Terjadinya Jagat Raya.docx

92
Terjadinya Jagat Raya Budaya Kejawen menamakan jagat ini adalah Jagad Paramudita, seperti yang sering diucapkan para dalang wayang kulit.Artinya jagat yang dihuni oleh para mudita, oleh manusia wanita dan pria, mahluk paling penting didunia ini. Jagat Raya seisinya termasuk manusia yang mendiami bumi ini, tercipta atas kuasa Tuhan, Sang Pencipta Alam. Keberadaan manusia dibumi, setelah iklim dan kondisinya kondusif, siap untuk dijadikan rumah tinggal yang nyaman, lengkap dengan segala faktor pendukungnya. Pada era mudita, orang mulai memberikan nama-nama pada semua benda dan hal, lahirlah bahasa tutur didunia. Oleh karena itu mudita dihormati oleh anak keturunannya. Asalnya ramai dari sepi Kehidupan bumi yang dihuni para mudita berkembang secara pasti. Tentu pada saat itu, para mudita memilih menghuni tempat-tempat yang aman dan tanahnya subur. Jumlah mudita dengan beragam warna kulit, budaya dan bahasa, semakin bertambah, sehingga bumi menjadi lebih ramai. Timbullah ungkapan : Witing rame saka sepi, witing gumelar saka sonya, artinya : Asal ramai dari sepi,jagat tergelar asalnya dari kosong. Kita akan mengungkap kelahiran dan perkembangan jagat ini dimulai dari Alam Sonya Ruri, sebelum jagat ini tergelar.Pengungkapan dari sudut pandang Kebatinan Jawa, dari sudut pengetahuan spiritual- spiritual knowledge, yang istilah lokalnya adalah elmu atau ngelmu Para pakar dunia, menjelaskan proses terjadinya alam raya dari sudut science – ilmu pengetahuan, secara ilmiah. Perlu digaris bawahi bahwa Kejawen tidak anti kepada ilmu dan perkembangannya yang berguna bagi umat manusia; tetapi untuk kehidupan yang lebih baik, komplit dan benar, lahir batin, diperlukan ilmu dan ngelmu.

description

kosmologi

Transcript of Terjadinya Jagat Raya.docx

Page 1: Terjadinya Jagat Raya.docx

Terjadinya Jagat Raya

Budaya Kejawen menamakan jagat ini adalah Jagad Paramudita, seperti yang sering diucapkan para dalang wayang kulit.Artinya jagat yang dihuni oleh para mudita, oleh manusia wanita dan pria, mahluk paling penting didunia ini.

Jagat Raya seisinya termasuk manusia yang mendiami bumi ini, tercipta atas kuasa Tuhan, Sang Pencipta Alam. Keberadaan manusia dibumi, setelah iklim dan kondisinya kondusif, siap untuk dijadikan rumah tinggal yang nyaman, lengkap dengan segala faktor pendukungnya.

Pada era mudita, orang mulai memberikan nama-nama pada semua benda dan hal, lahirlah bahasa tutur didunia. Oleh karena itu mudita dihormati oleh anak keturunannya.

Asalnya ramai dari sepi

Kehidupan bumi yang dihuni para mudita berkembang secara pasti. Tentu pada saat itu, para mudita memilih menghuni tempat-tempat yang aman dan tanahnya subur. Jumlah mudita dengan beragam warna kulit, budaya dan bahasa, semakin bertambah, sehingga bumi menjadi lebih ramai. Timbullah ungkapan : Witing rame saka sepi, witing gumelar saka sonya, artinya : Asal ramai dari sepi,jagat tergelar asalnya dari kosong.

Kita akan mengungkap kelahiran dan perkembangan jagat ini dimulai dari Alam Sonya Ruri, sebelum jagat ini tergelar.Pengungkapan dari sudut pandang Kebatinan Jawa, dari sudut pengetahuan spiritual- spiritual knowledge, yang istilah lokalnya adalah elmu atau ngelmu

Para pakar dunia, menjelaskan proses terjadinya alam raya dari sudut science – ilmu pengetahuan, secara ilmiah.

Perlu digaris bawahi bahwa Kejawen tidak anti kepada ilmu dan perkembangannya yang berguna bagi umat manusia; tetapi untuk kehidupan yang lebih baik, komplit dan benar, lahir batin, diperlukan ilmu dan ngelmu.

Kita luangkan sedikit waktu untuk memahami difinisi tentang Ilmu dan Ngelmu dalam kotak dibawah ini.

Ilmu dan Ngelmu

Ilmu    - Science adalah hasil pikiran manusia, yang semakin lama semakin maju, produknya semakin canggih sebagai hasil pemikiran/penemuan para ahli pikir bidang ilmu pengetahuan.

Ngelmu- Satu pengetahuan yang berhubungan dengan purbawasesa – Kuasa dari Tuhan, yang oleh kebanyakan orang disebut gaib.Ngelmu itu dari dulu sudah ada secara utuh dan sepenuhnya dalam kuasa Gusti. Dibukanya sedikit demi sedikit, sesuai dengan kemajuan kesadaran dan kebutuhan manusia pada suatu saat.

Penjelasan dan penyebaran – babaran lan wedaran, atas kehendak Gusti, melalui orang-orang yang ditunjuk Nya, karena sudah mumpuni pengetahuan dan kesadaran spiritualnya.

Page 2: Terjadinya Jagat Raya.docx

Sehingga, semakin lama, ngelmu semakin terbuka – saya binuko lan ngeblak.

Catatan :Mengenai cara pengajaran dan penyebaran kebatinan Kejawen, pada saat ini sudah jauh lebih terbuka, lebih praktis.

Zaman dulu, ngelmu Kejawen benar-benar sinengker, dianggap rahasia, terkesan tertutup. Hanya kepada yang benar-benar percaya dan belajar sungguh-sungguh dan menghayati, seorang Guru akan memberi tuntunan.

Polisi kolonial Belanda waktu itu mengawasi dengan ketat kelompok-kelompok Kejawen, karena dikhawatirkan menyebarkan ramalan Jayabaya, yang a.l. menyatakan bahwa kolonialis Belanda akan dikalahkan oleh “jago wiring kuning” dari utara, bangsa berkulit kuning dari utara ( ternyata Jepang), yang akan menduduki Nusantara selama “seumur jagung”, dalam kurun waktu pendek ( ternyata 3,5 tahun). Dan bangsa Indonesia akan hidup makmur sejahtera bila diperintah oleh bangsa sendiri, artinya Indonesia merdeka..   Kolonialis Belanda juga melarang orang bertapa karena takut kalau orang tersebut mencari wahyu kemerdekaan.

Banyak terminologi atau kata-kata yang diperlakukan sakral, tidak boleh diucapkan, tabu atau ora ilok, kini telah boleh diucapkan. Misalnya,  pada waktu belajar kebatinan tidak boleh mengucapkan kata jantung. Kalau mau menyebut jantung, harus bilang : kembang gedhang atau sekar pisang, bunga pisang. Sekarang sudah boleh mengucapkan jantung.

Kata samadi juga tidak boleh diucapkan. Kalau mau bilang samadi harus diganti dengan ungkapan :Anggoleki tapake kuntul nglayang   - mencari telapak kaki bangau terbang. Mana dapat.Anggoleki galihing kangkung          - mencari hati kangkung. Apa ada?Nutupi babahan hawa sanga          - menutup sembilan lobang hawa ditubuh.Tentu sulit.

Kalimat-kalimat yang berbunga-bunga yang mungkin sesuai pada waktu itu, sekarang termasuk “njlimet”-berputar-putar dan sulit dipahami, tidak dipakai lagi.

Penjelasan tentang samadi, termasuk cara, metode dan tujuannya, sudah jauh lebih terbuka.

Cara mengajarkan ngelmu Kejawen juga sudah berubah sesuai perkembangan zaman.

Dulu ,Kejawen diajarkan sangat tertutup, dengan peserta sangat terbatas dan hanya diajarkan pada malam hari, dihari tertentu, misalnya pada Kamis malam Jum’at.

Tempatnya juga harus diluar rumah, dibawah atap langit, dipinggir laut, sungai, sawah, kebun atau pelataran rumah. Sekarang sudah diajarkan didalam rumah, boleh siang hari.

Literatur Kejawen banyak yang ditulis, dicetak sebagai buku, dimuat dikoran dan majalah, bahkan ada di internet.

Page 3: Terjadinya Jagat Raya.docx

Dimasa kuno, pembelajaran hanya secara lisan, mantra-mantra tak boleh ditulis, semua harus hafal diluar kepala.

Sekarang sudah terbuka, meski masih ada yang sinengker- dirahasiakan.

Para pakar kebatinan Jawa mengatakan bahwa semua ngelmu kebatinan Jawa boleh diketahui oleh peminatnya sesuai dengan tingkat kesadaran spiritual masing-masing individu, kecuali yang masih menjadi sengkeraning bawono – rahasia jagat.

Penulis yang akrab dengan budaya Jawa dan senang mempelajari budaya-budaya yang lain, mengikuti paugeran- ketentuan ini. Apa yang penulis paparkan adalah ajaran luhur dan sudah dapat palilah, restu dari pinisepuh Kejawen, maupun dari Pribadi Sejati- Higher Self, baik secara nyata maupun melalui wisik sejati- pemberitahuan yang sebenarnya, ditataran ngelmu sejat, dijalan yang diberkahi Gusti.

Alam Sonya Ruri

Sekian juta tahun yang lalu, ketika alam belum ada, bumi belum ada, tidak ada apa-apa sama sekali, suasana gelap gulita, suara tidak ada, disebut Alam Sonya Ruri, artinya tempat tanpa batas, tanpa tepi dan sonya artinya kosong, sepi ( bahasa Jawa : suwung) dan ruri artinya gelap gulita ( bahasa Jawa : peteng ndhedhet).

Alam Sonya Ruri adalah tempat tanpa batas, yang keadaannya kosong tanpa suara dan gelap gulita.

Gambarannya : alam merupakan wadah; isinya : kosong dan gelap gulita.

Kemudian, tidak disebut kapan mulainya, alam sonya ruri mulai bergerak, berputar dan berputar terus dengan cepat. Perputaran itu menimbulkan daya panas, mulai muncul lingkaran ( bahasa Jawa : kalangan), yang semakin lama semakin besar.

Sesudah berputar terus menerus dan cukup lama ( bahasa Jawa : mubeng seser), terjadilah ledakan ( bahasa Jawa : mbledhos), sehingga alam semesta menjadi terang dan mulai terbentuk dan terlihat wujud benda-benda dialam raya : langit dan planet-planet seperti matahari dan bintang-bintang.

Teori  ilmiah menyatakan bahwa Jagat Raya ada sejak 15.000. juta tahun yang lalu, dimulai dengan Big Bang, ledakan awan lemparan gas panas dan debu diangkasa, lalu ada gravitasi yang menyebabkan terbentuknya planet-planet.

Sampai kini ilmu dan ngelmu sependapat bahwa jagat raya terus mengalami proses perkembangan yang tak pernah berhenti.

Mengenai teori ilmiah mengenai terbentuknya jagat raya, Ilmu Pengetahuan yang terlahir dari kejeniusan pikiran manusia, tidak bisa meng-claim sebagai kebenaran, paling-paling mendekati kebenaran.

Jagat Raya dicipta oleh Gusti, Tuhan Yang Maha Kuasa, supaya manusia selalu belajar dan tidak pernah berhenti belajar dan supaya berkiprah positif konstruktif demi kelestarian jagat

Page 4: Terjadinya Jagat Raya.docx

beserta seluruh isinya termasuk umat manusia

Sang Penguasa Alam menitahkan terang

Dalam istilah Kejawennya adalah : Kang Murbeng Alam nitahake pepadhang.

Cahaya terang benderang dialam raya timbul karena perputaran benda-benda dilangit dan bintang-bintang. Cahaya datang dari benda-benda dilangit yang jumlahnya sakirno dalam istilah Jawa, artinya sejuta juta juta, begitu banyak tak terhitung jumlahnya.

Matahari, sesuai dengan kekuasaan alam, atas kehendak Tuhan menerangi jagat termasuk bumi dan punya kewajiban untuk memberi kehidupan kepada semua mahluk.

Rembulan dan semua bintang dilangit ,pada waktu malam hari menyinarkan cahaya yang lembut, sejuk ,yang berguna untuk setiap mahluk.Konstelasi matahari, rembulan, planet-planet dan bintang-bintang terhadap bumi, mempengaruhi iklim dan kehidupan manusia dibumi.

Terbentuknya Bumi

Ketika planet-planet dan bintang-bintang angkasa sudah ada, bumi belum ada. Baru sesudahnya, ketika saling benturan dan saling pengaruh planet-planet dan bintang-bintang berjalan cukup lama diangkasa raya, terbentuklah sebuah bintang berukuran menengah menjadi pusat alam, yang disebut Pratala, artinya dasarnya samudra.

Terbentuk dulu laut, samudra yang disebut Sagara, karena terus menerus diisi air dari hasil gerakan terus menerus benda-benda dialam raya.

Sesudah terbentuk sagara, bumi mulai terbentuk setelah melalui proses alami dan penyempurnaan bentuk, sehingga disebut Bantala atau Bumi.

Proses pembentukan bumi secara pemahaman ilmiah dimulai 4000 juta tahun yang lalu, dilukiskan dengan letusan-letusan gunung berapi yang memuntahkan lava merah menyala. Bumi yang terdiri dari lempengan-lempengan dan samudra-samudra besar, melalui proses jutaan tahun sehingga terwujud bentuk yang seperti saat ini.

Elemen-elemen bumi

Sejak awal terbentuknya jagat, melibatkan unsur-unsur angin, cahaya, api, debu dan air, yang dengan saling interaksi, gerakan dan benturan-benturan melahirkan planet-planet, bintang-bintang dan planet bumi yang kelak didiami manusia.Seperti diketahui elemen-elemen  manusia juga terdiri dari : angin, banyu , geni lan lebu menurut Kejawen, yaitu angin, air, api dan tanah. Sedangkan unsur cahaya, mengingatkan dari mana asalnya suksma yang berupa cahaya.

Pada mulanya, keadaan dibumi belum mendukung adanya kehidupan karena  udara yang belum cocok. Baru sesudah udara dan keadaannya kondusif, manusia dan mahluk-mahluk

Page 5: Terjadinya Jagat Raya.docx

lain bisa hidup dibumi, yaitu dilapisan atmosfir yang berada ditanah sampai dengan ketinggian 17 km.

Adanya makanan

Manusia dan mahluk-mahluk yang lain butuh makanan untuk hidup dibumi. Salah satu elemen manusia adalah air. Terbukti seorang manusia yang sehat pada usia produktif, 80% komponen badan fisiknya adalah air. 2/3 ( dua pertiga) dari permukaan bumi ditutup oleh lautan; 1/10 ( sepersepuluh) permukaan bumi ditutup sungai es.

Sejak mula terbentuknya bumi, air mengucur kebumi, air dimasa mula itu dinamakan Kamandanu, sesudah jatuh kebumi dan kebanyakan berkumpul dilaut, disebut Padmasari, artinya sari makanan.

Oleh karena itu sel-sel kehidupan yang teramat sederhana dimulai dilaut, karena disana ada sari makanan.

Jagat Raya adalah bersatunya unsur-unsur Pratala/Sagara, Padmasari/sari makanan dan Bantala/bumi, yang terus berproses dan saling mempengaruhi dengan benda-benda dialam semesta, sehingga datang saatnya manusia dan mahluk-mahluk lain serta berbagai tetumbuhan mendapatkan tempat yang nyaman dibumi untuk dihuni.

Kandungan bumi

Ini yang disebut kekayaan alam, benda-benda yang terpendam didalam bumi ( termasuk yang dibawah laut), dimana manusia tinggal menggali atau menambangnya untuk memfasilitasi kebutuhan hidupnya.

Selain tanaman pangan, herbal untuk obat dan tanaman industri, berbagai bahan tambang didarmakan oleh bumi kepada manusia. Betapa baiknya Ibu Bumi, Mother Earth kepada manusia.

Kalau mau jujur, manusia modern seharusnya merasa berhutang budi kepada mahluk-mahluk dan tetumbuhan dimasa purba, berhutang budi kepada alam dan tentunya kepada Tuhan.

Hanya sedikit orang yang mengingat kepada jasa fosil-fosil binatang laut dan pohon-pohon raksasa yang sejak 300 juta tahun lalu “ mengorbankan diri’ untuk dijadikan sumber enerji berupa minyak bumi, gas dan batubara.

Padahal produk-produk ini, diburu, diperebutkan dan dimanfaatkan untuk mengabdi kepada manusia modern.Selain itu didalam bumi antara lain masih terdapat berbagai batu, mineral, pasir, kapur  dan lain-lain yang menunjang kesejahteraan manusia. Masih ada lagi berbagai logam seperti ; emas, perak, tembaga, perunggu, besi, aluminium, timah dsb.

Selain itu ada rumpun batu mulia dengan berbagai macam faedah dari harga yang sangat mahal sampai yang murah, seperti : berlian, quartz, ametis, turqoise, safir, emerald, jade, turmalin, citrin, amber, ruby,tiger’s eye, obsidian, agate/ bermacam-macam batu akik dalam

Page 6: Terjadinya Jagat Raya.docx

berbagai warna yang indah dan menarik seperti putih, ungu, biru, hijau, merah muda, kuning, jingga, merah, coklat dan hitam.

Khusus mengenai logam dan batu mulia/gemstones/precious stones ada banyak peminatnya, karena bisa dicipta menjadi perhiasan dan asesories yang menawan.

Berbagai logam dipakai untuk membuat keris, berbagai batu mulia selain dibuat perhiasan yang cantik seperti gelang, kalung, cincin, subang dll, juga digemari oleh orang-orang yang mengerti dengan memanfaatkan daya alami batu-batu mulia tersebut.

Batu mulia memiliki daya alami, enerji yang bisa dimanfaatkan untuk membantu pemakainya.

Enerji yang dipunyai batu mulia, bisa membantu dalam bidang keselamatan, kesehatan, karier, kesejahteraan dll.

Perhiasan dari gemstones termasuk berlian, safir, topaz, emerald, jade dan lain-lain, hanya bersifat perhiasan/asesories yang indah tetapi tidak memfungsikan daya alaminya untuk membantu pemakai, selama daya alami/enerjinya tidak dibangkitkan. Jadi perhiasan dengan batu mulia itu hanyalah “ sleeping beauty”.sekedar menampilkan keindahan.

Supaya enerji batu mulia berfungsi, bekerja dengan membantu atau melindungi pemilik/pemakainya; batu mulia tersebut harus dibangkitkan enerjinya ,istilahnya “diprogram” sesuai dengan fungsi alaminya.Batu-batu itu, tidak “diisi” dengan menempatkan mahluk halus/qodam ( meskipun bisa), tetapi hanya dibangkitkan daya alaminya, supaya tidak tidur.

Untuk itu diperlukan bantuan “programmer” yang mumpuni, yang akrab dengan esensi batu-batu mulia dan itu akan terjadi dengan berkah Tuhan .Website Jagad Kejawen akan membicarakan lebih jauh mengenai batu mulia, untuk membantu peminat.

JagadKejawen,

Suryo S. Negoro

Percintaan Dewi Sukesi dengan Wisrawa

Cerita cinta sepertinya tak pernah padam sepanjang sejarah manusia. Sepasang wanita dan pria terlibat dalam hubungan asmara, satu hal yang wajar-wajar saja, alami, tetapi melalui coretan tangan pujangga, itu bisa melahirkan karya sastra agung yang mendunia.

Dunia Barat punya roman klasik Romeo dan Juliet. Di Jawa kuno, diabad ke 11 dimasa kerajaan Kediri, kobaran asmara antara Asmarabangun yang gagah perkasa dengan Galuh Candra Kirana yang cantik jelita, serasa masih menjilat sepasang insan yang memadu kasih ditanah ini.

Dalam kancah wayang tua, sebelum episode Ramayana, dimasa itu masih ada kerajaan-

Page 7: Terjadinya Jagat Raya.docx

kerajaan yang raja dan penghuninya adalah raksasa ( buto dalam bahasa Jawa). Postur tubuhnya tinggi besar, jelek rupanya, demikian pula watak dan kelakuannya.

Beberapa raksasa yang sadar, berguru kepada resi manusia yang bijak, untuk belajar sopan santun, budi pekerti dan bahkan pengetahuan spiritual untuk manembah kepada Gusti, Sang Pencipta Alam.

Beberapa raksasa setelah berguru mengalami perubahan, yaitu :

Pertama : Menjadi berkelakuan baik, bahkan sampai bisa mendapatkan pencerahan jiwa.

Kedua     : Raga fisiknya juga menjadi lebih baik, yang wanita menjadi manusia cantik; yang laki-laki menjadi pria berparas bagus.

Ketiga     : Yang terpenting, eksistensi mereka sebagai raksasa telah berhenti , karena mereka sudah lagi bukan raksasa atau buto artinya buta. Kini mereka telah menjadi manusia yang tidak lagi buta, sudah bisa membedakan perbuatan buruk dan baik.

Dengan bimbingan guru bijak, buto yang jelek rupa dan perbuatannya, berubah menjadi manusia yang bagus atau ayu rupanya, demikian pula sifat dan tindakannya.

 

Prabu Sumali dan Dewi Sukesi

Contoh nyata dari perubahan seperti itu dialami oleh Prabu Sumali, raja dari kerajaan Alengkadiraja dan Dewi Sukesi, putrinya.   

Prabu Sumali yang tadinya raksasa/buto telah menjadi seorang manusia dan memerintah negerinya dengan bijak. Ia disenangi dan dihormati rakyatnya dan raja-raja negeri tetangga.

Putrinya, Dewi Sukesi, yang tadinya raksasi, telah berubah menjadi seorang putri ayu yang luar biasa cantiknya, hatinya lembut, sopan dan merdu tutur katanya.

Keanggunannya kondang melewati batas negerinya. Banyak satria dan raja yang meminangnya, tetapi dengan halus semua ditolak.Padahal semua peminang berjanji untuk membahagiakannya, menawarkan perhiasan-perhiasan emas permata yang amat mahal, hidupnya akan bergelimang harta.

Meski zaman kuno, Prabu Sumali berpikiran maju. Dalam hal cinta, dia tidak mau memaksa putrinya, dia percaya bahwa putrinya cukup arif untuk menentukan sendiri jodoh pilihannya.

Sastra Jendra

Syarat utama supaya pinangannya diterima bukanlah pemberian harta berlimpah dan mas picis rajabrana- uang mas dan perhiasan-perhiasan berlian indah dan mahal. Bukan pula pemberian tanah atau negeri yang luas, bukan pula kedudukan serta kekuasaan.

Yang bakalan menjadi suaminya adalah seorang pria yang telah menguasai Sastra Jendra.

Page 8: Terjadinya Jagat Raya.docx

Lalu apa itu Sastra Jendra? Tentu banyak orang yang tidak tahu Sastra Jendra, mungkin mendengar saja belum pernah! Karena Sastra Jendra adalah ngelmu sejati, pengetahuan spiritual yang hanya diperuntukkan para dewa. Pengetahuan ini tinggi sekali nilai spiritualnya, hanya untuk para dewa, bangsanya malaikat ( angels).

Dengan demikian ,kalau ada manusia yang bisa menguasai Sastra Jendra, tentulah dia orang yang terpilih. Dia dapat perkenan langsung dari Sang Pencipta Hidup, Tuhan.

Para satria dan raja-raja muda yang datang melamar banyak yang bagus rupanya, santun, pandai, berbusana apik, rapi. Mereka juga mempunyai pengetahuan yang memadai dalam seni beladiri dan perang. Ada juga yang tataran ilmu kanuragannya cukup tinggi, sakti,  kulitnya tak mempan ditembus senjata tajam . Tubuhnya kuat menahan berbagai serangan  yang menggunakan aji-aji yang dahsyat Umumnya memiliki pusaka-pusaka andalan yang ampuh berupa keris, panah, gada, tombak dsb.

Tetapi tataran spiritual mereka masih belum tinggi, karena mereka masih lebih memperhatikan kehidupan materi dan duniawi. Tidak satupun dari mereka yang menguasai Sastra Jendra, bahkan belum pernah mengetahui dan mendengar , apa itu Sastra Jendra!

Sebenarnya mereka sangat kecewa dengan penolakan terhadap lamaran mereka. Tetapi, Prabu Sumali yang sudah menguasai Sastra Jendra, tampak begitu berwibawa didepan mereka. Selain itu,

dia juga amat sopan dalam menemui dan bertutur kata dengan tamu-tamunya, bersikap santun dalam memberi penjelasan sehingga tidak ada yang sakit hati.

Paling-paling pada waktu pamitan, mereka bilang bahwa mereka akan mencari Sastra Jendra dan bila sudah dapat, sementara Dewi Sukesi belum ada yang menyunting, mereka akan datang kembali untuk melamar.

Begawan Wisrawa

Sementara itu di kerajaan Lokapala, baru saja menobatkan putra mahkota menjadi raja baru.

Raja yang baru diwisuda adalah Raja Danaraja, menggantikan ayahandanya yang seleh keprabon – dengan sukarela turun tahta.

Yang baru saja turun tahta adalah Wisrawa, sewaktu memerintah dia termasuk raja yang brilian, pandai, bijak, adil, sehingga seluruh negeri dan kawula merasa hidup berkecukupan, tentram dan sejahtera.Selain itu, dia adalah raja yang mampu melindungi rakyat dan negerinya. Segala perintahnya selalu diturut oleh punggawa dan kawula negeri.

Sudah cukup lama dia memerintah, keadaan negeri makmur dan stabil. Dia juga sudah mempersiapkan penggantinya, yang tak lain adalah putra kandungnya sendiri, yang juga menguasai ilmu pemerintahan dengan baik dan selalu bersikap korekt dalam bekerja dan dalam pergaulan.

Sebenarnya, Wisrawa belum begitu tua, dia masih termasuk paruh baya. Tetapi dia sudah merasa cukup mengenyam kehidupan duniawi yang sukses. Sebagai raja dia banyak terlibat

Page 9: Terjadinya Jagat Raya.docx

dalam urusan negara sehari-harinya dan meskipun penguasa diapun mesti mengikuti aturan protokoler kerajaan, sehingga dia merasa tidak bebas.

Dia ingin hidup yang lebih merdeka, dia ingin menjadi kawula biasa, supaya bisa pergi dengan bebas kemanapun. Dia bukannya mau jadi tukang kluyuran, tetapi dia telah berketetapan hati untuk mendalami kehidupan spiritual, istilah yang dipakai waktu itu adalah mau jumeneng pandhito – menjadi seorang pendeta.Dihari tuanya, dia ingin membersihkan jalan kehidupannya dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta, Tuhan dan mengamalkan pengetahuan spiritualnya kepada sesama mahluk Tuhan yang terpanggil.Sebenarnya kawruh sejati-pengetahuan spiritual Wisrawa sudah tinggi, dia adalah salah satu manusia yang sudah tergembleng jiwanya, sudah mengetahui hidup sejati, sudah menguasai Sastra Jendra. Oleh karena itu dia sangat bijak dalam memerintah.

Sebelum memasuki hidup sebagai pendeta, dia harus masih menyelesaikan tugas terakhir kerajaan.

Danaraja, putranya yang telah menjadi raja belum punya pendamping, belum punya permaisuri, meskipun umurnya sudah mendekati seperempat abad.Memang Danaraja pada waktu mudanya termasuk pemuda yang alim, banyak belajar, banyak bekerja.

Wisrawa berbicara serius dengan Danaraja dan memberi saran supaya Danaraja segera menikah dan punya permaisuri. Selain tidak baik bagi seorang raja hidup sendirian, juga demi suksesi masa depan.

Danaraja ternyata tidak punya rencana apapun untuk menikah, dia belum punya calon. Wisrawa yang waskita mengusulkan supaya putranya melamar putri raja Alengkadiraja, Dewi Sukesi yang kondang cantik jelita dan baik hatinya.Untuk itu Danaraja menurut kepada nasihat ayahandanya yang sangat dihormatinya dan dia percaya pilihan ayahnya tentu tidak keliru.

Sesuai dengan ketentuan saat itu, lamaran raja haruslah diwakili oleh seorang delegasi yang ditunjuk oleh raja.Raja tak pelak lagi mempercayai ayahnya untuk melaksanakan lamaran, selain itu Wisrawa juga kenal baik dengan Prabu Sumali, ayah Sukesi. Diharapkan segalanya berjalan lancar dan lamaran diterima, lalu terjadi perkawinan agung antara Raja Danaraja dengan Dewi Sukesi.

 

Lamaran

Dengan  sopan, Wisrawa sebagai utusan Raja Lokapala, Danaraja menghadap Prabu Sumali, ayah Dewi Sukesi.Maksudnya hanya satu, yaitu melamar Dewi Sukesi supaya mau menjadi istri dan permaisuri dari Danaraja.

Prabu Sumali sebagai orang yang waskita , mengerti bahwa  Wisrawa adalah juga orang waskita.

Oleh karena itu, dia menjawab Wisrawa dengan bahasa yang sopan dan langsung menyangkut intinya.Dengan ringkas dikatakannya bahwa Dewi Sukesi akan menerima pelamar yang sudah menguasai Sastra Jendra, kalau belum ,lebih baik jangan melamar.

Page 10: Terjadinya Jagat Raya.docx

Dengan rendah hati Wisrawa mengatakan kalau dia sudah menguasai Sastra Jendra dan hal ini sebenarnya juga sudah diketahui oleh Prabu Sumali.

Sebagai syarat formal dan ini ketentuan dari Dewi Sukesi, pelamar yang mengaku sudah menguasai Sastra Jendra harus membuktikannya langsung kepada Dewi Sukesi dengan cara memberi wedaran- uraian dari pengetahuan itu. Karena ini menyangkut pengetahuan piningit- termasuk rahasia dewa, maka wejangannya tidak boleh didengar oleh siapapun. Wisrawa menurut apa yang ditentukan, supaya pinangan anaknya bisa diterima. Lebih cepat lebih baik.

Wejangan Wisrawa kepada Dewi Sukesi

Wejangan dilakukan disuatu tempat.khusus diistana, yang tidak bisa didengar dan dilihat orang. Yang ada hanya Wisrawa dengan Sukesi, dua-duanya duduk bersila berhadapan dilantai yang digelari permadani.

Pada mulanya, wejangan berjalan sangat serius, dengan menggunakan lantunan kalimat yang enak dengan suara lirih. Wisrawa berkata dengan hati-hati supaya tidak salah, Sukesi mendengarkan dengan cermat. Uraian terus berlanjut, kadang-kadang Sukesi menyela dengan bertanya. Wisrawa tahu dari caranya dan pertanyaan yang diajukan oleh Sukesi sebenarnya Sukesi sudah tahu Sastra Jendra.

Lama-lama, kekakuan dalam komunikasi lenyap, lalu menjadi lebih luwes, terkadang diselingi senyuman dan saling curi pandang.

Sukesi mulai mengagumi pria yang berbicara dengan sopan, manis dan bermutu, yang duduk dihadapannya.Logat bicaranya amat menarik, gerakan tubuh dan tangannya lebih mempertegas uraian yang diberikan dengan jelas.Dari pandangan-pandangan sekilas yang diarahkan kewajahnya, tak pelak lagi pria ini ganteng sekali.Belum pernah sebelumnya Sukesi bertemu dengan pria yang pintar dan sekaligus tampan seperti ini.

Wisrawa dalam hati memuji Sukesi. “Waduh-waduh, putri raja yang dihadapkanku ini cantik luar biasa dan lagi luas wawasannya dan pandai sekali” Mula-mula dia masih berpikir bahwa Sukesi sangat cocok untuk menjadi permaisuri Raja Danaraja, yang anaknya. Oleh karena itu, hatinya senang dan dia banyak tersenyum supaya lamaran bagi anaknya disetujui oleh Sukesi.Meskipun, kadang-kadang pikirannya mulai melenceng : “Ah, belum pernah aku ketemu perawan secantik ini, wajahnya bercahaya lembut, tubuhnya indah, tutur kata indah dan menarik bagai magnit.Oh alangkah bahagianya bila aku bisa membelainya”..Tapi dalam sekejap ,Wisrawa mampu menepis goda pikir itu dan kembali rasional kepada misi yang diembannya.

Penguraian Sastra Jendra baru pada tahapan pembuka, keduanya mulai lebih banyak berkomunikasi, lebih bebas bicaranya.. Entah bagaimana mulanya, kedua pihak saling tertarik. Rasa saling tertarik merasuk dalam kedalam hati pria dan wanita yang hanya berdua ditempat sepi.

Keduanya dirasuki kobaran nafsu asmara yang menggelora. Tidak ada lagi basa basi, ewuh

Page 11: Terjadinya Jagat Raya.docx

pakewuh-rintangan sopan santun dan tata susila, atas nama asmara ,segalanya bisa dilakukan.

Hubungan cinta

Hanya sejenak bertemu dan berkenalan, Wisrawa dan Dewi Sukesi cepat larut dalam pelayaran memadu kasih yang meledak-ledak, kenikmatan nafsu yang tak terkendali. Mereka secepat kilat terlibat dalam Love Affairs- hubungan cinta antara seorang calon mertua dengan seorang calon menantu.

Nafsu yang lepas kendali, telah berhasil mengalahkan pikiran jernih. Padahal Dewi Sukesi dan Wisrawa adalah manusia-manusia yang sudah punya kesadaran spiritual tinggi, masih juga bisa terkikis sifatnya yang bijak.Itulah kenapa para pinisepuh didalam setiap kesempatan selalu mengingatkan kepada kita semua supaya tetap eling lan waspada – ingat dan sadarlah selalu!

Jangan takabur, bersikap sok suci.

Selama masih sebagai manusia yang berbadan fisik dan halus, selama itu pula masih bisa terjerat oleh goda yang kelihatannya manis dan enak, tetapi mengakibatkan keterpurukan.

Hubungan cinta ragawi Wisrawa dan Sukesi yang hanya dilandasi nafsu semata, menghasilkan buah yang sepadan.Lahirlah anak pertama yang melambangkan nafsu amarah yang menyala-nyala yaitu :

Dasamuka, raksasa besar yang mengerikan, mukanya sepuluh, berwarna merah bagai api, wataknya jahat sekali, hanya mengedapankan nafsu.

Kumbakarna, putranya yang kedua, raksasa besar, kulitnya hitam, melambangkan nafsu makan dan doyan tidur yang berlebihan.Sarpakenaka, anak ketiga, perempuan raksasi. Wataknya juga jahat, suka iri.  Mukanya jelek berwarna kuning dan suka bersolek berlebihan. Melambangkan nafsu kepada harta duniawi.

Gunawan Wibisana, putra keempat berupa manusia.Satria yang berwajah bagus, putih pucat. Ini perlambang senang kepada laku tirakat, hidup sederhana dan menjalani kehidupan spiritual.

Sampai dengan kelahiran anak mereka yang ketiga, yang ketiganya berupa raksasa, Sukesi dan Wisrawa belum juga sadar bahwa hubungan mereka itu berdasar nafsu rendah belaka.Mereka belum eling, belum ingat, belum tersadarkan kembali.Sampai tiga kali mereka menarik benih kehidupan yang tidak baik, yang dilambangkan raksasa-raksasa jelek .

Baru pada waktu”pembuatan” anak yang keempat, mereka sadar kembali dan melakukan hubungan kasih yang dilandasi kepada norma-norma Asmaragama yang mulia dengan memohon berkah kepada Gusti. Lahirlah Gunawan Wibisana, satria jujur, baik hati dan selalu memihak kepada kebenaran.Nantinya Gunawan Wibisana akan membantu Rama dalam usahanya membebaskan Sinta, istrinya yang disekap oleh Dasamuka di Alengkadiraja. Kerajaan Alengka yang hancur karena perbuatan jahat Dasamuka, akan dibangun dan ditata kembali dibawah kepempiminan yang adil dan bijak dari Gunawan Wibisana.

Page 12: Terjadinya Jagat Raya.docx

Ngelmu Sejati

Dari sudut pandang spiritualitas, cerita cinta Wisrawa dengan Sukesi adalah untuk mengingatkan kepada pencari pencerahan jiwa untuk jangan terjebak kedalam berbagai nafsu yang negatif..

Akibatnya bisa membuat kesusahan, bahkan keterpurukan dalam kehidupan..

Kalau kita sudah bisa mengendalikan berbagai macam nafsu termasuk menentramkan pikiran dan mengarahkannya kepada hal-hal yang positif, barulah rasa hati bisa meneb – diajak tentram, raga tenang, santai-heneng, kemudian rasa menjadi hening- tentram sekali.

Untuk mencapai meneb, heneng, hening, itu mudah dikatakannya, tetapi perlu latihan santai tetapi tekun untuk bisa mencapainya.Oleh karena itu, orang-orang tua zaman dulu banyak yang “nglakoni”- ngurang-ngurangi, tirakatan, dengan jalan antara lain menjalani berbagai macam laku puasa, mengurangi tidur dan sebagainya.Sebenarnya, salah satu jalan sederhana yang bisa dilaksanakan adalah menjalani urip sakmadyo- hidup sederhana, semampunya, seperti apa adanya. Makan secukupnya, tidak perlu mewah, yang penting sehat, banyak sayur dan buah. Tidur seperlunya saja, jangan terlalu banyak, tidurlah pada waktu sudah mengantuk sekali.Tidur sebentar tetapi berkwalitas, itu yang penting. Kebanyakan tidur tidak baik untuk mereka yang ingin meningkatkan kesadaran spiritualnya. Karena dalam tidur ,orang lupa segalanya, sudah tidak sadar. Maka ada orang tua yang mengatakan bahwa tidur itu saudaranya mati. Cobalah direnungkan.

Bagi yang sudah dewasa, melakukan sanggama juga supaya pakai ukuran, jangan terlalu sering dan dilakukan hanya dengan pasangan resminya.

Selama hidup supaya bekerja dengan baik, yang positif sifatnya, suka menolong sesama, berbudi pekerti luhur dan selalu manembah kepada Tuhan Yang Maha Welas Asih.

Paling tidak seorang manusia yang ingin kehidupan baik lahir batin, harus mempunyai kehidupan yang imbang – The Balance of Life, dalam hal keduniawian dan spiritualitas.

Kalau itu semua sudah mampu dilalui, barulah punya kemampuan untuk mempelajari Sastra Jendra, pengetahuan spiritual yang tinggi tatarannya.

Sastra Jendra berasal dari kata Sastra Harjendra. Sastra artinya pengetahuan; harjendra dari raharja artinya selamat sejahtera dan endra artinya dewa. Jadi Satra Harjendra yang disingkat menjadi Sastra Jendra adalah pengetahuan para dewa untuk mendapatkan keselamatan dan kesejahteraan.

Pada zaman dahulu kala, Sastra Jendra adalah ilmu puncak yang hanya boleh diketahui dan dipakai para dewata, tidak boleh diketahui dan digunakan oleh manusia.

Dari segi pengamatan sastra-sastra/ kepustakaan agung Jawa, ada sebuah karya klasik yang berjudul Arjuna Sasrabahu, dari pujangga Yasadipura dan Sindusastra. Didalam karya tulis

Page 13: Terjadinya Jagat Raya.docx

itu ada kalimat yang menarik dan bernilai penting, bunyinya :  Sastra Jendra Hayuningrat Pangruwating Diyu..

Yang bermakna : Ilmunya para dewa untuk mendapatkan keselamatan dan kesejahteraan dengan

cara membebaskan diri ( pangruwat) dari kebutaan sehingga mampu membedakan yang baik dengan yang buruk.( diyu).

Kebatinan atau spiritualitas tempo dulu memang sarat dengan kalimat-kalimat yang samar atau memang sengaja dibuat samar. Sehingga hanya orang yang sungguh-sungguh serius belajar yang bisa menemukan.

Kalimat Sastra Jendra Hayuningrat Pangruwating Diyu, inti artinya adalah : Manusia yang samadinya diterima Gusti! Sungguh sederhana maksudnya, pada saat ini, karena sekarang adalah masanya Sastra Ceta – pengetahuan yang jelas terbuka, tidak lagi ditutup- tutupi atau dirahasiakan. Jelas sekarang maksudnya bahwa orang yang sudah menguasai Sastra Jendra adalah manusia yang telah mengetahui jati dirinya, telah ketemu dengan Pribadi Sejatinya/Higher- Self,yang telah

Mengetahui Kasunyataaning Urip, Kehidupan Sejati, Realitas Kehidupan lahir batin.

Seorang spiritualis yang telah ketemu dengan Pribadi Sejatinya atau yang telah berhasil berkumpul kembali dengan pribadi Sejatinya, Higher Self-nya sehingga mengetahui rahasia kehidupan, tentu tidak akan menyia-nyiakan hidupnya didunia ini .Dengan kesadaran spiritualnya yang sejati dia akan selalu berbuat positif konstruktif, menolong sesama dan aktif memelihara planet bumi, istilah Kejawennya: Memayu Hayuning Sesama lan Buwono.

 

JagadKejawen,

Suryo S. Negoro

Saudara halus dan Pengawal halus

Dizaman modern ini,selain ada banyak orang yang bertanya :

” Siapa Aku ini?” – “Who am I?”,

“ Mengapa Aku disini?’ – “ Why am I here?”

“ Dari mana Aku datang?’- “ Where do I come from?”.

Ada juga yang bertanya apakah sebenarnya atau adakah” saudara-saudara halus” dari seorang manusia. Anak muda sekarang menyebutnya antara lain dengan istilah soulmates, teman atau saudara jiwa. Soulmates yang  utama  adalah jiwa yang  amat dekat ikatannya seperti yang menjadi suami atau istri, saudara kandung pria dan wanita, anak atau orang tua ataupun

Page 14: Terjadinya Jagat Raya.docx

sahabat dekat.

Soulmates yang menjadi teman-teman baik didalam kehidupan duniawi, ada juga kelompok soulmates yang adalah para individu yang sering saling berhubungan karena ada sebabnya/ kepentingannya. Misalnya antara murid dengan pengajarnya.

Di dunia yang banyak ditinggali manusia, didalam pergaulan ini selain ada soul/jiwa yang sudah dikenal sebelumnya dialam kelanggengan atau immortal life, banyak pula yang tidak dikenal. Ini sesuatu yang lumrah saja, karena didunia ini, kita juga tidak mungkin berhubungan dekat ataupun bahkan mengenal dari dekat dengan semua orang.

Saudara-saudara halus

Sejak kuno, spiritualitas Jawa mengakui bahwa setiap orang mempunyai saudara-saudara halus yang mendampinginya. Mereka tentu tidak kelihatan oleh mata biasa ,karena mereka tidak berbadan fisik. Mereka itu ada dan berbadan halus yang berujud  sinar.

Dalam pemahaman spiritualitas universal dinyatakan bahwa setiap manusia  selalu didampingi oleh spirit guide atau pengawal suksma, bisa satu pengawal bisa lebih. Para guides atau pengawal juga berasal dari dunia suksma.

Seperti kita telah fahami bahwa manusia sejati adalah suksma yang memakai pakaian badan halus dan badan fisik yang sesuai. Suksma atau jiwa hidup langgeng atau immortal, yang  rusak adalah raga. Bila raga rusak, maka suksma/jiwa kembali kealam asal atau dalam bahasa sehari-hari disebut meninggal dunia. Orang Jawa kuno bilang : Kembali kemula-mula, pulang keharibaan Gusti, Tuhan.

Manusia  hidup yang berujud bleger- raga eteris dan fisik, didalamnya berupa suksma, yang dalam spiritualitas sering dipanggil pribadi sejati atau Higher Self dan pada penampilan luarnya berujud manusia yang beraga.( Mengenai Pribadi Sejati atau Higher Self, ada sementara spiritualis muda kita, yang menyebutnya dengan “ Kembaran Saya”, mereka berdalih pada waktu ketemu dengan Pribadi Sejati, rupa dan bentuknya persis seperti dirinya).

Menurut kawruh Kejawen, pengetahuan spiritual Jawa yang merupakan satu kebenaran dan kenyataan, setiap manusia selalu didampingi oleh saudara-saudara halusnya. Dari begitu banyak bibit kehidupan berupa sperma sehat calon Bapak yang masuk dalam gua garba ibu, hanya satu yang menjadi janin dan ketika sudah 9/sembilan bulan dikandungan ibu, terlahir sebagai bayi.

Bisa juga dua atau lima , kalau terjadi bayi kembar. Jadi banyak bibit kehidupan yang tidak mendapatkan kesempatan untuk terlahir sebagai bayi manusia.Sedangkan yang telah menjadi bayi , tumbuh menjadi manusia untuk menjalani kehidupan didunia ini. Oleh karena itu, kita yang  menjadi manusia , wajib mensyukuri hidup ini dan mengisi kehidupan didunia ini dengan benar, baik dan berguna bagi sesama dan jagat ini.

Manusia dalam kiprahnya menjalani kehidupan dibumi , selalu didampingi oleh saudara-saudara halusnya kapanpun dan dimanapun dia berada. Para saudara halus ini mendapatkan tugas dari Sang Pencipta Kehidupan, Gusti, Tuhan untuk membantu dan menjaga saudaranya

Page 15: Terjadinya Jagat Raya.docx

yang pada saat ini menjadi manusia dibumi.

Siapa saja saudara halus itu?

Saudara halus – sedulur alus yang tidak berbadan fisik itu menurut kepercayaan tradisional Jawa  selalu membantu saudaranya yang manusia dengan jalan menyertai, melindungi, membantu supaya saudaranya yang manusia menjalani kehidupannya dengan selamat, sehat, sejahtera selama hidup dibumi ini. Tugas sedulur alus tersebut sesuai dengan paugeran – ketentuan dari Gusti.

Saudara halus itu jumlahnya banyak, mari kita coba mengenali mereka :

Mar dan Marti, biasa dipanggil Mar Marti.

Mereka adalah saudara manusia yang lebih tua. Mereka tidak ikut dilahirkan melalui gua garba ibu. Mar yang paling tua merefleksikan perjuangan ibu sewaktu melahirkan bayi. Dia adalah daya, kekuatan yang kuat, hebat untuk hidup dan melindungi hidup.

Marti merefleksikan perjuangan ibu setelah melahirkan. Perjuangannya berhasil, lega rasanya. Oleh karena itu Mar Marti tinggi pangkatnya, sebagai Raja dan Ratu. Secara mistis warnanya berupa cahaya putih bersih dan kuning muda jernih.

Mar Marti membantu manusia yang dikawalnya ,hanya untuk hal-hal yang penting, dalam keadaan yang benar-benar diperlukan. Karena derajat Mar Marti adalah bagai Raja dan Ratu, maka manusia yang meminta bantuan mereka adalah yang punya perbuatan, pikiran dan rasa yang jernih.  Menurut istilah Kejawen adalah manusia yang telah melakukan tapabrata terlebih dahulu, yang sudah melakukan laku spiritual yang sungguh-sungguh.

Sedulur papat kalimo pancer

Saudara empat yang kelima pancer, yaitu :

Kakang Kawah : Kakak Kawah, yang keluar dari rahim ibu, sebelum sibayi. Warnanya putih, tempatnya di Timur.

Adi Ari-ari : Adik ari-ari, yang keluar dari rahim ibu, sesudah si bayi. Warnanya kuning, tempatnya di Barat.

Getih : Darah yang keluar dari rahim ibu sewaktu melahirkan. Warnanya merah, tempatnya di Selatan.

Puser : Pusar, yang dipotong sesudah kelahiran bayi. Warnanya hitam, tempatnya di Utara.

Pancer : Pancer adalah bleger ,wujud badan jasmani yang ada ditengah keempat saudara yang lain yang tidak punya raga fisik.

Sedulur papat kalimo pancer juga disebut Keblat papat, kalimo tengah ,artinya : Kiblat empat, yang kelima ditengah.( Mengenai kiblat: Timur, Selatan, Barat, Utara dan Tengah, ini

Page 16: Terjadinya Jagat Raya.docx

mengandung pemahaman tersendiri dalam spiritualitas Kejawen, yang akan diuraikan  dilain kesempatan).

Para saudara halus ini mempunyai tugas untuk membantu manusia didalam menjalani kehidupan sehari-hari.Selanjutnya ada saudara-saudara halus yang dipanggil sebagai :

Kabeh kadang ingsun kang metu saka margo ino lan kang ora metu saka marga ino.

Semua saudaraku, yang ada melalui rahim ibu dan yang tidak melalui rahim ibu.

Kabeh kadang ingsun kang ora katon miwah kang ora karawatan.

Semua saudaraku yang  tidak kelihatan dan tidak terawat.

Kabeh kadang ingsun kang lahir bareng sadino sawengine karo aku.

Semua saudaraku yang lahir siang malam bersamaku.

Jadi, memang benar saudara halus manusia itu ada banyak, mereka juga sering disebut sedulur sinarawedi- saudara terdekat. Dari sudut kebatinan, ada yang menyebut  mereka  makdum sarpin.

Perlu dikenal

Para pinisepuh Kejawen mengajarkan supaya kita semua mengenal dan syukur kalau mau ngerteni – memahami saudara halus kita. Mereka itu selalu mengawal dan membantu kita, disadari atau tidak, karena mereka dapat tugas dari Gusti, Tuhan. Tentunya ,si manusia juga harus berbuat dan berkemauan yang baik.

Perlu diketahui bahwa para saudara halus tersebut merasa senang kalau kita mengetahui kehadiran dan keberadaan mereka, terlebih kalau kita memperhatikan mereka. Kalau mereka merasa dianggap dan diperhatikan tentu mereka akan lebih rajin dan giat membantu. Mereka senang bila setiap saat diajak berpartisipasi dalam setiap kegiatan kita, seperti : makan, minum, belajar, bekerja, menyopir, mandi dsb.

Contoh mengajak saudara halus kita, katakan dalam batin :

“ Semua saudara halusku ( secara lengkap adalah : Kakang kawah, adi ari-ari, getih, puser, kadang ingsun papat kalimo pancer, kabeh kadang ingsun kang metu saka margo ino lan kang ora metu saka margo ino, kabeh kadang ingsun kang ora katon miwah kang ora karawatan, kabeh kadang ingsun kang lahir bareng sadino sawengine karo aku), saya mau makan, bantulah saya – Aku arep mangan, ewang-ewangono. Artinya supaya kita dibantu bisa makan dengan selamat dan makanan itu juga baik untuk kita.

“ Semua saudara halusku, bantulah saya menyopir mobil ini atau naik motor ini supaya selamat dan lancar sampai ke kampus atau ke kantor”. Artinya supaya dibantu supaya tidak ada halangan maupun kecelakaan.

Page 17: Terjadinya Jagat Raya.docx

“ Semua saudara halusku, bantulah saya dalam bekerja, sehingga pekerjaan saya lancar dan benar”.

Perlindungan pada waktu tidur

Pada waktu tidur, kita tidak bilang supaya dibantu tidur. Nanti mereka semua tidur dan  tidur itu bukan kebutuhan mereka. Katakan dalam batin : “ Kabeh sedulur alusku, aku arep turu, reksanen aku sajerone turu, yen ana kang ngganggu utawa mbebayani tandangono utawa gugahen aku”.  Artinya :

“ Semua saudara halusku, saya mau tidur, lindungilah saya. Kalau ada yang mengganggu atau membahayakan, kamu atasi atau kamu bangunkan aku”.

Sambil merebahkan badan ditempat tidur, sebelum menutup mata, letakkan telapak tangan kanan diatas dada , menyentuh jantung, katakan dalam batin : “Saya juga hidup “–“ Aku iyo urip”.

Berdasarkan pengalaman, biasanya tidur nyenyak, selamat, bangun tidur sehat, cerah.

Akrab dengan saudara halus

Hubungan akrab dengan semua saudara halus bisa dilakukan  dengan biasa melakukan komunikasi. Seperti juga dalam pergaulan antar manusia, kalau sering terjadi komunikasi, tentulah hubungannya menjadi lebih terbiasa  dan bahkan menjadi akrab. Kalau sudah akrab, bisa terjadi hubungan yang saling membantu.

Jalinan komunikasi pertama adalah : Anda sering menyebut nama mereka secara lengkap, satu per satu. Ini anda lakukan karena anda perlu minta dibantu atau dilindungi. Dengan menyebut mereka dan minta bantuan  itu artinya anda mengakui keberadaan mereka dan bahwa mereka adalah saudara-saudara anda yang anda sayangi dan perlukan. Jadi menyebut mereka dan minta kerjasama mereka,  itu tidak merendahkan mereka maupun anda, itulah kenyataan yang digariskan Gusti, sesuai Kejawen. Ini adalah tindakan terhormat karena anda dan saudara-saudara anda adalah dari satu sumber yang sama yaitu atas karsa Gusti.

Seandainya anda, tidak pernah menyapa mereka, maka sebagai sesama makhluk mereka juga merasa bahwa keberadaan mereka tidak anda perhatikan dan perlukan. Mereka akan tidak antusias mendampingi, melindungi dan membantu anda, meskipun itu tugas alami mereka atas kehendak Gusti. Maka jangan heran kalau kita lihat banyak teman, kenalan kita yang hidupnya kesandhung-sandhung – banyak menghadapi kendala, sial, nasib jelek dan sebagainya. Mungkin saja mereka tidak dibantu secara optimal oleh saudara-saudara halusnya sendiri, selain ada masalah karma.

Hendaknya diketahui bahwa para saudara halus itu berada didunia dengan tanpa raga fisik, itu adalah juga latihan bagi mereka, bila nanti satu ketika ,mereka diperbolehkan menjalani kehidupan sebagai manusia oleh Gusti, Tuhan. Bila mereka bisa menjalankan tugas dan kewajibannya dengan baik, itu harapan lebih besar dan lebih cepat untuk muncul dibumi sebagai manusia.

Page 18: Terjadinya Jagat Raya.docx

Mereka juga senang kalau manusia yang dikawal sukses, maju dan baik kehidupannya. Sebaliknya ,bila yang dikawal tidak baik, tidak memahami mereka, mereka juga punya rasa bosan. Lalu timbul perasaannya :” Buat apa mendampingi lama-lama manusia seperti ini. Lebih baik dia cepat dipanggil kembali kealam asal yaitu alam suksma dan kamipun juga bebas tugas dan juga kembali kealam suksma. Disana kami menanti anugerah Gusti untuk diciptakan sebagai manusia dan boleh hidup dibumi sesuai ketentuan”.

Komunikasi dan ajakan kepada saudara halus yang utama adalah ketika kita manembah kepada Gusti. Kita ajak mereka, disebut namanya satu persatu untuk membantu dan melindungi kita dan penyembahan kita, semadi kita, meditasi kita diperkenankan oleh Gusti.

Pendekatan kita yang kedua adalah ketika kita melakukan laku spiritual untuk memperteguh iman kita untuk percaya, berbakti dan mendekatkan diri kepada Gusti. Ajaklah saudara halus untuk membantu dan melindungi.

Pendekatan ketiga supaya akrab dengan saudara halus adalah supaya mereka membantu kita dalam menjalankan tugas kehidupan yang baik dan benar supaya berhasil dan tidak terkena halangan atau goda yang negatif.Pendekatan yang lain ketika kita mengajak saudara halus kita membantu kita supaya kita berhasil mencapai cita-cita dan keinginan yang baik.

Menurut  pengalaman para pinisepuh dan yang sudah akrab dengan saudara-saudara halus, sebenarnya mereka itu masing-masing punya kekhususan a.l .:

Mar Marti, hanya membantu dalam hal yang sungguh perlu dalam kehidupan seseorang. Kakang Kawah dan Adi Ari-ari adalah yang banyak membantu dalam memenuhi kehendak yang baik. Kakang Kawah selalu membantu sebaik-baiknya terjadinya satu cita-cita/ keinginan, sedangkan Adi Ari-ari selalu mendukung dan menyenangkan. Getih membantu menggerakkan gairah dan semangat, Puser memperhatikan kemauan dan kebutuhan duniawi.

Sedangkan bagi saudara-saudara spiritualis yang sudah serasi hubungannya dengan Pribadi Sejati atau Higher Self, Pribadi Sejati bukan untuk permintaan apapun ,apalagi  yang bersifat keduniawian,tetapi untuk sumarah – berpasrah total kepada Gusti.Pada tataran ini seorang manusia sejati sebenarnya telah memasuki tataran kesadaran spiritual yang  jarang digapai oleh orang biasa.

Mengenai kesadaran- consiousness yang berupa bawah sadar, kesadaran normal dan kesadaran tinggi, akan kita bicarakan kemudian.

JagadKejawen,

Suryo S. Negoro

Asal Usul Manusia

Page 19: Terjadinya Jagat Raya.docx

Kenyataan yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari didunia ini adalah : Dimana-mana ada manusia, kita sendiri juga mahluk manusia yang tinggal disebuah tempat dari belahan bumi.

Sejak kecil kita bergaul dengan ibu, ayah, kakak, adik, nenek, kakek, saudara, tetangga, teman, yang semuanya mahluk manusia.Kemanapun kita berada, pergi dan berurusan, tentu berhubungan dengan bangsa kita sendiri, yaitu sama-sama bangsa  manusia.

Sebagai orang yang punya perasaan instinktif dan pikirannya selalu jalan, hati kecilnya tentu bertanya : Didunia ini ada begitu banyak manusia yang menjalani kehidupan diberbagai tempat, dikota, didesa, dibeberapa benua, negara, didaerah tropis maupun dipinggir kutub, ada pemukiman manusia.

Perjalanan waktu dan sejarah telah menunjukkan perkembangan manusia, sejak masa primitif sampai era modern ini.Kehidupan telah menunjukkan bahwa mahluk manusia dan mahluk-mahluk lain yang berbadan fisik seperti bermacam hewan, berkembang dan beranak pinak melalui perantaraan induk yang dibuahi pejantannya.

Pada manusia, dengan bunga-bunga kalimat sastra, dikisahkan melalui paduan kasih seorang wanita dan pria terkasihnya, istri dengan suami, terlahirlah buah cinta yang disebut bayi.

Perkembangan nama manusia

Pada zaman dahulu kala , manusia berkomunikasi antar sesama melalui perasaan dan pikiran ,istilah asingnya : through their mind. Pada masa mula-mula manusia dibumi, perasaan dan pikiran ( mind) para nenek moyang bangsa manusia sangatlah peka, tajam sekali. Dengan melalui rasa dan pikiran dan saling melihat saja, mereka bisa saling mengerti.Memang, dizaman mula tersebut, kekuatan telepati manusia tajam sekali. Ini juga satu anugerah dari alam, dari Gusti.

Lece

Kemudian, mulai muncul bahasa isyarat, lalu secara bertahap, suara yang keluar dari mulut semakin teratur dan lama-lama bisa dikendalikan sehingga sinkron dengan kehendak yang dikendalikan otak.

Menurut Kejawen, mahluk manusia dimasa itu disebut : Lece, dimana komunikasi masih dengan bahasa isyarat dan lengkingan-lengkingan suara yang belum teratur.

Mudita

Mudita adalah sebutan untuk orang, ketika orang sudah bisa menyebutkan nama barang-barang yang ada didunia ini dan selanjutnya muncul kata-kata sifat.Kata-kata yang mulai dipakai adalah benda-benda yang ada disekitarnya, seperti : aku, kamu, nama-nama makanan seperti juwawut, padi; nama-nama buah-buahan, nama-nama binatang seperti ikan, burung, kambing, sapi dsb. Lalu dikenal nama-nama benda alam seperti : tanah, bumi, matahari, langit, air, api, bulan, bintang, angin dsb. Sesudah itu kata-kata yang

Page 20: Terjadinya Jagat Raya.docx

berhubungan dengan rasa seperti : panas, dingin, terang, gelap, enak, sakit, manis, pahit, kecut, asin dsb.

Jadi sejak ada Mudita, bahasa mulai berkembang. Rupanya, mudita telah diberi kuasa oleh Sang Pencipta, Tuhan, untuk memberi nama semua hal yang ada dialam ini. Orang-orang tua kita berkata, kalau tidak ada mudita , tak ada kata-kata dan bahasa: Kabeh ora kocap – Segala hal tak terucapkan.

Manusia

Pada perkembangan lebih lanjut, mudita disebut manusia, yaitu mahluk yang punya malu.Manusia dari manuswa. Manu artinya malu dan swa artinya hewan. Seseorang yang tidak punya rasa malu dikatakan berwatak seperti hewan.Rupanya peradaban mulai meningkat, manusia punya malu, tidak seperti hewan.

Wong, Wahong

Menurut pemahaman Kejawen, ketika orang sudah disebut manusia, budaya dan peradaban berkembang lebih cepat.

Ada orang-orang tua bijak yang tajam dan bening rasa hatinya. Melalui mereka, manusia menerima pembelajaran kembali tentang esensi kehidupan.

Manusia, semua mahluk, tetumbuhan, benda dibumi, tidak bisa dipisahkan keberadaannya dari alam, karena merupakan bagian alam.Untuk itu, sejak dulu manusia sadar untuk harus melestarikan, menjaga , merawat alam ini sebaik-baiknya, karena tanpa alam tidak ada eksistensi manusia dibumi ini. Kalau bumi dan alam rusak, hidup dan eksistensi manusia terancam. Ini sebenarnya adalah sebuah pemahaman klasik!

Alam raya beserta segala isinya termasuk manusia berada dalam keadaan seperti ini, setelah melalui proses yang teramat panjang. Keberadaan alam beserta isinya termasuk umat manusia karena dikehendaki dan dicipta oleh Sang Pencipta Alam, yang dalam perkembangannya dipuja dengan asma:  Gusti, Pangeran, Tuhan Yang Maha Kuasa dan Welas Asih ( dan tentu nama-nama Tuhan dalam berbagai agama dan bahasa).

Menurut pemahaman Kejawen, manusia sebelum terlahir didunia ini dengan perantaraan ibu dan bapak, adalah suksma, spirit yang berada dialam asal muasal dibawah kuasa langsung Gusti.

Jadi, manusia adalah suksma, spirit yang memakai pakaian raga fisik dan raga halus untuk menjalani kehidupan didunia ini.Dewa -dewi adalah juga mahluk ciptaan Tuhan yang berujud spirit,  yang esensinya adalah cahaya, sama dengan esensi suksma. Oleh karena itu, pinisepuh Kejawen menyebut orang : Wahong, artinya anak keturunan atau berasal dari dewa.Dalam perkembangan bahasa, kata wahong berubah menjadi wong, artinya orang.Lalu kita sering mendengar ungkapan : wong Jawa, wong Sunda, wong Indonesia, wong Asia, wong Amerika dsb.

Page 21: Terjadinya Jagat Raya.docx

Tiyang, Ti Hyang

Dalam bahasa Jawa krama inggil, bahasa halus, wong adalah tiyang dari kata Ti Hyang, berasal dari dewa, spirit.Dalam kehidupan ini, sangat sedikit orang yang menyadari bahwa dia itu sebenarnya adalah suksma/roh yang berpakaian badan kasar dan badan halus. Padahal ini adalah pemahaman kunci bagi Kejawen dan spiritualitas universal.

Kenalilah dirimu yang sejati

Pada umumnya ,dikarenakan pengaruh kuat dari keperluan materi dan duniawi dalam kehidupan ini, banyak orang yang lupa kehidupan sejati, tidak tahu asal muasalnya dan esensi hidupnya.

Yang hidup adalah suksma/roh yang berada dibadan orang. Kalau suksma/roh kembali ke asal muasal karena berbagai alasan, maka orang itu mati. Sedangkan suksma tetap hidup dan kembali pulang ketempat asal muasal dialam kelanggengan, ada yang memberi istilah : kembali ke haribaan Tuhan.Tuhan juga tak berwujud fisik, Beliau adalah Sang Pencipta, Sang Suksma Agung.

Yang bisa berkomunikasi dengan cara terhalus dengan Gusti, Sang Suksma Agung, adalah suksma yang berada diraga manusia. Oleh karena itu, seorang manusia seharusnya mengenali diri sejatinya, pribadi sejatinya , yang adalah suksma.

Itulah sebabnya kenapa para spiritualis, orang-orang bijak sering berkata : “ Kenalilah dirimu sendiri”, istilah asingnya “ Know thyself”.Orang akan memahami dan mengalami kehidupan didunia dengan tentram bahagia ( dan tidak larut arus kehidupan yang tidak baik dengan berebut harta, kekuasaan dan berbagai macam akal-akalan yang tidak baik); sesudah dia bisa akrab dengan suksma-nya, yang adalah diri sejatinya, Sang Pribadi, istilah asingnya Higher Self.

Itulah yang dikatakan orang yang telah mendapatkan pencerahan secara spiritual, telah akrab dengan Sang Suksma, Pribadi Sejati, Higher Self, selalu akan sadar akan misi hidupnya dari Gusti, Tuhan, Sang Suksma Agung.Hidupnya didunia pasti membawa misi yang bermanfaat bagi kehidupan umat manusia dan jagat ini.

Kenapa suksma berada didunia?

Ini pertanyaan yang menggelitik, yang sejak dulu tidak henti-hentinya dilontarkan.Suksma mendapat kesempatan dari Tuhan untuk berkiprah didunia dan menjalankan suatu misi, suatu tugas yang mesti dilaksanakan sebaik-baiknya sampai tuntas.

Ungkapan yang lebih lugas menyatakan : Suksma harus sekolah didunia.

Sayangnya, Sang Suksma ketika sudah sampai dibumi dan berujud manusia, menemui banyak hambatan dan goda dalam menjalankan misinya. Hubungan sang suksma dengan kendaraan yang dipakainya, manusia dengan egonya, tidak sinkron. Ini disebabkan si

Page 22: Terjadinya Jagat Raya.docx

manusia terlalu didominasi oleh elemen-elemen duniawi , maunya hanya memenuhi keinginan materi dan duniawi yang penuh nafsu, meninggalkan esensi spiritualnya. 

Menyiasati hal ini, pinisepuh Kejawen tidak bosan-bosannya mengingatkan : Eling lan waspada- Sadar dan waspadalah, siapa dirimu sebenarnya dan apa tugas sejatimu didunia.

Hidup bagai roda berputar.

Ajaran Timur termasuk Kejawen mempercayai bahwa kehidupan seseorang itu seperti roda yang berputar, istilah kebatinannya : Cakra manggilingan.Artinya, satu saat suksma turun menetap sementara didunia, pada saat lain dia berada dialam suksma, lalu dapat tugas lagi dibumi dan seterusnya ,selalu berputar.

Jadi, spiritualitas Timur percaya kepada adanya inkarnasi dan reinkarnasi.

Dalam kehidupan sehari-hari, istilah hidup bagai roda, cakra manggilingan diartikan : Jalan hidup seseorang ,satu ketika bisa susah, lain kali mengalami masa jaya, makmur.

Perjalanan suksma, berasal dari mula-mula, kemudian dapat tugas dari Tuhan untuk tinggal dibumi, lalu kembali lagi ke alam mula-mula alamnya suksma, itu merupakan perjalanan yang benar.

Karena ada banyak suksma, sesudah orangnya meninggal, tidak mulus kembali kealam mula-mula. Dia nyasar pulangnya, karena telah membuat kesalahan fatal ketika berada didunia. Dia telah berbuat/membiarkan terjadinya perbuatan yang tidak baik dan melakukan dosa.Mengenai hal ini, akan kita kupas kemudian.

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih luas dan jelas, kita akan membicarakan tentang terjadinya jagat raya dan bumi ini, tempat mahluk manusia bertempat tinggal.

JagadKejawen,

Suryo S. Negoro

Kebatinan

Orang Jawa, orang Indonesia, orang Timur senang dengan kebatinan.

Kebatinan adalah laku, usaha dengan melalui rasa, hati yang bening, untuk mengetahui urip sejati, hidup sejati. Laku batin tersebut dilandasi perbuatan dan perilaku yang baik, budi luhur, hati bersih suci, dengan selalu mendekatkan diri dan manembah kepada Gusti, Tuhan.

Beberapa pengalaman akan dialami oleh pelaku kebatinan, ada yang enak, ada yang dirasa berat, semua itu adalah bumbu-bumbu kehidupan dalam menapaki jalan Ilahi.

Page 23: Terjadinya Jagat Raya.docx

Pengalaman puncak pelaku kebatinan/ spiritualis adalah kenyataan bahwa dirinya sebagai kawulo berada dalam hubungan serasi dengan Gusti, Tuhan.Istilah populernya adalah :Jumbuhing kawulo Gusti         - Hubungan serasi kawulo GustiManunggaling kawulo Gusti    - Manunggalnya kawulo GustiPamore kawulo Gusti             -Bersatunya kawulo GustiYang intinya berarti : Seorang anak manusia telah berada dikehidupan sejati dalam lindungan keagungan Tuhan.

Timbulnya kebatinan

Timbulnya kebatinan sebenarnya adalah hal logis, setelah manusia dalam pengalaman menjalani kehidupan ini, menemukan fakta bahwa hidup dan alam ini , tidak hanya terdiri dari benda-benda dan zat-zat yang lahir saja. Selain yang lahir, yang kasat mata, ada juga hal-hal yang tidak terlihat oleh mata, tetapi sebenarnya ada, eksis.

Selain ada yang konkrit , ada yang abstrak, yang diakui oleh siapapun, seperti : pikiran, gagasan, batin dsb. Jelas, selain lahir ,ada batin.

Sebelum sesuatu termanifestasi, muncul, lahir, sesuatu itu berada dulu didalam angan-angan, pikiran, yaitu batin.

Setiap tindakan yang dilakukan, muncul dialam lahir, tentu sebelumnya di-batin dulu.

Batin itu luas dan dalam

Dengan pengertian dasar seperti diatas, maka yang termasuk lahir adalah apa saja yang kelihatan oleh mata, sedangkan yang tidak kelihatan termasuk ranah batin.

Pandangan yang ditangkap mata juga ada dua.Pertama : Yang bisa dilihat oleh mata lahir, mata biasa.Kedua     : Ada orang yang tajam mata batinnya, sehingga mampu melihat yang oleh kebanyakan orang disebut gaib.

Perlu diketahui bahwa setiap orang secara alami,dari “ sononya” juga dilengkapi, memiliki mata batin. Itu anugerah Tuhan, bukan takhayul!

Tetapi kemampuan fungsi mata batin, sejak anak kecil telah dikalahkan oleh logika, yang ditanamkan oleh orang tua dan pergaulan umum.

Tidak hanya mata batin yang ditutup; kepekaan otak , rasa dan indra yang lain , juga ditutup.

Jadi yang terjadi sesungguhnya,kepekaan mata batin, otak batin, rasa batin , itu tidak hilang, hanya sengaja ditutup atau dihalangi atau tidak dikembangkan. Alasannya : Tidak sesuai dengan logika.

Oleh karena perangkat-perangkat batin secara alami dan sah dimiliki setiap manusia, maka hal tersebut tak bisa dihilangkan. Sekali lagi, yang terjadi hanyalah fungsinya tidak

Page 24: Terjadinya Jagat Raya.docx

dihidupkan.

Seorang manusia yang terbuka mata lahir dan batinnya, tetap berfungsi otak dan rasa batinnya, dia bisa melihat dan memahami yang kelihatan dan “ yang tidak kelihatan”.

Sehingga yang disebut dunia nyata itu relatif. Ini tidak perlu diperdebatkan.

Kesimpulannya sebagai berikut :Bagi saudara-saudara kita yang fungsi perangkat-perangkat batinnya tidak diaktifkan, dibiarkan tertutup, yang dilihat adalah yang nyata secara konkrit. Itu bagus, wajib bersyukur kepada Tuhan, karena mempunyai mata, otak dan panca indra normal yang berfungsi bagus.

Sementara itu, saudara-saudara kita yang perangkat-perangkatnya berfungsi lahir batin, mampu melihat dan mengetahui bahwa kenyataan itu terdiri dari dua hal, yaitu :Yang nyata bagi setiap orang ditambah “ yang tidak kelihatan”

Ini sebenarnya hal yang normal saja, katakanlah bahwa orang tersebut memanfaatkan sepenuhnya karunia yang diberikan oleh Tuhan.

Membuka kembali perangkat-perangkat batin.

Karena yang mempunyai kemampuan melihat termasuk hal-hal yang disebut gaib jumlahnya sedikit, orang-orang seperti itu secara salah kaprah dipandang mempunyai kemampuan diatas normal, ada yang menyebut mereka paranormal, bahkan supernormal dlsb.

Untuk membuat keadaan lebih ramai, orang-orang yang disebut paranormal itu senang dengan julukan itu dan memanfaatkan kesempatan ( katanya ini lumrah , masih manusiawi) untuk mendapatkan rejeki dari situ.Lalu memberikan konsultasi, tidak lagi berdasarkan suka rela sebagai sesama manusia mahluk Tuhan, tetapi ada tarifnya, harus dibayar. Mudah-mudahan, mereka memberikan petunjuk dan pendapat yang benar, tidak akal-akalan. Kalau yang minta tolong orang yang tidak punya dan lagi susah, mudah-mudahan digratiskan, bahkan dibantu uang transportnya untuk pulang naik bis!

Ini semua tentu terpulang kepada watak, nurani dan tingkat kesadaran spiritualnya.

Supaya anda tidak perlu ke “paranormal” kalau lagi bingung atau punya masalah, selain perlu lebih banyak berdoa kepada Tuhan, tenangkan perasaan anda, kendalikan emosi, mulailah berlatih santai membuka kembali fungsi-fungsi perangkat “gaib” yang anda miliki.

Tentu untuk itu anda harus sabar, melatih diri, karena perangkat-perangkat itu sudah lama sekali tidak difungsikan. Kalau terbukanya terlalu cepat atau tiba-tiba, nanti anda kaget dan bisa mengalami goncangan jiwa.

Pelaksanaan dan latihan tersebut hanya melibatkan dan berhubungan dengan diri anda sendiri dan diberkati oleh Tuhan.

Latihan mengolah batin, bisa dilakukan sendiri atas dasar kemantapan hati yang pasrah total kepada Gusti atau dengan petunjuk atau bimbingan seseorang yang lebih senior dalam olah

Page 25: Terjadinya Jagat Raya.docx

kebatinan, yang biasanya disebut Guru.

Bimbingan Guru Laku tersebut untuk menghindari dari beraneka gangguan dan hal-hal yang negatif, sehingga tidak keliru tujuan sejatinya. Silahkan, anda bebas menentukan pilihan.

Yang penting anda yakin selalu berada dijalan yang hakiki, yang benar, yang menjadi hak anda  dan itu adalah jalan Ilahi.

Menjalani, mempelajari, melatih olah kebatinan atau spiritualitas menurut istilah universal, itu tidak ada kaitannya sama sekali dengan takhayul, mahluk-mahluk halus yang mendiami tempat-tempat angker, santet dan hal-hal semacam itu.

Kebatinan adalah jalan yang mulia, metode untuk menghayati kebenaran sejati, mengenali diri sejati, hidup sejati, sehingga hubungannya dengan Tuhan, serasi.

Ada yang menyebut keadaan seperti itu : Wis tinarbuko, bahasa Jawa, sudah terbuka batinnya yang tinggi, sudah mendapat Pencerahan – Enlightment – Pepadhang.

Ada yang menyebut Unio Mystica – Persatuan mistis kawulo Gusti . Dalam pemahaman spiritualitas universal dikatakan : Aku ketemu Higher-Self, diri yang lebih tinggi/ Pribadi atau bahkan bisa ketemu dengan Highest –Self – Pribadi Sejati.

Inilah initi kebatinan yang sesungguhnya.

JagadKejawen,

Suryo S. Negoro

Bima ketemu Dewa Ruci

Cerita wayang Dewa Ruci cukup populer dikalangan penggemar wayang di Indonesia.Adalah fakta gamblang, orang Jawa tradisional sangat menghargai dan tetap melestarikan wayang sebagai seni adiluhung warisan leluhur. Sampai kini, pagelaran wayang kulit tetap diminati oleh banyak penonton. Wayang sangat merasuk dihati, selain dinikmati sebagai tontonan klasik yang menarik, juga memberi tuntunan sikap dan pandangan hidup yang mengedepankan nilai-nilai kebenaran.

Ini merupakan cerita wayang versi Jawa, dengan menggambarkan perjalanan spiritual Bima yang berliku-liku, penuh hambatan dan tantangan, sampai akhirnya, Bima berhasil ketemu dengan Dewa Suksma Ruci atau biasanya disebut Dewa Ruci.

Disinilah Bima mendapatkan pencerahan rohani, ketemu dengan Suksma Sejati yang sebenarnya berada didalam diri Bima sendiri, tak pernah berpisah. Pertemuan Bima dengan Dewa Suksma Ruci adalah perlambang dari Manunggaling Kawulo Gusti, Manunggalnya Kawulo Gusti, hamba dengan Tuhan, dimana si anak manusia tentram bahagia dalam pengayoman cahaya keagungan Tuhan.

Page 26: Terjadinya Jagat Raya.docx

Mulai saat tersebut, Bima dengan pasti telah menggegam erat kehidupan sejati yang bagi kebanyakan orang masih saja merupakan teka-teki dan misteri. Laku spiritual Bima perlu dicermati, sebagai salah satu usaha batin yang efektif, untuk mendapatkan pencerahan.

Air Suci Prawitasari

Semua bermula ketika Bima disuruh oleh Guru Durna untuk menemukan Air Suci Prawitasari, supaya hidupnya benar-benar tentram bahagia.

Prawita dari pawita artinya bersih, suci; sari adalah inti. Jadi, Air Suci Prawitasari adalah inti dari Ngelmu Suci – The essence of divine spiritual knowledge.

Guru Durna menilai bahwa sudah saatnya Bima mendapatkan tataran ngelmu yang lebih tinggi. Menurut pengamatannya , Bima sampai saat ini telah berhasil menyelesaikan banyak tugas dalam bidang keduniawian, dia mampu karena pandai dan prigel dan dia punya budi luhur dan sikap mental yang baik.

Laku spiritual

Dalam usaha untuk menemukan Air Suci Prawitasari, dalam kisah wayang Dewa Ruci, Bima harus berjuang mati-matian seorang diri. Dibawah ini rintangan –rintangan yang harus disingkarkan :

Hutan Tikbrasara

Atas petunjuk gurunya, Bima menyeruak hutan lebat Tikbrasara yang seram dan banyak binatang buasnya. Bahaya yang dihadapi besar sekali, maut selalu menanti.

Sebenarnya Tikbrasa merupakan pralambang. Tikbra artinya prihatin; sara artinya tajam. Ini merupakan pelajaran untuk mencapai cipta yang tajam dan benar, dalam istilah spiritual umum adalah visualisasi yang tajam sehingga tujuan tercapai.

Gunung Reksamuka

Bima harus mendaki kepuncak gunung yang tinggi, melewati jalan terjal berkelok-kelok.. Dia berani menghadapi resiko apapun.

Ini juga pralambang, maksudnya harus mampu menjaga fokus pandangan mata. Pengalaman menjelajah hutan Tikbrasara dan mendaki gunung Reksamuka adalah merupakan pelajaran sikap dalam melakukan meditasi atau samadi.

Siapkan diri baik-baik sebelumnya dengan membersihkan raga dan jiwa ( istilahnya :sesuci). Bersikap santai, pasrah. Fokuskan pandangan mata kepuncak gunung, yaitu kepucuk hidung.Yang samadi, batinnya naik ketempat yang tinggi. Dalam istilah kebatinan Kejawen  dikatakan : bagai mendaki Tursina. Tur artinya gunung; sina adalah tempat yang tinggi.

Page 27: Terjadinya Jagat Raya.docx

Mengalahkan Rukmuka dan Rukmakala

Dihutan, Bima berhasil menaklukkan dua raksasa yang berwajah bengis menakutkan, yaitu Rukmuka dan Rukmakala.

Ini juga pralambang. Supaya meditasinya berhasil, kedua halangan besar itu harus disingkirkan.

Bagaimana bisa pasrah sumarah dalam samadi kalau pikiran ke Rukmuka artinya mau melahap makanan-makanan enak mewah yang sebenarnya ruk ( merusak) kesehatan tubuh dan pikiran.

Orang-orang tua suka memberi nasihat : Boleh makan secukupnya saja dan makanan yang sehat, diutamakan sayur dan buah. Kalau terlalu banyak makan lemak dan daging, selain tidak baik untuk kesehatan, juga tidak baik untuk spiritualitas.

Rukmakala adalah rukma( emas) yang kala ( membahayakan).Maksudnya , pikiran jangan maunya kekayaan materi yang melimpah melulu. Itu halangan untuk laku spiritualitas  dan samadi.

Itulah kenapa, Bima harus mengalahkan Rukmuka dan Rukmakala.

Samudra dan Ular

Ternyata Air Suci Prawitasari tidak ada dihutan dan digunung.Bima yakin apa yang dicari ada didalam samudra.

Samudra mengingatkan kepada kata “samudra pangaksama” artinya punyailah hati yang lapang, jadilah orang yang pemaaf.

Bima meneruskan perjalanan dan tanpa ragu masuk ke samudra. Belum lama berada diair, Bima sudah mau diterkam seekor Ular Laut Raksasa. Bima bukan orang penakut, ular laut itu dihadapinya.

Ular disini melambangkan sifat-sifat jahat yang harus dilawan. Sesudah ular, yaitu sifat-sifat jahat berhasil disingkirkan, lalu sifat-sifat yang baik perlu dipertahankan dan dilakukan, antara lain :

Tidak iri kepada orang lain yang maju dan berhasil. Tidak susah yang berlebihan sewaktu kekayaannya berkurang ( bahasa Jawa : Rila).

Selau bersikap baik dan benar ( Legawa). Menjalani kehidupan dengan rasa syukur dan dengan sadar. ( Nrima). Rendah hati, sabar. Walau dijahati orang, tidak membalas, tidak dendam ( Anoraga). Tahu dengan sadar yang salah dan yang benar. Ingat kepada yang sejati. ( Eling). Tidak pernah bosan berbuat yang benar, antara lain untuk melakukan samadi.(

Santosa).

Page 28: Terjadinya Jagat Raya.docx

Tentram hatinya, melupakan kesalahan masa lalu dan kerugian-kerugian yang pernah dialami diwaktu silam. ( Gembira).

Selalu berniat dan berbuat baik untuk kepentingan semua pihak ( Rahayu). Menjaga kesehatan badan, raga dirawat supaya tetap sehat, dipergunakan untuk

berkiprah positif .Kalau sakit dihusada/diobati.( Wilujeng). Selalu belajar dan mempelajari ilmu dan ngelmu yang benar ( Marsudi kawruh). Melakukan samadi rutin, teratur dan disetiap saat terpanggil.

Dalam menjalani kehidupan sehari-hari supaya bersikap ngurang-ngurangi, misalnya makan pada waktu sudah lapar, makannya tidak perlu banyak, secukupnya saja. Minum pada waktu haus dan tidak usah memilih minuman yang enak-enak. Tidur pada waktu sudah mengantuk, tidak perlu dikasur yang empuk dan mewah, yang sederhana saja asalkan bersih dan sehat.Jangan suka ngomong dibelakang dan menjelek-jelekkan orang lain.Selalu bersikap positif dalam menjalani hidup ini. Bercinta dalam batas takaran dan sebaiknya dengan pasangannya yang sah.

Ketemu Dewa Suksma Ruci

Sesudah Bima berhasil menyingkirkan semua hambatan, mendadak tanpa persiapan apapun , dia ketemu dengan Dewa mungil yang bercahaya terang tetapi tidak menyilaukan ,rupanya mirip benar dengan dirinya, namanya Dewa Suksma Ruci.Bima diperintahkan masuk kedalam raga Dewa Suksma Ruci melalui telinga kiri dewa tersebut.

Meskipun ragu, bagaimana mungkin dia yang bertubuh besar bisa masuk ketelinga dewa kecil tersebut.  Bima patuh dan melakukan seperti yang diperintahkan. Dan apa yang terjadi? Bima sudah berada didalam dan disitu Bima bisa melihat seluruh jagat dan juga dewa mungil tersebut.

Pelajaran spiritual dari bertemunya Bima dengan Dewa Suksma Ruci adalah : Bima bersamadi dengan benar dan kesampaian samadinya. Kedatangan Dewa Suksma Ruci adalah pertanda suci, diterimanya samadi Bima, bersatunya Kawulo Gusti.

Didalam pandangan dalamnya , Bima bisa melihat segalanya, segalanya telah terbuka untuknya ( Tinarbuko).

Bima telah menerima pelajaran terpenting dalam hidupnya. Dia telah menemukan sejati pribadinya yang berada didalam dirinya.” Aku Bima”, telah bertemu dengan “Bima Sejati” yang berupa cahaya.

Itulah Pamore Kawulo Gusti atau Manunggaling Kawulo Gusti.

JagadKejawen,

Suryo S. Negoro

Page 29: Terjadinya Jagat Raya.docx

Perayaan 1 Suro

Orang orang tradisional Jawa yang tinggal di Jawa maupun bagian lain Indonesia banyak yang merayakan 1 Suro yang dipandang sebagai hari sakral. Secara tradisi turun temurun, kebanyakan orang  mengharapkan “ ngalap berkah” mendapatkan berkah pada hari besar yang suci ini.Pada malam 1 Suro, biasanya orang melakukan laku prihatin untuk tidak tidur semalam suntuk atau selama 24 jam.

1 Suro adalah Tahun Baru menurut kalender Jawa. Berbeda dengan perayaan Tahun Baru kalender Masehi yang setiap tanggal 1 Januari dirayakan dengan nuansa pesta , orang Jawa tradisional lebih menghayati nuansa spiritualnya.

Pemahamannya adalah : Tanggal satu pada tahun baru Jawa diperingati sebagai saat dimulainya adanya kehidupan baru. Umat manusia dari lubuk hati terdalam manembah, menghormati kepada Yang Satu itu, Yang Tunggal, Yang Esa, yang mula-mula menciptakan seluruh alam raya ini dengan semua isinya, termasuk manusia, yaitu Gusti, Tuhan yang Maha Esa.Oleh karena itu peringatan 1 Suro selalu berjalan dengan khusuk, orang membersihkan diri lahir batin, melakukan introspeksi, mengucap syukur kepada Gusti,Yang Membuat Hidup dan Menghidupi, yang telah memberi kesempatan kepada kita semua untuk lahir, hidup dan berkiprah didunia ini.

Menyadari atas kesempatan teramat mulia yang diberikan oleh Sang Pencipta, maka sudah selayaknya manusia selaku titah menjalankan kehidupan didunia yang waktunya terbatas ini, dengan berbuat yang terbaik, tidak hanya untuk dirinya sendiri dan keluarga terdekatnya, tetapi untuk sesama mahluk Tuhan dengan antara lain melestarikan jagad ini, istilah kejawennya adalah Memayu Hayuning Bawono.  Tidak salah jagad harus dilestarikan, karena kalau jagad rusak, didunia ini tidak ada kehidupan.

Pemahaman ini telah sejak jaman kabuyutan di Jawa , dimasa kuno makuno, telah dengan sadar disadari sepenuhnya oleh para pinisepuh kita.

Perayaan 1 Suro bisa dilakukan dibanyak tempat dan dengan berbagai cara. Itu tergantung dari kemantapan batin yang menjalani dan bisa juga sesuai dengan tradisi masyarakat setempat. 

Beberapa tempat  untuk memperingati 1 Suro

Banyak orang yang melakukan ziarah ketempat-tempat yang dipercaya mempunyai daya supranatural yang kuat. Banyak peziarah yang mendaki puncak Gunung Lawu disebelah timur Solo. Ribuan orang berada di pantai Parangtritis dan Parangkusumo di Yogyakarta, mereka melakukan “lek-lekan” artinya semalaman tidak tidur. Gunung Dieng juga dipenuhi banyak pengunjung untuk melakukan Suran.

Page 30: Terjadinya Jagat Raya.docx

Beberapa mata air, sendang dan sungai dipadati pengunjung untuk mandi sesuci ditengah malam. Tempat favorit adalah tempuran sungai, tempat bertemunya dua sungai menjadi satu . Tempuran sungai dipercaya mempunyai daya gaib/ enerji yang lebih kuat. Selain mandi, banyak yang berendam berlama-lama disungai, hanya kepalanya yang kelihatan dipermukaan air. Sesudah mandi atau berendam, mengadakan tirakatan dipinggiran sungai sampai pagi hari.

Makam-makam dan petilasan orang-orang tua bijak, raja, wali, pertapa yang terkenal, banyak didatangi peziarah untuk melakukan doa kepada Tuhan dan selanjutnya melakukan semedi, meditasi atau berzikir seperti yang dilakukan peziarah di petilasan Dlepih.

Banyak tempat dikota-kota dan berbagai desa mengadakan pagelaran wayang kulit semalam suntuk untuk mangayu bagyo 1 Suro, memperingati 1 Suro dengan menonton pertunjukan wayang kulit semalam suntuk , dimana hadirin akan menerima petunjuk-petunjuk yang berguna untuk kehidupan, meningkatkan moral dan mendalami ajaran spiritual .Bila didesanya atau didesa tetangga tidak ada pagelaran wayang kulit, biasanya penduduk desa berkumpul disatu tempat yang lapang atau dibalai desa untuk mendengarkan siaran wayang kulit dari radio.

Tempat-tempat terkenal yang dipakai untuk tirakatan 1 Suro

Desa Pantaran, 16 km sebelah utara Boyolali, dilereng timur Gunung Merbabu.

Dinginnya udara malam dan dinginnya air sungai Sipendok yang bagaikan es, tidak menyurutkan minat para peziarah untuk mandi disungai tersebut.

Sesuai kebiasaan di Pantaran, para peziarah mandi berendam disungai dengan memegangi sebuah lilin yang dinyalakan, mereka baru naik sesudah lilin itu habis. Sesudah itu , mereka meneruskan tirakatan dipinggir kali sampai pagi.

Page 31: Terjadinya Jagat Raya.docx

Pantaran adalah pertapaan yang terkenal, yang dulu sering dipakai bertapa keluarga Kerajaan Pengging termasuk Jaka Tingkir pada masa mudanya. Jaka Tingkir dinobatkan menjadi Raja Kerajaan Pajang dengan gelar Sultan Hadiwijaya.

Gunung Merapi

Penduduk desa Selo yang terletak dilereng utara Gunung Merapi, setiap malam 1 Suro mengadakan ritual sesaji sedekah gunung untuk memperingati 1 Suro. Sesajinya antara lain berupa kepala kerbau yang ditanam dipuncak Gunung Merapi, tetapi bila cuaca buruk dan gunung sedang gawat, cukup ditanam disuatu tempat yang disebut Pasar Bubrah.

Gunung Merbabu

Pada malam 1 Suro, penduduk yang tinggal dilereng utara Gunung Merbabu melakukan sedekah tradisional didekat Kawah gunung.

Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro

Gunung-gunung ini terletak di Temanggung dan Wonosobo di Jawa Tengah. Warga setempat yang tinggal dilereng-lereng gunung Sumbing dan Sindoro pada malam 1 Suro mendaki kepuncak-puncak gunung tersebut yang tingginya lebih dari 3000 m diatas laut. Mereka

Page 32: Terjadinya Jagat Raya.docx

berada dipuncak sampai matahari terbit. Ini sudah menjadi tradisi turun temurun sejak ratusan tahun yang lalu.

Desa Guyangan, Nogotirto, Sleman, Jogjakarta

Untuk merayakan 1 Suro sambil ngalap berkah, banyak peziarah yang datang kedesa Guyangan, Nogotirto, Sleman untuk mandi dan minum air sumur buatan Ki Demang Cokrodikromo tahun 1877. Mereka percaya dengan ritual ini, mereka selalu sehat, selamat dan terhindar dari masalah kehidupan yang tidak baik.

Tempat-tempat yang tidak pernah sepi

Banyak tempat yang tidak pernah sepi pengunjung pada malam 1 Suro, seperti :Pertemuan sungai Oya dan Opak, pertemuan sungai Kontheng dan Winongo, pertemuan sungai Gajah Wong dan Opak dan lain-lain didaerah Jogjakarta. Di Surakarta banyak peziarah mandi di sungai Ranji. Sungai dikota Semarang juga banyak dikunjungi peziarah.

Makam-makam dan petilasan-petilasan yang ramai  dikunjungi a.l :

 

Kembang Lampir, Kota Gede, Imogiri, Giring, Wotgaleh, Makam nDoro Purbo, Lawang Tunggal, Suralaya, Gunung Lanang, Syekh Bela- Belu, Syekh Maulana Magribi, Selo Ening, Barat Ketiga, Panembahan Bodho dan lain-lain tempat di Jogjakarta.

Di Surakarta banyak orang berkunjung ke Pengging, Petilasan Karaton Pajang, Bayat, Laweyan, Langenharjo, Kyai Balak dll.

Mata air yang menarik untuk dipakai mandi suci antara lain :

Page 33: Terjadinya Jagat Raya.docx

Kasihan, Brajan, Seliran, Kemuning, Pengging, Tingkir, Jumprit dan lain-lain.

Beberapa gua yang diminati pengunjung adalah : Gua Langse, Cermin, Bribin,  Rancang dll.

Di pantai selatan, ribuan orang memadati  tempat-tempat favorit di Parangkusumo, Parangtritis, Parangendog, Pandansimo. Di Ngrenehan diadakan sesaji laut atau Pisungsung Jaladri. Upacara ritual juga diadakan di Ngobaran dan Kukup. Juga banyak orang melewatkan malam 1 Suro di Baron, Samas dan Krakal.

Dipesisir pantai utara laut Jawa juga banyak diadakan upacara-upacara ritual seperti di pantai Jepara. Tempat-tempat lain di Jawa Tengah yang banyak dikunjungi peziarah a.l. :

Pantai Cilacap, Gunung Srandil, bukit di Randudongkal, Kadilangu, Demak , Krendhowahono dll.

Sedangkan beberapa tempat di Jawa Timur yang ramai pada  1 Suro adalah : Alas Ketonggo, Petilasan Prabu Jayabaya di Mamenang , Kediri, Danau Ngebel dekat Ponorogo, Madiun, Gunung Kawi, Malang, Petilasan Kraton Majapahit di Trowulan, Surabaya dll.

Di Jakarta, Ibukota Indonesia ,banyak warganya yang merayakan 1 Suro secara tradisi yaitu misalnya dengan kumpul-kumpul sambil “lek-lekan”- tidak tidur semalaman atau dengan menyaksikan atau mendengarkan pagelaran wayang kulit semalam suntuk.

Hari Sakral di bulan Suro

Selain tanggal 1 Suro yang sakral, hari Selasa Kliwon juga dinyatakan sakral. Pada malam Selasa Kliwon dibulan Suro banyak peziarah berada ditempat-tempat yang dianggap sakral dan punya daya gaib yang kuat.

Kalau pada bulan Suro tidak ada hari Selasa Kliwon, sebagai gantinya adalah hari Jum’at Legi atau Kliwon.

Pada bulan Suro banyak orang yang mengadakan upacara ruwatan untuk keselamatan dan buang sial seperti Ruwatan Murwakala.

Page 34: Terjadinya Jagat Raya.docx

Lebih banyak Tirakatan

Pada dasarnya, orang tradisional Jawa senang kepada kebatinan, senang melakukan tirakat seperti “ngurang-ngurangi”- membatasi akan hal-hal yang bersifat kebutuhan atau kesenangan duniawi, supaya mendapatkan ketenangan hidup dan pencerahan spiritual.

Sebelum bersembahyang  akan membersihkan raga dan jiwa dengan jalan mandi suci dan berpuasa sekuatnya dan selama itu berusaha supaya berpikiran baik, menghindari perkataan dan perbuatan kotor. Biasanya juga dibarengi dengan mengurangi tidur dengan jalan : tidur hanya sekali sehari yaitu sesudah jam 12.00 malam dan bangun sebelum matahari terbit. Konsumsi makanannya secukupnya saja dengan lebih banyak sayur dan buah, sedikit nasi; daging dihindari atau sedikit saja.Minum air putih.

Melakukan pekerjaan atau mencari nafkah yang rajin dan dengan jalan yang baik, senang menolong sesama, menjaga kebersihan diri, rumah, lingkungan dan turut melestarikan alam. Dalam kehidupan sehari-hari selalu menjaga keseimbangan keperluan duniawi dan spiritual.

Selama bulan Suro, laku tirakat akan lebih kencang artinya lebih banyak melakukan tirakat. Ini bulan suci, waktu yang sangat baik untuk membersihkan diri lahir batin dan mendekatkan diri kepada Gusti ,Sang Pencipta.

Oleh karena itu, pada bulan Suro orang Jawa tradisional tidak melakukan pertemuan atau pesta yang bersifat keduniawian, tidak melakukan upacara perkawinan, membuat rumah baru dsb.

Bulan Suro dipandang bulan yang baik untuk menobatkan Ratu atau Raja. Bulan Suro juga waktu yang baik untuk mengadakan jamasan- pencucian pusaka seperti keris, tombak, gamelan dsb.

Di beberapa desa , upacara Bersih Desa atau Ruwat Bumi diadakan pada bulan Suro.

Kirab Pusaka

Karaton Surakarta dan Puro Mangkunagaran melakukan Kirab Pusaka pada malam 1 Suro.

Puro Mangkunagaran

Kirab dimulai pada jam 7.00 – tujuh malam pada setiap 1 Suro. (Seperti diketahui kalender Jawa mengikuti sistim rembulan, oleh karena itu hari dan tanggal baru dimulai pukul 6.00 sore ).

Pada pelaksanaan kirab, beberapa pusaka andalan milik Puro Mangkunagaran dibawa kirab oleh para abdidalem, dikawal oleh beberapa petinggi Puro , anggota trah dan diikuti banyak pengikut.

Pusaka-pusaka yang dikirab antara lain Kanjeng Kyai Tambur, Kanjeng Kyai Poh Jenggi dan pusaka-pusaka lain yang langsung ditunjuk oleh Sri Mangkoenagoro IX. Rute kirab adalah berjalan kaki mengelilingi tembok Puro sebelah luar. Setelah selesai kirab, pusaka-

Page 35: Terjadinya Jagat Raya.docx

pusaka tersebut ditempatkan kembali dengan khidmad ditempatnya semula.

Pada tengah malam, Puro Mangkoenagaran mengadakan ritual samadi di nDalem Ageng didepan Krobongan- tempat terpenting rumah tradisional Jawa. Didepan kamar itu terdapat dua buah patung kayu Loro Blonyo yang merupakan symbol kemakmuran. Selama satu jam listrik dikomplek Puro dipadamkan selama ritual Suran dan samadi yang dipusatkan di nDalem Ageng, yang di ikuti oleh para petinggi Puro, keluarga/trah dan para abdidalem. Mereka semua duduk bersila dengan hening dan khusuk melakukan samadi. Selain nDalem Ageng. Pringgitan dan Pendapa juga dipakai untuk upacara ritual.

Pusaka Mangkunagaran di Wonogiri

Puro Mangkunagaran mempunyai beberapa pusaka yang ditaruh di desa Nglaroh, Wonogiri. Ini memenuhi janji dari Sri Mangkoenagoro VII untuk mengingat jasa-jasa rakyat  desa Nglaroh dalam membantu perjuangan Pangeran Sambernyowo yang kemudian menjadi Sri Mangkoenagoro I.

Pusaka-pusaka tersebut Kanjeng Kyai Togog, Kanjeng Kyai Baladewa, Kanjeng Kyai Karawelang ditempatkan didalam sebuah monumen yang bentuknya seperti candi yang tingginya 7 ( tujuh) meter. Seluruh batu yang digunakan  untuk monumen itu berasal dari Gunung Lawu.

Dipuncak bangunan tersebut ada sebuah pintu, untuk membukanya  harus dilakukan oleh 8 ( delapan) orang penduduk asli Selogiri.

Setiap tahun pusaka-pusaka tersebut dimandikan di pendapa Selogiri. Sesudah selamatan pusaka-pusaka tersebut dikutugi – diasapi dengan asap kemenyan, lalu dikembalikan lagi ditempatnya di monumen.

Pada saat jamasan- pemandian pusaka, banyak pusaka milik warga setempat yang ikut pula dijamasi supaya pusaka-pusaka secara fisik bersih, terpelihara dan daya supranatural pusaka tetap kuat.

Karaton Surakarta

Page 36: Terjadinya Jagat Raya.docx

 

Kirab Pusaka Karaton Surakarta dimulai tepat tengah malam 1 Suro. Sepanjang jalan yang dilalui kirab penuh dijejali oleh ribuan pengunjung untuk ngalap berkah. Rute kirab dimulai dari Karaton menuju Alun-alun Utara, lalu ke Gladag, Pasar Kliwon, Gading, Nonongan, Alun-alun Utara dan masuk kembali ke Karaton.

Iringan kirab didahului oleh cucuk lampah- barisan terdepan yang unik, yaitu rombongan Kebo Bule – kerbau putih Kyai Slamet yang dipercaya sebagai symbol keselamatan.

Pusaka=pusaka yang dikirabkan a.l. : Kanjeng Kyai Baru, Kanjeng Kyai Kebo Mas, Kanjeng Kyai Brekat, Kanjeng Kyai Batok, Kanjeng Kyai Kertaraharja, Kanjeng Kyai Jompong dan pusaka-pusaka lain yang ditunjuk langsung oleh Sri Pakubuwono XII.

Selama kirab berlangsung, beberapa abdidalem melakukan meditasi di Paningrat dan sebagian yang lain berdoa di Masjid Pudyasana. Acara doa dan semadi berakhir kira-kira jam 3.30 pagi saat rombongan kirab telah masuk kembali di Karaton.

Jadi dikota Solo, pada malam 1 Suro, warga menyaksikan dua kirab pusaka yaitu dari Mangkunagaran dan Kasunanan. Pada malam itu suasana ramai sekali . Seandainya malam itu hujan, hal itu tidak menghalangi kawula untuk menyaksikan kirab pusaka. . Beberapa orang dengan khusuk menghormat pusaka yang lewat didepan mereka dengan sembah. Itu sudah merupakan tradisi yang berjalan sejak lama.

Pesan dari Sri Pakoeboewono XII

Sehubungan dengan kirab 1 Suro, Sri Susuhunan Pakoeboewono XII almarhum pernah bersabda bahwa Kirab Pusaka 1 Suro di Surakarta diadakan dengan harapan untuk membantu rakyat supaya hidup selamat, damai, makmur atas perkenan Tuhan Yang Maha Kuasa.

Page 37: Terjadinya Jagat Raya.docx

Selanjutnya beliau menyatakan : Di Karaton Surakarta, Kirab Pusaka adalah tradisi untuk memperingati tahun baru 1 Suro. Pusaka-pusaka tersebut dipercaya memiliki daya supranatural yang akan menyebarkan daya magisnya. Selama kirab, semua keluarga Karaton yang terkait dengan upacara tersebut wajib untuk memohon kepada Tuhan Yang Maha Kuasa supaya Negara beserta segala isinya berada dalam keadaan selamat. Kirab Pusaka bukanlah pameran senjata, ini adalah manifestasi budaya tradisional yang dilaksanakan pada waktu yang telah ditentukan.

Perawatan Pusaka

Pusaka-pusaka karaton disimpan di-nDalem Ageng Prabasuyasa. Kamar pusaka diurusi oleh beberapa abdidalem wanita yang ditunjuk.

Untuk persiapan kirab, beberapa pusaka dibawa kesebuah tempat yang namanya Parasdya. Sinuwun memutuskan beberapa orang bangsawan  dan abdidalem untuk mengikuti kirab sesuai rute yang telah ditentukan.

Setiap pusaka yang dikirab dilindungi kain beludru dan diangkat dua orang. Selama kirab yang merupakan upacara sakral, maka semua petugas yang mengikuti kirab yang lamanya kurang lebih 4(empat) jam itu dilarang berbicara, merokok, makan, minum dan selama waktu itu harus berlaku patut dan sopan.

Ada beberapa abdidalem yang bertugas untuk mengawal pusaka-pusaka sambil terus menerus membakar kemenyan.

Di Jogjakarta

Karaton Jogjakarta tidak mempunyai tradisi melakukan kirab pusaka di bulan Suro. Pusaka Karaton dikirabkan diluar karaton pada saat yang diperlukan dan atas permintaan masyarakat, misalnya untuk melawan wabah penyakit, banjir, kebakaran dll marabahaya.

Pusaka-pusaka karaton yang pernah dikirabkan a.l. Kanjeng Kyai Tunggul Wulung untuk melawan wabah penyakit yang waktu itu melanda Jogja.

K.K. Tunggul Wulung berupa bendera hitam yang bergaris kuning dipinggirnya. Ditengah ada lukisan pedang putih dan lingkaran-lingkaran merah dan huruf Arab. Kanjeng Kyai

Page 38: Terjadinya Jagat Raya.docx

Pare Anom sebuah bendera berwarna hijau dengan tulisan huruf Arab. Kedua pusaka itu dipercaya mempunyai daya magi putih yang kuat.

Kirab Keliling Benteng Karaton

Dimulai sejak tahun 1950, paguyuban bangsawan Jogjakarta yang bernama Hari Dewado memperingati 1 Suro dengan cara melakukan kirab, berjalan kaki mengelilingi Benteng Karaton disebelah luar. Kegiatan ini kemudian menjadi tradisi. Sampai kini, setiap malam 1 Suro , masyarakat secara spontan berjalan keliling Benteng Karaton sebagai upacara ritual.Meski kirab ini tidak ada yang mengorganisir, tetapi warga yang berpartisipasi melakukan dengan tertib. Selama berjalan keliling benteng tidak bicara, istilah lokalnya mbisu. Ini merupakan salah satu laku spiritual supaya mendapatkan ketentraman hidup.

Para peserta jalan keliling bukan hanya bangsawan Jogja, tetapi bebas, boleh dilakukan siapapun.Biasanya kirab keliling benteng berakhir jam 4 ( empat) pagi.

Kegiatan abdidalem

Karaton Jogjakarta dan Puro Pakualaman pada setiap malam 1 Suro juga mempunyai upacara ritual yang dilakukan oleh beberapa abdidalem yang ditugasi. Tetapi kegiatan itu hanya untuk keperluan Karaton dan Puro dan tidak dipublikasikan.  Tetapi apabila ada orang yang kebetulan tahu dan mendatangi tempat upacara, mereka tidak akan diusir oleh abdidalem yang bertanggung jawab. Upacara 1 Suro oleh Karaton  pernah dilakukan di Ngobaran, pantai selatan sedangkan Puro melakukan di Gunung Lanang . Menurut para spiritualis Kejawen, kedua tempat tersebut mempunyai daya linuwih - enerji yang bagus dan kuat.

Adalah hal yang biasa bila dimalam 1 Suro, Sultan Hamangkubuwono IX maupun Sri Pakualam IX masing-masing mempunyai acara.

Siraman Pusaka

Karaton Surakarta, Karaton Jogjakarta, Puro Pakualaman mengadakan siraman pusaka- pemandian pusaka pada hari Selasa Kliwon setiap bulan Suro. Kalau dibulan Suro tidak ada hari Selasa Kliwon, maka diadakan pada hari Jum’at Kliwon atau Jum’at Legi. Puro Mangkunagaran mengadakan upacara siraman pusaka pada pagi hari 1 Suro.

Arti lain dari Suro adalah berani. Pusaka-pusaka Karaton dan Puro adalah pusaka-pusaka sakti yang dulu dipakai sebagai senjata dalam perang. Dengan men-jamasi-nya /menyucikannya di bulan Suro, pusaka-pusaka tersebut akan tetap mempunyai sifat berani dan tetap memancarkan enerji yang baik .

Page 39: Terjadinya Jagat Raya.docx

Tradisi memandikan/menyucikan puasa pada bulan Suro telah menjadi tradisi bagi para pemilik pusaka diluar karaton. Setiap bulan Sura, mereka akan  memandikan pusakanya. Bila tidak bisa melakukannya sendiri, bisa minta bantuan pihak yang ahli dalam siraman pusaka. Setiap Karaton dan Puro mempunyai abdidalem yang khusus mengurusi pusaka.

Pelaksanaan Siraman Pusaka

Dipagi hari Selasa Kliwon, sekitar jam 10.00 siraman dimulai. Raja akan melakukan sendiri siraman beberapa pusaka karaton yang terpenting.

Karaton Surakarta pusaka andalannya  Kanjeng Kyai Baru ; Karaton Jogjakarta adalah Kanjeng Kyai Plered. Pusaka-pusaka tersebut diambil sendiri oleh raja atau oleh seorang Bupati wanita yang ditunjuk dari Bangsal Prabayeksa. Kemudian pusaka –pusaka dimandikan dengan proses sebagai berikut :

1. Mutihi - membersihkan2. Marangi - mengolesi dengan warangan3. Anjamasi - mengoleskan minyak cendana

Sesudah siraman selesai, pusaka-pusaka dikembalikan ke Bangsal Prabayeksa.

Sesaji

Sebelum pelaksanaan siraman pusaka, seperangkat sesaji disiapkan terlebih dulu, yang terdiri dari a.l. : beberapa bubur berwarna-warni; buah-buahan; ayam jago; daging untuk beberapa pusaka. Selanjutnya pusaka-pusaka diatur di Bangsal Manis. Selama proses siraman berlangsung, ada abdidalem yang membakar kemenyan.

Tatacara siraman pusaka di Karaton Jogjakarta

Upacara tradisional ini hanya untuk internal karaton, hanya di ikuti raja , beberapa bangsawan  dan abdidalem yang ditunjuk.

Pada jam 10.00 pagi, Sri Sultan Hamengku Buwono X dengan mengenakan pakaian keprabon, pakaian raja, didampingi seorang Pangeran keluar dari Bangsal Prabayeksa berjalan menuju Bangsal Manis.

Pusaka karaton paling sakral yaitu Kanjeng Kyai Ageng Plered dikawal oleh tiga buah pusaka berujud tombak yaitu Kanjeng Kyai Ageng ( KKA) Gadatapan, KKA Gadawedana dan KKA Megatruh melewati Bangsal Kencana dibawa ke Bangsal Manis.  (Pusaka-pusaka karaton diberi pangkat kebangsawanan seperti Kanjeng Kyai Ageng .

Page 40: Terjadinya Jagat Raya.docx

Kanjeng Kyai dsb)

Pusaka KKA Plered yang berupa Tombak diletakkan ditempat khusus lalu dibuka sarungnya, demikian juga pusaka-pusaka yang lain.

Sri Sultan Hamengku Buwono X sendiri membawa KKA Plered ke suatu tempat yang disebut Gilang di halaman Bangsal Manis dan memandikan sendiri pusaka tersebut. Beliau juga memandikan secara langsung beberapa keris pusaka seperti : K.K.A. Kopek, KKA Jaka Piturun, KKA Sengkelat, KKA Mahesa Nular, KKA Simbar Inten. Pusaka tombak lain yang terkenal adalah KKA Baru dan KKA Macan. Pusaka-pusaka yang lain pelaksanaan siramannya dilakukan oleh para abdidalem yang ditunjuk.

Sesudah KKA Plered dimandikan, seorang abdidalem diperintahkan untuk pergi ke Musium Kereta milik karaton di Rotowijayan, memberitahu bahwa KKA Plered telah di sirami. Itu berarti kereta-kereta milik kerajaan supaya segera dimandikan. Kereta yang pertama dimandikan adalah Kereta Kanjeng Nyai Jimat yang adalah warisan dari Sultan Hamengku Buwono I, disusul kereta-kereta yang lain yang jumlahnya 18 ( delapan belas) buah.

Siraman Kereta

Siraman kereta karaton Jogjakarta dilaksanakan dihalaman Musium Kereta di Rotowijayan, sebelah barat karaton. Malam hari sebelum pelaksanaan siraman, para abdidalem terkait melaksanakan selamatan lengkap dengan sesajinya.Air siraman kereta pusaka dipercaya mempunyai daya magis yang kuat untuk menyembuhkan orang sakit, menyuburkan tanah, melindungi sawah dan tanaman , sehingga padi dan tembakau dan tanaman-tanaman yang lain terhindar dari serangan hama.

Oleh karena itu, pada waktu siraman kereta pusaka banyak orang yang menyaksikan antara para petani yang tidak saja dari Jogja ,tetapi datang dari sekitar Jogja seperti dari Wonosobo, Temanggung, Dieng dll.Mereka pulang dengan membawa beberapa botol air .

Puro Pakualaman

Page 41: Terjadinya Jagat Raya.docx

Siraman pusaka di Puro Pakualaman dipimpin langsung oleh KGPAA Paku Alam IX dibantu oleh beberapa kerabat dan abdidalem. Waktunya bersamaan dengan pelaksanaan pusaka di Karaton Jogjakarta. Para abdidalem gamelan ( pengrawit) sibuk memandikan gamelan Puro a.l. Kanjeng Kyai Gambir Anom.

Upacara ritual di Imogiri

Beberapa keris pusaka milik Karaton Jogjkarta warisan dari Sultan Hamengku Buwono VIII yang disimpan di Saptarengga, makam raja-raja di Imogiri yaitu KK Jathakilat dan KK Pacar dimandikan  pada hari yang sama seperti di Karaton.

Pembersihan tempat air

Dibulan Suro, biasanya pada hari Jum’at Kliwon jam 9.30 pagi para abdidalem Makam Imogiri mulai melakukan upacara ritual untuk membersihkan 4 ( empat) buah tempat air besar yang terletak  di halaman Sapiturang , tepat di halaman pintu masuk makam Sultan Agung, Raja Besar wangsa Mataram.

Nama-nama tempat air ( enceh) tersebut adalah :Nyai Siyem dan Nyai Mendhung yang diurus oleh abdidalem Karaton Surakarta dan Kyai Danumoyo dan Kyai Danumurti yang di urus oleh abdidalem Karaton Jogjakarta.

Sesuai dengan tradisi, sebelum keempat enceh dikuras dan dibersihkan, para abdidalem dari kedua karaton terlebih dahulu mengadakan selamatan dan sesaji.

Abdidalem Karaton Surakarta mengenakan pakaian tradisional berupa beskap putih, sedangkan abdidalem Karaton Jogjakarta berpakaian baju pranakan warna biru.

Page 42: Terjadinya Jagat Raya.docx

Upacara pengurasan air Imogiri juga dihadiri banyak pengunjung terutama para petani dari Jogja, Solo dan sekitarnya.

Setelah upacara selesai mereka membawa pulang air dari enceh Imogiri untuk dipergunakan sesuai dengan kebutuhannya a.l. untuk menyembuhkan orang sakit, melindungi sawah dan ladang dari ancaman hama dan untuk menyuburkan tanah.Mereka yakin bahwa dengan menaburkan air Imogiri, tanaman mereka akan tumbuh subur, terbebas dari gangguan hama dan hasil panennya bagus. Kebiasaan seperti ini telah berjalan lama.

Bubur Suran

Ada tradisi menarik yang dilakukan keluarga Jawa untuk menyambut bulan Suro. Pada malam 1 Suro, santap malam keluarga adalah menu special tetapi sederhana, yaitu Bubur Suran.

Bubur Suran baku yang disajikan terdiri dari : Bubur Putih; Kedelai Hitam digoreng; Telur Ayam Kampung digoreng dadar di-iris-iris; Serundeng Kalapa; Rujak Degan – minuman segar kelapa muda dengan gula Jawa; Janur Kuning sehelai dipasang diatas pintu masuk rumah.

Maksud dari menyantap bersama Bubur Suran itu adalah :

1. Makan bersama menunjukkan kerukunan berkeluarga, semua senang bahagia , bersyukur bisa kumpul menikmati hidangan enak meskipun sederhana. Itu semua adalah berkah Gusti, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Semua hidangan adalah pemberian Ibu Pertiwi, untuk itu supaya selama hidup dibumi selalu dapat makan, kita semua wajib menjaga, memelihara bumi tempat kita tinggal.

2. Bubur Putih melambangkan kesucian jalan hidup yang kita lakukan.3. Kedelai Hitam yang digoreng . Ini menunjukkan sikap hidup dan watak yang mituhu-

selalu setia untuk berbuat baik dan benar dengan cara mematuhi ajaran pinisepuh supaya anak cucu selalu manembah dan berada dijalan yang diberkahi dan diperkenankan Tuhan, selalu berbudi pekerti dan memegang prinsip-prinsip tata krama dan tata susila dalam pergaulan.

4. Telur Ayam Kampung digoreng dadar dan di-iris-iris. Merupakan simbol dari hidup yang berkesinambungan dan sumrambah- menyebar dimana-mana. Petunjuk baku dalam manusia menjalani hidup adalah supaya umat manusia yang sebenarnya serumpun dan bersaudara, karena berasal dari Asal Muasal yang satu dan sama, supaya adil dalam menikmati produk-produk yang diberikan oleh  alam ini.

5. Serundeng Kelapa merupakan petunjuk jelas supaya kita semua mengikuti filosofi kelapa . Pohon kelapa tumbuh dimana-mana dengan mudah dan subur dan mampu menyesuaikan dengan keadaan setempat, demikian juga manusia. Selain itu semua bagian dari pohon kelapa amat berguna baik buahnya, serabutnya, batangnya, lidinya maupun daunnya. Ini contoh yang positif bagi manusia. Hendaknya segala perbuatan kita juga bermanfaat bagi sesama. Kita mampu berkarya, mampu menolong, memberi kepada sesama. Kita bisa memberikan hal-hal yang baik, jangan kita membuat sakit hati orang lain, karena seperti dikatakan oleh para pinisepuh bijak : Menyakiti orang lain artinya juga menyakiti diri sendiri. Cobalah kita renungkan, apa gunanya membuat sakit hati orang lain?

Page 43: Terjadinya Jagat Raya.docx

6. Rujak Degan merupakan simbul manusia wajib menjalani hidup dengan antusias, bekerja dengan baik ,benar ,giat. Itu artinya kita berterimakasih kepada  Tuhan, yang memberi hidup dan menghidupi.Kita ajak semua saudara kita untuk tidak loyo menjalani kehidupan ini. Mari kita hidup rukun dalam suasana regeng – semarak, menyenangkan.

7. Janur Kuning  dipasang diatas pintu rumah. Ini perlambang hidup kita yang sejati yang selalu dekat dengan Gusti, Tuhan.Di-ayomi, dilindungi Beliau siang dan malam, sepanjang waktu.

Oleh karena itu kita mesti menjalani hidup ini dengan mantap, selalu dalam koridor yang ditetapkan oleh Nya. Harus selalu berbuat baik, benar dan bijak dan semua itu sesuai dengan sikap kedewasaan kita masing-masing, harus dipahami dengan sadar sesadar-sadarnya.Sikap seperti ini dipunyai oleh saudara-saudara kita yang telah mendapatkan pencerahan jiwa.

Janur adalah Sejatinya Nur atau istilah kebatinan umum adalah Nur Sejati artinya Cahaya yang sejati. Cahaya yang sejati itulah hidup yang sebenarnya yang berada bersama dalam badan fisik dan eteris kita. Ada yang menyebut sebagai Suksma Sejati atau Pribadi Sejati, Hidup sejati. Istilah universalnya adalah Spirit.

Si Hidup sejati atau suksma atau spirit ini selalu hidup dan keberadaannya bersama atau manunggalnya dengan raga fisik dan eteris ( kasar dan halus) manusia, itulah yang membuat manusia hidup didunia ini. Dan itu terjadi atas perkenan Sang Suksma  Agung, Gusti, Tuhan.

Yang berhubungan dengan  Sang Suksma Agung, Gusti bukanlah badan kasar dan halus manusia melainkan Pribadi Sejati, istilah universalnya Higher Self.Manusia yang dewasa kesadarannya berusaha untuk mampu ketemu dengan Pribadi Sejati/Higher Self untuk mengetahui kehidupan sejati.

Kuning, warnanya adalah kuning bersih, kuning muda . Ini simbolik dari hidup yang cerah karena telah sadar dan menghayati hidup yang sejati. Hidup ini bukanlah hidup sendiri, untuk kepentingannya sendiri, maunya menang dan enak sendiri atau paling-paling buat keluarga terdekatnya dan konco-konconya. Hidup ini untuk seluruh manusia bahkan seluruh mahluk dijagad raya ini.Untuk itu, kita mesti menjalani dan menikmati hidup didunia ini untuk kebersamaan dengan cara yang baik, benar dan adil.

Seorang spiritualis pada waktu melakukan meditasi, pada puncak keheningan dalam kesadaran penuh, dia melihat baik dengan mata terbuka maupun tertutup dan merasakan hatinya begitu tentram, nafasnya lembut, dia berada ditengah-tengah cahaya kuning bersih lembut, artinya kepasrahannya kepada Tuhan telah diberi anugerah, bahwa hidupnya didunia diberkahi oleh Nya.

Itulah sedikit penjelasan mengenai apa yang tersirat dalam filosofi  Bubur Suran . Memang nenek moyang orang Jawa itu sukanya memberikan sanepo- semacam petunjuk atau nasihat yang harus dibuka apa arti sebenarnya.

Tulisan ini untuk menyambut 1 Suro Tahun Dal 1943 yang jatuh pada hari Jum’at Kliwon tanggal 18 Desember 2009.

Page 44: Terjadinya Jagat Raya.docx

Catatan : Peringatan 1 Suro dimulai sejak tahun 1633 Masehi, ketika Sultan Agung Hanyokrokusumo membuat kalender Jawa yang baru.

1 Suro dimaksudkan untuk lebih mempersatukan raja dan kawula. Pada saat itu negeri mulai terancam. Sultan Agung tidak mengadakan upacara ritual kerajaan Rajawedha, sebagai gantinya diadakan Upacara 1 Suro, yang hakikatnya menyatukan Rajawedha dengan upacara kaum petani Gramawedha yang waktunya bersamaan dengan 1 Muharam, tahun baru Umat Islam. Pergantian hari mengikuti sistim rembulan pada jam 6 sore.

Secara politis tindakan ini juga bertujuan untuk memperkuat persatuan bangsa  melawan ancaman penjajah, dengan upaya menyatukan umat Islam Mataram dengan Banten.

 

JagadKejawen,

Suryo S.Negoro(Di-edit dari buku: “Upacara Tradisional dan Ritual Jawa” terbitan tahun2001 oleh penulis yang sama).

Ruwatan

Ruwatan adalah satu upacara tradisional  supaya orang terbebas dari segala macam kesialan hidup, nasib jelek dan supaya selanjutnya bisa hidup selamat sejahtera dan bahagia.

 

 

 

 

Ruwatan yang paling terkenal yang sejak zaman kuno diselenggarakan oleh nenek moyang adalah Ruwatan Murwakala. Dalam ruwatan ini dipergelarkan wayang kulit dengan cerita Murwakala, dimana orang-orang yang termasuk kategori sukerto diruwat/disucikan supaya terbebas dari ancaman Betara Kala, raksasa besar yang kejam dan menakutkan, yang suka memangsa para sukerto.

Persiapan pelaksanaan ruwatan

Sebelum pelaksanaan upacara ruwat, beberapa hal berikut sudah ada ditempat upacara.

Page 45: Terjadinya Jagat Raya.docx

1. Para sukerto yang berpakaian serba putih bersih. Warna putih adalah lambang dari suci.

2. Orang tua dari para sukerto berpakaian adat dengan apik.3. Seorang dalang sepuh yang mumpuni untuk melakukan upacara ruwatan sukerto,

lengkap dengan seperangkat panggung wayang kulit dengan gamelan dan para penabuh dan pesindennya.

4. Tempat untuk pelaksanaan ruwatan yang cukup luas untuk panggung wayang kulit, tempat duduk para sukerto dan orang tuanya dan tempat-tempat air untuk memandikan sukerto.

5. Sesaji yang diperlukan yang cukup banyak macamnya.

Pelaksanaan Ruwatan

1. Para sukerto diantar oleh para orang tuanya diterima oleh Ki Dalang yang akan meruwat.Salah seorang orang tua sukerto atau seseorang yang ditunjuk menyerahkan para sukerto kepada Ki Dalang untuk diruwat. Serah terima sukerto berjalan dengan khusuk, dibarengi aroma ratus dupa yang lembut harum. Suasana sakral terasa.

2. Para sukerto duduk bersila dibelakang kelir wayang dan selama pagelaran bersikap santun dan memperhatikan cerita wayang dan nasihat, kidung dan doa-doa/mantra yang diucapkan oleh Ki Dalang. Para orang tua sukerto duduk ditempat yang telah disediakan, dekat dengan putra-putrinya.

3. Ki Dalang duduk ditempatnya didepan kelir dan mulai mendalang wayang dengan cerita Murwakala.

Cerita Muwakala

 

 

Page 46: Terjadinya Jagat Raya.docx

 

 

Pagelaran wayang kulit dimulai dengan adegan jejer di Jonggring Salaka, Betara Guru, ratunya para dewa, didampingi oleh Betari Durga, istrinya, dihadap oleh Betara Narada, Sang Patih dan para dewa yang lain.

Sesudah para dewa menghaturkan sembah kepada Betara Guru, Narada melaporkan keadaan didunia ,dimana kawula sangat risau, karena banyak orang yang menjadi mangsa Kala, raksasa seram, tinggi besar. Kala itu sangat rakus, banyak anak-anak, orang tua,lelaki, wanita ,dia tangkap dan makan.

Dengan emosional Narada memohon supaya perbuatan raksasa Kala dihentikan segera.Guru bertanya : “ Siapa yang dimangsa oleh Kala?” Narada menjawab : “ Sekarang ini, Kala memangsa siapapun yang ketemu dia. Dia bertindak ngawur dan serakah. Dia melanggar peraturan yang telah ditetapkan dewa. Betara Guru menyela :” Apa ketentuan dewa itu?” Narada menjawab : “ Yang boleh dimangsa Kala adalah manusia yang masuk kategori sukerto. Itu sebenarnya sudah lebih dari cukup,karena jenis sukerto itu banyak sekali. Jadi banyak orang yang  ketakutan dikejar-kejar oleh Kala. Hal ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut. Kala harus segera dikendalikan, kasihan penduduk bumi”.

Betara Guru setelah mendengarkan pendapat para dewa, memerintahkan supaya Kala dipanggil. Sidang para dewa juga memutuskan bahwa Betara Guru sendiri yang akan turun tangan mengendalikan Kala, karena Kala punya watak sulit dan punya kesaktian tinggi.

Siapa sebenarnya Betara Kala?

Para dewa tidak tahu siapa sebenarnya Kala. Seperti orang-orang bumi mereka tahunya Kala adalah raksasa seram tinggi besar yang suka makan daging manusia.

Hanya Guru dan Durga yang tahu siapa Kala sebenarnya,karena dia adalah anak Guru dan Durga. Kala adalah anak yang terjadi dari kama salah, sehingga menjadi mahluk yang berwatak jahat, yang hanya mementingkan diri sendiri.

Begini kisah kelahiran Kala :

Disatu hari yang cerah, diawang-awang biru muda nan cerah, Guru  bersama istrinya, Durga, dengan menaiki lembu Andini, bercengkerama mengelilingi dunia. Pemandangan begitu indah.langit bersih tiada awan, dari atas bumi kelihatan begitu jelas, sangat indah menawan.

Betara Guru melihat wajah istrinya berseri-seri, sangat cantik dengan tubuhnya yang sexy. Tiba-tiba Guru kepingin bermain cinta dengan istrinya, hasratnya tak bisa dicegah. Istrinya berusaha menolak , tetapi tak kuasa.

Dengan nafsu berkobar Guru menggauli istrinya. Durga mengingatkan bahwa ini bukanlah waktu dan tempat yang tepat untuk bercinta. Guru tak peduli.

Page 47: Terjadinya Jagat Raya.docx

Ketika nafsu Guru memuncak dan mencapai orgasme, Durga mendorong  dan melepaskan diri dari cengkeraman suaminya. Buah  cinta Guru jatuh kebumi dan masuk kelaut ,lalu benih itu tumbuh menjadi raksasa jahat yang bernama Kala. Jadi Kala adalah produk yang salah, kama salah, yang dilahirkan dalam keadaan dan waktu yang tidak tepat. Kala, yang adalah putra dewa-dewi menjadi raksasa jahat yang maunya memakan daging manusia.

Sebelum Kala datang di Jonggring Salaka, Guru meminta supaya usahanya untuk menjinakkan Kala dibantu oleh Durga, karena bagaimanapun Durga adalah ibu dari Kala. Sejelek-jeleknya anak tentu akan mendengarkan nasihat ayahanda dan ibundanya. Guru juga memberitahu Narada, patihnya, bahwa Kala adalah anak Guru dan Durga, tetapi Kala sendiri sampai saat ini tidak tahu.

Kala menghadap Betara Guru

 

 

 

 

Dijemput para dewa, Kala datang di Suralaya dan langsung menghadap Betara Guru yang didampingi oleh Durga dan beberapa petinggi dewa.Sikapnya tidak sopan, tidak punya tata krama, bicaranya kasar dan seenaknya sendiri.Dia berdiri didepan Guru dan langsung berteriak-teriak : “ Aku mau makan yang didepanku ini, sambil menunjuk-nunjuk Guru”.Narada bicara dengan nada tinggi : “ E, jangan ngawur kamu, beliau itu rajanya para dewa dan bapakmu sendiri”.Sambil menguap keras, Kala berkata : “ Tidak peduli bapakku sendiri, tetap mau aku makan karena aku lapar”.

Durga tak tahan melihat kebringasan Kala dan malu hati atas kelakuan putranya yang sama sekali tak menghormati ayahnya, Durga maju mendekati Kala dan berkata dengan iba : “ Wahai Kala, hormatilah ayahmu, hormatilah orang tuamu”. Dengan nada welas asih ,Durga memberi tahu Kala ,siapa dia sebenarnya”.  “ Kini Kala, kamu sudah tahu siapa kamu. Meskipun bentukmu raksasa, tetapi kamu itu putranyanya Betara Guru yang rajanya para dewa dan aku adalah ibumu. Oleh karena itu anakku, kamu wajib bersikap santun dan memegang tata karma”.Agak kaget Kala menjawab : “ Kalau Guru memang bapakku, tentulah dia pandai . Aku akan berdialog dengannya, kalau dia lebih pintar dari aku, baru aku  akui bahwa dia adalah bapakku”.Dalam dialog panjang lebar antara Guru dan Kala, Guru bisa menjawab semua pertanyaan Kala. Akhirnya Kala mengaku kalah dalam perdebatan, sehingga dia mau mengakui Guru sebagai bapaknya. Sambil duduk bersila, dia berjanji menurut apapun perintahnya.

Page 48: Terjadinya Jagat Raya.docx

Dengan penuh wibawa Guru bersabda : “ Wahai Kala, kau ku izinkan kembali kebumi dan disana kau boleh memangsa manusia yang termasuk kategori sukerto. Tetapi kau tidak boleh memangsa orang yang didadanya ada tulisan mantra Kalacakra dan dikepalanya ada tulisan mantra Sastra Balik. Ini adalah ketentuan dewa dan tidak boleh dilanggar, kalau kau melanggar kau akan menerima hukuman berat yang tidak akan bisa kau hindari”.Kala mengangguk,termenung, dalam batin berkata : “ Aduh, tentu aku akan hidup kelaparan karena aku hanya boleh makan sukerto”. Dia mau tanya apa sukerto itu, tetapi dia tidak berani. Dalam keputus asaan dia melihat ibunya, maksudnya mau minta tolong.Durga yang ibunya tanggap, dia mendekat ke anaknya dan mengatakan bahwa manusia yang termasuk kategori sukerto itu banyak sekali, jadi Kala tak akan kelaparan, jatah makanannya sangat berlimpah. Mendengar penjelasan ibunya Kala tersenyum dan mohon pamit  untuk kembali kebumi, karena dia sudah lapar sekali.

Kategori Sukerto

Pada garis besarnya ada 3(tiga) macam kelompok sukerto, yaitu :

1. Sukerto karena kelahiran seperti anak tunggal, kembar; berdasarkan waktu kelahiran, misalnya anak yang dilahirkan tengah hari atau saat matahari terbenam dll.Sukerto kelompok ini adalah anak-anak yang sangat dicintai oleh orang tua mereka, keselamatan dan kebahagiaan mereka selalu dipikirkan oleh orang tua mereka.Terlebih para orang tua tersebut mengetahui bahwa anak-anak tersebut termasuk dalam daftar sukerto.

2. Sukerto karena berbuat kesalahan meski tidak sengaja seperti : seperti memecahkan gandhik, alat pembuat jamu; menjatuhkan dandang ( tempat untuk menanak nasi) waktu sedang masak nasi.

3. Sukerto karena dalam hidupnya terkena banyak musibah, sial, penyakit dan sering diancam bahaya.

Mengenai berapa macam sukerto , itu ada beberapa versi. Menurut Pakem Pangruwatan Murwakala ada 60 macam sukerto, Pustaka Raja Purwa ada 136 sukerto, Sarasilah Wayang Purwa ada 22 sukerto, sedangkan menurut Buku Murwokolo  ada 147 macam sukerto.

Sukerto yang berhubungan dengan kelahiran antara lain :

1. Ontang-anting : Anak tunggal laki-laki.2. Unting-unting : Anak tunggal wanita.3. Gedhana-gedhini : Satu anak laki-laki dan satu anak wanita dalam keluarga.4. Uger-uger lawang : Dua anak laki-laki dalam keluarga. 5. Kembar sepasang : Dua anak wanita dalam keluarga.6. Pendhawa : Lima anak laki-laki dalam keluarga.7. Pendhawa pancala putri : Lima anak perempuan dalam keluarga.8. Kembar : Dua anak laki-laki atau wanita lahir bersamaan.9. Gotong Mayit : Tiga anak wanita semua.10. Cukil dulit : Tiga anak laki-laki semua. 11. Serimpi : Empat anak wanita semua.12. Sarambah : Empat anak laki-laki semua.13. Sendang kapit pancuran: Anak tiga, dua laki-laki, yang tengah wanita.14. Pancuran kapit sendang : Anak tiga, dua wanita, yang tengah laki-laki.

Page 49: Terjadinya Jagat Raya.docx

15. Sumala : Anak cacat sejak lahir.16. Wungle : Anak lahir bule.17. Margana : Anak lahir sewaktu ibunya dalam perjalanan.18. Wahana : Anak lahir sewaktu ibunya sedang pesta.19. Wuyungan : Anak lahir diwaktu perang atau lagi ada bencana.20. Julung sungsang : Anak lahir ditengah hari.21. Julung sarab : Anak lahir waktu matahari terbenam.22. Julung caplok : Anak lahir disenja hari.23. Julung kembang : Anak lahir saat fajar.

Sukerto karena perbuatan salah atau tidak patut( Ora ilok) :

1. Orang yang bersiul saat tengah hari, itu tidak patut/ ora ilok.2. Orang yang memecahkan gandhik, alat dari batu untuk membuat jamu.3. Orang yang menjatuhkan dhandhang sewaktu menanak nasi.

 

Sukerto yang dalam hidupnya mengalami banyak musibah, bencana dan sering sekali diancam bahaya.

Ada orang yang dalam menjalani hidup ini selalu tertimpa sial.Dalam melakukan pekerjaan  banyak salah, dalam usaha mengalami kegagalan. Terlibat banyak urusan yang tidak enak, terkena macam-macam penyakit, boleh dikata hidupnya tidak menyenangkan dlsb.

Ada yang bilang bahwa waktu dan kondisi selalu tidak berpihak kepadanya. Ada sesuatu yang salah, sehingga orang tersebut perlu diruwat.

Dalam pemahaman kuno, orang-orang yang termasuk tiga kelompok sukerto itu perlu diruwat secara tradisional. Mereka diruwat supaya tidak menjadi mangsa Kala, terbebas dari gangguan dan bencana yang merupakan ancaman Kala.

Kita mengerti bahwa Kala artinya waktu dan waktu yang mengancam dan menimbulkan bencana adalah waktu yang tidak baik, tidak tepat. Orang normal tentu berharap perjalanan waktu hendaknya dan selalu diusahakan untuk berpihak kepada kita. Sehingga hidup kita selamat, sehat, berkecukupan dalam bidang materi, tentram jiwa kita , maju pekerjaan dan usaha, sukses dalam menjalani hidup ini, selalu mendapatkan berkah dari Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang.

Rapat warga sebuah desa

Disebuah desa diadakan rapat warga yang diadakan di Balai Desa. Rapat dipimpin langsung oleh kepala desa yang dipanggil Ki Ageng oleh rakyatnya. Seluruh aparat desa dan kepala keluarga hadir dipertemuan yang penting tersebut. Ini disebabkan, warga desa kehilangan rasa tentramnya pada akhir-akhir ini, karena ada gangguan yang sangat menggelisahkan.

Penanggung jawab keamanan, Jagabaya melaporkan bahwa gangguan maling bisa diatasi, kriminalitas sifatnya ringan-ringan saja dan tidak banyak.

Page 50: Terjadinya Jagat Raya.docx

Yang ditakutkan para orang tua adalah hilangnya beberapa anak dan remaja, yang diculik oleh raksasa besar yang menakutkan. Ini terjadi mulanya terjadi didesa-desa tetangga, tetapi kini mulai terjadi juga didesa ini.Petugas Jagabaya dan anggota-anggota keamanan tidak mampu menangkap raksasa ganas tersebut. Warga mohon kepada Ki Ageng untuk menemukan solusi segera.

Mengundang Ki Dalang Kandabuwono

Ki Ageng bertanya kepada seorang pinisepuh desa yang dihormati dan tinggi ngelmu spiritualnya yang oleh orang-orang disebut Romo.

Ki Ageng bertanya :”  Romo, siapa sebenarnya raksasa buas itu dan sebenarnya apa yang terjadi?”Romo menjawab dengan serius : “ Begini KI Ageng, keadaan desa sangat serius,oleh karena itu harus dihadapi dengan cermat. Seluruh warga desa harus siap siang dan malam dalam keadaan siaga. Menurut pengamatan batin saya, raksasa itu adalah Kala.Dia bukan sembarang raksasa, dia itu sangat sakti.Ki Ageng menyela :” Lalu apa yang sebaiknya kita lakukan?”Romo menjelaskan secara detail dan gamblang apa yang terbaik untuk dilakukan.Ki Ageng mengumumkan keputusan musyawarah warga desa, yaitu :” Saudara-saudara sekalian, kita akan nanggap wayang. Kita akan mengundang seorang dalang yang berbobot dan mumpuni untuk mengadakan pagelaran wayang kulit dengan cerita Murwakala. Dalang tersebut adalah Ki Dalang Kandabuwono yang kita percaya mampu menyelesaikan masalah yang kita hadapi. Selain seorang dalang sepuh, beliau juga tinggi ngelmu spiritualnya. Semua hadirin setuju, lalu ditunjuk delegasi untuk menghubungi Ki Dalang.

Siapa Ki Dalang Kandabuwono?

Setelah berunding dengan Narada, patihnya yang terpercaya, Betara Guru sependapat bahwa makanan yang boleh dimangsa Kala, terlalu banyak.Tentu penduduk bumi akan ribut.

Untuk itu Guru memutuskan untuk sementara turun kebumi untuk mengendalikan Kala. Dia didampingi oleh Durga, Narada dan beberapa pengawal.

Begitu sampai bumi, mereka menyamar sebagai manusia. Guru menjadi seorang yang berprofesi sebagai dalang wayang kulit yang bernama Ki Dalang Kandabuwono.Hal pertama yang dilakukan rombongan dalang adalah menemui KI Lurah Semar yang sebenarnya adalah seorang dewa sepuh, kakak Betara Guru, yang turun hidup di mayapada/dunia untuk mengawal para satria yang berjuang demi kebaikan ,kemakmuran dan keadilan dunia berdasarkan kebenaran. Guru dan semua dewa sangat hormat kepada Semar.

Syarat pagelaran wayang

Terjadi pertemuan antara Ki Ageng yang didampingi pinisepuh dan pengurus desa dengan Ki Dalang Kandabuwono yang didampingi istrinya, Semar dan beberapa pengawal.Ki Ageng sebagai kepala desa yang bijak dan berpengalaman, begitu ketemu Ki Dalang, langsung merasakan daya dan wibawanya yang kuat. Ki Ageng yakin bahwa Ki Dalang adalah orang

Page 51: Terjadinya Jagat Raya.docx

berkemampuan tinggi dan tentu akan sanggup mengatasi kekacauan yang tengah terjadi.

Dengan ramah, sopan, tegas Ki Dalang menerima permintaan Ki Ageng dan warga desa untuk mendalang dengan cerita Murwakala yang dimaksudkan untuk meruwat para sukerto supaya tidak lagi diganggu Kala.Ki Dalang menyatakan bahwa semua sukerto yang diruwat akan dibersihkan segala kotoran fisik dan jiwanya, akan dihapus segala sial dan malapetaka sehingga tidak lagi diancam Kala dan sang waktu jahat yang mengganggu kehidupan manusia. Ini juga disebut ruwat sengkolo. 

Ki Dalang sanggup melakukan tugas mulia ini, tetapi ada syarat-syarat yang harus dipenuhi. Ki Ageng agak kaget karena Ki Dalang punya syarat dan dia bertanya dengan sopan :” Lalu apa syaratnya –syaratnya?”.

Dengan santun tetapi tegas KI Dalang berkata : “ Semua anak, semua orang yang saya ruwat menjadi anak KI Dalang, anak saya, sehingga Kala tidak lagi berani mengganggu mereka karena mereka adalah anak Dalang Kandabuwono.”

 

 

 

 

Selanjutnya KI Dalang berujar dengan jelas : “ Anak-anak yang telah saya ruwat, untuk Kala sudah bukan lagi merupakan sukerto, mereka bukan lagi sukerto karena sukerto-nya telah sirna”. “ Apa Ki Ageng dan para sukerto dan para orang tua sukerto setuju?, tanya Ki Dalang. Semua menjawab setuju!!!Selain itu para pinisepuh desa agar menyiapkan uborampe- hal-hal yang diperlukan untuk ruwatan seperti sesaji.

Esensi Sesaji

Pada masa kini banyak orang terutama generasi muda yang tidak mengerti esensi sesaji. Sesaji yang bermacam-macam itu bermaksud baik, bila diurai berarti :

Panembah dan ungkapan terimakasih kepada Gusti, Tuhan Sang Pencipta. Permohonan kepada Tuhan supaya upacara dan tujuannya yang mulia mendapat

berkah dan perlindungan Tuhan. Mendapatkan restu para pinisepuh. Berisi petuah-petuah bijak untuk menjalani hidup ini dengan baik dan benar. Supaya tidak ada gangguan  berupa apapun dari mahluk yang kelihatan dan”tidak

kelihatan”.

Page 52: Terjadinya Jagat Raya.docx

Itulah daya atau enerji yang diharapkan dari serangkaian sesaji yang komplit, yang dirangkai dari berbagai hasil bumi, yang sudah sejak zaman kuno makuno merupakan tradisi. Jadi inti dari sesaji adalah sebuah harapan, sebuah doa terbaik.

Selain itu harus disediakan air suci dari tujuh sumber mata air yang berbeda.Supaya tujuan ruwatan berjalan sebagaimana mestinya, upacara harus dilaksanakan secara runut, cermat dan benar.

Selain Ki Dalang yang telah menyiapkan diri lahir batin, para sukerto dan orang tuanya  diwajibkan menghayati ruwatan yang berjalan. Ki Dalang ,para sukerto dan orang tuanya berpakaian tradisional. Sebelum upacara para sukerto mohon restu dari orang tuanya. Semua pihak yang terlibat memohon berkah Tuhan, karena hanya dengan palilah Beliau segalanya berjalan lancar dan baik.

Uborampe/ peralatan yang dipergunakan dalang dan sukerto

Sepotong kain putih yang disebut mori, panjang 3 meter dibagi dua, yang sebelah diduduki dalang, potongan lainnya diduduki sukerto.

Diatas mori ditaburi bunga mawar, melati, gambir. Blencong, lampu  untuk menerangi pagelaran wayang, digantungkan diatas dalang.

Memakai bahan  minyak kelapa bukan dari penerangan listrik. Pakaian para sukerto pada waktu upacara, sesudah selesai upacara diberikan kepada

Ki Dalang. Disediakan nasi kuning dicampur uang logam, nantinya disebar oleh dalang. Pengaron baru, tempat air terbuat dari tanah liat yang diisi air dari tujuh sumber

dicampur dengan kembang setaman dari mawar, melati, kenanga dan dua buah telor ayam. Gayung yang dipakai untuk memandikan sukerto terbuat dari buah kelapa dibagi dua, daging kelapanya tidak dibuang.

Sesaji Ruwatan

 

 

 

 

Dua ranting kayu dadap srep lengkap dengan daunnya.

Page 53: Terjadinya Jagat Raya.docx

Dua batang tebu dengan daunnya. Sepasang kelapa muda. Dua ikat padi. Dua tandan buah kelapa. Dua tandan buah pisang. Alat dapur seperti penggorengan, centong dll. Alat pertanian : cangkul, arit,caping dll. Sepasang merpati, bebek, angsa dll. Disedikan sejumlah ayam, satu sukerto satu ayam.Ayam jago untuk sukerto lelaki

dewasa, ayam betina untuk sukerto wanita . Ayam jago muda untuk sukerto lelaki remaja, ayam betina muda untuk sukerto putri remaja.

7/ tujuh lembar batik dengan motif : bangun tulak, sindur, gading melati, poleng semen, truntum, sulur ringin dan tuwuh watu.

Kendil baru diisi beras dan sebuah telor, dua sisir pisang raja, suruh ayu yang belum jadi,kembang boreh- tepung beras dicampur kembang, uang dengan nilai Rp.25 atau Rp.250 atau Rp.2500.

Tikar dan bantal baru, minyak wangi, sisir, bedak, cermin dan kendil. Sekul among- nasi dengan sayuran dan telur, biasanya untuk bancakan, syukuran

anak kecil. Sekul liwet- nasi dengan lauk sambal gepeng. Sepasang golong lulut- dua bulatan nasi ketan dengan telur goreng. Beberapa buah ketupat, salah satunya diisi ikan lele atau wader goreng. Golong orean untuk setiap sukerto ( bulatan nasi dengan ayam panggang). Untuk

setiap sukerto jumlahnya sesuai dengan wetonnya. Misal sukerto yang wetonnya Minggu Legi, golong oreannya 10 biji, yang Sabtu

Paing jumlah oreannya 18, begitu seterusnya. Tumpeng robyong, nasi tumpeng yang diatasnya ditaruh cabe merah dicampur sayur

gudangan dan telur rebus mengitari tumpeng. Sekul gebuli, nasi kebuli dengan lauk ikan. Rasulan, nasi dengan lauk daging kambing dan sayuran. Jajan pasar, beberapa kue yang biasa dijual dipasar. Kala kependem,seperti ketela, kacang  dsb. Empat tumpeng nasi, warnanya : merah, putih, hitam dan kuning. 7 macam rujak dan 7 macam bubur. Jangan menir yang dibuat dari daun kelor,

arang-arang kembang- nasi goreng sangan dengan air gula, gethok- potongan daging segar dengan santan dan air gula, edan- potongan kunyit dari papah lompong/batang talas dengan air gula, ulek –degan- irisan berbagai buah dengan cabai dan air gula, irisan kelapa dicampur air kelapa ditambah gula kelapa.

Berbagai bubur jenang : merah putih, pliringan- garis-garis merah putih dengan sedikit merah ditengah, bulus angrem – dalam bentuk bulus sedang mengeram, palang- diatas bubur merah ada palang putih, sungsum – bubur tepung beras diberi air gula Jawa.

Tuak dan badek/ legen- minuman segar dari pohon aren. Klepat-klepet- daun gadungsari dan dadap srep dibungkus dengan daun kelapa. Klepon – serabi merah putih, uler-uler – jadah dan wajik. Sepasang kembar mayang yang dipayungi. Sebuah pecut baru. Sebuah sapu lidi yang diikat dengan gelang perak.

Page 54: Terjadinya Jagat Raya.docx

Pagelaran wayang Murwakala

 

 

 

 

Diiringi alunan gending lembut, Ki Dalang duduk bersila didepan kelir. Secara pelan dan hati-hati diangkatnya wayang gunungan dan digetarkan pelan-pelan.

Itu adalah perlambang mulai bergulirnya kehidupan didunia yang berjalan pasti sesuai dengan hukum alam. Sinar lampu blencong yang merupakan representasi sinar kehidupan dari Gusti, Tuhan Yang Maha Agung menyinari Jagat Raya.

Pagelaran berjalan lancar dengan dihadiri KI Ageng, Romo, Semar, para pejabat desa, para sukerto beserta orang tuanya dan hampir semua penduduk desa.

 

 

 

 

Suasana desa jadi sepi, yang menjaga secara fisik adalah Jagabaya dengan beberapa anggota keamanan. Sedangkan Romo yang “orang pintar”/ paranormal, membantu dengan pengamanan gaib dengan cara melafalkan mantra saktinya.

Ada maling yang mencoba memanfaatkan saat sepi untuk membobol rumah, tetapi dengan mudah bisa ditangkap oleh petugas keamanan.

Sementara itu diluar, Kala sedang mengejar-ngejar sepasang kedhono-kedhini( kakak beradik laki-laki dan wanita) dan ontang-anting (anak tunggal laki-laki).

Page 55: Terjadinya Jagat Raya.docx

Untuk menghindari Kala, ketiga sukerto tersebut masuk ketempat pagelaran wayang dan bersembunyi. Kala yang beringas ,begitu mendekat tempat pagelaran sepertinya jadi lemas dan kehilangan nyali. Dia tidak kuat menerobos pagar gaib yang memagari tempat pagelaran. Dia memilih untuk menunggu diluar sampai selesainya pertunjukan, lalu ketigo sukerto mau dia tangkap.

Sewaktu menunggu Kala jatuh tertidur, lalu mendengkur. Semakin lama dengkurannya semakin keras dan terus menerus. Para penonton yang dibaris belakang mulai terganggu. Mereka mencari tahu, siapa yang mendengkur begitu keras sehingga mengganggu pagelaran. Beberapa orang terkejut menemukan ada raksasa besar sedang tidur dibalik semak-semak. Orang-orang itu berteriak: “ Ada buto, ada buto ( raksasa)!” Romo tahu bahwa raksasa itu Kala.  Bersama Semar, Romo membangunkan Kala. Kala merasa kalah wibawa dan menurut saja diajak menghadap Ki Dalang Kandabuwono.

Dialog  Ki Dalang dengan Kala

Kala ditanya oleh Ki Dalang kenapa dia ribut dan mengganggu pagelaran wayang.

Dengan nada marah dan tidak sabar Kala menjawab bahwa dia sedang mengejar 3 sukerto yang sembunyi diantara penonton. Sukerto itu jatah makanannya dan siapapun tak boleh menghalangi, kalau menghalangi mau dia makan juga.Kala yang sudah lapar sekali semakin menunjukkan watak sombongnya, dia meremehkan semua orang disitu. Dia pikir tak ada satu orangpun yang mampu mengalahkannya. 

Ki Dalang dengan sabar meminta Kala tenang dan menjelaskan maksudnya. Kata-kata Ki Dalang  sangatlah berwibawa. Suasananya mencekam, apalagi disitu ada Semar, Romo. Kala yang garang jadi menyusut nyalinya. Ki Dalang bilang bahwa Kala harus mendengarkan kata-kata dari orang yang lebih tua dari dia.Kala bilang bahwa dia lebih tua dari semua manusia, artinya dia  juga lebih tua dari Ki Dalang, sehingga Ki Dalang yang harus menurut.

Terjadi perdebatan yang ramai, keduanya mengaku lebih tua.

Sebagai jalan keluar mereka sepakat, Kala akan mengajukan teka-teki ( cangkriman dalam bahasa Jawa) dan pertanyaan. Bila Ki Dalang bisa  menjawab, Kala akan mengakui kalah tua, sebaliknya kalau Ki Dalang tak mampu menjawab, maka Kala lebih tua.

Dengan disaksikan para pinisepuh dan segenap hadirin terjadilah tanya jawab mengenai berbagai hal yang meliputi seni budaya, terjadinya jagat raya dan manusia, juga mengenai hidup sejati. Semua pertanyaan Kala dijawab dengan lugas dan benar oleh Ki Dalang. Kala heran dengan kemampuan Ki Dalang yang begitu luas pengetahuannya termasuk kebatinan.

Dia menduga KI Dalang tentulah orang yang sangat hebat. Kala terpaksa mengakui bahwa dia kalah dalam perdebatan dengan Ki Dalang dan oleh karena itu dia bersedia mendengarkan nasihat Ki Dalang.Ki Dalang bertanya : “ Bagaimana, apakah kamu masih ada pertanyaan?’Kala menjawab tidak, karena pertanyaan yang sulitpun bisa  dijawab oleh Ki Dalang. Karena penasaran Kala bertanya :” Kalau boleh aku tahu, siapa sebenarnya KI Dalang ini?’Dijawab: “ Aku KI Dalang Kandabuwono.yang memerintah kamu dan semua perintah itu harus kamu turuti. Kalau tidak kamu akan celaka.

Page 56: Terjadinya Jagat Raya.docx

Kala bersedia memenuhi semua perintah Ki Dalang.(Sampai saat adegan dialog diatas,  Ki Dalang yang mendalang masih memakai ikat kepala/topi yang berupa blangkon. Kini ketika adegan dalang mau memberi nasihat dan perintah kepada Kala  artinya ini saat penting bagi Kala dan sukerto, maka dalang mengganti blangkonnya dengan memakai udheng. Seorang Jawa tradisional pada masa dulu, kalau sedang samadi atau nayuh, memohon jawaban dari Gusti, Tuhan, ikat kepala yang dipakai adalah udheng, artinya supaya mudheng- mengerti dengan benar kehendak Tuhan).

Mantram Sakti

Dengan penuh wibawa Ki Dalang Kandabuwono bersabda kepada Kala:” Wahai Kala, aku akan menuliskan sebuah mantram sakti didadamu. Siapapun yang bisa membaca mantram  dan siapa saja yang bisa mengucapkan mantram ini, tidak boleh kamu jadikan korbanmu, bahkan tidak boleh kamu ganggu. Mengerti?”“ Kalau kamu nekad melanggar, kamu akan mendapat hukuman berat dari Sang Hyang Jagadnata, Gusti, Tuhan”.

Kala menunduk dan berkata lirih bahwa dia menurut perintah Ki Dalang.

 

 

 

 

Nama mantram itu adalah Rajah Kalacakra sebagai berikut :Yamaraja-Jaramaya; Yamarani-Niramaya; Yasilapa-Palasiya; Yamidosa-Sadomiya; Yadayuda-Dayudaya; Yasiyaca- Cayasiya; Yasihama- Mahasiya.

Artinya : Siapapun yang menimbulkan keributan, hilang kekuatannya. Siapa yang datang untuk membuat celaka, hilang dayanya. Siapa yang membuat kelaparan, mulai sekarang harus memberi banyak makanan. Siapa yang membikin kemelaratan , harus membangun kemakmuran. Siapa yang berbuat dosa , wajib menghentikan nafsu jahatnya. Siapa yang mengobarkan perang, pasti sirna kekuatannya. Siapa yang berkhianat dan kejam, harus berbuat welas asih. Siapa yang suka merongrong, menjadi parasit, harus merobah sikap  dengan menghormat dan kasih kepada sesama.

Perbawa mantram itu sangat kuat membuat Kala gemetar dan miris. Dengan sangat hormat Kala berkata kepada Ki Dal;ang : “ Saya amat miris mendengar mantram ini, siapapun yang bisa membaca dan mengucapkan mantram Rajah Kalacakra, tidak akan saya ganggu”.

Page 57: Terjadinya Jagat Raya.docx

Masih ada satu mantram lagi yang diucapkan Ki Dalang. Siapapun yang mengucapkan mantram ini tidak akan diganggu Kala. Nama mantram : Hanacaraka Kebalik, bunyinya : Ngathabagama, nyayajadhapa, lawasatada, karacanaha.

Mendengar mantram itu lunglai tubuh Kala tidak punya daya.

Kini Kala benar-benar tunduk kepada Ki Dalang Kandabuwono, orang mahasakti, mahabijak.  

Sukerto yang diruwat

Pada waktu Ki Dalang melafalkan kedua mantram sakti, para sukerto dengan sadar dan penuh perhatian mendengarkan dan menghayatinya. Sehingga secara alami daya mantram bekerja dan dengan berkah Gusti, Tuhan akan mengusir siapa saja yang mau menjahati sukerto yang diruwat, dimanapun dan kapanpun.

Ki Dalang memberitahu Kala bahwa setiap sukerto yang telah diruwat oleh Ki Dalang telah menjadi anak Ki Dalang, mereka tidak boleh diganggu dan dimangsa oleh Kala. Kala setuju.

Ki Dalang mulai menyebut nama sukerto satu per satu dengan jelas, sebagai berikut :Pramananing jabang bayi ( hidup sejati dari si bayi) ( lalu sebut namanya) misalnya Utami, unting-unting, anak perempuan tunggal.Pramananing jabang bayi Basuki, ontang-anting, anak laki-laki tunggal.

Setalah semua sukerto yang diruwat disebut namanya, Ki Dalang berkata kepada Kala : “ Itu tadi yang saya sebut nama-namanya adalah sukerto yang telah saya ruwat. Meraka adalah anak-anakku. Kamu tidak boleh mengganggu mereka”.Kala menurut, setuju.

Kala mohon diberkati

Ki Dalang Kandabuwono menetapkan Kala menjadi penghuni hutan Krendowahono. Sebelum berangkat kesana, Kala mohon diberkati dengan Santi Puja Mantra supaya hidupnya selamat.  Ki Dalang setuju, lalu Kala dimandikan dengan berbagai air bunga.

Kala juga meminta sesaji untuk bekal hidupnya, berupa : alat-alat pertanian, hasil bumi, alat dapur, ternak seperti sapi, kerbau, kambing, ayam, itik dll., kain panjang, beberapa jenis makanan, tikar, bantal dan selimut.

Ki Dalang memanggil Bima supaya mengusir semua anak buah Kala yang berupa berbagai jenis mahluk halus jahat dan bekasaan untuk juga pergi kehutan. Bima mengusir mereka semua dengan menggunakan pecut dan sapu lidi yang diikat dengan tali perak.

Prosesi ruwat tahap akhir

Sesudah Kala dan semua anak buahnya pergi, Ki Dalang melanjutkan prosesi ruwat.

Page 58: Terjadinya Jagat Raya.docx

Dengan mantap dan penuh perbawa Ki Dalang berkata :

Yo aku dalang sejati, yo aku sing menang miseso ing siro, sukerto wis lebur ilang dadi banyu. Mung gari rahayune.

Artinya : Ya akulah dalang sejati, akulah yang berwenang mengurusi kalian. Sukerto kalian hilang, sudah menjadi air. Yang ada hanyalah keselamatan kalian.

Lalu Ki Dalang akan membuka jatidirinya sendiri dengan mengatakan :Ya aku dalang Kandabuwono, ya aku dalang ( sebut namanya sendiri) misalnya Ki Timbul Hadiprayitno.

 

 

 

 

Anak-anak yang diruwat rambutnya sedikit digunting oleh Ki Dalang. Sesudah itu semua yang sudah diruwat sowan kepada Ki Dalang untuk mohon pangestu/berkah.Beberapa wayang kulit yang berperan sebagai sukerto diruwat juga dengan cara kakinya dimasukkan kedalam pengaron/tempat air dan dicuci dengan air kembang, mereka sudah lagi bukan sukerto.

Ki Dalang Kandabuwono setelah menyelesaikan tugas, berubah wujud lagi jadi Betara Guru, demikian juga pengiring yang lain, berubah jadi Durga dan dewa-dewa. Setelah berpamitan kepada Ki Lurah Semar, Ki Ageng, Romo dan semua warga desa , rombongan dewa kembali lagi naik ke Swargaloka.

Ki Dalang mencopot udheng dan memakai blangkon lagi.

Mereka yang diruwat dimandi sucikan satu per satu oleh Ki Dalang.

Upacara ritual ruwatan paripurna. Semua yang diruwat mendapatkan jalan kehidupan yang baik, terang. Dengan berkah Gusti, Tuhan, semoga selalu selamat, sehat, sejahtera, sukses lahir batin. Semoga.

Page 59: Terjadinya Jagat Raya.docx

JagadKejawen,Suryo S.Negoro( Foto-foto yang dimuat adalah Ruwatan Sukerto yang diadakan oleh Anjungan D.I.Y. di TMII pada 1 Suro 1942 Je, dengan dalang sepuh Ki Timbul Hadiprayitno/ KMT. Cerma Manggala)

Upacara selamatan/syukuran untuk diri pribadi

Seseorang yang merasa mendapatkan anugerah atau karunia dari Tuhan, tentu akan bersyukur.

Misalnya : mendapatkan kenaikan pangkat, mendapatkan jabatan yang lebih tinggi, seperti diangkat menjadi direktur, kepala kantor, lurah, bupati, gubernur, Secara tradisi, ungkapan rasa syukur dilakukan dengan mengadakan upacara kecil berupa syukuran atau slametan.

Upacara syukuran dilakukan bersama dengan keluarga , teman-teman dekat, teman-teman sejawat, tetangga dll.Secara tradisional acara syukuran dimulai dengan doa bersama, dengan duduk bersila diatas tikar, melingkari nasi tumpeng dengan lauk pauk dan sesaji.

Yang terpenting adalah doa, ucapan syukur yang ditujukan kepada Gusti, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang telah memberikan anugerah kepada seorang titahnya. Pada umumnya inti doa adalah sebagai berikut : Setelah mengucap syukur atas anugerah yang dilimpahkan Tuhan, semoga titah yang mendapatkan karunia dan kepercayaan dari Tuhan  berupa kedudukan yang lebih tinggi, yang telah menaikkan derajatnya dan sekaligus tanggungjawabnya, selalu mendapatkan bimbingan Nya, untuk selalu mampu melaksanakan tugasnya dengan selamat, baik dan benar. Semoga dijauhkan dari segala goda dan halangan yang bisa menjadikan petaka bagi diri, keluarga, maupun instansinya.

Dengan selalu memohon berkah Tuhan dengan penuh kesadaran untuk mengaplikasikan segenap pengetahuan dan kemampuannya secara maksimal, bekerjasama dengan kolega-koleganya dengan sinergis, maka segala usaha dan upayanya akan membawa berkah kebaikan, kesejahteraan dan kemajuan bagi instansi, jawatan atau daerah yang dipimpinnya.

Setelah doa, dilanjutkan dengan acara pemotongan tumpeng, santap bersama dan ramah tamah.

Pada saat ini, untuk praktisnya, nasi tumpeng, lauk pauk dan sesaji ( kalau ada) ditaruh diatas sebuah meja. Seluruh hadirin melakukan doa bersama dengan berdiri mengelilingi meja. Kalau mejanya kecil, sesaji( kalau ada) ditempatkan dimeja lain.

Catatan mengenai sesaji :Sesaji yang diadakan untuk mengiringi upacara syukuran, maksud tujuannya seperti doa. Intinya adalah bersyukur kepada Gusti, Tuhan dan semoga dengan berkah Nya, segala tugas

Page 60: Terjadinya Jagat Raya.docx

akan dilaksanakan dengan selamat, baik,benar dan membawa kesejahteraan dan kemajuan yang lebih baik. Nasi tumpeng komplit sebenarnya mempunyai makna sebagai doa dan sesaji.

 

 

 

 

Syukuran karena terbebas dari halangan

Selain adanya syukuran yang dikarenakan dapat promosi jabatan atau dapat rejeki, orang juga melakukan syukuran setelah terbebas dari halangan berat. Misalnya setelah sembuh dari sakit yang gawat atau terbebas dari penderitaan yang amat berat. Semoga selanjutnya, selalu mendapat perlindungan dan berkah dari Gusti, Tuhan, supaya jalan kehidupannya selalu selamat, sehat dan sejahtera, bahagia lahir batin.   

Bersyukur kepada Gusti, selalu ingat kepada asal muasal

Sudah seharusnya ,setiap manusia menyukuri keberadaannya untuk hidup didunia ini.Dengan izin Gusti, melalui karsa dan jalinan kasih Ibu dan Bapak, suksma yang berasal dari mula-mula, melangkah turun untuk hidup dibumi.

Setelah melalui proses 9/ sembilan bulan dalam kandungan, suksma yang sudah berpakaian badan komplit kasar dan halus, terlahir sebagai bayi, manusia baru yang akan menjalani hidup sementara didunia ini.

Saudara-saudara halus

Orang Jawa tradisional percaya bahwa setiap orang mempunyai beberapa saudara halus – sedulur alus, yang selalu menyertainyanya dimanapun si manusia berada.

Para saudara halus yang tidak berbadan fisik ini ,mengawal si manusia yang ber-raga fisik. Mereka selalu menyertai, melindungi, membantu, supaya si manusia menjalani kehidupannya dengan selamat, sehat, sejahtera selama hidup dibumi ini. Tugas tersebut adalah sesuai ketentuan dari Gusti. Orang Jawa menyebut mereka : Sedulur papat kalima pancer – Saudara empat ,yang kelima pancer , yang terdiri dari :

Kakang KawahKakak kawah, yang keluar dari rahim ibu, sebelum si bayi. Tempatnya di Timur, warnanya putih.

Page 61: Terjadinya Jagat Raya.docx

Adi Ari-ari Adik ari-ari, yang keluar dari rahim ibu, sesudah si bayi. Tempatnya di Barat, warnanya kuning.

GetihDarah, yang keluar dari rahim ibu sewaktu melahirkan. Tempatnya di Selatan, warnanya merah.

PuserPusar, yang dipotong sesudah kelahiran bayi. Tempatnya di Utara, warnanya hitam.

Pancer Keempat saudara diatas tidak punya raga fisik, sedangkan pancer adalah badan jasmani, yang berada ditengah. Oleh karena itu selain disebut Sedulur papat kalimo pancer, juga dipanggil Keblat papat, kalimo tengah

Selain Sedulur papat kalimo pancer, masih ada lagi ,yaitu :

Mar Marti.Mereka adalah saudara-saudara manusia yang lebih tua. Mereka itu tidak ikut dilahirkan melalui rahim ibu.

Mar, merefleksikan perjuangan ibu saat melahirkan si bayi. Keluar daya, hawa, kekuatan yang hebat untuk hidup dan menghidupi.

Marti, merefleksikan keberhasilan ibu sesudah melalui perjuangan. Perjuangan berhasil, rasanya lega.

Oleh karena itu, Mar dan Marti, itu dinilai tinggi derajatnya, bagaikan raja dan ratu. Secara mistis warna cahayanya putih dan kuning muda jernih

Mar Marti akan membantu manusia yang dikawalnya, hanya dalam hal yang penting, dalam keadaan yang benar-benar diperlukan. Manusia bisa meminta bantuan Mar Marti, sesudah dia punya pikiran dan rasa yang jernih, sesudah melalui tapa brata ( laku spiritual yang sungguh-sungguh).

Saudara-saudara halus yang lain, bisa dimintai bantuan setiap saat, untuk keperluan kehidupan sehari-hari.

Lebih lanjut ada saudara-saudara halus yang dipanggil :Kabeh kadang ingsun kang metu saka margo ino lan kang metu ora saka margo ino. Semua saudaraku yang ada, dengan melalui rahim ibu dan yang ada tanpa melalui rahim ibu.

Kabeh kadang ingsun kang ora katon miwah kang ora karawatan.Semua saudaraku yang tidak kelihatan dan tidak terawat.

Jadi, saudara halus setiap manusia itu banyak sekali, ini yang suka disebut sedulur sinarawedi.

Semua saudara halus itu dengan setia melakukan tugas yang telah digariskan Gusti, untuk melindungi dan membantu satu-satunya saudara yang berujud/ bleger-bahasa Jawa/ sebagai sosok manusia, yaitu suksma yang memakai raga kasar/fisik dan raga halus/eterik.

Page 62: Terjadinya Jagat Raya.docx

Secara umum, selama raga dan seluruh komponen si manusia, masih baik, maka “ kesementaraan” keberadaan manusia didunia ini masih berlanjut.Kalau raganya, komponennya tidak berfungsi, karena rusak/penyakit atau sudah aus/tua dan tidak bisa diperbaiki lagi/ disehatkan lagi, maka suksma akan kembali keasal muasal, ke mula-mula hidup, kepada haribaan Gusti, Tuhan.

Tugas-tugas saudara-saudara halus

Mar Marti  : Membantu untuk hal-hal yang sangat penting.

Sedulur papat kalimo pancer dan yang lain-lain : Melindungi dan membantu untuk kelancaran hidup sehari-hari.

Tentu bantuan yang diberikan ,pada dasarnya adalah untuk hal-hal yang baik-baik.

Perlu diketahui bahwa semua saudara halus selalu bersama dengan figur manusia yang dikawalnya, artinya selalu bersama dengan masing-masing kita, kita sadari atau tidak.Mereka selalu melindungi dan membantu.

Banyak yang tidak mengerti bahwa para pengawal yang berupa  saudara halus tersebut, juga merasa senang kalau kita menyadari  kehadiran mereka, terlebih kalau kita juga memperhatikan mereka. Kalau mereka dianggap dan diperhatikan, mereka akan membantu lebih baik lagi. Mereka senang bila setiap saat diajak berpartisipasi dalam setiap kegiatan kita, seperti : minum, makan, belajar, bekerja, menyopir, mandi dlsb.

Contoh mengajak saudara-saudara halus, katakan dalam batin :

Semua saudara halusku ( secara lengkap adalah : Kakang kawah, adi ari-ari, getih, puser, kadang ingsun papat kalimo pancer. Kabeh kadang ingsun kang metu saka margo ino lan kang metu ora saka margo ino,Kabeh kadang ingsun kang ora katon lan ora karawatan), saya mau makan, bantulah saya-Aku arep mangan, ewang-ewangana. Artinya kita dibantu bisa makan dengan selamat dan makanan itu juga baik untuk kita.

Semua saudara halusku, bantulah saya untuk menyopir mobil ini dengan selamat sampai kekantor. Artinya selama menyopir  selamat dan sampai ke kantor lancar, tidak ada halangan ataupun kecelakaan.

Semua saudara halusku bantulah saya dalam bekerja, sehingga pekerjaan saya  lancar dan benar.

Perlindungan waktu tidur

Pada waktu mau tidur,kita tidak minta dibantu oleh saudara-saudara halus, nanti mereka ikut tidur, sesuatu yang mereka tidak perlukan, karena tidur bukan alam mereka.

Pada waktu mau tidur katakan dalam batin :Semua saudara halusku,saya mau tidur, lindungilah saya. Kalau ada yang mengganggu atau membahayakan, kamu tanggulangi atau bangunkan saya.

Page 63: Terjadinya Jagat Raya.docx

-Kabeh sedulur alusku, aku arep turu, reksanen aku sajerone turu, yen ana kang ngganggu utawa mbebayani, tandangana utawa gugahen aku.Sambil merebahkan badan ditempat tidur, sebelum menutup mata, letakkan tangan kanan didada menyentuh jantung, katakan dalam batin : Aku iyo urip – Saya juga hidup.

Ini nasihat dan berdasarkan pengalaman para pinisepuh. Biasanya tidur jadi enak, selamat, bangun tidur segar cerah.

Weton

Weton atau wetonan adalah peringatan hari lahir setiap 35-tiga puluh lima hari sekali. Untuk orang Jawa tradisonal sangat penting untuk mengetahui wetonnya, sesuai dengan kalender Jawa.

Dengan mengetahui tanggal, bulan dan tahun kelahiran menurut kalender Masehi, bisa diketahui weton seseorang.Hari kelahiran menurut kalender Jawa atau weton terjadi setiap selapan hari artinya setiap 35-tiga puluh lima hari. Ini merupakan gabungan antara Hari Tujuh, Senin sampai dengan Sabtu dan Hari Lima Jawa: Legi , Paing, Pon, Wage, Kliwon.

Jadi yang lahir hari Senin, bisa Senin Legi, Senin Paing, Senin Pon, Senin Wage, Senin Kliwon .

Demikian pula yang lahir dihari-hari lain Selasa dan seterusnya.

Pada  setiap saat   weton dari seseorang, misalnya Jum’at Kliwon atau Sabtu Legi. Ini adalah saat yang tepat untuk mengingat kepada saudara-saudara halus kita semua.Pada saat wetonnya, sesudah jam enam sore, karena hari Jawa mengikuti kalender sistim rembulan, jadi mulainya sore hari, orang yang  punya weton malam itu akan mengingat saudara-saudara halusnya.Biasanya orang membuat bancakan – sesaji kecil. Ada yang membuat sego gudangan,nasi dengan lauk sayur  atau bubur merah putih dan segelas air putih matang.

Secawan bubur merah putih  dan segelas air putih itu diujubke/ diberikan kepada semua saudara halus, dengan diletakkan diatas meja dan berkata dalam batin : Ini untuk semua saudara halusku, aku selalu ingat kalian, maka itu jagalah dan bantulah aku.

Pemberian bubur merah putih dan air putih dan ucapan tersebut, itu merupakan sesaji yang paling sederhana , tetapi mendasar. Karena inti sarinya mengenali dan menghargai semua saudara halus dan ingat kepada ibu dan bapak, kedua orang tua kita, menghormati kakek nenek yang telah menurunkan kita dan yang paling penting untuk memuja dan berterima kasih kepada Sang Pencipta Hidup, Gusti, Tuhan Yang Maha Kuasa.

Pada waktu-waktu tertentu, orang melakukan peringatan weton dengan cara mengundang beberapa kerabat atau kenalan baiknya. Pada saat seperti itu, biasanya sesaji lebih komplit,

Page 64: Terjadinya Jagat Raya.docx

termasuk nasi tumpeng dan lauk pauknya dsb. Sesudah diadakan doa bersama, dilanjutkan dengan menyantap hidangan.

Hubungan serasi

Bagi orang Jawa tradisional, sangat penting untuk mempunyai hubungan yang serasi ( jumbuh) dengan saudara-saudara halus. Caranya, setiap bertindak ajaklah mereka, untuk minta dibantu atau dijaga.Sebelum hubungannya terasa serasi, akrab dengan mereka, setiap saat selalu panggilah mereka lengkap, satu per satu. Kalau sudah akrab, bisa dipanggil dengan : Semua saudara halusku, bantulah aku untuk ...., jagalah aku selama ......dan sebagainya menurut kebutuhan.

Namun, pada saat yang penting atau untuk urusan penting , umpamanya untuk menemani sewaktu berdoa, meditasi atau semadi, adalah bijak untuk memanggil nama mereka secara lengkap, satu per satu.

Menurut pengalaman para pinisepuh, peranan Kakang Kawah dan Adi Ari-ari dalam membantu sangatlah penting. Sesuai dengan sifat alamnya, Kakang Kawah selalu berusaha dengan sebaik-baiknya membantu terjadinya semua keinginan dan usaha, sedangkan Adi Ari-ari selalu mendukung dan menyenangkan.

Ada kalanya atau ada orang yang setiap wetonnya, selama 24 Jam, sehari semalam melakukan laku prihatin, seperti berpuasa sehari semalam, tidak tidur sama sekali selama 24 jam atau tidur hanya sedikit sesudah tengah malam, berpasrah diri kepada Gusti.

Ini untuk mengingatkan akan posisi dan tugas seorang titah. Bahwa hidup ini tidak untuk hanya makan sepuasnya dan mengutamakan tidur yang lama dan memenuhi kehendak keduniawiannya yang mengabdi kepada materi dan egonya Tetapi manusia supaya ingat, akan posisinya dan tugasnya yang mulia untuk memayu hayuning sesama lan buwana-untuk membangun kehidupan antar sesama yang baik dan melestarikan buana, supaya mampu melaksanakan kehidupan didunia ini dengan baik, benar, sejahtera, bahagia lahir batin.

JagadKejawen,

Suryo S. Negoro