Terapi Yang Berkaitan Dengan Penatalaksanan Stress

download Terapi Yang Berkaitan Dengan Penatalaksanan Stress

of 4

Transcript of Terapi Yang Berkaitan Dengan Penatalaksanan Stress

  • 7/28/2019 Terapi Yang Berkaitan Dengan Penatalaksanan Stress

    1/4

    Terapi yang Berkaitan Dengan Penatalaksanan Stress

    oleh, Jenita Magdalena 1006673014

    Stres adalah segala situasi di mana tuntutan non spesifik mengharuskan seorang

    individu untuk berespons atau melakukan tindakan (Selye, 1979 dalam Potter &Perry, 2005).

    Persepsi atau pengalaman individu terhadap perubahan menimbulkan stres. Stimuli yang

    mengawali atau mencetuskan perubahan disebut stresor. Stresor ini menunjukkan bahwa

    tidak terpenuhinya suatu kebutuhan, baik kebutuhan fisiologis, psikologis, sosial, lingkungan,

    perkembangan, spiritual, maupun kebutuhan kultural.

    Dalam sumber lain, berdasarkan model adaptasi strest Stuart (2005), stresor

    merupakan tekanan dipengaruhi faktor predisposisi, dimulai oleh faktor pencetus serta

    menuntut adanya pola koping seseorang. Faktor predisposisi yang dimaksud merupakan

    faktor yang mendukung stresor yang berasal dari kejadian-kejadian (stresor) lampau yang

    tertimbun. Terlihat bahwa sebenarnya stres bukan kejadian spontanitas, namun sebuah

    kejadian (stresor) beruntun yang terlampiasakan pada titik limit seseorang yang pada

    akhirnya memaksa individu untuk berespon.

    Menurut Stuart model proses keperawatan adaptasi stres yaitu meliputi proses

    keperawatan. Proses pengakjian, perawat diharuskan mengkaji faktor predisposisi, stresor

    presipitasi, respon stres, sumber koping dan mekanisme koping klien.

    Faktor predisposisi adalah faktor resiko yang mempengaruhi tipe juga jumlah sumberkoping seseorang. Faktor predisposisi berasal dari masa lampau yang bertumpuk sampai

    saat terjadinya stres. Faktor predisosisi dapat berasal dari segi biologis, psikologis serta

    sosiokultural.

    Faktor stresor presitipasi yang merupakan stimulus yang menantang dan mengancamseseorang. Hal yang terancam adalah konsep diri orang tersebut.

    Faktor ketiga yang perlu dikaji adalah respon stres, respon yang dimaksud adalah responawal ketika stres datang. Ada kalanya klien merasa marah, diam bahkan tertawa.

    Faktor keempat adalah sumber koping. Sumber koping merupakan strategi atau opsionalyang dimiliki seseorang untuk menanggapi suatu masalah. Sumber koping dapat berupa

    aset ekonomi, teknik defensif, dukungan sosial dan sebagainya. Semakin banyak sumber

    koping semakin baik pola koping individu. Mekanisme koping adalah usaha langsung

    seseorang untuk mengatasi stresnya.

  • 7/28/2019 Terapi Yang Berkaitan Dengan Penatalaksanan Stress

    2/4

    Tiga tipe utama koping menurut Stuart (2005). Yang pertama adalah tipe problem

    focusedyaitu tipe yang menghadapi langsung stresor yang menghadang, contohnya negosiasi,

    konfrontasi dan mencari nasehat. Tipe kedua adalah cognitively focused yaitu tipe yang

    memahami makna dari stresornya lalu menetralkan stresor tersebut, contohnya devaluasi

    keinginan, pembandingan dan lainnya. Yang ketiga adalah tipe emotion focused yaitu tipe

    yang mengedepankan emosi untuk menyelesaikan masalah, contohnya penyangkalan,

    mengekang dan pertahanan.

    Proses keperawatan selanjutnya adalah diagnosis keperawatan. Diagnosis

    keperawatan diperlukan untuk mendapatkan hipotesis apakah mekanisme koping klien

    adaptif atau maladaptif. Dari hasil diagnosis tersebut perawat dapat menentukan tingkat terapi

    yang diperlukan klien. Menurut stuart, 2002 empat tingkat terapi bagi klien dengan pola

    adaptasi stres yang tidak sesuai.

    Pertama adalah tingkat krisis. Tingkat krisis merupakan tingkat akhir dari pola

    maladaptif klien terhadap stresor. Pada tingkat krisi, tujuan intervensi adalah untuk

    mensatbilkan klien. Dimana pengkajian berfokus pada faktor resiko yang mengancam

    kesehatan klien. Intervensi dilakukan secara langsung untuk menciptakan lingkungan yang

    aman bagi klien. Harapan dari intervensi ini adalah hilangnya ancaman fisik mental klien.

    Kedua adalah tingkat akut. Setelah perawat mencapau tujuan dari terapi tingkat krisis,

    perawat harus melanjutkan ke terapi tingkat akut. Pada terapi tingkat akut, pengkajian

    berfokus pada simptom dan repon maladaptif klien. Tujuan dari proses keperawatan tingkat

    ini adalah membaiknya kesehatan klien. Intervensi dilakukan dengan mengajarkan dan

    menunjukkan pada klien pola adaptif terhadap stresor. Harapan dari proses keperawatan

    tingkat ini adalah tersembuhkannya simptom.

    Tingkatan ketiga adalah tingkat pemeliharaan. Terapi tingkat ini dilakukan setelah

    terapi tingkat akut terselesaikan. Pada terapi pemeliharaan, pengajian berfokus pada status

    fungisional klien. Intervensi dilakukan dengan mengadvokasi klien dan pengajaran pola

    adaptif kembali. tujuan dari terapi tingkat ini adalah pemulihan klien secara tuntas.

    Harapannya adalah meningkatkan kemampuan fungisional klien.

    Tingkat terakhir adalah tingkat promosi kesehatan. Teknik penatalaksanaan stres

    mencakup kebiasaan promosi kesehatan yang dapat mengurangi dampak stres pada kesehatan

    fisik dan mental, di antaranya:

    1. Olahraga teraturOlahraga teratur dapat meningkatkan tonus otot dan postur otot , mengontrol berat badan,

    mengurangi ketegangan, dan meningkatkan relaksasi.

  • 7/28/2019 Terapi Yang Berkaitan Dengan Penatalaksanan Stress

    3/4

    2. HumorKemampuan untuk menyerap hal-hal lucu dan tertawa dapat melenyapkan stres. Perawat

    dapat melakukan aktivitas terapeutik seperti mendorong klien untuk mengembangkan

    humor yang tidak menyinggung perasaan.

    3. Nutrisi dan dietKebiasaan diet buruk dapat memperburuk respons stres dan membuat individu lebih

    mudah tersinggung, hiperaktif, dan gelisah.

    4. IstirahatPola istirahat dan tidur yang tetap dan kebiasaan penting untuk menangani stres. Klien

    harus didorong meluangkan waktu untuk istirahat (tidur) dan menjadi rileks secara

    mental.

    5. Teknik relaksasiRelaksasi progresif dengan dan tanpa ketegangan otot dan teknik manipulasi pikiran

    mengurangi komponen fisiologis dan emosional stres. Teknik relaksasi membutuhkan

    waktu pelatihan dan praktik.

    6. SpiritualitasPraktik seperti berdoa, meditasi, atau membaca bahan keagamaan mempunyai efek positif

    dalam menurunkan stres.

    7. Latihan diriPemahaman tanda stres pada diri sendiri seperti peningkatan frekuensi jantung atau

    telapak tangan berkeringat dan kemudian melatih diri sendiri untuk rileks.

    8. Berhenti berpikirBerhenti nerpikir adalah prosedur perilaku pengarahan diri yang dipelajari untuk

    meningkatkan kontrol terhadap pikiran kekalahan diri.

    9. Perilaku asertifPerilaku asertif adalah keterbukaan, kejujuran, pengungkapan pendapat yang empatik,

    keinginan, dan perasaan.

    10.Imajinasi terpimpinPengunaan imajinasi individu yang secara khusus bertujuan untuk mencapai relaksasi dan

    pengendalian.

    11.Manajemen waktuPenggunaan waktu secara efisien akan meninimalisasi terjadinya stres karena hidup akan

    lebih terkontrol.

    12.Sistem pendukung

  • 7/28/2019 Terapi Yang Berkaitan Dengan Penatalaksanan Stress

    4/4

    Sistem pendukung seperti keluarga, teman, atau rekan kerja yang akan mendengarkan dan

    memberikan nasihat serta dukungan emosional akan bermanfaat bagi klien yang

    mengalami stres.

    Tujuan dari terapi ini adalah tercapainya level tertinggi dari kesehatan klien. Pengkajian

    berfokus pada kualitas hidup dan kesehatan klien. Intervensi keperawatan dilakukan dengan

    menginspirasi dan memvalidasi klien. Harapan dari tingkat ini adalah kualitas hidup klien

    kembali normal.

    DAFTAR PUSTAKA

    Potter, P. A., Perry. A. G. (2005). Fundamentals of Nursing: Concepts, Process, and

    Practice, edisi 4. Jakarta: EGC.

    Stuart & Liaria. 2005.Principle and Practice of Psychiatric Nursing. Elsevier Mosby.

    Videbeck, Sheila. 2008. Buku Ajar Keperawatan Jiwa ; alih bahasa, Eko Karyuni, Jakarta :

    EGC