Terapi Cairan Pada Dhf
-
Upload
zyad-kemal -
Category
Documents
-
view
32 -
download
1
description
Transcript of Terapi Cairan Pada Dhf
Final PaperTerapi Cairan Pada DHFPembimbing : dr. Ahmad Sanusi Sp.PD
Oleh : Shela Maul;ida)
Demam berdarah dengue
Penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue.
Definisi :
Manifestasi klinisnya berupa demam, nyeri otot, nyeri sendi yang disertai leukopeni, ruam, limfadenopati, trombositopenia, dan diatesis hemoragik. Pada DBD terjadi perembesan plasma yang ditandai oleh hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit) atau penumpukan cairan di rongga tubuh.
Berdasarkan kriteria WHO 1997, pada kasus DBD harus ditemukan:
• Demam atau riwayat demam akut yang berlangsung selama 2-7 hari, kadang-kadang memiliki pola bifasik.
• Terdapat sekurang-kurangnya salah satu dari manifestasi berikut: – Tourniquet Test yang positif– petechiae, ecchymoses, atau purpura– perdarahan dari mukosa (tersering epistaksis atau perdarahan gusi), saluran
pencernaan makanan, atau perdarahan dari tempat lain– hematemesis atau melena
• Trombositopenia (jumlah trombosit <100.000/ul)• Terdapat minimal satu tanda-tanda plasma leakage (kebocoran plasma) sebagai berikut:
• Peningkatan hematokrit >20% dibandingkan standar sesuai umur dan jenis kelamin• Penurunan hematokrit >20% setelah mendapat terapi cairan, dibandingkan dengan
nilai hematokrit sebelumnya• Tanda kebocoran plasma seperti: efusi pleura, asites atau hipoproteinemia.
VIRUS DENGUEvirus dengue yang termasuk kelompok B Arthropod Borne Virus (Arboviroses) yang sekarang dikenal sebagai genus Flavivirus, famili Flaviviridae, dan mempunyai 4 jenis serotipe, yaitu ; DEN-1, DEN2, DEN-3, DEN-4
Aedes aegypti merupakan jenis nyamuk yang dapat membawa virus dengue penyebab penyakit demam berdarah.
Ciri – ciri nyamuk Aedes aegyptiadalah :• Sayap dan badannya belang-belang atau bergaris-garis putih• Berkembang biak di air jernih yang tidak beralaskan tanah seperti bak mandi,
WC, tempayan, drum, dan barang-barang yang menampung air seperti kaleng, pot tanaman, tempat minum burung, dan lain – lain.
• Jarak terbang ± 100 meter• Nyamuk betina bersifat ‘ multiple biters’ (mengigit beberapa orang karena
sebelum nyamuk tersebut kenyang sudah berpindah tempat)• Tahan dalam suhu panas dan kelembapan tinggi
Masa inkubasi Sesudah masa tunas / inkubasi selama 3 – 15 hari orang yang tertular dapat mengalami / menderita penyakit ini dalam salah satu dari 4 bentuk berikut ini :• Bentuk abortif, penderita tidak merasakan suatu gejala apapun.• Dengue klasik, penderita mengalami demam tinggi selama 4 – 7 hari,
nyeri-nyeri pada tulang, diikuti dengan munculnya bintik-bintik atau bercak-bercak perdarahan di bawah kulit.
• Dengue Haemorrhagic Fever (Demam berdarah dengue/DBD) gejalanya sama dengan dengue klasik ditambah dengan perdarahan dari hidung (epistaksis/mimisan), mulut, dubur, dsb.
• Dengue Syok Sindrom, gejalanya sama dengan DBD ditambah dengan syok / presyok. Bentuk ini sering berujung pada kematian.
Cara penularan
• Manusia • Virus • Vektor perantara
Klasifikasi Tabel 1.Klasifikasi derajat penyakit infeksi dengue :
DD/DBD Derajat Gejala Lab
DD Demam disertasi 2 atau lebih tanda : sakit kepala, nyeri retro-orbital, mialgia, artralgia
Leukopenia
Trombositopenia, tdk ada kebocoran plasma
Serologi dengue (+)
DBD I Gejala diatas, ditambah dgn uji bendung (+)
Trombositopenia (<100.000), bukti ada kebocoran plasma
II Gejala diatas, ditambah dgn perdarahan spontan
Trombositopenia (<100.000), bukti ada kebocoran plasma
III Gejala diatas ditambah dengan kegagalan sirkulasi (kulit dingin dan lembab, serta gelisah)
Trombositopenia (<100.000), bukti ada kebocoran plasma
IV Syok berat disertai dengan tekanan darah dan nadi tidak terukur
Trombositopenia (<100.000), bukti ada kebocoran plasma
MANIFESTASI KLINIS
• Manifestasi klinis infeksi virus dengue dapat bersifat
asimtomatik, atau dapat berupa demam yang tidak khas,
demam dengue, demam berdarah dengue, atau sindrom syok
dengue (SSD).
• Pada umumnya pasien mengalami fase demam selama 2-7 hari,
yang diikuti oleh fase kritis selama 2-3 hari. Pada waktu fase ini
pasien sudah tidak demam, akan tetapi mempunyai risiko untuk
terjadi renjatan jika mendapat pengobatan tidak adekuat.
Manifestasi klinis
• Gejala klasik berupa : demam tinggi mendadak kadang bifasik • Nyeri kepala berat • Nyeri belakang bola mata• Nyeri otot, tulang dan sendi• Mual dan muntah• Timbul ruam
Demam Dengue
• Bentuk klasik : demam tinggi mendadak 2-7 hari disertai muka kemerahan • Anoreksia• Sakit kepala• Nyeri otot, tulang dan sendi• Mual dan muntah• Nyeri menelan dengan farings hiperemis• Nyei di epigastrium dan dibawah tulang iga
Demam Berdarah Dengue (DBD)
• Biasa terjadi pada saat atau segera setelah suhu turun antara hari ke-3 sampai hari sakit ke -7
• Letargi kemudian gelisah • Kulit dingin dan lembab• Sianosis sekitar mulut• Nadi cepat – lemah• Tekanan nadi < 20 mmHg dan hipotensi
Sindrom Syok Dengue (SSD)
• Penurunan Jumlah Trombosit Sebagai Resiko Terjadinya Perdarahan
Demam Berdarah Dengue ( DBD ) adalah penyakit infeksi
yang disebabkan oleh 4 ( empat ) serotipe virus Dengue
( DEN-1, DEN-2, DEN-3. DEN-4 ) dan ditandai dengan
adanya manifestasi klinis demam, nyeri kepala, nyeri otot
dan atau sendi yang disertai leukopenia, limfadenopati,
trombositopenia, perdarahan dan perembesan plasma
yang ditandai dengan hemokonsentrasi ( peningkatan
hematokrit ) atau penumpukan cairan di rongga tubuh.
• Jenis perdarahan terbanyak adalah perdarahan kulit seperti uji tourniquet positif, petekie, purpura, ekimosis, dan perdarahan konjungtiva. Perdarahan lainnya seperti epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis, melena dan perdarahan otak juga dapat terjadi meskipun lebih jarang terjadi. Petekie merupakan tanda perdarahan yang paling sering ditemukan, terutama pada dahi dan ekstremitas distal.
• Vaskulopati • Koagulopati • Trombositopenia• Hematokrit dan hemoglobin • Jumlah leukosit dan hitung jenis • Koagulasi Intravaskular Diseminata (KID) • Idiopathic Thrombocytopenic Purpura (ITP)
Manifestasi kelainan hematologi pada DBD
• Definisi :Jumlah trombosit kurang dari 100.000/mm3
Trombositopenia
Penyebab terjadinya trombositopenia :• Gangguan produksi• Peningkatan destruksi trombosit• Distribusi tidak normal• Akibat pengenceran
Trombositopenia • merupakan salah satu kriteria sederhana
yang diajukan oleh WHO sebagai diagnosis
klinis penyakit DBD.
• Penyebab trombositopenia pada DBD masih
kontroversial, disebutkan terjadi karena
adanya supresi sumsum tulang serta akibat
destruksi dan pemendekan masa hidup
trombosit.
• Mekanisme peningkatan destruksi ini belum
diketahui dengan jelas.
Perdarahan hebat dapat terjadi akibat defisiensi salah
satu dari faktor-faktor pembekuan.
Tiga jenis utama perdarahan adalah:
• perdarahan akibat defisiensi vitamin K,
• hemofilia
• trombositopenia.
Perdarahan
• Kelainan hemostasis dengan perdarahan abnormal dapat merupakan kelainan pembuluh darah, trombositopenia atau gangguan fungsi trombosit, dan kelainan koagulasi.
Pemeriksaan penyaring ini meliputi :
– pemeriksaan darah lengkap (Complete Blood Count/CBC),
– evaluasi darah apus, waktu perdarahan (Bleeding Time/ BT),
– waktu protrombin (Prothrombin Time/PT), activated partial thromboplastin time (aPTT),
– agregasi trombosit.
Pemeriksaan Fungsi Hemostasis
Pemeriksaan Penunjang
• Leukosit : Dapat normal atau menurun. Mulai hari ke 3 dapat ditemukan
limfositosis relative (>45% dari leukosit) disertai adanya lifosit
lasma biru (LPB) > 15% dari jumlah total leukosit pada fase syok akan meningkat.
• Trombosit : Umumnya terdapat trombositopenia pada hari ke 3-8
• Hematokrit: Kebocoran plasma dibuktikan peningkatan hematokrit ≥ 20% dari
hematokrit awal, umumnya dimulai pada hari ke-3 demam
• Hemostasis: Dilakukan pemeriksaan AP, APTT, Fibrinogen, D- Dimer atau FDP pada
keadaan yang dicurigai terjadi perdarahan atau kelainan pembekuan darah.
LaboratoriumParameter laboratorium yang dapat diperiksa antara lain :
• Protein/albumin: Dapat terjadi hipoalbuminemia akibat kebocoran plasma
• Elektrolit : Sebagai parameter pemantauan pemberian cairan
• Serelogi : Dilakukan pemeriksaan serologi IgM dan IgG terhadap dengue.
- IgM muncul pada hari ke 3-5, meningkat sampai minggu ke 3,
menghilang setelah 60-90 hari
- IgG terdeteksi mulai hari ke 14 (infeksi primer), hari ke 2 (infeksi
sekunder).
• NS1 : Antigen NS1 dapat terdeteksi pada awal demam hari pertama
sampai hari kedelapan. Sensitivitas sama tingginya dengan pesitifitasgold
standart kultur virus. Hasil negaif antigen NS1 tidak menyingkirkan adanya
infeksi virus dengue.
PENATALAKSANAAN • Terdapat beberapa pendapat mengenai indikasi dan dosis
pemberian transfusi trombosit.
• Departemen Kesehatan merekomendasikan transfusi
trombosit konsentrat pada penderita DBD diberikan
hanya pada kasus dengan perdarahan masif dan
jumlah trombosit < 100.000 .
• Perdarahan spontan dan masif termasuk perdarahan
yang tampak ataupun yang tersembunyi dengan
jumlah perdarahan sebanyak 4 - 5 cc/kg berat
badan/jam.
Nimamanitya menuliskan: indikasi transfusi pada DBD bila perdarahan yang
volumenya melebihi 10% dari jumlah cairan tubuh. aktif. Makroo di India tahun 2007 menuliskan
bahwa : penderita dengan kadar trombosit < 20.000/cumm
termasuk ke dalam kelompok risiko tinggi terjadi perdarahan karenanya indikasi untuk diberikan transfuse trombosit,
Sedangkan kelompok risiko sedang terjadi perdarahan (trombosit 20.000 - 40.000/cumm) indikasi diberikan trombosit bila terjadi perdarahan.
Kelompok dengan risiko ringan perdarahan (trombosit 41.000 - 50.000/cumm) tidak diberikan transfusi trombosit.
• Pada dasarnya terapi DBD adalah bersifat suportif dan
simtomatis. ditujukan untuk mengganti kehilangan cairan
akibat kebocoran plasma dan memberikan terapi substitusi
komponen darah bilamana diperlukan.
• Dalam pemberian terapi cairan, hal terpenting yang perlu
dilakukan adalah pemantauan baik secara klinis maupun
laboratoris.
• Terapi nonfarmakologis yang diberikan meliputi tirah baring
(pada trombositopenia yang berat) dan pemberian
makanan dengan kandungan gizi yang cukup, lunak dan
tidak mengandung zat atau bumbu yang mengiritasi
saluaran cerna.
penatalaksanaan
• terapi simptomatis, dapat diberikan antipiretik
berupa parasetamol, serta obat simptomatis
untuk mengatasi keluhan dispepsia.
• Pemberian aspirin ataupun obat antiinflamasi
nonsteroid sebaiknya dihindari karena berisiko
terjadinya perdarahan pada saluran cerna
bagian atas (lambung/duodenum).
– Penanganan tersangka DBD tanpa syok
– Pemberian cairan pada tersangka DBD dewasa di
ruang rawat
– Penatalaksanaan DBD dengan peningkatan
hematokrit >20%
– Penatalaksanaan perdarahan spontan pada DBD
dewasa
– Tatalaksana sindroma syok dengue pada dewasa
Protokol pemberian cairan
Penatalaksanaan
keluhan DBD (kriteria WHO 1997)
Hb, Ht, trombo normal
Observasi rawat jalan, periksa Hb,Ht, leuko,
trombo /24 jam
Hb, Ht normal, trombo 100.000-
150.000
Observasi rawat jalan, periksa Hb, Ht, leuko,
trombo /24 jam
Hb,Ht normal, trombo <100.000 Rawat
Hb, Ht meningkat, trombo normal/ turun Rawat
Kriteria pasien pulang
– Bebas panas sedikitnya 24 jam tanpa obat antipiretik
– Nafsu makan membaik – Tampak perbaikan secara klinis – Output urin baik – Hematokrit stabil – Melewati 2 hari setelah syok – Tidak ada distress pernafasan – Jumlah trombosit > 50.000/mm3
KOMPLIKASI
• Ensefalopati dengue• Kelainan ginjal• Oedem paru
PENCEGAHAN
• Lingkungan PSN, pengelolaan sampah padat, modifikasi tempat perkembangan nyamuk hasil samping kegiatan manusia dan perbaikan desain rumah.
• Biologis menggunakan ikan pemakan jentik• Kimiawi fogging, menggunakan bubuk abate
Cara yang paling efektif dengan mengkombinasikan cara tersebut yaitu dengan 3M plus
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. B S
TTL : Medan, 21 januari 1973
Umur : 40 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Alamat : Jl. Cempaka III RT 05/04 No.A
Tgl dan jam masuk : 1 feb 2015
No. Kamar : 0627/Matahari Dua
No. rekam medik : 00803074
ANAMNESIS
Keluhan utama :
os mengeluh demam sejak 5 hari SMRS
Keluhan tambahan :
mual, muntah, nafsu makan menurun, nyeri kepala, pegal
dan ngilu pada sendi
Sejak ± 5 hari SMRS, os mengeluh demam tinggi, demam
dirasakan terus menerus,
Demam kadang disertai menggigil,os mengaku berkeringat
sesudah menggigil. OS juga mengeluh nyeri kepala dirasakan
hilang timbul. Os menyangkal adanya nyeri di belakang bola mata,
mimisan, gusi berdarah maupun bintik-bintik merah di badan. Os
juga mengeluh badan terasa lemas, pegal-pegal dan terasa pada
sendi. batuk dan pilek disangkal . OS merasakan mual , muntah,
berisi makanan yang dimakan, frekuensi 5 x, banyaknya ± ½
gelas belimbing, nyeri pada ulu hati, tidak nafsu makan. BAB dan
BAK biasa. 1 hari SMRS Os minum obat sakit magh namun
keluhannya tidak membaik sehingga os dibawa ke Rumah Sakit.
Riwayat berpergian keluar daerah (lampung dan daerah timur)
disangkal.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Riw. Penyakit dahulu :
Riwayat asma, hipertensi dan diabetes melitus, Tb paru, malaria
disangkal, sakit maag (+)
Riw. Penyakit keluarga : Di keluarga ada yang mengalami hal yang sama, riwayat asma, diabetes mellitus dan Tb paru disangkal. Hipertensi + (ayah dan ibu)
• Riwayat pengobatan :
sudah minum obat maag (inpepsa) namun keluhan tidak
membaik hingga os dibawa ke rumah sakit.
• Riwayat alergi :
alergi makanan, obat dan udara disangkal.
• Riwayat psikososial :
Os mengaku tidak merokok, makan 2x/hari dan tidak teratur,
jarang olahraga. Riwayat berpergian ke daerah endemis
malaria disangkal. Os mengaku jarang beristirahat.Merokok
dan minum alkohol disangkal.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : os tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
Tanda vital
tekanan darah : 110/90 mmHg
Nadi : 100 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 39,2oC
STATUS GENERALIS
Kepala : normochepal, distribusi rambut
merata dan tidak mudah rontok
Mata : konjungtiva anemis +/+, sclera ikterik -/-
Hidung : normonasi, epistaksis (-), secret (-)
Telinga : normotia, perdarahan (-), secret (-),
nyeri tekan (-)
Mulut : bibir kering (+), bibir sianosis
(-),perdarahan gusi (-), lidah kotor (-)
Leher : pembesaran KGB (-), pembesaran
tiroid (-)
THORAK
Paru-paru
Inspeksi : normochest,
tampak simetris, otot
tambahan (-)
Palpasi : vocal fremitus
teraba sama di kedua lapang
paru
Perkusi : sonor di kedua
lapang paru
Auskultasi : vesikuler +/+,
wheezing (-), rhonki (-)
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis tidak teraba
Perkusi : batas kanan jantung linea
parasternalis dextra.
Batas kiri jantung linea
midclavikularis sinistra
Auskultasi : BJ 1 dan II murni regular,
gallop (-), murmur (-)
Abdomen
Inspeksi : terlihat datar, luka bekas operasi (-)
Auskultasi : bising usus normal
Ascites : (-)
Palpasi : nyeri tekan epigastrium (+), pembesaran
hepar dan lien (-)Ekstremitas atas
Akral : hangat
RCT <2 detik : +/+
Edema : -/-
Kulit : petekie (+)
Ekstremitas bawah
Akral : hangat
RCT <2 detik : +/+
Edema : -/-
Kulit : petekie
(-)
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Tanggal 1 feb 2015
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Hemoglobin L 12,1 mg/dl 13,2 - 17,3
Leukosit L 2,76 ribu/µl 3,80 - 10,60
Trombosit L108 ribu/ µl 150 - 440
Hematokrit 44 % 40 – 52
Imunoserologi
Anti salmonella IgM 2,0 (-) <= 2
RESUME Tn. B.S usia 40 tahun datang ke RS dengan keluhan demam sejak ±
5 hari SMRS demam timbul secara mendadak dan terus menerus,
disertai menggigil. Malaise myalgia, badan terasa ngilu-ngilu pada
sendi. cephalgia dirasakan hilang timbul. OS merasakan nausea,
vomitting berisi makanan yang dimakan, frekuensi 5x, banyaknya ±
½ gelas belimbing serta nyeri epigastrium.1 hari SMRS Os minum
obat skit maag (inpepsa), namun keluhannya tidak membaik
sehingga os dibawa ke Rumah Sakit.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan:
Suhu : 39,2o C
Nadi : 100 x/menit regular, kuat angkat, isi cukup
Pernafasan : 20 x/menit
Tekanan darah : 110/90 mmHg
Nyeri tekan epigastrium (+)
DAFTAR MASALAH
• Febris e.c Dengue Fever• Anemia• Dyspepsia
ASSESMENTFebris e.c dengue fever
Febris Sejak ± 2 hari SMRS.Febris timbul secara mendadak dan terus menerus, disertai menggigil.malaise(+) pegal-pegal(+), terasa ngilu-ngilu pada sendi(+).cephalgia(+) dirasakan hilang timbul.OS merasakan nausea , vomitting(+), berisi makanan yang dimakan, frekuensi 5x, banyaknya ± ½ gelas belimbing, nafsu mkan menurun.Pada pemeriksaan fisik didapatkan suhu : 39,1oC.Pemeriksaan Laboratorium : Leukosit H 2,76 ribu/µl (Leukopenia)Trombosit 108 ribu/µl (trombositopenia)Rdx :Cek darah rutin / 24 jamElektrolitpemeriksaan serologi IgM dan IgG NS1 Widal test
Rth :
Non Farmakologis :
Istirahat
Diet
Farmakologis :
1.infus RL 30 tpm
2.Parasetamol 3 x 500 mg
3. Vit B1, B6 dan B12 1x1
Anemia Os merasa lemas, chepalgia yang dirasakan hilang timbul. Mata berkunang-kunang jika saat pusing.Pada pemeriksaan fisik didapatkan :Nadi : 100 x/menit regular, kuat angkat, isi cukupPernafasan : 20 x/menitTekanan darah : 110/90 mmHgKonjungtiva anemis +/+ Pada pemeriksaan lab didapatkan :Leukosit : 2,76 ribu/ µl Rdx : HHTL / 24 jamRth : non farmakologis Istirahat Farmakologis :Tablet Fe 1x1
Dyspepsia Nyeri ulu hati, mual dan muntah sehari 5 kali berisi
makanan.Os juga merasa lemas.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan :
Nadi : 100 x/menit regular, kuat angkat, isi
cukup
Pernafasan : 20 x/menit
Tekanan darah : 110/90 mmHg
Nyeri tekan epigastrium (+)
Rencana terapi :
Inpepsa 3x1
Ranitidine inj 2 x 1
Follow upS O A P Demam (+),mual (+),Muntah(+) nafsu makan menurun, pusing (+) hilang timbul BAB dan BAK lancar.
TD : 100/70 mmHg RR : 18x/menit Suhu : 40,1oC Nadi : 76x/menit Pem lab : Trombosit : 124 ribu/µl Leukosit : 2,5ribu/ µl
Febris e.c dengue fever
1.infus RL 20 tpm
2.Parasetamol 3 x 500 mg
3. Vit B1,B6,dan B12 1x1
Lemas (+) pusing hilang timbul
TD : 100/70 mmHg RR : 18x/menit Nadi : 76x/menit Pem lab : 10,00 mg/dl
Anemia Tablet Fe 1x1
Nyeri ulu hati, mual, muntah
TD : 140/90 mmHg RR : 18x/menit Suhu : 36,4 oC Nadi : 86x/menit Nyeri tekan epigastrium (+)
Dyspepsia Inpepsa 3x1 Ranitidine inj 2x1
2 feb 2015
2 feb 2015S O A P Demam sudah tidak terlalu,mual (+),Muntah(+) nafsu makan menurun, pusing (+) hilang timbul BAB dan BAK lancar.
TD : 110/70 mmHg RR : 18x/menit Suhu : 40,1oC Nadi : 76x/menit Teraba pembesaran hepar (hepatomegali) 3 jari dibawah arcus costae Pem lab : Trombosit : 97 ribu/µl Leukosit : 3,6 ribu/ µl
Dengue fever Rdx :
HHTL /12 jam
Rth :
1.infus RL 20 tpm
2.Parasetamol 3 x 500 mg
3. ceftriaxone 1x1
Lemas (+) pusing hilang timbul
TD : 110/70 mmHg RR : 18x/menit Nadi : 76x/menit Pem lab : Hb 11,0 mg/dl
Anemia Tablet Fe 1x1
Nyeri ulu hati, mual, muntah
TD : 110/70 mmHg RR : 18x/menit Suhu : 39,8 oC Nadi : 72x/menit Nyeri tekan epigastrium (+)
Dyspepsia Inpepsa 3x1 Ranitidine inj 2x1
3 feb 2015S O A P Demam sudah tidak ada, mual (+), Muntah sudah tidak ada, nafsu mulai membaik, pusing sudah tidak, BAB dan BAK lancar.
TD : 100/70 mmHg RR : 18x/menit Suhu : 37oC Nadi : 76x/menit Pem lab : Trombosit : 100 ribu/µl Leukosit : 2,76 ribu/ µl
Febris e.c dengue fever grade I
infus RL 20 tpm
Parasetamol 3 x 500 mg
Ceftriaxone 1x1
Lemas (+) pusing hilang timbul sudah tidak
TD : 100/70 mmHg RR : 18x/menit Nadi : 76x/meni Pem lab : Hb 13,00
Anemia Neurobion 1x1
Nyeri ulu hati, mual (+), muntah sudah tidak ada
TD : 100/70 mmHg RR : 18x/menit Suhu : 36,4 oC Nadi : 86x/menit Nyeri tekan epigastrium (-)
Dyspepsia Rantin inj 2x1
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
GDS 121 Mg/dL 70-200
SGOT 32 U/l 10-34
SGPT 27 U/l 9-43
Ureum darah 18 Mg/dL 10-50
Kreatinin Darah 0,8 Mg/dL < 1,4
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Hemoglobin L10,00 mg/dl 13,2 - 17,3
Leukosit L 2,5 ribu/µl 3,80 - 10,60
Trombosit L124 ribu/ µl 150 - 440
Hematokrit 43 % 40 – 52
Tanggal 2 feb 2015
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Hemoglobin L11,0 mg/dl 13,2 - 17,3
Leukosit L3,6 ribu/µl 3,80 - 10,60
Trombosit L 97 ribu/ µl 150 - 440
Hematokrit 44 % 40 – 52
Tanggal 3 feb 2015
Daftar Pustaka• Sudoyo Aru W, dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. Jakarta: Interna Publishing.• Kresno SB. 2001. Respon Imun Terhadap Infeksi Virus. In: imunologi – Diagnosis dan Prosedur. Jakarta : FKUI, pp:
178-181.• Srichaikul T, Nimmannitya S. Hematology in dengue and dengue haemorrhagic fever. Best Practice &
Research Clinical Haematology : 2000.• Soedarmo PS. 2002. Infeksi Virus Dengue. In: Soedarmo dkk (ed). Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, Infeksi dan
Penyakit Tropis Edisi Pertama. Jakarta: IDAI, pp: 176-209. • Chuansumrit A, Tangnararatchakit K. Pathophysiology and management of dengue hemorrhagic fever.
Transfusion alternatives in transfusion medicine. Journal Compilation 2006;8(suppl 1):3-11.• Reynaldo Angelo C. De Castro, Jo-Anne A. De Castro, Marie Yvette C. Barez, Melchor V. Frias, Jitendra Dixit, and
Maurice Genereux. Respon Trombositopenia pada Penderita Demam Berdarah Dengue Terhadap Pemberian Intravena Globulin Anti-D. Scientific Medical Activities of Research and Technologi : FKUI.
• Departemen Kesehatan RI. Pedoman tatalaksana klinis infeksi dengue di sarana pelayanan kesehatan, 2005.p.19-34
• Huang Y, Liu C, Wang S, Lei H, Liu H, Lin Y, et al. Activation of coagulation and Þ brinolysis during dengue virus infection. Journal of Medical Virology 2001;63:247-51.
• Halstead SB. Dengue Infection. Curr Opin Infect Dis 2002;15;471-6.• Clyde K, Kyle J, Harris E. Recent advances in deciphering viral and host determinants of dengue virus
replication and pathogenesis. Journal of Virology 2006;80:11418-31.• Kamil SM, Mohamad NH, Narazah MY, Khan FA. Dengue haemorrhagic fever with unusual prolonged
thrombocytopaenia. Singapore Med J, 2006;47(4):332-34.• Guyton and Hall• Nimmannitya S. Dengue Hemmorhagic Fever. In:cook GC. Manson’s Tropical Diseases.
Terima Kasih