Terapi cairan [1]

12
Terapi cairan Diagram terapi cairan - Terapi cairan resusitasi ditujukan untuk meggantikan kehilangan akut cairan tubuh - Kehilangan akut cairan tubuh seringkali menyebabkan shock - Paling mudah terjadi pada anak - Terapi cairan resusitasi ditujukan untuk ekspansi cepat dari cairan intravascular dan memperbaiki perfusi jaringan - Dapat dilakukan dengan penginfusian NS atau RA/RL 20 ml/kg selama 30-60 menit - Pada shock hemoragic bisa diberikan 2-3 L dalam 10 menit Resusitasi cairan pada luka bakar 24 jam pertama A. Resusitasi syok

Transcript of Terapi cairan [1]

Page 1: Terapi cairan [1]

Terapi cairan

Diagram terapi cairan

- Terapi cairan resusitasi ditujukan untuk meggantikan kehilangan akut cairan tubuh

- Kehilangan akut cairan tubuh seringkali menyebabkan shock

- Paling mudah terjadi pada anak

- Terapi cairan resusitasi ditujukan untuk ekspansi cepat dari cairan intravascular dan memperbaiki perfusi jaringan

- Dapat dilakukan dengan penginfusian NS atau RA/RL 20 ml/kg selama 30-60 menit

- Pada shock hemoragic bisa diberikan 2-3 L dalam 10 menit

Resusitasi cairan pada luka bakar

24 jam pertama

A. Resusitasi syok

Yang digunakan : larutan Kristaloid Ringer’s lactate atau Ringer’s acetate

1. Pemasangan satu atau beberapa jalur intravena

Jika kesulitan melakuka pemasangan jalur vena biasa dilakukan vena seksi dibeberapa tempat

Page 2: Terapi cairan [1]

Syarat : jangan memilih jalur vena pada tungkai bawah karena terdapat hipoperfusi perifer dan banyaknya system klep nya dan hindari pemasangan pada daerah luka

2. Pemberian cairan pada syok atau pada kasus dengan luas . 25-30% atau dijumpai keterlambatan >2jam

Dalam waktu < 4jam pertama diberikan cairan kristaloid sebanyak

Keterangan :

- 70 %adalah volume total cairan tubuh

- 25% adalah jumlah minimal kehilangan cairan tubuh yang dapat menimbulkan gejala klinik dari sindrom syok

- Untuk melakukan resusitasi cairan (melakukan koreksi volume) menggunakan kristaloid, diperlukan 3 kali jumlah yang diperlukan

B. Resusitasi tanpa syok

- tanpa gejala syok / pada kasus dengan luas < 25-30%

- tanpa keterlambatan atau dijumpai keterlambatan < 2jam

Rumus Bexter

Pemberian cairan resusitasi menggunakan formula Parkland

Pada 24 jam pertama : - separuh jumlah cairan diberikan 8 jam pertama

- sisanya diberikan dalam 16 jam berikutnya

1. Bayi dan anak, orangtua kebutuhannya 4 ml

- cedera inhalasi (+) , kebutuhan cairan menjadi 4 ml ditambah 1 % dari kebutuhan

- hipertermia (+), ditambahkan 1% dari kebutuhan

2. Penggunaan zat vasoaktif

Tujuan untuk memperbaiki perfusi sirkulasi perifer (contoh: Dopamin,Dobutamin, vasodilator perifer) dengan dosis 3 mg/kgBB dengan titrasi atau dilarutkan dalam 500 ml Glukosa 5 % dengan jumlah tetesan dibagi rata dalam 24 jam

3. Monitor:

3 (25% (70% x BBkg )) mL

3-4 ml/kgBB/%luas LB

Page 3: Terapi cairan [1]

Untuk menilai sirkulasi sentral

a. Central Venous Pressure minimal berkisar 6-12 cmH20

b.Pemantauan sirkulasi perifer

Sirkulasi Renal

- Jika urin < 0,5 ml/kg/jam, maka jumlah cairan ditingkatkan 50% dari pemberian sebelumnya

- Jika urin > 1ml/kg/jam, jumlah cairan dikurangkan 25% dari pemberian sebelumnya

- Pemeriksaan Lab : - Fungsi Renal (ureum dan kreatinin)

- Berat jenis dan sedimen urin

Sirkulasi Splangnikus

- penilaian kualiatas dan kuantitas produksi cairan lambung via NGT

-penilaian fungsi hepar (fungsi enzimatik, fungsi sintetik dan metabolik) via laboratorium

c. Pemerikasaan darah lengkap perifer

- Komposisi nilai Hb dan HT menggambarkan hemodilusi atau hemokonsentrasi

- Nilai tersebut harus dikonfirmasi dengan nilai lekosit dan trombosit (umumnya terdapat kerusakan endotel pembuluh darah, sehingga terbentuk perlekatan komponen darah pada dinding vaskuler)

24 jam kedua

1. pada 24 jam berikutnya cairan mengandung glukosa

2. diberikan merata dalam 24 jam

3. cairan nya : - glukosa 5% atau 10% , 1500 – 2000ml

- batasi/ kurangi pemberian Ringer’s lactate (dapat menyebabkan edema interstisial yang bertambah sulit diatasi)

4. Monitor

a. monitor sirkulasi

- Nilai CVP

- pemberian HES bila volume Intravaskuler tetap rendah (CVP dibawah +2)

Saat resusitasi : 0,5 -1 ml/kgBB/jamHari 1-2 : 1-2 ml/kgBB/jam

Page 4: Terapi cairan [1]

- Jumlah produksi urin : 1-2 ml/kgBB/jam

- jk urin < 1-2 ml/kgBB/jam, nilai zat vasoaktifnya,jk dosis 3mg belum memberikan efek yang diinginkan maka naikkan sampai 5 mg/kgBB

-jika urin masih kurang juga maka rubah regimen dengan larutan hipertonik (Nacl 3-6%) atau koloid

- jika urin < 1 ml/kgBB/jam dan CVP meningkat > 12 cmH20, berikan diuretikum khusus (jika diberi furosemid tambahkan kalium)

- jika urinalisis didapatkan pigmen, beri mannitol 20% perinfus 0,5 mg/kgBB

b. monitor perfusi

- menilai AGD pada kadar HCO3,H2CO3,PaO2 dan PaCO2,nilai pH dan deficit basa (basa excess/BE), serta konsentrasi elektrolit

c. monitor kadar elektrolit

- jika terdapat abnormalitas kadar natrium dan kalium pikirkan adanya gangguan sodium-pump yang timbul akibat gangguan perfusi selular, umumnya hiponatremi terjadi akibat edema seluler yang mendorong kalium keluar sel

Setelah 48 jam

1. cairan sesuai maintenance

2. monitor sirkulasi

a. komposisi Hb terhadap Ht mulai mendekati normal atau cenderung menurun

b. Produksi urin 3-4 ml/kgBB/jam

jika tidak sesuai target upayakan untuk mengembalikan keseimbangan tekanan hidrostatik-onkolitik dengan pemberian koloid

Pemberian koloid

akan memperbaiki keseimbangan tekanan onkotik di ruang intravaskuler, melalui proses penarikan cairan dari jaringan interstisiel

Protokol pemberian koloid setelah permeabilitas kapiler kembali

Prioritas pemberian koloid :

- HES 10 %

- Albumin

Page 5: Terapi cairan [1]

- Fresh Frozen Plasma

Resusitasi cairan menggunakan cara lain1. Larutan Nacl 0,9%

2.Larutan hipertonik (NaCl 3-6%)

Page 6: Terapi cairan [1]

RESUSITASI

Re-evaluasi ABCDE

Dosis awal pemberian cairan kristaloid adalah 1000-2000 ml pada dewasa dan 20 mL/kg pada anak dengan tetesan cepat

Perkiraan Kehilangan Cairan dan Darah, Berdasarkan Presentasi Penderita Semula

KELAS I Kelas II Kelas III Kelas IV

Kehilangan Darah

(mL)

Sampai 750 750-1500 1500-2000 >2000

Kehilangan Darah

(% volume darah)

Sampai 15% 15%-30% 30%-40% >40%

Denyut Nadi <100 >100 >120 >140

Tekanan Darah Normal Normal Menurun Menurun

Tekanan nadi

(mm Hg)

Normal atau

Naik

Menurun Menurun Menurun

Frekuensi

Pernafasan

14-20 20-30 30-40 >35

Produksi Urin

(mL/jam)

>30 20-30 5-15 Tidak berarti

CNS/ Status

Mental

Sedikit cemas Agak cemas Cemas,

bingung

Bingung,lesu

(lethargic)

Penggantian Cairan Kristaloid Kristaloid Kristaloid dan

darah

Kristaloid dan

darah

Page 7: Terapi cairan [1]

(Hukum 3:1)

c. Evaluasi resusitasi cairan

1. Nilailah respon penderita terhadap pemberian cairan awal

2. Nilai perfusi organ ( nadi, warna kulit, kesadaran dan produksi urin ) serta awasi tanda-

Rapid Respon

No Respon

Trancient Respon

Page 8: Terapi cairan [1]

tanda syok

A. Pemberian cairan selanjutnya berdasarkan respon terhadap pemberian cairan awal.

1. Respon cepat

- Pemberian cairan diperlambat sampai kecepatan maintenance

- Tidak ada indikasi bolus cairan tambahan yang lain atau pemberian darah

- Pemeriksaan darah dan cross-match tetap dikerjakan

- Konsultasikan pada ahli bedah karena intervensi operatif mungkin masih

diperlukan

2. Respon Sementara

- Pemberian cairan tetap dilanjutkan, ditambah dengan pemberian darah

- Respon terhadap pemberian darah menentukan tindakan operatif

- Konsultasikan pada ahli bedah

ETIOLOGI PEM.FISIK PEM.DIAGNOSTIK

TAMBAHAN

INTERVENSI

Dugaan Jumlah

perdarahan kurang

atau

Perdarahan Berlanjut

• Distensi Abdomen

• Fraktur Pelvis

• Fraktur Pelvis

• Perdarahan Luar

• DPL atau ultrasonografi • Konsultasi Bedah

• Perbaikan Volume

• Mungkin Transfusi

• Pasang bidai

Nonhemorrhagic

• Cardiac

tamponade

•Distensi vena leher

• Bunyi jantung jauh

• Ultrasound

•Bising nafas normal

• Pericardiocentesis • Reevaluasi toraks

• Dekompresi jarum

Tube thoracostomy

• Recurrent/

persistent tension

pneumothorax

•Deviasi Tracheal

•Distensi versa leher

•Hipersonor

Page 9: Terapi cairan [1]

•Bising nafas (-)

3. Tanpa respon

- Konsultasikan pada ahli bedah

- Perlu tindakan operatif sangat segera

- Waspadai kemungkinan syok non hemoragik seperti tamponade jantung

atau kontusio miokard

- Pemasangan CVP dapat membedakan keduanya

ETIOLOGI PEM.FISIK PEM.DIAGNOSTIK

TAMBAHAN

INTERVENSI

Massive blood loss

(Class III atau IV)

•Intraabdominal

bleeding

• Distensi Abdomen • DPL/USG •Intervensi segera (ahli

bedah)

•Perbaikan Volume

•Resusitasi Operatif

Nonhemorrhagic

•Tension

pneumothorax

• Distensi Vena

Leher

• Trachea tergeser

• Suara nafas

menghilang

• Hipersonor

• Chest Decompresion

(Needle

thoracocentesis

diteruskan

dengan tube

thoracostomy)

•Mungkin diperlukan

penggunaan monitoring

invasive

Nonhemorrhagic • Distensi vena leher •Pericardiocentesis • Nilai ulang ABCDE

Page 10: Terapi cairan [1]

•Cardiac tamponade • Bunyi jantung jauh

• Ultrasound

• Bising nafas

normal

• Nilai ulang jantung

• Pericardiocentesis

• Cedera tumpul

jantung

• Nadi teratur

• Perfusi jelek

• EKG : kelainan

iskemik

• Transesophageal

echocardiography

• Ultrasonography

(pericardial)

• Persiapan OK

• Invasive monitoring

• Inotropic support

• Pertimbangkan operasi

Sumber : www.bedahurologi.files.wordpress.com/2008/06/trauma-ugd-dr-ekost.doc

Pedoman cairan infuse Edisi Revisi IX 207, PT OTSUKA Indonesia

Petunjuk Praktis Penatalaksanaan Luka Bakar , Komite Medik Asosiasi Luka Bakar Indonesia (ALBI) 2005

[email protected]