terapi aktivitas kelompok

14
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) ROLE PLAY : HALUSINASI DISUSUN OLEH : KELOMPOK 1 Anis Supi Tasripiyah 220112120120 Dewi Puspita Sari 220112120033 Kartika Siahaan 220112120140 Remi Sumarta Saragih 220112120101 Santi Purwanti 220112120111 Susi Hanifah Kurnia 220112120096 Yusnita Mardiani 220112120118

description

TAK pada pasien dengan halusinasi

Transcript of terapi aktivitas kelompok

Page 1: terapi aktivitas kelompok

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)ROLE PLAY : HALUSINASI

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 1

Anis Supi Tasripiyah 220112120120

Dewi Puspita Sari 220112120033

Kartika Siahaan 220112120140

Remi Sumarta Saragih 220112120101

Santi Purwanti 220112120111

Susi Hanifah Kurnia 220112120096

Yusnita Mardiani 220112120118

KEPERAWATAN JIWAPROGRAM PROFESI NERS XXIV

FAKULTAS ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS PADJADJARAN

BANDUNG2012

Page 2: terapi aktivitas kelompok

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)

ROLE PLAY : HALUSINASI

Topik : Mengenal Halusinasi dan Cara Menanganinya Melalui Kegiatan

Kelompok dengan Metode Role Playing

I. Latar Belakang

Menurut Cook dan Fontaine (1987) perubahan persepsi sensori: halusinasi

adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana klien mengalami perubahan

persepsi sensori, seperti merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan,

pengecapan, perabaan, dan penghiduan. Seseorang merasakan stimulus yang

sebetulnya tidak ada. Selain itu, halusinasi bisa juga diartikan sebagai persepsi

sensori tentang suatu objek, gambaran, dan pikiran yang sering terjadi tanpa

adanya rangsangan dari luar meliputi semua sistem penginderaan (Fitria, 2011).

Halusinasi terdiri dari lima dimensi, yaitu dimensi fisik, emosional, intelektual,

sosial, dan spiritual. Dalam terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi melalui

diskusi kelompok akan berpengaruh terhadap dimensi sosial individu yang

mengalami halusinasi, dimana dengan terapi ini terjadi interaksi dengan

lingkungannya dan diharapkan halusinasi tidak akan terjadi.

Di ruang Elang RSJ Provinsi Jawa Barat sebagian besar pasien yang

dirawat memiliki riwayat halusinasi. Setelah dikaji lebih lanjut, pasien

menyatakan halusinasi berkurang sejak berada di rumah sakit. Salah satu faktor

yang mengurangi halusinasi adalah adanya komunikasi dengan perawat dan usaha

untuk mengenal halusinasi yang pada akhirnya dapat mengontrol halusinasi.

Dengan terapi aktivitas kelompok diharapkan pasien dapat mengenal halusinasi

yang dialaminya bagaimana mengontrol halusinasi tersebut.

II. Tujuan

1. Umum: klien mempunyai kemampuan untuk mengenal halusinasi dan cara

menanganinya.

Page 3: terapi aktivitas kelompok

2. Khusus:

a. Klien mampu mengetahui penyebab halusinasi yang diperlihatkan saat

role play.

b. Klien mengenal cara mengontrol halusinasi.

c. Klien mampu menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan TAK

yang telah dilakukan.

d. Klien dapat menyampaikan pesan dan kesan dari kegiatan.

III. Landasan Teori

Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) merupakan suatu psikoterapi yang

dilakukan atas sekelompok pasien bersama-sama dengan berdiskusi satu sama lain

yang dipimpin atau diarahkan oleh seseorang terapis atau petugas kesehatan jiwa

yang telah terlatih (Pedoman Rehabilitasi Pasien Mental RSJ di Indonesia).

Keuntungan yang diperoleh individu melalui terapi aktivitas kelompok  antara lain

adalah dukungan atau support, pendidikan, dan meningkatkan hubungan

interpersonal. Terapi aktivitas kelompok salah satunya dapat dilakukan dengan

metode role playing atau sosiodrama.

Teknik permainan peran ini ditujukan untuk memecahkan masalah yang

timbul dalam hubungan antar manusia. Salah satunya untuk mengenal dan

mengetahui penanganan halusinasi pada pasien gangguan jiwa.

IV. Kriteria Anggota Kelompok

1. Klien dengan gangguan persepsi yang berhubungan dengan nilai-nilai,

menarik diri dari realita, inisiatif, atau ide-ide negatif.

2. Klien tidak menderita cacat fisik.

3. Klien dapat berkomunikasi dengan baik.

4. Klien kooperatif dan bersedia mengikuti kegiatan.

V. Peserta TAK

1. Tn. Surya

2. Tn. Yandi

3. Tn. Kardi

Page 4: terapi aktivitas kelompok

4. Tn. Karta

5. Tn. Deni

6. Tn. Subiyantoro

7. Tn. Dadan

8. Tn. Nadina

Cadangan :

1. Tn. Tantan

2. Tn. Juang

3. Tn. Junjun

4. Tn. Asep

5. Tn. Aja

6. Tn. Hidayat

VI. Proses Seleksi Dilakukan dengan Cara :

1. Hasil observasi sehari-hari di ruangan.

2. Informasi dari perawat ruangan.

3. Hasil diskusi kelompok.

4. Kontrak dengan klien yaitu kesadaran klien untuk mengikuti kegiatan

berdasarkan kesepakatan mengenai kegiatan tempat dan waktu.

VI. Uraian Struktur Kelompok

1. Tempat : Ruang Elang Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat.

2. Hari/ tanggal : Jum’at/ 14 September 2012

3. Waktu : 10.00 - 10.45 WIB (45 menit)

4. Pengorganisasian :

a. Leader : Anis Supi Tasripiyah

Tugas :

Memimpin TAK: merencanakan, mengontrol dan mengendalikan

jalannya TAK

Membuka acara TAK

Memimpin perkenalan

Menjelaskan tujuan TAK

Page 5: terapi aktivitas kelompok

Menjelaskan proses kegiatan TAK

Menutup kegiatan TAK

b. Co leader : Remi Sumarta Saragih

Tugas :

Membacakan tata tertib dan program antisipasi

Mengambil alih tugas leader apabila jalannya TAK pasif, dan

menyerahkannya kembali kepada leader apabila jalannya TAK

sudah normal kembali

Menuliskan apa yang diucapkan klien di papan tulis

c. Fasilitator : Kartika Siahaan dan Santi Purwanti

Tugas :

Mempertahankan kehadiran peserta

Mempertahankan dan meningkatkan motivasi peserta

Mencegah gangguan atau hambatan terhadap hambatan kelompok

baik dari luar maupun dari dalam kelompok

d. Pemeran Role Play (Sebagai Pasien Halusinasi, Keluarga Pasien, dan

Perawat) : Susi Hanifah Kurnia, Yusnita Mardiani, dan Dewi Puspita

Sari.

Tugas :

Memerankan setiap adegan dalam role play, sehingga dapat disaksikan

olehh peserta TAK.

e. Observer : Rodiah dan Fadilla Nur Safitri

Tugas :

Mengobservasi jalannya TAK dari awal sampai akhir

Mengobservasi semua perilaku klien dan peran anggota terapis

Mencatat modifikasi strategi untuk kelompok yang akan datang

Memprediksi respon anggota kelompok pada sesi berikutnya

f. Peserta

VII. Media dan Metode

1. Media

a. Papan nama

Page 6: terapi aktivitas kelompok

b. Papan flip chart

c. Bola kecil

d. Musik

2. Metode

Role play, diskusi kelompok, dan tanya jawab.

VIII. Setting Tempat

Kartika

Anis Supi T.

Rodiah & Fadilla

Remi S.

Santi

Keterangan:

= Leader

= Co Leader

= Fasilitator

= Peserta

= Observer

IX. Tahap kegiatan

1. Persiapan

a. Memilih klien sesuai dengan kriteria

b. Membuat kontrak dengan klien

c. Mempersiapkan topik

d. Melakukan pengorganisasian

e. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

3. Orientasi

a. Salam terapeutik

Salam dari terapis kepada klien

Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama)

Page 7: terapi aktivitas kelompok

Menanyakan nama dan panggilan semua klien

b. Evaluasi/validasi

Menanyakan perasaan klien saat ini

c. Kontrak

Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu

klien mengenal halusinasi.

Terapis menjelaskan aturan main sebagai berikut:

- Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta

izin kepada terapis

- Lama kegiatan 45 menit

- Tiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

4. Tahap kerja

a. Pemeran role play memerankan setiap adegan.

Adegan 1 : pemeran pasien halusinasi menggambarkan keadaan dia

yang mengalami depresi akibat kehilangan seseorang

yang berarti dalam hidupnya.

Adegan 2 : pemeran pasien halusinasi mengalami halusinasi.

Adegan 3 : pemeran keluarga menanyakan penyebab pemeran pasien

halusinasi memiliki perilaku tersebut.

Adegan 4 : pemeran keluarga membawa pasien halusinasi ke rumah

sakit.

Adegan 5 : pemeran pasien halusinasi mendapatkan penanganan dari

pemeran perawat.

b. Pemimpin mengarahkan peserta untuk menceritakan pendapat

mengenai kegiatan roleplay yang telah dilakukan.

c. Memberi pujian pada klien yang telah bercerita dengan baik.

d. Pemimpin memfasilitasi anggota kelompok dalam berdiskusi dan

mencapai tujuan kelompok.

e. Menyimpulkan isi, waktu terjadi, situasi yang mebuat terjadi, perasaan

klien, dan cara klien mengontrol halusinasinya.

f. Menyimpulkan cara mengontrol halusinasi yang bisa dilakukan.

Page 8: terapi aktivitas kelompok

5. Tahap terminasi

a. Evaluasi

Terapis menanyakan perasaan klien telah mengikuti TAK.

Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.

b. Tindak lanjut

Terapis meminta klien untuk dapat menceritakan perasaan dan pikiran

kepada orang lain.

X. Rencana Kegiatan TAK

Waktu Kegiatan

10.00 – 10.05 Pembukaan

10.05 – 10.15 Perkenalan panitia dan peserta

10.15 – 10.35 Proses TAK

10.35 - 10.45 Evaluasi dan penutupan

XI. Tata Tertib

1. Peserta TAK harus hadir minimal 15 menit sebelum acara dimulai.

2. Selama kegiatan berlangsung, semua anggota kelompok tidak

diperbolehkan meninggalkan ruangan.

3. Selama kegiatan berlangsung semua anggota kelompok tidak

mengganggu anggota lainnya.

4. Selama kegiatan berlangsung semua anggota kelompok tidak

diperkenankan makan, minum, dan merokok.

5. Setiap anggota kelompok yang akan berbicara harap mengacungkan

tangan dan berbicara apabila dipersilakan oleh leader.

6. Bagi peserta yang akan ke toilet, dipersilakan sebelum acara dimulai

7. Peserta tidak diperbolehkan membicarakan hal-hal lain di luar topik

TAK.

8. Peserta yang melanggar aturan diperingatkan dan tidak diperkenankan

mengikuti permainan selanjutnya.

Page 9: terapi aktivitas kelompok

XII. Program Antisipasi

Adapun beberapa langkah yang diambil untuk antisipasi

kemungkinan-kemungkinan yang terjadi pada pelaksanaan TAK adalah

sebagai berikut:

1. Apabila dalam kegiatan tersebut ada anggota yang tidak menaati tata tertib

yang telah ditentukan sebelumnya, maka klien diperingatkan atau jika

tidak mau maka akan ditawarkan pada klien untuk melanjutkan atau keluar

dari rencana TAK.

2. Bila ada anggota yang ingin keluar harus dibicarakan dengan semua

anggota kelompok untuk mencari solusinya, tapi keputusan tetap pada

masing-masing klien.

3. Bila ada anggota kelompok yang menghindari kelompok maka leader

berusaha memotivasi agar klien mengikuti TAK.

Page 10: terapi aktivitas kelompok

DAFTAR PUSTAKA

Fitria, Nita. 2011. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan

dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP) untuk 7

Diagnosa Keperawatan Jiwa Berat bagi Program S1 Keperawatan.

Jakarta: Salemba Medika.

Keliat, Budi Anna dan Akemat. 2005. Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas

Kelompok. Jakarta: EGC.

Rumah Sakit Jiwa Bandung. 1997. Standar Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung:

RSJ.

http://animenekoi.blogspot.com/2012/05/teknik-sosiodrama.html. diakses pada

tanggal 12 September 2012.