TEORI DAN PRAKTIK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED ...

69
TEORI DAN PRAKTIK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED CLASSROOM TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi Oleh: DENIS WILLY PRADITA NIM: 131324025 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2020 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of TEORI DAN PRAKTIK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED ...

Page 1: TEORI DAN PRAKTIK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED ...

TEORI DAN PRAKTIK PENERAPAN

MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED CLASSROOM

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi

Oleh:

DENIS WILLY PRADITA

NIM: 131324025

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2020

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: TEORI DAN PRAKTIK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED ...

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur tugas akhir ini saya persembahkan untuk:

1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu mendampingi, memberkati dan menuntun

setiap langkahku

2. Ibu Sri dan Bapak Murwanto selaku orang tua, saya ucapkan banyak terima

kasih atas segala doa dan segala bentuk cinta dan kasih sayang yang tidak bisa

diukur oleh apapun dan selalu ada dalam keadaan senang maupun susah

3. Sahabat-sahabatku yang selalu memberi dukungan dan motivasi kepada saya

4. Terimakasih pula untuk almamaterku tercinta Univertitas Sanata Dharma

Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: TEORI DAN PRAKTIK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED ...

v

MOTTO

“Dan siapa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu

akan menerimanya”

(Matius 21:22)

“Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah

Kristus Yesus bagi kamu”

(1 Tesalonika 5:18)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: TEORI DAN PRAKTIK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED ...

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: TEORI DAN PRAKTIK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED ...

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: TEORI DAN PRAKTIK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED ...

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. iv

MOTTO ...................................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ....................................... vii

ABSTRAK ................................................................................................... viii

ABSTRACT.................................................................................................. ix

KATA PENGANTAR ................................................................................. x

DAFTAR ISI ............................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang .................................................................................. 1

B. Batasan Masalah................................................................................ 3

C. Rumusan Masalah ............................................................................. 3

D. Tujuan Penulisan ............................................................................... 4

E. Manfaat Penulisan ............................................................................. 4

BAB II Latar Belakang Munculnya Model Pembelajaran

Flipped Classroom ....................................................................................... 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: TEORI DAN PRAKTIK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED ...

xiv

A. Permasalahan Siswa dalam Belajar .................................................... 5

B. Latar Belakang Munculnya Pembelajaran Flipped Classroom ........... 7

C. Empat Pillar dalam Pembelajaran Model Flipped Classroom............. 14

BAB III Model Pembelajaran Flipped Classroom ..................................... 17

A. Model Pembelajaran Flipped Classroom ........................................... 17

B. Pendekatan dalam Pembelajaran Flipped Classroom ......................... 18

C. Strategi dalam Pembelajaran Flipped Classroom ............................... 23

D. Penerapan Strategi Pembelajaran dalam Flipped Classroom;

Out Class dan In Class ...................................................................... 32

E. Metode Pembelajaran dalam Flipped Classroom ............................... 34

F. Teknik Pembelajaran dalam Flipped Classroom ................................ 35

G. Taktik Pembelajaran dalam Flipped Classroom ................................. 36

BAB IV Penerapan Model Pembelajaran Flipped Classroom ................... 38

A. Implementasi Model Pembelajaran Flipped Classroom ..................... 38

B. Penilaian dalam Model Pembelajaran Flipped Classroom .................. 47

C. Keuanggulan, Kelemahan, dan Hambatan dalam Model

Pembelajaran Flipped Classroom ...................................................... 54

BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN .................... 58

A. Kesimpulan ....................................................................................... 58

B. Saran ................................................................................................. 58

C. Keterbatasan ...................................................................................... 59

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 60

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: TEORI DAN PRAKTIK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED ...

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Perbandingan Penggunaan Waktu pada Kelas Tradisional

dan Flipped Classroom ................................................................. 29

Tabel 3.2 Strategi Pembelajaran dalam Flipped Classroom ........................... 32

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: TEORI DAN PRAKTIK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED ...

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Perbandingan Pembelajaran di Kelas dengan Model Tradisional

dan Model Flipped Classroom .................................................... 14

Gambar 3.1 Konsep Model Pembelajaran Flipped Classroom ....................... 18

Gambar 3.2 Taksonomi Bloom dalam Pembelajaran ..................................... 24

Gambar 3.3 Taksonomi Bloom dalam Flipped Classroom............................. 26

Gambar 3.4 Konsep Pembelajaran Blanded Learning .................................... 27

Gambar 4.1 User Interface Camtasia Studio ................................................. 44

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: TEORI DAN PRAKTIK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Revolusi digital memiliki pengaruh penting di bidang pendidikan seperti

di banyak bidang lainnya. Pengaruh ini juga menyebabkan perubahan radikal di

bidang pendidikan, seperti dalam hal pendekatan pengajaran dan pembelajaran.

Para peserta didik di zaman ini memiliki karakteristik yang sangat berbeda jika

dibandingkan dengan masa lalu, oleh karena itu cukup sulit untuk menarik minat

dan keingintahuan siswa hari ini untuk kegiatan pembelajaran melalui pendekatan

pengajaran tradisional. Selain itu, tidak mudah untuk mengatasi beberapa masalah

terkait mengajar dan belajar dengan pendekatan yang sudah ketinggalan.

Tetapi, diluar masalah kurangnya minat dan keingintahuan siswa soal

belajar terdapat masalah lain yang mengganggu dalam pembelajaran bagi guru

dan siswa itu sendiri. Permasalahan itu adalah permasalahan absensi siswa di

kelas. Terkadang dalam sebuah kelas seorang siswa tidak hanya mengerjakan

pekerjaan sekolahnya saja. Tetapi ada pula yang bekerja dan mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler yang terkadang ketika mereka terpilih untuk mengikuti sebuah

perlombaan di luar sekolah memaksa mereka untuk tidak dapat hadir. Dengan

ketidakhadiran mereka di kelas mengakibatkan ketertinggalan materi yang

seharusnya jika mereka mengikutinya mereka akan sama dalam hal pengetahuan

dengan siswa lainnya. Selain permasalahan adanya siswa yang berkegiatan di luar

sehingga tidak dapat hadir di kelas. Terdapat masalah-masalah lainnya lagi,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: TEORI DAN PRAKTIK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED ...

2

seperti adanya siswa yang dalam pemahaman materi masih lambat (Slow

Learner), siswa yang bosan terhadap model pembelajaran dengan ceramah dan

siswa yang malas mencatat atau mendengarkan penjelasan dari guru mereka. Dan

untuk menanggulangi ini maka para pendidik saat ini menunjukkan minat yang

sangat besar pada model pembelajaran inovatif yang menjawab kebutuhan zaman

ini.

Salah satu model pembelajaran yang inovatif tersebut adalah model

flipped classroom. Flipped classroom merupakan suatu strategi pembelajaran

yang tergolong baru. Strategi pembelajaran ini semakin berkembang dengan

kemajuan teknologi, seperti akses internet serta software yang pendukung lainnya.

Pada pembelajaran tradisional pendidik menyampaikan materi, lalu untuk

menambah pemahaman materi tersebut maka siswa akan mengerjakan tugas di

sekolah dan diberikan pekerjaan rumah. Pada flip classroom, peserta didik

berpartisipasi dalam mempersiapkan pembelajaran melalui tontonan video,

memahami powerpoint dan mengakses sumber belajar yang disediakan oleh

pendidik baik melalui e-learning atau cara lainnya.

Setelah memiliki persiapan yang lengkap di rumah, maka di kelas peserta

didik akan mampu untuk menyelesaikan masalah (problem solving), menganalisis

serta memberikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi. Terdapat dua

komponen dalam flipped classroom yaitu “memindahkan pendidikan ke luar

kelas” biasanya pembelajaran dihantarkan melalui media elektronik dan

memindahkan praktek berupa tugas dan pekerjaan rumah ke dalam kelas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: TEORI DAN PRAKTIK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED ...

3

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis akan

membuat sebuah karya tulis berbentuk makalah dengan mengambil judul ”Teori

dan Praktik Pembelajaran Model Flipped Classroom”

B. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perlu adanya batasan

masalah supaya tujuan dari penulisan dapat fokus dan terarah. Adapun batasan

masalah sebagai berikut.

1. Permasalahan siswa di kelas

2. Teori model pembelajaran flipped classroom

3. Praktik flipped classroom dalam pembelajaran

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang

diambil adalah sebagai berikut.

1. Apa saja kendala yang dihadapi peserta didik dalam belajar di kelas?

2. Apa itu model pembelajaran flipped classroom?

3. Bagaimana penerapan model pembelajaran flipped classroom di kelas ?

4. Bagaimana langkah-langkah praktik model pembelajaran flipped

classroom?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: TEORI DAN PRAKTIK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED ...

4

D. Tujuan Penulisan

Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah di atas, maka

penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui permasalahan yang dihadapi siswa di kelas.

2. Menjelaskan model pembelajaran flipped classroom.

3. Mengetahui metode-metode yang digunakan dalam pembelajaran flipped

classroom.

4. Mendeskripsikan langkah-langkah praktik model pembelajaran flipped

classroom.

E. Manfaat Penulisan

Tulisan ini diharapkan memberi manfaat bagi beberapa pihak yaitu:

1. Bagi Penulis

a. Menambah wawasan mengenai pembelajaran dengan model flipped

classroom.

b. Bekal untuk menerapkan pembelajaran dengan model flipped

classroom.

2. Bagi Pihak Lain

a. Memperoleh informasi mengenai pengertian, arti penting dan

implementasi pembelajaran dengan model flipped classroom.

b. Menjadi referensi ilmiah untuk penulisan yang relevan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: TEORI DAN PRAKTIK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED ...

5

BAB II

LATAR BELAKANG MUNCULNYA MODEL

PEMBELAJARAN FLIPPED CLASSROOM

A. Permasalahan Siswa dalam Belajar

Kesulitan belajar adalah suatu keadaan yang menyebabkan siswa

tidak dapat belajar sebagaimana mestinya (Dalyono, 1997: 229). Kesulitan

belajar yaitu kesukaran siswa dalam menerima atau menyerap pelajaran di

sekolah. Ada beberapa kasus kesulitan dalam belajar, sebagaimana yang

telah dikemukakan oleh Abin Syamsudin M, yaitu : (1) kasus kesulitan

dengan latar belakang kurangnya motivasi dan minat belajar; (2) kasus

kesulitan yang berlatar belakang sikap negatif terhadap guru, pelajaran,

dan situasi belajar; (3) kasus kesulitan dengan latar belakang kebiasaan

belajar yang salah; (4) kasus kesulitan dengan latar belakang

ketidakserasian antara kondisi obyektif keragaman pribadinya dengan

kondisi obyektif instrumental impuls dan lingkungannya.

Adanya kesulitan belajar akan menimbulkan suatu keadaan dimana

siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya sehingga memiliki

prestasi belajar yang rendah. Siswa yang mengalami masalah dengan

belajarnya biasanya ditandai adanya gejala: (1) prestasi yang rendah atau

di bawah rata-rata yang dicapai oleh kelompok kelas; (2) hasil yang

dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan; (3) lambat dalam

melakukan tugas belajar (Entang, 1983: 13). Kesulitan belajar bahkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: TEORI DAN PRAKTIK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED ...

6

dapat menyebabkan suatu keadaan yang sulit dan mungkin menimbulkan

suatu keputusasaan sehingga memaksakan seorang siswa untuk berhenti di

tengah jalan. Adanya kesulitan belajar pada seorang siswa dapat dideteksi

dengan kesalahan-kesalahan siswa dalam mengerjakan tugas maupun soal-

soal tes. Kesalahan adalah penyimpangan terhadap jawaban yang benar

pada suatu butir soal. Ini berarti kesulitan siswa akan dapat dideteksi

melalui jawaban-jawaban siswa yang salah dalam mengerjakan suatu soal.

Siswa yang berhasil dalam belajar akan mengalami perubahan dalam

aspek kognitifnya. Perubahan tersebut dapat dilihat melalui prestasi yang

diperoleh di sekolah atau melalui nilainya. Dalam kenyataannya masih

sering dijumpai adanya siswa yang nilainya rendah. Rendahnya nilai atau

prestasi siswa ini adanya kesulitan dalam belajarnya. Menurut Entang

(1983: 12) bahwa siswa yang secara potensial diharapkan akan mendapat

nilai yang tinggi, akan tetapi prestasinya biasa-biasa saja atau mungkin

lebih rendah dan teman lainnya yang potensinya lebih kurang darinya,

dapat dipandang sebagai indikasi bahwa siswa mengalami masalah dalam

aktivitasnya.

Kesulitan belajar dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang

menghalangi atau memperlambat seorang siswa dalam mempelajari,

memahami serta menguasai sesuatu. Berdasarkan uraian di atas dapat

disimpulkan bahwa kesulitan belajar adalah segala sesuatu yang membuat

tidak lancar (lambat) atau menghalangi seseorang dalam mempelajari,

memahami serta menguasai sesuatu untuk dapat mencapai tujuan. Adanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: TEORI DAN PRAKTIK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED ...

7

kesulitan belajar dapat ditandai dengan prestasi yang rendah atau di bawah

rata-rata yang dicapai oleh kelompok kelas, hasil yang dicapai tidak

seimbang dengan usaha yang dilakukan dan lambat dalam melakukan

tugas belajar. Siswa yang mengalami kesulitan belajar akan sukar dalam

menyerap materi-materi pelajaran yang disampaikan oleh guru sehingga ia

akan malas dalam belajar, serta tidak dapat menguasai materi,

menghindari pelajaran, serta mengabaikan tugas-tugas yang diberikan

guru.

B. Latar Belakang Munculnya Pembelajaran Flipped Classroom

Metode pembelajaran dengan menggunakan model flipped

classroom atau kelas terbalik bermula pada tahun 1980, seorang sarjana

bernama Allison King berargumen melalui sebuah artikel berjudul “From

Sage on the Stage to guide on the side” di dalam artikel tersebut ia

mengungkapkan bahwa waktu dalam pembelajaran di kelas harus

digunakan secara efektif untuk melakukan aktivitas-aktivitas yang

bermanfaat, seperti tanya jawab dan diskusi. Tujuannya tidak lain adalah

agar siswa mempunyai kesempatan untuk belajar lewat komunikasi antar

siswa lain dikelas. Dengan kata lain Allison ingin berfokus pada

pembelajaran aktif.

Walaupun tidak ada istilah flipped classroom di dalam

argumennya, namun konsep pembelajaran aktif ini menjadi dasar

terbentuknya flipped classroom suatu hari nanti. Kemudian, seorang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: TEORI DAN PRAKTIK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED ...

8

professor dari Harvard University, Eric Mazur mulai mengembangkan

konsep flipped classroom dari pemikiran Allison King sebelumnya

menjadi istilah yang lebih dikenal dengan “peer instruction”.

(Pembelajaran menggunakan peer instruction sendiri adalah sebuah

pembelajaran dengan pengelolaan kelas yang merubah pembelajaran yang

tadinya hanya satu arah menjadi pembelajaran aktif). Pada mulanya Mr.

Eric memfokuskan konsep ini di kelas perkuliahannya.

Di sini ia berfokus pada pembelajaran yang aktif ketimbang sistem

perkuliahan tradisional. Dengan bahasa lain ia mencoba memberikan

pembelajaran dengan pendekatan pemberian materi di luar kelas dan

diskusi dilakukan di dalam kelas. Sehingga ia bisa menjadi seorang

“Dosen Pembimbing” daripada hanya menjadi seorang “Dosen

Penceramaah” saat berada di dalam kelas.

Pada tahun 2000, J. Wesley Baker seorang dosen dari Cedarville

University mulai memakai istilah pembelajaran flip dalam “11th

international conference on college teaching and learning in florida” di

dalam konferensi tersebut Baker mengatakan bahwa flip classroom adalah

sebuah pembelajaran yang dilakukan di kelas dengan bantuan alat

manajemen pembelajaran berbasis web dan internet. Bentuknya bisa

berupa video tutorial maupun ruang diskusi online. Pada tahun yang sama

Maureen J. Lage, Platt dan Treglia (2000) menyoroti adanya kesenjangan

pada gaya belajar anak di kelas yang dimuat dalam jurnal pendidikan

ekonomi. Di sana mereka mengatakan bahwa dalam pembelajaran di kelas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: TEORI DAN PRAKTIK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED ...

9

sering sekali kita melihat bahwa setiap anak memiliki gaya belajar yang

bervariasi. Tidak semua siswa dapat menerima dengan hanya 1 metode

mengajar di kelas saja. Dibutuhkan pengembangan teknologi, sumber daya

multimedia, dan akses yang mudah dalam proses pembelajaran di kelas.

Agar tercipta antusiasme dalam diri setiap siswa.

Dari pemikiran itu mereka berharap agar adanya sebuah metode

belajar yang “menarik” bagi siswa yang memiliki gaya belajar bervariasi.

Lalu pada tahun 2007 Jonathan Bergman dan Aaron Sams yang berprofesi

sebagai guru di sebuah sekolah di Colorado mengembangkan pemikiran

dari beberapa ahli di atas terkait pembelajaran flipped classroom menjadi

sebuah buku berjudul : “Flip Your Classroom: Reach Every Student in

Every Class Every Day”. Dalam buku karya Jonathan Bergman dan Aaron

Sams tersebut mereka memberikan sebuah gambaran awal mula

terciptanya flip classroom buatan mereka.

Dalam bukunya mereka menyodorkan gambaran dari permasalahan

nyata yang mereka hadapi di sekolah tempat mereka mengajar. Di sana

mereka melihat bahwa murid-murid mereka di sekolah tersebut juga

memiliki banyak masalah dalam hal belajar. Contohnya: salah seorang

murid mereka bernama Enrique, dia sangat sulit dalam memahami setiap

hal yang diajarkan di dalam kelas matematikanya dikarenakan gurunya

dalam menjelaskan materi sangat cepat. Ia tidak bisa merangkum secepat

yang dijelaskan oleh gurunya. Catatan yang ia buat pun tidak dapat ia

pahami karena dalam beberapa penjelasan ada yang terlewat dan tidak ikut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: TEORI DAN PRAKTIK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED ...

10

di catat. Siswa kedua bernama Janice. Janice merupakan siswa yang aktif

dalam kegiatan olah raga di sekolahnya. Ia sering meninggalkan sekolah

untuk mengikuti kejuaraan olah raga tersebut. Di lain hal ia berusaha

untuk mengikuti kelas sainsnya agar tidak tertinggal dengan teman

lainnya. Tetapi, disaat ia harus belajar dan bertemu dengan guru sainsnya

ia terkadang harus pergi untuk bertanding di pertandingan olah raga. Hal

ini membuat ia terkadang melewatkan kelas sains dan tidak memahami

apapun yang dijelaskan gurunya.

Melihat problem ini, kedua guru tersebut mencari terobosan untuk

menyelesaikan permasalahan para siswanya. Terobosan yang tercipta

ternyata tidak disengaja. Suatu hari Mr.Aaron sedang membaca majalah

teknologi dan membolak-balik halaman per halaman majalah tersebut.

Lalu, ia menunjukkan pada Jonathan sebuah artikel tentang beberapa

perangkat lunak yang dapat merekam tayangan slide powerpoint, termasuk

suara dan anotasi. Lalu, ada juga yang dapat mengkonversi serta merekam

ke dalam file ataupun video dan dapat dengan mudah didistribusikan

secara online.

Pada saat itu youtube baru saja booming dan dunia video online

masih dalam masa pertumbuhan. Tetapi, ketika mereka sedang membahas

potensi perangkat lunak tersebut, mereka juga menyadari bahwa cara-cara

tersebut mungkin merupakan sebuah cara untuk mempertahankan siswa

mereka yang ketinggalan kelas dan ketinggalan dalam pembelajaran untuk

tetap bisa belajar dan menyusul ketertinggalannya. Jadi, pada musim semi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: TEORI DAN PRAKTIK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED ...

11

tahun 2007, Aaron dan Jonathan mulai merekam pelajaran yang sedang

berlangsung di kelas mereka. Lalu, mereka menggunakan tangkapan layar

perangkat lunak untuk mereka rekam. Lalu, mereka mencoba memposting

hasil dari rekaman pengajaran mereka secara online sehingga siswa

mereka bisa mengaksesnya, kata mereka: Siswa kami yang absen dan tak

dapat hadir saat pembelajaran menyukai “kelas yang direkam” tersebut.

Siswa yang tadinya melewatkan pembelajaran sebelumnya dapat

mempelajari apa yang telah mereka lewatkan. Beberapa siswa yang ada di

kelas, tetapi kurang mampu dalam memahami pembelajaran dan yang

hanya mendengar pembelajaran di kelas tadi juga mulai “merewatch”

video yang telah dibuat. Kemudian dari kejadian tersebut mereka

mengambil sebuah pertanyaan: bagaimana jika sekarang kita tinggal

menggunakan seluruh hari-hari di kelas untuk membantu siswa dengan

konsep yang mereka belum mengerti?. Sisanya, kita tinggal memberikan

mereka pekerjaan rumah dengan menonton video pembelajaran. Dari

situlah awal flip classroom tercipta.

Pembelajaran dengan model flipped classroom pada akhirnya

menjadi sebuah jalan keluar yang dapat mereka gunakan. Kenapa flipped

classroom? Flipped classroom mengambil sebuah sudut pandang

pembelajaran dengan menggabungkan beberapa model pembelajaran,

diantaranya face-to-face learning, blended learning, mobile and internet

learning, student centered learning dan project base learning. Dalam

flipped classroom para guru sadar bahwa tidak semua siswa dapat hadir di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: TEORI DAN PRAKTIK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED ...

12

hari dimana pelajaran itu dimulai. Sama seperti yang telah dijelaskan di

atas. Selain itu, tidak semua siswa senang dan memahami seluruh mata

pelajaran yang diberikan di kelas. Banyak siswa yang pandai hanya dalam

beberapa bidang mata pelajaran. Tujuan dari pengadaan flipped classroom

adalah membantu para siswa dalam memahami pelajaran di kelas tertentu

dan pada saat kelas itu akan dimulai. Tetapi, di saat yang bersamaan

terkadang siswa tidak dapat hadir di kelas pada saat jam pembelajaran

tersebut karena ada hal lain yang harus mereka ikuti atau karena mereka

sedang berhalangan.

Cara yang menurut para guru pencipta metode ini adalah dengan

menonton video pembelajaran yang sudah dibuat oleh guru mereka, persis

sama seperti yang guru itu berikan di kelas pada siswa lainnya. Jadi, pada

saat jam istirahat atau pulang sekolah mereka yang tidak dapat hadir di

kelas pada saat kelas itu dimulai dapat belajar sendiri di rumah dan pada

saat masuk ke dalam kelas yang sama mereka tidak tertinggal dengan

teman-teman lainnya. Selain untuk membantu siswa dalam mempelajari

materi ajar dengan mudah, flipped classroom juga menyiapkan siswa

untuk lebih aktif. Ketika mereka masuk ke dalam kelas, mereka

diharapkan sudah memahami apa yang sekiranya akan dibahas di kelas

nanti. Di dalam bukunya yang diterbitkan pada tahun 2012 tersebut Aaron

dan Jonathan menuliskan tentang detail singkat dari flipped classroom itu

sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: TEORI DAN PRAKTIK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED ...

13

Detail singkat, dari pengertian flipped classroom hasil pemikiran

dari Jonathan Bergman dan Aaron Sams adalah “a method of instruction

and form of blended learning. This model gets its name from the way it

“flips” the traditional classroom model. Using this method, student watch

videos or listen the lectures at home. When they come to classroom

meetings, instructor facilitate, group work and other activity that would

typically be considered “homework”.(J.Bergman & A.Sams, 2012) yang

artinya adalah flipped classroom merupakan sebuah metode pembelajaran

dan bentuk dari “blended learning”. Model ini mengambil nama dari kata

“flip” yang artinya membalik. Membalik kondisi kelas

konvensional/tradisional kelas. Dengan menggunakan metode ini para

siswa menonton video atau mendengarkan pembelajaran yang seharusnya

dilakukan di sekolah menjadi dilakukan di rumah. Ketika mereka datang

dalam kegiatan pertemuan di kelas, guru hanya menjadi fasilitator.

Sehubungan dengan flipped classroom sendiri, Jon dan Aaron menjelaskan

bagaimana flipped classroom memungkinkan para siswa mereka untuk

lebih banyak berinteraksi sesering mungkin dengan mereka, Bagaimana

mereka berkembang lebih baik dan lebih banyak hubungan pribadi dalam

membantu mereka di dalam kelas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: TEORI DAN PRAKTIK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED ...

14

Gambar 2.1

Perbandingan Pembelajaran di Kelas dengan

Model Tradisional dan Model Flipped cCassroom

Sumber: FLIT, The University Of Tokyo

C. Empat Pillar Dalam Pembelajaran Model Flipped Classroom

Flipped classroom sendiri pada dasarnya bukan hanya memiliki

arti “terbalik”. Dalam sebuah artikel yang diterbitkan pada tahun 2014

yang berjudul “The Definition Of Flip Learning” dijelaskan bahwa flip

sendiri terdiri dari 4 huruf yang dimana, huruf itu sendiri berdiri

membentuk sebuah pilar. Berikut pengertian “flip” sebagai sebuah pilar

dalam metode pembelajaran terbalik.

1. Pilar 1: F (Flexible Environment) (Lingkungan Belajar yang Fleksibel)

Flexible Environment berarti menunjukan penyediaan waktu dan

fleksibilitas tempat. Pada pembelajaran terbalik ini fleksibel di sini

memungkinkan guru menciptakan berbagai mode pembelajaran yang

sering dilakukan oleh pendidik lainnya secara fisik, seperti: satu,

mengatur ruang belajar para siswa sekaligus untuk mengakomodasi

pelajaran yang diajarkan. Dua, untuk mendukung kerja kelompok atau

belajar mandiri. Para guru di sini ingin menciptakan ruang di mana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: TEORI DAN PRAKTIK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED ...

15

siswa memilih kapan dan di mana mereka akan belajar. Selanjutnya,

pendidik yang melakukan “flip” pada kelas mereka memiliki harapan

akan jadwal siswa belajar dan dapat menilai mereka saat pembelajaran

berlangsung.

2. Pilar 2: L (Learning Culture) (Budaya Belajar)

Learning Culture di sini berarti dalam pendekatan kelas secara

tradisional kegiatan belajar berpusat pada guru dan pada pendekatan

kelas flipped classroom terdapat transisi dari yang belajar berupusat

hanya pada guru menjadi berpusat pada siswa. Dengan adanya

perubahan budaya belajar ini siswa diharapkan dapat merubah budaya

dan cara belajar mereka. Guru sebagai pendidik juga berharap akan

adanya perubahan dalam diri siswa menjadi lebih aktif. Aktif di sini

bisa berarti siswa mau bergerak untuk belajar setiap saat sebelum

memasuki kelas.

3. Pilar 3: I (Intentional Content) (Konten yang Disengaja)

Pendidik pada kelas terbalik diharapkan mampu memberikan

perkembangan kognitif pada siswa. Pada kelas terbalik ini pendidik

juga harus belajar terus menerus dan berpikir tentang bagaimana

mereka harus menggunakan kelas “flip” dalam membantu siswa

mengembangkan pemahaman konseptual peserta didik. Pendidik juga

diharapkan memaksimalkan waktu di kelas yang ada untuk belajar

dalam menciptakan pembelajaran yang aktif, berpusat pada siswa dan

disesuaikan dengan tingkatan pendidikan mereka.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: TEORI DAN PRAKTIK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED ...

16

4. Pilar 4: P (Profesional Educator) (Pendidik Profesional)

Guru sebagai pendidik bukan hanya menggunakan pendekatan

tradisional dalam setiap pengajarannya di kelas. Tetapi, juga wajib

memberikan umpan balik dan mengevaluasi pekerjaan mereka. Selain

dari, umpan balik dan evaluasi, mereka juga diwajibkan untuk melihat

perkembangan para peserta didik. Baik dari cara mereka berpikir

menanggapi setiap permasalahan yang ada dan juga mengkritisi hal-hal

yang dianggap perlu untuk dikritisi. (Flipped Learning Network,

2014).

Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa kata “flip” dalam

model pembelajaran flip classroom mengambil inti bahwa di dalam kelas,

pendidik diharuskan secara professional dapat menciptakan sefleksibel

mungkin pembelajaran dengan mengarahkan kognitif siswa untuk lebih

berkembang, menciptakan pembelajaran yang aktif dan mengembangkan

pola pikir mereka dengan menyesuaikan tingkatan pendidikan mereka..

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: TEORI DAN PRAKTIK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED ...

17

BAB III

MODEL PEMBELAJARAN FLIP CLASSROOM

A. Model Pembelajaran Flipped Classroom

Pembelajaran pada zaman sekarang ini berfokus pada generasi dimana

siswa lebih cenderung menyukai konsep pembelajaran non-ceramah dan

menggunakan perangkat-perangkat teknologi. Aspek penggunaan teknologi

menjadi hal mendasar yang perlu diperhatikan oleh guru sebagai pendidik di

zaman sekarang. Model pembelajaran yang dapat mendukung proses belajar

dengan mengaplikasikan alat-alat teknologi tadi adalah flipped learning. Flip

learning menurut Wesley Baker (2000) dalam bukunya berjudul the classroom

flip: “using web course management tools to become guide by the side”.

Pembelajaran yang mengkombinasikan antara pembelajaran di luar kelas dengan

menggunakan aplikasi berbasis management web course untuk tujuan

memaksimalkan kegiatan pembelajaran.

Pengaplikasian flip learning di dalam kelas menurut Bergmann and Sams

(2012) merupakan sebuah metode pembelajaran dan bentuk dari “blended

learning” gabungan antara pembelajaran traditional dengan pembelajaran modern

luar kelas menggunakan video. Model ini seperti yang sudah dijelaskan pada bab

sebelumnya mengambil nama dari kata “flip” yang artinya membalik. Membalik

disini artinya membalik kondisi kelas yang semula hanya pembelajaran dengan

guru sebagai pusat menjadi murid sebagai pusat pembelajaran. Dengan

menggunakan metode ini para siswa dapat mengatur jam belajarnya sendiri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: TEORI DAN PRAKTIK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED ...

18

dengan menonton video atau mendengarkan pembelajaran dari konten yang sudah

dibuat oleh pendidik atau guru itu sendiri di rumah. Dengan kata lain hasil belajar

siswa nantinya dapat diketahui dari bagaimana cara siswa tersebut belajar.

Gambar 3.1

Konsep Model Pembelajaran Flip Classroom

Flipped Learning: Student Centric Pedagogy

Pada gambar 3.1 konsep flipped classroom sebagai model terdapat 4 aspek

inti yang dibahas dan sebagai sebuah model, pembelajaran flipped classroom akan

terlihat “sebagai sebuah model” pedagogis student center, jika terdapat

pendekatan, strategi, metode, teknik dan taktik yang utuh.

B. Pendekatan dalam Pembelajaran Flipped Classroom

Pendekatan pembelajaran merupakan titik tolak atau sudut pandang kita

terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya

suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi,

menginspirasi, menguatkan dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: TEORI DAN PRAKTIK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED ...

19

teoritis tertentu (Andayani, 2015: 72). Secara umum dapat disimpulkan bahwa

pendekatan belajar merupakan titik tolak atau sudut pandang “kita” terhadap

sebuah proses pembelajaran. Pendekatan yang dipakai dalam sebuah pembelajaran

pada umunya terdapat dua jenis yakni: pendekatan student center dan pendekatan

teacher center. Pendekatan teacher center merupakan sebuah pendekatan dimana

guru menjadi pusat ilmu pengetahuan dan siswa sebagai penerima pengetahuan

tersebut. Penggunaan teacher centered membuahkan kebiasaan yang sulit dirubah,

siswa hanya menampung banyak informasi tanpa ada aktifitas aktif (Hasibuan,

2016). Didalam teacher center sendiri yang dikedepankan adalah interaksi antara

guru dan murid secara langsung dan siswa hanya perlu membangun konsep dasar

yang telah dibangun oleh gurunya.

Setelah selesai pembelajaran guru memberikan tugas hanya sebagai

pemantapan materi. Sedangkan, pendekatan student center bahwasannya

merupakan sebuah tempat dimana siswa belajar dalam kelompok maupun secara

individu untuk mengeksplorasi masalah, menjadi pihak yang aktif dalam proses

pembelajaran berlangsung dan tidak hanya sebagai penerima pengetahuan yang

pasif. Di dalam model pembelajaran flipped classroom pendekatan yang ingin

ditonjolkan adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa (student center). Di

dalam pendekatan ini sudut pandang siswa dalam pembelajaran sangat

berpengaruh penting. Pada umumnya sudut pandang siswa di dalam sebuah

pembelajaran sangat bergantung pada proses, gaya belajar, cara tangkap dan

masalah yang dihadapi siswa tersebut. Pada kelas tradisional proses belajar pada

umumnya dipandang siswa sangat membosankan karena guru hanya banyak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: TEORI DAN PRAKTIK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED ...

20

menerangkan dan siswa hanya tinggal menerima, mencatat dan mengetahui tanpa

bisa berkembang mandiri.

Kegiatan yang membosankan tersebut harus diubah agar siswa mampu

berkembang dan berkemampuan secara mandiri. Di dalam flipped classroom yang

mengadopsi perkembangan teknologi, siswa diajak untuk aktif dan bertanggung

jawab terhadap pembelajaran. Ada 3 poin penting dalam flipped classroom yang

harus dilakukan siswa yaitu: (1) siswa harus berpartisipasi aktif di dalam kelas;

(2) bertanggung jawab terhadap pembelajaran yang berasal dari video yang sudah

diberikan oleh guru sebagai fasilitator pembelajaran dan; (3) siswa harus siap

mengkolaborasikan pengetahuan yang ia dapat bersama teman-temannya dalam

sebuah diskusi.

Pembelajaran terbalik atau flipped classroom sendiri pada hakikatnya

ingin mengedepankan siswa sebagai pusat dari kegiatan belajar mengajar itu

sendiri. Dalam buku “Flip Your Classroom: Reach Every Student in Every Class

Every Day” dijelaskan bahwa : “Flip classroom is also known as a student

centered approach to learning where the student are more active than the

instructor in classroom activity. In this case, the instructor acts as facilitator to

motivate, guide, and give feed back on student performance. (Sams and Bergman,

2012). Dengan sistem membalik kelas maka manfaat yang bisa diambil adalah

siswa tak perlu menghabiskan waktu untuk mendengarkan ceramah di dalam kelas

tetapi akan lebih banyak waktu siswa dalam mengeksplore pengetahuan di luar

kelas dan memecahkan masalah secara individu maupun kolaboratif. Intinya pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: TEORI DAN PRAKTIK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED ...

21

pendekatan student center ini siswa lebih ingin dilibatkan pada proses belajarnya

dan bertanggung jawab pada hasil yang ingin dicapai.

Selain siswa, guru juga ikut andil dalam model pembelajaran flipped

classroom ini. Ada 3 peran guru pada model pembelajaran ini yakni: (1)

menyediakan lingkungan pembelajaran yang aktif; (2) menjadi fasilitator

pembelajaran; (3) merencanakan kegiatan tindak lanjut. Selanjutnya, maksud dari

guru menyediakan lingkungan pembelajaran yang aktif adalah memberikan siswa

sebuah kesempatan belajar secara mandiri. Pembelajaran aktif menurut (Bonwell

dan Elson, 2008: 64) artinya tidak berfokus pada pengutaraan informasi lewat

guru tapi lebih pada aktivitas pembelajaran yang mengedepankan kemampuan

berpikir kritis, analistis pada sebuah konsep dan masalah yang ada. Selain itu,

siswa dituntut aktif dalam mengerjakan tugas dalam materi pelajaran. Berfokus

secara mandiri pada pendalaman sebuah nilai dan sikap yang berkaitan dengan

materi pelajaran. Diharapkan setelah mampu berpikir kirits dan analitik siswa

mampu melakukan refleksi agar bisa melakukan transformasi diri. Lalu, guru di

dalam model pembelajaran flip bertugas sebagai fasilitator pembelajaran,

memfasilitasi dan menyediakan apa yang dibutuhkan siswa.

Dalam buku “Flip Your Classroom; Reach Every Student In Every Class

Every Day”. Yang menjadi rujukan penulisan ini, Bergman dan Sams selaku guru

pada mata pelajaran kimia di sebuah sekolah di Colorado membuat diri mereka

menjadi fasilitator yaitu dengan membantu siswa dalam menyediakan sumber

belajar yaitu kolaborasi antara ceramah di kelas yang sudah direkam ditambah

video lain yang yang dapat membantu penjelasan atas ceramah tadi. Selain video

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: TEORI DAN PRAKTIK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED ...

22

pembelajaran yang diberikan pada siswa, guru juga memberikan beberapa bahan

bacaan terkait materi yang akan dipelajari lewat e-book, artikel maupun jurnal

ilmiah. Pemberian bahan-bahan pembelajaran tadi dilakukan sebelum kelas

berakhir. Dengan bahan-bahan materi yang ada siswa dapat membaca, menonton

video pembelajaran dan membuat catatan penting atau pertanyaan penting lalu,

dapat ditanyakan di kelas pada hari esok di dalam kelas.

Selain pemberian bahan materi guru juga mengajarkan tentang “pause”

dan “rewind” maksudnya pembelajaran dengan model flip ini guru menunjukan

bahwa siswa yang biasanya hanya mendengarkan ceramah dan teori dari guru

pada kelas tradisional biasanya akan terjadi sebuah masalah dimana siswa lambat

dalam menigintisari atau kurang memahami materi bisa

mempause/memberhentikan video penjelasan dan memundurkan kembali

penjelasan yang sudah terlampir lewat video. Lalu, maksud guru membuat

rencana tindak lanjut adalah setelah siswa menonton, mencatat dan membuat

pertanyaan, lalu diajukan dan dijadikan bahan presentasi atau diskusi di kelas.

Baik guru mapun siswa pada akhir sesi dapat membuat evaluasi dari hasil

pembelajaran hari itu. Setelah evaluasi, guru juga dapat memberikan tes atau soal-

soal latihan guna memantapkan pemahaman siswa sekaligus melihat

perkembangan siswa. Guru dapat melihat perkembangan siswa dengan melihat

jawaban hasil tes atau latihan soal siswa. Dengan melihat perkembangan itu

nantinya guru dapat menyimpulkan apakah siswa memang sudah bertanggung

jawab atas belajar mandirinya di rumah. Selain tes dan latihan soal guru juga

dapat melakukan kegiatan tindak lanjut lain yaitu dengan memberikan penugasan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: TEORI DAN PRAKTIK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED ...

23

baik individu maupun kelompok. Jadi pembelajaran akan terus terjadi tidak hanya

di dalam kelas tetapi juga di luar kelas di kehidupan siswa.

C. Strategi dalam Pembelajaran Flipped Classroom

Kata strategi dalam strategi pembelajaran berasal dari bahasa latian

strategia, yang diartikan sebagai seni penggunaan rencana guna mencapai tujuan.

Di dalam strategi dibutuhkan perencanaan yang matang dan sistematis untuk

mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam konteks pembelajaran strategi

pembelajaran menurut Gerlach dan Ely (1980) merupakan cara-cara yang dipilih

untuk menyampaikan materi pelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu

meliputi sikap, lingkup, dan urutan kegiatan yang dapat memberikan pengalaman

belajar pada siswa. Tujuan utama siswa belajar adalah memahami apa yang

dipelajarinya dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari siswa tersebut.

Dikarenakan perlu adanya tujuan dalam sebuah pembelajaran maka perlu adanya

kaitan antara strategi yang digunakan guru dengan tujuan yang dicapai. Untuk itu,

diperlukan langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien agar

siswa betul-betul mencapai tujuan tersebut. Pada kelas tradisional siswa biasanya

diajak untuk memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru pada awal

pembelajaran. Dengan mendengarkan dan memperhatikan siswa diajak untuk

menggali kembali ingatan dan memori yang berkaitan dengan materi

pembelajaran, pengalaman belajar yang pernah dilakukan dijadikan bantuan untuk

siswa dapat mengerti pembelajaran yang sedang dilaksanakan pada saat itu

dengan pengalaman sebagai faktor pendukungnya. Selain itu, siswa diajak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: TEORI DAN PRAKTIK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED ...

24

membaca dan membuat rangkuman seputar materi pembelajaran. Proses membaca

dan membuat rangkuman ini dimaksudkan mengajak siswa untuk memahami

proses pembelajaran di tahap kedua setelah penggalian memori sebelumnya.

Dalam kaitannya dengan Taksonomi Bloom di bawah ini, siswa berada pada tahap

remembering dan understanding isi pembelajaran dari materi pembelajaran.

Gambar 3.2

Taksonomi Bloom dalam Pembelajaran

Taksonomi Bloom

Pada tahap remembering dan understanding tingkat pemahaman siswa

berada di paling bawah. Pada tahap ini proses berpikir siswa mulai dibangun dari

tahap yang paling rendah. Pada tahap remembering dan understanding ini siswa

benar-benar berada di kondisi dimana siswa benar-benar memulai pembelajaran di

dalam kelas dengan hal-hal sederhana seperti mengingat. Dengan kondisi tersebut

anggapan yang ada pada kehidupan nyata adalah siswa seakan-akan datang ke

sekolah tidak dalam kondisi siap untuk belajar. Setelah tahapan remembering dan

understanding siswa diajak untuk mengaplikasikan apa yang sudah dipelajarinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: TEORI DAN PRAKTIK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED ...

25

Caranya adalah dengan menjalankan/ executing dan implementing/

mengimplementasi, menjalankan di sini berarti siswa menerapkan sebuah cara

yang telah dikenal untuk tugas/ masalah yang telah biasa dijumpai. Misalnya:

(dalam pelajaran matematika, siswa memisahkan satu kelompok angka dari

kumpulan angka lainnya dimana kedua kelompok angka tersebut beranggotakan

lebih dari satu angka) sedangkan mengimplementasi maksudnya adalah

menggunakan cara-cara tertentu untuk penyelesaian masalah yang belum dikenal

sebelumnya.

Setelah tahapan mengaplikasikan tahapan selanjutnya adalah menganalisis.

Menganalisis disini berarti siswa diajak untuk mencari hubungan-hubungan antara

satu pengetahuan dengan pengetahuan lain yang sudah atau pernah dipelajari

sebelumnya. Proses yang ingin dicapai pada tahap ini adalah siswa dapat

membedakan bagian yang memiliki hubungan dengan yang tidak memiliki

hubungan. Selain itu siswa diajak untuk menemukan makna yang tersirat,

menentukan pokok permasalahan dan nilai-nilai tersembunyi. Setelah tahapan-

tahapan pada tingkat pemikiran yang sederhana selanjutnya siswa diajak untuk

melanjutkan pada tahap berpikir yang lebih tinggi yaitu evaluasi dan mengkreasi.

Pada tahap evaluasi siswa diajak untuk membuat penilaian atau keputusan

berdasarkan kriteria atau standar yang sudah diciptakan sebelumnya. Lalu pada

tahap mengkreasikan, siswa diajak untuk merencanakan, merumuskan dan

memproduksi sebuah hasil karya. Pada kelas tradisional penerapan taksonomi

bloom di atas untuk tahapan remembering, understanding, applying, analysis,

evaluating, dan creating dilakukan di dalam pembelajaran siswa di kelas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: TEORI DAN PRAKTIK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED ...

26

Walaupun terkadang ada beberapa kasus dimana siswa dapat menerapkannya di

luar kelas.

Sedangkan pada model pembelajaran flipped classroom tahapan yang ada

pada taksonomi bloom di kelas tradisional tadi dibalik. Gambar 3.3 Taksonomi

bloom dalam flipped classroom. Dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan

penggunaan taksonomi bloom di kelas tradisional (Gambar 3.2) dan pada flip

classroom (Gambar 3.3)

Gambar 3.3

Taksonomi Bloom dalam Flipped Classroom

Pada gambar di atas bisa kita lihat bahwa tahap remembering dan

understanding yang pada umumnya dilakukan di kelas tradisional pada saat kelas

dimulai. Diganti menjadi dilakukan oleh siswa sebelum pembelajaran. Sedangkan

tahap analyzing dan applying tetap dilakukan di dalam kelas sebagai bukti bahwa

siswa benar-benar telah mempelajari bahan-bahan dan sumber-sumber

pembelajaran yang telah disiapkan dan diberikan oleh guru. Sedangkan untuk

evaluating dan creating bisa dilakukan di dalam kelas maupun saat selesai kelas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: TEORI DAN PRAKTIK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED ...

27

dengan pengecualian tertentu. Contohnya pada creating pada kelas kimia maupun

fisika dimana kegiatan creating dapat dilakukan di laboratorium. Dengan adanya

tahap remembering dan understanding pada flipped classroom anggapan buruk

bahwa banyak siswa yang datang ke kelas banyak yang tidak siap untuk belajar

karena tidak membaca atau belajar dapat dihilangkan. Dengan kegiatan menonton

video, membaca artikel dan mencatat setiap ilmu yang ada pada sumber yang

sudah diberikan pada peserta didik setidaknya disana siswa sudah memiliki

pengetahuan sebelum pembelajaran dimulai.

Selain mengadopsi sistem taksonomi bloom yang dibalik pada proses

awal, flipped classroom juga mengadopsi strategi pembelajaran blended learning.

Dalam pembelajaran flipped classroom yang menggunakan strategi pembelajaran

blended learning. Blended learning merupakan istilah yang terdiri dari dua kata

yaitu blended dan learning. Kata blended berarti campuran, Sedangkan learning

memiliki makna umum yakni belajar, dengan demikian blended learning sepintas

mengandung makna pola pembelajaran yang mengandung unsur pencampuran,

atau penggabungan antara satu pola dengan pola yang lainnya.

Gambar 3.4

Konsep Pembelajaran Blended Learning

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: TEORI DAN PRAKTIK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED ...

28

Yang dicampurkan dalam pembelajaran blended learning adalah berbagai jenis

strategi pembelajaran. Didalam flip classroom sendiri blended learning yang

dimaksud adalah campuran dari beberapa strategi, seperti: (1) face to face

learning; (2) m-learning; (3) project base learning; (4) problem base learning; (5)

peer learning; (6) individualized learning, dan (7) group learning.

1. Face to Face Learning: Pembelajaran dengan tatap muka atau face to face

learning menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tahun 2006

nomoer 22 merupakan kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi

antara peserta didik, materi pembelajaran, guru dan lingkungan tempat

peserta didik menempuh pendidikan. Tetapi, perlu digaris bawahi bahwa

pembelajaran dengan face to face di kelas terbalik ini tidak seratus persen

sama dengan face to face di kelas tradisional. Perbedaan mendasarnya

adalah pada kelas terbalik waktu yang biasanya dihabiskan siswa untuk

menangkap materi dari guru mereka selama 60-70 menit diganti dengan

mengerjakan tugas mandiri, presentasi dan diskusi bahkan tes serta

membuat proyek di kelas. Tatap muka dengan model lama diganti dengan

membaca artikel terkait materi pembelajaran dan menonton ceramah yang di

videokan di rumah. Selain itu pada kegiatan awal di kelas diganti ke tanya

jawab seputar hal-hal yang belum dipahami siswa dari materi yang sudah

ditonton siswa lewat video dirumah masing-masing. Waktu yang dipakai

tanya jawab ini berkisar 5-20 menit pada saat kelas baru dimulai. Dari sini

para guru dapat melihat apakah para siswa sudah benar-benar menonton

video pembelajaran yang ditentukan atau tidak. Berikut perbandingan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: TEORI DAN PRAKTIK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED ...

29

penggunaan face to face learning untuk kelas tradisional maupun flipped

classroom.

Tabel 3.1

Perbandingan Penggunaan Waktu pada

Kelas Tradisional dan Flip Classroom

Kelas

Tradisional Waktu Flip Classroom Waktu

Apersepsi dan

mereview

pekerjaan rumah

( F.T.F )

25

menit

Apersepsi dan

tanya jawab

video

pembelajaran

( F.T.F )

15 – 20

menit

Mempelajari

pengetahuan

baru ( F.T.F )

30 – 45

menit

Presentasi dan

diskusi, kerja

mandiri, serta

tes.

75 menit

Penugasan dan

praktek di lab/

luar kelas

35

menit

Sumber : “Flip Your Classroom: Reach Every Student in Every Class

Every Day” dengan perubahan

2. M-Learning: Mobile learning adalah sebuah paradigma baru dalam dunia

pembelajaran. Pembelajaran ini hadir untuk merespon perkembangan dunia

teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat belakangan ini.

Mobile learning sendiri pada dasarnya merupakan sebuah bentuk dari

fasilitas dan layanan yang memberikan informasi elektronik secara umum

kepada pembelajar dan kontent edukasional yang membantu proses

pencapaian pengetahuan tanpa mempermasalahkan lokasi dan waktu.

(Komputer dan teknologi informasi; 87) Sistem dari m-learning sendiri

befokus pada handheld/mobile yang bisa dilakukan kapanpun dan

dimanapun.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: TEORI DAN PRAKTIK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED ...

30

3. Project Base Learning: menurut Buck Institute for Education dalam

Khamdi W. (2007) project base learning adalah strategi pembelajaran yang

melibatkan siswa dalam kegiatan pemecahan masalah dan memberikan

siswa peluang untuk bekerja secara otonom mengkonstruksi belajar mereka

sendiri, dan puncaknya adalah siswa dapat menghasilkan produk karya

siswa yang realistik. Pembelajaran flip classroom dengan berbasis pada PBL

berarti siswa berada pada pusat pembelajaran inovatif yang sesuai dengan

kehidupan dunia nyata.

4. Problem Base Learning: menurut Trianto (2009: 93) pembelajaran berbasis

masalah adalah pembelajaran dimana siswa dilatih untuk mengembangkan

kemampuan menyelesaikan masalah yang berorientasi pada masalah otentik

dari kehidupan actual siswa, dari masalah yang dihadapi siswa tersebut

diharapakan siswa dapat belajar menggunakan kemampuan berpikir tingkat

tinggi. Kondisi yang perlu dijaga agar pembelajaran ini dapat berjalan baik

adalah menjaga kondisi siswa tetap kondusif, siswa diajarkan memiliki

sikap terbuka dan guru diharapkan dapat menciptakan lingkungan belajar

yang nyaman serta menyenangkan bagi siswa.

5. Peer Lesson Learning: menurut Zaini dkk (2008: 62) menyatakan “strategi

pembelajaran aktif” tipe peer lesson berarti belajar dari teman. Strategi ini

digunakan untuk menggairahkan kemauan siswa untuk mengajarkan materi

pada temannya. Lebih spesifik penggunaan peer lesson learning dalam

flipped classroom bermakna bahwa di dalam sebuah kelas pasti terdapat

siswa yang dalam belajar dia bisa dibilang kelompok siswa fast learner dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: TEORI DAN PRAKTIK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED ...

31

ada juga yang masuk dalam kelompok slow learner. Dengan peer lesson

study diharapkan siswa yang memiliki kemampuan fast learner dapat

mengajarkan temannnya yang mengalami kesulitan daya tangkap

pembelajaran (slow learner).

6. Individualized Learning: menurut Wina Sanjaya (2008: 128) strategi

pembelajaran individual dilakukan siswa secara mandiri. Kecepatan,

kelambatan, dan keberhasilan siswa dalam pembelajaran sangat ditentukan

oleh kemampuan individu yang bersangkutan. Didalam flip classroom setiap

individu yang berada di kelas belajar secara mandiri dan aktif secara

individu di rumah dengan menonton konten video yang dibuat oleh gurunya.

Setiap siswa dikelas diajak untuk berpikir secara mandiri menganalisis

konten pengetahuan dan membuat pertanyaan yang nantinya bisa

ditanyakan di kelas, dan membuat rangkuman yang dapat membantu proses

belajar. Siswa disini benar-benar dilatih untuk bertanggung jawab atas

pembelajarannya dan diajak mengembangkan pengalaman belajarnya

sendiri sehingga nantinya diri siswa tersebut dapat menjadi pribadi yang

lebih baik.

7. Group Learning: Menurut Wina Sanjaya (2011; 242) strategi pembelajaran

kelompok merupakan pembelajaran menggunakan sistem pengelompokan.

Biasanya menggunakan tim kecil yang terdiri atas 4 sampai 6 orang yang

mempunyai latar kemampuan akademik yang berbeda, jenis kelamin, dan

ras serta suku yang berbeda (heterogen). Dalam flip classroom guru

membagi siswa dalam beberapa kelompok belajar disana mereka dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: TEORI DAN PRAKTIK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED ...

32

mengerjakan sebuah proyek maupun studi kasus secara berkelompok.

Namun proses penyerapan pengetahuan tetap menjadi tanggung jawab

masing-masing individu.

D. Penerapan Strategi Pembelajaran dalam Flip Classroom; Out Class

dan In Class

Seperti telah dijelaskan di awal tadi bahwa konsep pembelajaran dengan

flip classroom ini ternyata merupakan bagian daripada pembelajaran blended

learning. Sebagai bagian dari blended learning yang memanfaatkan kolaborasi

antara banyak strategi pembelajaran. Berikut pembagian strategi pembelajaran

yang dapat dimasukan sebagai out class dan in class pada pembelajaran flipped

classroom.

Tabel 3.2

Strategi pembelajaran dalam Flipped Classroom

Out Class In Class

Focus on M-Learning Face to face

Learning

Focus on Individualized

Learning:

Project Base

Learning

Problem Base

Learning

Group learning

Peer Learning

Pembelajaran flip secara out class dan in class

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: TEORI DAN PRAKTIK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED ...

33

Strategi pembelajaran flipped classroom sebagai sebuah out class memiliki

makna bahwa siswa dari banyak strategi pembelajaran yang ada siswa dapat

melakukan dua strategi pembelajaran di luar kelas yaitu Focus on M-learning dan

Focus on Individualized learning sebagai pokok pekerjaan yang dapat dilakukan

siswa, misalnya: menonton video pembelajaran ataupun mengerjakan rangkuman

secara individu. Pada kegiatan out class ini siswa benar-benar dipastikan untuk

menonton dan mengakses video pembelajaran serta membuat rangkuman tanpa

adanya kendala pekerjaan rumah dari guru terkait. Sedangkan, flip classroom pada

kegiatan in class siswa benar-benar difokuskan untuk terlibat aktif didalam kelas,

contohnya: pada awal masuk kelas, siswa dibagi atas beberapa kelompok (Group

Learning). Lalu, dibuat sebuah diskusi yang berkaitan dengan video pembelajaran

yang sudah ditonton di rumah. Dari diskusi itu siswa diberikan beberapa

pertanyaan. Hasil dari diskusi tersebut digunakan untuk mengidentifikasi siswa

yang paham terhadap materi yang sudah ditonton di rumah dan mana siswa yang

belum memahami materi untuk siswa yang memiliki daya tangkap cepat dan tak

perlu mengajukan pertanyaan terkait video pembelajaran yang sudah ditonton di

rumah maka ia dapat melakukan kegiatan lain ataupun membuat grup diskusi

baru. Kegiatan lainnya yang bisa dilakukan adalah mengerjakan studi kasus

(problem base) maupun mengerjakan sebuah proyek yang berkaitan dengan

materi pembelajaran (project base). Ada juga beberapa siswa dari mereka yang

memiliki kemampuan fast-learner untuk membantu siswa yang mengalami slow-

learner atau kekurangan daya tangkap pembelajaran. Kegiatan yang dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: TEORI DAN PRAKTIK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED ...

34

dilakukan adalah peer lesson learning atau bekerja sama dengan teman sebaya

yang memiliki kemampuan belajar lebih cepat.

E. Metode Pembelajaran dalam Flipped Classroom

Metode pembelajaran dalam (Wina Senjaya (2008) adalah “a way in

achieving something” maksudnya cara yang digunakan untuk

mengimplementasikan rencana serta strategi pembelajaran dan sudah disusun

dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Dan metode yang dipakai di dalam flip classroom jika merujuk pada strategi

pembelajaran yang ada maka metode yang dipakai, diantaranya: (1) metode

pembelajaran proyek; (2) metode pembelajaran studi mandiri; (3) metode

pembelajaran studi kasus; (4) metode pembelajaran latihan dengan teman, dan (5)

metode diskusi.

Setiap metode yang dimaksud mewakili setiap strategi pembelajaran yang

dipakai. Contohnya: strategi pembelajaran dengan group learning yang dipadukan

dengan tatap muka, metode pembelajaran yang dapat dipakai adalah studi kasus,

metode proyek dan diskusi. Untuk strategi pembelajaran dengan peer lesson bisa

digunakan metode latihan dengan teman. Metode latihan dengan teman ini

maksudnya adalah pembelajaran dapat dilakukan dengan teman sebaya. Saling

menguatkan, memotivasi dan belajar bersama. Jika ada siswa yang mengalami

kesulitan belajar (slow learner) maka ia dapat belajar dengan temannya (fast-

learner) diharapkan dengan saling bekerja sama dalam pemahaman konsep, baik

siswa fast learner maupun slow learner mendapatkan pengalaman belajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: TEORI DAN PRAKTIK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED ...

35

F. Teknik Pembelajaran dalam Flipped Classroom

Setelah menjabarkan tentang strategi dan metode maka langkah

selanjutnya adalah menjabarkan soal teknik pembelajaran. Teknik pembelajaran

menurut Wina Senjaya (2008) teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara

yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan metode pembelajaran

yang spesifik. Didalam flipped classroom teknik pembelajaran yang digunakan

pendidik yaitu flipped mastery classroom. Jonathan Bergman dan Aaron Sams,

(2012;52) mengatakan “flip mastery classroom takes the “principles of mastery”

learning and merries them with modern technology to make a sustanaible,

reproducible, manageable environment for learning. Kunci utama dalam mastery

learning adalah (1). Student work either in small groups, or individually at an

appropriate pace, (2). The teacher formatively assesses students and gauges

students understanding, (3) Student demonstrate mastery of objective on

summative assessment, for students who do not mastery a given objective,

remediation is provided. The basic idea of mastery learning is for students to

learn a series of objective at their own pace.

Secara garis besar, flipped classroom menggabungkan antara prisnsip-

prinsip mastery learning dengan teknologi modern untuk menciptakan suasana

belajar yang berkelanjutan, menghasilkan sebuah produk, dan lingkungan belajar

yang teratur. Untuk menerapkan model pembelajaran flipped classroom mastery,

dibutuhkan beberapa karakter guru seperti; (1) guru harus bisa menjadi pembuat

konten yang handal; (2) guru harus bisa mengakui ketidakmapuan dalam

menjawab pertanyaan siswa yang dirasa terlalu sulit dan harus berkeinginan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: TEORI DAN PRAKTIK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED ...

36

mencari jawaban atas pertanyaan tersebut bersama siswa; (3) guru harus bisa

menyesuaikan tempo belajar siswa; (4) guru harus bisa memberikan kontrol

tempo belajar pada siswa.

G. Taktik Pembelajaran dalam Flipped Classroom

Setelah tadi membahas teknik dan metode pembelajaran hal terakhir yang

sangat mempengaruhi dalam proses pembelajaran adalah taktik. Taktik

pembelajaran menurut Wina Senjaya (2008) dalam hakikat model dan strategi

pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik

pembelajaran tertentu yang sifatnya individual, contohnya: terdapat dua orang

guru sama-sama menggunakan metode ceramah tetapi, akan sangat berbeda dalam

taktik yang digunakan. Dalam penyajiannya, yang satu mungkin banyak diselingi

dengan humor karena dia mungkin mempunyai “sense of humor” yang tinggi,

sementara yang satunya lagi kurang memiliki “sense of humor”, tetapi lebih

banyak menggunakan alat bantu elektronik karena dia sangat menguasai bidang

itu dalam gaya mengajar akan tampak keunikan atau kekhasan dari masing-

masing guru, sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan tipe kepribadian guru

yang bersangkutan.

Didalam flipped classroom sendiri, Jonathan Bergman dan Aaron Sams

memang tidak tampak memiliki sense of humor. Tetapi, mereka berusaha

menggunakan bantuan teknologi yang ada untuk membuat pembelajaran terasa

menyenangkan bagi peserta didiknya. Selain itu, mereka juga memiliki

kemampuan dalam memberikan instant feedback pada setiap siswa yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: TEORI DAN PRAKTIK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED ...

37

mengajukan pertanyaan. Hal inilah yang menjadi kekhasan yang dimiliki oleh

kedua guru tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: TEORI DAN PRAKTIK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED ...

38

BAB IV

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED CLASSROOM

A. Implementasi Model Pembelajaran Flipped Classroom

Setelah membahas tentang model pembelajaran flipped classroom,

pendekatan didalamnya, sampai pada taktik pembelajaran yang ada pada flip

classroom. Sekarang saatnya untuk melihat bagaimana implementasi flipped

classroom di kehidupan nyata sebuah pembelajaran. Dalam mengimplementasikan

model pembelajaran flip classroom perlu dipahami bahwa terdapat dua tahap yaitu

tahap out class dan in class.

a. Out Class

Implementasi pembelajaran flip classroom sebagai sebuah out

class berarti guru yang berperan pada tahap ini. Ada 3 peran (role) yang

dilakukan oleh guru: (1) provide active learning environment; (2)

facilitator of learning; (3) plan follow up activities.

Pada peran guru sebagai provide active learning berarti guru bisa

dibilang sebagai provider atau penyedia. Penyedia disini yaitu penyedia

lingkungan belajar yang aktif. Lingkungan belajar yang aktif dapat

diciptakan dengan membuat sebuah rencana pembelajaran atau disebut

RPP. Didalam RPP, guru dapat menggunakan metode pembelajaran yang

membuat siswa berperan aktif dan menjadi pusatnya. Contoh metode yang

digunakan adalah metode studi kasus, metode studi mandiri, metode

problem base, dan metode project base. Peran guru selanjutnya yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: TEORI DAN PRAKTIK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED ...

39

sebagai facilitator of learning. Maksud dari guru sebagai fasilitator adalah

guru memberikan fasilitar-fasilitas kepada siswa seperti bahan ajar, baik

yang bisa ditonton maupun dibaca, modul pembelajaran atau LKS, dan

buku-buku referensi atau jurnal ilmiah. Terakhir, guru sebagai plan follow

up activities, artinya guru membuat sebuah rencana tindak lanjut yang

nantinya akan diberikan pada siswa atas pembelajaran di kelas.

Selanjutnya, untuk menerapkan flip classroom pada tahap out

class. Guru dapat melakukan 3 langkah besar yaitu (1) planning; (2)

recording; dan (3) publishing. Berikut penjelasan 3 langkah besar guru

dalam out class flip classroom.

1. Planning

Pada tahap ini guru membuat rencana pembelajaran yang akan

dilaksanankan di kelas. Dalam hal ini guru melakukan tugas sebagai

plan follow up of learning. Salah satu yang harus dibuat ketika guru

menjadi seorang plan follow up atau desaigner atau perencana

pembelajaran adalah:

(1) Pemilihan Materi Pembelajaran.

Sebelum memulai sebuah kelas, pendidik wajib mencari dan

menyesuaikan materi pembelajaran yang akan diberikan pada peserta

didik dengan memperhatikan kurikulum yang berlaku saat itu. Lalu,

pendidik juga diminta menyesuaikan materi ajar yang akan diberikan

dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Terdapat beberapa

kriteria dalam pemilihan sebuah materi ajar, diantaranya:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: TEORI DAN PRAKTIK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED ...

40

a. Relevansi: relevansi bermakna bahwa materi yang akan

disampaikan relevan dengan standar kompetensi dasar sebagai

pengejawantahan kurikulum. Pada kompetensi dasar tersirat

konsep yang harus diajarkan dan karakteristik konsepnya.

Artinya, siswa diberikan fakta-fakta yang sesuai dengan konsep

materi yang ada.

b. Keajegan: keajegan disini bermakna adanya hubungan teratur

antara bahan ajar dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai

siswa.

c. Kecukupan: kecukupan disini bermakna bahwa materi ajar

yang diberikan hendaknya cukup memadai dalam membantu

siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi yang

disarankan tidak boleh terlalu banyak maupun terlalu sedikit.

(2) Membuat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran

Pada tahap ini, guru wajib membuat sebuah pedoman pengajaran yang

mempertimbangkan metode, strategi, teknik dan taktik pembelajaran

apa yang akan digunakan. Didalam membuat sebuah RPP guru juga

wajib mempertimbangkan susunan komponen-komponennya, seperti:

identitas mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar,

indicator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar,

alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran

(pendahuluan, inti, dan penutup), penilaian belajar dan sumber belajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: TEORI DAN PRAKTIK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED ...

41

(3) Menentukan Sarana Publishing

Pada tahap ini, guru wajib mengikuti perkembangan teknologi dan

trend media pembelajaran yang sedang atau banyak dipakai, masalah

pembelajaran yang dihadapi anak didik, dan guru wajib menentukan

pilihan media apa yang cocok dipakai. Agar guru dapat menciptakan

suasana belajar yang menarik bagi siswa. Misalnya: dalam flipped

classroom masalah yang dihadapi adalah siswa banyak ktinggalan

materi karena beberapa masalah yang terjadi. salah satunya ada anak

yang sering mengikuti kegiatan di luar sekolah dan membuat ia tidak

dapat belajar di sekolah serta sering tertinggal dan tidak paham akan

materi yang diberikan gurunya. Maka solusi yang baik membuat media

yang bisa membantu masalah siswa tersebut. Pada tahap ini guru

biasanya akan memasukan media pembelajaran yang akan dipakai

dalam mengajar. Contoh sarana publishing yang dimaksud adalah

LMS (Learning Management System) Beberapa LMS atau Learning

Management System yang dapat dipakai guru/pendidik, diantaranya :

OLAT, SISMART, Moodle dan ATutor.

2. Recording

Pada tahap ini guru bertugas menjadi facilitator of learning, sebagai

seorang fasilitator guru berusaha memberikan serta membuat sebuah

fasilitas belajar yang bisa digunakan siswa. Salah satunya adalah

pembuatan konten pembelajaran. Konten pembelajaran di sini bisa

berupa media pembelajaran berbasis video, seperti video kasus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: TEORI DAN PRAKTIK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED ...

42

maupun video ceramah yang disertai dengan tambahan-tambahan

konten (gambar, grafik, dan tabel) yang dapat digunakan untuk

memperkaya pengetahuan siswa didik. Langkah-langkah dalam

tahapan recording ini yaitu :

1) Mencari referensi materi yang akan digunakan dalam mengajar,

dan membuat konten dari sumber tersebut. Misalnya: sumber

buku- buku pelajaran, video-video edukasi maupun kasus-kasus

yang relevan. Setelah guru mendapatkan materi dari bahan-bahan

refrensi yang sesuai.

2) Guru membuat konten materi pelajaran dari sumber-sumber tadi

dan dilakukan penyederhanaan. Salah satu bentuk penyederhanaan

materi yaitu semacam video berisi bahan ajar yang didalamnya

mengandung teori-teori inti dari pelajaran terkait yang direkam

sendiri oleh guru tersebut dan ditambahkan dengan video-video

pembantunya. Contohnya: video tentang pelajaran ekonomi yang

didalamnya mengenalkan siswa pada konsep ilmu ekonomi.

Pengetahuan dan konsep tentang materi ekonomi yang berbentuk

teori bisa disampaikan guru lewat video rekaman saat guru

menjelaskan dengan menggunakan papan tulis tentang apa itu

ilmu ekonomi disertai video pembantu yang dapat

“menghighlight” inti materi dengan jelas. Alat yang dapat dipakai

guru disini bisa berupa video camera, software recording, papan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: TEORI DAN PRAKTIK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED ...

43

tulis, microphone maupun komputer/laptop. Hal-hal yang perlu

diperhatikan guru pada bagian ini adalah:

1. Membuat video dengan durasi yang tidak terlalu panjang tapi

jelas, lugas dan mudah dipahami peserta didik.

2. Membuat video pembelajaran yang menarik. Misalnya dengan

menambahkan animated voice, animated video maupun humor-

humor singkat.

3. Focus utama pada inti materi pembelajaran,

4. Memberikan penekanan tertentu pada inti materi yang

disampaikan didalam konten.

5. Menjaga hak paten pada konten yang sudah diciptakan.

3) Proses Editing Konten

Pada proses ini yang harus dilakukan guru adalah melakukan

pengeditan pada konten yang telah dibuat. Tujuan dari mengedit

konten untuk meminimalisir/mengurangi kesalahan yang sudah

terjadi saat perekaman. Salah satu aplikasi yang dapat membantu

pendidik dalam mengedit konten adalah Camtasia Studio.

Camtasia Studio adalah software yang dapat digunakan untuk

men-screen capturing, e-learning author, content creator, video

editing, dan membagikan video yang dibuat melalui satu aplikasi.

Selain itu dengan proses editing ini guru dapat melakukan setting

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: TEORI DAN PRAKTIK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED ...

44

gambar, penambahan video kasus sebagai tugas kelompok, dan

menghighlight materi yang dirasa penting.

Gambar 4.1

User Interface Camtasia Studio

Sumber: https://id.pinterest.com/pin/55521007882921567/

3. Publishing.

Tahap pusblishing ini adalah puncak dari kegiatan out class yang

sudah direncanakan guru sebelumnya. Pada tahap ini guru harus

dengan bijak mampu memilih sekiranya akan menyebarkan konten

kepada peserta didik dengan menggunakan sarana apa, mengingat

tidak semua peserta didik memiliki akses pada media online. Jika

konten akan disebarkan lewat jejaring internet, maka guru wajib

menggunakan program LMS atau Learning Management System yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: TEORI DAN PRAKTIK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED ...

45

mudah dan dapat diakses semua siswa. Program LMS sendiri

merupakan program belajar yang dikelola dari Sekolah dimana tempat

guru mengajar. Salah satu contoh LMS yang pernah dipakai adalah

SISMART. Untuk contoh LMS lain yang biasa dipakai penulis saat

menulis karya ilmiah ini adalah web belajar USD yang digunakan di

Univeristas Sanatha Dharma Yogyakarta. Selain menggunakan LMS,

guru-guru juga dapat mensharekan konten yang sudah dibuat berupa

video pembelajaran, video ceramah maupun video kasus lewat laman

berbagi video Youtube. Dengan layanan youtube yang bisa diakses

banyak orang termasuk para siswa didik, membuat konten dapat

disebarluaskan dengan mudah. Selain melalui media daring atau yang

berbasis internet, guru juga wajib mempertimbangkan adanya siswa

yang tidak memiliki sarana belajar online. Caranya adalah dengan

menggunakan sarana hardware berbagi seperti: flashdisk dan DVD.

Dengan menggunakan sarana offline siswa yang tidak memiliki sarana

belajar daring atau system internet dapat mengakses informasi

pelajaran yang sudah disebarkan guru lewat flashdisk atau DVD.

b. In Class

Implementasi pembelajaran flipped classroom sebagai sebuah in

class berarti siswa yang lebih banyak aktif dalam belajar. Pada tahap ini

siswa diberi tugas untuk bertanggung jawab atas dirinya sendiri dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: TEORI DAN PRAKTIK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED ...

46

memperoleh pengetahuan. Sedangkan, aktivitas guru pada tahap ini guru

hanya sebagai pendamping, observer, penilai dan instruktur saja.

Kegiatan in class dalam flip classroom dibagi menjadi tiga bagian

yaitu : kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan penutup.

1. Kegiatan pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan 2 hal, yakni: (1)

aktivitas pembuka dan warm-up. Kegiatan pembuka ini meliputi tiga hal

yang biasa dilakukan pada kelas tradisional pada umumnya, yakni: salam,

doa, dan absensi. Lalu, setelah melakukan kegiatan pembuka guru

melakukan tindakan warm-up sebagai kegiatan selanjutnya. Kegiatan

warm-up disini memiliki; (2) arti bagi guru dan siswa. Bagi siswa kegiatan

warm-up sama seperti kegiatan “pemanasan”. Pada bagian ini siswa diajak

kembali mengingat materi pelajaran yang sudah dipelajari dirumah lewat

video yang sudah diberikan (checking knowledge ). Bagi guru pada proses

ini, merupakan cara yang dipakai oleh guru untuk mengidentifikasi apakah

siswa benar-benar sudah mempelajari materi dari video yang sudah

diberikan dan disaksikan siswa. Pada bagian ini juga guru dapat melihat

siswa mana yang tergolong fast learner dan slow learner.

2. Kegiatan inti

Setelah guru dapat mengidentifikasi siswa yang tergolong fast

learner dan slow learner, guru membagi kedua jenis siswa tersebut ke

dalam dua group kecil (group fast learner dan slow learner) untuk

dilakukan tindak lanjut. Tindak lanjut yang dilakukan guru untuk siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: TEORI DAN PRAKTIK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED ...

47

yang tergolong slow learner adalah menonton kembali video pembelajaran

yang sudah diberikan sebelumnya, group learning dan atau peer learning

dan pendampingan guru dalam belajar. Kemudian, pada siswa yang

tergolong fast learning, guru memberikan tindak lanjut berupa enrichment,

seperti : diskusi, praktik lab dan tugas lain ( latihan soal dan studi kasus ).

Setelah siswa yang tergolong slow learner dapat memahami

materi, maka guru dapat memberikan enrichment yang sama seperti pada

siswa fast learner.

3. Penutup

Pada kegiatan penutup guru membuat sebuah evaluasi belajar dan

refleksi. Pada kegiatan evaluasi belajar, siswa yang tergolong fast

learner dan slow learner kembali digabungkan menjadi satu kelas

kembali agar pembelajaran dapat kembali pada jalur yang sama.

Sehingga baik siswa yang tadinya berada pada fase fast learner dan slow

learner dapat mencapai kompetensi yang ingin dicapai dari pelajaran

hari itu.

B. Penilaian dalam Model Pembelajaran Flipped Classroom

Penilaian dalam model pembelajaran flipped classroom pada dasarnya

sama seperti penilaian pada model pembelajaran konvensional lainnya. Penilaian

sendiri menurut Huba dan Freed ( 2000 ) adalah “the process of gathering and

discussing information from multiple and diverse sources in order to develop a

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: TEORI DAN PRAKTIK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED ...

48

deep understanding of students know, understand, and can do with their

knowledge as a results of their educational experiences. Artinya : penilaian

merupakan kegiatan pengumpulan informasi tentang diri siswa dari berbagai

sumber yang dilakukan oleh pendidik dalam melihat perkembangan peserta didik

yang diajarnya.

Arah penilaian yang harusnya digunakan pendidik disini haruslah

menyertakan komponen-komponen belajar dan pembelajarannya. Baik dalam

model flip classroom maupun tradisional dalam menilai perkembangan siswa,

pendidik dapat melakukan itu pada saat awal pembelajaran, kegiatan inti maupun

setelah selesai pembelajaran. Fokus utamanya disini adalah sejauh mana

perkembangan siswa dalam belajar.

Bentuk-bentuk penilaian yang ada baik dalam flipped classroom maupun

kelas konvensional sendiri berbasis pada dua hal, yakni : formative dan sumatif.

a. Penilaian Formative

Penilaian formative terbagi atas 2 instrumen, yaitu : tes dan

inventori.

1. Tes

Tes sendiri adalah sebuah prosedur sistematis yang mengukur

tingkah laku seseorang. Menurut cronbach (1970) tes

merupakan “A systematic procedure for observing a persons

behavior and describing it with aid of numerical scale or

category system”. Bisa disimpulkan bahwa tes merupakan

sebuah pengukuran tingkah laku seseorang yang bersifat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: TEORI DAN PRAKTIK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED ...

49

obyektif dan dapat digambarkan dengan bantuan angka, skala

atau system kategori tertentu.

Sedangkan, dalam implementasinya di sekolah tes formative

sendiri adalah tes yang diberikan untuk memonitor kemajuan

belajar siswa selama proses pendidikan/pembelajaran

berlangsung. Tes formative sendiri digunakan untuk

mengetahui kekurangan dan kelemahan siswa dalam

pelaksanaan satu satuan unit pembelajaran.

Baik dalam model pembelajaran konvensional maupun

dalam model pembelajaran flipped classroom tes yang bersifat

formative yang sering digunakan dibagi menjadi dua yaitu

1) Tes buatan guru

Tes buatan guru merupakan tes yang dibuat oleh

guru/pendidik dan dibuat berdasarkan tujuan dan bahan

yang diberikan oleh pendidik itu sendiri ketika berada

di dalam kelas. contoh : quiz, ulangan harian dan latihan

soal.

2) Tes standar

Tes standar merupakan bentuk dari tes yang sudah

terstandarisasi, dibakukan dan diuji coba sekian lama

sehingga tes itu valid, reliable dan obyektif. contoh :

lembar kerja siswa, dan tes minat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: TEORI DAN PRAKTIK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED ...

50

Didalam penilaian formative selain terdapat tes, ada juga yang

namanya inventori.

2. Inventori

Inventori di sini merujuk pada i yang digunakan dalam

assessment. Inventori yang biasanya dipakai dalam penilaian,

terdiri atas 4 hal yaitu :

1) Observasi

Observasi adalah pengamatan yang diteliti dan sistematis

tentang suatu obyek. Observasi sendiri dibagi atas dua

bentuk:

a. Participant observation

b. Non-participant observation

2) Questionary

Questionary adalah rangkaian pertanyaan yang

berhubungan dengan obyek yang dinilai, dengan maksud

untuk mendapatkan informasi. Questionary sendiri dibagi

atas empat pertanyaan yaitu:

a. Pertanyaan fakta

b. Pertanyaan perilaku

c. Pertanyaan informasi

d. Pertanyaan pendapat dan sikap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: TEORI DAN PRAKTIK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED ...

51

3) Wawancara

Proses percakapan antara interviewer dan interviewee

dimana pewawancara bertanya tentang suatu aspek yang

dinilai dan telah dirancang sebelumnya. Wawancara terbagi

atas 3 hal yaitu:

a. Wawancara terstruktur

b. Wawancara tidak terstruktur

c. Wawancara bebas

4) Sosiometri

Sosiometri adalah sebuah teknik inventori yang digunakan

untuk menilai hubungan antar individu dalam sebuah

kelompok. Penerapnnya pada pembelajaran adalah

mengethaui hubungan satu siswa dengan siswa lain. Model

dari sosio metri ini ada 2 yaitu:

a. Model nominasi

b. Model skala bertingkat

b. Penilaian Sumatif

Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilakukan untuk

memperoleh data atau informasi sampai dimana penguasaan Atau

pencapaian belajar siswa terhadap bahan pelajaran yang telah dipelajarinya

dalam kurun waktu tertentu. Penilaian sumatif dilakukan jika suatu satuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: TEORI DAN PRAKTIK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED ...

52

pengalaman belajar atau bisa juga seluruh materi pembelajaran telah

selesai. Penilaian sumatif bisa berupa; ujian tengah semester, ujian akhir

sekolah dan ujian nasional.

Pada pembelajaran flipped classroom penilaian sumatif yang

digunakan bisa secara offline maupun online. Penilaian sumatif secara

offline disini layaknya ujian pada umumnya, seperti ujian tengah semester

dan ujian akhir sekolah. Sedangkan, pada penilaian sumatif berbasis online

guru yang menerapkan flipped classroom disini dapat menggunakan

software tertentu, misalnya: SISMART dan google form. penskoran yang

diberikan pada penilaian akhir siswa sendiri setelah menjalankan penilain

sumatif akhir seperti ujian akhir sekolah, yaitu penskoran yang sama

halnya seperti siswa di perguruan tinggi. Terdapat 4 scale penilaian

dengan berbasis grade A-F, mulai dari skor dengan kategori “F” yang

berarti tidak hadir dalam pembelajaran, skor denan kategori “E” yang

dapat juga berarti “sangat kurang”, skor dengan kategori “D” yang juga

dapat berarti “kurang”, skor dengan kategori “C” yang dapat berarti

“cukup”, skor dengan kategori “B” yang dapat berarti “baik” skor dengan

kategori “A” yang dapat berarti “Sangat Baik”.

Selain penskoran, terdapat hal-hal unik berupa pengalaman yang

dihadapi pendidik yang pertama memperkenalkan flip classroom sebagai

sebuah model pembelajaran, yaitu Jonathan Bergman dan Aaron Sams

melihat bahwa penilain sumatif berbasis offline dan online memiliki

kelebihan dan kelemahan masing-masing. Salah satu pengalaman yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: TEORI DAN PRAKTIK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED ...

53

mereka temukan adalah penilaian guru terhadap tingkat kejujuran peserta

didik.

Pada penilaian sumatif secara offline, seperti pada saat ujian tengah

semester, guru lebih sedikit melihat siswa yang berani melakukan tindakan

"cheating", baik dengan membawa kertas lembaran yang sudah

dipersiapkan ataupun bertanya teman. Semua itu dikarenakan ada guru

yang mengawasi segala bentuk gerak gerik yang dilakukan siswa. Namun,

pada saat mereka melepas pandangannya terhadap siswa dan mencoba

memakai system online mereka mendengar dari beberapa siswa yang

mengikuti kegiatan tes dengan jujur mengatakan bahwa banyak dari

teman-teman mereka yang melakukan tindakan “cheating” beberapa

diantaranya ada yang membuka laman pencarian google, bertanya pada

teman di kiri dan kanannya sampai pada membuka flashdisk berisikan

jawaban tertentu.

Sebenarnya penggunaan media online pada ujian/tes pada model

flipped classroom ini mengharapkan siswa belajar melatih kejujuran

sekaligus melihat apakah siswa benar-benar telah memahami apa yang

sudah dipelajarinya dan diterapkan pada saat mengerjakan ujian. Sis lain

dari ujian dengan media online ini adalah membantu meringankan tugas

guru agar dapat melakukan tugas lainnya daripada harus “memaksakan”

siswa untuk berlaku jujur ketika ujian. Melihat hal ini, langkah yang

akhirnya dibuat untuk meminimalisir tingkat kecurangan pada saat ujian

online adalah dengan membuat beberapa tipe soal. Maksudnya adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: TEORI DAN PRAKTIK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED ...

54

setiap siswa mendapatkan soal yang sama tetapi dengan nomor urut soal

yang berbeda baik dengan teman depan, belakang, kiri dan kanannya.

C. Keunggulan, Kelemahan dan Hambatan dalam Model Pembelajaran

Flipped Classroom

Menggunakan model flipped classroom memiliki beberapa keunggulan,

tidak hanya bagi guru dan siswa. Tetapi, juga bagi orang tua siswa, antara lain :

a. Keunggulan Bagi Guru

- Flipped classroom meningkatkan interaksi antara siswa dan guru

- Flipped classroom membuat guru mengetahui karakter siswa lebih baik

- Flipped classroom membuat guru mengetahui perbedaan kemampuan

antar siswa

- Flipped classroom dapat mengisi ketidakhadiran guru di kelas

- Flipped classroom dapat membantu guru dalam mengajarkan tanggung

jawab pada pembelajaran yang dilakukan siswa

b. Keunggulan Bagi Siswa

- Flipped classroom merubah cara belajar siswa dari yang membosankan

menjadi lebih aktif

- Flipped classroom meningkatkan interaksi antar siswa lewat peer

learning dan diskusi

- Flipped classroom membuat siswa dapat “mempause” dan “merewind”

ceramah guru mereka yang ada di video.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: TEORI DAN PRAKTIK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED ...

55

- Flipped classroom membantu siswa yang mengalami kesulitan

pemahaman materi

- Flipped classroom untuk meningkatkan kemampuan belajar mereka

- Flipped classroom membantu siswa yang sibuk pada kegiatan

ekstrakurikuler maupun pengembangan skill

- Flipped classroom membuka kesempatan siswa dalam memperbaiki nilai

mereka

- Flipped classroom dapat membantu siswa dalam mendapatkan feedback

dari guru mereka

c. Keunggulan Bagi Orang Tua

- Flipped classroom merubah cara pandang orang tua siswa terhadap

penggunaan teknologi yang dilakukan oleh peserta didik

- Flipped classroom membuat orang tua siswa dapat mengetahui apa yang

dipelajari oleh anaknya di kelas.

Selain keunggulan, flip classroom tak lepas dari kelemahan dan hambatan.

Berikut kelemahan model pembelajaran flip classroom.

a. Pada pembelajaran flipped classroom dibutuhkan ekstra monitoring dan

pendampingan belajar siswa

b. Berpotensi menambah beban bagi guru

c. Membutuhkan sarana prasarana yang memadai, seperti: gadget/komputer

dan jaringan internet.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: TEORI DAN PRAKTIK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED ...

56

Hambatan dalam model pembelajaran flipped classroom yaitu sebagai

berikut:

a. Hambatan Bagi Guru

- Model pembelajaran flipped classroom membutuhkan kemampuan untuk

menggunakan teknologi secara tepat guna, dibutuhkan kemampuan tenaga

pendidik yang mahir dalam mengoperasikan teknologi (kamera, aplikasi,

computer dan internet)

- Biaya yang digunakan untuk produksi konten pembelajaran

- Gaya mengajar guru yang monoton juga dapat membuat konten video

yang dibuat guru bisa sangat membosankan

- Waktu yang dipergunakan guru akan banyak tersita dalam memproduksi

konten pembelajaran

b. Hambatan Bagi Siswa

- Siswa yang tidak memiliki sarana prasaran yang memadai dapat terhambat

dalam proses pembelajaran, terutama pada saat out class.

- Jaringan internet yang buruk dapat menggangu akses pengunduhan konten

yang sudah dibuat oleh guru

- Biaya yang dipergunakan oleh siswa dalam mencukupi ketersediaan kuota

internet meningkat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: TEORI DAN PRAKTIK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED ...

57

c. Hambatan Bagi Orang Tua

- Biaya yang disediakan orang tua dalam mencukupi kebutuhan

pendidikan siswa berupa gadget dan kuota internet meningkat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: TEORI DAN PRAKTIK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED ...

58

BAB V

KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN

A. KESIMPULAN

Menurut gambaran umum yang telah dijabarkan model pembelajaran flipped

classroom dapat membuat waktu pembelajaran di kelas lebih efektif dan efisien. Hal

ini dikarenakan pada model pembelajaran konvensional pada umumnya menyita

banyak waktu belajar siswa dengan mendengarkan ceramah dari pendidik. Pada

model pembelajaran flipped classroom, alokasi waktu ceramah diganti dengan

pendampingan pendidik kepada siswa yang tergolong slow learner. Sejalan dengan

itu, pendidik juga memberika enrichment kepada siswa yang tergolong fast learner.

B. SARAN

Berdasarkan simpulan yang telah dibuat maka dapat dibuat saran sebagai

berikut:

1) Pendidik hendaknya selalu berinovasi dalam menerapkan model

pembelajaran flipped classroom karena model pembelajaran dapat

mempengaruhi minat siswa dalam belajar sehingga dapat meningkatkan

prestasi belajar siswa.

2) Pendidik hendaknya selalu berinovasi menemukan metode yang sesuai

guna mengatasi permasalahan yang diatasi siswa didik yang tergolong

slow learner

3) Pendidik hendaknya berkreasi dengan metode enrichment yang akan

diberikan kepada siswa yang tergolong fast learner

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: TEORI DAN PRAKTIK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED ...

59

C. KETERBATASAN

Dalam penulisan karya ilimiah ini, terdapat beberapa keterbatasan yaitu :

1) Dalam penulisan karya ilmiah ini tidak dilakukan penelitian tindakan kelas

dengan menggunakan model pembelajaraan flipped classroom sehingga

tidak bisa dibuktikan bahwa model pembelajaran ini dapat digunakan

sebagai model pembelajaran

2) Dalam penulisan karya ilmiah ini penulis tidak dapat membuktikan bahwa

model pembelajaran flipped classroom dapat mempengaruhi minat belajar

pada siswa

3) Dalam penulisan karya ilmiah ini penulis tidak dapat membuktikan bahwa

metode yang digunakan penulis untuk siswa slow learner dapat membuat

siswa slow learner tersebut mengalami peningkatan pemahaman terhadap

materi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: TEORI DAN PRAKTIK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED ...

60

DAFTAR PUSTAKA

Bergman, J., &Sams, A. (2012). Flip Your Classroom: Reach every student in every classevery day. United States, America: International Society for Technology in Education.

Creative Classroom Lab (2013). “CCL Guide: Learning Story Flipped Classroom” Portugal, University of Minho Dalyono, 1997, “PsikologiPendidikan” Jakarta PT. RinekaCipta Diaksesdari: ( https://flippedleaarning.org/definition-of-flipped-learning/release-march2014-the-four-pillar-of-f-l-i-p) tanggal 30 november 2019 Flip Learning Network, (2014). Article:”Definiton of four pillar flipped classroom”. March, ( http://www.fliplearning.org ) Gerlach, & Donald P. Ely (1980) Teaching and Media: A systematic Approach. Second edition. (Englewood cliffs new jersey )Wina King, Allison (1993). Journal: “From Sage On The Stage to Guide On The Side” college teaching.Vol. 41, No. 1 pp. 30-35 Lage J. Maureen, Glenn Platt, Michael Treglia( 2000 ). “Inverting The Classroom: A Gatewayto Creating an Inclusive Learning Environment”. December, The Journal EconomicEducation. Liliana,2 S., (2019). TESIS: “Desain Pembelajaran DenganMenggunakan Pendekatan Flipped Classroom dan Dampaknya Pada Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik”. Yogyakarta, Sanatha Dharma University Nederveld,A & Berge (2015), Journal: “Flipped Classroom in Workplace”

Publishing fromemerald.com Prof. Dr. A. Muri Yusuf, M. Pd. (2015) “AsesmendanEvaluasiPendidikan” Jakarta Prenadamedia group Wesley Baker. (2000). Flipping the Classroom :Revolutionising Legal Research Training.Cambridge Journal. Vol 13, pp 231-235. WinaSanjaya (2008) Sanjaya, Wina (2011) StrategiPembelajaranBerorientasiStandar. Jakarta prenada media.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI