangsa atau Negara. Cara pandang tersebut bertitik tolak dari kondisi geografi Indonesia yang terdiri dari bermacam ragam sifat suatu wilayah kepulauan yang dikelilingi laut dan wilayah udara diatasnya, membangun kehidupan kebangsaan berdasarkan geografi dengan seluruh isi serta penduduknya yang terdiri dari berbagai suku bangsa, agama dan budaya. Kita mengetahui bahwa kondisi interaksi ini sangat rentan terhadap terjadinya konflik horizontal bahkan menjadi vertikal, sehingga setiap daerah mempunyai karakteristik ancaman dan resiko yang berbeda, oleh sebab itu diperlukan kesamaan pola tindak yang terpadu dalam mengatasi ancaman baik yang datang dari luar negeri dan dalam negeri. TNI membutuhkan bentuk suatu pedoman atau petunjuk pengelolaan dan pendayagunaannya yang terarah, terpadu atau secara lintas sektoral dengan kesatuan pertahanan negara dengan Manajemen TNI dalam rangka pembangunan pertahanan negara. Landasan Konsepsional. pembangunan UUD Ketahanan pembinaan 1945 dan nasional kehidupan dalah konsepsi

2)

penyelenggaraan berdasarkan

bermasyarakat, Nusantara,

berbangsa dan bernegara melalui pendekatan kesejahteraan dan keamanan Pancasila, Wawasan

7 dan sebagai geostrategik Indonesia dalam penerapannya berfungsi sebagai Doktrin Dasar Nasional 9, Metode Pembinaan Pembinaan kehidupan Nasional Indonesia dan sebagai pola Pola Pembangunan Nasional, sehingga Ketahanan Nasional sebagai pilar utama bangsa yang mengandung makna bahwa hanya bangsa yang ulet dan tangguh akan memiliki ketahanan nasioanal yang tinggi. Dalam rangka penyelenggaraan peran TNI, ketahanan nasional harus dijadikan pedoman dengan pendekatan kesejahteraan dan keamanan khususnya untuk persatuan dalam pertahanan negara. Landasan Konsepsional yang dijabarkan dalam ketahanan nasional merupakan keuletan dan ketangguhan bangsa dalam rangka penataan pembangunan pertahanan negara dengan menggunakan Peran Manajemen TNI yang tepat. d. Landasan Operasional. 1) Undang Undang Nomor 3 tahun 2002. Dalam Undang Undang

Nomor 3 tahun 2002 pasal 1 ayat 2 menyebutkan bahwa sistem pertahanan Negara adalah pertahanan yang bersifat semesta yang melibatkan seluruh warga Negara, wilayah dan sumber daya Nasional lainnya, serta dipersiapkan secara dini oleh Pemerintah dan diselenggarakan secara total, terpadu, terarah dan berlanjut untuk menegakkan kedaulatan Negara, keutuhan wilayah dan keselamatan segenap bangsa dari segala ancaman. Lebih lanjut pada pasal 7 ayat 2 dan 3 disebutkan bahwa dalam menghadapi ancaman Militer dan Non Militer, TNI sebagai Komponen Pendukung, dimana bahwa setiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela Negara yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan Negara diatur dengan undang undang. Uraian tersebut diatas menunjukkan bahwa peranan Komponen utama dalam hal ini TNI, juga digunakan dalam rangka Tugas OMP dan OMSP bersama sama Komponen Cadangan dan Komponen Pendukung secara terpadu. 2) UU RI nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI. Tugas dan kewajiban

Panglima TNI dalam pasal 15 angka 2 Melaksanakan kebijakan pertahanan negara yang secara otomatis melakukan pembuatan perencanaan dan program9

). Aktualisasi Konsepsi Ketahanan Nasional, Lemhanas.

8 penjabarannya dengan menggunakan manajemen dan dipasal 15 angka 6 Menyelenggarakan pembinaan kekuatan TNI serta memelihara kesiagaan operasional, serta dipasal 15 angka 12 Melaksanakan tugas dan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang undangan, hal ini menunjukkan keberadaan TNI beserta alat peralatan yang dimilikinya, dapat memberikan dukungan dan bantuan kepada pemerintah menyusun pembangunan Pertahanan Negara dan dibantu oleh Kepala staf Angkatan. 9. Landasan Teori.

a. b. c. d. e. f. 10.

Produk Strategi Pertahanan Negara. Doktrin Tridek dan Doktrin Angkatan. Naskah sementara Buku Petunjuk Induk OMP dan OMSP (TNI). Naskah sementara Buku Petunjuk Operasional secara keseluruhan (TNI). Naskah sementara buku Petunjuk Pelaksanaan dan teknis (TNI). Referensi buku buku Manajemen.

Pentingnya Pemanfaatan Manajemen yang tepat dalam menyusun pembangunan

Pertahanan Negara.

Dalam rangka mewujudkan pertahanan negara yang wajib tertunjang oleh Profesional TNI, maka pemanfaatan model manajemen yang sesuai dan tepat akan sangat mendukung dalam pelaksanaan tugas OMP dan OMSP, karena manajemen adalah suatu kegiatan organisasi, sebagai suatu usaha dari sekelompok orang yang bekerja sama dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu yang mereka taati sedemikian rupa sehingga diharapkan hasil yang akan dicapai sempurna, yaitu efektif dan efisien10. Konsep penggunaan Manajemen yang tepat wajib diidentifikasi dan diklasifikasi pengkajian prakteknya ada beberapa faktor yang harus dilakukan seperti peningkatan kualitas internal dan eksternal, fokus pada Pembina dan pengguna keberadaan jajaran TNI, Pelibatan dan Pemberdayaan Prajurit dan PNS serta lingkungannya, kepemimpinan dan kerjasama Tim dalam pemecahan masalah dalam pengambilan keputusan, serta terdapatnya Pelatihan yang gradual disertai perbaikan berkesinambungan dan disertai kompetisi yang tinggi secara sportifitas.10

). Manajemen Pemerintahan Indonesia, Dr.Ir Dharma Setyawan Salam, M.ed., 12.

9 Faktor-faktor tersebut akan mempunyai visi, kecakapan, insentif dan sumber daya dan rencana tindak sehingga akan tercapai perubahan kearah yang berkualitas. Model Manajemen yang dipilih dan sesuai untuk dimanfaatkan dilingkungan TNI harus mengarah pada upaya mempertahankan negara dan memperkuat integrasi bangsa serta mencegah konflik kepentingan dengan negara lain dalam bentuk apapun. Pembangunan Pertahanan Negara dimulai dari Komponen utamanya yaitu TNI, sehingga landasan utamanya berpijak pada postur TNI yang dijabarkan dalam empat aspek utama yaitu kapabilitas pertahanan, peningkatan jumlah dan kesiapan operasional pertahanan, medernisasi Alutsista, serta teknologi dan industri pertahanan dalam negeri11

. Strategi dan tahap pembangunan yang dinyatakan juga di dalam

Buku Pertahanan negara dan Postur TNI ideal yang dipakai Strategi Pembangunan Doktrin, Stretegi Pembinaan Organisasi, Strategi Pembinaan Alutsista dan terakhir Strategi Pembinaan Sumber Daya Manusia12, dengan demikian strategi dan tahap pembangunan adalah identik dengan 4 aspek utama landasan berpijak pembangunan pertahanan negara diperuntukkan sebagai manajemen yang tepat dilingkungan TNI dilakukan oleh semua unsur baik pimpinan dan staf diseluruh jajaran dan tingkat satuan TNI, agar diarahkan untuk mencapai suatu tingkat kesiapan yang tinggi, sehingga pembangunan pertahanan negara dapat tersusun dengan baik, tetapi kondisi nyata saat sekarang terdapat berbagai kendala dan hambatan dikarenakan beberapa kesalahan yang sering dilakukan diantaranya terdapat 6 kekeliruan yaitu 13 : a. Delegasi dan kepemimpinan yang tidak baik dari manajemen senior.

Inisiatif upaya perbaikan kualitas secara berkesinambungan sepatutnya dimulai dari pihak manajemen di mana mereka harus terlibat secara langsung dalam pelaksanaannya, bila tanggung jawab tersebut didelegasikan kepada pihak lain (Misalnya kepada pakar yang digaji) maka peluang terjadinya kegagalan sangat besar. b. Tim Mania. Organisasi perlu membentuk beberapa tim yang

melibatkan semua karyawan dan penyelia, sehingga penyelia dapat menjadi pelatih yang baik dan karyawan dapat mempelajari menjadi anggota Tim yang baik. Identik dengan Organisasi TNI antar atasan dan staf serta bawahan. Budaya yang tidak baik harus dirubah. ). Buku Putih Pertahanan Indonesia 2008, hal 98 ). Buku Pertahanan Negara dan Postur TNI Ideal, Connie R B. 13 ). TQM, Konsep TQM, fandy Tjiptono, hal 19 dan 2011

12

10 c. Proses Penyebarluasan. Tedapat organisasi yang mengembangkan

inisiatif kualitas tanpa berbarengan mengembangkan rencana untuk menyatukan kedalam seluruh elemen organisasi (Operasi dan lainnya). dan kesadaran. d. Menggunakan pendekatan yang terbatas dan dogmatis. Para Pakar Usaha harus meliputi pemikiran mengenai struktur, penghargaan, pengembangan keterampilan, pendidikan

seperti Deming, Juran atau Crosby mendorong organisasi untuk menyesuaikan program program kualitas dengan kebutuhan mereka masing masing dalam arti tidak boleh terlalu teoritis yang tidak seimbang dengan kenyataan. e. Harapan yang terlalu berlebihan dan realitas. Hindarkan mengharapkan

kepelatihan yang telah diprogramkan beberapa hari, tetapi kepelatihan harus secara terus menerus dan berkualitas serta terdapat daya saing sebagai pemacu para petugas dibidang masing masing sehingga terdapat kemajuan yang significan. f. Empowerment yang bersifat prematur. Setiap pejabat/petugas sebenarnya

mereka mebutuhkan sasaran dan tujuan yang jelas sehingga tidak salah dalam melakukan sesuatu dalam pekerjaannya, dengan demikian belum tentu para petugas diberikan pendelegasian dapat langsung memahami apa yang harus dilakukannya.

BAB III TINJAUAN TEORITIS MANAJEMEN DAN PENATAAN PEMBANGUAN PERTAHANAN NEGARA 11. Umum. Kesejahteraan dan keamanan merupakan keinginan dari sesuatu

berdirinya suatu negara, dan didalam keamanan keseluruhan yang dikenal merupakan keamanan nasional dan juga didalamnya terdapat bidang pertahanan, sehingga perlu di manajemen atau dikelola dengan baik, kita semua mengetahui banyak sekali teori manajemen yang semuanya saling terkait dan tidak ada manajemen yang terbaik tetapi manajemen harus disesuaikan kondisi nyata, oleh karena itu kita juga harus belajar banyak dari kemajuan Amerika, Jepang dan Eropa serta Singapura dan lainnya, dimana mereka telah mengutamakan Manajemen yang tepat bagi pembangunannya.

11 12. Tinjauan Teori Manajemen. Manajemen merupakan suatu proses bekerja

dengan dan melalui orang lain untuk mencapai tujuan organisasi dalam lingkungan yang selalu berubah dengan Lima fungsi utama mencangkup perencanaan, pengorganisasian, pengerahan, pengkoordinasian serta pengawasan dan pengendalian. Faktor menyesuaikan dengan perubahan zaman dan bersifat kontemporer adalah modern itu sendiri yang bersifat relatif, dalam arti apa yang pada masa kini disebut modernisasi dalam beberapa tahun kedepan tetapi belum tentu dapat dikatakan tetap modern, dalam rangka pembahasan manajemen dalam menyusun pembangunan Pertahanan Negara akan diuraikan dalah manajemen perubahan, manajemen modern, manajemen strategik, dan manajemen mutu terpadu. a. Tinjauan Teoritis Model manajemen Perubahan. Kehidupan didalam

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara senantiasa berubah secar dinamik, sehingga pada tataran pemerintahan negara, maupun kehidupan masyarakat khususnya dalam hubungan pemimpin formal ataupun non formal memerlukan pemahaman dan kemampuan tentang manajemen perubahan yang merupakan bagian integral dari ilmu manajemen yang didalamnya terkandung manajemen konflik, krisis dan manajemen resiko serta manajemen rehabilitasi, dengan demikian dimensinya yang luas14. b. Tinjauan Teoritas Model manajemen Modern. Manajemen ini sebagai

proses bekerja dengan oranag lain guna mencapai tujuan organisasi, melalui cara yang telah disesuaikan dengan tuntutan lingkungan yang nyata, baik internal yang mencakup misi, struktur, budaya, sumber daya, maupun eksternal yang mencangkup teknologi, ekonomi, politik, hukum, sosial, keamanan, dan sebagainya. 1) Terdapat beberapa sifat yang menjadi ciri dari manajemen modern

diantaranya :

a)

Memiliki pandangan jauh kedepan dan mampu membuat visi,

misi, dan strategi yang jelas bagi organisasi.14

). Manajemen perubahan, oleh Prof. Dr. J. Winardi, SE.

12 b) Memakai teknik teknik baru/modern dalam proses memecahkan

masalah dan pengambilan keputusan seperti operation research system analysys, dan lain lain, sehingga diperoleh hasil yang lebih efektif dan efisien. c) Memiliki kesadaran tinggi terhdap produktivitas dan kepuasan

pelanggan/pengguna. d) Mempunyai kesadaran social dan lingkunganyang tinggi sehingga kepentingan pribadi, organisasi, dan

dapat menyerasikan antara lingkungannya secara harmonis. e)

Terus menerus meningkatkan kemampuan organisasi serta akrab

dengan perkembangan teknologi. 2) Prinsip prinsip manajemen modern adalah sebagai berikut : a) Manajemen modern menguatamakan konsumen, arti dalam

bidang bisnis adalah para pelanggan, sedangkan arti dalam bidang publik/pemerintah adalah masyarakat luas. b) Manajemen modern memandang organisasi sebagai suatu sistem

yang terbuka, dalam arti memperhatikan keterkaitan antara sistem internal organisasi dengan sistem eksternal yang menjadi lingkungannya. c) Manajemen modern menggunakan pendekatan kepemimpinan

situasional, yang menerapkan gaya gaya kepemimpinan mulai dari yang bersifat otoratif sampai kepemimpinan partisipati dan delegatif, yang disesuaikan dengan tingkat kematangan (Maturity) pihak yang dipimpin (Followers). d) Manajemen modern menggunakan teknik-teknik sistem dukungan peluangpeluang yang ditawarkan oleh kemajuan

manajemen dalam proses analisis dan pengambilan keputusan, dengan memanfaatkan teknologi.

13 e) Manajemen modern bersifat peka terhadap lingkungan, baik

lingkungan fisik yang berupa sumber daya alam dan buatan, lingkungan sosial budaya, lingkungan struktural internal dan eksternal organisasi, serta dimensi waktu dalam wujud perhatian terhadap kepentingan organisasi yang akan datang. c. Tinjauan Teoritas manajemen Strategi. Manajemen strategi adalah sejumlah

keputusan dan tindakan yang emnagarah pada penataan suatu strategi atau sejumlah strategi yang efektif untuk membantu mencapai sasaran15. Rencana manajemen strategi untuk suatu organisasi ialah suatu rencana jangka panjang yang didasrkan pada analisis dan diagnosis lingkungan internal dan eksternal yang selqanjutnya memformulasikan hasil analisis tersebut menjadi sebuah keputusan strategis yang merupakan sarana untuk mencapai tujuan akhir. Pada manajemen ini terdapat prinsip prinsip strategi yaitu : 1) Prinsip prinsip untuk menyukseskan strategi16 : a) b) c) Strategi harus konsisten dengan lingkungannya. Setipa strategi tidak hanya membuat satu strategi. Strategi yang efektif hendaknya memfokuskan dan menyatukan

semua sumber daya dan tidak menceraiberaikan satu dengan yang lainnya. d) Strategi hendaknya memusatkan perhatian pada apa yang kekuatannya dan tidak pad titik yang justru pada merupaan e) f) besar. g) h) Strategi disusun diatas landasan keberhasilan yang telah dicapai. mendapat dukungan dari pihak pihak yang terkait, terutama dari

kelemahannya. Sumber daya adalah suatu yang kritis. Strategi hendaknya tidak memperhitungkan resiko yang terlalu

para eksekutif, dari semua pimpinan unit kerja dalam organisasi.15

. Lawrence R. Jauch & W.F Glueck (1984) pada buku Manajemen Strategi karangan Iwan Purwanto, . Hatten & hatten (Salusu, 1996 : 108).

hal 7516

14 2) Pendekatan pengambil keputusan manajemen strategi : a) b) c) d. Pengambil keputusan yang rasional analisis. Pengambilan keputusan yang intuitif-emosional. Pengambilan keputusan secara politis-perilaku. Peninjauan teoritas tentang

Tinjauan Teoritas Manajemen Mutu terpadu.

Manajemen Mutu terpadu (TQM) yang merupakan pengelolaan berkualitas merupakan sutu manajemen kontemporer di era reformasi ataupun yang lebih dikenal sebagai globalisasi, di Era ini menuntut kapasitas manajemen organisasi melakukan transformasi menuju perubahan manajemen untuk mengimplemtasikan manajemen kontemporer yang dikenal Manajemen Mutu Terpadu (TQM) yang dipelopori oleh W. Edward Deming dan seorang doktor dibidang statistik dan bernama Joseph M. Juran, dari kedua tinjauan teoritas didalam mengembangkan suatu perusahaan yang kritis agar bangkit dapat dilihat sebagaimana penjabaran dibawah ini : 1) Tinjauan Pendekatan W. Edward Deming tentang kaualitas dan TQM.

Deming memiliki pendekatan manajemen TQM yang harus dilaksanakan, tetapi sebelum penerapan masingmasing dari ke 14 point tersebut dilaksanakan dalam manajemen, maka harus dilakukan suatu perubahan budaya perusahaan yang tidak sesuai dengan kondisi yang berlaku, inisiatif dimulai dari pimpinan tertinggi dan harus pegang komitmen, adapun penggunaan cara statistik untuk kendali produk menurut Deming lebih menekankan pada upaya monitor kualitas dan alat perelengkapan dari produk akhir, dan dilakukan pemeriksaan disetiap proses pekerjaan17. 2) Tinjauan Pendekatan Juran tentang kualitas dan TQM. Joseph Juran memiliki pandangan bahwa akan menyalahkan pihak manajemen bila produk yang dihasilkan bermutu jelek, oleh karenanya Juran mempunyai gagasan pihak manajemen harus bertanggung jawab dan terlibat secara penuh atas mutu produk melelui trilogy mutu18 yaitu : Perencanaan mutu, Monitor, kendali mutu dan memperbaiki mutu. . Filosofi baru tentang Manajemen Mutu Terpadu Abaad 21 oleh Drs. Suyadi Prawirosentono, M.B.A, hal 90,91 18. Filosofi baru tentang Manajemen Mutu Terpadu Abaad 21 oleh Drs. Suyadi Prawirosentono, M.B.A, hal 9117

15

Mutu produk yang dimaksud Juran adalah menekankan diperankannya identifikasi biaya mutu dengan benar dan tepat, seperti kegagalan internal, bila diindikasikan biaya tersebut terjadi dilingkungan suatu organisasi/perusahaan sebelum produk diterima konsumen dan juga masalah kegagalan eksternal karena faktor diluar organisasi yang diakibatkan oleh ulah konsimen, selanjutnya penelaahan meruapakan biaya yang dikeluarkan untuk menelaah atau mengamati sehingga ditemukan kondisi bahan dan produk yang tidak sesuai atau tidak up to date. 3) Tinjauan Sintesis TQM. Tinjauan teori Deming dan Juran akan

ditemukan beberapa persamaan dan perbedaan, tetapi kedua pandangan mereka sebagaimana dilihat dari berbagai hal maka memperlihatkan bahwa antara kedua ahli tersebut sama sama memeliki stressing terhadap upaya membangun kualitas. Persamaan keduanya diantaranya adalah perana top manajer merupakan tanggung jawab utama untuk peningkatan kualitas, Customer baik internal maupun eksternal adalah penting, dan pentingnya memperbaiki kualitas secara berkelanjutan, dan training merupakan investasi untuk masa depan serta partisipasi aktif dalam usaha usaha pemecahan masalah. Pada perbedaannya Deming lebih bersifat general sedangkan Juran bersifat spesifik, manajemen bagi Deming cukup keras, dan Deming lebih mengutamakan pada konsep pendidikan sedangkan Juran membangun bagian bagian serta merinci pelaksanaan, dan Deming lebih mementingkan manajemen dan proses sedangkan Juran pada hasilnya. Deming percaya penuh bahwa kualitas manajemen dan pertanggungjawaban pada tindakan perbaikan ditujukan pada seluruh karyawan/pegawai. Juran mementingkan pertanggungjawaban Kondisi dari perbedaan dan kualitas terletak pada manajer menengah.

persamaan menjadii sintesis yang dihasilkan meliputi 10 (sepuluh) butir yang dapat di implemntasikan sebagai berikut : Top manajemen berperan dan bertangung jawab dalam peningkatan kualitas, Mengakui adanya krisis kualitas dalam organisasinya, menganggap Customer atau yang dilayani baik eksternal dan internal penting semua, Agar organisasi tetap survive dalam kompetisi maka kebiasaan kualitas (Juran) atau obsesi kualitas (Deming) mempunyai peran penting, Pentingnya perbaikan yang berekelanjutan, Penggunaan teknik dan

16 pengetahuan ilmiah, diperlukan klasifikasi penyebab munculnya permasalahan, Segalanya harus didukung tindakan nyata, dan perlu penyelenggaraan pelatihan untuk SDM karena menjadi investasi masa depan, serta partisipasi aktif dalam usaha usaha pemecah persoalan. 4) Gerakan Total Quality Magement di kalangan militer19.

Amerika telah merubah TQM dengan nama TQL (Total Quality Leadership), yang pertama tama diciptakan di US Navy dan setelah itu dikembangkan di lingkungan Departement Of Defence. Kebijaksanaan dalam TQL di lingkungan Departemen Angkatan Laut dan lingkungan US Navy berpangkal direktif Secretary If The Navy, Chief of Naval Operational dan Commandant USMC tentang Productivity Improvement yang ditandatangani tahun 1987, dan selanjutnya dibentuk di tahun 1989 DON Executive Steering Group (ESG) yang terdiri dari perwira tinggi dan pejabat tinggi sipil dilingkungan Department of the Navy (DON). Mereka mengembangkan kerjasama antara sipil dan militer dengan berdasarkan ajaran Deming, perubahan perubahan yang baik secara significan bukan lagi menjadikan skeptisme mereka, karena telah nyata kemajuan secara material dan jasa pada setiap organisasinya telah menunjukkan pada satuan satuan yang siaga tempur walaupun dihadapkan sumber daya yang terbatas karena tekanan kondisi ekonomi Amerika. TQM menjadi TQL khusus di AL Amerika dan AD Amerika menggunakan Total Army Quality (TAQ), serta di Australia Angkatan lautnya menggunakan istilah Navi Quality Mangement (NQM) dan bila di Singapore adalah Total Quality Process (TQP), yang semua substansinya hampir serupa dalam prakteknya. 13. Tinjauan Teoritis Pembangunan Pertahanan Negara. Pembangunan pertahanan

negara diarahkan kepda kapabilitas pertahanan, peningakatan jumalah dan kondisi kesiapan operasional pertahanan dalam negeri20,. Penyelenggaraan Pertahanan Negara dipersiapkan secara dini oleh pemerintah dengan sistem pertahanan negara melalui usaha membangun dan membina kemampuan, daya tangkal negara dan bangsa untuk menanggulangi setiap ancaman21.19. 20. 21.

TQM oleh Soewarso hardjosoedarmo, hal 105 s.d 110 Buku Putih Pertahanan Negara. Doktrin TNI TRIDEK, hal 21

17 Setiap negara akan menjaga kedaulatannya karena didalam mempertahankan wilayah nasionalnya adalah menjadi konsep hubungan internasional agar mereka masing masing dapat melakukan aktivitas dalam penyelenggaraan negara yang otomatis mempersiapkan pertahanan negara secara gradual (Bertahap, bertingkat dan berlanjut), segala komponen bangsa yang bersifat segregasi akan diagregasikan menjadi suatu kekuatan yang ampuh agar mendapat posisi tawar pda pergaulan Internasional. Semua bangsa dan negar diseluruh dunia mengetahui adanya tentang kedaulatan yang dikenal terbagi dua22 yaitu : Yang pertama adalah Kedaulatan dalam arti negatif yang berarti hak dasar dari sebuah negara untuk meminta aktor internasional lain untuk tidak mengintervensi terhadap negara tersebut, dan yang kedua adalah Kedaulatan Positif yaitu kemampuan dari sebuah negara untuk melakukan kontrol efektif dalam wilayah negaranya. Negara negara berprinsip walaupun terdapat kedaulatan dalam arti negatif belum tentu dapat dengan tenang melangsungkan pembangunan di negaranya masing masing, dan juga tidak nyaman pada kegiatan hubungan internasional dikarenakan tidak memiliki hegeoni yang kuat untuk dapat diperhitungkan bagi negara lainnya, segala bidang perlu dibangun baik ideologi, politik dan ekonomi serta sosial budaya tetapi yang terpenting adalah Pertahanan negara yang bersifat militer. Pertahanan merupakan bagian dari keamanan nasional, kapan suatu negara dikatakan aman ? Aman dari ancaman siapa ? Siapa yang merasa aman, pemerintah atau rakyatnya ? demikianlah posisi secara abstrak tentang keamanan yang tentu sebelum aman perlu mempersiapkan pertahanan negara yang dimulai dari komponen utamanya yaitu TNI dan komponen cadangan dan pendukungnya. Pada kondisi tertib sipil, darurat sipil dan darurat militer hingga perang maka perlu dilakukan perencanaan yang diprogramkan dengan diimplementasikan manajemen yang baik. 14. Persoalan Penataan Pembangunan Pertahana Negara. Persoalanpersoalan yang

dihadapi dalam penataan pembangunan pertahanan negara yaitu belum komprehensifnya kebijakan dan strategi pertahanan, yang selama ini tidak difokuskan pada aspek kekuatan inti pertahanan, juga aspek dukungan pertahanan yang merupakan salah satu aspek penting22.

International relation : the key concepts. London : Rountledge, pada buku Kedaulatan dalam tekanan Globalisasi oleh B. Adhi Chandra.

18 dalam pertahanan semesta juga belum didayagunakan secar optimal sebagai akibat kebijakan dan strategi pertahanan yang relative bersifat parsial, selain itu postur pertahanan yang tersedia juga belum mencukupi untuk dapat dijadikan acuan bagi pembanunan kekuatan pertahanan darat, laut dan udara yang mampu mencegah dan mengatasi ancaman secara lebih efektif23. Kondisi nyata tersebut diatas menjadikan suatu bentuk keragu-raguan disemua pihak akibat tidak ada kejelasan tangung jawab dari masing-masing institusi dalam melakukan tugasnya dalam pembangunan pertahanan negara yang dimulai dengan penataan strategistrategi dalam menjalankan manajemen pertahanan negara, atau dapat dikatakan saling merasa yang paling berwenang. Masalah-masalah yang disebutkan menjadi Kendal dalam

meningkatkan kapabilitas pertahanan, peningakatn jumlah dan kondisi kesiapan operasional pertahanan, modernisasi Alutsista, serta teknologi dan industri pertahanan dalam negeri, sehingga seharusnya semakin menyadarkan kita bahwa hubungan sipil militer yang baik ditandai dengan adanya interaksi timbal balik antara pemerintah sipil dengan kalangan militer, juga pemerintahan sipil membutuhkan militer untuk melindungi wilayah dan rakyat serta menjamin kepentingan nasionalnya dengan dimulai pembangunan pertahanan negaranya yang akan mengamankan kesejahteraan rakyatnya. BAB IV ANALISA PERANAN MANAJEMEN DAN PENATAAN PEMBANGUNAN PERTAHANAN NEGARA 15. Umum. Penggunaan model manajemen sebagai alternative untuk menganalisa

telah dipilih sebanyak empat model manajemen yaitu; manajemen perubahan, manajemen modern, manajemen strategic, dan manajemen mutu terpadu (TQM) yang akan dianalisa untuk menentukan manajemen yang lebih tepay dalam penggunaan pada penataan pembanguan pertahanan negara. Dalam penganalisaan model-model manajemen dengan memakai cara membandingkan yang paling cocok pada setiap model manajemen dihadapkan pada sasaran pembangunan pertahanan negara dan persoalan persoalan yang terdapat didalam penataan pertahanan negara. Cara ini diharapkan dapat terlaksana secara optimal sehingga ditemukan salah satu atau kombinasi dari beberapa model manajemen yang memiliki kecocokan dengan model manajemen lainnya dan bias tepat diimplementasikan dalam penataan pembangunan pertahanan negara.23.

Peningakatan Kemampuan Pertahanan Negara, RPJM.

19 16. Analisa Peranan manajemen Perubahan dalam penataan pembangunan

pertahanan negara. Manajemen ini meliputi manajemen konflik, manajemen krisis dan manejemen rehabilitasi yang saling terkait dengan faktor perubahan internal dan eksternal dapat meninjau focus sasaran pembangunan pertahanan negara. a. Analisa terhadap peningkatan kapabilitas. Kemampuan yang ada

didalam bidang pertahanan negara khususnya komponen utama TNI, dan dilengkapi dengan komponen cadangan dan pendukung dalam Sishanta selalu dihadapkan dengan perubahan internal dan eksternal, maka kondisi yang berlaku (Das sein) biasanya syarat dengan aneka macam problem, yang pada intinya merupakan deviasi dari kondisi yang diharapkan dan kondisi riil, sehingga manajemen puncak mencari penyebab perubahan yang menghambat peningkatan tersebut dan selanjutnya lakukan kegiatan korektif (Fase Die Ubergang) dan diharapkan dapat meningkatkan kapabilitas pertahanan negara, sehingga manajemen perubahan dalam penataan pembangunan pertahanan negara disektor peningkatan kapabilitas adalah cocok digunakan, karena pemerintah dapat melakukan perubahan kebijakan dan strategi pertahanan dengan sifat dan prinsip manajemen, yaitu fase pencarian, dimana organisasi TNI mempersiapkan sebuah situasi perubahan, dan tahap perubahan mencangkup tindakan modifikasi dalam manusia, tugastugas struktur dan teknologi. Fase pembekuan kembali merupakan tahap tahap final dari tahap perubahan, secara positif dibekukan hasil hasil yang diinginkan. b. Analisa peningkatan jumlah dan kesiapan operasional serta modernisasi Pembangunan pertahanan negara di TNI AD dari 2 Divisi Infanteri

Alutsista.

menjadi 4 Divisi Infanteri, kekuatan Kostrad akan disusun kedalam satuan yang berkemampuan Linud, Raiders, Mobud, serta mekanis yang dapat digelar di daerah dengan berbagai karakteristik, serta didukung dengan satuan lainnya, selanjutnya Kodam yang telah ada dibentuk Kogabwil dengan penambahan 3 Kodam baru (Di Kalimantan, Sulawesi dan Irian Barat). Kondisi tersebut diatas memerlukan penyesuaian Alutsista yang harus dimodernisasi, sehingga hal ini merupakan pengembangan organisasi yang otomatis memerlukan kebijakan umum dan pelaksanaan yang menjalankan amanah dari undang undang Pertahanan dan UU TNI.

20 Ditinjau dari manajemen perubahan didalam pengembangan organisasi yang merupakan sebuah proses nilai nilai dan secara langsung menekankan pertumbuhan SDM dan keorganisasian TNI yang diharapkan harus didasari dengan respek lingkungan eksternal TNI, kepercayaan dan bantuan pemerintah, ekualisasi kekuatan, dan keterbukaan serta partisipasi semua pihak, karena hal tersebut diatas merupakan sifat dan pengembangan organisasi pada manajemen perubahan, oleh sebab itu manajemen perubahan cocok dalam peningkatan jumlah dan kesiapan operasional serta modernisasi Alutsista. c. Teknologi dan industry dalam negeri. Perkembangan industri dalam negeri

masih dalam katagori yang memprihatinkan,dikarenakan kurangnya modal serta SDM yang dapat menunjang kemampuan tersebut, dan jarang para unsur pimpinan menindak lanjutinya, berdasarkan hasil diagnosis dari para karyawan. Dengan demikian banyak celah-celah yang menghambat kemajuan teknologi dan industri dalam negeri. Manajemen dari model Adkor dikembangkan oleh seorang yang bernama Prosci pada tahun 2001, setelah melaksanakan kegiatan riset pada lebih dari 700 perusahaan telah mengalami perubahan kearah yang bagus, model ini dutujukan untuk dijadikan sebuah alat pendidikan guna membantu para karyawan sehingga dapat menghadapi proses perubahan, dengan demikian karyawan/pekerja sampai dengan pimpinan dapat mengikuti perkembangan teknologi dan industri dalam negeri, dengan demikian SDM bagus dan dapat mengelola modal secara efisien untuk tujuan efektivitas teknologi dan industri dalam negeri sehingga manajemen perubahan sesuai dalam penggunaannya. 17. Analisa Peranan Manajemen Modern dalam penataan pembangunan pertahanan

negara. a. Analisa terhadap peningkatan kapabilitas pertahanan negara. Peningkatan

kapabilitas yang telah dijelaskan pada huruf 15, bila dihadapkan dengan sifat dan ciri ciri manajemen modern yang memiliki pandangan jauh kedepan, teknik-teknik baru dan kesadaran tinggi dalam kesadaran sosial dan lingkungan, ditambah dengan prinsip pendekatan kepemimpinan situasional, maka manajemen modern cocok digunakan dalam peningkatan kapabilitas.

21 b. Analisa peningkatan jumlah dan kesiapan operasional serta modernisasi Penjelasan huruf 15 b, dalam pengembangan organisasi yang

Alutsista.

merupakan peningkatan jumlah dan kesiapan atau kemampuannya yang akan disesuaikan dengan alutsista adalah cocok dengan menggunakan manajemen modern yang bersifat peka terhadap lingkungan internal dan eksternal, serta dimensi waktu dalam wujud perhatian kepentingan organisasi yang akan datang, dan bercirikan terus menerus meningkatkan organisaasi serta akrab dengan perkembangan teknologi. c. Analisa Teknologi dan Industri dalam negeri. Kondisi yang belum sesuai

dengan perubahan kemajuan alat peralatan militer dalam mempertahankan kedaulatan NKRI, maka tinjauan manajemen modern yang memiliki pandangan jauh kedepan akan membuat visi, misi dan strategi yang jelas bagi perkembangan teknologi dan industri dalam negeri. 18. Analisa Peranan manajemen Strategi dalam Penataan Pembangunan Pertahanan Manajemen strategi yang mempunyai perencanaan jangka panjang yang

Negara.

didasarkan analis dan diagnosis terhadap lingkungan internal dan eksternal maka dapat dihubungkan dengan upaya penataan pembangunan pertahanan negara. a. Analisa terhadap peningkatan kapabilitas. Model manajemen strategis

dihadapkan dengan lingkungan internal dan eksternal TNI dalam membentuk kapabilitasnya adalah sangat tepat digunakan, dikarenakan pada prinsip-prinsipnya diantaranya, harus mendapat dukungan dari pihak-pihak terkait, terutama para eksekutif dari semua pimpinan unit kerja dalam organisasi. Sumber daya adalah sesuatu yang kritis, dan strategi disusun diatas landasan keberhasilan yang telah dicapai oleh karena itu bila penjabaran strategi dilengkapi, maka akan mendapatkan hasil yang maksimal. b. Analisa peningkatan jumlah dan Kesiapan Operasional. Pada penggunaan

manajemen strategis memerlukan pendekatan pengambil keputusan yang rasional analisis, pengambilan keputusan yang intuitif emosional dan pengambilan keputusan secara politis perilaku, sehingga sangat tepat digunakan dalam hal ini, karena dalam kondisi saat ini pengambilan keputusan manajemen strategis tentang pembiayaan telah dimasukkan dalam Budgeting di RAPBN, dan perencanaan strategi telah dibuat oleh Departemen Pertahanan.

22 c. Analisa Teknologi dan Industri Pertahanan Dalam Negeri. Manajemen

strategi yang berprinsip diantaranya harus konsisten dengan lingkungannya dan hendaknya memfokuskan dan menyatukan semua sumber daya dan tidak mencerai beraikan satu dengan yang lainnya, ini merupakan kondisi yang cocok dengan fakta dan kenyataan dilingkungan internal dan eksternal TNI, yaitu contoh yang paling mendasar teknologi dan industri pertahanan dalam negeri semakin terpuruk dapat dikembangkan, dikarenakan terdapat prinsip-prinsip yang harus dilakukan untuk dapat terlaksananya pertumbuhan industri dan teknologi dalam negeri. 19. Analisa Peranan Manajemen Mutu Terpadu (TQM). Model manajemen ini telah

dikembangkan menjadi Total Leadership (TQL) di Amerika dan Australia serta digunakan dilingkungan militernya. TQL juga diterapkan di Singapura dan negara asing lainnya dan menunjukkan keberhasilan. TQM merupakan suatu manajemen kontemporer di era globalisasi yang menuntut kualitas. Selanjutnya TQM akan menganalisa bagaimana penggunaannya dalam penataan pembangunan pertahanan negara. a. Analisa terhadap peningkatan kapabilitas pertahanan. Kemampuan

atau kemahiran dalam pertahanan negara sekarang ini masih bersifat lambat dikarenakan ditemukan beberapa kesalahan didalam organisasi TNI khususnya dan umunya para instansi terkait, kekeliruan tersebut diantaranya adalah pendelegasian dan kepemimpinan yang tidak baik dari manajemen senior, pengembangan inisiatif kualitas tanpa dibarengi pengembangan rencana untuk penyatuan seluruh elemen organisasi yang meliputi struktur, penghargaan, keterampilan, pendidikan dan kesadaran. Adapun kesalahan lain yaitu adanya pendekatan yang terbatas dan diagnosis serta pendelegasian bersifat prematur. Penggunaan manajemen mutu terpadu (TQM) dengan berdasarkan tinjauan sintesis TQM, diantaranya pimpinan berperan dan bertangung jawab dalam peningkatan kualitas pada kapabilitas pertahanan negara. Mengakui terjadinya krisis terhadap kemampuan atau kemahiran pertahanan sehingga diadakan perbaikan/pembenahan yang berkelanjutan. dengan menerapkan Total Quality Leadership (TQL). sekali dipergunakan dalam peningkatan kapabilitas. TQM mengutamakan juga Dengan demikian TQM juga kepelatihan untuk SDM menjadi investasi yang kapabel didalam pertahanan negara berprinsip partisipasi aktif dalam usaha usaha pemecah persoalan, amat sangat cocok

23 b. Analisa peningkatan jumlah dan kesiapan operasional serta modernisasi Pada dasarnya TQM dengan 10 butir langkah yang harus dilakukan

Alutsista.

sebelum menggunakan manajemen mutu terpadu adalah sangat tepat sekali untuk peningkatan tersebut diatas, karena TQM berasal dari pengkajian dan praktek manajemen yang signifikan diantaranya yaitu ; Scientific management, Group dynamics (Memerlukan teknik teknik untuk membuat kelompok lebih kreatif dan produktif, serta achievement, motivation). Sehubungan tersebut diatas peningkatan jumlah personel, kesiapan operasional serta modernisasi Alutsista TNI sebagai komponen utama dan cadangan serta pendukung adalah ikhlas mendharma bhaktikan baik dari segi pembuat kebijakan, pendukung modal bisnis dari pihak profit dan juga dari pihak non profit, sehingga secara terpadu akan berjalan secara gradual, oleh karena itu TQM sangat tepat dan dapat menyusuaikan perkembangan atau perubahan, TQM juga merupakan manajemen kontemporer atau masa kini yang selalu mengikuti perkembangan yang dapat mengimplementasikan modernisasi, berarti Manajemen Modern dan Manajemen perubahan menjadi bagian dari TQM. c. Analisa Teknologi dan Industri Dalam Negeri. Berdasarkan pengalaman

negara Jepang yang hancur akibat PD II dapat bangkit dan berkembang menyesuaikan perubahan, serta militer militer Asing menggunakan TQM, maka TQM sangat cocok dan tepat digunakan untuk emningkatkan teknologi dan industri dalam negeri, dikarenakan adanya upaya pendahulaun peningkatan pendahuluan dengan pendidikan dan kepelatihan, adanya fundamental shange (Perubahan mendasar) dan partisipasi seluruh pekerja/prajurit serta bertanggung jawabnya seluruh unsure pimpinan baik dilingkungan sipil dan militer, maka akan didapat kualitas alat peraklatan militer dari dalam negeri untuk kepentingan pertahanan negara. 20. Model Manajemen yang sesuai dalam penataan pembangunan pertahanan negara.

Mengacu pada hasil analisa dari model manajemen yaitu manajemen perubahan, modern, strategik, dan manajemen Mutu Terpadu (TQM) didapatkan hasil sebagai berikut : a. Ditinjau dari faktor terhadap peningkatan kapabilitas pertahanan manajemen

mutu terpadu (TQM) yang merupakan manajemen kontemporer adalah transformasi dari manajemen modern yaitu menjadi manajemen yang dapat mengikuti perkembangan kedepan bukan hanya sesaat, sehingga dapat meningkatkan kapabilitas pertahanan, TQM telah mencakup manajemen modern dan manajemen perubahan yang perlu didukung oleh manajemen strategik.

24

b.

Ditinjau dari faktor terhadap peningkatan jumlah dan kesiapan operasional serta

modernisasi Alutsista. Berdasarkan kesinambungan dari prinsip dan ciri-ciri TQM yang didukung manajemen strategik, maka secara Gradual dapat melakukan pengelolaan terhadap peningkatan jumlah dan kesiapan operasional serta memordenisasi alutsista sesuai dengan kapasitas yang dimiliki secara rasional. c. Ditinjau dari faktor terhadap Teknologi dan Industri Dalam Negeri. Faktor-faktor

gerakan TQM dikalangan militer di berbagai negara maju dan menjadi fakta terdapat kemajuan pembangunan pertahanan negaranya, maka TQM dapat diterapkan dalam rangka peningkatan Teknologi dan Industri dalam negeri di Indonesia guna perkembangan pertahanan negara.

BAB V PENUTUP Kesimpulan. Dari pembahasan bab-bab yang telah diuraikan di atas dapat

21.

disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : a. Manajemen dapat diterapkan/digunakan untuk penataan pembangunan

pertahanan negara dengan manajemen yang tepat maka pemimpin dapat mampu memberikan arah kebijakan, strategi dan keputusan guna keberhasialn penciptaan pertahanan negara yang diinginkan. b. Dalam rangka menyusun pembangunan pertahanan negara, maka digunakan

empat model manajemen yang berkembang dalam masyarakat saat ini yaitu ; manajemen perubahan, manajemen modern, manajemen strategik, manajemen mutu terpadu (TQM), c. Untuk mencari model manajemen yang sesuai, maka dilakukan dengan cara

menganalisa keunggulan dan kelemahan dari masing masing model manajemen yang ada, sehingga terpilihlah model manajemen yang cocok untuk menyusun pembangunan pertahanan negara.

25 d. Dari analisa yang telah dilaksanakan, maka dihasilkan model manajemen yang

paling cocok untuk dipergunakan menyusun pembangunan pertahanan negara Indonesia dalam rangka menjaga keutuhan dan kedaulatan NKRI, yaitu dengan menggunakan model Manajemen mutu terpadu (TQM) dan manajemen strategik. 22. Saran. Meninjau permasalahan yang menjadi persoalan utama pada kegiatan

penataan pembangunan pertahanan negara yaitu terjadinya kesimpangsiuran penggunaan model manajemen oleh para Pembina dan pengguna selaku yang berkuasa, yang mengakibatkan tidak terakomodasinya kesisteman pembangunan pertahanan secara gradual, maka berikut : a. Diperlukan penggunaan model manajemen mutu terpadu (TQM) dan manajemen diperlukan penyampaian beberapa saran perbaikan yang perlu dilakukan sebagai

strategik gunan keserasian, keselarasan dan keseimbangan serta kesinkronan dari SDM dan modal serta lingkungan pendukung. b. Diperlukan penegasan peraturan perundang-undangan dan kebijaakan public

yang menjamin adanya perilaku aparat yang mampu menyusun pembangunan pertahanan negara secara konsisten. c. Diperlukan suatu Good Governance menuju Clear Governance dengan ditunjang

oleh moral yang baik dari segenap komponen penataan pembangunan pertahanan negara. d. 23. Diperlukan gagasan yang mendorong proses terwujudnya fundamental change. Demikian naskah Terstruktur ini disusun sebagai bahan masukan

Wusana Kata.

dan sumbangan pikiran kepada para penentu dan pengambil keputusan pada kebijakan dalam penataan pembangunan pertahanan negara di Indonesia, dan semoga dapat bermanfaat untuk kemantapan pertahanan negara Indonesia.

Bandung,

September 2011 Penulis

Indra J Nasution Kolonel Inf NRP 31631