Teori Praktek Mektan ( Oke )

79
L A P O R A N PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH Dibuat : Kelompok : 12 1. Ambo Edy NPM : 10.11.1001.7311.045 2. Posieh NPM : 10.11.1001.7311.051 3. Anis Massaroh NPM : 10.11.1001.7311.065 4. Hariadi Wijaya NPM : 10.11.1001.7311.169 5. Abdul Sachid NPM : 10.11.1001.7311.185 6. Ardiansyah NPM : 10.11.1001.7311.186 7. Kurnain Surya NPM : 10.11.1001.7311.187 8. Arif Rahman NPM : 10.11.1001.7311.219 PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH DISUSUN OLEH KELOMPOK I2 ( Satu) S A M A R I N D A

description

praktek mektan

Transcript of Teori Praktek Mektan ( Oke )

Page 1: Teori Praktek Mektan ( Oke )

L A P O R A N

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

Dibuat :

Kelompok : 12

1. Ambo Edy NPM : 10.11.1001.7311.045

2. Posieh NPM : 10.11.1001.7311.051

3. Anis Massaroh NPM : 10.11.1001.7311.065

4. Hariadi Wijaya NPM : 10.11.1001.7311.169

5. Abdul Sachid NPM : 10.11.1001.7311.185

6. Ardiansyah NPM : 10.11.1001.7311.186

7. Kurnain Surya NPM : 10.11.1001.7311.187

8. Arif Rahman NPM : 10.11.1001.7311.219

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SAMARINDA

FAKULTAS TEKNIK

TAHUN 2012

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAHDISUSUN OLEH KELOMPOK I2 ( Satu)

S A M A R I N D A

Page 2: Teori Praktek Mektan ( Oke )

DAFTAR ISI

COVER ……………………………………… i

LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………… ii

LEMBAR ASISTENSI ……………………………………… iii

DAFTAR ISI ……………………………………… iv

KATA PENGANTAR ……………………………………… v

BAB. I

Pendahuluan ………………………………………

BAB. II

Pendahuluan ………………………………………

RESUME PRAKTIKUM ..……………………………………

SOAL APLIKASI Hasil Laboratorium ke lapangan ………….…………

DAFTAR PUSTAKA ………………………………

LAMPIRAN ………………………………

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAHDISUSUN OLEH KELOMPOK I2 ( Satu)

Page 3: Teori Praktek Mektan ( Oke )

Lembar Pengesahan

Praktikum Aspal Mekanika Tanah

Dibuat Oleh,

Kelompok : 12

1. Ambo Edy NPM : 10.11.1001.7311.045

2. Posieh NPM : 10.11.1001.7311.051

3. Anis Massaroh NPM : 10.11.1001.7311.065

4. Hariadi Wijaya NPM : 10.11.1001.7311.169

5. Abdul Sachid NPM : 10.11.1001.7311.185

6. Ardiansyah NPM : 10.11.1001.7311.186

7. Kurnain Surya NPM : 10.11.1001.7311.187

8. Arif Rahman NPM : 10.11.1001.7311.219

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SAMARINDA

FAKULTAS TEKNIK

TAHUN 2012

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAHDISUSUN OLEH KELOMPOK I2 ( Satu)

Dosen Pembimbing

Laboratorium,

( Yuliansyah, S.T )

Ketua

Jurusan,

( Ari Sasmoko, ST. MT )

S A M A R I N D A

Page 4: Teori Praktek Mektan ( Oke )

Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

FAKULTAS TEKNIK

Frogram Studi Teknik Sipil

Alamat : Jl. Ir. Juanda. Kotak Pos No. 1052 Telp. ( 0541 ) 743390

Lembar Asistensi

Praktikum : Mekanika Tanah II

Kelompok : 12

No. Hari/Tgl/

Bulan

Keterangan Paraf

Samarinda, 2012

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAHDISUSUN OLEH KELOMPOK I2 ( Satu)

S A M A R I N D A

Instruktur

Laboratorium,

( Yuliansyah, S.T )

Page 5: Teori Praktek Mektan ( Oke )

Kata Pengantar

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat TuhanYang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat dan karunianya, sehingga Alhamdulillah kami dapat menyelesaikan

laporan ini.

Adapun tujuan Pratikum Laboratorium ini adalah sebagai salah satu syarat atau

kewajiban Mahasiswa(i) didalam menyelesaikan jenjang Pendidikan Tingkat Strata I (S1)

pada fakultas Teknik Sipil Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda.

Laporan ini kami susun berdasarkan hasil analisa di laboratorium teknik sipil

Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda. Dimana kami sebagai mahasiswa teknik yang pada

gilirannya dituntut untuk mampu menerapkan teori mekanika Tanah dan memecahkan

persoalan-persoalan interaksi tanah pada bangunan rekayasa teknik sipil.

Atas terselengaranya Pratikum Mekanika Tanah ini kami mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Zulfan, ST Selaku Kepala Laboratorium Teknik Sipil Universitas 17

Agustus 1945 Samarinda

2. Ibu Yayuk Sri Sundari, ST. MT selaku Dosen Pembimbing Mekanika Tanah II

3. Bapak Yuliansyah, S.T selaku penanggung jawab laboratorium & instruktur

praktikum

Dan tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada semua rekan – rekan seangkatan,

yang telah banyak membantu hingga terselesainya laporan ini.

Kami sangat menyadari bahwa seluruh aspek belum dapat tergambar dan tertuang

dalam laporan ini, untuk itu perlu adanya penyempurnaan/perbaikan namun setidak -

tidaknya dapat memberikan masukan bagi pihak lain yang memerlukan. Kritik dan saran

yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan laporan ini di

kemudian hari.

Demikian laporan Praktikum ini, Akhir kata semoga laporan ini dapat bermanfaat dan

berguna bagi kami khususnya dan bagi adik - adik tingkat di kemudian hari.

Samarinda, Juni 2012

Penyusun

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAHDISUSUN OLEH KELOMPOK I2 ( Satu)

Page 6: Teori Praktek Mektan ( Oke )

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Tanah merupakan material yang sangat penting sebagai awal untuk mendirikan

suatu bangunan dimana diperlukan data-data tentang kekuatan tanah tersebut, agar

bangunan tersebut dapat dibangun dengan aman dan juga yang berhubungan dengan

pembuatan jalan dalam kota maupun luar kota. Dalam pandangan Teknik Sipil, Tanah

adalah himpunan mineral, bahan organik, dan endapan – endapan yang relatif lepas

( loose ), yang terletak diatas batuan dasar (Bedrock). Ikatan butiran yang relatif lemah

dapat disebabkan oleh karbonat, zat organik, atau oksida - oksida yang mengendap di

antara partikel – partikel. Ruang diantara partikel - partikel dapat berisi air, udara

ataupun keduanya. Proses pelapukan batuan keduanya atau proses geologi lainya yang

terjadi didekat permukaan bumi membentuk tanah. Proses pembentukan secara fisik

yang mengubah batuan yang menjadi partikel – partikel yang lebih kecil, terjadi akibat

pengaruh erosi, angin, air, es, manusia, atau hancurnya partikel tanah akibat

perubahan suhu atau cuaca.

Selain itu juga dalam tes laboratorium ini didapatkan berbagai jenis tanah

beserta sifat-sifat fisiknya dan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan

teknologi sekarang sehingga tersedianya berbagai alat untuk lebih mempermudah

kita melakukan observasi.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

a. Maksud Praktikum

- Agar mahasiswa dapat memahami dan mengerti cara penggunaan alat - alat

yang di pergunakan pada saat praktikum mekanika tanah berlangsung.

- Untuk mengetahui jenis dan fungsi – fungsi peralatan laboratorium mekanika

tanah.

b. Tujuan praktikum mekanika tanah

Untuk mengetahui kuat tekan dan geser yang terjadi pada tanah dan nilai banding

antara kuat tekan dan geseran juga tumbukan yang disyaratkan dan kekuatan

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAHDISUSUN OLEH KELOMPOK I2 ( Satu)

Page 7: Teori Praktek Mektan ( Oke )

tanah rata-rata yang tergantung pada cara pelaksanaan pengukuran bahan,

tingkat kesempurnaan tanah, cara pengukuran kandungan air pada tanah.

1.3 LOKASI PRAKTIKUM

Dalam penyusunan Laporan Praktikum Mekanika Tanah ini lokasi praktikum dilakukan

di ruang laboratorium pengujian dan peralatan Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

Kalimantan Timur.

1.4 RUANG LINGKUP PENGUJIAN

Ruang lingkup pengujian/ pemeriksaan dalam praktikum Mekanika Tanah ini antara

lain :

1. Pemboran

2. Uji Penetrasi Kerucut ( sondir )

3. Berat isi tanah

4. Kadar air

5. Berat jenis tanah

6. Batas cair

7. Batas plastis dan indeks plastis

8. Batas susut

9. Kuat tekan bebas

10. Kuat geser langsung

11. Pemadatan tanah dan Pemeriksaan CBR

12. Hidrometer

13. Kerucut pasir ( sand cone )

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAHDISUSUN OLEH KELOMPOK I2 ( Satu)

Page 8: Teori Praktek Mektan ( Oke )

1.5 SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan dikelompokkan menjadi 5 (lima) bab yang disusun sebagai

berikut :

BAB I

BAB II

BAB III

BAB IV

BAB V

PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang, maksud dan tujuan penulisan, lokasi /

tempat praktikum, ruang lingkup dan sistematika penulisan.

DASAR TEORI

Bab ini berisi tentang teori yang digunakan dalam penulisan

praktikum.

METODE PENULISAN

Bab ini berisi tentang penjelasan dan penguraian isi penulisan hasil

praktikum di laboratorium Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang hasil dan penelitian praktikum di Laboratorium

dan pembahasannya.

PENUTUP

Bab ini berisi tentang kata-kata penutup, kesimpulan dan saran dari

penulis laporan praktikum ini.

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAHDISUSUN OLEH KELOMPOK I2 ( Satu)

Page 9: Teori Praktek Mektan ( Oke )

BAB II

DASAR TEORI

2.1 PEMBORAN ( BOR TANGAN )

Pengambilan contoh tanah (hand boring) merupakan kegiatan yang pertama kali

dilakukan dalam pelaksanaan praktikum Mekanika Tanah yang dimaksud untuk

mendapatkan contoh tanah asli atau terganggu yang nantinya akan digunakan dalam

percobaan-percobaan selanjutnya di Laboratorium. Contoh tanah asli dapat diperoleh

dengan menggunakan tabung contoh atau tube sample tabung dalam (split spoon

sample) ataupun contoh tanah berbentuk kubus ( block sample ).

Cara pengambilan contoh tanah yaitu melaui pengeboran dangkal atau tangan

(shallow atau hand boring) tidak termasuk dalam kegiatan ini yaitu pengambilan

contoh tanah melalui pengeboran dalam (deep boring) dengan melakukan bor mesin

(boring machine) pengeboran hand boring kedalamannya < 10 cm.

2.2 KADAR AIR

Kadar air suatu tanah sangat berpengaruh dalam hal pengerjaan pemadatan. Kadar

air > tanah akan bergelombang waktu pemadatan dan jika kadar air < tanah sulit

dipadatkan karena tidak ada cairan yang mengisi pori-pori udara tanah.

2.2.1 BERAT JENIS

Berat jenis suatu bahan adalah perbandingan dari berat isi bahan terhadap berat isi

air pada suhu tertentu, ditulis sebagai berikut :

Berat jenis = Berat isi suatu bahan

Berat isi air

Dalam keadaan tertentu, berat isi air adalah 1, jadi jenis satunya bahan gr/cc,

nilainya secara numeric sama besarnya dengan berat jenisnya.

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAHDISUSUN OLEH KELOMPOK I2 ( Satu)

Page 10: Teori Praktek Mektan ( Oke )

2.2.2 BATAS PLASTIS ( PLASTIC LIMIT )

Batas plastis adalah kadar air tanah dimana tahap tetap dalam keadaan plastis,

misalnya :

Ketika tanah hampir saja berubah dari keadaan plastis menuju kesemi padat.

Indeks Plastis ( IP ) adalah tanah suatu ukuran serentenan kadar air dimana tahap

tetap dalam keadaan plastis.

Kesimpulan :

Jika tanah berbutir halus dipadatkan dalam suatu cairan, maka tanah ini akan melalui

empat tingkatan kepadatan tergantung pada kadar airnya, yaitu

Tingkat cair.

Tingkat plastis

Tingkat semi padat

Tingkat padat.

2.3 BATAS CAIR ( LIQUID LIMIT )

Pemeriksaaan ini dilakukan untuk menentukan kadar air suatu tanah pada

keadaan batas cair dengan beberapa percobaan batas cair dengan beberapa

ketukan.

Kadar air batas dimana tanah melewati keadaan plastis menuju keadaan cair.

Misal : Tanah mulai bersifat lumpur lengket dan mengalir karena beratnya

sendiri.

2.3.1 ANALISA SARINGAN

Kegunaannya sebagai berikut :

Untuk mengetahui berat dan besar butir yang tertahan setiap ayakan yang kita

inginkan.

Untuk mengetahui % campuran dalam kombinasi dua aggregat pada lapisan

pondasi bawah suatu jalan aspal ( LPA dan LPB ).

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAHDISUSUN OLEH KELOMPOK I2 ( Satu)

Page 11: Teori Praktek Mektan ( Oke )

2.4 KEPADATAN STANDART

Pemeriksaan ini untuk menentukan hubungan antara air dan kepadatan tanah.

Untuk mendapatkan kadar air optimum dilakukan penambahan air secara

bertahap dengan jumlah cc yang berbeda.

Fungsinya untuk menentukan kepadatan CBR dilaboratorium dan diterapkan

dilapangan.

Hasil-hasil test dilaboratorium merupakan penunjuk kadar air untuk kompeksi

dilapangan.

Usaha kompeksi yang dibesarkan, mempunyai efek reduksi nilai kadar air dan

memperbesar nilai dry density.

2.5 CBR ( California Bearing Ratio )

Dimaksudkan menentukan CBR pada kadar air optimum yang didapat lewat

pemadatan standart.

Dan kadar air optimum, didapat jumlah cc air untuk dicampur dengan benda uji

tanah.

Diperiksa dengan mesin penetrasi ( Loading Machine ).

2.6 KEPADATAN LAPANGAN DENGAN ALAT SAND CONE

Tujuan untuk menentukan kepadatan suatu lapisan tanah yang telah dipadatkan

atau suatu lapisan perkerasan dalam %.

Dari pengamatan kami, sebaiknya pemeriksaan dilakukan pada waktu tanah yang

diperiksa dalam keadaan kering permukaan.

2.7 BATAS SUSUT

Batas susut adalah kadar air yang menunjukkan tidak adanya perubahn volume tanah

walaupun terjadi pengurangan lebih lanjut cairan didalamnya.

2.8 PEMADATAN TANAH

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAHDISUSUN OLEH KELOMPOK I2 ( Satu)

Page 12: Teori Praktek Mektan ( Oke )

Pemadatan adalah memadatkan tanah yang dilakukan secara mekanis. Tujuannya

mengurangi pori-pori dalam tanah, sehingga berat volume kering tanah bertambah

besar.

Maksud pemadatan tanah antara lain :

Mempertinggi kuat geser tanah, artinya memperbesar sudut gesek dalam tanah (

φ ) dan kohesinya atau daya lekatnya ( c ).

Mengurangi sifat mudah mampat ( kompresibilitas ), hal ini berhubungan dengan

penurunan/settlement. Penurunan terjadi karena pengaruh muatan yang bekerja

secara berulang-ulang terus-menerus atau oleh beban tanah sendiri. Misal : pada

badan jalan, landasan pesawat udara (bandara ),dll.

Mengurangi permeabilitas tanah atau rembesan air dalam tanah.

Mengurangi perubahan volume sebagai akibat adanya perubahan kadar air tanah

atau oleh perubahan lainnya.

2.9 KUAT TEKAN BEBAS

Prinsip dasar dari percobaan ini adalah pemberian beban vertical yang dinaikkan

secara bertahap terhadap benda uji yang berbentuk silinder yang didirikan bebas

sampai terjadi keruntuhan. Pembacaan beban dilakukan pada interval regangan aksial

tetap tertentu yang dapat dicapai dengan mempertahankan kecepatan pembebanan

dengan besaran tertentu pula selama pengujian berlangsung ( Strain Control ).

Oleh karena beban yang diberikan hanya arah vertical saja maka percobaan ini

dikenal juga sebagai percobaan tekan satu arah ( unixial test ). Metode pengujian ini

meliputi penentuan nilai kuat tekan bebas (unconfined Compressive Strength ) untuk

tanah kohesif dari benda uji asli ( undisturbed ) maupun buatan (Remoulded or

recompacted sample). Yang dimaksud kuat tekan bebas ( q ) adalah besarnya tekanan

axial (kg/cm2 ) yang diperlukan untuk menekan suatu silinder tanah sampai pecah atau

besarnya tekanan yang memberikan perpendekan tanah sebesar 20 %.

Nilai (qu) yang diperoleh dari pengujian ini dapat ditentukan nilai kependekan

( sensivity ) dan tanah kohesif yaitu perbandingan antara nilai qu tanah asli terhadap

qu tanah buatan. Pengujian kuat tekan bebas pada dasarnya merupakan keadaan

yang khusus pada percobaab Tiaxial, dimana tegangan ( confining Pressure ) besarnya

sama dengan nol.

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAHDISUSUN OLEH KELOMPOK I2 ( Satu)

Page 13: Teori Praktek Mektan ( Oke )

Dengan demikian dapat pula ditentukan nilai kohesi dalam tegangan total ( Total

Pressure ) yaitu sebesar ½ dari nilai q.

KONSISTENSI LUNAKKUAT TEKAN TANAH

( Kg/Cm2)

Sangat lunak

Lunak

Lunak s/d kenyal

Kenyal

Sangat kenyal

Kaku

Sangat kaku s/d keras

0 < 2,0

2,0 – 4,0

4,0 – 5,0

5,0 – 7,5

7,5 – 10,0

10,0 – 15,0

>15,0

2.10 KUAT GESER LANGSUNG

Percobaan geser langsung merupakan salah satu jenis pengujian tertua dan

sangat sederhana untuk menemukan parameter kuat geser tanah ( shear strength

parameter ) c dan Ø. Dalam percobaan ini dapat dilakukan pengukuran secara

langsung dan cepat, nilai kekuatan geser tanah dengan kondisi tanpa pengaliran

( undrained ) atau dalam konsep tegangan total (total stress). Pengujian ini pertama-

tama diperuntukkan bagi jenis tanah non kohesif, namun dalam perkembangannya

dapat pula diterapkan pada jenis tanah kohesif. Pengujian ini dengan tujuan yang

sama yakni : kuat tekan bebas serta percobaan geser baling ( vane test ) yang dapat

dilakukan di laboratorium maupun dilapangan.

Bidang keruntuhan geser banyak terjadi dalam pengujian geser langsung adalah

bidang yang dipaksakan bukan merupakan bidang yang terlemah seperti yang terjadi

pada pengujian kuat tekan bebas atau triaksial. Dengan demikian selama proses

pembebanan horizontal, tegangan yang timbul dalam bidang geser sangat kompleks,

hal ini sekaligus merupakan salah satu kelemahan utama dalam percobaan geser

langsung.

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAHDISUSUN OLEH KELOMPOK I2 ( Satu)

Page 14: Teori Praktek Mektan ( Oke )

Nilai kekuatan geser tanah antara lain digunakan dalam merencanakan kestabilan

lereng, serta daya dukung tanah pondasi dan lain sebagainya. Nilai kekuatan geser ini

dirumuskan oleh Coulumb mohr dalam persamaan sebagai berikut :

S = c + σn tan Ø

Dimana :

C = Kohesi ( Kg/cm2)

S = Kekuatan geser maksimum ( Kg/cm2)

σn = Tegangan normal ( Kg/cm2)

Ø = Sudut geser dalam

Prinsip dasar dari pengujian ini adalah pemberian beban secara horizontal

terhadap benda uji melalui cincin / kotak geser yang terdiri dari dua bagian dan

dibebani vertical dipertengahan tingginya, dimana kuat geser tanah adalah tegangan

geser maksimum yang menyebabkan terjadinya keruntuhan. Selama pengujian ini

pembacaan beban horizontal minimal tiga buah benda uji yang identik, untuk

melengkapi satu seri pengujian geser langsung.

Pembebanan horizontal sangat menentukan parameter – parameter kuat geser

yang diperoleh. Dalm pelaksanaanya percobaan geser langsung dapat dilaksanakan

dalam tiga cara :

1.Consolidated drained test : pembebanan horizontal dalam percobaan ini

dilaksanakan dengan lambat yang memungkinkan terjadinya pengaliran air

sehingga tekanan air pori bernilai tetap selama pengujian berlangsung parameter

c dan yang diperoleh dipergunakan untuk perhitungan stabilitas lereng.

2.Consilindated undrained test : dalam pengujian ini sebelum digeser, benda uji yang

dibebani vertical (beban normal) dibiarkan dulu hingga proses konsolidasi selesai

pembebanan horizontal dilakukan dengan cepat.

3.Unconsolidated undrained test : pembebanan dalam horizontal dalam pengujian

dilakukan dengan cepat, sesaat setelah beban sediment dikenakan pada benda

uji. Melalui pengujian ini diperolaeh parameter – parameter gesr cu dan u

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAHDISUSUN OLEH KELOMPOK I2 ( Satu)

Page 15: Teori Praktek Mektan ( Oke )

Pada dasarnya percobaan geser langsung lebih sesuai untuk pengujian

consolidated drained test , oleh karena panjang pengaliran sediment lebih kecil jika

dibandingkan dengan pengujian yang sama pada percobaan triaksial.

2.11 HIDROMETER

Untuk menentukan distribusi ukuran butir-butir tanah untuk tanah yang tidak

mengandung butir tertahan saringan No. 10 ( tidak ada butir yang lebih besar dari 2

mm ). Pemeriksaan dilakukan dengan analisa sediment dengan hydrometer ,sedang

ukuran butiran-butir yang tertahan saringan No. 20 ( 0,075 mm ) dilakukan dengan

menggunakan saringan.

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAHDISUSUN OLEH KELOMPOK I2 ( Satu)

Page 16: Teori Praktek Mektan ( Oke )

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam penulisan laporan praktikum ini dapat memberikan penjelasan dan penguraian isi

dengan metode penulisan antara studi literature dan penulisan hasil-hasil laboratorium.

Adapun susunan atau langkah penulisan adalah sebagai berikut :

1. Pekerjaan Persiapan

Pengurusan pendaftaran Praktek Kerja Lapangan

Konsultasi

2. Pengumpulan Data

Modul Petunjuk Praktikum Mekanika Tanah

Buku Penunjang

Menganalisa bahan-bahan yang diuji di Laboratorium dan peralatannya di

Universitas 17 Agustus 1945.

3. Penelitian Laboratorium

Pemboran ( Bor Tangan )

Uji Penetrasi kerucut ( Sondir )

Berat Isi Tanah

Kadar Air

Berat Jenis Tanah

Batas Cair

Batas Plastis Dan Indeks Plastisitas

Batas Susut

Kuat Tekan Bebas

Kuat Geser Langsung

Kerucut Pasir ( Sand Cone )

Pemadatan Tanah

Pemeriksaan CBR ( California Bearing Ratio )

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAHDISUSUN OLEH KELOMPOK I2 ( Satu)

Page 17: Teori Praktek Mektan ( Oke )

4. Penyusunan Laporan

Membuat Hasil Pengujian Laboratorium

5. Uraian Praktikum

Bab I, Berisi Tentang Pendahuluan, Latar Belakang, Maksud Dan Tujuan,

Lokasi Praktikum, Ruang Lingkup, Sistematika Penulisan.

Bab II, Berisi Tentang Dasar Teori.

Bab III, Berisi Tentang Metode Penulisan.

Bab IV, Berisi Tentang Hasil Dan Pembahasan.

Bab V, Berisi Tentang Penutup, Kesimpulan dan Saran.

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAHDISUSUN OLEH KELOMPOK I2 ( Satu)

Page 18: Teori Praktek Mektan ( Oke )

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 PEMBORAN ( BOR TANGAN )

4.1.1. MAKSUD DAN TUJUAN

Pengambilan contoh tanah ( hand boring ) merupakan kegiatan yang pertama

kali dilakukan dalam pelaksanan praktikum mekanika tanah yang

dimaksudkan untuk mendapatkan contoh tanah asli (atau terganggu yang

nantinya akan digunakan dalam percobaan selanjutnya dilaboratium. Contoh

tanah asli dapat diperoleh dengan menggunakan tabung contoh (tube

sample), tabung belah ( split spoon sample ) ataupun contoh tanah berbentuk

kubus ( blok sample ).

Adapun tujuannya adalah :

Mahasiswa dapat melaksanakan kegiatan pengambilan contoh tanah baik

yang asli maupun terganggu dengan prosedur yang benar.

Mahasiswa dapat mengumpulkan berbagai informasi dan

menggambarkan dalam grafik hubungannya terhadap kedalaman

4.1.2. PERALATAN

1. Mata bor jenis Iwan

2. Stang bor panjang 1 meter

3. Pemutar stang bor

4. Tabung contoh dengan panjang 40 cm dan diameter 6,91 cm

5. Mata bor pemecah batu

6. Kunci pipa

7. Kunci Trimo dan Inggris.

8. Palu besar

9. Pita Ukur

10. Kepala pemutar

11. Pisau pemotong ( spatula )

12. Lilin

13. Gemuk ( Greace )

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAHDISUSUN OLEH KELOMPOK I2 ( Satu)

Page 19: Teori Praktek Mektan ( Oke )

14. Kuas

15. Solar

16. Pensil, kertas dan lembaran data

4.1.3. CARA MELAKUKAN

1 Tentukan lokasi yang diambil contohnya serata bersihkan permukaannya

dari rerumputan atau benda – benda lainya.

2 Rangkaikan mata pengarah dengan pipa bor serta rangakai pemutar.

3 Tancapkan rangkaian tersebut diatas ( 2 ) pada lokasi ( 1 ) dan putar

searah jarum jam sampai kedalaman 30 cm.

4 Cabut kemudian ganti dengan mata bor Iwan.

5 Teruskan galian sampai kedalam yang ditentukan catat setiap terjadi

perubahan warna dan jenis tanah serta kedalamnya.

6 Hasil galian diletakkan memanjang diatas tanah untuk mengetahui

perubahan jenis tanah serta ambil kadar air asli pada setiap 0.5m.

7 Setelah kedalam 1 meter tercapai maka ganti mata bor dengan konektor

+ tabung yang telah diolesi dengan oli.

8 Masukkan kembali alat untuk pengambilan contoh tanah pada kedalaman

tersebut, apabila alat pemboran tidak masuk, ganti alat pemutar dengan

kepala pemutar dan lakukan pemukulan dengan terlebih dahulu memberi

alas kayu diatas kepala pemutar hingga alat beserta tabung masuk

kedalam tanah.

9 Ganti kepala pemutar dengan alat pemutar, angkat alat pemboran

dengan berlawanan arah jarum jam, kemudian lepaskan tabung konektor.

10 Untuk menjaga kondisi tanah agar tidak mengalami perubahan kondisi

aslinya, maka setelah tabung contoh tanah diangkat segera kedua

ujungnya tabung tersebut ditutup dengan lilin.

11 Beri tanda pada tabung setiap kedalaman agar memudahkan

penyelidikan, dan lakukan kembali pemboran sesuai tahapan untuk

mendapatkan contoh tanah berikutnya.

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAHDISUSUN OLEH KELOMPOK I2 ( Satu)

Page 20: Teori Praktek Mektan ( Oke )

4.2. UJI PENETRASI KERUCUT

4.2.1. MAKSUD DAN TUJUAN

Uji Penetrasi Kerucut atau dikenal dengan sondir dilakukan untuk mengetahui

hubungan nilai ujung konus dan tahanan kulit dengan kedalaman lapisan

tanah sehingga lapis keras suatu tanah dapat ditentukan.

4.2.2. PERALATAN

1. Mesin sondir

2. Pipa sondir lengkap dengan batang dalam, panjang 1 meter.

3. Manometer

4. Satu set angker

5. Satu buah bikonus dan konus

6. Water pass

7. Kunci Inggris

8. Palu

9. Minyak Hidrolik ( Oli )

4.2.3. PROSEDUR PELAKSANAAN

1. Tentukan lokasi yang akan diambil contoh tanah serta bersihkan

permukaan dari perumputan dan benda – benda lain.

2. Gali tempat memasang angker, masukan angker diputar hingga

kedalaman 1 m, pasang angker kedua dengan kedalaman 1 m dengan

jarak minimal 60 cm.

3. Rakit atau susun peralatan sondir, tempatkan peralatan sondir pada posisi

diantara angker dan setel pada posisi vertikal, sambung peralatan konus

dengan stick ( dicek konus pada posisi pergeseran normal ) masukkan

konus dan stick kedalam tanah sampai kedalaman 50 cm. Lakukan

pembacaan pertama pada kedalaman 60 cm dengan cara membuka

piston manometer, baca dan catat pembacaan 1 dan 2.

4. Masukkan stick atau tongkat pada setiap kedalaman 20cm dilakukan

pembacaan manometer.

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAHDISUSUN OLEH KELOMPOK I2 ( Satu)

Page 21: Teori Praktek Mektan ( Oke )

5. Lakukan hingga mencapai lapisan tanah keras atau dihentikan pada

kedalaman maksimum yang diinginkan atau sampai batas kemampuan

alat sondir.

6. Laporkan data sondir dalam bentuk tabel dan grafik.

4.2.4. PERHITUNGAN

Co = ( Dp / Dk )2

C1 = ( Dp2 / 4 x Ds x I )

C2 = ( Dp2 / 4 x Ds )

dimana :

Dp = Diameter piston

Ds = Diameter selimut

Dk = Diameter konus

I = Panjang selimut

L = Jarak pembacaan

4.2 BERAT ISI TANAH

4.3.1. MAKSUD

Maksud percobaan adalah memeriksa berat isi suatu contoh tanah yang

merupakan perbandingan antara berat tanah basah dengan volumenya

dalam gram/cm3.

4.3.2. PERALATAN

1. Satu set cincin uji dengan diameter 6,271 cm dan tinggi 2,01 cm

2. Pisau pemotong contoh tanah

3. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram

4. Extruder

4.3.3. PROSEDUR PELAKSANAAN

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAHDISUSUN OLEH KELOMPOK I2 ( Satu)

Page 22: Teori Praktek Mektan ( Oke )

1. Contoh tanah dari tabung pemboran disiapkan dan disimpan diatas alat

extruder.

2. Siapkan cincin uji dan beri greace bagian dalam cincin serta ditimbang.

3. Contoh tanah dikeluarkan dari extruder dengan terlebih dahulu cincin uji

dipasang diujung tabung sample.

4. Potong contoh tanah yang keluar dari tabung sample setebal cincin uji.

5. Ratakan kedua permukaan dan bersihkan bagian luar cincin.

6. Timbang cincin dan contoh tanah

7. Hitung volume tanah dengan mengukur ukuran dalam cincin.

4.3.4. PERHITUNGAN

1. Berat cetakan / cincin ( W1 )

2. Berat cetakan / cincin ( W1 ) + contoh tanah ( W2 )

3. Berat tanah ( γ tanah ) (W3) = (W2 – W1)

4.3.5. CARA MELAKUKAN

1. Benda uji mewakili tanah yang diperiksa ditempatkan dalam cawan yang

bersih, kering dan diketahui beratnya.

2. Cawan dan isinya kemudian ditimbang dan beratnya dicatat.

3. Tutup cawan kemudian dibuka dan cawan ditempatkan di oven atau

pengering lainnya paling sedikit 4 jam (untuk oven) atau sampai berat

kontan.

4. Cawan ditutup kemudian didinginkan dalam Desikator.

5. Setelah dingin ditimbang dan beratnya dicatat.

4.3.6. PERHITUNGAN

Kadar air dapat dihitung seperti berikut :

a. Berat cawan + Tanah basah = W1 gram

b. Berat cawan + Tanah kering = W2 gram

c. Berat cawan kosong = W3 gram

d. Berat air = (W1 – W2)

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAHDISUSUN OLEH KELOMPOK I2 ( Satu)

Page 23: Teori Praktek Mektan ( Oke )

4.3.7. PELAPORAN

Kadar air dilaporkan dalam persen dengan ketelitian satu angka dibelakang

koma.

4.3.8. CATATAN

a. Untuk masing-masing contoh tanah harus dipakai cawan-cawan yang

diberi tanda dan tidak boleh sampai tertukar.

b. Untuk tiap benda uji harus dipakai minimal dua cawan, sehingga kadar air

dapat diambil rata-rata.

c. Agar pengeringan dapat berjalan sempurna, maka susunan benda uji

didalam oven harus diatur sehingga pengeringan tidak terganggu, serta

saluran udara harus dibuka.

4.3 PENGUJIAN BERAT JENIS TANAH ( SNI 03 – 1964 – 1990 )

4.4.1. MAKSUD

Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam pengujian berat jenis

( Specify Gravity ) tanah di laboratorium.

4.4.2. TUJUAN

Tujuan ini untuk memperoleh besaran ( angka ) berat jenis tanah yang akan

digunakan selanjutnya untuk penentuan parameter lainnya sifat tanah.

4.4.3. PERALATAN

Alat :

1. Piknometer

2. Timbangan dengan ketelitian 0.01gram

3. Oven dengan suhu yang dapat diatur

4. Desikator

5. Termometer

6. Cawan porselin

7. Alat vacum atau kompor

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAHDISUSUN OLEH KELOMPOK I2 ( Satu)

Page 24: Teori Praktek Mektan ( Oke )

Bahan:

1. Air destilasi

2. Sample tanah

4.4.4. CARA MELAKUKAN

1. Piknometer dibersihkan luar – dalam dan dikeringkan, kemudian

ditimbang ( =W1 ).

2. Contoh tanah yang sudah dioven, dihancurkan dalam cawan porselen

dengan menggunakan pastel kemudian saring dengan ayakan no. 40

3. Ambil sample tanah sebanyak 10gram, masukan kedalam pinometer

kemudian timbang dan catat beratnya ( =W2 )

4. Piknometer + tanah selama 15 menit dengan sekali – sekali piknometer

dimiringkan untuk membantu keluarnya udara kemudian didinginkan

didalam desikator.

5. Piknometer ditambahkan air sampai penuh. Bagian luar piknometer

dikeringkan dengan tisu. Setelah itu piknometer berisi air dan tanah

seimbang ( = w3 )

6. Piknometer dikosongkan dan dibersihkan kemudian diisi penuh dengan

air destilasi , keringkan dengan kain kering kemudian ditimbang ( =w4 ).

7. Lakukan percobaan ini scar duplo yaitu dilakukan secara dua kali secara

terpisah . Hasil kedua percobaan harus tidak banyak berbeda dan dirata –

ratakan. Jika selisih dari kedua percobaan terlalu jauh maka percobaan

berat jenis ini harus diulang.

4.4.5. PERHITUNGAN

Dimana:

W1 = Berat Piknometer

W2 = Berat Piknometer + Tanah

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAHDISUSUN OLEH KELOMPOK I2 ( Satu)

Page 25: Teori Praktek Mektan ( Oke )

W3 = Berat Piknometer + Tanah + Air

W4 = Berat Tanah (W2 – W1)

4.4.6. PELAPORAN

Berat jenis dilaporkan dalam dua angka dibelakang koma, sesuai dengan SNI 03

– 1964 – 1990.

4.10. PENGUJIAN BATAS CAIR/LIQUID LIMIT ( SNI 03 – 1967 – 1990 )

4.5.1. MAKSUD

Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam pengujian untuk

menentukan batas cair tanah, dengan cara “ Casagrande “.

4.5.2. TUJUAN

Tujuan pengujian ini untuk memperoleh besaran batas cair tanah, sehingga

dapat digunakan untuk menentukan sifat dan klasifikasi tanah.

4.5.2. PERALATAN

1. Alat batas cair standart, mangkoknya harus bersih, kering dan tidak

goyang dan harus diperiksa apakah jatuh tinggi mangkok alat batas cair

tersebut adalah tepat 1 cm.

2. Alat pembuat alur, harus bersih, kering, dan tidak aus, yang terdiri dari :

Alat pembuat alur standar ASTM untuk tanah yang berpasir dan alat

pembuat alur standart Cassagrande untuk tanah kohesif.

3. Mangkok pengaduk benda uji dari porselin.

4. Desikator berisi silica sel.

5. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram.

6. Cawan untuk menentukan kadar air minimal 4 buah dan harus diberi

tanda kemudian ditimbang untuk menentukan beratnya.

7. Batang pengaduk dari baja tahan karat dengan panjang 12,5 cm.

8. Botol berisi air suling.

4.5.3. CARA MELAKUKAN

Urutan proses dalam pengujian batas plastis adalah sebagai berikut :

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAHDISUSUN OLEH KELOMPOK I2 ( Satu)

Page 26: Teori Praktek Mektan ( Oke )

a. Khusus letakkan 100 gram benda uji yang sudah dipersiapkan didalam

mangkok pengaduk, beri air sedikit demi sedikit kemudian diaduk

sehingga airnya merata.

b. Setelah kadar air cukup merata, buatlah bola-bola tanah dari benda uji

itu seberat 8 gram kemudian bola-bola itu di gilingkan diatas plat kaca.

c. Dengan menggunakan spatula, aduklah benda uji tersebut dengan

menambah air suling sedikit, sampai rata.

d. Setelah menjadi campuran yang merata, ambil sebagian benda uji ini

dan diletakkan diatas mangkok alat batas cair, ratakan permukaan

sedemikian sejajar dengan alat.

e. Buatlah air dengan jalan dengan membagi dua uji dalam mangkok itu,

dengan menggunakan alat pembuat alur ( grooving tool ) melalui garis

tengah pemegang mangkok dan simetris.

f. Putarlah alat sedemikian sehingga mangkok naik / jauh dengan

kecepatan 2 putaran perdetik. Pemutaran ini dilakukan terus sampai

dasr alur benda uji bersinggungan sepanjang kira-kira 1,25 cm.

g. Tentukanlah besarnya kadar air pada jumlah kadar air pada jumlah

pukulan 25 dan kadar air inilah yang akan merupakan batas cair ( liquid

limit ) dari benda uji tersebut.

4.5.4. CATATAN

1. Alat-alat yang dipakai harus dalam keadaan bersih dan kering.

2. Selama berlangsungnya percobaan pada kadar tertentu, benda uji tidak

boleh dibiarkan mengering atau terjadi perubahan kadar air.

4.10. PENGUJIAN BATAS PLASTIS ( SNI 03 – 1966 – 1990 )

4.6.1. MAKSUD

Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan bagi pengujian untuk menentukan

batas plastis tanah.

4.6.2. TUJUAN

Tujuan pengujian ini adalah untuk memperoleh besaran batas plastis tanah,

yang selanjutnya digunakan untuk menentukan jenis, sifat dan klsifikasi tanah.

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAHDISUSUN OLEH KELOMPOK I2 ( Satu)

Page 27: Teori Praktek Mektan ( Oke )

PERALATAN

Alat-alat yang dipakai harus dalam keadaan bersih dan kering yang terdiri dari :

1. Alat batas cair standart, mangkoknya harus bersih, kering dan tidak

goyang dan harus diperiksa apakah jatuh tinggi mangkok alat batas cair

tersebut adalah tepat 1 cm.

2. Mangkok pengaduk benda uji dari porselin.

3. Desikator berisi silica sel.

4. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram.

5. Cawan untuk menentukan kadar air minimal 4 buah dan harus diberi

tanda kemudian ditimbang untuk menentukan beratnya.

6. Batang pengaduk dari baja tahan karat dengan panjang 12,5 cm.

7. Botol berisi air suling.

8. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu.

4.6.3. CARA MELAKUKANUrutan proses dalam pengujian batas plastis adalah sebagai berikut :

1. Khusus letakkan 100 gram benda uji yang sudah dipersiapkan didalam

mangkok pengaduk, beri air sedikit demi sedikit kemudian diaduk

sehingga airnya merata.

2. Setelah kadar air cukup merata, buatlah bola-bola tanah dari benda uji

itu seberat 8 gram kemudian bola-bola itu di gilingkan diatas plat kaca.

3. Penggilingan dilakukan dengan telapak tangan sampai membentuk

batang dengan diameter 3 mm.

4. Periksa kadar air batang tanah pada b, c, e, dilakukan ganda benda uji

untuk pemeriksaan kadar air 5 gram.

4.6.4. PERHITUNGAN

Kadar air rata-rata ditentukan menurut pengujian kadar air tanah. Kadar air

yang didapat adalah merupakan batas cair dari benda uji tersebut.

Contoh tanah dinyatakan Non plastis bilamana batas cair atau batas plastis

tidak dapat ditentukan dari hasil pengujian batas cair ( W1 ) dan batas plastis

( Wp ) akan didapat nilai indeks plastisitas ( Ip ) yang besarnya :

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAHDISUSUN OLEH KELOMPOK I2 ( Satu)

Page 28: Teori Praktek Mektan ( Oke )

Ip = W1 – Wp

4.6.5. PELAPORAN

1. Hasil dilaporkan sebagai bilangan bulat dalam persen.

2. Catatlah pada formulir benda uji yang diperiksa dalam keadaan asli atau

sudah kering udara, disaring atau tidak.

4.10. BATAS SUSUT

4.7.1. MAKSUD

Maksud dari percobaan ini meliputi pemeriksaan untuk menentukan data

dari suatu tanah subgrade, yang meliputi : batas susut dan susut volumetric.

4.7.2. PERALATAN

1. Cawan porselen.

2. Cawan susut dari porselen atau monel, berbentuk bulat dengan alas datar,

berdiameter 3,81 dan tinggi 1,29 cm.

3. Spatula ( pisau pemotong )

4. Alat pengukur volume tanah yang terdiri atas mangkok gelas, plat gelas

dengan tiga paku dan air raksa

5. Timbangan

6. Oven dengan suhu dapat diatur konstan pada 105 – 110o c.

4.7.3. PROSEDUR PELAKSANAAN

1. Letakkan contoh tanah pada cawan porselen dan aduk secara baik atau

betul-betul merata dengan air destilasi secukupnya.

2. Bersihkan cawan, selanjutnya timbang untuk mengetahui beratnya. Untuk

menentukan volume cawan, letakkan cawan dalam dalam mangkok

porselen, isi dengan air raksa sampai penuh. Tekan dengan plat gelas

bersihkan gelas rata diatas permukaan cawan, jaga jangan ada udara

terperangkap.

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAHDISUSUN OLEH KELOMPOK I2 ( Satu)

Page 29: Teori Praktek Mektan ( Oke )

3. Olesi tipis bagian dalam cawan dengan vaselin atau pelumas pekat. Isilah

cawan dengan tanah sekitar sepertiga volumenya dan letakkan ditengah-

tengah . Pukul-pukulah dengan hati-hati cawan pada bidang datar kokoh

yang dilapisi beberapa kertas isap atau lembaran karet. Sehingga tanah

akan menyebar mengisi sudut-sudut cawan.

4. Setelah cawan terisi tanah segera ditimbang dan dicatat berat cawan , berat

tanah basah, biarkan tanah mengering diudara sampai warnanya berubah

dari tua menjadi muda.

5. Tentukan volume tanah kering dengan cara mengeluarkan dari cawan,

kemudian dicelupkan dalam air raksa dalam mangkok gelas. Mula-mula

tempatkan mangkok gelas dalam cawan porselen. Isilah mangkok dengan

dengan air raksa sampai melimpah, kemudian tekan dengan plat berpaku

tiga buah diatas mangkok, kemudian letakkan mangkok pada cawan

porselen kosong. Pindahkan air raksa yang tumpah dalam mangkok lain

( cawan ) dan tentukan berat air raksa dibagi dengan berat jenisnya.

4.7.4. PERHITUNGAN

1. Batas susut

Apabila berat jenis tanah ( Gs ) diketahui, maka batas susut tanah

dapat dihitung sebagai berikut :

SL = (( Vo / Wo ) – ( 1/Gs ))x 100%

Dimana :

SL = Batas susut tanah

Wo = Berat benda uji setelah kering

Vo = Volume benda uji setelah kering

Gs = Berat jenis tanah

Apabila berat jenis tanah tidak diketahui, maka batas susut SL dapat

dihitung dari data yang diperoleh dari percobaan, sebagai berikut :

SL = ( w – (( V – Vo )Wo )) x 100%

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAHDISUSUN OLEH KELOMPOK I2 ( Satu)

Page 30: Teori Praktek Mektan ( Oke )

Dimana :

w = Kadar air tanah basah yang diisikan cawan

W = Berat benda uji basah

Wo = Berat benda uji setelah kering

V = Volume benda uji basah

Vo = Volume benda uji setelah kering

2. Angka Susut

SR = (( ΔV / Vo / Δw ))100% atau

SR = Ww / Vo

4.8. KUAT TEKAN BEBAS

4.8.1. MAKSUD

Maksud percobaan ini adalah untuk menentukan kuat tekan bebas tanah

kohesif atau untuk mendapatkan nilai kekuatan tekan tersebut dalam

keadaan bebas sampai mencapai keruntuhan. Pemeriksaan kuat tekan bebas

dapat dilakukan pada tanah asli atau tidak asli ( buatan ).

4.8.2. PERALATAN

1. Mesin beban ( load frame) penekan tanah

2. Alat pengeluaran contoh tanah dari tabung tanah

3. Cetakan benda uji berbentuk slinder dengan tinggi 2 kali diameter

4. Alat pengukur waktu (stop watch)

5. Timbangan dengan ketelitian 0.001 gram

6. Pengukur renggangan

7. Alat pengukur diameter & tinggi

4.8.3. BENDA UJI

1. Benda uji digunakan berbentuk silider dengan diameter minimal 3.30 cm

dan tinggi 2 kali diameter.

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAHDISUSUN OLEH KELOMPOK I2 ( Satu)

Page 31: Teori Praktek Mektan ( Oke )

2. Untuk benda uji dengan diameter 3.00 cm besar butiran maksimum yang

terkandung dalam benda uji harus < 0.1 diameter benda uji

3. Untuk benda uji dengan diameter 6.80 cm besar butiran maksimum

yang terkandung dalam benda uji harus < 1 / 6 diameter benda uji

4. Pembuatan benda uji

5. Benda uji asli dari tabung contoh tanah

6. Keluarkan contoh tanah dari dalam tabung, dengan alat pengeluar contoh

tanah ( extruder ) didorong masuk ring cetakan.

7. Olesi tipis cetakan contoh dengan pelumas.

8. Potong benda uji bagian atas bawahnya kemudian keluarkan.

9. Ukur dan catat ukuran diameter & tinggi benda uji.

4.8.4. PROSEDUR PELAKSANAAN

1. Tempatkan benda uji pada alat tekan, berdiri vertical dan sentries pada

pelat dasar alat

2. Atur alat tekan sehingga pelat atas menyentuh benda uji.

3. Atur arloji pengukur pada cicin beban dan arloji pengukur regangan

pada pembacaan nol.

4. Kerjakan alat beban dengan kecepatan 0.02% terhadap tinggi benda uji

permenitnya. Kecepatan ini diperkirakan sedemikan sehingga

pecahnya benda uji tidak melampaui 10 menit. Catat pembacaan arloji

pengukur beban dan arloji regangan setiap 30 detik.

5. Hentikan pembebanan apabila tampak beban yang bekerja telah

mengalami penurunan. Jika beban yang bekerja tidak pernah turun

kerjakan pembebanan sampai renggangan

6. Buat skets dan catat perubahan bentuk benda uji dan ukur sudut

kemiringan bidang pecahnya benda uji.

4.9.1. PERHITUNGAN

1. Besar regangan aksial dihitung dengan rumus:

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAHDISUSUN OLEH KELOMPOK I2 ( Satu)

Page 32: Teori Praktek Mektan ( Oke )

Dimana :

= Regangan Aksial [ % ]

AL = Perubahan Panjang Benda Uji (Cm)

Lo = Panjang Benda Uji Semula

2. Luas penampang benda uji rata – rata pada regangan tertentu :

A =

Dimana:

Ao = luas penampang benda uji mula – mula [cm2]

i. Nilai tegangan normal

n =

dimana :

= tegangan normal [kg/cm2]

p = gaya aksial [kg]

a = luas penampang rata – rata pada regangan

tertentu

4.10. KUAT GESER LANGSUNG

4.10.1. MAKSUD

Maksud percobaan ini adalah untuk menentukan besarnya parameter kuat

geser tanah yaitu sudut geser dalam Ø dan kohesi c dengan alat uji geser pada

kondisi consolidated drained atau untuk mengetahui kekuatan tanah terhadap

gaya horizontal.

4.10.2. PERALATAN

Alat geser langsung yang terdiri atas :

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAHDISUSUN OLEH KELOMPOK I2 ( Satu)

Page 33: Teori Praktek Mektan ( Oke )

Kota geser yang dapat untuk benda uji berbentuk bulat ataupun berbentuk

persegi

Perlengkapan pembebanan normal

Perlengkapan untuk menggeser tanah

Cincin beban dengan arloji pengukurnya untuk mengukur gaya geser.

Arloji pengukur tegangan penggeseran

Alat pengeluar sample tanah (extruder) dan pisau pemotong

Ring untuk pencetakan sample uji

Palat saringan

Sigmat

Stopwatch

Timbangan dengan ketelitian 0.01 gram

Peralatan untuk menentukan kadar air

4.10.3. BENDA UJI

1. Benda uji yang diperlukan untuk pemerikasaan ini sekuarang –

kurangnya sebanyak 3 buah

2. Ukur dimensi ring dan timbang serta catat beratnya

3. Apabila contoh tanah yang diperikasa berupa contoh asli dari tabung

contoh tanah, maka keluarkan contoh tanah dengan alat pengeluar

contoh tanah (extruder) dan desaklah masuk cincin cetak . Kemudian

potong tanah dan ratakan sehingga cotoh tanah rata dengan

permukaan cincin cetak bagian atas maupun bawah

4. Timbang dan catat berat benda uji

4.10.4. PROSEDUR PELAKSANAAN

1. Ukur dimensi ring dan timbang, keluarkan contoh tanah dari tabung

bentuk sesuai dengan ring, potong dan ratakan

2. Timbang berat tanah dan ring, hitung bobot isi tanah yakni volume

berat contoh tanah.

3. Masukkan contoh tanah kedalam plat geser dengan cara menekan

tanah pasang pelat geser pada bagian atas dan bawah sample, susun

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAHDISUSUN OLEH KELOMPOK I2 ( Satu)

Page 34: Teori Praktek Mektan ( Oke )

pelat geser kedalam cetakan geser, dengan tegangan normal yang

sudah ditentukan.

5. Pasang penggantung beban vertical guna memberi beban normal pada

benda uji. Atur arloji deformasi vertical pada posisi nol pembacaan .

6. Pasang batang penggeser horizontal untuk memberi beban mendatar

pada kotak penguji. Atur arloji regangan dan arloji beban sehingga

menunjukan angka nol

7. Beri beban normal yang pertama sesuai dengan beban yang diperlukan.

8. Lakukan pengujian dengan kecepatan geser 125 mm/menit. Lakukan

pembacaan secara terus – menerus hingga pada pembacaan

manometer geser menunjukan nilai yang sama 3x berturut – turut atau

pembacaan sudah menurun

9. Lepaskan benda uji yang kemudian cari kadar airnya

10. Untuk benda uji yang kedua, beri beban normal 2 (dua) kali beban

normal yang pertama, kemudian lakukan kembali seperti percobaan

yang pertama

11. Untuk benda uji yang ketiga beri beban normal 3 (tiga) kali beban

normal yang pertama, kemudian lakukan kembali seperti pada

percobaan yang semula.

12. Susun data – data dalam table dan laporkan kedalam grafik hingga

diperoleh nilai sudut geser tanah dan kohesinya serta laporkan.

4.10.5. PERHITUNGAN

1. Gaya geser maksimum yang bekerja Pmaks setiap benda uji Gaya geser P

= Bacaan arloji x angka kalibrasi

Dimana :

P = Gaya geser

2. Gaya geser maksimum

t = Pmaks / A (Kg/cm2)

Dimana :

A = Luas Benda Uji ( cm2 )

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAHDISUSUN OLEH KELOMPOK I2 ( Satu)

Page 35: Teori Praktek Mektan ( Oke )

4.11. HIDROMETER

4.11.1. MAKSUD

Maksud dari percobaan ini adalah untuk analisa sendimen dengan hydrometer

untuk menentukan pembagian ukuran butiran dari tanah yang lolos saringan

nomor 200.

2. PERALATAN

A. HIDROMETER

Untuk mengetahui berat jenis suspensi.Dapat berupa :

Hidrometer dengan skala pembacaan antara – 0,995 sampai +

1,030 gr/cm3 ,misalnya hydrometer ASSTM 151H dan BS 1377.

Hidrometer dengan skala pembacaan antara -5 sampai + 60

gr/ltr , misalnya hydrometer ASTM 152H.

B. SARINGAN

Terdiri atas satu susunan saringan dengan tutup atas dan bawah .Nomor

saringan ( Standart ASTM ) dan ukurannya adalah sebagai berikut :

No. 10 ( 2,00 mm )

No. 20 ( 0,85 mm )

No. 40 ( 0,425 mm )

No. 60 ( 0,250 mm )

No. 140 ( 0,106 mm )

No. 200 ( 0,075 mm )

1. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram.

2. Gelas silinder kapasitas 1000 cc dengan diameter 2 ½

inci = 6,35 cm, tinggi 18 inci = 45,7 cm dengan tanda volume 1000 cc

disebelah dalam pada ketinggian 36 ± 2 cm dari dasar.

3. Cawan porselen ( mortar ) dan pestel penggerus

berkepala karet atau dibungkus karet .

4. Alat pengaduk suspensi ( stirring apparatus ).

5. Thermometer 0 – 50º C dengan ketelitian 0,5º C .

6. Stop Watch.

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAHDISUSUN OLEH KELOMPOK I2 ( Satu)

Page 36: Teori Praktek Mektan ( Oke )

7. Water Bath, bak air dengan suhu yang dapat diatur

konstan.Alat ini terutama diperlukan bila suhu udara sangat tidak

constant.

8. Air destilasi .

9. Bahan dispersim (reagent), dapat berupa water glass

(sodium silakat ) atau Calgon (Sodium Hexameta Phosphate

= )

10. Sieve Shaker ( Penggetar ayakan )

3. PROSEDUR PELAKSANAAN

1. Untuk tanah yang tidak mengandung butir lebih dari 2mm, tanah

lembab yang diperoleh dari lapangan dapat langsung digunakan

sebagai benda uji tanpa dikeringkan.

Ambil contoh ± 10 – 15 gram dan periksa kadar air tanah seperti

percobaan No. 1 catat hasilnya ( = M )

Apabila belum ada datanya ,lakukan juga percobaan penentuan

berat jenis tanah ( = G )

Sediakan contoh tanah yang akan diperiksa .Timbang dan catat

massanya.

a. Jumlah ini sekurang-kurangnya sekitar 50 – 60 gram untuk tanah

lanau ( lempung tidak berpasir dan sekitar 100 -120 gram

untuk tanah berpasir ).

2. Taruh contoh tanah dalam tabung gelas ( beaker kapasitas 250 cc ).

tuangkan sebanyak ± 125 cc larutan air + reagent yang telah disiapkan

( Lihat catatan No. 1 ). Campur dan aduk sampai seluruh tanah

tercampur dengan air. Biarkan tanah terendam selama sekurang –

kurangnya 16 jam.

3. Tuangkan campuran tersebut dalam alat pengaduk .Jangan ada

butiran yang tertinggal atau hilang dengan membilas dengan air. Dan

tuangkan air bilas kea lat. Bila perlu tambahan air, sehingga

volumenya sekitar lebih dari separuh penuh. Putarkan alat pengaduk

selama lebih dari 1 menit.

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAHDISUSUN OLEH KELOMPOK I2 ( Satu)

Page 37: Teori Praktek Mektan ( Oke )

4. Kemudian segera pindahkan suspensi ke gelas sililnder pengedap.

Jangan ada tanah yang tertinggal dengan membilas dan menuangkan

air bilasan ke silinder. Tambahkan air destilasi sehingga volumenya

mencapai 1000 cm³.

5. Disamping silinder isi suspensi tersebut,sediakan gelas silinder kedua

yang di isi hanya dengan air destilasi ditambmah reagent sehingga

berupa larutan yang keduanya sama seperti yang dipakai pada silinder

pertama. Apungkan hydrometer dalam silinder kedua ini selama

percobaan dilaksanakan.

6. Tutup gelas suspensi dengan tutup karet atau dengan telapak

tangan.Kocok suspensi dengan bolak-balik secara vertical keatas

kebawah selama 1 menit, sehingga butir tanah melayang merata

dalam air. Gerakan membolak-balik gelas lain harus sekitar 60

kali.Langsung letakkan silinder berdiri diatas meja dan bersama

dengan berdirinya sillinder, jalankan stop watch dan merupakan

waktu permulaan pendapatan T=0.

2. a). Lakukan pembacaan hydrometer pada saat 2 ; 5 ; 15 ; 30 ; 60 ;

250 ; dan 1440 menit setelah t = 0 dengan cara sebagai berikut :

Kira – kira 20 atau 25 detik sebelum setiap saat pelaksanaan

pembacaan ,ambilhidrometer dari silinder kedua.Celupkan

hingga hati-hati dan pelan-pelan dalam suspensi sampia

mencapai kadalaman sekitar taksiran skala yang terbaca.

Kemudian lepaskan jangan sampai timbul goncangan . Kemudian

pada saatnya bacalah skala yang ditunjuk oleh puncak meniscus

muka air = R1 ( pembacaan dalam koreksi).

b). Setelah dibaca segera ambil hydrometer pelan-pelan, pindahkan

kedalam silinder kedua. Dalam silinder kedua bacalah skala

hydrometer = R2 ( koreksi pembacaan ).

Catatan : Apabila menggunakan water bath dengan suhu

constant,taruhlah kedua silinder kedalam water bath dan

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAHDISUSUN OLEH KELOMPOK I2 ( Satu)

Page 38: Teori Praktek Mektan ( Oke )

lakukanlah ini sesudah pembacaan 2 menit dan sebelum

pembacaan 5 menit .

3. Setiap setelah pembacaan hydrometer ,amati dan catat temperatute

suspensi dengan mencelupkan thermometer.

4. Setelah pembacaan hydrometer terakhir selesai dolaksanakan T=

1440 menit. tuangkan suspensi keatas saringan No. 200 seluruhnya,

jangan sampai ada butiran yang tertinggal. Cucilah dengan air bersih

sampai air yang mengalir dibawah saringan menjadi jernih dan tidak

ada lagi butir halus yang tertinggal.

5. Pindahkan butir – butir tanah yang tertinggal pada suatu tempat,

kemudian keringkan dalam oven dalam temperature 105° - 110° C.

6. Kemudian dinginkakn dan timbang serta catat massa tanah yang

diperoleh = B1 gram.

13. Saringlah tanah ini dengan menggunakan sejumlah saringan yang

tersebut pada bagian alat dan bahan No. 2.

14. Timbang dan catat massa bagian tanah yang tertinggal di atas tiap

saringan . periksalah bahwa seharusnya jumlah massa dari masing-

masing bagian sama atau dekat dengan massa sebelum disaring.

4. PERHITUNGAN

a) Massa benda uji

Hitungan massa kering contoh tanah yang diperiksa

dimana :

Bo = Massa basah contoh tanah

W = Kadar air tanah

Hitungan massa kering bagian tanah lewat saringan No. 200

dimana :

= Massa tanah tertahan saringan No. 200

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAHDISUSUN OLEH KELOMPOK I2 ( Satu)

Page 39: Teori Praktek Mektan ( Oke )

b) Analisa bagian butir lewat saringanNo. 200

Hitung ukuran butir terbesar dimeter ( mm ) yang ada dalam

suspensi pada kedalaman efectif L ( cm ) untuk setiap saat

pembacaan T ( menit ) dengan rumus :

dimana :

K = Konstanta yang besarnya dipengaruhi temperature

suspensi dan berat jenis butir . Harga K dapat dicari

pada daftar 3.

L = Kedalaman efektif ,dimana berat jenis suspensi diukur

oleh hydrometer yang dipakai dan pembacaan

hydrometer R1.Harga L ( cm ) dapat dicari pada daftar 2.

T = Saat pembacaan dalam menit.

Hitung presentase massa P dari butir yang lebih kecil dari D

terhadap massa kering seluruh tanah yang diperiksa dengan

rumus sebagai berikut :

Jika digunakan hydrometer 151 H

P = [ ( 100000/M ) x G / ( G – G1 )] ( R – G1 )

Jika digunakan hydrometer 152 H

P = ( R x a / M ) x 100

Dimana :

R = Pembacaan hydrometer terkoreksi R1-R2

G = Berat jenis tanah

G1 = Berat jenis cairan pelarut tanah, untuk pencampuran

tanah dengan air destilasi + reagent digunakan G1 = 1

A = Angka koreksi untuk hydrometer 152 H terdapat berat

jenis butir.

Harga a dapat dicari pada daftar 1

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAHDISUSUN OLEH KELOMPOK I2 ( Satu)

Page 40: Teori Praktek Mektan ( Oke )

c) Analisa bagian yang tertahan saringan No. 200

Hitunglah massa bagian yang lewat masing-masing saringan

yang digunakan .Apabila massa bagian yang tertahan pada

saringan dengan No. 10 ; 20 ; 40 ;60 ;140 ;dan 20 berturut –turut

masing-masing adalah : b1 ; b2 ;b3 ;b4 ; b5 ; dan b6 gram. Maka

jumlah massa bagian lewat masing-masing saringan adalah :

Saringan

No.

Jumlah massa lewat saringan

200

140

60

40

20

10

C6 = B2

C5 = C6 + b6

C4 = C5 + b5

C3 = C4 + b4

C2 = C3 + b3

C1 = C2 + b2

Hitung presentasi massa lewat masing-masing saringan terhadap

massa kering seluruh contoh tanah yang diperiksa M.

d) Grafik

Gambarlah gabungan dari hasil analisa B dan C tersebut diatas dalam

garafik yang menunjukkan hubungan antara ukuran butiran dalam

mm ( sebagai absis dengan skala logaritma ) dan persenyase lebih

kecil ( sebagai ordinat ).

Catatan :

Bahan disperse ( reagent ) yang umum digunakan adalah :

Water glass ( sodium silikat ), jumlah yang digunakakn dalam percobaan

adalah sekitar 1 – 1,5 cc 40° Baume Sodium Silikat.

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAHDISUSUN OLEH KELOMPOK I2 ( Satu)

Page 41: Teori Praktek Mektan ( Oke )

Calgon ( Sodium Hexa Meta Phosphite Na ), jumlah yang digunakan dalam

percobaan sekitar 20 cc larutan 2%. Calgon digunakan pada tanah yang bersifat basa

( Ph > 7 ).

Daftar 2 terlampir untuk menetukan kedalaman efektif, hanya berlaku untuk

hydrometer ASTM 151 H dan menggunakan silinder gelas ukuran dengan luas

penampang 27,8 cm² ( diameter 5,95 cm )

Pembacaan yang digunakan adalah setelah dikoreksi meniscus.Apabila digunakan

hydrometer jenis lain,maka perlu dilaksanakan kalibrasi dan dibuatkan daftar tersendiri.

Kedalaman digunakan hydrometer jenis lain, maka perlu dilaksanakan kalibrasi dan

dibuatkan daftar tersendiri.

L = L1 + ½ [ L2 – (VB/A)]

Dimana :

L = Kedalaman efektif ( cm )

L1 = Jarak pada tangkai hydrometer dari bagian atas yang menggelembung sampai

ke tanda pembacaan hydrometer (cm)

L2 = Panjang keseluruhan bagian hydrometer yang menggelembung

VB = Volume dari hydrometer yang menggelembung

A = luas penampang silinder gelas pengujian sedimentasi ( cm² )

4.12. PENGUJIAN KEPADATAN LAPANGAN DENGAN ALAT SAND

CONE KERUCUT PASIR ( SNI 03 – 2828 – 1992 )

1. MAKSUD

Metode ini dimksudkan sebagai pegangan dalam pemeriksaan pelaksanaan

pengujian kepadatan lapangan di suatu lapisan tanah.

2. TUJUAN

Maksud percobaan ini adalah untuk memeriksa/ menentukan kepadatan

tanah lapangan. Cara ini digunakan terbatas untuk tanah yang berbutir

terbesarnya tidak lebih dari 50.80 mm ( 2 inci ).

Catatan :PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

DISUSUN OLEH KELOMPOK I2 ( Satu)

Page 42: Teori Praktek Mektan ( Oke )

Umumnya digunakan untuk memeriksa kepadatan tanah yang

dipadatkan.

Kepadatan tanah adalah berat volume keringnya.

3. PERALATAN1. Alat kerucut pasir yang terdiri atas :

Botol ( dari gelas/plastik ) kapasitas 4 liter akan diisi pasir.

Kran yang dapat dibuka tutup dengan lubang 1,27 cm ( ½ inci ).

Corong berupa kerucut tinggi 13,50 cm ( 5 3/8 inci ) dan

diameter dasar 16,51 cm ( 6 ½ inci ).

Plat baja berbentuk persegi atau bujur sangkar yang bagian

tengahnya terdapat lubang dengan diameter sesuai dengan

diameter corong. Plat tersebut harus cukup kaku, dan pada

sisi-sisinya membentuk dinding dengan ketinggian 10 sampai

13 mm. Ukuran 30,48 x 30,48 cm2 ( 12 inci x12 inci )

2. Bahan pembantu :

pasir bersih,kering, tanpa bahan ikat, sehingga dapat mengalir

bebas dengan ukuran butir lewat saringan no. 10 ( 2,00 mm ) dan

kurang dari 3 % lewat saringan no. 60 ( 0,25 mm ). Koefisien

keseragaman butiran ( Cu ) kurang dari 2,0.

Pasir ini perlu ditentukan / diketahui berat volumenya sebelum

dipakai pada percobaan.

3. Timbangan :

1 buah kapasitas 10 kg dengan ketelitian 1,00 gram.

1 buah kapasitas 500 gram dengan ketelitian 0,10 gram.

4. Alat-alat pembantu :

palu, pahat, sendok untuk membuat lubang pada tanah juga

kaleng, kuas dan sebagainya.

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAHDISUSUN OLEH KELOMPOK I2 ( Satu)

Page 43: Teori Praktek Mektan ( Oke )

5. Alat-alat perlengkapan pemeriksaan kadar air.

4. PROSEDUR PELAKSANAAN

Sebelum pelaksanaan pemeriksaan, yang perlu sudah diketahui

adalah :

Berat unit pasir po g/cm3.

Massa pasir yang akan mengisi kerucut dan lubang plat dasar = Mo

g.

Memeriksa kepadatan tanah lapangan :

Isilah botol dengan pasir secukupnya, timbanglah massa botol

bersama pasir ( = M1 gram ).

Persiapkan permukaan tanah yang akan diperiksa, sehingga

diperoleh bidang rata dan datar. Letakkan plat dasar diatas

tanah, buat tanda batas lubang plat pada tanah.

Buat/gali lubang pada tanah didalam tanda yang telah dibuat.

Kerjakan secara hati-hati, hindarkan terganggunya tanah

disekitar dinding / dasar lubang. Perlu sangat hati-hati untuk

tanah yang mudah longsor ( tanah non kohesif ). Volume ukuran

galian lihat catatan no.2.

Kumpulkan/masukkan semua tanah hasil galian (jangan ada yang

tercecer) dalam kaleng tertutup yang telah diketahui massanya

( massa kaleng kosong bersama tutupnya = M2 gram). Kemudian

timbang kaleng dengan tutupnya yang telah berisi tanah ( = M3

gram ).

Dengan plat dasar terletak diatas tanah, letakkan botol pasir

dengan corongnya menghadap kebawah ditengah plat dasar.

Buka kran dan tunggu sampai pasir berhenti mengalir mengisi

lubang dan corong, kemudian tutup kran.

Tutup botol, lalu bersama corong dengan pasir yang tersisa

dalam botol ditimbang ( = M4 gram ).

Ambil sebagian tanah dalam kaleng dan diperiksa kadar airnya

( = w ).

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAHDISUSUN OLEH KELOMPOK I2 ( Satu)

Page 44: Teori Praktek Mektan ( Oke )

5. PERHITUNGAN

Kepadatan tanah = berat volume kering tanah =

k = 0 / ( 1 + w ) = ( M3 – M2 ) / ( M1 – M4 – M0 )

Penjelasan rumus :

k = 0 / ( 1 + w )

dimana : = M / V

M = massa tanah basah dari lubang

= M3 – M2

V = Volume tanah = volume pasir yang mengisi lubang.

= Mpasir / 0

Mpasir = M1 – M4 – M0.

Catatan :

Selama pengisian pasir dalam lubang hindarkan adanya getaran-

getaran, karena nilai 0 dan M0 tidak akan tepat.

Ukuran / volume lubang benda uji untuk menentukan kadar air

sekurang- kurangnya adalah seperti daftar dibawah :

Butir tanah terbesar( mm )

Volume minimumLubang galian ( cm3 )

Benda uji untukKadar air ( gram )

4,75 (lolos saringan no.4)12,5025,0050,00

710142021202830

100300500

1000

Nilai berat volume pasir yang digunakan = 0 dan massa yang akan mengisi kerucut

M0, perlu ditentukan terlebih dahulu setiap penggantian pasir yang akan digunakan

atau jika keadaan pasir sudah berubah misalnya kotor.

Cara menentukan adalah sebagai berikut :

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAHDISUSUN OLEH KELOMPOK I2 ( Satu)

Page 45: Teori Praktek Mektan ( Oke )

a. Menentukan volume botol ( termasuk lubang sebelum kran ) :

Timbang botol kosong dan kering bersama corongnya = M5 gram.

Dirikan botol dengan corong menghadap keatas, kemudian isikan air sampai di

atas kran. Kemudian tutut kran dan bersihkan / keringkan kelebihan air dalam

corong.

Timbang botol yang berisi air = M6 gram.

Maka volume botol :

V1 = ( M6 – M5 ) / w cm3

Berat jenis air w praktis dapat diambil = 1 gram / cm3. tetapi akan teliti bila

diukur temperatur air dan berat jenis air sesuai dengan suhunya, dapat dilihat

pada daftar.

Pengukuran volume botol ini perlu dilakukan 2 atau 3 kali selisih hasilnya

masing - masing jangan lebih dari 3 cm3. ulangi lagi bila selisihnya masih terlalu

besar.

b. Menentukan berat volume pasir yang akan dipakai.

Dirikan botol kosong ( kering ) dengan corongnya menghadap keatas pada

bidang rata, mendatar dan kokoh,. Kemudian isikan pasir dalam corong.

Bukalah kran, isi botol sampai penuh dan selama pengisian tuang pasir pada

corong sehingga pada corong selalu terdapat pasir lebih dari separuhnya.

Tutup kran dan bersihkan kelebihan pasir dalam corong ( diatas kran ).

Timbanglah botol yang berisi pasir = M7 gram dan hitunglah berat volume pasir

:

0 = ( M7 – M6 ) / V1

c. mengukur massa pasir yang akan mengisi corong.

Isi botol dengan pasir secukupnya, tutup kran dan timbanglah botol yang berisi

pasir = M4 gram.

Letakkan plat dasar pada suatu bidang rata dan mendatar. Kemudian letakkan

botol dengan corongnya menghadap kebawah diatas plat dasar tersebut.

Buka kran dan biarkan pasir mengalir sampai berhenti.

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAHDISUSUN OLEH KELOMPOK I2 ( Satu)

Page 46: Teori Praktek Mektan ( Oke )

Tutup kran kemudian timbang alat dengan sisa pasir yang tidak mengalir = M5

gram.

Hitung massa pasir pengisi corong = M0 = M5 – M4 gram.

4.13. PENGUJIAN KEPADATAN STANDART

1. MAKSUD

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan antara kadar air dan

kepadatan tanah dengan memadatkan didalam cetakan silinder berukuran

tertentu dengan menggunakan alat penumbuk 2,5 kg dan tinggi jatuh 30 m.

Ada 2 cara pemadatan yang didasarkan pada jumlah tenaga, pemadatan yang

dilaksanakan, yaitu :

Pemadatan standart

Pemadatan berat ( modified )

ada 4 cara alternatif yang mungkin digunakan, yang dapat digunakan baik

untuk pemadatan maupun pemadatan berat, yaitu :

Cara A : menggunakan cetakan diameter 102 mm atau 4’’, bahan lolos

saringan 4,75 mm atau No. 4.

Cara B : menggunakan cetakan diameter 152 mm atau 6’’, bahan lolos

saringan 4,75 mm atau No. 4.

Cara C : menggunakan cetakan diameter 102 mm atau 4’’, bahan lolos

saringan 19 mm atau ¾.

Cara D : menggunakan cetakan diameter 152 mm atau 6’’, bahan lolos

saringan 19 mm atau ¾ .

Apabila. tidak ada permintaan khusus, pilihlah cara A.

2. PERALATAN

1. Silinder pemadatan

Ada 2 macam : silinder kecil dan silinder besar. Silinder pemadatn terdiri

atas silinder utama,silinder sambungan yang dapat dilepas dan plat

yang dapat dilepas. Ukuran-ukuran dan toleransi yang masih

diperkenankan adalah sebagai berikut :

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAHDISUSUN OLEH KELOMPOK I2 ( Satu)

Page 47: Teori Praktek Mektan ( Oke )

a. Silinder kecil,diameter 4’’ 0,016 ; tinggi 4,584’’ 0,005’’ dan

volume 1/30 ft3 0,0003 ft3 ( diameter 10,16 0,04 cm, tinggi

11,63 0,0013 cm dan volume 0,943 liter 0,008 liter ).

b. Silinder besar, diameter 6’’ 0,026’’;tinggi 4,584’’ 0,005’’ dan

volume 0,075 ft3 0,00075 ft3 ( diameter 15,24 0,067 cm ;

tinggi 11,63 0,013 cm dan volume 2,124 liter 0,002 liter ).

2. Penumbuk

Penumbuk yang digunakan dapat berupa :

Penumbuk yang dilayani dengan tangan.

Penumbuk mesin.

Berdasarkan massa dan tinggi jatuhnya, maka dibedakan :

Penumbuk standart,yang digunakan pada percobaan pemadatan

standart.

Penumbuk berat ( modified ), yang digunakan pada percobaan

pemadatan berat/ modified.

Ukuran dan toleransinya adlah sebagai berikut :

Penumbuk standart, diameter bidang jatuh 2’’ 0,005’’ ; massa 5,5

0,02 lb dan tinggi jatuh 12’’ 1/16’’ (diameter 5,08 0,013 cm ; massa

4,536 0,009 kg dan tinggi jatuh 45,72 0,16 cm ).

3. Alat untuk mengeluarkan contohtanah dari silinder.

4. Timbangan dengan kapasitas 12 kg dengan ketelitian 5 gram dan

timbangan dengan kapasitas 1 kg dengan ketelitian 0,1 gram.

5. Pisau perata ( straight edge ).

6. Saringan 2’’, ¾’’ dan no.4.

7. Oven

8. Alat pencampur tanah, separti talam, sendok dan sebagainya.

3. PROSEDUR PEROBAAN

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAHDISUSUN OLEH KELOMPOK I2 ( Satu)

Page 48: Teori Praktek Mektan ( Oke )

1. Pada dasarnya cara pelaksanaan percobaan sama, baik untuk :

Pemadatan standart

Pemadatan modified

Cara A,B,C maupun cara D

Perbedaan utama antara pemadatan standart dan pemadatan modified

adalah :

a. Pemadatan standart menggunakan penumbuk standart dan

pemadatan dilaksanakan dalam 3 lapis.

b. Pemadatan berat ( modified ) menggunakan penumbuk berat dan

pemadatan dilaksanakan dalam 5 lapis.

Ikhtisar perbedaan pada masing – masing cara adalah sebagai berikut :

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAHDISUSUN OLEH KELOMPOK I2 ( Satu)

STANDART

Cara A Cara B Cara C Cara D

Silinder pemadatan kecil besar kecil Besar

Material,lewat saringanNo.4 No.4 ¾’’ ¾’’

Penumbuk Standart Standart Standart Standart

Jumlah lapis3 3 3 3

Jumlah tumbukan tiap

lapis25 56 25 56

Material siap ditumbuk 2,7 kg 6,4 kg 4,5 kg 10 kg

BERAT ( MODIFIED )

Cara A Cara B Cara C Cara D

Silinder pemadatan kecil besar kecil Besar

Material,lewat saringanNo.4 No.4 ¾’’ ¾’’

Penumbuk berat berat berat berat

Jumlah lapis5 5 5 5

Jumlah tumbukan tiap lapis 25 56 25 56

Material siap ditumbuk 3,2 kg 7,3 kg 5,4 kg 11,3 kg

Page 49: Teori Praktek Mektan ( Oke )

4. PROSEDUR PELAKSANAAN

Metode A.

1. Timbang cetakan diameter 102 mm ( 4” )dan keeping alas dengan

ketelitian 5 gram ( B1 garam )

2. Cetakan , leher dan keeping alas dipasang jadi satu dan

tempatkan pada landasan yang kokoh

3. Ambil salah satu dari ke enam benda uji diaduk dan dipadatkan

didalam cetakkan dengan ketentuan sebagai berikut :

Jumlah seluruh tanah yang dipergunakan harus tepat sehingga

tinggi kelebihan tanah yang diratakan setelah leher sambung

dilepas tidak lebih dari 0,5 cm.Pemadatan dilakukan dengan alat

penumbuk dengan tinggi jatuh 304,8 mm ( 12” ).Tanah dipadatkan

dalam 3 lapisan dengan tebal kira – kira sama dan masing –

masing dipadatkan dengan 25 tumbukan.

4. Potong kelebihan tanah dari bagian keliling leher,dengan pisau

dan lepaskan leher sambung.

5. Ratakan kelebihan tanah dengan pisau perata sehingga betul –

betul rata dengan permukaan cetakan.

6. Timbang cetakan berisi benda uji besertra keeping alas dengan

ketelitian 5 gram ( B2 ).

7. Keluarkan benda uji tersebut dari cetakan dengan

mempergunakan alat pengeluar benda uji ( extruder ) dan potong

sebagian kecil dari benda uji pada keseluruhan tingginya untuk

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAHDISUSUN OLEH KELOMPOK I2 ( Satu)

Page 50: Teori Praktek Mektan ( Oke )

pemeriksaan kadar air.Tentukan kadar air ( W ) dari benda uji

sesuai dengan PB > 0210 – 76 atau PB.0117 – 76 MPBJ

Metode B.

Ikuti prosedur yang ama sebagaimana diuraikan pada metode A,kecuali :

benda uji dipadatkan didalam cetakan diameter 152 mm ( 6” ) dengan

jumlah tumbukan masing – masing lapisan sebanyak 56 tumbukan.

Metode C.

Ikuti prosedur yang sama sebagaimana diuraikan pada metode A,kecuali :

bila diinginkan supaya persentase bahan kasar lewat saringan 50 mm ( 2” )

dan tertahan 4,75 mm atau No.4 dipertahankan sama seperti keadaan

aslinya dilapangan .Maka bahan yang lolos saringan 50 mm ( 2” ) dan

tertahan saringan 19 mm ( ¾” )diganti dengan bahan yang lolos saringan 19

mm ( 3/4” ) tertahan saringan 4,75 mm ( No. 4 ) dengan jumlah yang

sama .Bahan pengganti diambil dari sisa contoh.

Metode D.

Ikuti prosedur yang sama sebagaiman diuraikan pada metode A ,kecuali :

1. Benda uji dipadatkan didalam cetakan diameter 152 mm ( 6” ) dengan

jumlah tumbukan masing – masing lapisan sebanyak 56 tumbukan .

2. Bila diinginkan supaya presentase bahan kasar lewat saringan 50 mm 2” )

dan tertahan 4,75 mm ( No.4 ) dipertahankan sama seperti keadaan aslinya

dilapangan .Maka angka bahan yang lolos saringan 50 mm ( 2” )dan

tertahan saringan ( ¾” ) diganti dengan bahan yang lolos saringan 4,75 mm

( No.4 ) dengan jumlah yang sama .Bahan pengganti diambil dari sisa

contoh.

4.14. PEMERIKSAAN CBR ( California Bearing Ratio ). ( SNI 03 – 1744 – 1989 )

1. MAKSUD

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAHDISUSUN OLEH KELOMPOK I2 ( Satu)

Page 51: Teori Praktek Mektan ( Oke )

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan CBR ( CALIFORNIA BEARING

RATIO ) .Tanah dan campuran tanah agregat yang di padatkan di laboratorium

pada kadar air tertentu .CBR adalah perbandingan antara beban penetrasi

suatu bahan standar dengan kedalaman dan kecepatan penetrasi yang sama.

2. PERALATAN

1. Mesin penekan dengan kapasitas sekurang-kurangnya 4,45 ton yang

mempunyai kepala atau dasar yang dapat bergerak dengan kecepatan

1,27 mm/menit ( 0,05 inchi/menit ).

2. Cincin beban dengan arloji pengukurnya

3. Silinder pemadatan CBR dengan Diameter 6 inchi dengan tinggi 7 inchi

( lihat cetakan ), dilengkapi dengan silinder sambungan tinggi 2 inchi

dan plat alas tebal 3/8 inchi yang berlubang-lubang.

4. Pelat ganjal ( spacere disk ) diameter 5 15/16 inchi ,tebal 2,42 inchi.

5. Penumbuk standart dan penumbuk berat ( modified )

6. pengukur pengembangan tanah terdiri atas pelat berlubang-lubang

dengan batang pengatur , tripod dan arloji pengukur penetrasi.

7. Pelat-pelat beban berlubang ditengah yang utuh atau belah, massa

masing-masing 5 lb ( 2,27 kg ).

8. Macam-macam alat seperti talam, timbangan, oven, bak perendam

kertas filter, dan sebagainya.

3. PROSEDUR PELAKSANAAN

1. Persiapan benda uji

Untuk pemeriksaan terhadap contoh yang akan dipadatkan maka

contoh tanah dipersiapkan seperti pada persiapan percobaan

pemadatan dengan cara B atau D ( sesuai dengan apa yang diinginkan).

Benda uji yang perlu disiapkan dan dipadatkan sekurang-kurangnya 4,6

kg untuk tanah yang berbutir halus 5,5 kg untuk tanah yang berbutir

kasar.

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAHDISUSUN OLEH KELOMPOK I2 ( Satu)

Page 52: Teori Praktek Mektan ( Oke )

Benda uji ini akan di periksa pada keadaan pemadatan maksimal

sehingga contoh tanah dipersiapkan dengan dicampur air secara merata

secukupnya. Sehingga kelembaban yang diperoleh adalah kadar air

optimum yang harus diketahui berdasarkan cara pemadatan standart

atau pemadatan berat ( tergantung pada cara dan maksud yang

diinginkan ). Catat dan cantumkan pada laporan cara pemadatan yang

dilakukan.

2. Pemadatan tanah

Sebelum dilakukan pemadatan, periksa dan catat kadar air tanah.

Selanjutnya :

Pasang dan klem plat alas pada silinder pemadatan dan juga pasang

silinder sambungan.

Taruhlah plat ganjal ( spacer disk ) dalam silinder diatas plat dasar

kemudian taruhlah diatas kertas filter diatas plat ganjal.

Padatkan tanah lembab yang sudah dipersiapkan didalam silinder

pemadatan CBR dengan cara sesuai dengan percobaan pemadatan.

Dengan cara pemadatan standart atau pemadatan berat/modified

dengan cara B atau D. sehingga akan diperoleh kepadatan maksimal

dan dengan kadar air optimum.

Selanjutnya :

Lepaskan silinder sambungan, potongan dan ratakan tanah padat

rata dengan cara permukaan silinder pemadatan. Bila perlu

tambal lubang-lubang yang akan terjadi/permukaan yang kasar

sehingga didapat permukaan halus.

Lepaskan plat alas dan ambil plat ganjal.Timbang dan catat masa

silnder dengan tanah di dalamnya untuk

menghitung/menentukan berat volume tanah.

3. Merendam

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAHDISUSUN OLEH KELOMPOK I2 ( Satu)

Page 53: Teori Praktek Mektan ( Oke )

a. Letakkan selembar kertas filter diatas plat alas ( plat alas berlubang-

lubang). Baliklah silinder berisi tanah, letakkan diatas plat alas dan

diklem ( tanah yang permukaannya rata dengan muka silinder di

letakkan di atas kertas filter).

b. Letakkan selembar kertas filter diatas contoh tanah padat dalam

silider, kemudian taruhlah plat berlubang-lubang dengan batang

pengatur di atas kertas filter. Kemudian tambahlah di atasnya dengan

plat beban. Jumlah plat beban di perhitungkan sesuai dengan beban (

lapis perkerasan jalan) diatas tanah yang nantinya akan terjadi tetapi

sekurang-kurangnya 2 buah ( 10 lb ).

c. Selanjutnya :

Silinder bersama tanah dan plat-plat beban direndam dalam bak air

sehingga air dapat meresap bebas dari bawah maupun dari atas.

Pasanglah tripod dan perlengkapan untuk pembacaan

pengembangan dan catatlah pembacaan awal dari arloji ukur.

Biarkan tanah dalam keadaan terendam untuk mengembang selama

96 jam ( 4 hari ). Selama itu muka air harus dibuat tetap. Catatlah

pengembangan / perubahan pembacaan arloji ukur pada saat – saat

: 0, 1, 2, 4, 8, 12, 24, 36, 48, 72 dan 96 jam.Waktu perendaman ini

dapat dipersingkat untuk tanah berbutir halus atau kasar yang telah

menghisap air apabila tampak tidak lagi menunjukkan

pengembangan.

d. Setelah 96 jam , ambil tripod pemegang arloji ukur dan keluarkan

silinder dari air . Biarkan dan tiriskan selama 15 menit biar air diluar

tanah mengalir . Bila perlu miringkan silinder agar air diatas tanah

dapat keluar. tetapi jaga jangan sampai permukaan tanah

terganggu.

e. Ambil plat – plat beban, plat berlubang dan kertas filter. Kemudian

timbang dan catat massa tanah bersama silinder.

4. Pelaksanaan Penetrasi

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAHDISUSUN OLEH KELOMPOK I2 ( Satu)

Page 54: Teori Praktek Mektan ( Oke )

a. letakkan kembali pertama-pertama plat beban yang utuh agar tanah tidak

melorot, kemudian pasang silinder pada mesin penetrasi. Aturlah piston

penetrasi menempel tanah, kemudian tambahkan/pasang plat-palt beban

( belah ) lainnya seluruh yang tadi dipasang pada saat perendaman.

b. Dalam hal pemerikasaan CBR pada benda uji tanpa perendaman maka

setelah pekerjaan 2c, langsung taruh beban – beban diatas tanah dalam

silinder dengan jumlah beban yang sesuai dengan tekanan ( massa lapisan

perkerasaan) yang akan bekerja pada tanah nantinya, tetapi sekurang –

kurangnya 2 buah plat beban ( jumlah berat 2 x 5 lb =10lb). Kemudian pasang

silinder pad amesin penetrasi dan atur piston penetrasi menempel muka

tanah.

c. Aturlah mesin penetrasi agar piston penetrasi sedikit menekan tanah,

sehingga pada arloji terbaca tekanan besar 4,5 kg. Untuk menjamin

kedudukan piston pada permukaan tanah. Kemudian aturlah arloji beban dan

arloji penetrasi pada pembacaan nol.

d. Kerjakanklah pembanan mesin, sehingga piston mempunyai kecepatan

penetrasi sekitar 1,27 mm/menit ( 0,05 inchi/menit ). Baca dan catat

besarnya penetrasi dan beban penetrasi pada saat – saat penetrasi sebesar

0,64 mm ; 1,27 mm ; 1,91 mm ; 2,54 mm ; 3,81 mm ; 4,45 mm ; 5,08 mm ;

7,62 mm ; 10,16 mm ; 12,70 mm ; ( atau berturut – turut 0,025 inchi ; 0,05

inchi ; 0,075 inci ; 0,10 inchi ; 0,125 inchi ;0,15 inchi ;0,175 inchi ; 0,2 inchi ;

0,3 inchi ; 0,4 inchi dan 0,5 inchi ).

e. Selanjutnya :

Keluarkanlah benda uji dari silinder,kemudian periksalah kadar air

dari contoh yang diambil pada lapisan setebal 2,5 cm bagian atas

benda uji.

Atau jika di kehendaki data kadar air rata-rata dari benda uji ,

ambillah contoh tanah bagian atas , tengah dan bagian bawah dari

benda uji.

Banyaknya contoh tanah yang di ambil untuk pemeriksaan kadar air

tersebut,sekurang-kurangnya 100 gram bila contoh tanah berbutir halus

atau 500 gram bila contoh yang diuji adalah tanah kasar.

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAHDISUSUN OLEH KELOMPOK I2 ( Satu)

Page 55: Teori Praktek Mektan ( Oke )

4.15.1. Hitungan

1. Grafik penetrasi dan penekanan penetrasi

Hitunglah tekanan penetrasi = gaya / beban penetrasi dibagi luas piston

penetrasi ( = 3 inchi2 = 19,35 cm2 ).

Gambarlah grafik hubungan antara penetrasi sebagai absis dan tekanan

sebagai ordinat. Ada kemungkinan grafik yang diperoleh pada bagian awalnya

tidak berupa garis lurus , maka dalam hal ini di adakan koreksi dari titik nol-

nya.

2. Nilai CBR

a. Hitung nilai CBR ( dinyatakan dalam persen ) dari grafik yang telah

dikoreksi, yaitu perbandingan antara tekanan penetrasi yang diperoleh

terhadap tekanan penetrasi standart ,sebagai berikut :

Nilai tekanan penetrasi untuk penetrasi 2,54 mm ( 0,1 inchi ) terhadap

tekanan penetrasi standart yang besarnya 70,37 kg/cm2 ( 1000 psi ).

CBR = ( P1 : 70,37 ) x 100

dimana : P1 dalam kg/cm2

atau

CBR = ( P1 : 1000 ) x 100

dimana : P1 dalam psi

Nilai tekanan penetrasi untuk penetrasi 5,08 mm ( 0,2 inchi ) terhadap

tekanan penetrasi standart yang besarnya 105,56 kg/cm2 ( 1500

psi ).

CBR = ( P2 : 105,56 ) x 100

dimana : P2 dalam kg /cm2

atau

CBR = ( P2 : 1500 ) x 100

dimana : P2 dalaml psi

Juga hitung nilai CBR terhadap tekanan penetrasi maksimum , apabila

hal ini terjadi maka pada penetrasi kurang 5,08 mm ( 0,2 inchi ).

b. Nilai CBR yang digunakan dan yang dilaporkan adalah nilai untuk

penetrasi 0,1 inchi.

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAHDISUSUN OLEH KELOMPOK I2 ( Satu)

Page 56: Teori Praktek Mektan ( Oke )

c. Apabial dalaml pemerikasaan ternyata CBR untuk penetrasi 0,2 inchi

lebih besar dari nilai 0,1 maka percobaan harus diulang. Dan apabila

ternyata pada percobaan ulang ini nilai CBR untuk 0,2 inchi tetap lebih

besar dari pada nilai 0,1 inchi maka nilai CBR yang digunakan adalah

nilai CBR untuk 0,2 inchi.

3. Pengembangan

Pengembangan yang terjadi yang dilaporkan ( ndalam persen ) yaitu

perbandingan antara jumlah tinggi pengembangan dibagi tinggi contoh

semula dikali 100 ( seratus ).

4. Dalam laporan catat / cantumkan antara lain sebagai berikut :

a. Cara pemadatan yang dilaksanakan yaitu pemadatan standart atau

pemadatan modified dan juga cara yang dipakai yaitu cara B atau cara D.

b. Keadaan percobaan yaitu direndam atau tidak direndam.

c. Berat volume kering tanah sebelum direndam.

d. Berat volume kering tanah sesudah direndam.

e. Kadar air tanah yang berupa :

Kadar air sebelum dipadatkan.

Kadar air sesudah dipadatkan.

Kadar air lapisan atas benda uji setelah direndam.

Kadar air rata-rata benda uji setelah direndam

f. Pengembangan tanah karena direndam ( % )

g. Nilai CBR tanah ( disebut tanpa direndam atau dengan direndam ).

Catatan :

Ukuran silinder pemadatan CBR dengan toleransinya adalah diameter 0,005 inchi ( 152,4

0,13 mm ) dan tinggi 7 inchi 0,005 inchi ( 117,8 0,13 mm ). Sedang plat ganjal

berdiameter 5 15/16 inchi ( 150,8 mm ) dan tinggi 2,416 inchi ( g 1,4 mm ). Dengan dipasang

plat ganjal didalam silinder pemadatan, maka ukuran silinder akan sama dengan silinder

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAHDISUSUN OLEH KELOMPOK I2 ( Satu)

Page 57: Teori Praktek Mektan ( Oke )

pemadatan besar , sehingga cara pemadatan dapat dilakukan dengan baik secara standart

maupun modified dengan cara C atau D.

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAHDISUSUN OLEH KELOMPOK I2 ( Satu)

Page 58: Teori Praktek Mektan ( Oke )

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAHDISUSUN OLEH KELOMPOK I2 ( Satu)