terbinafin ilfa

2
TERBINAFIN Terbinafin merupakan suatu derivat alilamin sintetik dengan struktur mirip naftitin. Obat ini digunakan untuk terapi dermatofitosis, terutama onikomikosis, dan juga digunakan secara topical tersedia dalam bentuk krim 1% dan gel 1%. Terbinafin topical digunakan untuk pengobatannya tinea kruris dan korporis yang diberikan 1-2 kali sehari selama 1-2 minggu. ASAL DAN KIMIA. Terbinafin merupakan suatu derivat alilamin sintetik dengan struktur mirip naftitin. Obat ini digunakan untuk terapi dermatofitosis, terutama onikomikosis. Namun, pada pengobatan kandidiasis kutaneus dan tinea versikolor, terbinafin biasanya dikombinasikan dengan golongan imidazol atau triazol karena penggunaannya sebagai monoterapi kurang efektif. FARMAKOKINETIK Terbinafin diserap baik melalui saluran cerna, tetapi bioavailabilitasnya oralnya hanya 40% karena mengalami metabolisme lintas pertama di hati. Obat ini terikat dengan protein plasma lebih dari 99% dan terakumulasi di kulit, kuku dan jaringan lemak. Waktu paruh awalnya adalah sekitar 12 jam dan berkisar antara 200 sampai 400 jam bila telah mencapai kadar mantap. Obat ini masih dapat ditemukan dalam plasma hingga 4-8 minggu setelah pengobatan yang lama. Terbinafin dimetabolisme di hati menjadi metabolit yang tidak boleh diberikan untuk pasien azotemia atau gagal hati, karena dapat terjadi peningkatan kadar terbinafin yang sulit diperkirakan. AKTIVITAS JAMUR Terbinafin bersifat keratofilik dan fungisidal. Obat ini mempengaruhi biosintesis ergosterol dinding sel jamur melalui

description

terbinafin ilfa

Transcript of terbinafin ilfa

Page 1: terbinafin ilfa

TERBINAFIN

Terbinafin merupakan suatu derivat alilamin sintetik dengan struktur mirip naftitin. Obat ini digunakan untuk terapi dermatofitosis, terutama onikomikosis, dan juga digunakan secara topical tersedia dalam bentuk krim 1% dan gel 1%. Terbinafin topical digunakan untuk pengobatannya tinea kruris dan korporis yang diberikan 1-2 kali sehari selama 1-2 minggu.

ASAL DAN KIMIA.

Terbinafin merupakan suatu derivat alilamin sintetik dengan struktur mirip naftitin. Obat ini digunakan untuk terapi dermatofitosis, terutama onikomikosis. Namun, pada pengobatan kandidiasis kutaneus dan tinea versikolor, terbinafin biasanya dikombinasikan dengan golongan imidazol atau triazol karena penggunaannya sebagai monoterapi kurang efektif.

FARMAKOKINETIK

Terbinafin diserap baik melalui saluran cerna, tetapi bioavailabilitasnya oralnya hanya 40% karena mengalami metabolisme lintas pertama di hati. Obat ini terikat dengan protein plasma lebih dari 99% dan terakumulasi di kulit, kuku dan jaringan lemak. Waktu paruh awalnya adalah sekitar 12 jam dan berkisar antara 200 sampai 400 jam bila telah mencapai kadar mantap. Obat ini masih dapat ditemukan dalam plasma hingga 4-8 minggu setelah pengobatan yang lama. Terbinafin dimetabolisme di hati menjadi metabolit yang tidak boleh diberikan untuk pasien azotemia atau gagal hati, karena dapat terjadi peningkatan kadar terbinafin yang sulit diperkirakan.

AKTIVITAS JAMUR

Terbinafin bersifat keratofilik dan fungisidal. Obat ini mempengaruhi biosintesis ergosterol dinding sel jamur melalui penghambatan enzim skualen epoksidase pada jamur dan bukan melalui penghambatan enzim sitokrom P450.

EFEK SAMPING

Efek samping terbinafin jarang terjadi, biasanya berupa gangguan saluran cerna, sakit kepala atau rash. Hepatotoksisitas, netropenia berat, Sindroma Stevens Johnson atau nekrolisis epidermal toksik dapat terjadi, namun sangat jarang. Pada wanita hamil, penggunaan obat ini termasuk kategori B. Penggunaan terbinafin pada ibu menyusui sebaiknya dihindari. Hingga saat ini, belum ada obat yang berinteraksi secara signifikan dengan terbinafin.

POSOLOGI

Terbinafin tersedia dalam bentuk tablet oral 250 mg. terbinafin yang diberikan satu kali 250 mg sehari untuk pengobatan onikomikosis sama efektifnya dengan itrakonazol 200 mg sehari dan lebih efektif daripada itrakonazol berkala (pulsed-dose therapy).