terlampir 1

download terlampir 1

of 85

Transcript of terlampir 1

  • 8/18/2019 terlampir 1

    1/85

    Pemilihan Pemasok Dan Penentuan Kuantitas Pesan Bahan Baku

    Dengan Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process dan

    Multi Objective Linear Programmin (Studi Kasus : Koperasi Jasa

    Usaha Bersama Puspetasari)

    Disusun oleh :

    Didit Ambardi

    I0304029

    Diajukan Untuk Memenuhi sebagian persyaratan

    Guna Melengkapi Gelar Sarjana Teknik Industri

    Fakultas Teknik

    Universitas Sebelas Maret

    Surakarta

    Fakultas Teknik

    Universitas Sebelas Maret

    Surakarta

    2010

    digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

    commit to users

  • 8/18/2019 terlampir 1

    2/85

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL i

    HALAMAN PENGESAHAN iiHALAMAN VALIDASI iii

    SURAT PERNYATAAN iv

    KATA PENGANTAR  vi

    ABSTRAK  viii

    ABSTRACT ix

    DAFTAR ISI x

    DAFTAR TABEL xii

    DAFTAR GAMBAR  xiii

    BAB I PENDAHULUAN I-1

    1.1. Latar Belakang I-1

    1.2. Perumusan Masalah I-3

    1.3. Tujuan Penelitian I-3

    1.4. Manfaat Penelitian I-3

    1.5. Batasan Masalah I-3

    1.. !sumsi I-4

    1.". #istematika Penulisan I-4

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA II-1

    2.1. Tinjauan $mum Perusahaan II-1

    2.1.1. #ejarah Ber%irin&a Perusahaan II-1

    2.1.2. Bi%ang $saha II-2

    2.1.3 Penga%aan Bahan Baku II-3

    2.2 Manajemen Penga%aan II-5

    2.2.1. Bagian Penga%aan %an Competitive Advantage II-5

    2.2.2. Tugas-tugas Bagian Penga%aan II-"

    2.3 Pemilihan Pemas'k II-1(

    2.4 Pengujian !lat $kur)*uesi'ner II-12

    2.4.1. $ji +ali%itas II-12

    2.4.2. $ji ,eliailitas II-14

    2.5. Multi riteria /e0isi'n Making M/M II-15

    2.. Analytical Hierarchy Process !P II-1

    2..1. *egunaan !P II-12..2. Langkah-langkah !P II-1

    2..3. Pen&usunan #truktur irarki Masalah II-1

    2..4. Pen&usunan Pri'ritas II-1

    2..5. 6igenvalue %an 6igenve0t'r II-21

    2... *'nsistensi II-22

    2..". Penilaian Peran%ingan Multi Partisi7an II-24

    2.". Linear Programming  LP II-25

    2.".1. 8'rmulasi M'%el LP II-25

    2.".2. Bentuk $mum M'%el LP II-2

    2.".3 !sumsi-asumsi M'%el LP II-2

    2.. Penelitian Penunjang II-2

    x

    digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

    commit to users

  • 8/18/2019 terlampir 1

    3/85

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-1

    3.1. I%entifikasi masalah III-2

    3.2. Pengum7ulan %an Peng'lahan /ata III-4

    3.3. !nalisa %an *esim7ulan III-13

    BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA IV-1

    4.1. Pengum7ulan /ata I+-1

    4.1.1. /ata Bahan Baku %an Pemas'k I+-1

    4.1.2. /ata *uesi'ner I+-1

    4.2. Peng'lahan /ata I+-5

      4.2.1. $ji +ali%itas $ji '0hran 9 I+-5

      4.2.2. $ji ,eliailitas I+-

      4.2.3. Pem''tan %engan Met'%e !P I+-

      4.2.4. Penghitungan *'nstanta Pemas'k untuk Tia7 *riteria

    *ualitatif 

    I+-13

      4.2.5. 8'rmulasi M'%el  Multi Objective Linear

     Programming  M:LP

    I+-1

      4.2.. Pen&elesaian M'%el M:LP I+-21

    BAB V ANALISA DAN INTERPRETASI HASIL +-1

    5.1. !nalisa B''t *riteria Pemas'k +-1

    5.2. !nalisa *riteria Pemilihan Pemas'k +-3

    5.3. !nalisa M'%el Multi Objective Linear Programming M:LP +-3

    5.4. Inter7retasi Pemas'k &ang /i7ilih serta *uantitas

    Pemesanann&a

    +-4

    5.5. Persia7an),an0angan Im7lementasi +-5

    B!B +I *6#IMP$L!; /!; #!,!;

    .1. *esim7ulan +I-1

    .2. #aran +I-2

      DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

      Lam7iran 1< 'nt'h kuesi'ner I L-1

      Lam7iran 2< 'nt'h kuesi'ner  II   L-2

      Lam7iran 3< 'nt'h %an reka7itulasi kuesi'ner I+  L-3

    Lam7iran 4< 'nt'h %an reka7itulasi hasil kuesi'ner + L-4

      Lam7iran 5< ,eka7itulasi hasil uji k'nsistensi %an 7enghitungan ''t L-5

      Lam7iran < Persamaan multi objective linear programming  M:LP L-

    Lam7iran < Persamaan single objective %engan aturan minimax L-"

    xi

    digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

    commit to users

  • 8/18/2019 terlampir 1

    4/85

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 LATAR BELAKANG

    Sebuah perusahaan, khususnya perusahaan manufaktur, pasti bekerjasama

    dengan pemasok guna menjamin ketersediaan bahan baku. Beberapa perusahaan

    dihadapkan pada beberapa alternatif pemasok, dimana pemasok tersebut memiliki

    kelebihan dan kekurangan masing-masing. Sehingga terjadilah proses pemilihan

     pemasok sebagai akibat adanya beberapa alternatif pemasok. Pemilihan pemasok

    merupakan masalah pengambilan keputusan yang cukup penting, karena

     pemilihan pemasok yang tepat dapat menurunkan biaya pembelian dan

    meningkatkan daya saing perusahaan (Ghodyspour dan OBrien dalam !lyanak

    dan !rmaneri, "##$%. Oleh karena itu bagian pengadaan pada suatu perusahaan

    memegang peranan yang cukup penting karena bagian ini

    &operasi 'asa saha Bersama (&'B% Puspetasari merupakan sebuah

     perusahaan pakan ternak yang berlokasi di &laten. &'B Puspetasari

    memproduksi pakan ternak sapi dengan merk )utrifeed dengan * macam +arian

     produk ( /", //, B /, B /", B //, dan &0%. Bahan baku

    masing-masing +arian produk pada dasarnya sama (1 2 jenis bahan baku%, yang

    membedakan adalah komposisi masing-masing bahan baku tersebut.

    &'B Puspetasari memperoleh bahan baku dari beberapa pemasok. Pihak

    &'B Puspetasari akan menghubungi beberapa pemasoknya apabila akan

    melakukan pengadaan bahan baku. &emudian pihak pemasok akan mengirimkan

    contoh bahan baku dan memberikan pena3aran harga. &'B Puspetasari akan

    memilih pemasok yang mena3arkan harga yang lebih rendah guna menekan biaya

     produksi. )amun harga yang rendah ternyata tidak dapat menjamin kualitas bahan

     baku. Selain itu masih terdapat beberapa kriteria lain yang harus dipertimbangkan

    dalam penentuan pemasok, antara lain pengiriman, logistik pemasok,

    4-

    digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

    commit to users

  • 8/18/2019 terlampir 1

    5/85

     bisnis5perusahaan pemasok, dan hubungan dengan pemasok. Perusahaan tentu

    saja harus cermat dalam mengambil keputusan dalam pemilihan pemasok karena

    ada beberapa kriteria yang harus dipertimbangkan. Pada kenyataannya,

     pengambilan keputusan bersifat intuitif dengan tidak adanya skala prioritas yang

     jelas antar kriteria. Pengambilan keputusan dengan metode seperti ini tidak dapat

    menjamin konsistensi  dalam   penilaian terhadap calon pemasok serta  dalam

     penggunaan kriteria. Selain itu pengambilan keputusan dengan metode seperti ini

    tidak dapat mengukur tingkat pemesanan optimal untuk pemasok yang terpilih.

    Permasalahan pemilihan pemasok yang melibatkan banyak kriteria dapat

    menyebabkan terjadinya trade-off  (Ghodyspour dan OBrien dalam !lyanak dan

    !rmaneri, "##$%. Selain itu pemilihan pemasok yang hanya didasarkan pada

    kriteria harga sudah tidak tepat lagi dalam konsep S6. Pertimbangan-

     pertimbangan juga harus diberikan kepada kriteria yang lain seperti kualitas,

     pengiriman, fleksibilitas, dan lain sebagainya (!lyanak dan !rmaneri, "##$%.

    Penelitian ini dilakukan untuk memilih pemasok yang tepat bagi &'B

    Puspetasari dan menentukan kuantitas pemesanan bahan baku. Pemilihan

     pemasok dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa kriteria. iharapkan

    dengan pemilihan pemasok yang tepat dapat menurunkan biaya pembelian dan

    dapat meningkatkan daya saing perusahaan. !dapun pemilihan pemasok dan

     penentuan kuantitas pemesanan bahan baku dihitung dengan menggunakan

    kombinasi antara metode analytical hierarchy process (!7P% dan multi objective

    linear programming  (6O8P%. 6etode !7P digunakan untuk menentukan bobot

    tiap kriteria, dimana bobot tersebut akan digunakan dalam persamaan 6O8P.

    Sedangkan 6O8P digunakan untuk menentukan pemasok serta kuantitas

     pemesanan yang optimal dari masing-masing pemasok yang terpilih.

    4-"

    digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

    commit to users

  • 8/18/2019 terlampir 1

    6/85

    1.2 PERUMUSAN MASALAH

    Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana melakukan

     pemilihan pemasok yang tepat dan menentukan kuantitas bahan baku yang

    dipesan dengan mempertimbangkan beberapa kriteria menggunakan metode

    analytical hierarchy process  (!7P% dan multi objective  linear programming

    (6O8P%.

    1.3 TUJUAN PENELITIAN

    9ujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

    . 6enentukan kriteria dan sub kriteria yang digunakan oleh perusahaan

    dalam pemilihan pemasok.

    ". 6enentukan pemasok bahan baku pakan ternak secara tepat.

    /. 6enentukan kuantitas optimal bahan baku yang dipesan ke pemasok yang

    terpilih.

    1.4 MANFAAT PENELITIAN

    6anfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

    . 6emberikan bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam memilih

     pemasok yang tepat dengan mempertimbangkan berbagai macam kriteria.

    ". 6emberikan bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam menetukan

     jumlah pemesanan bahan baku yang optimal.

    1.5 BATASAN MASALAH

    Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    . ;esponden terdiri dari kepala bagian gudang, kepala bagian pengadaan,

    kepala bagian quality control , dan kepala bagian produksi.

    4-/

    digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

    commit to users

  • 8/18/2019 terlampir 1

    7/85

    ". 6odel multi objective linear programming   (6O8P% yang digunakan

    mengacu pada model yang dikembangkan oleh 9ing dan ho ("##2% serta

    eby dan Bayraktar ("##/%.

    /. &riteria dan sub kriteria yang digunakan dalam analytical hierarchy

     process (!7P% mengacu pada penelitian eby dan Bayraktar ("##/%.

    1.6 ASUMSI

    !sumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    . ;esponden memahami pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam

    kuisioner.

    ". ;esponden memberikan penilaian secara jujur.

    /. 9araf signifikansi yang digunakan dalam uji +aliditas dan reliabilitas

    adalah )!78!)

    Bab ini membahas mengenai latar belakang penelitian, perumusan

    masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah,

    asumsi-asumsi dan sistematika penulisan.

    B!B 44 : 94)'!!) PS9!&!

    Bab ini berisi tentang konsep dan teori yang menjadi landasan untuk

     penelitian yang berasal dari berbagai sumber pustaka. !dapun konsep

    dan teori yang diuraikan pada bab ini yaitu mengenai pemilihan

     pemasok, analytical hierarchy process, dan linear programming .

    Selain itu juga diuraikan mengenai tinjauan umum perusahaan guna

    mengetahui karakteristik dari &'B Puspetasari.

    B!B 444 : 6>9OO8OG4 P>)>8494!)

    4-?

    digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

    commit to users

  • 8/18/2019 terlampir 1

    8/85

    Bab ini membahas mengenai langkah-langkah yang dilakukan dalam

    memecahkan permasalahan yang ada, yaitu menentukan pemasok

     bahan baku bagi &'B Puspetasari serta menentukan kuantitas

     pemesanannya. 8angkah-langkah tersebut digambarkan dalam diagram

    alir beserta penjelasan singkat.

    B!B 4@: P>)G6P8!) !) P>)GO8!7!) !9!

    Bab ini menjelaskan data yang diperlukan untuk penyelesaian masalah

    dan pengolahan data yang dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian.

    !dapun data yang diperlukan meliputi data yang berkaitan dengan

     pemasok serta data hasil penyebaran kuesioner. Sedangkan pengolahan

    data yang dilakukan meliputi penghitungan bobot dengan

    menggunakan metode !7P serta penyelesaian model 6O8P.

    B!B @ : !)!84S4S !) 4)9>;P;>9!S4 7!S48

    Pada bab ini akan dilakukan analisis hasil perhitungan dan interpretasi

    hasil pengolahan data yang dilakukan untuk memperoleh kesimpulan.

    B!B @4 : &>S46P8!) !) S!;!)

    Bab ini menguraikan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian.

    Bab ini juga menguraikan saran dan masukan untuk penelitian lebih

    lanjut.

    4-<

    digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

    commit to users

  • 8/18/2019 terlampir 1

    9/85

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

    2.1.1 Sejarah Berdirinya Perusahaan

    Koperasi Jasa Usaha Bersama (KJUB) Puspetasari merupakan lembaga

    usaha yang berakar dan dikembangkan oleh masyarakat pedesaan di Klaten.

    KJUB Puspetasari didirikan pada tanggal 23 April 1! yang ditandai dengan

     per"an"ian ker"asama antara #epartemen Koperasi dengan Cooperative League of

    United State of America ($%U&A). 'si per"an"ian tersebut antara lain tentang

     bantuan proyek untuk BUU#KU# di Kabupaten Klaten Kepulauan Aru Ja*a

    +imur +asikmalaya dan %u*u di &ula*esi &elatan yang diimplementasikan

    dalam sebuah pilot project  dengan nama Puspeta yang merupakan singkatan dari

    Pusat Petani. Upaya ini dilakukan karena melihat 'ndonesia mempunyai potensi

    yang besar untuk mengembangkan perekonomian dari sektor koperasi.

    Pada saat didirikan status KJUB Puspetasari Klaten adalah  Project

     Management Unit (P,U). Pembentukannya sesuai dengan Keputusan #irektorat

    Jenderal Koperasi dengan -omor !3!BKKP+&A'1/0. Untuk

    menindaklan"uti P,U Puspetasari maka pada tahun 1/ dibentuk Pusat

    Pelayanan Koperasi (PPK) Puspeta. +ugas pokoknya adalah membina serta

    mende*asakan kehidupan KU# atau koperasi primer di Kabupaten Klaten. Pada

    a*al berdiri usaha yang di"alankan adalah pusdiklat di bidang peternakan dan

     perikanan distribusi pupuk dan suplai pakan ternak.

    Pada tahun 1// proyek ini dinyatakan selesai. +etapi anggota KU# binaan

    di Klaten dan %u*u tidak bersedia karena Puspetasari dianggap mempunyai aset

    tanah bangunan mesin sumber daya manusia dan perputaran modal. KU#

     binaan tersebut kemudian menga"ukan permohonan ke Kan*il #epartemen

    Koperasi agar Puspetasari tidak dibubarkan dan di"adikan koperasi sekunder.

    ''1

    digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

    commit to users

  • 8/18/2019 terlampir 1

    10/85

    ,aka berdirilah kembali KJUB Puspetasari pada tanggal 30 -oember 1//

    dengan Badan 4ukum 5 11/0B4/6' memiliki beberapa KU# antara lain 5

    KU# Jatinom KU# Pedan KU# Karangnongko KU# Kemalang KU#

    ,anisrenggo Kopti Pedan dan Koperasi Pega*ai -egeri -gesti 7ahayu. Pada

    saat itu tu"uan utamanya adalah untuk pelayanan masyarakat tidak berorientasi

     pada laba. &ekarang ini digunakan untuk bisnis dimana laba akan berpengaruh

     pada tingkat kema"uan usaha.

    2.1.2 Bidang Usaha

    Bidang usaha yang dikembangkan oleh KJUB Puspetasari adalah sebagai

     berikut 5

    a. 'ndustri kayu

    Bidang usaha industri kayu yang dimiliki oleh KJUB Puspetasari adalah

    industri kayu mahoni dan kayu "ati yang berorientasi pada ekspor.

     b. Peternakan dan pertanian

    Usaha dalam bidang peternakan dan pertanian meliputi 5

    • #iisi Pabrik ,akanan +ernak (P,+) -utri8eed ' di Klaten dan

    P,+ -utri8eed '' di ,agetan. Produknya adalah pakan ternak sapi dengan 9

    arian produk yaitu #$ 132 #$ 133 B$ 131 B$ 132 B$ 133 dan K:.

    Pakan ternak "enis #$ merupakan pakan ternak untuk sapi perah (dairy

    cattle). &edangkan pakan ternak "enis B$ dan K: untuk sapi potong (beef

    cattle).

    • #iisi ,ulti8arm di Karangnongko dan Jatinom Klaten. #iisi ini

    mempunyai beberapa unit usaha yaitu 5 sapi potong usaha sapi perah usaha

    ayam potong usaha pupuk organik dan usaha milk cooling unit .

    ;. Perdagangan dan "asa

    Usaha dalam bidang perdagangan dan "asa meliputi 5

    • #iisi

  • 8/18/2019 terlampir 1

    11/85

    • Unit simpan pin"am.

    • Kantor hukum"asa konsultasi hukum dan penga;ara yang terdapat

    di Jatimulya Klaten.

    • Koperasi "asa kesehatan >4usada ,andiri?.

    d. &ektor Agribisnis

    Usaha pada sektor ini merupakan hasil ker"asama dengan P+ $ooperatie

    Bussines 'nternational. Adapun usaha yang di"alankan yaitu 5

    • ,engekspor lada hitam dari %ampung ke Amerika.

    • ,engekspor 6anili setengah matang ke Amerika.

    Pada penelitian ini yang men"adi ob"ek penelitian adalah KJUB Puspetasari

    diisi P,+ -utri8eed ' yang terletak di #ukuh ,ondokan #esa Klepu

    Ke;amatan $eper Kabupaten Klaten.

    2.1.3 Pengadaan Bahan Bau

    Bahan baku yang digunakan oleh KJUB Puspetasari diperoleh dari

     beberapa pemasok. #ata mengenai bahan baku serta pemasoknya dapat dilihat

     pada +abel .1. Adapun proses pengadaan bahan baku di KJUB Puspetasari dapat

    di"elaskan sebagai berikut 5

    1. Bagian produksi melakukan penghitungan kebutuhan bahan baku untuk

    satu periode tertentu. 4asil penghitungan kebutuhan bahan baku tersebut

    kemudian diserahkan ke bagian gudang.

    2. Bagian gudang memeriksa ketersediaan bahan baku. Apabila bahan baku

    yang tersedia men;ukupi maka bahan baku tersebut dapat langsung

    digunakan untuk kegiatan produksi. Apabila bahan baku tidak men;ukupi

    maka bagian gudang membuat da8tar kebutuhan bahan baku (#KB).

    Kemudian #KB diserahkan ke bagian pengadaan.

    3. Bagian gudang menerima #KB kemudian menghubungi pemasok

     pemasok bahan baku.

    ''3

    digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

    commit to users

  • 8/18/2019 terlampir 1

    12/85

    . Pemasokpemasok mengirimkan sampel bahan baku dan memberikan

     pena*aran harga.

    @. Bagian pengadaan menerima sampel bahan baku. Kemudian sampel

    tersebut deberikan ke bagian quality control   ($) untuk dilakukan

     pemeriksaan kualitas bahan baku meliputi tingkat kekeringan bahan baku dan

    aromanya.

    9. Bagian $ memberikan rekomendasi a*al kepada bagian pengadaan

    mengenai pemasok yang dipilih berdasarkan kualitas sampel bahan baku yang

    telah diperiksa.

    !. Bagian pengadaan menghubungi pemasokpemasok yang

    direkomendasikan oleh bagian $ untuk melakukan negosiasi harga dan ;ara

     pembayaran.

    /. Apabila telah ter"adi kesepakatan masalah harga dan ;ara pembayaran

    maka bagian pengadaan segera membuat  purca!ing order   (P) yang

    ditandatangani oleh kepala bagian pengadaan dan pimpinankepala

    operasional. Kemudian P tersebut dikirim ke pemasok yang bersangkutan.

    . Pemasok menerima P. Kemudian bahan baku dikirim sesuai dengan

    yang P.

    10. Bahan baku diterima oleh bagian pengadaan kemudian dilakukan

     pemeriksaan. Pemeriksaan pertama adalah pemeriksaan tonase. Pemeriksaan

     berikutnya adalah pemeriksaan kualitas bahan baku oleh bagian $. Apabila

    kualitas bahan baku yang dikirim tidak sesuai dengan sampel yang

    dita*arkan maka bahan baku tersebut akan dikembalikan. -amun apabila

    telah sesuai maka bahan baku siap diturunkan dari truk untuk dilakukan

     penimbangan bahan baku tiaptiap karung. &etelah ditimbang bahan baku

    dimasukkan ke dalam gudang bahan baku.

    11. Bagian pengadaan membuat nota pembelian. Kemudian nota tersebut

    diserahkan ke bagian administrasi dan keuangan untuk dilakukan pemeriksaan

    ''

    digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

    commit to users

  • 8/18/2019 terlampir 1

    13/85

    dan pen;atatan. &elan"utnya realisasi pembayaran dilakukan oleh bagian

    administrasi dan keuangan. $ara pembayarannya dilakukan sesuai dengan

    kesepakatan a*al antara bagian pengadaan dengan pemasok yang

     bersangkutan

    2.2 MANAJEMEN PEN!A"AAN

    2.2.1 Bagian Pengadaan dan Competitive Advantage

    ,ana"emen pengadaan adalah salah satu komponen utama dalam &$,.

    +ugas dari mana"emen pengadaan adalah menyediakan input berupa barang

    maupun "asa yang dibutuhkan dalam kegiatan produksi maupun kegiatan lain

    dalam perusahaan. Pada perusahaan manu8aktur barang yang harus dibeli oleh

     bagian pengadaan bisa diklasi8ikasikan se;ara umum men"adi (i) bahan baku dan

    komponen untuk kebutuhan produksi (ii) capital equipment   seperti mesin dan

     peralatan "angka pan"ang lainny dan (iii) suku ;adang mesin alat tulis kantor

    dan sebagainya yang biasanya dinamakan maintenance repair" and operating

    (,7)  !upplie!. #i samping itu bagian pengadaan "ug biasanya betugas

    menyediakan "asa seperti "asa transportasi dan pergudangan "asa konsultasi dan

    sebagainya. Pada bagian lain supply ;hain peran bagian pengadaan bisa agak

     berbeda. ,isalnya pda perusahaan ritel tugas utama bagian pengadaan adalah

    mendapatakan barngbarang (mercandi!e) yang akan mereka "ual (re!ale).

    &e;ara tradisional kegiatan ini dianggap hanya merupakan kegitan

     pendukung. Pada tulisannya di 4arard Business 7eie* tahun 1! Amer

    mengemukakan bah*a pimpinan perusahaan ;enderung menilai bah*a bagian

     pengadaan memiliki peran pasi8 dalam organisasi bisnis. Beberapa penulis lain

     pada era itu "uga mengatakan bah*a kegiatan pengadaan pada dasarnya adalah

    kegiatan administrati8 dan tidak memiliki banyak muatan strategis. #i berbagai

     perusahaan pandangan ini ter;ermin dengan rendahnya kuali8ikasi pimpinan

    ''@

    digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

    commit to users

  • 8/18/2019 terlampir 1

    14/85

    maupun sta88 bagian pengadaan. ,ana"er pengadan "uga biasanya tidak terlibat

    dalam keputusankeputusan strategis perusahaan.

    +ahun 1/0an pandangan tersebut mulai berubah. Banyak ahli yang mulai

    menganggp bah*a kegiatan pengadaan adalah kegiatan strtegis. Pandangan ini

    tentu didorong oleh persaingan yang semakin ketat sihingga pelaku bisnis mulai

    sadar bah*a e8isiensi dan value creation tidak hanya perlu dilakukan di bagian

     produksi namun "uga di bagianbagian lain termasuk salah satunya adalah bagian

     pengadaan. ,enekankan pentingnya peran pengadaan sangat relean terutama di

     berbagai perusahaan manu8aktur dimana persentase ongkosongkos material bisa

    men;apai antara 0C !0C dari ongkos sebuah produk akhir. #engan kata lain

    di banyak perusahaan manu8aktur ongkosongkos bahan baku melebihi nilai

    tambah yang diberikan selama proses produksi. 'ni memberikan sinyal yang

    sangat kuat bah*a e8isiensi di bagian pengadaan bisa memberikan kontribusi yang

    ;ukup berarti bagi peningkatan keuntungan ( profit ) sebuah perusahaan.

    Bagian pengadaan tentu tidak hanya berperan se;ara strategis dalam

    men;iptakan keuntungan dari segi ongkos (dengan mendapatkan sumbersumber

     bahan baku komponen ,7 dll dengan harga yang murah). Bagian pengadaan

     "ug punya peran dari aspek competitive advantage  yang lain. Kualitas produk

    yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan manu8aktur akan sangat ditentukan oleh

    kemampuan bagian pengadaan untuk mendapatkan sumbersumber bahan baku

    dan komponen yang berkualitas dan atau men"adi "embatan dalam membina

     pemasokpemasok yang ada dengan berbagai program peningkatan kualitas.

    #alam konteks &$, menyadri bah*a kualitas ditentukan oleh semua pihak

    dalam !upply cain termasuk pemasok tentunya sangatlah penting.

    &eiring dengan meningkatnya tuntutan pelanggan dan semakin pendeknya

    siklus hidup produk pada berbagai sektor industri bagian pengadaan "uga dituntut

    untuk bisa men;iptakan keunggulan dari segi *aktu. &ebagai salah satu 8aktor

    ''9

    digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

    commit to users

  • 8/18/2019 terlampir 1

    15/85

    yang penting dalam kompetisi *aktu bisa sangat menentukan berhasil tidaknya

    supply ;hain dalam pertarungan di pasar. Untuk menudukung keunggulan dari

    segi *aktu bagian pengadaan tentunya bisa memilih pemasok yang memiliki

    kemampuan untuk mengirim barang dalam *aktu yang lebih pendek tnpa harus

    mengorbankan kualitas dan meningkatkan harga. Ke;epatan dan ketepatan *aktu

     pengiriman dari pemasok bukan hanya memungkinkan perusahaan untuk

    memproduksi dan mengirim produk ke pelanggan se;ara tepat *aktu namun "uga

     bisa mengurangi tingkat persediaan bahan baku atau komponen yang harus

    disimpan sehinga "uga akan berakibat pada penghematan biaya.

    Banyak perusahaan yang "uga melibatkan pemasokpemasok kun;i mereka

    dalam kegiatan pengembangan produk. Keterlibatan mereka bisa "adi ;ukup

     penting dalam memberikan masukan tentang ketersediaan material yang

    dibutuhkan untuk memproduksi produk baru. Pemasok "uga biasanya lebih

    mengerti si8atsi8at material yang mereka pasok sehingga keterlibatan mereka bisa

     berman8aat dalam meran;ang produk baru. Keterlibatan mereka se"ak a*al dalam

     proses pengembangan produk akan sangat membantu keseluruhan rantai dalam

    supply ;hain dalam memper;epat time#to#market . Bagi  !upply cain yang

    menghadapi pasar yang dinamis dan menangani produkproduk yang inoati8

    keterlibtan pemasok dalam meran;ang produk baru sangatlah esensial.

    2.2.2 Tugas#$ugas Bagian Pengadaan

    &e;ara umum tugastugas yang dilakukan bagian pengadaan men;akup

    (Pu"a*an 200@) 5

    1. ,eran;ang hubungan yang tepat dengan pemasok. 4ubungan dengan

     pemasok bisa bersi8at kemitraan "angka pan"ang maupun hubungan

    transaksional "angka pendek. ,odel hubungan mana yang tepat tentunya

    tergantung pada banyak hal termasuk diantaranya kritis tidaknya barang yang

    dibeli dari pemasok yang bersangkutan dan besar tidaknya nilai pembelian.

    ''!

    digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

    commit to users

  • 8/18/2019 terlampir 1

    16/85

    Bagian pengadanlah yang punya tugas untuk meran;ang relation!ip portfolio

    untuk semua pemasok. #i samping itu bagian pengadaan "uga perlu

    menetapkan berapa "umlah pemasok yang yang harus dipelihara untuk tiap

     "enis item. Perusahaan mungkin memiliki pemasok utama dan pemasok

     pendamping (;adangan) untuk setiap item.

    2. ,emilih pemasok. Kegiatan memilih pemasok bisa memakan *aktu dan

    sumber daya yang tidak sedikit apabila pemasok yang dimaksud adalah

     pemasok kun;i. Kesulitan akan lebih tinggi kalau pemasokpemasok yang

    akan dipilih berada di man;anegara ( global !upplier!). Untuk pemasok

     pemasok kun;i yang berpotensi untuk men"alin hubungan "angka pan"ang

     proses pemilihan ini bisa melibatkan ealuasi a*al mengundang mereka

    untuk presentasi kun"ungan lapangan ( !ite vi!it ) dan sebagainya. Proses yang

    seperti ini tentu memakan *aktu dan biaya yang besar. Perlu "uga diperhatikan

     bah*a pemilihan pemasokpemasok kun;i hrus se"alan dengan strategi !upply

    cain$ Kalau inoasi adalah salah satu kun;i dalam persaingan kemampuan

     pemasok untuk memasok material dengan spesi8ikasi yang berbeda mungkin

    men"adi pertimbangan yang penting. &ebaliknya pada  !upply cain  yang

     bersaing atas dasar harga pemasok yang mena*arkan barang dengan harga

    murah yang mungkin harus diprioritaskan.

    3. ,emilih dan mengimplementasikan teknologi yang ;o;ok. Kegiatan

     pengadaan selalu membutuhkan bantuan teknologi. +eknologi yang lebih

    tradisional dan lumrah digunakan adalah telepon dan 8aD. #engan mun;ulnya

    internet teknologi pengadaan mengalami perkembangan yang sangta

    dramatis. #e*asa ini banyak perusahaan yang menggunakan electronic

     procurement (e#procurement)  yakni aplikasi internet untuk kegiatan

     pengadaan. #engan e#procurement  perusahaan bisa memiliki katalog

    elektronik yang bisa mengakses berbagai data pemasok dan barang yang

    ''/

    digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

    commit to users

  • 8/18/2019 terlampir 1

    17/85

    dipasok.  %lectronic procurement   bisa "uga membantu perusahaan untuk

    memilih pemasok melalui proses e#auction  atau e#bidding . &pesi8ikasi dan

    kegunaan berbagai aplikasi e#procurement   tentu berbedabeda. Bagian

     pengadan tentunya harus memiliki kemampuan untuk memilih dan

    mengimplementasikan teknologi yang ;o;ok.

    . ,emelihara data item yang dibutuhkan dan data pemasok. Bagian pengadaan

    harus memiliki data lengkap tentang itemitem dan yang dibutuhkan maupun

    data tentang pemasokpemasok mereka. Beberapa data pemasok yan penting

    untuk dimiliki adalah nama dan alamat masingmasing pemasok item apa

    yang mereka pasok harga per unit lead time pengiriman kiner"a masa lalu

    serta kuali8ikasi pemasok. Kuali8ikasi yang dimaksud di sini bisa berupa

    kuali8ikasi umum seperti serti8ikasi '& 000 '& 1000 maupun kuali8ikasi

    khusus yang ditetapkan oleh perusahaan (misalnya certified  atau non#certified

     !upplier ).

    @. ,elakukan proses pembelian. 'ni adalah peker"aan yang paling rutin

    dilakukan oleh bagian pengadaan. Proses pembelian bisa dilakukan dengan

     beberapa ;ara misalnya pembelian rutin dan pembelian dengan melaui tender

    atau lelang (auction). Pembelian rutin dan pembelian dengan tender mele*ati

     prosesproses yang berbeda. Banyak aktiitas negosiasi maupun administrasi

    yang harus dilakukan pada proses pembelian ini.

    9. ,engealuasi kiner"a pemasok. Penilaian kiner"a pemasok "uga peker"aan

    yang sangat penting. #ilakukan untuk men;iptakan daya saing yang

     berkelan"utan. 4asil penilaian ini digunakan sebagai masukkan bagi pemasok

    untuk meningkatkan kiner"a mereka. Bagi perusahaan pembeli kiner"a

     pemasok bisa digunakan sebagai dasar untuk menentukan olume pembelian

    (kalau ada lebih dari satu pemasok untuk item se"enis) maupun untuk

    menentukan peringkat pemasok. Kriteria yang digunakan untuk menilai

    ''

    digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

    commit to users

  • 8/18/2019 terlampir 1

    18/85

     pemasok seharusnya men;erminkan strategi  !upply cain  dan "enis barang

    yang dibeli.

    2.3 PEMI%IHAN PEMAS&K 

    ,emilih pemasok merupakan kegiatan strategis terutama apabila pemasok

    tersebut akan memasok item yang kritis dan atau akan digunakan dalam "angka

     pan"ang sebagai pemasok penting. Kriteria pemilihan adalah suatu hal penting

    dalam pemilihan pemasok. Kriteria yang digunakan tentunya harus men;erminkan

    strategi !upply cain maupun karakteristik dari item yang akan dipasok.

    &e;ara umum banyak perusahaan yang menggunakan kriteriakriteria dasar

    seperti kualitas barang yang dita*arkan harga dan ketepatan *aktu pengiriman.

     -amun sering kali pemilihan pemasok membutuhkan berbagai kriteria lain yang

    dianggap penting oleh perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh #i;kson

    hampir 0 tahun yang lalu menun"ukkan bah*a kriteria pemilihan pemasok bisa

    sangat beragam. +abel 2.1 menun"ukkan 22 kriteria yang diidenti8ikasikan oleh

    #i;kson. Angka pada kolom ke dua menun"ukkan tingkat kepentingan dari

    masingmasing kriteria berdasarkan kumpulan "a*aban dari surey yang direspon

    oleh 1!0 mana"er pembelian di Amerika &erikat. 7esponden diminta memilih

    angka 0 E pada skala likert dimana berarti sangat penting.

    #ari tabel 2.1 tersebut menun"ukkan bah*a ratarata responden melihat

    kualitas (quality) sebagai aspek terpenting dalam memilih pemasok. 4arga ( price)

    ternyata hanya menempati urutan no. @ dan memiliki skor yang se;ara signi8ikan

    lebih rendah dari kualitas dan aspek pengiriman (delivery). -amun tentu sa"a tiap

     perusahaan harus menentukan sendiri kriteriakriteria yang akan digunakan dalam

    memilih pemasok disesuikan dengan strategi !upply cain dan item yang dipasok.

    Ta'e( 2.1 Kriteria pemilihanealuasi pemasok (#i;kson 199)

    Kri$eria S)r

    uality 3@

    ''10

    digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

    commit to users

  • 8/18/2019 terlampir 1

    19/85

    #eliery 3

    Per8orman;e history 30

  • 8/18/2019 terlampir 1

    20/85

    9. ,engurutkan pemasok berdasarkan nilai berbobot tersebut

    2.* PEN!UJIAN A%AT UKUR+KUESI&NER Penelitian adalah sebuah proses atau langkahlangkah yang dilakukan

    se;ara sistematis dan teren;ana untuk meme;ahkan atau men;ari "a*aban

    terhadap masalahmasalah tertentu. Untuk itu peneliti harus memilih peralatan

    yang dapat mengukur se;ara tepat dan konsisten apa yang harus diukur untuk

    men;apai tu"uan penelitian. Proses ini disebut dengan pengu"ian alat ukur.

    Pengu"ian yang dilakukan ada dua yaitu u"i aliditas dan u"i reliabilitas.

    2.*.1 Uji ,a(idi$as

    6aliditas menun"ukkan se"auh mana suatu alat ukur itu mengukur apa yang

    ingin diukur (&ingarimbun dan =8endi 1/). Bila alat ukur tidak alid maka ia

    tidak berman8aat bagi peneliti karena tidak mengukur atau melakukan apa yang

    seharusnya dilakukan. #alam penelitian ini pengu"ian aliditas dilakukan dengan

    menggunakan U"i $o;hran .

    Pada U"i $o;hran peneliti mengeluarkan (menghilangkan) atributatribut

    yang dinilai tidak sah berdasarkan kriteriakriteria statistik yang dipakai sehingga

    unsurunsur subyekti8itas peneliti sama sekali tidak dilibatkan. Peneliti

    memberikan pertanyaan tertutup kepada responden yaitu pertanyaan yang pilihan

     "a*abannya sudah ditentukan. #engan kata lain da8tar atribut sudah tersedia dan

    responden tinggal memilih atribut mana yang dianggap berkaitan dengan

    keputusan yang akan diambil. Untuk itu maka da8tar atribut yang diu"i harus

    lengkap. Jadi sebaiknya terlebih dahulu dilakukan riset pendahuan ( preliminary

    re!earc) untuk menyusun da8tar pilihan atribut selengkap mungkin.

    Adapun langkahlangkah dari U"i $o;hran yaitu5

    1. ,enghitung "umlah responden dari data hasil kuesioner yang

    setu"u bah*a kriteria yang dipertimbangkan dapat di"adikan sebagai kriteria

     penentuan keputusan

    ''12

    digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

    commit to users

  • 8/18/2019 terlampir 1

    21/85

    2. ,embentuk hipotesa5

    40 5 &emua atribut yang diu"i memiliki proporsi "a*aban ?HA? yang sama

    41 5 +idak semua atribut yang diu"i memiliki proporsi "a*aban ?HA? yang

    sama

    3. ,enghitung nilai hit dengan menggunakan rumus5

    ( )

    ∑ ∑

    ∑ ∑

       

      

     −−

    =n

    i

    n

    i

    ii

     j

     j

     j j

    it 

     ' 'k 

    C C k k 

    (2

    2

    21

     ................................................................. (2.1)

    di mana5

    k  I Jumlah kriteria

    C  j I Jumlah responden yang memilih ?HA? pada kriteria ke j

     'i I Jumlah kriteria yang disetu"ui oleh responden kei

    . ,enentukan tabel dengan I 00@ dan dera"at kebebasan (dk) I

    k  E 1 maka akan diperoleh nilai tabel (00@dk) yang berasal dari tabel Ci

    Square i!tribution

    @. ,embandingkan nilai hit dengan tabel

    Jika5 hit L tabel M +olak 40

    hit N tabel M +erima 40

    9. ,enyimpulkan hasil keputusan yang telah diperoleh5

    a. Jika tolak 40  berarti proporsi

     "a*aban ?HA? masih berbeda pada semua atribut. Artinya belum ada

    kesepakatan di antara para responden mengenai atribut sehingga

    diperlukan pengu"ian lan"utan hingga diperoleh keputusan terima 40.

    Pengu"ian lan"utan dilakukan dengan membuang (menghilangkan) kriteria

    yang memiliki proporsi "a*aban ?HA? yang paling ke;il.

     b. Jika terima 40  berarti proporsi

     "a*aban ?HA? pada semua atribut dianggap sama. #engan demikian maka

    ''13

    digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

    commit to users

  • 8/18/2019 terlampir 1

    22/85

    semua responden dianggap sepakat mengenai semua kriteria sebagai 8aktor

    yang dipertimbangkan.

    2.*.2 Uji Re(ia'i(i$as7eliabilitas menun"ukkan se"auh mana suatu pengukuran tanpa bias (bebas

    kesalahan) dan karena itu men"amin pengukuran yang konsisten lintas *aktu dan

    lintas beragam item dalam instrumen. #engan kata lain reliabilitas menun"ukkan

    konsistensi dan stabilitas dari suatu alat ukur. #engan demikian reliabilitas

    men;akup dua hal utama yaitu stabilitas ukuran dan konsistensi internal ukuran

    (&ekaran 2000).

    &tabilitas ukuran menun"ukkan kemampuan sebuah alat ukur untuk tetap

    stabil atau tidak rentan terhadap perubahan situasi apapun. Kestabilan ukuran

    dapat membuktikan kebaikan ( goodne!!) sebuah ukuran dalam mengukur sebuah

    konsep. +eknik untuk mengukur stabilitas alat ukur ada dua yaitu teknik

     pengukuran ulang (te!t#rete!t ) dan tenik paralel form.

    Konsistensi internal ukuran merupakan indikasi homogenitas itemitem

    yang ada dalam ukuran yang menyusun konstruk. #engan kata lain itemitem

    yang ada harus ?sama? dan harus mengukur konsep yang sama se;ara independen

    sedemikian rupa sehingga responden seragam dalam mengartikan setiap item. 4al

    ini dapat dilihat dengan mengamati apakah item dan subset item dalam instrumen

     pengukur memiliki korelasi yang tinggi. +eknik untuk mengukur konsistensi

    internal ukuran ada dua yaitu teknik interitem con!i!tency dan teknik !plit#alf .

    +eknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengukuran

    ulang (te!t#rete!t ). Untuk melakukan teknik te!t#rete!t  responden diminta untuk

    men"a*ab pertanyaan dalam kuesioner sebanyak dua kali. &elang *aktu antara

     pengukuran pertama dan pengukuran ke dua sebaiknya tidak terlalu dekat dan

    tidak terlalu "auh. &elang *aktu antara 1@30 hari umumnya dianggap memenuhi

     persyaratan tersebut. 4asil pengukuran pertama kemudian diu"i dengan hasil

    ''1

    digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

    commit to users

  • 8/18/2019 terlampir 1

    23/85

     pengukuran ke dua menggunakan u"i ;hisOuare. Adapun prosedur

     perhitungannya adalah sebagai berikut.

    a. ,enentukan hipotesis40 5 tidak ada perbedaan antara hasil pengukuran ' dan pengukuran ''

    41 5 terdapat perbedaan antara hasil pengukuran ' dan pengukuran ''

     b. ,enghitung nilai  2

     2I[ ]

    ))()()((

    2)(  2

     ) *C  A )C  * A

    n *C  A)n

    ++++

    −− ................................................ (2.2)

    ;. ,enentukan angka kritik nilai  2  dengan tara8 signi8ikansi @C dan dera"at

    kebebasan (dk) I 1. ,aka diperoleh angka kritik nilai r  (00@ dk) dari +abel

    Angka Kritik -ilai  2.

    d. ,enarik kesimpulan.

    Apabila nilai 2 yang diperoleh di ba*ah nilai kritik maka 40 diterima dan

    disimpulkan bah*a tidak ada perbedaan antara hasil pengukuran ' dan

     pengukuran ''. Atau dapat dikatakan bah*a kuesioner yang disusun adalah

    reliabel. Apabila nilai 2 yang diperoleh melebihi nilai kritik maka 40 ditolak

    dan disimpulkan bah*a terdapat perbedaan antara hasil pengukuran ' dan

     pengukuran '' . Atau dapat dikatakan bah*a kuesioner yang disusun tidak

    reliabel.

    2.- MULTI CRITERIA DECISION MAKING  M/"M0.

     Multi criteria deci!ion making   (,$#,) merupakan suatu metode

     pengambilan keputusan yang didasarkan atas teoriteori prosesproses dan

    metode analitik yang melibatkan ketidakpastian dinamika dan aspek kriteria

     "amak. $akupan umum metode optimasi konensional hanya dibatasi pada satu

    kriteria pemilihan (mono criteria) dimana pemilihan yang diambil adalah pilihan

    yang paling memenuhi 8ungsi ob"ekti8. -amun masalah yang dihadapi

    ''1@

    digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

    commit to users

  • 8/18/2019 terlampir 1

    24/85

    khususnya yang lebih bersi8at praktis tidaklah sesederhana ini. Ada kalanya

     pertimbangan beberapa kriteria (multi criteria) harus dimasukkan ke dalam proses

     pembuatan keputusan. Kondisi ini menyebabkan pendekatan optimasi

    konensional tidak lagi dapat dipergunakan.

    ,$#, dapat dibagi men"adi 2 kategori yaitu  Multi +bjective eci!ion

     Making   (,#,) dan  Multi Attribute eci!ion Making   (,A#,). ,#,

    menggunakan pendekatan optimasi sehingga untuk menyelesaikannya harus

    di;ari terlebih dahulu model matematis dari persoalan yang akan dipe;ahkan.

    ,A#, menggunakan pre8erensi alternati8 sebagai kriteria dalam pemilihan

    tanpa memerlukan model matematis. ,etode  Analytical &ierarcy Proce!!

    (A4P) merupakan bagian dari teknik ,A#,. &edangkan metode  Multi +bjective

     Linear Programming  (,%P) merupakan bagian dari teknik ,#,.

    2. ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS  AHP0

    2..1 Kegunaan AHP

    ,etode A4P dikembangkan oleh +homas %. &aaty selama periode 1!1 E

    1!@ di

  • 8/18/2019 terlampir 1

    25/85

    atau prioritas. ,etode ini "uga menggabungkan kekuatan dari perasaan dan logika

    yang bersangkutan pada berbagai persoalan lalu mensintesis berbagai

     pertimbangan yang beragam men"adi hasil yang ;o;ok dengan perkiraan kita

    se;ara intuiti8 sebagaimana yang dipresentasikan pada pertimbangan yang telah

    dibuat (&aaty 1).

    ,enurut ,ulyono (11) A4P digunakan untuk menemukan skala rasio

     baik dari perbandingan berpasangan yang diskret maupun maupun kontinyu.

    Perbandinganperbandingan ini dapat diambil dari ukuran aktual atau dari skala

    dasar yang men;erminkan kekuatan perasaan dan pre8erensi relati8. A4P memliki

     perhatian khusus tentang penyimpangan dari konsistensi pengukuran dan pada

    ketergantungan di dalam dan di antara kelompok elemen strukturnya. A4P

     banyak ditemukan pada pengambilan keputusan untuk banyak kriteria

     peren;anaan (prediksi) alokasi sumber daya penyusunan matriks input koe8isien

     penentuan prioritas dari strategistrategi yang dimiliki pemain dalam situasi

    kon8lik dan lain sebagainya.

    Kelebihan metode A4P dalam pengambilan keputusan adalah (&aaty

    1)5

    1. #apat menyelesaikan permasalahan yang kompleks dan

    strukturnya tidak beraturan bahkan permasalahan yang tidak terstruktur sama

    sekali.

    2. Kurang lengkapnya data tertulis dan data kuantitati8 mengenai

     permasalahan tidak mempengaruhi kelan;aran proses pengambilan keputusan

    karena penilaian merupakan sintesis pemikiran berbagai sudut pandang

    responden.

    3. &esuai dengan kemampuan dasar manusia dalam menilai suatu hal

    sehingga memudahkan penilaian dan pengukuran elemen.

    2..2 %angah (angah AHP

    ''1!

    digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

    commit to users

  • 8/18/2019 terlampir 1

    26/85

    &e;ara umum langkahlangkah dasar dari A4P di"elaskan se;ara ringkas

    sebagai berikut 5

    1. ,ende8inisikan masalah dan menetapkan tu"uan. Bila A4P

    digunakan untuk memilih alternati8 atau penyusunan prioritas alternati8 maka

     pada tahap ini dilakukan pengembangan alternati8.

    2. ,enyusun masalah dalam struktur hirarki. &etiap permasalahan

    yang kompleks dapat ditin"au dari sisi yang detail dan terstruktur.

    3. ,enyusun prioritas untuk tiap elemen masalah pada tingkat

    hirarki. Proses ini menghasilkan bobot elemen terhadap pen;apaian tu"uan

    sehingga elemen dengan bobot tertinggi memiliki prioritas penanganan.

    %angkah pertama pada tahap ini adalah menyusun perbandingan berpasangan

    yang ditrans8ormasikan dalam bentuk matriks sehingga matriks ini disebut

    matriks perbandingan berpasangan.

    . ,elakukan pengu"ian konsistensi terhadap perbandingan antar

    elemen yang didapatkan pada tiap tingkat hirarki. Konsistensi perbandingan

    ditin"au dari per matriks perbandingan dan keseluruhan hirarki untuk

    memastikan bah*a urutan prioritas yang dihasilkan didapatkan dari suatu

    rangkaian perbandingan yang masih berada dalam batasbatas pre8erensi yang

    logis. &etelah melakukan perhitungan bobot elemen langkah selan"utnya

    adalah melakukan pengu"ian konsistensi matriks.

    Adapun pen"elasan se;ara terperin;i dari langkahlangkah di atas serta

     pen"elasanpen"elasan tambahan akan diuraikan pada subbabsubbab berikutnya.

    2..3 Penyusunan S$ru$ur Hirari Masa(ah

    4irarki masalah disusun untuk membantu proses pengambilan keputusan

    dengan memperhatikan seluruh kriteria keputusan yang terlibat dalam sistem.

    &ebagian besar masalah men"adi sulit untuk diselesaikan karena proses

    ''1/

    digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

    commit to users

  • 8/18/2019 terlampir 1

    27/85

     peme;ahannya dilakukan tanpa memandang masalah sebagai suatu sistem dengan

    suatu struktur tertentu.

    Pada tingkat tertinggi dari hirarki dinyatakan tu"uan sasaran dari sistem

    yang di;ari solusi masalahnya. +ingkat berikutnya merupakan pen"abaran dari

    tu"uan tersebut. &uatu hirarki dalam A4P merupakan pen"abaran kriteria yang

    tersusun dalam beberapa tingkat dengan setiap tingkat men;akup beberapa

    kriteria homogen.

    2..* Penyusunan Pri)ri$as

    &etiap kriteria yang terdapat dalam hirarki harus diketahui bobot relati8nya

    satu sama lain. +u"uannya adalah untuk mengetahui tingkat kepentingan pihak

     pihak yang berkepentingan dalam permasalahan terhadap kriteria dan struktur

    hirarki atau sistem se;ara keseluruhan.

    4al pertama yang dilakukan dalam menentukan prioritas kriteria adalah

    menyusun perbandingan berpasangan yaitu membandingkan dalam bentuk

     berpasangan seluruh kriteria untuk setiap sub sistem hirarki. Perbandingan

    tersebut kemudian ditrans8ormasikan dalam bentuk matriks perbandingan

     berpasangan untuk analisis numerik.

    ,isalkan terdapat suatu sub sistem hirarki dengan kriteria C  dan se"umlah n

    kriteria diba*ahnya  Ai  sampai An. Perbandingan antar kriteria untuk sub sistem

    hirarki itu dapat dibuat dalam bentuk matriks n D n seperti pada +abel 2.2.

    Ta'e( 2.2 ,atriks perbandingan berpasangan

    C A1  A2  A3 .  An A1

     A2

     A3

    .

    a11a21

    a31

    Q..

    a12a,,

    a32

    Q..

    a13a23

    a33

    Q..

    Q.

    Q.

    Q.

    Q.

    a-na,n

    a.n

    Q..

    ''1

    digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

    commit to users

  • 8/18/2019 terlampir 1

    28/85

     An an1 an2 an3 Q. ann

     -ilai a11 adalah nilai perbandingan elemen  A-  (baris) terhadap  A- (kolom) yang

    menyatakan hubungan5

    • &eberapa "auh tingkat kepentingan  A1  (baris) terhadap

    kriteria C  dibandingkan dengan A1 (kolom) atau

    • &eberapa "auh dominasi A1 (baris) terhadap A1 (kolom) atau

     -ilai numerik yang dikenakan untuk seluruh perbandingan diperoleh dari

    skala perbandingan yang disebut &aaty pada +abel 2.3. Angkaangka absolut pada

    skala tersebut merupakan pendekatan yang amat baik terhadap perbandingan

     bobot elemen  A-  terhadap elemen  A j. &aaty menyusun angkaangka absolut

    sebagai skala penilaian berdasarkan kemampuan manusia untuk menilai se;ara

    kualitati8 yaitu melalui ungkapan sama lemah kuat amat kuat dan absolut atau

    ekstrim.

    #alam penilaian kepentingan relati8 dua elemen berlaku aksioma

    reciprocal  artinya "ika elemen  /   dinilai 3 kali lebih penting dibanding  j  maka

    elemen j harus sama dengan 13 kali pentingnya dibanding elemen i. di samping

    itu perbandingan dua elemen yang sama akan menghasilkan angka 1 artinya

    sama penting. #ua elemen yang berlainan dapat sa"a dinilai sama penting. Jika

    terdapat n elemen maka akan diperoleh matriks pair0i!e compari!on berukuran n

    D  n.  Banyaknya penilaian yang diperlukan dalam menyusun matriks ini adalah

    2

    )1(   −nn

    karena matriksnya reciprocal  dan elemenelemen diagonal sama dengan

    1.

    Ta'e( 2.3 &kala Penilaian Perbandingan

    Tinga$

    e4en$ingan

    "e5inisi Penje(asan

    1 &ama pentingnya Kedua elemen mempunyai pengaruh yang sama

    3 &edikit lebih penting Pengalaman dan penilaian sedikit memihak satu

    elemen dibandingkan dengan pasangannya.

    @ %ebih penting Pengalaman dan penilaian sangat memihak satu

    ''20

    digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

    commit to users

  • 8/18/2019 terlampir 1

    29/85

    elemen dibandingkan dengan pasangannya.

    ! &angat penting &atu elemen sangat disukai dan se;ara praktis

    dominasinya sangat nyata dibandingkan

    dengan elemen pasangannya.

    ,utlak lebih penting &atu elemen terbukti mutlak lebih disukai

    dibandingkan dengan pasangannya pada

    tingkat keyakinan tertinggi.

    2 9 / -ilai di antara dua penilaian

    yang berdekatan

    #iberikan bila terdapat keraguan penilaian

    antara dua penilaian yang berdekatan.

     'eciprocal

    (kebalikan)

    a jiI1aij Jika elemen i memiliki salah satu angka di atas

    ketika dibandingkan elemen j maka j memiliki

    nilai kebalikanny ketika dibandingkan elemen i.

    &umber5 &aaty 1

    2..- Eigen6a(ue dan Eigen6e7$)r

    Apabila seseorang yang sudah memasukkan persepsinya untuk setiap

     perbandingan antara kriteriakriteria yang berada dalam satu leel atau yang dapat

    diperbandingkan maka untuk mengetahui kriteria mana yang paling disukai atau

     paling penting disusun sebuah matriks perbandingan. Bentuk matriks ini adalah

    simetris atau biasa disebut dengan matriks bu"ur sangkar. Apabila ada tiga kriteria

    yang dibandingkan dalam satu leel matriks maka matriks yang terbentuk adalah

    matriks 3 D 3. $iri utama dari matriks perbandingan yang dipakai model A4P

    adalah kriteria diagonalnya dari kiri atas ke kanan ba*ah adalah 1 karena yang

    dibandingkan adalah dua kriteria yang sama. &elain itu sesuai dengan sistematika

     berpikir otak manusia matriks perbandingan yang dibentuk bersi8at matriks

    resiprokal (reciprocal ) misalnya kriteria A lebih disukai dengan skala 3

    dibandingkan kriteria B maka dengan sendirinya kriteria B lebih disukai dengan

    skala 13 dibandingkan A.

    &etelah matriks perbandingan untuk sekelompok kriteria telah selesai

    dibentuk maka langkah berikutnya adalah mengukur bobot prioritas setiap kriteria

    tersebut dengan dasar persepsi seorang ahli yang telah dimasukan dalam matriks

    tersebut. 4asil akhir perhitungan bobot prioritas tersebut merupakan suatu

     bilangan desimal di ba*ah satu dengan total prioritas untuk kriteriakriteria dalam

    satu kelompok sama dengan 1. $ara yang paling akurat dalam penghitungan bobot

    ''21

    digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

    commit to users

  • 8/18/2019 terlampir 1

    30/85

     prioritas untuk matriks perbandingan yaitu dengan operasi matematis berdasarkan

    operasi matriks dan ektor yang dikenal dengan nama %igenvektor .

     %igenvektor adalah sebuah ektor yang apabila dikalikan sebuah matriks

    hasilnya adalah ektor itu sendiri dikalikan dengan sebuah bilangan skalar atau

     parameter yang tidak lain adalah eigenvalue. Bentuk persamaannya sebagai

     berikut5

    Α . 0 =λ  $ 0 ............................................................................. (2.3)

    dengan

    01 eigenvektor 

    λ 1 eigenvalue

    Α1 Matrik! bu"ursangkar 

     %igenvektor  biasa disebut sebagai ektor karakteristik dari sebuah matriks

     bu"ursangkar sedangkan eigenvalue merupakan akar karakteristik dari matriks

    tersebut. ,etode ini yang dipakai sebagai alat pengukur bobot prioritas setiap

    matriks perbandingan dalam model  A&P   karena si8atnya lebih akurat dan

    memperhatikan semua interaksi antar kriteria dalam matriks. Kelemahan metode

    ini adalah sulit diker"akan se;ara manual terutama apabila matriksnya terdiri dari

    tiga kriteria atau lebih sehingga memerlukan bantuan program komputer untuk

    meme;ahkannya.

    2.. K)nsis$ensi

    &alah satu asumsi utama model A&P  yang membedakannya dengan model

    model pengambilan keputusan lain adalah tidak adanya syarat konsistensi mutlak.

    Karena model A4P yang memakai persepsi manusia sebagai inputnya maka

    ketidakkonsistensian mungkin ter"adi karena manusia memiliki keterbatasan

    dalam menyatakan persepsinya se;ara konsisten terutama kalau harus

    membandingkan banyak kriteria. Berdasarkan kondisi ini maka manusia dapat

    menyatakan persepsinya dengan bebas tanpa ia harus berpikir apakah persepsinya

    tersebut akan konsisten nantinya atau tidak.

    ''22

    digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

    commit to users

  • 8/18/2019 terlampir 1

    31/85

    Pengukuran kon!i!ten!i  dari suatu matriks itu sendiri didasarkan atas

    eigenvalue maksimum. #engan eigenvalue maksimum inkonsistensi yang biasa

    dihasilkan matriks perbandingan dapat diminimumkan. 7umus dari indeks

    konsistensi adalah5

    $' I (λ  maks − n ) / (n − 1) .............................................................. (2.)

    #engan

    $'  2 'ndeks Konsistensi

    λ  mak! 2 eigenalue maksimum

    n 2 rde matriks

      %igenvalue maksimum suatu matriks tidak akan lebih ke;il dari nilai n

    sehingga tidak mungkin ada nilai $' yang negati8. ,akin dekat eigenalue

    maksimum dengan besarnya matriks makin konsisten matriks tersebut dan

    apabila sama besarnya maka matriks tersebut konsisten 100 C atau inkonsistensi

    0C. #alam pemakaian seharihari $' tersebut biasa disebut indeks inkonsistensi

    karena rumus di atas memang lebih ;o;ok untuk mengukur inkonsistensi suatu

    matriks.

    'ndeks inkonsistensi di atas kemudian diubah ke dalam bentuk rasio

    inkonsistensi dengan ;ara membaginya dengan suatu indeks random. 'ndeks

    random menyatakan ratarata konsistensi dari matriks perbandingan berukuran 1

    sampai 10 yang didapatkan dari suatu eksperimen oleh +ak 'idge 3ational

     Laboratory dan kemudian dilan"utkan oleh 4arton Scool$ 

    Ta'e( 2.* 'ndeks randomrandom inde5 (7')

    rde

    matriks

    1 2 3 @ 9 ! / 10

    7' 0 0 0.@/ 0. 1.12 1.2 1.32 1.1 1.@ 1.

     '/ 

    C/ C'   = ...................................................................................... (2.@)

    dengan

    C'  I rasio konsistensi

    ''23

    digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

    commit to users

  • 8/18/2019 terlampir 1

    32/85

    $' I indeks konsistensi

     '/   I indeks random

    &elan"utnya konsistensi responden dalam mengisi kuesioner diukur.

    Pengukuran konsistensi ini dimaksudkan untuk melihat ketidakkonsistenan respon

    yang diberikan responden. &aaty telah menyusun nilai $7 yang diiFinkan adalah

    $7 N 0.1.

    2..8 Peni(aian Per'andingan Mu($i Par$isi4an

    Penilaian yang dilakukan oleh banyaknya partisipan akan menghasilkan

     pendapat yang berbeda satu sama lain.  Analytical ierarcy proce!!  hanya

    memerlukan satu "a*aban untuk matriks perbandingan. Jadi semua "a*aban dari

     partisipan harus diratarata. Untuk ini &aaty memberikan metode perataan dengan

    ratarata geometrik ( geometric mean). 7atarata geometrik dipakai karena

     bilangan yang dirataratakan adalah deret bilangan yang si8atnya rasio dan dapat

    mengurangi gangguan yang ditimbulkan salah satu bilangan yang terlalu besar

    atau terlalu ke;il (Brod"onegoro dan Utama dalam -ugroho 200@).

    +eori ratarata geometrik menyatakan bah*a "ika terdapat partisipan yang

    melakukan perbandingan berpasangan maka terdapat n  "a*aban untuk setiap

     pasangan. Untuk mendapatkan nilai tertentu dari semua nilai tersebut masing

    masing nilai harus dikalikan satu sama lain kemudian hasil perkalian itu

    dipangkatkan dengan -6n. &e;ara matematis dituliskan sebagai berikut5

    aij 2 (7 -$  7 , $  7 .87 n )-6n   .............................................................. (2.9)

    dengan

    aij  I nilai ratarata perbandingan berpasangan antara kriteria  Ai dengan

     A j untuk n partisipan

     7 i 2  nilai perbandingan antara kriteria  Ai dengan A j untuk partisipan i

    dengan i I1 2 Qn

     n I "umlah partisipan

    ''2

    digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

    commit to users

  • 8/18/2019 terlampir 1

    33/85

    2.8 %INEAR PR&!RAMMIN! %P0

     Linear programming  (%P) merupakan salah satu teknik operation re!earc

    yang digunakan paling luas dan diketahui dengan baik. %P berkaitan dengan

     pen"elasan dunia nyata sebagai suatu model matematis yang terdiri dari sebuah

    8ungsi tu"uan linier dan beberapa kendala linier.

    2.8.1 9)r:u(asi M)de( %P

    %angkahlangkah dalam membuat 8ormulasi %P se;ara umum ada tahapan

    yaitu5

    1. ,enentukan 8ungsi tu"uan

    2. ,enentukan ariabel yang tak diketahui (ariabel keputusan) dan

    dinyatakan dalam simbol matematis.

    3. ,embentuk 8ungsi tu"uan yang ditun"ukkan sebgai suatu hubungan

    linier dari ariabel keputusan.

    . ,enentukan semua kendala masalah tersebut dan mengekspresikan

    dalam persamaan atau pertidaksamaan yang "uga merupakan hubungan linier

    dari ariabel keputusan yang men;erminkan keterbatasan masalah itu.

    2.8.2 Ben$u U:u: M)de( %P

    Pada setiap masalah %P ditentukan riabel kepususan 8ungsi tu"uan dan

    sistem kendala yang bersamasama membentuk suatu model matematis. Bentuk

    umum dari model %P adalah (,ulyono 11)5

    :ungsi tu"uan5 maksimasiminimasi 5

    R I ∑=

    n

     j

     j j 5c1

     QQQQQQQQQQQQQQQQQQQ. (2.!)

    dengan sistem kendala 5

    aij 5ij (S I T) bi untuk semua i (iI1 2 Q m) QQQQQ... (2./)

     5 j T 0 QQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQ. (2.)

    keterangan 5

     5 j 5 ariabel keputusan

    ''2@

    digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

    commit to users

  • 8/18/2019 terlampir 1

    34/85

    R 5 8ungsi tu"uan

    c j 5 sumbangan per unit kegiatan j

    bi 5 "umlah sumber daya ke i (iI12 Q. m)

    aij 5 banyaknya sumber daya i yang dikonsumsi sumber daya j

    2.8.3 Asu:si#asu:si M)de( %P

    ,odel %P mengandung asumsiasumsi implisit tertentu yang harus dipenuhi

    agar de8inisinya sebagai masalah %P men"adi absah. Berikut ini adalah asumsi

    asumsi dalam model %P (,ulyono 11)5

    1.  Linearity

    &yarat utama dari %P adalah bah*a 8ungsi tu"uan dan semua kendala harus

    linier. Jika suatu kendala melibatkan 2 ariabel keputusan dalam diagram

    dimensi dua ia akan berupa garis lurus. Begitu "uga suatu kendala yang

    melibatkan tiga ariabel akan menghasilkan suatu bidang datar dan kendala

    yang melibatkan n ariabel akan menghasilkan yperplane (bentuk geometris

    yang rata) dalam ruang berdimensi n.

    Kata linear   se;ara tidak langsung mengatakan bah*a hubungannya

     proporsional yang berarti tingkat perubahan atau kemiringan hubungan

    8ungsional itu adalah konstan dan karena itu perubahan nilai ariabel akan

    mengakibatkan perubahan relati8 nilai 8ungsi dalam "umlah yang sama.

    2.  Additivity

    Asumsi  Additivity adalah bah*a untuk setiap 8ungsi nilai 8ungsi total dapat

    diperoleh dengan men"umlahkan kontribusikontribusi indiidual dari masing

    masing kegiatan. Aktiitas (ariabel keputusan) tidak saling mempengaruhi

    dalam menentukan nilai 8ungsi tu"uan sehingga nilai 8ungsi tu"uan merupakan

     pen"umlahan kontribusi setiap ariabel keputusan atau dengan kata lain

    kenaikan 8ungsi tu"uan yang diakibatkan oleh suatu aktiitas dapat

    ditambahkan tanpa mempengaruhi bagian nilai 8ungsi tu"uan yang diperoleh

    dari aktiitas yang lain.

    ''29

    digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

    commit to users

  • 8/18/2019 terlampir 1

    35/85

    3.  ivi!ibility

    Asumsi ini berarti bah*a nilai solusi yang diperoleh ( 5 j) tidak harus berupa

     bilangn bulat. 'ni berarti nilai  5 j  dapat ter"adi pada nilai pe;ah manapun.

    Karena itu keputusan merupakan ariabel kontinyu sebagai la*an dari

    ariabel diskrit atau bilangan bulat.

    .  etermini!tic

    #alam %P semua parameter model (c j " aij " dan bi) diasumsikan diketahui

    konstan. %P se;ara tak langsung mengasumsikan suatu masalah keputusan

    dalam suatu kerangka statis dimana semua parameter diketahui dengan

    kepastian. #alam kenyataannya parameter model "arang bersi8at

    deterministik karena mereka men;erminkan kondisi masa depan maupun

    sekarang dan keadaan msa depan "arang diketahui se;ara pasti.

    2.; PENE%ITIAN PENUNJAN!

    Penelitian yang digunakan sebagai penun"ang dalam penelitian ini adalah

    sebagai berikut.

    1. Penelitian dari +am dan +ummala (2000) yang ber"udul  An

     Application of 9e A&P in :endor Selection of A 9elecommunication Sy!tem.

    Penelitian ini bertu"uan memilih endor sistem telekomunikasi untuk sebuah

     perusahaan telekomunikasi dimana alternati8nya ada 3 yaitu sistem A sistem

    B dan sistem $$ Pengambilan keputusan pemilihan alternati8 endor sistem

    telekomunikasi ini merupakan proses yang kompleks karena di dalamnya

    melibatkan banyak partisipan dan "uga melibatkan banyak kriteria dalam. leh

     peneliti permasalahan seperti ini diusulkan untuk diselesaikan dengan

    menggunakan metode A4P Karena metode A4P menggunakan pendekatan

    yang logis dan sistematis dalam menyelesaikan permasalahan dengan

    karakteristik multi partisipan multi kriteria.

    ''2!

    digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

    commit to users

  • 8/18/2019 terlampir 1

    36/85

    %angkah yang pertama yang dilakukan adalah mengidenti8ikasi 8aktor

    strategis dalam pemilihan endor kriteria dan sub kriterianya. Kemudian

    di8ormulasikan ke dalam model A4P. Adapun struktur hirarki model

     pengambilan keputusannya dapat dilihat pada gambar 2.1.

    %angkah berikutnya adalah menghitung bobot global tiap sub kriteria dan

    rating   untuk tiap alternati8 endor sistem telekomunikasi. #ari hasil

     perhitungan tersebut kemudian dapat diperoleh bobot prioritas tiap endor

    dengan ;ara mengalikan bobot global sub kriteria dengan rating  tiap alternati8

    endor sistem telekomunikasi. Adapun hasil perhitungan bobot prioritas

    sistem A sistem B dan sistem $ adalah 0.2// 0.20 0.120. &ehingga

    endor sistem telekomunikasi yang dipilih adalah endor sistem $ karena

    memiliki bobot prioritas yang paling besar.

    6endor sele;tion o8 a tele;ommuni;ation system

    $ost uality

    $apital

    eDpenditure

    perating

    eDpenditure+e;hni;al perational 6endor  

    $apital

    inestment

    Unit ;ost

    $ost o8

    net*ork mgt

    system

    perating

    ;ost

    ,aintenn;e

    ;ost

    $ost o8

    support

    seri;es

    :eatures(;hara;teristi;s

    &ystem ;apa;ity

    &ystem reliability(

    aailibility

    &ystem per8orman;e

    $omply to standards

    'nteropability *ith other

    system

    :uture te;hnology

    deelopment

    &ystem redundan;y

    Upgradability o8

    hard*are so8t*are

    =ase o8 operation

    Per8orman;e monito ring

    ;apabilities

    :ault diagnosis

    ;apabilities

    Billing 8leDibility

    &ystem se;urity 8eatures

    #eliery lead time

    uality o8 support

    seri;e

    =Dperien;e in related

     produ;ts

    Problem soling

    ;apabilities

    &upplierVs eDperties

    6endorVs reputation

    utstanding Good Aerage :air  Poor 

    &ystem A &ystem B &ystem $

    %eel 15

    Goal

    %eel 25

    &trategi; 'ssues

    %eel 35

    $riteria

    %eel 5

    &ub;riteria

    %eel @5

    7ating s;ale

    %eel 95

    Alternaties

    !a:'ar 2.1 4irarki model pengambilan keputusan

     pemilihan endor sistem telekomunikasi.

    ''2/

    digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

    commit to users

  • 8/18/2019 terlampir 1

    37/85

    &umber 5 +am dan +ummala (2001)

    2. Penelitian dari $ebi dan Bayraktar (2003) yang ber"udul  An

     /ntegrated Approac for Supplier Selection.

    Penelitian ini bertu"uan untuk menentukan pemasok bahan baku bagi sebuah

     perusahaan makanan di 'stanbul. +erdapat / bahan baku yang digunakan oleh

     perusahaan tersebut. ,asingmasing bahan baku dipasok oleh 3 perusahaan.

    #alam pemilihan pemasok ini melibatkan banyak kriteria yang bertentangan.

    Untuk dapat menyelesaikan permasalahan seperti ini maka peneliti

    mengusulkan untuk menggunakan integrasi antara model le5icograpic goal

     programming   (%GP) dan analytic ierarcy proce!!  (A4P) dimana di

    dalamnya melibatkan 8aktor kualitati8 dan kuantitati8. ,odel %GP digunakan

    karena 8ungsi tu"uan yang ingin di;apai lebih dari satu (multi objective

     function). &edangkan model A4P digunakan karena melibatkan banyak

    kriteria di dalam pemilihan pemasok.

    :ungsi tu"uan dalam model ini ada 5 kualitas (quality) pengiriman

    (delivery) biaya (co!t ) dan utilitas (utility function). :ungsi tu"uan >utilitas?

    merupakan suatu koe8isien yang merepresentasikan skor pemasok. Untuk

    mendapatkan skor pemasok digunakan model A4P dengan menggunkan

     bantuan  !oft0are  =Dpert $hoi;e dalam proses penghitungannya. Adapun

    struktur hirarki model A4P nya dapat dilihat pada Gambar 2.3.

    %angkah selan"utnya adalah menyelesaikan model %GP dimana model ini

    memiliki 8ungsi tu"uan (seperti yang telah di"elaskan sebelumnya). ,odel

    %GP diselesaikan dengan menggunakan bantuan  !oft0are 

  • 8/18/2019 terlampir 1

    38/85

    &upplier =aluation

    %ogisti;s +e;hnologi; Business 7elationship

    %ead time

    &upply lots

    :leDibility

    #eliery

    ;onditions

    $apa;ity

    'nol.

    'mpro.

    e88ort

    Problem

    soling

    7eputation

    :inan;ial

    strength

    ,ngmnt.

    $ommuni.

    Past

    eDperien;e

    &ales repres.

    &upplier 1 &upplier 2 &upplier 3

    !a:'ar 2.2 4irarki model A4P untuk ealuasi pemasok 

    &umber 5 $ebi dan Bayraktar 

    3. Penelitian dari +ing dan $ho (200/) yang ber"udul  An /ntegrated

     Approac for Supplier Selection and Purca!ing deci!ion!.

    Penelitian ini mempunyai 2 tu"uan utama yaitu memilih pemasok yang tepat

    serta alokasi kuantitas pesan yang optimal berdasarkan kriteriakriteria kun;i

    yang ingin di;apai. Untuk men;apai tu"uan ini peneliti melakukan 2 langkah

     prosedur pengambilan keputusan. %angkah pertama membuat model A4P

    untuk pemilihan pemasok yang di dalamnya melibatkan kriteria kualitati8 dan

    kuantitati8. +u"uannya adalah untuk mengidenti8ikasi kriteriakriteria penting

    dalam pemilihan pemasok serta mengidenti8ikasi kandidat pemasok yang akan

    dipilih. %angkah ke dua membuat model multi#objective linear programming

    (,%P). +u"uannya adalah untuk menentukan alokasi kuantitas pesan optimal

    dari kandidat pemasok. Untuk dapat menyelesaikannya model ,%P ini

    dire8ormulasi men"adi model ,inimaD. Kemudian diselesaikan layaknya

    model !ingle objective linear programming .

    ''30

    digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

    commit to users

  • 8/18/2019 terlampir 1

    39/85

    . Penelitian dari -ugroho (200@) Pemilihan Pemasok dan Penentun

    Pesanan dengan Kombinasi  Analytic &ierarcy Proce!!  dan  Le5icograpic

    ;oal Programming  di P+ #Fakya +irta Utama.

    Penelitian ini bertu"uan untuk memilih pemasok serta menentukan kuantutas

     pemesanan dengan menggunakan kombinasi antara analytic ierarcy proce!!

    (A4P) dan le5icograpic goal programming  (%GP). #alam proses pemilihaan

     pemasok ini melibatkan banyak kriteria8aktor baik kualitati8 maupun

    kuantitati8 dimana terdapat pertentangan antar8aktor. Hang men"adi 8aktor

    kualitati8 adalah biaya sedangkan yang men"adi 8aktor kualitati8 adalah

    logistik teknologi perusahaan dan hubungan dengan pemasok.

    #alam penelitian ini A4P digunakan untuk untuk memperoleh nilai

     per8ormansi pemasok. &elan"utnya nilai per8ormansi pemasok ini digunakan

    sebagai input konstanta di model %GP. Adapun yang men"adi 8ungsi tu"uan

     pada model %GP ada 2 yaitu 8ungsi tu"uan biaya dan 8ungsi tu"uan utilitas.

    Untuk menyelesaikan model %GP ini digunakan !oft0are 

  • 8/18/2019 terlampir 1

    40/85

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    Pada bab ini akan dibahas mengenai alur pemecahan masalah dalam

     pemilihan pemasok di KJUB Puspetasari. Adapun alurnya dapat dilihat pada

    gambar berikut.

    Penyusunan dan

     penyebaran kuesioner I

    Uji validitas

    (Uji ochran !"

    #emua sub

    kriteria

    digunakan $

    %embuang & sub kriteria

    yang memliki proporsi

     ja'aban A pa ling kecil

    P)*+U%PU,A* - A*

    P)*+.,A/A* -A0A

    Penyusunan dan

     penyebaran kuesioner II

    Penyusunan dan

     penyebaran kuesioner III

    Uji reliabilitas

    1eliabel $

    Penentuan tujuan

     peneli tian

    Perumusan masalah

    #tudi lapangan #tudi pustaka

    A

    I-)*0I2IKA#I

    %A#A,A/

    Gambar 3.1. -iagram alir metodologi penelitian

    III3&

    digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

    commit to users

  • 8/18/2019 terlampir 1

    41/85

    Penyebaran kuesioner 4

    Penghitungan konstanta

    untuk kriteria kualitati5 

    2ormulasi model

    %.,P

    Penyelesaian model

    %.,P

    Analisa dan interpretasi

    hasil

    Kesimpulan dan saran

    Penentuan bobot

    Pengujian konsistensi

    Konsisten $

    P)*+U%PU,A* -A*

    P)*+.,A/A* -A0A

    A*A,I#A -A*

    K)#I%PU,A*

    Pembobotan

    dengan

    metode AHP

    Penyusunan dan

     penyebaran kuesioner I4

    Penyusunan /irarki

    A

    Gambar 3.1. -iagram alir metodologi penelitian

    Adapun penjelasan masing3masing bagiannya akan diuraikan dalam sub

     bab3sub bab sebagai berikut.

    3.1 IDENTIFIKASI MASALAH

    0ahap ini merupakan langkah a'al dalam penelitian. Adapun tahapannya

    adalah sebagai berikut.

    III36

    digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

    commit to users

  • 8/18/2019 terlampir 1

    42/85

    &. #tudi lapangan

    Pada tahap ini dilakukan identi5ikasi proses pengadaan bahan baku di KJUB

    Puspetasari melalui 'a'ancara dengan pihak yang terkait. /asilnya yaitu

    diperoleh gambaran permasalahan maupun peluang untuk dilakukan langkah

     perbaikan dalam pengadaan bahan baku.

    6. #tudi pustaka

    #tudi pustaka dilakukan dengan mengeksplorasi buku3buku7 jurnal3jurnal7

     penelitian3penelitian dan sumber3sumber lain yang terkait dengan pemilihan

     pemasok7 analytical hierarchy process7 dan multi objective linear programming.

    8. Perumusan masalah

    #etelah dilakukan studi pendahuluan diperoleh 5akta bah'a KJUB

    Puspetasari melibatkan banyak pemasok untuk memenuhi kebutuhan tiap bahan

     baku produknya. -alam menentukan pemasok serta kuantitas pesannya7 KJUB

    Puspetasari harus mempertimbangkan berbagai kriteria. #ehingga pemilihan

     pemasok dirasakan sebagai hal yang cukup kritis dalam proses pengadaan bahan

     baku di KJUB Puspetasari. leh karena itu dirumuskanlah permasalahan dalam

     penelitian ini yaitu bagaimana melakukan pemilihan pemasok yang tepat dan

     berapa kuantitas bahan baku yang dipesan dengan mempertimbangkan berbagai

    kriteria menggunakan metode analytical hierarchy process  (A/P" dan multi

    objective linear programming  (%,P".

    9. Penentuan tujuan

    0ujuan dari penelitian ini adalah menentukan kriteria dan sub kriteria yang

    digunakan perusahaan dalam pemilihan pemasok7 menentukan pemasok bahan

     baku secara tepat7 dan menentukan kuantitas pesan bahan baku ke pemasok yang

    terpilih.

    3.2 PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

    III38

    digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

    commit to users

  • 8/18/2019 terlampir 1

    43/85

    Pada tahap pengumpulan data7 dilakukan penyebaran kuesioner terhadap

     pihak3pihak yang berkepentingan dalam pengambilaan keputusan pemilihan

     pemasok di KJUB Puspetasari. Pada tahap pengolahan data terdiri dari dari

     pengolahan dengan menggunakan model analytical hierarchy process (A/P" dan

     pengolahan dengan model multi objective linear programming  (%,P". Adapun

    langkah3langkah yang lebih terperinci akan diuraikan sebagai berikut.

    &. Penentuan responden

    1esponden dalam penelitian ini adalah pihak3pihak di KJUB Puspetasari

    yang memahami seluk beluk bahan baku dan pemilihan pemasok. Untuk itu

     peneliti berkonsultasi dengan Kepala perasional KJUB Puspetasari guna

    mendapatkan in5ormasi mengenai siapa saja pihak di KJUB Puspetasari yang

    memahami seluk beluk bahan baku dan pemilihan pemasok. Atas rekomendasi

    dari Kepala perasional KJUB Puspetasari7 maka responden yang dipilih

    adalah kepala bagian gudang7 kepala bagian pengadaan7 kepala bagian quality

    control 7 dan kepala bagian produksi.

    6. Penyusunan dan penyebaran kuesioner I

    Kuesioner I disebarkan untuk memperoleh kriteria dan sub kriteria yang

    digunakan dalam pengambilan keputusan untuk pemilihan pemasok di KJUB

    Puspetasari. Kriteria dan sub kriteria a'al yang digunakan dalam kuesioner I

    mengacu pada hasil penelitian eby dan Bayraktar (6::8" serta 0ing dan ho

    (6::;". *amun kuesioner I dibuat secara semi terbuka sehingga diharapkan

    responden dapat menambahkan7 menghilangkan7 maupun merevisi isi dari

    kriteria dan sub kriteria a'al.

    8. Penyusunan dan penyebaran kuesioner II

    ,angkah selanjutnya adalah merangkum kriteria dan subkriteria hasil

    kuesioner I untuk dijadikan dasar dalam penyusunan kuesioner II. Kuesioner

    II merupakan lanjutan dari kuesioner I yang disebarkan untuk menguji

    validitas kriteria dan sub kriteria yang digunakan dalam pengambilan

    III39

    digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

    commit to users

  • 8/18/2019 terlampir 1

    44/85

    keputusan untuk pemilihan pemasok di KJUB Puspetasari. Kuesioner II

    merupakan kuesioner tertutup yang ja'abannya dengan menggunakan skala

    nominal. Jika responden menganggap subkriteria yang dita'arkan diperlukan

    dalam pengambilan keputusan untuk pemilihan pemask7 maka responden

    dapat memberikan tanda centang pada kolom

  • 8/18/2019 terlampir 1

    45/85

    Kuesioner II yang sudah valid (selanjutnya disebut kuesioner III"7

    kemudian disebarkan kepada responden yang sama. 0ujuan dari penyebaran

    kuesioner III adalah untuk pengujian reliabilitas dengan menggunakan metode

     pengukuran ulang (test-retest "

    . Uji reliabilitas

    Uji relibilitas dilakukan untuk mengukur stabilitas dari alat ukur7 dalam

    hal ini adalah kuesioner. Pengujian reliabilitas pada penelitian ini dilakukan

    dengan menggunakan metode test-retest . /asil dari penyebaran kuesioner II

    (pengukuran I" dan kuesioner III (pengukuran II" diuji dengan menggunakan

    teknik uji chi3sCuare. Adapun prosedur perhitungannya adalah sebagai berikut.

    a. %enentukan hipotesis

    /: > tidak ada perbedaan antara hasil pengukuran I dan pengukuran II

    /& > terdapat perbedaan antara hasil pengukuran I dan pengukuran II

     b. %enghitung nilai D 6 dengan menggunakan persamaan 6.6

    c. %enentukan angka kritik nilai D 6 dengan tara5 signi5ikansi ?E dan

    derajat kebebasan (dk" @ &. %aka diperoleh angka kritik nilai r  (:7:? dk"

    dari 0abel Angka Kritik *ilai D 6.

    d. %enarik kesimpulan.

    Apabila nilai D6 yang diperoleh di ba'ah nilai kritik maka /:  diterima

    dan disimpulkan bah'a tidak ada perbedaan antara hasil pengukuran I dan

     pengukuran II. Atau dapat dikatakan bah'a kuesioner yang disusun adalah

    reliabel. Apabila nilai D6 yang diperoleh melebihi nilai kritik maka /:

    ditolak dan disimpulkan bah'a terdapat perbedaan antara hasil

     pengukuran I dan pengukuran II . Atau dapat dikatakan bah'a kuesioner

    yang disusun tidak reliabel.

    F. Pembobotan dengan metode A/P

    A. Penyusunan hirarki

    III3

    digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

    commit to users

  • 8/18/2019 terlampir 1

    46/85

    /asil yang diperoleh dari kuesioner III kemudian digunakan sebagai

    dasar untuk menyusun hirarki yang disusun terdiri dari beberapa level. /irarki

    ini disusun untuk menjelaskan masalah secara terstruktur dan mudah

    dipahami. Adapun struktur hirarkinya mengacu pada penelitian eby dan

    Bayraktar (6::8".

    B. Penyusunan dan penyebaran kuesioner I4

    Penyusunan kuesioner I4 dilakukan setelah terbentuk hirarki. Kuesioner

    I4 berisi penilaian tingkat kepentingan (bobot" baik untuk kriteria maupun

    subkriteria dengan menggunakan #kala #aaty.  Penyebaran kuesioner I4

    dilakukan untuk mengumpulkan data tentang pre5erensi dari keempat

    responden tentang perbandingan antar kriteria dan antar sub kriteria dengan

    cara memberikan penilaian tingkat kepentingan baik untuk kriteria dan

    subkriteria. #elanjutnya penilaian dari masing3masing responden tersebut

    digabungkan dengan menggunakan rumus rataan geometrik ( geometric mean".

    . Pengujian konsistensi

    Pengujian konsistensi dilakukan untuk menguji penilaian perbandingan

    antar kriteria dan antar sub kriteria konsisten atau tidak. Jika hasil yang

    diperoleh menunjukkan ketidakkonsistenan maka dapat dilakukan perhitungan

    revisi atau bahkan penilaian ulang oleh responden.

    -. Penentuan bobot

    /asil kuesioner matriks perbandingan antar kriteria dan antar sub kriteria

    (yang sudah lolos uji konsistensi" selanjutnya digabung dengan menggunakan

    rumus rataan geometrik ( geometric mean". /asil perhitungan rataan geometrik

    ini digunakan sebagai dasar dalam penghitungan bobot kriteria maupun sub

    kriteria. #elanjutnya nilai bobot ini digunakan sebagai nilai untuk konstanta

    w1 , w2 , …….., 'F dalam model %,P

    ;. Penyebaran kuesioner 4.

    III3F

    digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

    commit to users

  • 8/18/2019 terlampir 1

    47/85

    Kuesioner 4 berisi penilaian terhadap masing3masing pemasok bahan

     baku pada tiap3tiap sub kriteria7 khususnya sub kriteria yang masuk dalam

    5aktor kualitati5. Penilaian pemasok dilakukan oleh pihak yang dianggap ahli

    yang mengetahui tentang seluk beluk pemasok7 dalam hal ini adalah Kepala

    Bagian Pengadaan dan Kepala Bagian +udang. Penilaian pemasok

    menggunakan skala ,iberatore yaitu

  • 8/18/2019 terlampir 1

    48/85

     beberapa penyesuaian menurut kondisi nyata di perusahaan. 2ungsi tujuan

    model %,P yang digunakan ada F yaitu >

    &. Biaya minimasi biaya

    min & @∑ ∑   ×m

    i

    n

     j

    ijij  c ................................................................... (8.&"

    6. Kualitas minimasi penolakan bahan baku

    min 6 @ ∑ ∑   ×m

    i

    n

     j

    ijij  q ............................................................... (8.6"

    8. Pengiriman minimasi keterlambatan pengiriman

    min 8 @∑ ∑   ×m

    i

    n

     j

    ijij  d  ............................................................... (8.8"

    9. ,ogistik minimasi deviasi nilai kriteria logistik.

    min 9 @∑ ∑   ×−m

    i

    n

     j

    ijij  l   "&( ......................................................... (8.9"

    ?. 0eknologi minimasi deviasi nilai kriteria teknologi

    min ? @∑ ∑   ×−m

    i

    n

     j

    ijij  t   "&( ....................................................... (8.?"

    . Bisnis minimasi deviasi nilai kriteria bisnis

    min  @∑ ∑   ×−m

    i

    n

     j

    ijij  b   "&(   ................................................... (8."

    F. /ubungan dengan pemasok minimasi deviasi nilai kriteria hubungan

    dengan pemasok 

    min F @∑ ∑   ×−m

    i

    n

     j

    ijij  r   "&(   ................................................... (8.F"

    2ungsi kendala pada model %,P ini adalah >

    &. Kendala kebutuhanHdemand   jumlah pemesanan tiap jenis bahan baku

    kepada semua pemasoknya harus memenuhi kebutuhan bahan baku.

    III3G

    digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

    commit to users

  • 8/18/2019 terlampir 1

    49/85

    i

    n

     j

    ij  !    =∑ ................................................................................. (8.;"

    6. Kendala minimal pemesanan. jumlah minimal pemesanan bahan baku

    untuk tiap pemasok.

    Qij min " yij # ij ∀ i, j .................................................................. (8.G"

    8. Kendala maksimal pemesanan. jumlah maskimal pemesanan bahan baku

    untuk tiap pemasok.

    Qij maks " yij $ ij ∀ i, j ............................................................... (8.&:"

    9. Kendala biner variabel keputusan yij berupa bilangan biner ( : dan &".

     yij % : atau & ∀ i, j .................................................................... (8.&&"

    ?. Kendala non3negati5 variabel keputusan ij  bukan bilangan negati5.

     ij $ : ∀ i, j ................................................................................ (8.&6"

    Konstanta pada model %,P >

    cij @ harga bahan baku i dari pemasok j (1pHkg"

    qij @ persentase penolakan bahan baku i dari pemasok  j (E"

    d ij @ keterlambatan pengiriman bahan baku i dari pemasok  j (hari"

    l ij @ konstanta kriteria logistik pemasok untuk bahan baku i pemasok j.

    t ij @ konstanta kriteria teknologi pemasok untuk bahan baku i pemasok j

    r ij @ konstanta kriteria hubungan dengan pemasok untuk bahan baku i

     pemasok  j.

    bij @ konstanta kriteria bisnis pemasok untuk bahan baku i pemasok j

     !i @ jumlah kebutuhan bahan baku i (ton".

    Qij min @ Kuantitas pesan minimal bahan baku i kepada pemasok j (ton"

    Qij maks  @ Kuantitas pesan maksimal bahan baku i kepada pemasok j (ton"

    4ariabel keputusan pada model %,P >

     ij @ jumlah bahan baku i yang dipesan ke pemasok  j (ton".

     yij @

  • 8/18/2019 terlampir 1

    50/85

    Untuk menyelesaikan %odel %,P7 model multi objective akan diubah

    menjadi model  single objective  dengan menggunakan aturan %inima.

    ,angkah3langkahnya adalah sebagai berikut.

    a. Persamaan %,P diselesaikan7 seperti menyelesaikan permasalahan

     single objective linear programming, satu per satu secara secara terpisah.

    #ehingga akan diperoleh solusi &7 67 LL.7 F masing3masing sebanyak

    tujuh.

    Tabel 3.1 /asil penghitungan masing3masing 5ungsi tujuan

    Nilai Min Nilai Max

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (Z*) (Z**)Z1   Z1   Z1   Z1   Z1   Z1   Z1   Z1   Z1* Z1**

    Z2   Z2   Z2   Z2   Z2   Z2   Z2   Z2   Z2* Z2**

    Z3   Z3   Z3   Z3   Z3   Z3   Z3   Z3   Z3* Z3**

    Z4   Z4   Z4   Z4   Z4   Z4   Z4   Z4   Z4* Z4**

    Z5   Z5   Z5   Z5   Z5   Z5   Z5   Z5   Z5* Z5**

    Z6   Z6   Z6   Z6   Z6   Z6   Z6   Z6   Z6* Z6**

    Z7   Z7   Z7   Z7   Z7   Z7   Z7   Z7   Z7* Z7**

    Fungsi tujuan

     b. -ari 0abel 8.& diperoleh nilai &M7 6M7LL.7 FM yang merupakan solusi

    minimal dari ketujuh solusi dari masing3masing 5ungsi tujuan. #elain itu juga

    diperoleh nilai &MM7 6MM7LL.7 FMM yang merupakan solusi maksimal dari

    ketujuh solusi dari masing3masing 5ungsi tujuan.

    c. %embuat 5ormulasi model  single objective dengan aturan minima.

    Adapun modelnya adalah sebagai berikut.

    2ungsi tujuan >

    %in @ N ............................................................................ (8.&8"

    2ungsi kendala sama dengan 5ungsi kendala pada model %,P7 namun

    dengan penambahan sebagai berikut.

    ∑ ∑   ×m

    i

    n

     j

    ijij  c  M

    &&

    M

    &

    MM

    &   H"(  & w &  &    ≤−−   λ   .............................. (8.&9"

    ∑ ∑   ×m

    i

    n

     j

    ijij  q  M

    66

    M

    6

    MM

    6   H"(  & w &  &    ≤−−   λ   ......................... (8.&?"

    III3&&

    digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

    commit to users

  • 8/18/2019 terlampir 1

    51/85

    ∑ ∑   ×m

    i

    n

     j

    ijij  d   M

    88

    M

    8

    MM

    8   H"(  & w &  &    ≤−−   λ   ........................... (8.&"

    ∑ ∑   ×−m

    i

    n

     j

    ijij  l   "&(  M

    99

    M

    9

    MM

    9   H"(  & w &  &    ≤−−   λ   .................. (8.&F"

    ∑ ∑   ×−m

    i

    n

     j

    ijij  t   "&(  M

    ??

    M

    ?

    MM

    ?   H"(  & w &  &    ≤−−   λ   ................ (8.&;"

    ∑ ∑   ×−m

    i

    n

     j

    ijij  b   "&(  M

    BB

    M

    B

    MM

    B   H"(  & w &  &    ≤−−   λ   .............. (8.&G"

    ∑ ∑   ×−m

    i

    n

     j

    ijij  r   "&(  M

    FF

    M

    F

    MM

    F   H"(  & w &  &    ≤−−   λ   ............... (8.6:"

    Konstanta >

    N @ merupakan persentase penyimpangan maksimal nilai

    &M7 6M7LL.7 FM

    w1 , w2 , …….., 'F %  bobot untuk kriteria biaya7 kualitas7 pengiriman7

    logistik pemasok7 teknologi pemasok7bisnis

     pemasok7 dan hubungan dengan pemasok

    4ariabel keputusan >

     ij @ jumlah bahan baku i yang dipesan ke pemasok j (ton".

     yij   @

  • 8/18/2019 terlampir 1

    52/85

    0ahap kesimpulan dan saran merupakan tahap akhir dalam penelitian.

    Kesimpulan harus dapat menja'ab permasalahan yang ada yaitu pilihan pemasok

    terbaik dari alternati5 yang ada dan jumlah bahan baku yang dipesan ke pemasok

    terpilih. #aran yang diberikan mengacu pada hasil analisis dan ditujukan sebagai

    masukan untuk pengembangan penelitian selanjutnya.

    III3&8

    digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

    commit to users

  • 8/18/2019 terlampir 1

    53/85

    BAB IV

    PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

    4.1 PENGUMPULAN DATA

    Pada sub bab ini akan diuraikan mengenai data-data yang diperlukan di

    dalam penelitian ini guna melakukan pengolahan data lebih lanjut.

    4.1.1 Data Bahan Baku dan Pemasok.

    Data diperoleh dari bagian gudang dan bagian pengadaan. Data yang

    diperoleh meliputi data bahan baku serta pemasok masing-masing bahan baku

    tersebut. Data selengkapnya dapat kita lihat pada tabel 4.1.

    Berdasarkan Tabel 4.1 dapat kita lihat bahwa terdapat bahan baku yang

    dipasok oleh satu pemasok serta bahan baku yang dipasok oleh lebih dari satu

     pemasok. Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah bahan