Terapi Lavender Management of Pain
-
Upload
sifatmasari -
Category
Documents
-
view
57 -
download
11
description
Transcript of Terapi Lavender Management of Pain
MAKALAH TERAPI MINYAK LAVENDER PADA
MANAGEMENT OF PAIN
Disusun Oleh :
Kelompok 1
Ahmad Irfan (10213001) Yosep Peregrinus S. (10213017)
Khunazatul Aprilia F. (10213004) Advensiana Raudas (10213019)
Ninglinda Rohania (10213008) Ima Febriani (10213024)
M. Diyan Hermanto (10213010) Lilis Sugiarti (10213025)
Nalendra Gita A.P. (10213011) M. Fathul Ulum (10213026)
Adi Purwa Akbar S. (10213014) Sinta Fatmala (10213029)
Heri Setiawan (10213015) Wulandari (10213031)
Naning Nurmala S. (10213016)
PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2015
1
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu
tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun
mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah
Terapi Komplementer.
Dalam penyusunan tugas dan materi, tidak sedikit hambatan yang penulis
hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini
tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-
kendala yang penulis hadapi teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui penggunaan terapi
minyak lavender pada management of pain, yang kami sajikan berdasarkan
pengamatan dari berbagai sumber informasi. Makalah ini disusun oleh penyusun
dengan berbagai rintangan. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama
pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Terimakasih kami ucapkan kepada orang tua, dosen pembimbing dan
teman-teman yang telah mendukung dalam pembuatan makalah hingga selesai.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa IIK Bhakti
Wiyata Kediri S1-Keperawatan tingkat 2. Penyusun sadar bahwa makalah ini
masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu kepada dosen
pembimbing penyusun meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah
kami di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca.
Kediri, 14 Juni 2015
Penyusun
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................. 1
KATA PENGANTAR................................................................................ 2
DAFTAR ISI............................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.................................................................................... 4
1.2. Rumusan Masalah............................................................................... 5
1.3. Tujuan................................................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi.................................................................................................. 6
2.2. Sejarah................................................................................................... 7
2.3. Apa zat yang terkandung pada minyak lavender.................................. 8
2.4. Bagaimana proses pembuatan minyak lavender................................... 8
2.5. Bagaimana pengaruh terapi terhadap kesehatan................................... 12
2.6. Indikasi penggunaan terapi lavender.................................................... 14
2.7. Efek samping pemberian terapi minyak lavender................................. 17
2.8. Apa manfaat ekstrak lavender............................................................... 18
2.9. Tehnik dan tahapan pelaksanaan.......................................................... 19
2.10. Perspekstif keperawatannya............................................................... 23
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan........................................................................................... 33
3.2. Saran..................................................................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 35
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Aromatherapy ialah istilah generik bagi salah satu jenis pengobatan
alternatif yang menggunakan bahan cairan tanaman yang mudah menguap.
Dikenal sebagai minyak esensial, dan senyawa aromatik lainnya dari
tumbuhan yang bertujuan untuk memengaruhi suasana hati atau kesehatan
seseorang. Sering digabungkan dengan praktik pengobatan alternatif dan
kepercayaan kebatinan. Aromatherapy memiliki banyak khasiat dan manfaat.
Berbagai jenis aromatherapy yang berasal dari tumbuhan masing-masing
memiliki khasiat yang berbeda. Jenis-jenis aromatherapy dengan berbagai
bentuk membuat aromatherapy banyak diminati oleh masyarakat.
Aromatherapy yang dapat dipergunakan untuk pengobatan alternatif.
Pengobatan alternatif menggunakan aromatherapy dikenal nyaman dan aman
sehingga banyak masyaakat yang meminta jasa aromatherapy. Penyembuhan
berbagai penyakit dan dapat memberikan kesehatan bagi tubuh menjadikan
aromatherapy sebagai alternatif pengobatan yang banyak dipergunakan.
Proses dan bahan yang alami dianggap dapat menimbulkan keseimbangan
harmonis serta rasa nyaman pada fikiran dan tubuh. Penggunaan aromatherapy
juga dilakukan dengan berbagai cara, seperti obat hisap, mandi, compress,
pengharum ruangan dan parfum. Kemuudahan penggunaan dan cara
memperoleh tersebut manjadikan minyak aromatherapy banyak diminai oleh
masyarakat. Aromatherapi yang cukup terkenal berkaitan dengan khasiatnya
diantaranya adalah lavender. Lavender berasal dari bunda dan kelopak bunga,
dan menjadi minyak aromatherapy yang banyak dipergunakan. Kandungan
utama dari bunga lavender adalah linalyl asetat dan linalool (C10H18O).
Linalool adalah kandungan aktif utama yang berperan pada efek anti cemas
(relaksasi) pada lavender. Menurut hasil dari beberapa jurnal penelitian,
didapatkan kesimpulan bahwa minyak esensial dari bunga lavender dapat
memberikan manfaat relaksasi (carminative), sedatif, mengurangi tingkat
kecemasan, dan mampu memperbaiki mood seseorang. Lavender Minyak
4
lavender dengan kandungan linalool-nya adalah salah satu minyak
aromatherapy yang banyak digunakan saat ini, baik secara inhalasi (dihirup)
ataupun dengan teknik pemijatan pada kulit. Aromatherapy yang digunakan
melalui cara inhalasi atau dihirup akan masuk ke sistem limbic yang nantinya
aroma akan diproses sehingga dapat dicium baunya.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi terapi minyak lavender ?
2. Bagaimana sejarah terapi minyak lavender ?
3. Apa saja zat yang terkandung pada minyak lavender ?
4. Bagaimana proses pembuatan minyak lavender ?
5. Bagaimana pengaruh terapi terhadap kesehatan ?
6. Apa indikasi penggunaan terapi lavender ?
7. Apa efek samping pemberian terapi minyak lavender ?
8. Apa manfaat ekstrak lavender ?
9. Bagaimana tehnik dan tahapan pelaksanaan ?
10. Bagaimana perspekstif keperawatannya ?
1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tentang terapi minyak lavender
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui apakah definisi terapi minyak lavender
2. Untuk mengetahui bagaimana sejarah terapi minyak lavender
3. Untuk mengetahui apa zat yang terkandung pada minyak lavender
4. Untuk mengetahui bagaimana proses pembuatan minyak lavender
5. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh terapi terhadap kesehatan
6. Untuk mengetahui apa indikasi penggunaan terapi lavender
7. Untuk mengetahui apa efek samping pemberian terapi minyak
lavender
8. Untuk mengetahui apa manfaat ekstrak lavender
9. Untuk mengetahui bagaimana tehnik dan tahapan pelaksanaan
10. Untuk mengetahui bagaimana perspekstif keperawatannya
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. DEFINISI
2.1.1. Bunga Lavender
Bunga lavender memiliki 25-30 spesies, beberapa diantaranya
adalah Lavandula angustifolia, lavandula lattifolia, lavandula stoechas
(Fam. Lamiaceae) (Barocelli, 2004). Penampakan bunga ini adalah
berbentuk kecil, berwarna ungu kebiruan, dan tinggi tanaman mencapai 72
cm. Asal tumbuhan ini adalah dari wilayah selatan Laut Tengah sampai
Afrika tropis dan ke timur sampai India. Lavender termasuk tumbuhan
menahun, tumbuhan dari jenis rumput-rumputan, semak pendek, dan
semak kecil. Tanaman ini juga menyebar di Kepulauan Kanari, Afrika
Utara dan Timur, Eropa selatan dan Mediterania, Arabia, dan India.
Karena telah ditanam dan dikembangkan di taman-taman di seluruh dunia,
tumbuhan ini sering ditemukan tumbuh liar di daerah di luar daerah
asalnya.
Gambar 1. Bunga Lavender (McLain DE., 2009)
6
Tanaman ini tumbuh baik pada daerah dataran tinggi, dengan
ketinggian berkisar antara 600-1.350 m di atas permukaan laut. Untuk
mengembangbiakkan tanaman ini tidaklah sulit, dimana menggunakan biji
dari tanaman lavender yang sudah tua dan disemaikan. Bila sudah tumbuh,
dapat dipindahkan ke polybag. Bila tinggi tanaman telah mencapai 15-20
cm, dapat dipindahkan ke dalam pot atau bisa ditanam di halaman rumah.
2.1.2. Aromaterapi
Aromaterapi ialah istilah generik bagi salah satu jenis pengobatan
alternatif yang menggunakan bahan cairan tanaman yang mudah menguap,
dikenal sebagai minyak esensial, dan senyawa aromatik lainnya
dari tumbuhan yang bertujuan untuk memengaruhi suasana hati atau
kesehatan seseorang, yang sering digabungkan dengan praktik pengobatan
alternatif dan kepercayaan kebatinan. Minyak esensial berbeda susunan
kimianya dari produk herbal lainnya karena proses distilasi yang hanya
memulihkan fitomolekul ringan.
2.2. SEJARAH
Nama lavender berasal dari bahasa Latin “lavera” yang berarti
menyegarkan dan orang-orang Roma telah memakainya sebagai parfum dan
minyak mandi sejak zaman dahulu. Bunga lavender dapat digosokkan ke kulit,
selain memberikan aroma wangi, lavender juga dapat menghindarkan diri dari
gigitan nyamuk. Bunga lavender kering dapat diolah menjadi teh yang dapat kita
konsumsi. Manfaat lain bunga lavender adalah dapat dijadikan minyak esensial
yang sering dipakai sebagai aromaterapi karena dapat memberikan manfaat
relaksasi dan memiliki efek sedasi yang sangat membantu pada orang yang
mengalami insomnia. Minyak esensial dari lavender biasanya diencerkan terlebih
dahulu dengan minyak lain dari tumbuh-tumbuhan (carrier oil) seperti sweet
almond oil, apricot oil, dan grapeseed oil agar dapat diaplikasikan pada tubuh
untuk massage aromaterapi (Buckle J. 2001).
7
2.3. ZAT YANG TERKANDUNG PADA MINYAK LAVENDER
Minyak lavender memiliki banyak potensi karena terdiri atas beberapa
kandungan. Menurut penelitian, dalam 100 gram bunga lavender tersusun atas
beberapa kandungan, seperti: minyak esensial (1-3%), alpha-pinene (0,22%),
camphene (0,06%), beta-myrcene (5,33%), p-cymene (0,3%), limonene
(1,06%), cineol (0,51%), linalool (26,12%), borneol (1,21%), terpinen-4-ol
(4,64%), linalyl acetate (26,32%), geranyl acetate (2,14%), dan caryophyllene
(7,55%). Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa kandungan utama
dari bunga lavender adalah linalyl asetat dan linalool (C10H18O) (McLain
DE., 2009).
Diteliti efek dari tiap kandungan bunga lavender untuk mencari tahu zat
mana yang memiliki efek anti-anxiety (efek anti cemas/relaksasi)
menggunakan Geller conflict test dan Vogel conflict test. Cineol, terpinen-4-
ol, alpha-pinene, dan beta-myrcene tidak menghasilkan efek anti cemas yang
signifikan pada tes Geller. Linalyl asetat sebagai salah satu kandungan utama
pada lavender tidak menghasilkan efek anti cemas yang signifikan pada kedua
tes. Borneol dan camphene memberikan efek anti cemas yang signifikan pada
tes Geller, tapi tidak signifikan pada tes Vogel. Linalool, yang juga merupakan
kandungan utama pada lavender, memberikan hasil yang signifikan pada
kedua tes. Dapat dikatakan, linalool adalah kandungan aktif utama yang
berperan pada efek anti cemas (relaksasi) pada lavender (McLain DE., 2009).
2.4. PROSES PEMBUATAN MINYAK LAVENDER
Kandungan minyak esensial dari tumbuh-tumbuhan, seperti pada batang,
daun, akar, buah, dan bunga dapat diisolasi atau dipisahkan dengan berbagai
cara, salah satunya adalah dengan penyulingan (distilation). Penyulingan
merupakan proses yang sangat menentukan untuk mendapatkan minyak
esensial dari suatu tanaman. Terdapat beberapa cara penyulingan yang dapat
dilakukan untuk menghasilkan minyak esensial dan cara-cara tersebut
tergantung pada volume serta ketersediaan alat-alat pendukung di lokasi
penyulingan. Alat penyulingan minyak sebaiknya terbuat dari bahan stainless
8
steel. Jika proses penyulingan dibuat dari bahan lain (non-stainless steel),
minyak yang dihasilkan akan tampak keruh (Taufiq T. 2007).
Pertama yang harus kita lakukan sebelum penyulingan adalah memotong
bunga lavender menjadi bagian yang lebih kecil. Hal ini bertujuan agar
kelenjar minyak pada bunga dapat terbuka sebanyak mungkin sehingga
memaksimalkan produksi minyak esensial (Taufiq T. 2007). \
Tahap selanjutnya adalah mengeringkan bunga lavender pada tempat yang
teduh atau ruang tertutup selama kurang lebih dua hari. Hal ini bertujuan
untuk mempercepat proses penyulingan dan mendapatkan hasil yang lebih
baik. Jangan langsung mengeringkan di bawah sinar matahari karena dapat
mengakibatkan sebagian minyak dari bunga ikut menguap. Selain itu,
pengeringan yang terlalu cepat dapat mengakibatkan bunga menjadi rapuh dan
sulit untuk disuling. Bila dua tahap di atas telah dikerjakan, bunga lavender
siap untuk disuling menjadi minyak esensial (Taufiq T. 2007).
Menurut Tuhana Taufik (2007), teknik penyulingan minyak esensial dapat
dilakukan dengan tiga cara, yaitu penyulingan dengan air (direbus),
penyulingan dengan air dan uap (dikukus), dan penyulingan dengan uap
(diuapkan).
1. Penyulingan dengan air (direbus)
Teknik penyulingan ini adalah teknik yang paling pertama dilakukan
dan masih digunakan sampai saat ini oleh petani tradisional. Dalam teknik
ini, ketel penyulingan diisi air sampai sampai volumenya hampir separuh
dari volume ketel, lalu dipanaskan. Sebelum air mendidih, bahan baku
dimasukkan dalam ketel penyulingan. Dengan demikian, penguapan air
dan minyak terjadi secara bersamaan, sehingga disebut teknik penyulingan
langsung (direct distilation). Uap air yang keluar dialirkan melalui
kondensor (alat pendingin) agar menjadi cair (terkondensasi). Selanjutnya,
cairan tersebut (campuran minyak dengan air) ditampung dan dibiarkan
beberapa saat sampai cairan terpisah menjadi bagian air dan minyak.
Bahan yang berat jenisnya lebih besar akan berada di bawah. Lalu, dengan
membuka keran pada alat penampung, minyak dan air dapat dipisahkan.
9
Teknik ini adalah yang paling sederhana dan tidak memerlukan
banyak modal, namun teknik ini lebih cocok terhadap bahan yang
jumlahnya tidak terlalu banyak. Ada beberapa kelemahan dari teknik ini,
yaitu kualitas minyak yang dihasilkan cukup rendah, kadar minyak sedikit,
dan produk minyak bercampur dengan hasil sampingan.
2. Penyulingan dengan air dan uap (dikukus)
Teknik penyulingan ini menghasilkan kualitas dan produksi minyak
esensial yang lebih baik dibandingkan dengan teknik direbus. Prinsip
kerjanya adalah ketel penyulingan diisi air sampai batas saringan. Bahan
baku diletakkan di atas saringan sehingga tidak berhubungan langsung
dengan air yang mendidih, tetapi nantinya akan berhubungan dengan uap
air. Oleh karena itulah, teknik ini disebut penyulingan tidak langsung
(indirect distilation). Pada teknik ini, air yang menguap akan membawa
partikel-partikel minyak dan dialirkan melalui pipa ke alat pendingin
sehingga terjadi pengembunan dan uap air yang bercampur minyak akan
mencair kembali. Selanjutnya, campuran ini dialirkan ke alat pemisah
untuk memisahkan minyak dari air dengan membuka keran pada tabung
pemisah.
Teknik ini cocok untuk penyulingan bahan yang jumlahnya lebih
banyak dibandingkan dengan teknik merebus. Teknik penyulingan ini
sering dipakai petani untuk mendapatkan minyak dengan kualitas baik
untuk diekspor dan alat-alatnya pun dapat dibuat sendiri oleh petani.
3. Penyulingan dengan uap (diuapkan)
Teknik ini tergolong untuk penyulingan dalam skala perusahaan
besar dan memerlukan biaya yang cukup besar karena memakai dua buah
ketel dan sebagian besar peralatan memakai bahan stainless steel (SS) dan
mild steel (MS). Biaya besar untuk pengadaan alat-alat sepadan dengan
hasil minyak esensial yang diperoleh, dimana kualitas minyak jauh lebih
sempurna dibandingkan dengan kedua teknik yang telah dijabarkan
sebelumnya.
10
Gambar 2. Alat Penyulingan dengan Uap
Prinsip kerja teknik ini sebenarnya hampir sama dengan teknik dikukus,
namun antara ketel uap dan ketel penyulingan harus dipisah. Ketel uap yang
berisi air dipanaskan, lalu uapnya dialirkan ke ketel penyulingan yang berisi
bahan baku. Suhu uap diusahakan tidak lebih dari 1000 celcius, agar tidak
terlalu panas dan dapat merusak hasil sulingan. Partikel-partikel minyak pada
bahan baku terbawa bersama uap dan dialirkan ke alat pendingin. Di dalam
alat pendingin terjadi proses pengembunan sehingga uap air yang bercampur
minyak akan mengembun dan mencair kembali. Setelah itu, campuran ini
dialirkan ke alat pemisah yang akan memisahkan minyak dari air. Dalam
tabung pemisah, minyak akan berada di bagian atas karena berat jenisnya
lebih ringan daripada air. Selanjutnya, dengan membuka keran pada tabung
pemisah, air yang ada dalam tabung dapat dikeluarkan dan yang tertinggal
dalam tabung hanya minyak hasil penyulingan (Taufiq T. 2007).
Gambar 3. Alat Penyuligan Lavender
11
2.5. PENGARUH TERAPI TERHADAP KESEHATAN
2.5.1. Kerja Ekstrak Lavender Sebagai Media Relaksasi
Indra penciuman memiliki peran yang sangat penting dalam
kemampuan kita untuk bertahan hidup dan meningkatkan kualitas hidup
kita. Dalam sehari kita bisa mencium lebih kurang 23.040 kali (Buckle J.
2001). Bau-bauan dapat memberikan peringatan pada kita akan adanya
bahaya dan juga dapat memberikan efek menenangkan (relaksasi)1. Tubuh
dikatakan dalam keadaan relaksasi adalah apabila otot-otot di tubuh kita
dalam keadaan tidak tegang. Keadaan relaksasi dapat dicapai dengan
menurunkan tingkat stres, baik stres fisik maupun psikis, serta siklus tidur
yang cukup dan teratur.
Minyak lavender dengan kandungan linalool-nya adalah salah satu
minyak aromaterapi yang banyak digunakan saat ini, baik secara inhalasi
(dihirup) ataupun dengan teknik pemijatan pada kulit. Aromaterapi yang
digunakan melalui cara inhalasi atau dihirup akan masuk ke sistem limbic
dimana nantinya aroma akan diproses sehingga kita dapat mencium
baunya. Pada saat kita menghirup suatu aroma, komponen kimianya akan
masuk ke bulbus olfactory, kemudian ke limbic sistem pada otak. Limbic
adalah struktur bagian dalam dari otak yang berbentuk seperti cincin yang
terletak di bawah cortex cerebral. Tersusun ke dalam 53 daerah dan 35
saluran atau tractus yang berhubungan dengannya, termasuk amygdala dan
hipocampus. Sistem limbic sebagai pusat nyeri, senang, marah, takut,
depresi, dan berbagai emosi lainnya. Sistem limbic menerima semua
informasi dari sistem pendengaran, sistem penglihatan, dan sistem
penciuman. Sistem ini juga dapat mengontrol dan mengatur suhu tubuh,
rasa lapar, dan haus. Amygdala sebagai bagian dari sistem limbic
bertanggung jawab atas respon emosi kita terhadap aroma. Hipocampus
bertanggung jawab atas memori dan pengenalan terhadap bau juga tempat
dimana bahan kimia pada aromaterapi merangsang gudang-gudang
penyimpanan memori otak kita terhadap pengenalan bau-bauan (Mackle
J.2001).
12
Minyak lavender adalah salah satu aromaterapi yang terkenal
memiliki efek menenangkan. Menurut penelitian yang dilakukan terhadap
tikus, minyak lavender memiliki efek sedasi yang cukup baik dan dapat
menurunkan aktivitas motorik mencapai 78%, sehingga sering digunakan
untuk manajemen stres. Beberapa tetes minyak lavender dapat membantu
menanggulangi insomnia, memperbaiki mood seseorang, dan memberikan
efek relaksasi.
Penelitian lain yang dilakukan terhadap manusia mengenai efek
aromaterapi lavender untuk relaksasi, kecemasan, mood, dan kewaspadaan
pada aktivitas EEG (Electro Enchepalo Gram) menunjukkan terjadinya
penurunan kecemasan, perbaikan mood, dan terjadi peningkatan kekuatan
gelombang alpha dan beta pada EEG yang menunjukkan peningkatan
relaksasi. Didapatkan pula hasil yaitu terjadi peningkatan secara signifikan
dari kekuatan gelombang alpha di daerah frontal, yang menunjukkan
terjadinya peningkatan rasa kantuk (Diego AM. 1998).
2.5.2. Manajemen Nyeri
Nyeri merupakan campuran reaksi fisik, emosi, dan perilaku. Cara
yang paling baik untuk memahami pengalaman nyeri, akan membantu
menjelaskan tiga komponen fisiologis berikut yakni: resepsi, persepsi, dan
reaksi. Stimulus penghasil nyeri mengirimkan implus melalui serabut saraf
perifer. Serabut saraf memasuki medulla spinalis dan menjalani salah satu
dari beberapa rute saraf dan akhirnya sampai di dalam massa berwarna
abu-abu di medulla spinalis. Terdapat pesan nyeri dapat berinteraksi
dengan sel-sel saraf inhibitor, mencegah stimulus nyeri sehingga tidak
mencapai otak atau ditransmisi tanpa hambatan ke korteks serebral. Sekali
stimulus mencapai korteks cerebral, maka otak menginterpretasikan
kualitas nyeri dan memproses informasi tentang pengalaman dan
pengetahuan yang lalu serta asosiasi kebudayaan dalam upaya
mempersepsikan nyeri (Potter dan Perry, 2005).
Menurut Perez (2003) hal ini dikarenakan aroma bunga lavender
merangsang sensori, reseptor dan pada akhirnya mempengaruhi organ
yang lainnya sehingga dapat menimbulkan efek kuat terhadapa emosi.
13
Selain itu aroma ditangkap oleh reseptor dihidung yang kemudian
memberikan informasi ke area otak yang mengotrol emosi dan memori
maupun memberikan informasi ke hipotalamus yang merupakan pengatur
sistem internal tubuh termasuk suhu tubuh dan reaksi terhadap stress.
Aroma terapi bunga lavender juga mempunyai beberapa molekul
yang dilepaskan ke udara sebagai uap air. Ketika uap air yang
mengandung komponen kimia tersebut dihirup, akan diserap tubuh melalui
hidung dan masuk ke paru-paru yang kemudian masuk ke aliran darah.
Bersamaan saat dihirup, uap air akan berjalan dengan segera ke sistem
limbik otak yang bertanggung jawab dalam sistem integrasi dan ekspresi
perasaan, belajar, ingatan, emosi serta rangsangan fisik. Aroma terapi
bunga lavender sangat efektif dan bermanfaat saat dihirup atau digunakan
pada bagian luar, karena indra penciuman berhubungan dekat dengan
emosi manusia dan tubuh akan memberikan respon psikologis.
2.6. INDIKASI PENGGUNAAN TERAPI LAVENDER
1. Gelisah
Sebuah studi yang dilakukan oleh National Institute for
Environmental Studies di Jepang , menunjukkan bahwa linalool, senyawa
yang ditemukan dalam minyak lavender menunjukkan efek anti
kecemasan. Temuan ini mendukung penggunaan minyak lavender sebagai
obat tradisional untuk mengobati kecemasan.
2. Luka
Minyak lavender efektif digunakan untuk mengobati luka dan
melawan infeksi. Kandungan linalool dalam minyak lavender memiliki
sifat antiseptik yang kuat, sehingga cocok untuk mematikan virus dan
bakteri. Berikut adalah tips untuk menggunakan minyak lavender untuk
mengobati luka.
Pastikan jika Anda telah membeli minyak lavender asli, sehingga
bisa memberikan hasil yang efektif. Ada banyak jenis tanaman lavender,
tetapi hanya dari jenis Lavendula augustifolia, Lavendula Spica, dan
Lavendula stoechas yang diketahui berkualitas menyembuhkan.
14
Lakukan tes sebelum mengoleskan minyak lavender pada luka,
karena beberapa orang mungkin saja bisa alergi. Encerkan minyak
lavender dengan minyak zaitun atau minyak jojoba untuk mengurangi
reaksi alergi. mencampur 1 bagian minyak lavender dengan 10 bagian
minyak esensial lainnya akan membantu menghindari alergi seperti gatal-
gatal, kulit kering atau kemerahan.
Teteskan 1 tetes minyak lavender pada luka, untuk membantu
menghentikan pendarahan . Ulangi meneteskan minyak lavender pada
luka, dua atau tiga kali sehari untuk menjaga agar luka bersih dan
mencegah infeksi. Terus gunakan minyak lavender setiap hari, bahkan
setelah luka telah menutup untuk membantu regenerasi sel kulit,
mempercepat penyembuhan luka, dan mengurangi pembentukan bekas
luka.
3. Gangguan pada Kulit
Linalool dalam minyak lavender juga bermanfaat untuk menjaga
kesehatan kulit. Ketika dioleskan, minyak lavender bisa membantu
meringankan iritasi kulit, membersihkan jerawat, menyembuhkan luka
bakar, memar, dan luka.
Menggunakan minyak lavender untuk mengobati jerawat bisa
menjadi alternatif pengobatan, atau bisa jadi sebaliknya. Gunakan minyak
lavender murni untuk mengobati jerawat yang hampir pecah. Namun
jangan mengoleskan minyak lavender ke seluruh wajah. Minyak lavender
murni yang memiliki konsentrasi tinggi mungkin saja tidak cocok untuk
semua jenis kulit.
Untuk jerawat yang berada di bagian tubuh lain, seperti lengan atau
punggung, bisa menggunakan minyak lavender untuk mandi. Tambahkan
beberapa tetes minyak lavender dalam air mandi, dan kemudian
pergunakan berendam selama sekitar 15 menit. Lavender juga dikenal
dapat mengurangi ketegangan dan stres. Berendam air lavender sebelum
tidur akan membuat istirahat malammenjadi lebih nyenyak.
15
4. Insomnia
Lavender sangat bermanfaat untuk mengurangi stres dan
ketegangan, dan juga bisa digunakan sebagai aromaterapi untuk membantu
meringankan insomnia.
5. Masalah otot
Minyak lavender bisa digunakan untuk minyak pijat, karena
bermanfaat untuk mengendurkan otot dan meredakan ketegangan. Minyak
lavender kaya akan ester, yaitu senyawa yang membantu mencegah kram
otot.
6. Cemas
Ester yang terdapat dalam minyak lavender juga bisa membantu
meningkatkan suasana hati, sehingga sangat berguna untuk meredakan
kecemasan, ketegangan, dan depresi.
7. Migrain
Karena minyak lavender juga dikenal sebagai analgesik yang
efektif, ia juga bisa digunakan untuk mengatasi migrain. Berikut ini adalah
beberapa tips menggunakan minyak lavender untuk meringankan
migraine.
Gunakan hanya minyak Lavender murni untuk mengobati migrain.
Oleskan dua tetes minyak lavender pada pelipis, dahi, atau tengkuk. Hal
ini akan memungkinkan minyak lavender untuk menembus titik-titik yang
menyebabkan rasa sakit. Atau bisa juga menambahkan 2-3 tetes minyak
lavender murni di atas bantal sebelum digunakan untuk tidur. Anda juga
bisa menambahkan 2-3 tetes minyak lavender pada diffuser, sehingga
aroma minyak lavender bisa menyebar ke seluruh ruangan. Mulailah
dengan mengambil napas dalam-dalam secara perlahan untuk menghirup
aroma minyak lavender .
8. rambut rontok
Selain mampu membuat pikiran rileks, minyak lavender juga merupakan
salah satu minyak alami yang baik untuk rambut. Kandungan minyak
esensial di dalamnya juga efektif mencegah rambut rontok, dengan cara
mengurangi kelebihan minyak. Dengan mencampur 15 tetes minyak
16
esensial lavender dengan 2 sendok makan minyak almond atau minyak
zaitun, Anda sudah dapat memulai perawatan rambut Anda sendiri.
2.7. EFEK SAMPING MINYAK LAVENDER
Ada beberapa efek samping yang mungkin dapat ditimbulkan dari penggunaan
minyak lavender. Berikut beberapa efek samping penggunaan minyak
lavender yang perlu Anda ketahui:
1. Efek Samping pada Anak. Dalam sebuah studi yang diterbitkan New
England Journal of Medicine pada tahun 2007 menyatakan bahwa, minyak
lavender bisa tidak aman jika digunakan oleh anak-anak karena dapat
menyebabkan gangguan hormonal yang mengakibatkan gangguan
pertumbuhan pay*dara. Dianjurkan untuk hanya memberikan minyak
lavender secara topikal pada anak-anak, dan hanya setelah diencerkan.
2. Alergi. Beberapa orang mungkin alergi terhadap lavender. Gejala alergi
lavender termasuk mual, muntah, menggigil, dan sakit kepala, bisa karena
menghirup atau mengoleskan minyak lavender pada kulit. Mereka yang
alergi atau sensitif terhadap minyak lavender harus menghentikan
penggunaannya dan berkonsultasi dengan dokter.
3. Operasi. Lavender dapat memperlambat kinerja sistem saraf pusat, dan
dapat meningkatkan efek anestesi. Jangan menggunakan minyak lavender
paling tidak dua minggu sebelum melakukan operasi medis.
4. Interaksi obat. Obat penenang seperti barbiturat dan kloral hidrat bisa
berinteraksi dengan minyak lavender. Kombinasi obat penenang dan
lavender oil bisa meningkatkan efek obat penenang. Minyak lavender juga
berpotensi untuk berinteraksi dengan obat herbal lain. Jadi pastikan untuk
berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan minyak lavender,
ketika Anda sedang melakukan pengobatan lainnya.
5. Efek samping lainnya. Beberapa orang melaporkan mengalami
peningkatan nafsu makan dan mengalami sembelit, ketika menggunakanl
minyak lavender secara oral. Efek samping bagi kehamilan dan menyusui
belum sepenuhnya diketahui, jadi disarankan untuk menghindari minyak
lavender dalam masa ini.
17
2.8. MANFAAT EKSTRAK LAVENDER
Minyak lavender berwarna jernih sampai kuning pucat dengan bau wangi
yang sangat khas (Sweetman SC. 2002). Minyak lavender adalah salah satu
aromaterapi yang terkenal memiliki efek sedatif, hypnotic, dan anti-
neurodepresive baik pada hewan maupun pada manusia (Yanada K. 2005).
Karena minyak lavender dapat memberi rasa tenang, sehingga dapat
digunakan sebagai manajemen stres. Kandungan utama dalam minyak
lavender adalah linalool asetat yang mampu mengendorkan dan melemaskan
sistem kerja urat-urat syaraf dan otot-otot yang tegang. Dikatakan juga
linalool menunjukkan efek hypnotic dan anticonvulsive pada percobaan
menggunakan tikus (Yanada K. 2005). Karena khasiat inilah bunga lavender
sangat baik digunakan sebagai aromaterapi. Selain itu, beberapa tetes minyak
lavender dapat membantu menanggulangi insomnia, memperbaiki mood
seseorang, menurunkan tingkat kecemasan, meningkatkan tingkat
kewaspadaan, dan tentunya dapat memberikan efek relaksasi.
Manfaat aspek fisik dari aromaterapi ini dapat merelaksasikan otot-otot
yang kaku setelah melakukan perjalanan wisata yang cukup jauh. Aroma
lavender juga memberikan efek sedatif yang cukup baik sehingga para
wisatawan dapat beristirahat dengan cukup setelah melakukan perjalanan
wisatanya dan dapat melakukan perjalanan wisata lain dengan kondisi tubuh
yang lebih baik. Dari segi psikis, melihat adanya manfaat dalam memperbaiki
mood dari minyak lavender, tentunya para wisatawan dapat melakukan
wisatanya dengan perasaan yang tenang dan nyaman serta jauh dari depresi
dan tekanan. Pemakaian minyak lavender sebagai aromaterapi telah dilakukan
sejak zaman dahulu. Seiring perjalanannya, sempat dilaporkan bahwa ada
beberapa efek samping yang ditimbulkan dari pemakaian minyak lavender
secara inhalasi, diantaranya, mual, muntah, sakit kepala, dan menggigil.
Dermatitis kontak dan phototoxicity juga dilaporkan terjadi pada
penggunaan minyak lavender secara topikal (Sweetman SC. 2002).
18
2.9. TEHNIK DAN TAHAPAN PELAKSANAAN
2.9.1. Penggunaan pada Kulit
1. Penggunaan langsung pada lokasi
Oleskan langsung minyak lavender pada lokasi kulit yang sedang
mengalami masalahnya (misalnya saat gatal, terbakar, lebam, nyeri,
dsb.). Penggunaan menggunakan 1-6 tetes tergantung kebutuhan.
a. Telapak kaki adalah bagian tubuh kedua tercepat dalam hal
penyerapan minyak lavender karena telapak kaki memiliki pori-
pori yang besar. Bagian tubuh lain yang memiliki penyerapan
baik adalah telinga dan pegelangan tangan
b. Untuk ketenangan, kenyamanan, relaksasi dan kesehatan energy,
gunakan 3-6 tetes minyak di tiap telapak kaki.
c. Jika bagian tubuh yang hendak dioles atau dipijat menggunakan
minyak lavender cukup lebar bidangnya.
2. Vita Flex Therapy
Teknik sederhana untuk mengaplikasikan minyak lavender pada
ujung syaraf di telapak kaki atau telapak tangan, dilanjutkan dengan
gerakan ringan berputar pada titik tersebut untuk menciptakan getaran
energy elektrik melalui jalur energy. Teknik ini akan membantu
membuka sumbatan energy yang pada dasarnya dapat membuat
seseorang tidak sehat secara fisik maupun emosional.
19
3. Raindrop Technique
Sebuah teknik aplikasi terapi minyak lavender dengan meneteskan
oil tertentu seperti tetesan air hujan, di sepanjang tulang spinal. Teknik ini
sangat berpengaruh dalam meningkatkan sistem imunitas tubuh, karena
mampu membuang racun dan membunuh virus maupun bakteri yang
bersarang di sepanjang tulang spinal.
4. Auricular Therapy
Teknik sederhana dalam mengoleskan minyak lavender di pinggir
telinga. Teknik ini sangat bermanfaat untuk pembersihan emosi, walaupun
kebutuhan fisik juga bermanfaat.
20
5. Parfume
Menggunakan minyak lavender sebagai parfum dapat
mempengaruhi kondisi emosi dan fisik yang baik, bukan hanya untuk
wangi saja.
2.9.2. Ditelan (Diminum Langsung)
1. Cara penyerapan minyak lavender adalah dengan meneteskan 1-3 tetes
di bawah lidah
2. Tempelkan di langit-langit mulut
3. Masukkan 5-6 tetes dalam kapsul dan campur dengan minyak nabati
untuk dikonsumsi langsung
4. Campur dalam air hangat atau minuman seperti juice
5. Gunakan untuk berkumur lalu ditelan
6. Sesuai petunjuk dokter atau tenaga medis lain yang berpengalaman
dalam pemberian minyak essensial.
2.9.3. Kompres
1. Pada baskom
Isi baskom sekitar 2 liter air panas atau dingin, lalu berikan
beberapa tetes minyak lacvender dan aduk air dengan cepat, Lalu
letakkan handuk di bagian permukaan air. Hal ini disebabkan karena
minyak lavender akan berada pada permukaan air. Setelah handuk
sudah menyerap sempurna, peraslah kelebihan air (dimana minyak
lavender akan tetap berada pada handuk) dan letakkan handuk pada
bagian yang diinginkan.
2. Pijat
Letakkan handuk hangat diikuti dengan handuk kering di bagian
tubuh yang sudah selesai dipijat. Kelembaban pada handuk akan
mendorong minyak lavender lebih masuk ke dalam jaringan tubuh.
2.9.4. Inhalasi
1. Diffuser
Cara untuk melepaskan partikel-partikel minyak lavender ke udara.
Janganlah menggunakan diffuser yang cara kerjanya menggunakan uap
panas atau pembakaran, karena hal ini akan mengubah struktur pada
21
minyak lavender dan menghilangkan khasiat terapinya. Saat minyak
lavender disebar ke udara melalui proses diffuse, maka berbagai jenis
bakteri, virus, dan racun di udara dapat dibersihkan.
2. Tissue atau kain
Teteskan minyak lavender pada tissue atau kain, bantal, kasur, dsb.
dan biarkan terhirup.
3. Air Panas
Masukkan 1-3 tetes minyak lavender dalam air panas (1 gelas), lali
hirup uapnya. Namun ingat bahwa udara panas dapat mengurangi
khasiatnya.
4. Humidifer atau filter udara
Teteskan pada humidifer atau filter udara.
5. Fan atau AC
Teteskan minyak lavender pada gumpalan kapas, dan sematkan di
depan kipas angin atau AC.
2.9.5. Air Mandi
1. Air rendaman mandi
Saat bak sedang mengisi teteskan 3-6 tetes minyak lavender karena
saat air mulai diam, masing-masingminyak akan saling terpisah dan
kulit akan menyerap minyak yang berada pada permukaan.
2. Sabun mandi
Campurkan 3-6 tetes pada 15ml sabun mandi (cair) dan campurkan
pada air di bak mandi saat di isi. Hal ini akan lebih efektif untuk
menyebarkan minyak lavender pada air mandi dibandingkan ditetes
langsung.
3. Busa mandi
Campurkan 3-6 tetes pada sabun mandi (cair) dan gunakan
menggunakan busa/spons.
4. Body Spray
Campurkan 10-15 tetes minyak lavender ke dalam 1 botol air
matang (mineral lebih baik), sekitar 1000 cc. Sebelum
disemprotkan kocok dahulu
22
2.10. PERSPEKSTIF KEPERAWATAN
2.10.1. Prespektif Keperawatan Anak
A. Pengertian
Prespektif keperawatan anak merupakan landasan berfikir bagi
seorang perawat anak dalam melakukan pelayanan keperawatan
terhadap klien anak maupun keluarganya. Isi bahasan keperawatan
anak mencakup keperawatan anak, falsafa keperawatan anak, dan
peran perawat anak.
B. Prinsip/cara keperawatan anak
1. Cegah atau turunkan dampak perpisahan antara orang tua dan
anak dengan menggunakan pendekatan family centered.
2. Tingkatkan kemampuan orang tua dalam mengontrol perawataan
anaknya. Pendidikan kesehatan merupakan strategi yang tepat
untuk menyiapkan orang tua sehingga terlihat aktif dalam
perawatan anaknya.
3. Modifikasi lingkungan fisik rumah sakit, dengan mendisainnya
seperti di rumah, yaitu penataan dan dekorasi.
C. Paradigma Keperawatan Anak
Ada 4 komponen dalam keperawatan anak yaitu manusia, sehat,
lingkungan, dan keperawatan itu sendiri.
a. Manusia (anak)
Anak adalah individu yang masih bergantung pada orang dewasa
dan lingkungannya, artinya membutuhkan lingkungan yang dapat
memfasilitasi dalam memenuhi kebutuhan dasarnya dan untuk
belajar mandiri.
b. Sehat
Sehat dalam keperawatan anak adalah kesejahteraan optimal
antara fisik dan mental dan sosial yang harus dicapai sepanjang
kehidupan anak.
c. Lingkungan
23
Terdiri atas lingkungan internal dan lingkungan eksternal yang
dapat mempengaruhi kesehatan anak.
d. Keperawatan
Fokus utama dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan adalah
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, dengan falsafah
yang utama, yaitu asuhan keperawatan yang berpusat pada
keluarga dan perawatan terapeutik.
D. Peran Perawat
Beberapa peran penting seorang perawat anak yaitu sebagai
pembela (advokat), pendidik, konselor, kordinator, pembuat
keputusan etik, perencanaan kesehatan, pembina hubungan
terapeutik, pemantau, evaluator dan peneliti.
2.10.2. Prespektif Keperawatan Maternitas
A. Pengertian
Keperawatan maternitas merupakan persiapan persalianan serta
kualitas pelayanan kesehatan yang dilakukan dan difokuskan kepada
kebutuhan bio-fisik dan psikososial dari klien, keluarga, dab bayi baru
lahir (May & Mahlmeister, 1990).
B. Peran Perawat
Peran perawat dalam keperawatan maternitas menurut Reader
(1997) :
1. Pelaksana
2. Pendidik
3. Konselor
4. Role model bagi para ibu
5. Role model bagi teman sejawat
6. Perumus masalah
7. Ahli keperawatan
Peran perawat dalam keperawatan maternitas menurut Old (1988),
Bobak & Jensen (1993) :
24
1. Member pelayanan
2. Advocate
3. Pendidik
4. Change Agent
5. Political Activist
6. Peneliti
C. Pendekatan Pelayanan Keperawatan
Pendekatan pelayanan dalam keperawatan maternitas yaitu :
1. Holistik
2. Penghargaan terhadap pasien
3. Peningkatan kemampuan pasien kemandirian
4. Pemanfaatan & peningkatan sumber daya yang diperlukan
5. Proses keperawatan
6. Berpusat pada keluarga (FCMC)
7. Caring : siap dengan klien : menghargai system nilai :
memenuhi kebutuhan dasar klien : penyuluhan/konseling
kesehatan.
D. Model Konsep
1. Melaksanakan kelas untuk pendidikan perinatal orang tua
2. Mengikutsertakan keluarga dalam perwatan kehamilan,
persalinan, dan nifas.
3. Mengikutsertakan keluarga dalam operasi
4. Mengatur kamar bersalin seperti suasana rumah
5. Menjalankan system kunjungan tidak ketat
6. Pemulangan secepat mungkin dengan diikuti Follow-up
*Tradisional Care
1. Memisahkan ibu dan keluarga selama proses persalinan
2. Memindahkan klien : dari ruang penerimaan ke ruang bersalin
3. Melarang ibu beraktifitas selama proses persalinan
4. Tidak ada keluarga ikut dalam proses persalinan dan operasi
*Model Konsep « Self Care Orem » :
25
1. Penekanan pada aktifitas mandiri kemudian mencapai
kesejahteraan ibu & bayi
2. Pada maternal : mampu mandiri dalam perawatan diri
3. Melihat dari kemampuan
*Berdasarkan Kondisi
*Model Konsep « Adaptasi » :
1. Mempunyai kemampuan adaptasi dalam rangka mencapai
kebutuhan
2. Manusia selalu konstan berinteraksi dengan lingkungan (selalu
berubah)
3. Maternal sepanjang proses konsepsi sampai postpartum terjadi
perubahan fisik, psikologi, dan sosial.
*Model Konsep “I King” :
1. Personal
2. Interpersonal
3. Sosial (dinamik, interaksi mudah diberikan informasi &
memberikan informasi).
E. Tujuan
Tujuan keperwatan maternitas adalah :
1. Membantu wanita usia subur & keluarga dalam masalah produksi
& menghadapi kehamilan.
2. Membantu PUS untuk memahami kehamilan, persalinan, & nifas
adalah normal.
3. Memberi dukungan agar ibu memandang kehamimalan,
persalinan, & nifas adalah pengalaman positif dan
menyenangkan.
4. Membantu mendeteksi penyimpagan secara dini.
F. Karakteristik
Karakteristik keperawatan maternitas yaitu :
1. Fokus kebutuhan dasar = Sejahtera
26
2. Pendekatan Keluarga = FCMC
3. Tindakan khusus dengan peran perawat
4. Terjadi interaksi = Strategi pelayanan
5. Kerja dalam Tim = Semua yang terkait
2.10.3. Paradigma Keperawatan Maternitas
Paradigma Kerawatan merupakan suatu cara pandang dari profesi
keperawatan untuk melihat suatu kondisi dan fenomena yang terkait secara
langsung dengan aktifitas yang terjadi dalam profesi tersebut.
A. Keperawatan Ibu
Keperawatan Ibu merupakan pelayanan kesehatan profesional
berkwalitas yang di fokuskan pada kebutuhan adaptasi fisik &
psikososial ibu selama proses konsepsi/kehamilan, melahirkan, nifas,
keluarga & bayi baru lahir dengan menekankan pada pendekatan
keluarga sebagai sentra pelayanan.
B. Tatanan Pelayanan
Tatanan pelayanan keprawatan maternitas yaitu :
a. Rumah Sakit
b. Puskesmas
c. Rumah bersalin
d. Komunitas
e. Polindes
C. Standar Praktek
Menurut OGNN :
*Area Klinik*
a. Keperawatan Antepartum
b. Keperwatan Intrapartum
c. Keperawatan Postpartum
*Praktek Keperawatan*
a. Perawatan Obstetrik
b. Perawatan Ginekology
c. Perawatan Neonatal
27
Praktek keperawatan yang komprehensif disediakan untuk individu,
keluarga & masyarakat dengan kerangka proses keperawatan.
*Pendidikan Kesehatan*
Pendidikan kesehatan untuk individu, keluarga, & masyarakat
merupakan bagian integral dari prktek keperawatan OGIN.
2.10.4. Perspektif Keperawatan Jiwa
A. Pengertian Kesehatan Jiwa
Kondisi jiwa seseorang yang terus tumbuh berkembang dan
mempertahankan keselarasan, dalam mengendalikan diri serta
terbebas dari stress yang serius.
B. Kriteria Sehat Jiwa menurut Yahoda
1. Sikap positif terhadap diri sendiri
2. Tumbuh kembang dan aktualisasi diri
3. Integrasi (keseimbangam/keutuhan)
4. Otonomi
5. Persepsi realitas
6. Environmental mastery
C. Rentang Sehat Jiwa
1. Dinamis bukan statis
2. Rentang dimulai dari sehat optimal mati
3. Ada tahap-tahap
4. Menggambarkan kemampuan adaptasi
5. Berfungsi secara efektif sehat
D. Pengertian Keperawatan Jiwa
Keperawatan adalah ilmu atau jiat dan merupakan perpaduan
dan integrasi dari area-area teori yang berbeda: ilmu social, seperti
psikologi, dan sosiologi, ilmu-ilmu dasar seperti anatomi, fisiologi,,
dan biokimia serta ilmu media tentang diagnose dan pengobatan
terhadap penyakit.
E. Prinsip Keperawatan Kesehatan Jiwa
1. Peran dan fungsi kesehatan jiwa
28
2. Hubungan terapeutik antara perawat dank lien
3. Konsep model keperawatan jiwa
4. Model stress dan adaptasi dalam keperawatan jiwa
5. Keadaan-keadaan biologis dalam keperawatan jiwa
6. Keadaan-keadaan social budaya dalam keperawatan jiwa
7. Keadaan-keadaan psikologis dalam keperawatan jiwa
8. Keadaan-keadaan lingkungan dalam keperawatan jiwa
9. Keadaan-keadaan legal etika dalam keperawatan jiwa
10. Penatalaksanaan proses keperawatan: dengan standar-standar
keperawtan
11. Aktualisasi peran keperawatan jiwa: melalui penampilan-
penampilan standar keperawatan
2.10.5. Perspektif Keperawatan Komunitas
Keperawatan komunitas merupakan suatu kesatuan yang unik dari
praktek keperawatan dan keadaan kesehatan masyarakat yang ditujukan
pada pengembangan dan peningkatan kemampuan kesehatan baik diri
sendiri sebagai perorangan maupun secara kolektif sebagai keluarga,
kelompok khusus atau masyarakat dan pelayanan tersebut mencakup
spectrum pelayanan kesehatan untuk masyarakat.
2.10.6. Perspektif Keperawatan Medikal Bedah
KMB membahas tentang masalah kesehatan yang lazim terjadi
pada usia dewasa baik yang berssifat akut maupun kronis dengan atau
tanpa tindakan operatif yang meliputi gangguan fungsi tubuh pa sistem
cardiovascular, penginderaan, pencernaan,dan urologi oleh karena
berbagai patologis seperti infeksi atau peradangan, congenital, neoplasma
trauma, dan degenerative.
2.10.7. Perspektif Keperawatan Gerontik
A. Pengertian
Gerontologi : ilmu yang mempelajari khusus mengenai faktor-
faktor yang menyangkut lansia.
Geros : lanjut usia
Logos : ilmu
29
B. Proses Menua
Secara fisiologis dan biologis, wajar terjadi dimana sel-sel tubuh
mengalami kematuran degenerative
C. Kategori Lansia secara Kronologi
I. Usia lanjut muda : 65-74 th
II. Usia lanjut menengah : 75-84 th
III. Usia lanjut tua : 85 th ke atas
D. Teori Proses Penuaan
a. Proses Penuaan Primer : berjalan secra normal sesuai umur
kronologis
b. Proses Penuaan Sekunder : terjadi karena adanya masalah fisik,
psikologis, dan social
E. Tahap Proses Menua
Masa bayi dan masa permulaan anak-anak
Menjelang usia remaja (7-11 th)
Masa pancaroba dan masa remaja (L: 13-21 th P: 12-14 th)
Kedewasaan dan ketuaan
F. Perubahan yang Terjadi pada Lansia
1. Otot
a. Berkurangnya masa otot
b. Perubahan degenerative jaringan konektif
c. Osteoporosis
1) Kekuatan otot menurun
2) Endurance dan koord menurun
3) ROM terbatas
4) Mudah jatuh/fraktur
2. Kulit
a. Poliferasi epidermal menurun
b. Kelembaban kulit menurun
c. Suplai darah ke kulit menurun
d. Dermis menipis
e. Kelenjar keringat (-)
30
1) Kulit kering
2) Pigmentasi ireguler
3) Kuku mudah patah
4) Kulit berkerut, elastisitas berkurang
5) Sensitivitas kulit menurun
3. Seksual
P :
a. Post menopause
b. Vagina tipis dan kering
c. Panjang dan lebar vagina berkurang
d. Lubricasi vagina berkurang selama intercrouse
L: Degeneratif organ reproduksi
a. Intensitas respon terhadap stimulus sex berkurang
b. Aktivitas sex berkurang
c. Gg. Kelenjar prostat
4. Pola Tidur
a. Butuh waktu lebih lama untuk jatuh tidur
b. Sering terbangun
c. Mutu tidur berkurang
d. Lebih lama berada di bed
5. Fungsi Kognitif
a. Penurunan ketrampilan intelektual, mampu menhgembangkan
kemampuan kognitif
b. Penurunan kemampuan mengingat/memori
6. Perubahan Penglihatan
a. Kornea kuning/keruh
b. Ukuran pupil mengecil/ atrofi m. Cilliaris
c. Atropi sel-sel fotoreseptor
d. Penurunan suplai darah dan neuron dan retina
e. Pengkapuran lensa katarak
7. Fungsi Kardiovaskuler
a. Pengerasan pembuluh darah
31
b. Hipertropi dinding ventrikel kiri
c. Vena tebal, kurang elastic
d. Perubahan mekanisme konduksi
e. Peningkatan resistensi perifer
8. Perubahan Frekuensi Respirasi
a. Otot-otot reseptor melemah
b. Kapasitas vital berkurang
c. Berkurangnya elastisitas paru
d. Alveoli melebar
e. Dinding dada mengeras
9. Perubahan aspek psikososial
Fungsi Mental
1) Kognitif
a. Proses belajar
b. Pemahaman
c. Pengertian
d. Tindakan
G. Tujuan Keperawatan Gerontik
a. Mempertahan kan derajat kesehatan lansia
b. Memelihara kondisi kesehatan lansia gengan aktivitas fisik dan
mental
c. Diagnosa dini jika ada gngguam
d. Berupaya agar usia lanjut mandiri
e. Jika usia lanjut sakit/ gangguan dapat memahami, beradaptasi,
memelihara kemandirian yang optimal
f. Usia lanjut dalam keadaan terminal : beri bantuan dan simpati agar
lansia meninggal dengan tenang.
32
BAB III
PENUTUP
III.1. Kesimpulan
Minyak lavender dengan kandungan linalool-nya adalah salah satu minyak
aromaterapi yang banyak digunakan saat ini, baik secara inhalasi (dihirup)
ataupun dengan teknik pemijatan pada kulit. Aromaterapi yang digunakan
melalui cara inhalasi atau dihirup akan masuk ke sistem limbic dimana
nantinya aroma akan diproses sehingga kita dapat mencium baunya. Pada saat
kita menghirup suatu aroma, komponen kimianya akan masuk ke bulbus
olfactory, kemudian ke limbic sistem pada otak.
Minyak lavender adalah salah satu aromaterapi yang terkenal memiliki efek
menenangkan, membantu menanggulangi insomnia, memperbaiki mood,
seseorang, dan memberikan efek relaksasi.
Aroma bunga lavender merangsang sensori, reseptor dan pada akhirnya
mempengaruhi organ yang lainnya sehingga dapat menimbulkan efek kuat
terhadapa emosi.
Aroma terapi bunga lavender juga mempunyai beberapa molekul yang
dilepaskan ke udara sebagai uap air. Ketika uap air yang mengandung
komponen kimia tersebut dihirup, akan diserap tubuh melalui hidung dan
masuk ke paru-paru yang kemudian masuk ke aliran darah. Bersamaan saat
dihirup, uap air akan berjalan dengan segera ke sistem limbik otak yang
bertanggung jawab dalam sistem integrasi dan ekspresi perasaan, belajar,
ingatan, emosi serta rangsangan fisik. Aroma terapi bunga lavender sangat
efektif dan bermanfaat saat dihirup atau digunakan pada bagian luar, karena
indra penciuman berhubungan dekat dengan emosi manusia dan tubuh akan
memberikan respon psikologis.
Sistem limbic sebagai pusat nyeri, senang, marah, takut, depresi, dan
berbagai emosi lainnya. Sistem limbic menerima semua informasi dari sistem
pendengaran, sistem penglihatan, dan sistem penciuman. Sistem ini juga
dapat mengontrol dan mengatur suhu tubuh, rasa lapar, dan haus
33
III.2. Saran
Dengan adanya makalah ini mudah-mudahan kita mampu memahami dan
mengetahui penggunaan terapi minyak lavender. Tentunya kita sebagai
seorang perawat harus mampu dan menguasai konsep/teori sebagai dasar
untuk melakukan terapi minyak lavender yang nantinya sebagai bekal pada
saat terjun langsung ke rumah sakit dan berhadap langsung dengan pasien.
34
DAFTAR PUSTAKA
AP, Iga Prima Dewi. 2013. Aroma Terapi Lavender Sebagai Media Relaksasi.
(online). Di akses dari ojs.unud.ac.id/index.php (diaskes pada
11 Juni 2015)
Barocelli E, Calcina F, Chiavarini M, Impicciatore M, Bruni R, Bianchi A,
Vallabeni V. Antinociceptive and Gastroprotective Effect of Inhaled and
Orally Administered Lavandulahybrida Reverchon “Grosso” Esensial oil.
Science Direct 2004: 76; 213-223
Buckle J. Aromatherapy and Diabetes. Diabetes Spectrum 2001: vol. 4 no. 3; 124-
126
Diego AM, Jones NA, Field T, Hernandez-Reif M, Schanberg S, Kuhn C,
McAdam V, Galamaga R, Galamaga M. Arometherapy Positively Affects
Mood, EEG Pattern of Alertness and Math Computations. International
Journal of Neuroscience 1998: vol 96; 217-224
http://aromaterapisehat.com/penggunaan-essential-oil/(diaskes pada 15 Juni 2015)
http://www.carakhasiatmanfaat.com/artikel/manfaat-dan-efek-samping-
penggunaan-minyak-lavender.html#sthash.Bp6nEvxz.dpuf (diaskes pada
15 Juni 2015)
McLain DE. Chronic Health Effects Assessment of Spike Lavender Oil. Walker
Doney and Associates, Inc 2009; 1-18
Potter, P. A & Perry, A. G. (2005). Buku ajar fundamental keperawatan. (Ed 4).
Jakarta: EGC
Perez, C, (2003) Clinical Aromatherapy Part I: An Introduction Into Nursing
Practice. Clinical Journal of Oncology Nursing Volume 7, Number 5.
Sweetman SC. 2002. The Complete Drug Reference. Pharmaceutical Press:
London
Taufiq T. 2007. Menyuling Minyak Atsiri. PT. Citra Pramana: Yogyakarta
Yamada K, Mimaki Y, Sashida Y. Effect Inhaling of the Vapor of Lavandula
burnatii super-Derrived Esensial Oil and Linalool on Plasma
Adrenocorticotropin Hormone (ACTH), Catecholamine and Gonadotropin
35
Level in Experimental Menopausal Female Rats. Pharmaceutical Society
of Japan 2005: 28 (2); 378-379
36