Teori Pipa BAB X
-
Upload
chairul-syam-hafil -
Category
Documents
-
view
20 -
download
4
description
Transcript of Teori Pipa BAB X
BAB X
SISTEM JARINGAN PIPA
Maksud dan Tujuan
1. Mengetahui besarnya kehilangan energi mayor dan kehilangan energi
minor yang terjadi pada sistem jaringan pipa.
2. Mengetahui hubungan koefisien debit (Cd) dengan debit (Q) pada alat
ukur Thomson.
Alat yang Digunakan
1. Pompa air
2. Bak Penampungan
3. Bak Pengeluaran
4. Satu paket sistem jaringan pipa lengkap
5. Gelas ukur
6. Point Gauge
7. Stopwatch
8. Penampung volume air (ember)
10.3 Teori Dasar
Hukum-hukum dasar
Beberapa rumus empiris yang dipergunakan pada asisten distribusi air
melalui pipa untuk berbagai kondisi,mempergunakan hokum-hukum dasar
hidrolika sebagai berikut :
a) Persamaan Kontinuitas
Hukum ini menyatakan bahwa pada setiap aliran dimana tidak ada
kebocoran debit untuk setiap penampangn selalu sama (konstan).
1 A1 2 A2 3 A3
Q1 = Q2 = Q3
A1.V1 = A2.V2 = A3.V3 …………………………….(10.1)
b) Persamaan Bernoulli
1. Untuk zat cair ideal
Hukum ini menyatakan bahwa jumlah tinggi tempat,tinggi
tekanan dan kecepatan pada setiap titik dari suatu aliran zat cair
ideal selalu mempunyai harga yang konstan.
Bid.energi
Bid.piezometrik
…………… (10.2)
dimana : Z = tinggi tempat
P / γ = tinggi tekanan
V2 /2g = tinggi kecepatan
2. Untuk zat cair riil.
V1 V2 V3
V2
2gV2
2gV2
2gP1 γh0 =
Z
Bid. Perbandingan
Pada zat cair riil (mempunyai kekentalan) yang
mengalir,akan mengalami gesekan-gesekan yaitu gesekan antara
zat cair itu sendiri atau gesekan antara zat cair dengan dinding
saluran,dimana arah gaya gesekan ini berlawanan dengan arah
aliran.Dengan kata lain gesekan ini akan menimbulkan
berkurangnya energi zat cair.
Sehingga persamaan Bernoulli untuk aliran zat cair riil adalah
sebagai berikut :
…………(10.3)
dimana : Z = tinggi tempat
P / γ = tinggi tekanan
V2/2g = tinggi kecepatan
h = energi yang hilang dalam perjalanan
Kehilangan Energi Aliran Melalui Pipa
Pada zat cair yang mengalir di dalam bidang batas (pipa,saluran
terbuka atau bidang datar) akan terjadi tegangan geser dan gradien
kecepatan pada seluruh medan aliran karena adanya kekentalan tagangan
geser tersebut akan menyebabkan terjadinya kehilangan energi selama
pengaliran.Dalam hal ini ada beberapa jenis kehilangn energi di dalam
pipa yaitu kehilangan energi utama (mayor) dan kehilangan energi
sekunder (minor),
Kehilangan Energi Mayor
Kehilangan energi mayor diakibatkan oleh adanya tegangan gesek di
dalam pipa.Tahana gesek di dalam pipa tergantung pada factor kekasaran
pipa.Ada beberapa rumus empiris yang telah dijabarkan untuk kehilangan
energi dalam pipa akibat gesekan.Tapi yang akan digunakan dalam
penulisan ini adalah persamaan Darcy-Weisbach untuk aliran melalui pipa
lingkaran dengan bentuk sebagai berikut :
……………………………………………….(10.4)
Dimana : hƒ = kehilangan energi
ƒ = konstanta kekasaran pipa (tergantung pada besarnya
angka Reynolds)
L = panjang pipa
D = diameter pipa
V2/2g = tinggi kecepatan
Sedangkan koefisien gesekan
Dan ƒ = 0.316/Re0.25 untuk ( 4000 ,Re<205 )
Dimana Re = angka Reynold
Angka Reynold mempunyai bentuk sebagai berikut :
………………………………………..(10.5)
dimana : Ρ = rapat massa cair
µ = kekentalan zat cair
D = diameter piipa
V = kecepatan aliran
υ = kekentalan kinematik
Menurut Osborne Reynold ,aliran melalui pipa akan teratur
(laminar) apabila R lebih kecil dari 2300 dan aliran akan tidak teratur
(turbulen) bila R lebih besar dari 12000.
Kehilangan Energi Minor
Disamping adanya kehilangan energi akibat gesekan pipa,terjadi
pula kehilangan energi dalam pipa yang disebabkan karena perubahan
penampang pipa,belokan dan akibat katup.
Kehilangan energi mayor pada pipa panjang biasanya jauh lebih
besar daripada kehilangan energi minor,sehingga pada keadaan tersebut
biasanya kehilangan energi minor diabaikan.Tapi pada pipa pendek
kehilangan energi harus diperhitungkan.Apabila kehilangan energi minor
kurang dari 5% kehilangan energi akibat gesekan maka kehilangan energi
tersebut diabaikan.Untuk memperkecil kehilangan energi minor perubahan
penampang atau belokan jangan dibuat mendadak,tetapi berangsur-angsur.
Perbesaran Penampang
……………………………………(10.6)
Kehilangan energi pada perbesaran penampang akan berkkurang
apabila perbesaran dibuat secara berangsur-angsur.
Kehilangan energi diberikan oleh persamaan berikut :
…………………………..(10.7)
Tabel : Nilai K’ sebagai fungsi dari
100 200 300 400 500 600 750
K’ 0.078 0.31 0.49 0.6 0.57 0.72 0.72
Pengecilan Penampang
Pada pengecilan penampang yang mendadak garis aliran pada
bagian hulu dari sambungan akan mengunucp dan akan mengecil pada
vena kontrakta.
Luas penampang pada vena kontrakta berkisar 0.6 A2.Berdasar
nilai ini maka kehilangan energi diperoleh :
Dengan Ac dan Vc adalah luas penampang dan kecepatan pada
vena kontrakta dan berdasarkan persamaan kontinuitas di daerah vena
kontrakta :
Maka :
Atau : he = 0.44 x ...................(10.8)
Kehilangan energi pada pengecilan penampang dapat dikurangi
dengan membuat pengecilan penampang yang berangsur-angsur.
Kehilangan energi diberikan oleh persamaan berikut :
he = K’ ……………………………………………..
(10.9)
Belokan
Kehilangan energi yang terjadi pada belokan tergantung pada
sudut belokan pipa.
Rumus kehilangan energi yang terjadi pada belokan adalah sama
dengan rumus pada perubahan penampang,yaitu :
hb = Kb ……………………………………………..
(10.10)
dengan Kb adalah koefisien kehilangan energi pada belokan yang
diberikan oleh table berikut.
Tabel : Koefisien Kb sebagai fungsi sudut belokan
200 400 600 800 900
Kb 0.05 0.14 0.36 0.74 0.98
Katup yang Terbuka atau Tertutup Sebagian
Kehilangan energi akibat adanya katup biasanya diukur secara
eksperimental dan dikorelasikan dengan parameter-parameter aliran
pipa.Data untuk katup sedikit banyak tergantung pada rancangan dari
pabrik tertentu.
Rumus untuk kehilangan energi untuk katup,yaitu :
hK = K . …………………………………….. (10.11)
Dengan K adalah koefisien hambatan yang dapat dilihat pada
table berikut.
Tabel : Koefisien Hambatan untuk Katup Terbuka
Garis Tengah
Nominal
(inch)
Dengan
Sekrup
Dengan Kerah
1/2 1 2 4 1 2 4 8 20
Bola 14 8.2 6.9 5.7 13 8.5 6 5.8 5.5
Gerbang 0.3 0.24 0.16 0.11 0.8 0.35 0.16 0.07 0
Engsel Searah 5.1 2.9 2.1 2 2 2 2 2 2
Sudut 0 4.7 2 1 4.5 2.4 2 2 2
Koefisien kehilangan energi pada katup yang diperlihatkan pada
table di atas adalah untuk keadaan katup yang terbuka penuh.Sedangkan
kehilangan energi yang lebih besar terjadi pada katup yang terbuka
sebagian.Kenaikan kehilangan energi untuk katup yang terbuka sebagian
diperlihatkan pada table di bawah ini.
Tabel : Kenaikan Kehilangan Energi Katup yang Terbuka Sebagian
Keadaan Katup Gerbang Katup Bola
Terbuka
Tertutup, 25 %
50 %
75 %
1
3.0 – 5
12 – 22
70 – 120
1
1.5 – 2.0
2.0 – 3.0
6.0 – 8.0
a) Pengukuran Debit
Pengukuran debit dalam pipa
Debit aliran dalam pipa dapat diketahui dari hasil perkalian
antara luas penampang pipa dengan kecepatan yang terjadi dalam
pipa tersebut,dengan persamaan sebagai berikut :
Q = A x V
Dimana : Q = debit aliran ((m3/det)
V = kecepatan aliran (m/det)
A = Luas penampang (m2)
Pengaliran yang terjadi dalam pipa adalah
pengaliran penuh,maka luas penampangnya tergantung dari
diameter pipa.
Perhitungan debit melalui alat Thomson
Alat ukur debit Thomson adalah alat pengukur debit
yang berdasarkan peluapan sempurna,ambang tipis,bentuk
segitiga siku-siku.Alat ini berukuran kecil dan biasanya
digunakan di laboratorium.
b
H
Dengan Rumus
…………………(10.12)
Dimana :
Q = debit yang melewati alat ukur Thomson (m3/det)
H = tinggi muka air dari dasar segitiga Thomson (m)
b = H.tan /2 α=300
sehingga persamaan menjadi :
............................(10.13)
.................................(10.14)
Prosedur Percobaan
Pada percobaan ini, data pembacaan tinggi tekanan air dibaca pada dua
kondisi:
I. Katup/kran terbuka semua,debit masuk berubah-ubah.
II. Bukaan katup bervariasi (diubah-ubah) dengan debit masuk tetap
Prosedur percobaan untuk pengamatan I
1. Mula-mula pompa dinyalakan dan air mengalir ke bak penampungan
untuk diaminerkan,setelah aliran laminar dan penuh,air akan mengalir
ke sistem jaringan melalui pipa inlet dan sebagian over flow dialirkan
kembali ke reservoir.
2. Semua katup pengatur (kran) yang ada pada jaringan dalam keadaan
terbuka,termasuk katup untuk piezometer
3. Sebelum air masuk ke jaringan terlebih dahulu diukur debitnya (Qmasuk)
dengan mengatur seberapa besar bukaan kran/katup pengatur debit
masuk,pengukuran debit diukur dengan cara menampung volume air
dengan waktu.Pengambilan sample volume dilakukan dengan variasi
waktu (diberikan oleh asisten) yang selanjutnya akan diambil volume
rata-ratanya.Setelah diukur volumenya,air dialirkan masuk ke sistem
jaringan,dengan terlebih dahulu mengeluarkan gelembung-gelembung
udara yang ada di dalam pipa dengan cara membuka kran masuk dan
menutu kran keluar.
4. Setelah tidak ada gelembung udarra yang nampak pada tabung
piezometer,kran keluar dibuka.Setelah aliran konstan (tinggi air pada
tabung piezometer konstan) maka tinggi tekanan air pada masing-
masing titik yang ditinjau dapat dibaca (h1 – h20) dan dicatat
5. Setelah itu,mengukur volume yang keluar melalui alat Thomson
dengan waktu yang sama untuk mengukur volume debit masuk dan
sebelum diukur volumenya terlebih dahulu diukur tinggi muka air
yang melimpah dari dasar pintu segitiga
6. Setelah pengukuran volume dan pencatatan tinggi tekana untuk
percobaan debit pertama (Q1) maka bukaan kran/katup pengatur debit
masuk diubah untuk debit kedua (Q2) dan ulangi prosedur 3 sampai 5
Prosedur percobaan untuk pengamatan II
1. Sebelum air masuk ke jaringan terlebih dahulu diukur debitnya (Qmasuk)
dengan mengatur seberapa besar bukaan kran/katup pengatur debit
masuk,pengukuran debit diukur dengan cara menampung volume air
dengan waktu.Pengambilan sample volume dilakukan dengan variasi
waktu (ditentukan oleh asisten) yang selanjutnnya akan diambil
volume rata-ratanya.Setelah diukur volumenya,air dialirkan ,asuk ke
sistem jaringan,dengan terlebih dahulu mengeluarkan gelembung-
gelembung udara yang ada di dalam pipa dengan cara membuka kran
masuk dan menutup kran keluar.
2. Setelah tidak ada gelembung udara yang nampak pada tabung
piezometer,kran keluar dibuka.
3. Dengan tidak mengubah besarnya debit masuk,salah satu kran/katup
pengatur yang terdapat pada sistem jaringan ditutup misalnya K1
terlebih dahulu dan yang lainnya dibiarkan dalam keadaan terbuka.
4. Setelah aliran konstan (tinggi muka air pada tabung piezometer
konstan) maka tinggi tekanan air pada titik-titik yang ditinjau dapat
dibaca (h1 – h20) dan dicatat.
5. Setelah itu,mengukur volume yang keluar melalui alat Thomson
dengan waktu yang sama untuk mengukur volume debit masuk dan
sebelum diukur volumenya terlebih dahulu diukur tinggi muka air
yang melimpah dari dasar pintu segitiga.
6. Setelah pengukuran volume untuk percobaan pertama (misalnya K1
yang ditutup) kemudian K1 dibuka kembali dan dilanjutkan dengan K2
yang ditutup dan dilanjutkan dengan prosedur no.5 dan 6,begitu
seterusnya dilakukan berulang hingga K9 (pada sistem jaringan
terdapat 9 kran/Katup pengatur)
7. Setelah selesai untuk debit masuk (Q1),kemudian diambil sample untuk
perubahan debit selanjutnya,dengan mengulang kembali prosedur no.2
hingga 6 di atas.