KULIAH 1 & 2KULIAH 1 & 2

TEORI PERENCANAANTEORI PERENCANAANoleholeh

MARSUKI ISWANDIMARSUKI ISWANDI

PROGRAM STUDI PROGRAM STUDI PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN

WILAYAHWILAYAH

PROGRAM PASCASARJANAPROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS HALUOLEOUNIVERSITAS HALUOLEO

TEXT BOOK : - FALUDI (1973)- PARIS (1982)- ALEXANDER (1986, 1993)- CHAMBELL & FAINSTEIN (1996)

PERENCANAAN

PERENCANAAN SALAH SATU DARI FUNGSI MANAJEMEN DEFINISI :

PERUMUSAN TUJUAN USAHA (PROSEDUR, METODE, JADWAL PELAKSANAAN), TERMASUK PREDIKSI KONDISI DI MASA MENDATANG DAN PRAKIRAAN AKIBAT DARI RENCANA TERSEBUT (HAROLD KOONTZ)

PENENTUAN TUJUAN YANG AKAN DICAPAI/DILAKUKAN (BAGAIMANA, BILAMANA, OLEH SIAPA), (BINTORO TJ.)

SUATU PROSES MENENTUKAN TINDAKAN BERORIENTASI KE MASA DEPAN MELALUI SERANGKAIAN PILIHAN-PILIHAN (FALUDI: 1970).

- PERENCANAAN ADALAH SUATU CARA RASIONAL UNTUK MEMPERSIAPKAN MASA DEPAN (KELLEY & BECKER, 2000)- PERENCANAAN ADALAH SUATU PROSES MENENTUKAN APA

YANG INGIN DICAPAI DI MASA YANG AKAN DATANG SERTA MENETAPKAN TAHAPAN-TAHAPAN YANG DIBUTUHKAN UNTUK MENCAPAINYA (KAY & ALDER, 1999).

- PERENCANAAN ADALAH SUATU AKTIVITAS YANG DIBATASI OLEH LINGKUP WAKTU TERTENTU, LEBIH JAUH PERENCANAAN DIARTIKAN SUATU KEGIATAN TERKOORDINASI UNTUK MENCAPAI SUATU TUJUAN TERTENTU DI DALAM WAKTU TERTENTU (PENDAPAT UMUM).

PERENCANAAN : SUATU PROSES MENENTUKAN APA YANG INGIN DICAPAI PADA MASA YANG

AKAN DATANG, SERTA MENETAPKAN TAHAPAN-TAHAPAN UNTUK MENCAPAINYA, DILAKUKAN DENGAN :

MENGUJI BERBAGAI ARAH PENCAPAIAN; MENGKAJI BERBAGAI KETIDAKPASTIAN YANG ADA; MENGUKUR KEMAMPUAN (KAPASITAS); MEMILIH ARAH TERBAIK; DAN MEMILIH LANGKAH-LANGKAH UNTUK MEMCAPAINYA.

• MENDEFINISIKAN LINGKUP TEORI PERENCANAAN, TIDAK MUDAH KARENA SANGAT TERKAIT DENGAN BERBAGAI BIDANG KAJIAN. SEHINGGA :

• HAMPIR TIDAK MUNGKIN DIEKSKLUSIFKAN SEBAGAI SUATU TEORI ATAU KAJIAN YANG BERSIFAT KHUSUS.

• SEBAGIAN PIHAK BERANGGAPAN TIDAK ADA MANFAATNYA MEMPELAJARI TEORI PERENCANAAN SEBAGAI BIDANG YANG TERPISAH DARI BIDANG LAINNYA.

• SETIDAKNYA TERDAPAT EMPAT SUMBER KESULITAN DI DALAM MENJELASKAN TEORI PERENCANAAN (CAMPBELL & FAINSTEIN, 1996) :– TEORI PERENCANAAN MUNCUL BERSAMAAN DENGAN SEMUA ASPEK

DISIPLIN ILMU SOSIAL SEHINGGA SANGAT SULIT UNTUK MEMBUAT BATASAN (SCOPE) KAJIAN PERENCANAAN.

– BATASAN PROFESI ANTARA PERENCANA DENGAN PROFESI-PROFESI TERKAIT (REAL ESTATE DEVELOPER, ARSITEK, PEMERINTAH/LEGISLATIF, DLL) TIDAK JELAS.

– TIDAK ADA PERENCANA YANG HANYA MELAKUKAN PERENCANAAN, SEBALIKNYA PARA NON PERENCANA JUGA MELAKUKAN PERENCANAAN;

– BIDANG PERENCANAAN ADA YANG DIBAGI BERDASARKAN ATAS OBYEK PERENCANAAN (PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN, TRANSPORTASI, DLL) DAN ADA YANG DIDASARKAN ARAS METODE (CARA MELAKUKAN KEPUTUSAN)

SYARAT-SYARAT PERENCANAANSYARAT-SYARAT PERENCANAAN PERENCANAAN TIDAK HANYA PERENCANAAN TIDAK HANYA

BERORIENTASI PRODUK, TETAPI JUGA BERORIENTASI PRODUK, TETAPI JUGA PROSES;PROSES;

KEPUTUSAN DIAMBIL BERDASARKAN KEPUTUSAN DIAMBIL BERDASARKAN BEBERAPA ALTERNATIF (BUKAN SATU);BEBERAPA ALTERNATIF (BUKAN SATU);

DAPAT BERSIFAT AKADEMIK-SAINTIFIK DAPAT BERSIFAT AKADEMIK-SAINTIFIK ATAU POLITIS ATAU INTUITIF;ATAU POLITIS ATAU INTUITIF;

ALOKASI SUMBERDAYA (EFISIENSI & ALOKASI SUMBERDAYA (EFISIENSI & OPTIMALISASI);OPTIMALISASI);

DIDASARKAN PADA DATA DAN INFORMASI;DIDASARKAN PADA DATA DAN INFORMASI; DIARAHKAN PADA PENCAPAIAN TUJUAN;DIARAHKAN PADA PENCAPAIAN TUJUAN; BERORIENTASI KE MASA DEPAN (PENDEK, BERORIENTASI KE MASA DEPAN (PENDEK,

MENENGAH, PANJANG).MENENGAH, PANJANG).

SYARAT-SYARAT PERENCANA SYARAT-SYARAT PERENCANA ((PLANNER AS ADVOCATEPLANNER AS ADVOCATE))

SIAP MELAKUKAN PEMIHAKANSIAP MELAKUKAN PEMIHAKAN SENSITIF (TIDAK HANYA SENSITIF (TIDAK HANYA KNOWINGKNOWING TETAPI TETAPI

JUGA JUGA UNDERSTANDINGUNDERSTANDING)) MAU BERMAIN POLITIK, MENJADI MAU BERMAIN POLITIK, MENJADI SOCIAL SOCIAL

ACTIVISTACTIVIST BERSIFAT DEMOKRATBERSIFAT DEMOKRAT MEMAHAMI MEMAHAMI INTERESTINTEREST DAN DAN CONCERNCONCERN

PIHAK YANG DIDAMPINGIPIHAK YANG DIDAMPINGI MAMPU MELAKUKAN NEGOSIASIMAMPU MELAKUKAN NEGOSIASI MEMAHAMI DINAMIKA POLITIKMEMAHAMI DINAMIKA POLITIK MEMAHAMI STRUKTUR KOMUNITAS YANG MEMAHAMI STRUKTUR KOMUNITAS YANG

DIDAMPINGI, TERMASUK DIDAMPINGI, TERMASUK RESOURCESRESOURCES DAN DAN MASALAHNYA.MASALAHNYA.

PERGESERAN PARADIGMA• THEOSENTRISME: PERENCANAAN MERUPAKAN KEKUATAN

MONARKI DAN KEAGAMAAN (AUTHORITARIAN PLANNING)• POSITIVISME: PERENCANAAN MERUPAKAN FUNGSI REKAYASA

SOSIAL MELALUI DOMINASI ILMU TEKNIK (TECHNOCRATIC PLANNING/BLUEPRINT)

• UTOPIANISME: PERENCANAAN MENDUKUNG TUJUAN IDEAL MANUSIA (ROMANTIC PLANNING)

• RASIONALISME: PERENCANAAN MERUPAKAN FUNGSI REKAYASA SOSIAL MELALUI JASTIFIKASI ILMIAH (ILMU SOSIAL) (RATIONAL COMPREHENSIVE PLANNING)

• PRAGMATISME: PERENCANAAN MERUPAKAN FUNGSI DARI PASAR (MARKET) (UTILITARIAN PLANNING, PRAGMATIC PLANNING),

• FENOMENOLOGI: PERENCANAAN MERUPAKAN FUNGSI DARI PENGUATAN EKSISTENSI NILAI-NILAI PLURAL.KERAGAMAN (ORGANIC PLANNING, ADVOCACY PLANNING, SOCIAL LEARNING, SOCIAL MOBILIZATION).

UNSUR-UNSUR YANG MENJADI DASAR PEMIKIRAN UNSUR-UNSUR YANG MENJADI DASAR PEMIKIRAN DALAM PERENCANAAN :DALAM PERENCANAAN :– TUJUAN YANG INGIN DICAPAITUJUAN YANG INGIN DICAPAI– SUMBERDAYA YANG TERSEDIA (DANA, TENAGA, METODE, SUMBERDAYA YANG TERSEDIA (DANA, TENAGA, METODE,

PERALATAN, DLL)PERALATAN, DLL)– JADWAL KERJA.JADWAL KERJA.

MANFAAT PERENCANAAN :MANFAAT PERENCANAAN :– TERHINDARNYA PEMBOROSAN WAKTU, DANA DAN TENAGATERHINDARNYA PEMBOROSAN WAKTU, DANA DAN TENAGA– MENENTUKAN PILIHAN TINDAKAN (ALTERNATIF)MENENTUKAN PILIHAN TINDAKAN (ALTERNATIF)– DAPAT MELAKUKAN PERUBAHAN YANG PERLU PADA DAPAT MELAKUKAN PERUBAHAN YANG PERLU PADA

WAKTUNYAWAKTUNYA– DAPAT MELAKUKAN EVALUASI TERHADAP RENCANA DAPAT MELAKUKAN EVALUASI TERHADAP RENCANA

SEMULASEMULA KELEMAHAN PERENCANAAN :KELEMAHAN PERENCANAAN :

- - MERUPAKAN HIPOTESIS PERLU PEMBUKTIANMERUPAKAN HIPOTESIS PERLU PEMBUKTIAN- MEMERLUKAN WAKTU DAN BIAYA- MEMERLUKAN WAKTU DAN BIAYA

PEMBAGIAN PERENCANAANPEMBAGIAN PERENCANAAN

PERENC. JANGKA PENDEKPERENC. JANGKA PENDEK- WAKTU - WAKTU PERENC. JANGKA MENENGAHPERENC. JANGKA MENENGAH

PERENC. JANGKA PANJANGPERENC. JANGKA PANJANG

PERENC. NASIONALPERENC. NASIONAL- WILAYAH/- WILAYAH/ PERENC.REGIONALPERENC.REGIONAL

LINGKUPLINGKUP PERENC. DAERAH (PROV./KAB./KOTA)PERENC. DAERAH (PROV./KAB./KOTA)

PERENC. TINGKAT BIDANGPERENC. TINGKAT BIDANGPERENC. TINGKAT SEKTORPERENC. TINGKAT SEKTOR

- HIRARKI- HIRARKI PERENC. TINGKAT SUB SEKTORPERENC. TINGKAT SUB SEKTORPERENC. TINGKAT PROGRAMPERENC. TINGKAT PROGRAMPERENC. TINGKAT PROYEKPERENC. TINGKAT PROYEK

►PERENCANAAN PERENCANAAN PEMBANGUNANPEMBANGUNAN ► PEMBANGUNAN DI :PEMBANGUNAN DI :

- - NEGARA KOMUNIS PEMB. IDEOLOGIS – RETORIKANEGARA KOMUNIS PEMB. IDEOLOGIS – RETORIKA - NEGARA KAPITALIS PEMB. EKONOMI - - NEGARA KAPITALIS PEMB. EKONOMI - PRAGMATIS PRAGMATIS

EKONOMI (LEBIH DOMINAN)EKONOMI (LEBIH DOMINAN)► PEMBANGUNANPEMBANGUNAN POLITIKPOLITIK

SOSIALSOSIALBUDAYABUDAYA

PEMBANGUNAN :PEMBANGUNAN : PERTUMBUHAN YANG DIDASARKAN ATAS KONSEP KAPITALISPERTUMBUHAN YANG DIDASARKAN ATAS KONSEP KAPITALIS KETERGANTUNGAN ANTAR MANUSIA, MANUSIA DENGAN ALAM KETERGANTUNGAN ANTAR MANUSIA, MANUSIA DENGAN ALAM

DARI WAKTU KE WAKTU.DARI WAKTU KE WAKTU. KONSEP BERPIKIR.KONSEP BERPIKIR. USAHA UNTUK MENGURANGI ATAU MENIADAKAN ORANG MISKIN.USAHA UNTUK MENGURANGI ATAU MENIADAKAN ORANG MISKIN. PEMENUHAN KEBUTUHAN POKOK DAN BUKAN PEMENUHAN PEMENUHAN KEBUTUHAN POKOK DAN BUKAN PEMENUHAN

KEINGINANKEINGINAN PROSES PENENTUAN TUJUAN ALOKASI DANA DAN PENGGUNAAN PROSES PENENTUAN TUJUAN ALOKASI DANA DAN PENGGUNAAN

DANA TERSEBUT DENGAN EFEKTIF.DANA TERSEBUT DENGAN EFEKTIF. WADAH UNTUK MELAKUKAN KKN (BAGI ORANG TERTENTU).WADAH UNTUK MELAKUKAN KKN (BAGI ORANG TERTENTU). USAHA MASYARAKAT UNTUK MEMPERBAIKI KEHIDUPAN DAN USAHA MASYARAKAT UNTUK MEMPERBAIKI KEHIDUPAN DAN

PENGHIDUPANNYA.PENGHIDUPANNYA. PROSES UNTUK MENCAPAI KEHIDUPAN MANUSIA YANG ADIL DAN PROSES UNTUK MENCAPAI KEHIDUPAN MANUSIA YANG ADIL DAN

MAKMUR.MAKMUR. CARA UNTUK MENCAPAI MANUSIA SEUTUHNYA.CARA UNTUK MENCAPAI MANUSIA SEUTUHNYA. PROSES ATAU USAHA PERUBAHAN SOSIAL.PROSES ATAU USAHA PERUBAHAN SOSIAL.

PEMBANGUNAN : SUATU PROSES YANG KONTINU, DILAKUKAN SECARA TERENCANA UNTUK MEMPERBAIKI KEHIDUPAN MASYARAKAT DALAM BERBAGAI ASPEK (EKONOMI, POLITIK, SOSIAL, BUDAYA).PROSES/UPAYA YANG TERKOORDINASI UNTUK MENCIPTAKAN KEADAAN YANG TERSEDIA LEBIH BANYAK ALTERNATIF YANG SYAH BAGI SETIAP WARGA UNTUK MENCAPAI KESEJAHTERAAN LEBIH TINGGI DARI WAKTU KE WAKTU.

PEMBANGUNAN DILAKUKAN DENGAN MENGOPTIMALKAN PENGGUNAAN SDM, SDA, TEKNOLOGI DAN MODAL, MEMPERTIMBANGKAN KESEIMBANGAN MASYARAKAT DAN LINGKUNGANNYA (JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG).

KEBERHASILAN PEMBANGUNAN KETEPATAN MODEL, STRATEGI, IDENTIFIKASI MASALAH, CARA PELAKSANAAN BUKAN KECEPATANNYA, YANG PENTING ADALAH PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PARTISIPASI AKTIF.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN :PERENCANAAN PEMBANGUNAN :SUATU TEKNIK ATAU CARA YANG AKAN SUATU TEKNIK ATAU CARA YANG AKAN DILAKSANAKAN UNTUK MENCAPAI BERBAGAI DILAKSANAKAN UNTUK MENCAPAI BERBAGAI TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN YANG TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN YANG (TELAH) DITETAPKAN DAN DIRUMUSKAN (TELAH) DITETAPKAN DAN DIRUMUSKAN MELALUI BADAN PERENCANA PEMBANGUNAN. MELALUI BADAN PERENCANA PEMBANGUNAN. TUJUAN DAN SASARAN TERSEBUT DAPAT TUJUAN DAN SASARAN TERSEBUT DAPAT BERUPA TUJUAN EKONOMI, SOSIAL, POLITIK BERUPA TUJUAN EKONOMI, SOSIAL, POLITIK DAN HANKAM.DAN HANKAM.

PROSES PERENCANAAN :PROSES PERENCANAAN : PENYUSUNAN RENCANA (TUNJAUAN KONDISI PENYUSUNAN RENCANA (TUNJAUAN KONDISI

YANG ADA, FORECASTING, PLAN OBJECTIVE, YANG ADA, FORECASTING, PLAN OBJECTIVE, POLICY, PERSETUJUAN)POLICY, PERSETUJUAN)

PENYUSUNAN PROGRAM/KEGIATAN (FLOW PENYUSUNAN PROGRAM/KEGIATAN (FLOW CHART, NETWORK PLAN)CHART, NETWORK PLAN)

PELAKSANAANPELAKSANAAN PENGAWASANPENGAWASAN

► ALASAN PERLUNYA PEMBANGUNAN (EKONOMI) DI ALASAN PERLUNYA PEMBANGUNAN (EKONOMI) DI NEGARA BERKEMBANGNEGARA BERKEMBANG MOBILITAS FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI TERKENDALA.MOBILITAS FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI TERKENDALA. KURANGNYA WIRASWASTA NASIONAL YANG MAMPU KURANGNYA WIRASWASTA NASIONAL YANG MAMPU

MENDUKUNG PEMBANGUNAN (PEMERINTAH SEBAGAI MENDUKUNG PEMBANGUNAN (PEMERINTAH SEBAGAI AGENT OF DEVELOPMENT)AGENT OF DEVELOPMENT)

KEKUATAN PASAR DAN MEKANISME HARGA KEKUATAN PASAR DAN MEKANISME HARGA TIDAK STABIL TIDAK STABIL

► KELAMAHAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI KELAMAHAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI NAGARA BERKEMBANG :NAGARA BERKEMBANG : HANYA MENJADI DOKUMEN POLITIKHANYA MENJADI DOKUMEN POLITIK PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN TIDAK SERASIPERENCANAAN DAN PELAKSANAAN TIDAK SERASI INFORMASI DAN DATA STATISTIK TERBATASINFORMASI DAN DATA STATISTIK TERBATAS KURANGNYA PENGUASAAN TEKNIK PERENCANAANKURANGNYA PENGUASAAN TEKNIK PERENCANAAN LEMAHNYA KEMAMPUAN ADMINISTRASI PEPERINTAH.LEMAHNYA KEMAMPUAN ADMINISTRASI PEPERINTAH.

KONSEP DAN METODE PERENCANAAN KONSEP DAN METODE PERENCANAAN PEMBANGUNAN WILAYAHPEMBANGUNAN WILAYAH

PEMBANGUNAN DITUJUKAN UNTUK MANUSIA DAN PEMBANGUNAN DITUJUKAN UNTUK MANUSIA DAN MASYARAKATNYAMASYARAKATNYA

DALAM KONTEKS WILAYAH (REGIONAL), PEMBANGUNAN DALAM KONTEKS WILAYAH (REGIONAL), PEMBANGUNAN DITUJUKAN UNTUK MANUSIA DAN MASYARAKAT DI DITUJUKAN UNTUK MANUSIA DAN MASYARAKAT DI DALAM WILAYAH YANG DIMAKSUD. DALAM WILAYAH YANG DIMAKSUD. MAKA MAKA PEMBANGUNAN DI SUATU WILAYAH SECARA FISIK PEMBANGUNAN DI SUATU WILAYAH SECARA FISIK HARUS MEMPERLIHATKAN ADANYA PENINGKATAN HARUS MEMPERLIHATKAN ADANYA PENINGKATAN PERTUMBUHAN AKTIVITAS EKONOMI DAN SOSIAL DARI PERTUMBUHAN AKTIVITAS EKONOMI DAN SOSIAL DARI WAKTU KE WAKTU, DISERTAI ADANYA MEKANISME WAKTU KE WAKTU, DISERTAI ADANYA MEKANISME REDISTRIBUSI KESEJAHTERAAN YANG EFEKTIF DAN REDISTRIBUSI KESEJAHTERAAN YANG EFEKTIF DAN EFISIEN.EFISIEN.

PERENCANAAN/TUJUAN PEMBANGUNAN (WILAYAH) PERENCANAAN/TUJUAN PEMBANGUNAN (WILAYAH) PERLU DIJABARKAN DALAM BERBAGAI TOLOK UKUR PERLU DIJABARKAN DALAM BERBAGAI TOLOK UKUR PEMBANGUNAN YANG LEBIH OPERESIONAL, GUNA PEMBANGUNAN YANG LEBIH OPERESIONAL, GUNA MEMUDAHKAN EVALUASI ARAH DAN TINGKAT MEMUDAHKAN EVALUASI ARAH DAN TINGKAT KEBERHASILAN PELAKSANAAN PEMBANGUNANKEBERHASILAN PELAKSANAAN PEMBANGUNAN

PERFORMANCEPERFORMANCE PEMBANGUNAN WILAYAH PEMBANGUNAN WILAYAH SETIDAKNYA DAPAT DIUKUR DENGAN :SETIDAKNYA DAPAT DIUKUR DENGAN :

1.1. TINGKAT PERTUMBUHAN PDRBTINGKAT PERTUMBUHAN PDRB

2.2. TINGKAT PDRB PER KAPITATINGKAT PDRB PER KAPITA

3.3. TINGKAT PEMERATAAN ATAU DISTRIBUSI PEMILIKAN- TINGKAT PEMERATAAN ATAU DISTRIBUSI PEMILIKAN- PENGUASAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSIPENGUASAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI

4.4. TINGKAT RELATIF JUMLAH TENAGA KERJA YANG TINGKAT RELATIF JUMLAH TENAGA KERJA YANG MENGANGGUR ATAU SETENGAH MENGANGGUR.MENGANGGUR ATAU SETENGAH MENGANGGUR.

5.5. JUMLAH PENDUDUK YANG BERADA DI BAWAH AMBANG JUMLAH PENDUDUK YANG BERADA DI BAWAH AMBANG KEMISKINAN (SECARA RELATIF DAN ABSOLUT)KEMISKINAN (SECARA RELATIF DAN ABSOLUT)

6.6. TINGKAT PRODUKTIVITAS SUMBERDAYA ALAM WILAYAH.TINGKAT PRODUKTIVITAS SUMBERDAYA ALAM WILAYAH.

7.7. KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP WILAYAH.KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP WILAYAH.

PERFORMANCE PEMBANGUNAN WILAYAH YANG HANYA PERFORMANCE PEMBANGUNAN WILAYAH YANG HANYA DITINJAU DARI SATU SISI ATAU SATU TOLOK UKUR SAJA DITINJAU DARI SATU SISI ATAU SATU TOLOK UKUR SAJA SERING MENIMBULKAN BIAS.SERING MENIMBULKAN BIAS.

STRATEGI PENGEMBANGAN WILAYAHSTRATEGI PENGEMBANGAN WILAYAH► STRATEGI SEBAIKNYA TIDAK DITUJUKAN UNTUK SUATU STRATEGI SEBAIKNYA TIDAK DITUJUKAN UNTUK SUATU

HAL YANG BERJANGKA TERLALU SINGKAT DAN SEMPIT, HAL YANG BERJANGKA TERLALU SINGKAT DAN SEMPIT, AKAN TETAPI SUATU STRATEGI PADA DASARNYA AKAN TETAPI SUATU STRATEGI PADA DASARNYA MERUPAKAN TAHAP ATAU LANGKAH YANG MERUPAKAN TAHAP ATAU LANGKAH YANG BERKESINAMBUNGAN DAN TERORGANISASI DI DALAM BERKESINAMBUNGAN DAN TERORGANISASI DI DALAM MENCAPAI SUATU SASARANMENCAPAI SUATU SASARAN

► STRATEGI PEMBANGUNAN HARUS DIPANDANG SECARA STRATEGI PEMBANGUNAN HARUS DIPANDANG SECARA MENYELURUH DAN DALAM KONTEKS WAKTU TERTENTU.MENYELURUH DAN DALAM KONTEKS WAKTU TERTENTU.

► EVALUASI ATAS PELAKSANAAN SUATU STRATEGI HARUS EVALUASI ATAS PELAKSANAAN SUATU STRATEGI HARUS DIDASARKAN ATAS TAHAPAN PELAKSANAANNYADIDASARKAN ATAS TAHAPAN PELAKSANAANNYA

► SECARA GARIS BESAR PADA DASARNYA TERDAPAT TIGA SECARA GARIS BESAR PADA DASARNYA TERDAPAT TIGA PENDEKATAN UTAMA DI DALAM PEMBANGUNAN PENDEKATAN UTAMA DI DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH :WILAYAH :1. DEMAND SIDE STRATEGY1. DEMAND SIDE STRATEGY (DSS) (DSS)2. SUPPLY SIDE STRATEGY2. SUPPLY SIDE STRATEGY (SSS) (SSS)33. PENGEMBANGAN . PENGEMBANGAN SEVICE AREASEVICE AREA (SA) (SA)

DSS• DSS PADA DASARNYA MERUPAKAN SUATU STRATEGI

PEMB.WIL. DENGAN TUJUAN MENINGKATKAN PERMINTAAN LOKAL TERHADAP BARANG DAN JASA MELALUI PENINGKATAN TARAF HIDUP MASYARAKATNYA

• PENINGKATAN TARAF HIDUP DIHARAPKAN AKAN MERANGSANG PERTUMBUHAN SEKTOR INDUSTRI BARANG DAN JASA, SEHINGGA MEMACU PENINGKATAN PENYERAPAN TENAGA KERJA PERTUMBUHAN EKONOMI WILAYAH

CONTOH DSS : PROGRAM TRANSMIGRASI, TAHAPANNYA :1. STADIA SUB-SUBSISTEN; PETANI BELUM MAMPU MEMENUHI

KEBUTUHAN POKOK PEMERINTAH MENSUBSIDI2. STADIA SUBSISTEN; PETANI TRANSMIGRAN TELAH

MENGUSAKAN LAHAN UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN HIDUPNYA

3. STADIA MARKETABLE SURPLUS; PRODUKSI LAHAN USAHATANI MELEBIHI KEBUTUHAN POKOK (SURPLUS), SEHINGGA DIJUAL KE PASAR KELUARGA TRANSMIGRAN DAPAT MEMBELI KEBUTUHAN SEKUNDER DAN TERSIERNYA. MASA INI MERUPAKAN SIGNAL PERLUNYA PENGEMBANGAN INDUSTRI DENGAN BAHAN BAKU HASIL PERTANIAN

4. STADIA INDUSTRI PERTANIAN; MENAMPUNG PRODUK PERTANIAN PENINGKATAN PENDAPATAN KELUARGA PETANI MELALUI SURPLUS USAHATANI DAN PENYERAPAN TENAGA KERJA. MENINGKATNYA PENDAPATAN KELUARGA MENINGKATNYA PERMINTAAN BARANG DAN JASA LAINNYA. SIGNAL PERLUNYA PENGEMBANGAN INDUSTRI NON PERTANIAN

5. STADIA PERKEMBANGAN INDUSTRI NON PERTANIAN (SKALA KECIL); MENINGKATNYA PENDAPATAN MASYARAKAT SEMAKIN MENDORONG PERMINTAAN BARANG DAN JASA NON PERTANIAN SECARA KUANTITAS, KUALITAS DAN KERAGAMANNYA SEMAKIN KOMPLEKS.

6. STADIA INDUSTRIALISASI; SEIRING DENGAN MENINGKATNYA BARANG-BARANG LUX DI SUATU WILAYAH, MAKA PERKEMBANGAN SEKTOR INDUSTRI MENGARAH KE SKALA YANG LEBIH BESAR DAN KOMPLEKS.

7. BERKEMBANGNYA SEKTOR JASA

• DSS BIASANYA BERLANGSUNG LAMA, PERALIHAN ANTAR STADIA MEMERLUKAN ADANYA TRANSFORMASI TEKNOLOGI, STRUKTUR KELEMBAGAAN DAN CARA BERPIKIR MASYARAKAT SECARA EVOLUTIF.

• NAMUN DEMIKIAN DSS MERUPAKAN STRATEGI YANG RELATIF STABIL, FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL UMUMNYA TIDAK BERPENGARUH SIGNIFIKAN TERHADAP PENGEMBANGAN INTERNAL KARENA STRATEGI INI MENGANDALKAN PASAR DAN PRODUKSI LOKAL.

• DITINJAU DARI DSS, PERKEMBANGAN WILAYAH TRANSMIGRASI STAGNASI PADA STADIA 4 AKIBAT LEMAHNYA PERENCANAAN PEMBANGUNAN

SSSSSSSSS; MERUPAKAN STRATEGI YANG DITUJUKAN UNTUK SSS; MERUPAKAN STRATEGI YANG DITUJUKAN UNTUK MENINGKATKAN PASOK KOMODITAS-KOMODITAS TERTENTU MENINGKATKAN PASOK KOMODITAS-KOMODITAS TERTENTU YANG PADA UMUMNYA DIPROSES DARI SUMBERDAYA ALAM YANG PADA UMUMNYA DIPROSES DARI SUMBERDAYA ALAM LOKALLOKAL

MENINGKATNYA EKSPOR KE LUAR WILAYAH DIHARAPKAN MENINGKATNYA EKSPOR KE LUAR WILAYAH DIHARAPKAN DAPAT MENINGKATKAN PENDAPATAN LOKAL DAPAT MENINGKATKAN PENDAPATAN LOKAL MENUMBUHKAN KEGIATAN PEREKONOMIAN LAINNYA DI MENUMBUHKAN KEGIATAN PEREKONOMIAN LAINNYA DI WILAYAH TERSEBUTWILAYAH TERSEBUT

KEUNTUNGAN SSS KEUNTUNGAN SSS PROSESNYA CEPAT, DAMPAK PROSESNYA CEPAT, DAMPAK PEMBANGUNAN LEBIH CEPAT .PEMBANGUNAN LEBIH CEPAT .

KELEMAHAN SSS : (1) SERING BERSIFAT KELEMAHAN SSS : (1) SERING BERSIFAT ENCLAVEENCLAVE, YAITU , YAITU WILAYAH YANG DIKEMBANGKAN SERING MENJADI PULAU WILAYAH YANG DIKEMBANGKAN SERING MENJADI PULAU KEMAJUAN DI TENGAH-TENGAH KETERBELAKANGAN KEMAJUAN DI TENGAH-TENGAH KETERBELAKANGAN KESENJANGAN STRUKTURAL, DAMPAK PEMBANGUNAN KESENJANGAN STRUKTURAL, DAMPAK PEMBANGUNAN WILAYAH SECARA KESELURUHAN RELATIF KECIL; (2) WILAYAH SECARA KESELURUHAN RELATIF KECIL; (2) UMUMNYA PADAT MODAL UMUMNYA PADAT MODAL PENYERAPAN TENAGA KERJA PENYERAPAN TENAGA KERJA RELATIF RANDAH; (3) PEKA TERHADAP PERUBAHAN RELATIF RANDAH; (3) PEKA TERHADAP PERUBAHAN EKONOMI DI LUAR WILAYAHEKONOMI DI LUAR WILAYAH

SASA SA, MENINGKATKAN SA, MENINGKATKAN LOCATIONAL RENTLOCATIONAL RENT

MELALUI SUBSIDI PEMERINTAH.MELALUI SUBSIDI PEMERINTAH. DI DAERAH TERSEBUT SECARA ALAMIAH DI DAERAH TERSEBUT SECARA ALAMIAH

MISKIN SDAMISKIN SDA PEMBANGUNAN SISTEM TRANSPORTASI DAN PEMBANGUNAN SISTEM TRANSPORTASI DAN

SARANA PELAYANAN DAPAT MENINGKATKAN SARANA PELAYANAN DAPAT MENINGKATKAN LOCATIONAL RENT (CONTOH, SINGAPURA, LOCATIONAL RENT (CONTOH, SINGAPURA, BATAM)BATAM)

TIDAK SEMUA WILAYAH MISKIN SUMBERDAYA TIDAK SEMUA WILAYAH MISKIN SUMBERDAYA BERPOTENSI UNTUK MENJADI SUATU SA. BERPOTENSI UNTUK MENJADI SUATU SA.

REVIEW TERHADAP PEMBANGUNAN SEKTORAL DAN PEMBANGUNAN WILAYAH DI INDONESIA MASA LALU

• PEMBANGUNAN NASIONAL YANG HOLISTIK MERUPAKAN INTEGRASI DARI PEMBANGUNAN SEKTORAL DAN PEMBANGUNAN WILAYAH.

• PELAKSANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL MASA LALU (ORBA) CENDERUNG MEMPRIORITASKAN PEMBANGUNAN SEKTORAL DIBANDING DENGAN PEMBANGUNAN WILAYAH.

• KEBIJAKAN TERSEBUT DIDASARKAN ATAS ALASAN-ALASAN YANG RASIONAL ANTARA LAIN :1. PEMERINTAH BERUPAYA UNTUK MEMBANGUN DAN MAMANTAPKAN KEMBALI SISTEM MONETER YANG PADA PERIODE SEBELUMNYA BERKEMBANG TIDAK RASIONAL (INFLASI > 600%)2. PEMERINTAH BERUPAYA MELAKUKAN AKUMULASI KAPITAL MELALUI PENCAPAIAN TINGKAT PERTUMBUHAN YANG TINGGI, OLEH SEBAB ITU PROGRAM-PROGRAM SEKTORAL YANG BERSIFAT QIUCK YIELDING DAN RISIKO PELAKSANAANNYA KECIL, MENDAPAT PRIORITAS UTAMA.3. PEMERINTAH MENGANDALKAN HIBAH DAN PINJAMAN LUAS NEGERI. GUNA MEMPEROLEH PINJAMAN LEBIH BESAR MAKA INDONESIA BERUPAYA MENCAPAI PERFORMANCES MINIMAL DALAM PENGELOLAAN PEMBANGUNAN JANGKA PENDEK.4. RELATIF KURANG BERKEMBANGNYA KEMAMPUAN DAERAH DALAM MELAKSANAKAN PERENCANAAN, PELAKSANAAN, MONEV. PEMB. HAL INI DISEBABKAN BUKAN SAJA OLEH KURANGNYA JUMLAH APARAT PEMBANGUNAN DAERAH, TETAPI JUGA DISEBABKAN OLEH TERJADINYA BACKWASH PROCESS DIMANA SUMBERDAYA (TERUTAMA SUMBERDAYA MANUSIA) TERCUCI (PINDAH DARI DAERAH DAN MENGENDAP DI PUSAT)

• KEADAAN TERSEBUT BERDAMPAK KEPADA PROSES PEMBANGUNAN :1. PROSES PEMB. SANGAT TERPUSAT, DICIRIKAN OLEH DOMINANNYA PENDEKATAN TOP DOWN DALAM PROSES PERENCANAAN.2. SEMAKIN MENONJOLNYA PERENCANAAN SEKTORAL3. KECENDERUNGAN MENERAPKAN KEBIJAKAN YANG HOMOGEN UNTUK SELURUH DAERAH4. PELUANG INVESTASI DI PUSAT SANGAT CEPAT DIBANDING DAERAH5. MENINGKATNYA KEMAMPUAN APARAT PEMBANGUNAN DI PUSAT MELEBIHI KECEPATAN PERKEMBANGAN KEMAMPUAN APARAT DI DAERAH.

• KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TEPUSAT DAN BIAS KEPADA PEMBANGUNAN SEKTORAL , DARI SUDUT EKONOMI WILAYAH, MENIMBULKAN MASALAH ANTARA LAIN :1. TERJADINYA DISINTEGRASI STRUKTUR PEREKONOMIAN. STRUKTUR PEREKONOMIAN DI PUSAT (TERUTAMA DI JAWA) BERKEMBANG DENGAN CEPAT SEDANGKAN DI DAERAH SANGAT LAMBAT. DALAM JANGKA PANJANG DAPAT MENIMBULKAN HUBUNGAN PUSAT DAN DAERAH YANG BERSIFAT EKSPLORATIF.2. TERJADINYA MISALOKASI SUMBERDAYA NASIONAL, KURANG DIMANFAATKANNYA KEUNGULAN KOMPARATIF WILAYAH MELEMAHKAN POTENSI DAERAH UNTUK BERKEMBANG.3. SEMAKIN BESARNYA KEBOCORAN WILAYAH, INVESTASI PADA SUATU WILAYAH TIDAK DAPAT DIREINVESTASIKAN PADA WILAYAH TERSEBUT KARENA STRUKTUR PEREKONOMIAN KURANG BERKEMBANG.4. KURANGNYA PERDAGANGAN YANG SALING MENGUNTUNGKAN ANTAR WILAYAH, DISEBABKAN TERHAMBATNYA PROSES MENUJU SPESIALISASI AKIBAT KEBIJAKAN PEMBANGUNAN YANG TERLALU UMUM DAN KURANG DIMANFAATKANNYA KEUNGGULAN KOMPARATIF WILAYAH.