Teori Penjualan

download Teori Penjualan

of 17

Transcript of Teori Penjualan

  • 7/29/2019 Teori Penjualan

    1/17

    Bab II

    KAJIAN PUSTAKA

    2.1. Review Hasil-hasil Penelitian Terdahulu

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh S. Hadiyanto pada tahun 1996, mahasiswa

    Institut Keguruan Ilmu Pendidikan Jakarta / 1996, dengan judul Hubungan Antara Potongan

    Penjualan Terhadap Volume Penjualan Pada PT. Pantja Niaga Jakarta.

    Dari penelitian teknis analisis yang digunakan adalah analisis product moment, hasil

    deskriptif menunjukan bahwa untuk potongan penjualan (variabel X) diperoleh dengan uji linier

    sederhana, diperoleh persamaan regresi Y = 355,82 + 27.710X dengan melakukan uji kelinieran

    maka dapat disimpulkan bahwa persamaan tersebut terdapat hubungan yang positif antara

    potongan penjualan dengan volume penjualan PT Pantja Niaga Jakarta.

    2.2. Deskripsi Teoritis

    2.2.1. Hakikat penjualan

    Keberhasilan suatu perusahaan pada umumnya dinilai berhasil dilihat dari

    kemampuannya dalam memperoleh laba. Dengan laba yang diperoleh, perusahaan akan dapat

    mengembangkan berbagai kegiatan, meningkatkan jumlah aktiva dan modal serta dapat

    mengembangkan dan memperluas bidang usahanya.

    Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan mengandalkan kegiatannya dalam bentuk

    penjualan, semakin besar volume penjualan semakin besar pula laba yang akan diperoleh

  • 7/29/2019 Teori Penjualan

    2/17

    perusahaan. Perusahaan pada umumnya mempunyai tiga tujuan dalam penjualan yaitu mencapai

    volume penjualan, mendapatkan laba tertentu, dan menunjukan pertumbuhan perusahaan.

    Menurut Joel G. Siegel dan Joe K. Shim yang diterjemahkan oleh Moh. Kurdi,

    Penjualan adalah Penerimaan yang diperoleh dari pengiriman barang dagangan atau dari

    penyerahan pelayanan dalam bursa sebagai barang pertimbangan. Pertimbangan ini dapat dalam

    benuk tunai peralatan kas atau harta lainnya. Pendapatan dapat diperoleh pada saat penjualan,

    karena terjadi pertukaran, harga jual dapat ditetapkan dan bebannya diketahui.1

    Dalam kegiatan ini penjualan akan melibatkan debitur atau disebut juga pembeli serta

    barang-barang atau jasa yang diberikan dan dibayar oleh debitur tersebut dengan cara tunai

    ataupun kredit.

    Penjualan barang dagang oleh sebuah perusahaan dagang biasanya hanya disebut

    Penjualan, jumlah transaksi yang terjadi biasanya cukup besar dibandingkan jenis transaksi

    lainnya. Dalam menjual barang dagangannya perusahaan dapat menerapkan tiga metode

    penjualan yang sering dikenal yaitu penjualan tunai, penjualan kredit, dan penjualan konsinyasi.

    2.2.2 Hakikat Penjualan kredit

    Kebutuhan manusia yang beraneka ragam dengan itu selalu meningkat, sedangkan

    kemampuan untuk mencapai sesuai yang diinginkannya itu terbatas. Hal ini menyebabkan

    memerlukan bantuan untuk memenuhi hasrat dari cita-citanya. Dalam hal ini ia berusaha, maka

    untuk meningkatkan usahanya atau untuk meningkatkan bantuan dalam bentuk pemodalan.

    1 Siegel, Joel G dan Jae K. Shim yang diterjemahkan oleh Moh Kurdi (1999), Kamus Istilah Akuntansi,

    Jakarta : PT Elex Media Komputindo, hal 404.

  • 7/29/2019 Teori Penjualan

    3/17

    Dalam kehidupan sehari-hari kata kredit bukanlah merupakan perkataan yang asing bagi

    masyarakat kita. Perkataan kredit tidak saja dikenal oleh masyarakat dikota-kota besar tapi

    sampai didesa-desapun kata kredit tersebut sudah sangat populer.

    Menurut Soemarso SR, Penjualan kredit adalah penjualan barang dagang scara tidak

    tunai yang dicatat sebagai debit pada perkiraan piutang dagang dan kredit pada perkiraan

    penjualan.2

    Seseorang atau suatu badan yang memberikan kredit (kreditur) percaya bahwa penerima

    kredit (debitur) pada masa yang akan datang akan sanggup memenuhi segala yang telah

    dijanjikan. Apa yang telah dijanjikan itu dapat berbentuk segala sesuatu yang telah dijanjikan itu

    berbentuk sebagai berikut :

    Barang terhadap uang

    Barang terhadap jasa

    Jasa terhadap jasa

    Jasa terhadap barang

    Uang terhadap jasa

    Berdasarkan pendapat Thomas Suyatno,dkk. Dengan diterimanya kontraprestasi pada

    masa yang akan datang, maka jelas terganbar bahwa kredit dalam arti ekonomi adalah penundaan

    pembayaran dari prestasi yang diberikan sekarang, baik dalam bentuk barang, uang maupun jasa.

    Disini terlihat pula bahwa faktor waktu merupakan faktor utama yang memisahkan prestasi dan

    kontraprestasi.3

    2 Soemarso SR (1999), Akuntansi Suatu Pengantar, Edisi Sembilan, Rineka Cipta, Jakarta, hal 178.3 Thomas Suyatno, dkk (1991), Dasar-dasar Perkreditan, Jakarta : Gramedia, hal 11.

  • 7/29/2019 Teori Penjualan

    4/17

    Dengan demikian kredit itu dapat pula berarti bahwa pihak kesatu memberikan prestasi

    baik berupa barang, uang atau jasa kepada pihak lain, sedangkan kontraprestasi akan diterima

    kemudian dalam jangka waktu tertentu.

    Dari pengertian-pengertian kredit diatas maka dapat disimpulkan bahwa penjualan kredit

    yaitu penjualan yang pembayarannya dilakukan beberapa kali yaitu cicilan atau dibayar

    sekaligus pada waktu jatuh tempo dan terkadang didahului dengan pembayaran uang muka.

    Penjualan dengan kredit akan menimbulkan piutang usaha (Account Receivable) transaksi

    tersebut dicatat sebagai debit pada perkiraan piutang usaha dan kredit pada perkiraan penjualan.

    Ayat jurnal sebagai berikut :

    Piutang usaha xxx

    Penjualan xxx

    Dan apabila pembayaran diterima dari debitur, mengakibatkan piutang usaha berkurang

    atau disebelah kredit sedangkan kas bertambah atau sebelah debit. Ayat jurnal sebagai berikut :

    Kas xxx

    Piutang usaha xxx

    Transaksi-transaksi tersebut harus berdasarkan suatu dokumen yang merupakan bukti

    transaksi yang bersangkutan. Bukti transaksi penjualan biasanya disebut faktur penjualan (sales

    invoice). Adakalanya perusahaan memberikan potongan penjualan kepada pelanggannya,

    potongan harga yang diberikan karena pembeli membayar faktur lebih awal, bagi pihak penjual

    disebut potongan penjualan. Potongan penjualan tersebut dicatat sebagai debit pada perkiraan

  • 7/29/2019 Teori Penjualan

    5/17

    potongan penjualan dan dianggap sebagai pengurangan terhadap penjualan yang telah dicatat

    sebelumnya. Ayat jurnal sebagai berikut :

    Kas xxx

    Potongan penjualan xxx

    Piutang dagang xxx

    Sehingga dapat dikatakan untuk dapat meningkatkan penjualan ada beberapa hal yang

    dapat dilakukan antara lain dengan memberikan potongan penjualan kepada pembeli, sehingga

    diharapkan jumlah penjualan dapat sesuai dengan rencana yang telah disusun oleh perusahaan.

    Pemberian potongan penjualan juga merupakan motivasi untuk menarik konsumen.

    2.2.3. Hakikat potongan penjualan

    Berbagai cara dan kebijaksanaan dilakukan perusahaan untuk meningkatkan hasil

    penjualan dan keuntungan perusahaan. Memberikan Potongan penjualan kepada konsumen

    merupakan salah satu cara yang digunakan perusahaan untuk menarik minat konsumen untuk

    melakukan transaksi pembelian.

    Alasan perusahaan memberikan potongan penjualan diantaranya adalah merosotnya

    bagian pasar sebagai akibat makin ketatnya persaingan, menarik pangsa pasar yang lebih besar

    (promosi), adanya kelebihan kapasitas persediaan, adanya barang-barang yang ditarik dari

    peredaran, perusahaan sedang kesulitan keuangan sehingga membutuhkan uang kas yang cepat

    dan alasan-alasan yang lainnya.

  • 7/29/2019 Teori Penjualan

    6/17

    Potongan tunai diberikan kepada pembeli yang membayar hutangnya tepat waktu dan

    membayar hutangnya sebelum waktu yang telah ditentukan, seperti 2/10, n/30 yang berarti

    bahwa hutang harus dilunasi dalam jangka waktu 30 hari, namun pembeli akan mendapatkan

    potongan 2% jika pembeli melunasi dalam jangka waktu kurang dari atau sampai dengan 10 hari.

    Berdasarkan penjelasan diatas, potongan penjualan diberikan dengan maksud bukan saja

    sebagai imbalan kepada pembeli, karena pembeli menyetujui syarat yang ditentukan tetapi

    sekaligus sebagai daya tarik dalam persaingan.

    Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia : Potongan penjualan diakui pada saat pembayaran

    diterima dalam periode potongan dan dilaporkan dalam perhitungan laba rugi sebagai pengurang

    terhadap jumlah penjualan. Penjualan bersih inilah yang akan diperhitungkan dalam menentukan

    besarnya laba atau rugi perusahaan.4

    2.2.4. Hakikat piutang usaha

    Menurut Donald E Kieso, dan kawan-kawan, Piutang adalah klaim uang, barang atau

    jasa kepada pelanggan atau pihak lainnya.5

    Menurut Soemarso S.R mengatakan bahwa Piutang adalah klaim dalam bentuk uang

    yang dimiliki perusahaan terhadap seseorang atau perusahaan yang timbul karena penjualan

    kredit.6

    4 Ikatan Akuntansi Indonesia (2004), Standar Akuntansi Keuangan, Rineka Cipta, Jakarta, hal 157.5 Donald E. Kieso, J. Weygand dan Tery Warfield (2002), Akuntansi Intermediate, diterjemahkan oleh

    Herman Wibowo, Jilid Satu, Jakarta, Erlangga, hal 387.6 Soemarso S.R (1992), Akuntansi Suatu Pengantar, Edisi Empat, Jakarta, Rineka Cipta, hal 365.

  • 7/29/2019 Teori Penjualan

    7/17

    Sedangkan Muhammad Gade dan Said Khaerul Wasif mendefinisikan bahwa Piutang

    usaha merupakan tagihan perusahaan terhadap badan atau seseorang akibat adanya penjualan

    barang dan jasa secara kredit.7

    Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa piutang usaha adalah tagihan

    perusahaan kepada pihak lain yaitu badan usaha atau seseorang yang timbul akibat adanya

    penjualan barang atau jasa yang dilakukan secara kredit dan pembayaran dilakukan setelah

    jangka waktu yang ditentukan oleh kedua belah pihak.

    Masalah umum yang dihadapi perusahaan dalam piutang usaha adalah sering terjadinya

    penagihan piutang yang telah jatuh tempo dan tidak dapat tertagih seluruhnya. Jika keadaan ini

    berlangsung dalam jangka waktu yang lama akan menimbulkan kesulitan di kas.

    Oleh karena itu, masalah penagihan piutang usaha perlu mendapat perhatian, agar resiko

    yang akan timbul dapat dihindari sekecil mungkin. Manajemen perusahaan harus aktif dalam

    mengelola penagihan piutang, agar piutang yang telah jatuh tempo tidak sampai menghambat

    operasi atau kegiatan perusahaan.

    Manjemen piutang usaha merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan yang

    menjual produknya secara kredit. Manajemen piutang usaha terutama menyangkut masalah

    pengendalian jumlah piutang usaha, pengendalian pembelian, pengumpulan piutang usaha dan

    evaluasi terhadap politik kredit yang dijalankan perusahaan.

    7 M. Gade & Said Khaerul Wasif (1999), Akuntansi Keuangan Menengah I, FEUI, Jakarta, hal 63.

  • 7/29/2019 Teori Penjualan

    8/17

    Piutang pada pihak lain dapat ditagih pada saat piutang usaha tersebut telah jatuh tempo

    yang jangka waktunya kurang dari satu tahun sehingga piutang usaha tersebut termasuk kedalam

    golongan aktiva lancar.

    Semakin lama jangka waktu pelunasan piutang usaha semakin besar kemungkinan resiko

    tidak dibayar atau piutang tak tertagih, bahwa ada kemungkinan piutang usaha itu dihapuskan

    karena hal-hal yang khusus seperti debitur yang bangkrut, meninggal dunia, melarikan diri, dan

    sebab lainnya. Hal ini akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan walaupun ada

    kemungkinan piutang usaha yang telah dihapuskan tersebut tanpa diduga-duga dapat diterima

    pelunasannya.

    Menurut Mardiasmo mengatakan bahwa Piutang adalah Hak untuk menerima

    pembayaran dari pihak yang berkewajiban membayar8. Definisi ini menekankan kepada

    kewajiban perusahaan lain untuk membayar hutangnya pada perusahaan yang memberikan

    piutang, kewajiban ini disebabkan perusahaan melakukan suatu transaksi perdagangan barang

    atau jasa secara kredit sehingga timbul kewajiban membayar hutang dari perusahaan yang

    membeli secara kredit.

    Terdapatnya jumlah piutang yang besar dalam perusahaan menunjukan bahwa penjualan

    kredit atas barang atau jasa yang telah dilakukan juga dalam jumlah besar, dimaksudkan untuk

    meningkatkan volume penjualan dan memperbesar laba perusahaan. Namun jumlah piutang

    belum menjamin bahwa perusahaan tersebut akan memperoleh laba yang besar karena bisa saja

    terjadi bahwa piutang yang jumlahnya besar tidak semuanya dapat tertagih sehingga perusahaan

    harus menanggung resikonya.

    8 Mardiasmo (1990), Akuntansi Keuangan Dasar, Jilid Dua, BPFE, Yogyakarta, hal 29.

  • 7/29/2019 Teori Penjualan

    9/17

    J. Fred Weston mengemukakan, Suatu kebijaksanaan kredit perusahaan yang mencakup

    empat variabel, yang dapat dikendalikan dan dapat berpengaruh terhadap piutang yaitu standar

    kredit, jangka waktu kredit, potongan tunai (cash discount) dan kebijakan penagihan (collateral

    policy).9

    Dengan uraian sebagai berikut :

    1. Standar Kredit

    Yaitu tingkat resiko maksimum yang masih dapat diterima perusahaan sehubungan dengan

    kondisi dan kemampuan para langganan kredit. Perusahaan memberikan penjualan kredit

    hanya terbatas pada langganan terpilih untuk mnghindari kerugian yang mungkin diderita

    debitur karena debitur tidak sanggup melunasi hutangnya.

    Penilaian resiko kredit didasarkan apa yang dikenal dengan 5C kredit yaitu sebagai berikut :

    1) Character(karakter pribadi)

    Mengacu pada profitabilitas bahwa pelanggan akan menghormati kewajibannya. Banyak

    manajer kredit bersikeras bahwa karakter merupakan unsur yang paling penting dari 5C,

    karakter mencerminkan kejujuran pelanggan dan tanggung jawab moral yang dimiliki

    pelanggan untuk menghormati utang. Para manajer kredit sering kali mencari informasi

    mengenai karakter pelanggan dengan menyelidiki suatu komunitas bisnis. Penyelidikan

    9 J. Fred Weston (1997), Dasar-dasar Manajemen Keuangan, diterjemahkan oleh Alfonsus Sirait, Jilid Satu,

    Jakarta, Erlangga, hal 341.

  • 7/29/2019 Teori Penjualan

    10/17

    semacam itu biasa dilakukan melalui bankir-bankir local, pengacara kreditur lokal dan

    bahkan para pesaing.

    2) Capacity (kemampuan)

    Mengacu kepada kemampuan para pelanggan untuk membayar. Manajer kredit menilai

    faktor ini dengan mengkaji ulang catatan pembayaran dimasa lalu, pengetahuan umum

    mengenai bisnis pelanggan dan dengan observasi fisik atau operasi pelanggan.

    3) Capital(modal)

    Mengacu kepada kondisi umum bisnis pelanggan seperti yang diperlihatkan oleh laporan

    keuangan. Manajer kredit biasanya memberikan perhatian khusus pada ukuran solvensi

    dan likuiditas serta rasio modal kerja dan rasio lancar.

    4) Collateral(jaminan)

    Mengacu kepada aktiva-aktiva yang ingin diberikan pelanggan sebagai jaminan untuk

    kredit. Institusi atau lembaga keuangan bisanya meminta kolateral atas kredit berjumlah

    besar, kolateral bisa berbentuk aktiva apapun, seperti tanah, bangunan atau persediaan.

    5) Condition (kondisi)

    Mengacu kepada trend-trend ekonomi nasional dan regional yang biasa mempengaruhi

    kemampuan pelanggan untuk membayar, sebagai contoh, selama periode resesi ekonomi

    manajer kredit biasanya memperketat standar-standar kredit sebagai antisipasi terhadap

    menurunnya kemampuan para pelanggan untuk membayar.

    2. Potongan tunai (cash discount)

  • 7/29/2019 Teori Penjualan

    11/17

    Pemberian potongan tunai dalam potongan penjualan dilakukan apabila pembayaran

    (pelunasan) dilakukan dengan cepat sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati setelah

    barang diterima lalu diberikan potongan tunai, disamping itu jangka waktu kredit menjadi

    lebih pendek disebabkan para pelanggan ingin memanfaatkan potongan yang diberikan.

    3. Kebijakan penagihan (collateral policy)

    Yaitu prosedur yang ditempuh perusahaan untuk mendapatkan pelunasan dari rekening-

    rekening yang telah jatuh tempo. Penetapan ini diperlukan untuk menghindari makin

    panjangnya waktu penagihan serta memperkecil kerugian yang langsung diakibatkan tidak

    tertagihnya piutang atau piutang tak tertagih.

    2.2.5 Hakikat perputaran piutang usaha

    Piutang usaha yang dimiliki oleh suatu perusahaan mempunyai hubungan yang erat

    dengan penjualan kredit, karena timbulnya piutang disebabkan oleh penjualan barang atau jasa

    secara kredit dan hasil penjualan kredit netto jika dibagi dengan piutang rata-rata merupakan

    perputaran piutang.

    Salah satu cara yang baik untuk menilai apakah jumlah piutang usaha itu masih dalam

    batas kelayakan adalah dengan cara membandingkan rata-rata jangka waktu penagihan dengan

    pesaing dalam jenis industri yang sama atau dengan norma industri. Untuk mengetahui berapa

    kali rata-rata penagihan piutang dapat dilihat dari perputaran piutang (receivable turn over).

  • 7/29/2019 Teori Penjualan

    12/17

    Menurut S Hadibroto menyatakan bahwa Perputaran piutang adalah hubungan antara

    penjualan kredit dengan saldo piutang rata-rata. Piutang rata-rata adalah saldo piutang tiap akhir

    bulan ditambah dengan sisanya dibagi menjadi dua.10

    Menurut Bambang Riyanto, Tingkat perputaran piutang dapat diketahui dengan

    membagi jumlah penjualan kredit selama periode tertentu dengan jumlah rata-rata piutang

    (average receivable).11

    Dari definisi diatas jelas bahwa perputaran piutang itu ditunjukan oleh suatu angka

    dimana angka tersebut merupakan indikator berapa kali piutang itu dapat ditagih selama periode

    akuntansi. Hal ini dapat menunjukan tingkat resiko dalam piutang. Semakin tinggi tingkat

    perputaran piutang, semakin cepat piutang akan dapat tertagih dan sebaliknya jika semakin

    rendah tingkat perputaran piutang, semakin lama piutang akan tertahan dan semakin kecil

    kemungkinan piutang tersebut dapat tertagih.

    Menurut Wasif Perputaran piutang dapat diperoleh dengan cara membagi penjualan

    kredit satu tahun dengan saldo piutang rata-rata atau piutang saja. Jika tidak diperoleh data

    penjualan kredit maka dapat menggunakan data penjualan bersih.12

    Menurut Rollin Niswonger dan Philip E Fees Perputaran piutang adalah hubungan

    antara penjualan kredit dan piutang dagang.13

    Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa perputaran piutang itu ditentukan oleh

    faktor-faktor utama yaitu penjualan kredit dan rata-rata piutang. Rata-rata piutang dapat

    10S. Hadibroto (1991), Dasar-dasar Pembelanjaan Prusahaan, Jilid Satu, LP3ES, Jakarta, hal 212.11 Bambang Riyanto (1993), Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Jilid Satu, Yayasan Badan Penerbit Gajah

    Mada, Yogyakarta, hal 78-79.12Wasif (1991), Manajemen Keuangan Perusahaan, Jilid Dua, Satya Wacana, Semarang, hal 45.13 Rollin Niswonger & Philip E. Fees (1992), Dasar-dasar Akuntansi, diterjemahkan Tj Soemarso, Rineka Cipta,

    Jakarta, hal 163.

  • 7/29/2019 Teori Penjualan

    13/17

    diperoleh dengan cara menjumlahkan antara piutang awal periode dan piutang akhir periode

    dibagi dua. Ada kalanya angka penjualan kredit untuk satu periode tidak diperoleh, maka yang

    digunakan sebagai penjualan kredit adalah angka total penjualan.

    Dari penjelasan diatas dapat dirumuskan sebagai berikut :

    Piutang awal usaha + Piutang akhir usaha

    Rata-rata piutang usaha =

    2

    Penjualan (netto)

    Perputaran Piutang usaha =

    Rata-rata piutang

    Contoh : Penjualan (netto) per tahun adalah sebesar Rp 100.000.000,- piutang awal usaha sebesar

    Rp 30.000.000,- piutang pada akhir tahun Rp 20.000.000,-.

    Jawab :

    Rp 30.000.000,- + Rp 20.000.000,-

    Rata-rata piutang usaha =

    2

    = Rp 25.000.000,-

    Rp 100.000.000,-

    Perputaran Piutang usaha =

    Rp 25.000.000,-

    = 4 kali

    Jadi, perputaran piutang mengindikasikan 4 kali piutang di tagih selama periode akuntansi.

  • 7/29/2019 Teori Penjualan

    14/17

    Tingkat perputaran piutang usaha suatu perusahaan dapat menggambarkan tingkat

    efisiensi modal perusahaan karena makin cepat perputaran piutang berarti makin cepat modal

    kembali berarti modal yang ditanamkan dalam piutang akan kecil sehingga dapat menghindari

    terjadinya over investment.

    Sebaliknya jika perputaran piutangnya rendah berarti modal yang ditanamkan dalam

    piutang akan besar atau terjadi over investment dalam piutang. Dalam hal ini perlu dibatasi dan

    dianalisis lebih lanjut.

    Selain perputaran piutang yang digunakan sebagai indikator terhadap efisiensi ada atau

    tidaknya piutang, ada indikator lain yang cukup penting yaitu jangka waktu rata-rata

    pengumpulan piutang (averable collection period).

    Menurut S. Munawir Jangka waktu pengumpulan piutang adalah jangka yang

    menunjukan waktu rata-rata yang diperlukan untuk menagih piutang.14

    Periode pengumpulan piutang dihitung dengan membagi jumlah hari dalam satu tahun

    dengan tingkat perputaran piutang atau ratio antara piutang rata-rata dikalikan dengan jumlah

    hari dalam setahun dibagi dengan penjualan kredit bersih atau dituliskan dengan rumus sebagai

    berikut :

    360

    Periode rata-rata pengumpulan piutang =

    Perputaran piutang

    Atau,

    14Munawir, Op Cit, hal 76.

  • 7/29/2019 Teori Penjualan

    15/17

    Piutang rata-rata x 360

    Periode rata-rata pengumpulan piutang =

    Penjualan kredit

    Menurut Agus Sartono Periode pengumpulan piutang yaitu rata-rata hari yang

    diperlukan untuk merubah piutang menjadi kas. Biasanya ditentukan dengan membagi piutang

    dengan rata-rata penjualan harian. Ada yang menggunakan piutang rata-rata yang dibagi

    penjualan kredit, hal ini dilakukan apabila piutang awal telah sangat berbeda dengan piutang

    akhir tahun.15

    Piutang x 360Periode pengumpulan piutang =

    Penjualan kredit

    Penjualan kredit

    Perputaran piutang =

    Rata-rata piutang

    Periode pengumpulan piutang dapat memberikan tolak ukur mengenai lamanya waktu

    piutang dagang yang beredar. Apabila rata-rata jangka waktu penagihan piutang terlalu lama

    mungkin hal ini disebabkan pengendalian piutang yang kurang terkontrol terhadap para debitur,

    salah satu cara untuk memeriksa keadaan ini adalah dengan menyusun umur piutang.

    ---

    DAFTAR PUSTAKA

    15Agus Sartono (1996), Manajemen Keuangan, Jilid Satu, BPFE, Yogyakarta, hal 125.

  • 7/29/2019 Teori Penjualan

    16/17

    Agus R. Sartono,Manajemen Keuangan, Yogyakarta, BPFE, 1996.

    Bambang Riyanto,Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Yogyakarta, Gajah Mada, 1993.

    Donald E. Kieso, J. Weygand dan Tery Warfield, Akuntansi Intermediate, Terjemahan oleh

    Herman Wibowo, Jakarta, Erlangga, 2002.

    Ikatan Akuntansi Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta, Rineka Cipta, 2004.

    Mardiasmo,Akuntansi Keuangan Dasar, Yogyakarta, BPFE, 1990.

    Muhammad. Gade & Said Khaerul Wasif, Akuntansi Keuangan Menengah I, Jakarta, FEUI,

    1999.

    Munawir,Analisa Laporan Keuangan, Yogyakarta, Liberty, 1995.

    Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi danManajemen, Yogyakarta, BPFE, 1999.

    Rollin Niswonger & Philip E. Fees, Dasar-dasar Akuntansi, Terjemahan Tj Soemarso, Jakarta,Rineka Cipta, 1992.

    S. Hadibroto,Dasar-dasar Pembelanjaan Prusahaan, Jakarta, LP3ES, 1991.

    Siegel, Joel G dan Jae K. Shim, Terjemahan Moh Kurdi, Kamus Istilah Akuntansi, Jakarta, PT

    Elex Media Komputindo, 1999.

    Soemarso SR,Akuntansi Suatu Pengantar, Jakarta, Rineka Cipta, 1999.

    Sugiyono,Metode Penelitian Bisnis, Bandung , CV. Alfabeta, 2002.

    Thomas Suyatno,Dasar-dasar Perkreditan, Jakarta, Gramedia, 1991.

    Wasif,Manajemen Keuangan Perusahaan, Semarang, Satya Wacana, 1991.

    Weston J. Fred, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Terjemahan Alfonsus Sirait, Jakarta,

    Erlangga, 1997.

    ---

    Butuh bantuan dalam pembuatan skripsi, tesis, disertasi atau olahdata statistik?

  • 7/29/2019 Teori Penjualan

    17/17

    Hubungi kami:

    http://skripsitesisdisertasi.com

    http://jasapembuatanskripsi.net

    http://jasapembuatantesis.net

    http://jasapembuatandisertasi.nethttp://olahdatastatistik.org

    Pengelola:

    "CALYPSO"

    Email: [email protected]

    Home/Office: Jl. Waru 39 Rt. 007 Rw. 07 Rawamangun Jakarta 13220Telp. (021) 4705484

    Hp. 085777792226 - 087788868885 - 081212127180

    Pin BB: Z66FA6D0

    ---

    http://skripsitesisdisertasi.com/http://jasapembuatanskripsi.net/http://jasapembuatantesis.net/http://jasapembuatandisertasi.net/http://olahdatastatistik.org/mailto:[email protected]://skripsitesisdisertasi.com/http://jasapembuatanskripsi.net/http://jasapembuatantesis.net/http://jasapembuatandisertasi.net/http://olahdatastatistik.org/mailto:[email protected]