TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...

88
PENGARUH POTONGAN HARGA DAN BONUS PACK TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di Alfamart Kabupaten Madiun) SKRIPSI Oleh: NUROH ROHMATIN NIM : 210716125 Pembimbing: MANSUR AZIS, Lc., M.S.I. NIDN: 2024068601 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO 2020

Transcript of TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...

Page 1: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...

PENGARUH POTONGAN HARGA DAN BONUS PACK

TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA

(Studi Kasus di Alfamart Kabupaten Madiun)

SKRIPSI

Oleh:

NUROH ROHMATIN

NIM : 210716125

Pembimbing:

MANSUR AZIS, Lc., M.S.I.

NIDN: 2024068601

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO

2020

Page 2: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...

Abstrak

Rohmatin, Nuroh. PENGARUH POTONGAN HARGA DAN BONUS PACK

TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi kasus di Alfamart

Kabupaten Madiun).

Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Program Studi Ekonomi Syariah

Kata Kunci: Potongan Harga, Bonus Pack, Pembelian Tidak Terencana

Pembelian tidak terencana adalah tindakan membeli yang sebelumnya tidak

diakui secara sadar sebagai hasil dari suatu pertimbagan, atau niat membeli yang

terbentuk sebelum memasuki toko. Promosi potongan harga dan bonus pack

memberikan daya tarik atau manfaat lebih, sehingga memungkinkan bagi konsumen

untuk membeli barang-barang lain selain yang direncanakan. Namun dalam hal ini

konsumen membeli item sesuai rencana belanja artinya tidak membeli item produk

tambahan diluar perencanaan sebelumnya, hal tersebut menunjukkan bahwa

konsumen Alfamart Kabupaten Madiun tidak melakukan pembelian secara tidak

terencana. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis: (1) pengaruh

potongan harga terhadap pembelian tidak terencana, (2) pengaruh bonus pack

terhadap pembelian tidak terencana, (3) potongan harga dan bonus pack berpengaruh

bersama-sama terhadap pembelian tidak terencana.

Jenis penelitian yang dilakukan penulis merupakan merupakan penelitian

lapangan dengan metode kuantitatif. Sedangkan, dalam pengumpulan datanya penulis

menggunakan kuesioner. sampel yang digunakan sebanyak 96 orang. Teknik analisis

yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda.

Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa uji analisis memberikan

hasil sebagai berikut: (1) potongan harga (X1) secara parsial berpengaruh signifikan

terhadap pembelian tidak terencana, (2) bonus pack (X2) secara parsial berpengaruh

signifikan terhadap pembelian tidak terencana, (3) potongan harga (X1), dan bonus

pack (X2) secara simultan (bersama-sama) berpengaruh signifikan terhadap

pembelian tidak terencana Indonesia.

Page 3: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...
Page 4: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...
Page 5: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...
Page 6: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...
Page 7: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan dunia bisnis di Indonesia saat ini berjalan dengan pesat

yang menciptakan suatu persaingan yang semakin ketat, tak terkecuali

perkembangan usaha Ritel di Indonesia. Kotler mendefinisikan usaha eceran

(retailing) meliputi semua kegiatan yang terlibat dalam penjualan barang atau

jasa secara langsung ke konsumen akhir untuk penggunaan pribadi dan bukan

bisnis.1 Menurut ketentuan Peraturan Presiden Nomor 112 tahun 2007 secara

umum usaha ritel dapat dikategorikan menjadi dua yaitu ritel tradisional dan

ritel modern. Ritel tradisional merupakan usaha skala kecil, modal kecil dan

dengan proses jual beli dagangan melalui tawar menawar berupa toko, kios,

los dan tenda yang dimiliki/dikelola oleh pedagang kecil maupun menengah,

sedangkan ritel modern adalah usaha dengan sistem pelayanan mandiri,

menjual berbagai jenis barang secara eceran yang berbentuk Minimarket,

Supermarket, Departement Store, Hypermarket ataupun grosir yang

berbentuk perkulakan.2

Penjualan usaha ritel tidak hanya berorentasi pada produk-produk saja

namun sekarang berorientasi pada kenyaman, hiburan, kemudahan,

bertransaksi dan sebagainya sehingga keberadaan pasar tradisional tergeser

oleh munculnya pasar modern. Menurut survei penjualan eceran oleh Bank

Indonesia penjualan eceran tetap tumbuh positif meskipun melambat pada

1 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran Edisi Ketiga Belas (Jakarta: Penerbit Erlangga,

2008), 140. 2 Peraturan Presiden Nomor 112 tahun 2007

Page 8: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...

2

November 2019. Indeks Penjualan Riil (IPR) November 2019 tercatat sebesar

216,6 (Grafik 1), atau tumbuh 1,3% (yoy), melambat dari 3,6% pada Oktober

2019 (Grafik 2). Tetap tumbuh positifnya penjualan eceran ditopang pleh

penjualan pada kelompok Suku Cadang, Aksesoris, kelompok Perlengkapan

Rumah Tangga lainnya, dan kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau,

yang masing-masing masih tumbuh sebesar 17,0% (yoy), 5,5% (yoy), dan

4,6% (yoy).3

Hal tersebut tidak lain adanya pengaruh usaha ritel modern yang

berkembang di Indonesia tak terkecuali PT. Alfa Mitramart Utama

3 Survey Penjualan Eceran November 2019 oleh Bank Indonesia, (diakses pada tanggal

31 Januari 2020, jam 9,50).

Page 9: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...

3

(Alfamart). Alfamart merupakan salah satu usaha ritel modern berupa

minimarket yang tersebar diberbagai kota hingga kabupaten di Indonesia tak

terkecuali di Kabupaten Madiun. Alfamart menyediakan kebutuhan dan

perlengkapan setiap hari, dengan tagline Belanja Puas, Harga Pas dan Belanja

Hemat, ya di Alfamart memberikan harga yang terjangkau, kebutuhan dasar

harian berkualitas tinggi dengan layanan yang ramah, suasana belanja yang

bersih dan nyaman yang mudah diakses.4

Perkembangan usaha ritel modern tidak luput dari peran usaha ritel

modern Alfamart untuk meningkatkan penjualan eceran di Indonesia buktinya

pada tahun 2017 Alfamart meraih Indonesia Most Powerful Compaines

Awards kategori Retail Trade kehadiran Alfamart sebagai perusahaan terbuka

dinilai memberikan nilai tambah bagi perekonomian Indonesia (EVA) dan

tetap mampu bertumbuh pada kondisi Indonesia saat ini.5

Semakin meningkatnya jumlah usaha ritel di Indonesia sebagai tempat

belanja kebutuhan pribadi, maka konsumen kini mempunyai daya tawar yang

lebih tinggi, konsumen memilih usaha ritel yang dianggap memberikan

penawaran dan manfaat yang lebih dalam memenuhi kebutuhan pribadi tetapi

konsumen sekarang sudah beralih untuk memenuhi keinginan maupun gaya

hidup, konsumen membeli barang untuk memuaskan emosionalnya. Perilaku

memuaskan emosionalnya tersebut mengubah perilaku konsumen yaitu

4 Nur Fajriani R, “ Sejarah Alfamart di Indonesia, serta Beberapa Lokasinya di

Makassar,” dalam http://makasar.tribunnews.com, ( diakses pada tanggal 10 Januari 2020, jam

19.30). 5“Alfamart meraih Indonesia Most Powerful Companies Award Kategori Retail Trade,”

dalam http://alfamartku.com (diakses pada tanggal 15 Januari 2020, jam 16.30).

Page 10: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...

4

perilaku yang berbelanja secara terencana menjadi tidak berencana (impulse

buying). Menurut CNN Indoneisa 2015, Riset yang dilakukan Mastercard

riset ini mengungkap separuh generasi millennial di Indonesia (50%)

pelanggan paling impulsif, dimana setidaknya setengah pembelian barang

dilakukan secara spontan.6

Menurut Mowen & Minor pengertian impulse buying adalah tindakan

membeli yang sebelumnya tidak diakui secara sadar sebagai hasil dari suatu

pertimbagan, atau niat membeli yang terbentuk sebelum memasuki toko.7

yang mana semula hanya berpikir untuk belanja sesuai kebutuhan dan yang

telah direncanakan, namun karena ketersediaan toko yang lengkap dan

suasana toko yang nyaman untuk melihat-lihat barang serta sempitnya waktu

bagi konsumen mencari informasi untuk barang kebutuhannya membuat

konsumen lebih memilih merek yang memberikan daya tarik atau manfaat

lebih bagi dirinya pada saat itu, sehingga memungkinkan bagi konsumen

untuk membeli barang-barang lain selain yang direncanakan. Perubahan

konsumen membeli barang-barang lain selain yang direncanakan merupakan

sesuatu yang menarik bagi produsen maupun pengecer, karena hal tersebut

merupakan pangsa pasar terbesar dalam pasar modern. Maka perusahaan ritel

dituntut untuk mempertahankan keunggulan bersaing dengan para pesaing

melalui cara promosi. Strategi promosi penjualan menjadi strategi perusahaan

dalam mempengaruhi konsumen. dua strategi yang gencar dilakukan

6 Hani Nur Fajrina, “Generasi Millenial RI paling Impulsif,” dalam

www.cnnindonesia.com , (diakses pada tanggal 20 Januari 2020, jam 07.40). 7 John C. Mowen dan Michel Minor, Perilaku Konsumen Jilid 2, (Jakarta: PT Penerbit

Erlangga, 2002), 10.

Page 11: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...

5

minimarket Alfamart yaitu memberikan potongan harga (diskon) dan bonus

pack kepada konsumen khususnya pada promosi diskon JSM (Jum’at, Sabtu,

Minggu).

Menurut Kotler potongan harga merupakan pengurangan harga beli

pembeli yang membayar tagihannya tepat waktu.8 Diskon dirasa efektif

dalam strategi promosi karena secara logis dengan adanya diskon konsumen

berfikir akan memperoleh belanjaan yang lebih banyak dengan jumlah uang

yang sedikit, hal ini lah yang tanpa di sadari konsumen melakukan pembelian

secara impulse. Sedangkan Terrence A. Shimp mendefinisikan bonus pack

adalah tambahan produk dari perusahaan untuk diberikan kepada konsumen

dengan harga yang sama, dimana strategi ini juga sering di terapkan

perusahaan dalam meningkatkan pembelian konsumen ataupun menambah

pelanggan baru. Biasanya dalam penerapan strategi ini perusahaan

memberikan note kecil di produk berupa “buy 1 get 1” atau “buy 2 get 1”

sehingga secara tidak langsung konsumen akan tertarik untuk melakukan

pembelian secara impulse.9

Hasil wawancara yang dilakukan dengan karyawan Alfamart

Miftahudin adanya strategi promosi berupa pemberian diskon dan bonus pack

yang diberikan oleh minimarket Alfamart berguna untuk memberikan timbal

balik yang baik bagi perusahaan, konsumen akan berbondong-bondong untuk

melakukan pembelian.10 Tetapi dalam menerapkan strategi promosi diskon

8 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran Edisi Ketiga Belas, 93. 9 Terrence A, Shimp, Periklanan: Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu

Jilid 1, (Jakarta:Erlangga,2003), 455 10 Miftahudin, Wawancara, 13 Juni 2019

Page 12: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...

6

dan bonus pack tersebut masih sering muncul keluhan dari pelanggan ketika

sudah memanfaatkan promosi tersebut, salah satu pelanggan yang bernama

Afita Retna Endrawati mengeluhkan tentang penempelan promosi potongan

harga yang sudah berakhir tetapi masih dipasang, sehingga konsumen merasa

kecewa karena diyakini masih ada promo tapi saat dikasir waktu promo sudah

berakhir, yang menyebabkan pelanggan tidak jadi melakukan pembelian tidak

terencana.11

Sebagai data pendukung, peneliti melakukan survei pra penelitian

melalui wawancara kepada 15 konsumen untuk melihat karakteristik perilaku

pembelian konsumen di Alfamart Kabupaten Madiun. Dari hasil survei

terhadap 15 konsumen yang melakukan kegiatan belanja di Alfamart

Kabupaten Madiun tersebut didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 1.1 Survei Hasil Pra penelitian

Perilaku pembelian konsumen Pelanggan

Saya merencanakan pembelian

sebelum berbelanja tetapi

membeli produk tambahan diluar

perencanaan

6 orang

Saya merencanakan pembelian

sebelum berbelanja tetapi tidak

membeli produk tambahan diluar

perencanaan

9 orang

Hasil survei pra penelitian yang dilakukan oleh peneliti terhadap 15

konsumen Alfamart Kabupaten Madiun, menunjukkan bahwa konsumen yang

11 Afita Retna Endarawati, Wawancara, 16 Juni 2019

Page 13: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...

7

merencanakan pembelian sebelum berbelanja tetapi membeli produk

tambahan diluar perencanaan yaitu sebanyak 6 konsumen, dan merencanakan

pembelian sebelum berbelanja tetapi tidak membeli produk tambahan diluar

perencanaan yaitu sebanyak 9 konsumen. Lebih banyaknya konsumen yang

membeli item sesuai rencana belanja yang artinya tidak membeli item produk

tambahan diluar perencanaan sebelumnya, hal tersebut menunjukkan bahwa

konsumen Alfamart Kabupaten Madiun tidak melakukan pembelian secara

impulsif.12

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan maka penulis tertarik

untuk melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Potongan Harga dan

Bonus Pack terhadap Pembelian tidak terencana)” (Studi kasus di

Alfamart Kabupaten Madiun).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan latar belakang diatas maka perumusan masalah

penelitian ini adalah:

1. Apakah potongan harga berpengaruh terhadap pembelian tidak terencana

di Alfamart Kabupaten Madiun?

2. Apakah bonus pack berpengaruh terhadap pembelian tidak terencana di

Alfamart Kabupaten Madiun?

12 Hasil Pra Penelitian, Nuroh Rohmatin, di Alfamart Kabupaten Madiun, Tanggal 10

Maret 2020.

Page 14: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...

8

3. Apakah potongan harga, dan bonus pack berpengaruh secara bersama-

sama terhadap pembelian tidak terencana di Alfamart Kabupaten

Madiun?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui pengaruh potongan harga terhadap pembelian tidak

terencana di Alfamart Kabupaten Madiun.

2. Mengetahui pengaruh bonus pack terhadap pembelian tidak terencana di

Alfamart Kabupaten Madiun.

3. Mengetahui pengaruh potongan harga, dan bonus pack berpengaruh

secara bersama-sama terhadap pembelian tidak terencana di Alfamart

Kabupaten Madiun.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi referensi, sumbangan yang

berniali ilmiah bagi perkembangan ilmu ekonomi syariah. Serta

penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada

Page 15: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...

9

mahasiswa, khusunya mahasiswa ekonomi syariah mengenai potongan

harga dan bonus pack terhadap pembelian tidak terencana.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi penulis

Menambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang masalah

potongan harga, bonus pack, dan pembelian tidak terencana.

b. Bagi perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan perusahaan terkait dapat

mengetahui bagaimana pengaruh potongan harga dan bonus pack

terhadap pembelian tidak terencana, dan dengan hasil penelitian ini

diharapkan perusahaan dapat menggunakan sebagai bahan masukan

dan saran bagi pihak perusahaan Alfamart dalam meningkatkan

promosi bentuk potongan harga dan bonus pack yang dapat

berorientasi kepada kepuasaan konsumen.

c. Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan

pengetahuan, referensi mengenai potongan harga dan bonus pack

terhadap pembelian tidak terencana.

E. Sistematika Pembahasan

Bab I merupakan bab pendahuluan. Pada bab I ini membahas

tentang bagaimana latar belakang yang menjadi alasan dibuatnya

penelitian ini. perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

Page 16: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...

10

dan sistematika pembahasan yang diuraikan mengenai ringkasan materi

yang akan dibahas pada setiap bab yang ada dalam penelitian.

Bab II yaitu landasan teori, penelitian terdahulu, kerangka berfikir,

dan hipotesis. Pada bagian ini memberikan gambaran mengenai landasan

teori yang digunakan dalam penelitian ini, identifikasi penelitian

sebelumnya, kerangka berfikir berisi telaah kritis untuk menghasilkan

hipotesis, serta hipotesis yang berisi tentang dugaan sementara yang

diajukan.

Bab III adalah metode penelitian. Bab ini yang menjelaskan

prosedur penelitian yang dilakukan penulis untuk menjawab permasalahan

yang dirumuskan serta menguji hipotesis. Dalam bab ini berisi tentang

jenis penelitian, variabel penelitian, penentuan populasi dan sampel, jenis

dan sumber data, teknik pengumpulan data, serta metode analisis data.

Bab IV berisikan hasil dan pembahasan. Bab ini menjelaskan

tentang hasil pengujian instrumen (validitas dan reliabilitas), hasil

pengujian deskripsi, hasil pengujian hipotesis, dan pembahasan.

Bab V penutup merupakan bab terakhir yang Berisi tentang

kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan.

Page 17: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...

11

BAB II

TEORI, PENELITIAN TERDAHULU, KERANGKA BERFIKIR

DAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori

1. Pembelian Tidak Terencana

a. Pengertian Pembelian Tidak Terencana

Menurut Mowen & Minor definisi pembelian impulsif (impulse

buying) adalah tindakan membeli yang sebelumnya tidak diakui secara

sadar sebagai hasil dari suatu pertimbangan, atau niat membeli yang

berbentuk sebelum memasuki toko.13 Pembelian impulsif adalah suatu

desakan hati yang tiba-tiba dengan penuh kekuatan, bertahan, dan tidak

direncanakan untuk membeli sesuatu secara langsung, tanpa banyak

memperhatikan akibatnya.14

Menurut Rook yang dikutip Dian Sukma pengertian pembelian

impulsif diartikan sebagai pembeliaan ketika konsumen merasakan

dorongan keinginan secara tiba-tiba, terkadang sangat kuat dan keras

untuk membeli sesuatu secara cepat.15 Menurut Beatty and Ferrel yang

dikutip oleh Fatchur Rohman Impulse Buying didefinisikan sebagai

13 John C. Mowen dan Michel Minor, Perilaku Konsumen Jilid 2, (Jakarta: PT Penerbit

Erlangga, 2002), 10. 14 Ibid., 11. 15 Dian Sukma, Imam Suyadi, dan Dahlan Fanani, Pengaruh Fashion Involment dan Positive

Emotion Terhadap Impulse Buying (Survey pada Warga Kelurahan Tulusrejo Kecamatan Lowokwaru

Kota Malang), Jurnal Administras Bisnis Vol. 31 No 1 Februari 2016. 45

Page 18: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...

12

pembeliaan yang tiba-tiba dan segera tanpa ada minat pembelian

sebelumnya.16

Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

pembelian tidak terencana adalah perilaku konsumen dalam membeli

dimana konsumen melakukan tindakan membeli tanpa ada perencanaan

sebelumnya, terjadi secara tiba-tiba tanpa memperhatikan akibatnya.

b. Aspek Pembeliaan Tidak Terencana

Verplanken dan Herabadi mengatakan bahwa terdapat dua aspek

penting dalam pembelian impulsif (impulse buying), yaitu:

1) Kognitif (Cognitive)

Aspek ini fokus pada konflik yang terjadi pada kognitif individu

yang meliputi:

a) Kegiatan pembelian yang dilakukan tanpa pertimbangan harga

suatu produk.

b) Kegiatan pembelian tanpa mempertimbangkan kegunaan suatu

produk.

c) Individu tidak melakukan perbandingan produk.

2) Emosional (Affective)

Aspek ini fokus pada kondisi emosional konsumen yang

meliputi:

16 Fatchur Rohman, Peran Faktor Situasional dan Perilaku Pembelian Impulsif , (Malang:

UB Press, 2012), 12.

Page 19: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...

13

a) Adanya dorongan perasaan untuk segera melakukan pembelian

b) Adanya perasaan kecewa yang muncul setelah melakukan

pembelian.

c) Adanya proses pembelian yang dilakukan tanpa perencanaan.17

c. Tipe-Tipe Pembelian Tidak Terencana

Pembelian tidak terencana memiliki tipe-tipe sebagai berikut:

1) Pure Impulse Buying

Yaitu perilaku belanja impulsive murni yang tidak membuat

perencanaan sebelum keputusan pembelian diambil, dan ini

diasumsikan sebagai perilaku belanja menyimpang dari perilaku

belanja normatif.

2) Reminder Impulse Buying

Yaitu perilaku belanja yang dipacu oleh faktor pengingat

seperti misalnya calon konsumen teringat bahwa cadangan di rumah

sudah menipis pada waktu kebetulan konsumen melihat tawaran

produk-produk tersebut di toko.

3) Suggestion Impulse Buying

Yaitu perilaku belanja terpacu oleh adanya program promosi

di dalam toko atau konsumen menemukan visualisasi promosi

menarik di toko walau pun belum terlalu mengenal produk yang

17 Verplanken, B. and Herabadi, A., Individual differences in impulse buying tendency:

Feeling and no thinking. European Journal of personality,15 (S1) , 2001. pp.S71-S83.

Page 20: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...

14

dipromosikan tersebut, namun terpengaruh membeli karena usulan

program promosi tersebut..

4) Planned Impulse Buying

Yaitu perilaku belanja bahwa keputusan pembelian

berdasarkan perencanaan walaupun aksi pembelian itu sendiri tidak

sesuai dengan rencana, sebab konsumen dipacu oleh kampanye

promosi atau suatu penawaran khusus, sebagai contoh program

potongan harga, fitur produk baru dari produk sejenis atau produk-

produk subsitusi.18

d. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembelian Tidak Terencana

Menurut Solomon yang dikutip oleh Ermy Wijaya point/faktor

penting dalam menarik rangsangan pembelian tidak terencana terdiri

dari:

1) Product samples (contoh produk), contoh produk disini dapat

dijelaskan bahwa segala yang berkaitan dengan produk yang

ditawarkan dengan konsumen baik itu keadaan/kondisi produk,

jenis produk, bentuk dan gaya produk yang terbaru.

2) Elaborate package displays (kemasan/tampilan produk), Bagian

terluar yang membungkus suatu produk dengan tujuan untuk

18 Soeseno Bong, phd, “Pengaruh In-Store Stimuli Terhadap Impulse Buying Behavior

Konsumen Hypermarket di Jakarta,” Ultima Management Vol. 3 No. 1, 2011. 38.

Page 21: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...

15

melindungi produk dari cuaca, debu, guncangan, dan benturan

terhadap benda lain.

3) Place based media (Lokasi/tempat media/toko), tempat atau wadah

dimana usaha melakukan aktivitas oprasional dalam kegiatan jual

beli produk yang menjadi tempat menampungnya semua produk

yang dijual.

4) In store promotional material (Materi promosi dalam toko). Suatu

upaya yang dilakukan untuk menyiapkan beberapa materi promosi

yang berupa strategi agar konsumen dapat tertarik untuk berbelanja.

Seperti memberikan diskon, membuat kemasan berhadiah, dan

memberikan penjelasan tentang sebuah produk.19

e. Indikator Pembelian Tidak Terencana

Berdasarkan penelitian Rook dalam Engel yang dikutip oleh Defi

Mulianingsih, Indikator pembelian berdasarkan Impuls, yaitu :

1) Spontanitas, di mana pembelian ini tidak diharapkan dan memotivasi

konsumen untuk membeli sekarang, sering sebagai respon terhadap

stimulasi visual di tempat penjualan.

2) Kekuatan, kompulsi, dan intensitas, yaitu muncul motivasi

mengesampingkan hal lain dan bertindak dengan seketika.

19 Ermy Wijaya dan Yeni Oktariana, “Faktor‐Faktor Yang Mempengaruhi Impulse Buying

Pada Hodshop” (Bengkulu: Fakultas Ekonomi Universitas Dehasen Bengkulu, t.th.), 15.

Page 22: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...

16

3) Kegairahan dan stimulasi, yaitu desakan mendadak untuk sering

membeli disertai dengan emosi.

4) Ketidakpedulian akan akibat, desakan untuk membeli dapat menjadi

sulit untuk ditolak sehingga memungkinkan akibat yang negatif akan

diabaikan.20

f. Hubungan Pembelian Tidak Terencana Terhadap Potongan Harga

Dan Bonus Pack

Konsumen memiliki berbagai tingkah laku yang berbeda dan sering

berubah dalam memutuskan pembelian dimana semula pembelian sesuai

rencana beralih pembelian tidak terencana. Menurut Mowen & Minor

definisi pembelian impulsif (impulse buying) adalah tindakan membeli

yang sebelumnya tidak diakui secara sadar sebagai hasil dari suatu

pertimbangan, atau niat membeli yang berbentuk sebelum memasuki

toko.21

Menurut salamon faktor penting dalam menarik rangsangan

pembelian tidak terencana salah satunya In store promotional material

(Materi promosi dalam toko). Suatu upaya yang dilakukan untuk

menyiapkan beberapa materi promosi yang berupa strategi agar

konsumen dapat tertarik untuk berbelanja. Seperti promosi pemberian

20Defi Mulianingsih dan Achmad Fauzi DH “Pengaruh Motivasi Belanja Hedonis Terhadap

Kecenderungan Pembelian Impulsif di Online Shop (Survei Online pada Konsumen Zalora Indonesia

di Kota Surabaya), Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 66 No. 1 Januari 2019, 59. 21 John C. Mowen dan Michel Minor, Perilaku Konsumen Jilid 2, 10.

Page 23: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...

17

potongan harga dan bonus pack. 22 Diskon adalah potongan harga yang

sering digunakan perusahaan untuk meningkatkan jumlah penjualan dan

hasil penerimaan penjualan serta share pasar perusahaan dengan

memberikan potongan harga kepada pembeli yang membeli dalam

jumlah besar atau kepada pembeli yang membayar dengan tunai.23 Dan

Menurut Boyd Harper W bonus dalam kemasan adalah upaya untuk

menarik pembelian dengan menawarkan produk atau jasa gratis dengan

harga yang sudah dikurangi untuk mendorong pembelian produk lain.

Dari definisi di atas dapat dinyatakan bahwa potongan harga

diciptakan untuk meningkatkan penjualan suatu produk dan mendorong

konsumen melakukan pembelian secara tiba-tiba. Dari definisi di atas

juga dapat dinyatakan bahwa bonus pack merupakan salah satu strategi

dalam promosi penjualan berbasis kuantitas yang menawarkan produk

atau jasa dengan gratis yang bertujuan untuk bertujuan untuk

meningkatkan impulse buying konsumen.

2. Potongan Harga

a. Pengertian Potongan Harga

Menurut Mahmud Machfoedz price discount adalah potongan harga

yang menarik, sehingga harga sesungguhnya lebih rendah dari harga

22 Ermy Wijaya dan Yeni Oktariana, “Faktor‐Faktor Yang Mempengaruhi Impulse Buying

Pada Hodshop”, 15. 23 Sofjan Assauri, Strategic Marketing Sustaining Lifetime Customer Value, (Jakarta:

Rajagrafindo Persada, 2012), 232.

Page 24: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...

18

umum.24 Menurut kotler diskon adalah pengurangan harga langsung

terhadap suatu pembelian dalam periode tertentu.25 Menurut Fandy

Tjiptono diskon merupakan “potongan harga yang diberikan oleh

penjual kepada pembeli sebagai penghargaan atas aktivitas tertentu dari

pembeli yang menyenangkan bagi penjual.”26

Menurut Gitosudarmo diskon adalah harga yang lebih rendah dari

harga seharusnya dibayarkan didasarkan pada beberapa hal diantarannya

waktu pembayaran yang lebih awal, tingkat serta jumlah pembelian dan

pembelian pada musim tertentu.27Diskon adalah potongan harga yang

sering digunakan perusahaan untuk meningkatkan jumlah penjualan dan

hasil penerimaan penjualan serta share pasar perusahaan dengan

memberikan potongan harga kepada pembeli yang membeli dalam

jumlah besar atau kepada pembeli yang membayar dengan tunai.28

Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

potongan harga adalah pengurangan harga yang lebih rendah dari harga

seharusnya yang diberikan oleh penjual kepada pembeli terhadap suatu

24 Mahmud Machfoedz, Pengantar Ekonomi Modern, (Yogyakarta: Akademi Manajemen

Perusahaan YKPN, 2005), 141. 25 Philip Kotler dan Gary Armstrong, Prinsip-prinsip pemasaran, Jilid 1 Edisi 12. Alih

Bahasa : Bob Sabran, (Jakarta: Erlangga, 2008), 9. 26 Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran. (Yogyakarta: Edisi II. Andi, 2007). 166. 27 Indriyo Gitosudarmo, Manajemen Pemasaran, Edisi Pertama (Yogyakarta: BPFE, 2000),

233. 28 Sofjan Assauri, Strategic Marketing Sustaining Lifetime Customer Value, (Jakarta:

Rajagrafindo Persada, 2012), 232.

Page 25: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...

19

pembelian tertentu, potongan harga digunakan perusahaan untuk

meningkatkan jumlah penjualan.

b. Jenis - Jenis Potongan Harga

Menurut Philip Kotler jenis-jenis potongan harga sebagai berikut:

1) Diskon tunai, adalah pengurangan harga untuk pembeli yang segera

membayar tagihannya atau membayar tagihan tepat pada waktunya.

Contoh yang umum adalah “ 2/10, net 30” yang berarti bahwa

pembayaran akan jatuh tempo dalam 30 hari, tetapi pembeli dapat

mengurangi 2% jika membayar tagihan dalam10 hari.

2) Diskon kuantitas, merupakan pengurangan harga bagi mereka yang

membeli dalam volume besar. Contohnya adalah, Rp.1.000.000,-

per unit untuk kurang dari 100 unit : Rp.900.000,- per unit untuk

100 unit atau lebih”. Diskon kuantitas harus ditawarkan sama untuk

semua pelanggan dan tidak melebihi penghematan biaya yang

diperoleh penjual karena menjual dalam jumlah besar. Penghematan

ini meliputi pengurangan biaya penjualan, persediaan dan

pengangkutan, diskon ini dapat diberikan atas dasar tidak kumulatif

(berdasarkan tiap pesanan yang dilakukan) atau atas dasar kumulatif

(berdasarkan jumlah unit yang dipesan untuk satu periode). Diskon

Page 26: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...

20

memberikan insentif bagi pelanggan untuk membeli lebih banyak

dari seorang penjual dan tidak membeli dari banyak sumber.29

3) Diskon Fungsional, diskon fungsional juga disebut diskon

perdagangan (trade discount) ditawarkan oleh produsen pada para

anggota saluran perdagangan jika mereka melakukan fungsi-fungsi

tertentu, seperti menjual, menyimpan dan melakukan pencatatan.

Produsen boleh memberikan diskon fungsional yang berbeda bagi

saluran perdagangan yang berbeda karena fungsi-fungsi mereka

yang berbeda, tetapi produsen harus memberi diskon dalam tiap

saluran perdagangan.

4) Diskon musiman (seasonal discount), diskon musiman merupakan

pengurangan harga untuk pembeli yang membeli barang atau jasa di

luar musimnya. Diskon musiman memungkinkan penjual

mempertahankan produksi yang lebih stabil selama setahun.

5) Potongan (allowance), potongan merupakan pengurangan dari

daftar harga, misalnya: potongan tukar tambah (trade-in allowance)

dan potongan promosi (propotional allowance). Potongan tukar

tambah adalah pengurangan harga yang diberikan untuk

menyerahkan barang lama ketika membeli yang baru. Potongan

tukar tambah paling umum terjadi dalam industri mobil dan juga

29 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran Edisi Ketiga Belas, Indonesia (Jakarta: Penerbit

Erlangga, 2008), 93.

Page 27: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...

21

terdapat pada jenis barang tahan lama lain. Potongan promosi

merupakan pengurangan pembayaran atau harga untuk memberi

imbalan pada penyalur karena berperan serta dalam pengiklanan

dan program pendukung penjualan.30

c. Tujuan Potongan Harga

Tujuan diadakannya price discount menurut Nitisemito yang

dikutip oleh Arif Isnaini adalah:

1) Mendorong pembeli untuk membeli dalam jumlah yang besar

sehingga volume penjualan diharapkan akan bisa naik. pemberian

potongan harga akan berdampak terhadap konsumen, terutama

dalam pola pembelian konsumen yang akhirnya juga berdampak

terhadap volume penjualan yang diperoleh perusahaan.

2) Pembelian dapat dipusatkan perhatiannya pada penjual tersebut,

sehingga hal ini dapat menambah atau mempertahankan langganan

penjual yang bersangkutan.

3) Merupakan sales service.31

d. Manfaat Potongan Harga

Keuntungan yang diperoleh produsen dapat diukur melalui banyak-

sedikitnya produk yang terjual. Agar produk tersebut terjual banyak

dimasyarakat, maka diperlukan suatu pemasaran yang tepat. Salah satu

30 Ibid.,93. 31 Arif Isnaini, Model dan Strategi Pemasaran (Makassar: Ntp Press, 2005), 90.

Page 28: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...

22

strategi pemasaran yang digunakan dalam proses promosi penjualan

adalah potongan harga. Adapaun manfaat potongan harga adalah:

1) Mendorong konsumen melakukan pembeliaan secara coba-coba.

2) Mendorong konsumen melakukan pembelian silang.

3) Meningkatkan penjualan suatu produk yang mengalami penurunan.

4) Kerja sama dengan produsen lain.

5) Memperoleh konsumen sebanyak-banyaknya.

6) Memaksimalkan kuntungan jangka pendek.32

e. Indikator Potongan Harga

Indikator dari potongan harga adalah:

1) Mendorong pembelian dalam jumlah yang besar.

2) Mempertahankan/menambah langganan penjual yang bersangkutan.

3) Dapat menarik transaksi pembelian.33

3. Bonus Pack

a. Pengertian Bonus Pack

Menurut Belch & Belch bonus pack menawarkan konsumen sebuah

muatan ekstra dari sebuah produk dengan harga normal.34 Terrence A.

Shimp mendefinisikan bonus pack adalah tambahan produk dari

32 Fiki Puspitasari, Apakah Diskon itu? (Yogyakarta:KTSP, 2008), 45. 33 Risqika Yunafiroh, “Pengaruh Potongan Harga, Promosi Penjualan dan Display terhadap

Peningkatan Impulse Buying Konsumen di Toko Waralaba Indomaret Raya Pattimura Baru

Tulungagung (prespektif ekonomi Islam),” Skripsi, (Tulungagung: Institut Agama Islam Negeri

Tulungagung, 2019), 72 34 George E. Belch & Michael A. Belch. Advertising and Promotion : an integrated

marketing communications perspective, (New York, NY : McGraw-Hill Education,2018), 560.

Page 29: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...

23

perusahaan untuk diberikan kepada konsumen dengan harga yang

sama.35

Menurut Mishra & Mishra bonus pack merupakan strategi promosi

penjualan berbasis kuantitas dimana pelanggan ditawarkan produk

dengan kuantitas lebih dengan harga yang sama. Menurut Boyd Harper

W bonus dalam kemasan adalah upaya untuk menarik pembelian dengan

menawarkan produk atau jasa gratis dengan harga yang sudah dikurangi

untuk mendorong pembelian produk lain. Bonus dalam kemasan salah

satu dari sekian banyak teknik yang digunakan dalam promosi

penjualan. Bonus dalam kemasan adalah sebuah kemasan spesial yang

menawarkan kepada konsumen sebuah ekstra produk tambahan dengan

biaya tambahan. 36

Menurut Kotler definisi bonus pack atau bonus dalam kemasan

adalah reduce price pack is a single package sold a reduce price artinya

bonus dalam kemasan dijual pada pengurangan harga.37 Dari beberapa

pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa bonus pack adalah

merupakan salah satu strategi dalam promosi penjualan yang

menawarkan ekstra produk tambahan dengan harga yang sudah

dikurangi untuk mendorong pembelian produk lain.

35 Terrence A, Shimp, Periklanan: Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu, 455. 36 Boyd Harper W, Manajemen Pemasaran Suatu Pendekatan Stategis Dengan Orientasi

Global, (Jakarta: Erlangga, 2000), 221. 37 Della Ruslimah Sari dan Ikhwan Faisal “Pengaruh Price Discount, Bonus pack, dan In-

Store Display Terhadap Keputusan Impulse Buying Pada Giant Ekstra Banjar”, Jurnal Sains

Manajemen dan Kewirausahaan, No.1, Vol. 2 Maret 2018, 53

Page 30: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...

24

b. Manfaat Bonus Pack

Belch dan Belch menyebutkan manfaat dari penggunaan strategi

bonus pack ini, yaitu:

1) Memberikan pemasar cara langsung untuk menyediakan nilai

ekstra.

2) Merupakan strategi bertahan yang efektif terhadap kemunculan

promosi produk baru dari pesaing.

3) Menghasilkan pesanan penjualan yang lebih besar.38

c. Indikator Bonus Pack

Belch dan Belch menyebutkan indikator dari bonus pack ini, yaitu:

1) Memberikan penawaran dengan manfaat ekstra.

2) Strategi bertahan terhadap promosi produk baru dari pesaing.

3) Menghasilkan pesanan penjualan yang lebih besar.39

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu berfungsi sebagai acuan dan pendukung untuk

melakukan penelitian. Penelitian terdahulu berasal dari jurnal dan skripsi dengan

melihat hasil penelitian dan akan dibandingkan dengan penelitiaan selanjutnya.

Berikut ini persamaan dan perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian saat

ini dapat dilihat pada tabel 2.1:

38 George E. Belch & Michael A. Belch. Advertising and Promotion : an integrated

marketing communications perspective, (New York, NY : McGraw-Hill Education,2018), 560. 39 Ibid.

Page 31: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...

25

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No

Penelitian

(Tahun) Judul Penelitian Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian

1. Praditya

Iriawan

(2019)

Pengaruh

lingkungan toko

dan potongan

harga terhadap

pembelian tidak

terencana pada

yogya departemen

store kosambi

Penelitian

tentang

potongan

harga dan

pembelian

tidak

terencana

Variabel X

lingkungan

toko diganti

variabel

Bonus pack.

Ruang

lingkup

penelitian

dilakukan

pada

pelanggan

di Alfamart

kabupaten

Madiun

Hasil penelitian

menunjukan secara

deskriptif bahwa

lingkungan toko,

potongan harga dan

pembelian tidak

terencana berada

pada kategori cukup

baik, untuk hasil

penelitian secara

verifikatif bahwa

lingkungan toko dan

potongan harga

secara simultan

memiliki pengaruh

signifikan terhadap

pembelian tidak

terencana

2. Della

Ruslimah

Sari dan

Ikhwan

Faisal

(2018)

Pengaruh price

discount, bonus

pack, dan in-store

display terhadap

keputusan

impulse buying

Menggunak

an variabel

price diskon

dan bonus

pack

Menghilang

kan

Variabel X

in-store

display dan

ruang

Hasil penelitian

menunjukkan

bahwa variabel

diskon harga,

kemasan bonus, dan

tampilan rak toko

Page 32: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...

26

pada giant ekstra

banjar

lingkupnya

pelanggan

di Alfamart

kabupaten

Madiun

berpengaruh secara

simultan. Kemasan

bonus dan tampilan

rak toko

berpengaruh

terhadap Pembelian

tidak terencana.

Sedangkan, price

discount tidak

berpengaruh

terhadap impulse

buying di Giant

Ekstra Kabupaten

Banjar

3. Devid

Ulva Sari

(2017)

Pengaruh price

discount, sales

promotion, dan

in-store Display

terhadap

keputusan

impulse buying

pada PT Matahari

departement store

tbk panakkukang

Makassar

Variabel

price

discount

dan impulse

buying

Variabel

sales

promotion

dan in-store

Display

diganti

dengan

variabel

Bonus pack

Ruang

lingkup

penelitian

dilakukan

pada

Hasil penelitian

yang dilakukan

pada PT Matahari

Departement Store

Panakukang

Makassar price

discount (potongan

harga), sales

promotion (promosi

penjualan), dan in-

store display

(pajangan dalam

toko) berpengaruh

positif dan

Page 33: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...

27

pelanggan

Alfamart di

kabupaten

Madiun

signifikan terhadap

keputusan impulse

buying (pembeli

tidak terencana)

4. Fajar Nur

Rochman

(2016)

Pengaruh price

discount, bonus

pack, dan in-store

display terhadap

impulse buying

(Studi pada Giant

Supermarket

Yogyakarta)

Penelitian

price

discount,

bonus pack

dan impulse

buying

Menghilang

kan

Variabel X

in-store

display

Ruang

lingkupnya

pelanggan

di Alfamart

kabupaten

Madiun

Hasil penelitian ini

menunjukkan

bahwa

Price discount ,

Bonus pack , dan In-

store display dapat

memberikan

pengaruh positif dan

signifikan terhadap

impulse buying.

5. Eka

Adiputra

(2015)

Perilaku

pembelian tidak

terencana

(impulse buying)

di pusat

perbenjaan

modern di

Surabaya

Penelitian

tentang

pembelian

tidak

terencana

Menggunak

an analisis

regresi

berganda

Ruang

lingkup

penelindatia

n dilakukan

pada

pelanggan

di Alfamart

kabupaten

Hasil penelitian ini

menunjukkan

bahwa keterlibatan

konsumen

berpengaruh

signifikan terhadap

emosi positif

konsumen dan

impulse buying,

emosi positif

berpengaruh

signifikan terhadap

Page 34: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...

28

Madiun impulse buying.

Ketersediaan dana

berpengaruh

signifikan terhadap

emosi positif namun

berpengaruh tidak

signifikan terhadap

impulse buying.

Dari penelitian terdahulu diatas, dapat ditarik kesimpula bahwa perbedaan

penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah:

1. Variabel independen dalam penelitian ada dua, yaitu potongan harga dan

bonus pack, sedangakan variabel dependen dari penelitian ini adalah

pembeliaan tidak terencana.

2. Untuk teknis analisis data penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi

berganda.

3. Ruang lingkup penelitian dilakukan pada pelanggan di Alfamart Kabupaten

Madiun.

C. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir adalah model konseptual bagaimana teori berhubungan

dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.40

Konsep penelitian ini terdiri dari 2 variabel independen dan satu variabel

40 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan Kombinasi (Mixed Method)

(Bandung: CV Alfabeta, 2013), 93.

Page 35: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...

29

dependen. Variabel independen atau biasa disebut sebagai variabel bebas adalah

variabel yang bergerak baik dalam diri individu atau yang berada di lingkungan

yang mempengaruhi suatu perilaku. Sedangkan variabel dependen adalah faktor

yang diamati dan diukur untuk menentukan efek variabel independen.

Variabel independen dalam penelitian ini adalah potongan harga (X1), bonus

pack (X2). Sedangkan, variabel dependennya adalah pembelian tidak terencana

(Y) Adapun kerangka berfikir dalam penelitian ini sebagai berikut:

H1

H3

H2

Keterangan:

: Pengaruh masing-masing X1 dan X2 terhadap Y uji simultan (F)

: Pengaruh X1 dan X2 secara bersama-sama terhadap Y uji parsial (t)

D. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang

kebenarannya masih harus diuji secara empiris dalam rangkaian langkah -

Potongan Harga

(X1) Pembelian Tidak

Terencana (Y)

Bonus pack (X2)

Page 36: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...

30

langkah penelitian yang disajikan dalam hipotesis itu merupakan rangkuman dari

kesimpulan teoritis-teoritis yang diperoleh dari penelaahan kepustakaan.41

Menurut Mowen & Minor definisi pembelian impulsif (impulse buying)

adalah tindakan membeli yang sebelumnya tidak diakui secara sadar sebagai

hasil dari suatu pertimbangan, atau niat membeli yang berbentuk sebelum

memasuki toko.42 Menurut Solomon yang dikutip oleh Ermy Wijaya point/faktor

penting dalam menarik rangsangan pembelian tidak terencana terdiri dari: In

store promotional material (Materi promosi dalam toko). Seperti memberikan

diskon maupun bonus pack. Oleh karena itu dengan adanya potongan harga dan

bonus pack dapat berpengaruh positif terhadap peningkatan pembelian tidak

terencana yang dilakukan oleh konusmen. Promosi potongan harga dan bonus

pack memberikan daya tarik atau manfaat lebih, sehingga memungkinkan bagi

konsumen untuk membeli barang-barang lain selain yang direncanakan.

Berdasarkan penelitian Fajar Nur Rochman hasil penelitian menunjukkan

bahwa Price discount dan Bonus pack dapat memberikan pengaruh positif dan

signifikan terhadap impulse buying, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di

Giant Supermarket Yogyakarta.43

41 Aji Damanuri, Metodologi Penelitian Mu’amalah (Ponorogo: STAIN Po PRESS, 2010),

11. 42 John C. Mowen dan Michel Minor, Perilaku Konsumen Jilid 2, (Jakarta: PT Penerbit

Erlangga, 2002), 10. 43 Fajar Nur Rochman tentang “Pengaruh Price Discount, Bonus Pack, dan In-Store Display

terhadap Impulse Buying (Studi Pada Giant Supermarket Yogyakarta), Skripsi (Yogyakarta:

Universitas Muhammadiyah Purworejo, 2016).

Page 37: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...

31

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat dikemukakan bahwa ada keterkaitan

antara potongan harga dan bonus pack terhadap pembelian tidak terencana di

Alfamart Kabupaten Madiun sehingga dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:

H1 : Potongan harga (X1) berpengaruh signifikan terhadap pembelian

tidak terencana (Y).

H01 : Potongan harga (X1) tidak berpengaruh signifikan terhadap

pembelian tidak terencana (Y).

H2 : Bonus pack (X2) berpengaruh signifikan terhadap pembelian tidak

terencana (Y).

H02 : Bonus pack (X2) tidak berpengaruh signifikan terhadap pembelian

tidak terencana (Y).

H3 : Potongan harga (X1) dan bonus pack (X2) berpengaruh secara

simultan terhadap pembelian tidak terencana (Y).

H03 : Potongan harga (X1) dan bonus pack (X2) tidak berpengaruh

secara simultan terhadap pembelian tidak terencana (Y)

Page 38: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...

31

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kuantitatif. Menurut Sugiyono pendekatan kuantitatif dapat diartikan sebagai

metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk

meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada

umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrument

penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji

hipotesis yang telah ditetapkan.44

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

lapangan/survey yang data dan informasinya didapat dari kegiatan kuesioner an

wawancara di lapangan tempat penelitian.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Tempat penelitian dilakukan di Alfamart Kabupaten Madiun. Adapun

jumlah Alfamart di Kabupaten Madiun ada 16 gerai yaitu:

a. Alfamart cabang A Yani

b. Alfamart cabang Balerejo

c. Alfamart cabang Bangunsari

44 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2013),

13

Page 39: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...

d. Alfamart cabang Caruban

e. Alfamart cabang Dolopo 1

f. Alfamart cabang Dolopo 2

g. Alfamart cabang Geger

h. Alfamart cabang Gerbang Tol

i. Alfamart cabang Garon

j. Alfamart cabang Jiwan

k. Alfamart cabang Kebonsari

l. Alfamart cabang Klitik

m. Alfamart cabang Muneng

n. Alfamart cabang Pagotan

o. Alfamart cabang Tiron

p. Alfamart cabang Wungu

Alasan penelitian di Alfamart, karena Alfamart menawarkan promosi

yang besar setiap harinya seperti potongan harga dan bonus pack kepada

konsumen melalui brodcast sosial media instagram maupun penyebaran

brosur. Promosi yang dilakukan Alfamart seperti PSM (Promo Spesial

Mingguan), JSM (Jum’at Sabtu Minggu), Promo Hematku, dan Promo

Serba.

2. Waktu penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Maret sampai Mei 2020 di Alfamart

Kabupaten Madiun.

Page 40: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...

Tabel 3.1 Waktu Penelitian

NO Kegiatan

penelitian

Waktu penelitian

Maret April Mei

1 Ujian Proposal

2 Tahap

Pelaksanaan

Penelitian

a. Pengumpulan

data

b. Analisis data

3 Tahap

Penyusunan

Skripsi

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan objek atau subjek yang berada pada

suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan

masalah penelitian, atau keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup

yang akan diteliti.45 Pada penelitian ini populasi yang digunakan adalah

pelanggan yang pernah melakukan pembelian di Alfamart Kabupaten

Madiun.

45 Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011),

74.

Page 41: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki ciri-ciri atau keadaan

tertentu yang akan diteliti atau sebagian anggota populasi yang dipilih

dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili

populasi.46 Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah konsumen

yang pernah melakukan pembelian di Alfamart yang memungkinkan tidak

diketahui jumlah populasinya maka pengambilan sampel tersebut didapatkan

dengan menggunakan Rumus Cochran yaitu:

n =𝑍2 𝑃 𝑞

𝜌2

keterangan:

n = Jumlah sampel

Z = Distribusi normal standar (1,96)

P = Proporsi sukses

𝑞 = Proporsi gagal

𝜌 = Presisi/error

Berdasarkan rumus Cochran, maka ukuran sampel pada penelitian ini

adalah sebagai berikut:

Diketahui:

Z = 1,96 P = 0,5

𝜌 = 0,1 𝑞 = 0,5

46 Ibid., 74.

Page 42: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...

n =𝑍2 𝑃 𝑞

𝜌2 = (1,96)2. 0,5. 0,5

(0,1)2

= 96,04

= 96

Berdasarkan rumus Cochran diatas penelitian ini menggunakan 96

responden dan disebar menggunakan kuisioner (angket) untuk mendapatkan

data untuk diuji lebih lanjut.47 Peneliti menggunakan presisi 0,1 dikarenakan

penelitian bersifat sosial, jumlah populasi yang tidak bisa diketahui secara

pasti, serta keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya dari peneliti. Berdasarkan

perhitungan di atas penulis menetapkan sampel sebanyak 96 orang

pelanggan yang pernah melakukan pembelian di Alfamart Kabupaten

Madiun.

Adapun presentase penyebaran kuesioner setiap gerai sebagai berikut:

Tabel 3.2 Hasil Presentase Penyebaran Kuesioner

Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Ayani 2 2.1 2.1 2.1

Balerejo 3 3.1 3.1 5.2

Bangunsari 1 1.0 1.0 6.3

Caruban 3 3.1 3.1 9.4

Dolopo1 8 8.3 8.3 17.7

Dolopo2 8 8.3 8.3 26.0

Garon 4 4.2 4.2 30.2

Geger 16 16.7 16.7 46.9

47 Jonathan Sarwono, Metode Riset Skripsi Pendekatan Kuantitatif (menggunakan prosedur

SPSS) (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2012), 24.

Page 43: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...

Gerbangtol 5 5.2 5.2 52.1

Jiwan 2 2.1 2.1 54.2

Kebonsari 16 16.7 16.7 70.8

Klitik 2 2.1 2.1 72.9

Muneng 3 3.1 3.1 76.0

Pagotan 13 13.5 13.5 89.6

Tiron 5 5.2 5.2 94.8

Wungu 5 5.2 5.2 100.0

Total 96 100.0 100.0

Persentase responden Alfamart cabang A Yani sebesar 2,1%,

responden Alfamart cabang Balerejo sebesar 3,1%, responden Alfamart

cabang Bangunsari sebesar 1%, responden Alfamart cabang Caruban sebesar

3,1%, responden Alfamart cabang Dolopo 1 sebesar 8,3%, responden

Alfamart cabang Dolopo 2 sebesar 8,3%, responden Alfamart cabang Geger

sebesar 16,7%, responden Alfamart cabang Gerbang Tol sebesar 5,2%,

responden Alfamart cabang Garon sebesar 4,2%, responden Alfamart cabang

Jiwan sebesar 2,1%, responden Alfamart cabang Kebonsari sebesar 16,7%,

responden Alfamart cabang Klitik sebesar 2,1%, responden Alfamart cabang

Muneng sebesar 3,1%, responden Alfamart cabang Pagotan sebesar 13,5%,

responden Alfamart cabang Tiron sebesar 5,2%, dan responden Alfamart

cabang Wungu sebesar 5,2%.

Page 44: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...

3. Teknik Sampling

Teknik Sampling merupakan metode atau cara menentukan sampel.48

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah teknik

probability sampling tepatnya simple random sampling. probability

sampling adalah suatu teknik sampling yang memberikan peluang atau

kesempatan yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih

menjadi anggota sampel. Sedangkan, simple random sampling adalah suatu

teknik pengambilan sampel anggota populasi yang dilakukan secara acak,

tanpa memperhatikan strata yang terdapat dalam populasi tersebut.49

Berdasarkan pemaparan di atas, Teknik sampling yang dilakukan secara

acak kepada pelanggan Alfamart di Kabupaten Madiun.

D. Variabel dan Definisi Operasional

1. Variabel penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut dan sifat atau nilai orang, faktor,

perlakuan terhadap obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.50 Dalam penelitian ini yang digunakan adalah variabel

dependen dan independen:

48 Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif, 75.

49 V. Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian Bisnis & Ekonomi, 85. 50 Iwan Hermawan, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, Mixed Methode

(Kuningan: Hidayatul Quran, 2019), 52.

Page 45: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...

a. Variabel dependen

Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau akibat,

karena adanya variabel bebas.51 Variabel dependen dalam penelitian ini

yaitu variabel pembelian tidak terencana (Y).

b. Variabel Independen

Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau

yang menjadi sebab perubahaannya atau timbulnya variabel dependen.52

Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu

potongan harga (X1), dan bonus pack (X2).

2. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah variabel penelitian dimaksudkan untuk

memahami arti setiap variabel penelitian sebelum dilakukan analisis,

instrumen, serta sumber pengukuran berasal dari mana.53 Definisi operasional

pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3 Variabel Operasional

Variabel Definisi Variabel Indikator No.

Butir

Sumber

Potongan

Harga (X1)

Menurut Mahmud

Machfoedz price

discount adalah potongan

harga yang menarik,

1. Mendorong

pembelian

dalam jumlah

1,2,3

Potongan

harga

(Mahmud

Machfoedz

(2005) dan

51V. Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian Bisnis & Ekonomi (Yogyakarta:

PUSTAKABARUPRESS, 2015), 75. 52 Ibid. 53 V. Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian Bisnis & Ekonomi, 77.

Page 46: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...

sehingga harga

sesungguhnya lebih

rendah dari harga umum

yang besar

2. Mempertahanka

n/menambah

langganan

penjual yang

bersangkutan

3. Dapat menarik

transaksi

pembelian

4,5,6

7,8,9

Risqika

yunafiroh

pengaruh

potongan

harga, promosi

penjualan dan

display

terhadap

peningkatan

impulse buying

konsumen di

toko waralaba

indomaret raya

pattimura baru

tulungagung

(prespektif

ekonomi

islam) (skripsi

Institut Agama

Islam Negeri

Tulunggagung,

2019)

Bonus pack

(X2)

Menurut Belch & Belch

bonus pack menawarkan

konsumen sebuah

muatan ekstra dari

sebuah produk dengan

1. Memberikan

penawaran

dengan manfaat

ekstra

2. Strategi bertahan

terhadap promosi

1,2,3

4,5,6

Bonus pack

(Belch &

Belch,2009)

Page 47: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...

harga normal produk baru dari

pesaing

3. Menghasilkan

pesanan penjualan

yang lebih besar

7,8,9

Pembelian

tidak terencana

(Y)

Menurut Mowen &

Minor definisi pembelian

impulsif (impulse

buying) adalah tindakan

membeli yang

sebelumnya tidak diakui

secara sadar sebagai hasil

dari suatu pertimbangan,

atau niat membeli yang

berbentuk sebelum

memasuki toko

1. Spontanitas

pembelian

2. Kekuatan atau

kompulsi dalam

melakukan

tindakan seketika

3. Kegairahan atau

stimulasi

4.Ketidakpeduliaan

akan akibat

1,2,3

4,5,6

7,8,9

10,11,1

2

Pembeliaan

tidak terencana

(John C.

Mowen dan

Michael Minor

(2002), Rook

dalam

jurnal

Administrasi

Bisnis oleh

Defi

Mulianingsih

Achmad Fauzi

DH, 2019)

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner.

Kuesioner adalah sebuah alat pengumpulan data yang nantinya data tersebut akan

diolah untuk menghasilkan informasi tertentu.54 Responden harus memberikan

pendapatnya dengan memberi jawaban dengan cara memberi tanda tertentu pada

54 Husein Umar, Metode Riset Bisnis (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2003), 101.

Page 48: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...

alternatif jawaban yang telah disediakan. Pertanyaan yang diberikan menyangkut

potongan harga, bonus pack dan pembelian tidak terencana.

Untuk data penelitian yang berjenis kuantitatif, maka diperlukan skala

pengukuran kuesioner. Skala pengukuran kuesioner merupakan kesepakatan

yang digunakan sebagai dasar untuk menentukan seberapa panjang interval yang

ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam

pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif (angka asli).55 Pada penelitian ini

pendektan yang digunakan untuk pengukuran kuesioner adalah pendekatan

dengan skala Likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan

presepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.56 Pada

penelitian ini memberikan lima alternatif jawaban kepada responden, skala yang

digunakan 1-4 pemetaan sebagai berikut57:

SS : Sangat setuju (4)

S : Setuju (3)

TS : Tidak setuju (2)

STS : Sangat tidak setuju (1)

F. Teknik Analisa Data

1. Uji validitas

Uji validitas dalam penelitian ini digunakan untuk menguji kevalidan

suatu kuesioner. Validitas menunjukkan sejauh mana ketepatan dan

55 V. Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian Bisnis & Ekonomi, 103. 56 Ibid., 104 57 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D, 93.

Page 49: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...

kecermatan suatu alat ukur (kuesioner) dalam melakukan fungsi alat

ukurnya. Suatu koesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner

mampu mengungkapkan suatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.58

Uji validitas ini dilakukan dengan menggunakan koefisien Korelasi Pearson

(Korelasi Product Moment). Jika korelasi faktor positif besarnya ≥ 0,3 dapat

dianggap sebagai konstruk kuat atau instrumen mempunyai validitas yang

baik. Begitu pula sebaliknya, jika korelasi faktor negatif besarnya < 0,3

dapat dianggap sebagai konstruk lemah atau instrumen mempunyai validitas

yang tidak baik.59

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel atau konstruk.60 Suatu koesioner dikatakan

reliabel jika koesioner tersebut memberikan suatu jawaban yang konsisten

apabila digunakan berulang kali dengan asumsi kondisi pada saat

pengukuran tidak berubah. Kriteria yang digunakan untuk melihat reliabel

atau tidaknya suatu kuesioner yaitu dengan melihat besarnya nilai Cronbach

Alpha. Suatu alat ukur dikatakan reliabel jika mempunyai nilai Cronbach

58 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, (Semarang: Badan

Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), 52. 59 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D),

178. 60 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, 47.

Page 50: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...

Alpha ≥ 0,6 dan sebaliknya jika nilai Cronbach Alpha < 0,6 maka instrumen

tidak reliabel.61

3. Analisis regresi linier berganda

Analisis ini dilakukan untuk meneliti apakah ada hubungan sebab

akibat antara kedua variabel atau meneliti seberapa besar pengaruh variabel

independent terhadap variabel dependen yaitu. Adapun rumus yang

digunakan adalah:

Y = a + b1X1 + b2X2 + ....+e

Ket: Y = variabel independent

a = Bilangan konstanta

X1 = Variabel dependent

X2 = Variabel dependent

e = Standart error

b1, b2 = koefisien regresi untuk masing-masing

variabel independen.

4. Uji asumsi klasik

a. Uji Normalitas

Menurut Ghozali uji normalitas bertujuan apakah dalam model

regresi variabel dependen dan variabel independen mempunyai

kontribusi atau tidak. Model regresi yang baik adalah data distribusi

normal atau mendekati normal. Uji normalitas bertujuan untuk menguji

apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual

61 Arikunto, Metodologi Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: PT Rineka Cipta,

2002), 170.

Page 51: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...

memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F

mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau

asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah

sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual

berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji

statistik. Untuk menguji apakah data berdistribusi normal atau tidak

dilakukan uji statistik Kolmogorov-Smirnov Test. Residual berdistribusi

normal jika memiliki nilai signifikansi >0,05.62

b. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali uji heteroskedastisitas bertujuan menguji

apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual

satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas

dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.63

c. Uji autokorelasi

Menurut Ghozali uji autokorelasi bertujuan menguji apakah

dalam model regresi ada kolerasi antara kesalahan pengganggu pada

periode-t dengan kesalahan pengganggu pada pada periode t-1

(sebelumnya). Pengujian autokolerasi dilakukan dengan uji durbin

watson dengan membandingkan nilai durbin watson hitung (d) dengan

62 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, 160. 63 Ibid., 139.

Page 52: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...

nilai durbin watson tabel, yaitu batas atas (du) dan batas bawah (dL).

Kriteria pengujian adalah sebagai berikut:

1) Jika 0 < d < dL, maka terjadi autokorelasi positif.

2) Jika dL < d < du, maka tidak ada kepastian terjadi autokorelasi atau

tidak.

3) Jika d-dL < d < 4, maka terjadi autokorelasi negatife.

4) Jika 4 –du < d < 4 –dL, maka tidak ada kepastian terjadi autokorelasi

atau tidak.

5) Jika du < d < 4 –du, maka tidak terjadi autokorelasi positif maupun

negatife.64

d. Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji

apakah suatu model regresi terdapat korelasi antar variabel bebas

(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi

antar variabel independen. Pengujian multikolinearitas dilihat dari

besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan tolerance. Tolerance

mengukur variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh

variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama

dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/tolerance). Nilai cutoff yang

umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai

64 Ibid., 110.

Page 53: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...

tolerance > 0,01 atau sama dengan nilai VIF < 10.65

e. Uji linieritas

Lineritas adalah hubungan antara variabel dependent dengan

variabel independent adalah linear. Pengujian lineraritas dimaksudkan

untuk mengetahui lineraritas hubungan antara variabel bebas dengan

variabel tergantung. Selain itu juga lineraritas ini juga dapat diharapkan

mengerathui taraf signifikansi penyimpangan dari lineraritas hubungan

tersebut. Apabila penyimpangan yang ditemukan tidak signifikan, maka

hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung adalah

linear. Dasar pengambilan keputusan dapat dilihat dari tingkat

signifikasi atau dengan membandingkan F hitung pada kolom linierity

dengan F tabel.66

5. Uji hipotesis

a. Uji t (Uji Parsial)

Uji t adalah pengujian koefisien regresi parsial individual yang

digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X) secara

individual mempengaruhi variabel dependen (Y).67 Kriteria yang

digunakan sebagai berikut:

1) Jika nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau nilai sig < 𝛼 maka𝐻0 ditolak

65 Ibid., 105. 66 Santosa, Statistika Hospitalitas Edisi Revisi (Sleman: Deepublish (Grup Penerbitan CV

Budi Utama), 2012), 188. 67 V. Wiratna Sujarweni, 161-162.

Page 54: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...

2) Jika nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau nilai sig > 𝛼 maka𝐻0 diterima

b. Uji F

Menurut Ghozali Uji Statistik F pada dasarnya menunjukkan

apakah semua variabel independen atau variabel bebas yang

dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama

terhadap variabel dependen atau variabel terikat.68 Untuk menguji

hipotesis ini digunakan statistik F dengan kriteria pengambilan

keputusan sebagai berikut:

1) Jika nilai 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau nilai sig < 𝛼 maka𝐻0 ditolak

2) Jika nilai 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau nilai sig > 𝛼 maka𝐻0 diterima

c. Koefisien determinasi

Menurut Ghozali koefisien determinasi (R2) merupakan alat

untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan

variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol

atau satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel

independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas.

Dan sebaliknya jika nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel

independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan

untuk memprediksi variabel-variabel dependen.69

68 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, 97. 69 Ibid,. 97.

Page 55: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...

46

BAB IV

PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Minimarket Alfamart merupakan salah satu minimarket yang tersebar di

berbagai kota dan kabupaten di Indonesia. Alfamart dengan tagline “Belanja

Puas, Harga Pas” memberikan harga yang terjangkau, kebutuhan dasar harian

berkualitas tinggi dengan layanan yang ramah, suasana belanja yang bersih dan

nyaman dan mudah diakses. Dalam penelitian ini, peneliti akan meneliti promosi

penjualan dari minimarket Alfamart berupa potongan harga dan bonus pack.

Berikut ini merupakan salah satu promo potongan harga dan bonus pack di

minimarket Alfamart

Page 56: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...

B. Hasil Pengujian Instrumen (Validitas dan Reliabilitas)

1. Uji Validitas

Validitas menunjukkan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu

alat ukur (kuesioner) dalam melakukan fungsi alat ukurnya. Suatu koesioner

dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan suatu

yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.70 Suatu butir pernyataan dikatakan

valid apabila nilai dari tiap butir pernyataan r hitung tersebut lebih besar dari r

tabel. Pada penelitian peneliti menggunakan 30 hasil angket dari 96 hasil angket

untuk diuji validitas dan didapati dengan nilai r tabel sebesar 0,361.

70 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, (Semarang: Badan

Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), 52.

Page 57: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...

Berikut ini adalah hasil uji validitas pada variabel penelitian.

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas

Variabel Potongan Harga (X1)

No Pernyataan R. Hitung R. Tabel Sig Keputusan

1 X1.1 0,650 0,361 0,000 Valid

2 X1.2 0,588 0,361 0,001 Valid

3 X1.3 0,522 0,361 0,003 Valid

4 X1.4 0,625 0,361 0,000 Valid

5 X1.5 0,705 0,361 0,000 Valid

6 X1.6 0,685 0,361 0,000 Valid

7 X1.7 0,543 0,361 0,002 Valid

8 X1.8 0,638 0,361 0,000 Valid

9 X1.9 0,390 0,361 0,033 Valid

Variabel Bonus Pack (X2)

No. Pernyataan R. Hitung R. Tabel Sig Keputusan

10 X2.1 0,525 0,361 0,003 Valid

11 X2.2 0,822 0,361 0,000 Valid

12 X2.3 0,773 0,361 0,000 Valid

13 X2.4 0,690 0,361 0,000 Valid

14 X2.5 0,755 0,361 0,000 Valid

15 X2.6 0,729 0,361 0,000 Valid

16 X2.7 0,799 0,361 0,000 Valid

17 X2.8 0,696 0,361 0,000 Valid

18 X2.9 0,481 0,361 0,007 Valid

Variabel Pembelian Tidak Terencana (Y)

No. Pernyataan R. Hitung R. Tabel Sig Keputusan

19 Y.1 0,415 0,361 0,023 Valid

20 Y.2 0,590 0,361 0,001 Valid

21 Y.3 0,695 0,361 0,000 Valid

22 Y.4 0,689 0,361 0,000 Valid

23 Y.5 0,672 0,361 0,000 Valid

24 Y.6 0,767 0,361 0,000 Valid

25 Y.7 0,461 0,361 0,010 Valid

26 Y.8 0,498 0,361 0,005 Valid

27 Y.9 0,501 0,361 0,005 Valid

Page 58: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...

28 Y.10 0,746 0,361 0,000 Valid

29 Y.11 0,766 0,361 0,000 Valid

30 Y.12 0,576 0,361 0,001 Valid

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa dari 30 butir pernyataan

yang diberikan kepada 96 responden memiliki nilai r hitung lebih besar dari r

tabel yang berarti semua butir pernyataan dinyatakan valid.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel atau konstruk.71 Kriteria yang digunakan

untuk melihat reliabel atau tidaknya suatu kuesioner yaitu dengan melihat

besarnya nilai Cronbach Alpha. Suatu alat ukur dikatakan reliabel jika

mempunyai nilai Cronbach Alpha ≥ 0,6 dan sebaliknya jika nilai Cronbach

Alpha < 0,6 maka instrumen tidak reliabel.72 Berikut ini hasil uji reliabilitas

pada variabel penelitian.

Tabel 4.2 Hasil Uji Reliabilitas

No. Variabel Cronbach’s

Alpha

Batas

Reliabel Keterangan

1 Potongan Harga

(X1) 0,767 0,60 Reliabel

2 Bonus Pack (X2) 0,866 0,60 Reliabel

71 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, 47. 72 Arikunto, Metodologi Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: PT Rineka Cipta,

2002), 170.

Page 59: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...

3

Pembelian Tidak

Terencana (Y)

0,854 0,60 Reliabel

Berdasarkan tabel 4.2 diatas hasil keseluruhan uji reliabilitas diperoleh

nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,60 yang berarti item pernyataan

pada angket penelitian dianggap reliabel atau layak.

C. Hasil Pengujian Deskripsi

1. Deskripsi Karakteristik Responden

Berdasarkan tanggapan responden dari kuesioner yang terkumpul

dapat diperoleh identifikasi karakteristik responden sebagai berikut:

a. Usia

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia

Jumlah Responden

Nominal %

<20 6 6,3%

20-30 82 85,4%

>30 8 8,3%

Tabel di atas menunjukkan bahwa reponden yang berusia <20

tahun yakni sebanyak 6 orang (6,3%), responden yang berusia antara 20-

30 tahun yakni sebanyak 82 orang (85,4%), dan responden yang berusia

Page 60: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...

di atas 30 tahun yakni sebanyak 8 orang (8,23%). Dapat disimpulkan

bahwa mayoritas responden berusia antara 20-30 tahun yakni sebanyak

82 orang (85,4%).

b. Jenis Kelamin

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin

Jumlah Responden

Nominal %

Laki-laki 40 41,7%

Perempuan 56 58,3%

Tabel di atas menunjukkan bahwa reponden dengan jenis kelamin

laki-laki sebanyak 40 orang (41,7%) dan responden dengan jenis kelamin

perempuan sebanyak 56 orang (58,3%). Dapat disimpulkan bahwa

mayoritas responden dengan jenis kelamin perempuan yakni 56 orang

(58,3%).

c. Pekerjaan

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan

Jumlah Responden

Nominal %

Guru 3 3,1%

Page 61: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...

Ibu Rumah Tangga 15 15,6%

Pelajar/Mahasiswa 36 37.5%

Swasta 33 34.4%

TNI 1 1%

Lain-lain 8 8,3%

Tabel di atas menunjukkan bahwa responden dengan pekerjaan

sebagai guru sebanyak 3 orang (3,1%), responden dengan pekerjaan

sebagai ibu rumah tangga sebanyak 15 orang (15,6%), responden

dengan pekerjaan sebagai pelajar/mahasiswa sebanyak 36 orang

(37,5%), responden dengan pekerjaan swasta sebanyak 33 orang

(34,4%), responden dengan pekerjaan sebagai TNI sebanyak 1 orang

(1%) dan responden dengan pekerjaan lain-lain sebanyak 8 orang

(8,3%). Dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden dengan

pekerjaan sebagai pelajar/mahasiswa yakni 36 orang (37,5%).

2. Distribusi Jawaban Responden

Dalam kuesioner peneliti membuat 9 butir pernyataan terkait variabel

potongan harga, 9 butir pernyataan terkait variabel bonus pack, dan 12 butir

pernyataan terkait variabel pembelian tidak terencana. Dari masing-masing

variabel diberikan 4 pilihan jawaban dengan keterangan SS (Sangat Setuju),

Page 62: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...

S (Setuju), TS (Tidak Setuju), dan STS (Sangat Tidak Setuju). Berikut ini

adalah hasil jawaban responden berdasarkan kuesioner sebagai berikut:

a. Potongan harga

Tabel 4.6 Analisis Variabel Deskriptif Potongan Harga

Variabel Item

Pernyataan

SS % S % TS % STS %

Potongan

Harga (X1)

X1.1 20 20,8% 55 55,2% 22 22,9% 1 1%

X1.2 27 28,1% 60 62,5% 9 9,4% 0 0%

X1.3 40 41,7% 50 52,1% 6 6,3% 0 0%

X1.4 19 19,8% 51 53,1% 25 26% 1 1%

X1.5 29 30,2% 58 60,4% 9 9,4% 0 0%

X1.6 22 22,9% 57 59,4% 16 16,7% 1 1%

X1.7 20 20,8% 61 63,5% 14 14,6% 1 1%

X1.8 17 17,7% 53 55,2% 22 22,9% 4 4,2%

X1.9 15 15,6% 51 53,1% 24 25% 6 6,3%

Berdasarkan tabel 4.6 dapat dijelaskan bahwa tanggapan responden

tentang kuesioner variabel potongan harga item pertanyaan X1.1

menyatakan 20,8% sangat setuju, 55,2% setuju, 22,9% tidak setuju, dan

1% sangat tidak setuju. Item pertanyaan X1.2 menyatakan 28,1% sangat

setuju, 62,5% setuju, 9,4% tidak setuju, dan 0% sangat tidak setuju. Item

pertanyaan X1.3 menyatakan 41,7% sangat setuju, 52,1% setuju, 6,3%

tidak setuju, dan 0% sangat tidak setuju. Item pertanyaan X1.4

Page 63: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...

menyatakan 19,8% sangat setuju, 53,1% setuju, 26% tidak setuju, dan 1%

sangat tidak setuju. Item pertanyaan X1.5 menyatakan 30,2% sangat

setuju, 60,4% setuju, 9,4% tidak setuju, dan 0% sangat tidak setuju. Item

pertanyaan X1.6 menyatakan 22,9% sangat setuju, 59,4% setuju, 16,7%

tidak setuju, dan 1% sangat tidak setuju. Item pertanyaan X1.7

menyatakan 20,8% sangat setuju, 63,5% setuju, 14,6% tidak setuju, dan

1% sangat tidak setuju. Item pertanyaan X1.8 menyatakan 17,7% sangat

setuju, 55,2% setuju, 22,9% tidak setuju, dan 4,2% sangat tidak setuju.

Dan Item pertanyaan X1.9 menyatakan 15,6% sangat setuju, 53,1%

setuju, 25% tidak setuju, dan 6,3% sangat tidak setuju.

b. Bonus pack

Tabel 4.7 Analisis Variabel Deskriptif Bonus Pack

Variabel Item

Pernyataan

SS % S % TS % STS %

Bonus Pack

(X2)

X2.1 32 33,3% 53 55,2% 11 11,5% 0 0%

X2.2 13 13,5% 57 59,4% 25 26% 1 1%

X2.3 12 12,5% 57 59,4% 26 27,1% 1 1%

X2.4 19 19,8% 61 63,1% 16 16,7% 0 0%

X2.5 16 16,7% 55 57,3% 24 25% 1 1%

X2.6 25 26% 45 46,9% 25 26% 1 1%

X2.7 15 15,6% 55 57,3% 23 24% 3 3,1%

X2.8 31 32,3% 47 49% 18 18,8% 0 0%

Page 64: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...

X2.9 18 18,8% 67 69,8% 11 11,5% 0 0%

Berdasarkan tabel 4.7 dapat dijelaskan bahwa tanggapan responden

tentang kuesioner variabel bonus pack item pertanyaan X2.1 menyatakan

33,3% sangat setuju, 55,2% setuju, 11,5% tidak setuju, dan 0% sangat

tidak setuju. Item pertanyaan X2.2 menyatakan 13,5% sangat setuju,

59,4% setuju, 26% tidak setuju, dan 1% sangat tidak setuju. Item

pertanyaan X2.3 menyatakan 12,5% sangat setuju, 59,4% setuju, 27,1%

tidak setuju, dan 1% sangat tidak setuju. Item pertanyaan X2.4

menyatakan 19,8% sangat setuju, 63,1% setuju, 16,7% tidak setuju, dan

0% sangat tidak setuju. Item pertanyaan X2.5 menyatakan 16,7% sangat

setuju, 57,3% setuju, 25% tidak setuju, dan 1% sangat tidak setuju. Item

pertanyaan X2.6 menyatakan 26% sangat setuju, 46,9% setuju, 26% tidak

setuju, dan 1% sangat tidak setuju. Item pertanyaan X2.7 menyatakan

15,6% sangat setuju, 57,3% setuju, 24% tidak setuju, dan 3,1% sangat

tidak setuju. Item pertanyaan X2.8 menyatakan 32,3% sangat setuju, 49%

setuju, 18,8% tidak setuju, dan 40% sangat tidak setuju. Dan Item

pertanyaan X2.9 menyatakan 18,8% sangat setuju, 69,8% setuju, 11,5%

tidak setuju, dan 0% sangat tidak setuju.

c. Pembelian Tidak Terencana

Tabel 4.8 Analisis Variabel Deskriptif Pembelian Tidak Terencana

Variabel Item

Pernyataan

SS % S % TS % STS %

Page 65: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...

Pembelian

Tidak

Terencana

(Y)

Y.1 32 33,3% 60 62,5% 4 4,2% 0 0%

Y.2 20 20,8% 56 58,3% 19 19,8% 1 1%

Y.3 30 31,3% 47 49% 19 19,8% 0 0%

Y.4 22 22,9% 55 57,3% 16 16,7% 3 3,1%

Y.5 18 18,8% 60 62,5% 18 18,8% 0 0%

Y.6 18 18,8% 52 54,2% 26 27,1% 0 0%

Y.7 21 21,9% 61 63,5% 14 14,6% 0 0%

Y.8 18 18,8% 66 68,8% 12 12,5% 0 0%

Y.9 22 22,9% 68 70,8% 5 5,2% 1 1%

Y.10 19 19,8% 50 52,1% 24 25% 3 3,1%

Y.11 15 15,6% 55 57,3% 22 22,9% 4 4,2%

Y.12 13 13,5% 48 50% 29 30,2% 6 6,3%

Berdasarkan tabel 4.8 dapat dijelaskan bahwa tanggapan responden

tentang kuesioner variabel pembelian tidak terencana item pertanyaan Y.1

menyatakan 33,3% sangat setuju, 62,5% setuju, 4,2% tidak setuju, dan

0% sangat tidak setuju. Item pertanyaan Y.2 menyatakan 20,8% sangat

setuju, 58,3% setuju, 19,8% tidak setuju, dan 1% sangat tidak setuju. Item

pertanyaan Y.3 menyatakan 31,3% sangat setuju, 49% setuju, 19,8%

tidak setuju, dan 0% sangat tidak setuju. Item pertanyaan Y.4 menyatakan

22,9% sangat setuju, 57,3% setuju, 16,7% tidak setuju, dan 3,1% sangat

tidak setuju. Item pertanyaan Y.5 menyatakan 18,8% sangat setuju,

Page 66: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...

62,5% setuju, 18,8% tidak setuju, dan 0% sangat tidak setuju. Item

pertanyaan Y.6 menyatakan 18,8% sangat setuju, 54,2% setuju, 27,1%

tidak setuju, dan 0% sangat tidak setuju. Item pertanyaan Y.7 menyatakan

21,9% sangat setuju, 63,5% setuju, 14,6% tidak setuju, dan 0% sangat

tidak setuju. Item pertanyaan Y.8 menyatakan 18,8% sangat setuju,

68,8% setuju, 12,5% tidak setuju, dan 0% sangat tidak setuju. Item

pertanyaan Y.9 menyatakan 22,9% sangat setuju, 70,8% setuju, 5,2%

tidak setuju, dan 1% sangat tidak setuju. Item pertanyaan Y.10

menyatakan 19,8% sangat setuju, 52,1% setuju, 25% tidak setuju, dan

3,1% sangat tidak setuju. Item pertanyaan Y.11 menyatakan 15,6% sangat

setuju, 57,3% setuju, 22,9% tidak setuju, dan 4,2% sangat tidak setuju.

Dan Item pertanyaan Y.12 menyatakan 13,5% sangat setuju, 50% setuju,

30,2% tidak setuju, dan 6,3% sangat tidak setuju.

D. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Menurut Ghozali uji normalitas bertujuan apakah dalam model regresi

variabel dependen dan variabel independen mempunyai kontribusi atau tidak.

Model regresi yang baik adalah data distribusi normal atau mendekati

normal. Untuk menguji apakah data berdistribusi normal atau tidak dilakukan

uji statistik Kolmogorov-Smirnov Test. Residual berdistribusi normal jika

Page 67: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...

memiliki nilai signifikansi >0,05.73 Berikut ini adalah hasil uji normalitas

pada variabel penelitian.

4.9 Hasil Uji Normatif

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 96

Normal Parametersa,b

Mean .0000000

Std.

Deviation

2.64891334

Most Extreme

Differences

Absolute .079

Positive .079

Negative -.055

Kolmogorov-Smirnov Z .771

Asymp. Sig. (2-tailed) .592

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Berdasarkan tabel 4.9 Dapat diketahui dari hasil pengujian diperoleh

sebesar 0,592 lebih besar dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa

asumsi normalitas terpenuhi.

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan

yang lain. Jika nilai (P-Value) semua variabel independen > 0,05 maka Ho

diterima dan jika variannya tidak sama atau berbeda disebut tidak terjadi

73 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, 160.

Page 68: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...

heteroskedastisitas.74 Berikut ini adalah hasil uji heteroskedastisitas pada

variabel penelitian.

Tabel 4.10 Hasil Uji Heteroskedastisitas

Variabel Sig Kesimpulan

Potongan Harga (X1) 0.820 Tidak Terjadi Heteroskedastisitas

Bonus Pack (X2) 0,487 Tidak Terjadi Heteroskedastisitas

Berdasarkan hasil tabel 4.10 diatas dari dua variabel independen

(potongan harga dan bonus pack) diperoleh sig lebih dari 0,05. Dengan

demikian Ho diterima dan H1 ditolak. Maka dari itu dapat dikatakan bahwa

tidak terdapat heteroskedastisitas dan hasil uji dapat dilanjutkan.

3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi ada

kolerasi antara kesalahan pengganggu pada periode-t dengan kesalahan

pengganggu pada pada periode t-1 (sebelumnya). Pengujian autokolerasi

dilakukan dengan uji durbin watson dengan membandingkan nilai durbin

watson hitung (d) dengan nilai durbin watson tabel, yaitu batas atas (du) dan

batas bawah (dL).75 Berikut ini adalah hasil uji autokorelasi pada variabel

penelitian.

74 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, 160. 75 Ibid., 160.

Page 69: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...

Tabel 4.11 Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Mode

l

R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-

Watson

1 .879a .773 .768 2.67724 1.920

a. Predictors: (Constant), X2, X1

b. Dependent Variable: Y

Nilai Durbin

Watson

Tabel Durbin

Watson Keterangan

dU 4-dU

1,7103 1,920 2,2897 Tidak ada

autokorelasi

Dari tabel 4.11 Menunjukkan nilai Durbin Watson yang diperoleh

adalah sebesar 1,920. Dimana terletak diantara dU dan nilai 4-dU sehingga Ho

diterima. Artinya tidak terdapat autokorelasi pada model regresi dan asumsi

non autokorelasi terpenuhi.

4. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah suatu model

regresi terdapat korelasi antar variabel bebas (independen). Pengujian

multikolinearitas dilihat dari besaran VIF (Variance Inflation Factor) dengan

nilai VIF < 10.76 Berikut ini adalah hasil uji multikolinearitas pada variabel

penelitian

76 Ibid., 105.

Page 70: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...

Tabel 4.12 Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardiz

ed

Coefficien

ts

t Sig. Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Toleran

ce

VIF

1

(Constant) 3.314 1.955 1.695 .093

X1 .247 .101 .180 2.454 .016 .455 2.199

X2 .966 .096 .738 10.078 .000 .455 2.199

a. Dependent Variable: Y

Berdasarkan tabel 4.12 diatas nilai VIF potongan harga (X1) sebesar

2,199, dan bonus pack sebesar 2,199. Dua variabel tersebut memiliki nilai

VIF kurang dari 10. Dengan demikian Ho diterima dan H1 ditolak. Maka

dapat disimpulkan bahwa model persamaan regresi tidak terjadi masalah

multikolinieritas dan dapat digunakan dalam penelitian ini.

5. Uji Linieritas

Pengujian linieritas dimaksudkan untuk mengetahui linieritas

hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung. Selain itu juga

lineraritas ini juga dapat diharapkan mengerathui taraf signifikansi

penyimpangan dari lineraritas hubungan tersebut. Apabila penyimpangan

yang ditemukan tidak signifikan, maka hubungan antara variabel bebas

dengan variabel tergantung adalah linear. Dasar pengambilan keputusan

dapat dilihat dari tingkat signifikasi atau dengan membandingkan F hitung

Page 71: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...

pada kolom linierity dengan F tabel.77 Berikut ini adalah hasil uji linieritas

pada variabel penelitian.

Tabel 4. 13 Hasil Uji Linieritas X1

ANOVA Table

Sum of

Squares

df Mean

Square

F Sig.

Y *

X1

Between

Groups

(Combined) 1756.625 16 109.789 7.343 .000

Linearity 1543.227 1 1543.227 103.21

2

.000

Deviation from

Linearity

213.398 15 14.227 .951 .513

Within Groups 1181.208 79 14.952

Total 2937.833 95

Tabel 4.14 Hasil Uji Linieritas X2

ANOVA Table

Sum of

Squares

df Mean

Square

F Sig.

Y *

X2

Between

Groups

(Combined) 2328.361 18 129.353 16.34

2

.000

Linearity 2228.096 1 2228.096 281.4

95

.000

Deviation from

Linearity

100.265 17 5.898 .745 .747

Within Groups 609.472 77 7.915

Total 2937.833 95

Berdasarkan tabel di atas dapat diperoleh hasil sebagai berikut:

77 Santosa, Statistika Hospitalitas Edisi Revisi (Sleman: Deepublish (Grup Penerbitan CV

Budi Utama), 2012), 188.

Page 72: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...

a. Pada persamaan antara potongan harga dengan pembelian tidak terencana

diperoleh sig sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa nilai sig lebih

kecil dari 0,05. Dengan demikian Ho ditolak dan H1 diterima. Artinya

persamaan antara potongan harga dengan pembelian tidak terencana linier.

b. Pada persamaan antara bonus pack dengan pembelian tidak terencana

diperoleh nilai sig sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa nilai sig

lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian Ho ditolak dan h1 diterima.

Artinya persamaan antara bonus pack dengan pembelian tidak terencana

linier.

E. Analisis regresi linier berganda

Analisis ini dilakukan untuk meneliti apakah ada hubungan sebab akibat

antara kedua variabel atau meneliti seberapa besar pengaruh variabel

independent terhadap variabel dependen yaitu. Adapun rumus yang digunakan

adalah:

Y = a + b1X1 + b2X2 +e

Ket: Y = variabel independent

a = Bilangan konstanta

X1 = Variabel dependent

X2 = Variabel dependent

e = Standart error

b1, b2 = koefisien regresi untuk masing-masing

variabel independen.

Page 73: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...

Tabel 4.15 Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 3.314 1.955 1.695 .093

X1 .247 .101 .180 2.454 .016

X2 .966 .096 .738 10.078 .000

a. Dependent Variable: Y

Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda diatas diperoleh model

persamaan regresi sebagai berikut:

Y = 3,314 + 0,247X1 + 0,966X2

Hasil persamaan regresi berganda diatas memberikan pengertian bahwa:

1. Hasil nilai konstanta sebesar 3,314 artinya bahwa sebelum dipengaruhi

oleh variabel-variabel bebas yaitu pembelian tidak terencana mempunyai

nilai positif.

2. Nilai koefisien potongan harga sebesar 0,247 artinya bahwa sebelum

dipengaruhi oleh variabel-variabel bebas yaitu pembelian tidak terencana

mempunyai nilai positif.

3. Nilai koefisien bonus pack sebesar 0,966 artinya bahwa sebelum

dipengaruhi oleh variabel-variabel bebas yaitu pembelian tidak terencana

mempunyai nilai positif.

Page 74: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...

F. Uji Hipotesis

1. Uji T

Uji t adalah pengujian koefisien regresi parsial individual yang

digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X) secara

individual mempengaruhi variabel dependen (Y).78 Dasar pengambilan

keputusan dapat dilihat dari tingkat signifikasi atau dengan membandingkan F

hitung dengan F tabel. Berikut hasil uji t pada variabel penelitian.

Tabel 4.16 Hasil Uji T

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 3.314 1.955 1.695 .093

X1 .247 .101 .180 2.454 .016

X2 .966 .096 .738 10.078 .000

a. Dependent Variable: Y

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui nilai t hitung dari setiap

variabel sebagai berikut:

a. Pengaruh potongan harga (X1) terhadap pembelian tidak terencana (Y)

Hasil statistik uji t untuk variabel potongan harga yaitu diperoleh nilai

t hitung sebesar 2,454 dan nilai sig sebesar 0,016. Hal ini menunjukkan

bahwa nilai t hitung lebih besar dari nilai r tabel 1,98552 dan nilai sig

lebih kecil dari 0,05 (0,016<0,05). Dengan demikian Ho ditolak dan H1

diterima. Artinya variabel potongan harga (X1) mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap pembelian tidak terencana (Y).

78 V. Wiratna Sujarweni, 161-162.

Page 75: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...

b. Pengaruh bonus pack (X2) terhadap pembelian tidak terencana (Y)

Hasil statistik uji t untuk variabel bonus pack yaitu diperoleh nilai t

hitung sebesar 10,078 dan nilai sig sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan

bahwa nilai t hitung lebih besar dari nilai r tabel 1,98552 dan nilai sig

lebih kecil dari 0,05 (0,000<0,05). Dengan demikian Ho ditolak dan H1

diterima. Artinya variabel bonus pack (X2) mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap pembelian tidak terencana (Y).

2. Uji F

Uji Statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel

independen atau variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai

pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau variabel

terikat.79 Berikut hasil uji F pada variabel penelitian.

Tabel 4.17 Hasil Uji F

ANOVAa

Model Sum of

Squares

Df Mean

Square

F Sig.

1

Regression 2271.243 2 1135.621 158.437 .000b

Residual 666.590 93 7.168

Total 2937.833 95

a. Dependent Variable: Y

b. Predictors: (Constant), X2, X1

Dari hasil uji F diperoleh nilai F hitung sebesar 158,437 dengan

signifikansi sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa nilai F hitung lebih

79 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, 97.

Page 76: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...

besar dari F tabel 3,09 dan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05

(0,000<0,05), Dengan demikian Ho ditolak dan H1 diterima, maka dapat

disimpulkan bahwa potongan harga dan bonus pack berpengaruh bersama-

sama terhadap pembelian tidak terencana

3. Koefisin Determinasi

Koefisien determinasi (𝑅2) merupakan alat untuk mengukur seberapa

jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai

koefisien determinasi adalah antara nol atau satu. Nilai 𝑅2 yang kecil berarti

kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel

dependen amat terbatas. Dan sebaliknya jika nilai yang mendekati 1 berarti

variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang

dibutuhkan untuk memprediksi variabel-variabel dependen.80 Berikut hasil

koefisien determinasi (𝑅2) pada variabel penelitian.

Tabel 4.18 Hasil Koefisien Determinasi 𝑅2

Model Summaryb

Mode

l

R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 .879a .773 .768 2.67724

a. Predictors: (Constant), X2, X1

b. Dependent Variable: Y

Hasil uji koefisien determinasi 𝑅2 pada penelitian ini diperoleh nilai

sebesar 0,773. Hal ini menunjukkan bahwa potongan harga dan bonus pack

80 Ibid,. 97.

Page 77: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...

berpengaruh bersama-sama terhadap pembelian tidak terencana sebesar

77,3%, sedangkan sisanya 22,7% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak

termasuk dalam penelitian ini.

G. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh potongan harga dan

bonus pack terhadap pembelian tidak terencana. Pembahasan masing-masing

variabel sebagai berikut:

1. Pengaruh potongan harga terhadap pembelian tidak terencana

Hasil uji statistik yang telah dilakukan menunjukkan adanya pengaruh

signifikan potongan harga terhadap pembelian tidak terencana. Hal ini

diperoleh dari hasil statistik uji regresi dengan F hitung sebesar 158,437

lebih besar dari F tabel 3,09, nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05

(0,000<0,05), dan koefisien regresi mempunyai nilai positif sebesar 0,247;

maka hipotesis dalam penelitian ini terbukti yaitu “potongan harga (X1)

berpengaruh signifikan terhadap pembelian tidak terencana (Y)”.

Hal ini sesuai dengan teori potongan harga menurut Mahmud

Machfoedz price discount adalah potongan harga yang menarik, sehingga

harga sesungguhnya lebih rendah dari harga umum. Menurut Fandy Tjiptono

diskon merupakan “potongan harga yang diberikan oleh penjual kepada

pembeli sebagai penghargaan atas aktivitas tertentu dari pembeli yang

Page 78: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...

menyenangkan bagi penjual.”81 Menurut kotler diskon adalah pengurangan

harga langsung terhadap suatu pembelian dalam periode tertentu.82

Pengukuran indikator dari potongan harga diantaranya: Mendorong

pembelian dalam jumlah yang besar, Mempertahankan/menambah

langganan penjual yang bersangkutan, Dapat menarik transaksi pembelian.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Brian Vicky Prihastama (2016) tentang “Pengaruh Price Discount Dan

Bonus Pack terhadap Impulse Buying Pada Pelanggan Minimarket (Studi

pada Pelanggan Minimarket Indomaret Jl. Demangan Baru, Depok, Sleman,

Yogyakarta) menunjukan bahwa variabel price discount berpengaruh secara

positif terhadap impulse buying, dengan hasil analisis regresi menunjukkan

bahwa variabel price discount memiliki nilai signifikan 0.000 lebih rendah

dari standar yang ditetapkan yaitu 0.05.83Hasil ini juga mendukung

penelitian dari Risqika Yunafiroh tentang “Pengaruh Potongan Harga,

Promosi, dan Display terhadap Peningkatan Impulse Buying Konsumen di

toko waralaba Indomaret Raya Patimura Baru Tulungagung” bahwa

potongan harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan

81 Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran. 166. 82 Philip Kotler dan Gary Armstrong, Prinsip-prinsip pemasaran, Jilid 1 Edisi 12. Alih

Bahasa : Bob Sabran, (Jakarta: Erlangga, 2008), 9. 83 Brian Vicky Prihastama, “Pengaruh Price Discount Dan Bonus Pack terhadap Impulse

Buying Pada Pelanggan Minimarket (Studi pada Pelanggan Minimarket Indomaret Jl. Demangan Baru,

Depok, Sleman, Yogyakarta)”, Skripsi (Yogyakarta:Universitas Negeri Yogyakarta, 2016), 71.

Page 79: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...

Impulse Buying konsumen di toko waralaba Indomaret Raya Patimura Baru

Tulungagung.84

Dan mendukung penelitian dari Fajar Nur Rochman tentang

“Pengaruh Price Discount, Bonus Pack, dan In-Store Display terhadap

Impulse Buying (Studi Pada Giant Supermarket Yogyakarta) bahwa price

discount memberi pengaruh positif dan signifikan terhadap impulse buying.85

Adanya potongan harga merupakan startegi promosi yang dilakukan

oleh Alfamart yang telah ditetapkan untuk meningkatkan penjualan suatu

produk atau jasa. Dengan adanya potongan harga ini yang awalnya

konsumen tidak berniat untuk membeli sebuah produk tetapi ketika melihat

produk dengan label potongan harga mengakibatkan konsumen merasa

tertarik untuk melakukan pembelian secara tidak terencana sehingga

mendorong konsumen untuk membeli dalam jumlah banyak dan

meningkatkan penjualan pihak Alfamart.

2. Pengaruh bonus pack (X2) terhadap pembelian tidak terencana (Y)

Hasil uji statistik yang telah dilakukan menunjukkan adanya pengaruh

signifikan bonus pack terhadap pembelian tidak terencana. Hal ini diperoleh

dari hasil statistik uji regresi nilai t hitung sebesar 10,078 dan nilai sig

sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa nilai t hitung lebih besar dari

84Risqika Yunafiroh, “Pengaruh Potongan Harga, Promosi, dan Display terhadap

Peningkatan Impulse Buying Konsumen di toko waralaba Indomaret Raya Patimura Baru

Tulungagung” Skripsi (Tulungagung: IAIN Tulungagung, 2019), 101. 85 Fajar Nur Rochman tentang “Pengaruh Price Discount, Bonus Pack, dan In-Store Display

terhadap Impulse Buying (Studi Pada Giant Supermarket Yogyakarta), Skripsi (Yogyakarta:

Universitas Muhammadiyah Purworejo, 2016), 52.

Page 80: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...

nilai r tabel 1,98552 dan nilai sig lebih kecil dari 0,05 (0,000<0,05) dan

koefisien regresi mempunyai nilai positif sebesar 0,966; maka hipotesis

dalam penelitian ini terbukti yaitu “bonus pack (X1) berpengaruh signifikan

terhadap pembelian tidak terencana (Y)”.

Hal ini sesuai dengan teori bonus pack menurut Belch & Belch bonus

pack menawarkan konsumen sebuah muatan ekstra dari sebuah produk

dengan harga normal. Terrence A. Shimp mendefinisikan bonus pack adalah

tambahan produk dari perusahaan untuk diberikan kepada konsumen dengan

harga yang sama.86 Menurut Boyd Harper W bonus dalam kemasan adalah

upaya untuk menarik pembelian dengan menawarkan produk atau jasa gratis

dengan harga yang sudah dikurangi untuk mendorong pembelian produk

lain.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Brian Vicky Prihastama (2016) tentang “Pengaruh Price Discount Dan

Bonus Pack terhadap Impulse Buying Pada Pelanggan Minimarket (Studi

pada Pelanggan Minimarket Indomaret Jl. Demangan Baru, Depok, Sleman,

Yogyakarta) menunjukan bahwa variabel bonus pack berpengaruh secara

positif terhadap impulse buying, penelitian yang dilakukan oleh Fajar Nur

Rochman (2016) tentang “Pengaruh Price Discount, Bonus Pack, dan In-

Store Display terhadap Impulse Buying (Studi Pada Giant Supermarket

Yogyakarta) bahwa bonus pack memberi pengaruh positif dan signifikan

86 Terrence A, Shimp, Periklanan: Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu, 455.

Page 81: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...

terhadap impulse buying dan penelitian dari Della Ruslimah Sari (2018)

“Pengaruh Price Discount, Bonus Pack, dan In-Store Display terhadap

Keputusan Impulse Buying Pada Giant Ekstra Banjar bahwa bonus pack

berpengaruh signifikan terhadap keputusan impulse buying.

Hal ini menunjukkan bonus pack merupakan salah satu promosi untuk

meningkatkan impulse buying konsumen, karena jika ada kemasan bonus

pada produk diberikan gratis oleh Alfamart akan menciptakan impulse

buying kepada konsumen. Bonus pack berpengaruh positif terhadap impulse

buying disebabkan konsumen tertarik dengan adanya kemasan bonus atau

muatan ekstra dari sebuah produk dengan harga normal, sehingga hal

tersebut mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian tidak

terencana.

3. Pengaruh potongan harga dan bonus pack berpengaruh secara simultan

terhadap pembelian tidak terencana

Berdasarkan hasil uji statistik yang telah dilakukan menunjukkan

adanya pengaruh potongan harga dan bonus pack berpengaruh secara

(simultan) terhadap pembelian tidak terencana. Hal ini diperoleh dari nilai F

hitung sebesar 158,437 dengan signifikansi sebesar 0,000. Hal ini

menunjukkan bahwa nilai F hitung lebih besar dari F tabel 3,09 dan nilai

signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,000<0,05), maka dapat disimpulkan

bahwa hipotesis ketiga dalam penelitian ini terbukti yaitu “potongan harga

Page 82: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...

dan bonus pack secara simultan berpengaruh terhadap pembelian tidak

terencana”.

Hasil penelitian ini didukung dengan teori menurut Solomon yang

dikutip oleh Ermy Wijaya point/faktor penting dalam menarik rangsangan

pembelian tidak terencana terdiri dari: In store promotional material (Materi

promosi dalam toko). Seperti memberikan diskon, membuat kemasan

berhadiah, dan memberikan penjelasan tentang sebuah produk. Oleh karena

itu dengan adanya potongan harga dan bonus pack dapat berpengaruh positif

terhadap peningkatan pembelian tidak terencana yang dilakukan oleh

konusmen. Menurut Mowen & Minor definisi pembelian impulsif (impulse

buying) adalah tindakan membeli yang sebelumnya tidak diakui secara sadar

sebagai hasil dari suatu pertimbangan, atau niat membeli yang berbentuk

sebelum memasuki toko

Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Brian Vicky Prihastama (2016) tentang “Pengaruh Price Discount Dan

Bonus Pack terhadap Impulse Buying Pada Pelanggan Minimarket (Studi

pada Pelanggan Minimarket Indomaret Jl. Demangan Baru, Depok, Sleman,

Yogyakarta) menunjukan bahwa variabel potongan harga dan bonus pack

berpengaruh secara bersama-sama terhadap impulse buying, dengan hasil

analisis regresi menunjukkan bahwa variabel price discount dan bonus pack

memiliki nilai signifikan 0.000 lebih rendah dari standar yang ditetapkan

Page 83: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...

yaitu 0.05.87 Penelitian Yessica Tri dan Muhammad Edwar tentang Pengaruh

Bonus Pack dan Price Discount terhadap Impulse Buying Pada Konsumen

Giant Hypermarket Diponegoro Surabaya bahwa variabel bonus pack dan

price discount berpengaruh secara bersama-sama terhadap impulse buying.

Hal ini menunjukkan bahwa potongan harga dan bonus pack

merupakan salah satu promosi yang dapat meningkatkan impulse buying

konsumen, potongan harga dan bonus pack mempengaruhi konsumen dalam

spontanitas berbelanja dan menimbulkan semangat dalam melakukan

pembelian produk. Jika ada kemasan bonus pada produk diberikan gratis

akan menciptakan impulse buying kepada konsumen, konsumen tertarik

dengan adanya produk dengan harga rendah dari harga normal, sehingga hal

tersebut mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian tidak

terencana.

87 Ibid., 73.

Page 84: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...

75

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis dalam penelitian ini,

maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil uji secara parsial (uji t) menunjukkan bahwa variabel

potongan harga (X1) mempunyai pengaruh terhadap pembelian tidak

terencana (Y). Hal ini dapat dilihat dari perolehan hasil statistik uji regresi

dengan F hitung sebesar 158,437 lebih besar dari F tabel 3,09, nilai

signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05 (0,000<0,05), dan koefisien regresi

mempunyai nilai positif sebesar 0,247.

2. Berdasarkan hasil uji secara parsial (uji t) menunjukkan bahwa variabel

bonus pack (X2) mempunyai pengaruh terhadap pembelian tidak terencana

(Y). Hal ini diperoleh dari hasil statistik uji regresi nilai t hitung sebesar

10,078 dan nilai sig sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa nilai t hitung

lebih besar dari nilai r tabel 1,98552 dan nilai sig lebih kecil dari 0,05

(0,000<0,05) dan koefisien regresi mempunyai nilai positif sebesar 0,966.

3. Berdasarkan hasil uji F menunjukkan bahwa variabel potongan harga (X1)

dan bonus pack (X2) mempunyai pengaruh secara simultan terhadap

pembelian tidak terencana (Y). Hal ini diperoleh dari nilai F hitung sebesar

158,437 dengan signifikansi sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa nilai

Page 85: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...

76

F hitung lebih besar dari F tabel 3,09 dan nilai signifikansi lebih kecil dari

0,05 (0,000<0,05)

B. Keterbatasan Masalah

Penelitian ini telah diusahakan dan dilaksanakan sesuai dengan prosedur

ilmiah, namun demikian masih memiliki keterbatasan yaitu:

1. Penyebaran kuesioner yang dilakukan kurang merata kepada setiap sampel,

sehingga memberikan keterbatasan dalam menggeneralisasi hasil penelitian.

C. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan yang telah diuraikan, maka penulis dapat

memberikan saran antara lain sebagai berikut:

1. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat meneliti variabel lain diluar

variabel potongan harga dan bonus pack untuk pembelian tidak terencana

seperti misalnya free sample, dan penataan instore display.

2. Bagi perusahaan, bentuk promosi penjualan potongan harga dan bonus pack

dapat mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian tidak terencana.

Berkaitan dengan hal tersebut, pihak minimarket Alfamart harus tetap

memfokuskan serta meningkatkan promosi penjualan berupa potongan harga

dan lebih meningkatkan promosi penjualan dalam bentuk bonus pack dengan

pemberian barang bonus pack yang tidak hampir kadaluara maupun barang

yang tidak laku agar dapat meningkatkan hasil penjualan.

Page 86: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. Metodologi Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: PT

Rineka Cipta, 2002.

Assauri, Sofjan. Strategic Marketing Sustaining Lifetime Customer Value.

Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2012.

Belch, George E. & Michael A. Belch. Advertising and Promotion : an

integrated marketing communications perspective, .New York, NY : McGraw-

Hill Education, 2018.

Damanuri, Aji. Metodologi Penelitian Mu’amalah. Ponorogo: STAIN Po

PRESS, 2010.

Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011.

Gitosudarmo, Indriyo. Manajemen Pemasaran, Edisi Pertama.

Yogyakarta: BPFE, 2000.

Hermawan, Iwan. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif,

Kualitatif, Mixed Methode . Kuningan: Hidayatul Quran, 2019.

Isnaini, Arif. Model dan Strategi Pemasaran . Makassar: Ntp Press, 2005.

Kotler, Philip dan Gary Armstrong. Prinsip-prinsip pemasaran, Jilid 1

Edisi 12. Alih Bahasa : Bob Sabran.Jakarta: Erlangga, 2008

Kotler, Philip. Manajemen Pemasaran Edisi Ketiga Belas. Jakarta:

Penerbit Erlangga, 2008.

Machfoedz, Mahmud. Pengantar Ekonomi Modern. Yogyakarta: Akademi

Manajemen Perusahaan YKPN, 2005.

Martono, Nanang. Metode Penelitian Kuantitatif (Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada, 2011.

Mowen, John C. dan Michel Minor, Perilaku Konsumen Jilid 2. Jakarta:

PT Penerbit Erlangga

Puspitasari, Fiki. Apakah Diskon itu? .Yogyakarta:KTSP, 2008.

Rohman, Fatchur. Peran Faktor Situasional dan Perilaku Pembelian

Impulsif . Malang: UB Press, 2012.

Page 87: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...

Santosa. Statistika Hospitalitas Edisi Revisi. Sleman: Deepublish Grup

Penerbitan CV Budi Utama. 2012.

Sarwono, Jonathan. Metode Riset Skripsi Pendekatan Kuantitatif

(menggunakan prosedur SPSS). Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2012.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung:

Alfabeta, 2013.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan Kombinasi

(Mixed Method) .Bandung: CV Alfabeta, 2013.

Sujarweni, V. Wiratna. Metodologi Penelitian Bisnis & Ekonomi.

Yogyakarta: PUSTAKABARUPRESS, 2015.

Terrence A, Shimp. Periklanan: Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran

Terpadu Jilid 1, .Jakarta:Erlangga, 2003.

Tjiptono, Fandy. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Edisi II. Andi, 2007

Umar, Husein. Metode Riset Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,

2003.

W, Boyd Harper. Manajemen Pemasaran Suatu Pendekatan Stategis

Dengan Orientasi Global. Jakarta: Erlangga, 2000.

Bong, Soeseno phd, “Pengaruh In-Store Stimuli Terhadap Impulse Buying

Behavior Konsumen Hypermarket di Jakarta,” Ultima Management Vol. 3 No. 1,

2011.

Mulianingsih, Defi dan Achmad Fauzi DH. “Pengaruh Motivasi Belanja

Hedonis Terhadap Kecenderungan Pembelian Impulsif di Online Shop (Survei

Online pada Konsumen Zalora Indonesia di Kota Surabaya), Jurnal Administrasi

Bisnis (JAB) Vol. 66 No. 1 Januari 2019.

Prihastama, Brian Vicky. “Pengaruh Price Discount Dan Bonus Pack

terhadap Impulse Buying Pada Pelanggan Minimarket (Studi pada Pelanggan

Minimarket Indomaret Jl. Demangan Baru, Depok, Sleman, Yogyakarta)”, Skripsi

(Yogyakarta:Universitas Negeri Yogyakarta, 2016.

Sari, Della Ruslimah dan Ikhwan Faisal. “Pengaruh Price Discount,

Bonus pack, dan In-Store Display Terhadap Keputusan Impulse Buying Pada

Giant Ekstra Banjar”, Jurnal Sains Manajemen dan Kewirausahaan, No.1, Vol. 2

Maret 2018.

Page 88: TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA (Studi Kasus di ...

Sukma, Dian Imam Suyadi, dan Dahlan Fanani. Pengaruh Fashion

Involment dan Positive Emotion Terhadap Impulse Buying (Survey pada Warga

Kelurahan Tulusrejo Kecamatan Lowokwaru Kota Malang), Jurnal Administras

Bisnis Vol. 31 No 1 Februari 2016.

Wijaya, Ermy dan Yeni Oktariana. “Faktor‐Faktor Yang Mempengaruhi

Impulse Buying Pada Hodshop” Bengkulu: Fakultas Ekonomi Universitas

Dehasen Bengkulu, t.th.

Yunafiroh, Risqika. “Pengaruh Potongan Harga, Promosi Penjualan dan

Display terhadap Peningkatan Impulse Buying Konsumen di Toko Waralaba

Indomaret Raya Pattimura Baru Tulungagung (prespektif ekonomi Islam),”

Skripsi. Tulungagung: Institut Agama Islam Negeri Tulungagung, 2019.

Peraturan Presiden Nomor 112 tahun 2007

Survey Penjualan Eceran November 2019 oleh Bank Indonesia, (diakses

pada tanggal 31 Januari 2020, jam 9,50).

Nur Fajriani R, “ Sejarah Alfamart di Indonesia, serta Beberapa Lokasinya

di Makassar,” dalam http://makasar.tribunnews.com, ( diakses pada tanggal 10

Januari 2020, jam 19.30).

“Alfamart meraih Indonesia Most Powerful Companies Award Kategori

Retail Trade,” dalam http://alfamartku.com (diakses pada tanggal 15 Januari 2020,

jam16.30).

Hani Nur Fajrina, “Generasi Millenial RI paling Impulsif,” dalam

www.cnnindonesia.com , (diakses pada tanggal 20 Januari 2020, jam 07.40).

Miftahudin , Wawancara, 13 Juni 2019

Afita Retna Endarawati, Wawancara, 16 Juni 2019

Hasil Pra Penelitian, Nuroh Rohmatin, di Alfamart Kabupaten Madiun,

Tanggal 10 Maret 2020.