Terminologi Bengkak Dan Benjolan

41
A. TERMINOLOGI BENGKAK DAN BENJOLAN BENGKAK Pembengkakan adalah akibat dari akummulasi cairan di bawah kulit di ruang dalam jaringan. Pembengkakan tersebut dapat terjadi di salah satu bagian tubuh tertentu, contohnya karena cedera, gagal jantung, atau gagal ginjal. Pembengkakan sering merupakan gejala dari kondisi kesehatan yang mendasarinya. Hal ini dapat terjadi sebgai akibat dari kondisi atau pengobatan sebgai berikut : - Kehamilan - Penyakit Ginjal - Gagal jantung - Penyakit paru kronis - Penyakit Tiroid - Penyakit Hati - Malnutrisi - Obat-obatan, seperti kortikosteroid atau obat tekanan darah tinggi (Hipertensi) Neoplasma (Benjolan)

description

bengkak benjol

Transcript of Terminologi Bengkak Dan Benjolan

A. TERMINOLOGI BENGKAK DAN BENJOLANBENGKAKPembengkakan adalah akibat dari akummulasi cairan di bawah kulit di ruang dalam jaringan. Pembengkakan tersebut dapat terjadi di salah satu bagian tubuh tertentu, contohnya karena cedera, gagal jantung, atau gagal ginjal.Pembengkakan sering merupakan gejala dari kondisi kesehatan yang mendasarinya. Hal ini dapat terjadi sebgai akibat dari kondisi atau pengobatan sebgai berikut :1. Kehamilan1. Penyakit Ginjal1. Gagal jantung1. Penyakit paru kronis1. Penyakit Tiroid1. Penyakit Hati1. Malnutrisi1. Obat-obatan, seperti kortikosteroid atau obat tekanan darah tinggi (Hipertensi)

Neoplasma (Benjolan) Adalah kumpulan sel anormal yan gterbentuk oleh sebagian sel-sel yang tumbuh terus menerus secara tidak terbatas, tidak terkoordinasi dengan jaringan sekitarnya dan tidak berguna bagi tubuh. Terjadi perubahan sifat , sehingga sebagian besar energy digunakan untuk berkembang biak. Tumor jinak biasanya tidak menginvasi, dan tidak menyebar kejaringan lain sekitarnya. Tumor jinak biasanya tidak mengancam jiwa kecuali bila ia terletak pada area struktur viral. Tumor jinak terdiri dari sel-sel yang serupa dengan struktur pada sel asalnya. Sel-sel tumor jinak ini lebih lebih kohesif daripada sel-sel tumor ganas. Pertumbuhan terjadi pada bagian tengah massa benigna, biasanya mengakibatkan batas tegas. Tumor benigna menimbulkan efek-efeknya berupa obstruksi, tekanan, dan sekresi.

Tumor ganas dapat menginvasi jaringan lain dan beranak sebar ke tempat jauh (metastasis) bahkan dapat menimbulkan kematian. Tumor ganas mempunyai struktur selular atipikal, dengan pembelahan dan kromosom nuclear abnormal. Sel maligna kehilangan diferensiasinya atau menyerupai sel asalnya. Sel tumor tidak kohesif dan akibatnya, pola pertumbuhan tidak teratur; tidak kapsul yang terbentuk, dan perbedaan separasi dari jaringan sekitar sulit terlihat.Perbedaan Tumor Jinak dan GanasSifat tumorTumor ganasTumor jinak

PertumbuhanCepatlambat

Simpai/kapsulTidak bersimpai/berkapsulBersimpai/berkapsul

TangkaiTidak bertangkaiKadang bertangkai, kadang tidak

InfiltratifInfiltratif ke jaringan sekitarNon infiltratif tetapi ekspansif

PerlekatanMelekat dengan jaringan sekitarTidak melekat dengan jaringan sekitar

MetastaseUmumnya terjadi metastaseTidak ada metastase

Residif/rekurensiUmumnya residifNon residif, kecuali ekstirpasi tumor tidak bersih

Gambaran PA1. Mitosis multipolar1. Pleomorfi dan hiperkromasi1. Lost of polarity1. Anaplasia/differensiasi buruk1. Mitosis bipolar1. Tidak ada pleomorfi dan hiperkromasi1. Tidak lost of polarity1. Berdiferensiasi baik

KematianTidak ditentukan lokasi tumorDitentukan lokasi tumor

kaheksiaAda Tidak ada

TUMOR ODONTOGENIK DAN NON-ODONTOGENIKTUMOR JINAK RONGGA MULUT1. EPULISEpulis adalah istilah yang nonspesifik untuk tumor dan massa seperti tumor pada gingiva (gusi). Ada beberapa jenis dari epulis, masing-masing memiliki karakteristik yang unik dan khas.Faktor predisposisi1. Iritasi kronis lokal misalnya kalkulus, karies servikal, sisa akar gigi. Jenis-jenis EpulisA. Epulis Gravidarum (Tumor Kehamilan)DefinisiTumor kehamilan yang juga dikenal dengan epulis gravidarum atau granuloma pyogenic, merupakan kelainan gingiva yang sangat jarang terjadi pada kehamilan. Telah dilaporkan terjadi sekitar 0,2 sampai 5% dari kehamilan. Tumor kehamilan merupakan lesi yang tumbuh dengan cepat dan jinak, terjadi biasanya pada trimester pertama kehamilan. Jika terjadi, tumor kehamilan mempunyai tendensi untuk terjadi kembali pada kehamilan berikutnya.Lesi berwarna merah cerah dan banyak vaskularisasi ini, yang kadang memiliki flek putih di permukaannya, biasanya bertangkai dan dapat mencapai diameter 2 cm. Tumor kehamilan ini tidak menimbulkan rasa sakit. Meskipun dapat timbul dari setiap tempat di gingiva, tapi kebanyakan timbul di papila interdental gingiva, biasanya di daerah labial dan lebih sering di rahang atas daripada rahang bawah. Gigi yang berdekatan dengan epulis dapat bergeser dan menjadi lebih mudah goyang, meskipun kerusakan tulang jarang terjadi di sekitar gigi yang terlibat. Penyebab tumor kehamilan ini belum diketahui, walaupun adanya pengaruh hormon kehamilan sangatlah jelas. Tumor kehamilan terjadi selama masa kehamilan tetapi juga dikaitkan terhadap konsumsi pil kontrasepsi. Diperkirakan lesi ini timbul dari papila gingiva yang memang telah meradang, sehingga plak dianggap sebagai faktor pencetus yang penting..EtiologiPerkembangannya cepat seiring dengan peningkatan hormon estrogen dan progestin pada saat kehamilan. Penyebab dari tumor kehamilan hingga saat ini masih belum dipastikan, namun diduga kuat berhubungan erat dengan perubahan hormonal yang terjadi pada saat wanita hamil. Faktor lain yang memberatkan keadaan ini adalah kebersihan mulut ibu hamil yang buruk.

Epulis gravidarum pada wanita hamil

PerawatanUmumnya lesi ini akan mengecil dan menghilang dengan sendirinya segera setelah ibu melahirkan bayinya, sehingga perawatan yang berkaitan dengan lesi ini sebaiknya ditunda hingga setelah kelahiran kecuali bila ada rasa sakit dan perdarahan terus terjadi sehingga mengganggu penyikatan gigi yang optimal dan rutinitas sehari-hari.B. Epulis fibromatosaEpulis jenis ini lebih sering dujumpai dibandingkan jenis lainnya dan sering mengalami rekuren (kambuh) bila operasi pengangkatannya tidak sempurna. Umumnya dijumpai pada orang dewasa. Terutama pada bagian gingiva, bibir dan mukosa bagian bukal

etiologi: iritasi kronisklinis : letak antara 2 gigi, bertangkai, warna agak pucat, konsistensi kenyal pengobatan : eksisiterjadi pada mukosa mulut terutama pada tepi ginggiva, pipi dan lidahEpulis ini terjadi pada rongga mulut terutama pada tepi gingival dan juga sering terjadi pada pipi dan lidah. Etiologinya berasal dari iritasi kronis. Tampak klinis yang terlihat antara lain bertangkai, dapat pula tidak, warna agak pucat, konsistensi kenyal, batas tegas, padat dan kokoh. Epulis ini pula tidak mudah berdarah dan tidak menimbulkan rasa sakit.Jika epulis fibroma menjadi terlalu besar, bisa mengganggu pengunyahan dan menjadi trauma serta ulserasi. Histologis ditandai oleh proliferasi jaringan ikat collagenic dengan berbagai derajat dari sel infiltrasi inflamasi.Permukaan lesi ditutupi oleh epitel skuamosa berlapis. Pengobatan ini dengan eksisi biopsi bedah dan memiliki tujuan untuk menyingkirkan lesi/neoplasma lainnya.

Epulis fibromatosaC. Epulis GranulomatosaEpulis granulomatosa dapat terjadi pada semua umur namun kasus ini paling banyak didiagnosa pada pasien dalam golongan umur 40-60 tahun, dan terutama terjadi pada wanita.

Epulis granulomatosa pada daerah palatal gigi insisif atasGejalaLesi tampak sebagai pembesaran gusi yang muncul di antara dua gigi, kaya vaskularisasi sehingga mudah berdarah dengan sentuhan dan umumnya berwarna merah keunguan.Ukurannya bervariasi, sebagian besar kasus biasanya berukuran kurang dari 2 cm namun ada kasus yang ukurannya diameter melebihi 4 cm. Lesi ini dapat tumbuh menjadi massa yang bentuknya tidak beraturan yang dapat menjadi ulserasi dan mudah berdarah. Pada beberapa kasus giant cell epulis dapat menginvasi tulang di bawahnya sehingga pada gambaran radiografis akan terlihat erosi tulang. Sebagian besar terdiri atas jaringan granulasi. Konsistensi kenyal, mudah berdarah bila tersenggol.PerawatanPerawatan giant cell epulis melibatkan bedah eksisi dan kuretase tulang yang terlibat. Gigi yang berdekatan dengan epulis juga perlu dicabut bila sudah tidak dapat dipertahankan, atau dilakukan pembersihan karang gigi (scaling) dan penghalusan akar (root planing). Dilaporkan angka rekurensi sebesar 10 % sehingga diperlukan tindakan eksisi kembali.

D.Epulis KongenitalDefinisiPenyebab dari terjadinya epulis kongenital belum pasti namun para ilmuwan meyakini bahwa epulis ini berasal dari sel-sel mesenkim primitif yang asalnya dari neural crest.Epulis tipe ini adalah kondisi kongenital yang sangat jarang ditemui, dan terjadi pada bayi saat kelahiran. Dari penelitian didapati bahwa epulis kongenital lebih banyak dijumpai pada bayi perempuan daripada laki-laki dengan rasio 8:1, dan paling banyak terjadi pada maksila (rahang atas) dibandingkan mandibula (rahang bawah).Seorang bayi perempuan dengan congenital epulis, kasus yang pertama kali dilaporkan pada tahun 1871 dan hingga kini hanya sekitar 200 kejadian yang pernah dilaporkan.GejalaPada bayi yang baru lahir dijumpai massa tonjolan pada mulutnya, biasanya pada tulang rahang atas bagian anterior (depan). Dari 10% kasus yang dilaporkan, lesi yang terjadi adalah lesi multipel namun dapat juga berupa lesi tunggal. Ukuran lesi bervariasi, dari 0.5 cm hingga 2 cm namun ada kasus di mana ukuran epulis mencapai 9 cm. lesi ini lunak, bertangkai dan terkadang berupa lobus-lobus dari mukosa alveolar. Bila epulis terlalu besar, dapat mengganggu saluran pernafasan dan menyulitkan bayi saat menyusu.PerawatanPada sebagian besar kasus, epulis cenderung mengecil dengan sendirinya dan menghilang saat bayi mencapai usia sekitar 8 bulan. Dengan demikian lesi yang berukuran kecil tidak membutuhkan perawatan.Lesi yang lebih besar dapat mengganggu pernafasan dan/atau menyusui sehingga perlu dilakukan pembedahan dengan anestesi total. Dilaporkan keberhasilan penggunaan laser karbondioksida untuk mengoperasi lesi epulis yang besar. Dari kasus- kasus yang ada, kejadian ini tampaknya tidak mengganggu proses pertumbuhan gigi.PenatalaksanaanEkskokleasi epulis ialah pengangkatan jaringan patologis dari ginggiva, pencabutan gigi yang terlibat serta pengerokan sisa jaringan pada bekas akar gigi.a. Indikasi operasiEpulis kecuali epulis gravidarumb. Kontra indikasi Operasi Ko morbiditas beratc. Diagnosis Banding Karsinoma gingivad. Pemeriksaan Penunjang FNA

E. Epulis FissuratumDefinisiEpulis fissuratum adalah hyperplasia mukosa akibat trauma ringan kronik oleh pinggiran gigi palsu. Epulis fissuratum dianalogikan sebagai akantoma fissuratum pada kulit.PatofisiologiEpulis fissuratum muncul berhubungan dengan pinggiran gigi palsu. Epulis biasanya ditemukan pada vestibuler maksila atau mandibula.Kebanyakan epulis fissuratum terjadi pada ras kulit putih. Ini berhubungan dari dominasi ras kulit putih untuk sering menggunakan gigi palsu.Jenis KelaminKebanyakan kasus terjadi pada wanita. Pada kenyataannya, wanita lebih suka menggunakan gigi palsu dalam waktu yang lebih lama, karena alasan estetik. Kemungkinan, perubahan epitel menjadi atropi pada wanita menopause, mempengaruhi kejadiannya pada wanita yang lebih tua.UmurEpulis fissuratum terbanyak terjadi pada umur 50, 60, dan 70-an, tapi dapat ditemukan pada hampir seluruh umur. Epulis fissuratum pernah ditemukan pada anak kecil. Faktanya, lesi berhubungan dengan penggunaan gigi palsu dan proses iritasi yang kronis memiliki insidensi lebih tinggi pada individu yang lebih tua.Riwayat PenyakitEpulis fissuratum berkembang lambat pada periode yang panjang pada pasien dengan nyeri pada penggunaan gigi palsu.Biasanya, pasien dengan epulis fissuratum adalah asimptomatik.

Pemeriksaan FisikPemeriksaan pada pasien epulis fissuratum patient typically ditemukan pembengkakan pada mukosa hiperplastik, dimana meliputi pinggiran dari gigi palsu. Lesi lebih sering pada bagian depan dari gigi palsu. Lesi pada daerah lingual jarang ditemukan. Lesi ini lebih sering pada bagian anterior rahang.Permukaan dari massa epulis fissuratum : halus, biasanya berbentuk ulseran atau papiler. Ukuran dari lesi epulis fissuratum lesion bervariasi; pada beberapa lesi kecil, tapi dapat meliputi seluruh mukosa vestibuler yang kontak dengan gigi palsu.Walaupun sering dalam warna mukosa, eritema juga bisa terjadi, jika terjadi inflamasi. Beberapa lesi muncul mejadi granuloma piogenik, disebabkan proliferasi kapiler.Epulis Fissuratum pada anterior mandibula, pada tempat gigi palsu biasa dipasang. Terlihat fambaran eritema. Pada permukaan lesi biasanya halus seperti pada gambar.EtiologiPenyebab dari epulis fissuratum adalah iritasi kronis ringan pada tempat pemasangan gigi palsu. Biasanya, berhubungan dengan resopsi dari tulang alveolar, supaya gigi palsu dapat bergerak pada mukosa vestibuler, mengakibatkan inflamasi hiperplasi jaringan yang berproliferasi pada tepi gigi palsu tersebut.PerawatanPerawatan Lesi ini dapat dihilangkan dengan eksisi. Selain itu, gigi tiruan yang menjadi timbulnya lesi ini harus diperbaiki hingga dapat memiliki kecekatan yang baik namun tidak memberi tekanan berat terhadap mukosa supaya mencegah iritasi yang lebih beratMeski lesi ini sangat jarang dihubungkan dengan karsinoma sel skuamosa, namun sebagai tindakan preventif sebaiknya dilakukan pemeriksaan mikroskopis pada lesi yang telah dibuang tersebut. massa pada mukosa vestibuler posterior ini, berhubungan dengan penggunaan gigi palsu total. Pada pasien ini, massa sudah berubah menjadi skuamous sel karsinoma.

F. Giant Cell EpulisDefenisi Granuloma giant cell perifer merupakan nodul ekstraosseus yang terdiri dari proliferasi mononuklear dan multinukleasi giant cell yang berhubungan dengan vaskularisasi yang ditemukan pada gingiva atau ridge alveolar.Granuloma giant cell perifer adalah reaksi hiperplastik pada jaringan ikat gingiva yang didominasi oleh komponen seluler histiositik dan endotelial. Kedua jenis sel tersebut bercampur baur dan tersusun pada pola lobular yang dipisahkan oleh jaringan ikat fibrous yang mengandung pembuluh darah sinusoid yang besar.Nama lesi ini diambil dari kecenderungan histiosit mononuklear untuk membentuk giant cell multinukleasi yang luas; lokasi perifer (ekstraosseus) dari lesi ini lebih sempit, lebih cenderung ke tengah (intraosseus); dan gambaran klinis dari lesi gingiva ini mirip dengan respon terhadap granuloma yang reaktif.Faktor-faktor yang mengawali terjadinya lesi tidak diketahui. Lesi mengandung jaringan giant cell mirip dengan yang ditemukan pada bagian lain dari tubuh tetapi utamanya pada tulang.EtiologiPenyebab granuloma giant cell perifer tidak diketahui, meskipun iritasi lokal yang disebabkan oleh plak gigi atau kalkulus, penyakit periodontal, restorasi gigi yang buruk, protesa yang buruk, atau pencabutan gigi, telah dianggap ikut berpartisipasi pada perkembangan lesi ini.Penelitian baru-baru ini, menggambarkan perkembangan dari granuloma giant cell perifer yang berhubungan dengan implan gigi. Granuloma giant cell perifer muncul sebagai akibat dari komplikasi yang tidak umum pada penempatan implan, berkembang dari beberapa bulan sampai beberapa tahun setelah penempatan implan gigi.Gambaran KlinisLesi diawali dengan pembengkakan berbentuk kubah berwarna kemerah-merahan atau keungu-unguan pada papilla interdental atau ridge alveolar. Pada pasien dentulous lesi sering terlihat lebih kemerahan disebabkan oleh adanya ulserasi yang terjadi ketika makanan dikunyah dan mengenai epitelium yang tipis dari massa yang menonjol.Lesi yang lebih luas biasanya mengelilingi satu atau lebih gigi, sering melibatkan ligamen periodontal, termasuk apeks gigi. Lesi ini menyebabkan hilangnya dan bergeraknya gigi. Pada daerah edentulous lesi berbentuk kubah, ungu, dan biasanya mempunyai permukaan yang utuh. Radiografi periapikal umumnya menunjukkan hilangnya lapisan superficial dari tulang kortikal, dan sisa tulang di bagian tengah yang tidak ikut terlibat.Granuloma sel raksasa perifer ditandai oleh suatu pembengkakan berbatas jelas , keras, dan jarang berulserasi. Dasarnya tidak bertangkai, permukaannya licin atau sedikit bergranula dan warnanya merah muda sampai merah ungu tua. Nodula tersebut biasanya beberapa mm sampai 1 cm diameternya, meskipun pembesaran yang cepat dapat menciptakan pertumbuhan besar yang mengganggu pada gigi-gigi disampingnya. Lesi tersebut umumnya tanpa gejala, tatapi karena sifatnya yang agresif, maka tulang alveolar dibawahnya seringkali terlibat dan membuat radiolusensi peripheral cuff superfisial patognomonik.Perawatan Granuloma giant cell perifer dirawat dengan eksisi bedah, termasuk dasar lesi dan kuretasi tulang di bawahnya. Pembuangan yang tidak tuntas mengakibatkan kecenderungan yang jelas untuk kambuh. Pasien dentulous biasanya perlu pengangkatan satu atau lebih banyak gigi dan kuretase soket.Granuloma giant cell perifer memiliki prognosis yang baik.3 Kira-Kira 10% kasus yang dilaporkan dapat kambuh kembali, hal ini mungkin disebabkan oleh pengangkatan yang tidak sempurna.G. Epulis Angiomatosa (Epulis Telangiecticum)Merupakan respon granulasi yang berlebihan yang merupakan reaksi endotel (proliferasi) dan etiologinya disebabkan oleh trauma atau tidak diketahui namun diduga karena hemangioma gingiva. Dikatakan respon berlebihan karena pertumbuhan cepat, berbatas jelas, konsistensi lunak seperti spons, merah cerah dan mudah berdarah. Epulis angiomatosa seringkali di differential diagnosis dengan epulis granulomatosa dan epulis gravidarum.

2. GRANULOMAGranuloma adalah suatu tumor vaskuler benigna yang didapat pada kulit atau membran mukosa yang tampak senagai papul atau nodul vaskular yang cepat sembuh. Granuloma paling tidak menujukkan gejala kecuali untuk nyeri ringan dan cenderung untuk berdarah dengan trauma sedikit atau bahkan tidak ada trauma. Jenis jenis Granuloma dalam Rongga Mulut:DENTAL GRANULOMA Nama lainnya adalah Periapical granuloma, Periodontitis apikalis kronis. Dental granuloma adalah massa jaringan granulasi yang berkaitan dengan apeks giginon vital dan terbentuk sebagai akibat infeksi saluran akar. Secara klinis dental granuloma tidak dapat dibedakan dengan lesi keradangan periapikal lainnya. Untuk membedakan dengan leri periapikal lainnya diperlukan pemeriksaan radiografi. Ukurannya bervariasi, mulai dari diameter kecil yang hanya beberapa milimeter hingga 2 centimeter. Dental granuloma terdiri dari jaringan granulasi yang dikelilingi oleh dinding berupa jaringan ikat fibrous. Pada dental granuloman yang sudah cukup lama, cenderung memberikan gambaran adanya sel plasma, limfosit, neutrofil, histosit, dan eosinofil, serta sel epithelial rest of Malassez. Pada gigi karies perforasi pada pemeriksaan mikrobiologi akan didapatkan mikroaerofilik bacterium acynomices.Tampak gambaran radiolusen dengan batas tepi yang kadang terlihat jelas pada perapikal. Umumnya berbentuk bulat. Gigi yang bersangkutan akan menunjukkan hilangnya gambaran lamina dura. Biasanya tidak disertai adanya resorbsi akar, namun ada juga yang menunjukkan gambaran resorbsi akar. Dental granuloma disebabkan oleh kelainan patologis dari reaksi keradangan pulpa yang berlanjut hingga ke jaringan sekitar apeks. Dental granuloma tidak menimbulkan gejala-gejala yang pasti. Gigi yang bersangkutan akan memberikan respon negative pada perkusi, tes termal, dan tes elektrik pulpa.Treatment yang dapat dilakukan, diantaranya mempertahankan gigi yang masih dapat dipertahankan dengan cara melakukan perawatan saluran akar. Pada gigi yang tidak dapat dilakukan restorasi maka harus dilakukan penyabutan. Kegagalan dalam proses penyembuhan bisa terjadi, karena berubah menjadi bentukan kista, kegagalan perawatan saluran akar, adanya penyakit periodontal. Diagnosis bandingnya adalah Kista radikuler ; abses periapikal.PYOGENIC GRANULOMAGranuloma piogenik adalah suatu tumor vaskuler benigna yang didapat pada kulit atau membran mukosa yang tampak sebagai papul atau nodul vaskular yang cepat tumbuh, dapat berukuran 0,5-1 cm, jarang yang kenyal, warna kemerahan , permukaan licin, mengkilat. Penyakit ini biasanya pada anak-anak, dengan rata-rata umur 6-7 tahun dan jarang pada anak kurang dari 6 bulan dan lesi ini akan berkurang dengan bertambahnya umur. Tempat predileksi sering mengenai muka, jari, gingiva dan daerah lain yang mudah terkena. Diagnosis bandingnya adalah hemangioma karena gambaran klinisnya yang menyerupai pyogenic granuloma yaitu papul atau nodul merah. Penyebab belum diketahui pasti tetapi sejak lalu trauma dianggap sebagai penyebab utama. Bila tidak ditangani maka lesi granuloma pyogenic cenderung menetap. Pada granuloma pyogenic yang kecil dan superfisial dapat terjadi regresi spontan. Penanganan granuloma pyogrnic meliputi bedah eksisi, kauterisasi dan kuretase, laser.CENTRAL GIANT CELL GRANULOMACentral giant cell granuloma diklasifikasikan oleh WHO pada tahun 2005 sebagai lesi idiopatik jinak intraosseous jarang agresif yang terjadi hampir secara eksklusif di rahang. Hal ini paling sering terjadi pada wanita muda (usia