TEORI DASAR Motor Bakar
-
Upload
rendy-anggara -
Category
Documents
-
view
142 -
download
3
description
Transcript of TEORI DASAR Motor Bakar
TEORI DASAR
2.1. Bahan Bakar dan Pembakaran
2.1.1. Bahan bakar
Bahan bakar adalah semua bahan atau mineral yang apabila dibakar akan meneruskan proses
pembakaran dengan sendirinya disertai dengan pengeluran /pelepasan kalor.
Macam-macam bahan bakar:
• Bahan bakar fosil
Batu bara minyak bumi dan gas
• Bahan bakar nuklir
Uranium dan plutonium
• Bahan bakar lain
Sisa tumbuhan dan minyak nabati
Bahan bakar untuk motor diesel sebagian besar terdiri dari senyawa hidrokarbon dan senyawa
non hidrokarbon.senyawa hidrokarbon yang dapat ditemukan bahan bakar diesel antara lain
parafinik, naftenik,olefin dan aromatic sedangkan senyawa non hidrokarbon terdiri dari senyawa
yang mengandung unsure non logam yaitu S,N,O dan unsur logam vanadium, nikel dan besi.
Karakteristik yang perlu diketahui untuk menilai kinerja bahan bakar diesel antara lain:
a) Viskositas (µ)
b) Berat jenis (spesifik gravity) (γ) n/m3
c) Angaka setana
d) Nilai kalori
e) Titik tuang (pour point)
f) Titik didih
g) Titik nyala (flash point)
h) Kadar abu
i) Air dan endapan
j) Kadar residu karbon (carbon residu)
k) Kandungan belerang (surfur content)
l) Bau
m) Warna
http://id.wikipedia.org/wiki/Bahan_bakar
2.1.2. Pembakaran
Pembakaran adalah reaksi kimia yang cepat antara oksigen dengan bahan/material yang dapat
terbakar, disertai timbulnya cahaya dan menghasilkan kalor. Pembakaran sempurna adalah
pembakaran dimana semua unsure yang terdapat didalam bahan bakar membentuk gas CO2,
H2O dan SO2 sehingga tidak adalagi bahan yang tersisa, sedangkan pembakaran yang tidak
sempurna adalah pembakaran yang menyisahka n CO2, H2O dan SO2 dan lain-lain. Pembakaran
spontan adalah pembakaran dimana bahan bakar mengalami oksidasi secara perlahan, sehingga
kalor yang dihasilkan tidak dikelompokan akan tetapi dipakai untuk menaikkan suatu bahan
secara perlahan sampai mencapai suhu nyala.
Pada motor diesel kadang terdapat ruang bakar tambahan yang menyebabkan bahan bakar yang
disemprotkan nosel tidak langsung masuk pada ruang bakar utama, karena itu dikenal dua tipe
motor diesel yaitu direct injection (peninjektian langsung) indirect injection (peninjektian tidak
langsung). Untuk motor tipe direct injection (peninjektian langsung) dapat digol;ongkan menjadi
dua, yaitu:
a. Sistem kamar muka
Kamar tipe ini bervolume tidak lebih dari 50% dari volume sisa, dan dihubungkan dengan ruang
bakar utama 3-4 saluran sempit dengan diameter 3-4 mm
b. Sistem kamar pusar
Kamar tipe ini besar volumenya tidak juga lebih dari 50% volume tetapi jalan penghubung
dengan kamar utamanya lebih besar tipe muka dan menaikkan performance pada putaran tinggi
tidak mudah untuk distart.
Ada tiga klasifikasi kecepatan pembakaran yaitu :
1). Explosive adalh suatu proses pembakaran dimana laju pembakaran terjadi sangat cepat tapi
tidak menampakkan adanya ledakkan “combustion wave”
2). Deflagration yaitu perambatan api pembakaran yang terjadi padsa ruang bakar dengan
kecepatana subsonic.
3). Detonation yaitu perambatan api yang terjadi pada ruang bakar dengan kecepatan supersonic.
Ketepatan saat terjadinya pembakaran merupakan factor yang sangat menentukan baik buruknya
performa mesin yang dihasilkan. Ketepatan saat pembakaran menyebabkan bahan bakar yang
terbakar menjadi lebih efektif dan tenaga yang dikeluarkan sesuai, waktu 100% energy dari
bahan bakar yang terbakar tersebut menjadi tenaga.(
http://id.wikipedia.org/wiki/Mesin_pembakaran)
2.2. Motor bensin
Mesin bensin atau mesin Otto dari Nikolaus Otto adalah sebuah tipe mesin pembakaran dalam
yang menggunakan nyala busi untuk proses pembakaran, dirancang untuk menggunakan bahan
bakar bensin atau yang sejenis.
Mesin bensin berbeda dengan mesin diesel dalam metode pencampuran bahan bakar dengan
udara, dan mesin bensin selalu menggunakan penyalaan busi untuk proses pembakaran.Pada
mesin diesel, hanya udara yang dikompresikan dalam ruang bakar dan dengan sendirinya udara
tersebut terpanaskan, bahan bakar disuntikan ke dalam ruang bakar di akhir langkah kompresi
untuk bercampur dengan udara yang sangat panas, pada saat kombinasi antara jumlah udara,
jumlah bahan bakar, dan temperatur dalam kondisi tepat maka campuran udara dan bakar
tersebut akan terbakar dengan sendirinya.
Pada mesin bensin, pada umumnya udara dan bahan bakar dicampur sebelum masuk ke ruang
bakar, sebagian kecil mesin bensin modern mengaplikasikan injeksi bahan bakar langsung ke
silinder ruang bakar termasuk mesin bensin 2 tak untuk mendapatkan emisi gas buang yang
ramah lingkungan. Pencampuran udara dan bahan bakar dilakukan oleh karburator atau sistem
injeksi, keduanya mengalami perkembangan dari sistem manual sampai dengan penambahan
sensor-sensor elektronik. Sistem Injeksi Bahan bakar di motor otto terjadi diluar silinder,
tujuannya untuk mencampur udara dengan bahan bakar seproporsional mungkin. Hal ini dsebut
EFI
Tiga syarat utama supaya mesin bensin dapat berkerja :
1. Kompresi ruang bakar yang cukup.
2. Komposisi campuran udara dan bahan bakar yang sesuai.
3. Pengapian yang tepat (besar percikan busi dan waktu penyalaan/timing ignition)
Dalam proses pembakaran tenaga panas bahan bakar diubah ketenaga mekanik melalui
pembakaran bahan bakar didalam motor. Pembakaran adalah proses kimia dimana
Karbondioksida dan zat air bergabung dengan oksigen dalam udara. Jika pembakaran
berlangsung maka diperlukan : a)Bahan bakar dan udara dimasukkan kedalam motor b)Bahan
bakar dipanaskan hingga suhu tinggi Pembakaran menimbulkan panas dan menghasilkan
tekanan, kemudian menghasilkan tenaga mekanik. Campuran masuk kedalam motor
mengandung udara dan bahan bakar. Perbandingan campuran kira kira 12-15 berbanding 1 setara
12-15 kg udara dalam 1 kg bahan bakar. Yaitu karbon dioksida 85% dan zat asam (Oksigen) 15
% atau 1/5 bagian dengan karbon dioksida dan zat air. Zat lemas (N) tidak mengambil bagian
dalam pembakaran.
Prinsip Dasar Motor Bensin :
1. Langkah Hisap
Dalam langkah ini, campuran bahan bakar dan bensin ke dalam silinder. Katup hisap membuka
sedangkan katup buang tertutup. Waktu torak bergerak ke bawah, menyebabkan ruang silinder
menjadi vakum dan menyebabkan masuknya campuran udara dan bahan bakar ke dalam silinder
yang disebabkan adanya tekanan udara luar.
2. Langkah Kompresi
Dalam langkah ini, campuran udara dan bahan bakar dikompresikan. Katup hisap dan katup
buang tertutup. Waktu torak naik dari titik mati bawah (TMB) ke titik mati atas (TMA),
campuran bensin yang dihisap tadi dikompresikan. Akibatnya tekanan dan temperaturnya akan
naik, saat ini percikan api dari busi terjadi sebingga akan mudah terbakar. Poros engkol berputar
satu kali ketika torak mencapai TMA.
3. Langkah Usaha
Dalam langkah ini, mesin menghasilkan tenga untuk menngerakkan kendaraan. Sesaat torak
mencapai TMA pada saaat langkah kompresi,busi atau meberi loncatan api pada campuran yang
telah dikompresikan. Dengan adanya pembakaran, kekuatan dari tekanan gas pembakaran yang
tinggi mendorong torak ke bawah. Usaha ini yang menjadi tenaga mesin.
4. Langkah Buang
Dalam langkah ini, gas yang terbakar, akan dibuang dalam siinder. Katup buang terbuka dan
torak bergarak dari TMA ke TMB, mendorong gas bekas keluar dari silinder. Ketika torak
mencapai TMA, kan mulai bergerak lagi untuk persiapan langkah berikutnya, yaitu langkah
hisap. Poros engkol telah melakukan 2 putaran penuh dalam satu siklus yang terdiri dari empat
langkah yaitu, 1 langkah hisap, 1 langkah kompresi, 1 langkah usaha, 1 langkah buang yang
merupakan dasar kerja dari pada mesin empat langkah.
(http://dexzrecc.wordpress.com/2008/11/17/prinsip-kerja-motor-bensin/)
2.3. Emisi Gas Buang
Polusi udara oleh gas buang dan bunyi pembakaran motor diesel merupakan gangguan terhadap
lingkungan. Komponen-komponen gas buang yang membahayakan itu antara lain adalah asap
hitam (angus), hidro karbon yang tidak terbakar (UHC), karbon monoksida (CO), oksida
nitrogen (NO), dan NO2. NO dan NO2 biasa dinyatakan dengan NOx(W Aris munandar
2002:51). Namun jika dibandingkan dengan motor bensin, motor diesel tidak banyak
mengandung CO dan UHC. Disamping itu, NO2 sangat rendah jika dibandingkan dengan NO.
Jadi boleh dikatakan bahwa komponen utama gas buang motor diesel yang membahayakan
adalah NO dan asap hitam.
Selain dari komponen tersebut diatas beberapa hal berikut yang merupakan bahaya atau
gangguan meskipun bersifat sementara. Asap putih yang terdiri dari atas kabut bahan bakar atau
minyak pelumas yang terbentuk pada saat star dingin, asap biru yang terjadi karena adanya
bahan bakar yang tidak terbakar sempurna terutama pada periode pemanasan mesin atau beban
rendah, serta bau yang kurang sedap merupakan bahaya yang mengganggu lingkungan.
Asap hitam membahayakan lingkungan karena mengeruhkan udara sehingga mengganggu
pandangan, tetapi juga karena adanya kemungkinan mengandung karsinogen. Motor diesel yang
mengeluarkan asap hitam yang sekalipun mengandung partikel karbon yang tidak terbakar tetapi
bukan karbon monoksida (CO). Jika angus yang terjadi terlalu banyak, gas buang yang keluar
dari mesin akan berwarna hitam dan mengotori udara.
Menurut nakoela soenarta (1995:39) factor-faktor yang menyebabkan terbentuknya jelaga atau
angus pada gas buang motor diesel adalah :
a) Konsentrasi oksigen sebagai gas pembakar kuran.
b) Bahan bakar yang disemprotkan kedalam ruang bakar terlalu banyak.
c) Suhu didalam ruang bakar terlalu tinggi.
d) Penguapan dan pencampuran bahan bakar dan udara yang ada didalam silinder tidak dapat
berlangsung sempurna.( www.interro.com/techtips.htm)
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan Teknologi, maka kemajuan di bidang industri
terutama dalam bidang permesinan, berbagai alat diciptakan untuk mempermudah dan
menambah kenyamanan manusia dalam memenuhi kebutuhan. Salah satunya adalah di bidang
otomotif, dimana dalam penggunaanya diperlukan pengetahuan tentang mesin tersebut dengan
baik supaya selama pengoperasian mesin dapat berjalan seefektif dan seefisien mungkin.
Diesel berasal dari nama seorang insinyur dari Jerman yang menemukan mesin ini pada tahun
1893, yaitu Dr. Rudolf Diesel. Pada waktu itu mesin tersebut tergantung pada panas yang
dihasilkan ketika kompresi untuk menyalakan bahan bakar. Bahan bakar ini diteruskan ke
silinder oleh tekanan udara pada akhir kompresi. Pada tahun 1924, Robert Bosch, seorang
insinyur dari Jerman, mencoba mengembangkan pompa injeksi daripada menggunakan metode
tekanan udara yang akhirnya berhasil menyempurnakan ide dari Rudolf Diesel. Keberhasilan
Robert Bosch dengan mesin dieselnya tersebut sampai saat ini digunakan oleh masyarakat.
Dalam mesin diesel, bahan bakar diinjeksikan ke dalam ruang bakar pada akhir langkah
kompresi. Sebelumnya udara yang diisap telah dikompresi dalam ruang bakar sampai tekanan
dan temperatur menjadi naik. Naiknya tekanan dan temperatur mengakibatkan bahan bakar
menyala dan terbakar sendiri. Untuk memperoleh tekanan kompresi yang tinggi saat putaran
mesin rendah, banyaknya udara yang masuk ke dalam silinder harus besar tanpa
menggunakan throttle valve untuk membatasi aliran dari udara yang dihisap.Dengan demikian
dalam sebuah mesin diesel, output mesinnya dikontrol oleh pengontrol banyaknya bahan bakar
yang diinjeksikan.
Dengan perkembangan pompa rotari yang lebih kecil penampilannya juga bobotnya yang lebih
ringan yang dikembangkan oleh Vernon Rosa pada tahun 1950-an. Motor diesel akhirnya
memasuki perkembangan pemakaian dan pemasaran yang lebih luas. Perkembangan lain dari
motor diesel adalah dengan penambahan sebuah turbocarjer yaitu alat untuk memasukkan
(memompakan) udara ke dalam saluran masuk (intake manifold). Pompa turbocharger ini
digerakkan oleh gas buang yang kedalam turbocarjer tersebut. Dengan adanya turbocarjer ini
maka akan menurunkan asap gas buang. Akhirnya motor diesel seperti ini keadaanya sekarang
menjadi motor yang benar-benar efisien, ringan dan bebas polusi udara.
Banyaknya udara yang masuk ke silinder pada mesin diesel memiliki pengaruh besar terhadap
terjadinya pembakaran sendiri (self-ignition) yang dapat menentukan output. Efisiensi
pengisapan adalah suatu hal yang penting. Untuk bahan bakar mesin diesel menggunakan
minyak diesel (solar). Bahan bakar diinjeksikan ke dalam ruang bakar, dan dapat terbakar secara
spontanitas oleh adanya temperatur udara yang tinggi. Tingginya temperatur udara yang
dikompresikan dapat mempermudah bahan bakar untuk terbakar secara spontanitas. Nilai
kemampuan bahan bakar diesel untuk cepat terbakar adalah angka cetane (cetane number).
Untuk mesin diesel yang berkecepatan tinggi yang digunakan pada kendaraan truk dan mobil-
mobil angka cetane yang umumnya digunakan sekurang-kurangnya 40-45.
1.2 Tujuan Pengujian
Adapun tujuan dari praktikum prestasi mesin ini adalah sebagai berikut:
1. Menyelidiki prestasi mesin bensin yang meliputi beberapa sarana seperti momen putar
sebagai fungsi putaran. Daya output sebagai fungsi putaran. Konsumsi bahan bakar spesifik,
konsumsi udara dan perbandingannya, udara dan bahan bakar sebagai fungsi putaran.
2. Menyelidiki emisi gas buang yang dihasilkan selama operasi mesin berlangsung.
BAB II
TEORI DASAR
2.1 Bahan Bakar dan Pembakaran
2.1.1 Bahan Bakar
Bahan bakar adalah semua bahan atau mineral yang apa bila di bakar dapat meneruskan proses
pembakaran dengan sendirinya disertai pengeluaran/pelepasan panas.
1. Jenis-jenis bahan bakar :
a) Bahan bakar berdasarkan asalnya
· bahan bakar nabati /biomassa
· bahan bakar mineral
· bahan bakar fosil
b) Bahan bakar berdasarkan wujudnya
· Bahan bakar padat
· Bahan bakar cair
· Bahan bakar gas
c) Bahan bakar berdasarkan perose tebentuknya
· Bahan bakar alamia
· Bahan bakar non-alamia
2. Macam-macam bahan bakar:
- Bahan bakar fosil
Misalnya ; Batu bara minyak bumi dan gas
- Bahan bakar nuklir
Misalnya ; Uranium dan plutonium
- Bahan bakar lain
Misalnya ; Sisa tumbuhan dan minyak nabati
Kriteria utama yang harus dipenhi bahan bakar yang akan digunakan dalam motor bakar adalah
sebagai berikut :
- Proses pembakaran bahan bakar dalam silinder harus secepat mungkin dan panas yang
dihasilkan harus tinggi.
- Bahan bakar yang digunakan harus tidak meninggalkan endapan atau deposit setelah
pembakaran karena akan menyebabkan kerusakan pada dinding silinder.
- Gas sisa pembakaran harus tidak bebahaya pada saat dilepas keatmosfer.
2.1.2 Pembakaran
Pembakaran adalah reaksi kimia yang cepat antara oksigen dengan bahan/material yang dapat
terbakar, dengan temperaturnya lebih besar dari titik nyala disertai timbulnya cahaya dan
menghasilkan kalor.Untuk memperoleh daya maksimum dari suatu operasi hendaknya komposisi
gas pembakaran dari silinder (komposisi gas hasil pembakaran) dibuat seideal mungkin,
sehingga tekanan gas hasil pembakaran bisa maksimal menekan torak dan mengurangi terjadinya
detonasi. Komposisi bahan bakar dan udara dalam silinder akan menentukan kualitas
pembakaran dan akan berpengaruh terhadapperformance mesin dan emisi gas buang.
Untuk melakukan pembakaran diperlukan 3 (tiga) unsur, yaitu :
1. Bahan bakar
2. Udara
3. Suhu untuk memulai pembakara
Dalam sebuah mesin terjadi beberapa tingkatan pembakaran yang digambarkan dalam sebuah
grafik dengan hubungan antara tekanan dan perjalanan engkol. Berikut adalah gambar dari grafik
tingkatan pembakaran :
Gambar 2.1. Tingkat pembakaran dalam sebuah mesin
Proses atau tingkatan pembakaran dalam sebuah mesin terbagi menjadi empat tingkat atau
periode yang terpisah. Periode-periode tersebut adalah :
1. Keterlambatan pembakaran (Delay Periode)
Periode pertama dimulai dari titik 1 yaitu mulai disemprotkannya bahan bakar sampai masuk
kedalam silinder, dan berakhir pada titik 2. perjalanan ini sesuai dengan perjalanan engkal sudut
a. Selama periode ini berlangsung tidak terdapat kenaikan tekanan melebihi kompresi udara yang
dihasilkan oleh torak. Dan bahan bakar masuk terus menerus melalui nosel.
Pada titik 2 terdapat sejumlah bahan bakar dalam ruang bakar, yang dipecah halus dan sebagian
menguap kemudian siap untuk dilakukan pembakaran. Ketika bahan bakar dinyalakan yaitu pada
titik 2, akan menyala dengan cepat yang mengakibatkan kenaikan tekanan mendadak sampai
pada titik 3 tercapai. Peri ode ini sesuai dengan perjalanan sudut engkol b. yang membentuk
engkol kedua.
2. Pembakaran Cepat
3. Pembakaran Terkendali
Setelah titik 3, bahan bakar yang belum terbakar dan bahan bakar yang masih tetap disemprotkan
(diinjeksikan) terbakar pada kecepatan yang tergantung pada kecepatan penginjeksian serta
jumlah distribu nsi oksigen yang masih ada dalam udara pengisian. Periode inilah yang disebut
dengan periode terkendali atau disebut juga pembakaran sedikit demi sedikit yang akan berakhir
pada titik 4 dengan berhentinya injeksi. Selama tingkat ini tekanan dapat naik, konstan ataupun
turun. Periode ini sesuai dengan perjalanan engkol sudut c, dimana sudut c tergantung pada
beban yang dibawa beban mesin, semakain besar bebannya semakin besar c.
4. Pembakaran pasca (after burning)
Bahan bakar sisa dalam silinder ketika penginjeksian berhenti dan akhirnya terbakar. Pada
pembakaran pasca tidak terlihat pada diagram, dikarenakan pemunduran torak mengakibatkan
turunnya tekanan meskipun panas ditimbulkan oleh pembakaran bagian akhir bahan bakar.
Ada 3 (tiga) klasifikasi kecepatan pembakaran yaitu:
1. Explosive adalah suatu proses pembakaran dimana laju pembakaran terjadi sangat
cepat tapi tidak menampakkan adanya ledakan “ Combustion wave”.
2. Deflagration yaitu perambatan api pembakaran yang terjadi pada ruang bakar dengan
kecepatan subsonic.
3. Detonation yaitu perambatan api yang terjadi pada ruang bakar dengan kecepatan
supersonic.
Untuk melakukan pembakaran diperlukan 3 (tiga) unsur, yaitu :
1. Bahan bakar
2. Udara
3. Suhu untuk memulai pembakaran
2.2 Motor Diesel
Motor diesel dikategorikan dalam motor bakar torak dan mesin pembakaran dalam (internal
combustion engine). Penggunaan motor diesel bertujuan untuk mendapatkan tenaga mekanik
dari energi panas yang ditimbulkan oleh energi kimiawi bahan bakar, energi kimiawi tersebut
diperoleh dari proses pembakaran antara bahan bakar dan udara di dalam ruang bakar.
Pada motor diesel ruang bakarnya bisa terdiri dari satu atau lebih tergantung pada tujuan
perancangan, dan dalam satu silinder dapat terdiri dari satu atau dua torak.
Tekanan gas hasil pembakaran akan mendorong torak yang dihubungkan dengan poros engkol
menggunakan batang torak, sehingga torak dapat bergerak bolak-balik (reciprocating). Gerak
bolak-balik torak akan diubah menjadi gerak rotasi oleh poros engkol. Dan sebaliknya gerak
rotasi poros engkol juga diubah menjadi gerak bolak-balik torak pada langkah kompresi.
Berdasarkan cara menganalisa sistim kerjanya, motor diesel dibedakan menjadi dua, yaitu motor
diesel yang menggunakan sistim airless injection (solid injection) yang dianalisa dengan siklus
dual dan motor diesel yang menggunakan sistim air injection yang dianalisa dengan siklus diesel
sedangkan motor bensin dianalisa dengan siklus otto.
Diagram P-V siklus diesel dua langkah
Perbedaan antara motor diesel dan motor bensin yang nyata adalah terletak pada proses
pembakaran bahan bakar, pada motor bensin pembakaran bahan bakar terjadi karena adanya
loncatan api listrik yang ditimbulkan oleh dua elektroda busi, sedangkan pada motor diesel
pembakaran terjadi karena kenaikan temperatur campuran udara dan bahan bakar hingga
mencapai temperatur nyala akibat kompresi torak. Karena prinsip penyalaan bahan bakarnya
akibat tekanan maka motor diesel juga disebut compression ignition engine sedangkan motor
bensin disebut spark ignition engine.
Gambar 2.2 Motor diesel
Keunggulan motor diesel dibandingkan pembakaran yang lain adalah :
1. Motor diesel lebih irit dalam pemakaian bahan bakar dengan motor bensin, motor diesel
lebih efisien 20-30%.
2. Motor diesel lebih kuat dan mempunyai daya tahan yang lebih lama.
3. Motor diesel lebih besar tenaganya sehingga Motor diesel dapat menjadi motor penggerak
(primover).
4. Motor diesel mengakibatkan polusi udara yang lebih kecil.
5. Motor diesel tidak dipengaruhi oleh cuaca.
Kelemahan/ Kekurangannya antara lain adalah :
1. Perbandingan tenaga terhadap berat motor masih lebih besar dibandingkan motor bensin.
2. Motor diesel tetap lebih sukar dihidupkan pertama kali dibandingkan motor bensin.
3. Harga inisial (dasar) Motor diesel lebih mahal karena Motor diesel lebih kompleks dan
lebih berat dibandingkan motor bensin.
4. Perawatan dan servis pada umumnya tidak dapat dikerjakan oleh bengkel lokal.
Penggunaan atau aplikasi Motor diesel sebagai motor penggerak (primover) sangatlah
berkembang pesat dan akan terus berkembang. Motor diesel banyak dipergunakan untuk
keperluan transportasi seperti truk,bis,kapal dll. Untuk kepentingan pertanian, Motor diesel
digunakan pada traktor untuk mengolah lahan pertanian. Pada industri kontruksi bangunan dan
pertambangan, Motor diesel digunakan sebagai primover untuk mesin-mesin pengeruk dan
pemindah tanah, buldozer dll.
2.2.1 Perinsip Kerja Motor Diesel
Mesin/motor diesel (diesel engine) merupakan salah satu bentuk motor pembakaran dalam
(internal combustion engine) di samping motor bensin dan turbin gas. Motor diesel disebut
dengan motor penyalaan kompresi (compression ignition engine) karena penyalaan bahan
bakarnya diakibatkan oleh suhu kompresi udara dalam ruang bakar. Dilain pihak motor bensin
disebut motor penyalaan busi (spark ignition engine)karena penyalaan bahan bakar diakibatkan
oleh percikan bunga api listrik dari busi.
Meskipun untuk motor diesel tidak diperlukan sistem pengapian seperti halnya pada motor
bensin, namun dalam motor diesel diperlukan sistem injeksi bahan bakar yang berupa pompa
injeksi (injection pump) dan pengabut (injector) serta perlengkapan bantu lain. Bahan bakar yang
disemprotkan harus mempunyai sifat dapat terbakar sendiri (self ignition). Penampang mesin
diesel secara sederhana dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 2.3 Skema motor diesel
Jenis-jenis motor menurut jumlah langkah per siklus, untuk motor pembakaran dalam (Internal
Combustion Engine) dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu :
1. Motor Bakar Dua Langkah (2 Tak)
Motor Bakar dua langkah (2 Tak) adalah motor yang menyelesaikan satu siklus dalam dua
langkah torak,atau satu putaran poros engkol.Gerakan torak ke TMA adalah untuk mengadakan
proses ekspansi. Pengisian muatan segar ke dalam silinder dilaksanakan ketika tekanan muatan
itu melebihi tekana gas di dalam silinder. Pada keadaantersebut, saluran pengisi ada dalam
keadaan terbuka. Untuk itu muatan segar harus memiliki tekanan yang lebih tinggi dari tekanan
atmosfir.
(a). (b).
Gambar 2.5 : a) Penampang Motor Diesel 2 Tak
b). Diagram P – V Motor Diesel Dua Langkah
Cara Kerja Motor Dua Langkah
Pengisian, dalam hal ini torak bergerak menuju TMA (gambar a), tetapi sebelum torak mencapai
kedudukan tersebut (masih dalam perjalanan menuju TMA),dimana lubang isap,lubang buang
masih dalam keadaan tertutp. Keadaan ini dalam ruang engkol terjadi vakum karena volumenya
membesar. Gerak torak selanjutnya akan mencapai kedudukan seperti (gambar b) pada suatu saat
lubang isap terbuka bertepatan dengan keadaan vakum dalam ruang engkol. Sebab itu udara luar
mengalir masuk ke dalam ruang engkol. Proses pengisian ini berlangsung selama lubang isap
dalam keadaan terbuka.
Bila torak bergerak dari TMA menuju TMB maka pada suatu saat lubang isap tertutup. Gerakan
torak ini memperkecil volume ruang engkol,sehingga tekanan udara yang ada di dalamnya
bertambah (gambar b). Pada kesempatan ini muatan yang terdapat dalam ruang engkol tadi
mengalir masuk ke dalam silinder melalui saluran pemindah . Muatan yang masuk ke dalam
silinder itu membentuk gerak melengkung ke atas, karena puncak torak dibuat berbentuk sudut
pengarah. Pemasukan muatan ke dalam silinder itu selain mengisi silinder dengan muatan segar
juga membersihkan silinder dari gas sisa pembakaran . Proses ini dinamakan Pembilasan.
Kompresi, dalam hal ini lubang buang dan lubang pemindah ditutup oleh torak yang bergerak
menuju TMA (gambar c). Sementara itu dalam ruang engkol terjadi vakum beberapa saat
sebelum torak mencapai TMA muatan dinyalakan sehingga terbakar .
Ekspansi, dalam hal ini torak didorong gas pembakaran sehingga bergerak ke TMB. Ini adalah
langkah usaha atau proses ekspansi. Proses ini terakhir sebelum torak mencapai TMB, yakni
ketika lubang buang mulai terbuka.
Pembuangan dan Pembilasan,(gambar d) pada waktu torak hampir mencapai TMB luang buang
terbuka gas hasil pembakaran keluar lewat lubang buang dan kemudian disusul oleh lubang
pemindah. Sementara itu muatan yang terdapat dalam ruang engkol mengalami pemampatan
sampai tekan 20 % lebih tinggi dari tekanan atmosfir.
2. Motor Bakar Empat Langkah (4 Tak)
Motor Bakar empat langkah (4 Tak) adalah motor yang menyelesaikan satu siklus dalam empat
langkah torak atau dua kali putaran poros engkol. Jadi dalam empat langkah itu telah
mengadakan proses pengisian, kompresi dan penyalaan, ekspansi serta pembuangan.
Dibandingkan motor 2 tak, motor 4 tak ini lebih sulit dalam pemeliharaannya mengingat lebih
banyaknya onderdil atau bagian mesinnya.
(a). (b).
Gambar 2.6 a). Penampang Motor Diesel 2 Tak
b). Diagram P – V Motor Diesel Dua Langkah
Cara Kerja Motor Bakar Empat Langkah
Titik paling atas dapat dicapai oleh gerakan torak pada silinder disebut TMA. Sedangkan titik
terendah yang dapat dicapai oleh ujung atas torak pada silinder disebut TMB. Bila torak bergerak
dari TMA sampai ke TMB atau sebaliknya, dikatakan bahwa torak melakukan satu langkah.
Untuk setiap siklus, pada motor empat langkah terdapat empat langkah torak, yaitu dua langkah
naik dan dua langkah turun. Akibatnya selama siklus itu berlangsung, poros engkol akan
berputar dua kali.
1. Langkah Isap
Gambar Langkah Isap
Pada langkah hisap, udara dimasukkan kedalam silinder. Piston membentuk kevakuman didalam
silinder. Piston bergerak kebawah dari titik mati atas ke titik mati bawah. Katup hisap terbuka
selama langkah ini dan katup buang tertutup.
2. Langkah Kompresi
Gambar Langkah kompresi
Pada langkah kompresi, udara dihisap kedalam silinder kemudian dimampatkan, posisi kedua
katup baik hisap maupun buang tertutup, sehingga suhunya naik.
3. Langkah Kerja
Gambar Langkah Kerja
Pada akhir langkah kompresi, bahan bakar disemprotkan kedalam ruang bakar. Posisi kedua
katup masih tertutup,karena suhu tinggi dari udara yang dimampatkan tadi maka bahan bakar
akan terbakar. Suhunya semakin tinggi diikuti dengan tekanannya tinggi juga sehingga
mendorong piston turun menuju TMB.
4. Langkah Buang
Gambar Langkah Kerja
Setelah sampai di TMB piston bergerak naik menuju TMA, katup buang terbuka, sehingga sisa
gas hasil pembakaran dibuang keluar. Proses ini terjadi secara berulang-ulang sehingga
dihasilkan putaran yang kontinu.
2.2.2 Proses pembakaran mesin diesel
Proses pembakaran dibagi menjadi 4 periode:
a) Periode 1: Waktu pembakaran tertunda (ignition delay) (A-B)
Pada periode ini disebut fase persiapan pembakaran, karena partikel-partikel bahan bakar yang
diinjeksikan bercampur dengan udara di dalam silinder agar mudah terbakar.
b) Periode 2: Perambatan api (B-C)
Pada periode 2 ini campuran bahan bakar dan udara tersebut akan terbakar di beberapa tempat.
Nyala api akan merambat dengan kecepatan tinggi sehingga seolah-olah campuran terbakar
sekaligus, sehingga menyebabkan tekanan dalam silinder naik. Periode ini sering disebut periode
ini sering disebut pembakaran letup.
c) Periode 3: Pembakaran langsung (C-D)
Akibat nyala api dalam silinder, maka bahan bakar yang diinjeksikan langsung terbakar.
Pembakaran langsung ini dapat dikontrol dari jumlah bahan bakar yang diinjeksikan, sehingga
periode ini sering disebut periode pembakaran dikontrol.
d) Periode 4: Pembakaran lanjut (D-E)
Injeksi berakhir di titik D, tetapi bahan bakar belum terbakar semua. Jadi walaupun injeksi telah
berakhir, pembakaran masih tetap berlangsung. Bila pembakaran lanjut terlalu lama, temperatur
gas buang akan tinggi menyebabkan efisiensi panas turun.
Gambar 3. Proses pembakaran motor diesel
2.2.3 Klasifikasi Motor Diesel
A. Klasifikasi Motor Diesel Menurut Konstruksinya.
Ada beberapa cara pengklasifikasian motor diesel yang dapat dibuat untuk mengetahui
perbedaan jenis atau tipe motor diesel dan pelayanan yang sesuai dengan jenis motor diesel
tertentu. Kebanyakan pengklasifikasian motor diesel yang paling lazim adalah menurut tenaga
yang dihasilkan. Ada motor diesel yang kecil dengan tenaga dari 3 tk. Adapula motor diesel yang
besar dengan kapasitas besar sampai menghasilkan tenaga 40.000 tk. Motor diesel juga
diklasifikasikan menurut jumlah silindernya. Dengan pengklasifikasian ini terdapat motor diesel
dengan jumlah silinder dari satu silinder hingga 24 silinder. Motor diesel brsilinder tunggal ( satu
) sering dipakai untuk penggerak yang kecil-kecil dan handi ( portable ) dan untuk keperluan
irigasi. Untuk keperluan komersial dan angkutan digunakan motor diesel bersilinder 4,6 dan 8
silinder. Untuk keperluan industri dan penggerak kapal kapal besar (ships) digunakan diesel
bersilinder yang lebih banyak missal dengan variasi jumlah silinder 12,16,20 dan 24.
Cara lain dalam pengklasifikasian motor diesel adalah menurut prinsip/ proses kerjanya. Dengan
pengelompokan ini dikenal dua jenis motor diesel yaitu motor diesel empat langkah dan motor
desel dua langkah.
Cara pengaturan silinder motor juga sering digunakan untuk mengklasifikasikan motor diesel.
Yang paling popular adalah motor diesel tegak / vertical, dimana silinder motor diatur dalam satu
baris silinder motor. Jenis lain adalah dimana silinder motor dibuat baris yang berseberangan
bertolak belakang. Pada motor ini mungkin semua silinder motor dibuat pada satu sisi poros
engkol. Dengan jumlah silinder yang sama pada masing-masing sisi dikenal motor datar
bersilinder bertolak belakang ataupun motor bersilinder v. Motor diesel dengan pengaturan baris
membentuk v perlu dijelaskan besarnya sudut v untuk baris silinder yang bervariasi seperti : 45,
50, 55, 60 atau 90 derajat. Sudut v bergantung kepada jumlah silinder dan disain poros
engkol. Bentuk lain dari pengaturan silinder dengan baris yang berbentuk w dan x. Juga ada yang
membentuk segitiga atau delta.Pengklasifikasian lain dari motor diesel adalah menurut kerja
piston. Dalam pengelompokan ini diklasifikasikan motor diesel piston kerja tunggal, piston kerja
ganda dan piston berlawanan . Piston kerja tunggal adalah dimana satu sisi dari piston yang
berhubungan dengan gas pembakaran, sedang sisi yang lain berhubungan dengan poros engkol
melalui batang piston . Pada piston kerja ganda kedua sisi dari piston bekerja berhubungan
dengan gas pembakaran yang menghasilkan tenaga. Kedua sisi dari silinder digunakan untuk gas
pembakaran yang secara berganti-ganti kedua sisi piston menerima gas hasil pembakaran .
Tekanan gas pembakaran bekerja pada langkah keatas maupun kebawah. Pada piston berlawanan
yaitu dua piston pada silinder yang sama diantara kedua piston yang berlawanan itu terletak
ruang pembakarannya. Masing-masing piston mempunyai batang piston dan poros engkol
sendiri-sendiri. Jenis lain dari motor diesel adalah motor diesel dengan piston parallel atau sejajar
satu sama lain dengan dua poros engkol yang parallel. Motor ini dibuat oleh Sulzer Bros Ltd dari
Switzeland yang digunakan untuk lokomotif. Metode pengelompokan motor menurut
kecepatannya. Secara pasti tidak ada batas yang tertentu untuk mengklasifikasikan motor
kedalam kecepatan rendah, menengah, dan tinggi. Tetapi umumnya motor dengan kecepatan
kurang dari 1000 hingga 2500 sebagai motor dengan kecepatan rendah menengah. Motor dengan
kecepatan dari 2500 hingga kurang lebih 6000 ppm sebagai motor kecepatan tinggi.
B. Klasifikasi Motor Diesel Menurut Bahan Bakarnya.
Ada 4 jenis bahan bakar dan dari bahan bakarnya motor itu disebut yaitu : motor bahan bakar
gas, motor bahan bakar campuran (dual fuel diesel engines), motor bahan bakar ganda (bi–fuel
engines) dan motor bahan bakar kombinasi (multi – fuel engines).
1. Motor diesel bahan bakar gas.
Motor diesel bahan bakar gas menggunakan bahan bakar gas seperti gas natural / gas bumi
ataupun gas bahan bakar hasil produksi pembuatan gas. Gas bahan bakar tersebut kemudian
diinjeksikan kedalam silinder motor dan dinyalakan oleh panas hasil dari kompresi dalam
silinder motor pada langkah kompresi. Sistem pengijeksian bahan bakar gas memerlukan sistem
pemampatan gas atau kompressor agar bahan bakar gas dapat dimasukkan kedalam ruang
pembakaran pada akhir langkah kompresi dari motor diesel tersebut. Jenis lain dari motor diesel
gas adalah motor diesel yang dimampatkan adalah campuran gas dan udara dengan perbandinagn
kompresinya 12 aatu 13. kemudian penyalaanya dengan busi pada akhir kompresi.
Motor tersebut mirip dengan motor gas atau motor bensin. Motor jenis ini dikelompokkan
dengan motor diesel karena besarnya perbandingan kompresinya. Motor diesel gas dibuat
menurut proses kerja dua langkah dan proses empat langkah.
2. Motor bahan bakar campuran (dual fuel diesel engines).
Motor diesel bahan bakar campuran ini memasukkan dan mengkompresi gas alam, gas buatan
atau gas bahan bakar yang lain ketekanan kompresi normal motor diesel. Udara murni
ditambahkan pada wakyu pemasukkan untuk mencegah kemungkinan penyalaan awal (pre
ignition). Proses pembakaran terjadi setelah penginjeksian bahan bakar gas utama. Motor diesel
bahan bakar campuran dibuat dengan prose kerja dua langkah dan empat langkah. Gas bahan
bakar dimasukkan kedalam silinder pada saat kurang ebih akan dimulai langkah kompresi.
Pemasukkan yang menyuplai 3 % sampai 5 % dari total keseluruhan panas yang ada dalam
silinder. Motor bahan bakar campuran dapat dioperasikan dalam campuran yang bervariasi
antara gas dan bahan bakar cair. Untuk motor diesel jenis bahan bakar campuran jenis 2 langkah,
desain yang banyak digunakan motor ini memiliki klep gas yang dapat dioperasikan secara
mekanik dan diatur pembukaannya hanya setelah silinder dibilas oleh udara murni dan lubang
buang tertutup. Motor diesel bahan bakar campuran gas jenis 4 langkah sering menggunakan
klep yang dioperasikan oleh nok untuk mengatur masuknya udara dan gas kedalam silinder.
Pembukaan klep gas dilakukan hanya setelah klep buang tertutup. Klep-klep itu pengoperasianya
dengan nok ataupun secara hidrolik. Untuk motor gas 4 langkah yang kecil, sering juga
dipakaikan karburator dan leburator gas untuk menyuplai bahan bakar gas.
3. Motor bahan bakar ganda (bi-fuel engines).
Kedua dengan cara bahan bakar tambahan diinjeksikan segera didepan klep pemasukan dengan
menggunakan injector atau pengabut tekanan rendah.
4. Motor bahan bakar kombinasi (multi – fuel engines).
Bahan bakar ini mempnyai variasi dari bahan bakar beroktan sedang hingga distilasi menengah.
Pada saat ini banyak dilakukan eksperimen pengembangan motor dengan berbagai bahan bakar
yang memiliki kemampuan memulai operasi atau kerja sejak memulai operasi. Motor diesel
dengan bahan bakar kombinasi terutama dikembangkan untuk kepentingan militer.
2.3 Emisi Gas Buang.
Emisi gas buang mempunyai pengaruh yang buruk terhadap manusia dan lingkungan,
berdasarkan data hasil pengujian emisi gas buang pada motor bensin terdapat 2 kondisi, dimana
untuk pembakaran yang baik CO, HC harus rendah sedangkan CO2 tinggi, sehingga analisa yang
didapat untuk kondisi pembakaran motor yang baik : aman terhadap manusia dan jelek terhadap
lingkungan(CO2), Untuk pembakaran motor yang jelek biasanya kadar CO, HC tinggi dan CO2
rendah, sehingga emisi gas buang baik terhadap lingkungan dan jelek terhadap manusia.
Polusi udara oleh gas buang dan bunyi pembakaran motor diesel merupakan gangguan terhadap
lingkungan. Komponen-komponen gas buang yang membahayakan itu antara lain adalah asap
hitam (angus), Hidrokarbon yang tidak terbakar (UHC), Karbon monoksida (CO), Oksigen
Nitrogen (NO) dan NO2, NO dan N2O, bisa dinyatakan dengan NOx (w Aris Munandar 2002;Si)
namun jika perbandingan dengan motor bensin dengan motor diesel tidk banyak mengandung
CO dan UHC.
Selain dari komponen tersebut diatas beberapa hal berikut yang merupakan bahaya dan gangguan
meskipun bersifat sementara. Asap yang putih dari atas kabut bahan bakar atau minyak pelumas
yang terbentuk pada saat star dingin asap biru yang terjadi karena adanya bahan bakar yang tidak
terbakar sempurna terutama pada periode pemanasan mesin atau beban rendah, serta bau yang
kurang sedap merupakan bahaya yang mengganggu lingkungan.
Menurut Nakoela Soenarta (1995:39) faktor-faktor yang menyebabkan terbentuknya jelaga atau
angus pada gas buang motor diesel adalah:
a. Konsentrasi Oksigen sebgai gas pembakaran
b. Bahan bakar disemprotkan kedalam ruang bakar terlalu banyak
c. Suhu didalam ruang bakar terlalu banyak dan tinggi
d. Penguapan dan pencampuran bahan bakar dan udara yang ada didalam silinder tidak dapat
berlangsung sempurna.
Beberapa faktor yang berperan di dalam ketidakpastian setiap analisis resiko yang dikaitkan
dengan gas buang kendaraan bermotor antara lain adalah :
- Definisi tentang bahaya terhadap kesehatan yang digunakan
- Relevansi dan interpretasi hasil studi epidemiologi dan eksperimental
- Realibilitas dari data pajanan
- Jumlah manusia yang terpajan
- Keputusan untuk menentukan kelompok resiko yang mana yang akan dilindungi
- Interaksi antara berbagai senayawa di dalam gas buang, baik yang sejenis maupunantara
yang tidak sejenis
- Lamanya terpajan (jangka panjang atau pendek)