Terapi Cairan Pada Dhf

55
Final Paper Terapi Cairan Pada DHF Pembimbing : dr. Ahmad Sanusi Sp.PD Oleh : Shela Maul;ida)

description

as

Transcript of Terapi Cairan Pada Dhf

Page 1: Terapi Cairan Pada Dhf

Final PaperTerapi Cairan Pada DHFPembimbing : dr. Ahmad Sanusi Sp.PD

Oleh : Shela Maul;ida)

Page 2: Terapi Cairan Pada Dhf

Demam berdarah dengue

Penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue.

Definisi :

Manifestasi klinisnya berupa demam, nyeri otot, nyeri sendi yang disertai leukopeni, ruam, limfadenopati, trombositopenia, dan diatesis hemoragik. Pada DBD terjadi perembesan plasma yang ditandai oleh hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit) atau penumpukan cairan di rongga tubuh.

Page 3: Terapi Cairan Pada Dhf

Berdasarkan kriteria WHO 1997, pada kasus DBD harus ditemukan:

• Demam atau riwayat demam akut yang berlangsung selama 2-7 hari, kadang-kadang memiliki pola bifasik.

• Terdapat sekurang-kurangnya salah satu dari manifestasi berikut: – Tourniquet Test yang positif– petechiae, ecchymoses, atau purpura– perdarahan dari mukosa (tersering epistaksis atau perdarahan gusi), saluran

pencernaan makanan, atau perdarahan dari tempat lain– hematemesis atau melena

• Trombositopenia (jumlah trombosit <100.000/ul)• Terdapat minimal satu tanda-tanda plasma leakage (kebocoran plasma) sebagai berikut:

• Peningkatan hematokrit >20% dibandingkan standar sesuai umur dan jenis kelamin• Penurunan hematokrit >20% setelah mendapat terapi cairan, dibandingkan dengan

nilai hematokrit sebelumnya• Tanda kebocoran plasma seperti: efusi pleura, asites atau hipoproteinemia.

Page 4: Terapi Cairan Pada Dhf

VIRUS DENGUEvirus dengue yang termasuk kelompok B Arthropod Borne Virus (Arboviroses) yang sekarang dikenal sebagai genus Flavivirus, famili Flaviviridae, dan mempunyai 4 jenis serotipe, yaitu ; DEN-1, DEN2, DEN-3, DEN-4

Aedes aegypti merupakan jenis nyamuk yang dapat membawa virus dengue penyebab penyakit demam berdarah.

Page 5: Terapi Cairan Pada Dhf

Ciri – ciri nyamuk Aedes aegyptiadalah :• Sayap dan badannya belang-belang atau bergaris-garis putih• Berkembang biak di air jernih yang tidak beralaskan tanah seperti bak mandi,

WC, tempayan, drum, dan barang-barang yang menampung air seperti kaleng, pot tanaman, tempat minum burung, dan lain – lain.

• Jarak terbang ± 100 meter• Nyamuk betina bersifat ‘ multiple biters’ (mengigit beberapa orang karena

sebelum nyamuk tersebut kenyang sudah berpindah tempat)• Tahan dalam suhu panas dan kelembapan tinggi

Page 6: Terapi Cairan Pada Dhf

Masa inkubasi Sesudah masa tunas / inkubasi selama 3 – 15 hari orang yang tertular dapat mengalami / menderita penyakit ini dalam salah satu dari 4 bentuk berikut ini :• Bentuk abortif, penderita tidak merasakan suatu gejala apapun.• Dengue klasik, penderita mengalami demam tinggi selama 4 – 7 hari,

nyeri-nyeri pada tulang, diikuti dengan munculnya bintik-bintik atau bercak-bercak perdarahan di bawah kulit.

• Dengue Haemorrhagic Fever (Demam berdarah dengue/DBD) gejalanya sama dengan dengue klasik ditambah dengan perdarahan dari hidung (epistaksis/mimisan), mulut, dubur, dsb.

• Dengue Syok Sindrom, gejalanya sama dengan DBD ditambah dengan syok / presyok. Bentuk ini sering berujung pada kematian.

Page 7: Terapi Cairan Pada Dhf

Cara penularan

• Manusia • Virus • Vektor perantara

Page 8: Terapi Cairan Pada Dhf

Klasifikasi Tabel 1.Klasifikasi derajat penyakit infeksi dengue :

DD/DBD Derajat Gejala Lab

DD Demam disertasi 2 atau lebih tanda : sakit kepala, nyeri retro-orbital, mialgia, artralgia

Leukopenia

Trombositopenia, tdk ada kebocoran plasma

Serologi dengue (+)

DBD I Gejala diatas, ditambah dgn uji bendung (+)

Trombositopenia (<100.000), bukti ada kebocoran plasma

II Gejala diatas, ditambah dgn perdarahan spontan

Trombositopenia (<100.000), bukti ada kebocoran plasma

III Gejala diatas ditambah dengan kegagalan sirkulasi (kulit dingin dan lembab, serta gelisah)

Trombositopenia (<100.000), bukti ada kebocoran plasma

IV Syok berat disertai dengan tekanan darah dan nadi tidak terukur

Trombositopenia (<100.000), bukti ada kebocoran plasma

Page 9: Terapi Cairan Pada Dhf

MANIFESTASI KLINIS

• Manifestasi klinis infeksi virus dengue dapat bersifat

asimtomatik, atau dapat berupa demam yang tidak khas,

demam dengue, demam berdarah dengue, atau sindrom syok

dengue (SSD).

• Pada umumnya pasien mengalami fase demam selama 2-7 hari,

yang diikuti oleh fase kritis selama 2-3 hari. Pada waktu fase ini

pasien sudah tidak demam, akan tetapi mempunyai risiko untuk

terjadi renjatan jika mendapat pengobatan tidak adekuat.

Page 10: Terapi Cairan Pada Dhf

Manifestasi klinis

• Gejala klasik berupa : demam tinggi mendadak kadang bifasik • Nyeri kepala berat • Nyeri belakang bola mata• Nyeri otot, tulang dan sendi• Mual dan muntah• Timbul ruam

Demam Dengue

• Bentuk klasik : demam tinggi mendadak 2-7 hari disertai muka kemerahan • Anoreksia• Sakit kepala• Nyeri otot, tulang dan sendi• Mual dan muntah• Nyeri menelan dengan farings hiperemis• Nyei di epigastrium dan dibawah tulang iga

Demam Berdarah Dengue (DBD)

Page 11: Terapi Cairan Pada Dhf

• Biasa terjadi pada saat atau segera setelah suhu turun antara hari ke-3 sampai hari sakit ke -7

• Letargi kemudian gelisah • Kulit dingin dan lembab• Sianosis sekitar mulut• Nadi cepat – lemah• Tekanan nadi < 20 mmHg dan hipotensi

Sindrom Syok Dengue (SSD)

Page 12: Terapi Cairan Pada Dhf

• Penurunan Jumlah Trombosit Sebagai Resiko Terjadinya Perdarahan

Demam Berdarah Dengue ( DBD ) adalah penyakit infeksi

yang disebabkan oleh 4 ( empat ) serotipe virus Dengue

( DEN-1, DEN-2, DEN-3. DEN-4 ) dan ditandai dengan

adanya manifestasi klinis demam, nyeri kepala, nyeri otot

dan atau sendi yang disertai leukopenia, limfadenopati,

trombositopenia, perdarahan dan perembesan plasma

yang ditandai dengan hemokonsentrasi ( peningkatan

hematokrit ) atau penumpukan cairan di rongga tubuh.

Page 13: Terapi Cairan Pada Dhf

• Jenis perdarahan terbanyak adalah perdarahan kulit seperti uji tourniquet positif, petekie, purpura, ekimosis, dan perdarahan konjungtiva. Perdarahan lainnya seperti epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis, melena dan perdarahan otak juga dapat terjadi meskipun lebih jarang terjadi. Petekie merupakan tanda perdarahan yang paling sering ditemukan, terutama pada dahi dan ekstremitas distal.

Page 14: Terapi Cairan Pada Dhf

• Vaskulopati • Koagulopati • Trombositopenia• Hematokrit dan hemoglobin • Jumlah leukosit dan hitung jenis • Koagulasi Intravaskular Diseminata (KID) • Idiopathic Thrombocytopenic Purpura (ITP)

Manifestasi kelainan hematologi pada DBD

Page 15: Terapi Cairan Pada Dhf

• Definisi :Jumlah trombosit kurang dari 100.000/mm3

Trombositopenia

Penyebab terjadinya trombositopenia :• Gangguan produksi• Peningkatan destruksi trombosit• Distribusi tidak normal• Akibat pengenceran

Page 16: Terapi Cairan Pada Dhf

Trombositopenia • merupakan salah satu kriteria sederhana

yang diajukan oleh WHO sebagai diagnosis

klinis penyakit DBD.

• Penyebab trombositopenia pada DBD masih

kontroversial, disebutkan terjadi karena

adanya supresi sumsum tulang serta akibat

destruksi dan pemendekan masa hidup

trombosit.

• Mekanisme peningkatan destruksi ini belum

diketahui dengan jelas.

Page 17: Terapi Cairan Pada Dhf

Perdarahan hebat dapat terjadi akibat defisiensi salah

satu dari faktor-faktor pembekuan.

Tiga jenis utama perdarahan adalah:

• perdarahan akibat defisiensi vitamin K,

• hemofilia

• trombositopenia.

Perdarahan

Page 18: Terapi Cairan Pada Dhf

• Kelainan hemostasis dengan perdarahan abnormal dapat merupakan kelainan pembuluh darah, trombositopenia atau gangguan fungsi trombosit, dan kelainan koagulasi.

Pemeriksaan penyaring ini meliputi :

– pemeriksaan darah lengkap (Complete Blood Count/CBC),

– evaluasi darah apus, waktu perdarahan (Bleeding Time/ BT),

– waktu protrombin (Prothrombin Time/PT), activated partial thromboplastin time (aPTT),

– agregasi trombosit.

Pemeriksaan Fungsi Hemostasis

Page 19: Terapi Cairan Pada Dhf

Pemeriksaan Penunjang

• Leukosit : Dapat normal atau menurun. Mulai hari ke 3 dapat ditemukan

limfositosis relative (>45% dari leukosit) disertai adanya lifosit

lasma biru (LPB) > 15% dari jumlah total leukosit pada fase syok akan meningkat.

• Trombosit : Umumnya terdapat trombositopenia pada hari ke 3-8

• Hematokrit: Kebocoran plasma dibuktikan peningkatan hematokrit ≥ 20% dari

hematokrit awal, umumnya dimulai pada hari ke-3 demam

• Hemostasis: Dilakukan pemeriksaan AP, APTT, Fibrinogen, D- Dimer atau FDP pada

keadaan yang dicurigai terjadi perdarahan atau kelainan pembekuan darah.

LaboratoriumParameter laboratorium yang dapat diperiksa antara lain :

Page 20: Terapi Cairan Pada Dhf

• Protein/albumin: Dapat terjadi hipoalbuminemia akibat kebocoran plasma

• Elektrolit : Sebagai parameter pemantauan pemberian cairan

• Serelogi : Dilakukan pemeriksaan serologi IgM dan IgG terhadap dengue.

- IgM muncul pada hari ke 3-5, meningkat sampai minggu ke 3,

menghilang setelah 60-90 hari

- IgG terdeteksi mulai hari ke 14 (infeksi primer), hari ke 2 (infeksi

sekunder).

• NS1 : Antigen NS1 dapat terdeteksi pada awal demam hari pertama

sampai hari kedelapan. Sensitivitas sama tingginya dengan pesitifitasgold

standart kultur virus. Hasil negaif antigen NS1 tidak menyingkirkan adanya

infeksi virus dengue.

Page 21: Terapi Cairan Pada Dhf

PENATALAKSANAAN • Terdapat beberapa pendapat mengenai indikasi dan dosis

pemberian transfusi trombosit.

• Departemen Kesehatan merekomendasikan transfusi

trombosit konsentrat pada penderita DBD diberikan

hanya pada kasus dengan perdarahan masif dan

jumlah trombosit < 100.000 .

• Perdarahan spontan dan masif termasuk perdarahan

yang tampak ataupun yang tersembunyi dengan

jumlah perdarahan sebanyak 4 - 5 cc/kg berat

badan/jam.

Page 22: Terapi Cairan Pada Dhf

Nimamanitya menuliskan: indikasi transfusi pada DBD bila perdarahan yang

volumenya melebihi 10% dari jumlah cairan tubuh. aktif. Makroo di India tahun 2007 menuliskan

bahwa : penderita dengan kadar trombosit < 20.000/cumm

termasuk ke dalam kelompok risiko tinggi terjadi perdarahan karenanya indikasi untuk diberikan transfuse trombosit,

Sedangkan kelompok risiko sedang terjadi perdarahan (trombosit 20.000 - 40.000/cumm) indikasi diberikan trombosit bila terjadi perdarahan.

Kelompok dengan risiko ringan perdarahan (trombosit 41.000 - 50.000/cumm) tidak diberikan transfusi trombosit.

Page 23: Terapi Cairan Pada Dhf

• Pada dasarnya terapi DBD adalah bersifat suportif dan

simtomatis. ditujukan untuk mengganti kehilangan cairan

akibat kebocoran plasma dan memberikan terapi substitusi

komponen darah bilamana diperlukan.

• Dalam pemberian terapi cairan, hal terpenting yang perlu

dilakukan adalah pemantauan baik secara klinis maupun

laboratoris.

• Terapi nonfarmakologis yang diberikan meliputi tirah baring

(pada trombositopenia yang berat) dan pemberian

makanan dengan kandungan gizi yang cukup, lunak dan

tidak mengandung zat atau bumbu yang mengiritasi

saluaran cerna.

penatalaksanaan

Page 24: Terapi Cairan Pada Dhf

• terapi simptomatis, dapat diberikan antipiretik

berupa parasetamol, serta obat simptomatis

untuk mengatasi keluhan dispepsia.

• Pemberian aspirin ataupun obat antiinflamasi

nonsteroid sebaiknya dihindari karena berisiko

terjadinya perdarahan pada saluran cerna

bagian atas (lambung/duodenum).

Page 25: Terapi Cairan Pada Dhf

– Penanganan tersangka DBD tanpa syok

– Pemberian cairan pada tersangka DBD dewasa di

ruang rawat

– Penatalaksanaan DBD dengan peningkatan

hematokrit >20%

– Penatalaksanaan perdarahan spontan pada DBD

dewasa

– Tatalaksana sindroma syok dengue pada dewasa

Protokol pemberian cairan

Page 26: Terapi Cairan Pada Dhf

Penatalaksanaan

keluhan DBD (kriteria WHO 1997)

Hb, Ht, trombo normal

Observasi rawat jalan, periksa Hb,Ht, leuko,

trombo /24 jam

Hb, Ht normal, trombo 100.000-

150.000

Observasi rawat jalan, periksa Hb, Ht, leuko,

trombo /24 jam

Hb,Ht normal, trombo <100.000 Rawat

Hb, Ht meningkat, trombo normal/ turun Rawat

Page 27: Terapi Cairan Pada Dhf
Page 28: Terapi Cairan Pada Dhf
Page 29: Terapi Cairan Pada Dhf
Page 30: Terapi Cairan Pada Dhf

Kriteria pasien pulang

– Bebas panas sedikitnya 24 jam tanpa obat antipiretik

– Nafsu makan membaik – Tampak perbaikan secara klinis – Output urin baik – Hematokrit stabil – Melewati 2 hari setelah syok – Tidak ada distress pernafasan – Jumlah trombosit > 50.000/mm3

Page 31: Terapi Cairan Pada Dhf

KOMPLIKASI

• Ensefalopati dengue• Kelainan ginjal• Oedem paru

Page 32: Terapi Cairan Pada Dhf

PENCEGAHAN

• Lingkungan PSN, pengelolaan sampah padat, modifikasi tempat perkembangan nyamuk hasil samping kegiatan manusia dan perbaikan desain rumah.

• Biologis menggunakan ikan pemakan jentik• Kimiawi fogging, menggunakan bubuk abate

Cara yang paling efektif dengan mengkombinasikan cara tersebut yaitu dengan 3M plus

Page 33: Terapi Cairan Pada Dhf

IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. B S

TTL : Medan, 21 januari 1973

Umur : 40 tahun

Jenis kelamin : laki-laki

Alamat : Jl. Cempaka III RT 05/04 No.A

Tgl dan jam masuk : 1 feb 2015

No. Kamar : 0627/Matahari Dua

No. rekam medik : 00803074

Page 34: Terapi Cairan Pada Dhf

ANAMNESIS

Keluhan utama :

os mengeluh demam sejak 5 hari SMRS

Keluhan tambahan :

mual, muntah, nafsu makan menurun, nyeri kepala, pegal

dan ngilu pada sendi

Page 35: Terapi Cairan Pada Dhf

Sejak ± 5 hari SMRS, os mengeluh demam tinggi, demam

dirasakan terus menerus,

Demam kadang disertai menggigil,os mengaku berkeringat

sesudah menggigil. OS juga mengeluh nyeri kepala dirasakan

hilang timbul. Os menyangkal adanya nyeri di belakang bola mata,

mimisan, gusi berdarah maupun bintik-bintik merah di badan. Os

juga mengeluh badan terasa lemas, pegal-pegal dan terasa pada

sendi. batuk dan pilek disangkal . OS merasakan mual , muntah,

berisi makanan yang dimakan, frekuensi 5 x, banyaknya ± ½

gelas belimbing, nyeri pada ulu hati, tidak nafsu makan. BAB dan

BAK biasa. 1 hari SMRS Os minum obat sakit magh namun

keluhannya tidak membaik sehingga os dibawa ke Rumah Sakit.

Riwayat berpergian keluar daerah (lampung dan daerah timur)

disangkal.

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Page 36: Terapi Cairan Pada Dhf

Riw. Penyakit dahulu :

Riwayat asma, hipertensi dan diabetes melitus, Tb paru, malaria

disangkal, sakit maag (+)

Riw. Penyakit keluarga : Di keluarga ada yang mengalami hal yang sama, riwayat asma, diabetes mellitus dan Tb paru disangkal. Hipertensi + (ayah dan ibu)

Page 37: Terapi Cairan Pada Dhf

• Riwayat pengobatan :

sudah minum obat maag (inpepsa) namun keluhan tidak

membaik hingga os dibawa ke rumah sakit.

• Riwayat alergi :

alergi makanan, obat dan udara disangkal.

• Riwayat psikososial :

Os mengaku tidak merokok, makan 2x/hari dan tidak teratur,

jarang olahraga. Riwayat berpergian ke daerah endemis

malaria disangkal. Os mengaku jarang beristirahat.Merokok

dan minum alkohol disangkal.

Page 38: Terapi Cairan Pada Dhf

PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum : os tampak sakit sedang

Kesadaran : compos mentis

Tanda vital

tekanan darah : 110/90 mmHg

Nadi : 100 x/menit

RR : 20 x/menit

Suhu : 39,2oC

Page 39: Terapi Cairan Pada Dhf

STATUS GENERALIS

Kepala : normochepal, distribusi rambut

merata dan tidak mudah rontok

Mata : konjungtiva anemis +/+, sclera ikterik -/-

Hidung : normonasi, epistaksis (-), secret (-)

Telinga : normotia, perdarahan (-), secret (-),

nyeri tekan (-)

Mulut : bibir kering (+), bibir sianosis

(-),perdarahan gusi (-), lidah kotor (-)

Leher : pembesaran KGB (-), pembesaran

tiroid (-)

Page 40: Terapi Cairan Pada Dhf

THORAK

Paru-paru

Inspeksi : normochest,

tampak simetris, otot

tambahan (-)

Palpasi : vocal fremitus

teraba sama di kedua lapang

paru

Perkusi : sonor di kedua

lapang paru

Auskultasi : vesikuler +/+,

wheezing (-), rhonki (-)

Jantung

Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat

Palpasi : ictus cordis tidak teraba

Perkusi : batas kanan jantung linea

parasternalis dextra.

Batas kiri jantung linea

midclavikularis sinistra

Auskultasi : BJ 1 dan II murni regular,

gallop (-), murmur (-)

Page 41: Terapi Cairan Pada Dhf

Abdomen

Inspeksi : terlihat datar, luka bekas operasi (-)

Auskultasi : bising usus normal

Ascites : (-)

Palpasi : nyeri tekan epigastrium (+), pembesaran

hepar dan lien (-)Ekstremitas atas

Akral : hangat

RCT <2 detik : +/+

Edema : -/-

Kulit : petekie (+)

Ekstremitas bawah

Akral : hangat

RCT <2 detik : +/+

Edema : -/-

Kulit : petekie

(-)

Page 42: Terapi Cairan Pada Dhf

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Tanggal 1 feb 2015

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan

Hemoglobin L 12,1 mg/dl 13,2 - 17,3

Leukosit L 2,76 ribu/µl 3,80 - 10,60

Trombosit L108 ribu/ µl 150 - 440

Hematokrit 44 % 40 – 52

Imunoserologi

Anti salmonella IgM 2,0 (-) <= 2

Page 43: Terapi Cairan Pada Dhf

RESUME Tn. B.S usia 40 tahun datang ke RS dengan keluhan demam sejak ±

5 hari SMRS demam timbul secara mendadak dan terus menerus,

disertai menggigil. Malaise myalgia, badan terasa ngilu-ngilu pada

sendi. cephalgia dirasakan hilang timbul. OS merasakan nausea,

vomitting berisi makanan yang dimakan, frekuensi 5x, banyaknya ±

½ gelas belimbing serta nyeri epigastrium.1 hari SMRS Os minum

obat skit maag (inpepsa), namun keluhannya tidak membaik

sehingga os dibawa ke Rumah Sakit.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan:

Suhu : 39,2o C

Nadi : 100 x/menit regular, kuat angkat, isi cukup

Pernafasan : 20 x/menit

Tekanan darah : 110/90 mmHg

Nyeri tekan epigastrium (+)

Page 44: Terapi Cairan Pada Dhf

DAFTAR MASALAH

• Febris e.c Dengue Fever• Anemia• Dyspepsia

Page 45: Terapi Cairan Pada Dhf

ASSESMENTFebris e.c dengue fever

Febris Sejak ± 2 hari SMRS.Febris timbul secara mendadak dan terus menerus, disertai menggigil.malaise(+) pegal-pegal(+), terasa ngilu-ngilu pada sendi(+).cephalgia(+) dirasakan hilang timbul.OS merasakan nausea , vomitting(+), berisi makanan yang dimakan, frekuensi 5x, banyaknya ± ½ gelas belimbing, nafsu mkan menurun.Pada pemeriksaan fisik didapatkan suhu : 39,1oC.Pemeriksaan Laboratorium : Leukosit H 2,76 ribu/µl (Leukopenia)Trombosit 108 ribu/µl (trombositopenia)Rdx :Cek darah rutin / 24 jamElektrolitpemeriksaan serologi IgM dan IgG NS1 Widal test

Page 46: Terapi Cairan Pada Dhf

Rth :

Non Farmakologis :

Istirahat

Diet

Farmakologis :

1.infus RL 30 tpm

2.Parasetamol 3 x 500 mg

3. Vit B1, B6 dan B12 1x1

Page 47: Terapi Cairan Pada Dhf

Anemia Os merasa lemas, chepalgia yang dirasakan hilang timbul. Mata berkunang-kunang jika saat pusing.Pada pemeriksaan fisik didapatkan :Nadi : 100 x/menit regular, kuat angkat, isi cukupPernafasan : 20 x/menitTekanan darah : 110/90 mmHgKonjungtiva anemis +/+ Pada pemeriksaan lab didapatkan :Leukosit : 2,76 ribu/ µl Rdx : HHTL / 24 jamRth : non farmakologis Istirahat Farmakologis :Tablet Fe 1x1

Page 48: Terapi Cairan Pada Dhf

Dyspepsia Nyeri ulu hati, mual dan muntah sehari 5 kali berisi

makanan.Os juga merasa lemas.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan :

Nadi : 100 x/menit regular, kuat angkat, isi

cukup

Pernafasan : 20 x/menit

Tekanan darah : 110/90 mmHg

Nyeri tekan epigastrium (+)

Rencana terapi :

Inpepsa 3x1

Ranitidine inj 2 x 1

Page 49: Terapi Cairan Pada Dhf

Follow upS O A P Demam (+),mual (+),Muntah(+) nafsu makan menurun, pusing (+) hilang timbul BAB dan BAK lancar.

TD : 100/70 mmHg RR : 18x/menit Suhu : 40,1oC Nadi : 76x/menit Pem lab : Trombosit : 124 ribu/µl Leukosit : 2,5ribu/ µl

Febris e.c dengue fever

1.infus RL 20 tpm

2.Parasetamol 3 x 500 mg

3. Vit B1,B6,dan B12 1x1

Lemas (+) pusing hilang timbul

TD : 100/70 mmHg RR : 18x/menit Nadi : 76x/menit Pem lab : 10,00 mg/dl

Anemia Tablet Fe 1x1

Nyeri ulu hati, mual, muntah

TD : 140/90 mmHg RR : 18x/menit Suhu : 36,4 oC Nadi : 86x/menit Nyeri tekan epigastrium (+)

Dyspepsia Inpepsa 3x1 Ranitidine inj 2x1

2 feb 2015

Page 50: Terapi Cairan Pada Dhf

2 feb 2015S O A P Demam sudah tidak terlalu,mual (+),Muntah(+) nafsu makan menurun, pusing (+) hilang timbul BAB dan BAK lancar.

TD : 110/70 mmHg RR : 18x/menit Suhu : 40,1oC Nadi : 76x/menit Teraba pembesaran hepar (hepatomegali) 3 jari dibawah arcus costae Pem lab : Trombosit : 97 ribu/µl Leukosit : 3,6 ribu/ µl

Dengue fever Rdx :

HHTL /12 jam

Rth :

1.infus RL 20 tpm

2.Parasetamol 3 x 500 mg

3. ceftriaxone 1x1

Lemas (+) pusing hilang timbul

TD : 110/70 mmHg RR : 18x/menit Nadi : 76x/menit Pem lab : Hb 11,0 mg/dl

Anemia Tablet Fe 1x1

Nyeri ulu hati, mual, muntah

TD : 110/70 mmHg RR : 18x/menit Suhu : 39,8 oC Nadi : 72x/menit Nyeri tekan epigastrium (+)

Dyspepsia Inpepsa 3x1 Ranitidine inj 2x1

Page 51: Terapi Cairan Pada Dhf

3 feb 2015S O A P Demam sudah tidak ada, mual (+), Muntah sudah tidak ada, nafsu mulai membaik, pusing sudah tidak, BAB dan BAK lancar.

TD : 100/70 mmHg RR : 18x/menit Suhu : 37oC Nadi : 76x/menit Pem lab : Trombosit : 100 ribu/µl Leukosit : 2,76 ribu/ µl

Febris e.c dengue fever grade I

infus RL 20 tpm

Parasetamol 3 x 500 mg

Ceftriaxone 1x1

Lemas (+) pusing hilang timbul sudah tidak

TD : 100/70 mmHg RR : 18x/menit Nadi : 76x/meni Pem lab : Hb 13,00

Anemia Neurobion 1x1

Nyeri ulu hati, mual (+), muntah sudah tidak ada

TD : 100/70 mmHg RR : 18x/menit Suhu : 36,4 oC Nadi : 86x/menit Nyeri tekan epigastrium (-)

Dyspepsia Rantin inj 2x1

Page 52: Terapi Cairan Pada Dhf

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan

GDS 121 Mg/dL 70-200

SGOT 32 U/l 10-34

SGPT 27 U/l 9-43

Ureum darah 18 Mg/dL 10-50

Kreatinin Darah 0,8 Mg/dL < 1,4

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan

Hemoglobin L10,00 mg/dl 13,2 - 17,3

Leukosit L 2,5 ribu/µl 3,80 - 10,60

Trombosit L124 ribu/ µl 150 - 440

Hematokrit 43 % 40 – 52

Tanggal 2 feb 2015

Page 53: Terapi Cairan Pada Dhf

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan

Hemoglobin L11,0 mg/dl 13,2 - 17,3

Leukosit L3,6 ribu/µl 3,80 - 10,60

Trombosit L 97 ribu/ µl 150 - 440

Hematokrit 44 % 40 – 52

Tanggal 3 feb 2015

Page 54: Terapi Cairan Pada Dhf

Daftar Pustaka• Sudoyo Aru W, dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. Jakarta: Interna Publishing.• Kresno SB. 2001. Respon Imun Terhadap Infeksi Virus. In: imunologi – Diagnosis dan Prosedur. Jakarta : FKUI, pp:

178-181.• Srichaikul T, Nimmannitya S. Hematology in dengue and dengue haemorrhagic fever. Best Practice &

Research Clinical Haematology : 2000.• Soedarmo PS. 2002. Infeksi Virus Dengue. In: Soedarmo dkk (ed). Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, Infeksi dan

Penyakit Tropis Edisi Pertama. Jakarta: IDAI, pp: 176-209. • Chuansumrit A, Tangnararatchakit K. Pathophysiology and management of dengue hemorrhagic fever.

Transfusion alternatives in transfusion medicine. Journal Compilation 2006;8(suppl 1):3-11.• Reynaldo Angelo C. De Castro, Jo-Anne A. De Castro, Marie Yvette C. Barez, Melchor V. Frias, Jitendra Dixit, and

Maurice Genereux. Respon Trombositopenia pada Penderita Demam Berdarah Dengue Terhadap Pemberian Intravena Globulin Anti-D. Scientific Medical Activities of Research and Technologi : FKUI.

• Departemen Kesehatan RI. Pedoman tatalaksana klinis infeksi dengue di sarana pelayanan kesehatan, 2005.p.19-34

• Huang Y, Liu C, Wang S, Lei H, Liu H, Lin Y, et al. Activation of coagulation and Þ brinolysis during dengue virus infection. Journal of Medical Virology 2001;63:247-51.

• Halstead SB. Dengue Infection. Curr Opin Infect Dis 2002;15;471-6.• Clyde K, Kyle J, Harris E. Recent advances in deciphering viral and host determinants of dengue virus

replication and pathogenesis. Journal of Virology 2006;80:11418-31.• Kamil SM, Mohamad NH, Narazah MY, Khan FA. Dengue haemorrhagic fever with unusual prolonged

thrombocytopaenia. Singapore Med J, 2006;47(4):332-34.• Guyton and Hall• Nimmannitya S. Dengue Hemmorhagic Fever. In:cook GC. Manson’s Tropical Diseases.

Page 55: Terapi Cairan Pada Dhf

Terima Kasih