TERAKREDITASI B 1.luti SK 43/DlKTl/Kep/2008 ISSN: … air sekaligus tempat membuang limbah cair oleh...
Transcript of TERAKREDITASI B 1.luti SK 43/DlKTl/Kep/2008 ISSN: … air sekaligus tempat membuang limbah cair oleh...
TERAKREDITASI B 1.luti 2008-Juti 2011)
SK No. 43/DlKTl/Kep/2008 ISSN: 0852-6834
ge/?iala PENELITIANHI(Journal of Biological Res earches)
DAFTAR ISI
Amplifikasi Gen Cryl dan Analisis Genom lsolat Bacillus Thuringiensis LokalDwi Suryanto
Slatus Kualitas Sungai Musi Bagian Hilir Ditinjau dari Komunitas FitoplanktonHilda Zulkifli, Husnah, Moh. Rasyid Ridho, dan Suhodo Juanda
Peran Protein Membran Luar 55 kDa Salmonella Iyphi lsolat Jember sebagai Protein Hemaglutinin danAdhesin
Diana Chusna Mufida, Candra Bumi, Heni Fatmawati.........Growth Performance and Cocoon Production of Silkworm (Bombyx MoriL) on Different FrequencyofFeeding and Age of Leaves
Priyantini WidiyaningrumKaraKer Protein lCP1l pada DNA Udang Vannamei (Penaeus Vannamei)YangTerinfeksi White SpolSyndrcme Vrrus (WSSV)
Yuni Kilawati, Win Darmanto..ldentifikasi dan Klasifikasi BakteriAmilolitik lsolatTgl2, T919, dan'T931 Penyebab Kemasaman padaTepung Sagu Basah Berdasarkan Analisis Gen 16sr DNA
Tri Gunaedi, Sebastian Margino, Langkah Sembiring, dan Rarastoeti PratiwiBiofertilisasi Bakleri Rhizobium pada Tanaman Kedelai (Glycme Max (L) Men )
Tini Surtiningsih, Farida, dan Tri Nurhariyati.......................Daya Antimikroba Ekstak Lecythophora Sp., Endofit yang Diisolasi dari A/yxra Reinwardtii
Noor Erma Sugijanto, H. Putra, F. Pritayuni, N. Albathaty, Noor Cholies Zaini. ..............''...'....Biologi Reproduksi lkan Juaro (Pangasius Polyuranodon) di DaerahAliran Sungai Musi, Sumatra Selatan
Yuniar Ernawati, Eko Prianto, A. Ma'suf........Variasi Temporal MakananlkanSepatLaya g(TichogasterLeerii,Blkr. 1852)di HutanRawaGambutDesa Dadahup, Kalimantan Tengah
Ahmad Zahid, Mf. Rahardjo, Sutrisno Sukimin, Lenny S. Syafei .'..............Pengujian Efektivitas Beberapa lsolat Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA) terhadap Bibit Pisang (Musa
Aab Raja Nangka)Asal Kultur JaringanRainiyati, Chozin, Sudarsono, Mansur.......
Pembuatan Pupuk Bokashi dari Sampah Lingkungan Berdasarkan Rancangan Percobaan Campuranyang Optimum pada Model Permukaan Multirespon
Ruslan, Susanti Linuwih, Purhadi, Sony Sunaryo, Sri Nurhatika....Dampak Pemanenan Kayu dengan Teknik Reduced lmpact Loggingtehadap Kerusakan Tegakan Sisadi Hutan Alam
Muhdi.............................Penggunaan Anlimikroba dari lsolat LactobacrTus Terseleksi sebagai Bahan Pengawet Alami untukMenghambat Pertumbuhan Vibio sp. dan Staphylococcus Aureus pada Fillet lkan Kakap
Titin Yulinery, lY. Petria dan Novik NurhidayatStudi Keanekaragaman Reptil dan Amflbi di Kawasan Ekowisata Linggo Asri, Pekalongan,Provinsi Jawa Tengah
Rury Eprilurahman, Muhammad Fahrul Hilmy, dan Tony Febri Qurniawan
DESEMBER 2OO9
Vol. 15
No. 1
1
E
24
30
35
43
-i
I
61
74
PBICABANG
JAWA TIMUR
'
Berk. Penel. Hayati: 15 (5-9),2009
STATUS KUALITAS SUNGAI MUSI BAGIAN HILIR DITINJAU DARIKO M U N ITAS FITOPLAN KTON
Hilda Zulkifli, Husnah*, Moh. Rasyid Ridho, dan Suhodo Juanda
""""is::::fl 5}',51ffi iJ?,%il'n;ilfi :"ffi fl iversitassriwiraya
Email : [email protected]
ABSTFd'CT
Musi river is the main source oJ'waterfor society. and industry on the downstream area, and also becomes the was.te disposal area
for domestic/industry. The objective of this study was to evaluate the status of Musi river on the downstream area based on phytoplanhoncommunity (from the Pulokerto district to downstream of musi river on Tanjung Buyut Wllage). The sample of water surface andplankton were taken compositely on 18 stations. The water quality analysis is held on LIPI Bogor,while the identification of microscopiccommunity of phytoplankton is held on BRPPU Mariana. The result of research showed that phytoplankton community on observedlocations comprises of Chlorophyta with 18 genus @53a%),followed by Cyanophyta with 7 genus (26.09%), Baccillariophyta with14 genus (25.81%) and Euglenophyta with 2 genus (2.17%). The Oscillatoria (Cyanophyta) is found on most ofobserved locations.Based on the examination ofsaprobic status, Pulokerto station is categorized as "moderate polluted" or (il13 -mesosaprobik dan/3/a -mesosaprobik), while closer to downstream of Musi river is categorized as "low polluted" or (oligo/fi -mesosaprobic).
Key words: Musi River, phytoplankton, saprobic index, water quality
PENGANTAR
Sungai Musi dengan panjang + 510 km merupakansungai terbesar dan terpanjang di Provinsi Sumatra Selatan.
Dari segmen hulu dengan ekosistem hutan lindung telahmengalami perubahan tata guna lahan sampai di hilir yangsarat akan pemukiman dan industri seperti pengilanganminyak, pabrik pupuk, pengolahan karet alam, kayu lapis
dan lain-lain sehingga berpotensi menyebabkan degradasikualitas lingkungan perairan sungai. Di bagian hilir inipunperairan Musi merupakan sumber air, tidak hanya bagipenduduk di sepanjang sungai, tetapi juga merupakansumber air sekaligus tempat membuang limbah cair olehindustri sehingga berdampak kepada penurunan kualitasperairan Musi. Beragamnya kegiatan manusia di sepanjang
Sungai Musi ini berdampak terhadap komunitas fitoplanktonyang menghuni perairan.
Perubahan kualitas perairan ini erat kaitannya denganpotensi perairan yang dapat dicirikan dengan perubahan
komunitas fitoplankton. Komunitas plankton khususnyafitoplankton merupakan produsen di perairan dan berfungsisebagai indikator untuk rnengevaluasi kualitas dan tingkatkesuburan perairan. Pengkajian kualitas biologis ini sangat
penting karena fungsi akumulatifnya dapat mengantisipasiperubairan lingkungan yang terjadi di suatu wilayah tertentu.Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan penilaianstatus perairan Musi (bagian hilir) berdasarkan komunitasfitoplanktonnya.
BAHAN DAN CARA KERJA
Penentuan stasiun dilakukan secara purposive randomsampling sebanyak 18 stasiun dari mulai Desa Pulokerto(bagian hulu segmen Musi dalam kota Palembang) sampaidengan muara SungaiMusi di DesaTanjungBuyut (GambarI ). Data koordinat stasiun penelitian disajikan pada Tabel I .
Pengambilan contoh fitoplankton dilakukan pada bulanApril dengan menggunakan plankton net denganmesh2|,sebanyak I 00 liter pada setiap stasiun (komposit contoh airdari tepi kiri, tepi kanan serta tengah sungai) dan kemudiandifiksasi dengan larutan lugol5Yo.
t--Ju"
l:..u",#n
i:E-a .E; lJf! E,
Gambar 1, Lokasi penelitian
Til*REGI
i+,
t i .-__s,;2-..{
6
H*,,',,,*. oleh genusc
Ulothrlt fulkeanekarag4AmPera (14gdari genus0nindustrikattrkelimPahangP
sertaFragflh4). BerdasdfitoPlanktmltercemarriry
2.5
2
1.5
1-
0,5
0
Gambar4. hdi perairan Pe
Hasil PrSungai Mebeberapa #memenuhi;p"nggrn"rdtercatatsdyang diteri;pada kanfitingginyahorganikyqintensifolalmemang iluntuk kegii
+C:8il
Status Kualitas Sungai Musi Bagian Hilir
Identifikasi fitoplankton dilakukan di Laboratorium
Badan Riset Perairan Umun Mariana. Pengambilan contoh
air permukaan untuk pengukuran kualitas air dilakukan
dengan nrenggunakan Lomotte water sampler secata
komposit pula. Parameter yang dianalisis mengacu pada
Peraturan Gubernur Surlatra Selatan No. l6 Tahun 2005
tentang Baku mutu air sungai dengan parameter: Suhu;
Kecepatan arus; Kecerahan; Kedalaman; TSS; Salinitas;
Oksigen terlarut; pH; Nitrit; Nitrat; NH3;Amonia; COD;
BOD, dan kandungan fosfat. Pengamatan struktur komunitas
fitoplankton dilakukan dengan menghitung kelimpahan
fitoplankton (APHA, 1989), Indeks keanekaragaman
Shannon-Wiener, Indeks dominansi Simpson serta Indeks
Saprobik (Dresscher dan Van Der Mark 1974 dalam Odum,
197 t).
Tabel 1. Koordinat stasiun penelitian
Lokasi terdekat Koordinat
tuglenophyta {X,17%}
Ww*-W"#Il'#'*'
Gambar 2. Proporsi divisi kelimpahan relatif komunitasfitoplankton di perairan Sungai Musi bagian hilir
Berdasarkan komposisi dan kelimpahan relatifnya,
maka komunitas fitoplankton pada lokasi penelitianmenunjukkan bahwa divisi Chlorophyta (45,34Yo) dengan
l8 genus memiliki kelimpahan relatif terbesar dalam
komunitas fitoplankton, diikuti oleh Cyanophyta dengan
7 genus (26,09%) dat Baccilariophyta dengan 14 genus
(25,81yo), sedangkan divisi Euglenophyta dengan 2 genus
diketemukan dengan kelimpahan relatif sangat rendah
(2,17%).
Dalam penelitian ini kelimpahan fitoplankton ditemukan
tertinggi pada Stasiun Upang dekat muara Sungai Musi. Hal
ini berkaitan dengan akibat tingginya kandungan bahan
organik karena muara Sungai merupakan catchment area
bagi semua beban organik (Gambar 3).
No
1
2
3
4
5
6
7
I9
10
11
12
13
14
15
16
17
1B
Pulokerto Kota Palembang
Pabrik karet GandusKota Palembang
Jembatan Musi llKota Palembang
Perairan Muara sungai Ogan
Perairan post-Ogan
Jembatan AmperaWilmar
Pusri
lndustri karet Hoktong
Muara S. Komering
SAP Kab. Banyuasin
Pulau Borang Kab.Banyuasin
SST Kab. Banyuasin
Upang Jaya Kab. Banyuasin
Pre-Selat CemaraKab.Banyuasin
Selat Cemara Kab.Banyuasin
Pulau Payung Kab.Banyuasin
Tanjung Buyut Kab.Banyuasin
01'771',LS1 04%0'683"87
01'1 59'LS'! 04'44'801 "BT
01 "375',LS'l 04"43'550"87
00"467',LS1 04%5' O77 " Br01 "1 59'LSl 04',14'801 "BT
59'41 0'LS1 04'45'957"BT
s9'976'LS1 o4%7' 248" BT
59"078'LS1 04"8' 221 " BT
59'076'LS1 04"48',g1 1 "BT
59'530'LS1 04"51'899"87
58"242',LS1 04"fi' 27 5" BT
51"958',1S1 o4'$',eB"BT
49'61 9'LS1 04"54'509"BT
42'964',LS1 04"57',595"87
37'256',LS1 04"56',350"BT
34'1 08',LS1 04'55',295"87
24" 452', LS1 04"55' 874 " BT
20" 7 7 1' LS1 04" 54' 453" Bf
r.200CI
1.0000
e000
86000-400CI
2000
0
13 5 7I1.1 73 15 17stasiun
Gambar 3. Kelimpahan fitoplankton pada stasiun di lokasipenelitian
HASIL
perairan Sungai Musi merupakan perairan yang -^-ltI:
u".u1toutl'.uman komunitas fitoplankton
memiliki multifungsi, sebagai sarana ,*rro;;;"Ji-;l? T-"-lTj,-:o* bahwa indeks rata-tata >l'5 kecuali pada
stasiun l0 dan I I (industri migas di muara Sungai Komeringmasyarakat, sumber air bagi domestik maupun sumber" ":"." '' dan industri minyak goreng SAP). Indeks keanekaragamanair sekaligus tepat perr,buangan air limbah. Perubahan."'-:-':-" mendekati ntlai 2 diternukan di perairan Kelurahankualitas fisik dan kimia perairan dapat berpengamh terhadap p,",roL".. yang dicirikan oleh tingginya kelimpahan genuskehidupan komunitas fi toplankton.
: . i'l ,--i.- *,:,-'1 '- ' ' " Euglenu (gyg!9ugt!'Ity']1t Cl'ost-eriutn dan Protococctrs
4i* -: E.oo +
I ESI'*
EtsHs'*-t*Ffj
GambarE
Zulkiffi, Husnah, Ridho dan Juanda
i.hsIa
r
b,Ln
tnm
hIs
ts
h
n
{Ir
l0nuophrta) dan di perairan Desa Payung yang dicirikanolc{r genus Anobaena dan Oscillatoria (Cyanophyta);Ulothrix dan Mougetia (Chlorophvta). Sedangkan indekskeanekaragaman >2 ditemukan di perairan dekat JembatanAmpera (14 genus) yang dicirikan oleh kelimpahan tinggidari genus Oscillatoria (Cyanophyta) dan di perairan dekatindustri karet remah (8 genus) yang dicirikan oleh tingginyakelimpahan genus Anabaena dan Oscillatoria (Cyanophyta)serta Fragi I laria dan P innul aria (B accil ariophyta) (Gambar4). Berdasarkan kriteria Lee (1978) maka keragamanfitoplankton perairan Musi bagian hilir ini masih tergolongtercemar ringan sampai sedang.
fi"5
ff
Gambar 4. lndeks keanekaragaman jenis komunitas fitoplanktondi perairan penelitian
Hasil pengukuran kualitas fisik dan kimia perairanSungai Musi bagian hilir menunjukkan bahwa padabeberapa stasiun pengamatan, kualitas air sudah tidakmemenuhi persyaratan perundangan. Berkaitan denganpenggunaan O,rterlarut, maka rata-rata kandungan CODtercatat sekitar 10 ppm. Hal ini berhubungan dengan bebanyang diterima perairan. Fenomena yang sama tampakpada kandungan BOD yang kerap dijadikan indikatortingginya kegiatan domestik. Tingginya kandungan bahanorganik yang dinyatakan dengan nilai BOD menunjukkanintensifrrya kegiatan pemukiman di sepanjang sung aikarenamemang masyarakat masih mengandalkan sungai Musiuntuk kegiatan domestik (Gambar 5).
+COD tmdl} +Bdlar OrgaEk ERdLi -x-DO {mgjt}..-x-.. BODE (mg/L}
Data kualitas air menunjukkan bahwa kandungantotal padatan tersuspensi (TSS) pada seluruh stasiunpengamatan tercatat > 50 mg/l telah melampaui standaryang diperkenankan dalam perundangan yang berlaku(Gambar 6). Hal ini terkait pada nilai kecerahan air yangberkisar antara l5 cm (terendah terukur pada stasiunJembatan Ampera) - 30 cm.
- TSS tm$Li .......Tm til{n} +Cofldi,rti*ty (BmtB+!c}
90.0080.sm.$60.00$.0G€_flo30.902(|.CC18_00ss
Gambar 6. Kandungan Total padatan Tersuspensi (TSS) danTotal Padatan Terlarut (TDS) di perairan penelitian
Dari hasil analisis clusterkandungan bahan organik diperairan diperoleh tiga kelompok, yaitu: (l) perairan dgkatjembaknAmpera yang dicirikan dengan konsenkasi kloridayang tinggi; (2)Perairan dekat Jembatan Musi II, perairan
Pulau Payung dan Tanjung Buyut yang dicirikan dengantingginya kandungan TSS dan TDS; dan (3) perairan padastasiun lainnya dengan kandungan parameter kimiawi yangtergolong sedang (Gambar 7).
Tre6 OiagEm for Variabl€sSingle Llnka$
Eucliden disbms
s0
HffiF 200
H ,50F 100
500
2.5
2
1.5
I
$-:*l:*# -* -t *;1;. cc i';-;-{""-:i
*d d*.t .*=d
.$.:l$-'Y
u n
:S- "-.d
t;';-:.ff
PutcketuGandus
Musi llHoktong
Muara S. KramasnUpang
SAPSelal Cemara
Pre Selat CemaraMuaE Ogan
WilmarPusd
Pulau BorangAmreE
Tanjung BuyulPulau Payung
Kund-ur
4_00 -
9flflfll" *1. o''" ' ' '-)*--x-r-xr; f,trt
o.2 0.3 0.4 0.5 0.6Linkage Distan@
Gambar 7. Analisis kluSter stasiun penelitian berdasaikan kualitasperairannya.
Data status perairan berdasarkan telaah indeks saprobikmenunjukkan bahwa kualitas perairAn Musi bagian hilir inibervariasi antara kondisi Oligosaprobik (tidak tercemar)sampai dengan d,/ B-rneso-saprobik (tercemar sedang)dengan status terbanyak pada t\l 6. mes-osaprobik (tercemar
6.065.0s4.003.+0
?.00
1_O0
4t.00
Gambar 6. Kandungan bahan organik di perairan penelitian
Status Kualitas Sungai Musi Bagian Hitir
sedang) dan B-mesosaprobik (tercemar ringan). Dominasigenus A n ab a en a, O s c i I I at o r ia dan D i at o nt a ditemukan padaperairan dengan kriteria tercemar "sedang", sedangkangenus Ulothrix dan Cyclotella ditemukan mendominasiperairan dengan kriteria tercemar "ringan".
PEMBAHASAN
G erus Os cillatoria dari kelas Cyanop hyceae ditemukanhampir pada seluruh stasiun pengamatan (7 8Yo). Di perairanSungai Bingai Binjai, genus ini juga diketemukanpada 4stasiun dari 6 stasiun yang diteliti kelimpahan yang relatiftinggi (Yeanny dkk, 2006). Selain itu divisi Cyanophyta(Aphanizomenon, Arthrospira, Borzia, Chroococcus,Meiismopedia, Mycrocystis, Nostoc, Oscillatoria,Planktothrix, Spirulina, dan Synechococcus) jugaditemukan di beberapa situ dan sungai di kawasan Jakartadan Depok (Prihantini dkk, 2006). Fachrul dkk (2008) jugamenemukan dominansi divisi Cy anop hyta (Microcys tisdan M er i s m op e d i a) dan C ho I o rop hy ta (Ankis tro d e s mu s ;
Closteriopasis dan Microspora) di perairan sungai CiliwungJakarta. Dengan demikian Oscillatoria memang memilikikemampuan toleransi tinggi. Divisi Baccilariophytamerupakan kelompok fitoplankton yang umum hiduppada salinitas >20 per mil (Sachlan, 1980). Kelompokini juga lebih mudah beradaptasi dengan lingkungannyadan merupakan kelompok fitoplankton sumber makananikan dan larva udang. Penelitian di perairan Musi inijuga menemukan proporsi yang cukup tinggi dari divisiB a c i I I ari o p hy c e a e (2 5,8 I o/o). Penelitian yang dilakukanoleh Kholidah (2005) menunjukkan bahwaproporsi terbesarBacillariophyceae pada Sungai Cipeles di KabupatenSumedang.
Berdasarkan perhitungan indeks saprobik, makaperairan Sungai Musi bagian hilir ini tergolong ke dalamstatus "tercemar ringan" sampai dengan "tercemar sedang"(semakin ke arah hilir mendekati muara sungai). Dominasigenus Anab aena, Os cillatoria dan Diatoma ditemukan padaperairan dengan kriteria tercemar "sedang", sedangkangenus Ulothrix dan Cyclotella ditemukan mendominasiperairan dengan kriteria tercemar "ringan". Hal yang samadinyatakan oleh Wu (1984) bahwa genus Oscillqtoriadapat digunakan sebagai bioindikator perairan untukmenunjukkan status B / a mesosaprobik (tercemar "sedarrg").Suwondo dkk (2004) melakukan penelitian di perairanSungai Senapelan, Sago dan Sail mulai dari hulu sampaike hilir yang menemukan 32 jenis organisme plankton(C h I orop hyc e ae, B ac il lariophy c e ae, Cyanophy c eae,Euglenophyceae, dan Plryrophyceae) dengan nilai indekssaprobik yang berkisar antara nilai -058 s/d -1,00 yang
tergolong tercemar sedang sampai berat. Garno (20J1)meneliti Sungai Jangari yang bermuara pada BendunganCirata di Jawa Barat dan mencatat bahwa perairan tergolongeutrofik berdasarkan konsentrasi fosfor dan nitrogen total,komunitas fitoplankton didominansi oleh Cyanophytadari jenis Microcystis sp. dan Oscillatoria. penelitian
oleh Tapia (2008) di Sungai Mantaro, peru menunjukkanbahwa pencemaran organik dapat ditunjukkan denganmeningkatnya perse[tase Nitzschia pqlea, Gomphonemaparvulum, dan Achnanthidium minutissimum yangmenunjukkan status perairan tergolong o ligos aprobiksampai o-mesosaprobik.
Perairan Sungai Musi bagian hilir mulai dari perairandi sekitar Kelurahan Pulokerto di Kota palembang sampaiperairan di muara Sungai Musi (Tanjung Buyut) memilikikomunitas fitoplankton yang terdiri dari divisi Chlorophyta;Cyanophyta; B acilariophyta dan Eugl enophyta. GenusOscillatoria (Cyanophyta) ditemukan pada hampir seluruhstasiun penelitian. Berdasarkan status saprobik makaperairan Sungai Musi bagian hilir ini masih tergolong"tercemar ringan" sampai "tercemar sedang,,.
KEPUfTAKAANI
Amerit'n Public Health Association. 1989. Standard Methods
\ for The Examination of Water and Waste Water. 176 ed.VWashington D.C. APHA.
Fachrullf, Ediyono SH dan Wulandari M, 2008. Komposisi
yrzdan model kemelimpahan fltoplankton di perairan sungaiCiliwung Jakarta. Bioversitas 9 (4):296-300.
Gamo YS, 2001. Dinamika kualitas perairan di muara Jangari
- Bendungan Cirata,Jurnal Sains dan Tehtologi Indonesia3(4):19-27.
Kholidah N, 2005. Fitoplankton dan perifiton sebagai parameter
/ ,Ipnentu k'ualitas air: studi kasus sungai Cipeles, kabupatenL-l- Sumedang Jawa Barat. Tesis Magister Teknik Lingkungan
ITB Bandung.
Lee TD, 1978. Handbook of Variables of Environmental Impact
I assessment. Arbor: An Arbor Science publisher Inc.,bam EP, 1971. Fundamental of Ecology. Third Edition.
Philadelphia: W.B Saunders Co.Prihantini NB, Wardhana W, Widyawan A dan Rianto R 2006.
Cyanobacteria dari beberapa situ dan sungai di kawasan
l,4akarta dan Depok dalam Prosiding Seminar NasionalLimnologi 2006, "Pengelolaan Sumber daya perairanDarat secara terpadu di Indonesia. Puslit Limnologi LIpLJakarta: 210-221
Sg;hPan M, 1980. Planktonologi. Institut pertanian Bogor.\-/ Bogor.
Suwondo, Febrita E, Dessy danAlpusari M, 2004. Kualitas biologiperyr(answgaisenapelan, Sago dan Sail di kota pekanbao
Mrdasarkan bioindikator plankton dan benthos. JouroalBiogenesis l(1): 15-20.
Tapie [ll,
YcryfS
Tapia PM,2008. Diatoms as bioindicators of pollution in the
p--6ntaro River, Central Andes, Penr Imenaionat J. ofEnvironment and Health (2)l : 82-91 -
Yeanny MS, Wahyuningsih H dan Silab E,20ffi- Kemekragamm
S)-ffiplankton di sungai Bingai Binjai- Junel BiologiSumatera 1(2):48-53.
Zulkifli, Husnah Ridho dan Juanda
Wu JT, 1984. Phytoplankton as bioindicator for water quality int-+arpei- Bot. Bull. Academia Sinica 25: 205-214.
Reviewer: Prof. Dr. Ir. Agoes Soegianto, DEA