TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 ·...

224
Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1 Teori Ekonomi Mikro i TEORI EKONOMI MIKRO Penyusun : Syafaatul Hidayati, S.Pd., M.Pd. Jl. Surya Kencana No. 1 Pamulang Gd. A, Ruang 211 Universitas Pamulang Tangerang Selatan - Banten

Transcript of TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 ·...

Page 1: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro i

TEORI EKONOMI MIKRO

Penyusun :

Syafaatul Hidayati, S.Pd., M.Pd.

Jl. Surya Kencana No. 1 Pamulang

Gd. A, Ruang 211 Universitas Pamulang Tangerang Selatan - Banten

Page 2: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro ii

TEORI EKONOMI MIKRO

Penulis :

Syafaatul Hidayati, S.Pd., M.Pd.

ISBN : 978-602-50986-4-2

Editor :

Saiful Anwar, S.Pd., M.Pd Ubaid Al Faruq, M.Pd. Penyunting :

Dr.H. Amin K Elfachmi, S.Pd,. SE,.MM.

Desain sampul dan Tata letak

Ubaid Al Faruq Penerbit :

Unpam Press

Redaksi :

JL. Surya Kencana No. 1 Pamulang – Tangerang Selatan Telp. 021 7412566 Fax. 021 74709855 Email: [email protected]

Cetakan pertama, 22 November 2019

Hak cipta dilindungi undang-undang

Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apapun tanpa

ijin penerbit

Page 3: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro iii

Data Publikasi Unpam Press | Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Pembelajaran Universitas Pamulang

Gedung A. R. 212 Kampus 1 Universitas Pamulang Jalan Surya Kencana Nomor 1. Pamulang Barat, Tangerang Selatan, Banten. Website: www.unpam.ac.id | email: [email protected] Teori Ekonomi Mikro / Syafaatul Hidayati-1sted.

ISBN – 978-602-50986-4-2

1. Teori Ekonomi Mikro I. Syafaatul Hidayati

M055-22112019-01 Ketua Unpam Press: Sewaka Koordinator Editorial: Aeng Muhidin, Ali Madinsyah, Ubaid Al Faruq Editor: Nama Koordinator Online Learning Koordinator Bidang Hak Cipta: R.R. Dewi Anggraini Koordinator Produksi: Pranoto Koordinator Publikasi dan Dokumentasi: Ubaid Al Faruq Desain Cover: Ubaid Al Faruq Gambar Cover: Kharisma D Yuangga

Cetakan pertama, 22 November 2019 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menggandakan dan memperbanyak sebagian atau seluruh buku ini dalam bentuk dan dengan cara apapun tanpa ijin penerbit.

LEMBAR IDENTITAS ARSIP MODUL

Page 4: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro iv

IDENTITAS MATA KULIAH

Program Studi : Pendidikan Ekonomi Mata Kuliah/Kode : Teori Ekonomi Mikro / PIE0203 Jumlah SKS : 3 Sks Prasyarat : - Deskripsi Mata Kuliah : Mata kuliah ini merupakan bagian dari Mata Kuliah

wajib fakultas yang bersifat wajib ditempuh mahasiswa Program Studi S1 Pendidikan Ekonomi FKIP UNPAM. Capaian pembelajaran mata kuliah ini yaitu: Mahasiswa mampu menghitung laba pada pasar persaingan sempurna dan pasar persaingan tidak sempurna, kemudian menggambarkan kurva keseimbangannya, serta mampu menghitung upah nominal dan riil pada pasar input secara tepat dan sesuai dengan teori ekonomi mikro yang berkembang saat ini. Cakupan Materi Teori Ekonomi Mikro yaitu: 1) Konsep Dasar Ekonomi Mikro: ruang lingkup ilmu ekonomi, definisi dan perkembangan singkat ilmu ekonomi, sifat-sifat teori ekonomi, perbedaan mikro ekonomi dan makro ekonomi, pelaku-pelaku kegiatan ekonomi; 2) Masalah Pokok Ekonomi: permasalahan pokok perekonomian, sistem ekonomi; 3) Permintaan dan Penawaran: faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran, hukum permintaan dan penawaran, kurva permintaan dan penawaran, fungsi permintaan dan penawaran, permintaan dan penawaran individu, permintaan dan penawaran pasar, pergeseran kurva permintaan dan penawaran; 4) Elastisitas Permintaan dan Penawaran: faktor yang mempengaruhi elastisitas permintaan dan penawaran menghitung elastisistas permintaan dan penawaran, jenis dan macam-macam elastisitas permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal dan ordinal dalam teori perilaku konsumen, asumsi pendekatan kardinal dan ordinal, alat ukur pendekatan kardinal dan ordinal, kepuasan konsumen dalam pendekatan kardinal dan ordinal, faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan maksimum dalam pendekatan kardinal dan ordinal; 6) Teori Produksi: pengertian dan fungsi produksi, bentuk-bentuk produksi dan jangka waktu produksi, produksi dengan satu variabel, produksi dengan lebih dari satu variabel, perubahan harga faktor produksi; 7) Teori Biaya Produksi: pengertian dan jenis biaya produksi, cara menggambar biaya produksi, skala ekonomis dan tidak ekonomis, maksimisasi laba dan penawaran; 8) Jenis-Jenis Pasar: pasar persaingan sempurna, pasar monopoli, pasar oligopoli, dan pasar persaingan monopolistik, 9) Teori Pasar Input: karakteristik pasar input, penentuan upah di pasar tenaga kerja, sewa

Page 5: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro v

ekonomi, modal dan tingkat bunga; 10) Eksternalitas dan kegagalan pasar: eksternalitas dan ketidakefisienan pasar, solusi perusahaan atas ekternalitas, campur tangan pemerintah atas ekternalitas, faktor penyebab kegagalan pasar, barang publik, prinsip pengenaan pajak, peranan pemerintah. Tugas yang wajib dikerjakan oleh mahasiswa yang sedang menempuh mata kuliah ini yaitu menganalisis dan menyelesaikan soal-soal aplikatif yang terdapat dalam latihan soal.

Capaian Pembelajaran

: Setelah menyelesaikan mata kuliah teori ekonomi mikro, mahasiswa mampu menghitung laba pada pasar persaingan sempurna dan pasar persaingan tidak sempurna, kemudian menggambarkan kurva keseimbangannya, serta mampu menghitung upah nominal dan riil pada pasar input secara tepat dan sesuai dengan teori ekonomi mikro yang berkembang saat ini.

Penyusun : Syafaatul Hidayati Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi

Ketua Tim Penyusun Mata Kuliah Teori Ekonomi Mikro

Saiful Anwar, S.Pd., S.E., M.Pd Syafaatul Hidayati, S.Pd., M.Pd NIDN. 0426048503 NIDN. 0426058901

Page 6: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro vi

Puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,

hidayah serta nikmat sehingga penulis dapat menyelesaikan Modul Teori Ekonomi

Mikro.

Penyusunan Modul Belajar ini merupakan salah satu wahana bagi dosen untuk

membantu mahasiswa dalam memahami materi, sehingga mampu meningkatkan

proses dan hasil belajar mahasiswa.

Keberhasilan Modul Belajar ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh

karena itu dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. (HC) Drs. H. Darsono, selaku Ketua Yayasan Sasmita Jaya Group yang telah

membantu material dan spiritual dalam proses pembuatan modul ini.

2. Dr. Dayat Hidayat, M.M., selaku Rektor Universitas Pamulang, yang memberi

dukungan dalam proses penyusunan modul ini.

3. Saiful Anwar, S.Pd., SE, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi.

4. Segenap Dosen dan staff di Pendidikan Ekonomi yang telah memberikan semangat

kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan modul belajar ini.

5. Suami penulis R. Fendi Haris Syuhada, S.Pd., yang sudah memberikan motivasi dan

bimbingan, sehingga penulis dapat menyelesaikan modul belajar ini.

6. Anak-anak penulis R. Almeera Azzahra Syuhada dan R. Cahaya Qurani Syuhada

yang memberikan motivasi sehingga modul ini selesai dengan baik.

7. Orang tua penulis Sadik dan Sunawa di Sumenep, adik-adik penulis Uswatun

Hasanah dan Nurrahma Tillah Agustin, serta seluruh keluarga besar penulis yang

telah memberikan dorongan semangat yang kuat, kebijaksanaan serta doanya

sehingga modul belajar ini terselesaikan.

8. Mahasiswa pendidikan ekonomi yang yang sudah memberikan semangat, sehingga

penulis dapat menyelesaikan modul belajar ini.

9. Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, terima kasih atas

motivasinya.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada

semua pihak yang telah memberikan segala bantuannya.

Penulis menyadari bahwa modul ini masih jauh dari kesempurnaan, karena tidak

ada yang sempurna kecuali sang Khaliq. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran

dan kritik yang membangun guna kesempurnaan modul belajar ini.

KATA PENGANTAR

Page 7: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro vii

Tangerang Selatan, 22 November 2019 Tim Penyusun

Syafaatul Hidayati, S.Pd., M.Pd

NIDN. 0426058901

Page 8: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro viii

LEMBAR IDENTITAS ARSIP MODUL ....................................................................... iii

IDENTITAS MATA KULIAH ....................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... vi

DAFTAR ISI ................................................................................................................. viii

PERTEMUAN 1 ............................................................................................................... 1

KONSEP DASAR ILMU EKONOMI ............................................................................. 1

A. TUJUAN PEMBELAJARAN ............................................................................. 1

B. URAIAN MATERI ............................................................................................... 1

C. SOAL/LATIHAN/TUGAS ................................................................................. 10

D. REFERENSI ..................................................................................................... 11

PERTEMUAN 2 ............................................................................................................. 12

MASALAH POKOK EKONOMI .................................................................................. 12

A. TUJUAN PEMBELAJARAN ........................................................................... 12

B. URAIAN MATERI ............................................................................................. 12

C. LATIHAN/TUGAS ............................................................................................. 23

D. DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 23

PERTEMUAN 3 ............................................................................................................. 24

KONSEP PERMINTAAN ............................................................................................. 24

A. TUJUAN PEMBELAJARAN ........................................................................... 24

B. URAIAN MATERI ............................................................................................. 24

C. LATIHAN/TUGAS ............................................................................................. 34

D. DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 34

PERTEMUAN 4 ............................................................................................................. 35

KONSEP PENAWARAN .............................................................................................. 35

A. TUJUAN PEMBELAJARAN ........................................................................... 35

B. URAIAN MATERI ............................................................................................. 35

C. LATIHAN/TUGAS ............................................................................................. 44

D. DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 45

PERTEMUAN 5 ............................................................................................................. 46

KESEIMBANGAN PASAR .......................................................................................... 46

A. TUJUAN PEMBELAJARAN ........................................................................... 46

B. URAIAN MATERI ............................................................................................. 46

C. LATIHAN/TUGAS ............................................................................................. 58

DAFTAR ISI

Page 9: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro ix

D. DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 58

PERTEMUAN 6 ............................................................................................................. 59

ELASTISITAS PERMINTAAN .................................................................................... 59

A. TUJUAN PEMBELAJARAN ........................................................................... 59

B. URAIAN MATERI ............................................................................................. 59

C. LATIHAN/TUGAS ............................................................................................. 69

D. DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 70

PERTEMUAN 7 ............................................................................................................. 71

ELASTISITAS PENAWARAN ..................................................................................... 71

A. TUJUAN PEMBELAJARAN ........................................................................... 71

B. URAIAN MATERI ............................................................................................. 71

C. LATIHAN/TUGAS ............................................................................................. 80

D. DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 80

PERTEMUAN 8 ............................................................................................................. 81

TEORI PERILAKU KONSUMEN ................................................................................ 81

(PENDEKATAN KARDINAL) ..................................................................................... 81

A. TUJUAN PEMBELAJARAN ........................................................................... 81

B. URAIAN MATERI ............................................................................................. 81

C. LATIHAN/TUGAS ............................................................................................. 89

D. DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 89

PERTEMUAN 9 ............................................................................................................. 90

TEORI PERILAKU KONSUMEN ................................................................................ 90

(PENDEKATAN ORDINAL) ........................................................................................ 90

A. TUJUAN PEMBELAJARAN ........................................................................... 90

B. URAIAN MATERI ............................................................................................. 90

C. LATIHAN/TUGAS ............................................................................................. 97

D. DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 98

PERTEMUAN 10 ........................................................................................................... 99

PERILAKU PRODUSEN .............................................................................................. 99

A. TUJUAN PEMBELAJARAN ........................................................................... 99

B. URAIAN MATERI ............................................................................................. 99

C. LATIHAN/TUGAS ........................................................................................... 110

D. DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 111

PERTEMUAN 11 ......................................................................................................... 112

BIAYA PRODUKSI .................................................................................................... 112

Page 10: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro x

A. TUJUAN PEMBELAJARAN ......................................................................... 112

B. URAIAN MATERI ........................................................................................... 112

C. LATIHAN/TUGAS ........................................................................................... 119

D. DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 120

PERTEMUAN 12 ......................................................................................................... 121

PASAR PERSAINGAN SEMPURNA ........................................................................ 121

A. TUJUAN PEMBELAJARAN ......................................................................... 121

B. URAIAN MATERI ........................................................................................... 121

C. LATIHAN/TUGAS ........................................................................................... 129

D. DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 130

PERTEMUAN 13 ......................................................................................................... 131

PASAR MONOPOLI ................................................................................................... 131

A. TUJUAN PEMBELAJARAN ......................................................................... 131

B. URAIAN MATERI ........................................................................................... 131

C. LATIHAN/TUGAS ........................................................................................... 138

D. DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 139

PERTEMUAN 14 ......................................................................................................... 140

PASAR OLIGOPOLI ................................................................................................... 140

A. TUJUAN PEMBELAJARAN ......................................................................... 140

B. URAIAN MATERI ........................................................................................... 140

C. LATIHAN/TUGAS ........................................................................................... 149

D. DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 149

PERTEMUAN 15 ......................................................................................................... 150

PASAR MONOPOLISTIK .......................................................................................... 150

A. TUJUAN PEMBELAJARAN ......................................................................... 150

B. URAIAN MATERI ........................................................................................... 150

C. LATIHAN/TUGAS ........................................................................................... 157

D. DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 158

PERTEMUAN 16 ......................................................................................................... 159

PASAR INPUT ............................................................................................................ 159

(PENENTU UPAH DI PASAR TENAGA KERJA) ................................................... 159

A. TUJUAN PEMBELAJARAN ......................................................................... 159

B. URAIAN MATERI ........................................................................................... 159

C. LATIHAN/TUGAS ........................................................................................... 166

D. DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 167

Page 11: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro xi

PERTEMUAN 17 ......................................................................................................... 168

PASAR INPUT ............................................................................................................ 168

(SEWA EKONOMI, MODAL DAN TINGKAT BUNGA) ........................................ 168

A. TUJUAN PEMBELAJARAN ......................................................................... 168

B. URAIAN MATERI ........................................................................................... 168

C. LATIHAN/TUGAS ........................................................................................... 180

D. DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 180

PERTEMUAN 18 ......................................................................................................... 181

EKSTERNALITAS DAN KEGAGALAN PASAR .................................................... 181

A. TUJUAN PEMBELAJARAN ......................................................................... 181

B. URAIAN MATERI ........................................................................................... 181

C. LATIHAN/TUGAS ........................................................................................... 201

D. DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 202

GLOSARIUM .............................................................................................................. 203

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 208

Page 12: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 1

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi pada pertemuan ini, diharapkan mahasiswa

mampu mendefinisikan, menyebutkan tujuan ilmu ekonomi; menganalisis ruang

lingkup ilmu ekonomi; menjelaskan sifat-sifat ilmu ekonomi; membedakan alat

analisis ilmu ekonomi; dan membedakan barang dan jasa.

B. URAIAN MATERI

1. RUANG LINGKUP ILMU EKONOMI

Suatu ucapan yang sering kali terdengar pada saat kecil (atau bisa juga

hingga saat ini) ialah ”saya ingin/minta” minum. Seperti halnya orang lain tentu

anda juga menginginkan barang atau jasa tertentu, seperti makanan, pakaian,

rumah, kesehatan dan rekreasi. Karena uang/pendapatan anda mungkin tidak

mencukupi untuk memenuhi semua kebutuhan/keinginan tersebut, terpaksa anda

harus membuat pilihan mana yang terlebih dahulu harus dipenuhi. Demikian

halnya negara juga menghadapi masalah pilihan tersebut karena

ketidakmampuannya menyediakan sejumlah barang ataupun jasa yang

masyarakat inginkan atau butuhkan. Keinginan/kebutuhan saudara, dan juga

masyarakat, bisa dipenuhi melalui upaya mental dan fisik. Dapat disimpulkan

bahwa ilmu ekonomi adalah suatu bidang ilmu yang membahas tentang

bagaimana usaha manusia baik sebagai individu ataupun kelompok masyarakat

melakukan pilihan (Choice) dalam rangka menggunakan sumberdaya yang

terbatas dengan tujuan supaya kebutuhannya dapat terpenuhi (yang sangat tidak

terbatas jumlahnya) akan barang maupun jasa.

Dapat dikatakan bahwa setiap orang pasti akan terlibat dalam suatu aktivitas

ekonomi. Dengan demikian, setiap orang sangat perlu untuk mempelajari lebih

lanjut ilmu ekonomi pada sekolah formal ataupun non formal. Pada tingkat

Perguruan Tinggi, pembelajaran ilmu ekonomi dapat dibagi menjadi beberapa

kelompok berikut.

PERTEMUAN 1

KONSEP DASAR ILMU EKONOMI

Page 13: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 2

a. Ilmu ekonomi murni (ilmu ekonomi teori), dimana dapat dibagi menjadi

beberapa bagian.

1) Pengantar ilmu ekonomi

2) Teori ekonomi makro

3) Teori ekonomi mikro

b. Ilmu ekonomi terapan, dimana dapat dibagi lagi menjadi beberapa bagian.

1) Ekonomi moneter

2) Ekonomi internasional

3) Ekonomi perbankan

4) Ekonomi perusahaan

5) Ekonomi pertanian

6) Ekonomi teknik

7) Dan lain sebagainya

c. Ilmu yang sifatnya penunjang, antara lain sebagai berikut.

1) Statistika

2) Matematika

2. PENGERTIAN DAN PERKEMBANGAN SECARA SINGKAT ILMU EKONOMI

Perlu diketahui bahwa ilmu ekonomi merupakan salah satu bidang dari ilmu

pengetahuaan yang memiliki cakupan sangat luas sekali. Pada dasarnya setiap

ekonom dalam mengartikan ilmu ekonomi itu sama di antara satu ekonom dengan

lainnya. Ada tiga hal pokok yang terdapat dalam pengertian ilmu ekonomi, yaitu:

kelangkaan (Scarcity), kemakmuran (prosperity) dan kepuasan (satisfaction).

Ilmu ekonomi sudah ada sejak Aristoteles (350 SM), akan tetapi baru

menjadi suatu disiplin ilmu tersendiri sejak tahun 1776 melalui tokoh pelopor

seorang ekonom Inggris yakni Adam Smith seorang ekonomi yang dianggap

sebagai seorang bapak ilmu ekonomi. Dimana perkembangan tersebut bermula

setelah Adam Smith menuangkan pemikirannya dan menerbitkannya dalam salah

satu bukunya yang mempunyai judul ”An Into the Nature and Causes of the

Wealth of Nation”. Bahkan sampai saat ini beberapa pandangan beliau masih

tetap mendapatkan perhatian dari ahli ekonom. Sedangkan teori ekonomi mikro

Faktanya sering kali dijumpai dalam kehidupan kita sehari-hari di mana

teori kadangkala tidaklah sama dengan praktik secara langsung di

lapangan. Hal itu dikarenakan semua kaidah, dalil, hukum dan prinsip

yang sifatnya sangat umum.

Page 14: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 3

yang saat ini kita kenal dirintis Alfred Marshal pada tahun 1870-an dengan judul

bukunya yaitu ”Principle of Economics”.

Banyak pemikiran yang mengemukakan permasalahan ekonomi yang selalu

dihadapi oleh negara, bahkan sebelum Adam Smith. Namun sayang sekali tulisan

para ekonom tersebut tidak dapat dikemukakan dengan baik secara sistematis.

Salah satu faktor penyebabnya karena masih sangat terbatasnya topik yang

dibahas oleh mereka. Selain itu juga masih belum ada analisis secara menyeluruh

tentang segala aspek kegiatan ekonomi yang berkembang di masyarakat. Dengan

berbagai keterbatasan tersebut menjadikan pemikiran ekonomi masih belum bisa

dikatakan dapat berdiri sendiri.

Berikut Prof P.A Semuelson mendefinisi ilmu ekonomi yakni seperti yang

dijabarkan berikut.

“ilmu ekonomi merupakan suatu studi mengenai individu-individu dan masyarakat

dalam membuat pilihan, dengan atau tanpa penggunaan uang, dengan

menggunakan sumber-sumber daya yang terbatas, tetapi dapat digunakan dalam

berbagai cara untuk menghasilkan berbagai jenis barang dan jasa serta

mendistribusikannya untuk kebutuhan konsumen, sekarang dan di masa datang,

kepada berbagai individu dan golongan masyarakat”.

Oleh karena itu pada hakekatnya persoalan utama yang dijelaskan pada

analisis ilmu ekonomi mempunyai tujuan supaya bisa memperoleh jawaban

mengenai pertanyaan tentang bagaimana caranya dalam memanfaatkan

pendapatan atau sumber daya yang dimiliki supaya dalam penggunaan mereka

dapat memperoleh kepuasan dan kemakmuran maksimal.

Dengan adanya berbagai pengertian tersebut, kita bisa memberikan

kesimpulan antara lain di bawah ini.

a. Alat pemuas kebutuhan manusia itu sangat terbatas jumlahnya. Padahal seperti

yang kita tahu bahwa jumlah kebutuhan manusia sangatlah tidak terbatas. Akan

tetapi tidak akan pernah ada seorangpun yang dapat memenuhi kebutuhan

mereka sendiri tanpa bantuan dari pihak yang lain. Ini berkaitan erat dengan

manusia yang disebut sebagai makhluk sosial.

b. Bagaimana menetapkan pikiran untuk melakukan pilihan (choice) dari berbagai

alternatif yang ada dengan cara mengamati segala interaksi dan aktivitas

diantara agen ekonomi (economic agents), antara lain baik dari sisi produsen,

konsumen dan pemerintah.

Page 15: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 4

3. KEBUTUHAN MASYARAKAT

Saat pagi hari kita dapat mengamati masyarakat sekitar tempat tinggal.

Seringkali setiap hari bisa kita mengamati sebagian besar masyarakat terlihat

berangkat ke tempat kerja mereka guna mencari nafkah untuk menyambung hidup

dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Diantara mereka ada yang pergi ke

kantor, pergi ke kios untuk berjualan, petani pergi ke sawah untuk membajak, guru

pergi ke sekolah dan lain sebagainya.

Perlu diketahui bahwa kebutuhan dan keinginan itu sangat berbeda.

Kebutuhan merupakan suatu hal yang harus dipenuhi, apabila ditunda

pemenuhannya dapat mengganggu kehidupan manusia. Sedangkan keinginan

adalah suatu hal yang apabila tidak dipenuhi tidak akan mengancam

keberlangsungan kehidupan manusia. Adapun keinginan seseorang dalam

mendapatkan barang ataupun jasa bisa dikelompokkan sebagai berikut.

a. Keinginan seseorang yang diikuti dengan kemampuannya dalam melakukan

pembelian terhadap barang dan jasa yang sangat mereka inginkan.

b. Keinginan seseorang yang tidak diikuti dengan kemampuannya dalam

melakukan pembelian terhadap barang dan jasa yang sangat mereka inginkan.

Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa jenis kebutuhan seseorang

sangatlah banyak dan juga beragam. Demikian pula berkat kecanggihan teknologi

menyebabkan kebutuhan manusia tidak hanya beragam, akan tetapi terus

bertambah tanpa ada habisnya. Adapun penggolongan kebutuhan dapat

digolongkan menjadi beberapa golongan sebagai berikut.

a. Kebutuhan menurut intensitasnya

Pada jenis kebutuhan inilah kita bisa melihat mendesak atau tidaknya

kebutuhan tersebut. Kebutuhan ini dikelompokkan menjadi tiga, antara lain

diuraikan berikut ini.

1) Kebutuhan Primer

Adalah kebutuhan yang pemenuhannya harus segera dipenuhi, jika

kebutuhan itu tidak bisa terpenuhi saat itu juga maka akan mengancam

kelangsungan hidup manusia. Contoh kebutuhan misalnya sandang,

pangan, papan dan juga lainnya.

2) Kebutuhan Sekunder

Adapun kebutuhan sekunder seringkali juga disebut sebagai sebuah

kebutuhan kultural. Di mana kebutuhan itu dapat muncul secara bersama-

sama dengan tingkat peradaban manusia yang semakin meningkat.

Page 16: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 5

Kebutuhan sekunder ini pemenuhannya setelah kebutuhan primer sudah

terpenuhi. Adapun contoh kebutuhan sekunder, misalnya: siraman rohani,

rekreasi, pendidikan, olah raga, dan lain sebagainya.

3) Kebutuhan Tersier

Sebenarnya jenis kebutuhan ini hanya ditujukan bagi kesenangan

hidup manusia. Dapat dikatakan bahwa kebutuhan tersier merupakan

kebutuhan akan barang mewah. Dengan demikian kebutuhan ini tidak bisa

terpenuhi tentu tidak sampai mengganggu kelangsungan hidup manusia.

Jenis kebutuhan tersier seperti kebutuhan akan barang mewah.

Pada zaman sekarang, dapat kita jumpai bahwa banyak barang pada

awalnya ditempatkan sebagai barang mewah. Saat sekarang justru malah

bergeser menjadi kebutuhan sekunder. Misalnya AC, laptop, HP dan bahkan

kulkas. Begitu pula halnya dengan kebutuhan akan pendidikan dan juga

kesehatan sudah menjadi kebutuhan primer bagi seseorang. Hal ini

dikarenakan kebutuhan tersebut sangatlah penting dan sangat mendesak untuk

keberlangsungan hidup seseorang.

b. Kebutuhan menurut sifatnya

Dalam melihat kebutuhan ini kita dapat melihat dari sudut pandang

dampak atau pengaruhnya terhadap jasmani dan rohani manusia.

1) Kebutuhan jasmani, merupakan kebutuhan yang secara alamiah dapat

dirasakan oleh jasmani manusia. Beberapa conoh dari kebutuhan jasmani

antara lain: makan, minum, baju dan lainnya.

2) Kebutuhan rohani, merupakan kebutuhan yang sangat berhubungan erat

dengan kepuasan batin yang dirasakan manusia. Kebutuhan ini harus

terpenuhi dalam rangka memenuhi keinginan jiwa dan spiritualnya. Setelah

kebutuhan rohani ini terpenuhi, maka akan tercipta rasa bahagia bagi orang

yang bersangkutan. Beberapa contoh kebutuhan rohani antara lain:

beribadah, rekreasi ke tempat wisata, mengejar dan mewujudkan mimpi

yang dimiliki, berkumpul bersama keluarga atau orang tercinta dan juga

lainnya.

Page 17: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 6

c. Kebutuhan menurut waktu pemenuhannya

Kebutuhan ini dapat dibedakan berdasarkan waktu sekarang dan waktu

yang akan datang. Kebutuhan sekarang adalah kebutuhan yang tidak dapat

ditunda pemenuhannya, misalnya: makan pada waktu sangat lapar, minum

obat disaat sakit. Apabila kebutuhan sekarang tidak dipenuhi saat itu juga,

maka akan mengancam kehidupan manusia. Kebutuhan pada waktu yang akan

datang, yaitu kebutuhan yang pemenuhannya dapat ditunda pada waktu yang

akan datang. Berbeda dengan kebutuhan sekarang, kebutuhan pada waktu

yang akan datang justru tidak akan mengancam kelangsungan hidup manusia

apabila tidak dapat dipenuhi saat itu juga. Hal ini dapat dicontohkan dari:

tabungan pendidikan anak, tabungan pensiun, asuransi kesehatan keluarga

dan lainnya.

d. Kebutuhan menurut wujudnya

Adapun kebutuhan menurut wujudnya meliputi kebutuhan material dan

kebutuhan immaterial. Kebutuhan material merupakan kebutuhan yang dapat

dilihat dan diraba langsung, misalnya: HP, makanan, pakaian, rumah dan

sebagainya. Sedangkan kebutuhan immaterial adalah kebutuhan yang tidak

dapat dilihat dan diraba langsung, akan tetapi dapat dirasakan manfaatnya.

Beberapa contoh dari kebutuhan immaterial ini meliputi: kesehatan, kasih

sayang, pendidikan dan sebagainya.

e. Kebutuhan menurut subyek yang membutuhkan

Subjek dalam hal ini orang atau pihak yang secara langsung

membutuhkan barang dan jasa dalam rangka memenuhi kebutuhannya.

Dengan demikian kebutuhan ini bisa kita bedakan menjadi beberapa kebutuhan

di bawah ini.

1) Kebutuhan individu, yaitu suatu kebutuhan yang hanya dapat dirasakan

oleh setiap individu yang membutuhkan. Seperti yang kita ketahui bahwa

kebutuhan antara individu yang satu dengan lainnya berbeda. Dapat kita

lihat bahwa kebutuhan seorang petani petani dan dokter tentu akan

mengalami perbedaan yang sangat mencolok.

2) Kebutuhan masyarakat, dapat kita sebut sebagai kebutuhan bersama

(kelompok), di mana pada kebutuhan tersebut alat-alat pemuas kebutuhan

dipergunakan secara bersama-sama. Contohnya adalah semua sarana

Page 18: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 7

publik yang ada di masyarakat, seperti jalan raya dan sarana umum yang

lain.

Seperti yang telah diuraikan di atas bahwa kebutuhan manusia dapat

berupa barang dan jasa. Adapun jenis barang bisa digolongkan sebagai berikut.

1) Barang Ekonomi

Merupakan suatu barang yang dalam memperolehnya membutuhkan

kerja keras atau pengorbanan, contohnya: barang hasil industri dan

sebagainya. Kita bisa membedakan barang ekonomi dengan barang

konsumsi, contohnya: aneka makanan dan minuman dan juga barang

modal, contohnya: pabrik dan mesin.

2) Barang Cuma-Cuma

Merupakan barang yang bisa stiap orang nikmati tanpa perlu

melaksanakan aktivitas produksi. Manusia tinggal menikmatinya saja tanpa

diperlukan pengorbanan. Contoh barang yang diperoleh secara cuma-cuma

ini antara lain: sinar matahari, udara di sekitar kita, air hujan dan lain-lain.

4. SIFAT TEORI EKONOMI

Perlu diketahui bahwa setiap teori yang ada pasti memiliki empat unsur

penting, antara lain sebagai berikut.

a. Variabel

Variabel dapat diartikan sebagai suatu besaran atau faktor yang nilainya

bisa mengalami perubahan dan disamping variable adalah unsur penting yang

ada dalam setiap teori. Adapun sifat variabel bisa dibedakan menjadi beberapa

bagian yang dijabarkan berikut.

1) Variabel endogen, merupakan variabel yang sifatnya dapat diterangkan

dalam teori tersebut.

2) Variabel eksogen, merupakan variabel yang dapat mempengaruhi variabel

endogen, akan tetapi variabel ini ditentukan oleh faktor-faktor yang berada

di luar teori tersebut.

b. Asumsi

Asumsi atau pemisalan-pemisalan merupakan salah satu syarat yang

penting dalam membuat teori khususnya dalam ilmu sosial, hal ini dikarenakan

tanpa asumsi tersebut sangatlah sulit untuk menjelaskan sifat hubungan

diantara berbagai variabel. Dapat dikatakan bahwa teori harus membuat

Page 19: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 8

penyederhaan dari kejadian yang sebenarnya dalam masyarakat. Adapun

penyederhanaan tersebut dapat dilakukan dengan membuat

pemisalan/asumsi. Pemisalan tersebut dikenal dengan ceteris paribus (hal-hal

lain dianggap konstan atau tidak mengalami perubahan).

c. Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan sementara atau pernyataan yang

menggambarkan tentang keadaan yang pada umumnya. Hipotesis juga dapat

diartikan sebagai suatu pernyataan mengenai bagaimana variabel yang

dibicarakan berkaitan antara satu dengan yang lain. Sifat hubungan ini dapat

dibedakan menjadi 2 golongan, antara lain sebagai berikut.

1) Hubungan langsung, merupakan suatu kondisi dimana perubahan nilai-

nilai variabel yang dibicarakan bergerak ke arah yang bersamaan.

2) Hubungan terbalik, yaitu apabila nilai variabel yang dibicarakan tersebut

bergerak ke arah yang bertentangan.

d. Membuat Ramalan

Dalam teori ekonomi seorang ekonom dapat pula meramalkan tentang

keadaan yang akan berlaku di masa yang akan datang. Kegiatan tersebut dapat

digunakan sebagai suatu landasan dalam membuat rumusan langkah-langkah

dalam rangka memperbaiki keadaan dalam suatu perekonomian.

5. MIKRO EKONOMI DAN MAKRO EKONOMI

a. Teori Ekonomi Mikro

Teori ekonomi mikro merupakan suatu bidang dalam ilmu ekonomi yang

sifatnya menganalisis mengenai bagian kecil dari keseluruhan kegiatan

perekonomian. Adapun isu pokok yang dianalisis meliputi bagaimana caranya

menggunakan faktor produksi yang ada secara efisien supaya kemakmuran

masyarakat dapat dimaksimalkan.

Teori ekonomi mikro (yang sering juga ditulis sebagai mikroekonomi)

merupakan cabang dari ilmu ekonomi yang mempelajari perilaku individu baik

konsumen dan perusahaan serta bagaimana penentuan harga-harga pasar dan

kuantitas input, barang maupun jasa yang diperjualbelikan di pasar. Ekonomi

mikro ini meneliti bagaimana keputusan dan perilaku tersebut dapat

mempengaruhi penawaran dan permintaan atas barang dan jasa, akan

menentukan harga dan bagaimana harga, pada gilirannya dapat menentukan

penawaran dan permintaan atas barang dan jasa selanjutnya. Individu bersama

Page 20: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 9

individu yang lain melakukan kombinasi kegiatan konsumsi atau produksi

secara optimal di pasar, selanjutnya akan membentuk suatu keseimbangan

(equilibrium) dalam skala makro; dengan asumsi bahwa semua hal lain

dianggap tidak berubah (ceteris paribus).

Perlu diketahui bahwa salah satu tujuan dari ekonomi mikro adalah

menganalisa pasar beserta mekanismenya yang dapat membentuk harga

secara relatif kepada produk dan jasa yang ada, dan mengaalokasikan sumber

yang terbatas diantara banyak penggunaan alternatif pemenuhan kebutuhan.

Ekonomi mikro juga dapat menganalisis kegagalan pasar (market failure), yaitu

ketika pasar gagal dalam melakukan produksi hasil yang efisien dan disamping

itu juga menjelaskan berbagai kondisi yang secara teoritis dibutuhkan bagi

suatu pasar persaingan sempurna. Adapun bidang penelitian yang penting

dalam ekonomi mikro, yaitu pembahasan mengenai keseimbangan umum

(general equilibrium), keadaan pasar dalam informasi asimetris dan pilihan

dalam situasi ketidakpastian. Serta berbagai aplikasi ekonomi dari teori

permainan. Disamping itu juga yang patut mendapat perhatian ialah mengenai

pembahasan mengenai elastisitas produk dalam sistem pasar.

Teori ekonomi mikro analisisnya dapat dibuat berdasarkan pemikiran

antara lain sebagai berikut.

1) Kebutuhan dan keinginan manusia jumlahnya sangat tidak terbatas.

2) Kemampuan dari faktor produksi dalam menghasilkan barang dan jasa untuk

memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat sifatnya terbatas.

b. Teori Ekonomi Makro (Makroekonomi)

Merupakan salah satu bidang dalam ilmu ekonomi yang menganalisis

kegiatan perekonomian secara menyeluruh. Analisis yang dilakukan dalam

makroekonomi ini sifatnya umum dan tidak memperhatikan kegiatan ekonomi

yang dilakukan oleh unit kecil (individu) dalam perekonomian.

Makroekonomi menganalisis ekonomi secara keseluruhan, terutama

mengenai inflasi, pertumbuhan ekonomi, pengangguran, berbagai kebijakan

perekonomian, serta dampak atas beragam tindakan kebijakan pemerintah

(misalnya adanya perubahan tingkat subsidi dan pajak).

Dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam sebuah teori ekonomi makro

(makroekonomi) meliputi:

Page 21: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 10

1) Menganalisis kegiatan konsumen, di mana yang dianalisis bukan perilaku

dari seorang pembeli, akan tetapi keseluruhan pembeli yang ada dalam

suatu perekonomian.

2) Menganalisis perilaku produsen, hal ini yang dianalisis bukan perilaku

seorang produsen saja melainkan kegiatan keseluruhan produsen yang ada

dalam perekonomian tersebut.

6. PELAKU KEGIATAN EKONOMI

a. Rumah Tangga

Rumah tangga merupakan pemilik dari berbagai faktor produksi yang ada

dalam perekonomian. Di mana sektor ini menyediakan tenaga kerja, -barang

modal, kemampuan (skill), kekayaan alam yang dimiliki dan harta tetap lainnya.

b. Perusahaan

Perusahaan merupakan suatu organisasi yang dikembangkan oleh

seorang atau sekumpulan orang dalam rangka menciptakan barang dan jasa

yang dibutuhkan masyarakat. Kegiatan mereka dalam perekonomian ialah

mengorganisasikan faktor produksi yang tersedia dengan sedemikian rupa

dengan tujuan supaya kebutuhan rumah tangga akan barang dan jasa dapat

diproduksi dengan baik.

c. Pemerintah

Pemerintah adalah badan pemerintah yang tugasnya mengatur kegiatan

ekonomi, termasuk didalamnya yaitu departemen pemerintah. Di mana badan

tersebutlah yang nantinya mengatur bagaimana penanaman modal, bank

sentral dalam hal ini Bank Indonesia, pemerintah daerah, TNI/POLRI dan lain

sebagainya.

C. SOAL/LATIHAN/TUGAS

Kerjakan latihan berikut dengan tepat.

1. Jelaskan definisi dari ilmu ekonomi!

2. Jelaskan secara singkat sejarah ilmu ekonomi!

3. Jelaskan perbedaan ilmu ekonomi mikro dan makro!

4. Kelompokkan jenis kebutuhan anda sehara-hari!

5. Beri contoh pelaku ekonomi yang ada disekitar anda!

Page 22: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 11

D. REFERENSI

Lipsey, R. G, dkk. 1987. Economics 8th Edition. Mc Graw Hill, Inc. (L)

Mai, Candra dan Fitria Amalia. 2011. Teori Ekonomi Mikro. Jakarta: Esis.

Nicholson, Walter. 2004. Mikro Ekonomi Intermediate dan aplikasinya Edisi

Kedelapan. Jakarta: Erlangga.

Parkin, Michael. 2008. Economics 8th Edition. Perason Education, Inc (P).

Sudarso. 2010. Pengantar Ekonomi Makro, Jakarta: Badan Penerbit P4M STIE

IPWIJA.

Page 23: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 12

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi pada pertemuan ini, diharapkan mahasiswa dapat

menguraikan permasalahan pokok ekonomi; menganalisis sistem perekonomian;

dan mengganalisis pola kegiatan perekonomian.

B. URAIAN MATERI

1. Masalah Pokok Perekonomian

Seseorang baik kedudukannya sebagai individu maupun kelompok

menghadapi banyak sekali permasalahan ekonomi. Suatu permasalahan ekonomi

terjadi disebabkan karena adanya kesenjangan di antara kebutuhan yang sangat

tidak terbatas jumlahnya dengan sumber daya terbatas. Inti dari permasalahan

ekonomi tersebut ialah bagaimana seseorang dalam mempergunakan sumber

ekonomi yang terbatas tersebut dalam rangka pemenuhan kebutuhannya dengan

baik.

Permasalahan pokok ekonomi yang terjadi adalah tentang masalah

kelangkaan atau kekurangan yang diakibatkan karena kondisi di mana kebutuhan

masyarakat yang tidak seimbang dengan alat pemuas kebutuhannya. Seperti yang

kita ketahui bahwa kebutuhan mereka sangat tidak terbatas jumlahnya sedangkan

input yang ada jumlahnya terbatas. Berdasarkan teorinya, masalah perekonomian

sesungguhnya dibedakan menjadi dua antara lain berikut ini.

a. Masalah Pokok pada Ekonomi Klasik

Teori ekonomi klasik berkembang pada tahun 1870 dengan

tokohnya Adam Smith. Berdasarkan teori tersebut terdapat tiga permasalahan

pokok ekonomi diantaranya masalah produksi, konsumsi dan juga distribusi.

Berikut penjelasan ketiga masalah pokok ekonomi klasik tersebut.

1) Masalah Produksi

Produksi adalah salah satu bentuk kegiatan ekonomi dalam rangka

menghasilkan sejumlah barang dan jasa atau dapat dikatakan pula

menambah kegunaan suatu barang yang bertujuan supaya kebutuhan

manusia terpenuhi. Adapun masalah produksi ini sangat erat kaitannya

dengan apa dan untuk siapa barang dan jasa itu diproduksi, berapa banyak

PERTEMUAN 2

MASALAH POKOK EKONOMI

Page 24: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 13

tenaga kerja yang dipergunakan. Kegiatan produksi barang/jasa seorang

produsen membutuhkan beberapa sumber ekonomi, antara lain SDA, SDM

dan entrepreneurship.

2) Masalah Distribusi

Distribusi merupakan kegiatan penyaluran barang dan jasa hasil

produksi dari pihak produsen kepada pihak konsumen. Masalah distribusi ini

menyangkut bagaimana cara menyalurkan barang dan jasa tersebut dari

tangan produsen sampai kepada konsumen. Kegiatan distribusi tersebut

dapat dilakukan dengan dua cara, antara lain sebagai berikut.

a) Distribusi secara langsung, adalah kegiatan menyalurkan barang

langsung dari produsen kepada konsumen tanpa adanya perantara.

Sebagai contoh seorang penjual ayam geprek memproduksi jualannya

sendiri dan menjualnya secara langsung kepada konsumen.

b) Distribusi secara tidak langsung, adalah kegiatan menyalurkan barang

dan jasa dari tangan produsen kepada konsumen melalui pihak

perantara. Adapun perantara yang biasanya ditemui meliputi pedagang

grosir, pedagang retailer, makelar, eksportir, importir, dan penyalur yang

lain.

3) Masalah Konsumsi

Konsumsi merupakan kegiatan menggunakan barang dan jasa yang

dihasilkan oleh produsen atau kegiatan mengurangi nilai guna suatu barang

dan jasa.

Kegiatan konsumsi yang dilakukan oleh manusia dipengaruhi oleh

beberapa faktor, antara lain sebagai berikut.

a) faktor dari dalam (intern), yang meliputi sikap dan kepribadian seseorang,

motivasi dalam diri, pendapatan seseorang, selera dan watak yang

dimiliki.

b) faktor luar (ekstern), yang meliputi faktor kebudayaan, keluarga, adat

istiadat yang berlaku, lingkungan masyarakat dan status sosial yang ada

serta pemerintah.

Dengan perkembangan zaman yang ada, dapat kita rasakan bahwa

kebutuhan semakin beraneka ragam dan sangat kompleks. Kegiatan

Page 25: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 14

ekonomi yang terjadi pada masyarakat modern meliputi tiga jenis kegiatan

antara lain produksi, konsumsi dan perdagangan. Dengan demikian masalah

pokok ekonomi dapat dibagi menjadi tiga persoalan sebagai berikut.

a) What

What ini berkaitan dengan barang dan jasa apa sekiranya yang

akan diproduksi oleh produsen. Permasalahan ini merupakan masalah

utama dan penting dalam ekonomi. Disamping itu, jumlah produk yang

diproduksi juga harus dipertimbangkan. Hal ini disebabkan karena jumlah

sumber daya yang relative terbatas, kesalahan dalam menentukan apa

yang akan diproduksi juga bisa mengakibatkan terjadinya kerugian,

bahkan produsen bangkrut, serta juga dapat merugikan masyarakat

karena menumpuknya barang dan jasa yang tidak terpakai. Hal ini tentu

merupakan pemborosan dalam penggunaan sumber daya. Dengan

demikian masalah ini berkaitan dengan jenis dan berapa jumlah barang

dan jasa yang diproduksi supaya sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Suatu negara khususnya produsen dalam membuat keputusan

mengenai penentuan apa yang akan diproduksi, maka harus

mempertimbangkan hal berikut.

(1) Membuat kepastian mengenai jenis barang dan jasa apa yang benar-

benar dibutuhkan oleh masyarakat.

(2) Memastikan kembali bagaimana ketersediaan sumber daya yang

diperlukan dalam rangka memproduksi barang atau jasa.

b) How

How berkaitan tentang bagaimana cara memproduksi barang dan

jasa. Permasalahan ini muncul setelah produsen sudah menentukan apa

yang akan mereka produksi. Cara memproduksi ini berkaitan dengan

bagaimana cara produsen dalam mengkombinasikan sumber daya yang

ada ataupun faktor produksi yang dibutuhkan dalam memproduksi barang

dan jasa. Dalam rangka menentukan bagaimana cara produksi yang

sesuai, maka produsen perlu mempertimbangkan aspek penghematan

(efisiensi). Hal ini bertujuan supaya barang dan jasa yang dihasilkan

tersebut bisa dipasarkan dengan harga yang relatif murah.

Adapun beberapa usaha penghematan dalam proses produksi

dapat dilakukan melalui beberapa hal, misalnya mencari bahan baku

yang berharga miring akan tetapi tetap baik mutunya. Disamping itu, yang

Page 26: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 15

perlu dipertimbangkan adalah dalam menentukan penggunaan mesin

modern yang berkembang saat ini. Apabila permintaan konsumen sedikit

atau kapasitas produksi masih kecil jumlahnya, maka pilihan dalam

penggunaan mesin modern belum dibutuhkan.

Suatu efesiensi dan efektifitas dalam proses produksi juga berkaitan

dengan pembagian kerja (spesialisasi). Dengan demikian, maka perlukah

spesialisasi dalam proses produksi? Disamping itu juga ada kebijakan

dalam memilih cara produksi yang padat karya (labour intensive). Namun

apakah tidak sebaiknya menggunakan cara produksi yang padat karya

(labour intensive) dalam rangka mengurangi pengangguran? Pertanyaan

seperti itulah yang harus mampu dijawab oleh produsen dalam memilih

cara produksi.

Adapun pertimbangan dan pertanyaan yang sangat mendasar

dalam membuat proses produksi yang lebih baik, yaitu: Apakah cara

produksi yang dipilih dapat menyebabkan pencemaran pada lingkungan?

Sudahkah produsen melakukan analisis mengenai dampak produksi

terhadap lingkungan dan juga masyarakat yang ada di sekitar?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut tentu harus dijawab oleh produsen pada

waktu menentukan cara produksi. Suatu ilmu ekonomi memandang

teknologi yang ada sebagai faktor penting dalam proses produksi yang

dilakukan. Akan tetapi, faktanya masih banyak sekali faktor penting

lainnya yang harus dipertimbangkan. Misalnya: skala dalam produksi,

kemampuan manajerial dan finansial seseorang, iklim, dan juga sikap

mental.

c) For whom

For whom menyangkut untuk siapa sebenarnya barang dan jasa

tersebut diproduksi. Permasalahan ini tidak hanya menyangkut kepada

siapa barang yang diproduksi tersebut dipasarkan nantinya. Di samping

itu juga menyangkut siapa saja yang nantinya ikut merasakan hasilnya.

Perlu diketahui bahwa pada suatu aktivitas produksi, masih banyak pihak-

pihak lain yang diuntungkan. Melalui aktivitas produksi, pekerja tentu

akan menerima upah, pemilik bahan baku produksi nantinya juga akan

mendapatkan uang dari hasil penjualan bahan baku tersebut, para pemilik

modal akan mendapatkan bunga modal, para pemilik bangunan/gedung

Page 27: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 16

dan tanah akan mendapatkan uang sewa, dan para pengusaha akan

mendapatkan laba atau keuntungan dari penjualan produk-produknya.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa “untuk siapa barang

dan jasa diproduksi” berkaitan erat dengan siapa saja yang nantinya akan

memperoleh pendapatan dan hasil dari kegiatan produksi. Tentu hal

tersebut juga berkaitan dengan bagaimana cara produsen dalam

mendistribusikan pendapatan atau hasil tersebut dengan adil supaya

nantinya tidak terjadi kesenjangan dan kecemburuan sosial di antara

pemilik faktor produksi. Di negara Indonesia, pembagian pendapatan

telah diatur dalam suatu regulasi atau peraturan yang mengatur cara

membayar para tenaga kerja sehingga bisa dianggap adil. Hal tersebut

salah satunya diatur melalui penetapan UMR (upah minimum regional)

yang ada pada setiap daerah.

Tiga masalah pokok dalam sebuah ekonomi modern dapat

disimpulkan menjadi satu masalah pokok yang biasanya disebut sebagai

inti masalah ekonomi. Masalah inti tersebut dalam suatu ekonomi modern

meliputi bagaimana cara masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya

yang jumlahnya tidak terbatas dengan menggunakan sumber daya yang

sangat terbatas. Untuk memecahkan masalah itu, ada berbagai cara

yang dapat kita tempuh, antara lain: menyesuaikan dengan tradisi atau

kebiasaan yang berlaku di suatu tempat; insting; dan paksaan atau

perintah (komando). Ada pula masyarakat modern, pemecahan masalah

hanya berdasarkan mekanisme harga yang berlaku di pasar. Sementara

itu mekanisme harga itu sendiri merupakan suatu proses yang

berlangsung atas dasar adanya tarik-menarik antara produsen dan

konsumen yang bertemu di pasar.

Adapun gerak harga yang berlangsung di pasar akan dapat

memecahkan tiga masalah pokok ekonomi yang ada di masyarakat, lebih

rinci diuraikan berikut ini.

a) Masalah What

Seperti yang kita ketahui bahwa ada dan berapa banyak jumlah

barang yang akan diproduksi nantinya akan sangat dipengaruhi oleh

permintaan masyarakat. Apabila jumlah permintaan masyarakat

meningkat, maka harga barang tersebut nantinya cenderung naik dan

tentunya produsen akan memperoleh keuntungan, sehingga akan

Page 28: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 17

semakin memperbesar produksinya. Akan tetapi sebaliknya apabila

permintaan masyarakat cenderung turun, maka harga barang yang

dimaksud akan cenderung turun, dengan demikian keuntungannnya

sedikit dan produsen pun akan cenderung mengurangi jumlah

produksinya.

b) Masalah How

Selanjutnya bagaimana caranya memproduksi barang dan jasa,

tentunya hal ini tergantung pada pergerakan harga dari faktor produksi

yang nantinya dipergunakan dalam proses produksi. Apabila harga faktor

produksi yang dibutuhkan naik, maka produsen tentu akan langsung

menghemat dalam menggunakan faktor produksi yang dimaksud dan

beralih menggunakan faktor produksi lain atau pengganti. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa pergerakan harga dari faktor produksi

akan sangat menentukan kombinasi dari faktor produksi yang digunakan

oleh produsen dalam kegiatan produksinya.

c) Masalah for Whom

Suatu pertanyaan untuk siapa suatu barang tersebut diproduksi,

tentu sangat dipengaruhi oleh distribusi oleh barang tersebut. Adapun

barang hasil kegiatan produksi dijual pada konsumen. Dengan demikian

nantinya konsumen harus membayar harga barang tersebut dari

penghasilannya dari penggunaan faktor produksi terkait. Dengan

demikian pergerakan harga barang dan juga harga dari faktor produksi

tentu akan sangat menentukan proses dari distribusi barang yang telah

dihasilkan.

2. Sistem Perekonomian

Masing-masing negara tentu juga menghadapi masalah ekonomi yang

sudah kita bahas di atas, namun hanya cara pemecahannya saja yang berbeda.

Hal tersebut berdasarkan sistem ekonomi yang dianut oleh negara tersebut.

sistem ekonomi tersebut dapat dikelompokkan menjadi beberapa, dapat dirinci

sebagai berikut.

Page 29: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 18

a. Sistem ekonomi tradisional

Dalam suatu sistem ekonomi tradisional kehidupan ekonomi hanya

berdasarkan tradisi, kebiasaan, adat dan agama. Negara yang menganut

sistem ekonomi tradisional sifatnya turun temurun. Masalah yang dipecahkan

dengan menggunakan dasar pola yang telah dijalankan masa lalu. Misalnya,

tanah pertanian yang ditanami tanaman seperti yang selalu ditanam masa lalu

secara turun temurun.

b. Sistem ekonomi komando (sosialis-komunis)

Dengan sistem ekonomi komando ini semua masalah ekonomi yang ada

apa (what), bagaimana (how) dan untuk siapa (for whom) diatasi langsung oleh

pemerintah pusat. Dalam hal ini pemerintah pusat secara langsung

menetapkan jumlah alokasi dari sumberdaya yang dipergunakan, menentukan

berapa jumlah barang yang nantinya akan diproduksi berserta jenisnya. Dalam

hal ini individu sama sekali tidak mempunyai kekuasaan dan kebebasan

menggunakan sumberdaya yang ada.

c. Sistem ekonomi liberal (pasar)

Dalam sistem ini, keputusan dalam menggunakan sumberdaya langsung

ditentukan oleh individu (produsen) sendiri. Hal ini disebabkan karena hak milik

dari individu sudah diakui. Dengan demikian produsen menggunakan

sumberdaya seefisien mungkin sehingga biaya yang digunakan serendah-

rendahnya untuk menghasilkan sejumlah tertentu barang.

d. Sistem campuran

Sistem ekonomi campuran mengambil kebaikan dari sistem ekonomi

yang ada. Perlu diketahui bahwa tidak ada satu sitem ekonomi yang secara

murni menganut sistem ekonomi liberal (pasar) ataupun terpusat (komando).

Di negara berkembang khususnya banyak kita temukan sistem ekonomi

campuran. Pada dasarnya Indonesia menggunakan sistem ekonomi campuran

ini, yang kita kenal dengan istilah sistem ekonomi pancasila atau disebut

sebagai suatu sistem skonomi pasar terkendali. Dalam hal ini sistem ekonomi

Indonesia ada kepemilikan kekayaan oleh pribadi atau swasta, akan tetapi

hanya dalam rangka memenuhi fungsi secara sosialnya. Dengan demikian hak

dari pemilik perorangan diakui akan tetapi tidak boleh terlepas dari fungsi

sosialnya, dalam hal ini harus dipergunakan demi kebaikan bersama. Sistem

ekonomi Indonesia berdasarkan UUD pasal 33 ayat 1, 2 dan 3 serta Pancasila.

Page 30: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 19

3. Pola Kegiatan Perekonomian

Perekonomian dibedakan menjadi dua, yaitu perekonomian subsisten dan

perekonomian uang. Dalam perekonomian subsisten, perdagangan dilakukan

secara barter yaitu perdagangan dengan cara menukar barang dengan barang.

Dalam perekonomian uang, alat yang digunakan dalam tukar menukar

(perdagangan) ialah uang. Seseorang tidak perlu menghasilkan semua barang

yang mereka inginkan, yang perlu dilakukan ialah dalam memproduksi suatu

barang perlu adanya penghususan (spesialisasi) sehingga produksi dapat

seefisien mungkin. Suatu perdagangan yang lancar tentu akan memberikan

perangsang kepada masyarakat untuk meningkatkan suatu spesialisasi dalam

pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan keahlian mereka. Spesialisasi ini akan

mempercepat perkembangan ekonomi.

a. Perekonomian subsisten

1) Kegiatan produksi dan perdagangan dalam suatu perekonomian

subsisten

Ada baiknya kita terlebih dahulu memperhatikan kegiatan ekonomi

masyarakat yang masih pimitif (tradisional), yaitu sebagai berikut.

a) produksi untuk memenuhi kebutuhan sendiri

Dalam suatu perekonomian subsistem, produksi dalam hal ini

hanya dikerjakan oleh keluarga petani yang bersangkutan dengan cara

menggunakan alat bercocok tanam yang apa adanya. Adapun suatu

kegiatan ekonomi lain yang penting pada perekonomian subsistem ini,

yaitu berburu dan menangkap ikan.

Pada perekonomian ini jarang sekali dijumpai adanya kelebihan

produksi yang nantinya dapat dijual di pasar. Dalam hal ini kegiatan

produksi yang dilakukan masyarakat hanya dipergunakan untuk

memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Pada perekonomian subsisten,

kegiatan perdagangan sudah ada dan hanya dalam skala yang sangat

terbatas.

b) Perdagangan barter

Dikatakan barter karena menukarkan barang antara masyarakat

satu dengan lainnya. Pada perdagangan barter tentu harus ada dua

keinginan yang bersesuaian. Misalnya, seseorang ingin menukarkan

barang yang dia hasilkan dengan barang lainnya. Syarat inilah yang

menyebabkan perdagangan barter tidak dapat dijalankan seperti halnya

Page 31: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 20

perdagangan dalam suatu perekonomian modern yang menggunakan

uang sebagai alat tukar

c) Pola perdagangan perekonomian subsisten

Tahap ini kegiatan barter sudah tidak banyak dilakukan. Dalam hal

ini uang sudah digunakan sebagai alat dalam kegiatan tukar-menukar

barang. Berkat uang tersebutlah cara seseorang dalam memperoleh

barang yang diinginkan menjadi mudah dan sederhana. Misalnya, petani

dapat menjual hasil buminya di pasar. Dari hasil penjualan tersebut

petana tentu memperoleh uang dan dapat digunakan kembali untuk

membeli barang yang mereka butuhkan. Dari uraian di atas dapat

disimpulkan bahwa “dua keinginan yang berkesesuaian” bukanlah

menjadi syarat yang diperlukan dalam rangka mewujudkan suatu

perdagangan.

b. Perekonomian uang

1) Definisi Uang

Definisi secara etimologi dari uang (Al-Naqdu) adalah tunai, lawan dari

tunda, yaitu memberikan sejumlah bayaran dengan segera. Sedangkan

definisi uang berdasarkan istilah dalam Fuqaha uang merupakan apa saja

yang dipergunakan oleh manusia sebagai suatu standar dari ukuran nilai

harga dan juga suatu media dalam transaksi pertukaran.

Definisi uang belum ditemukan kata sepakat menurut beberapa ahli

Ekonomi dalam mendefinisikan uang secara lebih spesifik. Definisi para ahli

satu dengan lainnya sangat berbeda karena disebabkan oleh perbedaan

terhadap cara pandang mereka terhadap uang.

a) Berdasarkan pemikiran Dr. Fuad Dahman, definisi uang yang diajukan

sangatlah banyak dan berbeda-beda antara satu dengan lainnya. Hal ini

akan semakin bertambah lagi sejalan dengan perbedaan penulis dalam

memberikan pandangan tentang hakikat dari uang itu sendiri dan juga

perbedaan pengertian pandangan terhadap uang.

b) Berdasarkan pemikiran Dr. Muhammad zaki Syafi’i memberikan definisi

terhadap uang: “Segala sesuatu yang diterima khalayak untuk

menunaikan kewajiban-kewajiban.”

c) Berdasarkan pemikiran J.P Coraward beliau memberikan definisi uang:

“segala sesuatu yang diterima secara luas sebagai media pertukaran,

Page 32: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 21

sekaligus berfungsi sebagai standar ukuran nilai harga dan media

penyimpana kekayaan.”

d) Berdasarkan pemikiran Boul dan Gandlre beliau mengatakan: “Uang

mencakup seluruh sesuatu yang diterima secara luas sebagai alat

pembayaran, diakui secara luas sebagai alat pembayaran utang-utang

dan pembayaran harga barang dan jasa.”

e) Berdasarkan pemikiran Dr. Nazhim al-Syamry mengatakan bahwa:

“Setiap sesuatu yang diterima semua pihak dengan legalitas tradisi (‘Urf)

atau undang-undang, atau nilai sesuatu itu sendiri, dan mampu berfungsi

sebagai media dalam proses transaksi pertukaran yang beragam

terhadap komoditi dan jasa, juga cocok untuk menyelesaikan utang-

piutng dan tanggungan, adalah termasuk dalam lingkup uang.”

f) Berdasarkan pemikiran Dr. Sahir Hasan, “Uang adalah pengganti materi

terhadap segala aktivitas ekonomi, yaitu media atau alat yang

memberikan kepada pemiliknya daya beli untuk memenuhi

kebutuhannya, juga dari segi peraturan perundangan menjadi alat bagi

pemiliknya untuk memenuhi segala kewajibannya.”

Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka kita dapat membedakan

definisi uang melalui tiga hal, antara lain sebagai berikut.

Yang pertama, definisi uang dari segi fungsi ekonomi sebagai suatu

standar dari ukuran nilai, alat tukar-menukar, dan juga sebagai alat dalam

pembayaran yang tertunda (deferred payment). Kedua, definisi uang melihat

karakteristiknya, yakni semua hal yang diterima secara luas oleh tiap

individu. Ketiga, defiisi uang dilihat dari segi peraturan perundangan sebagai

segala sesuatu yang mempunyai kekuatan hukum dalam menyelesaikan

tanggungan atas kewajibannya.

2) Ciri dari Perekonomian Uang

Salah satu perekonomian yang mempergunakan uang sebagai alat

perantara dalam perdagangannya kita kenal sebagai perekonomian uang.

Dalam suatu perekonomian subsisten, uang tidak begitu penting penting

karena kegiatan perdagangan yang berkembang terbatas. Akan tetapi bagi

negara maju seperti halnya Jepang maupun Amerika Serikat, kedudukan

uang sangat penting. Dengan demikian secara umum dapat kita katakana

bahwa suatu kemajuan dalam perekonomian tentu menyebabkan peranan

uang tersebut menjadi semakin penting. Hal ini dikarenakan karena semakin

Page 33: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 22

maju suatu perekonomian, maka semakin penting pula peranan

perdagangan dalam perekonomian itu.

3) Spesialisasi perdagangan

Kegiatan perdagangan dalam suatu perekonomian uang, maka yang

perlu dilakukan yaitu melakukan spesialisasi dalam kegiatan produksi

barang dengan tujuan supaya produksi lebih efisien. Di dalam spesialisasi

perdagangan dapat ditarik kesimpulan bahwa:

a) Pada wujudnya uang sebagai alat dalam kegiatan tukar menukar yang

nantinya akan mempermudah dan memperlancar perdagangan.

b) Suatu perdagangan yang semakin lancar tentu akan memberikan

rangsangan kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan spesialisasi

pekerjaan yang disesuaikan dengan keahlian mereka.

Suatu spesialisasi dapat berkembang sebagai dampak dari adanya

penggunaan uang dan juga sebagai dampak dari adanya perkembangan

perdagangan. Spesialisasi sangat penting dalam upaya perkembangan

ekonomi yang disebabkan oleh beberapa hal berikut ini.

a) Dapat mempertinggi efisiensi penggunaan faktor produksi

Suatu spesialisasi seorang pekerja ataupun tenaga ahli yang ada

akan dipergunakan pada kegiatan sesuai bidang keahliannya. Dia tidak

lagi harus mengerjakan semua pekerjaan dalam rangka memenuhi

segala kebutuhan yang dibutuhkannya. Hal ini menyebabkan suatu

Negara ataupun daerah tidak perlu lagi menghasilkan semua barang

yang mereka butuhkan, akam tetapi mereka cukup dengan spesialisasi

kegiatan produksi yang paling menguntungkan bagi negara atau daerah

tersebut.

b) Dapat mempertinggi efisiensi produksi

Skala ekonomi (economies of scale) terjadi apabila efisiensi

memproduksi yang semakin tinggi. Misalnya apabila suatu produksi

ditingkatkan, contohnya menjadi dua kali lipat, maka biaya produksi justru

tidak akan meningkat sebanyak peningkatan jumlah produksi yang

berlaku.

c) Dapat mendorong perkembangan teknologi

Adanya spesialisasi dapat menyebabkan pasaran barang yang

dihasilkan menjadi tambah luas. Bagi kegiatan tertentu, hal tersebut dapat

berarti bahwa produksi harus ditambah segera. Dengan demikian untuk

Page 34: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 23

memenuhi kebutuhan tersebut pengusaha pasti berusaha menggunakan

teknologi produksi yang lebih tinggi dan baik produktivitasnya, sehingga

kebutuhan masyarakat akan barang tersebut terpenuhi.

C. LATIHAN/TUGAS

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat.

1. Analisis masalah perekonomian di tempat tinggal anda masing-masing!

2. Bagaimana peran pemerintah untuk mengatasi permasalahan ekonomi pada soal

no 1?

3. Jelaskan kelebihan dan kelemahan sistem ekonomi!

4. Jelaskan pentingnya uang dalam perekonomian uang!

5. Gambarkan bentuk spesialisasi dalam suatu produksi barang sehingga efisien!

D. DAFTAR PUSTAKA

Akhmad. 2014. Ekonomi Mikro Teori dan Aplikasi di Dunia Usaha. Yogyakarta: CV

Andi Offset.

Fatoni Siti Nur. 2014. Pengantar Ilmu Ekonomi. Bandung: Pustaka Setia Hasan.

Prathama Rahardja dan Mandala Manurung. 2004. Teori Ekonomi Mikro: suatu

pengantar, Buku Seri Teori Ekonomi, Edisi ketiga. Jakarta: Fakultas

Ekonomi Universitas Indonesia.

Parkin, Michael. 2008. Economics 8th Edition. Perason Education, Inc (P).

Sukirno Sadono. 2013. Mikroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Page 35: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 24

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi pada pertemuan ini, mahasiswa mampu

menganalisis prinsip-prinsip permintaan; dan mengintepretasikan alat analisis

permintaan.

B. URAIAN MATERI

1. Teori Permintaan

Kita mulai pembahasan mengenai pasar dengan meneliti perilaku pembeli.

Pada pembahasan ini, kita akan membahas beberapa faktor yang menentukan

jumlah barang dan jasa yang diminta (quantity demanded), yakni sejumlah barang

atau jasa yang diinginkan dan bisa dibeli seorang pembeli. Sedangkan permintaan

sendiri dapat diartikan sebagai sejumlah barang dan jasa tertentu yang diinginkan

seorang konsumen dan mereka pun mampu memenuhinya meskipun pada

berbagai tingkatan harga tertentu. Akan tetapi dengan satu asumsi bahwa faktor

lainnya dianggap tidak mengalami perubahan atau tetap (cateris paribus).

Suatu hubungan antara sejumlah barang yang diminta oleh konsumen pada

tingkat harga barang tertentu, dimana hubungan antara keduanya berbanding

terbalik disebut hukum permintaan (the law of demand). apabila tingkat harga naik,

maka secara otomatis sejumlah barang yang diminta akan turun dengan

sendirinya. Akan tetapi jika harga turun jumlah barang yang diminta naik.

Untuk lebih memfokuskan pemikiran kita mengenai pembahasan ini, kita

andaikan barang tertentu misalnya, es krim.

a. Faktor yang menentukan permintaan individu

Coba pertimbangkan permintaan anda sendiri terhadap es krim.

Selanjutnya muncul pertanyaan, bagaimana cara anda menentukan berapa

jumlah es krim yang akan dibeli per hari atau bahkan per bulan? Faktor apa

saja yang dapat memepengaruhi keputusan anda tersebut? Inilah beberapa

jawaban yang mungkin dapat anda berikan.

Harga barang itu sendiri (Px). Jika harga es krim meningkat menjadi

$20 per mangkuk, maka es krim yang dapat dibeli oleh konsumen akan lebih

sedikit. Ada konsumen yang justru beralih mengkonsumsi Yogurt beku. Begitu

PERTEMUAN 3

KONSEP PERMINTAAN

Page 36: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 25

pula sebaliknya. Sehingga, hubungan diantara harga dengan kuantitas yang

diminta berhubungan negatif (-).

Pendapatan konsumen (I). Apa yang akan terjadi terhadap permintaan

anda akan es krim ketika anda kehilangan pekerjaan sehingga menyebabkan

pendapatan anda menurun? Maka kemungkinan besar yang akan terjadi

adalah permintaan anda terhadap es krim pun akan turun. Apakah ketika

pendapatan sesorang meningkat menyebabkan permintaan terhadap suatu

barang meningkat secara keseluruhan? Maka untuk menjawab pertanyaan

tersebut anda harus mengetahui sifat dari suatu barang. Ada tiga jenis barang

disini, antara lain sebagai berikut. Apabila ada satu kondisi di mana kuantitas

yang diminta terhadap suatu barang atau jasa mengalami penurunan pada saat

pendapatannya juga turun, maka barang tersebut dinamakan barang normal

(normal good). Tidak semua barang bersifat barang normal. Contoh barang

normal adalah barang kebutuhan pokok. Apabila pendapatan menurun tetapi

permintaan terhadap suatu barang justru meningkat, maka barang itu

dinamakan barang inferior (inferior good). Contoh dari barang inferior adalah

kendaraan umum. Sementara itu, apabila jumlah permintaan suatu barang yang

lain meningkat drastis saat pendapatan seseorang meningkat, maka barang

yang dimaksud dinamakan suatu barang superior (superior good). Contoh

barang inferior adalah barang mewah.

Harga barang-barang lainnya yang terkait (Py). Apabila dalam kondisi

harga barang tertentu turun justru berdampak terhadap permintaan barang

yang lain juga turun, maka kedua barang itu disebut sebagai barang substitusi

(substituties). Misalnya harga Yogurt dingin menurun. Konsumen akan lebih

memilih mengkonsumsi Yogurt dingin apabila harga es krim meningkat. Karena

konsumen beranggapan bahwa Yogurt memenuhi keinginan yang serupa.

Sedangkan apabila harga barang tertentu turun justru dapat menaikkan jumlah

permintaan teerhadap barang yang lain, maka keduanya dinamakan barang

komplementer (complement). Misalnya permintaan sepeda motor turun

apabila harga bensin meningkat.

Selera konsumen (S). Selera merupakan suatu hal yang menjadi

penentu sangat jelas dari permintaan konsumen. Apabila seseorang suka es

krim, maka orang tersebut akan membeli es krim lebih banyak. Bisanya ekonom

tidaklah berusaha untuk memberikan penjelasan mengenai selera seorang

konsumen. Hal itu dikarenakan bahwa konsumen lebih menekankan kepada

Page 37: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 26

kekuatan psikologis dan historis yang ranah pembahasannya di luar bidang ilmu

ekonomi. Akan tetapi, ekonom masih tetap meneliti dan menggali apa yang

akan terjadi dengan permintaan konsumen apabila selera mengalami

perubahan.

Eskpektasi konsumen (E). Yang dimaksud ekspektasi disini adalah

harapan, ramalan, atau dugaan mengenai masa yang akan datang. Tentu ini

mempengaruhi jumlah permintaan seorang konsumen terhadap barang serta

jasa yang akan dibeli saat ini. Jika seorang konsumen meramalkan harga es

krim akan mengalami penurunan pada keesokan harinya, maka konsumen

tersebut mungkin kurang bersedia untuk memebeli es krim berdasarkan harga

yang berlaku hari ini.

Dengan demikian, persamaan fungsi permintaan dapat ditulis:

2. Jenis-Jenis Permintaan

Dalam definisi permintaan secara sederhana ada tiga poin sangat penting

yang terkandung di dalamnya. Poin pertama sejumlah barang ataupun jasa yang

diminta konsumen. Poin kedua adalah adanya tingkat harga yang berlaku.

Sedangkan yang ketiga permintaan tersebut terjadi pada kurun waktu tertentu.

Adapun permintaan dapat kita kelompokkan berdasarkan dua hal utama. Secara

rinci dijabarkan berikut ini.

a. Permintaan berdasarkan daya Beli konsumen

Daya beli disini merupakan kemampuan seseorang dalam membeli

barang ataupun jasa yang mereka dibutuhkan. Dapat kita ketahui bahwa

permintaan berdasarkan daya beli dapat dibedakan menjadi beberapa macam

yang secara lengkap diuraikan di bawah ini.

1) Permintaan absolut

Permintaan ini merupakan suatu jenis permintaan dimana permintaan

yang tidaklah disertai oleh kemmapuan atau daya beli konsumen. Dapat juga

dikatakan bahwa permintaan yang mereka lakukan tidak diikuti oleh

kemampuan mereka membeli barang tersebut. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa, dalam permintaan ini hanya sekedar ingin barang

tersebut akan tetapi konsumen tidak mampu untuk membeli.

Qd = F(Px, Py, I, S, E)

Page 38: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 27

Contoh permintaan absolut misalnya Almeera menginginkan mobil, akan

tetapi dia tidak mempunyai uang untuk membeli mobil seperti yang

diinginkannya.

2) Permintaan potensial

Suatu jenis permintaan yang disertai dengan kemampuan membeli

seseorang, akan tetapi kemampuan tersebut tidak dipergunakan untuk

membeli sejumlah barang dan jasa yang dibutuhkan. Contoh permintaan

potensial, Cahaya memiliki uang sebesar Rp 15.000.000 dan dia ingin

memiliki sepeda motor tertentu. Oleh karena itu ketika Cahaya mempunyai

waktu luang dia langsung pergi ke deler terdekat untuk membeli sepeda

motor yang diinginkan. Akan tetapi setelah sampai dideler dan Cahaya

melihat sepeda motor yang ada disana justru dia tidak menemukan sepeda

motor sesuai dengan yang diinginkan, Cahaya pun mengurungkan niatnya

untuk membeli sepeda motor tersebut.

3) Permintaan efektif

Permintaan ini merupakan jenis permintaan yang diikuti oleh daya beli

konsumen dan juga telah dipergunakan untuk melakukan pembelian

terhadap barang dan jasa yang diinginkan. Adapun kondisi yang bisa

dicontohkan dari permintaan efektif ialah pada suatu hari di sekolah Zahra

merasa perutnya sakit sekali. Dia ingat kalau belum makan dari pagi. Saat

jam istirahat pertama pun Zahra tidak beli-beli di kantin karena sibuk

mengerjakan tugas kelompok di perpustakaan. Padahal sebelum berangkat

sekolah Zahra sudah diberi uang saku oleh Bundanya. Dengan demikian

ketika jam istirahat Zahra memutusan mempergunakan uang sakunya untuk

membeli makanan di kantin.

b. Permintaan berdasarkan jumlah konsumen

Adapun permintaan ini dapat dibedakan menjadi dua jenis prmintaan,

yakni permintaan perorangan (individu) dan permintaan pasar (kolektif). Lebih

mendetail mengenai kedua jenis permintaan ini dapat dipahami lebih lanjut

melalui penjelasan berikut.

1) Permintaan perorangan

Permintaan perorangan ini merupakan jenis permintaan dari seorang

individu atau bisa juga diartikan sebagai sejumlah permintaan yang

bersumber dari masing-masing orang secara personal.

Page 39: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 28

2) Permintaan pasar

Permintaan pasar atau yang juga dikenal dengan permintaan kolektif

merupakan kumpulan dari berbagai permintaan perorangan (individu)

ataupun sejumlah permintaan oleh kumpulan individu tertentu ataupun yang

dilakukan oleh masyarakat secara menyeluruh pada periode tertentu yang

sama. Selengkapnya penjelasan mengenai permintaan yang dilakukan oleh

individu dan juga permintaan pasar dapat digambarkan pada tabel 3-1.

Sejauh ini pembahasan kita hanya mengenai permintaan individu pada

produk barang atau jasa tertentu. Adapun untuk memahami bagaimana

suatu pasar bekerja, kita juga perlu memahami permintaan pasar (market

demand), yaitu total kuantitas yang diminta oleh semua pembeli.

Tabel 3-1 Skedul Permintaan Perorangan dan pasar

Harga Barang X ($) Mark Juana Pasar

0,00 3 4 7

1,00 2 3 5

2,00 1 2 3

3,00 0 1 1

3. SKEDUL PERMINTAAN DAN KURVA PERMINTAAN

Bayangkan bahwa semua variabel yang mempengaruhi permintaan

dianggap konstan (cateris paribus). Kecuali satu faktor, yaitu harga barang itu

sendiri. Mari kita bahas bagaimana harga tersebut dapat mempengaruhi kuantitas

barang yang diminta.

Gambar 3-2 berikut menjelaskan tentang permintaan seorang konsumen.

Harga barang berada dalam sumbu vertikal, dan kuantitas barang berada pada

sumbu horisontal. Garis kemiringan yang ke bawah tersebut menggambarkan

tentang hubungan diantara harga dengan jumlah barang yang diminta, yang biasa

kita sebut sebagai kurva permintaan atau demand curve.

Tabel 3-2 Skedul Permintaan Barang X

Harga Barang X ($) Kuantitas barang X yang diminta (Unit)

0,00 3

1,00 2

2,00 1

3,00 0

Page 40: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 29

Gambar 3-1 Kurva Permintaan Barang X

a. Pergeseran Kurva Permintaan

Pada setiap perubahan yang justru dapat menaikkan jumlah yang

nantinya diminta oleh seorang konsumen pada tingkatan harga tertentu, maka

nantinya akan mendorong pergeseran kurva permintaan ke arah kanan. Akan

tetapi apabila harga berubah justru mengurangi jumlah permintaan individu,

maka kurva permintaan akan bergeser ke arah kiri.

Gambar 3-2 Pergeseran Kurva Permintaan

Harga ($)

Kuantitas (Unit)

3,00

2,00

0 1 2 3

1,00

Harga

Kuantitas 0

Kenaikan permintaan

Penurunan permintaan

Page 41: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 30

4. FUNGSI PERMINTAAN

Dapat diartikan bahwa fungsi permintaan merupakan fungsi yang

menggambarkan suatu hubungan antara jumlah barang ataupun jasa yang diminta

oleh seorang konsumen pada tingkat harga barang dan jasa yang berlaku saat itu.

Adapun fungsi permintaan ini juga dapat menunjukkan suatu hubungan antara

kuantitas dari barang yang diminta oleh konsumen dengan faktor-faktor lain yang

mempengaruhi permintaan tersebut. Dengan demikian fungsi permintaan ini

merupakan suatu kajian yang secara matematis dapat dipergunakan sebagai alat

alisis tentang bagaimana perilaku konsumen dan harga barang serta jasa tersebut.

Ada pula fungsi permintaan ini berdasarkan hukum permintaan yang ada,

yakni jika harga suatu barang tertentu naik permintaan terhadap barang yang

dimaksud juga turun. Akan tetapi sebaliknya jika harga barang tertentu turun, maka

permintaan terhadap barang yang dimaksud justru naik. Dapat disimpulkan

bahwa, ada hubungan yang berbanding terbalik antara antara harga dengan

kuantitas barang yang diminta konsumen. Oleh karena itu pula gradien fungsi

permintaan (b) akan selalu bernilai negatif.

Dengan demikian fungsi permintaan apabila dirumuskan dalam bentuk

matematis dapat ditulis sebagai berikut.

Dari fungsi di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi permintaan merupakan

sebuah representasi yang menyatakan bahwa kuantitas yang diminta tergantung

pada harga barang itu sendiri, harga barang lain, pendapatan, selera dan

ekspektasi.

Bentuk umum dari fungsi permintaan yaitu sebagai berikut.

Keterangan :

Q= Kuantitas atau jumlah barang yang diminta

P= Harga dari barang per unit

a= Nilai Konstanta (Berupa angka)

b= Slope (Angka/Nilai yang selalu bersama

Q = a – b P

Qd = F (Px, Py, I, S, E)

Page 42: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 31

dengan variabel P)

Untuk menentukan fungsi permintaan, dapat dirumuskan:

Keterangan:

Q : Kuantitas atau Jumlah barang yang diminta

P : Harga per unit barang

P1 : Harga barang awal atau harga sebelumnya

P2 : Harga barang setelah mengalami perubahan (kenaikan atau penurunan)

Q1 : Jumlah barang yang diminta sebelum mengalami perubahan

(permintaan

awal)

Q2 : Jumlah barang yang diminta setelah mengalami perubahan

Contoh soal:

Apabila diketahui suatu barang harganya $5, kuantitas barang yang diminta

sebanyak 20 unit. Namun jika harga tersebut mengalami kenaikan menjadi $ 10

maka jumlah yang diminta pun akan mengalami penurunan menjadi 15 unit.

Dengan demikian tentukanlah:

a. Fungsi permintaan

b. Harga tertinggi

c. Apabila jumlah yang dibeli sebanyak 10 unit, berapa tingkat harganya?

d. Apabila tingkat harga $20, berapa jumlah permintaannya?

e. Kurva permintaan

Langkah 1:

Diketahui:

P1 = $ 5 Q1 = 20 unit

P1 = $ 10 Q2 = 15 unit

12

1

12

1

PP

PP

QQ

QQ

Rumus tersebut boleh dibolak balik. Selama tidak merubah tanda meskipun berpindah ruas.

Syarat harga tertinggi apabila Q = 0 Sedangkan Syarat barang bebas apabila P = 0

Page 43: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 32

510

5

2015

20

PQ

5

5

5

20

PQ

)20(5)5(5 QP

)1005255 QP

QP 5251005

QP 51255

5

5125

QP

QP 25

Dengan demikian fungsi permintaan dinyatakan dalam QP 25

Langkah 2:

Harga tertinggi syaratnya 0Q

QP 25

025 P

25P

Jadi harga tertinggi terjadi pada saat $25 dengan kuantitas yang diminta 0.

Langkah 3:

Apabila Q = 10 unit, maka berapa harga (P)?

QP 25

1025 P

15P

Jadi tingkat harga $8 ketika jumlah yang diminta sebanyak 7 unit.

Langkah 4:

Apabila harga sepatu (P) $20, maka berapa jumlah penaarannya?

QP 15

Q 2520

2025Q

5Q

Page 44: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 33

Jadi jumlah permintaan sebanyak 3 unit ketika harga $10.

Langkah 5:

Gambar 3-3 Kurva Permintaan

Harga ($)

Kuantitas (Unit)

15

10

0 5 10 15

5

20

20

25

Page 45: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 34

C. LATIHAN/TUGAS

Kerjakan latihan soal berikut dengan tepat.

1. Analisis bagaimana terjadinya permintaan!

2. Jelaskan bagaimana suatu hukum permintaan tersebut berlaku!

3. Amati disekitar tempat tinggal anda masing-masing, lalu kelompokkan barang

berdasarkan jenisnya (normal, inferior dan superior)!

4. Bagaimana perbedaan perubahan harga dari barang substitusi dan komplementer

terhadap kuantitas barang yang diminta?

5. Perhatikan data berikut:

Harga ($) Jumlah Permintaan (Unit)

10 200

20 150

Apabila harga yang tertera pada soal dikalikan dengan dua angka terakhir NIM

anda, maka carilah:

a. Fungsi dari permintaan

b. Harga barang tertinggi

c. Apabila konsumen membeli 100 unit, berapa tingkat harganya?

d. Apabila harga barang tersebut $25, berapa kuantitas yang diminta?

e. Kurva permintaan

D. DAFTAR PUSTAKA

Akhmad. 2014. Ekonomi Mikro Teori dan Aplikasi di Dunia Usaha. Yogyakarta: CV

Andi Offset.

Mai, Candra dan Fitria Amalia. 2011. Teori Ekonomi Mikro. Jakarta: Esis.

Mankiw N, Gregory. 2003. Pengantar Ekonomi Edisi Kedua Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Nuraini, Ida. 2001. Pengantar Ekonomi Mikro. Malang: Universitas Muhammadiyah

Malang.

Sukirno Sadono. 2013. Mikroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Sumarsono, Sonny. 2012. Pengantar Ekonomi Mikro. Jember: Laboratorium

Kewirausahaan Fakultas Ekonomi Universitas Jember.

Parkin, Michael. 2008. Economics 8th Edition. Perason Education, Inc (P).

Page 46: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 35

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi pada pertemuan ini, mahasiswa mampu

menganalisis prinsip-prinsip penawaran dan harga; dan mengintepretasikan alat

analisis penawaran dan harga.

B. URAIAN MATERI

1. PENGERTIAN PENAWARAN

Permintaan dan penawaran adalah dua kata yang senantiasa digunakan

oleh para ahli ekonomi. Hal tersebut disebabkan karena kekuatan permintaan dan

penawaran yang membuat ekonomi dalam suatu pasar pasar berjalan baik.

Keduanya baik permintaan maupun penawaran menjadi penentu kuantitas dari

barang yang diproduksi dan sekaligus menjadi penentu terhadap harga barang

tersebut. Apabila anda ingin mengetahui suatu kejadian atau kebijakan dalam

mempengaruhi perekonomian, maka anda harus terlebih dahulu membayangkan

bagaimana pengaruhnya terhadap penawaran dan permintaan.

Sebelumnya kita sudah membahas tentang permintaan yang merupakan

kegiatan ekonomi dari sudut konsumen. Sekarang kita belajar tentang penawaran.

Suatu penawaran terjadi apabila ada penjual atau produsen dalam hal ini

merupakan pihak yang menyediakan sejumlah barang atau jasa dalam suatu

perekonomian. Dilihat dari sisi produsen, kuantitas barang yang ditawarkan atau

dijual mempunyai hubungan positif terhadap harga barang itu. Dalam hal ini

apabila harga barang tertentu meningkat, maka jumlah yang ditawarkan atau dijual

oleh seorang produsen juga semakin banyak.

Akan tetapi jika barang tertentu harganya mengalami penurunan, tentu

kuantitas barang dan jasa yang ditawarkan penjual atau produsen menurun pula.

Dapat disimpulkan bahwa penawaran (supply) merupakan suatu keadaan di mana

sejumlah barang ataupun jasa yang nantinya akan ditawarkan (dijual) pada

tingkatan harga yang berlaku saat itu.

Dilihat dari sudut teori ekonomi, maka penawaran bisa didefinisikan sebagai

semua kuantitas barang maupun jasa yang akan dijual (ditawarkan) pada tingkat

PERTEMUAN 4

KONSEP PENAWARAN

Page 47: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 36

harga yang ada di pasar pada satu kurun waktu tertentu. Dengan demikian dapat

kita lihat bahwa dalam penawaran, maka akan ada dua variabel dari ekonomi yakni

jumlah dari barang maupun jasa yang dijual atau ditawarkan pada tingkatan harga

tertentu dari barang maupun yang ditawarkan. Pada pendekatan tersebut variabel

waktu kita abaikan dan kita anggap konstan.

Adapun dalam konsep penawaran variabel dari kuatitas barang yang

ditawarkan pada tingkatan harga tertentu terdapat adanya saling terkait erat

antara kedua variable tersebut, yakni kuantitas dari barang dan jasa yang

ditawarkan dan juga harga dari barang dan jasa itu sendiri. Dapat diketahui bahwa

variabel harga adalah variabel yang sangat berpengaruh terhadap kuantitas atau

jumlah dari barang maupun jasa yang dijual (ditawarkan), yang biasa kita kenal

dengan sebutan variabel bebas (independent variable). Akan tetapi jumlah atau

kuantitas dari barang atau jasa disebut sebagai variabel yang akan dipengaruhi

oleh harga, yang biasa dikatakan sebagai variabel terikat (dependent variable).

2. FAKTOR YANG MENENTUKAN PENAWARAN INDIVIDU

Sekarang kita beralih ke sisi lain dari pasar, yaitu meneliti tentang perilaku

para pejual. Kuantitas yang ditawarkan (quantity supplied) merupakan sejumlah

barang atau jasa tertentu yang sudah ada serta mampu ditawarkan para penjual.

Selanjutnya, untuk lebih memfokuskan pemikiran kita tentang penawaran mari kita

ambil contoh pasar es krim dan melihat faktor-faktor yang menentukan besarnya

kuantitas yang ditawarkan.

Harga barang itu sendiri (Px). Harga es krim menjadi satu faktor yang

menentukan besarnya jumlah yang ditawarkan konsumen. Apabila harga es krim

tinggi, menjual es krim tentu sangat menguntungkan, sehingga kuantitas es krim

yang ditawarkan pun akan besar. Demikian sebaliknya apabila harga es krim

turun, bisnis tentu akan kurang menguntungkan. Sehingga konsumen banyak

yang menghentikan produksinya.

Karena jumlah yang dijual naik apabila harga naik dan turun apabila harga

juga mengalami penurunan, dengan demikian bisa kita simpulkan diantara harga

dengan kuantitas barang dan jasa yang dijual berhubungan positif. Hal itulah kita

dapat menyebutnya sebagai hukum penawaran (law of supply). Di mana

asumsinya bahwa faktor lain dianggap tetap, yakni jika suatu barang harganya

mengalami kenaikan, maka secara otomatis kuantitas yang dijualpun tentu

mengalami peningkatan pula.

Page 48: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 37

Harga input (Pi). Apabila salah satu atau lebih harga input untuk membuat

es krim meningkat, maka memproduksi es krim dirasa kurang menguntungkan,

tentu perusahaan tersebut akan menawarkan lebih sedikit es krim. Dengan

demikian, kuantitas barang yang ditawarkan berhubungan negatif (negatively

related) dengan harga input untuk membuat barang tersebut.

Teknologi (T). teknologi untuk memproses input menjadi es krim juga

merupakan salah satu penentu dari kuantitas yang ditawarkan. Penemuan

mekanisasi mesin pengolah es krim, dapat mengurangi jumlah pekerja yang tentu

sangat membutuhkan untuk membuat es krim. Melalui penurunan biaya

perusahaan, perkembangan teknologi tentu akan menaikkan kuntitas es krim yang

ditawarkan.

Ekspektasi (E). Tentunya kuantitas es krim yang ditawarkan tergantung

pada pada eskpektasi atau harapan terhadap masa depan. Misalnya, produsen

berharap bahwa harga es krim pada waktu mendatang akan meningkat, maka

produsen akan menyimpan sejumlah es krim yang diproduksi saat ini di dalam

gudang penyimpanan dan tentu hal ini akan mengurangi penawaran ke pasar pada

saat ini.

3. Skedul penawaran dan kurva penawaran

Seperti halnya permintaan, bayangkan bahwa semua variabel yang

memepengaruhi penawaran dianggap konstan (cateris paribus). Kecuali satu

faktor, yaitu harga barang itu sendiri. Mari kita bahas bagaimana harga tersebut

dapat mempengaruhi kuantitas barang yang ditawarkan.

Gambar 4-1 berikut menjelaskan tentang penawaran seorang konsumen.

Harga barang berada dalam garis lurus (vertikal), sedangkan kuantitas dari barang

tertentu yang ditawarkan berada dalam garis melintang (horizontal). Garis

kemiringan dari arah kiri bawah kearah kanan atas menghubungkan harga (price)

dengan kuantitas barang yang diminta, yang disebut sebagai kurva penawaran

(supply curve).

Tabel 4-1 Skedul Penawaran Barang X

Harga Barang X ($) Kuantitas barang X

yang ditawarkan (Unit)

0,00 0

1,00 1

2,00 2

3,00 3

Page 49: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 38

Gambar 4-1 Kurva Penawaran Barang X

a. Penawaran pasar versus penawaran individu

Seperti halnya permintaan pasar yang merupakan penjumlahan dari

permintaan individu, penawaran pasar juga merupakan penjumlahan dari

penawaran dari seluruh penjual yang ada di pasar terhadap suatu produk

barang/jasa.

Tabel 4-2 memperlihatkan apa yang akan terjadi dengan kuantitas yang

ditawarkan apabila harga berubah dan faktor yang lain dianggap konstan.

Tabel 4-2 Skedul Penawaran Individu dan Pasar

Harga Barang X ($) Produsen A Produsen B Pasar

0,00 0 0 0

1,00 1 2 3

2,00 2 4 6

3,00 3 6 9

b. Pergeseran kurva penawaran

Harga

Kuantitas

3,00

2,00

0 1 2 3

1,00

Page 50: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 39

Misalnya salah satu faktor yang mempengaruhi penawaran berubah.

Anggap harga gula naik. Apa yang akan terjadi dengan kuantitas yang

ditawarkan? Karena gula merupakan input dalam produksi es krim, maka

kenaikan harga gula akan menyebabkan penjualan es krim akan lebih

merugikan. Sehingga para produsen es krim akan mengurangi produksinya.

Pada saat harga tertentu, produsen es krim akan bersedia untuk menjual

kuantitas es krim yang lebih kecil. Jadi, kurva penawaran es krim akan bergeser

ke kiri. Begitu pula sebaliknya. Seperti diperlihatkan oleh gambar 4-2 berikut.

4. FUNGSI PENAWARAN

Gambar fungsi penawaran dapat dilihat sebagai berikut.

Gambar 4-2 Pergeseran Kurva Penawaran

Dari penjelasan sebelumnya, fungsi penawaran apabila dinyatakan dalam

bentuk matematis dapat ditulis:

Dari fungsi di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi penawaran merupakan

sebuah representasi yang menyatakan bahwa kuantitas yang ditawarkan

tergantung pada harga barang itu sendiri, harga input, teknologi dan ekspektasi.

Kuantitas 0

Harga

Penurunan penawaran

Kenaikan penawaran

Qs = F(Px, Pi, T, E)

Page 51: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 40

Bentuk Fungsi Penawaran

Keterangan :

Q= Jumlah barang yang ditawarkan

P= Harga barang per unit

a= Konstanta (Berupa angka)

b= Slope (Angka/Nilai yang selalu bersama

dengan variabel P)

Untuk menentukan fungsi permintaan, dapat dirumuskan:

Q : Kuantitas atau Jumlah barang yang diminta

P : Harga per unit barang

P1 : Harga barang awal atau harga sebelumnya

P2 : Harga barang setelah mengalami perubahan (kenaikan atau penurunan)

Q1 : Jumlah barang yang diminta sebelum mengalami perubahan

(permintaan awal)

Q2 : Jumlah barang yang diminta setelah mengalami perubahan

Contoh soal:

Diketahui harga suatu barang tertentu $10 maka jumlah yang ditawarkan oleh

penjual sebanyak 5 unit. Apabila harga naik menjadi $ 15 maka jumlah yang

tawarkan naik menjadi 10 unit. Dengan demikian tentukan:

a. Fungsi penawaran

b. Harga terendah

c. Apabila jumlah yang dijual sebanyak 15 unit, berapa tingkat harganya?

d. Apabila harga $25, berapa jumlah penawarannya?

e. Kurva penawaran

Langkah 1:

Diketahui:

Rumus tersebut boleh dibolak balik. Selama tidak merubah tanda meskipun berpindah ruas.

Q = a + bp

Syarat harga terendah apabila Q = 0 Sedangkan Syarat barang bebas apabila P = 0

Page 52: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 41

P1 = $ 10 Q1 = 5 unit

P1 = $ 15 Q2 = 10 unit

12

1

12

1

PP

PP

QQ

QQ

1015

10

510

5

PQ

5

10

5

5

PQ

)5(5)10(5 QP

)255505 QP

QP 525505

QP 5255

5

525 QP

QP 5

Dengan demikian fungsi permintaan dinyatakan dalam QP 5

Langkah 2:

Harga terendah syaratnya 0Q

QP 5

05 P

5P

Jadi harga terendah terjadi pada saat $5 dengan kuantitas yang ditawarkan 0.

Langkah 3:

Apabila Q = 15 unit, maka berapa harga (P)?

QP 5

155 P

20P

Jadi tingkat harga $20 ketika jumlah yang ditawarkan sebanyak 15 unit.

Langkah 4:

Apabila harga sepatu (P) $25, maka berapa jumlah penawarannya?

Page 53: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 42

QP 5

Q 525

525Q

20Q

20Q

Jadi jumlah penawaran sebanyak 20 unit ketika harga $25.

Langkah 5:

Gambar 4-2 Kurva Penawaran

5. PENENTUAN HARGA DAN JUMLAH YANG DIPERJUAL BELIKAN

Kita sudah membahas permintaan dan penawaran secara terpisah, maka

kita menggabungkan keduanya untuk melihat bagaimana keduanya menentukan

harga dan jumlah yang diperjualbelikan. Perlu diketahui, bahwa harga pasar

merupakan harga yang telah ada kesepakatan di antara penjual dan pembeli.

Harga ($)

Kuantitas (Unit)

15

10

0 5 10 15

5

20

20

25

Page 54: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 43

Adapun harga pasar yang berlaku dan jumlah barang yang diperjual belikan

sangat tergantung pada kuantitas barang yang diminta dan yang ditawarkan.

Permasalahan harga ini ada hubungannya terhadap barang ekonomis.

Seperti yang kita ketahui bahwa barang ekonomis ini memerlukan tindakan dan

bermanfaat serta dalam usaha mendapatkannya dibutuhkan pengorbanan berupa

uang berdasarkan harga harga tertentu dari barang yang dimaksud. Perlu

diketahui bahwa harga merupakan wujud dari nilai tukar barang dan jasa biasanya

kita nyatakan dalam bentuk uang. Dengan demikian harga disebut sebagai nilai

tukar yang secara obyektif dari barang atau jasa serta nilai tukar obyektif tersebut

merupakan harga keseimbangan atau harga pasar yang berlaku pada saat itu.

Perlu diketahui bahwa harga keseimbangan atau yang biasa kita kenal dengan

harga pasar tidak secara otomatis terbentuk. Akan tetapi harga pasar tersebut

terbentuk melalui proses sistem atau operasi pasar, yaitu melalui proses kekuatan

tarik-menarik secara terus menerus dari permintaan pembeli dengan penawaran

dari penjual.

Melalui kajian terhadap permintaan maupun penawaran tersebut, maka

sistem pasar beroperasi dapat digambarkan. Dapat ditarik kesimpulan bahwa

meskipun tidak ada intervensi dari pemerintah, tentu dengan sendirinya

keseimbangan harga serta kuantitas barang yang diperjual belikan di pasar akan

tercipta.

Kajian dari penentuan harga barang atau jasa merupakan sesuatu yang

sangat penting dalam menentukan kisaran waktu yang dibutuhkan oleh respon

penawaran (supply response) terhadap fluktuasi keadaan dari permintaan. Kisaran

waktu tersebut dapat dibagi menjadi tiga jangka waktu, yakni pertama jangka

sangat pendek, kedua jangka pendek dan ketiga jangka panjang.

Dalam periode jangka waktu sangat pendek tentu tidak ada respon terhadap

penawaran, jumlah yang dijual secara absolut akan tetap atau tidak akan

mengalami perubahan. Sedangkan dalam waktu jangka pendek, tentu perusahaan

akan bisa merubah jumlah barang dan jasa yang dijual (ditawarkan), akan tetapi

dengan catatan tidak ada satupun perusahaan baru yang bisa masuk ke pasar

tersebut. Berbanding terbalik dalam jangka panjang justru perusahaan bisa

merubah jumlah yang ditawarkan dan juga perusahaan baru bias secara penuh

menembus industri. Hal tersebut membentuk suatu simpulan penawaran sifatnya

lentur (fleksibel).

Page 55: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 44

Dengan demikian, harga suatu barang atau jasa sangat tergantung kepada

jenis pasar yang ada. Adapun jenis pasar dalam ekonomi, dibedakan menjadi

pasar persaingan sempurna (perfect competition) dan juga pasar persaingan yang

tidak sempurna (inperfect competition). Untuk lebih dalam pembahasan mengenai

pasar akan dibahas pada penjelasan lain tentang bentuk-bentuk pasar.

C. LATIHAN/TUGAS

Kerjakan latihan soal berikut dengan tepat.

1. Dalam hukum penawaran, jelaskan korelasi harga dengan jumlah barang yang

ditawarkan!

2. Kalau anda berada pada posisi produsen saat ini. Contohkan bagaimana

ekspektasi anda tentang ekonomi dimasa mendatang!

3. Mengapa teknologi sangat berpengaruh dalam kegiatan penawaran di era

sekarang ini?

4. Perhatikan data berikut:

Harga ($) Jumlah Penawaran

(Unit)

20 200

25 250

Apabila harga yang tertera pada soal dikalikan dengan dua angka terakhir NIM

anda, maka carilah:

a. Fungsi dari penawaran

b. Harga arang terendah

c. Apabila produsen menjual sebanyak 185, maka berapakah harganya?

d. Apabila harga dari barang tersebut $85, maka berapa pula kuantitas

penawarannya?

e. Kurva penawaran

5. Mengapa harga suatu barang atau jasa sangat tergantung kepada bentuk pasar

yang dihadapi?

Page 56: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 45

D. DAFTAR PUSTAKA

Akhmad. 2014. Ekonomi Mikro Teori dan Aplikasi di Dunia Usaha. Yogyakarta: CV

Andi Offset.

Fatoni Siti Nur. 2014. Pengantar Ilmu Ekonomi. Bandung: Pustaka Setia.Hasan.

Parkin, Michael. 2008. Economics 8th Edition. Perason Education, Inc (P).

Nicholson, Walter. 2004. Mikro Ekonomi Intermediate dan aplikasinya Edisi

Kedelapan. Jakarta: Erlangga.

Sukirno Sadono. 2013. Mikroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Page 57: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 46

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mahasiswa mempelajari materi pada pertemuan ini, mahasiswa

mampu menguraikan metode keseimbangan pasar; dan menghitung keseimbangan

pasar setelah pajak dan subsidi.

B. URAIAN MATERI

1. Perubahan Permintaan dan Penawaran Terhadap Keseimbangan

Ekuilibrium (equilibrium) merupakan suatu kondisi apabila penawaran dan

permintaan berada pada keadaan yang seimbang. Kuantitas ekuilibrium

(equilibrium quantity) merupakan jumlah yang diminta ataupun yang ditawarkan

pada saat harga dalam kondisi ekuilibrium permintaan dan penawaran. Harga

ekuilibrium kadang kala disebut sebagai (market clearing price). Karena pada

harga ini, setiap orang yang ada di pasar terpuaskan. Pembeli dapat memebeli

semua barang yang ingin dibeli. Demikian halnya dengan penjual pun dapat

menjual semua barang yang ingin dijual.

Untuk lebih memperjelas pemahaman mengenai ekuilibrium, maka

perhatikan contoh tabel 5-1 di bawah ini. Dalam tabel tersebut menggambarkan

tentang sejumlah permintaan dan penawaran pada suatu tingkat harga tertentu.

Tabel 5-1 Skedul Permintaan dan Penawaran

Harga Barang X ($)

Kuantitas yang Dibeli (Unit)

Kuantitas yang Ditawarkan (Unit)

0,00 4 0

1,00 3 1

2,00 2 2

3,00 1 3

Dari tabel tersebut memperlihatkan kondisi permintaan dan penawaran.

Pada harga $ 2,00 per buah, kuantitas yang diminta dan yang ditawarkan tepat

sama yaitu sebanyak 2 unit. Dari tabel di atas kita juga bisa menggambarkannya

pada kurva 5-1 dibawah ini.

PERTEMUAN 5

KESEIMBANGAN PASAR

Page 58: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 47

Gambar 5-1 Kurva Ekuilibrium Permintaan dan penawaran Barang X

Penentuan Keseimbangan secara Matematis

Keseimbangan akan tercapai apabila:

Atau

2. Surplus Produsen dan Konsumen

Seluruh tindakan penjual dan pembeli akan bergerak kea rah keseimbangan

permintaan dan penawaran. Untuk melihat mengapa hal ini dapat terjadi di pasar,

maka perhatikan contoh berikut apabila harga yang berlaku tidak sama dengan

harga keseimbangan.

Pertama, misalnya harga pasar berada di atas harga keseimbangan. Seperti

ditujukan oleh panel (a) gambar 5-2. Harga pasar $ 3,00 per buah menyebabkan

kuantitas yang ditawarkan sebanyak 3 unit melebihi permintaan yang hanya 1 unit.

Keadaan ini dinamakan surplus (surplus) barang. Di mana penjual tidak dapat

menjual seluruh barang yang ingin mereka jual. Sebagai contoh, pada saat terjadi

surplus di pasar es krim, lemari pendingin penjual es krim penuh oleh es krim yang

Harga

Kuantitas

3,00

2,00

0 1 2 3

1,00

Ekuilibrium

Demand (D) Supply (S)

Qd = Qs

Pd = Ps

Page 59: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 48

tidak terjual. Dengan demikian, penjual akan bereaksi terhadap kelebihan

penawaran ini dengan memotong harga es krimnya. Harga es krim pun akan turun

sampai mencapai kondisi ekuilibrium.

Kedua, misalkan bahwa harga pasar berada di bawah harga ekuilibrium,

seperti ditujukan oleh panel (b) gambar 5-2. Dalam kasus ini, harga barang $ 1,00

per buah jumlah yang ditawarkan hanya sebanyak 1 unit, dan kuantitas yang

diminta melebihi yang ditawarkan. Jumlah yang diminta sebanyak 3 unit. Dengan

demikian, terdapat kekurangan (shortage) barang. Para pembeli pun tidak dapat

membeli semua barang yang diinginkan pada harga yang berlaku. Pada saat

kekurangan terjadi, para pembeli harus melakukan antrian yang panjang hanya

untuk mendapatkan es krim. Karena terjadi banyak pembeli, maka penjual pun

melakukan reaksi dengan menaikkan harga tanpa kehilangan penjualan. Saat

harga naik, pasar pun akan bergerak kea rah ekuilibrium.

a. Kelebihan penawaran

Gambar 5-2 Kurva Pasar yang tidak Berada dalam Ekuilibrium

Harga

Kuantitas

3,00

2,00

0 1 2 3

1,00

Ekuilibrium

Surplus

Kuantitas yang ditawarkan

Kuantitas yang diminta

Page 60: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 49

b. Kelebihan permintaan

Dengan demikian, aktivitas dari banyak penjual maupun pembeli secara

otomatis dapat mendorong harga kepada kondisi ekuilibrium. Seperti yang

dijelaskan sebelumnya, pada kondisi ekuilibrium semua penjual dan pembeli

terpuaskan, tidak ada tekanan ke atas maupun ke bawah terhadap harga. Namun

demikian, pada sebagian besar pasar, surplus dan kekurangan hanya bersifat

sementara karena nantinya harga akan bergerak kearah ekuilibrium kembali.

Fenomena itu begitu kuat, sehingga kadang-kadang disebut sebagai hukum

permintaan dan penawaran (law of supply and demand). Harga barang pun akan

menyesuaikan diri untuk membawa penawaran dan permintaan pada tingkat

keseimbangan. Seberapa cepat ekuilibrium dapat tercapai, ini akan berbeda

antara pasar yang satu dengan lainnya, tergantung pada seberapa cepat harga

menyesuaikan diri.

3. PENGARUH PAJAK

Pajak penjualan merupakan pajak yang dipungut oleh pemerintah pada saat

terjadi penjualan suatu produk. Pajak penjualan ini dapat berbentuk suatu

persentase tertentu yang dikenakan untuk setiap unit produk yang dijual oleh

produsen. Seperti yang kita tahu, bahwa besarnya pajak penjualan tidak

Harga

Kuantitas

3,00

2,00

0 1 2 3

1,00

Ekuilibrium

Kekurangan

Kuantitas yang ditawarkan

Kuantitas yang diminta

Page 61: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 50

sepenuhnya ditanggung oleh pihak penjual, akan tetapi sebagian juga ditanggung

oleh pembeli. Dengan adanya pajak penjualan ini, maka menyebabkan harga jual

dari produk di pasar menjadi lebih tinggi. Secara otomatis adanya pajak penjualan

akan berpengaruh terhadap keseimbangan pasar yang baru.

a. Keseimbangan setelah Pajak

Pajak selalu menambah harga barang yang ditawarkan. Seperti yang

dapat kita lihat berikut ini.

Keseimbangan Sebelum Pajak (tax)

Menghasilkan

Keseimbangan Setelah Pajak (t/tax)

Menghasilkan

Di mana:

Pd : Fungsi permintaan

Ps : Fungsi penawaran

tax (t) : besarnya pajak per unit

ME : Keseimbangan pasar awal (market equilibrium)

ME' : Keseimbangan pasar setelah mengalami perubahan dengan adanya

pajak

P : Harga awal (mula-mula) sebelum mengalami perubahan

Q : Kuantitas awal (mula-mula) sebelum mengalami perubahan

Pd = Ps

Pd = Ps + tax (t)

ME = (P,Q)

ME' = (Pt,Qt)

Page 62: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 51

Pt : Harga setelah setelah mengalami perubahan dengan adanya pajak

Qt : Kuantitas setelah setelah mengalami perubahan dengan adanya pajak

Secara grafis pengaruh pajak terhadap keseimbangan pasar dapat

digambarkan oleh kurva 5-3 sebagai berikut.

Gambar 5-3 Kurva Pengaruh Pajak terhadap Keseimbangan Pasar

Keterangan:

P : Harga awal (mula-mula) sebelum mengalami perubahan

Pt : Harga setelah setelah mengalami perubahan dengan adanya pajak

Q : Kuantitas awal (mula-mula) sebelum mengalami perubahan

Qt : Kuantitas setelah setelah mengalami perubahan dengan adanya

pajak

Qd : Kuantitas permintaan (quantity of demand)

Qs : Kuantitas penawaran (quantity of supply)

D : Kurva permintaan

S : Kurva penawaran awal (mula-mula) sebelum mengalami

perubahan

St : Kurva penawaran setelah mengalami perubahan dengan adanya

Demand (D)

(Qt,Pt)

P

Pt

P

0 Qt Q

Qd,Qs

St

S

(Q,P)

Page 63: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 52

pajak

Contoh:

1) PT jarum telah merumuskan persamaan permintaan dan penawaran rokok,

yaitu:

a) P = 1500 - Q serta fungsi dari penawaran P = 0,5Q + 300.

b) Dari produk tersebut pemerintah memungut pajak sebesar Rp 200 per

unit.

Dengan menggunakan data di atas, maka jawablah pertanyaan berikut.

(1) Berapakah harga dan juga kuantitas atau jumlah keseimbangan dari

pasar sebelum serta sesudah dikenakan pajak?

(2) Berapakah pajak per unit dari barang yang menjadi tanggungan

konsumen?

(3) Berapakah pajak per unit dari barang menjadi tanggungan produsen ?

(4) Berapakah jumlah total pajak total yang diterima pemerintah?

(5) Buatlah kurva ekuilibrium sebelum dan juga setelah pajak!

Langkah Penyelesian:

(a) Keseimbangan pasar sebelum kena pajak:

Di mana:

Pd : Fungsi permintaan

Ps : Fungsi Penawaran

(b) Keseimbangan pasar setelah adanya pajak menjadi:

Dengan

Di mana:

Ps' : Fungsi penawaran yang berubah setelah adanya pajak

Pajak (tax/t) : jumlah pajak setiap unit barang

Pd = Ps

Pd = Ps'

Ps‘ = Ps + tax (t)

Page 64: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 53

(c) Pajak yang menjadi tanggungan konsumen (tk)

Di mana:

tk : pajak yang menjadi tanggungan konsumen

PE : ekuilibrium harga sebelum adanya pajak

PE' : ekuilibrium harga setelah adanya pajak

(d) Pajak yang menjadi tanggungan produsen (tp)

Di mana:

tp : Pajak yang menjadi tanggungan produsen

t : besarnya pajak setiap unit barang

(e) Total pajak yang diterima pemerintah (T)

Di mana:

T : Pajak yang diterima pemerintah

t : besarnya pajak setiap unit barang

QE‘ : Kuantitas ekuilibrium setelah pajak

4. Pengaruh Subsidi

Subsidi merupakan bantuan yang diberikan oleh pemerintah kepada para

produsen untuk meringankan beban biaya produksi perusahaan. Adanya subsidi

dapat membuat biaya produksi lebih kecil dari sebelumnya, sehingga hal ini

berdampak langsung terhadap keseimbangan pasar. Dampak subsidi merupakan

kebalikan dari pengenaan pajak penjualan yang dibebankan pemerintah. Dengan

tk = (PE' - PE)

tp = t - tk

T = t x QE‘

Page 65: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 54

demikian, adanya subsidi akan mengurangi jumlah dari harga barang maupun jasa

yang ditawarkan atau juga hanya berpngaruh terhadap fungsi penawaran,

sementara itu fungsi permintaan tidak berubah.

a. Keseimbangan Setelah Subsidi

Adanya subsidi selalu mengurangi harga barang yang ditawarkan. Seperti

yang dapat kita lihat berikut ini.

Keseimbangan Sebelum Subsidi (S)

Menghasilkan

Keseimbangan Setelah Subsidi (S)

Menghasilkan

Di mana:

Pd : Fungsi permintaan

Ps : Fungsi penawaran

Subsidi (s) : besarnya subsidi per unit

ME : Keseimbangan pasar awal (market equilibrium)

ME' : Keseimbangan pasar setelah mengalami perubahan dengan

adanya subsidi

P : Harga awal (mula-mula) sebelum mengalami perubahan

Pd = Ps

Pd = Ps - subsidi (s)

ME = (P,Q)

ME' = (Ps,Qs)

Page 66: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 55

Q : Kuantitas awal (mula-mula) sebelum mengalami perubahan

Pt : Harga setelah setelah mengalami perubahan dengan adanya

subsidi

Qt : Kuantitas setelah setelah mengalami perubahan dengan adanya

subsidi

Pengaruh adanya subsidi juga dapat digambarkan secara grafis oleh gambar

5-4 berikut ini.

Gambar 5-4 Kurva Pengaruh Subsidi terhadap Keseimbangan Pasar

Keterangan:

P : Harga awal (mula-mula) sebelum mengalami perubahan

Ps : Harga setelah setelah mengalami perubahan dengan adanya

subsidi

Q : Kuantitas awal (mula-mula) sebelum mengalami perubahan

Qs : Kuantitas setelah setelah mengalami perubahan dengan adanya

subsidi

Qd : Kuantitas permintaan (quantity of demand)

Demand

(D) P

P

s

P

0 Q

s Q

Qd,Q

s

Ss

S

(Qs,Ps

)

(Q,P

)

Page 67: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 56

Qs : Kuantitas penawaran (quantity of supply)

D : Kurva permintaan

S : Kurva penawaran awal (mula-mula) sebelum mengalami

perubahan

Ss : Kurva penawaran setelah mengalami perubahan dengan adanya

subsidi

Contoh soal:

1) Informasi fungsi permintaan dan penawaran adalah:

a) P = 3000 - Q dan fungsi penawaran P = 0,10Q + 1000.

b) Besarnya subsidi yang diberikan pemerintah sebesar Rp 500 per unit.

Dengan menggunakan informasi di atas, maka jawablah pertanyaan berikut.

(1) Carilah keseimbangan harga dan kuantitas di pasar sebelum dan

setelah ada subsidi!

(2) Berapakah total dari subsidi yang dinikmati konsumen?

(3) Berapa total subsidi yang dinikmati produsen?

(4) Berapa total subsidi yang ditanggung pemerintah?

(5) Gambarkan Kurva keseimbangan sebelum dan setelah adanya subsidi!

Langkah Penyelesian:

a. Keseimbangan pasar sebelum kena subsidi:

Di mana:

Pd : Fungsi permintaan

Ps : Fungsi Penawaran

b. Keseimbangan pasar setelah dikenakan subsidi akan menjadi sebagai

berikut:

Pd = Ps

Pd = Ps'

Page 68: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 57

Dengan

Di mana:

Ps' : Fungsi penawaran yang berubah setelah adanya subsidi

subsidi (s) : Besarnya subsidi per unit

c. Subsidi yang dinikmati konsumen (sk)

Di mana:

sk : besar subsidi yang dinikmati oleh konsumen

PE : Harga ekuilibrium sebelum ada subsidi

PE' : Harga ekuilibrium setelah ada subsidi

d. Subsidi yang dinikmati produsen (sp)

Di mana:

sp : Subsidi yang dinikmati oleh produsen

s : besar subsidi setiap unit

e. Subsidi yang ditanggung pemerintah (S)

Di mana:

S : total subsidi yang harus ditanggung oleh pemerintah

s : besar subsidi setiap unit

QE‘: Kuantitas ekuilibrium setelah ada subsidi

Ps‘ = Ps - subsidi (s)

sk = (PE -PE')

sp = s - sk

S = s x QE‘

Page 69: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 58

C. LATIHAN/TUGAS

Kerjakanlah latihan soal berikut dengan tepat:

1. Berikanlah gambaran tentang market clearing price!

2. Apabila diketahui PT Jhonson dalam hal ini terhadap produknya Baygon

merumuskan fungsi dari permintaan P = 2000 - Q dan juga fungsi dari penawaran

P = 0,20Q + 250. Dengan demikian tentukanlah keseimbangannya!

3. Apa yang terjadi apabila terjadi surplus permintaan dan penawaran?

4. Mengapa pada sebagian besar pasar, surplus dan kekurangan hanya bersifat

sementara?

5. Perhatikan data berikut:

Harga ($) Jumlah Permintaan (Unit) Jumlah Penawaran (Unit)

30 4.000 2.000

40 1.500 3.000

Apabila harga yang tertera pada soal dikalikan dengan tiga angka terakhir NIM

anda dan besarnya subsidi sebesar $50/unit, maka tentukan:

a. Keseimbangan harga dan kuantitas di pasar sebelum dan sesudah ada subsidi

b. Total subsidi yang dinikmati konsumen

c. Total subsidi yang dinikmati produsen

d. Total subsidi yang ditanggung pemerintah

e. Kurva sebelum dan setelah subsidi

D. DAFTAR PUSTAKA

Fatoni Siti Nur. 2014. Pengantar Ilmu Ekonomi. Bandung: Pustaka Setia.Hasan

Parkin, Michael. 2008. Economics 8th Edition. Perason Education, Inc (P).

Putong, Iskandar. 2013. Economics: Pengantar Mikro dan Makro: Edisi 5. Jakarta:

Mitra Wacana Media.

Sadjono, Sigit. 2010. Pengantar Teori Ekonomi Mikro. Surabaya: Tiga N.

Sukirno Sadono. 2013. Mikroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Page 70: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 59

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mahasiswa mempelajari materi pada pertemua ini, mahasiswa mampu

memahami konsep elastisitas permintaan beserta jenis-jenisnya; dan menghitung

elastisitas permintaan.

B. URAIAN MATERI

1. Derajat Kepekaan Permintaan (Elastisitas Permintaan)

Pada bagian sebelumnya sudah diperkenalkan konsep permintaan dan

penawaran. Di setiap pasar kompetitif (pasar di mana banyak pembeli dan penjual

yang saling bersaing), perilaku penjual dapat dicerminkan oleh kurva penawaran

yang lerengnya semakin meningkat (upward-sloping), sedangkan perilaku pembeli

diwakili oleh kurva permintaannya yang lerengnya semakin menurun (downward-

sloping). Harga barang senantiasa meneysuaikan diri guna menyeimbangkan

kuantitas barang yang ditawarkan dan kuantitas yang diminta.

Untuk mengaplikasikan analisis dasar di atas, lebih dahulu kita harus

menguasai satu perangkat lagi, yakni konsep elastisitas (elasticity). Pada

dasarnya elastisitas dapat diartikan sebagai ukuran seberapa jauh para pembeli

maupun penjual bereaksi terhadap kondisi yang terjadi di pasar. Konsep elastisitas

ini akan memungkinkan kita menganalisis penawaran dan permintaan secara lebih

mendalam.

2. Pengertian Elastisitas Permintaan

Ketika kita membahas determinan-determinan (faktor penentu atau berbagai

hal yang mempengaruhi) permintaan, kita telah mengetahui bahwa biasanya

seorang pembeli akan meminta lebih banyak barang ketika harga turun, atau

ketika pendapatan bertambah, atau ketika harga barang substitusi atau

penggantinya naik, atau jika harga barang komplemen/pelengkap turun.

Pembahasan kita hanya bersifat kualitatif bukan secara kuantitatif. Artinya, dalam

hal ini yang dibicarakan hanya fokus pada arah dari perubahannya (bisa naik

ataupun turun). Namun hal tersebut tidak dirinci berapa banyak dari kenaikan atau

penurunananya. Sampai mana respon permintaan dihitung terhadap perubahan

PERTEMUAN 6

ELASTISITAS PERMINTAAN

Page 71: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 60

determinan-determinannya kita harus memahami satu konsep ekonomi, yaitu

tentang elastisitas permintaan.

Perlu kita ketahui bahwa elastisitas permintaan ini merupakan ukuran yang

melihat besarnya tingkat kepekaan dari perubahan kuantitas barang yang diminta

terhadap perubahan harga barang tersebut. Apabila suatu harga barang tertentu

mengalami penurunan, maka kuantitas barang yang diminta dari barang tersebut

pada umumnya mengalami kenaikan. Begitu pula sebaliknya apabila harga dari

suatu barang tertentu mengalami kenaikan, maka barang yang diminta oleh

konsumen justru akan mengalami penurunan. Dengan demikian elastisitas

permintaan ini dapat dilihat dengan perbandingan antara persentase perubahan

kuantitas yang diminta dengan persentase perubahan dari harga suatu barang

tertentu.

3. Faktor Penentu Elastisitas Harga Dari Permintaan

Beberapa azaz umum yang dapat kita kedepankan sebagai hal-hal yang

menentukan elastisitas harga dari permintaan, antara lain sebagai berikut.

a. Kebutuhan versus kemewahan

Permintaan atas barang-barang kebutuhan pokok umumnya inelastis,

sedangkan permintaan atas barang mewah lazimnya elastis. Karena itu,

walaupun ongkos dokter melonjak, permintaan akan jasa dokter tidak akan

melonjak drastis. Mungkin, kita hanya akan mengurangi frekuensi kita ke

dokter, tidak sesering sebelumnya.

b. Ketersediaan substitusi

Suatu barang yang mempunyai barang pengganti (substitusi) banyak

akan mempunyai jenis permintaan yang sifatnya elastis. Hal ini dikarenakan

konsumen tersebut lebih gampang meninggalkan dan digantikan dengan

barang pengganti (substitusi) itu. Sebagai contoh, margarin dan mentega

mudah dipertukarkan. Karena itu jika harga mentega naik, sedangkan harga

margarine tetap, konsumen akan mengganti konsumsi menteganya dengan

margarin sehingga permintaan mentega pun turun drastis.

c. Pengertian pasar

Elastisitas dari permintaan pada tiap pasar bergantung pula pada

batasan pasar. Misalnya, jika pasarnya terbatas (kecil), permintaan akan lebih

elastis dari pada jika pasarnya besar karena dalam pasar yang kecil konsumen

lebih mudah menemukan barang substitusi.

Page 72: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 61

d. Periode waktu

Pada periode waktu yang lebih lama, permintaan dari bermacam barang

lebih elastis. Kalau harga bensin naik, permintaan bensin hanya turun sedikit

pada bulan-bulan pertama. Namun pada waktu-waktu selanjutnya, orang akan

membeli mobil yang lebih hemat bensin, berganti pada kendaraan yang pada

umumnya digunakan masyarakat, ataupun mereka bermigrasi ke daerah dekat

kantor. Tentu dari beberapa kuantitas bensin yang diminta dengan sendirinya

akan mengalami penurunan yang signifikan.

4. MACAM-MACAM ELASTISITAS PERMINTAAN

a. Elastisitas Harga dari Permintaan (barang itu sendiri)

Suatu elastisitas harga dari permintaan (price elastisity of demand)

adalah parameter yang menunjukkan berapa banyak kuantitas yang diminta

dari barang tertentu akan mengalami perubahan seiring dengan harga barang

tersebut yang berubah. Parameter tersebut dinamakan persentase dari

perubahan jumlah yang barang yang diminta dibanding dengan persentase

perubahan harga barang tersebut.

1) Penghitungan Elastisitas Harga dari Permintaan

Elastisitas harga dari permintaan (Edx)

𝐸𝑑𝑥 =𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑘𝑢𝑎𝑛𝑡𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎

𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎

Sebagai contoh, umpamakan saja suatu ketika terjadi kenaikan harga

segelas es krim sebesar 10 persen sehingga menyebabkan konsumsi es

krim anda pun turun 20 persen. Kita kalkulasikan terlebih dahulu elastisitas

harga dari permintaan sebagai berikut:

Elastisitas harga dari permintaan = 20 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛

10 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛 = 2

Dalam contoh ini, elastisitasnya sama dengan 2. Angka ini

menunjukkan bahwa perubahan kuantitas yang diminta dua kali lebih besar

daripada perubahan harganya.

Pada contoh tersebut, persentase perubahan harganya ialah +10

persen (menunjukkan peningkatan), sedangkan persentase kuantitas yang

diminta -20 persen (mencerminkan penurunan). Oleh karena itu, angka

elastisitas kadang-kadang dinyatakan sebagai bilangan negatif. Namun, kita

Page 73: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 62

mengikuti praktek umum yang berlaku dalam penyebutan besaran

elastisitas, yakni tanda negatifnya dihilangkan begitu saja sehingga yang

ditampilkan adalah bilangan positif (dalam matematika, angka ini seperti

disebut sebagai angka/nilai absolut). Dengan konvensi ini, semakin besar

elastisitas harganya, kuantitas yang diminta semakin responsive terhadap

perubahan harganya.

Apabila kita berusaha untuk melakukan perhitungan elastisitas harga

dari permintaan di antara kedua titik terhadap kurva permintaan, kita

langsung dihadapkan pada persoalan yang menjengkelkan: nilai elastisitas

titik A terhadap titik B tampak menunjukkan perbedaan nilai elastisitas dari

titik B terhadap titik A. Misalnya, silahkan simak angka-angka berikut:

Titik Harga ($) Kuantitas (Unit)

A 4 120

B 6 80

Dari data di atas, apabila ada perubahan dari titik A ke titik B hal ini

dapat disebut bahwa harga barang mengalami peningkatan 50%. Kuantitas

yang diminta turun 33%. Itu berarti, elastisitas harga dari permintaan sebesar

33/50 = 0,66. Tetapi, jika dibalik perubahan tersebut dari titik B ke titik A,

maka harga barang mengalami penurunan sebesar 33%, sedangkan

kuantitas yang diminta naik 50%, sehingga elastisitas harga dari

permintaannya terhitung 50/33 = 1,5.

Untuk menghindari persoalan yang membingungkan itu, kita dapat

menerapkan metode nilai tengah (midpoint method) dalam penghitungan

elastisitas. Dalam hal ini metode nilai tengah (midpoint method) bisa kita

nyatakan dalam rumus elastisitas harga dari permintaan antara dua titik

berikut ini, dengan notasi (Q1, P1) dan (Q2, P2):

Elastisitas harga dari permintaan (Edx) = (Q2−Q1)/[(Q2+Q1)/2]

(P2−P1)/[(P2+P1)/2]

Dengan menggunakan rumus metode nilai titik dengan di atass, maka

dapat dihitung nilai elastisistas harga dari permintaan titik A ke titik B sebagai

berikut.

Page 74: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 63

Elastisitas harga dari permintaan (Edx) A-B = 2/)(/)(

2/)(/)(

1212

1212

PPPP

QQQQ

= 2/)46(/)46(

2/)80120(/)12080(

= 5/2

100/)40(

= 4,0

4,0

= -1 (nilai absolut)

Jadi nilai elastisitas dari titik A ke titik B dengan menggunakan rumus

metode nilai tengah sebesar 1. Apabila dibalik dari arah titik B ke titik A dapat

kita buktikan juga sebagai berikut.

Elastisitas harga dari permintaan (Edx) B-A= 2/)(/)(

2/)(/)(

1212

1212

PPPP

QQQQ

= 2/)64(/)64(

2/)12080(/)80120(

= 5/)2(

100/40

= )4,0(

4,0

= -1 (nilai absolut)

Dapat disimpulkan bahwa arah perubahan dari titik manapun nilainya

akan tetap sama, yaitu sebesar 1.

Page 75: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 64

2) Variasi Kurva Permintaan

a) Permintaan inelastis sempurna: elastisitas sama dengan 0

Gambar 6.1 Kurva Permintaan Inelastis Sempurna

b) Permintaan inelastis: elastisitas kurang dari 1

Gambar 6.2 Kurva Permintaan Inelastis

Harga ($)

5

4

100 Kuantitas (Unit)

Permintaan

2…tidak akan mengubah kuantitas yang diminta

1…suatu

kenaikan

harga

5

4

100 Kuantitas (Unit)

2…mengakibatkan penurunan kuantitas yang diminta sebesar 11 persen

1…

kenaikan

harga sebesar

22 persen

Permintaan

90

Harga ($)

Page 76: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 65

c) Permintaan elastis uniter: elastisitas sama dengan 1

Gambar 6.3 Kurva Permintaan elastis uniter

d) Permintaan elastis: elastisitas lebih dari 1

Gambar 6.4 Kurva Permintaan Elastis

5

4

100 Kuantitas (Unit)

2…mengakibatkan penurunan kuantitas yang diminta sebesar 22 persen

1…

kenaikan

harga sebesar

22 persen

Permintaan

80

Harga ($)

5

4

100 Kuantitas (Unit)

2…mengakibatkan penurunan kuantitas yang diminta sebesar 67 persen

1…

kenaikan

harga sebesar

22 persen

Permintaan

50

Harga ($)

Page 77: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 66

e) Permintaan elastis sempurna: elastisitas tidak terbatas

Gambar 6.5 Kurva Permintaan Elastis Sempurna

b. Elastisitas Silang dari Permintaan (Cross Price Elasticity of Demand)

Elastisitas silang dari permintaan yaitu kecenderungan permintaan

barang atau jasa berubah karena adanya perubahan harga barang yang lain.

Bisa kita artikan pula sebagai suatu taraf sensitivitas (kepekaan) dari

permintaan suatu barang tertentu terhadap perubahan harga barang lainnya.

Dapat kita rumuskan secara matematis elastisitas silang dari permintaan

sebagai berikut.

Dimana :

Qx : Kuantitas barang X

Py : Harga barang lain

∆Py : perubahan harga barang lain.

Perlu kita ketahui bahwa suatu elastisitas silang dari permintaan bisa

menunjukkan hubungan antara dua jenis barang yang mempunyai sifat sebagai

berikut.

1) Barang substitusi, dimana nilai Ec > 0. kopi vs teh.

2) Barang komplementer, dengan Ec < 0. BBM dengan sepeda motor

3) Barang netral, yaitu barang yang tidak mempunyai hubungan antara satu

dengan lainnya.

x

y

y

dx

yy

xdx

Q

P

P

Qatau

PP

QQec

/

/

Harga ($)

4

Kuantitas (Unit)

Permintaan

3…jika harga kurang dari $4, kuantitas

yang diminta tidak terbatas.

1…jika harga lebih dari $4, kuantitas yang diminta nol.

2…jika harga persis $4, maka

konsumen akan membeli dalam jumlah

berapapun.

Page 78: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 67

c. Elastisitas Pendapatan

Dapat diartikan bahwa elastisitas pendapatan merupakan

kecenderungan permintaan barang dan jasa berubah diakibatkan oleh

pendapatan masyarakat juga mengalami perubahan. Bisa kita artikan pula

bahwa elastisitas pendapatan ini merupakan taraf kepekaan dari permintaan

suatu barang tertentu terhadap perubahan pendapatan seorang konsumen.

Dengan demikian dapat dirumuskan secara matematis elastisitas

pendapatan sebagai berikut.

Dimana :

Qx : Kuantitas barang X

I : Income atau Pendapatan konsumen

∆I : Perubahan pendapatan konsumen

contohnya, apabila diketahui bahwa seseorang penghasilannya mengalami

peningkatan sebesar 10%, maka kuantitas barang Z yang diminta juga

mengalami peningkatan sebesar 15%. Dari data tersebut, maka kita dapat

menghitung koefisien elastisitas pendapatannya sebagai berikut.

Keterangan:

apabila EI > 0 : disebut sebagai barang normal

apabila EI < 0 : disebut sebagai barang inferior

apabila EI < 1 : disebut sebagai barang kebutuhan pokok

apabila EI > 1 : disebut barang mewah (tidak pokok)

5. MANFAAT DARI MENAKSIR ELASTISITAS PERMINTAAN

Secara teori (dan juga praktik) terdapat beberapa manfaat dari mengetahui

nilai Elastisitas Permintaan suatu barang. Manfaat itu misalnya untuk kebijakan

impor, pajak dan penjualan produk baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun

swasta.

a. Kebijakan Impor

Seperti yang kita ketahui bahwa pemerintah yang mempunyai

kepentingan sebagai pendali impor. Apabila negara tersebut melakukan impor

x

dxxdxI

Q

I

I

Qatau

II

QQe

/

/

5,1%10

%15

%

%

I

Qe

dI

Page 79: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 68

barang yang nilai elastisitasnya sudah diketahui, maka pemerintah dapat

mengambil kebijakan di mana import tetap dilanjutkan atau dihentikan.

Seandainya nilai elastisitas barang impor yang dimaksud elastis (dengan

demikian apabila harga suatu barang tertentu mengalami kenaikan, permintaan

barang akan mengalami penurunan secara lebih besar dari persentase (%)

kenaikan harga barang tersebut) dalam hal ini pemerintah tentunya berusaha

supaya barang impor tersebut selalu cukup keberadaannya dan juga selalu

berusaha untuk tetap mempertahankan nilai kurs valuta mata uang yang

dimilikinya supaya relatif stabil (ataupun pemerinta sebisa mungkin melakukan

pemberhentian impor barang itu).

Demikian pula jika sifatnya inelastis (kenaikan harga barang juga diikuti

penurunan permintaan dengan persentase yang lebih kecil dari persentase

kenaikan harga barang tersebut), pemerintah menetapkan kebijakan untuk

tetap mempertahankan kuantitas impor dan juga berusaha melakukan

pengenalan produksi (substitusi produk) dalam Negara sendiri.

b. Perpajakan

Apabila diketahui bahwa permintaan barang tertentu sifatnya elastis,

pemerintah relatif tidak melakukan kenaikan dalam pemungutan pajak terhadap

barang yang dimaksud. Akan tetapi apabila sifatnya inelastis, pemerintah akan

cenderung untuk menaikkan pemungutan pajak terhadap barang tersebut.

Untuk golongan pebisnis, apabila diketahui nilai elastisitas permintaan

secara bersama-sama dengan elastisitas penawaran tentu bisa membantu cara

melakukan pergeseran beban pajak (hal ini disebabkan bahwa tidak semua

atau hanya sebagian saja jumlah beban pajak yang dipungut pemerintah

dibebankan pada konsumen).

c. Kebijakan/Strategi Penetapan Harga atas Barang

Produsen dalam upaya menambah jumlah penjualan tentu harus

melakukan usaha maksimal supaya keuntungan dapat tercapai secara

maksimal pula. Ada banyak strategi yang bisa dilakukan oleh produsen, salah

satunya melalui kebijakan harga.

Teorinya apabila suatu produk sifatnya elastis, dengan demikian

kebijakan perodusen menaikkan harga barang bukanlah suatu cara yang

kurang tepat. Hal ini tentu hanya akan menyebabkan jumlah yang diterima

turun. Sedangkan apabila sifatnya inelastis, strategi dalam menaikkan harga

Page 80: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 69

pada suatu tingkat yang wajar akan justru akan menyebabkan penerimaan

meningkat.

Adapun ringkasan hubungan elastisitas permintaan terhadap strategi

penetapan harga produk adalah sebagai berikut:

1) Apabila permintaan bersifat elastis, maka menurunkan harga jual akan

cenderung menaikkan tingkat pendapatan (dalam batas penurunan harga

masih menguntungkan) .

2) Apabila permintaan bersifat inelastis, maka maka menaikkan harga jual akan

cenderung menaikkan tingkat pendapatan (dalam batas kenaikan harga

tidak menyebabkan permintaan = 0) .

3) Apabila permintaan bersifat elastis uniter menaikkan atau menurunkan

harga adalah tindakan yang mubazir, karena penerimaan relatif tidak

berubah.

C. LATIHAN/TUGAS

Kerjakan latihan soal berikut dengan tepat.

1. Jelaskan faktor apa saja yang menjadi penentu elastisitas harga dari permintaan!

2. Kuantitas steak yang diminta konsumen naik dari 5 pon (Q1) menjadi 10 pon (Q2)

ketika harga turun dari $3 menjadi $2. Dengan menggunakan metode nilai tengah,

hitunglah elastisitas harga dari permintaan steak tersebut!

3. Diketahui permintaan pasar es krim yang dari titik A sampai E ditunjukkan dalam

tabel seperti di bawah ini:

Titik Px ($) Qx

A 60 0

B 50 100

C 40 150

D 30 200

E 20 250

a. Tentukan elastisitas dari titik A-B, titik B-C, titik C-D, dan titik D-E!

b. Lengkapi jawaban saudara dengan grafik!

4. Pada suatu waktu diketahui bahwa harga tiket bus seharga Rp 50.000, maka harga

tiket KA dengan jurusan yang sama berada dibawah harga tiket bus. Dan

permintaan rata-rata tiket KA tersebut sebanyak 3000. Apabila harga tiket bus

Keterangan : Harga (P) + tiga

angka terakhir NIM anda

Page 81: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 70

mengalami kenaikan menjadi Rp 55.000, sementara harga tiket KA tetap, maka

permintaan tiket KA tersebut akan mengalami kenaikan menjadi 3.500. tentukan

koefisien elastisitas silang diantara keduanya!

5. Dari manfaat menaksir elastisitas permintaan, apakah sudah optimal (studi kasus

di Indonesia)

D. DAFTAR PUSTAKA

Fatoni Siti Nur. 2014. Pengantar Ilmu Ekonomi. Bandung: Pustaka Setia.Hasan

Parkin, Michael. 2008. Economics 8th Edition. Perason Education, Inc (P).

Putong, Iskandar. 2013. Economics: Pengantar Mikro dan Makro: Edisi 5. Jakarta:

Mitra Wacana Media.

Sadjono, Sigit. 2010. Pengantar Teori Ekonomi Mikro. Surabaya: Tiga N.

Sukirno Sadono. 2013. Mikroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Page 82: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 71

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mahasiswa mempelajari materi pada pertemuan ini, mahasiswa

mampu memahami konsep elastisitas penawaran beserta jenis-jenisnya; dan

menghitung elastisitas penawaran.

B. URAIAN MATERI

1. PENGERTIAN ELASTISITAS PENAWARAN

Banyak sekali permasalahan ekonomi yang hadir dalam kehidupan

seseorang, kelompok ataupun masyarakan secara menyeluruh. Dengan adanya

permasalahan ekonomi tersebut, maka mendorong seseorang atau kelompok

tertentu untuk menetapkan keputusan terbaik mellaui penentuan skala prioritas

kebutuhan. Dengan skala prioritas tersebut setiap orang, kelompok ataupun

masyarakat harus mempunyai kemampuan dalam mengelola sumber daya yang

dimiliki dalam memenuhi segala kebutuhannya supaya tidak terjadi kelangkaan.

Oleh sebab itu setiap produsen ataupun pelaku ekonomi harus mempunyai

pengetahuan mendasar mengenai konsep dan teori di dalam ilmu ekonomi agar

prinsip untuk mencapai kesejahteraan ekonomi bisa dicapai dan dirasakan oleh

semua.

Tidak bisa kita pungkiri bahwa manusia terlahir sebagai makhluk ekonomi

yang bersifat sosial. Hal ini disebabkan karena mereka tidak dapat memenuhi

kebutuhan hidupnya tanpa bantuan dari orang lain. Kita sering mendengar istilah

ekonomi. Misalnya adanya pengaruh antara jumlah penawaran terhadap harga

barang tersebut. Atau mungkin kita juga sering mendengar istilah penawaran

maupun permintaan. Berbagai istilah dari penawaran dan permintaan sering kali

kita dengar dalam kegiatan perdagangan. Sementara itu dalam perdagangan kita

juga sering mendengar istilah harga. Dalam suatu kegiatan ekonomi harga

mempunyai pengaruh yang sangat besar sekali, baik terhadap penaaran ataupun

permintaan. Adanya pengaruh harga terhadap kuantitas yang diminta atapun

ditaarkan inilah yang disebut dengan istilah elastisitas. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa konsep ekonomi elastisitas merupakan suatu konsep di mana

perubahan harga sangat berpengaruh terhadap kuantitas permintaan dan

PERTEMUAN 7

ELASTISITAS PENAWARAN

Page 83: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 72

penawaran dari suatu komoditas tertentu. Elastisitas dapat juga dikatakan sebagai

suatu kepekaan permintaan dan penawaran terhadap harga barang ataupun jasa

itu sendiri.

Suatu elastisitas harga dari penawaran (price elastisity of supply) dapat

mengukur seberapa banyak jumlah barang dan jasa berubah yang disebabkan

oleh perubahan harganya. Dengan kata lain elastisitas penawaran ini mengukur

persentase perubahan jumlah penawaran diakibatkan oleh persentase perubahan

harga barang dan jasa tersebut. Misalnya apabila harga suatu sepatu naik 20%,

maka kuantitas sepatu yang ditawarkan juga naik sebesar 40%. Dengan demikian

koefisien elastisitasnya dapat kita hitung dari .2%20

%40

Dalam jangka pendek kuantitas barang yang ditawarkan akan berbeda

dengan kuantitas barang yang diproduksi. Hal ini disebabkan karena suatu

perusahaan tidak akan mungkin secara langsung menawarkan barang tersebut

kepada konsumen, akan tetapi mereka akan menyimpan terlebih dahulu untuk

kemudian dijual pada kesempatan tertentu. Ini biasanya disebut sebagai stok

barang. Akan tetapi, dalam jangka panjang kuantitas barang yang ditawarkan akan

dianggap sama dengan jumlah barang yang diproduksi.

Suatu elastisitas penaaran dapat juga menggambarkan besarnya kepekaan

dari variabel yang mempengaruhinya. Penawaran dikatakan elastis apabila

perubahan barang yang ditawarkan cukup besar diakibatkan oleh perubahan

harga barang tersebut. Akan tetapi sebaliknya penawaran dikatakan inelastis

apabila kuantitas yang ditawarkan berubah sedikit akibat adanya perubahan harga

barang tersebut. Secara umum metode pengukuran elastisitas penawaran akan

sama dengan pengukuran dalam suatu elastisitas permintaan.

2. Faktor Penentu Elastisitas Penawaran

Dalam menentukan elastisitas penawaran ada dua faktor penting yang

mempengaruhinya.

a. Sifat Perubahan Biaya Produksi

Suatu penawaran tidak bersifat elastis apabila dalam meningkatkan

kuantitas penawaran dilakukan dengan biaya yang tinggi. Namun apabila biaya

yang dikeluarkan tidak terlalu tinggi, maka penawaran akan bersifat elastis.

Page 84: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 73

b. Jangka Waktu Analisis

Jangka waktu analisis penaaran ini dapat dibedakan menjadi tiga periode

waktu.

1) Masa sangat singkat, yakni masa di mana produsen tidak akan mengubah

jumlah penawarannya dalam hal ini disebut dengan penawaran bersifat tidak

elastis sempurna.

2) Jangka pendek, yakni pada masa ini jumlah alat produksi yang bisa dipakai

dalam kegiatan produksi tidak dapat ditambah jumlahnya. Kenaikan jumlah

produksi hanya bisa dilakukan dengan menggunakan faktor produksi yang

tersedia dengan lebih intensif. Hal ini menyebabkan penawaran bersifat tidak

elastis (inelastis)

3) Periode jangka panjang, yakni pada masa ini jumlah barang yang ditawarkan

dapat dengan mudah ditambah ataupun dikurangi. Sehingga penawaran

bersifat elastis.

Selain itu ada beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi elastisitas

penawaran, antara lain sebagai berikut.

a. Kemampuan seorang penjual atau produsen dalam mengubah jumlah

produksi

Hal ini sangat berkaitan dengan kapasitas serta biaya produksi. Suatu

penawaran akan tidak elastis apabila salah satu dari beberapa hal berikut

terjadi.

1) Biaya produksi yang digunakan dalam menaikkan penaaran jumlahnya

besar. Suatu contoh apabila produksi saat ini sudah ekonomis dan biaya

rata-rata yang digunakan sudah minima, maka adanya penambahan satu init

produksi justru akan menambah biaya rata-rata dan tentunya akan

mengakibatkan produksi berada pada skala yang tidak ekonomis.

2) Kapasitas produksi sudah terpakai secara penuh. Hal ini mengakibatkan

apabila ada penambahan kapasitas produksi tentu akan membutuhkan

mesin atau bahkan pabrik baru yang tentunya membutuhkan investasi yang

cukup besar. Penawaran justru akan elastis apabila kondisinya malah

sebaliknya.

b. Stok Persediaan

Apabila persediaan semakin besar, maka semakin besar pula elastisitas

penawaran. Hal ini dikarenakan produsen akan langsung dapat memenuhi

kenaikan permintaan dengan persediaan yang sudah ada.

Page 85: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 74

c. Kemudahan dalam substitusi faktor produksi atau input

Apabila kapital dan tenaga kerja mobilitasnya semain tinggi, maka

elastisitas penawarannya pun akan semakin elastis. Dalam hal ini apabila

mobilitas kapital dan tenaga kerja semakin elastis, maka akan semakin mudah

pula seorang produsen dalam memenuhi perubahan permintaan yang terjadi.

Dengan demikian seorang produsen akan lebih mudah dalam menambah

ataupun menguranginya apabila seaktu-waktu dibutuhkan.

3. Derajat Kepekaan Penawaran (Elastisitas Penawaran)

Dalam menghitung koefisien Elastis Penawaran, dapat dihitung dengan

menggunakan rumus berikut.

𝐸 =% 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑘𝑢𝑎𝑛𝑡𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑎𝑤𝑎𝑟𝑘𝑎𝑛

% 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎

Atau

Elastisitas Titik (point elasticity)

𝐸𝑠 =∆𝑄𝑠

∆𝑃𝑥

𝑃1

𝑄𝑠1

Seperti halnya elastisitas permintaan, maka elastisitas penawaran pun juga

menerapkan metode titik tengah (mindpoint method) dalam menghitung

elastisitasnya. Metode nilai titik tengah dalam menghitung elastisitas penawaran

dapat dirumuskan sebagai berikut.

Elastisitas harga dari penawaran

(Esx) =

Contoh soal:

Titik Harga ($) Kuantitas (Unit)

A 20 50

B 25 80

Tentukan elastisitas penawaran dari titik Ake B dan dari titik B ke A dengan

menggunakan Metode Titik Tengah (Mindpoint Method)!

Titik A ke B

Page 86: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 75

Esx }2/)12/{()12(

}2/)12/{()12(

PPPP

QQQQ

Esx = }2/)2025/{()2025(

}2/)5080/{()5080(

Esx = 5,22/5

65/30

Esx =5

5,22

65

30X

Esx =325

675

Esx = 2,08

Titik B ke A

Esx }2/)12/{()12(

}2/)12/{()12(

PPPP

QQQQ

Esx = }2/)2520/{()2520(

}2/)8050/{()8050(

Esx = 5,22/5

65/30

Esx =5

5,22

65

30

X

Esx =325

675

Esx = 2,08

Dengan menggunakan Metode Titik Tengah (Mindpoint Method) hasil elastisitas

penawaran dari titik A ke B maupun dari titik B ke A akan tetap sama yaitu sebesar

2,08.

Page 87: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 76

4. Variasi kurva penawaran

a. Penawaran inelastis sempurna: elastisitas sama dengan 0

Gambar 7-1 Kurva Penawaran Inelastis Sempurna

b. Penawaran inelastis: elastisitas kurang dari 1

Gambar 7-2 Kurva Penawaran Inelastis

5

4

110 Kuantitas (Unit)

2…mengakibatkan penurunan kuantitas yang ditawarkan sebesar 10 persen

1…

kenaikan

harga sebesar

22 persen

Penawaran

100

Harga ($)

5

4

100 Kuantitas (Unit)

2…tidak akan mengubah kuantitas yang ditawarkan

1…suatu

kenaikan

harga

harga

Page 88: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 77

c. Penawaran elastis uniter: elastisitas sama dengan 1

Gambar 7-3 Kurva Penawaran Elastis Uniter

d. Penawaran elastis: elastisitas lebih dari 1

Gambar 7-4 Kurva Penawaran Elastis

5

4

125 Kuantitas (Unit)

2…mengakibatkan penurunan kuantitas yang ditawarkan sebesar 22 persen

1…

kenaikan

harga sebesar

22 persen

Penawaran

100

5

4

200 Kuantitas (Unit)

2…mengakibatkan penurunan kuantitas yang ditawarkan sebesar 67 persen

1…

kenaikan

harga sebesar

22 persen

Penawaran

100

Harga ($)

Page 89: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 78

e. Penawaran elastis sempurna: elastisitas tidak terbatas

Gambar 7-5 Kurva Penawaran Elastis Sempurna

Perlu kita ketahui bahwa dalam dunia nyata elastisitas yang terjadi hanya

dua, yakni inelastis dan elastisitas sempurna. Hal ini disebabkan karena

penawaran sangat berkaitan erat dengan fungsi produksi. Di mana biaya produksi

merupakan salah salah satu unsur yang utama dalam funsi produksi. Dalam hal

ini apabila biaya produksi rendah, maka tentu akan memberikan keuntungan bagi

produsen dengan menawarkan kuantitas dalam jumlah yang besar. Sebaliknya

apabila biaya produksi tinggi, maka produsenpun akan memproduksi dalam jumlah

yang sedikit untuk menghindari kerugian. Biaya produksi di sini sangat terkait

dengan harga input, misalnya tenaga kerja, mesin dan juga energi yang sangat

berpengaruh kuat terhadap biaya produksi barang dan jasa yang bersangkutan.

Dengan demikian dalam dunia nyata jenis elastisitas penawaran hanya ada dua

kemungkinan yang terjadi. Hal ini disebabkan karena berapapun besar perubahan

harga tidak akan berpengaruh sama sekali terhadap kuantitas yang ditawarkan

seberapa pun besar tingkat perubahan harga tidak akan banyak mempengaruhi

jumlah barang ditawarkan dikarenakan sebuah proses penambahan produk

memerlukan penambahan biaya produksi yang besar tidak akan bisa dipenuhi

dengan mudah, sehingga tidak akan mempengaruhi prosentase jumlah produk

yang ditawarkan seperti yang tergambar dalam kurva inelastis sempurna.

Meskipun dapat dipenuhi tentu prosentase perubahan kuantitas yang ditawarkan

Harga ($)

4

Kuantitas (Unit)

Permintaan

3…jika harga kurang dari $4, kuantitas

ditaarkan sama dengan nol.

1…jika harga lebih dari $4, kuantitas yang ditawarkan tidak terbatas.

2…jika harga persis $4, maka produsen

akan menjual dalam jumlah berapapun.

Page 90: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 79

tidak akan begitu besar dibandingkan dengan perubahan harga seperti yang

tergambar dalam kurva penawaran inelastis.

5. MANFAAT ELASTISITAS PENAWARAN

Manfaat penghitungan elastisitas penawaran lebih banyak untuk

kepentingan produsen. Dengan mengetahui seberapa elastis penawaran terhadap

harga, maka produsen bsa mengetahui beberapa hal berikut:

a. Perusahaan sehat atau tidak

Semakin elastis, itu artinya respon penawaran terhadap perubahan harga

semakin cepat. Dan semakin baik atau cepatnya respon penawaran terhadap

perubahan harga bisa menjadi salah satu indikator bahwa perusahaan tersebut

sehat.

b. Kebijakan apa yang akan dibuat untuk periode mendatang

Karena elastisitas penawaran lah perusahaan bisa mengetahui kebijakan

apa yang kira-kira akan dilakukan pada periode mendatang. Misalnya, saat ini

perusahaan berada pada posisi inelastis. Maka, untuk membuat perusahaan

menjadi elastis penawarannya, perusahaan mengambil beberapa kebijakan di

antaranya memperbaharui teknologi, mengganti manusia dengan mesin untuk

efektivitas, melakukan sistem kontrak untuk pegawai demi penghematan dan

lain-lain.

c. Apa yang perlu diperbaiki

Perusahaan juga bisa mengetahui apa saja yang perlu diperbaiki dari

hasil analisa elastisitas penawaran. Sama ketika dokter mendiagnosa penyakit.

Pun dengan perusahaan. Mengapa penawaran di perusahaan tersebut sama

sekali tidak sensitif. Ternyata karena perusahaan tersebut masih baru saja

berdiri sehingga belum bisa mengikuti arus eksternal karena internal sendiri

masih banyak yang harus dibenahi.

Elastisitas penawaran memiliki prinsip yang sama dengan permintaan.

Bedanya, elastisitas permintaan dari sisi konsumen, sedangkan elastisitas

penawaran dari sisi produsen.

Page 91: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 80

C. LATIHAN/TUGAS

Kerjakan soal di bawah ini dengan benar:

1. Jelaskan faktor penentu elastisitas penawaran dari sisi jangka waktu analisis

dilengkapi dengan contoh kasus!

2. Diketahui penawaran pasar es krim yang dari titik A sampai E ditunjukkan dalam

tabel seperti di bawah ini:

Titik Px ($) Qx

A 60 0

B 50 100

C 40 150

D 30 200

E 20 250

Tentukan elastisitas dari titik A-B, B-C, C-D, dan D-E!

a. Tentukan elastisitas dari titik A-B, B-C, C-D, dan D-E!

b. Lengkapi jawaban saudara dengan grafik!

3. Anggap peningkatan harga susu dari $2,85 ke $3,15 satu galonnya meningkatkan

jumlah yang diproduksi para petani, dari 9.000 ke 11.000 galon setiap bulan.

Dengan menggunakan metode nilai tengah, hitunglah elastisitas harga dari

penawaran susu tersebut!

4. Dari ketiga manfaat elastisitas penawaran, berilah contoh masing-masing (studi

kasus di Indonesia)!

5. Dalam dunia nyata elastisitas yang terjadi hanya dua, yakni inelastis dan elastisitas

sempurna. Berikan contoh pernyataan tersebut dalam kehidupan nyata!

D. DAFTAR PUSTAKA

Akhmad. 2014. Ekonomi Mikro Teori dan Aplikasi di Dunia Usaha. Yogyakarta: CV

Andi Offset.

Nicholson, Walter. 2004. Mikro Ekonomi Intermediate dan aplikasinya Edisi

Kedelapan. Jakarta: Erlangga.

Parkin, Michael. 2008. Economics 8th Edition. Perason Education, Inc (P).

Putong, Iskandar. 2013. Economics: Pengantar Mikro dan Makro: Edisi 5. Jakarta:

Mitra Wacana Media.

Sukirno Sadono. 2013. Mikroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Keterangan: Harga (P)

Dikalikan (X) dua angka

terakhir NIM saudara

Page 92: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 81

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi pada pertemuan ini, mahasiswa mampu

menerangkan pendekatan kardinal dalam teori perilaku konsumen; dan menjelaskan

kepuasan konsumen dalam pendekatan kardinal.

B. URAIAN MATERI

1. KONSEP PERILAKU KONSUMEN

Ada tiga pelaku ekonomi yang utama, yaitu: produsen, konsumen dan juga

distributor. Akan tetapi pada pembahasan ini kita hanya akan membahas

mengenai konsumen sebagai pelaku ekonomi. Di mana konsumen mempunyai

peranan yang sangat penting dalam ekonomi suatu negara. Perlu diketahui bahwa

seorang konsumen merupakan pelaku atau pihak tertentu yang kegiatannya

mengurangi nilai guna suatu barang. Atau bisa juga diartikan sebagai seseorang

yang melakukan kegiatan menghabiskan barang (konsumsi). Dalam kegiatan

konsumsi tersebut mereka membeli atau memakai produk tertentu baik barang

ataupun jasa. Dalam kegiatannya, aktivitas dari konsumen yang bersangkutan

pasti akan nampak. Mereka akan membeli barang atau jasa.

Ketika kita masuk ke sebuah supermarket, kita akan menemukan ribuan

jenis barang yang dapat kita dibeli. Tentu saja karena pendapatan terbatas, tentu

kita tidak akan bisa membeli semua barang maupun jasa yang kita inginkan. Oleh

karena itu, maka seharusnya mempertimbangkan harga berbagai barang yang

ada. Dan membeli sesuai dengan jumlah pendapatan yang dimiliki dalam upaya

untuk memaksimumkan kepuasannya.

Perlu kita ketahui bahwa perilaku konsumen merupakan perilaku seorang

konsumen dalam mengeluarkan sumber daya yang dimiliki baik berupa waktu,

tenaga, uang dalam rangka memperoleh barang maupun jasa yang mereka

inginkan untuk mencapai kepuasan. Atau bisa juga diartikan sebagai perilaku dari

seorang konsumen dalam mencari sumber daya, menukar sumber daya,

PERTEMUAN 8

TEORI PERILAKU KONSUMEN

(PENDEKATAN KARDINAL)

Page 93: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 82

menggunakan sumber daya, menilai sumber daya dan juga mengatur sumber

daya yang mereka anggap dapat memuaskan kebutuhan mereka masing-masing.

Dapat dilihat bahwa perilaku konsumen dapat terjadi pada beberapa tahap,

antara lain sebagai berikut. Pertama, tahap awal (tahap sebelum melaksanakan

pembelian); kedua, tahap pada saat pembelian; dan ketiga tahap setelah

melaksanakan kegiatan pembelian. Pada tahap awal, konsumen tentu akan

menggali ataupun mencari informasi terlebih dahulu terkait dengan produk yang

mereka ingin beli. Pada tahap pembelian, maka konsumen akan langsung

melaksanakan kegiatan transaksi dengan produsen terkait dengan barang dan

jasa yang diinginkannya. Tahap terakhir, yakni tahap setelah pembelian konsumen

bisa memakai dan juga menikmati produk yang dibelinya tersebut. Di samping itu

konsumen bisa melakukan penilaan terhadap produk yang dia konsumsi. Hal ini

terkait dengan sesuai atau tidak produk tersebut dengan keinginan mereka.

Apabila tidak sesuai mereka bisa membuang dan berhenti menggunakan produk

tersebut.

Dengan demikian apabila kita melihat dari tingkat pengonsumsian produk

tertentu, maka perilaku konumen dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, antara

lain sebagai berikut.

a. Perilaku seorang konsumen rasional

Kegiatan konsumsi rasional apabila ditandai dengan beberapa hal, yaitu

sebagai berikut.

1) Produk yang dimaksud dapat memberikan sebuah kepuasan tertentu dan

juga mempunyai nilai guna yang optimal.

2) Produk memang sangat dibutuhkan oleh konsumen yang bersangkutan,

tanpa bisa ditunda pemenuhannya.

3) Mutu atau kualitas produk sangat terjamin (baik).

4) Harga produk sudah setara dan sesuai dengan kemampuan finansial dari

konsumen yang bersangkutan.

b. Perilaku konsumen irasional

Perilaku irasional adalah kebalikan dari perilaku rasional. Suatu perilaku

yang dilakukan oleh konsumen bisa dikatakan irasional apabila konsumen

melakukan pembelian produk tanpa memperkirakan kegunaan dari produk

tersebut. Contoh perilaku irasional antara lain:

1) Merasa tertarik dan terpukau hanya dengan melihat promosi dan juga iklan

produk tertentu baik iklan dari media cetak, elektronik maupun sosial.

Page 94: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 83

2) Hanya mau membeli produk yang mempunyai merk terkenal.

3) Menjunjung tinggi gensi ataupun prestise.

Pertanyaan yang muncul bagaimana mengukur kepuasan

individu/konsumen. Para ekonom merumuskan model preferensi individu

dengan menggunakan konsep kepuasan (utility), yang menunjukkan kepuasan

yang diterima oleh seorang akibat kepuasan dalam aktivitas ekonomi yang

dibuatnya.

Untuk mengukur kepuasan individu dapat dipergunakan dua pendekatan,

antara lain: (1) pendekatan kardinal (marginal utility) dan (2) pendekatan ordinal

(indifference curve). Pada pembahasan ini kita fokuskan pada pendekatan

pendekatan kardinal (marginal utility).

2. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN

Dalam upaya memahami suatu perilaku konsumen tergantung pada faktor

sosiologi dan juga psikologi. Hasilnya diperoleh kesimpulan bahwa yang menjadi

faktor utama yang berpengaruh terhadap perilaku konsumen antara lain faktor

sosial, psikologis, budaya dan pribadi. Adapun pengaruh dari empat faktor tersebut

dapat diuraikan berikut ini.

1) Pengaruh sosial terdiri dari: (1) keluarga inti; (2) pendapat dari seorang

pemimpin (seseorang yang pendapatnya dapat diterima dan dilaksanakan

secara penuh oleh orang lain); (3) kelompok yang menjadi referensi lainya

misalnya teman sebaya; (4) rekan di tempat kerja; dan (5) rekan yang seprofesi.

2) Pengaruh psikologis yang meliputi: (1) persepsi; (2) motivasi; (3) kemampuan

belajar seseorang; dan (4) sikap perseorangan secara individu.

3) Pengaruh budaya meliputi: (1) budaya (cara hidup) yang dapat menjadi

pembeda atara suatu kelompok yang besar dengan kelompok lain; (2) subkultur

(kelompok yang lebih kecil); (3) kelompok etnis (kelompok yang mempunyai

nilai bersama); (4) kelas sosial (kelompok berdasarkan peringkat budaya) yang

bisa dikelompokkan berdasarkan beberapa kriteria misalnya latar belakang,

pekerjaan yang dijalani, dan juga pendapatan yang diterima setiap bulannya.

4) Pengaruh pribadi yang dapat mencakup: (1) gaya hidup yang dijalankan saat

ini; (2) kepribadian yang dimiliki orang tersebut; dan (3) status ekonominya.

Meskipun semua faktor tersebut bisa mempunyai dampak yang besar

terhadap pilihan yang dilakukan konsumen nantinya, dampak faktor tersebut

terhadap pembelian secara aktual terhadap beberapa produk menjadi

Page 95: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 84

sangat lemah atau bisa dikatakan dapat diabaikan. Beberapa konsumen misalnya

hanya menunjukkan loyalitas mereka terhadap merek (Brand Loyalty) terkenal

saja. Hal ini dapat dikatakan bahwa secara rutin mereka hanya melakukan

aktivitas pembelian terhadap produk tersebut hanya karena mereka merasa puas

terhadap kinerja dari merek produk tersebut.

3. PENDEKATAN NILAI GUNA (KARDINAL)

Pendekatan kardinal atau nilai guna merupakan daya guna yang bisa dapat

diukur melalui satuan uang (utilitas). Di samping itu tinggi rendahnya daya guna

atau nilai dari barang tersebut sangat tergantung pada subyek yang melakukan

penilaian. Adapun pendekatan ini beranggapan bahwa apabila suatu barang

tertentu semakin berguna bagi seseorang, tentu akan semakin banyak

peminatnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa apabila semakin banyak

kuantitas barang yang diproduksi, maka akan semakin tinggi pula tingkat

kepuasan mereka. Seorang konsumen rasional tentu akan akan selalu berusaha

untuk memaksimalkan kepuasannya sampai pada tingkat pendapatan yang

dimilikinya. Besarnya nilai kepuasan dari setiap individu tentu sangat bergantung

pada masing-masing individu (konsumen).

Perlu diketahui bahwa pendekatan cardinal ini dapat memberikan suatu

penilaian yang sifatnya subyektif terhadap pemuasan kebutuhan dari barang

tertentu. Dapat diartikan bahwa tinggi rendahnya barang sangat bergantung dari

sudut pandang subyek yang menilai. Biasanya penilaian tersebut akan berbeda-

beda antara penilai yang satu dengan lainnya.

Pendekatan ini adalah gabungan beberapa pendapat ahli ekonomi aliran

subyektif dari Austria seperti: Hendrik Gossen, Karl Menger, Leon Walras,

dan juga Yeavon. Berdasarkan pendekatan ini nilai atau daya guna suatu barang

bisa diukur melalui satuan uang (util). Disamping itu tinggi rendahnya nilai ataupun

daya guna suatu barang sangat tergantung pada subyek yang melakukan

penilaian.

Pendekatan kardinal terdapat satu landasan hukum yang berlaku, yakni

hukum Gossen.

a. Hukum Gossen I. Hukum ini menyatakan bahwa kepuasan seorang konsumen

akan menurun apabila secara terus menerus kebutuhan mereka dipenuhi.

b. Hukum Gossen II. Hukum yang menjelaskan bahwa seorang konsumen akan

secara terus menerus akan memenuhi kebutuhannya sampai mereka

Page 96: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 85

mencapai titik intensitas yang sama. Intensitas sama disini ialah suatu rasio

antara marginal utility dan harga produk yang satu dengan rasio marginal utility

dan juga harga produk lain.

Adapun hipotesis yang utama dari pendekatan kardinal di sini ialah nilai guna

marginal yang akan semakin turun. Hal ini dapat diartikan bahwa nilai guna yang

diperoleh seorang konsumen semakin menurun apabila mereka terus menerus

menambah konsumsi terhadap produk yang dimaksud. Apabila kita membahas

nilai guna marginal pasti erat kaitannya dengan bagaimana cara memaksimalkan

nilai guna yang dirasakan konsumen.

Dalam suatu pendekatan kardinal ada beberapa asumsi utama, yaitu

sebagai berikut.

a. Nilai guna atau daya dapat diukur melalui parameter satuan harga atau biasa

disebut dengan utilitas.

b. Konsumen disini bersifat rasional. Di mana mereka hanya akan mencukupi

kebutuhan hidup sesuai dengan batas kemampuan pendapatan yang dimiliki.

c. Konsumen tentu nantinya akan mengalami penurunan utilitas apabila secara

terus menerus melakukan kegiatan konsumsi produk yang dimaksud

(diminishing marginal utility) yaitu semakin banyak sesuatu barang yang

dikonsumsikan maka tambahan kepuasan (marginal utility) yang diperoleh dari

setiap satuan tambahan yang dikonsumsikan akan menurun.

d. Konsumen hanya mempunyai jumlah pendapatan yang tetap (tidak ada

pendapatan lain).

e. Nilai guna (daya) dari uang tersebut tetap (konstan).

f. Total utility dapat bersifat melengkapi (additive) atau dapat juga dikatakan bisa

berdiri sendiri (independent).

g. Produk yang konsumen konsumsi normal dan periode konsumsinya biasanya

berdekatan.

Melalui asumsi di atas, maka suatu pendekatan kardinal dapat menyusun

suatu formulasi fungsi permintaan dengan baik. Akan tetapi meskipun demikian

pendekatan ini mempunyai beberapa kelemahan yang muncul, antara lain:

a. Daya guna yang hanya dilihat dari sudut subjektif menyebabkan tidak ada satu

alat ukur yang pas, tepat dan juga sesuai.

Page 97: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 86

b. Mempunyai suatu konsep constan marginal utility of money. Di mana konsep

tersebut membuat suatu anggapan bahwa nilai uang akan semakin menurun

apabila jumlah uang yang dimiliki seseorang semakin banyak.

c. Memiliki konsep diminishing marginal utility. Di mana konsep ini merupakan

suatu permasalah yang sangat susah dilihat dari segi psikologis dan juga susah

untuk diterima sebagai suatu aksioma.

Seorang konsumen bisa mencapai suatu titik equilibrium atau di mana

seorang konsumen mencapai suatu kepuasan maksimal apabila mereka dalam

menggunakan pendapatannya untuk mencapai kepuasan yang sama pada

berbagai tingkat barang. Perlu diketahui bahwa tingkat kepuasan seorang

konsumen dapat terdiri dari dua konsep antara lain: (1) kepuasan total (total utility);

dan (2) kepuasan tambahan (marginal utility).

Utility adalah suatu kepuasan yang dirasakan seorang konsumen dalam

mengkosumsi suatu barang ataupun jasa. Total Utility merupakan kepuasan total

yang dapat dilihat setelah mengkonsumsi sejumlah barang ataupun jasa tertentu.

Sedangkan Marginal utility ialah tambahan kepuasan konsumen yang diiperoleh

setelah menambah satu satuan barang ataupun jasa yang mereka konsumsi.

Berikut ini merupakan gambaran mengenai perbedaan antara kepuasan

total dengan kepuasan marginal (tambahan) yang diperoleh oleh seorang

konsumen pada waktu mereka melakukan konsumsi anggur yang digambarkan

melalui contoh nomerik pada tabel 8.1 di bawah ini.

Tabel 8.1 Total Utility dan Marginal Utility Jumlah Anggur

Total Utility (TU) Marginal Utility (MU)

0 0 …

1 12 12

2 18 6

3 22 4

4 24 2

5 24 0

Tabel 8-1 menunjukkan bahwa kepuasan total individu terus bertambah

sampai apel ke-4. Pada sisi lain, Marginal Utility (MU) bertambah dalam posisi

menurun hingga unit ke-5, Marginal Utility (MU) adalah nol. Dengan demikian Total

Utility (TU) sudah maksimal. Pada posisi tersebut, individu sudah jenuh sehingga

disebut sebagai titik jenuh. Tabel 8-1 dapat dijabarkan lebih lanjut dalam gambar

8-1.

Page 98: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 87

25

20

Kuantitas Anggur

Total

Utility

1

0

10

15

5

2 3 4 5

4

6

2

2 3 4

10

8

Kuantitas Anggur

Marginal

Utility

1

0

4

6

2

2 3 4 5

12

Page 99: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 88

Kepuasan Total Maksimum tercapai bila:

Atau Px = MUx

Perhatikan juga melalui pendekatan Marginal Utility, kita bisa melihat bahwa

kurva Marginal Utility tidak lain merupakan kurva Permintaan Konsumen. Hal ini

dikarenakan bahwa dari kurva tersebut konsumen dapat menunjukkan jumlah

pembeliannya (jumlah yang diminta) pada berbagai tingkat harga yang berlaku di

pasar.

Pertanyaan yang muncu bahwa apakah kepuasan dapat dihitung secara

pasti, jewabannya tentu tidak. Oleh karena itu, metode cardinal dewasa ini sudah

tidak umum lagi digunakan dalam mengukur kepuasan konsumen dalam ilmu

ekonomi modern dewasa ini.

4. ASUMSI UTILITY

Dalam menentukan preferensi individu digunakan beberapa asumsi, antara

lain:

Asumsi perbandingan. Dalam hal ini, setiap dua keranjang (bundle) yang

berbeda, masing-masing berisi barang A dan B, dan kedua barang tersebut

dibandingkan semacam preferensi dari individu. Setiap perbandingan semacam

itu pasti mengarah pada salah satu alternative, yaitu (1) keranjang A lebih disukai

dari keranjang B atau (2) keranjang B lebih disukai daripada atau (3) A dan B

sama saja. Asumsi inii merupakan gambar ideal dari keadaan yangs ebenarnya,

dimana kita menganggap bahwa individu tidak pernah mengatakan bahwa, “Saya

sesungguhnya tidak dapat membandingkan antara A dan B.” ia juga dianggap

tidak pernah mengatakan bahwa dua per tiga waktu saya menyukai A dan

sepertiga waktu menyukai B.

Asumsi transivitas. Misalkan ada tiga keranjang barang, yaitu A, B, dan C.

apabila barang A lebih disukai daripada barang B dan B lebih disukai daripada

X

TUMU X

Y

TUMUY

1X

X

P

MU

Page 100: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 89

barang C. maka tentulah barang A lebih disukai dari barang C. demikian halnya

barang A tidak berbeda dengan barang B, barang B tidak berbeda dengan barang

C, maka pastilah barang A tidak berbeda dengan barang C.

More Is Better atau lebih banyak lebih baik. Dalam hal itu seseorang lebih

menyukai barang yang lebih banyak daripada sedikit. Pada dasarnya untuk barang

normal, lebih banyak barang berarti lebih bermanfaat, meskipun tambahan

manfaat semakin kecil. Asumsi ini mengabaikan barang jelek seperti polusi udara,

sampah, dan lainnya yang tentunya tidak diinginkan oleh konsumen.

C. LATIHAN/TUGAS

Kerjakan soal di bawah ini dengan benar:

1. Bagaimanakah pendekatan kardinal menjelaskan perilaku konsumen?

2. Bagaimanakah konsumen dalam pendekatan kardinal mencapai tingkat kepuasan

yang maksimum?

3. Jelaskan perbedaan antara nilai guna total dan marginal dalam sebuah contoh

ilustrasi yang pernah anda alami dalam kehidupan sehari-hari!

4. Lengkapi jawaban no 3 dengan kurva nilai guna total dan marginal!

5. Jelaskan kelebihan pendekatan kardinal dilengkapi dengan contoh!

D. DAFTAR PUSTAKA

Akhmad. 2014. Ekonomi Mikro Teori dan Aplikasi di Dunia Usaha. Yogyakarta: CV

Andi Offset.

Gilarso, T. 2003. Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro Edisi Revisi. Yogyakarta : Kanisius.

Parkin, Michael. 2008. Economics 8th Edition. Perason Education, Inc (P).

Putong, Iskandar. 2013. Economics: Pengantar Mikro dan Makro: Edisi 5. Jakarta:

Mitra Wacana Media.

Sukirno Sadono. 2013. Mikroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Page 101: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 90

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mahasiswa mempelajari materi pada pertemuan ini, mahasiswa

mampu menerangkan pendekatan ordinal dalam teori perilaku konsumen; dan

menjelaskan kepuasan konsumen dalam pendekatan ordinal.

B. URAIAN MATERI

1. PENDEKATAN INDIFFERENCE CURVE (ORDINAL)

Pada era ini, para ekonom banyak yang menolak gagasan mengenai utilitas

yang bisa diukur dengan angka terhadap barang yang bisa dikonsumsi sehari-hari.

Pada saat ini sudah banyak berkembang pendekatan baru yang bisa menjelaskan

prinsip-prinsip dalam pemaksimuman utilitas oleh konsumen dengan

pendapatannya yang relatif terbatas. Teori tersebut dikenal dengan sebutan teori

utilitas ordinal. Di mana teori ini menjelaskan bahwa suatu utilitas tidak dapat

dihitung, akan tetapi hanya bisa dibandingkan saja. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa menurut teori ini yang berlaku ialah apakah seorang konsumen

tersebut akan lebih menyukai kombinasi barang tertentu dibandingkan kombinasi

barang lainnya. Dari teori utilitas ordinal dipergunakan pendekatan kurva utilitas

sama (indifference curve) dan juga garis anggaran (budget line).

Pendekatan ordinal (indifference curve) adalah nilai guna yang besarnya

tidak perlu diketahui oleh seorang konsumen. Dengan demikian pendekatan nilai

guna merupakan tingkat kepuasan dari seorang konsumen di mana mereka dapat

melakukan kegiatan mengkonsumsi barang ataupun jasa yang tidak bisa diukur

dengan uang atau juga angka, akan tetapi hanya dapat dikatakan lebih tinggi atau

lebih rendah (ke-1, ke-2, ke-3, dan sampai seterusnya).

Adapun asumsi yang berlaku dalam pendekatan ini adalah sebagai berikut.

a. Seorang konsumen akan selalu melakukan pemilihan kombinasi barang yang

akan mereka konsumsi hanya untuk barang atau jasa yang nantinya

mendatangkan kepuasan maksimum.

PERTEMUAN 9

TEORI PERILAKU KONSUMEN

(PENDEKATAN ORDINAL)

Page 102: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 91

b. Seorang konsumen disini sudah dianggap memiliki informasi yang sempurna

terhadap uang yang sudah tersedia baginya dan juga informasi mengenai harga

pasar yang berlaku saat itu.

c. Seorang konsumen hanya perlu memiliki preferensi yang telah disusun

berdasarkan besarnya nilai guna, walaupun dalam hal ini besarnya nilai guna

tersebut secara absolute tidak perlu mereka ketahui.

Oleh sebab itulah muncul suatu pendekatan ordinary, di mana pendekatan

tersebut menunjukkan tingkat kepuasan konsumen dalam mengkonsumsi suatu

barang ataupun jasa yang digambarkan dalam model kurva indifferent. Perlu kita

pahami bahwa suatu pendekatan ordinal ini berdasarkan pembandingan antara

suatu barang yang satu dengan dengan barang lainnya. Selanjutnya kita dapat

memberikan urutan melalui hasil pembandingan tersebut. Misalnya penggunaan

metode ordinal dalam sebuah lomba atau kejuaraan, pengukuran indeks prestasi

dan disamping itu juga dapat digunakan dalam pengukuran yang sifatnya

kualitatatif . contohnya yang kita kenal dengan bagus, sangat bagus, dan paling

bagus.

Adapun pendekatan kardinal ini memilii kelemahan yang ada pada

anggapan yang pergunakan di mana kepuasan seorang konsumen dari

mengkonsumsi suatu barang ataupun jasa hanya dapat diukur dengan satuan

kepuasan. Seperti yang kita pahami bahwa pada kenyataannya pengukuran

tersebut sangat sulit untuk dilakukan. Pendekatan ordinal hanya mampu

mengukur kepuasan seorang konsumen dengan sebuah angka ordinal (relatif).

Tingkat kepuasan dari seorang konsumen dapat digambarkan dengan

menggunakan kurva indiferen, yaitu sebuah kurva yang bisa menunjukkan suatu

tingkat kombinasi dari jumlah barang yang dikonsumsi dan dapat menghasilkan

suatu tingkat kepuasan yang sama).

2. KURVA INDEFFERENT (INDEFFERENT CURVE)

Indefferent Curve (kurva indifferent) pertama kali digagaskan oleh seorang

ekonom yang lahir di Irlandia, Francis Edgeworth (1845-1926) dan juga seorang

ekonom yang lahir di Italia, yaitu Vilfredo Pareto (1848-1923). Keduanya

memeberikan gagasannya bahwa pendekatan ordinal harusnya dapat

membentuk suatu basis dari analisis ekonomi dibandingkan dengan pendekatan

Page 103: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 92

kardinal. Pareto dan Edgeworth juga mengembangkan suatu perangkat analisis

yang saat ini dikenal dengan indifference curve (kurva indifferent).

kurva indifferent adalah suatu kurva yang menggambarkan kombinasi

konsumsi dari dua macam barang ataupun dari konsumen tertentu yang dapat

memberikan tingkat kepuasan yang sama. Atau dengan kata lain dapat

disimpulkan juga bahwa suatu kurva indifferent merupakan kurva yang dapat

menggambarkan suatu kombinasi dari beberapa barang yang sama-sama disukai

konsumen. Di mana tidak akan ada pilihan untuk satu kombinasi barang yang satu

dengan barang lainnya dikarenakan semua mempunyai tingkat utilitas yang sama

(jumlah utilitas yang sama pula) bagi seorang konsumen. Teori ini memiliki asumsi

bahwa seorang konsumen bisa memilih kombinasi konsumsi manapun tanpa dia

harus menjelaskan bagaimana dia memilih kombinasi tersebut.

Gambar 9-1 Kurva Indifferen

Y

Y1

Y2

Y3

0 X1 X2 X3

A

B

IC

X

D C

Page 104: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 93

Gambar 9-1 menunjukkan kurva indifferen yang digambarkan oleh IC

meliputi berbagai kombinasi barang X dan Y yang memberikan kepuasan sama

bagi konsumen. Misalkan, barang X adalah makanan dan barang Y pakaian. Kurva

tersebut menunjukkan bahwa seseorang akan memperoleh kepuasan sama

dengan mengkonsumsi X1 makanan dan Y1 pakaian (titik A) dengan X2 makanan

dan Y2 pakaian (titik B), dan X3 makanan dan Y3 pakaian (titik C). titik pada IC

semua memberikan kepuasan yang sama bagi seseorang, dan tidak memiliki

alasan khusus untuk memilih di IC daripada titik lainnya.

Sebaliknya kombinasi makanan dan pakaian yang terletak di bawah atau di

sebelah kiri IC pada sisi lain, kurang disukai oleh seseorang kerena menawarkan

kepuasan yang lebih rendah, titik D menawarkan jumlah kedua barang tersebut

lebih rendah. Jadi D juga lebih tidak disukai disbanding titik A, B dan C yang ada

di kurva garis Indefferent Curve (IC).

Beberapa ciri dari Kurva indefferent (Indefferent Curve) adalah sebagai

berikut.

a. Suatu kurva indefferent memiliki kemiringan yang negatif (yang dapat dilihat

dari kiri atas ke kanan bawah). Hal itu menunjukkan bahwa apabila seorang

konsumen ingin mengkonsumsi suatu barang X yang lebih banyak tentu dia

harus mengorbankan konsumsi terhadap barang Y.

b. Suatu kurva indefferent yang terlihat lebih tinggi kedudukannya, maka hal

tersebut menunjukkan bahwa tingkat kepuasan yang semakin tinggi. Ketika

kurva bergeser ke kanan akan menunjukkan kombinasi barang X dan Y yang

bisa dikonsumsi oleh seseorang semakin banyak. Hal inilah yang menyebabkan

semakin bertambahnya kepuasan dengan pergeseran kurva ke kanan.

c. Suatu kurva indefferent tidak akan pernah berpotongan antara satu dengan

lainnya. Ini berakitan dengan asumsi bahwa masing-masing kurva indiferent

menunjukkan tingkat kepuasan yang sama. Dengan pengertian apabila A = B

dan A = C maka otomatis C = B padahal yang terjadi tidak demikian.

d. Suatu kurva indefferent akan cembung ke arah titik asal (titik 0). Derajat

penggantian antar barang konsumsi semakin menurun. Hal ini masih berkaitan

dengan hukum Gossen, di mana apabila pada titik tertentu semakin banyak

mengkonsumsi barang X akan mengakibatkan kehilangan atas barang X tidak

begitu berarti dan sebaliknya atas barang Y.

Page 105: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 94

3. KETERBATASAN ANGGARAN

Dalam memaksimalkan kepuasannya, konsumen terkendala oleh jumlah

pendapatan yang dimiliki. Kita akan melihat bagaimana keterbatasan anggaran

pendapatan dalam membatasi pilihan konsumen. Kita ambil contoh Diva seorang

pegawai negeri sipil yang mempunyai pendapatan (I) tetap setiap bulan, yang

dapat dibelanjakan untuk pangan dan lainnya. Untuk konsumsi pangan, diberi

simbol X dan untuk konsumsi barang lainnya diberi simbol Y. harga masing-

masing barang tersebut diberi simbol Px dan Py. Kondisi tersebut dapat dirumuskan

sebagai berikut.

I = X. Px + Y. Py

Misalkan Diva mempunyai pendapatan Rp 6.000.000 per bulan, harga

pangan adalah 10.000 sementara harga lainnya adalah Rp 20.000 maka tabel 6-

3 menunjukkan berbagai kombinasi pangan dan lainnya yang dapat dibeli setiap

bulannyadengan pendapatan Rp 6.000.000.

Tabel 9-1 Keranjang Produk garis Anggaran

Keranjang Pangan (X) Lainnya (Y) Pendapatan (I)

A 600 0 6.000.000

B 400 100 6.000.000

C 200 200 6.000.000

D 0 300 6.000.000

Page 106: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 95

Gambar 9-2 Garis Anggaran Diva

Gambar 9-2 menunjukkan bahwa kombinasi makanan (X) dan lainnya (Y),

yang dibeli individu ditunjukkan oleh segitiga OAD. Dengan sumsi bahwa individu

lebih suka lebih banyak barang daripada sedikit, maka batas luar segitiga ini

merupakan kendala yang relevan menunjukkan seluruh pendapatan yang tersedia

untuk dipergunakan untuk membeli barang X dan Y. Slope batas anggaran yang

berbentuk segitiga ini ditentukan oleh –Px/Py, dalam hal ini menunjukkan -100/200

= -1/2.

Kemiringan garis anggaran –Px/Py adalah perbandingan negatif dari harga

dua jenis barang. Besarnya kemiringan menunjukkan tingkat di mana kedua

barang dapat dipertukarkan satu sama lain, tanpa mengubah jumlah uang yang

harus dibelanjakan.

Y

X

200

300

100

100 200 300 400 500 600

A

B

C

D

0

Dapat Diperoleh

Page 107: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 96

4. KESEIMBANGAN KONSUMEN

Supaya bisa mengetahui tentang bagaimana seorang konsumen dapat

mengalokasikan pendapatannya diantara dua macam produk, maka perlu kiranya

digabungkan terlebih dahulu mengenai pengertian tentang apa yang mau

dilakukan dan apa yang bisa dilakukan oleh konsumen tersebut. Hal ini dapat

dilakukan dengan menggabungkan suatu peta indifferent dan juga kurva garis

anggaran dari konsumen yang bersangkutan. Adapun penggabungan dari peta

indifferent dan juga kurva garis anggaran konsumen dapat digambarkan didalam

kurva 9-3 berikut ini.

Kurva 9-3 Keseimbangan Konsumen

Dapat kita lihat dari kurva 9-3, maka garis anggaran dapat diletakkan pada

garis AB di atas peta indifferent dari seorang konsumen. Dari kurva tersebut

perhatikanlah posisi yang ada di kanan atas garis AB. Di mana menunjukkan

berbagai kombinasi barang yang belum bisa dibeli oleh konsumen tersebut

dengan sejumlah anggaran yang dimilikinya. Sementara itu perhatikanlah posisi

yang ada pada kiri bawah garis AB. Hal ini dapat menggambarkan suatu kombinasi

dari barang yang harga belinya lebih rendah dari pendapatannya, sehingga tidak

akan masuk dalam hitungan. Hal tersebut disebabkan karena asumsinya anda

akan mempergunakan pendapatan yang anda miliki misalnya sebesar Rp

25

20

Kuantitas Buku

Kuantitas

Pakaian

4 0

10

15

5

8 12 16 20

IC1

A

B IC2

IC3

E

IC4

Page 108: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 97

500.000,00. Dari ilustrasi tersebut, maka pada posisi manakah yang akan anda

pilih nantinya supaya mencapai tingkat konsumsi yang optimal?

Pastinya semua konsumen termasuk anda ingin memaksimumkan utilitas.

Dengan demikian konsumen ingin mencapai kurva indifferent yang tertinggi yang

sekiranya mampu dicapai. Maka melalui kurva 9-3 kita bisa mengamati bahwa

seorang konsumen akan mencapai titik utilitas yang maksimum pada titik dimana

garis anggaran menyinggung langsung kurva indifferent tertinggi yang bisa mereka

capai. Kondisi ini dapat dikatakan sebagai titik keseimbangan konsumen. Dengan

kurva 9-3, maka kita bisa melihat secara bersama-sama bahwa kombinasi barang

yang banyak atau paling disukai dan bisa dicapai dengan anggaran yang tersedia

ada dan terletak pada titik E. Dengan demikian pada titik E itu, seorang konsumen

mampu mencapai titik utilitas yang maksimum dengan keterbatasan anggaran

yang dimilikinya. Dapat diartikan bahwa seorang konsumen dalam upaya

mencapai titik utilitas maksimum sangat dibatasi oleh pendapatan yang dimiliki.

Pada keterbatasan inilah merupakan suatu kenyataan dimana seorang konsumen

tidak akan bisa mengkonsumsi sejumlah barang ataupun jasa yang nilainya

melebihi pendapatan yang dimilikinya.

C. LATIHAN/TUGAS

Kerjakan latihan berikut dengan tepat.

1. Bagaimanakah caranya bagi seorang konsumen dalam memaksimalkan

kepuasannya, gambarkan dengan kurva indiferen dan kurva anggaran dalam satu

grafik untuk menjawab pertanyaan ini!

2. Jelaskan kenapa dua kurva indiferen tidak boleh saling berpotongan. Asumsi apa

yang dilanggar apabila kedua kurva tersebut berpotongan?

3. Misalkan Diva mempunyai uang Rp 400.000, yang mau digunakan untuk membeli

manga dan anggur. Harga manga Rp 20.000 per kg sementara anggur Rp 40.000

per kg.

a. Jika Diva hanya membeli manga, berapa banyak manga yang dapat dibeli?

b. Apabila Diva hanya membeli Anggur berapa banyak anggur yang dapat dibeli?

c. Apabila Diva mengurangi konsumsi 1 kg anggur, berapa banyak tambahan

manga yang dapat dibeli?

d. Gambarkan kurva kendala anggaran Diva tersebut dengan menunjukkan titik-

titik pada pertanyaan di atas!

Page 109: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 98

4. Kapan tercapainya keseimbangan ekonomi menurut pendekatan ordinal?

5. Jelaskan kelebihan pendekatan ordinal yang anda ketahui disertai dengan contoh

dalam kehidupan sehari-hari!

D. DAFTAR PUSTAKA

Murni, asfia. 2013. Ekonomika Makro Edisi Revisi. Bandung: Refika Aditama.

Parkin, Michael. 2008. Economics 8th Edition. Perason Education, Inc (P).

Putong, Iskandar. 2013. Economics: Pengantar Mikro dan Makro: Edisi 5. Jakarta:

Mitra Wacana Media.

Sukirno Sadono. 2013. Mikroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Widjajanta, B. dan A. Widyaningsih. 2009. Mengasah Kemampuan Ekonomi 1: Untuk

Kelas X Sekolah Menengah Atas/Mandrasah Aliyah Program Ilmu

Pengetahuan Sosial. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan

Nasional.

Page 110: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 99

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi pada pertemuan ini, mahasiswa mampu

mendeskripsikan pengertian produksi; dan membedakan bentuk-bentuk produksi dan

jangka waktu produksi.

B. URAIAN MATERI

1. KONSEP PRODUKSI

Sekarang tiba waktunya untuk mengalihkan perhatian kepada persoalan

penawaran, yaitu melihat dan mempelajari sikap para produsen dalam

menawarkan barang yang diproduksinya. Dalam upaya untuk melihat urutan

kegiatan sebuah perusahaan dalam melakukan kegiatan produksi dan penawaran

barang, maka dapat diperluas analisisnya pada berbagai aspek kegiatan

produksinya. Pertama kali terlebih dahulu seorang produsen harus menganalisis

sampai sejauh mana faktor produksi yang nantinya akan dipergunakan dalam

rangka menghasilkan barang yang diproduksi. Setelah itu maka produsen harus

melihat pula biaya produksi dalam menghasilkan menghasilkan barang itu. Pada

akhirnya nanti perlu pula dianalisis bagaimana pengusaha nantinya dalam

membandingkan hasil penjualan dengan biaya produksi yang telah

dikeluarkannya. Dalam menetapkan tingkat produksi yang nantinya sekiranya

akan memberikan keuntungan maksimum kepada mereka. Kita menyadari bahwa

berbagai macam aspek yang ada dalam kegiatan sebuah perusahaan tidak bisa

kita bahas secara lengkap dalam satu bagian dalam pembahasan ini. Maka perlu

kiranya bagian lain untuk menguraikannya. Pada bagian analisis dibatasi pada

fungsi produksi teori produksi dengan satu faktor dan dua faktor yang berubah.

Pada teori produksi disebutkan kepuasan dari produsen diperoleh melalui

pemaksimuman keuntungan produksi (maksimation of profit).

a. Pada proses produksi : terdiri dari rangkaian kegiatan produksi.

b. Pada proses distribusi : terdiri dari rangkaian kegiatan distribusi.

c. Pada proses konsumsi : terdiri dari rangkaian kegiatan konsumsi

d. Pada kegiatan produksi : terdiri dari rangkaian kegiatan menciptakan atau

meningkatkan manfaat suatu barang.

PERTEMUAN 10

PERILAKU PRODUSEN

Page 111: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 100

Proses produksi merupakan suatu proses dengan menggunakan unsur

dalam produksi dengan tujuan untuk meningkatkan nilai guna atau manfaat dalam

rangka memenuhi kebutuhan manusia. Di mana seperti yang kita ketahui bahwa

kebutuhan manusia terdiri dari barang dan jasa.

Barang merupakan alat pemuas kebutuhan kebutuhan manusia yang

wujudnya nampak bisa dilihat oleh mata kita dan juga bisa diraba langsung.

Sedangkan jasa merupakan alat pemenuhan kebutuhan manusia yang tidak

nampak atau tidak terlihat secara langsung, akan tetapi dapat kita rasakan.

Adapun barang ekonomi adalah sejumlah barang yang diperoleh oleh

seseorang di mana dalam memperolehnya diperlukan dengan pengorbanan

tertentu. Teori produksi dalam suatu ilmu ekonomi dapat dianalisis dan dibedakan

menjadi dua pendekatan, antara lain sebagai berikut.

a. Teori Produksi dengan Satu Faktor Berubah

Suatu teori produksi dapat mendeskripsikan tentang hubungan diantara

tingkat produksi suatu barang tertentu dengan menggunakan sejumlah tertentu

tenaga kerja yang dipergunakan dalam menghasilkan berbagai jenis tingkatan

produksi barang yang dimaksud. Oleh karena itulah maka dalam analisis faktor

lainnya pun dianggap tetap.

b. Teori Produksi dengan Dua Faktor Berubah

Teori ini menggambarkan tentang bagaimana hubungan diantara

berbagai tingkat produksi satu barang dengan menggunakan dua macam

faktor produksi tertentu (misalnya tenaga kerja dan modal). Dimana kedua

faktor produksi tersebut dapat diubah dan dipergunakan untuk menghasilkan

berbagai tingkat produksi barang dan jasa yang diinginkan.

Perlu kita ketahui bahwa pada prinsipnya kegiatan produksi yang dilakukan

oleh seorang produsen dalam pendekatannya dibedakan menjadi tiga bagian

pokok antara lain dijabarkan berikut ini.

a. Periode jangka pendek (short run), dimana: (1) waktu yang dipergunakan

sangat pendek, sehingga dalam periode ini produsen hanya menggunakan

faktor produksi atau input yang tetap (fixed input); (2) teknologi yang digunakan

dalam proses produksi jumlahnya tidak berubah sama sekali (constant); dan (3)

hanya dengan satu siklus, maka produksi dapat diselesaikan.

Page 112: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 101

b. Periode jangka panjang (long run) dimana: (1) dalam proses produksi

menggunakan faktor atau input variabel (variable input), dengan kata lain tidak

menggunakan input tetap lagi; (2) teknologi yang dipergunakan dalam proses

produksi masih tetap (constant).

c. Periode jangka sangat panjang (very long run) dimana: (1) teknologi yang

dipergunakan dalam kegiatan produksi sudah berubah atau fleksibel sesuai

dengan yang dibutuhkan; (2) sudah tidak hanya membicarakan mengenai satu

fungsi produksi.

2. FAKTOR PRODUKSI

Faktor produksi atau Sumber Daya merupakan semua benda yang ada dan

sudah tersedia di alam atau dapat juga diciptakan langsung oleh manusia dan bisa

dipergunakan dalam memproduksi barang atau jasa yang dibutuhkan manusia

dalam rangka memenuhi kebutuhan mereka. Faktor produksi yang sudah tersedia

dalam perekonomian tentu nantinya akan sangat menentukan sampai dimana

negara tersebut bisa menghasilkan barang ataupun jasa yang dibutuhkan

masyarakat. Adapun faktor produksi atau sumber daya yang sudah ada dan

tersedia dalam suatu perekonomian negara dapat kita bedakan menjadi empat

jenis antara lain berikut ini.

a. Tanah dan Sumber Alam

Beberapa macam faktor produksi yang sudah tersedia di alam sekitar kita

yaitu: hasil hutan, berbagai macam jenis tambang, tanah, dan juga berbagai

sumber daya alam lainnya yang bisa dijadikan modal. Adapun kekayaan alam

antara lain: (1) keadaan iklim dan juga tanah; (2) kekayaan hutan; (3) kekayaan

yang ada di bawah tanah (aneka bahan tambang); (4) kekayaan air yang dapat

dijadikan sebagai salah satu sumber tenaga penggerak baik dipergunakan

untuk pengangkutan, sumber bahan makanan (untuk perikanan), sumber irigasi

dan sebagainya.

Kondisi alam, dalam hal ini khusus tanah sangat dipengaruhi oleh

beberapa hal antara lain: mutu tanah, keadaan iklim, dan juga luas dari tanah

yang bersangkutan. Perlu kita pahami bahwa sumber alam merupakan suatu

dasar dalam berbagai kegiatan baik pada sektor perikanan, pertanian,

kehewanan, dan juga pertambangan. Sektor tersebut secara umum biasanya

disebut sebagai produksi primer.

Page 113: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 102

b. Tenaga Kerja

Tenaga kerja ialah semua hal yang selalu bersedia dan juga sanggup

untuk bekerja. Adapun golongan ini terdiri dari golongan yang bekerja untuk

kepentingan diri sendiri dan juga anggota keluarga yang tidak menerima

bayaran baik berupa uang dan juga mereka yang sudah bekerja dengan tujuan

memperoleh gaji ataupun upah. Ada pula yang menganggur, akan tetapi

mereka sebenarnya bersedia dan juga mampu bekerja.

Tenaga kerja dapat dibedakan menjadi beberapa golongan berdasarkan

umur tenaga kerja tersebut.

1) Seorang warga Negara yang berada di bawah usia kerja, yaitu dibawah 15

tahun.

2) Golongan tenaga kerja yang berumur antara 15 sampai 64 tahun.

3) Golongan tenaga kerja yang sudah melebihi umur kerja, yaitu diatas umur

65 tahun.

Adapun faktor produksi yang berupa tenaga kerja ialah Sumber Daya

Manusia (SDM) yang memiliki keahlian dan juga ketrampilan yang dibutuhkan

di dunia kerja. Adapun tenaga kerja yang dimaksud dapat dibedakan menjadi

tiga bagian antara lain sebagai berikut.

1) Golongan tenaga kerja kasar. Di mana golongan ini merupakan tenaga kerja

yang tidak berpendidikan atau bisa juga berpendidikan rendah dan juga tidak

mempunyai keahlian yang dibutuhkan dalam bidang pekerjaan yang ada di

lapangan. Misalnya: seorang tukang sapu di jalanan, seorang kuli bangunan

dan sebagainya).

2) Golongan tenaga kerja yang terampil. Golongan ini merupakan tenaga kerja

yang mempunyai keahlian yang diperoleh dari pelatihan atau pun

pengalaman kerja sebelumnya. Misalnya: montor sepeda motor, tukang

bengkel, cleaning service di mall dan lainnya.

3) Golongan tenaga kerja terdidik. Golongan ini merupakan golongan dari

tenaga kerja yang mempunyai pendidikan dan biasanya pendidikan mereka

cukup tinggi serta mempunyai keahlian pada bidang tertentu. Misalnya:

dosen, jaksa, mentri dan lain sebagainya.

Page 114: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 103

c. Modal

Modal merupakan sejumlah tertentu faktor produksi yang dapat berupa

benda yang diciptakan sendiri oleh manusia dan bisa dipergunakan untuk

memproduksi barang dan -jasa yang dibutuhkan. Misalnya: mesin dan juga

peralatan pabrik, bahan baku produksi, tempat (pabrik) untuk memproduksi dan

sebagainya. Setiap saat ada juga persediaan barang yang bisa disimpan di

gudang ataupun di toko dan tentunya siap untuk dijual secara langsung. Dapat

dikatakan bahwa semua bahan mentah dan barang selesai yang sudah ada

dalam persediaan tersebut disebut sebagaii stock (inventory).

d. Keahlian (pengelolaan usaha)

Pada faktor produksi ini dapat berbentuk sebagai keahlian dan juga

kemampuan baik usaha untuk mendirikan dan juga dalam mengembangkan

keterampilan berupa benda yang diciptakan manusia dan digunakan untuk

memproduksi barang-barang dan jasa yang nantinya mereka butuhkan. Dalam

hal ini keahlian atau pengelolaan usaha dapat meliputi kemahiran seseorang

dalam melakukan koordinasi terhadap berbagai faktor produksi atau sumber

daya yang tersedia secara efektif dan efisien. Hal ini bertujuan supaya usaha

mereka minimal bisa berhasil dan juga berkembang serta bisa menyediakan

barang ataupun jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa tugas seorang pengelolaan

ialah mengatur supaya tiga faktor produksi yang disebutkan di atas bisa

bekerjasama dalam proses produksi. Dengan demikian peranan pengelolaan

(skills), yakni memimpin usaha yang bersangkutan, mengatur organisasi yang

dimilikinya, menaikkan mutu dari tenaga manusia, sehingga nantinya bisa

dipergunakan sebagai unsur modal dan alam dengan sebaik mungkin.

Adapun pengertian skills meliputi di sini meliputi beberapa pengertian,

antara lain sebagai berikut.

1) Managerial skills atau entrepreneurial skills. Merupakan kemampuan

seseorang dalam mempergunakan kesempatan yang ada dengan sebaik

mungkin.

2) Technological skills. Kemampuan yang berkaitan dengan keahlian

seseorang yang secara khusus bersifat ekonomis teknis dan dibutuhkan

atau diperlukan dalam kegiatan ekonomi dan produksi tertentu.

Page 115: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 104

3) Organizational skills. Kemampuan seseorang yang terkait dengan

kecerdasannya dalam mengatur berbagai usaha yang ditekuni. Dalam hal

ini berkaitan dengan berbagai hal dalam lingkungan sebuah perusahaan (hal

intern perusahaan). Ataupun juga disebut sebagai kegiatan untuk

kepentingan masyarakat. Misalnya: usaha dalam membentuk sebuah

koperasi, bank-bank dan lainnnya.

3. FUNGSI PRODUKSI

Fungsi produksi, adalah bentuk hubungan mathematis yang dapat

menggambarkan tentang cara di mana jumlah hasil produksi tertentu sangat

bergantung pada jumlah dari input yang dipergunakan oleh seorang produsen.

Fungsi produksi dapat memberikan sebuah keterangan tentang jumlah output

yang diharapkan apabila input tersebut dikombinasikan dalam suatu cara khusus.

Berbagai macam kombinasi tersebut banyak jenisnya. Berdasarkan hasil produksi

dan juga banyaknya hasil produksi yang nantinya akan diperoleh sangat

tergantung kepada pada (fungsi dari pada) macam dan jumlah input yang nantinya

dipergunakan.

Pada umumnya fungsi produksi dituliskan sebagai Y = f (X), dimana Y

menggambarkan hasil produksi; f sebelum tanda kurung menyatakan "tergantung"

yakni "suatu fungsi dari"; dan huruf X menuggambarkan tentang suatu input yang

dipergunakan. Apabila jumlah input yang digunakan lebih dari 1 jenis, maka fungsi

produksi dapat dituliskan sebagai: Y = f (X1, X2, ...., Xn); dimana X1, X2, ..., Xn

merupakan jenis input yang digunakan dalam kegiatan produksi.

Adapun asumsi dari fungsi produksi tersebut di atas antara lain sebagai

berikut.

a. Fungsi produksi sifatnya kontinyu.

b. Fungsi produksi bernilai tunggal dari masing-masing variabel yang ada di

dalamnya.

c. Derivasi I dan II fungsi ini tetap kontinyu.

d. Fungsi produksi harus relevan (bernilai positif) baik untuk input X maupun

output Y.

e. Penggunaan teknologi maksimal pada tingkatnya.

4. JENIS-JENIS FUNGSI PRODUKSI

Page 116: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 105

a. Constant return. Merupakan hubungan yang menunjukkan jumlah hasil

produksi yang meningkat dengan jumlah yang sama pada setiap satuan

tambahan input yang digunakan.

Gambar 10.1 Kurva Constant Returns

b. Increasing return. Merupakan hubungan dimana satu satuan tambahan input

yang dipergunakan dalam proses produksi dapat menghasilkan suatu

tambahan hasil produksi yang lebih besar dibandingkan dengan kesatuan

sebelumnya.

Gambar 10.2 Kurva Increasing Returns

c. Decreasing return. Merupakan suatu hubungan di mana satu kesatuan

tambahan faktor produksi atau input yang dipergunakan dalam proses produksi

bisa menghasilkan suatu kenaikan hasil produksi yang lebih kecil dari satu

kesatuan sebelumnya.

Y

0 X

0 X

Y

Page 117: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 106

Gambar 10.3 Kurva Decreasing Returns

5. TEORI PRODUKSI DENGAN SATU FAKTOR YANG BERUBAH

Suatu teori produksi yang sangat sederhana hanya menggambarkan

mengenai hubungan di antara tingkat produksi suatu barang tertentu hanya

dengan jumlah tenaga kerja yang dipergunakan dalam proses produksi dalam

rangka menghasilkan tingkat pada produksi tertentu. Pada analisis itu dapat dibuat

perumpamaan bahwa faktor produksi yang lain jumlahnya dianggap tetap atau

tidak mengalami perubahan (constant). Di samping itu teknologi yang

dipergunakan dalam kegiatan produksi juga dianggap tidak mengalami perubahan

sama sekali. Salah satu yang dapat berubah di sini hanya faktor produksi tenaga

kerja.

a. Hukum Hasil Lebih Yang Semakin Berkurang

Dalam hal ini hukum lebih yang semakin berkurang dimaksudkan apabila

faktor produksi yang sebelumnya bisa dirubah jumlahnya secara terus-menerus

ditambah sebanyak satu unit, maka pada awalnya produksi total akan semakin

banyak pertambahannya. Akan tetapi sesudah mencapai pada suatu tingkat

tertentu, maka tambahan produksi tambahan akan semakin berkurang dan

pada akhirnya akan mencapai nilai negatif. Sifat dari pertambahan produksi

inilah yang menyebabkan bagaimana perusahaan akan mempertimbangkan

untuk meminimumkan biaya dalam kegiatannya dalam rangka mencapai tingkat

produksi tertentu yang nantinya bisa ditunjukan.

b. KURVA PRODUKSI SAMA ( ISOQUANT )

Apabila dimisalkan seorang pengusaha ingin melakukan kegiatan

produksi suatu barang tertentu sebanyak sebanyak 2.000 unit. Dalam

memproduksi barang tersebut dia mempergunakan tenaga kerja dan modal, di

0 X

Y

Page 118: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 107

mana penggunaan antara keduanya bisa dipertukarkan. Melalui tabel 10.1 di

bawah digambarkan empat gabungan dari tenaga kerja dan modal yang

digunakan untuk menghasilkan produksi sebanyak 2.000 unit.

Tabel 10.1 Gabungan Tenaga Kerja dan Modal untuk Menghasilkan 2.000

Unit Produksi

Gabungan Tenaga Kerja Modal

F 2 3

G 3 2

Dari tabel di atas gabungan F menunjukkan bahwa dalam produksi

dibutuhkan 2 orang tenaga kerja dan 3 unit modal. Gabungan G

menggambarkan bahwa yang dibutuhkan 3 tenaga kerja dan 2 unit modal.

Gambar 10.4 Kurva Produksi Sama

Kurva IQ dalam gambar 10.4 dibuat berdasarkan gabungan tenaga kerja

dan modal yang ada pada tabel 10.1. Di mana kurva tersebut disebut sebagai

kurva isoquant atau kurva produksi sama. Kurva tersebut dapat memberikan

gambaran mengenai gabungan antara tenaga kerja dan modal yang bisa

mencapai tingkat produksi tertentu yang diinginkan produsen. Dari contoh yang

Tenaga Kerja

Modal

0

2

3

2 3

G

F IQ2= 4.000 Unit

IQ1 = 3.000 Unit

IQ = 2.000 Unit

IQ3 = 5.000 Unit

Page 119: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 108

ada di atas tingkat produksi tersebut adalah 2.000 unit. Pada titik F maupun G

jumlah yang diproduksi sama sebanyak 2.000 unit meskipun menggunakan

modal dan tenaga kerja yang berbeda jumlahnya. Selain itu juga dapat ditemui

kurva IQ1, IQ2, dan IQ3 yang terletak di atas kurva IQ. Ketiga macam kurva

tersebut dapat memberikan gambaran mengenai tingkat produksi yang berbeda

pula, yakni secara berurutan antara lain 3.000 unit, 4.000 unit, dan juga 5.000

unit. Dapat dikatakan pula bahwa apabila letak kurva semakin menjauhi titik 0,

maka akan semakin tinggi pula tingkat produksi yang ditunjukkan. Dari

berbagai jenis kurva yang ada tersebut dapat menunjukan beberapa gabungan

antara tenaga kerja dan modal yang dibutuhkan dalam suatu proses produksi.

c. GARIS BIAYA SAMA ( ISOCOST)

Dalam upaya untuk menghemat biaya produksi dan juga untuk

memaksimalkan keuntungan, maka sebuah prusahaan seharusnya dapat

meminimalkan biaya produksi yang digunakan pada setiap kegiatan produksi.

Supaya bisa membuat analisis mengenai peminimalan biaya produksi, maka

sangatlah perlu dibuat suatu garis anggaran yang sama (isocost). Di mana garis

anggaran ini sendiri dapat menggambarkan gabungan dari faktor produksi yang

bisa didapatkan melalui penggunaan sejumlah biaya tertentu.

Ada beberapa hal yang dibutuhkan untuk menentukan garis anggaran

sama (isocost), antara lain sebagai berikut.

1) Harga dari faktor produksi yang dipakai.

2) Jumlah uang yang telah tersedia untuk membeli faktor produksi (input) yang

dibutuhkan selama kegiatan produksi.

Page 120: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 109

Gambar 10.5 Garis Biaya Sama ( Isocost)

Melalui contoh yang sudah didibuat diatas dimisalkan bahwa upah tenaga

kerja sebesar Rp. 20.000 dan biaya modal per unitnya sebesar Rp. 40.000; dalam

hal ini jumlah uang atau biaya yang dimiliki hanya sebesar Rp. 200.000. Dengan

demikian garis TC pada gambar 10.5 menunjukan gabungan dari tenaga kerja dan

modal yang bisa diperoleh dengan memanfaatkan dana sebesar Rp. 200.000

tersebut. Dapat diketahui bahwa apabila dana yang dimiliki oleh produsen tersebut

hanya dipergunakan untuk mendapatkan modal, maka dia tentu akan

mendapatkan 200.000/40.000 = 5 unit. Sedangkan apabila produsen hanya

mempergunakan dana yang dimilikinya untuk mendapatkan tenaga kerja, maka

dia akan mendapatkan 200.000/20.000 = 10 unit. Demikian seterusnya titik A pada

TC menunjukkan bahwa dengan dana Rp. 200.000 seorang produsen dapat

mempergunakan dana tersebut untuk memperoleh 2 unit modal dan juga 6 unit

tenaga kerja. Pada gambar 10.5 pula terdapat beberapa garis biaya lainnya, yakni

TC1. Garis-garis itu menunjukkan garis biaya sama apabila jumlah uang yang

tersedia adalah Rp. 400.000. Dengan biaya Rp. 400.000 produsen bisa

mempergunakan untuk memperoleh modal saja sebanyak 10 unit. Sedangkan

produsen juga bisa mempergunakan dana tersebut untuk memperoleh tenaga

kerja saja sebanyak 20 unit. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa apabila

garis anggaran biaya (isocost) semakin menjauhi titik 0 maka biaya yang

dipergunakan oleh seorang produsen semakin banyak, sehingga semakin banyak

pula jumlah tenaga kerja dan modal yang bisa diperoleh.

Tenaga Kerja

Modal

0

5

10 6

TC

TC1

2

10

20

Page 121: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 110

C. LATIHAN/TUGAS

Kerjakan latihan berikut dengan tepat.

1. Peningkatan produksi bisa dilaksanakan baik secara kuantitatif maupun kualitatif.

Jelaskan alasan dilakukannya peningkatan hasil produksi!

2. Jelaskan bagaimana tahapan mengenai hubungan diantara tingkat produksi yang

terjadi dari hukum hasil lebih yang semakin berkurang dengan jumlah tenaga kerja

yang digunakan dalam proses produksi tersebut!

3. Hukum hasil lebih yang semakin berkurang berlaku manakala perusahaan kurang

menggunakan tenaga ahli dan tenaga kerja terdidik. Benarkah pernyataan

tersebut? Jelaskan alasan anda!

4. Berikut gambaran mengenai kombinasi pilihan modal dan tenaga kerja untuk

menghasilkan 200 pcs tas.

Modal (Unit) Tenaga Kerja (Unit)

10 60

20 35

30 20

40 22

50 10

a. Upah tenaga kerja Rp 100 x dua angka terakhir NIM dan harga modal per unit

adalah Rp 2.000 x dua angka terakhir NIM. Dari soal tersebut maka hitunglah

berapa biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan supaya bisa

mempergunakan kombinasi modal dan tenaga kerja pada tabel di atas. Menurut

anda kombinasi manakah yang menggunakan modal dan juga tenaga kerja

yang paling murah?

b. Gambarkanlah kurva isoquant dan isoqost dari jawaban anda!

5. Menurut anda seberapa pentingkah pembuatan kombinasi penggunaan faktor

produksi (input) oleh seorang produsen?

Page 122: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 111

D. DAFTAR PUSTAKA

Alam, S. 2007. EKONOMI. Jakarta: Erlangga.

Lipsey, R. G, dkk. 1987. Economics 8th Edition. Mc Graw Hill, Inc. (L)

Mai, Candra dan Fitria Amalia. 2011. Teori Ekonomi Mikro. Jakarta: Esis.

Parkin, Michael. 2008. Economics 8th Edition. Perason Education, Inc (P).

Putong, Iskandar. 2013. Economics: Pengantar Mikro dan Makro: Edisi 5. Jakarta:

Mitra Wacana Media.

Page 123: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 112

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi pada pertemuan ini, mahasiswa mampu

memahami biaya produksi; menghitung dan mengaplikasikan biaya produksi; dan

menganalisis skala ekonomis produksi.

B. URAIAN MATERI

1. TEORI BIAYA PRODUKSI

Pada bagian ini akan membahas tentang keputusan seorang produsen di

dalam memilik kombinasi faktor produksi (tenaga kerja; tanah, mesin, bahan bakar

dan lain sebagainya) dan teknologi yang digunakan untuk menghasilkan produk

dengan biaya serendah mungkin (least cost combination). Cara produksi atau

metode yang digunakan dengan biaya serendah mungkin kadangkala berbeda-

beda apabila jumlah yang dihasilkan juga berubah. Misalnya, untuk menghasilkan

10 lemari akan berbeda caranya dengan menghasilkan 1.000 lemari. Pada saat

produksi lemari hanya 10, mungkin akan lebih murah apabila menggunakan

tenaga tukang kayu (dikerjakan secara manual dengan tangan), sedangkan untuk

membuat 1.000 lemari akan lebih murah apabila menggunakan mesin. Dengan

menggunakan mesin sederhana untuk membuat 10 lemari meskipun sedikit

mengurangi tukang kayu. Semakin canggih teknologi yang dipakai, maka akan

lebih sedikit jumlah tenaga kerja yang digunakan meskipun tetap penggunaan

tenaga kerja dibutuhkan untuk melayani mesin tersebut.

Dengan kata lain, satu faktor produksi pada umumnya dapat digantikan

dengan yang lain, tetapi apakah produsen akan melakukan penggantian atau tidak

bergantung tingginya biaya tenaga kerja relatif terhadap mesin. Kombinasi dua

faktor produksi atau lebih tidak selamanya tetap, dipengaruhi oleh teknologi juga.

Upaya untuk mencari biaya terendah untuk tingkat/jumlah produksi terssebut

tidak hanya berlaku bagi perusahaan yang mencari untung, akan tetapi hal ini juga

berlaku bagi kegiatan lain yang sifatnya tidak mencari untung (nonprofit

organization), seperti pendidikan, badan pemerintah atau bahkan organisasi

keagamaan. Dapat disimpulkan bahwa prinsip least cost combination sangat luas

sekali penggunaannya.

PERTEMUAN 11

BIAYA PRODUKSI

Page 124: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 113

2. BIAYA PRODUKSI

Suatu biaya produksi bisa kita artikan sebagai pengeluaran yang dikeluarkan

oleh seorang produsen dalam rangka mendapatkan faktor produksi atau input dan

juga bahan mentah yang nantinya bisa dipergunakan untuk menghasilkan barang

yang diinginkan.

Adapun biaya produksi yang dipergunakan oleh produsen dalam

memperoleh faktor produksi bisa kita bedakan menjadi dua macam, yaitu biaya

eksplisit dan juga biaya tersembunyi (input cost). Biaya eksplisit adalah sejumlah

pengeluaran yang dikeluarkan oleh pengusaha baik berupa pembayaran berupa

uang untuk memperoleh faktor peoduksi dan juga bahan mentah yang diperlukan

dalam aktivitas produksi. Biaya tersembunyi (input cost) adalah sejumlah

pengeluaran atas faktor produksi yang dimiliki oleh perusahaan tersebut.

Pengeluaran yang dimaksud meliputi sejumlah pembayaran skill keusahawanan

pengusaha tersebut, modal yang dipergunakan oleh perusahaan itu sendiri, dan

juga biaya bangunan perusahaan yang dimiliki sendiri. Upaya menaksir biaya

tersebut adalah dengan menaksir pengeluaran yang sejenis dengan melihat dari

pendapatan tertinggi yang didapatkan apabila produsen tersebut bekerja di

perusahaan lainnya, dalam kegiatan ini modal produsen tersebut dapat

diinvestasikan atau dipinjamkan, dan bangunannya dapat disewakan pada pihak

lainnya di luar perusahaan.

Analisis mengenai biaya produksi oleh perusahaan dibedakan dalam

beberapa jangka waktu, yaitu:

a. Biaya Produksi Dalam Jangka Pendek

Pada periode ini dapat dikatakan bahwa sebagian faktor produksi (input)

yang digunakan dalam proses produksi jumlahnya tidak dapat ditambah.

b. Biaya Produksi Dalam Jangka Panjang

Jangka panjang merupakan jangka waktu di mana semua faktor produki

yang digunakan dapat mengalami perubahan. Dengan demikian bila jumlah

faktor produksi (input) yang digunakan dalam proses produksi selalu berubah,

tentunya biaya produksi yang harus dikeluarkan oleh produsen juga akan

berubah. Akan tetapi jika jumlah faktor produksi (input) yang dipergunakan tidak

berubah (tetap), maka biaya produksi yang dikeluarkan oleh produsen pun akan

tetap nilainya. Dapat disimpulkan bahwa seluruh jumlah dari biaya produksi

Page 125: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 114

dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu biaya tetap dan biaya yang berubah.

Berikut secara rinci penjelasan mengenai biaya produksi.

1) Biaya total (Total Cost / TC).

Adalah biaya produksi keseluruhan yang dikeluarkan oleh seorang

produsen dalam menghasilkan produk tertentu yang diinginkannya. Adapun

biaya total ini nantinya bisa diperoleh dengan menjumlahkan biaya tetap total

(Total Fixed Cost / TFC) dan biaya berubah total (Total Variabel Cost / TVC).

Biaya total dapat juga dihitung berdasarkan rumus yang tertera di bawah ini.

2) Biaya tetap total (Total Fixed Cost / TFC)

Biaya ini merupakan biaya keseluruhan yang dikeluarkan oleh

produsen untuk mendapatkan faktor produksi (input) yang jumlahnya tidak

bisa diubah. Misalnya, supaya perusahaan aman produsen menggaji tenaga

keamanan, supaya perusahaan tidak gelap gulita meskipun tidak ada

kegiatan produksi maka produsen tetap mengeluarkan biaya listrik kantor,

supaya perusahaan tetap bersih perusahaan mengeluarkan honor tenaga

kebersihan. Besarnya TFC tidak dipengaruhi oleh banyak sedikitnya jumlah

produksi. Dengan demikian, ada kegiatan produksi ataupun tidak ada

kegiatan produksi seorang produsen tetap mengeluarkan TFC.

3) Biaya berubah total (Total Variabel Cost / TVC)

Biaya ini adalah seluruh biaya yang belanjakan oleh produsen untuk

mendapatkan sejumlah faktor produksi (input) tertentu yang dibutuhkan oleh

produsen dan jumlahnya dapat dirubah. Beberapa contoh dari biaya berubah

adalah tenaga kerja bagian produksi yang besarnya tergantung banayaknya

tenaga kerja yang digunakan, biaya bahan baku besarnya dipengaruhi oleh

benyaknya bahan baku yang digunakan untuk kegiatan produksi, dan biaya

listrik pabrik yang berkaitan dengan seberapa banyak mesin yang

digunakan. Semakin banyak produksi dan penggunaa mesin, maka semakin

banyak pula besarnya TVC.

4) Biaya tetap rata-rata (Average Fixed Cost / AFC)

Apabila biaya tetap total (TFC) untuk memproduksi sejumlah tertentu

(Q) dibagi dengan jumlah produksi yang dihasilkan, maka nilai yang

diperoleh merupakan biaya tetap rata-rata (Average fixed cost / AFC). Dari

TC = TFC + TVC

Page 126: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 115

penjelasan tersebut, maka dapat dirumuskan untuk mencari biaya tetap rata-

rata yakni dengan menggunakan rumus berikut.

Q

TFCAFC

5) Biaya berubah rata-rata (Average Variabel Cost / AVC)

Apabila biaya berubah total (TVC) untuk memproduksi sejumlah

tertentu (Q) dibagi dengan jumlah produksi yang dihasilkan, maka nilai yang

diperoleh merupakan biaya berubah rata-rata (Average variabel cost / AVC).

Dengan demikian rumus untuk menghitung biaya tetap rata-rata adalah

sebagai berikut.

Q

TVCAVC

6) Biaya total rata-rata (Average Cost / AC)

Apabila biaya (TC) untuk memproduksi sejumlah tertentu (Q) dibagi

dengan jumlah produksi tersebut, maka nilai yang diperoleh adalah biaya

total rata-rata (Average cost / AC). Dengan demikian rumus untuk

menghitung biaya total rata-rata adalah sebagai berikut.

Q

TCAC

bisa juga dengan

AC = AFC + AVC

7) Biaya marginal (Marginal Cost / MC)

Adapun apabila ada kenaikan ongkos produksi untuk mendapatkan

tambahan satu unit output tertentu disebut dengan biaya marginal. Oleh

karena itu maka biaya produksi marginal dapat dihitung dengan rumus

berikut.

MCn = TCn – TCn-1

Di mana MCn merupakan biaya marginal pada produksi yang ke-n.

Sedangkan TCn ialah seluruh total biaya yang dikeluarkan pada saat

produksi ke-n. Sementara itu TCn-1 yaitu ongkos produksi total saat produksi

Page 127: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 116

tersebut n-1. Lebih mudah dipahami, jumlah produksi n adalah jumlah

produksi saat ini. Sedangkan jumlah produksi n-1 adalah jumlah produksi

sebelumnya. Persamaan yang sering banyak digunakan untuk menghitung

biaya marginal adalah:

MCn = ΔTC/ΔQ

Di mana:

MCn : Biaya marginal pada saat produksi yang ke-n

ΔTC : Tambahan ongkos/biaya produksi total

ΔQ : Tambahan produksi

3. BENTUK KURVA BIAYA PRODUKSI JANGKA PENDEK

Gambar 11.1 Kurva Biaya Produksi Jangka Pendek

Dapat kita lihat melalui gambar 11.1 bahwa kurva TFC bentuknya horizontal.

Hal ini disebabkan nilainya tetap atau tidak mengalami perubahan meskipun

berapa saja jumlah barang yang diproduksi oleh produsen. Kurva TVC berawal

dari titik 0 terus seiring berjalannya waktu akan bertambah semakin tinggi. Dengan

demikian penjelasan tersebut dapat memberikan gambaran jika: (1) waktu

produksi tidak dilakukan atau TVC = 0; dan (2) apabila jumlah produksi semakin

banyak, maka akan semakin banyak pula biaya atau ongkos produksi total (TVC).

Sedangkan garis kurva TC menggambarkan hasil akhir dari penjumlahan dari

Q

TFC

TVC

TC

Page 128: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 117

kurva TFC dan juga TVC. Sebab itulah, garis kurva TVC berawal dari pangkal TFC,

apabila ditarik garis tegak di antara TVC dan TC, maka panjangnya garis tersebut

pasti nantinya akan sama dengan jarak yang ada di antara kurva TFC dengan

sumbu datar.

4. SYARAT PEMAKSIMUMAN KEUNTUNGAN

Biaya marginal memegang peranan yang sangat penting di dalam

pertimbangan seorang produsen ketika akan menentukan jumlah produksi yang

perlu dihasilkan. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, tujuan dari seorang

produsen adalah untuk memaksimumkan keuntungan. Dua cara yang dapat

digunakan utnuk menentukannya, yaitu:

a. Dengan memproduksi barang pada tingkat di mana perbedaan antara total

penjualan dan total biaya adalah tingkat yang paling maksimum.

Dapat kita pahami bahwa keuntungan merupakan perbedaan di antara

hasil total penjualan yang diperoleh produsen dengan biaya totalnya. Dengan

demikian, keuntungan maksimum apabila perbedaan di antara dua faktor di

atas mencapai maksimum.

b. Dengan memproduksi barang pada tingkat di mana hasil penjualan marginal =

biaya marginal (MR = MC).

Misalkan seorang pengusaha sudah memproduksi 10 unit produksinya,

dan memikirkan untuk menaikkan produksi satu unit lagi. Biaya tambahan

(marginal cost / MC) yang ahrus dikeluarkan adalah Rp 900 dan hasil

penjualannya akan bertambah sebanyak Rp. 1.300. karena ia ingin

memaksimumkan keuntungan, produksi akan ditambah satu unit lagi. Langkah

ini menyebabkan keuntungannya bertambah sebanyak (Rp. 1300 - Rp 900)

yaitu Rp 400.

Sekarang dimisalkan produsen tersebut telah memproduksi 15 unit, dan

memikirkan untuk menambah produksi satu unit lagi. Biaya produksi tambahan

adalah Rp. 900. Produksi tambahan menambah hasil penjualan sebanyak Rp.

900, apakah tindakan pengusaha? Tidak ada salahnya kalau pengusaha itu

meneruskan rencananya, tetapi untungnya tidak akan bertambah atau

berkurang, karena biaya produksi tambahan yang dibayarkannyabadalah sama

dengan tambahan hasil penjualan yang diperolehnya.

Keadaan di mana biaya produksi marginal adalah sama dengan hasil

penjualan marginal, tingkat produksi yang dicapai adalah tingkat produksi yang

akan menghasilkan keuntungan yang paling maksimum.

Page 129: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 118

5. BIAYA PELUANG

Meskipun sampai saat ini kita seringkali susah dalam menghutung biaya

peluang (opportunity cost), pengaruh biaya peluang ternyata masih sangat nyata

dan universal pada setiap individu. Prinsip ini justru bisa kita diaplikasikan pada

semua keputusan. Keputusan tersebut tidak hanya pada bidang ekonomi saj, akan

tetapi juga mencakup bidang lainnya. Berawal pada saat munculnya karya salah

satu ekonom dari Jerman, yaitu Freidrich Von Wieser, saat ini biaya peluang dapat

dipandang sebagai dasar dari sebuah teori nilai marjinal.

Suatu biaya peluang dapat menjadi salah satu cara seseorang untuk

melakukan perhitungan suatu biaya. Hal ini tidak hanya sebagai acuan dalam

mengenal dan menambah biaya ke dalam proyek, akan tetapi di samping itu juga

dapat mengenal cara alternatif yang lain dalam menghabiskan uang dalam jumlah

yang sama. Dengan demikian keuntungan yang nantinya akan hilang sebagai

akibat alternatif terbaik lainnya adalah biaya peluang melalui pilihan pertama yang

dipilih.

Salah satu contoh yang biasanya kita lihat dalam kehidupan sehari-hari ialah

ada salah satu petani yang memilih untuk mengelola pertaniannya sendiri

dibanding dengan dia menyewakan tanah pertaniannya kepada tetangga atau

lainnya. Dengan demikian, biaya peluangnya merupakan sejumlah keuntungan

yang hilang pada saat dia menyewakan lahan itu. Pada kasus inilah, petani

tersebut mungkin sangat berharap memperoleh untung lebih besar dari pada

pekerjaan yang telah dilakukannya sendiri. Demikian halnya apabila masuk ke

Universitas dan orang yang bersangkutan mengabaikan sejumlah upah yang bisa

dia diterima apabila memilih bekerja. Hal ini dibanding dengan semua biaya

pendidikan yang nantinya mereka perlukan (sebagai seluruh total biaya pada

pilihannya pada universitas tersebut).

Sangat perlu untuk kita ingat biaya peluang bukan penjumlahan alternatif

biaya yang ada. Akan tetapi biaya peluang di sini lebih menekankan pada sejumlah

keuntungan dari pilihan alternatif terbaik yang dia pilih. Misalnya biaya peluang

yang ada dari keputusan seseorang pemimpin kota tersebut untuk membangun

rumah sakit pada lahan yang kosong, ternyata merupakan suatu kerugian dari

lahan yang harusnya dipergunakan untuk arena olahraga, bisa juga sebagai

ketidakmampuan dalam mempergunakan lahan tersebut menjadi tempat parkir,

ataupun uang yang dapat diperoleh dari hasil penjualan lahan itu, bisa juga

Page 130: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 119

sebagai kerugian dari penggunaan lainnya yang bermacam-macam. Akan tetapi

perlu ditekankan kembali bahwa biaya peluang tersebut bukanlah merupakan

agregat dari semua (ditotal). Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

biaya peluang adalah sejumlah keuntungan yang akan hilang dari jumlah yang

terbesar diantara berbagai alternatif yang sudah disebutkan di awal.

Salah satu pertanyaan yang biasanya muncul dibenak kita adalah

bagaimana cara kita dalam menghitung semua keuntungan dari alternatif yang

tentunya tidak sama tersebut. Pada awalnya kita harus menentukan suatu nilai

uang yang nantinya dihubungkan dengan setiap alternatif yang ada untuk

selanjutnya memfasilitasi pembandingan dan juga penghitungan biaya peluang.

Hasilnya lebih kurang akan sulit untuk dihitung, sangat tergantung terhadap benda

apa yang nantinya akan bandingkan. Misalnya, bagi keputusan yang nanti

melibatkan pengaruh terhadap lingkungan, nilai uangnya akan sangat sulit dihitung

disebabkan ketidakpastian ilmiah. Kita melakukan penilaian tentang kehidupan

seseorang atau dampak ekonomi yang timbul dari tumpahnya minyak yang ada di

Alaska. Hal ini tentu akan melibatkan banyak sekali pilihan subyektif dengan

semua implikasi etis yang muncul.

C. LATIHAN/TUGAS

Kerjakan latihan berikut dengan tepat.

1. Adanya kenaikan biaya produksi dapat menyebabkan inflasi. Setujukah anda

dengan pernyataan tersebut dan berilah alasannya!

2. Langkah apa yang seharusnya diambil oleh seorang produsen apabila kasus yang

ada pada soal nomor 1 dialami oleh mereka sendiri (studi kasus di Indonesia)?

3. Supaya terjadi keseimbangan maksimum seorang produsen harus berada dalam

posisi MR > MC. Benarkah pernyataan tersebut? Berikan alasannya!

4. Perhatikan data berikut:

Page 131: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 120

Tenaga

Kerja

(L)

Produksi

Total

(Q)

Fixed

Cost

(FC)

Variable

Cost

(VC)

Price

(P)

Total

Cost

(TC)

Total

Revenue

(TR)

Marjinal

Cost

(MC)

Marjinal

Revenue

(MR)

0 0 3000 0 5

1 100 3000 1000 5

2 200 3000 2000 5

3 300 3000 3000 5

4 400 3000 4000 5

5 500 3000 5000 5

Dengan mengalikan FC, VC, dan P dengan tiga angka NIM terakhir masing-masing,

maka jawablah pertanyaan berikut:

a. Tentukan nilai TC, TR, MC dan MR! (lengkapi dengan kurvanya)

b. Apakah produksi tersebut mengalami laba/rugi? Jelaskan!

5. Suatu pabrik buku memiliki biaya tetap (FC) sebesar 50.000.000. Sedangkan biaya

pembuatan buku/pcs sebesar Rp. 1.000. Dalam kondisi ini buku yang diproduksi

tersebut dijual seharga Rp 2.500, jawablah beberapa pertanyaan di bawah ini.

a. Tentukanlah fungsi dari total biaya biaya total (TC), fungsi total penerimaan (TR)

dan juga biaya variable (Variable Cost).

b. Kapankah pabrik buku tersebut mencapai titik BEP?

c. Apakah pabrik buku tersebut mengalami keuntungan atau kerugian bila mereka

melakukan produksi sebanyak 10.000 pcs?

D. DAFTAR PUSTAKA

Abdulrasul, Agung. 2013. Ekonomi Mikro. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Lipsey, R. G, dkk. 1987. Economics 8th Edition. Mc Graw Hill, Inc. (L)

Parkin, Michael. 2008. Economics 8th Edition. Perason Education, Inc (P).

Mai, Candra dan Fitria Amalia. 2011. Teori Ekonomi Mikro. Jakarta: Esis.

Sunarwo, Hendri. 2013. Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro. Yogyakarta: Caps.

Page 132: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 121

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mahasiswa mempelajari materi pada pertemuan ini, mahasiswa

mampu menganalisis karakteristik pasar persaingan sempurna; dan menguraikan

aplikasi pasar persaingan sempurna dalam studi kasus.

B. URAIAN MATERI

1. PENGERTIAN PASAR PERSAINGAN SEMPURNA

Apabila kita mendengar pasar tentu yang ada dipikiran kita adalah

banyaknya penjual dan juga pembeli yang ada di tempat tersebut. Sehingga

secara sederhana pasar dapat kita artikan sebagai suatu tempat di mana pembeli

dan penjual bertemu untuk melakukan aktivitas jual beli barang ataupun jasa.

Sedangkan pasar menurut istilah ekonomi dapat kita jelaskan bahwa pasar

merupakan tempat bertemunya baik penujual maupun pembeli guna melakukan

transaksi pembelian dan penjualan barang ataupun jasa, sehingga nanti tercipta

harga keseimbangan sebagai harga yang berlaku di pasar saat itu dan juga dapat

menetapkan jumlah yang nantinya diperdagangkan. Dengan demikian dapat

ditarik suatu kesimpulan bahwa pada setiap pertemuan atara penjual maupun

pembeli akan terbentuk suatu harga keseimbangan sebagai harga yang disepakati

antara pihak penjual dan juga pembeli.

Seringkali kita melihat pasar yang ada di sekitar kita dalam bentuk pasar

kongkret atau nyata bisa dilihat langsung oleh mata kita sendiri secara nyata.

Misalnya pasar barang kebutuhan pokok. Semua aktivitas yang dilakukan di pasar

pada dasarnya melibatkan dua pelaku utama, yaitu produsen dan juga konsumen.

Keduanya memiliki peran yang besar terhadap pembentukan harga barang yang

ada di pasar. Pada pembahasan ini kita hanya memfokuskan bahasan kita hanya

pada satu konsep, yaitu pasar persaingan sempurna.

Perlu kita pahami bersama bahwa suatu pasar persaingan sempurna

merupakan suatu pasar yang sangat ideal dalam ekonomi. Hal ini dikarenakan

pasar tersebut dianggap sebagai suatu pasar yang akan menjamin terwujudnya

suatu kegiatan produksi baik barang ataupun jasa dengan optimal dan efisien.

Namun dalam prakteknya sangatlah tidak mudah dalam menentukan jenis industri

PERTEMUAN 12

PASAR PERSAINGAN SEMPURNA

Page 133: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 122

yang nantinya struktur organisasi digolongkan ke dalam pasar persaingan

sempurna secara murni. Dalam hal ini semua ciri yang ada dalam pasar tersebut

sepenuhnya sama dengan teori. Kita hanya menemukan bahwa ciri-ciri tersebut

hanya mendekati ciri-ciri pasar persaingan sempurna. Dalam hal ini adalah struktur

pasar dari berbagai macam kegiatan dalam sektor pertanian. Meskipun demikian,

dalam prakteknya pasar persaingan sempurna secara murni tidak pernah

terwujud.

Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pasar persaingan

sempurna merupakan suatu struktur pasar ataupun industri di mana di dalamnya

terdiri dari banyak penjual dan juga pembeli. Dalam hal ini baik penjual ataupun

pembeli masing-masing tidak bisa mempengaruhi harga pasar. Dapat dicontohkan

pasar persaingan sempurna adalah pasar yang ada di bursa efek, pasar modal

atau juga pasar uang.

2. CIRI PASAR PERSAINGAN SEMPURNA

a. Perusahaan di pasar adalah “pengambil harga”

Maksud dari pengambil harga disini ialah semua perusahaan yang terlibat

dalam pasar tentu tidak akan bisa mempengaruhi harga yang berlaku di pasar

tersebut. Hal ini dikarenakan harga bergerak dengan sendirinya tanpa bisa

dikendalikan baik produsen maupun konsumen. Harga barang di pasar

ditentukan oleh adanya interaksi antara produsen dan konsumen di pasar.

b. Semua perusahaan dapat dengan mudah keluar masuk pasar

Maksud dari pernyataan perusahaan akan mudah masuk dan juga keluar

pasar adalah perusahaan akan mudah atau keluar pasar apabila dimungkinkan

terjadi kerugian nantinya, dan mereka juga ingin meninggalkan industri itu.

Langkah tersebut akan dengan sangat mudah untuk dilakukan. Sedangkan bila

ada seorang produsen dari sebuah perusahaan ingin melaksanakan kegiatan

pada industri itu, maka produsen yang bersangkutan bisa dengan mudah untuk

melakukan kegiatan itu.

c. Masing-masing perusahaan yang ada di pasar memproduksi barang yang

relatif sama

Hal ini bisa diartikan bahwa semua barang yang sudah dihasilkan oleh

berbagai perusahaan tidak dengan mudah bisa dibedakan. Seorang pembeli

tidak akan bisa membedakan prodyk mana yang dihasilkan produsen A,

produsen B atau produsen lainnya.

Page 134: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 123

c. Banyaknya perusahaan di dalam pasar

Banyaknya perusahaan dalam suatu pasar persaingan sempurna relatif

lebih kecil apabila kita bandingkan dengan jumlah produksi di dalam industri itu.

Hal ini menyebabkan adanya kenaikan ataupun penurunan harga di pasar, tidak

mempengaruhi harga yang berlaku sedikitpun di dalam pasar.

d. Pembeli sudah memiliki pengetahuan sempurna mengenai keadaan di

dalam pasar

Dalam hal ini seorang pembeli sudah terlebih dahulu tahu mengenai tingkat

harga yang berlaku di pasar dan juga perubahan harga itu. Oleh karena itu

seorang produsen tidak akan bisa menjual barang yang diproduksinya dengan

harga yang lebih tinggi dari harga yang sudah berlaku di pasar tersebut.

3. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PERSAINGAN SEMPURNA

a. Kelebihan Pasar Persaingan Sempurna

Banyak sekali kelebihan yang ada di dalam pasar persaingan sempurna,

dalam hal ini kita bisa mengelompokkannya ke dalam tiga hal pokok antara lain

sebagai berikut.

1) Dalam pasar persaingan sempurna tidak adanya kekuasaan di dalamnya

Hampir semua barang yang dijual di pasar ini sama, sehingga tidak

ada seorang penjual pun yang mempunyai kekuasaan dalam pasar. Di

dalam pasar tidak akan terjadi persaingan murni, dikarenakan barang yang

diperjualbelikan tersebut sudah homogen. Harga yang berlaku di pasar juga

cenderung stabil. Hal tersebut karena keadaan pasar bisa dengan mudah

diketahui sebelumnya. Produsen maupun konsumen di pasar tersebut akan

sangat mudah untuk menentukan atau membuat pilihan tentang barang

yang akan diperjualbelikan nantinya.

2) Biaya promosi iklan sangat minim

Pada pasar persaingan sempurna seorang produsen bisa

meminimalisir biaya promosi iklan. Hal ini disebabkan karena produk yang

dihasilkan sama atau homogeny dan juga mempunyai kualitas yang sama

pula. Hal ini juga yang menyebabkan setiap konsumen tidak susah sekali

untuk membedakan produk yang dihasilkan oleh produsen A, B atau yang

lain.

Page 135: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 124

3) Informasi mengenai pasar sudah sangat lengkap dan jelas

Baik pihak penjual dan juga pembeli sudah mempunyai informasi yang

sangat jelas mengenai pasar. Dengan demikian sangat kecil sekali

kemungkinan bagi seorang pembeli rugi ataupun kecewa, disebabkan

mereka sudah terlebih dahulu mengetahui harga pasar yang berlaku saat itu.

Semua aturan yang sudah ada biasanya secara umum berlaku dan diikuti

oleh penjual dan juga pembeli di pasar pada saat transaksi jual beli

berlangsung.

b. Kekurangan atau Kelemahan dari Pasar Persaingan Sempurna

Pasar persaingan sempurna juga memiliki beberapa kelemahan di

dalamnya. Ada beberapa hal yang menjadi kelemahan dalam pasar persaingan

sempurna, pada pembahasan ini kita bisa mengelompokkan menjadi beberapa

bagian antara lain sebagai berikut.

1) Tidak adanya variasi produk yang diperjual belikan

Dalam pasar persaingan sempurna hanya membatasi pilihan seorang

konsumen dalam membeli suatu produk karena harga dan produk yang

dijual di pasar relatif sama. Selain itu dari sisi produsen sendiri akan

menimbulkan konflik, karena kesenjangan pendapatan yang diterima oleh

produsen tersebut disebabkan distribusi pendapatan yang tidak merata

diantara mereka.

2) Sangat minimnya inovasi

Pasar persaingan sempurna tersebut tidak menyebabkan adanya

dorongan untuk melakukan inovasi. Hal tersebut disebabkan karena produk

yang dijual semua homogen.

3) Efisiensi dalam pasar sangat tinggi

Adanya efisiensi yang sangat tinggi di dalam pasar juga tidak baik. Hal

ini menyebabkan kondisi sosial di pasar buruk. Dengan demikian

adakalanya dalam suatu pasar persaingan sempurna akan memunculkan

biaya sosial yang harus ditanggung.

4. MACAM-MACAM PENERIMAAN

a. Total Penerimaan (Total Revenue)

Total Revenue di singkat TR atau juga bisa disebut dengan total

penerimaan yaitu penerimaan dari hasil penjualan.

Page 136: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 125

TR = P x Q

b. Penerimaan Rata-rata (Avarage Total Revenue)

Merupakan penerimaan rata-rata yang diterima oleh penjual dari per

satuan produk yang mereka jual atau sejumlah rata-rata penerimaan dari

produk yang dihasilkan. Penerimaan rata-rata ini diperoleh dengan cara

membagi total penerimaan dengan semua jumlah barang yang dijual. Oleh

karena itulah untuk menghitung penerimaan rata-rata dirumuskan dengan

rumus berikut ini.

Q

TRATR

c. Penerimaan Marginal (Marginal Revenue)

Penerimaan marginal ialah sejumlah tambahan penerimaan sebagai

akibat adanya tambahan satu unit output yang dijual. Bisa kita rumuskan dalam

rumus sebagai berikut.

MRn = TRn – TRn-1

Dalam hal ini MRn adalah penerimaan marginal produk ke-n. TRn ialah

total penerimaan pada saat produksi sebanyak n, dan TRn-1 merupakan

penerimaan total saat produksi tersebut n-1. Lebih mudah dipahami, jumlah

produksi n adalah jumlah produksi saat ini. Sedangkan jumlah produksi n-1

adalah jumlah produksi sebelumnya. Persamaan yang sering banyak

digunakan untuk menghitung biaya marginal adalah:

MRn = ΔTR/ΔQ

Di mana:

MRn : Penerimaan marginal produksi ke-n

ΔTR : Pertambahan penerimaan total

ΔQ : Pertambahan jumlah produksi

5. KEUNTUNGAN MAKSIMUM

a. Permintaan dan Hasil Penjualan

Dalam upaya untuk melakukan analisis terhadap usaha suatu

perusahaan dalam memaksimalkan keuntungan yang diperolehnya, maka ada

dua hal penting yang harus menjadi perhatian utama, yakni sebagai berikut.

Page 137: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 126

1) Biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan tersebut.

2) Hasil penjualan barang yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut.

b. Permintaan Pasar dan Perusahaan

Adapun hasil dari penjualan marginal, rata-rata dan juga total, dapat

dibagi menjadi beberapa bagian antara lain sebagai berikut.

1) Pendekatan total.

2) Pendekatan marginal.

3) Pendekatan rata-rata.

Tabel 12.1 Menghitung Keuntungan Maksimum melalui Pendekatan Total

Q P TR TC LABA MAKSIMUM

0 10 20 30 40 50 60 70 80

30 30 30 30 30 30 30 30 30

0 300 600 900 1200 1500 1800 2100 2400

50 400 650 875 1025 1225 1525 1925 2425

-50 -100 -50 25 175 275 275 175 -25

Tabel 12.2 Mencari Keuntungan Maksimum dengan Pendekatan Marginal

Q TR TC AC MR MC LABA

MAKSIMUM

0 10 20 30 40 50 60 70 80

0 300 600 900 1200 1500 1800 2100 2400

50 400 650 875 1025 1225 1525 1925 2425

40 32,5 29,2 25,6 24,5 25,4 27,5 30,3

30 30 30 30 30 30 30 30

35 25 22,5 15 20 30 40 50

Keuntungan Maksimum

Page 138: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 127

Gambar 12.1. Kurva Mencari Keuntungan Maksimum dengan Pendekatan

Marginal

Contoh soal:

Dari kurva di atas, misalnya diketahui:

Harga di pasar (P) = $30.

Average Cost (AC) = $22,5

Kuantitas (Q) = 55

Maka berapa keuntungan/kerugian yang diterima oleh produsen?

Jawaban:

Dari data diketahui bahwa P > AC menunjukkan produsen mengalami keuntungan.

Syarat keseimbangan masimum MR = MC. Maka cara mengetahui keuntungan

maksimum berikut langkahnya.

a. Langkah 1 mencari besarnya total penerimaan (Total Revenue/TR)

TR = P x Q

TR = 30 x 55

TR = 1.650

b. Langkah 2 mencari besarnya (Total Cost/TC)

Q

TCC

MC, AC, MR

Q

22,5

30

10 20 30 40

20

10

40

50

50 60 70

MC

AC

Keuntungan Maksimum

MR = AR = D

Page 139: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 128

555,22

TC

TC = 1.237,5

c. langkah 3 menentukan laba maksimum

TR > TC = laba (Л)

laba (Л) = TR – TC

laba (Л) = 1.650 - 1.237,5

laba (Л) = 412,5

jadi segi empat yang diarsir dari kurva di atas dapat diketahui bahwa

laba/keuntungan yang diterima produsen sebesar 412,5.

6. PEMAKSIMUMAN KEUNTUNGAN JANGKA PENDEK

Ada beberapa cara yang bisa ditempuh seorang produsen untuk

memaksimumkan keuntungan yang nantinya bisa diperoleh oleh perusahaan.

a. Syarat Pemaksimuman Keuntungan

Dalam waktu jangka pendek, maka untuk memaksimumkan

keuntungannya seorang produsen dapat melakukan dua cara berikut ini.

1) Produsen dapat melakukan perbandingan antara hasil penjualan totalnya

dengan biaya total yang dikeluarkan selama proses produksi barang yang

terkait.

2) Produsen dapat melihat suatu keadaan di mana hasil dari penjualan

marginal sama besarnya dengan biaya marginal.

Dengan cara pertama yang dipilih oleh seorang produsen, keuntungan

dapat diperoleh dari hasil penjualan total atau total penjualan dengan biaya

totalnya. Dalam hal ini keuntungan merupakan sejumlah pendapatan yang

diperoleh produsen atau pengusaha dari perbedaan antara hasil total penjualan

dengan seluruh total biaya yang dikeluarkan selama proses produksi.

Keuntungan tersebut akan mencapai tingkat maksimum apabila perbedaan

antara keduanya paling maksimum. Melalui cara pertama inilah, maka

keuntungan maksimum dicapai jika perbedaan nilai antara hasil penjualan total

dengan total biaya yang paling maksimal atau tinggi.

Selanjutnya cara kedua ialah dengan mempergunakan bantuan kurva

atau dengan data dari biaya rata-rata dan juga biaya marginal. Dari data-data

tersebut kita bisa melihat apabila Penjualan Marginal (MR) sama dengan Biaya

Page 140: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 129

Marginal (MC), maka pada kondisi itulah pemaksimuman keuntungan tercapai.

Dengan kata lain bisa dirumuskan pemaksimuman keuntungan terjadi pada

saat MR=MC. Tentunya suatu perusahaan nantinya akan menambah

keuntungan jika menambah produksi pada kondisi MR>MC, yakni hasil

penjualan marginal (MR) yang lebih besar atau melebihi dari Biaya Marginal

(MC). Pada kondisi inilah adanya tambahan produksi dan juga penjualan

pastinya akan menambah keuntungan. Sedangkan sebaliknya jika MR<MC,

produsen akan mengurangi jumlah produksi dan penjualan akan menambah

keuntungan. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa keuntungan

maksimum akan tercapai pada kondisi di mana MR=MC.

C. LATIHAN/TUGAS

Kerjakanlah latihan soal berikut dengan tepat.

1. Jelaskan alasan kenapa kurva permintaan perusahaan dalam pasar persaingan

sempurna berbentuk horisontal?

2. Didalam pasar persaingan sempurna, pasar tidak berkembang karena kurangnya

inovasi. Benarkah pernyataan tersebut? Berikan alasannya!

3. Apabila harga dari produk yang diproduksi oleh perusahaan di dalam suatu pasar

persaingan sempurna lebih kecil daripada biaya rata-rata, tetapi harga produk

lebih besar daripada biaya variabel rata-rata. Apa saran anda kepada perusahaan

tersebut. Lebih baik menutup usahanya atau tetap berproduksi? Jelaskan disertai

argumentasi!

4. Dalam pasar persaingan sempurna, distribusi pendapatan tidak selalu merata.

Jelaskan mengapa demikian disertai peran pemerintah meminimalisir

permasalahan tersebut!

5. Diketahui data sebagai berikut:

Harga (P) = $50

Total Variabel Cost (TVC) = $10

Total Fixed Cost (TFC) = $15

Kuantitas (Q) = 20

Dengan mengalikan besarnya P, TVC, TFC dan Q di atas dengan tiga angka

NIM terakhir masing-masing maka tentukan:

a. Besarnya TR, TC dan AC

b. Besarnya keuntungan atau kerugian perusahaan

c. Kurva keuntungan atau kerugian perusahaan

Page 141: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 130

D. DAFTAR PUSTAKA

Gilarso, T. 2003. Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro Edisi Revisi. Yogyakarta : Kanisius.

Mai, Candra dan Fitria Amalia. 2011. Teori Ekonomi Mikro. Jakarta: Esis.

Nuraini, Ida. 2001. Pengantar Ekonomi Mikro. Malang: Universitas Muhammadiyah

Malang.

Parkin, Michael. 2008. Economics 8th Edition. Perason Education, Inc (P).

Putong, Iskandar. 2013. Economics: Pengantar Mikro dan Makro: Edisi 5. Jakarta:

Mitra Wacana Media.

Page 142: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 131

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi pada pertemuan ini, mahasiswa mampu

menganalisis karakteristik pasar monopoli; dan menguraikan aplikasi pasar monopoli

dalam studi kasus.

B. URAIAN MATERI

1. PENGERTIAN PASAR MONOPOLI

Seperti yang sudah kita bahas pada pembahasan sebelumnya, bahwa

dalam pasar persaingan sempurna dapat dipastikan tidak ada satupun baik

penjual dan pembeli suatu produk memastikan bahwa tidak satupun penjual atau

pembeli bisa dengan mudah mempengaruhi harga di pasar. Dalam hal ini,

kekuatan penawaran dan permintaan yang menentukan harga. Produsen secara

sendiri-sendiri menerima harga sebagai dasar menentukan berapa banyak yang

harus mereka produksi. Demikian halnya konsumen mengambil harga pasar

dalam mempertimbangkan beberapa barang atau jasa yang dibeli.

Pada sisi lain, pasar monopoli adalah bentuk pasar yang bertolak belakang

dengan pasar persaingan sempurna. Monopoli adalah suatu bentuk pasar di mana

hanya terdapat satu perusahaan yang menjual barang atau jasa di pasar, serta

barang atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut tidak memiliki barang

pengganti yang dekat.

Pada bagian ini kita akan menganalisis perilaku seorang monopoli karena

monopoli adalah satu-satunya produsen atas suatu produk, dan kurva permintaan

yang dihadapinya adalah kurva permintaan pasar. Kurva permintaan pasar dalam

hal ini menghubungkan harga yang diterima oleh pelaku monopoli dengan jumlah

produk yang akan ditawarkan untuk dijual. Jadi bagian ini akan melihat bagaimana

pemain monopoli dapat memanfaatkan pengendalian harga dan jumlah yang

memaksimalkan keuntungan, berbeda dengan yang seharusnya terjadi pada

pasar persaingan sempurna.

Pada umumnya, jumlah produk yang ditawarkan oleh perusahaan monopoli

lebih sedikit dan harganya lebih tinggi disbanding dengan jumlah dan harga pada

pasar persaingan sempurna. Oleh karena itu, dalam konteks monopoli masyarakat

PERTEMUAN 13

PASAR MONOPOLI

Page 143: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 132

akan terbebani biaya karena lebih sedikit konsumen membeli produk tertentu, dan

konsumen membeli dengan harga yang lebih mahal. Hal itulah yang menyebabkan

pada beberapa negara membuat undang-undang anti monopoli yang melarang

perusahaan untuk melakukan monopoli pada sebagian besar pasar.

2. CIRI-CIRI PASAR MONOPOLI

Pasar monopoli memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan pasar persaingan

sempurna. Berikut ini adalah ciri-ciri perusahaan monopoli.

a. Pasar monopoli ialah suatu industri satu perusahaan

Artinya bahwa barang-barang atau jasa yang dihasilkan tidak dapat dibeli

dari tempat lain. Para pembeli tidak punya pilihan lain, kalau mereka

menginginkan barang tersebut, maka mereka harus membeli dari perusahaan

tersebut, maka mereka harus membeli dari perusahaan tersebut. Para pembeli

tidak dapat berbuat suatu apapun di dalam menentukan syarat jual beli.

b. Dalam pasar monopoli tidak ada barang pengganti yang “mirip”

Hal ini bisa diartikan bahwa barang yang diperjual belikan dalam pasar

monopoli tidak bisa digantikan dengan barang lainnya.

c. Sangat sulit bagi perusahaan lain untuk masuk dalam industri

Artinya keuntungan yang diperleh perusahaan monopoli tidak mendorong

perusahaan lain untuk ikut dalam industri tersebut disebabkan karena banyak

hambatan yang cukup kuat. Ciri ini merupakan sebab utama yang

menyebabkan perusahaan memiliki kekuatan monopoli. Apabila ciri ini tidak

ada, maka tidak aka nada perusahaan monopoli karena tanpa adanya halangan

yang besar, maka perusahaan lain akan turut dalam industri tersebut.

d. Perusahaan yang ada di pasar monopoli sebagai penentu harga

Hal ini dikarenakan perusahaan yang ada di dalam pasar hanya

merupakan satu-satunya yang ada di pasar tersebut. Sehingga harga

ditentukan secara penuh oleh penjual.

e. Promosi iklan kurang dibutuhkan

Dikarenakan perusahaan yang ada di pasar monopoli merupakan satu-

satunya yang ada di pasar, maka secara otomatis pembeli akan membeli

barang yang diproduksi. Oleh sebab itulah perusahaan sama sekali tidak

membutuhkan iklan untuk mempromosikan produknya.

Page 144: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 133

3. PENYEBAB MUNCULNYA MONOPOLI

Penyebab munculnya perusahaan monopoli adalah karena hambatan

masuk dalam industri. Hambatan untuk masuk ini muncul karena tiga hal, yaitu

sebagai berikut.

a. Penguasaan sumber daya

cara paling mudah bagi perusahaan untuk melakukan monopoli adalah

dengan menguasai sumber daya pokok. Dalam kodisi ekonomi dewasa ini

dengan berbagai sumber daya yang dimiliki oleh banyak orag, di mana banyak

barang yang diperdagangkan secara internasional, maka ruang lingkup alamiah

dari pasar adalah seluruh dunia. Oleh karena itu, hanya sedikit perusahaan

yang memiliki sumber daya yang tidak tergantikan.

b. Monopoli yang diciptakan oleh perusahaan

Dalam banyak kasus, moopoli terjadi karena pemerintah telah

memberikan hak eksklusif kepada seseorang atau kepada suatu perusahaan

untuk menjual barang atau asa. Tidak jarang monopoli timbul karena pengaruh

politik yang dimiliki calon pelaku monopoli. Pada masa lalu, raja-raja

memberikan izin khusus untuk berbisnis hanya kepada teman dan sekutu

mereka. Di samping itu, pemerintah juga dapat memberikan apabila dipandang

sesuai dengan keinginan publik. Hak paten dan hak cipta merupakan dua

contoh penting tentang bagaimana pemerintah menciptakan monopoli dalam

upaya untuk memenuhi kebutuhan publik.

Monopoli karena hak paten dan hak cipta memiliki dampak positif dan

negatif. Sisi positif atas hak paten dan hak cipta adalah adanya insentif yang

lebih tinggi utuk mendorong kreativitas. Sementara sisi negatif muncul akibat

yang ditentukan monopoli tersebut mungkin memberatkan konsumen.

Di Indonesia, Perusahaan Listrik Negara (PLN) adalah satu bentuk

perusahaan monopoli yang diciptakan oleh negara. Perusahaan-perusahaa lain

sangat sulit untuk memasuki industri listrik karena adanya hambatan (barrier to

entry) dimana PLN diberi hak monopoli berdasarkan Undang-Undang.

c. Monopoli alamiah

Monopoli alamiah terjadi apabila suatu perusahaan dapat menyediakan

barang atau jasa pada seluruh pasar yang membutuhkannya dengan biaya

yang lebih rendah dari perusahaan lain yang ada disekitarnya. Sebagai contoh

monopoli alamiah adalah Perusahaa Air Minum Daerah (PDAM). Untuk

mendistribusikan air bersih kepada penduduk kota, suatu perusahaan harus

Page 145: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 134

membangun jaringan pipa pada seluruh wilayah yang ada dalam kota itu. Setiap

perusahaan dituntut untuk menanggung biaya tetap berupa pembangunan

jaringan pipa air pada semua wilayah. Oleh karena itu, biaya total rata-rata

dalam penyediaan air tersebut akan minimal apabila hanya ada satu

perusahaan yang melayani kebutuhan air pada satu kota.

4. KEPUTUSAN OUTPUT DAN HARGA

Walaupun pelaku monopoli adalah satu-satunya produsen dalam pasar,

tidaklah berarti bahwa pelaku monopoli dapat menentukan harga sesuai dengan

keinginanya. Hal tersebut disebabka karena tujuan perusahaan, yaitu

memaksimalkan keuntungan. Dalam memaksimalkan laba, pertama-tama

perusahaan monopoli harus menghitung biaya-biaya produksi mereka dan

karakteristik atas permintaan pasar dari produknya. Pengetahuan tentang biaya

dan karakteristik pasar merupakan faktor yang sangat menentukan keputusan

ekonomi suatu pelaku monopoli.

5. PENDAPATAN MONOPOLI

Misalkan suatu kota yang hanya memiliki satu produsen yang menyediakan

air bersih. Tabel 13.1 menunjukkan bahwa pendapatan pelaku monopoli

penyediaan air tergantung dari jumlah air yang disalurkannya kepada konsumen.

Tabel 13.1 Pendapatan Total, Rata-rata, dan Marjinal Pelaku Monopoli

Jumlah air Harga Pendapatan

total Pendapatan

rata-rata Pendapatan

marjinal

0 kubik 30.000 0 - -

1 28.000 28.000 28.000 28.000

2 26.000 52.000 26.000 24.000

3 24.000 72.000 24.000 20.000

4 22.000 88.000 22.000 16.000

5 20.000 100.000 20.000 12.000

6 18.000 108.000 18.000 8.000

7 16.000 112.000 16.000 4.000

8 14.000 112.000 14.000 0

9 12.000 108.000 12.000 -4.000

10 10.000 100.000 10.000 -8.000

11 8.000 88.000 8.000 -12.000

Tabel 13.1 menunjukkan bahwa kolom pertama dan kedua (jumlah barang

dan harga) menunjukkan skedul permintaan atas pelaku monopoli. Apabila pelaku

monopoli hanya menjual 1 kubik air, harganya adalah Rp. 28.0000,- namun

Page 146: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 135

apabila memproduksi 2 kubik maka harganya harus diturunkan menjadi Rp.

26.000,- Supaya kedua kubik air tersebut laku terjual, dan seterusnya. Apabila kita

membuat grafik pada angka – angka yang ada pada kolom 1 dan 2, maka kita

akan mendapatkan suatu kurva permintaan yang menurun sebagaimana kurva

permintaan pada sebelumnya.

Kolom ke 3 pada tabel 13.1 menunjukkan pendapatan total perusahaan

monopoli. Jumlah ini sama dengan jumlah barang yang dijual (pada kolom 1) dikali

harga barang yang dijual (kolom 2). Kolom ke 4 merupakan pendapatan rata-rata

pelaku monopoli. Pendapatan rata – rata perusahaan monopoli dihitung dengan

cara membagi kolom total pendapatan (kolom 3) dibagi dengan kolom jumalah

(kolom 1). Pendapatan rata-rata dari suatu produk akan sama dengan harga

barangnya. Hal seperti itu juga akan berlaku bagi perusahaan monopoli.

Pada bagian kolom akhir adalah kolom penerimaan marjinal (kolom 5)

perusahaan monopoli, yakni sejumlah pendapatan tertentu yang diterima oleh

perusahaan monopoli atas tiap tambahan satu buah barang yang dijual. Untuk

menghitung pendapatan marjinal, kita mengambil perubahan pada pendapatan

total apabila jumlah penjualan meningkat satu unit. Misalnya ketika perusahaan

memproduksi 2 kubik air, pendapatan totalnya adalah Rp. 52.000,- , naiknya

produksi menjadi 3, maka penerimaan total menjadi Rp. 72.000,-, jadi pendapatan

marjinal adalah Rp.72.000-Rp.20.000 = Rp.20.000.

Tabel 13.1 sangat penting untuk menjelaskan dasar perilaku perusahan

monopoli. Terlihat bahwa pendapatan marjinal pelaku monopoli selalu lebih kecil

dari harga barang yang dijualnya. Pendapatan marjinal untuk perusahaan

monopoli sangat berbeda dengan pendapatan marjinal perusahaan bersaing.

Ketika suatu perusahaan monopoli meningkatkan volume penjualannya, terdapat

dua dampak pada pendapatan total (PxQ), yaitu (1) efek output (lebih banyak

barang yang dijual sehingga Q lebih besar) dan (2) efek harga (harga akan turun

jadi P lebih rendah dari sebelumnya).

6. MAKSIMALISASI KEUNTUNGAN

Kita telah mempelajari pendapatan perilaku monopoli, maka selanjutnya

pada bagian ini kita akan membahas tentang bagaimana perusahaan monopoli

memeksimalkan keuntungan. Untuk memaksimalkan output suatu perusahaan,

kita telah jelaskan bada bagian 11 bahwa maksimalisasi keuntungan dapat dicapai

apabila penerimaan marjinal sama dengan biaya marjinal (MR = MC). Konsep ini

Page 147: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 136

pula yang digunakan oleh perusahaan monopoli dalam memaksimalkan

keuntungan.

Penentuan Keuntungan dan Kerugian dalam Pasar Monopoli

Gambar 13.1 Kurva Maksimalisasi Keuntungan Perusahaan Monopoli

Cost

Quantity Qm

MCm

MCm

ATC

ATC

Pm

MR D

E

Untung

Keuntungan diperoleh apabila harga yang telah ditetapkan menyebabkan titik kurva permintaan (D) berada diatas titik kurva ATC dalam grafik tersebut.

Cost

Quantity Qm

MCm

MCm

ATC

ATC

Pm

MR

D

E

Rugi

Kerugian diperoleh apabila harga yang telah ditetapkan menyebabkan titik kurva permintaan (D) berada dibawah titik kurva ATC dalam grafik tersebut.

MR

Page 148: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 137

7. KEBIJAKAN PEMERINTAH TENTANG MONOPOLI

Para pembuat kebijakan dapat menjawab masalah dalam perusahaan

monopoli ini dengan menggunakan 1 dari 4 cara berikut: (a) mencoba membuat

suatu industri monopoli agar lebih kompetitif; (b) mengatur tingkah laku monopoli;

(c) merubah status monopoli perusahaan swasta yang selama ini berkembang

menjadi suatu perusahaan negara (public); dan (d) tidak melakukan apa-apa.

a. Membuat Monopoli lebih Kompetitif melalui Undang-undang.

Misalkan ada 2 atau 3 perusahaan bermaksud melakukan merger atau

menggabungkan perusahaan dalam upaya untuk menjadi perusahaan

monopoli, maka pemerintah harus melakukan pemeriksaan dengan seksama.

Department kehakiman dapat saja membatalkan merger kedua perusahaan

tersebut. Hal tersebut akan membuat produk yang dihasilkan tidak bersaing dan

hasilnya mengurangi kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Apabila

ditemukan seperti itu, maka department kehakiman dapat membawa kasus itu

ke pengadilan dan apabila keputusan pengadilan setuju, maka kedua

perusahaan tersebut dilarang menggabungkan diri.

b. Mengatur Perilaku Monopoli

Cara lain yang dapat dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi

masalah yang disebabkan oleh monopoli mengatur perusahaan monopoli.

Penyelesaian umumnya dilakukan oleh pemerintah dalam menangani monopoli

alamiah, seperti perusahaan listrik dan air. Pemerintah umumnya tidak

mengizinkan untuk megenakan harga sesuai dengan kehendak perusahaan.

Jadi umnya harga diatu oleh pemerintah.

c. Kepemilikan Publik

Kebijakan ketiga yang dapat dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi

masalah monopoli adalah dengan kepemilikan publik. Dalam konteks ini,

perusahaan-perusahaan monopoli yang dilakukan oleh swasta diambil alih

kepemilikannya oleh pemerintah atau negara, di Indonesia dikenal dengan

istilah dinasionalisasi.

d. Pemerintah tidak Melakukan Apa-apa

Tiga jenis kebijakan yang dijelaskan untuk mengatasi masalah akibat

monopoli memiliki kelemahan masing – masing. Hasilnya adanya sebagian

ekonom berpendapat bahwa ada kalanya pemerintah lebih baik tidak

Page 149: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 138

melakukan tindakan apa-apa. Suatu teorema popular dalam ekonomi

meyatakan bahwa perekonomian yang kompetitif akan menghasilkan

pendapatan yang sebesar-besarnya dari sumber daya yang ada.

C. LATIHAN/TUGAS

Kerjakanlah latihan soal berikut dengan tepat.

1. Suatu pasar monopoli perusahaan tidak dapat menetapkan harga tertinggi akan

tetapi dapat melakukan diskriminasi harga. Setujukah dengan pernyataan tersebut

disertai argument anda?

2. Promosi penjualan produk melalui iklan baik di media cetak ataupun elektronik

kurang dibutuhkan di dalam suatu pasar monopoli. Bagaimana cara perusahaan

tersebut dalam menaikkan hasil penjualannya?

3. Dari berbagai peran pemerintah dalam pasar monopoli, sudah efektifkah peran

pemerintah? Studi kasus di Indonesia!

4. Sebuah perusahaan monopoli mempunyai data mengenai hubungan diantara

berbagai tingkatan harga dengan kuantitas barang yang diminta oleh konsumen

serta biaya yang dikeluarkan seperti terlihat dalam tabel:

Jumlah diminta (unit) Harga (ribuan rupiah) Biaya total (jutaan

rupiah)

240 1 22

200 2 18

160 3 14

120 4 10

80 5 6

20 6 2

Berdasarkan informasi tersebut, dengan mengalikan jumlah yang diminta, harga,

dan biaya total dengan tiga angka NIM terakhir masing-masing maka hitunglah:

a. Jumlah penjualan total (TR), hasil penjualan marjinal (MR), dan hasil penjualan

rata-rata (AR), kemudian gambar ketiga jenis penjualan tersebut!

b. Besarnya keuntungan perusahaan monopoli tersebut pada berbagai tingkat

harga yang ada!

5. Dalam suatu pasar khususnya pasar monopoli pasti tidak dapat dihindari berbagai

masalah yang muncul di dalamnya.

Page 150: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 139

a. Berilah contoh satu permasalahan yang biasanya muncul dalam suatu pasar

monopoli!

b. Jelaskan penyebab permasalahan tersebut!

c. Upaya apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang pengusaha dalam pasar

monopoli supaya mereka dapat meminimalisir permasalahan tersebut?

D. DAFTAR PUSTAKA

Akhmad. 2014. Ekonomi Mikro Teori dan Aplikasi di Dunia Usaha. Yogyakarta: CV

Andi Offset.

Mai, Candra dan Fitria Amalia. 2011. Teori Ekonomi Mikro. Jakarta: Esis.

Murni, Asfia. 2013. Ekonomika Mikro Edisi Kedua. Bandung: PT Refika Aditama.

Nuraini, Ida. 2001. Pengantar Ekonomi Mikro. Malang: Universitas Muhammadiyah

Malang.

Rosyidi, Suherman. 2005. Pengantar Teori Ekonomi. Surabaya: PT Raja grafindo

Persada.

Page 151: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 140

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi pada pertemuan ini, mahasiswa mampu

menganalisis karakteristik pasar olgopoli; dan menguraikan aplikasi pasar olgopoli

dalam studi kasus.

B. URAIAN MATERI

1. PENGERTIAN PASAR OLIGOPOLI

Pada bagian sebelumnya anda sudah belajar tentang berbagai jenis pasar,

mulai dari pasar persaingan sempurna dan monopoli Pembahasan selanjutnya

adalah tentang pasar oligopoli.

Perlu diketahui bahwa teori oligopoli ini mempunyai sejarahyang sangat

panjang sekali. Pada tahun 1916 Sir Thomas Moore pertama kali memperkenalkan

istilah oligopoli dalam karyanya, yakni “Utopia” 11. Dalam karyanya itu dinyatakan

bahwa ketika perusahaan yang ada di pasar lebih dari satu, maka mereka tidak

harus berada pada suatu tingkat kompetisi. Sementara itu untuk pertama kalinya

tahun 1838 teori oligopoli ini secara formal diperkenalkan oleh salah seorang

tokoh, yaitu Augustin Cournot berdasarkan karyanya “Researches sur les priciples

mathematiques de la theorie des richesses”. Akan tetapi lima puluh tahun

kemudian, teori Augustin Cournot tersebut ditentang oleh tokoh ekonom lain, yaitu

Bertrand. Akan tetapi meskipun Augustin Cournot banyak mendapatkan kritik,

hingga saat ini teori Cournot tersebut dianggap sebagai suatu benchmark untuk

teori oligopoli yang lain.

Terlebih dahulu perlu kita pahami bahwa istilah oligopoli itu berasal dari

bahasa Yunani, yakni dari kata oligos polein yang mempunyai arti bahwa

beberapa penjual atau yang menjual sedikit. Yang dimaksud oleh beberapa

penjual di sini, yaitu penawaran terhadap satu jenis barang hanya dilakukan atau

dikuasai oleh beberapa perusahaan saja. Beberapa di sini adalah paling sedikit 2

perusahaan dan paling banyak adalah 10 atau bahkan 15 perusahaan.

Dapat kita artikan bahwa pasar oligopoli ialah salah satu bentuk persaingan

di pasar yang dikuasai oleh beberapa produsen (penjual) pada suatu wilayah

tertentu. Adapun pasar oligopoli merupakan salah satu bentuk pasar di mana

PERTEMUAN 14

PASAR OLIGOPOLI

Page 152: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 141

hanya ada beberapa perusahaan yang dapat menghasilkan produk yang dijual di

pasar tersebut, di mana perusahaan-perusahaan itu saling bersaing antara satu

dengan lainnya untuk memenangkan pasar. hal inilah yang menjadi ciri yang

utama dari pasar oligopoli. Pasar oligopoli ini merupakan salah satu jenis dari

pasar persaingan yang tidak sempurna. Dalam hal ini perlu ditekankan bahwa

pasar oligopoli itu sendiri adalah pasar yang di dalamnya hanya ada beberapa

penjual atau perusahaan yang menghasilkan barang yang sejenis.

Masing-masing perusahaan dalam suatu pasar oligopoli menempatkan

dirinya menjadi bagian yang terikan dalam suatu permainan yang ada di pasar.

Dalam hal ini keuntungan yang diperoleh mereka tergantung dari tingkah laku

pesaingnya. Dengan demikian berbeda halnya dengan pasar-pasar sebelumnya,

dalam pasar oligopoli ini sangat dibutuhkan promosi produk melalui iklan,

penyesuaian harga, dan lainnya dengan tujuan supaya dapat menjauhkan

konsumen mereka dari para pesaingnya. Pada umumnya praktik oligopoli ini

dilakukan oleh penjual sebagai suatu upaya dalam rangka menahan supaya

perusahaan lain yang sekiranya sangat potensial untuk masuk ke pasar.

Disamping itu juga perusahaan melakukan praktik oligopoli sebagai salah satu

usaha untuk menikmati laba normal yang ada di bawah tingkat maksimum melalui

penetapan harga jual yang terbatas, sehingga dapat menyebabkan tidak adanya

persaingan harga antara perusahaan yang satu dengan yang lain yang sedang

melaksanakan praktik oligopoli.

Umumnya struktur dari pasar oligopoly tersebut dapat terbentuk pada suatu

industri yang mempunyai capital intensive yang cukup tinggi. Misalnya yang kita

kenal adalah industri kertas, semen, dan industri mobil. Berdasarkan Undang-

undang No.5 tahun 1999 oligopoli dikelompokkan menjadi suatu bentuk perjanjian

yang dilarang, meskipun pada umumnya oligopoli tersebut dapat terjadi hanya

melalui adanya keterkaitan reaksi. Hal ini dikhususkan untuk barang yang identic

ataupun homogen dengan kartel. Oleh karena itu ketentuan mengenai oligopoli

lebih baik digabung dengan yang mengatur mengenai kartel.

2. FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERBENTUKNYA PASAR OLIGOPOLI

a. Adanya Efisiensi Skala Besar (Efficiency Of Big Scale)

Di dalam kehidupan yang nyata, perusahaan yang menekuni usahanya

dalam bidang industri kertas, semen, mobil, pupuk, mesin pada umumnya

mereka mempunyai struktur oligopoli. Dalam hal ini keberadaan teknologi yang

Page 153: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 142

padat modal (capital intensive) yang dibutuhkan dalam suatu proses produksi

barang tertentu, di mana efisiensi atau biaya rata-rata minimum baru akan

tercapai apabila output diproduksi dengan skala yang sangat besar. Hal inilah

yang menjadi suatu kendala bagi perusahaan lain untuk bisa masuk (barriers

to entry) ke dalam pasar. Sehingga nantinya tidak mengherankan apabila hanya

terdapat sedikit produsen dalam suatu pasar oligopoli.

b. Kompleksitas Manajemen

Sangat berbeda sekali dengan struktur pasar lainnya, di mana pasar

oligopoli ini ditandai dengan persaingan harga dan juga persaingan non harga.

Di samping itu perusahaan harus dengan cermat dan teliti dalam

memperhitungkan keputusan mereka supaya nantinya keputusan tersebut tidak

memunculkan reaksi yang dapat merugikan dari pesaing. Hal ini terjadi

dikarenakan kemampuan dalam hal keuangan saja tidaklah cukup sebagai

modal utama bisa bertahan dalam pasar. yang sangat diperlukan disini adalah

perusahaan tersebut harus memiliki kemampuan dalam hal manajemen yang

baik. Hal ini bertujuan supaya perusahaan bisa bertahan dalam pasar yang

tingkat persaingannya lebih kompleks. Akan tetapi perusahaan yang

mempunyai kemmampuan manajemen tidaklah banyak, sehingga tidak banyak

pula perusahaan yang mampu bertahan di dalam pasar oligopoli.

3. KARAKTERISTIK PASAR OLIGOPOLI

Adapun beberapa karakteristik dari pasar oligopoli dapat dijabarkan berikut

ini.

a. Hanya Sedikit Perusahaan dalam Industri (Few Number of Firms)

Sangat susah sekali secara teori untuk bisa menetapkan berapa jumlah

perusahaan yang ada di dalam pasar supaya bisa dikatakan sebagai pasar

oligopoli. Akan tetapi, sebagai dasar analisis pada umumnya banyaknya

perusahaan yang ada diasumsikan jumlahnya kurang dari sepuluh. Pada kasus

tertentu bahkan hanya ada dua perusahaan (duopoli). Adapun kekuatan dari

perusahaan yang ada di dalam industri bisa diukur dengan mengukur rasio

konsentrasi (concentration ratio). Dalam hal ini rasio konsentrasi menghitung

seberapa persen output di dalam pasar oligopoli dikuasai perusahaan yang

sangat dominan (bisa empat sampai delapan perusahaan). Apabila rasio

konsentrasi empat perusahaan (four firms concentration ratio / CR4) ialah 60%,

hal ini dapat diartikan bahwa 60% output di dalam pasar tersebut hanya

Page 154: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 143

dikuasai empat perusahaan terbesar. Dengan demikian CR4 yang semakin

kecil, maka dapat menggambarkan struktur pasar yang ada semakin bersaing

sempurna. Dapat dikatakan bahwa pasar suatu industri dapat dikatakan

berstruktur oligopolistik jika CR4 melebihi 40%. Hal ini bisa diukur dengan

delapan perusahaan (CR8) atau dengan jumlah yang lain. Apabila CR8 80,

maka dapat disimpulkan bahwa 80% penjualan output dalam suatu industri

hanya dikuasai delapan perusahaan terbesar yang ada di pasar.

b. Produk Homogen atau Terdiferensiasi (Homogen or Diferentiated

Product)

Apabila kita melihat memalui sifat output yang dihasilkan, maka pasar

oligopoli ini adalah suatu peralihan di antara pasar persaingan sempurna dan

monopoli. Dalam hal ini adanya perbedaan sifat dari output yang mereka

hasilkan akan sangat berpengaruh terhadap perilaku perusahaan tersebut

dalam upaya untuk mencapai keuntungan maksimum.

Dalam pasar persaingan sempurna perusahaan yang ada harus

mengatur jumlah output (output strategy) yang dihasilkan supaya bisa

meningkatkan laba. Sedangkan dalam pasar monopoli hanya terdapat satu

perusahaan yang dapat mengendalikan harga dan jumlah output yang nantinya

akan dijual di pasar. pasar oligopoli justru memproduksi produk diferensiasi

seperti industri rokok, film kamera dan mobil. Sementara itu yang menghasilkan

produk yang homogen antara lain industri seng, paralon, kertas, baja dan pipa.

Adanya penggolongan tersebut memiliki arti penting dalam upaya untuk

menganalisis suatu pasar oligopolistik. Dapat disimpulkan bahwa semakin

besar tingkat diferensinya, maka perusahaan semakin tidak bergantung kepada

kegiatan perusahaan yang lain. Hal ini dapat diartikan bahwa oligopoli dengan

produk diferensiasi bisa dengan lebih mudah untuk memprediksi reaksi dari

perusahaan saingannya.

Selain modal, maka hambatan untuk bisa masuk ke dalam pasar oligopoli

yang hanya menghasilkan produk yang homogeny lebih sedikit disebabkan

karena dalam suatu industri oligopoli dengan produk yang terdiferensiasi sangat

terkait erat dengan loyalitas dari konsumen terhadap produk dengan merek

yang tertentu.

Page 155: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 144

c. Pengambilan Keputusan yang Saling Mempengaruhi (Interdependence

Decisions)

Suatu keputusan yang diambil oleh perusahaan dalam menentukan harga

dan juga jumlah output yang dihasilkan tentu akan sangat berpengaruh

terhadap perusahaan lainnya, baik perusahaan yang sebelumnya sudah ada

(existing firms) ataupun yang masih berada di luar industri (potensial firms).

Oleh karena itu untuk menahan perusahaan potensial masuk ke dalam industri,

maka perusahaan yang sudah ada di dalam industri mengambil strategi dengan

menetapkan harga jual yang terbatas (limiting prices). Hal ini menyebabkan

perusahaan menikmati keuntungan super normal yang ada di bawah tingkat

maksimum.

d. Kompetisi Non Harga (Non Pricing Competition)

Untuk mencapai kondisi yang optimal, maka perusahaan dalam pasar

tidak hanya melakukan persaingan harga akan tetapi juga melakukan

persaingan non harga. Beberapa bentuk persaingan non harga yang dapat

dilakukan, antara lain berikut ini.

1) Memberikan pelayanan purna jual dan juga iklan dengan tujuan supaya bisa

memberi sejumlah informasi.

2) Membentuk satu citra yang baik perusahaan dan juga merek.

3) Mempengaruhi perilaku (keputusan) konsumen.

Perlu diketahui bahwa keputusan untuk investasi yang akurat sangat

diperlukan supaya perusahaan yang bersangkutan bisa berjalan dengan tingkat

efisiensi tinggi. Bahkan tidak menutup kemungkinan bahwa perusahaan tersebut

akan melakukan kegiatan intelijen industri dengan tujuan supaya mengetahui atau

memperoleh informasi mengenai keadaan, kekuatan danjuga kelemahan dari

pesaing nyata maupun yang sangat potensial. Informasi tersebut akan sangat

penting sekali supaya perusahaan bisa meramalkan mengenai reaksi para

pesaingnya mengenai setiap keputusan yang diambilnya.

Page 156: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 145

4. HUBUNGAN ANTARA PERUSAHAAN DALAM PASAR OLIGOPOLI

Dapat dijelaskan bahwa da dua macam jenis hubungan diantara perusahaan

yang ada di dalam pasar oligopoly, yakni diuraikan berikut ini.

a. Oligopoli dengan kesepakatan (Collusive Oligopoly)

Adanya kesepakatan diantara perusahaan di dalam suatu pasar oligopoli

biasanya dapat berupa kesepakatan mengenai harga yang ditetapkan di pasar

dan juga mengenai produksi (kadangkala kesepakatan itu disebut sebagai

“kolusi” atau “kartel”). Hal ini bertujuan supaya mereka dapat menghindari

adanya perang harga, di mana ini nantinya hanya akan menyebabkan kerugian

untuk setiap perusahaan pada kondisi tertentu. Misalnya adanya kesepakatan

mengenai produksi dan harga di dalam organisasi OPEC. Kesepakatan ini

umumnya mengatur mengenai berapa banyak jumlah output yang dihasilkan

oleh masing-masing perusahaan sampai dengan harga yang ditetapkan juga

sama. Adanya kesepakatan mengenai jumlah produksi bisa dinyatakan dalam

bentuk pembagian jumlah produksi berdasarkan banyaknya jumlah permintaan

efektif yang ada di pasar terhadap jumlah perusahaan yang dapat

menghasilkan produk tersebut yang juga sama.

b. Oligopoli tanpa kesepakatan (Non Collusive Oligopoly)

Adanya persaingan diantara perusahaan di dalam suatu pasar oligopoli

pada umumnya bisa berupa adanya perbedaan harga dan juga jumlah produk

yang diproduksi oleh masing-masing perusahaan. Hal ini dapat saling

berhubungan dengan positif dan timbal balik, dilakukan dalam upaya ingin

memperoleh jumlah pembeli yang lebih banyak dari sebelumnya atau dari para

pesaingnya.

Ada beberapa hal yang dimungkinkan bisa terjadi pada pasar oligopoli ini

terkait dengan harga yang berlaku dan juga jumlah produksi yang dihasilkan

relatif sama, yakni berikut ini.

1) Apabila ada suatu perusahaan yang mencoba untuk menambah jumlah

produksi dengan tujuan supaya harga jual produk tersebut lebih murah

disbanding pesaingnya, maka langkah ini biasanya langsung diikuti

pesaingnya dengan cara menurunkan harga jual dari produk terkait.

2) Apabila ada satu perusahaan yang mulai menurunkan harga jual produknya

tanpa menambah jumlah produksinya dengan tujuan supaya bisa

menguasai pangsa pasar, maka langkah tersebut langsung diikuti oleh

perusahaan lainnya. Respon tersebut dapat berupa langsung menurunkan

Page 157: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 146

harga barangnya atau juga dengan menjual lebih banyak produknya di pasar

untuk menurunkan harga produk tersebut.

3) Apabila ada satu perusahaan yang menaikkan harga jual produknya, baik

dengan cara langsung menurunkan harga atau dengan cara lain yaitu

mengurangi jumlah produksinya, maka perusahaan lain justru tidak akan

mengikutinya.

5. MACAM-MACAM PASAR OLIGOPOLI

a. Oligopoli murni

Dalam pasar ini perusahaan menjual barang yang homogen. Biasanya

banyak dijumpai dalam industri yang menghasilkan bahan mentah. Contoh:

pasar semen, produsen bensin.

b. Oligopoli diferensial

Biasanya perusahaan dalam pasar menjual barang berbeda corak.

Barang seperti itu umumnya adalah barang akhir. Contoh: pasar mobil, pasar

sepeda motor.

6. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN DARI PASAR OLIGOPOLI

a. Kelebihan pasar oligopoli

1) Di dalam pasar oligopoli memberikan kebebasan bagi pembeli untuk

memilih.

2) Di dalam pasar oligopoli dapat melakukan penelitian dan juga adanya

pengembangan produk yang dihasilkan.

3) Di dalam pasar oligopoli sangat memperhatikan kepuasan dari

konsumennya karena ada persaingan diantara para penjual di pasar.

4) Di dalam pasar oligopoli ada penerapan teknologi yang baru.

b. Kekurangan pasar oligopoli

1) Adanya pasar oligopoli justru bisa menciptakan adanya ketimpangan dalam

distribusi pendapatan diantara satu penjual dengan yang lain.

2) Dapat mendorong munculnya inflasi apabila harga yang stabil dan terlalu

tinggi.

3) Dapat menimbulkan adanya pemborosan terhadap biaya produksi apabila

adanya kerjasama diantara para oligopolis dikarenakan semangat mereka

untuk bersaing kurang.

Page 158: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 147

4) Dapat menimbulkan adanya eksploitasi terhadap pembeli dan juga pemilik

dari faktor produksi.

5) Pasar oligopoli sangat susah sekali untuk dimasuki oleh perusahaan-

perusahaan yang baru muncul.

6) Pasar oligopoli akhirnya justru bisa berkembang menjadi monopoli.

7. MODEL KURVA PERMINTAAN PATAH (KINGKED DEMAND CURVE MODEL)

Dalam pasar oligopoli, suatu perusahaan apabila mengubah harga

penjualannya, maka perusahaan yang lainnya akan melakukan beberapa hal

berikut.

a. Supaya tidak kehilangan pelanggan, maka suatu perusahaan akan ikut

menurunkan harga apabila ada perusahaan lain yang menurunkan harga.

b. Suatu perusahaan tidak akan ikut menaikkan harga apabila ada salah satu

perusahaan di dalam pasar menaikkan harga. Hal ini dikarenakan apabila harga

tidak berubah, maka mereka justru akan memperoleh tambahan pelanggan.

Dari beberapa penjelasan di atas, permintaan konsumen yang harus

dihadapi oleh suatu perusahaan yang ada di pasar oligopoli ialah kurva yang patah

seperti pada kurva 14.1.

Gambar 14.1 kurva permintaan patah (Kinked Demand Curve Model)

7

5

Jumlah 10 11 14 0

D0

d0

A

D

d

Produsen yang lain

tidak bereaksi

Produsen yang lain

bereaksi

Harga

(Rp)

Page 159: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 148

Berdasarkan kurva di atas dapat diketahui bahwa titik A harga dan jumlah

awal, yaitu Rp 7,00 dan 10 unit. Kurva yang dihadapi oleh produsen bila produsen

lain tidak ikut bereaksi terhadap tindakannya ditunjukkan oleh kurva D0D. Namun

jika produsen lain ikut bereaksi terhadap tindakannya, maka kurva ditunjukkan

oleh kurva d0d. dapat dilihat bahwa kurva D0D lebih datar atau lebih elastis. Hal ini

disebabkan karena apabila produsen yang bersangkutan menurunkan harganya

misalnya dari contoh kurva di atas dari Rp 7,00 menjadi Rp 5,00 sedangkan

produsen lain justru tidak bereaksi terhadap tindakannya atau bisa dikatakan

bahwa produsen lain tidak ikut menurunkan harga juga, maka dimungkinkan

produsen yang bersangkutan bisa menarik konsumen dari produsen yang lain

untuk membeli barang yang dijual. Dengan demikian akan terjadi peningkatan

barang yang dijual dari 10 unit menjadi 14 unit. Akan tetapi bila produsen lain juga

ikut bereaksi dengan ikut menurunkan harga mereka, maka jumlah yang bisa

ditarik dari produsen lainnya lebih sedikit, sehingga jumlah yang dijual

kemungkinan hanya mengalami kenaikan dari 10 unit menjadi 11 unit yang

ditunjukkan oleh kurva d0d di atas.

Akan tetapi sebaliknya jika produsen itu menaikkan harganya, justru dia

akan banyak kehilangan konsumen apabila produsen yang lain tidak ikut bereaksi

dengan tidak ikut menaikkan harga jualnya. Hal ini ditunjukkan oleh kurva D0D,

Dengan anggapan bahwa produsen itu merasa takut dengan situasi yang jelek

nantinya, sehingga kurva yang dihadapi oleh produsen tersebut ialah patah seperti

yang tergambar dalam kurva D0AD. Dengan alasan apabila produsen itu

menurunkan harganya sedangkan produsen yang lain tidak ikut tindakannya,

maka dia akan menarik konsumen dari produsen yang lain untuk membeli

produknya. Tentunya produsen yang lainpun tidak mau kehilangan pembelinya,

maka dia juga bereaksi dengan ikut menurunkan harga jualnya. Hal itu berakibat

kurva permintaan yang dihadapi oleh produsen yang bersangkutan jika dia ikut

menurunkan harganya ialah bagian yang ada di kanan bawah dari titik A pada

kurva d0d. Sedangkan sebaliknya apabila produsen itu tidak ikut menaikkan

harganya karena dikhawatirkan produsen yang lain tidak ikut tindakannya,

sehingga nantinya dia akan kehilangan banyak pembeli. Dengan demikian kurva

permintaan yang akan dihadapi oleh produsen apabila dia menaikkan harganya

ialah bagian kiri atas dari titik A pada kurva D0D yang biasanya disebut sebagai

kurva permintaan patah (kinked demand curve).

Page 160: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 149

C. LATIHAN/TUGAS

Kerjakan soal di bawah ini dengan benar:

1. Anda seorang pelaku baru dalam pasar oligopoli. Apa yang akan anda lakukan

supaya produk yang anda hasilkan dapat bersaing dipasaran?

2. Dalam pasar oligopoli, analisis keseimbangan oligopoli tidak menekan dimensi

waktu melainkan kompetisi. Perusahaan seimbang atau tidak bukan saja dilihat

dari kemampuan mengatur harga dan output, tetapi juga kemampuan memprediksi

perilaku pesaing.

a. Jelaskan mengapa demikian!

b. Berilah contoh pasar oligopoli yang sering anda jumpai!

3. Apa yang seharusnya ditempuh oleh pelaku usaha dalam pasar oligopoli supaya

tidak saling merugikan dan bersaing secara sehat?

4. Salah satu kelemahan pasar oligopoli adalah Sulit ditembus/dimasuki perusahaan

baru. Bagaimana cara anda untuk bisa masuk ke dalam pasar tersebut?

5. Banyak sekali dampak negatif yang ditimbulkan dari pasar oligopoli. Jelaskan

dampak negatif tersebut dan berikan argument bagaimana seharusnya upaya

pemerintah untuk meminimalisir dampak negatif yang ditimbulkan!

D. DAFTAR PUSTAKA

Mai, Candra dan Fitria Amalia. 2011. Teori Ekonomi Mikro. Jakarta: Esis.

Murni, Asfia. 2013. Ekonomika Mikro Edisi Kedua. Bandung: PT Refika Aditama.

Nuraini, Ida. 2001. Pengantar Ekonomi Mikro. Malang: Universitas Muhammadiyah

Malang.

Parkin, Michael. 2008. Economics 8th Edition. Perason Education, Inc (P).

Putong, Iskandar. 2013. Economics: Pengantar Mikro dan Makro: Edisi 5. Jakarta:

Mitra Wacana Media.

Page 161: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 150

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi pada pertemuan ini, mahasiswa mampu

menganalisis karakteristik pasar monopolistik; dan menguraikan aplikasi pasar

monopolistik dalam studi kasus.

B. URAIAN MATERI

1. KARAKTERISTIK PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK

Pada pembahasan terdahulu, kita telah membahas bagaimana perusahaan

persaingan sempurna tidak memiliki kekuatan sama sekali dalam mempengaruhi

harga, dan bagaimana perusahaan dalam persaingan sempurna memperoleh

keuntungan maksimal. Kita juga telah membahas bagaimana perusahaan

monopoli dapat memilih harga dan volume output untuk memaksimalkan laba dan

bagaimana perusahaan monopoli memegang kendali harga dan menetapkan

harga atas produknya.

Dalam pembahasan ini, kita akan membahas strukur pasar monopolistik

(monopolistic competition). Teori pasar monopolistik atau biasa dikenal dengan

pasar persaingan monopolistik dikembangkan karena ketidakpuasan terhadap

kekuatan analisis pada pasar persaingan sempurna dan pasar monopoli. Model

pasar monopolistis dikembangkan pada akhir dasawarsa 1920-an dan awal

dasawarsa 1030. Model pasar persaingan monopolistis dikembangkan oleh

seorang ekonom inggris bernama John Robinson dan seorang ekonom Amerika

serikat bernama Edward Chambelain.

Pada dasarnya, struktur pasar persaingan monopolistic mirip dengan

konsep dalam pasar persaingan sempurna. Di mana pada pasar tersebut juga

terdapat banyak perusahaan-perusahaan yang secara bebas bisa untuk keluar

dan masuk pasar. Satu perbedaanya adalag produk yang dihasilkan tidaklah

homogeny akan tetapi terdiferensiasi. Akan tetapi, adanya perbedaan diantara

satu merk produk dengan merk produk lainnya tidaklah jauh. Meskipun produk

yang dihasilkan telah terdiferensiasi, namun antara produk satu dengan yang lain

sangat mungkin menjadi saling substitusi.

PERTEMUAN 15

PASAR MONOPOLISTIK

Page 162: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 151

Karakteristik ini merupakan ciri yang sangat penting untuk membedakan

antara pasar persaingan monopolistik dengan pasar persaingan sempurna.

Berikut beberapa karakteristik dari pasar persaingan monopoli.

a. Terdapat banyak penjual

Terdapat cukup banyak penjual didalam pasar persaingan monopolistis,

namun demikian ia tidaklah sebanyak seperti dalam pasar persaingan

sempurna. Perusahaan dalam pasaran monopolistis mempunyai ukuran yang

relatif sama besarnya. Keadaan ini menyebabkan produksi sesuatu

perusahaan adalah sedikit kalau dibandingkan dengan keseluruhan produksi

dalam keseluruhan pasar.

b. Barang yang diproduksi sifatnya berbeda dalam corak

Produk yang dihasilkan oleh perusahaan di dalam pasar monopolis

memiliki perbedaan corak.hal ini menyebabkan secara fisik produk yang

dihasilkan oleh masing-masing produsen satu dengan lainnya mudah sekali

dibedakan. Adapun perbedaan tersebut ialah dalam bentuk fisik dari barang itu,

bungkusnya, bentuk jasa dari perusahaan setelah penjualan dan juga berbeda

dalam hal pembayaran barang yang dibeli oleh pembeli.

c. Perusahaan yang ada di pasar hanya memiliki sedikit kekuatan dalam upaya

untuk menentukan dan juga mempengaruhi harga

Sama halnya dengan pasar monopoli, perusahaan yang ada di dalam

pasar persaingan monopolistis juga bisa mempengaruhi harga. Hal itu dapat

bersumber dari sifat produksi yang diproduksinnya, yakni yang mempunyai sifat

berbeda corak. Dengan adanya perbedaan tersebut dapat menjadi penyebab

pembeli memilih, yakni mereka lebih menyukai produk yang diproduksi oleh

suatu perusahaan yang menaikkan harga barangnya akan tetapi dia masih

tetap bisa menarik pembeli meskipun jumlah pembelinya tidak sebanyak saat

dia belum menaikkan harga.

d. Untuk bisa masuk ke dalam industri relatif mudah

Dalam hal ini perusahaan yang akan masuk ke dalam industri untuk

menjalankan usahanya di dalam tersebut tidak mengalami banyak hambatan

dan juga kesulitan yang berarti dibandingkan ketika mau memasuki pasar

monopoli dan oligopoli.

Page 163: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 152

2. KESEIMBANGAN JANGKA PENDEK PADA PASAR PERSAINGAN

MONOPOLISTIK

Seperti halnya dengan pasar persaingan monopoli, pada pasar persaingan

monopolistik perusahaan menghadapi kurva permintaan dengan kemiringan

negatif (berslop menurun) karena perusahaan dalam pasar persaingan

monopolistik memiliki kekuatan untuk memengaruhi harga. Namun, dikarenakan

ada banyak sekali barang pengganti terdekat dengan barang tersebut, maka kurva

permintaan sangat elastis akan adanya perubahan harga.

Di dalam suatu pasar persaingan monopolistik bentuk permintaan yang

dihadapi oleh suatu perusahaan tidak elastis sempurna meskipun sangat elastis.

Oleh karena itulah, kurva permintaan yang digambarkan pasti memiliki slope yang

negative, akan tetapi tidak securam yang ada dalam pasar monopoli. Sepintas

terlihat bahwa kurva keseimbangan perusahaan dalam suatu pasar monopoli

sama dengan bentuk keseimbangan yang ada dalam pasar monopoli. Namun

kalau kita cermati keduanya tidak sama. Dilihat dari bentuk kurva memang serupa,

akan tetapi terlihat tidaklah sama diantara keduanya. Satu perbedaan yang paling

pokok terdapat pada kemiringan kurva diantara keduanya.

a. Perusahaan Memperoleh Laba b. Perusahaan Mengalami Kerugian

Gambar 15.1 Kurva Keseimbangan Jangka Pendek dalam Pasar Persaingan

Monopolistik

B

A

MC

AC

D

MR

Q 0

C

P

Jumlah Barang

Harga Harga

P

C

B

A

MC

AC

D MR

Q 0 Jumlah Barang

Page 164: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 153

Gambar 15.1 A menggambarkan jumlah produk yang terbaik dalam suatu

periode jangka pendek dari suatu perusahaan dalam persaingan monopoli adalah

Q, yaitu ketika MR = MC. Untuk dapat menjual pada suatu produk yang terbaik,

yakni Q, maka perusahaan tersebut akan mengenakan harga pada tingkat P yaitu

pada titik A pada kurva D. dengan demikian ATC = C, yaitu titik B pada gambar

15.1 A, maka perusahaan yang berada pada pasar persaingan monopolistic ini

memperoleh laba sebesar PC, dan laba total sebesar daerah PCAB.

Sama halnya dengan pasar persaingan sempurna maupun monopoli,

perusahaan persaingan monopilistik dapat memperoleh keuntungan, titik impas

apabila P = ATC atau bahkan menderita kerugian. Seperti gambar 15.1 B

perusahaan menderita kerugian. Kondisi ini terlihat bahwa P < ATC. Perusahaan

menjual barang (Q) yang dihasilkan seharga P sedangkan ATC = C, yaitu pada

titik B. Berarti total biaya melebihi harga, sehingga perusahaan mengalami

kerugian. Perusahaan dapat memeinimumkan kerugian apabila P > AVC.

3. KESEIMBANGAN JANGKA PANJANG PADA PASAR PERSAINGAN

MONOPOLISTIK

Apabila perusahaan dalam pasar persaingan monopolistik dalam jangka

pendek dapat memperoleh keuntungan di atas normal, maka perusahaan baru

akan tertarik untuk masuk dalam industri tersebut sehingga jumlah perusahaan

dalam industri bertambah banyak. Hal tersebut bisa terjadi disebabkan dalam

suatu pasar persaingan monopolistik tidak terdapat hambatan yang cukup berarti

bagi perusahaan untuk bisa masuk ke dalamnya. Dengan demikian apabila

semakin banyak perusahaan yang baru masuk ke suatu industri, maka akan

semakin banyak pula kapasitas produksinya. Secara otomatis dalam periode

waktu atau jangka panjang perusahaan tersebut hanya mendapatkan laba yang

normal.

Page 165: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 154

Gambar 15.2 Kurva Keseimbangan Jangka Panjang dalam Pasar Persaingan

Monopolistik

Gambar 15.2 menunjukkan keseimbangan jangka panjang pada pasar

persaingan monopolistic. Produksi yang dihasilkan perusahaan adalah sebesar

QL dengan harga sebesar PL. Pada saat harga sebesar PL sama dengan biaya

total rata-rata, hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan hanya memperoleh

keuntungan normal.

Dapat kita pahami bahwa karakteristik dari perusahaan dalam suatu pasar

persaingan monopolistik, yaitu apabila mendapatkan laba yang normal, akan

sangat berbeda dengan perusahaan dalam suatu pasar persaingan sempurna.

Beberapa hal yang membedakan antara kedua pasar tersebut antara lain sebagai

berikut. Pertama, ongkos produksi dan harga dalam suatu pasar monopolistik

terlihat lebih tinggi. Kedua, suatu kegiatan produksi dalam pasar persaingan

monopolistik masih belum mencapai keadaan optimal dalam arti bahwa ongkos

produksi per unit perusahaan adalah minimal.

4. PERSAINGAN BUKAN HARGA PADA PASAR PERSAINGAN

MONOPOLISTIK

Dewasa ini tingkat persaingan bukan harga dalam merebut pangsa pasar

menjadi suatu yang umum dalam pasar persaingan. Perusahaan-perusahaan

melakukan berbagai usaha daalm merebut konsumen. Beberapa hal yang

E

MC AC

D

MR

Q 0

PL

P

QL

D

Page 166: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 155

dilakukan oleh para perusahaan dalam melakukan persaingan bukan harga,

adalah sebagai berikut.

a. Diferensiasi Produk

Perusahaan-perusahaan yang ada di suatu pasar persaingan

monopolistis akan selalu berusaha untuk menghasilkan produk yang

mempunyai sifat tertentu, yaitu bisa dibedakan secara jelas dibandingkan

dengan perusahaan lain yang ada di pasar. Dengan demikian kita bisa melihat

akan ada barang yang berbeda baik secara merk, desain, mutu maupun corak.

Merupakan suatu keistimewaan pasar persaingan monopolistis yang tidak

dapat ditemukan dalam pasar persaingan sempurna, di mana terdapat berbagai

variasi antara barang yang satu dengan yang lain. Oleh sebab itulah

deferensiasi produk bisa memunculkan kekuasaan monopoli.

b. Periklanan

Persiapan dan membuat iklan merupakan salah satu hal yang penting

dan biasanya dilakukan oleh perusahaan-perusahaan modern yang ada saat

ini guna memasarkan poduknya. Adapun tujuan yang hendak dicapai

perusahaa dalam melakukan pengiklanan produknya adalah sebagai berikut:

(1) memberikan penjelasan kepada konsumen mengenai barang yang telah

dipproduksi; (2) memberikan penekanan bahwa produk yang mereka hasilkan

mempunyai kwalitas sangat baik sekali; dan (3) dapat menciptakan dan juga

memelihara hubungan yang bagus diantara konsumennya.

Berdasarkan ketiga tujuan iklan di atas, biasanya tujuan yang hendak

dicapai perusahaan dalam pasar pesaingan monopolistik ialah hanya tujuan

yang pertama dan kedua. Biasanya iklan dipergunakan oleh perusahaan untuk

mengenalkan hasil produk baru yang mereka hasilkan kepada masyarakat

dengan harapan masyarakat tertarik untuk membeli produk tersebut. Di

samping itu tujuan kedua adalah untuk mempertahankan eksistensi mereka di

pasar.

c. Merk Dagang

Dalam perkembangan terakhir, paar ekonom mendukung adanya merk

dagang. Hal tersebut disebabkan karena mereka memandang sebagai cara

yang bermanfaat bagi konsumen untuk memastikan bahwa barang yang

mereka beli memiliki kualitas yang tinggi. Erdapat dua pandangan dalam

kaitannya tentang hal ini. Pertama, merek dagang memberikan informasi

kepada konsumen mengenai kualitas barang, ketika kualitas tidak daapt

Page 167: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 156

ditentukan dengan mudah sebelum dilakukan pembelian. Kedua, merk dagang

memberi insentif kepada perusahaan untuk menjaga kualiats produknya,

karena dengan merk dagang mereka mempertaruhkan reputasi

perusahaannya.

5. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK

Kelebihan pasar persaingan monopolistik antara lain dijelaskan di bawah ini.

a. Memberikan keuntungan kepada konsumen dikarenakan banyaknya produsen

yang ada di pasar, sehingga bisa memilih produk yang menurut mereka paling

baik.

b. Adanya kebebasan bagi produsen untuk keluar dan masuk pasar, bisa

mendorong produsen untuk berinovasi di dalam menghasilkan produknya.

c. Adanya diferensiasi produk bisa menyebabkan selalu selektif dalam memilih

dan juga menentukan produk yang akan mereka beli nanti.

d. Keberadaan pasar ini sangat relative untuk ditemui oleh konsumen. Hal ini

disebabkan.

Beberapa kekurangan yang terdapat di dalam pasar monopolistik yakni

berikut ini.

a. Suatu pasar monopolistik mempunyai jumlah persaingan yang tinggi. Hal

tersebut bisa dilihat dari harga, kualitas produk, dan juga pelayanan. Dengan

demikian apabila ada seseorang yang tidak memiliki modal dan juga

pengalaman mumpuni. Oleh karena itulah produsen tidak mempunyai modal

dan juga pengalaman yang cukup, sehingga nantinya produsen bisa keluar

dengan cepat dari pasar.

b. Pasar monopolistik sangat membutuhkan biaya yang cukup besar.

c. Adanya pasar monopolistik sangat mendorong perusahaan yang ada di dalam

pasar untuk melakukan inovasi. Hal ini akan berakibat pada biaya produksi naik

dan secara otomatis harga akan naik pula.

Page 168: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 157

C. LATIHAN/TUGAS

Jawablah pertanyaan berikut dengan tepat.

1. Pada umumnya, perusahaan dengan merk dagang atau produk terkenal tidak

perlu menghabiskan lebih banyak untuk iklan dan menjual produknya juga dengan

lebih murah. Benarkah demikian? Jelaskan alasan anda!

2. Dewasa ini banyak sekali menjamur perusahaan yang keberadaannya

mengancam kelangsungan usaha toko-toko kecil. Misalnya keberadaan hypermart

dan lain-lain.

a. Langkah apa yang seharusnya ditempuh oleh kedua belah pihak supaya

keduanya tidak saling merugikan?

b. Terkait dengan jawaban 2A, bagaimana seharusnya peran pemerintah supaya

keduanya saling berjalan beriringan untuk meningkatkan ekonomi negara?

3. Jelaskan bagaimana dalam jangka panjang, keuntungan ekonomis terkikis pada

suatu sektor industri bersaing monopolistic!

4. Jelsakan dengan kurva berbagai kemungkinan keseimbangan perusahaan pada

persaingan monopolistik dalam jangka pendek!

5. Tabel berikut ini menunjukkan harga jual produk, biaya produksi total pada

berbagai tingkat produksi, serta permintaan produk dari suatu perusahaan dalam

persaingan monopolistic:

Permintaan (Q) Harga (P) Biaya Produksi Total

(TC)

0 12 4

1 11 11

2 10 14

3 9 18

4 8 21

5 7 23

6 6 24

7 5 26

8 4 30

9 3 36

10 2 44

Berdasarkan informasi tersebut, dengan mengalikan Q, P, dan TC dengan tiga

angka terakhir NIM masing-masing anda diminta:

a. Hitung hasil penjualan total (TR) pada berbagai tingkat produksi dan tentukan

tingkat produksi yang memaksimalkan keuntungan!

b. Hitung biaya rata-rata (AC), biaya marjinal (MC) penjualan marjinal (MR), dan

hasil penjualan rata-rata (AR)!

c. Gambarkan kurva AC, MC, MR dan AR atas jawaban anda pada pertanyaan B.

Page 169: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 158

D. DAFTAR PUSTAKA

Akhmad. 2014. Ekonomi Mikro Teori dan Aplikasi di Dunia Usaha. Yogyakarta: CV

Andi Offset.

Mai, Candra dan Fitria Amalia. 2011. Teori Ekonomi Mikro. Jakarta: Esis.

Parkin, Michael. 2008. Economics 8th Edition. Perason Education, Inc (P).

Putong, Iskandar. 2013. Economics: Pengantar Mikro dan Makro: Edisi 5. Jakarta:

Mitra Wacana Media.

Sunarwo, Hendri. 2013. Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro. Yogyakarta: Caps.

Page 170: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 159

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi pada pertemuan ini, mahasiswa mampu

menganalisis karakteristik pasar input; dan menganalisa penentuan upah di pasar

tenaga kerja.

B. URAIAN MATERI

1. PERBEDAAN UPAH UANG DAN UPAH RIEL

Pada pembahasan-pembahasan sebelumnya, kita telah membahas faktor-

faktor yang menentukan permintaan individu akan barang-barang konsumsi dan

penawaran perusahaan akan barang konsumsi tersebut. Pada bab ini akan beralih

mempelajari pasar faktor produksi (pasar input).

Perlu kita ketahui bahwa di dalam pasar input yang menjadi penjual

merupakan pemilik dari input atau faktor produksi tersebut. Di mana dalam

ekonomi disebut sebagai pemilik dari faktor produksi adalah rumah tangga.

Sedangkan pembeli faktor produksi tersebut merupakan perusahaan. Dapat

disimpulkan bahwa barang yang diperjual belikan di sini ialah input yang

dipergunakan oleh perusahaan dalam melakukan kegiatan produksi. Dengan

demikian biasanya pasar produksi dapat juga disebut sebagai pasar input.

Pada dasarnya, harga input juga ditentukan oleh permintaan dan

penawaran. dalam kasus ini, perusahaan berada pada posisi permintaan untuk

penggunaan input dalam memenuhi kebutuhan produksinya. Input-input pada

pasar input disuplai oleh para individu melalui pekerjaan yang mereka lakukan dan

sumberdaya modal yang disediakan oleh tabungan mereka.

Pada pembahasan ini dengan lebih mendalam akan dianalisis pembayaran

tenaga kerja, yaitu sebagai salah satu input penting artinya dalam aktivitas

produksi. Sehingga, nantinya dapat menerangkan lebih lanjut tentang beberapa

hal penting terkait upah yakni sejumlah pembayaran yang diberikan oleh

pengusaha kepada tenaga kerja atas segala bentuk jasa yang telah mereka

sediakan dan juga berikan sepenuh hati kepada pengusaha yang bersangkutan.

PERTEMUAN 16

PASAR INPUT

(PENENTU UPAH DI PASAR TENAGA KERJA)

Page 171: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 160

Adapun jenis pembayaran yang diberikan pada tenaga kerja dibedakan

menjadi dua pengertian, yaitu upah dan gaji. Upah diartikan sebagai sejumlah

pembayaran yang diberikan kepada pekerja kasar, di mana mereka yang bekerja

secara berpindah-pindah dari bidang yang satu ke bidang yang lain. Bisa

dicontohkan upah yang diberikan kepada pekerja di pertania, tukang batu, tukang

cuci harian, tukang setrika harian dan sebagainya. Sedangkan pembayaran yang

diberikan kepada dosen, dokter, pegawai negeri sipil (PNS) merupakan gaji.

Dalam suatu teori ekonomi suatu upah dikenal sebagai sejumlah

pembayaran dari pengusaha kepada pekerja atas kesediaan fisik dan juga mental

yang telah diberikan oleh mereka selama bekerja. Dengan demikian dapat kita

pahami bahwa dalam teori ekonomi tidak adanya perbedaan antara pembayaran

terhadap pekerja jasa pekerja tetap dan profesional dengan pembayaran atas jasa

pekerja tidak tetap dan kasar.

2. PERBEDAAN UPAH UANG DAN UPAH RIEL

Dalam suatu periode jangka panjang upah yang diterima oleh pekerja akan

mempunyai nilai dan kemmapuan yang sangat sedikit dalam membelanjakan

barang dan jasa yang mereka butuhkan. Kondisi ini terjadi dikarenakan adanya

kenaikan dari waktu ke waktu atas harga dari barang atau jasa tersebut. Kondisi

inilah menjadi penyebab utama yang dapat menurunkan daya atau kemampuan

membeli dari pendapatan tersebut.

Pada periode jangka panjang yang cenderung terjadi adalah keadaan di

mana harga barang dan jasa yang diperjual belikan di pasar mengalami kenaikan.

Akan tetapi kenaikan tersebut tidak terjadi secara serentak, disamping itu pula

kenaikan tersebut berbeda tingkat kenaikannya. Meskipun demikian hal tersebut

tidak akan menyulitkan untuk bisa mengetahui sampai sejauh mana kenaikan dari

pendapatan tersebut menggambarkan kenaikan kesejahteraan yang dinikmati

oleh pekerja. Dengan demikian para ahli ekonomi membedakan upah ke dalam

dua hal, yaitu upah upah uang dan upah riil. Dapat diartikan bahwa upah uang

merupakan sejumlah uang yang diterima oleh pekerja dari pengusaha sebagai

bentuk balas jasa atas atas tenaga mental dan fisik yang telah disediakan dan

digunakan selama proses produksi. Sedangkan upah riil ialah tingkat upah yang

diterima oleh pekerja yang bisa diukur dari sisi kemampuan dari upah itu dalam

membeli barang dan jasa yang dibutuhkan oleh pekerja dalam memenuhi

kebutuhannya.

Page 172: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 161

Contoh di bawah ini akan memperjelas adanya perbedaan antara

pengertian dari upah uang dengan upah riel. Misalkan di dalam tahun 1980

seorang pekerja di suatu industri tekstil menerima pendapatan sebanyak Rp

20.000 sebulan. Sedangkan di tahun 1990 dia masih bertahan dengan pekerjaan

tersebut dengan mendapat Rp 60.000 sebulan. Diantara tahun 1980-90 misalnya

harga sudah naik dua kali lipat dari sebelumnya. Oleh karena itu, pendapatan pada

tahun 1990, kalau diukur berdasarkan kemampuannya terhadap pembelian

barang, nilai rielnya hanya Rp 30.000, yaitu setengah dari upah uang yang

diterima. Gambaran yang sederhana ini menggambarkan bahwa upah uang sudah

naik jadi tiga kali lipat, akan tetapi upah rielnya hanya naik satu setengah kali lipat

dari sebelumnya.

3. CARA MENGHITUNG UPAH RIEL

Secara praktek penghitungan riel tidak sesederhana seperti yang tergambar

dari contoh di atas. Seperti yang kita ketahui bahwa dalam suatu perekonomian

terdapat berbagai jenis barang dan jasa yang ada. Di mana dari tahun ke tahun

barang dan jasa tersebut pasti akan mengalami kenaikan. Adapun kenaikan

tersebut ada yang naik dengan harga yang tinggi da nada pula yang kenaikannya

lambat. Akan tetapi barang-barang tersebut pastilah memiliki kepentingan yang

berbeda antara satu dengan lainnya. Dapat kita lihat bahwa ada barang dan jasa

yang sering dibeli oleh konsumen, misalnya minuman, makanan, pakaian dan juga

biaya sewa atau kost rumah. Ada yang sering dibeli konsumen, seperti makanan,

pakaian, dan sewa rumah. Disamping itu ada juga barang dan jasa yang tidak

terlalu sering dibeli. Misalnya membeli perhiasan, membeli kendaraan, berlibur ke

luar negeri dan sebagainya. Adanya perbedaan tersebut dapat memunculkan

pengaruh yang berbeda pula terhadap kesejahteraan masyarakat ketika harga

barang itu bertambah tinggi. Berbagai permasalahan yang diuraikan ini akan

menimbulkan kesulitan dalam usaha menunjukkan tingkat perubahan harga

barang dan jasa yang berlaku dalam suatu perekonomian dari jangka waktu tahun

ke tahun. Hal inilah kemudian yang menyebabkan susah untuk menghitung upah

riil dari tahun ke tahun.

Pada setiap Negara umumnya menggambarkan perubahan harga barang

dalam perekonomian dengan menciptakan suatu indeks harga. Dapat diartikan

indeks harga merupakan suatu indeks yang menggambarkan mengenai rata-rata

perubahan harga dari waktu ke waktu tertentu. Adapun salah satu indeks harga

Page 173: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 162

yang ada ialah indeks harga konsumen. Di mana indeks harga tersebut

dipergunakan untuk memperkirakan upah riil pekerja dari tahun ke tahun.

Tabel 16.1 Menghitung Upah Riel Para Pekerja

Tahun Upah uang Indeks Harga Upah Riel

1980 Rp 700 100 100/100 x Rp 700 = Rp 700

1985 1.050 105 100/105 x Rp 1.050 = Rp 1.000

1990 1.800 150 100/150 x Rp 1.800 = Rp 1.200

1993 2.080 160 100/160 x Rp 2.080 = Rp 1.300

Dari angka-angka dalam tabel 16.1 dapat diambil kesimpulan bahwa:

walaupun di antara tahun 1980-93 upah uang telah menjadi hampir tiga kali lipat,

kenaikan upah riel belumlah mencapai dua kali lipat; perbedaan yang besar

tersebut adalah disebabkan oleh kenaikan harga-harga sebesar 60 persen di

antara 1980-93.

4. HUBUNGAN ANTARA PRODUKTIVITAS DENGAN UPAH

Besarnya upah riil yang diterima oleh setiap tenaga kerja sangat bergantung

pada produktivitas tenaga kerja itu. Khususnya di Negara maju, data menunjukkan

bahwa terdapat kaitan yang sangat erat antara kenaikan upah riil dengan kenaikan

produktivitas dari pekerja. Penjelasan mengenai upah riil sangat tergantung

kepada tingkat produktivitas pekerja dapat dijelaskan secara rinci mempergunakan

teori permintaan ke atas dari faktor produksi terkait.

Terlebih dahulu harus dipahami bahwa produktivitas merupakan produksi

yang telah diciptakan oleh pekerja pada waktu tertentu. Dengan demikian

kenaikan produktivitas dapat terjadi karena pekerja yang dimaksud bisa

menghasilkan lebih banyak produk dalam jangka waktu yang sama. Atau bisa juga

terjadi karena tingkat produksi suatu barang dihasilkan dengan waktu yang lebih

singkat dari pada sebelumnya. Dengan demikian upah di sini sangat tergantung

sekali terhadap tingkat produktivitas pekerja. Apabila semakin tinggi produktivitas,

maka akan semakin tinggi pula upah yang diterima pekerja. Ada beberapa faktor

yang menjadi penyebab kenaikan produktivitas, antara lain berikut ini.

a. Adanya kemajuan teknologi dalam kegiatan produksi.

b. Kepandaian dan keterampilan dari tenaga kerja yang semakin bertambah.

c. Adanya sejumlah perbaikan di dalam suatu organisasi perusahaan dan

masyarakat.

Page 174: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 163

Kenaikan produktivitas tenaga kerja juga disebabkan oleh tindakan dari

pemerintah dalam memperbaiki sejumlah infrastruktur di daerah-daerah secara

merata. Misalnya pelabuhan, bandara, jalan raya, telekomunikasi dan perbaikan

terhadap peraturan yang mengendalikan, merangsang dan juga mengawasi

berbagai kegiatan ekonomi. Adapun peraturan-peraturan tersebut antara lain:

peraturan yang menjamin adanya persaingan, peraturan yang menyederhanakan

adanya pendirian badan usaha dan kegiatan ekspor, dan juga peraturan lain

dengan tujuan untuk memberikan sumbangan penting terhadap kenaikan efisiensi

dan produktivitas dari kegiatan perusahaan dalam suatu perekonomian.

5. PENENTUAN UPAH DIBERBAGAI BENTUK PASAR TENAGA KERJA

Begitu halnya yang terjadi dalam pasar barang, maka dalam suatu pasar

tenaga kerja bisa dibedakan menjadi beberapa macam pasar. adapun penentuan

upah dalam berbagai pasar tersebut juga pasti akan berbeda. Berikut berbagai

macam bentuk yang penting dari pasar tenaga kerja.

a. Pasar Tenaga Kerja yang Bersifat Persaingan Sempurna

Seperti yang telah kita pelajari sebelumnya bahwa suatu pasar

persaingan sempurna di dalam pasar tenaga kerja dapat diartikan bahwa di

pasar tersebut ada banyak perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja,

sedangka tenaga kerja jumlahnya juga banyak dan mereka tidak bersatu dalam

suatu serikat buruh yang menjadi perwakilan mereka.

Oleh sebab itu permintaan atas tenaga kerja sifatnya semakin tinggi atau

rendah upah tenaga kerja, maka akan semakin tinggi atau rendah pula

permintaan terhadap tenaga kerja tersebut. Sedangkan penawaran atas tenaga

kerja sifatnya semakin tinggi upah tenaga kerja, maka akan semakin banyak

pula jumlah tenaga kerja yang akan bersedia untuk menawarkan tenaganya

kepada pengusaha. Dengan demikian faktor upah sangat ditentukan oleh besar

kecilnya jumlah permintaan atau penawaran terhadap tenaga kerja.

b. Pasar Tenaga Kerja Monopsoni

Monopsony dapat diartikan baha dalam pasar hanya ada satu orang

pembeli sedangkan penjualnya banyak. Oleh sebab itulah pasar tenaga kerja

yang bersifat monopsony berarti di dalam pasar hanya ada satu perusahaan

yang bertindak sebagai pembeli sedangkan tenaga kerja yang ditawarkan di

pasar jumlahnya sangat banyak. Bentuk dari pasar tenaga kerja ini biasanya

terdapat dalam suatu daerah tertentu yang hanya terdapat satu perusahaan

Page 175: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 164

besar dan perusahaan tersebut merupakan satu-satunya perusahaan modern

yang ada di daerah tersebut. Di dalam pasar ini besarnya upah ditentukan oleh

pengusaha tersebut.

c. Pasar Tenaga Kerja Monopoli di Pihak Pekerja

Tenaga kerja menyatukan diri dalam suatu serikat buruh dengan tujuan

supaya mereka mendapatkan upah dan fasilitas yang lebih baik. Hal inilah

dapat menjadi penyebab tenaga kerja memiliki kekuasaan ke atas monopoli ke

atas terhadap tenaga kerja yang ditawarkan mereka.

Sedangkan bagi pihak perusahaan kekuasaan monopoli tersebut tidak

ada. Hal ini dapat berarti bahwa perusahaan datang ke pasar tenaga kerja

tanpa lebih dulu mengadakan kesepakatan dengan tenaga kerja tersebut.

Permintaan perusahaan atas tenaga kerja itu didasarkan pada efisiensi

perusahaan tersebut terhadap kepentingan dari perusahaan. Dengan demikian

pekerja bisa menuntut sejumlah upah yang diinginkan oleh mereka.

Untuk menentukan besarnya upah di dalam suatu pasar pasar tenaga

kerja monopoli di pihak pekerja, maka dapat dibedakan menjadi tiga keadaan

berikut ini.

1) Pekerja menuntut upah yang lebih tinggi dari pada yang dicapai pada

keseimbangan permintaan dan penawaran.

2) Membatasi penawaran tenaga kerja.

3) Menjalankan usaha dengan tujuan untuk menaikan permintaan tenaga kerja.

d. Pasar Monopoli di Kedua Belah Pihak (monopoli bilateral)

Di dalam pasar tenaga kerja yang mana tenaga kerja bersatu pada suatu

serikat buruh dan juga di dalam pasar tersebut hanya ada satu perusahaan saja

yang menggunakan tenaga kerja tersebut disebut sebagai pasar tenaga kerja

monopoli bilateral. Perlu diketahui bahwa dalam suatu pasar monoposoni upah

lebih rendah dibandingkan dengan pasar persaingan sempurna. Pada pasar

tenaga kerja yang mempunyai kekuasaan monopoli, besarnya upah akan lebih

tinggi dibandingkan dengan pasar persaingan sempurna.

Dalam suatu pasar tenaga kerja dengan monopoli bilateral akan ada

perbedaan diantara upah yang dituntut oleh serikat buruh dengan upah yang

ditawarkan. Oleh karena itu besarnya upah tidak dapat ditentukan, akan tetapi

umumnya besarnya upah yang berlaku ialah suatu bentu upah di mana di

antara upah yang dituntut oleh serikat buruh dengan upah yang ditawarkan oleh

perusahaan. Besarmya upah yang ada di pasar umumnya di antara W1 dan W2.

Page 176: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 165

Di mana yang terdekat tergantung pada kekuatan dari serikat buruh dan juga

perusahaan dalam berunding mengenai ketentuan tingkat upah yang berlaku.

Dicontohkan jika serikat buruh adalah pihak yang lebih kuat, maka tingkat upah

yang berlaku akan mendekati W2. Sedangkan apabila perusahaan ialah pihak

yang lebih kuat, dengan demikian besarnya upah akan mendekati W1.

6. FAKTOR-FAKTOR YANG MENIMBULKAN PERBEDAAN UPAH

Anda tentunya menyadari bahwa di antara para pekerja dan di antara

berbagai golongan tenaga kerja terdapat perbedaan upah. Adapun faktor penting

tersebut adalah adalah sebagai berikut.

a. Perbedaan corak permintaan dan penawaran di dalam berbagai jenis

pekerjaan. Di dalam suatu pekerjaan di mana terdapat penawaran tenaga kerja

yang cukup besar tetapi tidak banyak permintaannya, upah cenderung

mencapai tingkat yang rendah dan begitupula sebaliknya.

b. Perbedaan dalam jenis pekerjaan. Adapun berbagai kegiatan ekonomi

terdiridari berbagai jenis pekerjaan. Ada di antara pekerjaan tersebut

merupakan pekerjaan yang ringan dan sangat mudah dikerjakan. Tetapi ada

pula pekerjaan yang harus dikerjakan dengan mengeluarkan tenaga fisik yang

besar dan adapula pekerjaan yang dilakukan dalam lingkungan yang kurang

menyenangkan. Dengan demikian, penentuan upah diantara berbagai jenis

pekerjaan juga berbeda-beda.

c. Perbedaan dalam hal kemampuan, keahlian dan juga pendidikan. Secara

lahiriah segolongan pekerja mempunyai kepandaian, ketekunan, dan ketelitian

yang lebih baik. Sifat tersebut menyebabkan mereka mempunyai produktivitas

yang lebih tinggi. Maka para pengusaha biasanya tidak segan-segan

memberikan upah yang lebih tinggi kepada pekerja yang seperti itu.

d. Pertimbangan bukan keuangan dalam memilih suatu pekerjaan. Ada

tidaknya perumahan yang tersedia, jauh dekatnya kepada rumah pekerja,

apakah ia dikota atau di tempat terpencil, dan adakah pekerja ersebut harus

berpisah dari keluarganya atau tidak sekiranya ia menerima tawaran sesuatu

pekerjaan, adalah ebberapa pertimbangan tambahan yang harus dipikirkan.

Juga harus dipertimbangkan suasana kerja di dalam perusahaan yang

dimasuki. Seseorang seringkali bersedia menerima upah yang lebih rendah

apabila beberapa pertimbangan buka keuangan sesuai dengan keinginanya.

Page 177: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 166

e. Ketidaksempurnaan dalam mobilitas tenaga kerja. Mobilitas tenaga kerja

terjadi dalam suatu perekonomian disebabkan oleh adanya perbedaan tingkat

upah. Oleh sebab itu pada umumnya tenaga kerja akan banyak berpindah ke

pasar tenaga kerja yang menjanjikan upah lebih tinggi. Perpindahan itu akan

terus terjadi sampai tidak ada perbedaan upah kembali. Perumpamaan ini akan

sangat berbeda dengan kenyataan yang wujudnya praktek. Seperti yang kita

tahu baha upah dari salah pekerjaan pada berbagai wilayah satu dengan

lainnya tidak akan selalu sama. Satu faktor utama yang menyebabkan hal

tersebut adalah adanya ketidak sempurnaan di dalam mobilitas tenaga kerj dari

satu daerah ke daerah lainnya.

f. Faktor geografis. Salah satu penyebab yang menimbulkan adanya

ketidaksempurnaan di dalam mobilitas tenaga kerj adalah faktor geografis. Ada

kalanya di tempat tertentu ada masalah dalam kekurangan tenaga kerja

meskipun besarnya upah lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah lainnya.

Sementara itu di tempat yang lain justru terjadi pengangguran yang sangat

tinggi dengan besar upah yang rendah.

g. Faktor institusional. Terdapat pekerjaan tertentu ada organisasi profesionel

berusaha untuk membatasi masuknya pekerja profesionel yang baru.

Tujuannya adalah menjamin agar pendapatan tenaga kerja yang ada tetap ada

pada tingkatan yang tetap tinggi. Sebagai contoh, Amerika Serikat serikat-

serikat buruh adakalanya menuntut pada majikan untuk tidak mengambil

pekerja yang tidak menjadi anggota dalam suatu serikat buruh.

C. LATIHAN/TUGAS

Kerjakan soal di bawah ini dengan benar:

1. Di Indonesia faktor institusional bukanlah merupakan faktor yang menghambat

dalam suatu mobilitas tenaga kerja. Benarkah demikian? Jelaskan alasannya!

2. Misalkan anda seorang pengusaha salah satu perusahaan.

a. Bagaimana anda memandang peranan dari produktivitas pekerja dalam

menentukan upah riel?

b. Keputusan apa yang akan anda ambil untuk meningkatkan produktivitas

pekerja?

c. Selain dari sisi produktivitas, faktor utama apa yang anda perhatikan dalam

menentukan upah?

Page 178: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 167

3. Perhatikan data berikut ini.

Tahun Upah uang Indeks Harga

2000 $ 1.000 125

2001 1.250 130

2002 1.700 160

Dengan mengalikan upah uang dan indeks harga Q di atas dengan tiga angka NIM

terakhir masing-masing maka tentukan upah riel para pekerja dari tahun ke tahun!

4. Analisis dampak dari pemberian upah, indeks harga, upah riel dan juga tingkat

kesejahteraan masyarakat!

5. Bagaimana seharusnya peran pemerintah dalam menstabilkan tingkat upah dalam

berbagai pasar? Studi kasus perbandingan dua bentuk pasar input yang menarik

perhatian anda!

D. DAFTAR PUSTAKA

Gilarso. 2001. Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro. Yogyakarta: PT Kanisius

Mai, Candra dan Fitria Amalia. 2011. Teori Ekonomi Mikro. Jakarta: Esis.

Parkin, Michael. 2008. Economics 8th Edition. Perason Education, Inc (P).

Putong, Iskandar. 2013. Economics: Pengantar Mikro dan Makro: Edisi 5. Jakarta:

Mitra Wacana Media.

Sunarwo, Hendri. 2013. Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro. Yogyakarta: Caps.

Page 179: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 168

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi pada pertemuan ini, mahasiswa mampu

menganalisa sewa ekonomi; dan menganalisa modal dan tingkat bunga.

B. URAIAN MATERI

1. SEWA EKONOMI

Secara umum dapat dijelaskan bahwa sewa ekonomi merupsksn sejumah

pendapatan yang diterima oleh pemilik faktor produksi atas balas dari penggunaan

faktor produksi tersebut dalam kegiatan produksi. Pada saat para ekonom mulai

memperhatikan sewa ekonomi, maka yang ada pengertian sewa ekonomi tersebut

hanya terkait terutama dengan sewa tanah. Di mana sewa tanah adalah

pembayaran yang harus dilakukan oleh para petani kepada tuan tanah atas tanah

pertanian yang sudah disewanya dari tuan tanah pada saat itu. Apabila dilihat dari

pengertian di atas, maka pengertian tersebut dapat dijabarkan dengan lebih luas

yaitu sejumlah pembayaran yang dilakukan untuk faktor produksi (input) yang

dibelanjakan selama kegiatan produksi berlangsung, di mana penawaran faktor

produksi tersebut jumlahnya tidak bisa ditambah.

a. Pengertian Lainnya

Satu golongan dari ahli ekonomi mengartikan bahwa sewa ekonomi

merupakan sejumlah tertentu bagian pembayaran atas sejumlah faktor

produksi yang telah melebihi dari pendapatan yang sudah dia terima dari pilihan

terbaik dari pekerjaan lainnya yang mungkin akan dia lakukan. Pengertian

tersebut mengandung arti agak beda dengan pengertian yang ada sebelumnya.

Dari definisi sebelumnya dapat diketahui bahwa faktor produksi dipandang

sebagai sesuatu yang memiliki beberapa manfaat. Adapun pendapatan yang

dibayarkan pada faktor produksi bisa kita bedakan menjadi dia jenis. Pertama

disebut sebagai pendapatan pindahan (transfer earnings), yakni salah satu

bagian pendapatan yang dugunakan untuk mencegah supaya faktor produksi

yang ada tidak dipergunakan bagi kegiatan ekonomi lainnya. Kedua disebut

PERTEMUAN 17

PASAR INPUT

(SEWA EKONOMI, MODAL DAN TINGKAT BUNGA)

Page 180: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 169

sebagai sewa ekonomi, yakni salah satu bagian pendapatan yang disebut

sebagai perbedaan diantara pendapatan pindahan. Hal inilah kemudian akan

dijelaskan lebih rinci pada bagian dalam suatu konsep sewa ekonomi.

b. Tanah Dan Sewa Ekonomi

Seperti yang kita ketahui bahwa tanah merupakan faktor produksi yang

keberadaannya tidak dapat diperbaharui., sehingg dapat dikatakan bahwa

penawarannya tidak dapat diubah jumlahnya. Salah satu hal yang bisa

dilakukan hanya dengan melakukan perbaikan terhadap mutu dari tanah

tersebut. Misalnya yang dapat dilakukan adalah dengan menyediakan

pengairan (irigasi) yang cukup bagi sawah dan bisa juga dengan membuat

beberapa proyek pada tanah yang sering sekali digenangi air dengan tujuan

supaya bisa mencegah terjadinya banjir. Semakin tinggi jumlah permintaan

akan tanah tersebut, maka akan semakin tinggi juga sewa tanah yang harus

dibayarkan. Permintaan terhadap tanah sangat tergantung pada besarnya

jumlah permintaan terhadap barang yang bisa dihasilkan dari tanah itu sendiri.

Berikut digambarkan kurva penentuan aatas sewa tanah yang tergambar dalam

kurva 17.1 di bawah ini.

Gambar 17.1 Kurva Penentuan besarnya Sewa Tanah

Melalui gambar di atas dapat dilihat baha berdasar pada produksi yang

seharusnya dicapai pada tingkat harga itu, maka keinginan dari seorang petani

Sewa

Jumlah

R1

R0

R2

D2

D0

D1

S

D2

D0

D1

E1

E0

E2

Page 181: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 170

dalam mempergunakan tanah tersebut ialah yang tergambar pada D0 D0. Pada

kondisi tersebut sewa tanah hanya sebesar R0. Apabila dalam waktu yang relatif

cepat ternyata permintaan dari luar negeri mengalami penambahan yang

sangat besar, maka harga jagung akan mengalami kenaikan yang sangat

signifikan. Hal ini berdampak pada banyaknya orang yang akan menanam

jagung. Kondisi tersebut menyebabkan adanya pergeseran terhadap permintan

tanah menjadi D1 D1. Dengan demikian dampaknya sewa tanah pun juga akan

mengalami kenaikan dari R0 menjadi R1. Apabila ada satu kondisi yang tidak

diinginkan terjadi, misalnya harga jagung mengalami penurunan yang sangat

drastis, maka permintaan atas tanah tersebut juga akan mengalami penurunan.

Misalnya dari contoh di atas permintaan tanah turun dari D0 D0 menjadi D2 D2,

maka dampaknya sewa tanah juga akan mengalami penurunan dari R0 menjadi

R2.

c. Sewa Tanah Ialah Suatu Surplus

Seperti yang kita ketahui bersama bahwa tanah merupakan satu-satunya

faktor produksi yang jumlahnya penawarannya tidak bisa diubah. Sementara itu

jumlah tenaga kerja, modal, keahlian keusahawan bisa ditambah

keberadaannya. Bila besarnya sewa rumah, bangunan perkantoran dan juga

bangunan pertokoan naik dengan cukup tinggi, maka dapat menimbulkan

rangsangan pada pengusaha-pengusaha yang ada supaya bisa menambah

penawaran terhadap bangunan itu. Akan tetapi berbanding terbalik jika sewa

bangunan itu sangat rendah apabila disbanding dengan modal yang telah

ditanam dalam rangka penyediaan bangunan itu, maka tentu pemilik faktor

produksi modal tidak akan menanam modal mereka kembali pada sektor

bangunan yang justru akan merugikan mereka.

Perlu kita cermati bahwa harga dari sewa tanah ternyata tidak bisa

melakukan peranan yang sama dengan harga faktor produksi yang lain. Hal ini

dapat diartikan bahwa adanya perubahan terhadap sewa tanah tidak akan

memunculkan dampak apapun terhadap penawarannya. Dengan demikian

sewa tanah di sini bukan merupakan suatu pembayaran ataupun perangsang

untuk menjamin supaya tanah bisa disesuaikan jumlah dan penawarannya

dengan yang diperlukan dalam berbagai kegiatan ekonomi. Dapat disimpulkan

bahwa jumlah tanah akan tetap sama meskipun sewa tanah tersebut nol,

sedikit, tinggi atau bahkan sangat tinggi.

Page 182: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 171

d. Sewa Ekonomi Dan Pendapatan Pindahan

Untuk menjelaskan pengertian dari sewa ekonomi sudah tertuang ke

dalam dua definisi dari pengertian itu. Pertama ialah pengertian sederhana dan

kedua merupakan pengertian yang sudah mengalami penyempurnaan oleh

ekonom. Melalui pengertian itu, pembayaran atas penggunaan tanah, maka

perlu dibedakan menjadi dua jenis pembayaran yakni sewa ekonomi dan

pendapatan pindahan.

berdasarkan pengertian yang telah disempurnakan, sewa ekonomi

dinikmati juga oleh faktor produksi lainnya di mana jumlah penawarannya akan

mengalami kenaikan jika harganya juga naik. Misalnya dicontohkan seorang

tenaga kerja juga akan mendapatkan sewa ekonomi. Adapun gambaran

mengenai sewa ekonomi yang diperoleh oleh tenaga kerja tergambar dalam

kurva 17.2 berikut.

Gambar 17.2 Kurva Sewa Ekonomi yang Diperoleh Tenaga Kerja

Dari kurva di atas dapat dijelaskan bahwa tenaga kerja sebelum L (di

antara O dan L) akan bersedia dan menerima upah yang besarnya lebih kecil

dibandingkan dengan W. dengan demikian semakin mendekati titik O

kedudukan dari tenaga kerja itu, maka akan semakin rendah pula besar upah

yang di minta oleh mereka. Akan tetapi masing-masing dari tenaga kerja

Upah

Jumlah Pekerja

D

D =

MRP

S

E

S

W

L

W1

Page 183: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 172

mendapatkan besarnya upah W. hal ini berarti bahwa mereka memperoleh

lebih tinggi dari yang sudah mereka tuntut.

2. Modal

Bunga merupakan sejumlah pembayaran atas modal yang sudah

dipinjamkan oleh pihak tertentu. Bunga biasanya dinyatakan dalam suatu

persentase dari modal yang sudah dipinjamkan tersebut. Misalkan 5%, 7% atau

10%. Besarnya bunga yang dinyatakan sebagai suatu persentase modal disebut

sebagai suku bunga. Umumnya suku bunga dari modal dalam kurun waktu satu

tahun. Oleh karena itu jika ada pernyataan suku bunga 10%, hal ini berarti bahwa

modal yang sudah dipinjamkan akan mendapatkan suku bunga sebesar 10% per

tahun.

a. Peranan Modal Dalam Perekonomian

Investasi atau penannaman modal adalah pengeluaran sector

perusahaan untuk membeli/memperoleh barang-barang modal yang baru yang

lebih modern atau untuk menggantikan barang-barang modal lama yang sudah

tidak digunakan lagi. Dalam investasi sejumlah modal tertentu tentu para

pengusaha membutuhkan dana. Dana tersebut bisa berasal dari tabungan dari

perusahaan itu sendiri, yakni sejumlah dana yang diperoleh melalui keuntungan

yang secara sengaja memang tidak dibagikan. Ada juga perusahaan yang

mendapatkan dana itu dengan meminjam dari pihak yang lainnya.

b. Produktivitas Modal

Sejumlah permintaan dana modal yang dipergunakan untuk investasi

sangat bergantung pada produktivitas dari dana modal itu. Oleh karena itu,

seperti halnya dengan tenaga kerja, maka faktor utama yang sangat

menentukan permintaan terhadap modal ialah produktivitasnya. Perlu kita

pahami bahwa produktivitas modal dapat dihitung melalui penentuan besarnya

pendapatan rata-rata tahunan neto, yakni setelah dikurangi dengan penyusutan

modal yang sudah dipergunakan. Hal itu dapat dinyatakan sebagai persentase

dari modal yang sudah ditanamkan. Dengan demikian produktivitas modal itu

disebut sebagai tingkat dari pengembalian modal (rate of returns). Berikut

Page 184: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 173

gambaran contoh sederhana untuk menghitung tingkat dari pengembalian

modal.

Dicontohkan jika ada seseorang yang mempunyai modal dia membeli

sebuah angkutan kota seharga Rp 100.000.000 di mana dalam jangka waktu

satu tahun dia mengeluarkan biaya operasi sebesar Rp 25.000.000. dari awal

orang tersebut memang hanya berniat menggunakan angkot tersebut hanya

selama satu tahun. Oleh sebab itu, pada akhir tahun angkot tersebut akhirnya

dijual seharga Rp 75.000.000. Jika selama jangka waktu satu tahun itu semua

pembayaran penumpang yang diperoleh ialah sebesar RP 75.000.000, maka

berapa tingkat pengembalian modal yang diterima oleh orang tersebut?

Apabila modal dan biaya pengurusan angkutan kota itu ialah Rp

100.000.000 + Rp 25.000.000 = Rp 125.000.000. Dari jumlah tersebut dia

kembali mendapatkan Rp 75.000.000 di akhir tahun, oleh karena itu

pengeluaran neto jumlahnya Rp 125.000.000 – Rp 75.000.000 = Rp

50.000.000. Sedangkan sewa sewa penumpang selama satu tahun

Rp 75.000.000.

Dengan demikian pendapatan bersih dari pemilik modal itu ialah Rp

75.000.000 - Rp 50.000.000 = Rp 25.000.000. Dari data di atas, maka tingkat

pengembalian dari angkot tersebut dapat ditemukan melalui rumus berikut.

%25100000.000.100

000.000.25X

c. Menentukan Tingkat Pengembalian Modal

Dalam suatu kegiatan perusahaan, nyatanya untuk menghitung besarnya

tingkat pengembalian modal lebih rumit dari pada yang dibayangkan. Di mana

kerumitan itu muncul sebagai dampak dari usia barang modal yang sudah

panjang, yakni dia bisa dipergunakan selama beberapa tahun, bahkan banyak

pula yang digunakan selama berpuluh-puluh tahun. Oleh karena itulah

pendapatan yang diperoleh dari kegiatan investasi biasanya meliputi lebih dari

jangka waktu selama satu tahun. Jika suatu barang modal bisa dipergunakan

dan bisa memberikan pendapatan selama jangka waktu beberapa tahun

mendatang, maka tingkat pengembalian modal tersebut dapat dihitung melalui

rumus di bawah ini.

Page 185: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 174

Nilai Investasi =

)1()1()1()1(...

32

)1(

132

RRRRnn

AXnXX

R

X

Dalam hal ini nilai dari investasi menunjukkan besarnya tingkat investasi

yang dilakukan perusahaan dalam upaya mewujudkan barang modal tertentu.

Misalnya barang modal tersebut adalah pabrik rokok. Dari persamaan inilah kita

misalkan semua investasi dilakukan dalam jangka waktu satu tahun pertama.

Demikian seterusnya X1, X2, X3 ….. Xn ialah sejumlah pendapatan bersih, yakni hasil

penjualan tahun 1, 2, 3 setelah dikurangi biaya produksi dan juga operasi,

perusahaan itu pada tahun yang bersamaan. Umur ekonomi barang modal

tersebut adalah n, A nilai barang modal tersebut pada akhir tahun ke n. Adapun

Nilai R, yang dinyatakan dalam persen, ialah tingkat pengembalian modal

perusahaan itu. Perusahaan akan bisa mengetahui nilai dari investasi yang

dilakukan, dan juga bisat meramalkan X1, X2, X3 ….. Xn dan A. oleh sebab itulah

nilai R bisa dihitung. Dia dinyatakan sebagai persentase nilai investasi.

d. Permintaan Terhadap Dana Modal

Berbagai macam investasi memiliki jumlah pengembalian modal yang

berbeda antara satu dengan yang lain. Dapat kita lihat bahwa ada yang

mempunyai tingkat pengembalian modal tinggi dan ada juga yang mempunyai

tingkat pengembalian modal rendah. Jika pengusaha mengetahui secara penuh

berbagai kemungkinan untuk bisa melakukan investasi, maka mereka pasti

akan mendahulukan investasi mereka pada tingkat yang mempunyai

pengembalian modal yang tinggi. Baru setelah proyek tersebut dilakukan, maka

mereka akan mengembangkan proyek yang tingkat pengembalian modalnya

lebih rendah. Sampai dimana perusahaan-perusahaan akan meminta dana

modal tergantung kepada suku bunga yang berlaku dalam perekonomian.

Misalnya tingkat suku bunga ialah 5%. Pada tingkat suku bunga tersebut tidak

akan menguntungkan bagi perusahaan untuk melakukan investasinya yang

tinggi pengembalian modalnya adalah di bawah 5%, disebabkan keuntungan

yang diperolehnya tidak bisa membayar bunga atas dana modal yang dipinjam.

Oleh karena itu, maka pada suku bunga 5%, pengusaha-pengusaha akan

mengembangkan proyek yang tingkat pengembalian modalnya setidaknya

sama dengan tingkat suku bunga.

Page 186: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 175

3. Tingkat Bunga

Di dalam suatu perekonomian negara semua pendapatan yang diterima

masyarakat tidak akan mungkin dipergunakan bagi pengeluaran konsumsi. Akan

tetapi sebagian pendapatan itu disisihkan oleh para penerima pendapatan untuk

tabungan di masa yang akan datang. Kegiatan ini dilakukan dengan

tujuan, misalnya untuk membiayai pengeluaran konsumsi sketika sudah pension

nanti, untuk kebutuhan pendidikan anak di masa yang akan datang, dan juga untuk

keperluan berjaga-jaga dalam menghadapi kesulitan yang mungkin dihadapi pada

waktu mendatang.

a. Teori Suku Bunga

1) Teori Suku Bunga Klasik

Berdasarkan pemikiran dari kaum klasik, tingkat suku bunga sangat

menentukan terhadap besarnya tabungan atau pun besarnya investasi

seseorang dalam suatu perekonomian. Sehingga hal ini menjadi penyebab

tabungan yang tercipta pada penggunaan tenaga kerja penuh selalu sama

dengan yang dilakukan oleh pengusaha. Teori klasik menyatakan besarnya

bunga merupakan nilai atas balas jasa dari modal yang dipinjamkan.

Berdasarkan teori klasik, stok barang modal dicampur dengan uang,

sedangkan keduanya diasumsikan memiliki hubungan yang subtitusif.

Dengan demikian semakin langka keberadaan modal, maka akan semakin

tinggi pula tingkat suku bunga. demikian pula sebaliknya, apabila semakin

banyak jumlah modal yang ditawarkan maka akan semakin rendah pula suku

bunganya.

Dapat dikatakan bahwa investasi juga merupakan fungsi suku buga.

Semakin tinggi tingkat suku bunga modal, maka keinginan masyarakat untuk

melakukan investasi juga akan semakin sedikit. Dengan alasan apabila

pengusaha menambah pengeluaran investasi dia jika ternyata keuntungan

yang diharapkan dari investasi tersebut lebih besar dari suku bunga yang

seharusnya dibayar untuk dana investasi tersebut merupakan ongkos untuk

penggunaan dana (Cost of Capital). Semakin kecil tingkat suku bunga, maka

pengusaha tersebut juga akan semakin banyak yang merasa terdorong

Page 187: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 176

untuk investasi. Hal ini dikarenakan bahwa biaya penggunaan dana juga

akan semakin kecil pula.

Tingkat suku bunga dapat dikatakan dalam keadaan yang seimbang

adalah bahwa ada suatu dorongan untuk naik ataupun turun. Namun

demikian keinginan masyarakat untuk menabung juga sama besarnya

dengan keinginan masyarakat untuk melakukan kegiatan investasi.

2) Teori Suku Bunga Keynes

Teori ini memiliki suatu pandangan yang berbeda dengan teori klasik.

Di mana tingkat bunga tersebut adalah suatu fenomena moneter. Dalam

artian bahwa tingkat suku bunga sangat ditentukan oleh adanya permintaan

dan penawaran (ditentukan oleh suatu pasar uang). Dapat kita ketahui

bahwa suatu uang akan bisa mempengaruhi kegiatan ekonomi (GNP) suatu

negara. Akan tetapi selama uang itu mempengaruhi tingkat suku bunga.

Adanya perubahan pada tingkat suku bunga akan berpengaruh terhadap

keinginan untuk mengadakan investasi. Oleh karena itu tentu akan

berpengaruh terhadap GNP. Keynes berasumsi bahwa suatu perekonomian

belum tentu mencapai full employment. Oleh sebab itulah, produksi masih

bisa ditingkatkan tanpa mengubah besarnya upah ataupun harga yang

berlaku. Melalui penurunan tingkat suku bunga, maka investasi juga bisa

dirangsang dalam upaya peningkatan produk nasional suatu negara. Oleh

karena itu setidaknya pada periode jangka pendek, kebijakan moneter dalam

teori Keynes berperan untuk meningkatkan produk nasional suatu negara.

Pertama, Keynes mengatakan bahwa suatu masyarakat memiliki

suatu keyakinan bahwa ada suatu tingkat bunga yang normal. Apabila

dengan memegang surat berharga pada saat tingkat suku bunga naik (harga

mengalami penurunan), maka mereka akan rugi. Mereka bisa menghindari

kerugian tersebut dengan cara mengurangi surat berharga yang dipegang

mereka dan dengan sendirinya bisa menambah uang yang dipegang.

Kedua, dengan adanya biaya memegang uang kas. Semakin tinggi

tingkat suku bunga, maka semakin besar juga biaya dari memegang uang

kas, sehingga berdampak pada keinginan masyarakat dalam memegang

uang kas semakin rendah pula. Hal itu menyebabkan permintaan akan uang

kas naik. Berdasarkan kedua penjelasan di atas, maka dapat dijelaskan

suatu hubungan yang negatif diantara tingkat suku bunga dengan

permintaan uang tunai. Di mana adanya permintaan uang itu akan

Page 188: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 177

menetukan tingkat suku bunga. suatu tingkat suku bunga ada dalam posisi

keseimbangan bila jumlah uang kas yang diminta sama dengan jumlah yang

ditawarkan.

3) Teori Suku Bunga Hicks

Teori ini mengemukakan bahwa suatu tingkat suku bunga berada pada

titik keseimbangan dalam perekonomian apabila tingkat bunga tersebut

sudah memenuhi keseimbangan baik sektor moneter dan juga sektor rill.

Pandangan tersebut merupakan suatu penggabungan dari pendapat kaum

klasik dan juga Keynesian. Di mana teori klasik menyatakan pendapatnya

bahwa suatu bunga muncul dikarenakan uang ialah produktif dalam arti

apabila seseorang mempunyai sejumlah dana, maka mereka bisa dengan

mudah menambah alat produksinya supaya keuntungan yang dia peroleh

juga mengalami peningkatan. Dengan demikian uang bisa meningkatkan

produktivitas, sehingga seseorang ingin membayar bunga. selain itu,

berdasarkan pendapat dari Keneysian bahwa uang bisa produktif melalui

metode spekulasi di pasar uang dengan kemungkinan akan memperoleh

untung, dan keuntungan itulah sehingga seseorang ingin membayar bunga.

Berdasarkan beberapa konsep mengenai tingkat bunga, maka bisa

kita hubungkan diantara tingkat suku bunga tabungan dengan tingkat suku

bunga kredit. Di mana sektor perbankan akan menghimpun dana melalui

deposito, giro dan tabungan kemudian disalurkan kembali melalui berbagai

fasilitas kredit. Dengan demikian sangat jelas bahwa penawaran kredit

perbankan tersebut sangat ditentukan oleh akumulasi modal dalam bentuk

deposito dan tabungan sebagai salah satu sumber dana perbankan dalam

upaya penyaluran kredit kepada masyarakat.

Tabungan masyarakat ada tidak berarti bahwa dana hilang dari

peredaran. Akan tetapi dipakai atau dipinjam oleh pengusaha dalam rangka

membiayai investasi. Seorang penabung akan memperoleh bunga atas

tabungan yang dia lakukan. Sementara itu para pengusaha bersedia untuk

membayar suku bunga tersebut selama ekspektasi keuntungan yang

diperoleh dari investasi lebih besar dari bunganya. Dengan adanya

kesamaan diantara tabungan dengan juga investasi ialah sebagai akibat

bekerjanya mekanisme tingkat suku bunga. Besarnya tingkat suku bunga

yang ditetapkan oleh bank juga sangat dipengaruhi oleh besarnya cost of

Page 189: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 178

money. Tingkat suku bunga kredit yang ditetapkan untuk seluruh nasabah

harus labih besar dari jumlah cost of money dan biaya operasionalnya.

b. Faktor Penyebab Perbedaan Suku Bunga

Secara teori, analisis mengenai penentuan suku bunga menganggap

bahwa dalam perekonomian terdapat hanya ada satu suku bunga. Pada

kenyataannya keadaan sangatlah berbeda, yakni dalam suatu perekonomian

ada beberapa suku bunga. apabila ada seseorang yang menabung uangnya di

bank, maka dia akan menerima suku bunga yang berbeda dari seseorang yang

meminjam sejumlah uang dari bank, meskipun banknya sama. Demikian halnya

dengan suku bunga pinjaman pemerintah akan berbeda pula dengan suku

bunga yang dibayar oleh konsumen. Disamping itu pula bank akan

mengenakan suku bunga yang berbeda kepada para nasabahnya. Perbedaan

tersebut dikarenakan oleh beberapa faktor. Antara lain sebagai berikut.

1) Perbedaan Risiko

Pinjaman kepada pemerintah akan membayar tingkat suku bunga

yang lebih rendah dibandingkan dengan suku bunga pinjaman dari swasta.

Meskioun demikian pemerintah masih bisa mendapatkan pinjaman yang

dibutuhkannya disebabkan karena resiko dari meminjamkan kepada

pemerintah sangatlah kecil. Salah satu pertimbangan bank dalam

menentukan tingkat suku bunga yang akan dikenakannya ialah resiko dari

pemberian pinjaman tersebut. Pada usaha yang sudah lama berkembang,

atau pada usaha yang tidak banyak resikonya, mereka akan bersedia untuk

mengenakan tingkat suku bunga yang lebih rendah. Kepada usaha yang

sangat tinggi risikonya, mereka justru akan mengenakan suku bunga yang

sangat tinggi.

2) Jangka Waktu Pinjaman

Apabila semakin lama modal dipinjamkan, maka akan semakin besar

pula tingkat bunga yang harus dibayarkan. Salah satu penyebab dari

keadaan tersebut ialah dikarenakan resiko yang ditanggung oleh peminjam

akan menjadi semakin besar jika dalam jangka waktu

peminjaman bertambah panjang. Penyebab yang lain ialah dikarenakan

pemilik modal akan kehilangan kebebasannya dalam menggunakan modal

yang dimilikinya dalam jangka waktu yang lebih lama. Selain itu para

peminjam juga bersedia untuk membayar tingkat bunga yang lebih tinggi

Page 190: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 179

dikarenakan mereka memiliki waktu yang lebih panjang untuk

mengembalikan pinjaman tersebut.

3) Biaya Administrasi Pinjaman

Perlu kita ketahui bahwa jumlah dana yang dipinjamkan sangatlah

berbeda. Akan tetapi biaya administrasi proses pinjaman tidaklah banyak

mengalami perbedaan. Apakah suatu perusahaan meminjam Rp

100.000.000 ataupun Rp 10.000.000, biaya administrasinya ialah sama.

Maka diukur dari sudut biaya administrasi untuk pinjaman per rupiah,

pinjaman sebesar Rp 10.000.000 akan memakan biaya yang lebih tinggi dari

pinjaman sebesar Rp 100.000.000. Oleh karena itulah, berdasarkan

pertimbangan biaya administrasi, maka pinjaman yang relatif lebih kecil

jumlahnya akan membayar suku bunga yang lebih tinggi.

c. SUKU BUNGA NOMINAL DAN SUKU BUNGA RIIL

Dalam meminjamkan uangnya seorang pemilik modal tidak hanya

memperhatikan tingkat suku bunga yang dia diterima. Akan tetapi dia juga

memperhatikan tingkat inflasi, yakni presentasi tahunan dari kenaikan harga

yang berlaku. Jika tingkat inflasi lebih tinggi dari tingkat suku bunga, maka

pemilik modal akan mengalami kerugian dalam meminjamkan uangnya

dikarenakan apabila modal ditambah bunganya, maka nilai riilnya ialah akan

lebih rendah dari pada nilai riil modal sebelum dibungakan. Oleh karena

kenaikan harga merupakan keadaan yang selalu berlaku untuk setiap

perekonomian, maka dalam membicarakan mengenai tingkat suku bunga perlu

dibedakan suku bunga nominal dan riil.

Apabila kita membaca di surat kabar ataupun majalah bahwa suku bunga

deposito berjangka satu tahun pada suatu bank ialah 15% per tahun, maka

suku bunga ini disebut sebagai suku bunga nominal. Yaitu suku bunga yang

digunakan sebagai ukuran untuk menentukan besarnya bunga yang harus

dibayar oleh pihak peminjam dana modal. Tingkat bunga riil menggambarkan

presentasi kenaikan nilai riil modal ditambahkan dengan bunga dalam setahun,

dinyatakan sebagai persentasi dari nilai riil modal sebelum dibungakan.

Sebagai contoh, apabila pada waktu yang sama harga naik sebesar 10%, nilai

riil modal ditambah bunganya bukan mengalami kenaikan sebesar 15%.

Kenaikan nilai riil dari modal hanya sebesar 15%-10% atau 5%. Oleh sebab itu

maka suku bunga riil ialah 5% saja.

Page 191: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 180

C. LATIHAN/TUGAS

Kerjakanlah soal berikut dengan tepat.

1. Analisis sebuah kasus yang menggambarkan sewa ekonomi lengkapi dengan

contoh kurva!

2. Besarnya permintaan terhadap dana modal yang akan dipergunakan untuk

kepentingan investasi sangat tergantung pada produktivitas dari dana modal itu.

Jelaskan maksud dari pernyataan tersebut disertai contoh kasus di Indonesia!

3. Tuan Fendi memiliki sebuah mobil dipergunakan untuk usaha Grab Car dengan

seharga Rp 250.000.000 di mana dalam jangka waktu satu tahun dia

mengeluarkan biaya operasi sebesar Rp 100.000.000. dari awal orang tersebut

memang hanya berniat menggunakan angkot tersebut hanya selama satu tahun.

Oleh sebab itu, pada akhir tahun angkot tersebut akhirnya dijual seharga Rp

200.000.000. Jika selama jangka waktu satu tahun itu semua pembayaran

penumpang yang diperoleh ialah sebesar RP 200.000.000, maka berapa tingkat

pengembalian modal yang diterima oleh tuan Fendi?

4. Analisis kelebihan beserta kelemahan dari teori suku bunga yang ada!

5. Ada tiga faktor penyebab perbedaan suku bunga. Jelaskan bagaimana nasabah

mengatasi hal tersebut!

D. DAFTAR PUSTAKA

Abdulrasul, Agung. 2013. Ekonomi Mikro. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Fatoni Siti Nur. 2014. Pengantar Ilmu Ekonomi. Bandung: Pustaka Setia Hasan.

Mai, Candra dan Fitria Amalia. 2011. Teori Ekonomi Mikro. Jakarta: Esis.

Parkin, Michael. 2008. Economics 8th Edition. Perason Education, Inc (P).

Putong, Iskandar. 2013. Economics: Pengantar Mikro dan Makro: Edisi 5. Jakarta:

Mitra Wacana Media.

Page 192: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 181

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi pada pertemuan ini, mahasiswa mampu

menganalisis eksternalitas dan kegagalan pasar.

B. URAIAN MATERI

1. PENGERTIAN EKSTERNALITAS

Eksternalitas (eksternality) muncul ketika seseorang terlibat dalam kegiatan

yang mempengaruhi kesejahteraan orang lain, namun tidak membayar dan atau

menerima kompensasi atas dampak tersebut. Apabila dampak yang ditimbulkan

oleh kegiatan itu buruk, maka disebut eksternalitas negatif. Sebaliknya apabila

dampak yang ditimbulkan dari kegiatan tersebut adalah baik, maka disebut

eksternalitas positif.

Dengan demikian, eksternalitas (ekternality) dapat disimpulkan merupakan

dampak aktivitas satu pelaku ekonomi terhadap kesejahteraan pelaku ekonomi

lainnya, seperti debu beterbangan di udara atau bahan kimia beracun yang muncul

di air minum. Definisi tersebut tidak termasuk pengaruh yang terjadi melalui pasar

jika saya membeli suatu jenis barang yang dijual sebelum anda membelinya, saya

mungkin menyebabkan anda gagal membelinya dan oleh karenanya akan

mempengaruhi akan mempengaruhi kesejahteraan anda. hal tersebut bukanlah

merupakan eksternalitas dalam pengertian kita karena efeknya terjadi dalam

tatanan pasar. Kejadian tersebut tidak mempengaruhi kemampuan pasar untuk

mengalokasikan sumberdaya secara efisien. Eksternalitas sesungguhnya dapat

terjadi antara dua pelaku ekonomi.

2. BENTUK EKSTERNALITAS

Di sini, pertama kali kita mengilustrasikan eksternalitas yang negatif

(merugikan) dan positif (menguntungkan) di antara dua perusahaan. Kemudian

kita membahas eksternalitas antara orang dan perusahaan dan menyimpulkannya

dengan mempelajari eksternalitas antar orang.

PERTEMUAN 18

EKSTERNALITAS DAN KEGAGALAN PASAR

Page 193: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 182

a. Eksternalitas antar Perusahaan

Andaikan terdapat dua perusaaan satu memproduksi kecamata, dan

perusahaan yang lain memproduksi arang (hal ini merupakan contoh actual dari

hokum Inggris pada abad 19). Perusahaan yang memproduksi arang dikatakan

mempunyai efek eksternal terhadap produksi kacamata jika output kacamata

tidak hanya tergantung pada jumlah input yang dipilih oleh perusahaan

kacamata tetapi juga pada tingkat produksi arang. Misalkan kedua perusahaan

tersebut lokasinya saling berdekatan, dan perusahaan kacamata berada dalam

arah angin dari perusahaan arang. Dalam kasus ini, output kacamata mungkin

tergantung tidak hanya dari input kacamata yang digunakan perusahaan, tetapi

juga pada jumlah arang yang terbawa oleh udara, yang mempengaruhi

ketelitian mesin penghalusnya. Tingkat polusi, selanjutnya, ditentukan oleh

output dari perusahaan arang. Meningkatnya output arang akan menyebabkan

menurunnya jumlah kacamata yang berkualitas tinggi yang diproduksi

meskipun perusahaan kacamata tidak berkuasa untuk mengendalikan efek

negatif ini.

Hubungan antara dua perusahaan mungkin juga saling menguntungkan.

Kebanyakan contoh dari eksternalitas positif agak berbau tradisional. Mungkin

contoh yang paling terkenal, adalah yang diajukan oleh James Meade, yang

melibatkan dua perusahaan, satu memproduksi madu dengan memelihara

lebah, dan perusahaan lain memproduksi apel. Karena makanan lebah ada

pada bunga apel, kenaikan produksi apel akan meningkatkan produktivitas

pada industri madu. Efek yang saling menguntungkan, berupa lebah yang diberi

makanan dengan baik, adalah eksternalitas positif bagi peternak lebah. Begitu

juga halnya, lebah menyerbuki apel dan peternak lebah memberikan

keuntungan eksternal kepada para pemilik lahan perkebunan.

b. Eksternalitas antar Perusahaan dan Orang

Aktivitas produksi perusahaan dapat berpengaruh secara langsung

terhadap kesejahteraan individu. Suatu perusahaan yang memproduksi polusi

udara menyebabkan biaya pada individu yang tinggal di dekat perusahaan,

dalam bentuk turunnya tingkat kesehatan dan peningkatan debu serta lumpur.

Efek yang serupa timbul dari perusahaan yang menyebabkan polusi air

(contohnya, perusahaan tambang yang membuang limbah ke danau,

mengurangi nilai rekreasi danau bagi orang yang ingin memancing di sana).

Dan memproduksi kebisingan (bandara yang berlokasi di dekat kota besar).

Page 194: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 183

Dalam seluruh kasus tersebut, paling tidak pada inspeksi pertama, kelihatannya

perusahaan tidak akan memperhitungkan setiap biaya eksternal ini dalam

mengambil keputusan mengenai jumlah yang harus diproduksi.

Tentu saja, orang-orang mengkin juga mempunyai efek eksternal

terhadap perusahaan. Polusi kendaraan bermotor merugikan produktivitas para

petani jeruk, membersihkan sampah dan grafiti merupakan biaya utama bagi

pusat pertokoan, dan kebisingan konser rock malam minggu di kampus

mungkin mempengaruhi penyewa motel. Pada setiap kasus, seperti pada

eksternalitas yang ditimbulkan oleh perusahaan, mungkin tidak ada cara yang

sederhana bagi pihak yang terkena dampak untuk menekan pihak yang

mengakibatkan eksternalitas tersebut agar memperhitungkan seluruh biaya

yang timbul akibat kegiatan tersebut.

c. Eksternalitas antar Orang

Akhirnya, aktivitas dari setiap orang mungkin mempengaruhi

kesejahteraan orang lain. Membunyikan radio terlalu keras, merokok, atau

menyetir selama jam-jam sibuk seluruhnya merupakan aktivitas konsumsi yang

mungkin memberikan pengaruh secara negatif atas kepuasan orang lain.

Menanam kebun yang menarik atau menyingkirkan salju dari jalanan, di lain

pihak, memberikan eksternalitas yang menguntungkan. Seringkali, namun

demikian, aktivitas ini tidak akan tercermin dalam transaksi pasar di antara

pihak yang terlibat.

3. Karakteristik Timbal balik dari Eksternalitas

Meskipun contoh-contoh eksternalitas ini menggambarkan suatu pelaku

sebagai penyebab masalah dan pelaku lainnya sebagai korban yang tak berdaya

(atau pihak yang diuntungkan), hal tersebut bukanlah suatu cara yang sangat

berguna untuk menjelaskan masalah tersebut. Berdasarkan definisi eksternalitas

membutuhkan (paling tidak) dua pihak dan salah satunya harus diberlakukan

sebagai “penyebab”. Jika produsen kacamata tidak menempatkan pabriknya di

dekat pabrik pembakaran arang, dia tidak akan terkena efek negatif pada roda

pengasahannya. Jika para individu tidak tinggal di bawah zona penerbangan,

kebisingan akan menjadi masalah kecil. Dan jika anda berada di luar jarak

pendengaran, tidak akan bermasalah apabila orang lain membunyikan radio

dengan keras.

Page 195: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 184

Pengenalan hubungan yang saling timbal balik ini tidak bermaksud untuk

membebaskan para pembuat dari tuntutan, tapi hanya untuk mengklarifikasi sifat

dari masalah tersebut. Dalam semua kasus ini, dua pelaku ekonomi berusaha

untuk menggunakan sumberdaya yang sama.

4. Eksternalitas dan Ketidakefisienan Pasar

Pada bagian ini, kita akan menunjukkan bagaimana eksternalitas

menyebabkan pasar mengalokasikan sumber daya secara tidak efisien. Di

samping hal tersebut kita juga menguraikan berbagai cara yang dapat ditempuh

pelaku-pelaku swasta dan pembuat kebijakan publik untuk memperbaiki

kegagalan pasar.

a. Eksternalitas Negatif

Pertama-tama, mari kita berasumsi bahwa industri tambang penghasil

nikel menghasilkan polusi. Untuk setiap kilogram nikel yang dihasilkan,

sejumlah asap memasuki atmosfer. Asap tersebut menciptakan risiko

kesehatan bagi siapa saja yang menghirup udaranya. Asap menghasilkan

eksternalitas negatif. Bagaimana eksternalitas tersebut memengaruhi efisiensi

pasar?

Eksternalitas negatif menyebabkan biaya masyarakat untuk

memproduksi nikel lebih besar dari biaya produksi bagi prousen nikel, untuk

setiap kilogram nikel yang diproduksi. Biaya sosial industri tambang nikel

tersebut meliputi biaya swasta dari para produsen nikel ditambah biaya bagi

orang-orang lain yang terkena dampak buruk polusinya.

Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana perusahaan mencapai hasil

yang optimal. Cara yang bisa dilakukan ialah melalui pengenaan pajak kepada

produsen nikel bagi tiap kilogram nikel yang diproduksi. Manfaat pajak yang

dikenakan semacam ini disebut internaliasi eksternalitas (internalizing an

externality) karena pajak tersebut memberi intensif kepada konsumen dan

penjual di pasar untuk memperhitungkan dampak eksternal atas tindakan-

tindakan mereka. Produsen nikel akan memperhitungkan danpak dan biaya

atas polusi pada saat memutuskan berapa banyak nikel yang harus diproduksi

karena mereka harus membayar biaya-biaya eksternal tersebut melalui pajak.

Page 196: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 185

b. Eksternalitas Positif

Sudah diuraikan bahwa beberapa jenis kegiatan dapat menimbulkan

biaya-biaya bagi pihak lain, namun beberapa kegiatan yang lain menghasilkan

manfaat. Contoh kegiatan yang menghasilkan eksternalitas positif adalah

pendidikan. Pendidikan menghasilkan eksternalitas yang positif karena dengan

pendidikan membuat masyarakat lebih terdidik. Pendidikan akan menciptakan

kehidupan yang lebih baik dan dapat menguntungkan semua orang. Misalnya

manfaat pendidikan terhadap produktivitas tidak dengan sendirinya

menciptakan eksternalitas. Konsumen pendidikan mendapatkan manfaat

dalam bentuk upah yang tinggi, dan apabila sebagian dari manfaat produktivitas

atas pendidikan tersebut menguntungkan pihak-pihak lain, maka dampak

tersebut juga disebut sebagai eksternalitas positif.

Dalam kondisi semacam ini, pemerintah dapat mengintervensi untuk

memperbaikinya dengan mendorong semua pihak yang terlibat dalam pasar

untuk menginternalisasikan eksternalitas ini. Tindakan yang wajar atas kasus

eksternalitas positif ini adalah kebalikan atas kasus eksternalitas negatif. Untuk

menggeser keseimbangan pasar agar mendekati titik optimum secara sosial,

maka eksternalitas positif harus disubsidi. Dalam kenyataannya, pemerintah

melakukan subsidi untuk pendidikan. Subsidi pendidikan yang dilakukan oleh

pemerintah Indonesia dewasa ini antara lain pembangunan sekolah-sekolah

negeri, beasiswa pendidikan di dalam maupun di luar negeri.

5. SOLUSI PERUSAHAAN UNTUK EKSTERNALITAS

Kita sudah memahami mengapa eksternalitas membuat pasar tidak mampu

mengalokasikan sumberdaya dengan efisien, tapi baru sedikit menjelaskan

mengenai ketidakefisienan itu dapat ditanggulangi. Pada praktiknya, para pelaku

swasta maupun pemerintah dapat menanggapi eksternalitas dalam berbagai cara.

Pada dasarnya, semua penanggulangan tersebut sama-sama bertujuan

mengubah alokasi sumberdaya agar pasar mendekati titik optimal secara sosial.

Pada bagian ini, kita akan menjelaskan solusi-solusi yang dapat dilakukan oleh

perusahaan dalam menanggulangi eksternalitas tersebut.

Page 197: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 186

a. Jenis-Jenis Solusi Perusahaan

Dalam menyelesaikan persoalan eksternalitas yang menyebabkan pasar

tidak efisien, pemerintah tidak selamanya perlu turun tangan dalam

menyelesaikan kasus tersebut. Pada kondisi tersebut, perusahaan dapat

mengembangkan solusi tertentu untuk menyelesaikannya. Kadang-kadang

eksternalitas dapat diselesaikan dengan pertimbangan moral dan hukuman-

hukuman sosial. Walaupun telah ada aturan yang melarang membuang

sampah di sembrang tempat, namun aturan tidak dijalankan dengan baik.

Kebanyakan di antara kita membuang sampah di sembarang tempat adalah

tidak benar. Perihal moral memberi tahu kita bahwa tindakan-tindakan yang kita

lakukan pasti mempengaruhi orang lain. Dalam istilah ekonomi aturan yang

ada, memerintahkan kita untuk menginternalisasi eksternalitas.

Solusi lain yang dapat dilakukan adalah beramal. Kebanyakan program

amal yang ada ditujukan untuk menangani eksternalitas. Misalnya organisasi

lingkungan dengan tujuan melindungi lingkungan, kebanyakan dari mereka

didanai oleh donasi-donasi swasta. Bantuan beasiswa pendidikan dari swasta

dengan alasan bahwa perguruan tinggi menghasilkan eksternalitas positif.

Pasar sering kali dapat menyelesaikan eksternalitas dengan

mengandalkan kepentingan-kepentingan pribadi dari pihak-pihak yang terkait.

Kadangkala solusi ini berbentuk integrasi dari berbagai jenis bisnis. Sebagai

contoh, seorang petani apel dan peternak lebah hidup bertetangga. Masing-

masing bisnis memberikan eksternalitas positif bagi yang lain. Lebah membantu

menyerbukkan bunga dari pohon-pohon apel. Dengan demikian, maka lebah

tersebut membantu petani apel dalam menghasilkan apel, dan pada saat yang

bersamaan lebah-lebah ersebut menggunakan sari bunga dari pohon apel

tersebut untuk menghasilkan madu. Ketika petani apel menentukan berapa

banyak pohon yang akan ditanam dan peternak lebah menentukan berapa

banyak lebah yang harus dipelihara, mereka mengabaikan eksternalitas positif

ini. Dampaknya adalah petani apel menanam apel terlalu sedikit dan peternak

lebih memelihara lebah terlalu sedikit. Eksternalitas ini pada dasarnya dapat

diinternalisasi seandainya si peternak lebih memilih membeli kebun apel

tersebut atau petani apel membeli peternakan lebah tersebut. Kedua kegiatan

ini akan berjalan dalam satu perusahaan dan perusahaan tunggal yang ada

dapat menentukan jumlah pohon apel yang harus dipelihara dan jumlah lebah

yang harus diternak agar hasil yang diperoleh optimal. Internalisasi

Page 198: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 187

eksternalitas ini menjadi alasan bagi banyak pengusaha terlibat dalam banyak

bisnis yang berbeda.

Cara lain perusahaan dalam menghadapi dampak eksternalitas adalah

pihak-pihak yang mempunyai kepentingan menandatangani suatu kontrak.

Misalnya petani apel dan peternak lebah dapat menyelesaikan masalah jumlah

pohon dan lebah. Dalam kontrak dapat dinyatakan dengan jelas jumlah

tanaman apel dan laba serta mungkin jumlah harus dibayarkan antara pihak

petani apel dan pihak peternak lebah. Dengan mengatur jumlah pohon apel dan

jumlah lebah yang diternak dengan tetap, maka kontrak tersebut dapat

menyelesaikan masalah ketidakefisienan yang umumnya muncul dari

eksternalitas tersebut dan membuat keduanya lebih diuntungkan.

b. Mengapa Solusi Perusahaan tidak selalu Bekerja dengan Baik

Tidak jarang terjadi pihak-pihak yang berkepentingan gagal

menyelesaikan persoalan eksternalitas karena adanya biaya transaksi

(transaction cost) yng harus dikeluarkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan

untuk melakukan tawar-menawar dan mencapai kesepakatan. Dalam contoh

yang realistis, biaya-biaya transaksi adalah pengeluaran untuk membayar para

pengacara.

Dalam kondisi yang lain, tawar-menawar tidak dapat dilakukan. Dilakukan

pemogokan oleh serikat buruh, menunjukkan bahwa untuk mencapai

kesepakatan adalah sesuatu yang sulit dilakukan, dan kegagalan dalam

mencapai kesepakatan dapat menjadi sesuatu yang sangat merugikan bagi

pihak-pihak yang berkepentingan. Dalam kenyataannya, seringkali masing-

masing pihak saling menahan diri guna memperoleh kesepakatan yang lebih

baik dari sudut pandang mereka.

Mencapai kesepakatan yang efisien sangatlah sulit dilakukan terutama

apabila jumlah yang berkepentingan sangat banyak karena mengoordinasikan

orang-orang dalam jumlah besar membutuhkan biaya yang tidak sedikit,

misalnya pabrik gula membuang polusinya pada sungai yang ada di sekitarnya.

Polusi tersebut menghasilkan eksternalitas negatif bagi semua warga yang ada

di hilir sungai tersebut. Akan tetapi, apabila jumlah masyarakat di hilir sangat

banyak, maka mengoordinasikan mereka untuk melakukan tawar-menawar

dengan pabrik tersebut mungkin tidak dapat dilakukan.

Page 199: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 188

Apabila tawar menawar antara swasta tidak berhasil dilakukan, maka

pemerintah dapat memainkan satu peran. Pemerintah dapat bertindak atas

nama masyarakat. Oleh karena itu, bagian berikutnya akan menguraikan

peranan pemerintah dalam mengatasi masalah eksternalitas.

6. Campur Tangan Pemerintah Atas Eksternalitas

Berbagai kasus eksternalitas ini, menyebabkan harga-harga yang

ditetapkan pengusaha menjadi tidak mencerminkan kelangkaan faktor produksi.

Dalam kasus pabrik yang menimbulkan polusi sungai, kalkulasi harga output tidak

memperhitungkan eksternalitas yang diderita oleh penduduk yang menggunakan

air. Dengan demikian, biaya produksi internal (private cost) menjadi lebih kecil

daripada biaya masyarakat (social cost), sehingga output pabrik menjadi terlalu

besar.

Dalam perhitungan biaya produksinya, pabrik tersebut tidak memasukkan

kerugian masyarakat yang diakibatkan karena pencemaran udara yang

ditimbulkan. Karena itu, harga output pabrik tersebut menjadi terlalu rendah,

karena tidak memperhitungkan kerugian masyarakat. Polusi udara yang

ditimbulkan tidak hanya merugikan masyarakat selaku konsumen, tetapi juga

terhadap masyarakat selaku produsen barang lainnya. Misalnya, menurunnya

produksi madu di peternakan lebah di sekitar pabrik, yang diakibatkan oleh

kotornya udara.

Dengan demikian, biaya-biaya pribadi (private cost), yang dihitung oleh

pabrik, untuk membayar semua faktor produksi yang digunakan, menjadi terlalu

kecil karena tidak memperhitungkan kerugian masyarakat. Akibatnya, volume

barang yang dihasilkan oleh pabrik tersebut cenderung terlalu banyak.

Dalam kasus semacam ini, peranan pemerintah adalah mengatur produksi

pabrik tersebut, dengan membuat regulasi, agar biaya internal yang dikalkulasikan

pabrik sama dengan biaya yang dikeluarkan masyarakat. Regulasi tersebut

misalnya, pemerintah mengharuskan pembangunan pengolah limbah (water

treatment) kepada pabrik yang akan membuang limbahnya ke sungai. Implikasi

dari peraturan ini adalah, biaya internal menjadi lebih tinggi, sehingga jumlah

output yang dihasilkannya pun menjadi lebih kecil.

Dalam kasus eksternalitas negatif, biaya produksi yang dikalkulasikan oleh

pengusaha (internal cost) yang lebih kecil daripada biaya yang diderita masyarakat

(social cost). Sedangkan dalam kasus eksternalitas positif, biaya internal lebih

Page 200: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 189

besar daripada biaya sosial, sehingga output yang dihasilkan lebih kecil daripada

volume yang dianggap efisien oleh masyarakat.

Campur tangan pemerintah dalam perekonomian dimaksudkan untuk

menyamakan biaya internal dengan biaya sosial, sehingga alokasi sumber-sumber

ekonomi menjadi efisien. Kadar polusi berada pada tingkat di mana biaya marjinal

pengurangan polusi sama dengan manfaat marjinal masyarakat atas pengurangan

polusi.

Untuk mengendalikan eksternalitas negatif tersebut, maka pemerintah dapat

menanggapinya dengan dua cara, yaitu kebijakan pemerintah dan kendalikan

(command and control policy), yaitu kebijakan mengatur perilaku secara langsung

dan kebijakan yang berorientasi pasar (market based policy), yaitu pemerintah

menyediakan insentif sehingga pimpinan perusahan memilih untuk menyelesaikan

masalah mereka sendiri.

a. Pengendalian Langsung

Kebijakan pengendalian langsung merupakan bentuk kebijakan

lingkungan yang paling sering digunakan oleh pemerintah pada beberapa

Negara dewasa ini. Standar emisi kendaraan bermotor merupakan

pengendalian langsung yang dikenal baik di kalangan pemerhati lingkungan.

Standar ini harus dipenuhi oleh semua kendaraan bermotor baru yang dijual.

Standar ini mensyaratkan bahwa emisi per mil atas sejumlah gas beracun dan

pencemaran lain lebih rendah daripada jumlah tertentu. Standar ini berlaku di

mana pun kendaraan dijalankan. Manfaat marjinal mengurangi emisi di

pedesaan sama di mana terdapat pencemaran udara relative kurang, dibanding

dengan manfaat marjinal di kota-kota besar, di kawasan gas emisi sudah

sangat banyak di udara. Akan tetapi, standar ini berlaku sama untuk kota besar

dan desa.

Pengendalian langsung sering kali mengharuskan teknik tertentu untuk

mengurangi pencemaran. Oleh karena itu, sebelum diizinkan beroperasi, suatu

pabrik diharuskan menggunakan alat tertentu untuk mengurangi polusi,

meskipun terkadang terdapat teknologi lain atau alat lain yang dapat

menghasilkan pengurangan pencemaran yang sama dengan biaya yang lebih

rendah.

Page 201: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 190

Oleh karena itu, pengendalian langsung terkadang tidak efisien secara

ekonomis dalam kebanyakan hal, dalam arti lebih banyak pencemaran yang

seharusnya dapat dihilangkan dengan biaya ekonomis yang sama dengan

pengendalian langsung. Misalkan pencemaran pada saluran air akan

dihilangkan sampai batas tertentu. Biasanya pemerintah akan membagi beban

pencemaran secara adil, beban pengurangan pencemaran yang diinginkan

kepada semua perusahaan yang melakukan pencemaran menurut kriteria yang

kurang adil. Pemerintah dapat menetapkan bahwa setiap perusahaan yang

melakukan pencemaran harus mengurangi pencemarannya dengan

persentase yang sama. Atau setiap perusahaan diperintahkan untuk

memastikan bahwa setiap liter air yang dibuang ke saluran air memenuhi mutu

tertentu. Meskipun ketentuan-ketentuan tersebut kelihatannya wajar, namun

apabila perusahaan-perusahaan yang melakukan pencemaran tidak

menanggung biaya pengurangan pencemaran yang sama, ketentuan-

ketentuan tersebut menjadi tidak efisien.

Masalah lain yang timbul dalam pengendalian langsung dalam praktik ini

yaitu cara semacam ini sangat mahal untuk dipantau dan dilaksanakan.

Lembaga yang mengurus harus memeriksa begitu banyak pabrik demi pabrik

dan banyaknya jenis pencemaran yang dilepaskan. Di samping itu, lembaga

tersebut membutuhkan suatu mekanisme untuk menghukum perusahaan yang

melanggar. Pemantauan yang akurat atas semua sumber pencemaran yang

potensial membutuhkan sumberdaya yang jauh lebih besar disbanding

sumberdaya yang dimiliki oleh lembaga tersebut. Dewasa ini sistem denda dan

hukuman diberlakukan oleh pemerhati lingkungan untuk membuat para

pelanggar jera. Misalkan apabila perusahaan yang melakukan pencemaran

diwajibkan membatasi emisi pencemaran sampai batas tertentu per hari,

perusahaan tersebut akan memperhitungkan biaya untuk memenuhi standard

an biaya apabila mereka dipergoki dan denda apabila ditemukan melanggar

ternyata relative kecil. Maka pengendalian langsung tidak banyak berdampak.

b. Kebijakan yang Berorientasi Pasar

1) Pajak Emisi

Selain metode langsung, pemerintah dapat pula mengendalikan

pencemaran dengan mengenakan pajak atas perusahaan yang membuang

emisi. Metode ini pada dasarnya adalah menginternalisasi eksternalitas

Page 202: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 191

pencemaran sehingga keputusan-keputusan terdesentralisasi dapat

memberi hasil yang lebih efisien.

Kelebihan dari sistem pengenaan pajak emisi adalah bahwa tidak

mengharuskan lembaga yang menangani pencemaran untuk menetapkan

bagaimana perusahaan harus menggunakan teknologi tertentu dalam

mengurangi pencemaran dari usahanya. Jadi dalam konteks ini perusahaan

sendiri yang harus mencari teknik pengurangan yang paling efisien. Dengan

tujuan memaksimalkan keuntungan akan membuat perusahaan berusaha

mengurangi pencemaran yang ditimbulkan karena mereka tidak ingin

menanggung pajak pencemaran yang besar.

Efektivitas pengenaan pajak emisi hanya dapat berjalan dengan baik

apabila jumlah emisi dapat diukur dengan tetap. Dalam beberapa jenis

pencemaran, alat pengukur pencemaran yang akurat untuk dipasang

dengan biaya yang wajar belum ditemukan. Dengan demikian pengenaan

pajak emisi masih sulit dilakukan. Misalkan kasus pencemaran yang

ditimbulkan oleh mobil. Akan sangat mahal untuk memasang alat pemantau

yang baik pada setiap mobil dan menetapkan pajak terutang berdasarkan

data yang terekam oleh alat tersebut.

Masalah lain dari pengenaan pajak emisi adalah penetapan besarnya

tarif pajak. Secara ideal lembaga yang menangani pencemaran

mendapatkan perkiraan tentang besarnya kerusakan sosial marjinal yang

ditimbulkan per unit bahan pencemar, dan menetapkan jumlah pajak sama

dengan jumlah tersebut. Apabila hal tersebut dapat dilakukan dengan baik,

maka dengan sendirinya internalisasi eksternalitas berjalan dengan baik.

Akan tetapi, informasi yang dibutuhkan untuk menentukan kerusakan sosial

marjinal umumnya sulit dilakukan.

Apabila pemerintah menetapkan tarif pajak emisi yang terlalu tinggi,

maka terlalu banyak sumber daya yang disediakan untuk mengendalikan

pencemaran. Sebaliknya apabila tarif pajak yang dikenakan terlalu rendah,

maka akan menimbulkan pencemaran yang terlalu besar. Dalam praktiknya,

lembaga yang bertugas menangani pencemaran mungkin memiliki

pengetahuan yang jauh lebih baik mengenai tingkat pencemaran yang dapat

diterima, dibanding besarnya tarif pajak yang dikenakan, terutama apabila

teknologi pengurangan pencemaran berubah, maka tarif pajak juga harus

Page 203: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 192

diubah, dan pemerintah umumnya sangat lambat untuk menyesuaikan tarif

pajak yang sudah ditetapkan.

2) Standar dan Biaya Emisi

Dewasa ini beberapa negara menetapkan standar emisi bagi

perusahaan, yaitu batas legal jumlah polusi yang dapat dikeluarkan oleh

perusahaan. Apabila suatu perusahaan melampaui batas tersebut, maka

perusahaan tersebut akan dikenakan hubungan dalam bentuk denda uang

atau pidana. Standar emisi yang dibuat bertujuan untuk memastikan bahwa

perusahaan berproduksi dengan efisien karena dalam beroperasi

perusahaan menggunakan alat pengendali polusi. Kenaikan biaya untuk

mengurangi polusi akan menyebabkan biaya rata-rata produksi perusahaan

naik. Perusahaan akan memperoleh keuntungan apabila harga jual produk

mereka berada di atas biaya rata-rata setelah memperhitungkan biaya

polusi. Sementara yang dimaksud dengan biaya emisi adalah biaya yang

dikenakan terhadap setiap unit polusi yang ditibulkan oleh suatu

perusahaan.

3) Izin Transfer Emisi

Mari kita perhatikan kembali kasus dua perusahaan yang terletak pada

suatu tempat sehingga biaya sosial marjinal emisinya sama, tidak peduli

perusahaan mana yang mengurangi emisinya karena kedua perusahaan

tersebut mempunyai biaya pengurangan emisi yang berbeda dalam arti

biaya marjinal pengurangan emisi kedua perusahaan tidak sama.

Dengan sistem izin transfer emisi, maka perusahaan yang tidak

sanggup menurunkan emisi mereka harus membeli izin emisi. Apabila

terdapat cukup banyak perusahaan dan izin, maka akan terbentuk suatu

pasar untuk izin emisi. Dalam keseimbangan pasar, maka harga suatu izin

sama dengan biaya marjinal pengurangan untuk seluruh perusahaan, kalau

tidak, suatu perusahaan akan merasa diuntungkan dengan membeli lebih

banyak izin.

Page 204: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 193

7. Faktor Penyebab Kegagalan Pasar

Banyak masalah ekonomi dapat dicarikan solusinya hingga tercapai efisiensi

optimal, bila didukung prasyarat dipenuhinya bentuk pasar persaingan sempurna.

Namun kenyataannya, pasar persaingan sempurna hanya dapat diwujudkan pada

kasus-kasus yang sangat terbatas. Bentuk pasar yang lebih sering ditemui adalah

pasar persaingan tidak sempurna. Hal ini terjadi karena adanya distorsi-distorsi

yang menyebabkan kegagalan mekanisme pasar menjalankan fungsinya, yakni

mengalokasikan sumber-sumber ekonomi secara efisien dalam menghasilkan

barang dan jasa. Penyebab kegagalan pasar adalah hal-hal berikut ini.

a. Ketidaksempurnaan Pasar

Dalam bentuk pasar persaingan sempurna, mekanisme harga dapat

berfungsi secara efisien dalam mengalokasikan sumber-sumber ekonomi.

Dalam bentuk pasar persaingan tidak sempurna, misalnya monopoli, alokasi

yang efisien tidak pernah terjadi, karena tidak ada keserasian antara keinginan

produsen (yaitu keuntungan maksimal) dengan efisiensi produksi. Volume

produksi pada pasar monopoli lebih kecil dibandingkan pada pasar persaingan

sempurna, namun pada tingkat harganya lebih tinggi.

Dalam beberapa kasus tertentu, ada jenis barang yang hanya efisien bila

diproduksi oleh satu produsen, karena pasarnya terlalu kecil atau investasinya

sangat besar. Dalam kasus ini, skala ekonomi yang efisien (economies of scale)

baru akan terjadi pada tingkat produksi yang besar. Contohnya, jasa kereta api,

telepon, listrik. Keadaan ini disebut monopoli alamiah (natural monopoly).

Biaya rata-rata dalam kasus monopoli alamiah selalu menurun. Situasi

semacam ini banyak dialami oleh perusahaan-perusahaan yang melayani

kepentingan umum (oublic utilities), misalnya perusahaan air minum, listrik,

telepon, jasa pos. untuk jenis-jenis perusahaan ini, adanya persaingan

(sempurna) hanya akan menyebabkan inefisiensi karena investasi mahal di sini

tidak banyak membuka peluang melakukan “perang harga”. Secara alamiah,

adanya persaingan pada akhirnya menyebabkan hanya ada satu perusahaan

yang tetap mampu bertahan. Perusahaan yang tetap survive ini merupakan

monopolis alamiah. Konsekuensinya, usaha seperti ini memerlukan pengaturan

pemerintah, agar tidak merugikan konsumennya.

Page 205: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 194

b. Barang Pubik

Barang publik (public goods) dalam banyak hal sangat dibutuhkan oleh

masyarakat, namun tidak seorang pun yang bersedia menghasilkannya.

Kalaupun ada pihak swasta yang menyediakannya, jumlah tertentu terbatas.

Suatu jenis barang dinamakan barang publik murni, bila mengandung dua

karakteristik utama, yaitu penggunaannya tidak menimbulkan persaingan (non-

rivalry), serta tidak dapat diterapkannya prinsip pengecualian (non-

excludability). Biasanya, pihak swasta enggan untuk menghasilkan barang

publik murni, dengan demikian tugas ini harus dibebankan kepada pemerintah.

Ketika pihak swasta memproduksi mobil, maka otomatis yang diperlukan

adalah tersedianya prasarana jalan raya yang dibangun oleh pemerintah. Kalau

prasyarat ini tidak dipenuhi, maka kesejahteraan masyarakat pun tidak

mencapai titik optimal.

c. Pasar Tidak Lengkap (Incomplete Market)

Pasar dikatakan lengkap apabila menghasilkan semua barang dan jasa,

dengan biaya produksi yang lebih kecil daripada harga yang sanggup dibayar

oleh masyarakat. Ada beberapa jenis jasa yang tidak dapat diusahakan oleh

pihak swasta dalam jumlah yang cukup, meskipun biaya penyediaannya lebih

kecil daripada kemauan membayar masyarakat. Kondisi seperti inilah yang

disebut pasar yang tidak lengkap (Incomplete Market). Yang termasuk dalam

ketegori ini, misalnya asuransi khusus untuk menghadapi suatu resiko tertentu

yang sangat berat. Dalam kasus ini, maka biasanya pemerintahlah yang harus

menyediakan jasa ini.

d. Kegagalan Informasi

Dalam beberapa kasus, masyarakat sangat membutuhkan informasi yang

tidak dapat disediakan oleh pihak swasta, misalnya informasi prakiraan cuaca.

Para petani, pelaut, sangat membutuhkan informasi tersebut, tetapi masih

jarang ada pihak swasta yang menyediaknnya, karena pertimbangan

komersial. Maka dalam hal ini, pemerintahlah yang harus menyediakannya.

e. Eksternalitas

Masalah lain yang menyebabkan terjadinya kegagalan pasar dalam

alokasi faktor produksi secara efisien, adalah timbulnya dampak baik positif

maupun negatif yang disebut dengan eksternalitas. Eksternalitas timbul karena

tindakan konsumsi (atau produksi) dari satu pihak, yang berpengaruh terhadap

Page 206: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 195

pihak yang lain tanpa adanya kompensasi pembayaran. Jadi, dalam hal ini ada

dua syarat bagi terjadinya eksternalitas:

1) Adanya dampak tertentu dari suatu tindakan

2) Tidak adanya kompensasi yang dibayarkan atau diterima oleh pihak-pihak

yang bersangkutan.

8. TEORI PENYEDIAAN BARANG PUBLIK

Salah satu kewajiban pemerintah adalah menyediakan barang dan jasa

yang tidak dapat dihasilkan oleh pihak-pihak swasta. Masalah selanjutnya adalah,

seberapa besar pemerintah harus menyediakan barang publik, karena

keterbatasan kemampuan anggaran pemerintah. Penyediaan barang publik dalam

jumlah yang terlalu besar akan menyebabkan terjadinya pemborosan sumber-

sumber ekonomi, sebaliknya penyedia barang dan jasa publik yang terlalu sediki

akan menimbulkan ketidakpuasan masyarakat.

Beberapa teori telah dikemukakan oleh para ahli ekonomi, seperti Pigou,

Bowen, Lindahl, Samuelson, dan teori anggaran.

A.C. Pigou berpendapat, bahwa penyediaan barang publik akan

memberikan manfaat (utility) bagi masyarakat, sebaliknya pajak yang dikenakan

akan menimbulkan ketidakpuasan masyarakat (disutility). Semakin banyak barang

dan jasa publik disediakan pemerintah, maka tambahan manfaat yang dirasakan

oleh masyarakat akan semakin menurun. Hal ini analog dengan fenomena law of

diminishing marginal utility returns. Misalnya, pada kasus segelas air yang

diberikan terus menerus kepada seseorang. Gelas pertama akan memberi

kepuasan yang besar, gelas ketiga memberikan kepuasan yang lebih kecil, dan

akhirnya gelas keenam, ketujuh, dan seterusnya, mungkin sudah tidak memberi

kepuasan sama sekali.

Sebaliknya, semakin banyak barang dan jasa publik, semakin besar biaya

yang dibutuhkan, dan konsekuansinya semakin besar pula pajak yang dipungut

dari masyarakat. Keadaan ini menyebabkan meningkatnya ketidakpuasan

masyarakat. Secara teoretis, penyediaan barang dan jasa publik akan optimal,

apabila kepuasan masyarakat yang diperolehnya sama dengan ketidakpuasan

masyarakat dari pemungutan pajak.

Kesulitan dari analisis ini adalah, bahwa kepuasan dan ketidakpuasan

merupakan sesuatu yang tidak dapat diukur secara kuantitatif, karena analisisnya

Page 207: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 196

didasarkan pada rasa ketidakpuasan marginal masyarakat dalam membayar

pajak, dan rasa kepuasan marginal terhadap barang publik.

Teori yang dikemukakan oleh Bowen, Lindahl, Samuelson dan teori

anggaran, berusaha memberi jawaban mengenai beberapa jumlah barang publik

yang harus disediakan pemerintah, sehingga kepuasan masyarakat terhadap

alokasi sumber ekonomi antara barang publik dan barang swasta mencapai tingkat

optimal. Teori yang dikemukakan Bowen mengenai penyediaan barang publik,

didasarkan pada teori harga seperti dalam penentuan harga pada barang swasta.

Lindahl mengemukakan analisisnya yang mirip dengan Bowen, dengan

perbedaan pada bentuk harga yang digunakannya. Bowen menggunakan harga

absolut, sementara Lindahl menggunakan harga relatif, yaitu persentase dari

pembiayaan pemerintah total.

Sedangkan Samuelson juga mengemukakan teorinya dengan

menggunakan pendekatan keseimbangan umum (general equilibrium). Ia

menyimpulkan, bahwa adanya barang publik tidak menghambat masyarakat untuk

mencapai kesejahteraan masyarakat yang optimal (pareto optimality).

Teori Samuelson mengenai pengeluaran pemerintah merupakan teori yang

paling baik, karena sederhana, jelas, dan komprehensif. Namun, ini pun juga

mengandung beberapa kelemahan, misalnya pada anggapan bahwa konsumen

dapat mengemukakan kesukaan mereka terhadap barang publik, yang menjadi

dasar pengenaan biaya untuk menghasilkan barang publik. Hal ini merupakan

kelemahan yang mendasar dari analisis pengeluaran pemerintah, karena masalah

utamanya adalah, bagaimana pemerintah memungut pembayaran dari konsumen

barang publik. Tidak seorangpun yang mau dengan suka rela mengemukakan

kesukaannya akan barang sosial, karena kesukaan ini akan menjadi dasar bagi

pemerintah dalam mengenakan tarif. Selain itu, apabila barang publik sudah

tersedia, mereka tidak dapat dikecualikan dari penggunaan barang tersebut.

Kelemahan berikutnya adalah, barang publik yang dibahas memiliki sifat

kebersamaan, yang dapat digunakan konsumen dalam jumlah yang sama.

Barang-barang publik yang memiliki sifat tersebut praktis sangat terbatas,

misalnya pertahanan, kehakiman. Sementara itu, sebagian besar dari barang

publik tidak mengandung sifat-sifat itu, seperti misalnya rumah sakit, dan sekolah.

Teori lain yang menerangkan tentang penyediaan barang-barang publik

adalah teori alokasi barang sosial melalui anggaran. Teori ini didasarkan pada

Page 208: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 197

suatu analisis, bahwa setiap orang harus membayar penggunaan barang publik

dalam jumlah yang sama, sesuai dengan sistem harga untuk barang swasta.

Semua teori ekonomi mengenai penyediaan barang publik di atas, secara

konseptual sangat baik. Sayangnya, semua itu kurang bermanfaat untuk

diterapkan dalam praktek. Oleh karena itu, untuk mendapatkan cara mengenai

penentuan jumlah barang publik, perlu “meminjam” teori yang dikembangkan

dalam ilmu politik, yaitu pemungutan suara (voting).

Pemungutan suara dapat dilakukan dengan berbagai cara, tetapi cara yang

terbaik adalah dengan aklamasi, di mana suatu program pemerintah akan

dilaksanakan hanya apabila semua orang menyatakan setuju. Hasil yang

diperoleh dengan cara aklamasi, akan sama dengan mekanisme pasar, sehingga

bisa dicapai hasil yang terbaik.

Namun demikian, cara aklamasi ini pun dalam praktek juga sering sulit

direalisasikan, sehingga muncul alternatif lain mengenai jumlah suara minimal

yang diperlukan dalam suatu pemungutan suara. Pada awalnya, teori ini

dikemukakan oleh Knut Wickell. Ia berpendapat, bahwa sistem yang baik adalah

apabila 2/3 suara menyatakan persetujuannya. Yang menjadi pertanyaan,

mengapa 2/3? Buchanan-Tulock kemudian mencoba memberikan jawaban,

bahwa pemungutan suara harus dilakukan dengan cara meminimalkan biaya

pemungutan suara.

Dalam sistem pemungutan suara dengan siste mayoritas sederhana (simple

majority), dalam memilih dua atau lebih program pemerintah, dapat menjadi

kegagalan dalam mencapai kesepakatan, karena adanya Arrow’s Paradox. Untuk

menghindarinya, maka dapat ditempuh dengan beberapa cara alternatif, misalnya,

plural voting, point voting, dan sebagainya.

Pemungtan suara dengan cara pemilihan langsung sulit dilakukan di negara-

negara yang berpenduduk sangat banyak, kerena faktor pembiayaan. Maka dalam

hal ini, pemungutan suara untuk memilih program pemerintah dilakukan secara

demokratis melalui perwakilan rakyat. Tapi masalahnya adalah, apakah dengan

cara ini dapat dijamin bahwa suara wakil rakyat selaras dengan kehendak rakyat

yang diwakilinya? Schumpeter dan A. Down menunjukkan, bahwa karena adanya

motivasi dan rasa individualistik dari rakyat dan wakil rakyat, maka akan ada

jaminan keserasian antara pilihan wakil rakyat dan kehendak rakyat.

Page 209: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 198

9. PRINSIP PENGENAAN PAJAK

Pada prinsipnya, pajak yang dikenakan kepada masyarakat adalah

sumbangan terhadap pemerintah yang telah menyediakan barang publik. Barang

publik memiliki dua karakteristik, yaitu non-exclusionary dan non-rivalry. Dari dua

sifat utama barang publik tersebut, masyarakat seringkali bersikap sebagai free-

riders atau “penumpang gelap”. Non-exclusionary dapat diartikan, bahwa bila

barang publik sudah tersedia, maka setiap orang dapat memanfaatkannya tanpa

ada yang mencegahnya. Misalnya, dalam kasus prasarana jalan. Kecuali jalan tol

yang bersifat exclusionary, maka pemerintah tidak dapat mencegah setiap orang

berniat menggunakan prasarana jalan yang sudah disediakannya itu.

Ini berbeda dengan barang swasta (private goods) yang dihasilkan oleh

masyarakat. Seorang produsen roti dapat mencegah orang lain yang berniat

mengkonsumsi rotinya, tanpa membayar harga yang sudah ditentukan

produsennya.

Sedangkan non-rivalry berarti, penggunaan suatu barang oleh seorang tidak

akan mengurangi kepuasan orang lain, yang juga menikmatinya dalam waktu

bersamaan. Misalnya, jalan raya yang tidak padat lalu lintasnya, penggunaan oleh

seseorang tidak akan mengurangi kenikmatan orang lain yang juga sedang

memanfaatkannya pada saat bersamaan.

Hal ini berbeda dengan barang swasta, misalnya saksofon. Apabila

seseorang sedang memainkan saksofon, maka pada saat itu orang lain tidak

mungkin memainkan saksofon yang sama. Barang yang mempunyai kedua sifat

di atas, disebut barang swasta. Sedangkan barang yang hanya mempunyai saah

satu sidat saja, disebut barang kuasi publik.

Dalam kasus barang swasta, seorang konsumen akan membeli suatu

barang dengan harga yang sesuai dengan kepuasannya. Misalnya, bila Bambi

membeli pensil dengan harga Rp 500, berarti kepuasannya atas pensil tersebut

sebesar Rp 500. Dalam kasus barang publik, karena semua ingin menjadi free

riders, maka tidak terjadi harga yang dapat ditetapkan oleh pemerintah.

Apabila pemerintah akan membangun jalan raya dengan biaya Rp 3 milyar,

bagaimana cara mengalokasikannya kepada masyarakat? Jawabannya, tetu

dengan pajak. Tetapi bagaimana dengan prinsip alokasi beban barang publik

tersebut? Pengenaan beban pajak untuk membiayai barang publik didasarkan

pada dua prinsip, yaitu prinsip manfaat (benefit principle), dan prinsip pengorbanan

(sacrifice principle). Menurut prinsip manfaat, pajak sebagai pembayaran atas

Page 210: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 199

penyediaan barang publik harus didsarkan pada besar kecilnya manfaat yang

diterima masyarakat. Orang yang menikmati manfaat besar harus membayar

dalam jumlah yang besar, demikian pula sebaliknya.

Selanjutnya, bagaimana cara mengukur utilitas seseorang dari adanya

barang publik? Inilah yang menjadi masalah, karena tidak pada semua barang

publik dapat diterapkan prinsip manfaat. Kesulitan dalam mengukur utilitas

(manfaat) pemakaian barang dan jasa publik merupakan hal yang sering terjadi.

Yang dapat diukur manfaatmya, biasanya adalah barang kuasi publik, misalnya

rumah sakit, sekolah, dan sebagainya. Sedangkan barang publik murni, yang

mempunyai karakteristik non-exclusionary dan non-rivalry, tidak dapat diterapkan

prinsip manfaat, sehingga harus digunakan prinsip pengorbanan.

Dengan asumsi adanya penurunan utilitas marginal bagi semua orang,

maka ketiga pendekatan ini di atas semuanyamemberi kesimpulan, bahwa orang

kaya harus membayar pajak dalam jumlah lebih besar daripada orang miskin.

Namun demikian, hal tersebut tidak otomatis berarti bahwa struktur pajak yang

dikenakan pemerintah harus bersifat progresif.

10. INTERVENSI PEMERINTAH

Banyak ahli ekonomi, terutama dari Negara-negara barat, yang

menyebutkan bahwa peranan pemerintah dalam mengatur jalannya

perekonomian sangatlah besar. Bahkan di Amerika Serikat, yang selalu menjadi

kiblat pandangan ekonomi klasik, peran pemerintah Federal jauh lebih besar

dibandingkan dengan konsep yang dulu dikemukakan oleh Adam Smith.

Para ekonom pada umumnya bisa melakukan kesalahan dalam

mengintepretasikan pandangan Smith, sehingga seolah-olah peranan pemerintah

teramat sempit dalam mengatur perekonomian. Di satu sisi, Smith memang

berpendapat bahwa peranan pemerintah hanya sebatas pelengkap kegiatan yang

tidak dilaksanakan oleh pihak swasta. Berikut ini ada kutipan dari bukunya yang

terkenal, Wealth of Nations (1776).

The role of the state must be minimal in a system which depends wholly on

the self-regarding actions of individuals. The sovereign is expected to refain from

interfering with the individual enterprise. The state must provide exact

administration of justice. The state must provide defense. The state should provide

such public works as may be necessary to facilitate economic activity… 1

Page 211: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 200

Dari sini dapat disimpulkan, bahwa dalam hal penyediaan barang publik,

sikap Smith terlihat sangat konservatif.

The state has a responsibility for reform, a responsibility for for removing

various institutional and legal impediment to the system of natural liberty, such as

the laws of successions and entail, the privilege of corporations…

Pandangan Smith mengenai peranan pemerintah, tidak sebatas

menyediakan barang dan jasa publik semata-mata, tetapi memiliki perspektif yang

lebih luas.

Sementara Musgrave dan Musgrave (1984), mengelompokkan aktivitas

Negara ke dalam tiga fungsi, yaitu alokasi, stabilisasi, dan distribusi sumber-

sumber ekonomi. Tidak ada seorang ekonom pun yang meragukan peranan

Negara dalam mengatasi masalah stabilisasi dan distribusi pendapatan. Teori-

teori ekonomi misalnya mikro, makro, dan pembangunan telah menerangkan,

bagaimana pemerintah mampu mengatasi kedua masalah tersebut. Peranan

pemerintah dalam alokasi inilah yang sering kali kurang dipahami, terutama bagi

mereka yang tidak mendalami ekonomi publik. Dalam beberapa teks ekonomi

mikro, secara eksplisit telah diketengahkan analisis terhadap masalah-masalah

yang memerlukan campur tangan pemerintah.

11. PERANAN PEMERINTAH DALAM BIDANG ALOKASI

Para ekonom klasik selalu berpendapat, bahwa peranan pemerintah di

bidang alokasi hanyalah sebagai “pelengkap” aktivitas sector swasta, yaitu

melaksanakan hal-hal yang tidak dapat dilakukan oleh swasta. Filosofi yang

mendasari konsep ini sangat sederhana, yaitu adanya anggapan bahwa hanya

dirinya sendirilah yang mengetahui persis, mengenai apa yang terbaik bagi dirinya.

Karena itulah, maka setiap usaha yang bertujuan untuk mencapai kemakmuran

pribadi, secara keseluruhan akan menyebabkan kemakmuran masyarakat. Dalam

teori welfare economics disebutkan, bahwa apabila terdapat pasar persaingan

sempurna (perfect competition) di semua pasar baik pasar input maupun pasar

output, maka pihak swasta akan mampu menyediakan barang dan jasa, serta

mengalokasikannya secara efisien. Pada gilirannya, hal ini akan menyebabkan

tercapainya kesejahteraan masyarakat yang optimal, yang ditujukan dengan

kondisi pareto optimality.

Oleh karena itu, peranan pemerintah di sini adalah untuk hal-hal berikut:

a. Menyediakan barang dan jasa yang tidak dihasilkan oleh pihak swasta.

Page 212: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 201

b. Menjamin bahwa tujuan swasta tidak terhambat.

Seiring dengan berkembangnya perekonomian, hal ini telah menyadarkan

para ahli ekonomi, bahwa dalam alokasi sumber-sumber ekonomi, peranan

pemerintah jauh lebih penting dari hanya sekedar sebagai “pelengkap” aktivitas

swasta.

C. LATIHAN/TUGAS

Kerjakan soal di bawah ini dengan benar:

1. Menurut anda, kapan eksternalitas membutuhkan intervensi dari pemerintah dan

kapan suatu eksternalitas tidak perlu adanya campur tangan pemerintah?

2. Analisis ketersediaan barang publik tempat tinggal anda masing-masing.

Bagaimana pendapat anda tentang intervensi pemerintah dalam penyediaan

barang publik tersebut?

3. Seiring dengan berkembangnya perekonomian, dalam alokasi sumber ekonomi

peranan pemerintah jauh lebih penting dari hanya sekedar “pelengkap” aktivitas

swasta. Jelaskan mengapa demikian!

4. Amati tempat disekitar anda, berikan contoh eksternalitas positif maupun negatif.

Analisis penyebab dampak dan solusi bagi eksternalitas negatif!

5. Terdapat lima perusahaan yang berlokasi pada titik yang berbeda di sepanjang

sungai Walanae dan mereka membuang limbah cair dengan jumlah yang berbeda-

beda ke dalamnya. Limbah cair tersebut telah merugikan masyarakat di hilir

sungai. Perusahaan yang ada pada prinsipnya dapat membeli alat menyaring

untuk menghilangkan zat kimia berbahaya pada limbah yang dibuang pada sungai

tersebut. Misalkan anda sebagai penasihat kebijakan di daerah tersebut,

bagaimana anda membandingkan dan mencari perbedaan pilihan berikut untuk

mengatasi dampak yang merugikan dari limbah cair tersebut?

a. Mengenakan biaya limbah dengan tingkat yang sama bagi perusahaan yang

berlokasi pada pinggir sungai tersebut.

b. Standar yang sama per perusahaan untuk tingkat limbah cair yang dibuang oleh

masing-masing perusahaan.

c. Sistem izin limbah cair yang dialihkan, di mana tingkat keseluruhan limbah cair

ditetapkan oleh semua perusahaan penerima izin yang sama.

Page 213: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 202

D. DAFTAR PUSTAKA

Abdulrasul, Agung. 2013. Ekonomi Mikro. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Mai, Candra dan Fitria Amalia. 2011. Teori Ekonomi Mikro. Jakarta: Esis.

Mankiw, N. Gregory. 2000. Teori Makro Ekonomi Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.

Nicholson, Walter. 2004. Mikro Ekonomi Intermediate dan aplikasinya Edisi

Kedelapan. Jakarta: Erlangga.

Parkin, Michael. 2008. Economics 8th Edition. Perason Education, Inc (P).

Page 214: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 203

Absolute:

Sesuatu yang tidak dibatasi oleh pembatasan atau pengecualian.

Agen (Agents):

Seseorang yang melakukan tindakan tertentu untuk orang lain, yang disebut pelaku

utama.

Barang

Barang Inferior:

Barang yang jumlah permintaannya akan turun seiring dengan peningkatan

pendapatan masyarakat.

Capital Intensive:

Sebuah proses atau industri yang membutuhkan sumber daya financial dalam jumlah

besar untuk menghasilkan produk yang bagus.

Cateris Paribus:

Hal-hal lainnya tetap sama.

Barang Komplemen/ Komplementer (Complement):

Barang yang kegunaannya saling melengkapi satu sama lain.

Barang Publik (public goods):

Barang yang tidak bersifat ekskludabel dan rival.

Barang Normal:

Semua barang yang permintaannya akan bertambah ketika pendapatan masyarakat

bertambah (yang juga berarti bahwa barang tersebut memiliki elastisitas

permintaan positif.

Batas kemungkinan-kemungkinan produksi (production possibilities fronties):

Sebuah grafik yang menggambarkan kombinasi output yang mungkin dihasilkan dalam

perekonomian dengan faktor produksi dan teknologi produksi yang ada.

Batas Anggaran (budget constraint):

Batas kombinasi konsumsi yang mampu dibeli oleh konsumen.

Biaya (cost):

Nilai berapa pun yang yang harus dikeluarkan oleh penjual untuk menghasilkan sebuah

barang.

GLOSARIUM

Page 215: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 204

Biaya Eksplisit:

Biaya bahan yang memerlukan pengeluaran uang oleh perusahaan.

Biaya implisit:

Biaya-biaya bahan yang tidak memerlukan pengeluaran perusahaan.

Biaya Marginal (marginal cost):

Kenaikan biaya total yang muncul dari unit produksi tambahan.

Biaya tetap (fixed cost):

Biaya yang tidak berubah berapa pun jumlah barang yang diproduksi.

Biaya tetap rata-rata (average fixed cost):

Biaya tetap dibagi dengan jumlah output.

Biaya total (total cost):

Nilai pasar dari bahan-bahan yang digunakan oleh perusahaan dalam proses produksi.

Biaya total rata-rata(average total cost):

Biaya total dibagi dengan jumlah output.

Biaya variabel (variable costs):

Biaya yang berubah jika terjadi perubahan jumlah produksi.

Biaya variable rata-rata (average variable costs):

Biaya variable dibagi dengan jumlah output.

Daftar permintaan (demand schedule):

Tabel yang menunjukkan hubungan antara suatu barang dengan jumlah permintaan.

Daftar penaaran (supply schedule):

Tabel yang menunjukkan hubungan antara suatu barang dengan jumlah penawaran.

Defisit anggaran (budget deficit):

Jumlah berlebih yang dikeluarkan pemerintah (pengeluaran) dibandingkan dengan

penerimaannya.

Efisiensi (efficiency):

Kondisi dalam masyarakat untuk memperoleh manfaat maksimal dari sumber daya

mereka yang terbatas.

Ekonomi makro (macroeconomics):

Cabang ilmu ekonomi yang membahas fenomena ekonomi secara luas, termasuk inflasi,

pengangguran, dan pertumbuhan ekonomi.

Page 216: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 205

Ekonomi mikro (microeconomics):

Cabang ilmu ekonomi yang mempelajari bagaimana rumah tangga dan perusahaan

membuat keputusan dan bagaimana mereka berinteraksi di pasar.

Hipotesis:

Jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus

dibuktikan kebenarannya.

Kondisi Pareto Optimality:

Sebuah kondisi di mana sudah tidak mungkin lagi mengubah alokasi sumber daya untuk

meningkatkan kesejahteraan pelaku ekonomi (better off) tanpa mengorbankan pelaku

ekonomi yang lain (worse off). Dengan kata lain, kondisi pareto terjadi ketika semua

pelaku ekonomi dalam kondisi kesejahteraan yang optimum.

Law of Diminishing Marginal Utility Returns:

Setiap penambahan barang yang sama dan sejenis, akan memberikan tambahan kepuasan

(marginal) yang diperoleh dari penggunaan barang tersebut (utility) dimana penambahan

kepuasan tersebut akan terus menurun nilainya (diminishing).

Least Cost Combination:

Menentukan kombinasi input mana yang memerlukan biaya terendah apabila jumlah

produksi yang ingin dihasilkan telah ditentukan.

Preferensi:

Sebuah konsep, yang digunakan pada ilmu sosial, khususnya ekonomi. Ini

mengasumsikan pilihan realitas atau imajiner antara alternatif-alternatif dan

kemungkinan dari pemeringkatan alternatif tersebut, berdasarkan kesenangan, kepuasan,

gratifikasi, pemenuhan, kegunaan yang ada.

Produksi Padat Karya (Labour Intensive):

Kegiatan pembangunan proyek yang lebih banyak menggunakan tenaga manusia jika

dibandingkan dengan tenaga mesin.

Produksi Primer:

Kegiatan atau proses menghasilkan bahan-bahan baku atau bahan mentah dengan cara

mengambil langsung dari alam.

Page 217: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 206

Produksi Sekunder:

Kegiatan yang dilakukan untuk memproses bahan mentah atau bahan baku menjadi bahan

setengah jadi. contohnya: bijih besi diolah menjadi frofil-frofil besi atau lembaran-

lembaran baja, benang diolah menjadi kain.

Pendapatan total (total revenue):

Jumlah yang dibayarkan oleh pembeli dan diterima oleh penjual sebuah barang, dihitung

sebagai hasil perkalian antara harga barang dengan jumlah yang terjual.

Penurunan produk marginal (diminishing marginal product):

Property di mana produk produk marginal input menurun ditandai dengan jumlah input

yang meningkat.

Produk marginal (marginal product):

Kenaikan dalam output produksi yang muncul dari unit tambahan input.

Produk marginal tenaga kerja (marginal product of labour):

Kenaikan jumlah hasil produksi dari unit tenaga kerja tambahan.

Produktivitas (productivity):

Jumlah barang dan jasa yang diproduksi setiap jam dari waktu si pekerja.

Serikat pekerja (union):

Asosiasi pekerja yang melakukan tawar-menawar dengan pemberi kerja mengenai upah

dan kondisi kerja.

Skala ekonomis (economies scale):

Ciri-ciri di mana biaya total rata-rata jangka panjang menurun seiring meningkatnya

jumlah output.

Skills:

Kemampuan seseorang untuk melakukan sesuatu yang sifatnya spesifik, focus namun

dinamis yang membutuhkan waktu tertentu untukmempelajarinya dan dapat dibuktikan.

Stok (Inventory):

Stok bahan yang digunakan untuk memudahkan produksi atau untuk memuaskan

pelanggan yang meliputi bahan baku (raw materials), barang dalam proses (in-process

goods), dan barang jadi (finished goods).

Surplus (surplus):

Situasi ketika jumlah penawaran melebihi jumlah permintaan.

Surplus anggaran (budget surplus):

Page 218: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 207

Jumlah berlebih yang diterima pemerintah (penerimaan) dibandingkan dengan

pengeluarannya.

Surplus konsumen (consumer surplus):

Kerelaan pembeli untuk membayar dikurangi dengan jumlah dengan jumlah sebenarnya

dibayar pembeli.

Surplus produsen (producer surplus):

Jumlah yang dibayarkan oleh penjual untuk sebuah barang dikurangi dengan biaya

produksi barang tersebut.

Utilitas (utility):

Ukuran kebahagiaan atau kepuasan.

Page 219: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 208

Abdulrasul, Agung. 2013. Ekonomi Mikro. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Adiwarman A.Karim. 2010. Ekonomi Mikro Islam, Jakarta: PT. Raja Gerafindo Persada.

Akhmad. 2014. Ekonomi Mikro Teori dan Aplikasi di Dunia Usaha. Yogyakarta: CV

Andi Offset.

Fatoni Siti Nur. 2014. Pengantar Ilmu Ekonomi. Bandung: Pustaka Setia Hasan.

Gaspersz, Vincent. 1999. Ekonomi Manajerial : Pembuatan Keputusan Bisnis Edisi

Revisi dan Perluasan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Joesron, Tati Suharti dan M. Fathorrazi. 2012. Teori Ekonomi Mikro. Yogyakarta: Graha

Ilmu.

Lukman Hakim. 2012. Prinsip-prinsip Ekonomi Islam. Jakarta:Erlangga.

Mai, Candra dan Fitria Amalia. 2011. Teori Ekonomi Mikro. Jakarta: Esis.

Mankiw N, Gregory, Principle of Economics, Third Edition, Thompson, South Western,

USA, 2004

Mandala Manurung & Pratama Raharja, 2000, Teori Ekonomi Mikro Suatu Pengantar,

Edisi Kedua, Lembaga Penerbit FE UI.

Murni, Asfia. 2013. Ekonomika Mikro Edisi Kedua. Bandung: PT Refika Aditama.

Nopirin. 2000. Pengantar Ekonomi Makro dan Mikro. Yogyakarta: BPFE UGM.

Putong, Iskandar. 2013. Economics: Pengantar Mikro dan Makro: Edisi 5. Jakarta: Mitra

Wacana Media.

Raharja, Pratama dan Manurung Mandala. 2010. Teori Ekonomi Mikro Suatu Pengantar

Edisi Keempat. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Sadjono, Sigit. 2010. Pengantar Teori Ekonomi Mikro. Surabaya: Tiga N.

Samuelson P.A and Nordhaus W.D., Economics, Eighteenth Edition, Mc.Graw Hill

Company, Irwin 2001.

Sarnowo, Henry., Sunyoto, Danang. 2013. Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro (Teori &

Soal) Edisi Terbaru. Yogyakarta: CAPS (Center for Academic Publishing

Service).

Sudarso. 2010. Pengantar Ekonomi Makro, Jakarta: Badan Penerbit P4M STIE IPWIJA.

Sukirno Sadono. 2013. Mikroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Sumarsono, Sonny. 2012. Pengantar Ekonomi Mikro. Jember: Laboratorium

Kewirausahaan Fakultas Ekonomi Universitas Jember.

Sunarwo, Hendri. 2013. Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro. Yogyakarta: Caps.

DAFTAR PUSTAKA

Page 220: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 210

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

(RPS)

Program Studi : Pendidikan Ekonomi Mata Kuliah/Kode : Teori Ekonomi Mikro / PIE0133

Prasyarat : - Sks : 3 Sks

Semester : III Kurikulum : KKNI

Deskripsi Mata Kuliah : Mata kuliah ini merupakan bagian dari Mata Kuliah

wajib ditempuh mahasiswa Program Studi Pendidikan

Ekonomi S-1 FKIP UNPAM yang membahas tentang

1) Konsep Dasar Ekonomi Mikro: ruang lingkup ilmu

ekonomi, definisi dan perkembangan singkat ilmu

ekonomi, sifat-sifat teori ekonomi, perbedaan mikro

ekonomi dan makro ekonomi, pelaku-pelaku kegiatan

ekonomi; 2) Masalah Pokok Ekonomi: permasalahan

pokok perekonomian, sistem ekonomi; 3) Permintaan

dan Penawaran: faktor yang mempengaruhi

permintaan dan penawaran, hukum permintaan dan

penawaran, kurva permintaan dan penawaran, fungsi

permintaan dan penawaran, permintaan dan penawaran

individu, permintaan dan penawaran pasar, pergeseran

kurva permintaan dan penawaran; 4) Elastisitas

Permintaan dan Penawaran: faktor yang

mempengaruhi elastisitas permintaan dan penawaran

menghitung elastisistas permintaan dan penawaran,

jenis dan macam-macam elastisitas permintaan dan

penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen:

membedakan pendekatan kardinal dan ordinal dalam

teori perilaku konsumen, asumsi pendekatan kardinal

dan ordinal, alat ukur pendekatan kardinal dan

ordinal, kepuasan konsumen dalam pendekatan

kardinal dan ordinal, faktor yang dapat mempengaruhi

kepuasan maksimum dalam pendekatan kardinal dan

ordinal; 6) Teori Produksi: pengertian dan fungsi

produksi, bentuk-bentuk produksi dan jangka waktu

produksi, produksi dengan satu variabel, produksi

dengan lebih dari satu variabel, perubahan harga faktor

Capaian Pembelajaran

: Setelah menyelesaikan mata kuliah teori

ekonomi mikro, mahasiswa mampu

menghitung laba pada pasar persaingan

sempurna dan pasar persaingan tidak

sempurna, kemudian menggambarkan

kurva keseimbangannya, serta mampu

menghitung upah nominal dan riil pada

pasar input secara tepat dan sesuai dengan

teori ekonomi mikro yang berkembang saat

ini.

Page 221: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 211

produksi; 7) Teori Biaya Produksi: pengertian dan

jenis biaya produksi, cara menggambar biaya produksi,

skala ekonomis dan tidak ekonomis, maksimisasi laba

dan penawaran; 8) Jenis-Jenis Pasar: pasar persaingan

sempurna, pasar monopoli, pasar oligopoli, dan pasar

persaingan monopolistik, 9) Teori Pasar Input:

karakteristik pasar input, penentuan upah di pasar

tenaga kerja, sewa ekonomi, modal dan tingkat bunga;

10) Eksternalitas dan kegagalan pasar:

eksternalitas dan ketidakefisienan pasar, solusi

perusahaan atas ekternalitas, campur tangan

pemerintah atas ekternalitas, faktor penyebab

kegagalan pasar, barang publik, prinsip pengenaan

pajak, peranan pemerintah.

Penyusun : 1. Syafaatul Hidayati, S.Pd., M.Pd

PERTEMUAN

KE-

KEMAMPUAN AKHIR YANG

DIHARAPKAN

BAHAN KAJIAN

(MATERI AJAR)

METODE

PEMBELAJARAN

PENGALAMAN

BELAJAR

MAHASISWA

KRITERIA

PENILAIAN

BOBOT

NILAI

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Mampu mendefinisikan,

menyebutkan tujuan ilmu ekonomi;

menganalisis ruang lingkup ilmu

ekonomi; menjelaskan sifat-sifat ilmu

ekonomi; membedakan alat analisis

ilmu ekonomi; dan membedakan

barang dan jasa

Konsep Dasar Ekonomi

Mikro

Diskusi dan

Presentasi Tugas

Tugas 1 Kelengkapan

Jawaban

4%

2 Mampu menguraikan permasalahan

pokok ekonomi; menganalisis sistem

perekonomian; dan mengganalisis

pola kegiatan perekonomian

Permasalahan Pokok

Ekonomi

Diskusi dan

Presentasi Tugas

Tugas 2 Kelengkapan

Jawaban

4%

3 Mampu menganalisis prinsip-prinsip

permintaan; dan mengintepretasikan

alat analisis permintaan

Konsep permintaan Demonstrasi dan

Latihan

Tugas 3 Ketepatan

Penghitungan

6%

Page 222: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 212

4 Mampu menganalisis prinsip-prinsip

penawaran dan harga; dan

mengintepretasikan alat analisis

penawaran dan harga

Konsep Penawaran Demonstrasi dan

Latihan

Tugas 4 Ketepatan

Penghitungan

6%

5 Mampu menguraikan metode

keseimbangan pasar; dan menghitung

keseimbangan pasar setelah pajak dan

subsidi

Keseimbangan Pasar Demonstrasi dan

Latihan

Tugas 5 Ketepatan

Penghitungan

6%

6 Mampu memahami konsep elastisitas

permintaan beserta jenis-jenisnya;

dan menghitung elastisitas

permintaan

Elastisitas Permintaan Demonstrasi dan

Latihan

Tugas 6 Ketepatan

Penghitungan

6%

7 Mampu memahami konsep elastisitas

penawaran beserta jenis-jenisnya; dan

menghitung elastisitas penawaran

Elastisitas Penawaran Demonstrasi dan

Latihan

Tugas 7 Ketepatan

Penghitungan

6%

8 Mampu menerangkan pendekatan

kardinal dalam teori perilaku

konsumen; dan menjelaskan

kepuasan konsumen dalam

pendekatan kardinal

Kepuasan Konsumen

(Pendekatan Kardinal) Demonstrasi dan

Latihan

Tugas 8 Ketepatan

Penghitungan

6%

9 Mampu menerangkan pendekatan

ordinal dalam teori perilaku

konsumen; dan menjelaskan

kepuasan konsumen dalam

pendekatan ordinal

Kepuasan Konsumen

(Pendekatan Ordinal)

Demonstrasi dan

Latihan

Tugas 9 Ketepatan

Penghitungan

6 %

UTS

10 Mampu mendeskripsikan pengertian

produksi; dan membedakan bentuk-

bentuk produksi dan jangka waktu

produksi

Perilaku Produsen Diskusi dan

Presentasi Tugas

Tugas 10 Kelengkapan

Jawaban

5%

11 Mampu memahami biaya produksi;

menghitung dan mengaplikasikan

biaya produksi; dan menganalisis

skala ekonomis produksi

Biaya Produksi Demonstrasi dan

latihan

Tugas 11 Ketepatan

Penghitungan

6%

12 Mampu menganalisis karakteristik

pasar persaingan sempurna; dan

menguraikan aplikasi pasar

Pasar Persaingan

Sempurna

Diskusi dan

Presentasi Tugas

Tugas 12 Kelengkapan

Jawaban

6 %

Page 223: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 213

persaingan sempurna dalam studi

kasus

13 Mampu menganalisis karakteristik

pasar monopoli; dan menguraikan

aplikasi pasar monopoli dalam studi

kasus

Pasar Monopoli Diskusi dan

Presentasi Tugas

Tugas 13 Kelengkapan

Jawaban

6%

14 Mampu menganalisis karakteristik

pasar olgopoli; dan menguraikan

aplikasi pasar olgopoli dalam studi

kasus

Pasar Oligopoli Diskusi dan

Presentasi Tugas

Tugas 14 Kelengkapan

Jawaban

6%

15 Mampu menganalisis karakteristik

pasar monopolistik; dan menguraikan

aplikasi pasar monopolistik dalam

studi kasus

Pasar Monopolistik Diskusi dan

Presentasi Tugas

Tugas 15 Kelengkapan

Jawaban

6%

16 Mampu menganalisis karakteristik

pasar input; dan menganalisa

penentuan upah di pasar tenaga kerja

Pasar Input (Penentu

Upah di Pasar Tenaga

Kerja)

Diskusi dan

Presentasi Tugas

Tugas 16 Kelengkapan

Jawaban

5%

17 Mampu menganalisa sewa ekonomi;

dan menganalisa modal dan tingkat

bunga

Pasar Input (Sewa

Ekonomi, Modal dan

Tingkat Bunga)

Diskusi dan

Presentasi Tugas

Tugas 17 Kelengkapan

Jawaban

5%

18 Mampu menganalisis eksternalitas

dan kegagalan pasar

Eksternalitas dan

kegagalan pasar

Diskusi dan

Presentasi Tugas

Tugas 18 Kelengkapan

Jawaban

5%

UAS

Referensi/Sumber :

1. Abdulrasul, Agung. 2013. Ekonomi Mikro. Jakarta: Mitra Wacana Media.

2. Adiwarman A.Karim. 2010. Ekonomi Mikro Islam, Jakarta: PT. Raja Gerafindo Persada.

3. Akhmad. 2014. Ekonomi Mikro Teori dan Aplikasi di Dunia Usaha. Yogyakarta: CV Andi Offset.

4. Fatoni Siti Nur. 2014. Pengantar Ilmu Ekonomi. Bandung: Pustaka Setia Hasan.

5. Gaspersz, Vincent. 1999. Ekonomi Manajerial : Pembuatan Keputusan Bisnis Edisi Revisi dan Perluasan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

6. Joesron, Tati Suharti dan M. Fathorrazi. 2012. Teori Ekonomi Mikro. Yogyakarta: Graha Ilmu.

7. Lukman Hakim. 2012. Prinsip-prinsip Ekonomi Islam. Jakarta:Erlangga.

8. Mai, Candra dan Fitria Amalia. 2011. Teori Ekonomi Mikro. Jakarta: Esis.

9. Mankiw N, Gregory, Principle of Economics, Third Edition, Thompson, South Western, USA, 2004

10. Mandala Manurung & Pratama Raharja, 2000, Teori Ekonomi Mikro Suatu Pengantar, Edisi Kedua, Lembaga Penerbit FE UI.

Page 224: TEORI EKONOMI MIKROeprints.unpam.ac.id/8598/1/MODUL UTUH_TEORI EKONOMI MIKRO... · 2020-03-07 · permintaan dan penawaran; 5) Teori Perilaku Konsumen: membedakan pendekatan kardinal

Universitas Pamulang Pendidikan Ekonomi S-1

Teori Ekonomi Mikro 214

11. Murni, Asfia. 2013. Ekonomika Mikro Edisi Kedua. Bandung: PT Refika Aditama.

12. Nopirin. 2000. Pengantar Ekonomi Makro dan Mikro. Yogyakarta: BPFE UGM.

13. Putong, Iskandar. 2013. Economics: Pengantar Mikro dan Makro: Edisi 5. Jakarta: Mitra Wacana Media.

14. Raharja, Pratama dan Manurung Mandala. 2010. Teori Ekonomi Mikro Suatu Pengantar Edisi Keempat. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

15. Sadjono, Sigit. 2010. Pengantar Teori Ekonomi Mikro. Surabaya: Tiga N.

16. Samuelson P.A and Nordhaus W.D., Economics, Eighteenth Edition, Mc.Graw Hill Company, Irwin 2001.

17. Sarnowo, Henry., Sunyoto, Danang. 2013. Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro (Teori & Soal) Edisi Terbaru. Yogyakarta: CAPS (Center for Academic

Publishing Service).

18. Sudarso. 2010. Pengantar Ekonomi Makro, Jakarta: Badan Penerbit P4M STIE IPWIJA.

19. Sukirno Sadono. 2013. Mikroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

20. Sumarsono, Sonny. 2012. Pengantar Ekonomi Mikro. Jember: Laboratorium Kewirausahaan Fakultas Ekonomi Universitas Jember.

21. Sunarwo, Hendri. 2013. Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro. Yogyakarta: Caps.

Tangerang Selatan, 05 Agustus 2019

Ketua Program Studi

Pendidikan Ekonomi

Ketua Tim Teaching

Mata Kuliah Teori Ekonomi Mikro

Saiful Anwar, S.Pd., S.E., M.Pd Syafaatul Hidayati, S.Pd., M.Pd

NIDN. 0426048503 NIDN. 0426058901