Teori Invasi Bangsa Arya Oleh Max Müller: Sebuah Agenda Politik Dan Misionaris Kristen Kolonial...

28
TEORI INVASI BANGSA ARYA OLEH MAX MÜLLER: SEBUAH AGENDA POLITIK DAN MISIONARIS KRISTEN KOLONIAL INGGRIS Disusun oleh: Abdul Safiek Bachdar 0806355424 Disusun untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Sejarah Dunia Program Studi Prancis Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya 1

Transcript of Teori Invasi Bangsa Arya Oleh Max Müller: Sebuah Agenda Politik Dan Misionaris Kristen Kolonial...

Page 1: Teori Invasi Bangsa Arya Oleh Max Müller: Sebuah Agenda Politik Dan Misionaris Kristen Kolonial Inggris

TEORI INVASI BANGSA ARYA OLEH MAX MÜLLER: SEBUAH

AGENDA POLITIK DAN MISIONARIS KRISTEN KOLONIAL INGGRIS

Disusun oleh:

Abdul Safiek Bachdar

0806355424

Disusun untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah

Sejarah Dunia

Program Studi Prancis

Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya

Universitas Indonesia

2010

1

Page 2: Teori Invasi Bangsa Arya Oleh Max Müller: Sebuah Agenda Politik Dan Misionaris Kristen Kolonial Inggris

Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat

serta karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Teori Invasi Bangsa

Arya Oleh Max Müller: Sebuah Agenda Politik Dan Misionaris Kristen Kolonial Inggris

tepat pada waktunya.

Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Dunia.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah

ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Khususnya kepada saudara I.K.G Baskara yang telah

membantu penulis dalam membimbing menemukan mantram-mantram dalam Rg. Veda.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk

pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi semua.

\

Jakarta, Mei 2010

Penulis

2

Page 3: Teori Invasi Bangsa Arya Oleh Max Müller: Sebuah Agenda Politik Dan Misionaris Kristen Kolonial Inggris

DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………………… i

Daftar Isi…………………………………………………………………………. ii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………….. 1

1.1 Latar Belakang……………………………………………….. 1

1.2 Permasalahan…………………………………………………. 3

1.3 Tujuan………………………………………………………… 3

BAB II TEORI MAX MÜLLER SERTA KONTROVERSI KEBENARANNYA 4

2.1 Teori Invasi Bangsa Arya……………………………………... 4

2.2 Tidak Pernah Ada Serangan Bangsa Arya…………………….. 7

2.3 Agenda Politik Dan Misionaris Kristen………………………. 9

BAB III PENUTUP………………………………………………………………. 14

BIBLIOGRAFI…………………………………………………………………… 15

Lampiran…………………………………………………………………………... 16

3

Page 4: Teori Invasi Bangsa Arya Oleh Max Müller: Sebuah Agenda Politik Dan Misionaris Kristen Kolonial Inggris

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hampir seluruh kebudayaan kuno yang telah ditemukan selalu berada dekat dengan

lembah sungai. Manusia pada saat itu menganggap air merupakan satu-satunya sumber

kehidupan. Dengan berada di dekat air, mereka dapat melangsungkan kehidupan dan sungai

adalah tempat yang cocok untuk hal tersebut. Hal ini terjadi bukan tanpa alasan. daerah yang

dekat dengan sungai adalah daerah yang memiliki kekayaan alam yang besar. Banyaknya

vegetasi tumbuh-tumbuhan dan hewan mencerminkan suburnya kawasan di sekitar sungai

tersebut. Sungai Indus di India tentu saja telah memiliki aspek-aspek tersebut, ditambah lagi

sungai itu diapit oleh pegunungan-pegunungan besar yang memiliki kondisi flora dan fauna yang

melimpah. Semuanya menjadikan sungai Indus sebagai salah satu sungai yang menjadi pusat

peradaban kuno di dunia khususnya di daratan India.

Keberadaan sungai Indus dalam sejarah mewakili dua kota peninggalan kuno yang paling

penting dan paling awal dalam peradaban India, yaitu kota Mohenjodaro, propinsi Sindu,

Pakistan dan kota Harappa di propinsi Punjab, India. Menurut para ahli berdasarkan penentuan

karbon 14 -penelitian penentuan umur suatu benda organik, tulang dengan menggunakan

senyawa C14-, menunjukkan bahwa keberadaan kedua kota ini antara tahun 2000 hingga 3000

SM.

Awal abad ke-20, arkeolog Inggris Sir John Hubert Marshall1 melakukan penggalian kota

kuno Mohenjodaro dan Harappa. Hasilnya adalah tingkat kesibukan dan keramaian kedua kota

tersebut sangat tinggi. Dikatakan bahwa kedua kota tersebut merupakan ibukota dua kekuasaan

berbeda yang terjadi antara tahun 2350-1750 SM. Penelitian lebih lanjut menghasilkan

perhitungan bahwa dua kota tersebut masing-masing memiliki sekitar 30 hingga 40 ribu

penduduk, lebih banyak dibanding penduduk kota London pada abad pertengahan.

Berdasarkan bukti-bukti sejarah yang ditemukan oleh John Marshall tersebut, pendukung

kebudayaan kuno India terdiri dari dua bangsa yaitu; suku bangsa Dravida dan Arya. Keduanya

1 Sir John Hubert Marshall (1876-1958) was a British archaeologist of the early twentieth century, who is probably best known for his work in India while Director General of the Indian Archaeological Service, and most particularly for his explorations of the great Harappan civilization. (http://archaeology.about.com/cs/glossary/g/marshalljh.htm)

4

Page 5: Teori Invasi Bangsa Arya Oleh Max Müller: Sebuah Agenda Politik Dan Misionaris Kristen Kolonial Inggris

merupakan unsur utama kebudayaan India dan saling melengkapi. Perbedaannya adalah bangsa

Dravida merupakan penduduk asli India, sedangkan suku bangsa Arya merupakan bangsa

pendatang dari arah utara. Hal ini dapat dilihat secara kasat mata melalui bentuk fisik keduanya.

Selama ini kita mengetahui bahwa Bangsa Dravida merupakan bangsa yang berasal dari

ras australoid yakni berkulit coklat dan berhidung pipih. Sedangkan Bangsa Arya berasal dari ras

kaukasoid (Indo-Jerman) sehingga memiliki hidung mancung dan berkulit putih. Sebagai

pendatang, bangsa Arya menganggap bangsa Dravida lebih rendah tingkat kebudayaannya.

Tetapi satu hal yang menjadi catatan sejarah adalah bangsa Dravida telah meninggalkan satu

monumen sejarah yang menjadi bukti tingginya budaya mereka. Peradaban suku bangsa Dravida

berpusat di tepi sungai Indus. Peninggalan tersebut adalah reruntuhan kota tua Mohenjodaro dan

Harappa itu sendiri. Bangsa Dravida merupakan bangsa awal yang membangun peradaban kuno

di India.

Setelah hancurnya kota Mohenjodaro dan Harappa yang menurut para ahli akibat

gangguan ekologis (hujan makin berkurang, hutan-hutan habis ditebang karena kayunya dipakai

untuk dapur), bangsa Arya datang dan mendiami kawasan di sebelah timur sungai Indus, diantara

sungai Sutlej dan Yamuna. Namun sebelum menginvasi daerah India, bangsa Arya terlebih

dahulu menjadi bangsa yang hidup di peradaban kebudayaan Sumeria yang terkenal akan lembah

sungai Tigris dan Efrat. Bangsa Arya menjadi nenek moyang orang Irak dan Iran sekarang.

Sebelum datang ke India, bangsa Arya dikenal memiliki kemampuan bersyair yang tinggi

walau tidak mengenal bahasa tulis. Tradisi lisan ini merupakan transisi masa prasejarah dan

sejarah. Ditandai dengan munculnya Kitab Suci Veda, kitab suci agama Hindu. Sehingga masa

kedatangan suku bangsa Arya sering disebut sebagai jaman Veda, karena pada saat itu pula lahir

agama Hindu di tanah India. Dengan begitu secara langsung suku bangsa Arya memperkenalkan

kebudayaan tulis bagi tanah India.

Namun yang menjadi pertanyaan besar ialah apakah benar bangsa Arya lah yang

membawa kitab Veda dan menginvasi bangsa Dravida dari lembah sungai Indus dan membangun

peradaban di sana? Ataukah hanya sebatas teori yang dibuat oleh Max Müller yang mengabdi

kepada Inggris mengingat Inggris merupakan penjajah India? Lantas apa alasannya? Makalah ini

akan mengulas mengenai kebenaran catatan sejarah tersebut berdasarkan bukti ilmiah

(penggalian arkeologi) maupun berdasarkan isi dari kitab Veda itu sendiri.

5

Page 6: Teori Invasi Bangsa Arya Oleh Max Müller: Sebuah Agenda Politik Dan Misionaris Kristen Kolonial Inggris

1.2 Permasalahan

Apakah teori invasi bangsa Arya yang diperkenalkan oleh Max Müller merupakan sebuah

agenda politik pemerintah kolonial Inggris untuk mempertahankan keberadaannya di India dan

juga merupakan sebuah misionaris kristenisasi masyarakat India saat itu?

1.3 Tujuan

Tujuan dari penulisan ini adalah memaparkan kekeliruan-kekeliuran yang terdapat dalam

Teori Invasi Bangsa oleh Max Müller sehingga layak dikatakan sebagai teori yang tidak

memiliki nilai kebenaran serta mengungkapkan tujuan khusus dibalik kemunculan teori tersebut.

BAB II

TEORI MAX MÜLLER SERTA KONTROVERSI KEBENARANNYA

6

Page 7: Teori Invasi Bangsa Arya Oleh Max Müller: Sebuah Agenda Politik Dan Misionaris Kristen Kolonial Inggris

2.1 Teori Invasi Bangsa Arya

Selama bertahun-tahun kita mengetahui bahwa Bangsa Arya datang menginvasi bangsa

Dravida. Bangsa Arya memasuki wilayah India sekitar tahun 1500 SM. Mereka datang dari

daerah Kaukasus dan menyebar ke arah timur melalui celah Kaibar yaitu sebuah jalan sempit di

antara pegunungan Himalaya dan Widnya Kedna. Mereka meninggalkan daerahnya karena telah

terjadi desakan bangsa-bangsa. Kedatangannya di India harus menyingkirkan terlebih dulu

masyarakat sebelumnya, yakni masyarakat pendukung kebudayaan Mohenjodaro dan Harappa

yaitu bangsa Dravida yang berciri-ciri tidak berhidung, bibir tebal, serta kulit hitam (menurut

kitab Veda). Dengan kemajuan kebudayaannya, mereka dapat menggeser suku bangsa Dravida

ke arah selatan, ke wilayah yang kurang subur.

Veda dibawa oleh bangsa Arya yang memenangkan perang dengan bangsa Dravida yang

lebih dahulu menempati lembah sungai Indus. Ini artinya bahwa kitab Veda bukan berasal dari

India tapi dibawa dan berkembang di India. Kitab Veda yang dibawa oleh bangsa Arya dibuat

setelah kebudayaan Mohenjodaro dan Harappa runtuh, sekitar 1500 SM. Setelah bangsa Arya

berhasil mengusir suku bangsa Dravida, ia menetap di lembah sungai Indus, pasca runtuhnya

kota Mohenjodaro dan Harappa.

Keterangan di atas merupakan sebuah teori umum yang sudah terlanjur dijadikan sebagai

kebenaran oleh hampir seluruh masyarakat di dunia. Implikasinya, kaum akademisi dan

masyarakat umum juga memahami ajaran Hindu secara keliru. Teori tersebut mengatakan bahwa

bahasa Sansekerta dan kitab-kitab Hindu seperti Rg. Veda tidaklah benar-benar dikodifikasi oleh

Maha Rsi Vyasa di wilayah Industan (India) sebagaimana yang tertuang dalam kitab suci Veda

itu sendiri, melainkan Rg. Veda dibawa dari daerah Jerman ke India oleh bangsa Arya yang

melakukan invasi dan mengalahkan bangsa Dravida.

Hampir semua kalangan menganggap teori ini sebagai teori yang memiliki kebenaran

mutlak. Sehingga semua buku-buku sejarah yang diajarkan di bangku-bangku sekolah telah

mencekoli semua kalangan dengan teori ini. Salah satunya seperti penjelasan yang terdapat di

dalam kamus New Oxford Dictionary 2009, menyebutkan bahwa Arya berarti; “a member of a

people speaking an Indo-European language who invaded northern India in the 2nd millennium

7

Page 8: Teori Invasi Bangsa Arya Oleh Max Müller: Sebuah Agenda Politik Dan Misionaris Kristen Kolonial Inggris

bc, displacing the Dravidian and other aboriginal peoples”. Lantas apa yang menyebabkan

munculnya teori tersebut?

Munculnya teori invasi bangsa Arya atas Dravida ini atau lebih dikenal dengan Aryan

Invansion Theory pada awalnya dicetuskan oleh Friedrich Max Müller, seorang filologi kelahiran

Jerman yang mengabdikan hidupnya sebagai pengajar di Universitas Oxford, Inggris. Bertepatan

pada masa kolonialisme Inggris di India, Friedrich Max Müller dibayar dengan harga tinggi (4

poundsterling per halaman) untuk menerjemahkan kitab-kitab suci Veda ke dalam Bahasa

Inggris oleh pemerintah Inggris. Selain Friedrich Max Müller, terdapat beberapa nama peneliti

Inggris seperti; Alexander Duff, William Carey, James Mill, William Jones, H.H. Wilson yang

membantunya dalam menciptakan teori ini.

Friedrich Max Müller atau lebih dikenal dengan Max Müller awalnya adalah seorang

sarjana Sansekerta Oxford University yang lahir di Dessau, 6 Desember 1823 dan wafat 28

Oktober 1900. Ia adalah anak dari seorang sastrawan romantik bernama Wilhelm Müller, yang

salah satu puisinya berjudul Die schöne Müllerin dan Winterreise, oleh musisi klasik Jerman,

Franz Schubert, dijadikan sebuah lagu. Ibu Max Müller, Adelheide Müller adalah saudara

perempuan tertua dari seorang kepala pemerintah Anhalt-Dessau, sebuah daerah di Jerman

bagian tengah.

Saat berumur 50 tahun, ia merupakan satu dari beberapa akademisi yang mengajar

mengenai sejarah India di Inggris dan ia juga merupakan ahli perbandingan agama. Ia menulis

berbagai macam buku ilmiah dan esei-esei tentang Indologi yang membahas tentang sejarah

India, karya sastra, filsafat dan budayanya. Pada akhirnya, untuk pertama kalinya ia menjadikan

Indologi sebagai salah satu cabang disiplin ilmu di Oxford University sehingga masa tuanya ia

habiskan menjadi guru besar di universitas ternama tersebut. Bukunya yang berjudul Sacred

Books of the East, meruapakan satu dari karya terbesarnya yang membahas menganai seluk-

beluk India.

Müller tinggal di India selama belasan tahun. Dalam naskah Veda tersebutlah, Müller

menemukan istilah "Arya". Di dalam Veda terdapat cukup banyak istilah Arya, contohnya dalam

satu Purana yaitu Ramayana Purana yang digunakan untuk menggambarkan sosok Sri Rama

Arya Sarva Samascaiva Sadaiva Priyadarsanah, yang artinya, Arya, seseorang yang bekerja

untuk kepentingan umum dan menyayangi semua orang.

8

Page 9: Teori Invasi Bangsa Arya Oleh Max Müller: Sebuah Agenda Politik Dan Misionaris Kristen Kolonial Inggris

Menurut Stephen Knapp (2004)2, seseorang disebut Arya apabila orang tersebut berasal

dari keturunan keluarga mulia, lemah lembut prilakunya, berkelakuan baik dan bertindak benar.

Dalam Rg. Veda terdapat pernyataan serupa yakni praja arya jyotiragrah (Rg. Veda VII.33.17)

yang artinya anak-anak Arya dibimbing menuju cahaya (pencerahan). Dalam hal ini, jyotih atau

cahaya atau pencerahan dianalogikan ke dalam pengertian spiritual. Jadi secara garis besar dapat

dikatakan bahwa Arya mengarah kepada aturan prilaku atau norma prilaku yang mengarah

kepada pencerahan kepada tuhan.

Berbeda dengan pengertian Veda diatas, Müller memberikan penafsiran sendiri terhadap

istilah "Arya" ini. Menurutnya, Arya berarti terang atau putih, dalam hal ini "ras berkulit putih"

yang pernah menyerang India. Müller juga mengatakan bahwa bangsa Arya berasal dari Jerman

yang hidup berpindah pindah. Peradaban sungai Indus disebut Müller sebagai peradaban pra-

Arya karena berbagai alasan. Alasan utamanya adalah karena pengaruh pola pikir dan budaya

Eropa pada abad 19. Masa-masa itu adalah masa kebangkitan rasa nasionalisme bangsa Jerman.

Konon, rezim Nazi yang didirikan Hittler diindikasikan menggunakan semangat dari teori ini

untuk melakukan invasi dan pembantaian besar-besaran terhadap orang-orang Yahudi. Mereka

juga menggunakan lambang sakral Swastika3 dalam setiap atribut dan benderanya. Setelah

menerjemahkan Veda, Müller berspekulasi bahwa bangsa Arya menyerang India sekitar tahun

1500 SM, setelah runtuhnya kota Mohenjadaro dan Harappa.

Namun teori yang mengatakan bahwa bangsa Arya berasal dari Jerman merupakan

kesalahan besar. Max Müller memakai teori ini tanpa memiliki bukti arkeologis. Ia hanya

meneruskan apa yang telah dikatakan oleh cendikiawan-cendikiawan abad-19 saat itu yang

berteori "Arya adalah Proto-Indo-Eropa" seperti H. Chavée (1867), I. Ascoli (1854) B. W. Leist

(1888) dan P. van. Bradke (1890).

Mulai tahun 1910-an, teori "Arya adalah Proto-Indo-Eropa" tidak digunakan lagi sejak

ditemukannya bukti arkelologis oleh seorang ahli arkeologi Jerman bernama Otto Schrader tahun

1918. Dalam kesimpulannya, ia mengatakan bahwa bangsa Arya merupakan bangsa yang berasal

dari daerah Iran sekarang (Indo-Iran). Michael Witzel, dalam artikelnya berkata bahwa "Semua

penggunaan kata Arya sebagai Indo-Eropa dan segala teori abad-19 dan permulaan abad-20

harus dihindari".2 Stephen Knapp (lahir 17 April, 1964) adalah orang Amerika pemeluk agama Hindu, yang sekarang menjadi pemuka agama di India. (Britannica.com)3 an ancient symbol in the form of an equal-armed cross with each arm continued at a right angle, used (in clockwise form) as the emblem of the German Nazi party. (Concise Oxford English Dictionary)

9

Page 10: Teori Invasi Bangsa Arya Oleh Max Müller: Sebuah Agenda Politik Dan Misionaris Kristen Kolonial Inggris

2.2 Tidak Pernah Ada Serangan Bangsa Arya

Bila dicermati, teori serangan bangsa Arya tidak memiliki dasar ilmiah yang kuat. Sir

John Marshall menawarkan bukti-bukti bahwa India mengikuti peradaban Veda jauh sebelum

tibanya bangsa Arya. Ia menunjukan bahwa India telah memiliki peradaban yang maju bahkan

sejak tahun 3500 SM, bahkan mungkin lebih awal.

Menurutnya, kerangka manusia yang ditemukan di Harappa dengan umur 5000 tahun

yang lalu menunjukan persamaan dasar dengan ras-ras yang ada di Punjab dan Gujarat dewasa

ini. Hal ini membuktikan bahwa tidak pernah ada penyerangan suku bangsa luar seperti apa yang

yang telah digembor-gemborkan oleh Max Müller dengan teorinya itu.

Selain itu, jika mengacu pada kosa kata bahasa Sansekerta yang benar, kata “Arya”

berarti orang yang terpelajar atau terhormat. Sama sekali tidak ada indikasi yang menyatakan

bahwa istilah Arya mengacu kepada suatu ras atau bangsa tertentu. Dalam Catur Veda sendiri

istilah Arya hanya disebutkan sebanyak 60 kali dan semuanya mengacu pada istilah orang yang

terpelajar dan terhormat -seperti yang tertulis dalam Rg. Veda VII.33.17-. Veda sendiri

menyatakan dengan jelas bahwa Veda dikodifikasi di daerah Aryavarta atau Bharatavarsha yang

dikatakan sebagai daerah yang memiliki tujuh aliran sungai. Veda tidak pernah menyinggung

bahwa Veda dikodifikasi di daerah lain. Colin Renfrew4, seorang arkeolog Inggris dengan tegas

mengatakan, tidak satupun mantra Rg. Veda menggambarkan bahwa Veda membicarakan suatu

penyerangan suatu bangsa ke daerah tertentu. Tidak satupun hal yang menguatkan bahwa Arya

adalah pendatang.

Penggalian arkelogi yang sistematis dilakukan pertama kali pada tahun 1921 untuk

menggali peninggalan kota Harappa di sekitar sungai Ravi (Daya Ram Sahni, Rakhaldas

Banerjee, Barat Laut India). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebudayaan yang berkembang

di sana setidaknya sudah berlangsung sejak 4000-2500 SM. Hasil penggalian ini juga

menunjukkan bahwa sama sekali tidak ada bukti jejak peninggalan bangsa Arya dalam

kebudayaan Harappa, yang artinya sama sekali tidak ada bukti bahwa bangsa Arya datang

mengusir bangsa Dravida dari kota Harappa.

4 Colin Renfrew has been Disney Professor of Archaeology at the University of Cambridge since 1981, and more recently Director of the McDonald Institute for Archaeological Research. He is Master of Jesus College, Cambridge, and a Life Peer. (http://www.edge.org/3rd_culture/bios/renfrew.html)

10

Page 11: Teori Invasi Bangsa Arya Oleh Max Müller: Sebuah Agenda Politik Dan Misionaris Kristen Kolonial Inggris

Peninggalan arkeologi yang jauh lebih tua dan paling sering disebutkan dalam literatur

Veda akhirnya ditemukan di sepanjang aliran sungai Sarasvati yang saat ini sudah mengering

dan hanya dapat diamati dari luar angkasa melalui satelit. Sebab dari mengeringnya sungai

Sarasvati adalah karena habisnya gletser yang menjadi pasokan utama aliran sungai Sarasvati

yang terletak di pegunungan Himalaya. Bukti-bukti arkeologis memperhitungkan bahwa sungai

Sarasvati sudah mengering sekitar 2.200-10.000 tahun SM akibat terjadinya perubahan iklim

yang mengarah pada pemanasan permukaan Bumi.

Beberapa mantram-mantram Rg. Veda yang mengagung-angungkan keberadaan sungai

Sarasvati ini adalah antara lain pada mantram VI.61.13, VI.61.8 dan VII.95.1. Setidaknya dari

keterkaitan dengan keberadaan sungai Sarasvati dan pujian-pujian mantra-mantra Rg. Veda ini

sudah merupakan bukti yang sangat kuat untuk membantah anggapan yang menyatakan Rg.

Veda dibawa dari daerah Eropa oleh bangsa nomaden Indo-Jerman yang disebut-sebut sebagai

bangsa Arya. Ditambah lagi dengan adanya sloka Mahabharata yang menyatakan bahwa sungai

Sarasvati menghilang di suatu gurun, sehingga logikanya jaman kodifikasi Veda juga

berlangsung pada tahun-tahun mengeringnya sungai Sarasvati ini, jauh sebelum bangsa Arya

menginvasi bangsa Dravida.

Kenoyer5, seorang sejarawan juga menguatkan pernyataan bahwa Rg. Veda benar-benar

ditulis di sekitar sungai Sarasvati di wilayah India. Ia mengatakan bahwa di timur, sungai

Sarasvati purba mengalir secara paralel ke sungai Indus. Saat berakhirnya peradaban lembah

sungai Indus, sungai Sarasvati sudah kering secara total. Banyak kisah Rg. Veda mengambil

tempat di daerah sungai suci Sarasvati ini

2.3 Agenda Politik dan Misionaris Kristen

5 Dr. J.M. Kenoyer is one of the world's leading authorities on the ancient Indus civilization. A Professor of Anthropology at the University of Wisconsin Madison, he has been excavating with the Harappa Archaeological Research Project (HARP) at the ancient Indus city of Harappa for since 1986. (http://www.harappa.com/indus3/kenoyer.html).

11

Page 12: Teori Invasi Bangsa Arya Oleh Max Müller: Sebuah Agenda Politik Dan Misionaris Kristen Kolonial Inggris

Namun mengapa Müller bersikeras mengatakan Veda baru muncul 1500 SM? Terlepas

dari jasa-jasanya untuk menerjemahkan Veda ke dalam Bahasa Inggris, Müller tidak bisa

melepaskan diri dari tuntutan jabatan dan pekerjaannya pada waktu itu. Müller terikat oleh

kepentingan kolonial Inggris di India. Selain itu, ia bergabung dalam perkumpulan para indologis

yang mewadahi organisasi Royal Asiatic Society6, sebuah organisasi yang bertujuan untuk

menyebarkan paham Kristen dan melakukan Kristenisasi di India. Menurut Stephen Knapp, Max

Müller adalah seorang Kristen yang taat, dan ia percaya terhadap kronologi penciptaan dunia

beserta isinya menurut uraian kitab Injil.

Berdasarkan surat Sir William Jones kepada gubernur jendral saat itu yaitu Sir Warren

Hastings, dimana dalam suratnya ia menyuruh agar dilaksanakan upaya-upaya sistemik bagi para

misionaris dan Pemerintah penjajah Inggris agar melakukan kristenisasi dengan cara mengubah

terjemahan Sansekerta dalam Rg. Veda. Salah satunya adalah dengan memasukkan terminologi

Nasrani seperti menambahkan nabi-nabi ke dalam Rg. Veda dan kemudian menerjemahkannya

lagi. Seperti yang terdapat dalam Asiatic Researches Volume 1 tahun 1979, halaman 234-235.

"As to the general extension [spreading] of our pure faith [Christianity] in Hindoostan

[India] there are at present many sad obstacles to it... We may assure ourselves, that Hindoos

will never be converted by any mission from the church of Rome, or from any other church; and

the only human mode, perhaps, of causing so great a revolution, will be to translate into

Sanscrit... such chapters of the Prophets, particularly of ISAIAH, as are indisputably

evangelical, together with one of the gospels, and a plain prefatory discourse, containing full

evidence of the very distant ages, in which the predictions themselves, and the history of the

Divine Person (Jesus) is predicted, were severally made public and then quietly to disperse the

work among the well-educated natives."

Teori Müller itu memang terbukti hanya spekulasi. Apa yang dikatakan oleh Müller

tentang definisi Arya sebagai sebuah bangsa/suku merupakan suatu pemahaman yang keliru,

Sebagaimana disampaikan oleh Deen dalam artikelnya Distorted Historical Events and

Discredited Hindu Cronology yang muncul dalam bukunya Revisiting Indus-Sarasvati Age and

Ancient India (halaman 383), mengatakan bahwa gagasan tentang teori invasi bangsa Arya yang

berawal dari pandangan Max Müller ini ternyata bukanlah semata-mata kesalahan hasil

6 The Royal Asiatic Society was founded in 1823 by the eminent Sanskrit scholar Henry Colebrooke. It received its Royal Charter from King George IV in 1824 'for the investigation of subjects connected with and for the encouragement of science, literature and the arts in relation to Asia'. (http://royalasiaticsociety.org/site/)

12

Page 13: Teori Invasi Bangsa Arya Oleh Max Müller: Sebuah Agenda Politik Dan Misionaris Kristen Kolonial Inggris

penelitian, melainkan konspirasi politik yang sengaja ditiupkan pada masa itu untuk kepentingan

kolonial Inggris.

.....the idea of the Aryan invasion was certainly not a matter of misguided research, but

was a conspiracy to distribute deliberate misinformation that was formulated on april 10,1866 in

london at a secret meeting held in the Royal Asiatic Society. This was "to induct the theory of

aryan invasion of India, so that no Indian may say that English are foriegners........ India was

ruled all along by outsider and so the country must remain a slave under the benigh Cristian

rule. "This was a political move and this theory was put to solid use in all school and collage.

Kolonial Inggris mulai resmi menjajah India sejak mereka memenangkan pertempuran

yang dikenal sebagai Battle of Plassey tahun 1757 (Satsvarupa, 1977). Hal ini merupakan sebuah

fakta bahwa penjajahan Inggris di India dimanfaatkan oleh para misionaris Kristen untuk

mengalihkan agama penduduk India dari Hindu menjadi Kristen. Mereka mulai membuka

sekolah dan perguruan tinggi Kristen dan menyebarkan propaganda yang menjelek-jelekkan

Hindu. Alexander Duff (1806 ' 1878) mendirikan Scots College di Calcutta, yang ia cita-citakan

menjadi headquarters for a great campaign against Hinduism (pusat kampanye besar melawan

Hindu). Para misionaris itu tidak segan-segan menyebut kitab-kitab Rg. Veda sebagai absurdities

meant for the amusement of children yang artinya serangkaian takhayul yang dimaksudkan untuk

hiburan anak-anak.

William Jones misalnya, menyebut Bhagavata Purana sebagai 'kisah aduran'. Ia

berspekulasi bahwa Bhagavata sebenarnya meniru Gospel Kristen yang dibawa ke India, dan

bahwa Kesava (nama lain Krishna) sebenarnya adalah Apollo pahlawan Yunani. Teori ini telah

terbukti salah, karena berbagai temuan arkeologi yang berhubungan dengan legenda Krishna

menunjukkan bahwa Krishna telah ada jauh sebelum agama Kristen lahir.

Pada dasarnya, cara linguistik lah yang diadopsi oleh penguasa kolonial demi

mempertahankan kekuasaan mereka, serta untuk memperlancar konversi orang Hindu menjadi

Kristen, seperti yang diungkapkan Müller sendiri kepada istrinya yang diambil dari biografinya

berjudul The life and Letters of Right Honorable Friedrich Max Müller, Volume I halaman 346.

“…Aku merasa yakin, sekalipun aku tidak akan hidup untuk melihatnya, bahwa edisi

saya dan terjemahan dari Veda ini akan pada akhirnya menceritakan secara luas tentang nasib

India, dan atas pertumbuhan dari jutaan dari jiwa-jiwa di negeri ini. Ini adalah akar dari agama

13

Page 14: Teori Invasi Bangsa Arya Oleh Max Müller: Sebuah Agenda Politik Dan Misionaris Kristen Kolonial Inggris

mereka, dan untuk menunjukkan kepada mereka apa akar itu, aku merasa yakin, bahwa satu-

satunya cara untuk mencabut semua yang muncul dari padanya sejak 3000 tahun terakhir”.

Suratnya kepada Dr. Milman, Dekan St. Paul’s University, Stanton House, Bournemouth,

Inggris pada 26 Februari 1867, juga menegaskan hasrat besar Max Müller bagi tumbuhnya

Kristen di India. Ia menulis : “Aku memiliki keyakinan yang kuat akan pertumbuhan agama

Kristen di India. Tidak ada negeri yang sematang India untuk agama Kristen, namun

kesulitannya juga tampak sangat besar”.

Dalam suratnya kepada Duke of Argyll, Oxford, 16 Desember 1868, Max Müller

menulis: “Agama kuno India telah dikutuk untuk hancur, dan bila agama Kristen tidak

melangkah masuk, kesalahan siapa ini?”

Begitu pula dalam “Physical Religion” ia menulis : “Ada bagian-bagian tertentu dari Injil

yang saya percaya kebanyakan orang Kristen tidak akan sedih untuk mengabaikannya. Tapi ini

tidak ada artinya bila dibandingkan dengan kisah-kisah absurd dan menjijikan yang terdapat

dalam buku-suku Sanskrit yang disebut suci. Dalam hal ini sungguh benar bahwa tidak ada

bandingannya kitab suci kita Perjanjian Baru, dengan Kitab-kitab suci dari Timur”.

Itulah sebagian dari kata-kata yang terujar oleh Max Müller tentang keinginannya

‘mengimani’ orang-orang Hindu saat itu agar memeluk agama Kristen, yang dengan hal ini pula

menegaskan bahwa kristenisasi terjadi seiring munculnya teori Müller tersebut. Namun anehnya,

sebagian masyarakat Hindu tidak bisa menerima pernyataan Rg. Veda yang menyatakan dirinya

diajarkan dan disebarkan melalui tradisi lisan yaitu proses mendengar (sruti) dan mengingat

(smrti) berdasarkan jalur parampara secara bersamaan dengan terciptanya alam semesta

material. Rg. Veda sudah dengan sangat jelas menyatakan bahwa ia dikodifikasi pada permulaan

Kali-Yuga sekitar 6000 tahun yang lalu inkarnasi Tuhan, Sri Narayana dibidang sastra yaitu

Krishna Dvaipayana Vyasa agar bisa dipelajari dan dimengerti oleh orang-orang jaman Kali.

Namun mengapa mereka yang merupakan penganut Veda begitu ‘bodoh’ sehingga mengingkari

pernyataan Veda ini? Bhagavata Purana 1.4.17-25 dengan jelas sudah menyatakan hal ini dengan

menyebutkan;

“Sang Rishi mulia yang berpengetahuan penuh, dengan penglihatan rohaninya bisa

melihat merosotnya segala sesuatu yang material karena pengaruh buruk Kali-Yuga …… Beliau

juga melihat orang-orang yang tidak percaya (pada Veda) jadi pendek usia dan mereka tidak

penyabar karena kurang memiliki sifat-sifat bajik …… Untuk menyederhanakan proses (belajar

14

Page 15: Teori Invasi Bangsa Arya Oleh Max Müller: Sebuah Agenda Politik Dan Misionaris Kristen Kolonial Inggris

Veda), beliau membagi Veda yang satu (Yajur Veda) itu menjadi 4 bagian untuk diajarkan

diantara manusia …. Demikianlah, Rishi Paila menjadi sarjana Rg-Veda, Rishi Jaimini menjadi

sarjana Sama-Veda, Rishi Vaisampayana menjadi akhli Yajur-Veda dan Sumantu Muni

dipercayakan mengajar Atharva-Veda. Mereka mengajarkan bagian-bagian Veda itu kepada

para muridnya masing-masing ….. Kemudian karena kasihan (kepada orang-orang kurang

cerdas), Vyasa menyusun Mahabharata agar para wanita, sudra dan dvija-bandhu bisa

mencapai tujuan hidup tertinggi”.

Sebenarnya pada masa kolonial Inggris, konversi agama masyarakat India tidak hanya

dilakukan oleh misionaris Kristen, melainkan juga dilakukan oleh orang-orang Islam. Namun

berbeda dengan kaum Indologis, para penyebar agama Islam yang menjadikan Hindu sebagai

target konversi lebih condong pada tindakan destruktif. Pada waktu penyerangan bangsa Mogul7

ke India, mereka banyak menghancurkan pustaka-pustaka Suci Veda, tempat-tempat suci dan

membunuh para pemuka agama, tetapi tidak melakukan pengubahan dan penyebaran pustaka Rg.

Veda sebagaimana yang dilakukan oleh Max Müller. Sehingga usaha penghancuran yang mereka

lakukan hanya bersifat sesaat dan tidak menjadi bom waktu dalam perkembangan Hindu di

dunia.

Sampai sekarang, lembaga-lembaga pendidikan formal Hindu, terutama sekali di India

menjadikan Veda terjemahan Max Müller dan teori-teorinya tersebut sebagai acuan utama dalam

menelurkan karya-karya tulis dan menelurkan intelektual-intelektual Hindu. Terjangkitnya para

intelektual Hindu oleh virus ciptaan Indologis tersebut pada akhirnya menular ke masyarakat

Hindu lainnya yang akan menggerogoti dan melemahkan Hindu dari dalam. Ironisnya, ada

anggapan bahwa Max Müller malah diagung-agungkan sebagai salah satu Sad Guru yang

dihormati yang dianggap berjasa sebagai pembaharu Hindu.

Melirik data demografi India untuk tahun 2001, hasil upaya sistemik pengacauan kitab

hindu oleh Pemerintahan Inggris dan misionarisnya selama penjajahan Inggris di India, ternyata

tidak menunjukkan hasil akhir yang signifikan. Jumlah penduduk India yang berhasil dikonversi

hingga tahun 2001 adalah 2.2% atau sekitar 25-27 Juta. Sebagai pembanding, ketika Muslim

menjajah India abad 8M-17M, tahun 2007, jumlah penduduk Muslim India adalah 13.4% dari

jumlah penduduk. Namun, jika cakupan daerah yang dipakai yaitu berdasarkan abad ke 8 M-

17M, maka yang disebut India adalah gabungan beberapa negara seperti Bangladesh, Pakistan

7  a member of the Muslim dynasty of Mongol origin which ruled much of India in the 16th–19th centuries. (often the Great Mogul) the Mogul emperor of Delhi.

15

Page 16: Teori Invasi Bangsa Arya Oleh Max Müller: Sebuah Agenda Politik Dan Misionaris Kristen Kolonial Inggris

dan India. Sehingga presentase Islam di tahun 2007 ialah 30.8% dari total penduduk tiga negara

itu, sedangkan 1.9% dari total penduduk tiga negara itu adalah Nasrani.

BAB III

16

Page 17: Teori Invasi Bangsa Arya Oleh Max Müller: Sebuah Agenda Politik Dan Misionaris Kristen Kolonial Inggris

PENUTUP

Meskipun kekeliruan teori invasi hasil konspirasi ini sudah diakui dan dipublikasikan

oleh BBC London yang dimuat 30 September 2005. Mereka dengan jelas menyatakan bahwa

teori kontroversial hasil ciptaan Max Müller pada tahun 1848, hanyalah berdasarkan pada

pembenaran linguistik. Adanya dua jenis warna kulit bangsa India yang sudah terlanjur dianggap

benar yang telah berhasil mendistorsikan sejarah Hindu akhirnya mendapat sanggahan dan

tumbang setelah 120 tahun.

Namun sampai sekarang sebagian besar buku-buku pelajaran terutama sekali di Indonesia

maupun ensiklopedi8 yang terdapat dalam situs-situs internet mengenai sejarah Hindu masih

menuliskan teori ini sebagai sebuah kebenaran. Mereka lebih mempercayai uraian Veda yang

disampaikan oleh orang-orang Barat yang berlindung dibalik kata “ilmiah” dari pada

mempercayai sejarah Veda menurut Veda itu sendiri.

Melihat bantahan ilmiah maupun berdasarkan teks kitab Veda sendiri mengenai teori

Max Müller ini, penulis dapat mengatakan bahwa teori tersebut sudah runtuh dan tidak bisa

dipertangungjawabkan lagi kebenarannya. Sehingga perlu ada koreksi besar-besaran agar dapat

mengganti teori tersebut dengan teori yang sudah diakui kebenarannya secara ilmiah -yang telah

dipaparkan dalam makalah ini-. Koreksi tersebut berupa revisi teks sejarah yang tertuang dalam

buku-buku ataupun media lainnya yang telah tersebar selama ini.

Hal lain yang bisa dilakukan ialah, pemerintah India, selaku yang memiliki subjek

penelitian tentang masalah ini, mengumumkan kepada seluruh masyarakat dunia bahwa teori

yang selama ini tersebar mengenai penyerangan bangsa Arya ke India merupakan salah besar.

Hal ini perlu dilakukan agar demokrasi dalam menjunjung tinggi kebenaran dalam bidang

pendidikan menjadi kewajiban yang harus dilakuakan bagi seluruh negara di dunia. Sehingga

sejarah sebagai warisan budaya suatu negara dan juga dunia dapat terus berjalan turun-temurun

secara benar.

BIBILOGRAFI8 Ensiklopedi yang masih menuliskan teori tersebut antara lain seperti www.wikipedia.com; www.britannica.com; www.babylon.com\definition\; www.encyclopedia.com\; www.archaeologyonline.net/; concise oxford dictionary; dan masih banyak lagi.

17

Page 18: Teori Invasi Bangsa Arya Oleh Max Müller: Sebuah Agenda Politik Dan Misionaris Kristen Kolonial Inggris

Suryanto, M.Pd. 2006. Hindu, dibalik tuduhan dan prasangka. Narayana Smerti Press:

Yogyakarta.

Reg Veda: Bhagavata Purana 1.4.17-25

Varun M Deshpande, Invation that never was (artikel). National geographic

Stephen Knapp, Death of the Aryan Invasio\n Theory (artikel)

Max Müller, Friedrich.1980. The life and Letters of Right Honorable Friedrich Max Müller.

Sarasvati, Swami Prakashananda. 1999. The True History and the Religion of India; A Concise

Encyclopdia On Authentitic Hinduism. Barsana Dam: Austin, Texas.

http://ridwan -site.blogspot.com/.../ peradaban - lembah - sungai - gangga - india .html . Diunduh pada:

Minggu, 14 Februari 2010, pukul 17.30 WIB

http://www.mypulau.com/Prayuda/blog/&category_id=210. Diunduh pada: Selasa, 11 Mei 2010,

pukul 11.34 WIB.

http://www.encyclopediaofauthentichinduism.org/articles/35_max_Müller.htm. Diunduh pada:

Selasa, 11 Mei 2010, pukul 11.36 WIB

Friederich, Max Müller.1998. Lectures on the Origin and Growth of Religion. Paternoster Row:

London

LAMPIRAN

18

Page 19: Teori Invasi Bangsa Arya Oleh Max Müller: Sebuah Agenda Politik Dan Misionaris Kristen Kolonial Inggris

Peta letak Sungai Sarasvati, tempat lahir dan berkembangnya Rg. Veda

19