Terjatuh Dari Sepeda Motor

36
TERJATUH DARI SEPEDA MOTOR Oleh : B 06 Ketua : Mu’amar (1102009176) Sekretaris : Rachmah Kurniasari (1102009231) Muhammad Aditya W (1102009177) Muhammad Rizky (1102009175) R.A Wita F.K (1102009229) R.A. Nurafrilya Fitria Sari (1102009230) Vanessya Adekanov (1102009290) Zus Levioni (1102008268)

Transcript of Terjatuh Dari Sepeda Motor

Page 1: Terjatuh Dari Sepeda Motor

TERJATUH DARI SEPEDA MOTOR

Oleh : B 06

Ketua : Mu’amar (1102009176)

Sekretaris : Rachmah Kurniasari (1102009231)

Muhammad Aditya W (1102009177)

Muhammad Rizky (1102009175)

R.A Wita F.K (1102009229)

R.A. Nurafrilya Fitria Sari (1102009230)

Vanessya Adekanov (1102009290)

Zus Levioni (1102008268)

UNIVERSITAS YARSI

FAKULTAS KEDOKTERAN

TAHUN PELAJARAN 2009-2010

Page 2: Terjatuh Dari Sepeda Motor

Skenario 2 :

TERJATUH DARI SEPEDA MOTOR

Laki-laki 30 th, datang berobat ke UGD RSUD diantar polisi dengan keluhan nyeri di tungkai kanan atasnya setelah terjatuh akibat kecelakaan sepeda motor.

Pada pemeriksaan dokter didapatkan : Airway, Breathing dan Circulation : Baik, GCS : 15, Status lokasi : Regio femur dextra :

Look : Deformitas (+), vulnus lasratum, hematomaFeel : Nyeri tekan (+), Neurovaskuler Distal : BaikMove : pergerakan aktif dan pasif : nyeri (+)

Dokter yang memeriksanya meminta rotntgen femur dextra AP/Lat. Hasil pemeriksaan rotngen tampak fraktur femur 1/3 proksimal cum contraxionem, puntum proksimal tampak abduksi dan eksorotasi sedangkan punctum distal adduksi dan endorotasi. Pada keadaan ini penderita sama sekali tidak bisa berdiri hanya berbaring tidur, sementara pasien diwajibkan untuk sholat lima waktu

Page 3: Terjatuh Dari Sepeda Motor

Step 1 Define Learning Objectives

1. TIU. Memahami dam menjelaskan Anatomi Os. Femur

2. TIU. Memahami dan menjelaskan otot-otot yang berperan pada posisi fraktur Os. Femur

3. TIU. Memahami dan menjelaskan fraktur Os. Femur

4. TIU. Memahami dan menjelaskan tentang radiologist pada fraktur Os. femur

5. TIU. Memahami dan menjelaskan penatalaksanaan fraktur terbuka Os. Femur

6. TIU. Memahami dan menjeaskan rukhsah/keringanan sholat dalam islam

Page 4: Terjatuh Dari Sepeda Motor

1. Memahami dam menjelaskan Anatomi OS. Femur

Femur, tulang tunggal dari paha, adalah tulang terbesar, terpanjang, dan terkuat di tubuh. Struktur tahan lamanya mencerminkan fakta bahwa tekanan pada tulang paha selama melompat kuat bisa mencapai 280 kg/cm2 (sekitar 2 ton per inci persegi). Femur dilapisi oleh otot-otot besar yang mencegah kita dari meraba jalannya di sepanjang paha. Panjangnya kira-kira seperempat dari tinggi seseorang. (Marieb, Elaine N. 2006)

Gambar 1. Os. Femur

Ujung atas femur memiliki caput, collum, dan trochanter major dan minor. Bagian caput merupakan lebih kurang dua pertiga bola dan berartikulasi dengan acetabulum dari os. coxae membentuk art. coxae. Pada pusat caput terdapat lekukan kecil yang disebut fovea capitis, yaitu tempat perlekatan ligamen dari caput. Sebagian suplai darah untuk caput femoris dihantarkan sepanjang ligamen ini dan memasuki tulang pada fovea.

Bagian collum, yang menghubungkan kepala pada batang femur, berjalan ke bawah, belakang, dan lateral dan membentuk sudut lebih kurang 125 derajat (kurang sedikit pada wanita) dengan sumbu panjang batang femur. Besarnya sudut ini perlu diingat karena dapat dirubah oleh penyakit. (Snell, Richard S. 1998)

Femur lebih mungkin patah di leher femoralis, karena diameternya yang lebih kecil dibandingkan sisa tulangnya, dan terdiri dari tulang yang memiliki kerapatan yang relatif rendah. Hal ini biasanya akan melibatkan dampak yang keras, atau kekuatan pendaratan yang berlebihan dari jatuh tinggi. Femur mungkin juga patah sepanjang poros, yang biasanya disebabkan oleh dampak yang luar biasa dari sebuah kecelakaan kendaraan motor atau kekuatan menyimpang di femur. (Walker, Brad. 2007)

Page 5: Terjatuh Dari Sepeda Motor

Trochanter major dan minor merupakan tonjolan besar pada batas leher dan batang yang menghubung kedua trochanter adalah linea intertrochanterica di depan dan crista intertrochanterica yang mencolok di belakang dan padanya terdapat tuberculum quadratum.

Bagian batang femur umumnya menampakkan kecembungan ke depan. Ia licin dan bulat pada permukaan anteriornya, namun pada bagian posteriornya terdapat rabung linea aspera Tepian linea aspera melebar ke atas dan ke bawah. Tepian medial berlanjut ke bawah sebagai crista supracondylaris medialis menuju tuberculum adductorum pada condylus medialis. Tepian lateral menyatu ke bawah dengan crista supracondylaris lateralis. Pada permukaan posterior batang femur, di bawah trochanter mayor terdapat tuberositas glutealis, yang ke bawah berhubungan dengan linea aspera. Bagian batang melebar ke arah ujung distal dan membentuk daerah segitiga datar pada permukaan posteriornya, disebut fasciea poplitea.

Ujung bawah femur memiliki condylus medialis dan lateralis, yang di bagian posterior, dipisahkan oleh incisura intercondylaris. Permukaan anterior condylus dihubungkan oleh permukaan sendi untuk patella. Kedua condylus ikut membentuk art. genus. Di atas condylus terdapat epicondylus lateralis dan medialis. Tuberculum adductorum berhubungan langsung dengan epicondylus medialis. (Snell, Richard S. 1998)

Articulatio coxae

Tulang : Antara caput femoris dan acetabulumJenis sendi : Enarthrosis spheroideaPenguat sendi : terdapat tulang rawan pada facies lunata, kelenjar Havers terdapat

pada acetabuli

Ligamentum iliofemorale yang berfungsi mempertahankan art. coxae tetap extensi, menghambat rotasi femur, mencegah batang badan berputar ke belakang pada waktu berdiri sehingga mengurangi kebutuhan kontraksi otot untuk mempertahankan posisi regak.

Ligamentum ischiofemorale yang berfungsi mencegah rotasi interna.

Ligamentum pubofemorale berfungsi mencegah abduksi, ekstensi, dan rotasi externa. Selain itu diperkuat juga oleh Ligamentum transversum acetabuli dan Ligamentum capitisfemoris. Bagian bolong disebut zona orbicularis.

Capsula articularis : membentang dari lingkaran acetabulum ke linea intertrochanterica dan crista intertrochanterica.

Gerak sendi:

Fleksi : m. iliopsoas, m. pectinus, m. rectus femoris, m. adductor longus, m. adductor brevis, m. adductor magnus pars anterior tensor fascia lata

Ekstensi : m. gluteus maximus, m. semitendinosis, m. semimembranosus, m. biceps femoris caput longum, m. adductor magnus pars posterior

Page 6: Terjatuh Dari Sepeda Motor

Abduksi : m. gluteus medius, m. gluteus minimus, m. pirirformis, m. sartorius, m. tensor fasciae lata

Adduksi : m. adductor magnus, m. adductor longus, m. adductor brevis, m. gracilis, m. pectineus, m. obturator externus, m. quadratus femoris

Rotasi medialis : m. gluteus medius, m. gluteus minimus, m. tensor fasciae latae, m. adductor magnus (pars posterior)

Rotasi lateralis : m. piriformis, m. obturator internus, mm. gameli, m. obturator externus, m. quadratus femoris, m. gluteus maximus dan mm. adductores.

Articulatio ini dibungkus oleh capsula articularis yang terdiri dari jaringan ikat fibrosa. Capsula articularis berjalan dari pinggir acetabulum os. coxae menyebar ke latero-inferior mengelilingi colum femoris untuk melekat pada linea introchanterica bagian depan dan meliputi pertengahan bagian posterior colum femoris kira-kira sebesar jari di aytas crista introchanterica.

Oleh karena itu, bagian lateral dan distal belakang colum femoris adalah di luar capsula articularis. Sehubungan dengan itu fraktur colum femoris dapat extracapsular dan dapat pula intracapsular.

Dislokasi anterior dan posterior

Dislokasi anterior : bila caput femoris terletak di depan ilium maka pada art. Coxae terjadi fleksi, eksorotasi, dan abduksi

Dislokasi posterior : bila caput femoris terletak di belakang maka pada art. Coxae terjadi fleksi, endorotasi, adduksi.

Pada orang tua terutama perempuan sering terjadi fraktur collum femoris 10 kali lebih banyak daripada laki-laki. Selain daripada kondisi tulang itu sendiri (osteoporosis) juga ditentukan oleh sudut inklinasi (antara aksis collum femoris dan aksis corpus femoris). Sudut inklinasi yang normal kurang lebih 126o. Bila sudut inklinasi lebih kecil (coxa vare) lebih sering terjadi fraktur collum femoris dibandingkan pada sudut yang lebih besar (coxa volga).

Articulatio Genus Merupakan gabungan dari articulatio patella femoralis dan articulatio tibia

femoralis

1. Articulatio Patella FemoralisBerfungsi sebagai pelindung bagian anterior articulatio genus dan merupakan

sistem katrol yang pendek. Bila terjadi fraktur patella, -/+ 18% gerakan berkurang dan kehilangan kekuatan ekstensi 49%

2. Articulatio Tibia FemoralisMerupakan pertemuan antara condylus femoris yang cembung dan condylus

tibiae yang cekung dangkal. Bentuk ini membuat sendi ini tidak stabil. Diperlukan discus atau meniscus untuk menstabilkan agar memperdalam cekungannya. Pada

Page 7: Terjatuh Dari Sepeda Motor

articulatio genus terdapat meniscus medialis dan lateralis yang mengelilingi facies articularistibiae.

Jenis sendi : ginglymusPenguat sendi : Meniscus medialis dan lateralis, lig. Miniscofemorale

anterius, lig. Miniscofemorale posterior, lig. Transversum genus, lig. Cruciatum anterius, lig. Cruciatum posterior, lig. Collaterale, fibulare, lig. Tibiale, lig. Popliteum abliquum, lig. Popliteum arcuatum, lig. Patellae, retinaculum patellae mediale, retinaculum patellae laterale, dan corpus adiposum infrapatellare.

Gerak sendi : fleksi, ekstensi, dan sedikit rotasi pada sikap fleksi.Fleksi : M. Semimembranosus, M. Semitendinosus, M. Biceps

femoris caput longum, M. Sartorious, M. Popliteus, M. Gastrocnemius, dan M. Plantaris.

Ekstensi : M. Quadriceps femoris dan tensor fascia lataeRotasi medialis : M. Popliteus, M. Semimembranosus, M.Semitendinosus,

M. Sartorius, dan M. gracialisFleksi lateralis : M. biceps femris caput brevis.

2. TIU. Memahami dan menjelaskan otot-otot yang berperan pada posisi fraktur OS. Femur

I.1 Otot Otot Paha Anterior

1.M.iliopsoas M.Psoas MajorOrigo : Sisi vertebra T12-L5,Discus Invertebralis,dan Processus TransversusInsertio : Trochanter MinorFungsi : Bersama memfleksikan pada articulatio coxae dan menstabilkan

articulatio coxae, Ekstensi rotasi medial.2.M.Iliacus

Origo : Crista Illiaca,Fossa Illiaca,Ala Sacralis,dan Lig Sacro Illiaca anteriorInsertio : Tendo M.Psoas Major,dan Trochanter MinorFungsi : M.Psoas Major

3.M.Iliopsoas M.Psoas MinorOrigo : Permukaan Lateral Corpus Vertebra Thoracicus 2 dan lumbal 1Insertio : Fascia Miliopsoas dan Arcus IliopectinusFungsi : M.Psoas Major

4.M.Tensor Fasciae LataeOrigo : SIAS dan bagian anterior Crista IliacaInsertio : Tractus Ilictibialis yang melekat pada Condylus LateralisFungsi : Abduksi,Endorotasi,Fleksi paha,Ekstensi lutut, dan memantapkan

batang tubuh pada Paha.

Page 8: Terjatuh Dari Sepeda Motor

5.M.SartoriusOrigo : SIAS dan bagian takik dibawahnyaInsertio : Bagian Proksimal permukaan medial TibiaFungsi : Fleksi.Abduksi dan eksorotasi pada articulatio coxae dan flexi pada

articulatio genus

6.M.Quadriceps FemorisOrigo : SIAI,dan os illi cranial dari acetabulumInsertio : Alas patela dan lewat ligamentum patela pada tuberositas tibiaeFungsi : Ekstensi pada tungka bawah pada art genus,M.Rectus femoris juga

menstabilkan dan membantu iliopsoas memfleksikan paha

7.M.Quadriceps Femuris M.Vastus Lateralis

Origo : Trochanter major dan Labium Laterale Lineae Asperis Corporis Femoris

M.Vastus MedialisOrigo : Linea interochoenteritica dan Labium Mediale Linea Aspera

Corporis Femoris M.Vastus Intermedius

Origo : Permukaan anterior dan inferior corpus femoris M.Articulatio Genus

Origo : ¼ distal fascies anterior femur

I.2 Otot-otot paha medial

1. M. RectineusOrigo : Ramus superior ossis pubisInsertio : Linea pectinata femur di bawah trochanter minorFungsi : Adduksi dan fleksi paha, membantu rotasi medial paha

2. M. Adductor longusOrigo : Corpus ossis pubis

Insertio : 13

tengah linea aspera femoris

Fungsi : aduksi paha fleksi rotasi lateral sendi pinggul

3. M. adductor brevisOrigo : corpus ossis pubis dan ramus inferiorossis pubisInsertio : linea pectinata dan bagian proksimal linea aspera femorisFungsi : Adduksi paha, sedikit banyak fleksi paha

4. M. Adductor magnusOrigo : Ramus inferior ossis pubis , ramus ossis ichii (bagian aduktor), tuber

ischiadicumInsertio : tuberositas glutealis, linea aspera, linea supra condylaris medialis,

tuberculum adductum femoris (bagian harmstring).Fungsi : adduksi paha, fleksi paha, ekstensi bagian harmstring

Page 9: Terjatuh Dari Sepeda Motor

5. M. Bracilis Origo : Corpus ossis pubis dan ramus inferior ossis pubisInsertio : bagian superior permukaan medial tibicFungsi : adduksi paha- fleksi tungkai bawah dan membantu endorotasi

tungkai bawah

6. M. Obturator externusOrigo : Tepi foramen obturatum dan membrane obturatoriaInsertio : Fosso trochanterica femorisFungsi : Eksorotasi paha, fiksasi caput femoris dalam acetabulum adduksi

I.3 Otot paha posterior

1. M. SemitendinosusOrigo : Tuber ischiadicumInsertio : Permukaan medial bagian proksimal tibial/permukaan medial

tuberositas tibiaeFungsi : Ekstensi paha, fleksi dan endorotasi sewaktu paha dan tungkai

bawah terfleksi, ekstensi batang tubuh2. M. Semimembranosus

Origo : TuberischiodicumInsertio : Bagian posterior condyles medialisFungsi : Ekstensi paha, fleksi dan endorotasi sewaktu paha dan tungkai

bawah terfleksi, ekstensi batang tubuh3. M. Biceps femoris

Origo : Caput longum tuberischiodicumCaput brevis linea asperme dan linea supracondylaris lateralis femur

Insertio : Sisi lateral caput fibulae, tendonya disini terbelah oleh ligacolateral fibulae

Fungsi : Fleksi dan eksorotasi tungkai bawah, ekstensi paha (sewaktu mulai berjalan)

3. TIU. Memahami dan menjelaskan fraktur OS. Femur

FRAKTUR FEMUR

A. Fraktur collum femurFraktur collum femur dapat disebabkan oleh trauma langsung yaitu misalnya

penderita jatuh dengan posisi miring dimana daerah trochanter mayor langsung

terbentur dengan benda keras (jalanan) ataupun disebabkan oleh trauma tidak

langsung yaitu karena gerakan exorotasi yang mendadak dari tungkai bawah, dibagi

dalam :

- Fraktur intrakapsuler

- Fraktur ekstrakapsuler

Page 10: Terjatuh Dari Sepeda Motor

Fraktur intrakapsuler

Mekanisme fraktur : fraktur intrakapsuler ini (collum femur) dapat disebabkan oleh trauma langsung dan trauma tidak langsung

Trauma langsung : biasanya penderita terjatuh dengan posisi miring dimana daerah trochanter mayor langsung terbentur dengan benda keras

Trauma tidak lansung : disebabkan gerakan exorotasi yang mendadak dari tungkai bawah. Karena kepala femur terikat kuat dengan ligament di dalam acetabulum oleh ligament iliofemoral dan kapsul sendi, mengakibatkan fraktur di daerah collum femur

Pemeriksaan fisik : pada penderita muda ditemukan riwayat mengalami kecelakaan berat. Pada penderita usia tua biasanya traumanya ringan. Penderita tak dapat berdiri karena rasa sakit sekali pada panggul. Posisi panggul dalam keadaan fleksi dan eksorotasi. Didapatkan juga adanya perpendekan dari tungkai yang cedera. Pada palpasi sering ditemukan adanya haematoma di panggul

Fraktur ekstrakapsuler

Merupakan fraktur antara trochanter mayor dan trochanter minor. Fraktur ini termasuk fraktur ekstrakapsuler. Banyak terjadi pada orang tua terutama pada wanita (di atas umur 60 tahun). Biasanya traumanya ringan, jatuh kepleset, daerah pangkal paha kebentur lantai.

Gejala klinis : biasanya penderita wanita tua dengan riwayat setelah jatuh kepleset , penderita tak dapat jalan. Pada pemeriksaan kaki yang cedera dalam posisi external rotasi. Tungkai yang cedera lebih pendek. Pada pangkal paha sakit dan bengkak.

B. Fraktur subtrochanter femurFraktur subtrochanter ialah fraktur dimana garis patah berada 5 cm distal dari trochanter minor, dibagi dalam beberapa klasifikasi tetapi yang lebih sederhana dan mudah dipahami adalah klasifikasi Fielding & Magliato, yaitu :

tipe 1 : garis fraktur satu level dengan trochanter minor

tipe 2 : garis patah berada 1 -2 inch di bawah dari batas atas trochanter minor

tipe 3 : garis patah berada 2 -3 inch di distal dari batas atas trochanterminor

Mekanisme fraktur biasanya karena trauma langsung dapat terjadi pada orang tua biasanya disebabkan oleh trauma yang ringan. Dan pada orang muda biasanya karena trauma dengan kecepatan tinggi.

Pemeriksaan fisik : tungkai bawah yang cedera lebih pendek dan rotasi eksternal di daerah panggul ditemukan hematoma atau echymosis

Page 11: Terjatuh Dari Sepeda Motor

C. Fraktur batang femur (dewasa)Mekanisme trauma : daerah tulang-tulang ini sering mengalami patah. Biasanya terjadi karena trauma langsung akibat kecelakaan lalu lintas di kota besar atau jatuh dari ketinggian. Kebanyakan dialami oleh penderita laki-laki dewasa. Patah pada daerah ini dapat menimbulkan pendarahan yang cukup banyak, mengakibatkan penderita jatuh dalam shock.

Klasifikasi fraktur batang femur Fraktur batang femur biasanya terjadi karena trauma langsung akibat kecelakaan lalu lintas dikota kota besar atau jatuh dari ketinggian, patah pada daerah ini dapat menimbulkan perdarahan yang cukup banyak, mengakibatkan penderita jatuh dalam shock, salah satu klasifikasi fraktur batang femur dibagi berdasarkan adanya luka yang berhubungan dengan daerah yang patah. Dibagi menjadi : Tertutup Fraktur femur terbuka

Ketentuan terbuka bila terdapat hubungan antara tulang patah dengan dunia luar. Fraktur terbuka ini dibagi menjadi tiga derajat :

a. Derajat I : bila terdapat hubungan dengan dunia luar timbul luka kecil, biasanya diakibatkan tusukan fragment tulang dari dalam menembus keluar.

b. Derajat II : lukanya lebih besar (>1 cm) luka ini disebabkan karena benturan benda dari luar

c. Derajat III : lukanya lebih luas dari derajat II, lebih kotor, jaringan lunak banyak yang ikut rusak

Pemeriksaan klinik : daerah yang patah tulangnya sangat membengkak, ditemukan tanda functiolaesa. Nyeri tekan, nyeri gerak. Tampak adanya deformitas angulasi ke lateral atau angulasi anterior, rotasi. Tungkai bawah, ditemukan adanya perpendekan tungkai. Pada fraktur 1/3 tengah femur, pada pemeriksaan harus diperhatikan pula kemungkinan adanya dislokasi sendi panggul dan robeknya ligament dari daerah lutut.

Penatalaksanaan

Non operatif : dilakukan skeletal traksi. Yang sering digunakan ialah method perkin dan metode balance skeletal traction

Operatif : pada fraktur femur 1/3 tengah sangat baik untuk dipasang intermedullary nail. Terdapat bermacam-macam intramedullary nail untuk femur, di antaranya : kuntscher nail, sneider nail, ao nail

D. FRAKTUR BATANG FEMUR (anak – anak)

Page 12: Terjatuh Dari Sepeda Motor

E. FRAKTUR SUPRACONDYLER FEMUR

Fraktur supracondyler fragment bagian distal selalu terjadi dislokasi ke posterior, hal ini biasanya disebabkan karena adanya tarikan dari otot – otot gastrocnemius, biasanya fraktur supracondyler ini disebabkan oleh trauma langsung karena kecepatan tinggi sehingga terjadi gaya axial dan stress valgus atau varus dan disertai gaya rotasi.

F. FRAKTUR INTERCONDYLAIR Biasanya fraktur intercondular diikuti oleh fraktur supracondular, sehingga

umumnya terjadi bentuk T fraktur atau Y fraktur.

G. FRAKTUR CONDYLER FEMUR Mekanisme traumanya biasa kombinasi dari gaya hiperabduksi dan adduksi

disertai dengan tekanan pada sumbu femur keatas

FRAKTUR TERBUKA

KLASIFIKASI

Fraktur terbuka dibagi menjadi 3 derajat yang ditentukan oleh berat ringannya luka dan

berat ringannya fraktur-fraktur.

Tabel 3. Derajat Patah Tulang Terbuka Menurut Gustillo dan Anderson (1976)

Kemudian Gustillo et al. (1984) membagi tipe III dari klasifikasi Gustillo dan Anderson

(1976) menjadi tiga subtipe, yaitu tipe IIIA, IIIB dan IIIC:

IIIA terjadi apabila fragmen fraktur masih dibungkus oleh jaringan lunak, walaupun

adanya kerusakan jaringan lunak yang luas dan berat.

IIIB fragmen fraktur tidak dibungkus oleh jaringan lunak sehingga tulang terlihat

jelas atau bone expose, terdapat pelepasan periosteum, fraktur kominutif. Biasanya

disertai kontaminasi masif dan merupakan trauma high energy tanpa memandang

luas luka.

III C terdapat trauma pada arteri yang membutuhkan repair agar kehidupan bagian

distal dapat dipertahankan tanpa memandang derajat kerusakan jaringan lunak.

Page 13: Terjatuh Dari Sepeda Motor

Tabel 4. Klasifikasi lanjut fraktur terbuka tipe III (Gustillo dan Anderson, 1976)

oleh Gustillo, Mendoza dan Williams (1984)

PENATALAKSANAAN KHUSUS PADA FRAKTUR TERBUKA

Fraktur terbuka merupakan suaru keadaan darurat yang memerlukan penanganan yang

terstandar untuk mengurangi risiko infeksi. Selain mencegah infeksi juga diharapkan

terjadi penyembuhan fraktur dan restorasi fungsi anggota gerak.

Beberapa prinsip dasar pengelolaan fraktur terbuka adalah

1. Obati fraktur terbuka sebagai suatu kegawatan.

2. Adakan evaluasi awal dan diagnosis akan adanya kelainan yang dapat menyebabkan

kematian.

3. Berikan antibiotik dalam ruang gawat darurat, di kamar operasi dan setelah operasi.

4. Segera dilakukan debridemen dan dan irigasi yang baik.

5. Ulangi debridemen 24-72 jam berikutnya.

6. Stabilisasi fraktur.

7. Biarkan luka terbuka antara 5-7 hari.

8. Rehabilitasi anggota gerak yang terkena.

Sedangkan tahap-tahap pengobatan fraktur terbuka adalah sebagai berikut 6:

1. Pembersihan luka.

Dilakukan dengan cara irigasi dengan cairan NaCl fisiologis secara mekanis untuk

mengeluarkan benda asing yang melekat.

2. Eksisi jaringan yang mati dan tersangka mati (debridemen).

Page 14: Terjatuh Dari Sepeda Motor

Semua jaringan yang kehilangan vaskularisasinya merupakan daerah tempat

pembenihan bakteri sehingga diperlukan eksisi secara operasi pada kulit, jaringan

subkutaneus, lemak, fasia, otot, dan fragmen-fragmen yang lepas.

3. Penutupan kulit.

4. Pemberian antibakteri.

Pemberian antibiotik bertujuan untuk mencegah infeksi. Antibiotik diberikan dalam

dosis yang besar sebelum, pada saat, dan sesudah tindakan operasi.

5. Pencegahan tetanus.

Semua penderita dengan fraktur terbuka perlu diberikan pencegahan tetanus. Pada

penderita yang telah mendapat imunisasi aktif cukup dengan pemberian toksoid. Tapi

bagi yang belum, dapat diberikan 250 unit tetanus imunoglobulin.

6. Pengobatan fraktur itu sendiri.

4. TIU. Memahami dan menjelaskan tentang radiologist pada fraktur femur

Fraktur tidak selalu disebabkan oleh trauma berat ; kadang-kadang trauma ringan dapat menimbulkan fraktur. Berdasarkan ini, maka dikenal berbagai jenis fraktur :

a. Fraktur yang disebabkan trauma beratb. Fraktur spontan/patologik fraktur pada patah tulang sebelumnya telah

mengalami patologik (tumor tulang primer/sekunder, mieloma multipel, ostemielitis)

c. Fraktu stress/fatigue trauma ringan tapi terus menerus, misalnya fraktur tibia pada penari balet ; fraktur fibula pada pelari jarak jauh.

Trauma dapat bersifat :

1. Eksternal : tertabrak, jatuh, dst2. Internal : kontraksi otot yang kuat dan mendadak seperti pada serangan

epilepsi, tetanus, renjatan listrik, keracunan striknin3. Trauma ringan tapi terus menerus.

Pemeriksaan Radiologist

Sinar-X merupakan bagian dari spektrum elektromagnetik, dipancarkan akibat penngeboman anoda wolfram oleh elektron-elektron bebas dari suatu katoda. Film polos dihasilkan oleh pergerakan elektron-elektron tersebut melintasi pasien dan menampilkan film radiologik.

Tulang dapat myerap sinar radiasi, meyebabkan pajanan pada film paling sedikit, sehingga film yang dihasilkan berwarna putih. Udara paling sedikit menyerap radiasi, menyebabkan pajanan pada film maksimal, film berwarna hitam

Page 15: Terjatuh Dari Sepeda Motor

Sebagai penunjang, “pencitraan” menggunakan sinar rotgent (X-Ray) untuk mendapatkan gambaran 3 dimensi yakni keadaan dan kedudukan tulang yang sulit sehingga diperlukan 2 proyeksi yaitu AP atau lateral.

Dalam keadaan tertentu diperlukan proyeksi tambahan (khusus) karena adanya superposisi, misalnya proyeksi aksial, bila ada fraktur pada femur/humerus proksimal.

Yang perlu dibaca pada rotngen/ sinar X-ray :

a. Bayangan jaringan lunakb. Tipis tebalnya cortex sebagai akibat periosteum/biomekanik (Wolff’s Law)/rotasic. Trabukulasi ada tidaknya rare fractiond. Sela sendi serta bentuk arsitektur sendi.

Selain foto polos X-ray (plane X-ray) mungkin perlu teknik khusus : Tomografi

Tomografi telah berkembang lebih maju dengan adanya CT (Computerised Tomografy) yang dapat membuat selain potongan longitudinal juga potongan tranversal / axial.

Atau dengan contrast, seperti : o Myelografy menggambarkan cabang-cabang saraf spinal dan pembuluh

darah di ruang tulang vertebrae yang mengalami kerusakan akibat trauma.o Arthrografy menggambarkan jaringan-jaringan ikat yang rusak karena ruda

paksa.o Fistulografyo Scintigrafy menggunakan radioisotope untuk mengetahui penyebaran

(metastasis).o MRI / NMR (Magnectic Resonance Imaging atau Nuclear Magnectic

Resonance)

Page 16: Terjatuh Dari Sepeda Motor
Page 17: Terjatuh Dari Sepeda Motor

Fraktur panggul : Subkapitalis : dibawah kaput femur dan sering menyebabkan avaskuler

pada kaput Interkanterika : fraktur melewati suatu garis antara trokanter mayor dan

minor. Subtrokanterika : terletak di bawah trokanter minor.

Fraktur plateau tibia

Biasanya menimbulkan depresi pada plateau tibia memerlukan elevasi dengan operasi fiksasi internal. Sering menimbulkan kerusakan pada ligamentum krusiatum atau kolateral

Fraktur leher femur (tanda panah)

Fraktur Interkanterika (tanda panah)

Dislokasi traumatikpada panggul kanan (tanda panah)

.Fraktur plateau tibia (tanda panah)

Page 18: Terjatuh Dari Sepeda Motor

Pemeriksaan radiologi selanjutnya adalah untuk kontrol:

A. Segera setelah reposisi untuk menilai kedudukan fragmen. Bila dilakukan reposisi terbuka perlu diperhatikan kedudukan pen intramedular (kadang-kadang pen menembus tulang) plate dan screw (kadang-kadang screw lepas)

B. Pemeriksaan periodik untuk menilai penyembuhan fraktur :- callus- konsolidasi- remodelling : terutama pada anak-anak- adanya komplikasi

5. TIU. Memahami dan menjelaskan penetalaksanaan fraktur terbuka OS Femur

Pilihan adalah terapi konservatif atau operatif. Pilihan harus mengingat tujuan pengobatan fraktur, yaitu : mengembalikan fungsi tulang yang patah dalam jangka waktu sesingkat mungkin.

I. Terapi Konservatif

a. Proteksi saja Misalnya mitella untuk fraktur collum chirurgicum humeri dengan kedudukan

baik.

b. Immobilisasi saja tanpa reposisi Misalnya pemasangan gips atau bidai pada fraktur inkomplit dan fraktur dengan

kedudukan baik.

Tabel 1. Perkiraan Waktu Imobilisasi yang Dibutuhkanuntuk Penyatuan Tulang Fraktur

Page 19: Terjatuh Dari Sepeda Motor

c. Reposisi tertutup dan fiksasi dengan gips Misalnya fraktur supracondylair, fraktur colles, fraktur smith. Reposisi dapat

dengan anestesi umum atau anestesi lokal dengan menyuntikkan obat anestesi dalam hematoma fraktur. Fragmen distal dikembalikan pada kedudukan semula terhadap fragmen proksimal dan dipertahankan dalam kedudukan yang stabil dalam gips. Misalnya fraktur distal radius, immobilisasi dalam pronasi penuh dan fleksi pergelangan.

d. Traksi Traksi dapat untuk reposisi secara perlahan dan fiksasi hingga sembuh atau

dipasang gips setelah tidak sakit lagi. Pada anak-anak dipakai traksi kulit (traksi Hamilton Russel/traksi Bryant).

Traksi kulit terbatas untuk 4 minggu dan beban < 5 kg, untuk anak-anak waktu dan beban tersebut mencukupi untuk dipakai sebagai traksi definitif, bilamana tidak maka diteruskan dengan immobilisasi gips. Untuk orang dewasa traksi definitif harus traksi skeletal berupa balanced traction.

II. Terapi Operatif

A. Terapi operatif dengan reposisi secara tertutup dengan bimbingan radiologis (image intensifier, C-arm) :

1. Reposisi tertutup-Fiksasi eksternaSetelah reposisi baik berdasarkan kontrol radiologis intraoperatif maka dipasang alat fiksasi eksterna.

2. Reposisi tertutup dengan kontrol radiologis diikuti fiksasi internaMisalnya : reposisi fraktur tertutup supra condylair pada anak diikuti dengan pemasangan paralel pins. Reposisi tertutup fraktur collumum pada anak diikuti pinning dan immobilisasi gips.

Cara ini sekarang terus dikembangkan menjadi “close nailing” pada fraktur femur dan tibia, yaitu pemasangan fiksasi interna intra meduller (pen) tanpa membuka frakturnya.

B. Terapi operatif dengan membuka frakturnya :1. Reposisi terbuka dan fiksasi interna ORIF (Open Reduction and Internal

Fixation), Keuntungan cara ini adalah :- Reposisi anatomis.- Mobilisasi dini tanpa fiksasi luar.

Indikasi ORIF :a. Fraktur yang tak bisa sembuh atau bahaya avasculair nekrosis tinggi, misalnya :

- Fraktur talus.- Fraktur collum femur.

b. Fraktur yang tidak bisa direposisi tertutup. Misalnya :- Fraktur avulsi.- Fraktur dislokasi.

c. Fraktur yang dapat direposisi tetapi sulit dipertahankan. Misalnya :- Fraktur Monteggia.- Fraktur Galeazzi.

Page 20: Terjatuh Dari Sepeda Motor

- Fraktur antebrachii.- Fraktur pergelangan kaki.

d. Fraktur yang berdasarkan pengalaman memberi hasil yang lebih baik dengan operasi, misalnya : fraktur femur.

2. Excisional ArthroplastyMembuang fragmen yang patah yang membentuk sendi, misalnya :

- Fraktur caput radii pada orang dewasa.- Fraktur collum femur yang dilakukan operasi Girdlestone.

3. Excisi fragmen dan pemasangan endoprosthesisDilakukan excisi caput femur dan pemasangan endoprosthesis Moore atau yang lainnya.

Tujuan pengobatan fraktur yaitu untuk mengembalikan fungsi maka sejak awal sudah harus diperhatikan latihan-latihan untuk mencegah disuse atropi otot dan kekakuan sendi, disertai mobilisasi dini. Pada anak jarang dilakukan operasi karena proses penyembuhannya yang cepat dan nyaris tanpa komplikasi yang berarti.

III. Pengobatan Fraktur TerbukaFraktur terbuka suatu keadaan darurat yang memerlukan penanganan segera. Tindakan sudah harus dimulai dari fase pra-rumah sakit :

-Pembidaian-Menghentikan perdarahan dengan perban tekan-Menghentikan perdarahan besar dengan klem

Tiba di UGD rumah sakit harus segera diperiksa menyeluruh oleh karena 40% dari fraktur terbuka merupakan polytrauma.Tindakan life-saving harus selalu didahulukan dalam kerangka kerja terpadu (team work).

6. TIU. Memahami dan menjeaskan rukhsah/keringanan sholat dalam islam

Definisi Rukshah

Rukhshah. Hukum rukhshah ialah suatu hukum yang diatur oleh syara' karena adanya udzhur (halangan) yang menyukarkan. Hukum rukhshah dikecualikan dari hukum azimah, yang umumnya berlaku selama ada udzhur yang berat dan seperlunya saja, dan hukum rukhshah ini datangnya terkemudian sesudah azimah. Misalnya hukum makan bangkai dikala tidak ada makanan sama sekali. Juga seperti dibolehkan mengqashar shalat wajib dari empat raka'at menjadi dua raka'at.

"Bertakwalah kepada Allah SWT menurut kesanggupanmu" (Q.S At Thaghabun:16). Ayat tersebut memberikan pengatahuan kepada kita bahwa sebenarnya Islam adalah agama yang luwes dan mudah dilakukan.

Termasuk juga ketika bagaimana bersuci, melakukan shalat dengan gerakan yang tak biasa misalnya duduk/berbaring bahkan bersuci pun ketika sakit mendapatkan keringanan.

Page 21: Terjatuh Dari Sepeda Motor

Macam-macam rukshah

A. Dilihat dari segi bentuk hukum asalnya.1. Rukshah memperbuat adalah keringanan untuk melakukan sesuatu perbuatan

yang menurut asalnya harus ditinggalkan contoh : boleh memakan daging babi jika sangat darurat (Qs.Al-Baqarah 173)

2. Rukshah meninggalkan adalah keringanan untuk meninggalkan perbuatan yang menuntut hukum azimahnya adalah wajib/sunnah tetapi dalam keadaan tertentu mukallaf tidak dapat melakukannya dalam arti jika melakukannya akan membahayakan dirinya. Kebolehan meninggalkan puasa karena sakit/dalam perjalanan (Qs Al-Baqarah 184)

B. Dilihat dari bentuk keringanan1. Keringanan dalam bentuk menggugurkan kewajiban2. Keringanan dalam bentuk mengurangi kewajiban3. Keringanan dalam bentuk mengganti kewajiban 4. Keringanan dalam bentuk menangguhkan kewajiban 5. Keringanan mendahulukan kewajiban

Tata cara

1. Pelaksanaannnya,  meniatkan terlebih dahulu melafazkan niat, maka meletakkan telapak tangan pada tembok atau sprei yang diyakini ada debunya. Terakhir, usapkanlah kedua telapak tangan tersebut pada muka dan kemudian mengusap kedua belah tangan secara bergantian (dimulai dari tangan bagian kanan kemudian bagian kiri) Tayamum

2. Tata cara pelaksanaan shalat, jika tidak mampu melaksanakan  dengan berdiri, maka seseorang yang sakit bisa menggunakan alat bantu seperti tongkat, menyandarkan diri ke tembok.

Bila cara itu masih dirasa berat, maka langkah selanjutnya adalah melakukan shalat dengan posisi duduk bersimpuh (iftirosy), berbaring dengan menghadap ke kiblat dengan miring disisi kanan.

Mengingat keadaan yang demikian parahnya, orang yang telentang tadi bisa menggunakan isyarat kepala (menundukkan). Kemudian isyarat tersebut dijadikan tanda sujud, ruku'.

Masih tidak sanggup lagi ? Lakukanlah dengan memakai isyarat mata. Caranya dengan memejamkan sekejap kalau melakukan ruku' dan jika sujud maka dipejamkan relatif mata.

Keringanan Allah SWT tidak berhenti sampai disini, jika perlu shalatlah dengan hati. Terpenting dalam melaksanakan shalat harus tepat waktu, sesuai dengan kemampuannya yang telah diterangkan diatas.

3. Untuk melaksanakan shalat, sebanarnya tidak tepat waktu juga tidak menjadi masalah, jika memungkinkan, maka gabungkanlah atau jamaklah takdim atau ta'khir. Boleh menjamak antara sholat dzuhur dan ashar, menggabungkan antara shalat maghrib dan isya juga diperbolehkan. Terpenting dalam pelaksanaan shalat bagi orang yang sakit tidak boleh lupa dan jangan meninggalkan.

Page 22: Terjatuh Dari Sepeda Motor

Bentuk-bentuk rukshah solat

Islam adalah agama yang mudah dan banyak sekali memberikan kemudahan (rukhsah) bagi umatnya. Termasuk dalam hal pelaksanaan ibadah shalat atas apa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw dan para sahabatnya. Berikut ini di antara bentuk-bentuk kemudahan dari Allah SWT tersebut.

1. Membukakan pintu ketika sedang shalat.

Dicontohkan oleh Rasulullah saw dalam sebuah hadits. Diriwayatkan dari Aisyah, ia berkata, "Rasulullah sedang shalat di rumah dan pintu terkunci dari dalam, lalu saya datang dan meminta agar dibukakan pintu, lalu Rasulullah bergerak membuka pintu kemudian melanjutkan shalatnya." Aisyah berkata, "Pintu itu berada di arah kiblat." (HR Abu Dawud, Nasa'i, At-Tirmidzi, dan Ahmad)

Namun, sebelum melakukan gerakan tersebut (membuka pintu), hendaknya orang yang sedang shalat mengeraskan bacaan takbirnya agar diketahui oleh orang yang mengetuk pintu. Jika tidak mengerti juga maka hendaknya membuka pintu dengan gerakan yang sangat halus dan tidak memalingkan tubuhnya dari arah kiblat.

2. Shalat sambil menggendong bayi atau balita

Ada sebuah pertanyaan. Apa yang dilakukan seseorang (ibu) jika ia mempunyai bayi atau balita yang rewel yang menyebabkan ia susah melaksanakan shalat karena kerewelannya?

Islam adalah agama yang mudah dan memudahkan pemeluknya untuk melakukan ibadah tanpa terhalang oleh apa pun. Oleh karena itu, dalam kasus di atas, jika tidak ada orang lain yang mengasuhnya atau seseorang yang menjaganya ketika kita akan melakukan shalat, sebagai rukhsah (keringanan) bagi kita adalah kita boleh menggendongnya ketika kita shalat.

Adapun caranya adalah sebagai berikut.a. Sebelum digendong terlebih dahulu bersihkan dari segala macam najis yang

menempel pada bayi atau balita.b. Niat seperti biasa sambil menggendong bayi atau balita.c. Tangan tidak perlu diangkat ketika takbir dan juga tidak bersedekap di atas

dada, karena hukum mengangkat tangan dan menyedekapkan di atas dada adalah sunah.

d. Ketika rukuk, tangan tidak perlu diletakkan di atas lutut, tapi tetap memegang erat bayi atau balita.

e. Ketika hendak sujud, letakkan bayi atau balitatersebut di tempat yang mudah dijangkau tanpagerakan yang berlebihan

f. Laksanakan seperti itu hingga shalat selesai.

Berdasarkan hadist dari Abu Qatadah, ia berkata, "Rasulullah shalat sedang cucunya Umamah putri Zainab berada di punggungnya. Bila beliau rukuk, diletakkannya cucunya tersebut dan bila berdiri dari sujud, diambilnya kembali dan diletakkan di punggungnya seperti semula."

Page 23: Terjatuh Dari Sepeda Motor

Dari Abdullah bin Syidad dari ayahnya berkata, "Pada suatu ketika Rasulullah keluar untuk mengerjakan shalat Zuhur atau Asar, beliau membawa cucunya Hasan atau Husein, lalu maju ke depan dan meletakkan cucunya kemudian bertakbir. Ketika sujud, beliau sujud lama sekali hingga terangkat kepalaku. Terlihat olehku, ternyata sang cucu sedang berada di punggung Rasulullah, maka aku pun kembali sujud.

Setelah selesai shalat, para jamaah bertanya, ‘Wahai Rasulullah, lama sekali Anda sujud hingga kami mengira bahwa telah terjadi sesuatu atau wahyu sedang diturunkan kepadamu.’ Rasulullah menjawab, 'Semua itu tidak terjadi, melainkan ketika itu cucuku sedang berada di punggungku dan aku tidak mau mengganggunya hingga dia merasa puas bermain-main." (HR Ahmad, An-Nasa`i, dan Hakim)

3. Memberi isyarat dalam shalat.

Diperbolehkan memberi isyarat, misalnya seseorang yang menanyakan kunci kendaraan, sedangkan kita sedang melaksanakan shalat dan tidak ada seorang pun yang mengetahuinya selain kita. Sedangkan dia sangat membutuhkan kendaraan, atau memberi isyarat kepada seseorang untuk melakukan sesuatu, atau memberi isyarat ketika menjawab salam.

Hal ini berdasarkan pada sebuah hadits:Jabir bin Abdullah ra berkata, "Aku diperintahkan oleh Nabi agar datang menemuinya, karena pada waktu itu beliau hendak pergi bertemu dengan Bani Musthalik, kebetulan aku tiba ketika Nabi sedang shalat di atas kendaraannya. Aku berkata-kata kepadanya, maka beliau pun memberikan isyarat dengan tangannya sambil menganggukkan kepalanya sedangkan aku mendengarkan bacaan shalat beliau.

Setelah selesai shalat, beliau bertanya kepadaku, "Bagaimana tugas yang aku berikan kepadamu? Sebenarnya tidak ada yang menghalangiku untuk menjawab ucapanmu, karena ketika itu aku sedang shalat." (HR Muslim dan Ahmad)

Hadits lain menerangkan, Syuaib berkata, "Subhaanallah", dan bagi makmum perempuan dengan menepukkan tangan sehingga menimbulkan bunyi. Dengan bunyi tersebut, imam akan segera menyadari kesalahannya dan memperbaikinya. Hal ini didasarkan pada hadist, dari Sahl bin Sa'ad, Rasulullah bersabda, "Aku berjalan di dekat Rasulullah ketika beliau sedang melaksanakan shalat. Aku pun mengucapkan salam kepadanya dan beliau menjawab dengan isyarat." (HR At-Tirmidzi dan Ahmad)

Page 24: Terjatuh Dari Sepeda Motor

DAFTAR PUSTAKA

Kumpulan kuliah Ilmu Bedah FKUIMarieb, Elaine N. 2006. Human Anatomy and Physiology Sixth Edition. South Asia: Pearson

EducationPradip R. Patel. Lecture Notes Radiologi edisi kedua. 2006. Jakarta : ErlanggaRasad Asri, Rukmono. Radiologi diagnostik cetakan keenam. 200. Jakarta : Gaya BaruSnell, Richard S. 1998. Anatomi klinik: Untuk mahasiswa kedokteran edisis ketiga, ab. Aji

Darma, M M C. Mulyani. Jakarta : EGC. Syamsir, M. 2009. Kinesiologi: Gerak Tubuh Manusia. Jakarta: Universitas Yarsi Fakultas

Kedokteran Bagian AnatomiWalker, Brad. 2007. The Anatomy of Sports Injuries. California: North Atlantic Books