Terapi Aktivitas Kelompok SP_PK

14
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK PERILAKU KEKERASAN A. TOPIK Mengenal Perilaku Kekerasan Yang Biasa Dilakukan B. LATAR BELAKANG Terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan aktivitas sebagai stimulus dan terkait dengan pengalaman atau kehidupan untuk diskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau alternatif penyelesaian masalah. Pada pasien gangguan jiwa dengan kasus gangguan perilaku kekerasan mempunyai masalah yang dapat menyebabkan klien menjadi marah-marah, agresip, curiga pada oang lain dan bahkan dapat melukai diri sendiri dan lingkungan sekitar. Atas dasar tersebut, maka kami menganggap dengan Therapy Aktivitas Kelompok (TAK) klien dengan gangguan perilaku kekerasan dapat tertolong dalam hal sosialisasi dengan lingkungan sekitarnya, tentu saja klien yang mengikuti therapy ini adalah klien yang sudah mampu mengontrol dirinya dari perilaku kekerasan sehingga pada saat TAK klien dapat

description

tak

Transcript of Terapi Aktivitas Kelompok SP_PK

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK PERILAKU KEKERASAN

A. TOPIKMengenal Perilaku Kekerasan Yang Biasa Dilakukan

B. LATAR BELAKANGTerapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan aktivitas sebagai stimulus dan terkait dengan pengalaman atau kehidupan untuk diskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau alternatif penyelesaian masalah.Pada pasien gangguan jiwa dengan kasus gangguan perilaku kekerasan mempunyai masalah yang dapat menyebabkan klien menjadi marah-marah, agresip, curiga pada oang lain dan bahkan dapat melukai diri sendiri dan lingkungan sekitar.Atas dasar tersebut, maka kami menganggap dengan Therapy Aktivitas Kelompok (TAK) klien dengan gangguan perilaku kekerasan dapat tertolong dalam hal sosialisasi dengan lingkungan sekitarnya, tentu saja klien yang mengikuti therapy ini adalah klien yang sudah mampu mengontrol dirinya dari perilaku kekerasan sehingga pada saat TAK klien dapat bekerjasama dan tidak mengganggu anggota kelompok yang lain.Umumnya klien dengan Perilaku Kekerasan dibawa dengan paksa ke Rumah Sakit Jiwa, sering tampak klien diikat secara tidak manusiawi disertai bentakan dan pengawalan oleh sejumlah anggota keluarga bahkan polisi. Perilaku Kekerasan seperti memukul anggota keluarga/orang lain, merusak alat rumah tangga dan marah-marah merupakan alasan utama yang paling banyak dikemukakan oleh keluarga. Penanganan oleh keluarga belum memadai, keluarga seharusnya mendapat pendidikan kesehatan tentang cara merawat klien (manajemen perilaku kekerasan).

C. TUJUAN1. Tujuan UmumTujuan umum terapi aktivitas kelompok perilaku kekerasan adalah klien mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang diakibatkan oleh perilaku kekerasan.2. Tujuan Khusus Klien dapat menyebutkan stimulus penyebab kemarahan. Klien dapat menyebutkan respon yang dirasakan saat marah (tanda dan gejala marah ) Klien dapat menyebutkan reaksi yang dilakukan saat marah (perilaku kekerasan ) Klien dapat menyebutkan akibat perilaku kekerasan. Klien dapat mempraktekkan cara mengontrol perilaku kekerasan dengan cara fisik (dengan latihan nafas dalam)

D. KEANGGOTAAN1. Kriteria Pasien Klien yang tidak terlalu gelisah. klien yang bisa kooperatif dan tidak mengganggu berlangsungnya Terapi Aktifitas Kelompok Klien tindak kekerasan yang sudah sampai tahap mampu berinteraksi dalam kelompok kecil Klien tenang dan kooperatif Kondisi fisik dalam keadaan baik Mau mengikuti kegiatan terapi aktivitas Klien yang dapat memegang alat tulis Klien yang panca inderanya masih memungkinkan 2. Daftar Nama Pasien Tn. O (R. Perkutut) Tn. O (R. Perkutut) Tn. A (R. Perkutut) Tn. B (R. Perkutut) Tn. A (R. Cenderawasih)

E. PENGORGANISASIANYang bertugas dalam terapi aktivitas kelompok sebagai berikut:1. Leader: Akhmad Mabruri2. Observer Fitriyati Kartika Sari3. Fasilitator : 1) Rutaci2) Anshorin3) Syahrul Maulana4) Muhammad Baihaqi

F. URAIAN TUGAS PELAKSANAAN1. Leader Bertugas : Katalisator, yaitu mempermudah komunikasi dan interaksi dengan jalan menciptakan situasi dan suasana yang memungkinkan klien termotivasi untuk mengekspresikan perasaannya Auxilery Ego, sebagai penopang bagi anggota yang terlalu lemah atau mendominasi Koordinator, Mengarahkan proses kegiatan ke arah pencapaian tujuan dengan cara memberi motivasi kepada anggota untuk terlibat dalam kegiatan 2. Observer Bertugas : Mengobservasi persiapan dan pelaksanaan TAK dari awal sampai akhir Mencatat semua aktivitas dalam terapi aktivitas kelompok Mengobservasi perilaku pasien

3. FasilitatorBertugas : Membantu klien meluruskan dan menjelaskan tugas yang harus dilakukan Mengingatkan pasien tentang aturan permainan Mendampingi peserta dan mengikuti TAK Memotivasi klien untuk aktif dalam kelompok Menjadi contoh bagi klien selama kegiatan4. Anggota / Klien :Bertugas : Menjalankan dan mengikuti kegiatan terapi

G. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN1. Hari/Tanggal : Mei 20152. Tempat pertemuan : Ruang Rawat Jiwa Intensif Rajawali 3. Waktu: 13.00 WIB s/d selesai4. Lamanya : 45 menit5. Kegiatan : Terapi Aktivitas Kelompok Perilaku kekerasan6. Jumlah Anggota : 5 Orang 7. Jenis TAK : Perilaku kekerasan H. SETTING

Keterangan :Merah: leaderPutih: observerKuning: fasilitatorBiru: klien

I. MEDIA / ALAT YANG DIGUNAKAN1. Kertas2. Sepidol3. MP 3 dan sound system4. Buku catatan dan pulpen5. Bola

J. MetodeMetode yang digunakan pada therapy aktifitas kelompok (TAK) adalah :1. Dinamika kelompok2. Diskusi dan tanya jawab3. Bermain peran / simulasi

K. Strategi pelaksanaan 1. Orientasi1) Salam terapeutik Salam dari terapis kepada klien. Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama ) Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan nama)2) Evaluasi validasi Menanyakan perasaan klien saat ini Menanyakan masalah yang dirasakan.3) Kontrak Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenalkan kelompok, harus minta izin pada terapis. Menjelaskan aturan main berikut.1. Jika klien ada yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin pada terapis.2. Lama kegiatan 30 menit.3. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.2. Tahap kerjaLeader membacakan aturan permainan :1) Salah satu peserta TAK memegang bola, sambil operator memainkan musik.2) Bila musik berhenti, dan ada salah satu peserta TAK yang memegang bola berarti, ia harus menyebutkan penyebab perilaku 3) kekerasan, tanda gejala yang dirasakan, perilaku kekerasan yang pernah dilakukan, akibat, serta mempraktekkan cara mengontrol PK dengan latihan fisik (cara nafas dalam) Permainan dimulai sampai ditemukan peserta yang tetap berjoget saat musik berhenti. Klien dan terapis mendiskusikan penyebab masalah perilaku kekerasan1. Tanyakan pengalaman tiap klien2. Tulis di kertas4) Mendiskusikan tanda dan gejala yang dirasakan klien saat terpapar oleh penyebab marah sebelum perilaku kekerasan terjadi. Tanyakan perasaan tiap klien saat terpapar oleh penyebab (tanda dan gejala) Tulis di kertas5) Mendiskusikan perilaku kekerasan yang pernah dilakukan klien (verbal, merusak lingkungan, mencederai, memukul, orang lain, dan memukul diri sendiri) Tanyakan perilaku yang dilakukan saat marah Tulis di kertas6) Mendiskusiksan dampak/akibat perilaku kekerasan. Tanyakan akibat perilaku kekerasan. Tulis di kertas7) Meminta pasien mempraktekkan cara mengontrol perilaku kekerasan dengan cara fisik (latihan nafas dalam)8) Menanyakan perasaan klien setelah selesai bermain paran/stimulasi.9) Memberikan reinforcement pada peran serta klien. 10) Dalam menjalankan kegiatan TAK upayakan semua klien terlibat.11) Observer memberi kesimpulan/evaluasi tentang jalannya TAK, mengenai jawaban klien tentang penyebab, tanda dan gejala, perilaku kekerasan, dan akibat perilaku kekerasan. Selanjutnya observer memberikan pujian atas peran serta klien dalam pelaksanaan TAK serta memberi motivasi pada klien untuk meningkatkan kemampuannya dalam berlatih cara mengontrol perilaku kemarahan. 12) Menanyakan kesediaan klien untuk mempelajari cara baru yang sehat menghadapi kemarahan.

3. Tahap Terminasi1) Evaluasi Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK. Memberikan reinformennt positif terhadap perilaku klien positif.2) Tindak Lanjut Menganjurkan klien menilai dan mengevaluasi jika terjadi penyebab marah, yaitu tanda dan gejala, perilaku kekerasan yang terjadi, serta akibat perilaku kekerasan. Menganjurkan klien mengingat penyebab, tanda dan gejala, perilaku kekerasan dan akibat yang belum diceritakan.3) Kontrak yang akan datang Menyepakati belajar cara baru yang sehat untuk mencegah perilaku kekerasan. Menyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya.

4. EvaluasiEvaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung khususnya pada tahap kerja.Aspek yang dievaluasi adalah kemempuan klien dengan tujuan TAK.Untuk TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan Sesi 1, kemampuan yang diharapkan adalah mengetahui perilaku, mengenal tanda dan gejala, perilaku kekerasan yang dilakukan dan akibat perilaku kekerasan.Formulir evaluasi sebagai berikut :

Sesi 1 TAKStimilasi Persepsi Perilaku KekerasanMengenal Perilaku Kekerasan Yang Biasa DilakukanNo.Nama klienPenyebab PKMemberi Tanggapan Tentang

Tanda & gejala PKPerilaku kekerasanAkibat PKMempraktekkan cara mengontrol PK dengan nafas dalam

1.

2.

3.

Petunjuk :1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mengetahui penyebab perilaku kekerasan, tanda dan gejala yang dirasakan, perilaku kekerasan yang dilakukan dan akibat perilaku kekerasan, serta mempraktekkan cara mengontrol perilaku kekerasan dengan nafas dalam. Beri tanda jika mampu dan beri tanda x jika tidak mampu.

5. DokumentasiDokumentasikan kemempuyan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan tiap klien.Contoh: Klien mengikuti Sesi 1, TAK stimulus persepsi perilaku kekerasan.Klien mampu menyebutkan penyebab perilaku kekerasannya( disalahkan dan tidak diberi uang), mengenal tanda dan gejala yang dirasakan (gregeten dan deg-degan), perilaku kekerasan yang dilakukan (memukul meja), akibat yang dirasakan (tangan sakit dan dibawa ke rumah sakit jiwa), dan cara mengontrol perilaku kekerasan dengan latihan tarik nafas dalam. Anjurkan klien mengingat dan menyampaikan jika semua dirasakan selama di rumah sakit.