TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

download TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

of 14

description

TAK Halusinasi

Transcript of TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOKHALUSINASI: PERSEPSI STIMULUS

DISUSUN OLEH:Amr. Addausi, S.KepG1B214038Bagus Joko Prakoso, S.KepG1B214044Nofia Mustika, S.KepG1B214032Rina RD, S.KepG1B214019Winda Kurnia, S.KepG1B214015Yuni Riana, S.KepG1B214025

DOSEN PEMBIMBING:Ns. Mohd. Syukri, S.Kep, M.Kep, Sp.Kep.J

PROGRAM PROFESI NERS FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JAMBI2015

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOKHALUSINASI : ORIENTASI REALITAA. Latar BelakangPada pasien gangguan jiwa dengan kasus Schizoprenia selalu diikuti dengan gangguan persepsi sensori; halusinasi. Terjadinya halusinasi dapat menyebabkan klien menjadi menarik diri terhadap lingkungan sosialnya, hanyut dengan kesendirian dan halusinasinya sehingga semakin jauh dari sosialisasi dengan lingkungan disekitarnya.Atas dasar tersebut, maka kami menganggap dengan Therapy Aktivitas Kelompok (TAK) klien dengan gangguan persepsi sensori dapat tertolong dalam hal sosialisasi dengan lingkungan sekitarnya, tentu saja klien yang mengikuti therapy ini adalah klien yang sudah mampu mengontrol dirinya dari halusinasi sehingga pada saat TAK klien dapat bekerjasama dan tidak mengganggu anggota kelompok yang lain.

B. Tujuan1. Tujuan UmumKlien dapat meningkatkan hubungan sosial dalam kelompok secara bertahap.2. Tujuan Khusus Kliendapat mengenal halusinasi Klien mengenal waktu terjadinya halusinasi Klien mengenal situasi terjadiinya halusinasi Klien mengenal perasaannya pada saat terjadi halusinasi

C. Waktu dan TempatHari/ tanggal : Sabtu, 04 Juli 2015Jam :10.00 - 10.30 WIBTempat : Ruang Teta

D. Metode1.Dinamika kelompok2.Diskusi dan tanya jawab3.Bermain peran/ simulasiE. Media/ Alat1.Laptop2.Musik/ lagu3.Bola pimpong4.Buku catatan dan pulpen5.Jadwal kegiatan klien

F. Setting Tempat

Keterangan

Leader

Co leader

Klien

Observer

Fasilitator

G. Pembagian Tugas1. Leader :Tugas: Menyiapkan proposal kegiatan TAK Menyampaikan tujuan dan peraturan kegiatan terapi aktifitas kelompok sebelum kegiatan dimulai. Menjelaskanpermainan. Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kclompok dan memperkenalkan dirinya. Mampu memimpin tcrapi aktilitas kelompok denganbaik dan tertib Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok.

2. Co-leader :Tugas : Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktifitas klien. Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang.

3. Fasilitator :Tugas: Menyediakan fasilitas selamakegiatan berlangsung. Memotivasi klien yang kurang aktif. Membantu leader memfasilitasi anggota untuk berperan aktif dan memfasilitasi anggota kelompok

4. Observer :Tugas : Mengobservasi jalannya proses kegiatan Mencatat prilaku Verbal dan Non- verbal klien selama kegiatan berlangsung

BAB IIPEMBAHASAN

A. TopikMengenal Halusinasi

B. Peran Perawata. Leader Menyusun rencana terapi aktivitas kelompok Mengarahkan kelompok sesuai tujuan Memimpin jalannya terapi aktivitas kelompok dengan tertib Memotivasi anggota untuk aktif selama kegiatan terapi aktivitas kelompok Menetralisir masalah yang mungkn timbul pada saat pelaksanaanb. Co-leader Membantu leader mengoraganisasikan kelompok Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader atau sebaliknya Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpangc. Fasilitator Memfasilitasi media dalam kegiatan terapi aktivitas kelompok Mengatur jalannya aktivitas kelompok Membantu kelompok berperan aktif Berperan sebagai role model bagi klien selama proses aktivitas kelompok Mengantisipasi masalah yang akan terjadid. Observer Mengobservasi respon klien Mencatat perilaku klien selama dinamika kelompok Mencatat semua proses yang terjadi dan melaporkannya

C. Landasan Teoria. Defenisi HalusinasiHalusinasi adalah satu persepsi yang salah oleh panca indera tanpa adanya rangsang (stimulus) eksternal(Cook & Fontain, Essentials of MentalHealth Nursing, 1987).

b. Klasifikasi HalusinasiPada klien dengan gangguan jiwa ada beberapa jenis halusinasi dengan karakteristik tertentu, diantaranya :1) Halusinasi pendengaranKarakteristik ditandai dengan mendengar suara, teruatama suara suara orang, biasanya klien mendengar suara orang yang sedang membicarakan apa yang sedang dipikirkannya dan memerintahkan untuk melakukan sesuatu.2) Halusinasi penglihatanKarakteristik dengan adanya stimulus penglihatan dalam bentuk pancaran cahaya, gambaran geometrik, gambar kartun dan/atau panorama yang luas dan kompleks. Penglihatan bisa menyenangkan atau menakutkan.3) Halusinasi penghiduKarakteristik ditandai dengan adanya bau busuk, amis dan bau yang menjijikkan seperti: darah, urine atau feses. Kadangkadang terhirup bau harum. Biasanya berhubungan dengan stroke, tumor, kejang dan dementia.4) Halusinasi perabaKarakteristik ditandai dengan adanya rasa sakit atau tidak enak tanpa stimulus yang terlihat. Contoh: merasakan sensasi listrik datang dari tanah, benda mati atau orang lain.5) Halusinasi pengecapKarakteristik ditandai dengan merasakan sesuatu yang busuk, amis dan menjijikkan.6) Halusinasi sinestetikKarakteristik ditandai dengan merasakan fungsi tubuh seperti darah mengalir melalui vena atau arteri, makanan dicerna atau pembentukan urine.

c. Tahapan Halusinasi, Karakteristik Dan Perilaku Yang DitampilkanTAHAPKARAKTERISTIKPERILAKU KLIEN

Tahap I Memberi rasa nyaman tingkat ansietas sedang secara umum, halusinasi merupakan suatu kesenangan Mengalami ansietas, kesepian, rasa dan ketakutan. Mencoba berfokus pada pikiran yang dapat menghilangkan ansietas Fikiran dan pengalaman sensori masih ada dalam kontol kesadaran, nonpsikotik. Tersenyum, tertawa sendiri Menggerakkan bibir tanpa suara Pergerakkan mata yang cepat Respon verbal yang lambat Diam dan berkonsentrasi

Tahap II Menyalahkan Tingkat kecemasan berat secara umum halusinasi menyebabkan perasaan antipati Pengalaman sensori menakutkan Merasa dilecehkan oleh pengalaman sensori tersebut Mulai merasa kehilangan kontrol Menarik diri dari orang lain non psikotik. Terjadi peningkatan denyut jantung, pernafasan dan tekanan darah Perhatian dengan lingkungan berkurang Konsentrasi terhadap pengalaman sensori kerja Kehilangan kemampuan membedakan halusinasi dengan realitas

Tahap III Mengontrol Tingkat kecemasan berat Pengalaman halusinasi tidak dapat ditolak lagi Klien menyerah dan menerima pengalaman sensori (halusinasi). Isi halusinasi menjadi atraktif. Kesepian bila pengalaman sensori berakhir psikotik.

Perintah halusinasi ditaati. Sulit berhubungan dengan orang lain. Perhatian terhadap lingkungan berkurang hanya beberapa detik. Tidak mampu mengikuti perintah dari perawat, tremor dan berkeringat

Tahap IV Klien sudah dikuasai oleh Halusinasi. Klien panik.

Pengalaman sensori mungkin menakutkan jika individu tidak mengikuti perintah halusinasi, bisa berlangsung dalam beberapa jam atau hari apabila tidak ada intervensi terapeutik. Perilaku panik. Resiko tinggi mencederai. Agitasi atau kataton. Tidak mampu berespon terhadap lingkungan.

d. Hubungan Schizoprenia dengan HalusinasiHalusinasi pendengaran merupakan bentuk yang paling sering dari gangguan persepsi pada klien dengan gangguan jiwa (schizoprenia). Bentuk halusinasi ini bisa berupa suarasuara bising atau mendengung. Tetapi paling sering berupa katakata yang tersusun dalam bentuk kalimat yang mempengaruhi tingkah laku klien, sehingga klien menghasilkan respons tertentu seperti: bicara sendiri, bertengkar atau respons lain yang membahayakan.Bisa juga klien bersikap mendengarkan suara halusinasi tersebut dengan mendengarkan penuh perhatian pada orang lain yang tidak bicara atau pada benda mati. Halusinasi pendengaran merupakan suatu tanda mayor dari gangguan schizoprenia dan satu syarat diagnostik minor untuk metankolia involusi, psikosa mania depresif dan syndroma otak organik.Gangguan persepsi yang utama pada skizoprenia adalah halusinasi, sehingga halusinasi menjadi bagian hidup klien. Biasanya dirangsang oleh kecemasan, halusinasi menghasilkan tingkah laku yang tertentu, gangguan harga diri, kritis diri, atau mengingkari rangsangan terhadap kenyataan.Halusinasi pendengaran adalah paling utama pada skizoprenia, suara suara biasanya berasal dari Tuhan, setan, tiruan atau relatif. Halusinasi ini menghasilkan tindakan/perilaku pada klien seperti yang telah diuraikan tersebut di atas (tingkat halusinasi, karakteristik dan perilaku yang dapat diamati)

BAB IIIISI

A. Persiapan1. Kriteria Peserta Kelompoka)Klien yang mengalami halusinasib)Klien halusinasi yang sudah terkontrolc)Klien yang dapat diajak kerjasamad)Klien dapat mengidentifikasi halusinasinya2. Proses Seleksia)Berdasarkan observasi dan wawancarab)Menindak lanjuti asuhan keperawatanc)Informasi dan keterangan dari klien sendiri dan perawatand)Penyelesian masalah berdasarkan masalah keperawatane)Klien cukup kooperatif dan dapat memahami pertanyaan yang diberikanf)Mengadakan kontrak dengan klien

3. Jumlah Anggota dan Nama AnggotaAnggota 6 orang1. Tn. J 6. Tn. Y2. Tn. I 7. Tn. A3. Tn. A8.Tn. M4.Tn. B9. Tn. S5.Tn. S10. Tn. J

4. Media dan Alat yang digunakana)Spidolb)Papan tulis/ whiteboard/flipchart

5. Tata Tertib dan Metode TAKMetode Dinamika kelompok. Diskusi Tanya jawab. Role Play/bermain peran/simulasi.Tata Tertib Apabila ada klien yang ingin meninggalkan kelompok , harus minta izin dengan para terapis. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

6. Program AntisipasiPenanganan terhadap klien yang tidak aktif dalam aktivitas Memanggil klien. Memberi kesempatan pada klien untuk menjawab sapaan perawat atau klien lain.Bila klien meninggalkan kegiatan tanpa izin Panggil nama klien. Tanyakan alasan klien meninggalkan kegiatan.Bila klien lain ingin ikut Berikan penjelasan bahwa kegiatan ini ditujukan kepada klien yang telah dipilih. Katakan pada klien bahwa ada kegiatan lain yang mungkin didikuti oleh klien tersebut. Jika klien memaksa beri kesempatan untuk masuk dengan tidak memberi pesan pada kegiatan ini.

B. Pelaksanaan1. Orientasia. Salam terapeutik Salam dari terapis kepada klien Perkenalkan nama dan panggilan terapis ( pakai papan nama ) Menanyakan nama dan panggilan semua klien ( beri papan nama ).b. Evaluasi/validasi Menanyakan perasaan klien saat ini

c. Kontrak Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu mengenal suara-suara yang didengar. Terapis menjelaskan aturan main, yaitu :1) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta izin kepada terapis2) Lama kegiatan45menit3) Setiap klien harus mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

2. Tahap kerjaa. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan, yaitu mengenal suara-suara yang didengar(halusinasi) tentang isinya, waktu terjadinya, situasi terjadinya, dan perasaan klien pada saat terjadib. Terapismeminta klien menceritakan isi halusinasi, kapan terjadinya, situasi yang membuat terjadi, dan perasaan klien saat terjadi halusinasi. Klien pertama akan di tunjuk oleh leader setelah itu klien akan melemparkan bola pimpong ke temannya yang lain. Hasilnya tulis di whiteboard.c. Beri pujian kepada klien yang melakukan dengan baik.d. Simpulkan isi, waktu terjadi, situasi terjadi, dan perasaan klien dari suara yang biasa didengar.3. Fase terminasia. Evaluasi Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok TAKb. Tindak lanjut Terapis meminta klien untuk melaporkan isi, waktu, situasi dan perasaannya jika terjadi halusinasi kepada perawat jaga.c. Kontrak yang akan datang Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK yang berikutnya, yaitu cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik. Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK berikutnya.

STRATEGI PELAKSANAANTAK STIMULASI PERSEPSI : HALUSINASISESI 1 : MENGENAL HALUSINASI

PROSES PELAKSANAAN TINDAKAN ( Strategi Komunikasi )

1. Fase orientasia. Salam terapeutikLeader:Assalamualaikum Wr.Wb.Selamat pagi Bapak-bapak semuanya. Perkenalkan nama sayaBagus Joko Prakoso, saya biasa dipanggilJoko, saya dari Profesi Ners Unja yang akan memimpin jalannya permainan sampai dengan selesai, dan tak lupa rekandisamping kiri sayaRina, Yuni, Winda, Nofia dan Dausi

b. Evaluasi / validasiLeader:Bagaimana perasaan Bapak-bapak pagi ini?

c. KontrakLeader:Pagi ini kita akan melakukan suatu kegiatan, tujuannya agar Bapak semuanya dapat mengenal halusinasiLeader: Saya akan menjelaskan peraturan kegiatan hari ini, yaitu :a. Apabila Bapak/Ibu ingin meninggalkan kelompok, Bapak harus memberi tahu saya.b. Lamanya kegiatan kita ini adalah 45 menitc. Bapak/Ibu harus mengikutikegiatandari awal hingga akhir

2. Fase kerjaLeader:Baiklah Bapak, kegiatan kita ini yaitu untuk mengenal suara-suara yang di dengar (halusinasi) oleh bapak, lalu nanti coba Bapakceritakan tentang isinya, waktu terjadinya, situasi terjadinya, dan perasaan Bapak dan Ibu ketika ada suara tersebutLeader: Baiklah sekarang kita mulai dari sebelah kanan untuk bercerita dan dan berurutan searah jarum jam, karena bapak yang paling kanan silahkan bapak pertama menceritakan. Silahkan Bapak.. bapak boleh memperkenalkan diri dulu.Bapakmendengar apa? Isi suara itu apa? Waktunya kapan muncul?Berapa kali pak? Bapak sedang apa saat suara itu muncul? Lalu bagaimana perasaan Bapak?Leader:Bagus Bapak telah menceritakan halusinasi yang Bapak rasakan, sekarang mari kita melanjutkan ke giliran berikutnya. (secara bergantian menceritakan halusinasinya). WahBapak-bapak yang ada disini semuanya hebat ya,,sudah dapat menceritakan halusinasi yang dialami. Mari kita bertepuk tangan bersama semuanya..

3. Fase terminasia. Evaluasi SubjektifLeader: Bagaimana perasaan Bapak-bapak dan mas setelah mengikutiTAK hari ini?. ObjektifLeader: Coba Bapak-bapak dan mas sebutkan kembali suara apa saja yang tadi kita dengar? Bagus sekali Bapak-bapak dan mas.b. Rencana tindak lanjutLeader:Sayaharap Bapak-bapak yang ada disini melatih kemampuan mengartikan suara-suara yang Bapakdengar serta jika halusinasi Bapak-bapak muncul kembali, Bapak dapat melaporkan isi, waktu, situasi dan perasaannya dengan perawatc. Kontrak yang akan datangLeader:TAK untuk mengenal halusinasi telah selesai, Baiklah, Wasalamualaikum Wr Wb,,,.

BAB IVPENUTUP

A. KesimpulanEvaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja untuk menilai kemampuan klien melakukan TAK. Aspek yang evaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.Untuk TAK stimulasi perepsi halusinasi sesi 1, kemampuan yang diharapkan adalah mengenal isi hlusinasi, waktu terjadinya halusinasi, situasi terjadinya halusinasi dan perasaan saat terjadi halusinasi. Formulir evaluasi sebagai berikut.

Sesi 1 : TAKStimulasi persepsi : halusinasiKemampuan mengenal halusinasiNoNama KlienMenyebut isi halusinasiMenyebut waktu terjadi halusinasiMenyebut situasi terjadi halusinasiMenyebut perasaan saat halusinasi

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Petunjuk :1.Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien2.Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan mengenal halusinasi : isi, waktu, situasi, dan perasaan. Beri tanda ceklist jika klien mampu dan tanda silang jika klien tidak mampu.

B. DokumentasiDokumentasi kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh : klien engikuti TAK stimulasi persepsi : halusinasi Sesi 1. Klien mampu menyebut isi halusinasi ( menyuruh memukul ), waktu ( pukul 9 malam ), situasi ( jika sedang sendiri ), perasaan ( kesal dan geram ). Anjurkan klien mengidentifikasi halusinasi yang timbul dan menyampaikan kepada perawat.