TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

257
I. PENGERTIAN 1. SURVEY Survey adalah pekerjaan yang paling penting dalam suatu perencanaan SUTT karena survey akan menentukan jalur yang akan dilalui SUTT 2. ROUTE Route adalah jalur yang sudah ditentukan dengan patok patok sepanjang route Jalur yang menghubungkan dua tempat yang paling ekonomis adalah jalur yang lurus , mengingat keadaan tanah gunung , sungai dan tempat-tempat yang tidak boleh dilalui maka jalur tersebut akan berbelok-belok. Dalam praktek untuk memilih route kita akan dihadapkan dengan beberapa masalah , salah satu diantaranya adalah sudut belokan , ini adalah termasuk dalam perhitungan penentuan route Dalam menentukan route kita akan menemukan Danau , Bukit , Batukarang , Sungai , karena pada tempat tersebut tidak mungkin didirikan tower oleh karena itu kita harus mencari tempat yang seekonomis mungkin untuk menempatkan tower sehingga terhindar dari kondisi tersebut, penentuan jalur dengan cara : - Pemberian tanda - Pemetaan - Jarak jarak horisontal 1

Transcript of TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Page 1: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

I. PENGERTIAN

1. SURVEY

Survey adalah pekerjaan yang paling penting dalam suatu perencanaan SUTT karena

survey akan menentukan jalur yang akan dilalui SUTT

2. ROUTE

Route adalah jalur yang sudah ditentukan dengan patok patok sepanjang route

Jalur yang menghubungkan dua tempat yang paling ekonomis adalah jalur yang lurus ,

mengingat keadaan tanah gunung , sungai dan tempat-tempat yang tidak boleh dilalui

maka jalur tersebut akan berbelok-belok.

Dalam praktek untuk memilih route kita akan dihadapkan dengan beberapa masalah ,

salah satu diantaranya adalah sudut belokan , ini adalah termasuk dalam perhitungan

penentuan route

Dalam menentukan route kita akan menemukan Danau , Bukit , Batukarang , Sungai ,

karena pada tempat tersebut tidak mungkin didirikan tower oleh karena itu kita harus

mencari tempat yang seekonomis mungkin untuk menempatkan tower sehingga terhindar

dari kondisi tersebut, penentuan jalur dengan cara :

- Pemberian tanda

- Pemetaan

- Jarak jarak horisontal

- Perbedaan tinggi

3. PROFIL PLOTING

Menggambarkan secara lengkap keadaan medan Transmissi

- Keadaan rumah

- Pepohonan

- Jalan

- Persilangan dengan transmissi yang lain

- Pipa bawah tanah

- Rel Kereta api

1

Page 2: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

- Sungai

- Batu karang , tebing , bukit yang mungkin dilalui transmisi

- Perencanaan tinggi tower dan tinggi konduktor

4. TOWER PEGGING

Pemberian tanda dimana tower akan didirikan , dalam pemberian tanda ini harus hati hati

karena kesalahan dalam pemberian tanda akan menimbulkan banyak kesulitan

5. CROSS DIAGONAL SECTION

- Kondisi tanah , letak tiang , datar atau miring

- Luas tanah yang dibutuhkan

- Menggambarkan keadaan tanah sehingga dapat menentukan kaki tiang

6. TOWER SCHEDULE

- Daftar nomor tiang

- Daftar type tiang

- Daftar kaki tiang dan tingginya

- Daftar type pondasi

- Daftar jenis tiang

- Daftar isolator

- Daftar jarak tiang dengan tiang berikutnya

- Daftar perlengkapan untuk kebutuhan tiap tiap tiang

2

C D

AB

Page 3: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

7. SOIL INVESTIGATION

Mengadakan penyelidikan keadaan tanah

8. ROUTE CLEARING

Penebangan pohon , pembongkaran rumah Dll . sehingga route tersebut betul-betul bebas

untuk SUTT

9. ACCES ROAD

Jalan menuju lokasi tiang untuk pengangkutan:

- Perlengkapan penarikan

- Material tiang dan ponadsi

10. EXCAVASI

Adalah penggalian untuk pondasi

- Berapa luas tanah yang dipergunakan untuk keperluan tiang tersebut

- Menentukan patok-patok untuk ponadsi

- Menentukan titik-titik patok untuk penggalian tiap pondasi

3

Page 4: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

11. LEG EXTENTION

Pada keadaan tanah datar kaki tiang sama panjang tetapi bila keadaan tanah miring maka

kaki tiang tidak sama, yang akan mengikuti permukaan tanah dengan referensi senter

tower .

12. LEVELLING

Level pondasi pada tanah datar adalah sama dengan toleransi maksimum 1 cm tetapi pada

tanah yang miring memerlukan ketelitian karena level pondasi tidak sama

13. BASE

Dasar tiang bagian bawah

14. STUB

Baja yang ditanam dalam pondasi

Stub disambung dengan leg extention , leg extention adalah kaki tiang yang disambung

dengan seluruh body extention

4

Page 5: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

15. SETTING LEVELLING

Level pemasangan dengan toleransi 1 mm , level leg extention harus sama dengan level

stub dengan toleransi 1 mm lebih dari 1 mm tidak baik dan akan mengalami kesulitan

dalam erection

Setelah stub betul levelnya maka baru dilaksanakan pengecoran pondasi

5

STUB

LEVEL

LEVEL

Page 6: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

16. PONDASI

Pondasi adalah bangunan yang menyangga suatu konstruksi yang berada diatasnya.

Masalah pondasi kita harus mengetahui lebih dalam, tentang pondasi yang akan dibuat .

dan komposisi material yang akan dipergunakan , pasir , semen , dan kerikil , air.

17. FORM WORK CONCRATE ( CETAKAN BETON )

Cetakan beton sesuai dengan type pondasi

Tanah urug ( Back Filling ) , setelah 24 jam cetakan bias dibuka dan segera di urug

18. TOWER

Tower adalah suatu konstruksi besi siku yang dipergunakan untuk menyangga konduktor.

Pekerjaan tower :

- Transportasi : Pengankutan material tower kelokasi dengan tower yang cukup berat

- Assembling : Perakitan bagian bawah tower sebelum dipasang (hanya sebagian kecil)

- Erection : Penyetelan tower pada pondasi setelah selesai dirakit dibawah

- Stringing : Penarikan kawat

Penentuan penempatan aspel konduktor dan aspel kawat tanah yang

berpedoman pada profile keadaan tanah sehingga mudah untuk

menempatkan mesin penarik , bila tidak memungkinkan maka lokasi

harus dirubah.

6

Page 7: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Pulley Block Insulator : Montage roll yang akan dipasang harus

disesuaikan dengan diameter konduktor yang akan ditarik.

19. PULLING OUT

Pelaksanaan penarikan konduktor dan kawat tanah untuk pelaksanaan stringing.

20. SAGGING

Pengaturan lendutan kawat

Jarak dari kawat tersebut bila ditegangkan dan jarak kawat dari tanah sehingga dapat

menentukan harus berapa tarikan yang harus dilakukan.

Setelah selesai di sagging kemudian dilakukan Clamping dengan memasang suspension

clamp.

7

SAG

GROUNDCLEARANCE

Page 8: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

21. SPACING

Pemasangan spacer untuk mengikat kawat dimaksudkan agar supaya pergerakan kawat

bundle dapat bersama-sama ( seirama ) juga berfungsi sebagai peredam getaran kawat .

Jumlah spacer tergantung dari jarak gawang .

22. ACCESSORIES

- Plat nomor tower ( monitoring )

- Damper

- Arcing Horn dan lain-lain

23. REVISION

Pengecekan ulang

24. EARTHING

Pemeriksaan pentanahan , bila tidak ada agar dipasang . untuk menyalurkan tegangan

lebih pada tower ke tanah.

25. FINAL REVISION

Pengechekan terakhir dengan perlengkapannya

26. GROUND RESTORAT

Pemeriksaan dibawah SUTT harus betul-betul bersih

27. TAKING OVER

Penyerahan dari Proyek ke PLN dalam hal ini setelah dilakukan pemeriksaan bersama.

8

Page 9: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

II. BAGIAN BAGIAN DARI TRANSMISSION LINE

1. TOWER

Tower adalah konstruksi besi siku dengan syarat-syarat yang dapat memikul beban

konduktor yang cukup berat sesuai dengan konduktor yang akan dipergunakan.

Jenis-jenis tower :

- Piramid Tower

- Portal Tower

- Guyed tower dimana tower tersebut hanya diperkuat dengan kawat

skur

2. CONDUCTOR

Konduktor adalah suatu media untuk mengalirkan daya listrik, setiap fasa dapat berupa

1,2,3, konduktor dan apabila untuk setiap fasa terdiri lebih dari dua konduktor maka

disebut Bundle Conductor.

9

Mantel terbuat dari kawat Aluminium

Inti dari kawat baja

Page 10: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Konduktor adalah media yang mampu mengalirkan energi listrik , dalam hal konduktor

ACSR energi listrik disalurkan melalui kawat Aluminium , sedangkan inti baja berfungsi

sebagai penguat untuk menarik pada konduktor terserbut.

Diameter kondotor mulai dari 10 , 50, 100 mm dan seterusnya.

Dalam penggunaan konduktor dapat dengan sistem bundle untuk diameter tertentu karena

bila menggunakan satu konduktor dengan diameter yang besar akan mengalami kesulitan

teknis.

3. INSULATOR

Fungsinya adalah sebagai penyekat antara bagian konduktor yang bertegangan dengan

tower yang diketanahkan.

Permukaan isolator dibuat berlekuk lekuk yang maksudnya untuk menghindarkan air

hujan jangan sampai menghubungkan bagian yang bertegangan dengan tower yang

ditanahkan akibat dari air hujan.

Jumlah isolator tergantung dari tegangan sistem yang dipergunakan.

Tegangan semakin tinggi semakin banyak isolator yang dipergunakan dalam satu

rangkaian untuk mendapatkan jarak yang cukup untuk menghidarkan terjadinya lompatan

api listrik.

10

Page 11: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Untuk daerah yang berkabut misalnya daerah pantai dipergunakan jenis isolator anti fog

dan untuk daerah yang kering dipergunakan jenis isolator normal

Diameter isolator bermacam-macam tergantung tegangan kerja yang dikenakan makin

tinggi tegangan sistem makin besar diameter isolator.

4. FITTING

Fitting adalah seluruh material yang dipergunakan untuk mengikat atau memegang

sepanjang penghantar yang berhubungan dengan penyaluran tenaga listrik.

5. JOINT

Joint adalah penyambungan , mengingat panjang konduktor dalam haspel hanya beberapa

meter sedangkan panjang SUTT cukup jauh maka konduktor perlu disambung.

Pertama penyambungan antara inti baja dengan inti baja kemudian di press kemudian

baru aluminiumnya.

6. SUSPENSION SET

Adalah perlengkapan untuk memegang konduktor agar tidak jatuh , suspension klem ini

terdiri dari beberapa bagian .

7. SPACER

Spacer adalah pengikat antara konduktor dalam satu fasa pada penghantar bundle ,

jumlah spacer tiap gawang tergantung jarak gawang dan jenis konduktor.

8. DUMPER

Dunper berfungsi untuk mengurangi getaran pada suspension clamp akibat tiupan angin ,

karena apabila getaran tersebut tidak dikurangi akan dapat mengakibatkan kerusakan

konduktor pada suspension clamp.

11

Page 12: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

9. PROTECTION RING

Protection ring adalah untuk menghindarkan terjadinya loncatan api listrik akibat

kelebihan muatan sehingga loncatan api listrik terjadi antar protective ring bukan antara

konduktor dengan tiang melalui permukaan isolator.

10. JUMPER

Jumper adalah konduktor penyambung pada tower tension

11. MONITORING

Monitoring adalah terbuat dari suatu plat yang menggambarkan susunan kawat fasa ,

nomor tower , nilai tahanan tanah , tanda bahaya .

12. EARTHING GROUNDING

Earthing grounding adalah konduktor yang menyambungkan antara tower ke tanah

pemasangannya mutlak diperlukan karena apabila tower tersambar petir dapat langsung

diketanahkan sehingga tidak membahayakan manusia dan tidak menimbulkan gangguan.

Type Earthing Grounding tergantung pada keadaan tanah , karena setiap jenis tanah

mempunyai tahanan tanah yang ber beda-beda,

12

Page 13: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

13. TYPE TOWER

Untuk jalur yang lurus dipergunakan jenis tower pikul atau suspension tower dan

diperbolehkan dengan sudut belokan yang kecil sampai dengan 2o sedangkan untuk

tower penegang atau tension tower dipergunakan untuk belokan dari 0o s/d 60o dan

juga dipergunakan untuk jalur yang lurus , misalnya dekat sungai , crossing dengan jalan

tol dan sesuai dengan kebutuhannya.

Jenis Dead End

Dipergunakan untuk tiang terakhir dimana konduktor berikutnya masuk ke Switch yard .

Jenis Special Suspension Tower

Jenis tower ini merupakan jenis tower suspension yang diperkuat dan dipergunakan untuk

sudut belokan antara 0o s/d 5o .

14. EARTH WIRE

Fungsi kawat petir adalah untuk melindungi konduktor dari sambaran petir langsung ,

sambaran petir yang mengenai kawat petir disalurkan langsung kebumi.

Kawat petir dipasang pada bagian paling ujung dari tower , kawat petir terbuat dari kawat

baja yang di Galvanis , yang dihubungkan langsung dengan tower , dan tower

dihubungkan langsung dengan tanah.

Sudut perlindungan petir yang paling ideal adalah 0o dan sudut maksimum adalah 30o .

Untuk memperluas daerah perlindungan maka kawat petir diletakan pada bagian tertinggi

(ujung tower)

D1 / H1 = tan 15 o

D2 / H2 = tan 15 o

D3 / H3 = tan 15 o

13

Page 14: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

15. 1ELECTRICAL CLEARANCE

Electrical Clearance adalah jarak paling aman dari konduktor , electrical clearance ini

harus dipertimbangkan besarnya simpangan kekiri dan kekanan oleh gaya transversal

yang menyebabkan konduktor tersebut bergoyang , simpangan tersebut membentuk sudut

simpangan sebesar 15 o kekiri dan kekanan ,

Besarnya electrical clearance juga tergantung dari besarnya tegangan transmisi.

14

Page 15: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

III. FOUNDATION

Pondasi adalah suatu bangunan untuk membuat suatu tower dapat didirikan

Gaya yang bekerja pada pondasi adalah : 1 . Gaya angin

2 . Gaya berat

3. Gaya tarik Konduktor

pada pondasi harus dibuat kuat karena kalau tidak kuat tower tersebut akan roboh , pada

pondasi akan bekerja tiga macam gaya yaitu :

a, Gaya vertikal yang disebabkan oleh berat konduktor dan fitting dan beratnya tower itu

sendiri

15

Page 16: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

b. Gaya transversal yang disebabkan oleh adanya tiupan angin

c. Gaya tarikan konduktor yang dirasakan sepanjang konduktor.

Pondasi adalah bangunan yang berada dibawah tanah yang kekuatannya dipengaruhi oleh

keadaan tanah dimana pondasi tersebut didirikan, jenis-jenis tanah adalah sebagai berikut

- tanah normal

- tanah berlumpur

- tanah berpasir

- tanah berbatu

Type pondasi dibuat sesuai keadaan tanah .

16

PONDASI

TradisionalNormal

Special RockPondation

Raft Auger RockDrilled

Pile

Reinforcing Rods

Page 17: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

1. NORMAL FOUNDATION

Pondasi ini digunakan bila keadaan tanahnya normal

Keadaan tanah dikatakan normal apabila Bearing Capacity ( Kemampuan tanah menahan

berat ) atau sering juga disebut Sigma Tanah adalah kurang lebih 2 Kg /Cm 2 .

17

L

L

H

StubChimney

Plinth

Slub

L

L

Page 18: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Ukuran H dan L tergantung dari type tower, juga tergantung dari gaya vertikal.

Untuk pondasi tower transmisi tegangan 70 Kv , 150 Kv dan 500 Kv untuk pondasi jenis

normal adalah sama hanya ukurannya yang berlainan.

2. SPECIAL FOUNDATION

Pondasi ini dipergunakan untuk keadaan tanah yang lembek .

Untuk pondasi jenis ini tidak perlu tinggi tinggi namun harus lebar , untuk menjaga agar

tower tidak roboh maka Lx L = L2 harus luas

Untuk pondasi jenis ini bila keadaan tanahnya lembek yang pada umumnya Bearing

Capacitynya rendah sekitar 0,5 Kg / Cm 2 sehingga daya tahan terhadap berat cukup

kecil.

3. ROCK FOUNDATION

Jenis pondasi ini digunakan pada daerah yang berbatu-batu dimana tanah didaerah

tersebut mempunyai bearing capacity > 5Kg / Cm 2 .

18

Page 19: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Untuk pondasi jenis ini H dan L tidak perlu sebesar pondasi normal ( lebih kecil dari

pondasi normal ) karena kondisi tanah yang keras maka penggaliannya tidak teratur.

Pada pondasi jenis ini Chimney tidak perlu tinggi-tinggi antara 30 s/d 50 Cm hanya untuk

membungkus besi Stub agar tidak karatan. Untuk itu semua pondasi dicor.

Perbadingan volume penggalian antara pondasi Normal , Special , Rock

4. RAFT FOUNDATION

19

Luas penggalian pondasi Special

Luas penggalian pondasi Rock Luas penggalian

pondasi Normal

Page 20: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Jenis pondasi ini digunakan untuk daerah yang keadaan tanahnya sangat lembek dan

berair , untuk jenis raft ketinggian pondasi kurang lebih 50 Cm namun L x L = L2 cukup

luas dan lebih besar dari pondasi special jadi seperti rakit dan seolah–olah pondasi

tersebut mengambang.

Kira–kira sepuluh tahun terakhir ini sudah dipikirkan bagaimana membuat pondasi untuk

tower transmisi yang cukup effisien , hal ini disebabkan karena hal –hal sebagai berikut

- masalah transportasi

- masalah biaya

- masalah waktu penyelesaian

Karena dari volume pondasi yang cukup besar

- Jenis pondasi normal kira-kira volumenya 20 m 3 .

- Jenis pondasi special kira-kira volumenya 60 m 3 .

- Jenis pondasi rock kira-kira volumenya 10 m 3 .

20

Page 21: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

- Jenis pondasi raft kira-kira volumenya 100 m 3 , dan dapat lebih besar lagi

Maka diciptakan jenis pondasi yang dinamakan jenis Auger.

5 . AUGER FOUNDATION

Jenis pondasi ini diciptakan karena kondisi medan yang cukup sulit sehingga dipikirkan

bagaimana caranya agar pondasi tersebut mudah mengerjakannya , rendah biayanya serta

cepat penyelesaiannya, pondasi jenis Auger ini sebagai pengganti type normal.

Untuk membuat pondasi jenis auger ini dibuat lobang dengan ukuran dalam 1 meter

lebar dan panjang 2 meter , kemudian dibor dengan jumlah lobang pengeboran antara

1,2,3,4,5,6,7 dst, dengan kedalaman antara 8 s/d 10 meter dan diameter lobang antara

30 s/d 40 centi meter , penggalian bagian atas hanya untuk Chimney saja dan

pengecoranya sangat kecil kira-kira 2 m3 .

21

Page 22: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Pondasi jenis ini sangat kuat karena adanya gaya gesek antara pondasi dengan tanah

disekitarnya , dan ekonomis.

Untuk menggabungkan semua kolom agar menjadi satu kesatuan maka digabung dengan

slub, setelah kolom diadakan pembesian kemudian dilakukan pengecoran kemudian

digabungkan menjadi satu dan dicor sehingga terbentuklah slub.

6. ROCK DRILLED FOUNDATION

Jenis pondasi ini adalah merupakan perbaikan dari type Rock , pondasi ini dibuat dengan

membuat beberapa lobang dengan diameter 10 cm dan kedalaman antara 6 s/d 10 meter

cara membuat lobang dengan menggunakan peralatan yang disebut Jack Hammer

Setiap lobang diadakan pembesian dan hanya diberi satu batang besi beton dan pada

setiap batang diberi cabang-cabang yang dilas untuk menjaga agar batang besi beton tepat

ditengah-tengah .

22

PEMBESIAN PONDASI JENIS AUGER

Page 23: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Setelah pembesian kemudian dilakukan pengecoran dengan semen cair dan sedikit pasir

dan juga menggunakan Vibrator, yaitu alat untuk memadatkan semen agar tidak terjadi

rongga , hal ini sangat penting karena diameter lobang hanya 10 cm.

Pengecoran tidak menggunakan concrate karena concrate terdapat kerikil –kerikil yang

dapat mengakibatkan rongga-rongga , setelah pengecoran kemudian dilakukan

penggabungan menjadi satu kesatuan dengan slub, dan Chimneynyapun sangat kecil.

Pondasi jenis ini sangat kuat bagaikan pohon dengan akar-akar yang menancap sangat

kuatnya disamping itu biayanya sangat ekonomis , mudah pengerjaannya dan

transportasinya ringan.

Dari keenam jenis pondasi ini semuanya tergantung dari keadaan tanah , sedangkan pada

type spesial masih ada pengembangannya yaitu yang disebut Special Pile

23

Page 24: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

7. SPECIAL PILE FOUNDATION

Jenis pondasi ini merupakan pengembangan dari jenis pondasi special , pondasi ini dibuat

dari concrate dan dibuat terlebih dahulu ( dicetak ) dengan penampang bujur sangkar

dengan ukuran 30 x 30 atau 40 x 40 atau berpenampang lingkaran dengan diameter 30

s/d 40 cm.

Setelah cukup keras kemudian dipancang kedalam tanah dengan menggunakan hammer.

Setelah terpancang semua kemudian digabung menjadi suatu kesatuan oleh slub.

Jenis pondasi dibuat demikian karena keadaan tanah yang lembek.

Untuk kondisi tanah yang labil jenis pondasi ini juga sering digunakan dengan kedalaman

lebih dari 10 meter dengan cara cetakan beton tersebut disambung, yaitu dengan cara

setelah batang pertama dipancang sampai masuk semua kedalam tanah kemudian

24

Page 25: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

disambung batang berikutnya dengan plat besi dan dilas , dan dipancang lagi sampai

mencapai tanah yang stabil

Banyak macam jenis pondasi sehingga banyak pula jenis stub tergantung dari keadaan

tanah dan jenis pondasi , stub mempunyai banyak ukuran , stub adalah bagian paling

bawah yang ditanam dalam concrate.

IV. PEMBESIAN

Untuk semua pondasi dibutuhkan pembesian yang akan dicor, pembesian ini diperlukan

terutama pada ukuran sbb :

a) Bila a/b < 1

25

Page 26: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

b) Bila sudut kemiringan lebih kecil dari 45o

Pembesian untuk keadaan tersebut diperlukan karena bila tidak diadakan pembesian

pondasi tidak akan kuat dan akan membahayakan .

Syarat pembesian :

1. Pembesian pada Special Pondasi

Karena H/L < 1 disamping itu juga kemiringan < 45 o maka diperlukan pembesian

tanpa pembesian pondasi tersebut akan pecah karena beban yang disangga lebih dari

sepuluh ton, untuk pondasi normal dapat tidak menggunakan pembesian karena pada

umumnya plinth selalu dibuat lebih besar dari 45 o disamping itu juga slub cukup tebal

sehingga pondasi tidak pecah, juga a/b > 1

26

Page 27: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

2. Pembesian pada Raft foundation

Karena a/b < 1 maka diperlukan pembesian tanpa pembesian pondasi tersebut akan

pecah , untuk pondasi jenis Rock dapat dibuat tanpa pembesian karena a/b = 1 sehingga

tanpa pembesian pondasi tersebut tidak akan pecah.

27

Page 28: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

.

3. Pembesian pada Pondasi Auger

28

Page 29: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Pada pondasi Auger karena diameter kolom antara 30 s/d 40 cm sedangkan panjang

kolom adalah antara 800 s/d 1000 cm atau a/b = 30/800 << 1 (kecil ) maka diperlukan

pembesian.

4. Pembesian pada Pondasi Rock Drilled

29

Page 30: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Pada pondasi rock drilled perlu dilakukan pembesian karena a/b = 50/100 < 1

V. ROUTE

Untuk menentukan route suatu transmisi maka dilakukan langkah-langkah sebagai

berikut

1. Langkah pertama untuk menentukan route adalah dengan cara memperkirakan letak

route dengan melihat pada peta

2. Langkah kedua adalah dengan menghubungi pihak berwenang mengenai route dan

juga mengadakan pendekatan kepada masyarakat untuk mendapatkan persetujuan ,

bila tidak mendapatkan persetujuan maka route harus dipindahkan ( pilih yang lain )

dan merevisi route yang telah direncanakan , dalam menentukan route walaupun

berbelok-belok tetapi dipilih route yang paling menguntungkan , Jalur terbaik bagi

route suatu transmisi adalah jalur yang lurus , tetapi dikarenakan keadaan medan

30

Batang besi dengandiameter 20 mm

Page 31: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

maka jalur transmisi yang lurus sulit dilaksanakan , oleh karena itu jalur transmisi

terbagi menjadi seksi-seksi jalur lurus.

3. Langkah ketiga adalah setelah mendapat persetujuan yaitu dengan terjun

kelapangan untuk memberi patok tanda ( Pegging ) sepanjang route yang akan

dilalui dimana tower akan didirikan , pemberian tanda patok adalah pada seksi

pertama dari T ke A1 dilihat dengan tachometer , satu seksi ini bisa 1 km , 5 km ,

10 km dst. Cara pengukuran adalah tentukan patok pertama dilihat dari titik T

kemudian pindah ke patok No 1 yang telah ditancapkan untuk menentukan patok

berikutnya dengan referensi titik T yaitu dengan melihat kebelakang demikian

pula dengan patok No.3 kita pindahkan instrumen ketitik patok No.2 dengan

melihat patok No 1 kemudian menentukan patok No.3 dan seterusnya.

Tanda harus tetap terlihat , cara penandaan sedemikian karena kita tidak dapat

patok de\idepan , maka harus melihat kebelakang agar antara titik T ke A1 tetap

lurus.

31

A1

A2A3

A4A5 A

B

Dari peta dapat ditentukan route tersebut akan melalui daerah mana karena dari

peta dapat diketahui letak kota , jalan raya, rel kereta api , sungai , bandara,

transmisi yang sudah ada, dan bangunan penting lainnya.

Page 32: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Dalam praktek titik A1 tidak selalu terlihat dari titik T tergantung keadaan medan

untuk itu dibedakan menjadi tiga keadaan medan :

1. Titik A1 dapat dilihat langsung dari titik T

2. Titik A1 dapat dapat dilihat dari titik tertinggi yang ada diantara titik T dan A1

3. Titik A1 sama sekali tidak dapat dilihat dari titik T

Kesalahan Pengukuran

Dalam pratek pengukuran sering terjadi kesalahan ukur yang disebabkan oleh kesalahan

pengukuran maupun kesalahan alat ukur , untuk itu ada cara agar kesalahan itu tidak

terjadi , misalkan kesalahan ukur pada alat sebesar 5 cm maka semakin jauh dan semakin

banyak patok semakin besar kesalahannya , sehingga makin banyak patoknya semakin

besar kesalahan yang timbul.

Untuk mengatasi terjadinya kesalahan tersebut dilakukan cara-cara sebagai berikut :

Pertama-tama kita tentukan patok No.1 setelah didapat patok No.1 dari patok No.1 kita

melihat kebelakang (T) Kemudian melihat patok No.2 , kesalahan misalkan ada disebelah

kanan , beri patok sementara pada titik tersebut , setelah itu instrumen kita putar 180o

sehingga menghadap kebelakang kemudian kita balik menghadap kedepan dan kesalahan

32

Page 33: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

pengukuran ada disebelah kiri kemudian diberi patok sementara , dari kedua patok

sementara itu kita ambil tengah-tengah yang merupakan letak patok yang sebenarnya

(patok yang kita inginkan)

Begitulah selanjutnya sehingga kita mendapatkan patok-patok yang lurus .

1. Bila keadaan medan dapat melihat dari titik T ketitik A1 pengukuran dapat mudah

dilakukan tetapi dengan cara-cara seperti diatas agar letak patok tetap lurus

2. Bila keadaan medan tidak memungkinkan untuk melihat langsung maka dicari titik

tertinggi agar dapat melihat titik T dan titik A1

Setelah didapat titik tertinggi maka dicari titik-titik yang benar dengan cara

memindah-mindah titik tersebut pada satu garis A-B dengan cara dicoba-coba antara

kiri kanan titik yang kita inginkan , dalam hal menentukan titik tertinggi ini , bila

terjadi kesalahan antara 2 - 3 cm itu tidak menjadi masalah karena kita hanya

33

Page 34: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

menentukan satu titik, kemudian menentukan titik-titik ( patok-patok ) seperti cara

diatas agar tidak terjadi kesalahan .

3. Bila keadaan medan tidak memungkinkan sama sekali untuk melihat titik T dan A1

maka dibuatlah patok-patok sementara.

Dalam praktek keadaan medan 99% ditemui seperti ini

34

A

B

T

T

A1

A1

Dd

T A1

T A1

A1’

d = tg D

kecil sehingga tg sin

Page 35: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Biarpun mengalami kesalahan tetap saja patok-patok sementara itu ditancapkan setelah

selesai pemberian tanda sementara kemudian diukur besarnya kesalahan antara A1 - A1’

(misal 101,25 m) dan jarak antara T – A1 = (misal 6345,5 m) dari pengukuran ini dapat

kita tentukan sudut α .

Jadi 101,25 = 6345,5 sin α

sin α = 101,25/6345,5 sehingga α = . . . .

Setelah ditentukan sudut α kemudian kita tentukan letak titik patok No.1 yang

sesungguhnya dari titik awal ini kita dapat melakukan pengkuran dengan tepat seperti

cara-cara diatas .

Setelah selesai pemberian tanda pada seksi pertama kita lanjutkan keseksi kedua , bila

kita ingin memulai seksi berikutnya maka ditentukan besarnya sudut yaitu dengan cara

menempatkan instrumen tersebut pada titik A1 kemudian melihat

35

T

A1

A2180o

180o

Page 36: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

kebelakang dan putar 180o kemudian ditambah sudut α yaitu ( 180 o + α ) demikian

selanjutnya

Perlu diingat instrumen biasanya menggunakan satuan centi cimal ( perseratus) maka dari

derajat harus diubah menjadi centi cimal.

Pemberian TandaPemberian tanda adalah sangat penting sekali karena bila terjadi kesalahan akan berakibat

fatal dan juga perlu diperhatikan pemberian nomor pada setiap tanda harus benar-benar

teliti karena bila terjadi kesalahan dalam pemberian tanda nomor akan berakibat pula

salah dalam pendirian tower.

Untuk menentukan letak patok yang hilang atau dipindah orang maka dilakukan langkah-

langkah sebagai berikut :

1 . Kita ukur 6,5 meter dari pohon kemudian dilingkarkan

36

Page 37: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

2 . Kita ukur 5 meter dari sudut rumah kemudian dilingkarkan

Dari kedua pengukuran yang dilingkarkan akan terdapat dua titik potong lingkaran ,

dari kedua titik potong tersebut kita belum dapat menentukan titik potong yang mana

yang merupakan letak patok yang hilang untuk menentukan maka dilakukan langkah

ketiga

3 . Kita ukur 4 meter dari tiang listrik dan dilingkarkan dan akan memotong salah satu

dari kedua titik tersebut yang merupakan letak patok yang hilang ( titik yang

dipotong oleh ketiga lingkaran )

37

Page 38: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Contoh Monographi patok No.2 :

VI. PROFILE

Profile adalah bentangan memanjang dari seluruh route yang menggambarkan keadaan

medan yang sesungguhnya , dari profile inilah semua pekerjaan bermula.

Dalam pengukuran jarak dan perbedaan ketinggian dengan cara menggunakan sistem

koordinat.

38

Page 39: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Untuk menyatakan jarak diukur dari titik terminal pertama titik T1 ( arah sumbu X )

sedangkan untuk menyatakan keadaan ketinggian ( Deferensi level ) diukur dari

ketinggian titik T1 ( arah sumbu Y )

Penggambaran jarak maupun perbedaan ketinggian menggunakan skala , ada dua macam

skala yaitu :

1. Untuk skala horisontal ( H ) arah sumbu X misal 1 : 2000

2. Untuk skala Vertikal ( V ) arah sumbu Y misal 1 : 200

Skala untuk horisontal ( H ) lebih besar dari pada skala vertikal ( V )

Biasanya pada setiap Profile dicantumkan skala : SCALES

H , 1 : 2000V , 1 : 200

( Ini misal )

Untuk skala horisontal tidak perlu teliti sekali akan tetapi untuk skala vertikal harus teliti

sekali karena bila tidak teliti akan berpengaruh pada ketinggian konduktor dari tanah

pada andongan ( lendutan ).

Didalam profile dapat dibuat bermacam-macam skala tetapi untuk satu terminal ( T1 –

T2 ) hanya dibuat satu skala.

Pengukuran horisontal ( lurus ) tanpa perhitungan tapi bila keatas ( miring ) atau miring

ke bawah harus diadakan perhitunggan.

Pengukuran-pengukuran pada belokan-belokan penggambarannya adalah sebagai berikut:

Untuk menyatakan sudut lurus dilihat dari satu arah tidak boleh bolak balik

39

X

Y

200 m350 m

400 m

595 m

+3 +6+10 +10

+8

-3 -3

1 2 3 4 5

Page 40: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

R1 = belok ke kanan sebesar sudut 1

L2 = belok ke kiri sebesar sudut 2

Didalam profile ini juga diukur ketinggian terhadap bangunan-bangunan misal tiang

listrik , tiang telepon , dalamnya kanal , tinggi rumah , dan lain-lain juga dilakukan

pengukuran lebar jalan , lebar sungai , dan lain-lain .

Juga harus diperhatikan kiri kanan Centre Line karena mengingat fasa yang ada

dipinggir.

Untuk tanah datar tidak ada perbedaan tinggi

40

A1

A2

h

R 35o40’

L 46o37’

46o37’

35o40’

Page 41: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Perbedaan tinggi antara titik Centre Line dengan kemiringan yang lebih tinggi harus

diperhitungkan karena akan mempengaruhi ketinggian konduktor .

Dalam hal ini cara penggambaran untuk kondisi-kondisi kemiringan yang lebih tinggi

dari Centre Line ada dua macam cara yaitu disebelah kanan dan disebelah kiri .

Hal ini perlu diperhitungkan karena untuk menentukan ketinggian konduktor dengan

tanah sehingga konduktor tersebut berada pada jarak aman ( Electrical Clearance )

Pada profile pada umumnya diberi keterangan-keterangan sebagai berikut :

41

Berapa GC ?

Yang lebih tinggi ada disebelahkanan Centre Line

Yang lebih tinggi ada disebelahkiri Centre Line

Centre Line

Page 42: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Keterangan lainnya pada profile misalnya

500 KV

Klaten - Rawalo

O. S = 11 meter O,S = Outside Line

T1-A1 = P0 – P6

A1-A2 = P6 – P11

Dst

Survey dimaksudkan untuk mengumpulkan data sehingga dapat ditentukan perencanaan yang matang .Kesalahan pada profile akan berakibat serius maka diperlukan ketelitian dan kecermatan ,

harus sesuai keadaan yang sebenarnya di lapangan.

Survey dibedakan menjadi tiga bagian yaitu :

1. Survey langsung kelapangan untuk menentukan Pegging The Route

(pemasangan patok-patok dan lain-lain )

42

SKALA : 1 : 2000 ( H ) 1 : 200 ( V )

RS

LS

K - R

R A

LA

H = HorisontalV = VertikalRS = Right SlopeLS = Left SlopeK-R = Menunjukan arah Transmisi ( misal Klaten - Rawalo )RA = Right Angle ( menun- jukan arah belokan kekanan sebesar )LA = Left Angle ( menun- jukan arah belokan kekiri sebesar )

Page 43: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

2. Survey lapangan untuk membuat Profile dan diadakan pengukuran-pengukuran.

3. Membuat gambar profile secara lengkap di kantor.

Kebutuhan peralatan instrumen yang diperlukan dalam pengukuran adalah Tacheo meter

Apa saja yang dapat diukur dengan Tacheo meter :

- H,A = Horisontal Angle

- H,D = Horisontal Distance

- V,A = Vertical Angle

Dari H,D dan V,A dapat ditentukan perbedaan ketinggian ( dihitung ) dalam hal ini

dapat positip maupun negatip.

Cara pengukuran sudut horisontal sebagai berikut :

Meletakan instrumen harus waterpas yaitu pada garis Zenith ( garis vertikal yang menuju

titik bumi ) bila tidak pada garis Zenith maka hasil pengukurannya akan salah.

Pada peralatan tersebut sudah dilengkapi dengan pengatur posisi sehingga benar-benar

tegak lurus.

Cara pengukuran Jarak :

43

Z

90o

Titik pusat

Pengukuran sudut Horisontal

Dalam 360o atau 400 c

Misal = 31o 30’ atau = 34c,65

Pengukuran sudut VerticalZenith

Page 44: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

S/2d adalah sudah tertentu yang merupakan konstanta didalam instrumen tersebut ( C )

konstanta adalah f/2d = 100

44

Page 45: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Pengukuran jarak dan pengukuran perbedaan tinggi misal antara T1 ke peg No.2

diletakan stup dititik a, b, c, d dst, Setelah itu kemudian instrumen diletakan pada peg

No.2 dan melihat kebelakang sebagai koreksi ( rechek ) , a, b , c, d, adalah titik peg

sementara .

45

0,75

0,50

1,50-

x

D

h

h

a

c

b

P,A

T

D = S sin 2 x 100

= S sin 2 (180 - ) x 100

S

- = x + 0,75 - h

Page 46: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Hasil-hasil dilapangan diisikan kedalam daftar yang disebut Survey Field Book

sedangkan perhitungannya dilakukan dikantor

S = Station dimana Instrumen ditempatkan

P∆ = Partial Deferensi Level

T∆= Total Deferensial level

T1∆ = P∆ + h – c

Progressive yang berdasar dari titik awal baik horisontal maupun vertikal

P∆ = D ctg

D = S sin 2

VII. PENEMPATAN TOWERPenempatan tower adalah dengan referensi Centre Line.

Tower adalah bagian atas bangunan menara yang memikul beban konduktor.

46

Reading

a c bS h p D Average

Progress

T

P H V

T1T1

1,501,50

a 2

1,001,00

1,752,25

2,503,50

88,20’87,20’

144,86249,45

4,4411,63

4,4410,63

2222

1,521,521,521,52

T1ab3

1,000,500,750,50

2,251,751,251,25

3,503,001,752,00

91,45’86,30’86,20’87,20’

249,75249,0699,59149.67

249,6-7,6516,106,307,32

-8,61

33333

1,421,421,421,421,42

2abc4

0,500,751,001,000,50

1,251,251,501,751,25

2,001,752,002,002,00

87,23’

dst

149,65

149,667,24

4444

1,511,511,511,51

3ab5

1,000,750,500,25

2,001,251,251,00

3,001,752,001,75 89,00 22.32’

Page 47: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Tower dibagi menjadi dua macam jenis tower :

1. Tension Tower

Tension tower adalah type tower penegang yaitu konduktor diputus kemudian

disambung dengan jumper, gaya yang dialami oleh tower ada dua arah

2 . Suspension Tower

Suspension tower berfungsi hanya untuk memikul beban konduktor , arah gaya hanya

satu arah ( arah kebawah ) dan konduktor tidak dipotong.

- Line Tower

47

TOWER

TENSION(STRAIN)

SUSPENSIONMAX 2O S/D 5O

LINE( 0O) TOWER

ANGLETOWER

TERMINAL TOWER

Page 48: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Line tower adalah tower yang dipasang pada jalur yang lurus ( 0 o ) ini dapat

menggunakan jenis tower Suspension maupun tower tension.

- Angle tower

Angle tower ini dipergunakan untuk pada belokan jalur antara 1 o s/d 60 o tetapi dapat

juga sampai 90 o untuk keadaan yang khusus , type suspension

tower hanya dapat dipergunakan untuk tower dengan sudut belok antara 0 o s/d 5 o

sedangkan type tension tower dipergunakan antara 0 o s/d 60 o

- Terminal Tower

Terminal tower dipergunakan pada tower akhir dari suatu transmisi ( Dead End

Tower ) tower yang dipergunakan hanya tower tension.

Tower yang dipergunakan untuk tower 500 KV single circuit adalah sebagai

berikut:

0 s/d 2 o type A = tower suspension

5 o < type A = tower suspension yang diperkuat

0 o s/d 10 o type B = tower tension

0 o s/d 30 o type C = tower tension

0 o s/d 45 o type D = tower tension

0 o s/d 60 o type E = tower tension

0 o s/d 45 o type FF = tower tension ( Special Tower )

Toff Deviasion F/90 o = tension tower

48

Page 49: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Toff deviasion F/90 o dipergunakan pada tower khusus untuk pencabangan

Perjanjian :

1. Pemberian nomor adalah : yang kecil dibelakang dan yang besar didepan

1 2 3 . . . . . . . . . . .

> 15 16 17

2. Pemberian tanda A, B, C, D :

Harus melihat arah dari Centre Line ( CL )

- Depan kanan A

- Belakang kanan B

- Belakang kiri C

- Depan kiri D

49

Tower F / 90o

Cara penempatan tower berdsar Centre Line

T1 A1

A2

T2

AB

C D

A

B

C

D

CL

AB

DC

Page 50: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Perjanjian ini harus disepakati bersama , dan ini hanya perjanjian dan siapa saja

dapat membuat perjanjian dengan penamaan yang berbeda.

LINE TOWER

ANGLE TOWER

Kedudukan konduktor sejajar Centre Line

Cara penempatan tower adalah menggunakan garis bagi sudut belokan jadi tower

tegak lurus garis bagi sudut belok seperti gambar baik untuk jenis suspension

maupun jenis tension.

TERMINAL TOWER

Terminal tower adalah tower yang pada ujung terakhir dari transmisi yang berada

pada lokasi dekat dengan Gardu Induk atau lazim disebut Dead end tower.

Pada tower ini harus mampu menahan tarikan dari sebelah saja yaitu arah keluar

sedangkan arah yang menuju ke Gardu Induk tidak boleh ada tarikan.

50

CL

AB

C D

Konduktor

CL

Konduktor

Page 51: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Terminal tower yang paling baik adalah yang tidak mempunyai simpangan sudut,

Centre Line ( 0o ) dan tegak lurus gelagar.

Tetapi kadang-kadang terminal tower juga mengalami belokan akan tetapi belokan

maksimum adalah 45 o tetapi penempatan konduktor selalu sejajar dengan tower

tidak berdasar Centre Line.

Mengapa tower diharapkan tegak lurus gelagar , karena mengingat peralatan yang

berada di Gardu Induk dan juga estetikanya.

TERMINAL TOWER ( DEAD END TOWER )

51

AB

C D

S/S

CL

Gantry Gardu induk

Konduktor

AB

C D

S/S

CL

Gantry Gardu induk Konduktor45O

Page 52: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Dalam keadaan yang memaksa kadang-kadang Centre Line membuat belokan yang

lebih besar dari 45o misalkan 49 o karena melebihi 45 o maka dibuatlah tower khusus

dengan Arrangemant special yang dimiringkan 9 o .

Dalam hal kejadian demikian ini diakibatkan oleh kesalahan pada saat suvey,

seharusnya pada saat menentukan survey diusahakan Centre line masuk ke GI

membuat sudut maksimum 45o karena kesalahan tersebut mengakibatkan biaya

menjadi lebih mahal , masalah lain yang timbul adalah Electrical Clearance.

Special Arrangement ini kurang bagus bila sudut sampai 50 o keatas baik dari segi

estetika maupun electrical clearance juga konduktor yang masuk ke FI tidak boleh

ada gaya.

VIII. GAYA –GAYA YANG TIMBUL PADA TOWER.

52

9o

CL

Konduktor

Gantry

Page 53: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Gaya yang bekerja pada tower ada beberapa macam tergantung posisi tower dan jenis

tower yang dipergunakan.

- Pada tower suspension yang bekerja hanya gaya berat dari konduktor dan

perlengkapannya yaitu gaya hanya satu arah , arah kebawah

- Pada tower tension gaya yang bekerja adalah gaya tarik dari kiri dan kanan tower

pada konduktor , dan juga memikul gaya berat konduktor dan perlengkapannya arah

kebawah.

Pada tower tension yang dipasang sebagai Dead End Tower gaya yang bekerja adalah

gaya tarik hanya sebelah oleh konduktor ( satu arah ) karena yang masuk ke GI tidak

boleh mengalami gaya dan gaya berat oleh kondukor

- dan perlengkapannya .

Apabila pada salah satu tower akan diadakan pencabangan maka diperlukan Special

Special tower F/90o tension.

Cartenery adalah bagian lengkungan dari konduktor.

F = Ground Clearance ( jarak minimum konduktor dari tanah yang ditentukan oleh PLN )

53

S

F

H = F + S

H

Page 54: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

S = Sagging adalah jarak antara horisontal dengan titik terendah pada lendutan

H = Tinggi Tower ( H = F + S )

Gruond clearance berbeda-beda untuk setiap negara dan kondisi lingkungan disuatu

tempat.

Besarnya sagging ditentukan oleh 3 faktor :

1. Span ( C ) Jarak antara tower horisontal , makin panjang jarak antara tower makin

besar saggingnya.

2. Tarikan ( Tension ) ( T ) makin besar tarikan T makin kecil saggingnya namun harus

diperhitungkan faktor keamanannya.

3. Berat konduktor per meter ( P ) Berat konduktor ini tergantung dari ukuran

konduktor makin besar konduktor makin berat sehingga makin besar pula

saggingnya.

Berat konduktor dapat diketahui ( kg/m )

- Jarak tower dapat diketahui ( misal 300m , 350m , 400m , 450m , 500m )

- Tarikan adalah tarikan yang cukup aman terhadap konduktor ( Pada pengujian merusak

yaitu konduktor ditarik sampai putus misal 4000 Kg maka tarikan 1500 Kg adalah

tarikan yang cukup aman )

Tarikan T ini akan dirasakan sepanjang konduktor

54

T

T

T

W

C/4

C/2

C

S

P = berat konduktor / meter

Page 55: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Misalkan pada titik tengah konduktor kita potong maka konduktor akan terayun menuju

tower karena beratnya konduktor , Dari sini beratnya W berada pada titik C/4 sehingga

menimbulkan berat konduktor sebesar P x C/4 Uuntuk keseimbangan maka diperlukan

gaya tarikan sebesar T x S sebagai momen lawan pada titik terendah sagging maka

persamaan menjadi P x C/2 x C/4 = T x S

atau S = C2P/8T

Contoh : Berat konduktor / meter P = 1kg/m

Jarak tower ( Span ) C = 500 meter

Tarikan T = 1500 kg

Tentukan Saggingnya

S = C2P / 8T = 500 2 x 1 / (8 x 1500) = 20,83 meter

Dalam hal ini yang dapat diubah adalah Span ( jarak antar tower ) dengan berubahnya

span berati juga merubah tinggi tower sedangkan P dan T tidak dapat dirubah lagi .

55

T

W

C/4

C/2

S

P = berat konduktor / meterW= berat konduktor pada titik C/4S = SaggingT = Tarikam pada C/2

P x C/2 x C/4 = Momen putarT x S = Momen lawan

Untuk keseimbangan maka mpmen putar = momen lawan

P x C/2 x C/4 = T x S

C 2 PS = _________

8 T

Page 56: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Untuk transmisi 500 Kv jarak span rata-rata adalah 500 meter

56

S = 20,83 m

F = 15 m

C1

C2

C3

H = 15 + 20,83 = 38,83 m

S0

S1

S2

S = 20,83 m

F = 15 m

C1

C2

C3

H = 15 + 20,83 = 38,83 m

S0

S1

S2

Page 57: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Span sepanjang 500 meter selalu adalah tidak mungkin berhubung dengan keadaan

medan yang tidak datar .

Untuk di Indonesia Body Extention adalah 3 meter artinya tower bisa ditambah

ketinggiannya adalah tiga meteran.

Misalnya tower dengan type A tingginya 35 meter maka

A 0 = 35 meter

A 3 = 38 meter

A 6 = 41 meter

Dst

Umpamanya tower bertambah tinggi 3 meter maka sagging juga bertambah tinggi tiga

meter . Jadi S = 20,83 + 3 = 23,83 meter , maka berapakah jarak spannya,

S = C2P / 8 T sehingga C = ( 8T/P )

C = (8 x 1500 x 23,83 ) = 534,75 meter

Maka panjang span adalah 534,75 meter dengan ketinggian tower 35,3 + 3 = 38,83 m

Satu macam konduktor hanya mempunyai satu macam Cartenery untuk S = C2P / 8 T

57

500 500 500 500 500 500

Span dengan panjang 500 m terus adalah tidak mungkin

500 350 600 450 600500 500

Page 58: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Setiap perubahan span maka harus dirobah ketinggian towernya, dalam teori span dapat

semakin panjang tetapi tower juga semakin tinggi sehingga menjadi mahal , untuk di

Indonesia ketinggian tower transmisi 500 KV dibatasi + 18 meter

A 0 s/d A 18

AR 0 s/d AR 18

B 0 s/d B 12

C 0 s/d C 12

D 0 s/d D 9

E 0 s/d E 3

Cara penggambaran Cartenery atau sagging adalah sebagai berikut :

Untuk menggambar adalah dengan cara menghubungkan titik-titik dengan nomor yang

sama , hubungkan antara titik-titik tengah antara crossing

58

1

2

34

5

6

7

7

65

43

2

1

Skala Panjang : 1 : 2000Skala tinggi : 1 : 200

500 m

S = 20,83 m

20,8

3 m

Type ± 0 ± 3 ± 6 ± 9 ± 12 ± 15 ± 18

A

AR

B

C

D

E

FF

35

35

35

35

35

35

35

38

38

38

38

38

38

41

41

41

41

41

44

44

44

44

44

47

47

47

47

4441

50

50

50

53

53

Tabel ketinggian tower

Page 59: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Semakin tinggi tower adalah semakin mahal biayanya sedangkan pertambahan span

hanyalah kecil saja .

Karena tinggi tower tidak berbanding lurus dengan panjang span tetapi berbanding

kwadratis.

Dapat juga tinggi tower lebih rendah dari normal ( - 3 meter ) tetapi jarak span juga

semakin kacil .

Tinggi tower diukur dari kedudukan konduktor sampai ketanah , penambahan tinggi

selalu ditambahkan pada bagian bawah body tower bukan dari atas , makin tinggi tower

makin lebar tanah yang dipergunakan untuk tapak tower.

Untuk tower jenis piramide tinggi tower diukur sampai konduktor paling bawah.

59

Type ± 0 ± 3 ± 6 ± 9 ± 12 ± 15

A

AR

B

C

D

E

FF

35

35

35

35

35

35

35

38

38

38

38

38

38

41

41

41

41

41

44

44

47

47

41

50

50

Tabel yang dipakai di Indonesia

32

32

32

32

32

32

-3

Page 60: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Tinggi tower untuk tower Suspension (A dan AR )

Tinggi tower untuk tower tension ( B , C , D , E )

60

C

-3

± 0

± 3

± 6

± 9

S

F

C2PS = ________

8 T

H-3

H ± 0

H ± 3

H ± 6

H ± 9

H ± 12

H ± 15

Page 61: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Untuk tower tension pengukuran tinggi tower dari tanah sampai Cross Arm ( Travers)

Penambahan tinggi ( Extention Body ) sebesar 3 meter adalah desain dari pabrik

sedangkan dipabrik lain panambahan tinggi ( Extention Body ) mungkin 1 meter atau 2

meter dan lain-lain.

Tower jenis tension penggunaannya sedikit untuk suatu transmisi sedangkan tower jenis

suspension paling banyak digunakan.

Untuk jenis tower FF hanya mempunyai ketinggian normal yaitu H 0

Untuk Tower jenis F / 90o adalah dirancang untuk sudut belokan 90o tower ini didesain

khusus untuk percabangan T sistem.

Bila pencabangan akan dilakukan maka konduktor diantara kedua tower dihilangkan .

61

H-3H ± 0

H ± 3

H ± 6

H-3H ± 0

H ± 3

H ± 6

Page 62: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Tower jenis AR banyak dipakai karena banyak belokan dengan sudut kecil sedangkan

bila menggunakan jenis tower type B, C , D , E adalah terlalu mahal

IX. CARTENERY

Cartenery dibuat untuk menentukan tinggi tower berdasarkan keadaan lokasi , ketinggian tower berdasarkan keadaan lokasi dengan ketentuan tingginya Ground Clearance.Setiap Konduktor hanya mempunyai satu Cartenery

62

F

H± 0

H+3

H+ 6

H-3H ± 0

F

A ± 0

A-3

A ± 0

A-3

Page 63: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Cartenery dapat dibuat berdasarkan sagging bila diketahui :

C = Jarak span rata-rata misal 500 meter

P = Berat konduktor per meter misal 1 Kg /m

T = Tarikan dengan faktor keamanan misal 2000 Kg

C2 P

Maka sagging :__________

8 T

5002 x 1.3

: __________ = 20,3125 m 8 x 2000

63

S

C

C

C

FFF

Carteney tidak dapat dirubah

Page 64: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Setelah diukur dengan skala Vertikal : 1 : 200

Horisontal : 1 : 2000

Kemudian dibuat template ( Pola )

Penggunaan template pada profile sebagai berikut :

Setiap jenis konduktor diberi nama misal “ Dove “ dengan karakteristiknya misal

P = 1,3 Kg/m , T = 2000 Kg , C = 500 m maka dari data tersebut dapat dibuat Cartenery .

Dari cartenery ini dapat digunakan untuk menentukan bermacam-macam kedudukan

tower, seperti contoh diatas diantara titik T1 s/d A2 untuk dapat dipilih beberapa

alternatif letak tower yang semuanya memenuhi Ground Clearance.

1 . FF 0 ; A + 6 ; C + 3 ; A + 6 ; B + 6

2. FF 0 ; A - 3 ; A 0 ; C 0 ; A + 3 ; A 0 ; B 0

3. FF 0 ; A 0 ; A 0 ; C 0 ; A 0 ; A 0 ; B – 3

Penggunaan template Cartenery harus benar yaitu sejajar dengan sumbu horisontal .

64

FF±0 A-3

A±0

A+6A ±0 A±0

C+3

C±0

A+3 A±0

A+6

A±0 A±0

B+6

B±0

B-3

A1

A2

1 2 3 4 5 6 7 8

87654321

T130o

10o

Page 65: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Dari semua titik-titik tempat lokasi tiang itu harus dipilih yang benar-benar

menguntungkan ditinjau dari segala macam faktor.

Misalnya pemilihan tempat kedudukan tower telah ditentukan , seperti contoh dibawah

ini kemudian dilakukan exavasi.

X. SPANSpan adalah jarak horisontal antara tower ke towerSpan dibagi menjadi enam jenis span :1. Span normal

2. Wight Span

3. Wind Span

4. Ideal Span

5. Virtual Span

6. Equivalent Span

65

Page 66: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

1. Span normal adalah jarak horisontal antara dua tower.

2. Weight Span adalah jarak horisontal antara dua titik terendah dari konduktor dikiri

dan kanan, Jarak diambil horisontal karena lengkungan ( Sag ) yang sebetulnya

hanyalah kecil maka dianggap horisontal.

Tw1 = ( x + y ) P = . . . . . . . Kg

Tw2 = ( a+ b) P = . . . . . . . Kg

Tw3 = ( c + d ) P = . . . . . . . Kg

Tw = Total beban yang diderita oleh tower , berat total yang diderita oleh tower

adalah : Tw = ( a+b ) P x K x F

( a + b ) = Weight Span

P = berat konduktor per meter

K = Jumlah konduktor per fasa

F = Jumlah fasa

66

x ya b

c d

Tw1 Tw2

Tw3

Weight span ( a + b )

1 2 3

Page 67: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

3. Wind Span adalah jarak kedua titik tengah antara span normal horisontal dikiri kanan

tower , yang terkena tiupan angin yang dirasakan oleh tower yang datangnya

transversal ( memotong konduktor ) sedangkan angin yang datangnya searah dengan

konduktor diabaikan

Misalkan konduktor mempunyai diameter 2 cm sedangkan panjang wind span 550

m maka luas konduktor yang terkena angin adalah 0,02 x 550 = 1,1 m2.

Luas konduktor bundle empat kawat tiga fasa adalah :

A = 0,02 x 550 x 4 x 3 = 132 m2

67

A = 600 m B = 500 m

A B

( A + B )Wind Span

( A + B ) = ( 600 + 500 ) = 550 m

Page 68: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Misalkan gaya angin persatuan luas adalah 100 Kg / m2 ( angin topan ) maka gaya transversal yang

dirasakan oleh tower adalah : 132 m2 x 100 Kg = 13200 Kg.

Jadi dalam hal ini gaya angin yang dirasakan oleh tower sangat membahayakan

sekali.

Oleh karena itu tower harus tahan terhadap gaya berat yang ditimbulkan oleh

konduktor dan perlengkapannya serta juga harus tahan terhadap gaya angin yang

arahnya transversal memotong konduktor.

4. Ideal Span adalah jarak horisontal antara tower ke tower standard normal = 500 m.

5. Virtual Span sama dengan ideal span.

6. Equivalent Span adalah harga rata-rata span yang dilihat hanya satu section.

Satu section adalah jarak antara tower tension ke tower tension berikutnya.

Simple Average = ( S1 + S2 + S3 + S4 ) / 4 = S A

Tetapi bentuk persamaan Curva adalah merupakan persamaan Kwadrat, oleh karena

itu Equivalent Span dihitung dari pangkat tiga dibagi Equivalent Simple Average .

karena persamaan yang kita inginkan persamaan kwadrat maka persamaan menjadi :

(S13 + S23 + S33 + S43) ( S3)E S = _________________________________ = __________

(S1 + S2 + S3 + S4) ( S) S = L = Panjang satu section

68

T T

S S S

S1 S2 S3 S4

a

b c d e f

a1 b1 c1 d1 e1 f1

T = Tower TensionS = Tower Suspension

Page 69: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Wind Span :

S1 + S2 S2+ S3 S3 + S4__________ ; __________ ; __________

2 2 2

Weight Span Maximum Temperatur

a + b ; c + d ; e + f

Weight Span Minimum Temperatur

a1 + b1 ; c1 + d1 ; e1 + f1

Sedangkan Template dibuat dari Ideal / Virtual Span 500 m , sedangkan equivalent span

panjangnya tidak sama dengan ideal span akan tetapi perbedaan curva antara span 500 m

dan 550 m , 450 m adalah sedikit sekali oleh karena itu dibuatlah dua macam template

cartenery yaitu :

Template Cartenery standard dengan span 500 m

Template Catenery Chek dengan span 350 m

Template cartenery dengan span 350 m dipergunakan untuk memeriksa apabila kita

dapatkan equivalent span kurang dari 450 m karena template 350m adalah baik untuk

span antra 300m s/d 400 m.

Sebagai contoh misalkan kita dapatkan equivalent span 350 m sedangkan tower ploting

menggunakan Cartenery template ideal 500 m dan Ground Clearance cukup tapi bila kita

chek dengan template cartenery 350 m maka ground clearancenya tidak mencukupi maka

tower plotting harus diulang dan mempergunakan cartenery template 350 m

Ratio untuk suspension tower juga menggunakan catenery template .

69

Page 70: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Tower yang akan dichek rationya berada ditengah-tengah antara dua tower dikiri

kanannya.

Puncak tower yang dichek bila berada diatas catenery berarti memenuhi syarat tapi bila

berada diatas catenery tidak memenuhi syarat.

70

Catenery templateTemplate ratio

Limit Tidak OK

Tidak OK

OK

a

A B

aA + B

2

Ratio = R =2 a

A + B= 0,35

Page 71: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

XI. ROAD CROSS

Bila terjadi Transmision lines crossing dengan jalan maka harus ditentukan type tower

yang akan dipasang dalam satu section , yang jelas tower T1 harus type C

dan T4 harus type D sedangkan tower T2 dan T3 adalah type A

Kita inginkan T1 = Type C 0

T4 = Type D 0

Karena antara T2 dan T3 terjadi crossing dengan jalan maka perlu diperhatikan ground

clearancenya dengan memperhatikan tinggi tower dan letaknya, kita tentukan tinggi

tower normal = 35 meter , misal jarak section tersebut 1500 meter maka bila dengan ideal

span 1500 meter kita dapatka 3 span

Cara Plotting Tower

Pertama dari T1 kita tempatkan letak konduktor dengan ground clearance minimum 15 m

kemudian dari T4 kita tempatkan konduktor dengan memperhatikan ground clearance

minimum 15 meter kemudian diantara dua posisi konduktor kita tempatkan satu posisi

71

30OR45OL

45O

30O

7m

H = 8 m

BuildingH= 20 m

16 m

11m

11mT1 T2 T4T3

13 m

Page 72: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

lagi dengan memperhatikan Road clearance 20 meter maka didapat dua titik potongan

dari sini dapat ditentukan posisi tower dengan ketinggiannya .

Bila telah didapat posisi tower harus diperhatikan juga posisi itu terhadap jalan , bila

jaraknya mencukupi berarti OK , kemudian di chek persyaratan lainnya . seperti : Ratio .

Wind Span dan Weight Span , Ground Clearance bila semuanya OK berarti tower

Plotting sudah benar.

Cara yang lain adalah dengan mengambil patokan road clearance 21 meter maka Sag

S = H – 21 = 35 – 21 = 14 meter , Bila T = 1800 Kg maka S = C2 p / 8T

C = ( 8 TS / p ) = (8 x 21x1800 / 1,25 ) = 418 meter

Tetapi bagaimana dengan span dikiri dan kanannya , maka sagnya akan besar dan ground

clearance tidak memenuhi syarat.

Kemudian dipilih dengan meninggikan tower menjadi A +3 maka H = 35 + 3 = 38 meter

Kemudian dicoba dengan span 460 meter dan didapat S = 16,89 meter

Sehingga ground clearancenya = 38 – 16,89 = 21,11 meter

Ternyata setelah di chek ground clearancenya di span kiri dan kanan tidak memenuhi

syarat yaitu 13,41 meter , tetapi karena span tidak rata karena tinggi sebelah +3 maka

ground clearance menjadi 13,41 + 1,5 = 14,91 .

1,5 adalah perkiraan adalah ½ extension Body dalam hal ini sudah mendekati betul.

Dibuat lebih tepat lagi maka span dibuat 465 meter maka didapat S = 17,26 meter

Sehingga road clearance = 20,74 meter berarti OK

Ground Clearance 13,62 + 1,5 = 15,12 meter ( OK )

Span dikiri dan kanan = 517,5 meter ( OK )

Kemudian dichek Wind Span T1 , T2 , T3 , T4 ( OK )

Weight Span T1 , T2 , T3 , T4 ( OK )

Ratio T2 , T3 (OK )

Kemudian di chek House Clearance misal tinggi rumah 7 meter maka HC = RC – 7 =

20,74 – 7 > 8,5 meter ( OK )

Kemudian chek Building (OK) begitu juga pohon-pohon bila OK berarti benar.

XII.PEMBACAAN PADA TACHEO METER

Pembacaan pada tacheo meter harus diperhatikan tiga kondisi sebagai berikut :

72

Page 73: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

1. Arah vertikal harus benar-benar diperhatikan , titik tengah harus benar-benar berada

dititik tengah tepat diatas centre peg.

2. Posisi titik nol (0) harus benar-benar terletak pada arah garis Zenith ( Z ) karena bila

tidak pembacaan sudut inklinasi tidak akan benar.

3. Posisi peralatan harus benar-benar rata air ( Water Pas ) diatur diantara tiga arah

( bidang datar dan harus rata air )

73

Z

0

90o

Page 74: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Dari ketiga syarat tersebut harus dipenuhi karena bila tidak dipenuhi pembacaan tidak

akan betul.

Pada pembacaan sudut inklinasi dilakukan dua kali diputar 180 o kemudian dibalik hasil

pembacaan kalau dijumlahkan harus 400 c , 1 + 2 = 400 c .

Dalam hal ini peletakan titik nol ( 0 ) harus benar-benar pada garis Zenith bila tidak

pembacaan akan salah.

74

1

2

0

1 + 2 = 400 C

90o 90o

Page 75: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Miasl 1 = 32 c dan 2 = 342 c maka 1 + 2 = 374 c sehingga pembacaan tidak 374 c

bukan 400 c

Pada pengukuran horisontal ( Jarak ) kesalahan ukur 2 cm untuk setiap 100 m , bila

terlalu jauh maka diatur pada pengatur lensa.

75

Reading

a b cst p h s D

D rata rata

p T rata rata

1 a 1,5 1,00 2,00 3,00 94 200 198,22

340,50

18,73 19,23

56,111 2 1,5

1,54

1,54

1,54

0,00

0,50

2,00

1,00

1,00

1,75

2,25

2,50

2,00

2,00

3,00

106,53,00

3,00

3,00

4,00

89

93

94

110

350

350

100

200

200

339,65

197,92

197,59

99,11

342,43

197,75

2

2

2

3

a

3

2

1

1,49

59,27

54,07

9,36

21,81

20,27

59,02

-54,78

8,4

21,23

19,76

20,55

CONTOH PEMBUATAN PROFILE

Data yang didapat dari lapangan kemudian diadakan perhitungan

198,22396,5

459,61

657,53

19,2

3 56.1

1

8,4 20

,55

Scales : H ==> 1 : 2000V ==> 1 : 200

PROFILE

Page 76: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

XIII. PERSYARATAN TOWER

Tower dibuat sesuai dengan kondisi yang harus memenuhi segala persyaratan , oleh

karena itu pembuatan profile harus benar-benar teliti sesuai dengan keadaan medan .

Syarat-syarat yang harus dipenuhi antara lain :

- Ground Clearance

- Kemampuan atau daya dukung

- Tinggi tower

- Lokasi dimana tower akan didirikan

- Keadaan lokasi ( miring , datar , dll. )

Dan masih banyak lagi faktor-faktor yang menentukan pendirian tower.

Ketinggian tower ditentukan oleh lendutan ( Sag ) dan Ground Clearance ( F )

H = S + F

Dalam preaktek ketinggian tower ditentukan oleh keadaan tanah ( naik , turun , datar )

oleh karena itu tinggi tower mulai dari normal , lebih rendah atau lebih

76

F

F

F

Page 77: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Bila terjadi perobahan tinggi tower maka tower base keatas tetap ( tidak berobah )

sedangkan perobahan dilakukan dibagaian bawah dari tower , yaitu dengan perobahan

standard : -3 , 0 , +3 , +6 , +9 , +12 , . . . .

Bila terjadi perobahan tinggi yang kurang atau lebih dari tiga meter diadakan pengaturan

pada tinggi kaki tower dimana pengaturan kaki tower dimulai dari :

-2 , -1 , 0 , +1 , +2 , +3 , +4 .

Bila pengaturan kaki tower melebihi dari -2 s/d +4 maka harus diadakan pembuangan

tanah ( dikepras ) untuk penimbunan tidak diijinkan.

Untuk tower type FF tidak boleh ada perobahan harus standard yaitu FF 0

XIV. EXCAVASI (PENGGALIAN)

77

Page 78: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Dengan berobahnya letak kaki tower maka berobah pula letak penggalian tetapi posisi

penggalian masih dalam sepanjang garis diagonal.

Besarnya penambahan atau pengurangan panjang kaki tower ditentukan pula oleh

besarnya sudut kemiringan kaki tower ( sudut inklinasi )

Penambahan atau pengurangan panjang kaki tower ditulis dalam tabel sebagai berikut :

Misalnya kaki tower makin pendek 1 meter maka jarak titik kaki tower ke centre tower

sejauh X = 1 m tan

Misalnya kaki tower makin panjang 3 meter maka penggeseran titik kaki tower

dari centre tower sepanjang Y = 3m tan

Misal = 3 o ==== > tan = 0,052

78

T 235 A ± 0

A B C D

± 0± 0± 0± 0

T 235 A + 6

A B C D

+3+3-1-1

T 235 A ± 0

A B C D

-1-1+1+1

Page 79: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

X = ( 6 - 1 ) tan = 5 tan 3 o

= 5 x 0,052 = 0,26 m

Y = ( 6 + 1 ) tan 3 o = 7 x 0,052 = 0,364 m

Tiga hal yang harus diperhatikan :

- Sudut inklinasi stub dari setiap jenis tower adalah berbeda dilihat dari diagonal

- Pengukuran adalah selalu sepanjang diagonal dari tower.

- Pengukuran selalu horisontal dari titik pusat tower.

Cross Diagonal Section

Dibuat gambar mal dengan skala 1 : 100 H dan V sama sesuai dengan type tower

kemudian diletakan diatas profile , dari sini dapat diketahui berapa kaki tiang ditambah

atau dikurangi dan gambar mal ini dapat digeser sejajar garis horisontal sesuai dengan

type tower dengan penambahannya , penggeseran disebut

79

Page 80: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Model ini diletakan diatas profile tower sehingga langsung dapat diketahui perobahan

kaki tower seperti pada contoh :

Titik kaki A dikurang 1 meter ( -1 )

Titik kaki B dikurang 1 meter ( -1 )

Titik kaki C ditambah 1 meter ( +1 )

Titik kaki D ditambah 1 meter ( +1 )

Pada name card dapat ditulis :

T 235 A + 3

A B C D

-1 -1 +1 +1

Model ini dapat digeser disesuaikan dengan ketinggian tower yang diperlukan cara

penggeseran harus selalu garis horisontal sejajar , perobahan kaki tower tersebut adalah

80

Page 81: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

sehingga pada kartu identitas ditambah , hal ini untuk menentukan hasil akhir,

yaitu untuk menentukan tinggi tower , tinggi konduktor dsb.

T 235 A + 3

A B C D

-1 -1 +1 +1

Kemudian dalam tabel dapat ditulis :

Type -3 0 +3 +6 +9 +12 Legs

A 33 36 39 42 45 48 -2 -1 0 +1 +2 +3 +4

5 o AR 33 36 39 42 45 48 -2 -1 0 +1 +2 +3 +4

B 33 36 39 42 ---- ---- -2 -1 0 +1 +2 +3 +4

6oC 33 36 39 42 ---- ----- -2 -1 0 +1 +2 +3 +4

D 33 36 39 42 ---- ---- -2 -1 0 +1 +2 +3 +4

8 oE 33 36 39 42 ---- ---- -2 -1 0 +1 +2 +3 +4

FF --- 36 ---- ---- ---- ----- --- ---- 0 ---- ---- ---- ----

81

Page 82: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Berdasarkan Catenery letak-letak tower dapat ditentukan sepanjang route , penempatan

tower ditentukan banyak faktor antara lain :

- Ground clearance

- Faktor teknik

- Faktor ekonomi

- Lokasi tanah

- Span horisontal

- Weight sapan

- Wind span

- Sudut posisi

- Tinggi tower dan lain-lain

Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :

1. Profile sepanjang route untuk menentukan posisi tower, tinggi tower , right slope , left

slope.

2. Dibutuhkan profile dari cross diagonal section untuk menentukan perbedaan tinggi

kaki tower juga untuk menentukan letak posisi kaki tower.

Contoh 1 kartu identitas :

T235 A + 6 - 0,5

A B C D

-1 -1 +1 +1

A + 6 = 48 meter = 0,5 maka tinggi tower adalah = 42 – 0,5 = 41,5 meter

Karena dalam hal ini pengaturan kaki tower dari - 2 s/d +4 dan tidak ada perpanjangan

kaki sebesar 0,5 meter maka pilihan satu-satunya adalah menurunkan centre tower

sebesar 0,5 meter

Contoh 2 pada kartu identitas tertulis :

T236 A + 3 + 0,5

A B C D

-1 -2 +1 +1

82

Page 83: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

A +3 + 0,5 adalah 39,5 meter

Dengan adanya perobahan tinggi kaki tower maka berobah pula jarak titik kaki tower dari

centre tower , misal sudut kemiringan :

Sudut inklinasi adalah = 5 o maka pertambahan jarak adalah :

Kaki D = ( 4+3+3 )tan 5 o = 10 x 0,08 = 0,8 meter

Kaki C = ( 4+3+1 )tan 5 o = 8 x 0,08 = 0,64 meter

Kaki B = ( 4+3-2 )tan 5 o = 5 x 0,08 = 0,40 meter

Kaki A = ( 4+3-1 )tan 5 o = 6 x 0,08 = 0,48 meter

83

-2

-1

+1

+3

10,64

10,80

10,40

10,48

A

BC

D

+0,5

±0

+3

Page 84: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Keterangan : misal dalamnya galian adalah 4 meter maka masing-masing ditambah 4

meter , +3 adalah A +3 , dan +3 , +1 , -2 , -1 adalah tambahan panjang kaki tower.

Dalam contoh 3 adalah dalamnya penggalian untuk tower normal ,

Centre peg dinaikan 0,5 meter dalam hal ini perhitungan dilaksanakan secara vertikal ,

misalnya jarak centre tower degan centre penggalian.

Penambahan ( perubahan ) adalah vertikal dengan memperhatikan :

- Type tower

- Sudut inklinasi

- Perpanjangan tower

- Perpanjangan kaki

- Panjang stub

Menentukan Letak Excavasi

Menentukan letak titik kaki tower dimana harus dilakukan penggalian , jarak dari centre

tower ketitik excavasi arah diagonal adalah tergantung dari type tower ( sudut

inklinasi ), extention of leg , extention of body.

Excavasi harus dilakukan tepat pada posisinya

84

± 0

10 m

52 m

Page 85: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Level ExcavasiTentukan letak titik excavasi dan levelnya , bila pertambahan panjang vertikal 1 meter

pertambahan panjang horisontal 0,1 meter

Tentukan letak titik excavasi dan levelnya , bila pertambahan panjang vertikal 1 meter pertambahan

panjang horisontal 0,1 meter

T. 246 A +3 -0,30

+1 +1 -1 -1

SF SF

Kaki A dan B Normal Tower = 7,07 meter

Extention body = +3 3 x ( 0,1 ) = 0,3 meter

Extention leg = +1 1 x ( 0,1 ) = 0,1 meter

85

3,80 m

0,20 m

3,80 m

Page 86: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Stub ( SF ) = 4 4 x ( 0,1 ) = 0,4 meter

Jumlah = 7,87 meter

Kaki C dan D Normal Tower = 7,07 meterExtention body = +3 3 x ( 0,1 ) = 0,3 meter

Extention leg = -1 - 1 x ( 0,1 ) = - 0,1 meter

Stub ( SF ) = 4 4 x ( 0,1 ) = 0,4 meter

Jumlah = 7,67 meter

Tidak mempengaruhi jarak horisontal dari titik centre tower , karena adanya = - 0,30

maka galian diperdalam 0,30 meter karena peg centre tower diturunkan 0,30 meter

Problem real yang terjadi antara line Cirebon – Bandung terdapat tower dengan dua kaki

dengan Pile foundation dan dua kaki dengan Standard foundation

86

1 m

3 m

-1

+1

0,30

0,30

0,305 m

10 m

52 m

7,67 m7,

87 m

A

B C

D

Page 87: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Data pada identitas Card adalah sebagai berikut :

A+3 +0,50

A B C D

-1 -1 +2 +2

S.F P.F

Kaki A dan B

Extention body = +3 3 x ( 0,1 ) = 0,3 meter

Extention leg = -1 -1 x ( 0,1 ) =- 0,1 meter

Stub ( SF ) = 4 4 x ( 0,1 ) = 0,4 meter

Normal Tower = 7,07 meter

87

2.5 m

7,67 m7,67 m

-1

+3

+3

2.5 m

Page 88: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Jumlah = 7,67 meter

Kaki C dan DExtention body = +3 3 x ( 0,1 ) = 0,3 meter

Extention leg = +2 +2 x ( 0,1 ) = 0,2 meter

Stub ( PF ) = 1 1 x ( 0,1 ) = 0,1 meter

Normal tower = 7,07 meter

Jumlah = 7,67 meter

Level A/B = 4 – 0,50 – 1 = 2,50 meter

Menentukan Excavasi adalah :

1. Tentukan letak titik galian arah diagonal dari centre tower

2. Tentukan level ( dalamnya galian ) diukur dari centre tower

Contoh menentukan Excavasi

A 0

A B C D

0 0 +2 +2

88

a

bc

d

p

s

q

r

3m

3m

3m

3m

CLCT

A B

CD

Page 89: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Jarak antara kaki = 10 meter

Panjang Stub = 4 meter

Sudut inklinasi = 5o

Untuk kaki A dan B jarak antara titik penggalian ke CT x = 52 + tan 5o

Panjang diagonal dari luas tanah yang akan digali bila ukuran 3 x 3 m antara a ke c = Y Y = 32

Jarak antara titik a ke CT adalah X – ½Y = 52 + 4 tan5o – ½ (32)

Jarak antara titik c ke CT = X + ½Y = 52 + 4 tan 5o + ½ (32)

Untuk menentukan titik b dan d adalah dengan benang sepanjang 6 meter diikatkan

pada titik a dan c dan diambil tengah tengahnya kemudian ditarik kekanan kita

dapatkan titik b kemudian kita tarik kekiri kita dapatkan titik d

Untuk kaki C dan D karena leg extention +2 maka jarak titik penggalian ke CT adalah :

Z = 52 + ( 4 + 2 ) tan 5o

Panjang diagonal p – r = 32

Jarak p ke CT = 52 + ( 4 + 2 ) tan 5o - ½ (32)

Jarak r ke CT = 52 + ( 4 + 2 ) tan 5o + ½ (32)

Untuk menentukan titik q dan s caranya adalah sama seperti menentukan titik b dan d

89

Page 90: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

XV. PELAKSANAAN SURVEY

Survey merupakan pekerjaan mula dari suatu pembuatan transmission lines, biarpun sulit

pekerjaan ini harus dilakukan karena tanpa survey, pembangunan transmisi tidak dapat

dilaksanakan.

90

SURVEY

ROUTEPEGGING

PROFILESURVEY

PROFILEDRAWING

TOWERDATA

TOWER PLOTTING

CODUCTORDATA

STRUCTURE LIST

FIELDBOOK

TYPES OF TOWERTOWER HEIGHTBODY EXTENSLEG EXTENSMAX.WIND S.MAX. WEIGHT S.RATIO WH/WI > 0,5ANGELSBASE TEMPLATE

DIAMETERUNIT WEIGHTTYPE + NAMEE.D. TENSIONVIRTUAL SPANVIRTUAL SAGGROUND CLEARMIN TEMPERATUREMAX TEMPERATURERATIO WH/WI FOR S

TOWER.HTEMPLATE

BASE DIAGTEMPLATE

MIN & MAXCATENERY

TEMPLATE

TOWER PEGGINGCROSS DIAG. SECTIONLEG EXTENSION± OFTOWER

SOILINVESTIG

FONDATIONTEST

FOUNDTYPE

Page 91: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Dari mulai route pegging dan melaksanakan profile survey yang dicatat dalam field book

dapat dilaksanakan bersama-sama .

Setelah didapatkan data kemudian diadakan profile drawing dari sinilah diadakan tower

ploting sehingga profile merupakan profile yang lengkap.

Setelah itu kemudian membuat tower pegging dilapangan sekalian membuat cross

diagonal section dan dari sini dibuat tower identification dan stucture list untuk setiap

tower sepanjang route.

Pada stucture list dimasukan antara lain :

- Sudut deviasi dari Transmission lines

- Keadaan posisi Centre Tower

- Type , Leg , Height , Pondasi , Type tanah dari setiap tower dan sebagainya.

Sebagai hasil didapat dua dokumen penting yaitu :

- Profile drawing ( Plotted profile )

- Structure List

Tanpa hal-hal tersebut diatas kita tidak dapat membangun suatu transmisi.

1. PEGGING OF THE ROUTEPegging of the route adalah menentukan letak patok sesuai route yang ada di peta .

- Menentukan letak patok yang baik adalah yang dari beton supaya jangan hilang dan

dibuat monographi dengan tiga refernsi untuk patok-patok tertentu , untuk menemukan

kembali bila ada patok yang hilang atau dipindah orang.

- Patok harus diberi nama dan nomor.

- Menentukan section atau titik belokan ( T1 – A1 ) dan diantara patok-patok tersebut

harus ditempatkan patok-patok yang lurus.

- Setiap section merupakan line yang lurus dan pada titik-titik deviasi harus diberi

nomor patok progressive.

2. MARKING OF THE ROUTEUntuk memudahkan menemukan patok harus diberi tanda untuk line-line yang lurus ,

misalnya dengan jalan , pohon , rumah dan lain-lain, makin banyak tanda makin baik dan

tanda tersebut diberi cat warna merah jangan diganti-ganti.

Setelah didapatkan patok-patok pada route yang benar maka patok-patok sementara harus

dibuang .

91

Page 92: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Kesalahan menentukan pegging biasanya terjadi bila tidak dapat melihat satu saction

sehingga hanya memperkirakan sehingga terjadi deviasi.

3. PROFILE DRAWINGToleransi untuk horisontal adalah 1 meter untuk setiap 1000 meter dan toleransi untuk

vertikal adalah 10 cm untuk setiap 1000 meter.

Bila dalam penentuan route kita menemukan transmission lines yang lain atau bangunan-

bangunan , maka benda-benda tersebut harus diukur ketinggiannya , ketinggian benda-

benda tersebut harus digambarkan dalam profile , pada profile juga harus dicantumkan

keadaan tanah disekitar kiri kanan Centre Line , sehingga ground clearance konduktor

yang dipinggir dapat dipenuhi

Slope kanan - - - - -

Slope kiri - . - . - . -

Yang dicatat adalah tanah miring yang lebih tinggi dari Centre Line

92

Page 93: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

4. FIELD BOOKDari data yang didapat dicatat dalam field book dibalik halaman setiap lembar dibuat

sket untuk menggambarkan medan.

h S

Staff Reading

1 2 D

progressive

HbPoint Peg a b c H V

Hb = tinggi benda-benda lainnya.

93

a b 2 a c 43 a b 5 a

6

a 7 a b 81

1 2 3 4 5 7 81R

2L CL11 m

11 m

SECTION SECTION

1 : 200

1 : 2000

100 s/d 200 m

1 2 3 4

SKET

Page 94: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Data ini semuanya digunakan untuk membuat design dari profile dan untuk menentukan

tower plotting.

Dalam pembuatan profile ini harus benar karena bila tidak benar akan mengakibatkan

kesulitan dalam pelaksanaannya.

5. TOWER PLOTTINGTower plotting adalah berdasarkan dari dua karakteristik yaitu :

- Konduktor Karakteristik

- Tower Karakteristik

Konduktor Karakteristik- Diameter konduktor ( = 22,5 mm )

- P/m = 1.25 Kg / m ( berat konduktor per meter )

- Breake Tension ( B/T ) = 7000 Kg

- Safety Tension ( S / T ) = 2000 Kg

- Span = 500 meter

- Ground Clearance = 15 meter

- Temperature Maximum

- Temperature Minimum

Dari data diatas dapat dibuat Catenery Template.

Catenery Template untuk -Suhu Maximum

-Suhu Minimum

-Ground Clearance

Diameter = 22,5 mm karena tegangan yang digunakan adalah 500 KV adalah syarat

minimum agar tidak terjadi Corona.

Tower Karakteristik- Hight diukur dari Centre Line

- Type ( A , AR , B , C , D , E , FF )

- Extension Body ( -3 , 0 , +3 , +6 , +9 , …… )

94

Page 95: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

- Extension Leg ( -2 ,-1 , 0 , +1 , +2 , +3 , +4 )

- Tension atau Suspension

- Angle Tower atau Line Tower

- Nomor Tower

- Weight Span

- Wind Span

- Ratio dalam persen ( % ) Wh/Wi > 0,5 ( Khusus untuk suspension tower )

- Angle Inclination ( Stub angle )

- H

Dalam pembuatan catenery harus menggunakan tegangan tarik rata-rata atau everyday

tension ( EDT )

Besarnya EDT = 2000 X ( 0,7 ÷ 0,8 ÷ 0.9 )

2000 Kg adalah Tension yang diijinkan , bila menggunakan tension yang diijinkan ( 2000

Kg ) maka bila terjadi penurunan suhu ( dingin ) akan terjadi penyusutan yang berarti

tension akan naik T > 2000 Kg ini akan melebihi tegangan tarik yang diijinkan.

95

S

F = 15 m

Safety Tension pada suhu minimum = 15 oC

Everyday Tension = 1700 Kgpada suhu maximum 45o C

500 m

Page 96: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Wind span tidak akan pernah berubah , tidak terpengaruh oleh perubahan temperature

karena jarak span tidak berubah.

Sedangkan untuk Weight span akan berubah karena terpengaruh oleh perubahan

temperature , yang diambil sebagai syarat adalah yang paling besar antara Weight span

pada temperature maximum atau Weight span pada temperature minimum, dan ini

tergantung pada posisi tower makin tinggi atau makin rendah.

Hal-hal khusus pada weight span :

1. Dalam keadaan horisontal weight span tidak berubah yang berubah hanya sagnya.

2. Dalam keadaan tower lebih tinggi dari yang lain maka weight span lebih besar pada

suhu minimum

96

t 15

o Ct 4

5o C t 1

5o C

t 45

o C

Wh

Wh

Wh = Wh

t 15

o C

t 45

o C

t 15 oCt 45 o

C

Wh

Wh

Wh15oC > Wh45oC

Page 97: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

3. Dalam keadaan tower lebih rendah dari yang lain maka weight span lebih besar pada

suhu maximum

Dalam keadaan tower lebih tinggi lagi dari tower dikiri kananya maka weight span lebih

besar pada temperature minimum dan letaknya akan melampaui tower dikiri kananya.

97

t 15

o C

t 45

o C

t 15 oCt 45 o

C

Wh

Wh

Wh15oC > Wh45oC

t 15 oCt 45 o

C

t 15o C

t 45o C

Wh

Wh

Wh15oC < Wh45oC

Page 98: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

5. Dalam keadaan tower lebih rendah lagi dari tower dikiri dan kananya maka Wh pada

suhu minimum akan berubah diluar span dan hasilnya adalah negatif

Dalam keadaan seperti ini Wh15oC menjadi negatip akibatnya adalah gaya akan

mengarah keatas pada suhu rendah oleh karena itu tower harus type tension bukan

suspension.

98

Wh 15oC

Wh 45oC

Wh 15oC > Wh 45oC

-Wh 15oC

Wh 15oC = Negatip

Wh 45oC = 0

_

Page 99: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

6. Keadaan tower yang berturut-turut lebih tinggi dari yang lain dan letak titik

terendahnya berada diluar tower berikutnya , maka weight span akan bergeser

ketower yang lebih rendah.

Dalam keadaan seperti ini maka Cross Arm harus benar-benar diperhitungkan

kekuatannya , dalam keadaan khusus seperti ini harus diperhatikan pemasangan

isolatornya.

99

-Wh 15oC

Wh 15oC = Negatip

Wh 45oC = 0

_

Wh2

Wh3

Wh4

1

2

3

4

5

Wh2

Wh3

Wh4

Page 100: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

XVI. TOWER PLOTTING

Tower plotting adalah merencanakan dimana tower akan didirikan , yang di plotkan pada

gambar profile, untuk menentukan harus diperlukan beberapa informasi yaitu :

- Karakteristik Tower

- Karakteristik Konduktor yang diperlukan untuk membuat catenery template

Penenpatan tower dapat dimana saja dengan memperhatikan type tower dan ground

clearance , misalkan tower No. 2 kita pilh type A 0 kemudian dilihat Weight span dan

Wind spannya kemudian dihitung rationya, batas span antara tower No.1 dan tower No. 2

adalah 1000 meter ini adalah batas tidak boleh lebih karena pada type wind span adalah

500 meter , dari sini tower No.2 dapat ditentukan posisi dan tingginya.

100

BETULSALAH

SALAHBETUL

SUSPENSION

TENSION

Page 101: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Ditinjau dari segi ekonomis jarak wind span yang paling ideal adalah yang mendekati

kurang dari 500 meter , misalnya 495 meter bila melebihi 500 meter kita harus merubah

type tower , ini kurang ekonomis.

Misalkan tower No.2 kita tempatkan tower A 0 wind span 500 meter memenuhi syarat

tapi pada temperature minimum Wh.Max = 580 meter untuk ini tidak mungkin

ditempatkan tower A 0 , karena Wh Max yang diijinkan adalah 500 meter.

Misalkan kita menambah tinggi tower No.3 dalam hal ini ground clearancenya terlalu

tinggi sehingga kurang ekonomis , satu-satunya jalan adalah merubah type tower menjadi

AR 0 yang mempunyai Wh Max yang diijinkan 600 meter, sehingga memenuhi syarat

untuk Wh max 580 meter, setelah ditetapkan tower No.2 adalah type AR 0 maka kita

Chek tower No. 3 dengan melihat tower No.2 dan tower No. 4

Misalkan kita pilih tower No. 3 adalah type A 0 kemudian kita ukur Wh pada

temperature Max misal 250 meter dan Wh pada temperature Minimum misal 210 meter

kemudian kita chek rationya Wh/Wi = 210/500 = 0,4 , untuk ratio Wh yang diambil

adalah yang kecil sedangkan Wi adalah 500 meter untuk ini ratio tidak memenuhi syarat

karena untuk suspension tower Wh/Wi > 0,5 ( dalam proyek ini Wh/Wi > 0,7 )

Maka harus dicari penyelesaian dengan menambah tinggi tower menjadi A + 3 sehingga

Wh berubah menjadi 300 meter untuk temperature minimum sehingga Wh/Wi = 300/500

= 0,6 memenuhi syarat tetapi ground clearancenya menjadi

besar , pilihan kedua merubah type tower menjadi B 0 karena type B adalah tension

tower tidak ada masalah dengan ratio , dari kedua pilihan itu kemudian kita bandingkan

harganya dalam hal ini harga dari type B 0 > A + 3 ( misal harga B 0 = Rp 10 juta

101

Page 102: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

sedangkan A+3 = Rp 9 juta )untuk itu dipilih type A + 3 dengan ground clearance yang

lebih besar.

Dengan perubahan tower No.3 dar A 0 menjadi A+3 maka tower No. 2 akan

terpengaruh karena Wh nya akan berubah misalnya dari 580 meter menjadi 500 meter

maka pada keputusan pertama untuk tower No.2 dengan tower type AR 0 dapat

dirubah kembali menjadi A 0 setelah ditentukan type tower No.2 dan No. 3 kita

tentukan type tower No.4 dengan melihat tower No.3 dan No. 5.

Misalkan Wh/Wi = 390/500 > 0,5 OK, ( dalam proyek ini Wh/Wi > 0,7 ) ground

Clearance OK, jarak antara Tower No.3 ke No.5 = 1000 meter OK, maka dapat

ditentukan tower type A , penentuan selanjutnya adalah sama.

Hal-hal yang harus di Chek untuk setiap tower adalah :

- Wind span harus mendekati kurang dari harga wind span yang diijinkan , dalam

hal ini wind span berbeda untuk masing-masing type tower.

- Weight span pada temperature maximum kita pilih mana weight span yang paling

besar dan dipilih harga yang mendekati kurang dari harga maximum yang diijinkan.

- Chek ratio Wh/Wi > 0,5 untuk tower suspension , Wh diambil yang paling kecil .

Formula yang perlu diketahui 1. Makin tinggi tower makin berat beban yang dipikulnya dan makin rendah tower

makin ringan beban yang dipikulnya

2. Perubahan weight span dipengaruhi oleh perubahan temperature tergantung posisi

tower.

3. Perubahan weight span pada suatu tower akan mempengaruhi weight span pada tower

disampingnya ( dikiri dan kanannya )

Catatan :

Untuk pemasangan isolator pada suspension tower yang tegak lurus kebawah berbentuk

I harga ratio Wh/Wi > 0,5 pada suhu rendah konduktor akan terangkat sehingga dapat

mengakibatkan Flashover.

102

Page 103: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Contoh lainnya

Tower No.1 adalah type FF 0 , tower No.2 adalah type C karena deviasi 15o dan

berada diantara 0o ÷ 30o untuk menentukan Wh nya maka di chek berapa Wh yang

diijinkan untuk deviasi 15 o setelah di chek Wh yang diijinkan adalah 680 meter untuk

deviasi 15 o

Sedangkan Wh max pada temperature rendah adalah 650 meter sehingga type C

memenuhi syarat dan setelah diukur ketinggian tower adalah C 0 kemudian di chek

tower No.3 dengan melihat tower No, 2 dan No.4 karena pada line lurus kita tentukan

103

280m 700m

720m

625m310m

570m

570m

C±0

A ±0

A+3

12

3

4

5

15 o

33 o

4 oT1 T2 T3 T4 T5

1

2

3 4 5 6 7 8

9

10 1111 m

11 m

0

15o

30o

500 680 800

Page 104: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

type A kemudian di chek Wh Max nya setelah diukur adalah 310 meter pada suhu

maximum sedangkan Wh minimum adalah 280 meter dibandingkan dengan Wh Max

dengan Wh yang diijinkan 310 <500 ( memenuhi syarat ) kemudian dilihat rationya

Whmin/Wh = 280/500 > 0,5 memenuhi syarat .

Dari sini dapat ditentukan bahwa tower No.3 dapat ditentukan dengan type A dan setelah

diukur tinggi tower adalah A 0.

Kemudian menentukan tower type D untuk tower No. 4 karena sudut deviasi 33 o ( type

D antara 0 o ÷ 45 o )

Di chek Wh yang diijinkan untuk deviasi 33 o setelah dichek ternyata Wh nya 630 meter

dalam hal ini tower tidak memenuhi syarat karena Wh max lebih besar dari pada Wh

yang diijinkan maka pilihan supaya memenuhi syarat adalah meninggikan tower No.3

menjadi A + 3 sehingga Wh Max nya menjadi 625 meter, sehingga Wh max lebih kecil

dari Wh yang diijinkan sehingga tower type D memenuhi syarat begitu selanjutnya .

Setelah tower plotting selesai maka didapat data sebagai berikut :

- Jarak tower dari titik awal

- Jarak tower dari peg-peg sebelum dan sesudahnya

- Jarak ground clearance minimum

- Level pada ground clearance minimum

- Span antara tower dengan tower sesudahnya .

104

0

30o

45o

500 630 900

Page 105: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Kemudian setelah didapat data tersebut diadakan tower Pegging.

XVII. TOWER PEGGING

Misal kita dapatkan tower No.2 adalah type A datanya adalah :

Tinggi tower = 37 meter

Span = 450 meter

Jarak ground clearance minimum dari tower 2 adalah 310 meter perbedaan level adalah

3 meter dan letak tower Peg adalah +20 meter dari peg No. 3 kemudian dari data tersebut

kita kelapangan untuk mencari lokasi tower peg, pertama kita berjalan dimulai dari titik

T1 sampai menemukan peg No.3 kemudian kita tempatkan instrument di peg No.3 kita

lihat peg No.4 dan dibalik untuk melihat peg No.2 , begitu diulang sehingga kita

dapatkan line yang lurus kemudian kita ukur sejauh 20 meter dari Peg No.3 setelah

didapat instrument kita pindahkan ke

peg tower No.T2 dari sini kita lihat peg No. 2 dan dibalik melihat Peg No.4 agar tower

peg berada pada line yang lurus , stelah didapat peg tower T2 maka :

- Chek span T2 ke T1 bila jaraknya 450meter berarti betul ( OK )

105

4m

250m310m15m

500m 600m450m

1 2

5

43

3m

LPLP1 2 3 4 5

6

7 8 9 1030o

25o20m

37m

FF± 0

Page 106: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

- Chek levelnya bila perbedaan level = 3 meter berarti betul ( OK ) pada ground

clearance minimum

- Chek jarak titik ground clearance minimum bila jaraknya 310 meter dari T2

berarti betul ( OK )

Bila ukuran-ukuran diatas sudah cocok berarti letak tower peg sudah betul , bila salah

satu tidak cocok berarti terjadi kesalahan .

Setelah lokasi tower peg betul kemudian kita ukur sejauh 50 meter kedepan dan 50 meter

kebelakang , kita tempatkan peg baru pada kedua titik tersebut dan warnanya dibuat

berbeda dari peg-peg sebelumnya, kemudian kita membuat sket untuk cross diagonal

section pada lokasi tower tersebut kemudian dibuat profile.

Dari cross diagonal ini dapat kita tentukan extension legnya , yaitu dengan menempatkan

model tower type A diatas cross diagonal section tersebut dan dari sini dapat dibaca ,

karena type tower A 0 , sedangkan tinggi tower adalah 37 meter ,maka model

ditempatkan 1 meter lebih tinggi diatas centre peg , kemudian dibaca extension legnya ,

misalnya A = -1 ; B = -1 ; C = +1 ; D = +1 , setelah data tower didapat maka dibuatlah

structure list, setelah itu baru dilakukan axcavasi.

106

AB

CD

LPLPCL

A

D C

B

Skala : H : 1 : 100 V : 1 : 100

Page 107: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Setelah selesai tower No.2 kita lanjutkan ke tower No.3 yaitu tower sudut dengan deviasi

30o yang ber ada tepat di peg No.5 kemudian kita tempatkan instrument pada peg No.5

kemudian kita lihat peg No.6

Dan digeser kekiri sejauh 30o kemudian dibalik melihat peg No.4 dan digeser sejauh

150o kekanan kita tempatkan peg instrument kita balik sehingga didapatkan garis bagi

sudut 30o dan kita tempatkan bay sector peg dikedua titik tersebut , kemudian instrument

kita putar sejauh 90o kekiri kita tempatkan peg didapat bay sector untuk sudut 180o -30o

Dari profile kita dapat :

- Jarak span = 500 meter

- Jarak ground clearance minimum = 250 meter

- Level 4 meter

- Tower type C dengan ketinggian C +3

107

CLCL

30o

180o-30o

4

5

6

CT

BP

BP

BP

BP

Page 108: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Dari data diatas kita chek dan kita cocokan , setelah cocok kita buat cross diagonal

section , setelah dibuat cross diagonal section kita plotkan model tower C+3 dan dapat

diketahui extension legnya.

Setelah model diplotkan diatasnya ternyata leg-legnya tidak tepat sehingga kita geser

sejauh 0,5 meter kebawah dan kita dapatkan leg tepat untuk A=-1 ; B=-1 ; C= +1 ;

D= +1 dan - = 0,50meter

Catatan :

- Bila data tidak cocok misal level pada ground clearance , misal dari profile 3

meter tetapi kenyataannya 5 meter maka bila terus dilaksanakan ground clearance

akan terganggu

108

-1

-2

+1

+2 +2

+1

-1

-2A

D

B

C

CL

T3

A B

CD

Page 109: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

- Akibat = -0,50 meter maka ketinggian tower akan berkurang 0,50 meter dan

ground clearancenya pun berkurang oleh karena itu pada waktu tower plotting ground

clearance minimum dilebihkan antara 20 ÷ 50 centi meter.

- Bila extension leg melebihi dari 4 meter ( +4 ) misalnya +5 atau +6 , karena

design leg untuk lebih besar dari +4 tidak ada maka harus dibuatkan special leg atau

tanah ditalud ( dibenteng ) sehingga leg dapat dikurangi menjadi +4.

XVIII. SOIL INVESTIGATION DAN GAYA YANG BEKERJA PADA TOWERSoil investigation adalah penyelidikan keadaan tanah .

Untuk mendirikan tower kita harus mengetahui keadaan tanah yang akan menentukan

jenis pondasi yang sesuai dengan keadaan tanahnya , apakah keadaan tanah itu

lembek, normal , atau keras berbatu .

Kita selidiki bearing capacity dari tanah yaitu dalam setia 1 cm2 luas tanah dapat

menahan berapa Kg , dalam hal ini biasa kita sebut dengan Sigma tanah , harga sigma

tanah berkisar antara 0,01 ÷ 300 Kg/cm2

Dari sini kita dapat menentukan berapa luas pondasi yang disangga oleh tanah.

L2 adalah luas tanah yang menyangga pondasi

109

Page 110: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

1. Angle of FrictionAngle of friction adalah untuk mengetahui besarnya sudut friction dari tanah , harga

angle of friction berkisar antara = 0o ÷ 45o .

Untuk mengetahui angle of friction dari tanah harus dilakukan pengujian yaitu dengan

mencabut pondasi tersebut dan akan terjadi tanah disekitar pondasi akan ikut terangkat

diluar tanah urugan , banyaknya tanah yang ikut terangkat adalah tergantung besarnya

sudut yang terbentuk ( angle of friction of soil berkisar antara = 0o ÷ 45o ).

2. Diagram of Force ( Diagram gaya )

110

Tanah urug

Tanah yang ikut terangkat bila pondasi dicabut

R

F1F2

1

2

F2

F1

R

R

R

F

F

FF

/2

/2

90O

90O

45O

F1 = F2R = (F12+F22)R = F1 2 = F2 2

F1 F2R = F1/Cos = F2/Sin R = (F12+F22)

F1 = F2R = 2FSin /2

1 + 2 + =180O = 200C

F1/Sin2 = F2/ Sin1

= R/Sin R = F1 X Sin / Sin2

= F2 X Sin / Sin1

Page 111: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

3. Gaya-gaya Yang Bekerja Pada Tower

Untuk setiap tower akan bekerja 3 gaya baik untuk angle tower , line tower ,

suspension tower maupun tension tower.

1. Gaya berat , gaya berat ini arahnya kebawah vertikal , gaya berat ini adalah

merupakan berat total dari - Konduktor

- Kawat tanah

- Isolator dan fitting

- Berat tower sendiri

2. Gaya angin , gaya angin ini arahnya horisontal transversal , yaitu gaya angin yang

menabrak dari - Konduktor

- Kawat tanah

- Isolator dan fitting

- Toernya sendiri

3. Gaya tension , gaya ini disebabkan oleh adanya tarikan kawat , gaya tarikan kawat

ini dirasakan terutama pada tower angle , sedangkan pada line tower karena saling

berlawanan maka saling meniadakan , gaya tension yang bekerja sepanjang

transmisi adalah sama.

Contoh gaya-gaya yang bekerja pada tower :

1. Gaya yang bekerja pada line tower

111

TT

W

W

V

R

Misal V = 6000 Kg W = 4000 KgR = ( 60002 + 40002 )

Page 112: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Gaya tension berlawanan arah dan besarnya sama maka saling meniadakan yang

bekerja pada tower tersebut adalah gaya berat vertikal kebawah dan gaya angin

transversal horisontal dari kedua gaya tersebut dapat dicari resultantenya.

2. Gaya yang bekerja pada engle tower , misalkan pada tower suspension dengan sudut

deviasi 2o , misalkan gaya horisontal T = 2000 Kg dan berat W = 5000 Kg

Gaya horisontal yang disebabkan oleh angin misalnya V = 6000 Kg maka total gaya

horisontal adalah : gaya angin + gaya tension akibat deviasi = 6000 + 70 = 6070

Kg.

Gaya yang diperhitungkan adalah gaya maximum yaitu yang searah dengan arah gaya

karena deviasi.

Resultante gaya adalah antara gaya horisontal akibat angin dan tension dengan gaya

berat.

112

T = 2000 kg T = 2000 kg

W = 5000 kg

2o

2o

2o

2 R

T T

Gaya tension akibat deviasi 2o

R = 2 x F Sin 2o/2

= 2 x 2000 Sin 1o

= 4000 Sin 1o = 70 Kg

Page 113: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Perhitungan untuk gaya yang bekerja pada angle tension adalah sama

3. Gaya yang bekerja untuk tower yang gaya beratnya negatip ( arak keatas )

Kita ambil contoh dengan deviasi 45 o

113

R = ( 6070 2 + 5000 2 ) = 7864 Kg

5000 Kg

6070 Kg

R

R = ( 6070 2 + 5000 2 ) = 7864 Kg

5000 Kg

6070 Kg

R

W =300

T = 2000 KgT = 2000 Kg

V = 500 Kg

W

Page 114: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Gaya horisontal dengan deviasi 45o

R = 2 x F Sin /2

R = 2 x 2000 Sin 22,5 o

R = 1530 Kg

Gaya karena angin = 500 x 1Kg/m = 500 Kg

Total gaya horisontal = 1530 + 500 = 2030 Kg

Gaya karena berat konduktor , karena Weight span berada diluar span maka arahnya

negatip ( Keatas ) W = 300 x 1 Kg/m = - 300 Kg

Jadi resultante gaya antara gaya horisontal dan gaya vertikal adalah :

114

45o

22,5o

V = 500 Kg

R = 1530 Kg

T = 2000 KgT = 2000 Kg

300 Kg

2030 Kg

R = ( 3002 + 20302 ) = 2052 Kg

R = 2052 Kg

Page 115: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

4. Gaya yang bekerja pada terminal tower.

Misal : T = 2000 Kg

W = 250 x 1 Kg/m

V = 250 x 1 Kg/m

( Weight span dan wind span sama )

Gaya horisontal adalah

115

250 Kg

2000 Kg

T

250 mW

RR = (20002 + 2502 ) = 2015 Kg

2000 Kg

250 Kg

2015 Kg

250 Kg

R =(20002 + 2502) = 2015 Kg

R =(20152 + 2502) = 2030 Kg

R

R

Resultante antara gaya horisontal dan gaya vertkal adalah :

Page 116: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Dari contoh-contoh diatas adalah untuk tiap konduktor , untuk 12 konduktor maka harus

dikalikan 12 dan untuk kawat tanah pun harus diperhitungkan.

Sebagai akibat dari gaya-gaya tersebut maka pada tower akan dirasakan tiga macam

gaya yaitu :

1. Gaya Compression ( tekanan ) yang dirasakan oleh pondasi pada setiap kaki tower.

2. Gaya Uplift ( gaya angkat ) gaya angkat dirasakan oleh dua buah kaki tower.

3. Gaya Moment adalah Gaya X jarak ( M = F X H ).

Gaya berat diakibatkan oleh berat konduktor , berat kawat tanah , berat isolator dan

fitting , berat tower sendiri , yang merupakan berat total yang didistribusikan pada

keempat kaki tower , sehingga setiap kaki menerima gaya tekan akibat berat sebesar W/4

( Gaya Compression ).

Gaya yang ditimbulkan oleh tiupan angin yang mengenai konduktor V , isolator dan

fitting dan tower sendiri , gaya angin ini menimbulkan moment dan yang diperhitungkan

adalah tiupan angin yang mengenai konduktor setinggi H dari tanah sihingga M = V X

H, agar tower tetap berdiri maka harus ada moment lawan yaitu gaya yang dirasakan

oleh kaki B dan C karena

116

H

F

F

F

GAYA COMPRESSION

GAYA UPLIFT

GAYA MOMENT

M = F X H

Page 117: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

apabila tidak ada moment lawan pondasi akan terangkat ( Uplift )

Sebagai referensi adalah kaki A dan D , misal moment lawan adalah MX besarnya adalah

MX = X x L X = gaya lawan arah kebawah

L = jarak antara kaki tower

Untuk tetap seimbang maka M = MX sehingga :

V x H = X x L X = VH/L , bila V , H , dan L diketahui maka X dapat dihitung.

117

W

V

H

C = W/4

C = W/4 C = W/4

C = W/4

L

Y

X

L

L

V V

W W

BA

CD

Page 118: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Akibat kedua adalah timbulnya gaya tekan ( Compression ) yang disebabkan oleh

moment M yang dirasakan oleh kaki A dan D karena adanya gaya tekan ini maka pada

kaki A dan D harus ada gaya lawan keatas agar pondasi tidak ambles dan tower tidak

roboh kita sebut moment My dan sebagai referensi adalah kaki B dan C .

My = y x L untuk tower tetap berdiri maka M = MY .

V x H = Yx L Y = VH/L.

Jadi akibat gaya-gaya tersebut kaki A dan D akan merasakan gaya Compression sebesar

W/4 + Y/2 .

Y = Gaya tekan lawan akibat gaya yang ditimbulkan oleh angin , yang dirasakan oleh dua

kaki A dan D , jadi untuk setiap kaki adalah Y/2 .

Untuk kaki B dan C akan merasakan gaya Uplift yang besarnya adalah W/4 – X/2 .

X/2 adalah gaya lawan ( arah kebawah / minus ) yang dirasakan oleh kaki B dan C akibat

moment yang disebabkan oleh angin , jadi gaya Uplift yang dirasakan setiap kaki adalah

X/2.

Contoh 1 : perhitungan gaya yang bekerja pada tower :

118

V =6000 Kg

H

C w = 1250 KgCv = 11700 Kg + 12950 Kg

L

Y

X

L

L

W = 5000 Kg

BA

CD

C w = 1250 Kg

Cv = -11700 Kg - = -10450 Kg

C w = 1250 KgCv = 11700 Kg + = 1290 Kg

C w = 1250 Kg

Cv = -11700 Kg - = -10450 Kg

Page 119: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

H = A 0 = 36 meter

L = 10 meter ( Jarak kaki )

Gaya Compression yang dirasakan setiap kaki akibat berat adalah W/4 = 5000/4

= 1250 Kg.

Moment akibat angin M = H x V , moment lawan MX = X x L ( pada kaki B dan C )

Agar seimbang maka M = Mx = H x V -- X = HV/L = 36 x 6000 = 23400 Kgm

sehingga gaya uplift yang dirasakan kaki B dan C = 23400/2 = 11700 Kg.

Moment lawan akibat gaya tekan pada kaki A dan D adalah sama dengan gaya angkat

pada kaki B dan C = 11700 Kg.

Gaya total yang dirasakan setiap kaki :

- Kaki A dan D akan menderita gaya compression sebesar W/4 + Y/2 = 1250 +

11700 = 12950 Kg

- Kaki B dan C akan menderita gaya sebesar W/4 – X/2 = ( gaya angkat dikurangi

gaya uplift ) = 1250 – 11700 = - 10450.

Karena arah angin berubah-ubah maka untuk setiap kondisi kaki tower harus tahan

terhadap gaya tekan (compression) sebesar 12950 kg dan tahan terhadap gaya angkat

(Uplift) sebesar 10450 Kg.

Dari sinilah sigma tanah diperlukan , sigma tanah berkisar antara = 0,01 ÷ 300 Kg/cm2.

Misalkan = 1 Kg/ cm2 maka luas tanah yang harus menyangga pondasi adalah: Untuk

menahan beban sebasar 12950 Kg diperlukan luas tanah selebar :

L2 = 12950 Kg/1Kg/cm2 . L = (12950 ) = 1,13 m2 . atau diambil lebih besar 1,3

m2 , dan bagaimana dengan gaya uplift ?

Misal gaya Uplift sebesar – 10450 Kg maka harus ditinjau :

1. Berat pondasi

2. Tanah urugan diatas pondasi

3. Angle of friction dari tanah.

Berat pondasi /m3 = 2000 Kg / m3 ( misal )

Berat tanah / m 3 = 1000 Kg ( misal )

119

Page 120: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Perhitungan sebagai berikut :

Volume slub = 1,3 x 1,3 x 0,5 = 0,85 m3 .

Volume Plinth = ½ h ( a2+ b 2+ ab )

= ½ x 0,5 ( 1,32+ 0,32 + 1,3x0,5 ) = 0,4 m3 .

Volume Chimney = 0,3 x 0,3 x 3 = 0,27 m3 .

Total volume pondasi = 0,845 + 0,4 + 0.27 = 1,515 m3.

Berat total dari pondasi = 1,515 x 2000 = 3030 Kg.

Volume tanah diatas pondasi = (1,3 x 1,3 x 4) - 1.56 = 5,2 m3 .

Berat tanah diatas pondasi = 5,2 x 1000 = 5200 Kg

Berat tanah yang ikut terangkat apabila pondasi dicabut misalnya 7 m3 atau

7000 Kg

Maka berat total = 3030 + 5200 + 7000 = 15320 Kg.

Berhubung gaya Uplift sebesar = -10450 dan angka keamanan misal diambil 2 maka

pondasi harus tahan terhadap gaya uplift sebesar = - 10450 x 2

=- 20900 Kg.

Karena yang dipenuhi baru 15320 Kg berarti masih kurang sebesar 20900 – 15320 =

5670 Kg, maka harus diadakan tambahan untuk pondasi yaitu merubah luas slub dan

plinth dari pondasi.

Data real yang dipakai untuk transmisi 500 KV Ungaran – Cirebon dan Cirebon – Ba

ndung .

120

Page 121: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

EAL CONDUCTOR DATA

LINE Ungaran - Cirebon Cirebon - Bandung

NAME ACSR “ DOVE “ ACSR “ GANNET “

DIAMETER 23,55 mm 25,76 mm

BERAT/ METER 1,15 Kg/m 1,37 Kg/m

Tension pada 25O C 19130 N 22900 N

EDT 25 O C 25 O C

Temperature Min 15 O C 15 O C

Ground Clearance Minimum 15 meter

Road Clearance Minimum 21 meter

House Clearance Minimum 8,5 meter

REAL TOWER DATA

DOVE GANNET

IDEAL SPAN 500 Meter 500 Meter

IDEAL SAG 21 Meter 21 Meter

IDEAL HIGHT 36 Meter 36 Meter

MAX.SPAN 850 Meter 850 Meter

ANGLE TYPE VS WS W/V min VS WS W/V min

O ÷ 5 A 550 1500 0,35 495 1250 0,35

O ÷ 5 AR 550 1080 0,35 495 1250 0,35

O ÷ 10 B 550 1000 - 495 990 -

O ÷ 30 C 550 1000 - 495 990 -

O ÷ 45 D 550 1000 - 495 990 -

O ÷ 60 E 550 1000 - 495 990 -

121

Page 122: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Contoh 2 :

Contoh 2 :

Gaya-gaya yang bekerja pada kaki A dan B :

Cw = + 1200 Kg

U-L = - 7875 Kg

U-L = - 16301 Kg

Total Gaya = - 22976 Kg ( Uplift )

Gaya-gaya yang bekerja pada kaki C dan D :

Cw = + 1200 Kg

U-L = + 7875 Kg

U-L = + 16301 Kg

Total Gaya = + 25376 Kg ( Compression ) .

Apabila arah angin berlawanan dengan arah semula maka gaya yang bekerja pada :

122

Max. W = 400m

Min. W = 350m

A B

CD

T=2000 Kg T=2000 Kg

w

V

CL

450 m

550 m

Max. W = 400m

Min. W = 350m

A B

CD

T=2000 Kg T=2000 Kg

w

V

CL

450 m

550 m

Page 123: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Kaki A dan B = 1200 + 7875 – 16301 = - 7226 Kg ( Uplift )

Kaki C dan D = 1200 – 7875 + 16301 = 9326 Kg ( Compression )

Gaya-gaya yang harus diperhitungkan adalah gaya-gaya yang paling besar atau paling

kritis dalam hal ini adalah :

- Kaki A dan B = - 22976 Kg ( Uplift )

- Kaki C dan D = + 25376 Kg ( Compression )

Dan masih perlu diingat faktor keamanan K = 2 ÷ 3

Apa akibat gaya uplift sebesar – 22976 Kg terhadap pondasi A dan B ?

Misal sudut Inklinasi = 10 ( sudut stub ) , gaya kita urai menjadi dua komponen arah

sumbu x dan y .

Apa akibat dari gaya compression sebesar 25376 Kg terhadap pondasi C dan D

Seperti pada gaya uplift gaya kita urai menjadi dua komponen kearah sumbu x dan y

123

Uplift Y

S

y

x

Gaya yang bekerja pada sumbu y

Y = 22976 Cos 10O = 22627 Kg

Gaya yang bekerja pada sumbu x

S = 22976 Sin 10O = - 3989 Kg

Gaya yang bekerja pada sumbu x inikita sebut gaya Shear ( S ) gaya inicukup berbahaya terhadap pondasi

Compression

Y

S

y

x

Gaya yang bekerja pada sumbu y

Y = 25376 Cos 10O = 24990Kg

Gaya yang bekerja pada sumbu x

S = 25376 Sin 10O = 4406 Kg

Gaya yang bekerja pada sumbu x ini

kita sebut gaya Shear ( S ) gaya ini

cukup berbahaya terhadap pondasi

Page 124: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Dari contoh diatas dapat diambil kesimpulan bahwa untuk setiap tower akan bekerja tiga

gaya yaitu :

1. Gaya berat ( Vertikal )

2. Gaya angin ( Horisontal transversal )

3. Gaya tension ( Horisontal Longitudinal dengan centre line )

Akibat ketiga gaya tersebut akan timbul tiga efek gaya yaitu :

1. Compression ( positip ) Vertikal arah kebawah

2. Uplift ( negatip ) Vertikal arah keatas

3. Shear ( positip / negatip ) arah horisontal

Gaya shear akan menjadi positip bila disebabkan oleh gaya Compression dan arahnya

keluar menjauhi tower, dan gaya shear akan menjadi negatif bila disebabkan oleh gaya

uplift dan arahnya kedalam.

Oleh karena itu untuk setiap tower pondasinya harus mampu mengimbangi ketiga efek

gaya tersebut , dan masih perlu diperhitungkan faktor keamanannya. Untuk setiap tower

walaupun typenya sama akan berbeda pondasinya bila jenis tanahnya berbeda , pondasi

selalu berkait dengan pondasi disekelilingnya.

124

C (Max)

S(Max) S(Max)

U-L(Max)

Page 125: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

- Untuk menahan gaya compression harus bearing capacity , bearing capacity

adalah berapa Kg daya sangga tanah seluas 1 cm 2 , untuk setiap jenis tanah akan

berbeda bearing capacitynya ( = sigma ). Misal sigma tanah = 1,2 Kg/cm2

sedangkan gaya compression yang harus disangga adalah 20.000 Kg maka luas tanah

yang diperlukan adalah : S = L2 L2 = 20.000/1,2 = 16.666 cm2 L = 16.666

= 1,29 m.

- Untuk menahan gaya Uplift harus diperhitungkan Berat pondasi dan berat tower

yang disangga oleh satu kaki ditambah back filling ( urugan tanah diatas pondasi )

dan angle of friction , besarnya angle of friction tergantung dari jenis tanah ,

makin lembek tanah makin kecil harga makin keras jenis tanah makin besar ,

harga berkisar antara = 0O ÷ 45O.

125

Page 126: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Cara pengujian bearing capacity

Penambahan gaya dihentikan dan dilihat berapa Kg berat tersebut , misalkan 12500 Kg ,

sehingga dapat dihitung bearing capacity dari tanah yaitu :

= 12500/ ( 1m x 1m ) = 12500/10000 = 1,25 Kc/ cm2.

Setelah itu kemudian dilakukan pengujian yang disebut “ STANDARD PENETRATION TEST “ ,

Pengujian ini yaitu dengan cara : batang dengan penampang 1cm dipukul masuk kedalam tanah dan dicatat

jumlah pukulan serta dalamnya batang masuk kedalam tanah , pemukulan dilakukan dengan berat

tertentu dan ketinggian tertentu.

126

1m

1m

1m

Beton

Diberi gaya Compression makin lama makin besar sehinggasampai pada keadaan tanah mulai berobah ( ambles )

Page 127: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Pemukulan harus dilakukan dengan W yang tetap dan H yang tetap , pemukulan

dilakukan dengan mesin , kemudian dari data yang didapat kemudian dibuat curva antara

jumlah pukulan VS dalamnya batang masuk kedalam tanah.

Misal hasil pengujian adalah sebagai berikut.

Dan curva ini diambil sebagai standard untuk mengadakan pengujian ditempat lain

dimana setiap tower akan didirikan .

Daerah yang berada diatas kurva adalah daerah yang bearing capacitynya dibawah

1,25 Kg /cm2 sedangkan daerah yang berada dibawah curva adalah daerah yang bearing

capacitynya diatas 1,25 Kg/ cm2 .

Untuk pengujian angle of friction ( ) harus diambil sampel tanah yaitu dengan cara

mengebor tanah , sampel tanah diambil misalnya pada kedalaman 1m , 2m , 3m , 4m

dan seterusnya.

127

10

20

40

1 2 3 4 5 10 15 20 25 30

100

80

60

120

1400

160

Misal 5 Kg/cm2

1,25 Kg/cm2

Misal 0,6 Kg/cm2

Page 128: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Setelah didapat sampel tanah kemudian dibawa ke laboratorium untuk dilakukan

pengujian dan ditentukan besarnya .

Nomor Tower 1 2 3 4 5 6 7 8

0,5 1 1,5 0,5 0,5 0,5 1,5 2

1O 2 O 3 O 1 O 1 O 1 O 3 O 4 O

Type Tower

A

A A A A A A A A

Jenis Pondasi 1A 2 3 1A 1A 1A 4

Type Tower

B

B B B B B B B

Jenis Pondasi 1B 4B

Type Tower

CJenis Pondasi

128

Page 129: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Misalnya untuk type tanah dibedakan dalam kelas :

- C1 = Very Soft Soil

- C2 = Low Soft Soil

- C3 = Normal Soil

- C4 = Hard Soil

Type Tower TYPE OF SOIL

Class C1 C2 C3 C4

0,5 1,0 2,0 2,5

1O 2 O 3 O 5 O

TYPE PONDASI

A F1 F2 F3 F4

AR F1 F2 F3 -

B F1 F2 F3 -

C F1 F2 - -

D F1 - - -

E F1 F2 - -

FF F1 - - -

F1 . F2 , F3 . F4 adalah type pondasi yang sesuai dengan type tanah

Dari data diatas dapat diambil kesimpulan yaitu :

- Untuk setiap type tower efek gaya yang ditimbulkan adalah sama

- Untuk type pondasi maka jenis pondasinya adalah sama

- Untuk type tower yang berbeda tapi jenis tanahnya sama maka jenis pondasinya

adalah sama tetapi ukuranya yang berbeda

Pondasi untuk type tower A jenis pondasi F1 lebih kecil ukuranya dibanding dengan type

tower B dengan jenis pondasi F1 karena efek gaya yang ditimbulkan oleh type tower A

lebih kecil dibanding efek gaya yang ditimbulkan oleh type tower B.

Pemilihan type pondasi ditentukan oleh bermacam-macam faktor :

- Biaya material

- Biaya buruh

129

Page 130: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

- Biaya transportasi

- Keadaan lokasi

- Peralatan

- Dan sebagainya

Pada proyek EHV 500 KV pondasi yang digunakan adalah 3 macam :

- Standard normal

- Special

- Pilled

Oleh karena itu jenis tanah hanya dibedakan menjadi 3 kelas yaitu C1 , C2 , C3

Dan dapat dibuat tabel :

Type tower C1 C2 C3

A N S P

AR N S P

B N S P

C N - P

D N - P

E N S -

FF N - -

Untuk dimensi dari pondasi harus dilihat efek gaya yang ditimbulkan oleh setiap type

tower sehingga ukuranya dapat ditentukan.

Setelah didapat datanya kemudian dibuat structure list.

130

A B

CD

CLC U

Page 131: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

No,

Tower

Type

Tower Angle Span

Calculate Span Type

Pond.

Leg Extension

W V A B C D

1 FF - - 300 237,5 N 0 0 0 0 0

475

2 A+3 - - 590 465 N +1 +1 0 0 +0,30

455

3 AR+6 2O30’ - 390 482,5 S 0 +1 +1 0 +0,20

510

4 B0 9O30’ 450 527,5 P +1 +2 +2 +1 +0,50

Dst.

Pengujian Pondasi

Pondasi setelah selesai dibangun maka diadakan pengujian dengan peralatan khusus yaitu

untuk :

- Compression diuji pada gaya compression maximum yang telah ditentukan

- Uplift diuji pada gaya uplift yang telah ditentukan

Bila terjadi perobahan lebih besar dari 2,5 mm maka pondasi itu tidak baik dan harus diganti

Pondasi dan titik Excavasi

Untuk setiap tower akan bekerja tiga gaya yang akan menimbulkan tiga efek gaya pada

pondasi yaitu Compression , Uplift dan Shear.

Untuk setiap type tower dimana tower itu dipasang dan berapa tingginya efek yang

ditimbulkan akan tetap sama.

Chek apakah betul untuk tower dengan type sama menimbulkan efek gaya yang sama .

131

Page 132: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Misal Type twer A 0 = 10 m lebar kaki.

- Chek untuk weight span ( W ).

Weight akan selalu sama dibag 4 untuk weight span yang bekerja untuk setiap kaki

yang lebar maupun yang sempit.

Compression yang ditimbulkan akan tetap sama C1 = W/4

- Chek untu wind span ( V )

Misal Compression yang disebabkan oleh wind span adalah C2

Maka V H = C2 A untuk setiap kaki

C2 = VH/A V = Constan

VH1 = C2 A1 C2 = VH1/A1

VH2 = C2A2 C2 = VH2/A2

VH3 = C2 A3 C2 = VH3/A3

Ratio dari H/A = H1/A1 = H2/A2 = H3/A3 dst Constan

Karena sudut inclinasi dari stub adalah tetap

132

+s

+s

+s

+s

+s

-s

-s

-s

-s

-s

C

C

C

C

C

U-L

U-L

U-L

U-L

U-LA= 10m

A1

A2

A3

A4

V

H = 36 m

H1

H2

H3

H4

Sebagai contoh tower type A dengan lebar kaki 10 mdan tinggi tower 36 meter

Page 133: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Misal A = 10 ; h = 36 H/A = 36/10 = 3,6

Untuk A+3 = 39 39/A1 = 3,6 A1 = 39/3,6 = 10,8

Untuk A + 9 = 42 42/A2 = 3,6 A2 = 42/3,6 = 11,6

Extension body = 3 meter , pertambahan lebar = 0,8m

Untuk satu sisi = 0,8/2 = 0,4 m

Jadi tan = 0,4/3 = 7,6O.

Jadi terbukti efek gaya yang ditimbulkan akan tetap sama biarpun terjadi extension

body maupun extension leg karena ratio constan dan sudut inclinasi sama.

Tower dengan type yang berbeda maka efek gaya yang ditimbulkan akan berbeda

pula .

Efek dari type A < B < C < D < E

Oleh karena itu sudut kemiringan stub akan berbeda pula A < B < C < D < E

Contoh perhitungan :

Tower type A0 H = 36 m dan A = 10 m

V = 7000 Kg

W = 4000 Kg

C1 = 4000/4 = 1000 Kg ( tidak begitu penting )

Yang berbahaya akibat angin

X1 = 36 x 7000/10 = 25200 Kg

C2 = 25200/2 = 12600 Kg

A + 3 H = 39 m

X2 = 39 x 7000 / A1 = 25200 A1 = 10,83

Tan = ( 0,83/2 ) / 3 = 7,52 O.

133

10/2 = 5 m

(5 + 0,8/2) m

Stub

Page 134: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Misal untuk type B lebar kaki = 11 meter

Akibat deviasi misalkan menghasilkan resultante R = 1000 Kg

Maka gaya horisontal total = 7500 + 100 = 8500 Kg

Moment = 8500 x 36 = X x 11 X = 27800 Kg

C2 = 27800/2 = 13900 Kg

Berapa jarak A1 bila tinggi tower type B + 3 H = 39 m

A1 = ( 8500 x 39 )/27800 = 11,95 meter

Tan B = {( 11,95 – 11 ) 2 }/3 = B = 8 O 41’

Jadi A < B = 7,52 O < 8 O 41’ .

Excavasi , foundation and Soil

( REAL SOIL AND FOUNDATION DATA UNGARAN – CIREBON – BANDUNG )

Jenis tanah dan pondasi dibedakan menjadi beberapa kelas

134

Page 135: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Tanah normal kering ( Normal Dry Soil )

Kelas tanah dibedakan menjadi :

1. Tanah normal kering ( Normal dry soil ) yang digolongkan menjadi tiga jenis

dengan perbedaan bearing capacity

- C1 = 1,3 Kg / Cm

- C2 = 0,7 Kg / Cm

- C3 = 5 Kg / Cm

- a< b <c

- H1 < H2 < H3

- 1 > 2 > 3

2. Tanah berbatu ( Rock soil ) C4 R

3. Tanah basah ( Wet soil ) C5 ( Normal Special )

- H4 > H3

- c > c

- tetapi 4 > 3

Jenis tanah yang kondisinya seperti ini diperlukan pondasi jenis normal special

dengan pembesian

4. Tanah sangat basah dan berlumpur ( Soft Wet Soil ) untuk jenis tanah seperti ini

menggunakan jenis pondasi Special dan pilled

135

Page 136: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Ada satu jenis tanah yang jenisnya berada diantara C3 dan C6 yaitu kita namakan

C3M yaitu jenis tanah yang bearing capacitynya seperti kelas C5 tetapi keadaan

tanahnya kering

Pondasi yang digunakan jenis normal tetapi ukuranya diatas C3 jenis pondasi ini

menggunakan sedikit pembesian

XIX. STUB SETTING

Setelah dilakukan excavasi kemudian dilakukan stub setting .

Perlu diingat bahwa dalam melakukan excavasi harus hati-hati dan teliti jangan sampai

penggalian kelebihan dalamnya bila hal ini terjadi maka tidak boleh diurug dengan

tanah tetapi harus dicor dengan beton , dalam melaksanakan penggalian harus selalu

diukur kedalamannya dengan ukuran batang kayu , setelah selesai excavasi kemudian

dilakukan stub setting.

Dalam melakukan stub setting bila tidak ada peralatan maka dipergunakan tower bagian

bawah , yaitu bagian base dari tower dirakit sementara ( Temporer )

Dibagian bawah dari stub harus dipasang beton ganjal sebagai penyangga stub .

Setelah bagian bawah base dirakit kemudian dilakukan pengechekan :

1. Centre tower harus berada di centre line ditengah-tengah , batang yang memotong

centre line dilot tegak lurus pada centre line

2. Chek horisontal diagonal harus sama panjangnya.

3. Chek level harus sama .

- Toleransi ke centre line = 1 cm

136

Page 137: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

- Toleransi panjang diagonal = 0,5 cm

- Toleransi level = 1 ÷ 2 mm

Dapat juga menggunakan V Block , V Block ini pada prinsipnya hanya sebagai pemegang

stup supaya tidak bergerak dan mengatur kemiringan dari stubsedang pengukuranya tetap

menggunakan instrument , Vee Block ini dipergunakan untuk setiap kaki.

Yang perlu diperhatikan dalam excavasi

Batas limit yang harus diperhatikan dalam excavasi :

137

Ditengah batang harus di lot ke centre line

Beton kecilsebagaipenyanggastub

1 3 4 5 6

Page 138: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

1. Excact posisi leg ( Presisi )

Harus diperhatikan perbedaan kaki dan perbedaan posisi excavasi.

2. Excact level botom of excavasi.

Dalam praktek bagaimana membuang tanah bekas galian , yaitu harus dibuang searah

diagonal arah keluar agar tidak mengganggu pekerjaan , disamping itu mengganggu

peg-peg yang berada di centre line karena peg-peg tersebut setiap saat masih

dipergunakan , penggalian ini dapat dilakukan dengan tenaga manusia maupun

dengan tenaga mesin.

Level diukur dengan instrument dan dicocokan pada model.

XX. VOLUME PONDASI

Setelah selesai excavasi dan stub setting maka dibuat pondasi.

Material yang dibutuhkan untuk membuat pondasi adalah :

1. Grvel ( koral )

2. Sand ( pasir )

3. Cement ( semen )

4. Air

5. Form Work ( cetakan / bekisting ) dibuat dari besi

Material-material tersebut harus memenuhi syarat-syarat Qualitas dan Quantitas .

1. Kuantitas

Misal jenis pondasi adalah normal kelas C2

138

Page 139: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Untuk mengetahui jumlah material yang akan dipakai maka harus dihitung

volumenya.

Volume slub :

2 x 2 x 0,5 = 2 m 3

Volime Plinth:

(1/3) h ( a2 + b2 + ab ) = (1/3) 0,75 ( 22 + 0,52 + 2 x 0,5 ) = 1,1325 m3

Volume Chimney :

0,5 x 0,5 x 2,75 = 0,7 m3 .

Total volume untu satu kaki = 2 + 1,3125 + 0,7 = 4,0125 m3 .

Total volume untuk 4 kaki adalah = 4 x 4,0125 = 16,05 m3 .

139

d

C2

0,5

0,75

2,75

0,5

2 m

2 m

Page 140: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Kemudian dihitung masing-masing volume materialnya , volume koral akan lebih

besar karena koral tidak dapat homogen ( solid ) dan masih berongga.

Volume - koral = 0,8 x 16,05 = 12,84 m 3 .

- pasir = 0,4 x 16,05 = 6,92 m 3 .

- semen = 300 Kg x 16,05 = 0,4 m 3 5250 Kg

- air = 100 Kg x 16,05 = 1,6 m 3 1750 Kg

_________________________________________

Total Volume = 21,26 m 3 .

Karena material tidak solid maka masing-masing material ditambah agar jangan terjadi

kekurangan dalam pelaksanaan pekerjaan .

Koral + 0,5 m3 , pasir + 0,3 m3 , semen + 50 Kg dan air dibuat 2000 Kg

Penempatan material dilokasi harus tepat karena jangan sampai mengganggu pekerjaan

yang lain.

2. Kualitas

Kualitas dari koral adalah tergantung dari jenis pondasi dan ukuranya :

- 2 ÷5 cm untuk normal pondasi .

- 1÷ 2 cm untuk Reinforcing foundation ( Pondasi dengan pembesian )

- 0,5 ÷ 1 cm untuk Pilled foundation ( pondasi pancang )

- Koral harus dicuci bersih

- Pasir harus dicuci bersih dengan air karena adanya organik soil akan mengganggu

perekatan material satu sama lainnya.

- Kualitas semen ada bermacam-macam yaitu Quick Hard dan Slow Hard , serta

Hight Compression dan Low Compression

Yang paling baik adalah Hight Compression dan slow Hard ( ini yang kita pilih )

Kualitas air harus bersih jernih , semen harus disimpan dalam ruangan yang tertutup

dan kering tidak boleh kena hujan .

140

Page 141: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Setelah syarat kuantitas dan kualitas dipenuhi maka kemudian di mixer , kita tidak

bisa mixer 16,05 m3 sekaligus tetapi harus bertahap, untuk itu dibuatlah takaran dari

kayu berupa kotak dengan ukuran panjang , lebar , tinggi 0,5 meter.

Sehingga mempunyai volume 0,125 m3 .

Perbandingan 0,8 koral 2 kotak + 04 pasir 1 kotak mendapatkan volume 2 kotak atau

= 0,125 x 2 = 0,25 m3 .

Kebutuhan semen 300 Kg untuk 1 m3 jadi untuk 0,25 m3 dibutuhkan semen 300 x

0,25 = 75 Kg atau kurang lebih 2 zag. Untuk total beton yang akan terbentuk = 0,25

m3 .

Setelah itu kemudian diadakan pengecoran, misal ditentukan tebal slib 0,5 m maka

pada waktu pengecoran harus diukur dengan batang besi sepanjang 0,5 meter dan

ditancapkan pada slub yang sedang dicor , setelah sampai ketinggian yang diinginkan

kemudian diratakan dan dipadatkan , setelah selesai kemudian diatasnya diletakan

Form Work untuk Plinth.

Form work adalah cetakan beton dari besi , setelah dipasang dan dibaut kemudian

diadakan pengecoran dan digunakan Vibrator untuk memadatkan , setelah padat dan

penuh , kemudian dipasang Form work untuk Chimney , harus diperhatikan

kedudukan-kedudukan stub harus benar-benar berada di centre dari chimney , toleransi

2 ÷ 3 cm.

141

0,5 m 0,5 m

0,5 m

Page 142: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Form work untuk chimney agar tidak berobah maka harus dipegang dengan batang-

batang kayu, sudut kemiringan chimney harus disesuaikan dengan kemiringan stub

sesuai dengan type tower yang akan didirikan.

Pengecoran beton harus dilakukan nonstop tidak boleh ditunda-tunda , oleh karena itu

persiapan material harus cukup , jangan sampai ditengah-tengah pengecoran material

habis.

Pada saat ditengah-tengah pengecoran diambil dua sampel untuk keperluan pengujian

dilaboratorium , sampel dimasukan kedalam box besi yang ukurannya 20x20x20 cm .

Pada sampel diberi tanggal dan nomor tower.

Sampel kemudian dibawa dan dibiarkan ditempat teduh hingga kering , tidak boleh di

jemur dalam terik matahari , karena bila dijemur hasil pengujian tidak menggambarkan

yang sebenarnya.

Setelah satu hari kemudian dilepas dari box besi , kemudian setelah 28 hari dan sampel

sudah kering dan keras kemudian dilakukan pengujian compression hingga sampel

pecah.

Pengujian dilakukan dengan hydrolik test yang dilengkapi dengan manometer dan

hasil pengujian dicatat dalam daftar .

Luas permukaan yang ditest adalah 20x20cm = 400 cm2 .

Misalkan tekanan sampai 90000 Kg baru beton tersebut pecah maka daya tahan

beton/cm2 adalah 90000/400 = 225 Kg/cm2 .

142

20 cm20 cm

20 cm Tower No :Tanggal :

Page 143: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Kemudian dibuat daftar hasil pengujian untuk setiap tower.

Setelah selesai pada daftar tersebut ditandatangani oleh ketiga pihak

Misalnya - Pemborong ( rekanan )

- Konsultan

- Pemilik proyek ( PLN )

Nomor Tower

Sampel Date

Tanggal diambil

sampel

1

( Kg/cm2)

2

( Kg/cm2)

1 225 230 Tgl : . . . . . . . . .

2 240 220

3 245 210

4 215 230

5 115 250

6 95 125

Pemborong Konsultan P L N

( ) ( ) ( )

Misalnya terjadi kasus seperti tower NO, 5 , kemungkinan pengambilan sampel yang

kurang baik , dan misalnya terjadi seperti kasus tower No.6 harus dilakukan pengujian

ulang, karena batas minimum adalah 200 Kg/cm2 .

143

4 cm

2cm

CAROT

Page 144: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Untuk itu maka pada tower No. 6 pondasinya harus dibor untuk diambil sampelnya

yaitu CAROT dengan ukuran panjang 4 cm dan diameter 2 cm

Setelah diadakan pengujian misalnya didapat 110Kg/cm maka pondasi tersebut harus

dibongkar dan diganti , bila didapat 250Kg/cm maka pondasi tersebut dapat dipakai .

Pengujian CAROT dilakukan dengan peralatan lain dan Khusus.

Form work dapat dibuka setelah 24 jam lebih baik setelah 24 jam , setelah form work

dibuka maka secepatnya dilakukan pengurugan ( Back Filling ) agar pondasi tidak

terkena sinar matahari , pengurugan setiap ketebalan 30 cm dipadatkan sampai selesai

, tanah yang tersisa ditimbun ditengah tower karena bila kena hujan setelah 6 bulan

akan turun dan akhirnya menjadi rata , mengapa daerah sekitar pondasi diratakan

karena kita akan berkali-kali datang untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan lain

seperti :

Erection , insulator fitting , stringing dan lain-lain.

Setelah minimum umur Pondasi 14 hari pekerjaan berikutnya dapat dilaksanakan

namun pada umumnya setelah 1 bulan.

Letak titik untuk Pilled foundation

Pilled foundation digunakan pada type tanah kelas C6

Tower A 0

Lebar kaki = 11 meter

Maka jarak stub ke centre tower (CT ) b = 11/2 2 = 5,5 2 = 7,77 m

c = b – e e = ( 1 2 )/2 = 0,7 m

c = 7,77 – 0,7 = 7,07 m

144

Page 145: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

g = ( f –2 e ) /2 = ( 2 2 – 2 ) /2 = 0,7 m

d = c – f = 7,07 – 0,7 = 6,37 m

a = b + f / 2 = 7,77 + 22 / 2 = 9,18 m

tan = 0,7 / 7,77 = 5O 8’

h = 7,77 / Cos 5O 8’ = 7,8 m

Stub harus diletakan pada centre excavasi yaitu pada titik tengah pada bagian

bawah ( centre bottom excavasi ).

Kemiringan pilled sama dengan kemiringan stub .

Dalam melakukan pilling harus presisi karena bila tidak presisi akan mengalami

banyak kesulitan , sebagai contoh pillet untuk A + 3 dibuat A + 0 karena

kesalahan membaca pada file sehingga pilled yang sudah di cor tidak akan ada

gunanya.

Pilled foundation dengan 6 Pilled

145

0.5 m

0.5 m

1 m

2 m

a = 9,18b = 7,77

c = 7,07d = 6,37

g

f h

e

e = g = 0,7 m

f = 2 2 m

Page 146: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Untuk 6 pilled foundation excavasinya berbeda , untuk tower standard A 0 jarak

kaki = 11m setengah diagonal = 5,5 2 = 7,77 m

Untuk bottom excavasi bila tinggi stub = 1 m dengan inclinasi 6O maka penggeseran

excavasi dibawah adalah 1 tan 6 O = 0,1 m , jadi cebtre tower excavasi dari cebtre

tower adalah 7,77 + 0,1 = 7,87 m.

Untuk pondasi pilled beton yang diuji ( Sample ) adalah hanya beton pillednya saja ,

sedangkan kapnya tidak diuji.

Pengujian pada pilled foundation untuk pengujian compression

Peralatan yang digunakan adalah :

- Mesin hydrolik

- Dinamo meter

146

2m

3m

1m

1m

8,20m

7. 2m

7.77m

d =8,26 md =7,27m

45o

= 6o57’

= 7o54’

Page 147: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

- Fleksi meter

Mesin hydrolik dipergunakan untuk memberikan gaya pada pondasi yang akan diuji.

Dinamo meter dipergunakan untuk mengetahui beban compression yang diberikan ,

sedangkan fleksi meter dipergunakan untuk mengetahui deformasi yang terjadi,

misalnya pada tekanan 40 ton terjadi deformasi 1 mm dan pada 50 ton terjadi

deformasi 2 mm dan pengujian melebihi toleransi 2,4 mm adalah tidak baik ,

biasanya pengujian sampai terjadi deformasi setelah 15 menit jarum deformasi akan

menuju titik nol kembali karena deformasi hanya disebabkan oleh adanya elastisitas.

XXI. RIGHT OF WAY ( ROW )

Setelah selesai dilakukan tower plotting kemudian menentukan lokasi tower

dilapangan dan menemui pemilik tanah untuk mendapatkan persetujuan dimana letak

tower akan didirikan dan memberikan ganti rugi kepada pemilik tanah , agar dalam

147

10t

20t

30t

40t

50t

1 mm

2 mm

3 mm

4 mm

Mesin hydrolik

T SS

Dinamo meter

Fleksi meter

Page 148: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

pekerjaan selanjutnya tidak mengalami hambatan., setelah mendapatkan persetujuan

kemudian dilakukan tower pegging , dan excavasi.

Antara tower pegging dengan excavasi interval waktunya jangan lama-lama untuk

menghindari hal-hal yang tidak diinginkan , seperti pembuangan peg atau ada yang

memindahkan .

XXII. ROUTE CLEARANCE DAN SWUNG OUT

Route clearing adalah daerah dibawah konduktor sejauh 11 m kekiri dan kekanan dari

centre line ( CL ) harus terbuka dan bersih dari pepohonan dan rumah , semua pohon

diatas 7 meter harus ditebang karena ground clearance adalah 15 meter dan house

clearance adalah 8,5 meter hal ini untuk menjaga keamanan .

Berhubung adanya hembusan angin pada konduktor maka akan terjadi simpangan

yang akan mengakibatkan route clearance tidak 22 meter lurus tetapi akan melebar

ditengah-

148

Max = 5 meter

11 meter

11 meter

angin

angin

Page 149: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

tengah antara satu span karena adanya simpangan karema hembusan angin.

Simpangan yang diijinkan adalah maximum 5 meter besarnya simpangan maximum

adalah tergantung dari jarak span dan sag , besarnya sudut simpangan maximum

adalah 15O kekiri dan kekanan

Pengaruh Simpangan Akibat Swung Out Terhadap Ground Clearance

Pengaruh simpangan karena swung out terhadap ground clearance , bila tanah datar

hal ini tidak ada masalah tetapi bila ada side slope , akibat simpangan ini perlu

diperhatikan karena akan mempengaruhi ground clearance

Side slope yang perlu diperhatikan adalah sise slope yang lebih tinggi diukur dari

centre line sedangkan yang lebih rendah dibanding centre line tidak menimbulkan

masalah.

149

15O

15O

x

ab

X = 360

15O 2S

X C

Page 150: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

150

SS

Min GC H

S

GC

SS

½E

Page 151: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Hal ini berlaku untuk side slope yang reguler ( teratur ) tetapi pada tempat-tempat tertentu

terdapar side slope yang tidak teratur ( irregular ) oleh karena itu pada profile harus

dibuat dua macam side slope yaitu :

1. Side slope normal regular di ukur 11 m untu R SS dan L SS

2. Side slope irregular atau special side slope di ukur sejauh 11 + 11 = 22 m baik kekiri

atau kekanan.

151

d

xc15O

XG

½E

H = S + SS + GC

d = S sin 15O

XC = S - S cos 15O = S ( 1 - cos 15O )

XG = d tan XG = S sin 15O tan

SS

tan = SS ½E

XG = S sin 15O SS

½E

XG < XC agar GC Memenuhi syarat

SS normal

11m 11m

SS special

Page 152: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Pohon Yang Harus Ditebang

Pohon yang harus ditebang adalah pohon yang sejauh X dan setinggi H , bila

ketinggianya melebihi H harus ditebang karena bila pohon tersebut tumbang akan

mengenai konduktor .

Elektrical clearance adalah 8,5 meter

Ground Clearance = 15 meter

X = ( H 2 + 15 2 )

d = S sin 15O

½E = 11 meter

152

Page 153: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Pada umumnya yang kita jumpai dilapangan adalah sebagai berikut

153

x ½E

15O

S

15mH

H

11 m 11 mCL

STRIPHarus bersih dari

segala hal

d

Page 154: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

154

GC = 15 meter

Page 155: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Dalam menyelesaikan persoalan route clearing maka harus mecakup segala kondisi

antara lain :

- Ground clearance minimum 15 meter

- Road clearance minimum 20 meter

- House clearance minimum 8,5 meter

- Dan juga harus dipertimbangkan masalah ekonomisnya

Untuk keadaan tanah yang miring :

155

H H

GC

S

d ½ED

d = ( h2 - GC2 )D = d + ½ E

D > ( h2 - GC2 ) + ½ E

H GC

S

d ½E = 11 mD

e

abc

15O

X

Page 156: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

d = S sin 15o .

a = Side Slope

b = a b = a (d + 11 ) d+11 11 11

c = a c = a (e+d + 11 ) e+d+11 11 11

e = D – ( d + 11 )

X = { e2 + ( GC + b – c ) 2 }

H = D ctg – c

Bila H > X maka pohon harus ditebang

XXIII. ACCESS ROADS

Access roads adalah jalan sementara menuju lokasi tower , hal ini sangat diperlukan

karena menyangkut pengangkutan material :

- Material Konduktor

- Material Earth wire

- Material Tower

- Material Insulator dan Fitting

- Material Pondasi

- Dan material-material tersebut yang jumlahnya hampir mencapai 66 ton diangkut

dengan kendaraan khusus bukan oleh manusia .

156

MAIN ROADS

= CL Access Roads

= Main Access Roads

= Main Roads

Page 157: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Untuk memudahkan pengangkutan material dari tower ke tower maka diperlukan

main access roads dan Centre Line Access roads .

Centre Line Access roads diwaktu-waktu kemudian dipergunakan untuk

pemeliharaan .

Untuk mendapatkan Access roads karena menyangkut tanah masyarakat maka jauh

sebelum excavasi harus dilakukan pendekatan terhadap masyarakat, untuk

mendapatkan persetujuan dengan memberikan ganti rugi pada daerah yang akan

dilalui.

XXIV. JENIS-JENIS TOWER

TRIANGLE ARRANGEMENT

Dengan konduktor 2 x 3 fasa dan 2 earth wire

HORISONTAL ARRANGEMANT3 x 3 fasa dan 2 earth wire

157

SINGLE CIRCUIT 3 FASA

Dipergunakan untuk tegangan

30 KV70 KV150 KV

SATU EARTH WIRE

SINGLE CIRCUIT 3 FASA

Dipergunakan untuk tegangan

220 KV330 KV380 KV400 KV500 KV

DUA EARTH WIRE

DELTA ( HORISONTAL ARRANGEMENT )

Page 158: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

VERTICAL ARRANGEMANT 3 x 4 fasa dan 2 earth wire

Dengan konduktor sampai 2 x 3 fasa + 2 x 3 fasa denga satu earth wire.

158

DOUBLE CIRCUIT 2 X 3 FASA

Dipergunakan untuk tegangan

30 KV70 KV150 KV330 KV380 KV

SATU EARTH WIRE

PIRAMIDE ( VERTICAL ARRANGEMENT )

DOUBLE CIRCUIT 2 X 3 FASA

Dipergunakan untuk tegangan

70 KV150 KV330 KV380 KV400 KV500 KV

DUA EARTH WIRE

PIRAMIDE ( VERTICAL ARRANGEMENT )

Page 159: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Dengan konduktor sampai 4 x 3 fasa + 4 x 3 fasa denga dua earth wire

FAMILI PIRAMIDE

159

30 KV70 KV150 KV

30 KV70 KV150 KV220KV380 KV

70 KV150 KV220KV380 KV400 kv500 kv

Single CircuitDouble Earth Wire

220 KV330 KV380 KV400 KV500 KV

Page 160: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

GUYED TOWER

Jenis tower Guyed ini dapat digunakan untuk jenis tower piramide mauoun delta

Untuk jenis tower ini cukup bagus dan harganya murah tetapi sangat berbahaya

karena apabila ada yang memotong salah satu guyednya tower tersebut akan roboh.

Tower jenis ini hanya dipergunakan untuk daerah yang tidak ada penduduknya dapat

dipakai untuk sampai dengan tegangan 380 KV

160

Page 161: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Cara penarikan tali skur adalah membentuk sudut 60 O .

TOWER PORTAL

161

60O

60O60O

60O

60O

60O

CL

Single Circuit Duoble Earth Wire ( Jarang dipakai )

Page 162: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

BAGIAN-BAGIAN DARI TOWER

JENIS-JENIS CROSS ARM

162

STUB

LEG (AND EXTENS)

BASE

BODY (AND EXTENS)

DELTA

TRAVECROSS ARM

E.W.PEAKS

ab

b > a

>30o

a

c > a

>10o

c

aa

<5o

aa

Line Tower

Page 163: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

BASE

.

Rectangular Base dipergunakan untuk menahan gara angin karena momen lawan akan

lebih besar.

163

45O

CL

CLSQUARE BASE(Untuk Tension Tower)

RECTANGULAR BASE(Untuk Suspension Tower )

a = 2/3ba

b

Page 164: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

XXV. SECTION

Satu section adalah antara tension tower sampai dengan tension tower berikutnya.

Equivalent Span dihitung untuk setiap section

164

T S SSSSSS S TT

SSSS TT

T S SS S T

T SS S T S SS S T

SECTION 1

SECTION 2SECTION 1

SECTION 2

SECTION

SECTION

E.S =( S3 )

S>

S

No.S

E.S =

E.S =-50+50 ] VS = 500 m ( Virtual Span )

E.S =

-50+50

-50+50]

] VS = 500 m

VS = 350 m

550 ES

450 ES

400 ES

300 ES

Page 165: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Dalam penggunaannya misalnya kita dapatkan ES = 400 450 m maka bila

menggunakan VS = 500 m tidak tepat karena sebenarnya Ground Clearance kurang dari

15 m , oleh karena itu kita menngunakan VS = 350 m dengan konsekwensi Ground

Clearance lebih sedikit dari 15 m ini lebih baik.

Di Indonesia Template Catenery hanya menggunakan dua model yaitu

VS untuk 450 550 m

VS untuk 300 400 m

Karena di Indonesia perbedaan suhu minimum dan maksimum berkisar antara

15O -- 35 OC , sedangkan di Eropa menggunakan Template catenery sampai 5 model

Yaitu : VS 350 350 - 450

VS450 450 – 550

VS 550 550 – 650

VS 650 650 – 750

VS 350 dst

Karena di Eropa perbedaan temperatur cukup jauh berkisar 70O C yaitu antara – 30O C

sampai +35O C .

Jadi biarpun levelnya tidak sama cara menghitung sag tetap sama tidak berubah sama

seperti perhitungan pada level yang sama dan hasilnya pun tidak berubah

165

x

C

C2

C1

H1 H2

H2-H1

S=C 2 P

8T

S1S

C1 = C2

S1 - S = X

S1 =C1

2 P

8T

Page 166: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Dalam pratek ini dipergunakan untuk pengecekan sag karena sag dan ground clearance

harus benar karena pada kenyataannya medan transmisi tidak selamanya datar.

OFFICE MAP

Transmisi 500 KV adalah line utama dan merupakan proyek besar oleh karena itu harus

diberi tanda pada tempat-tempat khusus di peta terutama pada titik-titik deviasi dan ini

sangat penting.

166

C1

½C ½C

H2 - H1

C

X = S1 - S

X

tan =H2 - H1

C1X = ½C . tan

S1 - S = ½C . tan

= ½C H2 - H1

C1

S1 = S + ½C . H2 - H1

C1

A1

J

B

C

U

MEREDIANS ( BUJUR )

PA

RA

LL

EL

S(

LIN

TA

NG

)

N

Page 167: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Oleh karena itu posisi dari terminal tower dan titik-titik deviasi harus tahu ordinatnya

yang menggunakan ordinat Meredians ( Bujur dan Lintang )

Misalnya pada gambar peta letak transmission lines Jakarta ( J ) Bandung Cirebon

( C ) Ungaran ( U ) dan diantara kota-kota tersebut juga digambarkan letak titik-titik

deviasi.

Bagaimana menentukan arah utara , menggunakan kompas kurang tepat karena kompas

menuju kekutub , tidak tepat keutara tetapi bergeser , cara yang terbaik adalah dengan

menggunakan matahari.

Pertama kita tempatkan teodolit diatas senter tower kemudian tempatkan peg sejauh 50 meter sebagai

referensi kemudian arahkan instrument ke peg referensi dan putar kearah matahari ( antara jam 08.00 –

09.00 pagi ) sebesar sudut , posisi instrument dengan peg referensi membuat sudut horisontal dan

sudut vertikal ( inklinasi ) , kemudian putar kearah matahari ( antara 15.00 –16.00 sore ) ditunggu

sampai posisinya pas matahari lurus dengan instrument dengan sudut inklinasi tidak berubah

167

Peg referensi

Z

8-9 pagi3-4 sore

6 pagi 6 sore

12

Page 168: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Arah utara adalah diputar sebesar sudut = ( 1+ 2 )/2 dari peg referensi .

NOTE :

Untuk melihat matakari tidak boleh langsung karena retina mata akan terbakar , oleh

karena itu teodolit harus diberi filter yang berbentuk prisma sehingga matahari terlihat

menjadi 4 buah dan persinggungan matahari terlihat gelap titik inilah yang kita ambil

sebagai titik tengah matahari.

Setelah didapatkan garis arah utara yang tepat kemudian ditempatkan peg sebagai

referensi , arah utara untuk menentukan sudut yaitu arah dari transmission lines

( Centre Lines ).

Toleransi perbedaan sudut adalah 1O bila terjadi kesalahan lebih dari 1O maka pada waktu

survey pasti terjadi kesalahan , oleh karena itu harus diulang.

168

1

65

4

32

-180

Npeg

N

R

L FORMULA

- 180O = 1+2 + 3 + 4 + 5 + 6

- 180O = 1 ÷ n

Dengan perjanjian - Deviasi angle kekanan - Deviasi angle kekiri

- 180O = -1+2 - 3 + 4 - 5 + 6

Page 169: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Kesalahan pengukuran sudut berakibat besar maka untuk mengoreksi harus dichek

dikedua terminal sehingga bila terjadi kesalahan akan terlihat .

Bila terjadi selisih 1O ( toleransi 1O ) maka setiap sudut deviasi harus diadakan

kompensasi sebesar sudut 1O / No,angle.

Contih :

Misal pada suatu transmission lines mempunyai dua sudut deviasi ( dua tempat )

Misal 1 = 30 O kekiri

1 = 27 O kekanan

sedangkan = +180 O .

= - 282 O .

- 180 O = + 100 O – 282 O + 180 O = - 2 O .

1 + 2 = -30 O + 27 O = - 3 O .

Error = -1 O .

Compensation = -1O / 2 = - 0 O.30’

Karena kompensasi = - 0 O.30’ maka untuk setiap sudut deviasi harus ditambah 0

O.30’ , maka 1 menjadi = - 30 O + 0 O.30’ = -29 O.30’

2 menjadi = 27 O + 0 O.30’ = 27 O 30’

Total = - 2 O

169

27o

30o

27o30’

29o30’

- 180o

Page 170: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

COORDINATES

Dua macam koordinat

1. Polar Coordinates - ( Azimut )

- L ( Distance )

2. Cartesius Coordinates ( X , Y )

PARTIAL COORDINATES

Ubtuk titik A1 sebagai referensi adalah titik T1 maka :

XA1 = L1 cos ( - 90 O )

YA1 = L1 sin ( - 90 O )

XA2= XA1 + L2 sin ( 1 + 2 )

YA2 = YA1 + L2 cos ( 1 + 2 )

170

1

2YA2

YA1

A1

L 2

L 1

XA1XA2

A2

T1

N

Page 171: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

CONTOH

REFERENSI A1 REFERENSI A2 REFERENSI A3 REFERENSI A4

X A2 = D2 sin X A3 = D3 sin X A4 = D4 sin X A5 = D5 sin

Y A2 = D2 cos Y A3 = D3 cos Y A4 = D4 cos Y A5 = D5 cos

TOTAL X A3 = T X A2 + X A3

Y A3 = T Y A2 + Y A3

X A4 = T X A3 + X A4

Y A4 = T Y A3 + Y A4

X A4 = T X A4 + X A5

Y A4 = T Y A4 - Y A5 ( Karena > 90 O )

171

YA2

A1

N

2 3

4

A2 A3

A4

YA3

YA4YA5

TXA2

TXA3

TXA4

TXA5

A5

Page 172: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

KEDUDUKAN LOKASI TRANSMISIION LINES TERHADAP GARIS BUJUR

( GREEN WICH ) DAN GARIS LINTANG ( EQUATOR )

Untuk mengetahui lokasi Transmission Lines harus berlaku secara internasional yaitu

diukur dari jarak garis Green wich dan garis Equator , sehingga umum dapat mengetahui

dimana lokasi koordinat transmission lines tersebut terhadap garis Green wich (Bujur)

dan terhadap garis Equator ( Lintang ) .

Yang harus diketahui lebih dahulu adalah titik Terminal tower kemudian setiap sudut

deviasinya dengan referensi koordinat terminal tower.

Untuk mengetahui geografi koordinat terminal tower maka titik terminal tower tersebut

harus menggunakan salah satu titik referensi yang sudah diketahui geografi koordinatnya

seperti Gunung , Menara TV, dan lain-lain , dari titik ini kita tinggal menambah atau

mengurangkan saja .

Partial Coordinates ( PX T1 dan P Y T1 )

PX T1 = L sin

PYT1 = L cos

172

P.Y

A1

P.XA1 A1

GY

59

GX 59

GX T1

PY

T1

PX T1

L

GY

T1

T1

EQUATOR

GR

EE

N W

ICH

P.XA1 dan P.YA1

Partial coordinates titik A1

Page 173: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Sehingga geografi koordinat terhadap garis green wich dan Equator untuk titik T1

adalah :

G.X T1 = G.X 59 + P.X T1 ( Terhadap Green Wich )

G.Y T1 = G.Y 59 + P.Y T1 ( Terhadap Equator )

Setelah didapat letak geografi koordinat titik T1 maka untuk setiap sudut deviasi

sepanjang transmisi dapat ditentukan dengan referensi titik T1.

XXVI. ERECTION TOWER

Steel

Tower terdiri dari banyak potongan-potongan besi siku dengan ukuran sesuai dengan

posisinya yang sudah digalvanisir .

Untuk memudahkan penyusunan tower ( konstruksi tower ) maka setiap potongan

besi siku harus diberi tanda sebagai identifikasi yaitu : type tower , nomor posisi dan

letaknya dikiri L dan dikanan R

Identifikasi mulai dari ujung tower ( Earth Wire ) sampai ke Stub

173

A.1.R

A.2

.RA.1.L A.2.L

A.132.R

A.132.L

A.944

Page 174: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Untuk memudahkan erection harus dibuat Composision List untuk setiap type tower

berikut extens body dan extens legnya , juga untuk kebutuhan bautnya.

Composision list harus benar dan teliti.

Contoh :

COMPOSISION LIST FOR TOWER TYPE A

No. posisi L R Quantity Ext. A+3 Ext A+6 Ext A+9

1 1 1 2

2 2 2 4

3 2 2 4

4

5

.

.

56 8

.

.

944 4

No. Posisi 56 dan 944 dapat dipasang dikiri atau dikanan.

COMPOSISION LIST OF BOLT TOWER TYPE A

174

A.132.L

A.132.R

Page 175: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

S

QUANTITY

20 16 3 X4

18 20 2 X 4

16 18 4 X 8

Dst

= diameter

S = panjang baut

STEEL YARD ( STEEL DEPO )

Cara penempatan potongan-potongan bagian tower adalah penting sekali ,

pengelompokan untuk setiap type tower harus teliti dan benar , ada dua sistem .

pengaturan penempatan potongan-potongan bagian tower :

1. Pengelompokan berdasarkan Nomor posisi untuk setiap type tower dalam satu tempat

sehingga bila diperlukan tinggal mengambil kebutuhan yang diperlukan sesuai

dengan komposisi list nya.

Karena tower type merupakan mayoritas dari jumlah semua tower , hampir 90 %

tower type A maka diperlukan tempat yang luas sedang type tower yang lain

tergantung prosentase tower yang diperlukan , misal type tower A.R = 5 % Tower

Type B = 2 %, Tower type C = 1 % dan seterusnya.

Cara pengaturan penempatan potongan dibuat teratur adalah untuk memudahkan

pengambilan , sehingga bila diperlukan sebuah tower type A dapat dilayani selama

satu jam dan tidak terjadi kesalahan.

175

Page 176: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

2. Cara kedua adalah sistem bundle yaitu beberapa bagian dari satu type tower diikat

menjadi satu dan ini juga masih dikelompokan menurut typenya sehingga bila

diperlukan tinggal mengambil beberapa bundle sesuai dengan composision list untuk

setiap type tower misal keperluan satu tower diperlukan :

- 2 bundle top

- 2 bundle trave

- 2 bundle cross arm

- 2 bundle delta

- 2 bundle body

- 2 bundle stub

- dst

176

1R1L

2R2L

3R3L

TO

WE

RT

YP

E A

1 R . 1 L . 2R . 2L . . . . . . . . . . .

TOWER TYPE AR

TOWER TYPE B

TOWER TYPE C

TOWER TYPE D

TOWER TYPE E

TOWER TYPE FF TOWER TYPE F/90O

A.5.R

Page 177: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Sedangkan pengelompokan mur-baut harus di pisah-pisah dikelompokan

menurut ukurannya, setiap ukuran mur-baut ditempatkan dalam suatu peti

dan diberi kode nomor ukuran mur-baut tidak boleh dicampur karena akan

membuat bingung.

Pada waktu pengiriman mungkin terjadi kesalahan maka harus dichek

mana yang rusak, dan dibuat daftar untuk dimintakan ke pabriknya

demikian juga untuk bagian-bagian yang hilang.

XXVII. STRINGING

Stringing adalah pemasangan konduktor pada tower.

Sebelum stringing dilakukan perlu persiapan yaitu :

Pengecekan untuk setiap tower mengenai keadaan pondasi, dan bagian-bagian tower

apakahada yang hilang atau masih kurang atau masih ada kesalahan , dan keadaan

bautnya apakah masih lengkap hal ini dinamakan Revision.

Bila ada kekurangan ambil di steel yard dan segera dipenuhi kekurangan tersebut.

Dalam pekerjaan ini konstruksi oleh Pelaksana dalam negeri ( WK ) dan Supervision

oleh Suplyer luar negeri ( SAE ) .

177

Dan seterusnya . . . . .

No. 231

No.562

No.256

18 x 40

20 x 60

24 x 20

Page 178: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Pada waktu stringing konduktor tidak boleh menyentuh tanah , karena akan

menyebabkan luka dan kotor , bila tegangan kerja sudah dikenakan akan menimbulkan

efek korona.

Bila keadaan tower sudah lengkap kemudian dipasang isolator dan pulley block untuk

tower suspension dan pulley block untuk tower tension.

Setelah pulley block dan isolator terpasang kemudian dengan tenaga manusia

memasang pilot wire dari tali nylon dengan memanjat untuk setiap tower dengan

diameter tali Φ = 5cm , setelah tali nylon terpasang pada pulley block kemudian

disambung dengan steel pilot wire dengan diameter Φ = 10 cm , kemudian tali nylon

digulung untuk menarik steel pilot wire Φ = 10 cm , setelah pilot wire Φ = 10 cm

terpasang kemudian disambung dengan pilot wire dengan diameter Φ = 20 cm , setelat

pilot wire dengan diameter Φ = 20 cm terpasang pada pulley block , kemudian pilot

wire dengan diameter Φ = 20 cm disambung dngan konduktor , penarikan konduktor

dilakukan per fasa yaitu untuk empat konduktor sekali gus.

178

Pemasangan Pulley Block untuk Suspension Tower

Pemasangan Pulley Block untuk Tension Tower

Page 179: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Karena konduktor tidak boleh menyentuh tanah maka diperlukan tension , oleh karena itu

diperlukan alat pengerem yaitu Brake Machine.

Setelah selesai pemasangan konduktor pada pulley block kemudian dipasang camelong

untuk memasang angker sementara agar konduktor tidak merosot ketanah.

Setelah selesai dipasang angker skur sementara kemudian dipasang Deadend Clamp

setelah selesai kemudian ditarik pelan-pelan , untuk dipasang pada pada isolator tension

tower kemudian pelan-pelan dilepas , dengan alat komunikasi memberitahu petugas

winch.

179

yoke

steel rope 20 mm

steel rope 10 mm

5 mmnylon rope

Ditarik olehWinch machine

Tension

Brake MachineDrum

Conductor

Page 180: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Cara penarikan setiap 3000 meter, setelah selesai berikutnya adalah sama 3000 meter

setelah selesai kemudian konduktor disambung , setelah selesai penyambungan

angker darurat dilepas konduktor telah tersambung.

1. Drum Station dan Winch Terminal

Dalam stringing yang paling sulit adalah menentukan drum station dan winch

terminal , karena diperlukan tempat yang datar dan luas dan memungkinkan dalam

transportasi peralatan dan material , karena untuk stringing 300 meter diperlukan 12

drum konduktor, 2 drum earth wire , brake machine dan lain-lain, yang semuanya itu

cukup besar dan berat, dalam hal ini penempatan drum station dan winch terminal

dapat dilihat dari gambar profile.

2. Pekerjaan stringing

Urutan pekerjaan striging adalah sebagai berikut :

2.1. Transportasi material yang diperlukan ke lokasi drun station :

- Earth wire drum

- Conductor drum

- Insulator

- Pulley block

- Winch

- Dan peralatan stringing lainnya.

Karena jumlah material cukup berat dan besar maka perencanaan untuk penempatan

harus benar dan tepat.

180

Skur darurat

TensionTower

SuspensionTower

Konduktor

SuspensionTower

CamelongCamelong

Winch

DeadendClamp

Skur

Anker Pemberat Anker Pemberat

Page 181: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

2.2. Penarikan ( pull out ) dari drum earth wire dan conductor ke puncak tower , dan

bila penarikan lebih dari single pulled ( 3000 meter ) maka diperlukan jointing

2.3. Tensioning dan Sagging

Tensioning adalah memberikan tegangan tarik pada konduktor pada porsinya

( benar ) yaitu sesuai dengan EDT tension

Sagging adalah pengaturan sag untuk setiap span harus benar, tensioning dan

sagging dilakukan untuk setiap section.

2.4. Sectioning dan Clamping

Sectioning adalah stringing untuk tower tension ke tower tension

Clamping adalah memindahkan konduktor dari pulley block ke suspension

clamp.

Tension dilakukan untuk setiap section untuk tension sementara sebelum

clamping kurang dari 1800 kg dan sagging mendekati betul (temporary sagging)

untuk final paling sedikit adalah setelah dua hari karena kemungkinan masih

tertjadi perubahan pada konduktor dan final tension dilakukan untuk setiap

section.

Pada waktu mau memotong konduktor harus diberi tanda , juga saat

memindahkan dari pilley block ke suspension klem harus diberi tanda.

2.5. Pemasangan spacer dan pentanahan konduktor

181

section section

Temporarytension

Drum station

3000 m

Winch terminal

Drum station

SS

TT T

S S SSSSS

Page 182: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Karena konduktor telah diisolasi dari tanah maka harus ditanahkan , karena

adanya muatan elektro statis konduktor akan bertegangan , oleh karena itu

konduktor harus ditanahkan untuk keamanan pekerja.

Pemasangan spacer menggunakan sepeda dan jumlah spacer tergantung dari

panjang span, spacer mempunyai ukuran 40 x 40 cm

2.6. pemasangan fitting , final revision , dan melepas pentanahan.

Fitting : - Anti panjat

- Monotoring ( tanda peringatan)

- Damper anti getaran

- Final number of tower

- Posisi fasa

Dalam proyek ini tidak menggunakan damper karena pada spacer sudah

dilengkapi dengan karet peredam getaran.

Setelah pemasangan fitting selesai kemudian melepas pentanahan.

2.7. Pengukuran tahanan tanah kaki tower

Tahanan tanah diukur karena tahanan tanah berbeda-beda , bila tidak cukup

dengan pipa maka dibuat dengan plat strip yang ditanam dalam tanah yang

dihubungkan antara tower dengan tower, tahanan tanah > 20 Ohm adalah tidak

baik

182

Karet peredam

Plat stripPipa

Page 183: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Ada kalanya menggunakan plat strip diputarkan disekeliling tower

Pentanahan dilakukan sebelum stringing.

3. Cara Pelaksanaan Stringing

Pertama kita tarik tali nylon dengan tenaga manusia memanjat setiap tower ( fasa 1 )

setelah selesai kemudian diputar ke fasa 2 sekalian menarik steel rope =10 mm

setelah selesai nylon diputar pada fasa 3 dan steel rope =10 mm diputar pada fasa

2sekaligus menarik steel rope =20 mm setelah selesai kemudian disambung

dengan konduktor yang akan ditarik setelah selesai penarikan konduktor fasa 1 dam

posisi steel rope =20 mm

pada fasa 2 dam steel rope =10 mm pada fasa 3 kemudian dapat dilakukan

penarikan konduktor fasa 2 dan sekali gus steel rope =20 mm diputar untuk fasa 3

dan siap untuk menarik konduktor fas 3.

Brake machine juga digunakan untuk steel rope =10 mm dan =20 mm karena

untuk menghindari rumah atau benda-benda lain.

183

KonduktorSteel = 20 mm

Steel = 10 mm

Nylon

Fasa 1

Fasa 3

Fasa 2

Page 184: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Penarikan dapat dilakukan : - single pulley 3000 meter

- double pulley 6000 meter ( satu sambungan )

- triple pulley 9000 meter ( dua sambungan )

Penyambungan dilakukan di drum station , dalam penarikan harus dilengkapi dengan

alat telekomunikasi antara drum station dengan winch terminal untuk memberitahu

tarik , kendor , brake dan lain-lain.

Pentanahan :

Pentanahan sepanjang 1 km dari Substation (GI) harus dibuat continuous yaitu antara

tower ke tower sepanjang 1 km

Pengukuran tahanan tanah sebelum stringing karena setelah stringing pengukuran

bukan harga yang sebenarnya karena sudah ada earth wire , batas tertinggi tahanan

tanah adalah 20 ohm .

Bila tahanan tanah lebih dari 20 ohm harus ditambah elektroda pentanahan sedangkan

bila kurang dari 2 ohm pentanahan dengan stub sudah cukup tanpa elektroda

pentanahan .

Dalam proyek ini harga tahanan tanah 80 % adalah 2 Ohm, bila tahanan tanah

lebih dari 20 Ohm dibuat pentanahan radial.

4. Section

184

1 km 1 km

Page 185: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Yang dikatakan section adalah antara tower tension ketower tension kerikutnya

karena :

- Tension sama

- Equivalent span sama

- Virtual span pada cartenery sama

5. Sagging

Pengaturan saggging yaitu dengan pengaturan tension , pengukuran sagging

dilakukan pada suhu kerja , sedangkan curva diambil pada suhu maximum 45O C ,

sedangkan penarikan adalah pada suhu kerja 30 O C sagging berarti diambil antara

suhu 15 O C s/d 45 O C, perbedaan suhu mengakibatkan perbedaan sag .

Misal maximum temperature S = 21,1 m

Minimum temperature S = 17,9 m

Perbedaan sag = 3,2 m

Toleransi sag adalah satu kali diameter konduktor atau maximum t = 2 x konduktor

untut setiap derajat kenaikan suhu

185

15o C

± 30o C45o C

Page 186: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Oleh karena itu penentuan sag dengan menggunakan list.

Stringing table of sagging

toC

Span

1-2 2 - 3 3 - 4

15oC 17.9

16oC 18.1

17oC 18.25

18oC 18.32

19oC

:

:

30oC 19.00

45oC 21.11

Perbedaan sag dipengaruhi oleh perbedaan suhu maka harus diperhitungkan untuk

setiap derajat untuk setiap span .

Untuk satu section cukup diukur satu span saja dengan sendirinya yang lainpun betul ,

misal kita dapatkan span yang cukup banyak maka pengukuran dilakukan untuk

beberapa span untuk koreksi.

Pengukuran span tidak pernah dilakukan pada span dekat tension tower karena

konduktor masih berubah pada saat ditarik

Bila menjumpai span seperti dibawah ini

186

300 m300 m 700 m

Min G. C .

Page 187: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Berat konduktor cenderung menjurus ke span terbesar sehingga pengukuran sag

dilakukan pada sag dengan span terbesar , sehingga ground clearance minimum tidak

kurang dari 15 meter , akan tetapi pada span terkecil tidak diperlukan pengukuran lagi

karena sag menjadi kecil dan gground clearance menjadi lebih besar dan akan lebih

aman ,

Pada waktu melakukan pulling out conduktor tension dibuat lebih dari EDT yaitu

sebesar 20 % dari EDT selama 15 menit , ini adalah bagus untuk sag yang akan

datang , kemudian dikendorkan dibawah sedikit dari EDT.

Penarikan konduktor over tension selama 15 menit dimaksudkan agar strand

( puntiran bagian-bagian konduktor ) agar mapan , setelah itu dikendorkan dan

dibiarkan selama paling tidak dua hari kemudian baru dapat dilakukan sagging.

Misal EDT = 1800 kg , 20 % EDT = 2160 kg selama 15menit kemudian

dikendorkan sedikit dari EDT misal = 1700 Kg salama dua hari baru disagging.

6. Pengukuran sagging :

Instrument untuk mengukur sagging adalah teodolit khusus yaitu teodolit kakatua

yang dapat dibautkan pada besi tower ( Parot Theodolit) .

Petugas sagging dilengkapi dengan sarana telekomunikasi untuk meminta pada

petugas winch terminal untuk mengendorkan atau menarik konduktor sampai didapat

sagging yang tepat dalam keadaan balanche , kemudian pada tension diberi tanda

untuk pemotongan , begitu juga pada suspension insulator juga diberi tanda untuk

memindahkan dari pulley block ke suspension clamp.

Cara pengkuran sagging :

1. Bila kita dapatkan satu span yang dapat melihat sag diantara tower ke tower :

Contoh :

Misal pada saat pengukuran sagging suhu menunjuk 30o C pada thermometer dari

tabel dapat dilihat , masal pada span 2-3 dibaca sagging 19 m

187

Page 188: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

2. bila kita dapatkan lokasi yang tidak rata dimana dari satu tower tidak dapat

melihat tower yang lainnya. ( 2.a. )

2.b ( Cara yang lebin baik )

3. Reduced Horisontal Sag

x = T . / p . D

d = D/2 – ( T /p.D )

188

19 m

x

19 m

x

t = 30 o C t = 45 o C

t = 15 o C

19 m

Instriment dilengkapidengan telekomunikasi

Staff yang dipasanghorisontal sebagaisasaran ( target )

1m

S + X = 37,5 m

X = 3,5 m

S + X = 36,5 m

A-3 = 36,5m

A + 3 + X = 42,5m

Misal pada suhu 29oC didapat S = 34 m

Harus didapatkan untukpengukuran sag

Cara ini terlalu repot

34 m

S

S

= perbedaan tinngi tower diketahui

D

tg = D

D

D/2D/2

t

d d

x

s

instrument

d = D/2 - xx = D/2 - dx = T / p D

Page 189: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

s = d2p / 8T atau a = { D/2 - ( T /p.D )} 2 .p

8T

T = Tension

= Defferensi level

p = Berat konduktor / meter

Untuk pengukuran sag yang kita butuhkan adalah s ( sag dengan span 2d ) yaitu

dengan menempatkan unstrument sejauh s dari posisi konduktor dengan sudut 90 o

inklinasi

Bila ingin mengetahui RS ( Reduced Sag ) adalah :

T / ( D/2 – x ) = / D t = { ( D/2 – x ) } / D

RS = s + t

Cheks formula

189

Page 190: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Formula untuk bermacam-macam sag

4. Dengan Menentukan Target & Instrument Horisontal Menyinggung Catenery

190

C

ss1

m n

S1 = m . n . p2 T

Pada saat sag maximum adalah m = n

sehungga m = ½ C n = ½ C S1 = m . n . p

2 T

S = ½ C . ½ C. p2 T

S1 = 8 T

C 2 p

Page 191: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Offset

Berdasarkan pengalaman maka pada saat selesai sagging kemudian diberi tanda

kemudian pada saat clamping , suspension clamp tidak dipasang persis pada tanda

tetapi bergeser kurang lebih 25 cm sehingga pada saat suhu dingin isolator tidak

miring.

Penyebab miring ini tiada seorangpun tahu,

191

instrument

target

A + 3 - 0,20

+1,+1,+1,+1

H= 39,80 =45-39,80 = 5,2 m

A + 6 + 0,30 H = 41,30

=45-41,30 = 3,70 m

45 m

Cara ini kurang tepat tetapi sewaktu waktu dapat digunakan

Page 192: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Besarnya pergeseran dari tanda adalah tergantung dari deferensi level dari tower

tension , penentuan Mark offset berdasar pada list.

5. Dengan menempatkan instrument kira-kira ditengah-tengah span yang akan

membentuk dua garis singgung pada catenery dengan sudut 1 dan 2

Pengukuran sagging maximum

Pengukuran sagging maximum adalah jarak vertikal antara dua garis sejajar yaitu satu

garis antara dua tempat kedudukan konduktor pada tower dan garis yang lain adalah

garis singgung cartenery.

7. Clamping.

192

D

T S

H

1 2

instrument

Tg = - 4S + 8S [ H + {D/4S(.H + DT) - H(D-H )}]

2

D2D

Tg = - 4S + 8S [ H - {D/4S(.H + DT) - H(D-H )}] D2D

S Max

Page 193: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Sebelum diakukan clamping pada suspension tower yaitu setelah pengukuran sagging

kemudian pada konduktor diberi tanda untuk menempatkan konduktor pada

suspension clamp jamgan sampai salah atau bergeser .

Untuk section yang datar hal ini tidak menjadi masalah karena posisi pada suhu

dingin atau panas tidak berubah , tetapi bila pada span yang berturut-turut

mempunyai perbedaan level yang cukup besar maka bila sagging selesai kemudian

dilakukan clamping pada suhu dingin kedudukan konduktor akan berubah sehingga

isolator akan kelihatan miring.

8. Joint

Joint adalah penyambungan antara konduktor dengan konduktor , joint paling baik

adalah ditempatkan ditengah – tengah span karena getaran ditengah span adalah yang

paling kecil.

Joint tidak boleh dilakukan pada :

Dekat dengan tension Clamp ( span yang ada tensionya )

- Dekat dengan sepersepuluh dari suspension clamp ( 0,1 D )

193

ConductorConductor

Compressionjoint untukACSR

Steel

Compreesion joint untuk steel

0,1 D0,1 D

No Joint

Page 194: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

- Pada span yang crossing dengan :

- Jalan

- Rel kereta api

- Transmission line yang lain

- Kabel telepon

- Bangunan lainnya.

Joint merupakan titik terlemah dari sepanjang konduktor.

Penyambungan konduktor harus diperhatikan cara pengepresan yaitu dari tengah

kearah keluar , kemudian diambil satu sampel untuk dilakukan pengujian , yaitu

dengan cara dipotong kemudian dilihat penampangnya , bila penampangnya masif

tidak ada celah berarti hasil penyambungan baik tetapi bila penampang sambungan

masih terdapat celah-celah kecil atau masih terlihat bentuk-bentuk urat konduktor

berarti penyambungan tidak baik.

9. Jumper

194

Pengujian sambungan dipotong kemudian dilihat penampangnyabila penampangnya masif tidak ada celah berarti sambungan baiktapi bila masih ada celah sambungan tidak baik

Penampang sambunganyang baik

Penampang sambunganyang tidak baik

Arah pengepresanArah pengepresan

Di pres dari tengah kepinggir

Page 195: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Panjang Jumper :

195

4 m4 m

4 m L = 4

L

4 m4 m

4 m

L

xx

X

= 4180

X = 4 X 180

L = 4 - 2X

L = 4 - 2 [ 4 X

180 ]

1

2

4 m

4 m

L

Yx

X = 4 180

Y = 4 180

L = 4 - X - Y

D

tg = 2SD/2

S

tg = 2SD/2

S

tg = D

L = D + 8S2

3D+ 2

2D

L1 = 2S + 8S1

3.2S

S

S

S

S1

L= S{jumper tanpa tension)

( jumper dengan sedikit tension )

S1 =( 2S )2 . P

8T

Page 196: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Ditambah 2/2D bila ada deferensi level sedangkan bila tidak ada deferensi level dapat

menggunakan rumus

XXVIII. CROSSING

Crossing adalah apabila suatu transmosi sampai pada persilangan dengan sesuatu :

Crossing dengan : - Jalan- Transmisi lain

- Rel kereta api

- Telepon

- Sungai

- Pipa

Oleh karena itu bila menjumpai crossing dalam penggambaran profile harus teliti dan hati-hati , harus diperhatikan bahwa :- Lebar transmission line adalah 22 meter

- Side slope tanah 11 meter dari Centre Line

196

Page 197: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

- Tinggi H diukur dari Centre Line

- Level crossing diukur dari Centre Line

- Kedalaman diukur dari Centre line

- Side slope dari puncak H untuk transmisi lain dan telephon

- Clearance dari side slope

- Sudut crossing

- Lateral norisontal clearance

197

ss

ss

Page 198: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

Minimum clearance tergantung dari sudut crossing juga tergantung dari side slope

Lateral horisontal clearance

d = D sin

d = Horisontal lateral clearance

XXIX. FINAL REVISION

Final revision adalah dimana keadaan transmisi siap di energized ( dioperasikan )

untuk itu perlu dilakukan :

198

Clearance

11 m

11 m

Min . E.C

ss

H

d

DCL

11 m

11m

Page 199: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

1. Melepas semua temporary earthing

2. Cheking semua elektrical clearance ( harus baik / safe )

- jumper dan suspension asemble

- pada building , menara dan lain-lain

3. Cheking semua ground clearance untuk setiap span

4. Harus bersih sepanjang route dari sisa –sisa pekerjaan , bekas haspel , kotak dan

lain-lain.

Setelah selesai kemudian dilakukan serah terima

XXX. MAINTENANCE

Untuk transmisi EHV sebetulnya tidak ada pemeliharaan , tetapi hal-hal yang perlu

diperhatikan atau yang harus mendapat perhatian adalah :

1. Transmission lines harus bebas dari pepohonan (pemeliharaan memotong pohon)

2. Insulator harus bersih tidak kotor , karena di Indonesia cuaca cukup bagus banyak

hujan dan angin dengan sendirinya insulator tercuci ( tidak perlu pemeliharaan

insulator )

3. Pemeriksaan konduktor secara kontinyu apakah ada yang mekar , bila ada yang

mekar maka perbaikannya dilakukan dengan repair sleeve

4. Route harus dilakukan inspection secara Continu

5. Bila ada konduktor yang mekar perbaikannya dilakukan diatas , konduktor tidak

diturunkan yaitu dengan menggunakan sepeda.

6. Bila ada konduktor yang putus penyambungannya dilakukan dengan menurunkan

konduktor beberapa span dan perbaikannya dilakukan dibawah.

7. Pemeriksaan baut tower harus sering dilakukan , apakah ada yang kendor atau

hilang.

8. Bila ada karat atau korosi dan ada bagian-bagian yang luka (galvanis mengelupas)

harus segera dilapis dengan galvanis cair

9. Periksa semua pentanahan tower masih baik atau tidak dan apakah ada yang

hilang.

199

Page 200: TEORI+PEMBANGUNAN+SUTT

10. Periksa daerah ( lokasi ) disekitar tower apakah ada bagian tanah yang longsor

atau terkena erosi , hal ini harus selalu diperiksa karena sangat berbahaya.

200