Tersebutlah Pada Jaman Dahulu Kala Seorang Raja Yang Memerintah Di Daerah Simalungun

22
Kisah putri ular Tersebutlah pada jaman dahulu kala seorang raja yang memerintah di daerah Simalungun. Sang Raja mempunyai seorang putri yang sangat cantik luar biasa sehingga terkenal ke mana- mana.Tak heran jika kemudian banyak para raja muda dan pangeran dari kerajaan-kerajaan di sekitarnya ingin menjadikan Putri Raja Simalungun itu sebagai permaisurinya. Seorang raja yang berbatasan dengan Kerajaan Simalungun segera mengirim utusan untuk meminang sang putri. Setelah segala sesuatu keperluan dipersiapkan, berangkatlah utusan tersebut menuju negeri tempat tingga Sang Putri. Setibanya di Kerajaan Simalungun, rombongan utusan tersebut langsung menghadap ayah Sang Putri di istana. Mereka diterima dengan ramah tamah oleh ayah Sang Putri, dan pinangan raja mereka diterima dengan senang hati oleh Raja Simalungun. Utusan tersebut menjanjikan bahwa perkawinan Sang Putri dengan raja mereka akan dilangsungkan dua bulan kemudian. Upacara perkawinan akan diselenggarakan secara besar-besaran di istana raja mereka. Bila sudah tiba waktunya, akan dikirim utusan untuk menjemput Sang Putri. Raja muda yang tinggal berbatasan dengan Kerajaan Simalungun itu sangat gembira sekali pinangannya diterima dengan baik. Kemudian raja itu memerintahkan agar segera dipersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk upacara perkawinannya nanti. Sang Putri Raja Simalungun pun juga amat bersuka cita setelah kedua orang tuanya memberi tahu bahwa dia akan dikawinkan dengan seorang raja yang masih muda yang memerintahtak jauh dari kerajaannya. Beberapa hari menjelang perkawinannya, seperti biasa Sang Putri pergi mandi dengan diiringi oleh dayang-dayangnya. Tempat pemandian Sang Putri adalah sebuah mata air yang jernih sekali, dan dilindungi sebatang kayu besar yang rimbun daunnya. Di sekeliling mata air itu, dibangun kolam pemandian khusus bagi sang putri. Di pinggir kolam itu terletak sebuah batu besar tempat duduk sang putri sambil menikmati kesejukan air di kolam pemandian itu. Setibanya di tempat pemandian, dayang-dayang mempersiapkan langir buat pembersih rambut Sang Putri yang lebat dan panjang terurai. Sementara itu, Sang Putri bersalin pakaian, kemudian dia masuk ke dalam kolam sambil membawa langir yang diberikan oleh dayang-dayangnya. Selesai berlangir, Sang Putri berendam sebentar di dalam air

Transcript of Tersebutlah Pada Jaman Dahulu Kala Seorang Raja Yang Memerintah Di Daerah Simalungun

Page 1: Tersebutlah Pada Jaman Dahulu Kala Seorang Raja Yang Memerintah Di Daerah Simalungun

Kisah putri ular

Tersebutlah pada jaman dahulu kala seorang raja yang memerintah di daerah Simalungun. Sang Raja mempunyai seorang putri yang sangat cantik luar biasa sehingga terkenal ke mana-mana.Tak heran jika kemudian banyak para raja muda dan pangeran dari kerajaan-kerajaan di sekitarnya ingin menjadikan Putri Raja Simalungun itu sebagai permaisurinya. Seorang raja yang berbatasan dengan Kerajaan Simalungun segera mengirim utusan untuk meminang sang putri. Setelah segala sesuatu keperluan dipersiapkan, berangkatlah utusan tersebut menuju negeri tempat tingga Sang Putri. Setibanya di Kerajaan Simalungun, rombongan utusan tersebut langsung menghadap ayah Sang Putri di istana. Mereka diterima dengan ramah tamah oleh ayah Sang Putri, dan pinangan raja mereka diterima dengan senang hati oleh Raja Simalungun. Utusan tersebut menjanjikan bahwa perkawinan Sang Putri dengan raja mereka akan dilangsungkan dua bulan kemudian. Upacara perkawinan akan diselenggarakan secara besar-besaran di istana raja mereka. Bila sudah tiba waktunya, akan dikirim utusan untuk menjemput Sang Putri. Raja muda yang tinggal berbatasan dengan Kerajaan Simalungun itu sangat gembira sekali pinangannya diterima dengan baik. Kemudian raja itu memerintahkan agar segera dipersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk upacara perkawinannya nanti. Sang Putri  Raja Simalungun pun juga amat bersuka cita setelah kedua orang tuanya memberi tahu bahwa dia akan dikawinkan dengan seorang raja yang masih muda yang memerintahtak jauh dari kerajaannya.  Beberapa hari menjelang perkawinannya, seperti biasa Sang Putri pergi mandi dengan diiringi oleh dayang-dayangnya. Tempat pemandian Sang Putri adalah sebuah mata air yang jernih sekali, dan dilindungi sebatang kayu besar yang rimbun daunnya. Di sekeliling mata air itu, dibangun kolam pemandian khusus bagi sang putri. Di pinggir kolam itu terletak sebuah batu besar tempat duduk sang putri sambil menikmati kesejukan air di kolam pemandian itu. Setibanya di tempat pemandian, dayang-dayang mempersiapkan langir buat pembersih rambut Sang Putri yang lebat dan panjang terurai. Sementara itu, Sang Putri bersalin pakaian, kemudian dia masuk ke dalam kolam sambil membawa langir yang diberikan oleh dayang-dayangnya.Selesai berlangir, Sang Putri berendam sebentar di dalam air yang menyejukkan sekujur tubuhnya dan kemudian duduk di atas batu besar di tepi kolam pemandian sambil menjuntaikan kakinya ke dalam air. Pada saat itu Sang Putri membayangkan betapa bahagia kedua orangtuanya nanti apabila ia sudah bersanding dengan suaminya di atas pelaminan karena sudah lama kedua orang tuanya mengharapkan dia mendapat jodoh seorang raja pula.  Namun tiba-tiba angin bertiup kencang sekali, sehingga sepotong ranggas pohon besar yang melindungi tempat pemandian sang putri jatuh menimpa Sang Putri. Ujungnya yang tajam tepat mengenai ujung hidung sang putri sehingga terluka agak dalam. Sang Putri menjerit kesakitan dan dayang-dayangnya segera mendekatinya untuk memberi pertolongan. Sambil memegang hidungnya yang mengucurkan darah, Sang Putri meminta dayang-dayang memberikan cermin kepadanya.Sang Putri pun terperanjat dan menjerit karena melihat ujung hidungnya yang mancung sompel akibat ditimpa oleh ranggas yang ujungnya tajam itu. Dengan sompelnya ujung hidung Sang Putri, wajahnya yang cantik kelihatan menjadi buruk. Dengan sedih Sang Putri memperhatikan wajahnya yang sudah cacat itu dalam cermin. Air matanya pun bercucuran karena dia merasa bahwa dengan wajahnya yang cacat itu, dia tak mungkin

Page 2: Tersebutlah Pada Jaman Dahulu Kala Seorang Raja Yang Memerintah Di Daerah Simalungun

lagi melakukan perkawinan dengan raja yang sudah meminangnya. Dan kegagalan perkawinannya dengan raja tersebut, pasti pula akan mengecewakan dan membuat kedua orang tuanya malu besar. Semua hal itu sangat menekan perasaan Sang Putri karena dia tidak ingin mengecewakan kedua orang tuanya yang sangat dia sayangi.Dalam keadaan putus asa itu, Sang Putri tiba-tiba menadahkan kedua tangannya dan berdoa dengan khusyuk dalam hati. Dengan bercucuran air mati, Sang Putri memohon hukuman atas dirinya karena dia pasti akan mengecewakan dan membuat malu kedua orang tuanya.Dan beberapa saat setelah selesai berdoa, tiba-tiba saja bagian bawah dari tubuh sang putri berangsur-angsur berubah menjadi ular. Lama-kelamaan perubahan itu menjalar ke bagian atas sehingga hampir setengah dari tubuh sang putri sudah menjelma menjadi ular. Melihat keadaan yang menakutkan itu, Sang Putri buru-buru menyuruh dayang-dayangnya memberitahukan keadaan yang sedang dialaminya itu kepada kedua orang tuanya di istana.Ketika dayang-dayang memberitahukan bahwa Sang Putri menjelma jadi ular, kedua orang tuanya sangat terperanjat. Kemudian mereka segera  menuju tempat pemandian putrinya. Setibanya mereka di tempat itu, Sang Putri tak kelihatan lagi. Yang tampak oleh mereka hanyalah seekor ular yang sedang bergelung di atas batu besar di tepi kolam pemandian. Rupa-rupanya sang putri yang tadi duduk di atas batu besar itu sudah menjelma menjadi seekor ular besar. Sisiknya berwarna-warni cantik dan berkilauan sehingga kelihatan amat cantik.Dengan pandangan sayu dan kepala yang digerak-gerakkan, ular itu menatap kedua orang tuanya. Ular penjelmaan Sang Putri itu seakan-akan sedang mengatakan sesuatu dengan perasaan sedih. Dan tak lama kemudian, ular besar itu menjalar meninggalkan atu tempatnya bergelung tadi. Dalam sekejap saja ular itu sudah menghilang ke dalam belukar. Kedua orang tuanya dan semua dayang-dayang serta pengiring mereka tak dapat menahan air matanya. Mereka semua menangis tersedu-sedu. Tak satu pun yang dapat mereka lakukan untuk menolong Sang Putri. Kejadian yang menimpa diri sang putri adalah hukuman yang diberikan atas permintaannya sendiri karena merasa sangat mengecewakan dan membuat malu kedua orang tuanya.   

Page 3: Tersebutlah Pada Jaman Dahulu Kala Seorang Raja Yang Memerintah Di Daerah Simalungun

Cerita Legenda Putri Kemuning dan Jaka Budug Ada sebuah kerajaan bernama kerajaan Ringin Anom. Rajanya bernama Prabu Aryo Seto. Raja mempunyai seorang puteri bernama Putri Kemuning.

Prabu Aryo Seto memerintah dengan bijaksana dan adil. Maka kerajaan Ringin Anom terkenal tenteram, makmur, tidak pernah terjadi kekacauan. Namun Prabu Aryo Seto sangat masgul ketika puterinya Putri Kemuning terserang penyakit langka yaitu keringat berbau tidak sedap. Sang Prabu berusaha sekuat tenaga mencari obat, mencari tabib agar sakit Putri Kemuning dapat tersembuhkan.

Berbagai upaya dilakukan seperti makan daun kemangi, beluntas, juga tidak berhasil. Usaha terakhir dilakukan Prabu Aryo Seto yaitu bersemedi, meminta petunjuk Tuhan agar penyakit langka itu dapat tersembuhkan.

Pada saat semedi, Prabu Aryo Seto mendengar suara: "Hai Prabu Aryo Seto! Bila engkau ingin putrimu sembuh seperti semula, adakanlah sayembara. Isi sayembara: Barang siapa dapat memetik daun Sirna Ganda yang tumbuh dalam gua di kaki gunung Arga Dumadi yang dijaga oleh seekor naga sakti dan selalu menyemburkan api dari mulutnya. Siapa berhasil memetik daun, akan mendapat hadiah sebagai menantu Sang Raja. Dan daun Sirna Ganda harus dimakan oleh Putri Kemuning!"

Seminggu setelah sayembara diumumkan, kerajaan Ringin Anom kebanjiran peserta sayembara. Mereka menginginkan hadiah yang menggiurkan. Pada hari ketujuh, datanglah seorang pemuda buruk rupa yang menderita sakit budug. Karena penyakit tersebut, ia dinamakan Jaka Budug. Ia menghadap sang prabu dengan maksud membantu menyembuhkan penyakit langka Putri Kemuning. Ia berdatang sembah, "Ampun tuanku! Hamba mohon ampun. Hamba memberanikan diri mengikuti sayembara untuk meringankan penderitaan Sang Putri."

Sang raja tertegun. Ia tatap tubuh Jaka Budug yang buruk rupa. Hatinya galau. Seandainya pemuda itu berhasil, apakah putrinya bersedia menjadi istrinya. Namun ia adalah raja yang dikenal adil dan bijaksana, tidak mungkin ia membeda-bedakan keadaan rakyatnya, maka berkatalah ia, "Baiklah Jaka Budug! Kau juga rakyatku. Keinginanmu kuterima! Engkau boleh mengikuti sayembara ini!"

Sembah Jaka Budug, "Ampun, Tuanku! Hamba mohon kepada Tuanku Sang Raja, sebelum melaksanakan tugas, apakah diperkenankan melihat keadaan Sang Putri?"

Jawab sang raja, "Silakan." Setelah melihat keadaan Putri Kemuning, Jaka Budug mohon diri untuk melanjutkan tugas mengambil daun Sirna Ganda.Dari kejauhan, Jaka Budug telah dapat melihat semburan api dari mulut naga sakti penjaga pohon Sirna Ganda. Jaka Budug dengan gesitnya memaikan pedang yang dibawanya mengenai badan ular naga. Badan ular naga yang terkena goresan pedang

Page 4: Tersebutlah Pada Jaman Dahulu Kala Seorang Raja Yang Memerintah Di Daerah Simalungun

mengeluarkan darah dan darah tersebut mengena badan Jaka Budug. Anehnya badan Jaka Budug seketika menjadi halus dan bersih dari penyakit Budug.Melihat tubuh dirinya bersih, Jaka Budug berjuang keras untuk membunuh ular naga sakti. Dengan kemampuan dan kelincahan Jaka Budug, akhirnya Naga Sakti mati terbunuh. Pedang menancap pada leher ular, dan darah memancar dengan derasnya. Oleh Jaka Budug, darah ular dipakai untuk mencuci wajahnya dan membasahi seluruh tubuhnya. Seketika badan Jaka Budug bersih, tanpa ada bekas dari penyakit yang dideritanya.Setelah ular naga mati, Jaka Budug segera mengambil beberapa lembar daun Sirna Ganda, lalu dipersembahkan kepada Prabu Aryo Seto."Anak muda, siapakah kau ini?" tanya Sang Prabu."Hamba adalah Jaka Budug, Tuanku.""Tapi... Jaka Budug badan dan wajahnya tidak setampan engkau?"

"Inilah karunia dewata, Tuanku. Tubuh dan wajah hamba berubah karena mandi darah si Naga Sakti."

Jaka Budug kemudian menceritakan pengalamannya sewaktu melawan ular naga sakti. Mendengar cerita tersebut, Prabu Aryo Seto merasa senang sekali. Putri Kemuning makan daun Sirna Ganda, sehabis makan terjadi suatu keajaiban. Putri Kemuning menjadi sehat kembali. Kini bau keringat Putri Kemuning kembali harum. Sesuai dengan janji Prabu Aryo Seto maka Jaka Budug diambil menantu, dipersuntingkan dengan Putri Kemuning. Jaka Budug dan Putri Kemuning hidup bahagia sebagai pewaris tahta.

Page 5: Tersebutlah Pada Jaman Dahulu Kala Seorang Raja Yang Memerintah Di Daerah Simalungun

PUTI KARADOIKPada Suatu hari, seorang gadis belia yang kira-kira berumuran belasan tahun yang bernama "Puti" bermain bersama teman-temannya. Pada satu ketika, dia merasa lapar dan segera berhenti bermain bersama teman-temannya dan bergegas pulang ke rumahnya.

Sesampainya di rumah, ternyata di sana berkumpullah keluarga besar Puti, ada nenek, kakek, ibu, ayah, paman, bibi, adik, dan kakak Puti ini.

Pada saat Puti sampai pas di depan pintu rumah, tiba-tiba datang seruan dari ibu Puti dari dapur yang menyerukan seperti ini "Putai, alau lah gali karadoik karakong umah, moh mak ngebuh jadi pakon kito (Puti, tolong galikan keladi di belakang rumah, biar ibu bisa merebusnya jadi makanan kita). Puti Menjawab "iyo mak, ta lah akau ngali (iya bu, akan saya gali). Lalu, bergegaslah Puti berlari ke Belakang rumah dan menggali keladi suruhan ibunya tadi.

Beberapa waktu berlalu, hasil galian keladi Puti cukup banyak juga kira-kira 7 Kg dan cukup untuk makanan semua anggota keluarga yang sedang berkumpul di rumahnya. Setelah penggalian selesai, Puti segera membersihkannya dan memberikannya kepada sang ibu untuk di masakkan. "Nyeih karadik mak, lah uduh akau ngali ngon marisih, buh lah (ini bu keladinya sudah Puti gali dan sudah Puti bersihkan, silakan direbus" Kata Puti pada ibunya. "iyo nak ta lah mak ngebuh, udouk lah wow ulow samantarow nyo masak (tunggu lah di luar sementara masak) kata ibu kepada Puti. "yo mak (oke dech bu" jawab Puti lagi.

Selang waktu berjalan, tak sabar rasanya Puti menunggu keladi yang telah digali dan dimasak ibunya tadi masak. Namun, Pada saat itu, tiba-tiba ada beberapa teman Puti yang berseru dari luar rumah dan mengajak Puti bermain bersama, "Putai, Putai, Putai, kito usek moh...??? (Puti, Puti, Puti, kita main yuk)" begitu seruan dari teman-teman Puti terdengar dari luar rumah. Tak enak rasanya Puti Menolak ajakan temannya bermain, akhirnya Puti pergi juga bermain kembali bersama teman-temannya dan berpesan pada ibunya "mak, kalu lah asak karadik neh, tingga ndouk akau yoh...? (bu, kalau keladinya udah masak, tinggalin buat aku ya...?)" pesan Puti pada ibunya "yo nak, talah ningga (iya nak, ntar ibu tinggalin)". Akhirnya Puti kembali keluar rumah dan bermain bersama teman-temannya.

Tak lama kemudian, kira-kira satu jam berlalu, hujan rinai mulai turun bersama petirnya. Sepertinya sebentar lagi akan hujan lebat. Puti dan teman-temannya bergegas pulang dan berhenti bermain. Sampai di rumah, Puti melihat sampah bekas kubakan kulit keladi telah terbuang tepat di got kecil di depan rumahnya dan semua orang yang berada di rumahnya sudah tidak terlihat makan keladi lagi. Harapan Puti semoga saja ibu meninggalkan keladi untuknya.

Page 6: Tersebutlah Pada Jaman Dahulu Kala Seorang Raja Yang Memerintah Di Daerah Simalungun

"Tok, tok, tok, Assalamualaikum bu" Puti Pulang ke rumah sambil mengetok pintu. Dia langsung ke arah dapur, nampaknya mencari sisa keladi yang telah dimasak ibunya untuk dia. Seru Puti pada ibunya langsung "mak, du ningga karadoik ndouk akau tadih (bu, ada ninggalin keladi buatku tadi...??). "weh, bu twek ku pak (wah, coba tanyakan pada ayah) kata ibu kepadanya. Puti langsung menanyakan pada ayahnya "pak, du ningga karadoik ndouk akau tadih...? (ayah, ada ninggalin keladi buat ku tadi...???) langsung berseru ayahnya "bu twek ku nakek (coba tanyakan pada kakek)" dan selanjutnya pada nenek, kakak, dan adik Puti terus menanyakan hal yang sama. Ternyata, semua keladi hasil galian Puti sudah habis, tanpa sedikitpun ditinggalkan untuknya.

Sirna sudah harapan Puti, keladi yang seharusnya ditinggalkan untuknya teryata tidak ditinggalkan sedikitpun. Kini, Puti hanya bisa melihat bekas sampah hasil kubakan keladi yang telah dia gali tadi di dalam got kecil tepat di depan rumah Puti.

Puti putus asa, merajuk, dan berlari ke sebuah area/lapangan kecil untuk menyendiri sambil duduk dan menangis di atas sebuah batu besar, dengan harapan batu ini bisa membawanya ke arah kehidupan yang lebih bahagia. Dengan jiwa yang gelisah Puti berucap di atas batu itu, "tinggai-tingai lah mpo batow marampow parasow nde (tinggi-tinggilah wahai batu melampaui balkon rumah ibu" tak Puti duga batu itu meninggi sesuai perkataannya. Setelah itu, Puti berucap "tinga-tingai lah mpo batow malampou atok umouh nde (tinggi-tinggilah wahai batu melampaui atap rumah ibu" batu itupun semakin tinggi dan melampaui atap rumah ibu. Sungguh ajaib batu ini. Makin lama makin tinggi dan Puti terus membiarkan batu itu tinggi, hingga akhirnya sampai ke langit.

Setelah sampainya di langit, Puti koalahan gimana cara masuk kedalam langit ini. Pada waktu itu, dia melihat burung bangau lewat dan berkata pada sang burung "ho burung kunto, mboh nulong akau nekouk langat? (hai burung bangau sudikah engkau menolongku untuk menembus langit?" burung bangau pun menjawab "mboh akau nekouk, tapi goih upouh ndouk akau (boleh, tapi berikan ku upah". "Apo mpo ndouk upouh burung kunto? (upah apa yang kau inginkan burung bangau?" kembali burung bangau menjawab "goih pakon ndouk kamai dengan anak-anak kamai neh (berikan aku dan anak-anak ku makanan)". "yo talah goih, tapi nanteik inik yoh..? (ya, nanti ku berikan tapi kamu harus tunggu disini dulu)". Ok, segera burung bangau dan anak-anaknya menembus langit itu dengan pelatuknya. Akhirnya, langit tembus dan Puti segera masuk ke dalamnya.

Sesampainya di dalam langit, Puti bertemu dengan seorang pak tani yang sedang panen melimpah ruah dengan hasil padi yang tidak ada habis-habisnya. Puti berkata "ho mamak, mboh kayo goih akau intouk padoi kayo jadi pakon burung kunto ngan nekok

Page 7: Tersebutlah Pada Jaman Dahulu Kala Seorang Raja Yang Memerintah Di Daerah Simalungun

langat ndok akau gon neh (wahai pak tani, boleh kah aku meminta padi anda untuk memerikan makan burung bangau yang telah menolongku tadi)" Pak tani itu menjawab dengan senang hati "ambek lah panyuk mpo ndouk, ambek wi (ambil lah berapapun kau mau). Segera Puti mengambilnya dan memberikan sesuai kebutuhan kepada burung bangau yang telah menolongnya tadi, dan burung bangau tersebut juga berterimakasih pada Puti yang telah membantunya untuk mendapatkan makanan. Puti juga berterimakasih pada pak tani yang telah sudi memberikan padinya untuknya.

Lama berbincang dengan pak tani di langit tadi, akhirnya Puti meneruskan perjalannya di langit hingga ujung langit dia menemukan rumah nenek terkaya dan baik hati. Konon diceritakan nama nenek ini juga pernah di dengar Puti dari cerita ibunya yaitu "Nenek Siti Paratimah".

Jauh Puti berjalan, hingga akhirnya Puti tersandar dan tertidur tepat di bawah rumah "Nenek Siti Paratimah" ini. Nenek memanggil Puti dan menyuruhnya agar istirhat di dalam rumah saja, dan tanpa ragu Puti langsung masuk.

Tibanya di dalam rumah, Puti melihat harta benda kekayaan nenek Siti Paratimah yang begitu luar biasa. Mulai, dari meja, kursi, dan perabotan yang lainnya bahkan semua hewan peliharaan nenek bertelur emas. Puti kagum dengan kekayaan yang nenek Siti Paratimah miliki. Ingin rasanya Puti menjadi anak nenek ini, konon juga nenek ini hidup sendiri tanpa ada suami dan anak.

Tak lama kemudian, nenek mensuguhkan makanan dan minuman yang serba mewah yang belum pernah Puti cicipi kepada Puti. "Makanlah nak dan Minumlah" kata nenek kepada Puti, dan Puti dengan lahap menghabiskann hidangan yang disajikan nenek. Lanjut, mereka bercerita tentang kisah "mengapa Puti sampatai ke langit". Sambil bercanda ria Puti dan nenek berbagi cerita. Puti bercerita bahwasanya dia ke langit karena tidak di tinggalkan keladi untuknya. "eee,,Puti Karadoik, juk uloih uha marajouk titing, wak gu nduk uha awak sinouu akau neh, lah tuo idok sasuhong (wahi Puti Keladi, kita gak boleh kayak gitu, nanti gak ada orang yang mau sama kamu kayak nenek ni, udah tua hidup sebatang Kara)" Ujar nenek kepada Puti. "Manan jiy nino, akau payouh ngali karadik, lah asak juk lo uha ningga ndouk akau (mau bagaimana lagi nek, saya udah susah payah menggali keladinya, udah masak, ternyata gak ditinggalin buatku)" balas Puti.

Lama Puti dan Nenek Siti Paratimah bercerita dan berbagi pengalaman hingga akhirnya Puti memperoleh banyak nasehat dan pengalaman berharga dari nenek. Entahlah apa yang di dapat Puti dari perbincangan dengan Nenek Siti Paratimah. Enggan dia mau berkata, cukup dia rasakan dan amalkan. Dia hanya berkata bahwa "setiap masalah itu

Page 8: Tersebutlah Pada Jaman Dahulu Kala Seorang Raja Yang Memerintah Di Daerah Simalungun

pasti ada jalan keluarnya, tapi nenek sudah terlalu tua untuk merubah semuanya, nenek juga menyesal pernah putus asa waktu masih muda dulu".

Akhirnya Puti pulang dibekali telur-telur angsa emas dari nenek yang dimasukkannya dalam sarung. Puti berterimakasih banyak atas kebikan nenek Siti Paratimah ini. Nenek juga demikian, berterimakasih karena masih ada yang mau mengunjungi nenek di usianya yang sudah tua.

Kelihatanyya nenek tak mau Puti Pulang dengan jalan kaki ke ujung langit dan meruntuhkan batu ke bumi. nenek memberangkatkan Puti dengan Seekor burung bangau rakasa yang akan menghantarkan Puti pulang hingga sampai ke rumahnya. Kira-kira 15 menit Puti sampai di rumah yang disambut tangisan iba dan menyesal dari seluruh anggota keluarga yang tidak meninggalkan keladi buat Puti. Mereka menyesali perbuatannya kepada Puti dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi terhadap Puti.

Sesuai dengan Panggilan nenek Siti Paratimah di langit tadi, kini Puti dipanggil dengan sebutan "Puti Karadoik (Putri Keladi). Dipanggil Puti Karadoik karena Puti merajuk gara-gara keladi hingga melarikan diri ke langit, dan sesampanya di langit bertemu dengan yang terkenal dalam agenda dongen

Page 9: Tersebutlah Pada Jaman Dahulu Kala Seorang Raja Yang Memerintah Di Daerah Simalungun

ATU BELAH

Di Takengon,Nanggroe Aceh Darussalam,ada sebuah batu besar yang dikenal dengan nama Atu Belah.konon batu ini mampu menelan siapa saja yang menginginkannya.Pada jaman dahulu,di desa penurun di daerah acehhiduplah sebuah keluarga yang sangat miskin.desa mereka tertimpa kemarau yang berkepanjangan sehingga mereka mengalami paceklik.jadi,sang ayah setiap hari pergi kehutanuntuk berburu binatang atau mencari buah-buahan.kadang kala,ia hanya bias menangkap belalangsebagai cadangan makanan,yang di simpan di lumbung kosong karena sudah tak ada lagi padi yang mengisi.keluarga ini mempunyai dua orang anak,si sulung perempuan berusia 7 tahun dan si bungsu masih bayi.

Suatu hari,si sulung merengekminta makan setelah seharian kelelahan bermain.”buu aku lapar .beri aku makan, buu”.saat itu si bungsu sedang sakit dan menangis.si ibu bersusah payah berusaha menidurkan si bungsu,”sebentar nak adik mu menangis terus,badanya panas.nanti yaa,ibu memasak untuk mu setelah adik mu tidur,”bujuk ibunya.”namun aju lapar sekali buu.ayolah buu,aku ingin makan sekarang.”si sulung terus merengek.

Ditengah kekalutan menghadapi dua anaknya yang terus menangis,ibu menyuruh si sulung mengambil belalang di lumbung,”yaa sudah,ambillah beberapa belalang di lumbung,lalu kau bakar di perapian.karena sejak tadi menahan rasa lapar,dengan segera si sulung pergi ke lumbung mengambil beberapa ekor belalang.entah karena senang atau tak kuat lagi menahan rasa lapar,ia lupa menutup kembali pintu lumbung,tentu saja,tanpa disadari oleh si sulung,semua belalang yang ada di dalamnya terbang.

Tak ada satu orang pun yang tau,baik si sulung atau pun ibunya,kalu tak ada lagi belalang di lumbung padai.ketika si ayah pulang,ia sangat kelelahan dan kelaparan.ia langsung menuju lumbung,hendak mengambil beberapa ekor belalang untuk dimakan,brtsps terkejutnys ia begitu melihat pintu lumbung terbuka lebardan tak ada seekor belalang pun yang tersisa disana.dengan amarah yang membara,si ayah berteriak lantang sambil berjalan menuju rumah,”ibu!!!apa saja kerja mu dirumah?berbulan-bulan hasil kerja keras ku hilang dalam sekejap,”

Mendengar suaminya berteriak-teriak,sang istri langsung keluar rumah nenghampiri,begitu melihat istrinya,sang suami langsung memukuli dan memakinya karna marah dan lapar.tak tahan dengan kata-kata kasar dan pukulan suaminya,si ibu berlari sekuat tenaga menyelamatkan diri,menuju atu belah.Si sulung yang melihat ibunya pergi berlari segera menggendong adiknya.ia merasa amat bersalah.ini semua terjadi keterledorannya.namun langkah si sulungtak secepat langkah ibunya.sayup-sayup dari kejauhan ia mendengar suara ibunya bersenandung,”Atu belah…Atu bertangkup…,Atu Belah…,aku hendak turut…”

Page 10: Tersebutlah Pada Jaman Dahulu Kala Seorang Raja Yang Memerintah Di Daerah Simalungun

Mendadak angin kencang yang menggoyahkan semua pepohonan di sekitarnya.Atu belah mulai terbuka dan dengan cepat,si ibu tersedot kedalamnya.perlahan Atu Belah kembali tertutup.si sulung hanya bias memandang kejadian itu dari kejauhan tanpa bisa berbuat sesuatu.

Dengan isak tangis,di hampirinya Atu Belah.batu itu masih menyisakan rambut ibunya yang panjang melambai-lambai,terjepit pada pintu Atu Belah yang sudah bertangkup.diambilnya tujuh helai rambut sang ibu dan dan disimpanya rambut itu.suatu saat jika ia dan adiknya rndu pada si ibu,rambut itu bisa menjadi obatnya.si sulung plang dengan sejuta penyesalan dan dia pun harus memelihara adiknya hingga dewasa.

Page 11: Tersebutlah Pada Jaman Dahulu Kala Seorang Raja Yang Memerintah Di Daerah Simalungun

BATU BALAI

Kisah ini terjadi di daerah Mentok,Bangka Belitung. Pada zaman dahulu, di sebuah hutan hiduplah seotang wanita miskin bersama seorang putranya. Sehari-hari ,si ib bekerja di lading menanam umbi-umbian untuk makan sehari-hari, sejak kecil, si anak yang bernama Dempu Awang, rajin membantu ornag tau satu-satunya itu, sejak lahir memang ia sudah tidak ber ayah lagi.

Ketika menginjak dewasa, Dempu Awang mempunyai keinginan untuk merantau, mencari kehidupan yang lebih layak bagi dirinya juga sang ibu. Dengan berat hati, ia mengutarakan maksudnya pada si aibu dan berpamitan. Demi kebahagiaan anaknya, sang ibu pun merelakan kepergian Dempu Awang.

Sesampainya di pelabuhan, Dempu Awang mencari kapal layer yang bisa di tumpanginya ke Melayu. Dengan badan yang kekar ia tidak kesulitan mencari pekerjaan di kapal sekaligus menumpang. Pada dasarnya Dempu Awangadalh seorang yang rajin bekerja hingga banyak orang yang bersimpati padanya. Ketika sudah sampai Melayu pun, dengan mudah ia mendapat pekerjaan.

Hari berganti hari tak terasa sudah sepuluh tahun Dempu Awang meninggalkan ibunya seorang diri. Selama itu pula, si ibu selalu mendoakan anaknya agar berhasil dan di lindungi Tuhan di mana pun ia berada. Sementara dirinya hidup dalam kesendirian di tengah hutan, dalam hati kecilnya ia berharap suatu saat anaknya kembali.

Pada suatu ketika Dempu Awang rindu dengan kampong halamnnya. Saat iatu ia sudah menjadi saudagar besar yang kaya-raya. Dengan menggunakan kapal mewah, dirinya berlayar menuju Mentok. Tak lupa ia juga mengajak istrinya yang cantik jelita. Begitu besarnya kapal Dempu Awang hingga tidak bis aberlabuh di pelabuhan yang memang biasanya hanya di gunakan untuk bersandar kapal-kapallayar yang kecil. Oleh karena itu, beberapa sampan mendekati kapal mewah itu untuk melakukan bongkar muat.

Dempu Awang memanggil salah satu dari pemilik sampan tersebut,”kau ingat padaku? Ini Dempu awing yang pernah kau tolong bekerja di kapal layer yang akan pergi ke Melayu.” Benarkah itu? Hebat kau sekarang Dempu Awang,” kata si pemilih sampan penuh kagum…”terus terang kedatangan ku kemari..aku sudah rindu gengan ibuku. Bisakah kau tolong aku sekali lagi, ajak ibu ku kemari. Aku akan mengajaknya hidup bersama denganku dan istriku,”kata Dempu Awang.

Tanpa menunda-nunda waktu, si pemilik sampan menuju hutan dan menjemput ibu Dempu Awang. Betapa bahagiannya hati si ibu mendengar berita kedatangan anaknya yang sekarang sudah kaya. Si ibu yang saat itu sedang bekerja di lading segera berlari menuju pelabuahan. Ia tidak memperdulikan penampilannya yang compang-camping dengan pakaina yang kumal dan penuh Lumpur.

Page 12: Tersebutlah Pada Jaman Dahulu Kala Seorang Raja Yang Memerintah Di Daerah Simalungun

Ketika sampan yang dinaiki si ibu mensekati kapal Dempu Awang, si pemilik sampan berteriak,” Dempu Awang, ibumu sudah datang!” Dari atas geladak, Dempu Awang memperhatikan wanita tua yang hendak menaiki tangga ke kapalnya, ia tidak percaya kalu wanita yang kotor itu adalah ibunya. Olek karena wanita tua itu bertahun-tahun hidup seorang diri sambil terus memikirkan anak tunggalnya, menyebabkan wajahnya tanpak sangat tua dan jelek.

“Suruh wanita tua itu pergi, ia bukan ibuku!! Wanita itu pasti penipu yang mengaku ibuku. Ibuku bukanlah gembel seperti itu,” kata Dempu Awang sambil memerintahkan para awak kapal untuk menarik tangga kapal. Rupanya ia malu mengakui wanita tua yang compang-camping itu sebagai ibunya. Wanita itu hanya bisa menangis ketika secara perlahan-lahan, kapal Dempu Awang meninggalkan sampan yang di naikinya. Tak lama berselang gelombang tinggi datang menerjang kapal Dempu Awang hingga terbelah menjadi dua dan karam.

Hingga kini kapal yang karam tersebut masih bisa di saksikan. Seiring dengan berlalunya waktu, kapal itu kini sudah menjadi batu. Ketika daerah tersebut sudah menjadi ramai, di dekat kapal tersebut, di buat semacam balai pertemuan yang di gunakan untuk musyawarah warga sekitarsehingga orang mengenalnya dengan sebutan batu balai.

Page 13: Tersebutlah Pada Jaman Dahulu Kala Seorang Raja Yang Memerintah Di Daerah Simalungun

BONGSU ALANG

Bongsu alang adalah seorang gadis desa yang cantik jelita. Bersama dengan kedu orang tuanya, ia tinggal di sebuah desa di tepi sungai Bilah. Kecantikan Bongsu Alang sudah terkenal hingga ke pelosok negeri. Tak sedit pemuda yang datang melamar BongsuA, tetapi semuanya mundur ketika Raja Nulong juga melamar Bongsu Alang.

Salah satu dari pelayan tersebut berwajah mirip dengan Bongsu Alang. Yang bernama Jebak Jebir. Hanya saja, Bongsu Alang berkulit putih, sedangkan dayang nya berkulit gelap. Jebak Jebir mempunyai niat buruk sehingga berusaha lebih dekat pada permaisuri dari pada dayang lainnya. Walaupun dengan cara-cara yang tidak baik, Jebak Jebir tak perduli selama keinginannya tercapai.

Setelah menjadi dekat dengan permaisuri, rupanya Jebak Jebir belum puas. Ternyata, tujuannya adalah menjadi permaisuri, menggantikan Bongsu Alang. “wajahku mirip dengan permaisuri, ini bisa ku manfaatkan untuk mencapai cita-citaku. Sekarang aku tinggal mencari cara menyingkirkan permaisuri Bongsu Alang dari kerajaan ini,”piker Jebak Jebir.

Pada suatu hari, permaisuri Bongsu Alang meminta Jebak Jebir untuk menemaninnyamandi di kolam istana. Kesempatan bagus itu tidak disia-siakanoleh Jebak Jebir. Ia mengancam semua dayang agar tidak ikut menemani permaisuri. Semua dayang yang sangat takut pada Jebak Jebir menurut saja.

Ketika permaisuri mengajak para dayang untuk menemani, secara halus mereka menolak, “maafkan kami, Tuan putri, tetapi kami sungguh sangat banyak pekerjaan. Nanti baginda raja marah jika melihat kamar tuan putri berantakan dan juga pakaina tuan putri tidak terurus.”

Akhirnya hanya Jebak Jebir dan permaisuri sajalha yang berangkat ke kolam istana. Disana Bongsu Alang mandi sepuasnya. Oleh Jebak Jebir, dirinya di ajari berenang, namun Bongsu Alang tidak atau akan bahaya yang mengancamnya. Ketika sudah lama berenang, Jebak Jebir membawa Bongsu Alang ketempat yang lebih dalam. Bongsu Alang yang tidak bisa berenang tentu saja tenggelam dan Jebak Jebir tertawa penuh kemenangan. Siasat liciknya kali ini berhasil.

Jebak Jebir pulang keistana dengan memakai pakaina permaisuri Bongsu Alang. Ketika sampai diistana, Jebak Jebir segera menghadap Raja Nulong dengan menyamar sebagai permaisuri Bongsu Alang.

“Baginda Raja, aku sedih sekali. Dayang kesayangan ku yang bernama Jebak Jebir tenggelam di kolam istana. Sekarang ia telah matidan jasadnya terbawa arus sungai,”

Page 14: Tersebutlah Pada Jaman Dahulu Kala Seorang Raja Yang Memerintah Di Daerah Simalungun

Jebak Jebir mengadu pada raja sembari menangis tersedu agar raja Nulong menjadi yakin.

Sebenarnya raja Nulong curiga pada gelagat permaisuri yang ada di hadapannya. Apalagi ketika ia perhatikan kulit permaisuri terlihat hitam. Ia pun bertanya,”Menagpa kulitmu sekarang menjadi hitam?”

“Eh..,oh..ini karena aku tadi terlalu lama mandi di kolam baginda raja sehingga sinar matahari membakar tubuhku,”elak Jebak Jebir menjawab dengan gagap. Ia tidak menyangka Raja Nulong akan menaruh curiga.

Ketika penasihat istana datang, ia memberitahukan Raja Nulong untuk mengambil tujuh buah limaudan meyiramkan air perasannya di sebuah pohon di pinggir kolam istana. Tanpa di duga, dari balik pohon tersebut, keluarlah permaisuri Bongsu Alang. Ia pun menceritakan apa yang sebenarnya terjadi pada raja Nulong. Dengan murka, raja Nulong menghukum jebak Jebir dengan membuangnnya ketengah hutan dan melarang dayang licik itu kembali keistana.

Hingga saat ini, pohon tempat munculnya arwah Bongsu Alang di kenal dengan nama pohon Alang. Daerah kerajaan berkembang menjadi sebuah desa yang bernama Desa Tualang, terletak di kabupaten Labuha Batu, Sumatra Selatan.

Page 15: Tersebutlah Pada Jaman Dahulu Kala Seorang Raja Yang Memerintah Di Daerah Simalungun

Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut adalah salah satu cabang angkatan perang dan merupakan bagian dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang bertanggung jawab atas operasi pertahanan negara Republik Indonesia di laut.

Dalam Pasal 9 Undang-Undang Nomor 34 tahun 2004 disebutkan tugas pokok TNI AL sebagai berikut Pertama, Melaksanakan tugas TNI matra laut di bidang pertahanan. Kedua, Menegakkan hukum dan menjaga keamanan di wilayah laut yurisdiksi nasional sesuai dengan ketentuan hukum nasional dan hukum internasional yang telah diratifikasi. Ketiga, Melaksanakan tugas diplomasi Angkatan Laut dalam rangka mendukung kebijakan politik luar negeri yang tetapkan oleh pemerintah.Keempat, Melaksanakan tugas TNI dalam pembangunan dan pengembangan kekuatan matra laut,Kelima, Melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan laut.

Kalau kita berfokus pada tugas TNI AL pada point kedua seperti tersebut di atas maka usaha menegakkan hukum dan menjaga keamanan di laut yurisdiksi nasional adalah segala bentuk kegiatan yang berhubungan dengan penegakkan hukum di laut sesuai dengan kewenangan TNI AL (contabulary function) yang berlaku secara universal dan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku untuk mengatasi ancaman tindakan kekerasan, ancaman navigasi, serta pelanggaran hukum di wilayah laut yurisdiksi nasional. Dengan demikian tugas pokok TNI AL selai bidang pertahanan di laut juga menyelenggarakan keamanan laut bagi penggunanya.

Bidang keamanan laut bukan hanya penegakkan hukum di laut, karena keamanan laut mengandung pengertian bahwa laut bisa dikendalikan dan aman digunakan oleh pengguna untuk bebas dari ancaman atau gangguan terhadap aktifitas pemanfaatan laut, yaitu : Pertama, laut bebas dari ancaman tersebut dapat berupa, pembajakan perompakan, sabotase maupun aksi teror bersenjata. Kedua, laut bebas dari ancaman navigasi, yang ditimbulkan oleh kondisi geografi dan hidrografi serta kurang memadainya sarana bantu navigasi sehingga membahayakan keselamatan pelayaran. Ketiga, laut bebas dari ancaman terhadap sumber daya laut berupa pencemaran dan perusakan ekosistem laut serta eksploitasi dan eksplorasi yang berlebihan. Keempat, laut bebas dari ancaman pelanggaran hukum, baik hukum nasional maupun internasional seperti illegal fishing, illegal loging, illegal migrant, penyelundupan dan lain-lain.