Tepung ikan

30
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan Sektor perikanan dan kelautan memerlukan fasilitas pendaratan ikan atau pelabuhan yang khusus melayani aktivitas industri dan perdagangan ikan. Pelabuhan Perikanan adalah pelabuhan khusus yang merupakan pusat pengembangan ekonomi perikanan, baik dilihat dari aspek produksi maupun aspek pemasarannya (Ayodhyoa, 1975). Menurut Direktorat Jenderal Perikanan Departemen Pertanian RI (1981) dalam Murdiyanto (2003), Pelabuhan Perikanan adalah pelabuhan yang secara khusus menampung kegiatan masyarakat perikanan baik dilihat dari aspek produksi, pengolahan maupun aspek pemasarannya. Sementara Departemen Pertanian dan Departemen Perhubungan (1996) dalam Murdiyanto (2003) mendefinisikan Pelabuhan Perikanan sebagai tempat pelayanan umum bagi masyarakat nelayan dan usaha perikanan, sebagai pusat pembinaan dan peningkatan kegiatan ekonomi perikanan yang dilengkapi dengan fasilitas di darat dan di perairan sekitarnya untuk digunakan sebagai pangkalan operasional tempat berlabuh, mendaratkan hasil, penanganan, pengolahan, distribusi dan pemasaran hasil perikanan. Berdasarkan keputusan Menteri Pertanian Nomor : 604/ Kpts/OT.210/9/95 tertanggal 7 September 1995 5

description

tepung ikan

Transcript of Tepung ikan

Page 1: Tepung ikan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pelabuhan Perikanan

Sektor perikanan dan kelautan memerlukan fasilitas pendaratan ikan atau

pelabuhan yang khusus melayani aktivitas industri dan perdagangan ikan.

Pelabuhan Perikanan adalah pelabuhan khusus yang merupakan pusat

pengembangan ekonomi perikanan, baik dilihat dari aspek produksi maupun

aspek pemasarannya (Ayodhyoa, 1975).

Menurut Direktorat Jenderal Perikanan Departemen Pertanian RI (1981)

dalam Murdiyanto (2003), Pelabuhan Perikanan adalah pelabuhan yang secara

khusus menampung kegiatan masyarakat perikanan baik dilihat dari aspek

produksi, pengolahan maupun aspek pemasarannya. Sementara Departemen

Pertanian dan Departemen Perhubungan (1996) dalam Murdiyanto (2003)

mendefinisikan Pelabuhan Perikanan sebagai tempat pelayanan umum bagi

masyarakat nelayan dan usaha perikanan, sebagai pusat pembinaan dan

peningkatan kegiatan ekonomi perikanan yang dilengkapi dengan fasilitas di darat

dan di perairan sekitarnya untuk digunakan sebagai pangkalan operasional tempat

berlabuh, mendaratkan hasil, penanganan, pengolahan, distribusi dan pemasaran

hasil perikanan.

Berdasarkan keputusan Menteri Pertanian Nomor : 604/ Kpts/OT.210/9/95

tertanggal 7 September 1995 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pelabuhan

Perikanan, bahwa pelabuhan perikanan dibagi dalam 4 (empat) kelas yakni :

1. Pelabuhan Perikanan Samudera. Pelabuhan ini direncanakan terutama untuk

mendukung kegiatan penangkapan ikan di perairan wilayah ZEE Indonesia

dan perairan internasional. Lokasi pelabuhan dimaksud di DKI Jakarta dan

Kendari (Sulawesi Tenggara).

2. Pelabuhan Perikanan Nusantara. Pelabuhan ini direncanakan terutama untuk

mendukung kegiatan penangkapan ikan di perairan wilayah dan ZEE

Indonesia. Lokasi pelabuhan dimaksud di Belawan dan Sibolga (Sumatera

Utara), Bungus (Sumatera Barat), Pelabuhan Ratu (Jawa Barat), Pekalongan

dan Cilacap (Jawa Tengah) serta Brondong (Jawa Timur).

5

Page 2: Tepung ikan

6

3. Pelabuhan Perikanan Pantai. Pelabuhan ini direncanakan untuk mendukung

kegiatan penangkapan ikan di daerah pantai. Lokasi pelabuhan dimaksud di

Lampulo (DI. Aceh), P. Telo (Sumatera Utara), Sikakap (Sumatera Barat),

Tarempa (Riau), Tanjung Pandang dan Sungai Liat (Sumatera Selatan),

Karanghantu (Jawa Barat), Karimun Jawa (Jawa Tengah), Bawean dan Prigi

(Jawa Timur), Labuhan Lombok (NTB), Kupang (NTT), Teluk Batang dan

Pemangkat (Kalimantan Barat), Hantipan (Kalimantan Tengah), Tarakan

(Kalimantan Timur), Banjarmasin (Kalimantan Selatan), Dagho (Sulawesi

Utara), Ternate (Maluku) serta Sorong (Irian Jaya).

4. Pangkalan Pendaratan Ikan. Pangkalan pendaratan ikan ini untuk mendukung

kegiatan penangkapan ikan di daerah pantai dan lokasinya tersebar di seluruh

Indonesia.

Pengklasifikasian pelabuhan perikanan menjadi 4 tersebut didasarkan atas

ketersediaan fasilitas untuk memberikan pelayanan kepada para pengguna yang

ada di pelabuhan perikanan yang bersangkutan semakin besar kemampuan

fasilitas untuk menampung dan memberikan pelayanan kepada para pengguna kan

semakin tinggi kelasnya.

Menurut Ayodhyoa (1975), PPI (Pangkalan Pendaratan Ikan) adalah

pelabuhan khusus yang merupakan pusat pengembangan ekonomi perikanan, baik

dilihat dari aspek produksi maupun pemasarannya. Pangkalan Pendaratan Ikan

(PPI) merupakan tempat bertambat dan labuh perahu/kapal perikanan, tempat

pendaratan hasil perikanan dan merupakan lingkungan kerja ekonomi perikanan

yang meliputi areal perairan dan daratan, dalam rangka memberikan pelayanan

umum dan jasa untuk memperlancar kegiatan perahu/kapal dan usaha perikanan.

Lebih lanjut PPI merupakan salah satu unsur prasarana Ekonomi yang dibangun

dengan maksud untuk menunjang tercapainya pembangunan perikanan terutama

untuk perikanan skala kecil. Mengingat peranan PPI sangat strategis, maka

pengelolaannya harus dilakukan secara profesional agar aset pembangunan

tersebut dapat dirasakan manfaatnya bagi masyarakat nelayan dan pada gilirannya

akan dapat memberikan kontribusi berupa pendapatan asli daerah (PAD)

pemerintah daerah setempat (Direktorat Jenderal Perikanan, 1997).

Page 3: Tepung ikan

7

Ditinjau dari fungsinya, Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) merupakan

prasarana penangkapan yang diperuntukkan bagi pelayanan masyarakat nelayan

berskala usaha kecil dalam rangka mendukung pengembangan ekonomi

perikanan, pengembangan wilayah, agribisnis dan agroindustri serta sebagai

pendukung dalam pelaksanaan otonomi daerah. Fasilitas yang tersedia di PPI

terdiri dari fasilitas dasar (pokok), fasilitas fungsional dan fasilitas penunjang.

(Direktorat Jenderal Perikanan, 1997).

2.2 Tepung Ikan

2.2.1 Definisi Tepung ikan

Tepung ikan adalah produk berkadar air rendah yang diperoleh dari

penggilingan ikan. Produk yang kaya dengan protein dan mineral ini digunakan

sebagai bahan baku pakan. Pengolahan ikan menjadi tepung ikan tidak sulit

dilakukan. Usaha pengolahan tepung ikan dapat dilakukan dengan biaya yang

tidak terlalu besar.

Sumber: http://www.google.com(2012)

Gambar 2.1 Tepung ikan

Tepung ikan dapat dibuat dengan salah satu cara berikut:

1) Cara basah

2) Cara kering

3) Cara penyulingan

Page 4: Tepung ikan

8

Dari ketiga cara di atas, cara kering paling cocok dilakukan untuk industri

kecil karena lebih sederhana dan lebih murah.

2.2.2 Bahan Pembuatan Tepung Ikan

Permasalahan yang di hadapi industri tepung ikan di indonesia adalah

keterbatasan bahan baku dimana ketersediaan bahan baku dimana ketersediaan

bahan baku tidak dapat terpenuhinya sepanjang tahun. Dengan kondisi harga

bahan baku yang relatif tinggi namun kualitasnya rendah maka kualitas tepung

ikan yang di produksi dalam negeri kurang bisa bersaing dengan produk impor.

Bahan baku yang selama ini digunakan adalah limbah pengalengan ikan, limbah

pengolahan pada pembekuan udang, ikan runcah. Namun di Muncar bahan yang

digunakan untuk tepung ikan adalah ikan lemuru pada saat musim penangkapan

ikan tersebut, yaitu pada bulan september sampai dengan desember. Untuk

memperoleh tepung ikan berkualitas baikdiperlukan bahan baku ikan segar serta

diperlukan ketersediaan sepanjang tahun.

Sumber: http://www.google.com(2012)

Gambar 2.2 Ikan lemuru sebagai bahan pembuatan tepung ikan

Page 5: Tepung ikan

9

Berbagai jenis ikan laut dapat diolah menjadi tepung ikan. Akan tetapi

yang paling ekonomis adalah ikan-ikan kecil (rucah) yang kurang disukai untuk

dikonsumsi dan harganya relatif murah.

Sebelum memeriksa komposisi makan jadi menarik untuk

mempertimbangkan komposisi Gambar berikut menunjukkan komposisi material

pada setiap tahap proses dan didasarkan pada asumsi bahwa ikan mentah

mengandung 70 persen air, 18 persen padatan dan 12 persen lemak.

Tabel 2.1 komposisi material selama proses pembeatan tepung ikan

material Water% Solids% Fat%

raw fish 70 18 12press cake 53 44 3press liquor 78 6 16dilute stickwater 95 5 <1conc. stickwater 65 33 2fish meal 9 85 6

Sumber: FAO,2012

Tepung ikan adalah berharga tidak hanya dalam segi kuantitas tetapi juga kualitas

proteinnya. Tepung ikan memiliki asam amino yang berperan sebagai pembentuk

protein yang yang sangat penting dalam keseimbangan nutrisi yang tepat untuk

hewan dan juga gizi manusia. Komposisi asam amino sampel khas makan ikan

dan tepung ikan putih antara lain adalah sebagai berikut:

Tabel 2.2 Kandungan gizi dalam tepung ikan herring dan ikan putih

Amino acid herring meal white fish meal amino acidg/100 g protein g/100 g protein

lysine 7·7 6·9 lysinemethionine 2·9 2·6 methioninetryptophan 1·2 0·9 tryptophanhistidine 2·4 2·0 histidinearginine 5·8 6·4 argininethreonine 4·3 3·9 threoninevaline 5·4 4·5 valineisoleucine 4·5 3·7 isoleucineleucine 7·5 6·5 leucinephenylalanine 3·9 3·3 phenylalaninecystine 1·0 0·9 cystinetyrosine 3·1 2·6 tyrosineaspartic acid 9·1 8·5 aspartic acid

Page 6: Tepung ikan

10

serine 3·8 4·8 serineglutamic acid 12·8 12·8 glutamic acidproline 4·2 5·3 prolineglycine 6·0 9.9 glycinealanine 6·3 6·3 alanine

Sumber: FAO,2012

2.2.3 Peralatan Dalam Pengolahan Tepung Ikan

1) Penggiling ikan. Alat ini digunakan untuk menggiling ikan basah dan

bubur kering ikan.

Sumber: http://www.google.com(2012)

Gambar 2.3 Penggiling

2) Alat pengering. Alat ini digunakan untuk mengeringkan ikan sehingga

kadar air mencapai 8%.

Sumber: http://www.google.com(2012)

Gambar 2.4Steam heated coil dryer

Page 7: Tepung ikan

11

3) Alat press. Alat ini digunakan untuk mempres ikan kering sehinga

sebagian lemaknya keluar.

Sumber: http://www.google.com(2012)

Gambar 2.5Twin screw press

2.2.4 Cara Pembuatan

Terdapat beberapa cara yang dapat digunakan untuk membuat tepung ikan

dari ikan segar. Cara yang paling sederhana yaitu dilakukan penjemuran dibawah

sinar matahari. Metode ini dibeberapa wilayah masih digunakan dimana kualitas

produknya lebih rendah dibandingkan dengan menggunakan teknik modern.

Sebagian besar proses pembuatan tepung ikan melalui tahap pemanasan,

pengepresan, pengeringan dan penggilingan menggunakan mesin yang telah

dirancang sebelumnya. Meskipun prosesnya sederhana, akan tetapi pada

prinsipnya membutuhkan keterampilan dan pengalaman khusus untuk

menghasilkan produk tepung ikan dengan mutu tinggi.

Page 8: Tepung ikan

Bahan Baku (Ikan Segar)

Pencucian bahan baku

Pencacahan bahan baku

Pemilahan bahan baku

Pengukusan30 Menit, 1000C

Pengepresan

Penggilingan Basah

Pengeringan pada suhu 450 – 500C

Penggilingan Kering dan Disaring

Tepung Ikan

Press Liquor

Pemisahan cair

Minyak AirPadatan

12

Sumber: http://www.fao.org (2012)

Gambar 2.6 Bagan alur proses pembuatan tepung ikan

Page 9: Tepung ikan

13

Sumber: http://www.fao.org (2012)

Gambar 2.7 Diagram proses produksi tepung ikan sederhana

Page 10: Tepung ikan

14

Sumber: http://www.fao.org (2012)

Gambar 2.8Keseimbangan massa pada produksi tepung ikan

1) Pemanasan (Cooking)

Ketika ikan dipanaskan, sebagian besar air dan minyak akan

hilang. Air dan minyak ini juga dapat hilang pada saat dilakukan

pengepresan. Alat pemanas yang saat ini banyak digunakan berbentuk

silinder uap air yang tertutup dimana ikan dipindahkan menggunakan

alat berbentuk sekrup. Beberapa alat pemanas juga dilengkapi dengan

fasilitas steam. Alat pemanas dalam industri dapat menampung sekitar

16 sampai 1600 ton bahan baku ikan segar per 24 jam.

Jika pemanasan kurang, maka hasil pressing nantinya tidak

memuaskan dan pemanasan yang terlalu berlebihan dapat menyebabkan

ikan terlalu halus untuk dipress. Bahan baku ikan segar tidak dilakukan

pengeringan selama tahap proses pemanasan. Pemanasan biasanya

Page 11: Tepung ikan

15

dilakukan pada suhu 95oC sampai 100 oC dalam waktu 15 sampai 20

menit. Beberapa perusahaan yang bergerak dalam pembuatan tepung

ikan, menggunakan suhu 95 oC.

2) Pressing

Tujuan dari pressing adalah untuk memeras sebagai cairan

sebanyak mungkin dari fase padat. Hal ini penting tidak hanya untuk

meningkatkan hasil minyak dan kualitas makanan, tetapi juga untuk

mengurangi kandungan kelembaban cake sejauh mungkin, sehingga

mengurangi konsumsi bahan bakar mesin pengering dan meningkatkan

kapasitas mereka.

Pada tahap ini terjadi pemindahan sebagian minyak dan air. Ikan

berada dalam tabung yang berlubang, hal tersebut dilakukan untuk

meningkatkan tekanan dengan bantuan sekrup. Campuran air dan

minyak yang diperoleh ditekan keluar melalui lubang dan bahan bentuk

padat seperti dalam pembuatan kue sebagai hasil akhir dari proses

pressing. Selama proses pressing, kadar air menurun dari 70% menjadi

50% dan minyak menurun sekitar 4 % (FAO,2012).

Dua jenis pers yang sering digunakan dalam industri tepung ikan,

adalah press yang dilengkapi dengan satu atau dua sekrup. Keduanya

bekerja pada prinsip sekrup yang berputar dalam suatu tabung yang

yang menekan bahan baku ,pada tabung/ tempat pressing tersebut

terdapat lubang-lubang kecil yang erfungsi sebagai media peresapan

cairan hasil dari pressing(drainase cairan press). Sekrup dibuat dengan

lancip, sehingga memastikan bahwa volume antara tahap pemasukan

bahan ke mesin pres secara bertahap dikurangi. Hai Ini berarti bahwa

selama proses pressing, bahan akan terkena tekanan yang besar dan

sebagai konsekuensinya jumlah cairan akan bertambah (cairan terpisah

dengan padatan). Kinerja mesin presing sangat ditentukan oleh profil

dan rasio kompresi sekrup, yaitu rasio antara volume tiap pemasukan

bahan dari inlet dan outlet.

Page 12: Tepung ikan

16

Sumber: http://www.fao.org (2012)

Gambar 2.9 Skema alat pressing

3) Pressing Liquor

Setelah dilakukan penyaringan untuk memisahkan material kasar

dan material yang padat, kemudian material yang padat dan keras ini

dilakukan pressing secara terus menerus dan disentrifugasi untuk

memisahkan minyak. Minyak yang diperoleh kadang-kadang disuling

yaitu proses yang dilakukan sebelum dimasukkan kedalam tangki

penyimpan. Minyak yang disuling adalah minyak yang dapat

dimanfaatkan dan digunakan dalam industri pembuatan minyak goreng

dan margarin(FAO,2012).

Bagian cair dari proses pressing liquor dikenal dengan nama

stickwater yang berisi material yang telah dihancurkan yang beratnya

sekitar 9% dari total padatan. Material ini sebagian besar berupa protein

dan stickwater terdiri dari sekitar 20% dari total padatan. Material

terbentuk kembali akibat penguapan stickwater sampai berbentuk sirup

yang terdiri dari 30 sampai 50 % padatan dan kadang-kadang dijual

sebagai ikan padat yang dilarutkan. Pada umumnya produk hasil

pressing liquor jika dipress kembali dan dikeringkan maka akan

berbentuk tepung.

Page 13: Tepung ikan

17

4) Pengeringan

Meskipun pada prinsipnya caranya sederhana, akan tetapi

membutuhkan keterampilan dalam melakukan proses pengeringan yang

baik. Jika tepung tidak dikeringkan maka dapat menyebabkan

tumbuhnya jamur atau bakteri. Dan jika pengeringan dilakukan secara

berlebihan maka akan mengakibatkan nilai nutrisi yang dikandungnya

dapat menurun.

Ada dua jenis alat pengering, yaitu alat pengering langsung dan

alat pengering tidak langsung. Pengeringan langsung menggunakan

suhu yang sangat panas, yaitu sampai 500oC. Metode ini membutuhkan

waktu yang singkat, tapi akan menyebabkan kerusakan yang lebih

tinggi jika prosesnya tidak dilakukan secara hati-hati. Tepung sebaiknya

tidak dipanaskan pada suhu yang sangat tinggi, karena penguapan air

yang cepat menyebabkan kondisi ikan mendingin, secara normal

produk dipanaskan pada suhu 100oC (FAO,2012).

Sumber: http://www.fao.org (2012)

Gambar 2.10 Alat pengering pada produksi tepung ikan

Page 14: Tepung ikan

18

Pada umumnya alat pengering berbentuk seperti tabung uap air

dengan steam untuk mengeringkan tepung. Sebagian besar bau tidak

sedap pada industri pengolahan berasal dari alat pengering. Alat

pengering tidak langsung umumnya digunakan di UK.

Di UK, limbah ikan digunakan sebagai bahan baku utama dalam

pembuatan tepung dan disini proses pengepressan bukanlah menjadi hal

yang penting, karena kandungan minyak pada material sudah sangat

sedikit. Tepung ikan ini diproses dengan cara yang sederhana, yaitu

dengan cara memasak dan mengeringkan saja. Pertimbangan

penggunaan tahap pressing adalah sebagai berikut:

“Fleksibilitas penggunaan ikan yang berminyak, kurang berminyak atau campuran dari keduanya. Proses pemindahan air dengan pressing dan penguapan dari stickwater lebih murah karena pengaruh penguapan lebih efisien dibandingkan dengan menggunakan alat pemanas”.

5) Penggilingan danPengemasan

Langkah terakhir yang dilakukan dalam pembuatan tepung ikan adalah

penggilingan untuk memecahkan gumpalan-gumpalan atau partikel dari

tulang dan dilakukan pengemasan tepung ikan untuk selanjutnya

dilakukan penyimpanan di dalam silo. Dari tempat industri pengolahan

tepung ikan, tepung ikan yang sudah siap jual kemudian

ditransportasikan(Priyono,2009).

Tepung ikan tidak mudah dirusak oleh bakteri karena memiliki

kandungan air rendah, dan memiliki curah yang sangat kecil

dibandingkan dengan produk olahan ikan lain,Hal tersebut adalah dua

alasan utama untuk membuat tepung ikan, sehingga penyimpanannya

tidak memerlukanproses pendinginkan.Tepung ikan biasanya disimpan

dan diangkut baik dalam karung terbuat dari kertas, goni atau plastik,

atau dalam jumlah besar.Tepung ikan yang terbaik disimpan di tempat

kering yang sejuk dan terhindar dari vektor dan rodent. Pembusukan

biasanya sangat sedikit terjadi bahkan setelah periode penyimpanan

Page 15: Tepung ikan

19

yang panjang, tepung ikan akan terus bertahan selama beberapa tahun

tanpa perubahan nilai gizi.

Sumber: http://www.fao.org (2012)

Gambar 2.11 Alat penggilingDalam sumber lain disebutkan proses pembuatan tepung ikan dilakukan melalui

beberapa tahapan, antara lain:

1) Pengilingan Ikan Basah

a. Pengilingan ikan basah dilakukan terhadap ikan yang berukuran

sedang dan besar. Ikan-ikan yang berukuran kecil (ter) tidak harus

digiling, dan proses ini tidak harus dilakukan.

b. Ikan berukuran sedang dan besar, perlu dibuang jeroannya, dan dicuci.

Sedangkan untuk ikan yang berukuran kecil, pembuangan jeroan dan

pencucian tidak perlu dilakukan.

c. Ikan digiling dengan penggiling ulir sehingga diperoleh bubur mentah

ikan.

Page 16: Tepung ikan

20

2) Pengukusan.

Bubur ikan atau ikan kecil dikukus dengan uap panas selama 1 jam

sehingga bubur atau ikan kecil menjadi matang secara sempurna. Hasil

pengukusan disebut dengan bubur matang ikan.

3) Pengeringan

Bubur matang ikan dikeringkan dengan alat pengering sampai kadar air

sekitar 8%. Hasil pengeringan disebut cake kering ikan. Cake kering ikan

mempunyai kadar lemak tinggi (di atas 30%).

4) Pemerasan Minyak

Cake kering ikan diperas dengan alat pres sehingga sebagian dari minyak

keluar.

5) Penggilingan Cake

Cake yang telah dipres digiling dengan mesin penggiling sehingga

diperoleh tepung ikan yang cukup halus (lolos ayakan 40-60 mesh).

6) Pengemasan

Tepung ikan dikemas di dalam karung plastik atau di dalam wadah yang

kedap uap air. Sebelum pengemasan, kadar air tepung harus di bawah 8%

(Tarwiyah,2001)

2.3 Pencemaran Lingkungan

Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997,

Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya

makluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lngkungan atau

berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam

sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan

lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfingsi lagi sesuai dengan

peruntukannya.

Pencemaran dapat timbul sebagai akibat kegiatan manusia ataupun

disebabkan oleh alam (misal gunung meletus, gas beracun).

Page 17: Tepung ikan

21

2.4 Pencemaran Air

Menurut peraturan menteri kesehatan RI no. 173/Menkes/VII/77.

Pencemaran air adalah suatu peristiwa masuknya zat ke dalam air yang

mengakibatkan kualitas (mutu) air tersebut menurun sehingga dapat mengganggu

atau membahayakan kesehatan masyarakat.

Pencemaran air adalah peristiwa masuknya zat, energi, unsur, atau

komponen lainnya kedalam air sehingga menyebabkan kualitas air terganggu.

Kualitas air yang terganggu ditandai dengan perubahan bau, rasa, dan warna.

2.4.1 Sumber pencemaran air

1) Domestik (rumah tangga)

Berasal dari pembuangan air kotor dari kamar mandi, kakus dan

dapur.Limbah rumah tangga yang cair merupakan sumber pencemaran air.

Dari limbah rumah tangga cair dapat dijumpai berbagai bahan organik

(misal sisa sayur, ikan, nasi, minyak, lemek, air buangan manusia) yang

terbawa air got/parit, kemudian ikut aliran sungai. Adapula bahan-bahan

anorganik seperti plastik, alumunium, dan botol yang hanyut terbawa arus

air. Sampah bertimbun, menyumbat saluran air, dan mengakibatkan banjir.

Bahan pencemar lain dari limbah rumah tangga adalah pencemar biologis

berupa bibit penyakit, bakteri, dan jamur. Bahan organik yang larut dalam

air akan mengalami penguraian dan pembusukan. Akibatnya kadar oksigen

dalam air turun drastis sehingga biota air akan mati.

2) Industri

Jenis polutan yang dihasilkan oleh industri sangat tergantung pada

jenis industrinya sendiri, sehingga jenis polutan yang dapat mencemari air

tergantung pada bahan baku, proses industri, bahan bakar dan sistem

pengelolaan limbah cair yang digunakan dalam industri tersebut.

Secara umum jenis polutan air dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1. Fisik

Pasir atau lumpur yang tercampur dalam limbah air.

Page 18: Tepung ikan

22

2. Kimia

Bahan pencemar yang berbahaya: Merkuri (Hg), Cadmium (Cd),

Timah hitam (Pb), Pestisida dan jenis logam berat lainnya.

3. Mikrobiologi

Berbagai macam bakteri, virus, parasit dan lain-lainnya.

4. Radioaktif

Beberapa bahan radioaktif yang dihasilkan oleh Pembangkit Listrik

Tenaga Nuklir (PLTN) dapat pula menimbulkan pencemaran air.

(Mukono,2008).

3) Pertanian dan perkebunan

Polutan air dari pertanian/ perkebunan dapat berupa:

1. Zat kimia

Misalnya: berasal dari penggunaan pupuk, pestisida seperti DDT,

Dieldrin danlain-lain.

2. Mikrobiologi

Misalnya: virus, bakteri, parasit, yang berasal dari kotoran ternak

dan cacing tambang di lokasi perkebunan.

3. Zat radioaktif

Berasal dari zat radioaktif yang dipakai dalam pematangan buah,

mendapatkan bibit unggul, dan mempercepat pertumbuhan

tanaman.

Page 19: Tepung ikan

Industri Pengolahan Tepung Ikan

Pencucian bahan baku

Pencacahan bahan baku

Pemilahan bahan baku

Pengukusan30 Menit, 1000C

Pengepresan

Penggilingan Basah

Pengeringan pada suhu 450 – 500C

Penggilingan Kering dan Disaring

Pengemasan

Input

Proses

Cair

Padat

Cair

Padat

Cair

Gas

Cair

Padat

Cair

Padat

Gas

Padat

Padat

Sungai/IPAL

Padat

Output Tepung ikan jadi

Karakteristik Industri:Jenis/skala industriJumlah pekerjaLama beroperasiBesar modal tiap produksiPendapatan tiap produksi

: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidk diteliti

23

2.5 Kerangka Konseptual

Gambar 2.1 Kerangka konseptual Penelitian