Terminologi Anatomi

download Terminologi Anatomi

of 36

Transcript of Terminologi Anatomi

BAB I PENDAHULUAN

Tubuh merupakan suatu hal yang kita miliki; tanpa tubuh tidak akan mungkin akan ada makhluk hidup; tanpa tubuh tidak mungkin ada kehidupan. Dalam kehidupan sehari-hari, tentunya kita akan selalu menggunakan tubuh yang dikaruniai oleh Tuhan Yang Maha Esa kepada kita, tubuh yang memiliki strukturstruktur yang mirip antara manusia yang satu dengan yang lainnya, meskipun terkadang pada beberapa orang didapati struktur tubuh yang kurang sempurna. Anatomi merupakan salah satu cabang ilmu yang dipelajari dalam kedokteran, kedokteran gigi, maupun ilmu kesehatan terkait lainnya. Anatomi adalah ilmu yang mempelajari struktur tubuh. Pada dasarnya, anatomi dapat dipelajari melalui tiga cara pendekatan, yaitu anatomi sistematis, anatomi regional, dan anatomi klinis. Anatomi mempelajari tubuh manusia hidup pada keadaan statis maupun

dinamis, dan dimanfaatkan dalam ketiga cara pendekatan. Anatomi sistematis mempelajari tubuh sebagai rangkaian berbagai sistem organ; Anatomi regional atau anatomi topografik mempelajari struktur tubuh melalui daerah-daerah tubuh; dan Anatomi klinis mencakup pendekatan regional dan sistemik serta menitikberatkan penerapannya secara klinis.

1

BAB II TERMINOLOGI ANATOMI, OSTEOLOGI UMUM, MYOLOGI UMUM

1.

Istilah-istilah umum anatomi tubuh manusia 1.1. Istilah-istilah untuk anatomi posisi

Gambar 1.1. Bidang median (bidang mediosagital)

2

Bidang

yang

membujur

vertikal

melalui

tubuh

dan

membaginya menjadi sama besar belah kanan dan kiri.

Bidang koronal Bidang vertikal melalui tubuh, tegak lurus terhadap bidang median dan membagi tubuh menjadi bagian depan (frontal) dan bagian belakang (dorsal).

Bidang horizontal Bidang melintang melalui tubuh, tegak lurus terhadap bidang median dan bidang koronal, dan membagi tubuh menjadi bagian atas (superior) dan bagian bawah (inferior).

1.2.

Istilah-istilah untuk macam-macam potongan Longitudinal : bidang yang memotong tubuh vertikal menjadi bagian kanan dan kiri. Transversal : bidang yang memotong tubuh horizontal menjadi bagian atas dan bawah. Obligue : bidang yang memotong tubuh miring atau serong (diagonal).

3

Gambar 1.2. 1.3. Istilah-istilah kata sifat yang menyatakan bidang

Gambar 1.3. Medianus : membagi tubuh menjadi bagian kiri dan kanan.

4

Paramedianus : bidang yang sejajar dan dekat dengan bidang medianus.

Sagital : bidang vertikal melalui tubuh, sejajar dengan bidang median dan memotong tubuh menjadi bagian kiri dan kanan.

Frontalis / Coronalis : bidang yang membagi tubuh menjadi bagian depan dan belakang.

Transversalis : bidang yang membagi tubuh menjadi bagian atas dan bawah.

1.4.

Istilah-istilah untuk kata sifat yang menyatakan arah

5

Gambar 1.4. Medialis : letaknya mendekati bidang median. Contoh : jari kelingking terletak pada sisi medial tangan. Lateralis : letaknya menjauhi bidang median. Contoh : ibu jari terletak pada lateral tangan. Ventralis (Anterior) : letaknya lebih dekat ke depan. Contoh : letak sternum terhadap jantung. Dorsalis (Posterior) : letaknya lebih dekat ke belakang. Contoh : letak kedua ren terhadap intestinum.

6

Cranialis (Superior) : letaknya lebih dekat kepada kepala. Contoh : letak jantung terhadap gaster.

Caudalis (Inferior) : letaknya dekat pada kaki. Contoh : letak gaster terhadap jantung.

Proksimal : letaknya lebih dekat pada batang tubuh atau pangkal. Contoh : letak siku terhadap pergelangan tangan.

Distal : letaknya lebih jauh dari pangkal tubuh. Contoh : letak pergelangan tangan terhadap siku.

Superfisial : letaknya lebih dekat ke atau di permukaan. Contoh : otot-otot lengan bawah terhadap tulangnya (humerus).

Profunda : letaknya lebih jauh dari permukaan. Contoh : humerus terhadap otot.

1.5.

Istilah-istilah untuk menyatakan bangunan yang menonjol Processus : taju (menonjol) tidak tajam. Spina : taju dan tajam, pipih seperti pisau.

7

Tuber : tonjolan yang bulat. Tuberculum : tonjolan bulat yang kecil. Crista : rigi atau tepi. Pecten : tonjolan. Condylus : bonggol bulat pada ujung tulang. Epicondylus : tonjolan puncak pada condylus. Cornus : tanduk. Linea : garis.

1.6.

Istilah-istilah untuk menyatakan bangunan yang melekuk Fossa : nama umum untuk lekukan. Fossula : lekukan kecil. Fovea : lekukan dangkal. Foveola : lekukan kecil dan dangkal. Sulcus : alur. Incisura : lekuk yang yang berkelok-kelok / takik.

8

1.7.

Istilah-istilah untuk lubang, saluran, dan ruangan Foramen : lubang yang bulat. Fisura : celah. Apertura : pintu. Canalis : saluran (lebih besar dari duktus, isinya udara). Duktus : buluh (tempat keluar cairan saliva, kosong). Meautus : liang (biasanya buntu). Cavum : rongga (ruang apertura, berisi udara).

1.8.

Istilah-istilah untuk pergerakan Fleksio : gerakan yang mengecilkan sudut. Ekstensio : gerakan yang membesarkan sudut.

9

Gambar 1.4. Pronasi : rotasi medial lengan bawah dan tangan sehingga telapak tangan menghadap ke belakang. Supinasi : rotasi lateral lengan bawah dan tangan sehingga telapak tangan menghadap ke depan. Circumductio : pergerakan dalam tiga dimensi, membentuk kerucut dengan sumbu diluar bagian itu. Abductio : pergerakan yang menjauhkan dari pusat tubuh. Adductio : pergerakan yang mendekatkan ke pusat tubuh.

10

Exorotatio : gerakan memutar permukaan depan menjauhi median.

Endorotatio : gerakan memutar permukaan depan ke arah median.

Elevasi : menggerakkan anggota tubuh ke atas. Depresi : menggerakkan anggota tubuh ke bawah. Invertio : memutarkan telapak kaki ke arah dalam. Evertio : memutarkan telapak kaki ke arah luar. Protrusi : menggerakkan rahang bawah ke depan. Retrusi : menggerakkan rahang bawah ke belakang.

2.

Tulang manusia Tulang adalah organ yang hidup dan terasa nyeri apabila mengalami cidera, berdarah apabila patah, dan berubah seiring dengan usia. Tulang dilengkapi dengan pembuluh darah, pembuluh limfe, dan saraf, serta dapat diserang penyakit. Tulang yang tudak dipakai mengalami atrofi atau menjadi kecil, misalnya pada ekstermitas yang lumpuh. Tulang mengalami hipertrofi atau membesar apabila harus menanggung beban berlebih selama waktu panjang. 2.1. Jenis-jenis tulang

11

Berdasarkan jaringan penyusun dan sifat-sifat fisiknya : a. Tulang rawan (kartilago) Tulang rawan adalah tulang yang tidak mengandung pembuluh darah dan saraf kecuali lapisan luarnya (perikondrium). Tulang rawan bersifat lentur karena tersusun atas zat interseluler yang berbentuk jelly, yaitu condroithin sulfat yang didalamnya terdapat serabut kolagen dan elastin. Pada zat interselular itu juga terdapat ronggarongga yang disebut lacuna, yang berisi sel tulang rawan yaitu chondrosit. Tulang rawan dibagi menjadi tiga, yaitu : - Tulang rawan elastis Yaitu tulang yang mengandung serabut-serabut elastis dan dapat ditemukan pada daun telinga, tuba eustachii (pada telinga), dan laring. - Tulang rawan fibrosa Tulang yang mengandung banyak sekali bundel-bundel serat kolagen. Sehingga sangat kuat dan lebih kaku. Terdapat pada discus antara tulang vertebrae, dan pada simfisis pubis diantara dua tulang pubis. - Tulang rawan hialin

12

Berwarna putih, sedikit kebiru-biruan, mengandung serat-serat kolagen, dan chondrosit. Ditemukan pada laring, trakea, bronkus, ujung-ujung tulang panjang, tulang rusuk bagian depan, cuping hidung, dan rangka janin. b. Tulang sejati (osteon) Tulang ini berfungsi untuk menyusun berbagai sistem rangka. Tulang ini tersusun atas : Osteoblas : sel pembentuk jaringan tulang Osteosit : sel-sel tulang dewasa Osteoklas : sel-sel penghancur tulang

Berdasarkan matriksnya : a. Tulang kompak Tulang kompak terdiri atas sistem Havers. Setiap Havers terdiri dari saluran Havers (canalis atau saluran), yaitu suatu saluran yang sejajar dengan sumbu tulang, di dalam saluran terdapat pembuluh darah dan saraf. Di sekeliling sistem Havers, terdapat lamela-lamela (zat interseluler yang berkapur) yang konsentris dan berlapis-lapis. Pada lamela terdapat rongga yang disebut lacuna. Di dalam lacuna terdapat osteosit. Lacuna mengarah ke saluran kecil yang disebut canaliculi

13

yang saling berhubungan dengan lacuna di dalam canalis Havers lainnya.

b. Tulang spons Tulang spons adalah tulang yang strukturnya tidak padat seperti tulang kompak, dan matriksnya berongga. Sehingga ia tidak memiliki sistem Havers. Contohnya pada tulang pendek. Berdasarkan bentuknya : a. Tulang panjang / pipa

Gambar 2.1.

14

Tulang panjang disebut juga tulang pipa karena ia bersifat tubular (berbentuk seperti pipa). Contohnya terdapat pada tulang paha(femur), tulang lengan atas (humerus), dan sebagainya. b. Tulang pendek

Gambar 2.2. Merupakan jaringan tulang berongga dan membentuk tulang spons. Contohnya tulang pergelangan tangan dan kaki, serta ruas-ruas tulang belakang. c. Tulang pipih

Gambar 2.3.

15

Contohnya kranium (tulang tengkorak), sternum (tulang dada), scapula (tulang bahu / belikat). d. Tulang tak beraturan

Gambar 2.4. Contohnya rahang dan wajah. e. Tulang sessamoid (ossa sessamoidea) Contohnya di tempat persilangan tendo dengan ujung tulang panjang ekstremitas. 2.2. Istilah-istilah khusus pada tulang : a. Condylus : daerah persendian yang membulat, misalnya condylus lateralis ossis femoris. b. Crista : rigi pada tulang, misalnya crista iliaca. c. Epicondylus : tonjolan diatas condylus, misalnya epicondylis lateralis ossis humeri.

16

d. Facies : permukaan licin dan datar yang merupakan tempat pertemuan dua tulang. e. Foramen : lubang melalui tulang, misalnya foramen obturatum. f. Fossa : lekuk atau daerah yang melesak, misalnya fossa infraspinata os scapula. g. Linea : peninggian berupa garis, misalnya linea musculi solei, linea poplitea ossis tibiae. h. Malleolus : tonjolan yang membulat, misalnya malleolus lateralis ossis fibulae. i. Incisura : takik pada pinggir tulang, misalnya incisura ischiadica major. j. Protuberantia : tonjolan, misalnya protuberantia occipitalis externa. k. Spina : tonjolan menyerupai duri, misalnya spina scapulae. l. Processus spinosus : tonjolan yang taju dan tidak tajam, misalnya processus spinosus vertebrae. m. Trochanter : peninggian besar dan tumpul, misalnya trochanter major femoris. n. Tuberculum : peninggian kecil, misalnya tuberculum majus humeri.

17

o. Tuberositas atau tuber : peninggian yang besar dan membulat, seperti pembengkakan. Misalnya tuber ischiadicum. 2.3. Perkembangan tulang Tulang berkembang melalui dua cara, yaitu dengan mengganti mesenkim atau mengganti tulang rawan. Histologi tulang selalu bersifat sama, baik tulang itu dikembangkan dari selaput ataupun tulang itu berasal dari tulang rawan. Model tulang mesenkimal terbnentuk selama masa embrional dan mulai mengalami penulangan (osifikasi) langsung pada masa fetal; cara pembentukan tulang ini disebut penulangan membranosa. Model tulang dalam bentuk tulang rawan yang terjadi pada masa fetal dari mesenkim dan kemudian diganti dengan tulang pada sebagian besar model bersangkutan. Jenis perkembangan tulang demikian disebut juga penulangan enkondral.

Gambar 2.5.

18

Diafisis adalah badan suatu tulang yang menulang dari suatu pusat penulangan primer. Epifisis adalah bagian tulang yang mengalami penulangan melalui pusat sekunder. Metafisis adalah bagian diafisis yang melebar dan terletak paling dekat pada epifisis. 2.4. Skeletum (Rangka) Secara umum, anatomi endoskeleton terdiri dari dua bagian besar, yaitu : Kerangka atau skeleton aksial (tulang sumbu) yang terbagi lagi menjadi : - Tulang kepala (cranium)

19

Gambar 2.6.

- Tulang leher

Gambar 2.7. - Tulang batang tubuh (sceletum trunci), yang terbagi menjadi : ~ columna vertebralis (tulang belakang)

20

Gambar 2.8. ~ costae (tulang iga)

Gambar 2.9. ~ sternum (tulang dada)

21

Gambar 2.10. Kerangka atau skeleton apendikular (tulang tambahan) yang terbagi lagi menjadi : - Gelang bahu (singulum torakalis) - Ekstremitas (alat gerak)

3.

Otot manusia

22

Gambar 3.1. 3.1. Pembagian otot manusia Otot manusia dibagi menjadi tiga, yaitu : a. Otot rangka

Gambar 3.2.

23

Otot rangka menghasilkan gerak pada kerangka. Otot ini biasa disebut dengan otot volunter karena otot ini dapat diatur sesuai dengan kehendak, tetapi ada beberapa kegiatan otot tersebut yang bersifat otomatis. Contohnya pada otot diafragma yang dapat bekerja secara otomatis, tetapi suatu saat dapat dipengaruhi oleh kemauan. Seperti sewaktu menarik napas panjang. Beberapa otot melekat melalui tendon yang berupa lembaran, yakni aponeurosis atau perluasan berupa selaput. Otot lain berbentuk serong atau obligue, menyerupai kumparan (fusiform), ulir (spiral), segiempat (quadrate), atau mirip ambin (starplike). Otot merupakan alat gerak aktif pada tubuh manusia. Gerakan itu terjadi karena diaktifkannya sejumlah kesatuan motorik yang makin bertambah. Macam-macam gerak otot rangka antara lain : Agonis (penggerak utama) adalah otot terpenting yang diaktifkan pada gerak tubuh. Otot ini berkontraksi secara aktif untuk menghasilkan gerak yang dikehendaki. Antagonis melawan kegiatan agonis; sewaktu agonis

berkontraksi, antagonisnya berangsur berelaksasi sehingga dihasilkan gerak yang rata.

24

Sinergis menghalangi terjadinya gerak pada sendi penyelang (interventing joint), jika otot agonis melalui lebih dari satu sendi, otot sinergis melengkapi kegiatan agonis.

Otot pemantap (fiksator), menetapkan bagian proksimal, ekstermitas sewaktu terjadi gerak di bagian distal.

b. Otot jantung

Gambar 3.3. Otot jantung membnetuk hampir seluruh dinding jantung, yakni myocardium. Meskipun otot jantung terdiri dari serabut bergariss lintang, kontraksi otot jantung tidak bersifat voluntar. Frekuensi denyut jantung diatur oleh suatu pemacu yang terdiri dari serabut otot jantung khusus yang memperoleh persyarafan dari sistem saraf otonom.

25

c. Otot polos

Gambar 3.4. Otot polos membentuk sebagian besar lapisan tengah (tunica media) dinding pembuluh darah terbanyak dan bagian saluran cerna yang berotot. Otot polos memiliki saraf ototnom. Otot polos bekerja secara involunter yang dapat mempertahankan kontraksi parsial selama masa-masa panjang.

3.2. Otot penyuntikan Lokasi penyuntikan dilakukan di daerah yang vaskularisasi (perdarahannya sedikit), diantaranya : Lengan atas

26

Gambar 3.5. Daerah penyuntikan pada lengan atas biasa dilakukan pada otot-otot deltoid karena tidak banyak terdapat pembuluh darah besar dan syaraf sehingga rasanya tidak terlalu nyeri. Lokasi penyuntikan ini sering dilakukan terhadap anak-anak. Daerah antara bokong dan paha (panggul)

27

Gambar 3.6. Penyuntikan di daerah antara bokong dan paha (panggul) biasa dilakukan pada otot-otot gluteal karena otot-otot tersebut tebal dan besar, sehingga terdapat permukaan absorpsi obat yang luas. Penyuntikan dilakukan di bawah jaringan kulit tetapi sebelum otot, oleh karena itu penyuntikan dilakukan dengan mencubit jaringan yang akan disuntik lalu kemudian tusukkan jarum dan masukkan obatnya. 4. Persendian manusia Sendi adalah hubungan antara setiap bagian yang kaku (tulang atau tulang rawan) pada kerangka.

4.1.

Sendi berdasarkan jenis bahan pemersatu sendi

28

a. Sendi fibrosa Disebut juga sendi mati (sinartrosis) karena tidak memungkinkan pergerakan antar tulang. Sendi fibrosa merupakan sendi yang dipisahkan oleh jaringan ikat (jaringan fibrosa). Sutura cranii merupakan contoh jenis sendi fibrosa yang terbentuk pada tulang tengkorak berdekatan melalui persatuan oleh jaringan fibrosa, seringkali berpautan erat sepanjang garis bergelombang. Macam-macam sendi fibrosa :

Gambar 4.1. Fibrotik Sindesmosis

b. Sendi kondral (kartilago)

29

Disebut juga sendi kaku (amfiartrosis) karena memungkinkan gerakan yang terbatas. Sendi yang dipersatukan oleh fibrokartilago atau tulang rawan hialin.

Macam-macam sendi kartilago :

Gambar 4.2. Kartilaginosa primer Kartilaginosa sekunder

c. Sendi sinovial Sendi sinovial merupakan jenis sendi yang paling umum. Sendi ini memungkinkan gerak bebas antara tulang-tulang, sehingga disebut juga sendi gerak (diartrosis) yang ber-hubungan, dan khas bagi hampir semua sendi extremitas. Sendi sinovial memiliki cairan

30

pelumas yang disebut sinovia, dan dilapisi oleh selaput yang disebut membrana synovialis. Macam-macam sendi sinovial : Sendi engsel Sendi engsel (bersumbu satu) hanya memungkinkan fleksi dan ekstensi. Contohnya pada siku, lutut, mata kaki, dan ruas antara jari pertama dan kedua. Sendi pelana Sendi pelana (bersumbu dua) berbentuk seperti pelana. Contohnya pada tulang lengan atas dengan tulang telapak tangan. Sendi datar / lucur / geser Memungkinkan gerak kiri-kanan dan depan-belakang

(bergeser) contohnya sendi antara tulang karpal dan tarsal.

31

Gambar 4.3.

Sendi kisar / pivot / putar Sendi bersumbu satu yang memungkinkan gerakan memutar. Contohnya adalah hubungan antara tulang kepala atau axis (C2) dengan ruas pertama tulang leher atau tulang atlas (C1).

Sendi kondiloid

32

Sendi bersumbu dua, memungkinkan gerak fleksi dan ekstensi, abduksi dan adduksi, serta sirkumduksi. Contohnya articulatio metacarpophalangea jari-jari tangan. Sendi peluru Sendi bersumbu tiga atau banyak, memungkinkan gerak menurut berbagai sumbu, misalnya fleksi-ekstensi, abduksiadduksi, rotasi medial-lateral, dan sirkumduksi. Contohnya tulang lengan atas dengan tulang belikat, dan tulang paha dengan tulang panggul.

33

BAB III KESIMPULAN

Ada banyak terminologi dalam ilmu anatomi, yang secara mendasar dapat digolongkan berdasarkan posisi; bidang; potongan; arah; bangunan yang menonjol dan melekuk; lubang, saluran, dan ruang; dan pergerakan. Osteologi adalah ilmu yang mempelajari mengenai tulang, dimana tulang itu dapat dibedakan berdasarkan jaringan pembentuk dan struktur fisik, yang terbagi lagi menjadi tulang rawan dan tulang sejati; matriks, yang terbagi lagi menjadi tulang kompak dan tulang spons; dan bentuknya, yang terbagi lagi menjadi tulang pipa, tulang pendek, tulang pipih, tulang tak beraturan, dan tulang sessamoid. Susunan kerangka (skeletum) manusia dikelompokkan menjadi tiga yaitu rangka aksial yang terdiri dari rangka kepala (cranium), rangka leher, dan rangka tubuh (sceletum trunci); dan rangka apendikular yang terdiri dari gelang bahu dan ekstremitas. Hubungan antar tulang disebut dengan persendian, yang dibedakan menjadi sendi fibrosa, kondral dan sinovial. Myologi adalah ilmu yang mempelajari mengenai otot, dimana terbagi menjadi otot rangka, jantung, dan polos. otot itu

34

35

DAFTAR PUSTAKA

Snell, Richard S. 2006. Anatomi Klinik. EGC., Jakarta. Moore, Keith L. 2002. Anatomi Klinis Dasar. Hypocrates., Jakarta. Putz, Reinhard.; Pabst, Reinhard. 2007. Atlas Anatomi Manusia Sobotta. EGC., Jakarta. http://belajarbiologi.rumahilmuindonesia.net. 2009. http://portal.cbn.net.id/cbprtl/common/stofriend.aspx. 2009. http://www.e-smartschool.com/pnu/003/PNU0030010.asp. 2009. http://ipabio.blogspot.com. 2009.

36