TERAKREDITASI B 1.luti SK 43/DlKTl/Kep/2008 ISSN: … air sekaligus tempat membuang limbah cair oleh...

6
TERAKREDITASI B 1.luti 2008-Juti 2011) SK No. 43/DlKTl/Kep/2008 ISSN: 0852-6834 ge/?iala PENELITIAN HI (Journal of Biological Res earches) DAFTAR ISI Amplifikasi Gen Cryl dan Analisis Genom lsolat Bacillus Thuringiensis Lokal Dwi Suryanto Slatus Kualitas Sungai Musi Bagian Hilir Ditinjau dari Komunitas Fitoplankton Hilda Zulkifli, Husnah, Moh. Rasyid Ridho, dan Suhodo Juanda Peran Protein Membran Luar 55 kDa Salmonella Iyphi lsolat Jember sebagai Protein Hemaglutinin dan Adhesin Diana Chusna Mufida, Candra Bumi, Heni Fatmawati......... Growth Performance and Cocoon Production of Silkworm (Bombyx MoriL) on Different Frequencyof Feeding and Age of Leaves Priyantini Widiyaningrum KaraKer Protein lCP1l pada DNA Udang Vannamei (Penaeus Vannamei)YangTerinfeksi White Spol Syndrcme Vrrus (WSSV) Yuni Kilawati, Win Darmanto.. ldentifikasi dan Klasifikasi BakteriAmilolitik lsolatTgl2, T919, dan'T931 Penyebab Kemasaman pada Tepung Sagu Basah Berdasarkan Analisis Gen 16sr DNA Tri Gunaedi, Sebastian Margino, Langkah Sembiring, dan Rarastoeti Pratiwi Biofertilisasi Bakleri Rhizobium pada Tanaman Kedelai (Glycme Max (L) Men ) Tini Surtiningsih, Farida, dan Tri Nurhariyati....................... Daya Antimikroba Ekstak Lecythophora Sp., Endofit yang Diisolasi dari A/yxra Reinwardtii Noor Erma Sugijanto, H. Putra, F. Pritayuni, N. Albathaty, Noor Cholies Zaini. ..............''...'.... Biologi Reproduksi lkan Juaro (Pangasius Polyuranodon) di DaerahAliran Sungai Musi, Sumatra Selatan Yuniar Ernawati, Eko Prianto, A. Ma'suf........ Variasi Temporal MakananlkanSepatLaya g(TichogasterLeerii,Blkr. 1852)di HutanRawaGambut Desa Dadahup, Kalimantan Tengah Ahmad Zahid, Mf. Rahardjo, Sutrisno Sukimin, Lenny S. Syafei .'.............. Pengujian Efektivitas Beberapa lsolat Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA) terhadap Bibit Pisang (Musa Aab Raja Nangka)Asal Kultur Jaringan Rainiyati, Chozin, Sudarsono, Mansur....... Pembuatan Pupuk Bokashi dari Sampah Lingkungan Berdasarkan Rancangan Percobaan Campuran yang Optimum pada Model Permukaan Multirespon Ruslan, Susanti Linuwih, Purhadi, Sony Sunaryo, Sri Nurhatika.... Dampak Pemanenan Kayu dengan Teknik Reduced lmpact Loggingtehadap Kerusakan Tegakan Sisa di Hutan Alam Muhdi............................. Penggunaan Anlimikroba dari lsolat LactobacrTus Terseleksi sebagai Bahan Pengawet Alami untuk Menghambat Pertumbuhan Vibio sp. dan Staphylococcus Aureus pada Fillet lkan Kakap Titin Yulinery, lY. Petria dan Novik Nurhidayat Studi Keanekaragaman Reptil dan Amflbi di Kawasan Ekowisata Linggo Asri, Pekalongan, Provinsi Jawa Tengah Rury Eprilurahman, Muhammad Fahrul Hilmy, dan Tony Febri Qurniawan DESEMBER 2OO9 Vol. 15 No. 1 1 E 24 30 35 43 -i I 61 74 PBI CABANG JAWA TIMUR

Transcript of TERAKREDITASI B 1.luti SK 43/DlKTl/Kep/2008 ISSN: … air sekaligus tempat membuang limbah cair oleh...

TERAKREDITASI B 1.luti 2008-Juti 2011)

SK No. 43/DlKTl/Kep/2008 ISSN: 0852-6834

ge/?iala PENELITIANHI(Journal of Biological Res earches)

DAFTAR ISI

Amplifikasi Gen Cryl dan Analisis Genom lsolat Bacillus Thuringiensis LokalDwi Suryanto

Slatus Kualitas Sungai Musi Bagian Hilir Ditinjau dari Komunitas FitoplanktonHilda Zulkifli, Husnah, Moh. Rasyid Ridho, dan Suhodo Juanda

Peran Protein Membran Luar 55 kDa Salmonella Iyphi lsolat Jember sebagai Protein Hemaglutinin danAdhesin

Diana Chusna Mufida, Candra Bumi, Heni Fatmawati.........Growth Performance and Cocoon Production of Silkworm (Bombyx MoriL) on Different FrequencyofFeeding and Age of Leaves

Priyantini WidiyaningrumKaraKer Protein lCP1l pada DNA Udang Vannamei (Penaeus Vannamei)YangTerinfeksi White SpolSyndrcme Vrrus (WSSV)

Yuni Kilawati, Win Darmanto..ldentifikasi dan Klasifikasi BakteriAmilolitik lsolatTgl2, T919, dan'T931 Penyebab Kemasaman padaTepung Sagu Basah Berdasarkan Analisis Gen 16sr DNA

Tri Gunaedi, Sebastian Margino, Langkah Sembiring, dan Rarastoeti PratiwiBiofertilisasi Bakleri Rhizobium pada Tanaman Kedelai (Glycme Max (L) Men )

Tini Surtiningsih, Farida, dan Tri Nurhariyati.......................Daya Antimikroba Ekstak Lecythophora Sp., Endofit yang Diisolasi dari A/yxra Reinwardtii

Noor Erma Sugijanto, H. Putra, F. Pritayuni, N. Albathaty, Noor Cholies Zaini. ..............''...'....Biologi Reproduksi lkan Juaro (Pangasius Polyuranodon) di DaerahAliran Sungai Musi, Sumatra Selatan

Yuniar Ernawati, Eko Prianto, A. Ma'suf........Variasi Temporal MakananlkanSepatLaya g(TichogasterLeerii,Blkr. 1852)di HutanRawaGambutDesa Dadahup, Kalimantan Tengah

Ahmad Zahid, Mf. Rahardjo, Sutrisno Sukimin, Lenny S. Syafei .'..............Pengujian Efektivitas Beberapa lsolat Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA) terhadap Bibit Pisang (Musa

Aab Raja Nangka)Asal Kultur JaringanRainiyati, Chozin, Sudarsono, Mansur.......

Pembuatan Pupuk Bokashi dari Sampah Lingkungan Berdasarkan Rancangan Percobaan Campuranyang Optimum pada Model Permukaan Multirespon

Ruslan, Susanti Linuwih, Purhadi, Sony Sunaryo, Sri Nurhatika....Dampak Pemanenan Kayu dengan Teknik Reduced lmpact Loggingtehadap Kerusakan Tegakan Sisadi Hutan Alam

Muhdi.............................Penggunaan Anlimikroba dari lsolat LactobacrTus Terseleksi sebagai Bahan Pengawet Alami untukMenghambat Pertumbuhan Vibio sp. dan Staphylococcus Aureus pada Fillet lkan Kakap

Titin Yulinery, lY. Petria dan Novik NurhidayatStudi Keanekaragaman Reptil dan Amflbi di Kawasan Ekowisata Linggo Asri, Pekalongan,Provinsi Jawa Tengah

Rury Eprilurahman, Muhammad Fahrul Hilmy, dan Tony Febri Qurniawan

DESEMBER 2OO9

Vol. 15

No. 1

1

E

24

30

35

43

-i

I

61

74

PBICABANG

JAWA TIMUR

'

Berk. Penel. Hayati: 15 (5-9),2009

STATUS KUALITAS SUNGAI MUSI BAGIAN HILIR DITINJAU DARIKO M U N ITAS FITOPLAN KTON

Hilda Zulkifli, Husnah*, Moh. Rasyid Ridho, dan Suhodo Juanda

""""is::::fl 5}',51ffi iJ?,%il'n;ilfi :"ffi fl iversitassriwiraya

Email : [email protected]

ABSTFd'CT

Musi river is the main source oJ'waterfor society. and industry on the downstream area, and also becomes the was.te disposal area

for domestic/industry. The objective of this study was to evaluate the status of Musi river on the downstream area based on phytoplanhoncommunity (from the Pulokerto district to downstream of musi river on Tanjung Buyut Wllage). The sample of water surface andplankton were taken compositely on 18 stations. The water quality analysis is held on LIPI Bogor,while the identification of microscopiccommunity of phytoplankton is held on BRPPU Mariana. The result of research showed that phytoplankton community on observedlocations comprises of Chlorophyta with 18 genus @53a%),followed by Cyanophyta with 7 genus (26.09%), Baccillariophyta with14 genus (25.81%) and Euglenophyta with 2 genus (2.17%). The Oscillatoria (Cyanophyta) is found on most ofobserved locations.Based on the examination ofsaprobic status, Pulokerto station is categorized as "moderate polluted" or (il13 -mesosaprobik dan/3/a -mesosaprobik), while closer to downstream of Musi river is categorized as "low polluted" or (oligo/fi -mesosaprobic).

Key words: Musi River, phytoplankton, saprobic index, water quality

PENGANTAR

Sungai Musi dengan panjang + 510 km merupakansungai terbesar dan terpanjang di Provinsi Sumatra Selatan.

Dari segmen hulu dengan ekosistem hutan lindung telahmengalami perubahan tata guna lahan sampai di hilir yangsarat akan pemukiman dan industri seperti pengilanganminyak, pabrik pupuk, pengolahan karet alam, kayu lapis

dan lain-lain sehingga berpotensi menyebabkan degradasikualitas lingkungan perairan sungai. Di bagian hilir inipunperairan Musi merupakan sumber air, tidak hanya bagipenduduk di sepanjang sungai, tetapi juga merupakansumber air sekaligus tempat membuang limbah cair olehindustri sehingga berdampak kepada penurunan kualitasperairan Musi. Beragamnya kegiatan manusia di sepanjang

Sungai Musi ini berdampak terhadap komunitas fitoplanktonyang menghuni perairan.

Perubahan kualitas perairan ini erat kaitannya denganpotensi perairan yang dapat dicirikan dengan perubahan

komunitas fitoplankton. Komunitas plankton khususnyafitoplankton merupakan produsen di perairan dan berfungsisebagai indikator untuk rnengevaluasi kualitas dan tingkatkesuburan perairan. Pengkajian kualitas biologis ini sangat

penting karena fungsi akumulatifnya dapat mengantisipasiperubairan lingkungan yang terjadi di suatu wilayah tertentu.Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan penilaianstatus perairan Musi (bagian hilir) berdasarkan komunitasfitoplanktonnya.

BAHAN DAN CARA KERJA

Penentuan stasiun dilakukan secara purposive randomsampling sebanyak 18 stasiun dari mulai Desa Pulokerto(bagian hulu segmen Musi dalam kota Palembang) sampaidengan muara SungaiMusi di DesaTanjungBuyut (GambarI ). Data koordinat stasiun penelitian disajikan pada Tabel I .

Pengambilan contoh fitoplankton dilakukan pada bulanApril dengan menggunakan plankton net denganmesh2|,sebanyak I 00 liter pada setiap stasiun (komposit contoh airdari tepi kiri, tepi kanan serta tengah sungai) dan kemudiandifiksasi dengan larutan lugol5Yo.

t--Ju"

l:..u",#n

i:E-a .E; lJf! E,

Gambar 1, Lokasi penelitian

Til*REGI

i+,

t i .-__s,;2-..{

6

H*,,',,,*. oleh genusc

Ulothrlt fulkeanekarag4AmPera (14gdari genus0nindustrikattrkelimPahangP

sertaFragflh4). BerdasdfitoPlanktmltercemarriry

2.5

2

1.5

1-

0,5

0

Gambar4. hdi perairan Pe

Hasil PrSungai Mebeberapa #memenuhi;p"nggrn"rdtercatatsdyang diteri;pada kanfitingginyahorganikyqintensifolalmemang iluntuk kegii

+C:8il

Status Kualitas Sungai Musi Bagian Hilir

Identifikasi fitoplankton dilakukan di Laboratorium

Badan Riset Perairan Umun Mariana. Pengambilan contoh

air permukaan untuk pengukuran kualitas air dilakukan

dengan nrenggunakan Lomotte water sampler secata

komposit pula. Parameter yang dianalisis mengacu pada

Peraturan Gubernur Surlatra Selatan No. l6 Tahun 2005

tentang Baku mutu air sungai dengan parameter: Suhu;

Kecepatan arus; Kecerahan; Kedalaman; TSS; Salinitas;

Oksigen terlarut; pH; Nitrit; Nitrat; NH3;Amonia; COD;

BOD, dan kandungan fosfat. Pengamatan struktur komunitas

fitoplankton dilakukan dengan menghitung kelimpahan

fitoplankton (APHA, 1989), Indeks keanekaragaman

Shannon-Wiener, Indeks dominansi Simpson serta Indeks

Saprobik (Dresscher dan Van Der Mark 1974 dalam Odum,

197 t).

Tabel 1. Koordinat stasiun penelitian

Lokasi terdekat Koordinat

tuglenophyta {X,17%}

Ww*-W"#Il'#'*'

Gambar 2. Proporsi divisi kelimpahan relatif komunitasfitoplankton di perairan Sungai Musi bagian hilir

Berdasarkan komposisi dan kelimpahan relatifnya,

maka komunitas fitoplankton pada lokasi penelitianmenunjukkan bahwa divisi Chlorophyta (45,34Yo) dengan

l8 genus memiliki kelimpahan relatif terbesar dalam

komunitas fitoplankton, diikuti oleh Cyanophyta dengan

7 genus (26,09%) dat Baccilariophyta dengan 14 genus

(25,81yo), sedangkan divisi Euglenophyta dengan 2 genus

diketemukan dengan kelimpahan relatif sangat rendah

(2,17%).

Dalam penelitian ini kelimpahan fitoplankton ditemukan

tertinggi pada Stasiun Upang dekat muara Sungai Musi. Hal

ini berkaitan dengan akibat tingginya kandungan bahan

organik karena muara Sungai merupakan catchment area

bagi semua beban organik (Gambar 3).

No

1

2

3

4

5

6

7

I9

10

11

12

13

14

15

16

17

1B

Pulokerto Kota Palembang

Pabrik karet GandusKota Palembang

Jembatan Musi llKota Palembang

Perairan Muara sungai Ogan

Perairan post-Ogan

Jembatan AmperaWilmar

Pusri

lndustri karet Hoktong

Muara S. Komering

SAP Kab. Banyuasin

Pulau Borang Kab.Banyuasin

SST Kab. Banyuasin

Upang Jaya Kab. Banyuasin

Pre-Selat CemaraKab.Banyuasin

Selat Cemara Kab.Banyuasin

Pulau Payung Kab.Banyuasin

Tanjung Buyut Kab.Banyuasin

01'771',LS1 04%0'683"87

01'1 59'LS'! 04'44'801 "BT

01 "375',LS'l 04"43'550"87

00"467',LS1 04%5' O77 " Br01 "1 59'LSl 04',14'801 "BT

59'41 0'LS1 04'45'957"BT

s9'976'LS1 o4%7' 248" BT

59"078'LS1 04"8' 221 " BT

59'076'LS1 04"48',g1 1 "BT

59'530'LS1 04"51'899"87

58"242',LS1 04"fi' 27 5" BT

51"958',1S1 o4'$',eB"BT

49'61 9'LS1 04"54'509"BT

42'964',LS1 04"57',595"87

37'256',LS1 04"56',350"BT

34'1 08',LS1 04'55',295"87

24" 452', LS1 04"55' 874 " BT

20" 7 7 1' LS1 04" 54' 453" Bf

r.200CI

1.0000

e000

86000-400CI

2000

0

13 5 7I1.1 73 15 17stasiun

Gambar 3. Kelimpahan fitoplankton pada stasiun di lokasipenelitian

HASIL

perairan Sungai Musi merupakan perairan yang -^-ltI:

u".u1toutl'.uman komunitas fitoplankton

memiliki multifungsi, sebagai sarana ,*rro;;;"Ji-;l? T-"-lTj,-:o* bahwa indeks rata-tata >l'5 kecuali pada

stasiun l0 dan I I (industri migas di muara Sungai Komeringmasyarakat, sumber air bagi domestik maupun sumber" ":"." '' dan industri minyak goreng SAP). Indeks keanekaragamanair sekaligus tepat perr,buangan air limbah. Perubahan."'-:-':-" mendekati ntlai 2 diternukan di perairan Kelurahankualitas fisik dan kimia perairan dapat berpengamh terhadap p,",roL".. yang dicirikan oleh tingginya kelimpahan genuskehidupan komunitas fi toplankton.

: . i'l ,--i.- *,:,-'1 '- ' ' " Euglenu (gyg!9ugt!'Ity']1t Cl'ost-eriutn dan Protococctrs

4i* -: E.oo +

I ESI'*

EtsHs'*-t*Ffj

GambarE

Zulkiffi, Husnah, Ridho dan Juanda

i.hsIa

r

b,Ln

tnm

hIs

ts

h

n

{Ir

l0nuophrta) dan di perairan Desa Payung yang dicirikanolc{r genus Anobaena dan Oscillatoria (Cyanophyta);Ulothrix dan Mougetia (Chlorophvta). Sedangkan indekskeanekaragaman >2 ditemukan di perairan dekat JembatanAmpera (14 genus) yang dicirikan oleh kelimpahan tinggidari genus Oscillatoria (Cyanophyta) dan di perairan dekatindustri karet remah (8 genus) yang dicirikan oleh tingginyakelimpahan genus Anabaena dan Oscillatoria (Cyanophyta)serta Fragi I laria dan P innul aria (B accil ariophyta) (Gambar4). Berdasarkan kriteria Lee (1978) maka keragamanfitoplankton perairan Musi bagian hilir ini masih tergolongtercemar ringan sampai sedang.

fi"5

ff

Gambar 4. lndeks keanekaragaman jenis komunitas fitoplanktondi perairan penelitian

Hasil pengukuran kualitas fisik dan kimia perairanSungai Musi bagian hilir menunjukkan bahwa padabeberapa stasiun pengamatan, kualitas air sudah tidakmemenuhi persyaratan perundangan. Berkaitan denganpenggunaan O,rterlarut, maka rata-rata kandungan CODtercatat sekitar 10 ppm. Hal ini berhubungan dengan bebanyang diterima perairan. Fenomena yang sama tampakpada kandungan BOD yang kerap dijadikan indikatortingginya kegiatan domestik. Tingginya kandungan bahanorganik yang dinyatakan dengan nilai BOD menunjukkanintensifrrya kegiatan pemukiman di sepanjang sung aikarenamemang masyarakat masih mengandalkan sungai Musiuntuk kegiatan domestik (Gambar 5).

+COD tmdl} +Bdlar OrgaEk ERdLi -x-DO {mgjt}..-x-.. BODE (mg/L}

Data kualitas air menunjukkan bahwa kandungantotal padatan tersuspensi (TSS) pada seluruh stasiunpengamatan tercatat > 50 mg/l telah melampaui standaryang diperkenankan dalam perundangan yang berlaku(Gambar 6). Hal ini terkait pada nilai kecerahan air yangberkisar antara l5 cm (terendah terukur pada stasiunJembatan Ampera) - 30 cm.

- TSS tm$Li .......Tm til{n} +Cofldi,rti*ty (BmtB+!c}

90.0080.sm.$60.00$.0G€_flo30.902(|.CC18_00ss

Gambar 6. Kandungan Total padatan Tersuspensi (TSS) danTotal Padatan Terlarut (TDS) di perairan penelitian

Dari hasil analisis clusterkandungan bahan organik diperairan diperoleh tiga kelompok, yaitu: (l) perairan dgkatjembaknAmpera yang dicirikan dengan konsenkasi kloridayang tinggi; (2)Perairan dekat Jembatan Musi II, perairan

Pulau Payung dan Tanjung Buyut yang dicirikan dengantingginya kandungan TSS dan TDS; dan (3) perairan padastasiun lainnya dengan kandungan parameter kimiawi yangtergolong sedang (Gambar 7).

Tre6 OiagEm for Variabl€sSingle Llnka$

Eucliden disbms

s0

HffiF 200

H ,50F 100

500

2.5

2

1.5

I

$-:*l:*# -* -t *;1;. cc i';-;-{""-:i

*d d*.t .*=d

.$.:l$-'Y

u n

:S- "-.d

t;';-:.ff

PutcketuGandus

Musi llHoktong

Muara S. KramasnUpang

SAPSelal Cemara

Pre Selat CemaraMuaE Ogan

WilmarPusd

Pulau BorangAmreE

Tanjung BuyulPulau Payung

Kund-ur

4_00 -

9flflfll" *1. o''" ' ' '-)*--x-r-xr; f,trt

o.2 0.3 0.4 0.5 0.6Linkage Distan@

Gambar 7. Analisis kluSter stasiun penelitian berdasaikan kualitasperairannya.

Data status perairan berdasarkan telaah indeks saprobikmenunjukkan bahwa kualitas perairAn Musi bagian hilir inibervariasi antara kondisi Oligosaprobik (tidak tercemar)sampai dengan d,/ B-rneso-saprobik (tercemar sedang)dengan status terbanyak pada t\l 6. mes-osaprobik (tercemar

6.065.0s4.003.+0

?.00

1_O0

4t.00

Gambar 6. Kandungan bahan organik di perairan penelitian

Status Kualitas Sungai Musi Bagian Hitir

sedang) dan B-mesosaprobik (tercemar ringan). Dominasigenus A n ab a en a, O s c i I I at o r ia dan D i at o nt a ditemukan padaperairan dengan kriteria tercemar "sedang", sedangkangenus Ulothrix dan Cyclotella ditemukan mendominasiperairan dengan kriteria tercemar "ringan".

PEMBAHASAN

G erus Os cillatoria dari kelas Cyanop hyceae ditemukanhampir pada seluruh stasiun pengamatan (7 8Yo). Di perairanSungai Bingai Binjai, genus ini juga diketemukanpada 4stasiun dari 6 stasiun yang diteliti kelimpahan yang relatiftinggi (Yeanny dkk, 2006). Selain itu divisi Cyanophyta(Aphanizomenon, Arthrospira, Borzia, Chroococcus,Meiismopedia, Mycrocystis, Nostoc, Oscillatoria,Planktothrix, Spirulina, dan Synechococcus) jugaditemukan di beberapa situ dan sungai di kawasan Jakartadan Depok (Prihantini dkk, 2006). Fachrul dkk (2008) jugamenemukan dominansi divisi Cy anop hyta (Microcys tisdan M er i s m op e d i a) dan C ho I o rop hy ta (Ankis tro d e s mu s ;

Closteriopasis dan Microspora) di perairan sungai CiliwungJakarta. Dengan demikian Oscillatoria memang memilikikemampuan toleransi tinggi. Divisi Baccilariophytamerupakan kelompok fitoplankton yang umum hiduppada salinitas >20 per mil (Sachlan, 1980). Kelompokini juga lebih mudah beradaptasi dengan lingkungannyadan merupakan kelompok fitoplankton sumber makananikan dan larva udang. Penelitian di perairan Musi inijuga menemukan proporsi yang cukup tinggi dari divisiB a c i I I ari o p hy c e a e (2 5,8 I o/o). Penelitian yang dilakukanoleh Kholidah (2005) menunjukkan bahwaproporsi terbesarBacillariophyceae pada Sungai Cipeles di KabupatenSumedang.

Berdasarkan perhitungan indeks saprobik, makaperairan Sungai Musi bagian hilir ini tergolong ke dalamstatus "tercemar ringan" sampai dengan "tercemar sedang"(semakin ke arah hilir mendekati muara sungai). Dominasigenus Anab aena, Os cillatoria dan Diatoma ditemukan padaperairan dengan kriteria tercemar "sedang", sedangkangenus Ulothrix dan Cyclotella ditemukan mendominasiperairan dengan kriteria tercemar "ringan". Hal yang samadinyatakan oleh Wu (1984) bahwa genus Oscillqtoriadapat digunakan sebagai bioindikator perairan untukmenunjukkan status B / a mesosaprobik (tercemar "sedarrg").Suwondo dkk (2004) melakukan penelitian di perairanSungai Senapelan, Sago dan Sail mulai dari hulu sampaike hilir yang menemukan 32 jenis organisme plankton(C h I orop hyc e ae, B ac il lariophy c e ae, Cyanophy c eae,Euglenophyceae, dan Plryrophyceae) dengan nilai indekssaprobik yang berkisar antara nilai -058 s/d -1,00 yang

tergolong tercemar sedang sampai berat. Garno (20J1)meneliti Sungai Jangari yang bermuara pada BendunganCirata di Jawa Barat dan mencatat bahwa perairan tergolongeutrofik berdasarkan konsentrasi fosfor dan nitrogen total,komunitas fitoplankton didominansi oleh Cyanophytadari jenis Microcystis sp. dan Oscillatoria. penelitian

oleh Tapia (2008) di Sungai Mantaro, peru menunjukkanbahwa pencemaran organik dapat ditunjukkan denganmeningkatnya perse[tase Nitzschia pqlea, Gomphonemaparvulum, dan Achnanthidium minutissimum yangmenunjukkan status perairan tergolong o ligos aprobiksampai o-mesosaprobik.

Perairan Sungai Musi bagian hilir mulai dari perairandi sekitar Kelurahan Pulokerto di Kota palembang sampaiperairan di muara Sungai Musi (Tanjung Buyut) memilikikomunitas fitoplankton yang terdiri dari divisi Chlorophyta;Cyanophyta; B acilariophyta dan Eugl enophyta. GenusOscillatoria (Cyanophyta) ditemukan pada hampir seluruhstasiun penelitian. Berdasarkan status saprobik makaperairan Sungai Musi bagian hilir ini masih tergolong"tercemar ringan" sampai "tercemar sedang,,.

KEPUfTAKAANI

Amerit'n Public Health Association. 1989. Standard Methods

\ for The Examination of Water and Waste Water. 176 ed.VWashington D.C. APHA.

Fachrullf, Ediyono SH dan Wulandari M, 2008. Komposisi

yrzdan model kemelimpahan fltoplankton di perairan sungaiCiliwung Jakarta. Bioversitas 9 (4):296-300.

Gamo YS, 2001. Dinamika kualitas perairan di muara Jangari

- Bendungan Cirata,Jurnal Sains dan Tehtologi Indonesia3(4):19-27.

Kholidah N, 2005. Fitoplankton dan perifiton sebagai parameter

/ ,Ipnentu k'ualitas air: studi kasus sungai Cipeles, kabupatenL-l- Sumedang Jawa Barat. Tesis Magister Teknik Lingkungan

ITB Bandung.

Lee TD, 1978. Handbook of Variables of Environmental Impact

I assessment. Arbor: An Arbor Science publisher Inc.,bam EP, 1971. Fundamental of Ecology. Third Edition.

Philadelphia: W.B Saunders Co.Prihantini NB, Wardhana W, Widyawan A dan Rianto R 2006.

Cyanobacteria dari beberapa situ dan sungai di kawasan

l,4akarta dan Depok dalam Prosiding Seminar NasionalLimnologi 2006, "Pengelolaan Sumber daya perairanDarat secara terpadu di Indonesia. Puslit Limnologi LIpLJakarta: 210-221

Sg;hPan M, 1980. Planktonologi. Institut pertanian Bogor.\-/ Bogor.

Suwondo, Febrita E, Dessy danAlpusari M, 2004. Kualitas biologiperyr(answgaisenapelan, Sago dan Sail di kota pekanbao

Mrdasarkan bioindikator plankton dan benthos. JouroalBiogenesis l(1): 15-20.

Tapie [ll,

YcryfS

Tapia PM,2008. Diatoms as bioindicators of pollution in the

p--6ntaro River, Central Andes, Penr Imenaionat J. ofEnvironment and Health (2)l : 82-91 -

Yeanny MS, Wahyuningsih H dan Silab E,20ffi- Kemekragamm

S)-ffiplankton di sungai Bingai Binjai- Junel BiologiSumatera 1(2):48-53.

Zulkifli, Husnah Ridho dan Juanda

Wu JT, 1984. Phytoplankton as bioindicator for water quality int-+arpei- Bot. Bull. Academia Sinica 25: 205-214.

Reviewer: Prof. Dr. Ir. Agoes Soegianto, DEA