Tepung ikan
-
Upload
siegnugraha -
Category
Documents
-
view
328 -
download
5
description
Transcript of Tepung ikan
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pelabuhan Perikanan
Sektor perikanan dan kelautan memerlukan fasilitas pendaratan ikan atau
pelabuhan yang khusus melayani aktivitas industri dan perdagangan ikan.
Pelabuhan Perikanan adalah pelabuhan khusus yang merupakan pusat
pengembangan ekonomi perikanan, baik dilihat dari aspek produksi maupun
aspek pemasarannya (Ayodhyoa, 1975).
Menurut Direktorat Jenderal Perikanan Departemen Pertanian RI (1981)
dalam Murdiyanto (2003), Pelabuhan Perikanan adalah pelabuhan yang secara
khusus menampung kegiatan masyarakat perikanan baik dilihat dari aspek
produksi, pengolahan maupun aspek pemasarannya. Sementara Departemen
Pertanian dan Departemen Perhubungan (1996) dalam Murdiyanto (2003)
mendefinisikan Pelabuhan Perikanan sebagai tempat pelayanan umum bagi
masyarakat nelayan dan usaha perikanan, sebagai pusat pembinaan dan
peningkatan kegiatan ekonomi perikanan yang dilengkapi dengan fasilitas di darat
dan di perairan sekitarnya untuk digunakan sebagai pangkalan operasional tempat
berlabuh, mendaratkan hasil, penanganan, pengolahan, distribusi dan pemasaran
hasil perikanan.
Berdasarkan keputusan Menteri Pertanian Nomor : 604/ Kpts/OT.210/9/95
tertanggal 7 September 1995 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pelabuhan
Perikanan, bahwa pelabuhan perikanan dibagi dalam 4 (empat) kelas yakni :
1. Pelabuhan Perikanan Samudera. Pelabuhan ini direncanakan terutama untuk
mendukung kegiatan penangkapan ikan di perairan wilayah ZEE Indonesia
dan perairan internasional. Lokasi pelabuhan dimaksud di DKI Jakarta dan
Kendari (Sulawesi Tenggara).
2. Pelabuhan Perikanan Nusantara. Pelabuhan ini direncanakan terutama untuk
mendukung kegiatan penangkapan ikan di perairan wilayah dan ZEE
Indonesia. Lokasi pelabuhan dimaksud di Belawan dan Sibolga (Sumatera
Utara), Bungus (Sumatera Barat), Pelabuhan Ratu (Jawa Barat), Pekalongan
dan Cilacap (Jawa Tengah) serta Brondong (Jawa Timur).
5
6
3. Pelabuhan Perikanan Pantai. Pelabuhan ini direncanakan untuk mendukung
kegiatan penangkapan ikan di daerah pantai. Lokasi pelabuhan dimaksud di
Lampulo (DI. Aceh), P. Telo (Sumatera Utara), Sikakap (Sumatera Barat),
Tarempa (Riau), Tanjung Pandang dan Sungai Liat (Sumatera Selatan),
Karanghantu (Jawa Barat), Karimun Jawa (Jawa Tengah), Bawean dan Prigi
(Jawa Timur), Labuhan Lombok (NTB), Kupang (NTT), Teluk Batang dan
Pemangkat (Kalimantan Barat), Hantipan (Kalimantan Tengah), Tarakan
(Kalimantan Timur), Banjarmasin (Kalimantan Selatan), Dagho (Sulawesi
Utara), Ternate (Maluku) serta Sorong (Irian Jaya).
4. Pangkalan Pendaratan Ikan. Pangkalan pendaratan ikan ini untuk mendukung
kegiatan penangkapan ikan di daerah pantai dan lokasinya tersebar di seluruh
Indonesia.
Pengklasifikasian pelabuhan perikanan menjadi 4 tersebut didasarkan atas
ketersediaan fasilitas untuk memberikan pelayanan kepada para pengguna yang
ada di pelabuhan perikanan yang bersangkutan semakin besar kemampuan
fasilitas untuk menampung dan memberikan pelayanan kepada para pengguna kan
semakin tinggi kelasnya.
Menurut Ayodhyoa (1975), PPI (Pangkalan Pendaratan Ikan) adalah
pelabuhan khusus yang merupakan pusat pengembangan ekonomi perikanan, baik
dilihat dari aspek produksi maupun pemasarannya. Pangkalan Pendaratan Ikan
(PPI) merupakan tempat bertambat dan labuh perahu/kapal perikanan, tempat
pendaratan hasil perikanan dan merupakan lingkungan kerja ekonomi perikanan
yang meliputi areal perairan dan daratan, dalam rangka memberikan pelayanan
umum dan jasa untuk memperlancar kegiatan perahu/kapal dan usaha perikanan.
Lebih lanjut PPI merupakan salah satu unsur prasarana Ekonomi yang dibangun
dengan maksud untuk menunjang tercapainya pembangunan perikanan terutama
untuk perikanan skala kecil. Mengingat peranan PPI sangat strategis, maka
pengelolaannya harus dilakukan secara profesional agar aset pembangunan
tersebut dapat dirasakan manfaatnya bagi masyarakat nelayan dan pada gilirannya
akan dapat memberikan kontribusi berupa pendapatan asli daerah (PAD)
pemerintah daerah setempat (Direktorat Jenderal Perikanan, 1997).
7
Ditinjau dari fungsinya, Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) merupakan
prasarana penangkapan yang diperuntukkan bagi pelayanan masyarakat nelayan
berskala usaha kecil dalam rangka mendukung pengembangan ekonomi
perikanan, pengembangan wilayah, agribisnis dan agroindustri serta sebagai
pendukung dalam pelaksanaan otonomi daerah. Fasilitas yang tersedia di PPI
terdiri dari fasilitas dasar (pokok), fasilitas fungsional dan fasilitas penunjang.
(Direktorat Jenderal Perikanan, 1997).
2.2 Tepung Ikan
2.2.1 Definisi Tepung ikan
Tepung ikan adalah produk berkadar air rendah yang diperoleh dari
penggilingan ikan. Produk yang kaya dengan protein dan mineral ini digunakan
sebagai bahan baku pakan. Pengolahan ikan menjadi tepung ikan tidak sulit
dilakukan. Usaha pengolahan tepung ikan dapat dilakukan dengan biaya yang
tidak terlalu besar.
Sumber: http://www.google.com(2012)
Gambar 2.1 Tepung ikan
Tepung ikan dapat dibuat dengan salah satu cara berikut:
1) Cara basah
2) Cara kering
3) Cara penyulingan
8
Dari ketiga cara di atas, cara kering paling cocok dilakukan untuk industri
kecil karena lebih sederhana dan lebih murah.
2.2.2 Bahan Pembuatan Tepung Ikan
Permasalahan yang di hadapi industri tepung ikan di indonesia adalah
keterbatasan bahan baku dimana ketersediaan bahan baku dimana ketersediaan
bahan baku tidak dapat terpenuhinya sepanjang tahun. Dengan kondisi harga
bahan baku yang relatif tinggi namun kualitasnya rendah maka kualitas tepung
ikan yang di produksi dalam negeri kurang bisa bersaing dengan produk impor.
Bahan baku yang selama ini digunakan adalah limbah pengalengan ikan, limbah
pengolahan pada pembekuan udang, ikan runcah. Namun di Muncar bahan yang
digunakan untuk tepung ikan adalah ikan lemuru pada saat musim penangkapan
ikan tersebut, yaitu pada bulan september sampai dengan desember. Untuk
memperoleh tepung ikan berkualitas baikdiperlukan bahan baku ikan segar serta
diperlukan ketersediaan sepanjang tahun.
Sumber: http://www.google.com(2012)
Gambar 2.2 Ikan lemuru sebagai bahan pembuatan tepung ikan
9
Berbagai jenis ikan laut dapat diolah menjadi tepung ikan. Akan tetapi
yang paling ekonomis adalah ikan-ikan kecil (rucah) yang kurang disukai untuk
dikonsumsi dan harganya relatif murah.
Sebelum memeriksa komposisi makan jadi menarik untuk
mempertimbangkan komposisi Gambar berikut menunjukkan komposisi material
pada setiap tahap proses dan didasarkan pada asumsi bahwa ikan mentah
mengandung 70 persen air, 18 persen padatan dan 12 persen lemak.
Tabel 2.1 komposisi material selama proses pembeatan tepung ikan
material Water% Solids% Fat%
raw fish 70 18 12press cake 53 44 3press liquor 78 6 16dilute stickwater 95 5 <1conc. stickwater 65 33 2fish meal 9 85 6
Sumber: FAO,2012
Tepung ikan adalah berharga tidak hanya dalam segi kuantitas tetapi juga kualitas
proteinnya. Tepung ikan memiliki asam amino yang berperan sebagai pembentuk
protein yang yang sangat penting dalam keseimbangan nutrisi yang tepat untuk
hewan dan juga gizi manusia. Komposisi asam amino sampel khas makan ikan
dan tepung ikan putih antara lain adalah sebagai berikut:
Tabel 2.2 Kandungan gizi dalam tepung ikan herring dan ikan putih
Amino acid herring meal white fish meal amino acidg/100 g protein g/100 g protein
lysine 7·7 6·9 lysinemethionine 2·9 2·6 methioninetryptophan 1·2 0·9 tryptophanhistidine 2·4 2·0 histidinearginine 5·8 6·4 argininethreonine 4·3 3·9 threoninevaline 5·4 4·5 valineisoleucine 4·5 3·7 isoleucineleucine 7·5 6·5 leucinephenylalanine 3·9 3·3 phenylalaninecystine 1·0 0·9 cystinetyrosine 3·1 2·6 tyrosineaspartic acid 9·1 8·5 aspartic acid
10
serine 3·8 4·8 serineglutamic acid 12·8 12·8 glutamic acidproline 4·2 5·3 prolineglycine 6·0 9.9 glycinealanine 6·3 6·3 alanine
Sumber: FAO,2012
2.2.3 Peralatan Dalam Pengolahan Tepung Ikan
1) Penggiling ikan. Alat ini digunakan untuk menggiling ikan basah dan
bubur kering ikan.
Sumber: http://www.google.com(2012)
Gambar 2.3 Penggiling
2) Alat pengering. Alat ini digunakan untuk mengeringkan ikan sehingga
kadar air mencapai 8%.
Sumber: http://www.google.com(2012)
Gambar 2.4Steam heated coil dryer
11
3) Alat press. Alat ini digunakan untuk mempres ikan kering sehinga
sebagian lemaknya keluar.
Sumber: http://www.google.com(2012)
Gambar 2.5Twin screw press
2.2.4 Cara Pembuatan
Terdapat beberapa cara yang dapat digunakan untuk membuat tepung ikan
dari ikan segar. Cara yang paling sederhana yaitu dilakukan penjemuran dibawah
sinar matahari. Metode ini dibeberapa wilayah masih digunakan dimana kualitas
produknya lebih rendah dibandingkan dengan menggunakan teknik modern.
Sebagian besar proses pembuatan tepung ikan melalui tahap pemanasan,
pengepresan, pengeringan dan penggilingan menggunakan mesin yang telah
dirancang sebelumnya. Meskipun prosesnya sederhana, akan tetapi pada
prinsipnya membutuhkan keterampilan dan pengalaman khusus untuk
menghasilkan produk tepung ikan dengan mutu tinggi.
Bahan Baku (Ikan Segar)
Pencucian bahan baku
Pencacahan bahan baku
Pemilahan bahan baku
Pengukusan30 Menit, 1000C
Pengepresan
Penggilingan Basah
Pengeringan pada suhu 450 – 500C
Penggilingan Kering dan Disaring
Tepung Ikan
Press Liquor
Pemisahan cair
Minyak AirPadatan
12
Sumber: http://www.fao.org (2012)
Gambar 2.6 Bagan alur proses pembuatan tepung ikan
13
Sumber: http://www.fao.org (2012)
Gambar 2.7 Diagram proses produksi tepung ikan sederhana
14
Sumber: http://www.fao.org (2012)
Gambar 2.8Keseimbangan massa pada produksi tepung ikan
1) Pemanasan (Cooking)
Ketika ikan dipanaskan, sebagian besar air dan minyak akan
hilang. Air dan minyak ini juga dapat hilang pada saat dilakukan
pengepresan. Alat pemanas yang saat ini banyak digunakan berbentuk
silinder uap air yang tertutup dimana ikan dipindahkan menggunakan
alat berbentuk sekrup. Beberapa alat pemanas juga dilengkapi dengan
fasilitas steam. Alat pemanas dalam industri dapat menampung sekitar
16 sampai 1600 ton bahan baku ikan segar per 24 jam.
Jika pemanasan kurang, maka hasil pressing nantinya tidak
memuaskan dan pemanasan yang terlalu berlebihan dapat menyebabkan
ikan terlalu halus untuk dipress. Bahan baku ikan segar tidak dilakukan
pengeringan selama tahap proses pemanasan. Pemanasan biasanya
15
dilakukan pada suhu 95oC sampai 100 oC dalam waktu 15 sampai 20
menit. Beberapa perusahaan yang bergerak dalam pembuatan tepung
ikan, menggunakan suhu 95 oC.
2) Pressing
Tujuan dari pressing adalah untuk memeras sebagai cairan
sebanyak mungkin dari fase padat. Hal ini penting tidak hanya untuk
meningkatkan hasil minyak dan kualitas makanan, tetapi juga untuk
mengurangi kandungan kelembaban cake sejauh mungkin, sehingga
mengurangi konsumsi bahan bakar mesin pengering dan meningkatkan
kapasitas mereka.
Pada tahap ini terjadi pemindahan sebagian minyak dan air. Ikan
berada dalam tabung yang berlubang, hal tersebut dilakukan untuk
meningkatkan tekanan dengan bantuan sekrup. Campuran air dan
minyak yang diperoleh ditekan keluar melalui lubang dan bahan bentuk
padat seperti dalam pembuatan kue sebagai hasil akhir dari proses
pressing. Selama proses pressing, kadar air menurun dari 70% menjadi
50% dan minyak menurun sekitar 4 % (FAO,2012).
Dua jenis pers yang sering digunakan dalam industri tepung ikan,
adalah press yang dilengkapi dengan satu atau dua sekrup. Keduanya
bekerja pada prinsip sekrup yang berputar dalam suatu tabung yang
yang menekan bahan baku ,pada tabung/ tempat pressing tersebut
terdapat lubang-lubang kecil yang erfungsi sebagai media peresapan
cairan hasil dari pressing(drainase cairan press). Sekrup dibuat dengan
lancip, sehingga memastikan bahwa volume antara tahap pemasukan
bahan ke mesin pres secara bertahap dikurangi. Hai Ini berarti bahwa
selama proses pressing, bahan akan terkena tekanan yang besar dan
sebagai konsekuensinya jumlah cairan akan bertambah (cairan terpisah
dengan padatan). Kinerja mesin presing sangat ditentukan oleh profil
dan rasio kompresi sekrup, yaitu rasio antara volume tiap pemasukan
bahan dari inlet dan outlet.
16
Sumber: http://www.fao.org (2012)
Gambar 2.9 Skema alat pressing
3) Pressing Liquor
Setelah dilakukan penyaringan untuk memisahkan material kasar
dan material yang padat, kemudian material yang padat dan keras ini
dilakukan pressing secara terus menerus dan disentrifugasi untuk
memisahkan minyak. Minyak yang diperoleh kadang-kadang disuling
yaitu proses yang dilakukan sebelum dimasukkan kedalam tangki
penyimpan. Minyak yang disuling adalah minyak yang dapat
dimanfaatkan dan digunakan dalam industri pembuatan minyak goreng
dan margarin(FAO,2012).
Bagian cair dari proses pressing liquor dikenal dengan nama
stickwater yang berisi material yang telah dihancurkan yang beratnya
sekitar 9% dari total padatan. Material ini sebagian besar berupa protein
dan stickwater terdiri dari sekitar 20% dari total padatan. Material
terbentuk kembali akibat penguapan stickwater sampai berbentuk sirup
yang terdiri dari 30 sampai 50 % padatan dan kadang-kadang dijual
sebagai ikan padat yang dilarutkan. Pada umumnya produk hasil
pressing liquor jika dipress kembali dan dikeringkan maka akan
berbentuk tepung.
17
4) Pengeringan
Meskipun pada prinsipnya caranya sederhana, akan tetapi
membutuhkan keterampilan dalam melakukan proses pengeringan yang
baik. Jika tepung tidak dikeringkan maka dapat menyebabkan
tumbuhnya jamur atau bakteri. Dan jika pengeringan dilakukan secara
berlebihan maka akan mengakibatkan nilai nutrisi yang dikandungnya
dapat menurun.
Ada dua jenis alat pengering, yaitu alat pengering langsung dan
alat pengering tidak langsung. Pengeringan langsung menggunakan
suhu yang sangat panas, yaitu sampai 500oC. Metode ini membutuhkan
waktu yang singkat, tapi akan menyebabkan kerusakan yang lebih
tinggi jika prosesnya tidak dilakukan secara hati-hati. Tepung sebaiknya
tidak dipanaskan pada suhu yang sangat tinggi, karena penguapan air
yang cepat menyebabkan kondisi ikan mendingin, secara normal
produk dipanaskan pada suhu 100oC (FAO,2012).
Sumber: http://www.fao.org (2012)
Gambar 2.10 Alat pengering pada produksi tepung ikan
18
Pada umumnya alat pengering berbentuk seperti tabung uap air
dengan steam untuk mengeringkan tepung. Sebagian besar bau tidak
sedap pada industri pengolahan berasal dari alat pengering. Alat
pengering tidak langsung umumnya digunakan di UK.
Di UK, limbah ikan digunakan sebagai bahan baku utama dalam
pembuatan tepung dan disini proses pengepressan bukanlah menjadi hal
yang penting, karena kandungan minyak pada material sudah sangat
sedikit. Tepung ikan ini diproses dengan cara yang sederhana, yaitu
dengan cara memasak dan mengeringkan saja. Pertimbangan
penggunaan tahap pressing adalah sebagai berikut:
“Fleksibilitas penggunaan ikan yang berminyak, kurang berminyak atau campuran dari keduanya. Proses pemindahan air dengan pressing dan penguapan dari stickwater lebih murah karena pengaruh penguapan lebih efisien dibandingkan dengan menggunakan alat pemanas”.
5) Penggilingan danPengemasan
Langkah terakhir yang dilakukan dalam pembuatan tepung ikan adalah
penggilingan untuk memecahkan gumpalan-gumpalan atau partikel dari
tulang dan dilakukan pengemasan tepung ikan untuk selanjutnya
dilakukan penyimpanan di dalam silo. Dari tempat industri pengolahan
tepung ikan, tepung ikan yang sudah siap jual kemudian
ditransportasikan(Priyono,2009).
Tepung ikan tidak mudah dirusak oleh bakteri karena memiliki
kandungan air rendah, dan memiliki curah yang sangat kecil
dibandingkan dengan produk olahan ikan lain,Hal tersebut adalah dua
alasan utama untuk membuat tepung ikan, sehingga penyimpanannya
tidak memerlukanproses pendinginkan.Tepung ikan biasanya disimpan
dan diangkut baik dalam karung terbuat dari kertas, goni atau plastik,
atau dalam jumlah besar.Tepung ikan yang terbaik disimpan di tempat
kering yang sejuk dan terhindar dari vektor dan rodent. Pembusukan
biasanya sangat sedikit terjadi bahkan setelah periode penyimpanan
19
yang panjang, tepung ikan akan terus bertahan selama beberapa tahun
tanpa perubahan nilai gizi.
Sumber: http://www.fao.org (2012)
Gambar 2.11 Alat penggilingDalam sumber lain disebutkan proses pembuatan tepung ikan dilakukan melalui
beberapa tahapan, antara lain:
1) Pengilingan Ikan Basah
a. Pengilingan ikan basah dilakukan terhadap ikan yang berukuran
sedang dan besar. Ikan-ikan yang berukuran kecil (ter) tidak harus
digiling, dan proses ini tidak harus dilakukan.
b. Ikan berukuran sedang dan besar, perlu dibuang jeroannya, dan dicuci.
Sedangkan untuk ikan yang berukuran kecil, pembuangan jeroan dan
pencucian tidak perlu dilakukan.
c. Ikan digiling dengan penggiling ulir sehingga diperoleh bubur mentah
ikan.
20
2) Pengukusan.
Bubur ikan atau ikan kecil dikukus dengan uap panas selama 1 jam
sehingga bubur atau ikan kecil menjadi matang secara sempurna. Hasil
pengukusan disebut dengan bubur matang ikan.
3) Pengeringan
Bubur matang ikan dikeringkan dengan alat pengering sampai kadar air
sekitar 8%. Hasil pengeringan disebut cake kering ikan. Cake kering ikan
mempunyai kadar lemak tinggi (di atas 30%).
4) Pemerasan Minyak
Cake kering ikan diperas dengan alat pres sehingga sebagian dari minyak
keluar.
5) Penggilingan Cake
Cake yang telah dipres digiling dengan mesin penggiling sehingga
diperoleh tepung ikan yang cukup halus (lolos ayakan 40-60 mesh).
6) Pengemasan
Tepung ikan dikemas di dalam karung plastik atau di dalam wadah yang
kedap uap air. Sebelum pengemasan, kadar air tepung harus di bawah 8%
(Tarwiyah,2001)
2.3 Pencemaran Lingkungan
Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997,
Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya
makluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lngkungan atau
berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam
sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfingsi lagi sesuai dengan
peruntukannya.
Pencemaran dapat timbul sebagai akibat kegiatan manusia ataupun
disebabkan oleh alam (misal gunung meletus, gas beracun).
21
2.4 Pencemaran Air
Menurut peraturan menteri kesehatan RI no. 173/Menkes/VII/77.
Pencemaran air adalah suatu peristiwa masuknya zat ke dalam air yang
mengakibatkan kualitas (mutu) air tersebut menurun sehingga dapat mengganggu
atau membahayakan kesehatan masyarakat.
Pencemaran air adalah peristiwa masuknya zat, energi, unsur, atau
komponen lainnya kedalam air sehingga menyebabkan kualitas air terganggu.
Kualitas air yang terganggu ditandai dengan perubahan bau, rasa, dan warna.
2.4.1 Sumber pencemaran air
1) Domestik (rumah tangga)
Berasal dari pembuangan air kotor dari kamar mandi, kakus dan
dapur.Limbah rumah tangga yang cair merupakan sumber pencemaran air.
Dari limbah rumah tangga cair dapat dijumpai berbagai bahan organik
(misal sisa sayur, ikan, nasi, minyak, lemek, air buangan manusia) yang
terbawa air got/parit, kemudian ikut aliran sungai. Adapula bahan-bahan
anorganik seperti plastik, alumunium, dan botol yang hanyut terbawa arus
air. Sampah bertimbun, menyumbat saluran air, dan mengakibatkan banjir.
Bahan pencemar lain dari limbah rumah tangga adalah pencemar biologis
berupa bibit penyakit, bakteri, dan jamur. Bahan organik yang larut dalam
air akan mengalami penguraian dan pembusukan. Akibatnya kadar oksigen
dalam air turun drastis sehingga biota air akan mati.
2) Industri
Jenis polutan yang dihasilkan oleh industri sangat tergantung pada
jenis industrinya sendiri, sehingga jenis polutan yang dapat mencemari air
tergantung pada bahan baku, proses industri, bahan bakar dan sistem
pengelolaan limbah cair yang digunakan dalam industri tersebut.
Secara umum jenis polutan air dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Fisik
Pasir atau lumpur yang tercampur dalam limbah air.
22
2. Kimia
Bahan pencemar yang berbahaya: Merkuri (Hg), Cadmium (Cd),
Timah hitam (Pb), Pestisida dan jenis logam berat lainnya.
3. Mikrobiologi
Berbagai macam bakteri, virus, parasit dan lain-lainnya.
4. Radioaktif
Beberapa bahan radioaktif yang dihasilkan oleh Pembangkit Listrik
Tenaga Nuklir (PLTN) dapat pula menimbulkan pencemaran air.
(Mukono,2008).
3) Pertanian dan perkebunan
Polutan air dari pertanian/ perkebunan dapat berupa:
1. Zat kimia
Misalnya: berasal dari penggunaan pupuk, pestisida seperti DDT,
Dieldrin danlain-lain.
2. Mikrobiologi
Misalnya: virus, bakteri, parasit, yang berasal dari kotoran ternak
dan cacing tambang di lokasi perkebunan.
3. Zat radioaktif
Berasal dari zat radioaktif yang dipakai dalam pematangan buah,
mendapatkan bibit unggul, dan mempercepat pertumbuhan
tanaman.
Industri Pengolahan Tepung Ikan
Pencucian bahan baku
Pencacahan bahan baku
Pemilahan bahan baku
Pengukusan30 Menit, 1000C
Pengepresan
Penggilingan Basah
Pengeringan pada suhu 450 – 500C
Penggilingan Kering dan Disaring
Pengemasan
Input
Proses
Cair
Padat
Cair
Padat
Cair
Gas
Cair
Padat
Cair
Padat
Gas
Padat
Padat
Sungai/IPAL
Padat
Output Tepung ikan jadi
Karakteristik Industri:Jenis/skala industriJumlah pekerjaLama beroperasiBesar modal tiap produksiPendapatan tiap produksi
: Variabel yang diteliti
: Variabel yang tidk diteliti
23
2.5 Kerangka Konseptual
Gambar 2.1 Kerangka konseptual Penelitian