terjemahan jurnal exercise

4
Ni Wayan Septi Nugraheny Translate jurnal No. 3 (Hal.12) Pengkajian keseimbangan: Balance Scale Berjalan kaki selain membutuhkan kemampuan untuk melangkah ke depan dengan satu kaki selagi berdiri dengan kaki yang lainnya, juga membutuhkan keseimbangan yang baik (Berg et al., 1989). Keseimbangan melibatkan kemampuan untuk mengontrol posisi tegak lurus sebaik mungkin untuk mengimbangi kesejajaran tubuh sebagai respon terhadap kehilangan kestabilan (Berg & Norman, 1996). Mengukur keseimbangan sangat berguna untuk mengidentifikasi resiko jatuh pada individu (Maki, Holliday, & Topper, 1994); oleh karena itu, tes keseimbangan sangat direkomendasikan bagi lansia sebelum memulai walking program. Lansia dengan keseimbangan yang baik merasa percaua diri saat berjalan (Steadman, Donaldson, & Kalra, 2003). Bagi lansia dengan keseimbangan yang kurang, latihan untuk meningkatkan keseimbangan, seperti latihan daya tahan progresif atau olahraga air mungkin diperlukan sebelum memulai walking program. Pengkajian keseimbangan yang paling komprehensif adalah performance-based test yang dikembangkan oleh Berg dan Norman (1996). Skala keseimbangan mencakup 14 aktivitas sehari-hari, dengan tingkat skor dari 0 sampai 4 menurut kemandirian atau ketergantungan gerakan yang dibutuhkan untuk tiap aktivitas. Lansia yang melakukan tugas secara mandiri dengan waktu dan jarak yang telah ditentukan diberikan skor tertinggi (4). Total skor untuk keseluruhan 14 item penilaian berkisar dari 0 sampai 56. Skala tersebut merupakan instrumen yang dapat dipercaya dengan persetujuan inter dan intrarater yang sangat baik (koefisien hubungan antar kelas >0,95) dan tingkat konsistensi internal

description

terjemahan jurnal exercise

Transcript of terjemahan jurnal exercise

Page 1: terjemahan jurnal exercise

Ni Wayan Septi Nugraheny

Translate jurnal No. 3 (Hal.12)

Pengkajian keseimbangan: Balance Scale

Berjalan kaki selain membutuhkan kemampuan untuk melangkah ke depan dengan

satu kaki selagi berdiri dengan kaki yang lainnya, juga membutuhkan keseimbangan yang baik

(Berg et al., 1989). Keseimbangan melibatkan kemampuan untuk mengontrol posisi tegak lurus

sebaik mungkin untuk mengimbangi kesejajaran tubuh sebagai respon terhadap kehilangan

kestabilan (Berg & Norman, 1996). Mengukur keseimbangan sangat berguna untuk

mengidentifikasi resiko jatuh pada individu (Maki, Holliday, & Topper, 1994); oleh karena itu,

tes keseimbangan sangat direkomendasikan bagi lansia sebelum memulai walking program.

Lansia dengan keseimbangan yang baik merasa percaua diri saat berjalan (Steadman,

Donaldson, & Kalra, 2003). Bagi lansia dengan keseimbangan yang kurang, latihan untuk

meningkatkan keseimbangan, seperti latihan daya tahan progresif atau olahraga air mungkin

diperlukan sebelum memulai walking program.

Pengkajian keseimbangan yang paling komprehensif adalah performance-based test

yang dikembangkan oleh Berg dan Norman (1996). Skala keseimbangan mencakup 14 aktivitas

sehari-hari, dengan tingkat skor dari 0 sampai 4 menurut kemandirian atau ketergantungan

gerakan yang dibutuhkan untuk tiap aktivitas. Lansia yang melakukan tugas secara mandiri

dengan waktu dan jarak yang telah ditentukan diberikan skor tertinggi (4). Total skor untuk

keseluruhan 14 item penilaian berkisar dari 0 sampai 56. Skala tersebut merupakan instrumen

yang dapat dipercaya dengan persetujuan inter dan intrarater yang sangat baik (koefisien

hubungan antar kelas >0,95) dan tingkat konsistensi internal yang tinggi (koefisien alpha

Cronbach). Dibandingkan dengan tes keseimbangan yang lain, Balance Scale merupakan

pengukuran yang sensitif untuk lansia (Berg & Norman, 1996). Selebihnya, tes ini merupakan

tes yang ramah bagi lansia yang hanya membutuhkan waktu pelaksanaan sekitar 10 – 15

menit.

Pengkajian Persepsi Exertion (Usaha): Skala Borg

Persepsi eksersi adalah persepsi yang dirasakan seseorang atas seberapa keras

tubuhnya berkerja, yang memberikan penaksiran yang baik dari heart rate yang aktual selama

latihan. Usaha untuk melakukan suatu aktivitas yang sama dapat dirasakan berbeda antara

masing-masing orang (“Exercise Strength,” 2002). Apa yang dirasakan ringan untuk seseorang

Page 2: terjemahan jurnal exercise

mungkin dirasakan berat untuk orang yang lain. Beberapa orang mungkin merasakan seperti

berjalan di permukaan yang datar, sedangkan yang lainnya merasakan seperti berlari menaiki

bukit.

Skala Borg (Borg, 1998) merupakan pengukuran subjektif yang menandai level usaha

yang dirasakan seseorang dalam melakukan suatu aktivitas. Persepsi terhadap usaha tersebut

berkaitan dengan pengukuran fisik yang aktual (“Exercise Strength,” 2002). Direkomendasikan

untuk individu melakukan aktivitas fisik pada level 13 skala Borg, yang merupakan level

intesitas yang sedang. Level 13 adalah perasaan melakukan suatu usaha yang berat namun

masih merasa kuat untuk melanjutkan usaha tersebut. Berjalan cepat adalah salah satu contoh

dari aktivitas yang ada pada level 13.

Kriteria Pengkajian

Setelah mengevaluasi tingkat perubahan aktivitas fisik pada lansia, kesiapan aktivitas

fisik, dan level persepsi eksersi, tenaga kesehatan harus mendorong lansia untuk berlatih

sesuai dengan kriteria berikut ini:

Intervensi untuk lansia harus disesuaikan dengan setiap tingkat perubahan dalam

Transtheoretical Model, yang dijelaskan dengan lebih detail selanjutnya pada bagian

Deskripsi Latihan.

Mengenai aktivitas fisik, bila lansia memberikan respon ya untuk satu atau lebih item

pada PAR-Q, mereka harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan penyedia layanan

kesehatan primer. Bila terdapat jawaban tidak pada semua item pertanyaan PAR-Q,

program latihan dapat segera dimulai tanpa harus menemui penyedia layanan

kesehatan.

Untuk kemampuan keseimbangan, lansia dengan skor Balance Scale yang lebih

rendah harus lebih berhati-hati selagi melakukan latihan. Mungkin tidak terlalu

penting untuk mengetes semua item, tetapi mengkaji item “berdiri dengan satu kaki”

direkomendasikan khusus untuk memulai program latihan.

Untuk level persepsi eksersi, untuk mendapatkan manfaat dari latihan,

direkomendasikan untuk lansia berjalan sampai merasa berat untuk melanjutkannya

(skala Borg level 13). Berjalan melampaui level tersebut harus dilakukan dengan

bertahap dan berhati-hati.

Deskripsi dari Praktek

Page 3: terjemahan jurnal exercise

Untuk menganjurkan kebiasaan latihan, aspek psikososial dan fissiologis harus

dipertimbangkan (Quiney, Gauvin, & TedWall, 1994). Pendekatan terhadap individu ditujukan

secara berbeda sesuai dengan perbedaan level motivasi untuk berubah dan merupakan

sebuah strategi penting untuk meningkatkan kebiasaan latihan (Ingledew et al., 1998; Nigg &

Courneya, 1998). Intervensi yang dikembangkan untuk individu pada masing-masing tingkat

perubahan didiskusikan sebagai berikut.

Tingkat Prekontemplasi

Individu yang berada pada tingkat prekontemplasi meliputi mereka yang tidak aktif

dan yang saat ini tidak memiliki niatan untuk aktif dalam 6 bulan ke depan. Contoh tindakan

untuk lansia pada tingkat ini meliputi:

Meningkatkan kewaspadaan terhadap level aktivitas mereka dengan melakukan

pengkajian aktivitas sehari-hari. Sebagai contoh, penyedia layanan kesehatan dapat

meminta lansia untuk mencatat aktivitas sehari-harinya dalam sebuah diari dan

selanjutnya mendiskusikan tingkat aktivitas mereka.

Membantu lansia memahami bagaimana kebiasaan mereka sekarang mempengaruhi

mereka dan orang lain secara personal. Sebagai contoh, model orang tua yang tidak

aktif akan mempengaruhi kebiasaan yang tidak sehat pada anak dan cucunya.

Meningkatkan kewaspadaan terhadap apa yang mungkin hilang dari mereka apabila

mereka terus dalam kondisi seperti itu (Burbank, Padula, & Nigg, 2000), menyediakan

informasi mengenai manfaat latihan (Resnick & Spellbring, 2000), dan mengklarifikasi

kesalahpahaman sehubungan dengan latihan, seperti cedera, hipertropi otot berlebih,

dan letih (USDHHS, 1999).