Teras 2011

16
TERAS MAGAZINE KRIMINALITAS DI ITB

description

A small magazine on Boulevard's team

Transcript of Teras 2011

Page 1: Teras 2011

TERASMAGAZINE

KRIMINALITASDI ITB

Page 2: Teras 2011

DAFTAR ISIDA

FTA

R

ISI

1. Daftar isi2. Salam Redaksi

KILAS3. [KKN TEMATIK, BUKTI ITB MENGABDI]

LIPUTAN UTAMA4. Kampus Nyaman Nan Kurang Aman6. Indeks Prestasi untuk Para Pencuri8. 6 Tips Menjaga Barang Aman

TAHUKAH KAMU

9. Teknik Elektro dan Teknik Kelautan Raih Akreditasi Abet

PROFIL11. Mengenal Ketua PSB 2012

RESENSI13. Di Antara Kebahagiaan, Cinta, dan Perselingkuhan14. Amelie

1

Page 3: Teras 2011

SAALMredaksi

Puji syukur saya haturkan kepada Tu-han Yang Maha Kuasa karena Nya teras

2011 bisa selesai dan dipublikasikan

Kepada semua kru baik perusa-haan, artistik maupun redaksi saya ucap-kan selamat, akhirnya kita bisa membaca dan melihat karya-karya kita sendiri.Ke-pada para pembaca, Kami, seluruh kru memohon maaf kepada semua pihak yang berkaitan dalam penyelesain teras 2011 karena kesalahan-kesalahan baik langsung maupun tidak yang sengaja atau tidak yang tidak berkenan di hati.

Kriminalitas? Apa sih yang tersirat di benak kalian ketika mendengar kali-mat itu. Kejahatan atau masalah atau malah hal lain yang terlintas. Selama ini kita hanya mendapat banyak infor-masi tentang kriminalitas yang terjadi di luar ITB. Nah, di teras 2011 ini kita bakal membahas tentang kriminali-tas-kriminalitas yang terjadi di dalam ITB sendiri. Dari kejadiannya bah-kan sampai cara menanggulanginya

Jadi, daripada penasaran, silahkan lang-sung baca Teras 2011! And hope you’ll like this one! Please welcome to Teras 2011

SALAM REDAKSI

-rahma-

2

Page 4: Teras 2011

KILAS

Tanggal 28-29 September 2011 bertempat di CC Barat Ru-ang No. 29 digelar Expo KKN Tematik. KKN Tematik sendiri adalah semacam kuliah kerja nyata yang dilakukan mahasiswa ITB yang telah menempuh pendidikan sekurang-kurangnya selama 4 semester. Hal ini berawal dari pihak Lembaga Kemahasiswaan yang berinisiatif un-tuk meningkatkan sense mahasiswa dalam pengabdian masyarakat.

Sebutan “KKN Tematik” karena seb-agai bentuk pengabdian masyarakat, KKN kali ini memiliki tema-tema tersendiri. Dalam expo tersebut terdapat tema PLTMH (Pembangkit Lis-trik Tenaga Micro Hydro), Pemetaan Ekonomi, Pemetaan Potensi Tanah, Infrastruktur, Pengo-lahan Kotoran Hewan, dan Perancangan Distri-busi Air dan Sanitasi Desa. Keseluruhan dibagi menjadi dua desa, yaitu Desa Cihurip dan Desa Sukalaksana, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Dengan acara KKN Tematik ini, mahasiswa diharap-kan untuk menjadi agen peruba-han yang dapat menerapkan ilmu dalam keseharian, juga sebagai wujud tridharma perguruan tinggi. Bukan hanya sebagai pe-makan ilmu-ilmu mentah tanpa aksi perwujudan sama sekali.

KKN Tematik,Bukti ITB Mengabdi

Oleh: Sosiana Dwi

Page 5: Teras 2011

Bukti ITB Mengabdi

4

LIPUTAN UTAMA

Kampus Nyaman Nan (kurang) Aman

Seperti yang dialami oleh Faisal (FTMD ’11). Ia mengaku telah kehilangan laptop di mushola laki-laki per-pustakaan pusat. Kejadian itu dialami saat ia sedang kerja kelompok dengan teman-teman sewaktu libur kuliah. “Saat shalat, saya menaruh tas di sebelah saya. Setelah shalat, ketika mengangkat tas, tas tersebut menjadi enteng. Saya cek, ternyata laptop saya sudah lenyap,” ujarnya. Namun, ia mengaku sampai saat ini belum melapor pada satpam.

Hal berbeda dialami oleh Tito (FTSL ’11). Ketika bulan Ramadhan lalu, ia kehilangan sepeda di kampus. “Pagi-pagi saya memarkir sepeda di depan perpustakaan pusat. Sepeda itu saya gembok tapi nggak disangkutin ke tiang. Bubar shalat tarawih, ketika akan mengambil sepeda, ternyata sepeda saya sudah hilang,” ujarnya menceritakan kronologi kejadian. Tito mengaku sudah melapor ke satpam, tapi satpam beralibi tidak ada orang yang mencurigakan. Akhirnya, ia hanya dim-intai identitas diri oleh satpam dan sampai sekarang belum ada konfirmasi. Kepada Teras, Tito juga sempat memberi kri-tikan mengenai sistem keamanan di kampus. “Keamanannya kurang, lahan parkir sepeda juga kurang. Setahu saya, ada banyak kasus kehilangan sepeda di ITB. Itu karena semua orang bebas berkeliaran di sini–ITB. Mungkin sebaiknya sepeda yang masuk diberi tiket supaya tidak hilang,” kritiknya.

Setinggi gedung PAU-kah tingkat keamanan di kampus ITB? Pertanyaan itu menemui titik terang setelah beberapa kasus kriminalitas terjadi di ITB. Um-umnya, kasus kriminalitas tersebut berupa pencurian barang berharga. Apa saja yang hilang? Kira-kira lap-top, handphone, hingga sepeda menjadi sasaran utama mereka, tentu saja mahasiswa yang menjadi korban.

Page 6: Teras 2011

5

LIPUTAN UTAMA

Ternyata, kasus kriminalitas tidak hanya terjadi di dalam kampus, di lingkungan luar sekitar kampus juga. Hal ini dialami oleh Luthfi Mu’awan (SITH ’11) atau biasa dipanggil Dito. Ia menjadi korban pencurian sekaligus penghip-nosisan di Jalan Dayang Sumbi. Singkat cerita, saat itu ia dalam perjalanan pu-lang dari kampus menuju kosan pascalibur lebaran. Tiba-tiba ia dipanggil oleh seorang bapak yang tidak ia kenal. Bapak tersebut mengajaknya berbicara ke-mudian menepuk pundaknya. Setengah sadar, ia telah berada di sekitar Sim-pang Dago, dan ketika sudah sadar sepenuhnya, handphone dan uang miliknya raib. “Uang dan handphone saya diambil, tapi saya nggak lapor polisi, saya juga nggak ingat ciri-ciri orang yang sudah menghipnosis saya itu,” tutur Dito.

Lantas apa tanggapan dari pihak keamanan ITB terhadap persoa-lan-persoalan tersebut? Menurut salah seorang satpam yang menolak menye-butkan namanya, kasus pencurian yang dialami mahasiswa sebagian besar dise-babkan karena kelalaian mahasiswa itu sendiri. Mahasiswa mengacuhkan himbauan-himbauan keamanan yang dianjurkan oleh kampus seperti, me-letakkan tas di muka ketika shalat atau memakai kunci ganda/gembok pada sepeda dan mengaitkannya pada tiang di tempat parkir sepeda yang tersedia. Hal ini diakui oleh Faisal (FTMD ’11), “Kehilangan laptop memang salah saya, saya menaruh tas di samping. Tapi, malingnya juga expert banget.”

Usaha keamanan yang dilaku-kan oleh satpam sebenarnya sudah maksimal. Siang hari, satpam selalu memantau lokasi-lokasi kampus, teru-tama tempat parkir. “Namun, setelah maghrib susah juga untuk memantau lokasi tersebut, karena kami juga harus memantau ruangan-ruangan yang ada di dalam gedung,” ujar satpam yang sering bertugas di sekitar CC barat ini.

Oleh karena itu, diperlukan juga kewaspadaan dari setiap mahasiswa un-tuk menjaga barang-barang berharganya masing-masing. Karena satpam tidak mungkin menjaga terus-menerus. Selain jumlah personilnya yang terbatas, ITB adalah universitas terbuka sehingga sia-pa saja boleh masuk ke lingkungan ITB. Di samping itu, ITB juga memiliki banyak gerbang masuk. Mungkin inilah yang menjadi kendala pengamanan di ITB.

Terakhir, pesan dari pihak ke-amanan agar jika terjadi kehilangan, jangan panik dan segera laporkan ke pos satpam terdekat. Juga jika melihat orang yang mencurigakan. Selain itu bagi yang membawa sepeda ke kampus, usahakan jangan lebih dari maghrib serta selalu dikunci dengan gembok yang tebal agar lebih aman. “Jangan terlalu mengan-dalkan satpam, apalagi jika malam sat-pam tidak selalu stand by,”pungkasnya.

Oleh: Annisa Ferina Ramadhiani- Annida Ferani RamadhianiEditor: Idham

Page 7: Teras 2011

6

LIPUTAN UTAMA

untuk Para Pencuri Seperti diungkap dalam lem-bar sebelumnya, barang-barang ber-harga seyogyanya masih menjadi pri-madona bagi para oknum pencuri. Mulai dompet, barang elektronik sep-erti handphone dan laptop, kendaraan tak bermesin seperti sepeda, hingga sepeda motor pun lenyap dari pemi-liknya, dan baru-baru ini terjadi kasus hipnosis yang menimpa salah seorang petugas parkir ITB di mana sepeda mo-tor miliknya raib bersama si pencuri.

Indeks Prestasi Menurut Koko Mahyudin, salah seorang petugas keamanan ITB menuturkan bahwa kasus pencurian ataupun kehilangan barang sebena-rnya sering terjadi karena kelalaian dan keteledoran para mahasiswa itu send-iri. Ia juga mengatakan bahwa sering terjadi kehilangan tas yang berisi lap-top dan handphone di mushola atau-pun tempat lain karena mahasiswa sering menyimpan tas di sembarang tempat. Hal tersebut juga dibenarkan oleh Wawan Setiawan, salah seorang petugas keamanan di wilayah Masjid

Salman ITB. Oleh karena itu, pengurus Masjid Salman ITB membiasakan jamaahnya untuk menyimpan tas di depan tempat shalat. Ia juga menuturkan bahwa modus pencurian yang sering terjadi di Salman adalah pencuri yang pura-pura ikut shalat lalu mengambil barang-barang milik jamaah lain yang berada di sekitarnya ketika sujud.

Page 8: Teras 2011

7

LIPUTAN UTAMA

Perkataan Koko Mahyudin mengenai keteledoran mahasiswa terse-but dibuktikan dengan kejadian kehilan-gan barang yang dialami oleh Aris Tyo (FITB ’11), yang kehilangan tas berisi charger handphone, MP4 player, kabel data, dan alat tulis pada hari Selasa, 27 September 2011 lalu, sekitar pukul 17.00 di perpustakaan pusat lantai em-pat. Saat ia sedang belajar, mendadak ia merasa mual lalu pergi ke toilet, ternya-ta saat itu ia merasa tidak enak badan, dan terburu-buru untuk pulang tanpa menyadari bahwa tas kecilnya masih tertinggal. Saat ia sudah berada di ka-mar kosan dan ingin mengisi ulang daya handphone, barulah ia sadar bahwa tas kecilnya tertinggal, karena keadaan ti-dak memungkinkan untuk kembali ke kampus, akhirnya dia memberi tahu teman-temannya serta menyebar pen-gumuman berita kehilangan. Beberapa saat kemudian barulah ada rekan ma-hasiswa lain yang mengaku menemu-kan tas tersebut. Keesokan harinya tas tersebut dikembalikan pada pemiliknya.

Aji Jaenudin, team leader lapangan parkir SR, juga menutur-kan bahwa kasus kehilangan sepeda motor di lapangan parkir seringkali terjadi karena kecerobohan peng-guna jasa parkir itu sendiri, sep-erti lupa mengambil kunci motor. Aji juga beranggapan bahwa pihak ISS telah melakukan prosedur yang telah ditetapkan, namun faktanya masih saja ada hal-hal yang luput dari pengawasan petugas, seperti kasus hipnosis yang menimpa Supri-yadi, salah seorang petugas parkir SR pada hari Selasa, 5 September 2011.

Melihat beberapa kasus di atas, kasus pencurian maupun kehilangan ba-rang seringkali disebabkan oleh keteledoran mahasiswa itu sendiri yang mengaki-batkan si pelaku mempunyai kesempatan untuk melaksanakan niat buruknya. Seperti kata pepatah “Kriminalitas bukan hanya karena niat pelakunya, melainkan adanya kesempatan yang diberikan korbannya”. Oleh karena itu, kita sebagai ci-vitas kampus bisa lebih berhati-hati dalam memobilisasi barang-barang kita guna mengurangi kasus-kasus kehilangan barang di kampusku tercinta, kampus kita.

A+B

Penulis : RIZQA-RAISAEditor : IDHAM

Page 9: Teras 2011

8

LIPUTAN UTAMA

6TIPSMENJAGA BARANG AMAN

Belakangan ini makin marak saja kejahatan yang terjadi dil-ingkungan masyarakat. Oleh sebab itu, kita harus selalu ber-hati - hati dalam membawa barang berharga kita agar ba-rang kita tidak pindah ke tangan orang lain. Disini ada tips agar barang yang kita bawa tetap aman bersama kita, yaitu :

1Jangan membawa barang – barang berharga yang ber-lebihan saat berpergian. Dengan tidak membawa ba-rang berharga yang berlebihan, kita tidak akan men-arik perhatian para pencuri untuk mencuri barang kita.

Selalu perhatikan barang bawaan kamu, jangan sam-pai kamu lengah menjaga barang bawaan kamu. Keja-hatan terjadi bukan hanya niat dari pelakunya tetapi karena ada kesempatan, waspadalah! Waspadalah!

2

Jangan menaruh barang berharga kamu di sembarang tem-pat. Taruh barang berharga kamu di tempat kamu dapat dengan mudah menjangkaunya dengan tangan kamu.

3

Jangan pernah memamerkan atau mengeluarkan barang berharga kamu di tempat keramaian. Ka-lian bisa menjadi tambang emas bagi sang pencuri jika kalian melakukan hal itu, sangat berbahaya loh

Yang terpenting adalah selalu berhati – hati di-manapun kita berada. Sikap berhati – hati san-gat penting dalam kehidupan. Dengan bersikap hati - hati kita dapat terhindar dari segala bentuk kejahatan.

4

5

Oleh: Intan

Simpan barang berharga kamu di tempat yang aman. Simpan barang berharga kamu di tempat yang su-lit dijangkau oleh tangan kejahatan. Misalnya di sim-pan di dalam kaus kaki atau sepatu, dan lain – lain.

6

B

Page 10: Teras 2011

9

Teknik Elektro dan Teknik Kelautan Raih Akreditasi ABETOleh Lucy Kartikasari dan Arnisa Dewi Hasna

Dua program studi ITB, yakni Teknik Elektro - Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) dan Teknik Kelautan - Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan (FTSL), telah resmi meraih akreditasi internasional dari ABET, Inc. (Accreditation Board for Engineering and Technology). Keduanya merupakan prodi pertama di Indonesia yang meraih akreditasi tersebut, bahkan Teknik Kelautan menjadi prodi Ocean Engineering per-tama di luar Amerika Serikat yang terakreditasi oleh ABET.

ABET adalah lembaga independen di Amerika Serikat yang menyelenggarakan proses akreditasi bagi lembaga pergu-ruan tinggi, khusus untuk bidang sains terapan, komputer, teknik, dan teknologi. Hingga saat ini ABET telah mengakreditasi lebih dari 3100 program studi di 600 per-guruan tinggi yang tersebar di 21 negara.

Perjalanan untuk mencapai akreditasi tersebut ternyata tidaklah mudah dan me-makan waktu yang cukup panjang. Ir. Yudi Satria, selaku Ketua Program Studi Teknik Elektro, menuturkan bahwa proses akre-ditasi sudah dilakukan sejak tahun 2007.

Proses tersebut meliputi evaluasi, dokumentasi, serta verifikasi melalui kunjungan langsung assessor ABET ke ITB. Akreditasi ABET menuntut prodi untuk memiliki target perbai-kan dan dapat mencapainya. Yudi pun menekankan bahwa yang paling penting adalah prodi harus melaku-kan proses perbaikan secara kon-tinu guna meningkatkan kualitasnya.

Yudi menambahkan bahwa dirinya opti-mis prodi-prodi lain di ITB dapat meny-usul untuk diakreditasi. Karena saat ini pun, prodi Teknik Fisika dan Teknik Kim-ia dari Fakultas Teknologi Industri (FTI) sedang dalam proses akreditasi dan

TAHUKAH KAMU

Page 11: Teras 2011

10

akan mendapat kunjungan pada Novem-ber mendatang.

Dengan diraihnya ABET telah menunjuk-kan bahwa kualitas pendidikan tinggi di Indonesia, khususnya ITB, telah berstan-dar internasional. Akreditasi ABET sendiri tentu memberikan banyak keuntungan.

Mahasiswa dapat berkomitmen. Jangan sampai cuma merasa bangga karena telah

terakreditasi

“Apabila lulusan ingin melanjutkan studi di luar negeri tentu akan men-jadi lebih mudah, karena telah lulus dari program S1 yang terakreditasi secara internasional. Atau jika ingin bekerja, perusahaan pun pasti akan menilai dengan lebih baik. Selain itu keuntungan bagi institusi itu sendiri, yakni terciptanya mekanisme perbai-kan yang lebih teratur,” papar Yudi.

Pencapaian ini tentu tidak lepas dari keterlibatan mahasiswa. Kenin (KL ’08) mengatakan bahwa para mahasiswa juga diwawancarai secara langsung serta diadakan penilaian terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan mahasiswa.

“Harapan ke depannya, mahasiswa dapat berkomitmen. Jangan sampai cuma merasa bangga karena telah terakreditasi, tapi mahasiswa juga harus menunjukkan kualitasnya yang layak dan sesuai,” tutur Fanka (KL ’09).

TAHUKAH KAMU

Page 12: Teras 2011

11

PROFIL

Page 13: Teras 2011

12

PROFIL

Page 14: Teras 2011

13

DI ANTARA KEBAHAGIAAN, CINTA, DAN PERSELINGKUHAN

Judul : Di Antara Kebahagian, Cinta, dan PerselingkuhanPenulis : Kahitna dan kawan-kawanPenerbit : PT Gramedia Pustaka UtamaJenis Buku : Non FiksiHarga Buku : Rp40.000,00

“Dengan benang ketulusan, aku me-renda kasih, menyulam sayang, dan

merajut setia. Akan kujadikan sehelai kain indah bernama cinta...”

Sepetik kalimat indah rasanya tak teramat berat terkulai dalam setiap nada lagu-lagu Kahitna. Menandai 25 ta-hun perjalanan musikalnya, grup musik yang digawangi oleh Yovie Widianto, Hedi Yunus, Carlo Saba, Mario Ginanjar beserta kawan-kawan merilis sebuah buku antologi cerpen berjudul Di Antara Kebahagian, Cinta, dan Perselingkuhan. Tidak biasa rasanya, karena mereka tak menorehkan cerita dalam setiap lirik lagu, melainkan mengguratkan benang merah setiap lagu dalam sebuah cerita.

Keseluruhan cerpen di buku ini men-gambil judul serta intepretasi dari lagu-lagu mereka yang memang everlasting. Membaca setiap helah cerita pendek di buku ini, kita lambat laun akan me-mahami mengapa Kahitna bisa bertah-an sebegitu lama di hati para pengge-marnya. Apa rahasia itu? Jawabannya tentu ada pada cinta. Kahitna selalu memiliki cara yang menyentuh dan uni-versal untuk menyampaikan rasa cinta mereka pada para penggemarnya.

Maju terus Kawan, kami menunggu karya-karya lain yang berkesan...

Seperti dalam cerpen berjudul Aku, Dir-imu, Dirinya bercerita tentang sepasang kekasih yang akhirnya berpisah lanta-ran wanitanya lebih memilih seseorang lain yang lebih pantas mendampinginya merangkai mimpi indah bahtera rumah tangga. Jangan salahkan cinta karena me-mang cinta takkan pernah salah. Kemudian Takkan Terganti misalnya, bukan bercerita tentang sepasang kekasih, melainkan so-sok seorang ibu yang memang selaman-ya “takkan terganti”. Sangat berkesan.

Selanjutnya Katakan Saja, mengajarkan kepada seorang lelaki tentang bagaima-na memahami seorang wanita. Menu-rut Kahitna, wanita bukanlah meminta, tapi menunggu. Maka katakan saja aku cinta padamu dan aku akan membalas-nya dengan sejuta cinta, serta 23 kisah lain yang tak kalah memesonanya.

RESENSI

Oleh: Idham

Page 15: Teras 2011

14

Ketika Kebahagiaan Kita Berasal dari Kebahagiaan Orang Lain

oleh Rahmasari NH

Judul : Amélie (2001)Sutradara : Jean-Pierre JeunetDurasi : 122 menitPemain : Audrey Tautou, MathieuKassovitzProduksi : Jean-Marc Deschamps,Claudie Ossard

Sebuah Film yang bercerita tentang Amelie (Audrey tautou) seorang gadisdengan karakter yang unik dan imajinasi yang sangat luar biasa. Berawaldari kisahnya menemukan sebuah kotak mainan di apartemennya dankemauannya untuk mengembalikan kepada pemilik aslinya. Amelie berhasilmengembalikan kotak itu kepada pemiliknya dengan cara yang begituberkesan tanpa membuka identitasnya. Berlanjut dengan kebahagiaankebahagiaanlain yang dibaginya kepada orang lain, tentu saja dengan caraberbeda yang memberi kesan luar biasa.

Dari awal, film ini sudah sangat menarik perhatian. Cara narator membacakancerita dengan gaya yang sangat unik dan pemaparan sifat-sifat tokohnya satupersatu memberi kesan tersendiri. Humor-humor lucu pun terselip denganseru di dalam ceritanya.

Film ini menginspirasi kita, bagaimana kita seharusnya membahagiakanorang-orang di sekitar kita dengan hal-hal kecil yang tidak terduga.

RESENSI

Page 16: Teras 2011

15