Teori Penentuan Kurs Valuta Asing

download Teori Penentuan Kurs Valuta Asing

of 29

description

Ekonomi Internasional

Transcript of Teori Penentuan Kurs Valuta Asing

  • TEORI PENENTUAN KURS VALUTA ASING

  • TEORI/ PENDEKATAN THD FAKTOR PENENTU KURSAda 3 (tiga) Teori atau Pendekatan terhadap faktor-faktor yg menentukan Kurs valuta asing yaitu:1. Teori/ Pendekatan Neraca Pembayaran2. Teori/ Pendekatan Moneter3. Teori/ Pendekatan Portofolio

  • PENDEKATAN NERACA PEMBAYARAN INTERNASIONALMenurut teori/ pendekatan ini kurs valuta asing akan ditentukan oleh aliran (flow) dari penawaran dan permintaan valuta asing yang tercermin dalam perubahan pos-pos di neraca pembayaran internasional.Penawaran valuta asing berasal dari ekspor, investasi, utang LN, hibah,dan kegiatan spekulasi.Permintaan valas untuk: impor, bayar utang LN, bayar jasa asing, dan kegiatan spekulasi

  • PENDEKATAN NERACA PEMBAYARAN INTERNASIONAL (lanjutan)Dalam pendekatan neraca pembayaran internasional, kurs ditentukan oleh :1. Kondisi neraca transaksi berjalan, yang dipengaruhi oleh selisih harga domestik dengan harga LN dan selisih pendapatan nasional dg pendapatan LN.2. Kondisi neraca modal yg dipengaruhi oleh selisih suku bunga domestik dg suku bunga LN3. Variabel-variabel lain seperti kebijakan2

  • PENDEKATAN NERACA PEMBAYARAN INTERNASIONAL (lanjutan)Persamaan:ER = a(P-P*) + b (Y-Y*) - c(i-i*) + - dZKeterangan: ER = Exchange rate (Kurs Valas) P = Harga Y = Pendapatan Z = Variable lain misal kebijakan tanda * menunjukkan tanda untuk luar negeri

  • PENDEKATAN NERACA PEMBAYARAN INTERNASIONAL (lanjutan)a> 0 atau bertanda positif artinya jika harga domestik naik dan harga LN tetap maka daya saing produk DN turun dan ekspor akan turun maka cadangan devisa turun sehingga kurs Rp/US $ terdepresiasi atau kurs US$/RP (ER) terapresiasi.b > 0 atau bertanda positif artinya jika pendapatan nasional naik dan pendapatan LN tetap maka impor akan naik maka cadangan devisa turun sehingga kurs Rp/US $ terdepresiasi atau kurs US$/RP (ER) terapresiasi.

  • PENDEKATAN NERACA PEMBAYARAN INTERNASIONAL (lanjutan)c < 0 atau bertanda negatif artinya jika suku bunga domestik naik dan suku bunga LN tetap maka akan menarik valuta asing atau modal asing masuk sehingga cadangan devisa bertambah maka kurs Rp/US $ akan apresiasi atau kurs US$/ RP (ER) mengalami depresiasi.d bisa >0 bisa < 0 tergantung kebijakan yang diambil

  • PENDEKATAN NERACA PEMBAYARAN INTERNASIONAL (lanjutan)Contoh Studi Empiris dilakukan oleh Pierce (1983) untuk kasus AS 1970.1 1982.1. Hasilnya:ER = 0,143 + 0,347 (P-P*) 1,155 (y-y*) 0,004 (i-i*)R2 = 0,14Keterangan:ER = Kurs US$ thd dolar Kanadatanda * untuk variabel AS

  • PENDEKATAN NERACA PEMBAYARAN INTERNASIONAL (lanjutan)Selisih harga dan selisih bunga tandanya sesuai teori ttp selisih pendapatan tidak. Tetapi ketiganya tdk signifikan mempengaruhi ER. Ini sesuai dg nilai R2 yg kecil yaitu 0,14 artinya hanya 14% naik turunnya kurs US$ thd dolar Kanada yg dapat diterangkan oleh naik turunnya variabel selisih harga, selisih bunga, dan selisih pendapatan. Artinya untuk kasus yg diteliti pendekatan neraca pembayaran tdk terbukti.

  • TEORI/PENDEKATAN MONETERMenurut teori/ pendekatan moneter kurs valuta sing bukan ditentukan oleh permintaan dan penawaran valuta asing yang disebabkan oleh aktivitas perdagangan barang, jasa dan lalu lintas modal tetapi oleh permintaan dan penawaran uang

  • TEORI/PENDEKATAN MONETER (lanjutan)Bila dirumuskan dalam fungsi:ER = (m-m*) (y-y*) + (i i*)Keterangan:ER = Exchange Rate atau Kurs Valasm = jumlah uang beredar y = pendapatan i = suku bungatanda * menunjukkan variabel luar negeri

  • TEORI/PENDEKATAN MONETER (lanjutan) > 0 atau bertanda positif artinya jika jumlah uang beredar domestik bertambah dan jumlah uang beredar LN tetap maka nilai tukar Rp/US$ mengalami depresiasi atau US$/Rp (= ER)mengalami apresiasi. < 0 atau bertanda negatif, ini bertentangan dg teori neraca pembayaran artinya jika pendapatan nasional naik dan pendapatan LN tetap maka akan ada kenaikan permintaan uang. Jika JUB atau penawaran uang tetap maka harga domestik akan turun. Ini akan mendorong ekspor--> devisa naik apresiasi Rp/US$ atau Depresiasi US$/Rp (= ER)

  • TEORI/PENDEKATAN MONETER (lanjutan) > 0 atau bertanda positif. Ini juga bertentangan dg pendekatan neraca pembayaran. Artinya jika suku bunga domestik naik, suku bunga LN tetap maka permintaan uang domestik turun. Jika penawaran uang tetap maka Ini akan menyebabkan depresiasi Rp/US$ atau apresiasi US$/Rp (=ER).

  • TEORI/PENDEKATAN MONETER (lanjutan)Kelemahan-kelemahan Teori ini antara lain:1. Mengasumsikan harga-harga fleksibel, padahal kenyataannya tidak2. Tidak secara eksplisit memasukkan harapan atau ekspektasi3. Suku bunga dan jumlah uang beredar dianggap eksogen pdhl bisa endogen

  • TEORI/PENDEKATAN MONETER (lanjutan)Studi Empiris dilakukan Chiang (1981) dg kasus 6 negara yaitu Inggeris, Kanada, Perancis, Jerman, Italia, dan Belanda.Beberapa kesimpulan:a. Perbedaan JUB di 6 negara sesuai tandanya dan siginifikan secara statistikb. Kecuali untuk Belanda, tanda untuk perbedaan pendapatan sesuai teori meskipun hanya Itali dan Inggeris yg signifikan secara statistikc. Untuk perbedaan suku bunga tanda tdk konsisten untuk tiap negara

  • TEORI/PENDEKATAN MONETER (lanjutan)Studi Frankel (1984), hampir sama dengan Chiang hanya bedanya ia memasukkan Jepang tetapi mengeluarkan Belanda dan Itali.Hasilnya baik tanda maupun signifikansi variabel-variabel yg mempengaruhi kurs valas tdk mendukung teori/ pendekatan moneter

  • TEORI/ PENDEKATAN PORTOFOLIOMenurut teori/ pendekatan Portofolio kurs valuta asing akan dipengarui oleh perubahan dalam komposisi atau portofolio kekayaan atau assetAda 3 jenis kekayaan:1. Uang2. Obligasi Domestik3. Obligasi Luar Negeri

  • TEORI/ PENDEKATAN PORTOFOLIO (lanjutan)Beberapa inti teori:1. Kebijakan moneter ekspansif akan menaikkan kekayaan. Naiknya kekayaan menaikkan permintaan obligasi domestik dan luar negeri. Kelebihan permintaan obligasi luar negeri akan menaikkan permintaan valas yg akan membuat mata uang domestik terdepresiasi

  • TEORI/ PENDEKATAN PORTOFOLIO (lanjutan)2. Dampak obligasi domestik terhadap kurs valuta asing ambivalen. Kenaikan jumlah obligasi domestik akan menyebabkan harga obligasi domestik turun. Ini akan menyebabkan permintaan obligasi LN dan valas naik maka mata uang domestik terdepresiasi. Tetapi jika harga obligasi domestik turun maka suku bunga domestik naik. Ini akan menaikkan permintaan obligasi dan mata uang domestik sehingga mata uang domestik terapresiasi.

  • TEORI/ PENDEKATAN PORTOFOLIO (lanjutan)3. Kenaikan pemegangan obligasi LN karena surplus transaksi berjalan akan menaikkan kekayaan. Naiknya kekayaan akan menaikkan permintaan akan aset domestik maka suku bunga domestik akan naik dan mata uang domestik akan terapresiasi.

  • TEORI/ PENDEKATAN PORTOFOLIO (lanjutan)Beberapa Studi Empiris:1. Branson, et al (1977) dg kasus AS menunjukkan bahwa hanya JUB yg siginifikan2. Bisignano dan Hoover (1982) dg kasus AS thd Kanada tdk ada satu faktorpun signifikan

  • TEORI/ PENDEKATAN PORTOFOLIO (lanjutan)Tucker (1982) menyebut ada beberapa alasan mengapa teori portofolio tdk terbukti secara empiris:a. Pengukuran data untuk aset finansial yg tdk validb. Terlalu berat pada aset finansial, aset riil kurang mendapat tempatc. Pengaruh harapan atau ekspektasi tdk diperhitungkan

  • PENELITIAN-PENELITIAN LAIN TTG FAKTOR YG MENENTUKAN KURSBambang Setiaji (1997) dalam tulisannya berjudul " Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dasar Tukar Valuta Asing", menggunakan pendekatan neraca pembayaran internasional untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. dalam penelitiannya tersebut, Bambang Setiaji meneliti tentang 4 variabel yang mempengaruhi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yaitu Nilai Impor, Nilai Ekspor, Pendapatan Nasional, dan Waktu sebagai proxy kebijakan. Data yang digunakan adalah data dari Bank Indonesia dari 1966 - 1996. Beberapa kesimpulannya adalah: impor berpengaruh positif terhadap kurs valuta asing artina semakin tinggi impor maka akan semakin tinggi kurs dolar AS terhadap rupiah atau makin rendah kurs rupiah terhadap dolar AS. Ekspor, sebaliknya, berpengaruh negatif terhadap kurs dolar As terhadap rupiah artinya makin tinggi atau kurs rupiah terhadap dolar AS makin rendah. pendapatan nasional berpengaruh positif terhadap kurs valuta asing artinya jika pendapatan nasional naik maka kurs valuta asing yaitu dolar AS terhadap rupiah menguat atau kurs rupiah terhadap dolar AS melemah. Waktu sebagai proxy kebijakan juga berpengaruh sangat signifikan.

  • PENELITIAN-PENELITIAN LAIN TTG FAKTOR YG MENENTUKAN KURSHadi Kardoyo dan Mudrajad Kuncoro (2002) dalam tulisannya berjudul "Analisis Kurs Valas dengan Pendekatan Box- Jenkins: Studi Empiris Rp/Us$ dan Rp/Yen 1983.2 - 200.3" menganalisis faktor yang mempengaruhi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan terhadap Yen. Ada 2 faktor yang dianggap mempengaruhi nilai tukar rupiah baik terhadap dolar AS maupun terhadap Yen yaitu selisih inflasi atau tingkat harga (Purchasing Power parity) dan Selisih Suku Bunga (Interest Parity). Kesimpulannya adalah untuk nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kedua variabel berpengaruh. Sementara untuk nilai tukar rupiah terhadap Yen selisih tingkat inflasi atau harga (Purchasing Power Parity) lebih berpengaruh dibandingkan selisih suku bunga (Interest Parity).

  • PENELITIAN-PENELITIAN LAIN TTG FAKTOR YG MENENTUKAN KURSSri Isnowati (2005), dalam tulisannya yang berjdul "Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS: Pendekatan Moneter 1987.2- 1999.1" meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dengan pendekatan moneter untuk periode 1987.2 - 1999.1. Beberapa kesimpulan yang dihasilkan dalam penelitian tersebut adalah:1. Dengan melihat nilai statistik dari Error Correction Term (ECT) sebesar 2,23 dan secara statistik adalah signifikan pada derajat keyakinan sebesar 5 % , hal ini berarti bahwa spesifikasi model koreksi kesalahan yang dipakai sudah benar.

  • PENELITIAN-PENELITIAN LAIN TTG FAKTOR YG MENENTUKAN KURS lanjutan penelitian isnowati.... 2. Hasil estimasi OLS dengan model koreksi kesalahan menunjukkan bahwa variabel perbedaan jumlah uang beredar (LMX) adalah berpengaruh terhadap nilai tukar dalam jangka pendek sedangkan dalam jangka panjang variabel ini tidak mampu menerangkan perilaku nilai tukar. Tidak signifikannya perbedaan jumlah uang beredar dalam jangka panjang menunjukkan bahwa kebijakan moneter yang dimaksudkan untuk mengurangi jumlah uang beredar dalam jangka panjang kurang efektif dalam mengatasi masalah nilai tukar. 3. Variabel perbedaan tingkat pendapatan riil (LYX) menunjukkan bahwa variabel ini hanya mampu menerangkan perubahan nilai tukar dalam jangka panjang. Dalam jangka panjang uji tanda sesuai dengan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dan signifikan secara statistik.

  • PENELITIAN-PENELITIAN LAIN TTG FAKTOR YG MENENTUKAN KURS lanjutan Penelitian Isnowati.... 4. Hasil estimasi untuk variabel perbedaan tingkat harga mampu merangkan perubahan nilai tukar baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Uji tanda sangat mendukung hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini. Dengan demikian teori paritas daya beli berlaku selama periode penelitian. 5. Untuk variabel perbedaan tingkat suku bunga (RX) hasil estimasi menunjukkan bahwa variabel ini mampu menerangkan perubahan nilai tukar baik dalam jangka pendek dan jangka panjang. Tanda yang ditunjukkan adalah variabel perbedaan tingkat suku bunga berpengaruh positif terhadap nilai tukar atau terjadinya apresiasi rupiah. 7. Hasil estimasi menunjukkan bahwa pelepasan band intervensi oleh Bank Indonesia mengakibatkan nilai tukar rupiah terhadap dollar mengalami depresiasi. Secara statistik variabel ini menunjukkan hasil yang signifikan

  • PENELITIAN-PENELITIAN LAIN TTG FAKTOR YG MENENTUKAN KURSFX Sugiyanto (2002) dalam tulisannya berjudul " Perilaku Kurs Rupiah dalam Hubungannya dengan Faktor Domestik Fundamental Domestik Pada Periode Kurs Mengambang" menyimpulkan ada beberapa variabel domestik yang mempengaruhi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Beberapa variabel tersebut adalah pertumbuhan ekonomi, jumlah uang beredar, tingkat bunga, inflasi, arus modal, cadangan devisa, dan elastisitas ekspor dan impor. Yang menarik adalah dalam jangka panjang , suku bunga justru mendorong depresiasi rupiah dan bukannya apresiasi sebagaimana anggapan umum selama ini.

  • PENELITIAN-PENELITIAN LAIN TTG FAKTOR YG MENENTUKAN KURSTri Wibowo dan Hidayat Amir (2005) dalam tulisannya yang berjudul " Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah" menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: pertama, variabel-variabel moneter yang mempengaruhi kurs rupiah terhadap dolar AS adalah selisih pendapatan nasional Indonesia - AS, selisih inflasi Indonesia-AS, selisih suku bunga Indonesia -AS, dan kurs satu bulan sebelumnya. Selisih jumlah uang beredar di Indonesia dan di AS tidak berpengaruh terhadap kurs rupiah terhadap dolar AS. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kenaikan suku bunga sebesar 1 persen hanya mampu menguatkan nilai tukar rupiah sebesar Rp 100.